PENGARUH PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KANTOR PENJUALAN PT SINAR SOSRO BOGOR
Oleh FIKA SITI UTAMI H24097047
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7 September 1988 sebagai anak dari Bapak Taufik Sidik dan Ibu Siti Marmah. Penulis merupakan anak ke pertama dari tiga bersaudara. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Albarokah Depok. Melanjutkan pendidikan di sekolah dasar (SD) Negeri Sukmajaya V. Penulis menyelesaikan pendidikan SMP pada tahun 2003 di SMP Negeri 3 Depok dan menyelesaikan pendidikan SMA di SMA 3 Depok pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis diterima di Direktorat Program Diploma Universitas Indonesia pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik dengan Jurusan Administrasi Perpajakan melalui Tes Masuk Program Diploma III dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iii
PENGARUH PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA KANTOR PENJUALAN PT SINAR SOSRO BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh: Fika Siti Utami H24097047
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012
Judul
: Pengaruh Penerapan Faktor-faktor Quality Of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor
Nama
: Fika Siti Utami
NRP
: H24097047
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Anggraini Sukmawati. MM NIP: 195811221985031002
Mengetahui: Ketua Departemen
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus:
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena dengan karuniaNya sehingga Skripsi ”Pengaruh Penerapan Faktor-Faktor Quality Of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1.
Ibu Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku pembimbing yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, dan arahan kepada penulis.
2.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl., Ing., DEA serta Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen penguji atas kesediaannya menguji, memberikan saran, serta masukan kepada penulis.
3.
Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
4.
Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, selaku Ketua Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, IPB.
5.
Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM sebagai Tim QC atas kesediaanya dalam meluangkan waktu, memberikan masukan kepada penulis dalam penulisan skripsi.
6.
Kedua Orangtua penulis atas kasih sayang, perhatian, doa restu, dan dukungan baik materiil maupun non materiil yang selalu diberikan kepada penulis serta untuk kedua adikku Fikri dan Fauzan atas dukungannya.
7.
Seluruh dosen, staf dan pengurus Program Sarjana Alih Jenis Manajemen atas ilmu serta bantuannya.
8.
Ibu Asti selaku manager HRD PT Sinar Sosro untuk kesempatan melaksanakan penelitian di PT Sinar Sosro KP Bogor.
9.
Untuk sahabat-sahabatku Diny, Corry, Dendry, Devi, Ine terima kasih untuk semangat dan dukungannya selama ini.
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan kasih sayang dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Penerapan Faktor-Faktor Quality Of Work Life Terhadap Komitmen Organisasi Pada Kantor Penjualan PT Sinar Sosro Bogor bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan faktor Quality of Work Life terhadap komitmen organisasi yang telah dilaksanakan oleh PT Sinar Sosro KP Bogor. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Bogor, Juni 2012
Fika Siti Utami NIM. H24097047
iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tidak dipungkiri bahwa dengan semakin ketatnya kompetisi global, maka setiap perusahaan dituntut untuk melakukan proses adaptasi secara cepat, tepat, dan tanggap atas setiap perubahan yang terjadi. Proses inovasi mutlak diperlukan agar perusahaan tetap menjadi pemimpin pasar yang memiliki keunggulan dari sisi produk, pelayanan, dan manajemen. Perusahaan membutuhkan cara terbaik untuk dapat mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi, integritas, dan loyalitas terhadap perusahaan. Dengan SDM yang unggul, perusahaan dapat menciptakan produk berkualitas yang diterima baik oleh masyarakat. Diharapkan juga dapat dibangunnya kerja sama antara setiap elemen perusahaan sehingga kemajuan perusahaan dapat mencapai kinerja terbaiknya. Peningkatan kualitas SDM adalah hal penting yang menentukan masa depan perusahaan. Upaya pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan secara berkelanjutan sehingga setiap karyawan dapat menunjukkan potensi terbaik yang dimilikinya untuk perusahaan. Pengembangan SDM yang dapat dilakukan dengan cara seperti peningkatan kesejahteraan, pemerkayaan pekerjaan, promosi jabatan dan peningkatan kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) di lingkungan kerja. Quality Of Work Life (QWL) mengacu pada tingkat kepuasan, motivasi, keterlibatan, dan pengalaman komitmen perseorangan mengenai kehidupannya dalam bekerja (Mangkuprawira dan Vitalaya, 2007). Pada prinsipnya, pelaksanaan QWL mencakup keseluruhan aspek yang berhubungan dengan sumber daya manusia seperti pemberian kompensasi yang adil dan memadai, penciptaan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan kapasitas dan kemampuan, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif,
2
relevansi kehidupan kerja, dan integrasi sosial perusahaan, dan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja. QWL dirancang untuk meningkatkan
komitmen
terhadap
organisasi,
kepuasan
karyawan,
meminimalisir stress kerja, dan membantu karyawan untuk mengatasi setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi. Semakin terpenuhinya semua aspek QWL, maka diharapkan komitmen terhadap organisasi semakin besar. Dengan komitmen tersebut, karyawan akan memiliki ikatan psikologis dengan perusahaan dimana mereka akan memiliki kecintaan terhadap pekerjaan dan aktif terlibat dalam pencapaian kesuksesan perusahaan. Secara berkala, majalah SWA bekerjasama dengan Hay Group melakukan survei perusahaan pilihan karyawan, atau perusahaan idaman tempat bekerja, yang biasa disebut Employer of Choice (EOC). Survei ditujukan untuk mencari perusahaan pilihan karyawan dan juga mencari tahu apa saja yang membuat karyawan memilih sebuah perusahaan hingga mau berkomitmen (key driver). Sebanyak 6.474 karyawan yang berasal dari berbagai jenis industri terlibat dalam survei ini. Hasil survei untuk tahun 2010 telah memilih beberapa perusahaan sebagai pemenang EOC yaitu AXA Indonesia, PT. Timerindo Perkasa Indonesia (TPI), PT Prudential Life Assurance, PT Pfizer Indonesia, PT Rajawali Corpora, PT. Semen Gresik Tbk, PT Cipta Integra Duta (IBS), Soho Group, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan PT Bank Permata Tbk. (Sudarmadi, 2010) Awalnya sistem penilaian dalam survei ini terdiri dari empat key driver, yakni internal effectiveness leadership (kepemimpinan efektif), talent management (kesempatan karyawan untuk maju), external business focus (kemampuan perusahaan merespons perubahan eksternal), dan internal effectiveness direction (arah perusahaan di jangka panjang). Untuk tahun ini terdapat penyempurnaan dari tahun sebelumnya yakni dengan ditambahkan satu variabel yakni job enablement. Job enablement terkait dengan keleluasaan karyawan untuk bisa lebih produktif. Perusahaan menuntut karyawan agar bekerja optimal, tetapi pada saat yang sama karyawan juga menuntut perusahaan memberikan infrastruktur, program pengembangan,
3
kewenangan, otoritas, ataupun pelatihan. Hal ini membuktikan pentingnya komitmen karyawan terhadap perusahaan dalam persaingan global saat ini. Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Komitmen organisasi sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasi ini meliputi komitmen afektif dimana karyawan mempunyai hubungan emosional dengan perusahaan, komitmen continuance yang menyebabkan karyawan merasa rugi jika meninggalkan perusahaan, serta komitmen normatif dimana karyawan mempunyai dimensi moral untuk tetap loyal terhadap perusahaan. PT Sinar Sosro adalah salah satu pemimpin pasar di bidang industri minuman dan telah mempunyai citra yang baik di masyarakat. PT Sinar Sosro sebagai pelopor minuman teh dalam kemasan mempunyai cara agar tetap menjadi pilihan konsumen. Produk PT Sinar Sosro yang telah dikenal di masyarakat antara lain Teh Botol, Fruit Tea, Tebs, Air Mineral Prima, dan Jus dalam kemasan “Country Choice”. Pesaing dari PT Sinar Sosro juga adalah perusahaan besar multi nasional seperti PT. Nestle dan PT. Ultra Jaya. Selain itu, PT Sinar Sosro juga sedang menghadapi persaingan dengan munculnya minuman teh yang dijual dengan sistem franchise di mall atau foodcourt. PT Sinar Sosro kantor penjualan (KP) Bogor adalah khusus sebagai pusat distribusi produk yang mencakup area di sekitar kota Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Produk disalurkan kepada distributor, retailer, hingga konsumen akhir. Produk harus sampai kepada konsumen secara tepat waktu. Jika terdapat keterlambatan, maka kemungkinan konsumen akan berpindah ke produk lain dan akan menurunkan tingkat penjualan produk. Berikut ini adalah data penjualan produk PT. Sosro selama lima tahun terakhir (Gambar 1).
4
Jumlah Produk Terjual
1200000 1000000 800000
884284
600000
748166
739000
2007
2008
965913
964550
2009
2010
400000 200000 0 2006
Tahun
Gambar 1. Grafik Penjualan Produk PT. Sosro Tahun 2006-2010 Salah satu faktor yang menentukan naik maupun turunnya tingkat penjualan produk adalah faktor SDM. Dengan memiliki karyawan yang memiliki komitmen tinggi, mereka akan termotivasi untuk mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan akan melaksanakan pekerjaan tanpa beban, sehingga dapat memberikan peran yang besar terhadap kemajuan perusahaan dan dapat mengurangi kecenderungan karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Komitmen karyawan diharapkan akan tumbuh sejalan dengan peningkatan QWL yang dilakukan oleh perusahaan. Pelaksanaan QWL yang berkesinambungan akan memberikan komitmen yang positif. 1.2 Perumusan Masalah Penciptaan kualitas kehidupan kerja yang baik bukan dibangun dari satu pihak saja, namun diperlukan kerjasama yang sinergi dari semua elemen perusahaan. Penurunan tingkat penjualan yang sempat terjadi di PT Sinar Sosro dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya motivasi dan kepuasan karyawan dan pemberian balas jasa yang perlu ditingkatkan. Penurunan penjualan ini dapat diatasi salah satunya dengan cara meningkatkan QWL sehingga dapat mencapai tingkat penjualan produk yang maksimal, mampu menghadapi persaingan produk minuman teh lainnya, dan meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
5
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap penerapan faktor-faktor QWL di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor ? 2. Bagaimana persepsi karyawan terhadap komitmen organisasi di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor ? 3. Faktor-faktor QWL apakah yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor ? 1. 3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi persepsi karyawan terhadap penerapan faktor-faktor QWL di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor. 2. Mengidentifikasi persepsi karyawan terhadap komitmen organisasi di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor. 3. Menganalisis faktor-faktor QWL yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait, seperti: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menjadi bahan
pertimbangan
untuk
PT
Sinar
Sosro
KP
Bogor
untuk
mengembangkan prinsip QWL yang lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan komitmen karyawan. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pembaca. 3. Dapat menjadi bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang akan membatasi permasalahan sehingga fokus terhadap tujuan yang ingin dicapai:
6
1.
Mengingat banyaknya kantor penjualan yang dimiliki oleh PT Sinar Sosro, maka penelitian ini hanya difokuskan pada PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor.
2.
Faktor QWL yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor kompensasi yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, adanya
kesempatan
untuk
menggunakan
dan
mengembangkan
kemampuan, kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, relevansi sosial kehidupan kerja. (Siagian, 2004), 3.
Komitmen organisasi yang diteliti mencakup komitmen afektif, komitmen continuance, dan komitmen normatif menurut Allen dan Mayer dikutip Umam (2010).
4.
Penelitian ini dilakukan dengan kuesioner kepada responden yaitu karyawan PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor.
10. Untuk Kressen, Early, Anggi untuk semangat yang selalu diberikan kepada penulis. 11. Teman-teman satu bimbingan Mersi, Gita, Tito, Anthy, untuk kerjasama dan bantuanya selama ini. 12. Harindra dan
Nale untuk
kesediaannya membantu
membimbing
penyelesaian skripsi ini. 13. Teman-teman kuliah Program Alih Jenis Manajemen Angkatan 7 atas kekompakannya selama ini. 14. Teman-teman serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan dukungannya, baik saat seminar, maupun sidang serta atas do’a yang telah diberikan.
Bogor,
Juni 2012
Fika Siti Utami NIM. H24097047
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP...................................................................................
iii
KATA PENGANTAR...............................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................
v
DAFTAR ISI.............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
xi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang…………………………………………………..... 1.2 Perumusan Masalah………………………………………………. 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………............. 1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………... 1.5 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………....
1 4 5 5 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Quality Of Work Life……………………………………………... 2.2. Komitmen Organisasi……………………………………............. 2.2.1 Dimensi Komitmen Organisasi……………………………. 2.2.2 Faktor yang Memperngaruhi Komitmen Organisasi……… 2.2.3 Pembentukan Komitmen Organisasi……………………… 2.2.4 Pemberdayaan Komitmen Organisasi…………………….. 2.3 Penelitian Terdahulu yang Relevan…………………………........
7 13 14 15 16 16 17
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ……………………...................... 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 3.3 Pengumpulan Data…………………………………….................. 3.3.1 Perumusan Hipotesis.............................................................. 3.4 Pengolahan dan Analisis Data........................................................ 3.4.1 Uji Validitas Kuesioner………………………….................. 3.4.2 Uji Reliabilitas Kuesioner……………………………........... 3.4.3 Analisis Deskriptif………………………………………….. 3.4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana......................................... 3.4.5 Uji Persyaratan Regresi Linear Berganda………………….. 3.4.6 Analisis Regresi Linear Berganda………………………......
20 22 22 24 25 25 25 26 27 27 28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Gambaran Umum Perusahaan………………………………….....
vii
30
4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan…………………..... 4.1.2 Visi dan Misi……………………………………………….. 4.1.3 Struktur Organisasi………………………………………… 4.1.4 Manajemen Sumber Daya Manusia………………………... 4.1.5 Sistem Distribusi Produk………………………………....... 4.2 Karakteristik Responden………………………………………….. 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas……………………………….. 4.4 Analisis Persepsi Terhadap Quality of Work Life (QWL)………… 4.5 Analisis Persepsi karyawan terhadap komitmen organisasi……… 4.6 Analisis Regresi Linear Sederhana................................................. 4.7 Uji Asumsi Klasik………………………………………………… 4.8 Analisis Regresi Berganda………………………………………... 4.9 Implikasi Manajerial……………………………............................
30 32 33 34 37 38 41 43 52 55 59 62 66
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan…………………………………………….................. 2. Saran…………………………………………………………........ DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
67 68
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No 1 2 3 4 5 6
Grafik Penjualan Produk PT Sosro Tahun 2006-2010................ Alur Kerangka Pemikiran Penelitian.......................................... Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........ Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................... Karakteristik Responden Berdasarkan Unit Kerja ...................... Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ....................
x
4 21 39 39 41 41
DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Posisi keputusan................................................................................... 26 43 2. Persepsi terhadap sistem imbalan yang memadai dan adil................... 3. Persepsi terhadap kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman.... 44 4. Persepsi terhadap kesempatan untuk menggunakan dan mengembang 45 kan kapasitas.......................................................................................... 5. Persepsi terhadap kesempatan berkembang di masa depan.................. 46 6. Persepsi terhadap integrasi sosial dalam lingkungan kerja................... 47 7. Persepsi terhadap ketaatan pada ketentuan formal dan normatif.......... 48 8. Persepsi terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan sosial.................................................................................... 49 9. Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kerja.............................. 51 10. Persepsi karyawan terhadap keseluruhan faktor QWL......................... 51 11. Persepsi karyawan terhadap komitmen afektif..................................... 53 12. Persepsi karyawan terhadap komitmen continuance............................ 54 13. Persepsi karyawan terhadap komitmen normatif.................................. 54 14. Persepsi karyawan terhadap keseluruhan unsur komitmen.................. 55 15. Hasil Analisis Regresi Sederhana........................................................ 56 16. Hasil Uji t Hitung............................................................................... 60 17. Hasil Kesimpulan Uji t........................................................................ 61 18. Hasil Uji Regresi Berganda.................................................................. 63
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No 1 2 3 4 5 6 7
Halaman Struktur Organisasi PT Sinar Sosro…………………………….. Uji Validitas ............................................................................... Uji Reliabilitas ........................................................................... Hasil Analisis Korelasi Product Pearson Moment……………... Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana...................................... Uji asumsi klasik………………………………………………... Hasil analisis regresi linier berganda……………………………
xi
72 73 75 77 78 80 83
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Quality Of Work Life Menurut Davis dan Newstroom (1994) QWL mengacu pada keadaan menyenangkan atau tidaknya lingkungan kerja. Tujuan pokoknya adalah mengembangkan lingkungan kerja yang sangat baik bagi orang-orang dan juga bagi produksi. QWL menghasilkan lingkungan kerja yang lebih manusiawi, dan berupaya untuk memenuhi kebutuhan tingkat tinggi karyawan. Gagasannya adalah bahwa karyawan merupakan SDM yang perlu dikembangkan, bukan hanya digunakan. Mondy dan Noe (2005) menyatakan bahwa kualitas kehidupan kerja adalah suatu tingkat dimana anggota dari suatu organisasi mampu memuaskan kebutuhan pribadinya yang penting melalui pengalamannya dalam melakukan pekerjaan pada organisasi tersebut. Sedangkan Kossen (1993) berpendapat, bahwa QWL mengacu kepada bagaimana efektifnya lingkungan pekerjaan memenuhi keperluan-keperluan pribadi dan nilai-nilai para karyawan. Menurut Mangkuprawira (2009), kualitas kehidupan kerja merupakan tingkat kepuasan, motivasi, keterlibatan dan pengalaman komitmen perseorangan mengenai kehidupan mereka dalam bekerja. QWL juga berarti derajat dimana individu sanggup memuaskan kebutuhan individunya. Flipo (2005) mengacu pada staff dari American Center menjelaskan bahwa QWL adalah setiap kegiatan yang terjadi pada setiap tingkat organisasi untuk mencari efektifitas organisasi yang lebih besar melalui peningkatan martabat dan pertumbuhan manusia. Suatu proses dimana para penanggung risiko dalam organisasi, manajemen, serikat buruh, dan para karyawan mempelajari cara kerja bersama yang lebih baik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang bersifat simultan. Cascio (2003) menyatakan terdapat dua pandangan atas QWL. Pertama, QWL adalah sekumpulan keadaan dan praktik dari tujuan organisasi (seperti promosi, kebijakan, supervisi yang demokratis, partisipasi karyawan,
8
lingkungan kerja yang aman). Kedua, QWL mengindikasikan keadaan dimana karyawan merasa aman dalam bekerja memiliki kepuasan, serta dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini berhubungan dengan seberapa besar tingkat kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Menurut Ellitan mengacu pada Nadler dan Lawler III (1998), QWL dapat didefinisikan sebagai suatu cara pikir tentang orang, pekerjaan dan organisasi dengan elemen-elemen antara lain: 1. Adanya perhatian tentang dampak pekerjaan pada orang-orang/pekerja dan aktivitas organisasi. 2. Adanya gagasan partisipasi dalam pemecahan masalah organisasional dan pembuatan keputusan. Menurut Siagian (2004), QWL ialah suatu proses dimana organisasi bersikap
tanggap
terhadap
kebutuhan
para
karyawannya
melalui
pengembangan mekanisme tertentu yang memungkinkan mereka terlibat penuh dalam mengambil keputusan tentang hidupnya di tempat pekerjaan. Bagi karyawan pada umumnya, bekerja merupakan bagian dari seluruh usahanya untuk tidak bergantung pada orang lain dalam memuaskan berbagai kebutuhan dan kepentingannya. Oleh karena itu sebagai imbalan berkarya, para karyawan tidak lagi hanya mendambakan imbalan yang bersifat kebendaan, tetapi juga menyangkut pemuasan kepentingan keamanan, sosial atau afiliasi, pemilikan kekuasaan simbol-simbol status, dan kesempatan untuk mengembangkan potensi. Menurut Siagian (2004), konsep QWL terdiri dari delapan (8) faktor penting yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan mutu hidup kekaryaan yaitu: a. Imbalan yang adil dan memadai Yang dimaksud dengan imbalan adil dan memadai adalah bahwa imbalan yang diberikan oleh organisasi kepada karyawannya harus memungkinkan penerimaannya memuasakan berbagai kebutuhannya sesuai dengan standar hidup karyawan dan sesuai pula dengan standar pengupahan dan penggajian yang berlaku di pasaran kerja. Artinya,
9
imbalan yang diterima oleh karyawan harus sepadan dengan imbalan yang diterima orang lain yang melakukan pekerjaan sejenis. b.
Kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman Kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman dimana pekerja dan lingkungan kerja yang menjamin bahwa para pekerja terlindungi dari bahaya kecelakaan. Segi penting dari kondisi demikian ialah jam kerja yang memperhitungkan bahwa daya tahan manusia ada batasnya. Karena itulah ada ketentuan mengenai jumlah jam kerja setiap hari, ketentuan istirahat, dan ketentuan cuti.
c.
Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan artinya pekerjaan harus diselesaikan memungkinkan penggunaan aneka ragam keterampilan, terdapat otonomi, pengendalian atau pengawasan yang tidak ketat karena manajemen memandang bahwa bawahannya terdiri dari orang-orang yang sudah matang, tersedia informasi yang relevan dan kesempatan menetapkan rencana kerja sendiri, termasuk jadwal, mutu, dan cara pemecahan masalah.
d.
Kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan. QWL mengandung pengertian bahwa kekaryaan seseorang, terdapat kemungkinan berkembang dalam kemampuan kerja yang tersedia kesempatan menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki. Disamping itu dengan menyadari bahwa perubahan pasti terjadi di masa depan, ada jaminan bahwa pekerjaan dan penghasilan seseorang tidak akan hilang.
e.
Integrasi sosial dalam lingkungan kerja Melalui QWL dalam organisasi tidak ada tindakan atau kebijakan yang diskriminatif. Status dengan berbagai simbolnya tidak ditonjolkan. Hirarki jabatan, kekuasaan, dan wewenang tidak digunakan sebagai dasar untuk
berperilaku,
kesempatan
meniti
terutama
yang
sifatnya
manipulatif.
karier
secara
teratur.
Suasana
Tersedia
keterbukaan
10
ditumbuhkan dan dipelihara dan terdapat iklim saling mendukung diantara karyawan. f.
Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif QWL menjamin bahwa dalam organisasi tidak ada pihak yang campur tangan dalam urusan pribadi seseorang. Para karyawan diberikan kebebasan bicara dan menyatakan pendapat, sehingga tidak dihantui ketakutan akan dikenakan sanksi oleh para pejabat pimpinan. Semua orang dalam organisasi mendapat perlakuan yang sama. Perbedaan pendapat, perselisihan, dan pertikaian buruh diselesaikan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
g.
Keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi Dengan bekerja pada suatu organisasi, maka seseorang akan menyerahkan tenaga dan waktunya kepada penggunanya. Untuk itu ia menerima imbalan. Akan tetapi tidak berarti bahwa dengan menjadi karyawan pada suatu organisasi, sehingga tidak boleh lagi melakukan kegiatan lain. Sebagai manusia, seseorang umumnya dituntut memainkan berbagai peranan lain seperti: a. kepala rumah tangga b. anggota masyarakat c. anggota klub olahraga d. anggota organisasi sosial e. anggota organisasi politik f. anggota organisasi keagamaan g. anggota organisasi profesi Oleh karena itu harus dimungkinkan adanya keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi seseorang dalam organisasi.
h.
Relevansi sosial kehidupan kekaryaan Relevansi sosial adalah bahwa program QWL setiap karyawan dibina agar memiliki persepsi yang tepat tentang berbagai aspek sosial kehidupan organisasional, seperti: a. tanggung jawab sosial perusahaan
11
b. kewajiban menghasilkan produk bermutu tinggi dan berguna bagi masyarakat c. pelestarian lingkungan d. pembuangan limbah industri dan limbah domestik e. pemasaran yang jujur f. cara dan teknik menjual yang tidak menimbulkan harapan yang berlebihan g. praktek pengelolaan sumber daya manusia h. partisipasi dalam peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat dengan ayoman, arahan, bimbingan dan bantuan pemerintah. Menurut Siagian (2004), ada beberapa cara untuk mengemukakan ide-ide pokok dalam QWL sebagai filsafat manajemen, yaitu: 1. QWL
merupakan
suatu
program
yang
komprehensif
dengan
mempertimbangkan berbagai kebutuhan dan tuntutan. 2. QWL memperhitungkan tuntutan peraturan perundang-undangan seperti ketentuan yang mengatur pencegahan tindakan diskriminatif, perlakuan para pekerja dengan cara yang manusiawi dan ketentuan tentang sistem imbalan upah minimum. 3. QWL mengakui keberadaan serikat pekerja dalam organisasi dengan berbagai peranannya memperjuangkan kepentingan para pekerja termasuk dalam hal upah dan gaji, keselamatan kerja dan penyelesaian pertikaian perburuhan berdasarkan berbagai ketentuan normatif yang berlaku di suatu negara tertentu. 4. QWL menekankan pentingnya manajemen yang manusiawi, yang pada hakikatnya berarti penampilan gaya manajemen demokratik, termasuk penyeliaan yang simpatik. 5. Dalam peningkatan QWL, perkayaan pekerjaan merupakan bagian integral yang penting. 6. QWL mencakup pengertian tentang pentingnya tanggung jawab sosial pihak manajemen dan perlakuan manajemen terhadap para karyawan yang dapat dipertanggungjawabkan secara etis.
12
Menurut Ellitan (1998) fokus usaha-usaha QWL bukan hanya pada bagaimana orang dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik. melainkan juga bagaimana pekerjaan dapat menyebabkan pekerja menjadi lebih baik. Aspek khusus utama QWL adalah keterlibatan atau partisipasi dalam pembuatan keputusan organisasional. Hal ini tidak berarti bahwa semua orang dilibatkan dalam proses pembuatan beberapa keputusan organisasional yang mempengaruhinya. QWL secara operasional menggambarkan aktivitas dalam perusahaan sebagai usaha yang mengarah pada penciptaan kualitas kehidupan kerja yang lebih baik. Ellitan (1998) mengungkapkan bahwa tujuan kultur QWL adalah menciptakan organisasi bebas dari rasa takut dan menuntut keterlibatan seluruh pekerja dan anggota organisasi. QWL dapat dipandang sebagai suatu sasaran, proses, dan filosofi organisasi. Dengan keterlibatannya anggota organisasi dapat memberikan kontribusi pasa perusahaan, dari sana mereka akan memperoleh kepuasan yang lebih besar, kebanggaan, dan pertumbuhan pribadi. QWL mengintegrasikan kepentingan pengembangan anggota organisasi dengan sasaran pengembangan organisasi. QWL memandang anggota organisasi sebagai aset yang harus dipelihara, dikembangkan, memberikan pengetahuan, keterampilan, dan komitmen sebagai organisasi, bukannya sebagai biaya yang harus dikontrol. Ellitan mengacu pada Sherwood (1998) menunjukkan suatu kultur kerja dengan strategi “keterlibatan anggota organisasi” memiliki 5 karakteristik, yaitu: 1.
Terdapat pendelegasian yang memberikan tanggung jawab untuk melakukan tindakan pengambilan keputusan kepada orang yang memiliki informasi yang relevan dan tepat waktu serta memiliki keterampilan yang sesuai.
2. Terdapat kerja tim yang melintas batas-batas fungsional dan melibatkan orang yang tepat pada waktu yang tepat. Setiap orang dalam organisasi harus diintegrasikan dalam proses produksi dan pelayanan pada pelanggan. Jadi, tidak terfokus pada fungsi masing-masing bagian kerja.
13
3. Pemberdayaan SDM yang berarti memberikan peluang-peluang dan menghargai kontribusi sumber daya manusia. Organisasi memberdayakan semua anggota organisasi tanpa membedakan apakah anggota tersebut termasuk golongan minoritas, mayoritas, pria, atau wanita. Setiap pekerja diharapkan menerima dan menjelaskan tanggung jawab yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan mereka tanpa adanya pembatasan tanggung jawab. 4. Adanya integrasi antara sumber daya manusia dan teknologi, sehingga anggota organisasi harus dapat memberikan inisiatif dan kreativitas baik dalam bidang produksi, administrasi, laboratorium, dan menguasai teknologi. 5. Rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan yang berarti anggota organisasi berbagi suatu visi yang didasarkan pada seperangkat nilai yang dinyatakan dengan jelas, mendeskripsikan misi organisasi dan metode-metode untuk merealisasikannya. 2.2 Komitmen Organisasi Menurut Allen & Meyer dikutip Umam (2010) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah suatu konstruk psikologis yang merupakan karakterisitik hubungan anggota organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi
terhadap keputusan individu untuk melanjutkan
keanggotaannya dalam berorganisasi. Anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak memiliki komitmen organisasi. Barren dan Greenberg dikutip Umam (2010) menyatakan bahwa komitmen memiliki arti penerimaaan yang kuat dalam diri individu terhadap tujuan dan nilai-nilai perusahaan, sehingga individu tersebut akan berusaha dan berkarya serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan dalam organisasi tersebut. Mathis
dan
Jackson
(2000)
memberikan
definisi
komitmen
organisasional adalah derajat yang mana karyawan percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Menurut Steers dan Porter dikutip Sopiah (2008) mengatakan
14
bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan. Minner dikutip Sopiah (2008) mendefinisikan bahwa komitmen organisasional sebagai sebuah sikap dan memiliki ruang lingkup yang lebih global daripada kepuasan kerja, karena komitmen organiasi menggambarkan pandangan terhadap organisasi secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan saja. Robbins dikutip Sopiah (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai suatu sikap yang mereflesikan perasaan suka, atau tidak suka dari karyawan terhadap organisasi. Spector dikutip Sopiah (2008) menyatakan dua (2) perbedaan konsepsi tentang komitmen organisasional, yaitu sebagai berikut: (1) Pendekatan pertukaran (exchange approach), dimana komitmen organisasi sangat ditentukan oleh pertukaran kontribusi yang dapat diberikan perusahaan terhadap anggota dan anggota terhadap organisasi, sehingga semakin besar kesesuaian pertukaran yang didasari pandangan anggota maka semakin besar pula komitmen mereka terhadap organisasi. (2) Pendekatan psikologis, dimana pendekatan ini lebih menekankan orientasi yang bersifat aktif dan positif dari anggota terhadap organisasi, yakni sikap atau pandangan terhadap organisasi tempat kerja yang akan menghubungkan dan mengaitkan keadaan seseorang dengan organisasi. 2.2.1 Dimensi Komitmen Organisasi Allen dan Mayer dikutip Umam (2010) merumuskan tiga dimensi komitmen
dalam berorganisasi,
yaitu
Affective,
Continuance,
dan
Normative. a.
Affective Commitment, berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi dan keterlibatan anggota dengan kegiatan organisasi. Anggota organisasi dengan Affective Commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena memiliki keinginan untuk itu.
15
b. Continuance Commitment, berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi, sehingga akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan Continuance Commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota organisasi, karena memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut. c.
Normative Commitment, menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organiasi dengan Normative Commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi David dikutip Sopiah (2008) mengemukakan empat (4) faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu : a. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian. b. Karakteristik pekerjaan, misal lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, dan tingkat kesulitan dalam pekerjaan, c. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan. d. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan terhadap organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang telah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki komitmen yang berlainan. Steers dan Porter dikutip Sopiah (2008) mengemukakan ada sejumlah faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi, yaitu : a. Faktor personal yang meliputi harapan atas pekerjaan, kontrak psikologis, pilihan
dalam pekerjaan dan karakteristik
personal.
Keseluruhan faktor ini akan membentuk komitmen awal. b. Faktor organisasi, meliputi pengalaman kerja, ruang lingkup pekerjaan, supervisi dan konsistensi pencapaian tujuan organisasi.
16
c. Faktor non-organisasional, meliputi ketersediaan alternatif pekerjaan. Faktor yang bukan berasal dari organisasi, misalnya ada tidaknya alternatif pekerjaan yang lebih baik. Jika ada, tentu karyawan akan meninggalkannya. 2.2.3 Pembentukan Komitmen Organisasi Ada beberapa proses pembentukan organisasi menurut Allen Mayer seperti yang dikutip Umam (2010) yaitu: a. Pembentukan Affective Commitment berdasarkan tiga (3) hal. Pertama, karakterisitik organisasi seperti adanya kebijakan organisasi yang adil dan cara menyampaikan kebijakan organisasi pada individu. Kedua adalah karakteristik individu, seperti usia, tingkat pendidikan, dan etos kerja. Ketiga adalah Pengalaman kerja yang mencakup tantangan pekerjaan dan tingkat otonomi individu. b. Pembentukan
Continuance Commitment karena adanya
berbagai
tindakan atau kejadian yang dapat meningkatkan kerugian jika meninggalkan organisasi, seperti kerugian waktu dan usaha. c. Pembentukan
Normative Commitment tumbuh
karena organisasi
memberikan sesuatu yang berharga bagi individu yang tidak dapat dibalas kembali. 2.2.4 Pemberdayaan Komitmen Organisasi Sharafat Khan dalam Umam (2010) Pemberdayaan yang dapat dilakukan untuk memperkuat komitmen organisasi adalah : a. Lama bekerja, merupakan waktu yang dijalani seseorang dalam melakukan pekerjaan dalam perusahaan. semakin lama seseorang bertahan dalam perusahaan, semakin terlihat bahwa dia berkomitmen terhadap perusahaan. b. Kepercayaan, adanya rasa saling percaya akan menciptakan kondisi yang baik untuk pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menghargai perbedaan pandangan dan perbedaan kesuksesan yang diraih oleh karyawan.
17
c. Rasa percaya diri akan menimbulkan rasa menghargai kemampuan yang dimiliki karyawan, sehingga komitmen terhadap perusahaan akan semakin tinggi. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan rasa percaya diri karyawan adalah mendelegasikan tugas penting kepada karyawan dan menggali saran ide dari mereka. d. Kredibilitas,
menjaga
kredibilitas
dengan
penghargaan
dan
mengembangkan lingkungan kerja dengan kompetisi yang sehat sehingga akan menciptakan organisasi yang memiliki kinerja dan komitmen tinggi. e. Pertanggungjawaban, dapat dilakukan dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar, dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja karyawan. 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan Melia
(2010) melakukan
penelitian yang berjudul
“Analisis
Komitmen Organisasi melalui faktor-faktor Quality Of Work Life (QWL) Studi Kasus Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi tenaga kependidikan dan pendidik terhadap QWL yang diterapkan organisasi dinilai baik dengan nilai tinggi. Tenaga kependidikan dan pendidik juga memiliki persepsi komitmen organisasional yang cukup tinggi terhadap IPB. Terdapat korelasi antara faktor-faktor QWL dengan komitmen organisasional. Faktor QWL yang paling memiliki korelasi dengan komitmen affective tenaga pendidikan adalah faktor integrasi lingkungan kerja dan faktor relevansi sosial sedangkan untuk tenaga pendidik adalah faktor integrasi lingkungan kerja dengan korelasi positif, nyata, dan agak kuat. Faktor-faktor QWL yang berkorelasi dengan komitmen Continuance tenaga kependidikan adalah faktor relevansi sosial, sementara untuk tenaga pendidik adalah faktor partisipasi. Faktor QWL yang paling berkorelasi dengan komitmen normatif tenaga kependidikan adalah faktor relevansi sosial, sedangkan tenaga pendidik adalah faktor integrasi lingkungan kerja dengan pengaruh yang positif, nyata dan agak kuat.
18
Dari hasil regresi didapatkan, faktor QWL yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor relevansi sosial dan faktor integrasi lingkungan kerja. Hasil SEM (Structural Equation Modeling) didapatkan loading faktor terbesar yang menjadi penciri atau berkontribusi terbesar terhadap variabel laten bebas (QWL) adalah faktor relevansi sosial dan faktor integrasi lingkungan kerja. Untuk penciri yang berkomitmen paling besar terhadap variabel terikat (komitmen organisasi) adalah komitmen affective. Penelitian terdahulu yang telah dilakukan memberikan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor relevansi sosial kehidupan kerja dan integrasi lingkungan kerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menunjukkan bahwa faktor QWL yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Octaviani (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Faktor-faktor Quality Of Work Life dengan Produktivitas Kerja Karyawan PT Taspen (Persero) Cabang Bogor” menyatakan bahwa penerapan faktor QWL di PT Taspen Persero terdiri dari pengembangan karir, kompensasi, komunikasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggaan, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja. Faktor QWL yang ditetapkan oleh perusahaan dinilai baik oleh karyawan. Hal ini berarti bahwa faktor-faktor QWL sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh karyawan. Pengujian korelasi Rank Spearman memperlihatkan bahwa faktor-faktor QWL memiliki hubungan yang positif dan nyata dengan produktifitas kerja karyawan. Hasil uji korelasi menunjukkan faktor QWL yang meningkatkan pengetahuan
adalah
pengembangan
karir,
kompensasi,
komunikasi,
lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggan, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja. Indikator yang meningkatkan keterampilan adalah kompensasi, komunikasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, kebanggaan dan kesehatan kerja. Indikator yang meningkatkan perilaku adalah kompensasi, lingkungan yang aman, penyelesaian konflik, partisipasi karyawan dan kesehatan kerja.
19
Mutiara (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan Faktor-Faktor Quality Of Work Life dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Kependidikan Direktorat dan Kantor Institut Pertanian Bogor” yang menyimpulkan bahwa persepsi karyawan terhadap faktor-faktor QWL sudah cukup baik dengan nilai tertinggi adalah faktor restrukturisasi kerja. Untuk persepsi karyawan terhadap faktor kinerja tenaga kependidikan Direktorat dan Kantor IPB, menyatakan bahwa keseluruhan faktor seperti inisiatif, tanggungjawab, efisiensi, ketelitian, kerjasama dan disiplin berada dalam kondisi yang sudah baik. terdapat korelasi antara faktor-faktor QWL. Faktor yang memiliki korelasi dengan kinerja adalah partisipasi dalam pemecahan masalah dan sistem imbalan inovatif. Dua variabel lain tidak memiliki korelasi karena nilai signifikansi diatas 0,10. QWL ini dapat membantu IPB meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan mencapai visi, misi, dan tujuan institusi dengan optimal.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT Sinar Sosro adalah perusahaan pelopor untuk minuman teh dalam kemasan. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri minuman di Indonesia, PT Sinar Sosro dituntut untuk mempunyai strategi bersaing yang handal sehingga dapat mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar. Sesuai dengan filosofi perusahaan, yaitu peduli terhadap kualitas, keamanan, kesehatan serta ramah terhadap lingkungan, maka PT Sinar Sosro memiliki tujuan dan dedikasi terhadap masyarakat untuk memberikan produk dan pelayanan terbaik. Untuk mencapai tujuan ini, maka perusahaan harus melakukan pengembangan terhadap kualitas sumber daya manusia yang telah ada sehingga dapat berperan secara maksimal, karena SDM adalah penggerak utama untuk meraih tujuan perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh PT Sinar Sosro adalah dengan penerapan program QWL secara menyeluruh. QWL tidak hanya memfokuskan pada pemberian kompensasi finansial yang adil, namun juga memperhatikan pemenuhan hak-hak dan pembuatan kebijakan yang berpihak kepada karyawan, sehingga karyawan memiliki motivasi untuk berpartisipasi dalam mencapai kesuksesan perusahaan. Pelaksanaan QWL juga memberikan dampak positif atas terciptanya komitmen karyawan terhadap organisasi. Pelaksanaan QWL diharapkan menjadi perhatian bagi setiap organisasi, karena QWL membuat karyawan akan lebih memberikan peran serta bagi perusahaan dan menumbuhkan keinginan karyawan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Dengan komitmen organisasi yang tinggi, karyawan merasa bahwa dirinya adalah bagian dari organisasi. Komitmen yang terdiri dari komitmen affective, normative, dan continuance. Komitmen affective yang mengacu pada keterikatan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang karyawan pada suatu organisasi. Komitmen continuance adalah risiko yang didapatkan seorang karyawan jika meninggalkan organisasi. Sedangkan komitmen Normative adalah sebuah dimensi moral yang didasarkan pada
21
perasaan wajib dan tanggungjawab pada organisasi yang mempekerjakannya. Untuk mengetahui persepsi karyawan PT Sinar Sosro atas pelaksanaan QWL dan tingkat komitmen organisasi menggunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis pengaruh antara QWL dan komitmen organisasi dianalisis dengan analisis regresi sederhana dan berganda.
Filosofi dan Tujuan PT Sinar Sosro
Pengembangan Kualitas SDM Unggul
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor QWL : Imbalan yang adil dan memadai Lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan Integrasi sosial dalam lingkungan kerja Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif Keseimbangan antara kehidupan kekaryaan dan kehidupan pribadi Relevansi sosial kehidupan kekaryaan
Analisis Regresi Sederhana
Analisis Regresi Berganda
Komitmen Organisasi: 1. Affective (Keinginan) 2. Continuance (Kebutuhan) 3. Normative (Keharusan)
Gambar2. Alur Kerangka Pemikiran Penelitian
22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian pengaruh penerapan faktor QWL terhadap komitmen organisasi ini dilaksanakan di PT Sinar Sosro yang beralamat di Jalan Soleh Iskandar Cimanggu Bogor. PT Sinar Sosro dipilih karena perusahaan ini adalah salah satu yang terbaik dalam industri minuman dalam kemasan. Hal ini menjadi alasan peneliti untuk mengetahui penerapan QWL dan tingkat signifikansi pengaruh QWL terhadap komitmen organisasi. Dan juga adanya kesediaan PT Sinar Sosro untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2011 hingga Februari 2012. 3.3. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan studi kepustakaan. Data yang dikumpulkan terbagi menjadi data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari sumber aslinya dan harus diolah kembali. Data sekunder adalah data yang telah tersedia. Bentuk data ini didapatkan dari studi literatur dan internet. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi bagaimana penerapan QWL di perusahaan dengan melakukan wawancara terhadap karyawan dan pihak manajemen sehingga diperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian. Kuesioner juga digunakan sebagai salah satu instrumen penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan tentang penerapan QWL di perusahaan, persepsi tingkat komitmen karyawan, dan mengidentifikasi pengaruh antara QWL dengan komitmen organisasi. Kuesioner akan dinilai berdasarkan jawaban dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misal setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. (Umar, 2005). Bobot yang digunakan dalam skala Likert adalah:
23
5: Sangat setuju 4: Setuju 3: Kurang Setuju 2: Tidak setuju 1: Sangat tidak setuju Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap lingkungan kerja karyawan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah tempat, kegiatan dan objek penelitian. Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik tentang pelaksanaan QWL serta untuk menjawab pertanyaan yang menjadi masalah dalam penelitian. PT Sinar Sosro KP Bogor memiliki karyawan yang terbagi ke dalam beberapa bagian. Diantaranya bagian penjualan, bagian administrasi, dan bagian personalia dan umum. Jumlah keseluruhan karyawan adalah 52 orang. Penetapan responden dalam penelitian ini berdasarkan sampling jenuh yang mengikutsertakan keseluruhan anggota populasi, dikarenakan jumlah populasi yang kecil. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen adalah variabel yang merupakan penyebab terjadinya variasi bagi variabel dependen. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel independent. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi sedangkan variabel bebas (independen) adalah delapan faktor QWL, yaitu : 1. Imbalan yang adil dan memadai 2. Kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman 3. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan 4. Kesempatan berkembang dan keamanan berkerja di masa depan 5. Integrasi sosial dalam lingkungan kerja 6. Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif 7. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi 8. Relevansi sosial kehidupan kerja
24
3.3.1 Perumusan Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditentukan, maka perumusan hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh nyata antara faktor imbalan yang adil dan memadai terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 2. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 3. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kesempatan untuk menggunakan
dan
mengembangkan
pengetahuan
terhadap
komitmen organisasi PT Sinar Sosro 4. Terdapat pengaruh nyata antara faktor kesempatan berkembang dan keamanan bekerja di masa depan terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 5. Terdapat pengaruh nyata antara faktor integrasi sosial dalam lingkungan kerja terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 6. Terdapat pengaruh nyata antara faktor ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 7. Terdapat pengaruh nyata antara faktor keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 8. Terdapat pengaruh nyata antara faktor relevansi sosial kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi PT Sinar Sosro 9. Terdapat pengaruh nyata antara imbalan yang adil dan memadai, kondisi lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman, kesempatan untuk
menggunakan
dan
mengembangkan
pengetahuan,
kesempatan berkembang dan keamanan bekerja di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial kehidupan kerja terhadap komitmen organisasi.
25
3.4 Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Fungsi dari uji validitas adalah untuk menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang diyakini peneliti dalam pengukuran (Umar, 2005). Langkah untuk mengukur validitas adalah: a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur b. Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden c. Mempersiapkan tabulasi jawaban d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Pearson product moment, yaitu :
–
…………………………………...(1)
Keterangan: r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah responden x = Skor masing-masing pertanyaan dari tiap responden y = Skor total semua pertanyaan dari responden 5. Membandingkan angka korelasi yang diperoleh dengan angka kritik tabel r. Bila r hitung > r tabel, maka pertanyaan itu valid.
3.4.2. Uji Reliabilitas Kuesioner Uji reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, dan keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 2005). Uji reliabilitas berfungsi untuk menguji kestabilan hasil pengukuran, bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat yang berbeda. Teknik Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas instrumen penelitian. Kuesioner dikatakan reliabel atau dapat diandalkan jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6. Teknik ini menggunakan skor yang merupakan rentangan
26
0-10 atau 0-1000 atau bentuk skala 1-5. Rumus Alpha Cronbach untuk mengukur reabilitas adalah :
………………………............................ (2)
Keterangan: r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan
!
= Ragam total
" ! = Jumlah varian pertanyaan 3.4.3. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan QWL di perusahaan serta untuk mengetahui tingkat komitmen organisasi. Metode analisis deskriptif merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data sesuai dengan yang sebenarnya, kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Besarnya rentang skala diperoleh dari rumus (Simamora dikutip Mutiara, 2008) sebagai berikut : #$
%
……………………….………………………………(3)
Dimana: RS = Rentang skala m = Angka tertinggi dalam pengukuran n
= Angka terendah dalam pengukuran
b
= Banyaknya kelas Setelah diperoleh skor rataan, maka dihubungkan dengan tingat
kesetujuan karyawan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Posisi Keputusan Kriteria Jawaban Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju
Bobot Nilai 1,00 – 1,80 1,81 – 2,60 2,61 – 3,40 3,41 – 4,20 4,21 – 5,00
27
3.4.4 Analisis Regresi Sederhana Regresi sederhana, adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Persamaan regresi linier dari Y terhadap X dirumuskan sebagai berikut: Y=a+bX Keterangan: Y = variabel terikat X = variabel bebas a = intersep b = koefisien regresi/slop Tujuan menggunakan analisis regresi sederhana ialah membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas, menguji hipotesis karakteristik dependensi, dan untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkauan sampel.
3.4.5. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda memerlukan beberapa asumsi agar model tersebut layak dipergunakan, yaitu uji normalitas, uji multikolineritas, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data contoh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu
pendekatan grafik (histogram dan P-P Plot) atau uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dengan analisis grafik yaitu membandingkan normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal.
28
b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF > 10, terjadi multikolinieritas. Sebaliknya, jika VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas c. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas memiliki fungsi untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain.
Model
regresi
yang
baik
adalah
model
yang
tidak
terjadi
heteroskedastisitas, atau model mempunyai persamaan ragam individual suatu periode pengamatan dengan motode pengamatan lain (Nugroho, 2009). Cara memprediksi apakah suatu data terpengaruh heteroskedastisitas adalah mengamati gambar Scatterplot dalam model regresi linear berganda, jika memenuhi syarat: 1.
Titik data menyebar di atas atau di bawah atau disekitar angka 0.
2.
Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3.
Penyebaran titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang kemudian menyempit dan melebar kembali.
4.
Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.
3.4.6 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk mengukur pengaruh QWL terhadap tingkat
29
komitmen organisasi. Persamaan untuk model regresi berganda (Umar, 2005) adalah: Ŷ = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8………(4) Keterangan: Ŷ = Komitmen Organisasi X1 = Imbalan yang adil dan memadai X2 = Kondisi dan lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman X3 = Adanya kesempatan untuk menggunakan kemampuan X4 = Kesempatan untuk berkembang dan keamanan berkarya di masa depan X5 = Integrasi sosial dalam lingkungan kerja X6 = Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif X7 = Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X8 = Relevansi sosial kehidupan kerja b0 = Konstanta b1 = Koefisien regresi X1 b2 = Koefisien regresi X2 b3 = Koefisien regresi X3 b4 = Koefisien regresi X4 b5 = Koefisien regresi X5 b6 = Koefisien regresi X6 b7 = Koefisien regresi X7 b8 = Koefisien regresi X8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah dan perkembangan perusahaan PT Sinar Sosro didirikan oleh keluarga Sosrodjojo pada tahun 1940 di Jawa Tengah. Pada awalnya produk teh yang dipasarkan bernama Teh Cap Botol yang masih berbentuk teh kering dan belum diproses menjadi teh kemasan siap minum. Pada tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi bisnis ke Jakarta dengan strategi “Cicip Rasa” yaitu memberikan sampling produk ke beberapa pasar. Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol. Teh ini mendapat respon yang cukup baik dari konsumen sehingga pada tahun 1974 didirikan PT Sinar Sosro yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia. Untuk tetap menarik konsumen, PT Sinar Sosro melakukan inovasi terutama pada tampilan botol yang didesain secara baik. Dari awal diluncurkan hingga saat ini, produk Teh Botol Sosro telah tiga kali mengalami perubahan botol. PT Sinar Sosro selalu melakukan pengembangan produk sehingga tidak hanya terbatas pada produk teh saja, namun saat ini sudah terdapat berbagai produk minuman seperti Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. Saat ini PT Sinar Sosro telah memiliki 9 unit Kantor Pabrik (KPB), 11 Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) dan 92 Kantor Penjualan (KP) yang tersebar di seluruh Indonesia Salah satu Kantor Penjualan yaitu KP Bogor yang berdiri pada tanggal 25 Februari 1992. Pada mulanya, kantor penjualan Bogor terletak di Jalan Raya Baru Kemang Km. 26 Bogor dan daerah distribusinya hanya ruang lingkup di kawasan Bogor saja, namun dengan semakin berkembangnya wilayah pemasaran produk, PT Sinar Sosro merubah stock point Bogor menjadi perwakilan unit distribusi penjualan dan pemasaran Sosro pada PT Sasanacaraka Mekarjaya. Setelah enam bulan berdiri dan mendapat
31
tanggapan positif atas hasil penjualan produk yang selalu meningkat, maka unit Bogor membuka cabang atau stock point pertama yang menjangkau daerah distribusi kabupaten Bogor wilayah selatan. Dan pada bulan Agustus 1994 membuka stock point Cileungsi dengan wilayah distribusi yaitu sekitar daerah Bogor Timur. Pada tahun 1995 Unit Bogor diambil alih oleh PT Sasanasanga Merkaluhur dan pada Bulan Juli Tahun 1995 Unit Bogor membuka stock point kembali yaitu di daerah Sawangan dengan distribusi yang mencakup wilayah Bogor Utara dengan alamat Jalan raya Cinangka Parung KM. 30 No.68 Kecamatan Sawangan Kota Depok. Tanggal 2 Januari 1997, Unit Bogor berinduk ke PT Binasarana Jayamurni yang beralamat di Jalan Merdeka KM 2 No. 68 Cimone Tangerang. Hal ini dilakukan karena untuk memaksimalkan potensi penjualan di wilayah barat. Sedangkan stock point Sukabumi berinduk pada PT Sasanacaraka Mekarjaya. Dan pada September 1997 Unit Bogor membuka stockist untuk wilayah barat. Pada Januari tahun 2000 PT Binasarana Jayamurni melakukan merger dengan PT lain (grup Sosro) sehingga PT Binasarana Jayamurni dinamakan PT Sinar Sosro hingga saat ini. Pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan yaitu pertama adalah PT Sinar Sosro, perusahan yang memproduksi teh siap minum dalam kemasan dengan produk-produknya adalah Teh botol sosro, Fruit tea sosro, Joy tea green sosro, Tebs, Happy jus, dan air minum Prim-a. Sedangkan untuk PT Gunung Slamat, perusahaan yang memproduksi teh kering siap saji. produk-produknya adalah teh celup sosro, teh cap botol, teh poci, teh terompet, teh sadel, teh sepatu dan teh berko. PT Gunung Slamat mendapatkan penghargaan sebagai top brand award 2008 untuk kategori teh celup. Dengan pengembangan bisnis ini, diharapkan dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi pihak-pihak yang terkait di perusahaan.
32
4.1.2 Visi dan Misi a. Visi Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait (The Indonesian World Class Beverage Company). b. Misi 1. Membangun merk Sosro sebagai merk teh yang alami berkualitas dan unggul. 2. Melahirkan merek dan produk baru baik yang berbasis teh maupun non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masingmasing. 3. Memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun jaringan distribusi internasional. 4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang baik dalam volume penjualan maupun jumlah pelanggan. 5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai utama perusahaan. 6. Memberikan kepuasan pada konsumen. 7. Memberikan kontribusi terhadap devisa negara c. Filosofi Perusahaan Dasar atau filosofi PT Sinar Sosro adalah niat baik yang di jabarkan sebagai berikut: 1. Peduli terhadap kualitas: Perusahaan selalu memberikan produk yang bermutu tinggi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2. Peduli terhadap keamanan: Keamanan adalah salah satu hal penting yang sangat diperhatikan mulai dari proses produksi hingga distribusi produk ke tangan konsumen. 3. Peduli terhadap kesehatan: Penggunaan bahan baku yang sesuai dengan kesehatan yaitu tanpa penggunaan pemanis buatan dan produk yang sudah mendapatkan sertifikasi halal.
33
4. Ramah lingkungan: Perusahaan telah mendapat sertifikasi ISO 14000 karena selalu menggunakan bahan yang ramah lingkungan. 4.1.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi disusun sebagai dasar untuk spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. Pekerjaan dapat dilakukan secara tim maupun individual. Dan setiap pekerjaan memerlukan kordinasi antara atasan dan bawahan. Struktur Organisasi PT Sinar Sosro KP Bogor dapat dilihat pada lampiran 2. Deskripsi pekerjaan dari masing-masing jabatan adalah sebgai berikut: a. Unit Manager Bertugas untuk mengkoordinir fungsi-fungsi operasional supervisor, salesman, assistant sales, kepala administrasi, KA, Gudang, dan Danru satpam.
Mengefisienkan
segala
dana,
tenaga,
alat
dan
waktu
diperwakilkan, mewakili perusahaan ke dalam dan keluar menurut wewenang yang diberikan perusahaan. b. MIS (Marketing Information Support) Bertanggung jawab untuk membuat laporan harian, mingguan, bulanan (tepat waktu), membuat laporan perkembangan pasar dan penjualan, melayani kebutuhan unit manager, dan bertanggung jawab terhadap surat menyurat. c. Supervisor Mensupervisi kegiatan distribusi dan pelayanan pada pelanggan, menerima laporan dan informasi dari sales, survey pasar dan analisa potensi pasar, berperan sebagai trainer bagi bawahannya, serta membina hubungan baik dengan pelanggan. d. Salesman Bertugas mendistribusikan produk, Merawat SDK yang menjadi tanggung jawabnya, Membuat laporan SISPRO.
34
e. Assistant Salesman Bertugas membantu tugas salesman baik lapangan maupun tugas-tugas administrasi, membantu salesman melayani pelanggan, merawat SDK (Sumber Daya Kendaraan). f. Kepala Administrasi Bertanggung jawab untuk memeriksa laporan harian secara global, melakukan opname produk & kas, otorisasi penerimaan dan pengeluaran uang & barang g. Administrasi Piutang Bertanggung jawab untuk mencatat transaksi piutang, menyiapkan tagihan harian salesman sesuai dengan RRK serta membuat laporan kondisi piutang harian, mingguan, dan bulanan dan evaluasi piutang h. Administrasi SAR /SIFUSION & Stock Bertugas untuk input semua transaksi penjualan salesman, transaksi penerimaan dan pengeluaran barang gudang serta print laporan harian penjulan & Gudang i. Kasir & Cash Book Bertugas menerima laporan penjualan baik tunai maupun giro dan setor uang hasil penjualan ke bank setiap hari
4.1.4 Manajemen Sumber Daya Manusia a. Komposisi karyawan PT Sinar Sosro KP. Bogor memiliki jaringan distribusi yang meliputi wilayah kota Bogor. Distribusi dilakukan ke outlet, kantin, restoran, hingga pasar swalayan. Di PT Sinar Sosro terbagi menjadi tiga unit kerja yaitu bagian penjualan, administrasi, serta personalia dan umum. Jumlah karyawan PT Sinar Sosro adalah 52 orang. Dalam melakukan pekerjaannya, karyawan bagian penjualan terbagi menjadi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 2-3 orang yang bertugas untuk mendistribusikan produk. Karyawan unit penjualan terdiri dari Sales Supervisor, Salesman dan Assistant Salesman Dropper, Salesman dan Assistant Canvasser. Sales Supervisor bertugas untuk melakukan supervisi atas kegiatan distribusi dan penjualan produk.
35
Salesman dan assistant salesman dropper bertugas untuk mendistribusikan produk ke outlet kecil, seperti kantin, warung, dan restoran. Sedangkan salesman
dan
assistant
salesman
canvasser
bertugas
untuk
mendistribusikan produk ke outlet besar seperti pasar swalayan dan hypermart. Karyawan bagian administrasi yang dipimpin oleh kepala bagian administrasi terdiri dari karyawan administrasi piutang, Administrasi SAR/ SIFUSION & Stock, serta kasir & Cash Book dan Marketing Information System (MIS). Sedangkan bagian personalia dan umum terdiri dari HRD dan security. Bagian penjualan, administrasi, serta personalia dan umum saling berkaitan satu sama lain dan bekerja sama untuk melakukan proses distribusi yang optimal. Sebelum diangkat menjadi karyawan tetap, karyawan diharuskan untuk mengikuti program training (pelatihan) selama tiga bulan untuk mengetahui sistem kerja perusahaan, memiliki pengetahuan tentang produk serta peraturan yang diberlakukan di perusahaan. b. Pengaturan Waktu Kerja Waktu kerja di PT Sinar Sosro adalah setiap hari senin hingga jum’at dari pukul 08.00 hingga 16.00. Sedangkan hari sabtu mulai pukul 08.0013.00. Untuk waktu istirahat adalah satu jam mulai pukul 12.00-13.00. Untuk bagian penjualan pada umumnya waktu kerja mulai pukul 08.0017.00 karena setelah melakukan kegiatan distribusi barang harus membuat laporan hasil penjualan dan melaporkan hasil penjualan. Setiap karyawan harus melakukan absensi ketika waktu datang dan selesai bekerja. Setiap bulan bagian personalia akan melakukan rekapitulasi absensi dan memberikan rekomendasi jika absensi perlu perhatian. c. Sistem Imbalan Pemberian kompensasi harus dilakukan secara baik oleh perusahaan. karena kompensasi dilakukan untuk menghargai prestasi kerja karyawan yang telah memberikan kontribusi terhadap perusahaan. Sistem kompensasi menganut prinsip adil dan memadai. Pekerjaan dikompensasi secara adil dengan membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja dan sesuai dengan tanggung jawab karyawan tersebut dalam perusahaan. Sedangkan
36
memadai artinya kompensasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup karyawan secara wajar. PT Sinar Sosro memberikan kompensasi finansial berupa gaji, tunjangan, IH (Imbalan Harian), bonus, serta insentif. Perincian kompensasi yang diterima oleh karyawan adalah sebagai berikut: 1. Gaji pokok diberikan setiap bulan beserta tunjangan jabatan dan tunjangan masa kerja. 2. Imbalan harian terdiri dari uang makan dan uang untuk transportasi. 3. Uang lembur diberikan sesuai dengan berapa lama penambahan waktu di luar jam kerja yang dihitung per jam. 4. Insentif diberikan khusus untuk karyawan bagian penjualan yang disesuaikan dengan kinerja hasil penjualannya. 5. Bonus diberikan umumnya dibagikan sekali dalam setahun. Bonus hanya diberikan kepada karyawan yang sudah bekerja lebih dari satu tahun dan berstatus karyawan tetap. Bonus yang diberikan sebesar satu kali gaji pokok. 6. Tunjangan Hari Raya (THR) diberikan setahun sekali ketika hari raya keagamaan. 7. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) terdiri dari asuransi jaminan kesehatan, kematian, dan tunjangan hari tua. D. Fasilitas Perusahaan memberikan fasilitas untuk menunjang kelancaran kerja karyawan. Untuk karyawan bagian penjualan diberikan fasilitas kendaraan untuk disribusi produk. Kendaraan yaitu mobil untuk sales canvasser dan sales dropper sedangkan untuk sales representatif diberikan fasilitas motor. Sales representatif juga diberikan fasilitas pendukung seperti jas hujan. Untuk karyawan bagian administrasi, personalia dan umum diberikan fasilitas komputer dan alat tulis kantor untuk melaksanakan pekerjaan. Perusahaan juga memberikan seragam untuk seluruh karyawan sebagai identitas dari perusahaan.
37
E. Sistem Promosi Jabatan Promosi jabatan dilakukan oleh karyawan yang memiliki kinerja baik. PT Sinar Sosro melakukan penilaian kinerja dalam waktu triwulan (3 bulan), satu semester (6 bulan), dan penilaian kinerja tahunan. Karyawan yang akan dilakukan promosi jabatan harus membuat rencana kerja, target yang akan dicapai, serta program kerja yang akan dipresentasikan di depan Unit Manager. 4.1.5 Sistem Distribusi Produk Dalam melakukan tugasnya, unit penjualan mempunyai sistem distribusi produk yang dirancang untuk memudahkan proses kerja. Sistem distribusi yang dilakukan PT Sinar Sosro adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan RRK (Rencana dan Realisasi Kunjungan) Menyusun RRK dilakukan untuk mengetahui tempat yang akan dilakukan proses pemasaran produk. Masing-masing tim penjualan telah memiliki daerah masing-masing yang menjadi wilayah kerjanya. Penentuan daerah dan tempat distribusi dilakukan oleh Unit Manager. b. Admistrasi Stock Realisasi kunjungan kerja harus diserahkan kepada bagian administrasi untuk di input kedalam komputer yang menggunakan software khusus. Bagian administrasi akan memberikan print-out rencana dan realisasi kunjungan (RRK). c. Surat Permintaan Barang (SPB) dan Surat Jalan (SJ) SPB dikerjakan pada sore hari untuk kegiatan penjualan esok hari. Salesman Canvasser dan Salesman Droper meminta SPB kepada bagian administrasi sebagai dokumen distribusi produk. SJ diberikan sebagai persetujuan pengeluaran barang dari gudang yang harus mendapatkan otorisasi. d. Menyiapkan produk dari gudang ke SDK(Sumber Daya Kendaraan) Produk dari gudang dikeluarkan dan dipindahkan ke Sumber Daya Kendaraan atau mobil distribusi dan siap untuk dijual.
38
e. Distribusi ke outlet yang sudah ditentukan Proses distribusi ini dilakukan tim sesuai dengan wilayah masingmasing. Tim penjualan akan menerima uang tunai hasil penjualan atau mencatat piutang jika ada outlet yang melakukan pembayaran kemudian hari. f. Kembali ke kantor untuk melakukan retur barang Tim penjualan kembali ke kantor kembali ke kantor jika telah selesai melakukan distribusi dan melakukan retur barang jika ada barang yang tidak terdistribusi. g. Membuat laporan kerja harian Bagian penjualan kemudian harus membuat laporan harian yang berisi tentang transaksi penjualan yang dilakukan hari ini. Bagian administrasi melakukan input ke dalam software Sistem Informasi Distribusi (SID). bagian penjualan harus melakukan pelaporan uang tunai dan piutang hasil penjualan jangka waktu pelunasan piutang adalah maksimal 30 hari setelah barang diterima oleh outlet tersebut. Piutang pada produk Sosro dalam kemasan botol dibedakan menjadi dua, yaitu piutang isi dan piutang botol. Piutang isi artinya outlet yang belum membayar pembelian produk Sosro dengan harga isi, sedangkan piutang botol terjadi pada outlet yang belum mengembalikan botol dari produk Sosro. h. Menyetorkan hasil uang penjualan ke kasir Setelah melakukan pelaporan baik untuk pembayaran cash dan piutang, maka divisi penjualan harus melakukan penyetoran uang kepada bagian kasir. 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada karyawan PT Sinar Sosro KP Bogor, maka dapat terlihat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Karakteristik ini dapat dilihat penyebaran sumber daya manusia di PT Sinar Sosro sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor .
39
4.2.1 Jenis kelamin Dari keseluruhan responden yang berjumlah 52 orang menunjukkan bahwa karyawan laki-laki laki laki lebih bayak dibandingkan dengan wanita. Karyawan laki-laki laki sebanyak 50 orang (96%) sedangkan karyawan ryawan wanita hanya 2 orang (4%). %). Hal ini disebabkan karena fokus pekerjaan an di PT Sinar Sosro KP. Bogor adalah distribusi produk sehingga jumlah karyawan karyaw lakilaki lebih mendominasi. Setiap karyawan diberikan pe pekerjaan an sesuai dengan keahlian dan tingkat pendidikan yang dimiliki. 4.2.2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh pada kinerja yang dihasilkan setiap karyawan. Tingkat pendidikan karyawan PT Sinar Sosro terlihat pada gambar berikut ini: ni: 11% 10% SLTA/Sederajat 4%
Diploma 1 Diploma 3 Sarjana 75%
Gambar 3. 3 Karakteristik tingkat pendidikan responden Dari total keseluruhan karyawan, mayoritas karyawan memiliki tingkat pendidikan setingkat SLTA dan sederajat sebanyak 39 Orang ((75%), Diploma 1 sebanyak 2 orang (4%), Diploma 3 yaitu 5 Orang (10%), %), dan S1 sebanyak 6 Orang (11 (11%). Tingkat pendidikan akan menentukan penghasilan karyawan, beban kerja kerja,, wewenang dan tanggung jawab, serta pelatihan yang dibutuhkan karyawan. 4.2.3 Usia responden terbagi menjadi beberapa rentang yaitu responden usia Usia responden terbag 21-30 30 tahun sebanyak 14 Orang (27%), (27% responden dengan usia 31-40 31 tahun
40
sebanyak 25 Orang (48% (48%), responden dengan usia 41-50 tahun ahun sebanyak 11 orang (21%), responden dengan usia u lebih dari 51 tahun ahun sebanyak 2 Orang (4%). Usia responden terbesar berada pada rentang 31 31--40 tahun dikarenankan pada usia tersebut adalah adalah usia produktif yang sangat dibutuhkan ibutuhkan untuk menjalankan kegiatan distribusi produk. Dengan usia yang produktif, diharapkan akan membe memberikan rikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
4% 27%
21%
21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun
48%
> 51 tahun
Gambar 44. Karakteristik usia responden 4.2.4 Unit Kerja/Bagian /Bagian Di PT Sinar Sosro kantor penjualan Bogor terbagi kedalam beberapa unit kerja yaitu penjualan, administrasi, serta personalia dan umum. Masing Masingmasing bagian mempunyai deskripsi pe pekerjaan an yang berbeda-beda berbeda dan saling berkaitan untuk menunjang kelancaran proses kerja distribusi. Seperti bagian penjualan bertugas untuk memastikan sem semua ua proses distribusi yang dilakukan sesuai dengan RRK dan telah mencapai target yang telah ditentukan. Bagian administrasi bertugas untuk mengatur masalah keuangan dan administrasi. Sedangkan bagian personalia dan umum mengatur hubungan sumber daya manusia manusia. Mayoritas responden en termasuk kedalam unit kerja penjualan dengan persentase responden den bagian penjualan sebanyak 28 orang (54%), bagian administrasi sebanyak 15 orang (29%) dan bagian personalia dan umum sebanyak 9 orang (17%) seperti yang tertera pada gambar mbar ini:
41
Penjualan
17%
Administrasi 54%
29%
Personalia dan Umum
Gambar 5. 5 Karakteristik unit kerja responden 4.2.5 Masa Kerja Masa kerja seorang responden adalah salah satu unsur yang digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat komitmen organisasi karyawan. Di PT Sinar Sosro KP Bogor memiliki tingkat masa kerja yang terbagi atas 3 bagian yaitu masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 14 orang (27%), masa kerja antara 5-15 15 tahun sebanyak 21 orang (40%) dan masa kerja antara 1625 tahun sebanyak 7 orang (33%).
27%
33%
< 5 Tahun 5-15 Tahun 16-25 Tahun
40%
Gambar 66. Karakteristik masa kerja responden 4.3 Hasil Uji Validitass dan Reliabilitas 1. Hasil Uji Validitas Uji validitas adalah Uji validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang
42
diukur. (Umar, 2005). Tujuan uji validitas untuk mengukur kecermatan instrumen pengukuran agar sesuai dengan tujuan penelitian. Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung setiap jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner yang diajukan kepada responden yang dihubungkan dengan total skor. Selanjutnya, pengujian validitas harus membandingkan antara nilai r hitung dan r tabel. Apabila hasil dari r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dihilangkan atau diganti. Sesuai dengan hasil penghitungan uji validitas dengan n=52 dan taraf signifikasi sebesar 5% maka nilai r tabel diperoleh sebesar 0,273 dan semua instrumen dalam kuesioner dinyatakan valid. Secara rinci hasil pengujian validitas dapat dilihat pada lampiran 3. 2. Hasil Uji Reliabilitas Pengujian
reliabilitas
adalah
berkaitan
dengan
masalah
adanya
kepercayaan terhadap instrumen. Suatu instrumen dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (konsisten) jika hasil dari pengujian instrumen tersebut menunjukkan hasil yang tetap. Hasil akan sama akan diperoleh jika dilakukan pengujian ulang pada waktu yang berbeda. Parameter untuk mengukur tingkat reliabilitas adalah nilai Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach >0,60. Semakin nilai Alpha Cronbach mendekati satu, maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya. Setelah dianalisis, maka penelitian ini didapatkan nilai Alpha Cronbach kemudian ditarik kesimpulan dengan klasifikasi nilai alpha. Hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai Alpha Cronbach untuk variabel QWL sebesar 0,918 sedangkan untuk variabel komitmen, hasil perhitungan reliabilitas adalah sebesar 0,848. Kesimpulan dari hasil uji reliabilitas ini adalah reliabel dan dapat dipercaya. Secara rinci, hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 3.
43
4.4. Analisis Persepsi Terhadap Penerapan Faktor-Faktor Quality of Work Life (QWL) 4.4.1 Persepsi terhadap sistem imbalan yang memadai dan adil Sistem imbalan adalah hasil dari kinerja yang yang diberikan karyawan kepada perusahaan. Imbalan yang diberikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup dan memotivasi karyawan agar memiliki kontribusi yang lebih baik dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan. Nilai rataan persepsi atas imbalan yang memadai dan adil sebesar skor 4,15 yang menunjukkan karyawan setuju terhadap imbalan yang telah diberikan. PT Sinar Sosro memberikan imbalan tidak terbatas hanya pada gaji pokok saja, melainkan diberikan tunjangan, insentif, imbalan harian, bonus, dan overtime. Untuk skor tertinggi sebesar 4,21 menyatakan bahwa gaji yang diterima sesuai dengan UMR artinya telah penetapan besarnya gaji sudah sesuai dengan ketentuan berlaku dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup secara wajar. PT Sinar Sosro juga telah memberikan bonus dan tunjangan secara baik. Tunjangan yang diberikan PT Sinar Sosro antara lain THR dan tunjangan kesehatan. Karyawan setuju jika kompensasi telah diberikan sesuai dengan level dan jenis pekerjaan yaitu dengan skor sebesar 4,01. Level pekerjaan seperti Supervisor, Sales Canvasser, Sales Dropper dan Assistant mendapatkan kompensasi yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaan Tabel 2. Persepsi terhadap sistem imbalan yang memadai dan adil No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1. 2. 3. 4 5.
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) Gaji yang saya terima selalu tepat waktu Perusahaan memberikan kompensasi lain seperti tunjangan. Perusahaan akan memberikan bonus untuk karyawan yang memiliki kinerja baik. Kompensasi yang diberikan sesuai dengan level dan jenis pekerjaan Total
4,21
Sangat Setuju
4,27
Sangat Setuju
4,11
Setuju
4,17
Setuju
4,01
Setuju
4,15
Setuju
44
4.4.2 Persepsi terhadap kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman Lingkungan kerja yang aman dan nyaman adalah salah satu faktor yang yang mempunyai dampak positif. Jika lingkungan kerja kondusif, maka karyawan akan memberikan kinerja yang maksimal. Lingkungan kerja ini tidak hanya terbatas pada lingkungan kerja secara fisik namun juga non fisik. Lingkungan kerja fisik meliputi daerah di sekitar tempat kerja karyawan. Sedangkan lingkungan kerja non fisik adalah keadaan yang menyangkut hubungan kerja. Pada Tabel 4. atas persepsi lingkungan kerja yang aman dan nyaman menyatakan karyawan setuju bahwa perusahaan telah diterapkan secara baik dengan skor sebesar 3,96. Pada Tabel 4 Karyawan setuju bahwa perusahan telah memiliki metode kerja yang aman bagi seluruh karyawan dengan skor sebesar 4,00. Keamanan kerja sangat diutamakan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Seperti karyawan bagian penjualan, sebelum melakukan kegiatan distribusi barang harus dipastikan bahwa kondisi mobil distribusi dalam kondisi baik dan aman. Tabel 3. Persepsi terhadap kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1. 2. 3.
4.
Saya merasa nyaman dengan kondisi lingkungan kerja saat ini. Perusahaan menerapkan prosedur keamanan kerja dengan baik. Perusahaan menyediakan fasilitas (komputer, mobil distribusi, dll) yang mendukung pelaksanaan pekerjaan. Perusahaan memiliki sistem dan metode kerja yang aman bagi seluruh karyawan Total
3,94
Setuju
3,98
Setuju
3,90
Setuju
4,00
Setuju
3,96
Setuju
Lingkungan kerja secara fisik harus memenuhi syarat penerangan, sirkulasi udara dan pengaturan tata ruang secara baik. Sedangkan pemberian fasilitas kerja dilakukan untuk memudahkan proses kerja yang efektif dan efisien karyawan setuju bahwa PT Sinar Sosro memberikan fasilitas kerja dengan skor sebesar 3,90. Fasilitas pekerjaan yang diberikan seperti mobil distribusi, motor, komputer, dan fasilitas penunjang lainnya.
45
4.4.3.Persepsi terhadap kesempatan mengembangkan kemampuan
untuk
menggunakan
dan
Karyawan melakukan pekerjaan dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki. Pekerjaan harus diselesaikan memungkinkan penggunaan aneka ragam keterampilan, terdapat otonomi, pengendalian atau pengawasan yang tidak ketat. Persepsi karyawan setuju bahwa perusahaan memberikan kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan dengan skor rataan sebesar 3,93. Karyawan juga setuju bahwa dalam proses melakukan pekerjaan, mereka menggunakan kemampuan secara maksimal dengan skor tertinggi sebesar 4,29. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan yang maksimal akan menghasilkan kinerja yang baik. Oleh karena itu karyawan akan merasa kemampuan dan keterampilan yang dimiliki dihargai oleh perusahaan. Tabel 4. Persepsi terhadap kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kemampuan No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1.
2. 3. 4.
Dalam melakukan pekerjaan, saya selalu menggunakan kemampuan saya secara maksimal. Perusahaan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun rencana kerja sendiri Pekerjaan yang saya lakukan memberikan pengetahuan dan keterampilan baru. Pekerjaan saya saat ini sesuai dengan pendidikan yang saya miliki. Total
4,29
Sangat Setuju
3,53
Setuju
3,98
Setuju
3,90
Setuju
3,93
Setuju
Karyawan setuju bahwa mereka diberikan kesempatan untuk menyusun rencana kerja sendiri dengan skor sebesar 3,53. Penyusunan rencana kerja, termasuk jadwal, mutu, dan cara pemecahan masalah. Namun penyusunan rencana kerja baru terbatas dalam unit kerja tertentu saja. Sebaiknya dilakukan untuk semua unit kerja, sehingga karyawan akan merasa dilibatkan dalam setiap kegiatan perusahaan. Kegiatan supervisi tetap dilakukan sehingga karyawan tetap bekerja sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang yang telah diberikan oleh perusahaan.
46
4.4.4. Persepsi terhadap kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan mengandung pengertian bahwa Kerja seseorang, terdapat kemungkinan berkembang dalam kemampuan kerja yang tersedia kesempatan menggunakan keterampilan dan pengetahuan baru yang dimiliki. Disamping itu dengan menyadari bahwa perubahan pasti terjadi di masa depan, ada jaminan bahwa pekerjaan dan penghasilan seseorang tidak akan hilang. Perusahaan memberi kesempatan kepada karyawan untuk maju dan menduduki jabatan yang lebih tinggi diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan promosi jabatan. Hal ini dilakukan agar setiap karyawan selalu bersemangat untuk meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Karyawan setuju bahwa perusahaan memberikan kesempatan untuk memiliki jabatan yang lebih tinggi dengan skor tertinggi yaitu sebesar 4,17. PT Sinar Sosro melakukan promosi karyawan dengan terlebih dahulu melihat hasil Sistem Penilaian Kinerja (SPK) yang dilakukan secara berkala yaitu setiap triwulan, semester, dan tahunan. Semua karyawan diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan promosi jabatan. Perusahaan juga mendukung kemajuan yang dilakukan oleh karyawan dengan memberikan reward atas setiap prestasi yang dicapai. Reward diberikan tidak hanya dalam bentuk finansial seperti bonus dan insentif, maupun non finansial seperti pengakuan dan penghargaan. Hal ini efektif dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai tujuan. Tabel 5. Persepsi terhadap kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1.
2. 3.
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki jabatan yang lebih tinggi. Perusahaan mendukung kemajuan yang saya lakukan. Saya bersemangat untuk memacu prestasi yang lebih baik. Total
4,17
Setuju
3,98
Setuju
3,99
Setuju
4,04
Setuju
47
4.4.5. Persepsi terhadap integrasi sosial dalam lingkungan kerja Dalam integrasi sosial lingkungan kerja selalu ditumbuhkan dan dipelihara suasana keterbukaan dan terdapat iklim saling mendukung diantara karyawan. Setiap karyawan akan bersinergi untuk menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Hubungan kerja yang baik harus dibangun tidak hanya dengan sesama rekan kerja, namun juga antara atasan dan bawahan. Pengembangan kinerja melalui kerjasama berarti melibatkan seluruh karyawan dalam lingkungan kerja yang saling percaya satu sama lain. Tabel 6. Persepsi terhadap integrasi sosial dalam lingkungan kerja No. 1.
2. 3.
4.
Deskripsi Pertanyaan
Skor
Keterangan
Pekerjaan yang saya lakukan memungkinkan dikerjakan secara individual maupun kerjasama tim. Adanya suasana kerja yang saling mendukung antar rekan kerja. Saya mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja di dalam maupun diluar kantor. Adanya komunikasi yang terbuka di lingkungan pekerjaan. Total
4,23
Sangat Setuju
4,11
Setuju
4,00
Setuju
3,90
Setuju
4,06
Setuju
Karyawan setuju bahwa integrasi sosial dalam lingkungan kerja telah baik dengan skor sebesar 4,06 (Tabel 6). Pekerjaan yang dilaksanakan di PT Sinar Sosro membutuhkan kerjasama tim maupun kerja individual. Kerjasama tim yang satu tim terdiri dari 2-3 orang dalam proses distribusi produk diperlukan agar dapat meningkatkan hasil penjualan. Sedangkan untuk tugas administrasi dilaksanakan secara individual. Adanya suasana kerja yang saling mendukung antar rekan kerja juga adalah salah satu faktor yang membuat karyawan merasa nyaman untuk tetap tinggal di perusahaan hal ini terbukti dengan skor sebesar 4,11. Karyawan setuju dengan adanya komunikasi yang terbuka di lingkungan pekerjaan. Perbedaan pendapat adalah hal yang tidak bisa dipungkiri, namun selalu diselesaikan dengan komunikasi yang baik sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
48
4.4.6. Persepsi terhadap ketaatan pada ketentuan formal dan normatif Ketaaatan pada ketentuan formal dan normatif memastikan semua karyawan mendapatkan hak yang sama dalam perusahaan. Dalam organisasi tidak ada pihak yang campur tangan dalam urusan pribadi seseorang. Dan karyawan diberikan kebebasan bicara dan menyatakan pendapat. Tabel 7. Persepsi terhadap ketaatan pada ketentuan formal dan normatif No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1. 2. 3. 4.
Perusahaan telah menerapkan Standar Operating Procedure (SOP) dengan baik. Peraturan perusahaan disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Tidak ada perlakuan diskriminatif dalam perusahaan. Saya diberikan kebebasan untuk menyatakan pendapat. Total
4,07
Setuju
3,94
Setuju
4,00
Setuju
4,08
Setuju
4,02
Setuju
Seperti pada tabel 7. persepsi karyawan terhadap ketentuan formal dan normatif setuju yaitu dengan skor rataan sebesar 4,02. Artinya perusahaan telah menerapkan ketentuan formal dan normatif dengan baik. Karyawan setuju bahwa perusahaan telah menerapkan Standar Operating Procedure (SOP) dengan baik dengan skor 4,07. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi karyawan, menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan di selesaikan secara konsisten. Karyawan juga setuju bahwa mereka diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapat dengan skor 4,08. Pemberian kesempatan karyawan untuk berbicara dan menyatakan pendapat tidak hanya dalam forum formal seperti rapat namun juga dalam kegiatan kerja sehari-hari. Atasan memahami bahwa pendapat karyawan adalah penting untuk memberikan pandangan lain atas suatu masalah sehingga akan didapat solusi terbaik
untuk
memecahkan
masalah
tersebut.
Perusahaan
juga
mensosialisasikan SOP yaitu ketika seseorang diterima menjadi karyawan PT Sinar Sosro. SOP diperlukan untuk memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari karyawan terkait serta untuk menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.
49
4.4.7. Persepsi terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi artinya karyawan mempunyai kesempatan untuk memiliki kegiatan lain di luar jam kerja. Pekerjaan tidak menyita seluruh waktu karyawan dan mereka masih bisa mempunyai peran lain di masyarakat. Oleh karena itu harus dimungkinkan adanya keseimbangan antara kehidupan Kerja dan kehidupan pribadi seseorang dalam organisasi. Analisis persepsi karyawan menyatakan telah terjadi keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi dengan skor rataan sebesar 3,86. Skor tertinggi sebesar 3,98 menyatakan bahwa karyawan masih bisa melakukan berbagai peran sosial di masyarakat seperti menjadi anggota organisasi sosial, keagamaan, dan politik. Setiap karyawan tetap bisa membagi waktu antara kehidupan bekerja dan kehidupan personal secara seimbang dengan skor sebesar 3,79. Mereka memaksimalkan waktu libur yang dimiliki untuk melakukan kegiatan personal sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Setiap pekerjaan juga berusaha untuk diselesaikan di kantor dan tidak membawa pekerjaan ke rumah. Tabel 8. Persepsi terhadap keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan sosial No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1.
2.
3. 4.
Saya tetap bisa membagi waktu antara kehidupan bekerja dan kehidupan personal secara seimbang Perusahaan memberikan ruang kepada karyawan untuk mempunyai kegiatan lain diluar jam kerja. Saya masih bisa melakukan berbagai peran sosial di masyarakat Saya tidak pernah membawa urusan pekerjaan ke rumah. Total
3,79
Setuju
3,86
Setuju
3,98
Setuju
3,82
Setuju
3,86
Setuju
4.4.8. Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kerja Setiap karyawan dibina agar memiliki persepsi yang tepat tentang berbagai aspek sosial kehidupan organisasional. Analisis persepsi atas relevansi sosial kehidupan kerja menyatakan bahwa karyawan setuju bahwa
50
perusahaan telah menerapkan aspek sosial dengan skor rataan sebesar 4,01. Karyawan setuju bahwa perusahaan telah mendistribusikan produk yang berkualitas dengan skor sebesar 4,32. Karena produk PT Sinar Sosro telah dikenal di masyarakat sebagai produk yang berkualitas dan mempunyai citra yang baik. Sebagai salah satu perusahaan besar di Indonesia, PT Sinar Sosro mempunyai hubungan yang baik antara retail, agen, toko yang menunjang kegiatan distribusi dan prinsip yang selalu dijunjung adalah untuk selalu menerapkan prosedur pemasaran yang jujur. Tabel 9. Persepsi terhadap relevansi sosial kehidupan kerja No Deskripsi Pertanyaan Skor Keterangan 1. 2. 3. 4.
Perusahaan telah mendistribusikan produk yang berkualitas. Perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat luas Perusahaan melakukan program pelatihan dan pengembangan karyawan. Perusahaan selalu menerapkan prosedur pemasaran produk yang jujur Total
4,32
Sangat Setuju
3,88
Setuju
3,73
Setuju
4,13
Setuju
4,01
Setuju
Karyawan setuju bahwa perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat luas dengan skor 3,88 (Tabel 10). Perusahaan memberikan bantuan untuk acara-acara sosial yang diselenggarakan di sekitar lingkungan PT Sinar Sosro. Tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan. Skor sebessar 3,73 menyatakan bahwa karyawan setuju perusahaan telah memberikan pelatihan dan pengembangan karyawan. Pelatihan dilakukan ketika seseorang akan diangkat menjadi karyawan tetap dan setelah menjadi karyawan. Bentuk pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan. Pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kompetensi karyawan. Selain itu, pelatihan dan pengembangan karyawan dapat membentuk sikap, loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan.
51
4.4.9 Persepsi karyawan terhadap keseluruhan faktor QWL Setelah mendapatkan hasil analisis persepsi atas masing-masing faktor QWL, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan memiliki persepsi yang baik atas masing-masing faktor QWL yang telah diterapkan di PT Sinar Sosro. Secara keseluruhan hasil persepsi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 10. Persepsi karyawan terhadap keseluruhan faktor QWL Skor No. Deskripsi Keterangan Rataan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sistem imbalan yang memadai dan adil Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan Integrasi sosial dalam lingkungan kerja Ketaatan pada ketentuan formal dan normative Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi Relevansi sosial kehidupan kerja
4, 15
Setuju
3,96
Setuju
3,93
Setuju
4,04
Setuju
4,06
Setuju
4,02
Setuju
3,86
Setuju
4,01
Setuju
Total
4,00
Setuju
Secara keseluruhan, hasil analisis persepsi menyatakan karyawan setuju terhadap faktor-faktor QWL yang diterapkan di PT Sinar Sosro dengan skor rataan sebesar 4,00. Delapan faktor QWL yaitu sistem imbalan yang memadai dan adil, kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan
mengembangkan kapasitas, kesempatan berkembang dan
berkarya di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, relevansi sosial kehidupan kerja pelaksanaannya sudah baik. Skor tertinggi adalah untuk faktor sistem imbalan yang memadai dan adil sebesar 4,15. Sedangkan untuk skor terendah adalah faktor keseimbangan antara kehidupan sosial dan kerja.
52
4.5 Persepsi karyawan terhadap komitmen organisasi Komitmen organisasi adalah indikator untuk menilai keterikatan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Karyawan memiliki keterlibatan aktif dalam setiap pencapaian organisasi. Salah satu hal penting dari komitmen organisasi adalah karyawan memiliki kebanggaan untuk bekerja di perusahaan dan tidak memiliki niat untuk meninggalkan organisasi. Komitmen organisasi terbagi menjadi tiga yaitu komitmen afektif, komitmen continuance, dan komitmen normatif. Komitmen afektif di atas menunjukkan adanya keterikatan psikologis antara karyawan dan organisasi. Komitmen continuance merujuk pada keengganan karyawan untuk meninggalkan organisasi karena organisasi telah memberikan manfaat kepada individu. Sedangkan komitmen normatif adalah keyakinan untuk setia pada organisasi yang berkaitan dengan masalah moral. Persepsi atas komitmen organisasi yang diteliti di PT Sinar Sosro mencakup komitmen afektif, continuance, dan normatif. Analisis ini terdiri dari 15 butir pertanyaan untuk mengukur seberapa besar ingkat komitmen karyawan di PT Sinar Sosro. 4.5.1 Persepsi karyawan terhadap komitmen afektif Komitmen afektif timbul dalam diri tanpa paksaan karena karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan dan mendedikasikan usaha untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Persepsi karyawan terhadap komitmen afektif terhadap perusahaan baik dengan skor rataan sebesar 3,95. Karyawan merasa senang memiliki karir di PT Sinar Sosro dengan skor rataan sebesar 4,04. Hal ini terbukti dengan banyak karyawan mempunyai masa kerja yang lama dan tingkat turnover yang rendah di perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, karyawan juga setuju bahwa mereka selalu aktif ikut terlibat dalam pencapaian organisasi dengan skor 3,80. Pencapaian ini merupakan prestasi bagi karyawan. Karyawan akan memberikan kontribusi untuk meningkatkan hasil penjualan produk secara maksimal. Dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk ikut terlibat dalam pembuatan keputusan yang dibutuhkan organisasi maka karyawan akan merasa lebih dihargai. Komitmen afektif merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan suatu organisasi. Tanpa adanya komitmen afektif yang kuat dalam diri individu, tidak
53
akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan dengan maksimal. Berikut ini adalah hasil analisis persepsi karyawan PT Sinar Sosro terhadap komitmen afektif. Tabel 11. Persepsi karyawan terhadap komitmen afektif No. Deskripsi Skor 1. 2. 3. 4. 5.
Saya senang memiliki karir di perusahaan ini. Saya selalu terlibat dalam setiap pencapaian perusahaan. Saya memiliki kebanggan jika orang lain mengetahui saya bekerja di perusahaan ini. Saya merasa menjadi bagian dari organisasi tempat saya bekerja. Organisasi di tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya. Total
Keterangan
4,04
Setuju
3,80
Setuju
4,03
Setuju
3,92
Setuju
3,98
Setuju
3,95
Setuju
4.5.2 Persepsi karyawan terhadap komitmen continuance Individu dengan komitmen continuance yang tinggi akan bertahan dalam organisasi, bukan karena alasan emosional, tapi karena adanya kesadaran dalam individu tersebut akan kerugian besar yang dialami jika meninggalkan organisasi. Berkaitan dengan hal ini, maka individu tersebut diharapkan untuk memiliki keinginan yang kuat untuk berkontribusi pada organisasi. Komitmen continuance karyawan PT Sinar Sosro sudah baik yaitu dengan skor rataan sebesar 3,67. Karyawan merasa bekerja di perusahaan adalah keputusan terbaik dengan skor tertinggi yaitu 3,90. Karyawan setuju bahwa mereka banyak mendapat keuntungan selama bekerja di PT Sinar Sosro sebesar 3,61. PT Sinar Sosro telah memberikan manfaat sesuai dengan apa yang karyawan berikan kepada perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil analisis manfaat bukan hanya berbentuk finansial seperti gaji namun juga non finansial seperti pengetahuan, keterampilan, dan hubungan kekeluargaan dengan rekan kerja. Karyawan yang memiliki komitmen continuance yang tinggi akan tetap tinggal di perusahaan karena hal tersebut sudah menjadi kebutuhan. Dalam tabel 12, karyawan setuju terhadap komitmen continuance dan mereka yakin akan sukses bersama perusahaan.
54
Tabel 12. Persepsi karyawan terhadap komitmen continuance No. Deskripsi Skor Keterangan Saya merasa bekerja di perusahaan ini adalah keputusan terbaik. Saya tetap tinggal di perusahaan ini karena keyakinan bahwa saya akan sukses bersama perusahaan. Saya tidak akan meninggalkan perusahaan ini karena banyak keuntungan yang telah saya dapat selama bekerja disini. Saya tidak berfikir untuk bekerja di tempat lain. Banyak prestasi yang saya capai selama bekerja, jadi akan sangat merugikan jika saya meninggalkan perusahaan. Total
1. 2.
3.
4. 5.
3,90
Setuju
3,84
Setuju
3,61
Setuju
3,83
Setuju
3,77
Setuju
3,67
Setuju
4.5.3 Persepsi karyawan terhadap komitmen normatif Komitmen normatif adalah dimensi moral yang didasarkan pada perasaan wajib dan tanggung jawab pada organisasi yang mempekerjakannya. Karyawan merasa loyalitas adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan PT Sinar Sosro sesuai dengan analisis persepsi dengan skor tertinggi yaitu 4,29. Mereka memiliki kewajiban untuk tinggal di perusahaan karena mempunyai tanggung jawab atas setiap kemajuan organisasi. Secara keseluruhan, komitmen normatif karyawan PT Sinar Sosro sudah baik dengan skor rataan sebesar 4,04. Tabel 13. Persepsi karyawan terhadap komitmen normatif No. 1. 2. 3.
4. 5.
Deskripsi
Skor
Keterangan
Saya mempunyai kewajiban untuk tetap setia pada perusahaan. Saya merasa bertanggung jawab atas kemajuan organisasi, jadi saya akan tetap bekerja disini. Saya akan tetap bertahan dalam perusahaan karena saya memiliki keharusan untuk tetap bekerja. Loyalitas adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Saya merasa tidak komitmen jika meninggalkan organisasi di tempat saya bekerja. Total
4,11
Setuju
3,92
Setuju
3,94
Setuju
4,29
Sangat Setuju
3,93
Setuju
4,04
Setuju
55
4.5.4 Persepsi karyawan terhadap keseluruhan komitmen organisasi Penerapan faktor QWL yang baik tentu akan meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi. Komitmen organisasi bukan hanya untuk mempertahankan keberadaannya dalam organisasi semata, namun juga untuk memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara, maka persepsi karyawan terhadap keseluruhan unsur komitmen organisasi adalah sebagai berikut: Tabel 14. Persepsi karyawan terhadap keseluruhan unsur komitmen Skor No. Deskripsi Keterangan Rataan Komitmen Afektif 1. 3,95 Setuju 2.
Komitmen Continuance
3,67
Setuju
3.
Komitmen Normatif
4,04
Setuju
3,89
Setuju
Total
Karyawan setuju bahwa mereka harus tetap bekerja pada PT Sinar Sosro karena mereka menginginkannya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 15. Dengan nilai skor rataan persepsi komitmen afektif sebesar 3,95. Karyawan mengidentifikasi komitmen afektif sebagai keinginan untuk tetap menjadi bagian dari organisasi dan memberikan potensi terbaik yang dimiliki untuk kemajuan PT Sinar Sosro kedepannya. Komitmen continuance memiliki nilai rataan persepsi sebesar 3,67. Karyawan berkebutuhan untuk memiliki tingkat komitmen organisasi sebagai balas jasa terhadap apa yang telah diberikan oleh PT Sinar Sosro. Sedangkan komitmen normatif memiliki skor rataan sebesar 4,04. Hal ini bersumber pada keyakinan bahwa karyawan harus memiliki komitmen terhadap PT Sinar Sosro.
4.6 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat. Persamaan umumnya adalah: Y = a + b X Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) dan b adalah koefisien regresi.
56
Tabel 15. Analisis regresi linear sederhana Koefisien tak terstandar Constant X1 Constant X2 Constant X3 Constant X4 Constant X5 Constant X6 Constant X7 Constant X8
B 19,459 1,857 22,044 2,294 32,653 1,647 41,075 1,428 22,113 2,230 22,565 1,788 25,585 2,119 20,493 2,355
Standar Error 4,969 0,236 4,092 0,257 3,214 0,203 3,773 0,307 5,000 0,306 4,990 0,308 5,078 0,326 5,605 0,347
Koefisien Standar Beta 0,744 0,784 0,753 0,549 0,718 0,635 0,676 0,693
t
sig
3,916 7,870 5,387 8,937 10,159 8,101 10,886 4,650 4,422 7,291 5,925 5,812 5,038 6,495 3,656 6,88
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear sederhana, diketahui bahwa variabel QWL yaitu imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan, kesempatan untuk maju di masa depan, integrasi sosial lingkungan kerja, pemenuhan ketentuan formal dan normatif, keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial kehidupan kerja masing-masing variabel berpengaruh secara signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0.00<0.05. Persamaan regresi sederhana untuk setiap variabel yaitu: a. X1 = 19,459 + 1,857x b. X2 = 22,044 + 2,294x c. X3 = 32,653 + 1,647x d. X4 = 41,075 + 1,428x e. X5 = 22,113 + 2,230x f. X6 = 22,565 + 1,788x g. X7 = 25,585 + 2,119x h. X8 = 20,493 + 2,355x
57
Berdasarkan persamaan regresi sederhana, variabel yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap variabel komitmen adalah variabel relevansi sosial kehidupan kerja dengan nilai sebesar 2,355. Hal ini dikarenakan setiap karyawan telah memiliki keyakinan bahwa perusahaan telah menjalankan prosedur pemasaran yang tidak merugikan konsumen dengan pelayanan distribusi yang cepat dan ramah, serta menjalin hubungan baik dengan semua pihak yang terlibat dalam setiap kegiatan kerja rutin. Relevansi sosial kehidupan kerja juga memiliki arti bahwa perusahaan ikut serta dalam pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan PT Sinar Sosro dengan program Corporate Social Responsibility (CSR). Variabel lingkungan kerja yang aman dan nyaman memiliki pengaruh signifikan sebesar 2,294. Lingkungan kerja mempunyai peran penting dalam peningkatan komitmen organisasi karena karyawan akan lebih mampu memberikan kontribusi lebih besar dalam kondisi lingkungan kerja yang mendukung. Penyusunan tata ruang yang tepat akan membuat pekerjaan akan efektif dan efisien sehingga dapat meminimalisir energi, waktu, dan biaya. Variabel integrasi sosial lingkungan kerja memiliki pengaruh signifikan dengan nilai sebesar 2,230. Integrasi sosial adalah situasi dimana tidak ada tindakan diskriminatif dalam perusahaan. Semua karyawan memiliki perlakuan yang sama, tidak ada perbedaan golongan mayoritas dan minoritas. Dirasakan penting untuk membina hubungan yang harmonis antara rekan kerja dan atasan. Karyawan dapat bersinergi dengan rekan kerja dalam penyelesaian pekerjaan serta dengan hubungan baik dengan atasan maka karyawan akan mendapatkan dukungan moral dan perlindungan dalam pelaksanaan pekerjaan. Variabel keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi memiliki pengaruh signifikan sebesar 2,119. Pengaturan waktu kerja yang tepat dan fleksibel akan memberikan dampak kepada karyawan. Karyawan PT Sinar Sosro memiliki waktu libur dan berhak untuk mengajukan cuti sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini diharapkan akan mengurangi stres kerja dan demotivasi. Pekerjaan dilakukan selama jam kerja (office hour) dan tidak dibawa pulang ke rumah. PT Sinar Sosro juga secara
58
rutin melakukan kegiatan bersama seperti family gathering untuk menambah semangat kerja. Variabel sistem imbalan yang adil dan memadai memiliki pengaruh secara signifikan sebesar 1,857. Pemberian imbalan dilakukan sebagai balas jasa perusahaan terhadap kinerja karyawan. Imbalan adalah salah satu faktor yang membuat apakah karyawan ingin tetap memiliki komitmen terhadap perusahaan. PT Sinar Sosro memberikan imbalan sesuai dengan kinerja, jenis dan level pekerjaan, serta lama bekerja. Perusahaan juga memberikan imbalan tepat pada waktunya sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Variabel ketaatan pada ketentuan formal dan normatif memiliki pengaruh signifikan sebesar 1,788. QWL menjamin bahwa dalam organisasi tidak ada pihak yang campur tangan dalam urusan pribadi seseorang. Para karyawan diberikan kebebasan bicara dan menyatakan pendapat. Atasan meminta pendapat karyawan atas suatu masalah dan melibatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan. Standar Operating Procedur (SOP) juga telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Variabel
kesempatan
untuk
menggunakan
dan
mengembangkan
pengetahuan memiliki pengaruh secara signifikan sebesar 1,647. Karyawan diberikan kesempatan untuk mengunakan pengetahuan keterampilan yang dimiliki dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Karyawan akan merasa senang jika kemampuannya diapresiasi oleh atasan. Peningkatan kemampuan dapat dilakukan dengan cara seperti pemberian beasiswa kepada karyawan berprestasi sehingga dapat memotivasi untuk lebih baik. Variabel kesempatan untuk berkembang di masa depan memiliki pengaruh signifikan sebesar 1,428. Kesempatan ini memberikan ruang kepada karyawan untuk memiliki jabatan yang lebih tinggi. Sistem promosi yang dirancang secara baik akan agar karyawan dapat memberikan kemampuan mereka secara maksimal.
59
4.7. Uji Asumsi Klasik 4.7.1. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik (histogram dan P-P Plot) atau uji Kolmogorov-Smirnov. Jadi, untuk normalisasi data dengan menggunakan P-Plot dapat dilihat pada lampiran 6 dan sebaran data dikatakan memiliki distribusi yang normal 4.7.2 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas memiliki fungsi untuk menguji terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain. Uji asumsi klasik Heteroskedastistas dapat dilihat pada lampiran 6 dimana gambar distribusi data menyebar disekitar angka 0, titik tidak hanya mengumpul di atas atau bagian bawah saja, dan penyebaran titik tidak membentuk pola bergelombang menyebar dan menyempit. Analisis dari pola gambar scatterplot menyatakan bahwa model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas. 4.7.3 Uji Multikolineritas Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen dalam satu model. Uji multikolineritas dapat dilihat dengan beberapa hal yaitu Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Kedua jika nilai koefisien determinasi tinggi namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen, maka model regresi terkena multikolineritas. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai VIF Pada lampiran 6 tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak 0,1 jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut terbebas dari multikolineritas. 4.8. Analisis Regresi Berganda 4.8.1 Uji Parsial t-Test Uji Parsial t-Test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara masing-masing variabel individual (parsial) terhadap variabel dependen (Nugroho, 2009). Nilai Uji T Test dapat dilihat dari nilai P Value pada
60
masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini, t-test digunakan untuk menguji faktor sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan sosial dan Kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja dengan variabel komitmen organisasi. Uji t menggunakan tingkat signifikasi (P Value), maka: 1. Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. 2. Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependen. Tabel 16. Hasil uji t hitung No.
Variabel
t hitung
Hasil Uji Signifikansi
1.
Sistem imbalan yang memadai dan adil (X1) Kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat (X2) Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas (X3) Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan (X4) Integrasi sosial dalam lingkungan kerja (X5) Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif (X6) Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (X7) Relevansi sosial kehidupan kerja (X8)
2,135
0,039
2,433
0,019
2,022
0,049
2,321
0,025
2,244
0,030
2,035
0,048
2,589
0,013
2,186
0,034
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Berdasarkan hasil uji t hitung pada tabel 17, maka dapat disimpulkan pengaruh faktor QWL secara parsial terhadap komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan mulai dari sistem imbalan yang adil dan memadai,
lingkungan
kerja
yang
aman
dan
nyaman,
kesempatan
menggunakan kemampuan, kesempatan berkembang dimasa depan, integrasi sosial kehidupan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, serta relevansi sosial kehidupan kerja seperti yang terlihat pada Tabel 18.
61
Tabel 17. Tabel Kesimpulan Uji T Hitung Variabel
t hitung
Hasil Uji Signifikansi
Kesimpulan
Sistem imbalan yang memadai dan adil (X1) Kondisi lingkungan kerja yang aman dan sehat (X2) Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas (X3) Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan (X4) Integrasi sosial dalam lingkungan kerja (X5) Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif (X6) Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi (X7) Relevansi sosial kehidupan kerja (X8)
2,135
0,039
Tolak Ho
2,433
0,019
Tolak Ho
2,022
0,049
Tolak Ho
2,321
0,025
Tolak Ho
2,244
0,030
Tolak Ho
2,035
0,048
Tolak Ho
2,589
0,013
Tolak Ho
2,186
0,034
Tolak Ho
Keterangan: P Value = < 0,05 maka H0 ditolak
4.8.2 Uji Simultan F Uji Simultan F Test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersamasama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil F Test berpengaruh apabila P Value lebih kecil dari level significant yang ditentukan atau F hitung lebih besar daripada F tabel. (Nugroho, 2009). Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Berdasarkan hasil Uji F, diperoleh F hitung sebesar 43.318 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Maka p value pada kolom sig.< level significant. 0,000 < 0,005. Maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya adalah variabel sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan
untuk
menggunakan
dan
mengembangkan
kapasitas,
kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif,
62
keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. 4.8.3 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel
independen
menjelaskan
variabel
dependen.
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas akan diikuti oleh variabel terikat. Dalam outpus SPSS versi 15.0, koefisien determinasi terletak pada Model Summaryb dengan melihat angka pada kolom adjusted R Square. Nilai R Square dikatakan baik jika diatas 0,05 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1 (Nugroho, 2009) Nilai adjusted R Square adalah 0,869 seperti yang terlihat pada lampiran 7. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel independent dapat menjelaskan variabel dependent sebesar 0,869 atau 86,9%. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Maka koefisien determinasi dalam penelitian sudah dikatakan baik karena bisa menjelaskan variabel independent terhadap variabel dependen diatas 50%. 4.8.4 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda yaitu suatu teknik statistik dimana terdapat lebih dari satu variabel independen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah delapan faktor QWL dan variabel dependen adalah komitmen organisasi. Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah variabel QWL memiliki pengaruh terhadap komitmen organisasi. Dengan analisis regresi berganda dapat diketahui apakah pengaruh tersebut berada dalam tingkat yang signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 19.
63
Tabel 18. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Constant
Koefisien tak terstandar B Std. Eror 0.379 3.623
Imbalan yang adil dan memadai
0,401
0,188
0,161
2.135
0.039
Lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman Kesempatan mengembangkan pengetahuan Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan Integrasi sosial dalam lingkungan kerja Ketaatan pada ketentuan formal dan normatif Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi Relevansi sosial kehidupan kerja
0,561
0,231
0,192
2.433
0,019
0,349
0,173
0,160
2.022
0,049
0,368
0,159
0,142
2.321
0,025
0,492
0,219
0,158
2.244
0,030
0,382
0,188
0,136
2.035
0,048
0,536
0,207
0,171
2.589
0,013
0,520
0,238
0,153
2.186
0,034
Faktor QWL
Koefisien terstandar Beta
T
Sig
0.105
0,917
Berdasarkan tabel 19, maka diperoleh persamaan regresi berganda yaitu: Y = 0,379 + 0,401X1 + 0,561X2 + 0,349X3 + 0,368X4 + 0,492X5 + 0,382X6 + 0,536X7 + 0,520X8………………………………………..(5) Notasi variabel sebagai berikut: Y = Komitmen organisasi X1 = Imbalan yang adil dan memadai X2 = Lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman X3 = Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan X4 = Kesempatan berkembang dan keamanan berkarya di masa depan X5 = Integrasi sosial dalam lingkungan kerja X6 = Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif X7 = Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi X8 = Relevansi sosial kehidupan kerja Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa koefisien regresi sebesar 0,379. Artinya jika variabel independen yaitu sistem imbalan yang adil dan memadai, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan untuk berkembang di masa depan, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja serta relevansi sosial kehidupan kerja dianggap konstan, maka komitmen organisasi karyawan sebesar 0,379.
64
Pengaruh antara faktor-faktor QWL terhadap komitmen organisasi seluruhnya memiliki pengaruh yang signifikan. Pengaruh terbesar terdapat pada faktor lingkungan kerja yang aman dan nyaman dengan nilai regresi sebesar 0,561. Di lingkungan kerja sehari-hari, perusahaan telah membentuk lingkungan kerja yang aman dan nyaman dengan menyediakan ruangan dan sarana kerja yang aman, tingkat penerangan yang cukup, fasilitas yang memadai. Lingkungan ini bukan hanya lingkungan secara fisik saja, namun lingkungan kerja non fisik yang nyaman seperti hubungan kekeluargaan antara rekan kerja dan atasan serta saling membantu jika rekan kerja mengalami kesulitan. Komitmen organisasi akan meningkat jika kondisi lingkungan yang aman dan nyaman terpenuhi dengan baik. Keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi berpengaruh terhadap komitmen organisasi secara signifikan dengan nilai regresi sebesar 0,536. Perusahaan memberikan ruang kepada karyawan untuk memiliki kegiatan lain di luar jam kerja dan aktif di lingkungan masyarakat. tentunya harus ada keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Relevansi kehidupan sosial kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,520. Dalam menjalankan proses distribusi produk, perusahaan menggunakan teknik dan cara menjual yang tidak memberikan harapan berlebih. Proses pemasaran yang jujur menjadi pedoman bagi karyawan perusahaan dalam menjalankan tugas. Kewajiban untuk mendistribusikan barang yang berkualitas selalu dijalankan oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya relevansi sosial kerja maka akan meningkatkan komitmen organisasi. Integrasi sosial di lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan dengan nilai regresi sebesar 0,492. Suasana keterbukaan ditumbuhkan dan dipelihara dan terdapat iklim saling mendukung diantara karyawan. Meskipun perbedaan pendapat antara sesama rekan kerja terkadang tidak dapat, namun hal tersebut dapt diatasi dengan komunikasi yang baik. Kelancaran proses komunikasi antar karyawan akan membantu memudahkan proses pekerjaan khususnya untuk perkerjaan yang dilakukan secara tim. Karyawan yang merasa menyatu
65
dengan hubungan sosial di lingkungan kerja maka akan lebih merasa nyaman dan berdampak pada keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Imbalan yang adil dan memadai berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,401. Perusahaan telah memberikan imbalan berupa gaji pokok, tunjangan, imbalan harian, overtime, bonus, dan insentif. Pada penelitian ini imbalan bukan sebagai nilai tertinggi yang mempengaruhi komitmen karena terkadang karyawan tidak saja hanya membutuhkan imbalan berbentuk finansial namun juga hal lain di luar materi. Oleh karena itu, analisis faktor QWL dibutuhkan untuk menilai aspek kualitas kehidupan kerja secara keseluruhan. Ketaatan pada berbagai ketentuan formal dan normatif berpengaruh pada komitmen organisasi dengan nilai regresi sebesar 0,382. Penerapan Standar Operating Procedure (SOP) telah dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. namun dirasa perlu untuk lebih disosialisasikan secara lebih baik kepada karyawan. Selama ini, karyawan telah diberikan kesempatan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat. Semua karyawan mendapatkan perlakuan yang sama tanpa adanya tindakan diskriminatif. Kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,368. Perusahaan mendukung setiap kemajuan yang dilakukan oleh karyawan dan memberikan kesempatan yang sama kepada karyawan untuk mempunyai jabatan yang lebih tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat komitmen organisasi karena perusahaan memberikan jaminan untuk memacu prestasi yang lebih baik. Kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen organisasi sebesar 0,349. Penggunaan kemampuan secara maksimal dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilaksanakan secara baik oleh karyawan. Namun untuk meningkatkan komitmen organisasi, perusahaan harus lebih banyak memberikan otonomi kepada karyawan agar keterlibatan karyawan terhadap organisasi menjadi lebih baik.
66
4.9 Implikasi Manajerial Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan komitmen organisasi melalui pelaksanaan Quality of Work Life. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka implikasi manajerial yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah: 1. Berdasarkan hasil persepsi karyawan terhadap penerapan faktor-faktor QWL bahwa sistem imbalan sudah baik dan perusahaan maka diharapkan pihak perusahaan dapat mempertahankan pelaksanaan sistem kompensasi yang sudah dirasakan baik oleh seluruh karyawan. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman memiliki persepsi yang baik namun untuk lebih meningkatkan efektifitas kerja, perusahaan dapat menambah fasilitas pendukung pekerjaan sehingga dapat memaksimalkan kegiatan distribusi produk. Untuk faktor kesempatan dan mengembangkan kapasitas, perusahaan perlu memberikan lebih banyak ruang kepada karyawan untuk menyusun rencana kerja sendiri. Untuk kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan sudah baik karena perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk lebih berkembang dan mempunyai jabatan yang lebih tinggi melalui proses promosi jabatan dimana semua karyawan mempunyai hak yang sama untuk maju. Faktor integrasi sosial di lingkungan kerja, perusahaan dapat meningkatkan komunikasi diantara rekan kerja maupun atasan dan bawahan sehingga suasana kerja yang komunikatif yang mendukung kelancaran kerja. Ketaatan pada ketentuan normatif sudah baik dimana perusahaan telah menerapkan dan melakukan sosialisasi atas Standar Operating Procedure (SOP) di perusahaan. Pada faktor keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, karyawan bisa untuk membagi kehidupan personal dan pekerjaan sebaik mungkin sehingga tidak menggangu rutinitas di perusahaan. Pada relevansi
sosial
meningkatkan
kehidupan
kualitas
dan
kerja,
perusahaan
kuantitas
pelatihan
sebaiknya
lebih
sehingga
dapat
meningkatkan kompetensi karyawan. 2. Berdasarkan persepsi karyawan mengenai komitmen organisasi, tingkat komitmen afektif bisa lebih ditingkatkan salah satunya dengan
67
meningkatkan keterlibatan karyawan dengan cara mengikutsertakan karyawan dalam proses pengambilan keputusan sehingga mereka lebih yakin untuk memberikan kontribusi lebih kepada perusahaan. Untuk komitmen continuance dapat ditingkatkan dengan memberikan balas jasa yang lebih baik kepada karyawan untuk meningkatkan komitmen kepada perusahaan. Sedangkan untuk komitmen normatif, karyawan dapat dimotivasi untuk lebih setia karena mereka harus memiliki loyalitas kepada perusahaan. 3. Berdasarkan analisis regresi, diperoleh hasil bahwa faktor yang berpengaruh paling signifikan adalah lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, perusahaan dapat meningkatkan aspek-aspek berhubungan dengan lingkungan kerja. Seperti penambahan fasilitas kantor menjadi lebih baik, perencanaan tata ruang, dan aspek lingkungan non fisik seperti hubungan yang lebih baik antara rekan kerja serta atasan dan bawahan. Sedangkan untuk hasil regresi linear berganda yang paling rendah adalah kesempatan untuk mengembangkan kapasitas maka karyawan perlu diberikan ruang yang lebih besar untuk menyusun rencana kerja sendiri dan mendorong partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil persepsi, karyawan memiliki persepsi setuju terhadap faktor Quality of Work Life (QWL) di PT Sinar Sosro. Nilai rataan dari skor tertinggi ke rendah adalah sistem imbalan yang memadai dan adil, integrasi sosial dalam lingkungan kerja, kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, relevansi sosial kehidupan kerja, kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman, kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Berdasarkan hasil persepsi, karyawan memiliki persepsi setuju terhadap komitmen organisasi di PT Sinar. Persepsi komitmen organisasi yang memiliki nilai rataan tertinggi adalah komitmen normatif, yang diikuti dengan komitmen afektif sedangkan komitmen continuance memiliki nilai rataan dengan skor terendah sehingga perusahaan perlu meningkatkan balas jasa kepada karyawan. Berdasarkan hasil uji regresi linear sederhana masing-masing variabel QWL memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dengan urutan nilai dari yang paling tinggi ke rendah adalah relevansi sosial kehidupan kerja, lingkungan kerja yang aman dan nyaman, integrasi sosial lingkungan kerja, keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi, sistem imbalan yang adil dan memadai, ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, menggunakan dan mengembangkan pengetahuan, serta kesempatan untuk berkembang di masa depan. Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda, seluruh variabel faktor QWL berpengaruh baik secara bersama-sama maupun parsial, mempunyai pengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi. Namun faktor yang paling berpengaruh terhadap komitmen organisasi adalah faktor lingkungan yang aman dan nyaman.
69
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka saran bagi perusahaan adalah.: 1. Berdasarkan hasil regresi berganda, 3 faktor QWL yang mempunyai nilai yang lebih kecil diantara delapan faktor lainnya adalah kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan, dan faktor pemenuhan pada ketentuan formal dan normatif. Faktor kesempatan untuk menggunakan dan mengembangkan kapasitas, perusahaan perlu memberikan lebih banyak ruang kepada karyawan untuk menyusun rencana kerja sendiri. Untuk faktor kesempatan berkembang dan berkarya di masa depan perusahaan harus lebih mengefektifkan program promosi jabatan agar setiap karyawan lebih termotivasi untuk maju. Sedangkan untuk ketaatan pada ketentuan formal dan normatif, perusahaan lebih memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengemukakan pendapat. 2. Untuk penelitian yang akan datang diharapkan penelitian yang akan datang, sampel yang digunakan lebih banyak sehingga hasil dari analisis dari penelitian yang didapatkan akan lebih akurat. Serta melakukan penelitian dengan aspek yang sama dengan menambahkan variabel yang menyangkut aspek tersebut untuk lebih mengetahui variabel-variabel lain yang mempengaruhi komitmen organisasi, diluar variabel yang telah diteliti penulis.
72
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Sinar Sosro KP Bogor
Unit Manager MIS
Sales Supervisor
Kepala Administrasi
Kepala Gudang
Danru Satpam
Sales
Staf Administrasi
Asisten Gudang
Satpam
Adm. Piutang
Adm. Umum
Adm. Stock
Adm. Penjualan
Cashier & Cash Book
73
Lampiran 2. Uji Validitas Quality of Work Life No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
r hitung 0,651 0,576 0,617 0,637 0,524 0,482 0,674 0,591 0,626 0,469 0,614 0,747 0,671 0,511 0,514 0,494 0,431 0,460 0,688 0,601 0,454 0,438 0,467 0,596 0,457 0,445 0,511 0,422 0,432 0,409 0,547 0,526
r tabel (α=5%, n=52) 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
74
Lanjutan Lampiran 2 Komitmen Organisasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
r hitung 0,591 0,615 0,492 0,477 0,570 0,475 0,524 0,574 0,647 0,649 0,653 0,575 0,662 0,543 0,509
r tabel (α=5%, n=52) 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273 0,273
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
75
Lampiran 3. Uji Reliabilitas Quality of Work Life Reliability Statistic
Item Statistic VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032
Mean 4.2115 4.2692 4.1154 4.1731 4.1731 3.9423 3.9808 3.9038 4.0000 4.2885 3.5385 3.9808 3.9038 4.1731 3.9808 3.9808 4.2308 4.1154 4.0000 3.9038 4.0769 3.9423 4.0000 4.0769 3.7885 3.8654 3.9808 3.8269 4.3269 3.8846 3.7308 4.1346
Std. Deviation .49849 .52824 .58255 .70631 .70631 .63904 .75382 .63430 .62622 .66676 1.03775 .82819 .82271 .80977 .75382 1.09348 .54648 .61529 .65679 .69338 .70977 .75182 .62622 .73688 .66676 .62713 .57702 .87942 .58481 .67603 .66023 .56112
N 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
76
Lanjutan Lampiran 3 Komitmen Organisasi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .848
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .853
N of Items 15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
4.0385
.44110
52
VAR00002
3.8077
.62743
52
VAR00003
4.0385
.71295
52
VAR00004
3.9231
.51815
52
VAR00005
3.9808
.69987
52
VAR00006
3.9038
.60260
52
VAR00007
3.8462
.57342
52
VAR00008
3.6154
.79592
52
VAR00009
3.2308
.85441
52
VAR00010
3.7692
.73071
52
VAR00011
4.1154
.78350
52
VAR00012
3.9231
.65218
52
VAR00013
3.9423
.66902
52
VAR00014
4.2885
.45747
52
VAR00015
3.9231
.73688
52
77
Lampiran 4. Hasil Analisis Korelasi Product Pearson Moment
78
Lampiran 5. Analisis regresi linear sederhana 1. Variabel X1
2. Variabel X2
3. Variabel X3
4. Variabel X4
5. Variabel X5
79
Lanjutan lampiran 5 6. Variabel X6
7. Variabel X7
8. Variabel X8
80
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji P-Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable Y
Histogram Dependendet Variable Y
81
Lanjutan Lampiran 6 b. Uji Heteroskedastisitas
ScatterPlot Dependent Variable: Y
82
Lanjutan Lampiran 6 c. Uji Multikolineritas
83
Lampiran 7. Analisis Regresi Linear Berganda a. Koefisien Determinasi
b. Uji F
c. Uji T
84
Lanjutan Lampiran 7 d. Model regresi berganda
a. dependent variable : Variable Y