PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMA’QASAR KELAS VII MTs. (Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Irma Listianti 109011000177
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Jama'qasar Kelas VII MTs" disusun oleh Irma Listianti, NIM. 10901 1000177, diajukan kepada Fakulks tlmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 15 April 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak rnemperoleh gelar sarjana
Sl (S.Pd.D dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakart4 02Mei20l4 Panitia Ujian Munaqosah Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Progrem Studi) Dr. H. Abdul Majid Khon. M.A..g. NrP.I9580707 198703 r 00s S ekretaris ( Sekretaris Jurusan/Prodi) Marhamah Saleh. Lc. MA. NIP. 19720313 200801 2010
61r h/7
,/t.2ot"
Penguji I Drs. Abdul Haris. M. Ae NrP. 19660901 r99503 I 001 Penguji II Siti Khadijah. MA. NrP. 19700727 199703 2 004
1/, ean Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NrP. 19591020 198603 2 001
ABSTRAK Irma Listianti, “Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat). Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Kata Kunci: Metode Demonstrasi. Hasil Belajar Siswa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrai terhadap hasil belajar siswa, dan apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode ceramah. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah pada bulan NovemberDesember 2013. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Sampel penelitian berjumlah 33 siswa pada kelas VII-2 untuk kelas eksperimen, dan juga berjumlah 33 siswa VII-1 pada kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu Sampling Purposive yang dipilih berdasarkan pertimbangan guru, instrument penelitian yang digunakan adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas, dan reliabilitasnya. Adapun teknik pengumpulan data berupa tes (pretest-posttest) yang berjumlah 22 soal dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan penelitian menggunakan uji-t Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode demonstrasi yang diterapkan pada kelas eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar siswa secara signifikan pada pembelajaran Fiqih. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan metode demonstrasi. Hal ini terbukti dari deskripsi data pretest, ketika belum diterapkannya metode demonstrasi di kelas eksperimen mendapatkan hasil mean kelas x= 47,2 dan kelas kontrol x= 48,3. Namun setelah diberikan perlakuan x posttest kelas esksperimen mencapai x= 75,3 dan kelas kontrol x= 70,5. Kemudian pada hasil nilai praktek siswa yang diberi arahan oleh guru mendapatkan mendapatkan hasil skor 30 dan hasil presentase 76% untuk kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol yang tidak diberikan arahan oleh guru mendapatkan skor 26 dan hasil persentase 65%. Maka hasil tersebut yaitu terdapat perbedan nilai praktek siswa eksperimen dan kontrol. Sedangkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji-t diperoleh nilai thitung = 5,39 dan ttabel = 0,05 (1,69). Sehingga thitung (5,39 > 1,69). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran menggunakan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat.
i
ABSTRAK Irma Listianti, "Effects of Learning Method Demonstration on Student Learning Outcomes" (A Quasi-Experimental Research in Islamic MTs Chester). Thesis Department of Islamic Education. Faculty of Tarbiyah and Teaching. Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta Keywords: Methods Demonstration. Student Results This study aims to determine the effect of learning by using demonstrai to student learning outcomes, and whether there are differences in learning outcomes between students who were treated using the method of demonstration by students who were treated using the lecture method. This research was conducted in MTs Islamiyah in November-December 2013. This research uses a quasi-experimental methods. Sample was 33 students in class VII-2 for the experimental class, and also totaled 33 students in class VII-1 control. Sampling technique that purposive sampling were selected based on judgment of teachers, research instrument used was a multiple choice test that has been tested for validity, and reliability. The data collection techniques in the form of test (pretest-posttest), amounting to 22 questions and documentation. While the techniques used research data analysis using t-test. The results showed that the method is applied to a class demonstration experiments can affect student learning outcomes significantly in learning Fiqh. It can be seen from the average student learning outcomes that are taught by the method of demonstration. This is evident from the pretest data description, when yet the implementation of the method in a class demonstration experiment to get the class mean x = 47.2 and x = 48.3 control class. But after a given treatment x grade posttest esksperimen reach x = 75.3 and x = 70.5 control class. Then the results of students who were given the value of the practice direction by the teacher to get to get the percentage score of 30 and the results of 76% for the experimental class, while the control class is not given direction by the teacher to get a score of 26 and the percentage 65%. So these results are contained perbedan students practice the value of the experimental and control. While the results of data analysis using t-test statistics obtained value of t = 5.39 and t table = 0.05 (1.69). So thitung (5.39> 1.69). This it can be said that there is a significant effect on the learning method demonstration on learning outcomes of students in junior Islamiyah Chester. This study aims to determine the effect of learning by using demonstrai to student learning outcomes, and whether there are differences in learning outcomes between students who were treated using the method of demonstration by students who were treated using the lecture method. This research was conducted in MTs Islamiyah in NovemberDecember 2013. This research uses a quasi-experimental methods. Sample was 33 students in class VII-2 for the experimental class, and also totaled 33 students in class VII-1 control. Sampling technique that purposive sampling were selected based on judgment of teachers, research instrument used was a multiple choice test that has been tested for validity, and reliability.
ii
The data collection techniques in the form of test (pretest-posttest), amounting to 22 questions and documentation. While the techniques used research data analysis using t-test The results showed that the method is applied to a class demonstration experiments can affect student learning outcomes significantly in learning Fiqh. It can be seen from the average student learning outcomes that are taught by the method of demonstration. This is evident from the pretest data description, when yet the implementation of the method in a class demonstration experiment to get the class mean x = 47.2 and x = 48.3 control class. But after a given treatment x grade posttest esksperimen reach x = 75.3 and x = 70.5 control class. Then the results of students who were given the value of the practice direction by the teacher to get to get the percentage score of 30 and the results of 76% for the experimental class, while the control class is not given direction by the teacher to get a score of 26 and the percentage 65%. So these results are contained perbedan students practice the value of the experimental and control. While the results of data analysis using t-test statistics obtained value of t = 5.39 and t table = 0.05 (1.69). So thitung (5.39> 1.69). This it can be said that there is a significant effect on the learning method demonstration on learning outcomes of students in junior Islamiyah Chester.
iii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur tiada terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, tiada Tuhan selain Dia yang mengatur segala urusan makhluk-Nya dan telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengaruh metode pembelajaran demonstrasi terhadap hasil belajar siswa” Shalawat serta slam juga selalu kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing dan mengantarkan kita kepada jalan Allah SWT. Semoga kita mendaptkan syafa’at beliau pada hari pembalasan nanti. Amin. Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas, maka adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak sangat membatu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, yaitu: 1. Nurlena, Ph. D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. H. Majid Khon M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bahrissalim M.Ag. Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberi masukan, nasihat dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 5. Muhammad Zuhdi, Ph. D. Selaku dosen Pembimbing Akademik yang setiap kumpulan selalu memberikan arahan, nasihat-nasihat serta motivasi. 6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmunya yang sangat berguna bagi diri pribadi selama masa perkuliahan. 7. Ibu Kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, para guru dan seluruh stafnya yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian
iv
dan memberikan data sekolah, serta seluruh siswa/i MTs Islamiyah Ciputat. 8. Orang tua tercinta ayahanda tercinta Muhammad Sa’an, ibunda tercinta Latifah yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan doa yang tak terputus-putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Abangku Andri Suprihatin serta adikku Didi Saputra. Terima kasih atas doa dan motivasinya untuk penulis. 10. Teruntuk sahabat-sahabatku Riri, Dedeh, Zekky, Yayah, Cntya, Kokom, Ayhi, Nahdia, Ichon, Sarah dan juga kepada PAI E ’09 serta saudarasaudara ku tercinta seperjuangan terima kasih semuanya. Serta semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT
memberikan
keberkahan kepada kita semua. Amin. Akhirnya, tak ada gading yang tak retak, maka penulis percaya, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat kekeliruan dan kesalahan sehingga penulis akan menerima kritik dan saran yang membangun dami kesempurnaannya skripsi ini. namun, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca umumnya.
Jakarta, 20 Februari 2014 Penulis
Irma Listianti
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .....................................................................................................
i
ABSTRACT ....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................
6
D. Perumusan Masalah ........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
7
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Metode Pembelajaran......................................................................
9
1. Pengertian Metode Pembelajaran.................................................
9
2. Macam-macam Metode Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar..........................................................................
12
B. Metode Demonstrasi.........................................................................
15
1. Pengertian Demonstrasi ..............................................................
15
2. Kelebihan dan Kelemahan ..........................................................
16
3. Langkah-langkah Menggunakan Demonstrasi ............................
18
C. Hasil Belajar ...................................................................................
20
1. Pengertian Hasil Belajar .............................................................
20
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................
21
vi
D. Bidang Studi Fiqih...........................................................................
23
1. Pengertian Fiqih...........................................................................
23
2. Ruang Lingkup Pengajaran Fiqih ................................................
23
3. Jama’qasar ...................................................................................
24
E. Hasil Penelitian yang Relevan .........................................................
28
F. Kerangka Berfikir ............................................................................
30
G. Hipotesis Penelitian ........................................................................
31
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi penelitian ...................................................................
32
B. Jenis Penelitian ..............................................................................
32
C. Variabel Penelitian .........................................................................
33
D. Populasi dan Sampel ......................................................................
34
1. Populasi ...................................................................................
34
2. Sampel.....................................................................................
34
E. Instrumen Penelitian ......................................................................
35
1. Instrumen Tes...........................................................................
35
2. Instrumen Non Tes...................................................................
35
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
36
1. Instrumen Tes...........................................................................
36
2. Instrumen Non Tes...................................................................
37
3. Uji Validitas ............................................................................
40
4. Uji Reliabilitas ........................................................................
41
5. Uji Tingkat Kesukaran ............................................................
42
6. Uji Daya Beda .........................................................................
43
G. Teknik Analisis Data .....................................................................
44
1. Tabel Distribusi Frekuensi ......................................................
44
2. Mean ........................................................................................
45
3. Median .....................................................................................
45
4. Modus ......................................................................................
46
5. Simpang baku...........................................................................
46
6. Uji Normalitas .........................................................................
47
vii
7. Uji Homogenitas .....................................................................
48
8. Uji Hipotesis ............................................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Islamiyah .......................................................................
51
1. Sejarah MTs Islamiyah ..............................................................
51
2. Visi Madrasah ............................................................................
52
3. Misi Madrasah ...........................................................................
52
4. Tujuan Madrasah .......................................................................
53
5. Personil Madrasah ......................................................................
53
6. Data tenaga pendidik .................................................................
53
7. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2010-2011............................
54
8. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2011-2012 ...........................
54
9. Data Siswa MTs Tahun Pelajaran 2012-2013 ...........................
54
10. Program Non Kurikuler .............................................................
54
B. Deskripsi Data ..................................................................................
55
1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen .........................................
55
2. Hasil Pretest Kelompok Kontrol ...............................................
56
3. Hasil Posttest Kelompok Eksperimen .......................................
57
4. Hasil Posttest Kelompok Kontrol ..............................................
58
C. Analisis Data ....................................................................................
59
1. Uji Normalitas Data ...................................................................
59
2. Uji Homogenitas ........................................................................
60
3. Uji Hipotesis ..............................................................................
61
D. Pembahasan Hasil Penelitian ...........................................................
62
E. Data Hasil Observasi Nilai Praktek .................................................
64
F. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa .............................................
67
G. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru ...............................................
69
H. Pembahasan ......................................................................................
70
I. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
72
viii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
73
B. Implikasi ..........................................................................................
73
C. Saran ................................................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .......................................................................... 32 Tabel 3.2 Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design.............. 33 Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrument Test ................................................................ 36 Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Praktek siswa................................................ 38 Tabel 3.5 Lembar Observasi Pengamatan Praktek Ibadah Salat.................... 39 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Test.................................................................. 41 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrument .................................................. 42 Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrument .......................................... 43 Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................... 44 Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..................................... 53 Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ............................................ 55 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pretest Eksperimen ...................................... 55 Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelompok Kontrol ................................................... 56 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Kontrol ............................................ 56 Tabel 4.6 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen............................................ 57 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen .................. 57 Tabel 4.8 Hasil Posttest Kelompok Kontrol ................................................. 58 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Posttest Kontrol ........................................... 58 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Prestest ..................................................... 59 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest ...................................................... 60 Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest ....................................... 60 Tabel 4.13 Hasil Uji Homogeniitas Varians Posttest .................................... 61 Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pretest dan Posttest ............................ 62 Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Eksperimen .......... 65 Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Kontrol ................ 65 Tabel 4.17 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................................................................................ 68 Tabel 4.18 Data Hasil Penilaian Aktivitas Guru Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........ ..................................................................... 69
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 1 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 2 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 3 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 4 Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 5 Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan 6 Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Test Lampiran 8 Soal Uji Coba Instrument Lampiran 9 Soal Prettest dan Posttest Lampiran 10 Uji Validitas, Reliabilitas, Daya beda, Tingkat kesukaraan Lampiran 11 Nilai Pretest Eksperimen Lampiran 12 Nilai Pretest Kontrol Lampiran 13 Nilai Posttest Eksperimen Lampiran 14 Nilai Posttest Kontrol Lampiran 15 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SD Pretest Eksperimen. Lampiran 16 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SD Pretest Kontrol Lampiran 17 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SD Posttest Eksperimen Lampiran 18 Perhitungan Mean, Median, Modus, dan SD Posttest Kontrol Lampiran 19 Uji Normalitas Pretest Eksperimen Lampiran 20 Uji Normalitas Prettest Kontrol Lampiran 21 Uji Normalitas Posttest Eksperimen Lampiran 22 Uji Normalitas Posttest Kontrol Lampiran 23 Uji Homogenitas Varians Prettest Lampiran 24 Uji Homogenitas Varians Posttest Lampiran 25 Uji Hipotesis Pretest Lampiran 26 Uji Hipotesis Posttest Lampiran 27 Perhitungan Observasi Pengamatan Hasil Praktek Kelas Eksperimen dan Kontrol
xi
Lampiran 28 Perhitungan Observasi Pengamatan Hasil Aktivitas Siswa di Kelas Eksprimen dan Kontrol Lampiran 29 Perhitungan Observasi Pengamatan Hasil Aktivitas Guru di Kelas Eksprimen dan Kontrol Lampiran 30 Dokumentasi penelitian
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa disini dimaksudkan adalah dapat betanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. Pendidikan Menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Bahwasannya Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 1 Dalam pendidikan tentunya tidak mengenal kondisi dan situasi, mendapatkan pendidikan semenjak dalam kandungan yaitu pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk cinta dan kasih sayang, dimana anak dan orang tua terjadi komunikasi dan ini merupakan pendidikan pertama dan utama. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga mempunyai peran penting dalam pembentukan sikap, tingkah laku dan kepribadian anak. Sebelum bersosialisasi kemasyarakat. Model pendidikan harus diciptakan dengan suasana belajar yang harmonis dan gurulah yang menjadi objek ujung tombak
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006) h. 5
1
2
keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah yang terlibat langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan dan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi antara pendidik dan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangung memegang peranan penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi anak didik, sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu. Pembelajaran pada hakikatnya lebih menekankan pada proses komunikasi adanya “feed back” timbal balik antara guru dan siswa, adanya saling berinteraksi. Proses interaksi juga terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan wali murid, terbentuknya komunikasi seperti itu agar memudahkan proses belajar mengajar dimana berinteraksi itu salah satu bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak yang berkaitan dalam proses pembelajaran. Dan berdasarkan hasil observasi di MTs Islamiyah Ciputat masih ditemukan berbagai masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah mengenai kualitas guru dalam mengajar terutama dalam penggunaan metode. Metode yang digunakan oleh para guru umumnya masih bersifat konvesional. Guru cenderung hanya menggunakan satu metode saja tidak ada pendukung dengan melibatkan metode yang lain. Ini terjadi diakibatkan kurangnya perhatian guru terhadap penggunaan metode dan kurangnya guru mengevaluasikan dalam kegiatan pembelajaran, hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, tidak dipungkiri bahwa peran metode itu sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa.2 Keberhasilan implementasi metode pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran itu sendiri, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran untuk dapat menyampaikan pembelajaran dengan baik, dan 2
Hasil Observasi di MTs Islamiyah, tanggal 04 November 2013.
3
agar siswa lebih dapat memahami pelajaran tersebut. Seorang guru selain menguasai materi, guru juga dituntut untuk dapat trampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya, dan guru juga harus menguasai secara umum dalam berbagai metode baik mengenai kelebihan dan kelemahan metode yang digunakan. Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya metode ceramah, metode demonstrasi, pemberian tugas, diskusi dan tanya jawab dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif guru harus pintar memilih metode sesuai tujuan dan materinya. Dari berbagai metode tersebut, metode demonstrasi menjadi salah satu metode yang tepat dalam pengajaran fiqih terutama pelajaran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan praktik, karena dalam pembelajaran ini banyak materi yang harus diterapkan atau dipraktikan, seperti tata-tata cara salat jama qashar, ibadah haji, berwudhu dan lain sebagainya. Dalam kurikulum jenjang MTs terbagi menjadi beberapa mata pelajaran yaitu: al-qur’an hadits, aqidah akhlak, fiqih, tarikh dan kebudayaan Islam.3 Salah satu bidang studi yang diajarkan di MTs yaitu bidang studi fiqih. Fiqih (fiqhu) artinya paham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (Fuqaha’). Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang dalilnya terperinci.4 Pada dasarnya mempelajari ilmu fiqih itu sangatlah penting dan jika dipahami itu akan mudah, tetapi banyak siswa yang merasakan kesulitan mempelajari pelajaran fiqih, kesulitan dalam penguasaan materi, materinya yang terlalu banyak dan waktu yang tersedia sedikit, banyaknya hafalan-hafalan. Sehingga yang melatarbelakangi hal ini adanya kesulitan belajar mereka yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar. Dalam mengatasi hal ini sebaiknya guru harus memberikan pengarahan kembali dan perhatian proses belajar
mengajarnya
dengan
menerapkan
metode-metode
yang
dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa, agar siswa tidak merasa 3
BSNP. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SMP dan MTs Departemen Agama, diakses pada tanggal 17 April 2014. 4 Zakiah Daradjat, Methodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksra, 2008) h. 78.
4
kesulitan, tidak merasa jenuh dan tidak merasa terbebani oleh materi-materi yang terlalu banyak dan rumit bagi mereka, untuk itu guru pun harus lebih pintar mencari cara agar siswa dapat mudah paham pelajaran yang guru berikan, salah satunya guru harus menerapkan metode yang sesuai dengan mata pelajaran tersebut. Pada mata pelajaran fiqih memiliki peranan penting dalam kehidupan seharihari dari mulai cara bersuci dari hadas kecil dan besar, tata-tata cara solat dan lain sebagainya salah satu dari sub-materi itu terdapat materi yang membahas jama’, qashar dan jama’qasar, sebagian besar siswa cenderung menggangap bahwa mata pelajaran Fiqih ini membosankan, siswa jenuh dengan cara penjelasan guru, karena guru hanya memaparkan menggunakan metode ceramah dan menghafal, apalagi untuk materi jama’, qashar dan jama’qasar yang sangat rumit, guru tidak bisa hanya sekedar menjelaskan dengan ceramah atau menghafal saja, akan tetapi guru harus pintar memilih metode agar sampai kepada tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi telah ditemukan permasalahan lain yang terdapat di kelas VII MTs Islamiyah. Bahwasannya banyak siswa yang belum mampu menerapkan salat jama’qasar, ketika ingin berpergian berjarak cukup jauh dan tidak cukup waktunya mereka meninggalkan salatnya, hal seperti itu patut ditanggulangi untuk menanggulangi hal tersebut kita harus mengetahui dan paham pada materi jama’qasar, penting sekali untuk siswa ketahui dan dipahami. Oleh karena itu, guru harus mengaplikasikan metode yang sesuai materi agar siswa mudah memahami materi tersebut. Adanya penggunaan metode itu agar siswa lebih tertarik untuk mempelajarinya, dapat membangkitkan siswa, memotivasikan siswa dengan menggunakan metode demonstrasi siswa lebih mudah paham dengan tata-tata cara salat jama’, qasar dan jama’qasar dan siswa dapat mengaplikasikan kembali dikehidupan sehari-hari.5 Siswa diharapkan dapat menimba ilmu dan wawasan yang sebanyakbanyaknya yang nantinya diharapkan akan berguna dimasa mendatang. Cara untuk mengukur kemampuan, pengetahuan dan pemahaman siswa tentang suatu mata pelajaran di sekolah yaitu dengan melihat proses belajar siswa. Pencerminan 5
Hasil Observasi di MTs Islamiyah kelas VII, tanggal 04 November 2013.
5
hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha. Tinggi rendahnya hasil belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan masa depan siswa. Rendahnya daya serap peserta didik dalam memahami materi pelajaran yang diberikan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini merupakan salah satu masalah hasil belajar siswa, rendahnya hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Adanya dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu salah satunya terdapat didalam diri sendiri, adanya faktor fisiologis yang mempunyai sifat seperti kesehatan prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek sehat jasmani dan rohani dan lain sebagainya. Semua itu akan membantu dalam proses hasil belajar. Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Artinya semua yang berhubungan dengan fisiologis kita tidak sehat akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada proses dan hasil belajar siswa. Kemudian pada faktor psikologis artinya setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar penalaran bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Penggunaan metode pelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar siswa, dalam kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Maksud lingkungan alam disini yaitu keadaan suhu misalnya pada posisi belajar pada tengahhari diruang yang memiliki ventilasi udara kurang tentunya akan berbeda dengan suasana belajar di pagi hari yang udaranya sangat segar, apalagi didalam ruang yang cukup mendukung untuk bernafas. Kemudian mengenai lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar didalam kelas merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar kelas nah hal itu semua akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk membantu meningkatkan hasil belajar siswa agar dapat menjadi lebih optimal. Maka faktor-faktor tersebut hendaknya dapat difungsikan
6
secara maksimal sehingga pada akhirnya hasil belajar yang diraih siswa akan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut sebagai judul skripsi “Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs Islamiyah Ciputat”.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada beberapa maslah yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, para guru cenderung belum mengoptimalkan penggunaan metode yang dapat membangun keaktifan siswa. 2. Siswa belum mampu mengaplikasikan salat jama’ qasar. 3. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Fiqih.
C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan sehubung dengan proses belajar mengajar di kelas sebagai usaha pencapaian tujuan pendidikan seperti yang ada dalam indentifikasi masalah diatas dan agar peneliti ini lebih maksimal maka pembatas permasalah yang akan diteliti yaitu pada masalah 1. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran Fiqih rendah, untuk meningkatkan nilai tersebut maka penulis menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. 2. Konsep materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa selama penelitian adalah jama, qasar dan jama’qasar yang diajarkan pada siswa kelas VII
7
D. Perumusan Masalah Berdasarkaan identifikasi dan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara metode demonstrasi dengan hasil belajar siswa? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode ceramah? 3. Bagaimana perbedaan hasil praktek siswa yang diterapkan oleh guru menggunakan metode demonstrasi dengan yang tidak menggunakan metode demonstrasi?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh guru fiqih dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi fiqih (jama’qasar) di MTs Islamiyah.
F.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang studi fiqih demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang dan 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna terutama bagi diri penulis untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi fiqih. 3. Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki dan memahami suatu sistem pendidikan sehingga pendidikan dalam proses metodelogi serta hasil
8
belajar siswa dapat tercapai dan guna dalam menghasilkan siswa-siswi yang kreatif dengan pola pikir intelektual dan berakhlakul karimah.
9
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Metode Pembelajaran. 1. Pengertian Metode Pembelajaran. Dalam dunia pendidikan sering sekali kita terkecoh oleh istilah-istilah kegiatan pembelajaran, istilah strategi dan metode adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Ada beberapa hal yang perlu kita cermati dari istilah-istilah tersebut. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1 Tujuan pembelajaran yang ditetapkan agar materi yang disampaikan kepada siswa dapat dipahami siswa dengan mudah dan lebih tahan lama dalam ingatan siswa Metode secara bahasa berasal dari kata “Metha” yang berarti balik atau belakang, dan hadas yang berarti melalui atau melewati. Dalam bahasa Arab diartikan sebagai thariqah atau jalan.Dengan demikian, metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Kata metode selanjutnya dihubungkan dengan kata “logos” yang berarti ilmu.Dengan demikian metodologi berarti ilmu tentang cara-cara atau jalan harus ditempuh untuk mencapai tujuan.2 Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran Berbagai penjelasan sudah dijabarkan diatas, agar tidak terjadi kesulitankesulitan membedakan makna, sesuai dengan judul yang akan diteliti penulis
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010) cet. 7, h. 126. 2 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 176.
9
10
lebih memfokuskan kembali hanya mengambil salah satu pengertian-pengertian yaitu pengertian dari metode pembelajaran saja. Dalam kamus besar bahasa Indonesia bahwa metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dihendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.3 Metode secara bahasa berasal dari kata “Metha” yang berarti balik atau belakang, dan hadas yang berarti melalui atau melewati. Dalam bahasa Arab diartikan sebagai thariqah atau jalan.Dengan demikian, metode berarti jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan yang diinginkan.Kata metode selanjutnya dihubungkan dengan kata “logos” yang berarti ilmu.Dengan demikian metodologi berarti ilmu tentang cara-cara atau jalan harus ditempuh untuk mencapai tujuan.4 Metode merupakan salah satu “sub-sytem” dalam “sistem pembelajaran”, yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk mencapai suatu tujuan.5 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan.Maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-jelasnya merupakan persyaratan terpentingsebelum seorang guru menentukan dan memilih metode mengajar yang tepat. Agar tercapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan seorang guru harus mengetahui dan menguasai berbagai metode mengajar. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Semua metode pembelajaran bagus, tidak ada yang paling bagus 3
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2000), Edisi 3, h. 740. 4 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 176. 5 Sudiyono, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang: UIN Malang, 2006), h. 118
11
untuk semua situasi dan kondisi tertentu, tetapi tidak bagus pada situasi lainnya. Karena itu, penentuan bagus tidaknya suatu metode pembelajaran bergantung pada tujuan yang akan dicapai, kondisi lingkungan, peserta didik, fasilitas dan bahan ajar untuk itulah, maka dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran hendaknya diperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: a.
Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan minat dan motif belajar peserta didik
b.
Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan peserta didik untuk belajar lebih lanjut.
c.
Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mewujudkan hasil karya.
d.
Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan, nilai-nilai dan sikap peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
e.
Metode yang digunakan harus dapat mendidik pesrta didik untuk memperoleh pengetahuan melalui usaha sendiri.6 E. Mulyasa mengemukakan, bahwa penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang sifatnya teacher centered, namun lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.7 Definisi pembelajaran adalah suatu aktivitas belajar mengajar, dimana proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran secara etimologi berasal dari kata “belajar” yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Kemudian dari kata belajar diberi imbuhan pedan -an, sehingga terbentuk kata “pembelajaran” yang berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.8 6
Syamsu S. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, (Makasar, CV berkah utami, 2009) h. 88 cet 1. 7 Ibid, h. 88. 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, op.cit, h. 17
12
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajara. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran, suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien9 Jadi, dalam kegiatan proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi antara siswa dengan guru. Sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal ini dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 2. Macam-macam Metode Pembelajaran dan Proses Belajar Mengajar Ada banyak pilihan metode yang dapat dipergunakan oleh seorang fasilitator ada metode ceramah, metode resitasi, metode jigsaw, metode demonstrasi, metode diskusi, dan lain sebagainya. Tentu saja setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yang tepat meliputi: Tujuan pembelajaran, sifat materi pembelajaran, peserta didik, fasilitator, waktu dan yang paling penting adalah pendekatannya. Hal ini penting karena kalau menggunakan pendekatan konvensional akan berbeda dengan pendekatan andragogis. Maksudnya disini dalam mendekatan andragogis keterlibatan aktif peserta didik menjadi mutlak adanya, untuk itu maka metode-metode yang bersifat satu arah untuk dihindarkan10
9
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 131 10 Sudiyono, op.cit., h. 119
13
Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metodemetode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. 11 Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metode yang dikemukakan para ahli, yaitu metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi karyawisata, penugasan, pemecahan masalah diskusi, dan lain sebagainya. Secara garis besar proses belajar mengajar dibedakan menjadi dua yaitu, proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered) dan proses pengajaran berpusat pada siswa (student centered). a.
Proses pengajaran berorientasi pada guru (Teacher Centered) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting,
guru menentukan segalanya. Sehubung dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampaian informasi, dan guru sebagi evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti misalnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, media apa yang harus digunakan, dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan perannya sebagai penyampai informasi, sering guru menggunakan metode ceramah sebagai utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pengajaran. Karena pentingnya metode ini, maka baisanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah, dan tidak mengajar jika tidak melakukan ceramah. Sedangkan sebagai evaluator guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.12
11
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: GP Press, 2009) cet ke-6 h. 59. 12 Wina Sanjaya, op. cit., h. 96.
14
b.
Pengajaran berpusat pada siswa (Student Centered)
Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak belajar apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarainya, bukan hanya guru yang menentukan tetapi juga siswa. Siswa mempunyai kesempatan untuk belajar sesuai dengan gaya sendiri. Dengan demikian, peran guru berubah dari peran sebagai sumber belajar menajadi peran sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Tujuan utama mengajar adalah membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, kriteria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran, tetapi diukur dari sejauh mana siswa telah melakukan proses belajar. Dengan demikian, guru tak lagi berperan hanya membimbing dan memfasilitasi agar siswa mau dan mampu belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (student oriented). Siswa tidak dianggap sebagai onjek belajar yang dapat diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang belajar sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya tidak semata-mata ditentukan oleh keinginan guru, tetapi memerhatikan setiap perbedaan guru.13 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran berfokus pada pengajaran guru yang memberikan waktu cukup kepada siswa untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Metode
pembelajaran
yang
berpusat
pada
siswa
menggambarkan
bahwasannya guru lebih memfasilitasi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa atau yang disebut juga (student centered) jadi siswa tidak pasif dalam melakukan kegiatan belajar yang tidak hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Mereka adalah individu yang memiliki
13
Ibid, h. 99.
15
kemampuan dan potensi dan guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial siswa.
B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Demonstrasi Metode
demonstrasi
adalah
metode
penyajian
pelajaran
dengan
memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik seharusnya atau hanya sekedar tiruan. Metode demonstrasi ini banyak digunakan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses pengaturan dan pembuatan sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya. Dengan metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas, mudah diingat dan dipahami, proses belajar lebih menarik, mendorong krativitas siswa, dan sebagainya.14 Selain itu, metode demonstrasi ini juga didasarkan pada asumsi bahwa mengerjakan dan melihat langsung lebih baik dari hanya sekadar mendengar, adanya perbedaan pada sifat pelajaran yang mengharuskan peragaan, serta adanya perbedaan tipe belajar peseta didik, yakni ada yang tipe visual, auditif, motorik dan campuran. Dengan adanya metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas mudah diingat dan dipahami, proses belajar yang menarik, mendorong kreativitas peserta didik, dan sebagainya.15 Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif. Dengan demonstrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian dngan baik dan sempurna, siswa juga dapat mengamati dan memerhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Adapun penggunaan metode demonstrasi
14
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009) h. 183 15 Ibid, h. 183-184.
16
mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu16 Metode
demonstrasi
juga
dapat
mempertunjukan,
mengerjakan
dan
menjelaskan, jadi dalam demonstrasi guru mempertunjukan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu. Melalui ini diharapkan akan dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan suatu aktivitas.17 Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulannya. Jadi, demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian
diikuti
didemonstrasikan
oleh lebih
murid
sehingga
bermakna
ilmu
dalam
atau ingatan
ketrampilan
yang
masing-masing
murid.Memperjelaskan pengertian tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau langsung oleh anak didik. Sebaiknya dalam mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru lebih dahulu mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, lalu setelah itu murid ikut mempraktekan sesuai dengan petunjuknya dengan teknik ini memberikan peserta didik kesempatan untuk berlatih metal siswa melalui demonstrasi, ketrampilan khusus yang diajarkan di kelas. Demonstrasi juga sering menggunakan alternatif yang tepat untuk bermain peran siswa.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa
kelebihan,
diantranya: a. Melalui metode pembelajaran demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindar, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
16
Isjoni, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta:Pustaka pelajar, 2007) h. 149 17 Aceng Lukman Hakim, “Peranan Pendidikan Pra-Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol IX No. 1 Januari- Juni 2006. h. 91
17
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. b. Demosntrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi gutu yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.18 Setelah melihat dari sisi kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi, maka dapat disimpulkan bahwasannya menggunakan metode demonstrasi juga tidak semuanya ada sisi kelebihannya tetapi juga ada siswa kelemahannya, baik dalam menentukan waktu, tempat, faktor internal siswa dan eksternal, semua itu harus kita perhatikan tidak bisa menentukan hari ini harus pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, tetapi guru juga harus memperhatikan kondisi dan situasi dalam belajar. Apabila ada teori mengenai menjalankan tata cara salat jama’ dan qashar sebaiknya seorang guru terlebih dahulu mendemonstrasikan didepan para murid, dan disertai dengan bacaan-bacaan salat jama’ dan qashar, setelah itu masih di bawah bimbingan guru, guru dapat memilih seorang murid yang untuk mempraktekannya
dihadapan
teman-temannya.
Pada
saat
anak
didik
mendemonstrasikannya guru harus mengamati langkah demi langkah dari setiap 18
Wina Sanjaya, op. cit, h. 152-153
18
gerak gerik muridtersebut, sehingga kalau ada segi-segi yang kurang baik atau bacaan-bacaan
yang
salah,
guru
berkewajiban
memperbaikinya,
guru
memperbaiki kembali tentang pelaksanaannya dan bacaan-bacaan yang masih dianggap kurang dimengerti. Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya, akan memberi kesan yang dalam pada diri anak didik, karena guru berarti telah memberi pengalaman kepada anak didik, baik anak didik yang menkan demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya. Dengan tambahan pengalaman ini akan dasar pengembangan kecakapan dan ketrampilan dari anak didik yang kita asuh.19
3. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi 1) Tahap Persiapan. Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam menggunakan metode demonstrasi: a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. b. Persiapan
garis
besar
langkah-langkah
demonstrasi
yang
akan
dilakukan.Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai penduan utnuk menghindari kegagalan. c. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang diperlukan.20 2) Tahap Pelaksanaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal
yang harus
diperhatikan, di antaranya: a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
19
Zakiah darajat, op. cit, h. 297 Wina Sanjaya, op.cit, h. 153
20
19
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.21 3) Langkah-langkah Pelaksaan Demonstrasi a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir,
misalnya
melalui
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi b. Ciptakan suasana yang menyejukan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.22 4) Langkah-langkah Mengakhiri Demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan
demonstrasi
dan
proses
pencapaian
tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya23. Setelah perencanaan-perencanaan tersusun akan ada uji coba terlebih dahulu, sehingga penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai pada satu tujuan pembelajaran. Pada hakikat semua metode itu menarik atau baik, tidak ada yang paling buruk ada tidak baik, tetapi semua itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan dari setiap metode yang akan digunakannya. 21
Ibid, h. 154 Ibid, h. 154. 23 Ibid, h. 154. 22
20
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk memberikan ketrampilan tertentu, hindari sifat menjelasan dengan menggunakan bahasa-bahasa yang kurang dimengerti, sehingga akan berakibat buruk, karena nantinya siswa akan sulit memahami dan pembelajaran pun kurang efektif dan gagal. Dapat disimpulkan bahwasannya sebelum guru menerapkan metode demonstrasi
sebaiknya
guru
lebih
mempersiapkan
langkah-langkah
menggunakan metode demonstrasi, tujuannya yaitu agar penerapan metode tersebut dapat berjalan dengan efektif dan sampai kepada tujuan pembelajaran.
C. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh usaha sendiri atau hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan lain sebagainya.24 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Menurut Nasution hasil belajar merupakan “sesuatu yang akan dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu. 25 Sedangkan Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar adalah “Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 26 Penilaian hasil belajar yaitu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.27 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. dan
24
Pusat Bahasa DEPDIKNAS, op.cit, h. 391 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran,( Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006), Cet IV, h.61. 26 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. XIII, hlm. 22. 27 Ibid, h. 3 25
21
kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengimplementasikan kembali pengetahuan yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Ketika memperoleh hasil belajar yang optimal kita harus memperhatikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri, hasil belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu: 1) Faktor Internal(faktor dari dalam diri peserta didik), yakni keadaan/kondisi jasmani atau rohani peserta didik yang termasuk faktor-faktor internal antara lain adalah: a. Faktor Fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kurang gizi misalnya, teryata kemampuan belajarnya berada dibawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.28 b. Faktor Psikologis Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbedabeda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan mempengaruhi pada proses belajar mengajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan sikap.
28
Yudi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008) h. 24
22
2) Faktor Eksternal (Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial). a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Lingkungan masyarakat tetangga atau temanteman seperjuangan, kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggu, misalnya. Akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa tersebut akan menemukan kesulitan-kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, keluarga semua itu dapat memberikan dampak baik atau buruknya terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. b. Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 29 Jadi kesimpulannya, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa (intern) faktor yang datang dari luar diri siswa (ekstern), keduanya faktor tersebut selalu berkaitan sehingga telah menjadi satu kesatuan yang kompleks. 29
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikandengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001) h.135
23
D. Bidang Study Fiqih 1. Pengertian Fiqih Fiqih (fiqhu) artinya faham atau tahu. Menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha). Fiqih itu ialah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syaria’at Islam yang diambil dari dalil-dalinya yang terperinci. Menurut Hasan Ahmad Al-Khatib: fiqhu Islami ialah sekumpulan hukum syara’ yang sudah dibukukan dalam berbagai mazhab, baik dari mazhab yang empat atau mazhab lainnya.30 Menurut Al-Jurnani menyebutkan bahwa fiqih menurut bahasa berati paham terhadap tujuan seseorang pembicara. Menurut istilah fiqih ialah mengetahui hukum-hukum syara yang amaliah (mengenai perbuatan, prilaku dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci.31 Menurut Imam Ghazali dari mazhab Syafi’i mendefinisikan tentang fiqih sebagai fiqih itu mengatahui dan memahami, akan tetapi dalam tradisi ulama, fiqih diartikan dalam tentang suatu syara’ yang tertentu bagi perbuatan dan mukallaf seperti wajib, haram, sunnah, mubah, makhruh, sah, fasad, batal dan sejenisnya.32
2. Ruang lingkup Pengajaran Fiqih Didalam pembahasan ilmu fiqih, fiqih juga mempunyai adanya ruang lingkup yang mencakup pembahasannya diantara lain adalah: a. Ibadat didalam bab ibadah juga membicarakan mengenai permasalahanpermasalahan seperti thaharah, shalat, shiyam, zakat, haji, jenazah, jihad dan lain sebagainya. b. Ahwalusy’ syakhshiyyah yang membahas tentang nikah, khitbah (melamar), mu’asyarah (bergaul), nafaqah, thalak, khulu dan lain sebagainya c. Mu’amalat madaniyat bab ini membahas tentang buyu’ khiyar, riba, sewa menyewa, utang-piutang, gadai dan lain sebagainya. 30
Zakiah darajat,op.cit,h.78 A. Dzajuli, Ilmu Fiqih Penggalian, Perkembangan dan penerapan Hukum Islam, (Jakarta kencana, 2010 ) h. 4 32 Ibid, h. 16 31
24
d. Mu’amalat maliyat (status milik bersama, baitul maal, cara pengelolaan baitul maal, kepengurusan baitul maal dan lain sebagainya). e. Jinayat (Pelanggaran, kejahatan, qishash, hukuman mutad berzina dan lain sebagainya). f. Murafat’at akhkamud dusturiyah (Peradilan, hakim, gugatan, pembuktian dan ain sebagainya). dan Ahkamud dualiyah (Kepala negara dan waliyul amri, syarat menjadi kepala negara, musyawarah dan demoktrasi dan lain sebagainya).33 3. Jama’qasar Dalam ruang lingkup fiqih ada beberapa pembahasan fiqih yang telah dijabarkan diatas, penulis mengambil pembahasan mengenai ibadah didalam bab ibadahpun terdapat materi salat jama’qasar. Adapun pengertian jama’qasar yaitu a. Pengertian Jama’ Pengertian jama’ menurut bahasa ialah salat yang dikumpulkan, sedangkan menurut istilah ialah dua salat fardhu yang dikerjakan dalam satu waktu karena ada sebab-sebab tertentu. Contohnya salat dzuhur dan salat ashar dikerjakan pada waktu dzuhur atau pada waktu ashar. b. Macam-macam salat jama’ Salat jama’ ada dua macam yaitu: a) Jama’ taqdim Jama taqdim ialah menjama atau mengumpulkan salat dikerjakan pada waktu yang lebih awal. Contohnya menjama salat dzuhur dan salat ashar dikerjakan pada waktu zuhur atau menjama’ salat magrib dan salat isya’ dikerjakan pada waktu magrib b)Jama’ takhir Jama’ takhir ialah menjama’ atau mengumpulkan salat dikerjakan pada waktu yang akhir.Contoh menjama salat dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu ashar atau menjama salat magrib dan isya’ dikerjakan pada waktu isya’.
33
Zakiah darajat,op.cit,h. 81
25
c. Sebab-sebab salat jama’ dan qasar Adapun beberapa sebab yang membolehkan salat dilakukan dengan cara jama’ atau qasar. Sebab-sebab tersebut, antara lain: a) Dalam keadaan ketakutan atau sangat khawatir, misalnya perang, angin topan, dan lain-lain. b) Sedang melakukan perjalanan jauh dengan tujuan baik. Sabda Rasulullah SAW:
وَ اﻟﱠ ِﺬيْ ﻻَ اﻟﮫَ َﻏ ْﯿ ُﺮهُ ﻣﺎ َ ﺻَ ﻠﱠﻰ رَ ُﺳﻮْ ُل ﷲِ ﺻَ ﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ وَ َﺳﻠَ َﻢ ﺻَ َﻼةً ﻗُﻂﱠ اِﻻﱠ ﻟِﻮَ ْﻗﺘِﮭَﺎ اِ ﱠﻻ ِ ﻈ ْﮭ ِﺮ وَ ا ْﻟ َﻌﺼْ ِﺮ ﺑِ َﻌﺮَ ﻓَﺔَ وَ ﺑَ ْﯿﻦَ ا ْﻟ َﻤ ْﻐ ِﺮ ﺟَ ْﻤ ُﻊ ﺑَ ْﯿﻦَ اﻟ ﱡ:ﺻَ ﱠﻼ ﺗَ ْﯿ ِﻦ -َ اي ﺑِ ُﻤﺰْ َدﻟِﻔَﺔ-ب وَ ا ْﻟ ِﻌ َﺸﺎ ِء ()رواه اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ Artinya: “Demi dzat yang tiada Tuhan selain Dia, Rasulullah SAW belum pernah melaksanakan salat kecuali pada waktunya, selain dua salat, yaitu jama’ antara zuhur dan ashar di Arafah dan jama’ antara magrib dan isya di Muzdalifah. (H.R. Imam Bukhori Muslim)34 Adapun Firman Allah SWT:
Artinya:
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Qs. An-nisa 103)35 Ayat ini menunjukan karena Allah SWT telah memerintahkan kita untuk melaksanakan salat pada waktu-waktunya yang telah ditentukan, akan 34
Abdurrahman Al-Juzairi, Fiqih Empat Madzhab Bagian Ibadah Jilid 3, (Cairo: Mathba’ah Al-Istiqomah, 1996) h. 213. 35 Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Al-Mizan Publishing, 2009), h. 96
26
tetapi Islam adalah agama yang mudah, maka ia membolehkan salat diluar waktu-waktunya ketika ada suatu kesulitan, dengan tujuan untuk menghindari adanya kesempitan dan kesulitan d. Syarat Salat Jama’ Salat boleh dijama’ bila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a)
Dalam pejalanan (musafir
b)
Perjalan itu berjarak jauh
c)
Niat menjama’ salat pada waktu takbiratul ihram Niat salat zuhur jama’ taqdim.
ت َﻣﺠْ ُﻤﻮْ ًﻋﺎ ﺑِﺎ ْﻟﻈُ ْﮭﺮِﺟَ ﻤْﻊ ﺗَ ْﻘ ِﺪﯾْﻤﻠﻠﮫ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ٍ اُﺻَ ﻠّﻲ ﻓَﺮْ ضَ اﻟﻌَﺼْ ِﺮاَرْ ﺑَ َﻊ رَ َﻛ َﻌﺎ Artinya: “Aku niat solat fardhu asar empat rakaat dijama’ dengan zuhur, jama taqdim karena Allah ta’ala.” Niat salat asar jama’ takhir
ب ﺟَ ْﻤ َﻌﺘﺎﺧِ ْﯿ ِﺮ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ِ ت َﻣﺠْ ُﻤﻮْ ًﻋﺎ ﺑِﺎﻟ َﻤﻐْﺮ ٍ اُﺻَ ﻠّﻲ ﻓَﺮْ ضَ اﻟﻌﺸِ ﺎ َ ِءاَرْ ﺑَ َﻊ رَ َﻛ َﻌﺎ Artinya: “Aku niat salat fardhu isya empat rakaat yang dijama’ magrib,jama’takhir karena Allah ta’ala.”
e. Pengertian Salat Qasar Pengertian salat qashar menurut bahasa ialah salat yang diringkas. Sedangkan pengertian salat qashar menurut istilah ialah mengerjakan salat fardu dengan cara meringkas yaitu salat yang empar rakaat diringkas menjadi dua rakaat. Adapun salat yang dua rakaat atau tiga rakaat tidak dapat diqashar. Adapun Firman Allah SWT:
27
Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah Mengapa kamu men-qasharmu, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (Qs. An-nisa 101)36 Ayat ini menunjukan bahwa mengqasar salat itu disyari’atkan ketika dalam keadaan takut.Adapun niat salat qasar yaitu: Niat qasar zuhur
ا ُﺻَ ﻠﱢﯾ َﻔرْ ﺿَ ﺎﻟ ﱡظ ْﮭرِ رَ ﻛْ َﻌ َﺗ ْﯾ ِﻧ َﻘﺻْ رً اﻟﻠﮭ َﺗﻌَ ﺎﻟَﻰ Artinya: “Aku niat salat fardhu zuhur dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.” Niat qasar Asar
ا ُﺻَ ﻠﱢﯾ َﻔرْ ﺿَ ﺎﻟﻌَ ﺻْ رِ رَ ﻛْ َﻌ َﺗ ْﯾ ِﻧ َﻘﺻْ رً اﻟﻠﮭ َﺗﻌَ ﺎﻟَﻰ Artinya: “Aku niat salat fadhu asar dua rakaat qasar karena Allah ta’ala.” f. Salat yang Boleh Diqasar Salat yang boleh diqashar ialah salat yang berjumlah empat rakaat magrib tidak dapat diqashar, karena jumlah rakaatnya kurang dari empat. g. Salat Jama’ Qasar Salat jama’qasarialah salat yang pelaksanaannya di samping jama’ juga di qasar, baik dalam jama’ taqdim maupun dalam jama’ takhir. Salat yang semula empat rakaat (zuhur, asar dan isya’) dikerjakan dua rakaat, tidak ada selingan antara kedua salat yang dijama’kan. Adapun contoh niat salat jama’ qasar ialah sebagai berikut: Niat salat zuhur qasar jama’ taqdim.
َﻌﺎﻟَﻰ 36
Ibid, h. 96
ﻈ ْﮭ ِﺮرَ ْﻛ َﻌﺘَ ْﯿﻦِ ﻗَﺼْ ﺮْ ا وَ َﻣﺠْ ُﻤﻮْ ًﻋﺎ اِﻟَ ْﯿ ِﮫ اﻟ َﻌﺼْ ِﺮ اُﺻَ ﻠﱢﻲ ﻓَﺮْ ضَ اﻟ ﱡ
28
Artinya: “Aku niat salat fardhu zuhur dua rakaat qasar jama’ taqdim beserta salat asar karena ta’ala.”
E. Hasil Penelitian yang Relevan Ada banyak hasil yang penelitian berupa skripsi para mahasiwa yang memuat mengenai menggunakan metode dan hasilnya adalah ada yang bersifat positif dan ada juga negatif. Dalam hal ini metode yang penulis pilih adalah metode demonstrasi yang banyak digunakan oleh guru Madrasah dalam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebagai salah satu contoh adalah skripsi saudari Maria Ulfah (809011000161) Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dengan Jurusuan Pendidikan Agama Islam tahun 2011, dengan judul skripsi “Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa” mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Jakarta, yang menyimpulkan bahwa metode demonstrasi itu sangat sesuai dengan metode pembelajaran aktif yang didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), metode demonstrasi ini juga turut mendukung prestasi belajar kemudian dalam penelitian yang menjadi acuan ini skripsi ini hanya menggunakan metodologi penelitian angket. Dengan demikian hasil penelitian ini mendapatkan nilai yang positif sebagai efektifitas dalam proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Namun terjadinya perbedaan antara penelitian dengan si penulis, bahwasannya penulis lebih mengkhususkan kepada pengaruh metode tersebut dengan keberhasilan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih, peneliti lebih melihat adakah pengaruh yang signifikan antara metode demonstrasi dengan hasil belajar siswa? artinya penulis lebih mengepankan hasil belajar siswa, senada dengan metode yang sama-sama menggunakan metode demonstrasi penulis mengambil metode demonstrasi karena hal ini telah diuji cobakan oleh peneliti lain bahwa metode demonstrasi sangat efektif untuk pembelajaran fiqih khususnya dengan mata pelajaran yang lebih condong dengan nilai praktek.
29
Hasil relevan yang kedua yaitu Istikhoroh yang berjudul “efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran PAI hubungan dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI 1 Ciputat” menyatakan terdapat hubungan yang sedang atau cukup tersebut dinyatakan dengan adanya korelasi variabel efektivitas metode demonstrasi terhadap motivasi belajar siswa melalui koefisien determinasi (KD). Diketahui pula koefisien determinasnya adalah 16 atau dalam presentase= 16%. Hal ini mencerminkan bahwa efektifitas metode demonstrasi hanya dapat memberikan kontribusi atas peningkatan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI sebesar 16%. ,
Hasil penelitian relevan yang ketiga yaitu Rahmy Lestari “Pengaruh Metode
Demonstrasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi fiqih di MTs Al- Hidayah. Dimana taraf signifikas 5 % yaitu 0,374, taraf signifikan 1 % yaitu 0,478, hasil dari r hitung yaitu 2,9 dapat disimpulkan bahwa menyatakan terdapat pengaruh yang positif yang signifikan antara metode demonstrasi terhadap prestasi belajar dalam bidang study tayamum. Hal ini senada dengan penulis namun berbeda variabel yang kedua peneliti membahas prestasi dengan melihat rapot sedangkan penulis meneliti hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi dan penulis menggunakan jenis penelitiannya sebgai quasi eksperimen sedangkanpeneliti menggunakan jenis penelitian korelasi. Karena skripsi ketiga ini menggunakan metode korelasi hanya menyebarkan angket saja, maka hasilnya berupa hubungan metode demonstrasi dengan prestasi yang melihat dengan nilai rapot siswa. hal ini menunjukan bahwa pengaruh metode demontrasi ini sangat berpengaruh terhadap hasil atau pretasi siswa. Begitupun dengan skripsi penulis, menggunakan metode demonstrasi ini sangat efektif dan sangat berpengaruh terhadap hasil atau pretasi belajar siswa dan akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Setidaknya terdapat beberapa keterkaitan yang relevan antara penelitian penulis yang berjudul “Pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa”. Dengan hasil penelitian ketiga diatas telah diuraikan dan dijelaskan yang terkaitan dengan hasil penelitian yang relevan.
30
F. Kerangka Berfikir Metode demonstrasi merupakan salah satu metode terbaik yang digunakan dalam penyampaian materi bahan ajar
Pendidikan Agama Islam. Pada mata
pelajaran fiqih khususnya didalam bidang tersebut banyak hal-hal yang memang harus menggunakan metode demonstrasi. Problem fundamental dalam konteks metode atau strategi pembelajaran di sekolah-sekolah adalah kebanyakan guru masih menggunakan metode tradisional, bahkan bisa dikatakan mereka kurang kreatif dan inovatif, mengingat metode yang dipakai masih sangat konservatif. Metode-metode yang disampaikan oleh para guru dalam proses pembelajaran di sekolah telah membuka jurang pemisah antara pendidik dan peserta didik. Dengan metode demonstrasi ini dimana seorang siswa harus lebih fokus memperhatikan dengan baik peragaan yang diperagakan oleh guru. Berdasarkan pengertian-pengertian metode demontrasi di atas banyak hal-hal positif yang didapat oleh siswa seperti contohnya siswa mudah paham apabila pelajaran tidak hanya menggunakan teori saja tetapi juga mempraktikan. Dan banyak pula yang didapat dari sisi positifnya dalam penggunaan metode demonstrasi ini, siswa lebih banyak berpusat kepada guru, lebih aktif dalam peragaan, sehingga para siswa lebih banyak pengalaman tersendiri dari hasil praktek tersebut. Keberhasilan siswa dipengaruhi oleh beberapa hal terutama ketersedian fasilitas belajar, pemanfaatan waktu dan penggunaan metode belajar. Pada pelaksaan pembelajaran di kelas guru harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat karena cara guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sangat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran. Minat siswa terhadap materi pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, bahwa guru berkewajiban untuk sampai kepada tujuan pembelajaran siswa.
31
G. Pengajuan Hipotesis Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan siswa yang menggunakan metode ceramah HI: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran demonstrasi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan objek penelitian ditetapkan di MTs Islamiyah Ciputat. Adapun waktu yang digunakan penelitian ini adalah pada tahun ajaran 2012/2013.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Hari/ tanggal Tahap pertemuan Kelas/ ruang Senin, 11 November Meminta izin untuk penelitian Di ruang kepala 2013 kepada pihak sekolah sekolah MTs Islamiyah Ciputat Selasa, 12 November Uji coba soal instrument penelitian Di kelas VIII 2013 Rabu, 13 November Pretest Eksperimen-Kontrol Di kelas VII b dan 2013 VII a Jum’at, 15 November Pertemuan 1 di kelas eksperimen VII b 2013 Senin, 18 November Pertemuan 1 di kelas kontrol VII a 2013 Rabu, 20 November Pertemuan 2 di kelas eksperimen VII b dan VII a 2013 dan kontrol Jum’at, 22 November Pertemuan 3 di kelas eksperimen VII b 2013 Senin, 25 November Pertemuan 3 di kelas Kontrol VII a 2013 Selasa, 3 Desember Posttest eksperimen-kontrol Di klelas VII b dan 2013 VII a
B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode quasi eksperimen atau eksperimen semu desain ini mempunyai kelompok kontrol dan eksperimen, tetapi tidak dapat
32
33
berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
mempengaruhi pelaksaan eksperimen.
variabel-variabel
luar
yang
1
Dalam penelitian ini, sampel dibagi menjadi dua kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran demonstrasi dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group pretest-posstest design. Hanya saja desain ini kelompok eksperimen dan kontrolnya tidak dipilih secara random2.Sebagaimana telah diketahui, penentuan sampel pada penelitian Tabel 3.2 Nonequivalent Control Group Pretest-Posttest Design Kelompok
Tes awal
Perlakuan (X)
Tes akhir
Eksperimen
T1
X
T2
Control
T3
-
T4
Keterangan : T1
: Pretest
Kelas Eksperimen
T2
:
T3
: Posttest Kelas control
T4
: Posttest Kelas control
X
: Pembelajaran Fiqih menggunakan metode demonstrasi
-
: Pembelajaran Fiqih tidak menggunakan metode.
Pretest Kelas eksperimen
C. Variabel penelitian Menurut Hactch dalam Sugiyono, variabel adalah sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” diantara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.3 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Fiqih, sehingga variabel bebasnya adalah metode demonstrasi.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 114 2 Ibid, h. 116 3 Ibid, h. 60
34
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua buah variabel, yakni variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat) 1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) 2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan pemaparan mengenai variabel diatas, penulis merumuskan variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: 1. Variabel Independen (Bebas) : Metode Pembelajaran Demonstrasi 2. Variabel Dependen (Terikat ) : Hasil Belajar Siswa.4
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Dalam penelitian ini yang menjadi suatu targetnya adalah siswa kelas VII MTs Islamiyah Ciputat yang berjumlah 99 siswa dalam satu kelas terdapat 33 siswa5 2. Sampel Sampel adalah sebagai bagian dari populasi.6 Sampel yang digunakan penelitian yaitu teknik Sampling Purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
mempertimbangkan
tertentu 7. Jadi pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan guru, guru memberikan dua kelas yang terdiri dari dua kelompok yaitu: 1. Kelompok eksperimen, sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas VII-II yang berjumlah 33 siswa. 2. Kelompok kontrol, sampel yang terpilih sebagai kelompok kontrol adalah siswa kelas VII-I yang berjumlah 33 siswa.
4
Ibid, h. 61 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka cipta, 2010), h. 118 6 Ibid, h. 121 7 Sugiyono, Op.cit, h. 124 5
35
E. Instrumen Penelitian Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini dua macam yaitu: instrumen tes dan instrumen non tes. 1. Instrumen Tes Tes tertulis berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) adalah bahanbahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para peserta didik. Kisi-kisi instrumen tes terdapat dalam lampiran. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes yang digunakan yaitu lembar observasi ini terdiri dari tiga yaitu lembar observasi aktivitas guru dalam belajar mengajar, lembar observasi aktifitas siswa dam lembar observasi praktek ibadah terdapat dalam lampiran.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa kegiatan, yaitu dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar,
lembar observasi untuk pengamatan dalam melakukan praktek solat dan test yang bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak terhadap hasil belajar. 1. Instrumen Tes. Data dalam penelitian yang berupa alat tes sebelum diberikan kepada siswa harus diketahui terlebih dahulu apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilhan ganda yang berjulah tiga puluh soal untuk mengukur kemampuan pelajaran Fiqih siswa. Sebelum digunakan soal (tes) tersebut maka diuji cobakan untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas dan reliabilitas. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut: a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat MTs b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran Fiqih
36
c. Membuat soal insrumen sesuai dengan kisi-kisi instrumen d. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi e. Melaksanakan uji coba insrumen penelitian f. Analisis validitas dan reliabilitas
Tes berperan untuk menjaring konsep awal konsep akhir siswa sebelum dan sesudah pembelajaran yang dilakukan. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasrakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada aspek solat aspek solat ini pun dikhususkan yaitu solat jama’, qasar dan jama’qasar pada kelas VII. Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperlihatkan indikator pembelajaran, indikator butir soal atau indikator penjabaran dan nomor soal yang diperlihatkan pada tabel 3.3 dan dapat dilihat pada lampiran8 Tabel 3.3 Kisi-kisi Intrumen Test No
Indikator pembelajaran
Penjabaran Indikator
Nomor soal
1.
Mengetahui pengertian salat jama’, qasar dan jama’qasar
1. Menjelaskan pengertian salat jama’, qasar dan jama’qasar 2. Menentukan salat jama
29, 30, 23
1
Menyebutkan macam-macam salat jama’, qasar dan jama’qasar
2.
8
Lampiran 7
3. Menyebutkan jumlah rakaat qasar 4. Menentukan waktu dan jumlah rakaat salat jama’ qasar 5. Menetukan menjama’ salat zuhur dan asar 6. Menentukan dua salat dan dikerjakan pada salat yang kedua
17, 4 5, 10, 6, 7, 27 18 2
37
3.
7. Menentukan salat isya digabung dengan salat magrib 8. Menyebutkan sebabsebab diperbolehkan salat jama’ jarak Menjelaskan syarat-syarat salam 9. Menjelaskan perjalanan yang jama’, qasar dan jama’qasar diperbolehkannya melakakukan salat 10. Mengidentifikasi syarat sahnya mengqasar salat 11. Mengidentifikasi suatu pernyataan 12. Menyebutkan hukum salat jama dan qasar 13. Menyebutkan macammacam salat jama 14. Menentukan syarat jama’taqdim 15. Mengidentifikasikan syarat jama taqdim Menyebutkan lafadz niat salat 16. Menentukan bacaan niat jama’, qasar dan jama’qasar
4.
9
15
16 23 3, 8 24 11 19 22
qasar
Menguraikan solat yang dapat di 17. Menyebutkan salat yang jama’, qasar dan jama’qasar
14
13, 12
dapat diqasar dan dijama 18. Menentukan waktu yang
20
tidak dapat diqasar 19. Menentukan salat qasar 20. Mengidentifikasi
28 26, 21
pernyataan rakaat salat qasar. 2. Instrumen Non test Data hasil pengamatan praktek ibadah salat diolah secara kuantitatif menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
38
mengukur sikap, pendapat dan mengamati suatu fenomena9. Skala Likert telah berkembang sejak tahun 1932 pada saat itu masih menggunakan Rensis Likert dan masyarakat sekarang menyebutnya dengan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap.10 Dalam pengukuran teknik penskoran diambil
rata-rata
kemudian akan dibagi menjadi empat kategori, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang.11. Seperti pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Klasifikasi Kegiatan Praktek Siswa Skor
Kategori
4
Baik sekali
3
Baik
2
Cukup
1
Kurang
Pada pengolahan data ini digunakan rumus sebagai berikut:12
Keterangan:
p=
× 100%
P = Angka presentase F = Frekuensi nilai yang memunculkan indikator N = Jumlah nilai keseluruhan Untuk menghitung skor yang terdapat pada tabel hasil nilai praktek, penilaian praktek menggunakan skala 4 yang diambil dengan kategori 1=tidak baik, 2= cukup, 3= baik dan 4= sangat baik. Dengan nilai maksimum 40 jadi peneliti mengambil nilai 10 untuk tiap skala, kemudian dengan hasil
9
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h. 138 Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) h. 338 11 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011), h. 160 12 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),h. 43 10
39
skor yang didapat dibagikan dengan nilai maksimum dan dikalikan dengan persentase 100 dan hasilnya ditentukan dengan persentase yang didapat. Adapun kriteria pengujian:13 P : 80%-100%
= Sangat baik
P : 70%-79%
= Baik
P : 60%-69%
= Cukup
P : 50%-59%
= Kurang
P : 0%-49%
= Sangat kurang
Tolak ukur keberhasilan pada nilai praktek ini mencapai atau melebihi kriteria prolehan nilai 70% dengan kriteria baik dengan kriteria baik dijadikan sebagai patokan ketercapaianhasil praktek dan untuk menghitung hasil rata-rata menggunakan rumus:14
X=
⋯…
Ʃ
ƩX1
Dimana: ƩXI = Nilai tiap data X = Mean n
= jumlah kelompok (data)
. Adapun lampiran observasi dapat dilihat di tabel 3.4
Tabel 3.5 Lembar Observasi Pengamatan Praktek Ibadah Salat Jama’, Qasar dan Jama’qasar
No
Kategori pengamatan
Skor 1
1. 2. 3. 4. 13
2
3
Kesiapan (sikap berdiri tegak) Bacaan niat Gerakan ketika takbir Bacaan iftitah, al-fatihah hingga
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h. 151 14 Syofian siregar, Op.cit. h. 20
4
40
surat pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk di antara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor Skor maksimum Skor minimum
40 10
3. Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul mengukur apa yang harus diukur15 penguji validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment16. Pengujian validitas ini akan diujikan kepada siswa kelas VIII dengan soal 30, setelah soal diujikan terdapat soal yang valid yaitu 22, kemudian setelah itu akan diujikan kembali kepada siswa kelasVII kelas kontrol dan eksperimen sebagai pretest dan posttestyang dilakukan untuk mengetahui adanya tingkat pemahaman pada siswa terhadap materi jama’qasar.Rumus yang digunakan adalah: ƩXY – (ƩX) (ƩY)
Keterangan:
15
65
16
√{ ƩX²- (ƩX)}{ ƩY² - (ƩY)²}
rxy
: Koefisien antara variabel x dan variabel y
n
: Banyaknya siswa
x
: Skor item
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. Ibid, h. 72
41
y
: Skor total
xy
: hasil perkalian skor item dan skor total
x2
: hasil kuadrat dari skor item
y2
: hasil kuadrat dari skor total
(ƩX)² : hasil kuadrat dari total skor item (ƩY)² : hasil kuadrat dari total skor total
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan rxy dengan rtabelproduct moment dengan α =0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya beda dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen STATISTIK 30 35 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 12, 14,16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30. 22
Jumlah soal Jumlah siswa Nomor soal valid
Jumlah soal valid
4. Uji Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajengan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji reliabilitas untuk soal penilaian ganda dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha yaitu.
r11 = Keterangan :
1−
Ʃ ᵢ ᵢ
²=
r11
= Reliabilitas yang dicari
Ʃ ᵢ²
= Jumlah varian skor tiap-tiap item
ᵢ²
= Varians total
Ʃ ²
(Ʃ )²
42
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen STATISTIK rhitung
0,82
Kesimpulan
Tingkat reliabilitasnya sangat tinggi
5. Uji Tingkat Kesukaran Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya17 indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
P= Keterangan : P
= Indeks kesukaran
B
= Banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar
JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria indeks kesukaran ditentukan sebagai berikut 17
Ibid, h. 207
43
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 = soal termasuk kategori sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 = soal termasuk kategori sedang Soal dengan p 0,70 sampai 1,00 = soal termasuk kategori mudah Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.8 Tabel 3.8 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Kategori soal Sangat sukar Sukar Sedang Mudah Sangat mudah Jumlah
Jumlah soal 2 15 7 6 30
6. Uji Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut18
D=
−
Keterangan : D
= Daya pembeda
BA
= Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok atas
BB
= jumlah siswa yang menjawab benar pada butir soal kelompok bawah
JA
= Banyaknya siswa pada kelompok atas
JB
= Banyaknya siswa pada kelompok bawah
18
Ibid, h. 213
44
Keriteria soal-soal berdasarkan daya pembedanya sebagai berikut D = 0,00 - 0,20 daya pembedanya jelek D = 0,20 - 0,40 daya pembedanya cukup D = 0,40 - 0,70 daya pembedanya baik D = 0,70 – 1,00 Daya pembedanya baik sekali Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates. Hasil perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Kategori soal
Jumlah soal
Baik sekali
4
Baik
11
Cukup
13
Jelek
2
Jumlah
30
Data perhitungan untuk validitas, reliabilitas, daya beda dan taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran 19
G. Teknik Analisis Data 1. Tabel distribusi frekuensi Distribusi frekuensi penyusunan suatu data mulai dari yang terkecil sampai terbesar yang membagi banyak data ke dalam beberapa kelas. 20 Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi a. Menentukan Rentang Nilai (R) dengan rumus: R=H=L Dimana, H adaah high score, dan L adalah low score b. Menentukan Banyak kelas (K) dengan rumus: K = 1 + 3,3 log N Dimana, N adalah jumlah subjek 19 20
Lampiran 12 Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penilaian, (Jakarta : Rajawali Press, 2010) h. 6
45
c. Menentukan panjang interval kelas (I) dengan rumus:
I= Dimana, R adalah rentang nila, dan K adalah banyak kelas.
2. Mean Pada perhitungan Mean yang menggunakan metode panjang, semua kelompokan data (interval) yang ada terlebih dahulu dicaro Nilai Tengah. Setelah itu, tiap nilai tengah diperkalian dengan frekuensi yang dimiliki oleh masing-masing interval yang bersangkutan. Rumus yang digunakan:
Mx =
∑
keterangan Mx = Mean yang kita cari Ʃ fX = jumlah dari hasil perkalian antara niali tengah dari masing-masing interval dengan frekuensinya. = Number of cases.21
N
3. Median Median (Me) adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkcil sampai data terbesar atau sebaliknya dari dataterbesar sampai data terkecil.22 Rumus yang digunakan median adalah: Me
= Bb + P
.
Keterangan : Me
= Median
Bb
= batas bawah kelas yang mengandung median
21
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010) h.
87 22
Syofian Siregar, Op.cit, h. 33
46
P
= panjang kelas
N
= jumlah data
F
= banyak frekuensi
JF
= jumlah dari semua frekuensi komulatif sebelum kelas median.
4. Modus Modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berdistribusi atau niali yang paling sering muncul dalam suatu kelompok data23. Dengan rumus sebagai berikut:
Mo = Bb + P ( Dimana :
Fi ) F + F
Me = Median Bb = Batas bawah kelas yang mengandung niali median P
= Panjang Kelas
F1 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan frekuensi sebelum kelas modus (fab) F2 = Selisih antara nilai frekuensi di kelas modus (f) dengan frekuensi sesudah kelas modus (fad) 5. Simpang baku Simpang baku (standar deviasi) adalah nilai yang menunjukan tingkat variasi kelompok data ukuran standar penyimpangan dari nilai rata-ratanya. dengan rumus sebagai berikut: Ʃ
23
Ibid, h. 30 24 Ibid, h. 44
2−( ( − 1)
)²
24
47
Dimana: n = jumlah data fi = banyaknya frekuensi nilai Xi = nilai
6. Uji Normalitas Berdasarkan sampel ini akan diuji hipotesis nihil bahwa sample tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis alternatif bahwa populasi yang berdistribusi tidak normal. Untuk pengujian hipotesis nihiltersebut kita tempuh menggunakan uji Liliefors25 Dengan hipotesis sebagai berikut: a. Kolom Xi Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar b. Kolom Zi Tentukanlah nilai Zi dari tiap-tiap data dengan nama Zi =
Keterangan : Zi
: Skor baku
Xi
: Skor data
X (bar)
: Mean
S
: Simpangan baku
c. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z
ℎ
e. Kolom |F (Zi) – S (Zi)| Merupakan harga mutlak dari harga-harga mutlak selisih.
25
Kadier, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata, 2010) h. 107
48
f. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut sebutlah harga terbesar ini Lo Ho = Sebaran data mengikuti distribusi normal Ha = sebaran data tidak mengikuti distribusi normal
7. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui atau menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variannya. Jika kedua varian sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena datanya sudah dapat dianggap homogen. Namun untuk varian yang tidak sama besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas melalui uji kesamaan dua varian ini. Untuk melalukan pengujian homogenitas ada beberapa cara yang harus ditempuh. Maka kita dapat menguji homogenitasnya dengan menggunakan uji F. Formula statistik uji F diekspresikan sebagai berikut26 a. Cari Fhitung dengan menggunakan rumus
F=
=
²
²
Db1 (derajat bebas) = (n1 – 1) dan db2 = (n2 – 1) b. Tetapkan taraf signifikan ( ) = 0,05
c. Bandingkan dengan Ftabel pembilang = 33-1= 32 dan db penyebut 331=32. Ftabel = F Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka HO diterima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen 27.
8. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan dan data yang dinyatakan berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran demonstrasi terhadap prestasi belajar 26
Ibid, h. 117 Ibid, h. 118
27
49
siswa, diukur dengan pengujian hipotesis, yaitu menggunakan uji signifikansi dengan uji-t (t-tes) dengan rumus sebagai berikut.28 Langkah-langkah perhitungan uji-t sebagai berikut: a) Merumuskan Hipotesis =
1.
Ho :
2.
H1 : ₁ > ₂
Keterangan : :
Rata-rata nilai belajar siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi ₂ : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tidak menggunakan metode
demonstrasi.
b) Menentukan kriteria pengujian Karena hipotesinya berbentuk 1 ekor maka kriteria pengujiannya terima Ho jika thitung < ttabel dalam hal lainnya Ho ditolak. c) Menentukan Uji Statistik29 ²
t=
₁
= ( 1 − 1) ²1 + ( 2– 1) ²2 (n + n − 2)
dengan S = ₁
(
)
(
(
– )
)
Kriteria Pengujian tolak Ho jika t hitung >ttabel dan terima Ho jika : Keterangan :
X₁ = rata-rata hasil belajar kelas eksperimen X2 = rata-rata hasil belajar kelas kontrol ₁ = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol
28
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009) h.
324 29
Sudjana, Metode Statistika, ( Bandung : Tarsito, 2001), h. 238-239
50
= varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol d) Hipotesis Statistika Hipotesis yang digunakan :
Ho
: μ1
= μ2
H1
: μ1>
μ2
Keterangan :
μ1: Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi μ2 : Rata-rata hasil belajar dengan tidak menggunakan metode demonstrasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MTs Islamiyah Ciputat 1. Sejarah MTs Islamiyah Ciputat MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah ciputat. Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat beberapa pemuda yang berada disekitar wilayah ciputat antara lain : Drs. H. Zarkasih Nur, Drs. Saiful Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur, S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan syariah islam, dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk menegakkan dan mengembangkannya melalui bidang pendidikan. Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat menengah saat itu didaerah ciputat tergolong masih langka, sehingga mereka yang mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ketingkat tersebut harus pergi ke jakarta. Kondisi ini hanya terbatas bagi mereka yang mampu saja, sementara bagi mereka yang kurang mampu terpaksa menjadi pengangguran dan lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu akan terpengaruh oleh lingkungan kurang baik yang bisa menjerumus kearah kejahatan. Dari keinginan dan semangat bersama diatas, maka pada tanggal 12 mei 1965 didirikan suatu lembaga pendidikan yang bernama pendidikan guru agama islamiyah yang mendapatkan sambutan hangat dari tokoh-tokoh “ahlussunnah wal jamaah” wilayah ciputat dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan sesuai ketentuan dari Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di indonesia diganti dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian sejak tahun 1978 PGA islamiyah pun berubah nama menjadi MTs Islamiyah Ciputat. Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini MTs Islamiyah Ciputat
masih mampu melaksanakan kegiatan pendidikan dan masih banyak
diminati masyarakat, karena kami terus berusaha untuk melaksanakan pembinaan para siswa sesuai harapan masyarakat.
51
52
MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak prestasi, baik akademik (melanjutkan kesekolah lanjutan) maupun prestasi non akademik (kegiatan ekskul). Pada saat ini jumlah rombongan belajar sebayak 7 rombel terdiri dari : kelas VII 3 Rombel, Kelas VIII 2 Rombel dan Kelas IX 2 Rombel, sampai saat ini MTS Islamiyah ciputat pernah dipimpin 7 orang kepala madrasah hingga sekarang1. 2. Visi Madrasah “Terbentuknya Manusia Unggul Dalam Iman,
Ilmu, Dan Amal Yang
Berhaluan Ahlussunah Wal Jamaah.” Indikator Visi a. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan: Prestasi akademik : a) Terampildalampelaksanaanibadah b) Terampil menggunakan alat praktikum IPA c) Terampil Penguasaan Bahasa Indonesia, Arab&Inggris d) Terampil memanfaatkan Teknologi e) Penguasaan multi media dengan benar b. Prestasi non akademik : a) Berprestasi dalam bidang olah raga b) Berprestasi dalam bidang kesenian c) Berprestasi dalam bidang ekstra kurikuler c. Berlandaskan Iman dan Taqwa : a) Beriman dan bertaqwa b) Kedisiplinan c) Kreasi seni budaya Islam 3. Misi Madrasah a. Membentuk siswa yang berakhlakul karimah b. Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
1
Dokumentasi Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, tanggal 20 November 2013
53
c. Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam tindakan maupun perbuatan d. Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kadiah ASWAJA 4. Tujuan Madrasah a. Melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ yang berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah b. Program Pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia c. Kompetensi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi2 5. Personil Madrasah Kepala madrasah yang pernah bertugasdi MTs Islamiyah Ciputat a. Drs. Nana Zaenal Muttaqien
1978 – 1983
b. Drs. Muhadi
1983 - 1987
c. Drs. Junaidi
1987 - 1991
d. Dra. Hj. Tin Martini
1991 - 2002
e. Drs. Abdul Muthalib
2002 - 2005
f. Syukriyah, S.Ag.
2005 - 2008
g. Drs. Oding
2008 - 2011
h. Hj. Yurnelis, S.Pd.I.
2011 - Sekarang
6. Data Tenaga Pendidik & Kependidikan Tabel 4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan PEGAWAI ADMINISTRATIF PNS KEMENAG PNS NON KEMENAG NON PNS JUMLAH 2
LAKILAKI -
PEREMPUAN
JUMLAH
-
-
1 -
-
1
Dokumentasi Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, tanggal 20 November 2013
54
PENDIDIK
LAKILAKI 1 -
PEREMPUAN
PNS KEMENAG 5 PNS NON KEMENAG NON PNS 7 4 JUMLAH 8 9 7. Data Siswa Mts Islamiyah Tahun Pelajaran 2010-2011 Kelas VII VIII IX JUMLAH
Romb belajar 3 2 2 7
JUMLAH 6 11 17
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
46 46 42 134
53 43 32 128
99 89 174 262
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
43 41 30 114
44 39 32 115
87 80 62 229
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
46 46 42 134
53 43 32 128
99 89 174 262
8. Data Siswa Islamiyah Tahun Pelajaran 2011-2012 Kelas VII VIII IX JUMLAH
Romb belajar 2 2 2 6
9. Data Siswa Islamiyah Tahun Pelajaran 2012-20133 Kelas VII VIII IX JUMLAH
Romb belajar 3 2 2 7
10. Program Non Kurikuler a. KegiatanPembiasaan: Tadarrus, SholatDhuha, SholatDzuhur, Piketkelas, Upacarabendera, Infaq, Menabung. b. Intra kurikuler (OSIS): LDK, Class Meeting, PHBI, PHBN. c. Ekstra kurikuler: Study Club Mata Pelajaran (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dll), PMR, Paskibra, KIR , Klub Bahasa Arab 3
Dokumentasi Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, tanggal 20 November 2013
55
& Inggris, Seni Baca Al-Quran, Kaligrafi, Seni Tari, Keputrian, Marawis, Hadrah, Futsal. d. Kegiatantahunan: PesonaRamadhan (PesantrenKilat, Bukapuasabersama, Zakat &InfaqRamadhan), SOL (StudiOrientasiLapangan), Studi Banding untuk Guru, Workshop/Diklat&RapatKerja Guru, WisudakelasIX, , Koperasi Guru &Karyawan. B. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas VII di MTs Islamiyah diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Hasil pretest yang dilakukan sebelum menggunakan metode demonstrasi yaitu pada kelompok eksperimen diperoleh skor hasil belajar Fiqih tertinggi 73 dan terendah 18. Adapun rata-rata hitungnya sebesar 47,2. Median 46 serta modus 43. Penyebaran data tersebut dapat lihat pada tabel berikut:4 Tabel 4.2 Pretest Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen Nilai maksimum Nilai minimum Mean Median Modus Standar deviasi
Pre-test 73 18 47,2 46 43 14,5
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi PretestEksperimen No
4
Lampiran 15
Kelas kontrol Kelas Interval F Fkb
Fka
Frekuensi Relatif (%)
56
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 68-74
3 2 3 8 5 4 5 3 33
3 5 8 16 21 25 30 33
33 30 25 21 16 8 5 3
9,1% 6,1% 9,1% 24,2% 15,2% 12% 15,2% 9,1% 100%
2. Hasil Prestest Kelompok Kontrol Hasil pretest yang dilakukan sebelum menggunakan metode demonstrasi yaitu pada kelompok kontrol diperoleh skor hasil belajar Fiqih tertinggi 77 dan terendah 18. Adapun rata-rata hitungnya sebesar 48,3, median 45,2 serta modus 42. Penyebaran data tersebut dapat ilihat pada tabel berikut:5 Tabel 4.4 Pretest Kelompok Kontrol Kelompok kontrol Nilai maksimum
77
Nilai minimum
18
Mean
48,3
Median
45,2
Modus
42
Standar deviasi
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 5
Lampiran 16
Pre-test
14,2
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pretest Kontrol Kelas Eksperimen Kelas F Fkb Fka Frekuensi Interval Relatif (%) 18-24 1 1 33 3,1% 25-31 2 3 32 6,1% 32-38 5 8 29 15,1% 39-45 9 17 24 27,2% 46-52 5 22 22 15,1% 53-59 2 24 17 6,1%
57
7. 8. 9.
60-67 68-74 75-81 JUMLAH
5 3 1 33
29 32 33
8 3 1
15,1% 9,1% 3,1% 100 %
3. Hasil Nilai Posttest Eksperimen Hasil postest yang dilakukan setelah menggunakan metode demonstrasi yaitu pada kelompok eksperimen diperoleh skor hasil belajar Fiqih tertinggi adalah 100 dan terendah aadalah 60. Adapun rata-rata hitungnya sebesar 75,3 median 76,4 serta modus 76,4. Penyebaran data dapat dilihat sebagai berikut:6
Tabel 4.6 Posttest Eksperimen Kelompok Eksperimen
Posttest
Nilai maksimum
100
Nilai minimum
50
Mean
75,3
Median
76,4
Modus
76,4
Standar deviasi
13,9 Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen
Kelas Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
6
Lampiran 17
Kelas Interval 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95-99 100-104
F
Fkb
Fka
5 2 6 3 5 5 4 2 1 33
5 7 13 16 21 26 30 32 33
33 32 30 26 21 16 13 7 5
Frekuensi Relatif (%) 15,1 6,1 18,2 9,1 15,1 15,1 12,1 6,1 3,1 100%
58
4. Nilai Postest Kontrol Hasil postest yang dilakukan setelah menggunakan metode demonstrasi yaitu pada kelompok kontrol diperoleh skor hasil belajar Fiqih tertinggi adalah 95 dan terendah adalah 45. Adapun rata-rata hitungnya sebesar 70,5 Dari perhitungan selanjutnya diperoleh nilai modus 74 dan median 71,3 Penyebaran data dapat dilihat sebagai berikut:7 Tabel 4.8 Hasil Postest Kelas Kontrol Kelompok kontrol Nilai maksimum
Posttest 95
Nilai minimum Mean Median Modus
45 70,5 71,3 74
Standar deviasi
13,7 Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Posttest Kontrol No
F
Fkb
Fka
1.
Kelas Interval 45-52
3
3
33
Frekuensi Relatif (%) 9,1%
2.
53-60
10
13
24
31%
3.
61-74
5
18
19
15,1%
4.
75-81
1
19
18
5,2%
5.
82-90
5
24
13
15,1%
6.
91-99
9
33
3
27,1%
33
7
Lampiran 18
100%
59
C. Analisis Data Berikut ini adalah analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. 1. Uji Normalitas Data Pretest Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi normal bila memenuhi kriteria thitung < ttabel dengan taraf signifikansi α = 0,05. Untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok dapat dilihat tabel 4.10. Penyebaran data dapat dilihat pada lampiran8 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol Data statistik
Pretest
Pretest
N
Eksperimen 33
Kontrol 33
47,2
48,3
14,5 0,0756
14,2 0,0859
0,1543 Normal
0,1543 Normal
(Nilai Mean) SD Lhitung Ltabel Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.10. Pada kelompok eksperimen untuk skor pretest menunjukan bahwa Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel yaitu 0,0756 < 0,1542, sedangkan kelompok kontrol untuk skor pretest menunjukan bahwa Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel 0,0859 < 0,1542, jadi kesimpulan dari distribusi ini yaitu menyatakan normal karena taraf signifikasi untuk populasi normal yaitu α = 0,05.
8
Lampiran 19 dan 20
60
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol Data statistik N (Nilai Mean) SD Lhitung Ltabel Kesimpulan
Posttest Eksperimen 33 75,3 13,9 0,0147 0,1543 Normal
Postest Kontrol 33 70,5 13,7 0,0562 0,1543 Normal
Berdasarkan tabel 4.11 pada kelompok eksperimen untuk skor postest menunjukan bahwa Lhitung lebih kecil dari pada Ltabel yaitu 0,0147 < 0,1543, sedangkan kelompok kontrol untuk skor pretest menunjukan bahwa Lhitung 0,0562 < 0,1543, jadi kesimpulan dari distribusi ini yaitu menyatakan normal karena taraf signifikasi untuk populasi normal yaitu α = 0,05, penyebaran data dapat dilihat pada lampiran9
2. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, langkah selasnjutnya mencari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas didapat dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifikan α = 0,05 untuk baris atas dan baris bawah untuk taraf signifikan α = 0,01. Pada sampel ini dinyatakan homogen apabila Lhitung < Ltabel. Hasil ujian homogenitas kedua kelompok sampel penelitian dapat dilihat dari tabel 4.12 Tabel 4.12 Perhitungan Uji Homogenitas Varians Pretest
9
Kelompok
N
Db
SD
Eksperimen
33
32
14,5
Kontrol
33
32
14,2
Lampiran 21 dan 22
61
F=
=
, ,
= 1,02
Perbandingan antara Ftabel pada db pembilang= 32 dan db penyebut = 32. Ftabel = F(0,05)(32;32) = 1,82 dan F(0,01)(32;32) = 2,34. Karena Fhitinglebih kecil dari Ftabel maka Hoditerima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen. Kemudian untuk perhitungan uji homogenitas varians posttest bisa dilihat pada tabel 4.13. Penyebaran data dapat dilihat pada lampiran10 Tabel 4.13 Perhitungan Uji Homogenitas Varians Posttest Kelompok
N
Db
SD
Eksperimen
33
32
13,9
Kontrol
33
32
13,7
F=
=
,
,
= 1,01
Perbandingan antara Ftabel pada db pembilang= 32 dan db penyebut = 32. Ftabel = F(0,05)(32;32) = 1,82 dan F(0,01)(32;32) = 2,34. Karena Fhiting, < (lebih kecil) dari Ftabelmaka Hoditerima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.11
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pada hasil pretest danposttest siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t karena berdasarkan hasil perhitungan secara statistik data pretest dan posttest berdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.2 Penyebaran data dapat dilihat pada lampiran.12
10
Lampiran 23 Lampiran 24 12 Lampiran 25 dan 26 11
62
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Nilai Pretest dan Posttest Nilai
DK
T hitung T tabel
Pretest
64
0,29
1,69
Posttest
64
5,39
1,69
Kesimpulan data Ho diterima/ Ha ditolak Ho diterima/ Ha ditolak
Hasil perhitungan hipotetst diperoleh “t” hitung sebesar 0,29 untuk nilai pretest dengan “t” tabel sebesar 1,69 pada taraf signifikansi 0,05 dan DK = (N1+N2-2), maka DK (33+33-2) = 64. Dikarenakan “t” hitung lebih kecil dari “t” tabel maka Ho diterima. Diterimanya Ho menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar. Data pada hasil perhitungan posttest diperoleh “t” hitung sebesar 5,39 dan “t” tabel sebesar 1,69 pada taraf signifikan 0,05 dan DK (N1+N2-2), maka DK= (33+33-2) = 64. Dikarenakan “t” hitung lebih besar dari “t” tabel dengan demikian hipotesis menolak Ho. Ditolaknya Ho berarti menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa Ho ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternative Hi yang menyatakan hasil belajar fiqih siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan menggunakan metode ceramah pada taraf signifikan 5%.
63
Artinya,
sebelum
diterapkanmetode pembelajaran demonstrasi kegiatan belajar mengajar masih
terfokus
oleh
guru,siswa yang kurang aktif
dalam
mengikuti
proses pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode demonstrasi untuk kelas eksperimen
proses
pembelajaran lebih aktif dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya siswa lebih semangat dengan adanya metode demonstrasi ini tumbuhnya semangat belajar dan perhatian yang lebih serius, serta mengurangi rasa kejenuhan. Pertemuan dikelas eksperimen untuk praktek solatjama’ dan qasar jama, qasar di kelas eksperimen Siswa dalam khusuanmenjalani solat jama’qasar dan qasar. Hal ini terbukti diadakannya praktek solat jama’qasar dan jama,qasar. Sebelum siswa menerapkan guru terlebih dahulu mengevaluasikan mereka denganmengkait-kaitkan peristiwa
dikehidupan
sehari-
hari. Guru mengevaluasikannya. sebelum
mereka
praktek,
guru
memulai memberikan
petunjuk solat apa yang akan mereka laksanakan. Misalnya guru memberikan contoh dengan pertanyaan lisan dan siswa mendengerkan pertanyaan yang
64
diberikan oleh guru, seperti “Kalian melakukan solat jama’ karena sedang dalam perjalanan, kalian menggabungkan salat zuhur dengan ashar pada waktu ashar. Salat yang kalian lakukan itu salat?. Lalu siswa menjawab dengan cepet dan suara lantang “salat jama takhir”. Pada saat itu juga siswa melakukan solat jama’takhir didepan teman-temannya. Begitupun seterusnya dihari berikutnya. Pertemuan dikelas kontrol guru tidak menerapkan metode demonstrasi, akan tetapi siswa kontrol pun diberi perlakukan hal yang
sama
mempraktekan
untuk solat
tersebut, tujuannya adalah agar
siswa
dapat
menerapkan
dikehidupan
sehari-hari,
jadi
tidak
kelompok eksperimen saja yang
bisa
solat
itu,
kelompok
menerapkan akan kontrol
tetapi pun
bisa. Walaupun secara garis besar kelompok kontrol tidak diberi arahan terlebih dahulu oleh guru. Disinilah akan terdapat perbedaan antara siswa yang diberi perlakukan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak diberi perlakukan. Solatnya pun akan terlihat ketika mereka mulai takbiratul ihram hingga selesai. Sebagaimana hasil yang telah dijelaskan diatas, dijelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberikan perlakukan menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak diberikan perlakukan terlebih dahulu pada mata pelajaran jama’, qasar dan jama’qasar.
E. Data Hasil Observasi Nilai Praktek Siswa Observasi dilakukan ketika saat penelitian proses belajar mengajar sebagai pengamatan kepada siswa yang bertujuan untuk melihat kemampuan siswa
65
terhadap praktek ibadah salat jama’, qasar dan jama’qasar dengan menggunakan metode demonstrasi dan tidak menggunakan metode demonstrasi Pertemuan pertama pengamatan praktek ibadah salat dikelas eksperimen dengan materi jama dan tahap prakteknya guru membuat kelompok yang terdiri dari lima orang satu kelompok, mengapa demikian? Karena, jika praktek ibadah dilakukan dengan sendiri-sendiri khawatir memakan waktu yang banyak, jadi atas pertimbangan peneliti dengan guru pamong sebagai observer praktek salat pun dilakukan secara berkelompok. Perolehan hasil pertemuan pertama dilihat pada tabel 4.15 dibawah ini, dan penyebaran data dapat dilihat pada lampiran.13 Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Kelompok Ekperimen Kelompok
Total skor
Persentase
Keterangan
1 Jama’taqdim
33
82%
Sangat Baik
2 Jama’ takhir
32
80%
Sangat Baik
3 Qasar
29
72,5%
Baik
4 Qasar
33
82%
Sangat baik
5 Jama qasar
34
85%
Sangat baik
6 Jama qasar
30
75%
Baik
32
80
Sangat Baik
Rata-rata
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Observasi Praktek Ibadah Kelompok Kontrol
13
Kelompok
Total skor
Persentase
Keterangan
1 Jama’taqdim
27
67,5%
Cukup
2 Jama’ takhir
28
70%
Baik
3 Qasar
28
70%
Baik
4 Qasar
29
72,5%
Baik
5 Jama’qasar
26
65%
Cukup
6 Jama’takhir
28
70%
Baik
Lampiran 27
66
Rata-rata
27
69%
Cukup
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa yang dibimbing guru dengan metode demonstrasi mendapatkan perolehan rata-rata 32 dan persentase 80% hal itu menyatakan sangat baik atau berhasil, sedangkan kelas kontrol mendapatkan perolehan rata-rata 27 dan persentasenya 69% dengan kriteria cukup, hal ini menyatakan kelas yang dibimbing oleh guru menggunakan metode demonstrasi sangat berpengaruh dengan adanya penggunaan metode deomstrasi sedangkan kelas yang tidak dibimbing namun untuk kriteria 69% memperoleh hasil yaitu cukup dalam arti kelas yang tidak sama sekali guru menerapkan demonstrasi dinyatakan tidak berhasil hal ini tidak senada dengan hasil patokan ketercapaiannya tingkat keberhasilan, jadi jelas terdapat perbedaan antara siswa yang dibimbing menggunakan metode demonstrasi dengan sisiwa yang tidak dibimbing menggunakan demonstrasi dan untuk mengukur keberhasilan siswa telah mencapai atau melebihi kriteria ketuntasan minimal dan untuk perolehan nilai 70% dengan kriteria baik dijadikan sebagai patokan ketercapaian.
Pada pertemuan pertama, guru tidak membentuk kelompok, akan tetapi guru mempersilahkan kepada siswa siapa saja yang akan mempraktekkan duluan, dan selanjutkan guru membentuknya dengan cara memanggil siswa lewat absen untuk yang maju dan mulai mempraktekkan. Kemudian guru pun menjelaskan mekanisme sistem penilaian untuk praktek ibadah salat jama’qasar. Berikut ini adalah langkah-langkah observasi yang dilakukan oleh peneliti. 1.
Siswa diberikan arahan dalam melakukan praktek.
2.
Peneliti memberikan ketegasan untuk tidak melihat buku kembali ketika melafadzkan niat salat dan selalu tertib.
3.
Peneliti memberitahukan apa saja yang dinilai selama proses praktek berlangsung.
4.
Setelah proses pembelajaran berlangsung peneliti meminta buat teman-teman yang lain untuk selalu bersiap-siap. Pada saat melakukan treatment, peneliti menilai siswa dalam praktek ibadah
salat jama’, qasar. Para siswa sangat senang melakukan praktek ibadah salat,
67
ketika guru mempersilahkan siswa untuk maju dan mempraktekkan siswa pun sangat antusias mengangkat tangannya. Ada beberapa siswa yang memang sulit menghafal niat salat jama’qasar, namun guru pun harus selalu siap untuk membantu siswa yang mendapatkan kesulitan. Disisi lain ada siswa yang kritis cermat siswa itu selalu bertanya dan mampu mengkaitkan materi dengan kehidupan nyata. Demikianlah observasi atau proses praktek ibadah salat jama’qasar dengan melakukan metode demonstrasi. Di hari berikutnya siswa-siswa pun mulai terlihat hasil prakteknya meningkat, dan setelah proses observasi pengamatan praktek ibadah selesai, guru pun memberikan posttest kepada siswa untuk mengukur sejauh mana pemahaman terhadap materi jama’qasar. Hal yang sama dilakukan di kelas kontrol, hanya saja guru tidak menerapkan metode demonstrasi, melainkan siswa harus siap untuk mempraktikan salat. Tujuannya kelas kontrol tetap mempraktikan salat jama’qasar agar siswa tidak yang mendapatkan perlakukan saja yang bisa melakukan ibadah salat tersebut, akan tetapi untuk kemaslahatan bersama dan untuk mengukur perbandingan siswa yang menggunakan metode demonstrasi dengan tidak menggunakan metode demonstrasi, kemudian hasil itu pun terlihat dari nilai rata-rata dan persentasenya tercapai atau tidaknya. Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran. F. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama proses pembelajaran didalam kelas telah dilakukannya aktivitas siswa oleh guru pada mata pelajaran jama’, qasar dan jama’qasar dengan observer. Penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran mengacu pada lembar observasi dalam bentuk Skala Likert yaitu dengan bentuk persentase nilai rata-rata dengan nilai maksimal 100% yang berkategori baik sekali. Hasil pengamatan dari tiga pertemuan oleh observer diambil dari peroleh nilai rata-rata. Adapun persentase hasil penilaian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yaitu digambarkan pada tabel berikut:
68
Tabel 4.17 Data Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No
Tahap Pertemuan
Aktivitas Siswa Eksperimen
Kontrol
82
71
2.
Pertemuan 1 jama taqdim dan takhir Pertemuan 2 Qasar
85
75
3.
Pertemuan 3 jama’qasar
89
78
Rata-rata
7,76
6,79
Kategori
Baik
Cukup
1.
Berdasarkan tabel diatas hasil ketercapaian persentase aktivitas siswa dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran didalam kelas. Dari hasil observasi tersebut rata-rata yang diperoleh untuk kelas eksperimen mendapatkan kategori baik sebesar 7,76 dan kelas kontrol mendapatkan katerigori cukup sebesar 6,79. Dengan ini menyatakan bahwa kelas eksperimen jauh lebih antusias, aktif serta memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi dibanding kelas kontrol yang memiliki segi nilai yang cukup. Observasi ini digunakan untuk melihat aktivitas kegiatan siswa didalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanan dan pelaksanaan tindakan. Obsevasi dilakukan oleh peneliti yaitu observernya pamong guru mata pelajaran tersebut sebagai observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi dilakukan pada saat guru memberikan tindakan atau selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengisi lembar observasi, pengamatan akan dilihat oleh observer yang akan mengamati dan mencatat aktivitas siswa memuat
indikator-indikator
yang
mencerminkan
aktivitas
dalam
69
pembelajaranfiqih dengan metode demonstrasi. Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran14
G. Hasil Observasi Aktivitas Guru Aktivitas guru dan siswa itu saling mengaitkan satu sama lain, sama halnya dengan aktivitas murid bukan hanya murid saja mendapatkan penilaian selama proses pembelajaran, guru pun ada tahap penilaiannya dan selama proses pembelajaran didalam kelas telah dilakukannya aktivitas guru kepada siswa dari mulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti hingga kegiatan penutup yang diniai dengan observer. Penilaian aktivitas guru dalam pembelajaran mengacu pada lembar observasi juga sama hal dengan aktivitas siswa, penilaian ini menggunakan dalam bentuk Skala Likert yaitu dengan bentuk persentase nilai rata-rata dengan nilai maksimal 100% yang berkategori baik sekali. Hasil pengamatan dari tiga pertemuan oleh observer diambil dari peroleh nilai rata-rata. Adapun persentase hasil penilaian lembar pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran yaitu digambarkan pada tabel berikut: Tabel 4.18 Data Hasil Penilaian Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen dan Kontrol No
Tahap Pertemuan
Aktivitas Guru Eksperimen
Kontrol
72
77
2.
Pertemuan 1 jama taqdim dan takhir Pertemuan 2 Qasar
82
78
3.
Pertemuan 3 jama’qasar
86
81
Rata-rata
7,27
7,16
Kategori
Baik
Baik
1.
14
Lampiran 28
70
Berdasarkan tabel diatas hasil persentase ketercapaian hasil penilaian aktivitas guru dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan guru selama proses pembelajaran didalam kelas. Dari hasil observasi tersebut rata-rata yang diperoleh untuk kelas eksperimen
mendapatkan kategori baik sebesar 7,27 dan kelas
kontrol mendapatkan katerigori baik sebesar 7,16. Dengan ini menyatakan bahwa guru seimbang memberikan mengarahkan pembelajaran dikelas kontrol dan ekperimen tanpa adanya pilih kasih satu sama lainnya. Aktivitas guru menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Apa yang dilakukan guru sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) dengan konsep yang telah dibuat sebelumnya dari mulai membuka pelajaran hingga menutup pembelajaran. Observasi ini bertujuan untuk melihat interaksi guru dan peserta didik dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama dalam mengelola kelas kecakapan dan interaksi antara guru dan murid. Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran15 H. Pembahasan Pembahasan data yang disajikan berikut ini, mengacu pada permasalahan yang telah dirumuskan pada BAB I. Masalah tersebut mempertanyakan. 1.
Bagaimana pengaruh penggunaan metode demostrasi terhadap hasil belajar ?
2.
Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan metode demonstrasi dengan metode ceramah?
3.
Bagaimana perbedaan hasil praktek siswa yang menggunakan metode demonstrasi dengan yang tidak menggunakan metode demonstrasi? Menjawab dari perumusan masalah yang ada, dari hasil penelitian
menunjukan
bahwa
demonstrasi
yang
pembelajaran diterapkan
Fiqih
dikelas
dengan
eksperimen
menggunakan dapat
metode
mempengaruhi
peningkatan hasil belajar siswa secara signifikan. Hal itu terbukti dari deskripsi data pretest, ketika belum diterapkannya. Metode demonstrasi di kelas eksperimen mendapatkan hasil mean kelas X = 47,2 dan kelas kontrol X = 48,3. Namun setelah diberikan perlakuan X Posttest kelas eksperimen mencapai X = 15
Lampiran 29
71
75,3 dan kelas kontrol
X = 70,5 Sedangkan hasil analisis data dengan
menggunakan statistik uji “t” diperoleh nilai thitung = 5, 39 dan ttabel 0,05 = 1,69. Sehingga thitung ( 5,39 >1,69).
Pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
melibatkan siswa lebih aktif, mampu mempraktekan ibadah salat jama’ qasar, mampu mengutarakan pendapatnya dan dapat menimbulkan jiwa kepimpinan dan tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata skor hasil praktek siswa yang menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak menggunakan metode demonstrasi. Hal ini menunjukan pengaruh yang signifikan pelaksanaan metode demonstrasu di kelas eskperimen mendapatkan nilai rata-rata 30 persentase 76% dan kelas kontrol mendapatkan 26 persentase 65%. Artinya, pada kemampuan awal, ketika saat melakukan eksperimen dan kelompok kontrol masih diajarkan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata lebih rendah dari kelompok kontrol. Akan tetapi, setelah kelompok eksperimen diajarkan dengan menggunakan metode demonstrasi nilai rata-rata lebih tinggi dibanding kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Sebelum diterapkannya metode pembelajaran dengan metode demonstrasi kegiatan belajar mengajar masih terfokus oleh guru. Siswa tidak turut aktif dalam mengikuti pembelajaran. Akan tetapi, setelah diterapkannya metode demonstrasi untuk kelas eksperimen, proses pembelajaran jauh lebih aktif, lebih berani dibanding kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah. Hal ini terbukti dengan beberapa faktor, diantaranya adalah siswa lebih semangat dengan metode demonstrasi, berani, menjadi jiwa pemimpin dan semangat dan mengurahi rasa bosen. Pada penilaian praktek siswa antusias sekali untuk maju dan mempraktekan lebih awal, terciptanya semangat untuk belajar,
belajar pun tidak merasakan
bosen, sebagian besar siswa-siswi lebih cepat hafal untuk niat salat jama’qasar
72
tersebut, walaupun tidak semua ada beberapa siswa yang sulit untuk melafadzkan niat. Akan tetapi, guru harus siap siaga untuk membantunya. Sebagaimana hasil yang terdapat pada tabel 3.3 diatas, maka dijelaskan bahwa Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar dengan menggunakan metode demonstrasi dan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode ceramah pada konsep jama’, qasar dan jama’qasar.
I. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, dikarekan penelitian ini mempunyai keterbatasaan diantaranya: 1. Waktu yang diberikan kepada peneliti sehingga dalam menerapkan metode masih kurang optimal. 2. Hasil penelitian ini tidak dapat menampilkan proses pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, karena penulis tidak menggunakan alat perekam atau lainnya sebagainya untuk mengabadikan proses belajar tersebut. 3. Hasil penelitian ini belum dapat mewakili dengan baik, karena penelitian ini ditunjukan pada mata pelajaran fiqih pada konsep jama’, qasar dan jama’qasar, sehingga belum dapat diketahui hasilnya pada pokok bahasan fiqih yang lainnya.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari serangkaian penelitian yang dilakukan maka penulis dapat mengetahui kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada hasil pembahasan diperoleh terdapat pengaruh antara siswa yang menggunakan
metode
demonstrasi
dengan
metode
ceramah
yang
memperoleh hasil data pretest dan posttest 2. Pada hasil nilai praktek siswa yang diarahan guru menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak diberikan arahan oleh guru, hasil nilai rata-rata 30 dan hasil persentase 76% untuk kelas eksperimen sedangan untuk kelas kontrol 26 mendapatkan persentase 65% hasil tersebut terdapat perbedaan nilai praktek siswa eksperimen dan siswa kontrol. 3. Pada hasil perhitunga nilai “t” diperoleh = thitung = 5,39 dan ttabel = 1,69 atau dengan kata lain thitung > ttabel , maka hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan rata-rata skor hasil belajar Fiqih antara kelompok yang menggunakan metode demonstrasi dengan siswa yang tidak menggunakan metode demonstrasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan hasi penelitian ini menyatakan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan metode demonstrasi memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak diajarkan menggunakan metode demonstrasi. Dengan demikian diharapkan agar para guru lebih memperhatikan kembali dalam menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan mengajar adalah hal yang utama yang harus dipilih oleh guru dalam proses belajar mengajar. Belajar bukan menjadi suatu paksaan melainkan menjadikan suasana belajar yang benar-benar mereka
73
74
sukai. Seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang diarahkan menggunakan media melibatkan secara langsung siswa itu aktif, menarik, kreatif dan inovatif, sesuai dengan temuan penelitian hasil belajar jama’qasar dengan cara mempraktekan solat siswa pun sangat antusias sekali untuk melakukan praktek solat didepan kelas, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi ketika guru menjelaskan jama’qasar dan ketika guru mulai mempraktekkannya. Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan metode demonstrasi dapat memberi pengaruh yang baik, pemusatan siswa pun benar-benar fokus kepada guru. Metode demonstrasi ini tidak hanya digunakan untuk praktek solat saja, akan tetapi pembahasan yang berkenaan dengan praktek itu akan jauh lebih baik apabila guru menggunakan metode demonstrasi. Jadi, tidak satu pun metode yang cocok untuk semua karakter siswa. Untuk itu guru harus membuat perencanaan mengajar yang matang, metode pembelajaran yang tepat, untuk dapat menjawab tantangan ini. tidak akan mencapai baik dan tidak sampai kepada tujuan pembelajaran jika mengajar tanpa persiapan.
C. Saran Berdasrakan kesimpulan yang telah diperoleh, saran-saran dalam penelitian ini adalah: 1. Diharapkan pada para guru lebih mengembangkan metode pembelajara pada proses belajara mengajar dan guru dapat memilih metode mengajar yang tepat, agar dapat memicu semangat
belajar siswa, lebih
menyenangkan, siswa tidak merasakan kejenuhan dalam proses belajar. 2. Diharapkan pada guru bidang studi fiqih agar lebih memperhatikan metode yang sesuai dengan materi dan dapat menerapkan latihan praktek ibadah didalam kelas jika meterinya itu praktek ibadah solat, tayamum, jenazah dan lain sebagainya. 3. Berikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan bertanya.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. Ilmu Pendidikan, Jakara: PT. Rineka Cipta, 2003 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Al-Juzairi, Abdurrahman, Fiqih Empat Madzhab Bagian Ibadah Jilid 3, Cairo: Mathba’ah Al-Istiqomah, 1996. Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Al-Mizan Publishing, 2009. Dzajuli, A. Ilmu Fiqih Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, Jakarta kencana, 2010. Daradjat, Zakiah. Methodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksra, 2008. Fajar, Malik. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2006. Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan , Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Isjoni, pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia dan Malaysia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 Kader, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata, 2010. Lukman, Aceng. Peranan Pendidikan Pra-Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Islam, Vol IX No. JanuariJuni 2006. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka cipta, 2010. Munadi, Yudi. Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008 Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2006. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002
75
76
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010. Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2010. Sudjana, Metode Statistika, ( Bandung : Tarsito, 2001), h. 238-239 Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Sudiyono, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, Malang: UIN Malang, 2006 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2001 Syamsu. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran, Makasar, CV berkah utami, 2009. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000. Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2011. Umi Machmudah, Active Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN PRESS, 2008. Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: GP Press, 2009.
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
I ( Pertama)
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
:
1. Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 1.2 Mempraktekkan salat jama’qasar, qasar dan jama’qasar
Indikator
:
1. Mengetahui pengertian salat jama’, qashar, jama’qasar. 2. Menjelaskan pengaertian jama’. 3. Menyebutkan macam-macam salat jama’. 4. Menguraikan syarat-syarat salat jama’. 5. Membacakan lafadz niat salat jama’. 6. Menjelaskan tata-tata cara salat jama’ 7. Mendemonstrasikan salat jama’.
1. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengetahui pengertian salat jama’, qasar dan jama’qasar. Siswa mampu menjelaskan pengertian jama’. Siswa mampu menyebutkan macam-macam salat jama’.. Siswa mampu menguraikan syarat-syarat salat jama’. Siswa mampu melafadzkan niat salat jama’. Siswa mampu menjelaskan tata-tata cara salat jama’. Siswa mampu membacakan serta mendemonstrasikan salat jama’.
2. Materi Pembelajaran Pengertian salat jama’ Macam-macam salat jama’. syarat-syarat salat jama’. Lafadz-lafadz niat salat jama’ taqdim dan jama takhir dan tata-tata cara salat jama’. 3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, dan mempersiapkan buku / bahan ajar) Motivasi : Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru melakukan brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan arahan mengenai tujuan yang akan dicapai b. Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memulai pembelajaran diawali dengan salam, berdoa atau membaca basmallah
Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru mengenai materi hari ini
Rasa hormat dan perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity) Tertib
Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat Tertib
( ..... menit)
1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan pengertian salat jama’, macam-macam jama’ serta syarat-syarat ketika ingin melakukan salat jama’. Guru melafadzkan niat solat jama’.
Kegiatan Siswa Nilai Karakter Siswa merespon dan Respon menjawab pertanyaan dari guru
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus.
Fokus Tekun Rasa ingin tahu
Siswa mengikuti melafadzkan niat salat jama’
Serius ( ..... menit)
2) Elaborasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Guru mengulas kembali Siswa bersama-sama Respect melafadzkan niat salat jama’ mengikuti guru Fokus dan memilih salah satu siswa melafadzkan niat salat Komunikatif untuk membacanya jama’ Berani tujuannya agar ingin Siswa yang dipilih guru mengetahui bisa atau melafadzkan niat salat tidaknya siswa itu jama’ dengan baik dan melafdazkan niat salat jama’. benar Guru pun mempersiapkan Siswa fokus dan Respect langkah awal untuk menyimak arahan yang Fokus mendemonstrasikan dan diberikan oleh guru dan mengarahkan siswa untuk mempersiapkan alat tulis mencatat hal-hal yang untuk mencatat hal-hal dianggap penting. yang penting. Guru mulai memberikan Siswa pun merespon dan Respon pertanyaan-pertanyaan yang menjawab pertanyaan Rasa ingin tahu merangsang siswa untuk pertanyaan yang tertarik memerhatikan diberikan oleh guru. demonstrasi setelah itu guru Siswa memperhatikan Memperhatikan dan pun mulai guru yang sedang menyimak mendemonstrasikan salat mendemonstrasikan dan Serius jama’ taqdim dan takhir serius. Kemudian setelah guru Siswa mulai bersiap-siao Tanggung jawab mendemonstrasikan, guru dan mengulas kembali Saling menghargai pun memberikan waktu melafadzkan niat-niat Displin kepada siswa 5-7 menit untuk salat jama dan siswa Percaya diri berlatih apa-apa yang telah yang dipilih maju Tertib didemonstarsikan oleh guru, kedepan kemudian kemudian guru pu memilih mempraktekkannya beberapa siswa untuk praktek dengan baik, percaya diri (..... menit) salat jama’taqdim dan takhir dan tertib didepan teman-teman
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui
Kegiatan Siswa Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
Nilai Karakter Rasa ingin tahu (curiosity) Keberanian (courage)
dan difahami oleh siswa Guru menjawab dan memberi penguatan dari apa yang belum dipahami siswa
Siswa menyimak jawaban dan penguatan yang disampaikan guru
Guru memberi tindak lanjut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pelajaran yang telah diajarkan tujuannya agar siswa benar-benar paham tentang jama taqdim dan takhir Kemudian guru pun menyimpulkan pelajaran hari ini.
Siswa pun merespon kembali dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menyimak Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif Merespon Percaya diri
Siswa menyimak kesimpulan pelajaran hari ini
Menyimak Disiplin (..... menit)
Kegiatan siswa
Nilai karakter
c. Penutup Kegiatan guru Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam
Siswa berdo’a dan mengucapkan salam
Religious Rasa hormat (...... menit)
4. Sumber Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS
M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP
Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000.
5. Media atau alat (Sejadah atau karpet) 6. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Demonstrasi
7. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui pengertian salat jama’, qashar, jama’qasar. 2. Menjelaskan pengertian jama’?
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
Instrumen Soal Salat jama’ menurut bahasa artinya? Salat jama’ menurut istilah yaitu?
Tes Tertulis
Essai
Tes tertulis
Essai
Sebutkan dua macam salat jama?
Essai
Jelaskan syaratsyarat diperbolehkannya menjama’
3. Menyebutkan macammacam salat jama’ 4. Menguraikan syaratsyarat salat jama’. 5. Melafadzkan niat salat jama’.
6. Mendemonstrasikan salat jama’
Tes Tertulis
Tes tertulis
Tes praktek
Essai
Praktek
Tuliskanlah niat salat jama takhir dan taqdim beserta artinya? Mempraktekkan salat jam’.
Jakarta, November 2013
Mengetahui
Peneliti
Guru Mapel Fiqih/Observer
Haris S.Pd. I
Irma Listianti
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
II (Kedua)
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
:
Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar dan jama’qasar 1.2 Mempraktikan salat jama’, qasar dan jama’qasar..
Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian qasar. 2. Menyebutkan salat yang dapat diqasar. 3. Menguraikan syarat-syarat salat qasar. 4. Melafadzkan niat salat qasar. 5. Menjelaskan tata-tata cara salat qasar 6. Mempraktikan salat qasar
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan pengertian qasar.
Siswa dapat memyebutkan salat yang dapat diqasar
Siswa dapat menguraikan syarat-syarat salat qasar
Siswa dapat melafadzkan niat salat qasar
Siswa dapat menjelaskan tata-tata cara salat qasar
Siswa dapat mempraktikan salat qasar.
2. Materi Pembelajaran Salat qasar Salat yang dapat diqasar Syarat-syarat salat qasar dan nit salat qasar serta tata-tata cara salat qasar 3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, dan mempersiapkan buku / bahan ajar) Motivasi : Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru melakukan brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan informasi mengenai Tujuan yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan kembali pengertian salat qasa, menyebutkan salat yang dapat diqasar, syarat-syarat salat qasar. Guru melafadzkan niat salat qasar, tata-tata cara salat qasar
2) Elaborasi Kegiatan Guru Guru mengulas kembali melafadzkan niat salat qasar dan memilih salah satu siswa untuk membacanya tujuannya agar ingin mengetahui bisa atau
Siswa memulai pembelajaran diawali dengan salam, berdoa atau membaca basmallah
Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat
Siswa mendengarkan penjelasan dan informasi yang disampaikan oleh guru
Rasa hormat dan perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity)
( ....... menit)
Kegiatan Siswa Siswa merespon menjawab pertanyaan dari guru
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa mengikuti melafadzkan niat salat qasaq
Kegiatan Siswa Siswa bersama-sama mengikuti guru melafadzkan niat salat qasar Siswa yang dipilih guru melafadzkan niat salat
Nilai Karakter perhatian ( respect) respon
Fokus Tekun Rasa ingin tahu Serius ( .... menit)
Nilai Karakter Respect Fokus Komunikatif Berani
tidaknya siswa itu melafdazkan niat salat qasar Guru pun mempersiapkan langkah awal untuk mendemonstrasikan dan mengarahkan siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi setelah itu guru pun mulai mendemonstrasikan Kemudian setelah guru mendemonstrasikan, guru pun memberikan waktu kepada siswa 5-7 menit untuk berlatih apa-apa yang telah didemonstarsikan oleh guru, kemudian guru pu memilih beberapa siswa untuk praktek salat qasar didepan temanteman
qasar’ dengan baik dan benar Siswa fokus dan Respect menyimak arahan yang Fokus diberikan oleh guru dan mempersiapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Siswa pun merespon dan Respon menjawab pertanyaan Rasa ingin tahu pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa memperhatikan Memperhatikan dan guru yang sedang menyimak mendemonstrasikan dan Serius serius. Siswa mulai bersiap-siao Tanggung jawab dan mengulas kembali Saling menghargai melafadzkan niat-niat Displin salat jama dan siswa Percaya diri yang dipilih maju Tertib kedepan kemudian mempraktekkannya dengan baik, percaya diri ( ...... menit) dan tertib
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui dan difahami oleh siswa
Kegiatan Siswa Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
Nilai Karakter Rasa ingin tahu (curiosity) Keberanian (courage)
Guru menjawab dan memberi penguatan dari apa yang belum dipahami siswa
Siswa menyimak jawaban dan penguatan yang disampaikan guru
Guru memberi tindak lanjut dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pelajaran yang telah diajarkan tujuannya
Siswa pun merespon kembali dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Menyimak Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif Merespon Percaya diri
agar siswa benar-benar paham tentang jama taqdim dan takhir Kemudian guru pun menyimpulkan pelajaran hari ini.
c. Penutup Kegiatan guru Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam
Siswa menyimak kesimpulan pelajaran hari ini
Menyimak Disiplin ( ....... menit)
Kegiatan siswa
Nilai karakter
Siswa berdo’a dan mengucapkan salam
Religious Rasa hormat (..... menit)
4. Sumber / Media / Alat Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000. 5. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Demonstrasi 6. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian qasar.
2. Menyebutkan salat yang dapat diqasar.
3. Menguraikan syarat-syarat salat qasar.
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
Tes tertulis
Essai
Instrumen Soal Salat qasar menurut bahasa dan istilah artinya? Sebutkan salat apasaja yang dapat diqasar? Kenapa solat subuh dan magrib tidak dapat di qasar?
4. Melafadzkan niat salat qasar.
Tes tertulis
Essai
Sebutkan syaratsyarat salat qasar?
Essai
Tuliskan niat salat qasar beserta artinya?
Praktek
Praktek salat qasar didepan teman-teman.
5. Mendemonstrasikan salat qasar Tes tertulis
Tes praktek
Jakarta, November 2013 Mengetahui Guru Mapel Fiqih/Observer
Haris S.Pd.I
Peneliti
Irma Listianti
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
III (ketiga)
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
:
1. Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Kompetensi Dasar
: 1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 1.2 Mempraktekkan salat jama’, qasar dan jama’qasar
Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian jama’qasar. 2. Menyebutkan salat yang dapat dijama’qasar. 3. Menguraikan syarat-syarat salat jama’qasar 4. Melafadzkan niat salat jama’qasar. 5. Menjelaskan tata-tata cara salat jama’qasar 6. Mendemonstrasikan salat jama’qasar
1. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengetahui pengertian jama’qasar. Siswa dapat menyebutkan macam-macam salat jama’qasar. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat salat jama’qasar. Siswa dapat menyebutkan lafadz niat salat jama’qasar. Siswa dapat menjelaskan tata-tata cara salat jama’qasar Siswa dapat membacakan serta memndemonstrasikan salat jama’. 2. Materi Pembelajaran Pengertian salat jama’qasar Salat yang dapat dijama’qasar dan syarat-syarat salat jama’qasar Lafadz-lafadz niat salat jama’qasar Tata-tata cara salat jama’qasar
3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, dan mempersiapkan buku / bahan ajar) Motivasi : Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru melakukan brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan informasi mengenai Tujuan yang akan dicapai
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memulai pembelajaran diawali dengan salam, berdoa atau membaca basmallah
Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat
Siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru mengenai mmateri yang akan diajarkan hari ini
Rasa hormat dan perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity) Tertib
( ....... menit)
b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan pengertian jama’qasar, menyebutkan salat jama’qasar, Guru melafadzkan niat salat jama’qasar, tata-tata cara salt
Kegiatan Siswa Siswa menjawab pertanyaan dari guru
Nilai Karakter perhatian ( respect)
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus.
Fokus Tekun Rasa ingin tahu Serius ( ..... menit)
2) Elaborasi Kegiatan Guru Guru mengulas kembali melafadzkan niat salat qasar dan memilih salah satu siswa
Kegiatan Siswa Siswa bersama-sama mengikuti guru melafadzkan niat salat
Nilai Karakter Respect Fokus Komunikatif
untuk membacanya tujuannya agar ingin mengetahui bisa atau tidaknya siswa itu melafadzkan niat salat Guru pun mempersiapkan langkah awal untuk mendemonstrasikan dan mengarahkan siswa untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi setelah itu guru pun mulai mendemonstrasikan Kemudian setelah guru mendemonstrasikan, guru pun memberikan waktu kepada siswa 5-7 menit untuk berlatih apa-apa yang telah didemonstarsikan oleh guru, kemudian guru pu memilih beberapa siswa untuk praktek salat qasar didepan temanteman
jama’qasar Berani Siswa yang dipilih guru melafadzkan niat salat jama’qasar’ dengan baik dan benar Siswa fokus dan Respect menyimak arahan yang Fokus diberikan oleh guru dan mempersiapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Siswa pun merespon dan Respon menjawab pertanyaan Rasa ingin tahu pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa memperhatikan Memperhatikan dan guru yang sedang menyimak mendemonstrasikan dan Serius serius. Siswa mulai bersiap-siap Tanggung jawab dan mengulas kembali Saling menghargai melafadzkan niat-niat Displin salat jama dan siswa Percaya diri yang dipilih maju Tertib kedepan kemudian mempraktekkannya dengan baik, percaya diri ( .... menit) dan tertib
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui dan difahami oleh siswa
Kegiatan Siswa Siswa bertanya mengenai materi yang belum dipahami
Nilai Karakter Rasa ingin tahu (curiosity) Keberanian (courage)
Guru menjawab dan memberi penguatan dari apa yang belum dipahami siswa
Siswa menyimak jawaban dan penguatan yang disampaikan guru
Guru memberi tindak lanjut
Siswa pun merespon
Menyimak Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif Merespon
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pelajaran yang telah diajarkan tujuannya agar siswa benar-benar paham tentang jama taqdim dan takhir Kemudian guru pun menyimpulkan pelajaran hari ini.
kembali dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Percaya diri
Siswa menyimak kesimpulan pelajaran hari ini
Menyimak Disiplin
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
Nilai karakter
Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam
Siswa berdo’a dan mengucapkan salam
Religious Rasa hormat
c. Penutup
4. Sumber Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000. 5. Media atau alat (Sejadah atau karpet) 6. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Demonstrasi 7. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian salat jama’qasar.
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
Instrumen Soal Jelaskan yang apa yang dimaksud dengan salat jama’qasar? Salat apa saja yang
2. Menyebutkan salat apa saja yang dapat dijama’qasar
Tes Tertulis
Essai
bisa di jama’qasar, sebutkan!
3. Menguraikan syarat-syarat salat jama’ dan qashar.
Tes tertulis
Essai
Sebutkan syarat sahnya jama’qasar? Apa tujuan diperbolehkannya melaksanakan saat dengan cara menjama’qasar? Jelaskan!
4. Melafadzkan niat salat jama’qasar
Tes Tertulis
Essai
Tulislah niat salat jama’qasar beserta artinya? Ciputat, November 2013
Mengetahui Guru Mapel Fiqih/Observer
Peneliti
Haris S.Pd.I
Irma listianti
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
I ( Pertama)
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
:
1. Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 1.2 Mempraktekkan salat jama’qasar, qasar dan jama’qasar
Indikator
:
1. Mengetahui pengertian salat jama’, qashar, jama’qasar. 2. Menjelaskan pengertian jama’. 3. Menyebutkan macam-macam salat jama’ 4. Menguraikan syarat-syarat salat jama’. 5. Melafadzkan niat salat jama’. 6. Menjelaskan tata-tata cara salat jama’ 7. Mendemonstrasikan salat jama’
1. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu mengetahui pengertian salat jama’, qasar dan jama’qasar. Siswa mampu menjelaskan pengertian jama’. Siswa mampu menyebutkan macam-macam salat jama’. Siswa mampu menguraikan syarat-syarat salat jama’. Siswa mampu melafadzkan niat salat jama Siswa mampu menjelaskan tata-tata cara salat jama Siswa mampu membacakan serta mendemonstrasikan salat jama’.
2. Materi Pembelajaran Pengertian salat jama’. Macam-macam salat jama’. Syarat-syarat salat jama’ Lafadz-lafadz niat salat jama’taqdim dan jama takhir dan tata-tata cara salat jama’ 3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, dan mempersiapkan buku / bahan ajar) Motivasi : Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru melakukan brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan arahan mengenai tujuan yang akan dicapai b. Kegiatan Inti
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memulai pembelajaran diawali dengan salam, berdoa atau membaca basmallah
Siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru mengenai materi yang akan diajarkan hari ini
Perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity) Tertib
Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat Tertib
( ..... menit)
1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan pengertian salat jama’ macam-macam jama’ serta syarat-syarat ketika ingin melakukan salat jama’. Guru melafadzkan niat salat jama’.
Kegiatan Siswa Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru
Nilai Karakter Respon
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus.
Fokus Tekun Rasa ingin tahu
Siswa mengikuti melafadzkan niat salat jama’.
Serius ( .... menit)
2) Elaborasi Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru mengulas kembali melafadzkan niat salat jama’ dan memilih salah satu siswa untuk membacanya tujuannya agar ingin mengetahui bisa atau tidaknya siswa itu melafdazkan niat salat jama’. Guru menjelaskan kepada siswa agar masing-masing siswa praktek salat jama, kemudian guru pun memilih beberapa siswa untuk praktek salat jama taqdim dan takhir didepan teman-teman.
Siswa bersama-sama mengikuti guru melafdzkan niat salat jama’. Siswa yang dipilih guru melafdzkan niat salat jama’ dengan baik dan benar Siswa mulai bersiap-siap dan mengulas kembali melafadzkan niat-niat salat jama’dan siswa yang dipilih maju kedepan kemudian mempraktekkannya dengan baik dan tertib
Respect Fokus Komunikatif Berani Tanggung jawab Hebat Cermat Saling menghargai
( ..... menit)
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Guru memberi tindak lanjut Siswa menyimak arahan Rasa ingin tahu dan mempersilakan siswa yang diberikan oleh guru (curiosity) untuk menyimpulan dari apa dan memberi kesimpulan Keberanian (courage) yang telah di demonstrasikan dari yang telah siswa (sebagai feedback) didemonstrasikan. Rasa hormat dan Guru mempersilahkan siswa Siswa bertanya perhatian (resfect) untuk bertanya tentang mengenai materi yang materi yang belum di ketahui belum dipahami dan difahami oleh siswa Guru menjawab dan memberi Siswa menyimak Tanggung jawab penguatan dari apa yang jawaban dan penguatan (responsibility) belum dipahami siswa yang disampaikan guru Komunikatif Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan.
Siswa menjawab pertanyaan guru
( ..... menit)
Kegiatan siswa Siswa menyimpulkan
Nilai karakter Percaya diri dan
c. Penutup Kegiatan guru Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyimpukan materi yang telah disampaikan Guru melakukan post test untuk mengetahui apakah siswa paham atau tidak tentang materi yang telah diajarkan Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam
materi yang disampaikan
perhatian (resfect)
Siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
Respect percaya diri dan berani.
Siswa berdo’a dan mengucapkan salam
Religious Rasa hormat ( ..... menit)
4. Sumber / Media / Alat Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS
M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP
Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000.
5. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab 6. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mengetahui pengertian salat jama’, qashar, jama’qasar.
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
2. Menjelaskan pengertian jama’.
Tes Tertulis
Essai
3. Menyebutkan macammacam salat jama’ 4. Menguraikan syarat-syarat salat jama’.
Tes tertulis
Tes Tertulis
Essai
Essai
Instrumen Soal Salat jama’ menurut bahasa artinya? Salat jama’ menurut istilah yaitu? Sebutkan dua macam salat jama? Jelaskan syaratsyarat diperbolehkanny a menjama’
5. Melafadzkan niat salat jama’.
Tes tertulis
Essai
Tuliskanlah niat salat jama takhir dan taqdim beserta artinya?
Ciputat, November 2013
Mengetahui Guru Mapel Fiqih/Observer
Drs. Aris Herdiana
Peneliti
Irma listianti
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
II (Kedua)
Alokasi Waktu
:
2 x 40
Standar Kompetensi
:
Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 1.2 Mempraktikkan salat jama’ qasar dan jama’qasar
Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian qasar. 2. Menyebutkan salat yang dapat diqasar. 3. Menguraikan syarat-syarat salat qasar. 4. Melafadzkan niat salat qasar. 5. Menjelaskan tata-tata cara salat qasar 6. Mendemonstrasikan salat qasar
1. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menjelaskan pengertian qasar. Siswa dapat memyebutkan salat yang dapat diqasar Siswa dapat menguraikan syarat-syarat salat qasar Siswa dapat melafadzkan niat salat qasar Siswa dapat menjelaskan tata-tata cara salat qasar. Siswa dapat mendemonstrasikan salat qasar. 2. Materi Pembelajaran Pengertian qasar. Salat yang dapat diqasar Syarat-syarat salat qasar, dan lafadz niat serta tata-tata cara salat qasar
3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas (mengucapkan salam, berdoa, dan mempersiapkan buku / bahan ajar) Motivasi : Guru memotivasi siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru melakukan brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan arahan mengenai tujuan yang akan dicapai b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan pengertian salat qasar, menyebutkan salat yang dapat diqasar, syarat-sayart salat qasar. Guru melafadzkan niat salat qasar.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa memulai pembelajaran diawali dengan salam, berdoa atau membaca basmallah
Siswa menyimak penjelasan yang disampaikan oleh guru mengenai materi yang akan diajarkan hari ini
Perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity) Tertib
Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat Tertib
( ....... menit)
Kegiatan Siswa Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru
Nilai Karakter Respon
Fokus Tekun Rasa ingin tahu
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa mengikuti melafadzkan niat salat qasar
Serius ( ......... menit)
2) Elaborasi Kegiatan Guru Guru mengulas kembali melafadzkan niat salat qasar dan memilih salah satu siswa untuk membacanya tujuannya agar ingin mengetahui bisa atau tidaknya siswa itu melafdazkan niat salat qasar. Guru menjelaskan kepada siswa agar masing-masing siswa praktek salat qasar, kemudian guru pun memilih beberapa siswa untuk praktek salat qasar didepan temanteman.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa bersama-sama mengikuti guru melafdzkan niat salat qasar. Siswa yang dipilih guru melafdzkan niat salat qasar dengan baik dan benar Siswa mulai bersiap-siap dan mengulas kembali melafadzkan niat-niat salat qasar dan siswa yang dipilih maju kedepan kemudian mempraktekkannya dengan baik dan tertib.
Respect Fokus Komunikatif Berani Tanggung jawab Hebat Cermat Saling menghargai
( ....... menit)
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Guru memberi tindak lanjut Siswa menyimak arahan Rasa ingin tahu dan mempersilakan siswa yang diberikan oleh guru (curiosity) untuk menyimpulan dari apa dan memberi kesimpulan yang telah di demonstrasikan dari yang telah siswa (sebagai feedback) didemonstrasikan. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya tentang Siswa bertanya Keberanian (courage) materi yang belum di ketahui mengenai materi yang dan difahami oleh siswa belum dipahami Guru menjawab dan memberi Siswa menyimak perhatian (resfect) penguatan dari apa yang jawaban dan penguatan belum dipahami siswa yang disampaikan guru Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang baru saja diajarkan
Siswa menjawab pertanyaan guru
Tanggung jawab (responsibility) Komunikatif ( ....... menit)
c. Penutup Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter Guru memberikan Siswa menyimpulkan Percaya diri dan kesempatan kepada siswa materi yang disampaikan perhatian (resfect) untuk menyimpukan materi yang telah disampaikan Guru melakukan tanya jawab Siswa mempersiapkan Respect
untuk mengetahui apakah siswa paham atau tidak tentang materi yang telah diajarkan Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdallah dan mengucapkan salam
diri untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru Siswa berdo’a dan mengucapkan salam
percaya diri dan berani. Religious Rasa hormat (...... menit)
4. Sumber / Media / Alat Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS
M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP
Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000.
5. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab 6. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian qasar.
2. Menyebutkan salat yang dapat diqasar.
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
Tes tertulis
Essai
Salat qasar menurut bahasa dan istilah artinya? Sebutkan salat apasaja yang dapat diqasar? Kenapa solat subuh dan magrib tidak dapat di qasar?
3. Menguraikan syarat-syarat salat qasar. 4. Melafadzkan niat salat qasar.
Instrumen Soal
Tes tertulis
Essai
Sebutkan syaratsyarat salat qasar?
Tes tertulis
Essai
Tuliskan niat salat qasar beserta artinya?
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nama Sekolah
:
MTs Islamiyah
Mata Pelajaran
:
FIQIH
Kelas / Semester
:
VII / I
PertemuanKe-
:
III (Ketiga)
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Standar Kompetensi
:
1. Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Kompetensi Dasar
:
1.1 Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 1.2 Mempraktekkan salat jama’, qasar dan jama’qasar 1.3 Mempraktikkan salat jama’, qasar, dan jama’qasar.
Indikator
:
1. Menjelaskan pengertian jama’qasar. 2. Menyebutkan salat yang dapat dijama’qasar. 3. Menguraikan syarat-syarat salat jama’qasar 4. Melafadzkan niat salat jama’qasar. 5. Menjelaskan tata-tata cara salat jama’qasar. 6. Mendemonstrasikan salat jama’qasar
1. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengetahui pengertian salat jama’qasar. Siswa dapat menyebutkan salat yang dapat dijama’qasar. Siswa dapat menguraikan syarat-syarat salat jama’qasar. Siswa dapat melafadzkan niat salat jama’qasar. Siswa dapat menjelaskan tata-tata cara salat jama’qasar Siswa dapat mendemonstrasikan salat jama’qasar 2. Materi Pembelajaran Pengertian salat jama’qasar Salat yang dapat dijama’qasar dan syarat-syarat salat jama’qasar.
Lafadz-lafadz niat salat jama’qasar. Tata-tata cara salat jama’qasar 3. Langkah – langkah Pembelajaran a. Pendahuluan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Apersepsi : Guru mengkondisikan kelas Siswa memulai (mengucapkan salam, pembelajaran diawali berdoa, dan mempersiapkan dengan salam, berdoa buku / bahan ajar) atau membaca basmallah Motivasi : Guru memotivasi siswa Siswa menyimak mengenai materi yang akan penjelasan yang diajarkan disampaikan oleh guru mengenai materi yang Guru melakukan akan diajarkan hari ini brainstorming kepada siswa mengenai materi yang akan diajarkan Guru memberikan arahan mengenai Tujuan yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti 1) Eksplorasi Kegiatan Guru Guru menanyakan kepada siswa sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan pengertian salat jama’qasar, menyebutkan salat salat yang dapat dijama’qasar Guru melafadzkan niat-niat salat jama’, qasar dan jama qasar. Tata-tata cara jama’qasar.
Kegiatan Siswa Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru
Siswa memperhatikan, dan menyimak penjelasan dari guru dengan fokus. Siswa mengikuti melafadzkan niat salat jama’qasar
Nilai Karakter Disiplin (dicipline ) Bertaqwa ( religioius) Rasa Hormat
perhatian (resfect) Rasa ingin tahu (curiosity) Tertib
( ...... menit)
Nilai Karakter Respon
Fokus Tekun Rasa ingin tahu
Serius (....... menit)
2) Elaborasi Kegiatan Guru Guru mengulas kembali melafadzkan niat salat jama’qasar dan memilih salah satu siswa untuk membacanya tujuannya agar ingin mengetahui bisa atau tidaknya siswa itu melafdazkan niat salat jama’qasar. Guru menjelaskan kepada siswa agar masing-masing siswa praktek salat jama’qasar, kemudian guru pun memilih beberapa siswa untuk praktek salat jama’qasar didepan temanteman.
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Siswa bersama-sama mengikuti guru melafdzkan niat salat jama’qasar. Siswa yang dipilih guru melafdzkan niat salat jama’qasar dengan baik dan benar Siswa mulai bersiap-siap dan mengulas kembali melafadzkan niat-niat salat jama’qasar dan siswa yang dipilih maju kedepan kemudian mempraktekkannya dengan baik dan tertib
Respect Fokus Komunikatif Berani Tanggung jawab Hebat Cermat Saling menghargai
(...... menit)
3) Konfirmasi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Guru memberi tindak lanjut Siswa menyimak arahan Rasa ingin tahu dan mempersilakan siswa yang diberikan oleh guru (curiosity) untuk menyimpulan dari apa dan memberi kesimpulan yang telah di demonstrasikan dari yang telah siswa (sebagai feedback) didemonstrasikan. Guru mempersilahkan siswa Siswa bertanya Keberanian (courage) untuk bertanya tentang mengenai materi yang materi yang belum di ketahui belum dipahami dan difahami oleh siswa Siswa menyimak perhatian (resfect) Guru menjawab dan memberi jawaban dan penguatan penguatan dari apa yang yang disampaikan guru belum dipahami siswa Guru bertanya kepada siswa Siswa menjawab Tanggung jawab tentang materi yang baru saja pertanyaan guru (responsibility) diajarkan Komunikatif (....... menit)
c. Penutup Kegiatan guru Kegiatan siswa Nilai karakter Guru memberikan Siswa menyimpulkan Percaya diri dan kesempatan kepada siswa materi yang disampaikan perhatian (resfect) untuk menyimpukan materi yang telah disampaikan Guru melakukan tanya jawab Siswa mempersiapkan Respect untuk mengetahui apakah diri untuk menjawab percaya diri dan siswa paham atau tidak pertanyaan yang berani. tentang materi yang telah diberikan oleh guru diajarkan Guru menutup pelajaran Siswa berdo’a dan Religious dengan membaca hamdallah mengucapkan salam Rasa hormat dan mengucapkan salam (...... menit)
4. Sumber / Media / Alat Sri Ety Muctinah, SMART Sarana Mandiri Belajar Aktif, (Jakarta: penerbit swadaya murni). 2012 LKS M Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga) 2006 KTSP Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Meurut Al-Qur’an, Assunah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Mizan 2000) 5. Metode pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab 6. Penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan pengertian salat jama’qasar.
2. Menyebutkan salat apa saja yang dapat dijama’qasar 3. Menguraikan syarat-syarat salat jama’ dan qashar.
Tekinik Penilaian Tes Tertulis
Bentuk Instrumen Essai
Tes Tertulis
Essai
Tes tertulis
Essai
Instrumen Soal Jelaskan yang apa yang dimaksud dengan salat jama’qasar? Salat apa saja yang bisa di jama’qasar, sebutkan! Sebutkan syarat sahnya jama’qasar? Apa tujuan diperbolehkannya
melaksanakan saat dengan cara menjama’qasar? Jelaskan! 4. Melafadzkan niat salat jama’qasar
Tes Tertulis
Essai
Tulislah niat salat jama’qasar beserta artinya?
Ciputat, November 2013 Mengetahui Guru Mapel Fiqih/Observer
Peneliti
Drs. Aris Herdiana
Irma listianti
Lampiran 7
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Satuan Pendidikan
: MTs Islamiyah Ciputat
Mata Pelajaran
: Fiqih
Kelas/Program
: VII/ Fiqih
Semester
: Ganjil
Tahun Ajaran
: 2013-2014
Materi
: Jama’, Qasar dan Jama’qasar
Standar Kompetensi
: Melaksanakan tata cara salat jama’, qasar, dan jama’qasar
Kompetensi Dasar
: 1. Menjelaskan ketentuan salat jama’, qasar, dan jama’qasar. 2. Mempraktikan salat jama’, qasar dan jama’qasar.
No 1
Indikator Pembelajaran Mengetahui pengertian salat jama’, qashar, jama’qasar
Indikator Butir Soal 1. Menjeaskan pengertian salat jama’
Soal Salat jama’ berarti... a. Mengumpulkan b. Meringkas c. Menunda salat
Jenjang Kunci Kognitif C2 A
No Soal 29
d. Meninggalkan salat 2. Menjelaskan pengertian salat qasar
3. Menjelaskan pengertian salat jama’qasar
Salat yang diringkas adalah salat.. a. Qasar b. Jama’qasar c. Jum’at d. Dhuha Salat yang dilakukan dengan cara mengabungkan dua waktu dan diringkas adalah... a. Jum’at b. Qasar c. Jama’ d. Jama’qasar
C2
A
30
C2
D
23
4. Menentukan jumlah rakaat salat
Salat yang asalnya “empat rakaat” hanya dikerjakan “dua rakaat” saja disebut salat..? a. Qasar b. Jama’ c. Jama’qasar d. Jama’taqdim
C2
A
10
5. Menentukan salat jama’
Mengumpulkan dua salat fardu dan mengerjakannya dalam satu waktu disebut salat... a. Qasr b. Jama c. Jama’qasar d. Jama’takdim
C2
B
1
6. Menyebutkan jumlah rakaat qasar
Salat yang diringkas jumlah rakaatnya disebut salat..? a. Qasar b. Jama’qasar c. Jama’ d. Jama takhir
7. Menentukan jumlah rakaat
Salat wajib yang dpat diringkas jumlah rakaat adalah sebagai berikut, kecuali...? a. Dzuhur b. Asar c. Maghrib d. Isya
8. Menentukan waktu salat jama’takhir
Salat zuhur dan asr dikerjakan pada waktu asar disebut salat..? a. Jama taqdim b. Jama takhir c. Jama’qasar d. Qasar
9. Menentukan waktu dan rakaat jama’qasar
Mengumpukan dua salat fardu dan mengerjakannya pada satu waktu dan sekaligus meringkas jumlah rakaat disebut salat..? a. Jama b. Qasar c. Jama’qasar d. Jama takdim
C1
A
4
C3
C
5
C2
B
6
C2
C
7
10. Menyebutkan jumlah rakaat qasar
2.
Menyebutkan macam-macam salat jama’, qasar, jama’qasar
11. Menentukan menjama salat zuhur dan asar
Salat yang dapat dikerjakan dengan qasar adalah salat yang jumlah rakaat ada..? a. Dua b. Tiga c. Empat d. Satu Menjama salat zuhur dan salat asar dilaksanakan pada waktu salat zuhur disebut . a. Jama takhir b. Jama taqdim c. Jama qasar d. Jama taqdim qasar
12. Menentukan dua salat
Mengumpulkan dua salat dan dikerjakan pada salat ashar (zuhur dan asar dikerjakannya pada waktu salat asar disebut....? a. Jama’ b. Qasar’ c. Jama’taqdim d. Jama’takhir
13. Menentukan salat isya digabung dengan salat magrib
Salat isya digabung dengan salat magrib yang dikerjakan pada waktu disebut..? a. Jama’taqdim b. Jama’takhir c. Jama’qasar d. Qasar
C1
A
17
C3
B
18
C3
D
2
C3
B
14
3.
Menjelaskan syarat-syarat salat jama’, qasar, jama’qasar
14. Menyebutkan sebab diperbolehkannya salat jama’
Diantara sebab diperbolehkannya salat jama’qadalah karena..? a. Bepergian untuk maksiat b. Bepergian tidak terlalu jauh c. Bepergian untuk menunaikan umrah d. Hujan
C1
D
9
15. Menentukan waktu jama takhir
Salat magrib dan isya dilaksanakan pada waktu isya, pelaksanaan salat tersebut dinamakan...? a. Jama taqdim b. Jama takhir c. Jama’qasar d. Qasar
C3
B
27
16. Menjelaskan jarak perjalanan yang diperbolehkannya melakukan salat
Jarak perjalanan minimal yang diperbolehkan menjama’ atau engerjakan salat ialah..? a. 80,06 km b. 80,64 km c. 84,60 km d. 84,64 km
C3
B
15
Dibawah ini yang bukan termasuk syarat sah 17. Mengidentifikasi syarat mengqasar salat adalah.. sahnya mengqasar salat a. Bagi mereka yang dalam perjalanan b. Jarak perjalanan adalah jarak yang memperbolehkan qasar
C4
D
16
c. Niat mengqasar ketika melakukan takbiratul ihram d. Perjalanan yang dilakukan untuk maksiat
18. Mengidentifikasi suatu pernyataan
Beberapa pernyataan yang berikut benar, kecuali... a. Hasan mengqasar salat zuhur dari empat rakaat menjadi dua rakaat b. Karena keadaan bahaya, hasan menjama’ salatnya c. Menjama salat hukumnya mubah, meskipun tidak ada sebab-sebabnya d. Sebelum berangkat keluar kota, pak haru menjama salatnya
19. Menyebutkan hukum salat jama’
Hukum salat jama’ adalah? a. Sunnah muakad b. Mubah c. Makhruh d. Haram
20. Menyebutkan hukum salat jama’qasar
Hukum salat jama’qasar adalah....? a. Mubah b. Kurang dianjurkan c. Wajib dikerjakan d. Lebih baik dikerjakan
C4
C
25
C1
B
3
C1
A
8
4.
Menyebutkan lafadz niat salat jama’, qasar, jama’qasar
21. Menyebutkan macammacam salat jama
Salat jama ada dua macam yaitu..? a. Jama taqdim dan takhir b. Jama qasar dan jama takhir c. Jama taqdim dan ta’lim d. Jama takhir dan jama’qasar
22. Menentukan syarat jama taqdim
Yang tidak termasuk syarat salat jama taqdim ialah..? a. Dalam perjalanan b. Niat pada takbiratul ihram c. Mengumandangkan adzan d. Perjalanan jarak jauh
23. Mengidentikasikan syarat jama taqdim
Pak yusuf melakukan salat jama’ karena sedang dalm perjalanan. Beliau mengabungkan salat zuhur dan asar pada waktu asar. Salat yang beliau lakukan adalah salat..? a. Jama ta’lim b. Jama taqdim c. Qasar d. Jama’takhir Di bawah ini adalah bacaan niat shalat....
24. Menentukan bacaan niat qasar
.ﺗَﻌَﺎﻟﻰ
a. b. c. d.
ًِﷲ ّ ِ ﻈ ْﮭ ِﺮ رَ ْﻛ َﻌﺘَﯿْﻦِ ﻗَﺼْ ﺮ اُﺻَ ﻠﱢﻲْ ﻓَﺮْ ضَ اﻟ ﱡ
Ashar Jama’taqdim Jama ‘ takhir Qasar.
C1
A
24
C2
C
11
C4
D
19
C1
A
22
5.
Menguraikan solat yang dapat dijama’, qasar dan jama’qasar
25. Menyebutkan salat yang dapat dijama’
Salat yang dapat dijama ialah salat...? a. Subuh, dzuhur dan asar b. Zuhur, asar dan magrib c. Asar magrib dan isya d. Zuhur asar dan isya.
26. Menyebutkan salat yang dapat diqasar
Salat yang dapat diqasar ialah salat..? a. Subuh, dzuhur dan asar b. Zuhur, asar dan magrib c. Asar magrib dan isya d. Zuhur asar dan isya.
27. Menentukan waktu yang tidak dapat diqasar
Salat subuh yang tidak dapat diqasar yaitu..? a. Waktunya salatnya pendek b. Berjumlah dua rakaat c. Tidak bisa satu rakaat d. Sudah terbitnya mata hari
28. Menentukan salat qasar (1) Magrib (2) Isya (3) Subuh (4) zuhur (5) asar Macam salat diatas yang dapat dilaksanakan dengan cara “Qasar” ditunjukan pada pilihan... a. (1), (2), (3) b. (1), (3), (4) c. (2), (3), (4) d. (2), (4), (5) 29. Mengidentifikasikan pernyataan rakaat salat
Bedu melaksanakan salat maghrib dan isya dengan cara qasar, masing-masing dua rakaat salat
C1
D
13
C1
D
12
C2
A
20
C3
D
C3
A
28
26
qasar
30. Mengidentifikasi suatu jumlah rakaat diqasar dan dijama’
Keterangan : C1
:
Hafalan
C2
:
Pemahaman
C3
:
Penerapan
C4
: Analisis.
yang dilaksanakan badu tersebut adalah.... a. Benar, karena mengqasar salat artimya meringkas jumlah rakaat. b. Benar, karena kedua salat tersebut dilakasanakan pada satu waktu c. Salah, karena salat yang dilakukan badu dinamakan jama d. Salah, karena salat maghrib tidak dapat diqasar. Jika kita melaksanakan salat zuhur dan asar digabung dan diringkas masing-masing menjadi dua rakaat, maka salat tersebut dinamakan... a. Jama’qasar b. Jama taqdim c. Jama takhir d. Qasar
C3
A
21
Lampiran 8
Kisi-kisi Soal Uji Coba Instrumen Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Mengumpulkan dua shalat fardhu dan mengerjakannya dalam satu waktu disebut shalat …. a. Qasar b. Jama’
c. Jama’ Qasar d. Jama’ takdim
2. Mengumpulkan dua shalat dan dikerjakan pada shalat asar (dzuhur dan asar dikerjakan pada waktu asar) disebut …. a. Jama’ b. Qasar
c. Jama’ takdim d. Jama’ takhir
3. Hukum shalat jama’ adalah …. a. Sunnah muakkad b. Mubah
c. Makruh d. Harram
4. Shalat yang diringkas jumlah raka’atnya disebut shalat …. a. Qasar b. Jama’ qasar
c. Jama’ d. Jama’ takhir
5. Shalat wajib yang dapat diringkas jumlah raka’atnya adalah sebagai berikut, kecuali... a. Dhuhur b. Ashar
c. Maghrib d. Isya’
6. Shalat dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu ashar disebut shalat... a. Jama’ Takdim b. Jama’ Takhir
c. Jama’ qasar d. Qasar
7. Mengumpulkan dua shalat fardhu dan mengerjakannya pada satu waktu dan sekaligus meringkas jumlah rakaatnya disebut shalat ….
a. Jama’ b. Qasar
c. Jama’qasar d. Jama’ takdim.
8. Hukum shalat jama’qasar adalah …. a. Mubah b. Kurang dianjurkan
c. Wajib dikerjakan d. Lebih baik dikerjakan
9. Diantara sebab diperbolehkannya shalat jama’ adalah karena …. a. b. c. d.
Bepergian untuk maksiat Bepergian tidak terlalu jauh (± 25 km) Bepergian untuk menunaikan umroh Hujan
10. Shalat yang asalnya “empat rakaat” hanya dikerjakan “dua rakaat” saja disebut shalat …. a. Qasar b. Jama’
c. Jama’ qasar d. Jama’ takdim
11. Yang tidak termasuk syarat salat jama taqdim ialah.... a. Dalam perjalanan (musafir) c. Mengumandangkan azan b. Niat pada saat takbiratul ihram d. Perjalanan itu berjarak jauh 12. Salat yang dapat diqasar yaitu... a. subuh, zuhur, dan asar b. zuhur, asar, magrib
c. asar, magrib dan isya d. zuhur, asar dan isya.
13. Salat yang dapat dijama’ ialah.... a. subuh, zuhur, dan asar b. zuhur, asar, magrib
c. asar, magrib dan isya d. zuhur, asar dan isya.
14. Salat isya digabung dengan salat magrib yang dikerjakan pada waktu isya, dinamakan... a. Jama’ taqdim b. Jama’ takhir
c. Jama’ qasar d. Qasar
15. Jarak perjalanan minimal yang diperbolehkan menjama’ atau mengerjakan salat ialah...
a. 80,06 km b. 80,64 km
c. 84,60 km d. 84,64 km
16. Di bawah ini yang bukan termasuk syarat sah mengqasar salat adalah ... a. b. c. d.
bagi mereka yang dalam perjalanan Jarak perlajanan adalah jarak yang memperbolehkan qasar Niat mengqasar ketika melakukan takbiratulikhram Perjalanan yang dilakukan untuk maksiat
17. Shalat yang dapat dikerjakan dengan qashar adalah shalat yang jumlah raka'atnya ada . . . . a. Dua c. Empat b. Tiga d. Satu 18. Menjamak salat Zuhur dan salat Asar dilaksanakan pada waktu salat Zuhur disebut salat ... a. Jama Takhir c. Jamak Qasar b. Jama Taqdim d. Jamak Takdim Qasar 19. Pak Yusuf melakukan shalat jama' karena sedang dalam perjalanan. Beliau menggabungkan shalat zhuhur dan ashar pada waktu ashar. Shalat yang beliau lakukan adalah shalat..... a. jama’ ta’lim c. qasar b. jama’ taqdim d. jama’ takhir 20. Shalat shubuh tidak bisa diqashar karena . . . a. Waktu salatnya pendek c. Tidak bisa satu rakaat b. Berjumlah dua rakaat d. Sudah terbitnya mata hari 21. Jika kita melaksanakan shalat zhuhur dan ashar digabung dan diringkas masingmasing menjadi dua raka'at, maka shalat tersebut dinamakan . . . . c. Jama takhir d. Qasar
a. Jama qasar b. Jama taqdim
22. Di bawah ini adalah bacaan niat shalat . . . . . ﷲ ِ ّ ِ ًا ُﺻَ ﻠﱢﻲْ ﻓَرْ ضَ اﻟ ﱡظﮭْرِ رَ ﻛْ ﻌَ َﺗ ْﯾ ِن ﻗَﺻْ ر
ﺗَﻌَ ﺎﻟﻰ a. Ashar b. Jama’ taqdim
c. Jama takhir d. Qasar
23. Salat yang dilakukan dengan cara menggabungkan 2 waktu dan diringkas adalah... a. Jum’at c. Jama
b. Qasar
d. Jama qasar
24. Salat jama’ ada dua macam yaitu... a. Jama taqdim dan takhir b. Jama’qasar dan jama takhir
c. Jama taqdim dan ta’lim d. Jama takhir dan jama’qasar
25. Beberapa pernyataan yang berikut benar, kecuali... a. Hasan mengqasar salat zuhur dari empat rakaat menjadi dua rakaat. b. Karena keadaan bahaya, Hasan menjama’ salatnya c. Menjama salat hukumnya mubah, meskipun tidak ada sebab-sebabnya d. Sebelum berangkat keluar kota, pak harun menjama salatnya. 26. Rangga melaksanakan salat magrib dan isya dengan cara qasar, masingmasing dua rakaat salat yang dilakukan Rangga tersebut adalah.. a. Benar, karena mengqasr salat artinya meringkas jumlah rakaat b. Benar, karena kedua salat tersebut dilaksanakan pada satu waktu c. Salah, kaerna salat yang dilakukan badu dinakan jama d. Salah, karena salat magrib tidak dapat diqasar. 27. Salat magrib dan isya dilaksanakan pada waktu isya, pelaksanaan salat tersebut dinamakan.... a. Jama taqdim c. Jama’ qasar b. Jama takhir d. Qasar
28. (1) Magrib (2) Isya (3) Subuh (4) Zuhur (5) Asar. Macam salat diatas yang dapat dilaksanakan dengan cara “Qasar” ditunjukan pada pilihan.... a. (1),(2),(3) c. (2),(3),(4) b. (1),(3),(4) d. (2),(4),(5) 29. Salat jama’ berarti.... a. Mengumpulkan b. Meringkas
c. Menunda salat d. Meninggalkan salat
30. Salat yang diringkas adalah salat... a. Qasar b. Jama’qasar
c. Jum’at d. Dhuha
~GOOD LUCK~
Lampiran 9 Nama
:
Kelas
:
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Mengumpulkan dua shalat fardhu dan mengerjakannya dalam satu waktu disebut shalat …. a. Qasar b. Jama’
c. Jama’ Qasar d. Jama’ takdim
2. Mengumpulkan dua shalat dan dikerjakan pada waktu ashar (dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu asar) disebut …. a. Jama’ b. Qasar
c. Jama’ taqdim d. Jama’ takhir
3. Hukum shalat jama’ adalah …. a. Sunnah muakkad b. Mubah
c. Makruh d. Harram
4. Shalat yang diringkas jumlah raka’atnya disebut shalat …. a. Qasar b. Jama’ qasar
c. Jama’ d. Jama’ takhir
5. Shalat dzuhur dan ashar dikerjakan pada waktu ashar disebut shalat... a. Jama’ Takdim b. Jama’ Takhir
c. Jama’ qasar d. Qasar
6. Mengumpulkan dua shalat fardhu dan mengerjakannya pada satu waktu dan sekaligus meringkas jumlah rakaatnya disebut shalat …. a. Jama’ b. Qasar
c. Jama’qasar d. Jama’ takdim
7. Diantara sebab-sebab diperbolehkannya menjama’ dan mengqasar salat adalah.. a. Sedang bermain c. Sedang malas b. Sedang sibuk kerja d. Sedang dalam perjalanan 8. Salat yang dapat diqasar yaitu... a. subuh, zuhur, dan asar b. zuhur, asar, magrib
c. asar, magrib dan isya d. zuhur, asar dan isya.
9. Salat isya digabung dengan salat magrib yang dikerjakan pada waktu isya, dinamakan... a. Jama’ taqdim c. Jama’ qasar b. Jama’ takhir d. Qasar 10. Di bawah ini yang bukan termasuk syarat sah mengqasar salat adalah ... a. Bagi mereka yang dalam perjalanan b. Jarak perlajanan adalah jarak yang memperbolehkan qasar c. Niat mengqasar ketika melakukan takbiratulikhram d. Perjalanan yang dilakukan untuk maksiat 11. Shalat yang dapat dikerjakan dengan qashar adalah shalat yang jumlah raka'atnya ada.. a. Dua b. Tiga
c. Empat d. Satu
12. Menjamak salat Zuhur dan salat Asar dilaksanakan pada waktu salat Zuhur disebut salat ... a. Jama Takhir c. Jamak Qasar b. Jama Taqdim d. Jamak Takdim Qasar 12. Pak Yusuf melakukan shalat jama' karena sedang dalam perjalanan. Beliau menggabungkan shalat zhuhur dan ashar pada waktu ashar. Shalat yang beliau lakukan adalah shalat..... a. jama’ ta’lim c. qasar b. jama’ taqdim d. jama’ takhir 13. Shalat shubuh tidak bisa diqashar karena . . . a. Waktu salatnya pendek c. Tidak bisa satu rakaat b. Berjumlah dua rakaat d. Sudah terbitnya mata hari
14. Di bawah ini adalah bacaan niat shalat . . . . .ﷲ ﺗَﻌَ ﺎﻟﻰ ِ ّ ِ ًا ُﺻَ ﻠﱢﻲْ ﻓَرْ ضَ اﻟ ﱡظﮭْرِ رَ ﻛْ ﻌَ َﺗ ْﯾ ِن ﻗَﺻْ ر a. Ashar b. Jama’ taqdim
c. Jama takhir d. Qasar
15. Salat yang dilakukan dengan cara menggabungkan 2 waktu dan diringkas adalah... a. Jum’at c. Jama b. Qasar d. Jama qasar 16. Salat jama’ ada dua macam yaitu... a. Jama taqdim dan takhir b. Jama’qasar dan jama takhir
c. Jama taqdim dan ta’lim d. Jama takhir dan jama’qasar
17. Rangga melaksanakan salat magrib dan isya dengan cara qasar, masingmasing dua rakaat salat yang dilakukan Rangga tersebut adalah.. a. Benar, karena mengqasr salat artinya meringkas jumlah rakaat b. Benar, karena kedua salat tersebut dilaksanakan pada satu waktu c. Salah, kaerna salat yang dilakukan badu dinakan jama d. Salah, karena salat magrib tidak dapat diqasar. 18. Salat magrib dan isya dilaksanakan pada waktu isya, pelaksanaan salat tersebut dinamakan.... a. Jama taqdim c. Jama’ qasar b. Jama takhir d. Qasar 19. (1) Magrib (2) Isya (3) Subuh (4) Zuhur (5) Asar. Macam salat diatas yang dapat dilaksanakan dengan cara “Qasar” ditunjukan pada pilihan.... a. (1),(2),(3) c. (2),(3),(4) b. (1),(3),(4) d. (2),(4),(5) 20. Salat jama’ berarti.... a. Mengumpulkan b. Meringkas
c. Menunda salat d. Meninggalkan salat
21. Salat yang diringkas adalah salat... a. Qasar b. Jama’qasar
c. Jum’at d. Dhuha
^^ Good Luck ^^
Lampiran 10 UJI VALIDITAS, UJI RELIABILITAS, DAYA PEMBEDA DAN TINGKAT KESUKARAN SOFTWARE ANATES 4.0 Reliabilitas Tes Butir Soal Banyak Subyek Butir soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
= 0,82 = 30 = 66 Daya pembeda 44,44 44,44 55,56 33,33 22,22 88,89 44,44 33,33 33,33 33,33 22,22 44,44 33,33 77,78 -33,33 44,44 22,22 33,33 100,00 44,44 33,33 55,56 55,56 55,56 0,00 44,44 100,00 44,44 22,22 66,67
Tingkat kesukaran Sedang Mudah Sedang Sangat mudah Sangat mudah Sedang Sedang Sedang Sangat mudah Mudah Sedang Sangat mudah Sukar Sedang Sedang Mudah Sangat mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sangat mudah Mudah
Korelasi
Signifikansi korelasi
0,453 0,387 0,412 0,489 0,305 0,635 0,375 0,230 0,390 0,230 0,242 0,462 0,118 0,608 -0,320 0,432 0,440 0,381 0,780 0,360 0,250 0,472 0,412 0,564 0,023 0,425 0,765 0,426 0,399 0,669
Signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan Sangat signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Sangat signifikan Signifikan Signifikan Sangat signifikan
Lampiran 11 Nilai Pretest Kelas Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nama Ade noviani Aldira febriyani Farhan septiandi Fina siti khadijah Fitri fuji astuti Fitria gita sani Ilham saputra Ismi mufidah Iyas nu’aziz Lukman hakim Luthfiah M M. Rizky dharma M. Rizky saputra M. Tesar M. Akbar saputra Mega herlina M. Aditya M. Aldy M. Faizal Karulita aswati Novita sari Rhama aditya Rio juliansyah Silvia putri Silvi vita sari Sinta bella Siti khadijah Siti maharani Sifa salsabillah Widad maharani Winda Zulfa maharani Abdul khatami
Nilai 45 41 50 73 55 50 41 68 64 50 27 55 36 27 41 36 23 55 60 64 64 41 60 45 50 36 55 45 50 73 23 41 18
Lampiran 12
Nilai Pretest Kelas Kontrol
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nama Aftar Aulia Alif Alfina Arifah Dara oktaviani Daniel Dinda Fani siti fatimah Habibullah Iga M Leni nurlina Muhammad abid Muhammad arya Mahmudi M. ridho M. royhan Nurkhodijah Putri Aprilia Raina Robi agustino Rosidah Syarindi Syarifah Tamia Wahyu Azhar Hafidzan Citra Sahada Noval Mazaya Sadam.
Nilai 45 73 50 68 45 77 18 68 64 50 27 55 36 28 41 36 32 50 60 60 41 60 64 55 50 50 32 45 45 50 45 45 32
Lampiran 13 Nilai Posttest Kelas Eksperimen No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nama Ade noviani Aldira febriyani Farhan septiandi Fina siti khadijah Fitri fuji astuti Fitria gita sania Ilham saputra Ismi mufidah Iyas nur’aziz Lukman hakim Luthfiah M M. rizky dharma M. rizky saputra M. tesar M. Akbar saputra Mega herlina M. aditya M. aldy M. faizal Karulita aswati Novita sari Rhama aditya Rio juliansyah Silvia putri Silvy vita sari Sinta bella Siti khodijah Siti maharani Sifa salsabillah Widad rifda Winda Zulfa maharani Abdul khatami
Nilai
86 82 60 77 64 64 60 86 73 86 82 68 68 68 73 95 73 82 64 73 91 64 64 68 91 77 77 91 86 100 82 77 50
Lampiran 14
Nilai Posttest Kelas Kontrol No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nama Aftar Aulia Alif Nilai Posttest Kelas Kontrol Alfina Arifah Dara oktaviani Daniel Dinda Fani siti fatimah Habibullah Iga M Leni nurlina Muhammad abid Muhammad arya Mahmudi M. ridho M. royhan Nurkhodijah Putri Aprilia Raina Robi agustino Rosidah Syarindi Syarifah Tamia Wahyu Azhar Hafidzan Citra Sahada Noval Mazaya Sadam.
Nilai 77 82 64 91 64 95 45 95 86 73 60 73 60 60 64 55 60 86 73 73 64 86 91 86 82 77 50 55 82 77 64 64 50
Lampiran 15
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI SKOR HASIL BELAJAR PRETEST FIQIH KELAS EKSPERIMEN 1
1. Distribusi Frekuensi a. Rentang Nilai (R) R= H- L (High score – low score) = 73-18 = 55 b. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 Log N K = 1 + 3,3 Log (33) K = 1+ 3,3 (1,5185) K = 1+ 5 K=6 c. Panjang Interval kelas (I) I=R/K I = 55 / 6 I = 9, 167 = 9,2
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih Kelas kontrol Kelas Interval F Fkb fka
18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 68-74
3 2 3 8 5 4 5 3 33
2. Harga mean dihitung menggunakan rumus: Mx =
∑ fX
N
3 5 8 16 21 25 30 33
33 30 25 21 16 8 5 3
Frekuensi Relatif (%) 9,1% 6,1% 9,1% 24,2% 15,2% 12% 15,2% 9,1% 100%
= 1557/33 = 47,2 Tabel 2.2 Mean Nilai Hasil Belajar Fiqih Interval nilai 18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 68-74
F 3 2 3 8 5 4 5 3 33
X 21 28 35 42 49 56 63 71
3. Harga median dihitung menggunakan rumus: Me
1 . 2
= Bb + P
Me
− 1 (33)− 8 2
= 38,5 + 7
8
= 46
4. Harga Modus dihitung menggunakan rumus: Mo = Bb + P (
)
5 5+3
Mo = 38,5 + 7
= 43 5. Simpangan baku (Standar Deviasi) SD = SD =
Ʃ
(
(
)
)²
33 (80195)− (1557)2 33 (32)
= 210,4 = 14,5
fX 63 56 105 336 245 224 315 213 1557
X2 441 784 1225 1764 2401 3136 3969 5041 18761
fX2 1323 1568 3675 14112 12005 12544 19845 15123 80195
Lampiran 16
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI SKOR HASIL BELAJAR PRETEST FIQIH KELAS KONTROL I 1. Distribusi Frekuensi a. Rentang Nilai (R) R= H- L (High score – low score) = 77-18 = 59 b. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 Log N K = 1 + 3,3 Log (33) K = 1+ 3,3 (1,5185) K = 1+ 5 K=6 c. Panjang Interval kelas (I) I=R/K I = 59/ 6 I = 9,833 Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih Kelas Eksperimen Kelas Interval F Fkb fka
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 68-74 75-81 JUMLAH
1 2 5 9 5 2 5 3 1 33
d. Harga mean dihitung menggunakan rumus: Mx =
∑ fX
N
= 1593/33 = 48,3
1 3 8 17 22 24 29 32 33
33 32 29 24 22 17 8 3 1
Frekuensi Relatif (%) 3,1% 6,1% 15,1% 27,2% 15,1% 6,1% 15,1% 9,1% 3,1% 100
Tabel 2.2 Mean Nilai Hasil Belajar Fiqih Interval nilai 18-24 25-31 32-38 39-45 46-52 53-59 60-67 68-74 75-81
F 1 2 5 9 5 2 5 3 1 33
X 21 28 35 42 49 56 63 71 78
1. Harga median dihitung menggunakan rumus: Me
1 . 2
= Bb + P
Me
= 38,5 + 7
− 1 (33)− 2
9
= 45,2
8
2. Harga Modus dihitung menggunakan rumus: Mo = Bb + P ( Mo = 38,5 + 7
5 5+5
)
= 42 3. Simpangan baku (Standar Deviasi) SD = SD =
Ʃ
(
(
)
)²
33 (83339)− (1593)2 33 (32)
= √201,2 = 14,2
fX 21 56 175 378 245 112 315 213 78 1593
X2 441 784 1.225 1.764 2.401 3.136 3.969 5.041 6.084 24845
fX2 441 1.568 6.125 15.876 12.005 6.272 19.845 15.123 6.084 83339
Lampiran 17
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI SKOR HASIL BELAJAR POSTTEST FIQIH KELAS EKSPERIMEN II 1. Distribusi Frekuensi Rentang Nilai (R) R= H- L (High score – low score) = 100-50 = 50 2. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 Log N K = 1 + 3,3 Log (33) K = 1+ 3,3 (1,5185) K = 1+ 5 K=6 3. Panjang Interval kelas (I) I=R/K I = 40 / 6 I = 6,7
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih Kelas Eksperimen Kelas Interval F Fkb Fka
50-54 55-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 96-100
2 5 5 3 4 3 2 3 5 1 33
2 7 12 15 20 23 25 28 32 33
33 32 28 25 23 20 15 12 7 2
Frekuensi Relatif (%) 6,1% 15,2% 15,2% 9,1% 12,1% 9,1% 6,1% 9,1% 15,2% 3,1% 100%
Tabel 2.2 Mean Nilai Hasil Belajar Fiqih Interval nilai 50-54 55-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95 96-100
F 2 4 4 3 3 4 3 4 5 1 33
X 52 57 63 68 73 78 83 88 93 98
2. Harga mean dihitung menggunakan rumus: Mx =
∑ fX
N
= 2427/33 = 75,3 3. Harga median dihitung menggunakan rumus: Me Me
1 . 2
= Bb + P
= 75,5 + 5
− 1 (33)− 16 2
3
= 76,4 4.
Harga Modus dihitung menggunakan rumus: Mo = Bb + P ( Mo = 75,5 + 5
5.
1 1+1
)
= 76,4 Simpangan baku (Standar Deviasi) SD = SD =
Ʃ
(
(
)
)²
33 (192967)− (2483)2 33 (32)
= 191,8 = 13,9
fX 104 228 252 204 219 312 249 352 465 98 2483
X2 2704 3249 3969 4624 5329 6084 6889 7744 8649 9604 58845
fX2 5408 12996 15876 13872 15987 24336 20667 30976 43245 9604 192967
Lampiran 18
PERHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI SKOR PRESTASI BELAJAR POSTTEST FIQIH KELAS KONTROL 1I
1. Distribusi Frekuensi d. Rentang Nilai (R) R= H- L (High score – low score) = 95-45 = 50 2. Banyak kelas (K) K = 1 + 3,3 Log N K = 1 + 3,3 Log (33) K = 1+ 3,3 (1,5185) K = 1+ 5 K=6 3. Panjang Interval kelas (I) I=R/K I = 50 / 6 I = 8,3
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fiqih Kelas kontrol Kelas Interval F Fkb fka
45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
3 6 5 7 6 4 2 33
3 9 14 21 27 31 33
33 31 27 21 14 9 3
Frekuensi Relatif (%) 9,1% 18,2% 15,1% 21,2% 18,2% 12,1% 6.1% 100%
Tabel 2.2 Mean Nilai Hasil Belajar Fiqih Interval nilai 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
F 3 6 5 7 6 4 2 33
X 48 56 64 72 80 88 96
fX 144 336 320 504 480 352 192 2328
6. Harga mean dihitung menggunakan rumus: Mx =
∑ fX
N
= 2328/33 = 70,5 7. Harga median dihitung menggunakan rumus: Me
1 . 2
= Bb + P
Me
− 1 (33)− 2
=68,5+ 8
7
= 71,3
14
8. Harga Modus dihitung menggunakan rumus: Mo = Bb + P ( Mo = 68,5 + 8
) 2 2+1
= 73,9 = 74 9. Simpangan baku (Standar Deviasi) SD = SD =
Ʃ
(
(
)
)²
33 (170304)− (2328)2 33 (32)
= √189,8 = 13,7
X2 2304 3136 4096 5184 6400 7744 9216 38080
fX2 6912 18816 20480 36288 38400 30976 18432 170304
Lampiran19
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN Xi 18 23 27 36 41 45 50 55 60 64 68 73
Fi 1 2 2 3 5 3 5 4 2 3 1 2
Zn 1 3 5 8 13 16 21 25 27 30 31 33
Zi -2,01 -1,67 -1,41 -0,77 -0,42 -0,15 0,19 0,54 0,89 1,14 1,43 1,78
N Mean SD
F(Zi) 0,0222 0,0475 0,0793 0,2206 0,3372 0,5596 0,5753 0,7054 0,8133 0,8729 0,8708 0,9625 33 47,2 14,5
S(Zi) 0,031 0,091 0,151 0,242 0,393 0,484 0,636 0,757 0,818 0,909 0,939 1,000
| F(Zi) –S(Zi) | -0,0088 -0,0435 -0,0717 -0,0214 -0,0558 0,0756 -0,0607 -0,0516 -0,0047 -0,0361 -0,0682 -0,0375
A. Nilai | F(Zi) – S(Zi) | tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,0756 B. Nilai tabel nilai kuantil penguji liliefors, α = 0,05 N= 33 Tebel liliefors 0,1543 L tabel =
0,886 √33
=
0,886
C. Daerah penolakan
5,74
= 0,1543
menggunakan rumus |0,0756 < |0,1543| berarti Ho diterima, Ha ditolak D. Kesimpulannnya jadi sempel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05
Lampiran 20
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL Xi 18 27 28 32 36 41 45 50 55 60 64 68 73 77
Fi 1 1 1 3 2 2 8 4 2 3 2 2 1 1
Zn 1 2 3 6 8 10 18 22 24 27 29 31 32 33
Zi -2,13 -1,50 -1,42 -1,14 -0,86 -0,51 -0,23 0,11 0,47 0,82 1,10 1,38 1,73 2,02
N Mean SD
F(Zi) 0,0166 0,1469 0,0778 0,1271 0,1949 0,3050 0,4090 0,5418 0,6808 0,7939 0,8643 0,1962 0,9582 0,0217 33 48,3 14,2
S(Zi) 0,03 0,061 0,091 0,181 0,242 0,303 0,545 0,667 0,727 0,818 0,878 0,939 0,969 1,000
| F(Zi) –S(Zi) | -0,0137 0,0859 -0,0132 -0,0539 -0,0471 0,0020 -0,1360 -0,1252 -0,0462 -0,0241 -0,0137 -0,7428 -0,0108 -0,9783
A. Nilai | F(Zi) – S(Zi) | tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,0859 B. Nilai tabel nilai kuantil penguji liliefors, α = 0,05 N= 33 Tebel liliefors 0,1543 L tabel =
0,886 √33
=
0,886
C. Daerah penolakan
5,74
= 0,1543
menggunakan rumus |0,0859| < |0,1543| berarti Ho diterima, Ha ditolak D. Kesimpulannnya jadi sempel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05
Lampiran 21
UJI NORMALITAS Xi 50 60 64 68 73 77 82 86 91 95 100
POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Zn Zi F(Zi) S(Zi) 2 -1,83 0,0369 0,061 4 -1,10 0,1357 0,121 9 -0,81 0,2090 0,272 14 -0,53 0,2981 0,424 18 -0,17 0,4325 0,545 22 0,13 0,5517 0,667 25 0,48 0,6843 0,756 28 0,77 0,7793 0,845 31 1,13 0,8707 0,934 32 1,42 0,9222 0,967 33 1,78 0,9642 1,000 33 75,3 13,9
fi 2 2 5 5 4 4 3 3 3 1 1
N Mean SD
| F(Zi) –S(Zi) | -0,0241 0,0147 -0,0630 -0,1259 -0,1124 -0,1153 -0,0717 -0,0657 0,0633 -0,0448 -0,0358
A. Nilai | F(Zi) – S(Zi) | tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,0147 B. Nilai tabel nilai kuantil penguji liliefors, α = 0,05 N= 33 Tebel liliefors 0,1543 L tabel =
0,886 √33
=
0,886
C. Daerah penolakan
5,74
= 0,1543
menggunakan rumus |0,0147 | < |0,1543| berarti Ho diterima, Ha ditolak D. Kesimpulannnya jadi sempel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05
Lampiran 22
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL Xi 45 50 55 60 64 73 77 82 86 91 95
Fi 1 2 2 4 6 4 3 3 4 2 2
Zn 1 3 5 9 15 19 22 25 29 31 33
Zi -1,86 -1,50 -1,40 -0,77 -0,48 0,19 0,48 0,89 1,13 1,50 1,79
N Mean SD
F(Zi) 0,0314 0,0668 0,0968 0,2207 0,3156 0,5754 0,6844 0,8132 0.8707 0.9331 0,9632 33 70,5 13,7
S(Zi) 0,031 0,091 0,151 0,273 0,455 0,576 0,667 0,757 0,878 0,939 1,000
| F(Zi) –S(Zi) | 0,0004 -0,0242 -0,0542 -0,0523 -0,1394 -0,0006 0,0174 0,0562 -0,0073 -0,0059 -0,0368
A. Nilai | F(Zi) – S(Zi) | tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,0562 B. Nilai tabel nilai kuantil penguji liliefors, α = 0,05 N= 33 Tebel liliefors 0,1543 L tabel =
0,886 √33
=
0,886
C. Daerah penolakan
5,74
= 0,1543
menggunakan rumus |0,0562| < |0,1543| berarti Ho diterima, Ha ditolak D. Kesimpulannnya jadi sempel diambil dari populasi normal, pada α = 0,05
Lampiran 23
UJI HOMOGENITAS VARIANS PRETEST Penguji homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya varians buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus ujihomogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus: a. Cari Fhitung dengan menggunakan rumus
F=
=
, ,
= 1,02
b. Jumlah sampel N1 = 33 Jumlah sampel N2 = 33 c. Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1=33-1 = 32 Pembilang (varians terbesar) : dk1= N-2=33-1 = 32 d. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 32 dan pembilang 32 pada taraf signifikan α = 0,05. Perbandingan antara Ftabel pada db pembilang = 32 dan db penyebut = 32. Ftabel = F(0,05)(32;32) = 1,82 dan F(0,01)(32;32) = 2,34. Karena Fhiting lebih kecil dari Ftabel maka Ho diterima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.
Lampiran 24
UJI HOMOGENITAS VARIANS POSTTEST Penguji homogenitas disini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya varians buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus ujihomogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus: a. Cari Fhitung dengan menggunakan rumus
F=
=
,
,
= 1,01
b. Jumlah sampel N1 = 33 Jumlah sampel N2 = 33 c. Derajat kebebasan Penyebut (varians terkecil) : dk2 = N-1=33-1 = 32 Pembilang (varians terbesar) : dk1= N-2=33-1 = 32 d. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 32 dan pembilang 32 pada taraf signifikan α = 0,05. Perbandingan antara Ftabel pada db pembilang = 32 dan db penyebut = 32. Ftabel = F(0,05)(32;32) = 1,82 dan F(0,01)(32;32) = 2,34. Karena Fhiting lebih kecil dari Ftabel maka Ho diterima. Jadi kedua distribusi populasi adalah mempunyai varians sama atau homogen.
Lampiran 25
Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Pretest Perhitungan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai berikut : Menentukan Uji Statistik. = ( 1 − 1) ² 1 + ( 2 – 1) ²2 (n1 + n2 − 2)
²
=
(33 − 1) 210,4 + (33 − 1)191,1 (33 + 33 − 2)
t=
48,2 – 47,2
S= 200,75 = 14,1
=
14,1
1 1 : 33 33
, √ ,
=
1 14,1 0,030+0,030 1
1
= 14,1 X 0,24 = 3,38 = 0,29
Maka nilai thitung adalah 0,29. Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan ttabel = t (1-α) (db). Dengan (db) (n1 + n2 – 2) =(33 + 33 – 3) = 64 dan taraf signifikan α= 0,05 didapat pada nilai-nilai distribusi “t” menunjukan dk-nya 33 sehubungan dengan angka terdekat 33 yaitu 30 jadi mengambil nilai tabel 0,05 yaitu 1,697, maka nilai ttabel 1,697. Jadi keputusannya karena didapay thitung > ttabel ( 0,29 < 1,697) dikarenakan t hitung lbih kecil dari t tabel maka Ho diterima. Diterimanya Ho menunjukan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Lampiran 26
Perhitungan Uji Hipotesis Nilai Posttest Perhitungan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t dengan perhitungan sebagai berikut : Menentukan Uji Statistik. = ( 1 − 1) ² 1 + ( 2 – 1) ²2 (n1 + n2 − 2)
²
(33 − 1)13,9 + (33 − 1)13,7 (33 + 33 − 2)
=
444,8 + 438,4 = 13,8 64
=
S= 13,8 = 3,72 t= =
75,3 – 70,5
3,72
1 1 : 33 33
4,8 3,72 0,060
=
4,8 3,72 0,030+0,030 4,8
4,8
= 3,72 X 0,24 = 0,89 = 5,39
Maka nilai thitung adalah 0,29. Untuk mencari ttabel karena hipotesisnya 1 ekor maka untuk menentukan ttabel = t (1-α) (db). Dengan (db) (n1 + n2 – 2) =(33 + 33 – 3) = 64 dan taraf signifikan α= 0,05 didapat pada nilai-nilai distribusi “t” menunjukan dk-nya 33 sehubungan dengan angka terdekat 33 yaitu 30 jadi mengambil nilai tabel 0,05 yaitu 1,697, maka nilai ttabel 1,697. Jadi keputusannya karena didapat thitung > ttabel ( 5,39 > 1,697) dikarenakan t hitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak. Ditolaknya Ho menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa.
Lampiran 27 Lembar Observasi Kelas Eksperimen Pengamatan Praktek Ibadah Salat Jama’, Qasar dan Jama’qasar Pertemuan Kelompok No
: jama taqdim : Ade, akbar, faizal, aldy, ilham Kategori pengamatan
Skor 1
1. 2. 3. 4.
Kesiapan (sikap berdiri tegak) Bacaan niat Gerakan ketika takbir Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor Skor maksimum Skor minimum Pertemuan
2
3
4 √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ (33/40 = 0,82) 0,82 x 100 = 82 40 10
: jama’takhir
Kelompok No
: widad, luthfiah, ismi, zulfa, siti. Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (32/40 = 0,8 ) 0,8 x 100 = 80 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
4 √ √
Pertemuan Kelompok No
: Qasar : maharani, sifa,vita, sinta. Kategori pengamatan
Skor 1
1. 2. 3. 4.
Kesiapan (sikap berdiri tegak) Bacaan niat Gerakan ketika takbir Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor Skor maksimum Skor minimum Pertemuan
2 √
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ (29/40 = 0,725) 0,725 x 100 = 72,5 40 10
: Qasar
Kelompok No
: tesar, aditya, khatami, farhan, iyas. Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (33 / 40 = 0,82) 0,82 x 100 = 82 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
4 √ √
Pertemuan
: jama’qasar
Kelompok No
: lukman, saputra, rio, rhama, feby, silvy,via Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (34 / 40 = 0,85) 0,85x 100 =85 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
Pertemuan
4 √ √ √
: jama’qasar
Kelompok No
: winda, fina, fitri, karulita, novita, fitria, mega Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (30 / 40 = 0,75) 0,75 x 100 = 75 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
4 √
Lampiran 26
Lembar Observasi Kelas Kontrol Pengamatan Praktek Ibadah Salat Jama’, Qasar dan Jama’qasar Pertemuan
: jama taqdim
Kelompok No
: royhan, ridho, robi, wahyu, azhar Kategori pengamatan Skor 1 2 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor (27 / 40 = 0,675) 67,5 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
Pertemuan Kelompok No
4
√
√ √ √ √ √ √
: jama takhir : aftar, alif, arya, sadam, noval. Kategori pengamatan
Skor 1
1. 2. 3. 4.
3
Kesiapan (sikap berdiri tegak) Bacaan niat Gerakan ketika takbir Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk 6. sikap i’tidal serta bacaanya 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya hingga salam. 10. Tertib Total skor Skor maksimum
2 √
3 √
√ √ √ √ √ √ √ √ (28 / 40 = 0,7) 0,7 x 100 = 70 40
4
Skor minimum Pertemuan
10 : Qasar
Kelompok No
: aulia, alfina,nurkhodijah, tamia, citra Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat √ 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (28 / 40 = 0,7) 0,7 x 100 = 70 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
Pertemuan
4
: qasar
Kelompok No
: dara, raina, dinda, leni, syarifah Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat √ 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (29 / 40 = 0,725) 72,5 x 100 = 72,5 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
4
Pertemuan
: jama’qasar
Kelompok No
: rosidah, putri, mazaya, sahada, leni, arifah Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat √ 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor ( 26 / 40 = 0,65 ) 0,65 x 100 = 65 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
Pertemuan
4
: jama’qasar
Kelompok No
: daniel, abid, arya, iga, mahmudi, hafizan, habib Kategori pengamatan Skor 1 2 3 1. Kesiapan (sikap berdiri tegak) √ 2. Bacaan niat √ 3. Gerakan ketika takbir √ 4. Bacaan iftitah, al-fatihah hingga surat √ pendek 5. Sikap rukuk dan bacaan ketika rukuk √ 6. sikap i’tidal serta bacaanya √ 7. Sikap sujud dan bacaan ketika sujud √ 8. Sikap tumaninah duduk diantara dua √ sujud dan bacaannya 9. Sikap duduk tasyahud serta bacaannya √ hingga salam. 10. Tertib √ Total skor (28 / 40 = 0,7) 0,7 x 100 = 70 Skor maksimum 40 Skor minimum 10
4
Keterangan : 1
= Tidak baik
3
= Baik
2
= Cukup
4
= Sangat baik
Observer
Peneliti
Irma Listianti
Lampiran 29 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Hari/Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII b : Jama taqdim dan takhir :1 : Jum’at, 15 November 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1=, 2= Baik, 3= Cukup, 4= kurang, sesuai dengan pengamatan anda. No. Aspek Penilaian Nilai 4 3 2 1 1 Kegiatan Pendahuluan. √ a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi. √
2
c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi).
√
d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai.
√
Kegiatan Inti a. Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar.
√
b. Menggunakan Metode Demonstrasi. Memulainya dengan berikan pertanyaan-pertanyaan yang gunanya untuk merangsang siswa berfikir dan tertarik untuk melakukan demonstrasi Guru mendemonstrasikan mengenai materi yang √ diajarkan Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara √ aktif untuk mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
√
Membimbing dan mengawasi demonstrasi yang telah diberikan.
pelaksaan
Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang telah dilaksanakan. c. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses √ pembelajaran.
√
√
d. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi.
√
e. Pengelolaan kegiatan belajar dengan metode √ demonstrasi. f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat g. Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa h. Memberikan feedback kepada Menyimpulkan hasil pembelajaran 3
siswa
√ √
dan
√
Kegiatan Penutup a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.
√
b. Menutup pembelajaran.
√
Total
: 3+3+3+3+3+3+4+4+3+3+4+3+4+2+3+2+3+3 = 52 :
= 0,73 (0,73 x 100 = 73)
Untuk mencari hasil 72 (jumlah indikator x jumlah skala) 18x4 = 72
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Hari/Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII b : Qasar :2 : Rabu, 20 November 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1= Sangat Baik, 2= Baik, 3= Cukup, 4= kurang, sesuai dengan pengamatan anda. No.
Aspek Penilaian 4
1
2
Kegiatan Pendahuluan. a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi.
Nilai 3 2 √
√
c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi).
√
d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai.
√
Kegiatan Inti √ Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar. Menggunakan Metode Demonstrasi. √ Memulainya dengan berikan pertanyaan-pertanyaan yang gunanya untuk merangsang siswa berfikir dan tertarik untuk melakukan demonstrasi Guru mendemonstrasikan mengenai materi yang √ diajarkan Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara √ aktif untuk mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Membimbing dan mengawasi demonstrasi yang telah diberikan.
pelaksaan
√
Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang telah dilaksanakan. e. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran.
√ √
1
f. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi.
3
√
g. Pengelolaan kegiatan belajar dengan metode demonstrasi. h. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat i. Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa
√
j. Memberikan feedback kepada Menyimpulkan hasil pembelajaran
√
siswa
dan
√ √
Kegiatan Penutup a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.
√
b. Menutup pembelajaran.
√
Total :
= 0,82 (0,722 x 100 = 82)
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Hari/Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII b : Jama’qasar :3 : Jum’at, 22 Desember 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1= Sangat Baik, 2= Baik, 3= Cukup, 4= kurang, sesuai dengan pengamatan anda. No.
Aspek Penilaian 4
1
2
Kegiatan Pendahuluan. a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi.
Nilai 3 2 √
√
c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi).
√
d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai.
√
Kegiatan Inti √ Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar. Menggunakan Metode Demonstrasi. Memulainya dengan berikan pertanyaan-pertanyaan yang gunanya untuk merangsang siswa berfikir dan tertarik untuk melakukan demonstrasi Guru mendemonstrasikan mengenai materi yang √ diajarkan Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara √ aktif untuk mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. Membimbing dan mengawasi demonstrasi yang telah diberikan.
pelaksaan √
Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang √ telah dilaksanakan. e. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses √ pembelajaran.
√
1
f. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi.
√
g. Pengelolaan kegiatan belajar dengan metode √ demonstrasi. h. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat i. Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa j. Memberikan feedback kepada Menyimpulkan hasil pembelajaran 3
siswa
Kegiatan Penutup a. a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar. b. Menutup pembelajaran.
Total
:
= 0,86 (0,86 x 100 = 86)
dan
√ √ √ √
√
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Hari/Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII a (kontrol) : Jama taqdim dan takhir :1 : Senin, 18 November 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1= Sangat Baik, 2= Baik, 3= Cukup, 4= kurang, sesuai dengan pengamatan anda. No.
Aspek Penilaian 4
1
2
Kegiatan Pendahuluan. a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi.
Nilai 3 2 √
√
c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi).
√
d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai.
√
Kegiatan Inti Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar.
√
Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mendemonstrasikannya didepan kelas.
√
Membimbing dan mengawasi demonstrasi yang telah diberikan.
√
pelaksaan
Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang √ telah dilaksanakan. e. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran.
√
f.
Teknik menjelaskan/menyampaikan materi.
√
g.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa Memberikan feedback kepada siswa dan Menyimpulkan hasil pembelajaran
√
h. i.
√ √
1
3
Kegiatan Penutup a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar. b. Menutup pembelajaran.
Total
:
= 0,77 (0,77x 100 = 77)
√ √
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Hari/Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII a (kontrol) : Qasar :2 : Rabu, 20 November 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1= Kurang, 2= Cukup, 3= Baik, sesuai dengan pengamatan anda. No. Aspek Penilaian 4 1 Kegiatan Pendahuluan. a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi. c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa (motivasi). d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai. 2
3
4=Sangat baik, Nilai 3 2 √
√ √ √
Kegiatan Inti Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar. Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mendemonstrasikannya didepan kelas.
√
Membimbing dan mengawasi pelaksaan demonstrasi yang telah diberikan. Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang √ telah dilaksanakan. e. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran. f. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi. √ g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat h. Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa i. Memberikan feedback kepada siswa dan j. Menyimpulkan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar. b. Menutup pembelajaran.
√
√
√
√ √ √ √ √
1
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Nama sekolah Kelas Materi pokok Pertemuan ke Tanggal
: MTs Islamiyah Ciputat : VII a (kontrol) : Jama’qasar :3 : Senin, 25 Desember 2013
Berilah tanda checklist (√) pada nilai 1= Sangat Baik, 2= Baik, 3= Cukup, 4= kurang, sesuai dengan pengamatan anda. No. Aspek Penilaian Nilai 4 3 2 1 1 Kegiatan Pendahuluan. √ a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kesiapan kelas. Memberi salam. Mengabsen siswa. b. Apersepsi. √ c. Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa √ (motivasi). d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai. √ 2
Kegiatan Inti Penggunaan media/alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar. Memberi kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mendemonstrasikannya didepan kelas. Membimbing dan mengawasi pelaksaan √ demonstrasi yang telah diberikan.
3
Mereview kembali pelaksanaan demonstrasi yang √ telah dilaksanakan. e. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses √ pembelajaran. f. Teknik menjelaskan/menyampaikan materi. √ g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengungkapkan pendapat h. Antusias terhadap jawaban atau pendapat siswa i. Memberikan feedback kepada siswa dan Menyimpulkan hasil pembelajaran Kegiatan Penutup a. Memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar. b. Menutup pembelajaran.
√
√
√ √ √ √ √
Lampiran 28 LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Jama taqdim dan takhir
Kelas
: VII b
Pertemuan
:1
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1 2 3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan guru yang sedang mendemonstrasikan mengenai pelajaran yang diajarkan hari ini.
3 √ √
√
4
Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
5
Aktif mengungkapkan pendapat.
√
6
Aktif bertanya.
√
7
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai.
√
Total
2
√
: 3+3+4+4+3+3+3= 23 : 23/28 = 0,82 (0,82 x 100 = 82)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Qasar
Kelas
: VII b
Pertemuan
:2
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1 2 3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan guru yang sedang mendemonstrasikan mengenai pelajaran yang diajarkan hari ini.
4
Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
5
Aktif mengungkapkan pendapat.
6
Aktif bertanya.
7
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai.
Total
3
2
√ √ √
√
√ √ √
: 3+3+4+4+3+4+3= 24 : 24/28 = 0,85 (0,85 x 100 = 85)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Jama’qasar
Kelas
: VII b
Pertemuan
:3
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1 2 3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan guru yang sedang mendemonstrasikan mengenai pelajaran yang diajarkan hari ini.
4
Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
5
Aktif mengungkapkan pendapat.
6
Aktif bertanya.
7
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai. Total
3
2
√ √ √
√
√ √ √
: 3+4+4+4+3+4+3= 25 : 25/28 = 0,89 (0,89 x 100 = 89)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Jama taqdim dan takhir
Kelas
: VII a
Pertemuan
:1
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1 2 3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
3
2
√ √ √
4
Aktif mengungkapkan pendapat.
√
5
Aktif bertanya.
√
6
Aktif mengambil kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai.
7
Total
√ √
: 3+3+4+2+2+3+3= 23 : 20/28 = 0,71 (0,71 x 100 = 71)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Qasar
Kelas
: VII a
Pertemuan
:2
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1 2 3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
3 √ √
√
4
Aktif mengungkapkan pendapat.
√
5
Aktif bertanya.
√
6
Aktif mengambil kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai.
√
7
Total
2
√
: 3+3+4+3+3+3+3= 22 : 22/28 = 0,78 (0,78 x 100 = 78)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
Lampiran LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA Materi
: Jama’qasar
Kelas
: VII a
Pertemuan
:3
No
Aspek penilaian
Nilai 4
1
3
Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran dimulai. Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. Mendemonstrasikan kembali sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
√
4
Aktif mengungkapkan pendapat.
√
5
Aktif bertanya.
√
6
Aktif mengambil kesimpulan dari materi yang telah dibahas. Berdoa bersama-sama ketika pembelajaran selesai.
√
2 3
7
Total
2
√ √
√
: 3+3+3+3+3+3+3= 21 : 21/28 = 0,75 (0,75 x 100 = 75)
Observer
Peneliti
Irma Listianti
1
Lampiran 30 DOKUMENTASI PENELITIAN Proses Pembelajaran Didalam Kelas
Pelaksanaan Praktek Solat Jama’Qasar