Pengaruh Perubahan Fungsi Lahan Sawah Terhadap Pendapatan Petani Amin Rohman (09130041-ST) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Judul tersebut diajukan berdasarkan bahwa lahan sawah merupakan salah satu unsur pokok yang menjamin kehidupan manusia dan makhluk lainnya di muka bumi selain unsur-unsur fisik lainnya yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai lingkungan hidup bagi manusia. Tata guna lahan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan di pedesaan baik segi fisik, ekonomi maupun sosial. Di wilayah Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara mengalami perubahan fungsi lahan sawah yang dulunya berupa tanah balong (jawa) sekarang berubah menjadi perkebunan dan tanaman kayu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan fungsi lahan sawah terhadap pendapatan petani di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan tehnik observasi lapangan melalui wawancara dan angket. Populasi penelitian adalah masyarakat Desa Damarwulan yang mata pencahariannya sebagai petani yang berjumlah 2920 orang, dari populasi tersebut diambil dengan rumus Dixon dan B. Leach sebanyak 92 orang. Kemudian sampel tersebut diambil secara acak sederhana (sampel random sampling), data yang diperoleh dari responden kemudian di analisis menggunakan analisa persentase, kemudian untuk menguji hipotesis menggunakan analisa uji t. Berdasarkan hasil penelitian ini di Desa Damarwulan telah terjadi perubahan fungsi lahan sawah menjadi tegalan (tanah kering) mencapai 64,84% dimana rata-rata luas lahan sawah yang digarap petani sebelum terjadi perubahan fungsi lahan sawah sekitar 1.402 m2 dan setelah terjadi perubahan fungsi lahan sawah menjadi 493 m2. Sedangkan pendapatan petani dari sektor pertanian mengalami penurunan 61,98% dari rata-rata Rp. 1.422.663 menjadi Rp. 541.141. Dengan analisa uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 9,51 dengan df 90 dengan taraf signifikan 5% adalah 1,6620, sehingga t hitung > t tabel yaitu 9,51 > 1,6620. Dengan demikian Ha diterima dan Ho di tolak. Berdasarkan hasil analisa tersebut kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa perubahan fungsi lahan sawah terhadap pendapatan petani di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara mempunyai pengaruh yang signifikan. Kata Kunci : Sawah, Fungsi lahan, pendapatan petani PENDAHULUAN Geografi memandang bumi sebagai habitat manusia yaitu tempat tinggal manusia.Habitat itu terdiri atas bingkai alami (physical setting) dan bingkai insani (human setting atau cultural setting). Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia di muka bumi dipengaruhi oleh faktor alam seperti : iklim, tanah, air, udara, tumbuhan dan hewan. Juga dipengaruhi oleh faktor kemampuan manusia dalam mengolah dan mengendalikan alam melalui rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup aspek ekonomis, sosiologis, politis, kultural dan religius (keagamaan). Jumlah manusia yang terus meningkat disertai dengan kemampuan dalam mengolah lingkungan fisiknya menimbulkan pola-pola kehidupan.Bermula dari pola kehidupan yang bercorak tradisional menuju kehidupan yang modern.Perkembangan tersebut mendorong terbentuknya pusat-pusat kehidupan
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
1
manusia yang menempati suatu wilayah tertentu sebagai tempat tinggal dan tempat melaksanakan aktivitas kehidupannya. Desa adalah suatu perwujudan geografis yang di timbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, politis, dan kultural yang terdapat dalam hubungannya dan pengaruh timbal-balik dengan daerah-daerah lainnya. Salah satu dampak dari perkembangan wilayah tersebut diatas adalah perubahan tata guna unsurunsur fisik wilayah desa, dimana kita ketahui bahwa unsur-unsur alami merupakan basis bagi kehidupan manusia sejak zaman dahulu yang masih bersifat tradisional hingga saat ini yang sudah bersifat modern. Di desa maupun di kota unsur alami tetap mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Salah satu unsur alami atau unsur fisik yang sangat dibutuhkan oleh manusia adalah lahan tanah.Lahan tanah dengan segala kelengkapannya merupakan salah satu unsur lingkungan yang sangat penting, karena di atas tanah inilah manusia dan mahluk hiduplainnya dapat hidup dan berkembang. Dengan demikian jelaslah bahwa lahan tanah merupakan salah satu unsur pokok yang dapat menjamin kehidupan manusia dan mahluk lainnya di muka bumi selain unsur-unsur fisik lainnya yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai lingkungan hidup bagi manusia. Adapun kebutuhan akan lahan menyangkut kebutuhan dasar manusia yaitu pemenuhan kebutuhan baik makanan, pakaian maupun lahan untuk tempat tinggal. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut manusia menggunakan lahan tanah sebagai areal pertanian, perkebunan, dan peternakan yang dikelola secara tradisional maupun modern. Tanah di pedesaan digunakan bagi kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi.Kehidupan sosial seperti keluarga, beribadat, bersekolah, berekreasi, berolah raga dan sebagainya dilakukan di dalam kampung.Kegiatan ekonomi berupa bertani, berkebun, beternak, menangkap ikan, menebang kayu di hutan dan sebagainya umumnya dilakukan diluar kampung. Tata guna lahan di pedesaan akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman, apalagi wilayah desa yang jaraknya cukup dekat dengan pusat-pusat perkotaan. Perubahan tata guna lahan ini jelas akan mempengaruhi sendi-sendi kehidupan di pedesaan baik segi fisik, ekonomi maupun sosial. Lahan tanah di pedesaan yang umumnya merupakan lahan pertanian seperti sawah dan kebun secara berangsur-angsur berubah fungsi menjadi areal non pertanian. Di wilayah Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara mengalami perubahan lahan yang dulunya sebagai lahan pertanian padi yang bisa di tanami padi dua sampai dengan tiga kali setiap tahunnya kini sudah berubah fungsi menjadi tanaman kayu atau tanaman tahunan berupa kayu seperti : sengon, mahoni, jati, randu (kapuk) dan lain-lain. Hal ini terjadi karena terjadinya penyusutan sumber air yang mengalir lewat sungai gelis dari hal tersebut menyebabkan bendungan (sambong) yang di buat oleh masyarakat desa secara swadaya yang sebelumnya di gunakan untuk mengairi lahan pertanian tidak mampu mengalir ke lahan-lahan pertanian JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
2
padi yang semula berupa tanah berlumpur / balong (bahasa jawa) berubah menjadi lahan kering penyusutan sumber air tersebut bermula pada tahun 1998/1999 terjadi penjarahan besar-besaran terhadap hutan pinus yang berada di sebelah selatan desa Damarwulan tepatnya di gunung gajah mungkur dan gunung targo / sapto argo (jawa) dan sampai saat ini usaha yang dilakukan oleh gabungan kelompok tani bekerja sama dengan dinas kehutanan masih belum mendapatkan hasil yang memuaskan bahka sebagian wilayah hutan digunung gajah mungkur dan targo berubah fungsi menjadi perkebunan kopi.
TINJAUAN PUSTAKA Hakikat Lahan Sawah Indonesia adalah negara agraris di mana sebagian besar masyarakatnya hidup dari mata pencaharian sebagai petani.Kegiatan pertanian sangat erat kaitannya dengan keberadaan lahan pertanian. Lahan meliputi seluruh kondisi lingkungan fisik seperti : tanah, iklim, sumber air dan topografi. Dengan demikian tanah merupakan salah satu bagian dari lahan. Lahan adalah tempat tertentu dari permukaan bumi yang sifatnya mencakup semua daur tetap yang layak dan dapat diramalkan yang menghubungkannya dengan atmosfer, tanah, air, tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia di masa lalu dan saat ini terdapat hubungan yang menggunakan pengaruh penting penggunaan lahan saat ini dan masa yang akan datang. Salah satu manfaat dari lahan tanah adalah sebagai areal pertanian.Pertanian dapat berkembang dari pemanfaatan sumber daya alam yang sebaik-baiknya, sesuai dengan kondisi lingkungan. Hal ini memungkinkan karena faktor-faktor pendukung utama usaha pertanian seperti tanah, air dan energi pancaran sinar matahari tidak mungkin diangkut dan di kumpulkan pada suatu daerah sesuai keinginan manusia.Tetapi manusia yang harus menyesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.Dengan demikian lahan pertanian di muka bumi ini sebenarnya sangat terbatas. Dengan demikian pertanian adalah suatu kegiatan yang harus memadukan faktor-faktor fisik dengan tekologi yang di miliki oleh manusia secara kompromi, menyesuaikan dengan ekosistem alami yang telah ada.Sebisa mungkin pertanian tidak merusak keseimbangan alamiah, hal ini di maksudkan agar hasil pertanian dapat berkesinambungan dan member daya dukung bagi kehidupan manusia secara maksimal. Penggunaan lahan merupakan wujud aktivitas manusia di dalam memenuhi kebutuhan hidup dalam rangka melangsungkan kehidupan dari generasi ke generasi.Penggunaan lahan adalah bentuk alternatif kegiatan usaha pemanfaatan alam, pemanfaatan alam ini di padukan untuk memenuhi kebutuhan manusia baik material maupun spiritual.Agar penggunaan lahan dapat memberikan keuntungan maksimum maka perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan tata guna lahan dengan sebaik-baiknya.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
3
Hakikat Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal usaha selama satu periode (IA.Indinesia, 1999 : 233).Hal ini mengandung arti bahwa pendapatan adalah hasil yang diperoleh seseorang atau suatu kelompok tertentu dalam satuan waktu tertentu. Konsumsi seseorang akan tergantung pada tingkat pendapatan yang telah diterima (disebut sebagai pendapatan aktual atau absolut) oleh seseorang atau masyarakat. Jika terjadi kenaikan pendapatan aktual maka kenaikan konsumsinya lebih kecil dari kenaikan pendapatan aktual yang diterima. Hal ini dikarenakan seseorang pasti menyisihkan sebagian pendapatan yang diterimanya untuk tujuan lain selain kebutuhan fisik seperti menabung dan membayar utang (Teori JM. Keynes dalam Suwardjono, 1984 : 89). Dengan demikian pendapatan atau penghasilan adalah material yang diterima oleh seseorang karena jasa atau pekerjaannya.Pendapatan berupa material tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya untuk mencapai kesejahteraan. Dimana kesejahteraan memiliki pengertian terpenuhinya kebutuhan material dan spiritual seseorang didalam kehidupannya.Kesejahteraan memiliki konsekwensi terpenuhinya berbagai kebutuhan dalam rangka melangsungkan kehidupan.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu : Penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Waktu penelitian sekitar dua bulan yang dilaksanakan mulai bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.Dengan kegiatan penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengelolaan data dan tahap penyelesaian. Polulasi dan Sampel Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. Dengan kata lain bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan subjek penelitian dan seluruh individu tersebut paling sedikit harus memiliki satu sifat yang sama. Populasi penelitian ini adalah penduduk DesaDamarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara memiliki mata pencaharian sebagai petani yang berjumlah 2920 orang.
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
4
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menentukan tingkat kepercayaan (confidence level) 95%, batas kepercayaan (confidence limit) 10%, dan karakteristik sampel yang dianggap benar 50%. Sehingga jumlah sampel ditentukan sebagai berikut: V =
π (100 β π)
V =
50 (100 β 50)
V =
2500
V =
50
Sehingga : n =
ππ₯ π 2 πΆ
n =
1,96 π₯ 50 2 10
n =
98 2 10
n =
9,8
2
n = 96 Dan hal ini dapat dilihat dalam tabel 1. Tabel 1. Status petani Desa Damarwulan No Status Petani 1. Pemilik 2. Pemilik dan penggarap 3. Penggarap Jumlah
Frekuensi 1 85 6 92
Persentase (%) 1,08 92,39 6,51 100%
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Lapangan 2. Angket 3. Wawancara 4. Metode Dokumentasi
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
5
HASIL PENELITIAN Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah 92 orang petani yang merupakan kepala keluarga di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Data Hasil Penelitian Data hasil penelitian di peroleh berdasarkan angket dan wawancara terhadap responden sebagai berikut : a. Data Responden Berdasarkan Umur Usia responden penelitian ini pada umumnya adalah petani dalam usia produktif seperti tercantum dalam tabel Tabel 2. Usia Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Usia (Th) 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 47 48 50 51 52 53 54 55 57 58 60 Jumlah
Frekuensi
Persentase (%)
1 8 1 3 1 1 7 3 4 3 1 14 1 9 2 2 5 2 2 10 1 2 1 1 2 1 1 3 92
1,08% 8,69% 1,08% 3,26% 1,08% 1,08% 7,60% 3,26% 4,34% 3,26% 1,08% 15,21% 1,08% 9,78% 2,17% 2,17% 5,43% 2,17% 2,17% 10,86% 1,08% 2,17% 1,08% 1,08% 2,17% 1,08% 1,08% 3,26% 100%
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
6
Berdasarkan data pada tabel di atas bahwa dapat disimpulkan bahwa usia petani di Desa Damarwulan berkisar antara 29 sampai dengan 60 tahun. Dan rata-rata usia petani 40 sampai 50 tahun yang termasuk usia masih produktif. b. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenjang/tingkat pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi atau jenjang pendidikan yang sederajat yang pernah ditempuh oleh responden. Tabel 3. Tingkat Pendidikan Responden No 1 2 3 4 5 6
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tidak pernah sekolah 14 15,21 SD/MI/Sederajat 26 28,26 SMP/Sederajat 39 42,39 SMA/Sederajat 13 14,13 Diploma Sarjana Jumlah 92 100% Berdasarkan pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa petani yang ada di Desa Damarwulan rata-rata mengenyam pendidikan formal setingkat Sekolah Menengah Pertama yaitu 42,39% c. Data Responden Berdasarkan Status Petani Petani yang ada dibagi menjadi 4 kategori : 1. Petani Pemilik Lahan Petani pemilik lahan adalah penduduk yang memiliki lahan sawah tetapi tidak di garap sendiri melainkan di olah oleh petani penggarap kepercayaannya dengan sistem bagi hasil. 2. Petani Pemilik Sekaligus Penggarap Yaitu petani yang memiliki lahan sawah dan sekaligus menggarapnya. 3. Petani Penggarap Yaitu petani yang tidak memiliki lahan sawah sendiri tetapi memiliki garapan, sawah ini dapat berupa milik orang lain (petani pemilik lahan) atau sawah hasil sewa (gadai). 4. Buruh Tani Yaitu petani yang tidak memiliki lahan sawah sebagai garapan, tetapi menggantungkan hidupnya dari pertanian melalui kegiatan buruh mencangkul, derep (jawa) panen padi, dan lain-lain. Tabel 4. Status Petani Desa Damarwulan No 1 2 3
Status Petani Pemilik Pemilik dan penggarap Penggarap Jumlah
Frekuensi 1 85 6 92
Persentase (%) 1,08 92,39 6,51 100%
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
7
Berdasarkan tabel tersebut di atas maka di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara mayoritas petaninya adalah petani pemilik sekaligus penggarap yaitu sekitar 92,39%. d. Data Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga Responden yang merupakan kepala keluarga memiliki tanggungan keluarga sebagai berikut : Tabel 5. Tanggungan Keluarga Responden No 1 2 3
Tanggungan Keluarga Frekuensi Persentase (%) Lebih dari 5 orang 20 21,73 3 s/d 5 orang 62 67,39 Kurang dari 3 orang 10 10,86 Jumlah 92 100% Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka petani Desa Damarwulan mayoritas memiliki tanggungan keluarga antara 3 sampai dengan 5 orang yaitu sebesar 67,39%.
KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengolahan data ternyata telah terjadi perubahan fungsi lahan sawah di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Dimana sebelum terjadi perubahan fungsi lahan sawah rata-rata luas lahan sawah yang digarap petani adalah 1.402 m 2, sedangkan setelah terjadi penurunan luas lahan sawah yang digarap menjadi 493 m 3, sehingga terjadi penurunan luas lahan sawah menjadi 64,84%. 2. Perubahan fungsi lahan sawah ternyata mengakibatkan penurunan pendapatan petani di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, Dimana sebelum terjadi perubahan fungsi lahan sawah pendapatan petani dari sektor pertanian rata-rata sebesar Rp. 1.422.000 sedangkan setelah terjadi perubahan fungsi lahan sawah pendapatan petani dari sektor pertanian adalah Rp. 561.000 per bulan. 3. Perbedaan pendapatan petani sebelum dan setelah terjadi perubahan fungsi lahan sawah dari sektor pertanian di hitung melalui analisis uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 9,51 dengan df sebesar 90 diperoleh t tabel 1,6620. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani sebelum dan setelah terjadi perubahan fungsi lahan sawah. 4. Dengan demikian Ha yang berbunyi perubahan fungsi lahan sawah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara βdi terimaβ ,dan Ho yang berbunyi perubahan fungsi lahan sawah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara β di tolak β
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
8
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2009. Data Strategis BPS. Jakarta : Biro Pusat Statistik. Daldjoeni, N. 1997. Pengantar Geografi Untuk Mahasiswa dan Guru Sekolah. Bandung : Alumni. Daldjoeni, N. 1998. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni. Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Pertanian Dalam Konteks Tataguna Lahan. Repro : Ilmu tanah Universitas Gadjah Mada. Pabundu Tika, Moh. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Suharto, Edi. 2006. Welfare State. www.policy.hu/suharto. Suwardjono. 1984. Teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan. Jakarta. Wattimena, J.R. 2009. Konsep Kesejahteraan. www.google.com/konsep Kesejahteraan.. Bintarto, R. 1977. Geografi Pedesaan. Yogyakarta : U.P. Spring. Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara. http : //www.menkokesra.go.id Maman Rahman, M. Sc. 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : IKIP Semarang Press. Suharsimi Arikunto. 1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Zen. MT. 1986. Geografi Pedesaan Masalah Pengembangan Pangan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI |
9