PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc.
Tanggal 5 April 2017
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
Tanggal 5 April 2017
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
ENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI Dipersiapkan dan ditulis oleh: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro NIM: 131134098 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 18 April 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
………………
Sekretaris
: Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
………………
Anggota
: Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. ………………
Anggota
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
………………
Anggota
: Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A.
………………
Yogyakarta, 18 April 2017 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai, membimbing, menolong, menyayangiku dan menjadi panutan dalam hidupku. 2. Orang tuaku Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu menjaga dan memberikan dukungan selalu baik material, moral, maupun spiritual. 3. Kakakku
Scholastica
Deni
Widyaningsih
yang
selalu
membantu
dan
mendukungku selalu dari awal sekolah hingga perkuliahan ini. 4. Keluarga besar Alm. Atemo Taruno dan Alm. Dwijo Suwarno yang selalu mendukung, membantu, dan memberikan semangat selama menempuh jenjang pendidikan. 5. Sahabatku Agnes yang selalu menemani, memberikan dukungan, serta hiburan dari awal perkuliahan hingga sekarang. 6. Sahabatku Siska, Amel, Sugi, Yudha yang selalu memberikan semangat, dukungan, nasehat, kesabaran dan hiburan baik suka maupun duka. 7. Payung R and D Montessori dan teman-teman PGSD yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta hiburan selama perkuliahan ini. 8. Para dosen di PGSD Sanata Dharma 9. Almamater Universitas Sanata Dharma. 10. Segala pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO “Tidak ada ilmu yang sia-sia untuk dipelajari, ilmu akan membantu dirimu untuk bertahan hidup” “Selalu berfikir positif mengenai apapun yang terjadi” “Tuhan lebih memahami apa yang dibutuhkan oleh manusia melebihi manusia itu sendiri” “ Jangan katakan nanti, karena kita tidak akan tau apa yang akan terjadi esok ” “Kesempatan adalah milik mereka yang berjuang - (Ahn Chang Ho)” “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu - (1 Tesanolika 5:18)”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 April 2017 Penulis
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
Nomor Mahasiswa
: 131134098
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 April 2017 Yang menyatakan
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI
Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Universitas Sanata Dharma 2017 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya pemahaman siswa pada matapelajaran IPA dikarenakan banyaknya materi yang bersifat abstrak khususnya pada materi daur hidup hewan serta keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran IPA. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV, (2) mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kuantitatif deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas; (2) kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan peningkatan nilai yang diperoleh siswa dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan. Kata kunci : Pembelajaran IPA, media pembelajaran berbasis metode Montessori, Daur hidup hewan
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACK DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING IN ELEMENTARY LEVEL WHICH CORCERN AT ANIMAL LIFE CYCLE WITH MONTESSORY BASED METHOD Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro Sanata Dharma University 2017 The background of this research was came from the lack of student knowledge in science discipline because of a lot of abstract matter in science, especially in animal life cycle and the limit of school facilities. The goal of this research were (1) to describe development procedure of animal life cycle with Montessori method for fourth grade class. (2) to know about quality of Montessori method in science. This research type was R&D means research and development. Subject of this research were 10 student in fourth grade at Pangudi Luhur 2 Yogyakarta 2016/2017. Object of this research was science learning matter with Montessori method. For research instrument are from observation and interview guidelines, questionare also by some tests. Quantitative descriptive and quality data were technically used for this data analyst research. The result of this result shows that this research finally divided in five steps which are problem potential, planning, design development, product validation, trial error in limited field and quality of this research method was good status with average score 3,88 valuable of trial and error from students in limited field had increased with difference score 23,5. The condusion based on this researh, were montessori method learning is good quality and help students to understand. Keywords : Learning science, Montessori based method, animal life cycle.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Peneliti menyadari skripsi ini tidak akan selesai dengan tepat waktu tanpa bantuan dari banyak pihak, oleh sebab itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyayangiku,menjaga, membimbing, menolong, dan menjadi panutan dalam hidupku. 2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing I skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II skripsi R and D yang mendampingi selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 7. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur I & II Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. 8. An. Ida Ristiani, S.Si. selaku kepala sekolah SD Pangudi Luhur III & IV Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Pangudi Luhur Yogyakarta. 9. Anastasia Dwi Widiyanti selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur I Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji keterbacaan instrumen kepada siswanya 10. Ana Ika Aryani selaku guru kelas IV SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang telah berkenan memberikan saran terhadap media pembelajaran serta membantu selama penelitian.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur I dan SD Pangudi Luhur II Yogyakarta yang bersedia membantu selama penelitian. 12. Orangtuaku, Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara material maupun spiritual. 13. Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang selalu memberikan semangat, dorongan, dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 14. Payung R&D Montessori dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. 15. Bapak Muhibat dan crew yang membantu dalam pembuatan media 16. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses pembelajaran. 17. penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………….…………….i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......…………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................. viii ABSTRACK .................................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xvii DAFTAR BAGAN .................................................................................................. xviii DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... xix DAFTAR RUMUS ..................................................................................................... xx DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xxi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 7 1.5 Definisi Operasional ............................................................................................ 8 1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................... 15 2.1.1 Perkembangan Anak .............................................................................. 15
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.2 Media Pembelajaran ............................................................................... 17 2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ................................ 23 2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ......................................................................... 25 2.2 Penelitian yang relevan...................................................................................... 30 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................. 32 2.4 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................ 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 35 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................... 35 3.2.1 Subyek Penelitian ................................................................................... 36 3.2.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 36 3.2.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 36 3.2.4 Waktu Penelitian .................................................................................... 37 3.3 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 38 3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 42 3.4.1 Potensi dan Masalah............................................................................... 44 3.4.2 Perencanaan............................................................................................ 45 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk..................................................... 46 3.4.4 Validasi Produk ...................................................................................... 47 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ................................................................. 47 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 48 3.5.1 Observasi ................................................................................................ 48 3.5.2 Wawancara ............................................................................................. 49 3.5.3 Kuesioner ............................................................................................... 50 3.5.4 Tes .......................................................................................................... 50 3.6 Instrumen penelitian .......................................................................................... 51 3.6.1. Pedoman Observasi ............................................................................... 51 3.6.2 Pedoman Wawancara ............................................................................. 53 3.6.3 Kuesioner ............................................................................................... 55 3.6.4 Soal tes ................................................................................................... 59 3.7 Triangulasi ......................................................................................................... 62
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8 Teknik Analisis Data ......................................................................................... 64 3.8.1 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 65 3.8.2 Analisis Data Kualitatif .......................................................................... 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................. 71 4.1.1 Potensi dan Masalah............................................................................... 71 4.1.2 Perencanaan............................................................................................ 99 4.1.3 Pengembangan Produk Awal ............................................................... 109 4.1.4 Validasi Produk .................................................................................... 112 4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ................................................................ 115 4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 119 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. ............................................................... 119 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori ............................................................................................ 123 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 126 5.2 Keterbatasan penelitian ................................................................................... 127 5.3 Saran ................................................................................................................ 127 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 129
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1
Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV ................................... 52
Tabel 3.2
Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ....................................... 53
Tabel 3.3
Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ......................................... 54
Tabel 3.4
Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV ........................................ 54
Tabel 3.5
Kisi-kisi Analisis Kebutuhan ................................................................. 56
Tabel 3.6
Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa ............................................................... 57
Tabel 3.7
Aspek Penilaian Album Media pembelajaran ........................................ 58
Tabel 3.8
Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV .................................................................... 60
Tabel 3.9
Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes .......................................... 61
Tabel 3.10
Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ....................................... 67
Tabel 3.11
Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ............................. 67
Tabel 3.12
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes ..... 65
Tabel 4. 1
Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli ........................................ 72
Tabel 4. 2
Hasil Observasi Pembelajaran IPA ........................................................ 73
Tabel 4. 3
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ........................... 74
Tabel 4. 4
Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah .............................................................................................................. 75
Tabel 4. 5
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah............................................. 75
Tabel 4. 6
Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ............................................ 76
Tabel 4. 7
Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli 76
Tabel 4. 8
Hasil Wawancara dengan Guru.............................................................. 77
Tabel 4. 9
Hasil Validasi Pedoman Wawancara siswa ........................................... 78
Tabel 4. 10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli ................................................................................................................ 78 Tabel 4. 11 Hasil Wawancara dengan Siswa ............................................................ 79 Tabel 4. 12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli ... 83 Tabel 4. 13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ....... 83 Tabel 4. 14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli .. 84 Tabel 4. 15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ..... 84 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ............. 86 Tabel 4. 17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. ............................................................................................. 88 Tabel 4. 18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa ........... 91 Tabel 4. 19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioenr Analisis Kebutuhan .............................................................................................. 92 Tabel 4. 20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ........................................................... 102 Tabel 4. 21 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................ 103 Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli .. 103 Tabel 4. 23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS .................. 104 Tabel 4. 24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0 ............................ 105 Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ............................................... 105 Tabel 4. 26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara .............................................. 106 Tabel 4. 27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli........................... 107 Tabel 4. 28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108 Tabel 4. 29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa ... 108 Tabel 4. 30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ........................ 113 Tabel 4. 31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ............................................................................................................ 113 Tabel 4. 32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli....................................................................................................... 114 Tabel 4. 33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran 114 Tabel 4. 34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ..................................... 115 Tabel 4. 35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru ............ 118 Tabel 4. 36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa .......... 119 Tabel 4. 37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ................... 124 Tabel 4. 38 Selisih Nilai Pretest dan Posttest ......................................................... 124
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. 1
Desain Papan Daur Hidup Hewan ...................................................... 10
Gambar 1. 2
Kartu Angka, Gambar, Nama Hewan, Keterangan, dan Control of Error.................................................................................................... 13
Gambar 1. 3
Gambar Kotak Penyimpanan ............................................................. 14
Gambar 4. 1
Papan Daur Hidup Hewan ................................................................ 110
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2. 1
Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan ......................... 32
Bagan 3. 1
Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono ... 40
Bagan 3. 2
langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono dan Borg Gall. ...................................................................... 42
Bagan 3. 3
Prosedur Penelitian ............................................................................... 43
Bagan 3. 4
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ................ 63
Bagan 3. 5
Triangulasi Sumber Data Wawancara .................................................. 64
Bagan 4. 1
Triangulasi Sumber Data Wawancara .................................................. 80
Bagan 4. 2
Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ................................................ 97
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4. 1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa ...... 117 Grafik 4. 2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Postest ........................................ 117
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RUMUS Halaman Rumus 3. 1
Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert ........... 67
Rumus 3. 2
Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ..................... 68
Rumus 3. 3
Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ................................................ 69
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 1.1 Lampiran 1.2 Lampiran 1.3 Lampiran 1.4 Lampiran 1.5 Lampiran 1.6 Lampiran 1.7 Lampiran 1.8 Lampiran 2 Lampiran 2.1 Lampiran 2.2 Lampiran 2.3 Lampiran 2.4 Lampiran 2.5 Lampiran 2.6 Lampiran 3 Lampiran 3.1 Lampiran 3.2 Lampiran 3.3 Lampiran 3.4 Lampiran 3.5 Lampiran 3.6 Lampiran 3.7
Instrumen Identifikasi Masalah Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ................................132 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ................................136 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli ......................................................................................137 Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah ...........................143 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ....146 Transkrip Wawancara dengan Guru ............................................152 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli...154 Transkrip Wawancara dengan Siswa...........................................158 Instrumen Analisis Kebutuhan Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru......159 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ....169 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ..........................................................................178 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa .........................................................................182 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ...186 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ..189 Instrumen Tes Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ....................192 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli .........194 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris ..................................................................................197 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes ..............................................................................198 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ............................199 Lembar Hasil Pengerjaan Pretest ................................................201 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest ...............................................202
Lampiran 4 Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.....203 Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa .............................................................207 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ..................................................211 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ..213 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli ...............................................................219 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa....................................................................................223 Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian .....................................................................224
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian .......................225 Dokumentasi ................................................................................226 Album Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan ........................227 Gambar Produk Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan .........246 Curriculum Vitae .........................................................................249
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia pendidikan, IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang tercantum dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Susanto, 2013: 165). IPA merupakan singkatan dari “Ilmu Pengetahuan Alam” yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris yaitu “Natural Science” atau lebih sering disebut “Science”. Science merupakan Ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam (Iskandar, 2001: 2). Menurut Trianto (2010: 136) IPA mempelajari alam semesta, bendabenda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya (BNSP, 2006: 162). Salah satu Kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai adalah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendiskripsikan daur hidup beberapa makhluk hidup (Kemendikbud, 2013: 9798). Materi tersebut diberikan kepada siswa kelas IV semester 1. Trianto (2010: 143) mengemukakan bahwa pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Guru hanya memberi tangga yang dapat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa dapat menaiki sendiri tangga tersebut. Selain itu, pembelajaran IPA di kelas sebaiknya tidak hanya sekedar membaca atau menghafal konsep yang diberikan guru berdasarkan dari buku teks pembelajaran namun sebaiknya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan-keterampilan proses IPA pada siswa sehingga dengan sendirinya siswa dapat menemukan fakta-fakta, konsep, teori dan sikap ilmiah. Berdasarkan penjelasan di atas, mata pelajaran IPA dapat diterima siswa apabila siswa diberi kesempatan untuk mengalami pengalaman belajar secara langsung sehingga siswa dapat terlibat dalam proses belajar yang aktif. Namun dalam implementasinya di sekolah, banyak guru yang masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mempengaruhi siswa dalam mengembangkan
kemampuan
berpikir.
Para
guru
belum
sepenuhnya
melaksanakan pembelajaran yang aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa (Susanto, 2013: 165-166). Hal yang serupa juga peneliti temui di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran
IPA yang
dilakukan peneliti pada tanggal 3 Agustus 2016, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Guru hanya menggunakan panduan buku cetak sebagai pedoman dalam mengajar. Selain itu,
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru juga tidak menggunakan media pembelajaran selama proses mengajar, sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi yang diberikan. Hal ini terbukti ketika siswa ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan dan siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan. Selama proses mengajar, guru lebih sering mencatat di papan tulis, sehingga banyak siswa yang cenderung pasif selama proses pembelajaran. Bahkan beberapa siswa terlihat sibuk dengan kegiatan yang mereka lakukan sendiri seperti bermain dengan alat tulis atau berbicara dengan teman mereka. Banyak potensi yang ditemukan oleh peneliti selama melakukan observasi untuk membantu siswa dalam belajar, sebagai contoh ada beberapa pohon yang ditebang di sekitar sekolah. Kayu hasil tebangan tersebut dapat digunakan untuk membuat media yang sebenarnya dapat membantu mempermudah siswa dalam belajar. Potensi yang ada tidak digunakan dengan maksimal sehingga menimbulkan permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam memahami pembelajaran. Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa kelas IV di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas IV, siswa mengatakan bahwa dalam materi pembelajaran IPA terdapat banyak hafalan sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA khususnya pada materi yang berhubungan dengan daur hidup hewan. Kebanyakan siswa merasa mengalami kebingungan dengan materi daur hidup hewan karena mereka tidak dapat melihat proses daur hidup secara langsung. Oleh sebab itu, siswa membutuhkan suatu metode yang dapat membantu mempermudah dalam memahami materi dan membuat siswa aktif dan tertarik selama proses pembelajaran, misalnya dengan menggunakan media pembelajaran dalam proses
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belajar. Berdasarkan hasil data analisis kebutuhan yang telah diberikan kepada guru dan siswa kelas IV hasil menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan dan membantu siswa dalam menemukan jawaban tanpa bantuan dari orang lain. Selain itu, siswa menyetujui bahwa media pembelajaran dapat membantunya dalam belajar karena dapat membantu memperjelas isi materi dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan kegunaan media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 41) dimana media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta membantu mengatasi ruang, waktu, dan daya indera. Media pembelajaran juga dapat menghidupkan suasana pembelajaran sehingga proses pembelajaran tidak berjalan satu arah. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat dibutuhkan siswa untuk membantu siswa dalam memahami isi dalam materi pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Aunurrahman, 2012: 44-45), anak usia SD berada pada tahap operasional konkret (7 – 11 tahun). Pada tahap tersebut, anak usia SD sudah mampu berpikir secara logis untuk membantu memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Namun anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70). Di dalam dunia pendidikan Montessori, media pembelajaran selalu digunakan selama proses belajar karena dapat membantu anak selama proses pembelajaran, anak akan belajar secara mandiri dan dengan sendirinya anak tersebut akan menemukan jawaban atas persoalan yang ada maupun kesalahan yang dibuat oleh anak tersebut selama proses pembelajaran. Media pembelajaran
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan pada metode Montessori memiliki ciri-ciri yaitu: 1) menarik, 2) bergradasi, 3) auto-correction, 4) auto-education (Montessori, 2002: 170-174). Peneliti juga menambahkan unsur kontekstual sebagai ciri tambahan yang kelima agar media pembelajaran dapat digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa. Beberapa penelitian mengenai metode Montessori telah dilakukan, dan telah membuktikan bahwa media pembelajaran berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan
Murti (2015)
mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran
matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan terbatas, dari rerata 4,62 menjadi rerata 8,9. Penelitian lainnya dilakukan oleh Pertiwi (2015) dengan mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pada uji lapangan terbatas, dari rerata 3,95 menjadi rerata 8,62. Selain itu, Hardiyanti (2016) juga mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut dapat diperoleh hasil yaitu nilai sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori mengalami peningkatan. Hal tersebut juga menunjukan bahwa alat peraga berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami isi materi pembelajaran, sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan media
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPA, karena berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada siswa diketahui bahwa, pada mata pelajaran IPA siswa sulit memahami isi materi karena banyaknya materi yang bersifat abstrak. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada. Berdasarkan paparan di atas, mengenai permasalahan yang dialami, siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan, kebutuhan media pembelajaran dalam pembelajaran dan hasil penelitian mengenai metode Montessori yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan media pembelajaran mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Media pembelajaran dikembangkan berdasarkan media pembelajaran berbasis metode Montessori dengan ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada tahapan menghasilkan prototipe atau bentuk dasar dari produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah kepada ahli dan melalui uji coba lapangan terbatas.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV?
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.2.2
Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan yang berbasis metode Montessori untuk kelas IV. 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang di kembangkan untuk siswa kelas IV.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Mahasiswa Penelitian ini membantu mahasiswa dalam membuka wawasan terutama mengenai berbagai media pembelajaran pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami pembelajaran khususnya materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup. Penelitian ini memberi bekal kepada mahasiswa agar dapat menjadi guru yang kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal. 2. Untuk Guru Guru
dapat
memiliki
pengalaman
baru
mengenai
cara
mengembangkan media pembelajaran pembelajaran IPA SD sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan isi pembelajaran.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Untuk Siswa Siswa memperoleh pengalaman langsung dalam menggunakan media pembelajaran pembelajaran. Siswa mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi berkaitan dengan materi daur hidup beberapa jenis makluk hidup 4. Untuk Sekolah Sekolah memiliki wawasan yang luas mengenai pengembangan media pembelajaran pembelajaran SD berbasis metode Montessori khususnya untuk mata pelajaran IPA. 5. Untuk Prodi PGSD Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen, mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1
Perkembangan kognitif anak menurut Piaget adalah anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya.
1.5.2
Media pembelajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1.5.3
Media pembelajaran berbasis metode Montesori adalah alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan memperhatikan lima ciri-ciri media
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, kontekstual. 1.5.4
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar.
1.6 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran beserta album penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa mengenal dan mempelajari setiap tahapan dalam proses daur hidup hewan khususnya pada kumbang. Pemilihan hewan, dibuat berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada siswa, bahwa ditemukan banyaknya siswa yang tidak begitu paham dengan bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri. Oleh sebab itu, peneliti membuat media pembelajaran daur hidup khusus untuk kumbang. Media pembelajaran ini terdiri dari papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, nomor, keterangan, kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, kartu control of error, kotak penyimpanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing komponen. 1.6.1
Papan Daur Hidup Hewan Papan daur hidup hewan ini terbuat dari kayu berbentuk balok dengan
ukuran 40 cm x 40 cm x 3,5 cm. Pada bagian dalam balok, terdapat gambar pohon timbul yang terbuat dari serbuk kayu. Pada bagian gambar pohon ini terdapat magnet yang berfungsi untuk menempelkan hewan 3D, panah, angka, beserta
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar dapat dilepas pasang dan tidak besifat permanen sehingga siswa juga dapat mencoba sendiri untuk mengurutkan proses daur hidup hewan. Pewarnaan pada hewan 3D tersebut disesuaikan dengan warna hewan kumbang pada umumnya, yaitu pada telur berwarna kuning, ulat yang masih muda berwarna putih, ulat yang sudah menginjak dewasa berwarna cokelat, kepompong berwarna kuning, calon kumbang berwarna putih kecokelatan, kumbang muda berwarna cokelat, dan kumbang yang telah dewasa berwarna hitam. Papan daur hidup hewan ini memiliki berat 2 kg. 40 cm
40 cm
Gambar 1.1 Desain Papan Daur Hidup Hewan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.2
Kartu Angka, Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan, Nama Tahapan Daur Hidup Hewan, Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan, dan Control of Error. Selain papan daur hidup hewan, komponen lain dari media pembelajaran
ini adalah kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, dan kartu control of error. Kartu angka (Gambar a) memuat angka dari nomor satu sampai dengan tujuh, kartu gambar tahapan daur hidup hewan (Gambar b) memuat gambar setiap tahapan yang terjadi, selanjutnya kartu nama tahapan daur hidup hewan (Gambar c) memuat nama dalam setiap tahapan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan (Gambar d) memuat setiap keterangan dari setiap tahapan dalam proses daur hidup. Setiap kartu angka memiliki pasangan kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk kartu angka, warna kuning untuk gambar tahapan, warna merah untuk nama tahapan dan warna hijau untuk keterangan tahapan. Kartu angka, dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka dari nomor satu sampai tujuh yang akan dipasangkan dengan kartu gambar hewan. Kartu gambar tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 6,7 cm bagian tengah kartu memuat gambar setiap tahapan dalam proses daur hidup hewan. Gambar tahapan daur
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidup hewan ini dibuat sesuai dengan tahapan daur hidup kumbang pada papan daur hidup hewan supaya siswa tidak merasa bingung. Kartu nama tahapan daur hidup hewan juga dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama tahapan dengan menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 24. Kartu keterangan tahapan daur hidup hewan memuat keterangan yang ada pada masing-masing nama tahapan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan kartu angka. Kartu keterangan ini dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu keterangan tahapan ini dibuat dengan menggunakan font Times New Roman ukuran 18. Setelah kartu keterangan tahapan daur hidup hewan dipasangkan dengan kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, dan kartu angka, kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu control of error (Gambar e). Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya yaitu kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 22 cm × 8,7 cm dengan menggunakan font Times New Roman ukuran font 12. Kartu pada bagian atas memuat angka, kemudian dibagian bawah angka terdapat gambar tahapan daur hidup hewan. Bagian angka dan gambar tahapan diberi pemisah berupa sebuah garis. Kemudian dibawah gambar terdapat nama tahapan daur hidup hewan yang sesuai dengan gambar tahapan daur hidup hewan yang dipasangkan. Selanjutnya pada bagian paling bawah terdapat keterangan tahapan daur hidup hewan, keterangan ini memuat informasi singkat yang ada dalam setiap tahapan proses daur hidup kumbang.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1.2 Kartu Angka (a), Gambar Tahapan Daur Hidup Hewan (b), Nama Tahapan Daur Hidup Hewan (c), Keterangan Tahapan Daur Hidup Hewan (d), dan Control of Error (e)
1.6.3 Kotak Penyimpanan Komponen terakhir adalah kotak penyimpanan kartu. Kotak penyimpanan kartu ini terbuat dari kayu dengan ukuran 25 cm × 6 cm × 9,5 cm. Kotak ini berfungsi untuk menyimpan kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, dan kartu control of error sehingga dapat tersusun secara rapi. Kotak ini juga dilengkapi dengan penutup agar kartu tidak jatuh berserakan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9,5cm
6 cm 25 cm
Gambar 1.3 Gambar Kotak Penyimpanan
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
2.1
Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Peneliti membahas beberapa hal diantaranya adalah perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 2.1.1 Perkembangan Anak Menurut Singgih (dalam Sunarto, 2008: 39) perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Yusuf dan Sugandhi (2011: 1-2) perkembangan diartikan sebagai proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.
Setiap
manusia
secara
psikologis
mengalami
tahap
pertumbuhan dan perkembangan (Susanto, 2013: 71). Menurut Piaget (Trianto, 2010: 70), seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotorik, pra-operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun). Pada masa ini bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktivitas motorik untuk mengenal lingkungan. Bayi akan memberikan reaksi motorik atas rangsangan-rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks misalnya menangis ketika anak meminta susu, selanjutnya refleks ini kemudian akan berkembang lagi menjadi gerakan-gerakan yang lebih baik seperti berjalan (Sunarto, 2008: 24-25).
2. Tahap pra-operasional (umur 2 – 7 tahun). Ciri khas pada masa ini adalah kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Misalnya seorang anak pernah melihat dokter praktek, kemudian anak tersebut dapat bermain “dokter-dokteran”. Kemampuan simbolik ini memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang pernah terjadi (Sunarto, 2008: 24-25). 3. Tahap operasional konkret (umur 7 – 11 tahun). Pada tahap ini anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi, anak dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret belum bersifat abtrak (Suparno, 2011: 69-70). 4. Tahap operasional (umur 11 – keatas). Pada usia ini, seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis. Pada tahap ini seseorang dapat memperkirakan apa yang mungkin terjadi dan mampu mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan seperti jika mobil A lebih mahal dari mobil B, sedangkan mobil C lebih murah daripada mobil B,
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka ia dapat menyimpulkan mobil mana yang paling mahal dan yang mana yang paling murah (Sunarto, 2008: 24-25). Berdasarkan uraian mengenai perkembangan anak menurut Piaget di atas, dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun, dimana pada tahap tersebut anak belum mampu berfikir secara abstrak, sehingga anak membutuhkan benda konkret untuk membantu pemahamannya. Dari kesimpulkan tersebut peneliti tertarik untuk membuat sebuah benda konkret berbentuk media pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran.
2.1.2 Media Pembelajaran Subbab ini membahas mengenai pengertian, manfaat, dan klasifikasi media pembelajaran. Berikut adalah uraian dari subbab tersebut. 2.1.2.1 Pengertian Media pembelajaran Istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar, dalam hal ini media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan (Karwati, 2014: 223). Menurut Bovee, (dalam Sanaky, 2015: 3) media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Senada dengan pengertian beberapa ahli diatas, Arsyad (2014: 3) mengungkapkan bahwa media adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Sedangkan pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu instruction yang berarti menunjuk pada upaya untuk membelajarkan siswa (Kurniawan, 2014: 26). Menurut Gagne (dalam Kurniawan, 2014: 27) menyatakan bahwa pembelajaran
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah serangkaian aktivitas untuk membantu mempermudah seorang belajar, sehingga terjadi belajar yang optimal. Menurut Siregar (2010: 12) Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Winkel (dalam Siregar, 2010: 12) menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dirasakan oleh siswa. Berdasarkan
paparan
dari
beberapa
ahli
mengenai
media
dan
pembelajaran, menurut Sanaky (2015: 4) media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2014: 4)
media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan computer. Sedangkan menurut Karwati (2014: 244) Media pembelajaran juga dapat dipahami sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukan oleh para ahli mengenai media pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa selama proses belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selama proses mengajar media
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran dapat membantu guru dalam mengarahkan siswa kepada materi pembelajaran dan juga sebaliknya media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami isi pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yang mendukung proses belajar siswa. 2.1.2.2 Manfaat media pembelajaran Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) ada empat manfaat penggunaan media pembelajaran selama proses belajar bagi siswa yaitu: pertama, pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kedua, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan keempat, siswa mendapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga dapat melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Sementara itu menurut AH. Sanaky (2013: 6) media pembelajaran memiliki dua manfaat yaitu untuk pengajar dan pembelajar. Manfaat bagi pengajar yaitu pertama, memberikan pedoman, arah untuk mecapai tujuan pembelajaran. Kedua, menjelaskan struktur dan urutan pembelajaran secara baik. Ketiga, memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik. Keempat, memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran. Kelima, membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran. Keenam, membangkitkan rasa percaya diri
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seorang pengajar. Ketujuh, meningkatkan kualitas pengajaran. Kedelapan, memberikan dan meningkatkan variasi belajar. Kesembilan, menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik, sehingga memudahkan penyampaian. Kesepuluh, menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Sedangkan manfaat media pembelajaran bagi pelajar yaitu pertama, meningkatkan motivasi belajar pembelajar. Kedua, merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis. Ketiga, memudahkan pembelajar untuk belajar. Keempat, merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis. Kelima, belajar secara menyenangkan tanpa adanya tekanan. Keenam, pembelajar dapat memahami materi secara sistematis. Berdasarkan penjelasan mengenai manfaat yang dapat diperoleh baik untuk pengajar maupun pelajar di atas, peneliti tertarik untuk menggunakan media pembelajaran dalam penelitian ini, untuk membantu pengajar dalam membimbing siswa dalam belajar maupun pelajar untuk memudahkannya dalam memahami materi pembelajaran. 2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran Berikut ini disajikan klasifikasi media pembelajaran menurut Karwati (2014: 235242): a.
Media Visual Media visual adalah media yang penyampaian pesannya terfokus melalui
indera penglihatan. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual), dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual Diproyeksikan (Projected Visual) merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
layar (screen), sedangkan Media Visual Tidak Diproyeksikan ( Non Projected Visual ). Jenis media visual ini adalah gambar fotografik dan media grafis yang meliputi sketsa, gambar, grafik, bagan, poster, kartun dan karikatur. b.
Media Audio Media audio adalah media yang megandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik. c.
Media Audio-visual Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau
biasa disebut media pandang-dengar. d.
Media Cetak Jenis-jenis media cetak antara lain buku pelajaran, surat kabar, dan majalah,
ensiklopedi, buku suplemen, dan pengajaran berprogram. e.
Media Model Media model adalah media tiga dimensi yang merupakan tiruan dari
beberapa objek nyata, seperti seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang tidak memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. f.
Media Realita Media realita merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang
berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Realia ini merupakan benda yang sesungguhnya seperti mata uang, tumbuhan, binatang yang tidak berbahaya dan sebagainya.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g.
Belajar benda sebenarnya melalui specimen Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan
sebagai contoh. h.
Komputer Komputer merupakan produk yang dihasilkan pada perkembangan zaman
modern. Beberapa kegiatan pembelajaran yang terkait dengan pembelajaran berbasis komputer antara lain CAI (Computer Assisted Instruction) dan CMI (Computer Managed Instruction). CAI memanfaatkan komputer bagi peserta didik untuk menyampaikan isi pelajaran dan memberikan pelatihan. Sedangkan CMI digunakan sebagai pembantu pengajar menjalankan fungsi administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi peserta didik, kuitansi, dan lainlain. i.
Multimedia Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan
media baik yang bersifat visual, audio, audio-visual, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama-sama atau serempak melalui satu alat yang disebut dengan multimedia. j.
Internet Konsep pembelajaran dengan memanfaatkan internet disebut dengan
pembelajaran berbasis ICT atau lebih dikenal dengan istilah E-learning. Elearning merupakan jenis kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya materi pembelajaran kepada peserta didik dengan memanfaatkan media internet, intranet, atau media jaringan komputer lainnya.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan dari penjelasan mengenai klasifikasi media pembelajaran, peneliti tertarik untuk membuat media pembelajaran berbentuk media model. Hal tersebut dikarenakan, media model dapat membantu siswa dalam mengatasi objek yang terlalu kecil seperti kumbang, sehingga anak dapat lebih mudah dalam memahami bentuk maupun daur hidup dari kumbang sendiri.
2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori 2.1.3.1 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Montessori memiliki empat ciri-ciri media pembelajaran. Ciri-ciri tersebut adalah
menarik,
bergradasi,
auto-correction,
auto-education.
Peneliti
menambahkan ciri tambahan yaitu kontekstual. 1) Menarik. Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
dibuat
dengan
memperhatikan warna, bentuk, dan berat. Dengan memberikan pewarnaan pada media pembelajaran, serta bentuk yang menarik pada media pembelajaran akan mendorong siswa untuk menyentuh, meraba dan bahkan memegangnya (Montessori, 2002: 170-174). 2) Bergradasi. Gradasi memperhatikan
media
pembelajaran
rangsangan
warna,
berbasis
metode
Montessori
bentuk,
maupun
usia
anak.
dengan Media
pembelajaran dapat digunakan untuk berbagai usia perkembangan anak (Montessori, 2002: 174).
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Auto-correction. Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki pengendali kesalahan. Hal tersebut dibuat dengan tujuan agar anak mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri selama menggunakan media pembelajaran tanpa ada orang lain yang memberitahu (Montessori, 2002: 171). 4) Auto-education. Media
pembelajaran
berbasis
metode
Montessori
dibuat
untuk
mengembangkan kemampuan belajar mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa. Sehingga anak akan memperoleh pengalaman pribadi dari hasil belajar secara mandiri (Montessori, 2002: 172-173). 5) Kontekstual. Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan konteks (Liliard, 2005:32). Kontekstual yang dimaksud adalah sesuai dengan lingkungan yang ada di sekitar anak sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kelima ciri tersebut. 2.1.3.2 Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Media pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai lima ciri khusus
yaitu
menarik,
bergradasi,
auto-education,
auto-correction
dan
kontekstual. Montessori mengajak anak untuk belajar sesuai dengan pilihan yang disukai, berbagai media pembelajaran berbasis metode Montessori dibuat
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semenarik mungkin, hal tersebut bertujuan agar anak tertarik untuk bermain dengan media pembelajaran, sehingga tanpa disadari mereka akan bermain sambil belajar dengan menggunakan media yang mereka pilih tanpa bantuan dari orang lain. Setiap media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki control of error, hal tersebut digunakan untuk mengontrol setiap kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri, sehingga anak akan berproses untuk memperbaiki kesalahan dengan
menggunakan
berbagai
cara
(Gutek,
2013:235-236).
Dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori anak akan memperoleh pengalaman pribadi yang bermakna akibat dari aktifitas menyentuh, meraba, dan memegang media pembelajaran.
2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam Subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, dan materi daur hidup hewan. 2.1.4.1 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam atau yang lebih sering disebut dengan science merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011: 3). Sementara itu menurut Susanto (2013: 167) IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Menurut Trianto (2010: 136) IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu,
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbuka, jujur, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang dipelajari akibat dorongan sikap ilmiah yang dimiliki manusia untuk mendapatkan kesimpulan mengenai gejala-gejala alam yang terjadi disekitar. Menurut Trianto (2010: 137) pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Sementara itu, menurut Marsetio (dalam Trianto, 2010: 137) IPA dipandang sebagai proses, produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses dapat diartikan sebagai semua kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan yang baru. Sebagai produk dapat diartikan sebagai hasil dari proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan di dalam sekolah maupun diluar sekolah, dan sebagai prosedur, prosedur yang dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang sering disebut dengan metode ilmiah. Sementara itu menurut Laksmi dkk (dalam Trianto, 2010: 137) IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk, proses dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan. 2.1.4.2 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dijenjang sekolah dasar dan merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidikan di Indonesia (Susanto, 2013: 165). Menurut Samatowa (2011: 3) ada empat alasan mengapa IPA dimasukkan dalam kurikulum suatu sekolah yakni : a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa,
kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang dan lebar. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, b) IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”,
c) Bila IPA
diajarkan melalui percobaan – percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka, d) mata pelajaran ini mempunyai nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan BSNP,2006 (dalam Susanto, 2013: 162) IPA di Sekolah Dasar memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut: 1.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2.
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6.
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2.1.4.3 Materi Daur Hidup Hewan Semua makluk hidup mengalami daur hidup. Makhluk hidup lahir atau menetas, kemudian tumbuh menjadi lebih besar, bertambah tua, dan akhirnya akan mati. Jika makhluk hidup berkembang biak, maka daur hidup akan berulang (Zuneldi,2011: 51). Daur hidup adalah urutan tahap perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya (Mikrodo,2010: 90). Dengan cara ini makluk hidup dapat melangsungkan dan melestarikan jenisnya dimuka bumi. Hewan memiliki tahapan daur hidup yang beragam. Ada kelompok hewan yang terlahir mirip dengan bentuk induknya. Daur hidup kelompok hewan seperti ini disebut daur hidup tanpa mengalami metamorfosis. Contoh hewan yang tidak mengalami metamorfosis adalah ayam, kucing, dan kangguru. Sejak dilahirkan sampai dewasa, hewan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja (Sumantoro, 2009: 62). Sedangkan hewan yang mengalami metamorfosis dibagi menjadi dua berdasarkan perubahan bentuk hewan selama mengalami metamorfosis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna (Zuneldi,2011: 51-52). Metamorfosis sempurna dialami oleh hewan yang pada setiap fasenya selalu mengalami perubahan bentuk yang mencolok, sedangkan metamorfosis tidak sempurna dialami oleh hewan yang pada setiap fasenya tidak
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengalami perubahan bentuk yang mencolok. Hewan yang tidak mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa, dan belalang, sedangkan contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu, katak, kumbang. Serangga merupakan salah satu kelompok hewan terbesar yang mendominasi dunia. Mereka dapat dijumpai pada berbagai jenis habibat, dari pegunungan dingin hingga hutan basah tropis (Kramer, 1995: 283). Salah satu contoh serangga adalah kumbang, kumbang memiliki banyak jenis di muka bumi seperti kumbang kepik, kumbang rusa jantan, kumbang melolonta, kumbang hongkong dan masih banyak lagi jenisnya. Kumbang hongkong merupakan salah satu contoh kumbang yang banyak dimanfaatkan oleh banyak orang untuk membuat usaha karena ketika kumbang tersebut berbentuk larva banyak orang akan menjualnya karena kandungan protein yang tinggi, dan sering untuk dijadikan pakan burung, ikan, dan hewan lainnya. Berikut merupakan merupakan tahap daur hidup kumbang hongkong. a. Telur Telur ini berbentuk seperti kacang yang menggerombol dan lengket karena telur ini dilapisi suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap telur-telur ini tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut. Ukuran telur ini ± 1,8 – 1,9 mm. Telur ini akan menetas setelah 7 hari (Triatmanto, 2009: B358) b. Larva Larva/ ulat hongkong yang baru menetas berukuran ±3mm. pada awalnya larva ini berwarna keputihan dan secara perlahan akan berubah warna menjadi cokelat. Larva / ulat hongkong akan berganti kulit
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 10-14 kali dan membutuhkan waktu 90-114 hari sebelumnya akhirnya akan berubah menjadi kepompong. Ulat yang telah dewasa dapat mencapai panjang 3 cm dengan berat 150 mg. c. Pupa Panjang ukuran pupa/kepompong ± 1 cm. ulat yang baru berubah menjadi kepompong biasanya berwarna putih, kulit kepompong akan berubah selama ± 10 hari. Kulit kepompong akan berubah warna menjadi hitam dan akan mengelupas menjadi calon kumbang. d. Dewasa Kulit kepompong yang telah mengelupas akan menjadi calon kumbang setelah 7-10 hari. Ukuran kumbang ± 0,5 cm. Setelah beberapa hari calon kumbang akan berubah warna menjadi cokelat kemerahmerahan. Selanjutnya, kumbang akan berubah warna menjadi hitam. Ketika kumbang telah berubah warna menjadi hitan artinya kumbang tersebut telah dewasa. Pada umumnya kumbnag dewasa akan hidup selama dua sampai tiga bulan. Selama itu seekor kumbang betina dapat memproduksi telur 70-100 butir. (Triatmanto, 2009: B358)
2.2 Penelitian yang relevan Murti (2015) melakukan penelitian mengenai pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa alat peraga papan pembagian berbasis metode Montessori memiliki kualitas “sangat baik”.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pengujian lapangan terbatas, rerata hasil pretest adalah 4,62 sedangkan hasil posttest adalah 8,9. Pertiwi (2015) mengembangkan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori memiliki kualitas “sangat baik” dengan rerata skor 3,55. Dalam uji coba terbatas, skor yang diperoleh ketika pretest menunjukkan rerata 3,95 sedangkan posttest menunjukkan rerata 8,62. Hardiyanti (2016) mengembangkan alat peraga IPS untuk materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori untuk kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata penilaian sebesar 3,9. Dalam uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada posttest lebih tinggi daripada pretest dengan selisih rerata nilai sebesar 37,2. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dapat diperoleh hasil yaitu nilai sebelum dan sesudah menggunakan alat peraga berbasis metode Montessori mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan alat peraga berbasis metode Montessori dengan memperhatikan lima ciri-ciri alat peraga berbasis metode Montessori dapat membantu siswa dalam memahami materi dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebagian besar penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Montessori ditujukan pada mata pelajaran Matematika, dan IPS sedangkan pada mata pelajaran IPA belum ada, banyak materi yang ada dalam mata pelajaran IPA yang bersifat abstrak sehingga siswa membutuhkan media pembelajaran untuk membantu memahami
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
isi materi pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian tentang pengembangan media pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam pembelajaran IPA dimana pada mata pelajaran IPA terdapat banyak materi yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Salah satu materi IPA yang diajarkan di sekolah dasar adalah daur hidup hewan. Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat di literature map pada bagan 2.1 Penelitian tentang Pengembangan Media pembelajaran berbasis Metode Montessori
Murti (2015) Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilangan bulat berbasis metode Montessori.
Pertiwi (2015) Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori
Hardiyanti (2016) Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran IPS SD Materi Keragaman Budaya Indonesia berbasis Metode Montessori
Yang akan diteliti Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Metode Montessori dalam Mata Pelajaran IPA materi daur hidup hewan
Bagan 2. 1 Literatur Map dari Penelitian-penelitian yang relevan
2.3 Kerangka Berpikir Daur hidup hewan merupakan salah satu materi pembelajaran IPA untuk kelas IV SD. Materi ini memuat berbagai informasi mengenai urutan tahap
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya. Materi ini bersifat abstrak karena proses dalam daur hidup hewan tidak dapat dilihat secara langsung, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami setiap tahapan bahkan tidak begitu memahami bentuk dari setiap tahapan yang ada, siswa hanya dapat mengira-ira bentuk dari setiap tahapan yang ada. Hal ini akan lebih mempersulit siswa dalam memahami materi apabila dalam penyampaian materi, guru menggunakan metode ceramah, selain siswa menjadi bosan, siswa akan cenderung untuk melakukan aktivitas lain yang dapat membantunya menghilangkan kebosananan sehingga siswa tidak akan fokus selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat dibutuhkan. Media pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi khususnya pada urutan tahap perkembangan makhluk sepanjang hidupnya. Siswa akan mampu mengetahui bagaimana bentuk hewan dalam setiap tahapan perkembangan makluk hidup, dan bagaimana proses tahapan yang benar, selain itu media pembelajaran dapat memberikan siswa pengalaman belajar yang tidak akan mudah dilupakan. Salah satu metode yang menekankan penggunaan media pembelajaran selama proses pembelajaran anak adalah Maria Montessori. Media pembelajaran yang digunakan Maria Montessori memiliki empat ciri-ciri yaitu menarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berdasarkan ciriciri media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi yang
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diajarkan. Penelitian ini difokuskan pada Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup” dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa media pembelajaran daur hidup hewan. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas IV SD tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Apabila media pembelajaran berbasis metode Montessori diterapkan dalam pembelajaran IPA materi daur hidup hewan, siswa akan lebih mudah dalam memahami isi materi tersebut.
2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1
Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas IV?
2.4.2
Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori?
2.4.3
Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut guru?
2.4.4
Bagaimana kualitas pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori menurut siswa?
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau sering disebut dengan Research and Development (R and D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2015: 407). Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi daur hidup hewan. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami materi daur hidup hewan di kelas IV. Selain itu, hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori.
3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.1 Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV Pangudi Luhur 2 tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekelompok siswa tersebut berjumlah sepuluh anak yang terdiri dari lima siswa putra dan lima siswi putri. Peneliti memilih sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari wali kelas. 3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis metode Montessori berupa papan daur hidup hewan. Media pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa kelas IV dalam mempelajari mata pelajaran IPA semester I materi daur hidup hewan. Media pembelajaran tersebut terdiri dari sebuah papan yang berfungsi sebagai urutan tahap perkembangan makhluk hidup sepanjang hidupnya yang terbuat dari kayu, kumbang 3D yang terbuat dari kayu, kartu angka, kartu gambar daur hidup hewan, kartu nama tahapan proses daur hidup, kartu keterangan tahapan proses daur hidup, dan kartu control of error sebagai pengendali kesalahan dan kotak penyimpanan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta yang terletak di Jalan Panembahan Senopati No.18, Prawirodirjan, Gondomanan, Yogyakarta. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada saat melaksanakan PPL baik kepada siswa maupun guru mata pelajaran menunjukkan hasil bahwa banyak siswa yang sering tidak fokus selama mengikuti pembelajaran dan sibuk dengan dirinya sendiri seperti mengobrol dengan teman atau melakukan hal-hal lain contohnya seperti bermain
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan alat tulis, kurangnya perhatian siswa selama mengikuti pelajaran dikarenakan pembelajaran berpusat pada guru atau teacher center ditambah dengan minimnya penggunaan media dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA berpengaruh pada nilai ulangan anak yang rendah dibandingkan dengan kelas parallel lainnya. Selain itu sekolah ini terletak di pusat kota Yogyakarta sehingga memungkinkan untuk menemukan bahan-bahan pembuat media pembelajaran menjadi lebih mudah dan beraneka ragam. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan dari bulan April 2016 sampai bulan April 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari penentuan judul penelitian, penyusunan proposal, penyusunan instrumen, mengurus perijinan,uji coba instrumen, pengambilan data, pengolahan data, penyusunan laporan, dan revisi. Berikut jadwal yang telah dibuat oleh peneliti. No 1
2 3 4 5 6 7 8 9
Kegiatan
Ap r
Me i
Ju n
Ju l
Ag t
Se p
Bulan Ok No t v
De s
Ja n
Fe b
Ma r
Ap r
Penentuan judul penelitian Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Mengurus perijinan Uji coba Instrumen Pengumpula n Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Revisi Laporan
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Rancangan Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) dan Sugiyono ( 2015: 408-427). Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) uji coba lapangan tahap awal, 5) revisi produk tahap awal, 6) uji coba lapangan, 7) revisi produk, 8) uji pelaksanaan lapangan, 9) penyempurnaan produk akhir, 10) diseminasi dan implementasi. Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) menguraikan setiap langkah sebagai berikut. 1. Penelitian dan pengumpulan data, dapat dilakukan dengan melakukan study literature, analisis kebutuhan, observasi kelas, identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajran observasi kelas serta wawancara guru dan murid. 2. Perencanaan, dapat dilakukan dengan membuat rencana desain pengembangan produk, tujuan, dan manfaat yang hendak dicapai melalui produk yang dihasilkan. 3. Pengembangan bentuk awal produk yang merupakan bentuk lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian pengujian dan revisi berdasarkan saran dari hasil berbagai pengujian. 4. Uji coba lapangan tahap awal dilakukan pada satu sampai tiga sekolah dengan menggunakan enam sampai dua belas subjek. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara,
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
observasi, dan kuesioner serta hasilnya dianalisis untuk menemukan kelemahan-kelemahannya. 5. Revisi produk tahap awal dilakukan untuk memperbaiki hasil uji coba lapangan awal. 6. Uji coba lapangan dilakukan pada lima sampai dengan 15 sekolah dengan melibatkan 30 sampai dengan 100 subjek. Data kuantitatif diperoleh melalui pretest dan posttest. 7. Revisi produk, pada tahap ini produk hasil uji lapangan akan disempurnakan berdasarkan hasil uji coba lapangan. 8. Uji pelaksanaan lapangan dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi dan selanjutnya data tersebut dianalisis. 9. Penyempurnaan produk akhir, penyempurnaan didasarkan pada masukan dari uji pelaksanaan lapangan. 10. Diseminasi dan implementasi yaitu melaporkan produk akhir hasil penelitian dalam seminar dan jurnal. Peneliti juga dapat bekerjasama dengan penerbit untuk memproduksi dan memasarkan secara luas. Berdasarkan kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan di atas, peneliti kemudian membandingkan model penelitian yang dipaparkan oleh Borg dan Gall 1983 (dalam arifin, 2011: 129-132) dengan model penelitian Sugiyono. Menurut Sugiyono (2015: 408-427) terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8)
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal. Bagan 3.1 adalah bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2015: 409) yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1. 1) Potensi dan Masalah
10) Produksi Massal
2) Pengumpulan Data
9) Revisi Produk
3) Desain Produk
8) Uji Coba Pemakaian
4) Validasi Desain
7) Revisi Produk
5) Revisi Desain
6) Uji Coba Produk
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Sugiyono (2015 : 408-427) Bagan
di
atas
menggambarkan
langkah-langkah
penelitian
dan
pengembangan yang dimulai dengan adanya potensi dan masalah, potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empiris, selanjutnya adalah mengumpulkan berbagai informasi berdasarkan data empiris sebagai bahan untuk mendesain produk. Produk yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman agar dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan dari produk yang telah dibuat. Kelemahan yang telah diketahui tersebut dicoba untuk dikurangi atau diperbaiki pada langkah revisi desain. Produk yang telah direvisi tersebut selanjutnya diuji cobakan secara terbatas untuk mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi respoden. Setelah melakukan uji coba, dilakukan revisi kembali untuk
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui kelemahan yang dialami respoden selama pemakaian produk. Selanjutnya dilakukan uji coba pemakaian untuk respoden yang sebenarnya dan apabila masih ditemukan kembali kekurangan, maka akan dilakukan revisi produk kembali dan setelah produk dinyatakan efektif dan layak, produk akan diproduksi secara massal (Sugiyono, 2015: 408-427). Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2015: 408427) dan Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132). Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi. Hal ini dikarenakan waktu yang relatif singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi menjadi lima langkah yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi potensi dan masalah serta menganalisis kebutuhan siswa dan guru. Selanjutnya pada tahap perencanaan, peneliti merancang album, media dan intrumen penelitian yang akan digunakan pada saat penelitian. Instrumen penelitian dapat berupa seperti kuesioner dan soal tes. kemudian pada tahap pengembangan bentuk awal produk, peneliti akan mengembangkan dan membuat produk berdasarkan lima karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori. Selanjutnya, produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli pada tahap validasi produk sebelum digunakan pada tahap uji coba terbatas. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono (2015: 409) dan Borg Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) yang disajikan dalam bentuk bagan 3.2
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Potensi dan Masalah (Sugiyono,2015: 409)
Perencanaan (Borg dan Gall) dalam arifin, 2011: 129-132
Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall) dalam arifin, 2011: 129132
Uji Coba Terbatas Modifikasi Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132)
Validasi Produk Modifikasi (Sugiyono,2015: 409)
Bagan 3.2 langkah-langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi dari Sugiyono (2015 : 408-427) dan Borg Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) 3.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam arifin, 2011: 129-132) dan Sugiyono (2015: 408-427). Peneliti memodifikasi tahap penelitian dan pengembangan menjadi lima langkah, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Kelima langkah tahap penelitian dan pengembangan disajikan dalam bagan 3.3.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TAHAP PERTAMA Identifikasi Masalah
Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2015: 409-412) Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Pedoman Observasi Pedoman Wawancara
Observasi
Validasi oleh ahli IPA, dan Montessori.
Analisis karakteristik media pembelajaran Montessori
Data ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta kesulitan belajar siswa
Analisis karakteristik siswa
Wawancara Pembuatan kuesioner analisis kebutuhan
Data analisis kebutuhan
Penyebaran kuesioner
Uji keterbacaan instrumen oleh guru dan siswa
Revisi
Validasi ahli IPA, dan Montessori.
Revisi
TAHAP KEDUA Perencanaan (Borg dan Gall), dalam arifin, 2011: 129-132
Data analisis kebutuhan
Desain media pembelajaran
Konsep pembuatan media pembelajaran
Desain album media pembelajaran Instrumen Tes
Validasi guru
Revisi
Validasi oleh ahli IPA, Montessori, dan guru.
Kuesioner validasi produk
Uji keterbacaan soal oleh siswa
Uji Empiris
Revisi
Uji keterbacaan instrumen oleh siswa
Revisi
Revisi
Instrumen siap digunakan
TAHAP KETIGA Pengembangan Bentuk Awal Produk (Borg dan Gall), dalam arifin, 2011: 129-132
Desain media pembelajaran Desain album media pembelajaran
Pengumpulan bahan
Pembuatan media pembelajaran dan album
Media pembelajaran dan album siap divalidasi
TAHAP KEEMPAT Validasi Produk (Modifikasi Sugiyono, 2015: 414) Media pembelajaran
Validasi oleh ahli pembelajaran IPA, Montessori, dan guru Revisi produk
Album media pembelajaran
Validasi oleh ahli pembelajaran IPA dan Montessori
Media pembelajaran dan album siap digunakan untuk uji coba lapangan terbatas
TAHAP KELIMA Uji coba lapangan terbatas (Modifikasi Borg dan Gall, dalam arifin, 2011: 129-132) Pretest
Uji coba terbatas
Posttest
Tanggapan mengenai produk oleh siswa
Revisi produk
Prototipe media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.4.1 Potensi dan Masalah Tahap pertama pada penelitian ini adalah potensi dan masalah. Menurut Sugiyono (2015: 409) Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Untuk menemukan potensi dan masalah yang ada, peneliti melakukan analisis kebutuhan baik guru maupun siswa. Peneliti menggunakan kuesioner analisis kebutuhan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa terhadap media pembelajaran. Selain menggunakan kuisioner analisis kebutuhan, peneliti juga melakukan observasi dan wawancara. Sebelum melakukan observasi dan wawancara terlebih dahulu instrumen observasi dan wawancara divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru dan siswa kelas IV. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Peneliti menganalisis hasil wawancara dan observasi yang terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, serta kesulitan belajar yang dialami siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA. Selanjutnya hasil analisis tersebut akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan untuk membuat kuesioner analisis kebutuhan. Penyusunan kuesioner analisis kebutuhan memperhatikan karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori dan karakteristik siswa. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV. Sebelum disebarkan, kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru SD setara untuk mengetahui kelayakan
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kuesioner sebelum digunakan. Kemudian peneliti melakukan revisi pada instrumen berdasarkan saran dan masukan yang diperoleh dari hasil validasi para ahli. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan kepada siswa kelas IV SD setara untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan dalam kuesioner. Kemudian peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil dari uji keterbacaan oleh siswa. Setelah dilakukan revisi, instrumen analisis kebutuhan dapat siap digunakan. 3.4.2 Perencanaan Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. Pada tahap ini peneliti membuat konsep pembuatan media pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa.
Peneliti juga merancang desain media
pembelajaran beserta album petunjuk penggunaannya. Selanjutnya rancangan desain media pembelajaran yang telah dibuat akan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk diberi saran dan masukan. Berdasarkan saran dan masukan dari dosen tersbut, peneliti akan memperbaiki media pembelajaran dan selanjutnya media pembelajaran akan dibuat berdasarkan desain media pembelajaran yang telah direvisi. Peneliti juga membuat beberapa instrumen yang digunakan seperti tes dan kuesioner validasi produk. Instrumen tes digunakan sebagai pretest dan postest yang dibuat dalam bentuk soal isian singkat. Sebelum digunakan, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu oleh guru SD setara untuk mengetahui tingkat kevalidan instrumen tes. Kemudian, berdasarkan validasi tersebut, peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada instrumen.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah direvisi, instrumen akan diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV SD setara. Hasil uji empiris diolah dengan menggunakan SPSS 22 for Windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Peneliti kemudian memilih 15 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan posttest. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan soal kepada siswa SD setara. Berdasarkan hasil uji keterbacaan, peneliti melakuakan revisi kembali apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen tes. Selain instrumen tes, peneliti juga menyusun kuisioner validasi produk dan kuisioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa, sebelum digunakan kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa dalam kalimat pertanyaan pada kuesioner. Selanjutnya peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan yang ada pada kuesioner, berdasarkan dari hasil validasi oleh ahli. Selain validasi kepada ahli bahasa dan guru SD setara, instrumen diujikan kepada siswa SD setara untuk mengetahui keterbacaan instrumen kuesioner. Dengan uji keterbacaan, peneliti dapat mengetahui keterbacaan instrumen kuesioner serta dapat mengetahui pemahaman siswa terhadap kaliamat pertanyaan dalam kuesioner. Hasil uji keterbacaan digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi pada instrumen apabila masih ditemukan kekurangan. Setelah melakukan revisi, instrumen kuesioner kelayakan produk untuk siswa telah siap digunakan. 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Pada tahap ini peneliti akan membuat media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dirancang. Desain media pembelajaran dikembangkan
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdasarkan empat karakteristik metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan ciri tambahan yaitu kontekstual. Selanjutnya peneliti akan mengumpulkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan media pembelajaran. Selain itu, peneliti juga membuat album media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman penggunaan media pembelajaran. Setelah selesai, maka diperoleh prototipe media pembelajaran yang siap untuk divalidasi oleh ahli. 3.4.4 Validasi Produk Tahap keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat kemudian divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru. Validasi dilakukan untuk menilai kelayakan produk sebelum diujicobakan secara terbatas di lapangan. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis mengenai kualitas media pembelajaran berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh ahli. Media pembelajaran dan album penggunaan media pembelajaran yang telah divalidasi dan dianalisis siap untuk digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. 3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Tahap kelima dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas. Produk yang telah dibuat dan divalidasi kemudian diujikan kepada 10 siswa di SD penelitian. Kesepuluh siswa tersebut diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui perubahan sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran. Berdasarkan validasi produk pada tahap keempat dan uji coba lapangan terbatas apda tahap kelima, peneliti melakukan revisi yang terakhir pada produk.
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini dimodifikasi ke dalam lima tahap dengan hasil akhir berupa prototipe. Dengan dilakukannya revisi terakhir, maka akan tercipta prototipe media pembelajaran IPA SD materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2015: 308). Menurut Widoyoko (2015: 53) Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan adalah untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), Kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2015 : 308-309). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner, tes, dan gabungan (triangulasi). 3.5.1 Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang terlihat dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur yang terlihat itu disebut dengan data atau informasi yang harus diamati dan dicatat secara benar dan lengkap (Widoyoko 2015: 46). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis observasi yaitu observasi non partisipan dan observasi sistematis. Observasi non partisipan adalah observasi yang tidak turut ambil kegiatan dalam atau tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas orang–orang yang sedang diobservasi, (Widoyoko, 2015: 48). Sedangkan observasi sistematis merupakan pengamatan
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan (Arikunto, 2010: 200). Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV. Aspek yang diobservasi pada pembelajaran IPA kelas IV yaitu kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. 3.5.2 Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya–jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2011: 233). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data (Widoyoko, 2015: 42). Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas IV dan siswa kelas IV Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah serta penelitianpenelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara dengan guru kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan ketersediaan media pembelajaran di kelas, kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA, serta usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan tersebut. Wawancara kepada siswa kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggapan terhadap pembelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran, dan kesulitan belajar yang dialami dalam pembelajaran IPA. 3.5.3 Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respoden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2015: 199). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk. Sedangkan jenis kuesioner untuk analisis kebutuhan adalah kuesioner terbuka dan untuk kuesioner validasi produk digunakan kuesioner bentuk skala bertingkat (rating-scale). Kuesioner terbuka, merupakan kuesioner yang bisa dijawab/ direspon secara bebas oleh responden (Widoyoko, 2015: 36), sedangkan kuesioner bentuk skala bertingkat (rating-scale), yaitu sebuah pernyataandiikuti oleh kolomkolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju (Arikunto, 2013: 195) Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas IV SD Pangudi Luhur II Yogyakarta untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori serta guru kelas IV untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selain itu, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat setelah uji coba terbatas. 3.5.4 Tes Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, serangkain tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
responden (Arifin, 2011: 226). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian terbatas (Restricted Response Test) dengan tipe jawaban melengkapi. Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta dalam menjawab soal tes (Widoyoko, 2009: 80). Tipe jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu frasa atau satu angka (Widoyoko, 2009: 81). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tes sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba terbatas.
3.6 Instrumen penelitian Instrumen Penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2015: 51). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal uji empiris serta pretestposttest untuk teknik tes sebagai instrumen penelitian. 3.6.1. Pedoman Observasi Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV dan ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang diobservasi pada pembelajaran IPA kelas IV yaitu kesulitan belajar yang dialami siswa, cara mengajar guru, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peneliti mencatat setiap aspek yang diamati dalam rentang
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA Kelas IV No. Item 1,2
Kisi-kisi Observasi
Objek yang Diamati
Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas
Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran
3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran di kelas
Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran
5,6
Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas
Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri
7,8
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran di kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA
Pedoman observasi yang telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen.
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta, guru kelas IV dan dua siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media pembelajaran IPA dari beberapa narasumber tersebut. 3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah Pertama kali pengumpulan data melalui wawancara ditujukan kepada Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di sekolah, serta penelitian yang pernah dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan media pembelajaran. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu pokok persoalan tertentu yang terkait dengan variabel yang akan diteliti (Widoyoko, 2015:44). Adapun garis besar / rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah 1. 2. 3. 4.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran di sekolah Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV Pengumpulan data kedua melalui wawancara ditujukan kepada guru kelas IV. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas, kesulitan yang dialami
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA, serta usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu poko persoalan tertentu yang terkait dengan variable yang akan diteliti (Widoyoko, 2015:44). Adapun garis besar/ rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV No 1. 2. 3. 4. 5.
Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
3.6.2.3 Wawancara Siswa Kelas IV Pengumpulan data melalui wawancara ketiga ditujukan kepada siswa kelas IV. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan penggunaan
media pembelajaran, dan kesulitan belajar yang dialami dalam
pembelajaran IPA Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur sehingga pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti tidak terstruktur, akan tetapi selalu terpusat kepada satu poko persoalan tertentu yang terkait dengan variable yang akan diteliti (Widoyoko, 2015: 44). Adapun garis besar/rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV No 1. 2. 3.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pedoman wawancara yang telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 74. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada tabel 4.6 halaman 76. Hasil validasi pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 halaman 78. 3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner yang meliputi beberapa hal yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji lapangan terbatas. 3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka dimana responden secara bebas dapat menjawab pertanyaan yang telah diberikan. Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah guru dan seluruh siswa kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil kuesioner tersebut
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan lima karakteristik menurut metode Montessori. Adapun kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Deskriptor
Indikator Autoeducation
Kontekstual Menarik
Bergradasi
Autocorrection
1. Menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 2. Memahami konsep IPA secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 1. Memiliki warna 1. Bentuk media pembelajaran 3 dimensi 2. Berat media pembelajaran 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu menemukan jawaban yang benar
Nomor item Kuesioner Kuesioner Guru Siswa 1 1 2
2
3 dan 4
3 dan 4
5 dan 6
6 dan 7
9
10
8 10
8 9
7
5
Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa. Pertanyaan tersebut selanjutnya disusun menjadi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dan siswa. 3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk Peneliti menyusun kuesioner validasi produk berdasarkan lima indikator karakteristik media pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan produk. Lima karakteristik tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation, dan kontekstual. Kuesioner validasi produk ini digunakan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kuesioner validasi produk diisi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru kelas IV. Pengisian kuesioner validasi produk oleh ahli dilakukan sesudah peneliti mempresentasikan media pembelajaran yang dikembangkan. Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa. Pengisian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dilakukan setelah uji coba lapangan terbatas. Kuesioner
Indikator Autoeducation Kontekstual Menarik
Deskriptor 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar dan sekolah/guru 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 2. Bentuk media pembelajaran menarik 3. Cara kerja media pembelajaran menarik
Nomor Item Ahli Siswa 1 2 2 3 4
1 10 11
5 6 7
3 4 7
validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa memiliki indikator yang sama. Adapun kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan tanggapan oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli dan Tanggapan Produk oleh Siswa
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bergradasi Autocorrection
1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 2. Memiliki berat yang sesuai dengan karakteristik siswa 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar
8 9
5 6
10 11
8 9
Lima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi tersebut kemudian dikembangkan menjadi 11 pernyataan yang disusun dalam kuesioner validasi produk oleh ahli dan oleh siswa. Selain produk berupa media pembelajaran, produk yang berupa album media pembelajaran juga diuji kelayakannya. Aspek yang dinilai dalam validasi album dapat dilihat pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media pembelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek yang Dinilai Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku Kejelasan kalimat Pemilihan jenis huruf Pemilihan ukuran huruf Pemilihan ukuran gambar Kejelasan gambar Kelengkapan album Keruntutan langkah-langkah kegiatan Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru SD setara. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji validitas pada instrumen non-tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2009: 131). Oleh karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan menggunakan uji validitasi konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli tersebut, dapat
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Rerata hasil skor validasi pedoman observasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya instrumen. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.12 halaman 83, sedangkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.14 halaman 84. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27 halaman 107, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.28 halaman 108. Selain uji validitas konstruk, peneliti juga melakukan uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dan kuesioner tanggapan produk oleh siswa. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada dua siswa kelas IV SD setara. Peneliti memilih SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Alasan peneliti memilih Pangudi Luhur 1 Yogyakarta karena siswa SD tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Melalui uji keterbacaan tersebut diperoleh rerata skor uji keterbacaan kuesioner. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.13 halaman 83, sedangkan hasil uji keterbacaan kuesiner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.15 halaman 84. Selain itu, hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.36 halaman 119. 3.6.4 Soal tes Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas serta untuk menentukan kualitas dari media pembelajaran, apabila siswa mengalami peningkatan selama melakukan pretest dan posttest hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran bagus sehingga dapat membantu siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran. Tes disusun dan dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup” untuk kelas IV semester ganjil. Peneliti menjabarkan KD tersebut menjadi lima indikator. Kelima indikator tersebut dikembangkan menjadi 15 soal uraian terbatas tipe jawaban melengkapi. Peneliti menyusun soal tes berdasarkan pada kisi-kisi yang telah dibuat. Adapun kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kelas IV Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Item
3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.
3.2.1 Menjelaskan arti daur hidup hewan. 3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis metamorfosis. 3.2.3 Menjelaskan arti metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. 3.2.4 Menyebutkan contoh metamorfosis sempurna. 3.2.5 Menjelaskan tahapan proses hidup dari makluk hidup.
1 dan 2 4 5,6,10
7 dan 8 9,11,12,13,14,15
Sebelum digunakan, soal tes terlebih dahulu diuji validitasnya. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validasi konstruk. Uji validitas pada instrumen tes meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi berkaitan dengan kesesuaian antara isi instrumen dengan kajian materi, sedangkan validitas konstruk (construct validity) berkaitan dengan kesesuaian aspek yang
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diukur berlandaskan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014: 176-182). Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi dapat dilihat pada tabel dalam tabel 3.9 Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validasi Isi Instrumen Tes Tim 1 2 3 4 5 6
Komponen penilaian Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indicator Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan
Uji validitas isi dan validitas konstruk instrumen tes dilakukan oleh guru SD setara. Hasil validasi isi dapat dilihat pada tabel 4.20 halaman 102 dan hasil validasi konstruk dapat dilihat pada tabel 4.21 halaman 103. Instrumen yang telah divalidasi oleh guru SD setara kemudian diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD Setara. Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows. Hasil dari pengolahan tersebut akan menunjukkan valid atau tidaknya suatu item. Item soal yang valid atau tidak valid dapat dilihat dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Selain itu, valid atau tidak suatu instrumen dapat dilihat dari harga sig (2-tailed). Jika harga sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, maka item soal dikatakan valid (Widoyoko, 2009: 137). Hasil rekapitulasi/penghitungan item soal yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 104. Berdasarkan hasil penghitungan item soal dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows, dapat diketahui bahwa dari 15 soal yang
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan terdapat 4 soal yang tidak valid. Peneliti kemudian melakukan revisi dan kembali mengujikan soal tersebut kepada siswa kelas IV di SD setara sampai diperoleh hasil yang valid. Setelah diuji validitasnya, kemudian peneliti menguji reliabilitas item soal. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha yang dapat dihitung dengan menggunakan program SPSS 22 for Windows. Lin dan Kaplan (dalam Widoyoko, 2015: 165) mengemukakan bahwa instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.24 halaman 105. Berdasarkan hasil
pengolahan validitas
dan reliabilitas,
peneliti
menggunakan 15 soal untuk soal pretest dan posttest. Kelimabelas soal tes tersebut kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji keterbacaan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/pernyataan dalam soal tes. Hasil uji keterbacaan soal tes dapat dilihat pada tabel 4.26 halaman 106.
3.7 Triangulasi Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 330).
Triangulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti
terhadap apa yang telah ditemukan (Sugiyono, 2015:330). Triangulasi dibedakan menjadi dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
teknik adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, sedangkan triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2015: 330). Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada tahap awal untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik ini adalah observasi, wawancara, dan kueisoner. Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data melalui ketiga teknik pengumpulan data yang berbeda. Berikut ini merupakan bagan triangulasi teknik yang dapat dilihat pada bagan 3.4. Kuesioner
Observasi
Wawancara
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan Berdasarkan bagan 3.4 di atas, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui tiga teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan kueisoner. Data yang diperoleh kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan siswa. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2 halaman 97.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber yang digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara dari tiga sumber data yang berbeda. Berikut ini merupakan bagan triangulasi sumber yang dapat dilihat pada bagan 3.5.
Kepala Sekolah
Siswa
Guru
Bagan 3. 5 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan bagan 3.5 di atas, peneliti memperoleh tiga sumber data yang berbeda dari hasil wawancara yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Hasil wawancara tersebut kemudian digunakan untuk mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil validasi pedoman observasi, wawancara, dan kuesioner oleh beberapa ahli, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk oleh ahli dan siswa, uji empiris soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil validasi observasi, kuesioner, dan wawancara, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. Berikut ini merupakan pembahasan teknis analisis data kuantitatif dan kualitatif. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Likert model empat pilihan (skala empat). Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang digunakan sebagai pedoman untuk mempermudah peneliti dalam memberikan penilaian. Setiap instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman penilaiannya. Kriteria tersebut disesuaikan dengan jenis instrumen yang digunakan. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi hasil validasi pedoman observasi, wawancara dan kuesioner oleh beberapa ahli, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, uji validitas isi dan konstruk soal tes oleh ahli, dan hasil kuesioner validasi produk. Berikut ini merupakan skala beserta kriterianya. Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan, dan kuesioner validasi produk dapat dilihat pada tabel 3.12. Tabel 3.12 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes Skala 4 3 2 1
Kriteria Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki Instrumen tidak layak digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk, dan soal tes dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk, dan soal tes Skala 4 3 2 1
Kriteria Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami Kalimat jelas namun sulit dipahami Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas isi instrumen soal tes dapat dilihat pada tabel 3.14. Tabel 3.14 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas isi instrumen soal tes Skala 4 3 2 1
Kriteria Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki Sudah sesuai, namun perlu diperbaiki Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Tidak sesuai
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk instrumen soal tes pada tabel 3.15 Tabel 3.15 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas konstruk instrumen soal tes Skala 4 3 2 1
Kriteria Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu diperbaiki Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki Soal kurang sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas dan perlu diperbaiki Soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas serta tidak layak digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 3.16 Tabel 3.16 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner validasi produk oleh ahli Skala 4 3 2 1
Kriteria Media pembelajaran sangat sesuai dengan pernyataan Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan, namun terdapat kekurangan Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu diperbaiki Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak untuk digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa adalah sebagai berikut:
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.17 Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa Skala 4 3 2 1
Kriteria Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala likert model empat pilihan kemudian dihitung agar diperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung dengan menggunakan rumus 3.1. Nilai akhir =
Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata hasil penilaian tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko dapat dilihat pada tabel 3.10. Tabel 3.10 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Interval Skor 3,26 < X ≤ 4,00 2,51 < X ≤ 3,25 1,76 < X ≤ 2,50 1,00 ≤ X ≤ 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid/tidaknya suatu instrumen. Berikut ini merupakan kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang dapat dilihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen Interval Skor
Kategori
3,26 < X ≤ 4,00
Sangat Baik
Bobot Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2,51 < X ≤ 3,25
Baik
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan
1,76 < X ≤ 2,50
Kurang
1,00 ≤ X ≤ 1,75
Sangat Kurang
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid apabila rerata skor yang diperoleh lebih besar dari 2,50 dalam penelitian ini instrumen yang valid terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan dan 4 (kategori sangat baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan. Sedangkan apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50 maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya adalah untuk menghitung persentase jawaban kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supratiknya (2012: 128). Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner menurut Supraktiknya dapat dihitung dengan rumus 3.2.
Persentase jawaban =
x 100%
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner Selanjutnya peneliti juga menganalisis data kuantitatif berupa hasil nilai soal tes berupa pretest dan posttest. Tes ini dilakukandengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan melalui uji coba terbatas. Jenis tes yang digunakan adalah tes uraian terbatas tipe jawaban melengkapi. Skor untuk
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dapat dihitung dengan menggunakan rumus 3.3. Nilai =
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif, 2) menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks, dan 3) membandingkan dengan data kuantitatif yang ada Creswell (2012: 328-329). Selanjutnya, analisis data kualitatif yang kedua dilakukan pada pengolahan hasil wawancara dan observasi. Langkah-langkah pengolahan data menurut Kristi Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117) adalah sebagai berikut: Pertama, membaca transkrip wawancara dan observasi yang sudah disusun secara berulangulang dengan pemahaman yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interprertasi atau kesimpulan sementara, dan Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari daftar yang telah dibuat. Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu Kepala Sekolah, guru dan siswa sedangkan triangulasi teknik dilakukan dengan menggabungkan data
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Hal ini dilakukan agar diperoleh data yang lebih lengkap dan mendalam.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut terdiri dari hasil dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian Subbab ini menguraikan prsoes penelitian dari persiapan sampai dengan pelaksanaan yang meliputi potensi masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. 4.1.1 Potensi dan Masalah Pada potensi masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi potensi dan masalah serta analisis kebutuhan. 4.1.1.1 Identifikasi Potensi dan Masalah Identifikasi potensi dan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara. Potensi yang ditemukan peneliti di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta adalah kayu bekas hasil tebangan pohon yang ada di sekitar sekolah, kayu hasil tebangan tersebut dapat didaur ulang menjadi bahan yang memiliki manfaat, contohnya sebagai bahan dasar pembuatan media pembelajaran.
Keterbatasan
ketersediaan
maupun
penggunaan
media
pembelajaran selama proses belajar mengajar serta kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran menjadi permasalahan yang ada, sedangkan potensi yang di lingkungan sekolah sebaiknya dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Permasalahan yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah permasalahan yang berhubungan dengan penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran, serta kesulitan belajar yang dialami siswa kelas IV dalam pembelajaran IPA. Hasil dari observasi dan wawancara tersebut kemudian dikaji dengan menggunakan triangulasi data. a. Observasi Kegiatan Observasi dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran IPA di kelas IV beserta kesulitan
belajar
yang dialami siswa, cara mengajar guru,
ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kisi- kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 52. Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berikut ini adalah hasil validasi terhadap instrumen observasi yang disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi oleh Ahli Ahli IPA Montessori
1 4 4
2 4 3
No. Item 3 4 5 6 3 4 4 3 4 4 4 4 Rerata
7 4 4
8 4 4
Total 30 31 30,5
Rerata 3,75 3,87 3,81
Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1 rerata skor yang didapatkan adalah 3,81, jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68. Hal tersebut menunjukkan bahwa pedoman observasi valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.1 halaman 132. Selama proses validasi kisi-kisi untuk pedoman observasi, para ahli tidak memberikan komentar terhadap instrumen yang diberikan sehingga peneliti tidak melakukan revisi atau dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut sudah valid. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi di kelas
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IV PL 2 SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada tanggal 3 Agustus 2016. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui penggunaan dan ketersediaan media pembelajaran selama proses belajar dan kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Hasil obervasi yang telah dilaksanakan peneliti dapat dilihat pada lampiran 1.2 halaman 136 atau pada tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA No 1.
Objek yang Diamati Ada media pembelajaran yang diletakkan di kelas untuk pembelajaran IPA.
2.
Media pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA. Guru menguasai cara menggunakan media pembelajaran. Guru menjelaskan cara penggunaan media pembelajaran IPA kepada siswa. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran secara mandiri.
3.
4. 5.
6.
Ya
Tidak √
√ √ √ √ √
7.
Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.
√
8.
Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.
√
Catatan Media pembelajaran di letakkan pada ruang laboratorium IPA karena terbatasnya media yang ada di sekolah Didalam kelas tidak terdapat media pembelajaran Guru menggunakan buku cetak sebagai pedoman dalam mengajar Guru tidak menggunakan media pembelajaran Guru tidak menggunakan media pembelajaran Siswa tidak menggunakan media pembelajaran namun menggunakan buku cetak sebagai pedoman pembelajaran Siswa fokus dalam membuat catatan selama guru menerangkan, sehingga siswa tidak dapat menjawab pertanyaan ketika guru memberikan pertanyaan Siswa mengerjakan dengan cepat tugas yang diberikan, namun masih banyak jawaban yang kurang tepat.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA di dalam kelas masih terbatas, guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam menjelaskan materi pembelajaran namun guru menggunakan buku cetak sebagai pedoman dalam mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta belum optimal, selain itu selama peneliti melakukan observasi, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran yang diberikan terbukti ketika siswa diberi pertanyaan mengenai materi daur hidup hewan, siswa belum mampu menjawab dengan benar dan ketika siswa diberi soal latihan, banyak siswa yang mengeluh tidak mampu mengerjakan. b. Wawancara Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan dua siswa kelas IV. Sebelum melakukan wawancara, pedoman wawancara terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Validasi yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini berupa validasi kontruk. Pertamakali wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kisi–kisi wawancara dengan Kepala Sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 di halaman 53. Pedoman wawancara telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, dan ahli pembelajaran Montessori dengan hasil yang dituangkan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Ahli IPA Monte ssori
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 3
5 4 4
6 3 4
7 4 4
8 4 3
No. Item 9 10 4 4 4 4
Rerata
Total 11 4 4
12 4 4
13 4 4
14 4 4
15 4 4
16 4 4
63 62
Rer ata 3,93 3,87
62,5
3,9
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli pada tabel 4.3 rerata skor yang didapatkan adalah 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 137. Para ahli juga memberikan komentar terhadap pedoman wawancara kepala sekolah yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. Item 6
Sebelum perbaikan
Komentar ahli
Setelah perbaikan
Apakah media pembelajaran yang sudah ada disimpan dan dirawat dengan baik?
Tambahkan pertanyaan “bagaimana penyimpanan dan perawatannya?”
Peneliti menambahkan pertanyaan menjadi “apakah media pembelajaran yang sudah ada disimpan dan dirawat dengan baik? bagaimana penyimpanan dan perawatannya?”
Berdasarkan komentar dari para ahli pada tabel 4.4 menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Sekolah SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan pada 15 September 2016. Hasil transkip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 143. Berikut hasil wawancara dengan kepala sekolah yang dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
No. Item 1,2,3,4
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
10,11,12, 13,14
5,6,7,8,9
Hasil Wawancara Meraih perunggu pada olimpiade sains tahun 2015 mat ion, Media pembelajaran disimpan dengan baik di dalam laboratorium. Sekolah mendapatkan media pembelajaran dari pemerintah. Media yang pernah dibuat adalah rangkaian listrik. Faktor pengadaan media pembelajaran disekolah dengan memanfaatkan anggaran dan dapat bermanfaat dalam pembelajaran. Media digunakan secara terjadwal, namun dalam implementasinya kadang media pembelajaran tidak digunakan dan hanya menggunakan teori. Media digunakan secara bersama dari kelas satu sampai kelas
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran
enam. Ketika anak menggunakan media pembelajaran anak akan merasa senang dan lebih cepat memahami materi karena anak mencoba/ mengalami sendiri dan tidak hanya mendengar dari guru. Matematika
15,16
Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara dilakukan dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3 halaman 54 sama halnya dengan pedoman wawancara dengan kepala sekolah, pedoman wawancara guru telah divalidasi oleh ahli dengan hasil yang dituangkan dalam tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Ahli
1
2
3
4
5
6
7
8
IPA Montess ori
4 4
4 4
4 4
4 3
3 3
4 4
4 4
4 3
No. Item 1 1 0 1 4 4 4 4 4 4 9
1 2 4 4
1 3 4 4
1 4 4 4
1 5 4 4
1 6 4 4
1 7 3 4
Rerata
1 8 4 4
Tota l
Rerata
70 69
3,88 3,83
69,5
3,85
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel 4.6, diperoleh rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.5 halaman 146. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara guru yang ditunagkan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli No. Item 5
Sebelum perbaikan Apakah Bapak/Ibu sering menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya?
Komentar ahli Kata “apakah” lebih baik diganti menjadi “seberapa sering/intensitasnya”
Setelah perbaikan Peneliti mengganti kalimat menjadi “seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya?”
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beberapa komentar dari para ahli pada tabel 4.7 menajdi pertimbangan bagi penelitu dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melalukan wawancara kepada Guru SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 September 2016. Transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 1.6 halaman 152. Berikut adalah hasil wawancara dengan guru yang disajikan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru Topik Pertanyaan Ketersediaan media pembelajaran di kelas
No. Item 1, 2, dan 3
Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
4, 5, 6, 7, 8, dan 9
Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
10, 11, dan 12
13, 14, 15 dan 16 17 dan 18
Hasil Wawancara Didalam kelas tidak terdapat media pembelajaran. media pembelajaran disimpan di dalam laboratorium. Dalam penggunaannya satu media pembelajaran digunakan untuk lima anak. media yang pernah dibuat oleh guru adalah mind map dari gabus. Guru sering menggunakan media elektronik seperti video dalam menyampaikan materi. Dengan adanya media pembelajaran siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi, siswa akan lebih memperhatikan selama proses pembelajaran dan tidak mengobrol sendiri hal tersebut karena siswa menjadi lebih tertarik karena sesuatu yang baru. Siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri dengan melakukan diskusi bersama. Banyaknya materi yang abstrak sehingga membutuhkan media yang kontektual untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. contoh materi yang sulit adalah daur hidup hewan siswa masih sering lupa untuk menulis telur dalam tahapan daur hidup, terkadang larva dan pupa terbalik. Banyak siswa yang tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran Siswa cenderung akan mengobrol dengan teman sampingnya selama guru menerangkan materi sehingga sebagian besar siswa di kelas tidak memahami isi pembelajaran. Guru akan mengajak siswa berdiskusi bersama dengan membentuk kelompok kecil atau guru akan menunjuk siswa yang belum paham tersebut untuk maju kedepan dan akan diberi penjelasan kembali.
Wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa. Rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4 di halaman 54, pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori dan hasilnya dituangkan dalam tabel 4.9
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara siswa Ahli IPA Montessori
1 4 4
2 4 4
3 3 4
4 3 4
5 4 3 Rerata
No. Item 6 7 4 4 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
42 43 42,5
3,81 3,90 3,85
Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel 4.9, didapatkan skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 154. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli No. Item 5
Sebelum perbaikan
Komentar ahli
Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media apa saja yang pernah Bapak/Ibumu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA?
Tambahkan pertanyaan “seberapa sering/intensitasnya?”
Keputusan Perbaikan Peneliti menambahkan pertanyaan menjadi “apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA? Jika iya, media apa saja yang pernah Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA? Seberapa sering media tersebut digunakan dalam pembelajaran IPA?”
Beberapa komentar dari para ahli pada tabel 4.10 menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 22 September 2016. Transkrip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.8 halaman 158. Hasil wawancara dengan siswa dapat disajikan pada tabel 4.11
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
No. Item 1 dan 2
Hasil Wawancara Pembelajaran IPA dianggap sulit dipahami oleh siswa dan siswa merasa sedikit menyenangkan ketika mengikuti pembelajaran IPA .
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
3, 4, 5, 6, dan 7
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
8, 9, 10, dan 11
Banyak materi IPA yang sulit. Guru pernah menggunakan rangka manusia sebagai media pembelajaran hal tersebut sangat menyenangkan karena merupakan hal baru bagi siswa. Guru tidak sering menggunakan media pembelajaran. siswa lebih mudah dalam memahami materi , lebih jelas dengan menggunakan media pembelajaran karena guru menjelaskan dengan sebuah benda yang sama dengan aslinya. Dengan menggunakan media pembelajaran suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Banyak hal yang tidak dimengerti jika hanya belajar dari buku.contohnya daur hidup hewan. Dalam penyelesaian agar siswa menjadi paham guru sering menyuruh siswa kedepan untuk diberi penjelasan secara mandiri.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada bagan 4.1
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Guru
Kepala Sekolah
Siswa
Didalam kelas, tidak ada media pembelajaran. guru pernah membuat media pembelajaran berupa macam-macam bentuk daun yang ditempel digabus. Media yang dibuat terbatas sehingga satu media digunakan untuk 5-6 siswa. Untuk materi daur hidup hewan guru belum pernah membuat media pembelajaran.
Sekolah memiliki media pembelajaran yang disimpan didalam laboratorium. Meskipun demikian penggunaan media pembelajaran masih kurang maksimal dalam proses pembelajaran. penggunaan media pembelajaran dilakukan secara bergantian karena terbatasnya media pembelajaran. penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik bagi siswa di bandingkan dengan tidak menggunakan media pembelajaran.
Guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran. siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran terutama ketika hanya membaca buku. Materi yang dianggap sulit dalam pembelajaran IPA adalah daur hidup hewan
Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik bagi siswa di bandingkan dengan tidak menggunakan media pembelajaran. Materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah daur hidup hewan. Media pembelajaran IPA untuk materi daur hidup hewan belum ada.
Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Berdasarkan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran IPA. Banyak materi yang dianggap sulit untuk siswa contohnya adalah daur hidup hewan. Guru pun juga mengalami kesulitan dalam penyampaian, hal tersebut dikarenakan guru cenderung tidak menggunakan media
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran dalam pembelajaran, terbatasnya media pembelajaran juga menjadi salah satu kendala dalam proses pembelajaran sehingga menjadi kurang optimal. Berdasarkan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. Dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam materi daur hidup hewan. Pada saat melakukan wawancara dengan guru, guru mengatakan bahwa siswa sering lupa menyebutkan telur dalam proses tahapan daur hidup hewan, dan sering siswa terbalik dalam mengurutkan larva dan pupa. Permasalahan lain yang ditemui adalah terbatasnya media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa tidak ada media pembelajaran yang diletakkan di ruang kelas. Guru jarang menggunakan media pembelajaran dan lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru mengaku jarang sekali membuat media pembelajaran dan lebih sering menggunakan buku cetak sebagai pedoman dalam mengajar. 4.1.1.2 Analisis Kebutuhan a. Analisis Karakteristik Siswa Karakteristis siswa dianalsis berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV di SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Observasi dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2016. Hasil observasi yang diperoleh adalah selama proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menyampaikan materi pembelajaran. guru menunjuk secara spontan beberapa siswa untuk membaca materi di kelas, selanjutnya guru mencatat dipapan tulis dan melakukan tanya-jawab dengan siswa. Ketika siswa diberi
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertanyaan beberapa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, selain itu ketika guru sedang menulis dipapan tulis, banyak siswa yang asik berbicara dengan teman sebangku dan asik bermain sendiri dengan alat tulis mereka. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, hasil tersebut dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat kuisioner analisis kebutuhan. b. Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Montessori Peneliti menganalisis media pembelajaran Montessori berdasarkan empat ciri media pmebelajaran berbasis metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education,dan auto-correction. Peneliti juga menambahkan satu ciri media pembelajaran berbasis
metode Montessori dalam pengembangan media
pembelajaran yaitu kontekstual. Ciri kontekstual ditambahkan oleh peneliti karena dalam pembuatan media pembelajaran peneliti menggunakan benda-benda yang ada di sekitar lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal. Selanjutnya, peneliti menggunakan kelima ciri tersebut sebagai acuan dalam pembuatan pertanyaan pada kuesioner analisis kebutuhan. c.
Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan
Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan karakteristik siswa dan kelima ciri media pembeljaran berbasis metode Montessori. Kuesioner tersebut dikembangkan menjadi 10 pertanyaan guru dan siswa. Pengembangan pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Sebelum digunakan, kuesioner akan divalidasi terlebih dahulu. Validasi digunakan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak untuk digunakan. Validasi ini dilakukan dengan menggunakan validasi konstruk. Validasi konstruk
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh para ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, dan Ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Dalam validasi tersebut, para ahli akan memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Kuesioner juga diuji ketrebacaannya untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap kalimat dalam kuesioner. Berikut ini hasil dari validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk guru yang dituangkan dalam tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli Ahli IPA Montessori
1 3 4
2 4 4
3 4 4
No. Item 4 5 6 4 4 3 4 4 4 Rerata
7 3 3
8 4 4
9 4 4
10 4 4
Total
Rerata
37 39 38
3,7 3,9 3.8
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli pada tabel 4.12. didapatkan skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersbut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kubutahan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 159. Selain divalidasi, kuesioner juga diberikan kepada guru SD untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Ahli Guru
1 4
2 4
3 4
4 4
No. Item 5 6 4 4
7 4
8 3
9 4
10 4
Total
Rerata
39
3,9
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk guru pada tabel 4.13, didapat skor 3,9. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak untuk digunakan tanpa perbaikan. Melalui validasi dan uji keterbacaan, tidak diperoleh komentar instrumen kuesioner analisis kebutuhan untuk guru, sehingga instrumen sudah layak digunakan tanpa adanya perbaikan. Validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh ahli Tabel 4.14 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli Ahli
1 3 4
IPA Montessori
2 4 4
3 4 4
No. Item 4 5 6 4 3 4 3 4 4 Rerata
7 3 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
Total
Rerata
37 39 38
3,7 3,9 3.8
Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa oleh ahli pada 4.14, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner analisis kubutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3 halaman 178. Selain divalidasi, kuesioner juga diberikan kepada siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4. 15 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 4
2 4 4 4 4 4
3 4 3 4 4 4
No. Item 4 5 6 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 Rerata
7 4 3 4 4 3
8 3 3 4 3 4
9 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4
Total
Rerata
38 37 39 39 38 38,2
3,8 3,7 3,9 3,9 3,8 3,82
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.15, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11, halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, intrumen dinyatakan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat pada lampiran 2.4 halaman 182. d. Data Analisis Kebutuhan Data analisis kebutuhan yang pertama diberikan kepada guru. kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 10 Oktober 2016 kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Pengembangan ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori ke dalam kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56, lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 159. Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ini akan menjadi gambaran mengenai media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran
IPA
dan
menjadi
pertimbangan
bagi
peneliti
dalam
mengembangkan media pembelajaran daur hidup hewan. Jawaban dari responden juga dihitung dalam persentase dengan menggunakan rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner halaman 68. Tabel 4.16 adalah rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk guru.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru No 1.
2.
Indikator Autoeducation
Autoeducation
3.
Kontekstua l
4.
Kontekstua l
Kalimat Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan! …………………………………………………… (…) Tidak Alasan: …………………………………………………… Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA? (…) Ya Alasan: ……………………………………………………… (…) Tidak Alasan: ……………………………………………………… Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar? (…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ………………………………………………………… (…) Tidak Alasan: ………………………………………………………… Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya, sebutkan…………………………………………………
5.
Menarik
Apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak
6.
Menarik
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ………………………………………………………
Respond en 2
Presen tase 100%
2
100%
2
100%
1
50%
1
50%
2
100%
2
100%
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Autocorrection
8.
Bergradasi
9.
10.
Bergradasi
Autocorrection
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan: ……………………………………………………… (…) Tidak Alasan: ……………………………………………………… Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas IV? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: ……………………………………………………… Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi. Alasan: ……………………………………………………… (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: ……………………………………………………… Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………………………… (…) Media pembelajaran yang tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ………………………………………………………
2
100%
2
100%
2
100%
2
100%
Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, guru juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Tabel 4.17 adalah deskripsi jawaban yang diberikan guru dalam kuesioner analisis kebutuhan guru.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan. No Item 1
2
3
Jawaban (…) Ya Sebutkan nama media pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan! Berikan penjelasan!
(…) Ya Alasan: ……………………………………
(…) Ya Sebutkan dan jelaskan! ……………………………………
4
(…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…) Lainnya, sebutkan……………………………
5 6
(…) Ya (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………
7
(…) Ya Alasan: ……………………………………
8
9
10
(…) Sedang (1,5-3kg) Alasan: …………………………………… (…) Ringan (<1,5 kg) Alasan: …………………………………… (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Alasan: …………………………………… (…) Media pembelajaran yang dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………………………………
Kode
Respon den
Gabus Gambar
1 1
Media pembelajaran dengan memanfaatkan gabus dapat memudahkan siwa dalam memahami materi pembelajaran. Dengan menggunakan gambar siswa lebih mudah memahami materi Dengan adanya media pembelajaran siswa dapat melihat secara langsung, meraba, mengalami sendiri sehingga lebih membantu siswa dalam memahami konsep. Dengan melihat secara langsug siswa akan lebih mudah dalam memahmi konsep Media pembelajaran dengan memanfaatkan daun-daun di sekitar lingkungan kemudian ditempel pada gabus. Dengan menggunakan gambar-gambar yang sudah tidak dipakai seperti gambar yang ada di kalender Kertas Kayu
1
Hijau Kuning Biru Merah Media pembelajaran bermanfaat untuk menggiring siswa untuk menemukan jawaban sendiri tanpa adanya bantuan dari guru atau orang lain. Siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar tanpa bantuan orang lain Sesuai dengan tingkat perkembangan jasmani
1 1
1 1
1
1 2
2 1 2 1 2 1
1 1
Agar siswa mudah membawa media pembelajaran
1
Siswa akan mengetahui dari beberapa sisi sehingga dapat memperjelas ilmu yang dipelajari. Siswa dapat dengan lebih mudah memahami materi pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa mampu mengetahui kesalahan yang dibuat oleh dirinya sendiri Dengan bantuan media pembelajaran siswa dapat menyadari kesalahan yang dibuatnya sendiri
2
1 1
1
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui sebanyak dua guru atau 100% guru pernah menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Media pembelajaran yang pernah digunakan adalah gabus dan gambar (lihat tabel 4.17). sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembeljaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Pendapat guru tersebut menjadi pertimbangan peneliti dalam membuat media pembelajaran. Selain itu, 100% guru pernah membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan di antaranya adalah gabus atau strereofom. Sebanyak 100% guru lebih menyukai penggunaan kayu dalam pembuatan media pembelajaran dan 50% guru menyukai media pembelajaran dengan bahan kertas. Pembuatan media pembelajaran ini juga memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar. Bahan yang dipilih guru menjadi pertimbangan dalam pemilihan bahan dalam pembuatan media pembelajaran karena bahan yang dipilih guru juga menjadi pilihan peneliti. Pembuatan media pembelajaran juga mempertimbangkan warna pada media pembelajaran agar lebih menarik. Sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penggunaan warna media pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran. sebanyak 100% guru berpendapat bahwa penggunaan warna cerah media pembelajaran dapat membuat media pembelajaran menjadi semakin menarik. Contoh warna yang diusulkan guru adalah biru, kuning, merah, dan hijau (lihat tabel 4.17). warna yang dipilih oleh guru tersebut menjadi pertimbangan dalam pewarnaan media pembelajaran. Ciri lain yang dikembangkan adalah auto-correction. Berdasarkan kuesioner, 100% guru berpendapat bahwa media pembelajaran dapat membantu
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa untuk mengetahui jawaban yang benar. Sebanyak 100% guru juga lebih memilih media pembelajaran dapat membantu siswa untuk mengetahui kesalahannya sendiri. Pendapat yang diberikan tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran. Ciri terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah bergradasi. Sebanyak 50% guru memilih media pembelajaran yang ringan (kurang dari 1,5 kg) agar siswa mudah membawa media pembelajaran dan sebanyak 50% guru memilih media pembelajaran yang sedang karena sesuai dengan tingkat perkembangan jasmani. Pendapat dari guru tersebut menjadi pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran. Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada siswa pada tanggal 12 Oktober 2016 kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Pengembangan ciri media pembelajaran ke dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56, lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.2 halaman 169, hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa menjadi gambaran mengenai media pembelajaran
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
IPA
dan
menjadi
pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran materi daur hidup hewan. Jawaban dari responden juga dihitung dalam presentase dengan menggunakan rumus 3.2 halaman 68. Tabel 4.18 adalah rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa No
Indikato r
Kalimat Pertanyaan
Responden
Presentase
1.
Autoeducatio n
Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA? (…) Ya (…) Tidak Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! …………………………………………
20
100%
2.
Autoeducatio n
Apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk memahami materi IPA? (…) Ya Alasan:……………………………… (…) Tidak Alasan:………………………………
20
100%
3.
Kontekst ual
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA? (…) Ya (…) Tidak Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! ………………………………………
20
100%
4.
Kontekst ual
Manakah bahan pembuatan media pembelajaran yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari satu) (…) Kayu (…) Kertas (…) Kain (…) Plastik (…) Karet (…)Lainnya,sebutkan……………… Menurut kamu, apakah penggunaan media pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya Alasan:……………………………… (…) Tidak Alasan:………………………………
8 4 1 5 2 20
40% 20% 5% 25% 10% 100%
20
100%
3
15%
17
85%
5.
Autocorrectio n
6.
Menarik
7.
Menarik
8.
Bergrada si
Menurut kamu, apakah pemberian warna pada media pembelajaran membuat media pembelajaran lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna seperti apa yang kamu suka untuk media pembelajaran? (…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………… (…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………… Menurut kamu, berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan? (…) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3 kg) (…) Berat (>3kg) Alasan: ………………………………………
8 12
40% 60%
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9.
Autocorrectio n
10.
Bergrada si
Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ……………………………………… (…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: ……………………………………… Manakah yang lebih baik menurut kamu? (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar (2 dimensi). Alasan: ……………………………………… (…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasan: ………………………………………
20 100%
20
100%
Selain memilih jawaban yang sudah disediakan, siswa juga dapat memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner analisis kebutuhan. Tabel 4.19 adalah deskripsi jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan siswa. Tabel 4. 19 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan No. item
1
2
3
4
Jawaban
Kode
Respon
(…) Ya Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang digunakan! …………………………………………………
Rangka manusia
20
Papan faktor
3
(…) Ya Alasan:………………………………………
Mudah memahami
10
Lebih jelas
7
Lebih seru
3
Daun
15
Buah
8
(…) Ya Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu gunakan! (…) Kayu
8
(…) Kertas
4
(…) Kain
1
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(…) Plastik
5
(…) Karet
2
(…)Lainnya,sebutkan……………………… 5
(…) Ya Alasan:………………………………………
6
(…) Ya
7
(…) Warna gelap Sebutkan contoh warnanya! ………………………………………
9
4
Setiap bagian dari media jelas
3
Mudah dimengerti
8
Lebih mudah dihafal
3
Tidak bingung
2
20 Cokelat
2
Ungu
1
Hitam
2
Merah
10
Putih
7
Kuning
4
Hijau
3
Biru
3
Agar mudah dipidah
5
Tidak menghabiskan tenaga
3
(…) Sedang (1,5-3 kg)
Mudah dibawa
12
(…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasan: …………………………………………
Lebih jelas
8
Karena sudah paham
5
(…) Warna cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………
8
Media sama dengan aslinya
(…) Ringan (<1,5 kg)
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasan: …………………………………………
Mengetahui letak yang benar
7
Bisa diraba
7
Mirip dengan aslinya
6
Lebih jelas
7
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner yang dituangkan pada tabel 4.18, sebanyak 20 siswa atau 100% siswa pernah menggunakan media pembelajaran. Media yang pernah digunakan adalah rangka manusia dan papan faktor (lihat tabel 4.19). Selain itu, sebanyak 100% siswa menyetujui adanya media pembelajaran dalam pembelajaran IPA dapat membantu siswa dalam memahami materi. Alasannya adalah media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi, membuat siswa lebih jelas dan belajar menjadi lebih seru (lihat tabel 4.19). Hal tersebut menjadi pertimbangan peneliti dalam
mengembangkan
media
pembelajaran
karena
penggunaan
media
pembelajaran dapat membuat materi menjadi lebih jelas dan membuat siswa bersemangat belajar. Selanjutnya peneliti menambahkan ciri kontektual. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan bahan-bahan yang berada di lingkungan sekitar. Sebanyak 40% siswa menyukai bahan kayu, 20% siswa menyukai bahan kertas, 5% siswa menyukai bahan kain, 25% siswa menyukai bahan plastik, dan sebanyak 10% siswa menyukai bahan karet. Bahan yang telah dipilih oleh siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti karena tiga bahan yang dipilih siswa yaitu, kayu,
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
plastik, dan kertas juga menjadi pilihan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran. Ciri yang selanjutnya adalah menarik. Sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Karena media pembelajaran sama dengan bentuk aslinya, setiap bagiannya
jelas,
mudah
dimengerti,
lebih
mudah
dihafal
dan
tidak
membingungkan. Sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan warna dapat membuat media pembelajaran menjadi lebih menarik. Sebanyak 15% siswa memilih warna gelap untuk media pembelajaran. Contoh warna yang disarankan adalah cokelat, ungu, dan hitam dan sebanyak sebanyak 85% siswa memilih warna cerah untuk media pembelajaran. contoh warna yang disarankan adalah merah, putih, kuning, hijau, dan biru. Pemilihan warna oleh siswa tersebut menjadi pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran yaitu penggunaan warna gelap dan warna cerah seperti yang disarankan oleh siswa. Pengembangan media pembelajaran ini juga memperhatikan autocorreection. Sebanyak 100% siswa dapat mengetahui kesalahan dengan sedirinya ketika menggunakan media pembelajaran dengan alasan karena sudah paham, lebih jelas, dan mengetahui letak yang benar. Ciri yang terakhir dalam pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah bergradasi. Sebanyak 100% siswa memilih media pembelajaran dengan bentuk 3D dengan alasan karena dapat diraba, mirip dengan aslinya dan lebih jelas. Ciri selanjutnya dilihat dari berat media pembelajaran. berdasarkan kuesioner analisis kebutuhan siswa, sebanyak 40% siswa memilih media pembelajaran yang ringan (lihat tabel 4.18) dan sebanyak 60% siswa
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memilih media pembelajaran dengan ukuran berat sedang. Pembuatan media pembelajaran ini mempertimbangkan banyaknya siswa yang memilih ukuran sedang sebagai yang ideal. Jawaban dari guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan memberikan gambaran kepada peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran dalam
mata
pelajaran
IPA.
Media
pembelajaran
yang
dikembangkan
menggunakan beberapa benda yang dapat ditemui di lingkungan sekitar (Kontekstual). Beberapa bahan yang dipertimbangkan peneliti adalah kayu, plastik, dan kertas. Bahan tersebut dipih berdasarkan saran yang diberikan guru dan siswa. Selanjutnya, berdasarkan pilihan yang diberikan guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan, pembuatan media pembelajaran mempertimbangkan alat media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu auto-education, autocorrection, bergradasi, dan menarik. Bardasarkan data kualitatif yang diperoleh dari teknik pengumpulan data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Triangulasi teknik sebagai pertimbangan dalam pembuatan media pembelajaran dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan media pembelajaran dari guru dan siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data disajikan dalam bagan 4.2.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wawancara
Observasi
Sekolah memiliki media pembelajaran, namun dalam penggunaannya masih kurang maksimal. Banyak materi yang dirasa sulit baik guru maupun siswa, banyak materi yang sulit salah satunya adalah daur hidup hewan. Guru juga mengalami kesulitan dalam penyampaian. Guru jarang membuat media pembelajaran.
Selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. banyak siswa yang tidak focus mengikuti pembelajaran, siswa asik dengan dirinya sendiri atau mengobrol dengan teman sampingnya. Selain itu ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas.
Kuesioner Guru dan siswa memiliki penilaian yang baik terhadap media pembelajaran dengan keliam ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran.
Materi yang menjadi kesulitan adalah daur hidup hewan. Meskipun demikian, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan 4.2, terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari wawancara yaitu sekolah telah memiliki media pembelajaran, namun dalam penggunaannya masih kurang maksimal. Banyak materi yang dirasa sulit baik guru maupun siswa, banyak materi yang dianggap sulit salah satunya adalah daur hidup hewan. Guru juga mengalami kesulitan dalam penyampaian. Guru jarang membuat media pembelajaran.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data selanjutnya diperoleh melalui teknik observasi. Data yang diperoleh dari observasi adalah selama proses pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajaran. banyak siswa yang tidak focus mengikuti pembelajaran, siswa asik dengan dirinya sendiri atau mengobrol dengan teman sampingnya. Selain itu ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Teknik yang terakhir adalah kuesioner. Data yang diperoleh melalui kuesioner adalah guru dan siswa memiliki penilaian yang baik terhadap media pembelajaran dengan keliam ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam kuesioner. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan dalam pengembangan media pembelajaran. Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa materi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah rangka manusia, bagian tumbuhan dan daur hidup hewan. Meskipun demikian, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk membantu mangatasi kesulitan belajar siswa. Pengembangan media pembelajaran juga mempertimbangkan kelima ciri media pembelajaran Montessori yang telah ditawarkan untuk guru dan siswa melalui kuesioner. Pada tahap ini, peneliti telah memperoleh data analisi kebutuhan mengenai media pembelajaran yang diinginkan siswa dan guru. data hasil analisis kebutuhan tersebut digunakan untuk pertimbangan dalam pembuatan Desain media pembelajaran dan album media pembelajaran. dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap kedua.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2 Perencanaan Tahap kedua dalam penelitin adalah perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang Desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang dibutuhkan. 4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran Pengembangan Desain pada penelitian ini mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran ini terdiri dari dari sepuluh komponen. Komponen tersebut adalah papan daur hidup hewan beserta penutupnya, hewan 3D, panah, angka, keterangan, kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, kartu control of error, beserta kotak penyimpanan kartu. . Komponen yang pertama adalah papan daur hidup hewan. Papan ini terbuat dari bahan kayu, berbentuk kotak dengan penutup yang berukuran 40 cm × 40 cm × 3,5 cm. Pemilihan kayu ini memperhatikan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa. Sebanyak 100% guru dan 40% siswa memilih bahan media pembelajaran yang terbuat dari kayu. Pada sisi atas papan terdapat tempat penyimpanan berbentuk seperti laci berjumlah empat buah. Setiap laci berukuran 13 cm × 10 cm. Laci tersebut berfungsi untuk tempat menyimpan hewan 3D, anak panah, angka, dan keterangan. Laci ini dilengkapi dengan pegangan berbentuk persegi agar memudahkan siswa untuk menarik keluar laci tersebut. Komponen kedua adalah hewan 3D. Hewan 3D ini terdiri dari telur, ulat muda, ulat dewasa, kepompong, calon kumbang, kumbang muda, dan kumbang dewasa. Hewan 3D ini terbuat dari bahan kayu yang kemudian diberi warna dengan mempertimbangkan warna-warna yang dasarankan oleh guru dan siswa
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam analisi kebutuhan. Hewan 3D di letakkan padatempat penyimpanan berupa laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan. Hewan 3D ini berfungsi sebagai perubahan bentuk hewan selama proses metamofosis sempurna. Komponen ketiga adalah anak panah, anak panah ini terbuat dari kayu dengan ukuran 3 cm × 2 cm. Anak panah ini berjumlah tujuh buah dan berfungsi sebagai arah proses daur hidup kumbang. Anak panah ini diletakkan pada tempat penyimpanan berbentuk laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan Komponen selanjutnya adalah angka, angka ini berbentuk bulat dengan diameter 2,5 cm. Angka ini juga berjumlah 7 buah dan berfungsi untuk memberi nomor pada hewan 3D agar sesuai dengan urutan. Angka ini diletakkan pada laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan. Kemudian ada komponen keterangan, komponen ini juga terbuat dari bahan kayu dengan ukuran 10 cm × 2 cm yang berfungsi untuk memberi keterangan pada hewan 3D. keterangan ini juga diletakkan pada laci yang berada pada bagian atas papan daur hidup hewan. Komponen keenam adalah kartu angka. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas berukuran 8,7 cm × 4,2 cm. Bagian tengah kartu memuat angka. Angka ini berfungsi untuk memberikan urutan yang benar dalam proses daur hidup pada kumbang. Kartu angka ini dipasangkan dengan kartu gambar tahapan daur hidup hewan. Kartu gambar tahapan daur hidup hewan ini berukuran 8,7 cm × 6,7 cm. Kartu ini memuat gambar dari setiap tahapan daur hidup pada kumbang. Komponen kedelapan adalah kartu nama tahapan daur hidup hewan. Kartu ini berukuran 8,7 cm × 4,2 cm. Kartu ini berfungsi untuk menunjukkan nama hewan yang dipasangkan. Kemudian ada kartu keterangan tahapan daur hidup
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hewan dengan ukuran 8,7 cm × 6,7 cm, kartu ini berfungsi untuk memberikan keterangan proses yang dialami dalam setiap tahap perkembangbiakan pada kumbang. Komponen kesembilan adalah kartu control of error. Kartu control of error digunakan untuk mengecek benar atau tidaknya kartu yang dipasangkan antara kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, dan kartu keterangan. kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas ukuran 22 cm × 8,7 cm. Komponen terakhir adalah kotak penyimpanan kartu. Kotak penyimpanan kartu ini terbuat dari kayu dengan ukuran 25 cm × 9,5 cm × 6 cm. Kotak ini berfungsi untuk menyimpan kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan, kartu keterangan, dan kartu control of error sehingga dapat tersusun dengan rapi. 4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam penggunaan media pembelajaran daur hidup hewan. Album media pembelajaran ini dibuat untuk para pembimbing atau direktris (istilah dalam Montessori). Album ini berisi langkah-langkah dalam menggunakan media pembelajaran, dalam album ini terdapat gambar yang memudahkan para direktris untuk memahami langkah pembelajaran. 4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk Sebagai persiapan dalam melakukan pengujian media pembelajaran, dibutuhkan suatu instrumen. Instrumen tersebut adalah tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut ini merupakan penjelasan masing-masing.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Tes Instrumen
tes
digunakan
untuk
mengukur
keberhasilan
media
pembelajaran daur hidup hewan dalam uji coba lapangan terbatas. Instrumen tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 62. Sebelum digunakan, instrumen diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang dibuat juga diuji secara empiris dan di uji keterbacaannya. Instrumen tes yang dibuat diuji validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi dan validitas konstruk. Aspek yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 60, hasil uji validitas isi oleh ahli disajikan pada tabel 4.20 Tabel 4.20 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli No. Item Ahli Guru
1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
6 4
7 4
8 4
9 4
10 4
Total
Rerata
40
4
Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.20, didapatkan rerata skor sebesar 4, Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Selain validitas isi, ahli juga melakukan validasi konstruk. Vaditas konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Berikut adalah hasil validasi kontruk oleh ahli yang tersaji pada tabel 4.21.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.21 Hasil Uji Validitas Konstruk No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rerata
Ahli Guru 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3,8
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.21, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, semua soal termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki nilai lebih dari 2,50. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2 halaman 194. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen tes. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakuakan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan keputusan perbaikan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4. 22 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli No. Item 1
Komentar Ahli Perbaikan kalimat pertanyaan
Keputusan Perbaikan Peneliti mengubah kalimat pertanyaan menjadi “tahap-tahap perubahan bentuk hewan menuju dewasa disebut ….
Setelah instrumen tes divalidasi, selanjutnya instrumen diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 10 siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Pemilihan SD Pangudi Luhur 2 adalah letaknya berdekatan dengan SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta selain itu, siswa SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta memiliki
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karakteristik yang hampir sama dengan siswa SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Dengan demikian, diasumsikan bahwa karakteristik siswa hampir sama. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 60, yang kemudian dikembangkan menjadi 15 soal. Setiap siswa mengerjakan 15 soal uraian singkat materi daur hidup hewan yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen tes oleh siswa dalam uji empiris. Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan program SPSS (Statistics Package for Social Studies) 22,0 for Windows. Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4 halaman 198 dalam perhitungan tersebut, item yang valid adalah item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009: 137). Tabel 4.23 adalah hasil perhitungan validitas dengan SPSS. Tabel 4.23 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
sig.(2-tailed) 0,002 0,001 0,004 0,003 0,007 0,003 0,003 0,000 0,003 0,006 0,024 0,001 0,017 0,001 0,002
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.23, didapatkan 15 soal valid. kelimabelas soal yang valid diuji reliabilitasnya. Pengujian instrumen juga menggunakan program SPSS
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22,0. Dengan menghitung koefisien Alpha. Berikut adalah hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan menggunakan SPSS 22,0 yang disajikan dalam tabel 4.24. Tabel 4.24 Hasil Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 22,0
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items
N of Items
.883
.890
15
Berdasarkan tabel 4.24, diperoleh hasil perhitungan koefisien Alpha sebesar 0,883. Suatu Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Dengan demikian, instrumen tes tersebut dapat dikatan reliabel dan dapat digunakan. Instrumen tes yang telah valid dan reliabel tersebut digunakan sebagai pretest dan posttest. Peneliti mengambil 15 soal yang digunakan sebagai pretest dan posttest. Dari 15 soal yang valid. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pretest dan posttest yang disajikan pada tabel 4.25. Tabel 4. 25 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest Nomor Item Pretest 1 dan 2
Posttest 1 dan 2
3.2.2 Menyebutkan jenis-jenis metamorfosis.
4
4
3.2.3 Menjelaskan arti metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
5,6,10
5,6,10
Kompetensi Dasar
Indikator
3.2 Mendeskripsikan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup.
3.2.1 Menjelaskan arti daur hidup hewan.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.4 Menyebutkan contoh metamorfosis sempurna.
7 dan 8
7 dan 8
3.2.5 Menjelaskan tahapan proses hidup dari makluk hidup.
9,11,12,13,14,15
9,11,12,13,14,15
Setelah divalidasi oleh para ahli, instrumen tes pelu diuji keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba terbatas. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tin gkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan soal. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.26. Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Siswa SD Setara Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 3 4
3 4 4 4 3 4
4 3 3 4 4 4
5 4 4 3 4 4
6 4 4 3 3 4
7 4 4 4 4 4
No. item 8 9 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
Rerata
10 4 4 3 4 4
11 4 4 4 4 3
12 4 4 4 4 4
13 4 4 4 3 4
14 4 4 4 4 4
15 4 3 4 4 4
Total
Rerata
58 57 57 56 59
3,86 3,80 3,80 3,73 3,93
57,4
3,82
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.26, didapatkan rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 119. b. Kuesioner Validasi Produk Instrumen pengumpulan data yang digunakan selanjutnya adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk menilai kelayakan produk media pembelajaran daur hidup hewan. Validasi produk dilakukan oleh ahli dan siswa. Kuesioner validasi produk dikembangkan berdasarkan lima ciri media
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran berbasis metode Montessori dalam kisi-kisi kuesioner validasi produk yang tersaji pada tabel 3.6 halaman 57, kisi –kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan, instrumen kuesioner validasi produk untuk ahli dan siswa memiliki isi yang sama. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu. Validasi dilakukan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak digunakan. Validasi yang dilakuakan adalah validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan Ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Dalam validasi tersebut, ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.27. Tabel 4.27 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli Ahli IPA Montessori Rerata
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
No. Item 6 7 3 3 4 3
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
42 43 42,5
3,81 3,90 3,85
Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk ahli pada tabel 4.27, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. selain untuk validasi produk oleh ahli, kuesioner validasi produk juga digunakan sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media pembelajaran. Selain validasi pada kuesioner validasi produk oleh ahli, validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner tanggapan mengenai produk
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh siswa. Hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dituangkan dalam tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Ahli IPA Montessori Rerata
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 3 4
No.item 6 7 4 4 4 4
8 3 4
9 4 3
10 4 4
11 4 4
Total
Rerata
42 43 42,5
3,81 3,90 3,85
Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa pada tabel 4.28, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2 halaman 207. Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakuakn untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pernyataan yang diberikan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa SD Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan pada tabel 4.29. Tabel 4.29 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa Siswa 1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 3
3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 3 4
No. Item 5 6 7 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 Rerata
8 4 4 4 3 4
9 4 4 3 4 4
10 4 4 4 4 3
11 4 4 4 4 4
Total
Rerata
42 43 41 42 41 41,8
3,81 3,90 3,72 3,81 3,72 3,79
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada tabel 4.29, didapatkan rerata skor sebesar 3,79. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan layak digunakan tanpa adanaya perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3 halaman 211. Pada tahap ini, peneliti telah mendesain media pembelajaran dan album media pembelajaran. Selain itu, peneliti telah membuat instrumen kuesioner untuk validasi produk dan soal tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap ketiga. 4.1.3 Pengembangan Produk Awal Pada tahap sebelumnya, peneliti telah merancang desain untuk media pembelajaran dan album media pembelajaran. Selanjutnya, peneliti membuat media pembelajaran dan media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dirancang. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran. 4.1.3.1 Pengumpulan Bahan Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, beberapa bahan yang dipilih adalah kayu, plastik dan kertas. Beberapa bahan yang dimanfaatkan peneliti dalam penelitian ini adalah kayu dan kertas. Kayu dimanfaatkan untuk membuat papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, angka, dan keterangan. Bahan lain yang digunakan adalah kertas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kertas dengan jenis Ivory 260. Kertas Ivory 260 digunakan sebagai
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahan membuat kartu. Jenis kertas tersebut dipilih karena memiliki tingkat ketebalan yang tinggi dan tidak mudah rusak. 4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran Dalam pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang kayu yang berlokasi di Pugeran, Kabupaten Bantul. Hal tersebut dikarenakan lengkapnya peralatan yang dimiliki tukang kayu sehingga dapat mendukung pembuatan media pembelajaran yang baik. Pembuatan media pembelajaran ini dilakukan selama satu bulan. Sebelumnya peneliti memberikan desain media pembelajaran, kemudian tukang kayu membuat media pembelajaran sesuai dengan desain yang telah diberikan. Berikut ini merupakan gambar papan daur hidup hewan yang dibuat oleh peneliti.
Gambar 4.1 Papan Daur Hidup Hewan Langkah pembuatan papan daur hidup hewan ini diawali dengan pembuatan papan balok oleh tukang kayu. Tukang kayu memilih kayu, memotong kayu dan membentuknya sesuai dengan desain yang diberikan. Setelah itu, tukang
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kayu menggambar sebuah pohon sebagai baground latar papan. Setelah gambar jadi, kemudian serbuk kayu yang telah dicampur dengan lem kayu dan diberi warna hijau diletakkan pada bagian daun pohon, dan serbuk kayu yang telah dicampur dengan lem kayu dan diberi warna cokelat diletakkan pada bagian batang. Hal tersebut dilakukan agar papan memiliki tekstur. Pada bagian papan diberi magnet agar ketika anak menyusun proses tahapan daur hidup kumbang tidak bersifat permanen namun dapat dilepas-pasang. Pada bagian atas papan, dibuat sebuat tempat untuk nantinya menyimpan hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan. Tempat penyimpanan dibuat menyerupai sebuah laci. Laci yang dibuat berjumlah empat. Hal tersebut dimaksud agar setiap komponen dapat tersimpan sendiri-sendiri dan tidak bercampur dengan komponen lain. Selanjutnya tukang membuat hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan dari kayu sesuai dengan desain yang telah diberikan, kemudian hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan yang telah selesai dibuat diberi warna sesuai dengan desain. Pada setiap komponen seperti hewan 3D, anak panah, angka dan keterangan diberi masing-masing magnet agar dapat menempel pada papan daur hidup hewan. Langkah selanjutnya peneliti memberi saran setelah melihat media pembelajaran telah selesai dibuat untuk mengantisipasi media pembelajaran akan kotor maka peneliti menganjurkan untuk membuat penutup pada papan media pembelajaran beserta penyangga agar guru nantinya akan lebih mudah dalam menjelaskan. Selanjutnya, peneliti membuat kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan dan kartu control of error. Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas Ivory 260. Langkah pembuatan kartu budaya ini adalah
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembuatan desain, pencetakan dan pemotongan. Dalam proses pembuatan desain, kartu ini hanya menggunakan satu sisi saja yang digunakan. 4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran Langkah pembuatan desain album media pembelajaran adalah dengan merumuskan terlebih dahulu langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan. Lalu peneliti mengambil gambar setiap langkah. Peneliti juga menambahkan informasi-informasi mengenai media pembelajaran daur hidup hewan. Kemudian, peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Word 2013 dalam mendesain isi dan sampul album media pembelajaran, setelah soft file album media pembelajaran selesai, peneliti mencetak album media pembelajaran tersebut. Pada tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran telah selesai. Media pembelajaran dan album media pembelajaran tersebut perlu divalidasi terlebih dahulu sebelum diuji cobakan secara terbatas. Dengan demikian peneliti dapat melanjutkan ketahap selanjutnya. 4.1.4 Validasi Produk Validasi produk dilakukan untuk menilai produk berupa media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah dibuat. Validasi menggunakan kuesioner yang telah disusun pada tahap kedua. 4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran Validasi media pembelajaran daur hidup hewan dilakukan oleh ahli. Ahli tersebut adalah Ahli pembelajaran IPA, Ahli media pembelajaran, dan guru kelas IV. Tabel 4.30 adalah hasil validasi media pembelajaran dari para ahli tersebut.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.30 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli
Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli pada tabel 4.30, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran lampiran 3.1 halaman 192. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan media pembelajaran. Rekapitulasi komentar validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.31 Tabel 4.31 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli Ahli IPA Montessori
Komentar Sangat baik Sangat baik
Tanggapan -
Berdasarkan komentar dari para ahli pada tabel 4.31, peneliti tidak melakukan perubahan pada media pembelajaran hal tersebut dikarenakan para ahli telah memberikan tanggapan bahwa media pembelajaran sangat baik. 4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada produk album media pembelajaran. Validasi produk media pembelajaran
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran. Tabel 4.35 adalah hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli. Tabel 4.32 Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli. Ahli IPA Montessori
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
No. Item 5 6 4 3 3 3
7 4 4
Rerata
8 4 4
9 4 4
10 4 4
Total
Rerata
39 38
3,9 3,8
38,5
3,85
Berdasarkan hasil validasi produk album media pembelajaran oleh ahli pada tabel 4.32, didapat skor sebesar 3,85, Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil validasi produk album penggunaan media pembalajaran dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman 219. Selain memberikan penilaian, para ahli juga memberikan komentar terhadap album penggunaan media pembelajaran yang dikembangkan. Komentar tersebut digunakan sebagai pertimbangan dalam melakukan perbaikan instrumen. Rekapitulasi komentar validasi produk album penggunaan media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.33 Tabel 4.33 Rekapitulasi Komentar Validasi Produk Album Media Pembelajaran Ahli
Komentar
Tindak Lanjut
IPA
Diusahakan tidak ada ruang kosong, gambar bisa di potong menyesuaikan
Montessori
Penulisan pada cover perlu diperjelas
Peneliti memotong gambar, sehingga tidak ada ruang kosong dan gambar dapat difokuskan. Peneliti mengganti jenis huruf pada penulisan.
Pada tahap ini, media pembelajaran dan album media pembelajaran telah divalidasi dengan kategori penilaian sangat baik. Dengan demikian, media pembelajaran siap untuk diujikan secara terbatas.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan oleh sepuluh siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Pemilihan siswa dipilih secara acak dan berdasarkan saran dari guru. uji coba dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2016 pada pukul 09.30 – 11.00. Sebelum bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran dimulai, terlebih dahulu peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Selanjutnya, peneliti akan melakukan posttest pada akhir pertemuan bimbingan belajar untuk mengetahui kemampuan siswa setelah melakukan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan. Bimbingan belajar dilakukan dengan pembelajaran berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Data yang dianalisis pada tes merupakan data nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest. Soal tes yang digunakan merupakan soal uraian terbatas dengan tipe jawaban melengkapi yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga layak untuk digunakan dalam pengemabilan data. Hasil pengerjaan pretesst dapat dilihat pada lampiran 3.6 halaman 201, Berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diperoleh, nilai siswa disajikan dalam tabel 4.34 berikut Tabel 4.34 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa No 1 2 3 4 5 6
Nama Da Kev Ag Ken Ac Kes
Nilai Pretest 40 35 40 70 50 70
Posttest 75 70 80 85 75 80
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7 8 9 10
Au En Ju Dip Rerata
40 60 55 60 52,5
70 70 75 75 75,5
Berdasarkan tabel 4.34. Da memperoleh nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Da memperoleh nilai 75. Kev memperoleh nilai 35 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Kev memperoleh nilai 70. Ag memperoleh nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ag memperoleh nilai 80. Ken memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ken memperoleh nilai 85. Ac memperoleh nilai 50 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ac memperoleh nilai 75. Kes memperoleh nilai 70 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Kes memperoleh nilai 80. Au memperoleh nilai 40 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Au memperoleh nilai 70. En memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, En memperoleh nilai 70. Ju memperoleh nilai 55 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Ju memperoleh nilai 75. Dan yang terkakhir Dip memperoleh nilai 60 pada saat pretest, sedangkan saat posttest, Dip memperoleh nilai 75. Perbedaan nilai pretest dan posttest pada masingmasing disajikan pada grafik 4.1
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai Pretest dan Posttest siswa
90
75
80 70
80 70
85 75
70
40
70
70
50 40
35
40
75
70 60
60 50
80
55
75 60 Pretest
40
Posttest
30 20 10 0 Da
key
Ag
Ken
Ac Kes Au Nama Siswa
En
Ju
Dip
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada Masing-masing Siswa Selain perbedaan nilai yang diperoleh siswa, terdapat perbedaan juga pada rerata nilai yang diperoleh pada saat pretest dan postest. Perbedaan rerata nilai
Nilai rerata Pretest dan Posttest
pretest dan postest disajikan pada grafik 4.2
80
75.5
70 60
52.5
50 40
Pretest
30
Posttest
20 10 0 Rerata Niai Rerata Pretest dan Posttest
Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Postest Berdasarkan grafik 4.2, rerata niai yang diperoleh siswa pada pretest adalah 52,5, sedangkan saat posttest, rerata nilai yang diperoleh adalah 75,5. Sehingga terjadi peningkatan nilai sebesar 23. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembelajaran daur hidup hewan dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup hewan. 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran Tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah uji coba terbatas dilakukan oleh sepuluh siswa kelas IV dan guru kelas IV SD Pangudi Luhur 2 Yogyakarta. Kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru sama dengan kuesioner validasi produk oleh ahli. Pengisisan kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran dilaksanakan setelah bimbingan belajar dengan media pembelajaran selesai, yaitu pada tanggal 9 November 2016. Tabel 4.35 adalah tanggapan guru mengenai media pembelajaran daur hidup hewan. Tabel 4.35 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru Respond en Guru
1 4
2 4
3 4
4 4
5 4
No.Item 6 7 4 4
8 4
9 4
10 4
11 4
Tota l
Rerat a
44
4
Berdasarkan hasil validasi produk oleh ahli pada tabel 4.35, didapatkan rerata skor sebesar 4. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru dapat dilihat pada lampiran 4.6 halaman 223. Selain diberikan kepada guru, kuesioner tanggapan mengenai media pembelajaran juga diberikan kepada siswa. Berikut merupakan hasil tanggapan produk media pembelajaran oleh siswa yang disajikan pada tabel 4.36
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.36 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa Siswa Da Kev Ag Ken Ac Kes Au En Ju Dip
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
No.Item 5 6 7 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Rerata
8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
10 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
11 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
Tota l 43 42 43 43 43 42 41 43 42 42 42,4
Rerat a 3.90 3,81 3.90 3.90 3.90 3,81 3,72 3.90 3,81 3,81 3,84
Berdasarkan tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa pada tabel 4.36, siswa memperoleh rerata skor sebesar 3,84. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 68, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa dapat pada lampiran 4.6 halaman 223.
4.2 Pembahasan 4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. Prosedur penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama dalam prosedur dan pengembangan ini yaitu potensi masalah. Pada tahap ini, peneliti melakukan identifikasi masalah dengan melakukan observasi dan wawancara serta menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peneliti menemukan
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
permasalahan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami beberapa materi yaitu daur hidup hewan, hal tersebut dikarenakan banyaknya materi yang abstrak serta guru yang masih cenderung mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab selain itu penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA juga masih terbatas. Menurut Piaget dalam teori perkembangan kognitif anak, anak pada usia SD berada pada tahap operasional konkret yaitu 7-11 tahun. Pada tahap tersebut anak belum mampu berpikir secara abstrak, sehingga membutuhkan benda konkret untuk mempermudah pemahaman siswa. Sementara itu, berdasarkan hasil kuesioner analisis kebutuhan sebanyak 100% guru dan 100% siswa setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi. Selain itu, dalam dunia pendidikan Montessori, media pembelajaran selalu digunakan selama proses belajar karena dapat membantu anak selama proses pembelajaran. Paparan dan pendapat dari guru dan siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk membuat media pembelajaran IPA materi daur hidup hewan dengan berbasis metode Montessori. Tahap kedua yaitu perencanaan. Pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran, desain media pembelajaran, kuesioner validasi produk, soal tes yang kemudian diuji validasi dan reliabilitasnya. Media pembelajaran daur hidup hewan terdiri dari 10 komponen. Komponen tersebut adalah papan daur hidup hewan beserta penutupnya, hewan 3D, panah, angka, keterangan, kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan, kartu keterangan tahapan daur hidup hewan, kartu control of error dan kotak penyimpanan kartu
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahap ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan desain yang telah dibuat dengan mengadopsi lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori, ciri-ciri tersebut adalah menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontektual. Peneliti menambahkan ciri kontektual dalam pembuatan media pembelajaran, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Dengan melihat siswa akan tertarik untuk mencoba media pembelajaran, hal tersebut memenuhi ciri menarik dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Selanjutnya ciri bergradasi, ciri tersebut dapat dilihat dari bentuk hewan 3 dimensi dengan pemilihan warna yang disesuaikan dengan warna serangga aslinya yaitu kumbang. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan agar lebih bersifat kontektual sehingga tidak menimbulkan pemahaman konsep warna yang salah pada anak. Ciri auto-education dapat ditunjukkan dengan adanya kartu angka, kartu gambar tahapan daur hidup hewan, kartu nama tahapan daur hidup hewan dan kartu keterangan tahapan daur hidup hewan. Secara mandiri siswa akan belajar mengenai
materi
metahorfosis
sempurna
pada
kumbang
dengan
cara
memasangkan kartu-kartu tersebut sesuai dengan pasanganya. Media ini juga dapat digunakan secara berkelompok dan memungkinkan siswa untuk menjelaskan setiap keterangan yang terdapat dari kartu serta melakukan kerjasama untuk memasangkan kartu-kartu tersebut. Ciri auto-correction, dapat ditunjukkan dengan adanya kartu control of error. Kartu ini berisi angka, gambar hewan, nama hewan dan keterangan singkat urutan tahapan daur hidup kumbang. Kartu control of error ini berfungsi untuk
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memerika kebenaran dari hasil pasangan setiap kartu yang telah disusun oleh siswa. Ciri kontektual, dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar. Bahanbahan yang digunakan adalah kayu dan kertas. Untuk pembuatan papan daur hidup hewan, hewan 3D, anak panah, angka , dan keterangan peneliti bekerjasama dengan tukang kayu hal tersebut dikarenakan tukang kayu ahli dalam bidang tersebut. Pada tahap ini peneliti juga membuat album penggunaan media pembelajaran. Tahap keempat, yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang telah selesai dibuat kemudian divalidasikan kepada ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru kelas IV dengan menggunakan kuesioner validasi produk. Para ahli memberikan penilaian sangat baik terhadap produk media pembelajaran yang telah dibuat. Hasil validasi produk akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran daur hidup hewan. Selain itu, para ahli juga memberikan komentar terhadap produk media pembelajaran. Berdasarkan komentar dari para ahli tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melakukan perbaikan
pada media pembelajaran. Selain produk media
pembelajaran, album media pembelajaran juga divalidasi ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Para ahli juga memberikan komentar terhadap album media pembelajaran. Peneliti memotong gambar agar tidak terdapat ruang kosong dalam album dan mengganti jenis huruf agar tulisan terlihat lebih jelas. Tahap kelima yaitu uji coba lapangan terbatas. Pada tahap ini, peneliti memberikan soal pretest dan posttest. Soal pretest diberikan pada awal
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran sedangkan posttest diberikan pada akhir pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran. berdasarkan hasil dari pretest dan posttest, terdapat perbedaan nilai yang diperoleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup hewan. Selanjutnya peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan produk mengenai media pembelajaran kepada siswa. Hasil yang diperoleh dari kuesioner tanggapan produk mengenai media pembelajaran kepada siswa adalah siswa memberikan penilaian yang sangat baik terhadap media pembelajaran daur hiudp hewan. Hasil nilai pretest dan posttest serta hasil penilaian siswa terhadap produk media pembelajaran akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran daur hidup hewan. 4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori 4.2.2.1 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori Kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori dapat dilihat dari hasil validasi produk media pembelajaran yang dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV. Berikut merupakan hasil penilaian media pembelajaran berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang diberikan oleh ahli
pembelajaran IPA, ahli media
pembelajaran berbasis metode Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV yang dapat dilihat pada tabel 4.37.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.37 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan No 1 2 3 4
Penilai
Rerata skor
Kategori
Ahli pembelajaran IPA Ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori Guru kelas IV 10 siswa kelas IV Rerata
3.90 3,81
Sangat baik Sangat baik
4 3,84 3,88
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV memberikan penilaian sangat baik terhadap media pembelajaran daur hidup hewan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik dengan rerata sebesar 3,88. Produk media pembelajaran daur hidup hewan juga tidak mengalami perbaikan setelah validasi oleh ahli. 4.2.2.2 Hasil Pretest dan Posttest dalam Uji Coba Lapangan Terbatas Kualitas media pembelajaran daur hidup hewan khususnya pada kumbang juga dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest yang diperoleh siswa pada uji lapangan terbatas. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, dapat dilihat bahwa terdapat selisih nilai yang diperoleh siswa. Selisih nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa dapat dapat dilihat pada tabel 4.38. Tabel 4.38 Selisih Nilai Pretest dan Posttest No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Da Kev Ag Ken Ac Kes Au En
Nilai Pretest 40 35 40 70 50 70 40 60
Posttest 75 70 80 85 75 80 70 70
Selisih Nilai 25 35 25 15 25 10 30 10
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9 10
Ju Dip Rerata
55 60 52
75 75 75,5
20 15 23,5
Berdasarkan tabel 4.38 di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai yang diperoleh pada saat pretest dan posttest. Nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest. Hasil rerata pretest yang diperoleh siswa sebesar 52, sedangkan rerata posttest
sebesar 75,5. Dari hasil tersebut diperoleh selisih skor 23,5 atau
mengalami peningkatan sebesar 45%. Berdasarkan dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa media pembelajaran daur hidup hewan memiliki kualitas yang baik sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup hewan sehingga hasil yang diperoleh mengalami peningkatan.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab V menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1.1
Prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV SD dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Pertama, tahap potensi masalah, peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara serta menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis kebutuhan. Kedua, tahap perencanaan, peneliti merancang desain media pembelajaran, album media pembelajaran, instrumen tes, dan kuesioner validasi produk. Ketiga, tahap pengembangan bentuk awal produk, media pembelajaran dan album media pembelajaran dibuat berdasarkan desain yang telah dirancang. Keempat, tahap validasi produk, media pembelajaran dan album media pembelajaran divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori, dan guru kelas IV. Kelima,
tahap
terakhir,
media
pembelajaran
dan
album
media
pembelajaran yang telah divalidasi kemudian di uji coba lapangan terbatas. 5.1.2
Kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk siswa kelas IV dapat dilihat dari hasil validasi produk
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media pembelajaran yang dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV dengan rerata sebesar 3,88. Nilai yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan terbatas menunjukkan nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih tinggi daripada nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest. Rerata nilai posttest juga lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest dengan selisih nilai sebesar 23,5. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran daur hidup hewan khususnya kumbang dapat membantu siswa dalam memahami materi daur hidup hewan. 5.2 Keterbatasan penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 5.2.1
Penelitian ini hanya sampai pada tahap uji coba lapangan terbatas, belum sampai pada tahap uji coba lapangan pada sampel yang lebih luas karena keterbatasan waktu.
5.2.2
Pembuatan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lama sehingga dalam pelaksanaan uji coba lapangan terbatas menyesuaikan penyelesaian dari pembuatan media pembelajaran.
5.3 Saran Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut. 5.3.1
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori pada sampel yang lebih luas dengan mempertimbangkan waktu.
5.3.2
Mempertimbangan waktu pembuatan dan penyelesaian produk sehingga
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
uji coba lapangan terbatas tidak dilakukan tergantung penyelesaian produk yang dibuat.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan: Metode dan paradigma baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung : Alfabeta. BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Creswell, J. W. (2012). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An introduction. Boston: Pearson. Gutex, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan wajib untuk guru dan orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hardiyanti, B. T. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Karwati, E. (2014). Manajemen kelas (classroom management): Guru profesional yang inspiratif, kreatif, menyenangkan, dan berprestasi. Bandung: Alfabeta. Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi dasar untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (M). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kramer, A. (1995). Children’s Illustrated Encyclopedia. London: The Dorling Kindersley Lillard, A. S. (2005). Montessori: The science behind the genius. New York: Oxford University Press. Mikrodo, G. (2010). Science 4A for elemtary school year IV semester 1. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meggit, C. (2012). Memahami perkembangan anak. (Theodora, Penerj). Jakarta: PT Indeks. Montessori, M. (2002). The montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. Murti. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi pembagian bilanganbulat berbasis metode Montessori. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Pertiwi. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika materi perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi: Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sadiman, A. S. Rahardjo, R,. Haryono, A., & Rahardjito. (2008). Media pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanaky., H. (2013). Media pembelajaran interaktif dan inovatif. Yogyakarta : PT Kaukaba Dipantara. Sanjaya, W. (2011). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prenada Media Group. Srini M. Iskandar. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung : CV. Maulana. Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sunarto,. H. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta. Suparno, P. (2011). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Triatmanto., dan Hewi M. (2009). Efektivitas pembelajaran ciri-ciri insekta menggunakan spesimen awetan dalam resin.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widyaningrum, E. F. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Yusuf, S., & Sugandhi, N. M. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zuneldi, Okky, D., Parulian, M. (2011). IPA 4 Ilmu pengetahuan alam SD kelas IV. Jakarta:Yudhistira
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah Lampiran 1. 1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 4 Transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH
No
1.
Pertanyaan
Jawaban
Prestasi apa saja yang telah diraih oleh
Setahun terakhir ini siswa
siswa dalam setaun terakhir dalam
meraih juara 2 lomba
bidang akademi?
olimpiade matematika di ION, juara 4 spelling bee di ION, juara 1 lomba menulis essay.
2.
Prestasi non akademik apa saja yang
Beberapa siswa-siswi kami
telah diraih siswa dalam setaun terakhir
mengikuti perlombaan non
ini ?
akademik seperti JRB, salsa dance, bmx, dan paduan suara.
3.
Bagaiman dengan nilai UN dalam lima
Dalam beberapa tahun
tahun terakhir ini bu?
terakhir ini nilai UN siswa mengalami penurunan, walaupun ada beberapa yang dapt mencapai nilai sempurna.
4.
Bagaimana
nilai
UN
IPA
jika Jika dibandingkan dengan
dibandingkan dengan mata pelajaran mata pelajaran IPA cukup lain?
baik akan tetapi masih di bawah nilai matematika.
5.
Media pembelajaran apa saja yang Ada sudah dimiliki oleh sekolah ini bu?
beberapa
pembelajaran
media
yang kami
miliki seperti KIT, torso, media gerhana matahari, gerhana
bulan
mbak,
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkaian
listrik
yang
dibuat oleh siswa sendiri juga ada. 6.
Bagaimana
penyimpanan
pembelajaran
tersebut?
disimpan dengan baik? 7.
media Media pembelajaran kami Apakah simpan
dengan
baik
di
laboratorium IPA.
Bagaimana sekolah memperoleh media Media pembelajaran kami pembelajaran tersebut bu?
dapatkan
dari
hibah
maupun dari pemerintah. 8.
Apakah guru juga membuat media Ada pembelajaran sendiri ibu?
beberapa
pelajaran
yang
mengajak untuk
mata memang
siswa
sendiri
membuat
media,
seperti rangkaian listrik dan keseimbangan. 9.
Bagaimana
penggunaan
media Kami
belum
maksimal
pembelajaran dalam pelajaran IPA dalam menggunakan media sendiri bu?
pembelajaran
karena
terbatasnya waktu. 10.
Menurut
ibu
bagaimana
tingkat Sangat membantu mbak,
pemahaman siswa terhadap materi karena anak dapat belajar yang dipelajari apabila menggunakan secara langsung, sehingga media pembelajaran bu?
mendapat
pengalaman
pribadi yang akan lebih mengena dibanding sekedar membaca
saja.
Media
pembelajaran membuat
akan
siswa
tertarik
untuk menggunakan media sehingga
tanpa
mereka
sadari mereka telah belajar. 11.
Apakah di sekolah ini, sudah pernah Sebelumnya
sudah
ada
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada penelitian yang dilaksanakan bu? mbak, terutama
terkait
dengan
tapi
untuk
IPA
media sendiri sepertinya belum.
pembelajaran?
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 6 Transkrip Wawancara dengan Guru TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di kelas. Apakah ibu pernah membuat sendiri media pembelajaran untuk pembelajaran IPA? Jika iya apa saja bapak?
Jika di kelas tidak ada mbak. Adanya di Lab Saya pernah membuat media pembelajaran sendiri dulu. Saya membuat mind map dari gabus.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ketika ibu menggunakan media Umumnya digunakan untuk 5 pembelajaran, satu media siswa satu media namun jika media digunakan untuk berapa siswa bu ? tersebut hanya ada 1 maka digunakan secara bersama dalam satu kelas Lalu bagaimana pengaruh media Jelas sangat membantu. Karena pembelajaran bagi siswa dalam dengan menggunakan media memahami materi bu? pembelajaran anak akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran, sehingga bisa mengurangi berbicara dengan teman selama pembelajaran selain itu juga mereka bisa mendapatkan pengalaman secara langsung dengan media yang akan membantu siswa mengingat lebih lama materi. Bagaimana keaktifan dan Anak-anak akan lebih suka belajar kemandirian siswa dalam dengan menggunakan media, menggunakan media pembelajaran mereka jadi lebih aktif bertanya. IPA? Apakah ibu mengalami kesulitan Kesulitan ada mbak, apalagi kalau dalam menyampaikan materi siswa tidak bisa konsen dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya mengikuti pembelajaran. bu? Materi-materi apa saja yang Sebenarnya banyak mbak. dianggap sulit bu? Contohnya daur hidup hewan, mereka kalau ditanya metamorfosis sempurna itu sering ada yang menjawab pengertian daur hidup mbak. Larva da pupa juga kadang terbalik-balik
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
9.
Apakah siswa juga mengalami Kebanyakan mereka tidak fokus kesulitan dalam belajar bu? mungkin karena bosan dengan materi yang banyak. Banyak siswa yang mengobrol dengan teman sampingnya Usaha yang ibu lakukan dalam Saya menggunakan media mengatasi kesulitan baik yang elektronik seperti video mbak. dialami siswa maupun guru pak?
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. 8 Transkrip Wawancara dengan Siswa TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA No 1.
2.
3.
4. 5.
6.
7. 8.
9.
Pertanyaan Bagaimana pendapat mu mengenai pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini? Apakah kamu senang dengan pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini? Apakah bapak/ibu guru mu pernah menggunakan media pembelajaran dalam belajar IPA Jika pernah media apa saja yang pernah digunakan oleh guru mu? Apakah kamu tertarik dengan media yang digunakan guru mu? Apa kamu lebih mudah dalam belajar dengan menggunakan media? Apa alasannya Apakah kamu mengalami kesulitan dalam belajar IPA? Apa alasannya ? Materi apa yang kamu anggap sulit?
apakah guru mu membantu mu mengatasi kesulitan mu ?
Jawaban Lumayan kok miss
Sedikit miss
menyenangkan
Pernah miss
Rangka miss Iya miss, soalnya kan bosen kalau cuma baca buku, atau nyatet aja miss Jadi lebih gampang inget miss, soalnya kan aku lijhat langsung Iya miss. Banyak materinya soalnya Banyak e miss. Rangka sulit, itu daur hidup kadang suka salah urutan aku Iya miss
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2. 1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran LembarHasil HasilValidasi ValidasiKuesioner KuesionerAnalisis AnalisisKebutuhan KebutuhanSiswa Siswa Lampiran 2. 2.22Lembar
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lamporan 2.5 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Hasil 2.6 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Instrumen Tes Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .753
16
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Insrumen Tes
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjan Pretest
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Posttest
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Validasi Produk Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media oleh Siswa
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran Oleh Ahli
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Lembar Hasil Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Surat Penelitian Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6 Dokumentasi
Gambar 6.1 Guru menjelaskan media pembelajaran
Gambar 6.3 Siswa mengerjakan presttest
Gambar 6.5 Siswa menyusun kartu
Gambar 6.2 Siswa mencoba media pembelajaran
Gambar 6.4 Siswa menyusun kartu
Gambar 6.6 Siswa mencoba media pembelajaran
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 Album Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan album petunjuk penggunaan media pembelajaran daur hidup hewan ini dengan tepat waktu. Album media pembelajaran ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori” dengan tepat waktu. Penulis menyadari album media pembelajaran ini tidak akan selesai dengan tepat waktu tanpa bantuan dari banyak pihak, oleh sebab itu, perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 18. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyayangiku,menjaga, membimbing, menolong, dan menjadi panutan dalam hidupku. 19. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 20. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 21. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 22. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi
yang
mendampingi serta memberikan arahan dalam pembuatan album ini. 23. Keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis selama melakukan penelitian. 24. Orangtuaku, Agustinus Supardi dan Anastasia Sri Juwariah yang selalu memberikan semangat dan dukungan baik secara material maupun spiritual. 25. Payung R&D Montessori dan teman-teman mahasiswa PGSD angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam perencanaan desain album dan produk media pembelajaran. 26. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan album petunjuk penggunaan media pembelajaran ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan album ini. Akhir kata, penulis berharap semoga album ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Yogyakarta, Februari 2017 Penulis
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN DAUR HIDUP HEWAN BERBASIS METODE MONTESSORI Media Pembelajaran daur hidup hewan terdiri dari papan daur hidup, hewan 3 dimensi, anak panah, angka, keterangan, serta kotak penyimpanan. Media pembelajaran ini dibatasi pada daur hidup kumbang. Hal tersebut dikarenakan banyaknya siswa yang tidak begitu paham dengan bentuk maupun proses daur hidup kumbang sendiri. Papan daur hidup hewan merupakan sebuah papan dengan latar gambar pohon yang timbul, pada bagian atas papan terdapat tempat penyimpanan berbentuk laci yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hewan 3 dimensi berjumah tujuh buah yaitu telur, ulat kecil, ulat dewasa, kepompong, calon kumbang, kumbang muda, kumbang dewasa, anak panah berjumlah tujuh buah, angka berjumlah tujuh buah, dan keterangan berjumlah tujuh buah. Bagian selanjutnya dalam media pembelajaran daur hidup hewan adalah kartu angka, kartu gambar tahapan, kartu nama tahapan, kartu keterangan tahapan dan kartu control of error . Setiap kartu angka memiliki pasangan kartu gambar tahapan, kartu nama tahapan, dan kartu keterangan tahapan. Secara mandiri atau berkelompok siswa akan memasangkan kartu-kartu tersebut sesuai dengan pasangannya dan kartu control of error berfungsi untuk memeriksa kebenaran dari hasil pasangan setiap kartu yang telah disusun oleh siswa. Kartu-kartu tersebut disimpan dalam kotak penyimpanan agar lebih mudah dalam membawa dan tidak berantakan.
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DAUR HIDUP HEWAN Materi Pembelajaran
Daur Hidup Hewan
Submateri
Metamorfosis sempurna kumbang
Tujuan
Mengenalkan tahapan proses hidup kumbang
Syarat
Siswa mengetahui arti dari metamorfosis
Usia
10 tahun ( kelas IV SD)
Media Pembelajaran
1. Papan daur hidup hewan 2. Kartu proses tahapan daur hidup hewan
Pengendali Kesalahan
Kartu control of error
Persiapan pertama : 1. Guru mengajak siswa untuk belajar dengan berkata “ Hari ini kita akan mempelajari urutan tahap perkembangan kumbang. Mari bekerja dengan menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan. 2. Guru mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran daur hidup hewan dari tempat penyimpanan dengan berkata “Mari bantu ibu membawa media pembelajaran daur hidup hewan. 3. Guru mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran daur hidup hewan.
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Siswa mengambil media pembelajaran daur hidup hewan dari tempat penyimpanan. 5. Siswa meletakkan media pembelajaran daur hidup hewan di atas meja/karpet.
6. Guru mengarahkan siswa untuk duduk disamping kirinya.
7. Guru membuka papan media pembelajaran daur hidup hewan.
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Latihan pertama 8. Guru mengenalkan latar tempat proses tahapan hidup kumbang dengan berkata “ bagian yang timbul dan kasar ini adalah pohon” sambil menunjuk gambar pohon.
Persiapan kedua 9. Guru kemudian menarik keluar laci yang ada pada bagian atas papan dan mengeluarkan hewan 3 dimensi, anak panah, angka, keterangan dan meletakan di atas karpet.
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Guru mengembalikan laci 11. Guru menjelaskan satu per satu puzzle yang telah dikeluarkan dan ditata. 12. Guru menunjukkan puzzle angka yang menandakan urutan proses dan puzzle nama tahapan pada setiap tahapnya. dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna cokelat berbetuk lingkaran adalah angka dan puzzle dengan bentuk persegi panjang berwarna putih adalah nama tahapan dalam daur hidup hewan. Sambil menunjukkan angka dan nama tahapan. 13. Guru bertanya kepada siswa ‘’apakah fungsi puzzle angka pada media pembelajaran daur hidup hewan?’’ 14. Guru menunjukkan puzzle telur kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna kuning berbetuk oval yang bertumpukan disebut dengan telur’’. Sambil menunjukkan telur. 15. Guru menunjukkan puzzle ulat kecil kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna putih kecokelatan dengan bentuk memanjang dengan tektur halus dan bersekat disebut dengan ulat kecil . Sambil menunjukkan ulat kecil. 16. Guru menunjukkan puzzle ulat dewasa kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna cokelat dengan bentuk memanjang dengan tektur
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
halus dan bersekat disebut dengan ulat dewasa. Sambil menunjukkan ulat dewasa. 17. Guru menunjukkan puzzle kepompong kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna kuning dengan bentuk memanjang dan lebar dengan tektur
halus
dan
bersekat
disebut
dengan
kepompong.
Sambil
menunjukkan kepompong. 18. Guru menunjukkan puzzle calon kumbang kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna putih kecokelatan dengan bentuk kecil memanjang dan bersekat dengan antena pada bagian kepala dan pada bagian tubuh memiliki enam kaki disebut dengan calon kumbang. Sambil menunjukkan calon kumbang. 19. Guru menunjukkan puzzle kumbang muda kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna kecokelatan dengan bentuk kecil memanjang dan bersekat dengan antena pada bagian kepala dan pada bagian tubuh memiliki enam kaki disebut dengan kumbang muda. Sambil menunjukkan kumbang muda. 20. Guru menunjukkan puzzle kumbang dewasa kepada siswa dengan berkata ‘’ puzzle yang berwarna hitam dengan bentuk kecil memanjang dan bersekat dengan antena pada bagian kepala dan pada bagian tubuh memiliki
enam
kaki
disebut
dengan
kumbang dewasa.
Sambil
menunjukkan kumbang dewasa. 21. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle telur kumbang?’’ 22. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle kepompong?’’ 23. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle ulat kecil?”
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle kumbang dewasa?’’ 25. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle kumbang muda?’’ 26. Guru bertanya kepada siswa ‘’ mana puzzle ulat dewasa?’’ 27. Guru mengenalkan bentuk anak panah dan menyebutkan fungsinya dalam media pembelajaran ini yaitu sebagai pembatas pada setiap proses tahapan daur hidup hewan. 28. Guru bertanya kepada siswa ‘’apakah fungsi anak panah pada media daur hidup hewan?’’ Persiapan Ketiga 29. Guru mempersiapkan media pembelajaran daur hidup hewan , puzzle angka, hewan dan tahapan, selanjutnya mulai untuk menjelaskan proses daur hidup hewan. 30. Guru membuka materi dengan bertanya kepada siswa “apa bentuk awal pada proses perubahan hewan kumbang menuju dewasa?” 31. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa telur memiliki ikuran ± 1,8-1,9 mm. telur ini berbentuk seperti kacang yang menggerombol dan lengket karena telur ini dilapisi suatu bahan cair yang lengket sehingga kerap telur-telur ini tertutup oleh bahan-bahan yang menempel pada telur tersebut. Telur ini akan menetas setelah 7 hari. (sambil menunjukkan telur). 32. Guru mulai menjelaskan tahapan daur hidup kumbang yang pertama dengan menempelkan angka satu pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan pertama di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan daur hidup hewan yang pertama yaitu telur.
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33. Guru selanjutnya menjelaskan tahapan yang kedua dengan bertanya kepada siswa ” setelah kumbang bertelur, telur akan menetas menjadi?” 34. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa ulat kecil yang baru menetas berukuran ±3 mm. pada awalnya larva ini berwarna keputihan dan secara perlahan akan berubah warna menjadi cokelat. 35. Guru menjelaskan tahapan kedua daur hidup kumbang dengan menempelkan angka dua pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan kedua di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang kedua yaitu ulat kecil
36. Guru kemudian menjelaskan tahapan yang ketiga dengan bertanya kepada siswa” setelah telur menetas akan keluar ulat kecil yang masih muda
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga ulat tersebut masih bewarna putih kecoklatan selanjutnya apa yang akan terjadi pada ulat kecil?” 37. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa ulat dewasa akan berganti kulit sebanyak 15 kali sebelumnya akhirnya akan berubah menjadi kepompong. Ulat yang telah dewasa dapat mencapai panjang 3 cm dengan berat 150 mg. 38. Guru menjelaskan tahapan ketiga daur hidup hewan dengan menempelkan angka tiga pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan ketiga di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang ketiga yaitu ulat dewasa.
39. Selanjutnya guru menjelaskan tahapan keempat dengan bertanya kepada siswa “ketika ulat telah menjadi dewasa, maka ulat tersebut siap untuk berubah menjadi?” 40. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa kepompong memilikin panjang ± 1 cm. ulat yang baru berubah menjadi kepompong biasanya berwarna putih, kulit kepompong akan berubah selama ± 10 hari. 41. Guru menjelaskan tahapan keempat daur
hidup
hewan dengan
menempelkan angka empat pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan
238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahapan keempat di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang keempat yaitu kepompong.
42. Selanjutnya guru menjelaskan tahapan kelima dengan bertanya kepada siswa “ ketika kepompong telah berumur ± 10 hari maka telur tersebut akan berubah menjadi apa? 43. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa calon kumbang. Kulit kepompong yang telah mengelupas akan menjadi calon kumbang setelah 7-10 hari. Dengan ukuran ± 0,5 cm. 44. Guru menjelaskan tahapan kelima daur hidup kumbang dengan menempelkan angka lima pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan kelima di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang kelima yaitu calon kumbang.
239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45. Selanjutnya guru menjelaskan tahapan keenam dengan bertanya kepada siswa “ setelah kulit kepompong mengering dan berubah menjadi calon kumbang selanjutnya calon kumbang akan menjadi apa? 46. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa setelah beberapa hari calon kumbang akan berubah warna menjadi cokelat kemerah-merahan 47. Guru menjelaskan tahapan keenam daur hidup kumbang dengan menempelkan angka enam pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan keenam di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang keenam yaitu kumbang muda.
48. Selanjutnya pada tahap akhir guru bertanya kepada siswa “ketika calon kumbang telah berubah menjadi kumbang muda maka kumbang tersebut apakah dapat bertelur? 49. Guru memberi penguatan mengenai jawaban siswa bahwa ketika kumbang telah berubah warna menjadi hitan artinya kumbang tersebut telah dewasa. Pada umumnya kumbnag dewasa akan hidup selama dua sampai tiga bulan. Selama itu seekor kumbang betina dapat memproduksi telur 200300 butir.
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50. Guru
menjelaskan
tahapan
ketujuh
daur
hidup
hewan
dengan
menempelkan angka tujuh pada tempatnya. Setelah selesai menjelaskan tahapan ketujuh di akhir penjelasan guru menempelkan nama tahapan yang ketujuh yaitu kumbang dewasa.
Latihan keempat 51. Guru mengajak siswa untuk mengamati papan media pembelajaran daur hidup kumbang yang telah lengkap isinya. 52. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang pertama pada proses daur hidup kumbang adalah?’’ 53. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang kedua pada daur hidup kumbang adalah?’’ 54. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang ketiga pada proses daur hidup kumbang adalah?’’ 55. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang keempat pada proses daur hidup kumbang adalah?’’ 56. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang kelima pada daur hidup kumbang adalah?’’
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang keenam pada daur hidup kumbang adalah?’’ 58. Guru bertanya kepada siswa “tahapan yang ketujuh pada daur hidup kumbang adalah?’’ Latihan kelima 59. Guru kemudian melepas seluruh puzzle dan meletakkan kembali ke dalam kotak penyimpanan. 60. Guru mengajak siswa untuk mencoba menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan seperti yang telah guru contohkan dengan berkata ‘’ bisakah kamu menyusun kembali agar menjadi proses tahapan yang benar pada daur hidup kumbang?’’ 61. Siswa mencoba menggunakan media pembelajaran daur hidup hewan.
62. Setelah siswa selesai menyusun puzzle daur kumbang, guru memeriksa pekerjaan siswa. 63. Guru memberikan kartu control of error kepada siswa. 64. Kemudian guru bertanya kepada siswa’’ apakah kamu telah menyusun dengan benar’’.
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65. Jika siswa telah mengerjakan dengan belajar, guru berkata ‘’ hari ini kita telah belajar daur hidup hewan khususnya pada kumbangh ”. Jika siswa belum tepat dalam menyusun daur hidup kumbang maka guru berkata ‘’ kita bisa mencoba menyusun proses daur hidup kumbang pada pembelajaran selanjutnya’’. 66. Guru kemudian mengajak siswa untuk merapikan kembali media pembelajaran daur hidup hewan seperti keadaan semula.
67. Guru kemudian menunjukkan kartu tahapan daur hidup kumbang kepada siswa dan berkata’’ anak-anak sudah mempelajari proses daur hidup hewan dengan menggunakan papan daur hidup hewan dan menyusun puzzle, kemudian ibu memiliki empat buah kartu’’ 68. Guru menunjukkan kartu pertama yaitu kartu angka dengan berkata’’ ada beberapa kartu angka yang menunjukkan urutan tahapan perkembangan pada kumbang’’ 69. Guru menunjukkan kartu kedua yaitu kartu gambar hewan yang menunjukkan urutan tahapan perkembangan pada kumbang dari tahapan satu sampai terakhir.
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70. Guru menunjukkan kartu ketiga yaitu kartu nama hewan pada setiap tahapannya. 71. Guru menunjukkan kartu keempat yaitu kartu keterangan pada setiap tahapannya.
72. Guru mengajak siswa untuk bekerja bersama dengan berkata ‘’ bisakah kamu menyusun kartu sesuai dengan tahapannya dimulai dari kartu angka, kartu gambar, kartu nama hewan dan kartu keterangan’’ 73. Siswa menyusun kartu tahapan proses daur hidup kumbang.
74. Setelah selesai, guru memberikan kartu control of error dan meminta siswa untuk meneliti hasil pekerjaannya secara mandiri. Apabila masih terdapat bagian yang kurang tepat guru meminta siswa untuk menyusun kartu kembali.
244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75. Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan berkata ‘’ Hari ini kita telah belajar proses daur hidup hewan khusunya pada kumbang, apabila masih ada yang belum jelas dapat belajar lagi pada kesempatan selanjutnya. 76. Guru meminta siswa untuk merapikan kembali kartu tahapan proses daur hidup hewan.
245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8 Gambar Media Pembelajaran Daur Hidup Hewan
Gambar 8.1 Papan media pembelajaran daur hidup hewan
Gambar 8.2 Kartu angka
246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 8.3 kartu nama hewan
Gambar 8.4 kartu keterangan
Gambar 8.5 kartu gambar
247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 8.6 kotak penyimpanan
Gambar 8.7 laci penyimpanan
248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9 Curriculum Vitae CURRICULUM VITAE Carla Andhita Kristanti Dwiasmoro adalah anak kedua dari dua bersaudara. Lahir di Kulon Progo, 3 Juni 1995. Pendidikan dasar diperoleh di SD Kanisius Kenteng dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 2 Nanggulan dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 1 Sentolo dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skills. Pada tahun 2014, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END MORAL dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral pada tahun yang sama. Selanjutnya, peneliti mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. peneliti juga mengikuti
seminar internasional
yang
diselenggarakan oleh PGSD Universitas Sanata Dharma yang bekerjasama dengan HAN University dengan tema “Reinventing Childhood Education”. Selanjutnya, peneliti menjadi pengisi acara pada,‟ The 4 th International Montessori Conference‟‟ dengan mempresentasikan media pembelajaran berbasis metode Montessori yang dikembangkan oleh peneliti. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori”.
249