PENGARUH PELATIHAN SKIPPING TERHADAP KEMAMPUAN JUMP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO (Riskan R. Mahmud, Sarjan Mile, Nurhayati Liputo)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan jump shoot pada permainan bola basket siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto tahun 2013 sebanyak 135 siswa. Sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 20 siswa. Variabel penelitian melibatkan 2 (dua) variabel yaitu: variabel terkait atau tergantung (kemampuan jump shoot) dan variabel bebas (pelatihan skipping). Teknik pengumpulan data adalah testee mengambil tempat digaris yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan untuk melakukan tembakan. testee segera melakukan tembakan menghadap ring basket. Untuk melakukan jump shoot dengan mengulangi selama tembakan yang sama sebanyak mungkin selama 60 detik. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan jump shoot pada permainan bola basket siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto, dapat diterima dan dijawab.” dan bentuk latihan skipping dapat memberikan kontribusi adalah kemampuan jump shoot ini dapat dipengaruhi hasil yang ditunjukkan setelah eksperimen. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa latihan skipping dapat memberikan pengaruh pada kemampuan jump shoot. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka di simpulkan bahwa penelitian skipping memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan jump shoot pada permainan bola basket siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Kata kunci: kemampuan jump shoot, permainan bola basket
PENDAHULUAN Permainan bola basket adalah salah satu permainan yang dapat dimainkan di dalam ruangan tertutup maupun terbuka. Di samping itu juga, jumlah pemainnya hanya sedikit di setiap klubnya. Apabila ditinjau prestasi olahraga di daerah kita yang baru membangun hampir semua cabang olahraga termasuk cabang permainan bola basket sangat tertinggal jauh bila dibandingkan dengan daerah – daerah lain. Kamajuan dan keberhasilan prestasi cabang olahraga dimaksud sangat ditentukan keberadaan pembinaan olahraga di sekolah, suatu pembinaan yang baik terprogram dan berkesinambungan akan dapat mencapai prestasi yang baik dan memuaskan. Dalam permainan bola basket, teknik menembak yang baik sangat diperlukan pada saat bertanding. Pada saat bertanding, musuh pasti akan menghalangi pemain melakukan tembakan ke arah ring, sehingga selain dibutuhkan kemampuan menembak yang baik, dibutuhkan juga latihan skipping untuk keahlian dalam memasukkan bola, agar pada saat pemain melakukan tembakan, musuh kesulitan untuk menghalangi pemain tersebut melakukan tembakan ke ring. Pada khususnya jump shoot yang kurang dikuasai oleh siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto maka diperlukan diperlukan latihan skipping yang maksimal untuk mendapat hasil kemampuan jump shoot yang baik. Agar meningkatkan kemampuan jump shoot yang baik dalam permainan bola basket, metode eksperimen sangat perlu dikembangkan. Latihan skipping yang bertujuan untuk meningkatkan otot tungkai dan daya ledak untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif. Dari pernyataan tersebut maka penulis melakukan penyelidikan melalui pendekatan ilmiah terhadap masalah ini guna mengetahui berapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh metode latihan skipping terhadap jump shoot untuk anggota gerakan bawah (otot tungkai dan daya ledak) terhadap kemampuan jump shoot pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto, sehingga bentuk latihan ini diharapkan memberi kontribusi terhadap prestasi bola basket. Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti ingin memberi pelatihan untuk peningkatan kondisi fisik khususnya dalam meningkatkan kemampuan jump shoot pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Sebab dari hasil pengamatan peneliti, prestasi kemampuan jump shoot para siswa ini masih kurang mendukung pencapaian prestasi pada masing – masing cabang olahraga yang menjadi spesialisnya. Dari kenyataan inilah peneliti ingin memberikan alternatif/variasi pelatihan fisik khususnya dalam meningkatkan kemampuan jump shoot. Diharapakan dari variasi pelatihan ini dapat membuat siswa khusus olahraga siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto senang berlatih fisik dan nantinya secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan jump shoot mereka.
Jump Shoot Menurut Kosasih (Anugrah, 2012) jump shoot adalah jenis tembakan dengan menambahkan lompatan saat melakukan shooting, dimana bola dilepaskan pada saat titik tertinggi lompatan. Ada yang perlu diperhatikan saat melakukan jump shoot, yakni pemain harus mulai dari lantai (quick stance) lalu melompat dan menjaga verticality. Ketinggian lompatan tergantung pada jarak tembakan. Pada tembakan dalam (Inside jump) jika dijaga ketat, kaki harus memompakan tenaga yang cukup untuk melompat lebih tinggi. Jump shoot akan terasa apabila melepas bola pada saat melompat, dibandingkan pada saat berada di puncak lompatan. Upaya lompatan yang seimbang sehingga bisa menembak tanpa beban. Keseimbangan dan kontrol lebih penting dari pada penambahan tingginya lompatan, irama yang halus dan follow through juga merupakan komponen penting untuk jump shoot. Mendarat dengan seimbang pada posisi yang sama saat lompat. Jump shoot dilakukan pada saat lompatan berada pada titik maksimal. Adapun teknik gerakan jump shoot menurut Wissel (Anugrah, 2012) adalah sebagai berikut: a. Fase Persiapan 1. Kaki, terentang lebar 2. Jari-jari kaki lurus 3. Lutut lentur 4. Bahu rileks 5. Tangan yang tidak menembak di bawah bola 6. Tangan yang menembak di belakang bola 7. Ibu jari rileks 8. Siku masuk 9. Bola pada posisi tinggi di antara tinggi telinga dan bahu 10. Lihat target b. Fase Pelaksanaan 1. Lompat, lalu tembak 2. Tinggi lompatan bergantung pada jarak tembakan 3. Rentangkan kaki, punggung 4. Rentangkan siku 5. Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan 6. Lepaskan melalui jari telunjuk 7. Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas 8. Irama yang sama 9. Lihat target
c.
Fase Follow Through 1. Rentangkan lengan 2. Jari telunjuk menunjuk pada target 3. Telapak tangan ke bawah saat menembak 4. Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas 5. Lihat target. 6. Mendarat dengan seimbang (pada posisi yang sama saat melompat).
Skipping Menurut Bayu Surya (Fandy Burhan, 2010:12) Lompat tali dikenal dengan istilah rope skipping. Lompat tali skipping adalah suatu aktivitas yang menggunakan tali dengan kedua ujung tali dipegang dengan kedua tangan lalu diayunkan melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya. Menurut Chrissie Gallagher (Fandy Burhan, 2010:12) lompat tali atau skipping adalah suatu bentuk latihan CV (kardiovaskuler) yang sangat baik karena dapat menjadikan sebuah latihan yang sangat berat dan dapat meningkatkan daya tahan dan kecepatan. Skipping atua lompat tali adalah salah satu jenis berlatih kardio (latihan penguatan jantung) sederhana yang berdampak besar bagi tubuh. Coba bayangkan dengan lompat tali selama 10 menit anda dapat membakar kalori setara dengan jogging 8 menit per mil. Selain itu, olahraga ini mudah dan dapat dilakukan siapa saja, harga peralatannya terjangkau, awet, mudah dibawa. Efek lain dari skipping adalah meningkatkan kekuatan (membangun kepadatan tulang), meningkatkan koordinasi (mengontrol kecepatan dan irama gerakan dengan posisi yang tepat. Skipping adalah satu jensi olahraga yang menggunakan alat bantu berupa tali dan diputar dengan menggunakan pergelangan tangan sebagai tumpuan atau poros. Olahraga skipping merupakan salah satu olahraga yang efektif membakar lemak, disamping lari atau jogging. Pun juga skipping bisa dilakukan dalam tempat yang tidak terlau luas, sehingga efektif diterapkan di sekitar rumah. Selain membakar lemak tubuh, skipping juga bermanfaat melatih keseimbangan otot pergelangan tangan dan pernapasan. Olahraga skipping dilakukan dengan kombinasi gerakan melompat seiring dengan rintangan berupa tali yang bergerak pada kedua poros pergelangan tangan. Skipping adalah satu salah jenis latihan kardio sederhana yang berdampak besar bagi tubuh. Oleh karena itu para ahli kebugaran menyebut skipping merupakan olahraga dan bentuk latihan terbaik yang bisa dimiliki oleh siapa saja. Atlet bola basket biasanya memiliki postur tubuh tinggi. Namun tidak sedikit juga atlet bola basket yang berpostur tubuh pendek. Tahapan dalam melakukan skipping (lompat tali) adalah: 1) Berdiri tegak, kedua tangan memegang ujung tali.
2) 3) 4) 5) 6)
Pertama, posisikan tali di belakang tubuh. Ayunkan tali kedepan, lalu melompat (dengan dua kaki berbarengan) sebanyak 20 – 30 hitungan. Beri jeda kurang 30 detik (untuk mengembalikan konsentrasi) Kemudian ulangi langkah 3 namun tali diayunkan ke belakang. Ulangi sampai beberapa set hitungan atau sesuaikan dengan kemampuan.
Menurut Muhammad Muhyi Faqur (Fandy Burhan, 2010:12) sasaran ataupun tujuan dalam lompat tali adalah: a) Mengembangkan daya tahan, b) Mengembangkan kekuatan kaki dan lengan, c) Mengembangkan kekuatan kardiovaskuler, d) Membantu mengembangkan koordinasi tangan dan kaki, f) Mengembangkan koordinasi gerakan tangan dan kaki, g) Membantu mengembangkan keseimbangan tubuh yang baik. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soetoto Pontjopoetro (Fandy Burhan, 2010:13) bahwa tujuan lompat tali adalah: a) melatih keterampilan melompat dan meloncat, b) melatih keterampilan koordinasi antara kedua tangan dan kaki, c) melatih otot tungkai untuk mendapatkan hasil lompatan yang baik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan lompat tali skipping adalah untuk mengkoordinasikan lompatan dengan ayunan supaya tali dapat melewati kepala dan kaki. Lompat tali skipping juga berperan penting dalam melatih keseimbangan, sedangkan keseimbangan adalah salah satu parameter kelincahan. Variasi dalam lompat tali skipping ada enam cara menurut Chrissie Gallagher (Fandy Burhan, 2010:13) yaitu: a) angkat satu lutut sambil melompat, b) melompat maju mundur, setelah itu kesamping, c) lompati tali dengan kedua kaki secara bersamaan, d) lompati tali dengan lompatan zig-zag, e) lakukan lompatan yang tinggi di atas tali, dan f) melakukan lompatan bintang (star jump) diantara waktu ketika tali berada di bawah. Menurut Muhammad Muhyi (Fandy Burhan, 2010:13) dalam melakukan lompat tali ada beberapa cara antara lain adalah sebagai berikut: a) melompati tali ditempat dengan menggunakan kedua kaki, b) melompati tali dengan salah satu kaki bergantian, c) melompati tali dengan satu kaki bergantian sambil berjalan. Hakekat Pelatihan Pelatihan (training) dapat didefiniskan sebagai aktivitas jasmani dan rohaniah, yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang untuk meningkatkan kemampuan tubuh seseorang (Heru Sudjatmiko, 2005:24). Kent (Moh. Rif’an, 2013:4) latihan adalah suatu program latihan fisik yang direncanakan untuk membantu mempelajari keterampilan, memperbaiki kesegaran jasmani dan terutama untuk mempersiapkan atlet dalam suatu pertandingan penting. Menurut Bower dan Foss (Moh. Rif’an, 2013:5) menemukan “bahwa latihan adalah suatu
program yang direncanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas energi seorang atlet untuk suatu pertandingan”. Menurut Suharno (Fandy Burhan, 2010:25) Latihan adalah suatu proses mempersiapkan fisik dan mental anak latih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi yang optimal dengan diberikan beban latihan yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya. Sukadiyanto (Fandy Burhan, 2010:26) mengemukakan bahwa latihan adalah proses perubahan yang kearah yang lebih baik, yaitu meningkatkan fisik, fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis. Secara garis besar, pengertian latihan yang telah dikemukakan oleh para ahli mengandung unsur-unsur sebagai berikut: a. Sistematis, artinya harus ada kaidah atau aturan-aturan yang terencana b. Berulang-ulang, artinya kegiatan itu banyak jumlahnya dan tidak hanya satu kali melakukannya. c. Proses, artinya harus mengikuti rangkaian kegiatan. d. Bertambah jumlah bebannya, artinya latihan tersebut makin meningkat jumlahnya atau bebannya. Prestasi olahraga yang dicapai oleh atlet dalam dunia olahraga tidak lepas dari pelatihan dan peristiwa pelatihan. Dengan pelatihan telah diciptakan suatu prestasi yang spektakuler, misalnya dalam atlet manusia mampu berlari dalam jarak 100 meter dengan waktu 10 detik, seorang pelompat tinggi dapat melompat setinggi lebih dari 2 meter. Selain itu dalam cabang olahraga permainan, berkat pelatihana yang intensif bisa dilahirkan pemain bola basket professional dan sebaliknya. Untuk mencapai prestasi tinggi tersebut, maka seorang pemain bola basket dituntut agar menguasai atau memiliki berbagai kemampuan unsur fisik seperti: speed (kecepatan), strength (kekuatan), endurance (daya tahan), flexibility (kelentukan), agility (kelincahan) dan sebagainya. Agar pelatihan itu berguna dan dapat ditingkatkan prestasi seperti yang diharapkan, maka perlu adanya prinsip-prinsip pelatihan yang dikemukakan disini adalah prinsip pelatihan yang sangat mendasar tetapi penting dan dapat diterapkan dalam cabang olahraga, khususnya bola basket. Prinsip pelatihan harus diketahui dan dimengerti oleh pelatih maupun atlet sehingga dengan pengetahuan prinsip pelatihan ini atlet bisa lebih cepat untuk meningkatkan prestasinya. Hal ini disebabkan karena dengan prinsip pelatihan yang baik akan memperkuat keyakinan atlet akan tujuan dan tugas pelatihan yang sebenarnya.
Power Otot Tungkai Menurut Bowers dan Fox (Wahyana 2012:11) bahwa power adalah besarnya usaha yang dilakukan dalam satuan waktu. Power merupakan hasil usaha dalam satuan unit waktu, yang dilakukan ketika kontraksi otot memindahkan benda pada ruang atau jarak tertentu. U. Jonath (Wahyana 2012:11) mengartikan daya eksplosif atau tenaga cepat adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang tinggi. Sedangkan daya ledak otot menurut Mochamad Sajoto (Wahyana 2012:11) adalah “kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya”. Menurut Mochamad Sajoto (Wahyana 2012:11) power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk melakukan gerak secara eksplosif ketika melakukan tendangan dan berlari. Power otot tungkai dapat dipengaruhi oleh kekuatan, kecepatan, kontraksi otot, banyaknya fibril otot putih, usia, tipe tubuh, dan jenis kelamin. Setiap aktivitas fisik dalam berolahraga, otot merupakan suatu hal yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian, ligamen, serta tendon, sehingga gerakan dapat terjadi melalui tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan. Power merupakan unsur kondisi fisik yang dihasilkan oleh gabungan antara kecepatan dan kekuatan. Menurut Moch. Asmawi (Wahyana 2012:12) power merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, sehingga untuk meningkatkan power maka faktor kekuatan dan kecepatan harus ditingkatkan bersama-sama melalui program yang sistematis. Kekuatan merupakan komponen biomotor yang paling utama, karena dengan kekuatan dapat meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, kekuatan dapat menentukan kualitas hidup, karena tanpa kekuatan yang memadai, maka kegiatan yang bersifat mendasar menjadi sulit dan tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa dengan bantuan kekuatan. Dengan kekuatan seseorang akan dapat berlari dengan cepat, melempar lebih jauh, memukul lebih keras serta dapat membantu stabilitas sendi-sendi. Sedangkan kecepatan merupakan komponen fisik yang juga esensial, alat atau anggota badan yang berpindah, gerakan perlawanan otot yang kecepatan menjadi faktor penentu dalam mencapai garis finish pada saat berlari. Menurut Mochamad Sajoto (Wahyana 2012:12) kekuatan merupakan unsur dasar untuk membentuk power, gerakan yang ditimbulkan oleh power adalah gerakan yang cepat, mendadak disertai kecepatan. Dengan demikian power berperan dalam cabang olahraga permainan. Sebagai tulang anggota gerak bawah, tungkai mempunyai tugas yang penting dalam rangka untuk melakukan berbagai macam.
Power Otot Lengan Pyke & Watson (Widikdo, 2012:19) power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan eksplosif. Power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Pendapat di atas didukung oleh KONI Pusat (Widikdo, 2012:19) bahwa “Daya ledak otot (power) ialah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk melakukan kerja fisik secara eksplosif”. Power adalah hasil kali kekuatan dengan kecepatan. Menurut Sukadiyanto (Widikdo, 2012:19) wujud gerak dari power adalah eksplosif. Widikdo, 2012:19 menyatakan lengan merupakan salah satu bagian dari tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri atas bagian kepala (cranium), batang badan (thrunchus) dan anggota gerak badan (extremitas superior dan extremitas inferior). Lengan merupakan anggota bagian tubuh yang dominan digunakan dalam permainan bola basket. Keberadaan lengan dan otot-ototnya, baik proporsi maupun kemampuannya harus dimanfaatkan pada latihan teknik yang benar untuk mendukung penguasaan teknik dasar jump shoot dalam bola basket. Ditinjau dari gerak anatomi, lengan merupakan anggota gerak atas (extremitas superior). Sebagai anggota gerak atas lengan terdiri dari seluruh lengan, mulai dari lengan atas (ante brachium), lengan bawah (brachium), tangan (palmar) sampai ujung jari tangan (phalanx). Otot-otot yang terlibat pada lengan saat melakukan smash antara lain: otot deltoideus, pectoralis major, biceps brachii, brachialis, brachioradialis, pronator teres, flexor carpiradialis, flexor policis longus, flexor carpi ulnae, dan flexor carpi radialis. Dalam gerakan open smash, otot lengan mempunyai peran penting untuk menghasilkan smash yang maksimal, efektif dan efisien. Dalam gerakan open smash, otot lengan harus dikerahkan sebaik mungkin pada teknik yang benar. Mengerahkan otot-otot lengan secara tepat saat melakukan teknik open smash yang benar, maka akan diperoleh hasil kemampuan open smash yang memuaskan. Melihat pentingnya power lengan dalam pencapaian prestasi maksimal dalam melakukan open smash bolavoli, maka perlu pengembangan dan pembinaan power lengan secara terprogram dan intensif, sudah barang tentu harus mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam latihan power.
Permainan Bola Basket Olahraga bola basket memiliki tujuan dari tiap regu yaitu memasukkan bola ke keranjang lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola (Perbasi, 2008:1). Regu yang mencetak angka lebih banyak pada alhir waktu permainan akan menjadi pemenang (Perbasi, 2008:1). Sedang menurut Soedharno (1990:13) permainan bola basket adalah suatu permainan yang banyak menuntut kesiapan dan kemantapan mental bagi setiap pemainnya, terutama pada saat mereka menerapkan keterampilan yang telah dimilikinya. Lebih lanjut Soedharno menyatakan bahwa stamina, koordinasi otot – otot, agility atau kelincahan bergerak dan kemampuan berpikir secara cepat merupakan prasyarat untuk menjadi pemain yang dapat diandalkan. Menurut Dany Kosasih (2008:2) bola basket adalah permainan yang menggunakan kecepatan (kaki dan tangan) dan kesiagapan (keseluruhan gerak tubuh) dalam waktu yang tepat. Bola basket adalah olahraga menyenangkan, kompetetif, mendidik, menghibur dan menyehatkan (Jon Oliver, 2007:6). Lebih lanjut Oliver menyatakan bahwa keterampilan – keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, drible, dan rebound serta kerja team untuk menyerang atau bertahan adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini. Bola basket dimainkan oleh dua team dengan pemain per team, tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah team lain melakukan hal serupa (Hal Wissel, 2000:2). Permainan bola basket mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke keranjang lawan, serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring dan menembak (Dedy Sumiyarsono, 2002:1). Dari beberapa pendapat yang telah dijabarkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan bola basket merupakan permainan team yang dimainkan antara dua team berbeda dengan cara menggiring, menembak dan mengoper bola untuk mencapai tujuannya yaitu memasukkan bola sebanyak – banyaknya dan mencetak angka lebih banyak hingga berakhirnya pertandingan merupakan pemenang. Dari semua penjelasan diatas, diketahui bahwa permainan bola basket memerlukan stamina tubuh yang baik. Stamina yang baik diperoleh dari tubuh yang sehat. Sehat dengan arti tubuh memenuhi konsumsi nutrisi yang baik dan tepat, karena energy dalam tubuh akan digunakan untuk aktivitas olahraga bola basket yang tergolong olahraga dengan intensitas tinggi. Sehingga dapat berpenampilan secara maksimal dalam pertandingan.
HASIL Dari hasil penelitian pada pre test dan post test untuk pengukuran jump shoot diperoleh frekuensi sebagai mana dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1. Data hasil penelitian pada pre-test dan post-test kemampuan jump shoot Kelas X SMA Negeri 2 Limboto No. Pre Test (X1) Post Test (X2) 1 7 15 2 9 16 3 8 16 4 10 19 5 11 17 6 8 16 7 9 18 8 10 19 9 7 16 10 11 17 11 10 18 12 12 17 13 11 17 14 9 16 15 8 17 16 10 16 17 11 18 18 12 18 19 13 19 20 11 17 179 342 Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X1 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X1 adalah jump shoot. Data yang diperoleh melalui pengukuran pre test atau tes awal adalah hasil jump shoot sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pengukuran ini diperoleh skor tertinggi yaitu 13 dan skor terendah adalah 7. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi jump shoot dengan rata-rata sebesar 9.85, varians sebesar 2.87 dan standar deviasi sebesar 1.69. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa peningkatan bahwa peningkatan frekuensi kemampuan jump shoot pada siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto sebelum diberikan perlakuan atau latihan skipping menunjukkan frekuensi yang tidak terlalu jauh berbeda dengan jump shoot rata-rata, akan tetapi jump shoot tersebut masih dibawah rata-rata sehingga masih perlu ditingkatkan.
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X2 Data pada variabel X2 ini merupakan hasil pengukuran jump shoot yang diperoleh dari hasil post test atau test akhir dimana setelah objek penelitian diberikan perlakuan atau latihan skipping. Dari pengetesan data ini diperoleh skor tertinggi adalah 19 dan skor terendah 15. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi jump shoot rata-rata sebesar 17.10, varians sebesar 1.358 dan standar deviasi sebesar 1.17. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, terdapat peningkatan frekuensi kemampuan jump shoot pada siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan skipping sebesar 9.85 dan sesudah diberikan latihan skipping sebesar 17.10. Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan skipping memberikan pengaruh terhadap peningkatan frekuensi jump shoot pada siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto. Dengan demikian, data tersebut perlu adanya pembuktian dengan cara pengujian analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata. PEMBAHASAN Proses pelatihan dengan menggunakan bentuk latihan skipping memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan jump shoot pada siswa yang diawali dengan pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan skipping itu sendiri serta penjelasan tentang cara melakukannya dengan baik dan benar, setelah itu siswa melakukan latihan dengan baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan. Berdasarkan hasil penelitian pre-test jump shoot data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 13 dan yang terendah 7. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata sebesar 9.85 dan nilai standar deviasi sebesar 1.69. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 19 dan skor terendah 15. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata sebesar 17.10 sedangkan nilai standar deviasi sebesar 1.17. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh hasil peningkatan hasil rat-rata dari test awal sampai test hasil. Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan post-test seleruh variabel memiliki varians populasi yang homogeny serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design. Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test pada tes kemapuan jump shoot menunjukkan harga thitung sebesar 24.327. Sedangkan dari daftar distribusis diperoleh ttabel sebesar 2.093. Ternyata thitung telah berada didalam daerah
penerimaan H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan tidak dapat menerima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan skipping memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan jump shoot dalam olahraga bola basket. Sehingga hipotesis yang berbunyi terhadap pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan jump shoot pada permainan bola basket pada siswa Kelas X SMA Negeri 2 Limboto dapat diterima dan terjawab. PENUTUP Hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya¸ maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang berbunyi “terdapat pengaruh latihan skipping terhadap kemampuan jump shoot pada permainan bola basket siswa kelas X SMA Negeri 2 Limboto, dapat diterima dan dijawab.” Bentuk latihan skipping dapat memberikan kontribusi adalah kemampuan jump shoot ini dapat dipengaruhi hasil yang ditunjukkan setelah eksperimen. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa latihan skipping dapat memberikan pengaruh pada kemampuan jump shoot. Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan simpulan diatas, maka dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kemampuan jump shoot, sangat tepat digunakan latihan skipping. Diharapkan kepada guru penjaskes atau pelatih agar dapat menerapkan bentuk latihan skipping baik dalam pembelajaran maupun pada kegiatan latihan di jam sekolah. 2. Kepada orang tua siswa agar lebih memberikan motivasi kepada anak-anak untuk mengembangkan latihan skipping di luar jam sekolah. Bentuk motivasi yang dimaksud adalah memberikan kesempatan kepada anak untuk berlatih sekaligus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan. 3. Bentuk latihan skipping diharapkan dapat dilakukan oleh siswa secara berlanjut walaupun tidak dan dibawah pengawasan guru maupun orang tua siswa di luar jam sekolah. Karena bentuk latihan ini disamping memberikan dampak positif kepada kondisi fisik juga dapat mengembangkan keterampilan serta kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk seorang atlet yang berprestasi dalam cabang olahraga bola basket. 4. Peneliti menyarankan semoga peneliti lain yang berniat menyelediki variabelvariabel yang relevan pada materi dengan situasi dan kondisi yang berbeda yang pada gilirannya nanti akan lahir satu tulisan yang lebih baik, lengkap dan bermutu.
DAFTAR PUSTAKA Burhan. Fandy. 2010. Pengaruh Latihan Skipping dan Shuttle Run terhadap Footwork Bulu Tangkis Usia 11-13 Tahun PB. Surya Tidar Magelang. Magelang. Jaka, Wahyana. 2012. Hubungan Panjang Tungkai dan Power Tungkai dengan Jauhnya Lompatan tanpa Awalan pada Siswa Kelas V SD Negeri Kyai Mojo UPT Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta Maulvi Dimas. Anugrah. 2012. Pengaruh Media Audio Visual (Video) terhadap Kemampuan Teknik Menembak Jump Shoot pada Atlet Putra Klub Bola Basket Wisnu Murti Sleman. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Rengga Purwo. Widikdo. 2012. Hubungan Antara Panjang Tungkai, Tinggi Raihan, dan Power Otot-Otot Lengan dengan Kemampuan Opensmash Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler Bola Voli di Smp Negeri 2 Wonotungal Batang. Universitas Negeri Yogyakarta Rif’an. Moh. 2013. Pengaruh Latihan Skipping terhadap Loncatan Vertikal Smash dalam Permainan Bola Voli pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu. Palu. Universitas Tadulako. Sudjatmiko. Heru. 2005 Pengaruh Pelatihan Plyometrik Split Squat Jump dan Lateral Jump Over Barrier dalam Meningkatkan Kecepatan dan Kekuatan Otot Anggota Gerak Bagian Bawah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Jurnal yang Berjudul Pengaruh Pelatihan Skipping terhadap Kemampuan Shooting pada Permainan Bola Basket Siswa SMA Negeri 2 Limboto
Oleh Riskan R. Mahmud NIM: 832409156 Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji