PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendididkan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT In theaching and learning process, the students are hoped to get benefit of learning biology and know in which case the concept can be implemented, furthermore, it is necessary for the teacher to create learning atmosphere that will help the student in understanding the concept. To make the student easier in understanding the material, the teacher as a facilitator should be able to create and adapt students need with any source of material. The learning sources that was not still understandable and interesting can bother learning process so that it is needed a development of learning sources that can be in the form of module. Based on the case above, it was done the research which had a purpose to create a module that was completed by drawing map concept in material “klasifikasi Makhluk Hidup” for junior high school students, to know validity and practicality criterion. This research was a developmental research which was used three phase of 4-D model, it consisted of define, design, and develop. The subject of this research was 3 lecturers of biology, 2 teachers of SMP N 2 Pantai Cermin. Practicality testing by 2 Biology teachers and 29 students class VII SMP. Analysis of the data used descriptive and percentage technique. Based on the research result, it produced a product of module, the percentage score for the module which was categorized valid by the validator was 85,08%. Then, module which was categorized practice by teacher was 88,59% and by the students was 87,85%. from the easy used and learning efficiency therefore, it can be concluded that the module that was completed by drawing concept mapping had validity and practicality criterion.
Key words : Learning sources Module, Drawing map concept. PENDAHULUAN Dalam proses belajar mengajar, siswa diharapkan dapat mengambil manfaat dari materi
biologi dan mengetahui dalam
bidang apa saja konsep-konsep biologi tersebut diterapkan. Selain itu, siswa tidak hanya dituntut menguasai konsep konsep biologi tetapi juga harus menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk
memudahkan
siswa
dalam
memahami materi pelajaran, guru sebagai fasilitator seharusnya mampu membuat maupun menyesuaikan berbagai sumber belajar. Diantara sumber belajar tersebut adalah modul, hand out, lembar kerja siswa (LKS). Hal ini sangat membantu guru
dalam
pelajaran Association
menyampaikan
kepada for
siswa. Education
materi Menurut and
Communication
Technology
(AECT),
bahan ajar atau buku yang dibuat dengan
sumber belajar adalah segala sesuatu yang
tujuan agar peserta didik dapat belajar
mendukung
secara
terjadinya
proses
belajar,
pelayanan,
bahan
bimbingan guru, karena itu, modul biologi
pembelajaran dan lingkungan. Sumber
yang akan dikembangkan harus mampu
belajar tidak hanya terbatas pada bahan
menjelaskan
dan alat, tetapi juga mencakup tenaga,
bahasa yang mudah diterima oleh peserta
biaya dan fasilitas. Dalam kegiatan belajar,
didik, sesuai dengan tingkat pengetahuan
sumber belajar dapat digunakan, baik
dan usianya.
termasuk
secara
sistem
terpisah
terkombinasi,
maupun
sehingga
secara
mempermudah
mandiri
materi
Menurut merupakan
tanpa
pelajaran
Rosyd
bahan
atau
(2010:2) ajar
cetak
dengan
dengan
modul yang
anak didik dalam mencapai tujuan belajar
dirancang untuk dapat dipelajari secara
atau kompetensi yang harus dicapai (Tim
mandiri
pengembangan
Berkaitan dengan penelitian ini maka
ilmu
pendidikan,
2007;199).
oleh
peserta
pembelajaran.
modul ini akan disertai dengan peta konsep
Berdasarkan hasil wawancara penulis
bergambar
untuk
mendukung
proses
dengan salah seorang guru biologi di SMP
pembelajaran. Peta konsep dimaksudkan
N 2 Pantai Cermin bahwa disekolah
untuk menggambarkan hubungan yang
tersebut
yang
bermakna diantara konsep-konsep dalam
proses
bentuk proposisi. Peta konsep dalam
pembelajaran. Siswa hanya menggunakan
modul ini, juga akan dilengkapi dengan
buku penunjang dari sekolah, yang hanya
gambar yang akan memperjelas materi
dibagikan ketika proses
pembelajaran
yang akan disampaikan. Sejalan dengan
dikelas saja, sehingga kesempatan siswa
hal ini, Lufri (2007:156) menyatakan
untuk mengulang materi pelajaran sedikit.
materi biologi syarat dengan objek yang
Buku penunjang tersebut sudah dilengkapi
divisualisasikan dan syarat dengan konsep
dengan gambar, tetapi gambarnya kurang
yang mempunyai sifat hirarki.
belum
menggunakan
ada
modul
guru dalam
menarik dan tidak semua gambarnya berwarna. Sesuai
Penelitian
terdahulu
tentang
penggunaan peta konsep bergambar telah dengan
keadaan
seperti
dilakukan oleh Saputri (2012). Saputri
kondisi diatas, maka pengembangan bahan
melakukan
ajar berupa modul dapat membantu siswa
fotosintesis untuk SMP. Hasil penelitian
dalam memahami materi pembelajaran
mengungkapkan
termasuk biologi. Modul
dikembangkan memiliki tingkat validitas
merupakan
penelitian
bahwa,
pada
modul
materi
yang
83,89 % sedangkan praktikalitas menurut
pembelajaran.
guru sebesar 93,63%. dan menurut siswa
langkah, yaitu: 1) Analisis ujung depan,
sebesar 85,16 %. Dalam penelitian ini
analisis ini bertujuan untuk memuncul dan
penulis
menetapkan masalah dasar yang dihadapi
memfokuskan
pada
materi
klasifikasi makhluk hidup.
dalam
Berdasarkan uraian diatas maka telah dilakukan
penelitian
yang
Tahap
ini
pembelajaran
melalui
Biologi
5
SMP
sehingga dibutuhkan pengembangan bahan
berjudul
pelajaran yang relevan. 2) Analisis Siswa,
Pengembangan Modul Yang Dilengkapi
merupakan telaah karakteristik siswa yang
Peta Konsep Bergambar Pada Materi
meliputi
Klasifikasi Makhluk Hidup Untuk SMP.
pengetahuan dan tingkat perkembangan
kemampuan,
latar
belakang
kognitif siswa. 3) Analisis tugas, adalah METODE PENELITIAN
kumpulan prosedur untuk menentukan isi
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Developmental Reseacrh). Penelitian
ini
termasuk
penelitian
deskriptif kualitatif pengembangan bahan ajar. Produk yang dikembangkan berupa modul
yang
dilengkapi
peta
konsep
bergambar.
digunakan adalah model 4-D. Model ini dikembangkan oleh Thiagajaran, Semmel Semmel
(1974)
dalam
Trianto
(2012:93). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan
yaitu
define,
design,
develop dan desseminate atau diadaptasi jadi 4-p yaitu pendefenisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Tetapi penelitian ini hanya tahap
dilakukan sampai
pengembangan
saja
karna
keterbatasan waktu dan biaya.
konsep
utama
menyusunnya
yang secara
diajarkan sistematis
dan serta
mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain yang relevan, sehingga membentuk
untuk menetapkan dan mendefenesikan yang
dibutuhkan
pembelajaran,
dalam
merumuskan
tujuan
pembelajaran dari indikator pada materi kalsifikasi makhluk hidup. Tahap
perancanagan
(design)
menentukan inti dari materi klasifikasi makhluk hidup dan memberikan peta konsep bergambar disetiap akhir materi pada bahan ajar berbentuk modul. Tahap pengembangan
(develop),
dihasilkan
media pembelajaran yang telah dirancang dan divalidasi oleh dosen dan guru, sehingga
Tahap pendefenisian (define) adalah
syarat-syarat
konsep, merupakan identifikasi konsep-
suatu peta konsep. 5) Perumusan tujuan
Dalam penelitian ini, model yang
dan
dalam satuan pembelajaran. 4) Analisis
didapatkan
bahan
ajar
pembelajaran yang dapat di uji cobakan. Instumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket validitas dan
angket
praktikalitas.
Angket
validitas
Analisis validitas dan praktikalitas bahan
mengumpulkan data tentang validasi bahan
ajar modul menggunakan rumus persentase
ajar pembelajaran berbentuk modul oleh
yang dimodifikasi dari purwanto (2009).
validator sedangkan angket praktikalitas bahan ajar pembelajaran berbentuk modul oleh guru dan siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Uji Validitas Modul yang Dilengkapi Peta Konsep Bergambar Oleh Dosen dan Guru. Aspek Penilaian
Validator
No
Nilai Validitas(%)
Kriteria
1
2
3
4
5
1.
Didaktik
16
16
18
17
17
84,00
Valid
2.
Konstruksi
30
28
33
33
35
88,25
Valid
3.
Teknis
14
15
18
18
18
83,00
valid
255,25
-
85,08
Valid
Total nilai validitas (%) Rata-rata Nilai Validitas (%)
modul
Dari hasil validitas bahan ajar
dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
berdasarkan penilaian dosen dan
pembelajaran
yang
harus
dikerjakan
guru yang dihasilkan memperoleh nilai
peserta didik mengacu pada kompetensi
rata-rata
memenuhi
dasar yang harus dicapai. Dari aspek
kriteria valid. Dilihat dari aspek didaktik,
konstruksi, bahan ajar berbentuk modul ini
modul ini dinyatakan valid oleh validator
termasuk kedalam kriteria valid dengan
yaitu 84,00%. Kriteria ini diperoleh karena
nilai rata-rata 88,25% oleh validator,
modul
karena
validitas
yang
85,08%
dilengkapi
peta
konsep
materi
yang
disajikan
sudah
bergambar telah sesuai dengan kurikulum
memiliki judul materi, membuat rincian
yang
materi pokok dengan sederhana dan jelas.
berlaku
dan
pencapaian
standar
kompetensi
dasar
pembelajaran. menyatakan
sudah
menunjang
kompetensi dan
Prastowo
dan
indikator
Aspek
teknis
dinyatakan
pada
valid
modul
dengan
ini
nilai
juga yaitu
(2011:204)
83.00%, karena sudah memenuhi syarat
bahwa modul merupakan
teknis yaitu berkaitan dengan penggunaan
suatu bahan ajar cetak berupa lembarlembar kertas yang berisi materi, ringkasan
huruf dan bahasa yang digunakan dalam
modul
mudah
(2011:73)
dimengerti.
menyatakan
penyusunan
bahan
Prastowo
bahwa
ajar
kata, kalimat, hubungan antar kalimat serta
dalam
kalimat yang digunakan tidak terlalu
harus
panjang.
cetak
menggunakan bahasa yang jelas baik kosa
Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Peta Konsep Bergambar Berdasarkan Penilaian Guru. NO
Aspek penilaian
Nilai Praktikalitas (%)
Kriteria
1.
Kemudahan Dalam Penggunaan
87,50 %
Praktis
2.
Efisiensi Waktu Pembelajaran
91,67 %
Sangat Praktis
3.
Pejabaran Materi
87,50 %
Praktis
Total nilai praktikalitas
266, 67
-
88,89
Praktis
Rata-rata (%)
Analisis data hasil uji praktikalitas
materi, waktu dan evaluasi. sudah praktis,
oleh guru kelas VII SMP menunjukkan
dengan rata-rata nilai praktikalitas 88,89%.
bahwa modul yang dilengkapi peta konsep
Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo
bergambar
praktis
(2011: 107) bahwa modul berfungsi
dengan rata-rata nilai praktikalitas 88,59%.
sebagai bahan ajar mandiri, yang maksud
Hal ini ditinjau dari aspek kemudahan
penggunaan
dalam penggunaan menunjukkan bahwa
pembelajaran
modul ini praktis digunakan dari segi
kemampuan peserta didik untuk belajar
minat siswa dan tampilan gambar, proses
sendiri tanpa tergantung pada kehadiran
penggunaan, pemahaman konsep dan
peserta didik dan guru.
memenuhi
kriteria
modul adalah
dalam
proses
meningkatkan
Tabel 3.Hasil Uji Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Peta Konsep Bergambar Berdasarkan Penilaian Siswa Kelas VII SMP. NO
Aspek Praktikalitas
Nilai Praktikalitas (%)
Kriteria
1.
Kemudahan dalam penggunaan
89.01
Praktis
2.
Efisiensi waktu pembelajaran
86,97
Praktis
Total nilai praktikalitas
175,98
-
Rata-rata (%)
87,99
Praktis
Analisis data hasil uji praktikalitas modul
yang
dilengkapi
peta
konsep
bergambar oleh siswa kelas VII SMP bahwa modul yang dihasilkan sudah
Rosyd, 2010. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul, (Online), (http://www.rosyd.info/2010/06/pe ngertian-fungsi-dan-tujuanpenulisan.html, diakses 10 Maret 2012).
memenuhi kriteria praktis dengan nilai rata-rata praktikalitas yaitu 87,99 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa modul ini mudah digunakan karena penggunaanya
Saputri, Serly Nofri. 2012. Pengembangan Modul Bernuansa Kontekstual Yang Peta Konsep Bergambar Pada Materi Fotosintesis Untuk SMP. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.
tidak memerlukan keahlian khusus. Selain itu, lembar petunjuk pengguanaan modul memudahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari aspek efisiensi waktu pembelajaran,
modul
ini
memenuhi
kriteria praktis dengan nilai rata-rata 87,99 %. Hal ini disebabkan karena modul ini praktis digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan,
maka
diperoleh
kesimpulan, modul yang dilengkapi peta konsep
bergambar
yang
dihasilkan
memenuhi kriteria valid dan praktis. DAFTAR PUSTAKA Lufri, 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. IMTIMA. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.