Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
VOLUME IV, OKTOBER 2015
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR Prayekti (
[email protected]) Abstrak Universitas Terbuka Jalan Cabe raya Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418 Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pembelajaran inquiri dan ekspositori terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD. Siswa yang tengah mengalami masa pubertas memiliki rasa ingin tahunya tinggi sekali sehingga guru menyediakan fasilitas pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquiri, yang dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD, satu kelas diberi pembelajaran IPA dengan strategi pembelajaran inkuiri sebagai kelas eksperimen dan kelas lainnya dengan pembelajaran ekspositori sebagai kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SD Negeri Jakarta Timur, nilai pretes, nilai pembelajaran, dan nilai postes dianalisis dengan ANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian sistem pembelajaran inkuiri secara signifikan mampu meningkatkan nilai IPA siswa lebih baik atau lebih tinggi daripada sistem pembelajaran ekspositori dengan R Square 0,701. Kata kunci : inkuiri, ekspositori, IPA, pretes, postes, strategi pembelajaran Influence of Learning Strategies and Expository Against Inquiry Learning Outcomes Physics Class X High School Prayekti1 Universitas Terbuka Jalan Cabe raya Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan 15418
[email protected] Abstract Aims the study to determine the effect of expository inquiry learning and the learning outcomes science of students of class V elementary school physics. Students who are going through puberty have a curiosity so high that teachers provide learning facilities with inquiry learning strategy, which is compared with expository learning strategy. This research was conducted in class V elementary School, one class is learning physics by inquiry learning strategy as experimental class and other classes with expository as the control class. The study was conducted in East Jakarta elementary School, pretest value, the value of learning, and the value of post-test were analyzed by ANCOVA. The results showed that administration of inquiry learning system can significantly increase the value of physics students better or higher than expository learning system with R Square .701. Keywords: inquiry, expository, IPA, pretest, posttest, learning strategies
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-175
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
banyak
1.Pendahuluan Pembelajaran sekolah
dasar
di
kelas-kelas
masih
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398
VOLUME IV, OKTOBER 2015
dijumpai
teman
sehingga
yang
menyukai
dalam
belajar
berkelompokpun akan mencari dan
pembelajaran yang berlangsung satu
membangun
arah saja, hanya sedikit saja sekolah
dapat memperoleh hasil diskusi yang
menerapkan metode penugasan pada
baik dan bervariasi. Berdasarkan
pembelajaran
latar belakang tersebut, maka yang
IPA.
Guru
konsepnya
menggunakan lembar kerja siswa
menjadi
yang berisi pertanyaan yang harus
sejauhmana
dijawab oleh siswa. Siswa dengan
pembelajaran inkuiri dan ekspositori
tekun
berpengaruh pada hasil belajar IPA
menjawab
pertanyaan-
rumusan
sehingga
penerapan
pertanyaan tersebut tanpa bicara
siswa kelas V SD.
dengan teman sebangkunya.
Kajian Literatur
Siswa kelas V SD umumnya
masalah: strategi
Pembelajaran Inkuiri
memiliki rasa keingintahuan yang
Istilah inkuiri berasal dari bahasa
besar sekali dan segala sesuatunya
Inggris, yaitu inkuiri yang berarti
rasanya ingin dicoba,
pertanyaan
manfaat,
kebenarannya
dirasakan ataupun
atau
penyelidikan.
Pembelajaran inkuiri adalah suatu
kegagalannya. Untuk itu guru harus
rangkaian
menyikapi secara bijak dan dengan
melibatkan secara maksimal seluruh
suka rela menerima dan memberikan
kemampuan siswa untuk mencari dan
saran masukan ataupun
arahan
menyelidiki secara sistematis, kritis,
kepada siswa jika sesuatu hal yang
logis, analitis, sehingga siswa dapat
dikemukakan
dari
merumuskan sendiri penemuannya
kebenaran konsep yang ada. Guru
dengan penuh percaya diri. Model
harus
pembelajaran ini dikembangkan yang
selalu
menyimpang
siap
mendengarkan
kegiatan
meyakini
konsep
merupakan individu yang penuh rasa
dengan
melakukan
percobaan dan diskusi siswa secara
-anak
ingin tahu akan segala sesuatu.
kelompok, siswa aktif dan kreatif biasanya bergaul dan ramah sehingga
anak
yang
pendapat siswa dalam memahami IPA
bahwa
belajar
Peran siswa dalam inkuiri adalah mencari
dan
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-176
menemukan
sendir
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
materi
pelajaran,
guru
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398
VOLUME IV, OKTOBER 2015
berperan
dibandingkan dengan tujuan yang
sebagai fasilitator dan pembimbing
telah ditentukan.
siswa
memperoleh informasi berupa umpan
untuk
pembelajaran rangkaian yang
belajar.
Strategi
inkuiri
kegiatan
menekankan
merupakan
balik
( feed
Usaha
back)
pembelajaran
penyempurnaan pendidikan.
pada
Metode Penelitian
proses
berpikir kritis dan analitis mencari
untuk
bagi
Penelitian ini dilakukan di SD
dan menemukan sendiri jawaban dari
Jakarta
masalah yang dipertanyakan.
pembelajaran IPA dilakukan oleh
Ekspositori
gurunya sendiri dan berdasarkan RPP
Ekspositori merupakan strategi
Timur
dengan
cara:
yang dibuat oleh peneliti dan guru.
pembelajaran yang menekankan pada
Menurut
proses penyampaian materi secara
pengumpulan data dilakukan dalam
verbal dengan maksud agar siswa
berbagai
dapat menguasai materi pelajaran
Pengumpulan data dilakukan dengan
secara optimal. Ekspositori lebih
observasi, dokumentasi, kuesioner
menekankan pada proses bertutur,
dan dokumen nilai IPA siswa yang
maka sering
dinamakan metode
dimiliki guru dan sekolah. Populasi
chalk and talk. Metode ekspositori
penelitian, seluruh siswa kelas V dan
merupakan
yang menjadi sampel adalah kelas A
bentuk
pembelajaran
pendekatan
berorientasi
(Sugiyono
setting,
2006:253),
sumber
dan
kepada
dan B sebagai kelas eksperimen dan
guru (teacher centered approach)
kontrol. Kelas eksperimen dengan
(Sanjaya, 2008:179).
pembelajaran
Hasil Belajar IPA
kontrol
Pengertian ditekankan
lagi
evaluasi
lebih
sebagai
proses
inkuiri
dengan
ekspositori.
Uji
dan
kelas
pembelajaran statistik
untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar
memberikan atau menentukan nilai
IPA dianalisis dengan ANCOVA
kepada objek tertentu berdasarkan
Hasil dan Pembahasan
suatu
Penelitian yang dilakukan pada 72
kriteria
Sudjana
tertentu.
Menurut
(2001) bahwa evaluasi
orang
siswa,
dikelompokkan
pendidikan adalah kegiatan untuk
berdasarkan
pembelajaran
menentukan kemajuan pendidikan,
diberikan, 36 siswa kelas VA dengan
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-177
yang
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398
VOLUME IV, OKTOBER 2015
pembelajaran inkuiri dan 36 siswa
hasil penghitungan lebih besar dari α
kelas VB dengan
pembelajaran
= 0,05. Dengan bantuan software
ekspositori. Diperoleh 20 siswa pada
SPSS didapatkan hasil pengujian
pembelajaran inkuiri dan 20 siswa
asumsi normalitas: Nilai IPA pada
dengan
Koefisien
pembelajaran
ekspositori.
Kolmogorov-Smirnov
Nilai rata-rata IPA siswa sebelum
sebesar 0.561 dengan p-value sebesar
dan sesudah diberikan pembelajaran
0.911 lebih besar daripada α = 0,05
inkuiri dengan rata-rata pretes 33,3
(p>0,05). dalam kategori normal,
dan postes 73,3, dan kelompok
disimpulkan
ekspositori sebesar 32,4 dan postes
normalitas telah terpenuhi. Pengujian
58,3.
pada
asumsi homogenitas ragam dengan
kelompok pembelajaran inkuiri, rata-
menggunakan uji Levene. Asumsi
rata nilai IPA pretes adalah siswa
homogenitas
sebesar 33.3. Hasil postes, terjadi
terpenuhi
peningkatan
IPA
penghitungan lebih besar daripada α
siswa
= 0,05. Hasil pengujian asumsi
Secara
deskriptif,
rata-rata
sebesar
73.3.
dengan
pembelajaran
nilai
Kelompok
asumsi
ragam jika
dikatakan
p-value
hasil
homogenitas
ragam
dengan
rata-rata pretes adalah sebesar 32.4.
menggunakan
bantuan
software
Saat postes, terjadi peningkatan rata-
SPSS didapatkan p-value sebesar
rata nilai IPA sebesar 58.3 sehingga
0.630 lebih besar daripada α = 0,05
kelompok pembelajaran ekspositori
(p>0,05), dapat disimpulkan asumsi
terjadi
homogenitas ragam telah terpenuhi.
peningkatan
ekspositori,
bahwa
nilai
IPA.
Perbedaan peningkatan nilai IPA
Hasil
siswa antara dua kelompok inkuiri
keragaman nilai pretes didapatkan p-
dan ekspositori,
value sebesar 0,000 (p < 0,05),
menggunakan
dianalisis dengan ANCOVA.
Dua
ANCOVA,
pada
menunjukkan bahwa nilai pretes
asumsi yang melandasi ANCOVA,
memberikan
yakni
signifikan
terhadap
Sumber
keragaman
asumsi
homogenitas
normalitas ragam.
dan
Pengujian
pengaruh
asumsi normalitas menggunakan uji
pembelajaran
Kolmogorov-Smirnov.
sebesar
Asumsi
normalitas terpenuhi jika p-value
sumber
nilai
(p
IPA. strategi
didapatkan
0,000
yang
<
p-value 0,05),
menunjukkan strategi pembelajaran
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-178
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
memberikan
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398
VOLUME IV, OKTOBER 2015
pengaruh
yang
ilmuwan secara ilmiah, dibuktikan
signifikan terhadap nilai IPA. Terjadi
dengan
perbedaan rata-rata nilai IPA, siswa
diumumkan secara universal.
pada
Kesimpulan
pembelajaran
inkuiri
dan
melakukan
ekspositori. Perbandingan rata-rata
Nilai
nilai IPA pada postes pembelajaran
pembelajaran inkuiri sebesar 73.3.
inkuiri, nilai rata-rata 73,3 dan pada
Sedangkan nilai IPA siswa pada
pembelajaran
sebesar
ekspositori sebesar 58.3. Perbedaan
58.3. Dapat disimpulkan, pemberian
signifikan rata-rata nilai IPA siswa
pembelajaran
yang diberikan sistem pembelajaran
ekspositori
inkuiri
mampu
rata-rata
percobaan,
inkuiri
baik dari ekspositori.
pembelajaran memberikan pengaruh
Pembahasan
signifikan terhadap nilai IPA yang
Guru pada pembelajaran ekspositori
diperolah siswa kelas V SD.
beranggapan
Ucapan Terimakasih
memiliki
ekspositori.
pada
meningkatkan nilai IPA siswa lebih
siswa
dan
IPA siswa
Strategi
kemampuan dan kepandaian yang
Terimakasih kepada bapak Agus Dwi
sama
materi,
Sulistyono yang membantu penulis
dengan dijelaskan materi IPA, siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran di
sudah paham dan menguasai IPA
kelas 5 sekolah dasar.
secara optimal.
Daftar Acuan
dalam
menerima
Pada kelas pembelajaran inkuiri,
(1) Sanjaya, W. 2006. Strategi
siswa dibagi dalam kelompok kecil
Pembelajaran Berorientasi
yang terdiri dari 4 orang siswa
Standar Proses Pendidikan.
melakukan percobaan IPA secara
(2) Sanjaya, W. 2008. Strategi
inkuiri dan menjawab pertanyaan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana
dalam LKS. Siswa mengemukakan
Pranada Media.
pendapatnya tentang hasil percobaan yang
dilakukannya.
Penerapan
pembelajaran inkuiri pada materi IPA dianggap paling tepat karena IPA
adalah
pengetahuan
yang
diperoleh berdasarkan kerja dari
(3) Sudjana, N. & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. (4)Sugiyono. 2006. Metoda Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-179
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2015 http://snf-unj.ac.id/kumpulan-prosiding/snf2015/
VOLUME IV, OKTOBER 2015
Seminar Nasional Fisika 2015 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta
SNF2015-I-180
p-ISSN: 2339-0654 e-ISSN: 2476-9398