PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Maria Advensia Sari Kusumawati NIM: 131134067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Maria Advensia Sari Kusumawati Nim: 131134067
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya. Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat Dalam mengerjakan skripsi. Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku dan memberikan semangat. Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Pembaca yang budiman
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan berkat, rahmat,dan kasihnya. Bapakku Hendrikus Parwoto dan ibu Tarsisia Wasilah yang selalu mendoakan , mendukung, dan tak pernah lelah menyemangatiku hingga saatini. Mb Yeni, mb Yetie, dan dek Putra yang selalu memberikan semangat dalammengerjakan skripsi. Para sahabat dan teman terkasih yang selalu ada dalam segala kondisiku danmemberikan semangat. Kerabat yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Pembaca yang budiman
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1-3)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,..................... Penulis
Maria Advensia Sari Kusumawati
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Maria Advensia Sari Kusumawati
Nomor Mahasiswa
: 131134067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK KELAS IV SD MATERI MACAM-MACAM ENERGI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta,.............. Yang menyatakan,
Maria Advensia Sari.K
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN LKS IPA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK SISWA KELAS IV MATERI MACAM-MACAM ENERGI
Maria Advensia Sari Kusumawati Universitas Sanata Dharma 2017 Latar belakang penelitian ini adalah terbatasnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA dan kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Penelitian dilaksanakan pada sampel yaitu SD Negeri Demangan Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macammacam energi dan dapat mengembangkan LKS IPA dengan kualitas yang baik. Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model pengembangan Dick & Carey (2003). Model tersebut dimodifikasi ke dalam delapan langkah pengembangan, yaitu analisis kebutuhan, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk LKS IPA materi macammacam energi dikembangkan berbasis pendekatan saintifik dengan lima tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Validasi LKS oleh ahli IPA menunjukkan bahwa kualitas LKS baik dengan rerata sebesar 2,8 dan oleh guru validasi menunjukkan bahwa kualitas LKS sangat baik dengan rerata 3,7. Pada uji coba lapangan terbatas terdapat peningkatan nilai hasil pretest dan posttest sebesar 29%.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi macam-macam energi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET OF SCIENCE BASED ON SCIENTIFIC APPROACH FOR THE GRADE FOUR OF THE ELEMENTARY SCHOOL ABAOUT THE KINDS OF ENERGY.
Maria Advensia Sari Kusumawati Sanata Dharma University 2017 The background of this research is the limited use of student worksheets of science learning and teachers' lack in understanding the scientific approach observe, question, reason, try, and communicate. The sample of this research is SDN Demangan Yogyakarta grade four, 2016/2017 academic year. The purpose of this research is to develop the student worksheet’s product of science based on the scientific approach to the material of kinds of energy and develop student worksheet of science in a good quality.The methods in this research are the research and the development (R & D). The model used is the model of Dick & Carey’s development (2003). This model is modified into eight stages of development. There are analysis of needs, the formulate specific goals, developing instruments, develop strategy, develop the content of student worksheet of science, formative evaluation, revision, and summative evaluation. The result of this research shows that the product of student worksheet of science about the materials of the kinds of energy is developed based on scientific approach with five stages: observing, questioning, reasoning, trying and communicating. Validation of student worksheet science by scientific experts shows that this student worksheet has a good quality with the average score is about 2.8 and by teachers validation shows that the quality of this student worksheet is very good average score is a3.7. Limited field trial showed that the value obtained by the students at higher than pretest-posttest with the increase in the value of of 29 percent. Thus, it can be concluded that the student worksheet of science-based scientific approach that was developed can help the students in improving student learning outcomes of science about kinds of material energy.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas IV SD Materi Macam-Macam Energi dengan tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada banyak pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Rohandi, Ph. D. Selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M. Pd selaku Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd selaku Wakaprodi PGSD. 5. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S. S., BST., M.A selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi ini. 6. Kintan Limiansih, M. Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini. 7. Albertus Hariwangsa Panambuh, M. Sc selaku dosen IPA yang telahmembantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 8. Muryanto, S.Pd selaku kepala SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah memberikan izin serta dukungan selama proses pelaksanaan
penelitian di
SDtersebut. 9. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 10. Subekti Hari W selaku guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yangtelah memberikan izin dalam melakukan uji coba instrumen penelitian dan ujicoba lapangan terbatas kepada siswanya dan segenap guru SD Negeri Demangan yang telah membantu proses pengujian instrumen.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Siswa-siswa SD Negeri Demangan yang telah membantu dalam uji coba terbatas. 12. Para dosen PGSD, yang dengan sabar dan selalu mendampingi serta mendidik penulis selama menempuh ilmu di PGSD. 13. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu dalam proses perkuliahan dan skripsi. 14.Orang tuaku tercinta, Bapak Hendrikus Parwoto dan Ibu Tarsisia Wasilah yang selalu mendoakan, mendukung, dan memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi. 15. Kakakku Yeni dan Yeti, serta adikku Putra yang telah membantu dalam proses menyusun skripsi ini. 16. Sahabat-sahabatku di kelas B yang selalu memberikan motivasi dandukungan. 17. Teman-teman payung skripsi Sela, Asa, Ama, Julison, dan Pricilyang selalu membantu dalam proses penyelesaian skripsi. 18. Yustin dan Lia sahabat dikos yang selalu menemani dalammengerjakan skripsi. 19. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidakdapat peneliti sebutkan satu-persatu.Peneliti menemui banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Meskipun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menjadi menyerah dan putus asa, namun menjadikan semangat dan antusias untuk maju dan menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Peneliti menyadari bahwa tidak ada kesempurnaan selain milik Tuhan, begitu pula dengan penulisan skripsi ini. Karena itu, peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan sebagainya dalam skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta,....................... Penulis
Maria Advensia Sari Kusumawati
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………..iii PERSEMBAHAN ........................................................................................................... iiv MOTTO..............................................................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................................vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.......................................................................vii ABSTRAK ...................................................................................................................... viii ABSTRAK...........................................................................................................................ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....x DAFTAR ISI................................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.I Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1 I.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5 I.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5 I.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6 1.5 Spesifikasi Produk............................................................................................. 7 1.6 Definisi Operasional.......................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka.................................................................................................. 9 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran ............................................................................... 9 2.1.1.1 Cara Anak Belajar .................................................................................. ...10 2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................... 10 2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu ........................................ 11 2.1.2.2 Pembelajaran Sains ................................................................................... 11 2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains ....................................... 12 2.1.3 Pendekatan Santifik..................................................................................... 13 2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik ............. 14 2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik...................... 15 2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik ............................... 15 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) ......................................................................... 17 2.1.4.1 Pengertian LKS ......................................................................................... 17 2.1.4.2 Fungsi LKS .............................................................................................. 18 2.1.4.3 Jenis-jenis LKS ......................................................................................... 18 2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa.................................................................... 20 2.1.5 Bentuk Energi.............................................................................................. 20 2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi ................................................................. 21 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 23 2.3 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 27 2.4 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 28 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 30 3.2 Setting Penelitian........................................................................................... 30 3.2.1 Subjek Penelitian.......................................................................................... 30 3.2.2 Objek Penelitian ........................................................................................... 30 3.2.3 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 31 3.2.4 Waktu Penelitian .......................................................................................... 31 3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 31 3.4 Prosedur Penelitian......................................................................................... 35 3.4.1. Analisis Kebutuhan .................................................................................... 37 3.4.1.1 Analisis Siswa ........................................................................................... 37 3.4.1.2 Analisis Pembelajaran ............................................................................... 37 3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus ...................................................................... 38 3.4.3 Mengembangkan Instrumen ......................................................................... 38 3.4.4 Mengembangkan Strategi............................................................................. 39 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS ............................................................................ 39 3.4.6 Evaluasi Formatif ......................................................................................... 39 3.4.7 Revisi ........................................................................................................... 39 3.4.8 Evaluasi Sumatif .......................................................................................... 39 3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 40 3.5.1 Observasi ...................................................................................................... 40 3.5.2 Wawancara ................................................................................................... 40 3.5.3. Kuesioner ................................................................................................... 41 3.5.4 Tes ................................................................................................................ 42 3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 42 3.6.1 Pedoman observasi ....................................................................................... 42 3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................... 43 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah ..................................................................... 43 3.6.2.2 Wawancara guru kelas IV ......................................................................... 44 3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV........................................................................ 44 3.6.3 Kuesioner .................................................................................................... 45 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .................................................................. 45 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli .............................................. 46 3.1.4 Soal Tes ....................................................................................................... 47 xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.7. Triangulasi...................................................................................................... 48 3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 50 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .............................................................................. 50 3.8.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian ............................................................................................... 55 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah .................................................................... 55 4.1.1.1 Identifikasi Potensi .................................................................................... 55 4.1.1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 55 4.1.2 Proses Pengembangan LKS ......................................................................... 60 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 61 4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus....................................................................... 62 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen ...................................................................... 64 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi.......................................................................... 66 4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS ......................................................................... 67 4.1.2.6 Evaluasi Formatif ...................................................................................... 73 4.1.2.7 Revisi ........................................................................................................ 75 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif ....................................................................................... 75 4.1.3 Kualitas LKS ................................................................................................ 76 4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest ........................................... 78 4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 79 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 85 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................... 86 5.3 Saran ................................................................................................................ 86 DAFTAR REFERENSI ................................................................................................. 87
LAMPIRAN ......................................................................................................... 90 CURRICULUM VITAE....................................................................................132
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Literature Map Hasil Penelitian Yang Relevan...............................27 Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Dick & Carey..................................................................................................32 Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan...................................................................36 Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan............49 Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara...............................................50
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Masing-Masing Siswa..........77 Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest............................................78
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes.........................................................................38 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV..................................43 Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah.......................................44 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV.........................................44 Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa kelas IV........................................45 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Terbuka.................................................................46 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kuesioner Tertutup.................................................................46 Tabel 3.8 Kisi-Kisi Kuesioner untuk Siswa...........................................................46 Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.....................................47 Tabel 3.10 Kisi-Kisi Instrumen Tes.......................................................................48 Tabel 3.11 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif...............................................52 Tabel 3.12 Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli........................52 Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen...................................................................64 Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes............................................................65 Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes............................................................66 Tabel 4.4 Pemetaan KI,KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan................................66 Tabel 4.5 Hasil Revisi LKS Berdasarkan Komentar Ahli dan Guru.....................75 Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli.......................................................................76 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest...................................................76
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah..............57 Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.............................................59 Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas.................................................68 Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin................................................69 Gambar 4.5 Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi................................................70 Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya..............................................71 Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia................................................72 Gambar 4.8 Kegiatan LKS Tentang Energi Listrik...............................................73
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi.......................................91 Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas..............................................92 Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli..........93 Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru.......................................................................95 Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah......................................................96 Lampiran 6 Lembar Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Oleh Ahli.....98 Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka........................101 Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa Oleh Ahli......................................................................................................102 Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa........................103 Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA.......................109 Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru......................114 Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas Item Tes Valid....................................................................................................119 Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian........................................................................122 Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.........................123 Lampiran 15 LKS IPA.........................................................................................124 Lampiran 16 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas..................................................128
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.I Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam adalah adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Mata pelajaran IPA dipelajari di berbagai jenjang pendidikan dan salah satunya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Pada mata pelajaran IPA kelas IV Sekolah Dasar dipelajari berbagai macam materi. Pada penelitian ini peneliti membahas Kompetensi Dasar (KD) 3.4 membedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu materi yang diajarkan kepada siswa berdasarkan KD tersebut adalah macam-macam energi. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha ( Herliani, 2003: 128). Benda bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga membutuhkan energi (Sumantoro, 2009: 142). Bentuk energi ada bermacammacam yaitu energi gerak, energi listrik, energi panas, energi cahaya,energi bunyi, dan energi kimia. Dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari energi karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Berdasarkan hasil observasi kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 25 Juli 2016 peneliti
menemui guru lebih dominan menggunakan metode ceramah
saat
mengajar IPA di dalam kelas. Sehingga siswa kurang aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Peneliti mengamati guru saat mengajar di dalam kelas dari awal hingga akhir pembelajaran. Guru lebih banyak menerangkan materi pada siswa dan kurang membangkitkan semangat belajar siswa dengan melakukan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif di dalam kelas. Guru menggunakan sumber belajar buku siswa dan Buku Siswa Elektronik (BSE). Potret pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta memperlihatkan pembelajaran di dalam kelas yang cenderung pasif. Situasi pembelajaran IPA tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang dan menggunakan metode yang menarik dan mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, dengan metode ceramah
tingkat
pemahaman siswa pun rendah, karena siswa hanya mendengarkan dan tidak mempraktikannya secara langsung
dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat
diketahui ketika guru bertanya dan mengulang kembali materi pembelajaran yang telah dijelaskan. Sebagian besar siswa hanya diam dan tidak bisa menjawab pertanyaan dengan tepat yang diberikan oleh guru. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan santifik untuk membantu guru dalam proses pembelajaran di kelas. Di dalam LKS terdapat berbagai macam kegiatan yang mendorong siswa untuk aktif belajar di kelas yang mencakup lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest siswa sebelum dan susudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Saat melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diberi soal pretest dan keenam siswa mendapatkan nilai rerata sebesar 69,1% dan setelah menggunakan LKS siswa mendapatkan nilai posttest rerata sebesar 89,1% siswa mengalami peningkatan rerata sebesar 29%. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode yang dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. Siswa SD sudah mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara yang beragam. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangatlah diperlukan dalam membantu siswa SD memahami materi yang diberikan guru dalam pembelajaran yang sedang berada pada tahapan operasional konkret. Penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangatlah dibutuhkan karena dapat membantu siswa
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, 5 tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan membantu siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan dapat memecahkan masalahnya sendiri dengan mencari jawaban dari berbagai macam sumber informasi dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) guru masih membutuhkan contoh LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan.Pengembangan LKS ini menggunakan pendekatan saintifik model penelitian dan pengembangan hasil modifikasi Borg dan Gall serta sugiyono. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi tahapan pengembangan Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi. Penelitianyang dilakukan oleh Irna (2016) masih banyak guru yang membutuhkan contoh LKS berbasis kecerdasan ganda. Dalam penelitian ini guru menyatakan kesulitan kecerdasan ganda dimana guru harus mempunyai LKS agar dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen (2016) Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan agar dapat membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar Kerja Siswa dengan kualitas baik. Penelitian yang dilakukan oleh Lombo (2016) banyak guru yang membutuhkan contoh Lembar Kerja Siswa berbasis model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum 2013. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Shalikhah (2016) melakukan pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa SD kelas IV. Latar belakang penelitian ini adalah kualitas pembelajaran sains di Indonesia masih rendah, masih banyak guru yang
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Dari hasil paparan penelitian relevan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan LKS dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa untuk membantu kegiatan belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat peneliti berdasarkan empat karakteristik yaitu(1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik yaitu lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. LKS dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa dan guru yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Dari hasil data yang diperoleh peneliti, siswa membutuhkan LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan yang membangkitkan semangat belajar siswa, LKS dilengkapi dengan gambar yang menarik, dan mengarahkan siswa untuk melakukan kegiatan dengan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. LKS yang dikembangkan peneliti dengan merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS yaitu 1) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas, 2) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas, 3) memberikan panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai informasi di (koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya, 4) memberikan panduan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan, 5) bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalah yang ditemukan dalam pengamatan sebelumnya, 6)
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 7) mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi
yang lebih lanjut berkaitan
pembelajaran IPA, 8) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA,
9)
menyampaikan hasil kerja saya di dalam kelompok, 10) menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau menunjukkan hasil kerja. Berdasarkan
permasalahan
mengenai
penggunaan
LKS
berbasis
pendekatan saintifik untuk materi macam-macam energi. Kebutuhan LKS dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada paparan di atas. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research & Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi. Pengembangan LKS memperhatikan lima langkah dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.Berdasarkan permasalahan mengenai penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk materi macammacam energi penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan produk LKS yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan revisi LKS setelah melakukan uji coba lapangan terbatas. I.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD materi macam-macam energi? 1.2.2 Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan untuk siswa kelas IV SD? I.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengembangkan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD dengan materi macam-macam energi. 1.3.2 Mengetahui kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Untuk Mahasiswa Mahasiswa
memperoleh
pengalaman
dan
wawasan
baru
dalam
pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa dalam mempelajari materi macam-macam energi. Produk LKS yang dikembangkan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai pendekatan saintifik secara utuh yang dapat menunjang proses belajar mengajar siswa di kelas. 1.4.2 Untuk Guru Guru menjadi lebih paham tentang pendekatan saintifik dan semakin menyadari pentingnya penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru juga mendapatkan pengalaman dalam pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk membantu kesulitan siswa dalam belajar dan mengajak siswa untuk aktif di kelas dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang ada pada LKS. 1.4.3 Untuk Siswa Siswa mendapatkan pengalaman belajar dan pengetahuan dengan menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Siswa juga terbantu dalam mengatasi kesulitan dalam memahami materi dan menjadi semakin aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan. 1.4.4 Untuk Sekolah Sekolah mendapatkan wawasan baru mengenai produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Dengan demikian, sekolah dapat mempertimbangkan dan merekomendasikan pengembangan LKS IPA yang membuat siswa lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar. 1.4.5 Untuk Prodi PGSD Prodi PGSD memiliki pengalaman penelitian dengan metode Research and Development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD. Dengan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik yang telah dikembangkan,
divalidasi, revisi, dan diuji, prodi PGSD memiliki produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang semakin bervariasi dan beragam.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan adalah LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD. Peneliti mengembangkan KD 3.4 yaitumembedakan berbagai bentuk energi melalui pengamatan dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator yang dikembangkan adalah 3.4.1 menyebutkan bentuk-bentuk energi yang ada disekitar dan 3.4.3 . menjelaskan manfaat bentuk-bentuk energi yang ada disekitar. Tujuan
pembelajaran dari
setiap indikator yaitu siswa menyebutkan minimal tiga bentuk energi melalui kegiatan mengamati di dalam maupun di luar kelas, Siswa dapat membedakan bentuk-bentuk energi melalui kegiatan percobaan di dalam maupun di luar kelas, serta siswa dapat menyebutkan manfaat bentuk energi untuk kehidupan seharihari minimal tiga manfaat melalui kegiatan percobaan. Kemudian peneliti mengembangkan rencana kegiatan.
Hal ini ditujukan untuk membuat desain
prototipe IPA materi macam-macam energi. LKS
yang
dibuat
terdiri dari daftar isi, kata pengantar, petunjuk
penggunaan LKS, isi LKS yang terdiri dari berbagai macam kegiatan IPA materi macam-macam energi dengan menggunakan lima tahapan dalam saintifik
yaitu
mengamati,
menanya,
menalar,
pendekatan
mencoba,
dan
mengkomunikasikan. Dalam LKS juga terdapat 20 soal posttest. LKS yang dikembangkan berbentuk buku dengan ukuran 18 cm x 25cm. LKS dibuat dengan meggunakan Microsoft Word. Kertas yang digunakan adalah ivory 230 gram untuk bagian cover dan kertas HVS 80 gram untuk bagian isi. Bahasa yang digunakan sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh siswa. Tampilan LKS dibuat menarik dan sesuai dengan analisis kebutuhan siswa. LKS berisi tentang empat karakteristik yang meliputi (1) mengarahkan siswauntuk aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran, (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat, (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi barudengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya. 1.6.2 Pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam proses pembelajaran. 1.6.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar. 1.6.4 Pendekatan Saintifik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. 1.6.5 LKS adalah lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum. 1.6.6 Materi macam-macam energi adalahmateri tentang berbagai macam energiyang terdiri dari energi panas, energi gerak, energi cahaya, energi listrik,energi bunyi, dan energi kimia. 1.6.7 Siswa kelas IV SD adalah peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di kelas IV untuk belajar dan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1.6.8 Kualitas produk adalah keseluruhan ciri suatu produk untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam sub bab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah
belajar dan
pembelajaran, IPA, pendekatan saitifik, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan materi macam-macam energi. 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan peoses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian (Majid, 2014: 15). Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Majid, 2014: 16). Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Belajar merupakan proses membangun
pengetahuan
melalui
transformasi
pengalaman,
sedangkan
pembelajaran merupakan upaya yang sistematis dalam menata lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar peserta didik Jackson (dalam Rusman, 2013: 252). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses untuk menemukan suatu informasi
baru
dengan tujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan yang telah dimilikinya. Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
(Daryanto,
2014:
41).Pembelajaran merupakan kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melaksanakan aktivitas belajar mengajar Trianto (dalam Daryanto, 2014: 41). Suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien Carey (dalam Rusman, 2013: 132). Pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133). Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan dalam belajar dan mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatau tujuan tertentu dalam proses pembelajaran 2.1.1.1 Cara Anak Belajar Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam Majid, 2014: 9). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman anak yang lebih khusus mengenai apa yang dilakukan ketika mereka memecahkan sebuah masalah sehingga mereka dapat dibantu dengan perilaku yang cerdas Sternberg (dalam Rusman, 2014: 12). Proses belajar siswa sebagai bagian dari kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada siswa dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi pengalaman belajarnya (Rusman, 2014: 382).Dari definisi beberapa ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa cara anak belajar berbeda-beda hal ini dikarenakan setiap anak memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang berbeda pula. 2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau dari fisiknya IPA adalah ilmu pengetahuan yang objek telaahnya adalah alam dengan segala isinya yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan (Daryanto, 2014: 160). IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam Carin (dalam Daryanto, 2014: 160). Ilmu pengetahuan alam berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak ada habis-habisnya Sumaji (dalam Sani, 2013: 31). IPA dapat dipandang sebagai suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam ( Dardmojo, 1992: 5). Untuk ini diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang objek yang diamatinya. IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam Nash (dalam Samatowa, 2011: 3). Cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya. Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitar. 2.1.2.1 Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Disiplin Ilmu Krisis dalam pendidikan IPA terletak pada tekanan-tekanan untuk menegakkan pengakuan (legitimasi) akan pendidikan sains sebagai disiplin ilmu dan untuk mengajukan bukti akan kegunaan dan berharganya penelitian-penelitian yang dihasilkannya Paul (dalam Samatowa, 2011: 7). Meskipun pendidikan sains merupakan disiplin ilmu yang relatif masih muda sekitar 50 tahun, namun telah berfungsi sebagai daerah liputan untuk studi lanjut dan penelitian bagi 65 perguruan tinggi di Amerika Serikat Yager (dalam Samatowa, 2011: 8). Berdasarkan definisi beberapa ahli tersebut, Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu merupakan pendidikan IPA berdasarkan bukti yang ada dan berfungsi untuk penelitian lebih lanjut. 2.1.2.2 Pembelajaran Sains Pembelajaran Sains menjadi berarti bila diajarkan sedemikian, sehingga anak menjalani suatu proses perubahan konsepsi Alverman (dalam Samatowa, 2011: 8). Santa (dalam Samatowa, 2011: 9) menyatakan “Anak butuh mengakui konsep atau penjelasan keilmuan yang bertentangan dengan teori yang mereka miliki”. Mereka butuh dan yakin bahwa teori yang mereka miliki tidak lengkap, tidak cocok, atau tidak konsisten dengan kebutuhan eksperimen, dan bahwa
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penjelasan ilmiah menyediakan alternatif yang lebih meyakinkan dan lebih berdaya. Pembelajaran sains dengan hafalan dan pemahaman konsep, anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis Cullingford (dalam Samatowa, 2011: 9). Pembelajaran Sains akan dapat ditingkatkan, bila anak dapat lebih berkelakuan seperti seorang ilmuwan bagi diri mereka sendiri, dan jika mereka diperbolehkan serta disorong untuk melakukan hal itu Claxton (dalam Samatowa, 2011: 9). Mereka dapat memperoleh bahwa beberapa materi menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Dari berbagai ide mengenai pembelajaran sains, kegiatan anak di kelas diantisipasi menjadi serupa dengan apa yang sesungguhnya dilakukan para ilmuwan dalam percobaan mereka, namun dalam situasi yang berbeda. 2.1.2.3 Memberdayakan Anak dalam Pendidikan Sains Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pendidikan sains saat ini lebih menekankan pada anak daripada gurunya dengan
upaya yang lebih
menekankan bagaimana anak belajar sains Yager (dalam Sumaji, 2003: 121) . Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh hasil interaksi antara berbagai informasi yang seharusnya diberikan kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang dimiliki sebelumnya. melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih menyampaikan gagasan dan memberikan respons yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan Gall (dalam Sumaji, 2003: 122). Bertanya merupakan ciri utama dalam sains yang telah menunjukkan bahwa dengan berbagai pertanyaan yang diajukan, sains dapat dikembangkan. Dengan kegiatan bertanya bagi anak menjadi hal yang fundamental dalam sains. Kemampuan siswa untuk memberi penjelasan tentang kemengapaan fenomena alam akan sangat berguna dalam memahami suatu masalah berkaitan Cross (dalam Sumaji, 2003: 122). Secara komprehensif betapa pentingnya pertanyaan “mengapa” dalam sains yang akan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan sesuatu permasalahanIsaacs (dalam Sumaji, 2003: 123). Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai sutu proses aktif, dan sangat dipengaruhi oleh apa
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang sebenarnya ingin dipelajari anak (Samatowa, 2011: 8). Dari berbagai ide diatas peneliti menyimpulkan bahwa memberdayakan anak dalam pendidikan sains
proses belajar lebih difokuskan kepada anak dan anak diminta untuk
berfikir kritis dengan bertanya pada guru, sehingga anak dapat memberikan gagasan serta respons terhadap suatu permasalahan yang ada. 2.1.3 Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang telah dirancang sedemikian rupa agar peserta didik dapat aktif membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan bermacam-macam teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik adalah
suatu
pendekatan
dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
lebih
mengutamakan kreatifitas dan penemuan peserta didik sehingga memperoleh pengalaman belajar berdasarkan kesadaran dan kepentingan peserta didik sendiri (Kokasih, 2014: 72). Model pembelajaran proses saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang memadu peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah kesimpulan (Abidin, 2014: 125). model saintifik proses adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman peserta didik (Abidin, 2014: 127). Dari berbagai penjelasan mengenai pengertian pendekatan saintifik di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang membantu siswa untuk memecahkan suatu masalah dengan berfikir kreatif dan mandiri, siswa diminta untuk mencari informasi dengan tahapan-tahapan yang dimulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dan dalam pendekatan saintifik pembelajaran lebih berpusat pada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan mendampingi siswa dalam mencari informasi.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3.1 Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Karakteristik mengenai pembelajaran saintifik, yaitu materi pembelajaran yang didapat dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedeasaannya sehingga peserta didik dapat mengkritisi, mengetahui cara pemerolehannya, dan kelemahan-kelemahannya (Kosasih, 2014: 72). Interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif sehingga peserta didik dapat mengemukakan pemikiran, perasaan, sikap, dan pengalamannya serta dapat mendorong peserta didik untuk selalu berpikir analistis dan kritis. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya (Abidin, 2014: 129). Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, objektif. Artinya pembelajaran dilakukan dengan suatu objek dan peserta didik memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut. Kedua,faktual. Artinya pembelajaran dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar sehingga peserta didik dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ketiga, sistematis. Artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang sistematis yang berfungsi sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Keempat, bermetode. Artinya pembelajaran dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu. Kelima, cermat dan tepat.
Artinya pembelajaran dilakukan untuk membina
kecermatan dan ketetapan peserta didik dalam mengkaji sebuah fenomena atau objek belajar tertentu. Keenam, logis. Artinya pembelajaran dilakukan dengan mengangkat hal yang masuk akal. Ketuju, aktual. Artinya pembelajaran dilakukan dengan melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna. Kedelapan, disinterested. Artinya pembelajaran yang dilakukan dengan tidak memihak melainkan didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya. Kesembilan, unsupported opinion. Artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. Kesepuluh,verifikatif. Artinya hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat diverivikasi kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik (Hosnan, 2014: 36) yaitu. 1) meningkatkan kemampuan intelek 2) membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik 3) menciptakan kondisi pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan (4) memperoleh hasil belajar yang tinggi 5) melatih peserta didik mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah, 6) mengembangkan karakter peserta didik. 2.1.3.3 Kegiatan Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik Seperti yang telah dibahas sebelumnya, berikut ini merupakan proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik diuraikan sebgai berikut (Abidin, 2014: 133). 1. Mengamati Pada awal pembelajaran kegiatan pertama yang harus dilakukan ialah mengamati. Metode mengamati ini mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran atau meaningful learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu seperti menyajikan media objek secara nyata, sehingga peserta didik tertarik dan tertantang serta mudah pelaksanaannya. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran saintifik dilakukan dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. (1) menentukan objek apa yang diamati (2) membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang diamati (3) menentukan data-data yang akan diamati secara jelas, baik primer maupun sekunder (4) menentukan tempat pengamatan objek yang akan diamati (5) menentukan secara jelas langkah-langkah pengamatan agar berjalan mudah dan lancar (6) menentukan cara dan melakukan pencatatan hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, perekaman video, dan lainnya. 2. Menanya Dalam pendekatan saintifik, kegiatan kedua adalah kegiatan menanya. Kegiatan belajar dari langkah ini ialah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan terhadap objek pengamatan yang telah diamati sebelumnya (Hosnan, 2014: 137).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kriteria pertanyaan yang baik demi membina keterampilan peserta didik dalam mengajukan pertanyaan (Abidin, 2014: 137). Kriteria pertanyaan ini ialah sebagai berikut. Singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, merangsang proses interaksi. 3. Menalar Kegiatan menalar adalah tahapan ketiga dalam pembelajaran saintifik. Istilah menalar pada kurikulum 2013 diartikan sebagai istilah asosiasi yang merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa dan menjadikannya sebagai penggalan memori. Teori asosiasi sangat efektif dalam menanamkan sikap ilmiah dan motivasi kepada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai intrinsik dari pembelajaran partisipatif. Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui cara berikut ini (Kemendikbud dalam Abidin, 2014: 139). Pertama, guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum. Kedua, guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh,baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. Ketiga, bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Keempat, kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Keenam, setiap kesalahan
atau kekeliruan segera dikoreksi atau
diperbaiki. Keenam,perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik. Ketuju, evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau otentik. Kedelapan, guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan. 4. Mencoba Pada langkah keempat ini, peserta didik diwajibkan untuk melakukan percobaan, terutama untuk materi atau mata pelajaran yang sesuai, misalnya IPA. Aplikasi metode mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Agar pelaksanaan
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
percobaan berjalan lancar guru wajib melakukan beberapa hal berikut ini. Pertama, guru hendaknya merumuskan tujuan kegiatan mencoba yang akan dilaksanakan pada peserta didik. Kedua, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Ketiga, guru bersama peserta didik mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan. Keempat, guru harus memperhitungkan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan mencoba. Kelima, guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan peserta didik. Keenam, guru membicarakan masalah yang akan dilakukan percobaannya. Ketuju, membagi kertas kerja kepada peserta didik. Kedelapan, peserta didik melakukan kegiatan mencoba dengan bimbingan guru. Kesembilan, guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya bila dianggap perlu didiskusikan. 5. Mengomunikasikan Kegiatan mengomunikasikan ialah akhir pada pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Kegiatan ini menggunakan kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. 2.1.4 Lembar Kerja Siswa (LKS) 2.1.4.1 Pengertian LKS LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa, baik yang bersifat teoritis atau praktis, yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus dicapai siswa dan penggunaannya tergantung dengan bahan ajar lain (Prastowo, 2014: 268). Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang memuat petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang mengarah pada kompetensi dasar yang akan dicapai (Majid, 2009: 176). Lembar kegiatan siswa merupakan panduan bagi peserta didik yang memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010: 223). Lembar kegiatan siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan terprogram (pengamatan, eksperimen, dan pengajuan
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertanyaan) sehingga peserta didik dapat melakukannya secara aktif (Depdikbud dalam Trianto, 2011: 243). Lembar kegiatan siswa dibagi dalam dua macam yaitu lembar kegiatan siswa berstruktur dan lembar kegiatan siswa tak berstruktur Ibrahim (dalam Trianto, 2011: 244). Lembar kegiatan siswa berstruktur adalah lembar kegiatan yang dirancang untuk membimbing siswa dalam suatu proses belajar mengajar dengan atau tanpa bimbingan guru. Lembar kegiatan siswa tak berstruktur adalah lembar kegiatan yang berisi sarana untuk melatih, mengembangkan keterampilan, dan menemukan konsep dalam suatu tema. Dari berbagai penjelasan LKS di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan lembar kerja siswa yang berisi tentang materi, soal, petunjuk, dan tugas yang ditujukan pada siswa agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari dan dapat digunakan sebagai buku panduan dalam mengerjakan praktikum. 2.1.4.2 Fungsi LKS Berdasarkan pengertian LKS pada dasarnya sudah dapat diterka apa saja fungsinya dalam kegiatan pembelajaran tematik (Prastowo, 2014: 270). Namun lebih jelasnya berikut ini akan diungkapkan bahwa LKS mempunyai empat fungsi yaitu. Pertama, LKS sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih mengaktifkan siswa. Kedua, LKS sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. Ketiga,LKS sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih. Dan keempat, LKS memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 2.1.4.3 Jenis-jenis LKS Setiap LKS disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan materi pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat pada jenis LKS yang bemacam-macam (Prastowo, 2014: 271). Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat menemukan lima jenis LKS yang umum digunakan oleh siswa, yaitu: Pertama,
LKS Penemuan (membantu siswa menemukan sebuah konsep).
Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, seseorang akan belajar jika ia aktif
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. Ini merupakan salah satu karateristik pembelajaran tematik. Salah satu cara mengimplementasikannya di kelas yaitu dengan cara mengemas materi pembelajaran dalam bentuk LKS. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa, meliputi: melakukan, mengamati, dan menganalisis. Rumuskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya, dan berilah pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya. Kedua, LKS yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan). Di dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh LKS yang membantu siswa menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk bertanya dan menonton video. Kemudian meminta mereka berlatih mencuci tangan dan menggosok gigi. Dengan siswa dilatih unruk mencuci tangan sebelum makan dan gosok gigi setelah makan, maka hal ini telah memberikan jalan bagi terimplementasikannya keterampilan merawat anggota tubuh bagi siswa. Ketiga, LKS
Penuntun (berfungsi sebagai penuntun belajar). LKS
penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Siswa dapat mengerjakan LKS tersebut jika ia membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan memahami materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku. Keempat, LKS Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan). LKS penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi pembelajaran yang dikemas di dalam LKS penguatan lebih menekankan dan mengarahkan kepada pendalaman dan penerapan materi pembelajaran yang terdapat di dalam buku ajar. LKS ini juga cocok untuk pengayaan. Kelima, LKS Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum) alih-alih memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKS. Dengan demikian,
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam bentuk LKS ini, petunjuk praktikum merupakan salah satu konten dari LKS. 2.1.4.4 Manfaat Lembar Kerja Siswa Suatu produk yang dibuat biasanya memiliki beberapa manfaat. Lembar kerja siswa memiliki manfaat (Lismawati, 2010: 40) sebagai berikut. (1) dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus. (2) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis. (3) dapat memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi musik, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. (4) secara ekonomis lebih hemat dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya. 2.1.5 Bentuk Energi Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau uasaha. Benda bergerak artinya benda melakukan uasaha atau kerja, sehingga membutuhkan energi ( Herliani, 2003: 128) . Bentuk energi bermacam-macam, antara lain energi kinetik atau energi gerak, energi listrik, energi panas (kalor), energi cahaya,energi bunyi,energi kimia, dan energi potensial (Sumantoro, 2009: 142). Energi mempunyai sifat kekal, karena energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah ke bentuk energi lain (Saptorini, 2013: 39). Kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya. Seluruh kehidupan manusia tidak terlepas dari energi. Karena energilah manusia dan seluruh mahluk di alam ini dapat hidup dan menjalankan proses kehidupannya (Parulian, 2011: 113). Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya, antara lain energi cahaya, energi panas, energi gerak, energi bunyi, energi listrik, dan energi kimia. Energi ada disekitar kita. Energi tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Energi tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain (Haryanto, 2013: 88). Dari beberapa definisi para ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa energi
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah kemampuan untuk melakukan usaha dan energi tidak dapat diciptakan serta dimusnahkan. 2.1.5.1 Macam-Macam Bentuk Energi Energi ada bermacam-macam jenis atau bentuknya (Saptorini, 2013: 40), antara lain: 1. Energi cahaya Energi cahaya membantu kita melihat benda-benda di sekitar. Sumber energi cahaya di bumi adalah matahari. Karena adanya cahaya matahari, bumi menjadi terang di siang hari. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga buni menjadi gelap gulita. Pada malam hari tidak ada cahaya matahari sehingga bumi menjadi gelap gulita. Untuk melihat kamu memerlukan alat penerangan, seperti lampu, lilin, lentera, obor, atau senter. Namun, energi cahaya dari alat-alat penerangan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan energi cahaya dari matahari. 2. Energi Panas Energi panas dan energi cahaya biasanya dihasilkan secara bersamaan. Sumber energi panas terbesar adalah matahari (Saptorini, 2013: 39). Adanya energi panas dari matahari menyebutkan suhu di bumi menjadi hangat sehingga dapat dihuni pleh mahluk hidup. Energi panas matahari juga membuat baju dan makanan yang dijemur menjadi kering. Energi panas berasal dari benda bersuhu tinggi. Panas dapat terjadi karena adanya sumber energi panas (Parulian, 2011: 114). Sumber energi panas dapat berasal dari gesekan suatu benda, kompor yang menyala (api), panas matahari, dan uap panas. Energi panas dari matahari digunakan manusia untuk berbagai macam keperluan (Sumantoro, 2009: 142). Matahari merupakan sumber energi utama. Segala sesuatu yang dapat menghasilkan panas disbut sumber energi panas (Haryanto, 2013: 89). Lilin yang menyala menghasilkan panas. Api unggun menghasilkan panas, gesekan antara dua benda dapat menghasilkan panas. Ini berarti bahwa lilin yang menyala, api unggun, dan gesekan antara dua benda merupakan sumber energi panas. Manusia membutuhkan panas untuk tetap bertahan hidup (Haryanto, 2013: 90). Beberapa manfaat energi panas adalah sebagai berikut. (1) panas matahari mempertahankan suhu atmosfer sehingga
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
panas di bumi sesuai untuk kehidupan mahluk hidup. (2) panas matahari memungkinkan terjdinya daur air dan perubahan musim di belahan bumi utara dan selatan (3) panas matahari berguna untuk mengeringkan pakaian serta bermacam-macam bahan makanan, misalnya gabah, padi, ikan asin kerupuk, dan garam (4) panas dari kompor digunakan untuk memasak makanan dan air. 3. Energi Bunyi Berbagai bunyi yang kamu dengar itu dihasilkan oleh benda yang bergetar (Parulian, 2011: 117). Benda yang bergetar dan menghasilkan bunyi itu disebut sumber bunyi. Getaran lebih mudah dirasakan daripada diamati karena getaran berlangsung sangat cepat. Bunyi berasal dari benda yang bergetar. Getaran benda menyebabkan udara di sekitar benda ikut bergetar sehingga terciptalah bunyi (Saptorini, 2013: 40). Misalnya senar gitar akan menghasilkan bunyi saat dipetik. Energi bunyi menyebabkan kita dapat mendengar berbagai suara misalnya orang berbicara, alat musik dimainkan, sirine berdengung, atau bel berdentang. Benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat timbul dengan berbagai macam cara (Sumantoro, 2009: 150). Salah satu caranya adalah dipukul. Jika meja dipukul dengan keras, akan muncul bunyi yang keras. Jika meja dipukul dengan pelan, bunyinya akan pelan. Getaran sumber bunyi dapat merambat melalui benda perantara atau medium dalam bentuk gelombang bunyi. Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar (Herliani, 2003: 134). Getaran karet gelang, penggaris plastik, garpu, dan pita suara menyebabkan terjadinya bunyi disebut sumber bunyi. Bunyi dapat merambat melalui udara, benda padat, dan benda cair. Oleh karena itu kalian dapat mendengar suara melalui udara, dinding tembok, dan dalam air. Agar bunyi dapat didengar, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu: ada sumber bunyi yang menghasilkan bunyi, ada perantara, dan ada pendengar yang menerima bunyi. Semua getaran benda yang dapat mengahasilkan bunyi disebut sember bunyi (Haryanto, 2013: 97). 4. Energi Listrik Energi listrik merupakan energi serba guna karena dapat membuat berbagai peralatan bekerja, seperti komputer, televisi, radio, lemari pendingin, lampu, penanak nasi, setrika, dan kipas angin (Saptorini, 2013: 40). Adanya
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
energi listrik juga menyebabkan kita tidak kegelapan di malam hari. Peralatan yang dapat berfungsi karena energi listrik membantu meringankan pekerjaan kita sehari-hari, seperti mesin cuci dan penanak nasi. Peralatan listrik juga dapat membuat hidup kita lebih nyaman, misalnya AC (air conditioner) dan kipas angin yang mendinginkan tubuh di saat cuaca panas. 5. Energi Kimia Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam bentuk bahan kimia, seperti makanan dan baterai (Saptorini,
2013:
40).
Dengan
mengonsumsi
makanan kita mendapatkan energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. energi kimia juga terdapat pada baterai. Baterai membuat peralatan yang memerlukan energi listrik kecil dapat bekerja, seperti senter, radio, arloji, jam dinding, dan mainan. Jika kita tidak makan seharian maka tubuh kita akan lemas. Energi kimia juga terdapat pada makanan yang kita konsumsi sehari-hari. 6. Energi Gerak Energi gerak dihasilkan oleh angin dan air (Saptorini, 2013: 39). Energi gerak dari angin dapat membuat berbagai benda bergerak, misalnya kincir angin dan perahu layar. Energi gerak dari angin juga dapat merusak, misalnya dapat membuat batang pohon menjadi tumbang. Selain angin, energi gerak juga dapat dihasilkan dari air yang mengalir. Energi gerak dari air yang mengalir membuat berbagai benda, seperti kincir air dan perahu bergerak energi gerak dari air juga dapat menyebabkan kerugian manusia, misalnya banjir yang dapat merusak berbagai bangunan dan menewaskan manusia. Benda-benda dapat bergerak karena adanya energi (Sumantoro, 2009: 163).
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian pengembangan LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini enam penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian berjudul “ Pengembangan LKS IPA Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas 1V Materi Bentuk Energi”. Bailaen (2016) mengembangkan LKS menggunakan pendekatan saintifik subtema tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas (II) Sekolah Dasar.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengembangkan produk berupa LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I (2) mendeskripsikan kualitas produk prosedur LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema Tugasku sebagai umat bergama untuk siswa kelas II SD Negeri Kalasan I. Hasil penelitian dalam tahap pengembangan menunjukan bahwa kualitas produk LKS oleh dua Pakar Kurikulum SD 2013 dan media LKS masing-masing ialah, Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS memberikan skor 4,00 dengan kategori “Baik” dan Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS (B) memberikan skor 4,06 dengan kategori “Baik”. Kualitas produk LKS oleh dua orang guru kelas II SD masing-masing ialah, Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1 memberikan skor 3,56 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi aspek tersebut oleh Pakar Kurikulum SD 2013 dan Media LKS serta Guru Kelas II SD Negeri Kalasan 1, penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa LKS dengan memperoleh skor rata-rata 3,73. Berdasarkan hal ini menunjukkan Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas II sekolah dasar. Irna (2016) mengembangkan LKS berbasis kecerdasan ganda subtema kebersamaan dalam keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.Jenis penelitian
yang digunakan adalah
pengembangan (R&D). Penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis Kecerdasan Ganda pada subtema Kebersamaan dalam Keberagaman untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil dari validasi dua ahli LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan skor 3,85 (baik) dan 3,95 (sangat baik). Validasi dari dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,0 (baik) dan 4,05 (baik). LKS berbasis kecerdasan ganda tersebut menghasilkan rata-rata skor 3,96 dari rentang skor 1-5 dan termasuk dalam kategori “baik”. hal ini menunjukkan LKS berbasis kecerdasan ganda yang dikembangkan sudah layak digunakan untuk uji coba dalam kegiatan pembelajaran di kelas 1V sekolah dasar dengan revisi sesuai saran.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mustofa (2016) mengembangkan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pengembangan LKS berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar Sains di SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kelayakan LKS oleh: pakar materi sebesar 90% (sangat layak), pakar desain sebesar 96% (sangat layak), dan guru sebesar 93,18% (sangat layak). Hasil pengujian LKS pada kelas skala kecil kelas (IVB) menunjukkan: rerata aktivitas siswa sebesar 100%, siswa tuntas belajar sebanyak 92,11%, dengan rerata nilai sebesar
7,84.
Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
pengembangan LKS berbasis observasi taman sekolah, layak untuk digunakan sebagai bahan ajar sains di SD N 1 Tinjomoyo Semarang. Afifah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis metode percobaan. jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode percobaan dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa validasi penyajian LKS melalui angket oleh ahli media dengan presentase 62% , dengan kriteria cukup dari ahli materi dengan presentase 61% dengan kriteria cukup. Hasil angket aktifitas siswa dengan presentase 80% dengan tanggapan dari guru terhadap LKS berbasis metode percobaan sebesar 91%, tanggapan siswa sebesar 81% dan ketuntasan hasil belajar dengan
> 70. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan
postets dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis metode percobaan kelas IV SD dapat digunakan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest. Lombo (2016) mengembangkan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk siswa kelas (V) Sekolah Dasar.jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk berupa LKS berbasis model PBM mengacu kurikulum
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi berpedoman pada 12 aspek LKS seperti 1) Identitas atau judul LKS, 2) Kompetensi Dasar yang akan dicapai, 3) Waktu penyelesaian, 4) Peralatan atau bahan yang dibutuhkan, 5) Informasi singkat, 6) Langkah kerja, 7) Tugas yang harus dilakukan, 8) laporan yang harus dikerjakan, 9) Masalah yang ditampilkan, 10) Aspek yang dikembangkan, 11) Penggunaan EYD, dan 12) Tampilan LKS. Menunjukkan bahwa LKS model PBM mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk model PBM yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan. Shalikhah (2016) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas (IV) Sekolah Dasar. Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D).Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikpada materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit untuk SD/MI kelas (IV), 2) mengetahui proses pengembangan LKS IPA, 3) mengetahui kualitas LKS IPA, 4) mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa validasi ahli materi, kualitas produk LKS IPA memperoleh persentase penilaian 75% dengan kategori baik. Hasil validasi ahli media memperoleh persentase penilaian 91,25% dengan kategori sangat baik. Hasil penilaian teman sejawat dan guru memperoleh persentase penilaian 92,66% dengan kategori sangat baik. Hasil observasi keterampilan proses sains siswa yang menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifikdengan siswa yang tidak menggunakan LKS berbasis saintifik terdapat perbedaan secara signifikan, yaitu sig 0,01< 0,05. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang menggunakan poduk LKS IPA berbasis saintifikdapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk LKS IPA layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD. Berdasarkan penelitian relevan di atas, peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. LKS yang dibuat berdasarkan model Dick & Carey yang telah dimodifikasi menjadi delapan tahapan. Keenam penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sehingga dapat menjadi referensi tentang penelitian yang berjudul “ pengembangan lembar kerja siswa IPA berbasis pendekatan saintifik
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk siswa kelas 1V materi macam-macam energi”. LKS yang dikembangkan oleh peneliti memiliki empat karakteristik yaitu mengarahkan siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam
seperi di
lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat, mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melakukan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
Bailaen (2016)
Irna (2016)
LKS, pendekatan saintifik, siswa
LKS, Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman, Siswa Kelas IV SD.
kelas II SD
Mustofa (2016) LKS, Berbasis Observasi Pada Taman Sekolah Sebagai Sumber BelajarSains, kelas IV SD.
Yang diteliti adalah LKS IPA ,
Afifah (2015)
Pendekatan saintifik, bentuk energi
LKS, IPA, siswa kelas IV SD.
kelas IV
Lombo (2016) LKS, kurikulum 2013, siswa kelas V SD
Shalikhah (2016) LKS, IPA, pendekatan saintifik,Sains siswa kelas IV SD.
Bagan 2.1 Literature map hasil penelitian yang relevan. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam proses belajar dan mengajar di sekolah seringkali kita jumpai berbagai macam strategi, metode, atau model pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar di kelas. Ada banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk mempermudah dalam menyampaikan materi di dalam kelas agar siswa dapat memahami materi yang telah diberikan. Disini peneliti 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meneliti pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk siswa sekolah dasar.Penggunaan
lembar kerja siswa untuk
siswa Sekolah Dasar sangat
membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari fungsi, tujuan, jenis-jenis, dan karakteristik LKS yang sesuai dengan tujuan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa. Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terdiri dari beberapa tahap yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik
memfokuskan siswa untuk belajar secara mandiri, kritis, dan dapat
menemukan sendiri informasi dari berbagai macam sumber yang didapat. LKS IPA dengan materi macam-macam energi berisi tentang energi yang ada di lingkungan sekitar dan manfaat energi untuk kehidupan sehari-hari. Ada enam bentuk energi yang dibahas oleh peneliti yaitu energi panas, energi cahaya, energi listrik, energi bunyi, energi kimia, dan energi gerak. Dalam LKS berbasis pendekatan saintifik siswa diminta untuk aktif dalam bertanya, melakukan observasi dan pengamatan secara langsung terhadap benda-benda yang ada di sekitar, menalar dengan mengembangkan informasi yang telah didapat dari berbagai macam sumber, melakukan uji coba dengan melakukan kegiatan praktikum dengan panduan atau petunjuk yang ada pada LKS, dan mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kepada guru dan teman. Oleh karena itu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dalam proses pembelajaran serta dapat mengetahui sejauh mana siswa paham akan materi yang disampaikan oleh guru. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1 Bagaimana langkah-langkah pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017? 2.4.2 Bagaimana hasil validasi ahli terhadap pengembangan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017?
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4.3.Bagaimana kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materimacam-macam energi untuk siswa kelas IVSD tahun ajaran 2016/2017? 2.4.4.Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil belajar siswa pada ujicoba lapangan terbatas? 2.4.5. Bagaimana dampak penggunaan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil peningkatan nilai siswa pada uji coba lapangan terbatas?
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rangcangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2008: 164). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 40). 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV. Untuk sampel penelitian ini peneliti mengambil siswa SD kelas 4 di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sekelompok siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru wali kelas. Peneliti juga mempunyai beberapa pertimbangan dalam memilih subjek berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dalam kelas serta diskusi dengan guru kelas terkait potensi akademik yang dimiliki masing-masing siswa. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah produk LKS IPA dengan menggunakan pendekatan saintifik materi bentuk energi. Produk LKS
ini dirancang untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dan sebagai buku panduan siswa dalam melakukan kegiatan yang mencakup 5M dalam
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendekatan saitifik
yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk keperluan atau pengujian. Pengambilan data yang dilakukan di SD Negeri Demangan yang terletak di Jalan Munggur No.38, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Demangan sebagai tempat uji coba produk karena guru di SD Negeri Demangan belum terlalu memahami
tentang pendekatan saintifik,
minimnya penggunaan LKS di dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA. Selain itu, SD Negeri Demangan lokasinya dekat dengan kampus sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan
Juni
s.d.
Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama tujuh bulan. 3.3 Rancangan Penelitian Prosedur pengembangan yang dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah produk penelitian berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh (Dick & Carey 2003, dalam Setyosari, (2013: 230-235). Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan tersebut yaitu: 1) analisis kebutuhan dan tujuan, 2) analisis pembelajaran, 3) analisis pembelajaran dan konteks, 4) merumuskan tujuan performansi,
5)
mengembangkan
instrumen,
6)
mengembangkan
strategi
pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, 9) melakukan revisi, dan 10) evaluasi sumatif. Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Langkah pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick & Carey. Penelitian ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbasis pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan model pengembangan yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1
Melaku kan revisi
Analisis pembelajaran Analisis kebutuhan dan tujuan
Merumuskan tujuan khusus
Mengembangkan instrumen
Mengembangkan strategi pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Analisis pembelajar an dan konteks
Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Evaluasi Sumatif
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick & Carey Dari langkah-langkahtersebutdiatas, berikutpenjelasansetiaptahappadapenelitian R & D Dick & Carey. 1. Analisis kebutuhan dan tujuan Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternative pemecahan dengan cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu. 2. Analisis pembelajaran Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu di identifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri. 3. Analisis pembelajaran dan konteks Analisis
ini
bisa
dilakukan
secara
bersamaan
dengan
analisis
pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara bersamaan. 4. Merumuskan tujuan performansi Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisis-analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. 5. Mengembangkan instrumen Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana yang dikemukakan di depan). Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga instrument untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tahap ini peneliti mengembangkan strategi pembelajaran dengan memetakan KI, KD, indikator, tujuan kegiatan, dan rencana kegiatan menjadi desain prototipe IPA yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang ingin dikembangkan. 7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe atau model tersebut. 8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas. Dick & Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah: 1) Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one – to – one –try out); uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi. 2) Uji coba kelompok kecil (small group try out). Uji coba ini melibatkan subjek yang terdiri atas 6 - 8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan. 3) Uji coba lapangan (field try out). Uji coba lapangan ini yang melibatkan subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif (hasil tes skala sikap, rubric dan sebagainya). Hasil validasi dari merancang dan melakukan evaluasi formatif ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi. 9. Melakukan revisi Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran. 10. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan sampai pada langkah ke Sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan, proses, program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji efektifitas rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh. 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi Dick and Carey (2003). Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah yaitu analisis kebutuhan (analisis siswa dan pembelajaran), merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS, evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Tahap penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut yang tersaji dalam bagan 3.2.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LANGKAH I
langa
Analisis pembelajaran
Analisis kebutuhan
Analisis siswa
LANGKAH II Merumuskan tujuan LANGKAH III
Pretest
Rubrik penilaian ahli validasi instrumen
Mengembangkan instrumen
Posttest LANGKAH IV Mengembangkan strategi LANGKAH V
Mengembangkan isi LKS
LANGKAH VI Penilaian ahli
Dosen IPA
Guru SD
Evaluasi Formatif
Uji coba lapangan terbatas
LANGKAH VII
Siswa Kelas IV SD
Revisi
Sesuai dengan komentar dari ahli
LANGKAH VIII Evaluasi Sumatif
Pretest
Persentase Peningkatan
Posttest
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1. Analisis Kebutuhan Pada tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yaitu terdiri dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua analisis tersebut. 3.4.1.1 Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis siswa berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak dari siswa yang tidak memperhatikan dengan baik dan cenderung berbicara dengan temannya. Selain itu, tidak ada keaktifan yang muncul saat guru bertanya mengenai materi yang disampaikan. Siswa cenderung diam saja dan hanya mengangguk-anggukan kepala ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali materi yang disampaikan. Kemudian, ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja, karena merasa materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan dan sulit untuk dipahami. Hal ini, dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang disampaikan kurang tepat. 3.4.1.2 Analisis Pembelajaran Setelah
melakukan
analisis
siswa,
peneliti
melakukan
analisis
pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu
lain
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti melakukan pengembangkan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Demangan. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttestdilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 membedakan bentuk energi dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda. Berikut ini tabel 3.1 kisi-kisi soal tes pilihan ganda Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Deskriptor Macam-macam energi a. energi panas b. energi cahaya c. energi gerak d. energi bunyi e. energi listik f. energi kimia g. sumber energi
Nomor Item 1,2,20 4,9 7,15,18 8,11,12,16 13 14,19 3,6,10,17
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.4 Mengembangkan Strategi Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan kegiatan.Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS Pada tahap lima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik. 3.4.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu dosen ahli IPA dan guru SD setara. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. 3.4.7 Revisi Pada tahap ketuju, setelah produk LKS diuji cobakan pada enam siswa peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadasp siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 3.4.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. Pengelolaan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh Krathwohl (2004: 546) bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan unsur-unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek penelitian, misalnya wawancara. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2011: 137). Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner, gabungan (triangulasi), dan tes dalam penelitian ini. 3.5.1 Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner (Sugiyono, 2011: 196). Observasi merupakan cara yang penting untuk mendapatkan informasi yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan apa yang dikerjakanCristensen (dalam Sugiyono, 2014: 235). Seluruh penelitian memerlukan beberapa macam observasi mengenai orang, benda, atau proses (Suharsaputra, 2014: 97) . Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dalam melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Suwandi 2008: 93). Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas 1V. Peneliti melakukan observasi tentang penggunaan LKS IPA dalam melakukan pembelajaran di kelas. 3.5.2 Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2011: 188). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2014: 224). Dalam wawancara ada interaksi lisan yang langsung antara pewawancara dan subjek (Suharsaputra, 2014: 97). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu (Suwandi, 2008: 127). Wawancara dilakukan peneliti ke beberapa narasumber yaitu Kepala sekolah SD Negeri Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD. Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah yaitu informasi terkait dengan
sekolah.
Wawancara
kepada
guru
kelas
IV
dilakukan
untuk
mengumpulkan informasi terkait pemahaman guru tentang pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA saat pembelajaran di kelas. wawancara kepada siswa kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait penggunaan LKS IPA dan penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta kesulitan siswa dalam memahami materi macam-macam energi. 3.5.3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2011: 192). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2014: 230). Kuesioner meliputi berbagai instrumen di mana subyek menanggapi untuk menulis pertanyaan untuk mendapatkan reaksi, kepercayaan, dan sikap. Peneliti memilih atau membangun perangkat pertanyaan yang tepat dan meminta kepada subyek untuk menjawabnya, bisasanya dalam
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu form yang meminta subyek untuk mengecek responden (misalnya: ya, tidak, mungkin) (Suharsaputra, 2014: 97). Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Hal ini ditujukan terkait penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada para ahli untuk menilai kelayakan produk LKS berdasarkan karakteristik LKS yang telah dibuat. Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada guru kelas IV SD untuk menilai kelayakan produk LKS yang telah dibuat. 3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006:
223).
Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan dua puluh soal pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui
tingkat pemahaman dan
prestasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan produk LKS dalam uji coba produk terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba produk terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba produk terbatas. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2014: 247).Peneliti menggunakan beberapa instrumen di antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan matriks triangulasi untuk teknik non tes dan soal pretest –posttest untuk teknik tes. 3.6.1 Pedoman observasi Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV terkait pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA saat proses pembelajaran berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA di kelas IV adalah penggunaan pendekatan saintifik saat guru mengajar di kelas, penggunaan LKS IPA sebagai pedoman tertulis yang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajar di kelas.Selain
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengamati peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA di kelas IV No 1
Kisi-kisi Observasi Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar
2
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
3
Partisipasi siswa praktikum IPA
dalam
mengikuti
Objek yang diamati Guru belum menggunakan LKS IPA (Buku siswa) Siswa sulit dalam melakukan kegiatan percobaan dalam pendekatan saintifik. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi praktikum IPA yang diberikan oleh guru Siswa kurang aktif dalam bertanya dan guru cenderung ceramah
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD. Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran ke satu. 3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD N Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa mengenai LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala sekolah SD Negeri Demangan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara terencana - tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencana untuk wawancara, tetapi tidak menggunakan pedoman wawancara yang
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2011: 318). Berikut ini rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana wawancara dengan Kepala Sekolah No 1 2 3 4
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Penerapan kurikulum 2013 (pendekatan sanitifik) di sekolah Penggunaan LKS dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan disekolah
3.6.2.2Wawancara guru kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV SD. Wawancara yang dilakukan peneliti menggunakan teknik wawancara terencanatidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV yang dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV No 1 2 3 4 5 6 7
Topik Pertanyaan Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA Kegiatan yang dilakukan guru di luar maupun di dalam kelas terkait materi macammacam energi. Pendapat guru tentang pendekatan saintifik Penggunaan pendekatan saintifik saat proses mengajar di kelas khususnya pada mata pelajaran IPA materi macam-macam energi. Mengarahkan siswa melakukan 5 tahapan saintifik Menggunakan buku siswa untuk menuntun pembelajaran dengan pendekatan saintifik Kesulitan yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik.
3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV Kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara dilakukan kepada 3 orang siswa di kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik terencana-tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.5
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV No 1 2 3 4 5 6 7
Topik Pertanyaan Warna yang disukai siswa pada LKS Gambar yang disukai siswa pada LKS Karakteristik LKS yang disukai siswa LKS dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Font huruf yang disukai siswa pada LKS Petunjuk dalam LKS mudah dipahami siswa atau tidak Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami oleh siswa atau tidak
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD setara dan para ahli (expert judgment). Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para ahli (expert judgement) untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru SD setara, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada lampiran tiga. 3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan peneliti adalah kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Dengan kuesioner terbuka responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka dilakukan pada guru dan tiga siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Kuesioner tertutup responden dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pilihan jawaban yang telah ditentukan. Kuesioner tertutup diberikan kepada guru kelas IV dan 27 siswa kelas IV SD. Hasil kuesioner digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk LKS yang akan dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam tabel 3.6 (kuesioner terbuka) 3.7 (kuesioner tertutup), dan 3.8 (kuesioner siswa) Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka Deskriptor Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar kelas Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan saintifik
Nomor Item 1 2 3, 4, dan 5 6 dan 7 8
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup Deskriptor Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA Pemberian panduan kegiatan untuk siswa Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi
Nomor Item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner untuk Siswa No 1 2 3 4
Indikator Pentingnya penggunaan media LKS Karakkteristik LKS Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
No.item 1 2, 3, 4, 5, dan 6 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli Kuesioner
divalidasi oleh ahli berupa kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang ada yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh ahli IPA Fisika dan guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut ini kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan dalam tabel 3.8.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli No 1
Aspek yang Dinilai Konten atau isi
2
Tampilan
3 4
Bahasa Penggunaan dan penyajian
No.item 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 1, 2, 3, 4, 5 1, 2, 3 ,4, 5, 6, dan 7
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru SD setara, guru kelas IV SD penelitian, dan ahli pembelajaran IPA. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2014: 170). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Karena itu, kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada 6.Sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 10 dan lampiran 11. 3.1.4 Soal Tes Instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara tes. Tes dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada siswa. Pretest dilakukan dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik hal ini ditujukan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan pada akhir pembelajaran setelah siswa menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan pada siswa dalam hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik. Peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda sebagai instrumen pretest dan posttest. Berikut kisi-kisi instrumen tes yang disajikan pada tabel 3.9.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes Deskriptor Macam-macam energi a. energi panas b. energi cahaya c. energi gerak d. energi bunyi e. energi listik f. energi kimia g. sumber energi
Nomor Item 1,2,20 4,9 7,15,18 8,11,12,16 13 14,19 3,6,10,17
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361). Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur (Widoyoko, 2012: 141). Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji korelasi pearson dengan menggunakan progam SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan berkalikali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan program komputer SPSS 22 For Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6. (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001) 3.7. Triangulasi Triangulasi
adalah
teknik
pengumpulan
data
yang
bersifat
menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada. Triangulasi digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2014: 327-328). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2014: 327). Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi di kelas IV. Bagan 3.4 adalah bagan triangulasi teknik.
Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Berdasarkan bagan 3.4 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh melalui triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2. Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber. Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil wawancara berdasarkan tiga sumber data. Bagan 3.5 merupakan bagan triangulasi sumber data.
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian. 3.8 Teknik Analisis Data Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Data kualitatif adalah data yang menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa/kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif yaitu data dari validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain
data kuantitatif diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini
diperoleh data kualitatif seperti hasil kuesioner terbuka melalui wawancara dengan guru dan siswa SD kelas IV dan hasil observasi. Berikut ini adalah pembahasan teknik analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif. 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yaitu kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa adalah sebagai berikut. Nilai 5 : Instrumen sangat baik Nilai 4 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut. Nilai 4 : Instrumen sangat baik Nilai 3 : Instrumen baik Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan rumus 3.1. 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 =
Rumus 3.1. Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel 3.11 adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,26 - 4,00 2,51 - 3,25 1,76 - 2,50 1,00 - 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dituangkan dalam tabel 3.12. Tabel 3.12 Tabel Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli Interval Skor 3,26 - 4,00
Kategori Sangat Baik
2,51 - 3,25
Baik
1,76 - 2,50
Kurang
1,00 - 1,75
Sangat Kurang
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supratiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner disajikan pada rumus 3.2. Persentase jawaban =
×100%
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre testdan post testdengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post testdihitung dengan rumus 3.3. Nilai =
×100%
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pre test dan Post test Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh semua siswa dengan cara sebagai berikut: Rerata =
Rumus 3.4 Rumus rerata siswa Kemudian membandingkan nilai pre test dengan nilai pos test dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pre test dengan post test berikut ini. Persentase =
× 100%
Rumus 3.5 Persentase kenaikan pretest dan posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif. Kedua, peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada (Creswell, 2012: 328-329). Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut praktis (Poerwandari, dalam Supratiknya, 2012: 117). Pertama, membaca transkip wawancara/observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan pemahaman
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan wawancara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema dari daftar yang telah dibuat. Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala sekolah, guru, dan siswa. Selain itu, triangulasi dilakukan pada teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh data yang semakin lengkap.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut. 4.1. Hasil Penelitian Subbab ini menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi deskripsi potensi dan masalah, analisis kebutuhan, data analisis kebutuhan, proses pengembangan LKS, dan kualitas LKS. 4.1.1 Deskripsi Potensi dan Masalah Pada deskripsi potensi masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi potensi dan identifikasi masalah yang diuraikan di bawah ini. 4.1.1.1 Identifikasi Potensi Potensi yang ada adalah sekolah sudah menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah juga sudah menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. 4.1.1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara tersebut kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi. 1. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati pembelajaran IPA di kelas IV dan ketersediaan LKS di SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1pedoman observasi telah divalidasi oleh para ahli sebelum digunakan. Berikut adalah hasil validasi instrumen observasi yang dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 2. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA di kelas masih terbatas. Guru lebih dominan menjelaskan materi dan ceramah, sehingga siswa lebih pasif dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan produk LKS berbasis pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta belum optimal. Selain itu, peneliti menemukan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa siswa mengalami kesulitan menerapkan 5 tahapan dalam pendekatan saintifik. Terutama karena kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan saintifik dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saja dalam pendekatan saintifik. Selain itu fasilitas pembelajaran di kelas yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam pelaksanaan 5 tahapan saintifik. 2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran IPA. Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara terlebih dahulu divalidasi oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli ahli IPA dan guru kelas IV SD. Wawancara
pertama
dilakukan
kepada
kepala
sekolah.
Rencana
wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Hasil wawacara kepada Kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala sekolah, dapat disimpullkan bahwa sekolah menggunakan Kurikulum 2013. Walaupun sudah menerapkan Kurikulum 2013, guru masih belum paham mengenai Pendekatan Saintifik sehingga dalam penerapannya masih belum maksimal. Dalam proses pembelajaran guru sudah menggunakan 5 tahapan pendekatan saintifik namun belum diterapkan secara utuh. Selain menggunakan buku guru dan buku siswa, guru juga menggunakan LKS dalam proses pembelajaran namun LKS tersebut tidak digunakan secara maksimal karena LKS berisi soal-soal dan ringkasan materi pembelajaran. Di sekolah tersebut penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan LKS belum pernah ada. Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.2. Hasil wawacara kepada guru dapat dilihat pada lampiran 4. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran guru lebih dominan menggunakan metode ceramah saat menjelaskan materi di dalam kelas. Guru lebih banyak melakukan kegiatan di dalam kelas dalam pembelajaran IPA khususnya materi gaya, gerak,dan energi. Siswa diminta membawa media yang
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperlukan
berkaitan dengan materi tersebut. Guru sudah paham mengenai
pendekatan saintifik yang berpusat pada siswa, guru hanya menjadi fasilitator dalam pembelajaran. Penggunaan pendekatan saintifik pada proses belajarmengajar membantu guru dalam menjelaskan materi yang akan dipelajari. Dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, namun guru belum menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik secara utuh dalam proses pembelajaran.Wawancara yang ketiga ditujukkan kepada siswa. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai LKS yang bergambar, berwarna dan soal. LKS membantu siswa dalam memahami materi. Siswa memahami materi yang diajarkan dengan mengerjakan soal namun LKS divariasi dengan gambar. Siswa memahami petunjuk yang aa di LKS, namun bahasa yang digunakan sedikit membingungkan karena masih ada kalimat-kalimat yang ambigu. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik masih terbatas. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada gambar 4.1. Guru
Kepala sekolah
Guru telah menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. tetapi guru masih kesulitan dalam melaksanakan lima langkahggg pendekatan saintifik, karena kemampuan setiap siswa berbeda-beda dan siswapun kesulitan dalam menerapkannya.
Sekolah sudah menyediakan LKS tetapi LKS tersebut tidak digunakan secara maksimal. Kemudian, LKS yang digunakan tidak memuat kegiatan-kegiatan siswa melainkan hanya berisi soal-soal saja. Selain itu, LKS yang digunakan tidak mengacu lima tahapan pendekatan saintifik. Kemudian fasilitas pembelajaran kurang memadai juga menghambat pelaksanaan lima tahapan pendekatan saintifik.
Siswa Guru jarang menggunakan LKS dalam proses pembelajaran di kelas, melainkan guru lebih fokus menggunakan buku siswa dan BSE. Selain itu, siswa lebih menyukai LKS yang berisi kegiatan-kegiatan yang mengacu lima tahapan pendekatan saintifik bukan soal-soal saja. Kemudian, LKS dapat membantu dalam pemahaman materi.
Ketersediaan LKS di sekolah terkait LKS IPA yang mengacu pada lima tahapan pendekatan saintifik materi macam-macam energi masih terbatas dan sekolah masih mengandalkan LKS dari pemerintah. Selain itu LKS hanya berisi soal-soal saja dan tidak memuat kegiatan-kegiatan siswa. Kemudian guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan, karena hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang disampaikanoleh guru.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambar 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti lima langkah pendekatan saintifik saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut menjadi permasalahan karena ketersediaan dan penggunaan LKS khususnya mata pelajaran IPA di SD Negeri Demangan masih terbatas. Sekolah masih mengandalkan pembuatan LKS dari pemerintah. Selain itu, LKS tersebut hanya berisi soal-soal saja tidak mengacu kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa aktif membangun konsepnya sendiri. 3. Kuesioner Analisis kebutuhan dilakukan
peneliti
dengan
cara wawancara dan
kuesioner. Kuesioner dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2016 dengan siswa kelas IV
di SD Negeri Demangan Yogyakarta yang berjumalah 27 siswa.
Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman guru tentang lima langkah dalam pendekatan saintifik. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2016 di ruang perpustakaan dengan 3 siswa kelas IV SD yang telah dipilih berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD. Berdasarkan data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik sebagai pertimbangan dalam pembuatan LKS dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan LKS dari guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam gambar 4.2.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner
Wawancara
Observasi
Sekolah telah menggunakan LKS. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan Saintifik, tetapi guru belum menerapkan sesuai dengan 5 tahapan pendekatan saintifik.
Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa.
Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKSdengan 5 tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS.
Dari hasil wawancara, observasi, dan kuesioner siswa membutuhkan LKS yang menarik disertai gambar-gambar dan terdapat berbagai macam kegiatan dengan menerapkan lima tahapan dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.
Gambar 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan 4.2 terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah menggunakan LKS namun, masih menggunakan LKS yang berisi materi dan soal-soal. Guru sudah menggunakan kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan Saintifik, tetapi guru belum menerapkan sesuai dengan 5 tahapan pendekatan saintifik. Data yang diperoleh melalui teknik observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa, guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru menuliskan materi di papan tulis dan siswa mencatat. Sudah menggunakan Kurikulum 2013 namun, kegiatan belajar mengajar masih didominasi oleh guru yang menjelaskan materi kepada siswa.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketika guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik mengenai LKS dengan 5 tahapan pendekatan saiktifik yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan LKS. Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa guru belum maksimal dalam menerapkan 5 tahapan pendekatan saintifik. LKS yang digunakan adalah LKS yang berisi materi dan soal-soal. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab kepada siswa, guru menjelaskan materi dan menuliskannya di papan tulis dan siswa mencatat.Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai LKS yang diinginkan oleh siswa dan guru. Data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan desain LKS. 4.1.2 Proses Pengembangan LKS Pengembangan disain pada penelitian ini yaitu dengan mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS dibuat dengan menggunakan Microsoft Word sehingga sangat mudah untuk digunakan. Halaman sampul dibuat dengan menggunakan aplikasi coreldraw agar terlihat lebih menarik. Pewarnaan pada sampul LKS telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga tidak terlalu mencolok. Format penulisan isi LKS menggunakan huruf Comic Sans MS, dengan ukuran font 12, spasi 1,5 dan margin A4. Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan SK, KD, dan Indikator pada matapelajaran IPA, materi yang terdapat dalam LKS ini adalah gaya, gerak, dan energi. Materi tersebut dibagi menjadi delapan kegiatan dalam satu LKS. Setiap kegiatan dibuat berdasarkan lima tahapan pendekatan saintifik, selain lima tahapan tersebut setiap kegiatan dilengkapi dengan petunjuk dan langkah-langkah untuk
mempermudah siswa melakukan
percobaan. Di dalam LKS telah disediakan ruang berupa kolom-kolom untuk menuliskan hasil kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa. Kolom-kolom tersebut didisain dengan menggunkan Insert Shapes yang terdapat di dalam Microsoft Word.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain ruang berupa kolom untuk menuliskan hasil kegiatan siswa, peneliti juga menyediakan tabel untuk menuliskan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh siswa. Tabel dibuat dengan menggunakan Insert Table yang terdapat di dalam Microsoft Word. Disetiap kegiatan di dalam LKS, peneliti memberikan beberapa gambar, tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mengetahui objek atau benda yang mereka amati. Di setiap awal kegiatan, terdapat komik atau cerita yang mencerminkan isi materi dalam kegiatan tersebut. Komik atau cerita dibuat secara sederhana sehingga siswa dapat memahaminya. Isi LKS ini memuat langkah-langkah, petunjuk, dan percobaan serta bahan dan alat yang dibutuhkan siswa untuk melakukan percobaan. Pada setiap kegiatan terdapat lima langkah pendekatan saintifik, lima langkah tersebut antara lain,
1)
mengamati,
2)
menanya,
3)
menalar,
4)
mencoba,
5)
mengkomunikasikan. Bentuk dari LKS dicetak menyerupai buku dengan ukuran tinggi 25 cm, dan lebar 18 cm. kertas yang digunakan adalah HVS B5 80gram, cover dari LKS diprint dengan menggunakan kertas Ivori 230gram. 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada Power Point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah dituliskannya di Power Point tersebut. Pada saat guru bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang disampaikan kurang tepat. Banyak siswa yang berbicara dengan temannya ketika guru sedang menjelaskan, karena guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru.
Paparan mengenai hasil observasi tersebut menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Analisis Pembelajaran Peneliti melakukan analisis pembelajaran melalui observasi. Observasi dilakukan pada pembelajaran IPA di kelas IV. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran IPA yang berlangsung di dalam kelas. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada Power Point yang ditampilkan di layar LCD dan guru hanya membaca materi yang telah dituliskannya di Power Point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. 2. Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV. Analisis kebutuhan siswa dilakukan melalui wawancara dan kuesioner. Kuesioner yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penerapan pendekatan lima tahapan saintifik, sedangkan wawancara dilakukan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Kuesioner dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2016 dengan siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta yang berjumlah 30 siswa. Kuesioner dilakukan untuk mengetahui penerapan lima langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA. Wawancara dilakukan pada tanggal 26 Juli 2016 dengan tiga siswa SD kelas IV yang mempunyai potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara bertujuan untuk mengetahui karakteristik LKS yang dibutuhkan oleh siswa. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai acuan dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik kelas IV SD. Analisis karakteristik siswa dilakukan berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. 4.1.2.2 Merumuskan tujuan khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut (1) mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; (2) mengajak siswa untuk
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; (3) mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri; dan (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu
lain
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi peneliti dalam penyusunan LKS. Setelah
peneliti
merumuskan
tujuan
khusus
berdasarkan
empat
karakteristik LKS, selanjutnya peneliti mengembangkan menjadi sepuluh pernyataan yaitu 1) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas, 2) memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas, 3) memberikan panduan kegiatan secara tertulis untuk mencari berbagai informasi di (koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya, 4) memberikan panduan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengomunikasikan, 5) bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalah yang ditemukan dalam pengamatan sebelumnya, 6) melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA, 7) mewawancarai narasumber (guru, teman, orangtua, dan sebagainya) untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut berkaitan pembelajaran IPA, 8) menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA, 9) menyampaikan hasil kerja saya di dalam kelompok, 10) menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau menunjukkan hasil kerja. Peneliti menganalisis LKS yang selama ini digunakan oleh siswa di sekolah. LKS yang biasa digunakan masih terdapat banyak materi pelajaran dan soal-soal yang dikerjakan siswa. Oleh karena itu peneliti mengembangkan LKS tersebut dengan menggunakan pendekatan saintifik. LKS yang dibuat berdasarkan empat karakteristik yaitu mengaktifkan siswa melakukan berbagai kegiatan, mengarahkan siswa untuk belajar dengan mencari sumber informasi beragam, mengarahkan siswa untuk membangun konsep dengan usahanya sendiri tanpa diberi penjelasan dari guru, dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan tahapan pendekatan saintifik secara utuh (lima langkah). Selain itu, setiap kegiatan di
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam LKS juga terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Kemudian, LKS berbasis pendekatan saintifik juga harus menarik, bergambar dan berwarna sehingga siswa tidak merasa bosan ketika mengerjakannya. Isi dalam LKS tidak memuat banyak materi, namun hanya berisi petunjuk-petunjuk kegiatan serta langkah-langkah percobaan yang akan dilakukan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah. 4.1.2.3 Mengembangkan Instrumen Pada tahap ketiga, peneliti menggunakan instrumen berbentuk pilihan ganda dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS. Berikut jenis dan tujuan instrumen yang disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jenis dan Tujuan Instrumen Jenis Instrumen Rubrik penilaian
Rubrik pilihan ganda
Tujuan Instrumen Untuk mengetahui kualitas LKS ( aspek konten dan bahasa, isi, tampilan, penggunaan dan penyajian) Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan LKS.
Pada tahap ke tiga, peneliti membuat soal pretest dan posttest, serta membuat rubrik penilaian ahli validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Demangan. Pretest dilakukan sebelum menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.5 tentang memahami Sifat-sifat bunyi melalui pengamatan dengan indera pendengaran. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat indikator tersebut dikembangkan menjadi 50 soal tipe pilihan ganda. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.1. Setelah menyusun instrumen tes, kemudian soal divalidasi oleh ahli (expert judgment) dan diujikan secara empiris kepada 30 siswa kelas IV SDN Demangan. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan progam SPSS 22 For Windows untuk menganalisis item soal valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya instrumen dapat dilihat dari harga sig. (2-tailed). Jika harga sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 157). Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2012: 157). Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal diuji dengan progam komputer SPSS 22 For Windows dengan menghitung nilai koefisien Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,6 (Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001) dalam Hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 22 For Windows. Berikut hasil validitas dan reabilitas secara singkat yang disajikan pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Rekapitulasi Validitas Tes No Item
Sig - (2tailed)
Keputusan
No.Item
Sig- (sig 2tailed)
Keputusan
1
0,000
Valid
11
0,000
Valid
2
0,021
Valid
12
0,041
Valid
3
0,009
Valid
13
0,017
Valid
4
0,041
Valid
14
0,028
Valid
5
0,005
Valid
15
0,003
Valid
6
0,001
Valid
16
0,015
Valid
7
0,001
Valid
17
0,011
Valid
8
0,012
Valid
18
0,003
Valid
9
0,027
Valid
19
0,011
Valid
10
0,000
Valid
20
0,028
Valid
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disampaikan bahwa dari 50 soal terdapat 20 soal dinyatakan valid. Setelah 20 soal diuji validitasnya, kemudian soal tersebut diuji reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrumen juga menggunakan program SPSS 22 For Windows dengan menghitung Cronbach Alpha. Berikut adalah hasil perhitungan nilai Cronbach Alpha dengan SPSS 22 For Windows yang disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliability Statistics Cronbach’s
N of Item
0,64
20
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil perhitungan Cronbach Alpha sebesar 0,64. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha sekurang-kurang 0,64. Dengan demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan. Instrumen tes yang telah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Kisi-kisi instrumen pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.9. 4.1.2.4 Mengembangkan Strategi Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu (1) peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator, dan tujuan. Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Berikut pemetaan KI, KD, indikator, dan tujuan yang disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Pemetaan KI, KD, Indikator, dan Tujuan Kegiatan. Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Kegiatan
Rencana Kegiatan
Memahami
3.4 Membedakan
3.4. Menyebutkan
3.4.1.1 Siswa dapat
● Siswa
pengetahuan
berbagai bentuk
bentuk-bentuk
menyebutkan
menyebutkan
faktual dengan
energi melalui
energi yang ada
minimal 3 macam
minimal 3 bentuk
cara mengamati
pengamatan dan
disekitar.
energi melalui
energi setelah
dan menanya
dan
kegiatan mengamati
melakukan
berdasarkan rasa
mendeskripsikan
di dalam maupun di
pengamatan pada
ingin tahu tentang
pemanfaatannya
di luar kelas.
benda-benda yang
dirinya, mahluk
dalam kehidupan
menghasilkan sumber
ciptaan Tuhan dan
sehari-hari.
energi di dalam kelas.
kegiatannya, dan benda-benda yang
3.4.3 Menjelaskan
3.4.2.1 Siswa dapat
● Siswa melakukan
dijumpainya di
manfaat bentuk-
membedakan bentuk-
pengamatan pada
rumah, di sekolah,
bentuk energi yang
bentuk energi,
benda-benda yang
dan tempat
ada disekitarnya
Melalui kegiatan
menghasilkan energi
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
bermain.
Indikator
Tujuan Kegiatan
Rencana Kegiatan
percobaan di dalam
dan menggolongkan
maupun diluar kelas.
benda-benda yang telah diamati sesuai dengan bentuk energi yang ada pada benda dengan cara menanya, mengelompokkan, dan mencoba bendabenda disekitar.
3.4.1.2 Siswa dapat
● Siswa melakukan
menyebutkan
percobaan pada
manfaat bentuk
benda-benda yang
energi untuk
menghasilkan energi
kehidupan sehari-
disekolah dan
hari minimal 3
dirumah secara
manfaat, melalui
mandiri.
kegiatan percobaan. ● Merancang suatu kegitan tentang manfaat energi di sekitar.
4.1.2.5 Mengembangkan Isi LKS Pada tahap kelima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap pengembangan strategi. Selain itu,
peneliti juga menggunakan lima tahapan
pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Isi LKS IPA terdiri dari 34 halaman yang terbagi dalam enam kegiatan yang dilakukan siswa. Materi yang disajikan dalam LKS ini didasari dari hasil pemetaan KI, KD, dan Indikator pada mata pelajaran IPA. Materi yang terdapat dalam LKS ini adalah macam-macam energi. Dibawah ini merupakan beberapa contoh gambar kegiatan pada LKS.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.3 Kegiatan LKS Tentang Energi Panas
Kegiatan pertama setelah siswa mengetahui macam-macam energi yang ada disekitar dengan mencari sumber informasi dari buku, internet, dan guru berdasarkan petunjuk yang ada di LKS. Siswa melakukan kegiatan percobaan tentang adanya energi panas seperti gambar diatas.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.4 Kegiatan LKS Tentang Energi Angin
Kegiatan kedua pada LKS adalah membuktikan adanya energi gerak. Siswa diminta untuk membuat kincir angin sederhana dengan menggunakan barang-barang bekas. Secara berkelompok siswa membuat kincir angin dengan langkah-langkah yang sudah ada pada LKS. Setelah selesai membuat kincir angin siswa meletakkan kincir angin pada tempat yang sering dilalui angin. Dan menjawab pertanyaan pada LKS setelah melakukan percobaan diatas.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.5Kegiatan LKS Tentang Energi Bunyi Kegiatan ketiga pada LKS adalah membuktikan adanya energi bunyi. Siswa melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber seperti orangtua, guru, dan teman kelas. Siswa membuat pertanyaan tentang energi bunyi dan mewawancarai narasumber yang
dapat bermain musik. Setelah melakukan
wawancara siswa menuliskan hasil wawancara pada kolom yang sudah disediakan pada LKS.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.6 Kegiatan LKS Tentang Energi Cahaya Kegiatan keempat pada LKS adalah membuktikan adanya energi cahaya. Siswa melakukan kegiatan percobaan dengan menggunakan senter dan karton. Siswa menyalakan senter yang mati dan diarahkan pada karton. Siswa menjawab pertanyaan dan mencatat hasil uji coba yang telah dilakukan pada kolom yang sudah disediakan.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.7 Kegiatan LKS Tentang Energi Kimia Kegiatan kelima pada LKS adalah membuktikan adanya energi kimia dengan melakukan percobaan gunung meletus. Siswa menyediakan bahan-bahan yang akan digunakan dalam uji coba seperti contoh alat dan bahan yang ada pada gambar LKS diatas. Setelah selesai melakukan kegiatan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dan mengisi pada kolom yang sudah disediakan.
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.8Kegiatan LKS Tentang Energi Listrik Kegiatan keenam pada LKS adalah membuktikan adanya energi listrik. siswa mengamati benda-benda yang dapat menghasilkan energi listrik. Setelah itu siswa membuat tiga pertanyaan dan melakukan wawancara dengan narasumber. Kemudian siswa menulis hasil wawancara pada kolom yang sudah disediakan pada LKS.Karakteristik LKS ini adalah mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa didorong untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperti di lingkungan sekolah dan masyarakat, siswa dapat membangun konsepnya secara mandiri, dan mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. 4.1.2.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, peneliti melakukan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian kualitas LKS oleh ahli dan uji coba lapangan terbatas. Penilaian kualitas produk dilakukan dengan cara menilai LKS dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Penilai kualitas produk yaitu ahli IPA dan guru SD. Ahli IPA yang dilibatkan hanya satu orang dosen dan
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan selama dua minggu, sedangkan ahli guru yang dilibatkan adalah guru kelas IV SD dan dilakukan selama satu minggu. Aspek yang dinilai dalam penilaian kualitas produk meliputi aspek konten atau isi, aspek tampilan, aspek bahasa, aspek penggunaan dan penyajian. Setelah ahli memberikan validasi LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah). uji coba dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan 2 Desember 2016 Pukul 11.30 Pada tahap ke enam setelah produk selesai dibuat, peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas yang dilakukan di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 1 Desember - 2 Desember 2016. Sebelum melakukan uji coba, LKS divalidasi terlebih dahulu oleh ahli dan guru untuk mengetahui kelayakan LKS sebelum diujicobakan lapangan terbatas kepada enam siswa yang memiliki potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Validator pertama yaituahli IPA dan validasi dilakukan pada tanggal 14 November 2016. Validator keduaguru kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta pada tanggal 24 November 2016. Kemudian peneliti membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu dosen ahli IPA dan guru SD kelas IV. Setelah ahli memberikan validasi kepada produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. Selain itu, peneliti memilih enam siswa berdasarkan nilai akademik (tinggi, sedang, rendah) dan rekomendasi dari guru kelas. Hasil validasi dari ahli IPA yaitu dosen memberikan komentar dan saran pada aspek tampilan dalam LKS yaitu kemenarikan penggunaan shapes pada LKS, ketepatan penempatan gambar, kesesuaian pemilihan gambar dengan konteks materi dan cover pada LKS diminta untuk dibuat lebih menarik lagi. Sedangkan pada aspek bahasa ahli mengomentari agar penggunaan ketepatan bahasa berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sedangkan komentar dari guru hanya memberi saran untuk mencari referensi agar materi ajarnya lebih
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
luas. Dan secara klasikal untuk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi cukup berkualitas. 4.1.2.7 Revisi Setelah produk LKS diuji cobakan pada enam siswa peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan hasil wawancara terhadap siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Pada tahap ini peneliti melakukan revisi LKS berdasarkan komentar dari ahli dan siswa yang disajikan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 hasil revisi LKS berdasarkan komentar ahli dan guru No 1
Ahli IPA
Komentar dan Saran LKS IPA sudah baik, tetapi banyak kalimat belum efektif dan meletakkan tulisan kurang sistematis di dalam shapes.
2
Guru
3
Siswa
Secara klasikal untuk LKS berbasis pendekatan saintifik cukup berkualitas, hanya saja kurang memperbanyak referensi agar materi ajarnya lebih luas. Ada ka limat perintah pada kegiatan LKS yang kurang jelas.
Revisi Peneliti memperbaiki kalimat dalam LKS menjadi lebih efektif dan jelas serta mengedit tulisan yang ada pada shapes agar lebih sistematis. Peneliti memperbaiki LKS dan menambah beberapa referensi dari buku pada LKS. Peneliti memperbaiki kalimat perintah pada kegiatan LKS agar mudah dipahami oleh siswa.
Berdasarkan komentar dari para ahli, peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dari para ahli. Kesimpulan dari ahli IPA dan guru SD kelas IV menunjukkan bahwa LKS IPA layak digunakan dan dapat diujicobakan lapangan secara terbatas sesuai dengan revisi dan saran. 4.1.2.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi sumatif dengan cara menghitung selisih hasil pretest dan posttest yang dilakukan menggunakan rumus 3.5 . Evaluasi sumatif bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dn posttest serta mengetahui tingkat keefektifan penggunaan LKS.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3 Kualitas LKS Untuk kualitas produk LKS dilihat dari penelitian ahli produk LKS, hasil nilai pretest dan posttestserta wawancara siswa. Berikut hasil Validasi kualitas produk LKS serta ahli yang disajikan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Skor Penilaian Ahli Jenis Instrumen
LKS
Skor Kualitas Produk (skala 1- 4) Ahli IPA Guru 2,8 3,7
Kategori Ahli IPA Baik
Rerata
Guru Sangat baik
Kategori Baik
3,25
Validasi ahli pembelajaran IPA dilaksanakan pada tanggal 16 November 2016 dan guru SD pada tanggal 14 November 2016. Aspek yang dinilai dalam validasi LKS adalah konten atau isi, tampilan, bahasa, penggunaan dan penyajian. Berdasarkan hasil dari validasi ahli pembelajaran IPA dan guru SD diperoleh data bahwa kualitas LKS IPAberbasis pendekatan saintifik mendapat skor rerata 3,25 dan dikategorikan baik.LKS yang sudah divalidasi dan direvisi oleh peneliti oleh ahli pembelajaran IPA dan guru SD kemudian diujicobakan secara terbatas kepada enam orang siswa kelas IV SD yang dipilih berdasarkan potensi kademik yang tinggi, sedang, dan rendah. Pada tahap ini peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. Pengelolaan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. Berikut ini tabel hasil pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 hasil perhitungan pretest dan posttest Responden
Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6
Skor ( skala 1-100) Pretest 75 70 70 80 60 60 69.1
Posttest 90 90 85 90 90 90 89.1
Peningkatan Skor 15 20 15 10 30 30 20
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest terdapat selisih nilai dari setiap responden. Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest terdapat peningkatan skor sebesar 20. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh pada siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik khususnya pada materi macam-macam energi. Nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan perbandingan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa yang disajikan pada grafik 4.1.
100 90 80 70 skor
60 50
pretest
40
posttest
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
Nomor Siswa
Grafik 4.1 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest Pada Masing-Masing Siswa. Selain perbandingan nilai yang diperoleh siswa, terdapat perbandingan juga pada rerata nilai yang diperoleh pada saat pretest dan posttest. Perbandingan nilai pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.2.
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
skor
80 60 pretest 40
posttest
20 0 Keseluruhan
Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Pretest dan Posttest Berdasarkan grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa rerata pretest siswa mendapatkan nilai sebesar 69,1% dan rerata posttest siswa mendapatkan nilai sebesar 89,1%. Maka dari itu, dapat dihitung peningkatan pretest dan posttest siswa yang disajikan pada hasil perhitungan kenaikan pretest dan posttest 4.1
Persentase = posttest – pretest X 100% Pretest
Persentase = 89,1% - 69,1% 69,1%
X 100% =
20
X 100% = 29%
69,1%
4.1 Hasil Perhitungan Kenaikan Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan kenaikan pretest dan posttest dapat disimpulkan bahwa mengalami peningkatan sebesar 29%. Setelah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas, maka selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada enam siswa setelah menggunakan LKS dan uji coba produk pada LKS untuk mengetahui dampak penggunaan LKS dan kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Hasil wawancara berupa komentar dan saran yang diberikan oleh siswa dalam uji coba lapangan terbatas adalah kegiatan dalam LKS kurang diperbanyak kegiatan percobaan. Dan ada beberapa kalimat perintah
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam kegiatan LKS yang kurang jelas. Sehingga ini menjadi pertimbangan peneliti untuk merevisi produk LKS yang sudah diujicobakan secara terbatas kepada siswa.
4.2 Pembahasan Setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif) Piaget (dalam Majid, 2014: 9). Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Proses belajar siswa sebagai bagian dari kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor (Rusman, 2014: 11). Belajar yang berpusat pada siswa dengan cara mencari dan menemukan sendiri melalui pengalaman langsung secara kontekstual, yaitu dengan cara mengeksplorasi dan mengelaborasi pengalaman belajarnya (Rusman, 2014: 382). Anak memiliki cara berfikir dan belajar yang berbeda. Kemampuan siswa dalam menangkap suatu informasi dan memahami materi yang diberikan oleh guru juga berbeda-beda sesuai dengan kemampuan inteligensi mereka. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode dan media yang tepat untuk membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Salah satu metode dan media yang tepat untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas adalah produk LKS berbasis pendekatan saintifik. LKS yang dikembangkan peneliti adalah LKS IPA materi macam-macam energi. Lembar kegiatan siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2015: 204). Dengan adanya LKS dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga meminimalkan peran guru dalam proses pembelajaran. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Mbasi (2016) bahwa guru masih membutuhkan contoh
LKS menggunakan pendekatan saintifik. Oleh
karena itu, pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik masih sangat
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bailaen (2016) lembar kerja siswa menggunakan pendekatan saintifik adalah hal baru seiring dengan digunakannya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Bailaen dilakukan agar dapat membantu guru-guru yang sangat membutuhkan sebuah contoh Lembar Kerja Siswa dengan kualitas baik.Penelitian yang dilakukan oleh Dalla (2016) yaitu pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik, karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik. Lembar Kerja Siswa dilakukan dengan langkah penelitian dan pengembangan dari model Borg dan Gall. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, dan 5) revisi produk hasil validasi, hingga menghasilkan desain produk final berupa Lembar Kerja Siswa menggunakan pendekatan saintifik. Berbeda
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
peneliti
yaitu
pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang memodifikasi tahapan pengembangan dari Dick & Carey menjadi delapan tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan instrumen, (4) mengembangkan strategi, (5) mengembangkan
isi LKS, (6)
evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi sumatif. Penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2016) LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam melaksanakan kegiatan atau kerja, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan LKS berbasis metode percobaan dan efektifitas LKS IPA berbasis metode percobaan serta peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan LKS berbasis metode percobaan IPA dalam pembelajaran. Hasil pretest dengan rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100% sehingga efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest. Hal ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa menggunakan 20 pretest dan posttest.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang dilakukan oleh Shalikhah (2016) pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik untuk melatih keterampilan proses sains siswa kelas IV SD. Latar belakang dalam penelitian ini adalah kualitas pembelajaran sains di Indonesia masih rendah, masih banyak guru yang menggunakan bahan ajar LKS bukan buatan sendiri, kebanyakan LKS yang beredar bersifat kognitif, masih banyak siswa yang kurang fokus pada saat pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik, mengetahui kualitas LKS IPA, dan mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik terhadap keterampilan proses sains siswa. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengetahui langkah-langkah pengembangan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi, mengetahui kualitas produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi, dan mengetahui dampak penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi terhadap hasil belajar siswa. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan ilmiah yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran guna memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi bahwa informasi bisa berasal dari mana saja tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Kemendikbud, 2013: 205). Dengan menerapkan pendekatan saintifik saat proses pembelajaran di dalam kelas dapat membuat siswa lebih aktif dan mandiri mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam
seperti di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu peneliti mengembangkan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dengan materi macam-macam energi untuk siswa kelas IV SD. Produk LKS yang dikembangkan oleh peneliti didasarkan dari hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan diketahui bahwa ketersediaan dan penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik di sekolah masih terbatas dan belum digunakan secara maksimal. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah siswa mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran IPA dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Permasalahan yang ditemui saat
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan observasi adalah guru cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang membangkitkan semangat belajar siswa untuk
melakukan kegiatan
pembelajaran secara aktif. Guru lebih sering menjelaskan materi dibandingkan melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan tiga orang siswa kelas IV SD yang dipilih berdasarkan potensi akademik yang tinggi, sedang, dan rendah diketahui bahwa guru kurang memahami kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik. Sehingga guru dalam proses pembelajaran tidak menerapkan pendekatan saintifik secara utuh. Selain itu, fasilitas pembelajaran yang kurang memadai juga menjadi salah satu faktor guru tidak menerapkan pendekatan saintifik secara optimal saat proses pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara siswa diketahui bahwa siswa jarang menggunakan LKS dalam pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, LKS yang digunakan hanya berisi soal-soal yang diberikan kepada siswa ketika guru selesai menerangkan materi. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa yaitu sebagian besar siswa berpendapat bahawa LKS membantu siswa dalam memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Hal tersebut didukung oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa 100% siswa membutuhkan LKS untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Paparan tersebut menjadi salah satu pertimbangan peneliti dalam pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Peneliti mengembangkan LKS berbasis pendekatan saintifik yang terdiri dari lima tahapan yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. LKS yang dikembangkan berisi kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan LKS, dan kegiatan-kegiatan mata pelajaran IPA materi macam-macam energi. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dikembangkan berdasarkan lima tahapan dalam pendekatan saintifik. Ada empat karakteristik dalam LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yaitu siswa didorong untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat mencari informasi dari berbagai macam sumber yang beragam seperti di lingkungan sekolah dan masyarakat, dan siswa dapat memecahkan masalah yang ada serta membangun konsep secara mandiri.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seperti yang dikemukakan oleh Hosnan (2014: 36) ada beberapa karakteristik pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu kegiatan pembelajaran lebih berpusat pada siswa; melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip; melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; dan dapat mengembangkan karakter siswa. LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dinilai oleh ahli melalui validasi produk. Hasil validasi oleh ahli diketahui bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dengan penilaian kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik yang dikembangkan memiliki kualitas baik. Selain divalidasi oleh para ahli, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik juga diujicobakan secara terbatas. Pada uji coba tersebut, peneliti memberikan pretest dan posttest yang menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai yang diperoleh setiap siswa pada saat pretest dan posttest. Nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat pretest.Responden satu memperoleh nilai 75 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 15. Responden dua memperoleh nilai 70 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 20. Responden tiga memperoleh nilai 70 pada saat pretest dan 85 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 15. Responden empat memperoleh nilai 80 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 10. Responden lima memperoleh nilai sebesar 60 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Responden enam memperoleh nilai sebesar 60 pada saat pretest dan 90 saat posttest, selisih nilai pretest dan posttest adalah sebesar 30. Responden enam dan lima merupakan siswa yang memiliki potensi akademik rendah. Sebelum diberikan LKS dan diminta untuk mengerjakan soal pretest mendapatkan nilai sebesar 60, tetapi setelah siswa siswa mengerjakan LKS dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ada pada LKS IPA berbasis pendekatan saintifik tentang macam-macam energi, setelah diberikan posttest siswa mengalami kenaikan nilai yaitu 90.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest, diketahui bahwa penggunaan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat membantu
siswa
dalam
memahami
materi
macam-macam
energidan
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian Afifah (2016) bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS dengan hasil pretest rata-rata 69 dan posttest dengan rata-rata 76, sehingga dalam pembelajaran mengalami peningkatan 100%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pretest dan posttest.Berdasarkan hasil penelitian Shalikah (2016) membuktikan bahwa siswa yang menggunakan produk LKS IPA berbasis pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan produk LKS IPA layak digunakan sebagai media pembelajaran IPA di SD.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Pengembangan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV materi macam-macam energi
mengikuti langkah penelitian dan
pengembangan hasil modifikasi Dick & Carey. Dalam penelitian ini dibatasi pada delapan langkah pengembangan yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan
tujuan
khusus,
(3)
mengembangkan
mengembangkan strategi, (5) mengembangkan
instrumen,
(4)
isi LKS, (6) evaluasi
formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi sumatif. LKS dibuat berdasarkan empat karakteristik yaitu (1) mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, (2) mengajak siswa untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber seperti di sekolah dan lingkungan masyarakat, (3) mendorong siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri dan, (4) mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan dalam pendekatan saintifik
yaitu
mengamati,
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
mengomunikasikan sampai dihasilkan desain produk akhir yang berupa LKS IPA menggunakan pendekatan saintifik pada materi macam-macam energi kelas IV Sekolah Dasar.
5.1.2. Kualitas LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV adalah “baik”.LKS IPA memiliki ciri yaitu menggunakan pendekatan saintifik yang
meliputi
mengamati,
mengkomunikasikan.
menanya,
menalar,
mencoba,
dan
Uji coba lapangan terbatas LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Peningkatan hasil pretest dan posttest adalah 29%. Dengan demikian, LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk kelas IV SD materi macam-macam energi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan satu orang guru kelas IV SD dan tiga orang siswa yang dipilih peneliti berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga data yang dihasilkan belum mewakili permasalahan yang dialami oleh semua guru dan siswa kelas IV SD. 5.2.2 Tidak dilaksanakan dua langkah lainnya dikarenakan terbatasnya waktu penelitian sehingga langkah yang digunakan dalam prosedur pengembangan hanya dibatasi pada delapan langkah hasil modifikasi Dick & Carey yang meliputi (1) analisis kebutuhan, (2) merumuskan tujuan khusus, (3) mengembangkan
instrumen,
(4)
mengembangkan
strategi,
(5)
mengembangkan isi LKS, (6) evaluasi formatif, (7) revisi dan (8) evaluasi sumatif. 5.3 Saran 5.3.1 Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan lebih dari satu guru kelas IV SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013, sehingga data yang dihasilkan lebih jelas dan menunjukkan permasalahan yang dialamai guru kelas IV SD. 5.3.2. Mempertimbangkan waktu yang cukup saat uji coba produk lapangan terbatas. Sehingga peneliti dapat memperoleh waktu yang sesuai dan dapat melaksanakan uji coba produk lapangan terbatas secara maksimal.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Abidin, Y. (2014). Desain pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013 sistem. Bandung: Refika Aditama. Afifah, R. N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Metode Percobaan. Jurnal. Yogyakarta: Universitas PGRI. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka Cipta. Bailaen, G. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema tugasku sebagai umat beragama untuk siswa kelas II SD negeri Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Carey, S. (2015). Kaidah-kaidah metode ilmiah. Bandung: Nusa Media. Cresswell, W. (2012). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, danmixed. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Dalla. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada sub tema hidup rukun di rumah untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar Negeri Kalasan I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Dardmojo, H. (1992).Pendidikan IPA 2.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik terpadu terintegrasi kurikulum 2013.Yogyakarta: Gava Media Ghozali, I. (2006). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Haryanto. (2013). Sains untuk SD/MI kelas IV. Jakarta: Erlangga Herliani, dkk. (2003). Sains 4 untuk Sekolah Dasar. Jakarta: PT Grasindo Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Irna, S. (2016). Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema kebersamaan dalam keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas empat (IV) Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Krathwohl, D. R. (2004). Method’s of educational and social science research: An integrated approach (second edition). Illionis: Waveland Press. Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum 2013. Bandung: Yrama Widya. Liem, (2007). Asyiknya meneliti sains. Bandung: Pudak Scientific. Lismawati. (2010). Penyusunan perangkat pembelajaran. Yogyakarta: Isnan Madani. Lombo, M. (2016). Pengembangan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 pada subtema Indonesiaku bangsa yang berbudaya untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu.Bandung: Remaja Rosdakarya Mbasi, E. (2016). Pengembangan LKS menggunakan pendekatan saintifik pada subtema hewan di Sekitarku untuk siswa kelas dua (II) Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mustofa, M. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis observasi pada taman sekolah sebagai sumber belajar sains di SDN 1 Tinjomoyo. Skripsi, tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang. Parulian, dkk. (2013). Selalu berhemat energi. Jakarta: Perpustakaan. Prastowo, A.(2014). Pengembangan bahan ajar tematik.Jakarta: Kencana Putra Sitiatava Rizema. (2012). Desain belajar mengajar kreatif berbasis Sains. Yogyakarta: DIVA Press. Putra. S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta: DIVA Press Rusman.(2013).Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.Jakarta: PT RajaGrafindo. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sani, R.A. (2013).Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013.Jakarta:PT Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta: Prenada Media Group. Saptorini,dkk. (2013). Selalu berhemat energi. Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog. Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenamedia Group. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta. Shalikhah, N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA berbasispendekatan scientific untuk melatih keterampilan proses sains siswaSD/MI Kelas IV. Tesis, tidak dipublikasikan.Yogyakarta: Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Konsentrasi Sains MI. Suharsaputra, U. (2014). Metode penelitian. Bandung: Refika Aditama. Sumaji.(2003). Pendidikan sains yang humanistis.Yogyakarta:Kanisius. Sumantoro. (2009). Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta: Kanisius Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suwandi. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Jakarta: Asdi Mahasatya. Trianto. (2010). Pengembangan model pembelajaran tematik. Jakarta: Prestasi. Widoyoko, S.E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas No 1
Objek Yang Diamati Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar
2
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
3
Partisipasi siswa praktikum IPA
dalam
mengikuti
Catatan Guru belum menggunakan LKS IPA (Buku siswa) Siswa sulit dalam melakukan kegiatan percobaan dalam pendekatan saintifik. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi praktikum IPA yang diberikan oleh guru Siswa kurang aktif dalam bertanya dan guru cenderung ceramah
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Oleh Ahli
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru No
Topik Pertanyaan
No Item
Hasil Wawancara
1
Strategi yang digunakan
1
Guru menggunakan metode ceramah saat
guru dalam pembelajaran
pembelajaran di kelas.
IPA 2
3
Kegiatan yang dilakukan
2
Guru lebih dominan melakukan kegiatan di
guru di luar maupun di
dalam kelas dan siswa diminta untuk
dalam kelas terkait materi
membawa media yang diperlukan dalam
macam-macam energi.
materi macam-macam energi.
Pendapat
guru
tentang
3
pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator di dalam kelas.
4
Penggunaan saintifik
pendekatan
4
Guru hanya menerapkan beberapa tahapan
saat
proses
mengajar
di
kelas
tahapan
khususnya
pada
mata
menalar, mncoba, dan mengkomunikasikan.
pelajaran
IPA
dalam
pendekatan yaitu
saintifik
dari
mengamati,
lima
menanya,
materi
macam-macam energi. 5
Mengarahkan melakukan
siswa 5
5
tahapan
Guru mengarahkan siswa melakukan lima tahapan saintifik dengan tanya jawab di
saintifik
kelas dan mencari informasi sendiri di perpustakaan.
6
Menggunakan buku siswa untuk pembelajaran
6,7
menuntun
Guru menggunakan buku siswa dan BSE (Buku Siswa Elektronik) dalam mengajar di
dengan
kelas.
pendekatan saintifik 7
Kesulitan yang dihadapi
8
Guru belum terlalu paham tentang
guru dalam menerapkan
kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik
pendekatan saintifik.
serta fasilitas pembelajaran yang kurang memadai di sekolah.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kepala Sekolah No
Topik Pertanyaan
No Item
Hasil Wawancara
1
Informasi berkaitan dengan
1
Sekolah sudah menerapkan kurikulum
sekolah 2
Penerapan
2013 untuk kelas I dan kelas IV. kurikulum
(pendekatan
2013
sanitifik)
2
di
Beberapa
guru
sudah
menerapkan
pendekatan saintifik, dan ada guru yang
sekolah
belum
menerapkannya
karena
guru
belum terlalu paham tentang kurikulum 2013 dan pendekatan saintifik. 3
Penggunaan
LKS
dalam
3
pembelajaran
Sekolah sudah menyediakan LKS dalam proses pembelajaran tetapi guru lebih dominan menggunakan buku siswa.
4
Penelitian
yang
dilakukan disekolah
pernah
4
Penelitian tentang LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas IV SD.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru oleh Ahli
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Guru Terbuka
Indikator
No
Butir Pernyataan/Pertanyaan
Item Pendekatan/metode/strategi
1
pembelajaran IPA Kegiatan
siswa
2
pembelajaran
Presentase
Responden Dalam pembelajaran IPA, strategi apa saja yang sering Bapak/Ibu gunakan?
dalam
Jumlah
1
50%
2
100%
Apakah kegiatan yang sudah pernah dilakukan siswa bapak/ibu di kelas maupun diluar kelas pada materi bentuk energi?
Pengertian pendekatan saintifik
3
Menurut bapak/ibu apa itu pendekatan saintifik?
Implementasipendekatan
4
saintifik
2
100%
Apakah bapak/ibu telah menggunakan pendekatan saintfik dalam pembelajaran
1
50%
1
50%
1
50%
1
50%
1
50%
IPA, khususnya materi bentuk energi?
5
Apakah bapak/ibu sudah mengarahkan siswa melakukan 5 tahapan saintifik? Jelaskan!
8
Kesulitan apa saja Bapak/ibu hadapi pada saat menerapkan pendekatan saintifik ?
Penggunaan Buku siswa
6
Apakah selama ini bapak/ibu menggunakan buku siswa untuk menuntun pembelajaran dengan pendekatan saintifik? Jelaskan!
7
Apakah menurut bapak/ibu kegiatankegiatan dibuku tersebut sudah memfasilitasi siswa dalam melaksanakan 5 tahap pendekatan saintifik?jelaskan!
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Lembar Hasil Validasi Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa oleh Ahli
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Lembar Hasil Analisis Kebutuhan Kuesioner Siswa
No 1.
2.
3.
Pertanyaan Apakah menurutmu pembelajaran memerlukan LKS?
Jumlah responden A. Ya 27 B. Tidak
0
Apakah bapak/ibu guru memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas?
A. Sering
0
B. Jarang
24
C. Tidak Pernah
3
Apakah bapak/ibu guru memberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas?
A. Sering
0
B. Jarang C. Tidak Pernah
17 10
Hasil
Kesimpulan
(27:27) x 100 % = 100% (0 : 27 ) x 100 % = 0%
Berdasarkan hasil presentase 100% siswa memerlukan LKS dalam pembelajaran. (0: 27 ) x 100% = berdasarkan 0% hasil presentase (24 : 27) × 100 %= 89% jarang, bahkan 11% 89 % siswa tidak ( 3 : 27) × 100%= pernah 11% diberikan panduan pembelajaran secara tertulis untuk melakukan kegiatan di dalam kelas. (0 : 27 ) x 100 %= Berdasarkan 0% hasil presentase ( 17 : 27) × 100 % = 63% jarang, bahkan 37% 63% siswa tidak (10 :27) × 100 %= pernah 37 % diberikan panduan pembelajaran tertulis untuk melakukan kegiatan di luar kelas..
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 4.
5.
6.
Pertanyaan
Jumlah responden Apakah bapak/ibu A. Sering 0 guru memberikan panduan kegiatan B. Jarang 23 secara tertulis untuk mencari berbagai C. Tidak 4 sumber informasi Pernah (koran, majalah, internet, narasumber, dan sebagainya)
Hasil
Kesimpulan
(0: 27) × 100 %= 0% (23 : 27) × 100 % = 85 % (4:27) x 100% = 15%
Berdasarkan hasil presentase 85% jarang , bahkan 15% tidak pernah diberikan panduan kegiatan tertulis untuk mencari berbagai sumber informasi. Berdasarkan hasil presentase 63% tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran secara mandiri hanya berdasarkan petunjuk tertulis tanpa penjelasan dari guru. Berdasarkan hasil presentase 78% jarang, bahkan 22% tidak pernah melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan 5
Apakah kamu melakukan langkahlangkah kegiatan pembelajaran secara mandiri hanya berdasarkan petunjuk tertulis yang tersedia tanpa penjelasan guru?
A. Sering
0
(0 : 27) x 100% = 0 %
B. Jarang
10
C. Tidak Pernah
17
(10 : 27 ) x 100% = 37% ( 17: 27 ) x 100%= 63%
Apakah kamu melakukan kegiatan pembelajaran saintifik dengan lima langkah berikut secara utuh yaitu mengamati, menanya, menalar mencoba, mengomunikasikan?
A.Sering
0
( 0: 27 ) x 100 %= 0%
B. Jarang
21
(21: 27) x 100 %= 78%
C. Tidak Pernah
6
(6: 27) x 100 %= 22%
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
7.
8
Pertanyaan
Jumlah responden
Apakah perlu LKS A.Ya untuk memandu pelaksanaan pembelajaran B. Tidak dengan pendekatan saintifik pada materi bentuk energi?
24
(24 : 27) x 100%= 89 %
3
(3: 27 ) x 100%= 11%
Dalam pembelajaran a. A. Sering IPA saya b. mengamati sendiri benda-benda yang ada di sekitar . c. B. Jarang
22
(22:27)x100% = 81%
5
(5:27)x100%= 19%
C. Tidak pernah
0
(0:27)x100%= 0%
A. Sering
0
(0;27%)x100%=o%
B. Jarang
15
(15:27)x100%= 56%
C. Tidak pernah
12
(12:27)x100%= 44%
d.
9
Hasil
e. Saya bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalah-masalah yang saya temukan dalam pengamatan sebelumnya
Kesimpulan langkah kegiatan saintifik. Berdasarkan hasil presentase 89% siswa memerlukan LKS untuk memandu pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi bentuk energi, Berdasarkan hasil presentase 81% siswa mengamati sendiri bendabenda yang ada disekitar. berdasarkan hasil presentase 56% jarang, bahkan 44% siswa tidak pernah bertanya lebih lanjut kepada guru atau teman tentang masalahmasalah yang ditemukan
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
10
11
12
Pertanyaan
Jumlah responden
Saya melakukan A. Sering kegiatan praktikum dengan melakukan B. Jarang percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA. C. Tidak pernah
Saya mewawancarai A. Sering narasumber (guru, teman, orang tua, B. Jarang dan sebagainya) untuk mendapatkan C. Tidak informasi yang lebih pernah lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA.
Saya menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan
Hasil
0 23
4
0 24 3
A. Sering
0
B. Jarang
19
C. Tidak pernah
8
Kesimpulan
dalam pengamatan sebelumnya. (0:27)x100%= 0% Berdasarkan hasil presentase (23:27)x100%= 85% siswa 85% jarang (4:27)x100%=15% melakukan kegiatan praktikum dengan melakukan percobaan sendiri dalam pembelajaran IPA. (0:27)x100%=0% Berdasarkan hasil (24:27)x100%=89% presentase 89% siswa (3:27)x100%=11% jarang melakukan kegiatan wawancara narasumber untuk mendapatkan informasi yang lebih lanjut dalam pembelajaran IPA. (0:27)x100%= 0% Berdasarkan hasil presentase (19:27)x100%= 70% jarang , 70% bahkan 30% t (8:27)x100%= 30% siswa idak pernah
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pertanyaan
Jumlah responden
Hasil
pembelajaran IPA.
13
14
15
Saya menggunakan buku-buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berkaitan dengan pembelajaran IPA
A. Sering
0
B. Jarang
20
C. Tidak pernah
7
Saya menyampaikan A. Sering hasil kerja saya di dalam kelompok B. Jarang saya .
0 23
C. Tidak pernah
4
Kelompok saya A. Sering menyampaikan hasil kerja kelompok di depan kelas. B. Jarang
19
C. Tidak
0
8
Kesimpulan
menggunakan majalah atau koran untuk mendapatkan informasi berkaitan pembelajaran IPA, (0:27)x100%= 0% Berdasarkan hasil (20:27)x100%=74% presentase, 74% jarang, (7:27)x100%= 26% bahkan 26% siswa tidak pernah menggunakan buku di perpustakaan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan pembelajaran IPA. (0:27)x100%= 0% Berdasarkan hasil presentase (23:27)x100%= 85% siswa 85% jarang (4:27)x100%= 15% menyampaikan hsil kerja di dalam kelompok. (19:27)x100%= Berdasarkan 70% hasil presentase (8:27)x100%=30% 70% siswa sering menyampaikan (0:27)x100%= 0% 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
16
Pertanyaan
Saya menggunakan gambar, poster, foto, grafik, atau tabel untuk menunjukkan hasil kerja saya.
Jumlah responden pernah
A. Sering B. Jarang C. Tidak pernah
Hasil
0 18 9
Kesimpulan
hasil kerja kelompok di depn kelas. (0:27)x100%= 0% Berdasarkan (18:27)x100%=67% hasil (9:27)x100%= 33% presentase 67% jarang, bahkan 33% siswa tidak pernah menggunakan gambar, poster, grafik, atau tabel untuk menunjukan hasil kerja.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli IPA
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11 Lembar Hasil Validasi Produk LKS oleh Ahli Guru
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Item Tes Valid dan Reabilitas
Item Tes Valid
Total Total
Pearson Corelation
Keputusan
1
Sig (2-tailed) N Item 1
30
Pearson Corelation
0,590
Sig (2-tailed)
0,000
N Item 2
Pearson Corelation
30 0,419
Sig (2-tailed)
30
Pearson Corelation
0,468
Sig (2-tailed)
0,009
N Item 4
Pearson Corelation
0,374
Sig (2-tailed)
0,041
Pearson Corelation
0,494
Sig (2-tailed)
0,005
Pearson Corelation
0,564
Sig (2-tailed)
0,001
Pearson Corelation
0,545
Sig (2-tailed)
0,001
Pearson Corelation
0,542
Sig (2-tailed)
0,012
Item 10
0,403
Sig (2-tailed)
0,027
Pearson Corelation
Valid
30
Pearson Corelation
N
Valid
30
N Item 9
Valid
30
N Item 8
Valid
30
N Item 7
Valid
30
N Item 6
Valid
30
N Item 5
Valid 0,021
N Item 3
Valid
Valid
30 0,617
Valid
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Total Sig (2-tailed)
Keputusan 0,000
N Item 11
30
Pearson Corelation
0,600
Sig (2-tailed)
0,000
N Item 12
30
Pearson Corelation
0,375
Sig (2-tailed)
0,041
N Item 13
Pearson Corelation
0,429
Sig (2-tailed)
0,017
Pearson Corelation
0,400
Sig (2-tailed)
0,028
Pearson Corelation
0,511
Sig (2-tailed)
0,003
0,437
30
Pearson Corelation
0,455
Sig (2-tailed)
0,011
N Item 18
Pearson Corelation
0,510
Sig (2-tailed)
0,003
Item 20
0,455
30
Pearson Corelation
0,400
N
Valid
0,011
N
Sig (2-tailed)
Valid
30
Pearson Corelation Sig (2-tailed)
Valid
30
N Item 19
Valid
0, 015
N Item 17
Valid
30
Pearson Corelation Sig (2-tailed)
Valid
30
N Item 16
Valid
30
N Item 15
Valid
30
N Item 14
Valid
Valid
0,028 30
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reabilitas Reability Statistics Cronbach’s Alpha 0,64
N of Item 20
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15 LKS IPA
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16 Foto Uji Coba Lapangan Terbatas
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Penulis bernama Maria Advensia Sari Kusumawati yang merupakan putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Hendrikus Parwoto dan Tarsisia Wasilah pada tanggal 17 Desember 1994. Penulis menempuh pendidikan dari SD Fransiskus Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 1999-2001, SMP Negeri Kalirejo Lampung Tengah pada tahun 2007-2010, dan SMA Xaverius Pringsewu Lampung pada tahun 2010-2013. Saat ini penulis sedang menempuh di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Di lingkup universitas, penulis pernah bergabung dalam beberapa kepanitiaan antara lain panitia kegiatan Ekaristi Kaum Muda tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Campus Ministry Universitas Sanata Dharma dan devisi medis Festival Sanata Dharma tahun 2015. Beberapa seminar, workshop, dan pelatihan yang pernah diikuti penulis antara lain, Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa tahun 2014, Inisiasi Mahasiswa Baru Keguruan tahun 2013, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar tahun 2014, Week End Moral tahun 2014, seminar Reinventing Childhood Education tahun 2015, seminar Pacaran Dengan Akal Sehat tahun 2014, dan seminar Indonesia Mengajar tahun 2014.
132