PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA M. Khoirudin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung Email:
[email protected] ABSTRACT Module is designed learning materials systematically based on specific of curriculum and packed in the smallest unit of learning and enable the students to learning dependent certain time. The purpose of the research: To describe the learning model that has been developed at this time, develop learning module Inquiry Based Science Biology Matters Interaction between organism with the Environment, describe the inquiry based module that have been developed, reveal the advantage and disadvantage of learning module that have been developed. The research used plan of research and development. The research data obtained in the analysis of descriptive percentages. The result expert testing design is 84,84%, expert testing material 88,47%. This means the module of science biology was developed is “Good” used in learning. The conclusion of this research is module Inquiry based Science Biology on
the theme Interaction between organism with the Environment that developed "Good" is use din teaching students of SMP/MTs. Keywords: Module, Science Biology. Organism, Environment. I.
mandiri. Berdasarkan hasil wawan-
Pendahuluan Keterbatasan waktu di dalam
cara dengan guru IPA di MTs
kelas dapat ditutupi dengan proses
Bandar
pembelajaran yang dilakukan secara
digunakan sebagai salah satu bahan
mandiri oleh masing-masing siswa.
belajar siswa. Namun pengguna-
Belajar secara mandiri, disamping
annya masih seperti buku, karena
belajar
di
memenuhi Siswa
Agung,
modul
sudah
dalam
kelas,
dapat
hanya terdapat penjabaran meteri
tujuan
pembelajaran.
serta paket soal evaluasi. Modul
dapat
memahami
materi
seperti ini kurang dapat digunakan
dengan cepat dengan kemampuan
sebagai bahan belajar mandiri siswa,
masing-masing. Dengan demikian
karena
diperlukan lebih dari buku untuk
menarik. Untuk itu perlu adanya
dapat
bahan ajar yang dapat digunakan
membimbing
siswa
untuk
dipandang
siswa
kurang
menjadi lebih aktif belajar secara 12
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
sebagai sarana belajar mandiri oleh
dipakai sebagai media pembelajaran
siswa.
yang digunakan guru. Menurut Russel (dalam Sumia-
II. Kajian Teari Bahan ajar penting digunakan
ti, 2008: 114) modul merupakan
dalam pembelajaran, karena bahan
suatu paket belajar mengajar berke-
ajar berfungsi sebagai alat bantu
naan dengan satu unit meteri pembe-
dalam
lajaran. Dengan modul siswa dapat
kegiatan
pembelajaran.
Dharma (2008: 3) mengemukakan
mencapai
taraf
bahwa modul merupakan bahan ajar
dengan belajar secara individual.
cetak yang dirancang untuk dapat
Siswa tidak dapat melanjutkan ke
dipelajari secara mandiri oleh peserta
suatu
didik. Modul disebut juga media
sebelum mencapai taraf tuntas.
unit
finising
pelajaran
(tuntas)
berikutnya
untuk belajar mandiri karena di
Dari uraian di atas dapat
dalamnya telah dilengkapi petunjuk
dikemukakan bahwa modul adalah
untuk
belajar
sendiri.
Artinya,
bahan belajar yang dirancang secara
pembaca dapat melakukan kegiatan
sistematis
belajar tanpa kehadiran pengajar
tertentu dan dikemas dalam satuan
secara langsung. Bahasa, pola, dan
pembelajaran terkecil dan memung-
sifat
kinkan
dipelajari
mandiri
dalam
kelengkapan
lainnya
yang
terdapat dalam modul ini diatur
berdasarkan
kurikulum
siswa waktu
secara tertentu,
sehingga ia seolah-olah merupakan
sehingga siswa dapat belajar sesuai
“bahasa pengajar” atau bahasa guru
dengan kecepatan masing-masing,
yang sedang memberikan pengajaran
tanpa terikat oleh waktu, tempat, dan
kepada murid-muridnya. Maka dari
hal-hal lain di luar dirinya sendiri.
itulah, media ini sering disebut bahan instruksional
mandiri.
Penelitian
yang relevan telah dilakukan oleh Novana (2014: 112) tentang pengembangan modul inkuiri terbimbing berbasis potensi lokal menunjukkan bahwa Modul Pembelajaran dapat dipakai secara individual ataupun
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang dapat dirumuskan kebenarannya secara empiris. Purwasari (2013:536) mengemukakan bahawa “pembelajaran IPA memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta
13
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
memfokuskan pengetahuan
pada
peningkatan
siswa
tentang
diri
Pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hendarwati (2013: 62) menyatakan inkuiri adalah suatu proses pembelayang
diharapkan
produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
sendiri dan alam sekitarnya”.
jaran
Subjek penelitian untuk uji coba
dapat
mengarahkan siswa untuk mengidentifikasi, mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah, merumuskan hipotesis dan melakukan pengamatan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.
MTs Bandar Agung semester 2 Tahun ajaran 2014/2015. Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba berupa Angket/ kuesioner. Kuesioner sebagai lembar penilaian produk digunakan untuk mendapatkan data tentang
penelitian
adalah
Research and Development yang bertujuan
untuk
mengembangkan
modul pembelajaran berbasis inkuiri pada materi interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Penelitian dan pengembangan ini
(dalam Elvinawati 2008: 19). :
Adapun
x 100%
Keterangan: : Skor rata-rata : Jumlah skor N : Jumlah responden penilaian
angket
selesai dihitung persentasenya, maka tahap selanjutnya yaitu menafsirkan angka,
Setelah
penilaian
angket
selesai dihitung persentasenya, maka tahap selanjutnya yaitu menafsirkan angka
yang
didapat
dari
hasil
perhitungan, hal ini bertujuan untuk dikemukakan
oleh Thiagarajan (dalam Trianto 2014:94).
hasil
angket menggunakan rumus Sudjana
Setelah ini
modul
pengembangan. Dalam menganalisis
III. Metode Penelitian Jenis
kelayakan
langkah-lang-
kahnya sebagai berikut: 1) Pendefinisian, 2) Perancangan, 3) Pengembangan (validasi, uji coba kecil, dan
mengetahui tingkat kelayakan dan keterbacaan
modul
yang
telah
dikembangkan. Penilaian ini menggunakan cara penafsiran Sudjana (dalam Hidayah 2014: 53)
uji coba besar), 4) Penyebaran. 14
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
Tingkat Pencapaian 90% ≤ p ≤ 100% 75% ≤ p < 90% 65% ≤ p < 75% 55% ≤ p < 65% 0 ≤ p ≤ 55%
b.
Kriteria
Keterangan
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak perlu direvisi Tidak perlu direvisi Direvisi Direvisi Direvisi
Data Hasil Pengujian Materi dalam Modul
Ahli
Hasil pengujian materi oleh 3 ahli materi didapatkan rekapitulasi
IV. HASIL PENELITIAN
data atau nilai yang disajikan dalam
a.
tabel 2
Data Hasil Pengujian Desain Tampilan Modul Data hasil pengujian
kelayakan tampilan desain Modul ini merupakan
rekapitulasi
Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Ahli Materi Pembelajaran dalam Modul
penilaian No.
dari 3 ahli media pembelajaran. Hasil
1.
Materi yang dijelaskan sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
4
4
5
5
Materi yang disampaikan sudah baik, dan terkini.
4
5
4
4.
Sistematika penyusunan materi berurutan.
4
5
4
5.
Penggunaan simbol dan istilah dalam materi konsisten dan tepat.
5
5
5
Penyusunan kalimat dalam Modul baik sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
4
5
4
Isi Modul komunikatif, mampu mengajak peserta didik untuk aktif, dan komunikasi dua arah terjalin.
4
5
4
Materi yang disampaiakn sudah mencakup, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
4
5
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
45 4,09
55 5
46 4,1
2.
Materi yang dijelaskan cukup dalam, dan mampu memberikan informasi yang baik kepada peserta didik tentang interaksi antar makhluk hidup.
tabel 1. 3.
6.
No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Pernyataan Caver Modul terlihat jelas, dan menarik. Gambar sudah sesuai dengan materi yang disampaikan Penempatan kolom informasi atau tugas dalam Modul. Pemberian kata motivasi sesuai dengan kondisi dan keadaan peserta didik. Ukuran dan jenis huruf pada Modul terlihat jelas dan konsisten Tampilan Modul tiap halaman menarik dan konsisten Ukuran kertas Modul sudah sesuai standar yang digunakan yaitu A4 Pemilihan kata dari setiap informasi mudah dipahami sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pemilihan kata yang digunakan tidak mengandung makna ambigu. Pemilihan gambar menarik dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Penggunaan warna pada Modul baik pada tulisan maupun gambar terlihat jelas, sehingga menjadikan Modul terlihat indah dan menarik Jumlah Rata-rata
15
Skor Ahli Ahli Ahli Ahli 1 2 3 3
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
45 4,09
48 4,3
7.
8.
9.
Penggunaan bahasa pada isi materi sesuai dengan perkembangan Peserta Didik.
10.
11.
Jumlah Rata-rata
Setiap komponen dalam Modul sudah menunjukkan adanya inkuiri (merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpukan data yang ditemukan, dan membuat kesimpulan).
Setiap kegiatan atau soal yang terdapat dalam Modul sudah sesuai dengan isi.
Data Hasil Angket Pengujian Tingkat Keterbacaan oleh Peserta Didik 1.
46 4,1
Skor Ahli Ahli Ahli 3 2 5
yang dapat disajikan dalam
Tabel 1. Hasil Rekapitulasi Data Pengujian oleh Ahli Media Pembelajaran tentang Tampilan Desain Modul
Ahli 1 4
tersebut direkapitulasikan menjadi satu
Pernyataan
Pengujian Tingkat Keterbacaan dalam Kelompok Kecil
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
Pengujian
kelompok
kecil
c.
Pengujian Tingkat Keterbacaan dalam Kelompok Besar
telah dilaksanakan di MTs Bandar Agung yang berjumlah berjumlah 10
Pengujian terhadap modul ini
responden siswa kelas VII yang dipilih secara acak. Instrumen yang digunakan dalam uji coba ini adalah angket sebagai sumber data utama. Uji coba kelompok kecil ini dilakukan guna untuk mengetahui tingkat keterbacaan oleh peserta didik. Berikut hasil rekapitulasi data hasil pengujian tingkat keterbacaan oleh peserta didik dalam kelompok kecil sebanyak 10 orang disajikan dalam table
yaitu
untuk
mengetahui
tingkat
keterbacaan Modul dalam kelompok besar. Jumlah
peserta didik yang
mengisi angket ini sebanyak 25 orang siswa, selain mengisi angket peserta didik juga diminta memberkan masukan terhadap Modul yang telah dikembangkan. Hasil rekapitulasi data hasil pengujian tingkat keterbacaan
oleh
peserta
didik
sebanyak 25 orang disajikan dalam
3.
tabel 4. Tabel 3 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Tingkat Keterbacaan Modul oleh Peserta Didik dalam Kelompok Kecil No. 1.
2. 3.
4. 5.
6.
7. 8. 9.
10.
Pernyataan Secara umum Modul menarik dan membuat saya semangat untuk membacanya. Penggunaan kata mudah dipahami Pemilihan gambar dalam Modul memudahkan saya dalam memahami materi. Petunjuk setiap kegiatan dalam Modul sudah jelas. Informasi yang disediakan menjadikan saya lebih paham tentang materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Pertanyaan-pertanyaan pada petunjuk praktikum mudah dipahami dan dijawab. Ukuran huruf dan jenis huruf terlihat jelas. Setiap kegiatan memancing rasa ingin tahu. modul ini mampu mempermudah mempelajari materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Tugas-tugas dalam modul ini mampu membuat materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya menjadi lebih mudah untuk dipahami.
Jumlah Rata-rata
Tabel 4 Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Tingkat Keterbacaan Modul oleh Peserta Didik dalam Kelompok Besar.
∑ Penilaian Peserta Didik No.
Pernyataan
90 78 94
1.
2. 3.
88 4. 92 5. 76 6. 90 92
7. 8.
90 9.
86
876 87,6
10.
Secara umum Modul menarik dan membuat saya semangat untuk membacanya. Penggunaan kata mudah dipahami Pemilihan gambar dalam Modul memudahkan saya dalam memahami materi. Petunjuk setiap kegiatan dalam Modul sudah jelas. Informasi yang disediakan menjadikan saya lebih paham tentang materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Pertanyaan-pertanyaan pada petunjuk praktikum mudah dipahami dan dijawab. Ukuran huruf dan jenis huruf terlihat jelas. Setiap kegiatan memancing rasa ingin tahu. modul ini mampu mempermudah mempelajari materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Tugas-tugas dalam modul ini mampu membuat materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya menjadi lebih mudah untuk dipahami.
Jumlah Rata-rata
16
∑ Penilaian Peserta Didik 89,6 84,8 88 82,4
83,2
84 87,2 84,8
88
89,6
8616 86,16
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
V. Analisis Data
20
Modul
tersebut,
pengujian
PERSEN
Berdasarkan hasil analisis data yang
dilakukan oleh ahli media pembelajaran
yang
menilai
15 10 5 0
kelayakan
Pengujian Ahli Media
tampilan desain Modul menunjukkan persentase penilaian sebesar 84,84% sehingga
produk
pengembangan
modul pembelajaran berbasis inkuiri
Gambar 1. Hasil Analisis Pengujian Ahli terhadap Modul Baik dengan Ketegori 75% - 90%
tidak perlu direvisi. Pengujian oleh Hasil pengujian tingkat keter-
ahli materi yang menilai kelayakan materi dalam Modul yang telah dikembangkan menunjukkan persentase
penilaian
sehingga
sebesar
produk
88,47%
pengembangan
modul pembelajaran berbasis inkuiri
bacaan modul oleh peserta didik dalam kelompok kecil dan besar dapat dilihat pada tabel 3 dan 4. Hasil rekapitulasi data yang diberikan
oleh
peserta
didik
dalam
kelompok kecil menunjukkan secara
tidak perlu direvisi.
keseluruhan
Modul
yang
telah
Kedua hasil pengujian oleh ahli
dikembangkan sudah baik untuk
tersebut menurut pendapat Sudjana
digunakan karena persentase yang
(dalam Hidayah 2014) masuk dalam
diperoleh berdasarkan perhitungan
kriteria “Baik” dan “Baik”. Kriteria
data sebesar 87,6%. Sedangkan hasil
tersebut menandakan bahwa Modul
rekapitulasi data yang diberikan oleh
yang telah dikembangkan telah dapat
peserta didik dalam kelompok besar
digunakan.
penilaian
diperoleh perhitungan data sebesar
pengujian Modul oleh kedua ahli
86,16%. Sehingga secara keselu-
(media dan materi) dapat disajikan
ruhan
dalam gambar 1.
dikembangkan sudah baik untuk
Persentase
Modul
yang
telah
digunakan dalam pembelajaran.
17
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
Berdasarkan tabel 3 tentang pengujian
tingkat
keterbacaan
referensi bahan ajar biologi berbasis inkuiri pada pelajaran IPA biologi
peserta didik dalam kelompok kecil
materi
dan tabel 4 tentang pengujian tingkat
dengan lingkungannya. Meskipun
keterbacaan peserta didik dalam
demikian
modul
kelompok besar menunjukkan bahwa
kelebihan
dan
terjadi
diantaranya yaitu:
penurunan
pada
tingkat
keterbacaan dalam kelompok besar. Adapun
penurunan
penilaian
persentase
dikarenakan
jumlah
responden yang semakin banyak dapat mempengaruhi persentase pada uji kelayakan, 1) Tampilan modul, 2) Pemilihan gambar dalam modul, 3) Petunjuk
penggunaan
modul,
4)
Informasi yang berkaitan dengan isi materi, 5) Ukuran huruf dan jenis huruf, 6) Kegiatan dalam modul, 7)
interaksi makhluk hidup
ini
memiliki kekurangan
1. Kelebihan a. Modul
dapat
digunakan
sebagai sumber belajar siswa. b. Modul
yang
dikembangkan
sangat menarik karena berbasis inkuiri c. Modul
sudah
bersifat
sistematis d. Modul yang dikembangkan ini dapat mandiri
digunakan karena
secara dilengkapi
Isi materi dalam modul. Hal ini
dengan petunjuk penggunaan
dikarenakan pendapat yang beragam
dari setiap kegiatan.
dalam
menilai
modul
semakin
baik
dalam
tampilan
spesifik,
e. Siswa
dapat
menggunakan
Modul ini dengan semangat
maupun sistematikanya.
karena tampilan dari Modul
VI. Rekomendasi
yang menarik, sistematis, dan tidak membosankan.
Berdasarkan
tahapan-tahapan
tersebut maka Modul yang telah dikembangkan komponen
sesuai
Modul
komponen-
pada
materi
interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya telah berhasil dan Modul ini baik digunakan dan siap untuk dijadikan sebagai salah satu 18
f. Modul
ini
meningkatkan siswa
mampu daya
berfikir
dengan
adanya
pertanyaan-pertanyaan harus
diselesaikan
yang dalam
waktu yang telah ditentukan. g. Berbagai
kegiatan
lapangan
yang harus dikerjakan mampu
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
meningkatkan
keterampilan
yang dimiliki oleh siswa.
materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA
2. Kekurangan a. Tampilan
cover
kurang
menarik. b. Soal
dalam
modul
kurang
bervariasi. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Lanjutan Produk 1. Saran a. Modul dapat dimemanfaatkan sebagai proses pembelajaran, guna menunjang kompetensi yang harus dimiliki siswa. b. Diperlukan
penelitian
lebih
lanjut dengan skala lebih luas guna
mengetahui
keefektifan
produk
tingkat modul
pembelajaran berbasis inkuiri pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. 2. Desiminasi Modul pengembangan
pembelajaran
hasil
diharapkan
dapat
diterapkan di sekolah-sekolah lain khususnya kelas VII SMP/MTs. Pengembangan Lanjut Produk Modul pembelajaran berbasis inkuiri ini
efektif
pengembangan lanjut pada meteri-
digunakan
dalam
Dharma, Surya. 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Hlm 1-27. Elvinawati. 2008. Penerapan Pende-
katan Kontekstual dalam Pembelajaran Kimia sebagai Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal ISSN 1412-3617. Exacta, Vol. VI No. 2. Program Studi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB. Hlm 17-22. Hendarwati, Endah. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar melalui Metode Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Vol. 2. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Hlm 59-70 Hidayah, Nurul. Hasbullah. 2014. Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Prinsip Kerja Pneumatik. Jurnal INVOTEC, Volume X, No.1. FPTK Universitas Pendidikan Indonesia. Hlm 47-56. Novana, Tri. Sajidan. Maridi. 2014. Pengembangan Modul Inkuiri Terbimbing Berbasis Potensi Lokal pada Materi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta) Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Inkuiri. ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. II. Hlm 108-122.
pembelajaran. Oleh karena itu, perlu 19
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].
Purwasari, Yosi. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar IPA tentang Perubahan Kenampakkan Permukaan Bumi dan Benda Langit Melalui Peta Pikiran Pada Anak Kesulitan Belajar. Jurnal Vol 1 No 1 Ilmiah Pendidikan Khusus. Hlm 536-548.
20
Sumiati. Asra. 2008. Metode Pembelajaran. CV Wacana Prima: Bandung.
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung, Indonesia. Email:
[email protected].