PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KERAJINAN KERAMIK SISWA KELAS VII SMP SWASTA PAB 5 PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG T.P 2011/2012 Desi Mayanti Anggraini Sugito Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar kerajinan keramik siswa SMP Swasta PAB 5 Patumbak. Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP PAB 5 Patumbak T.P 2011/2012, dengan populasi sebanyak 193 orang (5 kelas), sedangkan sampela penelitian ini berjumlah 76 orang (2 kelas) yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dengan teknik tes, berupa tes perbuatan. Tes perbuatan dilakukan untuk memperoleh untuk memperoleh data kemampuan membuat kerajinan keramik. Tes dibuat hanya 1 (satu) buah soal dalam bentuk essay yang diaplikasikan dalam bentuk perlakuan membuat kerajinan keramik. Analisis data dilakukan dengan uji persyaratan yaitu uji normalitas dengan teknik Lilliefors, uji homogenitas dengan cara Barlett dan uji hipotesis dengan uji t. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kerajinan keramik yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional, (2) hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional dalam materi pembelajaran kerajinan keramik. Kata Kunci : Inkuiri, hasil belajar, kerajinan keramik PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena itu, mutu pendidikan harus lebih ditingkatkan. Peningkatan pendidikan merupakan isu sentral di seluruh negara berkembang, termasuk Indonesia. Peningkatan mutu pendidikan selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara seperti : penataran guru-guru, pergantian kurikulum, dan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP), salah satu pokok bahasannya adalah kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah suatu bentuk kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat. Pada kenyataannya materi
kerajinan keramik hanya disampaikan melalui teori bukan praktik, sehingga siswa menjadi bosan dan timbul kekecewaan yang menumpulkan daya kreativitas siswa.sehingga ada gejala penurunan prestasi dan rasa keputusasaan siswa dalam berolah rupa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam pelajaran seni rupa khususnya kerajinan keramik. Itulah mengapa tujuan pembelajaran tidak dapat terealisasi dengan baik, khususnya dalam pelajaran kerajinan keramik tersebut dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang dialami oleh siswa terlalu monoton dan berpusat pada guru. Model pembelajaran seperti ini membuat siswa bosan dan berakibat pada sulitnya siswa untuk memahami pelajaran dan menggali keterampilan mereka. Seharusnya siswa diberi kesempatan menciptakan pengalamanpengalamannya sendiri dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat menggunakan metode yang efektif dalam pembelajaran. Menanggapi masalah tersebut, terdapat satu metode inovatif yang dapat digunakan yaitu metode pembelajaran inkuiri. Metode ini menekankan pada pengalaman belajar aktif yang berpusat pada siswa (sudent centered learning). Oleh karena itu, siswa menemukan idenya sendiri dan mengambil maknanya sendiri. Dengan kata lain, metode pembelajaran inkuiri mengutamakan situasi dimana siwa sendiri mengacu pada pengalaman sebelumnya dan pengetahuan untuk menemukan kebenaran yang akan dipelajari. Kerajinan keramik adalah kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir,pilin, pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. hasil belajar kerajinan keramik adalah perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti proses belajar kerajinan keramik yang dinyatakan dalam bentuk visual yaitu karya keramik vas bunga yang memenuhi syarat keindahan/estetik seperti desain dan bentuk pada karya kerajinan keramik tersebut. Hasil belajar kerajinan keramik harus memenuhi beberapa indikator dalam karya tersebut. Adapun indikator tersebut yaitu desain, bentuk, ornamentik, dan pewarnaan (finishing) dari karya kerajinan keramik. Selanjutnya Kunandar (2007) berpendapat bahwa pengetahuan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Dalam pembelajaran dengan inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsipprinsip untuk diri mereka sendiri. Jadi dalam pembelajaran dengan metode inkuiri siswa betulbetul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Ada dua hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu (1) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kerajinan keramik yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional, (2) hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional dalam materi pembelajaran kerajinan keramik.
METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP PAB 5 Patumbak T.P 2011/2012, dengan populasi sebanyak 193 orang (5 kelas), sedangkan sampela penelitian ini berjumlah 76 orang (2 kelas) yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dengan teknik tes, berupa tes perbuatan. Tes perbuatan dilakukan untuk memperoleh untuk memperoleh data kemampuan membuat kerajinan keramik. Tes dibuat hanya 1 (satu) buah soal dalam bentuk essay yang diaplikasikan dalam bentuk perlakuan membuat kerajinan keramik. Selanjutnya uji persyaratan yaitu uji normalitas dengan teknik Lilliefors, uji homogenitas dengan cara Barlett dan uji hipotesis dengan uji t. HASIL PENELITIAN Penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen tes hasil belajar yang merupakan tes membuat kerajinan keramik dengan teknik pilin. Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata pretest pada kelas eksperimen sebesar 69 dengan standar deviasi 2,28 sedangkan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol sebesar 68,15 dengan standar deviasi 1,99. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas dilakukan postest. Dari analisis data diperoleh nilai rata-rata postest pada kelas eksperimen sebesar 80,6 dengan standar deviasi 2,38 sedangkan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol sebesar 74,36 dengan standar deviasi 2,71. Prosedur perhitungan data dilakukan uji normalitas data dengan teknik Lilliefors dan diperoleh Lo
ttabel yang berarti Ha diterima. Dari hasil analisa statistik diatas maka dapat disimpulkan bahwa : - Hipotesis I yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kerajinan keramik yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional diterima. - Hipotesis II yang berbunyi hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran inkuiri lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional dalam materi pembelajaran kerajinan keramik diterima. PEMBAHASAN Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar kerajinan keramik di SMP Swasta PAB 5 Patumbak. Temuan tersebur dapat dilihat dari nilai postest kedua kelas sampel, dimana kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 80,6 dengan standar deviasi 2,38 dibandingkan kelas kontrol dengan nilai rata-rata sebesar 74,36 dan standar deviasi 2,71.
Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh perbedaan prosedur pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini. Kelas eksperimen merupakan kelas yang menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang dirancang seabagai strategi untuk memberikan kebebasan siswa untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya sebagai sumber inspirasi dalam berkarya. Metode ini menekankan pada siswa sebagai subjek belajar untuk merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Lain halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Metode konvensional adalah metode yang dirancang sebagai metode yang menjadikan guru sebagai subjek dalam pembelajaran. Guru yang menberikan seluruh materi pembelajaran sedangkan siswa hanya menerima semua yang disampaikan oleh guru. Sehingga suasana belajar terlihat pasif dan siswa tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan karena harus melakukan sesuai dengan perintah guru. Secara teoritis hasil belajar kerajinan keramik siswa akan baik bila siswa diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri pengalaman belajarnya. Hal ini terbukti pada data empiris yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 80,6 atau dikategorikan baik. Bila dilihat kembali landasan teoritis dan dihubungkan dengan hasil penelitian yang diperoleh di SMP Swasta PAB 5 Patumbak T.P 2011/2012, tidak dapat dipungkiri bahwa metode inkuiri merupakan salah satu metode yang mampu meningkatkan hasil belajar kerajinan keramik siswa dibandingkan dengan metode konvensional. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh dari penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar kerajinan keramik siswa SMP Swasta PAB 5 Patumbak T.P 2011/2012. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode inkuiri terhadap hasil belajar kerajinan keramik siswa kelas VII SMP Swasta PAB 5 Patumbak. 2. Hasil belajar kerajinan keramik siswa yang diajar dengan metode inkuiri lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan metode konvensional dengan perbandingan nilai rata-rata kelas eksperimen 80,6 dan kelas kontrol 74,36. Saran 1. Bagi guru SMP Swasta PAB 5 Patumbak khususnya guru bidang studi seni budaya disarankan agar tidak monoton menyampaikan materi pelajaran yang bersifat praktik kepada siswa, diharapkan untuk mampu menggunakan metode lain dalam menyampaikan materi ajar agar siswa tidak jenuh dalam proses belajar mengajar seperti penggunaan metode inkuiri. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi yang bermanfaat untuk mendukung penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Astuti, Ambar. 1990. Pengetahuan Keramik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Banuharli, Ibnu. 2005. “Dinamika dan Perkembangan Seni Kerajinan Kayu Paruk Gunung Kidul Yogyakarta”. SURYA SENI, Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni (Pascasarjana ISI Yogyakarta),vol 1 (1) ; 36. Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djuharie, O.Setiawan. 2001. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi. Bandung : Yrama Widya. Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Ibrahim, Anam. 2007. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Keterampilan Dasar Terhadap Hasil Belajar Kerajinan Anyam di SMP”. Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED, vol 4 (2) ; 921. Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning : what it is and what it’s here to stay. California : Corwin Press. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : RajaGrafindo. Mardalis. 1999. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara. Mesra. 2006. “Analisis Bahan Keramik pada Jurusan Seni Rupa UNIMED. Jurnal Seni Rupa FBS-UNIMED ; 56-58. Mulyasa,E. 2003). Menjadi Guru Professional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nelson, Glenn C. 1984. Ceramics : A Potter’s Handbook. Canada : CBS College Publishing. Nurani, Yuliani. 2003. Strategi Pembelajaran. Universitas Jakarta. Permana, Erry A, dkk. 1994. Prinsip-prinsip Desain dalam Tipografi. Yogyakarta : Penerbit Andi. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Sidik, Fajar. 1981. Desain Elementer-STSRI Yogyakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta Slavin, R. E. 1997. Educational Psychology Theory, Research, and Practice Fifth Edition. Massachusetts : Allyn and Bacon Publishers. SP, Gustami. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia ASRI. SP, Soedarso. 1995. Album Keramik Tradisional (Terjemahan dari “Album of Traditional Ceramics”). Ministry of Education and Culture Directorate General of Culture Project of Cultural Media. Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito. Sudjana, Nana. 1990. Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung : Sinar Baru. Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara. Semarang : Dahara Prize. Suratmini. 2007. Seni Rupa untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Piranti Darma Kalokatama. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pandidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep Landasan, dan Implementasinya pada KTSP. Jakarta : Prenada Media.