PENGARUH TUNJANGAN DAN BONUS TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA (Studi Kasus Bagian Penjualan Pada BFI Finance Cabang Tasikmalaya)
SINTA KARTIKA RAHMAWATI (113403116)
Jl. Kolonel Abdul Saleh blk No. 65 Tasikmalaya Email :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 PO.BOX 164 Tasikmalaya 46115 Website : http://unsil.ac.id
ABSTRACT This purpose of this study was describe (1) Allowance, Bonus, Employee Productivity, (2) Influence of Allowance and Bonus both partially on Employee Productivity, (3) Influence of Allowance and Bonus both simultaneously on Employee Productivity. This research used descriptive method with case study approach. Data collection implemented by primary data that obtained directly from subjects on BFI Finance branch Tasikmalaya and secondary data from literature. Result showed : (1) Amount of Allowance, Bonus and Employee Productivity tends to changes up or down (2) Correlation but no significant between allowance and employee productivity and significant correlation between bonus and employee productivity (3) Significantly relantionship for allowance and bonus to employee productivity. Keyword: Allowance, Bonus, Employee Productiviy
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Tunjangan, Bonus, Produktivitas Tenaga Kerja, (2) Pengaruh Tunjangan dan Bonus secara parsial terhadap Produktivitas Tenaga Kerja, (3) Pengaruh Tunjangan dan Bonus secara simultan terhadap Produktivitas Tenaga Kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini BFI Finance cabang Tasikmalaya dan
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Besarnya Tunjangan, Bonus dan Produktivitas Tenaga Kerja cenderung mengalami naik/turun (2) Tunjangan berpengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dan Bonus berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja (3) Tunjangan dan Bonus berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Kata Kunci: Tunjangan, Bonus, Produktivitas Tenaga Kerja
PENDAHULUAN Persaingan dunia usaha saat ini semakin kompetitif, karena itu setiap perusahaan harus mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya dengan efektif dan efisien agar tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Salah satu contoh dari sumber daya perusahaan tersebut adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah harta yang paling penting yang dimiliki suatu organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan suatu organisasi tersebut. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sadar akan pentingnya sumber daya manusia bagi kelangsungan hidup dan kemajuan suatu perusahaan, maka suatu perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada faktor produksi ini dan sudah sewajarnya pemilik perusahaan memandang sumber daya manusia lebih dari sekedar aset perusahaan dan menjadikan mitra dalam berusaha. Tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan produktifitas kerja karyawan. Salah satu dari faktor-faktor tersebut adalah kompensasi, yaitu imbalan atau pengganti tenaga dan pikiran dari para karyawan yang diberikan oleh perusahaan berupa uang dan fasilitasfasilitas lainnya yang dapat digunakan oleh para karyawan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Prestasi kerja pegawai bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya pemberian kompensasi yang berupa tunjangan dan bonus. Para karyawan akan lebih termotivasi untuk melakukan tanggung jawab atas pekerjaan mereka apabila perusahaan mengerti dan memperhatikan betul akan kebutuhan para karyawan maka akan memicu semangat para karyawan dalam memberikan kinerja terbaik untuk perusahaan.
Salah satu cara terbaik meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah dengan diberikannya kompensasi berupa tunjangan dan bonus. Jika program tunjangan dan bonus dirasakan adil dan kompetitif oleh karyawan, maka perusahaan akan lebih mudah untuk menarik karyawan yang potensial, mempertahankannya dan memotivasi karyawan agar lebih meningkatkan kinerjanya, sehingga produktivitas meningkat dan perusahaan mampu menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif. Kinerja karyawan yang optimal sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Dengan terbentuknya motivasi yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Hal ini tentu dilakukan pada BFI Finance cabang Tasikmalaya yang memberikan kompensasi kepada karyawannya yang berupa tunjangan dan bonus. Sejauh mana pengaruh pemberian tunjangan dan bonus terhadap produktivitas tenaga kerja di BFI Finance cabang Tasikmalaya ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti sebab seandainya pemberian tunjangan dan bonus tidak berpengaruh dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja, maka merupakan suatu kerugian bagi perusahaan karena pemberian tunjangan dan bonus yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa menjadi pengeluaran biaya yang kurang efektif. Tunjangan dan bonus diberikan sebagai akibat adanya pencapaian hasil sesuai target, sehingga untuk mencapai hasil yang baik harus diterapkan dengan baik pula. Pemberian tunjangan dan bonus nantinya akan memacu para tenaga kerja dalam meningkatkan produktivitasnya.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul penelitian yaitu โPengaruh Tunjangan dan Bonus terhadap Produktivitas Tenaga Kerjaโ, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi adalah
benefit
Indikator
Tunjangan
Tunjangan
kompensasi Jumlah
(X1)
tambahan (financial atau non financial) yang tunjangan
Skala Pengukuran
total
Rasio
yang
diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan dikeluarkan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk (bagian meningkatkan kesejahteraan mereka (Malayu penjualan) S. P Hasibuan 2005 : 133) Bonus (X2)
Bonus adalah imbalan yang diberikan kepada Jumlah
total
karyawan yang mampu bekerja sedemikian bonus
yang
Rasio
rupa sehingga tingkat produksi yang baku dikeluarkan dapat terlampaui. (Sondang P Siagian 2010: (bagian 540 )
penjualan)
Produktivitas Produtivitas
tenaga
kerja
sebagai
suatu Perbandingan
Tenaga
konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara:
Kerja ( Y )
antara output (hasil kerja) dengan input Output:
Rasio
(beban pegawai) yang dibutuhkan untuk Hasil Penjualan menghasilkan produk dari seorang tenaga Input: kerja,
maksudnya
bahwa
(jumlah
produktivitas jam tenaga kerja,
seorang tenaga kerja sangat berkaitan dengan jumlah
pekerja,
hasil kerja yang diperoleh terhadap waktu jumlah gaji dan yang diperlukan untuk menghasilkannya. (J. upah Ravianto 2001: 102)
bagian
penjualan)
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menurut Nazir (2003: 328) menyatakan : Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur
yang diperlukan dalam
melaksanakan suatu penelitian, data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian.
Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah data primer dan sekunder. 1.
Data Primer (Primary Data). Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber utama.
2.
Data Sekunder (Secondary Data). Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang dikumpulkan berupa data kuantitatif.
Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan maka dibutuhkan data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini. Dalam memperoleh data dan informasi yang akan mendukung penelitian ini, maka penulis mengumpulkan data berupa : 1.
Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam teknik penelitian lapangan, penulis meninjau secara langsung objek penelitian untuk memperoleh data primer. Tujuan dari penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data yang akurat dengan cara : a. Observasi Yaitu pengamatan langsung dengan cara merekam kejadian, mengukur, menghitung dan mencatat kegiatan objek yang diteliti. b. Wawancara Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak manajemen perusahaan yang berkompeten untuk memperoleh penjelasan yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
penjelasan-
c. Studi Dokumentasi Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan penelaahan terhadap dokumen, formulir, laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan mendukung terhadap penelitian ini. 2.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Model/Paradigma Penelitian Bertitik tolak dari judul penelitian yaitu โPengaruh Tunjangan dan Bonus Terhadap Produktivitas Tenaga Kerjaโ, maka berikut digambarkan paradigma penelitian, berikut indikator-indikator setiap variabel penelitian, baik itu indikator variabel independen yaitu Tunjangan (X1) dan Bonus (X2) maupun variabel dependen yaitu Produktivitas Tenaga Kerja (Y).
(X1)
๐XY1 (Y)
(X2)
๐XY2
๐Yโฎ ฮต
Gambar 1.1 Paradigma Penelitian Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, dimana ada dua variabel bebas (independent variable) yaitu Tunjangan (X1) dan Bonus (X2) dan ada satu variabel terikat (dependent variable) yaitu Produktivitas Tenaga Kerja (Y). Teknik yang digunakan adalah analisa regresi ganda. Regresi ganda yaitu regresi yang menghubungkan dua variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini digunakan apabila ingin mengetahui bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Teknik data yang digunakan dalam analisis data dan rancangan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Uji Asumsi Klasik Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik regresi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Linear Regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti terdiri atas: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu : a. Jika probabilitas > 0,05 distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam software IBM SPSS Statistics 16.0 Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Jika data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah: a. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. b. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dan koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar erornya semakin besar pula. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearatas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). VIF =
1 1 โ ๐
๐2
Dimana R2i adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan meregresikan salah satu variabel bebas X1 terdapat variabel bebas lainnya. Jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat multikolonieritas (Gujarati, 2004: 362). 3. Uji Heteroskedastisitas Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-Glejser yaitu dengan mengregresikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen) (Gujarati, 2004: 406). Selain itu, dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 16,0 heteroskedastisitas juga bisa dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang lain sebelumnya. Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang diperoleh menjadi tidak efisien, artinya kesalahannya menjadi sangat besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W): ๐ทโ๐ =
๐๐ก โ ๐๐กโ1 ๐๐ก2
Kriteria uji: bandingkan nilai D โ W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson: a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 โ dL, kesimpulannya pada data tersebut terdapat autokorelasi b. Jika dU < D-W < 4 โ dU, kesimpulannya pada data tersebut tidak terdapat autokorelasi c. Tidak ada kesimpulan jika: dL โค D โ W โค dU atau dU โค D โ W โค 4 โ dL Apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan runs test. 2. Koefisien Kolerasi Berganda ๐
๐๐1 ๐2 =
๐ 2 ๐๐1 + ๐ 2 ๐๐ 2 โ 2๐๐๐1 . ๐๐๐2 . ๐๐. ๐๐1 ๐2 1 โ ๐ 2 ๐1 ๐2
(Sugiyono, 2013 : 297) Keterangan : RYX1X2
= korelasi
ganda antara X1, X2, secara serentak dengan variabel Y
rYX1
= korelasi antara X1 dengan Y
rYX2
= korelasi antara X1 dengan Y
rX1X2
= korelasi ganda antara X1 dan X2 Untuk menginterprestasikan kriteria nilai koefisien korelasi maka digunakan
pedoman interpretasi koefisien sebagai berikut :
Tabel 1.2 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval
Tingkat Hubungan
0,00 โ 0,199
Sangat rendah
0,20 โ 0,399
Rendah
0,40 โ 0,599
Sedang
0,60 โ 0,799
Kuat
0,80 โ 1,000
Sangat kuat
Sumber : Sugiyono (2013 : 287) 3. Koefisien Determinasi Lebih jelasnya, rumus koefisien determinasi dapat dilihat sebagai berikut : Kd = (r)2 x 100% Keterangan : Kd
= koefisien determinasi
r
= koefisien korelasi Untuk mencari pengaruh faktor lain yang mempengaruhi variabel Y maka
digunakan rumus koefisien non determinasi sebagai berikut : Knd = 1 โ (r)2 x 100% Selanjutnya dilakukan penetapan hipotesis operasional, penepatan tingkat signifikasi, kaidan keputusan dan penarikan kesimpulan, sebagai berikut : a. Hipotesis Ha1, ฯYX1 โ 0
:
Tunjangan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
produktivitas tenaga kerja. Ho1, ฯYX1 = 0
: Tunjangan tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha2, ฯYX2 โ 0
: Bonus berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ho2, ฯYX2 = 0
: Bonus tidak berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha3, ฯYX1 = ฯYX2 โ 0
: Tunjangan dan bonus secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.
Ha3, ฯYX1 = ฯYX2 = 0
: Tunjangan dan bonus secara simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja.
b. Uji Signifikasi Untuk menguji signifikasi dilakukan dua pengujian, yaitu : 1) Secara parsial menggunakan uji t (Sugiyono 2013 : 300) ๐ก=
๐ ๐โ2 1 โ ๐2
2) Secara simultan menggunakan uji F (Sugiyono 2013 : 297) ๐ 2 (๐ โ ๐ โ 1) ๐น= ๐(1 โ ๐ 2 ) Daerah kritis dapat dicari dengan melihat tabel. Nilai tabel dapat dicari pada tabel t yakni nilai t dari ฮฑ = 0,05 dengan derajat kebebasan df : n-2. c. Kriteria pengujian 1) Secara parsial Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung โค ttabel Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung โฅ ttabel 2) Secara simultan Tolak Ho jika Fhitung โฅ ttabel dan diterima Ho jika Fhitung โค ttabel 4. Persamaan Regresi Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara variasi-variasi variabel X terhadap Y, dengan rumus : แฟจ = bo + b1X1 + b2X2 + ะต (Sugiyono 2013 : 298) Keterangan : แฟจ
= Produktivitas kerja karyawan
bo
= Konstanta
ะต
= Standar error
b1, b2 = Koefisien regresi (nilai pengaruh perubahan yaitu suatu bilangan yang menunjukkan pengaruh tunjangan dan bonus terhadap produktivitas tenaga kerja) X1
= Tunjangan (Rp.)
X2
= Bonus (Rp.)
PEMBAHASAN Pemberian Tunjangan pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Pemberian tunjangan tertinggi diperoleh BFI Finance cabang Tasikmalaya pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 31,300,000,00 sedangkan tunjangan terendah diperoleh BFI Finance cabang Tasikmalaya pada tahun 2007 sebesar Rp. 23,000,00,00. Kenaikan tunjangan dari tahun 2005-2006 adalah sebesar 2,94%, namun pada tahun 2006-2007 terjadi penurunan sebesar 8,76% dan pada tahun 2007-2008 mengalami kenaikan kembali sebesar 3,04%. Kenaikan juga terjadi pada tahun 2008-2009 yaitu sebesar 13,20%. Namun terjadi penurunan pada tahun 2009-2010 sebesar 9,32%, lalu pada tahun 20102011 mengalami penurunan sebesar 9,76%. Kemudian pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan kembali sebesar 5,78%, lalu pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan kembali sebesar 9,73% dan pada tahun 2013-2014 terjadi peningkatan kembali sebesar 6,30%. Kenaikan dan penurunan yang terjadi disebabkan karena masing-masing tahun mengalami kenaikan atau penurunan jumlah karyawan, yaitu adanya karyawan yang keluar dan masuknya karyawan baru tiap tahunnya dan adanya kebijakan dari perusahaan BFI Finance cabang Tasikmalaya mengenai pemberian tunjangan kepada pegawai sehingga mempengaruhi terhadap pemberian tunjangan.
Pemberian Bonus pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Pemberian bonus di BFI Finance cabang Tasikmalaya dalam periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan dan penurunan, hal tersebut disebabkan karena hasil penjualan mengalami fluktuasi (naik turun), dimana pemberian bonus sendiri tergantung dari hasil penjualan yang telah dicapai. Pemberian bonus tertinggi diperoleh BFI Finance cabang Tasikmalaya pada tahun 2014 sebesar Rp. 19,967,281,00. Sedangkan pemberian bonus terendah diperoleh pada tahun 2008 sebesar Rp. 14,466,281,00. Kenaikan persentasi bonus dari tahun 2005-2006 mengalami kenaikan sebesar 1,71%. Namun pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan sebesar 8,31%, dan pada tahun 2007-2008 mengalami penurunan sebesar 9,17%. Pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan kembali sebesar 11,19%, pada tahun 2009-2010 kenaikan sebesar 7,36%, juga pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 1,55%. Lalu pada tahun 2011-2012 mengalami kenaikan sebesar 4,57%, pada tahun 2012-2013 mengalami kenaikan sebesar 1,01%. Dan untuk yang terakhir
yaitu tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 7,09%. Perubahan yang terjadi pada jumlah bonus yang diberikan, disebabkan adanya perbedaan kemampuan tiap karyawan bagian penjualan dalam pencapaian target tiap tahunnya atau tidak tetap.
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa produktivitas dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan dan penurunan. Pada tahun 2005-2006 kenaikannya sebesar 4,27%, namun pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan sebesar 6,52% penurunan juga terjadi pada tahun 2007-2008 yaitu sebesar 9,11%. Lalu pada tahun 2008-2009 mengalami kenaikan kembali sebesar 12,80%, kemudian pada tahun 2009-2010 kenaikannya sebesar 6,89%. Pada tahun 2010-2011 mengalami kenaikan sebesar 5,38%, kenaikan pada tahun 2011-2012 yaitu sebesar 9,4%, lalu pada tahun 2012-2013 terjadi kenaikan sebesar 2,4% dan pada tahun 2013-2014 juga mengalami kenaikan sebesar 5,76%. Kenaikan dan penurunan produktivitas terjadi, akibat tingkat pencapaian target masing-masing karyawan itu sendiri dan adanya kenaikan dan penurunan jumlah produktivitas dikarenakan jumlah tenaga kerja dan tingkat kehadiran atau absensi yang mengalami kenaikan dan penurunan.
Pengaruh Tunjangan Secara Parsial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh tunjangan secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah โTunjangan secara parsial berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerjaโ. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 pada lampiran 1, diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X1 (Tunjangan) terhadap Y (Produktivitas Tenaga Kerja) adalah sebesar 0,535. Ini berarti antara tunjangan dengan produktivitas tenaga kerja mempunyai hubungan yaitu sebesar 53,5% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,286 (0,5352), menunjukan bahwa besarnya pengaruh tunjangan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah sebesar 28,6%. Artinya 28,6% variabilitas variabel produktivitas tenaga kerja dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang ada dalam hal ini adalah tunjangan.
Dengan kriteria terima Ho jika thitung < ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar 0,473. Dengan mengambil taraf signifikan ฮฑ sebesar 5% maka ttabel sebesar 2,365 sehingga thitung < ttabel ( 0,473 < 2,365 ) dengan tingkat signifikansi 0,651 > 0,05. Dikarenakan thitung < ttabel dan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka kaidah keputusunnya adalah terima Ho1 atau tolak Ha1, artinya tunjangan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Dimana setiap kenaikan tunjangan yang dikeluarkan berpengaruh tapi tidak diikuti dengan kenaikan produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian, apabila tunjangan yang diberikan oleh BFI Finance cabang Tasikmalaya kepada karyawan telah memadai maka secara tidak langsung akan berdampak terhadap produktivitas tenaga kerja. Namun disini hasilnya tidak signifikan. Hal ini dikarenakan tunjangan yang diberikan naik turun, disebabkan oleh jumlah karyawan tidak tetap dengan adanya yang keluar dan masuknya karyawan baru. Menurut Malayu S. P Hasibuan, tunjangan adalah benefit kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun pada teori ini belum tentu tunjangan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Hasil penelitian ini pun mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Refi Alfian Muslim (2013) yang mengkaji mengenai Pengaruh Pemberian Tunjangan dan Insentif Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan pada Ruang Sukapura RSUD Kota Tasikmalaya. Dengan hasil penelitian bahwa tunjangan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.
Pengaruh Bonus Secara Parsial Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh bonus secara parsial terhadap produktivitas tenaga kerja, maka dilakukan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah โBonus secara parsial berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerjaโ. Untuk menguji hipotesis di atas, maka dilakukan pengolahan atas data hasil penelitian. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16,0 pada lampiran 1, diperoleh nilai koefisien korelasi secara parsial untuk variabel X2 (Bonus) terhadap variabel Y (Produktivitas Tenaga Kerja) adalah sebesar 0,784. Ini berarti antara bonus dengan produktivitas tenaga kerja mempunyai hubungan
yaitu sebesar 78,4% dengan kategori kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,614 (0,7842), menunjukan bahwa besarnya pengaruh tunjangan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah sebesar 61,4%. Artinya 61,4% variabilitas variabel produktivitas tenaga kerja dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah bonus. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung > ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran 1, diperoleh nilai thitung sebesar 12,382. Dengan mengambil taraf signifikan ฮฑ sebesar 5% maka ttabel sebesar 2,365 sehingga thitung > ttabel (12,382 > 2,365) dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05 maka kaidah keputusunnya adalah tolak Ho2 atau terima Ha2, artinya bonus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Dimana setiap kenaikan bonus yang diberikan diikuti dengan kenaikan produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian, apabila bonus yang diberikan kepada karyawan telah memadai maka secara tidak langsung akan berdampak langsung terhadap produktivitas tenaga kerja. Menurut Sondang. P Siagian (2010: 540) bonus adalah imbalan yang diberikan kepada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku dapat terlampaui. Hasil penelitian ini pun mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dede Yusuf Hidayat (2011) yang mengkaji Pengaruh Biaya Gaji dan Bonus Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja PT. Catur Wangsa Indah Palem Tasikmalaya. Dengan hasil penelitian bahwa bonus secara parsial berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.
Pengaruh Tunjangan dan Bonus Secara Simultan Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pada BFI Finance cabang Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh tunjangan dan bonus secara simultan terhadap produktivitas tenaga kerja, maka dilakukan analisis regresi linier berganda dan uji atas hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah โTunjangan dan bonus berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerjaโ yang berarti apabila tunjangan dan bonus pada perusahaan dilaksanakan dengan optimal maka akan menghasilkan produktivitas tenaga kerja yang optimal juga. Hasil perhitungan regresi ganda dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, diperoleh hasil sebagai berikut : Y = - 4082,975 + 10,836 (X1) + 507,031 (X2)
Dari hasil di atas maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan persamaan regresi tersebut didapat nilai konstanta sebesar -4082,975 artinya jika tunjangan (X1) dan bonus (X2) nilainya adalah nol maka produktivitas tenaga kerja (Y) yang akan dicapai adalah sebesar -4082,975. Dan dari koefisien b positif yang dapat diartikan bahwa angka arah atau koefisien regresi tersebut menunjukan angka peningkatan, setiap peningkatan tunjangan dan bonus, maka akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Hal ini berarti bahwa tunjangan dan bonus berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Dari hasil perhitungan SPSS versi 16.0 pada lampiran 1, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara tunjangan dan bonus terhadap produktivitas tenaga kerja sebesar 0,784 mempunyai hubungan yaitu sebesar 78,4% dengan kategori sangat kuat (Sugiyono, 2007:183). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara tunjangan dan bonus terhadap produktivitas tenaga kerja yaitu sebesar 0,614 atau 61,4%. Artinya 61,4% variabilitas variabel produktivitas tenaga kerja dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah tunjangan dan bonus. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap produktivitas tenaga kerja selain tunjangan dan bonus adalah sebesar 38,6%. Berdasarkan hasil penelitian, besarnya faktor lain (faktor residu) yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pada BFI Finance cabang Tasikmalaya dapat diartikan bahwa tunjangan dan bonus yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut merupakan faktor yang kuat mempengaruhi pada peningkatan atau penurunan produktivitas tenaga kerja namun ada faktor lain yang mempengaruhi pada peningkatan atau penurunan produktivitas tenaga kerja pada BFI Finance cabang Tasikmalaya, yaitu : gaya kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi. Jadi hasil penelitian ini tunjangan berpengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Menurut Malayu S. P Hasibuan (2005 : 133) tunjangan disebut juga sebagai benefit, tunjangan adalah benefit kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Tetapi dari teori tersebut belum tentu tunjangan berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Bonus berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Adapun teori yang mengatakan bonus berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam satu kurun waktu tertentu. Jika jumlah unit produksi yang dihasilkan melebihi jumlah yang telah ditetapkan,
karyawan menerima bonus atas kelebihan jumlah yang dihasilkannya itu dan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja (Sondang P. Siagian 2010:540). Tunjangan dan bonus berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Menurut J. Ravianto (2001 : 102) produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara output ( hasil penjualan) dengan input (beban pegawai) yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja, maksudnya bahwa produktivitas seorang tenaga kerja sangat berkaitan dengan hasil kerja yang diperoleh terhadap waktu yang diperlukan untuk menghasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert N. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 2. Murtanto. Jakarta : Salemba Empat. Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti. Bernadine R. Wirjana, M.S.W dan Prof. Dr. Susilo Supardo, 2005, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya. CV. Andi offset. Yogyakarta. Christyanty, Verra V. 2010. Pengaruh Pemberian Tunjangan dan Produktivitas Terhadap Laba Operasional (Studi kasus pada PDAM Tirta Anom Kota Banjar). Skripsi Universitas Siliwangi : Tasikmalaya. Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Hasibuan, Sp Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Wayne F. Carcio. 2003. Managing Human Resources. Fourth Edition. USA : Mc Crawtill. Wiratama,
Austindo.
2015.
msdm.blogspot.com
April.
2009.
Manajemen
SDM
(Kompensasi).
teori-