PENGARUH QUALITY CONTROL TERHADAP PRODUK CACAT PADA PERUSAHAAN PENGGILINGAN PADI “TR” SINGAPARNA TASIKMALAYA
RIDWAN ADITRIA RHOMADHON 093402146
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya e-mail :
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang dapat meminimalisir Produk Cacat di Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya yaitu melalui Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian, dan Biaya Kegagalan Internal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus serta data yang dikumpulkan untuk keperluan penelitian penulis mengambil data selama satu tahun yaitu tahun 2012 dengan pengambilan data per bulan.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi dokumentasi, dan observasi serta studi kepustakaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur ( path analysis ). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Variabel Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian berpengaruh secara parsial terhadap meminimalisasi Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya kecuali Biaya Kegagalan Internal. Secara simultan Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian juga berpengaruh signifikan terhadap Meminimalisir Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya kecuali Biaya Kegagalan Internal. Kata Kunci: Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian, dan Biaya Kegagalan Internal, Produk Cacat.
ABSTRACT
The objective of this research is to knowing and analyze the factors that could affect the minimization Broken Products of the Company Rice Milling “TR” Singaparna Tasikmalaya is through Preventation Cost, Appraisal Cost and Internal Failure Cost. The method used In this research is ananalytical descriptive method with the study case approach. The data is collected every once a month for one year that is 2012 year. The techniques of collecting the data are done through interview, documentation study, observation, and bibliographical study. The tool of analyzing the data is path analysis. Based on the research results revealed that Preventation Cost, Appraisal Cost in the Company Rice Milling “TR” Singaparna Tasikmalaya could minimization Broken Products except Internal Failure Cost. The eachs variable Preventation Cost, Appraisal Cost of the partial effect of the minimization Broken Products in the Company Rice Milling “TR” Singaparna Tasikmalaya except Internal Failure Cost. Simultaneously Preventation Cost, Appraisal Costalso have a significant effect minimization Broken Productson the Company Rice Milling “TR” Singaparna Tasikmalaya except Internal Failure Cost. Keywords: Preventation Cost, Appraisal Cost and Internal Failure Cost, Broken Products.
PENDAHULUAN
Di era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada kualitas. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak langsung kepada perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya hasil penjualan sehingga dapat memperbesar pangsa pasar ( Market Share ) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapat perusahaan. Kualitas sebagai kunci dalam persaingan industri, secara strategi dapat didefinisikan sebagai segala susuatu yang memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kualitas yang berbeda akan dihasilkan produk yang sama dengan harga yang berbeda sehingga pasar yang dikuasai juga berbeda.
Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Ancella A. Hermawan ( 2000: 5 ) “secara operasional, produk dan jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Untuk memenuhi harapan pelanggan tersebut dapat melalui atribut-atribut kualitas atau sering disebut dimensi kualitas. Ada delapan dimensi kualitas, yaitu kinerja, estetika, kemudahan perawatan, dan perbaikan, fitur, kendalan, tahan lama, kualitas kesesuaian dan kecocokan penggunaan”. Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga dapat diperoleh hasil akhir yang optimal. Kualitas yang meningkat akan mengurangi terjadinya Produk Cacat sehingga mengakibatkan biaya-biaya yang terus menurun dan pada akhirnya meningkatnya laba. Kegiatan Quality Control yang dilakukan perusahaan tentunya memerlukan sejumlah biaya. Secara umum biaya Quality Control terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian dan biaya kegagalan. Dalam kenyataannya biaya Quality Control tersebut biasanya terdiri dari biaya barang-barang yang rusak, biaya karena keterlambatan produksi akibat kualitas buruk atau kerugian-kerugian lainnya. Mengingat pentingnya kualitas produk yang dihasilkan perusahaan maka biaya kualitas harus diperhatikan perusahaan. Pada umumnya Quality Control di dalam perusahaan mempunyai beberapa tujuan tertentu antara lain terdapatnya peningkatan kepuasan konsumen dan proses produksi dapat dilaksanakan dengan biaya yang serendahrendahnya serta selesai pada waktu yang telah ditetapkan. Dalam proses produksinya, perusahaan penggilingan padi “TR” Singaparna masih selalu menemukan Produk Cacat yang berupa menir (Beras Patah). Jika dalam proses produksi Produk Cacat tersebut jumlahnya terus meningkat maka produk tersebut tidak dapat dijual yang berdampak pada menurunnya laba perusahaan. Karena peningkatan kualitas produk tidak berarti meningkatkan biaya tapi produk yang berkualitas cacat justru akan membebani biaya dengan banyaknya Produk Cacat yang dihasilkan maka semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk memperbaikinya. Aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kualitas akan menimbulkan biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang sesuai
spesifikasinya untuk memenuhi kepuasan konsumen disebut biaya kualitas. Menurut Juran dan Gryna (2002:20) biaya kualitas dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu biaya pencegahan (preventor cost), biaya penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal (internal failure cost), dan biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost). Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan Ancella A. Hermawan (2000:7) berpendapat bahwa peningkatan biaya kualitas khususnya biaya kontrol ( biaya pencegahan dan penilaian) akan berdampak pada kinerja produksi dalam mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai kualitas dan meminimalisir terjadinya Produk Cacat. METODE PENELITIAN Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan melalui wawancara langsung dengan pihak Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Tasikmalaya dan kemudian data tersebut diolah melalui SPSS Versi 20.0. Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah Biaya Quality Control dan Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya yaitu periode tahun 2012 dari mulai Januari sampai Desember Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (Affandi, 1994). Tujuan digunakan analisis jalur adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X terhadap variabel Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama – sama. Selain itu juga, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat. Adapun formula Path Analysis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat Diagram Jalur Ɛ
X1 rx1x2
yx1
rx1x3
yƐ
yx2
X2
Y
rx2x3
yx3 X3
2. Menghitung Koefisien Jalur ( ) n
X th2 yxi
byxi
h 1 n
;1,2,....,k 2 th
Y h 1
Dimana byxi dapat ditentukan melalui n
n
byxi
Cij h 1
X jh Yh h 1
; i 1,2,....,k
(Sitepu, 1994)
Keterangan:
yxi = Koefisiensi jalur dari variabel X i terhadap variabel Y byxi
= Koefisiensi regresi dari variabel X i terhadap variabel Y
3. Menghitung Koefisien Korelasi (R) YXi =
CRyxi ; i = 1, 2, ..., k CRyy
(Sitepu, 1994)
Keterangan : YXi = Koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y C Ryxi = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-xi dari matriks invers korelasi Cryy = Unsur atau elemen pada baris ke-y dan kolom ke-y dari matriks invers korelasi
Besarnya r menunjukkan hubungan antara X dan Y, sedangkan pengaruh yang terjadi diukur oleh r2 (koefisien determinasi) yang dapat dihitung dengan rumus : = r2 x 100%
Kd
4. Menghitung Faktor Residu (Ɛ ) Sedangkan pengaruh variabel lainnya atau faktor residu/sisa dapat ditentukan melalui :
y
i
1 R 2 yi x1 x2 ...xk
dimana R2yix1x2...xk =
(Sitepu, 1994)
k
yx1 ryx i i 1
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Kriteria hipotesis secara simultan dengan tingkat keyakinan 95% atau α = 0,05 dan derajat kebebasan (df)(k-1) maka : Ho :
1= = =O
Berarti tidak ada pengaruh Quality Control terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ha
O Berarti ada pengaruh Quality Control terhadap Produk Cacat
pada
Penggilingan
Padi
“TR”
Singaparna
Tasikmalaya. Kriteria Hipotesis secara parsial: Ho1:
=O
berarti tidak ada pengaruh Biaya Pencegahan terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ha1 :
≠O
berarti ada pengaruh Biaya Pencegahan terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ho2 :
=O
berarti tidak ada pengaruh Biaya Penilaian terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ha2 :
≠O
berarti ada pengaruh Biaya Penilaian terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ho3 :
=O
berarti tidak ada pengaruh Biaya Kegagalan Internal terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Ha3 :
≠O
berarti ada pengaruh Biaya Kegagalan Internal terhadap Produk Cacat pada Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
PEMBAHASAN Data Quality Control dan Produk Cacat Untuk mengetahui pengaruh Quality Control terhadap jumlah Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya periode Januari – Desember 2012 maka perlu penyajian data yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Data Quality Control dan jumlah Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya periode Januari – Desember 2012 dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Data Quality Control dan Produk Cacat Pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya Selama Tahun 2012 Bulan
Biaya Biaya Biaya Produk pencegahan penilaiaan kegagalan Cacat (Y) (X1) (X2) internal (X3) (Kg) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) Januari 3.186.100 1.393.800 2.086.500 2377 Februari 3.501.700 2.212.100 1.786.600 1411 Maret 7.945.800 2.217.600 2.216.200 932 April 3.342.500 2.323.500 1.875.300 1341 Mei 3.260.200 2.194.800 1.910.500 1921 Juni 3.106.900 2.048.900 1.856.400 1612 Juli 3.657.300 2.208.800 2.030.600 2272 Agustus 7.272.400 2.133.300 1.804.000 777 September 3.581.400 2.388.200 1.756.200 1691 Oktober 3.658.200 2.300.800 2.009.600 1439 November 3.723.400 2.362.200 1.984.900 1170 Desember 3.056.700 2.272.200 1.856.400 867 Sumber : Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya Uji Model Dari hasil pengolahan data secara keseluruhan, penulis dapat memvisualisasikan ke dalam struktur pengaruh Biaya Pencegahan (X1), Biaya Penilaian (X2) dan Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Jumlah Produk Cacat (Y) sebagai berikut:
Ɛ
X1
rx1x2=0.077 rx1x3=0,334
PYX1 = 0,662
X2
PYE=
PYX2= -0,662
rx2x3=-0,326
0,331
Y
PYX3= -0, 415
X3 Gambar 4.1 Hubungan Struktural antara Variabel Biaya Pencegahan (X1), Biaya Penilaian (X2) dan Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Jumlah Produk Cacat (Y)
Tabel 4.6 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Biaya Pencegahan (X1) terhadap Produk Cacat (Y) No Nama Variabel 1 Biaya Pencegahan (X1) a. Pengaruh Langsung X1 Tehadap Y b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2 c. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X3 Pengaruh Total X1 Terhadap Y Sumber : Hasil data primer yang diolah
Formula ( yx1)( yx1) (0,662)2 ( yx1) ( rx1x2)( yx2) (0,662) (0,077) (-0,662) ( yx1) ( rx1x3)( yx3) (0,662) (0,334) (-0,415) a+b+c……(1)
Jumlah
0,4382 -0,0337 -0,0917 0,3128
Tabel 4.6 menunjukan bahwa pengaruh Variabel Biaya Pencegahan (X1) terhadap Produk Cacat (Y) secara langsung adalah sebesar 0,4382 atau 43,82 %. Sedangkan pengaruh tidak langsung terkecil adalah melalui Variabel Biaya Kegagalan Internal (X3) sebesar -0,0917 atau -9,17 % dan pengaruh tidak langsung terbesar adalah melalui Variabel Biaya Penilaian (X2) sebesar -0,0337 atau -3,37%. Pengaruh Variabel Biaya Pencegahan produk secara keseluruhan (total) terhadap Produk Cacat sebesar 0,3128 atau 31,28 %.
Tabel 4.7 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Biaya Penilaian (X2) terhadap Produk Cacat (Y) No Nama Variabel 2 Biaya Penilaian (X2) g. Pengaruh Langsung X2 Tehadap Y h. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 i. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X3 Pengaruh Total X2 Terhadap Y Sumber : Hasil data primer yang diolah
Formula ( yx2)( yx2) (-0,662)2 ( yx2)( rx2x1)( yx1) (-0,662) (0,077) (0,662) ( yx2)( rx2x3)( yx2) (-0,662) (-0,326) (-0,415) d+e+f……..(2)
Jumlah
0,4383 -0,0337 -0,0089 0,3957
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pengaruh variabel Biaya Penilaian (X2) terhadap Produk Cacat (Y) secara langsung adalah sebesar 0,4382 atau 43,82 %. Sedangkan pengaruh tidak langsung terkecil adalah melalui Variabel Biaya Pencegahan (X1) sebesar -0,0337 atau -3,37 % dan pengaruh tidak langsung terbesar adalah melalui variabel Biaya Kegagalan Internal (X2) sebesar -0,0089 atau -0,89 %. Pengaruh Variabel Biaya Penilaian secara keseluruhan (total) terhadap Produk Cacat sebesar 0,3957 atau 39,57 %. Tabel 4.8 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Produk Cacat (Y) No 3
Nama Variabel Biaya Kegagalan Internal (X3) d. Pengaruh Langsung X3 Tehadap Y e. Pengaruh Tidak Langsung X3 Melalui X1 f. Pengaruh Tidak Langsung X3 Melalui X2 Pengaruh Total X3 Terhadap Y
Formula ( yx3)( yx3) (-0,415)2 ( yx3) ( rx3x1)( yx1) (-0,415) (0,334) (0,662) ( yx3) ( rx3x2)( yx2) (-0,415) (-0,326) (-0,662) g+h+i……(3)
Jumlah
0,1722 -0,0917 -0,0895 -0,009
Sumber : Hasil data primer yang diolah Tabel 4.8 menunjukan bahwa pengaruh variabel Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Produk Cacat (Y) secara langsung adalah sebesar 0,1722 atau 17,22 %. Sedangkan pengaruh tidak langsung terkecil adalah melalui Variabel Biaya Pencegahan
(X1) sebesar -0,0917 atau -9,17 % dan pengaruh tidak langsung terbesar adalah melalui variabel Biaya Penilaian (X2) sebesar -0,0895 atau -8,95 %. Pengaruh variabel Biaya Kegagalan Internal secara keseluruhan (total) terhadap Produk Cacat sebesar -0,009 atau -0,9 %. Tabel 4.9 Pengaruh Total Variabel Biaya Pencegahan (X1) Biaya Penilaian (X2) dan Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Produk Cacat (Y) No Nama Variabel 1 Biaya Pencegahan (X1) Pengaruh Total X1 Terhadap Y 2 Biaya Penilaian (X2) Pengaruh Total X2 Terhadap Y 3 Biaya Kegagalan Internal (X3) Pengaruh Total X3 Terhadap Y Total Pengaruh X1, X2, X3 terhadap Y Pengaruh lain yang tidak diteliti
Formula
Jumlah
a+b+c……(1)
0,3128
d+e+f……(2)
0,3957
g+h+i……..(3) (1)+(2)+(3) = kd
-0,009 0,669
1 – kd = knd 1-0,669
0,331
Sumber : Hasil data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukan bahwa pengaruh total variabel Biaya Pencegahan (X1) Biaya Penilaian (X2), dan Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap Produk Cacat (Y) adalah sebesar 0,669 atau 66,9%. Sedangkan untuk pengaruh lain yang tidak diteliti terhadap Produk Cacat seperti Beras Patah ( Menir ) pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya adalah sebesar 0,331 atau 33,1%. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui pengaruh Biaya Pencegahan (X1), Biaya Penilaian (X2), dan Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap jumlah Produk Cacat (Y) secara simultan dan parsial dapat dilihat dari uji ANOVA. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 4,332 atau sig. (0.043)
alpha (0.05) maka Ho ditolak.
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% Biaya Pencegahan (X1), Biaya Penilaian (X2), dan Biaya Kegagalan Internal (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah Produk Cacat (Y) pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Pengujian secara parsial antara Biaya Pencegahan (X1) terhadap jumlah Produk Cacat (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 2,798 atau sig. (0.023)
alpha (0.05) maka Ho
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Pengujian secara parsial antara Biaya Penilaian (X2) terhadap jumlah Produk Cacat (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar -2,803 atau sig. (0.023)
alpha (0.05) maka Ho
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Pengujian secara parsial antara Biaya Kegagalan Internal (X3) terhadap jumlah Produk Cacat (Y) dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar -1,662 atau sig. (0.135)
alpha
(0.05) maka Ho diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian – penelitian yang sebelumnya terutama pada Bab IV Hasil dan pembahasan, maka dapat dibuat Simpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Quality Control Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya periode Januari – Desember 2012 mengalami fluktuasi setiap periodenya. Hal tersebut disebabkan karena peningkatan jumlah kapasitas produksi. 2. Jumlah Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya periode Januari – Desember 2012 mengalami fluktuasi setiap periodenya. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Biaya Pencegahan dan Biaya Penilaian terhadap Jumlah Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya. 4. Biaya Kegagalan Internal tidak berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Produk Cacat pada Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi kemajuan Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan agar mempertahankan sistem biaya Quality Control yang ada di perusahaan dan mengkaji terus atas pelaksanaan Quality Control yang telah ada sehingga pelaksanaan Quality Control dapat jauh lebih baik lagi atau lebih sempurna lagi diwaktu yang akan datang. 2. Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya disarankan untuk meningkatkan keterampilan karyawan Bagian Produksi misalnya dengan mengikutsertakannya pada pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerjanya dalam upaya untuk mengurangi Jumlah Produk Cacat. Selain itu, misalnya dengan memberikan motivasi berupa bonus sehingga karyawan akan terdorong berkerja jauh lebih baik lagi. 3. Perusahaan Penggilingan Padi “TR” Singaparna Tasikmalaya disarankan untuk mengoptimalkan pelaksanaan Quality Control sehingga dapat menekan biaya pengerjaan ulang Produk dan dapat meminimalisir jumlah Produk Cacat. DAFTAR PUSTAKA Agus Ahyari, 2002, Manajemen Produksi: Pengendalian Produksi. Edisi 4, Yogyakarta: BPFE UGM. Al Fakhri, Faiz. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Di PT.Masscom Graphy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Menggunakan Alat Bantu Statistik. Semarang: Universitas Diponegoro. Aribowo, Budi, Melalui Kushandayanti. 2011. Analisis Pengendalian Kualitas Cacat Bintik untuk Produk Hyundai Atoz (Type MX). Jakarta: Universitas Bina Nusantara. Badri, Sutrisno, Melalui Romadhon. 2010. Pengendalian Kualitas dengan Pendekatan SQC. Klaten: Universitas Widya Darma. Blocher, Edward J,.Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000. Manajemen Biaya Dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan A. Susty Ambarrani. Jakarta: Salemba Empat.
David L. Goetsch dan Stanley B. Davis. (2002). Pengantar Manajemen Mutu 2, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Prenhalindo. Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2000. Total Quality Control. Edisi Revisi. Yogyakarta : ANDY. Gasperz, Vincent, 2005. Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hansen & Mowen, Diterjemahkan Oleh Ancella A. Hermawan. 2000. Manajemen Biaya. Edisi Bahasa Indonesia. Buku dua. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi ). Jakarta: Salemba Empat. Horngren, T Charles, diterjemahkan oleh Badjuri dan kusnaedi. 2000. Pengantar Akuntansi Manajemen. Edisi 6. Jakarta: Erlangga. Feigenbaum, Armand V., diterjemahkan oleh Hudaya Kandahjaya. 2009. Kendali Mutu Terpadu. Jilid kedua. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip., diterjemahkan oleh Bob Sabran. 2000, Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Montgomerry, Douglas C, 2001. Interduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York: John Willey & Sons, Inc. Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi Aksara. Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-edisi 3. Jakarta: Erlangga. Sofyan Assauri, 2008, Management Produksi Dan Operasi, Edisi Revisi, Jakarta: LPFE UI. Stoner, James A. F and Freeman, Diterjemahkan oleh Alexander Sindoro. 2003, Menejemen. Jakarta: PT.Prehallindo Sugiyono, Prof. Dr. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat. Terry. George R., diterjemahkan oleh Winardi. 2000. Principle Of Management. Bandung: Alumni.