PENGARUH KEHIDUPAN KOS TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN MAHASISWA IAIN SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh: ONE EMI NASITOH NIM 111-12-035
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
iii
iv
v
MOTTO
( :
)
“Jangan bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa temannya. Karena orang itu biasanya mengikuti temannya"
vi
PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan untuk: 1. Orangtuaku tercinta yang telah mendidik, memberikan dukungan, do’a, dan perhatian. Semoga hasil dari skripsi ini bisa memberikan kebahagiaan dan kebanggaan. 2. Seluruh keluargaku yang senantiasa mendoakanku, dan memberikan motivasi bagiku. 3. Sahabat dan teman-temanku. 4. Civitas academica IAIN Salatiga. 5. Para pencari ilmu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul “Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2016” bisa diselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Sang Teladan Utama, Nabi Muhammad shalallahu‟ alaihi wassalam, juga kepada para shahabat, keluarga dan orang yang istiqomah mengikuti petunjuk Beliau. Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terkait. Sungguh menjadi kebahagiaan yang tiada tara penulis rasakan setelah skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih setulusnya kepada : 1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Agus Ahmad Suadi, Lc., M.A selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu kelancaran proses belajar penulis selama di IAIN 5. H. M. Farid Abdullah S.Pd.I., M.Hum. selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan dengan sabar
viii
meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan dengan baik. 6. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu saya (Bapak A.M. Ikhwani dan Ibu Isnanik), serta saudarasaudara yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Bapak Perangkat Desa, dan pemilik kos yang telah meluangkan waktu dan mengizinkan penulis melaksanakan penelitian. 10. Mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos khususnya Aconk dan Afida, yang telah meluangkan waktu serta memberikan bantuan kepada penulis untuk penelitian. 11. Teman-teman senasib seperjuangan PAI 2012, khususnya Hidayatul Maghfiroh, Putri Rifa Anggraeni, Milatur Rodiyah, dan Fitriyaningsih. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.
ix
x
ABSTRAK
Nasitoh, One Emi. 2016. Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: H. M. Farid Abdullah S.Pd.I., M.Hum. Kata Kunci: Kehidupan Kos, Sikap Keberagamaan. Penelitian ini merupakan upaya untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016?, (2) bagaimana sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos tahun 2016?, (3) apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016?. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Subjek penelitian yang dilibatkan sebanyak 40 responden. Analisis data dilakukan dengan dibantu program SPSS (Statistical Packade for Social Sciences) 19 dengan teknik analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa varian kehidupan kos dari 40 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 8 mahasiswa atau 20 %. Adapun dengan kategori sedang ada 16 mahasiswa atau 40 % dan dalam kategori kurang baik terdapat 16 mahasiswa atau 40 %.Varian sikap keberagamaan dari 40 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 13 mahasiswa atau 32,5 %. Adapun dengan kategori sedang ada 17 mahasiswa atau 42,5 %. kemudian yang berada dalam kategori kurang baik sebanyak 10 mahasiswa atau 25,0 %. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Nilai R Square dalam tabel sebesar 0,517. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 51,7 % sikap keberagamaan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kehidupan kos. Nilai F hitung dari tabel ANOVA lebih besar dari nilai F tabel (40,748 > 4,10). Artinya, kehidupan kos berpengaruh terhadap sikap keberagamaan. Hasil uji t hitung untuk variabel kehidupan kos lebih besar dari nilai t tabel (6,383 > 2,024). Artinya, koefisien regresi signifikan. Kesimpulannya, hipotesis yang diajukan oleh penulis dapat diterima, bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016.
xi
DAFTAR ISI SAMPUL ..................................................................................................... LEMBAR BERLOGO ................................................................................ PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... MOTTO ....................................................................................................... PERSEMBAHAN ........................................................................................ KATA PENGANTAR ................................................................................. ABSTRAK ................................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
i ii iii iv v vi vii viii xi xii xiv xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................. B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian ....................................................................... D. Manfaat Penelitian .....................................................................
1 7 7 8
BAB II KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ........................................................................ B. Hipotesis Penelitian .................................................................... C. Operasionalisasi Konsep ............................................................
9 27 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ....................................... B. Lokasi Penelitian ......................................................................... C. Populasi dan Sampel .................................................................. D. Variabel Penelitian ..................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... F. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................... 1. Uji Validitas ......................................................................... 2. Uji Reliabilitas ..................................................................... G. Analisis Data ..............................................................................
30 30 31 32 32 33 34 37 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA A. Gambaran Lokasi Penelitian ...................................................... B. Data Mahasiswa IAIN Salatiga yang Tinggal di Kos ................ C. Kegiatan yang Disukai dan Tidak Disukai Anak Kos ............... D. Analisis Deskriptif ..................................................................... 1. Analisis Data Kehidupan Kos .............................................. 2. Analisis Data Sikap Keberagamaan Mahasiswa Kos ........... E. Pengujian Hipotesis .................................................................... 1. Bagian Statistik Deskriptif ...................................................
39 47 48 49 49 51 54 54
xii
2. 3. 4. 5. 6.
Bagian Korelasi .................................................................... Bagian Ringkasan Model (Koefisien Determinasi) ............. Bagian ANOVA ................................................................... Bagian Koefisien Regresi ..................................................... Validitas Model Regresi .......................................................
55 56 58 60 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ B. Saran ...........................................................................................
64 66
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL TABEL 2.1 Indikator Variabel Kehidupan Kos .............................................. TABEL 2.2 Indikator Variabel Sikap Keberagamaan ..................................... TABEL 3.1 Hasil Uji Validitas Kehidupan Kos .............................................. TABEL 3.2 Hasil Uji Validitas Sikap Keberagamaan ..................................... TABEL 3.3 Hasil Uji Reliabilitas .................................................................... TABEL 4.1 Data Mahasiswa yang Tinggal di Kos .......................................... TABEL 4.2 Nominasi Skor Kehidupan Kos Tiap Responden ......................... TABEL 4.3 Kategori Skor Kehidupan Kos Beserta Jumlah Responden ......... TABEL 4.4 Nominasi Skor Sikap Keberagamaan Tiap Responden ................ TABEL 4.5 Kategori Skor Sikap Keberagamaan Beserta Jumlah Responden TABEL 4.6 Statistik Deskriptif ........................................................................ TABEL 4.7 Korelasi ........................................................................................ TABEL 4.8 Ringkasan Model .......................................................................... TABEL 4.9 ANOVA (Uji F) ........................................................................... TABEL 4.10 Koefisien Regresi (Uji t) ..............................................................
xiv
28 28 34 36 37 47 50 51 53 53 54 55 56 58 60
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10. Lampiran 11. Lampiran 12.
PEDOMAN WAWANCARA KODE PENELITAN HASIL WAWANCARA DOKUMENTASI KUESIONER PENELITIAN SKOR OUTPUT SPSS VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN SURAT PEMBIMBING LEMBAR KONSULTASI NILAI SKK DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan mahasiswa tidak terlepas dari kehidupan kos, terutama bagi mahasiswa yang rumahnya jauh dari kampus, tentu salah satu alternatifnya dengan tinggal di kos. Kebanyakan orang berasumsi bahwa, kehidupan kos adalah kehidupan yang bebas; bebas untuk pulang kapan saja, bebas memasukkan teman semaunya, mengizinkan lawan jenis berkunjung ke tempat kosnya, dan sebagainya. Gaya hidup kebanyakan anak kos juga cenderung dinilai kurang sehat, karena tidak ada pengawasan orang tua dan pemilik kos banyak yang tidak mau tahu terhadap apa yang dilakukan mahasiswa yang menempati kos tersebut, ditambah lagi dengan kos bebas yang tidak diawasi atau ditunggui oleh pemiliknya, mereka jadi hidup seenaknya, seperti makan tidak teratur, begadang, maen ps, menonton film, main kartu, bahkan yang lebih parah melakukan hal yang melanggar norma, mabuk-mabukan, melakukan hal yang tidak semestinya dengan yang bukan muhrim, dan lainnya. Tidak sedikit mahasiswa yang mulanya anak baik-baik, bahkan pernah hidup di pesantren, namun ketika memasuki dunia kampus dan dunia kos-kosan justru akhlaknya menjadi buruk karena pengaruh dari temantemannya dan lingkungan kos-kosannya yang terlampau bebas. Mahasiswa yang memasuki masa kuliah pada umumnya berada pada tahapan remaja usia akhir, yaitu 18-21 tahun. Secara psikologis maupun
1
sosiologis, remaja umumnya memang rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Karena proses pencarian jati diri yang belum kunjung berakhir, mereka mudah sekali terombang ambing dan masih merasa sulit menentukan tokoh panutannya. Mereka juga mudah terpengaruh oleh gaya hidup masyarakat sekitarnya. Gaya hidup hura-hura, seks bebas, menghisap ganja dan zat adiktif lainnya cenderung mudah menggoda para remaja (Baharuddin & Mulyono, 2008:128). Dalam Psikologi Islam karya Jalaluddin (2012:90) juga disebutkan bahwa di usia perkembangan remaja memang dorongan seksual tampak begitu dominan, atau setidak-tidaknya secara psikologis memiliki dampak terhadap nilai-nilai keagamaan. Maksudnya, dorongan seks tak jarang turut mempengaruhi munculnya sikap dan perilaku menyimpang, hingga para remaja tidak merasa salah atau berdosa melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma agama. Beberapa hasil penelitian yang mengungkapkan sikap permisif, di kalangan mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi di beberapa kota besar di Indonesia, seperti hidup seatap tanpa nikah, menjadi bagian dari gejala perilaku menyimpang yang terkait dari penyaluran kebutuhan biologis kaum muda. Agama memberikan penjelasan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau buruk (fujur), potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Dalam Jalaluddin (2012: 257) disebutkan bahwa manusia adalah homo religius (makhluk beragama). Namun, potensi tersebut memerlukan
2
bimbingan dan pengembangan dari lingkungannya. Lingkungannya pula yang mengenalkan seseorang akan nilai-nilai dan norma-norma agama yang harus dituruti dan dilakonkan. Kehidupan kos-kosan jika dimanfaatkan sebaiknya-baiknya dan diiringi dengan menjadi pribadi yang muslim, justru akan menghasilkan kehidupan yang baik, yaitu dapat menciptakan diri yang mandiri, berpikir dewasa, mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mampu merancang kehidupan di masa datang, sehingga kehidupannya tertata dengan baik dan mendapat rahmat serta ridho Allah SWT. Dalam masa remaja, perubahan sosial yang penting pada masa itu adalah meningkatnya pengaruh kelompok sebaya dan pola perilaku sosial yang lebih matang. Perubahan sosial ini biasanya terjadi pada bagian akhir masa remaja, yaitu antara umur 17-21 tahun. Pada masa ini, perhatiannya terhadap kedudukannya dalam masyarakat lingkungannya terutama di kalangan remaja, sangat besar. Ia ingin diterima oleh kawan-kawannya. Ia merasa sangat sedih kalau dikucilkan dari kelompok teman-temannya. Karena itu ia meniru lagak-lagu, pakaian, sikap dan tindakan teman-temannya dalam satu kelompok. Kadang-kadang remaja dihadapkan pada dua pilihan yang berat, apakah ia mematuhi orang tuanya dan meninggalkan pergaulannya dengan teman-teman sebayanya. Kalau hubungannya dengan orang tuanya kurang serasi, maka pilihan itu akan jatuh kepada kawannya (Daradjat, 1976:116). Dengan kata lain, pada usia remaja, pengaruh lingkungan masyarakat atau teman kadang-kadang lebih besar daripada pengaruh
3
keluarga, karena remaja sedang mengembangkan kepribadiannya, yang sangat memerlukan pengakuan lingkungan teman-teman dan masyarakat pada umumnya. Melihat pernyataan tersebut, apabila pengaruh lingkungan masyarakat kadang-kadang lebih besar daripada keluarga, lantas bagaimana jika seorang remaja hidup di lingkungan kos yang umumnya bebas dan jauh dari pengawasan keluarga terutama orang tua, apakah dirinya mudah terpengaruh oleh lingkungan kosannya?. Sikap keberagamaan seseorang tidak semata-mata dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka bersosialisasi, namun lingkungan memiliki peranan yang tinggi dalam membentuk watak dan sikap keberagamaan seseorang. Semua perubahan jasmani yang begitu cepat pada remaja menimbulkan kecemasan pada dirinya sehingga menyebabkan terjadinya keguncangan emosi, kecemasan, dan kekhawatiran. Bahkan kepercayaan kepada agama yang telah tumbuh pada usia sebelumya, mungkin pula mengalami kegoncangan, karena ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi ragu dan berkurang, yang terlihat dari cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin, kadang-kadang malas, perasaan kepada tuhan tergantung pada perubahan emosi yang sedang dialaminya, kadang-kadang ia merasa sangat membutuhkan tuhan, terutama ketika mereka menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa dosa. Tetapi kadang-kadang tidak membutuhkan Tuhan, ketika sedang senang, riang, dan gembira.
4
Selama ini orang berharap banyak terhadap pendidikan Islam. Lewat pendidikan itu, maka anak-anaknya selain menjadi cerdas, juga diharapkan memiliki akhlak yang baik. Atas dasar itu, maka lembaga pendidikan Islam yang dikenal maju akan menjadi rebutan orang. Namun dibalik kepercayaan itu, harapan masyarakat terhadap pendidikan Islam, termasuk perguruan tingginya dituntut memiliki kelebihan dibanding lembaga pendidikan lain pada umumnya. Masyarakat menginginkan agar nilai-nilai Islam yang selama ini
dianggap
ideal,
berhasil
mewarnai
perilaku
para
guru/dosen,
siswa/mahasiswa, dan lulusannya. Pada saat ini, masyarakat juga menyadari bahwa jenis lulusan apapun tidak selalu mudah mendapatkan lapangan pekerjaan. Keadaan itu diterimanya. Akan tetapi, masyarakat tidak mau lembaga pendidikan Islam gagal dalam membentuk perilaku atau akhlakul karimah. Lembaga pendidikan Islam harus berhasil membangun perilaku mulia sebagaimana yang tergambar pada ajaran Islam itu sendiri. Mereka merasa sangat kecewa dan segera bertanya-tanya ketika mendengar informasi bahwa dari lembaga pendidikan Islam terdapat perilaku yang tidak mencerminkan gambaran ideal sebagaimana yang dipahami selama ini. (imamsuprayogo.com, diakes tanggal 29 September 2016, pukul 21:10). Sama halnya dengan IAIN Salatiga, IAIN Salatiga sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam merupakan salah satu institusi pendidikan nasional yang memiliki ciri khas keislaman, yang membedakannya dari perguruan tinggi umum lain. Ciri keislamannya tidak hanya menjadikan Islam sebagai obyek kajian ilmiah,
5
melainkan lebih dari itu, diharapkan sivitas akademikanya juga mencerminkan kualitas akhlak dan perilaku Islami. Realita, ekspektasi dan harapan memang tidak selalu berbanding lurus, seperti salah satu kasus yang terjadi pada tahun lalu, diduga menyuruh sang pacar untuk menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya, seorang atlet bulutangkis, TH (21) yang masih tercatat sebagai mahasiswa IAIN Salatiga akhirnya harus menikahi pacarnya yang juga mahasiswi di kampus yang sama. Kasus ini terungkap setelah SK mengaku hamil akibat berhubungan intim dengan TH di rumah kos SK (kriminalitas.com, diakses pada 23 April 2016, pukul 10:30). Memang sudah banyak diberitakan dalam media cetak ataupun internet tentang kasus-kasus yang terjadi di lingkungan kos, namun berita tersebut tentunya sangat
mengejutkan mengingat pelaku yang statusnya
mahasiswa perguruan tinggi islami bahkan pelaku merupakan mahasiswa yang berprestasi. Bagaimana bisa dirinya melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran islami. Apakah karena pengaruh kehidupan dan lingkungan kosannya yang terlampau bebas tidak ditunggui oleh pemiliknya dan aturannya yang tidak ketat menjadikan kesempatan bagi dirinya untuk melakukan perbuatan tersebut?. Hal ini menjadi bukti bahwa kadangkala ekspektasi dan realita tidak memiliki hubungan yang searah. Tidak semua mahasiswa perguruan tinggi islam bersikap islami atau berakhlak mulia. Tentunya juga tidak semua mahasiswa berkelakuan seperti kasus tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos dengan sikap keberagamaan atau akhlak mahasiswa penghuni kos.
6
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti “PENGARUH
tentang
KEHIDUPAN
KOS
TERHADAP
SIKAP
KEBERAGAMAAN MAHASISWA IAIN SALATIGA TAHUN 2016”
B. Rumusan Masalah Agar pembahasan terfokus pada judul penelitian maka penulis membatasi masalah dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016? 2. Bagaimana sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos tahun 2016? 3. Adakah pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. 2. Untuk mengetahui sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016.
7
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan memperkaya khazanah dunia pendidikan Islam baik bagi penulis maupun pembaca. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk mengetahui realita kehidupan kos dan pengaruhnya terhadap sikap keberagamaan, kemudian setelah mengetahui realita tersebut diharapkan bagi mahasiswa bisa membentengi diri dari pergaulan dan pengaruh yang kurang baik serta bagi lembaga dapat lebih meningkatkan dan memperbaiki kualitas pendidikan di IAIN Salatiga, khususnya pengawasan dan pembinaan bagi mahasiswa yang hidup di kos agar tidak terpengaruh oleh kehidupan bebas di kos yang negatif.
8
BAB II KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kehidupan kos Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2006: 416-418), hidup adalah masih terus ada, bergerak dan bekerja sebagaimana mestinya (tt manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan, dipakai juga tt roh). Sedang kehidupan adalah perihal, keadaan, sifat hidup. Definisi
kehidupan
menurut
para
ahli
(https://carapedia.com/pengertian_definisi_kehidupan_info2146.html diakses tanggal 21 Mei 2016 pukul 07:56): a. I Ketut Gede Yudantara Kehidupan merupakan anugerah dan amanah sebagai ciptaan Tuhan. Kehidupan merupakan cobaan hidup yang selalu dirundung suatu permasalahan. Kehidupan merupakan penebus dosa serta merupakan suatu proses reinkarnasi. b. Campbell, Reece, Mitchell Kehidupan merupakan suatu hirarki, dimana setiap tingkat sruktur biologis merupakan pengembangan dari tingkatan di bawahnya. c. Sayyid Quthb
9
Kehidupan merupakan rangkaian pengaturan sehingga kita sampai kepada adanya air dan kehidupan. d. Suhairi Awang Kehidupan
merupakan
suatu
kisah
yang
penuh
berliku.
kelangsungannya senantiasa berputar-putar di ruang lingkup yang serupa dari satu generasi sejak mula manusia diciptakan hinggalah menjejak kepada waktu yang paling hampir dan kisahnya selalu berulang-ulang. e. J. C. Michaels kehidupan adalah perjalanan luar biasa menuju wilayah tak dikenal, sebuah jalur penuh tipu daya melalui hutan-hutan gelap, sebuha tirai gantung diatas kulit pohon yang bercabang-cabang. Pengertian kehidupan memang luas dan subjektif. Setiap manusia tentunya memiliki kehidupannya masing-masing. Semuanya memiliki arti kehidupan yang berbeda. Berbeda manusia, konteks kajian, berbeda pula arti kehidupan, dan setiap manusia juga mempunyai jalan masing-masing untuk hidup. Hal inilah yang menyebabkan setiap manusia mempunyai pengertian hidup yang berbeda. Pengertian kehidupan dalam konteks penelitian ini adalah keadaan manusia dalam menjalani hidup selama di dunia (kos). Kos atau indekos adalah tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan dengan membayar setiap bulan (Poerwadarminta, 2006: 443). Kos, kost atau indekost adalah sebuah jasa yang menawarkan sebuah
10
kamar atau tempat untuk ditinggali dengan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode tertentu (umumnya pembayaran per bulan). Kata "kost" sebenarnya adalah turunan dari frasa bahasa Belanda "In de kost". Definisi "In de kost" sebenarnya adalah "makan di dalam" namun bila frasa tersebut dijabarkan lebih lanjut dapat pula berarti "tinggal dan ikut makan" di dalam rumah tempat menumpang tinggal. Seiring berjalannya waktu dan berubahnya zaman, sekarang khalayak umum di Indonesia menyebut istilah "in de kost" dengan menyingkatnya menjadi "kos" saja. Di mana-mana, terutama di berbagai daerah di Indonesia, sentra pendidikan tumbuh berjamuran, terutama akademik dan universitas swasta. Hal ini diikuti dengan bertambahnya jumlah rumah-rumah atau bangunan khusus yang menawarkan jasa "kos" bagi para pelajar/mahasiswa yang membutuhkannya. Jasa ini tidaklah gratis, yaitu dengan melibatkan sejumlah pembayaran tertentu untuk setiap periode, yang biasanya dihitung per bulan atau per minggu. Hal ini berbeda dengan kontrak rumah, karena umumnya "kos" hanya menawarkan sebuah kamar untuk ditinggali. Setelah melakukan transaksi pembayaran barulah seseorang dapat menumpang hidup di tempat yang dia inginkan (https://id.wikipedia.org/wiki/Indekost diakses tanggal 21 Mei 2016 pukul 09:48). Jadi, kehidupan kos adalah keadaan manusia dalam menjalani hidup selama tinggal di kos. Kehidupan kos dalam penelitian ini meliputi dimensi kehidupan pribadi atau aktivitas sehari-hari pengguna kos, kehidupan sosialnya, dan
11
budaya atau gaya hidup yang ada dalam lingkungan kos
maupun
masyarakat sekitar tempat kos. a. Aktivitas Ahmad Omar & Ramayah mengemukakan aktivitas mengacu pada bagaimana setiap individu menghabiskan waktu dan uang yang mereka miliki. Aktivitas juga terkait dengan tindakan nyata seperti pekerjaan atau tindakan yang wajib dilakukan sehari-hari dalam kehidupan individu, bekerja di rumah,
atau rekreasi. Umumnya remaja
menghabiskan waktu mereka untuk menjalankan aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan. Berbeda halnya dengan kalangan dewasa yang hampir sebagian waktunya tersita untuk pekerjaan, kalangan remaja memiliki proporsi waktu yang seimbang untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari dan tetap memiliki waktu luang yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi, menikmati hiburan, berbelanja, dll (Aresa, 2012:29). b. Dimensi sosial Dimensi kesosialan merupakan dimensi yang pada dasarnya setiap individu diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya dengan dasar-dasar yang baik agar dalam perkembangan selanjutnya tidak meninggalkan bibit-bibit perpecahan antara satu dengan yang lainnya demi terciptanya masyarakat yang lebih kondusif. Manusia hidup dalam suasana interdependensi (saling ketergantungan) dalam antar hubungan dan antaraksi.
12
c. Dimensi kesusilaan Susila berasal dari bahasa Sanskerta. Susila berasal dari dua kata yaitu “su” yang artinya baik, dan “sila” yang artinya perbuatan. Jadi susila adalah segala perbuatan yang baik. Jadi hubungan dari hakekat manusia dengan dimensi kesusilaan adalah dimana seluruh dari hakekat manusia hendaknya merupakan susila atau perbuatan yang baik. Disamping itu, dalam menjalankan hakekat sebagai manusia kita juga harus berpedoman pada etika berprilaku yang baik dan sopan terhadap sesama. Nilai kehidupan adalah norma yang berlaku dalam masyarakat, moral ialah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Dalam moral diajarkan segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai buruk yang ditinggalkan (http://www.matematika-umsu.web.id/2013/04/dimensimanusia-hakikat-dan-tujuan.html diakses tanggal 21 Mei 2016 pukul 10:32. Faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
kesusilaan manusia pada lingkungan keseharian pada dasarnya seseorang diharapkan mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung didalam unsur masyarakat dimana ia tinggal. Pengamalan disini tidak hanya pengamalan semata, namun harus diajarkan dan diresapi sedemikian mungkin sampai terciptanya lingkungan yang harmonis dan itu terus berkelanjutan.
13
d. Gaya hidup Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang. Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan (Aresa, 2012: 23).
2. Sikap Keberagamaan a. Pengertian Menurut bahasa, sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan
pada
pendirian,
pendapat
atau
keyakinan
(Poerwadarminta, 2006: 896). Sikap atau dalam bahasa Inggris disebut attitude menurut Ngalim Purwanto adalah perbuatan atau tingkah laku sebagai respon atau reaksi terhadap suatu rangsangan atau stimulus (1988: 141). Menurut Gerungan (1981: 149) manusia tidak dilahirkan dengan sikap-sikap tertentu, akan tetapi sikap tersebut dibentuk oleh seorang individu sepanjang perkembangan hidupnya. Sikap inilah yang berperan besar dalam kehidupan manusia karena sikap yang telah terbentuk dalam diri manusia turut menentukan cara-cara manusia itu memunculkan tingkah laku terhadap suatu obyek. Atau dengan kata lain sikap menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap obyeknya. Menurut Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial (Munandar, 2008: 49), sikap merupakan masalah yang lebih banyak bersifat afektif. Sikap
14
menunjukkan penilaian kita (baik positif maupun negatif) terhadap bermacam-macam entinitas, misalnya: individu-individu, kelompokkelompok, obyek-obyek, maupun lembaga-lembaga. Secara umum, sikap seseorang dianggap mempunyai perilakunya, namun hubungan antara keduanya sangat lemah karena pada kenyataannya acap kali perilaku seseorang tergantung pada faktor-faktor situasional yang mempengaruhi pilihan yang diambil seseorang. Keseluruhan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kesimpulan atau kecenderungan individu untuk bertindak terhadap obyek tertentu dengan didasari oleh pandangan, perasaan dan keyakinannya. Hal inilah yang menyebabkan sikap orang terhadap sesuatu hal berbeda satu dengan yang lainnya meskipun menghadapi obyek yang sama.
Keberagamaan berasal dari kata agama. Menurut asal katanya, kata agama dalam bahasa sansakerta, terdiri dari kata a dan gam. "A" berarti tidak dan "gam" berarti pergi. Jadi kata agama artinya tidak pergi tetap ditempat, langgeng, diwariskan secara turun-temurun (Manaf, 1996:2). Dalam bahasa Arab agama disebut Al Din artinya kepercayaan,
paksaan,
pembalasan,
dan
keputusan
(Munawir,
2002:437). Ada lagi yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci (Nasution, 1985:9). Secara definitif pengertian agama adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul (Nasution, 1985:10). Khadijah Salim sebagaimana dikutip oleh Mujahid Abdul
15
Manaf, mendefinisikan agama adalah peraturan Allah SWT yang diturunkanNya kepada Rasul-RasulNya yang telah lalu yang berisi suruhan, larangan, dan sebagainya yang wajib ditaati oleh umat manusia dan menjadi pedoman serta pegangan hidup agar selamat dunia akhirat (Manaf, 1996:4). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan agama adalah suatu peraturan hidup yang lengkap dengan segala aspeknya bersumber dari Tuhan untuk ditaati oleh manusia. Keberagamaan menurut Jalaludin (2000:197) adalah suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Keberagamaan tersebut konsisten antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Perilaku keberagamaan merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang merefleksikan ke dalam peribadatan kepadaNya baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas. Sikap keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. b. Dimensi keberagamaan Keberagamaan manusia dapat diwujudkan dalam berbagai dimensi. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi saat seseorang melakukan ibadah ritual, aktivitas yang tampak dilihat oleh mata,
16
namun juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi di dalam hati. Menurut Glock dan Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu: dimensi keyakinan (ideologi), dimensi peribadatan (ritualistik), dimensi
penghayatan
(eksperiensial),
dimensi
pengamalan
(konsekuensial), dan dimensi pengetahuan (intelektual) (Ancok, 1994:77). 1. Dimensi Keyakinan merupakan tingkatan seseorang dalam berpegang teguh terhadap agama yang dipeluknya dan mengakui kebenaran-kebenaran yang diajarkan agamanya. 2. Dimensi Praktik Agama adalah perilaku pemujaan, ketaatan yang dilakukan sebagai komitmen terhadap ajaran agamanya. 3. Dimensi Pengalaman yaitu persepsi-persepsi, perasaan, dan sensasi seseorang saat memeluk dan melakukan ritual agama contohnya merasakan kehadiran Tuhan, merasa Tuhan mengabulkan doanya. 4. Dimensi Pengetahuan Agama: dalam beragama setidaknya seseorang mengetahui dasar-dasar meyakini agama, tata cara ritual, kitab suci maupun tradisi agama. 5. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi. Dimensi ini mengacu pada identifikasi
akibat-akibat
keyakinan
keagamaan,
praktik,
pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari (Ancok, 1994:78). Menurut pendapat Djamaludin Ancok, dimensi keberagamaan di atas memiliki kesamaan dengan Islam. Walaupun tidak sepenuhnya
17
sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah, dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak (Ancok, 1994:80). Dimensi keyakinan atau akidah Islam adalah tingkatan keyakinan Muslim terhadap kebenaran dan dogma-dogma agamanya. Dimensi ini meliputi enam rukun Iman: iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, hari akhir, dan iman kepada qada dan qadar. Selain itu ada yang harus diimani yaitu sesuatu yang berhubungan dengan yang ghaib, seperti adanya roh dalam jasad, adanya jin dan syetan serta iman akan adanya alam ghaib. Dimensi Syari’ah atau praktik agama adalah kepatuhan dan pelaksanaan ibadah atau kegiatan ritual seperti shalat, zakat, puasa, haji, zikir, ibadah qurban, membaca Al Qur’an dan lain-lain. Dimensi pengamalan atau akhlak adalah perilaku muslim dalam kehidupan sosialnya yang dimotivasi oleh ajaran agamanya. Seperti menolong orang lain, memafkan kesalahan orang lain, berjuang untuk hidup sukses, berkomunikasi dan menjalin tali silaturrahim, bekerja sama dengan orang lain dan sebagainya. c. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja Mahasiswa umumnya amat rentan terhadap pengaruh-pengaruh eksternal. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mahasiswa khususnya mahasiswa baru, masuk ke dalam kategori remaja akhir yang berusia sekitar 18 – 21 tahun (Monks, 2001: 262). Mereka mudah sekali berubah-
18
ubah karena proses pencarian jati diri mereka. Selain itu, mahasiswa juga cenderung mencari sosok panutan yang sesuai dengan diri mereka. Mereka mudah terpengaruh oleh gaya hidup umum di sekitarnya karena kondisi kejiwaan yang labil. Mereka juga cenderung mengambil jalan pintas dan tidak mau memikirkan dampak negatifnya (Suyanto, 2005). Subjek dalam penelitian ini juga akan fokus pada mahasiswa yang berusia 18-21 tahun. Oleh sebab itu penulis membahas perkembangan jiwa keagamaan pada remaja. Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa Juvenilitas (adolescantium), pubertas, dan nubilitas. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan ruhaninya, maka agama pada para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut. Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah: 1. Perkembangan pikiran dan mental Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat
19
kritis terhadap ajaran agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. Hasil penelitian Allport, Gillesphy, dan Young menunjukkan: 1) 85% remaja Katolik Romawi tetap taat menganut ajaran agamanya. 2) 40% remaja Protestan tetap taat terhadap ajaran agamanya. Dari hasil ini dinyatakan selanjutnya, bahwa agama yang ajarannya bersifat lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya. Sebaliknya, agama yang ajarannya kurang konservatifdogmatis dan agak liberal akan mudah merangsang pengembangan pikiran
dan
mental
para
remaja,
sehingga
mereka
banyak
meninggalkan ajaran agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental remaja mempengaruhi sikap keagamaan mereka. 2. Perkembangan Perasaan Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupakan masa kematangan seksual.
20
Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kea rah tindakan seksual yang negatif. Dalam penyelidikannya sekitar tahun 1950-an, Dr. Kinsey mengungkapkan, bahwa 90% pemuda Amerika telah mengenal masturbasi, homoseks, dan onani. 3. Pertimbangan sosial Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis. Hasil penyelidikan Ernest Harms terhadap 1.789 remaja Amerika antara usia 18-29 tahun menunjukkan,
bahwa
70%
pemikiran
remaja
ditujukan
bagi
kepentingan: keuangan, kesejahteraan, kebahagiaan, kehormatan diri, dan masalah kesenangan pribadi lainnya. Sedangkan masalah akhirat dan keagamaan hanya sekitar 3,6%, masalah sosial 5,8% 4. Perkembangan Moral Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga mencakupi: 1) Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.
21
2) Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik. 3) Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama. 4) Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral. 5) Deviant, menolak dasar dan hokum keagamaan serta tatanan moral masyarakat. 5. Sikap dan Minat Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya). Howard Bell dan Ross, berdasarkan penelitiannya terhadap 13.000 remaja di Maryland terungkap hasil sebagai berikut: 1) Remaja yang taat (ke gereja secara teratur)….45% 2) Remaja yang sesekali dan tidak sama sekali…..35% 3) Minat terhadap: Ekonomi, keuangan, materiil, dan sukses pribadi……..73% 4) Minat terhadap masalah ideal, keagamaan, dan sosial 21% 6. Ibadah 1) Pandangan para remaja terhadap ajaran agma, ibadah, dan masalah doa sebagaimana yang dikumpulkan oleh Ross dan Oskar Kupky menunjukkan:
22
a) Seratus empat puluh delapan siswi dinyatakan bahwa 20 orang di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman keagamaan sedangan sisanya (128) mempunyai pengalaman keagamaan yang 68 di antaranya secara alami (tidak melalui pengajaran resmi). b) Tiga puluh satu orang di antara yang mendapat pengalaman keagamaan melalui proses alami, mengungkapkan adanya perhatian mereka terhadap keajaiban yang menakjubkan di balik keindahan alam yang mereka alami. 2) Selanjutnya
mengenai
pandangan
mereka
tentang
ibadah
diungkapkan sebagai berikut: a) Empat puluh dua persen tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali. b) Tiga puluh tiga persen mengatakan mereka sembahyang karena mereka yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka. c) Dua puluh tujuh persen beranggapan bahwa sembahyang dapat menolong mereka meredakan kesusahan yang mereka derita. d) Delapan
belas
persen
mengatakan
bahwa
sembahyang
menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya. e) Sebelas persen mengatakan bahwa sembahyang mengingatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat.
23
f) Empat persen mengatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung arti penting. Jadi, hanya 17% mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26% di antaranya menganggap bahwa sembahyang merupakan media untuk bermeditasi (Jalaluddin, 2012: 74-77).
3. Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Anak kos yang berasal dari daerah lain atau kota lain yang biasa dikatakan dengan anak pendatang, sangat berbeda dengan daerah yang mereka tinggali untuk sekarang ini contohnya bisa kita lihat dari segi sosial budaya mereka dari asal mereka sendiri dan ekonomi mereka sangatlah jauh berbeda dengan daerah yang mereka tinggali di lingkungan kos. Sehingga mau tak mau mereka yang berasal dari daerah lain atau kota lain harus bisa menyesuaikan diri. Pada masa remaja, sikap remaja yang menonjol adalah dalam sikap sosial, terutama sikap sosial yang berbungan dengan teman sebaya. Sikap remaja ini berkembang setelah remaja mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama. Remaja juga berusaha bersikap sesuai dengan normanorma kelompoknya. Sikap penyesuaian diri (conform) dengan teman sebayanya akan tetap dipertahankan meskipun timbul pertentangan dengan orang tua karena perbedaan nilai. Hal ini karena remaja sangat takut jika dikucilkan atau terisolir dari kelompoknya (Mappiare, 1982: 58-59).
24
Salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan sikap menurut Middlebrook (Azwar, 2006: 35) adalah kebudayaan. Kebudayaan yang ada dimana seseorang itu tinggal dan dibesarkan memiliki arti yang mendalam pada pembentukan sikap orang tersebut. Di sadari atau tidak kebudayaan telah menanamkan arah sikap seseorang terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapinya.
Manusia adalah homo religius (makhluk beragama). Namun, potensi tersebut memerlukan bimbingan dan pengembangan dari lingkungannya. Lingkungannya pula yang mengenalkan seseorang akan nilai-nilai dan norma-norma agama yang harus dituruti dan dilakonkan. Pada garis besarnya, teori mengungkapkan bahwa sumber jiwa keagamaan berasal dari faktor intern dan dari faktor ekstern manusia. Pendapat pertama menyatakan bahwa manusia adalah homo religius karena manusia sudah memiliki potensi untuk beragama. Potensi tersebut bersumber dari faktor intern manusia yang termuat dalam aspek kejiwaan manusia seperti naluri, akal, perasaan, maupun kehendak, dan sebagainya. Namun, pendukung teori ini masih berbeda pendapat mengenai faktor mana yang paling dominan. Sebaliknya, teori kedua menyatakan bahwa jiwa keagamaan manusia bersumber dari faktor ekstern. Manusia terdorong untuk beragama karena pengaruh faktor luar dirinya, seperti rasa takut, rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah (sense of guilty). Faktor-faktor inilah yang menurut pendukung teori tersebut mendorong manusia menciptakan suatu tata cara pemujaan yang kemudian dikenal dengan agama.
25
Betapapun kedua pendekatan itu tampak seakan berbeda, namun keduanya tak mengingkari bahwa secara psikologis manusia sulit dipisahkan dari agama. Pengaruh psikologis ini pula yang tercermin dalam sikap dan tingkah laku keagamaan manusia, baik dalam kehidupan individu maupun kehidupan sosialnya. Dalam kehidupan manusia sebagai individu pengaruh psikologi itu membentuk keyakinan dalam dirinya dan menampakkan pola tingkah laku sebagai realisasi dari keyakinan tersebut. Sedangkan dalam kehidupan sosial, keyakinan dan pola tingkah laku tersebut mendorong manusia untuk melahirkan norma-norma dan pranata keagamaan sebagai pedoman dan sarana kehidupan beragama di masyarakat (Jalaluddin, 2012: 257-258). Meskipun tampaknya longgar, namun kehidupan bermasyarakat dibatasi oleh berbagai norma dan nilai-nilai yang didukung warganya. Karena itu, setiap warga berusaha untuk menyesuaikan sikap dan tingkah laku dengan norma dan nilai-nilai yang ada. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat memiliki suatu tatanan yang terkondisi untuk dipatuhi bersama. Sepintas, lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya. Bahkan, terkadang pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya, lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi
26
keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan anak, sebab kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini bagaimanapun akan berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan warganya. Sebaliknya, dalam lingkungan masyarakat yang lebih cair atau bahkan cenderung sekuler, kondisi seperti itu jarang dijumpai. Kehidupan warganya lebih longgar, sehingga diperkirakan turut mempengaruhi kondisi kehidupan keagamaan warganya (Jalaluddin, 2012: 313-314).
B. Hipotesis Penelitian Sikap keberagamaan seseorang tidak semata-mata dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka bersosialisasi, namun lingkungan memiliki peranan yang tinggi dalam membentuk watak dan sikap keberagamaan seseorang. Oleh karena itu penulis mengajukan hipotesis bahwa mahasiswa yang tinggal di kos yang kehidupannya baik juga akan berpengaruh baik pada sikap kebaragamaannya, begitupun sebaliknya.
C. Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi adalah proses pemberian definisi operasional atau indicator pada sebuah variabel. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu kehidupan kos dan sikap keberagamaan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran yang berhubungan dengan judul tersebut, maka penulis perlu menjelaskan sebagai berikut:
27
Tabel 2.1 Indikator Variabel Kehidupan Kos No. Dimensi Indikator 1. Kehidupan a. Kegiatan Kos pribadi/Aktivitas b. Disiplin bangun pagi c. Waktu pulang ke kos d. Membeli buku e. Mengelola keuangan dengan baik f. Sering tidaknya melakukan pembelian tanpa rencana sebelumnya 2. Kehidupan sosial a. Bisa beradaptasi dengan lingkungan kos b. Membawa tamu ke kos c. Menghabiskan waktu bersama teman d. Mudah terpengaruh teman kos e. Hubungan dengan teman f. Hubungan dengan warga setempat 3. Budaya a. Kondisi lingkungan kos b. Gaya hidup 1) Mandiri 2) Hedonis/Materialistis c. Lain-lain
No. Item 9, 22, 27, 34 13 1, 21 2 5,6 18
11 4, 24, 25, 31, 35 3, 8, 32 33 26 10 12, 29, 30 23, 28 7 14, 15, 16, 17, 19, 20, 36, 38 37, 40
Tabel 2.2 Indikator Variabel Sikap Keberagamaan No. Dimensi Indikator No. Item 1. Syari’ah/ a. Melaksanakan perintah 1, 2 Praktik agama Allah dan menjauhi larangan-Nya b. Sholat wajib 4, 5, 6, 7 c. Puasa ramadhan 8 d. Membaca al-Qur’an 9 e. Sholat dan puasa sunnah 10, 12, 18, 22 f. Dzikir 11 g. Melafalkan doa sebelum 13, 19, 20 atau sesudah melaksanakan sesuatu h. Do’a dan ibadah 18, 28, 29, 33 i. Sedekah 25 j. Tahu batasan bergaul dan 21, 34
28
2.
Pengamalanan/ akhlak
a. b. c. d. e. f. g. h.
menutup aurat Berbuat baik Menolong orang lain Bekerjasama Menjalin silaturahmi Menjaga lisan Jujur Memaafkan orang lain Mengajak kepada kebaikan
29
17, 35 14 15 16, 27 23, 24, 26 32 30 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan penelitian tersebut mempunyai karakteristik yang sama dengan pendekatan kuantitatif seperti adanya pernyataan dan pengujian hipotesis dan penggunaan statistika dalam menganalisa data. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang analisisnya lebih fokus pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan menggunakan metode statistika. Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian hipotesis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti (Azwar: 2011: 5). Sedangkan untuk jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dimana penulis menyelidiki keterkaitan antara dua variabel yaitu kehidupan kos dan sikap keberagamaan mahasiswa.
B. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di tempat kos sekitar kampus 1, 2, dan 3 IAIN Salatiga.
30
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Singkatnya, populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang memiliki kesamaan karakter. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN Salatiga yang menempati kos di sekitar kampus 1, 2, dan 3 IAIN Salatiga. Dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian sampel. Pengertian sampel sendiri adalah bagian kecil dari populasi yang secara representative dapat mewakili keseluruhan populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifatsifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber data (Sukandarrumidi, 2004:50). Jumlah penentuan sampel atau responden tidak berpedoman pada rumus atau teori tertentu, karena data dari seluruh mahasiswa yang tinggal di kos tidak diketahui secara pasti, juga kos mana saja yang ditempati oleh mahasiswa IAIN tidak semuanya diketahui, kemudian tidak semua penghuni kos berada di tempat kos ketika peneliti berkunjung. Karena berbagai keterbatasan tersebut, peneliti hanya mengambil sampel dari mahasiswa yang berada di tempat kos.
31
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen disebut juga variabel bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahaannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel terikat, merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010:61). 1) Variabel Independen (X) : Kehidupan Kos 2) Variabel Dependen (Y)
: Sikap Keberagamaan Mahasiswa
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ditujukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan penelitian secara objektif. 1. Kuesioner Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Sukandarrumidi, 2004:78). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data tiap-tiap responden tentang kehidupan kos dan sikap keberagamaannya.
32
2. Dokumentasi Adalah metode penelitian yang menggunakan sekumpulan data verbal berupa tulisan, dokumen, sertifikat, dan lain-lain (Hadi, 1981:136). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan tentang gambaran umum kos di sekitar kampus IAIN Salatiga. 3. Wawancara Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran kehidupan kos menurut pemilik kos dan perangkat desa setempat.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Data tentang kehidupan kos dan sikap keberagamaan masing-masing mahasiswa diperoleh melalui metode kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner langsung yaitu kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan tentang kondisi seseorang (responden) dan dijawab oleh responden tersebut secara langsung. Kuesioner yang digunakan bersifat tertutup. Responden menjawab pertanyaan dengan memilih salah satu dari empat alternatif jawaban serta responden mengisi pertanyaan yang diajukan. Sebelum menyebar kuesioner penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pra penelitian atau yang biasa dikenal dengan pre-test. Pre-test dilakukan untuk memastikan bahwa kuesioner valid dan reliabel, menguji elemen-elemen yang terdapat dalam kuesioner, serta memastikan bahwa pertanyaan dapat dimengerti oleh responden sehingga kedepannya tidak akan
33
terjadi lagi masalah dalam pengisian kuesioner. Pada saat pre-test, peneliti membagikan kuesioner kepada 20 responden. Setelah seluruh kuesioner pretest terkumpul, peneliti melakukan coding serta analisis terhadap tingkat validitas dan reliabilitas dari kuesioner tersebut. 1. Uji Validitas Uji validitas bertujuan untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Suatu skala pengukuran dikatakan valid atau benar apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan mendekati kebenaran. Ketentuannya, toleransi kesalahan yang digunakan sebesar 10% atau menggunakan probabilitas sebesar 0,1. Nilai koefisien korelasi ( ) butir-butir pertanyaan yang dihitung harus lebih tinggi dari 0,240 dan nilai koefisien korelasi ( ) hasil penghitungan harus positif agar dapat dikatakan valid (Sarwono, 2015:249). Sebelum penelitian yang sesungguhnya, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba penelitian untuk menguji validitas 40 item pernyataan variabel kehidupan kos dan 35 item pernyataan sikap keberagamaan dengan responden 20 orang. Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 19 (product moment) adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Kehidupan Kos (X) No item Validitas Keterangan 1 .539 Valid Dipakai 2 .407 Valid Dipakai 3 .458 Valid Dipakai
34
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
.569 Invalid Dipakai .385 Invalid Dipakai .253 Valid Dipakai .530 Valid Dipakai .363 Valid Dipakai .015 Invalid Diperbaiki .326 Valid Dipakai .512 Valid Dipakai .058 Invalid Dibuang .488 Valid Dipakai .383 Valid Dipakai .614 Valid Dipakai .637 Valid Dipakai .355 Valid Dipakai .584 Valid Dipakai .448 Valid Dipakai .611 Valid Dipakai .499 Valid Dipakai -.064 Invalid Diperbaiki .107 Invalid Diperbaiki .364 Valid Dipakai .398 Valid Dipakai .395 Valid Dipakai .524 Valid Dipakai .412 Valid Dipakai .301 Valid Diperbaiki .392 Valid Dipakai -.428 Invalid Diperbaiki .637 Valid Dipakai .513 Valid Dipakai .524 Valid Dipakai .389 Valid Dipakai -.090 Invalid Diperbaiki .513 Valid Dipakai .590 Valid Dipakai .581 Valid Dipakai .519 Valid Dipakai Dari tabel di atas, diperoleh hasil 34 soal yang valid, dan 6
soal yang invalid (tidak valid). Sehingga peneliti memutuskan untuk membuang satu item yang tidak valid dan memperbaiki 5 item invalid. Oleh karena itu item yang digunakan untuk penelitian
35
yang sesungguhnya menjadi 39. Namun yang akan peneliti gunakan untuk analisis statistik 34 item, sebagian item hanya sebatas cek. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Sikap Keberagamaan (Y) No item Validitas Keterangan 1 .714 Valid Dipakai 2 .386 Valid Dipakai 3 .812 Valid Dipakai 4 .804 Valid Dipakai 5 .668 Valid Dipakai 6 .612 Valid Dipakai 7 .485 Valid Dipakai 8 .725 Valid Dipakai 9 .394 Valid Dipakai 10 .581 Valid Dipakai 11 .706 Valid Dipakai 12 .684 Valid Dipakai 13 .576 Valid Dipakai 14 .737 Valid Dipakai 15 .728 Valid Dipakai 16 .829 Valid Dipakai 17 .767 Valid Dipakai 18 .630 Valid Dipakai 19 .734 Valid Dipakai 20 .554 Valid Dipakai 21 .474 Valid Dipakai 22 .601 Valid Dipakai 23 .503 Valid Dipakai 24 .490 Valid Dipakai 25 .613 Valid Dipakai 26 .228 Valid Dipakai 27 .538 Valid Dipakai 28 .847 Valid Dipakai 29 .682 Valid Dipakai 30 .677 Valid Dipakai 31 .500 Valid Dipakai 32 .445 Valid Dipakai 33 .609 Valid Dipakai 34 .356 Valid Dipakai 35 .706 Valid Dipakai
36
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan sudah valid, sehingga seluruh pertanyaan bisa dipakai untuk penelitian yang sesungguhnya, namun yang digunakan untuk analisis statistik 34 item, agar seimbang dengan item kehidupan kos. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas secara umum dikatakan sebagai adanya konsistensi hasil pengukuran hal yang sama jika dilakukan dalam konteks waktu yang berbeda. Dalam spss, pengujian reliabilitas menggunakan nilai Cronbach’s Alpha. Ketentuannya, nilai Cronbach’s Alpha tidak boleh negatif dan nilai Cronbach’s Alpha hasil penghitungan sama dengan atau lebih besar dari 0,6 agar dapat dikatakan reliabel (Sarwono, 2015: 248-249).
Variabel Kehidupan Kos Sikap Keberagamaan
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Alpha 0.810 0.953
Kriteria Reliabel Reliabel
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang tercantum dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel nilainya > 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dalam variabel adalah reliabel.
37
G. Analisis Data Analisis data yaitu penyekoran atau mengubah data ke dalam bentuk angka-angka kuantitatif agar dapat di analisis dengan teknik statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif karena untuk mendeskripsikan data yang dikumpulkan melalui sampel yang diobservasi. Analisis data deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga dan bagaimana sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos. Analisis selanjutnya dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana. Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical Package For Social Sciences) 19 dengan berpedoman pada buku karangan Jonathan Sarwono yang berjudul “Rumus-Rumus Populer dalam SPSS 22 untuk
Riset
Skripsi”
sebagai
38
media
untuk
menganalis.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Lokasi Penelitian Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau IAIN Salatiga adalah Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. IAIN Salatiga memiliki tiga kampus, kampus satu yang diperuntukkan bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Program pascasarjana dengan luas sekitar 1,5 Ha berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 02 Salatiga; kemudian kampus dua dengan luas sekitar sama 1,5 Ha berlokasi di Jalan Nakula Sadewa V Nomor 09 Kembang Arum Salatiga diperuntukkan bagi Fakultas Syari’ah (FS), Fakultas Dakwah (FD), Fakultas Ushuluddin, dan Program Khusus Kelas Internasional; sedangkan kampus tiga yang terletak di kelurahan Pulutan direncanakan dibangun dengan luas yang diharapkan tercapai adalah 25 Ha sementara di tahun 2016 ini tercapai dengan luas 13 Ha menjadi lokasi kegiatan perkuliahan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), serta nantinya di kampus tiga akan menjadi pusat IAIN Salatiga. 1. Gambaran kos sekitar kampus 1 Dari hasil wawancara dengan ketua RT dan pemilik kos setempat di sekitar kampus 1 diperoleh data tentang gambaran kos sebagai berikut: a) Pendataan Di tempat “A” yang kebetulan juga menjabat sebagai ketua RT setiap ada penghuni baru selalu menulis datanya dengan mengumpulkan
39
fotocopy KTM, di RT ini terdapat empat kepala keluarga (empat kos); Di tempat “D” (lain RT) menyerahkan data jika ditanyakan atau jika ada kepentingan, di kos ini terdapat delapan ruang/kamar; Di lokasi “E” data tentang penghuni kos hanya pemilik kos yang tahu, dulu sebenarnya ada aturan bahwa setiap penghuni kos harus menyerahkan data ke RW/RT, tapi tidak berjalan. Masing-masing tempat kos dihuni sekitar 8 sampai 15 orang. b) Jenis dan Tempat Kos Jenis kos di lokasi “A” dan “E” perempuan, tempatnya jadi satu dengan pemilik kos. “ (kos) perempuan semua, gak ada yang cowok, kalo rata-rata cowok itu susah, sulit gak pernah bayar”. (PY). Jenis kos di tempat “D” campuran, tempatnya juga jadi satu dengan pemilik kos. “Cowok cewek saya terima, asal mau saya atur, manut peraturan”. (MY). c) Peraturan Kos Semua tempat kos di sekitar kampus 1 peraturannya tidak memperbolehkan tamu lawan jenis memasuki kamar kos. Jika bertamu hanya diperbolehkan di ruang tamu atau teras kos. Di tempat “A” dan “E” terdapat sistem jam malam. Sedangkan di tempat “D” tidak ada peraturan tentang jam malam. “Kalau tempat saya nggak ada batasnya, pintu selalu gak saya kunci, tapi ternyata itu gak ada yang sampe pulang lebih dari jam 12 malam, gak ada. Sini ternyata nurut-nurut gitu”. (MY).
40
Selama ini di tempat “A” belum pernah ada yang melanggar peraturan tersebut, lain halnya dengan penuturan MY/tempat “D”: “Yaa gini ya, kalo saya lihat itu ya kayaknya kalo sudah kelihatan agak gak beres itu biasanya saya sudah gak menerima lagi, saya suruh pindah”. Jadi MY selalu melihat gerak-gerik penghuni kosnya, jika sekiranya ada yang tidak beres, maka disuruh pindah. d) Kegiatan Anak Kos Kegiatan anak kos sehari-hari sama halnya dengan anak yang tinggal di rumah pada umumnya, tidak ada kegiatan yang mencolok, rata-rata melakukan kegiatan yang disukainya. “Rata-rata sekarang kegiatannya M, males”. (PY). “Kegiatan gak ada mbak disini, gak ada kegiatan”. (MY). e) Sikap/Perilaku Anak Kos menurut Pemilik Kos “Perilakunya juga bagus. Sopan, santun”. (PY). “Kalo yang dulu-dulu itu ya, yang dulu sama sekarang itu lain sih. Lainnya itu kalo ya gimana ya, kalo yang sekarangsekarang itu kayaknya takut banget kalo sama saya itu. Kalo yang dulu-dulu itu orangnya lain, ya takut tapi berhubung saya fair, terus tindak-tanduknya juga kurang ini, kurang menyenangkan istilahnya gitu. kalo menurut penilaian saya, apalagi kalo yang dulu-dulu, banyak yang tumindake yang gak baik itu banyak, jadi saya itu ya berani ngomong disini, saya itu melihat mata saya sendiri itu gak cuma sekali dua kali, puluhan kali. Jadi saya berani itu, saya gak jelek-jelekin IAIN ya, saya juga orang Islam, kalo saya njelek-jelekin seagama saya juga saya juga gak, gak suka, nyatanya kayak gitu. Saya itu, saya ya misalkan ngomong sama dosennya, saya berani. Jadi orang IAIN itu juga ya sama aja lah, sama aja, gak semua”. (MY). Dari kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa baik atau kurang baik tergantung pribadi masing-masing,
41
bahwa tidak musti mahasiswa IAIN itu semuanya berakhlak baik. Sama saja dengan anak lain pada umumnya. f) Interaksi dan Kegiatan dengan Warga Sekitar Mahasiswa/penghuni kos jarang berinteraksi dengan warga sekitar, hanya dengan pemilik kos atau orang yang dekat/sering mengajak interaksi dengan anak kos. Kebanyakan hanya sekedar tersenyum apabila bertemu dengan warga sekitar. Di tempat “A” mahasiswa mengikuti kegiatan tujuh belasan. Kemudian di tempat “D” tiap malam Jum’at mahasiswa diajak mengikuti yasinan. “Kalau kegiatan ikut kampung, yasinan, tiap malem jum’at memang saya ajak semua”. (MY). g) Ibadah atau Sikap Keberagamaan Anak Kos “Kalau ibadahnya itu, waduh, itu fifty-fifty. Kalau memakai kerudung bagus, rapi, keluar kos juga kudungan, ya ada satu dua (gak berkerudung) ya wajar lah”. (PY). “Sholat tidak bolong-bolong, namun sebagian kecil sholat aja ada yang susah, aktif hanya saat bulan puasa”. (GJ). “Tanggung jawab masing-masing, Itu, lihat situasi mbak, kalau di rumah kayaknya ya, kalau di kos itu ya biasa-biasa saja lah, kadang ya bawa kudung, kadang ya enggak”. (MY). Ibadah dan sikap keberagamaan mahasiswa kembali lagi pada kesadaran dan tanggung jawab pribadi masing-masing. h) Anak Kos yang Aktif di Masjid dan Kegiatan Keagamaan Anak kos aktif di Masjid hanya pada waktu Ramadhan, dan tidak mengikuti kegiatan keagamaan yang lain.
42
“Gak ada ix, gak pernah di mesjid, jarang di mesjid, jarang, kegiatan di mesjid tidak ada, satu pun gak ada. Kalo trawih semua, saya oyak-oyak semua, kalo berhalangan ya biasa, tarawih semua. Di mesjidnya kalo trawih aja, selain trawih enggak, satu pun gak ada, sholatnya di rumah, sholatnya sendiri-sendiri”. (PY). “Aktifnya di mushola, belakang ini, aktif, tapi biasanya kalo pas puasa, trawih, sama biasanya maghrib sama isya’ biasanya”. (MY). i) Kontrol Pemilik Kos “Saya pernah memantau, kan malam jum’at “ayo yasinan” satu kali dua kali, tapi kan lama-lama males, gitu. Rata-rata yo fifty-fifty, 50 persen 50 persen. Model sekarang kan jaman udah lain, banyak malesnya. Saya tu juga pusing mbak, gimana lagi kan, ya udah”. (PY). “Gimana ya, kalau itu saya cuman, ya saya bebaskan, tapi saya bebaskan juga saya pantau, saya monitor terus, gerak geriknya gimana, tetep saya monitor, apalagi cewek. Kalau cewek, misalkan ada cowok maen gitu aja saya awasi, saya tanya gimana pacarnya apa bukan, itu saya tanya”. (MY). Pemilik kos tidak selalu mengontrol anak kos, atau mengatur anak kos setiap saat, namun pasti mengawasi gerak-gerik anak kos, bagaimana perilakunya.
2. Gambaran kos sekitar kampus 2 Dari hasil wawancara dengan ketua RT dan pemilik kos setempat di sekitar kampus 2 diperoleh data tentang gambaran kos sebagai berikut: a) Pendataan Di tempat “B” tidak menyerahkan data ke RT/RW, tempat “C” juga tidak mengumpulkan data karena kebetulan RWnya disitu, jadi tidak ada data tertulis tentang siapa-siapa saja yang menempati kos, karena sudah jelas yang menempati kos anak IAIN.
43
b) Jenis dan Tempat Kos Jenis kos di tempat “B” laki-laki dan tempatnya berpisah atau tidak jadi satu dengan pemilik kos. Di tempat “C” kos perempuan dan tempatnya jadi satu dengan pemilik kos. c) Peraturan Kos Peraturan di tempat “B” tidak boleh membawa teman lawan jenis ke dalam kos, walaupun ada keperluan tetap menunggu di gerbang masuk. Tidak ada jam malam, yang penting kalau keluar, pintu dikunci. Sedangkan peraturan di tempat “C” yang penting menjaga kebersihan, tidak ada peraturan apa-apa, pemilik kos percaya bahwa pengguna kos sudah dewasa dan menyadari tanggung jawabnya. “Peraturannya yang penting menjaga kebersihan, hhhh, itu aja. Gak ada macem-macem sih. Udah tau, dah bisa dikontrol kok, dah kayak rumah sendiri, tanggung jawabnya udah tau. Gak ada peraturan apa-apa, ya paling motor dimasukke, jangan dikunci setang gitu”. (N). d) Kegiatan Anak Kos Kegiatan anak kos sehari-hari sama halnya dengan anak yang tinggal di rumah pada umumnya, tidak ada kegiatan yang mencolok, rata-rata melakukan kegiatan yang disukainya. “Kegiatannya ya paling-paling, ada yang main gitar, ada yang laptopan, ada yang, macem-macem mbak, kalau ada waktu luang ya mainan lihat tv itu”. (SM). “Gak tahu aku, hhh. Pribadi og ya”. (N). e) Sikap/Perilaku Anak Kos menurut Pemilik Kos “Bagus, anaknya ramah-ramah. Nganggep orang tua itu orang tua sendiri itu lho. Dengan teman-temannya itu saling
44
menyapa istilahnya saling mengisi, saling mendukung. Sana persaudaraan anak-anak saya bagus mbak”. (SM). “Baik. Ini apa namanya, ramah, sopan, gak aneh-aneh”. (N). Dari kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku mahasiswa di sekitar kampus dua menurut pemilik kos adalah baik. f) Interaksi dan Kegiatan dengan Warga Sekitar Di tempat “B” mahasiswa mengikuti kegiatan kerja bakti. Kemudian di tempat “C” tidak mengikuti, interaksinya dengan warga sekitar sekedar menyapa. g) Ibadah atau Sikap Keberagamaan Anak Kos “Anak-anak itu kalau mau, contohnya saja waktu, entah waktu dhuhur atau ashar, anak-anak itu kalau mau sholat malah ke mesjid, mesjid Nurul Zaroh itu”. (SM). “Kalau ibadahnya ya enggak sih (gak ngontrol), hhhe, pribadi masing-masing, itu kan udah besar, itu kan tanggung jawabnya mereka sendiri gitu, tapi kebetulan sini sholat semua, kan deket sama masjid, sering jama’ah di masjid”. (N). Ibadah dan sikap keberagamaan mahasiswa kembali lagi pada kesadaran dan tanggung jawab pribadi masing-masing. h) Anak Kos yang Aktif di Masjid dan Kegiatan Keagamaan “Kalo pengajian sering ikut di mesjid sini. Aktif, itu yang namanya Adri malah, bilamana kampus ada kegiatan pasti ikut menjadi panitia”. (SM). “Kebetulan di Masjid ini remajanya gak ada, hhhe, jadi gak ada kegiatan untuk remaja, jadi dia gak ikut. Mungkin kalo ada ikut mungkiin. Kalo misalkan ada acara-acara di Masjid, misalkan pengajian ato apa, pada dateng kok”. (N). Sama saja dengan anak pada umumnya, ada yang aktif di Masjid ada yang tidak.
45
i) Kontrol Pemilik Kos “Walaupun saya disini ya, tapi anak-anak gak tau, pasti seminggu paling gak tiga kali, malam pasti saya kesana, tapi jalan kaki, biar gak tau, kalau saya bawa sepeda motor kan dengar. Saya dengarkan dari sebelah ada suara cewek kan dengar, kalau gak ada apa-apa ya saya langsung pulang. Tapi anak-anak gak tahu hari apa dan jam berapa ndak tahu, itu rahasia saya”. (PY). “Ya tentu, kan satu rumah sama Ibu, otomatis air mati atau apa, listrik mati, kan semua kan, eee, ibu yang ini, ngontroll”. (MY). Pemilik kos tidak selalu mengontrol anak kos, atau mengatur-atur anak kos, namun pasti mengawasi gerak-gerik anak kos, bagaimana perilakunya.
3. Gambaran kos sekitar kampus 3 Gambaran lokasi penelitian di sekitar kampus 3, peneliti hanya mengambil sampel dari satu tempat kos karena berbagai keterbatasan, dalam satu desa hanya terdapat satu kos dengan penghuninya sebanyak 9 orang, itupun jarak kos dengan kampus 3 lumayan jauh jika ditempuh dengan jalan kaki. Dari pernyataan salah satu penghuni kos, ketika mendaftar tidak menyerahkan data pribadi, hanya tanya jawab secara lisan. Suasana sekitar kos hampir sama dengan desa-desa pada umumnya. Tempat kos dekat dengan masjid, dan masyarakat sekitarnya masih lumayan menjunjung nilai-nilai/adat yang ada. Penghuni kos semuanya Mahasiswi IAIN Salatiga dan kebanyakan baru semester awal seiring terbentuknya kampus 3.
46
B. Data Mahasiswa IAIN Salatiga yang Tinggal di Kos Tidak semua jumlah mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos peneliti ketahui, data penghuni kos juga tidak terdapat di RT maupun RW, hanya beberapa tempat kos yang telah peneliti temui. Jumlah penghuni kos peneliti ketahui dari pemilik kos dan penghuni kos. Berikut rincian jumlah mahasiswa yang tinggal di kos yang telah peneliti temui dan jumlah mahasiswa yang peneliti jadikan sebagai responden dalam penelitian ini: Tabel 4.1 Data Mahasiswa yang Tinggal di Kos No Tempat Jumlah Penghuni Kos Jumlah Responden Sekitar Kampus 1 1. Lokasi “A” 18 orang 10 orang 2. Tempat “D” 8 orang 4 orang 3. Lokasi “F” 10 orang 6 orang Sekitar Kampus 2 4. Tempat “B” 13 orang 6 orang 5. Tempat “C” 12 orang 8 orang 6. Tempat “G” 8 orang 3 orang Sekitar Kampus 3 7. Tempat “H” 9 orang 3 orang Jumlah 78 orang 40 orang *lokasi = lebih dari satu tempat/rumah kos *tempat = satu tempat/rumah kos Penentuan jumlah responden didasarkan pada ketika peneliti berkunjung ke kos, tidak semua penghuni kos yang peneliti kunjungi ketika berkunjung berada di kos, bahkan tidak semua yang berada di kos bersedia untuk menjadi responden. Jadi, hanya orang yang bersedia dan sedang berada di kos yang peneliti teliti atau jadikan responden. Mereka yang tidak di kos biasanya sedang berada di kampus atau pergi ke tempat lain sesuai kepentingan mereka.
47
C. Kegiatan yang Disukai dan Tidak Disukai Anak Kos Dari sebaran angket diketahui kegiatan apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos, diantaranya: 1. Kegiatan yang disukai Kegiatan yang disukai anak kos adalah: Tidur (15), nonton film (13), ngobrol dengan teman (12), bebas melakukan apa saja, malas-malasan (2), belajar (3), beribadah (2), maen game (3), makan (3), mendengarkan musik (3), bersantai (3), ngerjain tugas bareng-bareng (3), nonton bareng (3), membaca (4), bangun siang, main ps (2), bersih-bersih kamar (2), curhat sama teman, diskusi (5), membuat kerajinan tangan dari benda apa saja yang menarik, mengajak teman kos ikut majelis ilmu, masak, main hp.
2. Kegiatan yang tidak disukai Kegiatan yang tidak disukai anak kos antara lain: Menunggu pagi, belajar, nongkrong sama teman-teman yang lagi mabuk, bersih-bersih (3), malasmalasan/suwung (3), tidur, bangun telat, berisik (4), tidak ada (6), antri ke kamar mandi (3), terganggu (2), kesepian (3), melihat anak kos membawa teman laki-lakinya membuat saya risih, piket kos, nggosip, apabila suasana sudah tidak kondusif, bangun pagi, mencuci, ngobrol gak penting, lihat teman kos seenaknya sendiri, membayar tagihan kos (ketika pak kos datang), tidak suka melakukan aktivitas sendiri, harus bersama-sama, nyetrika, dibully teman.
48
D. Analisis Deskriptif Analisis data deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos dan untuk mengetahui bagaimana sikap keberagamaannya. 1. Analisis Data tentang Kehidupan Kos Pengambilan data mengenai kehidupan kos diperoleh dari penyebaran kuesioner yang terdiri dari 34 item atau soal. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai yaitu jawaban dari nomor 1 sampai 13 merupakan pernyataan positif dengan skor jawaban SL/Selalu bernilai 4, SR/Sering bernilai 3, JR/Jarang bernilai 2, dan TP/tidak pernah bernilai 1. Sedangkan nomor 14 sampai 34 merupakan pernyataan negatif dengan skor jawaban SL/Selalu bernilai 1, SR/Sering bernilai 2, JR/Jarang bernilai 3, dan TP/tidak pernah bernilai 4. Rincian penyekoran masing-masing item soal dari angket kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam skripsi ini penulis menetapkan tiga kategori yaitu baik, sedang, kurang baik. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori-kategori tersebut adalah sebagai berikut : Panjang interval (i)
+1
=
=
+1
= 21,3
49
Keterangan : Panjang interval = panjang interval kategori yang digunakan Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
n kategori
= jumlah kategori yang diinginkan
Dengan interval 21, maka diperoleh kelas interval kategori sebagai berikut : 1) 111-131 : kategori kehidupan kos baik dengan nominasi A 2) 90-110 : kategori kehidupan kos sedang dengan nominasi B 3) 69-89
: kategori kehidupan kos kurang baik dengan nominasi C
Selanjutnya untuk mengetahui nilai dan nominasi kehidupan kos dapat dilihat pada tabel berikut :
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel 4.2 Nominasi Skor Kehidupan Kos Tiap Responden No. Skor Nominasi Skor Nominasi Resp. 121 95 92 75 71 113 83 82 109 115 91 92 118 80 97
A B C C C A C C B A B B A C B
50
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
103 106 97 120 111 94 83 87 76 97 109 97 96 101 89
B B B A A B C C C B B B B B C
16 17 18 19 20
82 81 75 70 69
C C C C C
36 37 38 39 40
83 87 103 120 130
C C B A A
Tabel 4.3 Kategori Skor Kehidupan Kos Beserta Jumlah Responden Interval Valid
Cumulative
Frequency
Percent
Percent
Category
Percent
V 111-131
8
20.0
20.0
A
20.0
a90-110
16
40.0
40.0
B
60.0
l69-89 i Total d
16
40.0
40.0
C
100.0
40
100.0
100.0
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 yang berada dalam kategori baik sebanyak 8 mahasiswa atau 20 %. Adapun dengan kategori sedang ada 16 mahasiswa atau 40 % dan dalam kategori kurang baik terdapat 16 mahasiswa atau 40 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan pertama yaitu “Bagaimana kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016?
2. Analisis Data tentang Sikap Keberagamaan Mahasiswa Kos Pengambilan data mengenai Sikap Keberagamaan Mahasiswa Kos diperoleh dari penyebaran kuesioner yang terdiri dari 34 item atau soal. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot
51
nilai yaitu skor jawaban SL/Selalu bernilai 4, SR/Sering bernilai 3, JR/Jarang bernilai 2, dan tidak pernah bernilai 1 Rincian penyekoran masing-masing item soal dari angket sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 yang tinggal di kos dapat dilihat dalam lampiran.
Dalam skripsi ini penulis menetapkan tiga kategori yaitu baik, sedang, kurang baik. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori-kategori di atas adalah sebagai berikut : Panjang interval (i)
+1
=
=
+1
= 21,3 Keterangan : Panjang interval = panjang interval kategori yang digunakan Xt
= nilai tertinggi
Xr
= nilai terendah
n kategori
= jumlah kategori yang diinginkan
Dengan interval 21, maka diperoleh kelas interval kategori sebagai berikut : 1) 104-124 : kategori sikap keberagamaan baik dengan nominasi A 2) 83-103 : kategori sikap keberagamaan sedang dengan nominasi B 3) 62-82
: kategori sikap keberagamaan kurang baik dengan
nominasi C
52
Selanjutnya
untuk
mengetahui
nilai
dan
nominasi
sikap
keberagamaan dapat dilihat pada tabel berikut:
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tabel 4.4 Nominasi Skor Sikap Keberagamaan Tiap Responden No. Skor Nominasi Skor Nominasi Resp. 123 103 A 21 B 89 99 B 22 B 105 111 A 23 A 69 121 C 24 A 62 110 C 25 A 110 102 A 26 B 103 82 B 27 C 77 76 C 28 C 99 84 B 29 B 89 108 B 30 A 101 97 B 31 B 104 86 A 32 B 105 87 A 33 B 85 114 B 34 A 98 109 B 35 A 68 105 C 36 A 71 92 C 37 B 68 95 C 38 B 71 110 C 39 A 75 102 C 40 B
Tabel 4.5 Kategori Skor Sikap Keberagamaan Beserta Jumlah Responden Interval Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Category
Percent
V 104-124
13
32.5
32.5
A
32.5
a83-103
17
42.5
42.5
B
75.0
l62-82 i Total d
10
25.0
25.0
C
100.0
40
100.0
100.0
53
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa sikap keberagamaan mahasiswa kos IAIN Salatiga tahun 2016 yang berada dalam kategori baik sebanyak 13 mahasiswa atau 32,5 %. Adapun dengan kategori sedang ada 17 mahasiswa atau 42,5 %. kemudian yang berada dalam kategori kurang baik sebanyak 10 mahasiswa atau 25,0 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan kedua yaitu “Bagaimana sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga yang tinggal di kos tahun 2016?”
E. Pengujian Hipotesis Dalam analisis ini peneliti menggunakan analisis regresi dengan menggunakan aplikasi SPSS 19 untuk mengetahui serta membuktikan hipotesis yang penulis ajukan yaitu ada pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan. 1. Bagian Statistik Deskriptif Tabel 4.6 Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Sikap Keberagamaan
93.85
15.546
40
Kehidupan Kos
95.00
15.837
40
Keluaran ini berisi informasi mengenai besarnya rata-rata prediksi variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan.
Besarnya rata-rata prediksi
variabel kehidupan kos ialah 93,85 dan sikap keberagamaan ialah 95,00. Nilai standar deviasi untuk variabel kehidupan kos sebesar 15,546 dan sikap keberagamaan sebesar 15,837. Jumlah data (N) sebesar 40.
54
2. Bagian Korelasi Tabel 4.7 Correlations Sikap
Pearson Correlation
Keberagamaan
Kehidupan Kos
1.000
.719
.719
1.000
.
.000
.000
.
Sikap Keberagamaan
40
40
Kehidupan Kos
40
40
Sikap Keberagamaan Kehidupan Kos
Sig. (1-tailed)
Sikap Keberagamaan Kehidupan Kos
N
Keluaran ini memberikan informasi mengenai hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan. Tabel ini dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a) Besar hubungan antar variabel adalah 0,719. Nilai ini mempunyai arti hubungan kedua variabel tersebut kuat. Koefisien korelasi positif (0,719) menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan searah. Artinya, jika variabel kehidupan kos baik, maka sikap keberagamaan akan baik pula. b) Hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan signifikan karena angka signifikansi (sig) < 0,05 (0,000 < 0,05).
55
3. Bagian Ringkasan Model (Koefisien Determinasi) Tabel 4.8 Model Summaryb
Model
R
R Square
.719a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.517
.505
Durbin-Watson
10.940
1.542
a. Predictors: (Constant), Kehidupan Kos b. Dependent Variable: Sikap Keberagamaan
Bagian ringkasan model (model summary) menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang berfungsi untuk mengetahui besarnya variabilitas
variabel
tergantung
sikap
keberagamaan
yang
dapat
diterangkan dengan menggunakan variabel bebas kehidupan kos. Koefisien determinasi juga digunakan untuk menghitung besarnya peranan atau pengaruh variabel variabel bebas terhadap variabel tergantung. Koefisien determinasi dihitung dengan cara mengalikan
dengan 100%.
Nilai penting dalam keluaran ini ialah nilai R Square, Standard Error of the Estimate, dan Durbin-Watson. a) Nilai R Square dalam tabel di atas sebesar 0,517. Angka R Square disebut juga sebagai koefisien determinasi. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 51,7 % sikap keberagamaan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kehidupan kos. Sementara sisanya, yaitu 48,3 % (100-51,7 %) harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Dengan kata lain, besarnya pengaruh kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan ialah sebesar 51,7 %; sedangkan sisanya sebesar 48,3 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar model regresi ini.
56
Besarnya
pengaruh faktor lain disebut sebagai error (e). Untuk
menghitung nilai error dapat digunakan rumus e = 1 -
. Sebagai
catatan, besarnya R Square berkisar antara 0-1. Artinya semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah. Sebaliknya, jika R Square semakin mendekat 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat. b) Nilai Standard Error of the Estimate (SEE) pada tabel ialah 10,940. Nilai ini akan digunakan untuk menilai kelayakan prediktor (variabel bebas) dalam kaitannya dengan variabel tergantung. Jika nilai SEE < nilai standar deviasi, maka prediktor yang digunakan untuk memprediksi variabel tergantung sudah layak. Pada keluaran di atas, nilai SEE < nilai standar deviasi untuk variabel tergantung sikap keberagamaan (10,940 < 15,546). Ini artinya variabel bebas kehidupan kos sudah layak dijadikan prediktor untuk variabel tergantung sikap keberagamaan. c) Nilai Durbin-Watson pada tabel di atas sebesar 1,542. Nilai ini mempunyai makna tidak terjadi otokorelasi dalam model regresi ini karena lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 ≤ 1,542 ≤ +2).
57
4. Bagian ANOVA Tabel 4.9 ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4876.983
1
4876.983
Residual
4548.117
38
119.687
Total
9425.100
39
F 40.748
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kehidupan Kos b. Dependent Variable: Sikap Keberagamaan
Bagian ini menunjukkan besarnya angka probabilitas atau signifikansi pada perhitungan ANOVA yang akan digunakan untuk uji kelayakan model regresi dengan ketentuan angka probabilitas/signifikansi/sig yang baik untuk digunakan sebagai model regresi ialah harus lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel di atas, uji ANOVA menghasilkan angka F sebesar 40,748 dengan tingkat signifikansi (angka probabilitas) sebesar 0,000. Karena angka probabilitas < 0,05 (0,000 < 0,05); maka model regresi ini sudah layak untuk digunakan dalam memprediksi sikap keberagamaan. Untuk menguji apakah benar variabel bebas kehidupan kos memengaruhi variabel tergantung sikap keberagamaan, kita dapat melakukan pengujian dengan menggunakan angka F dari keluaran ANOVA di atas. Langkahlangkahnya sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis : kehidupan kos tidak berpengaruh terhadap sikap keberagamaan : kehidupan kos berpengaruh terhadap sikap keberagamaan
58
b) Menentukan nilai F tabel Nilai α = 0,05 Derajat kebebasan (df): Vektor 1 (numerator) = jumlah variabel – 1 = 2 – 1 = 1 Vektor 2 (denumerator) = jumlah kasus – jumlah variabel = 40 – 2 = 38 Dengan ketentuan tersebut diperoleh nilai F tabel sebesar 4,10. c) Kriteria pengujian hipotesis Jika F hitung (Fo) > F tabel (F alfa), maka
ditolak dan
diterima Jika F hitung (Fo) < F tabel (F alfa), maka
diterima dan
ditolak d) Pengambilan keputusan Karena nilai F hitung dari tabel ANOVA di atas > nilai F tabel (40,748 > 4,10) maka
ditolak dan
diterima. Artinya, kehidupan kos
berpengaruh terhadap sikap keberagamaan.
59
5. Bagian Koefisien Regresi Tabel 4.10
Coefficientsa
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 26.771 10.650
Kehidupan Kos .706 a. Dependent Variable: Sikap Keberagamaan
.111
Standardized Coefficients Beta .719
t 2.514
Sig. .016
6.383
.000
Bagian ini menggambarkan persamaan regresi untuk mengetahui angka konstan, dan uji hipotesis signifikansi koefisien regresi. Persamaan regresinya adalah: Y = a + b.X Keterangan: Y = sikap keberagamaan X = data kehidupan kos a
= angka konstan dari unstandardized coefficients
b
= angka koefisien regresi
Oleh karena itu, persamaannya menjadi: Y = 26,711 + 0,706 X Dari persamaan tersebut, dapat diambil kesimpulan yaitu: a) Konstanta sebesar 26,711 menyatakan bahwa jika kehidupan kos dianggap konstan, maka sikap keberagamaan sebesar 26,711. b) Koefisien regresi kehidupan kos sebesar 0,706 menyatakan bahwa apabila kehidupan kos ditingkatkan 1 point maka akan memiliki pengaruh sebesar 0,706 terhadap sikap keberagamaan. Sehingga dapat
60
disimpulkan bahwa kehidupan kos memiliki sumbangan sebesar 0,706 terhadap sikap keberagamaan mahasiswa. Untuk mengetahui apakah koefisien regresi signnifikan atau tidak, kita akan menggunakan uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel kehidupan kos yang digunakan sebagai prediktor untuk variabel sikap keberagamaan. Caranya sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis : koefisien regresi tidak signifikan :koefisien regresi signifikan b) Menentukan t tabel Hitung nilai t tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai α/2 = 0,05/2 = 0,025 Derajat kebebasan (df) = n – 2 = 40 – 2 = 38 Dengan ketentuan tersebut didapatkan nilai t tabel sebesar 2,024. c) Kriteria pengujian hipotesis Jika t hitung ( ) < t tabel, maka
diterima dan
ditolak
Jika t hitung ( ) > t tabel, maka
ditolak dan
diterima
d) Pengambilan keputusan Karena nilai t hitung untuk variabel kehidupan kos > nilai t tabel (6,383 > 2,024) maka
ditolak dan
regresi signifikan.
61
diterima. Artinya, koefisien
6. Validitas Model Regresi Validitas model regresi yang sudah dibuat dapat dilakukan dengan melihat tidak terjadinya otokorelasi, linearitas, dan normalitas data. a) Pengecekan masalah terjadi otokorelasi atau tidak Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .719a .517 .505 10.940 a. Predictors: (Constant), Kehidupan Kos b. Dependent Variable: Sikap Keberagamaan
Durbin-Watson 1.542
Nilai Durbin-Watson pada tabel di atas sebesar 1,542. Nilai ini mempunyai makna tidak terjadi otokorelasi dalam model regresi ini karena lebih besar dari -2 dan lebih kecil dari +2 (-2 ≤ 1,542 ≤ +2). b) Pengecekan terdapat atau tidaknya hubungan linear antara variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)
62
Gambar di atas menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan karena sebaran data mengikuti garis lurus dari kiri bawah ke arah kanan atas. c) Data harus berdistribusi normal Dengan menggunakan histogram, kita dapat melakukan pengecekan apakah data berdisribusi normal atau tidak. Histogram untuk kedua variabel dapat dilihat di bawah ini:
Berdasarkan histogram di atas, data sudah simetris dan membentuk bel. Artinya, sebaran data sudah berdistribusi normal.
63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengumpulkan data dalam rangka membuktikan hipotesis yang diajukan dan mengolahnya dengan teknik statistik dengan menggunakan rumus pearson product moment dan regresi linier sederhana melalui penghitungan SPSS, selanjutnya penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian yang berjudul “Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016” sebagai berikut: 1. Kehidupan Kos Hasil penelitian menunjukkan kehidupan kos mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 dalam 3 varian yaitu baik, sedang, dan kurang baik. Dari 40 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 8 mahasiswa atau 20 %. Adapun dengan kategori sedang ada 16 mahasiswa atau 40 % dan dalam kategori kurang baik terdapat 16 mahasiswa atau 40 %.
2. Sikap Keberagamaan Hasil penelitian menunjukkan sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 yang tinggal di kos dalam 3 varian yaitu baik, sedang, dan kurang baik. Dari 40 responden yang berada dalam kategori baik sebanyak 13 mahasiswa atau 32,5 %. Adapun dengan kategori sedang ada
64
17 mahasiswa atau 42,5 %. kemudian yang berada dalam kategori kurang baik sebanyak 10 mahasiswa atau 25,0 %
3. Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Hasil hitung korelasi pearson mengenai hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan yaitu besar hubungan antar variabel adalah 0,719. Nilai ini mempunyai arti hubungan kedua variabel tersebut kuat. Koefisien korelasi positif (0,719) menunjukkan bahwa hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan searah. Artinya, jika variabel kehidupan kos baik, maka sikap keberagamaan akan baik pula. Hubungan antara variabel kehidupan kos dan sikap keberagamaan signifikan karena angka signifikansi (sig) < 0,05 (0,000 < 0,05). Nilai R Square dalam tabel sebesar 0,517. Angka R Square disebut juga sebagai koefisien determinasi. Angka tersebut berarti bahwa sebesar 51,7 % sikap keberagamaan yang terjadi dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel kehidupan kos. Sementara sisanya, yaitu 48,3 % (100-51,7 %) harus dijelaskan oleh faktor-faktor penyebab lainnya. Nilai F hitung dari tabel ANOVA lebih besar dari nilai F tabel (40,748 > 4,10). Artinya, kehidupan kos berpengaruh terhadap sikap keberagamaan. Hasil uji t yaitu nilai t hitung untuk variabel kehidupan kos lebih besar dari nilai t tabel (6,383 > 2,024). Artinya, koefisien regresi signifikan. Kesimpulannya, hipotesis yang diajukan oleh peneliti dapat diterima, dari model product moment dan regresi linier tersebut bahwa ada
65
pengaruh yang signifikan antara kehidupan kos terhadap sikap keberagamaan mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016.
B. Saran 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa hendaknya dapat mengendalikan diri dalam bertindak dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Khususnya bagi mahasiswa calon guru PAI tidak hanya menguasai materi namun sudah semestinya dapat menanamkan nilai-nilai agama dimulai dari dirinya sendiri agar kelak menjadi guru yang bisa menanamkan nilai-nilai agama pada muridnya.
2. Bagi pemilik kos Sebagai penyedia jasa kos sebaiknya mampu mengawasi setiap penghuni kos, serta menjalankan dan menegakkan aturan kos yang ada. Agar memberikan kenyaman bagi semua orang yang menempati maupun masyarakat sekitar, dengan begitu dapat menghindari terjadinya perilakuperilaku yang tidak diinginkan.
3. Bagi orang tua Bagi orang tua yang nantinya ataupun sedang melepaskan anaknya, sejak dini hendaknya diajari, diperkuat imannya supaya ketika jauh dari orang
66
tua minimal sudah terbiasa dengan amalan ajaran-ajaran agama tanpa perlu diingatkan. Kemudian orang tua harus benar-benar bisa memperhatikan dan setidaknya dapat mengunjunginya, dan melihat keadaan anaknya, serta tempat tinggal anaknya. Serta mampu menanamkan nasehat-nasehat agar mereka sedikit terkontrol dengan nasehat-nasehat itu.
4. Bagi masyarakat Masyarakat hendaknya lebih mengawasi dan mengontrol lingkungan disekitar kos. Seperti menambah kegiatan kemasyarakatan khususnya mahasiswa. Serta menciptakan kondisi sosial yang baik dan sehat sehingga akan mendukung sikap dan perilaku mahasiswa.
5. Bagi lembaga Lembaga IAIN Salatiga mempunyai sebuah visi untuk Tahun 2030 menjadi rujukan Studi Islam-Indonesia bagi terwujudnya masyarakat damai bermartabat. Maka dari itu, sebagai lembaga Islam, para pendidik di IAIN Salatiga perlu terus meningkatkan kualitas baik dalam aspek akademis
ataupun
akhlak
mahasiswa
melalui
bimbingan,
dan
pembelajaran yang tepat demi terwujudnya masyarakat damai bermartabat.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, Djamaludin & Suroso, Fuat Nashori. 1994. Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Aresa, Della. 2012. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Repurchase Intention (Studi Pada Pengunjung 7 ElevenTebet Saharjo). Skripsi Diterbitkan. Depok: Universitas Indonesia. Arikunto, Suharsimi .2006. Prosedur Penelitian sebagai Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Citra. Azwar, Saifuddin. 2006. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ________________ 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daradjat, Zakiah. 1976. Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang. Gerungan, W.A. 1981. Psychology Sosial: Suatu Ringkasan. Jakarta: Eresco. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi Offset. Jalaluddin. 2012. Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers. Jalaludin. 2000. Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Manaf, Mujahid Abdul. 1996. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Monks F.J., Knoers A.M.P., Haditono S.R., 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Munandar, H., dkk. 2008. “Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial”, terjemahan dari The Social Science Encyclopedia oleh Adam Kuper dan Jessica Kuper. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Munawir, Ahmad Warson. 2002. Al Munawir: Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif. Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Baberapa Aspeknya. Jakarta: UI Press. Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Prodi
Pendidikan Matematika, Dimensi Manusia, Hakikat dan Tujuan Pendidikan, http://www.matematika-umsu.web.id/2013/04/dimensi-manusia-hakikat-dantujuan.html
Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Rosda Karya. Santoso, Heru. 2015. http://kriminalitas.com/mau-enak-nggak-mau-anakmahasiswi-iain-minta-pacar-tanggung-jawab/ Sarwono, Jonathan. 2015. Rumus-Rumus Populer dalam SPSS 22 untuk Riset Skripsi. Yogyakarta: ANDI Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suprayogo, Imam. 2012. Harapan Masyarakat terhadap Pendidikan Islam. Artikel. http://imamsuprayogo.com/viewd_artikel.php?pg=1368 Suyanto, Bagong, 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternative Pendekatan. Jakarta: Prenada Media. https://carapedia.com/pengertian_definisi_kehidupan_info2146.html https://id.wikipedia.org/wiki/Indekost
Pedoman Wawancara Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2016
Kode Responden : Hari/tanggal : Tempat : Waktu : Daftar Pertanyaan (untuk Ketua RT) : 1. Sejak kapan bapak menjabat ketua RT? 2. Di RT ini ada berapa kos? 3. Apakah setiap kos menyerahkan data ke RT/RW? 4. Bagaimana dengan peraturan kos yang ada di RT ini? 5. Bagaimana sikap anak kos di sekitar sini menurut Bapak? 6. Apakah anak kos sering berinteraksi dengan warga? 7. Apakah anak kos sering mengikuti kegiatan warga? 8. Apakah ada anak kos yang aktif di masjid/kegiatan keagamaan?
Daftar Pertanyaan (untuk Pemilik Kos): 1. Kapan kos didirikan? 2. Darimana saja yang ngekos di tempat ini? 3. Status penghuni kos apa saja? 4. Ada berapa ruangan? 5. Berapa biaya per bulannya? 6. Bagaimana peraturan di kos ini?
7. Selama ini adakah yang pernah melanggar peraturan tersebut? 8. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak kos sini? 9. Bagaimana kegiatan pribadi anak kos sini? Seperti mencuci, memasak? 10. Bagaimana sikap/perilaku anak kos sini menurut Anda? 11. Bagaimana ibadah/sikap keberagamaan anak kos sini? (sholat, memakai kerudung, dll) 12. Apakah Anda sering memantau/mengontrol anak kos?
KODE PENELITIAN Pengaruh Kehidupan Kos terhadap Sikap Keberagamaan Mahasiswa IAIN Salatiga Tahun 2016
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pariyono (Ketua RT sekaligus Pemilik Kos) Samiyono (Pemilik Kos) Nayla (Pemilik Kos) Mulyadi (Pemilik Kos) Gunawan Jarot (Wakil Ketua RT) Basri (Ketua RT)
: PY : SM :N : MY : GJ : BR
Kode Tempat
1. 2. 3. 4. 5. 6.
A B C D E F
7. G 8. H
= kos perempuan sekitar kampus 1 = kos laki-laki sekitar kampus 2 = kos perempuan sekitar kampus 2 = kos campuran sekitar kampus 1 = lokasi wilayah pak GJ (sekitar kampus 1) = lokasi wilayah pak BR (sekitar kampus 1); kos perempuan dan kos campuran = kos campuran sekitar kampus 2 = kos perempuan sekitar kampus 3
Hasil Wawancara A. Kode Responden : PY (pemilik kos sekaligus ketua RT) Hari/tanggal : Senin, 20 Juni 2016 Tempat : Rumah PY (sekitar kampus 1) Waktu : 15:40 WIB Jenis Kos : Kos Perempuan Kode Tempat :A 1. Sejak kapan bapak menjabat ketua RT? Sejak tahun 2002 kalo gak salah, sampe sekarang gak ada yang ngganti. 2. Di RT ini ada berapa kos? Ada empat kepala keluarga, (kos) perempuan semua, gak ada yang cowok, kalo rata-rata cowok itu susah, sulit gak pernah bayar. 3. Apakah setiap kos menyerahkan data ke RT/RW? Saya ngasih data, kalau kos lain juga ngasih data? yang punya rumah. 4. Kapan kos milik Bapak didirikan? Berdiri sejak tahun 2005. 5. Darimana saja yang ngekos di tempat Bapak? Dari Pati, Karanganyar, Kendal, Temanggung, dll. 6. Status penghuni kos apa saja? Mahasiswa IAIN, semuanya, perempuan 7. Ada berapa ruangan? Ada 16, kadang 1, 2 orang. Rata-rata 2 orang 8. Berapa biaya per bulannya? Satu orang Rp. 170.000 9. Bagaimana peraturan di kos ini? Peraturannya ya itu kalo ada temen laki-laki gak boleh masuk. Adanya di ruang tamu. Maksimal jam 21 harus sudah pulang. gak boleh masuk kamar, di depan boleh. Masuk kamar gak boleh. Gak bagus. 10. Selama ini adakah yang pernah melanggar peraturan tersebut? Sekarang ini belum ada yang melanggar, saya pantau terus, kalau ada yang nganu, kan sudah saya tulis, tamu maksimal jam 21.00 11. Kalau ingin ngekos, apa ada formulirnya? Gak ada, langsung, langsung aja gakpapa, cuman nanti saya catet namanya, dari mana, buat data saya, kan saya tahu darimana-darimana.
12. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak kos? Rata-rata sekarang kegiatannya M, males. 13. Bagaimana kegiatan pribadi anak kos sini? Seperti mencuci, memasak? Masak paling satu atau dua orang, rata-rata beli. Kalau cuci, cuci sendiri, gak dilaundry. 14. Bagaimana sikap atau perilaku anak kos di sekitar sini menurut Bapak? Perilakunya? Perilakunya juga bagus. Sopan, santun. 15. Apakah anak kos sering berinteraksi dengan warga? Iya, kegiatan 17an ikut, Cuma 17an saja, kalau lainnya ya enggak. Soalnya kan disini ia kan bukan penduduk, dia penduduk datang, dia kan disini statusnya belajar, jadi tidak ikut kegiatan kampung, nanti kalau ikut kegiatan, malah belajarnya gak karu-karuan malah kasihan, dia ikut dah bayar, kasihan. 16. Bagaimana ibadah atau sikap keberagamaan anak kos sekitar sini? Kalau ibadahnya itu, waduh, itu fifty-fifty. Kalau memakai kerudung bagus, rapi, keluar kos juga kudungan, ya ada satu dua (gak berkerudung) ya wajar lah. 17. Apakah bapak sering memantau anak kos? Saya pernah memantau, kan malam jum’at “ayo yasinan” satu kali dua kali, tapi kan lama-lama males, gitu. Rata-rata yo fifty-fifty, 50 persen 50 persen. Model sekarang kan jaman udah lain, banyak malesnya. Saya tu juga pusing mbak, gimana lagi kan, ya udah. 18. Apakah ada anak kos yang aktif di masjid/kegiatan keagamaan? Gak ada ix, gak pernah di mesjid, jarang di mesjid, jarang, kegiatan di mesjid tidak ada, satu pun gak ada. Kalau waktu Ramadhan apakah anak kos melaksanakan sholat tarawih? Iya, trawih semua, saya oyak-oyak semua, kalo berhalangan ya biasa, tarawih semua. Di mesjidnya kalo trawih aja, selain trawih enggak, satu pun gak ada, sholatnya di rumah, sholatnya sendiri-sendiri.
B. Kode Responden : SM (Pemilik Kos) Hari/tanggal : Senin, 20 Juni 2016 Tempat : Rumah M (Sekitar Kampus 2) Waktu : 16:30 WIB Jenis Kos : Kos Laki-Laki Kode Tempat :B 1. Kapan kos didirikan? Tahun 2013. 2. Darimana saja yang ngekos di tempat ini? Dari Pati, Bandungan, Jakarta, Temanggung, dll. 3. Status penghuni kos apa saja? Mahasiswa IAIN, enten sing kerjo, kathah kuliah, sing kerjo siji 4. Ada berapa ruangan? Ada 14, setiap kamar 1 (orang). 5. Berapa biaya per bulannya? Kalo yang baru masuk Rp. 250.000. kalo yang udah lama-lama, skripsi Rp. 200.000. 6. Bagaimana peraturan di kos ini? Itu kan cowok semua, berarti tidak boleh membawa cewek ke kos-kosan. Meskipun kamu punya pacar ya harus keluar. Misal mau pinjam laptop ya tetep gak boleh masuk ke halaman, tetep nunggu di luar pekarangan, karena memang aturan saya gitu. Memang harus tertib, gak boleh bawa cewek. Kalau jam malam ada batasannya apa tidak? Ndak, itu kan ada pintu gerbangnya, sampai jam berapapun silakan, yang penting pintu gerbang kamu pergi harus dikunci, jangan sampai pintu gerbang cuma ditutup. 7. Selama ini adakah yang pernah melanggar peraturan tersebut? Ndak ada selama ini, ndak ada. Anak saya itu anu mbak terlalu, pokoke dengan saya seperti orang tua, sama anak kos harus, rukun semua mbak. 8. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak kos? Kegiatannya ya paling-paling, ada yang main gitar, ada yang laptopan, ada yang, macem-macem mbak, kalau ada waktu luang ya mainan lihat tv itu.
9. Bagaimana kegiatan pribadi anak kos sini? Seperti mencuci, memasak? Kadang-kadang masak, kadang-kadang njajan, saya memberi arahan kalau masak ya bareng-bareng, kan banyak magic com mbak, ada lima. Beli lauk ya selera sendiri-sendiri. Mencuci sendiri 10. Bagaimana sikap atau perilaku anak kos di sekitar sini menurut Bapak? Bagus, anaknya ramah-ramah. Nganggep orang tua itu orang tua sendiri itu lho. Dengan teman-temannya itu saling menyapa istilahnya saling mengisi, saling mendukung. Sana persaudaraan anak-anak saya bagus mbak. Apakah anak kos sering berinteraksi dengan warga? Kalau ada kegiatan kerja bakti pun juga ikut, paling hari minggu kerja bakti 11. Bagaimana ibadah atau sikap keberagamaan anak kos sekitar sini? Anak-anak itu kalau mau, contohnya saja waktu, entah waktu dhuhur atau ashar, anak-anak itu kalau mau sholat malah ke mesjid, mesjid Nurul Zaroh itu. 12. Apakah bapak sering memantau/mengontrol anak kos? Walaupun saya disini ya, tapi anak-anak gak tau, pasti seminggu paling gak tiga kali, malam pasti saya kesana, tapi jalan kaki, biar gak tau, kalau saya bawa sepeda motor kan dengar. Saya dengarkan dari sebelah ada suara cewek kan dengar, kalau gak ada apa-apa ya saya langsung pulang. Tapi anak-anak gak tahu hari apa dan jam berapa ndak tahu, itu rahasia saya. 13. Apakah ada anak kos yang aktif di masjid/kegiatan keagamaan? Kalo pengajian sering ikut di mesjid sini. Aktif, itu yang namanya Adri malah, bilamana kampus ada kegiatan pasti ikut menjadi panitia.
C. Kode Responden : N (Pemilik Kos) Hari/tanggal : Sabtu, 03 September 2016 Tempat : Rumah N (Sekitar Kampus 2) Waktu : 10:30 WIB Jenis Kos : Kos Perempuan Kode Tempat :C 1. Apakah kos sini mengumpulkan data ke RT/RW? Data apa ya? Data penghuni kos. Enggak, kebetulan disini RWnya og 2. Kapan kos didirikan? Wah dah lama, dari tahun berapa ya. Dari 91. 3. Darimana saja yang ngekos di tempat ini? Dari mana-mana, hhhh. Jauh bgt ada, Papua ada, Purwodadi, Wonosobo, Sragen, Pati, mana-mana. 4. Status penghuni kos apa saja? Mahasiswa, ada yang kerja ini. Mahasiswa IAIN semua 5. Ada berapa ruangan? Ada 8, dua orang dua orang 6. Berapa biaya per bulannya? Per orang Rp. 250.000. tapi kalo satu kamar ditempati satu orang 400 7. Bagaimana peraturan di kos ini? Peraturannya yang penting menjaga kebersihan, hhhh, itu aja. Gak ada macem-macem sih. Udah tau, dah bisa dikontrol kok, dah kayak rumah sendiri, tanggung jawabnya udah tau. Gak ada peraturan apa-apa, ya paling motor dimasukke, jangan dikunci setang gitu Kalau jam malam ada batasannya apa tidak? Jam malem, itu nanti kalo misalkan ada keperluan, misalkan jam 9 dia mau keluar atau ada belajar kelompok jam 9 belum pulang, ini, tingtong, nanti dibukain sama ibu, yang penting ijin. Kalo jam malem ya sampai jam 9 jam 10 gitu lah 8. Apakah anak kos turut serta mengikuti kegiatan warga? Enggak 9. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak kos? Gak tahu aku, hhh. Pribadi og ya 10. Bagaimana kegiatan pribadi anak kos sini? Seperti mencuci, memasak?
Kalo nyuci, mereka nyuci sendiri. Gak laundry? Gak tahu ya itu pribadi mereka, kan suka ada yang laundry, ada yang nyuci sendiri gitu. Kalo masak, dapurnya ikut sama ibu, masak sendiri 11. Bagaimana sikap atau perilaku anak kos di sekitar sini menurut Mbak? Baik. Ini apa namanya, ramah, sopan, gak aneh-aneh Apakah anak kos sering berinteraksi dengan warga? Ya sekedar nyapa gitu 12. Apakah pemilik kos sering memantau/mengontrol anak kos? Ya tentu, kan satu rumah sama Ibu, otomatis air mati atau apa, listrik mati, kan semua kan, eee, ibu yang ini, ngontroll 13. Apakah mbak/pemilik kos sering mengontrol/memantau masalah ibadah anak kos sini? Kalau ibadahnya ya enggak sih (gak ngontrol), hhhe, pribadi masingmasing, itu kan udah besar, itu kan tanggung jawabnya mereka sendiri gitu, tapi kebetulan sini sholat semua, kan deket sama masjid, sering jama’ah di masjid 14. Apakah ada anak kos yang aktif di masjid/kegiatan keagamaan? Kebetulan di Masjid ini remajanya gak ada, hhhe, jadi gak ada kegiatan untuk remaja, jadi dia gak ikut. Mungkin kalo ada ikut mungkiin. Kalo misalkan ada acara-acara di Masjid, misalkan pengajian ato apa, pada dateng kok
D. Kode Responden : MY (Pemilik Kos) Hari/tanggal : Sabtu, 03 September 2016 Tempat : Rumah MY (Sekitar Kampus 1) Waktu : 12:30 WIB Jenis Kos : Kos Campur Kode Tempat :D 1. Kapan kos didirikan? 95. 2. Apakah kos sini menyerahkan data ke RT/RW? Lihat situasi mbak, kalau anak IAIN, itu kalau yang dulu saya suruh numpuk kartu mahasiswa, fotocopy, ya ada yang enggak, masalahnya apa, identitasnya kan jelas kuliah disini. Jadi misalkan ada apa-apa itu langsung saya kesana (ke kampus) kan pasti ketemu gitu lho, kalo misalkan ada apa-apa. Jadi ya kadang-kadang, saya tertibkan, saya suruh numpuk, misalkan ada kumpulan bapak-bapak, misalkan menanyakan ya suruh mengumpulkan data-data gitu, baru saya mintai, tapi kalau nggak ya,. Masalahnya saya percaya kalo orang IAIN, nanti kalo ada apa-apa saya nyarinya gampang. 3. Status penghuni kos apa saja? Kalau dulu pertama-tama, polisi sama IAIN. Kalau sekarang anak IAIN semua. Ini kos cewek apa cowok? Cowok cewek saya terima, asal mau saya atur, manut peraturan. 4. Ada berapa ruangan? 8. 5. Berapa biaya per bulannya? Lihat kamar mandi dalem itu, kalo ditempati orang dua saya tarif 500. Tapi kalo yang biasa, yang gak ada kamar mandinya, kamar mandinya ikut rame-rame, itu kalo ditempati orang dua saya tarif 400. Kalo ditempati sendiri 250. 6. Bagaimana peraturan di kos ini? Tidak boleh pacaran serumah (sekos), ya yang utama itu. Pokoknya tidak boleh satu rumah pacaran. Kalau jam malam ada batasannya tidak? Kalau tempat saya nggak ada batasnya, pintu selalu gak saya kunci, tapi ternyata itu gak ada yang sampe pulang lebih dari jam 12 malam, gak ada. Sini ternyata nurut-nurut gitu. Kalau misal anak kos cewek bawa
tamu cowok boleh tidak? Lihat situasi, tamunya dimana, kalau masuk kamar saya gak boleh, kalau setau saya, kalau di ruang tamu gak masalah. 7. Selama ini adakah yang pernah melanggar peraturan tersebut? Yaa gini ya, kalo saya lihat itu ya kayaknya kalo sudah kelihatan agak gak beres itu biasanya saya sudah gak menerima lagi, saya suruh pindah. berarti pernah kejadian begitu? Ya kayaknya ya mungkin ya pernah ya, jadi kayaknya kalo yang sudah misalkan dah pacaran sama orang kampus, itu terus malu sendiri ngunu lho sama saya, jadi akhirnya pindah, ya kadang-kadang memang saya loos, kalau sudah saya bilangi!, saya bilangi!, saya bilangi!, misalkan kamu itu, misalkan mbak’e, cewek, dah pacaran gini gini gini, apalagi kamu kuliahnya di IAIN, tu harusnya bisa jaga nama baik! Atau tau bahwa itu dosa! Apa-apa itu saya sudah kasih tau, tapi kalo memang masih tetep dia kaya gitu, silahkan monggo!. Saya gituin. Tapi akhirnya paling malu sendiri, pindah, ternyata pindah dari sini ternyata langsung hamil hamil hamil, ada. 8. Bagaimana kegiatan sehari-hari anak kos? Kegiatan gak ada mbak disini, gak ada kegiatan 9. Bagaimana kegiatan pribadi anak kos sini? Seperti mencuci, memasak? Itu tinggal anak-anaknya mbak, kadang-kadang kalau yang malas dilaundry, kalo yang gak malas ya dicuci, terus nanti ikut dikeringkan di mesin cuci. Kalau pas musim hujan kan susah keringnya, itu nunut di mesin cuci, dikeringkan. Kebanyakan sini pada njajan semua, tapi cuman beli lauknya, kalau nasi itu bawa magic com semua. Misalkan punya indomie punya kopi apa kopi gula masak sini, kalau jarang (air panas) kan selalu saya kasih, kalau masak mie saya sediain kompor, nunut ibu’e. kalo beli lauk masih banyak titip masukkan di kulkas, nanti kalau mau dimakan nunut dipanasi lagi, ya kayak anak saya sendiri semua. 10. Bagaimana sikap atau perilaku anak kos sini menurut Bapak? Kalo ini mbak, kalo yang dulu-dulu itu ya, yang dulu sama sekarang itu lain sih. Lainnya itu kalo ya gimana ya, kalo yang sekarang-sekarang itu kayaknya takut banget kalo sama saya itu. Kalo yang dulu-dulu itu orangnya lain, ya takut tapi berhubung saya fair, terus tindak-tanduknya juga kurang ini, kurang menyenangkan istilahnya gitu. Jadi saya juga
menyadari, namanya orang dewasa, masa puber itu misalkan, itu kalo orang-orang IAIN itu ya banyak yang inilah kalo menurut penilaian saya, apalagi kalo yang dulu-dulu, banyak yang tumindake yang gak baik itu banyak, jadi saya itu ya berani ngomong disini, saya itu melihat mata saya sendiri itu gak cuma sekali dua kali, puluhan kali. Jadi saya berani itu, saya gak jelek-jelekin IAIN ya, nyatanya kayak gitu. Saya itu, saya ya misalkan ngomong sama dosennya, saya berani. Jadi orang gini gini, misalkan yang sudah pernah saya lihat, suruh nunjuk aja tunjukkan. Misalnya karena apa pak? Ya kayak waktu pacaran, kayak di pinggir stadion istilahnya kaya gitu, tu kan dulu banyak anak-anak IAIN yang sampe kaya gitu, apalagi saya juga orang Islam, kalo saya njelek-jelekin seagama saya juga saya juga gak, gak suka, tapi memang kenyataannya gitu ya, saya berani ngomong gitu. Jadi orang IAIN itu juga ya sama aja lah, sama aja, gak semua. 11. Apakah anak kos sering berinteraksi/mengikuti kegiatan warga? Kalau kegiatan ikut kampung, yasinan, tiap malem jum’at memang saya ajak semua. 12. Bagaimana ibadah atau sikap keberagamaan anak kos sekitar sini? Tanggung jawab masing-masing. Kalau yang cewek selalu pakai kerudung gak? Itu, lihat situasi mbak, kalau di rumah kayaknya ya, kalau di kos itu ya biasa-biasa saja lah, kadang ya bawa kudung, kadang ya enggak. 13. Apakah bapak sering memantau/mengontrol anak kos? Gimana ya, kalau itu saya cuman, ya saya bebaskan, tapi saya bebaskan juga saya pantau, saya monitor terus, gerak geriknya gimana, tetep saya monitor, apalagi cewek. Kalau cewek, misalkan ada cowok maen gitu aja saya awasi, saya tanya gimana pacarnya apa bukan, itu saya tanya. 14. Apakah ada anak kos yang aktif di masjid/kegiatan keagamaan? Aktifnya di mushola, belakang ini, aktif, tapi biasanya kalo pas puasa, trawih, sama biasanya maghrib sama isya’ biasanya.
DOKUMENTASI
(Pemilik Kos sekaligus Ketua RT: PY)
(Pemilik Kos: SM)
(Pemilik Kos: N)
(Pemilik Kos: MY)
(Peraturan salah satu kos yang dipampang di depan kamar kos)
ANGKET PENGARUH KEHIDUPAN KOS TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN Identitas Responden Jenis kelamin Angkatan/Semester Jurusan Lama tinggal di kos
: : : :
Mohon anda membaca petunjuk-petunjuk di bawah ini: 1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) pada kolom jawaban yang sesuai: SL= Selalu, SR=Sering, JR=Jarang, TP=Tidak pernah Lingkari salah satu dari angka 4,3,2,1. Angka tersebut menunjukkan rentang jawaban nilai dari baik ke kurang baik. 2. Semua jawaban tidak ada yang benar dan yang salah sehingga diharapkan dalam pengisian angket ini sesuai dengan pernyataan dan keadaan yang sebenarnya anda alami selama tinggal di kos, karena kerahasiaan akan kami jamin. 3. Kesungguhan dan kejujuran Anda sangat menentukan kualitas hasil penelitian ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih. Kehidupan Kos NO PERNYATAAN SL SR JR 1 Selesai menjalankan aktivitas perkuliahan, saya pulang ke kos tepat waktu Jika tidak langsung pulang kos, biasanya saya /ke: ……………………………
TP
2 Saya membeli buku demi menunjang akademik saya Jenis buku: Semua buku mata kuliah dan buku bacaan tambahan/ semua buku yang menunjang semua mata kuliah/ buku wajib beli (rekomendasi dosen)/ saya lebih baik foto copy hanya buku yang wajib dibeli/tidak pernah membeli ataupun fotocopy (lebih memilih pinjam teman) 3 Saya suka nongkrong atau main bersama teman 4 Saya hanya mempersilahkan tamu putri (jika saya putri) atau putra (jika saya putra) ketika berkunjung ke tempat kos saya 5 Saya mengelola keuangan saya dengan baik 6 Setiap bulan saya selalu menyisihkan uang saya untuk ditabung 7 Kegiatan mencuci baju saya lakukan sendiri daripada ke laundry
8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 33
Saya belajar dengan teman untuk menyelesaikan tugas kuliah yang ditugaskan bersama Saya memanage/mengatur kegiatan kos dengan ketat agar waktu yang saya habiskan lebih bermanfaat dengan baik Saya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar kos Saya mudah beradaptasi dengan lingkungan kos dan menjalin hubungan baik dengan teman kos Saya tinggal di tempat kos/lingkungan sekitar kos yang religius Saya disiplin bangun pagi (pada saat subuh atau sebelum subuh) Setiap bulan saya belanja pakaian Setiap bulan saya berkaraoke Saya tertarik untuk mengunjungi tempat makan yang sedang populer saat ini Saya mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri Saya seringkali melakukan pembelian tanpa rencana sebelumnya Saya suka mengikuti trend yang sedang terjadi saat ini Saya mengikuti perkembangan fashion agar selalu terlihat trendy Saya pulang ke kos ketika malam Saya bermain PS di tempat kos Saya tahu teman kos saya melakukan perbuatan asusila di tempat kos* Saya membawa teman lawan jenis ke kos Saya membawa pacar ke kos Saya mempunyai teman bergaul yang sering keluar malam, dan saya juga keluar bersamanya Saya seringkali menggunakan barang atau peralatan milik teman kos saya tanpa izin karena saya mengganggap bahwa saya dan teman kos sudah seperti keluarga Saya merasa terganggu tinggal di kos yang ada ibu/bapak kos Saya tinggal di kos yang aturan/tata tertibnya ketat Saya tinggal di jenis kos campuran putra dan putri* Saya menganggap putra dan putri dalam kamar kos adalah hal yang wajar Saya suka nongkrong atau main bersama teman tanpa kenal waktu Saya mudah terpengaruh dengan lingkungan kos (dalam artian baik)
4
3
2
1
4
3
2
1
Saya mudah terpengaruh dengan lingkungan kos (dalam artian kurang baik)* 34 Saya begadang di tempat kos minimal seminggu sekali Kegiatan begadang:……………………………….. 35
Saya mempersilahkan siapapun untuk bertamu ke tempat kos baik putra maupun putri 36 Saya membeli kebutuan yang bersifat sekunder 37 Setiap bulan saya pergi ke salon* 38 Ortu atau anggota keluarga saya menjenguk saya di kos (min sebulan sekali)* 39 Saya melanggar peraturan kos* 40 Selama di kos, saya juga bekerja*: a. pernah b. saat ini kerja c. belum pernah *tidak masuk dalam penghitungan statistik, hanya sebatas cek. Sikap Keberagamaan No PERNYATAAN 1 Saya melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya* 2 Saya tidak melakukan perbuatan tercela karena saya tahu akan berdosa 3 Saya tidak malas dalam mengerjakan ibadah 4 Saya selalu melakukan shalat wajib tepat waktu 5 Saya gelisah jika terlambat melakukan shalat 6 Shalat saya tidak bolong-bolong 7 Saya selalu menyempatkan waktu untuk shalat jama’ah 8 Saya rutin melaksanakan puasa wajib 9 Sya membaca Al-Qur’an setiap hari 10 Saya mengerjakan shalat sunah sebelum atau sesudah shalat fardhu 11 Saya berdzikir setiap habis sholat 12 Saya melaksanakan puasa-puasa sunah 13 Saya melafalkan do’a sebelum dan sesudah melaksanakan sesuatu 14 Saya salalu menolong orang yang membutuhkan 15 Saya suka bekerja sama 16 Saya senantiasa menjalin hubungan baik dengan siapa saja 17 Saya berjuang keras untuk hidup sukses 18 Ketika saya sedang merasa kacau atau sedang tertimba musibah, saya akan beribadah, karena ibadah adalah solusi untuk menentramkan hati
SL
SR
JR
TP
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
31 32 33 34 35
Saya percaya doa yang saya panjatkan suatu saat akan dikabulkan oleh Allah Saya tidak merasa bosan ketika mengikuti pengajian Saya selalu menutup aurat ketika keluar rumah Saya rutin melaksanakan shalat malam Saya tidak suka menggosip atau membicarakan orang lain Saya tidak pernah membuka aib atau menjelekjelekkan orang lain Seminggu sekali, saya selalu menyempatkan untuk bersedekah Saya tidak suka mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya (kata-kata tercela) Setiap bertemu dengan orang yang saya kenal. Saya selalu menyapanya Saya selalu berdoa kepada Allah baik dalam kondisi susah ataupun senang Ketika berdoa, saya berdoa dengan penuh keyakinan dan penghayatan Ketika orang lain berbuat salah atau menyakiti hati saya, saya selalu memaafkannya dan tidak menaruh dendam kepadanya Ketika orang lain berbuat perbuatan yang tercela, saya tidak takut untuk menegurnya Saya selalu berkata jujur dalam keadaan apapun Saya tidak pernah mengeluh atas kondisi hidup saya Saya selalu menjaga jarak kepada yang bukan muhrim/lawan jenis Saya berbuat baik kepada siapapun
MOHON DIISI: 1. Aktifitas di kos yang paling saya suka adalah
: ……………………
…………………………………………………………………………….
2. Aktifitas di kos yang paling saya benci adalah
: ……………………
……………………………………………………………………..............
Terima kasih atas partisipasi Anda Have a Nice Day
SKOR JAWABAN RESPONDEN No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
x1 2 4 3 2 2 4 2 3 4 3 2 1 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2
x2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 3 4 2 3 2
x3 4 3 3 2 1 2 3 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 3 4 3 3 2 1
x4 4 2 1 2 1 4 2 2 4 2 2 3 2 2 4 2 2 1 2 2 4 4 3 4 2 4 4
x5 4 3 4 3 2 4 2 2 4 4 4 1 4 2 2 3 2 3 2 1 3 2 4 4 3 4 2
x6 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 3 4 2 3 2 2 2
x7 4 2 3 2 2 4 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 2 3 4 4 4 4 2 3
Item Variabel Kehidupan Kos x8 x9 x10 x11 x12 x13 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 3 3 3 2 4 2 4 3 3 2 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 1 2 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 1 2 1 1 2 2 1 4 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 1 2 2 2 1
x14 4 4 1 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 1 4 4 3 2 4 3 3 3 2
x15 2 2 3 2 2 4 2 3 4 2 3 2 4 2 4 3 4 3 2 1 3 4 3 3 4 3 2
x16 3 2 3 2 3 4 1 2 4 3 3 2 4 2 1 2 1 2 1 2 3 2 3 3 3 4 2
x17 4 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 1 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 2 3 4 2
x18 3 2 3 2 1 3 1 1 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 4 2
x19 4 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 4 1 3
x20 4 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 2 2 4 2 3 2 4 4 4
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 2 4 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3
x21 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3
2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 4
2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4
x22 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3
2 2 4 3 1 3 1 1 1 2 4 4 4
x23 4 4 1 2 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4
2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4 4
x24 4 3 1 2 4 4 2 1 4 4 3 2 4 3
2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 3
x25 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 3
3 2 4 4 3 4 3 3 3 1 3 4 4
4 3 2 3 3 2 3 4 4 2 4 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 1 2 3 3
2 2 2 3 4 2 2 2 2 3 4 3 4
3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4
2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4
Item Variabel Kehidupan Kos x26 x27 x28 x29 x30 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 1 1 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 3 3 2 2
2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4
2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 4
x31 3 2 1 2 3 4 2 3 4 3 2 3 3 2
3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 4 4 4
x32 4 3 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3
2 2 3 3 2 3 3 3 2 4 1 3 4
x33 4 3 4 1 1 2 2 2 4 4 2 3 4 3
2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 4 4
x34 2 3 1 2 1 1 2 2 4 1 3 3 3 2
3 1 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3
3 2 4 3 2 3 2 3 3 1 3 4 4
x35 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2
4 3 2 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4
Jumlah 121 95 92 75 71 113 83 82 109 115 91 92 118 80
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 2 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 4
4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
2 3 2 1 4 3 3 4 3 4 3 2 2 1 1 3 4 4 4 2 3 2 3 2 3 3
4 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4
3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 4
2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 1 2 3 4 4
4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 1 3 3 2 4 4 3 3 4 2 1 2 4 4 4
4 2 2 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4
4 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 1 4 4 4
2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 4
3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 1 2 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 1 4 4
2 1 1 1 1 1 2 2 2 4 2 1 1 1 2 3 2 3 2 3 3 1 2 3 4 4
3 1 1 1 1 1 3 4 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 4 4
3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 Max Min
*item nomor 23 tidak masuk dalam penghitungan statistik, karena bukan keadaan responden secara langsung, jadi hanya sebatas cek.
3
97 82 81 75 70 69 103 106 97 120 111 94 83 87 76 97 109 97 96 101 89 83 87 103 120 130 130 69
No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
y1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3
y2 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3
y3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2
y4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
y5 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
y6 2 3 2 1 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 2 4 2 1
y7 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4
y8 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2
y9 2 2 2 1 1 2 3 2 3 2 1 2 3 1 2 1 1 1 1 1 2 2 4 2 3 2 1 2
Item Variabel Sikap Keberagamaan y10 y11 y12 y13 y14 4 4 4 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 1 1 2 2 3 1 1 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 3 4 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1 1 2 4 1 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 2 4 4 2 2 2 3 3 2 1 1 2 3
4
y15 4 3 3 2 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2
y16 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3
y17 4 2 4 2 2 4 3 2 3 2 2 4 3 3 4 2 2 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 2
y18 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3
y19 4 2 2 3 2 4 3 2 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3
y20 3 2 4 2 1 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 1 2 3 2 3 2 4 4 4 3 3 2 1
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
2 2 3 2 2 3 4 4 3 2 4 2 No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
3 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 4
3 4 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3
y21 4 2 3 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2
3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4
y22 4 2 2 2 1 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2
3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4
3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2
y23 2 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
y24 4 2 4 2 1 3 3 2 2 2 2 4 3 1 3
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3
2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1
2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 2
2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2
2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 4 4
2 4 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4
Item Variabel Sikap Keberagamaan y25 y26 y27 y28 y29 2 3 4 4 4 2 1 4 3 3 3 2 4 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 4 4 3 4 2 2 2 4 4 2 1 1 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 5
2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 4 4
y30 4 2 4 2 2 3 3 1 2 2 4 2 2 2 2
2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
y31 3 2 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 2
2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
y32 4 3 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 4 3
2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4
y33 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3
3 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4
y34 4 3 4 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4
2 2 2 2 2 4 3 4 2 4 3 3
Jumlah 123 89 105 69 62 110 103 77 99 89 101 104 105 85 98
2 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2
2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2
2 2 1 2 2 3 3 3 2 4 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3
1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 1 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 1
2 2 3 1 2 2 4 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 1 2 3 1
2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4
2 2 2 2 2 4 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 3
6
1 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4
2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2
2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3
3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3
2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 2 4 4 3
2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 Max Min
68 71 68 71 75 103 99 111 121 110 102 82 76 84 108 97 86 87 114 109 105 92 95 110 102 123 62
OUTPUT SPSS VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN A. VALIDITAS Item-Total Statistics Corrected
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
VAR00001
92.4000
239.528
.444
.926
VAR00002
92.6250
241.522
.402
.927
VAR00003
92.5250
231.948
.633
.924
VAR00004
92.4000
230.451
.545
.925
VAR00005
92.0500
233.126
.573
.925
VAR00006
93.0250
243.102
.411
.927
VAR00007
91.9500
232.305
.690
.924
VAR00008
92.1000
241.631
.355
.927
VAR00009
92.7250
238.307
.451
.926
VAR00010
92.5000
226.103
.738
.923
VAR00011
92.2750
240.051
.490
.926
VAR00012
92.2750
235.230
.596
.925
VAR00013
92.1750
235.174
.486
.926
VAR00014
91.8500
238.797
.407
.927
VAR00015
92.1750
239.584
.420
.927
VAR00016
92.5750
241.020
.347
.927
VAR00017
92.2000
238.267
.417
.927
VAR00018
92.4250
235.481
.476
.926
VAR00019
92.0250
234.897
.554
.925
VAR00020
91.7250
237.076
.499
.926
VAR00021
91.6250
241.163
.512
.926
VAR00022
91.5500
241.690
.439
.926
VAR00023
92.2750
238.256
.380
.927
VAR00024
91.7250
234.871
.704
.924
VAR00025
92.0250
237.512
.565
.925
VAR00026
92.0250
233.358
.591
.925
VAR00027
91.9000
236.451
.473
.926
VAR00028
91.7250
236.666
.516
.926
VAR00029
91.8500
237.054
.490
.926
VAR00030
92.2750
239.589
.459
.926
VAR00031
92.1750
235.020
.583
.925
VAR00032
92.8000
231.446
.592
.925
VAR00033
92.6250
235.830
.481
.926
VAR00034
92.4250
238.712
.527
.926
Dari keluaran tersebut semua item pertanyaan sudah lebih dari 0,240 (lihat bagian Corrected Item-Total Correlation). Sehingga seluruh item sudah valid.
B. RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .928
34
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang tercantum dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel nilainya > 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan dalam variabel adalah reliabel.
SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK) Nama : One Emi Nasitoh
Fakultas/Jurusan: FTIK/PAI
NIM : 111-12-035
PA
No Jenis Kegiatan 1 Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga 2012 “Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia” 2 OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga “Mewujudkan Gerakan Mahasiswa Tarbiyah sebagai Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia” 3 Orientasi Dasar Keislaman (ODK) “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa” 4 Seminar Enterpreneurship Perkoperasian 2012 dengan tema “Explore Your Enterpreneurship Talent” 5 Achievment Motivation Training “Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi 6 Library User Education oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga 7 Pra Youth Leadership Training dengan tema “Surat Cinta Pembasmi Galau” 8 IBTIDA’ LDK Darul Amal dengan tema “Intelektual Muda Muslim, Genggam Dunia Gapai Akhirat”
: Agus Ahmad Suadi, Lc., M.A. Pelaksanaan
Keterangan
Nilai
05-07 September 2012
Peserta
3
08-09 September 2012
Peserta
3
10 September 2012
Peserta
2
11 September 2012
Peserta
2
12 September 2012
Peserta
2
13 september 2012
Peserta
2
06 Oktober 2012
Peserta
2
20-21 Oktober 2012
Peserta
2
1
9
10 11
12
13
14
15
16
17
Tabligh Akbar bertajuk “Tafsir Tematik dalam Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina. Landasan Q.S. Al-Fath: 2627” Bedah Buku “24 Cara Mendongkrak IPK” Seminar Pencegahan Bahaya NAPZA, HIV/AIDS, Mewaspadai Pergaulan Bebas untuk Membentuk Remaja yang Tangguh & Launching PIK SAHAJA STAIN Salatiga Seminar Pendidikan HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga dengan tema “Menimbang Mutu dan Kualitas Pendidikan di Indonesia” Seminar Nasional Enterpreneurship “Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur Generasi Muda” Seminar Nasional dengan tema “Mengawal pengendalian BBM Bersubsidi, kebijakan BLSM yang tepat sasaran serta pengendalian inflasi dalam negeri sebagai dampak kenaikan harga BBM Bersubdi” Tafsir Tematik dengan tema “Konsep Pemimpin Ideal Menurut Al-Qur’an telaah Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 165” Diklat Microteaching oleh HMPS Tarbiyah PAI STAIN Salatiga Seminar Nasional dengan tema “Perbaikan Mutu Pendidikan Melalui Profesionalitas Pendidikan”
01 Desember 2012
Peserta
2
05 Desember 2012
Peserta
2
29 April 2013
Peserta
2
02 Mei 2013
Peserta
2
27 Mei 2013
Peserta
8
08 Juli 2013
Peserta
8
17 Mei 2014
Peserta
2
08 November 2014
Peserta
2
13 November 2014
Peserta
8
2
18
19
20
21
22 23
24
25
26
Seminar “Mewujudkan Generasi Muda yang Terpelajar, Berprestasi dan Berkarakter, Bebas dari Narkoba, Free Sex, dan HIV/AIDS” yang diselenggarakan di Kampus Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman Guppi Pentas Seni & Diskusi “Potret Kebudayaan Papua Bagaian dari Kekayaan Indonesia” Penerimaan Anggota Baru (PAB) JQH Al-Furqon STAIN Salatiga dengan tema “Menumbuhkan Karakter Islami dan Qur’ani” Public Hearing dengan tema “Meniti Langkah Baru IAIN Salatiga, Siapkah Kita menjadi IAIN?” Workshop Terapi Hati Session 2 Seminar Nasional Kewirausahaan bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (DISPERINDAGKOP) Salatiga dengan tema “Jiwa Muda, Berani Berwirausaha” Seminar Nasional dengan tema “Jenderal Sudirman Inspirasi Anak Bangsa” Resik-Resik Kutho Solotigo “Penanaman Pohon dan Bersih-Bersih Lingkungan TPA Ngronggo” bersama KODIM 0714 Salatiga. Seminar Nasional dengan tema “Penguatan Wawasan Kebangsaan dan Nasionalisme”
18 November 2014
Peserta
2
11 Desember 2014
Peserta
2
13-14 Desember 2014
Peserta
2
13 Juni 2015
Peserta
2
25 Juni 2015
Peserta
2
30 Oktober 2015
Peserta
8
11 November 2015
Peserta
8
22 Januari 2016
Peserta
2
28 April 2016
Peserta
8
3