PENGARUH PELAKSANAAN TRAINING ESQ TERHADAP KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : NADIA NURFITRIA NIM : 107051002172
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
PENGARUH PELAKSANAAN TRAINING ESQ TERHADAP KINERJA KARYAWAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sosial.I )
Oleh :
NADIA NURFITRIA NIM : 107051002172
Pembimbing
H. Mulkannasir BA, S. Pd, MM NIP: 195501011983021001
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis 9 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) pada Program Komunikasi dan Penyiaran Islam. Ciputat, 9 Juni 2011
Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs.Wahidin Saputra, MA
Umi Musyarofah, MA
NIP.19700903199631 001
NIP.197108161997032 002 Anggota
Penguji I
Penguji II
Drs. Helmi Rustandi, MAg
Drs. H. Moh. Aswad
NIP. 19601208198031 005
NIP.194812061977031 001 Pembimbing
H. Mulkanasir BA, SPd, MM NIP.196503011999031001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Juni 2011
Nadia Nurfitria
ABSTRAK Nadia Nurfitria, Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ Terhadap Kinerja Karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dibawah Bimbingan H. Mulkannasir BA, S.Pd, MM Training ESQ merupakan sebuah training SDM dengan mmembangkitkan potensi kita melalui penggabungan kecerdasan intelektual, emosional dan spritual.dan mengedepankan 7 nilai dasar, yaitu: Jujur, Tanggung Jawab, Visioner, adil, peduli,disiplin, kerja Sama. sehingga akan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan bertindak. Memiliki semangat hidup yang baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap Kinerja, melihat nilai apa yang berpengaruh dalam training ESQ dan melihat bagaimana pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan. Terdapat dua dimensi dalam pengaruh pelaksanaan training ESQ diantarnya pemahaman materi training dan 7 nilai budi utama yang terdapat dalam training ESQ dalam meningkatkan kinerja karyawan. Metode penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok. Sampel pada penelitian ini yaitu karyawan UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengikuti kegiatan training ESQ sebanyak 30 responden. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. Dan untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, uji koefisien determinasi. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji-f (simultan) menunjukan bahwa training ESQ berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hasil uji-t (parsial) yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja karyawan adalah variabel 7 nilai dasar budi utama (Bekerja sama, Disiplin, Peduli, Tanggung jawab, Jujur, Adil, Visioner), sedangkan variabel pemahaman materi berpengaruh positif tetapi tidak secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan, kontribusi variabel kegiatan training ESQ berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 60,1% dan hasil penelitian ini mendapatkan R= 0,628 menunjukan R hamper mendekati angka 1, artinya antara variabel Kegiatan pelaksanaan training ESQ (pemahaman materi dan 7 nilai dasar budi utama) terhadap kinerja karyawan mempunyai pengaruh. Kata kunci: Pelaksanaan Training, Kinerja Karyawan
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Alhamdulillah wa syukurulah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada hambanya hingga sekarang dan shalawat setra salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan perjalanan akademis dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Alhamdulliah pada akhirnya penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini atas usaha dan upaya yang penulis lakukan serta bantuan yang sangat berarti bari beberapa pihak. Mereka tiada henti memberikan dorongan dan motivasi agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka denga ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kepada orang-orang yang berjasa atas segala bantuannya terutama kepada: 1. Teristimewa dan tercinta orang tua penulis, Ibuda tercinta Hj. Mamah Rachmah dan ayahanda tercinta H. Najib
yang telah mengantarkan
penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, keikhlasan dan perjuangan demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, terima kasih Mamah Papah aku sayang kalian.
ii
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA, selaku pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 3. H. Mulkanasir BA, S.Pd, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar dan meluangkan waktunya untuk membimbing sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak bapak. 4. Drs. Jumroni, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), dan Dra. Hj. Umi Musyarofah, MA., Sekretaris Jurusan KPI. 5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas ilmu dan penegtahuannya yang telah diberkan kepada penulis selama menunutu ilmu di bangku kuliah, semoga ilmu yang diberkannya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis. 6. Kakak dan adikku tersayang, kakakku Ina Khaerunnisa, Suci Amelia, adikku Lisa kartika yang terus memberikan dorongan dan support yang tiada henti, Rian Abdurrahman, Rifki Nurhakim. 7. Terima kasih untuk seluruh
Staf Karyawan Perputakaan Utama dan
Perpustakaan Dakwah untuk referensi buku-bukunya. 8. Terima kasih yang special untuk semua sahabat-sahabatku yang selalu mewarnai kehidupanku selama perkulian, Lena Ulfiana, Rahmi Ardhila, Fakrunnisa, Nia Kurniati, Annggi Ria. Terima kasih banyak untuk segala kecerian dan persabatan yang telah kalian berikan. Terima kasih untuk
iii
sahabat terbaikku “Zpol Ipah Serti Rianti” yang selalu memberikan nasihat dan dorongan yang membangun. 9. Terima kasih untuk kakak pembimbingku Husni Mubarok yang telah memberikan saran-saran dan selalu memberikan semangat dalam mengerjalan skripsi ini. 10. Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan KPI 7D , Noor Hidayati, Uswatun Hasanah, Abi Sakti, Ita Rosdiana dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 11. Terima Kasih untuk Para Staf dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas support yang telah diberikan kepada penulis, Bp. Bambang, Ibu Dr. Khalimatussa’diyah, Ibu Jamilah, Bp. Drs. H. Abd. Shomad, MA, yang sudah begitu toleran kepada penulis. Terima Kasih untuk bantuan yang diberikan dalam mengerjakan skripsi ini. Subhanallah walhamdulillah, akhirnya penulis berharap semoga apa yang terlah diberkan dan segala doa yang tercvurahkan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini dapa bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar KPI pada khususnya.
Jakarta, 24 Mei 2011
Nadia Nurfitria
iv
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK.............................................................................................. i KATAPENGANTAR ............................................................................ ii DAFTAR ISI ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
BAB I
PENDAHULUAN A. ................................................................................Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. ................................................................................Pembata san dan Perumusan Masalah ....................................... 4 C. ................................................................................Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5 D. ................................................................................Tinjaua n Pustaka .................................................................... 6 E. ................................................................................Kerangk a Pemikiran ................................................................ 7 F. ................................................................................Sistemat ika Penulisan .............................................................. 8
BAB II
LANDASAN TEORI
v
A. ................................................................................Pengerti an Pengaruh ............................................................... 9 B. ................................................................................Pengerti an Training ................................................................. 10 1. ...........................................................................Sistemat ika Training .......................................................... 11 2. ...........................................................................Metode Training ............................................................... 11 3. ...........................................................................Manfaat Training ............................................................... 13 4. ...........................................................................Penting nya Training ......................................................... 13 C. ................................................................................Training ESQ ........................................................................... 14 1. ...........................................................................Sejarah Training ESQ ....................................................... 14 2. ...........................................................................Visi dan Misi ...................................................................... 15 3. ...........................................................................Metode Training ESQ ....................................................... 15 4. ...........................................................................Materi Training ESQ……………………………… 17
vi
D. ................................................................................ Training ESQ Sebagai Bentuk Komunikasi ................ 24 1. ...........................................................................Pengerti an Komunikasi ...................................................... 24 2. ...........................................................................Unsur Komunikasi .......................................................... 25 3. ...........................................................................Pengerti an Komunikasi Instruksiona……………… 28 E. ................................................................................Kinerja Karyawan ................................................................... 30 1. ...........................................................................Pengerti an Kinerja ............................................................. 30 2. ...........................................................................Manfaat Kinerja .................................................................. 31 3. ...........................................................................Pemicu Kinerja ................................................................. 32 4. ...........................................................................Indikato r Kinerja Karyawan .............................................. 35 5. ...........................................................................Faktorfaktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan ................................................ 36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
vii
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................. 39 B. Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 40 1............................................................................Subjek dan Objek Penelitian ........................................... 40 2............................................................................Waktu dan Tempat Penelitian ......................................... 40
C. Metode Penentuan Sampel ......................................... 41 1............................................................................Populasi ............................................................................. 41 2............................................................................Sampel ............................................................................. 41 D. Variabel Penelitian ..................................................... 42 E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian 42 F. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 43 G. Uji Instrumen ............................................................ 44 1. ...........................................................................Uji Validitas ............................................................... 44 2. ...........................................................................Uji Reliabilitas ........................................................... 44 H. Metode Analisis Data ................................................. 45 I.
Hipotesis Penelitian ............................................... 49
viii
BAB IV
GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta........ 51 B. Visi dan Misi ............................................................. 59 C. Tujuan ....................................................................... 60 D. Struktur Organisasi .................................................... 60 E. Gambaran Umum pelaksanaan Training ESQ untuk Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………64
BAB V
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan Uji Instrumen ......................................... 66 B. Hasil Dan Pembahasan .............................................. 66 1..............................................................................Deskrip si Data Responden Penelitian ................................. 66 2..............................................................................Deskrip si Kuesioner Penelitian .......................................... 69 C. Analisis Data Penelitian ............................................. 74 1. ...........................................................................Uji Regresi Linear Berganda ...................................... 74 2. ...........................................................................Uji Koefisien Determinasi .......................................... 76 3. ...........................................................................Uji test (Simultan) ...................................................... 77
ix
F-
4. ...........................................................................Uji
T-
test (Parsial) ......................................................... 78
BAB VI
PENUTUP A. ................................................................................Kesimp ulan ............................................................................ 79 B. ................................................................................Saran ................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 81 LAMPIRAN .......................................................................................... 82
DAFTAR TABEL
x
1. ..................................................................................................... Tabel 1. Skala likert ........................................................................................ 46 2. ..................................................................................................... Tabel 2. Daftar Personalia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 62 3. ..................................................................................................... Tabel 3. Data responden berdasarkan jenis kelamin ........................................ 67 4. ..................................................................................................... Tabel 4. Data responden berdasarkan perbedaan usia ...................................... 67 5. ..................................................................................................... Tabel 5. Data responden berdasarkan tingkat pendidikan ................................ 68 6. ..................................................................................................... Tabel 6. Respon karyawan terhadap variabel pemahaman ............................... 69 7. ..................................................................................................... Tabel . 7 Respon karyawan terhadap variabel 7 nilai dasar ............................... 71 8. ..................................................................................................... Tabel 8. Respon karyawan terhadap variabel kinerja karyawan ....................... 72 9. ..................................................................................................... Tabel 9. Coeffisients ....................................................................................... 75 10. ................................................................................................... Tabel 10. Model summary ................................................................................ 76 11. ................................................................................................... Tabel 11. Annova ............................................................................................. 77
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Training ESQ adalah fenomena, menggugah dan mampu mengubah kehidupan seseorang karena akan mengalami banyak hal didalamnya.Kita akan diajak untuk menyelami diri kita sendiri untuk menyadari siapa pencipta kita, untuk apa kita diciptakan, lalu apa misi serta tugas yang harus kita laksanankan selama kita hidup. Dengan mengikuti training ESQ sebagian dari misteri kehidupan yang mengagumkan ini akan terjawab. Sesudah mengiktuti training ini akan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan bertindak memiliki visi jauh kedepan dalam menata kehidupan. Dari berbagai hasil penelitian, terbukti bahwa kecerdasan emosi memilikiperan yang jauh lebih signifikan dibanding dengan keceerdasan intelektual (IQ). IQ berperan sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang mengantarkan sesorang menuju puncak prestasi. Terbukti, banyak orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, terpuruk ditengah persaingan . Sebaliknya juga banyak yang mempunyai kecerdasan intelektual biasa-biasa justru sukses menjadi bintangbintang kinerja. Demikian juga dengan posisi SQ (Spritual (Question), ketika seseorang dengan kemampuan EQ dan IQ-nya berhasil mendaki kesuksesan, acapkali ia
1
2
disergap oleh perasaan kosong dan hampa dalam celah batinnya, setelah prestasi puncak telah diraih. Ia tidak tahu lagi kemana harus melangkah, untuk tujuan apa prestasi itu diraih, hingga ia tidak tahu dan mengerti untuk apa ia hidup dan dimana ia harus berpijak. Pada abad 21 ini, sebuah masa dimana globalisai menimbulkan kompetisi dari berbagai bidang yang kian hari terasa sulit dan keras, dengan standar yang semankin ketat dan kompleks. Tidak hanya dibidang ekonomi dan bisnis saja akan tetapi juga merambah kedunia kerja.. Begitu juga dengan semakin meluasnya jaringan komunikasi yang mendunia melalui internet dan televisi mengakibatkan derasnya arus informasi dari berbagai penjuru yang sulit dibendung hingga masuk kedalam rumah tanpa sempat mengalami penyaringan lagi. Dampak
yang
terjadi
adalahadanya
pengaruh
psikologis
yang
negatifbagi anak-anak, pelajar, mahasiswa, bahkan para orang tua yang notabene karyawan yang bekerja baik disekolah, kampus, instansi maupun perusahaan-perusahaan. Dalam masyarakat yang serba modern seperti sekarang ini, terlebih lagi dalam menuju era globalisai, di tuntut agar manusia mampu menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, terutama dalam usaha meningkatkan kinerja bagi karyawan. Salah satu cara untuk mengantisifasi persaingan yang makin kompetitif tersebut adalah melalui Training SDM yang komprehensif yaitu Training ESQ yang menggabungkan tiga kecerdasan.
3
Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, dan SQ. walau dinamakn training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini di perkuat dengan penjelasan ayatayat Al-Qur’an dan Hadist. Training ini tentunya dijadikan sebagai media untuk berdakwah dan seperti halnya penuturan Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses dalam membangun Kecerdasan Emosi dan Sritual , kalau training ini ada Al-Qur’an ini bukan unruk golongan, tetapi untuk seluruh umat islam, bukan Al-Qur’an untuk Islam, bukan dunia untuk Islam, tapi Al-Qur’an untuk Islam dan Islam untuk dunia. Disinilah ESQ menjawab permasalahan tersebut. Karena ternyata ESQ merupakan metode dan konsep yang pasti yang mampu memberikan solusi bagi jiwa yang kosong menjadi jiwa yang penuh percaya diri, mampu mendorong semangat hidup dan meningkatkan kinerja. Peningkatan kualitas khususnya tenaga kerja dalam suatu instansi pendidikan seperti Universitas merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan mengembangkan potensi SDM maka diharapkan perusahaan, instani pendidikan akan dapat memberikan peluang bagi para karwayannya untuk meningkatkan kinerja bagi dirinya menjadi tenaga kerja yang produktif serta dapat memberikan manfaat bagi instansi pendidikan tersebut. Salah satu universitas yang telah melakukan kegiatan training ESQ adalah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Kegiatan pelaksanaan training ESQ yang secara rutin dilaksanakan setiap tahunnya untuk para mahasiswa dan karyawannya. Pelaksanaan training ini, diharapkan
4
mampu mempengaruhi kinerja bagi karyawan dan memiliki 7 sifat dasar yang di ajarkan untuk para peserta training yaitu sikap jujur, kerjasama, tanggung jawab, adil, peduli, visioner, dengan begitu seorang karyawan dapat dipercaya. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu ”Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengiingitegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan” dan diantara misinya “Membangun good university governace dan manajemen yang profesional dalam mengelola sumber daya perguruan sehingga menghasilkan pelayanan prima kepada civitas akademika dan masyarakat serta membangun kepercayaan dan mengembangkan kerja sama dengan
lembaga nasional,
regional, maupun intrernasional”. Untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut diperlukan SDM yang berkualitas yaitu mereka yang memiliki kinerja yang baik. Guna mewujudkan SDM yang memiliki kinerja baik maka perlu dilakukan pembinaan melalui berbagai cara diantaranya melaui trainingtraining. Diantara training yang mampu mempengaruhi kinerja adalah melalui training ESQ. Pengaruh pelaksanaan training ini bukanlah diukur dari banyaknya ratap tangis para peserta akan tetapi pengaruhnya diukur melalui pada bekas yang ditinggalkan dalam benak peserta ataupun kesan yang terdapat dalam jiwa peserta yang kemudian mampu memberikan dorongan motivasi terhadap kinerja yang lebih baik. Berkenaan dengan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul : “ PENGARUH PELAKSANAAN
TRAINING
ESQ
TERHADAP
KINERJA
5
KARYAWAN
UNIVERSITAS
ISLAM
NEGERI
SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, tentang pengaruh pelaksanaan training ESQ yang ada di UIN terhadap kinerja karyawan,
maka
agar
penelitian
fokus
pada
judul
penulis
membatasipembahasan pada pelaksanaan training ESQ yang diadakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam meningkatkan kinerja karyawannya. Dalam hal kinerja penulis membatasi pula pada kemampuan karyawan meningkatkan komunikasi kerja 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Seberapa besar pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidatayullah? b. Apa saja nilai-nilai Training ESQ yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pelaksanaan training ESQ di UIN Jakarta Syarif Hidayatullah terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah b. Untuk mengetahui nilai dasar yang ada dalam Training ESQ yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah karyawan UIN Syarif Hidayatullah 2. Manfaat penelitian a. Manfaat Akademis Manfaat secara akademis adalah memberikan kontribusi wawasan keilmuan terhadap usaha peningkatan kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah.
b. Manfaat Praktisi Manfaat praktis adalah sebagai bahan masukan bagi pihak UIN Syarif Hidayatullah akan pentingnya training ESQ bagi para karyawannya.
D. Tinjauan Pustaka Dalam melakukan penelitian ini penulis mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari bentuk plagiat, diantaranya :
7
1. Pola Komunikasi Dalam Training ESQ 165 Oleh Ratih Damayanti Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berisi tentang pola komunikasi Training ESQ dalam proses komunikasi menggunakan pola bintang yang melibatkan seluruh peserta training. 2. Pengaruh Training ESQ Leadership Center 165 Terhadap Kepemimpinan Siswa SMA Negeri 28 Jakarta Oleh Eddy Suyatno Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Berisi tentang bagaimana pengaruh training ESQ berpengaruh terhadap kepemimpinan di dalam berorganisasi siswa SMA Negeri 28 Jakarta. Berbeda dengan ke dua skripsi tersebut, skripsi saya ini lebih menjelaskan pengaruh Training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Jakarta Syarif Hidayatullah.
8
E. Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut : Gambar 1 Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan
Training ESQ
Kinerja Karyawan
Variabel X
Variabel Y
Pemahaman
Mengedepankan 7 nilai Budi Utama ( jujur, tanggung jawab, peduli, adil, disiplin, visioner, kerja sama Training ESQ adalah sebuah konsep dan metode dengan menggabungkan tiga kecerdasan (IQ, EQ dan SQ) dan sebuah pelatihan yang melatih manusia supaya menjadi manusia yang memilki SDM yang baik kerena memiliki mental, karakter kuat dan positif. Kemudian melalui pelatihan dan usaha yang terus-menerus maka terbentuklah pemahaman, visi, sikap terbuka, jujur, adil, peduli, kerjasama, tanggung jawab, visioner, disiplin, intergritas, dan konsisten yang disadari atas kesadaran diri yang sesuai dengan suara hati terdalam.hal itu merupakan
9
konsep universal yang mampu mengantarkan sesorang pada predikat memuaskan bagi dirinya sendiri di dalam kehidupannya. Dengan mengikuti training ESQ diharapkam mampu membimbing diri kearah kesuksesan dan meninggalkan bekas yang ditinggalkan dalam benak peserta ataupun kesan yang terdapat dalam jiwa peserta yang kemudian mampu memberikan dorongan motivasi terhadap kinerja yang lebih baik. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci, sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORETIS Bab ini memuat tentang pengertian training, sistematika training, metode training, materi training, pengertian kinerja, manfaat kinerja, pemicu kinerja, indicator kinerja karyawan, factor yang mempengaruhi kinerja.
BAB III
: GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Bab ini memuat tentang sejarah singkat dan perkembangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, visi dan misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, struktur organisasi.
10
BAB IV
: HASIL PENELITIAN Bab ini memuat tentang pengolahan uji instrumen, hasil dan pembahasan, deskripsi kuesioner penelitian, analisis data penelitian, pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, uji regresi dan koefisien korelasi.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitiandan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahsan skripsi ini.
11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengaruh Pengaruh menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu atau benda yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan sesorang.”1 Pengaruh dapat dirasakan oleh setiap orang ketika mengalami sesuatu peristiwa yang dialaminya secara berulang-ulang, jika orang tersebut sangat menyukai terhadap apa yang dialami bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh positif padaa dirinya baik perbuatan maupun perkataan. Pengaruh disini adalah berupa kekuatan yang dapat membentuk suatu sifat, sebuah keyakinan atau prilaku seseorang dan dapat merubah suatu keadaan aktivitas kinerja karyawan dan juga dapat merubah suatu pola komunikasi yang ada di Universitas menjadi lebih baik lagi. B. Pengertian Training Training adalah “mengisi kesenjangan antara apa yang dapat dikerjakan seseorang dan siapa yang seharusnya mampu mengerjakan. Training akan membentuk dasar dengan menambah keterampilan dan pengetahuan yang
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 849
18
12
diperlukan untuk memperbaiki prestasi dalam jabatan yang sekarang atau potensinya untuk masa yang akan datang”2. 1. Sistematika Training Keberhasilan pelatihan dapat dikombinasikan melalui beberapa system pendekatan, yaitu: a. Menetapkan dan menganalisis kebutuhan-kebutuhan pelatihan b. Menetapkan tujuan latihan-latihan harus dimaksudkan untuk mencapai tujuan latihan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan dan perubahan prilaku yang membawa kearah prestasi yang lebih baik. c. Mempersiapkan rencana-rencana pelatihan yang sesuai dengan tujuan, yang akan menggambarkan biaya-biaya dan keuntungan dari program latihan yang diusulkan. d. Melaksanakan rencana-rencana pelatihan. e. Memantau dan menganalisis hasil f. Memberikan umpan balik dari evaluasi latihan, sehingga latihan dapat ditinggkatkan.3 2. Metode training Metode training harus berdasarkan kepada kebutuhan pekerjaan tergantung pada berbagai factor, yaitu waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan dasar peserta, latar belakang peserta dan lain-lain.
h. 208
2
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: PT Gramedia, 1999),
3
Michael Armstrong, Manajemen Sumber Daya Manusia., h. 210
13
Metode training menurut Andrew F. Sirkula terdapat enam bentuk yaitu: a)On the job Para peserta latihan langsung bekerja ditempat belajar dan meniru suatu pekerjaan dibawah bimbingan seorang pengawas. Kebaikan cara ini adalah para peserta belajar langsung pada kenyataan pekerjaan dan peralatan. b)Vestibule Adalah metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau bengkel yang biasanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan melatih mereka mengerjakan pekerjaan tersebut . a) Demontration and example Adalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan suatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau pecobaan didemonstrasikan. b) Simulation Merupakan simulasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya tapi hanya merupakan tiruan saja. c) Apprenticeship Metode ini adalah suatu cara untuk mengembangkan keahlian pertukaran sehingga para karyawan yang bersangkutan dapat mempelajari segala aspek pekerjaannya.
14
d) Classroom methods Metode ini adalah metode pertemuan dalam kelas, yang meliputi lecture (pengajaran), conference (rapat), programmed instruction, metode studi kasus, role playing (sandiwara), metode diskusi, dan metode seminar.4 3. Manfaat Training Begitu banyak manfaat training / pelatihan yang seharusnya bisa didapat bilamana training bisa berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah yang seharusnya. Di bawah ini terdapat ringkasan manfaat training & pengembangan karyawan secara umum, yaitu:
Memiliki tenaga kerja yang ahli dan terampil
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja
Meningkatkan produktivitas kerja
Meningkatkan mutu hasil kerja
Meningkatkan profit
4. Pentingnya Training Training menjembatani antara kebutuhan dan ketersediaan skill. Lingkungan selalu mengalami perubahan, oleh karena itu, karyawan juga harus beradaptasi dengan perubahan. Adakalanya karyawan dituntut untuk menguasai skill baru, dan adakalanya karyawan mengalami penurunan skill. Disini, training memegang peranan penting untuk menjamin bahwa karyawan memiliki skill 4
h. 77-80
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
15
yang dibutuhkan. Dengan mempelajari skill yang baru, maka karyawan akan dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dengan lebih baik. Selain itu, training juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi karyawan. Melalui training, maka karyawan kembali diingatkan akan visi, misi, nilai-nilai dan tujuan dari perusahaan atau dalam sebuah institusi. Karyawan yang mungkin tadinya sudah lupa, akan kembali terpacu dengan adanya training. C.
Training ESQ 1.Sejarah Berdirinya Training ESQ Berawal dari sebuah buku “ESQ” yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk Training ESQ yang diluncurkan pada 6 juni 2006. Buku ESQ karya Ary Ginanjar Agustian, senuah buku laris (Best Seller) yang berisikan membangun kesuksekan berdasarkan 5 rukun islam dan 6 rukun iman. Meningkatnya minat baca masyarakat terhadap buku ESQ menjadikan buku ini “ Nasional Best Seller”. Sejak buku pertama terbit, telah diadakan ribuan kali Training di Indonesia maupun di Negara lain. Saat ini jumlah, alumni ESQ yang secatra keseluruhan mencapai 694.175 orang dengan total angkatan 4.295 (per juni 2009) dari berbagai kalangan. Keberhasilan ESQ bukan seperti membalikan telapak tangan, semua melalui proses perjalanan panjang seorang Ary Ginanjar, tak lain adalah Pendiri atau penemu ESQ model.
16
2. Visi dan Misi 1. Visi Menjadi Leaderhip Center kelas dunia yang terkemuka dan independen5 2. Misi a) Memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter individu dan korporasi yang tangguh dengan penyampaian “ The ESQ Way 165” kepada masyarakat luas melalui palatihan dan media lainnya secara propesional. b) Menbangun jejaringan (network) dan bersinergi disegala bidang yang mendatangkan manfaat dan kesejahteraan masyarakat. c)
Berupaya sevara terus-menerus menjadi lembaga professional yang dibentuk melalui penerapan ESQ Way 165.6
3. Metode Training ESQ Peserta akan dituntut untuk membangkitkan tujuh nilai dasar: Jujur, tanggung jawab, Visioner, Disiplin, kerja sama, adil, dan peduli. Nilai-nilai ini akan sesungguhnya sudah tertanam dalam diri manusia sejak lahir, melalui training ESQ ini peserta akan diarahkan untuk memiliki
5 6
nilai-nilai
dasar
tersebut
dan
membantu
untuk
The ESQ Way 165, Menuju Indonesia Emas (Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa) h. 7 The ESQ Way 165, Menuju Indonesia Emas, h. 7
17
membangkitkan kekuatan tersembunyi serta mengarahkan seluruh potensi dirinya untuk kehidupan dan pekerjaan yang lebih produktif.7 4. Materi Training ESQ Training ESQ adalah sebuah training yang menyatukan tiga kecerdasan sekaligus, yaitu IQ, EQ, dan SQ. walau dinamakn training SDM (Sumber Daya Manusia), namun dalam training ini di perkuat dengan penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist. Training ini tentunya dijadikan sebagai media untuk berdakwah dan seperti halnya penuturan Ary Ginanjar dalam bukunya yang berjudul Rahasia Sukses dalam membangun Kecerdasan Emosi dan Sritual , kalau training ini ada Al-Qur’an ini bukan unruk golongan, tetapi untuk seluruh umat islam, bukan Al-Qur’an untuk Islam, bukan dunia untuk Islam, tapi AlQur’an untuk Islam dan Islam untuk dunia. ”terdapat tiga tahapan pemberian materi di Training ESQ, yaitu: Unleash Spritual Intellegent, dan Let’s Action 1) Unleash Spritual Intellegent a) ESQ Backrond Dalam ESQ Backrond, peserta diperkenalkan seputar ESQ denagn mempertanyakan “mengapa perlu ESQ?” Pada materi ini peserta diberikan pengetahuan tentang fakta-fakta kemapuan kecerdasan spiritual, intelektual, dan 7
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual (Jakarta: PT. Arga menbangun Bangsa) h. 23
18
emosional dengan meenunjukan hasil-hasil penelitian tentang seberapa besar pengaruh antara ketiga kecerdasan ini menjadikan seorang pemimpin atau pengemban SDM. b) ESQ Outer Journey Outer Journey merupakan materi yang mengajak oeserta training masuk dalam dimensi rasa dan dimensi sriptual.
Tujuan Utama dari penyampaian Outer Journey ini adalah:
Peserta memiliki kesadaran Illahiyah (God Conciousness) yaitu kesadaran tentang kesadaran tentang eksistensi Allah, Kebesaran Allah dan Keesaan Allah.
Tumbuh keyakinan kepada Tuhan dalam hati para peserta.
c) ESQ Inner Journey Setelah melihat keluar, kemudian training mulai memberikan materi yang mengajak peserta untuk memperhatikan dalam diri sendiri. Tujuan Inner Journey adalah: 1. Peserta
memiliki
God
Conciousness:
kebesaran Allah, dan keesaan Allah
eksistensi
Allah,
19
2. Peserta mampu mengenal dan merasakan sifat Allah didalam dirinya dan getarannya 3. Merasakan kebesaran Allah melalui suara hati manusia dan Asmaul Husna 4. Muhasabah dengan membandingkan betapatelah diabaikan dan dizholomi. sifat-sifat itu.\ d) Zero Mind Proces (Penjernihan Emosi) Dalam diri seorang sebenarnya telah dikaruniai oleh tuhan sebuah jiwa, dimana jiwa tersebut tiap orang bebas memilih sikap, beraksi
positif/negative,
berhenti/melanjutkan,
marah/sabar,
reaktif/produktif, atau bahkan baik/ buruk. Zero Mind Proces merupak sebuah rumus bagaimana manusia mamou khususnya peserta menyadari kebenaran suara hati yang sama setiap orang. Adapun rumus ZMP itu adalah: 1 ---- = ~ 0 Angka berapaun jika dibagi dengan nol maka akan mendekati tak terhingga (~). Jika kita ikhlas dan jernih (=0) maka akan mendekati Yang Maha Tertinggi yaitu Allah.
20
Terdapat tujuh factor yang tanpa disadari membuat manusia buta hatinya, yaitu: Prasangka negative, Pengaruh Prinsip hidup, pengaruh penglaman, kepentingan, sudut pandang, pembanding, dan literature. Ketujuh belenggu ini merupakan hal yang sangat mempengaruhi cara berfikir seseorang, oleh karena itu kemampuan melihat sesuatu secara jernih dan objektif harus di dahului oleh kemampuan menegenali factor yang mempengaruhi. Caranya adalah dengan mengembalikan manusia pada fitrah hatinya, sehingga mampu melihat dengan mata hati, memilih dengan cara yang adil dan bijaksana sesuai dengan suara hati sehingga keputusan yang diambil menjadi benar. 2) Let’s Action Setelah mengenal suara hati, memnagun enam prisip mentalitas, maka lemgkah selanjutnya adalah bagaimana mengaplikasikan suara hati kedalam langkah aksi. Karena nilai-nilai itu harus dikeluarkan menjadi realitas dan aplikasi nyata. Untuk itu supaya tidak keluar dari garis orbit maka dituntut dengan lima langkah sehingga menjadi kebiasaan. Lima langkah ini berada pada dimensi fisik agar tetap pada garis orbit. Adapun aksi-aksi tersebut adalah: a) Mission Statement (Penetapan Misi) Mission Statement yang dimaksud disini adalah tentang kebenaran isi Syahadat yang sebenarnya merupakan ketetapan dari Tuhan. Hal ini
21
dapat lebih menguatkan keyakinan seseorang tentang kebenaran rukun islam yang pertama yaitu Syahadat. Menetapkan misi bahwa hidup adalah pengabdian pada Allah. Adapun pekerjaannya, dibidang apapun semuanya hanya karena Allah. Pernyataan misi hidup ini akan membangun sebuah keyakinan dalam berusaha, meberikan daya dorong yang kuat dalam mencapai tujaun. b) Character Building Melatih dan membentuk karakter dengan pengulangan sehingga terjadi internalisasi karakter. Salah satu melahirkan karakter unggul adalah dengan melakukan salat yang dilakukan secara konsisten. ”shalat adalah penelitian menyeluruh untuk menjaga serta meingkatkan kualitas kejernihan emosi dan spiritual sesorang. Dalam shalat, maka tujuan hidup ini ditanamkan didalamnya, sehingga terbangunlah kejelasan visi dan misi yang membuat manusia mantap dalam menjalani setiap aktivitas hidupnya. c) Self Controlling (penegendalian diri) Tujuan akhir pengemdalian diri yang dilatih dan dilambangkan dengan puasa sebenarnya adalah keberhasilan bukan sebuah pelarian diri dari kenyataan hidup di dunia yang seharusnya dihadapi. Puasa tanpa didahului dengan niat, hanyalah mernghasilkan kesiasiaan. Hanya sebtas menahan nafsu (makan/minum) tanpa tujuan yang
22
jelas, untuk apa puasa dilakukan dan apa manfaat puasa itu diaplikasikan. Puasa adalah bentuk metode pelatihan penegendalian diri yang bertujuan untuk memelihara asset kita yang paling berharga, yaitu fitrah. d) Sosial Strategi (ketangguhan Sosial) Pada bagian ini, yaitu keyangguhan social yang berupa zakat, zakat pada hakikatnya adalah upaya menegeluarkan potensi Got Spot / fitrah diri kearah kondisi nyata dalam bentuk aplikasi konkrit suara hati. Prinsip zakat sendiri adalah menegluarkan. Jadi zakat adalah upaya memanggil serta merangsang spritualitas seseorang muncul kearah prmukaan. Disamping menegeluarkan potensi spiritual manusia, zakat pada prinsipnya mampu melakukan konsep pemeliharaan lingkungan social dengan prinsip member sehinga tercipta suat sinergi. e) Total Action (Aplikasi Total) “Haji merupakan suatu lambing dari puncak “ketangguhan pribadi dan puncak ketangguhan social. Pada hakikatnya semua nilai spiritual dan mentalitas yang sebelumnya berupa energy potensial harus berubah menjadi energy gerak. Nilai itu diaplikasikan melalui gerak kongkrit yang disimbolkan dengan haji.
23
“Secara prinsip, haji merupakan langkah yang berpusat pasa Allah Yang Maha Esa, dimann segala tujuan tidak lagi berprinsip kepada yang lain. Prinsip ini akan menghasilkan jiwa yang luar biasa. Haji adalah suatu transformasi prinsip dan langkah secara total (Tawaf), konsistensi perjuangan sa’I, evaluasi dan visualisasi serta mengenal jati diri spiritual ketika wukuf. Haji juga merupakan suatu penelitian sinergi dalam skala tertinggi, dan haji adalah persiapan fisik serta mental menghadapi berbagai tantangan masa depan sehingga memiliki jiwa visioner. Adapun 7 nilai dasar yang terdapat dalam ESQ tersebut diambil dari Asmaul Husna yan harus dijunjung tinngi sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak pada pusat orbit (God Spot) : 1. Jujur, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, AlMukmin. 2. Tanggung Jawab, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Wakiil. 3. Disiplin, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, AlMatiin. 4. Kerja Sama, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al- Jamii’. 5. Adil, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al- Adl.
24
6. Visioner, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, AlAkhir. 7. Peduli, adalah wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, AlBashir.
Ketujuh sifat inilah yang harus dijadikan values atau “nilai” bagi yang melaksanakan di samping nilai-nilai lainnya yang berjumlah 99 sebagai sumber pengabdian. 8 D. Training ESQ Sebagai Bentuk Komunikasi Pada dasarnya Training ESQ adalah sebuah proses komunikasi yang mana telah memiliki unsur atau kompenen persyaratan terjadinya komunikasi. 1. Pengertian Komunikasi Istilah
komunikasi
dalam
bahasa
Inggrisnya
disebut
dengan
communication, berasal darikata communication atau darikata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, menerima dan melaksanakan apa yang diingikan komunikator.9 Komunikan melalui media yang menimbulkan efefk tertentuSebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Laswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab
8
Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual, h. 90 A.w. widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002) cet ke-4 h. 8 9
25
pertanyaan, “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melaui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.10 Jadi pada dasranya Lasswwl menyatakan bahwa komunikasi adalah Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada.11 Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatic menurut Onong Uchjana Effendi, “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.12 2. Unsur Komunikasi a. Source ( sumber) Sumber adalah dasar yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.13
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, ide,
peristiwa, pengalaman dan sejenisnya. Di dalam training ESQ yang menjadi sumber adalah Al-Qur’an, Hadist, dan penglaman dari pendiri Training ESQ yaitu bapak Ary Ginanjar. b. Komunikator 10
H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007) h. 19 11 Onong uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) cet ke-21 h. 10 12 Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) cet ke-6, h. 5 13 Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, h. 12
26
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, tv dan sebagainya. Dalam hal ini seorang Trainerlah yang menjadi Komunikator dalam sebuah proses komunikasi. c. Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunkasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat, atau propaganda. Dalam hal ini yang menjadi pesan adalah sebuah materi yang berisikan penjelasan mengenai 1 ihsan, 6 rukun iman, dan 5 rukun islam juga berisi 7 nilai budi utama yaitu (Jujur, tanggung jawab, disiplin, kerja sama, visioner, adil, peduli). d. Channel (Media/saluran) Saluran komunkasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indra atau menggunakan media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.14
14
Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, h. 25
27
Media yang digunakan dalam training ESQ yaitu menggunakan multimedia yang menggabungkan antara animasi, klip film, efek suara, dan musik. e. Penerima (Komunikan) Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih.. komunikan mempunyai fungsi sebagai decoerder, menerjemahkan lambanglambang pesan kedalam konteks pengertiannya sendiri.15 Dalam hal ini para peserta traininglah yang menjadi komunikan dalam sebuah proses komunikasi.
f. Efek/Pengaruh Efek adalah hasil akhir dari suatu komunkasi, yakni sikap dan tingkah laku orang sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan sesorang akibat dari penertimaan pesan. Dalam Training ESQ para peserta diharapkan bisa menerapkan materi training dan mengalami banyak perubahan dalam berpikir dan
15
A.w. widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2003), h. 32
28
bertindak. Memiliki semangat hidup yang baru dan menjadi seseorang yang visioner, yang memiliki visi jauh ke depan dalam menata kehidupan.
3. Komunikasi Instruksional Adapun jika dilihat dari prosesnya training ESQ merupakan suatu bentuk komunikasi instruksional.Pengertian komunikasi instruksional menurut Pamit M. Yusup dalam bukunya Komunikasi pendidikan dan Komunikasi Instruksional, komunikasi berarti komunikasi dalam bidang pendidikan (pembelajaran dan pel instructionatihan). Istilah instruksional berasal dari kata instruction berarti pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah untuk instruksi. Maka darikata instruksional bergabung pada bidang konteks pembahsannya Webster Third New International Dictionary Of The English Language mencantumkan kata instruksional (dari kata To Instruct) dengan arti, “member pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud malatih dalam berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang atau spesialisasi tertentu atau dapat berarti pula
29
mendidik dalam subyek atau bidang pengetahuan tertentu disini juga dicantumkan makna lain yang berkaiatan dengan komando atau perintah.16 Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunkasi secara keseluruhan. Komunikasi instruksional lebih ditekankan pada pola perencanaan dan pelaksanaan. Secara operasional yang didukung oleh teori atau kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Glen Instruksional
Snelbecker
dalam
merupakan suatu
teorinya
mengatakan
Teori
kumpulan prinsip-prinsip yang
terintegrasi dan yang memberikan perspektif untuk mengatur situasi atau lingkungan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat membantu
sasaran
(komunikan)
memperoleh
informasi
da
keterampilan baru dengan memperhatikan informasi keterampilan yang dipelajari sebelumnya17. Teori ini juga menerangkan apa yang harus dilaksanakan untuk membicarakan masalah-masalah praktis didunia pembelajaran dan berisi gambaran mengenai hasil pengajaran yang muncul sebagai
16
Pamit M. Yusup, Komunukasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosda Karya) h. 18 17 Pamit M. Yusup, Komunukasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksiona. hal. 31
30
akibat dan digunakannya metode tertentu dibawah kondisi tertentu pula. Maka dapat disimpulkan bahwa Training ESQ merupakan bentuk komunikasi instruksional yang melalui proses penyampaian pesan (materi training) oleh seorang komunikator (trainer) kepada penerima pesan (peserta training) dengan perencanaan terprogram serta tindak lanjut agar tujuan pembelajaran dan pelatihan (training) tercapai dengan baik. E. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja Para ahli memberikan banyak batasan istilah kinerja, walaupun perumusannya berbeda namun setiap prinsip nampaknya memiliki arti yang sejalan mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang. Adapun beberapa ahli mengemukakan pengertian kinerja diantaranya: a. Anwar Prabu Mangkunegara “Kinerja ( prestasi kerja ) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
31
b. Ambar Teguh Sulistiyani “Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”. c. Maluyu S.P. Hasibuan (2001:34) mengemukakan “kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.18 d. Poerdaminta dalam kamus bahasa Indonesia ” Kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.19 e. Handoko mengemukakan bahwa kinerja merupakan keadaan emosioanal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Hal ini akan tampak dalam sikap positif karywan Terhadap segala sesuatu yang dihadapinya dilingkungan kerja. f. Muhammad As’ad bahwa kinerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya, situasi kerja, kerja sama antara pemimpin dengan karyawan dan antara sesame karyawan.20 Dari beberapa pengertian kinerja di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini akan 18
Melayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 60 19 Poerwadaminta W.J.S, Kamus Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Departemen Pendidikan dan kebudayaan, 1998), h. 56 20 Handoko, Kinerja dan Tingkat Emosioanal Karyawan, (Surabaya: Eratam 1998), h. 143
32
menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat imbalan.
2. Manfaat Kinerja Dalam setiap kegiatan di suatu organisasi (intitusi pemerintah maupun swasta) mengikutsertakan manusia sebagai tenaga kerja (karyawan atau pegawai), masalah kinerja karyawan menjadi sangat penting untuk diciptakan dan ditingkatkan positifnya. Kinerja karyawan perlu diperhatikan karena karyawan sebagai bagian dari tenaga kerja yang merupakan salah satu modal utama dari kegiatan organisasi. Apabila karyawan baik kinerjanya, maka karyawan tersebut akan memberikan manfaat bagi diri sendiri, teman kerja, pimpinan maupun staf serta institusinya secara lebih bertanggung jawab. Kinerja yang tidak baik dapat menimbulkan perilaku-perilaku kerja yang negative misalnya: membolos kerja atau perilaku lain untuk menghindari diri dari aktifitas organisasi, melakukan sabotase, sengaja membuat kesalahan, menentang atasan, pemogokan kerja atau pada sikap berhenti dari pekerjaan. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa dengan adanya kinerja yang baik akan menimbulkan perilaku yang menguntungkan bagi organisasi karyawan dan institusi. Beberapa hal yang menguntungkan atau memberi manfaat dari kinerja yang baik adalah: a. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan
33
b. Memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan atau intitusi c. Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan d. Meningkatkan kepuasan hidup21 3. Pemicu Kinerja Kinerja akan selalu terkait dengan keberadaan karyawan. Karyawan yang bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajibannya biasanya akan memilki kinerja yang baikkarena memahami tanggung jawab yang menjadi tugas dan fungsinya. Menurut Suparman seorang karyawan akan berusaha semaksimal mungkin bekerja dengan baik dan berkinerja baik. Kinerja yang baik akan diwujudkan oleh karyawan jika tugas pokok dan fungsinya jelas dan terukur. Ada beberapa aspek yang mampu memicu peningkatan kinerja karyawan adalah:. a. Pekerjaan Hal ini menyangkut jenis pekerjaan, bobot pekerjaan dan melibatkan keterampilan kemampuan individu dalam mengerjakan pekerjaan tersebut seorang merasa cocok dengan pekerjaanya, biasanya akan menunujukan kinerja yang baik. Sebaliknya, bila tidak merasa cocok dengan pekerjaannya besar kemungkinan akan menunujukan kinerja yang tidak baik, dan bahkan akan menjadi kendala bagi yang lain dalam mewujudkan kinerja yang baik. b. Imbalan
21
Handoko, Kinerja dan Tingkat Emosioanal Karyawan.,h. 149
34
Imbalan kerja merupakan factor utama yang mendukung atau tidaknya perwujudan yang baik atau tidak baik. Sehingga banyak pihak manajemen dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan melakukan dengan cara meningkatkan kinerja karyawan melakukan dengan cara menaikan imbalan kerja karyawan atau member tambahan berupa bonus bagi karyawan.
c. Pimpinan Kinerja yang baik dan buruk dapat saja muncul karena adanya hubungan (interaksi) pimpinan dengan bawahan. Pimpinan yang arif dan bijak serta memberikan motivasi yang positif bagi karyawan, hal ini akan memacu kinerja yang positif bagi diri karyawan. d. Promosi Jabatan Kurang atau sedikitnya kesempatan jabatan sering dikaitkan dengan kinerja karyawan terhadap promosi jabatan ayang ada. Hal tersebut sering menjadi alas an mereka menunujukan kinerja yang baik.maupun tidak baik. e. Rekan-rekan kerja Karyawan yang baik kinerjanya akan menjadi tauladan bagi karyawan yang baik sebaliknya karyawan yang tidak baik kinerjanya, harus diingatkan karyawan lain agar baik kinerjanya. f. Aturan Hukum
35
Aturan hukum akan mempengaruhi kinerja karyawan. Karyawan akan bekerja dengan kinerja yang baik jika tugas pokok dan fungsinya ada dan jelas serta dituangkan dalam aturan hukum yang memikat semua pihak yang terkait. Tanpa ada aturan hukum kinerja yang baik akan sulit diarahkan dengan tujuan institusi atau organisasi.
g. Fasilitas pendukung Fasilitas pendukung akan mempengaruhi kinerja karyawan karena kinerja yang baik setidak-tidaknya banyak turut mempengaruhi atau tidaknya sarana dan prasarana fasilitas pendukung.22 Demikian beberapa pemicu yang menjadikan kinerja seseorang itu meningkat. Namun perlu dimengerti bahwa pemicu tersebut menjadi kurang berfungsi jika tidak ada factor lain yang mempengaruhi. Pelatihan dan training adalah factor yang penting yang mampu mempengaruhi seseorang dalam meningkatkan kinerja.
4. Indicator Kinerja Karyawan Indicator kinerja pada dasarnya mencangkup pemahaman diri tentang bidang pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsi, cara kerja, hasil kerja, hubungan dengan pimpinan, bawahan atau sesame rekan hubungan timbal
22
Aang Tebjanastita, Manjaemen Kepegawaian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992), h. 80
36
balik antara pemimpin dan bawahan, antar abawahan dan bawahan bisa disebut dengan istilah komunikasi vertical dan komunikasi horizontal. Komunikasi model ini secara garis besar disebut pula dengan komunikasi organisasi. Inilah yang akan diteliti lebih lanjut. Untuk
memahami
lebih
lanjut
tentang
kinerja
diantara
ahli
mengemukakan pendapatLateiner dan Leivine, mengemukakan bahwa inikator kinerja dapat dilihat dari:23 a. Ketentuan dan ketetapan waktu kerja, karyawan harus bekerja ditempat kerja selama jam kerja dan selesainya teratur dan benaa. b. Kepatuhan terhadap peraturan dan system kerja, peraturan dan system kerja, yang dibuat serta menjadipedoman kerja dipatuhi secara baik dan benar c. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang memuaskan, pekerjaan yang dilakukan kuantitas dan kualitasnya tinggi, sehingga memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan. d. Penyelesaian pekerjaan dengan semangat kerja yang baik, setiap karyawan idealnya harus dapat bekerja dengan penuh bertanggung jawab, bukan karena keterpaksaan atau takut terkena sangsi. e. Hubungan dan komunikasi yang efektif, kinerja yang baik tidak akan muncul tanpa adanya komunikasi yang efektif antara pemimpin dan staf.
23
Aang Tebjanastita, Manjaemen Kepegawaian, h. 22
37
f. Tanggung jawab terhadap asset perusahaan, asset perusahaan sebagai sarana prasarana pendukung kinerja haruslah dirawat dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Karyawan yang memiliki kinerja baik akan selalu
bertanggung
jawab
dengan
baik
menggunakan
dan
memanfaatkan asset perusahaan. g. Mampu memberi motivasi dan nilai tambah, kinerja yang baik akan menjadi motivasi dalam kerja dan dihargai sebagai suatu nilai tambahseorang karyawan.
5. Faktor-factor yang mempengaruhi kinerja karyawan Menurut Suparman, kinerja adalah suatu keadaan kerja pada diri maupun beberapa karyawan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja ini sangat mempengaruhi
keberhasilan
atau
kegagalan
dalam
bekerja
maupun
pencapaian tujuan lembaga tempat diri karyawan bekerja.24 Sedangkan menurut Mangkunegara, Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisasi pada dasarnya adalah.25 a. Faktor pegawai yaitu : kecerdasan, kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berfikir, persepsi dan sikap kerja, dedikasi serta tanggung jawab moral. b. Factor pekerjaan yaitu: jenis pekerjaan, struktur organisasi, jabatan, interaksi social, dan hubungan kerja. 24
Aang Tebjanastita, Manjaemen Kepegawaian, h. 24 Mangkunegara, Kinerja Karyawan dan Faktor Pendukungnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 71 25
38
Tokoh lain seperti Muhammad As’ad mengemukakan pendapat tentang faktor yang memimbulkan bisa baik maupun buruk. Adapun factor-faktor tersebut adalah:26 a. Faktor hubungan antara karyawan, antar manajer dengan karyawan, hubungan social antata karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja. b. Faktor individu misalnya sikap orang terhadap pekerjaan, umur orang sewaktu bekerjadan jenis kelamin. c. Faktor-faktor luar misalnya rekreasi dan pendidikan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah hubungan interpersonal, gaji, umur, sikap terhadap pekerjaan, pendidikan, pelatihan-pelatihan, Training, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, mengembangkan karir, jenis kelamin, aturan tugas pokok dan fungsi, sarana dan prasarana pendukung dan juga sikap pemimpin yang arif dan bijaksana. Factor pelatihan dan training inilah yang akan menjadi topik dalam penelitian skripsi ini.
26
Muhammad As’ad, Kinerjasebagai media meningkatkan Derajat Manusia dalam Konteks Industrialisasi, (Bandung: Ganesa, 1991), h. 40
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik. Karenanya dalam penelitian kuantitatif pengukuran
terhadap
gejala
yang
diminati
menjadi
penting,
sehingga
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.27Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai 27
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.184
40
alat pengukuran data yang pokok.28 Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian.29
B. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah orang yang dapat memberikan informasi. Mereka yang terdiri dari kepala kepegawaian dan karyawan 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai Mei 2011, dengan jadwal penelitian sebagai berikut:
No
Kegiatan
1.
Pengajuan proposal
2.
Bab 1-2
Februari
Maret
April
Mei
X X
28 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995), Cet ke-2, h.3 29 J. Vrendenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980), h.34
41
3
Bab 3
X
4
Wawancara dan Mengolah data
X
5
Bab 4-5
X
.Adapun Tempat penelitian Skripsi ini akan dilaksanakan di UIN Jakarta Syarif Hidayatullah Jl. Ir. Junda no. 95 Ciputat Tangerang Selatan Banten 15412.
C. Metode Penentuan Sampel Metode penentuaan sampel dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan sebagai berikut : 1.
Populasi Populasi merupakan kumpulan unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian, populasi dapat berupa lembaga, kelompok, atau konsepkonsep.30 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengikuti kegiatan training ESQ sebanyak 100 orang.
2.
Sampel
30
h. 149
Manase Malo, dkk., Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Universitas Terbuka,1997),
42
Sampel adalah sebagian wakil populasi yang dipilih.31 Untuk mendapatkan sampel yang representative maka digunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel didasarkan atas cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai kaitan erat dengan cirri atau sifat populasi.32 Yaitu karyawan UIN yang telah mengikuti Training ESQ dan dalam penelitian ini jumlah sampel sebanyak 30 responden.
D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat variable sebagai berikut: a. Variable Bebas (independent variable) adalah Training ESQ di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Variable Terikat (dependent variable) adalah kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.33 a. Variable Bebas 1) Pelaksanaan Training ESQ adalah
sebuah metode berupa
Training SDM yang dibuat untuk para peserta training dalam membina kinerja sehingga memberikan hasil yang baik.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Bina Aksara, 1985), h. 104 32 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), jilid I, H. 82 33 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, h.46
43
Indikator; e) Adanya para peserta training f) Adanya materi training g) Antusiasme atau ketertarikan para peserta training h) Kebutuhan para peserta dalam mengisi jiwa spritualnya i) Pemahaman dan pengetahuan para peserta training j) Feedback atau pengaruh terhadap para peserta training k) Adanya peningkatan dalam pengamalan dalam 7 nilai dasar budi utama (Tanggung Jawab, visioner, Kerja sama, Disiplin, Jujur, Adil dan Peduli)
b. Variable Terikat Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab. Indikator: a) Adanya pengaruh untuk bekerja lebih giat b) Adanya pengaruh untuk meningkatkan kualitas kerja c) Adanya pengaruh untuk memberikan pelayanan yang terbaik d) Adanya pengaruh dalam meningkatkan komunikasi kerja e) Adanya
perasaan
berkembang F. Teknik Pengumpulan Data
berhasil
dan
kesadaran untuk ingin
44
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder yaitu : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian,34 antara lain : 1) Angket, sebagai alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk dijawab responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu jawaban yang telah tersedia. 2) Wawancara, sebuah proses memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai. Penulis melakukan wawancara dengan panitia pelaksanaan training ESQ dan dengan Ketua Kepegawaian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang terdapat dalam buku dan literatur yang berkaitan dengan judul peneliti, seperti buku, internet, brosur, serta catatan yang berkaitan dengan penelitian ini.
G. Uji Instrumen 1.
Uji Validitas Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas instrumen penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam 34
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), Cet. ke-4, h.120
45
instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik.35 Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release.
2.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan. Pada uji instrumen ini peneliti menggunakan Realibility Analysis dengan metode Cronbach Alpha dan menggunakan Software SPSS 17.0 for Windows Release. Dengan metode ini, koefisien keandalan alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
α= Keterangan :
35
α
: Koefisien keandalan alat ukur
K
: Jumlah Variabel
R
: Koefisien rata-rata koefisien antar variabel
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h.97
46
H. Metode Analisis Data Dalam menganalisa hasil penelitian, metode yang digunakan adalah metode Kuantitatif Deskriptif yaitu menggambarkan dan menjelaskan obyek penelitian. metode analisis kuantitatif ini yang akan penulis gunakan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan dengan skala likert mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala. Tabel 1 Skala Likert Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Netral (N)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
1
2
3
4
5
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala
1-5,
dengan
dimensi
yang
tercermin
dalam
daftar
pertanyaan
memungkinkan nasabah (responden) mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam strategi bauran pemasaran tabungan muamalat yang mereka terima. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalannya dibandingkan dengan dua tingkatan “ya” atau “tidak”. Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam tabel dianalisis berdasarkan variabel
47
pengaruh training ESQ (materi, pemahaman) yang selanjutnya dapat dilihat pengaruhnya terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. UjiRegresi Linear Berganda Regresi linear berganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan yang ada diantara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun, persamaan umum regresi linear berganda adalah:36
Y=
Keterangan
:
Y : Variabel dependen (kinerja karyawan) α : Konstanta :Koefisien regresi parsial variabel materi;
=koefisien regresi parsial
variabel pemahaman;. : variabel materi ,
= variabel pemahaman
2. Uji Koefisien Determinasi 36
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 1999), h.43
48
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R Square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square dikatakan cukup tinggi dengan nilai di atas 0,5.37
3. Uji F-test (Simultan) Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1 % sampai dengan 10 %. Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha). Sebagai berikut : a. Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan. b. Ha: βo ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh training ESQ terhadap kinerja karyawan. 37
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 1999), h.50-51
49
Jika sig F > 0,1 mka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig F < 0,1 artinya terdapat pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4. Uji T-test (Parsial) T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen.38 Adapun nilai taraf signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%. Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha). Sebagai berikut : a) Variabel Materi ( ) Ho : βo = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel materiterhadap kinerja karyawan.
Ha: βo ≠ 0
pengaruh
Terdapat
yang
signifikan
antara
variabel
materiterhadap kinerja karyawan. b) Variabel Pemahaman ( Ho : βo = 0
)
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pemahamanterhadap terhadap kinerja karyawan.
38
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, h.54
50
Ha: βo ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel terhadap kinerja karyawan.
Jika sig t > 0,1 maka artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t < 0,1 artinya terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
I. Hipotesis Penelitian Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternative (Ha).39 Adapun hipotesis penelitian penelitian ini adalah : Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Training ESQ terhadap kinerja karyawan Ha: βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Training ESQ terhadap kinerja karyawan
39
Singgih Santoso, SPSS : Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: Penerbit PPM, 2002), Cet ke-2, h.22-23
51
BAB IV GAMBARAN UMUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah Singkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1. Periode Perintisan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda. 40
40
Pedoman Akademik, Tahun Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009, h. 1
52
Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokohtokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris. 41 Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1)
41
Pedoman Akademik, Tahun 2009 Universitas Islam Negeri, h. 3
53
Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan. Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan—sesuai dengan namanya—bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari’ah) dan Jurusan Dakwah. Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama
54
perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an. 2. Periode ADIA (1957-1960) Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun. ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah
55
Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan. Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum. 3. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963) Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut
perluasan
dan
penambahan,
baik
dari
segi
kapasitas
kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk
56
memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah alHukumiyah. IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta. 4. Periode IAIN With Wider Mandate IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pembangunan
sosial-keagamaan.
Sebagai
upaya
untuk
mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih
57
memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas AlAzhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya. Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial
58
Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002) Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan
tiang
pertama
pembangunan
Kampus
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada
59
Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.42
B. Visi dan Misi 1. Visi Berdaya saing tinggi dan terdepan dalam mengembangkan dan mengiingitegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusiaan, dan keindonesiaan. 2. Misi a. Menghasilkan serjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global b. Meningkatkan
kualitas
penyelenggraraan
pendidikan
untuk
mengembangkan dan mengiitegrasikan aspek keilmuan, keislam, keilmuan dan keindonesiaan. c. Meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian yang bermanfaat bagi kepentingan keilmuan dan kemasyarakat. d. Membangun good university governanve dan manajemen yang prtofesional dalam mengelola sumber daya perguruan sehingga
42
http://www.uinjkt.ac.id
60
menghasilkan pelayanan proma kepada civitas akademika dan masyarakat. e. Membangun kepercayaan dan mengembangkan kerja sama dengan lembaga nasional, regional, maupun intrernasional.
C. Tujuan a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik atau
propesional yang dapat
menerapkan
mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, baik bidang keagamaan social, maupun sains dan teknologi. b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, social dan sains dan teknologi serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. D. Stuktur Organisasi Susunan Organisasi UIN Syarif hidayatullah Jakarta, sesuai dengan Keputusan menteri Agama Republik Indonesia No. 414 Tahun 2002, adalah dipimpin oleh Rektor yang dipilih oleh Senat universitas selain itu juga diangkat dan dilantik dilantik oleh Menteri Agama RI. Secara interval, Rektor didampingi oleh Senat Universitas dan Dewan Penyantun, masing-masing berfungsi
61
diantaranya: Dewan Penyantun memberi saran atau bantuan bagi pengembangan dan kemajuan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sementara Senat Universitas berfungsi sebagai unit yang melakukan perumusan kebijakan akademik dan pengembangan UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. Dibawah Rektor terdapat para pembantu Rektor terdiri dari pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Kerja Sama dan Kelembagaan. Masing-masing bertugas untuk membantu Rektor sesuai dengan bidangnya. Sementara itu Rektor juga didukung oleh kepala Biro yang menangani hal-hal yang lebih teknis, bertugas memberikan dukungan secara teknis tugas-tugas yang diemban oleh Rektor, Disamping para pembantu Rektor, Rektor juga dibantu oleh para Dekan dan Dekanat Sekolah Pasca Sarjana yang bertugas sebagai pelaksana akademik menjalankan tugas pokok dan fungsi UIN yang berada dibawah Rektor. Merupakan pendukung yang membantu Rektor adalah juga termasuk Lembaga Penelitian, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, Pepustakaan, Pusat Bahasa dan Budaya. Lembaga penelitian adalah unsur pelaksana yang mekaksanakan sebagian tugas UIN Syarif Hidayatullah di Bidang Penelitian, sementara Lembaga pengabdian Kepada Masyarakat adalah unsur pelaksana yang melaksanakan sebagian tugas UIN dibidang Pengabdian pada masyarakat. Adapun Perpustakaan dan Pusat Bahasa dan Budaya ada unit pelaksanan teknis dibidang Pengembangan Bahasa dan Budaya. Untuk lebih jelasnya, sturuktur organisasi
62
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Penulis
uraikan
pada
lampiran-
lampiaran.Adapun daftar personalia Pejabat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
Tabel 2. Daftar Pejabat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No
Jabatan
Nama
Pangkat
1
Rektor
Prof. Dr. Komaruddin Hidayat
2
Purek I
Prof. Dr. H. Moh. Matsna, HS, MA Pembina
Gol
Pembina Utama
Jabatan Akademik
IV/e
Guru Besar/Rektor
Utama
IV/d
Guru Besar/ Purek I
Utama
IV/d
Guru Besar/ Purek II
Madya 3
Purek II
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA
Pembina Madya
4
Purek III
Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA
Pembina Tk. 1
IV/b
Lektor Kepala/Purek III
5
Purek IV
Dr. Jamhari, MA
Penata
IIIc
Lektor/Purek IV
6
Dekan FSH
Prof. Dr. H. M. Amin, SH, MA,MM Pembina Utama
IV/e
Guru Besar/Dekan
7
Dekan FDI
Prof. Dr. H. Abuddin, MA
Pembina Utama
IV/e
Guru Besar/Dekan
8
Dekan FITK Prof. Dr. Dede Rosyada
Pembina Utama
IV/e
Guru Besar/Dekan
63
9
Dekan FUF
10
Prof. Dr. H. Zainun Kamalidin, MA
Pembina Utama Madya
IV/e
Guru Besar/Dekan
Dekan FEIS Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Pembina Utama Madya
IV/c
Guru Besar/Dekan
11
Dekan FISIP Prof. Dr. Bahtiar Effendy
Pembina Tk. I
IV/b
Guru Besar /Dekan
12
Dekan FAH Dr. Abd. Wahid Hasyim, M..Ag
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Dekan
13
Dekan SAINTEK
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Dekan
14
Dekan FDK Dr. Arief Subhan, M.Ag
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Dekan
15
Dekan FPS. Jahja Umar, Ph. D
Pembina Utama
IV/e
Lektor/Dekan
16
Pudek
Drs. H. Achmad Gholib, M.Ag
Pembina Utama Madya
IV/c
Lektor Kepala/Pudek
17
Pudek
Muhbib Abd. Wahab, M.Ag
Penata Tk. I
III/d
Lektor/Pudek
18
Pudek
Dra. Hermawati, MA
Pembina Tk. I
IV/b
Lektor Kepala/Pudek
19
Pudek
Drs. Mahmud Jalal, MA
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Pudek
20
Pudek
Drs. Fadila Suralaga, M.Si
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Pudek
21
Pudek
Dr. Hamid Nasuki, M.Ag
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Pudek
22
Pudek
Dr. Abdullah, M.Ag
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Pudek
23
Pudek
Dr. Jaenal Arifinn, M.Ag
Pembina
IV/a
Lektor Kepala/Pudek
24
Pudek
Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si
Pembina Tk. I
IV/b
Lektor/Pudek
25
Pudek
Drs. Study Rizal LK, M.Ag
Penata Tk. I
III/d
Lektor/Pudek
26
Pudek
Dr. H. Ahmad Mukri Aji, MA
Penata Tk. I
III/d
Lektor/Pudek
27
Pudek
Bambang Suryadi, Ph. D
Penata Tk. I
III/d
Lektor/Pudek
28
Pudek
Dr. Usman Syihab, MA
Penata Tk. I
III/d
Lektor/Pudek
29
Pudek
Dra. Faridah, M. Pd
Penata
III/c
Lektor/Pudek
Dr. Syopiansyah Jayapura, M.Sis
64
30
Pudek
Dr. Agus Salim, S.Ag, M. Si
Penata
III/c
Lektor/Pudek
31
Pudek
Idris Thaha, M. Si
Penata
III/c
Lektor/Pudek
32
Pudek
Hamka Hasan, Lc, MA
Penata
III/c
Lektor/Pudek
33
Pudek
Ir. Mudatsir, MM
Penata
III/c
Lektor/Pudek
34
Pudek
Drs. M. Tabah Rosyadi, MA
Penata
III/c
Lektor/Pudek
35
Direktur SPS Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA
Pembina Utama Madya
IV/b
Guru Besar/ Dir. PASCA
36
Asdir I
Prof. Dr. Suwito, MA
Pembina Utama
IV/e
Guru Besar/ Asdir I
37
Asdir II
Prof. Dr. Hj. Amany B. Umar Lubis,
Pembina Tk. I
IV/b
Guru Besar/ Asdir II
Penata Tk. I
III/d
Lektor Kepala/Asdir III
Pembina Utama Madya
IV/d
Kepala Biro AUK
Pembina Utama Madya
IV/d
Kepala Biro AAK
Pembina Utama Madya
IV/c
Kepala Biro PKSI
MA 38
Asdir III
Dr. Yusuf Rahman, MA
39
Kepala Biro Drs. H. Abd. Shomad, MA AUK
40
Kepala Biro Dr. H. Sumuran Harapan, S.h., AAK
41
M.Ag., M.M., M.H., M.Si
Kepala Biro Drs. Hamid Sholihin PKSI
Sumber: Data Kepegawaian pada Bagian Kesejahteraan Pegawaian UIN Syarif Hidayatulah.
65
BAB V HASIL PENEITIAN
A. Pengolahan Uji Instrumen Dalam mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner kepada para karyawan yang telah mengukuti training ESQ sebanyak 30 responden yang dianggap dapat mewakili. Berdasarkan pengujian reliabilitas uji instrumen keseluruhan dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows diperoleh bahwa nilai reliabilitas uji instrumen sebesar 0.889 (lihat lampiran 2). Nilai tersebut menunjukan tingkat keandalan alat ukur yang baik. Dengan kata lain uji terhadap 30 responden dengan memberikan 28 butir pertanyaan secara keseluruhan dianggap valid dan reliabel.
B. Hasil Dan Pembahasan
66
1. Deskripsi Data Responden Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan responden adalah karyawan UIN Syarif Hidayatullah sebanyak 30 orang karyawan yang aktif dalam kegiatan training ESQ. Sebelumya dari 30 angket yang tersebar, penulis mendapatkan referensi mengenai identitas responden yang penilis klarifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, identitas responden berdasarkan jenis kelamin, identitas responden berdasarkan perbedaan usia, identitas responden tingkat pendidikan. Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table dibawah ini. 57
Tabel 3. Data Responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Nilai/Jumlah
Prosentase (%)
Laki-laki
15
50
Perempuan
15
50
Jumlah
30
100
Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa identitas responden berdasarkan jenis kelamin jumlahnya adalah sama dan seimbang. Adapun identitas responden berdasarkan perbedaan usia dapat terlihat pada table 4 berikut: Tabel 4. Karakteritis Responden berdasarkan usia
67
Prosentase
Usia
Nilai/Jumlah
20-25
4
13
26-30
4
13
31-35
2
7
36-40
6
20
≥ 40
14
47
Jumlah
30
100
Berdasarkan table 4 dapat diketahui bahwa identitas responden yang berusia 20-30 tahun berjumlah 8 orang (26%), responden yang berusia 3140 tahun berjumlah 8 orang (27%), sedangkan responden yang berusia diatas 40 tahun berjumlah 14 orang (47%). Berdasarkan Tabel 4 responden yang berusia lebih dari 40 tahun merupakan karyawam terbanyak dalam mengikuti kegiatan training ESQ. hal tersebut mengartikan bahwa mereka yang berusia lebih diatas 40 tahun lebih dominan dan tertarik dengan training ESQ secara lebih agar bisa meningkatkan kinerja bagi dirinya sendiri. Adapun identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Data responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan
Nilai/Jumlah
Prosentase (%)
SMA
11
37
Diplomasi/Akademik
1
3
68
S1
14
47
S2-S3
4
13
Jumlah
30
100
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa identitas responden dengan tingkat pendidkan SMA sebanyak 11 orang (37%), sementara tingkat pendidikan Diploma hanya 1 orang (3%), responden dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 14 orang (47%), dan responden dengan tinfkat pendidikan S2-S3 sebanyak 4 orang (13%). Berdasarkan table 3 menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan S1 lebih banyak yang mengikuti kegiatan pelaksanaan training ESQ.
2. Deskripsi Kuisioner Penelitian Berdasasrkan hasil penelitian
yang telah diolah maka diperoleh data
responden sebagai berikut: a. Kegiatan Pelaksanaan Training ESQ 1. Pemahaman Tabel 6. Respon Karyawan UIN Terhadap Variabel Pemahaman No
PERTANYAAN
SS
S
N
1.
Kegiatan pelaksanaan Training ESQ di
14
16
0
UIN Syarif Hidayatullah untuk para mahasiswa dan para staf (kayawan) merupakan kegiatan yang positif yang
TS STS 0
0
SKOR
RANGKING
134
2
69
sarat akan manfaat
2.
Saya
sangat
semangat
mengikuti
4
15
11
0
0
113
5
12
18
0
0
0
132
3
6
13
10
1
0
144
1
4
23
3
0
0
98
6
3
22
5
0
0
118
4
kegiatan Training ESQ dan akan terus mengikuti training lanjutan. 3.
Training ESQ memberikan pencerahan kecerdasan emosi, intelektual dan spiritual.
4.
Training
ESQ
mempengaruhi
perubahan yang sangat
signifikan
dalam kehidupan saya. 5.
Setelah
mengikuti
pengetahuan
tentang
training
ESQ
agama
saya
bertambah. 6.
Pemahaman yang saya dapatkan dari training ESQ mempengaruhi sikap dan perilaku dalam keseharian saya.
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa respon karyawan UIN Syarif Hidatayullah Jakarta terhadap variable pemahaman dalam training ESQ yang menempati rangking pertama adalah bahwa training ESQ dapat mempengaruhi perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan. Hal tersebut menunjukan bahwa kegiatan training ESQ bisa mempengaruhi kehidupan secara signifikan melalui pemahaman yang didapatkan. Karyawan merasa setelah mengikuti kegiatan training ESQ kehidupan mereka berubah. Sedangkan respon karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap variable pemahaman yang menempati rangking terakhir adalah menerangkan bahwa kegiatan training ESQ
70
tidak/kurang menambah pengetahuan tentang agama.
Hal ini di duga para
karyawan merasa bahwa pengetahuan tentang agama sudah mereka dapatkan sebelum mengikuti kegiatan training ESQ dan training ESQ memang bukan training agama melainkan training SDM yang bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia.
2. 7 nilai dasar Tabel 7. Respon Karyawan UIN Terhadap Variabel 7 nilaidasar
No.
Pertanyaan
7
Training
SS ESQ
membuat
saya
lebih 4
S
N
TS
STS SKOR RANGKING
19
7
0
0
117
4
18
11
0
0
110
7
16
3
1
0
125
1
19
5
0
0
121
2
19
5
1
0
116
5
19
8
0
0
115
6
17
7
0
0
119
3
bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya 8.
Training ESQ membuat saya memiliki 1 target jangka panjang dalam pekerjaan saya
9.
Setelah mengikuti Training ESQ saya 10 menganggap
bahwa
bekerja
sama
merupakan suatu keharusan dalam bekerja. 10.
Saya bekerja sesuai dengan peraturan yang 6 berlaku dan tetap waktu
11.
Setelah mengikuti Training ESQ saya 5 merasa lebih jujur dalam bekerja.
12
Setelah mengikuti Training ESQ saya lebih 3 adil dalam bekerja
13.
Setelah mengikuti Training ESQ saya lebih 6
71
peduli terhadap sesama
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa responden Karyawan terhadap variable 7 nilai dasar dalam training ESQ yang menempati rangking pertama adalah bekerja sama, para karyawan menganggap bahwa setelah mengikuti kegiatan training ESQ mereka lebih meningkatkan kerja sama di dalam bekerja dan menganggap bekerja sama merupakan suatu keharusan. Sedangkan respon Karyawan terhadapvariable 7 nilai dasar dalam training ESQ yang mendapat rangking paling rendah adalah visioner atau memiliki target jangka panjang dalam bekerja, hal ini menunjukan bahwa para kayawan merasa setelah mengikuti kegiatan training ESQ nilai visioner atau memiliki target jangka panjang tidak terlalu berpengaruh dalam bekerja.
b. Kinerja Karyawan Tabel 8 Respon Karyawan UIN terhadap Variabel Kinerja No. 1.
Pertanyaan
SS
Training ESQ berpengaruh terhadap 7
S
N
TS
STS SKOR RANGKING
15
8
0
0
119
6
24
2
0
0
122
4
20
5
0
0
120
5
21
3
1
0
115
8
kinerja dan lebih giat dalam bekerja 2.
Hubungan
saya
dengan
sasama 4
karyawan lainnya bertambah baik 3.
Saya lebih meningkatkan kualitas 5 kerja
serta
mengembangkan
keterampilan diri 4.
Pembagian
tugas
saya
diberikan 5
72
secara adil sesuai dengan wewenang, fungsi dan kewajiban 5.
Saya
bekerja secara inovatif dan 3
23
4
0
0
119
6
15
2
1
0
128
2
16
2
0
0
130
1
20
4
0
0
122
4
23
3
1
0
95
11
22
5
0
0
115
8
22
6
0
0
116
7
9
16
1
0
106
10
10
15
1
0
107
9
kreatif 6.
Saya memberikan pelayanan yang 12 terbaik kepada yang membutuhkan bantuan
7.
Adanya
keterbukaan
komunikasi 12
membuat kinerja saya menjadi lebih baik 8.
Menurut
saya
efektif
komunikasi
dengan
membujuk
bertanya
daripada
lebih 6 atau
memberitahu
atau menuntut 9.
Saya menjadi lebih terbuka dalam 3 menyampaikan informasi
10
Saya menjadi lebih suka mendengar 3 empatik dan memberi respons penuh pengertian
atas
pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan kepada saya. 11.
Saya
mampu
instruksi
dan
menerjemahkan 2 kebijakan
yang
disampaikan oleh pimpinan. 12.
Saya
cenderung
pengawasan
internal,
menyukai 4 memandang
atasan saya lebih bijaksana daripada saya. 13.
Saya cenderung lebih melibatkan 4 bawahan
dalam
pengambilan
73
keptusan dalam bekerja. 14.
Saya
cenderung
mengabaikan 1
7
14
6
2
89
12
23
2
0
0
123
3
komentar kritis yang bersifat ekstrim dalam interaksi. Keyakinan dan kepercayaan yang 5 15.
diberikan
kepada
mempengaruhi
saya
keberhasilan
sangat saya
dalam bekerja
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa respon karyawan UIN terhadap variable kinerja karyawan dalam meningkatkan komunikasi kerja yang menempati rangking pertama adalah adanya keterbukaan komunikasi membuat kinerja menjadi lebih baik. Hal tersebut menunujukan bahwa setelah mengikuti kegiatan training ESQ adanya keterbukaan komunikasi yang membuat kinerja mereka menjadi menjadi lebih baik. Kemudian yang menempati rangking kedua adalah memberikan pelayanan terbaik kepada yang membutuhkan bantuan. Hal ini menunjukan setelah mengikuti kegiatan training ESQ para karyawan memberikan pelayanan yang terbaik kepada yang membutuhkan bantuan. Dan selanjtnya yang menempati rangking ketiga adalah adaynya keyakinan dan kepercayaan yang diberikan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam bekerja. Hal ini menunjukan setelah mengikuti kegiatan training ESQ para karyawan memiliki keyakinan dan kepercayaan yang dapat mempengatuhi keberhasilan mereka dalam bekerja. Sedangkan respon karyawan terhadap variable kinerja dalam meningkatkan komunikasi yang menempati ragking terakhir adalah adalah karyawan cenderung mengabaikan komentar kritis yang bersifat ektrim dalam interaksi. Hal tersebut
74
menujunkan bahwa setelah mengikuti kegiatan training para karyawan tidak mengabaikan komentar kritis yang bersifat ektrim, tetapi menerimanya sebagai bahan masukan yang membangun dalam berkinerja. C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Regresi Linear Berganda Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows, maka didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 9 a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
2
B
Std. Error
(Constant)
20.628
6.342
Variabel X1
1.092
.259
(Constant)
14.172
5.261
Variabel X1
.289
.281
Variabel X2
1.100
.263
Coefficients t
Beta
Sig. 3.253
.003
4.209
.000
2.694
.012
.165
1.028
.313
.671
4.184
.000
.623
a. Dependent Variable: Variabel Y
Dari tabel 9 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
75
+ 1.00
Y=14.172+0.289
Dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien arah regresi antara variable pemahaman dan 7 nilai dasar menyatakan adanya pengaruh positif pemahaman ( ) mempunyai pengatuh
terhadap kinerja karyawan. Variable
positif terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefosien regresi sebesar 0.289 %. Variable 7 nilai dasar budi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, dengan nilai koefisien regresi sebesar 1.00 %. Hal ini menunjukan bahwa koefisien regresi antara variable pamahaman dan 7 nilai budi utama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
2. Uji Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan software SPSS 17.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 10 Model Summary Change Statistics
Model
R
1
.623
2
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
a
.388
.366
3.34907
.388
17.719
1
28
.000
b
.628
.601
2.65630
.241
17.510
1
27
.000
.793
a. Predictors: (Constant), Variabel X1 b. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2
76
Tabel 10 menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi
(R Square)
sebesar 0.388 dan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjused R Square) sebesar 0.366 artinya bahwa Training ESQ (pemahaman dan 7 nilai dasar) berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 37,0 % sedangkan sisanya sebesar 63.0% dipengaruhi variabel lain diluar model yang digunakan oleh penulis. Hasil penelitian ini mendapatkan R= 0,628 menunjukan R hampir mendekati angka 1, artinya antara variabel Training ESQ (pamahaman dan 7 nilai dasar) terhadap kinerja mempunyai pengaruh.
3. Uji F-test (Simultan) Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan soware SPSS 17.0 for windows, maka didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 11 c
ANOVA Model 1
2
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
198.744
1
198.744
Residual
314.056
28
11.216
Total
512.800
29
Regression
322.291
2
161.145
Residual
190.509
27
7.056
Total
512.800
29
a. Predictors: (Constant), Variabel X1 b. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2
F
Sig. a
17.719
.000
22.838
.000
b
77
c
ANOVA Model 1
2
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
198.744
1
198.744
Residual
314.056
28
11.216
Total
512.800
29
Regression
322.291
2
161.145
Residual
190.509
27
7.056
Total
512.800
29
F
Sig. a
17.719
.000
22.838
.000
b
a. Predictors: (Constant), Variabel X1 b. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2 c. Dependent Variable: Variabel Y
Pada tabel 11 menunjukan bahwa nilai signifikannya sebesar 0.00 dimana angka tersebut lebih kecil 0.1 ini berarti variabel bebas (pemahaman dan 7 nilai dasar) secara bersama-sama berpengaruh positif secara signifikan terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Hal ini menunjukan bahwa variabel bebas (pemahaman dan 7 nilai dasar) berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 4. Uji T-test (Parsial) Berdasarkan hasil uji t-test dilihat pada tabel 11 dapat dijelaskan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut:
a.
Variabel (Pemahaman)
78
Berdasarkan nilai signifikannya sebesar 0.313 dimana angka tersebut menunjukkan bahwa variabel
berpengaruh positif tetapi tidak secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
b.
Variabel (7 nilai dasar) Berdasarkan nilai signifikannya sebesar 0,000 dimana angka tersebut menunjukkan bahwa variabel
berpengaruh positif secara signifikan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa hanya variabel 7 nilai dasar berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan variabel pemahaman materi berpengaruh positif tetapi tidak secara signifikan terhadap kinerja karyawan.
79
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap kegiatan pelaksanaan training ESQ untuk karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dapat diperoleh kesimpulan, sebagai berikut: 1. Besarnya pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 37 %. Hal ini terbukti dari nilai determinasi. Artinya bahwa besarnya pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar 37%. 2. Pelaksanaan training ESQ memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal ini terbukti dari nilai koefisiensi korelasi sebesar 0.628 artinya bahwa hubungan kedua variabel sangat kuat dan memiliki korelasi positif yang menunjukan bahwa hubungan searah. Artinya semakin sering mengadakan kegiatan training ESQ maka pengaruhnya terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan meningkat dan diperkuat dari uji t-test yang mengatakan pengaruh pelaksanaan training ESQ terhadap kinerja karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta signifikan. 3. Nilai-nilai
dalam training ESQ yang berpengaruh terhadap kinerja
karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang menempati urutan
70
80
pertama hingga terakhir adalah Bekerja sama, Disiplin, Peduli, Tanggung jawab, Jujur, Adil, Visioner. B. Saran Terpengaruhnya kinerja karyawan sangat baik terhadap kegiatan training ESQ yang di adakan oleh UIN Syarif Hidayatullah perlu ditingkatkan dan dipertahankan pengaruh tersebut, penulis,menyampaikan saran sebagai berikut: 1. Kegiatan pelaksanaan training ESQ yang diselenggarakan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dapat terus ditingkatkan dalam training ESQ lanjutan, karena kegiatan ini sangat bermanfaat sekali bagi karyawan UIN Syarif Hidayatullah, sehingga karyawan dapat terus meningkatkan kinerja dengan baik. 2. Teruskan perjuangan didalam menyelenggarakan berbagai kegiatan positif dan banyak akan manfaat, sehingga dapat menambah nilai-nilai positif kepada orang-orang yang mengikuti kegiatan tersebut, sehingga misi UIN Syarfif
Hidayatullah Jakarta
untuk
membangun
good
university
governance dan manajemen yang professional dalam menegelola sumber daya perguruan dan menghasilkan pelayanan prima kepada civitas akademik dan masyarakat akan tercapai.
81
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Michael, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta: PT Gramedia, 1999). Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (Bina Aksara, 1985). As’ad,Muhammad,Kinerja sebagai media meningkatkan Derajat Manusia dalam Konteks Industrialisasi, (Bandung: Ganesa, 1991). Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003). Ginanjar, Ary,Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual (Jakarta: PT. Arga menbangun Bangsa , 2002). Hadi, Sutrisno Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993). Handoko, Kinerja dan Tingkat Emosioanal Karyawan, (Surabaya: Eratam 1998). Hasibuan, Melayu, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka AlHusna, 1983).
82
Malo, Manase, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Universitas Terbuka,1997). Mangkunegara, Kinerja Karyawan dan Faktor Pendukungnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). Prasetyo,Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005). Santoso,Singgih,SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta; PT. Elex Media Komputindo, 1999). Singarimbun,Masri,Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1995). Suiparman, Atwi, Desain Instruksional, (Jakarta: UT, 2001). Tebjanastita,Aang,Manjaemen Kepegawaian, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992). The ESQ Way 165, Menuju Indonesia Emas (Jakarta: PT. Arga Bangun Bangsa). Uchjana,Onong,Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007). Uchjana, Onong,Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004). Vrendenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980). Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002). Yusup,Pamit,Komunukasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007).
a. Struktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Struktur Organisasi pada tingkat Fakultas (Tipe I)
………………………………………………………… Dekan Pembantu Dekan bidang Akademik
Senat Fakultas
Pembantu Dekan bidang Administrasi
Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan
Kabag TU
Kasubag Administrasi akademik Kemahasiswaan
Kajur/prodi/kon sentrasi
Laboratorium/studio
Kasubag Keuangan dan Kepegawaian
Kasubag Administrasi Umum
c. Struktur Organisasi pada Tingkat Fakultas (Tipe II)
Senat Fakultas
Dekan Pembantu Dekan bidang Akademik
Pembantu Dekan bidang Adm Umum
Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan
Kabag TU
Kasubag Administrasi Kemahasiswaan
Jurusan/Prodi
Laboratorium/studio
Kasubag Umum
d. Struktur Organisasi Pada Biro Akademik dan Kemahasiswaan
Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Kepala bagian Akademik
Kepala bagian Kemhasiswaan
Kepala bagian Kerjasama
Kepala subag Pengembangan Mahasiswa
Kepala subag pengembangan Kerjasama
Kepala Subag Registrasi
Kepala Subag Administrasi Pendidikan
Kepala Subag Kesejahteraan Mahasiswa
Kepala Subag Adimistrasi Umum
Kepala Subag Adm. Perpustakaan
Kepala Subag Akreditasi
Kepala subag Adm Pengabdian Masyarakat
e. Struktur Organisasi pada biro Aministrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi
Kepala bagian Perencaan
Kepala Subag Penyusunan Program
Kepala bagian Keuangan dan IKIN
Kepala bagian Sistem Informasi
Kepala subag Keuangan
Kepala subag pengembangan system informasi
Kepala Subag evaluasi dan pelaporan Kepala Subag Kekayaan Negara
Kepala Subag Pengelolaan dan data dan informasi
Kepala Subag Adimistrasi Kepala subag pelayanan informasi dan Humas
f. Struktur Organisasi pada biro Administrasi Umum dan Kepegawaian
Kepala Biro Administrasi Umum & Kepegawaian
Kepala Bagian Umum
Kepala Bagian Ortala dan Kepegawaian
Kepala Subag Tata Usaha Kepala Subag Ortala dan perubahan Kepala Subag Rumah Tangga
Kepala Subag Adimistrasi Pusat Bahasa
Kepala Subag Administrasi Kepegawaian Kepala Subag Kesejahteraan Pegawai
Lampiran BERITA ACARA WAWANCARA Wawancara dengan salah satu karyawan yang telah mengikuti kegiatan Training ESQ UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nama Interviewer
: Nadia Nurfitria
Nama Interview
: Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA
Jabatan
: Pembantu Rektor II, Bidang Administrasi Umum
Waktu
: Jumat, 27 Mei 2011 Pukul 14.30
Tempat
: Ruang Purek II, Bidang Administrasi Umum
.
1. Apa yang melatarbelakangi diadakannya Training ESQ di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? JAWABAN : Untuk dapat meningkatkan kerja mereka agar lebih semangat dan memiliki motivasi yang kuat untk berprestasi dan juga memperkuat solidaritas dalam kerja tim.
2. Bagaiamana tanggapan Bapak mengenai kegiatan Training ESQ? JAWABAN : Training ESQ merupakan kegiatan yang positif, dalam arti training ESQ memberikan pengetahuan dan lebih kepada membangkitkan motivasi dalam bekerja, motivasi dalam beragama dan motivasi untuk berprestasi.
3. Apakah menurut Bapak Training ESQ bisa merubah seseorang? JAWABAN :Tidak Jaminan, Perlu waktu yang lama untuk bisa merubah sesorang, karena training ESQ hanya menghabiskan waktu 2-3 hari yang belum tentu bisa merubah sesorang, tetapi training ESQ menambah pengetahuan dan bisa merubah mainset, menurut saya masih banyak yang menjadi factor yang bisa merubah seseorang tidak hanya melalui training.
4. Apakah target pelaksanaan kegiatan Training ESQ di UIN Syarif Hidayatullah ini? JAWABAN :Untuk penyadaran akan adanya visi, misi dan tujuan bersama dalam mewujudkan visi dan misi yang besar ini.
5. Apa saja Program kegiatan yang diadakan oleh UIN Syarif Hidayatullah dalam mengembangkan kinerja Karyawannya? JAWABAN : masih ada program selain training ESQ, yaitu Workshop, konseling dan training-training lain untuk bias meningkatkan skill dan kemampuan mereka. 6. Bagaimana pengaruh kegiatan pelaksaan Training ESQ ini terhadap kinerja karyawan? JAWABAN :Tidak banyak, terbatas, saya tidak bisa menyimpulkan sejauhmana kegiatan training ESQ ini berpengaruh terhadap kinerja karyawan, karena saya belum pernah melakukan penelitian tentang hal ini.
7. Apakah yang Bapak harapkan dengan adanya pelaksanaan Training ESQ ini? JAWABAN : Saya mengharapkan training ESQ perlu adanya penyempunaan metode dan materi. Training ESQ sudah terkenal tapi perlu adanya improvisasi untuk para trainer dan tim kreatif dalam membina peserta trainingnya.
Interview
Interviewer
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, MA.
Nadia Nurfitria
LEMBAR ANGKET
Kepada YTh, Karyawan/I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DiTempat
Assalamu’alaikum Wr Wb. Salam sejahtera saya sampaikan semoga Saudara/I dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amien. Sehubungan dengan diadakannya penelitian yang selanjutnya disusun dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Training ESQ terhadap Kinerja Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Maka, Saya selaku Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengaharapkan bantuan Saudara/I untuk meluangkan waktunya guna mengisi angket ini. Saya mengharapkan kejujuran Saudara/I dalam mengisi angket ini, karena sangat membantu saya mendapatkan data yang akurat. Atas waktu dan kerjasama yang Saudara/I berikan, saya ucapkan banyak terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr Wb
Hormat saya
Nadia Nurfitria
I. Pada bagian ini, Saudara/I diminta untuk menuliskan informasi tentang diri Saudara/I.
1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
: (lingkari jawaban yang sesuai) a. Pria
3. Usia
b. wanita
: (lingkari jawaban yang sesuai) a. 20-25 Tahun
d. 36-40 Tahun
b. 26-30 Tahun
e. ≥ 40 Tahun
c. 31-35 Tahun
4. Pendidikan Terakhir : (lingkari jawaban yang sesuai) a. SMA
c. S1
b. Diploma/Akademi d. S2-S3
II. Berilah tanda
(√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang anda
rasakan.
Keterangan:
SS
= Sangan Setuju
TS
= Tidak Setuju
S
= Setuju
N
= Netral
STS
= Sangat Tidak Setuju
Terima kasih atas kesediaan anda mengisi kuisioner ini.
Jakarta,
(Nadia Nurfitria)
PERTANYAAN
Berdasarkan penglaman anda mengikuti kegiatan pelaksanaan Training ESQ di Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, setuju atau tidak setujukah anda dengan pertanyyan ini:
Pertanyaan tentang: Pengaruh 7 Nilai Budi utama dalam Training ESQ
No 1.
PERTANYAAN Kegiatan pelaksanaan Training ESQ di UIN Syarif Hidayatullah untuk para mahasiswa dan para staf (kayawan) merupakan kegiatan yang positif yang sarat akan manfaat
2.
Saya sangat semangat mengikuti kegiatan Training ESQ dan akan terus mengikuti training lanjutan.
3.
Training ESQ memberikan pencerahan kecerdasan emosi, intelektual dan spiritual.
SS
S
N
TS
STS
4.
Training perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan saya.
5.
Setelah mengikuti training ESQ pengetahuan tentang agama saya bertambah.
6.
Pemahaman yang saya dapatkan dari training ESQ mempengaruhi sikap dan perilaku dalam keseharian saya. Training ESQ membuat saya lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan saya Training ESQ membuat saya memiliki target jangka panjang dalam pekerjaan saya Setelah mengikuti Training ESQ bekerja sama merupakan suatu keharusan dalam bekerja. Saya bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tetap waktu Setelah mengikuti Training ESQ saya merasa lebih jujur dalam bekerja. Setelah mengikuti Training ESQ saya lebih adil dalam bekerja Setelah mengikuti Training ESQ saya lebih peduli terhadap sesama
7 8. 9. 10. 11. 12 13.
Pertanyaan tentang: Kinerja Karyawan dalam meningkatkan komunikasi kerja
No. 1.
Pertanyaan Training ESQ berpengaruh terhadap kinerja dan lebih giat dalam bekerja
2.
Hubungan saya dengan sasama karyawan lainnya bertambah baik
3.
Saya lebih meningkatkan kualitas kerja serta mengembangkan keterampilan diri Pembagian tugas saya diberikan secara adil sesuai dengan wewenang, fungsi dan kewajiban Saya bekerja secara inovatif dan kreatif
4. 5.
SS
S
N
TS
STS
6. 7. 8. 9. 10
11. 12. 13. 14. 15.
Saya memberikan pelayanan yang terbaik kepada yang membutuhkan bantuan Adanya keterbukaan komunikasi membuat kinerja saya menjadi lebih baik Menurut saya lebih efektif bertanya atau membujuk daripada memberitahu atau menuntut Saya menjadi lebih terbuka dalam menyampaikan informasi Saya menjadi lebih menjadi pendengar yang empatik dengan memberi respons penuh pengertian atas pertanyaanpertanyaan. Saya mampu menerangkam instruksi dan kebijakan Saya cenderung menyukai pengawasan internal memandang atsan saya lebih bujaksana daripada saya. Saya cenderung lebih melibatkan bawahan dalam pengambilan keptusan dalam bekerja. Saya cenderung mengabaikan komentar kritis dalam interaksi. Kepercayaan dan keyakinan yang diberikan kepada saya mempengaruhi keberhasilan saya dalam bekerja
OUTPUT SPSS 17.0 For Windows 1. Reliability Analysis Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
%
Reliability Statistics
30
100.0
0
.0
30
100.0
Cronbach's Alpha .889
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Item Statistics Mean
N of Items
Std. Deviation
N
VAR00001
4.4667
.50742
30
VAR00002
3.7667
.67891
30
VAR00003
4.3333
.54667
30
VAR00004
3.8333
.69893
30
VAR00005
4.0000
.58722
30
VAR00006
3.9333
.52083
30
VAR00007
3.9000
.60743
30
VAR00008
3.7333
.58329
30
VAR00009
4.2000
.76112
30
VAR00010
4.1000
.60743
30
VAR00011
3.9000
.71197
30
VAR00012
3.8000
.61026
30
VAR00013
3.9000
.75886
30
VAR00014
3.9667
.71840
30
VAR00015
4.0000
.45486
30
VAR00016
4.0000
.58722
30
VAR00017
3.9667
.61495
30
VAR00018
4.0333
.55605
30
VAR00019
4.3333
.60648
30
28
VAR00020
4.3000
.59596
30
VAR00021
4.0333
.61495
30
VAR00022
4.0000
.45486
30
VAR00023
3.8667
.50742
30
VAR00024
3.9000
.54772
30
VAR00025
3.5333
.73030
30
VAR00026
3.5667
.77385
30
VAR00027
2.9667
.92786
30
VAR00028
4.1333
.50742
30
Scale Statistics Mean
Variance
110.4667
Std. Deviation
77.982
8.83072
2. Regression
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Variabel Y
47.2000
4.20509
30
Variabel X1
24.3333
2.39732
30
Variabel X2
23.6333
2.56614
30
N of Items 28
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model
B
1
2
Coefficients
Std. Error
t
Beta
(Constant)
20.628
6.342
Variabel X1
1.092
.259
(Constant)
14.172
5.261
Variabel X1
.289
.281
Variabel X2
1.100
.263
Sig. 3.253
.003
4.209
.000
2.694
.012
.165
1.028
.313
.671
4.184
.000
.623
a. Dependent Variable: Variabel Y
Model Summary Change Statistics
Model
R
R Square
1
.623
2
.793
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
a
.388
.366
3.34907
.388
17.719
1
28
.000
b
.628
.601
2.65630
.241
17.510
1
27
.000
a. Predictors: (Constant), Variabel X1 b. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2
ANOVAc Model 1
2
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
198.744
1
198.744
Residual
314.056
28
11.216
Total
512.800
29
Regression
322.291
2
161.145
Residual
190.509
27
7.056
Total
512.800
29
a. Predictors: (Constant), Variabel X1 b. Predictors: (Constant), Variabel X1, Variabel X2 c. Dependent Variable: Variabel Y
F
Sig. a
17.719
.000
22.838
.000b