LAPORAN HASIL OBSERVASI BIMBINGAN KONSELING DI SD NEGERI 101788 MARINDAL I KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG D I S U S U N
OLEH LENAWANTY TOGATOROP 111 3 111 035
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012 KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, penulis memanjatkan puji dan sykur kepada Yang MahaKuasa. Karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan laporan Observasi ini sesuai waktu yang telah di tentukan. Saya juga sangat berterima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengizinkan saya untuk melakukan observasi ini di sekolah tersebut , khususnya bagi Kepala Sekolah, wali kelas dan siswa yang saya observasi, karena atas kerja sama yang baik saya bias mengerjakan laporan ini.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Observasi ini dilaksanakan pada tanggal 26 dan 27 April 2012.Observasi ini dilakukan di SD Negeri NO. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari laporan ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang menbangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, April 2012
Lena Wanty
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing, mempunyai kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran, hingga yang lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah. Pada setiap kelas di Sekolah Dasar tidak jarang dijumpai peserta didik yang bermasalah baik dalam hal interaksi dengan sesama temannya, maupun dalam hal belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai kelompok yang menuntut layanan bimbingan yang khusus. Temuan lapangan Sunaryo dkk dalam Sunaryo menunjukkan bahwa masalah-masalah siswa sekolah dasar menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Adanya rentang keragaman individual siswa yang amat lebar memunculkan populasi khusus target layanan bimbingan, antara lain mencakup: a.
siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi
b. siswa yang mengalami kesulitan belajar c.
siswa dengan perilaku bermasalah. Untuk itu guru SD perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan dalam menyusun alat pengumpul data serta penggunannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sangat berguna dalam mengidentifikasi peserta didik.
2. Rumusan Masalah Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan anak yang berprestasi pada kelas VI di SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. 3. Tujuan Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi peserta didik yang bermasalah di kelas VI di SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tak hanya itu, penulis pun mencari solusi masalah tersebut. 4. Manfaat Laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis, karena: a.
Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b. Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik. c.
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai aspek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang mereka hadapi, khususnya anak yang berkesulitan belajar.
d. Sebagai pedoman untuk pembelajaran. e.
Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa. Tidak hanya bagi penulis, laporan ini juga bermanfaat bagi pembaca, karena: a. Mengetahui akan masalah yang dihadapi seorang siswa yang mungkin kita tidak menyadarinya. b. Lebih mendekatkan pembaca khususnya orang tua dengan anaknya, dengan memberikan perhatian, kesempatan dan motivasi bagi mereka. c. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepedulian akan masalah yang dihadapi oleh siswa.
5. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan berbagai macam teknik, diantaranya,angket, dokumen, dan wawancara. 6. Waktu dan Tempat Penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang, yakni tanggal 26 dan tanggal 27 April 2012.
BAB II LANDASAN TEORI Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik. Dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu bersifat pencegahan, pengembangan, dan penyembuhan. Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain: a. Penyuluhan (distributive) b. Pengadaptasian (adaptive) c. Penyesuaian (adjustive) Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya: a. Pemberian informasi sebagai orientasi b. Bantuan untuk menyesuaikan diri c. Penyuluhan tentang perkembangan individu. Penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi mendatang. Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
A. Pengertian anak kesulitan belajar Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar spesifik, serta
faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan rendahnya motivasidan minat belajar.
Berbagai masalah anak kesulitan belajar secara umum menyangkut kemampuan akademik dasar seperti calistung (membaca,menulis, dan berhitung). Hal ini menyebabkan anak kesulitan belajar sulituntuk diidentifikasi hingga mereka masuk sekolah dan mengalamimasalah prestasi akademis. Tanda anak yang mengidap kesulitan belajar antara lain: a.
Perkembangan terlambat Secara performance anak yang jauh tertinggal dengan teman seusianya menjadi indikator adanya kelainan perkembangan pada anak berkesulitan belajar. Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal: sulit mengerti kata -kata, sulitberbicara sesuai dengan anak sebayanya. Keterlambatan ini juga bisa dilihat dari proses pertumbuhanya, seperti terlambat berjalan atau terlambat berdiri. Hal lain, ketertinggalan dalam memahami arah,mengenal bentuk huruf, pelafalan kata atau hitungan. Hasil studimenunjukan anak yang terlambat perkembangannya juga mengalamiketerlambatan di sekolah.
b.
Penampilan tak konsisten.Anak kesulitan belajar mampu melakukan soal matematika dari guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia takmampu untuk menyelesaikannya. Kesulitan ini diprediksi karenakemampuan mengingatnya. Ketidak-konsisten anak kesulitan belajarjuga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisanya bagus, danbisa juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di rumahdaripada di sekolah.
c.
Kehilangan minat belajarSebenarnya anak kesulitan belajar suka belajar, namunantusiamenya kian berkurang begitu masuk sekolah karenamengalami gangguan pemrosesan informasi yang butuh daya ingatdan pengorganisasian informasi dalam jumlah besar. Tanda tandayang bisa dilihat dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan, sepertimengerjakan tugas belum selesai dan mengatakan akanmengerjakannya di sekolah.
d. Tak mencapai prestasi seperti yang diharapkanAdanya kesenjangan antara potensi dan prestasi yangditunjukan anak dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalamikesulitan belajar. Misal, anak 8 tahun kelas tiga SD, dengan IQ 139dengan kemampuanya bisa menguasai materi kelas 4 bahkan kelas 5.hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar mandiri. e.
Masalah tingkah laku yang menetapAnak kesulitan belajar umumnya mempunyai masalahperilaku. Masalah perilaku ini, seperti cepat mengambek dan marah.Anak yang mengalami kesulitan persepsi visual dan bahasa akan sulitmemahami dan mengingat informasi, sehingga sering terke san sukardiatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak disadari oleh anak.Kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secarainten menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasilmengendalikan diri, namun di rumah ada peruba han mood yangmencolok. Hal ini yang menyebabkan anak learning disabilitiessering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak bertanggung jawab,dan tak mau bekerja sama. Karakteristik kesulitan belajar yang ditemukan pada murid kecendrungan menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut :
a. Aspek Kognitif Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus, seperti : kemampuan membaca, menulis mendengarkan, berpikir dan matematis. Kasus kesulitan membaca (dyslexia) yang sering ditemukan di sekolah merupakan contoh klasik kurang berfungsinya aspek kognitif anak yang mengalami tuna cakap belajar. Kasuskasus ini membuktikan bahwa anak tuna cakap belajar memiliki kemempuan kognitif yang normal, akan tetapi kemempuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik (academic retardation), yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata.
b. Aspek Bahasa Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengekspresikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa,cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif ) serta dalam mengekpresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif). c. Aspek motorik Masalah motorik murupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang behubungan dengan keulitan dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motorproblem) yang deperlukan untuk mengembangakan keterampilan meniru rancangan atau pola, kemampuan ini diperlukan untuk menggambar, menulis menggunakan gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata, yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimanfaatkan murid yang mengalami tuna cakap belajar. d. Aspek Sosial dan Emosi Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteistik social-emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelebihan emosional ditunjukkan sering berubahnya suasana hati dan temperamen yang menyebabkan lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan. Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kesulitan Belajar Jerome Rosner (1993) melihat bahwa hal-hal yang paling umum, yang secara langsung berkaitan dengan masalah kesulitan khususnya dalam ketunacakapan belajar murid di tingkat sekolah dasar ialah keterlambatan dalam perkembangan ketermpilan perseptual dan kecakapan berbahasa. Selanjutnya, kephart (1967) mengelompokkan penyebab ketuna cakapan belajar kedalam katagori utama yaitu :
Kerusakan Otak Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu kasusencephalitis, meningitis, toksik. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk prosis belajar pada anak remaja. Pada anak yang mengalami minimal brain dysfunction pada saat lahir akan menjadi masalah besar pada saat anak mengalami proses belajar. b. Faktor Gangguan Emosional
Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf c. Faktor “Pengalaman” Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh anak yang terbatas memperoleh rangsangan lingkungan yang layak atau tidak memperoleh kesempatan menangani peralatan atau mainan tertentu, kesempatan seperti ini dapat mempermudah anak dalam mengembangkan keterampilan manipulatif dalam penggunaan alat tulis seperti pensil atau bollpoint. Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan konisi sosial ekonomi orang tua, sehingga seringkali juga berkaitan erat dengan masalah kekurangan gizi yang pada akhirnya dapat mengganggu perkembangan dan keberfungsian otak. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Anak 1. Rumah atau Keluarga.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan ketaatan kepada Allah, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan kondisi rumahnya. Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya tidak seperti Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik. Brecknridge dan Vincent mengemukakan pentingnya rumah bagi perkembangan kepribadian anak yaitu sebagai berikut: a. Rumah adalah tempat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan psikologis anak, b. Rumah adalah tempat untuk belajar, c. Rumah adalah tempat untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dalam menerima dan juga untuk menghadapi orang lain, d. Rumah adalah tempat untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas.
2. Sekolah. Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Seorang pengajar merupakan figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak. McDonald mengemukakan sebagai berikut ―sekolah adalah lingkungan yang khusus untuk mengubah tingkah laku secara menetap dalam hubungan dengan seluruh perkembangan pribadinya sebagai masyarakat.‖ Seorang pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. pendidik yang memberikan pandangan hidup yang keliru terhadap anak akan memberikan dampak atau pengaruh buruk terhadap perkembangan kepribadian anak tersebut.
3. Lingkungan sosial (faktor sosiologis) Lingkungan sosial adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada seorang anak (contohnya tidak hormat kepada guru, berbohong, mencontek, melanggar aturan atau norma-norma sosial). Semakin pesatnya kemajuan dan semakin kompleksnya masyarakat sekarang, maka semakin banyak juga anak yang tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap pelbagai perubahan sosial yang ada. 4. Media Elektronik dan Cetak. Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini. Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini. a. Radio dan Televisi Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua media tersebut bisa menimbulkan pengaruh negative terhadap kepribadian anak misalnya melalui tayangan filmfilm horor atau mistik Menampilkan orang-orang yang tidak menutup aurat dan mengajak anakanak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara wanita dan laki-laki. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu banyak ditayangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda dan orang dewasa. Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, sehingga para pemuda menjadi generasi yang labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.
b. Internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap anak dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran. c. Majalah dan Cerpen Anak Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah yang beredar baik majalah anak-anak maupun majalah remaja, isinya banyak ditonjolkan adalah syahwat dan hidup konsumtif. Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah. Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan. d. Komik dan Novel. Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan
5. Teman dan Sahabat. Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua. 6. Jalanan. Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan.Dengan beragam latar
belakang, mereka sangat membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anakanak dan remaja. 7. Pembantu dan Tetangga. Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus bermain ke rumahnya.
BAB IV HASIL OBSERVASI A. IDENTIFIKASI B. IDENTITAS SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SDN NO. 101788 MARINDAL I KEC. PATUMBAK KAB. DELI SERDANG NSS / Nomor Statistik Sekolah : 101070105001 ALAMAT : JL. PTPN II MARINDAL I
C. IDENTITAS KEPALA SEKOLAH
NAMA : LUMI MANULLANG, S.Pd NIP : 19571102 197801 2 004 : JL. BAJAK II H GG. SEKOLAH NO. 247 MARINDAL I
D. IDENTITAS SISWA BERMASALAH NAMA : RIVALDO HERMAWAN ZEGA KELAS : VI (ENAM) ALAMAT : JL. KONGSI GG FAMILY MASALAH :KURANG MEMAHAMI PELAJARAN DAN SERING BERKELAHI DENGAN TEMANNYA
E. IDENTITAS SISWA BERPRESTASI NAMA KELAS ALAMAT
: LAZUARDI KESUMA : VI (ENAM) : PERUMAHAN SD 101788 MARINDAL I
PRESTASI
: SELALU JUARA I DARI KELAS I- VI SERING MEMENANGKAN LOMBA ANTAR SEKOLAH
Daftar Pertanyaan Yang di Ajukan kepada Siswa yang bermasalah No Pertanyaan Mahasiswa 1 Adik rivaldo, masalah apa saja yang sering kamu hadapi di kelas?
Jawaban siswa Suka nggak ngerti pelajaran kak.
2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22
Pelajaran apa saja yang susah menurut adik? Pelajaran apa yang kamu sukai dik? Kenapa adik tidak suka dengan pelajaran bahasa Indonesia, PKN, dan matematika? Apa tidak dimarahi guru main – main di kelas? Di rumah suka belajar ka? Apa orang tua adek pernah menyuruh adek belajar jika berada di rumah? Kalau di rumah tidur jam berapa? Pernah berantem di sekolah atau di kelas dik? Pernah di bawa ke kantor karena berkelahi? Apa yang dilakukan guru kepadamu di kantor? Hobby adik apa? Internet,,,,? Kapan saja adik main internet, kan adik sekolah? Di internet buka apa saja dik? Biasanya sampai berapa lama main internet dik? Berapa 1 jam dik? Biasanya berapa uang jajan di kasih mamak? Main internet uangnya darimana?
Kalau tidak dikasih mamak uang, trus darimana uangnya? Biasanya dapatnya berapa? Pernah tinggal kelas atau mendapat nilai merah di raport nggak dik? Apa kata guru dan orang tua adek kalau mendapat nilai merah?
Bahasa Indonesia, PKN, (Matematika kadang susah kadang gampang) IPA kak Ya susah aja kak, banyak main-main Ya dimarahi lah ka Nggak pernah kak. Kadang- kadang kak, kadang marah, kadang nggak juga. Kalau nggak jam 9, jam 10 Pernah kak. Sama kawanku, aku diam saja dilotaki nya, trus pas aku berkelahi aku dorong kawanku. Pernah kak Ya…. Dinasihati guru biar nggak gitu lagi Berenang, main bola, suka main internet. Pulang sekolah kak. Kalau nggak game, facebook. Kadang 1 jam kadang sampai 5 jam. 1 jam 2 ribu kak. Kadang 1 ribu, kadang 2 ribu Kadang minta mamak, tapi suka kena marah kalau lama-lama‖kenapa lama-lama disitu, bukannya ngerjain PR kau disitu, habishabisin duit saja kau‖ gitu kata mamak. Cari botot-botot kak sama kawan. 53 ribu Kalau tinggal kelas nggak pernah kak, tapi kalau dapat nilai merah pernah. Kata mamak‖ rajin-rajin belajar, biar nggak bodoh terus.
Daftar Pertanyaan Yang Di Ajukan Kepada Anak yang Berprestasi
No pertanyaan mahasiswa
jawaban siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18
19 20
Adik , juara berapa di kelas? Sudah berapa kali adik juara di kelas? Apa yang mendorong adik, supaya tetap berprestasi? Memangnya apa cita- cita mu dik? Apa motivasi dari orang tua ketika adik mendapat juara? Apakah orang tua adik pernah memberi hadiah ketika adik mendapat juara? Kalau dari guru, apa motivasi yang diberikan sama adik? Apa hadiah yang diberikan sekolah bagi anak – anak yang berprestasi? Apa kegiatan adik setelah pulang sekolah? Jam berapa biasnya adik belajar dirumah? Kira – kira berapa jam adik belajar? Kalau belajar dirumah , apakah orang tua adik ikut membantu adik mengerjakan tugas? Berapa adik bersaudara? Pernahkah adik diganggu teman, waktu belajar di kelas? Terus apa yang yang adik lakukan? Pelajaran apa yang paling disukai adik dan yang tidak disukai adik? Pernah nggak adik ikut olimpiade? Olimpiade apa dik?
Adik juara berapa? Waktu kelas berapa adik mengikuti olimpiade itu?
Juara 1 Mulai dari kelas 1 sampai sekarang kak Diri sendiri, dan keadaan orangtua kak. Aku mau jadi pilot kak. Orang tua bilang supaya lebih giat belajar. Tidak pernah kak. Motivasinya sama seperti orang tua saya kak. Biasanya bukun kak. Bantuin orang tua jualan, belajar dan nonton TV kak. Saya belajar siap makan malam kak Kira 2 jam kak Iya kak, diajari sama mamak
2 orang kak Pernah kak Didiamin saja kak, tapi kadang – kadang saya marah Saya suka pelajaran IPA kak, yang tidak saya sukai pelajaran Matematika Pernah kak Olimpiade MIPA se- kabupaten, dan olimpiade semua mata pelajaran sekecamatan Semua juara 1 kak Waktu kelas 4 dan kelas 5
SOLUSI YANG DIBERIKAN GURU Langkah-langkah dalam pemberian layanan kompensasi adalah sebagai berikut:
1. Guru memahami dan memastikan bahwa murid memiliki pengetahuan faktual yang diperlukan dalam mempelajari bahan ajaran. 2. Guru membatasi jumlah informasi baru kepada hal-hal yang tercantum pada bahan atau unit ajaran dan sampaikan sedikit demi sedikit. Jika perlu gunakan sistem jembatan keledai. 3. Guru menyajikan informasi secara jelas tentang apa yang harus murid pelajari. 4. Guru menyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitand engan informasi yang telah dimiliki murid 5. Jika murid sudah mampi menguasai unit-unit kecil, perkenalkan dia kepada unit-unit yang lebih besar. 6. Guru menyiapkan pengalaman ulang untuk memperkuat informasi baru dalam ingatan murid 7. Guru melakukan drill dan latihan yang paling efektif, jika perlu minta murid mengatakan dan menuliskan apa yang dia lihat dan dengar.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan orang tua dalam menangani masalah ini. 1. Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya. 2. Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya. 3. Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka. 4. Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya. 5. Selalu berprasangka baik terhadap anak. 6. Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka. 7. Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
BAB V
KESIMPULAN Kesulitan belajar adalah keragaman kelompok yang mengalami gangguan yang diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang dapat menimbulkan gangguan proses belajar Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar dikelompokkan kedalam dua kategori utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minimal brain dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak), kelemahan perceptual, males belajar, kelemahan dalam membaca (dyslexia), dan bawaan. Sedangkan faktor Ekstern (dari luar diri anak) yaitu lingkungan yang tidak mendukung, beban pikiran karena masalah dengan keluarga, tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga dan tidak adanya bimbingan atau pengarahan. Dari kasus yang penulis temukan di lapangan, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa yang bersangkutan adalah faktor pola asuh keluarga yang salah dan tidak adanya bimbingan atau pengarahan di rumah. Bimbingan yang telah diberikan guru belum membuahkan hasil. Karena anak masih sulit untuk belajar dengan tekun di rumah. Sebaik apapun usaha yang dilakukan oleh guru, namun yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu bimbingan adalah anak itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati, dan Ni’ mah Chudari, Ima. 2007. Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press Sunaryo, dkk. 1998. Bimbingan di Sekolah Das tanggal 4 November 2010)
I. A. Judul laporan Pengaruh Sistem Transportasi Masal yang Baik Terhadap Angka Kelangsungan Hidup B. Pendahuluan + Latar belakang masalah Infrastruktur transportasi seperti jalan tidaklah berimbang dengan jumlah kendaraan yang ada. Dampak dari itu semua adalah kemacetan di mana mana. Beberapa efek dari kemacetan ini adalah polusi udara dan suara serta makin tidak efektifnya aktifitas di perkotaan. Melihat hal tersebut maka laporan hasil observasi lingkungan ini akan mengamati pengaruh transportasi masal yang baik terhadap angka kelangsungan hidup masyarakat di suatu negara. + Rumusan masalah Berdasar latar belakang permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahannya 1. Apa faktor penyebab terjadinya pola hidup buruk dalam bertransportasi 2. Apa dampak bagi kesehatan 3. Apakah signifikan dampak dari pola transportasi yang sehat terhadap kelangsungan hidup. + Tujuan Observasi Tujuan berdasar rumusan maslah di atas - Untuk mengetahui dampak transportasi buruk terhadap umur seorang - Untuk mengetahui solusi dan alternatif dari transportasi yang baik + Manfaat Observasi Bagi peneliti - Mengetahui penyebab kemacetan - Mengetahui salah satu faktor penyebab usia seseorang menjadi pendek Bagi masyarakat - Untuk mendukung prorgram program pemerintah yang pro transportasi masal Bagi industri - Agar mendukung dan menjadi donatur / sponsor dari kegiatan yang berkaitan dengan transportasi masal II. - Kajian Pustaka atau Landasan Teori Semenjak jaman penjajahan VOC, pemerintah di kala itu sudah sadar bahwa Indonesia memiliki potensi sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut sebelum kemerdekaan pemerintah belanda telah membangun infrastruktur kereta dalam kota yang dikenal dengan nama tram di Jakarta (batavia), Surabaya, dan Yogyakarta. Sayangnya seiring dengan perkembangan jaman, program transportasi masal ini tidak lagi mendapat perhatian dan cenderung dikalahkan dengan program perluasan jalan agar tiap individu bisa menikmati transportasi dengan kendaraan probadinya (mobil dan motor). Selain itu pertumbuhan kendaraan bermotor juga baik bagi pemasukan pajak bagi pemerintah. Dampak yang ditimbulkan adalah tentu saja kemacetan yang merajalela di mana mana. Sebagai negara dengan ekonomi sangat kuat, Indonesia memiliki angka kelangsungan hidup yang cenderung rendah. Kemacetan yang ada sudah pada ambang batas yang tidak layak dan juga membuat keadaan tidak efektif lagi. Hipotesis Berdasar pendahuluan di atas kemacetan telah menurunkan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu disusun hipotesis 'tingginya angka kemacetan dan buruknya fasilitas transportasi masal berpengaruh terhadap rendahnya angka kelangsungan hidup rata rata suatu negara'.
III. - Metodologi observasi, yang memuat + Populasi Sampel dari populasi ini adalah negara dengan fasilitas transportasi buruk (Indonesia, Bangladesh, India) dan negara dengan transportasi baik (Jepang, Korea Selatan, Singapura) + Sampel Variabel terikat (dependen) terdiri dari angka kelangsungan hidup (usia rata rata orang di negara tersebut). Variabel bebas (independen) terdiri dari satuan kecepatan (m / s) rata rata yang ditempuh dalam berkendara di negara tersebut + Metode dan teknik observasi Metode yang ada adalah meregresikan satuan dari variable bebas tadi dan dampaknya pada variabel terikat. Di sini bahasa awamnya adalah saat kecepatan (m/s) semakin rendah maka usia rata rata orang di negara tersebut juga makin rendah. IV. - Hasil dan Pembahasan A. Deskripsi Data Faktor faktor penyebab buruknya transportasi - Program pemerintah yang lebih menekankan pda pendapatan pajak kendaraan bermotor - tidak adanya satu koordinasi transportasi di bawah satu atap - Tidak adanya implementasi dari perencanaan jangka panjang kota - investasi yang cukup mahal pada sarana transportasi masal Hasil dari analisa terhadap dua variable terikat dan bebas tadi di dapatkan bahwa negara dengan manajemen transportasi yang baik (jepang, korsel, dan singapura) memiliki penduduk dengan angka harapan hidup yang lebih panjang ketimbang Indonesia, Bangladesh, dan India. Dampak dari transportasi yang buruk - Penyakit pada pernapasan - Kerugian ekonomi karena waktu yang terbuang - subsidi BBM yang membengkak - stres makin tinggi Cara mengatasi - Meingimpementasikan monorail dan Mass Rapid transport ke semua kota besar di Indonesia tanpa perkecualian, Mengedukasi masyarakat akan ketertiban lingkunagn V. - Kesimpulan dan Saran Meski sebagian besar penyebab transportasi buruk terletak pada kebijakan pemerintah namun masyarakat juga dapat berperan serta dalam memulai menggunakan transportasi yang ada. Di samping itu menjaga kebersihan dan ikut menjaga kelestarian dari prasarana transportasi tadi. Selain itu adalah dengan semakin majunya era komunikasi dengan internet maka diharapkan angka pertambahan penduduk di kota dapat ditekan dan kita bisa lebih aktif di wilayah masing masing dan memajukan wilayahnya.
TEKS HASIL OBSERVASI PENGAMATAN TENTANG TAMAN NASIONALJUDUL/TEMA : TAMAN NASIONAL DEFINISI UMUM : Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan bersistem untuk keperluan berbagai penelitian,perkembangan ilmu pengetahuan,pendidikan,dan pariwisata.Di Taman Nasional ini berbagai habitat hidup dengan aman dan alami,misalnya orang utan dengan leluasa berayun dari satu pohon ke pohon lain dan dengan leluasanya juga ia memilih pucuk-pucuk daun untuk dimakan. DESKRIPSI BAGIAN : Wilayah kawasan taman nasional memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas,unik,utuh,dan alami serta mempunyai luas wilayah yang cukup untuk kelangsungan proses ekologis secara alami dengan pembagian zona inti,zona pemanfaatan,dan zona rimba. DESKRIPSI MANFAAT/KEGUNAAN : Taman Nasional didirikan untuk melestarikan lingkungan alam dan mengembangkan pengetahuan.Taman Nasional berfungsi untuk pelestarian habitat hewan dan tumbuhan yang hidup di wilayah Indonesia.Taman Nasional ini sangat berguna untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,misalnya untuk pengamatan fenomena alam,konservasi alam,pemanfaatan air serta energi air panas,dan angin serta wisata alam
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah pinggiran kota adalah suatu daerah yang juga dikenal sebagai daerah ―urban fringer‖ atau daerah ―peri urban‖ atau nama lain yang muncul kemudian merupakan daerah yang memerlukan perhatian yang serius karena begitu pentingnya daerah tersebut terhadap peri kehidupan penduduk baik desa maupun kota di masa yang akan datang. Sebagai contoh kawasan perkotaan Mamminasata yang terdapat WPU disekir kawasan tersebut. WPU ini menentukan peri kehidupan kekotaan karena segala bentuk perkembangan fisikal baru akan terjadi di wilayah ini, sehingga tatanan kehidupan kekotaan pada masa yang akan datang sangat ditentukan oleh bentuk, proses dan dampak perkembangan yang terjadi di WPU tersebut. Tanpa adanya perhatian khusus pada WPU ini, sangat dimungkinkan terjadi suatu bentuk dan proses perkembangan fisikal kekotaan baru yang mengarah pada dampak negatif. Salah satu WPU dari Kawasan Perkotaan Mamminasata adalah Desa Patallassang yang berada di Kecamatan Patallassang. Di pihak lain, WPU juga berbatasan langsung dengan daerah pedesaan dan sementara itu, di dalamnya masih banyak fisikal baru dari kota. Padahal sudah diketahui bahwa WPU ini merupakan sasaran perkembangan penduduk desa yang masih menggantungkan kehidupan dan penghidupannya pada sector pertanian. Suatu keniscayaan yang muncul didalamnya adalah hilangnya lahan pertanian. Konflik antara mempertahankan lahan pertanian untuk kepentingan sector kedesaan di satu sisi dan melepaskan lahan pertanian di sisi lain untuk kepentingan perkembangan fisikal baru sector kekotaan merupakan bentuk konflik pemanfaatan lahan paling mencolok. Tidak berlebihan kiranya mengatakan bahwa WPU ini seolah-olah merupakan ajang pertempuran (battle front) antara sector kedesaan dan sector kekotaan, di mana tidak pernah ada kenyataan empiris yang mengemukakan bahwa sector kedesaan memenangkan peperangan ini. Jelas kiranya, dampak yang bakal muncul dimasa yang akan datang berkenaan dengan pemekaran fisikal kekotaan (urban sprawl) terhadap WPU yang terkait dengan peri kehidupan dan penghidupan kedesaan, khususnya bagi petani. Hilangnya lahan pertanian, menurunnya produktivitas pertanian, menurunnya komitmen petani terhadap lahan maupun kegiatan pertaniannya, hilangnya bidang pekerjaan pertanian, ketidaksiapan petani masuk ke sector non-pertanian/kekotaan dan hilangnya atmosfir kedesaan dalam berbagai dimensi merupakan beberapa contoh dampak negative dalam skala lokal dan regional yang secara langsung maupun tidak telah berpengaruh terhadap peri kehidupan sector kedesaan. (Yunus,2008:). Akibat adanya perluasan pembangunan pada daerah pinggiran kota yang sebelumnya merupakan suatu daerah desa, maka akan timbul lingkungan baru yang biasa disebut sub urban atau yang biasa disebut dalam perspektif lingkungan (Koestoer, 2007:198). Di wilayah desa-kota ini cenderung terjadi konflik tentang tanah antara pemanfaatan ruang bagi kepentingan industry, pendidikan, pariwisata maupun prasarana pendukung lainnya. Pada dasarnya dengan adanya WPU maka setiap masyarakat yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yag dinamakan dengan perubahanperubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan sutu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian dibandingkan dengan keadaan masyarakat pada masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, pada intinya merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus, ini artinya bahwa masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat dengan
B. 1. 2. C. 1. 2. D.
masyarakat yang lain tidaklah sama. Kerena ada yang disebut perubahan sosial dan perubahan ekonomi. Untun perubahan ekonomi terkait dengan perubahan kondisi fisik dan beberapa aspek yang terkait didalamnya. Sebagaimana perubahan yang terjadi di Kelurahan Patallassang. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran umum fisik dan ekonomi Desa Patallassang? Bagaimana perencanaan ekonomi dan perencanaan fisik di Desa Patallassang? Tujuan Untuk mengetahui gambaran umum fisik dan ekonomi Desa Patallassang. Untuk mengetahui perencanaan ekonomi dan perencanaan fisi di Desa Patallassang. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan Laporan ini dilakukan dengan mengurut data sesuai dengan tingkat kebutuhan dan kegunaan, sehingga semua aspek yang dibutuhkan dalam proses selanjutnya terangkum secara sistematis, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan juga sistematika pembahasan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang Pengertian Wilayah Peri Urban, Pengertian Desa, Karakteristik Masyarakat , Perubahan Fisik/Spasial, dan Perubahan Ekonomi. BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH DANANALISIS Bab ini membahas tentang gambaran umum Kelurahan Patallassang dan analisis yang digunakan. BAB IV : PENUTUP Dalam bab ini menyajikan tentang kesimpulan dan saran dari berbagai pihak.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Wilayah Peri Urban Istilah peri urban merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris. Istilah peri merupakan kata sifat yang bermakna pinggiran atau sekitar dari suatu objek tertentu. Sementara istilah urban merupakan istilah yang berarti sifat kekotaan atau sesuatu yang berkenaan dengan kota. Penggabungan dari kedua istilah tersebut yaitu peri dan urban akan membentuk kata sifat baru yang secara harafiah berarti sifat kekotaan dan sekitar, sehingga apabila ditambah dengan kata region, maka kata peri urban region mempunyai makna sebagai suatu wilayah yang berada disekitar perkotaan. Kawasan peri urban merupakan kawasan yang berdimensi multi, hal ini dikarenakan pengkaburan makna sekitar perkotaan, yang berarti memiliki makna sifat kekotaan dan sifat kedesaan. Pengidentifikasian kawasan peri urban sangat sulit jika dilihat dari dimensi nonfisikal, oleh karena itu pada tahap pengenalan kawasan peri urban hanya didasarkan pada istilah kedesaan maupun kekotaan dari segi fisik morfologi yang diindikasikan oleh bentuk pemanfaatan lahan non-agraris versus penggunaan lahan agraris.. dari sisi ini wilayah perkotaan merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh bentuk pemanfaatan lahan non-agraris,
sedangkan wilayah kedesaan adalah wilayah yang didominasi oleh bentuk pemanfaatan lahan agraris. Dari segi sosial-ekonomi pengidentifikasian kawasan peri urban ini sedikit berbeda dengan pengidentifikasian secara fisikal, karena pengidentifikasian segi ini menyangkut perilaku sosial maupun ekonomi masyarakat. Secara ilmiah penentuan batasan kawasan peri urban ini sanagt sulit, namun McGee (1994:13) mengemukakan bahwa ―batas terluar dari kawasan peri urban ini adalah tempat dimana orang masih mau menglaju untuk bekerja/melakukan kegiatan kekota”. Hal seperti ini tidak menutup kemungkinan terjadi di kawasan peri urban. Pagi hari orang akan melakukan perjalanan dari kawasan pedesaan ke kawasan perkotaan, dan sebaliknya di sore hari, orang akan melakukan perjalanan pulang dari kawasan perkotaan ke kawasan pedesaaan. Dengan demikian dari waktu kewaktu kawasan peri urban ini akan semakin meluas baik ditinjau dari segi fisikal morfologis maupun dari segi sosial ekonomi. Fenomena transportasi didasarkan pada kenyataan bahwa saat ini selalu bertambah canggih dengan kemampuan jangkau yang semakin jauh ditambah penyingkatan waktu yang diperlukan untuk melakukan perjalanan. Batasan fisikal morfologis kawasan peri urban mengisyaratkan adanya kecendrungan semakin luasnya kawasan peri urban ini. Hal ini didasarkan pada kenyataan dilapangan bahwa pertambahan penduduk dan kegiatannya selalu diikuti dengan tuntutan peningkatan ruang yang akan dimanfaatkan, baik digunakan sebagai tempat tinggal maupun untuk tempat kegiatan lainnya. Perkembangan sarana dan prasarana transportasi memegang peranan yang sangat signifikan atas perkembangan kawasan peri urban. Yang terkait didalamya adalah wilayah desa. Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan jauh sebelum negara Indonesia terbentuk. Sejarah perkembangan desa - desa di Indonesia telah mengalami perjalanan yang sangat panjang, bahkan lebih tua dari Republik Indonesia sendiri. Sebelum masa kolonial, di berbagai daerah telah dikenal kelompok masyarakat yang bermukim di suatu wilayah atau daerah tertentu dengan ikatan kekerabatan atau keturunan. Pola pemukiman berdasarkan keturunan atau ikatan emosional kekerabatan berkembang terus baik dalam ukuran maupun jumlah yang membentuk gugus atau kesatuan pemukiman. Pada masa itu, desa merupakan kesatuan masyarakat kecil seperti sebuah rumah tangga besar, yang dipimpin oleh anggota keluarga yang paling dituakan atau dihormati berdasarkan garis keturunan. Pola hubungan dan tingkat komunikasi pada masa itu masih sangat rendah, terutama di daerah perdesaan terpencil dan pedalaman. Namun di pulau Jawa proses itu terjadi cukup cepat dan lebih baik dibanding dengan apa yang terjadi di pulau lainnya, sehingga perkembangan masyarakat yang disebut desa lebih cepat mengalami perubahan. Ketika kolonial mengukuhkan kakinya di Indonesia pada jaman pra kemerdekaan, mulai terjadi perubahan politik dan pemerintahan yang sangat mendasar, dimana kekuasaan melakukan intervensi dalam tata organisasi desa untuk mempertahankan hegemoninya. Secara cepat situasi politik, pemerintahan mempengaruhi sifat dan bentuk desa mulai mengalami proses transisi dan berubah menjadi wilayah teritorial atau memiliki wilayah hukum. Selama penjajahan Belanda, desa menjadi perpanjangan tangan pemerintah dengan diterbitkannya berbagai aturan dan undang-undang yang disusun untuk kepentingan kolonial. Meski dalam proses penentuan dan pemilihan pemimpin desa masih belum dicampuri, namun Belanda mulai memposisikan pimpinan desa sebagai wakil dari kepentingan penguasa secara tersamar. Ketika bangsa Indonesia merdeka, ternyata intervensi kebijakan terhadap organisasi dan kelembagaan masyarakat desa cenderung meningkat, bahkan terjadi penyeragaman terhadap
berbagai aturan pemerintahan. Desa menjadi lahan subur bagi upaya memperkuat kekuasaan politik tertentu. Hal ini tidak lebih baik, jika dibandingkan dengan yang diterapkan pemerintahan kolonial yang masih menyadari adanya perbedaan dalam organisasi masyarakat desa. Pada masa kolonial masih membedakan berbagai undang-undang dan aturan yang berbeda antara Pulau Jawa dengan pulau lainnya (IGO, Inlandsche Gemeente Ordonantie untuk Jawa dan IGOB, Inlandsche Gemeente Ordonantie Buitengewesten, untuk luar Jawa). Meskipun keduanya tetap merongrong eksistensi otonomi desa yang sudah tumbuh cukup lama di Indonesia. Pada tahun 1818, pemerintah kolonial Belanda telah merinci persyaratan untuk menjadi Kepala Desa, dengan memasukkan unsur-unsur lain seperti pendidikan, kesehatan jasmani, mental, fisik, dan usia di luar perilaku etika dan moralitas berupa budi pekerti, ketauladanan, ketaatan beragama, dan norma susila lainnya. Sejak saat itu, dimulai babak baru intervensi kekuasaan kolonial terhadap beragam organisasi dan kelembagaan desa untuk kepentingan pihak luar. Pemerintah kolonial memberikan peran ganda kepada Kepala Desa, di satu sisi bertindak mewakili kepentingan rakyatnya, disisi lain mewakili kepentingan pimpinan atau atasan yang banyak ditunggangi kepentingan pribadi atau kekuasaan. Ironisnya setelah pasca kemerdekaan gejala intervensi terhadap kehidupan organisasi dan masyarakat perdesaan semakin meningkat, baik selama periode orde lama, maupun orde baru. Desa telah menjadi korban dari kebijakan pembangunan yang deterministik sentralistik, bahkan dalam banyak hal ditujukan untuk kepentingan politik. Dinamika kelembagaan desa terpinggirkan, kemiskinan semakin meluas dan pola pembangunan berjalan tidak berkelanjutan. Kecenderungan kekeliruan pembangunan perdesaan akibat paradigma yang tidak tepat ternyata menjadi penyebab utama rendahnya kemandirian masyarakat desa. Bahkan pada tahun 60-an, ketika partai politik menjadikan desa sebagai basis untuk menggalang kekuatan mengakibatkan perubahan tatanan masyarakat yang sangat kohesif menjadi tersegmentasi dalam berbagai kepentingan. Pelapisan atau “patronclient” terdesak oleh arus pertentangan politik masyarakat kota, sehingga desa atau masyarakat perdesaan mengalami pengikisan nilai-nilai kelembagaan dan kemandirian. Ketika pemerintah semakin gencar dengan kebijakan pertumbuhan (growth), khususnya pada masa orde baru, banyak kalangan akademisi dan praktisi pembangunan menilai bahwa nilai-nilai lokal yang tumbuh di desa sejak lama dapat dijadikan pertimbangan dalam membangun demokrasi dan kemandirian masyarakat. Terlebih tuntutan reformasi untuk membangun good governance dan penguatan otonomi desa perlu diaktualisasikan kembali nilainilai sosial yang telah terbangun di desa serta keterlibatan masyarakat secara penuh dalam pengambilan keputusan di tingkat desa hingga kebijakan nasional. Pertanyaannya apakah gambaran ideal tersebut masih relevan dikembalikan sebagai ―nilai-nilai‖ tradisi lama, atau justru diperlukan suatu pendekatan baru berupa penyesuaian paradigma yang lebih sesuai dengan jaman. Berikut ini akan dijelaskan mengenai Desa dan aspek yang terkait dengan pedesaan. B. Pengertian Desa Istilah desa berasal dari bahasa India swadesi yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas (Yayuk dan Mangku, 2003). Istilah desa dan perdesaan sering dikaitkan dengan pengertian rural dan village yang dibandingkan dengan kota (city/town) dan perkotaan (urban). Konsep perdesaan dan perkotaan mengacu kepada karakteristik masyarakat sedangkan desa dan kota merujuk pada suatu satuan wilayah administrasi atau teritorial, dalam hal ini perdesaan mencakup beberapa desa (Antonius T, 2003).
Kuntjaraningrat (1977) mendefinisikan desa sebagai komunitas kecil yang menetap di suatu daerah, sedangkan Bergel (1995) mendefinisikan desa sebagai setiap pemukiman para petani. Landis menguraikan pengertian desa dalam tiga aspek; (1) analisis statistik, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan dengan penduduk kurang dari 2500 orang, (2) analisis sosial psikologis, desa merupakan suatu lingkungan yang penduduknya memiliki hubungan akrab dan bersifat informal diantara sesama warganya, dan (3) analisis ekonomi, desa didefinisikan sebagai suatu lingkungan dengan penduduknya tergantung kepada pertanian. Di Indonesia penggunaan istilah tersebut digunakan dengan cara yang berbeda untuk masing-masing daerah, seperti dusunbagi masyarakat Sumatera Selatan, dati bagi Maluku, kuta untuk Batak,nagari untuk Sumatera Barat, atau wanua di Minahasa. Bagi masyarakat lain istilah desa memiliki keunikan tersendiri dan berkaitan erat dengan mata pencahararian, norma dan adat istiadat yang berlaku. Zakaria (2000) menyatakan, desa adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama atau suatu wilayah, yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan serangkaian peraturanperaturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di bawah pimpinan desa yang dipilih dan ditetapkan sendiri. Definisi ini, menegaskan bahwa desa sebagai satu unit kelembagaan pemerintahan mempunyai kewenangan pengelolaan wilayah perdesaan. Wilayah perdesaan sendiri diartikan sebagai wilayah yang penduduknya mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi wilayah sebagai pemukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dalam PP Nomor 76/ 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa dinyatakan bahwa desa sebagai suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa, sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945. Dalam Bab 1, Ketentuan Umum, Pasal 1, dinyatakan bahwa ―Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten‖. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desa merupakan suatu kesatuan masyarakat yang dibangun berdasarkan sejarah, nilai-nilai, budaya, hukum dan keistimewaan tertentu yang diakui dalam sistem kenegaraan kesatuan Republik Indonesia yang memiliki kewenangan untuk mengatur, mengorganisir dan menetapkan kebutuhan masyarakatnya secara mandiri. C. Karakteristik Masyarakat Desa Dalam beberapa kajian dibedakan antara masyarakat kota (urban community) dan desa (rural community) berdasarkan letak geografis, kebiasaan dan karakteristik keduanya. Menurut Roucek dan Warren (1962) masyarakat desa memiliki karakteristik sebagai berikut; (1) peranan kelompok primer sangat besar; (2) faktor geografis sangat menentukan pembentukan kelompok masyarakat; (3) hubungan lebih bersifat intim dan awet; (4) struktur masyarakat bersifat homogen; (5) tingkat mobilitas sosial rendah; (6) keluarga lebih ditekankan kepada fungsinya sebagai unit ekonomi; (7) proporsi jumlah anak cukup besar dalam struktur kependudukan. Sorokin dan Zimerman dalam T.L Smith dan P.E Zop (1970) mengemukakan sejumlah faktor yang menjadi dasar dalam menentukan karakteristik desa dan kota, yaitu; mata pencaharian, ukuran komunitas, tingkat kepadatan penduduk, lingkungan, diferensiasi sosial, stratifikasi sosial, interaksi sosial dam solidaritas sosial. Masyarakat desa umumnya hidup dalam situasi kemiskinan dengan mata pencaharian sangat tergantung dari kondisi geografis wilayahnya, seperti usaha tani, nelayan, ternak, kerajinan
1. 2. 3. 4.
5. 6.
7. 8. 9.
1. 2. 3.
1. 2. D.
tangan dan pedagang kecil. Ciri lain yang masih nyata terlihat, produksi pertanian yang ditekuni masyarakat terutama untuk memenuhi keperluan sendiri (subsistence). Masyarakat desa dalam kehidupan sehari-hari masih memegang teguh tradisi, nilai-nilai dan adat istiadat secara turun temurun. Bukan berarti tradisi dan adat istiadat yang dianut tidak menunjang usaha pembangunan, sebagian justru dibutuhkan untuk memelihara kelangsungan hidup dan lingkungan. Tetapi harus diakui sebagian tradisi dan adat istiadat yang dianut menghambat dan menghalangi usaha pembangunan itu sendiri (Siagian, 1983). Secara psikologis masyarakat desa cenderung memiliki sifat konservatif dan ortodoks, fatalis dan suka curiga terhadap orang luar. Namun demikian, masyarakat desa dapat bersikap hemat, cermat dan menghormati orang lain yang terkadang sulit ditemukan di perkotaan. Beberapa ciri khas yang membedakan antara penduduk desa dengan kota diantaranya; Kehidupan dan mata pencaharian di desa sangat erat hubungannya dengan alam. Pada umumnya anggota keluarga mengambil peran dalam kegiatan bertani dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda. Masyarakat desa sangat terikat dengan lingkungan dan nilai-nilai yang dianutnya. Terbangunnya kekerabatan yang sangat kuat, pola kehidupan keluarga dan masyarakat yang saling ketergantungan, sehingga berkembang nilai-nilai gotong royong, kerjasama, perasaan sepenanggungan dan tolong menolong. Corak feodalisme masih nampak meskipun dalam perkembangannya mulai berkurang. Hidup di desa banyak berkaitan dengan tradisi, nilai, norma adat yang telah berkembang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga masyarakat desa cenderung di cap ―statis‖. Keterbukaan dan keterlibatan yang sangat erat dengan permasalahan rohani atau keagamaan sangat kental. Terkadang untuk sebagian masyarakat sangat meyakini nilai-nilai atau kepercayaan yang bersifat mistis sehingga kurang menerima hal-hal yang bersifat rasional dan kurang kritis. Karena kondisi alam atau kepadatan penduduk dengan beban tanggungan keluarga besar, sementara sempitnya lahan pekerjaan bagi masyarakat mengakibatkan kemiskinan dan kemelaratan sehingga mendorong sikap apatis. Gambar 2.1 Struktur Pemerintahan Desa Jumlah dan jabatan perangkat desa disesuaikan dengan tradisi dan perkembangan setempat yang diatur melalui Perda dan Perdes. Unsur-unsur perangkat desa yaitu; Unsur staf, yaitu petugas pelayanan kegiatan administrasi pemerintahan desa, seperti Sekretaris Desa dan atau Tata Usaha Desa. Unsur pelaksana, yaitu; pelaksana teknis lapangan, seperti Urusan Pamong Tani Desa, dan Urusan Keamanan. Unsur wilayah, yaitu unsur pembantu Kepala Desa di wilayah bagian desa, seperti Kepala Dusun Sistem administrasi pemerintahan desa yang dikembangkan berupa pelayanan administrasi yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat untuk mewujudkan pelayanan yang cepat dan efisien kepada masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pemerintahan desa dilakukan sebagai berikut; Meningkatkan kesadaran untuk melibatkan diri dalam pengelolaan pembangunan baik pada tahap perancanaan, pelaksanaan dan pengawasan maupun pemilikan dan pengembangan. Memberikan masukan dan kritik yang membangun kepada pemerintah desa. Perubahan Spasial / Fisik
1. 2. 3. 1.
2.
3.
E.
Transformasi spasial adalah perubahan perubahan yang terjadi dalam tata ruang kawasan peri-urban. Menurut Yunus (2008), transformasi spasial merupakan artikulasi dari kegiatan manusia yang ada di permukaan bumi. Transformasi spasial di wilayah peri-urban dapat berupa : perubahan bentuk pemanfaatan lahan, perubahan harga lahan, perubahan lingkungan. Perubahan Bentuk Pemanfaatan Lahan Salah satu perubahan bentuk pemanfaatan lahan di wilayah peri-urban yang terjadi hampir di semua negara adalah hilangnya lahan pertanian karena berubah fungsi menjadi kawasan permukiman atau komersil. Konversi lahan pertanian menjadi non-pertanian dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian. Yunus (2008) mencatat hilangnya lahan-lahan pertanian yang digantikan oleh keberadaan pabrik atau kawasan industry, merupakan potensi yang signifikan terhadap penurunan produktifitas lahan. Munculnya pabrik atau industry yang membuang limbahnya ke sungai tanpa treatment yang cukup, sangat mengancam kualitas air dan tanah di lahan pertanian sehingga berpotensi menurunkan produktifitas lahan. Perubahan bentuk pemanfaatan lahan lainnya adalah semakin banyaknya area terbangun (built up area) terutama untuk permukiman akibat semakin banyak jumlah penduduk di wilayah peri-urban. Zona-zona di sekitar kota merupakan kawasan favorit untuk ―disulap‖ menjadi kawasan permukiman karena kedekatannya dengan tempat bekerja di kota, tetapi kenyamanan tinggal di pinggiran kota dapat sekaligus dicapai. Perubahan Harga Lahan Perubahan harga lahan di wilayah peri-urban umumnya berupa kenaikan harga yang cukup signifikan. Beberapa faktor yang menyebabkan harga lahan di wilayah peri-urban terus meningkat adalah perubahan karakteristik lahan dari karakter desa ke karakter kota yang memiliki berbagai kelebihan seperti telah tersedianya infrastruktur pendukung seperti jalan yang baik, saluran air bersih, listrik dari pemerintah (PLN), jaringan telepon, dan sebagainya. Selain itu, perubahan yang cepat di wilayah peri-urban telah pula mendorong lahirnya para spekulan tanah yang secara langsung maupun tidak langsung turut menentukan kenaikan harga lahan. Perubahan Lingkungan Perubahan lingkungan salah satunya dipicu dari konversi lahan pertanian menjadi permukiman atau industri, yang tidak diantisipasi sejak awal. Kemunculan industri besar atau kecil dikawasan peri-urban dapat menyebabkan polusi air, tanah, dan udara. Perubahan lingkungan lainnya dapat berupa: berkurangnya kawasan hijau dan resapan air, berkurangnya keragaman flora dan fauna akibat perubahan habitatnya, perubahan suhu dan musim yang tidak menentu, dan sebagainya. Perubahan Ekonomi Perubahan ekonomi adalah perubahan struktur kegiatan ekonomi akibat peri - urbanisasi. Salah satu perubahan yang mencolok dalam hal aktifitas ekonomi di wilayah peri urban adalah perubahan mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah peri-urban dari petani menjadi non-petani. Yunus (2008) menulis bahwa perubahan tersebut, dalam beberapa hal, merupakan berkah tersendiri, namun dalam beberapa hal yang lain banyak menimbulkan efek negatif. Banyaknya petani yang berubah menjadi non-petani, mengakibatkan perubahan perilaku ekonomi, sosial, dan budaya.
F. Standarisasi Dalam Penetapan Sarana/Fasilitas 1. Perencanaan Fisik Perencanaan fisik merupakan perencanaan yang mengacu pada: a. Aspek penggunaan Lahan b. Aspek Sarana Untuk perencanaan fisik yang meliputi aspek sarana memiliki standarisasi yaitu : 1) Sarana Pemerintahan Standarisasi kebutuhan fasilitas perkantoran yaitu: a) Memiliki parkir umum + MCK seluas 200 m2, setiap unit melayani 2.500 jiwa. b) Balai pertemuan dengan luas lahan 600 m2 , setiap un it melayani penduduk sekitar 2.500 jiwa. c) Kantor Camat dengan luas lahan 2.000 m2. d) Kantor Lurah dengan luas lahan 1.000 m 2. e) Kantor pos pembantu dengan luas lahan 200 m2. f) Pos Polisi dengan luas lahan 400 m2. g) Kantor koramil dengan luas lahan 400 m2. 2) Sarana Pendidikan Rencana kebutuhan sarana pendidikan maupun sarana sosial ekonomi lainnya didasarkan pada standar perencanaan kebutuhan sarana kota (PU.Cipta Karya), dengan standar luasan dan berpedoman pada tingkat kepadatan penduduk. Dan lebih mendasar lagi adalah bagaimana memadukan antara supply and demand dengan standar yang digunakan. a) Taman Kanan – Kanak (TK), penduduk pendukung fasilitas ini minimal 1000 orang dengan luas lahan 2.400 m2.lokasinya sebaiknya berada di tengah – tengah kelompok keluarga, jumlah murid dengan standar 3 ruang kelas terdiri dari 30 – 40 murid di setiap satu ruang kelas. b) Sekolah Dasar (SD), penduduk pendukung 1.600 jiwa dengan luas lahan 7.200 m2. Radius pencapaian daerah yang dilayani maksimum 100 m. c) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), penduduk pendukung minimal 4.800 jiwa dengan luas lahan 5.400 m2. Standar murid 40 murid/kelas. d) Sekolah Menengah Umum (SMU), penduduk pendukung minimal 4.800 jiwa untuk sebuah SMU. Luas lahan 5.400 m2. Standar 30 murid / kelas dengan 14 kelas (pagi/sore). 3) Sarana Kesehatan Fungsi utama sarana ini adalah memberikan pelayanan medis kepada penduduk. Oleh karena itu standarisasi penyediaan saran kesehatan sebagai berikut: a) Puskesmas pembantu, minimal penduduk pendukungnya adalah 30.000 jiwa dengan luas lahan 2.400 m2. Dengan radius pencapaian 1.500 m. b) BKIA/Rumah Bersalin, penduduk pendukungnya 10.000 jiwa dengan luas lahan 3.200 m2. Radius pencapaian maksimal 2.000 m. c) Apotik, penduduk pendukung minimal 10.000 jiwa dengan luas lahan 700 m2. d) Praktek Dokter, untuk menciptakan optimalisasi pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat, maka lokalitas sarana ini disatukan dengan perumahan penduduk dan setiap unitnya melayani penduduk 5.000 jiwa. e) Balai pengobatan, minimal penduduk pendukungnya 3.000 jiwa dengan luas lahan 600 m2. Radius pencapaian maksimum 1.500 m. 4) Sarana Peribadatan Penghitung kebutuhan fasilitas peribadatan di kawasan perencanaan disesuaikan dengan jumlah penduduk pemeluk agama yang ada. Standarisasi penyediaan sarana peribadatan yaitu:
a) Masjid, penduduk pendukungnya adalah 30.000 jiwa dengan luas 3.500 m2. Lokasi penempatan saran ini berada dalam satu pusat lingkungan dan dekat dengan konsentrasi penduduk. b) Mushallah/Langgar, penduduk minimal 2.500 jiwa , dengan luas lahan 600 m2. Lokasi penempatan fasilitas tergantung kondisi konsentrasi dan distribusi pemeluk agama yang bersangkutan. 5) Fasilitas Perdagangan Keberadaan pasar merupakan salah satu tingkat pelayanan regional sangat besar manfaatnya bagi kegiatan perekonomian yang diharapkan dapat berperan sebagai titik pusat kegiatan jasa distribusi barang – barang produksi yang dapat menarik dan mendorong laju pertumbuhan desa – desa pad wilayah pelayanannya. Standarisasi penyediaan sarana perdagangan yaitu: a) Pertokoan, penduduk pendukung minimal 2.500 jiwa dengan luas lahan 2.400 m2. Criteria lokasi terletak pada jalan utama lingkungan dan mengelompokkan dengan pusat lingkungan. b) Warung/kios, penduduk pendukungnya adalah 250 jiwa. Criteria lokasi dipusat lingkungan yang mudah dicapai dengan radius maksimal 500 m. 6) Fasilitas Olahraga dan Ruang Terbuka Fasilitas olahraga dan ruang terbuka adalah semua bangunan dan taman yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan rekreasi. Lokalitas sarana ini umumnya terletak di tengah – tengah lingkungan permukiman terutama untuk taman. Standarisasi penyediaan sarana ini yaitu : a) Taman, untuk pelayanan 250 jiwa, saran ini berfungsi sebagai ruang hijau sebuah wilayah baik kota maupun desa, luas setiap unit 500 m2. b) Taman Tempat Bermain, untuk pelayanan 2.500 jiwa yang berfungsi sebagai ruang terbuka dan tempat bermain. Sarana ini dibutuhkan lahan seluas 2.500 m2. c) Lapangan olahraga dengan luas lahan 18.000 m2. 2. Perencanaan Ekonomi Perencanaan ekonomi berkaitan dengan perubahan struktur ekonomi suatu wilayah dan merupakan tolak ukur untuk menunjang kreativitas masyarakat dalam system perekonomian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilakukan di Desa Patallassang, KecamatanPatallassang, dan dimulai pada tanggal 11 Februari 2013 . B. Metode Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan terdapat beberapa tahap sehingga agar lebih efisien dan terstruktur yaitu : 1. Persiapan Survey, meliputi: a. Persiapan dasar 1) Kegiatan awal untuk merumuskan tujuan dan sasaran. 2) Mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul. b. Persiapan Teknis 1) Persiapan peta dasar. 2) Penyusunan list data. 2. Survey Data, meliputi : a. Data Primer Data primer terdiri dari: Observasi Lapangan. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan sekaligus membandingkan atau mencocokkan data dari instansi terkait dengan data yang sebenarnya di lapangan. b. Data Sekunder Data Sekunder terdiri dari: 1) Survey Data Instansi Survey data instansi dilakukan untuk mengumpulkan data dari beberapa instansi terkait. Data tersebut dapat berupa uraian, data tabulasi angka, ataupun peta yang menggambarkan daerah atau wilayah survey pada umumnya dan bahkan lebih spesifik. 2) Kepustakaan Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan berbagai data-data penting tentang daerah atau wilayah survey dari berbagai rujukan buku atau literatur. 3. Kompilasi Data Kompilasi data adalah langkah menggabungkan semua data-data yang didapatkan dari hasil survey dan baik itu berupa data primer atau hasil dari survey lapangan maupun data sekunder yang didapatkan dari instansi-instansi terkait kemudian dituangkan atau dikonsep ke dalam suatu bentuk laporan yang sistematis. Data yang berhasil dikumpulkan dari survey termasuk di dalamnya penelaahan data sekunder, penelaahan pustaka dan dokumen dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar mudah dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan informatif. Usaha penyusunan demikian disebut pula dengan kompilasi data. Tahap kompilasi data ini harus mempunyai bobot pra analisis. Artinya, dari kompilasi data ini sudah dapat terbaca segala kecenderungan di masa mendatang yang akan sangat penting peranannya dalam proses peramalan. Kompilasi data mempengaruhi oleh sistem analisis yang akan digunakan yang juga menentukan volume data yang dibutuhkan. Oleh karena itu pencatatan data harus dibuat sedemikian rupa agar dapat berguna bagi analisis apapun yang terkait. Dengan kata lain, pencatatan data harus dibuat selengkap mungkin dan terperinci.
Kompilasi data ini dapat disajikan dengan berbagai cara antara lain dalam bentuk verbalisasi, tabulasi, grafik dan diagram, serta visualisasi dan pemetaan. 4. Penggambaran Peta Penggambaran peta merupakan suatu langkah untuk memvisualisasikan atau menggambarkan hasil survey yang telah didapat agar lebih jelas. Adapun penggambaran peta tersebut terdiri dari penggambaran peta dasar, peta penggunaan lahan. 5. Analisis Untuk mengolah data yang sudah tersedia maka diperlukan suatu analisis yang berkaitan dengan perencanaan sosial terkait dengan kondisi fisik di wilayah Desa Patallassang Kecamatan Patallassang. Adapun analisisnya sebagai berikut. Yang pertama, Analisis Aspek Fisik Dasar.Analisis Aspek Fisik Dasar Merupakan Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar daya dukung kondisi wilayah perencanaan yang nantinya dapat membantu dalam melakukan perencanaan. Analisis ini diantaranya; Topografi, Geologi dan Jenis Tanah, Hidrologi, serta Tata Guna Lahan. Yang kedua, Analisis Aspek Demografi. Terdiri dari : Jumlah Penduduk 5 Tahun Terakhir, dan Kepadatan Penduduk 5 Tahun Terakhir. Yang ketiga, adalah Analisis Aspek Perekonomian. Analisis ini diantaranya : Analisis Tanaman Pangan, Analisis Peternakan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan a. a.
b. b. a. 1) 2) 3)
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari laporan hasil penelitian ini yaitu: Gambaran perubahan fisik lahan dan ekonomi masyarakat di Desa Patallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa: Gambaran perubahan fisik lahan dalam waktu lima tahun terakhir di Desa Patallassang yaitu mengalami peningkatan pada luas penggunaan lahan permukiman dan mengalami penurunan pada luas RTH dan pertamanan, sawah, dan perkebunan. Terjadinya perubahan fisik demikian menjadikan wilayah ini menjadi zona bingkai desa karena 75% penggunaan lahannya masih tetap dipengaruhi oleh kegiatan pertanian. Gambaran perubahan ekonomi di Desa Patallassang dalam waktu lima tahun terakhir yaitu terjadinya penurunan penggunaan luas lahan perkebunan, peningkatan pada lahan usaha pertanian Perencanaan fisik lahan dan perencanaan ekonomi masyarakat di Desa Patallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa: Perencanaan fisik lahan pada Desa Patallassang yaitu terfokus pada tiga aspek yaitu: Perencanaan Penggunaan Lahan, dengan menekankan pada penyediaan lahan untuk pelayanan jasa. Perencanaan Saran di Desa Patallasang yaitu penambahan sarana pendidikan berupa sarana pendidikan yaitu SD 1 Unit, SMP 1 Unit,. Penyediaan sarana kesehatan berupa poskesdes 1 unit. Perencanaan Transportasi di Desa Patallassang hanya berupa perbaikan jalan saja agar mempermudah akses masyarakat. .
B. Saran 1.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut: Perlunya kerjasama yang baik antara masyarakat, pemerintah dan swasta dalam proses perencanaan fisik dan ekonomi di Desa Patallassang.
2.
Perlunya kesadaran bagi tiap masyarakat yang meskipun desanya termasuk dalam wilayah peri urban / kawasa perkotaan Mamminasata, maka tidak seharusnya mementingkan nilai ekonomi dibandingkan nilai ekologi. Akan tetapi menyeimbangkan diantara keduanya.
DAFTAR PUSTAKA Tato Syahriar. 2009. ―Pendekatan Sistem Dalam Struktur Spasial Wilayah Peri Urban‖(http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/struktur-spasial-wilayah-pheri-urbansebagai-sistem-dari-tata-ruang-kota/) Ultra Dewi. 2010. ―Konsepsi kawasan Peri urban‖.(http://dewiultralight08. wordpress.com/2010/12/06/konsepsi-kawasan-peri-urban/) Hasil Analisis Tim Peneliti 2013 Kecamatan Pattallassang dalam Angka 2008 – 2012 (BPS) RPJMD Desa Patallassang Tahun 2008 – 2012 (Kantor Desa) Survey Lapangan di Desa Patallassang 2013 http://glekhoba.blogspot.com/2011/04/makalah-kebijakan perencanaan.html
Nah sesuai janji pada posting sebelumnya tentang arti perencanaan, pada kesempatan ini akan coba dijelaskan arti dari KOTA.
Ok ngga akan panjang lebar dech basa-basi nya kita langsung aja ya lihat pengetian KOTA menurut beberapa ahli.
Pengertian-Pengertian Kota Menurut Para Ahli : 1. Menurut SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA – Canada Kota memiliki beberapa kriteria sebagai berikut : Penduduk 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk 50.000 jiwa. Gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah penduduknya @ 15.000 jiwa. Menunjukan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial. 75 % penduduknya bekerja di sektor non pertanian. Mayoritas penduduk bekerja di kota. Kepadatan penduduk 150 jiwa/mil atau 375 jiwa/Ha. 2. Menurut Ir. Sutami (1976) Kota dipandang sebagai Koldip (Koleksi, Distribusi dan Produksi). 3. National Urban Development Strategi (NUDS), 1985 Kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi dan jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. 4. Djoko Sujarto (1992) Kota memiliki pengertian sebagai berikut : Demografis Pemusatan penduduk tinggi dengan kepadatan tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Sosiologis Adanya sifat heterogen, budaya – urbanisasi yang mendominasi budaya desa. Ekonomis Adanya proporsi lapangan pekerjaan yang dominan di sekitar non pertanian seperti industri, pelayanan jasa, transport dan pedagang. Fisik Dominasi wilayah terbangun dan struktur binaan. Administrasi
Suatu wilayah wewenang yang dibatasi oleh suatu wilayah yuridikasi yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. 5. Bhudy Tjahyati Soegiyoko (1999) Kota sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi, serta pintu gerbang atau simpul transportasi bagi kawasan permukiman dan wilayah produksi sekitarnya. Sebagai tempat tinggal sebagian besar penduduk kota, setiap tahunnya selalu bertambah jumlahnya.
4 Stage Utama Perkembangan Kota : 1. Sair – Wagon Epoch (masa kapal wagon) Mulai berkembangnya kota ini tumbuh dipengaruhi oleh sarana transportasi yang melewatinya. Dimulai dari kota :New York – Boston, Philadelphia – Atlantic. 2. Iron – Horse Epoch Dimulai dari kota : Claveland, Detroit, Chicago, St. Louis, New Orleans, New York. Mulai dari adanya pemanfaatan teknologi secara sederhana yang terbuat dari besi dan adanya tempat pemberhentian kota. 3. Steel – Rail Epoch Dimulai dari kota : Seatle, Los Angeles, Dallas, Michigan, Ohio, Pensylviana. Ditandai dengan sudah adanya kemajuan dalam pemanfaatan jaringan kereta (rail network), karena sudah adanya pemanfaatan baja dalam kinerjanya, serta perkembangan percampuran antara kebudayaan, kehutanan, dan sumber-sumber mineral. 4. Auto –Air, Amenity Epoch
Fungsi Kota adalah : 1. Pusat Produksi 2. Pusat Perdagangan (pemerintahan) 3. Pusat Pendidikan 4. Pusat Kebudayaan 5. Pusat Agama 6. Pusat Kesehatan Fungsi Kota Menurut NUDS : 1. Hinterland Service
Memberikan pelayanan terhadap wilayah belakangnya berupa pedesaan, fungsi ini terutama berkaitan dengan ekonomi yang ditujukan dengan adanya kegiatan pemasaran produksi, distribusi barang-barang kebutuhan, pelayanan sosial dan jasa. 2. interrigional Communication terciptanya hubungan antar wilayah seperti kota yang memegang peranan khusus dalam mengumpulkan barang-barang produksi yang kemudian disalurkan ke wilayah lain atau ekspor seperti kota mempunyai fasilitas pelabuhan. 3. good Processing merupakan kedudukan pabrik-pabrik yang mengolah bahan mentah untuk menjadi barang jadi. Hampir semua kota mempunyai kegiatan industri, namun fungsi ini cenderung berkonsentrasi di kota atau dekat kota yang lebih besar. 4. Residential Sub Centre Merupakan sub-sub permukiman yaitu sebagai tempat tinggal bagi penduduk yang terkait dengan kegiatan di kota-kota utama yang besar.
Sebetulnya banyak banget pengetian dari KOTA, tapi klo di bahas semua pastinya akan sangat panjang.
Semoga Posting ini bermanfaat bagi temen-temen semua khususnya buat saya pribadi yang selalu lupa pengetian-pengertian dan istilah dalam perencanaan.
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM GAJAH PUTIH TAKENGON 2010 KATA PENGANTAR
Dengan meyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang serta ucapan syukur khusus kepada-Nya, satu – satunya zat yang berhak dipuji. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Muhammad Saw hamba dan rasul-Nya, serta sahabat dan pengikut-Nya yang setia. ― Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui Lagi Mahabijaksana” (QS: Al-baqarah, 2: 32)
Laporan ini disajikan kepada para pembaca untuk mengetahui sekilas tentang kegiatan yang telah dilakasnakan oleh mahasiswa/i KPM, yang pelaksanaanya kurang lebih selama dua bulan penuh. Penulisan laporan ini juga merupakan serangkain kegiatan akhir para mahasiswa/i peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Hal ini bersifat mutlak bagi setiap mahasiswa yang telah melaksanakan kegiatan praktek Kuliah Pengabdian pada Masyarakat, dan merupakan bagian dari mata kuliah yang dibebankan kepada setiap mahasiswa. Penulisan laporan (daily report activity) ini juga bukan sekedar sebagai sebuah tugas tetapi sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa hal ini dilakukan untuk mengetahui kegiatan mahasiswa/i KPM sebagai abdi Negara dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuanya di tengah masyarakat menurut specifikasinya masing – masing atau keahlian/skill lain yang dimiliki oleh peserta KPM, sehingga diharapkan kualitas dan tingkat kedewasaan mahasiswa/i KPM kedepanya akan lebih menjamin dan berkualitas serta bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Serta diharapkan mampu menghadapi tantangan global yang menuntut setiap insan lebih kreatif untuk mengembangkan pengetahuanya sendiri dibidangnya masing – masing. Adapun kegiatan para Mahasiswa/i peserta KPM selama melaksanakan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat akan didiskripsikan dalam bentuk laporan harian (daily report activity) yang terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan harian dan data – data lainya menyangkut Desa Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah. Informasi dan data – data yang tersedia dalam laporan ini kiranya dapat memberi informasi kepada pihak – pihak yang membutuhkan tetang gambaran umum Desa Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah. Penulis sangat menyadari bahwa dalam pelaksanaan penulisan laporan ini tidak terwujud tanpa ada bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapakan ribuan terimakasih kepada Bapak Drs. Al Misry, MA selaku supervisor dan Muklis selaku kepala kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo yang telah banyak menyisihkan waktu untuk membimbing penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat meneyelesaikan penulisan laporan ini. ebaik – baiknyapat meneyelesaikan penulisan laporan ini, aktu membimbing penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehTerima kasih penulis ucapkan kepeda para Dosen yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis
mampu melaksanakan setiap tugas yang dibebankan kepada penulis selama kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat berlangsung sampai dengan selesai. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis selalu terbuka kepada semua pihak untuk mendiskusikan atau memberi saran – saran dan kritikan yang bersifat konstruktif agar isi dari laporan ini lebih bermanfaat terutama untuk penulis sendiri dan para pembaca serta generasi selanjutnya. Hormat Kami, Penulis
Daftar Isi
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 1. 2. 1. 2.
Lembar pengesahan Kata pengantar Daftar isi BAB I Pendahuluan Latar belakang Tujuan Metode BAB II gambaran Lokasi KPM Letak geografis lokasi KPM Sarana dan prasarana yang tersedia Penduduk Tugu Radio Rimba Raya BAB III kegiatan – kegiatan Bidang Kegiatan Utama Bidang kegaitan Pendukung BAB IV interprestasi Bidang Kegiatan Utama Bidang Kegatian pendukung BAB V penutup Kesimpulan Saran – saran Lampiran – lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang ada di Indonesai. Sebagai sebuah lembaga penyelenggara pendidikan tinggi tentunya akan melakukan hal – hal memberi pendewasan kepada setiap mahasiswanya melalui berbagai program. Salah satunya adalah kegiatan Kuliah Pengabdian pada Masyarakat, hal ini dilakukan untuk memenuhi tuntutan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu darma yang ketiga ―darma pengabdian kepada masyarakat‖. Kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat ini merupakan kegiatan yang berlaku bagi setiap mahasiswa/i yang berada di lingkungan STAI Gajah Putih Takengon. Pelaksanaan KPM ini juga tidak hanya sebatas kewajiban tetapi merupakan keberlanjutan dari Darma Perguruan Tinggi sebelumnya yaitu ―darma pendidikan dan penelitian‖ guna mendewasakan tingkat pemikiran setiap mahasiswa yang berada di lingkungan STAI Gajah
Putih Takengon sehingga kedepanya diharapkan lebih dapat mengembangkan diri dalam hal positif di tengah – tengah masyarakat serta lingkungan sekitarnya. Menurut survei – survie semi ilmiah dan kajian lainya serta menurut informasi dari berbagai media massa tentang situasi dan kondisi masyarakat bahwa kegiatan praktek Kuliah Pengabdian Masyarakat adalah salah program yang sangat dibutuhkan masyarkat pada saat sekarang ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya merespon kebutuhan masyarakat dan bersifat real program serta realistis terutama dalam bidang Agama, sosial dan budaya. Pelaksanaan KPM yang berlokasi di desa – desa merupakan daerah yang telah disurvie sebelumnya oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon guna memastikan perlu tidaknya daerah tersebut untuk dibina dari segala aspek dengan harapan agar tatanan kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Program KPM merupakan program yang bersifat belajar, mengkaji dan mengabdi yang diwujudkan dalam bentuk pengenalan dan penghayatan tentang pembangunan masyarakat melalui kejelasan program perubahan yang direncanakan serta metode penyelesaian masalah yang berkenaan dengan kemampuan memilih serta menggunakan keterampilan yang tepat. Dorongan untuk mengembangkan kehidupan tatanan masyarakat kearah yang lebih baik di semua aspek dilakukan dengan penuh kecermatan dan ketepatan dengan melihat situasi sosial masyarakat setempat sehingga rencana yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. 2. Tujuan Kuliah Pengabdian Pada Masyarakat. (KPM) Tujuan kuliah pengabdian masyarakat (KPM) Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon adalah sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas lulusan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuanya di tengah – tengah masyarakat sesuai dengan specifikasinya masing – masing. Disamping itu, kuliah pengabdian masyarakat (KPM) diharapkan dapat mendidik mahasiswa untuk berbakti tanpa pamrih dalam membangun masyarakat baik moril maupun fisik. Secara lebih terperinci, tujuan kuliah pengabdian masyarakat adalah: 1. Mempersiapkan calon sarjana yang dapat menghayati dan memahami kompleksitas permasalahan masyarakat, dan memperluas cakrawala berpikir serta belajar menyelesaikan masalah social dan keagamaan secara sistematis, objektif dan terpadu. 2. Mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan mahasiswa melalui penerapan ajaran Islam secara langsung dalam masyarakat serta melatih mahasiswa untuk bekerja antar bidang keahlian secara terpadu 3. Membantu program pemerintah dalam mempercepat proses pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang pendidikan, social dan keagamaan. 2. Metode Dalam pengisian laporan ini penulis menggunakan metode deskriptive, yaitu suatu metode yang penulisanya langsung kepada pokok persoalan yang di temukan di lapangan, adapun metode ini dapat diolah menggunakan metode kualitatif yaitu pembicaraan dari segenap wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait yang diuraikan dalam bentuk kalimat serta di olah pula dengan menggunakan metode kualitatif yaitu data – data yang menyangkut jumlah pemuda/i, orang tua, remaja, balita, serta masyarakat. Adapun untuk memproleh semua diatas penulis menggunakan beberapa instrument pengumpulan data, antara lain:
1. Observasi, yaitu pengamatan langsung untuk mendapatkan data tentang keadaan kampung Rime Raya Kec. Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah 2. Interview, yaitu wawancara yang dilakukan dengan beberapa pihak terkait misalnya Kepala Kampung, Imam Kampung Pemuda/i serta masyarakat Kampung Pintu Rime Gayo. 3. Dokumentasi, yaitu data – data yang telah ada dikampung Rime Raya Kec. Pintu Rime gayo Kabupaten Bener Meriah.
BAB II GAMBARAN LOKASI KPM (Geografis dan Sosiologis) Letak Geografis Lokasi KPM
A. Kampung Rime Raya adalah salah satu lokasi yang di tempati oleh peserta Kuliah Pengabdian Pada Masyarakat (KPM) angkatan XVI pada Tahun 2009. kampung ini terletak di daerah lintasan jalan Provinsi Kabupaten Bener Meriah. Pada umumnya kampung – kampung di Kecamatan Pintu Rime Gayo berada dalam daerah lintasan jalan provinsi kecuali beberapa kampung lainya. Kesemua kampung yang di tempati oleh peserta KPM adalah daerah yang sudah agak maju kecuali beberapa kampung lainya seperti Uning Mas, Pancar Jelobok, dan Pantan Sinaku. Kampung Rime Raya adalah salah satu daerah yang berada pada lintasan Jalan Takengon – Birueun. Di kampung ini terdapat suatu situs sejarah yaitu ―Tugu Radio Rimba Raya‖. Berdasarkan informasi dari literature – literatur dan saksi hidup dari Tugu ini lah disiarkan tentang Kemerdekaan Bangsa Indonesia, yang di siarkan dalam beberapa bahasa di antaranya bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Cina, Arab, Urdu India dan Pakistan Madras. Kampung Rime Raya adalah kampung tertua dalam wilayah kecamatan Timang Gajah. Pada tahun 2000 kampung Rime Raya di mekarkan menjadi lima (5) kampung yaitu Rime Raya, Singah Mulo, Alur gading, Blang Rakal dan Negeri Antara. Di saat bersamaan pula wilayah ini dimekarkan menjadi Kecamatan Pintu Rime Gayo. Pada tahun 2002 Kecamatan Pintu Rime Gayo di mekarkan lagi sebanyak 18 kampung sehingga Kecamatan Pintu Rime Gayo menjadi 23 Kampung. Kesemuanya induknya adalah kampung Rime Raya.
Adapun luas kampung Rime Raya adalah ±49 KM, diantaranya 182 Ha adalah lokasi perkampungan, areal pertanian 2241 Ha, Persawahan 36 Ha, Kolam 1 Ha, lahan terlantar 2320 Ha dan hutan lindung 120 ha. Rime Raya merupakan salah satu daerah yang subur untuk areal pertanian terutama jenis tanaman tua seperti pinang, durian, coklat, kelapa, pala, dan jenis tanaman keras lainya. Secara garis besar tentang wilayah kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Gayo Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat dari tabel – tabel di bawah ini: Tabel 1. Penggunaan Lahan NoPenggunaan Lahan Luas ( Ha) 1 Perkampungan 182 Ha 2 Pertanian 2241 Ha 3 Kolam 1 Ha 4 Hutan Lindung 120 Ha 5 Lahan Terlantar 2320 ha 6 Sawah 36 Ha Adapun batas – batas daerah Rime Raya adalah sebagai Berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan kampung Blang Ara dan Musara 58
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Gemasih Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Pulo Intan Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Krung Peusangan Tabel 2 Orbitasi (jarak antar wilayah) No Orbitasi Panjang (Km) 1 Ke Kecamatan 10 KM 2 Ke Kabupaten 26 KM 3 Ke Provinsi 310 KM 4 Ke Gunung 10 KM 5 Ke Laut 75 KM 6 Ke Sungai 9 KM 7 Ke Pasar 2 KM 8 Ke Terminal 41 KM 9 Ke Pinggiran Hutan 6 KM 10 Ke Pelabuhan 120 KM 11 Ke Bandara 25 KM 12 Ke Rumah Sakit 40 KM 13 Ke Kantor Polsek 10 KM 14 Ke Kantor Camat 10 KM 15 Ke Kantor Koramil 10,5 KM B. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia
1. Jalan Kecamatan Pintu Rime Gayo merupakan daerah pada lintasan antar Kabupaten dalam Provinsi (Provinsi NAD). Sehingga jalur transportasi menuju kampung Rime Raya merupakan jalan yang mudah di lalui, kecuali jalan menuju ke beberapa dusun seperti dusun menasah selatan, Dusun Blang Petona dan Dusun Sejahtra, dusun – dusun ini dulunya merupakan daerah yang sudah maju namun karena terjadinya konflik yang memaksa masyarakat meninggalkan tempat tinggalnya dalam beberapa tahun, sehingga jalan menuju dusun – dusun tersebut rusak akibat di tinggalkan warga. Kerusakanpun tidak hanya terjadi pada jalan sebagai sarana tranportasi tetapi juga sarana – sarana lainya seperti listrik, rumah ibadah, sekolah dan seluruh rumah warga hancur akibat dari imbas konflik. Dalam beberapa tahun terakhir sejak konflik mereda Pemerintah daerah baik tingkat Porvinsi maupun Kabupaten sudah melakukan perbaikan – perbaikan terhadap sarana – sarana tersebut walaupun belum maksimal. Sejumlah warga juga sudah kembali ke daerah tersebut dengan menempati rumah – rumah bantuan yang di berikan oleh pemerintah melalui Badan Reintegrasi Aceh (BRA) Jalan menuju kampung Rime Raya merupakan jalan yang menghubungkan beberapa kabupaten khususnya kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah ke Ibu Kota Provinsi Aceh. Dalam waktu dekat Pemerintah Aceh juga akan melakukan pelebaran terhadap jalan ini untuk memperlancar jalur transportasi antar kabupaten dalam Provinsi maupun antara Provinsi. 2. Sekolah Dikampung Rime Raya fasilitas pendidikan cukup memadai baik di tinjau dari sarana dan prasarana maupun tenaga pengajar di semua tingkatan seperti TK, SD dan SMP. Hanya saja peningkatan kualitas yang perlu ditingkatkan.
Terutama pada minat masyarakat dalam menyekolahkan anaknya yang masih terasa kurang. Ini
terlihat dari hasil observasi dan study – study di lapangan. Secara terperinci adapun sarana pendidikan yang ada di kampung Rime Raya adalah sebagai Berikut: Table Sarana dan Prasarana Pendidikan No Nama Sekolah Unit 1 TK Cacakdi Rime Raya 1 Unit 2 SD. N I Rime Raya 1 Unit 3 SMP N. 1 Pintu Rime Gayo 1 Unit 4 TPA/TQA Mubalighin 1 Unit 5 TPA/TQA 1 Unit 3. Masjid Masjid sebagai sarana ibadah bagi masyarakat Rime Raya dan sekitarnya adalah bangunan yang sudah permanen lengkap dengan sarana pendukung seperti tempat berwudhu, MCK dan fasilitas pendukung lainya. Sekarang masjid ini (Masjid MUBALLIGHIN) sedang melakukan renovasi pada lantai dua yang didanai oleh Pemerintah Provinsi senilai Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah). Renovasi ini dilakukan karena lokasi masjid mengalami penyempitan yang diakibatkan oleh pelebaran jalan. 4. Puskesmas Salah satu sarana penting bagi masyarakat adalah adanya Puskesmas untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Di kampung Rime Raya terdapat satu Unit Pustu (Puskesmas Pembantu) dan satu unit Polindes di dusun Tunas Baru. Menyangkut tenaga medis puskesmas ini memiliki dua orang tenaga medis di tambah satu tenaga medis pembantu yang di tempatkan di puskesmas pembantu. Dengan demikian pelayanan kesehatan dan tenaga medis di kampung Rime Raya cukup memadai di tinjau dari fasilitas dan tenaga medis. 5. Sarana Lainya. Sebagai pendukung kegiatan masyarakat baik kegiatan pemerintahan maupun kegiatan lainya, maka di desa ini juga telah di bangun beberapa sarana prasarana pendukung penunjang kegiatan kemasyarakatan tersebut di antaranya adalah satu unit Kantor Kepala Desa yang di gunakan sebagai central kegiatan pemerintahan desa. Satu unit kantor mukim dan satu unit balai pertemuan bagi masyarakat. Untuk sarana kegiatan keolahragaan juga telah dibangun satu unit lapangan Bola Voly secara permanent. Secara terperinci dapat dilihat dari tabel di bawah ini: Tabel. Sarana dan Prasarana Pendukung NoNama Sarana Jumlah (Unit) 1 Kantor Desa 1 Unit 2 Kantor Mukim 1 Unit 3 Balai Pertemuan 1 Unit 4 Monumen Radio RRI 1 Unit 5 Lapangan Bola Volly 1 Unit 3. Penduduk
Kampung Rime Raya memiliki jumlah penduduk 355 KK (1168 Jiwa) yang tersebar di sembilan dusun. Mayoritas masyarakat adalah petani, sebagian lainya adalah Pegawai negeri, pedagang, TNI/POLRI, wiraswasta dan Politisi. Pendidikan masyarakat pada umumnya sudah menamatkan program wajib belajar 9 (sembilan) tahun, bahkan sudah ada yang berpendidikan Strata 1, hanya sebagian kecil dari masyarakat setempat terutama pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan dikarenakan minat dan keinginan serta motivasi yang lemah dari keluarga ditambah dengan keadaan lingkungan yang tidak mendukung. Sebagai masyarakat yang mayoritasnya petani. Sistem pengolahan lahan pertanian dan perkebunan dan persawahan sudah agak maju, ini dapat dilihat dari adanya sistem pertanian tumpang sari yang di lakukan oleh masyarakat guna menambah penghasilan. Selain itu masyarakat setempat juga berternak sapi dan kambing. Dalam bidang perkebunan di kampung Rime Raya banyak di temukan hamparan perkebunan Kelapa, Coklat, Durian, Pala, Kayu Manis, Kemiri, Lada, pinang, Jati, Melinjo dan jenis – jenis tanaman perkebunan lainya. Selain pertanian masyarakat kampung Rime Raya juga mengembangkan perikanan darat/ air tawar. Jenis ikan yang di budidayakan warga adalah Mujahir, Nila, Ikan Mas dan Bawal sebagai penghasilan tambahan bagi masyarakat. Secara terperinci masalah kependudukan kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah dapat dilihat dari table di bawah ini Table 1. Jumlah Penduduk No Penduduk Jumlah (Jiwa) 1 Jumlah KK 355 KK 2 Jumlah Jiwa 1168 Jiwa 3 Laki – Laki 593 Jiwa 575. jiwa 4 Perempuan 3. TUGU RADIO RIMBA RAYA (Sekilas Tentang Perjalanan Radio (Rimba Raya) 1. Sejarah Singkat Pada tanggal 19 Desember 1948 Ibu Kota Yogyakarta diduduki belanda dan menawan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta dan beberapa pemimpin tinggi lainya. Setelah itu tentara Belanda menyerang dan menguasai wilayah – wilayah Negara Republik Indonesia lainya sehingga wilayah yang dikuasai indonesia semakin ciut, kecuali Aceh. Ketika itu daerah Aceh adalah daerah yang tidak bisa di masuki para penjajah dan merupakan daerah yang menjadi tumpuan dan harapan pemimpin – pemimpin dan pejuang dari daerah lain. Di Banda Aceh ditempatkan para perwira inti dari semua angkatan untuk memperkuat barisan perjuangan di Aceh, bila daerah Yogyakarta diserang dan diduduki Belanda. Pada tanggal 20 Desember 1948, sehari setelah pertempuaran besar – besaran berkecamuk dimana – mana, sebuah pemancar Radio dipindahkan dari Cot Gue Aceh Besar ke Bireuen dan tergesa – gesa disingkirkan ke suatu tempat di pegunungan Aceh tengah. Menyadari betapa pentingya peranan sebuah pemancar Radio bagi mempertahankan perjuangan kemerdekaan Indonesia, baik untuk menyampaikan pesan – pesan kepada pejuang dan masyarakat umum untuk menangkis propaganda pihak penjajah agar semangat para pejuang tidak melemah. Pada saat itu pula Komando Tentara Republik Indonesia Divisi Gajah I dibawah
pimpinan Kolonel Husin Yusuf berkedudukan di Bireuen berhasil memasukan sebuah pemancar Radio merk Marcori dari Malaya. Pemancar tersebut adalah hasil seludupan dari seseorang yang bernama Mayor Jhon Lie, beliau adalah seorang penyeludup yang disebut – sebut sebagai ―raja penyeludup Asia Tenggara‖. Dalam melakukan proses penyeludupan Mayor Jhon Lie menggunakan dua buah speedboad yang satu berisi berisi perangkat pemancar Radio sedang yang satu lagi berisi barang – barang kelontong dan makanan. Hal itu dilakukan untuk mengelabui musuh untuk menembus blokade dan mengelakan kemungkinan penggeledahan oleh pasukan patroli Belanda yang simpang siur di selat Malaka. Ketika berada di tengah – tengah laut mereka berpapasan dengan pasukan patroli Belanda, speedboad yang bersisi barang – barang kelontong sengaja menancap gas seolah – olah ingin melarikan diri dari pasukan patroli Belanda ketika berpaspasan pasukan patroli Belanda menggeledah speedboard yang melarikan diri tersebut ternyata hanya berisi barang – barang kelontong, sementara speedboard yang berisi perangkat pemancar radio berhasil lolos merapat ke pesisir Tanjung Pura. Mereka bergegas mengangkat perangkat radio tersebut ke daratan kemudian dibawa kelangsa dan selanjutnya ke bireuen dengan selamat. Pada awal agresi militer pertama yaitu tanggal 27 Juli 1947 pemancar radio rimba raya berhasil dibawa dengan menembus blokade penjajah Belanda yang dibawa oleh Kapten NIP Karim, komandan Batalyon B yang berkedudukan di tanjung pura langkat dari Singapura. Atas inisiatif Komandan Devisi Gajah I Kolonel Husin Yusuf meminta pemancar tersebut kepada Kapten NIP Karim untuk dibawa ke Bireuen guna keperluan perjuangan kemerdekaan Indonesia karena sumatera timur telah diduduki penjajah Belanda. Pada mulanya pemancar radio itu dipasang di Krueng Simpo, sementara studionya dibawa ke kediaman Komandan devisi Kolonel Husin Yusuf di bireuen yang berjarak 20 KM dari Kreung Simpo. Dengan alasan keamanan beberapa bulan kemudian pemancar radio tersebut dipindahkan ke Kuta Raja ( Banda Aceh) untuk mempercepat pemberitaan – pemberitaan bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Namun pemancar radio di Cot Gue tidak sempat berfungsi karena ketika dalam proses pemasanganya terjadi aksi militer Belanda kedua tepat pada tanggal 19 Desember 1948. kemudian Gubernur Militer Aceh, Langkat dan Tanah Karo Tgk. Muhammad Daud Beureuh memerintahkan supaya pemancar radio itu dipindahkan dari Cot Gue ke salah satu tempat yang lebih aman dan strategis di dataran tinggi Gayo Aceh Tengah, untuk menghindari serangan Belanda baik dari laut, udara dan darat. Pada tanggal 20 Desember 1984, pemancar diberangkatkan dengan sangat rahasia dari Cot Gue ke Aceh Tengah. Proses pengangkutan pemancar itu juga sangat sulit karena sering di intai oleh pesawat musuh yang menghambat proses pengangkutan. Singkat cerita, setelah beberapa hari pemancar radio tersebut berada di takengon tetapi belum di pasang juga karena masih melihat situasi dan tempat yang pas, pada awalnya sempat direncakan pembangunanya di Burni Bius namun gagal disebabkan pasukan pengintai Belanda sudah mengetahuinya. Selang beberapa hari kemudian W.Schult pergi kesuatu tempat yang belum diketahui yang berada dihutan lebat (Rime Raya) disana dia bertemu dengan Letnan Satu Candra dan Sersan Nagris keduanya berkebangsaan India, Sersan Syamsuddin dan Abubakar berkebangsaan Pakistan serta Letnan Satu Abdulah berkebangsaan Inggris. Mereka adalah tentara Inggris yang bergabung dengan sekutu kemudian membantu perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tenaga mereka sangat diperlukan terutama dalam penyiaran berbahasa asing.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mereka membuat gubuk dan membangun radio itu sesuai dengan keahlian masing – masing. Studio darurat itu dibangun diatas empat potong kayu besar sebagai penyangga di bawah pohon kayu yang tinggi dan rindang dimana disana di gantungkan antena type Y dan Type T yang diikat pada sepotong bambu. Digubuk itu juga mereka memasang beberapa pesawat Radio penerima berita khusus dari telegrafie. Dengan menggunakan mesin diesel yang ada, radio tersebut dimanfaatkan mulai pukul 16.00 Wib – 18 Wib. Radio itu juga menggunakan beberapa bahasa dalam proses pelaksanaa penyiaran diantaranya adalah Bahasa Indonesia, Inggris, Belanda, Arab, Cina Urdu India dan Pakistan Madras. Sementara disiang hari pelaksanaan penyiaran tidak dapat dilaksanakan karena kondisi keamanan yang tidak mengizinkan. Adapun para pejuang yang melaksanakan kegiatan penyiaran dan kegiatan lainya adalah sebagai berikut: Kolonel Husin Yusuf sebagai Pimpinan TPRR dan Pemancar Radio Teknik Pemancar Radio, Abdulah Teknik Listrik oleh Darwis dan M. Saleh Protokol penyiaran oleh Idris Penyiaran dalam bahasa Indonesia Letnan Muda TRI Suryadi Penyiaran dalam bahasa Inggris oleh Abdullah ( pelarian tentara sekutu dari Medan) Penyiaran dalam bahasa Madras oleh Abubakar (pelarian tentara sekutu dari Medan) penyiaran dalam bahasa Tionghoa oleh Wong Fie dari Bireuen
2. Kondisi Tugu Sekarang Monumen tugu rimba raya sebagai sebuah situs sejarah adalah salah satu monumen yang dibangun untuk mengenang dimana Radio Rimba Raya mengumandangkan tentang kemerdekaan Republik Indonesia. Tugu ini berlokasi di desa Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah. Menurut literature – literatur yang pernah ada dan dari saksi hidup tentang tugu rimba raya ini. Dari sinilah di kumandangkan tentang kemerdekaan bangsa Indonesia keseluruh penjuru dunia dengan menggunakan berbagai bahasa. Sehingga bangsa lain didunia mengetahui kondisi dan perkembangan Indonesia pada saat itu. Sebagai sebuah monumen yang bersejerah dan sangat berarti bag kemerdekaan Indonesia adalah sesuatu yang layak dan tidak berlebihan kiranya apabila mendapat perhatian dari berbagai komponen baik masyarakat maupun pemerintah di semua tingkatan. Dilihat dari kondisi fisik atau sarana dan prasarana tugu rimba raya masih kategorikan kurang memadai serta dari segi perawatan yang hanya seadanya. Jalan menuju tugu yang hanya berjarak ± 300 meter dari Jalan provinsi kondisinya sangat memprihatinkan seolah – olah terkesan hanya sebagai jalan desa biasa tanpa ada kesan menuju ketempat yang bersejarah. Bahkan dimalam hari jalan menuju ke tugu tidak memiliki penerangan dan komplek – komplek tugu juga tidak memiliki penerangan (Listrik), sedikit ekstrim bisa dikatakan tugu radio rimba raya adalah situs sejarah yang terlupakan di republik ini. Melihat komplek tugu mulai dari taman, pagar dan fasilitas – fasilitas lainya juga tidak terawat dengan baik. Kondisi tugu radio rimba raya hari ini benar – benar sangat memprihatinkan dan benar – benar membutuhkan perhatian khsusus dari semua element terutama pemerintah daerah maupun pusat.
Dari segi publikasi mengenai tugu rimba raya juga masih sangat kurang, hal ini dapat di buktikan dari pengalaman dan study dilapangan banyak para pelajar dan mahasiswa yang satu wilayah kabupaten dengan tugu rimba raya, tidak mengetahui tentang keberadaan tugu apalagi mengenai sejarahnya adalah sesuatu yang sangat jauh dari mereka kecuali hanya sedikit. Apalagi pelajar – pelajar dan mahasiswa dari daerah lain, padahal hal ini sangat penting untuk diketahui oleh generasi muda agar kelak para generasi negeri ini tidak melupakan tentang sejarahnya sendiri.
BAB III KEGIATAN – KEGIATAN
1. Bidang Kegiatan Utama Adapun kegiatan utama yang telah dilaksanakan peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah adalah sebagai Berikut: 1. Mengajar Al-Qur’an (dengan menggunakan metode Iqra’) 2. Mengajar di sekolah – sekolah 3. Membuka sekaligus mengjar les di sekolah dan tempat terbuka (Alam terbuka) 4. Penataan administrasi pendidikan ( khusus TQA/TPA) 2. Bidang Kegiatan Pendukung Kegiatan pendukung yang telah dilaksanakan oleh peserta KPM di kampung Rime Kecamatan Pintu Rime Gayo adalah sebagai berikut : 1. Mendukung serta membantu program kampung Rime Raya sebagai salah satu kampung Binaan Kabupaten Bener Meriah atau GAMMAWAR (Gampong Mawadah Warahmah) 1. Melakukan diskusi dengan warga setempat tentang program kampung binaan 2. Membuat rancangan untuk program kampung binaan terutama program yang akan menjadi penilaian oleh tim penilai dari tingkat Provinsi. 3. Membantu aparatur kampung membuat proposal – proposal kampung binaan serta mendampingi proses pengajuanya. 4. Mengajukan rancangan program ke pihak pemerintah daerah bersama aparatur kampung 5. Membuat denah sketsa penghijaun dan taman kampung Rime Raya sebagai salah satu point yang akan menjadi penilaian dalam program Gamawar yang akan dinilai oleh Tim penilai dari Tingkat Provinsi 6. Membuat kerawang di pintu gerbang SMP 2. Kegiatan pembinaan dan kemantapan keimanan akhlak serta pembinaan kerukunan hidup internal uamt Islam. Adapun kegiatan yang sudah di lakasanakan adalah sebagai berikut. 1. Mengadakan diskusi – diskusi keagamaan 2. Mengikuti pengajian – pengajian seperti pengajian Ibu – Ibu dan wiritan setiap kamis malam dan hari Jum’at 3. Menghidupkan kegiatan shalat berjamaah di masjid 4. Bimbingan akhlak bagi anak – anak 5. Menyusun perlombaan tingkat TPA dan TKA
3. Penataan organisasi kelembagaan ekonomi social keagamaan. 1. Pembenahan system pengelolaan group pengajian anak – anak, kaum ibu dan orang dewasa terutama bidang pengelolaan dan manajemen 2. Membuat sanggar belajar bahasa Inggris dan Bahasa Arab dan Matematika 3. Membantu restrukturisasi remaja masjid kampung Rime Raya 4. Penataan dan pembinaan administrasi dan manajemen organisasi TP PKK kampung Rime Raya. 5. Penataan organisasi keagamaan pada tingkat kampung 4. Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana 1. Rehabilitasi kantor Kepala Kampung 2. Pembuatan pamplet kampung 3. Mengadakan gotong royong setiap hari jum’at (Jum’at Bersih) 4. Penanaman bunga di samping kanan – kiri jalan kampung yang akan menjadi salah satu point penilaian program Gammawar (Gampong Mawadah Warahmah) 5. Mengikuti kegiatan gotong royong bersama seluruh peserta Mahasiswa KPM yang bertempat di desa uning mas 6. Melakukan penghijauan di sekitar kampung terutama jalan ke tugu RRI dan jalan kampung lainya, termasuk komplek sekolah ( SD/SMP). 5. Pelayanan Jasa 1. Memberikan bantuan atau bimbingan kepada orang yang ingin melanjutkan study ke perguruan tinggi 2. Memberikan bantuan bimbingan kepada orang yang tidak berniat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan memberi gambaran pilihan pendidikan lifeskill 3. Melakukan sosialisasi pendidikan terutama menyangkut pemahanan tentang makna pendidikan (metode diskusi) Dengan adanya pelaksanaan kuliah pengabdian masyarakat para mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami kondisi sosial kemasyarakat. Secara garis besar dapat di gambarkan sebagai berikut: 1. Para peserta KPM dapat mengetahui gambaran umum keadaan kampung Rime Raya yang ditinjau dari berbagai sudut pandang (ekonomi, sosial kemasyarakatan dan system pemerintahan kampung. 2. Dapat menggali dan mengetahui informasi dan data – data tentang kampung Rime Raya seperti yang tertulis dalam laporan ini. Dan diharapkan data – data awal ini dapat memberikan kontribusi yang bersifat konstruktif bagi pihak – pihak yang membutuhkan serta mahasiswa perserta KPM sendiri. 3. Mengetahui berbagai sarana – prasarana yang ada dan mengetahui rancangan akan dilaksanakan baik dalam jangka pendek maupun panjang. 4. Mengetahui potensi – potensi alam yang dapat dikembangkan bagi kesejahtraan masyarakat. 5. Mengetahui perkembangan terkini yang ada dikampung Rime Raya serta memprediksi perkembangan ke depan. Dengan adanya praktek kuliah pengabdian pada masyarakat (KPM) mahasiswa/i diharapkan mampu meningkatkan kualitas pemahamannya tentang masyarakat serta lebih berpikir maju sehingga mampu menjadi contoh di tengah – tengah masyarakat dimanapun berada.
Kepada para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon diharapkan terus – menerus meningkatkan system pelayanan birokrasi dan system pengajaran yang lebih baik dan kooperatif dalam berbagai permasalahan dengan mahasiswa sehingga kualitas mahasiswa akan lebih baik dengan mengikuti pola dosen dalam mengaplikasikan ilmunya di tengah – tengah masyarakat. Kepada Pemda Kabupaten Bener Meriah diharapakan tidak hanya terfokus kepada hal – hal fisik dalam melakukan pembangunan tetapi pembangunan – pembangunan lain pun perlu di perhatikan seperti pembangunan mental masyarakat agar lebih bersemangat dan mandiri dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini penting untuk dilakukan karena sebagaimana yang kita ketahui bahwa daerah ini adalah salah satu daerah bekas konflik terparah di Aceh. Sangat disayangkan ketika hal ini tidak menjadi perhatian karena diprediksi akan berakibat pada lambanya proses pembangunan seperti yang diharapkan.
BAB IV INTERPRESTASI
1. Bidang Kegiatan Utama 1. Mengajar Al Qur’an Pada dasarnya Iqra’ merupakan cara cepat bagi santriwan/i dalam membaca Al Qur’an. Pengajian di Kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo Kabupaten Bener Meriah. Santriwan/i di bagi dalam beberapa kelompok kecil, hal ini di lakukan agar mempermudah ustadz/ustadzah dalam memberi materi yang akan diajarkan, dan memudahkanb santriwan/i dalam memahami materi yang diajarkan. Bentuk pengajian tersebut adalah: 1. Pengajian Iqra’ Pengajian Iqra’ dibagi atas iqra’ 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, yang bertujuan agar santriwan/i dapat membedakan bunyi huruf dan tulisan, antara yang satu dengan yang lainnya. 2. Pengajian Al Qur’an Pengajian ini bertujuan agar santriwan/i dapat membaca huruf dengan mahkraj yang benar, sesuai dengan tajwid yang ada dalam A Qur’an. 1. Strangh Selama peserta KPM mengabdikan diri di masyarakat Kampung Rime Raya terutama dalam proses mengajar Al Qur’an pesrta KPM telah mendapatkan fasilitas khususnya tempat dimana pesrta KPM dapat mengajar, serta peserta KPM juga mendapat dukungan dari para ustazd dan santriwan/i, dukungan tersebut berupa antusias para santriwan/i dalam belajar, sehingga mereka mampu mengamalkan ilmu dari peserta KPM. 2. Weakness Kuranganya motivasi santriwan/i serta lemahnya dorongan dari orang tua, dilandasi kurangnya managemen TKA/TPA, dan adanya kubu-kubu dalam masyarakat sehingga berefek pada seluruh kegiatan. 3. Opportunity Dalam mengajar Iqra’ diperlukan keahlian dalam bidang tersebut. Hal ini pesrta KPM diberikan kesempatan untuk mengajar dan diberikan pula kesempatan dalam restrukturisasi managemen Pendidikan TKA/TPA. 4. Thret Pada umumnya kondisi Kampung Rime Raya Kecamatan Pintu Rime Gayo masih kekurangan ustadz dan ustadzah, dan adanya perselisih pahaman antar warga atau adanya kubu dalam masyarakat (gesekan kecil) sehingga menghambat proses kegiatan pendidikan khususnya tingkat TKA/TPA. 2. Mengajar di Sekolah Selain kegiatan rutinitas, kegiatan lain yang dilaksanakan oleh pesrta KPM adalah mengajar di sekolah terdekat. Dalam hal ini sekolah yang terdekat adalah SD Negeri 1 Rime Raya dan SMP Negeri 3 Rime Raya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini pesrta KPM hanya membantu proses kegiatan pembelajaran dengan mengisi kelas dengan masing-masing jurusan dan keahlian pesrta KPM. 1. Strangh Peserta KPM yang terjun di sekolah khususnya di SD Negeri 1 Rime Raya banyak memberikan masukan dari para dean guru tentang keadaan para murid-murid yang tengah dalam proses pendidikan, mereka sepenuhnya mendukung program program yang diadakan oleh peserta KPM
demi meningkatkan ilmu pengetahuan yang belum mereka dapatkan. Selain itu juga di SD Negeri 1 Rime Raya juga telah didapati fasilitas dan tenaga pengajar. 2. Weakness Di SD Negeri 1 Rime Raya dapat pesrta KPM mersakan bahwa adanya kelemahan didalam managemen sekolah, dan kurangnya motivasi kepala sekolah dalam memajukan pendidikan, serta kurangnya motivasi masyarakat dalam mendukung kegiatan sekolah (lemahnya perhatian dalam pendidikan anak). 3. Opportunity Para pesrta KPM mendapatkan dalam berpartisipasi untuk menjadi guru yang ahli dalam bidang masing-masing, sehingga pendidikan dapat terus dikembangkan oleh anak-anak khususnya di SD Negeri 1 Rime Raya. 4. Thret Dalam mengajar pesrta KPM perlu mempersiapkan materi-materi yang harus disampaikan kepada peserta didik dan perlu adanya keterkaitan materi yang diberikan dengan kondisi anak di SD tersebut. Yang menjadi tantangan kedepan agar tidak terjadi yang tidak diinginkan seperti kurangnya respon dari para guru-guru dalam menjalankan program kerja disekolah tersebut, dan melihat situasi dan kondisi sekolah secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi dikhawatirkan prestasi sekolah kedepan tidak menjadi lebih baik. 3. Membuka sekaligus mengajar less di Sekolah dan tempat terbuka (Alam Terbuka) 1. Strengh Mengajar less di sekolah merupakan salah satu bentuk usaha peserta KPM dalam memberikan pembelajaran yang tidak terselesaikan disekolah karena keterbatasan waktu, dalam mengajar less adanya keinginan yang kuat/minat yang tinggi dari para pesrta less, khususnya murid-murid tingkat sekolah dasar. 2. Weakness Dalam memberikan pengajaran tambahan selain dari sekolah di Kampung Rime Raya less ini juga berbentrokan waktu dengan salah satu LSM Internasional yang Bernama CHIDLFUND. 3. Opportunity Diberikannya kesempatan kepada peserta KPM untuk membuka less di sekolah dan di alam terbuka (komplek tugu RRI). 4. Thret Penyampaian dan pembelajaran dalam mengajar less tidak sama dengan pembelajaran disekolah. Yang menjadi tantangan kedepan lemahnya dorongan dari orang tua, ini dapat dibuktikan kurngnya para peserta dari waktu ke waktu, dan salah satu alas an peserta dalam mengikuti less yaitu ikut membantu orang tua (berkebun). 4. Penataan Administrasi Pendidikan (khusus TKA/TPA) 1. Strengh Adanya keinginan para ustadz/ustadzah untuk memperbaiki managemen dan pengelolaan organisasi TPA, serta adanya kepercayaan penuh dari ustadz/uastadzah kepada peserta KPM untuk membenahinya. 2. Weakness
Dalam hal ini yang menjadi kelemahan dalam penataan administrasi TPA yaitu kurangnya respon dari orang tua santri, masih banyak beranggapan bahwa pendidikan TPA itu lebih baik dilakukan dirumahnya sendiri tetapi tidak pada implementasinya. 3. Opportunity Yang menjadi kesmpatan dalam penataan administrasi yaitu tersedianya fasilitas yang memadai sehingga memungkinkan proses pembelajaran akan berjalan dengan baik, dan dilengkapi tersedianya tenaga pengajar. 4. Thret Tantangan kedepan yang harus di perhatikan dan dibenahi ialah lemhnya dorongan dan motivasi dari orang tua santriwan/i. 2. Bidang Kegiatan Pendukung 1. Mendukung serta membantu program Kampung Rime Raya sebagai salah satu Kampung Binaan Kabupaten Bener Meriah atau GAMMAWAR (Gampong Mawadah Warahmah). GAMMAWAR adalah salah satu program pemerintah untuk menciptakan kampung yang peduli terhadap lingkungan dalam makna yang luas, yang pelaksanaannya dibuat melalui berbagai program-program agar kampong tersebut berkualitas dari seluruh segi dan elemen. Program ini lebih dikenal dengan istilah pilot projek untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat baik yang berada di kampung binaan tersebut maupun untuk masyarakat dari kampung lainnya. 2. Kegiatan pembinaan dan kemantapan keimanan akhlak serta pembinaan kerukunan hidup internal umat Islam. Dalam melaksanakan pembinaan dan pemantapan keimanan, akhlak serta pembinaan kerukunan hidup internal umat Islam khususnya masyarakat kampung Rime Raya. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat menjalin silaturahmi dengan baik. Dalam melakukan kegiatan pembinaan dan pemantapan hidup internal umat Islam peserta KPM berusaha mensosialisasikan dan dapat memberikan yang lebih baik kepada masyarakat kampung rime raya. 1. Strength Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pendukung para peserta KPM guna meningkatkan kebersamaan. Program ini juga didukung oleh adanya fasilitas selain dari pada masjid dan kebersamaan yang kuat dalam mengikuti pengajian. 2. Weakness Ketidakseriusan dalam melaksanakan kegiatan keagamaan sehingga terkesan sebagai hiburan dalam menjalani suatu acara dalam setiap minggunya serta terjadinya konflik kecil antara pengurus pengajian. 3. Opportunity Terbukanya peluang untuk melakukan pembinaan dari piahk – pihak terkait 4. Thret Kebiasaan masyarakat yang tidak serius dalam menjalankan kegiatan dan seringnya terjadi saling menyalahkan diantara pengurus pengajian 3. Penataan organisasi kelembagaan ekonomi social keagamaan. 1. Strength Kampung rime raya sebelumnya telah memiliki struktur organisasi tapi masih lemah dibidang manajemen sehingga berakibat pada lambatnya laju organisasi 2. Weakness
3.
4.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Salah satu yang menjadi kendala adalah lemahnya tingkat pemahaman di masing – masing tingkatan sehingga menghambat proses laju organisasi. Opportunity Masih adanya dari sebagian masyarakat untuk membenahi organisasi kampung walaupun sedikit sulit, salah satu penyebabnya adalah kondisi social kemasyarakatan yang kurang baik dan pengaruh arus politik dari luar Thret Kemungkinan akan terjadi terhambatnya segala kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan yang direncanakan Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Pemerintah kabupaten Bener Meriah meluncurkan program kampung binaan dan kampung yang ditunjuk sebagai pilot project adalah desa rime raya, sehingga peluang pembangunan sarana dan prasarana akan menjadi lebih besar dengan mengikutsertakan masyarakat Strength Diberikanya peluang kerjasama antara peserta KPM dengan aparatur kampung untuk membuat perencanaan program kampung binaan dan didukung oleh pemerintah daerah yang tertuang dalam satu surat keputusan Bupati Bener Meriah Weakness Adapun kelemahan dalam menjalankan program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana diantaranya adalah lambanya proses administrasi ditingkat pemerintahan (birokrasi yang panjang) dan minimnya kesadaran masyarakat untuk membina lingkungan yang sehat. Opportunity Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam menjalankan program ini walaupun sedikit terkesan lambat Thret Rasa kebersamaan masyarakat kampung rime raya dalam membina kampung ini merupakan tantangan ke depan Pelayanan jasa. Dalam hal pelayanan jasa, yang dapat peserta KPM berikan kepada masyarakat secara garis besar hanya sebatas memberikan bimbingan/arahan kepada orang tua murid atau kepada siswa yang ingin melanjutkan study keperguruan tinggi serta member penjelasan secara detail tentang pendidikan. Strengh Adanya keinginan masyarakat untuk melanjutkan study anak – anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dan sebagian lainya memilih lifeskill Weakness Jumlah masyarakat Rime Raya untuk memotivasi anaknya melanjutkan pendidikan masih minim, karena mereka berpikir walaupun anak mereka mengenyam pendidikan yang lebih tinggi akan menjadi pengangguran. Opportunity Diberikan kesempatan kepada peserta KPM untuk melakukan diskusi dengan para remaja yang ingin melanjutkan pendidikan (metode diskusi) Threat
Adapun tantangan kedepanya yaitu merubah rendahnya dorongan dan motivasi dari orang tua dengan kata lain dorongan hanya bersifat sementara.
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang ada di Indonesia. Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi tentunya memiliki program – program yang bermuara pada peningkatan kualitas mahasiswanya. Salah satunya adaalah Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dimana kegiatan ini diwajibkan kepada setiap mahasiswa/i yang berada di lingkungan STAI Gajah Putih Takengon. Hal ini guna memenuhi tuntutan tri darma perguruan tinggi terutama darma yang ketiga yaitu ―darma pengabdian pada masyarakat‖.
1. 2. 3. 6. 7. 8. 9.
Melihat perkembangan social kemasyarakatan saat ini KPM merupakan masih sebagai suatu kebutuhan dan harus dilakukan guna mengakomodir permasalahan masyarakat serta membantu masyarakat dalam memecahkan persoalan yang ada sesuai dengan kemampuan dan kondisi masyarakat setempat. Dalam proses pelaksanaanya, kuliah pengabdian masyarakat dipandang perlu mengembangkan berbagai program – program yang menyentuh pada kebutuhan masyarakat setempat. Kendatipun setiap akan melaksanakan KPM para mahasiswa telah dibekali dengan berbagai program yang akan dilaksanakan dilapangan namun bukan berarti harus mutlak dilaksanakan seperti apa yang tertulis karena para peserta KPM juga harus melihat kondisi social masyarakat atau dengan kata lain sebuah program bisa saja berubah karena kebutuhan masyarakat. Dengan adanya pelaksanaan kuliah pengabdian masyarakat para mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami kondisi sosial kemasyarakatan. Secara garis besar dapat di gambarkan sebagai berikut: Para peserta KPM dapat mengetahui dan memahami kondisi sebuah daerah secara umum (keadaan social kemasyarakat kampung Rime Raya). Memiliki sejumlah data yang tertulis tentang kampung Rime Raya serta dapat memberi gambaran umum keadaan masyarakat kampung Rime Raya. Mengetahui berbagai sarana – prasarana yang ada dan mengetahui rancangan akan dilaksanakan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Mengetahui dan memiliki data potensi alam yang dapat dikembangkan bagi kesejahtraan masyarakat ke depan Dapat memprediksikan kondisi dan keadaan masyarakat kedepan Belajar memahami dan memecahkan persoalan – persoalan di tengah – tengah masyarakat Mengetahui perkembangan terkini yang ada dikampung Rime Raya serta memprediksi perkembangan ke depan. Dengan adanya praktek kuliah pengabdian pada masyarakat (KPM) ini ke depan diharapkan setiap mahasiswa/i yang berada dilingkungan STAI Gajah Putih Takengon dapat meningkatkan kualitas pemahamannya tentang masyarakat serta lebih termotivasi untuk lebih maju sehigga menjadi contoh di tengah – tengah masyarakat dimanapun berada. Kepada para Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon diharapkan terus – menerus meningkatkan system pelayanan birokrasi dan system pengajaran yang lebih baik dan kooperatif dalam berbagai permasalahan dengan mahasiswa sehingga kualitas mahasiswa akan lebih baik dengan mengikuti pola dosen dalam mengaplikasikan ilmunya di tengah – tengah masyarakat.
2. Saran – Saran Melihat situasi dan kondisi di lapangan baik masyarakat maupun peserta KPM sendiri. Maka kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Diharapakan kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon dan seluruh elemen yang ada dilingkungan STAI Gajah Putih Takengon untuk terus – menerus membenahi diri serta melakukan peningkatan kualitas mahasiswa/i STAI gajah Putih kedepan agar para mahasiswa lebih siap diterjunkan ke tengah – tengah masyarakat sesuai dengan specifikasinya masing – masing.
2. Kepada seluruh mahasiswa STAI Gajah Putih Takengon diharapkan untuk terus menerus mengembangkan diri sesuai dengan specifikasinya masing – masing dan tanpa mengabaikan hal – hal lain yang dapat memberi nilai positif untuk pengembangan diri. 3. Kepada pemerintahan desa dan seluruh aparatur kampung Rime Raya diharapkan untuk terus – menerus mengembangkan kampung Rime Raya agar lebih maju dalam segala bidang serta menjalin komunikasi dengan mahasiswa STAI Gajah Putih Takengon terutama dalam bidang pendidikan guna memberi dorongan kepada mahasiswa STAI Gajah Putih Takengon agar lebih sukses dalam mengaplikasikan pengetahuanya ke tengah – tengah masyarakat. 4. Kepada para pemuda/i kampung Rime Raya agar lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensi yang ada di kampung Rime Raya dan mampu memberi perubahan baik secara individu dan umum. Terutama dalam hal menjaga dan melestarikan situs sejarah tugu Radio Rimba Raya. 5. Kepada Pemda Kabupaten Bener Meriah hendaknya memperhatikan pembangunan masyarakat selain hal – hal fisik yang berpengaruh kepada perkembangan dan kemajuan masyarakat kampung Rime Raya. 6. Kepada pemerintah Kabupaten Bener Meriah juga diharapkan untuk memperhatikan keberadaan tugu Radio Rimba Raya yang sangat monumental sebagai asset daerah. Serta menjadikanya sebagai salah satu asset wisata dikabupaten Bener Meriah. Selain itu, baik pemerintah daerah maupun pusat hendaknya memasukan sejarah tugu rimba raya sebagai salah satu bahan ajar disekolah, agar para generasi muda memahami tentang sejarah tugu rimba raya serta mengetahui seberapa pentingnya keberadaan Radio Rimba Raya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia
DAFTAR PROGRAM DAN SCHEDUL KEGIATAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM GAJAH PUTIH TAKENGON ANGKATAN XVII TAHUN AKADEMIK 2009 TANGGAL No MATERI KEGIATAN Persiapan dan pelepasan
PELAKSANAAN
peserta KPM Kab,A.Tengah dan Bener –Meriah GGGGGG nulisan laporan ini. Penyerahan peserta KPM kepada Pemda Bener Meriah dan pelepasan peserta KPM ke Kecamatan Penyerahan dan penerimaan Peserta KPM kepada Camat Pintu Rime Gayo dan penyerahan kembali kepada setiap desa yang ada di 2 Mei 2009 kecamatan Pintu Rime Gayo. Dan peserta KPM diberangkatkan ke desa-desa yang telah di tetapkan oleh 1. Panitia KPM. 2 Membersihkan tempat 3 Mei 2009
TEMPAT/ VOLUME EGIATAN LOKASI
08.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.30 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d
Dilapangan Sekda kab,A.tengah Di Kantor Bupati Bene Meriah Di kantor camat Pintu Rime Gayo Blang Rakal. Desa Rime Raya
tinggal/rumah untuk mahasiswi peserta KPM. Mengikuti Wirit
Melanjutkan pembersiahn tempat tinggal/posko KPM. Koordinasi sekaligus silaturahmi dengan Babinsa Rime Raya. Observasi. Breafing Kegiatan. Silaturahmi dengan Bapak Imam Desa Rime Raya. Silaturahmi dengan Pemuda Desa Rime Raya Silaturahmi serta diskusi dengan pemuda desa Rime 3 Raya Observasi wilayah desa rime 4 raya bersama ketua pemuda
4 Mei 2009
5 Mei 2009
Membersihkan halaman rumah Observasi dengan peserta 5 KPM 6 Mei 2009
6
Istirahat (sehari penuh) Wirit
7 Mei 2009
Gotong Royong Masal dengan Warga. Shalat Jum’at Beramahtamah dengan warga Membersihkan halan untuk tanaman serta mengisi polybeg Ke shalat berjamaah di Masjid 8 Mei 2009 Silaturahmi kerumah salah satu aparatur desa ( Kaur 7 pemerintahan) 8 Ta’ziyatul Mayat di dusun 9 Mei 2009
selesai 20.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d selesai 13.00 Wib s/d selesai 15.00 Wib s/d selesai 16.30 Wib s/d seselai 17.20 Wib s/d selesai 14.30 Wib s/d selesai
07.10 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 20.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 11.40 Wib s/d selesai 13.40 Wib s/d selesai 14.30 Wib s/d selesai 18.20 Wib s/d selesai 19.20 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d
Desa Rime Raya
Dusun Pelita Posko KPM 1. Dusun Selatan 2. Dusun Yaqin 3. Dusun Sejahtera 4. Dusun Tunas Baru 5. Dusun Km 60
Posko KPM Dusun Tugu
Desa Rime Raya
Dusun Kedai
kedai. Breafing 1.20 Wib s/d selesaiaratur desa ( Kaur pemerintahan)Menanam strobery bersama peserta KPM untuk Kantin sehat SD Rime Raya. Menyabut kedatangan supervisor dari Kampus STAI Gajah Putih Mendiskusikan masalah peta kampung di rumah kaur pemerintahan Membuat denah/sketsa rencana penghijauan desa rime raya Rapat Koordinasi Kecamatan seluruh peserta KPM. Makan bersama seluruh peserta KPM Istirahat karena kondisi cuaca hujan yang menyebabkan aktivitas terhenti Diskusi dengan wakil ketua pemuda rime raya Ke tempat acara hajatan salah 9 seorang warga 10 Mei 2009 berkunjung ke smp negeri 3 pintu rime gayo berkunujung ke tk cacakdi rime raya ke rumah kepala desa dalam rangka diskusi lanjutan tentang rencana penghijauan mendiskusikan tentang kebersihan kampung di rumah 10 bapak imam desa rime raya 11 Mei 2009 Mengukur jalan dan tapal batas desa Rime Raya sekaligus mengecek lokasi penghijauan Istirahat Beramahtamah dengan kepala 11 SD Rime Raya sekaligus 12 Mei 2009
selesai 13.00 Wib s/d selesai 14.00 Wib s/d selesai 19.30 Wib s/d selesai 20. 00 Wib s/d selesai 22.00 Wib s/d selesai
08.00 Wib s/d selesai 13.40 Wib s/d selesai 15.00 Wib s/d selesai 15.30 s/d selesai 20.30 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d selesai
Posko Kpm Desa Rime Raya Posko Kpm Desa Rime Raya
Desa Rime Raya Posko KPM
Desa Belang Rakal Kulus
Desa Rime Raya Desa Rime Raya
16.20 Wib s/d selesai Desa Rime Raya 8.30 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d
membicarakan masalah jadwal mengajar di sekolah Mengunjungi rekan – rakan KPM di desa lain untuk melihat serta menanyakan tentang kegiatan – kegiatan yang sudah dan akan dikerjakan Mengoreksi ulang denah penghijauan. Ke rumah kepala desa Observasi bersama kepala desa
selesai 19.30 Wib s/d selesai 12.00 Wib s/d selesai
19.20 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai
Menerima tamu (Bapak Camat Pintu Rime Gayo) serta mendiskusikan pelaksanaan program kampung Ikut serta dalam rapat PKK serta membantu membuat program dalam menyukseskan program Gammar Berkunjung serta bersilaturrahmi kerumah 12 Penjaga Tugu RRI. 13 Mei 2009
Breafing Ke Takengon mengambil contoh format proposal penghijauan 13 Mengikuti wiritan 14 Mei 2009 Gotong royong (Jum’at bersih) Shalat Jum’at Ke rumah kepala dusun belang petona bersama kepala desa Memberikan materi tentang pengelolaan organisasi PKK serta membantu membuat perencanaan program 14 Mengambil buku ke arul cincin15 Mei 2009
10.00 Wib s/d selesai
Dusun belang Petona Dusun menasah yakin Dusun sejahtra Posko KPM
14.30 Wib s/d selesai Balai chilfund
19.30 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 20.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 11.30 Wib s/d selesai 13.20 Wib s/d selesai 14.30 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya
Posko KPM Takengon Desa Rime Raya Desa Rime Raya
Menasah Nurul Iman
Mengikuti ta’ziah di rumah salah seorang warga 17.00 Wib s/d selesai 19.00 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai 09.l0 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai
Breafing Dirumah ketua pemuda Membuat proposal Gammar dan proposal pembangunan Menasah dusun Jalan – jalan disekitar kampung dengan ketua 15 pemuda
16
17
18 19
16 Mei 2009
Melanjutkan pembuatan Proposal Istirrahat Silaturahmi ke rumah Bapak Imam Desa Rime Raya 17 Mei 2009 Membantu Membenahi Managemen PKK. Ke dusun blang petona dengan bapak kepala desa Rapat korcam tentang kegiatan gotong royong ke desa uning mas 18 Mei 2009 Menemani kepala desa ke kantor camat Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan ke desa uning mas Silaturahmi ke rumah warga Berbincang – bincang dengan beberapa warga di rumah kepala desa 19 Mei 2009 Berangkat ke desa uning mas Sampai ke uning mas Istirahat Observasi kawasan Silaturahmi ke rumah warga 20 Mei 2009
16.30 Wib s/d selesai 09.30 Wib s/d selesai 17.00 Wib s/d selesai 20.00 Wib s/d selesai
10.00 Wib s/d selesai 11.40 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 14.00 Wib s/d selesai 15.00 Wib s/d selesai 17.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 13.30 Wib s/d selesai 14.20 Wib s/d
Desa Rime Raya
Desa Rime Raya
Desa Rime Raya Desa Belang Rakal
Desa Belang Rakal Desa Rime Raya
Perjalanan menuju uning mas Desa Uning Mas Desa Uning Mas
Silaturahmi serta menginap ke rumah kepala desa uning mas
selesai 15.00 Wib s/d selesai 17.30 Wib s/d selesai 19.00 Wib s/d selesai
Mengikuti gotong royong membuat tempat rumah ibadah (menasah) Mengambil dokumentasi desa uning mas Observasi wilayah desa uning mas Mencatat kondisi social 20 kemasyaratan desa uning mas 21 Mei 2009
Persiapan pulang dari uning mas 21 Berangkat pulang
22 Mei 2009
Diposko KPM Mendampingi ketua pemuda ke kantor camat Ke ronga – ronga membeli tinta computer Memperbaiki computer Mendiskusikan tentang kegiatan kampung binaan dirumah ketua BPK bersama dengan aparatur desa lainya serta bapak camat pintu rime gayo Refreshing dengan pemuda setempat Breafing Mengikuti wiritan di rumah 22 ketua PKK 23 Mei 2009 Mengambil pas photo pemuda untuk kegiatan perlengkapan persyaratan pertandingan sepak bola 23 Pulang ke takengon 24 Mei 2009
09.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d selesai 14.00 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d selesai 13.30 Wib s/d selesai 14.00 Wib s/d selesai
15.20 Wib s/d selesai 19.00 Wib s/d selesai 19.30 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 14.40 Wib s/d selesai
Desa Uning Mas
Desa Rime Raya Desa Rime Raya
Takengon
Di takengon satu hari penuh
Pulang ke tempat KPM Dirumah ketua PKK memberi penjelasan tentang manajemen organisasi Dirumah kepala desa sambil 24 istirahat 25 Mei 2009
——————– 08.00 Wib s/d selesai 15.00 Wib s/d selesai ———————– Desa rime raya Desa rima raya
14.30 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai
Menemani kepala desa
25
Breafing 26 Mei 2009 Menemani kepala desa mengurus pajak kampung dan mengurus proposal kampung 26 sehari penuh 27 Mei 2009
Kunjungan ke SMP 3 Rime Raya Bersama kepala desa rime raya mengambil surat rekomendasi serta mendiskusikan masalah kampung binaan Evaluasi program harian Mengikuti wiritan dirumah 27 warga 28 Mei 2009
Ke kantor camat Ke desa ulunaron Ke kantor camat Ke rumah ketua BPK desa rime raya
20.00 Wib s/d selesai
08.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 10.15 Wib s/d selesai
Kantor Camat
Desa Rime Raya Kantor Camat 17.00 Wib s/d selesai 20.00 Wib s/d selesai
Mengajukan proposal program kampung binaan sehari penuh 28 dengan kepala desa rime raya 29 Mei 2009 29 Bersih – bersih halaman 30 Mei 2009
08.00 Wib s/d selesai 7.30 Wib s/d
Posko KPM Desa Rime Raya Ke Kantor DPRK Bener Meriah Menjumpai sekda Bener Meriah Ke Kantor BPM Bener Meriah Shalat jumat di belang panas Ke kantor dinas perhubungan dan pariwisata Bener Meriah Desa Rime Raya
Membersihkan pekarangan Memperbaiki saluran air Mengajar less di TPA Silaturahmi ke rumah warga
selesai 10.00 Wib s/d selesai 11.45 Wib s/d selesai 14.30 Wib s/d selesai 17.00 Wib s/d selesai
Rapat dengan koordinator di kecamatan Pintu Rime Gayo menyangkut maslah – malasah yang dihadapi peserta KPM di 30 lapangan 31 Mei 2009 Mengkoordinir Evaluasi kegiatan kelompok Tidak ada agenda khusus setelah evaluasi hanya istirahat 31 dan bertamu ke rumah warga 1 juni 2009 Ke kantor Bupati Bener Meriah mengurus proposal program kampung binaan satu hari penuh 32 Mengikuti wirit 2 juni 2009
33
34
35
36
Gotong royong (Jumat bersih) Mengkoordinir evaluasi 3 juni 2009 kegiatan Ke dinas pertamanan mengantar teman untuk mengambil bibit pohon untuk penghijauan Rapat evaluasi korcam di 4 juni 2009 kecamatan Gotong Royong sekaligus penanaman pohon dikanan kiri jalan kampung Shalat Jumat Membagi – bagi bibit untuk pkomplek sekolah dan tugu 5 Juni 2009 RRI Melakukan penghijauan 6 Juni 2009 dikomplek sekolah
10.00 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
Desa Rima Raya
Redelong 20.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 14.30 Wib s/d selesai
Rime Raya
Desa Rime Raya
08.00 Wib s/d selesai Ke Pante Raya 10.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
08.00 Wib s/d selesai 11.40 Wib s/d selesai 08.30 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya SD SMP
Komplek Tugu Desa Rima Raya
Ke dusun tunas baru Membersihkan tanaman di halaman posko KPM Jalan – jalan dengan pemuda
11.00 Wib s/d selesai 15.20 Wib s/d selesai 16.20 Wib s/d selesai
Mengecat Seksligus Rehabitasi Kantor Desa rime raya sehari 37 penu 7 juni 2009 Melanjutkan pengecatan kantor desa Melayat ke rumah salah satu 38 warga Desa Rime raya 8 Juni 2009
Melanjutkan pengecatan kantor desa sehari penuh 39 Wiridtan dan Takziah Melanjutkan pengecatan 40 kantor desa sehari penuh Rapat evaluasi persiapan 41 perlombaan tingkat TPA/TKA Membuat proposal untuk kegiatan korcam (perlombaan TPA/TKA) 42. Ke rumah warga 43
Mengecat kantor desa
9 Juni 2009 10 Juni 2009 11 Juni 2009
12 Juni 2009 13Juni 2009
Melanjutkan pengecatan dan perahapan kantor desa Istirahat 44 Ke rumah kepala desa 14 Juni 2009 Memotong dan megetam kayu untuk tiang papan nama jalan dan pamplet 9 K di kantor desa Ke tunas baru mencari buah – buahan Mengikuti rapat pemuda dalam rangka acara hajatan disalah 45 seorang warga 14 juni 2009
08.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 11.30 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 20.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 15.40 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai 16.00 Wib s/d selesai 17.00 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 11 Wib s/d selesai 19.20 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya
Desa Rime Raya
Desa Rime Raya Desa Rime Raya Desa Belang Rakal
Posko KPM Desa Rime Raya
Desa Rima Raya Desa Rime Raya
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Mengecet papan nama ruas jalan. Ke kantor Bupati Bener Meriah untuk mengajukan proposal acara perlombaan TPA/TKA Ke kantor Bupati Bener Meriah mengurus pendanaan kegiatan perlombaan Melanjutkan pengurusan pendanaan kegiatan perlombaan yang akan dilaksanakan Melanjutkan pengurusan pendanaan kegiatan perlombaan yang akan dilaksanakan Melanjutkan pengurusan pendanaan kegiatan perlombaan yang akan dilaksanakan Melanjutkan pengurusan pendanaan kegiatan perlombaan yang akan dilaksanakan Menjumapi sekda Bener Meriah dikantornya memastikan dana kegiatan Mendiskusikan acara dengan panitia inti dalam menyukseskan acara perlombaan TPA/TKA Ke rakal untuk menyiapkan perlengkapan perlombaan TPA/TKA Menyiapkan surat – surat dan lainya untuk keperluan perlombaan Menyiapkan surat – surat untuk keperluan acara dan administrasi lainya Membantu menyukseskan acara perlombaan TKA/TPA Membantu menyukseskan acara perlombaan TKA/TPA
08.00 Wib s/d selesai 10.00 Wib s/d selesai 15 juni 2009
Rime Raya Redelong
08.00 Wib s/d selesai
Redelong
08.00 Wib s/d selesai
Redelong
18 Juni 2009
08.00 Wib s/d selesai
Redelong
19 Juni 2009
08.00 Wib s/d selesai
Redelong
20 Juni 2009
08.00 Wib s/d selesai
Redelong
21 Juni 2009
09.00 Wib s/d selesai
Redelong
22 Juni 2009
09.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
23 Juni 2009
08.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
16 Juni 2009 17 Juni 2009
24 Juni 2009 25 Juni 2009 26 Juni 2009
09.00 Wib s/d selesai 07.30 Wib s/d selesai 07.30 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal Desa Belang Rakal Desa Belang Rakal
Membersihkan temat acara 57 perlombaan Mengikuti acara hajatan dirumah warga Melanjutkan pengecatan kerawang di pintu gerbang 58 sekolah Evaluasi sekaligus pembubaran panitia MTQ 59 tingkat TPA/TKA Melanjutkan mengecat pamplet dan memasang 60 pamplet
27 Juni 2009
07.30 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
28 Juni 2009
08.00 Wib s/d selesai 11.00 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya
29 juni 2009
10.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
30 Juni 2009
61
Mengecat kerawang
1 Juli 2009
62
Memasang pamplet
2 Juli 2009
Membersihkan posko KPM Mengumpulkan barang – barang (Packing) Membagi – bagikan tanaman dalam polybeg kepada warga 63 Perpisahan dengan masyarakat 3 Juli 2009 Penjemputan Peserta KPM Kecamatan Pintu Rime Gayo 4 Juli 2009 64 Kabupaten Aceh Tengah
08.00 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 09.00 Wib s/d selesai 08.00 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya Desa Rime Raya Desa Rime Raya
Takengon, 30 Juli 2009 Mengetahui, Kepala Kampung Supervisor Mahasiswa Ybs M u k l i s Drs. Al Misry, MA Mahyuddin
15.00 Wib s/d selesai 16.00 Wib s/d selesai
Desa Rime Raya
09.00 Wib s/d selesai
Desa Belang Rakal
BAB IV INTERPRESTASI 1. Bidang Kegiatan Utama ( Analysis Swot) OPPORTUNITY No
KEGIATAN
STRENGH
Mengajar Al- Qur’an (dengan menggunakan metode Iqra’) 1
Adanya fasilitas Adanya tenaga pengajar
Mengajar di Sekolah 2
Adanya fasilitas Adanya tenaga pengajar
WEAKNESS Kurangnya
THRET
Diberikanya motivasi kesempatan santriwan/santriw kepada ati serta lemahnya mahasiswa Adanya kubu dorongan dari peserta KPM dalam orang tua dalam masyarakat Lemahnya restrukturisasi (geseken kecil) sehingga manajemen manajemen Adanya kubu – Dukungan menghambat kubu dalam pemerintah proses kegiatan masyarakat daerah dalam pendidikan sehingga berefek membangun khususnya pada seluruh sarana dan tingkat kegiatan prasarana TPA/TQA Lemahnya kurangnya respon manajemen Diberikanya dari para guru – sekolah kesempatan guru dalam Kurangnya kepada menerima motivasi kepala mahasiswa/i kehadiran sekolah dalam untuk mengajar di mahasiswa/i, memajukan sekolah sehingga terkesan
pendidikan Kurangnya motivasi masyarakat dalam mendukung kegiatan sekolah(lemahnya perhatian pendidikan anak )
Membuka sekaligus mengajar les di sekolah dan tempat terbuka 3 (Alam terbuka)
Penataan Administrasi Pendidikan ( khusus TQA/TPA) 4
kurang memuaskan melihat situasi dan kondisi sekolah secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi, dikhawatirkan prestasi sekolah kedepan tidak menjadi lebih baik.
Diberikanya kesempatan kepada mahas secara keseluruhan adanya Lemahnya berdasarkan hasil keinginan dorongan dari observasi, yang orang tua, ini dikhawatirkan kuat/minat prestasi sekolah dapat dibuktikan yang tinggi kedepan tidaiswa kurangnya para dari para peserta dari peserta KPM peserta less, untuk membuka waktu ke waktu khususnya les di sekolah dan Salah satu alasan siswa/i tingkat di alam terbuka peserta adalah Sekolah Dasar (komplek tugu ikut orang tua ke RRI) kebun Kurangnya Tersedianya Adanya respon dari para fasilitas yang keinginan orang tua santri memadai para Masih banyak sehingga ustadz/ustadza beranggapan memungkinkan h untuk bahwa pendidikan proses belejar dan memperbaiki TPA itu lebih mengajar akan manajemen baik dilakukan berjalan dengan Lemahnya dan dorongan dan pengelolaan dirumahnya tetapi baik tidak pada motivasi dari organisasi Tersedianya TPA implementasinya tenaga pengajar orang tua santri
2. Bidang Kegiatan Pendukung OPPORTUNITY No
KEGIATAN
STRENGH
WEAKNESS
THRET
Adanya keinginan sebagian kecil dari Lemahnya rasa masyarakat kebersamaan yang terutama orang tua dimiliki Diberikannya untuk memajukan Adanya kelompok – masyarakat kesempatan kampungnya kelompok dalam Bila tidak kepada peserta sendiri yang di masyarakat dilakukan KPM oleh dukung oleh sehingga pembinaan oleh aparatur desa Mendukung serta pemerintah berbenturan dengan untuk membuat pihak – pihak membantu daerah. program kampung terkait, maka program – program Diberikanya binaan yang sedang dikhawatirkan program yang kampung Rime kesempatan dalam pelaksanaan akan berdampak akan di nilai Raya sebagai kepada Kepedulian dalam kampung pada salah satu Mahasiswa sebagian besar penghambatan kampung Binaan Peserta KPM binaan. masyarakat yang Kabupaten Bener untuk merancang Adanya keinginan pembangunan lemah dalam Meriah atau sebagian dari sebagian kampung memajukan GAMMAWAR program – masyarakat untuk Salah satu kampung. (Gampong program yang memajukan penyebabnya Mawadah telah digulirkan kampungnya adalah dampak 1 Warahmah) oleh pemerintah sendiri dari konflik Kebiasaan Ketidakseriusan masyarakat yang Adanya fasilitas dalam Kegiatan tidak serius dalam melaksanakan pembinaan dan kegiatan menjalan kegiatan keagmaan selain kegiatan keagamaan Terbukanya kemantapan Seringnya terjadi keimanan akhlak dari pada Masjid sehingga terkesan peluang untuk saling serta pembinaan Adanya rasa melakukan sebagai hiburan kerukunan hidup kebersamaan Terjadinya konflik pembinaan dari menyalahkan diantara pengurus internal uamt dalam mengikuti kecil antara pihak – pihak 2 Islam pengajian pengurus pengajian terkait pengajian Adanya keinginan kemungkinan Masih adanya dari masyarakat akan terjadi Salah satu yang keinginan dari terutama para menjadi kendala masyarakat untuk terhambatnya pengurus segala kegiatan Penataan adalah lemahnya membenahi organisasi baik, kemasyarkatan organisasi tingkat pemahaman organisasi pengajian, dan pembangunan kelembagaan di masing – masing kampung ekonomi sosial pemuda, dan tingkatan sehingga walaupun sedikit yang 3 keagamaan aparatur kampung menghambat proses. sulit, salah satu direncanakan
untuk membantu membenahi administrasi dan manajemen kelembagaan kampung Diberikanya peluang kepada mahasiswa peserta KPM untuk melakukan kegiatan pembenahan manajemen Diberikanya peluang kerjasama antara mahasiswa peserta KPM dengan aparatur kampung untuk membuat Lambanya proses perencanaan adiministrasi di kampung binaan tingkat pemerintah Pembangunan dan didukung oleh daerah (birokrasi dan pemerintah daerah yang panjang) pemeliharaan dan tertuang Minimnya sarana dan dalam satu surat kesadaran prasarana keputusan masyarakat untuk membina lingkugan 4 yang sehat. Adanya keinginan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan anaknya ke perguruan tinggi dan sebagian Jumlah masyarakat lainya memilih untuk memotivasi pendidikan anaknya Pelayanan Jasa lifeskill melanjutkan pendidikan masih 5 minim
penyebabnya adalah kondisi social kemasyarakatan yang kurang baik dan pengaruh arus politik dari luar.
Rasa kebersamaan Adanya dukungan masyarakat dalam pemerintah daerah membina walau sedikit kampung masih terkesan lambat minim
Diberikannya kesempatan kepada mahasiswa peserta KPM Rendahnya untuk melakukan dorongan dan diskusi dengan motivasi dari para remaja yang orang tua atau ingin melanjutkan dengan kata lain pendidikan. dorongan yang (metode diskusi hanya bersifat dan pencerahan) sekedarnya
NOTE : FORMAT LAPORAN KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM) PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM GAJAH PUTIH TAKENGON DAPAT BERUBAH PADA WAKTU TERTENTU ATAU SETIAP TAHUN SEDIKIT MENGALAMI PERUBAHAN
Tulisan Terkait Kondisi Sosial Historis Sebelum Turunya Al-Qur’an Contoh KRITIK TESIS contoh TELAH MATERI PENDIDIKAN PAI SMP / SMA LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN MELALUI PTK contoh laporan pengabdian Masyarakat (KPM) KKN, KKL.
Read more: http://www.perkuliahan.com/92/#ixzz3EaZ2CI3Q