PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh: Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc.
Tanggal 13 Februari 2017
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A.
Tanggal 13 Februari 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 21 Februari 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. .
………………
Sekretaris
: Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. .
………………
Anggota
: Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. ………………
Anggota
: Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A.
………………
Anggota
: Laurensia Aptik Evanjeli, S. Psi., M.A.
………………
Yogyakarta, 21 Februari 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D. iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasihNya yang menuntunku dalam segala proses hidup ini. Bapakku Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Ibuku Cornelia Tuminah atas kebaikan dan kasih dalam semangat dalam setiap hembusan nafas, lantunan doa untukku sampai saat ini. Kakakku tersayang Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani atas setiap doa dan semangat yang pernah terucap. Untuk segenap keluargaku, Simbok, Pak Lik Jan, Bulik, Budhe dan Pakdhe atas segala doa, dukungan, keceriaan, dan semangat yang mengalir untukku. Sepupuku Julius yang selalu mendukung, memberikan semangat, dan bantuan yang sangat berguna. Sofia Putri Wahyu Utami yang selalu mendukung dalam proses penelitian hingga selesai. Para sahabat dan temanku atas segala tawa dalam kesedihan, tangisan dalam kebahagiaan, kebersamaan dalam kersederhanaan, yang terus berjalan dan menjadi pengalaman yang berharga dan tak pernah akan ku lupa dalam hidupku. Teman payung R&D Montessori yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan segala tugas. Almamater Universitas Sanata Dharma. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu per satu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 13:20)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya” (Matius 18:22)
Pengalaman adalah Guru Terbaik (anonim)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2017 Penulis
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Yohanes Sigit Tri Wahyudi
Nomor Mahasiswa
: 131134036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 13 Februari 2017 Yang menyatakan
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma 2017
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media pembelajaran dengan kualitas baik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall (1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu, replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media pembelajaran, bagian luar tumbuhan dan fungsinya, IPA.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS FUNCTIONS BASED ON MONTESSORI METHOD
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma 2017 The background of this study was unavailable and lack of using learning media for the material about the plants‟ exterior parts and its functions; the needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this research was to develop learning media about plants‟ exterior parts and its function by using Montessori learning media concept which has been existed and developed good quality of learning media. The research method which was used in the research was research and development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2014). Those models were modificated into five stages of development, there are 1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product, validation of product, and 5) limited trial field. The data showed that learning media about plants‟ exterior parts and its functions which was developed with Montessori learning media, had plants „box component, bamboo replica, mango replica, plants‟ cards. The validation of learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and 10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average 3,89. Limited trial field showed that the students‟ score in post-test is higher than pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning media about plants‟ exterior parts and its functions was categorized as good quality of learning media and helped students in learning the plants‟ exteriors and its functions. Keywords: research and development, Montessori method, learning media, plants‟ exterior parts and its functions, science.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori dengan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD yang menginspirasi saya. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi yang juga menginspirasi saya. 5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah mendampingi saya selama satu semester ini. 6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan. 7. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC., M.A. selaku Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. 8. Agnes Era Rosita, S.E. selaku Wali kelas IV PL 4 beserta keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu selama proses penelitian. 9. An. Dwi Widiyanti selaku Wali kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan izin sebagai tempat uji empiris. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Siswa kelas IV PL 1 dan IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia membantu selama proses penelitian. 11. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Cornelia Tuminah yang mendukung dalam doa dan semangat. 12. Kakakku Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani yang telah memberikan semangat. 13. Keluarga besar Paklik Andreas Tugiyanto yang selalu mendukung dan mendoakan sampai saat ini. 14. Sepupuku sekaligus sahabatku Julius, yang mendukungku selama proses penyusunan hingga selesai. 15. Romo Michael Windyatmaka, S.J. yang selalu memberikan dukungan sejak awal penyusunan hingga selesainya tugas akhir ini. 16. Teman-teman kelas VIIA
yang mendukung, menyemangati, dan
mendoakan peneliti. 17. Teman-teman payung Montessori, Julius, Agus, Nunik, Siska, Agnes, Dita, Joni, Achici, Novi, Tika, Vera, dan Yosi yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini. 18. Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang membantu selama proses berlangsungnya penelitian ini. 19. Teman-teman kontrakan Elite, Budi, Dian, Aji, Toro, Andi, Tian yang menciptakan kondisi yang kondusif selama penyusunan. 20. Bapak Muhibat, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan pembuatan media pembelajaran. 21. Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini ada beberapa kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan menyelesaikannya tepat waktu. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam penulisan skripsi ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan sebagainya, dan peneliti berharap meminta kritik dan saran sebagai perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Peneliti
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4 1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................. 5 1.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 7 1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 10 2.1.1 Perkembangan Anak .................................................................................... 10 2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun) ...................................................... 11 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)........................................................... 11 2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun) ............................................... 11 2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas) ........................................ 12 2.1.2 Media Pembelajaran ..................................................................................... 13 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ................................................................ 13 2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ................................................................... 13 2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................................... 15 2.1.3 Metode Montessori ...................................................................................... 16 2.1.3.1 Sejarah Montessori .................................................................................... 16 2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori ................................................................. 19 2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori ............................. 20 2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...................................... 21 2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori........................ 21 2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori .............. 23 2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................... 23 2.1.5.1 Hakikat IPA ............................................................................................... 23 2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan ............................................................. 25 2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................................. 34 2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 36 2.4 Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 38 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 39 3.2.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 39 3.2.2 Subjek Penelitian.......................................................................................... 40 3.2.3 Objek Penelitian ........................................................................................... 40 3.2.4 Waktu Penelitian .......................................................................................... 40 3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 41 3.4 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 44 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 46 3.4.2 Perencanaan.................................................................................................. 47 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk........................................................... 48 3.4.4 Validasi Produk ............................................................................................ 48 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................................ 48 3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 49 3.5.1 Observasi ...................................................................................................... 49 3.5.2 Wawancara ................................................................................................... 50 3.5.3 Kuesioner ..................................................................................................... 50 3.5.4 Tes ................................................................................................................ 51 3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 51 3.6.1 Pedoman Observasi ...................................................................................... 52 3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................... 53 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ...................................................................... 53 3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ....................................................................... 54 3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV ......................................................... 54 3.6.3 Kuesioner ..................................................................................................... 55 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .................................................................. 55 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk........................................................................ 56 3.6.4 Soal Tes ........................................................................................................ 59 3.7 Triangulasi ....................................................................................................... 62 3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 63 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .............................................................................. 64 3.8.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 70 4.1.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 70 4.1.1.1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 70 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 78 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Analisis Karakteristik Siswa ............................................................................ 78 B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori ................................... 79 C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................... 79 D. Data Analisis Kebutuhan .................................................................................. 82 4.1.2 Perencanaan.................................................................................................. 97 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ...................................................................... 97 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran........................................................ 104 4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ........................................................ 104 4.1.2.3.1 Tes ........................................................................................................ 104 4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk .................................................................. 109 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk......................................................... 112 4.1.3.1 Pengumpulan Bahan................................................................................ 113 4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ............................................................. 113 4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ................................................. 117 4.1.4 Validasi Produk .......................................................................................... 118 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ..................................................... 118 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ......................................... 118 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...................................................................... 119 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes.............................................................................. 120 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media ........ 122 Pembelajaran ....................................................................................................... 122 4.2 Pembahasan ................................................................................................... 124 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 131 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 132 5.3 Saran .............................................................................................................. 133 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 134
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4........................ 52
Tabel 3.2
Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ................................... 54
Tabel 3.3
Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ..................................... 54
Tabel 3.4
Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV.................................... 54
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ........................................... 56
Tabel 3.6
Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.................................. 57
Tabel 3.7
Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ................................... 57
Tabel 3.8
Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................... 59
Tabel 3.9
Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ..................................... 60
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif .................................... 67 Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ......................... 67 Tabel 4.1
Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli…..………..71
Tabel 4.2
Hasil Observasi Pembelajaran IPA .................................................... 71
Tabel 4.3
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................... 73
Tabel 4.4
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah......................................... 73
Tabel 4.5
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ........................................ 74
Tabel 4.6
Hasil Wawancara dengan Guru.......................................................... 75
Tabel 4.7
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa....................................... 76
Tabel 4.8
Hasil Wawancara dengan Siswa ........................................................ 76
Tabel 4.9
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli 80
Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 81 Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli......................................................................................................81 Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa . 82 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ......... 83 Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan…………………………………………………………...85 Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ................. 88 xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam ................................. 90 Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ....................................................... 105 Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ........................................... 105 Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli………………………………………………………………... 106 Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS .............. 107 Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ........... 108 Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ........................................... 108 Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes .............................................. 109 Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli....................... 110 Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa 111 Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan .................................. 112 Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli .................... 118 Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli 119 Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ................................. 120 Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ......... 123 Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ...... 123 Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori .......................................... 129 Tabel 4.33 Selisih nilai dari pretest dan posttest ............................................... 129
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan .................................................................... 8 Gambar 2.1 Struktur Akar …...………………………………………………… 25 Gambar 2.2 Struktur Batang ................................................................................ 28 Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah 29 Gambar 2.4 Struktur Daun ................................................................................... 31 Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan (d) sejajar………………………………………………………….. 32 Gambar 2.6 Struktur Bunga ................................................................................. 32 Bagan 2.1
Literatur Map.…………………………………………………….. 36
Bagan 3.1
Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409) .................. 41
Bagan 3.2
Modifikasi model penelitian dan pengembangan ............................ 44
Bagan 3.3
Prosedur Penelitian .......................................................................... 45
Bagan 3.4
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ........... 62
Bagan 3.5
Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................. 63
Rumus 3.1
Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert......66
Rumus 3.2
Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ................. 68
Rumus 3.3
Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ............................................ 68
Bagan 4.1
Triangulasi data Wawancara ........................................................... 77
Bagan 4.2
Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data ................................ 95
Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan………………………………………...... 97 Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan ................................... 100 Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan ...................................... 101 Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan ..................................... 101 Gambar 4.5 Desain kartu control of error ......................................................... 102 Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan control of error. ................................... 103 Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan ............................................................................ 114 Gambar 4.8 Replika tumbuhan mangga (a) dan replika tumbuhan bambu (b) .. 115 xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan ....................................................................................... 116 Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan ......................... 117 Grafik 4.1
Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing Siswa…………………………………..........................................121
Grafik 4.2
Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ................................. 122
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ............................... 137 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ............................... 141 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli…………………………………………..………… ...142 Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................... 148 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ... 151 Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru ............................................ 157 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .. 162 Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa ........................................... 166 Lampiran 2
Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ..... 168 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru ......... 176 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 180 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa ........ 188 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .. 193 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 199 Lampiran 3
Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ................... 202 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ........ 205 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris .................................................................................. 208 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ......... 209 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ........................... 210 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test ............................................. 213 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test ........................................... 214 Lampiran 4
Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli .... 215 xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ............................................................ 219 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ................................................. 223 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli . 225 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli ............................................................... 229 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Guru .............................................................. 233 Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa............................................................ 235 Lampiran 5
Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian.................................................................... 236 Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ....................... 237 Lampiran 6
Album Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya ……………………………………………………...238
Lampiran 7
Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya ………………………………..….250
Lampiran 8
Dokumentasi …………………..………………………………254
Lampiran 9
Curriculum Vitae ……………………………………………..255
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk pengembangan dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (SD). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar materi dalam pembelajaran IPA adalah materi yang abstrak. Hal itu juga terbukti dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 12 September 2016 kepada dua siswa kelas IV PL 4 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta mengungkapkan bahwa pelajaran IPA memang sulit untuk dipelajari karena banyak sekali materi yang sifatnya abstrak. Hal lain yang mendukung, berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu pada 17 September 2016 di Kelas IV PL 4, guru pada saat proses pembelajaran IPA tidak menggunakan media pembelajaran. Hal ini kurang mendukung hasil belajar yang optimal dikarenakan siswa dalam memahami hanya membayangkan suatu hal yang abstrak. Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah dasar diperlukan suatu hal yang konkret atau nyata agar siswa dalam memahami materi pembelajaran menjadi lebih mudah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena mereka dapat memegang bendanya langsung dan mengalami langsung tidak hanya membayangkan saja. Alasan lain yang mendukung adalah pada saat memberikan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas IV pada 16 September 2016 menghasilkan data yaitu sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu dalam memahami konsep-konsep IPA. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget (dalam Nur, 1998: 32) juga mengemukakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Hal ini mendukung bahwa siswa di sekolah dasar memerlukan hal yang konkret dan nyata agar dapat mengalami secara langsung materi yang sedang dipelajari. Lemahnya pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Proses pembelajaran selama ini kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dengan optimal. Peneliti pada waktu observasi di kelas IV PL 4 menemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang secara tidak langsung meminta siswa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut
untuk
memahami
informasi
yang
diperoleh
untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daryanto dan Rahardjo (2012: 1) mengungkapkan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan kualitas pembelajaran. Hasil kajian teori mengungkapkan bahwa salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu contoh hal yang bersifat konkret dan nyata. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran untuk membantu dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang efektif adalah media yang mampu membuat proses pembelajaran berjalan secara optimal. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah salah satu media pembelajaran yang memiliki ciri-ciri spesifik yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, dan auto-education (Montessori, 2002:170-176) . Dalam penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual, karena peneliti menggunakan bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai kelebihan yang memungkinkan tercapainya proses pembelajaran yang optimal. Kelebihan tersebut berada dalam ciri-ciri spesifik yang terdapat dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Misalnya pada ciri auto-correction, siswa dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan ketika menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui jawaban yang benar. Dalam mata pelajaran IPA, masih sedikit jumlah media pembelajaran berbasis metode Montessori.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Media pembelajaran perlu dirancang dan dipersiapkan agar memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA, karena banyak materi IPA kelas IV yang sulit dan asbtrak bagi siswa, sehingga dibutuhkan benda yang sifatnya konkret agar mempermudah siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Materi yang digunakan dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah materi IPA kelas IV tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kekhasan dalam penelitian ini adalah belum ada sebelumnya penelitian yang mengembangkan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan?
1.2.2
Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3.2
Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dengan kualitas baik.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Mahasiswa a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran. c. Penelitian ini memberi wawasan dan bekal kepada mahasiswa untuk mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran inovatif yang lain berbasis Metode Montessori berdasarkan proses pengembangan dan validasi produk yang telah dilakukan. 1.4.2 Bagi Guru a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa pada mata pelajaran IPA. b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode Montessori yang memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada di lingkungan sekitar. 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode Montessori. 1.4.3 Bagi Siswa a. Siswa
memperoleh
pengalaman
langsung
menggunakan
media
pembelajaran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. c. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA yang aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan media pembelajaran IPA berbasis Montesssori. 1.4.4 Bagi Sekolah a. Sekolah memiliki wawasan yang luas tentang pengembangan media pembelajaran SD berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA. b. Sekolah memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. 1.4.5 Bagi Prodi PGSD a. Prodi PGSD memiliki berbagai media pembelajaran berbasis metode Montessori yang teruji, terukur, dan tervalidasi. b. Prodi PGSD memiliki kesempatan untuk memproses HAKI terhadap produk-produk yang dikembangkan dari hasil penelitian.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1 Media Pembelajaran adalah seperangkat alat yang dirancang dan digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.
1.5.2 Metode Montessori adalah cara belajar yang menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan.
1.5.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori adalah media yang memiliki ciri gradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.
1.5.4 IPA merupakan ilmu yang mempelajari kondisi alam sekitar dengan berbagai hubungan yang membutuhkan penalaran.
1.6 Spesifikasi Produk Produk yang akan dikembangkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah media pembelajaran berupa “Kotak Tumbuhan”. Dalam kotak tersebut berisikan replika tumbuhan dan kartu bergambar bagian-bagian tumbuhan beserta dengan album penggunaannya. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan memahami konsep bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.1 Kotak Tumbuhan 40 cm 40 cm
28 cm
Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan
Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil (tumbuhan bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error. Peneliti memilih tumbuhan mangga dan bambu sebagai model replika tumbuhan, karena tumbuhan tersebut mudah ditemukan di lingkungan sekitar anak. Kotak tumbuhan ini terbuat dari bahan triplek. 1.6.2 Replika Tumbuhan Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada bagian tumbuhan dikotil berupa replika tumbuhan mangga yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat dirangkai menjadi tumbuhan dikotil. Pada bagian tumbuhan monokotil berupa 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
replika tumbuhan bambu yang terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. Seperti halnya dengan replika tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil ini dapat pula di pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selain replika tumbuhan dikotil dan monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan. 1.6.3 Kartu Tumbuhan Kartu tumbuhan ini terdiri dari empat jenis kartu yaitu kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah untuk kartu control of error.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah perkembangan anak, media pembelajaran, metode Montessori, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan ilmu pengetahuan alam. 2.1.1 Perkembangan Anak Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Piaget (dalam Susanto, 2013: 77) mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun terbentuknya tahun tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang (Suparno, 2001: 25). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti perkembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses perubahan yang terjadi secara bertahap dan berlangsung secara sistematis dan dipengaruhi oleh lingkungan. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2001: 24). 2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun) Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2001: 26) Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya (Suparno, 2001: 27). 2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun) Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya penggunaan
simbol
tersebut,
seorang
anak
dapa
mengungkapkan
dan
membicarakan sutau hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain itu, tahap ini juga dicirikan denga pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno, 2001: 49). 2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun) Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas dan kekekalan. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2001: 69-70). 2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas) Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seseorang remaja sudah dapat berpikir logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahhulu (Piaget dalam Suparno, 2001: 88). Target pengguna media pembelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori adalah siswa kelas IV SD. Usia anak pada jenjang tersebut pada kisaran 10 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif anak yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget (dalam Suparno, 2001: 70) menyatakan bahwa siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional konkret yang ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata atau konkret.
Anak masih menerapkan logika berpikir pada
barang-baramh yang konkret, belum bersidat abstrak apalagi hipotesis. Piaget (dalam Suparno, 2001: 70) juga mengungkapkan inteligensi pada tahap ini sudah sangat maju, namun cara berpikir seorang anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2 Media Pembelajaran 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne (1970) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) juga mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/ NEA) merumuskan pengertian yang berbeda, media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat yang dirancang dan digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.
2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81). Menurut Sadiman, dkk (2008), secara umum media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Memperjelas penyajian peran agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: a. objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film, atau model b. objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lainlain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antaraanak didik dengan lingkungan dan kenyataan c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah itu dapat diatasi dengan manfaat media pendidikan yaitu dalam: a. memberikan perangsang yang sama. b. mempersamakan pengalaman. c. menimbulkan persepsi yang sama.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81). Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut Heinich, Molenda, dan Russel (dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu: 1. Media yang tidak diproyeksikan a. Realita: Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin menjelaskan tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin tertentu, maka telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai media. b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap materi pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya. Guru dalam mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin membawa gajah ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah itu sendiri yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa model atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah. c. Grafis: Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan (grafik, chart, poster, kartun). d. Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya. Contohnya adalah flip chart, papan planel, bulletin board dan lain
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagainya. Display dengan berbagai bentuknya sangat berguna untuk menyampaikan informasi dan memamerkan berbagai karya siswa. 2. Media yang diproyeksikan (projected media), a. OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media transparan kearah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar. b. Slide:
media
semacam
ini
diperlukan
layar
khusus
untuk
memproyeksikannya. 3.
Media audio, a. Audio kaset, b. Audio vision, c. Aktif audio vision
4. Video dan film 5. Multimedia berbasis computer Computer assisted instructional (pembelajaran berbasis komputer). 6. Multimedia kit: perangkat praktikum. Media yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media yang tidak diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa tiruan pohon yaitu berupa replika tumbuhan. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki bentuk tiga dimensi. Komponen media pembelajaran yang dikembangkan berupa kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan. 2.1.3 Metode Montessori 2.1.3.1 Sejarah Montessori Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia Utara pada tahun 1870. Montessori lahir dari keluarga yang berada dan memiliki pendidikan yang tinggi. Ayahnya, Alessandro Montessori adalah seorang yang 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konservatif, yang memegang nilai-nilai tradisional tentang peran wanita, sedangkan ibunya, Renilde Stoppani, adalah sosok yang mendampingi dan mendorong Montessori dalam mencapai cita-citanya. Montessori lahir pada saat Italia masih mengalami keterbelakangan karena tingkat buta huruf yang cukup besar. Keadaan ini membuat orang tua Montessori memutuskan untuk pindah ke Roma demi memberikan pendidikan yang lebih baik bagi Montessori (Magini, 2013:7-11). Maria Montessori adalah salah satu tokoh yang mengembangkan suatu sistem pendidikan yang berfokus dengan anak usia dini (Morrison, 2012:67). Seperti anak-anak pada umumnya, Montessori menempuh pendidikan yang dimulai dari Sekolah Dasar di Via di San Nicolo. Sejak Sekolah Dasar, Montessori mulai memiliki ketertarikan terhadap ilmu matematika. Setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, Montessori melanjutkan sekolah jurusan teknik di Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti pada tahun ajaran 1882/ 1883. Pada tahun 1886 sampai 1889, Montessori melanjutkan di akademi kejuruan teknik dengan mengambil jurusan Ilmu Fisika dan Matematika. Setelah menyelesaikan pendidikan di akademi, Montessori menempuh kuliah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas La Sapienza Roma paada tahun 1890. Namun, pada tahun 1892, Montessori beralih ke Fakultas Kedokteran dan menyelesailan studinya (Magini, 2013:13-14). Selama
menempuh
perkuliahan
di
universitas,
Montessori
juga
menjalankan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Hal ini membuat Montessori tertarik pada anak-anak yang mempunyai kelemahan dalam berpikir atau feeble-minded children. Ketertarikan ini membuat Montessori mulai
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membaca beberapa penelitian yang juga meneliti mengenai anak-anak yang feeble-minded children (Magini, 2013: 7-11). Beberapa ahli yang tulisannya dipelajari oleh Montessori adalah Jean Itard, Edward Seguin, dan dua orang dokter dan psikolog yang berasal dari Perancis. Itard melakukan eksperimen tentang “anak liar”. Menurut Itard, anak-anak mengalami tahap perkembangan dengan melibatkan beberapa aktivitas yang sesuai dengan periode usia tertentu. Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan fisik dan mental akan mengalami kehilangan potensi dari tahap perkembangan yang menganggu pertumbuhannya (Gutek, 2013:10-11). Edward Seguin melakukan penelitian lebih lanjut dari teori Itard dengan mencetuskan “pedagogia ortofrencia” yaitu pendidikan bagi anak tunagrahita. Menurut Seguin, cacat mental adalah akibat dari kelemahan sistem saraf yang berdampak pada tidak berfungsinya saraf sebagai semestinya. Hal tersebut membuat Seguin melakukan pendekatan mekanis untuk melatih otot-otot tubuh dan sensorial melalui latihan hidup sehari-hari (Magini, 2013:26). Berdasarkan kedua penelitian di atas, Montessori mengembangkan dua prinsip dalam pendekatannya yaitu (1) keterbelakangan mental membutuhkan suatu jenis pendidikan khusus dan tidak hanya melalui penanganan medis dan (2) jenis pendidikan khusus tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dan media pembelajaran (Gutek, 2013:12). Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan rumah anak. Montessori juga menyiapkan beberapa perabotan yang ukurannya disesuaikan dengan anak-anak. Selain itu, Montessori juga menyiapkan beberapa
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media yang bisa digunakan oleh anak-anak seperti balok silinder. Ia mengamati anak-anak dengan aktivitasnya. Salah satunya, Montessori mengamati anak yang sedang mencoba memasangkan balok silinder ke tempatnya. Walaupun anak tersebut berulang kali tidak berhasil untuk memasangkannya, tetapi anak tersebut tetap mencoba hingga berhasil. Hal lain yang dilakukan Montessori adalah mencoba menganggu dengan beberapa keramaian, namun anak tersebut tetap berkonsentrasi memasangkan balok. Pengalaman tersebut menarik minat Montessori bahwa konsentrasi akan membuahkan kepuasan batin yang tidak ternilai ketika ia berhasil (Magini, 2013:48-49). Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak menggunakan media dan observasinya
mengembangkan
ide-ide
mengenai
pendidikan
membawa
Montessori menjadi tokoh terkenal pada kala itu. Selain itu, penelitian dan pengembangannya
dalam
dunia
pendidikan
membawanya
pada
sebuah
penghargaan. Montessori juga menjadi nominasi Nobel Perdamaian sebanyak tiga kali. Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan beberapa seminar yang diselenggarakan. Montessori pun juga mendemostrasikan penggunaan medianya hingga menjelaskan perubahan sikap anak dan lingkungan masyarakat sekitar melalui pendekatannya (Magini, 2013:63). Beberapa hal terus Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952. Montessori meninggal di usia ke-82 pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwijk, Belanda (Magini, 2013:97). 2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang dilakukan sambil bermain dan menggunakan panca indera secara maksimal selama pembelajaran, sehingga menciptakan kesenangan pada anak ketika belajar (Montessori, 2003:
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33). Sudono (2002:2) mengungkapkan metode Montessori adalah cara mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Pada dasarnya ada 5 prinsip dasat dalam metode Montessori yaitu menghormati anak, pikiran penyerap, periode sensitif, swadidik, dan menyiapkan lingkungan (Bradley, 2013:7-9). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti metode Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara belajar yang menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan.
2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu: 1. Keleluasan dalam beraktivitas, Anak-anak mendapat keleluasan untuk bergerak bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet kecil. 2. Kemerdekaan dalam memilih, Anak-anak diberi kebebasan dalam memiliih sendiri apa yang hendak dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan dengan siapa akan bekerja. 3. Pentingnya minat. 4. Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman. 5. Pentingnya kolaborasi antar teman. 6. Pentingnya konteks dalam pembelajaran. 7. Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa. 8. Pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Montessori mengartikan media pembelajaran adalah sebagai material yang didesain untuk menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai konsep dengan menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005: 21). 2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Setiap media pembelajaran yang dibuat Montessori memiliki ciri tersendiri atau khusus, jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Ciri-ciri khusus tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dibahas dalam Montessori (2002:170-176). 1)
Menarik Setiap media pembelajaran Montessori harus mampu menarik perhatian anak,
sehingga secara spontan atau tidak sadar anak ingin menyentuh, meraba, memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori, (2002:174-175). 2)
Bergradasi Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu
gradasi (Montessori, 2002:175). Media pembelajaran yang baik seharusnya memuat gradasi. Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan bentuk. 3)
Auto-correction (Memiliki Pengendali Kesalahan) Media pembelajaran harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya
adalah melalui media pembelajaran tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika mereka melakukan kesalahan. 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4)
Auto-education (Pembelajaran Mandiri) Seluruh media pembelajaran Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga
memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, karena peran pendidik dalam Montessori adalah sebagai pengamat. 5)
Kontekstual Montessori telah menyebutkan keempat ciri media pembelajaran, pada
penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Kontekstual merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari anak sehingga dapat merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Berdasarkan paparan yang sudah ada, pengertian media berbasis metode Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang memiliki ciri menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti
mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media pembelajaran Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan menarik, dengan memberikan warna dan cara penggunaan yang menyenangkan. Media pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki ciri bergradasi yaitu terdapat pada berbagai warna, bentuk dan tekstur. ciri auto-correction membantu siswa dapat mengetahui kesalahannya sendiri ketika belajar. Siswa juga dapat belajar secara mandiri tanpa didampingi oleh guru (auto-education) melalui media pembelajaran ini. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar.
Peneliti
mengembangkan
media
pembelajaran
berbasis
metode
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. 2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan daripada media pembelajaran yang lainnya. Hal ini terjadi karena media pembelajaran berbasis metode Montessori dirancang dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Gutek (2013:240) mengemukakan bahwa ada beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1) bahan pembelajaran dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran sendiri sehingga dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang digunakan
dalam
pembelajaran
Montessori
dapat
menghasilkan
sebuah
pemdidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian spontan dari anak, 4) mengandung rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek (2013:236) juga menambahkan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat mengontrol setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.
2.1.5
Ilmu Pengetahuan Alam
2.1.5.1 Hakikat IPA 1. Pengertian IPA Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan sebagai produk,
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses, dan sikap. Sutrisno (dalam Susanto, 2007) menambahkan bahwa dalam IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Penambahan tersebut merupakan pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk. Sikap yang dimaksud dalam pembelajaran IPA adalah sikap ilmiah. Dengan pembelajaran IPA di sekolah, siswa diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuan. Jenis-jenis sikap yang dimaksud ialah sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan objektif terhadap fakta. Berdasarkan paparan yang sudah ada, arti pembelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari kondisi alam sekitar dengan berbagai hubungan yang membutuhkan penalaran.
2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Susanto (2012) menyebutkan bahwa konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006) merumuskan tujuan pembelajaran sains disekolah dasar adalah sebagai berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaap-Nya. b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. 2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan Tumbuhan tersusun dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji. 1. Akar a. Struktur Akar Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama. Bagian-bagian tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 30). Perhatikan gambar berikut!
Inti akar
Rambut akar akar akar Tudung akar akar akar
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 30) Gambar 2.1 Struktur Akar 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Inti Akar Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. 2) Rambut Akar Rambut akar atau bulu-bulu akar berbentuk serabut halus. Rambut akar terletak di dinding luar akar. Fungsi rambut akar adalah mencari jalan di antara butiran tanah. Hal inilah yang menyebabkan akar dapat menembus masuk ke dalam tanah. Selain itu, rambut akar juga berfungsi menyerap air dari dalam tanah. 3) Tudung Akar Tudung akar terletak di ujung akar. Bagian ini melindungi akar saat menembus tanah. Akar dikelompokkan menjadi dua, yaitu akar serabut dan akar tunggang (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 30-31). a) Akar Serabut Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil, tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama Akar semacam ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput, padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok. b) Akar Tunggang Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama. Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya, kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu; akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon kayu api. b. Fungsi Akar Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk menyerap air dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan makanan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 31). 1. Menyerap air dan zat hara (mineral). Tumbuhan memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju sumber yang banyak mengandung air. 2. Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. 3. Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan memperoleh udara dari dalam tanah. 4. Sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar digunakan sebagai tempat menyimpan makanan
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cadangan. Biasanya, akar pada tumbuhan tersebut akan membesar seiring banyaknya makanan cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini digunakan saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari sumber makanan. Manusia juga sering menggunakan akar tumbuhan untuk keperluan hidupnya. Misalnya, sebagai sumber makanan, contohnya ubi kayu dan wortel; sebagai bahan obat-obatan, contohnya jahe dan kunyit; sebagai bumbu, contohnya jahe, kunyit, dan laos. 2. Batang 1. Struktur Batang Empulur Xilem Kambium Floem Epidermis Parenkim
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 33) Gambar 2.2 Struktur Batang
Batang dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 33). Bagian ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang, tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batang berkayu, batang rumput, dan batang basah (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 33).
(a)
(b)
(c)
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 33) Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah
Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah pertumbuhan, yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium membentuk kayu, sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan mranti. Tumbuhan batang rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung, dan rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair. Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang. 2. Fungsi Batang Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
zat-zat
makanan,
penyimpan
makanan
cadangan,
serta
sebagai
alat
perkembangbiakan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 34). a. Penopang Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari). Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya. b. Pengangkut Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun. Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. c. Penyimpan Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan ini akan digunakan saat diperlukan. d. Alat perkembangbiakan Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan batang. Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga, contohnya batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu, asparagus; untuk bahan industri, contohnya tebu dan bambu.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Daun Tumbuhan memiliki daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 35). Daun umumnya berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna klorofil yang ada pada daun. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning, merah, atau ungu. 1. Struktur Daun Tulang daun Pelepah daun
Tangkai daun
Helai daun
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 35) Gambar 2.4 Struktur Daun
Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian lengkap, antara lain daun pisang dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun yang hanya terdiri atas tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang hanya terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi dan jagung. Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar (Wahyono dan
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nurachmandani, 2008: 36). Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala. Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 36) Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan (d) sejajar
4. Bunga a. Struktur Bunga
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 39) Gambar 2.6 Struktur Bunga 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bunga lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut: 1. Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat masih kuncup. 2. Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarna-warni. 3. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan. 4. Putik sebagai alat kelamin betina. 5. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga. Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar bunga, dan putik disebut bunga sempurna (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 39). Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit. b. Fungsi Bunga Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang didahului pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari ke kepala putik. Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 39). Mahkota yang indah dan berbau menyengat menarik perhatian serangga, seperti kupu-kupu, kumbang, dan lebah. Akibatnya, tanpa disadari proses penyerbukan terjadi. Sedangkan bagi manusia, bunga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan rempahrempah.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Penelitian yang Relevan Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan metode Montessori. Penelitian yang berkaitan dengan metode Montessori antara lain dilakukan oleh Widyaningrum (2015), Noi (2015) dan Hardiyanti (2016). Widyaningrum (2015) mengembangkan alat peraga matematika pejumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori untuk kelas II. Penelitian ini dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/ 2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
(R&D). Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang dikembangkan mengandung lima ciri alat peraga berbasis metode Montessori mempunyai kualitas “sangat baik”. Alat peraga dikembangkan terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan yang terbukti dengan adanya peningkatan skor posttest sebesar 53,74. Noi (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Penelitian dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu terhadap siswa kelas III tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian dan pengembangan terdiri dari lima tahapan yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain alat peraga, validasi produk, dan uji coba terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan perkalian memiliki empat ciri, antara lain: menarik, bergradasi, memiliki pengendali kesalahan, dan dapat digunakan siswa secara mandiri. Kualitas alat 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peraga papan perkalian ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,73 dalam kategori “sangat baik”. Terdapat perbedaan nilai ketika uji coba terbatas, skor pretest menunjukkan rerata 58,21 sedangkan posttest menunjukkan rerata 97,82. Hardiyanti (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alat peraga keragaman budaya Indonesia dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah ada kemudian, mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan paparkan oleh Ali dan Ansrori (2014) dan Sugiyono (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia yang dikembangkan mengandung lima ciri alat peraga berbasis metode Montessori memiliki kualitas yang “sangat baik”. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil nilai posttest mengalami peningkatan sebesar 37,2.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alat
peraga keragaman budaya Indonesia telah dikembangkan dari alat peraga Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa dalam mempelajari keragaman budaya di Indonesia. Penelitian-penelitian yang relevan di atas meneliti tentang pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran Matematika dan IPS, sementara untuk mata pelajaran IPA belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA materi bagian
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
luar tumbuhan dan fungsinya. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature map dalam bagan di bawah ini.
Penelitian tentang Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Widyaningrum (2015) Pengembangan Alat peraga Matematika materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori
Noi (2015) Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Perkalian Berbasis Metode Montessori
Hadiyanti (2016) Pengembangan Alat peraga IPS materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori
Yang diteliti Wahyudi (2017) Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi tentang Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya berbasis Metode Montessori
Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir Belajar terjadi sepanjang hidup manusia. Pengalaman langsung dalam belajar akan lebih bermakna sehingga siswa lebih mudah mengingat sebuah materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam sebuah pembelajaran sangat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran kepada siswa, sebaliknya media pembelajaran juga membantu siswa dalam memahami suatu materi dengan lebih mudah. Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah metode Montessori. Metode Montessori bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar dan menumbuhkan daya kreativitas serta inisiatif sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Metode Montessori juga memberikan 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesempatan bagi siswa untuk menentukan tujuan belajar. Siswa mampu belajar secara mandiri dengan menggunakan media pembelajaran yang telah ada. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam mengingat dan memahami suatu materi pembelajaran, karena dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori siswa dapat melakukan kegiatan yang bermakna (siswa mengalami sendiri). Media pembelajaran berbasis Metode Montessori terdapat pengendali kesalahan, sehingga siswa mampu mengetahui kesalahanya secara langsung. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori juga diharapkan dapat dijadikan sebagai inovasi mengajar yang berpusat pada siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam pembelajaran IPA, siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan belajar secara bertanggung jawab sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori? 2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut guru? 2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut ahli IPA dan Montessori? 2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut siswa?
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut research and development. Sugiyono (2014:407) mengungkapkan bahwa research and development adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan/ menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan suatu produk. Hal yang senada diungkapkan oleh Sukmadinata (2007:164), penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk lama. Tidak berbeda dengan kedua pendapat di atas, Borg dan Gall (2007:589) berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis. Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang, mengembangkan, dan menghasilkan suatu produk, serta menguji secara sistematis dengan standar tertentu. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang praktik dalam mengembangkan dan menghasilkan suatu produk. Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa untuk membantu memahami materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya berbasis Metode Montessori.
3.2 Setting Penelitian Setting dalam penelitian yang akan dilakukan meliputi lokasi penelitian, subyek penelitian, obyek penelitian, dan waktu penelitian. Peneliti menguraikan sebagai berikut. 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekolah tersebut terletak di Jalan Panembahan Senopati Nomor 18, Yogyakarta. Pemilihan SD tersebut sebagai tempat uji coba lapangan terbatas dikarenakan SD Pangudi Luhur Yogyakarta menduduki peringkat 14 Ujian Nasional tahun ajaran 2015/2016, namun prestasi tersebut kurang sesuai karena permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA yang masih sering ditemukan di tiap kelas. Permasalahan tersebut salah satunya terjadi di kelas IV. Peneliti menemukan permasalahan pada saat melakukan observasi pada tanggal 17 September 2016 yaitu siswa tidak dapat menjawab pertanyaan tentang materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang diberikan oleh guru dengan benar. Selain itu, SD Pangudi Luhur memiliki letak yang strategis dan memungkinkan untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai media atau media pembelajaran.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV PL 4 semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekelompok siswa tersebut berjumlah 10 anak yang terdiri dari 5 siswa putri dan 5 siswa putra. Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. Siswa dipilih secara random (acak), artinya kemampuan berpikir yang dimiliki siswa adalah beragam.
3.2.3 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang terdiri dari kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas IV belajar tentang bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kotak tumbuhan terdiri dari tiga laci, laci pertama berisi replika tumbuhan monokotil, laci kedua berisi replika tumbuhan dikotil, dan laci ketiga berupa kartu tumbuhan. Bentuk replika tumbuhan berupa tumbuhan yang dapat dirangkai, sehingga per bagian dari komponen tumbuhan itu terpisah yaitu akar, batang, daun, bunga, dan buah. Sedangkan kartu tumbuhan dibuat dengan menggunakan kertas yang dilaminating, sehingga dapat bertahan lama.
3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Februari semester genap tahun 2016/ 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 8 bulan. Penelitian dimulai sejak penyusunan proposal hingga akhir penyelesaian tugas akhir ini.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Borg dan Gall (1983: 775-787) dan Sugiyono (2014: 408-427). Sugiyono (2014: 408-409) menyebutkan ada sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi massal. Berikut adalah model penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2014:409) yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1.
(1) pontensi dan masalah
(2) pengumpulan data
(3) desain produk
(7) Uji coba produk
(5) revisi desain
(4) validasi desain
(6) revisi produk
(8) uji coba pemakaian
(9) revisi produk
(10) produksi massal
Bagan 3.1 Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409)
Bagan
di
atas
menggambarkan
langkah-langkah
penelitian
dan
pengembangan yang dimulai dengan adanya potensi dan masalah. Melihat adanya potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang digambar dalam data empirik. Data empirik tersebut dijadikan sebagai bahan untuk membuat desain produk. Produk kemudian divalidasi oleh 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ahli sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Kelemahan yang telah diketahui tersebut dicoba untuk dikurangi atau diperbaiki pada langkah revisi desain. Produk yang telah direvisi selanjutnya diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi responden. Setelah diuji cobakan, dilakukan revisi kembali untuk memperbaiki kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang sebenarnya. Apabila dalam uji coba tersebut ditemukan kembali kekurangan, maka dilakukan revisi produk kembali. Setelah produk dinyatakan efektif dan layak, produk akan diproduksi secara massal (Sugiyono, 2012: 297-311). Berdasarkan
penjelasan
tahapan
pengembangan
di
atas,
peneliti
selanjutnya membandingkan dengan tahapan yang dipaparkan oleh Borg dan Gall. Borg dan Gall (1983: 775-787) menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu: 1.
Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di lapangan dan produk yang akan dikembangkan.
2.
Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak dicapai dari perangkat yang hasilkan.
3.
Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.
5.
Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba lapangan awal.
6.
Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10 sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat yang dikembangkan.
7.
Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.
8.
Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 1030 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan wawancara.
9.
Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.
10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan tahapan pengembangan.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2014: 409) serta model Borg dan Gall. Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang relatif singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Berikut model penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.2.
Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014)
Perencanaan (Borg dan Gall, 1983) Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall, 1983)
Uji Coba Terbatas (Borg dan Gall, 1983)
Validasi Produk (Sugiyono, 2014)
Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan
3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (1983: 775-787) dan Sugiyono (2014: 409). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, yaitu sebagai berikut: 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan secara terbatas. Kelima tahap penelitian disajikan dalam bagan 3.3. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAHAP I Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014)
Identifikasi Masalah
Validasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru
Pedoman Observasi
Wawancara
Uji keterbacaan analisis kebutuhan guru dan siswa
Penyebaran Kuesioner
Data analisis kebutuhan
Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta kesulitan belajar siswa
Observasi
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Pedoman Wawancara
Analisis karakteristik media pembelajaran Montessori
Validasi ahli IPA dan Montessori
Analisis karakteristik siswa
Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan
TAHAP II Perencanaan (Borg dan Gall, 1983)
Data analisis kebutuhan
Konsep pembuatan media pembelajaran
Desain media pembelajaran
Desain album media pembelajaran
Instrumen
Validasi guru SD penelitian dan setara
Tes
Kuesioner validasi produk
Validasi ahli IPA dan Montessori
Revisi
Revisi
Uji empiris
Uji keterbacaan soal oleh siswa
Uji keterbacaan instrumen oleh siswa dan guru
Revisi
TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall, 1983) Desain media pembelajaran Pengumpulan bahan Desain album
Pembuatan media pembelajaran dan album
Revisi
Instrumen siap digunakan
Media pembelajaran dan album siap divalidasi
TAHAP IV Validasi Produk (Sugiyono, 2014) Media pembelajaran Album media pembelajaran
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
TAHAP V Uji Coba Terbatas (Borg dan Gall, 1983) Pretest
Uji coba terbatas
Posttest
Tanggapan guru dan siswa
Album dan media pembelajaran siap untuk diuji cobakan
Prototipe media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Potensi dan Masalah Tahap I peneliti memulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada pada pembelajaran IPA di kelas IV melalui wawancara dan observasi. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, kedua instrumen tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan 2 orang siswa. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV. Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis terkait dengan karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan kuesioner analisis kebutuhan siswa. Selain itu, peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil dari validasi ahli digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau masukan yang telah diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. Peneliti selanjutnya melakukan revisi berdasarkan hasil uji keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner analisis kebutuhan siap digunakan dan disebarkan di SD tempat penelitian.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2 Perencanaan Tahap II dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah perencanaan. Peneliti membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian seperti tes dan kuesioner validasi produk pada tahap ini. Instrumen tes sebelum digunakan perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui tingkat kevalidan isi dan konstruk dari masing-masing item soal yang telah dibuat. Uji validasi dilakukan oleh guru SD setara. Hasil validasi tersebut digunakan sebagai bahan perbaikan instrumen tes. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan soal pretest dan posttest kepada 5 siswa SD setara. Hasil dari uji keterbacaan tersebut selanjutnya direvisi agar instrumen tes layak untuk digunakan. Setelah layak digunakan, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil dari uji empiris tersebut selanjutnya diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item soal dengan menggunakan SPSS (Statistic Package for Social Studies). Peneliti selanjutnya memilah item soal yang valid atau tidak. Item soal yang valid selanjutnya dipilih sebanyak 10 soal untuk soal pretest dan posttest. Seperti pada instrumen tes, kuesioner kelayakan produk pun juga divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh ahli bahasa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan oleh peneliti dalam setiap kalimat pertanyaan. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kepada 5 siswa SD setara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan. Hasil dari uji keterbacaan menjadi bahan bagi peneliti untuk memperbaiki kuesioner kelayakan produk sebelum digunakan.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Tahap III dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti
mengembangkan
desain
media
pembelajaran
berdasarkan
hasil
identifikasi masalah dan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa. Desain media pembelajaran dikembangkan berdasarkan lima karakteritik Metode Montessori yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran juga dilengkapi dengan album. Pembuatan album ini bertujuan sebagai pedoman penggunaan media pembelajaran. 3.4.4 Validasi Produk Tahap IV dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh beberapa ahli di antaranya ahli pembelajaran IPA, Montessori, dan guru SD penelitian. Selain media pembelajaran, beberapa ahli tersebut juga menilai album media pembelajaran yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti menganalisis kelebihan dan kekurangan dari media pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan oleh beberapa ahli. 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Tahap V adalah uji coba lapangan secara terbatas. Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan kepada 10 siswa SD penelitian yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Uji coba terbatas dilaksanakan pada subyek
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berjumlah 10-15 siswa (Arifin, 2011:130). Produk selanjutnya diujicobakan secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi pretest. Selanjutnya, produk divalidasi oleh siswa sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran tersebut dan mengerjakan posttest untuk mengetahui kualitas media pembelajaran. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pada prototipe media pembelajaran IPA berupa bagian tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2014: 187). Peneliti mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, kuesioner, gabungan (triangulasi data) dan tes dalam penelitian ini. 3.5.1 Observasi Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2011: 86). Jenis observasi yang digunakan dalam identifikasi masalah ini adalah observasi nonpartisipatif. Observasi yang tidak melibatkan observer dalam kegiatan yang sedang diobservasi adalah observasi nonpartisipatif (Sanjaya, 2011: 92) Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV PL 4 dan ketersediaan media pembelajaran SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA kelas IV PL 4 adalah ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara mengajar pembelajaran IPA oleh guru.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2 Wawancara Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Teknik wawancara dapat memperoleh data yang lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya (Sanjaya, 2011: 96). Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin, sehingga peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010: 198). Pada penelitian ini, wawancara dilaksanakan dengan beberapa sumber yaitu Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta, Guru Kelas IV PL 4, dan siswa kelas IV PL 4. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah informasi yang terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaaan media pembelajaran di sekolah serta penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara kepada guru kelas IV PL 4 dilaksanakan untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan belajar di kelas, kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA dan usaha yang dilaksanakan guru mengahadapi kesulitan tersebut. Wawancara kepada siswa kelas IV PL 4 dilakukan untuk mengumpulkan data terkait penggunaan media pembelajaran dan kesulitan yang dialami dalam pembelajaran IPA. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010: 194). Peneliti menggunakan kuesioner 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada dua subjek yaitu guru kelas IV PL 4 dan siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal tersebut diberikan untuk menganalis kebutuhan terkait dengan media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli IPA, Montessori, dan Guru kelas IV PL 4 untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah dilakukan uji coba lapangan terbatas. 3.5.4 Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes merupakan alat ukur yang terstandar (Arikunto, 2010: 193). Tes dalam penelitian ini digunakan sebagai data kuantitatif pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran yang dikembangkan. Peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui prestasi siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba lapangan terbatas. Pretest dilaksanakan sebelum uji coba lapangan terbatas, sedangkan posttest dilaksanakan setelah uji coba terbatas.
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati (Sugiyono, 2014:148). Beberapa instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman observasi,
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk teknik nontes dan soal pretest-postest untuk teknik tes. Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengadopsi instrumen penelitian yang digunakan oleh Hadiyanti (2016) yaitu dengan mengembangkan ke dalam konsep pembelajaran Montessori dan IPA. 3.6.1
Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV PL 4 dan
ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang diobservasi adalah kegiatan pembelajaran IPA kelas IV PL 4 yaitu pemanfaatan media pembelajaran dan cara mengajar yang dilakukan oleh guru. Peneliti mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajarn IPA kelas IV PL 4 dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4 No. Item 1,2
Kisi-kisi Observasi Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas
5,6
Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas
7,8
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas
Objek yang Diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman observasi telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, dan ahli pembelajaran Montessori. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah validitas konstruk (Sukmadinata, 2010: 229). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009: 131). Hal tersebut membuat peneliti melakukan uji validitas kontruk terhadap pedoman observasi yang akan digunakan. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.1 halaman 71. 3.6.2
Pedoman Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui sarana media tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Wawancara dilaksakan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta, Guru kelas IV PL 4 dan siswa kelas IV PL 4. Wawancara dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari narasumber. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin, sehingga peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010: 198). Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah No 1.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah a. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang akademik b. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang non akademik c. Nilai UN mata pelajaran IPA Ketersediaan media pembelajaran di sekolah a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah b. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah c. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran
2.
3. 4.
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV Wawancara kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV No 1.
2. 3. 4. 5.
Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada siswa kelas IV. Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV No 1. 2. 3.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli IPA dan ahli Montessori. Instrumen divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid untuk mendukung penelitian. Uji validitas instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah validitas konstruk (Sukmadinata, 2007: 229). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009: 131). Dari hal tersebut, maka pedoman wawancara diuji dengan uji validitas konstruk. Validasi konstruk dilakukan oleh ahli dan memperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 73. Hasil validasi pedoman wawancara guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 74. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 halaman 76.
3.6.3
Kuesioner Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa
hal, yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh responden. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah semua siswa kelas IV PL 4 dan guru kelas atas di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil kuesioner tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk pengembangan media pembelajaran IPA. Selain itu, kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan lima
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan. Berikut merupakan kisikisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru yang disajikan dalam tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa dan Guru Kelas IV Indikator Auto-education
Menarik Bergradasi Auto-correction
Kontekstual
Desriptor 1. Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran IPA 2. Memahami konsep matematika secara mandiri 1. Memiliki warna 1. Bentuk alat peraga 2. Berat alat peraga 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menemukan jawaban yang benar 1. Memanfaatkan bahan dari lingkungan sekitar
Nomor item Kuesioner Kuesioner Guru Siwa 1 1 2
2
5 dan 6 9 8 10 7
6 dan 7 10 8 9 5
3 dan 4
3 dan 4
Lima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa yang disusun dalam kuesioner analisis kebutuhan. 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Peneliti menyusun kuesioner berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual. Validasi produk dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan. Kuesioner validasi prosuk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori dan guru kelas IV. Peneliti mempresentasikan media pembelajaran yang dikembangkan kepada para ahli, setelah itu pengisian kuesioner validasi produk. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa setelah pelaksanaan uji lapangan secara terbatas. Kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa memiliki indikator yang sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan oleh siswa disajikan pada tabel 3.6. Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa Indikator Autoeducation Kontekstual Menarik
Bergradasi Autocorrection
Deskriptor 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2.
Membantu siswa memahami konsep IPA Siswa belajar secara mandiri Memanfaatkan benda dan lingkungan sekitar Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar Memiliki warna yang menarik bagi siswa Bentuk alat peraga menarik Cara kerja media pembelajaran menarik Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi Memiliki berat yang sesuai untuk siswa Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri Membantu siswa menemukan jawaban yang benar
Nomor Item Ahli Siswa 1 2 2 1 3 10 4 11 5 3 6 4 7 5 8 7 9 6 10 8 11 9
Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 11 pernyataan yang kemudian disusun alam kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa. Selain produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran, peneliti menambah produk berupa album media pembelajaran yang juga diuji kelayakannya. Aspek yang dinilai dalam validasi album disajikan pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran No 1 2 3 4 5
Aspek yang dinilai Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku Kejelasan kalimat Pemilihan jenis huruf Pemilihan ukuran huruf Pemilihan ukuran gambar
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 7 8 9 10
Kejelasan gambar Kelengkapan album Keruntutan langkah-langkah kegiatan Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan guru kelas IV. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama pelaksaaan penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah validitas konstruk (Sukmadinata, 2007: 229). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009: 131). Dari hal tersebut, maka kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.9 halaman 80, sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.11 halaman 81. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.24 halaman 110, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.25 halaman 111. Selain diuji validitas kontruk, kuesioner tanggapan oleh siswa perlu diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Melalui uji keterbacaan yang dilaksanakan diperoleh rerata skor uji keterbacaan kuesioner. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.10 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
halaman 81, sedangkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.12 halaman 82. Adapun hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.26 halaman 112. 3.6.4 Soal Tes Peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya” untuk kelas IV semester ganjil. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi tujuh indikator. Ketujuh indikator tersebut dikembangkan menjadi 15 soal tipe isian singkat. Kisi-kisi soal tes disajikan dalam tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kompetensi Dasar Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
Indikator Menyebutkan bagian luar tumbuhan Menyebutkan fungsi bagian luar tumbuhan Menyebutkan struktur bagian akar tumbuhan Menyebutkan struktur bagian batang tumbuhan Menyebutkan struktur bagian daun tumbuhan Menyebutkan struktur bagian bunga tumbuhan Menyebutkan struktur bagian biji tumbuhan
Nomor Item 2, 4, 7, 13 3, 5, 12 6, 9, 11 1 8, 14 10 15
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2009: 128). Validitas menunjukkan bahwa hasil dari 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur (Sukmadinata, 2007: 228). Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelumnya digunakan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah membandingkan anatara isi instrumen tes dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi disajikan dalam tabel 3.9. Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Aspek yang Dinilai Kesesuaian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 4 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 5 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 6 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 7 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
Kemudian, validitas konstruk (contruct validity) adalah sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009: 131). Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Validitas isi dan validitas konstruk oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori dan guru SD setara. Hasil validasi isi dapat dilihat pada tabel 4.17 halaman 105 dan hasil validasi konstruk dapat dilihat pada tabel 4.18 halaman 105. Instrumen tes yang telah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV SD setara. Data yang diperoleh kemudian diolah 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel maka item soal dinyatakan valid dan sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil dibandingkan r tabel maka item soal tidak valid. Valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat pula dari harga sig. (2-tailled). Jika harga sig. (2-tailled) lebih kecil dari 0,05, (p < 0,05) item dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 134). Rekapitulasi dari item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.20 halaman 107. Setelah duji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (consistent) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2009: 99). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan menghitung nilai koesfisien Alpha. Menurut Kaplan (dalam Widoyoko, 2015: 165) instrumen tes dinyatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurangkurangnya 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas dengan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.21 halaman 108. Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 10 soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Kesepuluh soal tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/ pernyataan dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 109.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Hasil data yang terkumpul dari kuesioner, wawancara, dan observasi, selanjutnya diolah menggunakan teknik triangulasi. “Triangulation is qualitative cross-validation, it assesses the sufficiency of the data collection procedures” Wiersma (dalam Sugiyono, 2014: 372). Hal tersebut dimaksudkan bahwa, triangulasi adalah pengujian kualitatif untuk mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara. Selain itu dalam triangulasi, peneliti menggunakan beragam sumber, metode, dan teori untuk menyediakan bukti penguat (Creswell, 2014: 349). Triangulasi digunakan pada saat pengolahan data analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan bagian dari tahap pertama yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Oleh karena itu, teknik triangulasi ini digunakan untuk mengecek data dari ketiga teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut adalah bagan triangulasi data dari ketiga teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Bagan triangulasi data dapat dilihat pada tabel 3.3.
Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagan 3.3, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui tiga teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2 halaman 95. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menganalisis data wawancara berdasarkan 3 sumber data. Berikut merupakan bagan triangulasi 3 sumber data. Bagan 3.4 merupakan bagan triangulasi sumber data.
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan 3.4 di atas, peneliti memperoleh data hasil wawancara dari tiga sumber data yang berbeda yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada awal penelitian. Hasil triangulasi sumber data dapat dilihat pada bagan 4.1 halaman 77.
3.8 Teknik Analisis Data Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Sedangkan data kualitatif adalah data yang menunjukkan suatu kualitas atau mutu dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa yang dituangkan dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2015:18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi dari validasi pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain itu juga diperoleh data kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media pembelajaram oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitatif dan kualitatif kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data kuantitatif dan kualitatif. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data dilakukan dengan menggunakan skala Linkert 1-4. Skala tersebut digunakan dalam berbagai instrumen penelitian dengan beberapa modifikasi yang dilakukan oleh peneliti. Setiap skala dilengkapi dengan keterangan kriteria agar semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Pedoman penilaian dalam setiap instrumen penilaian memiliki kriteria yang berbeda-beda. Berikut adalah skala dan kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaiki Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas kontruk soal tes adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu Diperbaiki Nilai 3 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas, perlu diperbaiki Nilai 2 : Soal kurag sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas, perlu diperbaiki Nilai 1 : Soal tidak sesuai indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas, tidak layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki Nilai 3 : Sudah sesuai namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Tidak sesuai Selanjutnya, skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Kalimat jelas dan mudah dipahami
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai 3 : Kalimat jelas tetapi sulit dipahami Nilai 2 : Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami Nilai 1 : Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan Nilai 3 : Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan namun terdapat kekurangan Nilai 2 : Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki Nilai 1 : Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Sangat setuju Nilai 3 : Setuju Nilai 2 : Tidak setuju Nilai 1 : Sangat tidak setuju Hasil yang telah diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Linkert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian yang didapatkan kemudian dihitung dengan menggunakan rumus 3.1.
Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata skor tersebut kemudian dikonversikan dalam skala empat dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut merupakan tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan pada tabel 3.10.
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif Interval Nilai 3,25 < X ≤ 4,00 2,50 < X ≤ 3,25 1,75 < X ≤ 2,50 1,00 < X ≤ 1,75
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang disajikan dalam tabel 3.11. Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Nilai 3,25 < X ≤ 4,00 2,50 < X ≤ 3,25
Kriteria Sangat Baik Baik
1,75 < X ≤ 2,50 1,00 < X ≤ 1,75
Cukup Kurang
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan. Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan. Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.
Instrumen dikatakan valid dan layak digunakan jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Hal sebaliknya terjadi apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari atau lebih kecil dari 2,50, maka instrumen dapat dikatakan tidak valid dan kurang atau bahkan tidak layak untuk digunakan. Analisis data kuantitatif selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan persentase jawaban pada kuesioner. Rumus yang dikembangkan oleh Supratiknya 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2012: 128) digunakan untuk menghitung persentase dalam analisis data. Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner disajikan dalam rumus 3.2.
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner
Dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen tes dalam pengumpulan datanya. Tes berupa pretest dan posttest. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sesbelum dan setelah menggunakan media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya melalui kegiatan uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah isian singkat. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dihitung dengan rumus 3.3.
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Creswell (2012: 328-329) mengatakan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif, 2) menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks, dan 3) membandingkan dengan data kuantitatif yang ada.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis data kualitatif yang kedua dilakukan pada pengolahan hasil wawancara dan observasi. Langkah-langkah pengolahan data menurut Kristi Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117) adalah sebagai berikut: 1) membaca transkrip wawancara atau observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dengan pemahaman yang baik, 2) menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan, 3) membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan sementara, dan 4) mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan. 4.1 Hasil Penelitian Subbab ini menguraikan proses dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Potensi dan Masalah Pada potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi masalah dan analisis kebutuhan. 4.1.1.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Data tersebut diperoleh peneliti pada saat observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2016 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil observasi dan wawancara yang telah diperoleh kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi data. a. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran IPA kelas IV PL 4 dan ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 52.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berikut adalah hasil validasi terhadap instrumen observasi yang disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli Ahli 1 2
1 4 4
No. Item 2 3 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
5 4 4
Total
Rerata
20 20 20
4 4 4
Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1, didapatkan rerata skor sebesar 4,00 jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.1 halaman 137. Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV PL 4 dan ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Observasi dilaksanakan pada 17 September 2016. Lembar hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 1.2 halaman 141 yang disajikan pula pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA Objek yang diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA. Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran selama pembelajaran IPA untuk menjelaskan materi. Guru menguasai cara menggunakan media
Jawaban Tidak
Catatan -
Tidak
Tidak terdapat media pembelajaran.
Tidak
Tidak menggunakan media pembelajaran.
Tidak
-
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran. Guru menunjukkan kepada siswa cara menggunakan media pembelajaran. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri. Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal IPA.
Tidak
-
Tidak
-
Ya Ya
Siswa tidak memberikan timbal balik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Guru menggunakan pedoman pemberian materi kepada siswa berupa buku cetak dan menuliskan materi di papan tulis hitam dengan menggunakan kapur untuk memberikan penekanan terhadap materi yang dianggap penting. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA di kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta belum optimal. Selain itu, peneliti menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam materi yang diterangkan pada hari tersebut yaitu bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal itu diketahui dari hasil observasi bahwa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain hal tersebut, hal yang menguatkan bahwa siswa kesulitan dalam belajar materi tersebut diketahui bahwa siswa ketika mengerjakan latihan soal, siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar. b. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan 2 siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sebelum melaksanakan wawancara, pedoman wawancara yang akan digunakan terlebih dahulu divalidasi
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli pembelajaran IPA dan ahli metode Montessori. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Sekolah. Rencana wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 di halaman 54. Pedoman wawancara Kepala Sekolah telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dengan hasil yang disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Ahli 1 2
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
No. Item 5 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
9 4 4
10 4 4
11 4 4
12 4 4
Total
Rerata
48 48 48
4 4 4
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3,11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara Kepala Sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 142. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016. Transkip wawancara dengan Kepala Sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 148. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah yang disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik Pertanyaan
No. Item
Informasi berkaitan dengan sekolah
1, 2, 3, dan 4
Hasil Wawancara Dalam bidang non-akademik prestasi yang diraih adalah juara I lomba basket Putri dan juara III untuk basket Putra dalam PL Cup 2016 yang diadakan oleh SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Juara I, II, dan III dalam lomba mengarang tentang Cinta Rupiah (Pramuka) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Dalam bidang akademik prestasi yang diraih adalah juara II
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
5, 6, 7, 8, dan 9
Penggunaan media pembelajaran IPA
10, 11, 12, 13, dan 14
Penelitian media pembelajaran
15 dan 16
lomba Olimpiade Matematika 2016 yang diselenggarakan oleh ION’S Yogyakarta. Di SD Pangudi Luhur Yogyakarta terdapat media pembelajaran untuk mata pelajaran, IPA, Matematika, PKN, dan Bahasa Indonesia. Sekolah memiliki ruangan tersendiri untuk menempatkan media pembelajaran yaitu ruang Laboratorium Media Pembelajaran. Media pembelajaran tersebut disimpan dengan baik. Sekolah mendapatkan media pembelajaran dari hibah dan membuat sendiri. Dalam membuat media pembelajaran siswa dapat mengetahui prosedur pembuatan dengan baik sehingga kesalahan yang mereka alami dapat membentuk pemahaman mereka sendiri. Pembelajaran IPA jarang menggunakan media pembelajaran. Guru terkadang tidak menggunakan media pembelajaran pada materi yang seharusnya dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai media yang dapat membantu atau mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal dalam pembelajaran. Karena jumlah pembelajaran media pembelajaran terbatas, satu media pembelajaran digunakan untuk seluruh siswa secara bersama-sama. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik siswa dibandingkan tidak menggunakan media pembelajaran. Belum ada penelitian terkait media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3 di halaman 54. Seperti halnya dengan pedoman wawancara Kepala Sekolah, pedoman wawancara Guru telah divalidasi oleh ahli dengan hasil yang disajikan dalam tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Ahli 1 2
1
2
3
4
5
6
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
No. Item 7 8 9 10 11 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
4 4
12
13
14
15
16
17
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
Tot al 68 68 68
Rer ata 4 4 4
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel 4.5, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.5 halaman 151. Wawancara dilaksanakan pada 10 September 2016. Transkip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 1.6 halaman 157. Berikut adalah hasil wawancara dengan Guru yang disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Guru Topik Pertanyaan
No. Item
Ketersediaan media pembelajaran di kelas
1, 2 dan 3
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
4, 5, 6, 7 dan 8
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi IPA
9, 10 dan 11
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha-usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
12, 13, 14 dan 15 16 dan 17
Hasil Wawancara Masih belum lengkap. Media pembelajaran berada di ruang laboratorium IPA atau terdapat di ruangan khusus. Media pembelajaran belum tersedia lengkap, karena terdapat beberapa materi pembelajaran yang tidak ada medianya. Guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Guru pernah menggunakan media pembelajaran berupa rangka manusia, kertas manila berupa mind map, dan buah. Kesulitan dalam menjelaskan materi yang sifatnya abstrak misalnya pada materi terjadinya siang dan malam. Guru berpendapat bahwa materi ini siswa harus mengetahui secara langsung, jadi siswa melihat secara langsung proses itu bisa terjadi. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang abstrak, karena siswa tidak bisa membayangkan secara langsung apa dan bagaimana hal itu bisa terjadi. Memberikan pendampingan khusus kepada siswa yang masih kurang dalam penguasaan materi yaitu dengan pendampingan belajar intens pada siswa yang masih kurang dalam pemahaman materi dan memberikan soal-soal latihan agar siswa pengetahuan materinya akan semakin luar dan mendalam.
Wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4 di halaman 54. Pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru SD setara dengan hasil yang disajikan dalam tabel 4.7.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa Ahli 1 2 Guru
1 4 4 4
2 4 4 4
3 4 4 3
4 5 4 4 4 4 4 3 Rerata
No. Item 6 7 4 4 4 4 4 4
8 4 4 3
9 4 4 3
10 4 4 3
11 4 4 4
Total
Rerata
44 44 39 42,75
4 4 3,55 3,85
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel 4.7, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 162. Kegiatan wawancara dilaksanakan pada 12 September 2016. Transkip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.8 halaman 166. Hasil wawancara siswa disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pertanyaan
No. Item
Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
1 dan 2
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
3 dan 4
5, 6, dan 7
Hasil Wawancara Materi IPA banyak yang abstrak, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam membayangkan materi yang sedang dipelajari. Menyenangkan dan menarik siswa untuk dapat mencoba media pembelajaran yang sudah ada. Siswa dapat mengalami secara langsung sehingga secara ingatan akan lebih mendalam karena siswa mengalami secara lamgung tentang hal tersebut. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi tentang struktur bagian tumbuhan, karena materinya terlalu banyak sehingga membingungkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga narasumber yang telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya masih 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbatas. Hal ini terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada bagian 4.1.
Guru Kelas IV memiliki media pembelajaran rangka manusia. rangka manusia tersebut digunakan secara berkelompok karena jumlahnya hanya satu. Beberapa siswa tidak tuntas dalam ulangan IPA.
Kepala Sekolah Sekolah memiliki media pembelajaran IPS, IPA, Matematika, PKN, dan Bahasa Indonesia. Meskipun demikian, penggunaan media pembelajaran kurang maksimal dalam pembelajaran. Karena jumlah media pembelajaran terbatas, satu media pembelajaran digunakan untuk seluruh siswa secara bersama-sama. Penggunaan media pembelajaran lebih menarik bagi siswa dibandikan tidak menggunakan media pembelajaran
Siswa Guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Materi tersebut sulit karena banyaknya materi. Penggunaan media pembelajaran membuat siswa senang dan mudah dalam memahami materi pembelajaran.
Sekolah sudah memiliki media pembelajaran, tetapi untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya tidak ada. Bagan 4.1 Triangulasi data Wawancara
Berdasakan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya karena banyaknya materi. Guru pun mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi karena banyak hal yang bersifat abstrak. Hal tersebut 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi permasalahan karena ketersediaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya dalam pembelajaran masih kurang optimal. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Pada saat wawancara, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit karena banyaknya fungsi yang dimiliki setiap bagian tumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan observasi, bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung ketika guru memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa tidak dapat menjawab soal latihan yang berikan oleh guru dengan benar. Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan yang diungkapkan guru pada saat wawancara, yaitu guru mengatakan bahwa 11 siswa (39,3%) dari 28 belum memenuhi nilai KKM. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang sifatnya itu awet atau tidak mudah rusak. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa tidak ada media pembelajaran yang dipajang di kelas. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan A. Analisis Karakteristik Siswa Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Observasi dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan siswa. Guru menulis di papan tulis untuk memberikan penekanan pada 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
materi yang dianggap penting dan menggunakan media gambar bagian tumbuhan untuk menjelaskan fungsi dari beberapa bagian tumbuhan. Pada saat guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan ketika ditunjuk untuk menjawab, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Setelah penjelasan materi selesai, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal. Siswa dapat mengerjakan soal dengan waktu yang singkat, namun jawaban siswa banyak yang kurang tepat. Banyak siswa yang terlihat kurang antusias dan tertarik dalam kegiatan pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat ketika guru menerangkan materi pembelajaran banyak siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja. Ada pula beberapa siswa yang berbicara dengan temannya. Paparan mengenai hasil observasi tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori Peneliti menganalisis media pembelajaran Montessori berdasarkan empat ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, auto-education, autocorrection, dan bergradasi. Peneliti juga menambahkan satu ciri yaitu kontekstual dalam pengembangan media pembelajaran tersebut. Ciri kontekstual ditambahkan karena peneliti menggunakan bahan pembuatan media pembelajaran dari bendabenda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal. Kelima ciri media pembelajaran Montessori tersebut kemudian digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam pembuatan pertanyaan pada pada kuesioner analisis kebutuhan. C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner. Kuesioner disusun atau dibuat berdasarkan karakteristik siswa dan kelima ciri 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembelajaran Montessori. Kuesioner dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa dan 10 pertanyaan untuk analisis kebutuhan guru. Pengembangan pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Sebelum digunakan kuesioner yang telah disusun tadi divalidasi terlebih dahulu. Validasi dilakukan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak untuk digunakan. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan oleh para ahli yaitu ahli IPA, Montessori, dan guru SD setara. Dalam validasi tersebut, para ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Setelah dilakukan revisi dari komentar yang diberikan oleh para ahli kemudian kuesioner yang sudah direvisi tersebut diuji keterbacaannya untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap kalimat dalam kuesioner. Berikut adalah hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru yang dituangkan dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli No. Item
Ahli 1 2
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 5 4 4 4 4 Rerata
6 4 4
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
Total
Rerata
44 44 44
4 4 4
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli pada tabel 4.9, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan untuk proses pengambilan data. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 168. Selain 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
divalidasi, kuesioner juga diberikan kepada guru SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Ahli
1 4
Guru
2 4
No. Item 4 5 6 4 4 4 Rerata
3 3
7 4
8 4
9 4
10 3
Total
Rerata
38 38
3,8 3,8
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru pada tabel 4.10, didapatkan skor 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, intrumen dinyatakan layak digunakan tidak dengan perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dapat dilihat pada lampiran 2.2 halaman 176. Validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa disajikan dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli Ahli 1 2 Guru
1 4 4 3
2 4 4 3
3 4 4 4
4 4 4 4 Rerata
No. Item 5 6 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4
8 4 4 4
9 4 4 4
10 4 4 3
Total
Rerata
40 40 37 39,25
4 4 3,7 3,9
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli pada tabel 4.11, didapatkan rerata skor sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kategori sangat baik. Dengan demikikan, instrumen dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan. Lembar validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3 halaman 180. Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 4
2 4 3 3 4 4
3 4 3 4 4 4
No. Item 4 5 6 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Rerata
7 3 4 4 4 4
8 4 3 4 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 3 4 4
Total
Rerata
38 36 37 40 39 38
3,8 3,6 3,7 4 3,9 3,8
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.12, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4 halaman 188. D. Data Analisis Kebutuhan Data analisis kebutuhan yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 16 September 2016. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran Montessori. Pengembangan ciri media pembelajaran Montessori ke dalam kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.5 halaman 193. Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ini menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya. Jawaban dari responden juga dihitung dalam presentase dengan menggunakan rumus 3.2 halaman 68. Tabel 4.13 adalah rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan guru.
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru No. Item 1.
2.
Indikator Auto-education
Auto-education
Responden
Persen -tase
Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! ……………………………………………
2
100%
(…) Tidak Alasan: …………………………………………
-
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: ……………………………………………
2
(…) Tidak Alasan: ……………………………………………
-
Pertanyaan
100%
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
4.
Kontekstual
Kontekstual
Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahanbahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ……………………………………………
2
100%
(…) Tidak Alasan: ……………………………………………
-
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas
2
100%
2
100%
(…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya, sebutkan…………………………………
1
50%
100%
(…) Kain
5.
Menarik
Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak
2
6.
Menarik
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………
-
7.
8.
Auto-correction
Bergradasi
2
100%
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: …………………………………………… (…) Tidak Alasan: ……………………………………………
2
100%
Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas V? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg)
1
50%
1
50%
(…) Berat (>3kg) Alasan: ……………………………………………
-
-
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Bergradasi
10.
Auto-correction
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: ……………………………………………
-
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: ……………………………………………
2
100%
Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………
2
100%
(…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………
-
Guru juga memberikan deskripsi yang memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Deskripsi jawaban yang diberikan oleh guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. Item 1
2
3
Jawaban (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan! berikan penjelasan! (…) Ya Alasan: …………………………………………… (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ……………………………………………
6
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………
7
(…) Ya Alasan: ……………………………………………
Kode Torso Gambar Anak-anak lebih mudah mengerti dan memahami. Menarik minat siswa Memanfaatkan tumbuhan/ tanaman, Botol bekas Kaleng bekas Hijau Biru muda Coklat muda Merah muda Kuning Karena anak-anak akan lebih paham, sehingga mudah untuk menemukan jawaban
Respon -den 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3 kg)
9
10
(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………………………………… (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………
Mengerti mana yang salah dan mana yang benar Karena terbuat dari bahan kertas atau plastik. Karena bahan pembuatan media terbuat dari bahan yang kuat agar awet. Mirip aslinya Karena lebih jelas dan menarik. Karena anak-anak akan belajar dari kesalahan sehingga bisa mencari jawaban yang benar. Anak belajar mandiri dan semakin mempunyai kemauan untuk mencoba mencari jawaban yang benar.
1
1 1
2 1 1
1
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak dua guru atau 100% guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Torso (rangka manusia) dan gambar merupakan contoh media pembelajaran yang digunakan oleh guru (lihat tabel 4.14). 100% guru juga setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan pendapat guru tersebut, peneliti melakukan pertimbangan dalam membuat media pembelajaran. Hal lain terjadi, 100% guru juga pernah membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan dilingkungan sekitar antara lain tanaman, botol bekas, dan kaleng bekas. Selain itu sebanyak 100% guru menyukai kertas dan kayu sebagai bahan pembuatan media pembelajaran dan sebanyak 50% guru menyukai media pembelajaran dengan bahan plastik. Pembuatan media pembelajaran ini juga memanfaatkan
bahan-bahan
yang
ada
di
lingkungan
sekitar.
Peneliti
mempertimbangkan bahan pembuatan media pembelajaran berdasarkan pilihan bahan yang dipilih oleh guru. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penambahan warna pada media pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar. Pembuatan media pembelajaran ini mempertimbangkan ciri menarik. Sebanyak 100% guru memilih warna cerah dalam penambahan warna pada media pembelajaran. Guru memilih warna hijau, biru muda, coklat muda, merah muda dan kuning (lihat pada tabel 4.14). Warna yang dipilih oleh guru tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam pewarnaan media pembelajaran. Ciri lain yang dikembangkan adalah auto-correction. Berdasarkan kuesioner yang telah diisi guru, sebanyak 100% guru memilih bahwa dalam menggunakan media pembelajaran siswa dapat mengetahui jawaban yang benar. Sebanyak 100% guru juga lebih memilih media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengetahui kesalahannya sendiri. Pendapat yang diungkapkan
guru
tersebut,
menjadi
pertimbangan
peneliti
dalam
mengembangkan media pembelajaran. Ciri yang terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah bergradasi. Sebanyak 100% guru menyukai media pembelajaran dengan bentuk tiga dimensi. Alasannya adalah lebih jelas atau mirip dengan aslinya dan menarik. Sebanyak 50% guru memilih berat media pembelajaran yang ringan (<1,5 kg). alasannya karena terbuat dari bahan kertas atau plastik. Sedangkan 50% guru memilih berat media yang sedang (1,5-3 kg). Alasannya karena bahan pembuatan media terbuat dari bahan yang kuat agar awet. Pendapat guru tersebut menjadi pertimbangan guru dalam pembuatan media pembelajaran. Data analisis kebutuhan kedua adalah pada siswa. Kuesioner analisis kebutuhan siswa diberikan pada tanggal 16 September 2016. Kuesioner analisis
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan hasil dari pengembangan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kelima ciri media pembelajaran Montessori kemudian dikembangkan dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa dan dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6 halaman 199. Hasil analisis kebutuhan siswa ini menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan dijadikan sebagai pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Rumus 3.2 pada halaman 68 digunakan juga untuk menghitung persentase jawaban dari responden. Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa No. Item 1
Indikator Auto-education
Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya
Respon
Persen
-den
-tase
30
100%
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! ………………………………………… (…) Tidak 2
Auto-education
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:………………………………… (…) Tidak Alasan:…………………………………
3
Kontekstual
Apakah kamu pernah menggunakan bendabenda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (…) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu
30
100%
-
21
70%
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gunakan! …………………………………………
4
Kontekstual
(…) Tidak
9
30%
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu
14
46,67%
(…) Kertas
20
66,67%
(…) Kain
10
33,33%
(…) Plastik
18
60%
(…) Karet
13
43,33
(…)Lainnya,sebutkan………………… 5
Autocorrection
Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:…………………………………
(…) Tidak Alasan:………………………………… 6
Menarik
Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya
30
100%
-
30
100%
Alasan: ………………………………...
7
8
Menarik
Bergradasi
(…) Tidak Alasan: ………………………………... Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
3
10%
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
27
90%
Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan? (…) Ringan (<1,5 kg)
5
16,67%
(…) Sedang (1,5-3 kg)
19
63,33%
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
10
Autocorrection
Bergradasi
(…) Berat (>3kg) Alasan: …………………………………………
6
20%
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
27
90%
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
3
10%
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar
8
26,67%
22
73,33%
(2 dimensi). Alasan: ………………………………………… (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasan: …………………………………………
Selain memilih jawaban yang sudah tersedia, siswa juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa. Deskripsi jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. Item 1
Jawaban (…) Ya Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! …………………………………………
Kode Torso Gambar tumbuhan
Respon -den 30 3
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(…) Ya Alasan:…………………………………
3
(…) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! ………………………………………… (…) Ya Alasan:…………………………………
5
6 7
(…) Ya Alasan: ………………………………... (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
8
(…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3 kg)
9
(…) Berat (>3kg) Alasan: ………………………………………… (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
10
(…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan: ………………………………………… …) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasan: …………………………………
Lebih mengerti Memudahkan menemukan jawaban Paham akan materi Jam Botol Papan
12 1
Menyenangkan Membantu dalam belajar Media pembelajaran dapat dipegang langsung Lebih mudah memahami Menarik Berwarna
12 3 7
Ungu tua Hitam
2 1
Merah Kuning Biru Hijau Merah muda Putih Orange Mudah dibawa Karena sedikit berat Agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan Karena media pembelajaran ada yang kecil dan besar agar lain waktu bisa menggunakan media pembelajaran dengan lebih baik. Agar tahu benar salahnya Karena menggunakan media pembelajaran harus lebih cermat Tidak tahu langkahlangkahnya
4 5 4 6 4 10 1 5 6
Mudah memahami Tidak berlebihan
2 1
Terlihat mirip dengan aslinya Bisa dipegang
5
8 1 1 1
5 2 1
1
1
3 2
1
2
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner yang disajikan pada tabel 4.15, sebanyak 30 responden atau 100% siswa pernah menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang pernah digunakan adalah torso (rangka manusia), gambar tumbuhan (lihat pada tabel 4.16). Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu dalam memahami konsep-konsep IPA. Alasan yang diungkapkan siswa adalah dengan menggunakan media pembelajaran dapat mudah paham, lebih jelas dalam memahami materi (lihat tabel 4.16). Hal demikian menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran karena dapat membuat materi lebih mudah dipahami dan membuat siswa tertarik atau antusias dalam belajar. Peneliti juga menambahkan ciri kontekstual dalam media pembelajaran yang akan dibuat. Kontekstual yang dimaksud dalam hal ini adalah menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Sebanyak 70% siswa pernah menggunakan benda-benda di sekitar untuk belajar IPA. Benda yang pernah digunakan siswa yaitu jam, botol, dan papan. Selanjutnya, sebanyak 30% siswa tidak pernah menggunakan benda-benda sekitar untuk belajar IPA. Sebanyak 66,67% siswa menyukai bahan kertas, sebanyak 60% siswa menyukai bahan plastik, sebanyak 46,67% siswa menyukai bahan kayu, sebanyak 43,33% siswa menyukai bahan karet dan sebanyak 33,33% siswa menyukai bahan kain. Bahan yang dipilih oleh siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti karena tiga bahan yang dipilih siswa, yaitu kertas, plastik, dan kayu juga menjadi pilihan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Alasannya adalah melalui media pembelajaran siswa dapat melihat benda secara nyata, siswa juga dapat memegang benda tersebut secara langsung, dan dapat menggantikan kegiatan bermain siswa. Selanjutnya penggunaan media pembelajaran juga lebih membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Media pembelajaran juga dapat dipegang secara langsung oleh siswa, sehingga dalam memahami menjadi lebih mudah (lihat tabel 4.16). Sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa penambahan warna dalam media pembelajaran, membuat media pembelajaran menjadi lebih menarik. Sebanyak 90% siswa memilih warna cerah. Warna yang disarankan oleh siswa adalah merah, kuning, biru, hijau, merah muda, orange dan putih. Kemudian, sebanyak 10% siswa memilih warna gelap. Warna yang disarankan siswa adalah ungu tua dan hitam (lihat tabel 4.16). Pemilihan
warna
oleh
siswa
menjadi
pertimbangan
peneliti
dalam
mengembangkan media pembelajaran yaitu penggunaan warna cerah dan warna gelap dari warna-warna yang disarankan oleh siswa. Pengembangan media pembelajaran juga memperhatikan ciri bergradasi. Sebanyak 63,33% siswa memilih media pembelajaran berat sedang. Alasannya adalah agar tidak terlalu berat dan terlalu ringan. Selanjutnya sebanyak 20% siswa memilih media pembelajaran yang berat dan 16,67% siswa memilih media pembelajaran
yang
ringan.
Pembuatan
media
pembelajaran
ini
juga
mempertimbangkan banyaknya siswa yang memilih berat ideal. Dalam pengembangan media pembelajaran ini juga memperhatikan ciri auto-correction. Sebanyak 90% siswa lebih memilih untuk mengetahui
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesalahannya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasannya adalah agar dapat mengetahui benar salahnya (lihat tabel 4.16). Dengan demikian, peneliti mempertimbangkan untuk membuat media pembelajaran yang memiliki autocorrection. Hal tersebut diterapkan karena sebanyak 100% siswa lebih memilih untuk dapat mengetahui kesalahannya dalam menggunakan media pembelajaran. Ciri bergradasi yang selanjutnya adalah mengenai bentuk media pembelajaran. Sebanyak 73,33% siswa memilih media pembelajaran yang berbentuk timbul atau 3 dimensi. Alasan yang dominan adalah terlihat seperti aslinya dan dapat dipegang langsung (lihat tabel 4.16). Sedangkan 26,67% siswa memilih media pembelajaran berbentuk datar atau 2 dimensi. Dengan demikian, peneliti juga mempertimbangkan untuk membuat media pembelajaran yang berbentuk timbul atau (3 dimensi) dan datar (2 dimensi), sehingga peneliti mengkombinasikan bentuk media pembelajaran yang dibuat. Jawaban guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan sangat membantu peneliti dalam membuat gambaran mengenai penggunaan media pembelajaran selama pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang dikembangkan menggunakan beberapa benda yang dapat ditemui di lingkungan sekitar (kontesktual). Beberapa bahan yang disarankan guru dan siswa dipertimbangkan oleh peneliti untuk membuat media pembelajaran. Bahan-bahan yang disarankan yaitu kayu, kertas, dan plastik. Kemudian, berdasarkan pilihan yang diberikan guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan, pembuatan media pembelajaran mempertimbangkan ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu auto-education, auto-correction, bergradasi, menarik dan kontekstual.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data, peneliti melakukan teknik triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dan kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan data. Teknik triangulasi sebagai pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan media pembelajaran dari guru dan siswa. Triangulasi pengumpulan data disajikan dalam bagan 4.2. Observasi Dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran. Siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan tidak tepat.
Wawancara Sekolah memiliki media pembelajaran IPA, namun masih terbatas. Penggunaan media pembelajaran di sekolah kurang maksimal. Guru jarang menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya belum ada.
Kuesioner Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran.
Ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran kurang lengkap. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep bagian tumbuhan dan fungsinya. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori. Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data
Berdasarkan bagan teknik triangulasi data yaitu pada bagan 4.2, terdapat teknik tiga teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi yaitu materi bagian 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
luar tumbuhan dan fungsinya merupakan materi yang sulit. Hal tersebut diketahui dari ketidakmampuan
siswa menjawab pertanyaan
guru dengan tepat.
Ketersediaan media pembelajaran di kelas juga masih terbatas. Data yang selanjutnya diperoleh melalui teknik wawancara. Data yang diperoleh yaitu sekolah telah memiliki media pembelajaran, namun dalam penggunaannya masih kurang optimal. Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian materi yang banyak dan bersifat abstrak. Guru membuat media pembelajaran yang masih terbatas. Teknik terakhir yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner analisis kebutuhan. Data yang diperoleh melalui kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner analisis kebutuhan. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan teknik triangulasi, dapat disimpulkan bahwa materi yang menjadi kesulitan adalah bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA masih terbatas serta kurang optimal. Dengan demikian, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Dalam
mengembangkan
media
pembelajaran,
peneliti
juga
mempertimbangkan kelima ciri media pembejaran berbasis metode Montessori yang telah ditawarkan kepada guru dan siswa melalui kuesioner analisis kebutuhan.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai media pembelajaran yang dinginkan oleh guru dan siswa. Data hasil analisis kebutuhan tersebut
digunakan
untuk
mempertimbangkan
pembuatan
desain
media
pembelajaran dan albumnya. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya.
4.1.2 Perencanaan Perencanaan merupakan tahap kedua dalam penelitian ini. Pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan. 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya terdiri dari empat komponen. Komponen tersebut adalah kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu (monokotil), replika tumbuhan manga (dikotil), dan kartu tumbuhan. Kartu tumbuhan dibagi dalam empat komponen, yaitu kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi bagian tumbuhan dan kartu pengendali kesalahan atau control of error. A. Kotak Tumbuhan
40 cm
40 cm 28 cm
Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil, (tumbuhan bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error. Komponen yang pertama adalah kotak tumbuhan. Kotak tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 28 cm. pada bagian kotak ini terdiri dari 3 laci yaitu laci yang pertama (atas) terdapat replika tumbuhan bambu (monokotil), laci kedua berisikan replika tumbuhan mangga (dikotil) dan laci ketiga berisikan kartu bermain yang terdiri dari empat jenis kartu, yaitu kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi bagian tumbuhan dan kartu control of error. Kotak ini dibuat sebagai sebuah balok yang berisikan tiga laci dengan pertimbangan agar lebih mudah disimpan dan dapat melindungi replika tumbuhan dan kartu. Pada bagian atas balok terdapat satu lubang besar dengan diameter 5 cm yang digunakan untuk mendirikan replika tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga). Pada sisi samping tersebut juga terdapat 4 titik magnet yang digunakan untuk memasangkan papan lubang tambahan yang berfungsi untuk mendirikan replika tumbuhan monokotil (tumbuhan bambu). Hal tersebut dibuat karena replika tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki diameter batang yang berbeda. Pemberian warna pada kotak tumbuhan disesuaikan dengan warna dasar papan kayu, yaitu coklat. Pemilihan warna tersebut memperhatikan kesesuaian warna bahan media dengan warna asli dari bahan yang digunakan. Pemilihan
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
warna juga memperhatikan analisis kebutuhan guru dan siswa. Sebanyak 90% siswa dan 100% guru lebih menyukai warna cerah untuk media pembelajaran. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki warna yang disesuaikan dengan warna alami dari setiap bagian tumbuhan. Hal tersebut diterapkan agar siswa tidak merasa bingung pada saat menggunakan media bagian luar tumbuhan dan fungsinya untuk belajar. B. Replika Tumbuhan Komponen yang kedua dari media pembelajaran adalah replika tumbuhan. Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan monoktil dan dikotil. Replika tumbuhan monokotil berupa tumbuhan bambu. Pada tumbuhan monokotil terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. replika tumbuhan dikotil ini dapat di pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selanjutnya, replika tumbuhan dikotil berupa tumbuhan mangga. Pada tumbuhan dikotil terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat dirangkai menjadi tumbuhan dikotil. Selain kotak tumbuhan, replika tumbuhan dikotil dan monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan. C. Kartu Tumbuhan Kartu tumbuhan dalam media pembelajaran ini terdiri dari kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah untuk kartu control of error. Berikut adalah desain kartu gambar bagian luar tumbuhan. 8,5 cm
6,5 cm
Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan
Kartu gambar bagian luar tumbuhan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 6,5 cm. Bagian tengah kartu memuat gambar masing-masing bagian luar tumbuhan yang akan dipasangkan dengan kartu nama bagian luar tumbuhan. Kartu nama bagian luar tumbuhan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama bagian luar tumbuhan dengan
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan font Arial Rounded MT Bold ukuran 24. Berikut ini adalah desain kartu nama bagian luar tumbuhan. 8,5 cm
daun
2 cm
Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan
Kartu gambar bagian luar tumbuhan dan kartu nama bagian luar tumbuhan dipasangkan dengan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar tumbuhan dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 5 cm. Kartu ini berisi keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan nama bagian luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar tumbuhan dibuat dengan menggunakan font Arial Rounded MT Bold 18. Berikut ini adalah desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan. 8,5 cm
alat pernapasan
3 cm
Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan
Setelah kartu gambar bagian luar tumbuhan dipasangkan dengan kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan, kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu control of error. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas berbeda-beda tergantung jumlah fungsi yang dimiliki bagian tumbuhan yang dimaksud. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki satu fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 11,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki dua fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 14,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki tiga fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 17,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki empat fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 20,5 cm. kartu ini menggunakan font yang sama dengan kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yaitu Arial Rounded MT Bold ukuran 24 dan 20. Jadi kartu control of error ini merupakan gabungan dari kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan (menyesuaikan jumlah fungsi yang dimiliki oleh bagian luar tumbuhan. Berikut ini adalah desain kartu control of error bagian luar tumbuhan. 8,5 cm
14, 5 cm
Gambar 4.5 Desain kartu control of error 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error disimpan pada laci ketiga dalam kotak tumbuhan. Laci ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tempat untuk menyimpan kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of eror. 39,2 cm
8 cm
39,2 cm
Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan control of error.
Kotak penyimpanan berbentuk laci dengan ukuran 39,2 cm x 8 cm x 39,2 cm. Sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,7 cm. Pada bagian dalam terdapat 4 kolom yang dipisahkan oleh sekat dengan ketebalan 0,6 cm. Kolom tersebut berfungsi untuk tempat penyimpanan kartu gambar, nama, fungsi bagian luar tumbuhan serta kartu control of error yang dibuat berdampingan. Untuk mempermudah peletakannya, pada bagian atas masing-masing kotak diberi kotak warna sesuai dengan warna pada masing-masing kartu yang telah ditentukan di awal.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam penggunaan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Album media pembelajaran dibuat untuk para pembimbing/ direktis (istilah guru dalam pembelajaran Montessori). Album
ini
berisikan langkah-langkah
dalam
menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Pada setiap langkah pembelajaran, terdapat gambar yang semakin memudahkan para direktris untuk memahami langkah pembelajaran. 4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk Sebagai persiapan dalam melaksanakan pengujian media pembelajaran, diperlukan suatu instrumen. Peneliti menggunakan instrumen berupa tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut adalah penjelasannya. 4.1.2.3.1 Tes Instrumen
tes
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
media
pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan peneliti berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada tabel 3.8 halaman 59. Intrumen tes berupa pretest dan posttest. Sebelum digunakan, intrumen diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diuji secara empiris dan diuji keterbacaannya. Agar memperoleh data yang valid, instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi dan validitas konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 60. Berikut adalah hasil uji validitas isi oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.17. 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli Ahli Guru S Guru P
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 5 4 4 3 4 Rerata
No. Item 6 7 3 4 4 3
8 4 4
9 4 3
10 4 4
11 3 4
Total
Rerata
42 41 83
3,82 3,73 3,78
Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.17, didapatkan rerata skor 3,78. Jika dibandingkan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Lembar hasil validasi isi intrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.1 halaman 202. Ahli juga melakukan validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, tata bahasa, dan penulisan soal. Berikut adalah hasil validasi konstruk oleh ahli yang tersaji pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Ahli Guru S 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 Rerata
Guru P 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
Total
Rerata
Kategori
6 6 7 8 7 7 8 6 8 7 7 7 7 8 8 7,13
3 3 3,5 4 3,5 3,5 4 3 4 3,5 3,5 3,5 3,5 4 4 3,63
Baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.18, didapatkan rerata skor sebesar 3,63. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu 1, 2 dan 8, sedangkan sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki nilai lebih dari 2,50. Dengan demikian, instrumen tes dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 205. Pada kolom komentar yang disedikan oleh peneliti, para ahli memberikan komentar terhadap instrumen tes. Komentar dari ahli dijadikan sebagai pertimbangan peneliti dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli No. Item 1
Komentar Ahli
Keputusan Perbaikan
Struktur kalimat membingungkan siswa
Peneliti mengubah kalimat pertanyaan menjadi “kambium dimiliki oleh tumbuhan berbatang ….”
4
Kalimat terlalu panjang, sehingga dapat membingungkan siswa
8
Perbaiki kalimat pertanyaan
Peneliti mengubah kalimat pertanyaan menjadi “bagian tumbuhan yang berfungsi untuk menjaga tumbuhan tetap tegak dan menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khusunya matahari) adalah ….” Peneliti mengubah kalimat pertanyaan menjadi “sebagian besar daun berwarna hijau, hal tersebut diakibatkan karena mengandung ….”
Instrumen tes yang telah divalidasi dan dinyatakan valid serta layak digunakan, selanjutnya diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 15 siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Pemilihan kelas pararel IV PL 1 adalah karena masih dalam satu lingkup sekolah. Dengan demikian dapat 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikatakan bahwa karakteristik siswa dari kedua kelas tersebut hampir sama. Uji empiris soal dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 59 yang kemudian dikembangkan menjadi 15 soal isian singkat. Setiap siswa mengerjakan 15 soal isian singkat materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 208. Peneliti melakukan uji empiris dengan tujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan program SPSS (Statistics Package for Social Studies) 22 for Windows. Validitas dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson. Hasil ouput SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 209. Dalam perhitungan, item yang dinyatakan valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Hasil perhitungan validitas dengan SPSS disajikan dalam tabel 4.20.
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Sig. (2-tailed) 0,011 0,233 0,401 0,029 0,614 0,018 0,000 0,096 0,454 0,000 0,001 0,000 0,000 0,028 0,029
Keputusan Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.20, didapatkan 10 soal valid dan 5 soal tidak valid. Kemudian kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas instrumen juga menggunakan program SPSS 22 dengan menghitung nilai koefisiem Alpha. Hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan menggunakan SPSS 22 yang disajikan pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .772 11
Berdasarkan tabel 4.21 yang menyajikan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh hasil perhitungan dengan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,77. Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Dengan demikian, instrumen tes dapat dinyatakan reliabel dan layak untuk digunakan. Instrumen tes yang telah dinyatakan valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti menggunakan 10 soal yang valid dan reliabel dan digunakan sebagai pretest serta posttest. Kisi-kisi instrumen pretest dan posttest disajikan pada tabel 4.22 berikut.
Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest Kompetensi Dasar
Indikator
Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
Menyebutkan bagian luar tumbuhan Menyebutkan fungsi bagian luar tumbuhan Menyebutkan struktur bagian akar tumbuhan
Nomor Item Pretest dan Posttest 4, 7 dan 13 12 6 dan 11
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menyebutkan struktur bagian batang tumbuhan Menyebutkan struktur bagian daun tumbuhan Menyebutkan struktur bagian bunga tumbuhan Menyebutkan struktur bagian biji tumbuhan
1 14 10 15
Setelah instrumen tes divalidasi oleh para ahli, kemudian perlu diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas. Uji keterbacaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan pada instrumen tes. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.23 menyajikan hasil uji keterbacaan intrumen tes. Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
Nomor Item 4 5 6 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 Rerata
7 3 4 4 4 4
8 4 3 3 4 4
9 4 4 4 4 4
10 4 3 3 4 3
Total
Rerata
39 37 37 40 38 38,2
3,9 3,7 3,7 4,0 3,8 3,82
Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh SD setara, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa diperbaiki. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 210. 4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk Kuesioner validasi produk digunakan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang telah dibuat oleh peneliti. Validasi dilakukan oleh ahli dan siswa. Dalam mengembangkan 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuesioner, peneliti mengacu pada kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 57. Kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan. Isi yang terdapat dalam kuesioner validasi produk oleh ahli dan siswa adalah sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan. Penggunaan bahasa dalam kuesioner validasi produk oleh siswa dibuat dengan bahasa yang sederhana agar mempermudah pemahaman siswa dalam mengartikan makna dari setiap pertanyaan yang ada. Seperti dengan instrumen yang lainnya, sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori. Dalam validasi tersebut, ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Tabel 4.24 merupakan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli.
Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Ahli 1 2
1 4 4
2 4 4
3 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
8 3 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
43 44 87
3,91 4 3,96
Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel 4.24, didapatkan rerata skor sebesar 3,96. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor tersebut memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valida dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 215. Validasi produk dilakukan oleh dua ahli dan juga sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Validasi kuesioner validasi produk juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. Tabel 4.25 merupakan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa.
Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Ahli 1 2 Guru
1 4 4 4
2 4 4 4
3 4 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 Rerata
8 4 4 3
9 4 4 3
10 4 4 4
11 4 4 4
Total
Rerata
44 44 41 43
4 4 3,73 3,91
Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.25, didapatkan rerata skor sebesar 3,84. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor yang diperoleh memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 219. Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut lakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai kalimat pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tanggapan. Uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dilakukan pada lima siswa di kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.26 merupakan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 3
2 3 4 3 4 4
3 4 4 3 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 Rerata
8 4 4 4 4 3
9 3 4 3 4 4
10 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 3
Total
Rerata
41 44 40 44 39 41,6
3,73 4 3,64 4 3,55 3,78
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan siswa mengenai produk oleh siswa SD setara pada tabel 4.26, diperoleh rerata skor sebesar 3,78. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut meliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 223. Tabel 4.27 merupakan lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan siswa mengenai produk oleh siswa SD setara. Desain media pembelajaran dan desain album media pembelajaran telah diperoleh oleh peneliti. Peneliti juga telah membuat instrumen kuesioner validasi produk dan tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya atau tahap ketiga.
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan desain media pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan Berdasarkan analisis kebutuhan oleh guru dan siswa, beberapa bahan yang dipilih adalah kayu, kertas, plastik, kain dan karet. Beberapa bahan yanh dimanfaatkan oleh peneliti dalam membuat media pembelajaran adalah kayu, plastik, dan kertas. Bahan tersebut digunakan untuk membuat kotak tumbuhan, replika tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, dan buah), dan kartu tumbuhan. Jenis kayu yang dipilih adalah kayu pinus. Kayu pinus dipilih karena memiliki warna yang cerah, anti rayap dan ringan. Jenis kayu yang dipakai selanjutnya adalah triplek. Kayu triplek dipilih karena kecenderungannya tidak mudah melengkung dan tetap ringan. Bahan lain yang digunakan adalah plastik. Plastik digunakan sebagai daun, bunga, dan buah pada bagian replika tumbuhan. Peneliti memanfaatkan daun, bunga dan buah plastik yang dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko bunga. Plastik dipilih karena memiliki tekstur yang hampir sama dengan bagian tumbuhan yang asli. Selain itu plastik juga anti rayap dan tidak akan bisa membusuk. Bahan yang selanjutnya adalah kertas. Kertas digunakan sebagai bahan pembuatan kartu tumbuhan. Jenis kertas yang dipakai adalah Ivory 260. Jenis kertas tersebut dipilih karena memiliki ketebalan yang sangat tinggi dan tidak mudah rusak.
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran Pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu. Hal tersebut dilakukan karena lengkapnya peralatan yang dimiliki oleh tukang kayau sehingga mendukung dalam pembuatan media pembelajaran yang 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan rancangan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Alamat dari tukang kayu yang diajak bekerjasama adalah di Gedongkiwo, Yogyakarta. Pembuatan media pembelajaran dilakukan selama satu setengah bulan. Pada awalnya peneliti memberikan desain kepada tukang kayu. Diskusi dilakukan oleh peneliti dengan tukang kayu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sesuai yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu juga untuk memastikan beberapa hal yang masih belum pasti dalam pemilihan bahan ataupun bentuk yang akan dibuat sehingga mungkin tukang kayu dapat memberikan masukan agar tetap dapat dibuat sesuai dengan gambaran yang telah dibuat oleh peneliti. Kemudian tukang kayu membuat media pembelajaran sesuai dengan desain yang telah diberikan oleh peneliti. Gambar 4.1 merupakan gambar kotak tumbuhan yang dikembangkan oleh peneliti.
Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan
Langkah pembuatan kotak tumbuhan ini diawali dengan pembuatan papan berbentuk balok dengan berisikan tiga buah laci. Ketiga laci tersebut dapat dilepas dari kotak balok tersebut. Fungsi dari ketiga laci tersebut adalah sebagai tempat 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyimpanan replika tumbuhan monokotil, replika tumbuhan dikotil dan kartu tumbuhan. Pada bagian atas kotak tumbuhan terdapat lubang berbentuk lingkaran dengan diameter 5 cm yang berguna untuk meletakan atau mendirikan replika tumbuhan mangga (dikotil) dan disekitar lubang tersebut terdapat 4 ring magnet kecil yang berfungsi sebagai tempat untuk memasangkan papan berukuran 20 x 15 cm dengan lubang kecil berdiameter 1,5 cm untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan bambu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari kotak tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan replika tumbuhan dan kartu tumbuhan. Kemudian peneliti menambah fungsi kotak tumbuhan tersebut sebagai pot atau wadah untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan agar lebih efektif dalam penggunaannya. Proses selanjutnya yang dilakukan oleh tukang kayu adalah membuat replika tumbuhan mangga (dikotil) dan replika tumbuhan bambu (monokotil). Gambar 4.2 adalah gambar relika tumbuhan mangga dan bambu.
(a)
(b)
Gambar 4.8 Replika tumbuhan mangga (a) dan replika tumbuhan mambu (b)
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Replika tumbuhan ini terbuat dari beberapa bahan, pada replika tumbuhan mangga pada bagian batang dan akar terbuat dari kayu pinus. Bagian daun, bunga dan buah terbuat dari bahan plastik. Pada replika tumbuhan bambu, batang terbuat dari tumbuhan bambu asli jenis bambu Ampel, sedangkan untuk bagian daun terbuat dari bahan plastik. Tahap pembuatan replika tumbuhan adalah memilih kayu dan bambu, memotong kayu dan bambu serta membentuk seperti desain yang telah dibuat, memasang daun, bunga dan buah berbahan plastik. Selanjutnya, tukang kayu melakukan finishing pada replika tumbuhan mangga dan bambu. Selanjutnya peneliti membuat kartu tumbuhan. Kartu tumbuhan dibuat dengan kertas Ivory 260. Langkah pembuatan kartu tumbuhan ini adalah pembuatan desain, pencetakan dan pemotongan. Kartu ini terdiri dari empat kartu yaitu kartu gambar memuat gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama memuat nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi memuat fungsi bagian luar tumbuhan dan kartu pengendali kesalahan atau kartu control of error memuat gambar, nama dan fungsi bagian luar tumbuhan. Berikut adalah gambar kartu tumbuhan.
(a)
(b)
(c)
Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran Pembuatan abum media pembelajaran terdiri dalam beberapa langkah. Langkah
pertama,
peneliti
merumuskan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kemudian peneliti mengambil gambar dari setiap langkah pembelajaran. Dalam album media pembelajaran, peneliti juga menambahkan informasi-infrmasi mengenai media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Publisher 2013 dalam mendesain sampul dan program Microsoft Word 2013 untuk mendesain isi album media pembelajaran. Setelah soft file desain album media pembelajaran selesai, peneliti kemudian mencetak album media pembelajaran. Dalam tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya telah selesai. Media pembelajaran album media pembelajaran yang telah selesai dibuat perlu divalidasi terlebih dahulu sebelum diuji cobakan secara terbatas. Validasi produk dilakukan 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menguji kelayakan produk. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya. 4.1.4 Validasi Produk Validasi Produk dilakukan untuk menilai produk yang dibuat, yaitu berupa media pembelajaran dan album media pembelajaran. Kuesioner yang telah dibuat pada tahap kedua digunakan untuk validasi produk. 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran Validasi media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dilakukan oleh ahli. Ahli yang dipilih oleh peneliti adalah ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori dan guru kelas IV. Tabel 4.27 merupakan hasil validasi media pembelajaran oleh para ahli. Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli Ahli 1 2
1 4 4
2 4 4
3 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
44 44 44
4 4 4
Berdasarkan hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli pada tabel 4.27, diperoleh rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.4 halaman 225. Para ahli tidak memberikan komentar terhadap media pembelajaran. 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada produk berupa album penggunaan media pembelajaran. Validasi produk album media pembelajaran dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.28 merupakan hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli.
Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli Ahli 1 2
1 4 4
2 4 4
3 4 3
Nomor Item 4 5 6 7 4 3 4 4 3 3 4 4 Rerata
8 4 4
9 4 4
10 4 4
Total
Rerata
39 37 38
3,9 3,7 3,8
Berdasarkan tabel 4.28 hasil validasi album penggunaan media pembelajaran oleh ahli, diperoleh rerata skor sebesar 4,00. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategoti sangat baik. Lembar hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman 229. Para ahli tidak memberikan komentar pada lembar validasi produk album media pembelajaran.
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada sepuluh orang siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kesepuluh siswa tersebut dipilih secara acak dan berdasarkan saran dari guru. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 November 2016 pada pukul 11.00-12.50 WIB. Langkah uji coba lapangan terbatas dirancang ke dalam tiga langkah, yaitu langkah pertama pelaksanaan pretest,
kedua bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran
bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori, kemudian langkah ketiga atau terakhir pelaksanaan posttest. Pretest dilakukan diawal untuk
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui kemampuan awal siswa. Bimbingan belajar dilakukan dengan pembelajaran secara berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Posttest pada akhir pertemuan bimbingan belajar berguna untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pelaksanaan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Data yang dianalisis pada tes merupakan data nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest. Soal tes yang digunakan merupakan soal dengan tipe isian singkat yang telah diuji validitasnya dan reliabilitasnya sehingga sudah layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Hasil pengerjaan pretest dapat dilihat pada lampiran 3.6 halaman 213, sedangkan hasil pengerjaan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.7 halaman 214. Pada tabel 4.29 disajikan nilai hasil pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Ind Sat Mij Ama Ely Tia Adi Din Ste Mik Rerata
Nilai Pretest 10 20 70 40 70 60 20 50 40 50 43
Posttest 80 70 100 80 100 100 90 100 70 100 89
Berdasarkan tabel 4.29, diperoleh rerata nilai pretest sebesar 43 dan rerata nilai posttest sebesar 89. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan perbedaan yang 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan, yaitu dengan selisih nilai rerata sebesar 46. Padahal siswa sebelumnya sudah mendapatkan materi tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar IPA pada materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-
nilai
masing siswa disajikan pada grafik 4.1.
Nama siswa
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing Siswa
Selain perbedaan nilai yang diperoleh siswa, peneliti juga membuat grafik perbedaan rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest dan posttest. Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.2.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest 100 90
89
80
Rerata Nilai
70 60 50
40
43
30 20 10
0 Pretest
Posttest
Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest adalah 43, sedangkan pada saat posttest, rerata skor yang diperoleh sebesar 89. Dengan demikian diperoleh kenaikan rerata skor siswa pada saat pretest dan posttest. Selisih rerata skor antara pretest dan posttest adalah sebesar 46. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya dan memiliki kualitas yang baik. 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran Kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah dilaksanakan uji coba lapangan terbatas yang dilakukan oleh sepuluh siswa kelas IV PL 4 dan guru kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru sama dengan kuesioner validasi produk yang digunakan oleh ahli. Pengisian kuesioner tanggapan 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengenai
media
pembelajaran
dilaksanakan
setelah
bimbingan
dengan
menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori selesai dilaksanakan, yaitu pada tanggal 27 November 2016. Tabel 4.30 adalah tanggapan guru mengenai media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli Responden Guru
1 4
2 3
3 4
4 4
Berdasarkan hasil
Nomor Item 5 6 7 4 4 4
8 3
9 3
kuesioner tanggapan
10 4
11 4
Total
Rerata
40
3,64
mengenai
produk
media
pembelajaran oleh guru pada tabel 4.30, diperoleh rerata skor sebesar 3,64. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil kuesioner tanggapan mengenai produk oleh guru dapat dilihat pada lampiran 4.6 halaman 233. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran kepada siswa yang ditunjuk sebagai responden dalam pelaksanaan uji coba lapangan terbatas. Berikut adalah hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh sepuluh siswa disajikan pada tabel 4.31. Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa Siswa Ind Sat Mij Ama Ely Tia Adi Din Ste Mik
1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
Nomor Item 4 5 6 7 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
8 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total
Rerata
44 40 38 44 44 44 44 44 44 44 43
4 3,64 3,45 4 4 4 4 4 4 4 3,91
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa pada tabel 4.31, diperoleh rerata skor sebesar 3,91. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa dapat dilhat pada lampiran 4.7 halaman 235.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori Prosedur pengembangan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya adalah melalui lima tahap penelitian yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini adalah potensi dan masalah. Pada tahap potensi dan masalah ini, peneliti melakukan identifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara serta menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis kebutuhan. Dalam pelaksanaan identifikasi masalah ini, peneliti menemukan masalah kesulitan belajar IPA pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya. Masalah tersebut diperoleh peneliti pada saat melaksanakan observasi pada tanggal 17 September 2016 di kelas IV PL 4. Hal tersebut dibuktikan ketika siswa diminta untuk menjawab pertanyaan, siswa tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar. Hal lain yang mendukung adalah pada saat wawancara dua siswa kelas IV PL 4, mengatakan bahwa mereka dapat terbantu dan antusias dalam memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut didukung oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa sebanyak 100% siswa menyetujui penggunaan media pembelajaran dapat membantu dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Tahap yang kedua yaitu perencanaan, pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran, kuesioner validasi produk, soal tes untuk uji empiris, serta soal pretest dan posttest untuk uji coba lapangan
terbatas
yang
kemudian
validitas
dan
reliabilitasnya.
Media
pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya terdiri dari tiga komponen, yaitu kotak tumbuhan, replika tumbuhan (monokotil dan dikotil), serta kartu tumbuhan. Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran dan album media pembelajaran beerdasarkan desain media pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Peneliti meminta bantuan tukang kayu, karena lengkapnya peralatan yang dimiliki oleh tukang kayu sehingga mendukung pembuatan media pembelajaran sesuai dengan rancangan desain yang telah dibuat peneliti. Selain itu peneliti juga membuat album media pembelajaran yang berisi langkah-langkah penggunaan media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya. Tahap yang keempat yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang sudah dibuat kemudian divalidasi kepada ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru keas IV dengan menggunakan kuesioner validasi produk.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilaian yang diberikan para ahli terhadap produk media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya sangat baik. Hasil validasi produk akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya. Selain itu, beberapa ahli juga memberikan komentar yang positif terhadap media pembelajaran yang dibuat. Para ahli tidak memberikan usulan perbaikan terhadap media pembelajaran, sehingga peneliti tidak melakukan revisi produk. Tahap yang kelima adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan terbatas ini dilaksanakan pada tanggal 29 November 2016 dengan subjek 10 siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Langkah uji coba lapangan terbatas dirancang ke dalam tiga langkah, yaitu yang pertama pelaksanaan pretest, kedua bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori, kemudian langkah yang ketiga atau terakhir adalah pelaksanaan posttest. Pretest dilaksanakan di awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Bimbingan belajar dilaksanakan secara berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Posttest pada akhir pertemuan pembelajaran yang berguna untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pelaksanaan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Hasil pretest dan posttest akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Ciri media pembelajaran tersebut dapat dilihat dengan mengamati bentuk atau tampilan
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembelajaran secara langsung maupun mengamati penggunaan media pembelajaran dalam uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran berupa kotak yang memiliki tiga laci yang menimbulkan kesan rasa ingin tahu siswa terhadap isi dari ketiga laci tersebut dan warna cerah yang dipakai serta cara penggunaan media pembelajaran yang menarik. Ciri bergradasi dapat dilihat dari bentuk dan ukuran batang yang berbeda dari setiap bagian batang. Batang yang berada di bagian bawah atau dekat dengan akar tentu akan memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan batang yang berada jauh dari bagian akar. Media pembelajaran ini juga dapat digunakan pada materi lain misalnya pada materi tumbuhan monokotil dan dikotil. Ciri auto-correction dilihat dari dua hal yaitu replika tumbuhan dan kartu tumbuhan. Pada bagian batang replika tumbuhan dapat digunakan sebagai pengendali kesalahan karena susunan batang dinyatakan benar apabila ukuran batang dari bawah ke atas akan semakin kecil ukurannya. Hal lain yang membantu dalam mengetahui kesalahan adalah setiap bagian batang dapat terpasang secara rapat tanpa adanya celah dan tidak sulit ketika memasang bagian batang tersebut. Pada kartu tumbuhan ciri auto-correction terdapat pada kartu control of error. Kartu ini berfungsi untuk mengetahui, apakah siswa melakukan aktivitas kerja dengan memasangkan kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan dan kartu fungsi bagian tumbuhan dengan tepat atau tidak, sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Ciri auto education ditunjukkan pada kartu control of error. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan kartu control of error, karena dalam
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kartu tersebut terdapat gambar bagian luar tumbuhan, nama bagian luar tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan yang menjadi satu, sehingga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu dilihat melalui uji coba lapangan terbatas, peneliti mengamati bahwa media pembelajaran ini dapat digunakan siswa secara berkelompok dengan saling menjelaskan bagian luar tumbuhan dan fungsinya secara bergantian setelah peneliti menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran. Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemui di lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan adalah kayu pinus, triplek, plastik, dan kertas. Media pembelajaran ini dapat dibuat secara mandiri. Meskipun demikian, peneliti meminta bantuan dari tukang kayu dalam pemotongan dan pembentukan kotak tumbuhan dan replika tumbuhan agar memperoleh bentukan yang rapi.
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori Kualitas media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dilihat berdasarkan validasi produk yang dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV. Berikut ini merupakan penilaian media pembelajaran berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang diberikan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV yang dapat dilihat pada tabel 4.32.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori No 1 2 3 4
Penilai Ahli 1 Ahli 2 Guru Kelas IV Siswa Kelas IV Rerata
Rerata Skor 4 4 3,64 3,91 3,89
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel 4.32 di atas, dapat diketahui bahwa ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan siswa kelas IV memberikan penilaian yang sangat baik terhadap produk media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik. Hasil uji coba lapangan terbatas ini selaras dengan hasil penelitian terdahulu yaitu pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki kualitas yang sangat baik. Kualitas media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya juga dapat dilihat melalui data pendukung kuantitatif atau analisis data tambahan yaitu dari hasil selisih nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas. Hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai yang diperoleh setiap siswa pada saat pretest dan posttest. Tabel 4.33 menunjukkan selisih nilai yang diperoleh siswa dari pretest dan posttest. Tabel 4.33 Selisih nilai dari pretest dan posttest No
Nama
1 2 3 4 5 6
Ind Sat Mij Ama Ely Tia
Nilai Pretest 10 20 70 40 70 60
Posttest 80 70 100 80 100 100
Selisih nilai 70 50 30 40 30 40
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 8 9 10
Adi Din Ste Mik Rerata
20 50 40 50 43
90 100 70 100 89
70 50 30 50 46
Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest. Pada pretest diperoleh rerata nilai sebesar 43 dan rerata skor sebesar 89 pada saat posttest. Dengan demikian diperoleh selisih rerata skor antara pretest dan posttest sebesar 46. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA serta memiliki kualitas yang sangat baik, terlihat dari peningkatan nilai posttest, setelah penggunaan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab 5 menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1
Prosedur pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya sesuai dengan ciriciri spesifik yang ditetapkan adalah melalui lima tahap yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Peneliti juga mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan lima karakteristik media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual.
5.1.2
Kualitas media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya adalah sangat baik. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki ciri yaitu auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi dan kontekstual. Kualitas ciri media pembelajaran diketahui melalui validasi produk. Rerata skor yang diperoleh dalam validasi produk oleh ahli IPA, ahli Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV adalah 3,89. Uji coba lapangan terbatas media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi yaitu sebesar 89 dibandingkan dengan nilai prestest yaitu sebesar 43. Selisih rerata posttest dan pretest adalah 46. Dengan demikian, media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam mempelajari materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 5.2.1
Penelitian ini hanya sampai pada tahap uji coba lapangan terbatas, belum sampai pada tahap uji coba pada sampel yang lebih luas, dikarenakan keterbatasan dana dan waktu.
5.2.2
Pembuatan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lama sehingga berdampak
pula pada pelaksanaan uji coba lapangan terbatas yang
mundur dari target yang telah ditetapkan. 5.2.3
Pada bagian replika tumbuhan mangga (dikotil), bahan yang dipilih kurang menyerupai tumbuhan aslinya.
5.2.4
Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan sedikit terburu-buru, dikarenakan komunikasi yang terjalin antara peneliti dan pihak sekolah kurang intensif.
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.3 Saran Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut. 5.3.1
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji kualitas media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya pada sampel yang lebih luas.
5.3.2
Pertimbangkan waktu sebaik mungkin dan
komunikasikan dengan
tukang kayu yang membantu dalam proses pembuatan media pembelajaran agar dapat selesai dengan tepat waktu. 5.3.3
Gunakan bahan replika tumbuhan mangga (dikotil) yang lebih menyerupai dengan bentuk aslinya.
5.3.4
Pertimbangkan waktu penelitian dengan baik dan komunikasikan dengan pihak sekolah untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar diperoleh waktu yang sesuai dan tidak tergesa-gesa.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan aplikasi riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran: Prinsip, teknik, dan prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Standar isi dan standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational research: An instroduction (4ed). New York & London: Longman. Bradley, M. (2013). Guide to the early years foundation stage in Montessori settings. London: Montessori School Association esmita 2010. Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Cresswell, W. (2012). Reserch design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An introduction. Boston: Pearson. Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori:Panduan wajib untuk guru dan orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hardiyanti, B. T. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Iskandar, S.M. (2001) Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lillard P.P., & Jessen, L.L. (2003). Montessori from the start: the child at home from birth to age three. New York: Schocken Books. Lillard, A. S. (2005). Montessori: The science behind the genius. New York: Oxford University Press. Magini, A. P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius. Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Noi, Hadrianus. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi anak. Jakarta: PT Indeks. Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik terpadu implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada Media Grup. Purwanto. (2007). Instrumen penelitian sosial dan pendidikan pengembangan dan pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Grup. Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Grup. Sudijono, A. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: Teori dan konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Trianto. (2010). Pengatar penelitian pendidikan bagi pengemabangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Grup. Wahyono, B. dan Setyo Nurachmandani. (2008). Ilmu pengetahuan alam 4 untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, S. E. (2009). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Widyaningrum, E. F. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Yusuf, S., & Sugandhi, N. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA PEDOMAN OBSERVASI
Hari, tanggal Kelas Guru pengampu
: Sabtu, 17 September 2016 : IV PL 4 : Agnes Era Rosita
Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang disediakan (ya/tidak) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! No Objek yang Diamati 1. Ada alat peraga yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA. 2. Alat peraga layak untuk digunakan dalam pembelajaran. 3. Guru menggunakan alat peraga untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA. 4. Guru menguasai cara menggunakan alat peraga. 5. Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga IPA kepada siswa. 6. Siswa dapat menggunakan alat peraga secara mandiri. 7. Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas. 8. Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.
Ya
√ √
Tidak √
Catatan -
√
Tidak terdapat media pembelajaran.
√
Tidak menggunakan media pembelajaran.
√
-
√
-
√
Siswa tidak memberikan timbak balik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Yogyakarta, 17 September 2016 Observer
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
Peneliti
: Selamat pagi Ibu?
Kepala sekolah
: Pagi,
Peneliti
: Begini Bu, saya minta waktunya sebentar untuk wawancara tentang beberapa hal berkaitan dengan informasi tentang sekolah, ketersediaan media pembelajaran di sekolah, penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA, dan penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran.
Kepala Sekolah
: Oiya,
Peneliti
: Yang pertama Bu, berkaitan dengan informasi sekolah. Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun terakhir dalam bidang akademik?
Kepala Sekolah
: Dalam bidang akademik prestasi yang diraih adalah juara II Olimpiade Matematika 2016 yang diselenggarakan oleh ION’S Yogyakarta.
Peneliti
: Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun terakhir dalam bidang nonakademik?
Kepala Sekolah
: kalau dalam bidang non akademik prestasi yang diraih adalah juara I lomba basket putrid an juara III untuk basket tim putra dalam PL Cup yang diselenggarakan oleh SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta. Juara I, II, dan III dalam lomba mengarang tentang Cinta Rupiah (kegiatan Pramuka) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Peneliti
: Bagaimana hasil nilai UN yang diraih oleh siswa selama lima tahun terakhir ini khususnya dalam mata pelajaran IPA?
Kepala Sekolah
: Hasil UN sendiri dua tahun terakhir sangat bagus, lebih bagus di dua tahun yang lalu ya mas. Bahkan ada yang, mendapatkan nilai sempurna yaitu 100, namun pada tahun kemarin siswa mendapatkan nilai kurang dari 100. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90.
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika dibandingkan dengan mata pelajaran lain?
Kepala Sekolah
: lebih rendah
Peneliti
: Kemudian, berkaitan dengan ketersediaan media pembelajaran IPA. Apa saja yang sudah tersedia di sekolah?
Kepala Sekolah
: Di SD Pangudi Luhur Yogyakarta terdapat media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, Matematika, PKN, dan Bahasa Indonesia. Sekolah memiliki ruangan tersendiri untuk menempatkan media pembelajaran yaitu ruang Laboratorium media pembelajaran. Namun, media pembelajaran pada setiap mata pelajaran belum tersedia lengkap untuk setiap sub materinya.
Peneliti
: Apakah alat peraga yang sudah ada disimpan dan dirawat dengan baik?
Kepala Sekolah
: Media pembelajaran tersebut sudah disimpan dengan baik. Ada pula guru yang sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab dalam merawat media pembelajaran yang ada.
Peneliti
: Bagus ya Bu. Dalam memperoleh media pembelajaran yang sudah ada tadi, sekolah memperoleh dari mana ya Bu? Apakah dari hibah atau guru sendiri yang membuatnya?
Kepala Sekolah
: Sekolah mendapatkan media pembelajaran dari hibah dan membuat sendiri. Dalam membuat media pembelajaran siswa mengetahui prosedur pembuatan dengan baik sehingga kesalahan yang mereka alami dapat membentuk pemahaman mereka sendiri.
Peneliti
: Jika guru pernah membuat alat peraga, contoh alat peraga apa saja yang pernah dibuat oleh guru?
Kepala Sekolah
: Hal ini pernah dilakukan oleh siswa kelas VI, mereka belajar membuat media tentang rangkaian listrik secara berkelompok dengan pengawasan guru.
Peneliti
: Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan alat peraga?
Kepala Sekolah
: banyak ya mas dan saling berkaitan. Seperti tingkat kebutuhan terhadap media yang akan diadakan tersebut. Jadi dikaji secara mendalam apakah sekolah benar-benar membutuhkan atau belum. Kemudian setelah itu diklopkan dengan keadaan keuangan sekolah untuk alokasi dana dalam pengadaan barang, begitu lah secara garis besarnya. 149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini?
Kepala Sekolah
: Pembelajaran pembelajaran.
Peneliti
: Bagaimana penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA?
Kepala Sekolah
: yang saya lihat, guru terkadang tidak menggunakan media pembelajaran pada materi yang seharusnya dapat memanfaatkan media pembelajaran sebagai media yang dapat membantu atau mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Peneliti
: Dalam penggunaan alat peraga, berapakah jumlah siswa untuk satu alat peraga?
Kepala Sekolah
: Penggunaan media pembelajaran yang saya lihat kurang maksimal, karena jumlah media pembelajaran terbatas, satu media pembelajaran digunakan untuk seluruh siswa secara bersama-sama.
Peneliti
: Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA?
Kepala Sekolah
: Baik ya mas responnya. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik siswa dibandingkan dengan tidak menggunakan media.
Peneliti
: Apakah sebelumnya pernah ada penelitian yang dilakukan berkaitan dengan alat peraga?
Kepala Sekolah
: kalau yang saya tahu, belum pernah ada ya sepertinya mas.
Peneliti
: ya mungkin begitu saja Bu, terima kasih atas waktunya dan jawaban yang sudah diberikan.
Kepala Sekolah
: Sama-sama. Saya senang dapat membantu, ini juga sebisanya saya.
IPA
jarang
menggunakan
media
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti
: wawancara beberapa poin atau topik, pertanyaan yang pertama itu tentang ketersediaan media pembelajaran atau alat peraga di sekolah.
Guru
: ya kalau di kelas itu tidak ada, tetapi untuk di ruang lab itu ada namanya alat peraga namanya kit mas.
Peneliti
: kit atau skip ya bu,
Guru
: Kit ada, skip juga ada mas. Jadi setiap PL punya media sendirisendiri, PL 1 ada, PL 2 ada, PL 3, dan juga PL 4. Ada dalam beberapa lemari dan terdapat beberapa alat peraga.
Peneliti
: em, untuk media pembelajaran yang sudah di sana itu apa saja bu?
Guru
: hm, itu percobaan mengenai sifat air. Oh untuk kelas empat ya mas ya.
Peneliti
: iya bu
Guru
: yang lain ya ada struktur rangka, kemudian percobaan mengenai, em apa, percobaan mengenai berbagai macam sumber daya alam. Kemudian untuk misalnya rantai makanan, struktur tumbuhan belum disediakan. Kalau untuk kelas lain banyak. Misalnya seperti percobaan tentang gerhana matahari.
Peneliti
: oiya, tentang posisi itu ya bu
Guru
: Iya, itu salah satu yang menarik, ya banyak. Itu ya sepengetahuan saya, karena itu yang saya pakai selama mengajar di kelas IV
Peneliti
: terus, apakah Bu Agnes pernah membuat sendiri alat peraga yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran IPA di kelas?
Guru
: Kalau untuk membuat sendiri itu pernah, dulu pernah buat pakai kertas manila. 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: dibuat menjadi seperti apa Bu?
Guru
: ya dibuat seperti mind mapping itu. Ya itu waktu sebelum ada LCD. Saya menggunakan teknik mind mapping.
Peneliti
: Terus, untuk jumlah penggunaan media pembelajaran di kelas itu berapa? Untuk satu media
Guru
: untuk biasanya itu 5 sampai 6 siswa.
Peneliti
: oiya, biar lebih intesif ya Bu? Kalau banyak kan nanti malah jadi ramai sendiri.
Guru
: Iya,
Peneliti
: kemudian untuk media yang Bu Agnes gunakan selama ini apa saja ya Bu?
Guru
: ya itu tadi, torso, benda cair, dan sebagainya.
Peneliti
: kalau menurut Ibu, belajar menggunakan media pembelajaran dibandingkan dengan hanya penjelasan atau ceramah itu lebih menarik mana?
Guru
: menggunakan media mas, anak-anak akan lebih tertarik, dan rasa ingin tahunya pun semakin tinggi dan lebih menarik. Anak-anak juga menjadi makin fokus mas. Em, ya kayak ada rasa penasarannya begitu.
Peneliti
: Oiya, untuk responnya ketika menggunakan alat peraga itu bagaimana bu respon siswa?
Guru
: respon anak dapat mengikuti dengan baik, seringkali itu anak aktif bertanya.
Peneliti
: Oiya? Jika dibandingkan dengan teknik ceramah itu Bu?
Guru
: lebih banyak yang ketika menggunakan alat peraga mas. Ya kalau ceramah kan hanya mendengarkan saja.
Peneliti
: Iya Bu, kalau menggunakan media kan komunikasi yang terjadi itu dua arah.
Guru
: Iya-iya, betul! 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Untuk keaktifan dan kemandirian siswa dalam menggunakan media pembelajaran itu bagaimana bu?
Guru
: anak banyak yang aktif, sampai-sampai saya bingung karena banyak anak yang tunjuk jari untuk bertanya atau sekedar mengutarakan pendapat.
Peneliti
: kalau kemandiriannya sendiri?
Guru
: mereka aktif mencoba media pembelajaran, jadi tingkat kemandiriannya tinggi karena mereka merasa tertarik, terus ada rasa untuk mencoba. Entah itu sendiri atau berkelompok. Yang penting mereka ada kemandiriannya.
Peneliti
: terus, apakah siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri dan menemukan jawaban yang benar dengan menggunakan media pembelajaran?
Guru
: Iya, mereka kan biasanya mencoba kan ya mas, dan waktu mencoba kan kadang berhasil dan tidak. Dan kalau tidak berhasil kan ada salah-salah ya. Nah, dari kesalahan tersebut siswa mencari jawaban yang benar. Terkadang kan anak juga bertanya, “Bu ini gimana?” oh, kurang tepat. Kemudian mereka mencari apa yang kurang dari mereka. Dan setelah tahu mereka akan memperbaikinya.
Peneliti
: Kalau kesulitan penyampaian materi pembelajaran, Bu Agnes kesulitan dalam menyampaikan materi apa?
Guru
: ya kadang-kadang dalam menyampaikan materi ada kesulitan ya mas, hahaha. Ketika saya ingin menerangkan ini, saya lihat di lab, ternyata tidak ada karena tidak lengkap ya mas. Kemudian, kesulitannya ya ketika anak-anak diterangkan ada yang belum dong. Ya kan setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda ya mas ada yang diam saja. Yang diam saja itu malah membuat bingung “iki bocah dong po ora?” kok ming meneng wae. Nah, ketika diberi soal evaluasi, eh nilainya kurang. Itu yang membuat saya sulit dalam memahami ketika menerangkan kepada anak. 159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Materi apa yang sulit dalam penyampaiannya?
Guru
: itu, semester dua, kita kan praktik tentang terjadinya siang dan malam. Mungkin kan ada anak yang sulit dalam memahami ketika praktik dengan media. Itu kesulitan yang saya alami ketika tahun kemarin.
Peneliti
: kalau yang semester satu Bu?
Guru
: Kita juga sulit, bukan sulit dari penyampainya ya mas. Kita sudah menyampaikan namun ada beberapa siswa yang kurang ya mas. Ya kelas saya sekarang ini banyak yang kurang.
Peneliti
:Kemudian keaktifan dan hasil belajar siswa selama ini bagaimana bu?
Guru
: Sebagian besar siswa banyak yang aktif ya mas. Hasil belajarnya banyak anak yang mendapatkan nilai lebih dari KKM, namun beberapa anak ada yang kurang dari KKM, sekitar 10 sampai 11 anak.
Peneliti
: Tadi kan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang Bu. Nah, faktor apa saja yang mempengaruhi ya Bu?
Guru
: banyak ya mas, latar belakang tingkat penangkapan siswa dalam memahami materi.
Peneliti
: terus usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?
Guru
: Usaha-usaha yang saya lakukan ya dengan mendampingi dan memanggili anak-anak yang kurang tadi. Saya bimbing secara pribadi, saya letakkan di depan. Biar saya bisa lebih mendampingi mereka. Ketika mengerjakan, saya kan biasanya keliling. Saya dampingi, nah kalau masih salah, saya minta untuk “ayo periksa kembali pekerjaanmu!”. Cek lagi! Dibaca lagi, jadi memancing siswa untuk mengeceknya lagi, membaca. Benar atau belum jawaban yang ditulis. Dan kalau yang sudah benar ya sudah benar saya bilang bagus, dilanjutkan lagi. Jangan dipancing lagi, nanti kalau jawabannya benar malah bisa jadi salah lagi, nanti siswa malah bingung soalnya.
Peneliti
: Iya Bu. Nah, untuk selanjutnya. Menurut Ibu, bagaimana keberhasilan dalam mengatasi kesulitan yang dialami siswa dengan cara pendampingan tadi?
Guru
: dengan cara pendampingan dan saya juga memberikan soal-soal latihan. Jadi mereka belajar terus menerus. Dan kalau ulangan, beberapa anak juga mengalami problem. Nah, jika belum tuntas, 160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kita coba adakan remidi atau perbaikan sehingga anak-anak yang mendapatkan nilai tuntas dan paham akan materi yang ada. Peneliti
: Ya, mungkin begitu saja Bu.
Guru
: Ijih mas.
Peneliti
: Terima kasih atas waktunya Bu.
Guru
: Oiya, sama-sama. Maaf juga saya hanya bisa seperti ini.
Peneliti
: Iya Bu, tidak apa-apa. Ini sudah lebih dari cukup. hehe
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA
Peneliti
: oke, dimulai dari yang pertama ya. Menurut kalian pembelajaran IPA yang selama ini terjadi, yang dilaksanakan oleh bu guru ketika mengajar di kelas itu seperti apa?
Siswa 1
: ya seperti itu, hehe
Peneliti
: dalam pembelajaran pernah pakai media pembelajaran tidak?
Siswa 2
: pernah,
Peneliti
: kira-kira apa yang pernah dipakai?
Siswa 2
: torso, struktur tulang manusia
Peneliti
: terus apa lagi? Oiya, selama menjelaskan materi juga selalu menggunakan torso itu?
Siswa 1
: iya,
Peneliti
: kalau selain itu, ada lagi? Pernah menggunakan gambar?
Siswa 1
: pernah, gambar hewan
Peneliti
: menurut kamu pelajaran IPA selama ini seperti apa?
Siswa 2
: harus membayangkan sesuatu
Peneliti
: kalau menggunakan media pembelajaran ketika belajar menyenangkan atau tidak?
Siswa 1
: iya,
Peneliti
: kenapa? Apa alasannya?
Siswa 1
: bisa dipegang langsung, bisa main
Peneliti
: kalau kamu?
Siswa 2
: mirip aslinya
Peneliti
: selama ini bu guru sering atau tidak menggunakan media pembelajaran?
Siswa 1
: jarang, 166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: menurut kalian lebih menyenangkan belajar menggunakan media pembelajaran atau dijelaskan dengan berbicara saja?
Siswa 2
: menggunakan media, ada hal yang terlihat nyata
Peneliti
: iya, dengan media kita bisa mengetahui bentuk aslinya seperti apa. Selama ini materi IPA yang sulit itu apa?
Siswa 2
: materi struktur tumbuhan
Peneliti
: mengapa sulit?
Siswa 2
: materinya banyak, hehehe jadi bikin bingung.
Peneliti
: nah, kalau nanti dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran kalian tertarik ya?
Siswa 1
: Iya, lebih tertarik karena bisa melihat langsung bendanya seperti apa.
Peneliti
: ya mungkin begitu saja, terima kasih ya.
Siswa 1 & 2
: Iya, sama-sama.
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes Correlation Skor Total a1
a2
a3
a4
a5
a6
a7
a8
a9
a10
a11
a12
a13
a14
a15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skor Total 1 15 .632* .011 15 .328 .233 15 .234 .401 15 .561* .029 15 .142 .614 15 .601* .018 15 .793** .000 15 .446 .096 15 .209 .454 15 .793** .000 15 .760** .001 15 .793** .000 15 .831** .000 15 .566* .028 15 .561* .029 15
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Validitas Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Guru
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Album Penggunaan Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya
ALBUM PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
Disusun oleh: Yohanes Sigit Tri Wahyudi PGSD USD-131134036 2017
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Pengantar Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kelimpahan berkat rahmat-Nya, saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan album penggunaan media pembelajaran replika tumbuhan dan kartu tumbuhan. Ketepatan waktu tersebut memang saya sadari bukan berasal dari saya sendiri. Pembuatan laporan program pengalaman lingkungan ini disusun guna melengkapi tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Struktur Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori. Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sekiranya membantu kami dalam menyelesaikan album ini, yaitu: 1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama pembuatan alat beserta album. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. yang telah membantu selama pendampingi sejak analisis kebutuhan dan penyempurnaan media pembelajaran dan album ini. 5. Keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia bekerjasama sebagai tempat uji terbatas dan sebagai SD setara. 6. Bapak Muhibat’s crew yang telah bersedia untuk bekerjasama selama pembuatan media pembelajaran. 7. Teman-teman bimbingan skripsi Montessori Dalam kegiatan pembuatan media pembelajaran dan album ini ada beberapa kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan menyelesaikannya tepat waktu. Akhirnya, semoga album ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam hal isi maupun inspirasi untuk lebih baik lagi. Penulis meminta maaf apabila dalam penyajian laporan ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi, dan sebagainya, dan penulis meminta kritik dan saran agar laporan yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.
Yogyakarta, 31 Desember 2016 Penulis
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya terdiri dari empat bagian, yaitu kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu (monokotil), replika tumbuhan mangga (dikotil) dan kartu tumbuhan. Kotak tumbuhan merupakan sebuah kotak yang berbentuk balok yang digunakan sebagai tempat untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan mangga dan bambu. Selain itu kotak tumbuhan terdiri dari tiga laci yang berguna sebagai tempat penyimpanan replika tumbuhan dan kartu tumbuhan. Bagian lain dari media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya adalah replika tumbuhan
bambu
mangga.
Replika
dan
replika
tumbuhan
tumbuhan ini
dapat
dibongkar pasang per bagian tumbuhan. Kemudian
bagian
selanjutnya
dari
media
pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya adalah kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error. Setiap kartu gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan warna bingkai. Bingkai warna berfungsi untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar bagian luar tumbuhan, bingkai warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, bingkai warna merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan bingkai warna biru, kuning, serta merah untuk control of error. Kartu control of error digunakan untuk mengecek benar atau tidaknya pasangan antara kartu gambar, kartu nama, dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang telah dipasangkan oleh siswa.
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Album Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya
A. Materi Pembelajaran : Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya A.1 Submateri Tujuan langsung Tujuan tidak langsung Syarat Usia Media Pembelajaran
Pengendali kesalahan
: Akar, Batang, Daun, Bunga, dan Buah. Mengenalkan bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Membentuk konsep bagian tumbuhan dan fungsinya. Siswa mampu mengenal bagian tumbuhan. 10 tahun (kelas IV SD) 1. Kotak Tumbuhan 2. Replika Tumbuhan 3. Kartu Tumbuhan Kartu pengendali kesalahan (control of error)
Persiapan Pertama 1. Direktris mengajak siswa untuk belajar dengan berkata” Hari ini kita akan mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Mari bekerja dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya bersama bapak” 2. Direktis mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dari tempat penyimpanan dengan berkata “Mari bantu bapak membawa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya”. 3. Direktris mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya. 4. Siswa mengambil media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dari tempat penyimpanan.
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Siswa meletakkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya di atas meja/ karpet.
6. Direktis mengarahkan siswa yang duduk disamping kirinya. 7. Direktris membuka kotak tumbuhan dengan mengeluarkan 3 laci yang ada.
Latihan Pertama 8. Direktris mengenalkan bagian kotak tumbuhan kepada siswa dengan berkata “Bagian ini adalah lubang untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan Mangga” sambil menunjuk lubang.
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Direktris mengenalkan empat titik magnet yang berada di sekitar lubang untuk mendirikan replika tumbuhan mangga kepada siswa dengan berkata “Bagian ini adalah titik magnet yang berguna untuk memasang papan dengan lubang ditengah untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan bambu”.
10. Direktris mengenalkan replika tumbuhan Bambu (monokotil) kepada siswa dengan berkata “Bagian laci pertama berisikan rangkaian tumbuhan bambu” sambil menunjuk bagian laci pertama.
11. Direktris mengenalkan replika tumbuhan Mangga (dikotil) kepada siswa dengan berkata “Bagian laci kedua berisikan rangkaian tumbuhan Mangga”sambil menunjuk bagian laci kedua.
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Direktris mengenalkan kartu tumbuhan berupa empat jenis kartu yaitu kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan kartu control of error kepada siswa dengan berkata “Bagian laci ketiga berisikan kartu tumbuhan berupa empat jenis kartu yaitu kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan kartu control of error”sambil menunjuk bagian laci ketiga.
13. Direktris bertanya kepada siswa “Mana kotak tumbuhan?” 14. Direktris bertanya kepada siswa “Mana replika tumbuhan Bambu?” 15. Direktris bertanya kepada siswa “Mana replika tumbuhan Mangga?” 16. Direktris bertanya kepada siswa “Mana kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi, dan kartu control of error?”
Latihan Kedua 17. Direktris
mengenalkan
bagian-bagian
tumbuhan
Bambu
sambil
menunjukkan bagian tumbuhan dan berkata, misalnya “Ini bagian akar”.
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18. Direktris bertanya kepada siswa tentang bagian-bagian tumbuhan, misalnya “Mana bagian akar? 19. Direktris menunjukkan masing-masing bagian luar tumbuhan sambil menjelaskan nama dan fungsi dari bagian luar tumbuhan. Misalnya dengan berkata, “Ini bagian akar, memiliki fungsi yaitu menyerap air dan zat hara, menunjang berdirinya tumbuhan, alat pernapasan serta sebagai penyimpan cadangan makanan”. 20. Direktris mulai menyusun bagian-bagian tumbuhan bambu di kotak tumbuhan sehingga menjadi sebuah replika tumbuhan bambu.
Latihan Ketiga 21. Direktris melepaskan papan kecil yang terdapat di atas kotak tumbuhan. 22. Direktris mengenalkan bagian-bagian tumbuhan Mangga sambil menunjukkan bagian tumbuhan dan berkata, misalnya “Ini bagian batang”.
23. Direktris bertanya kepada siswa tentang bagian-bagian tumbuhan, misalnya “Mana bagian batang?
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. Direktris menunjukkan masing-masing bagian luar tumbuhan sambil menjelaskan nama dan fungsi dari bagian luar tumbuhan. Misalnya dengan berkata, “Ini bagian batang, memiliki fungsi yaitu pengangkut air dan mineral dari akar ke daun, penyimpan cadangan makanan serta sebagai alat perkembangbiakan vegetatif”. 25. Direktris mulai menyusun bagian-bagian tumbuhan Mangga di kotak tumbuhan sehingga menjadi sebuah replika tumbuhan Mangga.
Persiapan Kedua 26. Direktris mengeluarkan kartu dari laci penyimpanan dan meletakkannya di atas karpet/meja. 27. Direktris
mengambil
kartu
gambar
bagian
luar
tumbuhan
dan
menunjukkan kartu tersebut kepada siswa dan berkata, “Ini adalah kartu gambar bagian tumbuhan”
28. Direktris mengambil satu kartu gambar bagian luar tumbuhan, misalkan diperoleh kartu gambar bagian akar tumbuhan. 29. Direktris bertanya kepada siswa “Ini gambar bagian tumbuhan apa?” 246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30. Direktris meletakkan kartu gambar bagian akar tumbuhan di atas karpet/meja.
31. Direktris mengambil kartu nama bagian luar tumbuhan.
32. Direktris meminta bantuan siswa untuk mencari kartu nama bagian luar tambahan yang sesuai dengan kartu gambar bagian akar dengan berkata “Mana kartu nama bagian luar tumbuhan yang sesuai dengan kartu gambar bagian akar tumbuhan?” 33. Direktris mengambil kartu fungsi bagian luar tumbuhan.
34. Direktris meminta bantuan siswa untuk mencari kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang sesuai dengan kartu gambar dan nama bagian akar 247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tumbuhan dan berkata, “Mana kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang sesuai dengan kartu gambar dan nama bagian akar tumbuhan?” Catatan: Kartu fungsi dari setiap bagian luar tumbuhan bisa lebih dari satu.
35. Direktris mengambil kartu pengendali kesalahan atau control of error untuk mengetahui apakah kartu gambar, nama dan fungsi bagian luar tumbuhan sudah dipasangkan dengan benar atau tidaknya.
Penutup 36. Direktris memberikan kesimpulan “Hari ini, kita telah belajar mengenai struktur bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya”. 37. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan berkata, “Mari bantu bapak mengembalikan
media
pembelajaran
bagian
luar
tumbuhan
dan
fungsinya!”.
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38. Siswa mengembalikan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya ke tempat penyimpanan. 39. Siswa membereskan tempat kerja. Catatan: Paparan langkah-langkah kegiatan belajar di atas membahas megenai struktur bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya
GAMBAR PRODUK MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
Gambar 7.1 Kotak Tumbuhan
(a)
(b)
Gambar 7.2 Replika Tumbuhan Bambu (a) dan Replika Tumbuhan Mangga (b) 250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 7.3 Laci Penyimpanan Kartu Tumbuhan
Gambar 7.4 Kartu Gambar Bagian Luar Tumbuhan
251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 7.5 Kartu Nama Bagian Luar Tumbuhan
Gambar 7.6 Kartu Fungsi Bagian Luar Tumbuhan
252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 7.8 Kartu Control of Error
253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Dokumentasi
Pelaksanaan pretest
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
Siswa menggunakan media pembelajaran
Siswa menggunakan kartu tumbuhan
Pelaksanaan Posttest
Foto Siswa
254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Curriculum Vitae CURRICULUM VITAE Yohanes Sigit Tri Wahyudi merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara yang lahir di Kulon Progo, 10 Juni 1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Pangudi Luhur III Boro dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Pangudi Luhur I Kalibawang dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti. 1. Anggota Divisi Keamanan Parade Gamelan Anak 2013. 2. Koordinator Divisi Perlengkapan Parade Gamelan Anak 2014. 3. Bendahara Pelepasan Wisuda PGSD periode Oktober 2014 4. Ketua Pelepasan Wisuda PGSD periode April 2015. 5. Ketua Bidang Umum Parade Gamelan Anak 2015. 6. Sekretaris Seminar ”Reinventing Childhood Education” 2015. 7. Asisten
Instruktur
Program
Mahir
Dasar
Pramuka
yang
diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 8. Ketua Panitia Khursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) PGSD 2016. 255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Ketua HMPS PGSD periode 2015-2016. 10. Sekretaris Festival Teater Mahasiswa PGSD Angkatan 2013. 11. Juara II Lomba Akustik Malam Kreativitas PGSD 2016. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori”.
256