PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH
PANJAITAN F 34210524
PROGRAM PENDIDIKAN GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2012
PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN KETERAMPILAN PROSES PADA KELAS IV SD Panjaitan, Rosnita dan Rustiyarso PGSD, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email :
[email protected]
Abstrak : penelitian tentang peningkatan aktivitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan keterampilan proses pada kelas IV SDN 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik, mental, dan emosional siswa dengan digunakannya pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian deskriftif yang digunakan adalah penelitian survey. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Rerata aktivitas fisik pada base line adalah 41,58 , aktifitas mental 44,79 dan aktifitas emosional 37,5. Sedangkan hasil setelah siklus iii diperolah aktifitas fisik 75, aktifitas mental 68.75 dan aktifitas emosional 66.67. Maka dapat disimpulkan terdapat peningkatan aktivitas fisik, mental dan emosional pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan keterampilan proses pada kelas IV SDN 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Abstract : The research on the increased activity of the Natural Sciences learning using process skills in the fourth grade Elementary School District 25 Kalumpe, Mempawah Hulu, Landak District aims to describe an increase in physical activity, mental, and emotional skills of students with the use of the approach in the process of learning science. The method used in this research is descriptive method. Forms used descriptive research is survey research. Type of research is a class act. Mean physical activity at baseline was 41.58, 44.79 and mental activity 37.5 emotional activity. While the results obtained after physical activity iii cycle 75, the mental activity of 68.75 and 66.67 of emotional activity. So we can conclude there is an increase in physical activity, mental and emotional learning by using the Natural Science process skills in the fourth grade Elementary School 25 Kalumpe, District Mempawah Hulu, Landak Distric Kata Kunci : Aktivitas, Pengetahuan Alam dan Keterampilan Proses
P
endidikan diwujudkan melalui proses belajar mengajar di maupun di luar kelas. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan ( belajar ) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi kehidupan seseorang atau kelompok dalam lingkungannya. Ambarjaya (2012 : 7).
Proses belajar itu akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif (penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk berbuat atau merespons sesuatu rangsangan. Proses perubahan dapat terjadi dengan disengaja atau tidak disengaja. Ambarjaya ( 2012 : 7 ) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran tersebut peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterapilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi : keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan 1 secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilih informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Dalam KTSP tahun 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Ilmu Pengetahuan Alam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam peserta didik selalu aktif dalam belajar. Pentingnya aktivitas belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut : (1) Memberi pengalaman belajar seumur hidup, (2) Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan, (3) Mengurangi ketergantungan peserta didik kepada guru, (4) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan pelajaran. Apabila siswa pasif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut : (1) tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai seperti yang diharapkan, (2) tujuan penanaman pengetahuan dan konsep-konsep sains yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari tidak akan terpenuhi dengan maksimal, dan (3) Sikap ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan teknologi menjadi terhambat Alasan rasional penggunaan pendekatan keterampilan proses adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai materi dan akan lebih tertarik terhadap pelajaran jika mereka dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung pendekatan keterampilan proses. Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep pembelajaran yang didapat dan meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Diyakini bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berfikir ilmiah tersebut (Blosser, 1990). Dengan demikian harapan utama dalam pembelajaran adalah pemahaman (bukan ingatan). Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep jika belajar menemukan sendiri dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut sehingga terjadi suasana belajar yang menyenangkan, sebagaimana dikemukakan oleh Usman (2000:31) bahwa ”pengajar yang banyak menggunakan verbalisme tentu akan cepat membosankan, sebaliknya mengajar akan lebih menarik bila siswa gembira belajar karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas fisik siswa dengan digunakannya pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran IPA, (2) Mendeskrifsikan peningkatan aktivitas mental siswa dengan digunakannya pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, (3) Mendeskrifsikan peningkatan aktivitas emosional siswa dengan digunakannya pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, (4) Mendeskrifsikan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dampak mengkatnya aktivitas pembelajaran dengan digunakannya pendekatan keterampilan proses. Menurut Mulyono (2001 : 108) mengatakan bahwa “aktivitas diartikan sebagai ”kegiatan atau keaktifan”, jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik yang ada kaitannya dengan belajar siswa merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Nasution (1986 : 88) mengatakan bahwa “aktivitas adalah azas yang terpenting oleh sebab belajar sendiri merupakan suatu kegiatan”. Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan aktivitas merupakan kegiatan atau kesibukan siswa sebagai objek dalam penelitian ini. Hamalik (2001 : 28) mengatakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan Natawijaya dalam Depdiknas (2005 : 31) mengatakan bahwa “belajar efektif adalah suatu system belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, efektif dan psikomotor”. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang melahirkan perubahan tingkah laku pada diri individu akibat adanya interaksi dengan individu lain maupun dengan lingkungannya. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa “Aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah “ Berdasarkan beberapa teori di atas, maka yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah suatu keaktifan, kesibukan atau kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa atau sebaliknya, bahkan antar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang optimal, maksudnya adalah bahwa hasil belajar yang dicapai siswa itu tidak hanya ditekankan pada aspek kognitif saja melainkan juga aspek yang lainnya seperti aspek afektif, psikomotor dan sosial. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sardiman (2004:95) berpendapat bahwa ”belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Hamalik (2004:50), menyatakan manfaat dari aktivitas belajar yang dilakukan siswa, yaitu : (1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, (2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral, (3) Memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, (4) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis, (5) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuannya sendiri, dan (6) Pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana hidupnya aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari aktivitas belajar adalah : mencari pengalaman sendiri dan langsung, berbuat
sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, memupuk kerjasama, memupuk disiplin kelas, siswa bekerja menurut minat dan kemampuannya sendiri, dan pembelajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana hidupnya aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Soemanto (1987:107-110), mengatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar, yaitu : (1) Stimuli Belajar, yaitu Segala hal diluar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Perbuatan atau aktivitas belajar yang disebabkan faktor stimuli inilah yang menyebabkan adanya dorongan atau motivasi dan minat dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajar, (2) Metode Belajar antaralain : kegiatan berlatih atau praktek, pengenalan hasil belajar, serta bimbingan hasil belajar, dan (3) Faktor Individual antara lain kematangan, pengalaman sebelumnya, dan kondisi kesehatan. Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar mangajar yang berfokus pada perlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Conny, 1992). Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan – kemampuan dasar yang pada prinsipnya telah ada pada diri siswanya (Depdikbud, 1986 dalam Dimiyati dan Mudjiono, 2006). Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2006) pendekatan keterampilan proses dapat dijadikan sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa. Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat mengoptimalkan kreatifitas peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengembangkan dan menerapkan segala kemampuannya dalam proses pembelajaran. Peserta didik tidak hanya sekedar mencari nilai tinggi, akan tetapi peserta didik harus mampu dan tahu bagaimana cara mencurahkan keterampilan proses dalam proses pembelajaran yang baik, sehingga benar-benar memahami pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Melatih cara berfikir dalam menarik kesimpulan, misalkan melalui kegiatan mengamati, penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten. Sedangkan kelemahan keterampilan proses adalah menuntut peserta didik untuk dapat menentukan sendiri dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki sendiri. Mampu menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, dalam prakteknya peserta didik harus memiliki keterampilan proses, dengan mengoptimalkan kemampuan awal, mengaitkan pengalaman yang telah didapat sebelumnya dengan permasalahan yang dihadapi sehingga menuntut kemampuan intelektual dan kemampuan berfikir yang telah dimiliki dalam proses pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam atau sains ( science ) di ambil dari kata sianita yang arti harafiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam membahas tentang gejala – gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Menurut Sumatowa ( 2010 : 3 ), IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dengan kebendaan secara sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen / sistemtia ( teratur ). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA adalah suatu proses interaksi
peserta didik dengan sumber belajar yang di susun secara sistematis dengan melalui percobaan dan pengamatan secara sistematis serta menggunakan prosedur yang benar melalui proses kegiatan tertentu, untuk mendapatkan hasil pembelajaran. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara- cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Ciri - ciri Pembelajaran IPA meliputi : (1) Hampir semua indera, seluruh proses berpikir, dan berbagai gerakan otot; (2) Berbagai teknik (cara), seperti observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi; (3) Alat bantu pengamatan untuk memperoleh data yang obyektif, sesuai sifat IPA yang mengutamakan obyektifitas. (4) Kegiatan temu ilmiah, mengunjungi objek, studi pustaka, dan penyusunan. (5) Hipotesis untuk mempeloleh pengakuan kebenaran temuan yang benar benar obyektif, dan (6) Proses aktif, artinya belajar IPA merupakan suatu yang harus dilakukan siswa, bukan suatu yang dilakukan untuk siswa. METODE Peneliti ini menggunakan metode deskritif. Yang dimaksud dengan metode deskritif menurut Nawawi (2003:6) adalah : “ Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek / obyek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain ) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Bentuk penelitian merupakan salah satu kondisi dari metode penelitian yang dipergunakan. Dalam penelitian ini adalah bentuk survei. Survei sering digunakan untuk menyusun suatu perencanaan yang sudah ada. kelasnya sendiri Penggunaannya sebagai data perencanaan dimungkinkan karena melalui survei suatu obyek penelitian diungkapkan secara menyeluruh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Iskandar (2008:20) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan “bagian dari penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru dan dosen di kelas (sekolah dan perguruan tinggi) tempat ia mengajar yang bertujuan memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas proses pembelajaran di kelas” Penelitian ini dilaksanakan didalam kelas karena berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas pada Sekolah Dasar Negeri 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak pada kelas IV semester I tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2012. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Teknik observasi langsung. Melakukan pengamatan dan mengumpulkan data secara langsung terhadap kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas IV SDN 25 Kalumpe pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, baik pada observasi awal maupun penelitian yang akan dilaksanakan. (2) Teknik komunikasi langsung. Mengadakan wawancara langsung dengan guru
maupun pada siswa kelas IV SDN 25 Kalumpe guna memperoleh keterangan yang diperlukan baik saat observasi awal maupun wawancara penelitian yang akan dilaksanakan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Pada teknik observasi langsung untuk mengumpulkan data dengan mengamati secara langsung kegiatan pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas yang digunakan adalah lembar observasi. (2) Pada teknik komunikasi langsung alat yang digunakan adalah pedoman wawancara untuk memperoleh keterangan dalam penelitian baik dengan guru maupun siswa. Sebelum dilaksanakannya penelitian, maka peneliti menyusun tahapantahapan dalam kegiatan penelitian ini, yang meliputi : (1) Perencanaan (planning) (2) Pelaksanaan (acting) (3) Pengamatan (observing) (4) Refleksi (Reflecting) Dalam penelitian tindakan kelas, analisis dilakukan peneliti sejak awal, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat dilakukan pencatatan dilapangan melalui observsasi atau pengamatan tentang kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, hubungan guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan siswa lain. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Sumarni (dalam Sudjana 1994:27) rumus presentase yang digunakan adalah sebagai berikut : X% = n x 100% N X% = Prosentase hasil hitung n = Jumlah siswa yang memperoleh nilai tertentu N = Jumlah seluruh siswa Berdasarkan keputusan sekolah tentang kriteria ketuntasan minimal (KKM), siswa dianggap mencapai ketuntasan minmal apabila sudah mencapai nilai minimal 60. Dan apabila siswa belum mencapai nilai 60 maka akan diadakan perbaikan. HASIL Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak, dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang pada mata pelajaran IImu Pengetahuan Alam.. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus yaitu siklus 1 pada tanggal 14 September 2012, siklus 2 pada tanggal 21 September 2012 dan siklus 3 pada tanggal 28 september 2012, setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan dengan materi menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran. Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data tentang aktivitas belajara siswa pada mata pelajaran IImu Pengetahuan Alam yang meliputi (1) aktivitas fisik, (2) aktivitas mental dan (3) Aktivitas emosional. Sebelum melakukan tindakan siklus 1, terlebih dahulu peneliti berkoodinasi dengan guru kolaborator untuk melakukan pengamatan awal. Adapun rerata aktivitas Pra-Tindakan dan setelah tindakan siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 1.
Rerata Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Base Line, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Capaian (%) No
1
2
3
Indikator Aktivitas yang diamati
Aktivitas Fisik a. Siswa menyimak penjelasan guru b. Siswa mengamati jenis batang pada tumbuhan c. Siswa menulis hasil pengamatan pada lembaran pengamatan Rerata Aktivitas Mental a. Siswa mendiskusikan hasil pengamatan b. Siswa mengajukan pertanyaan c. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran Rerata Aktivitas Emosional a. Siswa berantusiasi dalam proses pembelajaran b. Siswa mempresentasikan hasil pengamatan secara lisan c. Siswa bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran Rerata
Base Line
Siklus I
Siklus II
Siklus III
37,25
46,88
59,38
65.63
56,25
62,50
75,00
81.25
31,25
37,50
68,75
78.12
41,58
48,96
67,71
75,00
53,12
59,38
71,88
75,00
43,75
53,12
59,38
62.50
37,50
43,75
65,63
68.75
44,79
52,08
65,63
68.75
43,75
53,12
59,38
71.88
37,50
46,88
62,50
65.63
31,25
43,75
59,38
62.50
37,50
47,91
60,42
66.67
PEMBAHASAN Rekapitulasi persentase data siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diambil oleh kolaborator dengan mengggunakan lembaran observasi dapat peneliti deskripsikan sebagai berikut. Menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran dapat meningkatkannya aktivitas fisik dari rerata base line 41,58% menjadi 48,96% pada siklus 1, dan siklus 2 67,71% serta terakhir siklus 3 sebesar 75%. Adapun dari base line sampai siklus 1, 2 dan 3 dapat mengalami peningkatan 58,31%. Menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas mental dari rerata base line 44,79% menjadi 52,08% pada siklus 1, dan siklus 2 adalah 65,63% serta terakhir siklus 3 sebesar 68,75%. Adapun dari base line sampai siklus 1, 2, dan 3 dapat mengalami peningkatan 57,81%. Menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran dapat meningkatnya aktivitas emosional dari rerata base line 37,5% menjadi 47,91% pada siklus 1 dan siklus 2 adalah 60,42% serta terakhir siklus 3 sebesar
66,67%. Adapun dari base line sampai siklus 1, 2, dan 3 dapat mengalami peningkatan 53,12% . KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penyajian dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas sebelum dan setelah tindakan 3 siklus secara umum dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan belajar menggunakan keterampilan proses pada pembalajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas IV SDN 25 Kalumpe Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak dengan hasil sebagai berikut: (1) Terdapat peningkatan aktivitas fisik pada pembelajan Ilmu Pengetahuan Alam dengan digunakannya pendekatan keterampilan proses dari rerata base line ke siklus 3 sebesar 41.58% menjadi 75 %. Adapun dari base line ke siklus 3 dapat mengalami peningkatan menjadi 33,42 % ; (2) Terjadi peningkatan aktivitas mental pada pembelajan Ilmu Pengetahuan Alam dengan digunakannya keterampilan proses dari rerata base line ke siklus 3 sebesar 44.79 % menjadi 68.75 %. Adapun dari base line ke siklus 3 dapat mengalami peningkatan menjadi 23.96 % ; (3) Terdapat peningkatan aktivitas emosional pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan digunakannya keterampilan proses dari rerata base line ke 3 sebesar 37.5 %menjadi 66.67%. Adapun dari base line ke siklus 3 dapat mengalami peningkatan menjadi 29.17 % ; (4) Terdapat peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebagai dampak meningkatnya aktivitas fisik, mental dan emosional dengan digunakan keterampilan proses dari base line ke siklus 3 sebesar 28,85%. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini maka disarankan : (1) Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru harus memiliki strategi dan kesabaran dalam bimbingan siswa; (2) Guru harus profesional dalam mengatur waktu, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efesien; (3) Guru harus lebih profesional dalam mengelola kelas, agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif, efesien dan menyenangkan; dan (4) Guru maupun peneliti sebaiknya harus menambah wawasan dan pengetahuan, sehingga dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
DAFTAR PUSTAKA Ambarjaya. (2012). Psikologi Pendidikan & Pengajaran. Yogyakarta : CAPS Iskandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press Kurikulum 2004. (2004). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains. Depdiknas. Jakarta. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA. Depdiknas. Jakarta. Nawawi. H. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Sardiman. (1998). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV Rajawali