PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PETUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PADANG DALAM MENEGAKKAN PERATURAN DAERAH
Lidya Novenda Karta Program Pascasarjana Universitas Andalas
ABSTRAK Penelitian ini mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja petugas Satuan Polisi Pamong Praja dalam menegakkan Peraturan Daerah No 11 Tahun 2005. Penelitian ini dilatar belakangi adanya permasalahan motivasi kerja yang ditemukan misalnya kekurangan akan kebutuhan yang dialami oleh seseorang baik kebutuhan yang bersifat fisiologis (sandang, pangan, papan) maupun psikologis sosiologis (kenaikan jabatan, keamanan, perlakuan yang wajar, dan sebagainya). Sedangakan permasalahn kinerja yang penulis temukan berdasarkan data sekunder yang didapat misalnya masih banyak pelanggaran terhadap peraturan daerah diantaranya adalah Peraturan Daerah No 11 Tahun 2005 mengenai ketentraman dan ketertiban umum. Teori motivasi kerja yang digunakan adalah teori yang dikembangkan oleh Steers dan Braunstein (1976) dalam Mas’ud (2004) yang terdiri dari kebutuhan berprestasi, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan afiliasi. Kemudian teori kinerja yang digunakan adalah dari Bateman, Ferris dan Strasser Bernadin & Russel yang terdiri dari tiga dimensi kinerja kualitas kerja, kuantitas kerja, dan ketangguhan kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksplanasi dengan pendekatan kuantatif. Penulis melakukan pengumpulan data melalui studi kepustakaan dan studi lapangan, wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, observasi non-partisipan, dan penyebaran angket untuk analisis data. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah proportional cluster random sampling yaitu penarikan sampel secara acak berdasarkan klaster dan proporsional dengan jumlah responden sebanyak 79 responden. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja dengan kinerja digunakan regresi linear berganda. Dimana masing-masing dimensi kebutuhan berprestasi (X1), kebutuhan kekuasaan (X2) dan kebutuhan afiliasi (X3) masingmasing dicari pengaruhnya terhadap kinerja (Y). Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja petugas satuan polisi pamong praja kota Padang dalam penegakan Perda, sedangkan kebutuhan kekuasaan dan kebutuhan afiliasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja petugas satuan polisi pamong praja kota Padang dalam penegakan Perda. Adapun besarnya kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang adalah sebesar 71,5 %, sedangkan sisanya 28.5% ditentukan oleh variabel lain.
PENDAHULUAN
Razia Gabungan yang melibatkan dinas
Keamanan dan Ketertiban umum adalah
suatu
keadaan
dinamis
yang
instansi terkait. Saat ini Satuan Polisi Pamong
Praja
Kota
Padang
memiliki
memungkinkan pemerintah dan masyarakat
sebanyak 372 orang aparatur atau personil.
dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan
Mayoritas personil Sat Pol PP Kota Padang
aman, tertib dan teratur. Dimana Satuan
berstatus sebagai PNS yaitu sebanyak 250
Polisi Pamong Praja merupakan organisasi
orang (67,20%), kemudian diikuti dengan
yang sangat erat dengan masyarakat yang
status outshourcing sebanyak 102 orang
fungsi utamanya adalah menjaga ketertiban
(27,42%) dan NPD sebanyak 20 orang
umum
masyarakat
(5,38%). Sementara sarana dan prasarana
roda
yang tersedia untuk mendukung tugas pokok
dapat
dan fungsi Sat Pol PP Kota Padang terdiri
berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat
dari truk dalmas sebanyak 1 unit, bus roda
melakukan aktifitasnya dengan aman
enam 1 unit, mobil patrol 3 unit, kendaraan
dan
ketentraman
sehingga
penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pembangunan
Beranjak dari pemahaman diatas,
jabatan untuk kepala satuan, kepala tata
dalam rangka mewujudkan visi Kota Padang
usaha dan kasi trantib masing-masing 1 unit,
yaitu
“Terwujudnya
warga
kota
yang
kendaraan sepeda motor 11 unit, dan
dengan
adat
dan
pakaian PHH sebanyak 60 set (Sumber :
sebagai
nilai
keimanan
dan
berbudaya
tinggi
kebudayaan
minangkabau
dasar
utama
ketaqwaan
dengan yang
berkualitas
serta
Satpol PP Kota Padang, 2014) Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa
pengawasan
dan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
penertiban terhadap Perda Kota Padang
yang tinggi”, maka diterbitkan Peraturan
dilakukan oleh Satpol PP. Dengan demikian
Daerah (Perda) Kota Padang. Perda tersebut
maka keberhasilan implementasi Perda Kota
mengatur
dan
Padang sangat ditentukan oleh kinerja
ketenteraman warga kota Padang dalam
personil Sat Pol PP Kota Padang. Menurut
segala sendi kehidupannya.
Siagian (2002) kinerja pegawai adalah hasil
tentang
ketertiban
Pengawasan dan penertiban terhadap
kerja yang dapat dicapai oleh seorang
Perda Kota Padang tersebut dilakukan oleh
pegawai dalam suatu organisasi sesuai
Satuan
dengan
Polisi
Pamong
Praja
dimana
Walikota Padang dapat membentuk Tim
wewenang
masing-masing
dan
untuk
tanggungjawab
mencapai
tujuan
organisasi secara legal, tidak melanggar
tugas, beban kerja, dan target yang jelas
hukum yang sesuai moral dan etika.
jangankan kinerjanya baik, ia malah sering
kenaikan
jabatan,
keamanan,
perlakuan yang wajar, dan sebagainya).
mengalami pedoman
frustasi dalam
karena
tidak
melakukan
ada
pekerjaan.
Dalam implementasinya peraturan
Akibatnya pada saat-saat tertentu ia merasa
daerah tersebut belum berjalan efektif
beban kerjanya berlebihan (overload) dan
karena beberapa hal yaitu :
pada waktu yang lain ia merasa sebaliknya
1. Jumlah personil yang terbatas untuk
underload.
wilayah kerja kota padang yang luas dan untuk satu juta warga kota
METODE PENELITIAN
padang.
Penelitian
2. Sarana
prasarana
termasuk
jenis
tidak
penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang
memadai seperti truk atau mobil
menjawab pertanyaan tentang hubungan dan
razia yang jumlahnya hanya 2 buah.
pengaruh antara variabel bebas dan variabel
3. Kurangnya akan
kesadaran
hukum
peraturan
yang
ini
masyarakat
sehingga
daerah
banyak
tersebut
yang
dilanggar.
terikat. Adapun yang berperan sebagai variabel bebas adalah motivasi kerja dan komitmen
organisasi,
sedangkan
yang
berperan sebagai variabel terikat adalah
4. Sanksi yang tidak tegas baik untuk
kinerja petugas. Objek dan lokasi yang
warga yang melanggar dan untuk
dijadikan tempat penelitian ini adalah
pegawai yang melanggar aturan
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Padang
(Sumber : Satpol PP Kota Padang, 2014) Salah satu aspek penting dalam
dimana pemilihan objek dan lokasi tersebut didasarkan
atas
pertimbangan
diantaranya
kemudahan
berbagai
meningkatkan atau menjaga etos kerja para
faktor
dalam
pegawai/karyawan agar tetap gigih dan giat
memperoleh data baik data primer maupun
dalam bekerja guna meningkatkan kinerja
data skunder dalam pelaksanaan penelitian.
adalah dengan memberikan motivasi (daya
Adapun sampel nya adalah petugas
perangsang) supaya gairah bekerja tidak
satuan polisi pamong praja yang berjulah 79
menurun. Hal tersebut sangat diperlukan
orang diambil dengan teknik proportional
agar tujuan suatu organisasi dapat tercapai.
cluster random sampling.
Seseorang yang bekerja serabutan tanpa
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Motivasi
Kerja
kebutuhan berprestasi, kekuasaan,
Satuan
Polisi
dan afiliasi nya maka diharapkan
Pamong Praja Kota Padang
Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Secara umum motivasi kerja adalah
Padang terdorong untuk bekerja
dorongan dalam diri seseorang yang
sebaik-baiknya.
berupaya
1.1 kebutuhan berprestasi
memenuhi
individualnya kebutuhan
kebutuhan
yang
meliputi
berprestasi,
kebutuhan
berafiliasi dan kebutuhan berkuasa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan daya perangsang yang diberikan organisasi/institusi kepada pegawainya, baik berupa fisiologis
Motivasi berprestasi ini berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: 1) Kesungguhan
untuk
meningkatkan kinerja 2) Menikmati tantangan yang sulit dalam bekerja 3) Keinginan untuk mengetahui
(sandang, pangan, papan) maupun
kemajuan
psikologis
menyelesaikan tugas
sosiologis
(keamanan,
kenaikan jabatan, perlakuan yang wajar,
dsb)
yang
merupakan
pendorong agar setiap pegawai mau bekerja
melaksanakan
dengan
tugasnya
sebaik-baiknya
penuh
dalam
4) Menetapkan dan mencapau tujuan yang realitis 5) Kepuasan penyelesaikan
dalam tugas
menantang
tanggung jawab, sehingga kinerja
1.2 kebutuhan kekuasaan
pegawai akan menjadi lebih baik.
Motivasi
Berangkat
dari
pemahaman
ini,
sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat salah satunya
dalam
menegakkan
yang
kekuasaan
berkaitan
dengan hal-hal sebagai berikut: 1. Menikmati persaingan dan kemenangan 2. Menikmati tanggung jawab
peraturan daerah agar ketertiban dan
3. Bersifat terbuka
ketenteraman
4. Suka mempengaruhi orang
masyarakat
terwujud,
motivasi
diperlukan.
Lewat
motivasi
dengan
dapat sangat
lain
pemberian
5. Bekerja untuk mendapatkan
memperhatikan
lebih banyak kendali atas
peristiwa-peristiwa
Rata-rata indikator kualitas kerja
disekitarnya
adalah 3,15 dan TCR sebesar 78,75%. Hal ini dapat diartikan
1.3 kebutuhan afiliasi
bahwa kualitas kerja petugas
Motivasi afiliasi berkaitan dengan
satuan polisi pamong praja Kota
hal-hal sebagai berikut: 1)
Sering
Padang
berdisikusi
tentang
masalah-masalah
diluar
pekerjaan
dalam
peraturan
daerah
menegakan termasuk
kedalam kategori sedang 2.2 kuantitas kerja
2)
Ingin disukai orang lain
Kuantitas kerja meliputi keluaran
3)
Cendrung membangun hubungan
yang tidak hanya berupa tugas
yang erat dengan para rekan
rutin dan reguler tetapi juga
sekerja
tugas-tugas ekstra dan mendesak.
4)
5)
Menikmati
menjadi
bagian
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas
kelompok organisasi
dapat dilihat bahwa rata-rata
Lebih menikmati bekerjasama
indikator kuantitas kerja adalah
dengan
3,29 dan TCR sebesar 82,25%.
orang
lain
daripada
bekerja sendiri
Hal ini dapat diartikan bahwa kuantitas kerja petugas satuan
2. Kinerja
Petugas
Satuan
Polisi
polisi pamong praja Kota Padang
Pamong Praja Kota Padang
dalam
menegakan
peraturan
Kinerja petugas berperan sebagai
daerah
termasuk
kedalam
variabel terikat yang diukur dengan
kategori tinggi
menggunakan tiga dimensi yaitu
2.3 ketangguhan kerja
kualitas kerja, kuantitas kerja dan
Ketangguhan
ketangguhan kerja.
kedisiplinan, inisiatif, loyalitas
2.1 kualitas kerja
dan ketaatan pada peraturan yang
kerja
meliputi
Kualitas kerja meliputi ketepatan
telah ditetapkan. Ketangguhan
waktu, ketelitian, keterampilan,
kerja juga berkaitan dengan suatu
dan ketepatan sasaran.
tingkatan dimana suatu aktivitas pekerjaan dapat terpenuhi, atau
suatu
dapat
tidak akan mempengaruhi kinerja
dihasilkan dengan waktu yang
petugas satuan polisi pamong praja
tecepat dari standar waktu yang
kota
telah ditatapkan dan keduanya
peraturan daerah. Sehingga indikator
yaitu hasil kerja dan waktu yang
kebutuhan berprestasi tidak bisa
masih tersedia untuk aktivitas
dijadikan tolak ukur untuk kinerja
lain itu dapat dikoordinasikan.
satuan polisi pamong praja kota
Rata-rata indikator ketangguhan
padang dalam menegakkan peraturan
kerja adalah 3,28 dan TCR
daera ini.
sebesar 82,00%. Hal ini dapat
Berdasarkan
diartikan
hipotesis
kerja
hasil
pekerjaan
bahwa
ketangguhan
petugas
pamong
praja
satuan Kota
polisi Padang
Padang
dalam
penegakan
hasil
H2.2
pengujian
diketahui
bahwa
kebutuhan kekuasaan berpengaruh positif
dan
signifikan
terhadap
dalam
menegakan
peraturan
kinerja petugas satuan polisi pamong
daerah
termasuk
kedalam
praja kota Padang dalam penegakan
kategori tinggi.
peraturan daerah. Berdasarkan
3. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap
hipotesis
H2.3
Kinerja Petugas Polisi Pamong Praja
kebutuhan
Kota Padang
positif
Berdasarkan hipotesis
hasil
H2.1
pengujian
diketahui
kebutuhan
berprestasi
berpengaruh
signifikan
hasil
dan
pengujian
diketahui
afiliasi
bahwa
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja petugas satuan polisi pamong
bahwa
praja kota Padang dalam penegakan
tidak
Perda No 11 Tahun 2005. Temuan
terhadap
ini
memberikan
makna
bahwa
kinerja petugas satuan polisi pamong
apabila semakin tinggi kebutuhan
praja kota Padang dalam penegakan
afiliasi dalam diri petugas satuan
peraturan
ini
polisi pamong praja kota Padang,
memberikan makna bahwa tinggi
maka akan semakin tinggi kinerja
atau
petugas satuan polisi pamong praja
daerah.
rendahnya
Temuan
kebutuhan
berprestasi dalam diri petugas satuan polisi pamong praja kota Padang
kota Padang dalam penegakan Perda
Berdasarkan determinasi
nilai
tersebut
koefisien
dapat
a) Motivasi
ditarik
berprestasi
(achievement motivation)
kesimpulan bahwa variabel motivasi kerja
tidak
berpengaruh
memberikan kontribusi terhadap kinerja
signifikan
petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota
kinerja petugas satuan
Padang sebesar 71,5 %, sedangkan sisanya
polisi pamong praja kota
28.5% ditentukan oleh variabel lain.
Padang.
terhadap
b) Motivasi 4. KESIMPULAN
(power
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan
sebelumnya,
maka
satuan
kelamin
signifikan
terhadap kinerja petugas
4.1 Diantara lima faktor demografi jenis
motivation)
berpengaruh
kesimpulan dari penelitian ini adalah:
hanya
kekuasaan
polisi
pamong
praja kota Padang.
yang
c) Motivasi
afiliasi
mempengaruhi kinerja petugas
(affiliation
satuan polisi pamong praja kota
berpengaruh
Padang
terhadap kinerja petugas
dalam
menegakkan
peraturan daerah.
satuan
4.2 Motivasi kerja petugas satuan
motivation) signifikan
polisi
pamong
praja kota Padang.
polisi pamong praja Kota Padang dalam
menegakan
peraturan
5. Saran
daerah
termasuk
kedalam
Hasil
kategori sedang.
praja
ini
memberikan
praktik kepada Kepala Satuan Polisi
4.3 Kinerja petugas satuan polisi pamong
peneltian
Kota
Pamongpraja Kota Padang, dimana
Padang
kinerja petugas satuan polisi pamong
dalam
menegakan
peraturan
praja kota Padang dalam penegakan
daerah
termasuk
kedalam
peraturan daerah tergolong rendah.
kategori tinggi. 4.4 Pengaruh
motivasi
Oleh
karena
itu,
dalam
upaya
terhadap
meningkatkan kinerja petugas satuan
kinerja petugas satuan polisi
polisi pamong praja kota Padang
pamong praja kota Padang :
dimasa yang akan datang, maka
Kepala Satuan Polisi Pamongpraja
Jakarta,
Kota Padang hendaknya mampu
Komputindo-Kelompok
meningkatkan motivasi kerja kinerja
Gramedia.
petugas satuan polisi pamong praja
Arikunto,
PT.
Suharsimi.
Elex
2010. Suatu
Media
Prosedur
kota Padang. Hal ini disebabkan
Penelitian
karena hasil penelitian ini telah
Praktik.
membuktikan bahwa motivasi kerja
Jakarta: Remika Cipta
memiliki pengaruh yang positif dan
Bungin, M. Burhan. 2010. Metodologi
Edisi
Pendekatan Revisi
2010
signifikan terhadap kinerja petugas
Penelitian
Kuantitatif:
satuan polisi pamong praja kota
Komunikasi,
Padang. Artinya apabila semakin
Kebijakan publik Serta ilmu-ilmu
tinggi motivasi kerja yang dimiliki
Sosial lainya. Jakarta: Kencana
Ekonomi
dan
oleh petugas satuan polisi pamong
Davis, Keith and Newstrom, Jhon W. 2000.
praja kota Padang maka kondisi
Prilaku dalam Organisasi. Alih
tersebut dapat meningkatkan kinerja
Terjemahan. Jakarta. Erlangga.
petugas satuan polisi pamong praja kota
Padang
khususnya
dalam
penegakan Perda No 11 Tahun 2005. Upaya yang dapat dilakukan dalam
Edwin
B.
Williams
Scribner-Bantam
English Dictionary Mass Market Paperback – September 1, 1984 Febrianty. 2012. Pengaruh Role Conflict,
rangka meningkatkan motivasi kerja
Role
petugas satuan polisi pamong praja
family
kota
komitmen Organisasi (Studi Pada
Padang
sebagaimana
yang
Ambiguity
dan
Conflict
Sumatera
terhadap
diuraikan diatas adalah dengan cara
KAP
meningkatkan motivasi kekuasaan
Selatan). Jurnal Ekonomi dan
(power motivation), dan motivasi
Akuntansi. Vol. 2 No. 3.
afiliasi (affiliation motivation).
di
Work-
Bagian
Flippo, Edwin F (1990). Penilaian Prestasi Kerja. Penerbit Salemba Empat
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Alan,
B. 2002.
Tujuh Asumsi Yang
Menghambat Perbaikan Kinerja.
Multivariate dengan Program
SPSS Semarang. Badan Penerbit
Penerbit
Universitas Diponegoro.
Bandung.
Gibson, James L Jhon. 2002. Manajemen
Organisasional
Proses. Edisi
Aplikasi)
ke-5, Erlangga:
Dasar.
Jakarta:
Penerbit
Erlangga. Hani.
Personalia
.Badan
dan
Penerbit
Nitisemito, Alex.A. (2002). Manajemen Personalia,
Manajemen
Sumberdaya 2001.
Manajemen
dan
Sumberdaya
Manusia, Yogyakarta : BPFE Hasibuan, M. 2006. Manajemen Sumber Daya
(Konsep
Universitas Diponegoro. Jakarta.
Gujarati, Damodar. 2003. Ekonometrika
T.
Aditama,
Mas’ud, Fuad (2004). Survei Diagnosis
Organisasi; Perilaku, Struktur,
Jakarta
Handoko,
Refika
Manusia.
Ed.
Revisi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Jakarta:
Ghalia Indonesia Notoatmodjo, S., 2003, “Pengembangan Sumber Daya Manusia”, Cetakan ke
3:141,PT.
Rineka
Cipta,
Jakarta. Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani.
Kreitner, Robert, dan Kinicki, Angelo. 2005. Perilaku
Manusia.
2009. Manajemen Sumber Daya
Organisasi
Manusia Untuk Perusahaan :
(Organizational Behavior), Buku
Dari Teori ke Praktek. Jakarta :
1 edisi 5, diterjemahkan oleh
PT. Rajagrafindo Persada
Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Robbins S.P dan Timothy. J.A. 2007. Perilaku Organisasi. Buku 1
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta. Andi.
Edisi
12.
Angelica.
Lloyd Baird (Oct 2, 1985) . Managing Performance (Wiley series in management)
Setting and Task Performance
Salemba
Empat. Jakarta. Ruky S. 2006. Sistem menejemen Kinerja.
Jakarta. Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS
Anwar
Penerbit
Diana
PT. Gramedia Pustaka Utama,
Locke dan Latham. 1990. A Theory of Goal
Mangkunegara,
Terjemahan
Prabu.
2005.
Perilaku dan Budaya Organisasi.
Jakarta:
Statistik PT.
Komputindo
Parametrik. Elex
Media
Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. (2010).
Siagian,
Agus, Sutiyono. 2010. Pengaruh Pendidikan
Research Methods for Business. A
dan
Skill Building Approach. Fifth
Kompetensi dan Motivasi Kerja
Edition. A John Wiley and Sons,
terhadap Kinerja Petugas Satuan
Ltd, Publication.
Polisi Pamong Praja Pemerintah
Sondang.P.
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Sumberdaya Manusia. Jakarta:
Disertasi Program Pascasarjana
Bumi Aksara.
Universitas Negeri Jakarta
Henry.
2005.
Manajemen
Agustuti,
Handayani.
2010.
Analisis
Sumber Daya Manusia, STIE
pengaruh Gaya Kepemimpinan
YKPN. Jakarta
dan
Stum, David. 2008. “Five Ingridients for an
Motivasi
Kinerja
Kerja
Pegawai
terhadap
pada
Dinas
Employee Retention Formula”.
Tenaga Kerja Provinsi Lampung.
Journal of Human Resources
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
Focus. Vol.75
dan Pembangunan Vol 1 No 1.
Sugiyono.
2006.
Metode
Penelitian
Mougbo, U.S
(2013)
The
Impact
Employee
D.. Bandung: Alphabet.
Organizational Performance. The
2008.
Metode
Penelitian
International
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
(2003).
Seri
Sumberdaya
of
Vol 2 Issue 7. Ririvega, Kasenda 2013. Kompensasi dan
Penerbit ANDI Yogyakarta. A
Journal
on
Engineering and Science (IJES)
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS.
Motivation
of
Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
Sugiyono.
Timpe.
Berbasis
Manajemen
Simamora,
2002.
Pelatihan
Motivasi Pengaruhnya terhadap
Manajemen
Kinerja
karyawan
Manusia,
Bangun
Wenang
pada
PT.
Beverages
Memotivasi Pegawai, Jakarta:
Company Manado. Jurnal EMBA
Gramedia.
Vol 1 No 3. Verra,
Jurnal, Tesis dan Disertasi
Nitta
Turere
(2013).
Pengaruh
Pendidikan dan Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Balai Pelatihan Teknis Pertanian
Widhayu,
Kelasey. Jurnal EMBA, Vol 1 No
Umum
3.
Masyarakat N.,
Bambang,
Moehammad,
S.S.,
S.H
dan
Pendidikan
Pelatihan
terhadap
Ketentraman
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun
(2013).
Pengaruh
dan
1979
dan
tentang
Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai
Kinerja
Negeri Sipil
Karyawan. Jurnal Administrasi
Pedoman
Bisnis, Vol 6 No 2.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 2003: 3
Undang-Undang
dan
Peraturan
Pemerintah:
Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Ketertiban
Penyusunan
Pelaporan