Laporan Observasi 4 di SDN 117 Palembang pada Tanggal 7 Oktober 2010 a. Pendahuluan Pembelajaran matematika dengan menggunakan acuan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) di sekolah-sekolah dasar di Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya sekolah beserta guru-guru serta stakeholder yang terlibat dalam implementasi PMRI di Indonesia. Dalam kesempatan kali ini, saya beserta rekan saya, Sri Imelda, mengadakan pembelajaran di kelas 1 SDN 117 Palembang dalam rangka memberikan kontribusi sebagai observer sekaligus peneliti PMRI. Pokok bahasan yang dibawakan yakni penjumlahan kumutatif bilangan bulat dari 1 sampai 10. Dalam pembelajaran tersebut, kegiatan utama yang dilakukan yakni permainan make-four. b. Tujuan Observasi Rumusan tujuan observasi ini sebagai berikut: 1. Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan yang mengacu pada PMRI 2. Mengetahui sejauh mana keefektivitasan permainan make-four 3. Bagi siswa sendiri, mereka dapat memahami konsep penjumlahan kumutatif c. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pada kegiatan ini, guru menceritakan suatu cerita, yakni “Andi mempunyai beberapa orang teman” coba kalian hitung banyaknya teman Andi apabila temanteman Andi ada di depan kelas?. Guru lalu memulai dengan menunjuk beberapa orang siswa, sebagai pemisalan, tepatnya 14 orang untuk maju ke depan kelas. Dari ke 14 siswa tersebut, guru lalu menyuruh 6 orang siswa untuk duduk dan 8 orang berdiri sebagaimana gambar yang didokumentasikan berikut ini
Terjadilah percakapan antara guru dan murid, sebagai berikut: Guru
: nah anak-anak, ini adalah teman-teman dari Andi, ada yang berdiri dan ada yang duduk. Bisakah kalian menghitung banyaknya teman Andi yang duduk?
Murid
: ada 6 pak
Guru
: berapa banyaknya teman Andi yang berdiri?
Murid
: ada 8 pak
Guru
: kalau begitu ada berapa banyaknya teman Andi seluruhnya?
Murid
: (sambil menghitung satu demi satu) ada 14 pak.
Guru
: bagus
Selanjutnya guru menukar kelompok anak-anak yang berada di depan kelas yang tadinya berdiri diperintahkan untuk duduk dan yang duduk diperintahkan untuk berdiri. Siswa juga bisa menghitung bahwa jumlahnya tetap 14. Selanjutnya guru memakai contoh lain, yakni dengan menggunakan jari tangan. Misalnya, teman Andi yang duduk direpresentasikan oleh jari tangan kanan dan yang berdiri oleh jari tangan kiri. Anakanak dengan mudah menghitung banyaknya teman Andi sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut
Permainan Make-Four Dalam tahap selanjutnya, untuk lebih mematangkan pemahaman mereka tentang penjumlahan kumutatif, maka guru mengadakan permainan make-four yakni permainan yang disadur dari website KidsCount milik Freudenthal Institute. Pada kesempatan kali ini, guru memakai paper based make-four dikarenakan tidak adanya jaringan internet di sekolah. Bahan dan alat yang dipakai adalah sebagai berikut : Bahan : Karton Kertas bertuliskan tabel angka-angka penjumlahan dua bilangan antara 1 sampai 10 Kartu angka yang berisikan 1 - 20 Alat : Spidol Kapur Stoples Gambar dari permainan make-four adalah sebagai berikut:
Aturan permainannya yakni siswa mengambil satu kartu angka secara acak yang ada di dalam stoples lalu mencari penjumlahan dua angka yang ada pada karton yang sesuai dengan angka yang tertera di kartu angka yang telah diambil tadi. Jika siswa memilih kotak penjumlahan yang benar, mereka bisa melingkari satu kotak penjumlahan dengan memakai spidol. Dalam permainan ini, guru membagi siswa ke dalam 4
kelompok yakni kelompok A, B, C, dan D. Di mana kelompok A bertanding melawan kelompok B dan kelompok C melawan kelompok D. Dalam satu pertandingan kelompok yang bisa membuat 4 lingkaran berturut-turut secara horizontal atau vertikal, maka ia lah pemenangnya. Realitanya, aturan itu memakan waktu yang cukup lama untuk menentukan pemenang. Akhirnya guru membatasi permainan sebanyak 15 menit dan penentuan pemenangnya berdasar pada kelompok yang memiliki jumlah lingkaran yang terbanyak. Dalam melakukan pemilihan penjumlahan, misalnya yang terambil adalah kartu angka 15, maka kombinasi yang memungkinkan adalah 5 + 10, 6 + 9, 7 + 8, 8 + 7, 9 + 6, dan 10 + 5. Untuk memudahkan melakukan perhitungan, guru membantu siswa melakukan ilustrasi membuat kotak-kotak terlebih dahulu sesuai angka yang terambil, misalnya angka 7.
Lalu, siswa dapat menarik garis untuk membagi dua kotak-kotak tersebut seperti yang ilustrasi berikut:
Dapat dilihat bahwa, terdapat dua bagian yakni bagian kiri dan kanan, di bagian kiri ada 2 kotak dan di bagian kanan ada 5 kotak, jadi, salah satu kombinasi penjumlahan yang dapat dipilih oleh siswa adalah 2 + 5.
d. Analisis Dalam permainan tersebut, terlihat kemampuan siswa sangat beragam. Ada yang langsung menentukan penjumlahan dua bilangan, ada yang terlebih dahulu membuat kotak-kotak, dan ada yang salah dalam menentukan dua bilangan. Seperti didokumentasikan dalam gambar berikut:
#1#
#2#
Penjelasan: Gambar 1: siswa yang mengambil angka 9 lalu melingkari kotak 1 + 8 Gambar 2: siswa yang menggambar kotak-kotak terlebih dahulu sebelum menentukan jawaban Setelah mengadakan permainan, kami memasuki tahap ke yang lebih formal yakni pengerjaan lembar kerja siswa (LKS). Di mana terdapat beberapa pertanyaan yang diketahui satu angka terlebih dahulu, lalu ditentukan penjumlahan dua bilangan yang menghasilkan angka tersebut. Seperti contoh berikut ini. Isilah titik-titik berikut:
12, +
7 ...
... 5
... ...
Dalam pengerjaan LKS, semua siswa menjawab dengan benar, namun belum bisa mencapai tahap kesimpulan yang menjadi tujuan, yakni penjumlahan kumutatif.
8=3+5=5+3
e. Kesimpulan dan Saran Beberapa kesimpulan yang bisa diambil adalah sebagai berikut: 1. Siswa dapat mengerti dengan cepat suatu permasalahan dalam masalah kontekstual 2. Untuk sampai ke tahap yang lebih formal, siswa mengalami kesulitan dalam menggeneralisir suatu permasalahan Sedangkan saran kami adalah: 1. Sebaiknya guru siswa sekolah dasar memulai pelajaran matematika dalam konteks yang nyata 2. Dalam pelaksanaan PMRI di kelas, sebaiknya dibutuhkan lebih dari 1 orang guru sehingga meminimalisir keributan yang dilakukan oleh anak-anak. 3. Jumlah siswa dalam kelas PMRI sebaiknya maksimal 25 orang guna keefektivitasan pelaksanaan pendidikan matematika realistik