Pengembangan Model Rangka .... (Lia Pawestri) 237
PENGEMBANGAN MODEL RANGKA MANUSIA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD BAKULAN THE DEVELOPMENT OF HUMAN SKELETON MODEL IN SCIENCE LEARNING FOR 4th GRADE Oleh: Lia Pawestri (PGSD FIP UNY)
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mengembangkan model rangka manusia kelas IV SD yang layak. Penelitian ini mengacu pada model pengembangan Borg dan Gall. Penelitian dilakukan di SD Bakulan Bantul, dengan langkahlangkah: penelitian dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk, uji coba lapangan awal, revisi produk, uji coba lapangan utama, revisi, uji coba lapangan operasional, dan revisi produk akhir. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi ahli materi memperoleh skor akhir yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil validasi ahli media memperoleh skor akhir yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian oleh guru memperoleh skor yang termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji coba lapangan operasional memperoleh skor rata-rata yang termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba, model rangka manusia layak digunakan dalam pembelajaran IPA materi rangka manusia. Kata kunci: Pengembangan, Model Rangka Manusia, Pembelajaran IPA Abstract This research aimed to develop a human skeleton model for fourth grade. This research refers to Borg and Gall model. The research was conducted in SD Bakulan Bantul, by the steps: research and information collecting, planning, development of initial product format, premillinary field testing, main product revision, main field testing, operational product revision, operational field testing, and final product revision. The instrument used to collect data was a questionare. The result showed that matter expert validation result’s gained a final score that included in the very good category. Media expert validation result’s gained a final score that included in the very good category. Teacher evaluation result’s gained a score that included in the very good category. The field trials gained an average score that included in the very good category. Based on the results, the human skeleton model is worthy to be used in science learning. Keywords: development, model of human skeleton, science learning
IPA menjadi salah satu mata pelajaran
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
wajib di sekolah dasar. Dengan belajar IPA,
ilmu yang mempelajari tentang alam berserta
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa
isinya. Usaha manusia untuk mempelajari alam
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
yaitu dengan melakukan penyelidikan ilmiah.
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
Menurut
sehari-hari. Tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI
Carin
dan
Sund
dalam
Hendro
Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis (1993:4), IPA
adalah
agar
peserta
dimaknai sebagai suatu kumpulan pengetahuan
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
yang berfungsi untuk menjelaskan apa yang
konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diperoleh melalui pengamatan.
diterapkan
dalam
didik
kehidupan
mampu
sehari-hari
238 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
(Depdiknas, 2009 dalam SK dan KD Tingkat
dimanfaatkan,
yaitu
karena
kurangnya
SD/MI).
keterampilan guru dalam menggunakan media
Belajar IPA membutuhkan sarana. Salah
KIT IPA dan kondisi media KIT IPA yang ada di
satu sarana yang dibutuhkan adalah media. Media
sekolah dalam keadaan rusak sehingga tidak bisa
pembelajaran IPA sangat dibutuhkan oleh guru
digunakan.
untuk membantu siswa dalam memahami suatu
Berdasarkan
studi
pendahuluan
yang
konsep saat belajar. Selain itu, Oemar Hamalik
dilaksanakan di SD Bakulan, yaitu salah satu SD
dalam Azhar Arsyad (2009) menyatakan bahwa
yang terletak di Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul,
pemakaian media pembelajaran dalam proses
masih kurang tersedianya alat peraga dan media-
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
media pendidikan yang mendukung proses belajar
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
mengajar, terutama dalam pembelajaran IPA.
dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa
Kepala SD Bakulan mengatakan bahwa terdapat
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
alat peraga rangka manusia di sekolah, akan
Permasalahan yang sering ditemui adalah
tetapi keadaannya sudah rusak dan tidak dapat
masih ada guru yang enggan menggunakan media
digunakan sebagai alat bantu pembelajaran.
saat mengajar. Hasil penelitian mengenai proses
Sementara itu, guru kelas IV SD Bakulan
pembelajaran IPA khususnya penggunaan KIT
menyatakan bahwa selama ini guru mengajarkan
IPA yang diperoleh Mohammad Imam Farisi
materi tentang rangka manusia hanya bersumber
(2011: 1) dalam fakta-fakta penelitian tentang
dari buku paket dan media gambar karena media
profesi guru dan pengembangan profesi guru
rangka manusia yang rusak.
menyebutkan
bahwa
banyak
diantara
guru
Dalam proses pembelajaran IPA materi
mengalami kesulitan dalam cara menggunakan
rangka manusia
KIT IPA dan kerenanya kurang difungsikan
kesulitan dikarenakan materi rangka manusia
dalam pembelajaran di kelas, bahkan ada guru
hanya sedikit. Akan tetapi jika ada alat peraga
yang mengasumsikan penggunaan KIT IPA
atau media yang baru dan berbeda akan menarik
kurang efisien dari sisi waktu.
minat belajar siswa-siswa kelas IV SD Bakulan.
Permasalahan
serupa
yaitu
tidak banyak mengalami
guru
Kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti
menganggap bahwa menggunakan media akan
proses pembelajaran IPA diketahui berdasarkan
menambah repot. Hasil penelitian oleh Iyoen
wawancara dengan siswa kelas IV SD Bakulan
Tansari, Sri Utami, dan Hery Kresnadi (2014) di
tahun ajaran 2014/2015 yang menyatakan bahwa
SDN Kecamatan Pontianak Tenggara tentang
siswa lebih senang belajar dengan cara bekerja.
pemanfaatan media KIT dalam pembelajaran IPA
Berdasarkan permasalahan dan kebutuhan
SDN Kecamatan Pontianak Tenggara masih
akan media pembelajaran IPA, khususnya rangka
belum dimanfaatkan secara maksimal. Ada
manusia, maka perlu dilakukan pengadaan media
beberapa hal yang menjadi faktor utama mengapa
pembelajaran rangka manusia. Pengembangan
media KIT dalam pembelajaran IPA kurang
media juga menjadi sangat penting untuk
Pengembangan Model Rangka .... (Lia Pawestri) 239
mengatasi kekurangan media yang ada di SD
anak belajar melalui pengalaman-pengalaman
Bakulan dan keterbatasan media jenis model
langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.
torso dan rangka manusia yang telah ada di
Hal inilah yang menjadi pertimbangan untuk
sekolah-sekolah lain. Oemar Hamalik (1994: 62)
dikembangkannya
menyatakan bahwa sekalipun model sudah bisa
Berdasarkan karakteristik siswa dan kondisi SD
dianggap mewakili benda asli, namun karena
Bakulan diharapkan pengembangan model rangka
hanya benda tiruan saja memiliki kekurangan
manusia dapat mengatasi permasalahan dan
dalam aspek-aspek tertentu disebabkan aspek
menutupi kekurangan yang ada pada alat peraga
besarnya benda, perubahan pengaruh luar, dan
rangka manusia.
pada suatu saat sudah tak canggih lagi. Ukuran
Model
media
rangka
rangka
manusia
manusia.
ini
cukup
media yang besar menyebabkan media tersebut
sederhana karena berukuran sedang dan dapat
sulit untuk dipindahkan.
dibongkar pasang sehingga cukup efektif dan
Hal inilah yang menjadi pertimbangan
efisien untuk siswa belajar dengan cara berkerja
peneliti untuk mengembangkan model rangka
dan
manusia yang berbeda dengan yang ada di
manusia tersebut. Model susun yang terdiri dari
sekolah pada umumnya. Rangka manusia yang
beberapa objek tulang yang sedikitnya bagian
biasa digunakan di sekolah-sekolah berukuran
penting dari susunan tulang dikemas dalam
besar dan biasanya hanya terdapat satu rangka
ukuran sedang sehingga praktis digunakan siswa.
manusia. Dalam proses pembelajaran rangka
Kegiatan pembelajaran yang dikemas dengan
manusia, biasanya rangka manusia tersebut harus
menggunakan model rangka manusia diharapkan
dipindahkan
proses
dapat menambah motivasi dan antusiasme siswa,
pembelajarannya yang berpindah sesuai dengan
serta dapat mendorong siswa untuk berperan aktif
keberadaan alat peraga rangka manusia tersebut.
dalam proses pembelajaran IPA materi rangka
Hal tersebut menyebabkan alat peraga rangka
manusia. Dengan demikian keberadaan model
manusia tersebut kurang efisien dari sisi ruang
rangka manusia dapat berfungsi sebagai media
dan waktu.
pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi siswa
ke
dalam
kelas
atau
Materi yang diangkat dalam penelitian ini,
mengoperasikan
sendiri
model
rangka
dan guru.
yaitu rangka manusia merupakan salah satu materi yang terdapat dalam pembelajaran IPA.
METODE PENELITIAN
Materi ini terdapat pada pembelajaran SD kelas
Jenis Penelitian
IV semester 1 pada kurikulum KTSP. Materi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
rangka manusia akan dikemas dalam suatu
pengembangan (research and development) yang
pembelajaran yang memanfaatkan media sebagai
mengacu pada model pengembangan Borg dan
alat bantu dalam proses pembelajaran yang
Gall. Secara utuh terdapat sepuluh tahapan dalam
berorientasi pada pengalaman langsung. Angela
model pengembangan tersebut, tetapi disesuaikan
dalam Suharjo (206: 36) mengemukakan bahwa
berdasarkan kebutuhan penelitian ini menjadi
240 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
pengembangan.
pembelajaran dari ahli media dan materi serta
Produk yang dikembangkan pada penelitian ini
tanggapan dari pengguna (siswa dan guru)
yaitu berupa model rangka manusia pada
terhadap produk yang telah dikembangkan.
pembelajaran IPA kelas IV sekolah dasar.
Teknik Analisis Data
sembilan
tahapan
penelitian
Teknik analisis data yang digunakan
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan penelitian yang
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dari
deskriptif
model pengembangan Borg dan Gall (1983: 772).
meliputi data kelayakan media dari ahli materi
Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah: 1)
dan ahli media, respon dari guru, dan respon yang
penelitian
2)
diberikan oleh siswa sebagai subjek uji coba.
perencanaan, 3) pengembangan produk, 4) uji
Angket berisi tanggapan tentang produk yang
coba lapangan awal, 5) revisi produk, 6) uji coba
dikembangkan. Setelah data terkumpul, data
lapangan utama, 7) revisi, 8) uji coba lapangan
kuantitatif dianalisis dengan menghitung skor
operasional, dan 9) revisi produk akhir.
total rata-rata dari setiap butir instrumen angket.
dan
pengumpulan
informasi,
kuantitatif.
Data
yang
dianalisis
Skor rata-rata berupa data kuantitatif dari
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dimulai pada bulan Februari-
setiap aspek dikonversi menjadi nilai kualitatif
Desember 2015 dengan uji coba lapangan
sesuai
dilakukan di SD Bakulan Jetis Bantul yang
Pengubahan skor menjadi skala lima mengacu
beralamatkan di Bakulan, Patalan, Jetis, Bantul
pada
pada tanggal 24-26 November 2015.
Widoyoko (2009: 238) pada tabel 1 berikut.
Subjek Penelitian
Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif (Skala 1-4)
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Bakulan tahun 2015/2016 yang terdiri dari subjek uji coba lapangan awal berjumlah 3 siswa, uji coba lapangan utama berjumlah 9 siswa, dan uji coba
dengan
pengkategorisasian
X > Xi + 1,8 Sbi
> 3,4
Sangat baik
2
Xi + 0,6 Sbi < X
> 2,8 – 3,4
Baik
> 2,2 – 2,8
Cukup
> 1,6 – 2,2
Kurang
≤ 1,6
Sangat kurang
≤ Xi + 1,8 Sbi 3
Xi – 0,6 Sbi < X Xi – 1,8 Sbi < X ≤ Xi – 0,6 SBi
5
X ≤ Xi – 1,8 SBi
diperoleh dari ahli materi, ahli media, siswa, dan
Media yang dikembangkan dikatakan
guru. Angket yang berupa lembar validasi
kuantitatif. Data
tersebut
digunakan untuk mengetahui ketepatan rancangan produk model rangka manusia sebagai media
P.
1
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
diajukan kepada ahli dan pengguna untuk
Eko
Kategori
4
oleh peneliti menggunakan hasil data yang
menurut
ideal.
Rerata Skor
≤ Xi + 0,6 SBi
Teknik Pengumpulan Data
penilaian
Rentang Skor
No
lapangan operasional berjumlah 22 siswa.
memperoleh data
kategori
layak apabila mendapatkan penilaian dari ahli materi, ahli media, guru, dan siswa minimal “baik”.
Pengembangan Model Rangka .... (Lia Pawestri) 241
Tahapan selanjutnya adalah perencanaan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengembangan model rangka manusia
dan pengembangan produk awal. Pengembangan
pada pembelajaran IPA kelas IV SD agar dapat
produk dilakukan dengan melakukan pembuatan
memperoleh kriteria layak harus melalui langkah-
media dan mengembangkan instrumen penilaian
langkah sesuai dengan prosedur pengembangan
produk
yang mengadaptasi dari model pengembangan
pengembangan
Borg dan Gall. Penelitian dilakukan dengan
dilakukan validasi yaitu penilaian terhadap media
langkah-langkah:
informasi,
yang dikembangkan. Validasi ini dilakukan oleh
perencanaan, pengembangan produk, uji coba
ahli materi dan ahli media dengan cara mengisi
lapangan awal, revisi produk, uji coba lapangan
angket dengan skor yang mengacu pada skala
utama, revisi, uji coba lapangan operasional, dan
empat.
pengumpulan
revisi produk akhir.
model
rangka produk
manusia. selesai,
Setelah kemudian
Validasi materi pada tahap I mendapat
Tahap pengumpulan informasi dilakukan
skor rata-rata 3,21 dengan kategori “Baik”.
melalui studi pendahuluan dan studi pustaka.
Beberapa potongan tulang dinilai masih belum
Studi pendahuluan dilakukan dengan melakukan
mewakili bentuk aslinya sehingga dilakukan
observasi
proses
perbaikan bentuk pada bagian tulang belakang
pembelajaran IPA di SD Bakulan, Patalan, Jetis,
dan rangka kepala. Selain itu, petunjuk permainan
Bantul. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Januari
model rangka manusia dibuat lebih rinci dengan
2015. Berdasarkan kegiatan observasi diperoleh
peraturan permainannya. Ada beberapa hal yang
data awal sebagai berikut.
sudah diperbaiki kembali sebelum dilakukan
1.
Media KIT IPA kurang dimanfaatkan sebagai
validasi materi tahap kedua, yaitu tulang rusuk,
media pembelajaran.
tulang pergelangan tangan dan kaki, tulang
2.
Tidak adanya media rangka manusia.
tempurung lutut, dan tulang jari kaki dibuat mirip
3.
Pembelajaran IPA materi rangka manusia
dengan bentuk tiruan tulang. Selain itu, gambar
hanya bersumber pada LKS dan media
yang digunakan pada buku pedoman agar diganti
gambar
menggunakan gambar media yang dikembangkan
dan
wawancara
rangka
terhadap
manusia
yang
sudah
tertempel di tembok kelas.
disertai dengan tanda penunjuk bagian tulang
4.
Siswa lebih senang belajar dengan bekerja.
yang diperjelas.
5.
Belum
dikembangkannya
media
rangka
Setelah dilakukan revisi yang sesuai
manusia yang lebih praktis dan menarik.
dengan saran yang diperoleh dari ahli materi,
Beberapa hal tersebut menyebabkan siswa kurang
pada validasi tahap II mendapat skor rata-rata
termotivasi untuk belajar. Oleh sebab itu, perlu
3,57 dengan kategori “Sangat Baik”. Namun,
dikembangkannya media rangka manusia yang
validator menyarankan agar bagian-bagian tulang
berbeda dengan media rangka manusia yang ada
ditandai
di sekolah-sekolah untuk mengatasi kekurangan
mempermudah siswa dalam kegiatan identifikasi
dan keterbatasan media yang ada.
tulang.
dengan
kode
atau
nomor
agar
242 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
Validasi media tahap I masuk dalam kategori “Cukup” dengan
memperhatikan peraturan permainan menyusun
rata-rata penilaian
rangka manusia. Akan tetapi hal tersebut tidak
yaitu 2,53. Ada beberapa perbaikan, yaitu
terlalu mengganggu proses uji coba sehingga
memperhalus permukaan tulang, memberi warna
model rangka manusia tidak memerlukan revisi.
putih pada potongan tulang, memastikan agar
Uji coba lapangan terakhir yaitu uji coba
kawat yang digunakan aman bagi siswa, memberi
lapangan operasional yang melibatkan 22 orang
indentitas pada kemasan, dan penomoran pada
siswa. Hasil Uji coba lapangan operasional
tulang dibuat lebih kecil. Selain itu, ada beberapa
memperoleh skor 3,52 dengan kategori sangat
hal yang sudah diperbaiki kembali sebelum
baik. Dalam proses pembelajaran, peneliti tidak
dilakukan validasi media tahap kedua. Warna
menemukan
dasar pada tulisan dan garis putus-putus pada
mengganggu kelancaran pembelajaran. Selain
buku pedoman diganti agar siswa lebih nyaman
dilakukan penilaian oleh siswa, guru kelas juga
saat membaca. Aksesoris gambar pada buku
melakukan penilaian dengan perolehan skor 3,54
pedoman juga disesuaikan dengan tema, yaitu
atau masuk kategori sangat baik.
rangka manusia. Penilaian
masalah
yang
berarti
hingga
Setelah dilaksanakan uji coba lapangan, ahli
media
tahap
kedua
peneliti
melakukan revisi
akhir. Dilakukan
memperoleh skor 3,53 dengan kategori “Sangat
perbaikan
Baik”. Setelah melalui dua tahap validasi, model
mengganti warna tulisan dan gambar agar
rangka manusia yang dikembangkan mendapat
tampilan
rekomendasi “layak” untuk diujicobakan. Uji
Dengan perolehan skor rata-rata dari hasil
coba dilaksanakan di SD Bakulan Bantul.
validasi dengan kategori sangat baik dan hasil uji
pada
tampilan
kemasan
kemasan
menjadi
dengan
lebih
menarik.
Uji coba lapangan awal melibatkan tiga
coba lapangan dengan kategori sangat baik, maka
orang siswa kelas IV. Hasil uji coba lapangan
model rangka manusia layak digunakan sebagai
awal memperoleh skor 3,60 atau masuk dalam
media pembelajaran IPA untuk kelas IV SD.
kategori sangat baik. Meskipun telah masuk
Produk
yang
dihasilkan
dari
dalam kategori sangat baik, terdapat perbaikan
pengembangan ini adalah media pembelajaran
struktur
yang dapat membantu guru dan siswa dalam
kalimat
pada
petunjuk
permainan
menyusun rangka manusia. Setelah dilakukan
proses
perbaikan
pembelajaran
kemudian
dilakukan
uji
coba
selanjutnya. Uji coba lapangan utama melibatkan
belajar
mengajar,
IPA
materi
terutama rangka
untuk
manusia.
Adapun penjelasan lebih lanjut terkait dengan spesifikasi dan bahan dari media tersebut akan
sembilan orang siswa kelas IV. Hasil uji coba
peneliti sampaikan di bawah ini.
lapangan utama memperoleh skor 3,48 dengan
1.
Produk model rangka manusia dikemas
kategori sangat baik. Dalam proses pembelajaran,
dalam kotak berukuran
permainan menyusun rangka manusia harus
cm. Kemasan ini terbuat dari bahan kertas
diulang karena ada salah satu siswa yang tidak
karton yang dilapisi dengan kain flanel dan
50 cm x 40cm x 10
Pengembangan Model Rangka .... (Lia Pawestri) 243
2.
di dalamnya terdapat spon yang telah
didesain agar dapat dirangkai menjadi rangka
dibentuk sesuai
manusia yang utuh setinggi 70 cm. Rangka
dengan bentuk potongan-potongan tulang.
manusia tersebut dirangkai pada sebuah tiang
Satu set model rangka manusia terdiri dari
yang terbuat dari salah satu tiang X-banner
dua komponen yaitu sebagai berikut.
yang diberdirikan setinggi 75 cm dengan tiga
a. Model rangka manusia
kaki yang terbuat dari paralon.
Model berupa potongan tulang yang
4.
dapat dirangkai utuh menjadi rangka
manusia didesain menggunakan software
manusia.
Cara
potongan
CorelDRAW X7 dan dicetak pada kertas
tulang
tersebut
dengan
ivory 230 gram dan AP 120 gram berukuran
memasangkann rangka badan pada tiang.
14,8 cm x 21 cm dengan pemilihan warna
Potongan tulang berbentuk replika tulang
yang cerah.
merangkai yaitu
yang dapat membantu siswa dalam
5.
Cara penggunaan model rangka manusia
kegiatan identifikasi tulang, yaitu nama
mudah
tulang dan letak tulang. Identifikasi jenis
memasangkan setiap bagian tulang satu
tulang juga dapat dilakukan siswa dengan
dengan lainnya sehingga membentuk rangka
menggunakan potongan tulang tersebut.
manusia yang utuh. Penggunaan model
dioperasikan
karena
hanya
rangka manusia dapat digunakan dalam
b. Buku pedoman penggunaan Model rangka manusia ini disertai dengan
bentuk kompetisi antar kelompok maupun
buku pedoman penggunaan yang dibuat
digunakan secara mandiri oleh siswa. Melalui serangkaian tahapan penelitian
dalam dua versi. Versi pertama adalah buku pedoman penggunaan media yang
pengembangan,
berisi: 1) pengenalan bagian model
beberapa kelebihan
rangka
manusia,
penyusun
2)
rangka
berdasarkan
diketahui
bahwa
terdapat
yang diperoleh dengan
materi
tulang
menggunakan model rangka manusia dalam
jenis
tulang
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
dan
bentuknya,
3)
petunjuk
1.
Rangka manusia dalam bentuk model susun
permainan menyusun rangka manusia,
yang dapat dioperasikan dan dirangkai
dan 4) petunjuk perawata. Versi kedua
sendiri
adalah
memberikan pengalaman belajar langsung
buku
petunjuk
permainan
pengenalan bagian model rangka manusia
oleh
siswa
sehingga
dapat
kepada siswa.
menyusun rangka manusia yang berisi: 1)
3.
Buku pedoman penggunaan model rangka
2.
Penggunaan model rangka manusia dapat
dan 2) petunjuk permainan menyusun
diaplikasikan dalam bentuk kompetisi antar
rangka manusia.
kelompok sehingga dapat melatih keaktifan siswa.
Model rangka manusia berbahan dasar kayu sengon
didesain
menyerupai
replika
potongan tulang. Potongan tulang tersebut
3.
Model rangka manusia disertai dengan buku pedoman penggunaan.
244 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016
4.
5.
Model rangka manusia dengan tinggi 75 cm
2.
Bagi siswa SD sebagai pengguna, diharapkan
membuat media tersebut mudah untuk
lebih sering menggunakan model rangka
dipindahkan.
manusia
Kemasan model rangka manusia praktis
kelompok.
sehingga perawatannya tidak rumit.
3.
baik
secara
mandiri
maupun
Bagi sekolah, pengembangan model rangka manusia ini diharapkan dapat menjadi solusi
SIMPULAN DAN SARAN
alternatif untuk mengatasi kekurangan dan
Simpulan
keterbatasan media rangka manusia yang ada.
Simpulan Sebagaimana dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
4.
Bagi peneliti selanjutnya, agar lebih lanjut
dalam bab IV, dapat disimpulkan bahwa model
dapat dilakukan penelitian eksperimen guna
rangka manusia layak untuk digunakan pada
mengetahui
pembelajaran
manusia.
IPA
kelas
IV
SD
Bakulan.
keefektifan
model
rangka
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan sembilan langkah pengembangan
DAFTAR PUSTAKA
dari
Azhar Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
sepuluh
langkah
pengembangan
yang
diadaptasi dari model pengembangan Borg dan Borg & Gall. (1983). Educational Research: An Introduction. New York: Longman.
Gall. Berdasarkan langkah-langkah tersebut model rangka manusia mempunyai kelayakan pada: 1) aspek materi dengan skor akhir 3,57 dalam kategori sangat baik, 2) aspek media dengan skor akhir 3,53 dalam kategori sangat baik, 3) hasil penilaian oleh guru kelas IV dengan
Depdiknas. (2009). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Diunduh di http://ditpsd.dikdas.kemdikbud.go.id/dow nloads/func-download/23/chk,348d67c 978aff0159ab820d073c6064e/no_html,1/ pada tanggal 30 Maret 2015 pukul 10.50 WIB.
skor 3,54 dalam kategori sangat baik, dan 4) hasil uji coba terhadap siswa kelas dengan perolehan skor total rata-rata 3,53 dalam kategori sangat baik. Saran Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diperoleh, maka saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut. 1.
Bagi guru, model rangka manusia diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi.
Eko Putro Widoyoko. (2010). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hendro Darmodjo & Jenny R.E.Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. DepDikBud Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi. Iyoen Tansari, Sri Utami, dan Hery Kresnadi. (2014). Ketersediaan dan Pemanfaatan Media KIT dalam Pembelajaran IPA SDN Kecamatan Pontianak Tenggara. Portal Jurnal Ilmiah Universitas Tanjungpura. Diakses di http://jurnal.untan.ac.id/ index.php/jpdpb/article/view/4456 pada tanggal 29 April 2015 pukul 10.45 WIB.
Pengembangan Model Rangka .... (Lia Pawestri) 245
Mohammad Imam Farisi. (2011). Fakta-fakta Penelitian tentang Profesi Guru dan Pengembangan Profesi Guru. Interaksi: Jurnal Kependidikan Tahun 6 Nomor 5 Juni 2011. Diunduh di https://utsurabaya. files.wordpress.com/2012/06/interaksi-2. pdf pada tanggal 29 April 2015 pukul 11.25 WIB Oemar Hamalik. (1994). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar: Teori dan Praktek. Jakarta: Depdiknas Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi.