PENGARUH PENAMBAHAN DAN PENINGKATAN N TOTAL PADA PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING PERANAKAN
Tj iptosumirat , T.*, C. Hendratno*,
DALAM PAKAN ETAWAH
Sino Sutrisno**
ABSTRAK PJ:NCARUH PJ:NAltBAIIANDAM DUKSI
KAKBING
PKKAMAKAM
penampilan
reproduksi
dilakukan.
Hasil
dipengaruhi
dari
N total
Suatu
kambing
pengamatan
oleh
penyapihan
PJ:NIHCKATAM H TOTAL
ETAWAH.
PE
dengan
menunjukkan
dalam
pakan
DALAIt PAKAM
penelitian
masa
nutrisi
P~A
yang
pengaruh
bahwa
dan
dasar
PBHAltPlLAM RBPKO-
menitikberatkan
peningkatan
periode
lain,
N
asiklik
juga
pada
total hewan
dipengaruhi
telah selain
oleh
masa
anak.
ABSTRACT THE
EFFECT
IN BTTAWA tive
CROSS
performance
that weaning clic
OF DIFFERKNT BRED
of Ettawa
time
periods
GOAT.
LEVELS
A basic Cross
Bred
is an important
in ECB
goats
ON TOTAL
experiment Goats
factor
despite
of
N RATION
ON REPRODUCTIVE
focusing
on observation
has
been
that should
high
levels
conducted.
The
be considered
of total
PKRFOKKANCE of reproduc-
results
showed
in affecting
N ration
and
other
acynu-
trients.
PENDAHULUAN Usaha nansia
dapat
produksi, laksana
dilakukan
dan
tinggi
terhadap ngadaan
dan
Pusat
hewan
kendala
Isotop
pembibitan
protein
baik
komponen
(N
produksi
terutama
dengan
pakan
dengan
total)
maupun dalam
ternak
di bidang
yang
retata nu-
manusia.
Ha-
karbohidrat
pakan
reproduksi
rumi-
kandungan
bahwa
dalam
pakan
nutrisi, mengatur
kebutuhan
menunjukkan
tersebut
dan Radiasi,
Kambing
reproduksi
adalah
dengan
Indonesia
kandungan
penampilan
Aplikasi
Stasiun
pada
satunya
tetapi tidak bersaing
masiQ merupakan
*
makan
dan
car a perbaikan
Salah
di luar
kedua
produksi
dengan
kesehatan.
penelitian
(energi)
**
meningkatkan
pemberian
trisinya sil
untuk
berpengaruh
hewan
ternak
di
(1). PeIndonesia
dari sudut ekonominya.
BATAN
PE - SumberreJo,
Jawa Tengah
695
Keadaan nelitian
di atas menimbulkan
di bidang
dasarnya sumber
merupakan
hasil
N (protein/bukan
hasil
peneli tian
dalam
pakan,
urea
molases
Unit
protein)
terdahulu
blok
dengan
pakan
ini bersifat
(UPT)
rumputnya
dapat
ad
yang berupa
produksi
yaitu
Kambing
karena protein.
PAIR
basal
- BATAN
rumput
PE di
hewan Pasar
terbatas
Sumberrejo,
libitum.
Kedua
yang
penelitian
saling mendukung.
Harapan
dari pengaruh
yaitu N total dalam pakan produksi
N non-protein,
pakan
(2) dan
penambahan
penampilan
pengadaan
pe-
yang bahan
ini disebabkan
bahwa
di dua tempat,
Ternak
blok,
agro-industri
Hal
maupun
meningkatkan
untuk
basal
lainnya.
suatu
pen~mb~h~npro-
pengaruh
urea molases
mengungkapkan
berlangsung kondisi
mengadakan
di bidang
N protein
dapat
Pengembangan
pengadaan
menggunakan sampingan
baik berupa
(2). Penelitian Jumat, dan
dengan
untuk
~ang melihat
reproduksi
tein dalam pakannya
gagasan
dan mempercepat
yang timbul dengan
ternak, produksi
penambahan
adalah meningkatnya
nutrisi,
penampilan
re-
secara umum.
BAHAN DAN METODE Penelitian 8 ekor kambing hun, dengan meningkat, Blok
PE yang
perlakuan yaitu
- BAT AN Pasar telah
: 1) pemberian
masa/lama kemungkinan
-
dari
teknya
pada
melihat
bobot
terjadinya
kembar
kelahiran
anak
Penelitian kan 24 kambing
progesteron
di UPT Kambing
: 1) rumput
dungan
N), dan 2) rumput
696
dalam
diamati
lahir,
dan mas a atau periprakuntuk
diberi
yang
(3). (lokasi
II) mengguna-
perlakukan
+ 150 g UMB
: masa/lama
yang
dalam
PE - Sumberrejo
+ 0,5 konsentrat
adalah
dengan meliputi
1251 Progesteron
sampel darah
+ 0,5 kg konsentrat
yang
anak
berikutnya,
PE, yang telah dikawinkan
ransum
yang
(satu, dua, tiga), estrus
rumput
yang dilakukan
jumlah
Radioimmunoassay
Molases
N), dan 2)
reproduksi,
anak,
1 - 1,5 taN total yang
+ 150 g Urea
N). Pengamatan
hingga
metode
antara
7,31 g kandungan
lahir
I) menggunakan
kandungan
rumput
penampilan
kebuntingan,
tingkat
Parameter
(+
masalah
akan digunakan
ransum
(lokasi
berumur
ransum dengan
(+4,09 g kandungan
menitikberatkan
Jumat
dikawinkan,
pemberian
(UMB) + 200 g konsentrat
+ 150 g UMB
ode
di PAIR
(+ 11,84
pemberian
(+ 15,93
g kan-
g kandungan
kebuntingan,
bobot
N). lahir
ana~, jumlah anak yang lahir, jumlah kemungkinan terjadinya kembar (satu, dua, dan tiga) serta jumlah produksi susu per hari per ekor.
HASI L DAN PEMBAHASAN
Secara umum hasil dari penelitian ini disajikan dalam Tabel 1 dan 2. Perlakuan dengan adanya penambahan kandungan N total dalam pakan hewan cenderung mengakibatkan tidak adanya perbedaan masa bunting antara kelompok yang diberi suplemen N tinggi dengan yang rendah, baik untuk penelitian yang dilakukan di PAIR - Pasar Jumat maupun di UPT Kambing PE - Sumberrejo, yaitu 146,6 4,9 hari dengan 144,4 ± 1,9 vs 145,6 ± 2,3 hari.
± 1,5
VB 152,5
±
Keadaan yang sama ditemukan pula pada bobot badan lahir anak kambing, diantara kedua kelompok perlakuan tidak ditemukan adanya perbedaan bobot badan lahir, seperti 3,6 ± 0,25 vs 3,6 ± 0,42 kg untuk penelitian di PAIR - Pasar Jumat dan 3,0 ± 0,57 vS,3,2 ± 0,62 kg untuk penelitian di UPT Kambing PE - Sumberrejo. Keadaan ini diduga disebabkan karena induk hewan pada kelompok yang diberi tambahan sumber N dalam pakannya cenderung mempunyai anak kembar lebih besar dibandingkan dengan hewan dari kelompok tanpa tambahan N dalam pakannya. Pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah anak yang dilahirkan dad induk pada kelompok kambing yang mendapatkan ransum dengan kandungan N total tinggi, lebih banyak dibanding dengan jumlah anak yang dilahirkan pada kelompok dengan kandungan N total lebih rendah, yaitu 6 vs 5 ekor. Kenyataan lain yang ,!,endukung dari data hasil pengamatan di PAIR disajikan dalam Tabel 2. di UPT Kambing PE - Sumberrejo, yaitu untuk kasus kembar satu, dua, dan tiga antara kelompok yang mendapat tambahan N dalam pakan dengan kelompok tanpa tambahan N berturut-turut adalah: 2, 4, dan 1 vs 6, 2, dan O. Dari data tersebut terbukti bahwa penambahan N dalam pakan hewan dapat merangsang terjadinya peningkatan ovulasi, sehingga anak yang dihasilkan
mempunyai
kecenderungan
untuk
kembar.
697
Tabel
1. Pengaruh kambing
penarobahan N dalam PE di PAIR,
Pasar
pakan
hewan
terhadap
penaropilan
reproduksi
Jumat.
Perlakuan
Kandungan
N ( g )
Parameter +
Maaa
bunting
melahirkan
lahir anak
Pertambahan setelah
• 4,09
146,6!. !. 17,32 1,5
-2
-
5 20,55 3 1 27,3 -0,57 208,3!. 44,9 152,5 !. 3,6 !. !. !. 0,42 18,4 4,9
248,O!. 7,0 setelah DB induk 100 77,5!. hari 15,54 0,0 2 6 0,25 3,6 !. (g/hari)
Pertambahan
Dobot
(hari)
7,31
(kg/ekor)
DB anak
lahir
Jumlah
anak
Jumlah
Kembar
100 hari
(g/hari)
yang
hidup
(ekor)
Satu
Dua Tiga
Maaa
periode
Seperti bahan sumsi,
UMB dalam
sehingga
Keadaan
adanya
terlihat
(Gambar Di yang
698
telah
penambahan
susu/pakan
yang
2.) dengan lain
merupakan
pihak
diungkapkan
anak
kambing
beban
N yang
dikon-
pakan oleh hew an· yang
dan kegiatan
mikroba
TJIPTOSUMIRAT
produksi
penam-
susu
rumen.
dkk.
(5),
meningkat
dan
Kenyataan
ini
dapat
terpenuhi.
yang
berlangsung
di UPT Kambing
adanya
peningkatan
produksi
adanya penambahan
N total dalam
pemeliharaan
ransum dengan
(2), bahwa
peningkatan
oleh
UMB,
penelitian
menunjukkan
dkk.
kemanfaatan
pertumbuhan
suplemen
pula pada hasil
mendapatkan
pakan
terpacunya
juga
PE - Sumberrejo,
oleh HENDRATNO
dapat meningkatkan
karena
lain
kebutuhan
(hari)
telah diungkapkan
suplemen
disebabkan
yaitu
aaiklik
dari
kandungan
N
pakan
induk total
susu
(Tabel 2).
pad a kelompok tinggi,
menja-
di lebih berat dikarenakan jumlah anak yang dilahirkan lebih banyak, dengan demikian jumlah produksi susu yang dibutuhkan meningkat. Pengaruh dari keadaan tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan yang eukup nyata pada masa tidak aktifnya ovarium (periode asiklik) hewan, seperti yang tersajikan dalam Tabel 1, yaitu untuk kelompok yang mendapat suplemen N total tinggi dengan yang tidak rata-rata adalah ; 248,0 ± 7,0 vs 208,3 ± 27,3 hari{Gambar la, lb, Ie, ld, Ie, dan If.). Dalam periode ini kegiatan ovarium tidak dapat dideteksi melalui
hormon prog~steron yang dilepaskannya. Timbulnya periode
Tabel
2. Pengaruh kambing
penambahan
N dalam
PE di Stasiun
pakan
Pembibitan
hewan
terhadap
- Sumberrejo,
penampilan
reproduksi
Jawa Tengah.
Perlakuan
Kandungan
N ( g )
Parameter .• 15,93
Kasa
bunting
Dobet
lahir
anak
Jumlah
anak
Jualah
Kembar
Produksi
144,4
Chari)
yang
3,0
(kg/ekor)
hidup
±.
1,9
±.
0,57
.• 11,84
145,6 3,2
2,3
±.
0,62
8
12
(ekor)
±.
Satu
2
6
Dua
4
2
Tiga
1
susu
(l/hari/ekor)
1,09
asiklik yang eukup panjang
ini, diduga
±.
0,19
disebabkan
0,8
±.
0,15
karena
anak
kambing yang tidak disapih dan dibiarkan menyusu pada induknya selama 8 - 9 bulan, sedangkan bobot badan lahir total dari anak kambing yang mendapat tambahan N adalah lebih tinggi. Akibat yang timbul
5u~ber
N dan energi
tambahan
yang
ditambahkan
melalui
ransum
699
dimanfaatkan oleh anak secara menyusu. Dengan demikian masa kesiapan
PETERS
&
BALL yang mengungkapkan, berdasarkan
peneliti terdahulu, bahwa
periode
hasil peneliti-
asiklik ini dipengaruhi pleh
nutrisi yang terkandung dalam pakan (1). Lebih lanjut diuraikan pula bahwa selain nutrisi, produksi susu dari induk hewan yang tinggi dan waktu penyapihan anak juga mempengaruhi masa periode asiklik. Hal lain yang juga mendukung keadaan tersebut diungkapkan oleh WELLS et al. (6), bahwa penyapihan sementara dapat mempersingkat periode asiklik pada induk. Keadaan lain yang dapat dilihat dari hasil penelitian ini pada Tabel 1 tersebut adalah, walaupun periode asiklik induk kambing pada kelompok yang mendapat tambahan N total dalam pakan lebih lama, keadaan tubuhnya cenderung lebih baik, yaitu dengan melihat pertambahan bobot badannya (0,0 ± 17,32 vs -0,57 ± 20,55 g/hari). Demikian pula dengan pertambahan bobot badan dari anak kambing, yaitu 77,5
± 15,54 g/hari pada kelompok yang mendapat N total pakan tinggi; dan 44,90 ± 18,4 g/hari pada kelompok dengan N total pakan rendah. Hal ini membuktikan bahwa masa penyapihan anak yang terlalu lama akan mempengaruhi kondisi tubuh dan kesiapan induk untuk dapat mengadakan siklus estrus. Data-data pada Tabel 1 membuktikan bahwa walaupun diadakan penambahan N dalam ransumnya, tetapi karena induk dalam memelihara anak yang membutuhkan nutrisi lebih besar dan kondisi tubuh induk yang lebih baik, maka masa kepulihan induk untuk mengadakan siklus estrus lebih lambat. NOLAN dan HENNESSY (7) menduga bahwa hal ini disebabkan adanya pemanfaatan glukosa yang tinggi oleh anak-anak kambing yang tidak disapih melalui susu. Lebih lanjut dibuktikan pula bahwa pertumbuhan dari jaringan tubuh didukung oleh ketersediaan glukosa dalam pakan. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan karkas dan pembentukan jumlah glukosa yang terkandung dalam pakan.
susu
dipengaruhi oleh
KESIMPULAN DAN SARAN.
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa dengan adanya peningkatan N total dalam pakan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi susu kambing PE dan cenderung meningkatkan laju ovulasi.
700
Selain lam
itu lama tidaknya
hal
pakannya
potensi
untuk
suatu
periode
reproduksi,
juga dipengaruhi
asiklik,
selain
yang menentukan
dipengaruhi
oleh mas a penyapihan
oleh
anak hewan
da-
nutrisi
dalam mas a
menyusui. Untuk
mendapatkan
dilanjutkan
dengan
ngan energi
tertentu,
hasil
melihat
yang
kandungan
sehingga
lebih
nyata,
N total
potensi
penelitian
pakan
reproduksi
perlu
yang optimal
dan produksi
de-
hewan
dapat ditingkatkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1. PETERS, A.R., and BALL, worth, Sydney (1989).
P.J.H.,
Reproduction
in Cattle,
2. HENDRATNO, C., "Pengembangan teknologi molases blok", Hasil Pengujian Molases Blok, Ciawi, Bogor'(1987).
Butter-
Lokakarya
3. ANONIM, Procedure of Progesterone RIA Kit, Animal Production and Health Unit, Agriculture Laboratory, Seibersdorf, Vienna (1988) . 4. HENDRATNO, C., TJI PTOSUMIRAT, T., dan molases blok yaQg efektif sebagai Peranakan Etawah", Risalah Pertemuan (1988) .
SOFIAN, L.A., "Penggunaan suplemen untuk Kambing Ilmiah Ruminansia, Bogor,
5. TJIPTOSUMIRAT, T., HENDRATNO, C., TITIN M., WIJAYAKUSUMA, R., dan SINO S., "Penggunaan urea molases blok sebagai suplemen untuk meningkatkan penampilan produksi dan reproduksi Kambing Peranakan Etawah", Aplikasi Isotop dan Radiasi (Risalah Simp. IV Jakarta, 1989), BAT AN , Jakarta (1990) 1169. 6. WELLS, P.L., HOLNES, D.H., McCABE, C.T., and LISHMAN, A.W., ",Fertility in the Afrikaner Cow.3. once a day suckling and its effect on the pattern of resumption of ovarian acti vi ty and conception rate in early lactation", Animal Rep. Sci., Elseiver Science Publisher, 12 (1986) 1. 7. NOLAN, J.V., and HENNESSY, D.W., "Efficiency of utilization of dietary and absorbed nutrients in ruminants", The Second Research Coordination Meeting on The Use of Nuclear Techniques to Improve Domestic Buffalo Production in Asia - Phase II, Penang
(1987)
701
Gambar
la.
Kambing no. 2 dengan dungan N dalam pakan
6,86%
kan-
r-I ~
o
40
tJ'IS ~ !:::
I
II II !::: !:::
0 'd I-i
B!:!
30
I --- ~::: .._.A.-- ..; ..\:: ..'\_~I...._ . V~' ~
C1:\
C1:\
f.,
.._.:;f ...~.---.-: ...__....._-
OJ
_._
~
_
1
1:::=:-::
...............•....
../_
__
(:Q+J (I)
.u
o ~o
OJ tJ'I
2()
0 I-i
(:Qp,
..-
-
-
.. ···· ·..
1°L~ I
sa
AnAk
,.~~ J.:--if.!/.'
"Tiny!:::! '.I~"~ 1\.
.j....---+ }II-+' !'ert:
o v"
,.,
·····.·1
lif"'"+-
I
It
I
\Ii I """''''J'' --+--'
,....~.... fro~""'~ro" y ~.ttlr ---Hj(}j4q( ~..H:.;..I.I~ .. k"}~ __jLb:kI""'-:~;Ij.'.:j; .. I. -\-- ..
iOO
200
300
",,, "vv
·1
r"~ vvv
Hari setelarl IndUk Dil
Gambar lb.
702
Kaffibing no. 6 dengan dungan N dalam pakan
'6-,86%
kan-
Gambar
lc. Kambing no. 7 dengan 6,86% kandungan N dalam pakan. Ketiga ekor kambing tersebut (la·, lb, da" ld) mengalami masa periode asiklik 248,0 + 7,0 hari, yang mana anak kambing disapih pada 8 - 9 bulan setelah kelaMiran
.-I
Z' ~Ol' ~
II
BB Indut ~
~~~\j\I__=~~~:A~:~ ~.~: _.,
25r--~-"""------"'''-''r:::J(-''''---''''-''''-'''-;7'''-'-'''''''''''''' ..~ ~~o~~ ..
~LL-~--~-_..~.~~:Z~~-_.t ..o
0>
I
~J."""J:
/
(~~
100
ivv
I\
F,,"":.,~r~l\
::·:·-:~I~~ ··_· .Jty\j
r· _ _..__ ..·_·_-_ ..·_· ..·..i+~>H-··· ....•. ,--. ••• ~."••..... .••~.....• ~ 'j .,.", ... ' ..•....
b.• v.. I----.~---
o
.._
I
1
·J····\i· -'-~,, ..•,.'-J,(---.--·· 1 "~,_-<._q f ..·..·\··..·· -'.•-~~ ~--.....•.. ' ... .•. _..¥_--. 3Gv 4QG vv"
Ha ri se te1ah induk ~.lkawtn ka n Gamba r ld. Kamb ing no. 1 dengan ..4,91 % kandungi:m N da Iam pakan
703
rl '-....30 rl o
E 25 ~,01 B
II II
~ §
'd ~ ro
2C
Q)
a1 +J U)
+J
Q)
o 0 o ~ tr>
.Q
a1 p..
Gambar
Gambar
704
1e. Kambing no. 4 dengan an N dalam pakan
4,91%
1f. Kambing no. 8 dengan 4,91% an N dalam pakan
kandung-
kandung-
M
...•.•....
50
~]
~
I
c::
II II
40
~
-------.-----.----
-.-..- --
-..-..- --
~
H·G~·--l~~~ o
><
~
] g 20 "
0.
--
J-..-.--J'~
"-"-"'I- ..
-
1
II
8111 lt1elit,ltlClln
- - -- -
I
10~---~~-~;;~--i~~""'-"~ 01 o
Y..
I
,
50
iGO
~~-b-o-Do--J
. lC)a
20~
2GV
Hari Setelah Induk Dil
Gamba r 1g.
i
Kamb ng no. 10 dengan 4,91 % ka ndungan N dalam pakan. Kambing-kambing tersebut (ld, 1e,- 1f, dan 19) mengalami masa periode asiklik selama 208,3 + 27,3 hari, dengan masa penyapihan 8 --9 bulan setelah kelahiran
Tal1pi; Suplcrncl1
Uf"IU
0,0
o
10
20
80
40
50
60
Hari setelah tvlelahirkan Gambar
2. Grafik Kambing
produksi
susu
kambing
Pt - Sumberredjo,
PE di Stasiun
Pembibitan
Jawa Tengah
705
DISKUSI
SUHARNI Jumlah
S.
anak di Sumberejo
kan di Pasar sebut ?
Jumat
berbeda
hampir
dengan
sama.
N yang lebih tinggi,
Apakah
yang
menyebabkan
sedanghal
ter-
TOTTY T. Dugaan
kami
adalah
PAIR kurang
disebabkan
memadai,
yaitu
di PAIR harus didukung REVIANY Pada
umumnya
yang
baik
ngan
hewan
dengan
!
27.3)
nutrisi
pula,
yang protein UMB
40 hari
(4.09
tambahan
TOTTY Seperti beban
penelitian
baik bila
satuan
percobaan
sebab
itu, penelitian
Oleh
di
di UPT Sumberejo.
mengakibatkan reproduksi
pakannya
lebih
lebih
lama
dengan
(248.0
kambing kiranya
asiklitas
!
penampilan
tersebut
tinggi.
(7,31
+ konsentrat
g N). Mengapa
pakan menghasilkan diberi
yang
terutama
dibandingkan
saja
dengan
jumlah
8 ekor.
WIDJAJAKUSUMA
pemberian
asiklik
karena
hanya
dibandingkan
Pada penelitian
g N)
memperlihatkan
7.0 dibanding
yang
reproduksi
diberi
dengan
tambahan
4.09 g N pada pakannya
Anda waktu
208.3
g N pada
dari kambing-kambing
yang
?
T.
telah induk
dijelaskan
untuk
terdahulu,
dirinya
produksi susu sehingga untuk siap dikawinkan.
waktu
lebih
dengan
berat,
pemulihan
adanya
yai tu
pada
sejumlah
harus
anak,
meningkatkan
induk menjadi
lebih lama
SUPRIYATI Ditinjau
dari
data
parameter
tungkan secara ekonomis kan dengan biaya pakan.
706
!
konsentrat
pemberiari 1;.ambahan 7.31
lebih panjang
de-
yang
diperoleh,
peningkatan-peningkatan
apakah
sudah
tersebut
diperhi-
dibanding-
TOTTY Dengan
T.
adanya
liMB sudah. yaitu
penambahan
konsentr8.t belum,
Hal ini dapat dilihat
"Pengembangan
Teknologi
tetapi
pada makalah
Molases
untuk
HENDRATNO
penambahan
(1987)
dkk.
Blok".
HARYANA
1. Apakah
sebelum
riwayat kembar
kelahiran cenderung
2. Apakah
selama
Oleh karena susu.
TOTTY 1. Sudah,
tetapi
induk
yang
? Oleh
anaknya
anak
yang
juga
diteliti
karena
akan terus melahirkan
awal menyusu
induk
kurang
susu
yang
makanan
akan
diamati
melahirkan
?
kembar
mendapat
telah
?
lain/tambahan
kekurangan
pakan
baku
T.
kebetulan
daripada 2. Selama
penelitian,
tingkat
kelahiran
cenderung
lebih
besar
sin~le
kembar ini, di PAIR anak kambing tidak diberi
anak disapih
pakan
tidak
tambahan,
disapih
hingga
sedangkan
8-9 bulan,
di UPT Sumberejo,
tiga bulan.
NIKHAM 1. Di samping
penambahan
Anda menentukan 2. Bagaimana
N untuk
kandungan
kondisi
yang berbeda
menentukan
produksi
3. Bagaimana adanya
TOTTY
rumput
(suhu,
tersebut,
produksi
perkandangan
kondisi
pembentukan N
susu
dalam
sistem
dll.)
lingkungan
tubuh
di
ikut
kambing
dengan
?
T.
1. Tidak, tetapi memang sudah dapat diduga bahwa kandungan N walaupun mungkin cuma sedikit. 2. Untuk
apakah
?
sistem
karena
susu,
susu.
mekanisme
peningkatan
N dalam
lingkungan
dua tempat
meningkatkan
kondisi
lingkungan,
perkandangan
dan adanya
ada
pengelompokan
suhu sediki
tidak
t
akan
kami amati.
perbedaan,
dari segi usia,
Sedangkan
yai tu
lokasi,
ada perbedaan
besar
bunting
untuk
kandang dll.
707
3. N yang ditambahkan utama
di
pada prinsipnya
konsentrat).
Sehingga
bersifat
dapat
~~rotein
digunakan
(ter-
untuk
mekanisme
]
dalam
rangka memproduksi
Jaringan
tubuh dan susu.
BINTORO Mana
yang
lebih diharapkan,
awal
rendah
dan
anak sedikit,
kenaikkan
tetapi
jumlah bobot
anak
ban yak , tetapi
badannya
berat badannya
juga
bobot
rendah,
atau
badan jumlah
?
bagus
TOTTY T. Peneli tian rendah anak
ini
mengharapkan
sehingga
yang
tinggi,
produksi
diharapkan,
sehingga
jarak
anak
yaitu
dad
calring
ke
menjadi
lebih besar.
diusahakan
differsize
produksi
tinggi.
N lebih tinggi
menambah
estrus Mengenai tinggi,
I
lebih
kondisi ADG
juga
dan menambah
per-
SUGIARTO Pemberian tumbuhan lebih baik
anak
kuatnya
pasca
anak dalam
(sehingga
sesudah
lahir.
sesudah
mendapat
air susu
Apakah
wei~ht
kandungan
lahir
lebih
susu lebih banyak
karena
induk, ~ain
anak
kondisi
disebabkan induk
baik pertumbuhannya) dan berkualitas
yang
oleh lebih
atau karena
tinggi
?
TOTTY T. Dugaan
kami,
dilak~kan na
itu
produksi
708
memang
kondisi
induk
pada saat terdeteksinya
perkembangan
anak
lebih
baik,
birahi hingga
menjadi
susu induk yang lebih baik
lebih
baik
karena
penambahan
menyusui. dengan
N
Oleh kare-
didukung
oleh