6 REAKSI OKSIDASI REDUKSI
A.
PENGERTIAN REDUKSI-OKSIDASI
B.
ATURAN BILANGAN OKSIDASI
C.
OKSIDATOR DAN REDUKTOR
D. REAKSI AUTOREDOKS (DISPOROPORSI) E.
PENERAPAN REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
F.
TATA NAMA IUPAC BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI
Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa yang secara alami maupun secara sengaja merupakan peristiwa reaksi reduksi oksidasi (Redoks). Peristiwa alami yang dimaksud misalnya berkaratnya besi, kebakaran hutan, dan sebagainya. Peristiwa secara sengaja antara lain membakar arang untuk membuat sate, perlindungan pipa logam dalam tanah dengan logam lain, penggunaan batu baterry dan aki sebagai sumber energi, dan sebagainya.
118
KIMIA X SMA
Setelah Anda mempelajari reaksi oksidasi reduksi diharapkan Anda dapat membedakan bilangan oksidasi, menentukan oksidator reduktor, dan memberikan nama senyawa menurut IUPAC. Hubungan konsep yang satu dengan yang lain dapat Anda perhatikan peta konsep di bawah ini.
REAKSI REDOKS Mengalaami perubahan konsep tentang
oksidasi
-reduktor meningkatkan melalui
melalui
pengikatan oksigen contoh
2Cu + O2
pelepasan elektron
Na
menurunkan
melalui
bil.oksidasi
melalui
pelepasan terjadi oksigen
contoh
2CuO
- oksidator
reduksi
mendasari
pengikatan elektron
contoh
contoh
Na+ + e CuO + H2
Cu + H2 O
Cl2 + 2e
2Cltata nama senyawa
untuk
senyawa biner contoh
CCl4
untuk
ion poli atom contoh =
SO 4
Peta Konsep Reaksi Redoks
A. PENGERTIAN REDUKSI – OKSIDASI Reaksi reduksi oksidasi, biasa disingkat dengan nama reaksi redoks. Reaksi redoks berkembang dari beberapa konsep, yaitu:
1. Konsep Oksidasi Reduksi Ditinjau dari Penggabungan dan Pelepasan Oksigen Pada sekitar abad ke-18, konsep redoks dijelaskan sebagai berikut. a. Oksidasi Oksidasi adalah reaksi penggabungan oksigen dengan unsur/ senyawa.
KIMIA X SMA
1) Penggabungan unsur dengan oksigen Misalnya: C + O2 → CO2 S + O2
→ SO2
4 Na + O2
→ 2 Na2O
2 Ca + O2
→ 2 CaO
Dari contoh di atas: C, S, Na, dan Ca mengalami oksidasi. 2) Reaksi antara senyawa dengan oksigen CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O (dikatakan CH4 dan C4H10 mengalami oksidasi) 2C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O Reaksi suatu zat dengan oksigen ini ada yang berlangsung cepat dan biasa disebut reaksi pembakaran, yang menghasilkan sejumlah energi. Contoh: - reaksi pembakaran arang, ditulis: C + O2 → CO2 + energi -
reaksi pembakaran gas elpiji yang komponen utamanya C3H8.
Ada juga reaksi oksidasi yang berlangsung lambat, misalnya reaksi oksidasi pada logam (disebut korosi/perkaratan). 2Mg + O2 → 2MgO 4Al + 3O2
→ 2Al2O3
4Fe + 3O2
→ 2Fe2O3
b. Reduksi Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu senyawa Misalnya: HgO → Hg + O2 CuO + H2
→ Cu + H2O
Fe2O3 + 3C
→ 2Fe + 3CO
Contoh reaksi di atas HgO, CuO dan Fe2O3 melepaskan oksigen, sehingga reaksinya disebut reaksi reduksi. Reaksi kimia tidak terbatas hanya reaksi suatu zat dengan oksigen, maka konsep ini dipandang kurang kias, sehingga pada awal abad ke-20, timbul konsep baru tentang reaksi readoks.
119
120
KIMIA X SMA
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi Ditinjau dari Teori Elektron a. Oksidasi adalah peristiwa - pelepasan elektron, - penambahan muatan positif, dan - pengurangan muatan negatif. Contoh: Na → Na+ + 1e (e = elektron bermuatan -1) Reaksi di atas adalah oksidasi karena melepaskan elektron. Na bermuatan nol (tak bermuatan) menjadi Na+ (muatan 1+) maka muatan positif bertambah. Contoh reaksi oksidasi yang lain adalah: Ca → Ca2+ + 2e Fe → Fe2+ + 2e K → K+ + 1e b. Reduksi adalah peristiwa - penangkapan elektron, - pengurangan muatan positif, dan - penambahan muatan negatif. Contoh: Cl2 + 2e → 2ClReaksi di atas adalah reduksi karena Cl menangkap elektron. Cl bermuatan nol (tak bermuatan) menjadi Cl- (bermuatan 1-) maka muatan positif berkurang. Contoh reaksi reduksi yang lain adalah: S + 2e
→
S2-
F2 + 2e
→
2F-
Br2 + 2e
→
2Br-
Reaksi oksidasi selalu disertai reaksi reduksi. Bila suatu zat melepaskan elektron maka elektron itu akan ditangkap oleh zat lain. Reaksi yang di dalam prosesnya terjadi serah terima elektron disebut reaksi reduksi oksidasi (redoks). Contoh: Mg
→ Mg2+ + 2e
Cl2 + 2e
→ 2Cl-
Mg + Cl2 → MgCl2
(oksidasi, karena Mg melepaskan 2e) +
(reduksi, karena Cl2 menangkap 2e yang berasal dari Mg) (redoks, karena gabungan oksidasi dan reduksi)
KIMIA X SMA
Konsep redoks ini memang cukup mudah untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan senyawa ion, namun sukar untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan senyawa kovalen. Menyadari kelemahan konsep redoks ini, maka para ahli kimia menyusun konsep baru yang lebih universal dan lebih mudah untuk menjelaskan semua reaksi redoks, yaitu konsep bilangan oksidasi.
3. Konsep Reaksi Redoks Ditinjau dari Bilangan Oksidasi Sebelum mempelajari konsep redoks ini, terlebih dahulu kita harus mengenal bilangan oksidasi, yang juga sering disebut tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi (bilangan oksidasi) adalah bilangan atau muatan yang seakan-akan dimiliki suatu unsur (unsur bebas, senyawa atau ion) dalam rumus kimianya. Bilangan oksidasi ini dapat berupa bilangan bulat atau pecahan, baik positif atau negatif. Penetapan bilangan oksidasi ini berdasarkan pada komposisi senyawa, keelektronegatifan unsur dalam senyawa dan beberapa aturan menurut perjanjian. Menurut konsep ini: • Oksidasi adalah reaksi/peristiwa yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi. • Reduksi adalah reaksi/peristiwa yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.
B. ATURAN BILANGAN OKSIDASI Dalam menentukan bilangan oksidasi unsur dalam rumus kimianya, diatur sebagai berikut. 1. Unsur bebas (tidak berikatan dengan unsur yang jenisnya lain), mempunyai bilangan oksidasi = 0. Misalnya: Na, Cu, Fe, Al, O2, Cl2, Br2, N2, dan lain-lain. 2. Hidrogen dalam persenyawaan mempunyai bilangan oksidasi = +1 kecuali pada hidrida logam (NaH, CaH2, MgH2) bilangan oksidasi H = -1. 3. Bilangan oksidasi oksigen dalam persenyawaan = -2 kecuali pada peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) bilangan oksidasi O = -1 dan pada OF2 bilangan oksidasi O = +2. Bilangan oksidasi O dalam superoksida NaO2, KO2 = -1/2.
121
122
KIMIA X SMA
4. Logam dalam senyawanya mempunyai bilangan oksidasi • logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) = +1 • logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2 • logam golongan IIIA (Al) = +3 Contoh: Bilangan oksidasi: K dalam K2SO4 = +1 K dalam KCl = +1 Ca dalam CaSO4 = +2 Al dalam Al2(SO4)3 = +3 Ca dalam Ca(HCO3)2 = +2 Ca dalam CaCl2 = +2 • logam golongan B/transisi, bilangan oksidasinya tergantung pada ion negatif yang diikat oleh logam transisi tersebut. Contoh: AgNO3 → bilangan oksidasi Ag tergantung NO3- karena AgNO3 bersifat netral, maka bilangan oksidasi = +1 CuSO4 → bilangan oksidasi CuSO4 bersifat netral (muatannya = nol), maka bilangan oksidasi Cu = +2 5. a. Bilangan oksidasi suatu ion sederhana, sama dengan muatan ion tersebut. Contoh: Cl- bilangan oksidasi Cl = -1 S2- bilangan oksidasi s = -2 b. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion = muatan ion tersebut • Bilangan oksidasi S dalam SO42S + 4(-2) = -2 S - 8 = -2 S = +8 - 2 S = +6 Bilangan oksidasi S = +6 • Bilangan oksidasi N dalam NH4+ N + 4(+1) = +1 N + 4 = +1 N = -4 + 1 = -3 Bilangan oksidasi N = -3
KIMIA X SMA
6. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = nol • Bilangan oksidasi S dalam H2SO4 2 . 1 + S + 4 (-2) = 0 2+S-8=0 S = +6 Bilangan oksidasi S = +6 • Bilangan oksidasi P dalam H3PO4 3. 1 + P + 4 (-2) = 0 3+P-8=0 P = +5 Bilangan oksidasi P = +5 • Bilangan oksidasi Cr dalam K2Cr2O7 2. 1 + 2Cr + 7 (-2) = 0 2 + 2 Cr - 14 = 0 2Cr = +12 Cr = +6 Bilangan oksidasi Cr = +6 7. Pada senyawa biner yang kedua atomnya nonlogam, nonlogam yang keelektronegatifannya lebih besar mempunyai bilangan oksidasi negatif. Misal: ICl → Cl lebih elektronegatif, maka bilangan oksidasi Cl = -1 dan bilangan oksidasi I = +1 OF2 → F lebih elektronegatif, maka bilangan oksidasi F = -1 dan bilangan oksidasi O = +2 8. Atom dalam senyawa tertentu sekilas menunjukkan bilangan oksidasi nol, hal ini dapat terjadi bila strukturnya tidak diperhatikan. Misal pada senyawa: HCOH, sekilas bilangan oksidasi C adalah nol. Struktur senyawa HCOH sebagai berikut. O-2 +2 H-1 – C-1 – H+1 +1
Dari struktur ini dapat kita ketahui: bilangan oksidasi H = +1, bilangan oksidasi O = -2, bilangan oksidasi C = +2 (terhadap atom O), dan -1 (terhadap atom H). Sekarang marilah kita terapkan konsep bilangan oksidasi tersebut dalam reaksi bilangan oksidasi seperti dijelaskan di muka, menurut konsep ini adalah
123
124
KIMIA X SMA
1. Oksidasi Oksidasi adalah reaksi dengan kenaikan bilangan oksidasi. Contoh: Na+ + 1e
a. Na 0
oksidasi
b. Fe2+
+1 Fe3+ + 1e
+2
oksidasi
+3
2. Reduksi Reduksi adalah peristiwa penurunan bilangan oksidasi Contoh: a. Cl2 + 1e
2Cl-
0 reduksi b. CuO + H2
-1 Cu + H2O
+2 reduksi 0 Reaksi yang di dalam prosesnya terjadi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks (reduksi - oksidasi). Contoh reaksi redoks: a. 0 reduksi -1 2Na + Cl2 0 b.
2NaCl
oksidasi 1
2Al + 3H2SO4 0
oksidasi
+1 reduksi
0
Al2(SO4)3 + 3H2 +3
KIMIA X SMA
C. OKSIDATOR DAN REDUKTOR Pada reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung serentak, misal: 0 -1 2Na + Cl2
-
-
2NaCl
0 +1 bilangan oksidasi Na berubah dari 0 menjadi +1 (Na mengalami oksidasi) dan disebut sebagai reduktor (pereduksi) karena menurunkan bilangan oksidasi/mereduksi Cl2 (dari bilangan oksidasi 0 menjadi -1) bilangan oksidasi Cl2 berubah dari 0 menjadi -1 (Cl2 mengalami reduksi) dan disebut sebagai oksidator (pengoksidasi) karena Cl2 mengoksidasi/ menaikkan bilangan oksidasi Na (dari 0 menjadi +1).
Kesimpulan: • Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi oksidasi. • Oksidator adalah zat yang mengalami reaksi reduksi.
D. REAKSI AUTOREDOKS Reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi di mana suatu zat (unsur) dapat mengalami reaksi oksidasi dan sekaligus mengalami reaksi reduksi. Contoh: 0 oksidasi +1 Cl2 + NaOH 0
reduksi
NaCl + NaClO + H2O -1
E. PENERAPAN REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi redoks ada yang merugikan (misalnya kebakaran hutan, perkaratan), tetapi banyak pula yang dapat diambil manfaatnya.
125
126
KIMIA X SMA
1. Untuk memisahkan logam dari bijihnya Reduktor yang sering digunakan untuk pemisahan ini adalah gas CO. Fe3O4 + 4CO ⎯→ 3Fe + 4 CO2 bijih besi besi 2. Untuk melindungi pipa logam yang ditanam dalam tanah Contoh: Pipa logam dari besi agar tidak berkarat (keropos) dihubungkan dengan logam magnesium melalui suatu kawat. Dengan cara ini yang rusak (keropos, habis) adalah magnesium. Setelah magnesium habis, secara periodik harus diganti dengan magnesium yang baru. 3. Pada pembakaran bahan bakar (arang, minyak tanah, bensin, dan sebagainya) yang digunakan untuk berbagai keperluan (memasak, untuk industri, transportasi, dan sebagainya).
F. TATA NAMA IUPAC BERDASARKAN BILANGAN OKSIDASI Salah satu manfaat bilangan oksidasi adalah untuk memberi nama senyawa yang salah satu unsurnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam. Misalnya: N2 dan O2 dapat membentuk senyawa: N2O, NO, N2O3, NO2, dan N2O5. Bagaimana cara memberi nama senyawa-senyawa tersebut? Senyawa-senyawa yang salah satu unsurnya dapat mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu, selain memiliki nama yang sudah ditetapkan oleh IUPAC sebelumnya, juga mempunyai nama alternatif dari IUPAC yang diberikan berdasarkan bilangan oksidasinya. Aturannya sebagai berikut
1. Senyawa Biner (terdiri atas 2 macam unsur) a. Logam-nonlogam Contoh: Rumus kimia
Nama senyawa
Nama senyawa menurut sistem stock
NaCl CaBr2
natirum klorida kalsium bromida
Al2O3
aluminium oksida
FeCl2
fero klorida
besi (II) klorida
FeCl3
feri klorida
besi (III) klorida
CeO Cu2O
kupri oksida kupro oksida
tembaga (II) oksida tembaga (I) oksida
KIMIA X SMA
Jadi, khusus untuk logam yang dapat memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu macam cara memberi nama senyawanya: Nama logam (bukan nama Latin), bilangan oksidasi logam ditulis dengan angka Romawi dalam kurung, nama nonlogam + akhiran ida b. Nonlogam-nonlogam Khusus untuk unsur nonlogam yang di depan mempunyai lebih dari satu larutan menyebutkan nama senyawanya sebagai berikut. Nama unsur yang didepan (bukan nama Latin), bilangan oksidasi, nama unsur yang di belakang + akhiran ida Contoh: Rumus kimia
Nama senyawa
Nama senyawa menurut sistem stock
SO2
sulfur dioksida
belerang (IV) oksida
SO3
sulfur trioksida
belerang (VI) oksida
NO N2O
nitrogen monoksida dinitrogen monoksida
nitrogen (II) oksida nitrogen (I) oksida
N2O5
dinitrogen pentaoksida nitrogen (V) oksida
NO2
nitrogen dioksida
nitrogen (IV) oksida
2. Senyawa yang Mengandung Ion Poliatom a. Jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, berilah angka Romawi setelah nama lkation (nama kation bukan nama Latin). Contoh: Mn(SO4)2 : mangan (IV) sulfat MnSO4
: mangan (II) sulfat
CuClO3
: tembaga (I) klorat
Cu (ClO3)2
: tembaga (II) klorat
Cr (NO3)3
: kromium (III) nitrat
b. Jika kation hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, maka sertakan bilangan oksidasi unsur di tengah dalam ion poliatom setelah nama ionnya.
127
128
KIMIA X SMA
Rumus kimia
Nama senyawa
Nama senyawa menurut sistem stock
Na2CrO4
natrium kromat
natrium kromat (IV)
Na2Cr2O7
natrium dikromat
natrium kromat (VI)
K2MnO4
kalium manganat
kalium manganat (VI)
KMnO4
kalium permanganat
kalium manganat (VII)
Na2SO3
natrium sulfit
natrium sulfat (IV)
Na2SO4
natrium sulfat
natrium sulfat (VI)
3. Senyawa Asam Jika senyawa asam mengandung ion poliatom, maka nama ion poliatom diberi akhiran -at, diikuti angka Romawi dari unsur dalam ion yang bilangan oksidasinya lebih dari satu tersebut. Contoh: Rumus kimia
Nama senyawa
Nama senyawa menurut sistem stock
HClO HClO2
asam hipoklorit asam klorit
asam klorat (I) asam klorat (III)
HClO3
asam klorat
asam klorat (V)
HClO4
asam perklorat
asam klorat (VII)
HNO3
asam nitrat
asam nitrat (V)
HNO2
asam nitrit
asam nitrat (III)
KIMIA X SMA
nc i u K a Ka t reaksi redoks reduksi oksidasi korosi idrida logam senyawa biner autoredoks ion poliatom kation
RANGKUMAN Oksidasi adalah peristiwa atau reaksi: • penangkapan oksigen, • pelepasan elektron, • penambahan muatan positif, • pengurangan muatan negatif, • penaikan bilangan oksidasi. Reduksi adalah peristiwa: • pelepasan oksigen, • penangkapan elektron, • penambahan muatan negatif, • pengurangan muatan positif, • penurunan bilangan oksidasi. • Reaksi yang mengalami perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks (iri reaksi redoks adalah terjadi perubahan biloks). • Oksidator adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan reduktor adalah zat yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi. • Reaksi autoredoks adalah reaksi pada suatu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan sekaligus reaksi reduksi • Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi 1. Senyawa biner untuk logam-nonlogam: nama logam bilangan oksidasi (yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu), nama nonlogam + akhiran ida untuk nonlogam-nonlogam: nama unsur, bilangan oksidasi, nama unsur yang di belakang + akhiran ida
129
130
KIMIA X SMA
2. Senyawa yang mengandung ion poliatom jika kation mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, nama logam, bilangan okasidasi ion poliatom jika kation hanya mempunyai satu bilangan oksidasi, nama kation, nama ion poliatom, bilangan oksidasi 3. Senyawa asam Apabila mengandung ion poliatom maka nama ion poliatom diberi akhiran -at dan diikuti bilangan oksidasi
P
ELATIHAN SOAL
I. Silanglah (X) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang tepat! e. peristiwa penangkapan 1. Reaksi di bawah ini termasuk oksigen reaksi oksidasi, kecuali .... a. 4Na + O2 → 2Na2O 3. Reaksi yang merupakan reaksi + redoks adalah .... b. K → K + e 2a. Ag+ + Cl+ → AgCl c. S + 2e → S b. Pb2+ + SO42- → PbSO4 d. Fe2+ → Fe3+ + e e. Ag → Ag+ + ec. NaOH + HCl → NaCl + H2O 2. Di bawah ini pernyataan yang d. H2 + l2 → 2Hl benar mengenai reduksi, e. Ba2+ + CO32- → BaCO3 kecuali .... 4. Pada perubahan ClO3- ⎯→ Cl-, a. peristiwa penangkapan elektron unsur klorin mengalami b. peristiwa penurunan bilanperubahan bilangan oksidasi gan oksidasi sebesar .... c. pengurangan muatan posia. 2 d. 5 tif b. 3 e. 6 d. peristiwa penambahan c. 4 muatan negatif
KIMIA X SMA
5. Bilangan oksidasi belerang dalam belerang trioksida adalah .... a. +2 d. +6 b. +3 e. +7 c. +5 6. Bilangan oksidasi P dalam kalsium fosfat adalah .... a. +1 d. +4 b. +2 e. +5 c. +3 7. Bilangan oksidasi mangan yang tertinggi terdapat pada senyawa .... a. H2MnO4 d. CaMnO4 b. MnO2 e. MnO3 c. KMnO4 8. Reaksi 2KMnO4 + 8H2SO4 + 10NaCl → K2SO4 + 5Na2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O + 5Cl2
Dalam reaksi di atas yang bertindak sebagai reduktor adalah .... d. Cl2 a. KMnO4 b. H2SO4 e. MnSO4 c. NaCl 9. Bilangan oksidasi belerang dalam natrium nitrit adalah .... a. +2 d. +6 b. +3 e. +7 c. +4 10. Pada reaksi autoredoks berikut: Cl2 + NaOH → NaCl + NaClO2 + H2O Bilangan oksidasi atom klor berubah dari ... menjadi ... dan .... a. 2 mennjadi -1 dan +3 b. 0 menjadi -1 dan +3 c. 0 menjadi -1 dan +1 d. 2 menjadi -1 dan +1 e. 0 menjadi +1 dan +3
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Berdasarkan konsep perubahan bilangak oksidasi, jelaskan pengertian: a. reaksi oksidasi, b. reaksi reduksi, c. reaksi redoks? 2. Apakah reaksi di bawah ini merupakan reaksi redoks? a. NaOH + HCl → NaCl + H2O b. 2Na + Cl2 → 2NaCl c. Fe + 2HCl → FeCl2 + H2 d. 2SO2 + O2 → 2SO3 e. AgNO3 + NaCl → AgCl + NaNO3 f. Pb2+ + SO42- → PbSO4 g. h. i. j.
2Al + 6H+ → 2Al3+ + 3H2 Zn + FeSO4 → ZnSO4 + Fe Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O
131
132
KIMIA X SMA
3. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak senyawa berikut! a. Na2O h. K2Cr2O7 b. HCl i. Na2S2O3 c. CaO j. H2SO4 d. CO2 k. KMnO4 e. Cl2O7 l. Na3PO4 f. MnO m. KClO4 g. Mn2O3 n. Al2(SO4)3 4. Sebutkan mana yang bertindak sebagai oksidator dan mana yang bertindak sebagai reduktor dari reaksi-reaksi berikut! a. 2Ca + O2 → 2CaO b. 2Na + Cl2 → 2NaCl c. 2Al + 3H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3H2 d. 2SO2 + O2 → 2SO3 e. 2KMnO4 + 16HCl → 2KCl + MnCl2 + 8H2O + 5Cl f. 3Cu + 8HNO3 → 3Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O g. 2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O + 10 CO2 5. Berilah nama senyawa di bawah ini! a. FeO g. b. Fe2O3 h. c. HgO i. d. Hg(NO3)2 j. e. MnO2 k. f. FePO4 l.
P2O5 PCl3 As2O5 Na3PO3 Ca3(PO4)2 Hgl2