PENGARUH PELATIHAN ANKLE WEIGHT TERHADAP HASIL TENDANGAN JAUH PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS X SMA NEGERI 1 TAPA (Akbar Paja, Ucok H. Refiater, Marsa Lie Tumbal) Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk meneliti sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh latihan ankle weight terhadap hasil tendangan jauh pada siswa kelas X SMA Negeri I Tapa, dengan jumlah sampel 20 orang menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group pre test and post test design.Dari data hasil penelitian telah teruji secara teori dan praktek dengan hasil melalui perhitungan mean, uji normalitas dan homogenitas data. Berdasarkan perhitungan dan hasil penelitian uji t diperoleh harga thitung untuk Variabel adalah 27.23 dan hasil tdaftar 1.729 dengan kriteria pengujian Terima H0, jika : dengan taraf nyata α = 0,05 atau α = 0,01 dan dk = . Jadi, H0 ditolak dan Ha di terima karena 27.23 berada pada daerah penerimaan Ha.Dengan demikian kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh pelatihan ankle weight terhadap hasil tendangan jauh pada permainan sepak bola di kelas X SMA Negeri 1 Tapa
Kata kunci: Ankle Weight dan Hasil Tendangan Jauh.
Ucok H. Refiater, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIKK UNG; Marsa Lie Tumbal, S.Pd M.Pd ; Sopyan Batue, S.Pd guru mata pelajaran Penjaskes SMA Negeri 1 Tapa; Akbar Paja
Pendidikan jasmani di sekolah ditujukan untuk pembinaan kebugaran jasmani siswa serta pengenalan dan penguasaan teknik dasar cabang olahraga, yang nantinya akan ditingkatkan melalui ekstra kurikuler. Untuk itu kita dituntut untuk kerja keras dan benar benar merasa bertanggung jawab atas keberhasilan anak didik kita memenuhi pendidikan dan latihan. Salah satu tujuan pendidikan jasmani yaitu untuk meningkatkan kebugaran tubuh, hal ini tidak hanya dapat dilakukan oleh para atlit saja tetapi semua lapisan masyarakat demi untuk kesehatan mereka, jadi kesimpulannya yaitu pendidikan jasmani tujuannya untuk meningkatkan kebugaran. Peningkatan kebugaran dapat dilakukan melalui pembelajaran dimana materi ajar adalah atletik, permainan, senam, olahraga pilihan dan kesehatan. Diantara materi ajar dalam pembelajaran penjaskes, permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga yang digemari terutama oleh pelajar dan mahasiswa. Terbukti di kota Gorontalo setiap tahun diadakan turnamen sepak bola. Namun dari hasil turnamen maupun kompetisi lainnya, kota Gorontalo belum memberikan hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan perlunya kemampuan fisik, penguasaan teknik, postur tubuh serta kecepatan dan kelincahan agar dapat mencapai prestasi yang maksimal. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui dimana letak kekurangan para pelajar yang berada di Gorontalo terutama para siswa SMA Negeri 1 Tapa. Setelah di lakukan observasi melalui pembelajaran penjaskes pada siswa SMA Negeri 1 Tapa dalam permainan olahraga sepak bola, kekurangan yang paling mencolok yaitu tendangan jauh. Rata-rata siswa masih memiliki kekurangan kekuatan dalam menendang bola. Hal ini disebabkan siswa lebih sering melakukan latihan tembakan yang mereka anggap lebih dominan dari pada melakukan latihan lainnya. Melihat keadaan seperti ini peneliti ingin mencari metode atau suatu cara yang tepat untuk dijadikan hal yang baik dan tentunya menyenangkan serta boleh dikembangkan dimulai dari tingkat SMA. Untuk itu, masalah yang paling utama adalah masalah kelincahan dan latihan yang mempengaruhi meningkatnya kelincahan menggiring bola dalam permainan olahraga sepak bola.
Berdasarkan
hal-hal
sebelumnya
peneliti
memformulasikan
judul
“Pengaruh Latihan Ankle Weight terhadap Hasil Tendangan Jauh pada Permainan Sepak Bola di kelas X SMA Negeri I Tapa”. Sejarah Sepak Bola Definisi sepak bola itu sendiri menurut Chandra dkk (2010:2) bahwa sepak bola merupakan permainan yang dilakukan oleh dua regu/tim, setiap tim terdiri atas 11 orang. Permainan ini membutuhkan kerja sama tim yang kompak. Disamping itu, variasi dan kombinasi teknik-teknik dasar juga diperlukan dalam permainan ini. Ungkapan yang sama dituturkan oleh Pramono (2010:3) bahwa sepak bola merupkan salah satu jenis permainan bola besar yang dimainkan secara beregu. Pemain dalam sepak bola sebelas orang tiap tim. Oleh karena itu, setiap regu pemain sepak bola disebut kesebelasan. Dalam sepak bola, setiap pemain memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan tidak diperbolehkan. Hanya pemain sepak bola yang menempati posisi sebagai penjaga gawang (kiper) yang diperbolehkan menggunakan semua anggota badan selama dalam batas garis meter. Ariyanto dkk (2010:18) mengemukakan bahwa sepak bola adalah salah satu jenis olahraga beregu. Setiap pertandingan mempertemukan dua regu. Tiap regu terdiri atas 11 pemain. Salah satu pemain berperan sebagai penjaga gawang atau kiper. Kiper adalah satu satunya pemain yang boleh menangkap bola menggunakan tangan. Sedangkan sepuluh pemain lainnya berperan dalam beberapa posisi. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sepak bola adalah permain yang dimainkan oleh 2 regu yang terdiri dari 11 pemain, termasuk penjaga gawang. Setiap regu berusaha memasukkan bola ke gawang lawan dalam permainan yang berlangsung 2x45 menit. Suatu kesebelasan dinyatakan pemenang apabila kesebelasan tersebut dapat memasukkan bola ke gawang lebih banyak dan kemasukkan bola lebih sedikit jika dibanding dengan lawannya. Teknik Tendangan Jauh Dalam permainan sepak bola, seorang pemain sepak bola harus dapat menguasai teknik dasar bermain dengan benar. Seperti yang dikatakan oleh
Sucipto dkk (dalam Cayoto,2007:10) bahwa Seorang pemain sepak bola agar dapat bermain dengan baik dan benar dia harus bisa menendang dengan baik dan benar pula. Oleh sebab itu, seorang pemain sepak bola harus bisa menguasai teknik dasar dalam olahraga tersebut. Teknik–teknik dasar itu adalah menendang bola, menggiring bola, menyundul bola, dan melempar bola ungkap Chandra dkk (2010:2). 1.
Teknik menendang bola ada empat macam, yaitu : a. Menendang bola dengan kaki bagian dalam b. Menendang bola dengan kura-kura kaki c. Menendang bola dengan kaki bagian luar d. Menendang bola dengan kaki bagian ujung depan.
2.
Teknik Menghentikan Bola (Stopping) Teknik menghentikan sama dengan teknik menendang bola dalam
penggunaan kaki bagian luar, dalam, depan, dan telapak kaki bagian bawah. 3.
Teknik Menggiring Bola (Dribling) Menggiring bola atau dribling yaitu gerakan saat membawa bola.
Menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan menggiring bola dengan menggunakan kura-kura kaki. 4.
Menyundul Bola (Heading) Menyundul bola diperlukan sekali bagi pemain sepak bola, terlebih bagi
pemain penyerang. Mencetak gol dengan sundulan sangat sukar untuk dihalau kiper (penjaga gawang). 5.
Melempar Bola (Throw in) Melempar bola ke dalam atau throw in biasanya terjadi apabila bola keluar
dari garis permainan, jika di garis gawang maka disebut bola gawang, jika di garis samping lapangan disebut bola keluar (out ball). Teknik–teknik dasar diatas merupakan satu kesatuan utuh yang mutlak dan harus dikuasai oleh seorang pemain sepak bola. Selanjutnya, untuk meningkatkan kemampuan dalam melakukan teknik dasar diatas harus melalui latihan yang teratur dan terarah agar tujuan latihan dapat tercapai.
Tendangan jauh adalah kemampuan seseorang dalam melakukan tendangan sejauh mungkin, untuk mengumpan atau mengoper bola kepada teman satu team yang berada pada posisi jauh. Teknik tendangan jarak jauh dimulai dari mencondongkan badan dan mengayunkan kaki yang akan digunakan untuk menendang bola dengan ayunan tinggi kebelakang, kaki tumpu diletakkan sedikit condong kebelakang selama melakukan tendangan untuk memberikan angkatan kepada hasil tendangan diusahakan perkenaan bola tepat pada posisi separuh dari bawah dan dan gunakan lengan sebagai keseimbangan (Putra,2012:5). Untuk mengukur tendangan jauh dapat menggunakan meter. Dengan cara subjek melakukan tendangan dan tempat jatuhnya bola diberi tanda. Pengukuran dimulai dari titik tendangan atau subjek. Tendangan dilakukan 3 kali, jarak yang terjauh itulah data akhir. Latihan Ankle Weight Menurut Irianto (2002: 11), bahwa latihan (training) adalah proses penyempurnaan dalam berolahraga melalui pendekatan ilmiah khususnya prinsipprinsip pendidikan secara teratur dan terencana, sehingga pempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan. Latihan (training) adalah suatu proses yang sistematis yang menggunakan rangsang gerak dalam mempersiapkan organisme atlet untuk mempertahankan atau untuk mencapai peningkatan mutu prestasi yang maksimal dengan cara diberi beban latihan fisik dan mental (intensitas) yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya (lamanya latihan dan frekuensi) (Nurcahyo,2010:7). Selanjutnya, Mulyono (dalam Budhiartha,2010:18) mengemukakan bahwa Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang kian meningkat. Latihan yang sistematis adalah program latihan yang direncanakan secara matang, dan dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, serta dievaluasi sesuai dengan alat yang benar (Nasaru,2013:17). Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses gerak yang dilakukan secara teratur dan terarah yang dilakukan berulang-ulang untuk suatu tujuan tertentu.
Latihan beban adalah latihan dimana seseorang olahragawan atau atlet harus mampu mendorong, mengangkat, menarik suatu benda baik itu diri sendiri atau beban dari luar. Istilah ini juga mencakup segala bentuk latihan melawan tahanan misalnya berat beban sendiri. Barbel, dumble, jaket beban, dan sepatu beban, ataupun benda yang yang diikatkan dibagian tubuh lainya, bola medicine, Bompa (dalam Nurcahyo,2010:7). Dapat pula menggunakan ankle weight sebagai beban latihan. Menurut Bompa (1983: 29), latihan beban yang bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) jumlah beban tidak lebih 30-80% dari kemampuan maksimal, (2) istrahat antara 3-5 set/menit, (3) jumlah 4-5 set, (4) frekuensi 3x perminggu, (5) jumlah repetisi tidak lebih dari 10 kali, dan (6) irama dalam melakukan gerakan dinamis dan cepat. Ankle weight adalah alat pemberat kaki yang terbuat dari kain yang diberikan pemberat dengan serbuk besi. Angkle weight dapat digunakan pada kaki maupun tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besarnya pengaruh latihan ankle weight pada hasil tendangan jauh pada permainan sepak bola di kelas X SMA Negeri I Tapa.
DESAIN PENELITIAN Berdasarkan masalah atau fakta-fakta yang telah ditemukan jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini memiliki beberapa macam desain, yaitu dimana penggunaan desain ini disesuaikan dengan penelitian yang berdasarkan pokok masalah yang ingin diungkapkan. Berdasarkan keterangan diatas maka penulis menggunakan One group pre test – post test design yaitu sebagai desain penelitian. PRE TEST
TREATMENT
POST TEST
X1
T
X2
Tabel 3.1 Desain penelitian One group pre test – post test design (maksum,2009:49) Keterangan : T1 : Tendangan Bola Jauh
T2 : Tendangan Bola Jauh X : Latihan Ankle Weight
HASIL PENELITIAN 1.
Data Hasil Penelitian Dari hasil penelitian pada Pre Test dan post untuk pengukuran hasil
tendangan jauh diperoleh frekuensi sebagai mana dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Data Hasil Penelitian Pre Test dan Post Test Hasil tendangan jauh Siswa SMA Negeri I Tapa
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH
PRE TEST 25.7 26.3 27.5 25.5 30.5 31.1 31.2 32.1 33.4 34.4 35.7 36.3 38.2 38.2 38.3 38.5 40.5 40.5 43.2 43.7 694.8
POST TEST 33.1 33.1 33.4 35.2 36.8 37.2 38.6 39.4 40.3 40.8 41.3 42.5 43.4 43.7 44.5 45.2 45.6 45.8 46.5 48.2 814.6
Dalam penelitian ini, yang menjadi variable X1 adalah Hasil tendangan jauh. Data yang diperoleh melalui pengukuran Pre Test atau tes awal adalah hasil hasil tendangan jauh sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pengukuran ini diperoleh skor tertinggi yaitu 43.7 dan skor terendah adalah 25.7. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi Hasil tendangan jauh dengan rata-rata sebesar 34.74, varians 29.36, dan standar deviasi sebesar 5.4. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik di atas dapat diartikan bahwa peningkatan frekuensi hasil tendangan jauh pada siswa SMA Negeri I Tapa 22 sebelum diberikan perlakuan menunjukan frekuensi yang sudah bagus Hasil tendangan jauh tersebut masih dibawah rata-rata sehingga masih perlu ditingkatkan. Data pada variabel X2 ini merupakan hasil pengukuran tes tendangan jauh yang diperoleh dari hasil post test atau tes akhir dimana setelah objek penelitian diberikan perlakuan. Dari pengetesan data ini diperoleh skor tertinggi adalah 48.2 dan skor terendah 33.1. Setelah dilakukan analisis diperoleh frekuensi Hasil tendangan jauh rata-rata sebesar 40.73, varian 22.49 dan standar deviasi sebesar 4.74. Dilihat dari pengukuran besaran-besaran statistik diatas dapat diartikan bahwa, terdapat peningkatan frekuensi hasil tendangan jauh pada siswa SMA Negeri I Tapa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata sebelum diberikan latihan sebesar 34.74 dan sesudah diberikan latihan ankle weight sebesar 40.73. Oleh karena itu peneliti berasumsi bahwa pemberian latihan ankle weight memberikan pengaruh terhadap peningkatan frekuensi hasil tendangan jauh pada siswa SMA Negeri I Tapa. Dengan demikian data tersebut perlu adanya pembuktian dengan cara pengujian analisis varians (uji t) atau pengujian dua rata-rata. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh latihan ankle weight terhadap peningkatan Hasil tendangan jauh pada siswa SMA Negeri I Tapa, maka hal ini dianalisis dengan pengujian analisis varians dua ratarata dengan menggunakan rumus (uji t). Hasil pengujian diperoleh thitung = 27.23. nilai ttabel pada α = 0,05; dk = n-1 (20-1=19) diperoleh harga sebesar 1,729
Dengan demikian thitung lebih besar dari tdaftar (thitung=27.23 > tdaftar = 1.729). Berdasarkan kriteria pengujian bahwa tolak H0 : jika thitung > tdaftar pada α = 0,05; n-1, oleh karena itu hipotesis alternative atau Ha dapat diterima, sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh latihan ankle weight terhadap hasil tendangan jauh. Untuk lebih jelasnya, hal ini dapat dilihat dalam kurva berikut ini.
-1,729
1,729
27.23
PEMBAHASAN Proses pelatihan dengan menggunakan bentuk latihan ankle weight memiliki pengaruh positif terhadap Peningkatan hasil tendangan jauh pada pemain sepak bola diawali dengan pemberian suatu penjelasan tentang bentuk latihan ankle weight itu sendiri serta penjelasan tentang cara melakukannya dengan baik dan benar. Setelah itu siswa melakukan latihan dengan baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan. Berdasarkan hasil penelitian pre-test Hasil tendangan jauh data yang diperoleh menunjukkan skor tertinggi 43.7 dan skor yang terendah 25.7. Setelah dilakukan analisis diperoleh nilai rata-rata 34.74 dan nilai standar deviasi 5.6. Sedangkan pada hasil penelitian post-test menunjukkan skor tertinggi 48.2 dan skor terendah 33.1. Setelah dilakukan analisis diperoleh skor rata-rata 40.73 sedangkan nilai standar deviasi 4.74. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini memperoleh peningkatan hasil rata-rata dari tes awal sampai tes akhir.
Untuk pengujian homogenitas data antara hasil penelitian pre-test dan posttest seluruh variabel memiliki varians populasi yang homogen serta memiliki populasi yang berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka dalam pengujian hipotesis digunakan uji analisis data penelitian eksperimen. Untuk menganalisis data eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group design. Dari hasil pengujian hasil pre-test dan post-test pada tes hasil tendangan jauh menunjukkan harga thitung sebesar 27.23 Sedangkan dari daftar distribusi diperoleh harga tdaftar 1,729. Ternyata harga thitung telah berada di dalam daerah penerimaan HA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan tidak dapat menerima Ho. Jadi dapat disimpulkan bahwa latihan ankle weight memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan hasil tendangan jauh dalam permainan sepak bola. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh latihan ankle weight terhadap peningkatan hasil tendangan jauh pada siswa dapat diterima dan terjawab.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan selama 2 bulan dapat disimpulkan bahwa latihan ankle weight dapat meningkatkan hasil tendangan jauh.
SARAN Melalui kesimpulan diatas, penulis memberikan saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan selanjutnya. Saran ini antara lain : 1.
Seorang pelatih yang baik harus mampu membuat program latihan dengan baik dan tidak membosankan atlitnya sehingga dibutuhkan kreatifitas dan inovasi pelatih untuk membuat bentuk-bentuk latihan yang tepat guna meningkatkan kemampuan atlit itu sendiri.
2.
Latihan yang menggunakan beban harus dilakukan dengan baik karena latihan-latihan tersebut sangat cenderung membuat cedera atlit. Jadi, seorang pelatih harus memantau pelaksanaan latihan dengan baik serta
pemanasan yang cukup bagi atlit untuk mengurangi dampak cedera yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA Ariyanto, Budi dkk. 2010. PENJASORKES. Jakarta. Pustaka Intan Madani Budhiarta, Made. 2010. Pengaruh Pelatihan Plyometrik Loncat Bangku Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Mahasiswa Jurusan Penjaskesrek FOK Undhiksa. Jurnal. 1(1):1-5 Chandra, Achmad Esnoe dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Surabaya. CV. Putra Nugraha Cayoto. 2007. Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Barrier Hops Terhadap Hasil Tendangan Bola Lambung Jauh Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Sepakbola Smp Negeri 3 Bojong Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. FIK. UNNES Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. FIK; UNES Nasaru, Cristivani. 2013. Pengaruh Latihan Split Squat Jump terhadap Peningkatan Power Tungkai dan Ketepatan Smash dalam Olahraga Bola Voli. Skripsi. FIKK. UNG Nurcahyo, Fathan. 2010. Pengaruh Latihan Kicking Motion Terhadap Jauhnya Tendangan Bola Dalam Permainan Sepakbola Siswa Ku 15 Tahun Di Ssb Selabora Fik UNY Pada Tahun 2010. Jurnal. FIK. UNY Pramono dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta. PT Wangsa Jatra Lestari Putra, Kharisma. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Tendangan Jarak Jauh Dalam Sepakbola Melalui Penerapan Model Belajar Team Games Tournament Pada Siswa Kelas Viii.B Smp Veteran 1 Manyaran Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Wibowo, Drajat Hadi. 2013. Hubungan daya ledak otot tungkai dan panjang tungkai Terhadap hasil tendangan jarak jauh pada pemain Sepakbola lipio unnes tahun 2012. Skripsi. FIK. UNNES