LAPORAN OBSERVASI KELIMA SD NEGERI 117 PALEMBANG Oleh Dewi Hamidah* (
[email protected])
A. Pendahuluan Jam salah satu alat yang selalu digunakan dalam keseharian manusia karena kehidupan kita tak luput dari berjalannya waktu. Bagi anak-anak, waktu mungkin saja tidak terlalu penting, aktivitas keseharian mereka hanyalah belajar, tidur, makan dan bermain. Namun saat dewasa nanti perlunya mereka memanajemen waktu dengan baik guna efesiensi aktivitas yang mereka lakukan. Pengenalan waktu kepada siswa melalui pendekatan PMRI dapat menggunakan contoh dari kejadian alam seperti, matahari terbit, matahari terbenam, dll serta kegiatan sehari-hari seperti belajar, makan, tidur, dsb. Oleh karena itu observer mencoba memperkenalkan kepada siswa mengenai waktu yang tentunya menuju pada pembacaan jam. Sejalan dengan karateristik PMRI, observer merancang kegiatan pembelajaran yang berangkat dari aktivitas keseharian siswa. Kemudian siswa diminta untuk menentukan lama suatu kejadian berlangsung, menyebutkan waktunya dan diakhiri dengan menunjukkan jam yang benar pada waktu-waktu yang mereka telah sebutkan sehingga siswa mampu membaca jam secara bulat. Disini, observer mencoba menggunakan jam analog yang terbuat dari kerdus sebagai alat peraga dengan tujuan memudahkan siswa dalam memahami konsep membaca jam.
B. Desain Riset I.
Preliminary Design Observasi ini dilakukan di SD Negeri 117 Palembang pada tanggal 28 Oktober 2011 di kelas 1A yang diajarkan oleh Ibu Yusnizar, S.Pd (Ibu Yus) sekaligus selaku wali kelas 1A. Materi pada pertemuan hari ini adalah pengukuran waktu – membaca jam secara bulat. Pengukuran waktu merupakan bab kedua pada materi ajar kelas 1 Sekolah Dasar, Setelah pada bab sebelumnya mereka belajar mengenai bilangan satu sampai dengan dua puluh. Berdasarkan kurikulum KTSP 2006, adapun Standar Kompetensi untuk materi ini adalah menggunakan pengukuran waktu dan panjang. Kompetensi Dasarnya yaitu menentukan waktu (pagi, siang malam), hari dan jam (secara bulat) dan menentukan lama suatu kejadian berlangsung. Ini merupakan pertemuan kedua dalam bab pengukuran waktu. Pada pertemuan pertama sekilas siswa
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
telah dikenalkan waktu pagi, siang dan malam serta lama kejadian berlangsung menggunakan satuan pengukuran tidak baku yaitu lama dan sebentar. Pada pertemuan ini, peneliti bersama guru merancang kegiatan pembelajaran diawali dengan mengingatkan siswa kembali pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan memberikan beberapa gambar kemudian meminta siswa menentukan lama kejadian berlangsung (lama atau sebentar). Setelah itu, siswa diajarkan cara membaca jam secara bulat yang dikenalkan dengan menyebutkan waktu (jam) pada kegiatan keseharian mereka seperti berangkat ke sekolah, belajar, dan tidur. Peneliti menyediakan jam analog yang terbuat dari kardus sebagai media agar siswa bisa menyebutkan jam secara bulat dan menentukan posisi jarum panjang dan pendek sesuai dengan yang disebutkan. Dengan cara seperti ini diharapkan siswa akan mudah membaca jam secara bulat.
II. Teaching Experiment Pada awal pelajaran, guru mengingatkan pelajaran matematika sebelumnya (pada hari rabu) yaitu tentang lama waktu berlangsung dengan satuan tidak baku (lama dan sebentar). Siswa diminta membandingkan waktu berlangsungnya dua kegiatan, yang mana lebih lama/sebentar dari yang lain. Guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan mereka sehari-hari seperti : mana yang lebih lama makan atau tidur, dan mandi atau makan? Saat siswa ditanya mana yang lebih lama bermain atau belajar, beberapa siswa menjawab bermain lebih lama. Guru menekankan bahwa yang lebih lama seharusnya belajar, bermainnya cukup sebentar saja. Juga saat ditanya waktu istirahat di sekolah dan belajar di kelas mana yang lebih lama, para siswa menjawab, lebih lama belajar di kelas. Kemudian guru bertanya kembali tentang gambar-gambar yang sudah saya persiapkan (Gambar 2.). Untuk gambar pertama - gambar anak kecil sedang tidur - Guru bertanya, “Ini gambar apa?” Para siswa menjawab gambar anak tidur dan guru melanjutkan pertanyaannya, “Lama atau sebentar??”. Mereka menjawab, “Lama!”. Demikian seterusnya untuk gambar-gambar selanjutnya, guru menanyakan lama kegiatan tersebut berlangsung, lama atau sebentar. Ternyata di pertemuan sebelumnya juga, siswa telah diperkenalkan dengan jam namun hanya sebatas perkenalan.
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
Gambar 2. Gambar-gambar yang ditampilkan di depan kelas
Selesai mereview pelajaran pada pertemuan sebelumnya, guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang per kelompok. Kemudian siswa dibagikan jam analog yang terbuat dari kardus pada setiap kelompok. Guru kembali bertanya kepada siswa, ada yang pernah melihat jam? Serentak mereka semua menjawab "iya!". Pertanyaan dilanjutkan, apa saja ya yang ada di dalam jam? Ada yang menjawab angka, ada juga yang menjawab jarum. Hampir semua siswa mengetahui bahwa pada sebuah jam terdapat dua buah jarum yaitu jarum panjang dan jarum pendek juga ada angka-angka yang terdiri dari angka satu sampai dua belas.
Gambar 3. Para siswa mengacungkan jari telunjuknya saat diminta Ibu Yus untuk menjawab pertanyaan
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
Kemudian guru bertanya, “Jam berapa ke sekolah?”, Siswa pun menjawab, “Jam 7!”. Dilanjutkan dengan pembelajaran penempatan jarum panjang dan jarum pendek pada jam 7 bahwa jarum panjang berada di angka dua belas dan jarum pendek diangka tujuh. Para siswa diminta menunjukkannya menggunakan jam mereka masing-masing di tiap kelompok dan mendemonstrasikannya di depan kelas. Selanjutnya guru bertanya jam berapa kalian sarapan pagi, tidur, bangun tidur? Yang kemudian mereka diminta menunjukkan waktu tersebut melalui jam analog yang telah dibagikan. Semua siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran. Setelah guru merasa contoh-contoh tersebut sudah cukup, siswa diminta mengerjakan Lembar Kerja Siswa(LKS) per dua orang untuk setiap LKS (Gambar 3).
Gambar 3. siswa mempresentasikan penempatan jarum pada jam analog di depan kelas (kiri) dan siswa bekerja sama menyelesaikan LKS dalam kelompok (kanan)
Seluruh siswa aktif secara bergantian mengisi LKSnya. Selesai mengerjakan LKS, guru kembali meminta siswa untuk menunjukkan jam di depan kelas menggunakan jam analog sesuai dengan yang disebutkan (Gambar. 4). Terutama untuk siswa yang agak pendiam dan kurang aktif dalam kelompoknya, guru meminta mereka untuk maju satu per satu di depan kelas. Misalnya, Joddy, seorang anak yang sangat pendiam bahkan saat peneliti mencoba bertanya secara personal pun dia agak malu-malu dan suaranya sangat pelan, saat diminta menunjukkan jam sebelas oleh guru, dia pun mampu menempatkan jarum panjang di angka 12 dan jarum pendek diangka 11.
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
Gambar 4. Siswa diminta menunjukkan penempatan jarum panjang dan jarum pendek di depan kelas
III. Restrocpective Analysis Di permulaan pembelajaran, sudah terlihat jelas antusias siswa dalam belajar matematika. Seperti pada saat guru mengatakan, “Matematika!”, seluruh siswa serentak menjawab, “Yes!”. Begitu juga saat ditanyai berbagai pertanyaan, seluruh siswa sangat bersemangat dalam menjawabnya. Misalnya, saat ditanya gambar apa dan lama waktu kegiatan belangsung pada gambar-gambar yang sudah peneliti persiapkan, semua siswa menjawab sesuai pendapatnya masing-masing. Juga saat mereka diminta untuk maju ke depan kelas, tampak keberanian seluruh siswa-siswa di kelas tersebut. Ketika kegiatan dalam kelompok berlangsung, beberapa kelompok masih didominasi satu atau dua orang siswa sehingga anggota kelompok yang lain hanya diam dan mengikuti saja. Namun sebenarnya mereka sudah paham dengan materi yang diajarkan hari ini, hanya saja ada anggota kelompok yang dominan sehingga anggota kelompok yang lain tidak bekerja dalam kelompok.
Gambar 5. Satu anggota dalam kelompok lebih dominan dari yang lain
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
Setelah mengerjakan LKS, beberapa siswa diminta maju satu per satu ke depan kelas untuk menunjukkan penempatan jarum jam sesuai yang diinstruksikan oleh guru. Saat kegiatan ini pun para siswa telah mampu menempatkan jarum jan tersebut secara tepat.
Gambar 6. Joddy secara tepat menempatkan jarum panjang diangka dua belas dan jarum pendek diangka empat
Terlihat hasil LKS, siswa telah mampu membaca dan menuliskan jam walaupun guru belum pernah mengajarkannya kepada siswa. Ada beberapa versi penulisan misal untuk jam 7, yakni : “7”, “07.00”, “7=00”, dan untuk jam 11, yakni : ”11”, “11.00”, dan 011.00”, “11=00”. Untuk penulisan yang “011.00”, kemungkinan siswa belum memahami arti angka 0 paling depan pada penulisan “07.00” sehingga untuk member kejelasan dalam hal ini, pada pertemuan selanjutnya guru akan mengajarkan cara penulisan jam secara benar.
Gambar 9. Hasil kerja siswa yang menuliskan versi “011.00”
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006
Gambar 10. Hasil kerja siswa yang menuliskan versi “11=00”
C. Penutup Pada proses pembelajaran kali ini, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Penggunaan jam analog yang terbuat dari kerdus sangat membantu siswa dalam memahami cara membaca jam karena siswa bisa mempraktekkannya secara langsung. 2. Pada pertemuan ini, terlihat bahwa pengenalan membaca jam yang diajarkan oleh guru secara langsung, dengan memberikan satu contoh, walaupun hanya dengan satu contoh siswa telah paham, namun pada cara seperti ini tidak terdapat reinvention process oleh siswa. Diharapkan pada petemuan berikutnya guru mampu menyampaikan materi tanpa memberikan penyelesaian secara langsung agar siswa menemukan sendiri caranya dalam penyelesaian masalah tersebut. 3. Beberapa siswa mampu menuliskan jam pada LKS dikarenakan siswa pernah melihat penulisan tersebut sebelumnya pada buku-buku mereka (tanpa ada pengajaran dari guru sebelumnya) walaupun masih ada kesalahan penulisan pada beberapa kelompok.
* International Master Program on Mathematics Education, UNSRI 2011 - 20112812006