UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) DAN PERANNYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA IAIN SALATIGA (STUDI KASUS DI JQH AL-FURQAN IAIN SALATIGA) TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: TRI HARTONO NIM. 111-12-111 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017
UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) DAN PERANNYA DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA IAIN SALATIGA (STUDI KASUS DI JQH AL-FURQAN IAIN SALATIGA) TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: TRI HARTONO NIM. 111-12-111
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017
i
ii
MOTTO
“MAN JADDA WAJADA” (Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkannya). “TAK ADA HASIL YANG MENGKHIANATI USAHA”
ِّ ن َِّ تِّ َخيِّ ُِّرِّٱلِّ ُم ْن ِزلِِّْي َِّ ار ِّٗكاِّ َوأَ ْن ِّ ٗ يِّ ُم ْن َز ِّْ َِربِِّّأَ ْن ِزلِّن َ َلِّ ُّمب “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat." (QS. Al-Mu’minun: 29)
vi
PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayah dan Ibuku tercinta, Bp. Tumiran dan Ibu Nur Ngadhimah serta brotherku Mas Saris, Mas Santo dan Dek Ilham yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku. 2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Imam Mas arum, M. Pd., yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini. 3. Keluarga Besar JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga yang telah memberikan
dukungannya,
ijinnya,
motivasi,
doa
dan
segala
bantuannya baik material maupun nonmaterial sehingga proses skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar untuk penempuhan gelar sarjana ini. 4. Keluarga besar SD Gunungtumpeng 01 dan KKG PAI SD Kec. Suruh Yang telah memberikan dukungannya, motivasi dan doannya sehingga proses penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai. 5. Keluarga besar PAI C IAIN Salatiga, PMII KOMSAT Salatiga, IPNU dan IPPNU Kec.Suruh, Keluarga Besar Makibao Futsal Club, Muhaimin, Adit, Didik, Dona, Nawir, Adri, Andre, Dita, Senthe, Wawan, Dedi, Nyoz, Apit, Fahrurozi, Arafat, Black, Habib, Tarom, Randika, Shokib, Sigit, Ula, Soma, Fai, Anang, Haryo, Kipli, Rifki, Rozi, Dian, Om Mpe yang selalu menghibur dan memberikan doa serta motivasinya dalam menempuh gelar sarjana ini. 6. Sahabat-sahabatku, Mbah Ida Afwa, Bu Kumi, Rahma, Putri, Pak dedi, Raden sholikin, Restu, Topikin, Bu Noviana, Datul, Ika yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar sarjana ini.
vii
7. Keluarga Besar Persaudaraan Setia Hati terate (PSHT) yang selalu memberikan doa dan dukungannya dalam penempuhan gelar ini. 8. Tim KKN IAIN Salatiga 2016 Posko 58: mb eni, mb ratih, mb halimah, m elli, mb artanti, mas pay, mas taufik yang
selalu memberikan
dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar sarjana ini. 9. Keluarga Besar Dusun Papohan, Desa Prajegsari, Kec. Tempuran, Magelang: Bp. Kadus Muh Bakir, Bu Kadus Lastri, Mas Deni, De Rahma, Pak Rt dan semua warga yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam penempuhan gelar sarjana ini.
viii
KATA PENGANTAR
ِ بِسْ ِم ْْالرِحي ِم َّ ْالرْحَ ِن َّ ْاهلل
Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya telah memberikan kekuatan, petunjuk, dan perlindungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016”. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangandan jauh dari kesempurnaan di dalamnya. Selain itu, penulisjuga banyak memperoleh bantuan, bimbingan, pengarahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
4.
Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5.
Ibu Peni Susapti, S. Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6.
Kedua orang tuaku, kakak-kakakku, dan adik-adikku yang telah memberikan doa, motivasi, serta dukungan moril dan materil kepada penulis.
7.
Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membuka cakrawala keilmuan di bidang pendidikan kepada penulis.
8.
Staf Perpustakaan IAIN Salatigamemberikan ruang ilmu akademik sebagai sumber pengetahuan penulis.
9.
Keluarga Besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan pengalaman keorganisasian kepada penulis.
ix
ABSTRAK Hartono, Tri. 2017. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus di JQH AlFurqan IAIN Salatiga) Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd. Kata kunci: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) JQH, Pembentukan Karakter. Dalam lingkungan Institut untuk mencapai tujuan pendidikan peran Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sangat dibutuhkan terutama dalam pengembangan bakat, minat dan pembentukan karakter mahasiswa. Seperti halnya UKM JQH AlFurqan IAIN Salatiga yang mengembangkan itu semua melalui seni Al-Qur’an. Dengan demikan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter anggota JQH Al-Furqan dan peran UKM JQH Al-Furqan dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga. Tujuan penelitian dalam skripsi ini ada dua hal, yaitu: (1) Mengetahui karakter anggota UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga tahun 2016, (2) M engetahui peran UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) karakter anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga antara lain: religius, toleransi, disiplin, kreatif, pantang menyerah, jujur, peduli sesama, rasa ingin tahu, bersahabat, dan kerja keras, (2) peran JQH Al-Furqan dalam pembentukan karakter mahasiswa IAIN Salatiga yaitu melalui berbagai program kerja antara lain: Penerimaan Anggota Baru (PAB), Sarasehan Anggota dan Pengurus, Sima’an Al-Qur’an, Latihan Mingguan Rebana, Latihan Mingguan Kaligrafi, Latihan Mingguan Tilawatil Qur’an, Kajian Tafsir Mingguan, Program Tahfidzul Qur’an, Rapat Mingguan Pengurus, Workshop Tahfidz Nasional, dan Gebyar Seni Qur’ani tingkat Jateng (GSQ).
xi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ v MOTTO ................................................................................................................ vi PERSEMBAHAN. ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………...xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7 F. Metode Penelitian...................................................................................... 8 G. Sistematika Penulisan ............................................................................... 15
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembentukan Karakter .............................................................................. 17 1. Pengertian Karakter ............................................................................. 18 2. Pengertian Pembentukan Karakter ..................................................... 19 3. Ciri-ciri karakter manusia berkualitas ................................................. 23 4. Nilai-nilai Pembangun Karakter ......................................................... 24 B. Peran JQH Al-Furqan dalam Pembentukan Karakter ............................... 44 1. Gambaran Umum JQH Al-Furqan ...................................................... 44 2. Integrasi Nilai-Nilai Karakter di Lingkungan Kampus....................... 44 3. Peran UKM JQH dalam Pembentukan Karakter ................................ 46 C. Penelitian yang Relevan ………….……………………………………..47 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data Lokasi Penelitian ................................................................ 52 1. Gambaran Umum IAIN Salatiga …………………………………... 52 a. Sejarah Singkat IAIN Salatiga ............................................................ 52 b. Visi, Misi danTujuan........................................................................... 53 c. Misi Dakwah ....................................................................................... 55 d. Fakultas dan Jurusan ........................................................................... 56 e. Daftar Organisasi Kemahasiswaan ..................................................... 65 2. Gambaran Umum JQH al-Furqan IAIN Salatiga ................................ 66 a. Sejarah Singkat JQH Al-Furqan IAIN Salatiga .................................. 66 b. Visi dan Misi ....................................................................................... 68 c. Tujuan dan Fungsi ............................................................................... 68 d. Dasar Pemikiran ………………………………………………...…. 69 e. Sasaran dan Strategi Umum ……………………………………..... .69 f. Susunan Kepengurusan ………………………………………. ......... 69 xiii
B. Temuan Penelitian ……………………………………………………... 72 1. Karakter Anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 ……. 72 2. Peran UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016.................................................75 BAB IV PEMBAHASAN A. Karakter Anggota UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 ....….81 1. Karakter Religius ................................................................................. 81 2. Karakter Toleransi ................................................................................ 82 3. Karakter Disiplin .................................................................................. 83 4. Karakter Kreatif ................................................................................... 84 5. Karakter Pantang Menyerah .................................................................. 85 6. Karakter Jujur ........................................................................................ 86 7. Karakter Peduli Sesama ........................................................................ 87 8. Karakter Rasa Ingin Tahu ..................................................................... 89 9. Karakter Bersahabat ............................................................................. 89 10. Karakter Kerja Keras ............................................................................ 90 B. Peran JQH Al-Furqan Dalam Memebentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga ........................................................................................................ 92 1. PAB berperan membentuk karakter disiplin dan peduli sesama .......... 92 2. Sarasehan Anggotadan Pengurus berperan membentuk karakter bersahabat dan toleransi ........................................................................ 93 3. Sima’an Al-Qur’an berperan membentuk karakter religious ................ 94 4. Latihan Mingguan Rebana berperan membentuk karakter kerja keras dan disiplin .................................................................................. 95 5. Latihan Mingguan Kaligrafi berperan membentuk karakter kreatif dan pantang menyerah .......................................................................... 96 6. Latihan Mingguan Tilawatil Qur’an berperan membentuk karakter kerja keras dan pantang menyerah ....................................................... 97 xiv
7. Kajian Tafsir Mingguan berperan membentuk karakter religius dan rasa ingin tahu ................................................................................ 99 8. Program Tahfidzul Qur’an berperan membentuk karakter religius, disiplin dan jujur .................................................................... 100 9. Rapat Mingguan Pengurus berperan membentuk karakter disiplin , toleransi dan peduli sesame.................................................... 101 10. Workshop Tahfidz Nasional berperan membentuk karakter rasa ingin tahu dan kerja keras ..................................................................... 103 11. Gebyar Seni Qur’ani tingkat Jateng berperan membentuk karakter kreatif, disiplin dan kerja keras ............................................. 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................. 108 B. Saran ............................................................................................................ 110 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 112 LAMPIRAN ........................................................................................................... 114
xv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Contact Person Pengurus JQH 2
SK Pengurus JQH Al-Furqan tahun 2016
3. Daftar Nilai SKK 4. Riwayat Hidup Penulis 5. Nota Pembimbing Skripsi 6. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 7. Lembar Konsultasi 8. Pedoman Wawancara 9. Verbatim Wawancara 10. Foto-Foto
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa memiliki karakter yang beragam. Terdapat mahasiswa yang akademis, ada pula mahasiswa yang aktivis, namun juga tidak jarang terdapat mahasiswa yang seimbang dalam bidang keduanya yaitu aktivis-akademis. Segalanya memiliki sisi kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, meski begitu mahasiswa yang sosialisasinya lebih banyak akan memiliki bekal kuat dalam dunia kerjanya. Seringkali, masih ditemui mahasiswa yang menggunakan waktunya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Dari situlah, pendidikan moral diperlukan, sebab karakter baik akan terbentuk melalui kebiasaan, praktek, dan keterampilan yang terorganisasi (Durkheim, 1990:1). Mahasiswa sebagai agent of change, artinya sebagai pembawa perubahan. Perubahan yang dimaksud tentu tidak lantas perubahan besar, namun dimulai dari wilayah terkecil dari lingkungan kehidupan mahasiswa itu sendiri. Lingkungan mahasiswa yang setiap harinya ditemui tidak lain itu lingkungan kampus. Dari kampus tersebut, pengembangan diri mahasiswa mampu dikelola utamanya melalui organisasi-organisasi yang ada di dalam kampus tersebut. Melalui organisasi, seseorang mampu mengembangkan apa yang ia punya.
1
2
Pendidikan life skill mencakup pengembangan diri dengan prinsip learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together yang mampu diterapkan tidak hanya saat di lingkungan kampus, namun juga ketika sudah beranjak dari kampus atau ketika sudah hidup bermasyarakat (Asmani, 2009:31). Bekal ini, nantinya akan lebih dibutuhkan dalam bermasyarakat dibanding hanya kelebihan akademis seorang mahasiswa. Pegembangan diri seorang mahasiswa itu bisa didapatkan melalui pertemuan dalam kuliah, sosialisasi dengan teman sebaya serta dapat juga melalui organisasi yang berada didalam kampus maupun diluar kampus. Organisasi yang berada dalam kampus IAIN Salatiga diantaranya adalah ITTAQO, LDK, SSC, TEATER GETAR, SMC, LPM DINAMIKA, CEC, RACANA, MENWA, DAN JQH. Masing-masing organisasi atau sering disebut Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut memiliki visi misi dan tujuan yang berbeda sesuai dengan fokus potensi yang ingin dikembangkan di UKM tersebut. Sebagai contoh UKM SMC ini lebih fokus pada pengembangan seni suara, ada juga UKM SSC ini lebih fokus pada pengembangan potensi mahasiswa di bidang olahraga. Melihat banyaknya UKM yang ada sesuai fokus pengembangan potensinya masing-masing, diharapkan mahasiswa dapat memilih dan bergabung dengan UKM yang diinginkan sesuai dengan potensi dan bakat yang ingin di geluti. Jika mahasiswa ingin mengembangkan potensi dalam bidang Al- Qur’an, maka dapat bergabung dengan UKM yang bernama Jami’iyatul Qurra’
3
Walhuffadz (JQH) Al-Furqan IAIN Salatiga. Organisasi ini tergolong unik dengan berbagai devisi, program kerja dan visi misinya. Jami’iyatul Qurra’ Walhuffadz (JQH) Al-Furqan IAIN Salatiga adalah lembaga khusus dari IAIN Salatiga yang bergerak di bidang ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an. Organisasi ini berdiri pada tanggal 1 juni 2007 yang dirintis oleh Kamaludin, Ahmad Samingan, S.Pd.I., beserta teman-temannya. Visi dari JQH Al-Furqan adalah menjadi unit kegiatan intra kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan mengabdi kepada almamater dan masyarakat didasarkan atas keterpanggilan dan keikhlasan hati. Sedangkan misinya adalah mengadakan pembelajaran ekstrakulikuler tentang Al-Qur’an, membangun dan berusaha mengembangkan skill anggota JQH Al-Furqan dalam ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an, dan misi yang terakhir membumikan AlQur’an dalam bacaan, hafalan dan pemahaman yang baik dan benar. Kontribusi nyata dari UKM ini adalah pengurus dan anggota JQH sering mendapat undangan tampil dalam acara kampus baik yang dilaksanakan oleh lembaga, UKM yang lain dan acara diluar kampus. Selain itu perwakilan JQH juga sering mendapatkan prestasi yang cukup memukau, karena banyak prestasi yang didapatkan dalam kompetisi membawa nama baik kampus, baik ditingkat propinsi maupun nasional. Diantara prestasi yang pernah diraih yaitu juara MTQ putri tingkat Jawa, juara MHQ 5 juz putri tingkat JATENG, juara GSQ cabang tilawah tingkat JATENG, juara kaligrafi tingkat JATENG.
4
Selain itu hal yang menarik dari JQH adalah salah satu UKM yang banyak diminati mahasiswa. Hal itu terbukti dalam penerimaan anggota baru (PAB) yang melebihi perkiraan dari panitia. Tahun 2016 yang ikut PAB mencapai 180 mahasiswa yang terdiri dari berbagai jurusan yang berbeda. Setiap mahasiswa yang bergabung dengan JQH pasti memiliki alasan masing-masing. Namun yang pasti di JQH menawarkan kegiatan yang bernafaskan islami dan Al-Qur’an. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain latihan kaligrafi, latihan tilawatil qur’an, kajian tafsir, latihan rebana dan belajar bersama dalam bidang tahfizul qur’an yang semua itu adalah agenda mingguan. Dari situlah bisa terlihat bahwa pengurus dan anggota JQH terlihat akrab dan terjalin kerukunan yang baik dikarenakan intensitas pertemuan yang sering dilakukan. Sehingga secara otomatis rasa kekeluargaan yang muncul menjadikan ilmu dan pengalaman tersendiri bagi proses pengembangan bakat minat serta pembentukan karakter yang dialami anggota dan pengurus JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Atas dasar tersebut, penulis akan meneliti peran UKM dalam pembentukan karakter mahasiswa. Di sini, organisasi yang dimaksud adalah Jam’iyyatul Qura’ Walhufadz (JQH) Al-Furqan yang berada IAIN Salatiga. UKM JQH yang memiliki tujuan membentuk generasi qur’ani di kalangan mahasiswa ini
mempunyai
beberapa
devisi
yang
selama
ini
diandalkan
untuk
mengembangkan bakat para mahasiswa. Di antara kelima devisi tersebut adalah devisi tahfidz, kaligrafi, tilawah, tafsir, dan rebana.
5
Dari permasalahan yang ada, penulis ingin meneliti lebih lanjut mengenai peranan UKM secara khusus bagi mahasiswa. Di sini, aplikasinya akan dituangkan melalui judul penelitian, “Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) tahun 2016.” B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis mengangkat pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana karakter anggota UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga tahun 2016? 2. Bagaimana peran UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016?
6
C. Tujuan Penelitian Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui karakter anggota UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga tahun 2016. 2. Untuk mengetahui peran UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis : 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan pengembangan karakter mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 2. Secara Praktis a. Dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa dalam membentuk karakter melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). b. Dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi segenap pengurus dan anggota JQH AL–FURQAN IAIN Salatiga dalam proses pengembangan kegiatan.
7
c. Dapat menjadi evaluasi pengurus dan anggota JQH AL–FURQAN IAIN Salatiga untuk mengetahui perannya dalam proses pembentukan karakter mahasiswa. E. Penegasan Istilah Sebagai langkah untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami judul yang penulis bahas, maka terlebih dahulu akan dijelaskan istilah-istilah yang ada dalam pembatasan yang nyata. Adapun pembahasan dan penjelasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2007:1247) unit memiliki pengertian bagian terkecil dari sesuatu yang dapat berdiri sendiri. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi (Depdiknas, 2007:696). Sedangkan kegiatan adalah aktivitas, usaha dan pekerjaan (Depdiknas, 2007:362). Jadi, unit kegiatan mahasiswa (UKM) adalah bagian terkecil dari organisasi
dalam
kampus
yang
berfungsi
untuk
mengembangkan potensi yang ada pada mahasiswa.
menampung
dan
8
2. Peran Peran adalah tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa (Depdiknas, 2007:854). 3. Pembentukan Karakter Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara (Damayanti, 2014:11). Sedangkan pembentukan karakter adalah proses yang terjadi pada seseorang baik dalam sikap, sifat dan wataknya yang berlangsung secara terus-menerus sepanjang hidupnya (Naim, 2012:57). F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah (Moleong, 2008:26). Peneliti terjun ke lapangan penelitian yaitu JQH Al-Furqan IAIN Salatiga untuk mengamati fenomena yang berhubungan dengan UKM tersebut serta perannya terhadap pembentukan karakter mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
9
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Santana (2010:46) tujuan penelitian kualitatif ialah memahami apa yang dipelajari dari prespektif kejadian itu sendiri, dari sudut pandang kejadiannya itu sendiri. 2. Kehadiran Peneliti Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti berlaku sebagai instrumen utama tanpa mewakilkan kehadirannya pada orang lain. Selain itu peniliti juga berperan aktif selama proses penelitian berlangsung. Kehadiran peneliti bertujuan untuk melakukan pengamatan dan wawancara mendalam guna mendapatkan data akurat dari informan yang diperlukan peneliti untuk melengkapi data penelitian. 3. Lokasi Lokasi penelitian berada di UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Adapun pemilihan UKM ini sebagai tempat penelitian karena realitas bahwa UKM JQH Al-Furqan merupakan salah satu UKM aktif dan memiliki anggota banyak.
10
4. Sumber Data Ada dua sumber yang digunakan peneliti yaitu : a. Data Primer Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22). Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari pengurus dan anggota JQH Al Furqan. b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumendokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), fotofoto, film, rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto, 2010:22). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara. Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah AD ART UKM JQH Al-Furqan dan buku-buku penunjang lainnya.
11
5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitia n (Asmani, 2011:23). Menurut Suwartono (2014:41) metode ini sangat sesuai untuk mengkaji proses dan perilaku. Menggunakan metode ini berarti menggunakan mata dan telinga sebagai jendela untuk merekam data. Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada objek penelitian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi JQH Al-Furqan. b.
Wawancara Wawancara adalah suatu cara menggali data. Hal ini harus dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan data yang detail dan valid (Asmani, 2011:122). Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan dengan wawancara terbuka dan terstruktur karena informan atau narasumber mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan tahu pula tujuan dari wawancara. Selain itu pada saat wawancara, peneliti sudah menetapkan dan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.
12
Wawancara akan dilakukan kepada narasumber diantaranya adalah pengurus, anggota, alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. c. Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Peneliti mencari data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian berupa foto terkait kegiatan di JQH Al-Furqan. 6. Analisis Data Menurut
Moleong
(2008:280)
analisis
data
adalah
proses
mengorganisasaikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pada tahapan ini, peneliti menganalisis data yang terkumpul yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikannya.
13
7. Pengecekan Keabsahan Data Menurut Moleong (2008:324) ada empat kriteria yang digunakan yaitu: kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Pada
penelitian
ini,
peneliti
memakai
kriteria
kepercayaan
(credibility). Kriteria kepercayaan ini berfungsi untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai. Peneliti memperpanjang penelitian dengan melakukan observasi secara terus menerus sampai data yang dibutuhkan cukup. Kemudian peneliti menggunakan teknik triangulasi
data
yaitu
teknik
pemerikasaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008:330). Pada teknik ini peneliti melakukan: a. Triangulasi teknik yaitu dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Triangulasi sumber yaitu dengan cara membandingkan data hasil wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen.
14
8. Tahap-Tahap Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan yang ditempuh sebagai berikut: a. Tahap sebelum ke lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin kepada subyek yang diteliti, dan konsultasi fokus penelitian. b. Tahap Pekerjaan Lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan UKM JQH Al-Furqan. c. Tahap Analisis Data Menurut Miles dan huberman yang dikutip Sugiyono (2011:337) aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. 1) Mereduksi
atau
merangkum
data,
memilih
hal-hal
pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.
15
2) Penyajian data dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya secara naratif. 3) Penarikan kesimpulan berupa penemuan baru yang belum pernah ada. d. Tahap Penulisan Laporan Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing
untuk
mendapatkan
perbaikan,
saran-saran
demi
kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. G. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menyusun kedalam 5 (lima) bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
16
BAB II: KAJIAN PUSTAKA Membahas secara tuntas judul yang ada sesuai dengan teori yang mendukungnya. Yaitu pengertian Pembentukan Karakter dan Peran UKM JQH Al-Furqan dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga. BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Berisi Gambaran Umum IAIN Salatiga, gambaran JQH Al-Furqan, karakter anggota UKM JQH Al-Furqan, pengembangan potensi yang terdapat di UKM JQH Al-Furqan, dan peran UKM JQH Al-Furqan dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga. BAB IV: PEMBAHASAN Meliputi karakter anggota UKM JQH Al-Furqan, pengembangan potensi yang terdapat di UKM JQH Al-Furqan, dan peran UKM JQH Al-Furqan dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga. BAB V: PENUTUP Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka, serta lampiranlampiran.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. PEMBENTUKAN KARAKTER Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan kondisi yang sempurna, karena Sang Maha Pencipta telah memberikan bekal manusia berupa akal untuk berfikir dan hati yang berfungsi menuntun akal manusia dalam prasangka yang sejujurnya. Sehingga dengan bekal tersebut manusia mampu melakukan hal-hal yang terbaik untuk dirinya, orang lain dan alam sekitar. Allah menciptakan manusia bukan tanpa tujuan akan tetapi untuk menjadi pemimpin. Pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin untuk dirinya sendiri, keluarganya dan pemimpin di bumi ini. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur‟an Surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi :
ض َخهِيفَةً ۖ قَانُىا أَتَجْ َع ُم فِيهَا َم ْه يُ ْف ِس ُد َ َوإِ ْذ قَا َل َر ُّب ِ ل نِ ْه َم ََلئِ َك ِة إِوِّي َج ِ ْاع ٌم فِي ْاْلَر ُ ِفِيهَا َويَ ْسف َك َووُقَ ِّدسُ نَلَ ۖ قَا َل إِوِّي أَ ْعهَ ُم َما ََل تَ ْعهَ ُمىن َ ل ان ِّد َما َء َووَحْ ُه وُ َسبِّ ُح ِب َح ْم ِد Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat; "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
18
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Setiap
manusia
adalah
pemimpin
dan
memiliki
karakter
kepemimpinan. Akan tetapi dibutuhkan proses untuk menjadi pemimpin yang berkarakter. Maka setiap proses yang dialami dalam kehidupan seseorang akan berpengaruh besar terhadap karakter yang terbentuk dari masing-masing individu. Menurut Lickona (2012:8) Muatan karakter yang baik adalah kebajikan. Kebajikan yang dimaksud seperti: kejujuran, keadilan, keberanian, belas kasih adalah watak untuk berkelakuan yang baik secara moral. Dilacak dari asal–usulnya, kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark artinya cetak biru, format dasar, sidik, seperti dalam sidik jari (Naim, 2012:51). Sedangkan menurut Simon Philips yang dikutip Muslich (2011:70), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan menurut Prayitno dan Manulang (2011:47) karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri individu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Menurut Fadlillah dan Khorida (2014:45) karakter tersusun dari tiga bagian yang paling yang saling berhubungan, yaitu moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral behavior (perilaku moral). Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan (knowing the good), keinginan terhadap kebaikan
19
(desiring the good), dan berbuat kebaikan (doing the good). Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwasanya karakter merupakan segala sesuatu yang berkaitan dan melekat pada diri individu yang dilihat dari berbagai sudut pandang seperti halnya sikap dan perilaku individu tersebut. Sehingga setiap manusia akan memiliki karakter yang beragam dan dari karakter tersebut manusia akan mudah diingat dan dikenang oleh orang lain. Misalnya sosok sang proklamator Bung Karno, beliau dikenal memiliki karakter yang pemberani dan pantang menyerah. Sehingga dari jasa beliaulah bangsa ini bisa terlepas dari masa penjajahan dan merdeka. Hal itu akan selalu dikenang oleh seluruh rakyat bangsa Indonesia serta sifat pemberani dan pantang menyerah dalam menghadapi penjajah menjadi teladan bagi rakyat indonesia. Dari kisah tersebut dapat kita ketahui bahwasanya karakter seseorang sangat berpengaruh baik bagi kehidupanya sendiri, orang lain serta kemajuan bangsa dan negara. Karena menurut Prayitno dan Belferik (2011:37) persoalan karakter bangsa adalah persoalan pendidikan seumur hidup. Pembangunan karakter bangsa memerlukan keteladanan dan sentuhan sejak sedini mungkin sampai dewasa. Lalu rumusan kriteria karakter juga sangat beragam, tetapi secara substansi sebenarnya berada dalam muara yang sama, yaitu nilai-nilai kebajikan. Jadi, Pembentukan Karakter adalah proses individu dalam kehidupan sehari-hari untuk mengambil hal positif dengan tujuan membangun karakter yang sesuai dengan norma, dan kaidah moral dalam bermasyarakat. Selain itu
20
Pembetukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Dalam UU Sisdiknas tahun 2003 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional antara lain mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia (Zukhdi, 2011:29). Itulah salah satu tujuan pendidikan nasional yang begitu mengharapkan peserta didiknya menjadi seorang peserta didik yang berkarakter. Namun adakalanya penggunaan kata karakter ini sering disamakan dengan kata kepribadian. Padahal jika kita telaah, karakter merupakan gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik-buruk, baik secara eksplisit, maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian. Namun perbedaanya tidak secara diametral. Kepribadian dibebaskan dari nilai, sementara karakter lekat dengan nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian maupun karakter berwujud tingkah laku manusia yang ditunjukkan ke lingkungan sosial. Karakter dan kepribadian relatif permanen, serta menuntun, mengarahkan, dan mengorganisasikan aktivitas individu (Naim, 2012:55). Setiap orang tentu mengharapkan menjadi individu
yang
berkarakter. Sehingga keberadaanya akan bermanfaat bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkunganya. Berbicara tentang manusia yang berkarakter sebagai umat islam tentu yang kita jadikan tauladan adalah sosok Nabi Muhammad SAW yang memiliki kesempurnaan karakter. Hal ini bisa dimengerti karena dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah dinyatakan bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur‟an. Bisa dibayangkan
21
bagaimana keagungan akhlak beliau karena segala pernik hidup beliau, termasuk juga karakter, merupakan gambaran dari Al-Quran. Sementara Al-Qur‟an sendiri adalah kitab suci yang menjadi pedoman dan petunjuk hidup seorang Muslim (Naim, 2012:56). Begitu pantasnya Allah memberikan kedudukan yang mulia bagi Nabi Muhammad SAW. sebagai utusan Allah yang memberikan perubahan sangat besar terhadap peradaban di bumi. Padahal jika kita tengok sejarah beliau yang banyak dikisahkan di buku-buku bahwasanya beliau terlahir bukan dari golongan bangsawan. Beliau terlahir dari golongan rakyat biasa dan lingkungan keluarga yang multikultural. Sejak dikandungan telah ditinggal wafat ayahandanya, setelah lahir selang beberapa tahun ditinggal wafat ibundanya. Cobaan
begitu berat bagi
seorang bayi yang belum tau apa-apa. Tidak hanya itu beliau juga terlahir dalam kondisi yang masyarakatnya jahiliyah. Meski begitu beliau tumbuh dan berkembang tidak menjadi jahiliyah. Atas seijin Allah beliau tumbuh dan berkembang, menjadi anak sholeh, jujur, pekerja keras, gigih dan amanah. Bahkan sifat tersebut terbawa hingga beliau dewasa. Karakter tersebut beliau jaga dan selalu diamalkan dalam segala kondisi dan dimanapun beliau berada. Sehingga karakter beliau menjadi contoh bagi orang-orang jahiliyah yang dulu membenci beliau dan sekarang menjadi pengikutnya. Hal tersebut sebagai gambaran bahwa pembentukan karakter akan terjadi sepanjang masa sejak manusia itu dilahirkan hingga manusia itu
22
meninggal dunia. Pembentukan karakter itu sendiri adalah suatu proses yang dialami oleh semua manusia sejak ia lahir hingga meninggal dunia yang berupa perubahan sikap, sifat, watak yang dihasilkan oleh proses kehidupan yang dialami seseorang melalui berbagai tahapan kehidupan. Ada banyak pendapat yang berkaitan tentang proses pembentukan karakter ini. Namun, secara sederhana terbagi menjadi empat tahap. Tahap pertama, pada usia dini disebut tahap pembentukan karakter. Kedua, pada usia remaja disebut tahap pengembangan. Ketiga, pada usia dewasa disebut tahap pemantapan. Keempat, pada usia tua disebut tahap pembijaksanaan (Naim, 2012:57). Namun demikian, tidak semua orang setuju dengan pembagian tersebut, sebab dalam realitanya tidak sedikit orang yang sudah dewasa ternyata karakternya belum terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwasanya pembentukan karakter tidak selalu terpangaruh pada umur seseorang. Manusia yang berkarakter adalah manusia yang dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan aktivitas hidupnya sarat dengan nilai-nilai kebaikan (Naim, 2012:60). Rumusan kriteria karakter juga sangat beragam, tetapi secara substansi sebenarnya berada dalam muara yang sama, yaitu nilai-nilai kebajikan. Abraham Maslow misalnya, memang tidak secara eksplisit menggunakan istilah karakter, tetapi formulanya tentang manusia yang berkualitas selaras dengan kriteria manusia yang berkarakter.
23
Menurut Maslow, manusia yang berkualitas adalah manusia yang mampu
mengaktualisasikan
diri,
yaitu
manusia
yang
memiliki
karakteristik, sebagai berikut: 1. Dapat menerima dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitar. 2. Berpandangan realistis. 3. Tidak bersikap pasrah (pasif). 4. Berorientasi pada problem-problem eksternal. 5. Mengapresiasi kebebasan dan kebutuhan akan spesialisasi. 6. Berkepribadian independen dan bebas dari pengaruh orang lain. 7. Mengapresiasi segala sesuatu secara progresif, tidak terjebak pada pola-pola baku. 8. Integratif dan akomodatif terhadap semua kalangan. 9. Hubungan dengan orang lain sangat kuat dan mendalam, bukan sekedar formalitas. 10. Arah dan norma demokratisnya diliputi oleh sikap toleran dan sensivitasnya. 11. Tidak mencampuradukkan antara sarana dan tujuan. 12. Gemar mencipta, berkreasi dan menemukan penemuan-penemuan dalam skala besar. 13. Menentang ketaaatan dan kepatuhan buta terhadap budaya. 14. Berjiwa riang secara filsufis, tidak bermusuhan.
24
Menurut Aqib (2015:164) membangun karakter dapat dilakukan dengan pembiasaan dan keteladanan. Hal itu yang akan sangat mempengaruhi nilai-nilai karakter yang terbentuk pada setiap individu. Setiap karakter yang terdapat dalam diri manusia adalah berupa nilai-nilai pembangun atau pembentuk karakter. Nilai-nilai pembangun karakter menurut Naim (2012:123-212) adalah sebagai berikut: a. Religius Setiap orang pasti memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang transenden. Kepercayaan ini ada yang mengambil bentuk agama dan ada juga yang mengambil bentuk keyakinan non agama. Agama sendiri, mengikuti penjelasan intelektual Muslim Nurcholish majid, bukan hanya kepercayaan kepada yang gaib dan melaksanakan ritualritual tertentu. Agama adalah keseluruhan tingkah laku manusia yang terpuji, yang dilakukan demi memperoleh ridha Allah. Agama dengan kata lain, meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan manusia berbudi luhur (berakhlak karimah), atas dasar percaya atau iman kepada Allah dan tanggung jawab pribadi di hari kemudian. Dengan
demikian,
menjadi
jelas
bahwa
nilai
religius
merupakan nilai pembentuk karakter yang sangat penting artinya. Manusia yang berkarakter adalah manusia yang religius. Meskipun pendapat umum menyatakan bahwa religius tidak selalu sama dengan agama. Namun dalam konteks pembentukan karakter, keberagamaan
25
sesungguhnya merupakan manifestasi lebih dalam atas agama. Jadi religius adalah penghayatan dan implementasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka pembentukan karakter, aspek religius perlu ditanamkan secara maksimal. Penanaman nilai religius ini menjadi tanggung jawab orang tua dan sekolah. Dalam ajaran islam sejak anak belum lahir sudah harus ditanamkan nilai-nilai agama agar si anak kelak menjadi manusia yang religius. Penanaman nilai religius dalam keluarga
dilakukan
dengan
cara
menciptakan
suasana
yang
memungkinkan terinternalisasinya nilai religius dalam anak. Sehingga disini
peran
orang
tua
sangat
berpengaruh
besar
terhadap
perkembangan religius anak. Sehingga sudah selayaknya orang tua menjadi tauladan dan figur yang tepat bagi anak. Sedangkan perkembangan nilai religius di sekolah atau lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan cara, yang pertama adalah pembiasaan pengembangan kebudayaan religius secara rutin dalam kegiatan
belajar
mengajar
kesehariannya.
Kegiatan
rutin
ini
terintegrasi dengan kegiatan yang telah diprogramkan sehingga tidak memerlukan waktu khusus. Sehingga pendidikan agama menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab guru agama saja. Kedua, menciptakan lingkungan lembaga pendidikan yang mendukung dan dapat menjadi laboratorium bagi penyampaian
26
pendidikan agama. lingkungan dalam konteks pendidikan memang memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pemahaman dan penanaman nilai. Lingkungan dan proses kehidupan semacam itu bisa memberikan pendidikan tentang caranya belajar beragama kepada peserta didik. Suasana lingkungan dapat menumbuhkan budaya religius (religious culture). Lembaga pendidikan mampu menanamkan sosialisasi dan nilai yang dapat menciptakan generasi-generasi yang berkualitas dan berkarakter kuat. Ketiga, pendidikan agama tidak hanya disampaikan secara formal dalam pembelajaran dengan materi agama. Namun, dapat pula dilakukan
dilakukan
diluar
proses
pembelajaran.
Guru
bisa
memberikan pendidikan agama secara spontan ketika menghadapi sikap atau perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Manfaat pendidikan secara spontan ketika menghadapi sikap atau perilaku peserta didik langsung mengetahui dan menyadari kesalahan
yang
dilakukannya
dan
langsung
pula
mampu
memperbaikinya. Manfaat lainya adalah dapat dijadikan sebagai pelajaran atau hikmah oleh peserta didik lainnya, jika perbuatan salah jangan ditiru, sebaliknya jika ada perbuatan yang baik, harus ditiru. Keempat, menciptakan situasi atau keadaan religius. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada peserta didik tentang pengertian dan tata cara pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga untuk menunjukkan pengembangan kehidupan religius dilembaga
27
pendidikan yang tergambar dari perilaku sehari-hari dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Oleh karena itu, keadaan atau situasi keagamaan di sekolah yang dapat diciptakan antara lain dengan pengadaan peralatan peribadatan, seperti tempat untuk shalat (masjid atau mushola), alat-alat shalat seperti sarung, peci, mukena, sajadah, atau pengadaan Al-Quran. Di ruang kelas, bisa pula ditempelkan kaligrafi sehingga peserta didik dibiasakan selalu melihat sesuatu yang baik. Cara lainnya adalah dengan menciptakan suasana kehidupan keagamaan di sekolah antara sesama guru, guru dengan peserta didik, atau peserta didik dengan peserta didik lainnya. Misalnya, dengan mengucapkan kata-kata yang baik ketika bertemu atau berpisah, mengawali dan mengakhiri suatu kegiatan, mengajukan pendapat atau pertanyaan dengan cara yang baik, sopan-santun, tidak merendahkan peserta didik lainnya, dan sebagainya. Kelima, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri, menumbuhkan bakat, minat, dan kreativitas pendidikan agama dalam keterampilan dan seni, seperti membaca AlQuran, Adzan, saritilawah. Selain itu, untuk mendorong peserta didik mencintai kitab suci dan meningkatkan minat peserta didik untuk membaca, menulis, dan mempelajari isi kandungan Al-Quran. Keenam, menyelenggarakan berbagai macam perlombaan seperti cerdas cermat untuk melatih dan membiasakan keberanian,
28
kecepatan,
dan
ketepatan,
menyampaikan
pengetahuan
dan
mempraktikkan materi pendidikan agama islam. Pada tataran nilai yang dianut, perlu dirumuskan secara bersama oleh seluruh komponen sekolah berkaitan dengan nilai-nilai agama yang disepakati dan perlu dikembangkan di lembaga pendidikan. Setelah nilai-nilai agama disepakati, langkah selanjutnya adalah membangun komitmen dan loyalitas bersama diantara semua anggota
lembaga
pendidikan
terhadap
nilai
yang
disepakati.
Sedangkan dalam tataran praktik keseharian, nilai-nilai religius yang telah disepakati tersebut diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku keseharian oleh semua warga sekolah. b. Jujur Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap orang. Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. Nilai jujur penting untuk ditumbuhkembangkan sebagai karakter karena sekarang ini kejujuran semakin terkikis. Orang jawa bilang, “jujur malah ajur” (jujur justru membuat hancur). Hal ini disebabkan
ketidakjujuran
telah
sedemikian
mewabah
dan
memengaruhi sistem kehidupan secara keseluruhan sehingga ketika ada orang yang jujur, ia justru akan terperosok dalam kesulitan. Mengajarkan sikap jujur tidak hanya cukup dengan penjelasan lisan semata. Dibutuhkan pemahaman, metode yang tepat, juga teladan.
29
Selain metode di atas, orang tua dan guru juga dapat menggunakan metode cerita. Ada banyak tokoh yang dapat diteladani karena sifatnya yang jujur. Salah satunya adalah Wakil Presiden pertama Indonesia, yaitu Mohammad Hatta. Mohammad Hatta dikenal sebagai tokoh yang hidup sarat dengan nilai-nilai kebaikan. Beliau pemimpin yang jujur, adil, sederhana, tekun, dan tidak dikenal kompromi. Antara apa yang diucapkan dengan apa yang dilakukan selaras. Bung Hatta bukan tipe pemimpin yang hanya memperkaya diri dan keluarga. Baginya, kepentingan negara lebih penting. Begitulah tauladan kejujuran dari Bung Hatta. Kejujuran merupakan kebajikan terbaik yang akan selalu menerangi kehidupan, meskipun untuk menjalankannya tidak selalu mudah. Godaan, hambatan, dan tantangan akan selalu ada. Tetapi, jika kita teguh dengan kejujuran yang kita pegang, kita akan bisa menjadi manusia berkarakter yang ideal. c. Toleransi Toleransi berarti sikap membiarkan ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas, termasuk aspek ideologi dan politik yang berbeda.
30
Toleransi lahir dari sikap menghargai diri (self-esteem) yang tinggi. Kuncinya adalah bagaimana semua pihak memersepsi dirinya dan orang lain. Memang bukan hal yang mudah membangun semangat toleransi dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Toleransi tidak tumbuh dengan sendirinya. Dibutuhkan usaha secara serius dan sistematis agar toleransi bisa menjadi kesadaran. Sikap ini seharusnya dipupuk sejak usia dini. Karena peran orang tua dan guru sangat menentukan bagi terbentuknya nilai toleransi dalam diri seorang anak. d. Disiplin Sering kita mendengar dan menggunakan istilah disiplin. Dilihat dari asal kata, kata disiplin berasal dari bahasa latin discere yang memiliki arti belajar. Dari kata ini kemudian muncul kata disciplina
yang
berarti
pengajaran
atau
pelatihan.
Seiring
perkembangan waktu, kata disciplina juga mengalami perkembangan makna. Kata disiplin sekarang ini dimaknai secara beragam. Ada yang mengartikan disiplin sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan dan pengendalian. Ada juga yang mengartikan disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib. Disiplin merupakan pengaruh yang dirancang untuk membantu anak mampu menghadapi lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat agar memperoleh sesuatu, dengan pembatasan atau
31
peraturan yang diperlukan oleh lingkungan terhadap dirinya. Disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah, peraturan yang berlaku. Dengan kata lain, disiplin adalah sikap menaaati peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa pamrih. Disamping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan waktu, tanggungjawab atas tugas yang diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni. Islam mengajarkan agar benar-benar memerhatikan dan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan
sehari-hari
untuk
membangun
kualitas
kehidupan
masyarakat yang lebih baik. Penanaman disiplin kepada anak sangat bervariasi, bergantung kepada tahap perkembangan dan temperamen masing-masing anak. Psikolog Sylvia Rimm menyarankan agar disiplin dimulai sejak anak bisa merangkak atau usia balita. Menurut Agustine Dwiputri, perlunya disiplin adalah untuk mencegah terjadinya kehancuran. Hidup berdisiplin akan menuai hadiah. Mendisiplinkan dapat dianalogikan dengan kegiatan memerhatikan anak ke arah mana ia akan pergi. Bila anak terlihat akan mengambil jalan yang salah atau akan tercebur ke selokan, kita perlu menarik lengannya atau memperingatkannya agar terhindar dari celaka.
32
Bagi anak, disiplin bersifat arbritair, artinya adalah suatu konformitas pada tuntunan eksternal. Namun, bila dilakukan dalam suatu suasana emosional yang positif, menjadi proses pendidikan yang menimbulkan keikhlasan dari dalam dirinya takut atau terpaksa. Dengan demikian, tidak terjadi “disiplin bangkai” (cadaveric discipline), yaitu kepatuhan mati yang ditaati karena takut dan tanpa pikir atau tanpa keikhlasan. Jadi, dalam mendisiplinkan siswa harus diawali dari pendekatan secara emosional yang baik sehingga siswa memperbaiki tingkah lakunya atas dasar kesadaran yang tumbuh dari dalam dirinya. Jadi, tujuan diciptakannya kedisiplinan siswa bukan untuk memberikan rasa takut atau pengekangan pada siswa, melainkan untuk mendidik para siswa agar sanggup mengatur dan mengendalikan dirinya dalam berperilaku serta bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, para siswa dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya. Manusia dalam kehidupan memerlukan kebebasan. Namun demikian, kebebasan yang terlalu besar sebagaimana disiplin yang sangat ketat akibatnya juga tidak baik. e. Kerja Keras Penanaman nilai kerja keras dalam pembentukan karakter bisa dianalogikan dengan banyak hal. Dalam dunia pendidikan pelajar yang sukses adalah yang menjalani proses pembelajaran secara serius dan
33
kerja keras. Kerja keras ini penting sekali ditengah budaya instan yang semakin mewabah dalam berbagai bidang kehidupan. Pentingnya kerja keras ini juga pernah dinyatakan oleh seorang ahli, Lord Chesterfield. Ia menyatakan: ”Berusahalah meraih yang terbaik dalam segala hal, meskipun dalam kebanyakan hal itu sulit dicapai. Namun, mereka yang ingin melakukannya dan tetap gigih memepertahankannya, akan lebih mendekati apa yang mereka inginkan ketimbang mereka yang malas dan patah semangat, hingga hanya akan menjadikan mereka gagal dalam meraih apa yang menjadi keinginan mereka dan akhirnya menjadi putus asa”.
Makna kerja keras, yaitu kita harus bekerja lebih banyak dari pada orang lain, lebih produktif, dan menghasilkan lebih banyak dari pada orang lain. Jika orang lain bekerja dalam sehari 8 jam sehari, kita harus bekerja lebih dari itu. Jika orang datang ke kantor jam 8 atau jam 9 pagi, kita harus datang lebih pagi dan mulai bekerja. Begitu seterusnya sehingga kita bisa menghasilkan karya lebih banyak dan lebih baik. Kehidupan sekarang ini memang menawarkan banyak kemudahan. Anak-anak sekarang hidup dalam era yang serba cepat dan penuh fasilitas. Implikasinya, tidak sedikit anak-anak yang memiliki mentalitas instan. Mereka lebih melihat hasil dari pada proses. Ini adalah tantangan bagi orangtua dan pendidik untuk
34
memberikan pemahaman kepada anak-anak bahwa segala hal harus dicapai melalui proses dan kerja keras. f. Kreatif Kata kreatif secara intrinsik mengandung sifat dinamis. Orang kreatif adalah orang yang tidak bisa diam, dalam arti selalu berusaha mencari hal baru dari hal-hal yang telah ada. Oleh karena itu, sifat kreatif sangat penting untuk kemajuan. Kemajuan akan lebih mudah diwujudkan oleh orang yang selalu merenung, berpikir, dan mencari hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan. Kreatif sebagai salah satu nilai character building sangat tepat karena kreatif akan menjadikan seorang tidak pasif. Jiwanya selalu gelisah (dalam makna positif), pikirannya terus berkembang, dan selalu melakukan kegiatan dalam kerangka pencarian hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas. Alan J. Rowe memiliki pendapat yang menarik berkaitan dengan orang kreatif. Orang kreatif, kata Rowe, bersedia untuk menghadapi kesengsaraan dan dengan berani melangkah lebih jauh dari pada apa yang diharapkan. Pikiranpikiran kreatif memiliki imajinasi yang memungkinkan mereka untuk melihat dengan “mata pikiran”, gambaran-gambaran, orang-orang, dan pikiran-pikiran lainnya yang tidak benar-benar ada, tidak terjadi pada saat itu, atau bahkan tidak nyata. Imajinasi jauh melampaui ingatan sederhana akan gambaran dari kenyataan dan bisa mencakup
35
kemungkinan-kemungkinan hipotesis, unik, atau khayalan, yang diciptakan. Nilai kreatif dalam kerangka pembentukan karakter justru harus ditumbuh kembangkan untuk mewujudkan kemajuan. Anak-anak sejak dini sudah harus dibiasakan untuk menghasilkan pemikiran dan karya baru. Orangtua dan guru jangan sampai menghalangi atau bahkan mematikan produk kreatif anak-anak ini. Para ilmuan Muslim juga memiliki perhatian khusus terhadap kreativitas. Secara umum, konsep islam tidak banyak berbeda dengan konsep kreativitas yang ada. Namun demikian, ada aspek khusus yang menjadi pembedanya. Secara terperinci, ciri-ciri konsep kreativitas Islam, antara lain pertama, kreativitas bersifat multidimensi, menggabungkan unsur fisik, mental, spiritual, dan teologis. Kedua, karena kreativitas terkait erat dengan peran kekhalifahan manusia, ia mesti bersatu dengan konsep tanggungjawab, akuntabilitas, takwa, kerendahan hati, dan syukur. Ketiga, disamping bersifat praktis dan terkait dengan perbuatan, penemuan, dan inovasi, kreatif juga harus mencerminkan dimensi spiritual manusia dan tidak memiliki utilitarian kaku. Keempat, kreativitas dilarang jadi urusan individualistik, tetapi harus menimbang kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Kelima, kreativitas terkait dengan pahala. Ciri-ciri individu yang kreatif, antara lain dikemukakan oleh Robert B. Sund, yaitu 1) berhasrat ingin mengetahui; 2) Bersikap
36
terbuka terhadap pengalaman baru; 3) Panjang akal dan penalaran; 4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti; 5) Cenderung lebih suka melakukan tugas yang berat dan sulit; 6) Mencari jawaban yang memuaskan dan komprehensif; 7) Bergairah, aktif, dan berdedikasi tinggi dalam melakukan tugasnya; 8) Berpikir fleksibel dan mempunyai banyak alternatif; 9) Menanggapi pertanyaan dan kebiasaan serta memberikan jawaban lebih banyak; 10) Mempunyai kemampuan
membuat
analisis
dan
sintesis;
11)
Mempunyai
kemampuan membentuk abstraksi-abstraksi; 12) Memiliki semangat inquiry (mengamati/menyelidiki masalah); 13) Memiliki keluasan dalam kemampuan membaca. g. Mandiri Mandiri
pada
dasarnya
merupakan
hasil
dari
proses
pembelajaran yang berlangsung lama. Berkaitan dengan sifat mandiri ini menarik menyimak pendapat ulama terkenal, Abbas Mahmud al„Aqqad. Beliau mengatakan bahwa manusia Al-Quran adalah manusia abad ke-20 lebih serasi dan lebih kukuh dari
pada abad-abad
sebelumnya. Sebab, abad yang lalu tidak mendorong manusia sekuat yang diberikan abad ke-20 untuk membahas kedudukannya di tengah alam wujud, di tengah semua makhluk sejenisnya, dan masyarakat tempat ia hidup. Pendapat Al-Aqqad ini memang tidak secara langsung menunjuk pada sifat mandiri. Beliau menegaskan tentang tantangan kehidupan sekarang ini yang menuntut setiap orang untuk berjuang
37
agar eksis dalam menghadapi tantangan kehidupan yang kian kompleks. Pentingnya kemandirian harus mulai ditumbuhkembangkan ke dalam diri anak sejak usia dini. Hal ini penting karena ada kecenderungan dikalangan orangtua sekarang ini untuk memberikan proteksi secara agak berlebihan terhadap anak-anaknya. Akibatnya, anak memiliki ketergantungan yang tinggi juga terhadap orangtuanya. h. Demokratis Demokratis merupakan gabungan dari kata demos yang berarti rakyat dan kratos yang berarti kekuasaan atau undang-undang. Pengertian yang dimaksud dengan demokrasi adalah kekuasaan atau undang-undang yang berakar kepada rakyat. Dengan demikian, rakyat memegang kekuasaan tertinggi. Pendidikan demokrasi sebagai upaya sadar untuk membentuk kemampuan warga negara berpartisipasi secara bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat penting. Sementara itu, pentingnya pendidikan demokrasi antara lain dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung di dalam demokrasi. Nilai-nilai demokrasi dipercaya akan membawa kehidupan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dalam semangat egalitarian. Menurut John Dewey, sekolah merupakan sebuah miniatur masyarakat demokratis. Dalam konteks pembentukan karakter, ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan untuk menumbuhkembangkan spirit
38
demokrasi. Pertama, menghormati pendapat orang lain. Artinya, memberikan hak yang sama kepada orang lain untuk berpendapat sesuai dengan karakteristik dan kualifikasi pemahamannya sendiri. Kedua, berbaik sangka terhadap pendapat orang lain, maka apapun yang dikatakannya akan selalu dilihat sebagai hal yang tidak benar. Ketiga, sikap fair terhadap pendapat orang lain. Sikap ini merupakan bagian dari kerangka operasional toleransi dalam perbedaan pendapat. Toleransi merupakan the greatest social ideal of islam. Islam mentoleransi perbedaan pendapat dikalangan umatnya. Walaupun perbedaan itu cukup tajam, selama perbedaan itu timbul atas kemauan untuk memberi kebenaran. Orang yang toleran pada dasarnya telah memahami
dan
menjalankan
prinsip-prinsip
demokrasi
dalam
kehidupannya. i. Rasa Ingin Tahu Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang sempurna. Hal itu dibuktikan dengan diberikanya akal pada manusia. Sehingga dari akal tersebut mampu berfikir dalam setiap apa yang ingin dilakukannya. Akal akan mendorong rasa ingin tahu terhadap segala hal. Disebabkan dorongan rasa ingin tahu tersebut, manusia sejak usia dini cenderung untuk terus mempertanyakan berbagai hal yang memang belum diketahui dan dipahami, baik yang dia amati ataupun pikirkan.
39
Rasa ingin tahu harus ditumbuhkembangkan, dirawat, dan diberi jawaban secara benar. Munculnya berbagai perilaku destruktif pada generasi muda sebagian besar berawal dari rasa ingin tahu yang tidak mendapatkan jawaban secara memadai. j. Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan penting menjadi nilai pembentuk karakter karena meneguhkan arti dan makna penting sebagai warga negara. Kebangsaan, menurut Djohar, mengandung arti adanya rasa satu dalam suka, duka, dan dalam kehendak mencapai kebahagian hidup lahir-batin seluruh bangsa. Salah satu cara yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan semangat kebangsaan adalah melalui pendidikan profetik. Pendidikan profetik, menurut Djohar, merupakan pendidikan yang konstektual atau transformatif; vertikal dan horizontal; menempatkan institusi pendidikan ditengah-tengah pergaulan masyarakat luas, baik lokal, maupun global memiliki muatan pendidikan yang seimbang antara berbagai kepentingan dan pengalaman. Secara praktis, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan semangat kebangsaan. Pertama, mempertinggi tingkat pendidikan. Kedua, mengusahakan agar generasi muda dapat mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Dengan cara semacam inilah diharapkan rasa kebangsaan dapat meningkatkan karakter setiap anak.
40
k. Cinta Tanah Air Rasa cinta tanah air sangat diperlukan di era globalisasi ini. Rasa cinta tanah air dapat di tanamkan kepada anak sejak usia dini. Karena pada usia dini anak akan selalu ingat dan tidak mudah dilupakan. Jika melihat fenomena sekarang ini, kebutuhan terhadap semangat
mencintai
tanah
air
seharusnya
semakin
ditumbuhkembangkan. Cinta tanah air tidak hanya merefleksikan kepemilikan, tetapi juga bagaimana mengangkat harkat dan martabat bangsa ini dalam kompetisi global. l. Menghargai Prestasi Prestasi merupakan hasil capaian yang diperoleh melalui kompetisi. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa meraih prestasi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa. Pertama, jangan segan-segan memberikan pujian kepada siswa yang melakukan sesuatu yang baik, meskipun hal itu tidak begitu berarti. Kedua, kurangilah kecaman atau kritik yang dapat mematikan motivasi siswa. Ketiga, ciptakan persaingan yang sehat diantara siswa, misalnya dalam mengerjakan soal atau menulis yang baik. Keempat, ciptakan kerja sama antar siswa. Kelima, berikan umpan-balik kepada siswa atas hasil pekerjaanya. m. Bersahabat Pada
dasarnya
manusia
adalah
makhluk
sosial
yang
membutuhkan orang lain. Jalinan sosial antar manusia akan
41
menimbulkan perasaan dan kedekatan layaknya saudara. Perasaan ini yang disebut dengan persahabatan. Berkaitan dengan persahabatan satu hal yang tidak terlepas dari persahabatan adalah komunikasi. Sehingga dalam menjaga persahabatan diperlukan komunikasi yang baik. n. Cinta Damai Budaya damai harus terus-menerus ditumbuhkembangkan dalam berbagai aspek kehidupan. Kekerasan dalam berbagai bentuknya sekarang ini semakin banyak ditemukan. Harus ada kemauan dari berbagai pihak untuk membangun secara sistematis cinta damai menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupan. o. Gemar Membaca Manusia berkarakter adalah manusia yang selalu gigih mencari pengetahuan. Ada banyak cara mendapatkan pengetahuan, salah satunya dengan kegiatan membaca. Lewat membaca karakter seseoarang akan semakin arif karena merasa bahwa pengetahuannya selalu kurang. Selalu ada banyak hal yang belum dikuasai sehingga tidak menjadikan dirinya orang sombong. Pentingnya membaca sejak dini tdak hanya berdasarkan asumsi semata, tetapi telah menjadi penelitian para ahli. Jalaluddin Rakhmat mengatakan bahwa bagi anak-anak, membaca mengembangkan perbendaharaan kata dan koneksi-koneksi baru pada sistemnya. Bagi orang dewasa, membaca adalah latihan mental untuk mempelajari halhal baru, sekaligus mengembangkan apa yang disebut Barbara Given
42
sebagai lima sisitem belajar: emosional, sosial, kognitif, fisikal, dan reflektif. Jadi, dalam konteks character building, membangun tradisi membaca harus dilakukan dengan membiasakan diri untuk membaca. Setiap ada kesempatan seyogyanya dimanfaatkan untuk membaca. Kalau hal ini dilakukan secara rutin, tentu akan banyak manfaat yang dapat dipetik. Membaca tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga mampu mengubah hidup. p. Pantang Menyerah Kemajuan
sebuah
bangsa
hanya
bisa
diperoleh
jika
masyarakatnya tahan banting, kerja keras, tidak menyerah, tekun, tidak patah semangat, dan selalu berusaha menemukan hal-hal baru yang bermanfaat. Sehingga sudah selayaknya sikap pantang menyerah ditanamkan kepada anak sejak usia dini. Sehingga diharapkan anak akan tumbuh menjadi manusia yang berkarakter pantang menyerah. q. Peduli Lingkungan Dalam kerangka character building, peduli lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditumbuhkembangkan. Manusia berkarakter adalah manusia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik. Peduli lingkungan akan lebih membekas dan berkembang menjadi kesadaran jika dibangun dalam keluarga sejak dini. Kesadaran ini akan semakin kukuh kalau sudah menjadi tradisi dalam keluarga.
43
Selain
keluarga,
peduli
lingkungan
juga
harus
ditumbuhkembangkan dalam sistem pendidikan. Sekolah menjadi media yang paling efektif dalam membangun kesadaran dan kepedulian lingkungan. Sekolah seharusnya menyusun metode yang efektif karena peduli lingkungan merupakan salah satu
karakter
penting seyogyanya dimiliki secara luas oleh setiap orang, khususnya para siswa yang menempuh jenjang pendidikan. Jika kesadaran ini terbangun secara luas, besar kemungkinan berbagai persoalan lingkungan akan semakin berkurang. r. Peduli Sesama Berkaitan dengan peduli sesama, penting merenungkan pendapat filsuf Deepak Chopra. Beliau menyatakan, “Kalau kamu melayani sesama, kamu mendapatkan balasan yang lebih banyak. Kalau kamu memberikan hal yang baik, hal yang baik akan mengalir kepadamu”. Peduli sesama harus dilakukan tanpa pamrih. Tanpa pamrih berarti tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apapun yang kita lakukan kepada orang lain. Jadi, saat melakukan aktivitas sebagai bentuk kepedulian, tidak ada keengganan atau ucapan menggerutu. Semuanya dilakukan dengan cuma-cuma, tanpa pamrih, hati terbuka, dan tanpa menghitung-hitung. Kepedulian sejati itu tidak bersyarat.
44
B. PERAN
UKM
JQH
AL-FURQAN
DALAM
PEMBENTUKAN
KARAKTER MAHASISWA IAIN SALATIGA Jam‟iyatul Qurra‟Walhuffadz (JQH) Al-Furqan IAIN Salatiga adalah lembaga khusus dari IAIN Salatiga yang bergerak dalam bidang ilmu dan seni baca tulis Al-Qur‟an (Tim Panitia OPAK IAIN Salatiga, 2016:98). UKM ini memiliki lima devisi yang bergerak dalam seni Al-Qur‟an. Devisidevisi tersebut antara lain devisi tilawah, devisi kaligrafi, devisi tafsir, devisi tahfidz, devisi rebana. Masing-masing devisi dipimpin oleh ketua devisi serta memilki program kerja yang terkoordinir. Pembinaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh UKM JQH terhadap mahasiswa IAIN Salatiga diharapkan mampu mengembangkan skill dan potensi yang berhubungan dengan Al-Qur‟an. Selain itu sesuai fungsi UKM JQH, diharapkan mahasiswa dapat menanamkan nilai-nilai AlQur‟an dalam lingkungan kampus dan masyarakat secara luas (Tim Panitia OPAK IAIN Salatiga, 2016:100). Sehingga dengan pembinaan dan pemberdayaan secara terus menerus anggota dan pengurus pada khususnya dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya, terbiasa dan mampu menerapakan nilai-nilai karakter Qur‟ani dalam kehidupanya baik di lingkungan kampus maupun dalam masyarakat. Pengintegrasian nilai-nilai karakter yang baik di lingkungan kampus menurut Agus Wibowo adalah dengan mengadaptasi pemikiran Lickona yaitu ada enam aspek. Keenam aspek tersebut adalah pertama, pimpinan lembaga pendidikan memiliki kepemimpinan moral dan akademis; kedua, disiplin ditegakkan di lembaga
45
pendidikan secara menyeluh; ketiga, masyarakat kampus memilki rasa persaudaraan; keempat, organisasi mahasiswa menerapkan kepemimpinan demokratis dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi para mahasiswa untuk menjadikan perguruan tinggi mereka menjadi perguruan tinggi yang terbaik; kelima, hubungan semua warga kampus bersifat saling menghargai, adil, dan gotong royong; keenam, perguruan tinggi meningkatkan perhatian terhadap moralitas dengan menggunakan waktu tertentu untuk mengatasi masalah-masalah moral (Kurniawan, 2013:174). Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri yang di dalamnya termasuk IAIN Salatiga serta JQH bagian didalamnya, sehingga karakter yang terbentuk diharapkan karakter yang sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan Al-Qur‟an. Sebagai muslim kita tidak perlu jauh-jauh untuk mencari sosok yang berkarakter Qur‟ani, karena kita telah memiliki Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna yang pernah hidup di muka bumi telah memberikan contoh keteladanan bagaimana membangun sebuah karakter bangsa dan mempengaruhi dunia. Sehingga Michael H. Hart penulis buku 100 tokoh berpengaruh di dunia menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia paling berpengaruh sepanjang sejarah kemanusiaan, karena mampu mengubah sebuah wajah karakter masyarakat dari realitas masyarakat yang sangat tidak beradab, suka menyembah patung, suatu produk manusia yang disembahnya sendiri, suka berjudi, suka membunuh anak perempuannya karena dianggap melemahkan citra diri keluarga besar (suku), memberikan penghargaan atas
46
wanita dengan cara yang sangat murah dan keji, memperjualbelikan manusia dengan sistem perbudakan menjadi beradab dan bermoral. Semua realitas itu kemudian diubah dengan cara yang sangat indah dan cerdas melalui keteladanan dan dibangun karakter masyarakatnya, kemudian mampu mempengaruhi karakter bangsanya sehingga dapat diakui dalam peraturan sebuah kawasan (jazirah) bahkan hingga mampu mengubah sejarah perjalanan dunia (Saleh, 2012:1-2). Hasil pembentukan karakter Nabi Muhammad SAW itu bertahan dengan sangat baik, kuat, dan kokoh dalam tiga generasi selama lebih kurang 500 tahun tetap dijaga, dipelihara, dan dipertahankan dalam menjalani kehidupan tentu segala pernak-perniknya dan dinamikanya. Pembangunan karater ini kemudian melahirkan orang-orang besar sepanjang sejarah
dan
mampu
mewarnai
dunia
melalui
kekuatan
karakter
kepribadiannya. Misalnya kita bisa mengenal dari generasi sahabat Abu Bakar Asshiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Kemudian dari generasi tabi‟in, Umar bin Abdul Aziz, Thariq bin Ziyad, Harun Ar Rasyd, dan generasi selanjutnya yang semua mereka telah tampil dalam pentas sejarah dengan karakternya yang kuat, penuh gagah berani, akhlak yang agung, mampu membangun sejarah dan mengubah dunia (Saleh, 2012:3). Dari keterangan diatas, dapat dikita ketahui akan pentingnya karakter seseorang terhadap dampak yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya. Peran UKM JQH dalam pembentukan karakter
47
mahasiswa adalah UKM ini salah satu organisasi intra kampus yang diharapkan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu perguruan tinggi mempunyai tanggung jawab yang besar dalam melahirkan sumber daya intelektual, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa ini (Kurniawan, 2013:173). C. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan telaah terhadap karya penelitian terdahulu. Penelitian yang relevan ini, penulis akan mendeskripsikan karya penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun penelitian-penelitian tersebut di antaranya adalah: 1. Skripsi Ahmad Syarifudin (STAIN Salatiga, 2010) yang berjudul “Pembentukan Karakter Melalui Organisasi (Studi Kasus Pada Organisasi Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta)”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktif dalam kegiatan organisasi sangat dibutuhkan dalam membentuk karakter para santri di Pondok Ta‟mirul Islam Tegalsari Surakarta. Lalu, aktivitas para mantan pengurus Organisasi Santri Ta‟mirul Islam (OSTI) selama mereka masih aktif berusaha memberikan kegiatan yang dapat membentuk karakter para santri menjadi positif. Berkenaan dengan persepsi para pengurus OSTI mengenai
sikap
aktif
para
santri
dalam
mengikuti
kegiatan
keorganisasian memperhatikan kedua faktor yaitu faktor internal dan
48
faktor eksternal, kedua faktor tersebut harus terpenuhi dengan baik. Selepas dari Pesantren pengaruh keaktifan dalam Organisasi Santri bisa ditunjukkan dengan sikap para santri yang memiliki tata karma, kesopanan dan kemampuan dalam memimpin suatu acara atau kegiatan yang ada di masyarakat. 2. Skripsi Dariun Hadi (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014) yang berjudul “Budaya Tilawah Al-Qur’an (Studi Kasus di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jam’iyyah Al-Qurra Wa Al-Huffazh (JQH) Al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan mahasiswa tertarik mengikuti tilawah al-Qur‟an karena dua faktor yakni faktor dari dalam (seperti karena sudah bisa membaca al-Qur‟an sesuai dengan tajwid, ingin mempelajari dan menguasai lagu dalam tilawah, karena ingin mengikuti lomba Musabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ), dan ingin mengamalkan bacaan tilawahnya di masyarakat). Faktor dari luar (seperti ajakan teman sehingga ada keinginan untuk belajar tilawah, karena dukungan keluarga dan lingkungan juga mempengaruhi belajar tilawah). Sedangkan hambatan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang dialami dalam belajar tilawah al-Qur‟an adalah malas untuk belajar tilawah al-Qur‟an, malu untuk bersuara ketika disuruh mempraktekkan tilawahnya. 3. Skripsi Ranu Nada Irfani (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015) yang berjudul “Musik Gambus Sebagai Sarana Pendidikan Akhlak Di UKM
49
JQH Al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pemikiran tentang pembentukan musik gambus di UKM JQH alMizan UIN Sunan Kalijaga salah satunya ialah sebagai sarana pendidikan akhlak. Hal ini didasari oleh visi dan misinya, adapun dalam penerapannya dapat diwujudkan melalui beberapa tahapan, diantaranya ialah: pertama, tahap persiapan yang berupa latihan; kedua, tahap pemilihan lagu; ketiga, tahap penampilan, yang dimaksudkan ialah pementasan. Fakor-faktor yang mendukung dan menghambat musik gambus sebagai sarana pendidikan akhlak di UKM JQH UIN Sunan Kalijaga. Adapun faktor-faktor yang mendukung musik gambus sebagai sarana pendidikan akhlak antara lain: faktor lingkungan, faktor kegiatan (yang menunjang pendidikan akhlak), dan faktor komposisi musik yang didalamnya terdapat irama, nagham/maqamat. Sedangkan faktor penghambatnya ialah terlalu fokus dalam permainan musik dan penghafalan syair, tidak dapat memahami dan menghayati makna dan isi serta spirit dari lagu yang dibawakan, adanya niat tanpa keikhlasan semisal keinginan untuk menjadi populer dan ngartis, hilangnya esensi seni agama menjadi seni panggung, dan pelantun musik (lagu) secara berlebihan. 4. Tesis Muhamad Iqbal Ihsani (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015) yang berjudul “Pembentukan Karakter Religius Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (Studi Komparasi UIN Sunan Kalijaga
50
Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)”. Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter religius dimaknai sebagai suatu perbuatan baik kepada sesama baik kepada sesama manusia, baik itu terhadap sesama muslim ataupun non muslim. Karakter religius ini merupakan salah satu sikap dan perbuatan baik yaitu cerminan dari sifat taqwa anggota mahasiswa keluarga muslim. Implementasi pembentukan karakter religius Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam di UIN Sunan Kalijaga itu moral knowing dan moral acting sehingga karakter yang terbentuk : Islam, taqwa, ikhlas, sabar dan tawakal. Implementasi pembentukan karakter religius Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam di Sanata Dharma itu moral knowing dan moral acting sehingga karakter yang terbentuk iman, ihsan, silaturahmi dan ukhuwah. Keberhasilan UKM Al-Mizan UIN dari program kajian rutin, tafsir jurnalistik dan ngaji sorof sedangkan FKM Budi Utama di USD itu pada program kajian rutin dan pendataan kader. Faktor pendukung seperti lingkungan karena di area masjid, kesamaan nasib. Faktor penghambat seperti kesibukan para anggota lain untuk mengikuti kajian, dana yang kurang dan lain-lain. Berdasarkan
temuan
penelitian
di
atas,
penulis
ingin
mengemukakan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan ini memiliki perbedaan yang mendasar dengan penelitian sebelumnya dan belum ada yang mengulasnya, yang membedakan adalah fokus kajian yaitu
51
mengulas pembentukan karakter yang terlihat dari perubahan yang dirasakan
berupa
perubahan
nilai-nilai
karakter
masing-masing
mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta tempat dari penelitian ini yakni di UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa penelitian ini layak diangkat.
52
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data Lokasi Penelitian 1. IAIN Salatiga a. Sejarah Singkat IAIN Salatiga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Salatiga, Jawa Tengah. Lembaga ini pada awalnya merupakan lembaga swasta yang kemudian dinegerikan dan menjadi bagian dari IAIN Walisongo di Semarang. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 tahun 1970 tanggal 16 April 1970. Pada tahun 1997, Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang di Salatiga diubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Salatiga, yang berdiri sendiri langsung dibawah Kementerian Agama RI. Peralihan status tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, tanggal 21 Maret Tahun 1997. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga berubah bentuknya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
53
Salatiga berdasarkan pada Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga tanggal 17 Oktober 2014. Peralihan status menjadi IAIN ini telah membawa berbagai peningkatan, baik dari segi fisik maupun non fisik. Sampai saat ini IAIN Salatiga telah memiliki tiga lokasi kampus, yaitu Kampus I berlokasi di Jl. Tentara Pelajar No. 2, Kampus II berlokasi di Jl. Nakula Sadewa VA Nomor 09 Kembang Arum Salatiga, dan Kampus III berlokasi di Jl. Lingkar Selatan Pulutan Salatiga. Hal ini sejalan dengan harapan lembaga untuk nantinya dapat meningkatkan status kelembagaan, sehingga dapat menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga. b. Visi, Misi, dan Tujuan Visi Lembaga dirumuskan dalam kalimat pendek sebagai berikut: “Tahun 2030 Menjadi Rujukan Studi Islam-Indonesia bagi Terwujudnya Masyarakat Damai Bermartabat”. Dengan visi tersebut, maka Misi yang diemban lembaga diuraikan sebagai berikut:
54
1) Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu keislaman berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan. 2) Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan. 3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan. 4) Mengembangkan
budaya
masyarakat
kampus
yang
mencerminkan nilai-nilai Islam-Indonesia. 5) Menyelenggarakan
pengelolaan
pendidikan
tinggi
yang
professional dan akuntabel. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan IAIN salatiga adalah: 1) Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; 2) Menghasilkan
lulusan
yang
menguasai
cabang
Ilmu
Pengetahuan dan atau Tekhnologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing Bangsa; 3) Menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai keislaman agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesajahteraan umat manusia;
55
4) Mewujudkan Pengabdian kepada Masyarakat berbasis ilmu keislaman dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dalam
rangka
mewujudkan
masyarakat
damai
bermartabat.
c. Misi Dakwah IAIN Salatiga Selain visi, misi, dan tujuan diatas, secara tersirat eksistensi IAIN di Salatiga khusunya, dan Perguruan Tinggi Agama Islam pada umumnya juga mengemban misi dakwah Islamiah. Maksudnya keberadaan IAIN secara kelembagaan maupun individu sivitas akademika (dosen dan mahasiswa) serta karyawan IAIN memiliki tugas dakwah atau penyiaran agama baik melalui upaya penyampaian informasi, maupun melalui keteladanan dalam pengalaman keagamaan di masyarakat. Hendaknya setiap mahasiswa menyadari akan misi ini, sehingga sejak diterima menjadi mahasiswa IAIN Salatiga mereka akan menyesuaikan diri dan perilakunya. Kondisi kemajemukan umat beragama di Salatiga, menuntut pelaksanaan misi ini lebih intens lagi. Umat Islam di tingkat awam sangat membutuhkan panutan, tuntunan uluran tangan warga IAIN sehingga mereka semakin teguh dalam keimanan dan keislamannya, tidak mudah tergoda untuk berpaling keyakinan dan agama.
56
d. Fakultas dan Jurusan 1) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan berfungsi untuk menyelenggarakan
pendidikan
akademik
dan
profesional.
Tujuannya adalah untuk membentuk Sarjana Pendidikan Islam, yang memiliki keahlian dalam pendidikan dan pengajaran Islam dengan keahlian khusus dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam,
Bahasa
Arab,
Bahasa
Inggris,
Matematika,
Ilmu
Pengetahuan Alam, guru Madrasah Ibtidaiyah, dan guru Raudlatul Athfal serta berkewenangan menjadi guru atau mengajar dalam bidang studinya. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman pelaksanaaan Tri Dharma Perguruan Tinggi memiliki Visi dan Misi sebagai berikut: Visi FTIK: Unggul dalam pengembangan pendidikan berbasis nilainilai keislaman dan keindonesiaan. Misi FTIK antara lain: a) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan pengajaran berbasis tekhnologi, nilai keislaman, dan keindonesiaan.
57
b) Melaksanakan penelitian guna mendorong upaya peningkatan mutu pendidikan Islam di Indnesia. c) Meningkatkan peran serta Fakultas dalam pengembangan pendidikan, kebudayaan, dan peradaban Islam di indonesia, dan d) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam bidang pendidikan. Jurusan pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), yaitu: a) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) b) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) c) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) d) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) e) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Raudhatul Athfal (PGRA) f) Jurusan Tadris Matematika (T.Matematika) g) Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA) 2) Fakultas Syari’ah Fakultas Syari’ah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Hukum Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang hukum Islam maupun hukum positif dengan keahlian
58
khusus bidang Ahwal al-Syakhshiyyah (peradilan agama), Siyasah (Hukum Tata Negara), dan Muamalah (Ekonomi Islam). Fakultas Syari’ah melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Visi Fakultas Syari’ah; Kompetitif, pengembangan
berkualitas
ilmu-ilmu
dalam
hukum
Islam
pendalaman yang
dan
berwawasan
keindonesiaan demi kemajuan peradaban secara damai dan bermartabat. Misi Fakultas Syari’ah: a) Mencetak sarjana dalam bidang Islam yang profesional dan memiliki daya kompetisi tinggi yang mampu menciptakan peradaban secara damai dan bernartabat, b) Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pengajaran
yang
berkualitas dalam rangka mengembangkan dan mendalami hukum Islam yang berwawasan Islam indonesia secara damai dan bermartabat, c) Mengembangkan penelitian
dan
budaya pengabdian
ijtihad pada
dengan
melakukan
masyarakat
dalam
mengembangkan hukum Islam secara damai dan bermartabat, d) Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait baik regional, nasional, maupun internasional dalam rangka
59
mengembangkan hukum Islam indnesia secara damai dan bermartabat. Fakultas Syari’ah memiliki 3 (Tiga) Jurusan yaitu: a) Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyyah (AS) b) Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (HES) c) Jurusan Hukum Tata Negara (HTN)
3) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi: Visi FEBI: Menjadi Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam yang unggul dan menjadi rujukan di Indonesia dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat bagi terwujudnya masyarakat yang damai bermartabat pada tahun 2029. Misi FEBI: a) Mengembangkan program studi sebagai centre of research ilmu-ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam. b) Memberikan layanan prima kepada mahasiswa dalam mengembangkan
kemampuan
akademik
profesionalisme di bidang perbankan syariah.
dan
60
c) Menciptakan lulusan yang kompeten dan siap mengelola lembaga keuangan syariah. d) Menciptakan calon pelaku bisnis dan wirausahawan yang jujur, amanah, dan menguasai ilmu-ilmu keislaman dan perbankan syariah. e) Menciptakan
lulusan
yang
mampu
mengembangkan
Ekonomi Islam yang dapat diterapkan kepada masyarakat. f) Menciptakan lulusan yang menguasai tekhnologi perbankan syariah. Jurusan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, yaitu: a) Jurusan Perbankan Syari’ah (PS) S1. b) Jurusan Perbankan Syari’ah (PS) D3. c) Jurusan Ekonomi Syari’ah (ES). 4) Fakultas Dakwah Fakultas Dakwah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi. Visi Fakultas Dakwah Pada tahun 2025 menjadi Pusat Pengembangan Ilmu Dakwah Profetik Berbasis Riset, Tekhnologi, dan Seni. Misi Fakultas Dakwah a) Mengembangkan pembelajaran ilmu dakwah profetik untuk menghasilkan lulusan unggul dalam bidang komunikasi
61
penyiaran
Islam,
manajemen
dakwah
Islam,
dan
pemberdayaan masyarakat Islam yang berkarakter Islami. b) Mengembangkan penelitian dan pengabdian masyarakat dalam bidang dakwah profetik berskala lokal, nasional, dan internasional. c) Mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam bingkai komunikasi penyiaran Islam, manajemen dakwah Islam, dan pemberdayaan masyarakat Islam yang berkarakter Islami. d) Meningkatkan peran tekhnologi dan seni dalam dakwah dalam rangka penyebarluasan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Jurusan pada Fakultas Dakwah, yaitu: a) Jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam (KPI). b) Manajemen Dakwah. c) Pemberdayaan Masyarakat Islam. 5) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humanira Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Visi Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humanira:
62
Unggul dan terkemuka pengembangan ilmu Ushuluddin, Adab, dan Humaniora secara integratif dan interkonektif untuk kemajuan masyarakat damai bermartabat. Misi Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora: a) Mengembangkan pendidikan dan pengajaran dalam ilmu Ushuluddin, Adab, dan Humaniora yang berwawasan keindonesiaan dan kemanusiaan. b) Mengembangkan budaya ijtihad dalam penelitian ilmu Ushuluddin, adab, dan Humaniora secara multidisipliner yang bermanfaat bagi kepentingan akademik dan masyarakat. c) Meningkatkan peran serta jurusan dalam pemberdayaan masyarakat melalui penerapan ilmu Ushuluddin, Adab, dan Humaniora bagi terwujud masyarakat yang damai dan bermartabat. d) Mangembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, terutama dalam bidang Ushuluddin, Adab, dan Humaniora. e) Melaksanakan manajemen kelembagaan dengan tingkat akuntabilitas dan realibilitas yang tinggi. f) Melakukan pembinaan sumber daya manusia dengan kutu yang integral (keilmuan-keislaman-moralitas-tarampil) sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
63
Jurusan pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora: a) Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT). b) Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). c) Jurusan Bahasadan Sastra Arab (BSA). d) Jurusan Ilmu Hadis (IH). e) Jurusan Filsafat Agama (FA). 6) Program Khusus Kelas Internasional Program Khusus Kelas Internasional (KKI) mulai dibuka pada tahun akademik 2010/2011, diikuti oleh 20 orang mahasiswa (satu kelas) yang berasal dari berbagai program studi. Program ini dirancang beratmosfer
untuk
memberikan
internasional,
dan
suasana
pembelajaran
memberikan
yang
pengalaman
internasional (opportunity to get experience on living or studying abroad). Dalam jangka panjang, kelas internasional juga dirancang untuk menarik mahasiswa asing belajar tentang Indonesia, Islam di Indonesia, indigenous culture, maupun courses lainnya. Pembukaan Kelas Internasional pada IAIN Salatiga bertujuan untuk: a) Memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran yang lebih baik kepada mahasiswa berpotensi, agar mereka terbiasa dengan atmosfer internasioanal sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki era global.
64
b) Menyediakan kelas yang bisa diikuti oleh mahasiswa dari negara lain. c) Menjadi pemicu dan pemacu untuk melakukan kerjasama luar negeri dan internasionalisasi IAIN Salatiga. d) Khusus untuk Jurusan Tarbiyah, pembukaan kelas ini bertujuan untuk menjadi pilot project penyiapan Guru Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional. 7) Program Pascasarjana Selain menyelenggarakan program Sarjana, IAIN Salatiga juga menyelenggarakan Program Pascasarjana dengan Program Studi sebagai berikut: a) S2 Pendidikan Agama Islam. b) S2 Supervisi Pendidikan Islam. c) S2 Ilmu Pendidikan Islam. d) S2 Ekonmi Syariah. Itulah sejarah dan kondisi yang terdapat di IAIN Salatiga. Selain itu untuk mengembangkan bakat minat dan potensi pada mahasiswa baik dalam bidang kepemimpinan, olahraga, kesenian, musik, wirausaha, kesenian islam, itu bisa dikembangkan melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan yang terdapat di IAIN Salatiga.
65
e. Data Profil Organisasi Kemahasiswaan IAIN Salatiga:
NO 1.
Nama organisasi Dewan Mahasiswa (DEMA)
Kegiatan organisasi Pusat kegiatan internal dan eksternal kampus.
2.
Senat Mahasiswa
Menampung aspirasi mahasiswa.
3.
ITTAQO
4.
JQH Al-Furqan
Kebahasaan (Arab). Tafsir Al-Qur’an, Kaligrafi, Tahfidz Al-Qur’an, Tilawatil Qur’an, dan seni Islami.
5.
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fathir Ar Rasyid
Dakwah internal dan eksternal kampus.
6.
KOPMA FATAWA
Perkoperasian dan kewirausahaan.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
15.
Mahasiswa Pencinta Alam MITAPASA Student Sport Club (SSC) Seni Musik Club Teater “GETAR SALATIGA” Racana “KUSUMA DILAGA WR SRIKANDHI” Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) LPM Dinamika Communicative English Club (CEC) Resimen Mahasiswa MAHADIPA Bataliyon 953 Kalimasodo
Pecinta alam, Lingkungan dan SAR. Bidang olahraga. Bidang musik. Teater dan seni peran. Kepramukaan, pengabdian masyarakat, dan SAR. Kajian Ekonomi Islam. Jurnalistik dan forum kajian. Kebahasaan (inggris) Pendidikan bela negara dan kepemimpinan khusus.
Sehingga dari uraian
diatas
diharapkan mahasiswa dapat
menempatkan dirinya didalam sistem pendidikan/pembelajaran yang ada di IAIN Salatiga dan mengetahui sejarah IAIN salatiga. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu meraih keberhasilan yang dicita-citakan.
66
2. Paparan Data Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Al-Furqan IAIN Salatiga a. Sejarah JQH Al-Furqan IAIN Salatiga Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz disingkat (JQH) adalah lembaga khusus dari IAIN Salatiga yang bergerak dibidang ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an. Organisasi ini pada tanggal 1 juni 2007 yang dirintis oleh Kamaludin, Ahmad Samingan, S.Pd.I., beserta teman-temanya. Awal berdirinya Jam’iyyatul Qurra’ Wal huffadz (JQH) karena melihat keprihatinan dari mahasiswa IAIN Salatiga yang belum memiliki wadah dalam menumbuh-kembangkan bakatnya dalam Al-Qur’an. Sebagai organisasi yang paling muda di antara UKM lain (baru 6 tahun), berdirinya JQH di IAIN Salatiga mulai menggerakan sayapsayapnya sehingga mampu menembus kejuaraan tingkat Nasional. Pada awal berdirinya JQH (periode 2007/2008) didirikan pertama kali dibawah kepimimpinan Hisbullah Syarif kemudian dilanjutkan oleh Muhammad Zulfa (periode 2008/2009) dilanjutkan oleh M. Muhyidin Anwar (periode 2009/2010), selanjutnya dipimpin oleh Muhammad Mas’ud (periode 2010/2011), kemudian dilanjutkan oleh Najib Syaifullah (periode 2011/2012), selanjutnya dilanjutkan Bima Archami (periode 2012/2013), selanjutnya oleh Lutfi Ghzali (periode 2013/2014), Andri winarco (2014/2015) dan saat ini dibawah kepemimpinan Ahmad Abidin (2015/2016). JQH merupakan wadah mahasiswa yang sejalan dengan Visi dan Misi IAIN Salatiga itu
67
sendiri. Oleh karena itu JQH sering disebut sebagai “Jantungnya IAIN”. UKM JQH merupakan unit kegiatan mahasiswa yang berazaskan Al-Qur’an dan Hadis serta bergerak di bidang keislaman dalam mengembangkan bakat-bakat para mahasiswa yang memiliki bakat dan minat yang berkaitan dengan kesenian islam. Dalam UKM ini terdiri dari 5 devisi yaitu devisi tilawah, devisi tahfidz, devisi kaligrafi, devisi tafsir, devisi rebana. UKM ini selalu mengadakan latihan-latihan
untuk
mengembangkan
bakat
dan
minat
para
mahasiswa IAIN Salatiga. UKM ini sejak kegiatan musyawarah Jami’yyatul Qurra’ Wal huffadz (MUJARRFADZ) ke-VI telah memberi nama identitas JQH menjadi Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Al-Furqan yaitu pada bulan Desember 2013. Alasan diberi nama JQH Al-Furqan, agar JQH ini memiliki identitas yang bisa dikenal, baik ditingkat internal maupun eksternal kampus. Nama Al-Furqan ini diberi sendiri oleh pembina JQH yaitu H. M. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., MA, karena arti dari AlFurqan sendiri yang berarti pembeda, dengan harapan diberi nama ini agar JQH dapat menjadi pembeda dibanding dengan UKM-UKM lain, dan mampu menjadi teladan dalam melaksanakn ajaran-ajaran Islam. UKM ini memiliki prestasi yang cukup memukau, karena banyak dari anggota JQH Al-Furqan yang berprestasi dalam kompetisi membawa nama baik kampus, baik ditingkat provinsi maupun
68
nasional. Diantara prestasi yang pernah diraih yaitu juara MTQ putri tingkat Jawa, juara MHQ 5 juz putri tingkat JATENG, juara GSQ cabang tilawah tingkat JATENG, juara kaligrafi tingkat JATENG dan sebagainya b. Visi dan Misi Visi JQH Al-Furqan adalah menjadi unit kegiatan intra kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis dengan mangabdi kepada almamater dan masyarakat didasarkan atas keterpanggilan dan keikhlasan hati. Misi JQH Al-Furqan adalah: 1) Mengadakan pembelajaran ekstrakulikuler tentang Al-Qur’an. 2) Membangun dan berusaha mengembangkan skill anggota JQH Al-Furqan dalam ilmu dan seni baca tulis Al-Qur’an. 3) Membumikan Al-Qur’an dalam bacaan, hafalan dan pemahaman yang baik dan benar. c.
Tujuan dan Fungsi 1) Tujuannya adalah terpeliharanya kesucian dan keagungan AlQur’an dan meningkatkan kualitas pendidikan, pengajaran dan seni Al-Qur’an. 2) Fungsinya adalah sebagai unit kegiatan mahasiswa untuk mengembangkan berbagai skill dan potensi yang berhubungan dengan Al-Qur’an dan menanamkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam lingkungan kampus dan masyarakat secara luas.
69
d. Dasar Pemikiran adalah Al-Qur’an dan Hadis; Tri Dharma perguruan tinggi; dan Program Kerja JQH Al-Furqan. e. Sasaran dan Strategi Umum 1) Sasaran (a) Masyarakat kampus meliputi seluruh civitas akademika IAIN Salatiga. (b) Pelajar, pesantren se- Salatiga dan masyarakat secara luas. 2) Strategi Umum (a) Perekrutan, pembinaan dan pemberdayaan anggota. (b) Penataan dan pengembangan kerganisasian. f.
Susunan Pengurus Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffadz Al-Furqan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2016.
Pembina
: M. Gufron, M.Ag.
Ketua
: Ahmad Abidin
Wakil Ketua
: Agus Rohman
Sekretaris
: 1. Nurul Lailatul Hidayah 2. Riskiana Kadarwati
Bendahara
: 1. Umi Mahmudah 2. Ma’rifatullah Mustaniroh
Departemen Kaderisasi
: 1. Bella Sita Kurniawati
70
2. Siti Nur Chasanah 3. Eri Kurniawati Departemen Pendidikan
: 1. Roni Fatakhul Alim 2. Siti Himatul Anisah
Departemen Humas
: 1. Heru Eko Sulaksono 2. Muhammad Chlilul Ashar
Departemen Inventaris
: 1. Sholihul Hadi 2. Muhammad Masrokhan
Devisi Tilawah
: 1. Ahmad Zidni Anwar Musyaddad 2. Lia Wardah Nadhifah 3. Zahrotul Ulfa Oktaviani
Devisi Tahfidz
: 1. Ahmad Barkah Zuhri 2. Muhammad Afnan Abdillah 3. Siti Amanah
Devisi kaligrafi
: 1. Annilta Manzilah Adlimah `
2. Hajar Nur Rohmah 3. Khanan Dwi Hartono
71
Devisi Tafsir
: 1. Ahmad Syarif Hidayatullah 2. Muhammad Rifki Munif 3.Muarif Asy’ari
Devisi Rebana
: 1. Ahmad Gusrizal 2. Denny Setyadi Nugraha 3. Mustafiqul Hilmi Daftar Nama Informan
No.
Nama Informan
1. 2. 3. 4.
Ahmad Abidin Agus Rohman Nurul Lailatul Hidayah Zahrotul Ulfa Oktaviani Muhammad Afnan Abdillah Khanan Dwi Hartono Ahmad Syarif Hidayatullah Ahmad Gus Rizal
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Eri Kurniawati
Kode Informan AA AR NH ZO
Usia
Tanggal Wawancara
Keterangan
21 th 21 th 21 th 20 th
30 oktober 2016 8 november 2016 5 november 2016 19 november 2016
Ketua Umum Wakil Ketua Sekretaris Umum Devisi Tilawah
MA
22 th
20 november 2016
Devisi Tahfidz
KDH
19 th
10 november 2016
Devisi Kaligrafi
AS
20 th
7 november 2016
Devisi Tafsir
AG
22 th
19 november 2016
EK
21 th
18 november 2016
Devisi Rebana Departemen Kaderisasi Anggota
Hikmah Nur Annisa HN 20 th 13 november 2016 Fajriani 11. Topikin TP 26 th 14 november 2016 Anggota 12. Achmad Dedi Setiadi AD 22 th 10 november 2016 Alumni 13. Rohmad Sholikin RS 23 th 19 november 2016 Alumni Sumber: Dokumen JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga dan hasil wawancara dengan informan.
72
B. Temuan Penelitian 1. Karakter anggota UKM
JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga tahun
2016 Berdasarkan hasil wawancara lapangan yang berkaitan dengan karakter anggota UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 adalah tidak jauh bebeda dengan karakter yang dimiliki oleh manusia pada umumnya. Karakter ini berkaitan dengan hal-hal yang merupakan ciri dari masing-masing individu dan mencerminkan kepribadiannya dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti halnya dalam sebuah organisasi bahwasanya setiap anggota memiliki karakter yang menonjol serta karakter setiap individu tidaklah sama. Serta dari JQH banyak karakter yang terbentuk pada diri anggota. Sebagaimana yang telah dituturkan oleh AA selaku ketua umum JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 adalah sebagai berikut. “Kalau berbicara tentang karakter Anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 yang kebetulan adalah periode kepengurusan saya ini adalah setiap anggota memiliki karakter yang beragam. Perlu saya sampaikan bahwasannya JQH ini adalah sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang AlQur’an. Sehingga setiap anggota yang bergabung dengan organisasi yang penuh barokah ini secara umum adalah baik, sopan-santun, bertanggung jawab, semangat belajar, serta memiliki toleransi yang ditunjukkan dalam kegiatan-kegiatan di JQH baik dengan sesama anggota serta dengan pengurus. Meskipun ada sebagian anggota yang terlihat kadang kurang aktif itu karena masih meraba-raba serta adaptasi dengan kegiatan yang ada di JQH. Karena melalui kegiatan dan kontak antar sesama anngota atau pengururus akan berdampak pada karakter individu (wawancara dengan AA, 30 oktober 2016)”.
73
Selanjutnya berkaitan dengan karakter anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 sesuai ciri khas JQH itu sendiri yang memiliki visi-misi membentuk manusia yang berkarakter islami dan qur’ani. Seperti yang dituturkan oleh NH sebagai berikut. “Karakter anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 adalah bermacam-macam. Diantara karakter tersebut yang terlihat yaitu bertanggung jawab, pengertian, toleransi, aktif, dan yang unik adalah religius. Hal itu terlihat dari kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus serta anggota mengikuti dengan baik dan lancar sesuai dengan pilihannya dari kegiatan lima devisi yang ada di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Karakter itu terbentuk dan terlihat seiring berjalanya waktu selama berproses di JQH. Sedikit saya ceritakan awal mulanya anggota yang setelah selesai PAB atau Penerimaan Anggota Baru sebagai gerbang awal bergabung di JQH terlihat pendiam dan malu-malu. Namun seiring berjalannya waktu semakin seringnya aktif dikegiatan JQH setiap anggota JQH terlihat karakternya masing-masing. Hingga di akhir periode kepengurusan ini mereka merasakan dampak yang luar biasa selama bergabung di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Karakter yang terbentuk adalah karakter yang Islami serta berkarakter Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari. Karakter tersebut terbentuk melalui kegiatan mingguan lima devisi mas, selain itu juga kegiatan besar seperti Workshop Nasional dan Gebyar Seni Qur’ani tingkat Jateng (wawancara dengan NH, 5 november 2016)”. Selaras dengan yang diutarakan oleh NH, kegiatan yang terdapat di JQH meliputi kegiatan mingguan lima devisi yaitu devisi rebana, kaligrafi, tafsir, tahfidz, tilawah. Kegiatan lima devisi ini dilaksanakan oleh pengurus masing-masing devisi sesuai jadwalnya masing-masing. Sehingga hubungan antar anggota dan pengurus terjalin baik dan lancar. Sehingga pengurus juga berpengaruh terhadap
74
pembentukan karakter anggota melalui suri tauladan yang baik dalam bersikap. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ASH sebagai berikut. “Karakter setiap manusia pastilah tidak sama. Itu sama halnya dengan karakter setiap anggota JQH yang bermacam-macam. Mereka di JQH ini adalah berproses menjadi individu yang lebih baik. Sehingga sudah seyogyanya siapapun yang ada di JQH termasuk pengurus didalamnya harus menunjukkan sikap yang patut dicontoh oleh anggota-anggota JQH. Suri tauladan yang baik akan menjadi perhatian dan ditiru oleh anggota. Menurut pandangan saya karakter anggota JQH antara lain tanggung jawab, percaya diri, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, saling menghargai dan memahami (wawancara dengan ASH, 7 november 2016)”. JQH Al-Furqan merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang diharapkan mampu menampung dan menyalurkan bakat minat mahasiswa IAIN Salatiga terutama di bidang seni Al-Qur’an. Selain itu keberadaan UKM JQH ini diharapkan mampu mencerminkan sikap Islami dalam eksistensinya di IAIN salatiga. Sehingga siapa saja yang didalam UKM ini dituntut memiliki karakter yang baik dan bisa di contoh khususnya bagi mahasiswa serta masyarakat pada umumnya, seperti ungkapan AR sebagai berikut. “Begini mas, menurut saya IAIN Salatiga ini merupakan lembaga pendidikan Islam yang sangat strategis dalam melaksanakan dan membentuk manusia yang berakhlak mulia. Sehingga semua yang ada didalam lembaga ini menjadi sorotan oleh masyarakat dalam aktivitas dan kegiatan yang dilaksanakannya. Sehinga secara otomatis setiap UKM yang ada di IAIN Salatiga ini harus membuat program kerja yang baik dan bermanfaat. Begitu juga karakter yang tercermin baik dari pengurus atau anggota juga harus dapat dicontoh. Karakter anggota yang menonjol secara umum adalah jujur, sopan-santun, disiplin, kerja keras dan memilki rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu dikarenakan UKM JQH ini bergerak dibidang AlQuran sehingga harapannya setiap anggota dan pengurus
75
mampu menunjukkan hal itu dalam kesehariannya. Karena siapa saja yang menjaga dan mengamalkan Al-Qur’an insyaallah akan selamat di dunia dan akhirat (wawancara dengan AR, 8 november 2016)”.
2. Peran UKM JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 Berdasarkan hasil wawancara lapangan yang berkaitan dengan peran UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 adalah sebagai berikut. Seperti yang diutarakan oleh AD sebagai berikut: “Sekilas perlu saya ceritakan selama di JQH yaitu saya bergabung di JQH itu dari semester 4 yaitu diawali dari kegiatan Penerimaan Anggota Baru (PAB). Setelah acara PAB itu secara resmi seluruh peserta menjadi anggota baru JQH. Nah, selama itu saya berproses di JQH melalui kegiatankegiatan mingguan lima devisi serta kegiatan besarnya. Dari proses tersebut saya merasakan banyak perubahan terutama berkaitan dengan karakter pribadi saya mas. Apalagi setelah satu tahun menjadi anggota lalu saya diangkat menjadi pengurus 1 tahun hingga sekarang menjadi alumni / demisioner di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Dari proses yang lumayan panjang tersebut banyak sekali karakter yang terbentuk dalam diri saya diantaranya adalah melatih kepemimpinan, percaya diri, disiplin dan kreatif. Hal itu bisa terjadi karena selama di JQH pasti kita terlibat langsung dalam setiap kegiatannya. Apalagi setelah diamanahi jadi pengurus saya juga pernah ditugasi menjadi ketua panitia di acara MUJARRFADZ (Musyawarah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz). Acara ini merupakan acara musyawarah seluruh pengurus, anggota serta demisioner dalam pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tannga (ADART) JQH serta laporan pertanggungjawaban bagi Badan Pelaksana Harian (BPH), semua devisi dan departemen. Sehingga secara otomatis saya harus mengkoordinasi acara mulai dari persiapan hingga pelaksaan. Dari hal tersebut saya sangat merasakan dampak yang luar biasa dalam hal organisasi dan pasti akan sangat bermanfaat setelah saya kembali
76
kemasyarakat. Selain itu karakter yang terbentuk adalah percaya diri. Perlu diketahui saya adalah termasuk orang yang pemalu. Akan tetapi setelah saya bergabung dan sekarang menjadi alumni atau demisioner JQH rasa percaya diri itu muncul dengan sendirinya. Hal itu dapat saya rasakan setelah saya kembali di masyarakat dan alkhamdulillah dijadikan pengajar di TPQ desa dan pengurus di TPQ Kecamatan Bawen. Lalu karakter lainnya yang terbentuk adalah menghargai sesama atau toleransi. Karena dalam organisasi dengan karakter pengurus yang bermacam-macam sehingga saya terbiasa menghadapi perbedaan, baik perbedaan pendapat, pandangan atau perbedaan karakter individu (wawancara dengan AD, 10 november 2016)”. Pembentukan karakter itu bisa terbentuk melalui semua kegiatan didevisi. Setiap anggota dan pengurus devisi merasakan pengaruhnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti ungkapan KDH sebagai berikut: “Saya bergabung di JQH sejak masuk di IAIN Salatiga hingga sekarang semester tiga. Sehingga kurang lebih satu setengah tahun saya berkecimpung di organisasi ini. Menurut saya UKM JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Pengaruh itu dirasakan oleh anggota, pengurus, serta alumni yang masih aktif di bangku perkuliahan. Kalau karakter yang terbentuk pada diri saya adalah membentuk sikap rajin, kedisiplinan, kesabaran dan keuletan dan mandiri. Apalagi di JQH sendiri dua periode ini saya masuk dalam pengurus devisi kaligrafi. Di kaligrafi sendiri seorang pengurus harus mampu merangkul dan membimbing anggota yang tertarik belajar kaligrafi. Apalagi membimbing anggota dari nol yang belum mengerti apa-apa tentang ilmu kaligrafi itu dibutuhkan kesabaran, ketelatenan dan keuletan yang lebih. Dari situlah seiring berjalannya waktu karakter saya terbentuk dengan sendirinya hingga saya rasakan pada saat ini (wawancara dengan KDH, 10 november 2016)”. Berbicara tentang pembentukan karakter setiap manusia akan mengalaminya. Dampak dari pembentukan karakter yang dirasakan adalah selama manusia itu berproses di organisasi ataupun lingkungan
77
tertentu dalam kehidupan bermasyarakat. Selaras dengan ungkapan HN sebagai berikut : “Begini mas, menurut saya JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hal itu saya rasakan sendiri selama saya bergabung dan aktif dalam kegiatan JQH. Saya adalah mahasiswa semester tiga jurusan Tadris Bahasa Inggris. Meskipun dijurusan bahasa inggris saya tertarik untuk bergabung di JQH karena UKM ini unik. Sejak perkenalan di Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) saya tertarik untuk bergabung dan akhirnya saya ikut Penerimaan Anggota Baru JQH sejak semester satu. Tiga semester telah berlalu, saya merasakan banyak sekali karakter yang terbentuk pada diri saya diantaranya adalah terbentuknya sikap kesabaran, gemar membaca, tambah rajin, dan yang pasti tambah relugius. Hal itu terbentuk lewat interaksi dengan pengurus, sesama anggota serta melalui kegiatan-kegiatan di JQH sendiri antara lain Penerimaan Anggota Baru (PAB), Sima’an Al-Qur’an, Latihan mingguan kaligrafi, rebana, tilawah, tahfidz, dan kajian tafsir (wawancara dengan HN, 13 november 2016)”.
Proses dalam berorganisasi memang diperlukan niat, tekad dan tujuan yang pasti. Sehingga dari situlah akan didapatkan manfaat pada diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Termasuk pembentukan karakter
setiang
anggota
didalamnya.
Selaras
dengan
yang
diungkapkan oleh TP sebagai berikut : “Menurut saya JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa IAIN Salatiga. Terutama anggota yang aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh JQH. Hal itu saya rasakan selama saya bergabung di JQH dari semester tiga hingga sekarang. Pembentukan karakter yang saya rasakan yaitu sangat banyak mas, terutama melalui kegiatan kajian tafsir, lomba GSQ, dan workshop tilawah. Karakter yang terbentuk adalah tambah disiplin, kreatif, mandiri, tambah ilmu pengetahuan serta tambah religius. Hal itu saya rasakan selama aktif di perkuliahan hingga memasuki semester akhir sekarang. Dampak nyatanya saya terbiasa berfikir kreatif dan mandiri dalam menyelesaikan skripsi saya. Selain itu, tidak jarang saya
78
dibantu oleh sesama anggota dan pengurus JQH jika menemui kesulitan (wawancara dengan TP, 14 november 2016)”.
Pengalaman dan ilmu itu didapatkan tidak hanya melalui lewat bangku sekolah atau bangku perkuliahan saja. Seperti yang dituturkan EK sebagai berikut : “Bergabung di JQH merupakan anugerah terindah dan pengalaman berharga yang saya syukuri selama dibangku perkuliahan. Karena pengalaman dan ilmu itu tidak hanya didapatkan di bangku perkuliahan. Melalui organisasi juga dapat menambah ilmu dan pengalaman yang tidak didapatkan di bangku kuliah. Apalagi kalau berbicara tentang pembentukan karakter. Banyak sekali dampak yang saya rasakan diantaranya adalah tambah sopan santun, meningkatkan kedisiplinan serta tambah religius. Dalam proses pembentukan karakter itu tidak secara instan terbentuk, melainkan melalui berbagai tahapan selama bergabung di JQH. Melalui kegiatan-kegiatan di JQH seperti rapat rutinan, kajian mingguan, dan agenda besar JQH seperti GSQ tingkat Jateng dan Workshop Tilawah Nasional. Karakter itu terbentuk dan saya rasakan selama menjadi anggota sampai sekarang menjadi pengurus. Maka dari itu saya sangat senang dan bersyukur bisa menjadi bagian dari UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga (wawancara dengan EK, 18 november 2016)”.
Selaras dengan ungkapan MA sebagai berikut : “Begini mas, menurut saya JQH sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter. Saya bisa berbicara ini bukan tanpa dasar, melainkan dengan kenyataan apa yang saya alami. Bergabung di JQH merupakan harapan saya dari sebelum kuliah. Hal itu karena semasa SMA saya pernah ikut lomba Hadroh di acara Gebyar Seni Qur’any. Hal itu yang menambah semangat saya untuk bergabung dengan JQH kelak ketika kuliah. Setelah bergabung di JQH banyak sekali dampak yang saya rasakan berkenaan dengan perubahan karakter saya. Pembentukan karakter yang saya alami antara lain lebih percaya diri, berfikir kreatif, Tambah Religius, dan terbiasa kerjasama. Hal itu saya rasakan selama berproses di JQH khususnya di bidang Tahfidz. Sebagai pengurus di bidang
79
tahfidz saya selalu berusaha menjadi tauladan bagi anggota serta membina anggota yang ingin belajar Al-Qur’an secara bersama-sama. Membina bukan berarti menggurui, akan tetapi belajar bersama demi tujuan bersama. Lalu prinsip saya di JQH adalah siapa yang menanam benih baik maka ia akan menuai kebaikan pula serta UKM ini saya jadikan sebagai ladang berjuang di agama Allah (wawancara dengan MA, 20 november 2016)”.
Setiap orang memilki karakter masing-masing. Hal itu juga yang mempengaruhi keaktifan individu dalam berorganisasi. Ada tipe orang senang berorganisasi namun ada pula yang kurang tertarik berorganisasi. Hal itu akan membawa dampak yang berbeda-beda pada setiap individu. Seperti yang diungkapkan ZO sebagai berikut : “Saya adalah tipe orang suka berorganisasi. Alkahmdulillahnya saya bisa bergabung di UKM JQH. Menurut saya JQH adalah UKM yang menyenangkan. Saya bisa berbicara seperti itu karena selama bergabung di organisasi ini banyak sekali pelajaran, pengalaman, perubahan karakter diri dan pembelajaran baik dari anggota ataupun dari sesama pengurus. Berkenaan dengan pembentukan karakter yang saya alami yaitu terbentuk sifat kepemimpina pada diri saya. Selain itu karakter lainnya yang saya rasakan adalah percaya diri. Dua poin ini yang sangat saya rasakan dan berpengaruh dalam hidup saya (wawancara dengan ZO, 19 november 2016)”. Selaras dengan apa yang diutarakan AG sebagai berikut : “Hobi dan semangat saya adalah di rebana. Maka sejak saya masuk perkuliahan UKM yang saya dambakan adalah UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. Apalagi setelah bergabung di UKM ini saya diamanahi untuk memimpin devisi rebana selama dua periode. Sehingga saya berfikir Allah telah mengabulkan doa dan harapan saya. Selain itu berkenaan dengan pembentukan karakter, UKM JQH sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter saya. Karakter yang terbentuk dan saya rasakan adalah kepemimpinan, rasa percaya diri,
80
toleransi dan menghargai perbedaan. Selain itu pembentukan karakter yang berkaitan dengan devisi rebana yang saya geluti adalah terbentuknya karakter sabar dan telaten. Hal itu bisa terjadi karena sebagai pengurus secara otomatis saya terjun langsung dalam mengkoordinasi, melatih, dan membina semua yang berkaitan dengan rebana kepada anggota. Hal itu dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra apalagi ketika menghadapi anggota yang minat belajar dari nol dan belum memiliki pengalaman di bidang rebana (wawancara dengan AG, 19 november 2016)”.
Setiap perjalanan hidup akan ada hikmah yang didapat. Termasuk juga dalam berorganisasi akan ada hikmah yang dirasakan baik selama aktif di organisasi tersebut ataupun pasca berorganisasi. Seperti yang diungkapkan RS sebagai berikut : “Sebagai alumni di JQH saya sangat merasakan dampak yang luar biasa terhadap kepribadian dan kehidupan yang saya alami. Dampak tersebut antara lain adalah menambah relasi, pengalaman dan pembelajaran hidup yang luar biasa. Lalu berkenaan dengan pembentukan karakter, banyak sekali karakter yang terbentuk selama saya berproses di JQH. Jika diceritakan semua mungkin tidak ada habisnya mas. Akan tetapi yang paling menonjol pada diri saya adalah terbentuknya karakter religius, toleransi, kreatif dan semangat belajar. Saya sangat senang dan bersyukur bisa menjadi bagian dari UKM JQH Al-Furqan IAIN Salalatiga (wawancara dengan RS, 19 november 2016)”.
81
BAB IV PEMBAHASAN
A. Karakter Anggota UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga 2016 Pada bagian ini penulis akan memberikan analisis tentang data yang sudah disampaikan pada bab-bab sebelumnya. Untuk memudahkan analisis, maka akan disusun sesuai dengan pokok masalah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga ditemukan nilai-nilai karakter dari masing-masing anggota, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Karakter Religius Dalam kamus besar bahasa Indonesia religius artinya besifat religi, bersifat keagamaan, yang bersangkut paut dengan religi (Depdiknas, 2007: 944). Menurut Kurniawan (2013:175), mahasiswa sebenarnya telah memiliki nilai-nilai religius seperti keimanan, ketakwaan, dan yang lain-lain, yang perlu dilakukan dengan penguatan keyakinan dan pengalaman mahasiswa terhadap nilai-nilai tersebut. Keyakinan terhadap nilai-nilai religius yang telah dimiliki oleh mahasiswa terkadang mengalami pasang surut karena pengaruh lingkungan atau teman sebaya melupakan pentingnya nilai-nilai religius tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Karakter religius anggota JQH terbentuk dengan sendirinya melalui berbagai kegiatan di JQH. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: Sima’an Al-
82
Qur’an, Tahfidzul Qur’an dan Kajian Tafsir. Dengan mengikuti kegiatankegiatan tersebut anngota terjun langsung mempelajari Al-Qur’an dan kitabkitab sehingga karakter religius akan tumbuh dengan sendirinya. Hal itu terbukti dari antusias anggota untuk mengikuti rutinan kegiatan di JQH. Selain itu mereka merasa lebih tentram, nyaman dan lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta. 2. Karakter Toleransi Toleransi adalah sifat atau sikap toleran (Depdiknas, 2007:1204). Sedangkan toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendirian. Karakter toleransi anggota JQH terbentuk melalui berbagai kegiatan yang mereka ikuti di JQH salah satunya adalah Sarasehan anggota dan pengurus JQH. Sarasehan ini merupakan ajang silaturrahim antara anggota baru dan pengurus JQH yang dirangkai dengan berbagai kegiatan di luar ruangan. Adapun kegiatan dalam sarasehan tersebut antara lain: game, outbond, dan materi. Sehingga dibutuhkan pengertian terhadap karakter masing-masing
individu
untuk
menyukseskan
setiap
kegiatan
yang
dilaksanakan. Maka dari itu kerjasama tim dan pemahaman antar anggota dan pengurus sangat diperlukan. Dengan memahami kakurangan serta kelebihan itu yang berdampak terhadap pembentukan karakter toleransi anggota JQH.
83
Karakter toleransi setiap anggota akan berdampak positif terhadap kemajuan JQH kedepannya. Selain itu toleransi yang tertanam pada anggota akan berdampak pula kepada ketentraman lingkungan sekitarnya dan masyarakat pada umumnya. Sehingga karakter toleransi sangat penting ditanamkan kepada anggota JQH dan mahasiswa pada umumnya. Menurut Kurniawan (2013:178) sikap toleransi perlu dikembangkan di kalangan mahasiswa karena dua alasan sebagai berikut : a) Mahasiswa perlu menyadari kedudukannya sebagai makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial yang memerlukan bantuan terlebih dahulu maka seseorang perlu mengembangkan sikap toleransi. b) Sikap toleransi akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Jika dalam suatu masyarakat masing-masing individu tidak yakin bahwa sikap tolerensi akan menciptakan adanya kerukunan, bisa dipastikan jika dalam masyarakat tersebut tidak akan tercipta kerukunan. 3. Karakter Disiplin Disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb); ketaatan (kepatuhan); kepada peraturan (tata tertib dsb); bidang studi yang memiliki objek, sistem, dan metode (Depdiknas, 2007:268). Sikap disiplin akan tercermin dari setiap individu melalui aktifitas dan kebiasaanya sehari-hari. Menurut Kurniawan (2013:179) disiplin merupakan suatu siklus kebiasaan yang
dilakukan
secara
berulang-ulang
dan
terus-menerus
secara
84
berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa dilakukan. Disiplin dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan menjadi suatu kebiasaan yang tidak menyusahkan. Kedisiplinan anggota JQH terbentuk melalui berbagai kegiatan yang mereka ikuti selama menjadi anggota aktif JQH. Kegiatan tersebut antara lain: Penerimaan Anggota Baru (PAB), Program tahfizul Qur’an dan Latihan Mingguan terbentunya
Rebana.
Masing-masing
karakter
disiplin
kegiatan
anggota.
Seperti
sangat contoh
mempengaruhi PAB,
yang
mengedepankan ketepatan waktu dalam setiap agenda yang dilaksanakan. Serta dalam PAB anggota harus membawa segala peralatan yang dibutuhkan sesuai anjuran panitia. Bagi yang tidak membawa akan ada sanksi yang sifatnya mendidik. Sebagai contoh lain kegiatan latihan Mingguan Rebana dan Program Tahfizul Qur’an yang dituntut untuk istiqomah, telaten, rutin dan disiplin dalam proses pembelajarannya. Sehingga apabila tidak rutin dan disiplin akan mempersulit sulit dirisendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 4. Karakter Kreatif Kreatif adalah memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan (Depdiknas, 2007:599). Menurut Kurniawan (2013:179) pengembangan kreativitas mahasiswa dapat dilakukan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada disuatu perguruan tinggi. Unit kegiatan mahasiswa
dapat
menjadi
wadah
aktivitas
kemahasiswaan
untuk
85
mengembangkan minat, bakat, dan keahlian tertentu bagi para anggotaanggotanya. JQH Al-Furqan memfasilitasi anggota pada khususnya dan mahasiswa pada umumnya untuk belajar dan mengembangkan mereka dibidang seni AlQur’an. Program kerja yang ditawarkan meliputi pengembangan lima devisi yaitu rebana, kaligrafi, tahfiz, tilawatil Qur’an, dan tafsir. Selain menambah ilmu pengetahuan kegiatan ini juga memicu kratifitas anggota dan mahasiswa. Selain itu karakter kreatif anggota juga terbentuk melalui ajang lomba bergengsi yang diadakan setiap tahunnya oleh JQH yaitu Gebyar Seni Qur’any se Jateng.
Kegiatan GSQ ini sangat ditunggu oleh anggota,
mahasiswa serta masyarakat umum karena termasuk ajang bergengsi PTAIN. Hal itu terbukti dari antusias peserta yang rela jauh-jauh dating bahkan dari luar Jateng seperti Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu kegiatan ini juga menawarkan hadiah yang tidak sedikit. Secara otomatis anggota dan mahasiswa pada umunya akan berlatih sungguh-sungguh serta berfikir lebih kreatif untuk mempersiapkan acara ini. Kreatifitasa akan muncul dengan usaha dan kerja keras, apalagi ditambah lagi motivasi untuk memenangkan cabang lomba yang diikuti dalam GSQ. 5. Karakter Pantang Menyerah Pantang Menyerah berasal dari kata pantang dan menyerah. Pantang berarti hal (perbuatan dsb) yang terlarang menurut adat atau kepercayaan (Depdiknas, 2007:825). Sedangkan menyerah adalah berhenti berusaha untuk
86
mencapai tujuan tertentu. Jadi, pantang menyerah adalah suatu karakter individu yang tidak berhenti berusaha dan mencoba bangkit dari kegagalannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Karakter pantang menyerah ini sangat penting dimiliki oleh setiap orang khusunya anggota JQH. Karakter pantang menyerah anggota JQH mereka dapatkan melalui latiahan mingguan yang dilakanakan lima devisi di JQH. Selain itu sama halnya dengan karakter kreatif, karakter pantang menyerah mereka juga dapatkan melalui kegiatan GSQ. Hal itu bisa terjadi karena namanya sebuah perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Anggota mengaku ketika kalah dalam GSQ mereka tidak akan menyerah dan akan berusaha lebih keras untuk mengikuti GSQ tahun depan. Hal itu terbukti peserta yang tahun kemaren belum berkesempatan menang ditahun berikutnya mengikuti GSQ lagi dengan harapan mendapat hasil yang lebih baik serta memuaskan. 6. Karakter Jujur Jujur adalah lurus hati, tidak bohong misal berkata apadanya (Depdiknas, 2007:479). Karakter jujur sangat dibutuhkan manusia dalam kondisi apapun dan dimanapun mereka berada. Begitu juga bagi anggota JQH yang dibentuk kejujurannya melalui kegiatan tahfizul qur’an. Program tahfizul qur’an merupakan program kerja yang dilaksanakan JQH melalui devisi tahfiz sebgai penanggung jawabnya. Kegiatan melibatkan pengurus, anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya. Kegiatan ini diharapkan mampu
87
menambah wawasan dan mempermudah mahasiswa dalam menghafalkan AlQur’an. Sehingga dalam menghafal tidak hanya dibutuhkan ketika dalam pertemuan saja akan tetapi juga dibutuhkan kejujuran dalam berlatih dan menghafal ketika di rumah. Secara otomatis bagi penghafal akan semangat dan jujur pada dirinya sendiri untuk selalu membaca dan menghafal. Berkaitan dengan kejujuran Kurniawan (2013:177) berpendapat ada beberapa poin yang dapat dilakukan dalam menanamkan kejujuran dikalangan mahasiswa antara lain: a) Membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa. b) Membiasakan mahasiswa berpikir lebih realistis dan tidak ambisius. c) Menciptakan budaya kampus yang mengedepankan kedisiplinan dan sarat dengan pertimbangan moral. d) Membuat instrumen evaluasi yang valid dan menerapkan cara pemberian skor yang benar-benar objektif. e) Melakukan pengawasan yang ketat pada saat ujian. f) Bentuk soal ujian disesuaikan dengan perkembangan kematangan mahasiswa dan dengan mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip andragogy. g) Dosen berlaku objek dan terbuka dalam pemberian nilai. 7.
Karakter Peduli Sesama Peduli Sesama berasal dari dua kata yaitu peduli dan sesama. Peduli
adalah sikap mengindahkan; memperhatikan dan menghiraukan (Depdiknas,
88
2007:844). Sedangkan sesama adalah sama-sama ,satu golongan (Depdiknas, 2007:986). Jadi peduli sesama adalah sikap mengindahkan dan menghiraukan antar individu maupun kelompok sosial tertentu. Sehingga peduli sesama berkaitan erat dengan peduli sosial. Menurut Kurniawan (2013:189) peduli sosial pada mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dapat dikembangkan melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Karena kegiatan KKN ini sebagai perwujudan nyata mahasiswa kepada masyarakat dimana ia melakukan kegiatan dan melaksanakan program kerjanya. Berebeda dengan pendapat Kurniawan bahwasanya karakter peduli sesama dapat dibentuk juga melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Sebagai contoh UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang membentuk karakter peduli sesama anggotanya melalui kegiatan Penerimaan Anggota Baru (PAB) dan Rapat Rutinan. Kegiatan PAB sangat mempengaruhi karakter peduli sesama anggota karena berbagai kegiatan didalamnya. Selain itu PAB ini meruapan gerbang awal masuk untuk menjadi anggota JQH sehingga didalamnya akan ditemukan teman-teman baru dari berbagai Fakultas di IAIN Salatiga. Sehingga hal tersebut akan memunculkan sikap peduli terhadap sesama anggota ataupun pengurus. Karena mereka
merasa telah menjadi
bagian keluarga besar JQH dan akan memperjuangkan JQH kedepannya menjadi lebih baik.
89
8. Karakter Rasa Ingin Tahu Menurut Kurniawan (2013:183) cara menumbuhkan rasa ingin tahu pada mahasiswa adalah dengan cara menunjukkan pada mereka bahwa pengetahuan adalah sesuatu menarik dan sangat penting. Ketika mereka merasa tertarik pada pengetahuan dan menganggap pengetahuan itu penting, dengan sendirinya timbul rasa ingin tahu pada diri mahasiswa. Karakter rasa ingin tahu anggota JQH terbentuk melalui berabagai kegiatan seperti kegiatan lima devisi, seminar, worksop dll. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di JQH yang bernafaskan islamin dan kajiannya tidak jauh dai Al-Qur’an pastilah anggota akan mendapatkan wawasan baru. Sehingga hal tersebut yang membuat mereka ingin lebih tahu baik tentang kandungan Al-Qur’an dan kitab melalui kajian tafsir, rasa ingin tahu tekhnik dalam belajar rebana, tilawatil qur’an, tahfizul qur’an dan rasa ingin tahu tentang kaligrafi. Karena untuk bisa satu cabang saja dibutuhkan kerja keras dan niat yang sunggug-sungguh. 9. Karakter Bersahabat Bersahabat artinya berkawan dan berteman (Depdiknas, 2007:977). Sedangkan menurut Kurniawan (2013:186) karakter bersahabat mahasiswa dapat dibentuk melalui budaya kampus yang kondusif. Begitu juga budaya yang dikedepankan di JQH yaitu keakraban dan rasa saling menghargai. Sehingga antara pengurus dan anggota JQH tidak ada pembatas akan tetapi tetap mengedepankan kebersamaan serta saling menghargai dan menghormati.
90
Selain budaya kekraban yang menjadikan persahabatan lebih erat, kegiatan-kegiatan di JQH juga mengedepankan kebersamaan. Sebagai contoh Penerimaan Anggota Baru (PAB) dan Sarasehan Anggota dan Pengurus yang kegiatannya bernuansakan persahabatan. Kegiatan seperti game dan outbond sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter bersahabat anggota. 10. Kerja Keras Kerja Keras berasal dari dua suku kata yaitu kerja dan keras. Kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan, diperbuat (Depdiknas, 2007:554). Sedangkan keras berarti gigih; sungguh-sungguh hati (Depdiknas, 2007:550). Jadi, kerja keras adalah kegiatan melakukan sesuatu dengan bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berkaitan
dengan
kerja
keras
menurut
Kurniawan
(2013:180)
mahasiswa perlu diajarkan mengenai pentingnya kerja keras. Karena tidak jarang kita menderang kasus mahasiswa yang mengambil cara mudah dengan copy-paste untuk mnyelesaikan sebuah karya ilmiah ataupun makalah. Karakter kerja keras anggota JQH terbentuk melalui kegiatan lima devisi yang ada di JQH. Karena untuk bisa menghasilkan karya seperti halnya kaligrafi atau mampu melantunkan ayat sucu Al-Qur’an dengan suara merdu dibutuhkan kerja keras dalam latihannya. Anggota juga dituntut untuk mandiri dalam mengulang-ulang materi yang didapat dalam latihan. Selain itu event lomba GSQ juga berpengaruh dalam pembentukan karakter kerja keras anggota karena melalui GSQ inilah anggota menuangkan hasil latihannya dan
91
anggota selalu bekerja keras dalam latihan mempersiapkan cabang lomba yang mereka ikuti. Karena dengan bekerja keras adalah sebagai upaya manusia dalam merubah nasibnya untuk menjadi lebih baik dan berprestasi. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum tanpa mereka merubahnya sendiri. Seperti janji Allah SWT. dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi :
َّ إِ َّن َّللاَ ََل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ْى ٍم َحتَّى يُ َغيِّرُوا َما بِأَ ْنفُ ِس ِه ْم Artinya : “ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “.
92
B. Peran JQH Al-Furqan IAIN Salatiga Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan anggota, pengurus, serta demisioner atau alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang keseluruhannya aktif sebagai mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016 ditemukan beberapa peran JQH Al-Furqan IAIN Salatiga dalam membentuk nilai-nilai karakter, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan Anggota Baru (PAB) berperan membentuk karakter disiplin dan peduli sesama. Peneriamaan Anggota Baru (PAB) adalah kegiatan yang paling awal yang dilaksanakan JQH sebagai ajang perekrutan dan pengenalan UKM JQH secara mendalam melalui berbagai kegiatan yang ada didalamnya. Penerimaan Anggota Baru ini melibatkan calon anggota baru, pengurus, alumni dan pemateri untuk pendalamaan masalah ke JQH-an. PAB tahun 2016 dilaksanakan di di kampus 2 IAIN Salatiga selama 2 hari. Berbagai kegiatan digelar didalamnya antara lain Pengenalan ke JQH-an, Perkenalan Pengurus, Materi Lima Devisi, Game dan outbond. Tujuan kegiatan tersebut adalah sebagai gerbang perekrutan anggota baru serta pengenalan JQH kepada anggota baru. Selain itu yang terpenting terjalin kebersamaan, kedisiplinan dan peduli sesama baik sesama anggota maupun dengan pengurus. Sehingga diharapkan kedepanya JQH dapat menjadi UKM yang berhasil dalam
93
menjalankan visi misi organisasi serta mendukung dan mensukseskan program-program lembaga. Sebagaimana yang diungkapkan AR (21 tahun) sebagai berikut. “PAB JQH tahun 2016 ini kebetulan ketua panitianya adalah saya. Kegiatan ini adalah pintu masuk bagi calon anggota baru JQH dengan mengikuti setiap agenda yang ada pada PAB tersebut. Tujuan kegiatan ini yaitu agar kebersamaan antar anggota dan pengurus terjalin dengan baik. Selain PAB ini sebagai ajang pengenalan JQH secara mendalam kepada anggota dan pengurus dengan didatangkan pemateri. Dampak yang saya rasakan adalah kedisiplinan dan peduli sesama baik dengan pengurus ataupun panitia. Karena mengurus acara ini dibutuhkan manajemen yang tepat dan saling peduli serta melengkapi demi kesuksesan acara. Sehingga secara tidak langsung semua yang berpartisipasi dalam acara ini ditanamkan akan pentingnya kedisiplinan dan peduli antar sesama demi kelancaraan dan keberhasilan acara PAB dan JQH kedepanya” (AR, 8-11-2016). 2. Sarasehan Anggota dan Pengurus
berperan membentuk karakter
bersahabat dan toleransi. Sarasehan adalah kegiatan JQH yang berupa kegiatan di luar ruangan yang bertujuan untuk mengakrabkan sesama pengurus dan anggota. Tahun 2016 ini sarasehan dilaksanakan di Tengaran, Jawa Tengah. Adapun kegiatan yang ada didalamnya antara lain, materi, game, outbond, perkenalan dan inagurasi. Dari kegiatan sarasehan ini diharapkan mampu membuat segenap pengurus dan anggota JQH saling mengenal satu sama lain, memunculkan rasa saling memiliki dan bersahabat serta dapat memahami kekurangan dan kelebihan masingmasing. Sehingga dengan memahami satu sama lain akan muncul sikap
94
toleransi
dalam
organisasi
JQH
tersebut.
Sebagaimana
yang
diungkapkan NH (21 tahun) sebagai berikut. “Menurut saya sarasehan itu kegiatan yang asik dan bermanfaat. Karena manfaat itu sangat dirasakan baik bagi pengurus ataupun anggota. Pengurus dan anggota berbaur saling mengenal satu sama lain. Dari kegiatan ini juga dipupuk karakter toleransi dengan menghargai menghargai persamaan dan menerima perbedaan masing-masing individu. Selain itu kegiatan ini membentuk karakter yang saling memilki dan bersahabat satu sama lain. Sehingga dengan adanya rasa persahabatan satu sama lain akan berdampak positif JQH kedepannya” (NH, 5-11-2016). 3. Sima’an Al-Qur’an berperan membentuk karakter religius. Sima’an Al-Qur’an adalah kegiatan di JQH yang berupa lantunan ayat suci Al-Qur’an dengan hafalan yang dilakukan oleh hafidz-hafidzoh pengurus dan alumni JQH yang telah ditunjuk oleh panitia. Kegiatan ini dilaksanakan rutin di JQH dengan melibatkan anggota, pengurus, alumni, pemateri dan tamu undangan. Adapun rangkain acaranya antara lain, sima’an dan materi. Dari kegiatan ini diharapkan semua yang ada di JQH semakin mencintai Al-Qur’an dengan melafalkan dan mengamalkannya. Sehingga puncaknya adalah meningkatkan karakter religius serta kedekatan dengan sang Maha Pencipta. Seperti yang dituturkan RS (23 tahun) sebagai berikut. “Kalo bicara Sima’an Al-Qur’an itu identik dengan JQH. Karena Sima’an sering dilaksanakan menjelang kegiatan-kegitan JQH, menjelang tes dll. Kegiatan ini sangat positif dan sangat berpengaruh dengan pembentukan karakter. Pengalaman saya sendiri karakter yang terbentuk adalah karakter religius. Membaca, menghafal dan menyima’ hafidz-hafidzoh membuat hati tentram dan selalu ingat dengan Sang Khaliq” (RS, 19-11-2016).
95
4. Latihan Mingguan Rebana berperan membentuk karakter kerja keras dan disiplin. Latihan mingguan rabana adalah salah satu program kerja dari devisi rebana yang berupa latihan rebana yang diikuti oleh anngota JQH terutama anggota yang aktif dan berminat untuk belajar rebana. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari senin pukul 14.00-selesei dan hari sabtu pukul 08.00-selesei. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyalurkan bakat minat anggota di bidang rebana dibawah pengawasan dan bimbingan pengurus devisi rebana. Dengan latihan yang rutin, disiplin dan kerja keras diharapkan mampu memunculkan bakat dari setiap peserta latihan rebana. Tujuan akhirnya adalah membuat grup rebana JQH yang aktif dalam setiap event lomba, undangan UKM yang lain dan lembaga. Karena untuk bisa dan membuat grup rebana tidaklah semudah yang kita bayangkan. Banyak yang dipelajari mulai dari cara memegang terbang yang benar, belajar ketukan, dan membangun komunikasi antar personil dalam grup tersebut. Di akhir periode kepengurusan telah terbentuk grup rebana JQH yang sering menghiasi acara-acara pembukaan baik di UKM, lembaga dan mengikuti event-event lomba. Sehingga secara latihan terus menerus akan memunculkan karakter disiplin dan kerja keras pada setiap individu yang terlibat didalamnya. Seperti yang diungkapkan AG (22 tahun) sebagai berikut.
96
“Rebana bukanlah sekedar memukul terbang. Dibutuhkan latihan yang disiplin dan kerja keras untuk bisa memainkan terbang dengan baik dan benar. Sehingga jika tidak disiplin dan kerja keras jangan harap bisa membuat grup rebana yang berkualitas. Jadi setiap pemainnya secara otomatis akan terbentuk karakter yang sudah saya sampaikan yaitu karakter disiplin dan kerja keras” (AG, 19-11-2016). 5. Latihan Mingguan Kaligrafi berperan membentuk karakter kreatif dan pantang menyerah. Latihan mingguan kaligrafi adalah salah satu program kerja devisi kaligrafi yang berupa pelatihan kaligrafi yang dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari selasa pukul 15.00-17.00 dan hari jum’at pukul 15.00-17.00. di kantor JQH. Kegiatan latihan ini dilaksanakan dibawah pengawasan dan bimbingan pengurus devisi kaligrafi. Terkadang dari pengurus juga melibatkan pemateri dari luar yang ahli di bidang kaligrafi. Latihan kaligrafi ini diikuti oleh anggota JQH yang berminat belajar lebih mendalam dalam bidang kaligrafi. Belajar kaligrafi itu dibutuhkan semangat yang lebih serta kreatifitas dan karakter pantang menyerah. Karena didalam kaligrafi itu sendiri banyak sekali yang harus di pelajari anatara lain, menulis huruf hijaiyah yang baik dan benar, memahami cara pewarnaan yang baik, serta yang terpenting adalah memahami kaidah-kaidah penulisan kaligrafi. Bagi seorang khatot (pembuat kaligrafi) baik pemula atau yang sudah mahir perlu diketahui dalam pembuatan kaligrafi tidak boleh mengubah kaidah dan arti dari kalimat arab tersebut. Adapun jenis-jenis
97
khat antara lain khat naskhi, khat kuufi, khat riq’ah, khat diwani, khat diwani jali, khat tsulust dan khat farisi. Selain itu peserta laihan juga diberi pemahaman tentang alat dan media yang digunakan untuk membuat kaligrafi. Alat dan medianya antara lain : pensil tunggal, pensil carpenter, pulpen khusus khat, pewarna gambar, kanvas, kertas gambar, dan triplek. Sehingga untuk belajar dan menghasilkan sebuah karya kaligrafi dibutuhkan latihan yang rutin, disiplin, kerja keras dan kreatifitas yang lebih. Seperti yang diungkapkan KDH (19 tahun) sebagai berikut. “Belajar kaligrafi itu mudah bagi yang niat dan tulus dari hati. Karena kaligrafi itu dibuat dengan sentuhan seni dan imajinasi namun tetap sesui dengan kaidah yang benar. Seorang khotot akan memiliki karakter yang pantang menyerah karena untuk membuat satu karya saja dibutuhkan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari tergantung jenis kaligrafi yang ingin dibuat. Selain itu dengan proses latihan kaligrafi ini yang saya rasakan sendiri adalah kretifitas yang terkadang diluar dugaan. Karena membuat kaligrafi tanpa kreatifitas diri sendiri itu akan tersa kaku dan hambar” (KDH, 10-11-2016). 6. Latihan Mingguan Tilawatil Qur’an berperan membentuk karakter kerja keras dan pantang menyerah. Latihan Mingguan Tilawatil Qur’an merupakan jenis kegiatan di JQH yang termasuk dalam program kerja devisi tilawah. Latihan ini dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari senin pukul 14.00-selesai dan hari jum’at pukul 13.00-selesai di kantor JQH atau di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga. Kegiatan ini di awasi dan dibimbing oleh
98
pengurus devisi tilawah. Latihan ini diiikuti oleh anggota, pengurus dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya. Seperti halnya kaligrafi dan rebana, latihan tilawatil qur’an dibutuhkan semangat yang lebih, kerja keras dan sikap pantang menyerah. Karena didalam tilawatil qur’an itu sendiri selain percaya diri dan suara yang lantang, dibutuhkan pemahaman tentang seni tilawah, tekhnik pengambilan nafas, dan jenis-jenis lagu dalam tilawah. Adapun jenis-jenis lagu dalam tilawatil qu’an terbagi menjadi 7 jenis antara lain, bayyati, shoba, nahawand, hijaz, rost, sika dan jiharka. Masing-masing lagu memiliki tingkatan dan karakteristik masingmasing. Selain itu qori dan qori’ah harus paham cara membaca AlQur’an yang baik benar. Karena didalam tilawah untuk melantunkan ayat suci Al-Qu’an harus tunduk dan sesuai serta mengikuti kaidahkaidah tartil yang tertuang dalam disiplin ilmu tajwid serta makhrojul huruf yang benar. Sehingga didalam mempelajarinya dibutuhkan waktu yang tidak singkat, kerja keras dan pantang menyerah. Seperti yang dituturkan ZO (20 tahun) sebagai berikut. “tilawah itu Sesutu yang special bagi saya mas. Dari belajar tilawah selama ini banyak sekali perubahan karakter yang saya rasakan. Karakter yang terbentuk nyata dan saya rasakan itu pantang menyerah, percaya diri dan kerja keras. Dulu sering males-malesan namun setelah belajar tilawah kerja keras dan pantang menyerah itu penting untuk bisa tilawah satu makrok saja. Akhirnya saya sadar untuk mencapai apa kita inginkan harus dengan kerja keras dan pantang menyerah” (ZO, 19-11-2016).
99
7. Kajian Tafsir Mingguan berperan membentuk karakter religius dan rasa ingin tahu. Kajian tafsir adalah jenis kegiatan yang berupa kajian tafsir kitab yang dilaksanakan oleh pengurus devisi tafsir. Kegiatan ini merupakan program kerja devisi tafsir yang dilaksanakan seminggu dua kali yaitu hari rabu pukul 08.00-selesai dan hari kamis pukul 08.00-selesai di kampus 2 IAIN Salatiga atau di Masjid Darul Amal (MDA) Salatiga. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menambah wawasan terutama kajian tafsir kitab yang belum tentu ditemukan di bangku kuliah. Kajian tafsir ini melibatkan anggota dan pengurus terutama devisi tafsir sebagai pengawas, penanggung jawab dan pemateri. Selain itu untuk pemateri tidak jarang pengurus mendatangkan dosen ataupun pemateri dari luar sesuai bidang tafsir yang akan dibahas. Adapun kitab yang dikaji kepengurusan tahun 2016 ini adalah kitab jurumiah dan jalalin. Kajian tafsir ini terbuka untuk umum serta dilaksanakan di dua tempat berbeda dengan maksud syiar ilmu kepada semua mahasiswa. Sehingga dengan pemahaman yang didapat dalam kajian tafsir tersebut akan terbentuk karakter religius dan rasa ingin tahu bagi siapa saja yang mengikutinya. Rasa ingin tahu akan muncul seiring dengan isi-isi yang disampaikan dari kitab tersebut. Sehingga jamaah kajian tafsir tertarik
100
mengikuti kajian tersebut sebagai kelanjutan kajian tafsir sebelumnya. Seperti yang dituturkan AS (20 tahun) sebagai berikut. “Kajian tafsir mingguan selain menambah ilmu juga membentu karakter rasa ingin tahu pada diri saya mas. Hal itu terjadi karena dengan mengetahui isi dan kandungan dari suatu kitab akan membuat pertanyaan-pertanyaan baru untuk mengetahui lebih mendalam tentang kitab tersebut. Selain itu karakter yang lain yang pasti tambah religius. Karena dengan mengetahui isi kandungan kitab menjadikan diri saya tahu dan lebih berhati-hati dalam bertindak dan berfikiran untuk berusaha selalu mendekan diri dengan sang Maha Pencipta” (AS, 7-11-2016). 8. Program Tahfidzul Qur’an berperan membentuk karakter religius, disiplin dan jujur. Program tahfidzul qur’an adalah program kerja JQH dibawah tanggung jawab dan pengawasan pengurus devisi tahfidz. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari selasa pukul 14.00-selesai dan hari sabtu pukul 14.00-selesai di masjid kampus 2 IAIN Salatiga. Kegitan ini dilaksanakan tidak terkonsentrasi di kantor JQH melainkan di masjid kampus 2 dengan tujuan pemerataan program yang ada di JQH. Selain itu bertujuan untuk merekrut anggota JQH yang ingin belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan baik bersama pengurus devisi tafsir. Adapun kegiatan dalam program tahfidzul qur’an antara lain, pembacaan ayat Al-Qur’an bersama-sama, setoran hafalan dan tausiyah singkat dari pengurus. Hafalan Al-Qur’an tidaklah semudah yang dibayangkan. Para hafidz dan hafidzoh menghafal Al-Qur’an adalah sebuah kebutuhan. Sehingga apabila sehari tidak menambah hafalan
101
akan terasa ada yang kurang. Dalam menghafalkan Al-Qur’an dibutuhkan semangat dan disiplin. Karena dengan disiplin hafalan akan lebih mudah dan meminimalisir hilangnya hafalan. Selain itu hal terpenting dalam menghafal Al-Qur’an adalah harus paham kaidahkaidah tajwid dan makhorijul huruf. Untuk itu dalam proses hafalan dibutuhkan pila karakter jujur pada dirinya sendiri. Seperti halnya setoran hafalan di JQH apabila jujur akan terlihat dari hafalannya, begitu juga apabila tidak jujur maka akan terlihat hafalannya tidak bertambah dan kemungkinan terburuk hafalannya hilang. Sehingga bagi peserta program tahfidzul Qu’an JQH akan terbentuk karakter disiplin dan jujur dikehidupan sehari-harinya. Seperti yang diungkapkan MA (22 tahun) sebagai berikut. “Menghafal Al-Qur’an mungkin bukan hal sulit, akan tetapi menjaga hafalan itu yang lebih sulit. Karena jika sudah niat untuk untuk menghafal berarti juga harus niat untuk menjaga hafalan itu. Manfaat program tahfidzul Qur’an ini adalah untuk melatih para penghafal Al-Qur’an untuk selalu disiplin dalam mengulanghulang hafalnnya melalui sistem setoran. Selain itu juga akan membentuk karakter jujur terutama jujur pada diri sendiri. Karena jika tidak jujur dan disiplin dengan hafalannya kemungkinan terburuk akan hilang hafalan itu. Sehingga dirumahpun atau ketika sendiri jujur untuk selalu menghafal itu diperlukan” (MA, 20-112016). 9. Rapat Mingguan Pengurus berperan membentuk karakter disiplin , toleransi dan peduli sesama. Rapat merupakan agenda wajib yang dilaksanakan pengurus organisasi tertentu yang dilakukan ditempat dan waktu yang telah
102
disepakati bersama. Rapat merupakan alat atau media komunikasi kelompok yang bersifat tatap muka dan sangat penting. Karena melalui rapat yang baik akan ditemukan mufakat seta solusi yang tepat terhadap masalah-masalah dan agenda yang dibahas. Rapat harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik mulai dari tujuan rapat, penentuan waktu, penentuan tempat, konsumsi dan media atau peralatan. Dengan perencanaan yang baik diharapkan rapat dapat berjalan dengan lancar, tepat waktu dan menghasilkan mufakat yang terbaik. Di JQH sendiri rapat rutinan dilaksanakan satu bulan sekali dengan melibatkan seluruh pengurus. Rapat ini digunakan sebagai ajang tukar pendapat dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan serta menyiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan. Jadi
keberhasilan
suatu
kegiatan
di
JQH
salah
satu
pendukungnya adalah rapat dan koordinasi yang baik antar pengurus. Mengingat hal itu semua pengurus berusaha dating tepat waktu, meskipun masih dilihat ada satu dua yang telat dengan alasannya masing. Selain disiplin, karakter yang dibutuhkan dalam rapat adalah toleransi dan peduli sesama. Karena dalam sebuah rapat perbedaan pendapat sering muncul dengan alasan yang kuat dari masing-masing yang diusulkan. Sehingga apabila tidak ada karakter toleransi dan peduli sesama maka yang tejadi gaduh serta tidak menemukan solusi terbaik. Seperti yang diungkapkan EK (21 tahun) sebagai berikut.
103
“Dalam organisasi keberhasilan itu juga dipengaruhi oleh komunikasi termasuk juga rapat. Mengingat hal itu saya selalu berusaha untuk hadir tepat waktu dengan kata lain disiplin terutama dengan waktu yang disepakati. Selain itu dampak lain yang saya rasakan dari rapat rutinan di JQH adalah terbentuknya karakter toleransi dan peduli sesama tertama dengan perbedaan pendapat yang ada. Karena menurut saya lebih baik berdebat didalam forum dari pada berdebat diluar forum. Sehingga apabila saya telat merasa bersalah pada diri sendiri dan sekarang lebih menerima perbedaan yang ada” (EK, 18-11-2016). 10. Workshop Tahfidz Nasional berperan membentuk karakter rasa ingin tahu dan kerja keras. Workshop Tahfidz Nasional merupakan salah satu program kerja yang besar dari kepengurusan JQH Al-Furqan tahun 2016. Perlu diketahui setiap UKM di IAIN Salatiga diwajibkan membuat dua program besar yang akan di bantu oleh lembaga baik bantuan material maupun non material. Agenda besar JQH tahun 2016 setelah melalui rapat pengurus disepakatilah Workshop Tahfidz Nasional dan Gebyar Seni Qur’any tingkat Jawa Tengah. Sebagai salah satu agenda besar perencanaan Workshop Tahfidz Nasional dilaksanakan dengan matang dan terorganisir. Tema Workshop kali ini adalah “Kontekstualisasi Nilai-nilai Al-Qur’an Dalam Membentuk Kepribadian Huffadz menuju peradaban dunia”. Acara ini dilaksanakan pada hari jum’at-sabtu, tanggal 3-4 juni 2016 di Auditorium Kampus 1 IAIN Salatiga dengan peserta mahasiswa IAIN Salatiga dan umum. Berkenaan dengan kontribusi peserta dalah 25.00 dengan fasilitas snack, makan besar, materi, dan sertifikat. Adapun pematerinya adalah H. Zainuri Ahmad, AH (juara 1 tahfidz 20 Juz Internasional di Mesir, juara 3 tahfidz 30 juz internasional di Dubai, dan imam besar di masjid Agung Jawa Tengah) dan Muhammad Abdullah Faqih, AH (perwakilan Indonesia MHQ 30 juz internasional di Iran tahun 2016).
104
Tujuan dari kegiatan ini adalah mencetak generasi yang mampu menghafal Al-Qur’an, mendorong dan meningkatkan jumlah penghafal Al-Qur’an, meningkatkan kualitas para penghafal Al-Qur’an. Kegiatan melibatkan banyak pihak mulai dari pengurus sebagai penitia, lembaga dan sponsorship yang ingin mendukung terselenggaranya acara ini. Mengingat
ini
agenda
yang
penting
maka
dibutuhkan
sikap
kebersamaan dan kerja keras dari pengurus. Sehingga dari pengurus akan terbentuk karakter kerja keras serta bagi peserta karakter rasa ingin tahu tentang kandungan didalam Al-Qur’an akan semakin meningkat disamping ilmu dan pengetahuan yang didapatkan. Seperti yang diungkapkan TP (26 tahun) sebagai berikut. “Workshop Tahfidz Nasional adalah salah satu program kerja JQH yang menurut saya berkesan pada diri saya. Meskipun saya bukan seorang hafidz akan tetapi dengan mengikuti acara tersebut menambah kaidah ilmu tentang kandungan Al-Qur’an. Selain itu kegiatan itu membuat saya semakin ingin tahu kandungankandungan Al-Qur’an yang masih banyak belum saya ketahui. Kegiatan Workshop Tahfidz Al-Qur’an begitu menarik dan berdampak positif pada karakter pengurus . Karena menyiapkan acara itu dibutuhkan pengorbanan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Kerja keraslah yang membuat keberhasilan acara itu” (TP, 14-11-2016). Seperti yang diungkapkan NH (21 tahun) sebagai berikut. “Workshop Tahfidz Nasional merupakan kegiatan besar JQH. Kegiatan ini penuh kenangan bagi saya. Karena kegiatan besar maka dibutuhkan kerja keras baik dalam perencanaan dan dananya. Sehingga untuk menyukseskan acara itu panitia menyebar proposal sponsorship termasuk saya. Ditolak dengan halus dan kurang halus pernah saya alami. Namun dengan keihlasan dan kerja keras akhirnya semua terpenuhi serta terbilang sukses acara ini. Kerja keras sampai sekarang saya terapkan dalam hal apapun demi tujuan yang saya inginkan” (NH, 14-11-2016).
105
11. Gebyar Seni Qur’ani tingkat Jateng berperan membentuk karakter kreatif, disiplin dan kerja keras. Gebyar Seni Qur’ani atau biasa disebut (GSQ) merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu mahasiswa IAIN Salatiga, SMA se-derajat, Pondok Pesantren dan Umum. GSQ merupakan kegiatan perlombaan yang diselenggarakan JQH yang memperlombakan bebagai bidang diantaranya Musabaqoh Tilawatil Qur’an, Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ) 5 juz dan Tilawah, Kaligrafi Kontemporer, Rebana Klasik. Bagi pemenang akan mendapatkan trophy, sertifikat dan uang pembinaan dengan total juataan rupiah. Kegiatan
ini
bertujuan
untuk
menyalurkan
bakat-bakat
mahasiswa IAIN Salatiga dalam sebuah ajang perlombaan. Selain itu untuk menambah jam terbang bagi setiap peserta serta menambah ilmu, teman dan wawasan baru. Tujuan yang tidak kalah penting lainnya adalah sebagai ajang promosi JQH untuk menarik mahasiswa bergabung di JQH serta tidak langsung juga sebagai ajang mempromosikan IAIN Salatiga kepada khalayak umum. Hal itu bisa terjadi karena GSQ ini tingkatnya Jawa tengah bahkan DIY juga ikut berpartisipasi. Adapun peserta dari GSQ itu sendiri antara lain, pondok pesantren salatiga dan sekitarnya, pondok pesantren dari magelang, pati, demak kudus, boyolali, solo dll. Selain itu ada juga dari universitas lain seperti UNSIQ Wonosobo, IAIN Kudus, IAIN Surakarta, UNNES
106
Semarang, IAIN Pekalongan, IKIP Semarang, UNS, Universitas Ahmad Dahlan, STAIN NU Temanggung dsb. Kegiatan GSQ tingakat JATENG 2016 dilaksanakan pada hari rabu, 5 oktober 2016 pukul 08.00 WIB di kampus 1 IAIN Salatiga. Kegiatan ini sangat menguras tenaga dan pikiran pengurus. Akan tetapi dengan niat yang ikhlas dan tekad yang kuat serta tidak lupa diiringi doa tanggung jawab itu dapat diselesaikan dengan lancar. Maka kegiatan ini berdampak besar terhadap pembentukan karakter disiplin dan kerja keras pengurus. Bagi peserta selain ajang berkompetisi kegiatan ini berdampak pada pembentukan karakter kretif dan pantang menyerah. Namanya kompetisi setiap peserta pasti telah menyiapkan bekalnya sebaik mungkin. Selain itu gagasan kreatif sangat dibutuhkan apalagi dalamn pembuatan sebuah karya. Para peserta akan berfikir kreatif untuk memaksimalkan penampilan dengan harapan prestasi yang gemilang. Seperti yang dituturkan AA (21 tahun) sebagai berikut. “GSQ itu acara besar dan menjadi perhatian bagi mahasiswa, lembaga, universitas lain dan masyarakat umum. Hal itu terbukti setiap digelar antusias peserta untuk mengikuti setiap cabang lomba selalu bertambah. Maka sebagai ketua panitia GSQ segala sesuatu saya kerjakan dengan tanggung jawab dan kerja keras. Terkadang sampai larut malam saya mempersiapkan segala sesuatunya bersama teman-teman panitia. Sampai sekarang karakter kerja keras saya terapkan dan mulai saya biasakan dalam menghadapi tanggung jawab apapun” (AA, 30-10-2016).
107
Selain kerja keras GSQ juga berdampak pada pembentukan karakter kreatif dan disiplin. Seperti yang diungkapkan HN (20 tahun) sebagai berikut. “GSQ itu kegiatan yang sesuatu menurut saya. Selain menjadi anggota aktif JQH saya juga pernah mengikuti cabang lomba kaligrafi dalam event tersebut. Butuh persiapan yang lebih mulai mempersiapkan model, bentuk dan latihan yang disiplin. Karena membuat kaligrafi kontemporer itu susah-susah gampang. Dibutuhkan kreatifitas dan latihan yang disiplin demi hasil yang maksimal. Meskipun akhirnya saya belum juara akan tetapi saya tetap bersemangat dan disiplin dalam berlatih serta selalu berimajinasi untuk ikut serta dalam event GSQ berikutnya” (HN, 13-11-2016).
108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada sepuluh karakter anggota yang peneliti temukan melalui observasi dan wawancara dengan alumni, pengurus dan anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016. Sepuluh Karakter anggota tersebut adalah religius, toleransi, disiplin, kreatif, pantang menyerah, jujur, peduli sesama, rasa ingin tahu, bersahabat, dan kerja keras. Karakter dapat terlihat melalui berbagai kegiatan yang diikuti oleh anggota selama bergabung di JQH selama satu tahun. Selain itu karakter tersebut dapat diketahui melalui wawancara secara langsung kepada pengurus dan alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga. 2.
JQH Al-Furqan sangat berperan dalam membentuk karakter mahasiswa IAIN Salatiga tahun 2016. Peran tersebut tersebut terlihat dan dapat dirasakan oleh mahasiswa IAIN Salatiga yang terdiri dari anggota, pengurus dan alumni JQH Al-Furqan tahun 2016. Peran JQH dalam membentuk karakter mahasiswa adalah melalui berbagai program kerja (proker) Badan Pengawas Harian (BPH), proker devisi dan proker departemen. Program kerja JQH secara umum di tahun
109
2016 ini yang berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa antara lain: Penerimaan Anggota Baru (PAB) berperan membentuk karakter disiplin dan peduli sesama, Sarasehan Anggota dan Pengurus berperan membentuk karakter bersahabat dan toleransi, Sima’an AlQur’an berperan membentuk karakter religius, Latihan Mingguan Rebana berperan membentuk karakter kerja keras dan disiplin, Latihan Mingguan Kaligrafi berperan membentuk karakter kreatif dan pantang menyerah, Latihan Mingguan Tilawatil Qur’an berperan membentuk karakter kerja keras dan pantang menyerah, Kajian Tafsir Mingguan berperan membentuk karakter religius dan rasa ingin tahu, Program Tahfidzul Qur’an berperan membentuk karakter disiplin dan jujur, Rapat Mingguan Pengurus berperan membentuk karakter disiplin toleransi dan peduli sesama, Workshop Tahfidz Nasional berperan membentuk karakter rasa ingin tahu dan kerja keras, dan Gebyar Seni Qur’ani tingkat Jateng (GSQ) berperan membetuk karakter kreatif, disiplin dan kerja keras. Masing-masing program kerja memiliki dampak yang berbeda-beda dalam pembentukan karakter mahasiswa.
110
B. Saran 1. Kepada Lembaga IAIN Salatiga Perhatian lembaga terhadap UKM JQH Al-Furqan sudah baik. Alangkah lebih baiknya jika: a. Lebih memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan oleh JQH baik sarana dan prasarana demi kelancaran pelaksanaan latihan serta prestasi yang lebih baik. b. Memberikan perhatian lebih bagi anggota UKM JQH yang berprestasi dan mengharumkan nama IAIN Salatiga di eventevent tertentu. c. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama yang intensif demi menunjang mahasiswa dalam kelancaran belajar menulis dan memahami Al-Qur’an. 2. Kepada Para Pengurus Tradisi kepengurusan dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab selama ini sudah bagus, sehingga perlu dilestarikan dan ditingkatkan agar terciptanya stabilitas dalam proses latihan dan pelaksanaan program kerja JQH. Mengingat pengurus sebagai teladan bagi semua anggota dan mahasiswa pada umumnya. Alangkah lebih baiknya : a. Komunikasi antara pengurus dan anggota lebih ditingkatkan dengan
harapan
anggota
tidak
hanya
mengikuti
kegiatan
111
Penerimaan Anggota Baru (PAB) saja tetapi aktif mengikuti latihan dan program kerja JQH b. Meningkatkan kepeduliannya terhadap waktu (on time) dalam setiap latihan, rapat dan program kerja apapun demi kelancaran serta efisiensi waktu sesuai yang direncanakan dan disepakati. c. Membuat Inovasi baru dalam kegiatannya agar anggota tidak merasa jenuh ataupun monoton. Sebagai contoh mengadakan kegiatan tadabur alam dll. 3. Kepada Anggota Diharapkan bagi semua anggota untuk selalu membagi waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga perkuliahan dan kegiatan JQH dapat diikuti secara seimbang. Selain itu, semangat dan rajin dalam belajar atau mengaji, serta selalu mematuhi tata tertib dan peraturan yang ada di kampus ataupun di JQH.
112
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2012. Pendidikan Karakter di Sekolah: Membangun Karakter dan Kepribadian Anak. Bandung: Yrama Widya. (UKSW) Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Sekolah Life Skills: Lulus Siap Kerja. Jogjakarta: Diva Press. Brannen Julia. 2005. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Araska. Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral: Suatu Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Lickona, Thomas. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana. Meleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Remaja Rosdakarya. Muhammad Fadlillah, lilik Mualifatu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi aksara. Naim, Ngainun. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Prayitno dan Belferik. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: PT Grasindo. Saleh, Muwafik. 2012. Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga. Santana, Septiawan.2010. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
113
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfa Beta. Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogayakarta: CV Andi Offset. Tim Panitia OPAK IAIN Salatiga. 2016. Buku Panduan OPAK IAIN Salatiga: Reaktualisasi Gerakan Mahasiswa Menuju Era Kompetisi Global. Salatiga. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Contact person pengurus jam’iyyatul qurra’ walhuffadz (JQH) Al-Furqan periode 2016
NO
JABATAN
NAMA
NIM
Contact person
1
Ketua Umum
AHMAD ABIDIN
111-13-149
085950804809
2
Wakil Ketua Umum
AGUS ROHMAN
111-14-160
085799696655
3
Sekretaris I
NURUL LAILATUL HIDAYAH
115-13-009
085712644319
Sekretaris II
RIZKIANA KADARWATI
111-14-319
085799786930
Bendahara I
UMI MAHMUDAH
111-13-040
089668323350
Bendahara II
MA'RIFATUL MUSTANIROH
111-14-078
085878441381
1). Ketua
BELLA SITA KURNIAWATI
111-13-009
085702514941
2). Staff I
SITI NUR CHASANAH
115-13-002
085728965381
3). Staff II
ERI KURNIAWATI
213-14-029
085875141778
1). Ketua
RONI FATAKHUL ALIM
111-13-017
085875141750
2). Staff
SITI HIMATUL ANISAH
111-14-065
085641141479
1). Ketua
HERU EKO SULAKSONO
213-14-030
085712356670
2). Staff
MUHAMMAD CHOLILUL ASHAR
4
5
DepartemenDepartemen a. Departemen Kaderisasi
b. Departemen Pendidikan
c. Departemen Humas
d. Departemen Inventaris
085600216706 111-14-129
6
1). Ketua
SHOLIHUL HADI
111-13-143
085740934315
2). Staff
MUHAMMAD MASROKAN
111-14-346
085726645063
Devisi-Devisi a. Devisi Tilawah
1). Ketua
AHMAD ZIDNI ANWAR MUSYADDAD
111-13-297
2). Staff I
LIA WARDAH NADHIFAH
211-13-029
3). Staff II
ZAHROTUL ULFA OKTAFIANI
085740934715
085728569798 085600891727
111-14-025
b. Devisi Tahfidz
1). Ketua
AHMAD BAROKAH ALZUHRI
2). Staff I
MUHAMMAD AFNAN ABDILLAH
113-14-158
3). Staff II
SITI AMANAH
53020150021
085713345936 113-13-041 085747878037
085600015178
c. Devisi Kaligrafi
1). Ketua
ANNILTA MANZILAH 'ADLIMAH
111-13-004
2). Staff I
HAJAR NUR ROHMAH
53020150014
085729383851
3). Staff II
KHANAN DWI HARTONO
63020150026
085876482415
1). Ketua
AHMAD SYARIF HIDAYATULLAH
53020150011
2). Staff I
MUHAMMAD RIFQI MUNIF
111-13-200
085655789079
3). Staff II
MU'ARIF ASY'ARI
23010150146
082325281524
085713329972
d. Devisi Tafsir
e. Devisi Rebana
085741517048
1). Ketua
AHMAD GUSRIZAL FAUDANUR
111-13-027
2). Staff I
DENNY SETYADI NUGRAHA
111-14-250
085742984660
3). Staff II
MUSTAFIQUL HILMI
23020150032
085868188502
087700604540
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama
: Tri Hartono
NIM
: 111-12-111
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akedemik
: Peni Susapti, S. Si., M.Si.
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Jabatan
Nilai
1
OPAK STAIN Salatiga “Progresifitas Kaum Muda, Kunci Perubahan Indonesia” oleh DEMA tahun 2012.
5-7 September 2012
Peserta
3
2
OPAK JurusanTarbiyah STAIN Salatiga “Mewujudkan Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia” oleh HMJ Tarbiyah tahun 2012.
8-9 September 2012
Peserta
3
3
ODK “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa” oleh ITTAQO dan CEC tahun 2012.
10 September 2012
Peserta
2
11 September 2012
Peserta
2
4
Seminar Entrepreneurship dan Perkoperasian “Explore Your Entrepreneurship Talent” tahun 2012 oleh MAPALA MITAPASA dan KSEI STAIN Salatiga tahun 2012.
5
Achievment Motivation Training (AMT) “Bangun Karakter Raih Prestasi” oleh JQH dan LDK tahun 2012.
12 September 2012
Peserta
5
6
Library User Education (Pendidikan Pemakai Perpustakaan) oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga tahun 2012.
13 September 2012
Peserta
2
7
Seminar Nasional Mahasiswa “Urgensi Media Dalam Pergulatan Politik” oleh LPM DINAMIKA STAIN Salatiga tahun 2012.
29 September 2012
Peserta
2
8
MTQ Umum IV “Melalui MTQ Tingkatkan Prestasi, Syi’arkan Akhlaq Qur’ani” oleh JQH STAIN Salatiga tahun 2012.
3 Oktober 2012
Peserta
8
9
Pra Youth leadership Training “Surat Cinta Pembasmi Galau” oleh KAMMI Komisariat Salatiga tahun 2012.
6 Oktober 2012
Peserta
2
10
Training Pembuatan Makalah oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga tahun 2012.
13 Oktober 2012
Peserta
2
11
Seminar Nasional “Ahlussunnah Waljamaah dalam Perspektif Islam Indnesia” oleh DEMA STAIN Salatiga tahun 2013.
26 Maret 2013
Peserta
8
12
Seminar Nasional dan Dialog Publik “Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi” oleh HMJ SYARIAH STAIN Salatiga tahun 2013.
27 Juni 2013
Peserta
8
13
Seminar Nasional “Mengawal pengendalian BBM Bersubsidi, kebijakan BLSM yang tepat sasaran Serta pengendalian inflasi dalam negeri sebagai dampak kenaikan harga BBM Bersubsidi” oleh DEMA STAIN Salatiga tahun 2013.
8 juli 2013
14
Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa V Tingkat Mahasiswa, SMA Se-Derajat dan Pondok Pesantren Se-Salatiga dan Sekitarnya “MTQ Wahana Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur’ani” oleh JQH STAIN Salatiga tahun 2013.
23 Oktober 2013
Peserta
2
15
Penerimaan Anggota Baru (PAB) “Kristalisasi Nilai Qur’ani Menuju Insan yang penuh Hikmah” oleh JQH STAIN Salatiga tahun 2013.
23-24 November 2013
Panitia
3
16
TAFSIR TEMATIK “Konsep Pemimpin Ideal Menurut Al-Quran” oleh JQH AL-FURQAN
17 Mei 2014
Panitia
3
8
STAIN Salatiga tahun 2014. 17
English Public Speaking Training oleh Communicative English Club (CEC) IAIN Salatiga tahun 2014.
31 Mei 2014
Peserta
2
18
Kajian Intensif Mahasiswa (KISMIS) “Getarkan Ramadhan dengan Hati yang Suci” oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2014.
27 Juni 2014
Peserta
2
19
Achievement Motivation Training (AMT) “Dengan AMT Semangat Menyongsong Prestasi” oleh CEC dan JQH STAIN Salatiga tahun 2014.
23 Agustus 2014
Panitia
3
20
Upgrading dan Rapat Kerja “Motivasi Organisasi” oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) STAIN Salatiga tahun 2014
6 September 2014
Peserta
2
21
Gebyar Seni Qur’aniyy (GSQ) Umum Ke-VI SE- JAWA TENGAH “Aktualisasi Makna dan Syi’ar Al-Qur’an sabagai Sumber Inspirasi” oleh JQH AL-FURQAN STAIN Salatiga tahun 2014.
5 November 2014
Panitia
5
22
Diklat Microteaching oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) STAIN Salatiga 2014.
8 November 2014
Panitia
3
23
SK KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI GUNUNGTUMPENG 01 tentang WIYATA BAKTI tahun 2015.
1 Desember 2015
Guru
8
24
Penerimaan Anggota Baru (PAB) “Menumbuhkan Karakter Islami dan Qur’ani” oleh JQH AL-FURQAN STAIN Salatiga tahun 2014.
13-14 Desember 2014
Panitia
3
25
Workshop Nasional “Sukses Akademik, Sukses Bakat dan Hidup Bermartabat dengan Karya7 oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi
16 Desember 2014
Panitia
8
Pendidikan Agama Islam (HMPS PAI) STAIN Salatiga tahun 2014. 26
MUJAROFADZ (Musyawaroh Jam’iyyatul Qurro’ wal Huffadz) oleh JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2014.
25 Desember 2014
Panitia
3
27
SK KETUA STAIN Salatiga 2014 tentang Achivement Motovation Training (AMT) OPAK STAIN SALATIGA TAHUN 2014
Tahun 2014
Panitia
3
28
SK KEPALA UNIT PEMBINAAN KEMAHASISWAAN (UPK) STAIN SALATIGA tentang PENGANGKATAN PENGURUS JQH AL-FURQAN STAIN SALATIGA MASA BAKTI 2014
Tahun 2014
Pengurus
4
29
SK KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH STAIN SALATIGA tentang PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HMPS) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PERIODE 2014-2015
2014-2015
Pengurus
4
30
International Seminar “ASEAN Economic Community 2015; Prospects and Challenges for Islamic Higher Education” oleh MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS STATE INSTITUTE FOR ISLAMIC STUDIES (IAIN) SALATIGA tahun 2015.
28 Februari 2015
Peserta
8
31
Workshop Tilawah Nasional “Aktualisasi Nyata Syi’ar Islam dalam Bingkai Kreasi Seni Qur’ani” oleh JQH AL-FURQAN IAIN Salatiga tahun 2015.
30 Mei 2015
Panitia
8
32
Certificate of Appreciation In Research Disertation DOCTORATE PROGRAM PSYCHOLOGY, FACULTY OF PSYCHOLGY, GADJAH MADA UNIVERSITY tahun 2015.
8 Juni 2015
Panitia
2
RIWAYAT HIDUP PENULIS A. Data Pribadi Nama
: Tri Hartono
Tempat/Tanggal Lahir
: Kab.Semarang, 06 Juli 1994
NIM
: 111-12-111
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Dsn.Karanggondang Rt 13/04, Ds.Gunungtumpeng Kec.Suruh, Kab.Semarang
B. Orang Tua Ayah
: Tumiran
Ibu
: Nur Ngadhimah
Pekerjaan
: Petani
C. Motto “MAN JADDA WA JADA” “siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya”. D. Riwayat Pendidikan No.
Instansi Pendidikan
Masuk (Tahun)
Lulus (Tahun)
1.
SD Negeri Gunungtumpeng 01
2000
2006
2.
SMP Negeri 3 Suruh
2006
2009
3.
SMA Negeri 1 Suruh
2009
2012
4.
Pondok Pesantren Al-Mahmudiyah Jatirejo, Suruh
2009
2012
5.
S1 PAI IAIN Salatiga
2012
2017
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber
: Alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Judul Penelitian
: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016
1. Bagaimana pendapat anda tentang UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 2. Apa yang membuat anda tertarik bergabung dengan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 3. Apa devisi yang paling anda sukai di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 4. Apa perubahan yang anda rasakan selama bergabung dengan JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 5. Apakah JQH Al-Furqan berperan dalam pembentukan karakter anda? 6. Bagaimana peran JQH Al-Furqan dalam proses pembentukan karakter anda? 7. Apa dampak yang anda rasakan setelah menjadi alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 8. Apa yang perlu dievaluasi dari JQH Al-Furqan demi peningkatan kualitas karakter mahasiswa IAIN Salatiga? 9. Apa harapan anda kepada JQH Al-Furqan untuk kepengurusan yang akan datang?
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber
: Pengurus JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Judul Penelitian
: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016
1. Bagaimana pendapat anda tentang UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 2. Apa yang membuat anda tertarik bergabung dengan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 3. Apa devisi yang paling anda sukai di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 4. Apa perubahan yang anda rasakan selama bergabung dan menjadi pengurus JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 5. Apakah JQH Al-Furqan berperan dalam pembentukan karakter anda? 6. Bagaimana peran JQH Al-Furqan dalam proses pembentukan karakter anda? 7. Bagaimana karakter anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga tahun 2016 ini? 8. Apa yang perlu dievaluasi dari JQH Al-Furqan demi peningkatan kualitas karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga? 9. Apa harapan anda kepada Lembaga, Pengurus serta Anggota JQH Al-Furqan demi kesuksesan JQH kedepannya?
PEDOMAN WAWANCARA
Narasumber
: Anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Judul Penelitian
: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016
1. Bagaimana pendapat anda tentang UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 2. Apa yang membuat anda tertarik bergabung dengan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 3. Apa devisi yang paling anda sukai di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 4. Apa perubahan yang anda rasakan selama bergabung dengan JQH Al-Furqan IAIN Salatiga? 5. Apakah JQH Al-Furqan berperan dalam pembentukan karakter anda? 6. Bagaimana peran JQH Al-Furqan dalam proses pembentukan karakter anda? 7. Bagaimana peran pengurus dalam proses pembentukan karakter anda? 8. Apa yang perlu dievaluasi dari JQH Al-Furqan demi peningkatan kualitas karakter mahasiswa IAIN Salatiga? 9. Apa harapan anda kepada JQH Al-Furqan untuk kepengurusan yang akan datang?
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Achmad Dedi Setiadi
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Lemah Abang, Bawen, Kab. Semarang
Jabatan
: Alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Kamis/10 November 2016
Waktu
: 14.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “UKM JQH itu UKM yang sangat anda tentang UKM menyenangkan, penuh kenangan dan gudang ilmu menurut saya mas tri. JQH Al-Furqan IAIN Disinilah saya mendapatkan banyak hal yang belum tentu saya dapatkan dibangku Salatiga perkuliahan. Jadi saya anggap keluarga besar JQH itu keluarga besar saya”.
UKM JQH adalah UKM yang menyenangkan, berkesan, dan gudang ilmu.
2.
Apa yang membuat “Yang membuat saya tertari bergabung di anda tertarik JQH dulu itu adalah devisi tilawahnya. Karena saya awam sekali tentang tilwatil bergabung dengan Qur’an tapi saya ingin bisa. Karena ketika UKM JQH Al- mendengar qori/qori’ah melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an hati saya merasa Furqan IAIN tersentuh dan tentram. Alangkah indahnya Salatiga? apabila saya juga bisa seperti mereka. Maka dari itu saya bergabung di JQH AlFurqan mas”.
Hal yang membuat tertarik bergabung di JQH adalah karena ingin belajar tilwatil Qur’an.
3.
Apa
yang “Selama menjadi anggota dan pengurus Devisi yang paling anda sukai di saya aktif dalam kegiatan yang paling disukai dilaksanakan di JQH. Apalagi kegiatan adalah devisi devisi
JQH Al-Furqan IAIN yang berkaitan dengan tilawah, seperti tilawah. halnya latihan tilawatil Qur’an dan Salatiga? Workshop tilawah nasional. Saya selalu berusaha untuk gabung latihan agar tidak ketinggalan. Secara otomatis memang dari awal devisi tilawah adalah yang paling saya sukai”. 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasaka banyak anda rasakan selama sekali mas tri. Sampai bingung ceritanya. Begini mas, untuk perubahan yang sangat bergabung dengan saya rasakan adalah perubahan karakter JQH Al-Furqan IAIN pada diri saya yang lebih baik, disiplin, menghargai waktu dan hablumminallah. Salatiga? Itu bisa terjadi karena proses yang saya rasakan selama aktif menjadi anggota, pengurus dan sekarang alumni. Karena untuk perubahan itu saya sendiri yang bisa merasakan. Serta yang pasti saya merasa senang dan tepat dalam memilih UKM yang cocok dengan diri saya”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dengan JQH adalah perubahan karakter lebih baik, menghargai waktu dan lebih dekat dengan Sang Pencipta.
5.
Apakah
Al- “Pasti mas, JQH sangat berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter saya. Karakter yang terbentuk yang pasti adalah karakter yang dalam pembentukan baik-baik seperti tambah disiplin, mandiri, kreatif ,religius dan yang utama adalah karakter anda? saya lebih percaya diri terutama berbicara di depan umum. Karena saya adalah termasuk orang yang pemalu. Sehingga saya sangat bersyukur bisa bergabung dengan UKM ini dengan anggita, pengurus dan alumni yang solid”.
JQH berperan dalam pembentukan karakter diantaranya karakter disiplin, kreatuf, mandiri ,religius dan percaya diri.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter JQH Al-Furqan saya itu yang pasti semua kegiatanya berperan mas. Tapi karena saya aktif di dalam proses tilawahnya jadi kegiatan ini yang membentuk karakter saya lebih semangat, pembentukan disiplin dan religius. Karena jika tidak karakter anda? disiplin kita akan ketinggalan belajar tilawahnya. Selain itu juga harus lebih semangat dalam mengulang apa yang
Peran JQH dalam pembentukan karakter melalui kegiatanya seperti latihan tilawah membentuk
JQH
didapat di latihan”.
karakter disiplin, semangat religius.
dan
7.
Apa dampak yang “Setelah menjadi alumni JQH ternyata anda rasakan setelah dampaknya lebih terasa antara lain saya dari semester 7 sudah mengajar di SD. menjadi alumni JQH Sebelumnya saya takut bisa tau tidak Al-Furqan IAIN karena sifat kuarang percaya diri. Tapi karena sudah terbiasa di UKM menjadi Salatiga? ketua panitia pernah, serta terbiasa berbicara di depan umum akhirnya mengajar anak-anakpun terbiasa dan percaya diri. Selain itu ilmu yang saya dapat di JQH terutama tentang tilawah saya tularkan ke anak-anak didik saya. Masih banyak dampak yang saya rasakan sebetulnya tapi yang menonjol ya itu mas. Oh ya, semakin dekat dengan Allah Swt yang pasti”.
Dampak yang dirasakan setelah menjadi alumni adalah lebih percaya diri dan religius.
8.
Apa
perlu “Tingkatkan yang sudah berjalan, terus dievaluasi dari JQH untuk evaluasinya lebih disiplin dalam menghadiri rapat, tingkatkan komunikasi Al-Furqan demi baik dengan sesama pengurus, anggota alumni. Karena dengan peningkatan kualitas ataupun terjalinnya komunikasi yang baik karakter mahasiswa menjadikan semua merasa memiliki dan IAIN Salatiga? semua merasa bertanggung jawab dengan kelancaran kegiatan dan peningkatan kualitas karakter mahasiswa di JQH AlFurqan IAIN Salatiga.
Evaluasi untuk JQH adalah tingkatkan komunikasi dan kedisiplinan dalam segala hal termasuk ketika rapat.
9.
Apa harapan anda “Harapan saya kepada pengurus yang kepada JQH Al- akan datang adalah untuk bareng-bareng berusaha menjaga eksistensi JQH demi Furqan untuk mewujudkan mahasiswa yang berakhlak kepengurusan yang dan ikut serta dalam menyukseskan agenda kampus. Karena sebagai alumni akan datang? hanya bisa membantu dibalik layar serta akan sangat senang jika mendengar JQH sukses dalam segala hal dan berprestasi”.
Harapan alumni adalah agar pengurus menjaga eksistensi JQH, mendukung agenda kampus dan berprestasi.
yang
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Rohmad Sholikin
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Semagu, Susukan, Kab. Semarang
Jabatan
: Alumni JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Masjid An-Nur PERUM Telaga Mukti II Tingkir, Salatiga
Hari/tanggal
: Sabtu/19 November 2016
Waktu
: 17.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “JQH itu UKM yang sesuatu dan dan JQH adalah anda tentang UKM berkesan bagi saya. Karena sejak saya UKM yang menjadi anggota, pengurus dan sekarang berkesan. JQH Al-Furqan IAIN alumni banyak sekali yang saya dapat dari UKM ini. Sehingga setelah saya paripurna Salatiga menjadi pengurus masih sering dilibatkan”.
2.
Apa yang membuat “Dulu saya bergabung di JQH karena ingin anda tertarik belajar tilawah dan rebana. Dua devisi ini yang saya tekuni ketika aktif jadi anggota bergabung dengan pengurus. Dua tahun lebih di JQH saya UKM JQH Al- sangat senang karena apa yang saya harapkan dapat tercapai. Saya bisa belajar Furqan IAIN tilawah dengan ahlinya dan sering Salatiga? mengikuti perlombaan. Selain itu saya juga dilibatkan dalam grup rebana JQH bukan sebagai penabuh terbang akan tetapi sebagai vocal”.
3.
Apa
devisi
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH adalah karena ingin belajar tilawah dan rebana.
yang “Kalo ditanya devisi yang paling saya sukai Devisi
yang
paling anda sukai di pastinya devisi tilawah dan rebana. Karena JQH Al-Furqan IAIN dua devisi ini devisi yang saya geluti sejak menjadi anggota dan pengurus. Akan tetapi Salatiga? bukan berarti saya tidak suka dengan devisi yang lain. Karena jika saya tidak ada acara juga sering mengikuti kegiatan devisi yang lain”.
paling disukai di JQH adalah devisi tilawah dan rebana.
4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan banyak anda rasakan selama sekali mas. Diantarnya lebih mudah bersosialisasi, terus lebih religius karena bergabung dengan kegiatan di JQH itu tidak jauh-jauh dari AlJQH Al-Furqan IAIN Qur’an mas. Apalagi kegitan seperti simaa’an Al-Qur’an itu syarat akan pesan Salatiga? dan membuat hati nyaman”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dengan JQH adalah lebih mudah bersosialisasi.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan dalam pembentukan Furqan berperan karakter saya. Apalagi saya bergabung dengan JQH sejak 2 tahunan yang lalu dalam pembentukan menjadi anggota, terus pengurus dan sekarang alumni. Pasti JQH ini sangat karakter anda? berperan dalam pembentukan karakter diri yang saya alami dan saya rasakan mas tri”.
JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter diri.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter JQH Al-Furqan saya itu menurut saya karena kegiatankagiatannya dan orang-rang yang ada dalam proses didalamnya. Karena kegiatannya bernafaskan islami dan orang-orang yang pembentukan didalamnya baik-baik secara otomatis saya karakter anda? merasa berdampak pada diri saya. Karena ada ungkapan kalo kita dekat dengan penjual minyak wangi maka kita juga akan berbau wangi”.
Peran JQH dalam pembentukan karakter adalah melalui kegiatankegiatan yang dilaksanakan dan semua pihak didalamnya.
7.
Apa dampak
yang “Dampak yang saya rasakan banyak sekali anda rasakan setelah saya lebih disiplin, mandiri dan yang pasti lebih dekat dengan Allah. Selain itu apa menjadi alumni JQH yang saya dapat di JQH bermanfaat bagi Al-Furqan IAIN diri saya seperti halnya saya sering
Dampak setelah menjadi alunmni JQH adalah lebih
JQH
Salatiga?
mendapatkan juara dalam lomba tilawah religius, dan rebana selain itu juga sering disutuh disiplin dan mengaji dalam event-event tertentu”. mandiri.
perlu “Yang perlu di evalusi apa ya mas, mungkin dievaluasi dari JQH kegiatannya lebih variatif, komunikasi harus lebih intensif baik kepada sesama pengurus, Al-Furqan demi alumni dan anggota terus fasilitas yang peningkatan kualitas kurang memadai alangkah indahnya lebih ditingkatkan dengan cara tertentu. Entah karakter mahasiswa dengan meminta bantuan ke lembaga atau IAIN Salatiga? yang lain”.
Hal yang perlu dievaluasi dari JQH adalah komunikasi, dan peningkatan fasilitas yang lebih memadai.
anda “Harapan saya kepada pengurus dan JQH kepada JQH Al- mendatang pokoe tambah maju, lebih bermanfaat kepada anggota dan mahasiswa Furqan untuk pada umumnya. Terus selalu aktif dalam kepengurusan yang membantu mahasiswa mengembangkan bakat minatnya. Serta semoga selalu akan datang? berprestasi dan di berkahi Allah SWT”.
Harapan alumni kepada pengurus JQH adalah peningkatan kualitas kegiatan dan berprestasi.
8.
Apa
9.
Apa
yang
harapan
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Ahmad Abidin
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Sungai Keranji, Kec. Singingi, Kab. Kuantan, Riau
Jabatan
: Ketua Umum JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Klasemen, Mangunsari, Sidomukti, Salatiga
Hari/tanggal
: Minggu/30 Oktober 2016
Waktu
: 15.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “Menurut saya UKM JQH adalah UKM anda tentang UKM yang unik, menyenangkan dan yang pasti berarti bagi saya. Selain itu dari UKM ini JQH Al-Furqan IAIN saya anggap sebagai rumah kedua saya setelah kampus dalam saya menuntut ilmu. Salatiga? UKM JQH adalah UKM yang tidak akan terlupakan bagi saya”.
UKM JQH adalah UKM yang unik, menyenangkan dan berkesan.
2.
Apa yang membuat “Banyak hal yang membuat saya tertarik anda tertarik bergabung di JQH. Jika diceritakan tidak akan selesai sehari mas. Namun yang pasti bergabung dengan adalah saya ingin belajar lebih dalam UKM JQH Al- seni-seni Al-Qur’an terutama tilawah, kaligrafi dan Rebana. Karena background Furqan IAIN saya adalah penabuh terbang jadi saya Salatiga? sangat senang bisa bergabung dan belajar di JQH. Selain itu saya lihat UKM ini sangat cocok dalam pengembangan bakat, minat, dan karakter saya agar lebih baik dari sebelumnya”.
Hal yang membuat tertarik bergabung di JQH adalah karena ingin belajar seni AlQur’an dan untuk pengembangan bakat, minat serta karakter.
yang “Secara umum saya suka dan senang “Devisi paling paling anda sukai di dengan semua devisi yang ada di JQH. disukai adalah Sejak menjadi anggota saya aktif devisi rebana. JQH Al-Furqan IAIN mengikuti kegiatan di JQH. Tapi untuk yang paling saya suka adalah devisi Salatiga? rebana. Karena dengan latihan rebana saya merasa senang dan hati menjadi tentram”.
3.
Apa
4.
Apa perubahan yang “JQH banyak mengajarkan kepada saya anda rasakan selama banyak hal. Kaitannya dengan perubahan yang saya rasakan banyak sekali ya mas, bergabung dan antara lain menyegerakan shalat, disiplin menjadi pengurus dalam latihan rebana, tambah semangat dalam mengerjakan sesuatu terutama JQH Al-Furqan IAIN berkaitan perkuliahan. Selain itu yang Salatiga? pasti saya merasa senang karena potensi saya dapat tersalurkan melalui UKM ini”.
Perubahan yang dirasakan setelah bergabung dengan JQH adalah lebih disiplin dan hati senang.
5.
Apakah
Al- “Tentu saja mas JQH berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter saya. Banyak sekali peran JQH dalam pembentukan karakter dalam pembentukan saya mulai saya menjadi anggota, pengurus dan menjadi ketua umum JQH”. karakter anda?
JQH berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter JQH Al-Furqan saya itu pastinya melalui kegiatan-kegitan yang dilaksanakan. Apalagi JQH ini UKM dalam proses yang kegiatannya bernafaskan islami dan qur’any sehingga pastinya berperan dalam pembentukan pembentukan karakter siapa saja yang karakter anda? terlibat didalamnya. Apalagi sebagai ketua umum saya begitu merasakan peran JQH dalam pembentukan karakter yang saya rasakan”.
Peran JQH dlam pembentukan karakter adlam melalui kegitan-kegitan yang dilaksanakan.
7.
Bagaimana karakter “Setahun periode 2016 ini yang saya lihat anggota JQH Al- karakter anggota JQH snagt beragam. Ada yang awal-awalnya malu-malu namun Furqan IAIN Salatiga setelah berlangsung karakter mereka baik, semangat belajar, bertanggung jawab tahun 2016 ini? dengan kegiatan yang diikuti serta toleransi baik sesama anggota ataupun
Karakter anggota JQH tahun 2016 dalah baik, semangat belajar dan bertanggung jawab dan
devisi
JQH
dengan pengurus”. 8.
perlu “Evaluasi untuk JQH mendatang adalah dievaluasi dari JQH pahami karakter pengurus dan anggota, komunikasi yang baik, sering tukar pikiran Al-Furqan demi dengan JQH di universitas lain dan serta peningkatan kualitas buatlah kegiatan yang berebeda, unik serta bermanfaat bagi peningkatan kualitas karakter anggota dan karakter anggota dan mahasiswa IAIN mahasiswa IAIN Salatiga”. Apa
yang
Salatiga?
9.
Apa harapan anda “Harapan saya lembaga lebih memperhatikan dengan fasilitas yang ada kepada Lembaga, terutama demi kelancaran dan kesuksesan Pengurus serta kegiatan di JQH. Karena keberhasilan Anggota JQH Al- sesuatu harus didukung dengan fasilas yang mamadai. Untuk segenap pengurus Furqan demi dan anggota saya harapkan punya rasa kesuksesan JQH memiliki terhadap UKM ini. Karena kalo tidak kita yang menguri-uri UKM ini siapa kedepannya? lagi yang akan peduli. Jangan berpikiran apa yang kita dapat tapi pikirkanlah apa yang bisa kita beri untuk UKM JQH tercinta ini”.
teleransi. Evaluasi untuk JQH adalah komunikasi yang baik keda semua pihak, tukar pikiran kepada JQH yang lain dan meningkatkan kegiatan yang kreatif. Harapan kepada lembaga adalah lebih memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan, kuntuk pengurus dan anggota harus punya rasa memiliki kepada UKM JQH.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Agus Rohman
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Kaibon, Tipiki, Susukan, Kab.Semarang
Jabatan
: Wakil Umum JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Gedung A4 Kampus 1 IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Selasa/8 November 2016
Waktu
: 14.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “UKM JQH adalah UKM yang anda tentang UKM menampung bakat dan minat mahasiwa yang ingin belajar tentang seni Al-Qur’an. JQH Al-Furqan IAIN Belajar tentang rebana, kaligrafi, tilawah, tafsir dan tahfidzul Qur’an. UKM yang Salatiga? unik dengan segala kelebihannya”.
UKM JQH adalah UKM yang menampung bakat minat dalam pengembangan lima devisi di JQH.
2.
Apa yang membuat “Yang membuat saya tertarik sejujurnya anda tertarik adalah devisi rebana. Sejak OPAK perkenalan UKM kepada mahasiswa baru bergabung dengan saya sudah tertarik apalagi background UKM JQH Al- saya sebelum kuliah adalah dari MAN yang juga aktif di rebana. Dipondok pun Furqan IAIN juga penabuh terbang. Sehingga alangkah Salatiga? senangnya apabila bisa bergabung dengan devisi rebana di JQH”.
Hal yang membuat tertarik bergabung di JQH adalah devisi rebana.
3.
Apa
devisi
yang “Sudah pasti devisi yang paling saya sukai Devisi yang adalah devisi rebana. Karena kalo sudah paling disukai
paling anda sukai di rebanan itu hati merasa plong dan adalah devisi rebana. JQH Al-Furqan IAIN tentram”. Salatiga? 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan lebih PD, anda rasakan selama disiplin terhadap waktu, lebih toleransi karena karakter orang berbeda-beda bergabung dan termasuk pengurus. Selian itu perubahan menjadi pengurus lain selama menjadi pengurus saya lebih mudah bersosialisasi, banyak teman, dll JQH Al-Furqan IAIN mas”. Salatiga?
Perubahan selama bergabung dan menjadi pengurus JQH adalah tambah percaya diri, toleransi dan mudah bersosialisasi.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter saya. Kurang lebih seperti yang sudah saya utarakan dalam pembentukan sebelumnya”. Sebetulnya masih banyak lagi tapi akan selesai jika saya ungkapkan karakter anda? semua”.
JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter itu melalui kegiatan yang JQH Al-Furqan saya dilaksanakan di kepengurusan tahun 2016 dalam proses ini. Apalagi dalam Penerimaan Anggota Baru (PAB) saya ditunjuk menjadi ketua pembentukan panitia. Hal itu membuat saya disiplin karakter anda? dalam berbagai hal serta lebih peduli terhadap pengurus dan anggota baru yang ingin bergabung dengan JQH. Peran ketua panitia sangat penting dalam kegiatan PAB ini”.
Peran JQH dalam pembentukan karakter adalah melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2016.
7.
Bagaimana karakter “Saya lihat karakter anggota JQH itu anggota JQH Al- awal-awalnya masih kurang PD dan kurang yakin akan kemampuannya. Namun Furqan IAIN Salatiga setelah berjalan di akhir periode ini saya melihatnya secara umum menurut saya tahun 2016 ini? jujur, sopan-santun, disiplin, kerja keras dan memilki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal itu dapat saya lihat setiap mereka mengikuti kegiatan ataupun ketika
Karakter anggota JQH tajun 2016 adalah jujur, sopan-santun, disiplin, kerja keras dan memilki rasa ingin tahu
JQH
diberikan tanggung jawab”.
yang tinggi.
8.
Apa
perlu “Menurut saya yang perlu dievaluasi dievaluasi dari JQH adalah membuat sistem bagaimana merangkul anggota yang begitu banyak. Al-Furqan demi Sehingga anggota yang bergabung tidak peningkatan kualitas hanya aktif ketika PAB saja akan tetapi juga bisa mengikuti latihan-latihan dan karakter anggota dan semua kegiatan di JQH. Selain itu sarana mahasiswa IAIN dan prasana jika memungkinkan ditambahi karena itu untuk mendukung kegiatan di Salatiga? JQH. Seperti alat rebana, kaligrafi dll mas. Itu semua juga demi peningkatan kualitas karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya”.
Hal yang perlu dievaluasi dari JQH adalah pembuatan sistem keorganisasian untuk anggota dan peningkatan sarana prasarana.
9.
Apa harapan anda “Harapan saya semoga kepengurusan kepada Lembaga, yang akan dating lebih baik dari sekarang. Selain itu kami harapkan kepada lembaga Pengurus serta perhatiannya sudah ada, namun alangkah Anggota JQH Al- indahnya apabila lebih memperhatikan fasilitas UKM JQH yang menurut saya Furqan demi kurang memadai untuk proses latihan. kesuksesan JQH Kepada anggota saya harapkan bergabung dengan JQH aktif dalam mengikuti kedepannya? kegiatan. Sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai”.
Harapan kepada lembaga agar lebih memperhatikan fasilitas latihan, untuk pengurus harus meningkatkan segala hal agar lebih baik, dan untuk anggota agar aktif dalam mengikuti kegiatan di JQH.
yang
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Nurul Lailatul Hidayah
Jenis kelamin
: Perempuan
Asal
: Gundi, Suruh, Kab. Semarang
Jabatan
: Sekretaris Umum JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Sabtu/5 November 2016
Waktu
: 14.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat
“UKM JQH itu UKM yang asik, anda tentang UKM menyenangkan apalagi kegiatannya yang islami serta orang-orang didalamnya JQH Al-Furqan IAIN dapat dijadikan tauladan. Pokoe JQH itu mantap dan tidak ada kata menyesal Salatiga? bergabung dengan UKM JQH Al-Furqan IAIN Salatiga”.
UKM JQH adalah yang asik, mantap dan menyenangkan.
2.
Apa yang membuat “Jujur yang membuat saya tertarik adalah anda tertarik karena kegitannya yang erat dengan AlQur’an. Selain itu saya sangat bergabung dengan mengidolakan para hafidzoh yang ada di UKM JQH Al- JQH dan berharap bisa seperti mereka. Alasan lainnya saya tertarik belajar Furqan IAIN tilawatil Qur’an. Semua itu yang membuat Salatiga? saya untuk bergabung dengan UUKM JQH.
Hal yang membuat tertari bergabung dengan JQH adalah kegiatan yang dilaksanakan, keinginan belajar Tilawah dan menghafal Al-Qur’an.
3.
yang “Semua devisi saya suka mas, namun paling anda sukai di untuk yang paling saya sukai dan tekuni itu devisi tilawah dan tahfidz”. JQH Al-Furqan IAIN Apa
devisi
Salatiga?
Devisi yang paling disukai di JQH AlFurqan adalah devisi tilawah dan devisi tahfidz.
4.
Apa perubahan yang “Banyak mas tri, perubahan yang saya anda rasakan selama rasakan seperti lebih disiplin, tambah religius, terbiasa dengan tulis menulis bergabung dan karena sebagai pengurus yang kebetulan menjadi pengurus menjadi sekretaris umum sering membuat surat, proposal dll, terus ilmu dan JQH Al-Furqan IAIN wawassan bertambah serta yang tidak Salatiga? lupa tambah teman dan saudara”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dan menjadi pengurus JQH adalah lebih disiplin dan bersahabat.
5.
Apakah
Al- “Tentu mas, selama saya menjadi anggota Furqan berperan dan pengurus kurang lebih dua tahun peran JQH dalam pembentukan karakter dalam pembentukan sangat saya rasakan. Apalagi dengan kegiatannya seperti sarasehan dll karakter anda? menjadikan mengerti beragam karakter pengurus dan anggota. Sehingga saya lebih teloteransi terhadap perbedaan yang ada, menghargai sesama dan peduli satu sama lain”.
JQH sangat berperan terhadap pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pemebntukan karakter JQH Al-Furqan saya itu melalui kegiatannya mas. Seperti yang yasa jelaskan sebelumnya seperti dalam proses sarasehan, tahfidzul Qur’an Simaa’an dll itu yang membentuk karakter toleransi, pembentukan peduli sesama, serta religius. Tidak ada karakter anda? perbedaan antar pengurus dan anggota menjadikan saya lebih bersahabat dan nyaman dalam berbaur namun tetap menghargai satu dengan yang lain”.
Peran JQH dalam pemebntukan karakter yaitu melalui kegiakegiatan yang dilaksanakan selama kepengurusan tahun 2016.
7.
Bagaimana karakter “Karakter anggota JQH tahun 2016 ini anggota JQH Al- yang saya lihat setelah PAB mereka masih banyak diam dan malu-malu. Namun Furqan IAIN Salatiga setelah setahun berproses mengikuti
Karakter anggota JQH Al-Furqan tahun 2016
JQH
tahun 2016 ini?
latihan, kegiatan di JQH mulai tampak karakter anggota yang bertanggung jawab, pengertian, toleransi, aktif, dan religius”.
adalah bertanggung jawab, pengertian, toleransi, aktif, dan religius.
8.
Apa
perlu “Evaluasinya mungkin pengertian antar dievaluasi dari JQH pengurus, saling membantu satu sama lain, kegiatan dan latihan sudah ada harap Al-Furqan demi ditingkatkan, serta jalinlah komunikasi peningkatan kualitas yang baik dengan anggota, alumni dan lembag serta JQH universitas lain dengan karakter anggota dan harapan agar lebih baik baik JQH mahasiswa IAIN kedepannya demi peningkatan kualitas karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga? Salatiga pada umumnya”.
Evaluasi untuk JQH yaitu komunikasi antar pengurus, anggota dan JQH lain lebih ditingkatkan serta peningkatan program kerja lebih inovatif, kreatif dan menarik.
9.
Apa harapan anda “Harapan saya semoga JQH semakin kepada Lembaga, maju, sukses dan berprestasi, serta anggota dan pengurusnya rukun seperti Pengurus serta halnya sebuah keluarga yang saling peduli Anggota JQH Al- dan mengerti. Serta kepada lembaga perhatiannya sudah baik, akan lebih baik Furqan demi apabila melihal langsung apa yang kesuksesan JQH kuarang di JQH seperti halnya fasilitas yang memadai untuk mendukung kegiatan kedepannya? di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga”.
Harapan kepada JQH agar sukses dan berperstasi, kepada pengurus dan anggota lebih mengerti satu sama lain dan untuk lembaga lebih memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan JQH.
yang
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Zahrotul Ulfa Oktaviani
Jenis kelamin
: Perempuan
Asal
: Kismobudoyo, Banaran, Boyolali
Jabatan
: Sekretaris Devisi Tilawah JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Sabtu/19 November 2016
Waktu
: 14.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “UKM JQH adalah UKM yang sangat anda tentang UKM menyenangkan. Saya bisa bicara seperti itu karena selama bergabung di JQH Al-Furqan organisasi ini banyak sekali pelajaran, pengalaman, perubahan karakter diri IAIN Salatiga? dan pembelajaran baik dari anggota ataupun dari sesama pengurus”.
UKM JQH AlFurqan adalah UKM yang sangat menyenangkan.
2.
Apa yang membuat “Apa yam mas, dulu sih yang membuat anda tertarik saya tertarik bergabung dengan JQH karena devisi tilawahnya. Saya sangat bergabung dengan senang belajar tilawatil Qur’an sejak UKM JQH Al- SD. Maka saya sangat bersyukur bisa bergabung dengan JQH. Karena saya Furqan IAIN bisa belajar banyak tentang tilawah”. Salatiga?
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH adalah karena ingin belajar tilawatil Qur’an melalui devisi tilawah.
3.
Apa
yang “Pastinya devisi tilawah yang paling Devisi yang paling anda sukai di saya sukai mas. Devisi ini sangat paling disukai di berpengaruh terhadap hidup saya”. JQH adalah JQH Al-Furqan devisi
IAIN Salatiga?
devisi tilawah.
4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan banyak anda rasakan selama mas, apalagi selama menjadi pengurus sering berbicara didepan umum, bergabung dan menghadapi banyak orang itu membuat menjadi pengurus saya lebih percaya diri. Serta karakter kepemimpinan muncul seiring JQH Al-Furqan berjalannya waktu. Hal itu sangat IAIN Salatiga? membantu saya di perkuliahan karena tidak canggung lagi jika harus menjadi pembicara dalam diskusi makalah”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dan menjadi pengurus JQH adalah terbentyuknya karakter kepemimpinan dan sifat percaya diri.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan dalam pembentukan karakter saya. Seperti yang Furqan berperan tadi mas, JQH berperan dalam dalam pembentukan pembentukan karakter percaya diri dan kepimimpinan pada diri saya. Sebetulnya karakter anda? masih banyak mas tri, tapi sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata”.
“JQH berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan JQH Al-Furqan karakter saya itu melalui kegiatankegiatannya yang melibatkan pengurus dalam proses secara langsung. Karena tanggung jawab itu menjadikan kita yang semula pembentukan malu dan terpaksa lama-lama menjadi karakter anda? biasa”.
Peran JQH dalam pembentukan karakter adalah melalui kegiatankegiatan yang dilaksanakan.
7.
Bagaimana karakter “Karakter anggota JQH tahun ini iyu anggota JQH Al- beragam mas menurut pengamatan saya. Tapi rata-rata awalnya ki pada kuyrang Furqan IAIN PD. Tapi setelah berjalan sering bertemu Salatiga tahun 2016 dan berkegiatan bersama karakter mereka mulai tampak mulai mandiri, ini? kreatif, disiplin dan bertanggung jawab dengan apa yang dipilihnya di UKM ini”.
Karakter anggota JQH tahun 2016 adalah mandiri, kreatif, disiplin dan bertanggung jawab.
8.
Apa
perlu “Yang perlu dievaluasi dari JQH demi dievaluasi dari JQH peningkatan kualitas karakter anggota dan mahasiswa mungkin kegiatannya Al-Furqan demi yang lebih menarik dan unik. Sehingga
Hal yang perlu dievaluasi dari JQH adalah peningkatan
JQH
yang
9.
peningkatan kualitas dampak akan terasa nyata dirasakan karakter anggota dan bagi anggota, pengurus dan mahasiswa pada umumnya. Selain itu pengurus mahasiswa IAIN sendiri harus menjadi tauladan yang baik bagi anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga? Salatiga pada umumnya”.
kualiatas kegiatan yang lebih menarik dan unik.
Apa harapan anda “Harapan saya agar pengurus dan kepada Lembaga, anggota lebih solid lagi dalam kegiatan JQH. Karena kemajuan JQH itu Pengurus serta ditangan anggota dan pengurus. Untuk Anggota JQH Al- lembaga apa ya mas, mungkin untuk lembaga lebih memperhatikan fasilitas Furqan demi yang dibutuhkan JQH, serta ada kesuksesan JQH perhatian lebih kepada JQH apabila ada yang berprestasi”. kedepannya?
Harapan kepada pengurus dan anggota agar lebih solid serta untuk lembaga lebih memperhatikan fasilitas dan anggota/pengurus yang berprestasi.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Muhammad Afnan Abdillah
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Gading, Duren, Tengaran, Kab.Semarang
Jabatan
: Ketua Devisi Tahfidz JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
:Masjid An-Nur PERUM Telaga Mukti II Tingkir, Salatiga
Hari/tanggal
: Minggu/20 November 2016
Waktu
: 15.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
1.
Bagaimana pendapat
“JQH itu tempat kita bercerita, anda tentang UKM bersilaturrahim dan yang pasti tempat kita menimba ilmu. Jadi JQH itu menurut saya JQH Al-Furqan IAIN UKM yang amazing, menyenangkan dan cocok untuk dunia dan akhirat”. Salatiga?
JQH adalah UKM yang menyenangkan dan amazing.
2.
Apa yang membuat “Yang membuat saya tertarik banyak mas. anda tertarik Sebelum saya masuk IAIN pernah mengikuti lomba yang dilaksanakan JQH. bergabung dengan Sehingga saya berfikiran alangkah UKM JQH Al- indahnya suatu saat saya bisa bergabung dengan JQH. Akhirnya alkhamdulillah bisa Furqan IAIN bergabung sekarang. Jadi yang membuat Salatiga? saya tertarik itu dari kegiatannya yang mengusung misi Al-Qur’an”.
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH yaitu karena kegiatannya yang berkaitan dengan AlQur’an.
3.
Apa
yang “Kalo ditanya devisi yang paling disukai paling anda sukai di saya paling suka devisi tahfidz. Karena menurut saya devisi ini membuat saya JQH Al-Furqan IAIN lebih semangat dan lebih dekat dengan
Devisi yang paling disukai yaitu devisi takfidz.
devisi
JAWABAN
KODE
Allah”.
Salatiga? 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan tambah anda rasakan selama pengetahuan, tambah religius, percaya diri dan masih banyak lagi mas. Karena semua bergabung dan itu mengajarkan saya pentingnya hidup hablumminannas dan menjadi pengurus seimbang hablumminallah”. Perubahan itu yang JQH Al-Furqan IAIN membuat saya bisa belajar banyak dari Salatiga? UKM ini. Perubahan yang mengarahkan pribadi menuju yang lebih baik mas”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dan menjadi pengurs JQH yaitu tambah religius, tambah pengetahuan dan percaya diri.
5.
Apakah
Al- “Sangat berperan mas. Semenjak dari Furqan berperan anggota dan pengurus saya merasakan perubahan yang begitu banyak pada dalam pembentukan karakter yang ada dalam diri saya. Pembentukan karakter itu terjadi dengan karakter anda? proses disetiap detiknya dan kegiatan yang dijalani”.
JQH AlFurqan berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam proses pembentukan JQH Al-Furqan karakter itu menurut yang saya rasakan melalui kegiatan-kegiatan yang dalam proses dilaksanakan. Kalo saya memang aktif di devisi tahfidz jadi peran JQH sangat pembentukan terasa melalui devisi tahfidz dalam karakter anda? membentuk karakter”.
Peran JQH dalam membentuk karakter adalah melalui kegiatankegiatannya.
7.
Bagaimana karakter “Katakter anggota JQH banyak dan anggota JQH Al- beragam mas. Kalo awal-awalnya belum terlihat betul namun setelah berjalannya Furqan IAIN Salatiga waktu dan diakhir periode ini saya meliahatnya karakternya itu baik, tahun 2016 ini? bersahabat, bertanggung jawab dan disiplin. Itu semua terlihat ketika kegiatan dan kesehariannya menurut kaca mata saya”.
Karakter anggota JQH Al-Furqan antara lain: bersahabat, bertanggung jawab dan disiplin.
8.
Apa
JQH
perlu “Menurut saya yang perlu dievaluasi dari Hal yang perlu dievaluasi dari JQH JQH itu sistem mengikat anggota untuk dievaluasi dari setia. Karena masih ada anggota yang JQH adalah yang
9.
Al-Furqan
demi bergabung di JQH hanya mengikuti peningkatan kualitas kegiatan Penerimaan Anggota Baru saja setelah itu menghilang. Selain itu fasilitas karakter anggota dan jika memungkinkan bisa dilengkapi demi mahasiswa IAIN kelancaran latihan. Terus yang tidak kalah penting kegiatan dan pengurusnya selalu Salatiga? mencerminkan tauladan yang baik.”
peningkatan fasilitas, suri tauladan pengurus dan sistem kesetiaan anggota.
Apa harapan anda “Harapan saya kepada Pengurus dan kepada Lembaga, anggota untuk selalu kerjasama dengan ikhlas demi kelancaran JQH. Serta khusus Pengurus serta mungkin antuk pengurs itu selalu Anggota JQH Al- semangat, totalitas dan berusaha selalu memberikan yang terbaik untuk JQH. Furqan demi Kepada lembaga terimakasih telah kesuksesan JQH mendukung kami baik melalui materi/non materi, mungkin untuk masukan alangkah kedepannya? senangnya kami jika fasilitaskami lebih diperhatikan”.
Harapan kepada pengurus dan anggota untuk selalu bekerjasama, totalitas dan memberikan yang terbbaik untuk JQH, untuk lembaga untuk memperhatikan fasilitas JQH.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Khanan Dwi Hartono
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Noborejo, Argomulyo, Salatiga
Jabatan
: Staff Devisi Kaligrafi JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Kamis/10 November 2016
Waktu
: 13.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “JQH itu beda dengan yang lain asik, anda tentang UKM menyenangkan, penuh kesenian, dan menurut saya sebagai ciri khas dari IAIN JQH Al-Furqan IAIN yang memperjuangkan nilai-nilai islami. Jadi pantas saja jika JQH ini sebagai Salatiga? salah satu simbol IAIN Salatiga”.
JQH itu UKM yang menyenangkan, asik dan penuh dengan kesenian Islam.
2.
Apa yang membuat “Apa ya mas, mungkin awal yang anda tertarik ,membuat saya tertarik bergabung dengan JQH itu karena ada devisi kaligrafi. Saya bergabung dengan adalah orang suka menggambar dan UKM JQH Al- senang tentang khat. Cita-cita saya ingin mempunyai galeri kaligrafi kelak setelah Furqan IAIN saya lulus. Sehingga saya pikir ini Salatiga? kesempatan emas untuk saya selalu belajar dan belajar kaligrafi”.
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH karena ingin belajar Kaligrafi.
3.
Apa
yang “Devisi yang paling saya sukai pastinya paling anda sukai di kaligrafi. Karena sebelum kuliah saya sudah mengenal kaligrafi sejak kecil. JQH Al-Furqan IAIN Sehingga dengan belajar kaligrafi itu saya
“Devisi yang paling disukai adalah devisi kaligrafi.
devisi
sangat merasa nyaman”.
Salatiga? 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan sangat anda rasakan selama banyak mas tri. Apalagi saya aktif di JQH terutama di devisi kaligrafi. Sebagai bergabung dan pengurus selain harus selalu belajar juga menjadi pengurus harus bisa dicontoh. Maka setelah berjalannya waktu perubahan yang saya JQH Al-Furqan IAIN rasakan yaitu tambah rajin, ulet, mandiri Salatiga? dan kretiaf”.
Perubahan yang dirasakan yaitu tambah rajin, ulet mandiri dan kreatif.
5.
Apakah
Al- “JQH pati berperan dalam pembentukan Furqan berperan karakter saya mas. Karena setiap waktu dan setiap kegiatan kita pengurus sering dalam pembentukan berkumpul dan juga sering bertemu dengan anggota. Itu yang mempengaruhi karakter anda? pembentukan karakter pribadi saya”.
JQH Al-Furqan berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Kalo peran JQH itu yang saya rasakan JQH Al-Furqan melalui berbagai kegitannya itu berperan dalam pembentukan karakter. Tapi yang dalam proses paling berperan adalah kegiatan yang khususnya berkaitan dengan devisi pembentukan kaligrafi. Dengan membuat kaligrafi hati karakter anda? merasa nyaman, dibutuhkan kesabaran, keuletan dan kreatif’..
Peran JQH dalam pembentukan itu memalui kegiatannya terutama berkaitan dengan kaligrafi.
7.
Bagaimana karakter “Kalo yang saya lihat karakter anggota anggota JQH Al- JQH tahun ini mulai dari awal hingga sekarang itu mereka mulai ada rasa Furqan IAIN memiliki terhadap UKM ini, lebih disiplin, Salatiga tahun 2016 sungguh-sungguh, berusaha bisa dan semangat. Itu semua tercermin dalam ini? kegiatan dan latihan yang dilaksanakan di JQH Al-Furqan tercinta ini”.
Karakter anggota JQH tahun 2016 antara lain: semangat, sungguhsungguh dan disiplin.
8.
Apa
perlu “Menurut saya yang perlu dievaluasi dievaluasi dari JQH adalah kegiatannya lebih menarik, sarana dan prasarana lebih memadai karena Al-Furqan demi untuk menunjung kegiatan di JQH. Selain peningkatan kualitas itu semua yang ada di JQH harus bisa menjadi contoh untuk anggota ataupun karakter anggota dan mahasiswa pada umumnya. Karena itu
Hal yang perlu dievaluasi dari JQH adalah sarana dan prasarana yang memadai serta pembuatan
JQH
yang
mahasiswa Salatiga? 9.
IAIN semua demi upaya peningkatan kualitas kegiatan yang karakter anggota dan mahasiswa IAIN lebih menarik. Salatiga pada umumnya”.
Apa harapan anda “Harapan saya kepada lembaga untuk kepada Lembaga, proaktif utamanya tentang pemenuhan fasilitas yang JQH butuhkan dalam Pengurus serta latihan. Karena sementara ini masih alat seadanya dan Anggota JQH Al- menggunakan terkadang harus meminjam dari luar Furqan demi seperti peralan kaligrafi dll. Untuk kesuksesan JQH pengurus dan anggota harapan saya lebih aktif dan menjalin komunikasi yang baik kedepannya? demi kesuksesan JQH kedepannya”.
Harapan kepada lembaga lebih memperhatikan fasilitas JQH serta untuk pengurus dan anggota lebih komunikafit dan kerjasama yang baik.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Ahmad Syarif Hidayatullah
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Repaking, Wonosegoro, Boyolali
Jabatan
: Ketua Devisi Tafsir JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Senin/7 November 2016
Waktu
: 14.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “UKM JQH adalah UKM yang bergerak anda tentang UKM dibidang seni Al-Qur’an.UKM ini sangat menyenangkan dan bermanfaat utama bagi JQH Al-Furqan IAIN pengembangan diri di bidang seni AlQur’an. Intinya manfaat dunia dan Salatiga? manfaat akhirat”.
UKM JQH adalah UKM yang bergerak di bidang seni Al-Qur’an dan UKM yang menyenangkan.
2.
Apa yang membuat “Apa ya mas tri, kalo saya sendiri yang anda tertarik membuat tertarik bergabung dengan JQH itu karena kegiatannya yang terkait bergabung dengan dengan Al-Qur’an dan pasti bermanfaat UKM JQH Al- dikemudian hari. Kegiatan yang aktif saya ikuti seperti dalam tahfidz yang belajar Furqan IAIN secara mendalam tentang cara membaca, Salatiga? menulis dan menghafal Al-Qur’an”.
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH karena kegiatannya yang terkait erat dengan AlQur’an.
3.
Apa
yang “Untuk devisi saya semua suka mas. Tapi Devisi yang paling anda sukai di jika ditanya yang paling suka itu devisi paling disukai tahfidz selain karena memang saya yaitu devisi devisi
JQH Al-Furqan IAIN pengurus didevisi tersebut, saya juga tahfidz. senang dekat dengan para penghafal”. Salatiga? 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan banyaksih anda rasakan selama ma, antara lain: tambah matindiri, disiplin, menghargai waktu, masih banyak bergabung dan pokoe. Tapi yang pasti itu tambah religius. menjadi pengurus Itu semua terbentuk melalui kegiatan di JQH, terus tauladan pengurus dan devisi JQH Al-Furqan IAIN saya yaitu devisi tahfidz”. Salatiga?
Perubahan yang dirasakan setelah bergabung dan menjadi pengurus yaitu tambah disiplin, mandiri dan religius.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter saya mas. Karena padatnya kegitan dan sosialisasi antar dalam pembentukan sesama pengurus dan anggota secara tidak langsung membentuk karakter semua yang karakter anda? didalamnya termasuk saya mas tri”.
JQH berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH itu dari mana saja mas. Kalo JQH Al-Furqan yang saya rasakan melalu berbagai kegiatan seperti simaa’an, santunan anak dalam proses yatim dan tahfidzul qur’an itu yang membentuk karakter saya. Karena saya pembentukan aktif didevisi tahfidz semua kegiatan yang karakter anda? berkenaan devisi ini berpengaruh terhadap pembentukan karakter saya”.
Peran JQH dalam pemebentukan karakter melalui kegiatankegiatannya.
7.
Bagaimana karakter “Karakter anggota menurut anggota JQH Al- pemangamatan dalam kesehariannya di JQH itu sopan-santun, kreatif, mandiri, Furqan IAIN Salatiga semangat dan religius. Hal ini terlihat dari mereka berkomunikasi dengan pengurus tahun 2016 ini? dan sesama anggota, terus terlihat dari keaktifan mengikuti kegiatan, dan sikapnya”.
Karakter anggota JQH tahun 2016 yaitusoapansantun, kreatif,mandiri, semangat dan religius.
8.
Apa
perlu “Evaluasinya dari sarana dan prasana dievaluasi dari JQH akan lebih baik jika lebih memadai. Karena selama ini seperti yang mas tri Al-Furqan demi lihat ala kadarnya. Terus kegiatannya secara keseluruhan sudah baik. Tapi,
Evaluasi untuk JQH yaitu dari sarana dan prasarana dan peningkatan
JQH
yang
peningkatan kualitas alangkah indahnya apabila merencenakan kegiatan yang karakter anggota dan kegiatan yang lain lebih amazing, kreatif kretif, inovatif, dan inovatif demi peningkatan kualitas dan amazing. mahasiswa IAIN karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya”. Salatiga? 9.
Apa harapan anda “Harapan saya untuk lembaga agar lebih kepada Lembaga, memperhatikan sarana dan prasarana demi kelancaran kegiatan di UKM JQH. Pengurus serta Serta untuk pengurus dan anggota saya Anggota JQH Al- harap saling mengerti dan peduli satu sama serta selalu bekerjasama yang baik. Furqan demi Itu semua demi kesuksesan JQH kesuksesan JQH kedepannya dan demi syi’ar agama islam dikalangan kampus. Karena untuk kedepannya? mewujudkan itu semua perlu kerjasama semua pihak. Serta ingatlah berjuang di jalan Allah tak aka nada yang sia-sia”.
Harapan kepada lembaga lebih memperhatikan sarana dan prasana yang dibutuhkan serta kepada pengurus dan anggota lebih ditingkatkan kerjasamanya dan peduli sesama.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Ahmad Gus Rizal
Jenis kelamin
: Laki-laki
Asal
: Tegal Kangkung, Kedung Mundu, Tembalang, Semarang
Jabatan
: Ketua Devisi Rebana JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
:Masjid An-Nur PERUM Telaga Mukti II Tingkir, Salatiga
Hari/tanggal
: Sabtu/19 November 2016
Waktu
: 20.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “UKM JQH yang penuh makna dan UKM JQH anda tentang UKM memberikan banyak pengetahuan kepada adalah UKM saya baik ilmu seni Al-Qur’an ataupun yang berkesan. JQH Al-Furqan IAIN ilmu kehidupan. UKM yang tidak akan terlupakan meskipun kelak saya sudah di Salatiga? sini lagi”.
2.
Apa yang membuat “Kalo ditanya yang membuat saya tertarik anda tertarik bergabung dengan UKM ini yaitu karena didalamnya ada devisi rebana. Saya bergabung dengan memiliki latar belakang penabuh terbang UKM JQH Al- sejak diniyah. Setelah masuk pondok juga masih aktif dalam rebana. Dari panggung Furqan IAIN satu kepanggung yang lain menabuh Salatiga? terbang dan tidak jarang juga menjadi vocal. Selain itu juga karena tilawah saya tertarik ingin bisa dan belajar”.
Hal yang membuat tertarik bergabung dengan JQH itu karena devisi rebana dan devisi tilawah.
3.
Apa
yang “Devisi yang paling saya sukai itu rebana paling anda sukai di dan tilawah mas. Karena kalo sudah maen terbangan hati nyaman dan tentram mas. JQH Al-Furqan IAIN Selain hobi itu juga syi’ar agama islam
Devisi yang paling disukai yaitu devisi rebana dan
devisi
melalui seni. Seni perlu ditelateni dan rasa devisi tilawah. senang itu tidak bisa diganti ataupun dibayar mas”.
Salatiga?
4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan banyak anda rasakan selama mas tri. Karena saya aktif serta menjadi pengurus didevisi rebana karakter yang bergabung dan terbentuk yaitu disiplin dan kerja keras. menjadi pengurus Karena untuk melatih ataupun belajar rebana dibutuhkan proses yang istiqomah JQH Al-Furqan IAIN dan serius. Karena untuk bisa menabuh Salatiga? dengan benar ataupun membuat grup rebana membutuhkan waktu mas”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dan menjadi pengurus yaitu tambah disiplin dan kerja keras.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan mas. Karena Furqan berperan seiringnya kita berkumpul itu membuat pelajaran tersendiri dan kegiatan dalam pembentukan didalamnya terutama berpengaruh ngaruh terhadap pembentukan karakter saya. karakter anda? Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya mas, devisi rebana yang paling berperan dalam pembentukan karakter”.
JQH berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH itu dari semua kegiatannya JQH Al-Furqan mulai PAB, sarasehan, workshop, latihan rutinan, dll itu semua berperan dalam dalam proses pembentuka karakter saya mas. Meskipun harus saya akui karena paling aktif pembentukan didevisi rebana jadi lagi-lagi ya devisi ini karakter anda? yang sangat berperan dalam pembentukan karakter saya”.
Peran JQH dalam proses pembentukan karakter yaitu melalui kegiankegiatan didalamnya.
7.
Bagaimana karakter “Kalo karakter anggota sih yang saya lihat anggota JQH Al- satu tahun ini mereka baik, toleransi, bekerja keras dan disiplin. Karakter Furqan IAIN Salatiga anggota secara umum itu mas. Mereka memilki ciri khas masing-masing. Anggota tahun 2016 ini? menunjukkan karakter mereka selama kesehariannya”.
Karakter anggota tahun yaitu toleransi, keras disiplin.
perlu “Yang perlu dievalusi mungkin dari dievaluasi dari JQH kegiatannya lebih diperbanyak mas dengan konsep menarik serta lebih kreatif. Selain Al-Furqan demi itu menurut saya sarana dan prasaran
Evaluasi untuk JQH yaitu pe ningkatan sarana dan
8.
Apa
JQH
yang
JQH 2016 baik, kerja dan
9.
peningkatan kualitas seperti kantor yang terlalu sempit serta karakter anggota dan sarana lain seperti peralatan rebana yang kurang memadai. Sehingga jika grup mahasiswa IAIN rebana tampil tidak jarang harus minjam dari luar. Itu semua sebagai cara untuk Salatiga? meningkatkan kualitas karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga”.
prasarana serta jenis kegiatan ditambah dengan kemasan yang menarik.
Apa harapan anda “Harapan saya kepada lembaga untuk kepada Lembaga, memperhatikan sarana dan prasarana, serta untuk pengurus dan anggota harus Pengurus serta lebih peduli dengan JQH serta bekerjasam, Anggota JQH Al- salig pengertian dan memahami satu sama lain. Namanya sebauh organisasi Furqan demi perbedaan didalamnya itu biasa yang kesuksesan JQH penting semua memiliki semangat bersama untuk memajukan organisasi tersebut kedepannya? begitu juga dengan JQH”.
Harapan kepada lembaga lebih memperhatikan sarana dan prasarana, serta kepada pengurus dang anggota lebih bekerjasama dan saling peduli.
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Eri Kurniawati
Jenis kelamin
: Perempuan
Asal
: Ngalian, Belaagung, Grabag, Magelang
Jabatan
: Departemen Kaderisasi JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Jum’at/18 November 2016
Waktu
: 13.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “JQH itu UKM yang penuh kenangan dan anda tentang UKM berkesan bagi saya. Karena dalam prosesnya banyak sekali pengalaman dan JQH Al-Furqan IAIN ilmu yang saya dapatkan. Pokoe JQH itu tidak akan terlupakan mas. Belum lagi Salatiga? pengurusnya yang sangat subkhanallah”.
JQH dalah UKM yang menuh kenangan dan berkesan.
2.
Apa yang membuat “Yang membuat saya tertarik itu anda tertarik bergabung di JQH itu karena 5 devisi didalamnya. Kegiatan dalam devisi bergabung dengan tersebut menurut saya sangat bermanfaat UKM JQH Al- buat saya entah itu dalam perkuliahan agaupun dalam masyarakat. UKM yang Furqan IAIN berjuang syi’ar agama islam malalui Salatiga? karaya seni islami mulai kaligrafi, tafsir, tahfidz, tilawah dan rebana”.
Yang membuat tertarik bergabung dengan JQH yaitu kegiatan di lima devisi didalamnya.
3.
Apa
yang “Semua devisi saya suka mas. Tapi devisi Devisi yang favorit saya itu devisi tahfidz. Karena saya paling disukai paling anda sukai di itu pengen sekali bisa qori’ dengan baik. yaitu devisi devisi
JQH Al-Furqan IAIN Kalau melihat pengurus tilawah membaca tilawah. ayat suci Al-Qur’an hati saya tergetar. Salatiga? Sehingga sempat berfikir alangkah senangnya jika saya bisa seperti mereka”. 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan banyak anda rasakan selama mas pastinya. Apalagi sejak menjadi anggota dan ditahun 2016 ini menjadi bergabung dan pengurus banyak sekali pengalaman, ilmu menjadi pengurus baru dan pelajaran hidup yang saya rasakan. Kebetulan tahun ini saya menjadi JQH Al-Furqan IAIN pengurus di departemen kaderisasi yang Salatiga? tugasnya menjaga anggota agar setia dengan JQH. Hal ini menjadikan saya disiplin, peduli sesama dan toleransi. Karakter tersebut terbentuk juga dari rapat-rapat pengurus yang rutin dilaksanakan”.
Perubahan yang dirasakan setelah bergabung dan menjadi pengurus JQH adalah tambah disiplin, peduli sesama dan toleransi.
5.
Apakah
Al- “JQH sangat berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter saya. Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya dalam pembentukan pembentukan karakter pribadi terbentuk melalui berbagai kegiatan yang karakter anda? menghasilkan ilmu dan pelajaran hidup yang belum tentu ditemukan dibangku kuliah”.
JQH berperan dalam pembentukan karakter.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter JQH Al-Furqan yaitu melalui berbagai kegiatan selama 2016 ini. Sebagai pengurus selain kegiatan dalam proses rapat-rapat juga membentuk karakter pribadi saya. Kegiatan yang berlatar pembentukan belakang Al-Qur’an selain meyenangkan karakter anda? juga membuat tentram hati”.
Peran JQH dalam pembentukan karakter yaitu melalui kegiatankegiatannya.
7.
Bagaimana karakter “Karakter anggota sepengetahuan dan anggota JQH Al- pengamatan saya itu baik, soapan-santun, peduli sesama dan tanggung jawab. Itu Furqan IAIN terlihat dari respon mereka setiap ada Salatiga tahun 2016 pemberitahuan kegiatan mereka proaktif mengikuti kegiatan tersebut. Jika tidak bisa ini? juga ijin”.
Karakter anggota JQH yaitu tanggung jawab, sopansantun dan peduli sesama.
JQH
8.
Apa
perlu “Menurut saya yang perlu dievaluasi itu dievaluasi dari JQH sistem pemberdayaan anggota lebih ditingkatkan karena akan sangat Al-Furqan demi disayangkan apabila memiliki anggota banyak namun tidak bisa peningkatan kualitas yang memberdayakannya secara maksimal. karakter anggota dan Serta fasilitas JQH seperti, kantor mahasiswa IAIN alangkah indahnya apabila bisa diperluas, serta alat-alat kegiatan seperti peralatan Salatiga? rebana dan kaligrafi memadai. Itu semua sebagai upaya peningkatan kualitas karakter anggota dan mahasiswa IAIN Salatiga pada umumnya”.
Yang perlu dievaluasi dari JQH yaitu sistem pemberdayaan anggota lebih diperhatikan dan peningkatan saranaprasarana.
9.
Apa harapan anda “Harapan kepada lembaga lebih kepada Lembaga, memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan JQH. Serta untuk Pengurus serta pengurus dan anggota tingkatkan Anggota JQH Al- koordonasi yang baik. Karena untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan Furqan demi kerjasama yang baik baik itu dari lembaga, kesuksesan JQH pengurus dan anggota JQH. Semoga kepengurusan yang akan datang lebih baik kedepannya? dari sekarang dan semoga JQH tambah sukses serta berprestasi”.
Harapan kepada lembag lebih memperhatikan sarana dan prasarana untuk JQH serta untuk pengurus dan anggota lebih meningkatkan komunikasi dan kerjasama dengan harapan JQH lebih sukses kedepannya.
yang
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Hikmah Nur Annisa Fajriani
Jenis kelamin
: Perempuan
Asal
: Macanan, Karang Tengah, Tuntang, Kab.Semarang
Jabatan
: Anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Kantor JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Hari/tanggal
: Minggu/13 November 2016
Waktu
: 13.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “Menurut saya UKM JQH itu unik mas, anda tentang UKM terus menarik serta menyenangkan. Saya bisa bilang begitu karena selama saya JQH Al-Furqan IAIN bergabung dan menjadi anggota aktif JQH saya mendapatkan banyak hal baru, Salatiga? pengalaman baru dan teman baru pula. Disini banyak hal yang temui dan saya dapatkan”.
UKM JQH itu UKM yang unik, menarik dan menyenangkan.
2.
Apa yang membuat “Devisi Kaligrafi yang membuat saya anda tertarik tertari bergabung dengan JQH. Karena saya itu pengen sekali bisa kaligrafi. bergabung dengan Namun belum mendapatkan tempat yang UKM JQH Al- cocok. Bahkan sempat berfikiran sudah telat untuk belajar kaligrafi. Namun Furqan IAIN setelah masuk kuliah sejak Salatiga? perkenalanUKM di OPAK saya semangat lagi untuk bergabung dan belajar kaligrafi di JQH”.
Devisi kaligrafi dan ingin belajar kaligrafi yang membuat tertarik bergabung dengan JQH.
3.
Apa
devisi
yang “Tentu saja devisi kaligrafi yang paling Devisi yang saya sukai. Sehingga saya tekun dan selalu paling disukai
paling anda sukai di berusaha untuk tidak absen dalam setiap di JQH adalah JQH Al-Furqan IAIN latihannnya. Meskipun saya belajar dari devisi kaligrafi. nol namun pengurus kaligrafi senantiasa Salatiga? mengarahkan dan membimbing saya dengan penuh kesabaran”. 4.
Apa perubahan yang “Perubahan yang saya rasakan itu banyak anda rasakan selama mas. Dengan aktif mengikuti kegiatan JQH dan sering komunikasi dengan sesama bergabung dengan anggota ataupun dengan pengurus selama JQH Al-Furqan IAIN setahun ini perubahan yang saya rasakan itu tambah rajin belajar, gemar membaca, Salatiga? sabar dan yang pasti tambah religius”.
Perubahan yang idrasakan selama bergabung dengan JQH itu tambah rajin belajar, gemar membaca, sabar dan religius.
5.
Apakah
Al- “Begini mas, menurut saya JQH sangat Furqan berperan berperan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hal itu saya rasakan sendiri dalam pembentukan selama saya bergabung dan aktif dalam kegiatan JQH. Saya adalah mahasiswa karakter anda? semester tiga jurusan Tadris Bahasa Inggris. Meskipun dijurusan bahasa inggris saya tertarik untuk bergabung di JQH karena UKM ini unik.
JQH berperan dalam pembentukan karakter anggota.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam pembentukan karakter JQH Al-Furqan itu melalui berbagai kegiatan ditahun ini mas. Kegiatan itu yang saya ikuti antara dalam proses lain: Penerimaan Anggota Baru (PAB), Sima’an Al-Qur’an, Latihan mingguan pembentukan kaligrafi, rebana, tilawah, tahfidz, dan karakter anda? kajian tafsir. Serta interaksi yang terbangun baik dengan pengurus atau juga dengan sesama anggota berpengaruh terhadap pembentukan karakter saya”.
Peran JQH dlam proses pembentukan karakter itu melalui kegiatan di tahun 2016 serta melalui interaksi yang baik antara pengurus dan anggota.
7.
Bagaimana
peran “Peran pengurus dalam proses karakter itu melalui pengurus dalam pembentukan bimbingan, arahan dan suri tauladannya proses pembentukan yang ditunjukkan selama kegiatan mas.
Peran pengurus dalam proses pembentukan karakter itu
JQH
karakter anda?
Sehingga dari situ secara tidak langsung sebagai anggota saya belajar banyak seperti halnya sopan-santun, toleransi, peduli sesama, kesabaran dan saling menghargai”.
melalui bimbingan, arahan dan suri tauladan.
8.
Apa
perlu “Menurut saya sih fasilitas latihan dan dievaluasi dari JQH ruangan perlu dievaluasi mas. Selain itu kegiatan JQH kalo bisa jang terpusat di Al-Furqan demi kantor saja. Karena anggota JQH itu peningkatan kualitas banyak dan tidak hanya yang berada di kampus 1 maka alangkah lebih efektifnya karakter mahasiswa jika latihan itu menyeluruh baik di kampus IAIN Salatiga? 1, 2, dan kampus 3. Dengan begitu harapannya kualitas karakter mahasiswa IAIN Salatiga bisa meningkat”.
Yang perlu dievaluasi sarana dan prasarana untuk latiahan dan sistem latihan yang efektif.
9.
Apa harapan anda “Sebagai anggota harapan saya kepada JQH Al- kepengurusan JQH yang akan datang lebih baik. Jadikan evaluasi sekarang Furqan untuk menjadi cambuk semangat kedepannya. kepengurusan yang Serta semoga pengurus selalu sabar dalam membimbing anggota, terus JQH akan datang? berprestasi dan selalu konsisten dalam syi’ar-syi’ar agama melalui karya seni”.
Harapan untuk kepengurusan JQH kedepannya lebih baik dari yang sekarang dan JQH selalu berprestasi tanpa melupakan syi’arsyi’arnya melalui karya seni.
yang
VERBATIM WAWANCARA Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Perannya Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Di JQH Al-Furqan IAIN Salatiga) Tahun 2016 Narasumber
: Topikin
Jenis kelamin
: Laki-laki, Dimoro, Toroh, Porwodadi
Jabatan
: Anggota JQH Al-Furqan IAIN Salatiga
Tempat
: Masjid Islamic Center, Margosari, Salatiga
Hari/tanggal
: Senin/14 November 2016
Waktu
: 16.00 WIB
NO.
PERTANYAAN
JAWABAN
KODE
1.
Bagaimana pendapat “JQH itu UKM yang asik, menarik dan anda tentang UKM bikin hati adem. Alasan saya megatakan seperti itu karena selam kurang lebih dua JQH Al-Furqan IAIN tahun menjadi anggota banyak sekali manfaat yang saya dapatkan. UKM yang Salatiga? tidak akan pernah terlupakan meskipun saya sudah tidak di IAIN Salatiga lagi”.
JQH adalah UKM yang asik, menarik dan berkesan.
2.
Apa yang membuat “Yang membuat saya tertarik bergabung anda tertarik dengan JQH itu karena program-program dari devisi tahfidz. Kegiatannya seperti bergabung dengan latihan membaca, menulis dan menghafalkan Al-Qur’an itu sangat UKM JQH Albermanfaat bagi saya. Selain itu kegiatan Furqan IAIN workshop tahfidz nasional itu menambah Salatiga? ilmu dan wawasan serta membuat rasa ingin tahu kandungan dari al-Qur’an itu muncul”.
Yang membuat tertarik bergabung dengan JQH karena devisi tahfidz.
3.
Apa
yang “Devisi yang paling saya sukai yaitu devisi paling anda sukai di tahfidz. Devisi ini paling saya tekuni dibanding devisi lain yang ada di JQH. JQH Al-Furqan IAIN Devisi ini sangat memacu pribadi saya untuk belajar lebih mendalam dengan Al-
Devisi yang paling disukai yaitu devisi
devisi
Qur’an”.
Salatiga?
tahfidz.
4.
Apa perubahan yang “Tambah disiplin, kreatif, mandiri, tambah anda rasakan selama ilmu pengetahuan serta tambah religius. Itu mungkin perubahan yang saya rasakan. bergabung dengan Saya sangat bersyukur bisa bergabung JQH Al-Furqan IAIN dengan UKM ini. Menjadikan pribadi lebih baik karena berada dalam lingkungan yang Salatiga? baik. Selain itu UKM ini juga banyak mengajarkan arti kehidupan dan bagaimana menyikapi hidup dengan penuh cobaan dan perbedaan”.
Perubahan yang dirasakan selama bergabung dengan JQH yaitu tambah disiplin, kreatif, mandiri, tambah ilmu pengetahuan serta tambah religius.
5.
Apakah
Al- “Menurut saya JQH sangat berperan dalam Furqan berperan pembentukan karakter mahasiswa IAIN Salatiga. Terutama anggota yang aktif dalam pembentukan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh JQH. Hal itu saya rasakan selama saya karakter anda? bergabung di JQH dari semester tiga hingga sekarang”.
JQH berperan dalam pembentukan karakter anggota.
6.
Bagaimana
peran “Peran JQH dalam proses pembentukan JQH Al-Furqan karakter itu melalui program kerja yang dilaksanakan. Seperti yang sudah saya dalam proses ceritakan sebagai contoh dari devisi tahfidz yang berperan melalui kegiatan mingguan pembentukan rutinan program tahfdzul qur’an dan karakter anda? workshop tahfidz nasional”.
Peran JQH dalam proses pembentukan karakter melalui kegiatankegiatannya.
7.
Bagaimana
peran “Pengurus yang saya lihat memberikan suri pengurus dalam taudalan yang baik. Mulai dari sopansantun, cara menghargai orang lain, proses pembentukan bersikap dengan lawan jenis, membimbing anggota dengan penuh kesabaran dll. Itu karakter anda? semua yang membuat saya belajar dan membentuk karakter saya”.
Peran pengurus dalam pembentukan karakter yaitu melalui suri tauladan dan perilaku yang ditunjukkan.
8.
Apa
JQH
yang
perlu “Menurut saya yang perlu dievaluasi itu Evaluasi
9.
dievaluasi dari JQH kegiatannya diperbanyak dan dibuat Al-Furqan demi semenarik mungkin, dengan harapan anggota merasa nyaman dan tetap peningkatan kualitas bermanfaat dalam peningkatan kualitas karakter mahasiswa karakter anggota dan mahasiswa pada umumnya. Mungkin yang lain peralatan IAIN Salatiga? latihan alangkah indahnya bila lebih diperhatikan”.
untuk JQH yaitu dari kegiatannya dibuat lebih menarik dan bermanfaat.
anda “Harapan saya kepengurusan yang akan kepada JQH Al- datang tambah sukses, berprestasi serta selalu diberkahi Allah SWT. Selain itu Furqan untuk karena UKM ini bergerak dibidang seni Alkepengurusan yang Qur’an maka harapan saya semoga JQH mampu menjadi pelopor mahasiswa dalam akan datang? bersikap dan berpakaian secara islami”.
Harapan kepada JQH yaitu tambah sukses, berprestasi, dan mampu menjadi tauladan mahasiswa IAIN Salatiga.
Apa
harapan
1. DOKUMENTASI PROSES WAWANCARA PENELITIAN
2. KEGIATAN PENERIMAAN ANGGOTA BARU (PAB) JQH AL-FURQAN TAHUN 2016
3. HASIL GSQ CABANG KALIGRAFI TAHUN 2016
4. KANTOR JQH AL-FURQAN IAIN SALATIGA
5. TROFI PENGHARGAAN YANG DI DAPAT JQH AL-FURQAN IAIN SALATIGA
6. PESERTA GSQ TAHUN 2016
7. PANITIA GSQ TAHUN 2016
8. GSQ CABANG KALIGRAFI TAHUN 2016
9. GSQ CABANG REBANA TAHUN 2016
10. WORKSHOP TAHFIZ NASIONAL JQH TAHUN 2016
11. KEGIATAN TADABUR ALAM JQH AL-FURQAN TAHUN 2016
12. KEBERSAMAAN DALAM KEGIATAN TADABUR ALAM JQH TAHUN 2016
13. SARASEHAN PENGURUS DAN ANGGOTA JQH AL-FURQAN TAHUN 2016
14. SIMA’AN AL-QUR’AN JQH AL-FURQAN TAHUN 2016
15. LATIHAN MINGGUAN KALIGRAFI
16. RAPAT MINGGUAN PENGURUS JQH AL-FURQAN
17. KAJIAN MINGGUAN TAFSIR
18. LATIHAN MINGGUAN TILAWATIL QUR’AN
19. REBANA JQH DALAM ACARA PENGAJIAN DI KALIWUNGU
20. JUARA 2 DALAM FESTIVAL REBANA PP. SUNAN GIRI TAHUN 2016
21. LATIHAN REBANA
22. LATIHAN TILAWATIL QUR’AN