PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Assa Prima Sekarini NIM: 131134082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Assa Prima Sekarini NIM: 131134082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Allah SWT, karena atas izin dan karunia-Nya, skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Bapak dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberikan semangat. Dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan motivasi. Kakak-kakak saya tersayang yang selalu menyemangati dan membantu. Para sahabat tercinta yang selalu memberikan dukungan dan keceriaan. Almamater kebanggaan Universitas Sanata Dharma. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“If I try my best and fail, well, I’ve tried my best” -Steve Jobs“Man Jadda Wa Jada” Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI BENTUK LUAR TUBUH HEWAN DAN TUMBUHAN SERTA FUNGSINYA. Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma 2017
Latar belakang penelitian ini adalah kesulitan guru dan siswa dalam menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik dan kurangnya penggunaan LKS dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya, dan (2) mengetahui kualitas LKS IPA yang dikembangkan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan menurut Dick & Carey (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan meliputi analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif, 2) hasil validasi oleh ahli IPA produk LKS memperoleh rerata skor 2,85 dengan kategori baik dan guru kelas IV SD memperoleh rerata skor 3,72 dengan kategori sangat baik. Hasil validasi tersebut berpedoman pada empat aspek yaitu konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan perolehan persentase peningkatan nilai sebesar 38,07%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah Dasar dengan revisi sesuai saran. Kata kunci: LKS, IPA, pendekatan saintifik
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT DEVELOPMENT OF SCIENCE STUDENTS WORKSHEET BASED ON SCIENTIFIC APPROACH TO FOURTH GRADE MATERIAL OUTER BODY SHAPE AND FUNCTIONS OF ANIMAL AND PLANT Assa Prima Sekarini Universitas Sanata Dharma 2017
Research background is student and teacher difficulty on applying scientific approach steps and the lack of using worksheet on studying. This research aims for (1) developing of using worksheet of outter body shape and its function of animal and plant based on scientific approach, and (2) knowing the developed science worksheet quality. The sample for this research is fourth student of SD Negeri Perumnas Condongcatur batch of 2016/2017. Type of the research is Research and Development (R&D). The model that used for the research is development model according to Dick & Carey (2013). The research findings show that 1) science worksheet development based on scientific approach developed based on the modified development model of Dick & Carey, is divided into eight steps which are: needs analysis, formulating certain objectives, developing instruments, developing strategy, developing the content of worksheet, formatif evaluatition, revision, and summative evaluation, 2) the result validated by the experts of science, the worksheet product obtains the average score of 28.5, which is categorized as good while the teacher of the forth grade of Elementary School obtains obtains the average score of 3.72, which is categorized as very good. The validated result is based on the four aspects namely content, appearance, language, usage, and presentation. The limitted field test shows that the score acquired by the students during the post-test is 38,07% higher than the pretest. Therefore, it can be concluded that the science worksheet developed based on scientific approach is appropriate to be used for the test in the learning activity of the Forth grade of Elementary School with the recommended revision. Keywords: Students worksheet, Sains, scientific approach
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan limpahan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapakan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ditujukkan kepada: 1. Rohandi, Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Christiyanti Aprinastuti, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita K., S.S., M.Pd., sebagai Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma. 4. G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., sebagai dosen pembimbing I, yang sudah membimbing dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing II, yang selalu membimbing dan memberikan arahan serta masukan bagi peneliti dalam penyusunan skripsi ini. 6. Albertus Hariwangsa Panuluh, M.Sc. dan Sartinah, S.Pd. yang sudah membantu dalam proses validasi produk LKS. 7. Bapak dan Ibu guru yang sudah membantu peneliti dalam validasi instrumen. 8. Mukija, S.Pd.SD., sebagai kepala SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian. 9. Cahyo Arif Nugroho, S.Pd., sebagai wali kelas IV C SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah membantu dan memberikan ijin dalam melakukan uji coba terbatas kepada siswanya. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................. Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............ Error! Bookmark not defined. ABSTRAK....................................................................................................... viii ABSTRACT........................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5 1.5 Spesifikasi Produk ........................................................................................ 6 1.6 Definisi Operasional ..................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................. 8 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ............................................................................ 8 2.1.1.1 Pengertian Belajar .................................................................................. 8 2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran ........................................................................ 9 2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ....................................................... 9 2.1.2.1 Pengertian IPA ....................................................................................... 9 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD ....................................................................... 10 2.1.2.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan ......................................................... 10 2.1.3 Pendekatan Saintifik ................................................................................. 13 2.1.3.1 Pengertian Pendekatan Saintifik ........................................................... 13 2.1.3.2 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik ..................................................... 13 2.1.3.3 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ................................................. 14 2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................................... 16 2.1.4.1 Pengertian LKS ...................................................................................... 17 2.1.4.2 Tujuan LKS............................................................................................ 17 2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ...................................................................................... 17 2.1.4.4 Manfaat LKS .......................................................................................... 18 2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................................. 18 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21 2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 22 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 23 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 23 3.2.1 Subjek Penelitian....................................................................................... 23 3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................ 24 3.2.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 24 3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................................... 24 3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................... 24 3.4 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 26 3.4.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 27 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus ..................................................................... 28 3.4.3 Mengembangkan instrumen....................................................................... 28 3.4.4 Mengembangkan Strategi .......................................................................... 29 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS .......................................................................... 29 3.4.6 Evaluasi formatif ....................................................................................... 29 3.4.7 Revisi ........................................................................................................ 29 3.4.8 Evaluasi Sumatif ....................................................................................... 30 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 30
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.1 Observasi .................................................................................................. 30 3.5.2 Wawancara ............................................................................................... 30 3.5.3 Kuesioner ................................................................................................. 31 3.5.4 Tes............................................................................................................ 31 3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 31 3.6.1 Pedoman Observasi ................................................................................... 32 3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................ 32 3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV .................................................................... 32 3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV ................................................................... 33 3.6.3 Kuesioner .................................................................................................. 34 3.6.3.2 Instrumen Analisis Kebutuhan ................................................................ 34 3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli ...................................................... 35 3.6.4 Tes ............................................................................................................ 35 3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 36 3.7.1 Data Kualitatif ........................................................................................... 36 3.7.2 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 40 4.1 Hasil penelitian ............................................................................................ 40 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah .................................................................. 40 4.1.1.1 Identifikasi Potensi ................................................................................. 40 4.1.1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 40 4.1.2 Proses Pengembangan LKS ....................................................................... 44 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................ 44 4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus .................................................................. 45 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ................................................................... 45 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi ....................................................................... 47 4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ....................................................................... 48 4.1.2.6 Evaluasi Formatif ................................................................................... 53 4.1.2.7 Revisi ..................................................................................................... 53 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif .................................................................................... 54 4.1.3 Kualitas LKS............................................................................................. 54 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 58
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 63 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 63 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 63 5.3 Saran............................................................................................................ 64 DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 65
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan ................................................................... 11 Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan ................................................................. 13 Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV ..................................... 32 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV ...................................... 33 Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV .................................... 33 Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka ...................................................... 34 Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup ...................................................... 34 Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup .................................................... 34 Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS ......................................................................... 35 Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif............................................... 38 Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif............................................... 38 Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen ................................................................ 46 Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal ........................................................ 47 Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal ........................................................ 47 Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan ............................................. 47 Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS............................................................... 48 Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli ................................... 54 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli .............................................. 55 Tabel 4.8 Hasil perhitungan Pretest dan Posttest Siswa ...................................... 56 Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah Menggunakan LKS .............................................................................. 58
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. ............................... 21 Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey ................... 25 Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan ...................................................... 27 Gambar 3.3 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert ..... 37 Gambar 3.4 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban Kuesioner......................... 38 Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest................................. 39 Gambar 3.6 Rumus Rerata Siswa ...................................................................... 39 Gambar 3.7 Rumus Persentase Kenaikan Pretest dan Posttest ............................ 39 Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah .. 42 Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ................................. 47 Gambar 4.3 Kegiatan Siswa 1 ............................................................................ 49 Gambar 4.4 Kegiatan Siswa 2 ............................................................................ 49 Gambar 4.5 Kegiatan Siswa 3 ............................................................................ 50 Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati ....................................................................... 50 Gambar 4.7 Kegiatan Menanya .......................................................................... 51 Gambar 4.8 Kegiatan Menalar ........................................................................... 51 Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba .......................................................................... 52 Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan ........................................................ 52 Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa ................... 56 Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest .................. 57
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi .................................. 68 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas ..................................................... 69 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ...................... 37 Lampiran 1.4 Transkrip Wawancara dengan Guru.............................................. 72 Lampiran 1.5 Transkrip Wawancara dengan Siswa ............................................ 73 Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Terbuka Guru ........................ 76 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Tertutup Guru ........................ 82 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa ...................... 84 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa ..................................... 87 Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa ........................................... 849 Lampiran 3 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest .............................................. 500 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest .................................................. 91 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ............................................... 94 Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ........... 98 Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest ...................... 99 Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA ............................ 101 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru .................................. 104 Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 107 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 108 Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan Lampiran 6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik ....................... 109 Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................... 114 Lampiran 8 Curriculum Vitae........................................................................ 116
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan hakekatnya adalah kebutuhan pokok setiap manusia. Adanya pendidikan yang terarah diyakini mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah merupakan sarana pendidikan formal yang selain memberikan ilmu pengetahuan juga mengembangkan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Peran dan fungsi sekolah yaitu membantu keluarga atau orang tua dalam pendidikan anak-anaknya serta berperan memberikan pengetahuan, keterampilan, penanaman nilai-nilai sikap secara lengkap sesuai dengan kebutuhan masingmasing siswa yang berbeda (Jumali, 2007: 47). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di jenjang Sekolah Dasar yang mempelajari fenomena alam dan dapat diperoleh dengan menggunakan metode observasi. Pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif) yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Di samping hal itu, pembelajaran IPA diharapkan pula memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi, (Trianto, 2010: 142). Sikap ilmiah merupakan suatu pandangan seseorang terhadap cara berpikir yang sesuai dengan metode keilmuan, sehingga timbullah kecenderungan untuk menerima ataupun menolak terhadap cara berpikir yang sesuai dengan keilmuan tersebut (Salam, 2005: 38). Pembelajaran IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Adanya pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dasar agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Salah satu materi yang diajarkan dalam
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan. Guru senantiasa melakukan berbagai upaya untuk mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan bahan ajar. Bahan ajar berisi topik atau materi harus sesuai dengan materi ajar yang akan diajarkan agar dapat meningkatkan keaktifan dan mengefektifkan waktu belajar sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Bahan ajar tidak hanya memuat materi saja tetapi harus memenuhi kebutuhan belajar dan meningkatkan daya pikir peserta didik. Saat ini, sudah banyak cetakan bahan ajar yang beredar di pasaran oleh penerbit buku. Bentuknya pun terdiri dari berbagai macam seperti modul, buku teks, lembar kerja siswa (LKS), handout dan sebagainya. LKS biasanya dapat dijadikan sebagai panduan atau pedoman bagi siswa dalam kegiatan observasi, dan sebagainya. LKS yang dicetak oleh penerbit biasanya terdiri dari soal-soal. Percobaan atau kegiatan yang dilakukan hanya sedikit, bahkan ada yang tidak ada sama sekali. Masih banyak sekolah dan guru yang menggunakan bahan ajar khususnya LKS buatan orang lain atau cetakan dari pabrik. Padahal bahan ajar yang digunakan sering kali tidak sesuai dengan konteks dan situasi sosial budaya siswa. Hal yang serupa peneliti temukan ketika melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SDN Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan diketahui bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013 dan guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi lima langkah pendekatan saintifik belum dilaksanakan secara utuh. Beberapa narasumber menyebutkan bahwa baik guru maupun siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan kelima tahapan pendekatan saintifik secara utuh seperti menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Selain itu, guru hanya menggunakan buku siswa dari pemerintah sebagai penunjang pembelajaran. Guru menggunakan LKS apabila materi yang terdapat dalam buku siswa sudah habis. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Anak dapat memecahkan permasalahan yang kompleks selama permasalahan tersebut konkret dan tidak abstrak (Hergenhahn & Olson, 2010: 320). Berdasarkan uraian tersebut, penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam pembelajaran bagi siswa SD. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya membantu siswa memahami dan mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar, karena siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan secara langsung sehingga siswa tidak hanya berpikir secara abstrak. Selain itu, siswa mampu mengasah keterampilannya dalam menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini diharapkan mampu melibatkan dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan serta melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. LKS yang dikembangkan berdasarkan empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terbukti dapat membantu dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Salikhah (2015) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas IV SD/MI. Jenis
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada siswa yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang tidak menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, yaitu sig 0,01<0,05. Penelitian lainnya dilakukan oleh Sinarta (2012). Sinarta mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa lebih memahami pembelajaran dan mampu memecahkan permasalahan yang terdapat pada LKS, dan siswa lebih bisa mengutarakan pendapatnya. Penelitian yang dilakukan oleh Mustofa (2013) mengembangkan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11% dengan rerata nilai sebesar 7,84. Penelitian lainnya dilakukan oleh Dalla (2016). Dalla mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas II. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang memperoleh rerata skor 3,87 dengan kategori baik. Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2014) mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Fitri mengembangkan LKS tematik integratif pada materi garis paralel untuk kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperoleh hasil skor rata-rata 4,18 dengan kategori valid dan 4,26 dengan kategori efektif. Penelitian ini dibatasi pada Kompetensi Dasar (KD) 3.1 menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dan uji coba produk terbatas. Pada uji coba produk terbatas, produk yang dikembangkan diujikan pada enam siswa kelas IV SD. Siswa yang dipilih berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah) dan rekomendasi dari wali kelas. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 1.2.2 Bagaimana kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengembangkan Lembar Kerja Sekolah (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya. 1.3.2 Mengetahui kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tumbuhan dan hewan serta fungsinya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti Peneliti
memperoleh
pengetahuan
dan
pengalaman
baru
dalam
mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Produk yang dikembangkan
dapat
memberikan
motivasi
bagi
peneliti
untuk
mengembangkan produk pembelajaran yang inovatif. 1.4.2 Bagi Guru Guru lebih memahami tahapan dalam pendekatan saintifik. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan LKS
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa. 1.4.3 Bagi Siswa Siswa dapat melakukan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik ini juga dapat menumbuhkan keaktifan siswa. 1.4.4 Bagi Sekolah Sekolah mendapatkan wawasan baru tentang pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan
saintifik.
Selain
itu,
sekolah
dapat
mempertimbangkan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. 1.5 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut. 1.5.1 LKS dikembangkan berdasarkan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) “menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. Selanjutnya, KD dijabarkan menjadi empat indikator yang meliputi (1) menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan darat), (2) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan, (3) menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan, dan (4) menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan. Masing-masing indikator terdiri dari satu sampai dua kegiatan. 1.5.2 LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25 cm. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2007. Kertas yang digunakan adalah ivory 310 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Jenis font yang digunakan adalah Comic Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran font 12. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan hasil analisis kebutuhan siswa. 1.5.3 LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya
secara
mandiri,
dan
(4)
mengarahkan
siswa
untuk
melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 1.5.4 LKS yang dikembangkan dapat digunakan dalam kurikulum 2013, karena LKS terdapat Kompetensi Inti (KI) yang meliputi KI 2, 3, dan 4 yaitu sikap sosial, pengetaahuan, dan keterampilan. 1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Belajar adalah suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia. 1.6.2 Pembelajaran adalah suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif optimal. 1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi. 1.6.4 Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki lima tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 1.6.5 LKS adalah suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah yang diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. 1.6.6 Bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan adalah suatu materi yang terdapat dalam IPA yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh hewan dan tumbuhan. 1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah belajar dan pembelajaran, hakikat IPA, pendekatan saintifik, dan Lembar Kerja Siswa (LKS). 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian belajar dan pembelajaran. 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain (Hakim, 2000: 7). Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku/sikap, dan mengkokohkan kepribadian (Suyono, 2011: 9). Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap, dan sebagainya yang dapat merubah kepribadian manusia. Kegiatan mengingat dan menghafal bukan merupakan proses belajar karena seseorang dapat menghafal dan mengingat suatu konsep belum tentu dia memahami konsep tersebut dengan sepenuhnya. Belajar yang sesungguhnya mengandung unsur pembentukan dan pemahaman. Dari berbagai prinsip belajar terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat dipakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsipprinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langsung/berpengalaman, pengulangan tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual (Dimyati, 2006: 42). 2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati, 2006: 297). Menurut Gagne, pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang membantu memudahkan seorang dalam belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal (Kurniawan, 2014: 27). Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses atau serangkaian aktivitas yang dapat membantu seseorang belajar secara aktif dan optimal. Terdapat lima ciri dalam pembelajaran yaitu 1) siswa merupakan individu yang dapat berkembang apabila disediakan kondisi yang menunjang, 2) menekankan pada aktivitas siswa, 3) merupakan upaya sadar dan disengaja, 4) bukan kegiatan insidental tanpa persiapan, dan 5) pemberian bantuan yang memungkinkan siswa untuk belajar (Kustandi, 2011: 5-6).
2.1.2 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian IPA, morfologi hewan dan tumbuhan serta fungsinya.
2.1.2.1 Pengertian IPA IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi (Fisher, dalam Amien, 1987: 4). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, yang di dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejalagejala alam (Carin, dalam Amien, 1987: 4). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam dan dapat di peroleh dengan menggunakan metode observasi. Teori belajar yang berkaitan dengan pembelajaran IPA adalah teori Piaget
dan teori konstruktivisme. Teori Piaget
merupakan teori
perkembangan kognitif seseorang dari masa bayi ke masa dewasa. Teori ini berkaitan dengan IPA, karena dalam pembelajaran IPA mempelajari tentang
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertumbuhan manusia dari mulai bayi sampai dengan dewasa. Sedangkan teori konstruktivisme merupakan teori perkembangan kognitif seseorang berdasarkan pengalaman yang sudah pernah dialami sebelumnya. Pada pembelajaran IPA, teori kontruktivisma berhubungan dengan lingkungan alam sekitar. IPA secara umum meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, kimia, dan fisika. Pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan, yaitu produk, proses, dan sarana pengembangan sikap ilmiah. IPA sebagai produk merupakan hasil yang diperoleh dari pengumpulan data yang disusun secara sistematis. IPA sebagai proses merupakan urutan atau langkah untuk memperoleh data melalui metode ilmiah. IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah merupakan suatu sarana yang dapat mengembangkan sikap ilmiah, seperti sikap kerja sama, sikap tanggung jawab, sikap berpikir bebas, dan sebagainya.
2.1.2.2 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2006: 12). Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yaitu siswa diharapkan mampu berpikir secara kritis dan ilmiah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ruang lingkup pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet dan listrik, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda-benda langit lainnya (Depdiknas, 2007: 14). Dari ruang lingkup tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA mempelajari makhluk dan semua benda yang ada di alam semesta.
2.1.1.3 Morfologi Tumbuhan dan Hewan Nama morfologi digunakan dalam beberapa ilmu, yakni morfologi linguistik, morfologi biologi, dan geomorfologi. Morfologi biologi merupakan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar dari suatu organisme yang mencakup bagian-bagiannya terutama tumbuhan dan hewan. Morfologi pada tumbuhan meliputi: akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Berikut adalah bagian-bagian tumbuhan yang disajikan dalam tabel 2.1 (Sumantoro, 2009: 31-41) dan bagian luar tubuh hewan yang disajikan dalam tabel 2.2 (Haryanto, 2013: 3-5). Tabel 2.1 Bagian-bagian Tumbuhan Bagian
No. LuarTubuh Tumbuhan
1.
Akar
Gambar jenis - jenis bagian tumbuhan
Keterangan Akar terdiri dari bulu-bulu akar dan tudung akar. Terdapat dua jenis akar yaitu akar serabut dan akar tunggang. Fungsi akar: menyerap air dan mineral dari alam tanah, menegakkan batang tumbuhan, tempat menyimpan cadangan makanan, dan alat pernapasan pada tumbuhan.
Batang menjadi penghubung antara akar dan cabang atau daun. Terdapat tiga jenis batang yaitu batang basah dan lunak, batang berkayu, dan batang rumput. Fungsi batang: tempat melekatnya daun, bunga, dan buah, penyimpan cadangan makanan, jalan pengangkutan air, minerah dan hasil fotosintesis.
2.
Batang
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bagian
No. LuarTubuh Tumbuhan
Gambar jenis - jenis bagian tumbuhan
Keterangan Berdasarkan bentuknya daun dikelompokkan menjadi daun menyirip, menjari, melengkung, dan sejajar. Fungsi daun: tempat memasak makanan atau fotosintesis.
3.
4.
5.
Daun
Bunga
Buah dan Biji
Bagian- bagian bunga yang lengkap meliputi tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Fungsi bunga: perhiasan tumbuhan, tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.
Buah umumnya terdiri dari tangkai, kulit, daging, dan biji. Fungsi buah yaitu sebagai pelindung biji yang merupakan calon tumbuhan baru.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.2 Bagian Luar Tubuh Hewan No.
Bagian
1.
Kepala
2.
Badan
3.
Alat Gerak
Keterangan Kepala hewan biasanya memiliki mata, hidung, telinga, dan mulut. Bagian khusus hewan yang biasa ada di kepala adalah antena, gading, belalai, tanduk, dan cula. Tubuh hewan melindungi organ-organ pencernaan, pernapasan, peredaran darah, perkembangbiakan, dan lain sebagainya. Penutup tubuh hewan dapat berupa sisik, bulu, dan rambut. Alat gerak hewan dapat berupa kaki, sirip, dan sayap.
2.1.2 Pendekatan Saintifik Subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan saintifik, dan langkah-langkah pendekatan saintifik.
2.1.2.3 Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik (scientific)
disebut
juga pendekatan ilmiah.
Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan peserta didik daripada guru. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Hosnan, 2014: 34). Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep yang ditemukan. Pendekatan saintifik bertujuan untuk melatih dan meningkatan kemampuan siswa dalam berpikir, menyelesaikan suatu masalah, dan mengomunikasikan ide atau gagasan.
2.1.2.4 Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik memiliki beberapa prinsip meliputi: 1) pembelajaran berpusat pada siswa, 2) pembelajaran membentuk student self concept, 3) pembelajaran terhindar dari verbalisme, 3) pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip, 4) pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa, 5) pembelajaran meningkatkan 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru, 6) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi, 7) adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya (Daryanto, 2014: 58). 2.1.2.5 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran
meliputi: menggali informasi melalui pengamatan (observing), bertanya (questioning), percobaan (experimenting), kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating), kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan (networking) (Hosnan, 2014: 37). Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Mengamati (Observing) Pengamatan/observasi merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan media konkret dalam proses belajar, sehingga siswa akan lebih merasa tertarik dan tertantang untuk mengeksplorasi rasa keingintahuannya. Kegiatan pengamatan dapat dilakukan melalui kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan membaca. Tujuan pengamatan adalah mendeskripsikan makna dari suatu objek yang diamati dan diambil kesimpulannya. Manfaat metode pengamatan bagi siswa yaitu memberikan pengalaman secara langsung karena siswa mengamati sendiri suatu objek dan mencatat hasil pengamatannya sendiri. Kegiatan pengamatan dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah antara lain menentukan objek apa yang akan diobservasi, membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya (Hosnan, 2014: 42-43).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Menanya (Questioning) Menanya (questioning) merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang data/informasi yang belum dipahaminya setelah melakukan pengamatan. Kegiatan mengajukan berbagai pertanyaan yang dilakukan oleh siswa memerlukan bimbingan dari guru. Fungsi bertanya ialah membangkitkan rasa keingintahuan dan melatih cara berpikir siswa. Manfaat penerapan metode menanya antara lain menggali informasi, baik administrasi maupun akademis, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respons kepada siswa, mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa (Hosnan, 2014: 51). Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang digunakan untuk membina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi (Abidin, 2014: 137). 3) Menalar (Associating) Menalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi (Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, dalam Hosnan, 2014: 68). Kegiatan menalar merupakan kegiatan analisis hasil kerja yang sudah dilakukan oleh siswa. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui delapan cara berikut (1) guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum, (2) guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi, (3) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks, (4) kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati, (5) setiap kesalahan/kekeliruan segera
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikoreksi atau diperbaiki, (6) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, (7) evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik, (8) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajarran perbaikan (Abidin, 2014: 139). 4) Mencoba (Experimenting) Tahap mencoba digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan percobaan atau eksperimen terkait dengan materi yang sesuai. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan tahap mencoba yaitu (1) persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan, (2) usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan kegiatan eksperimen, (3) sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan, (4) lakukan pengelompokkan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan. Bila hasilnya
belum
memuaskan,
dapat
diulangi
lagi
untuk
membuktikan
kebenarannya, (5) setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis (Fathurrahman, dalam Hosnan, 2014: 62). 5) Mengomunikasikan Pembelajaran Tahap mengomunikasikan pembelajaran dalam pendekatan saintifik, siswa diharapkan mampu mengomunikasikan hasil kerjanya yang dilakukan secara individu maupun kelompok. Kegiatan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya (Permendikbud, dalam Hosnan, 2014: 76). Melalui kegiatan mengomunikasikan,
siswa
diharapkan
mampu
menjelaskan
atau
mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga rasa percaya diri siswa akan terasah.
2.1.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Subbab ini menguraikan mengenai pengertian LKS, tujuan penggunaan LKS, jenis-jenis LKS, manfaat LKS.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3.1 Pengertian LKS LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah (Trianto, 2008 :148). LKS biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya (Depdiknas, 2004: 18). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah. Adanya LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. 2.1.3.2 Tujuan LKS Tujuan LKS antara lain sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu, dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu mengajar, dan dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian (Tim instruktur Penilaian Kinerja Guru (PKG), dalam Sudiati, 2003: 11-12). LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa (Azhar, 1993: 78). LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan. Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan LKS adalah membantu guru dalam menyampaikan materi dan membantu siswa dalam memahami suatu materi. 2.1.3.3 Jenis-jenis LKS Jenis-jenis LKS antara lain 1) LKS yang penemuan yaitu membantu siswa menemukan suatu konsep, 2) LKS yang aplikatif-integratif yaitu membantu siswa menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan, 3) LKS yang penuntun yaitu berfungsi sebagai penuntun belajar, 4) LKS yang penguatan yaitu berfungsi sebagai penguatan, dan 5) LKS yang praktikum yaitu berfungsi sebagai petunjuk praktikum (Prastowo, 2014: 272-273). Ada ahli yang berpendapat bahwa LKS dibagi menjadi dua macam, yakni lembar kegiatan siswa tak berstruktur dan berstruktur (Trianto, 2011: 244).
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3.4 Manfaat LKS LKS memiliki beberapa manfaat sebagai berikut (Lismawati, 2010: 40). 1) LKS
dapat
dipelajari
kapanpun dan dimanapun serta tidak
menggunakan alat khusus. 2) LKS dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu mencari tahu prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang riil. 3) LKS dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, not musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. 4) LKS lebih ekonomis jika dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya. 2.2 Penelitian yang Relevan Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa penelitian yang relevan yang dijabarkan sebagai berikut. Salikhah (2015) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) IPA berbasis pendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswa SD/MI kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R & D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan scientific pada materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit untuk SD/MI kelas IV, (2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, (3) mengetahui kualitas LKS IPA, (4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan scientific terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil dari penelitian ini yaitu LKS IPA yang berupa materi, tugas dan latihan soal, kata mutiara, informasi tambahan dan refleksi. Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli materi yang memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dari ahli bahasa memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik, dan dari ahli media memperoleh persentase 91,25% dengan kategori sangat baik. Sinarta (2012) melakukan pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kemantren II Mojokerto.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kualitas dari produk yang berupa LKS IPA ditunjukkan dengan hasil validasi dari ahli media memperoleh persentase 97.73 % dengan kategori valid, dari ahli materi memperoleh persentase 96.67 % dengan kategori valid dan dari angket siswa persentasenya 96.25 % kategori valid. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Mustofa (2013) melakukan pengembangan lembar kerja siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SD N 1 Tinjomoyo. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Tinjomoyo, Semarang. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dari pakar materi memperoleh persentase 90% dengan kategori sangat layak, dari pakar desain memperoleh persentase 96% dengan kategori sangat layak, dan dari guru memperoleh persentase 93,18% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis observasi yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Dalla (2016) melakukan pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kalasan 1, Yogyakarta. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi dua pakar kurikulum 2013 dan media LKS memperoleh skor 4,0 dengan kategori baik dan skor 4,06 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas II Sekolah Dasar. Pratiwi (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan scientific pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(R&D). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Ciamis. Kualitas produk yang berupa LKS ditunjukkan dengan hasil validasi ahli menunjukkan nilai kevalidan dan kepraktisan dengan skor 4,67, keefektifan pembelajaran siswa memperoleh nilai yang cukup efektif ditunjukkan dengan hasil persentase 52,5%, respon siswa terhadap pembelajaran dinilai positif ditunjukkan dengan hasil persentase 94,12%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis pendekatan scientific yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicoba dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kels IV Sekolah Dasar. Fitri (2014) melakukan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan lembar kegiatan siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif yang baik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 09 Kota Bengkulu. Kualitas produk yang berupa LKS dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa termasuk dalam kategori valid, ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,18. LKS termasuk dalam kategori praktis dan efektif ditunjukkan dengan hasil skor rata-rata 4,24 dan 4,26. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LKS tematik integratif yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dan diujicobakan dengan revisi sesuai saran dalam kegiatan pembelajaran kelas IV Sekolah Dasar. Berdasarkan enam penelitian di atas, peneliti menemukan relevansi dari penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah samasama mengembangkan LKS. Sedangkan perbedaan dari penelitian yang akan diteliti dengan keenam penelitian tersebut adalah pada materinya. Materi pada penelitian ini adalah bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map berikut.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salikhah (2015)
Sinarta (2012)
Mustofa (2013)
Dalla (2016),
LKS, Pendekatan scientific, siswa kelas IV SD
LKS, inkuiri, siswa kelas IV SD
LKS, Observasi, siswa kelas IV SD
LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas II SD
Pratiwi (2014)
Fitri (2014)
LKS, pendekatan scientific, siswa kelas IV SD
LKS, tematik intgratif, siswa kelas IV SD
Yang diteliti adalah LKS, pendekatan saintifik, siswa kelas IV SD
Gambar 2.1 Literature Map Hasil Penelitian yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di SD meliputi mengamati apa yang terjadi, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, menguji bahwa ramalan-ramalan itu benar (Paolo & Marten dalam Samatowa, 2006: 12). Pembelajaran IPA lebih ditekankan pada praktik daripada teori, sehingga dalam kegiatannya lebih diarahkan pada kegiatan pengamatan dan percobaan. Pada pembelajaran IPA dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang sesuai dan efektif. Apabila metode yang digunakan guru lebih sering menggunakan metode ceramah, akibatnya siswa cenderung pasif dan berpikir secara abstrak. Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan dan keterampilan siswa, meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pembelajaran IPA mempunyai relevansi dengan pendekatan saintifik, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan lingkungan alam, sedangkan pendekatan saintifik mengajak siswa mengalami
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara langsung kegiatan yang dilakukan. Misalnya dalam pembelajaran IPA, siswa diminta untuk mempelajari tentang bagian-bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan, dengan menggunakan pendekatan saintifik siswa mengamati secara langsung hewan dan tumbuhan, kemudian siswa akan membangun konsepnya sendiri. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik memungkinkan siswa untuk berpikir secara konkret dan membangun konsepnya secara mandiri. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang sudah dilakukan, penggunaan lembar kerja siswa berbasis pendekatan saintifik untuk menunjang pembelajaran belum sepenuhnya diterapkan oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru masih menggunakan LKS dari penerbit yang sebagian besar hanya berisi soal-soal. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD. Penelitian ini difokuskan pada kompetensi dasar “Menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya”. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 2.4.2 Bagaimana kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? 2.4.3 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap proses belajar siswa selama uji coba lapangan terbatas? 2.4.4 Bagaimana dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya terhadap hasil belajar siswa pada uji coba lapangan terbatas?
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009: 297). Metode penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang digunakan untuk merancang produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar yang sejenis (Gall & Borg, 2007: 589). Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah jenis penelitian yang mengembangkan suatu produk dan diuji keefektivitasannya sesuai dengan standar tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengembangkan suatu produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba produk terbatas yang bertujuan untuk mendapatkan informasi apakah produk baru yang telah dikembangkan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan produk yang lama atau yang lain. Hasil dari penelitian ini berupa produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Siswa yang dipilih berjumlah enam anak yang terdiri dari dua
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa putri dan empat siswa putra. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan nilai akademik siswa dan rekomendasi dari guru kelas. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. LKS ini digunakan untuk membantu siswa kelas IV SD dalam memahami materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS tersebut terdiri dari berbagai macam kegiatan yang mencakup lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Pengambilan data yang digunakan untuk penelitian dilakukan di SD Negeri Perumnas Condongcatur yang berlokasi di Jalan Flamboyan No.11, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Perumnas Condongcatur sebagai tempat uji coba produk terbatas, karena SD Negeri Perumnas Condongcatur sudah dan masih menggunakan kurikulum 2013. Selain itu juga terdapat tiga kelas paralel yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. SD Negeri Perumnas Condongcatur masih minim dalam menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Selain itu, letaknya strategis dan mudah untuk dijangkau. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli s.d. Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama lima bulan. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Dick & Carey. Peneliti memilih model Dick & Carey, karena setiap langkahnya jelas dan mudah untuk diikuti. Pada model Dick & Carey terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan. Langkah tersebut yaitu 1) Analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajar dan konteks, 4) merumuskan tujuan performansi, 5) mengembangkan instrumen, 6)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif (Setyosari, 2013: 230-235). Berikut adalah langkah penelitian dan pengembangan menurut model Dick & Carey yang disajikan dalam bagan berikut. Melakukan revisi Melakukan analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan dan identifikasi tujuan umum
Merumuskan tujuan khusus
Menganalisis pebelajar dan konteks
Mengembangkan instrumen assessment
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi sumatif
Gambar 3.1 Bagan Komponen Sistem Pembelajaran Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234). Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230-235) menguraikan setiap langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut. Pertama, analisis kebutuhan dan tujuan. Pada langkah ini, peneliti menganalisis dan mengkaji kebutuhan untuk
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kedua, analisis pembelajaran. Langkah ini mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, analisis pembelajar dan konteks. Analisis ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam pembelajaran. Keempat, merumuskan tujuan performansi. Perumusan dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Kelima, mengembangkan instrumen. Instrumen digunakan untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan desain atau produk yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. Keenam, mengembangkan strategi pembelajaran. Peranan strategi sangat penting dalam kaitannya dengan pengembangan produk yang dilakukan. Pada langkah ini, peneliti harus memilih strategi yang cocok dengan desain produk yang dikembangkan. Ketujuh, mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran. Pada langkah ini, peneliti memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe atau model tertentu perlu diberikan argumen atau alasan mengapa memilih tipe atau model tersebut. Kedelapan, merancang dan melakukan evaluasi formatif. Langkah ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mendukung adanya peningkatan efektivitas. Dick & Carey menguraikan proses evaluasi formatif menjadi tiga langkah, yaitu uji coba prototipe, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Pada kondisi tertentu, peneliti cukup sampai pada langkah ini. Kesembilan, melakukan revisi. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Kesepuluh, evaluasi sumatif. Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk secara keseluruhan dibandingkan dengan produk lainnya. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Dick & Carey. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah, yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan tujuan khusus, 3) mengembangkan instrumen, 4) mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LKS, 6) evaluasi formatif 7) revisi, 8) evaluasi sumatif. Prosedur penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut.
Analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan Analisis siswa
Revisi
Merumuskan tujuan
Pretest Mengembangkan instrumen
Posttest Mengembangkan strategi
Guru SD
Mengembangkan isi LKS
Penilaian ahli
Evaluasi Formatif
Dosen IPA
Rubrik penilaian ahli validasi instrumen
Uji coba lapangan terbatas
Evaluasi Sumatif Siswa Kelas IV SD
Persentase Peningkatan
Pretest
Posttest
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan 3.4.1 Analisis Kebutuhan Tahap pertama dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis pembelajaran dan siswa. Analisis pembelajaran dilakukan melalui wawancara dan observasi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, sedangkan observasi dilakukan di kelas IV ketika 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran sedang berlangsung. Hasil dari wawancara dan observasi terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV, kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui analisis kebutuhan siswa. Kuesioner kebutuhan siswa yang disusun mencakup karakteristik siswa dan karakteristik produk. Kuesioner yang telah dibuat, kemudian diberikan kepada guru dan siswa kelas IV. 3.4.2 Merumuskan Tujuan Khusus Tahap kedua dalam penelitian ini adalah merumuskan tujuan khusus. Pada langkah ini, peneliti merumuskan tujuan khusus dari produk berupa LKS. Perumusan tujuan khusus memperhatikan karakterisitik LKS yang diperoleh melalui analisis kebutuhan yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat karakteristik LKS tersebut kemudian dijadikan pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3 Mengembangkan instrumen Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah mengembangkan instrumen. Peneliti membuat dua instrumen yaitu instrumen validasi produk dan instrumen soal. Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen. Instrumen soal berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah menggunakan produk berupa LKS. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada siswa sesudah menggunakan LKS. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Berdasarkan KD tersebut, kemudian peneliti mengembangkan menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.1.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.4 Mengembangkan Strategi Tahap keempat dalam penelitian ini adalah mengembangkan strategi. LKS yang dibuat mengacu pada KD menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkannya ke dalam beberapa indikator, tujuan dan rencana kegiatan. Pada tahap ini, peneliti juga melakukan pemetaan karakteristik LKS yang diperoleh dari analisis kebutuhan siswa. 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS Tahap kelima dalam penelitian ini adalah mengembangkan isi LKS. Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik berdasarkan hasil pemetaan KI dan KD yang sudah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di dalam LKS berisi kegiatan dalam pendekatan saintifik
yang
meliputi
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Selain itu kegiatan yang terdapat pada LKS mengacu pada empat karakteristik LKS yang meliputi 1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, 2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, 3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan 4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 3.4.6 Evaluasi formatif Tahap keenam dalam penelitian ini adalah merancang dan melakukan evaluasi formatif. Pada tahap ini, LKS yang dikembangkan kemudian divalidasi oleh beberapa ahli untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diuji cobakan. Peneliti melakukan uji coba produk yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh ahli IPA dan guru SD ke kelompok kecil. Uji coba terbatas yang dilakukan melibatkan subjek yang terdiri atas enam siswa kelas IV SD. 3.4.7 Revisi Tahap ketujuh dalam penelitian ini adalah revisi produk. Berdasarkan hasil uji coba produk terbatas yang diperoleh dari wawancara dengan siswa, peneliti melakukan revisi produk yang terakhir. Adanya revisi terakhir, maka terciptalah
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. 3.4.8 Evaluasi Sumatif Tahap kedelapan dalam penelitian ini adalah evaluasi sumatif. Setelah melakukan pretest dan posttest kepada siswa kelas IV SD pada uji coba terbatas, kemudian peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang didapatkan oleh siswa. Selanjutnya, peneliti menghitung peningkatan nilai pretest dan posttest untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi atau keterangan mengenai permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono, 2009: 137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. 3.5.1 Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun buatan, untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 231). Observasi pada penelitian ini dilaksanakan di kelas IV. Aspek yang diamati oleh peneliti ketika melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV adalah ketersediaaan bahan ajar yang digunakan dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. 3.5.2 Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Suwandi, 2008: 127). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2009: 137). Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai analisis kebutuhan LKS dan penerapan lima tahapan pendekatan saintifik. Wawancara dengan siswa kelas IV dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan karakterisitik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan baik guru maupun siswa dan validasi produk. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan produk. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan guru SD untuk menilai kelayakan produk berupa LKS yang sudah dibuat. 3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006: 223). Peneliti menggunakan tes dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Pretest digunakan sebelum siswa menggunakan LKS IPA, sedangkan posttest digunakan sesudah siswa menggunakan LKS IPA. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2012: 51). Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini di antaranya pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan tes. 3.6.1 Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran di kelas IV adalah penerapan pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA. Peneliti mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi observasi pembelajaran di kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran di kelas IV No 1 2 3
Kisi-kisi Observasi Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA.
Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Sebelum digunakan, pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1.1. 3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur.
3.6.2.1 Wawancara Guru Kelas IV Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada guru kelas IV SD. Wawancara dilakukan menggunakan teknik
wawancara terencana tidak
terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2009: 140). Peneliti
menggunakan pedoman wawancara
hanya
berupa
garis
besar
permasalahan yang akan ditanyakan kepada narasumber. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas IV No 1 2 3 4 5
Topik Pertanyaan Pemahaman guru tentang pendekatan saintifik Pelaksanaan lima langkah pendekatan saintifik di pembelajaran Kesulitan yang dihadapi guru dalam implementasi pendekatan saintifik Kesulitan siswa dalam mengkuti lima langkah pendekatan saintifik Manfaat bagi siswa setelah menerapkan pembelajaran saintifik
3.6.2.2 Wawancara Siswa Kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada siswa kelas IV yang berjumlah tiga siswa. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik wawancara terencana tidak terstruktur. Adapun pedoman wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Pedoman Wawancara dengan Siswa Kelas IV No 1 2 3 4 5 6
Topik Pertanyaan Penggunaan LKS IPA dalam pembelajaran di kelas Pendapat siswa tentang LKS yang menarik (warna, gambar dan ukuran) Bentuk LKS yang disukai siswa Pentingnya penggunaan LKS dalam membantu pemahaman materi Pemahaman siswa terhadap penggunaan bahasa di LKS Pemahaman siswa terhadap petunjuk di LKS
Sebelum digunakan, instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh ahli agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara yang dapat dilihat pada lampiran 1.3.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6.3.1 Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen analisis kebutuhan yang berupa kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Kuesioner analisis kebutuhan guru diberikan kepada dua guru kelas IV. Instrumen analisis kebutuhan siswa diberikan kepada siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Pemberian instrumen kuesioner bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru dan siswa akan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner yang diberikan kepada guru berupa kuesioner terbuka dan tertutup, sedangkan kuesioner yang diberikan kepada siswa berupa kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa dijawab/direspon secara bebas oleh responden, sedangkan kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang jumlah item dan alternatif jawaban maupun responnya sudah ditentukan (Widoyoko, 2012: 36). Adapun kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Guru Terbuka Aspek yang Diamati Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar kelas Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan saintifik
Nomor Item 1 2 3, 4, dan 5 6 dan 7 8
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Guru Tertutup Aspek yang Diamati Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA Pemberian panduan kegiatan untuk siswa Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi
Nomor Item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Siswa Tertutup Aspek yang Diamati Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA
Nomor item 1, 2, 3, 5, 7
Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.3.2 Instrumen Validasi Produk oleh Ahli Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan guru kelas IV. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut adalah aspek yang dinilai dalam validasi produk yang di sajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Aspek Penilaian LKS No 1 2 3 4
Aspek yang Dinilai Konten atau isi Tampilan Bahasa Penggunaan dan penyajian
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru dan ahli pembelajaran IPA. Melalui validasi yang dilakukan oleh ahli diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3. 3.6.4 Tes Peneliti menggunakan pretest dan posttet untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan mengembangkan soal pretest dan posttest berdasarkan KD menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Soal yang dibuat berjumlah 20 soal tipe pilihan ganda. Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2012: 141). Instrumen tes yang sudah dibuat kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV SD. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi Pearson SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat dilihat dari
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2001: 46) . 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang meunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Berikut pembahasan dari masing-masing teknik analisis. 3.7.1 Analisis Data Kualitatif Data kualitatif yang diperoleh berupa komentar dan saran yang dikemukakan oleh ahli pembelajaran IPA, guru dan siswa kelas IV SD. Selain itu data juga diperoleh dari hasil pengamatan peneliti selama proses ujicoba. Data yang diperoleh kemudian dianalisis sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas dan mengetahui kelayakan produk. 3.7.2 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner analisis kebutuhan guru, kebutuhan siswa, validasi produk oleh ahli, dan hasil nilai pretest dan posttest. Analisis kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan siswa adalah sebagai berikut. Nilai 5 : Instrumen sangat baik Nilai 4 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sangat baik Nilai 3 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Hasil yang diperoleh dari penilaian validator, kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus berikut.
ℎ
=
Gambar 3.3 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan dalam tabel berikut.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,26 - 4,00 2,51 - 3,25 1,76 - 2,50 1,00 - 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel berikut. Tabel 3.9 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor
Kategori
3,26 - 4,00
Sangat Baik
2,51 - 3,25
Baik
1,76 - 2,50
Kurang
1,00 - 1,75
Sangat Kurang
Keterangan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supraktiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner disajikan pada rumus berikut.
Persentase jawaban =
× 100%
Gambar 3.4 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre test dan post test dengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post test dihitung dengan rumus berikut. Nilai =
× 100
Gambar 3.5 Rumus perhitungan nilai pretest dan posttest Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh semua siswa dengan rumus berikut. Rerata =
Gambar 3.6 Rumus rerata siswa Kemudian membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest dan posttest dengan rumus berikut.
Persentase =
× 100%
Gambar 3.7 Rumus persentase kenaikan pretest dan posttest
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan. 4.1 Hasil penelitian Subbab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi deskripsi potensi dan masalah, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS. 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah Pada deskripsi potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi potensi dan identifikasi masalah. 4.1.1.1 Identifikasi Potensi Potensi yang ada yaitu sekolah sudah menggunakan kurikulum 2013. Selain itu, penggunaan LKS sudah dilakukan meskipun masih minim penggunaannya. 4.1.1.2 Identifikasi Masalah Peneliti melakukan identifikasi masalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan kuesioner. Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan yang terkait
dengan penggunaan LKS
khususnya dalam
pembelajaran IPA dan penerapan pendekatan saintifik. Hasil dari observasi, wawancara, dan kuesioner kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi teknik. 1. Observasi Peneliti melaksanakan kegiatan observasi pada 1 Agustus 2016. Observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas IV dan penerapan pendekatan saintifik. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1. Instrumen pedoman observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli sebelum digunakan. Hasil observasi pembelajaran di kelas dapat dilihat pada lampiran 1.2. Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan tidak menggunakan LKS. Guru hanya menggunakan pedoman berupa buku siswa, sehingga siswa hanya melakukan kegiatan yang terdapat dalam buku siswa. Penerapan langkah-langkah pendekatan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saintifik
yang
meliputi
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan belum terlihat sepenuhnya diterapkan. Beberapa langkah masih belum dilakukan oleh siswa, seperti menalar dan mengaitkan antar informasi yang diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang sudah dilakukan. Selain itu, keaktifan siswa juga masih kurang, karena sebagian besar siswa terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. 2. Wawancara Kegiatan wawancara dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV. Instrumen pedoman wawancara yang sudah dibuat terlebih dahulu divalidasi oleh ahli untuk mengetahui kelayakan instrumen sebelum digunakan. Wawancara pertama dilakukan kepada guru kelas IV yang dilaksanakan pada 15 Agustus 2016. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada lampiran 1.3 dan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran 1.4. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan pendekatan saintifik, tetapi masih ada beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dapat dilaksanakan, seperti kegiatan menalar dan menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman guru tentang lima tahapan pendekatan saintifik. Selain itu, penggunaan LKS dilakukan apabila materi yang terdapat pada buku siswa sudah habis. LKS yang digunakan adalah LKS yang dari penerbit. Wawancara kedua dilakukan kepada siswa kelas IV yang dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016. Hasil wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.5. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa pernah menggunakan LKS dalam pembelajaran, tetapi LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal. Siswa menyukai LKS dengan warna hijau dan biru serta terdapat gambar berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan. Penggunaan LKS membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru, tetapi terkadang siswa merasa bingung dengan beberapa kata yang terdapat di dalam LKS. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik masih belum dilakukan
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara utuh. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan berikut. Guru
Siswa
Guru sudah menerapkan pendekatan saintifik, tetapi guru masih belum menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh, karena guru masih merasa kesulitan. Guru lebih dominan menggunakan buku siswa daripada LKS.
Siswa pernah menggunakan LKS, tetapi hanya berisi soal-soal. Siswa sudah melakukan tahapan dalam pendekatan saintifik, tetapi tidak secara utuh karena siswa masih merasa kesulitan.
Guru dan siswa sudah pernah memakai LKS, tetapi LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal. Penerapan tahapan pendekatan saintifik masih belum dilakukan secara utuh..
Gambar 4.1 Bagan Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah 3. Kuesioner Peneliti melakukan analisis kebutuhan guru dengan cara melakukan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2016. Analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka berjumlah delapan pertanyaan dan kuesioner tertutup berjumlah tujuh pertanyaan dengan beberapa pilihan jawabnya. Hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 dan 2.2 , sedangkan hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4 Berdasarkan hasil data kuesioner terbuka dan tertutup, diperoleh informasi bahwa guru sudah memahami pengertian dari pendekatan saintifik, tetapi guru masih belum menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh. Ada beberapa tahapan dalam pendekatan saintifik yang belum dilaksanakan, karena menurut guru siswa masih merasa kesulitan dalam melakukan langkah tersebut, seperti membangun konsep sendiri, menalar dan mengaitkan antar informasi yang
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh, menyimpulkan hasil percobaan atau kegiatan yang dilakukan. Kemampuan siswa yang berbeda-beda juga mempengaruhi penerapan lima langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Hasil analisis kebutuhan siswa dan guru menunjukkan bahwa siswa dan guru membutuhkan bahan ajar yang menunjang pembelajaran seperti LKS yang dapat mendorong siswa aktif dan menerapkan lima langkah pendekatan saintifik secara utuh yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data tersebut, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang didasarkan pada permasalahan maupun kebutuhan guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam bagan berikut.
Observasi Guru tidak menggunakan LKS dalam pembelajaran, tetapi sudah menggunakan pendekatan saintifik namun kelima tahapan belum dilakukan secara utuh. Siswa terlihat kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Wawancara LKS digunakan apabila materi dalam buku siswa sudah habis. Siswa masih merasa kesulitan dalam melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik.
Kuesioner Guru sudah memahami pendekatan saintifik, tetapi belum melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Baik guru maupun siswa masih sama-sama merasa kesulitan dalam menerapkan lima saintifik.
Guru dan siswa masih merasa kesulitan dalam menerapkan lima tahapan saintifik. Sehingga diperlukan suatu bahan ajar yang mampu mengarahkan siswa melaksanakan tahapan saintifik secara utuh. Peneliti mengembangkan produk berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Gambar 4.2 Bagan Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2 Proses Pengembangan LKS Proses pengembangan LKS ini tidak sekuensial (sesuai urutan) tetapi secara simultant (serentak), maka yang dituliskan di bawah ini bukan langkah-langkah yang urut tetapi hanya untuk pemetaan saja. 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Pada analisis kebutuhan terdiri dari analisis pembelajaran dan siswa. 1. Analisis Pembelajaran Peneliti
melakukan analisis
pembelajaran
melalui observasi
dan
wawancara. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas IV. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam kelas. Saat peneliti melakukan observasi, diketahui bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam pembelajaran, melainkan menggunakan buku siswa. Selain itu metode yang digunakan lebih cenderung ke ceramah, padahal seharusnya guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa terlihat pasif dan jarang bertanya dengan guru. Ada pula siswa yang ramai dan berbicara dengan temannya. Peneliti juga mengamati bahwa penerapan lima tahapan saintifik belum seutuhnya dilaksanakan. Ada beberapa tahapan yang belum dilakukan oleh siswa, seperti menalar dan mengomunikasikan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD yang bertujuan untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai hasil observasi yang sudah dilakukan. Hasil wawancara dengan guru dapat disimpulkan bahwa guru sudah memahami pendekatan saintifik, tetapi guru masih kesulitan dalam mengarahkan siswa melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh. Hal ini disebabkan karena pemahaman guru yang masih kurang dan kemampuan siswa yang berbedabeda.
Paparan
mengenai
hasil
analisis
pembelajaran tersebut
menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 2. Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV. Analisis kebutuhan siswa dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan penerapan pendekatan lima tahapan saintifik, sedangkan wawancara dilakukan untuk
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 1 September 2016 dengan siswa kelas IV yang berjumlah 28 siswa. Kuesioner bertujuan untuk mengetahui penerapan lima langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2016 yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD. 4.1.2.2 Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Setelah
peneliti
merumuskan
tujuan
khusus
berdasarkan
empat
karakteristik LKS, selanjutnya peneliti menjabarkan empat karakteristik menjadi delapan ciri khusus yaitu 1) siswa mencari berbagai sumber informasi dari koran, internet, buku, narasumber, dsb, 2) siswa melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri tanpa penjelasan guru, 3) siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh, 4) siswa melakukan pengamatan terhadap benda-benda sekitar, 5) siswa melakukan wawancara dengan narasumber, 6) siswa bertanya kepada guru atau teman berkaitan dengan pembelajaran, 7) siswa menyampaikan hasil kerja di depan kelas, dan 8) siswa membuat gambar, poster, foto atau tabel dalam menunjukkan hasil kerjanya. 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti mengembangkan dua jenis instrumen. Berikut adalah jenis dan tujuan instrumen yang disajikan dalam tabel 4.1.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen Jenis Instrumen Rubrik penilaian kualitas LKS Soal pilihan ganda
Tujuan Instrumen Untuk mengetahui kualitas LKS yang meliputi aspek konten atau isi, tampilan, bahasa, dan penyajian dan penggunaan. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS
Peneliti mengembangkan instrumen rubrik penilaian kualitas LKS yang terdiri dari aspek konten atau isi, tampilan, bahasa dan penyajian dan penggunaan. Instrumen terdiri dari 32 butir pernyataan. Pada aspek konten atau isi berjumlah delapan butir pernyataan, pada aspek tampilan berjumlah duabelas pernyataan, pada aspek bahasa berjumlah lima butir pernyataan, dan pada aspek penyajian dan penggunaan berjumlah tujuh pernyataan. Sedangkan dalam mengembangkan instrumen soal, peneliti membuat soal pretest dan posttest serta rubrik penilaian ahli yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah menggunakan LKS. Peneliti mengembangkan instrumen soal berdasarkan KD 3.1 menjelaskan bagian luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. Selanjutnya, peneliti menjabarkan KD tersebut menjadi empat indikator yang menjadi acuan dalam pembuatan 40 soal tipe pilihan ganda. Setelah itu, soal divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan diuji cobakan secara empiris kepada 34 siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan uji korelasi pearson menggunakan program SPSS 22 for Windows. Berdasarkan data yang diperoleh dari 40 soal yang diujikan hanya 22 soal yang valid. Kedua puluh dua soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 for Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,60 (Nunnally, dalam Gozali, 2001: 46). Berikut merupakan hasil rekapitulasi validitas soal pretest-posttest dan hasil reliabilitas instrumen soal yang disajikan dalam tabel berikut.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas soal No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(sig-2 tailed) 0,036 0,001 0,008 0,020 0,014 0,003 0,007 0,017 0,004 0,002
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No. Item 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
(sig-2 tailed) 0,013 0,023 0,001 0,039 0,020 0,014 0,023 0,000 0,034 0,000
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Soal Reliability Statistics Cronbach's No of Alpha Items ,604 22
Instrumen tes yang sudah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 20 soal dari 22 soal yang valid sebagai pretest dan posttest. 4.1.2.4 Mengembangkan strategi Pada tahap keempat, peneliti memetakan KI, KD, indikator, dan tujuan yang digunakan dalam mengembangkan LKS. Berikut adalah pemetaan KI, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.4 pemetaan KI, KD, Indikator dan Tujuan KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
KD 3.1 Menjelaskan bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya
Indikator 3.1.1 Menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan darat) 3.1.2 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan
3.1.3 Menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan
Tujuan 3.1.1.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menyebutkan bagian luar tubuh hewan dengan tepat 3.1.2.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan dengan tepat 3.1.3.1 Setelah melakukan pengamatan, siswa mampu menyebutkan 5 bagian
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KI
KD
Indikator
Tujuan tumbuhan. 3.1.4.1 Setelah melakukan pengamatan,siswa mampu menjelaskan fungsi bagian tumbuhan dengan tepat.
3.1.4 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan
Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya peneliti memetakan karakteristik LKS yang sudah dibuat pada tahap merumuskan tujuan khusus. Berikut adalah pemetaan karakteristik LKS yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.5 Pemetaan Karakteristik LKS No. 1
2
3
4 5 6
7 8
Karakteristik Panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai sumber informasi (koran, buku, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya). Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara mandiri hanya berdasarkan petunjuk tertulis yang tersedia tanpa penjelasan guru? Pembelajaran dengan menggunakan pendekaatan saintifik secara utuh ( mengamati, menanya, menalar mencoba, mengomunikasikan). Melakukan pengamatan terhadap benda-benda sekitar.
Halaman LKS 5, 7, 23
Bertanya kepada guru atau teman tentang masalah-masalah yang saya temukan dalam pengamatan sebelumnya. Melakukan wawancara dengan narasumber (guru, teman, orang tua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA. Kelompok saya menyampaikan/mempresentasikan hasil kerja di depan kelas. Menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau tabel untuk menunjukkan hasil kerja.
4, 11, 14, 17
1,3, 5, 9,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22 1, 3, 9, 11, 13, 15, 16,
1, 3, 9, 11, 13, 15. 16
24
22 7
4.1.2.5 Mengembangkan isi LKS Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS berdasarkan pemetaan KI, KD indikator dan tujuan yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. LKS yang dikembangkan berbentuk buku berukuran 18 x 25 cm. Jenis kertas yang digunakan pada halaman cover adalah Ivory 310 gram, sedangkan jenis kertas yang digunakan untuk isi LKS menggunakan kertas HVS 80 gram. Tampilan dalam LKS menggunakan aplikasi yang terdapat dalam Microsoft Word 2007. LKS yang dikembangkan berisi tentang kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pada empat karakteristik LKS. Berikut adalah uraian mengenai
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
contoh kegiatan yang terdapat di dalam LKS berdasarkan empat karakteristik yang
meliputi
mengarahkan siswa
aktif
melakukan
berbagai
kegiatan
pembelajaran, mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik.
Gambar 4.3 Kegiatan Pengamatan Kegiatan siswa 1 yang ditunjukkan pada gambar 4.3 adalah kegiatan yang mengarahkan siswa aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran. Siswa diajak untuk melakukan kegiatan pengamatan pada hewan yang ada di lingkungan sekitar. Kegiatan ini menuntut siswa untuk aktif, karena siswa diminta untuk mencari informasi sendiri sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada LKS.
Gambar 4.4 Kegiatan Wawancara
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan siswa 2 yang ditunjukkan pada gambar 4.4 adalah kegiatan yang mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di lingkungan masyarakat. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk mencari informasi dari narasumber yaitu penjual tanaman yang berhubungan dengan bagian-bagian tanaman dan fungsinya.
Gambar 4.5 Kegiatan Menyusun Puzzle Kegiatan siswa 3 yang ditunjukkan pada gambar 4.5 adalah kegiatan yang mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri. Pada kegiatan ini, siswa diminta untuk menggunting gambar-gambar yang tersusun secara acak lalu menyusunnya pada lembar yang sudah disediakan. Selain itu siswa juga diminta untuk menyebutkan nama dan fungsi yang terdapat pada gambar.
Gambar 4.6 Kegiatan Mengamati Kegiatan mengamati yang ditunjukkan pada gambar 4.6 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini, siswa mengamati bentuk akar tumbuhan secara langsung. Siswa diminta untuk mengamati bentuk akar rumput
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gajah dan bayam, kemudian siswa menggambar bentuk akar tersebut pada kotak yang sudah disediakan.
Gambar 4.7 Kegiatan Menanya Kegiatan menanya yang ditunjukkan pada gambar 4.7 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Setelah selesai melakukan pengamatan terhadap berbagai macam bentuk hewan yang ada di lingkungan sekitar, siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan pada kotak di sebelah kiri dan menuliskan jawabannya di kotak sebelah kanan.
Gambar 4.8 Kegiatan Menalar
Kegiatan menalar yang ditunjukkan pada gambar 4.8 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Setelah mengamati hewan-hewan yang hidup di air dan bagian-bagian tubuhnya, siswa di minta untuk menggambarkan hasil 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengamatannya dan menyebutkan bagian-bagian tubuh dari hewan tersebut pada kotak yang sudah disediakan.
Gambar 4.9 Kegiatan Mencoba Kegiatan mencoba yang ditunjukkan pada gambar 4.9 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Pada kegiatan ini siswa melakukan kegiatan percobaan kapilaritas batang. Kegiatan ini berfungsi untuk mengetahui fungsi batang. Siswa diminta untuk menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu, kemudian melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang ada. Setelah itu, siswa diminta untuk menuliskan hasil pengamatan pada tabel dan menuliskan kesimpulannya.
Gambar 4.10 Kegiatan Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan yang ditunjukkan pada gambar 4.10 adalah salah satu langkah pendekatan saintifik. Siswa diminta untuk menunjukkan hasil kerjanya dalam bentuk album tanaman. Setelah melakukan kegiatan sebelumnya,
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa di minta untuk menempelkan hasil foto tanaman yang sudah diambil pada kotak yang sudah tersedia dan menuliskan keterangan mengenai tanaman tersebut. Uraian di atas menjelaskan tentang beberapa contoh kegiatan yang terdapat dalam LKS yang dikembangkan. LKS terdiri dari berbagai kegiatan yang menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan membangun konsepnya secara mandiri. Bentuk LKS secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6.1. 4.1.2.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas LKS oleh ahli dan uji coba lapangan terbatas. Penilaian kualitas LKS dilakukan dengan cara menilai LKS dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Penilai kualitas produk yaitu ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan hanya satu dosen dan dilakukan selama 2 minggu, sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru kelas IV SD dan dilakukan selama tiga hari. Aspek yang dinilai dalam penilaian kualitas produk meliputi aspek konten atau isi, aspek tampilan, aspek bahasa, aspek penggunaan dan penyajian. Setelah ahli memberikan validasi LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Perumnas Condongcatur. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang dan rendah). Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29 dan 30 September 2016 pada pukul 07.30 s.d 09.00 WIB. Berdasarkan hasil uji coba terbatas dapat
diketahui
bahwa siswa
menyukai pembelajaran dengan
menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan, karena siswa dapat melakukan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, siswa juga belum pernah menggunakan LKS yang berisi kegiatan-kegiatan, karena siswa biasanya hanya menggunakan LKS yang berisi soal-soal. 4.1.2.7 Revisi Setelah memperoleh hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru SD, peneliti melakukan revisi pada bagian yang disarankan. Secara keseluruhan, ahli pembelajaran IPA dan guru SD lebih banyak mengomentari dari segi
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tampilan. Berikut merupakan LKS sebelum dan sesudah direvisi oleh ahli yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.6 LKS Sebelum dan Sesudah Direvisi Oleh Ahli Sebelum direvisi Cover hanya terdapat dua gambar (tumbuhan dan hewan). Tampilan cover kurang menarik. Penempatan teks dan kotak isian kurang menarik. Daftar isi kurang lengkap. Penggunaan kata tanya kurang lengkap.
Sesudah direvisi Tampilan cover terdapat banyak gambar tumbuhan dan hewan. Tampilan cover dibuat lebih menarik lagi dengan menambahkan gambar. Bentuk kotak dibuat lebih menarik lagi dengan berbagai macam variasi bentuk. Daftar isi ditambahkan keterangan kegiatan yang terdapat dalam LKS secara lebih detail. Penggunaan kata tanya lebih bervariasi.
Setelah peneliti mendapatkan hasil validasi LKS dari ahli, kemudian peneliti melakukan revisi terhadap LKS yang dikembangkan sebelum diuji cobakan secara terbatas. Setelah melakukan uji coba lapangan terbatas, peneliti kembali melakukan revisi yang terakhir berdasarkan hasil wawancara dengan siswa. 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dengan cara menghitung peningkatan hasil nilai posttest dan pretest yang diperoleh siswa dengan menggunakan rumus persentase kenaikan nilai pretest-posttest pada gambar 3.7. Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai pretest dan posttest, selain itu juga untuk mengetahui tingkat efektivitas LKS. 4.1.3 Kualitas LKS LKS yang sudah selesai dikembangkan, kemudian divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru SD. Validasi ahli pembelajaran IPA dilaksanakan pada tanggal 26 November 2016 dan guru SD setara pada tanggal 18 November 2016. Aspek yang dinilai dalam validasi LKS adalah konten atau isi, tampilan, bahasa, dan penggunaan dan penyajian. Berikut adalah hasil penilaian kualitas LKS oleh ahli yang disajikan dalam tabel berikut.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Kualitas LKS oleh Ahli Aspek yang Dinilai
Skor Ahli IPA 3 2,4
Guru 4 3,3
3 3
3,6 4
Rerata
2,85
3,72
Kategori
Baik
Sangat baik
Konten atau isi Tampilan Bahasa Penggunaan dan penyajian
Berdasarkan data hasil validasi dari ahli pembelajaran IPA, diperoleh data bahwa kualitas LKS pada aspek konten atau isi mendapat skor 3 dengan kategori “baik”, pada aspek tampilan mendapatkan skor 2,4 dengan kategori “kurang”, pada aspek bahasa mendapatkan skor 3 dengan kategori “baik”, dan pada aspek penggunaan dan penyajian mendapat skor 3 dengan kategori “baik”. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada kualitas LKS mendapat rata-rata skor sebesar 2,85 dengan kategori “baik”. Berdasarkan data hasil validasi dari guru, diperoleh data bahwa kualitas LKS pada aspek konten atau isi mendapat skor 4 dengan kategori “sangat baik”, pada aspek tampilan mendapatkan skor 3,3 dengan kategori “sangat baik”, pada aspek bahasa mendapatkan skor 3,6 dengan kategori “sangat baik”, dan pada aspek penggunaan dan penyajian mendapat skor 4 dengan kategori “sangat baik”. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil validasi oleh ahli pembelajaran IPA pada kualitas LKS mendapat rata-rata skor sebesar 3,72 dengan kategori “sangat baik” . Berdasarkan hasil validasi dan komentar dari ahli pembelajaran IPA dan guru,
peneliti
berusaha untuk tetap memperbaiki kualitas
LKS
yang
dikembangkan, sehingga produk yang dihasilkan sangat layak untuk digunakan. Data perhitungan hasil validasi LKS oleh ahli pembelajaran IPA dan guru dapat dilihat pada lampiran 4.1. Setelah menghitung skor penilaian validasi produk, selanjutnya peneliti menghitung hasil pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Berikut adalah hasil perhitungan pretest dan posttest siswa yang disajikan pada tabel berikut.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest Siswa No.
Skor (skala 1-100) Pretest Posttest 45 75 70 90 60 80 45 70 60 80 75 95 59,1 81,6
Nama
1 2 3 4 5 6
Ra Na In Sy No Ri Rerata
Peningkatan Skor 30 20 20 25 20 20 22,5
Berdasarkan tabel di atas, Ra memperoleh nilai 45 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ra memperoleh nilai 75. Na memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Na memperoleh nilai 90. Intan memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, In memperoleh nilai 80. Sy memperoleh nilai 45 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Sy memperoleh nilai 70. No memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, No memperoleh nilai 80. Ri memperoleh nilai 75 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ri memperoleh nilai 95. Berikut adalah perbandingan nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa disajikan dalam grafik berikut.
100
90 80 70 Skor
60 50
Pretest
40
Posttest
30 20 10 0 Ra
Na
In
Sy
No
Ri
Nama Siswa
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Siswa
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan. Perbedaan hasil rerata pretest dan posttest disajikan dalam grafik berikut.
90 80 70 Skor
60 50
Pretest
40
Posttest
30 20 10 0 Rerata Skor
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Rerata Nilai Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest adalah 59,1, sedangkan pada posttest adalah 81,6. Setelah mengetahui hasil rerata tes yang diperoleh semua siswa, selanjutnya peneliti membandingkan nilai pretest dan posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest dan posttest dengan menggunakan rumus persentase sama dengan jumlah nilai posttest dikurangi pretest dibagi nilai posttest dikalikan 100%. Berdasarkan rumus tersebut hasilnya adalah peningkatan nilai yang diperoleh Ra sebesar 66,6%, Na sebesar 28,5%, In sebesar 33,3%, Sy sebesar 55,5%, No sebesar 33,3%, dan Ri sebesar 26,6%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan rerata skor keseluruhan sebesar 38,07%. Data hasil perhitungan peningkatan nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3.5. Setelah melakukan uji coba terbatas, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui kualitas LKS yang sudah digunakan. Berikut komentar siswa secara keseluruhan setelah menggunakan LKS yang disajikan pada tabel berikut.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 Hasil Komentar Siswa Secara Keseluruhan Setelah Menggunakan LKS Aspek yang dinilai Isi LKS Tampilan LKS Bahasa yang digunakan Penggunaan LKS
Komentar Siswa Isinya sudah baik, banyak kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Tampilan LKS menarik, karena terdapat banyak gambar. Bahasanya mudah dimengerti dan dipahami. Petunjuknya mudah dipahami dan LKS mudah dibawa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai penggunaan LKS yang dikembangkan oleh peneliti, karena LKS berisi kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Berbeda dengan LKS yang sebelumnya digunakan oleh siswa yang hanya berisi soal-soal. 4.2 Pembahasan Peneliti melakukan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya. LKS merupakan suatu pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan dan memecahkan suatu permasalahan. Adanya penggunaan LKS diharapkan mampu memberikan arahan dan bantuan pada siswa untuk lebih memahami materi yang akan diajarkan. Peneliti memodifikasi tahapan dalam model penelitian dan pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan, yaitu analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan isis LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini didasarkan dari hasil identifikasi potensi dan masalah yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan kuesioner. Berdasarkan hasil identifikasi potensi dan masalah diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik masih terbatas. Guru dan siswa belum melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik secara utuh meskipun sudah menggunakan kurikulum 2013. Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa daripada guru dan memiliki empat tahapan yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa dengan melakukan wawancara dan kuesioner. Analisis kebutuhan terhadap guru dilakukan bertujuan untuk mengetahui penggunaan LKS dan permasalahan yang
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihadapi ketika menerapakan pendekatan saintifik, sedangkan analisis kebutuhan terhadap siswa dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk LKS yang disukai oleh siswa dan bagaimana penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Peneliti mewawancarai tiga siswa untuk mengetahui bagaimana bentuk LKS yang disukai oleh siswa. Hasil wawancara dengan ketiga siswa dapat dilihat pada lampiran 1.5. Hasil wawancara yang peneliti peroleh kemudian digabungkan menjadi satu dengan hasil wawancara teman satu payung skripsi, sehingga jumlah siswa yang menjadi narasumber adalah 18 siswa. Dari hasil wawancara dengan 18 siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa lebih dominan menyukai warna hijau dan biru, siswa lebih dominan menyukai gambar hewan dan bunga, dan siswa lebih menyukai bentuk tulisan atau huruf yang tidak banyak variasinya. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti memilih warna hijau dan biru yang digunakan pada LKS. Alasan lain peneliti memilih warna tersebut, karena warna mudah dipadukan dengan gambar dan tulisan, serta warna tidak terlalu
mencolok
sehingga
tidak
mengganggu
perhatian
siswa
ketika
menggunakan LKS. Peneliti memilih gambar beberapa hewan dan tumbuhan dengan alasan selain siswa cenderung menyukai gambar hewan dan tumbuhan, gambar tersebut berkaitan dengan materi yang digunakan dalam LKS yang dikembangkan. Pada penggunaan huruf dalam LKS, peneliti menggunakan Comic Sans MS dan Kristen ITC dengan ukuran 12. Hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan relevan dengan teori belajar menurut Bruner. Teori belajar Bruner disebut juga dengan teori belajar penemuan. Terdapat empat hal pokok yang berkaitan dengan teori belajar bruner yaitu 1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya, 2) dengan melakukan proses-proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu penghargaan intrinsik, 3) satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan, dan 4) dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan (Daryanto, 2014: 52). LKS IPA pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya yang dikembangkan berisi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengomunikasikan. Selain itu, kegiatan yang terdapat di dalam LKS juga mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan mencari berbagai sumber informasi yang terdapat dalam koran, internet, buku, dan sebagainya. Siswa juga diarahkan untuk membangun konsepnya secara mandiri. Pada kegiatan mengamati, siswa diajak untuk melakukan pengamatan terhadap berbagai macam jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian pada kegiatan menanya, siswa diminta mengajukan berbagai macam pertanyaan mengenai informasi yang belum dipahami terkait dengan kegiatan yang sudah dilakukan. Setelah itu pada kegiatan menalar, siswa mengolah informasi yang sudah didapatkan melalui penalaran dengan berpikir secara rasional. Selanjutnya pada tahap mencoba, siswa diajak untuk menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut. Terakhir, siswa mengomunikasikan hasil pekerjaannya dalam berbagai macam bentuk, seperti klipping, album foto, tabel, dan sebagainya. Peneliti juga mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian yang relevan dari Salikhah (2015) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Berbasis Pendekatan Scientific Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa SD/MI Kelas IV”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan LKS dan tidak menggunakan LKS. Hal tersebut juga sama dengan hasil yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini yaitu adanya perbedaan yang signifikan pada nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa. Sinarta (2012) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri Pokok Bahasan Energi dan Perubahannya”. Hasil yang diperoleh adalah adanya perubahan pada siswa. Siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh Sinarta sama dengan penelitian ini. Siswa menjadi lebih aktif dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang terdapat dalam LKS yang dikembangkan. Mustofa (2013) dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber Belajar Sains di SD N 1 Tinjomoyo”. Hasil yang diperoleh adalah adanya peningkatan rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11% dengan rerata
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai sebesar 7,84. Hasil yang diperoleh sama dengan penelitian ini. Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan selisih rerata nilai posttest dan pretest sebesar 38,07%. Penelitian relevan lainnya dari Dalla (2016) dengan judul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik Pada Sub Tema Hidup Rukun di Rumah Untuk Siswa Kelas Dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan 1”. Hasil yang diperoleh adalah LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan pada uji coba dengan revisi sesuai saran berdasarkan hasil validasi oleh ahli yang memperoleh rerata skor 3,87 (rentang skor 1-5) dengan kategori baik. ada penelitian ini juga memperoleh hasil validasi oleh ahli IPA dengan rerata skor 2,85 (rentang skor 14) dengan kategori baik dan hasil validasi oleh guru dengan rerata skor 3,72 (rentang 1-4) dengan kategori sangat baik. Pratiwi (2014) dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Scientific Pada Tema Berbagai Pekerjaan di Kelas IV”, dan Fitri (2014) dengan judul “Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Tematik Integratif Materi Garis Paralel Untuk Sekolah Dasar Kelas IV”. Keenam penelitian tersebut digunakan oleh peneliti untuk menambah referensi tentang penelitian dan pengembangan LKS. Berdasarkan keenam penelitian relevan tersebut, diketahui bahwa hasil yang diperoleh sama dengan penelitian yang dilakukan yaitu kualitas produk yang dikembangkan adalah baik dan layak untuk digunakan. Hal ini dibuktikan dari hasil validasi produk oleh ahli dan hasil respon siswa terhadap penggunaan produk yang dikembangkan. Berdasarkan penelitian relevan tersebut penelitian yang dilakukan oleh Salikhah, Dalla, dan Pratiwi mempunyai persamaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaannya adalah sama-sama mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik, tetapi dengan materi yang berbeda. Sedangkan persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sinarta, Mustofa, dan Fitri dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama mengembangkan LKS, tetapi dengan metode dan materi yang berbeda. Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan, lingkungan tersebut mengalami perubahan, dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fungsi intelek semakin berkembang (Dimyati, 2006: 13). Pada penelitian ini, perubahan yang terjadi juga dialami oleh keenam siswa yang melaksanakan uji coba terbatas. Hal ini dibuktikan dengan diperoleh hasil bahwa LKS yang dikembangkan memperoleh tingkat efektivitas tinggi. Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh siswa pada posttest yang meningkat dari hasil pretest. Pada uji coba LKS, siswa dipilih secara random berdasarkan nilai akademik tinggi, sedang, dan rendah. Siswa dengan nilai akademik rendah adalah Ra dan Sy yang memperoleh nilai 45 pada saat pretest. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, nilai Ra dan Sy pada saat posttest meningkat yaitu menjadi 75 dan 70. Kenaikan nilai yang didapatkan oleh Ra sebesar 66,6% dan Sy sebesar 55,5%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan sebesar 61,11%. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai yang diperoleh Ra dan Sy. Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli IPA dan guru yang memperoleh skor 2,85 dengan kategori baik dan skor 3,72 dengan kategori sangat baik dan keefektifan LKS yang dibuktikan dengan meningkatnya nilai posttest siswa, maka hal ini membuktikan bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan oleh peneliti, layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya dilakukan berdasarkan model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi menjadi delapan tahapan yaitu 1) analisis kebutuhan, 2) merumuskan
tujuan
khusus,
3)
mengembangkan
instrumen,
4)
mengembangkan strategi, 5) mengembangkan isi LKS, 6) evaluasi formatif, 7) revisi, dan 8) evaluasi sumatif. 5.1.2 Berdasarkan hasil validasi ahli IPA, LKS yang dikembangkan memiliki kualitas yang “baik” dengan rerata skor yang diperoleh adalah 2,85. Sedangkan hasil validasi oleh guru menunjukkan bahwa kualitas LKS yang dikembangkan adalah sangat baik dengan rerata skor yang diperoleh adalah 3,72. Aspek yang dinilai pada validasi produk oleh ahli meliputi 1) konten atau isi, 2) tampilan, 3) bahasa, dan 4) penggunaan dan penyajian. Pada uji coba lapangan terbatas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Rerata peningkatan nilai posttest dan pretest sebesar 38,07%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu proses belajar siswa. 5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Beberapa instrumen yang digunakan untuk memperoleh data hanya divalidasi oleh satu ahli. Seharusnya instrumen divalidasi lebih dari satu ahli untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan. 5.2.2 Validasi kualitas produk hanya dilakukan oleh dua ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan guru. Penggunaan bahasa belum dicek oleh ahli bahasa, tetapi sudah direvisi oleh ahli pembelajaran IPA dan guru.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2.3 Uji coba lapangan terbatas yang dilaksanakan hanya mendapatkan waktu selama dua hari. Seharusnya waktu penelitian adalah tiga hari. Keterbatasan waktu inilah yang menyebabkan beberapa kegiatan tidak terlaksana secara maksimal, karena uji coba lapangan dilaksanakan dengan sedikit terburu-buru. 5.3 Saran 5.3.1 Validator yang dipilih sebaiknya lebih dari satu dan disesuaikan dengan instrumen/produk yang divalidasi, karena tidak semua instrumen dapat divalidai oleh ahli yang sama. 5.3.2 Validasi produk sebaiknya dilakukan lebih dari dua ahli, sehingga bisa mendapatkan kualitas hasil produk yang jauh lebih baik. 5.3.3 Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah atau guru yang bersangkutan untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar dapat mempertimbangkan waktu sebaik mungkin dan memperoleh waktu yang sesuai.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama. Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode “discovery” dan “inquiry”. Jakarta: Depdikbud. Arifin, A. (2011). Penelitian pendidikan metode dan paradigma baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, S., dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azhar. (1993). Lembar Kerja Siswa (LKS). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dalla. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik terpadu terintegrasi Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. (2004). Pedoman umum pengembangan bahan ajar Sekolah Menengan Atas. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas. (2007). Manajemen pembinaan TK dan SD. Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas. Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fitri. (2014). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) tematik integratif pada materi garis paralel untuk Sekolah Dasar kelas IV. Bengkulu: Universitas Bengkulu. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An introduction 8th edition. Boston: Pearson. Ghozali. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hakim. T. (2000). Belajar secara efektif. Jakarta: Puspa Swara. Hardiyanti. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis Metode Montessori. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Haryanto. (2013). Sains untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Erlangga.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hergenhahn, B. R & Matthew H. O. (2008). Theories of learning (edisi ketujuh). Jakarta: Prenada Media Group. Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Jumali. 2007. Landasan pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (teori, praktik dan penilaian). Bandung: Alfabeta. Kustandi, C. & Bambang S. (2011). Media pembelajaran, manual dan digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Lismawati. (2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Mustofa. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar Sains di SD N 1 Tinjomoyo. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik. Jakarta: Kencana. Pratiwi. (2014). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa berbasis Pendekatan Saintifik pada tema berbagai pekerjaan di kelas IV. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Salam, B. (2005). Pengantar filsafat. Jakarta: Bumi Aksara. Samatowa. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional. Setyosari. P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Shalikhah, N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasis Pendekatan Scientific untuk melatih keterampilan proses Sains siswa SD/MI kelas IV. Tesis, tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sinarta. (2012). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis inkuiri pokok bahasan energi dan perubahannya. Jurnal. Malang: Sekolah Tinggi Teknik Malang. Sudiati. (2003). Tujuan penggunaan LKPD. www.sarjanaku.com diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 jam 20.00 WIB. Sugiyono. (2009). Metode Bandung: Alfabeta.
penelitian
kuantitatif,
kualitatif
dan
R&D.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
________. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. _______. (2014). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sumantoro & Dodo H. (2009). Ayo belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penelitian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Suyono & Hariyanto (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. (2008). Model pembelajaran terpadu dalam teori dan praktik. Surabaya: Prestasi Pustaka. _____. (2010). Model pembelajaran terpadu konsep, strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. _____. (2011). Desain pengembangan tematik: bagi anak usia dini TK/RA & anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana. Widoyoko. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _________. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Kelas
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan guru
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU Peneliti : Pendekatan atau strategi atau metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran IPA? Guru : Selama ini, saya sudah menggunakan pendekatan saintifik, metode eksperimen dan kontekstual. Peneliti
: Menurut bapak, apa itu pendekatan saintifik?
Guru : Pendekatan saintifik itu suatu pendekatan atau metode pembelajaran dimana anak disuruh untuk meneliti suatu materi atau masalah, setelah itu anak mengumpulkan pertanyaan, data, dan merumuskan data. Setelah itu menarik kesimpulan dari data tersebut. Peneliti saintifik?
: Apakah bapak sudah mengarahkan siswa melakukan lima tahapan
Guru
: Sudah mba.
Peneliti dilakukan?
: Langkah-langkah pendekatan saintifik apa yang paling dominan
Guru : Kegiatan yang paling sering atau dominan dilakukan adalah kegiatan mengamati dan mencoba. Peneliti : Apakah bapak sudah pernah mengajak siswa untuk mengamati lingkungan di sekitar pada materi bentuk luar tubuh hewan dan tumbuhan? Guru : Iya sudah. Siswa diajak untuk mengamati tanaman yang terdapat di lingkungan sekolah. Peneliti : Kesulitan apa saja yang bapak hadapi saat menerapkan pendekatan saintifik? Guru : Kesulitan dalam pengelolaan waktunya mba. Alokasi waktunya kurang, lalu fasilitas yang ada belum memadai. Peneliti : Apakah siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA? Guru : Iya, siswa terkadang masih kesulitan dalam menalar dan menyimpulkan hasil kegiatan yang sudah dilakukan. Peneliti : Menurut bapak, apa manfaat bagi siswa setelah menerapkan lima tahapan pendekatan saintifik? Guru : Menurut saya, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan lebih memahami materi yang sedang dipelajari. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.5 Transkrip wawancara dengan siswa TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA Siswa 1 Peneliti
: Selama ini, kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja Siswa atau LKS belum?
Siswa
: Sudah pernah.
Peneliti
: LKS yang kamu gunakan isinya bagaimana?
Siswa
: Ya biasa bu, isinya soal-soal.
Peneliti
: Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan bahasanya bisa kamu mengerti ndak?
Siswa
: Bisa bu.
Peneliti
: Menurut kamu, manfaat LKS itu apa?
Siswa
: LKS membantu saya dalam memahami materi yang diajarkan.
Peneliti
: Kamu lebih menyukai LKS yang seperti apa?
Siswa
: Yang berisi tulisan dan gambar. Tapi saya lebih menyukai yang banyak gambarnya.
Peneliti
: Lalu, gambar apa yang paling kamu sukai?
Siswa
: Gambar tumbuhan.
Peneliti
: Apa alasannya?
Siswa
: Karena tumbuhan adalah ciptaan Tuhan.
Peneliti
: Oke baiklah. Kemudian warna apa yang paling kamu sukai dan alasannya apa?
Siswa
: Warna merah, karena bagus.
Siswa 2 Peneliti
: Apakah kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja Siswa atau LKS?
Siswa
: Sudah.
Peneliti
: Bagaimana isi LKS yang pernah kamu gunakan?
Siswa
: Isinya soal-soal, ada soal pilihan ganda, soal isian singkat.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan bahasanya bisa kamu mengerti ndak?
Siswa
: Bisa.
Peneliti
: Menurut kamu, apa saja manfaat LKS ?
Siswa
: Membantu memahami materi yang diajarkan.
Peneliti
: Kamu lebih menyukai LKS yang seperti apa? Terdapat banyak tulisan atau gambar?
Siswa
: Saya lebih menyukai LKS yang terdapat banyak tulisan daripada gambar. Saya menyukai LKS yang berisi kegiatan-kegiatan.
Peneliti
: Apakah kamu menyukai LKS yang terdapat gambar hewan atau tumbuhan?
Siswa
: Ya, saya suka. Apalagi kalau ada gambar hewan.
Peneliti
: Hewan apa yang paling kamu sukai dan alasannya apa?
Siswa
: Burung, karena terlihat bagus.
Peneliti
: Oh begitu. Lalu warna apa yang paling kamu sukai dan alasannya apa?
Siswa
: Warna hijau dan putih, karena bagus dan terang.
Siswa 3 Peneliti
: Apakah kamu sudah pernah menggunakan Lembar Kerja Siswa atau LKS?
Siswa
: Sudah.
Peneliti
: Bagaimana isi LKS yang pernah kamu gunakan?
Siswa
: Isinya berupa soal.
Peneliti
: Selama ini, LKS yang pernah kamu gunakan, petunjuk dan bahasanya bisa bagaimana? apakah kamu bisa mengerti dan memahami?
Siswa
: Bisa, bahasanya mudah saya pahami.
Peneliti
: Menurutmu, apa saja manfaat LKS ?
Siswa
: membantu memahami materi yang diajarkan.
Peneliti
: Kamu lebih menyukai LKS yang terdapat banyak tulisan atau gambar?
Siswa
: LKS yang terdapat banyak tulisan.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti
: Apakah kamu menyukai LKS yang terdapat gambar hewan atau tumbuhan?
Siswa
: Ya, saya suka singa.
Peneliti
: Mengapa kamu suka singa?
Siswa
: Karena bagus.
Peneliti
: Lalu warna apa yang paling kamu sukai dan alasannya apa?
Siswa
: Warna biru, karena bagus dan cerah.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan 2.1 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Guru Terbuka
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Guru Tertutup
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Instrumen Kuesioner Siswa
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Siswa
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.5 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Siswa No
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanyaan Apakah menurutmu pembelajaran memerlukan LKS? Apakah bapak/ibu guru memberikan panduan pembelajaran secara tertulis saat melakukan kegiatan di dalam kelas? Apakah bapak/ibu guru memberikan panduan pembelajaran secara tertulis saat melakukan kegiatan di luar kelas? Apakah bapak/ibu guru memberikan panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai sumber informasi (koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya) Apakah kamu melakukan langkahlangkah kegiatan pembelajaran secara mandiri hanya berdasarkan petunjuk tertulis yang tersedia tanpa penjelasan guru? Apakah kamu melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah berikut secara utuh yaitu mengamati, menanya, menalar mencoba, mengomunikasikan? Apakah perlu LKS untuk memandu pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya? Dalam pembelajaran IPA saya mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar .
Jumlah jawaban siswa Ya = 25 siswa Tidak = 3 siswa
Ya = 89,2 % Tidak = 10,7 %
Sering = 22 siswa Jarang = 6 siswa Tidak pernah = 0
Sering = 78,5 % Jarang = 21,4 % Tidak pernah = 0%
Sering = 3 siswa Jarang = 17 siswa Tidak pernah = 8 siswa
Sering = 10,7 % Jarang = 60,7 % Tidak pernah = 28,5 %
Sering =4 siswa Jarang = 11 siswa Tidak pernah = 13 siswa
Sering = 14,2 % Jarang = 39,2% Tidak pernah = 46,4%
Sering = 5 siswa Jarang = 6 siswa Tidak pernah = 17 siswa
Sering = 17,8 % Jarang = 21,4 % Tidak pernah = 60,7 %
Sebanyak 21,4 % mengatakan jarang bahkan 60,7 % mengatakan tidak pernah.
Sering = 6 siswa Jarang = 17 siswa Tidak pernah = 5 siswa
Sering = 23 % Jarang = 65,3 % Tidak pernah = 17,8 %
Sebanyak 65,3% mengatakan jarang bahkan 17,8 % mengatakan tidak pernah.
Ya = 25 siswa Tidak = 3 siswa
Ya = 89,2 % Tidak = 10,7 %
Sebanyak 89,2% mengatakan bahwa LKS diperlukan untuk memandu pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
Sering = 8 siswa Jarang = 19 siswa Tidak pernah = 1 siswa
Sering = 28,5 % Jarang = 67,8 % Tidak pernah = 3,5 %
Sebanyak 67,8 % mengatakan jarang bahkan 3,5% mengatakan tidak pernah.
Hasil
Kesimpulan Sebanyak 82% mengatakan bahwa LKS diperlukan dalam pembelajaran. Sebanyak 78,5% mengatakan sering, sedangkan 21,4% mengatakan jarang.
Sebanyak 60,7% mengatakan jarang bahkan 28,5% mengatakan tidak pernah. Sebanyak 39,2 % mengatakan jarang, bahkan 46,4% mengatakan tidak pernah.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
9
10
11
12
13
14
15
16
Pertanyaan Saya bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalah-masalah yang saya temukan dalam pengamatan sebelumnya
Jumlah jawaban siswa Sering = 8 siswa Jarang = 18 siswa Tidak pernah = 2
Hasil
Kesimpulan
Sering = 28,5 % Jarang = 64,2 % Tidak pernah = 7,14 %
Sebanyak 64,2 % mengatakan jarang dan 7,14 % mengatakan tidak pernah
Saya melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA Saya mewawancarai narasumber (guru, teman, orang tua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA
Sering = 4 siswa Jarang = 13 siswa Tidak pernah = 11 siswa
Sering = 14,2 % Jarang = 46,4 % Tidak pernah = 39,2 %
Sebanyak 46,4 % mengatakan jarang dan 39,2 % mengatakan tidak pernah
Sering = 4 siswa Jarang = 10 siswa Tidak pernah = 14 siswa
Sering = 14,28 % Jarang = 35,7 % Tidak pernah = 50 %
Sebanyak 35,7% mengatakan jarang bahkan 50 % mengatakan tidak pernah
Saya menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA
Sering = 3 siswa Jarang = 13 siswa Tidak pernah = 12 siswa
Sering = 10,7 % Jarang = 46,4 % Tidak pernah = 42,8 %
Sebanyak 46,4 % mengatakan jaraang bahkan 42,8 % mengatakan tidak pernah
Saya menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA
Sering = 9 siswa Jarang = 16 siswa Tidak pernah = 3 siswa
Sering = 32,1 % Jarang = 57,1 % Tidak pernah = 10,7%
Sebanyak 57,1 % mengatakan jarang dan 10,7% mengatakan tidak pernah
Saya menyampaikan / mempresentasikan hasil kerja saya di dalam kelompok saya
Sering = 20 siswa Jarang = 7 siswa Tidak pernah = 1 siswa
Sering = 71,4 % Jarang = 25 % Tidak pernah = 3,5%
Sebanyak 71,4 % mengatakan sering dan 25 % mengatakan jarang
Kelompok saya menyampaikan/mempr esentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas Saya menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau tabel untuk menunjukkan hasil kerja saya
Sering = 12 siswa Jarang = 14 siswa Tidak pernah = 2 siswa
Sering = 42,8 % Jarang = 50 % Tidak pernah = 7,1%
Sebanyak 42,8 % mengatakan sering dan 50 % mengatakan jarang
Sering = 5 siswa Jarang = 18 siswa Tidak pernah = 5 siswa
Sering = 17,8 % Jarang = 64,2 % Tidak pernah = 17,8 %
Sebanyak 64,2 % mengatakan jarang bahkan 17,8% mengatakan tidak pernah
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Instrumen Tes 3.1 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
No. 1 2 3 4
Indikator 3.1.1 Menyebutkan bagian luar tubuh hewan menurut tempat tinggalnya (air dan darat) 3.1.2 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh hewan 3.1.3 Menyebutkan bagian luar tubuh tumbuhan 3.1.4 Menjelaskan fungsi bagian luar tubuh tumbuhan
Nomor Item Soal 15, 17, 18, 19 11, 12, 13, 14, 16, 20 1, 2, 3, 6, 8, 10 4, 5, 7, 9
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Output SPSS Untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes Correlations Skor Total
S1
S2
S3
S4
S5
S6
S7
S8
S9
S10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlations Skor Total 1
34 ,237 ,036 34 1 ,001 34 ,442 ,008 34 ,394 ,020 34 ,416 ,014 34 ,483 ,003 34 ,449 ,007 34 ,405 ,017 34 ,473 ,004 34 ,509
S11
S12
S13
S14
S15
S16
S17
S18
S19
S20
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Skor Total ,418 ,013 34 ,378 ,023 34 ,519 ,001 34 ,354 ,039 34 ,395 ,020 34 ,413 ,014 34 ,386 ,023 34 ,545 ,000 34 ,363 ,034 34 ,057 ,000 34
,002 34
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Perhitungan Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest
1. Nilai yang diperoleh Ra Pretest : 45 Posttest : 75
Persentase peningkatan =
× 100%
= 75 – 45 x 100% 45 = 66,6%
2. Nilai yang diperoleh Na Pretest : 70 Posttest : 90 Persentase peningkatan =
× 100%
= 90 – 70 x 100% 70 = 28,5%
3. Nilai yang diperoleh In Pretest : 60 Posttest : 80 Persentase peningkatan =
× 100%
= 80 – 60 x 100% 60 = 33,3%
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Nilai yang diperoleh Sy Pretest : 45 Posttest : 70 Persentase peningkatan =
× 100%
= 70 – 45 x 100% 45 = 55,5%
5. Nilai yang diperoleh No Pretest : 60 Posttest : 80 Persentase peningkatan =
× 100%
= 80– 60 x 100% 60 = 33,3%
6. Nilai yang diperoleh Ri Pretest : 75 Posttest : 95 Persentase peningkatan =
× 100%
= 95 – 75 x 100% 75 = 26,6%
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Validasi Produk 4.1 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Ahli IPA
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Produk Oleh Guru
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian 5.1 Surat Izin Penelitian
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Produk yang Dikembangkan 6.1 Gambar LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas
Hari Pertama
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hari Kedua
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Assa Prima Sekarini lahir di Purbalingga, 21 Juni 1995. Anak ketiga dari tiga bersaudara. Peneliti memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Tanalum, Rembang, Purbalingga dan lulus pada tahun 2007. Kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas diperoleh peneliti di SMA Negeri 1 Rembang dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma, peneliti mengikuti berbagai pelatihan dan seminar. Beberapa pelatihan yang pernah diikuti antara lain Inisiasi FKIP Sanata Dharma tahun 2013, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM), Week End Moral, dan Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka tahun 2014. Selanjutnya, beberapa seminar yang pernah diikuti oleh peniliti antara lain seminar dengan tema “Reinventing Childhood Education” tahun 2015, “Seminar on Children’s Right Education”, dan “Free Sex: Thumbs Up Or Thumbs Down” tahun 2013. Peneliti juga berpartisipasi dalam kegiatan lomba Story Telling and Writting Contest PGSD pada tahun 2015. Peneliti mengakhiri masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV Materi Bentuk Luar Tubuh Hewan dan Tumbuhan serta Fungsinya”.
116