MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X-1 SMA NEGERI I TAPA (Ni Wayan_Nuryanti, Mangara Sihaloh dan Astin Lukum ) Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA, UNG Alamat Jl. Pangeran Hidayat I Kelurahan Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Email ;
[email protected] ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA Negeri I Tapa Kelas X-1. Hasil penelitian siklus I kegiatan guru 64,88% dan aktivitas siswa 50,10% dan hasil yang diperoleh 14 orang siswa atau 51,85% mendapat nilai lebih dari 75, 13 orang atau 48,14% mendapat nilai dibawah 75. Pembelajaran siklus II kegiatan guru 96,4% dan aktivitas 82,64, 23 orang siswa mendapat nilai diatas 75 atau 85,18% dan 4 orang mendapat nilai dibawah 75. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dengan menggunakan media kartu pada materi reaksi oksidasi reduksi di SMA Negeri I Tapa di Kelas X-1 dapat meningkatkan aktivitas dan kasil belajar siswa di SMA Negeri I Tapa. Kata kunci : Aktivitas, Hasil Belajar, Media Kartu ABSTRACT The onjective of this action research is to improving students’ activity and studens’ result of study at class X-1 SMAN I Tapa. The result of research in siklus I, the teachers’ activity is 64,88% and students’ activity 50,10% and get the result is 14 students or 51,85% getting score more than 75, 13 students or 48,14% getting score under 75. In diklus II the teacher activity 96,4% and students activity 82,64%, 23 students getting score up to 75 or 85,18 %, and 4 getting score under 75. The result of research showing that the using card media in material of reaksi oksidasi reduksi at class X1 SMAN I Tapa can improving students’ activity and students’ result at SMAN ITapa. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran baik dilingkungan sekolah dibutuhkan peran guru atau pendidik dalam mengarahkan dan
membimbing peserta didiknya. Oleh kerana itu, guru sebagai tenaga pendidik memiliki kewajiban mencari, menemukan dan diharapkan
mampu memecahkan masalahmasalah belajar yang dihadapi oleh siswa. Sikap dan prilaku guru merupakan modal dasar untuk mengembangkan dirinya, namun kurangnya usaha untuk menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, sehingga sistem mengajar sifatnya monoton dan membosankan. Hal ini akan menyebabkan timbulnya sistem pembelajaran yang tradisional dimana siswa hanya menjawab pertanyaan dari guru tanpa ikut berpartisipasi didalamnya. Sehingga setiap guru harus menyadari bahwa tidak semua mata pelajaran disukai oleh siswa termasuk mata pelajaran kimia. Dalam situasi ini seorang guru harus merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga dapat mendorong peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dalam hal peningkatan aktivitas belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Kimia merupakan mata pelajaran yang abstrak yang didalamnya mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Salah satu materi yang diajarkan di SMA adalah tentang reaksi oksidasi reduksi. Dimana pemahaman siswa terhadap materi reaksi oksidasi reduksi masih kurang serta hasil yang diperoleh oleh siswa masih rendah. Pada tahun
ajaran 2011/2012 hanya 65% siswa yang tuntas, sedangkan standar ketuntasan yang ditetapkan adalah 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75. Rendahnya hasil belajar pada materi reaksi oksidasi reduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya kurangnya penguasaan konsep terhadap materi reaksi oksidasi reduksi, dan kurangnya aktivitas siswa didalam kelas . Teori ini didukung oleh beberapa penelitian yaitu menurut Kumalasari (2009) mengemukakan kebanyakan siswa masih kurang paham terhadap konsep yang diajarkan khususnya pada materi reaksi oksidasi reduksi. Rahmawati (2007) mengemukakan pemahaman siswa terhadap materi reaksi oksidasi reduksi masih rendah, dimana pemahaman siswa masih bersifat instrumental, siswa hanya menghafal langkah-langkah penyetaraan reaksi oksidasi reduksi dan cara menghitung bilangan oksidasi, serta hasil yang diperoleh masih belum mencapai nilai rata-rata ketuntasan. Menurut Sriyampiyati, dkk (2010) mengemukakan hasil yang diperoleh pada meteri reaksi oksidasi reduksi berdasarkan data ulangan harian yaitu 62%, dan belum mencapai standar KKM yang ditetapkan. Menurut Hermawan (2009) dalam jurnalnya yang berjudul upaya meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman konsep kimia melalui pengunaan media kartu,
mengemukakan pada pembelajaran kimia dibutuhkan pola pikir yang positif yang digunakan sebagai landasan kurikulum, dimana mata pelajaran kimia terlalu terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa, akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih ditekankan pada pengajaran dari pada pembelajaran. Sama hal pada pembelajaran yang berlangsung di SMA Negeri I Tapa berdasarkan hasil observasi peneliti dan praktek pengalaman lapangan (PPL) menunjukan sampai saat ini sebagian besar hasil belajar siswa masih jauh dari yang diharapkan terutama pada mata pelajaran kimia. Hal ini disebabkan karena metode, model serta media yang diterapkan masih bersifat konvensional, serta media yang digunakan belum sesuia dengan apa yang dibutuhkan. Padahal secara ideal untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia, guru tidak harus berceramah, kemudian memberikan tugas kepada siswa yang menyebabkan sebagian siswa tidak mau berusaha untuk mencari jawaban yang sebenarnya, kebanyakan siswa hanya menyalin milik teman yang sudah menyelesaikan tugasnya, sehingga membuat siswa tidak berperan aktif dalam belajar, namun guru dapat memilih metode, media, tehnik ataupun pendekatan pembelajaran yang berkesesuaian antara kebutuhan siswa dan materi pembelajaran yang diberikan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka seorang pendidik
perlu memperbaiki cara mengajar agar keaktifan serta hasil belajar siswa pada pelajaran kimia dapat meningkat. Meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa akan tercapai jika pendidik menggunakan media, metode dan model pembelajaran yang baik. Jika hal ini diperhatikan oleh para pengajar maka pelajaran kimia akan menjadi mata pelajaran yang disenangi atau digemari oleh siswa. Aktivitas di artikan sebagai keaktifan, kegiatan, kesibukan. Secara etimologis aktivitas berasal dari kata aktif yang berarti giat, rajin. dalam kamus Bahasa Indonesia, Suryadi (dalam Sriwanti:2010) aktivitas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau keberhasilan seseorang dalam mengerjakan suatu pekerjaan yang melibatkan fisik dan mental seseorang. Belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas, itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Menurut Hudoyono (dalam Sriwanti:2009) mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam belajar mengajar meliputi kegiatan-kegiatan 1) menguji, 2) mengungkapkan, 3) menstransformasikan, 4) membuktikan, 5) menyelesaikan masalah, 6) mengkomunikasikan. Menurut Slameto (dalam Riyanti:2012) bagi sebagian orang
aktivitas belajar sering dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan, tidak menarik, bahkan pada beberapa siswa dinilai sebagai sesuatu yang mencemaskan. Adanya perasaan cemas, takut, dan khawatir akan menghambat terjadinya proses berpikir dan daya ingat yang baik. Purwanto (2011:85) mengemukakan belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kearah yang lebih baik maupun mengarah kepada tingkah laku yang kurang baik. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relative mantap. Menurut Purwanto (2013:44) hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya. Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengukur hasil belajar dibutuhkan serangkaian alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar seperti menggunakan evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Selain itu Sudjana (2009:39) mengemukakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kemampuan yang dimiliki,
adanya motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor yang datang dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran, yang dimaksud dengan kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Media kartu adalah media yang berupa kartu. Misalnya kartu huruf, kartu kata, kartu diskusi, kartu gambar, dan kartu bilangan. Media kartu adalah kartu yang berisikan soal-soal yang akan didiskusikan secara bersama-sama didalam suatu kelompok. Latuheru (dalam Salilarawati) media kartu adalah media pandang yang tidak diproyeksikan. Media ini antara lain berupa gambar, grafik, model, dan benda asli. Media kartu ini dapat digunakan sebagai alat bantu untuk komunikasi yang lebih efektif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan bantuan media kartu Hermanto dan Ruminten (2009:140) mengemukakan Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Pada mulanya konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
penggabungan/ pengikatan suatu zat dengan oksigen contohnya C(s) + O2(g) ⇾ CO2(g), Si + O2 → SiO2, 4 Fe + 3 O2 → 2 Fe2O3, dan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reaksi reduksi. Contohnya 2CuO(s) ⇾ 2Cu(s) + O2(g), 2 CuO→ 2 Cu + O2, H2O → H2 + O2. Purba (2006:175) mengemukakan Ditinjau dari serah terima electron, reaksi oksidasi dan reaksi reduksi ternyata selalu terjadi bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepaskan elektron dan ada zat yang menerima elektron. Zat yang melepaskan elektron dikatakan mengalami oksidasi dan zat yang menerima elektron mengalami reduksi. Oksidasi adalah melepaskan elektron, Reduksi adalah penerimaan elektron. Contohnya oksidasi Na → Na + + e, Zn → Zn +2 + 2e, Al → Al +3 + 3e, contoh reduksi Na + + e → Na, Fe +3 + e → Fe +2. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama 2 siklus, penialaian kegiatan guru dan aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa, dan untuk menilai hasil yang diperoleh digunakan tes hasil belajar. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut, rumus ketuntasan Tabel 2: Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kriteria Nilai
Sangat baik
Jumlah persentase yang diamati Siklus I Pertemuan Pertemuan 1 II 8,33 25
perorangan = jumlah skor yang benar/skor total jawaban dikali 100%, untuk menghitung daya serap klasikal digunakan rumus daya serap klasikal = jumlah skor tercapai/jumlah skor total dikali 100%, untuk menghitung % ketuntasan digunakan rumus % ketuntasan = jumlah siswa yang tuntas/jumlah seluruh siswa dikali 100%. Presentase Penapsiran 90%-100% 79%-89% 68%-78% 57%-67% < 56 %
Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Pengamatan kegiatan guru dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru yang terdiri dari 12 aspek untuk siklus I pertemuan pertama dan untuk siklus I pertemuan kedua ada 12 aspek yang diamati untuk kegiatan guru, adapun yang menjadi acuan dalam menilai setiap aspek yang diamati dalam kegaiatan guru yaitu dengan menggunakan kriteria sebagai berikut Sangat Baik (SB) bobotnya 4, Baik (B) bobotnya 3, Cukup (C) bobotnya 2 dan Kurang (K) bobotnya 1.
% Ratarata 16,66
Jumlah persentase yang diamati Siklus II Pertemuan Pertemuan 1 II 53,84 79,92
Ratarata % 66,8
Baik cukup kurang Jumlah
17,30 33,33 58,96
31,25 12,5 2,08 70,83
Dalam mengamati aktivitas siswa, digunakan lembar observasi aktivitas siswa yang terdiri dari 12 aspek penilaian yang dilakukan baik pada siklus I pertemuan pertama, pertemuan kedua dan siklus II pertemuan pertama, pertemuan kedua. Penilaian aktivitas siswa
N O
Aspek yang diamati Pada aktivitas siswa
1
Motivasi selama proses belajar mengajar Perhatian dalam proses belajar mengajar Mencatat materi yang diberikan oleh guru Kemampuan dalam mengajukan pertanyaan Kemampuan menjawab pertanyaan guru Interaksi antar siswa Interaksi antar kelompok Kemampuan mengerjakan soal-soal latihan Kerjasama antara siswa dengan siswa Kerjasama antar kelompok Ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas Membuat kesimpulan materi Jumlah
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
24,27 22,91 1,04 64,88
34,61 88,45
17,30 97,22
96,4
dilakukan oleh guru mitra sebagai observer. Adapun acuan yang digunakan untuk mengamati atau menilai aktivitas siswa terdiri dari beberapa kategori yaitu kategori sangat baik (SB) bobot 4, Baik (B) bobot 3, cukup (C) bobot 2 dan kurang (K) bobot 1
Frekuensi capaian % Siklus I Perte Perte muan muan I II 44,4 51,8
% ratarata
48,1
Frekuensi capaian % Siklus I Perte Perte muan muan I II 79,6 84,3
% ratarata
81,94 %
45,3
60,1
52,7
76.9
89,8
83,33
47,2
62
54,6
79,6
85,2
82,4
48,1
62,9
55,5
80.6
86,1
83,35
43,5
55,5
49,5
80,6
84,3
82,45
50 44,4 50
61,1 56,5 60,1
33 50,4 32,6
78,7 76,9 80,6
90,7 86,1 88
84,7 81,5 84,3
49
58,3
53,7
76,9
85,2
81,05
50
58,3
54,2
76,9
85,2
81,05
50,9
59,2
55,1
78,7
86,1
82,4
56,4
67,5
61,9
78,7
84,3
81,5
579.2
713.3
601,3
944.6
%
1035. 2
Rata-rata
25,9 -
48,26
59,44
50,10
78,71
991.79 2 6 86,27 82,64
Untuk mengukur daya serap siswa dalam penggunaan media kartu, maka diakhir pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I dan siklus II dilakukan penilaian dengan menggunakan soal objectif N O
Rentang Skor Capaian
1 2 3 4 5
90-100 79-89 68-78 57-67 < 56
Jumlah
Kriteria
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
sebagaimana yang dipaparkan dalam lampiran 2. Soal yang diberikan sebanyak 10 nomor dimana siswa harus menjawab soal tersebut dengan benar dan jelas
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I % 51,85 3,70 22,22 22,22
Jumlah siswa
100
Kegiatan guru sangat berimplikasi pada aktivitas siswa, aktivitas siswa yang diamati pada siklus I terdiri dari 12 aspek penilaian untuk masing-masing siswa. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I siswa tidak termotivasi dalam belajar, ini dikarenakan guru kurang memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, siswa belum mampu mengerjakan soal yang diberikan dan siswa belum mampu mempresentasikan hasil jawabannya didepan kelas, siswa belum mampu bertanya kepada guru jika masih ada yang kurang dipahami, siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, ini dikarenakan pembelajaran yang berlangsung sebelumnya masih menggunakan sistem pembelajaran yang berpusat
Jumlah Siswa
14 1 6 6
Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I % 33,34 51,85 11,11 3,70
27
100
27
9 14 3 1
kepada guru dan siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga dari kendala yang dihadapi guru mencari solusi dengan cara memperbaiki cara mengajar sehingga siswa termotivasi dan mendesain kelas sehingga pembelajaran yang dilaksanakan menjadi menyenangkan serta siswa mampu bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Hasil pengamatan kegiatan guru dan aktivitas siswa baik pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I menunjukan bahwa hasil yang diperoleh belum mencapai kriteria ketuntasan atau tergolong masih rendah dimana untuk kegiatan guru persentase ratarata yang diperoleh yaitu 64,88% dan
untuk aktivitas siswa diperoleh persentase rata-rata 50,10%. Rendahnya kegiatan guru dan aktivitas siswa pada siklus I berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh dimana dari 27 siswa yang diberikan tes evaluasi pada pertemuan ketiga siklus I, 14 orang siswa atau sama dengan 51,85% yang mencapai kriteria ketuntasan dan 13 orang siswa atau sama dengan 48,14% belum mencapai kriteria ketuntasan. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh disebabkan penguasaan konsep reaksi oksidasi reduksi masih rendah khusunya dalam menentukan bilangan oksidasi dari masing-masing unsur dalam suatu senyawa, ini terlihat dari kesalahan- keslahan siswa dalam menjawab tes evaluasi yang diberikan Dari rendahnya hasil pengamatan kegiatan guru, pengamatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra mencari solusi yang tepat, dan disarankan untuk melakukan pembelajaran pada siklus selanjutnya guna memperoleh hasil yang lebih baik. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II guru melakukan inovasi dengan merubah cara penggunaan media kartu dimana pada pertemuan pada siklus sebelumnya guru menyediakan kartu yang berisikan soal dan siswa hanya
menjawab soal dengan cara memasangkan soal dengan jawaban yang sudah disediakan, disini siswa sendiri yang membuat media kart dan menjawab soal yang diberikan oleh guru sehingga pembelajaran yang berlangsung berpusat kepada siswa. Berdasarkan hasil pengamatan baik pada kegaiatan guru dan aktivitas siswa menunjukan hasil yang lebih baik, hal ini dikarenakan guru sudah memahami keterampilan mengajar dan siswa sudah terbiasa melkukan pembelajaran dengan menggunakan media kartu sehingga hasil yang diperoleh lebih baik dari siklus sebelumnya, dimana untuk pengamatan kegaiatan guru persentase yang diperoleh yaitu 96,43% naik 31,55% dari siklus sebelumnya. Dari hasil evaluasi pada siklus II diperoleh dari 27 siswa yang mengikuti tes evaluasi terdapat 23 orang siswa atau sama dengan 85,18% yang mencapai kriteria ketuntasan dan sisanya yaitu 4 orang siswa atau sama dengan 14,81% yang belum mencapai kriteria ketuntasan. Untuk melihat tingkat keberhasilan tindakan hasil belajar siklus I, dan II dapat dilihat pada Tabel 11 Tabel 9: Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I Sampai Siklus II
N o
Sikl us
Nil ai
Jumla h Siswa
1
Sikl us I Sikl us II
75100 75100
14
Persenta se Ketuntas an (%) 51,85%
23
85,18%
2
Dari tebel di atas menunjukan bahwa
terjadi
peningkatan
hasil
belajar pada siklus II, ini berarti bahwa penggunaan media kartu pada materi reaksi oksidasi reduksi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X-1 SMA Negeri I Tapa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan yaitu jika dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi reaksi oksidasi reduksi dengan menggunakan media kartu, maka hasil yang diperoleh dapat meningkat. Dengan diterimanya hipotesis tindakan, maka pembelajaran dengan menggunakan media kartu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu pada pembelajaran reaksi oksidasi reduksi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan
kegiatan guru pada siklus I diperoleh persentase rata-rata sebesar 64,88%, pada siklus II diperoleh 96,43%. Untuk aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 50,10% dan siklus II diperoleh 82,64%. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I persentase ketuntasannya sebesar 51,85% dan siklus II sebesar 85,18%. Penelitian tindakan kelas hendaknya menjadi solusi atau alternative yang baik bagi masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa serta penggunaan media kartu merupakan media yang patut diterapkan atau dicoba dalam melakukan inovasi didalam kelas pada saat proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Aunurahman. 2009. Berlajar dan Pembelajaran. Bandung. Alfabeta Budiningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta, Damayanti, Siska. 2012. Peningkatan Aktivitas Belajar Dengan Menggunakan Media Kartu Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 13 Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Tanjungpura Pontianak. https://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=&esrc=s&source=w
eb&cd=9&cad=rja&ved=0CFIQ FjAI&url=http%3A%2F%2Fblo g.elearning.unesa.ac.id%2Fpdfarchive%2Fmedia-kartu-padamata-pelajaran-bahasaindonesia.pdf&ei=F3NUemCIp DPrQfH9IGACA&usg=AFQjC NGhsrjEQqxCKJKfxFyfJCqkM Ce2aQ&bvm=bv.48572450,d.b mk. Dikases pada tanggal 25 juni 2013 Dimyanti dan Mujiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta. Rineka Cipta, Djamaran, Siful, Bhari Dan Zain,Djamaran. 2006. Startegi Belajar Mengajar Jakarta. Rineka Cipta Fitriani, Asih. 2013. Penggunaan Media Berbasis Permainan Monopoli Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Pada Materi Usaha Dan Energi Di Smp Negeri 12 Kabupaten Tebo. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi. Diakses pada tanggal 25 juni 2013 jam 05.00 Hamalik, Qemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta Hermawan. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Pemahaman Konsep Kimia Melalui Pengunaan Media Kartu. https://www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&sou rce=web&cd=9&cad=rja&ve d=0CFIQFjAI&url=http%3A
%2F%2Fblog.elearning.unes a.ac.id%2Fpdfarchive%2Fmedia-kartupada-mata-pelajarankimia.pdf&ei= F3NUemCIpDPrQfH9IGAC A&usg=AFQjCNGhsrjEQqx CKJKfxFyfJCqkMCe2aQ&b vm=bv.48572450,d.bmk. Diakses pada tanggal 25 juni 2013 jam 05.10 Hernanto,Ari Dan Ruminten. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat Perbukuan Department Pendidikan Nasional. Jakarta Irkham, muhammad, k.r. 2010. Penggunaan Media Kartu Huruf Dalam Pembelajaran Aksara Jawa Sebagai Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas II SDN Torongrejo 02 Kota Batu. http://www.google.com/url?sa=t &rct=j&q=&source=web&cd=2 &cad=rja&ved=0CDgQFjAB& url=http%3A%2F%2Flib.uinmalang.ac.id%2Fthesis%2Ffullc hapter%2F07140090-m-irkhamkr.pdf&ei=odrkUYmxKa684AP 8jYHwDQ&usg=AFQjCNHKJz v8hu-C2N1tDJmkch6FY-cyg&bvm=bv.48705608,d.dmg. Diakses pada tanggal 7 juli 2013 Mansyur, H. Ali, Rustam, dan Agustina. Ririn. 2007. Peningkatan Aktivitas Dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 7 Tuban Melalui Pembelajaran Kooperatif TPS. Diakses pada tanggal 25 juni 2013 jam 02.00
Musniasih, Niketut. 2011. Pengaruh Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Fisika Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Permana, Ivan. 2009. Kimia SMA/MA Untuk Kelas X Semester 1 Dan 2. Pusat Perbukuan Department Pendidikan Nasional. Jakarta Pomalingo, Nelson. 2009. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Purba, Michael. 2006. Kimia Untuk SMA. Jakarta. Erlangga Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Rahmawati, M dan Johari. 2006. Kimia Untuk SMA. Jakarta. Esis Rahmawati, Sitti. 2007. Peningkatan prestasi belajar Siswa kelas XII IPA 7 Terhadap Redoks dan elektrokimia dengan Menggunakan Sistem Tutor Sebaya. SMA Negeri 1 Palu. Palu. https://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=14&cad=rja&ved=0CD gQFjADOAo&url=http%3A%2 F%2Fluluvikar.files.wordpress.c om%2F2011%2F10%2Fskripsiredoks-ips jawa1.pdf&ei=Xl3NUYmcMcm trAe_moEY&usg=AFQjCNEVa j5E9GJEIU8A2RHl1qneK47cA&bvm=b v.48572450,d.bmk Diakses pada tanggal 7 juli 2013, jam 02.00 Rossal, Jimmy De. Pengembangan Pembelajaran Ips Dengan Media Kartu Belajar Bagi Guru
Sd/Mi Di Kec. Buluspesantren Kebumen. Fakultas Ilmu Sosial UNNES. https://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=14&cad=rja&ved=0CD gQFjADOAo&url=http%3A%2 F%2Fluluvikar.files.wordpress.c om%2F2011%2F10%2Fskripsimedia kartu-ips jawa1.pdf&ei=Xl3NUYmcMcm trAe_moEY&usg=AFQjCNEVa j5E9GJEIU8A2RHl1qneK47cA&bvm=b v.48572450,d.bmk. Diakses pada tanggal 25 juni 2013 jam 05.00 Salirawati, Das. Media Kartu Sebagai Sarana Belajar Kimia Secara Mudah. Jurdik Kimia FMIPA – UNY. http://www.google.com/url?sa=t &rct=j&q=media%20kartu%20s ebagai%20%20sarana%20belaja r%20kimia%20secara%20muda h&source=web&cd=1&cad=rja &ved=0CCkQFjAA&url=http% 3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fs ites%2Fdefault%2Ffiles%2FMe dia%2520 %2520Dies%2520natalis%2520 kimia_0.doc&ei=4BPyUbPQB4 jO9ASw94HIAg&usg=AFQjC NEaRGEmT5YNPslSvhkBc8Dl 1Wk9mg&bvm=bv.49784469,d. dmg. Diakses pada tanggal 25 juni jam 05.00 Siyampriyati, Ria, Azmi. Johni, dan Copriady. Jimmi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (Ati) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswapada Pokok Bahasan Reaksi Redoks Di
Kelas X SMAN 5 Pekanbaru. https://www.google.com/url?sa= t&rct=j&q=&esrc=s&source=w eb&cd=14&cad=rja&ved=0CD gQFjADOAo&url=http%3A%2 F%2Fluluvikar.files.wordpress.c om%2F2011%2F10%2FskripsiATI-redok jawa1.pdf&ei=Xl3NUYmcMcm trAe_moEY&usg=AFQjCNEVa j5E9GJEIU8A2RHl1qneK47cA&bvm=b v.48572450,d.bmk. Diakses pada tanggal 7 juli jam 02.00 Smith, Mardia Bin. 2007. Strategi Pembelajaran. Ung. Jurusan Pendidikan Anak Sriwanti, Desak Putu. 2009. Hubungan Antara Discovery Learning Dengan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Tridharma Kota Gorontalo. Gorontalo. Universitas negeri gorontalo Sudirman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suleiman, Hamzah. 1981. Media AudioVisual. PT Gramedia. Jakarta Tristanti, Henik. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Resitasi Pada Pembelajaran Fisika. Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo Uno, Hamzah. 2011. Profesi Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara Utami, Budi, Saputro Agung Nugroho Catur, Mahardiani Lina,
Yamtinah Sri, Mulyani Bakti. 2009. Kimia Untuk SMA. Jakarta. Pusat Perbukuan