HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP OPTIMISME DALAM MERAIH GELAR SARJANA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SALATIGA TAHUN 2016
SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
HENING RETNO ASTURINI _______________________________________
NIM : 111-12-202
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected] Dr. Imam Sutomo, M. Ag. DOSEN IAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Kepada: Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: Hening Retno Asturini
NIM
: 111-12-202
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi
: HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP OPTIMISME DALAM MERAIH GELAR SARJANA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SALATIGA TAHUN 2016
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 18 Maret 2016 Pembimbing,
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP.19580827 198303 1002
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail:
[email protected] PENGESAHAN HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP OPTIMISME DALAM MERAIH GELAR SARJANA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SALATIGA TAHUN 2016 Disusun oleh : Hening Retno Asturini NIM : 111-12-202 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PAI, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal .......... 2016, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam. Susunan Panitia Ujian Ketua Penguji
:
……………….………
Sekretaris Penguji
:
………………….……
Penguji I
:
……………….………
Penguji II
:
……………….………
iii
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
: Hening Retno Asturini
NIM
: 111-12-202
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 18 Maret 2016 Penulis
Hening Retno Asturini NIM: 111-12-202
iv
MOTTO
َوالَ َت ِه ُنوا َوالَ َتحْ َز ُنوا َوأَن ُت ُم األَعْ َل ْو َن إِن ١٣٩- ين َ ُكن ُتم م ُّْؤ ِم ِنJanganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Qs. Ali-Imron : 139)
v
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendukung saya untuk selalu memperjuangkan mimpi saya: 1. Kepada kedua orang tua saya, ayah Sutikno dan bunda Hasrini, Jazakumullah bi akhsanil jaza’ atas semua yang telah diberikan selama ini, juga untuk setiap do’a yang dengan tulus diberikan, semoga Allah meridhai. 2. Kakak saya Susilo Wahyu Wicaksono dan adik saya Rizki Indah Wijayanti yang selalu memberi semangat dan motivasi dalam menggapai cita. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu-ilmu, motivasi, dan segala inspirasi untuk menjadi bekal di masa yang akan datang. 4. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan, khususnya kepada kakakku tercinta Khoiri Azizi yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi, dan selalu mengiringi langkahku dalam doa. 5. Seluruh
rekan-rekan dan Pengurus HMI Cabang Salatiga, jazakumullah
khoiron katsir telah menghadirkan semangat dalam setiap langkah. Semoga dapat memberikan manfaat bagi diri saya pribadi maupun orang lain atas ilmuilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi. 6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirromanirrohim Assalamu’alaikumWr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 4. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M. Ag., selaku pembimbing akademik (PA) yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dari semester 1 hingga semester akhir. 5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
vii
6. Ayah dan bunda di rumah yang selalu mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga. Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.
Billahi taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 18 Maret 2016 Penulis
Hening Retno Asturini NIM. 111-12-202
viii
ABSTRAK Retno, Asturini, Hening. 2016. Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimisme dalam Meraih Gelar sarjana pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Kata kunci: Konsep Diri dengan Sikap Optimisme Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabanya adalah (1) Bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016? (2) Bagaimana sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016? (3) Adakah hubungan konsep diri dengan sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016?? Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner yang dibagikan pada 75 responden. Kemudian untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap Vaiabel Y yaitu dengan menggunakan Product Moment. Hasil penelitian dari variabel konsep diri mahasiswa dengan hasil mean 63,48 diperoleh data 8 (10,64%) responden berkategori Sangat Baik, 22 (29,26%) responden berkategori Baik, 25 (33,25%) responden berkategori Cukup Baik, 10 (13,3%) responden berkatagori Cukup dan 10 (13,3%) responden berkatagori kurang. Sedangkan hasil dari variabel sikap optimisme mahasiswa dengan hasil mean 72,14 diperoleh data 11 (14,63%) responden berkategori Sangat Baik, 23 (30,59%) responden berkategori Baik, 25 (33,25%) responden berkategori Cukup Baik, 10 (13,3%) responden berkatagori Cukup, dan 6 (7,98%) berkatagori kurang. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan “Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimisme dalam Meraih Gelar sarjana pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Tahun 2016”, hal ini dibuktikan dengan hasil ro= 0,394 yang dikonsultasikan dengan harga r tabel baik pada taraf kesalahan 1% (0,296) atau 5% (0,227) yang memiliki arti ro lebih besar atau sama dengan rt.
ix
Daftar Isi
Halaman Judul ....................................................................................................
i
Halaman Nota Pembimbing ...............................................................................
ii
Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Deklarasi ............................................................................................................ iv Motto ..................................................................................................................
v
Persembahan ...................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Abstrak ............................................................................................................... ix Daftar Isi .............................................................................................................
x
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
7
D. Hipotesis ....................................................................................
8
E. Manfaat Penelitian ....................................................................
9
F. Definisi Operasional .................................................................. 10 G. Metode Penelitian ...................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 19 BAB II
LANDASAN TEORI A. Konsep Diri ............................................................................... 20
x
1. Difinisi Konsep Diri ...........................................................
20
2. Jenis-jenis Konsep Diri ....................................................... 21 3. Komponen Konsep Diri .....................................................
26
4. Perkembangan Konsep Diri ...............................................
29
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri ............................................................................................
32
B. Sikap Optimisme ....................................................................... 42 1. Definisi Sikap Optimisme ................................................... 42 2. Faktor-faktor pentingnya bersikap optimis ........................
44
3. Sikap Optimis yang keliru ................................................... 46 4. Cara membentuk Sikap Optimis .......................................... 47
BAB III
5. Cara melatih Sikap Optimis ................................................
49
6. Klasifikasi Sikap Optimis ...................................................
51
7. Manfaat Sikap Optimis .......................................................
53
C. Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimis ........................
56
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum IAIN Salatiga ............................................... 60 1. Identitas Sekolah ................................................................. 60 2. Sejarah Berdirinya IAIN Salatiga ........................................ 60 3. Letak Geografis ................................................................... 68 4. Asas, fungsi dan tujuan ........................................................ 68 5. Visi dan Misi IAIN Salatiga ................................................ 72 6. Program Pendidikan ...........................................................
xi
73
B. Penyajian Data Penelitian ......................................................... 75
BAB IV
1. Daftar Nama Responden ....................................................
76
2. Hasil Jawaban Angket ........................................................
78
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama .......................................................................
89
1. Analisis Konsep Diri Mahasiswa ........................................ 89 2. Analisis Sikap Optimisme Mahasiswa ................................ 96 B. Analisis Kedua ........................................................................ 102 Analisis Uji Hipotesis ............................................................. 102 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 108 B. Saran-saran .............................................................................. 109
Daftar Pustaka ................................................................................................ 111 Lampiran-lampiran
xii
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Daftar Nama Responden ................................................................ 76 Tabel 3.2
Skor Jawaban per Item Angket Konsep Diri Mahasiswa ............... 79
Tabel 3.3 Jawaban Angket Konsep Diri Mahasiswa ....................................... 81 Tabel 3.4 Skor Jawaban per Item Angket Sikap Optimisme Mahasiswa ......
83
Tabel 3.5 Jawaban Angket Sikap Optimisme Mahasiswa .............................
86
Tabel 4.1 Hasil Skor Angket Konsep Diri Mahasiswa ................................... 90 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa ................................. 93 Tabel 4.3 Nilai Interval Konsep Diri Mahasiswa ............................................ 95 Tabel 4.4 Hasil Skor Sikap Optimisme Mahasiswa ........................................ 96 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Optimisme Mahasiswa ........................ 99 Tabel 4.6 Nilai Interval Sikap Optimisme Mahasiswa ................................... 102 Tabel 4.7 Tabel Indeks Korelasi Besarnya Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimisme Mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016 ............................................................................ 103 Tabel 4.8 Tabel Taraf Signifikansi ................................................................. 107
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap diri individu terdapat sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif. Masing-masing individu harus bertarung dalam mengelola sifat-sifat baik dan buruk yang terdapat dalam dirinya, agar menjadi makhluk yang mulia. Sifat-sifat buruk manusia bisa menjadi dominan ketika ia selalu mengedepankan hawa nafsu. Apabila dalam diri seseorang didominasi dengan sifat buruk, dan ia tidak dapat mengendalikan sifat tersebut, maka ia bisa terjatuh dalam keburukan yang semakin lama semakin menguat. Konsep diri yang terdapat dalam setiap diri individu bisa bersifat positif maupun negatif, seperti yang dikatakan William dan Emmert (Rahmat, 2005:105) konsep diri merupakan pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan baik secara positif atau negatif. Secara positif ditandai dengan yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disukai masyarakat, serta mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha memperbaikinya. Ketika seseorang mempunyai konsep diri yang
1
positif maka dapat membentuk pribadi yang mempunyai jiwa optimisme dan berkepribadian baik, sehingga disenangi oleh banyak orang. Shavelson dkk mengatakan bahwa konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut melalui pengalaman seseorang dan interprestasi terhadap lingkungan serta dipengaruhi secara khusus oleh penguat penilaian dari orang-orang yang berarti bagi seseorang dan atribusi seseorang terhadap tingkah lakunya sendiri (Zulfan & Wahyuni, 2012:86). Maka dapat dikatakan bahwasanya persepsi seseorang terhadap dirinya bisa berupa persepsi yang positif atau negatif. Konsep diri yang terdapat pada diri manusia dapat memberikan efek positif maupun efek negatif. Apabila seorang individu mampu berpandangan baik tentang dirinya sendiri maka akan berdampak efek positif bagi dirinya sendiri dan orang lain. Begitu juga sebaliknya, apabila seseorang tidak yakin dengan kemampuannya atau persepsi tentang dirinya tidak baik maka akan memunculkan efek negatif bagi dirinya sendiri dan orang lain. Allah SWT memberikan akal kepada manusia supaya mampu berprasangka baik tentang dirinya dan yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Kehidupan
dan
perilaku
seorang
individu,
keberhasilan
dan
ketidakberhasilan dalam kehidupan, serta kemampuannya menghadapi tantangan dan tekanan hidup, sangat dipengaruhi oleh persepsi, konsep, dan
2
evaluasi tentang dirinya, termasuk citra yang dirasakan tentang dirinya dari orang lain, dan tentang akan menjadi apa ia, yang muncul dari suatu kepribadian yang dinilai dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan, atau dengan kata lain, kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam kehidupan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh konsep diri. Dalam hal ini menunjukkan bahwa konsep diri memainkan peran utama dalam perilaku manusia. Perubahan dalam konsep diri mengakibatkan perubahan dalam perilaku. Konsep diri yang dimiliki seorang mahasiswa mengarahkan untuk mengetahui dan menilai dirinya seperti apa karakter, perilaku, dan bagaimana ia merasa puas menerima diri sepenuhnya. Selain itu dengan memiliki konsep diri yang baik, mahasiswa juga dapat melakukan penilaian terhadap dirinya melalui hubungan interaksi sosial atau aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, dan hal-hal lain di luar dirinya. Pengetahuan tentang diri akan mengakibatkan kemampuan interaksi sosial, dan pada saat yang sama, berinteraksi dengan orang lain mengakibatkan pengetahuan tentang diri kita. Oleh karena itu dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman, maka akan lebih terbuka menerima pengalaman-pengalaman
dan
gagasan-gagasan
3
baru,
lebih
cenderung
menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri sendiri dan orang lain. Pola pikir sangat berpengaruh terhadap sikap optimisme pada setiap diri seseorang, reaksi fisik akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial seseorang, perubahan dalam perilaku individu berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut berfikir, dan bagaimana individu tersebut merasa, baik secara fisik maupun secara emosional. Pola berfikir seseorang sangat membantu dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan suasana hati. Seperti depresi, kecemasan, kemarahan, dan rasa bersalah. Apabila seseorang memiliki pola pikir positif maka individu tersebut dapat mengatasai masalah yang berhubungan dengan suasana hatinya sehingga dapat memunculkan sikap optimis dalam dirinya. Dalam hal ini konsep diri mempunyai peran penting dalam membentuk seseorang agar memiliki sikap optimis, khususnya dalam membentuk sikap optimisme pada diri mahasiswa, karena dengan cara pandang yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki pada setiap individu, akan membuat diri setiap individu tersebut dapat bersikap optimis dengan semua permasalahan hidup yang dihadapinya. Tetapi jika cara pandang yang negatif terhadap dirinya atau kemampuan yang dimilikinya, maka akan muncul rasa khawatir, cemas pada diri tersebut, dan akhirnya memunculkan sikap pesimis pada diri.
4
Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala
hal,
serta
kecenderungan
untuk
mengharapkan
hasil
yang
menyenangkan. Optimisme juga dapat diartikan berfikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berfikir (Sarastika, 2014:98). Sikap optimisme itu bisa muncul karena faktor keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, dan munculnya sikap optimis itu karena kesadaran bahwa ketika seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka itu yang akan dilakukannya. Artinya keputusan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya dan selalu berharap untuk menghasilkan yang terbaik. Sikap optimisme tidak bisa dibentuk secara instan, tetapi harus dengan cara melatih untuk selalu yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan selalu berfikir positif bahwa suatu yang diinginkan pasti tercapai dan menghasilkan yang terbaik. Salah satu faktor untuk memunculkan sikap optimis pada diri kita yakni dengan pembentukan konsep diri yang positif yang ada pada diri kita. Dengan yakin akan kemampuan yang dimiliki pada diri seseorang khususnya pada mahasiswa, maka dengan itu semua sikap optimisme akan semakin melekat pada setiap diri individu. Sikap optimisme mahasiswa merupakan modal yang sangat penting dalam menyelesaikan segala tugas yang dihadapinya. Madhi (2009:8) mengatakan ketika seseorang yang optimis maka akan memandang indah segala sesuatu. Artinya dengan adanya sikap optimis yang dimiliki setiap
5
mahasiswa maka akan membantu dalam menyelesaikan semua tugas perkuliahannya dengan tepat waktu dan selalu memiliki harapan untuk mendapatkan
hasil
yang
terbaik
dalam
penyelesaian
semua
tugas
perkuliahannya. Setiap mahasiswa pasti akan mengalami yang namanya tugas akhir (skripsi), dalam arti akan dihadapkan dengan tugas akhir, yang mana tugas itu ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana. Tugas ini amatlah berat bagi mahasiswa, jika tidak memiliki sikap yang optimis bahwa semua itu dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan mendapatkan hasil yang terbaik. Berdasarkan penjelasan di atas, konsep diri mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan sikap optimis. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya, seperti apa dirinya, dan bagaimana dirinya sehingga dapat memunculkan sikap optimis sehingga dapat membuat dirinya lebih bersikap optimis dalam segala hal. Lebih khususnya pada mahasiswa yang akan menghadapi tugas akhir demi mendapatkan gelar sarjana, karena sikap optimis akan sangat membantu dalam penyelesaiaan tugas tersebut. Jadi bukan hanya kemampuan akademik saja yang berperan penting dalam penyelesaiaan tugas akhir tetapi sikap optimisme yang dimiliki mahasiswa juga sangat berperan penting dalam penyelesaian tugas akhir (skripsi). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah konsep diri tersebut memiliki hubungan yang signifikan dalam pembentukan sikap optimisme
6
mahasiswa dalam meraih gelar sarjana, khususnya pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. Dengan demikian, penelitian ini peneliti memberi judul “HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP OPTIMISME DALAM MERAIH GELAR SARJANA PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IAIN SALATIGA TAHUN 2016” B. Rumusan masalah Adapun dari judul di atas, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016? 2. Bagaimana sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016? 3. Adakah hubungan konsep diri dengan sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas maka peneliti merumuskan tujuan sebagai berikut:
7
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. 2. Untuk mengetahui bagaimana sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. 3. Untuk mengetahui adakah hubungan konsep diri dengan sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada rmahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Sugiyono, 2011:159). Demikian pula hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang bersifat sementara, sehingga ada kalanya hipotesis itu benar dan ada kalanya salah. Berdasarkan telaah di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Ada hubungan konsep diri dengan sikap optimisme mahasiswa dalam meraih gelar sarjana”. Dengan kata lain semakin baik konsep diri seseorang, maka semakin tinggi pula rasa optimisme yang dimiliki seseorang tersebut.
8
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoretis a. Dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk memperluas dunia pendidikan khususnya dunia ilmu psikologi pendidikan. b. Dapat memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, khususnya bagi para mahasiswa yang mengalami masalah terhadap konsep diri dan sikap optimisme. c. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Sebagai bahan informasi dalam usaha untuk mengembangkan konsep diri dan menumbuhkan sikap optimisme. b. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep diri dan sikap optimisme sehingga dapat mengembangkannya lebih luas baik secara teoretis maupun secara praktis. c. Bagi Pembaca Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keilmuan pembaca, sehingga pembaca dapat mengembangkan konsep diri dan sikap optimisme yang ia miliki.
9
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagi berikut: 1. Konsep Diri Konsep diri adalah cara pandang terhadap diri sendiri sebagai suatu yang berharga atau tidak berharga. Konsep diri juga dapat dikatakan sebagai cara anak memandang dirinya sendiri (Sriyanti, 2014:91). Menurut Brehm dkk, konsep diri adalah kumpulan keyakinan tentang diri sendiri dan atribut-atribut personal yang dimiliki (Rahman, 2013:40). Menurut Shavelson dkk konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut melalui pengalaman seseorang dan interprestasi terhadap lingkungan serta dipengaruhi secara khusus oleh penguat penilaiaan dari orang-orang berarti bagi seseorang dan atribusi seseorang terhadap tingkah laku sendiri (Zulfan & Wahyuni, 2012:86). Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya konsep diri adalah pandangan atau persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang bersifat psikologi, sosial dan fisik.
10
Menurut Sarastika (2014:70-73) individu yang memiliki konsep diri positif ditandi dengan indikator sebgi berikut: a. Tidak mengalami hambatan untuk berbicara dengan orang lain, bahkan dalam situasi yang masih asing. b. Menerima pujian tanpa rasa malu. c. Bersikap teguh dalam pendirian. d. Yakin dengan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah. e. Merasa setara dengan orang lain. f. Mampu mengintropeksi dirinya sendiri. Indikator dari konsep diri negatif adalah: a. Mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. b. Sulit mengakui kesalahan sendiri. c. Mudah marah. d. Kurang mampu dalam mengungkapkan perasaan. e. Merasa tidak diperhatikan. f. Selalu bersikap pesimis dalam bentuk persaingan. 2. Sikap optimisme Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Optimisme juga dapat diartikan berfikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berfikir (Sarastika, 2014:98).
11
Sikap optimis yakni sikap yang membersihkannya dari pemikiranpemikiran hitam dan mengarahkannya menuju kerja yang positif dan menghasilkan, serta selalu mengejar hari esok yang lebih baik (Uqshari, 2006:42). Menurut Bangkit (2014:151) sikap optimis adalah sikap yakin tentang adanya kehidupan yang baik. Keyakinan tersebut dapat dijadikan sebagai bekal untuk meraih hasil yang lebih baik. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya sikap optimisme selalu mempunyai keyakinan untuk berfikir positif dan selalu mengharapkan hasil yang positif, serta menggali yang terbaik dalam dirinya sendiri dan mengharapkan hasil yang terbaik dari suatu situasi. Adapun indikator sikap optimisme yakni: a. Mempunyai rasa percaya diri. b. Mempunyai harapan yang positif. c. Bersikap gembira dalam menjalankan tugas. d. Tidak mudah putus asa. e. Selalu berpandangan positif. f. Yakin dengan kemampuan yang dimiliki. G. Metodologi Penelitian Metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian (Mulyana, 2008:145). Jadi metodologi merupakan cara untuk
12
menemukan, menguji dan mengembangkan suatu kebenaran. Penelitian adalah suatu teknik penelitian secara sistematis yang diperluas dengan menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan prosedur-prosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu problem secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa CC. Crawford of Southern California dalam Kasiram (2008:36). Penelitian merupakan pemikiran yang luar biasa akan tetapi tetap sistematis dalam memecahkan masalah karena dalam penelitian untuk menguji kebenarannya dengan menggunakan data-data yang valid. Kebenaran dalam penelitian dapat diterima oleh masyarakat apabila hasil penelitian itu dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Maka penulis akan melakukan penelitian dengan metode sebagai berikut: 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi korelasional, karena peneliti akan mencari hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua variabel. Variabel yang pertama konsep diri dan variabel kedua sikap optimisme mahasiswa. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil objek penelitian. b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.
13
c. Melaksanakan penelitian. d. Melakukan analisis dan membuat laporan hasil penelitian. 2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721. b. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2015 s.d selesai. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. Peneliti mengambil populasi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016, tahun angkatan 2013 dikarenakan mahasiswa tahun angkatan 2013 akan menghadapi tugas akhir (skripsi) yang mana tugas tersebut menentukan keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan strata satu dan mendapatkan gelar sarjana. Dalam penyelesaian tugas akhir, yang dibutuhkan bukan hanya kemampuan akademis saja melainkan
14
sikap optimis juga mempunyai peran penting dalam penyelesaian tugas akhir tersebut (skripsi). b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Peneliti akan melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan populasi dan sampel sesuai dengan pendapat Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006:107). Populasi mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016, tahun angkatan 2013 yang berjumlah (305) mahasiswa, dari 25% subjeknya maka penelitian ini akan mengambil (75) mahasiswa. Peneliti mengambil sampel pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016, tahun angkatan 2013 dikarenakan peneliti ingin mengetahui apakah mahasiswa angkatan tersebut mempunyai sikap optimis untuk bisa lulus tepat waktu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik dalam pengambilan sampel yaitu dengan cara purposive random sampling.
15
4. Pengumpulan data Untuk
mendapatkan
data
dalam
penelitian
ini,
penulis
menggunakan metode kuesioner atau angket, observasi langsung serta dokumentasi. Adapun rinciannya sebagai berikut: a. Angket atau kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Metode kuesioner ini akan digunakan untuk mendapatkan data tentang konsep diri dan sikap optimisme mahasiswa dalam meraih gelar sarjana. b. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2011:144). Dan menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:144) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang konsep diri dan sikap optimisme mahasiswa.
16
c. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan
atau peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:240). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi objek penelitian secara umum. Yaitu untuk mendapatkan data tentang kondisi geografis, monografis dan struktur pemerintahan. 5. Instrumen penelitian Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan sikap optimis mahasisiwa dalam meraih gelar sarjana adalah daftar pertanyaan dalam angket. 6. Tehnik analisis data a. Analisis awal Analisis awal ini untuk mengetahui konsep diri dengan sikap optimisme mahasiswa. Teknik analisisnya menggunakan tehnik persentase sebagai berikut:
17
Keterangan: P = Persentase individu dalam golongan F = Frekuensi. N = Jumlah subjek dalam golongan b. Analisis lanjutan Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan tehnik statistik untuk mencari adakah hubungan konsep diri dengan sikap optimisme mahasiswa
dalam
meraih
gelar
sarjana.
menggunakan product moment sebagai berikut:
rxy
(X )(Y ) N 2 2 ( X ) 2 ( Y ) 2 X Y N N XY
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY
: Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden (Arikunto, 2006: 274).
18
Tehnik
analisisnya
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan dasar-dasar penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Memuat tentang kajian pustaka tentang hubungan konsep diri dengan sikap optimisme. BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Memuat tentang gambaran umum hubungan konsep diri dengan sikap optimisme dalam meraih gelar sarjana pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga tahun 2016. Serta penyajian data gambaran umumnya. BAB IV : ANALISIS Memuat tentang hubungan konsep diri dengan sikap optimisme mahasiswa dalam meraih gelar sarjana. Selanjutnya adalah pengujian hipotesis sekaligus pembahasan. BAB V : PENUTUP Memuat tentang kesimpulan dan saran sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa.
19
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengetian Konsep Diri 1. Konsep Diri Definisi konsep diri menurut beberapa para ahli masih berbedabeda namun pada umumnya memiliki penekanan dan peran yang sama terhadap cara pandang diri. Acuan dari teori psikologi menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. Pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karateristik individu, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak meliputi kekuatan-kekuatan individu, tetapi juga kelemahan bahkan kegagalan dirinya. Konsep diri adalah inti kepribadian individu (Susana dkk, 2006:32). Menurut Devianti (2014:150) konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisik, emosional intelektual, sosial, dan spiritual. Konsep diri juga diartikan sebagai ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam hubungan dengan orang lain. Menurut Shavelson dkk konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut melalui pengalaman seseorang
20
dan interprestasi terhadap lingkungan serta dipengaruhi secara khusus oleh penguat penilaiaan dari orang-orang berarti bagi seseorang dan atribusi seseorang terhadap tingkah laku sendiri (Zulfan & Wahyuni, 2012:86). Konsep
diri
memiliki
beberapa
komponen,
yaitu:
atribut
interpersonal (saya seorang mahasiswa, saudara perempuan, sopir truk, pemain sepak bola) karateristik bawaan (saya laki-laki, asli Sunda, berusia 24 tahun), minat dan aktivitas (saya pintar memasak, saya suka nonoton film, saya kolektor prangko), self determination (saya beragama Islam, saya dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu), aspek eksistensial (saya orangnya menarik, saya orangnya unik), kepercayaan (saya menentang aborsi, saya seorang demokrat), kesadaran diri (saya orang baik, saya suka berbohong), dan diferensiasi sosial (saya berasal dari keluarga miskin, saya orang Indonesia) (Rahman, 2013:40). Dari beberapa penjelasan di atas bahwasanya konsep diri adalah pandangan atau persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Pandangan dan perasaan tentang dirinya tersebut merupakan pandangan dari segi psikologi sosial dan fisik, dan bisa bersifat positif atau negatif sesuai dengan konsep diri yang dimiliki setiap individu. 2. Jenis-jenis Konsep Diri Menurut William konsep diri ada dua macam yakni konsep diri positif dan konsep diri negatif (Sarastika, 2014:70).
21
a. Konsep diri positif Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah ke kerendahan hati dan kedermawaan dari pada keangkuhan dan keegoisan (Sarastika, 2014:72). Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah sebagai berikut: 1) Yakin dengan kemampuan Orang yang berkonsep diri positif yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah. Orang yang seperti ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. 2) Setara dengan orang lain Ciri-ciri yang kedua adalah merasa setara dengan orang lain. Namun begitu, ia selalu merendahkan hati, tidak sombong, tidak mencela atau meremehkan siapa pun, dan selalu menghargai orang lain. 3) Siap dengan pujian Orang dengan konsep diri positif akan dapat menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa rendah hati. Jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.
22
4) Peka Orang yang berkonsep diri positif menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh masyarakat. 5) Pintar introspeksi Mampu memperbaiki karena ia sanggup menggunakan aspek-aspek
kepribadian
tidak
disenangi
dan
berusaha
mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum
mengintrospeksi
orang
lain,
dan
mampu
untuk
mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. b. Konsep diri negatif Menurut Devianti (2014:156-157) individu yang memiliki konsep diri negatif cenderung menunjukkan karakteristik sebagai berikut: 1) Peka terhadap kritikan Orang ini sangat tidak tahan kritikan yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam. Hal ini, dilihat dari faktor yang memengaruhi diri individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi
23
orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru. 2) Responsif sekali terhadap pujian Walaupun ia berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu penerimaan pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatiaan. Bersama dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain. 3) Cenderung bersikap hiperkritis Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apa pun dan siapa pun, mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain. 4) Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Hal ini berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak
24
disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi. 5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Jadi pada dasarnya orang yang memiliki konsep diri positif dia akan yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan memandang baik tentang dirinya, sehingga selalu bersikap optimis, percaya diri dan selalu bersikap positif serta teguh terhadap segala sesuatu, termasuk juga terhadap kegagalan yang dialami, seperti yang dikatakan Susana dkk (2006:19) bahwasanya orang yang memiliki konsep diri positif yang ditunjukkan melalui self esteem yang tinggi, segala perilaku akan tertuju pada keberhasilan. Tetapi sebaliknya dengan orang yang memiliki konsep diri negatif, ia lebih cenderung merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, contohnya merasa lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, gagal, malang, tidak menarik, tidak disenangi dan kehilang daya tarik terhadap hidup. Orang yang memiliki sifat seperti ini biasanya ia cenderung bersifat pesimistik terhadap kehidupannya dan kesempatan yang dihadapinya. Devianti (2014:149) mengatakan bahwa ketika konsep
25
diri negatif, maka akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri. 3. Komponen Konsep diri Menurut Devianti (2014:153-155) konsep diri memiliki beberapa komponen, di antara komponen konsep diri tersebut adalah: a. Citra tubuh Citra tubuh adalah persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandang pribadi tentang karateristik dan kemampuan fisik serta persepsi diri pandangan orang lain. Konsep diri yang baik tentang citra tubuh adalah kemampuan seseorang menerima bentuk tubuh yang dimiliki dengan senang hati dan penuh rasa syukur serta selalu berusaha untuk merawat tubuh dengan baik. b. Ideal diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubuangan dengan tipe orang yang diinginkan atau sejumlah inspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan citacita atau pengharapan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri.
26
Seseorang yang memiliki konsep diri yang baik tentang ideal diri, apabila dirinya mampu bertindak dan berperilaku sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya dan sesuai dengan apa yang diinginkannya. c. Harga diri Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau tidak diterima lingkungan. Pada masa dewasa akhir timbul masalah harga diri, karena adanya tantangan baru sehubungan dengan pensiun ketidakmampuan fisik, berpisah dari anak, kehilangan pasangan dan sebagainya. Seseorang yang memiliki konsep diri yang baik berkaitan dengan harga diri apabila mampu menunjukkan keberdayaannya dibutuhkan oleh banyak orang, dan menjadi bagian yang dihormati oleh lingkungan sekitar. d. Peran diri Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Peran memberikan sarana untuk berperan
27
serta dalam kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan memvalidasi pada orang yang berarti. Individu dikatakan memiliki konsep diri yang baik berkaitan dengan peran adalah adanya kemampuan untuk berperan aktif dalam lingkungan, sekaligus menunjukkan bahwa keberadaanya sangat diperlukan oleh lingkungan. e. Identitas diri Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas diri merupakan sintetis dari semua aspek. Konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan, atribut atau jabatan serta peran. Seseorang yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga, kemampuan dan penguasaan diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempunyai beberapa komponen, diantaranya yakni citra diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identitas diri. Artinya ketika seseorang dapat
28
memandang dirinya secara positif maka dapat maraih kesuksesan dalam hidupnya. 4. Perkembangan konsep diri Konsep diri bukanlah merupakan faktor hereditas, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman dan hubungan individu dengan orang lain. Menurut Hurlock (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:91) mengatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan hubungan anak dengan orang lain, misalnya dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Bagaimana mereka memperlakukan anak, apa yang mereka katakan mengenai anak, dan bagaimana status anak dalam kelompok tempat ia mengidentifikasi diri, akan memengaruhi perkembangan konsep diri anak. Menuru Hurlock (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:91) merinci pola perkembangan konsep diri, sebagai berikut: a. Konsep diri primer (the primer self-concept) Dibentuk berdasarkan pengalaman anak di rumah, sehingga tertanam bermacam-macam konsep diri, yang dihasilkan dari pengalaman dengan anggota-anggota keluarga yang berbeda seperti orang tua dan saudara-saudaranya. Konsep diri primer meliputi citra diri fisik dan psikologis (physical and psychological self image). Citra diri psikologi didasarkan atas hubungan anak dengan saudara-saudaranya tersebut.
29
Demikian pula, pembentukan konsep-konsep permulaan dalam kehidupan mereka, aspirasi mereka, tanggung jawab mereka pada orang lain adalah didasarkan pada tuntunan dan bimbingan dari orang tua mereka. b. Konsep diri sekunder (the secondary self concept) Dengan bertambahnya hubungan anak di luar rumah maka anak memerlukan konsep diri orang lain terhadap dirinya, hal ini menimbulkan konsep diri sekunder. Jadi, konsep diri sekunder adalah bagaimana anak melihat diri mereka berdasarkan pandangan orang lain. Konsep diri primer sering kali menentukan konsep diri sekunder. Perkembangan konsep diri sekunder akan dibentuk oleh kepercayaan yang mereka miliki. Perkembangan konsep diri menurut Lewis dan Brooks (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:92) dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: existensial self, categorial self, dan self esteem (harga diri). Tahap yang paling awal disebut existensial self, merupakan adanya kesadaran individu sebagai mkhluk yang terpisah dari individu lain. Perkembangan selanjutnya adalah categorial self, maksudnya anak mulai mengartikan dirinya sendiri dalam kategori-kategori tertentu seperti umur, jenis kelamin, warna kulit, dan keterampilan khusus atau pengetahuan. Tahap perkembangan yang terakhir adalah
30
self esteem ialah aspek efektif dari konsep diri yang merupakan nilai yang diberikan terhadap kualitas dirinya sendiri. Menurut Roger yang dikutip Bee (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:93) mengatakan konsep diri berkembang melalui proses. Pada mulanya anak mengobservasi fungsi dirinya sendiri sebagaimana ia melihat lingkah laku dari orang lain. Pada mulanya anak menyadari dirinya, dan mulai memberikan “sifat khusus” terhadap dirinya sendiri, misalnya: mudah marah, mempunyai sedikit tenaga dan sebagainya. Mereka mengambil nilai-nilai untuk menjelaskan diri mereka. Konsep diri berkembang perlahan-lahan melalui interaksi anak dengan orang lain di lingkungan sekitarnya. Roger berasumsi bahwa manusia berusaha melihat konsistensi antara pengalaman dan citra dirinya (Zulfan & Wahyuni, 2012:93). Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan konsep diri seseorang melalui dua pola, yakni yang pertama perkembangan konsep diri primer, yang mana seseorang itu mengalami perkembangan konsep diri melalui pengalaman yang didapatkannya di lingkungan keluarga, dan yang
kedua
perkembangan
konsep
diri
sekunder
yang
mana
perkembangan tersebut dialaminya melalui hubungan dengan orang lain di luar rumah atau sikap sosial di masyarakat.
31
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri Zulfan & Wahyuni (2012:94) menyatakan bahwa ada
beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah: a. Peranan kemampuan dan penampilan fisik Salah satu sumber yang penting dari konsep diri adalah citra fisik. Hal ini adalah merupakan cara bagi seseorang melihat fisiknya, yang meliputi tidak hanya apa yang dilihat dari pantauan cermin tetapi juga berdasarkan pengalaman melalui refleksi orang lain. Menurut Fisher yang dikutip Eastwood (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:94) tidak ada yang lebih menarik dilihat dari citra fisik, misalnya foto orang yang bersangkutan biasanya menimbulkan keinginan bagi orang tersebut untuk melihat dirinya. Remaja cenderung tidak merasa bahagia bila ada hambatan dalam penampilan fisik dan kadang-kadang menimbulkan ketidakpuasan. Dimensi tubuh ideal adalah merupakan patokan bagi individu untuk menanggapi dan menilai keadaan fisiknya, oleh karena itu setiap individu berusaha untuk mencapai patokan tubuh ideal karena akan mendapat tanggapan positif dari individu lain bila ia berhasil mencapainya. Tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan tingkat penerimaan
individu
terhadap
fisiknya,
sehingga
mengapresiasikan dan merasakan fisik mereka secara baik.
32
dapat
Bagaimana seseorang menerima citra fisiknya dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Disamping itu, penilaian citra fisik juga
berbeda
bagi
masing-masing
individu.
Umumnya
pria
menginginkan badan yang tinggi dan besar serta mempunyai kemampuan fisik yang kuat, sedangkan wanita menginginkan tubuh yang lembut, ramping, dan mempunyai daya tarik yang memadahi. Penelitian yang dilakukan Berscheld dkk, yang dikutip Alwater (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:95) menemukan bahwa responden yang mempunyai citra fisik di atas rata-rata menunjukkan sifat yang lebih menyenangkan, intelegensinya lebih tinggi dan lebih asertif dari responden yang mempunyai citra fisik di bawah rata-rata. Dengan demikian, keadaan dan penampilan fisik yang baik merupakan aspek yang penting untuk memperoleh tanggapan yang baik dari lingkungan. Tanggapan tersebut merupakan refleksi yang digunakan individu untuk menilai dirinya sendiri. b. Peranan keluarga Orang yang pertama dikenal anak adalah orang tuanya dan anggota-anggota keluarga yang lain. Empat atau lima tahun pertama dalam kehidupan anak keseluruhan ada dalam lingkungan keluarga. Hal ini berarti bahwa lingkungan sosial yang pertama dan utama bagi anak adalah lingkungan keluarganya. Dalam proses perkembangan selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan orang di lingkungan yang
33
lebih luas, misalnya teman sekolah atau teman bermain. Oleh karena itu, konsep diri terbentuk melalui interaksi dan pengalaman dengan orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, maka orang-orang tersebut adalah berperan penting dalam pembentukan konsep diri anak. Konsep diri merupakan mirror image dari kepercayaan anak kepada orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, maka hubungan dan suasana yang buruk dalam keluarga dapat menimbulkan konsep diri yang tidak menguntungkan bagi anak. Akibatnya, anak dapat menjadi pemberontak, agresif, menarik diri atau mementingkan diri sendiri. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan konsep diri. Cara orang tua mengasuh anaknya akan berpengaruh terhadap anak dalam menilai dirinya. Jika anak dapat pengalaman yang baik dalam keluarga, maka ia akan dapat mengembangkan dan menilai dririnya secara baik pula. Penelitian Symond yang dikutip Johnson dan Medinnus (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:97) bahwa adanya kehangatan dalam keluarga berperan penting dalam perkembangan konsep diri anak. Adanya rasa kehangatan dalam hubungan anak dengan orang tua maka anak mempunyai sikap sosial, koperatif, emosinya stabil menerima dirinya sendiri dan menghargai orang lain. Sedangkan anak yang tidak dapat merasakan kehangatan dengan orang tuanya akan merasa tidak
34
aman, sulit menyesuaikan diri, merasa rendah diri, dan kurang menghargai orang lain. Jadi pengalaman-pengalaman yang diterima anak dalam keluarga
akan memengaruhi
perkembangan dan
pembentukan konsep diri anak. c. Peranan kelompok teman sebaya Teman sebaya merupakan salah satu kelompok sosial yang berperan penting dalam proses sosialisasi anak. Dalam kelompok tersebut anak akan memperoleh berbagai pengalaman belajar yang diperlukan bagi perkembangannya. Matin dan Stendler menyebutkan beberapa peranan kelompok teman sebaya, yaitu: memberi model, memberikan penghargaan, memberikan identitas diri dan memberikan semangat (Zulfan & Wahyuni, 2012:98). Menurut Bee yang dikutip Ausubel dan Sullivan (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:98-99) peran kelompok teman sebaya sebagai suatu sumber untuk memperoleh status, membantu anak menyelesaikan konflik dengan orang tuanya, agen sosialisasi dan sebagai tempat pembentukan identitas sosial. Jadi kelompok teman sebaya merupakan arena bagi anak untuk belajar menerima dan diterima teman-temannya. Anak yang disenangi dan diterima oleh sebagian besar temantemannya merupakan anak yang populer. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anak, sehingga ia menjadi anak yang populer. Faktor-faktornya antara lain: mempunyai toleransi, menyukai orang
35
lain, flexsibel, simpatik, mempunyai daya tarik fisik, suka humor gembira, dan sebagainya (Zulfan & Wahyuni, 2012:99). Anak-anak yang ditolak oleh teman-temannya sering merasa malu, resesif, terkucil dan mementingkan diri sendiri. Anak yang diterima oleh teman-temannya akan merasa lebih baik dari pada anak yang ditolak oleh teman-temanya. Konsep diri anak secara langsung dan tidak langsung dipengaruhi oleh kelompok bermain. Kelompok bermain dapat memberi beberapa informasi yang kadang-kadang juga berubah. Selain itu, kelompok bermain berfungsi sebagai sumber bagi anak untuk membandingkan dirinya dengan teman-temannya. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa hubungan anak dengan teman-temanya akan berpengaruh terhadap konsep diri anak. d. Peranan harga diri Harga diri adalah deskripsi secara lebih mendalam mengenai citra diri yang merupakan penilaian terhadap diri sendiri. Menurut Maslow (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:100) harga diri adalah penghargaan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Penghargaan diri sendiri berasal dari kepercayaan diri, kemandirian diri, dan kebebasan, sedangkan penghargaan dari orang lain timbul karena adanya prestasi dan apresiasi.
36
Harga diri akan berpengaruh pada tingkah laku seseorang seperti yang dikatakan Robinson dan Shaver (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:100)
bahwa
kepuasan
hidup
dan
kebahagiaan
hidup
mempengaruhi korelasi dengan harga diri. Kepuasan diri dicapai oleh orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik serta terhindar dari rasa cemas, keragu-raguan dan simtom psikomatik. Disamping itu penelitian yang dilakukan Daly dan Burton (dalam Zulfan & Wahyuni, 2012:100) menemukan korelasi negatif antara harga diri dan perasaan tidak rasional. Selanjutnya mereka mengatakan banyak diantara klien yang mencari pelayanan konseling, problemnya adalah rendahnya harga diri mereka. Berdasarkan uraian dan fakta yang disebutkan di atas dapat diambil pengertian bahwa adanya sifat-sifat tertentu yang dihasilkan oleh harga diri, akan mempengaruhi konsep diri seseorang. Pendapat lain seperti yang dikemukakan Devianti (2014:150-152) tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri diantaranya adalah: a. Teori perkembangan Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui
37
kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan berhubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang di nilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata. b. Significant other (orang yang terpenting atau terdekat) Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar mengenai diri sendiri melalui cerminan orang lain yaitu dengan cara pandang diri merupakan interprestasi dalam pandangan orang lain terhadap diri anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya, dan sosialisasi. c. Self perception (persepsi diri sendiri) Self perception yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep diri merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual, dan penguasaan
38
lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu. d. Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua seperti sudah diuraikan di atas turut menjadi faktor yang signifikan dalam mempengaruhi konsep diri yang terbentuk. Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya, sehingga orang tua tidak sayang. e. Kegagalan Kegagalan yang terus menerus dialami seringkali menimbulkan pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat orang merasa dirinya tidak berguna. f. Depresi Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya, termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral akan dipersepsi secara negatif. Misalnya, tidak
39
diundang kesebuah pesta, maka berfikir bahwa karena saya “miskin” maka saya tidak pantas diundang. Orang yang depresi sulit melihat apakah dirinya mampu survive menjalani kehidupan selanjutnya. Orang yang depresi akan menjadi super sensitif dan cenderung mudah tersinggung atau termakan ucapan orang lain. Dari bebrapa pendapat tentang faktor perkembangan konsep diri di atas dapat disimpulkan bahwa, peranan keluarga, peranan lingkungan, peran kemampuan yang dimiliki dan peran harga diri merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang. 6. Dasar Pembentukan Konsep Diri Menurut Copersmith (dalam Susana dkk, 2006:34) ada empat faktor yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu, yaitu: a. Faktor kemampuan Setiap individu mempunyai kemampuan. Oleh karenanya, kemampuan yang ada pada diri setiap individu harus dilatih dan dikembangkan, karena setiap individu mempunyai peluang untuk mengembangkan kemampuannya sehingga dapat melakukan sesuatu. b. Faktor perasaan berarti Setiap individu harus memupuk rasa berarti dalam setiap aktivitas sekecil apapun dan sesederhana apapun, supaya tidak merasa hampa atau merasa rendah diri.
40
c. Faktor kebajikan Ketika diri individu telah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Sehingga merasa lingkungan adalah tempat yang menyenangkan dan nyaman. Tempat dengan atmosfir yang nyaman akan menjadikan diri individu berbuat kebajikan bagi lingkungannya. d. Faktor kekuatan Pola perilaku berkarateristik positif memberikan kekuatan bagi individu akan dapat menghalau upaya yang negatif. Sebagai contoh, takut untuk menyontek, berbohong, dan melakukan perbuatan yang negatif lainnya. Keempat faktor tersebut harus dimiliki oleh setiap diri individu supaya memiliki konsep diri yang positif. Begitu juga sebaliknya, jika dalam diri individu tidak tertanam empat faktor pembentukan konsep diri tersebut, maka akan berdampak negatif dalam pembentukan konsep dirinya. Sedangkan menurut Rahmat (2005:99) konsep diri dibentuk oleh dua ciri, yaitu ciri kognitif dan ciri afektif. Dalam psikologi sosial, ciri kognitif disebut citra diri (self image) dan ciri afektif disebut harga diri (self esteem). Ciri kognitif wujudnya adalah pengetahuan tentang keadaan dirinya sendiri, contohnya: saya pandai, saya rajin, saya cerdas, merupakan
41
penjelasan tentang “siapa saya” yang akan memberikan gambaran tentang dirinya. Gambaran tersebut akan membentuk citra diri. Ciri afektif merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut selanjutnya
akan
membentuk
penerimaan
tentang
dirinya
dan
pembentukan harga diri. Contoh: saya merasa senang dengan keadaan diri saya yang mencapai tujuan tahap demi tahap. Penilaian diri yang demikian menunjukan pada diri yang positif dengan berdasarkan penerimaan diri yang pada tahap berikutnya akan terbentuk harga diri yang positif. Jadi pada dasarnya, pembentukan konsep diri adalah pengetahuan dan harapan individu tentang dirinya sendiri (ciri kognitif) dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri (ciri kognitif). Sehingga ciri kognitif bersifat obyektif dan ciri afektif bersifat subyektif. B. Sikap Optimisme 1. Sikap optimisme Dalam bahasa arab, optimisme sering disebut At-Tafa’ul. Dalam kamus Al Munjid disebutkan makna Tafa’ul sebagai: “Dhad-du attasya’am (lawan dari pesimis). Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), optimisme adalah: “Paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal (Waskito, 2013:1-2). Optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang
42
menyenangkan. Optimisme juga dapat diartikan berfikir positif. Jadi optimisme lebih merupakan paradigma atau cara berfikir (Sarastika, 2014:98). Sikap optimis yakni sikap yang membersihkannya dari pemikiranpemikiran hitam dan mengarahkannya menuju kerja yang positif dan menghasilkan, serta selalu mengejar hari esok yang lebih baik (Uqshari, 2005:42). Menurut Asmani (2012:191) optimis adalah sikap pantang menyerah dalam menghadapi situasi sesulit apapun, dan mampu menemukan solusi efektif bagi masalah-masalah pelik yang dihadapi. Dalam Islam dikenal tafa’ul, ajaran yang mendorong manusia untuk selalu semangat dan yakin tentang keberhasilan manakala mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki. Dalam bahasa Indonesia modern, kata ini dipadankan dengan optimis (Abduh, 2010:17). Menurut Wardoyo (2010:91) optimisme merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal, serta kecenderungan untuk mendapatkan hasil yang menyenangkan. Optimisme dapat juga diartikan berfikir positif. Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki sikap optimis. Manusia adalah makhluk ciptaannya yang memiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga ia harus selalu
43
optimis bahwa dengan kemampuan yang dimiliki dapat meraih kesuksesan. Sebagaimana firman allah dalam Qs. Ali-Imron ayat 139, sebagai berikut:
١٣٩- ِين َ َوالَ َت ِه ُنوا َوالَ َتحْ َز ُنوا َوأَن ُت ُم األَعْ لَ ْو َن إِن ُكن ُتم م ُّْؤ ِمنJanganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Sikap optimisme merupakan yakin akan kemampuan yang dimiliki, dengan selalu berfikir positif dan realistis sehingga ia mampu bersosialisai secara baik dengan orang lain. Maka ketika seseorang selalu berfikir positif akan selalu terpanggil dan tertantang untuk menciptakan hal-hal yang baru yang membawa harkat dan mertabat manusia pada tingkat yang lebih tinggi. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwasanya sikap optimisme selalu mempunyai keyakinan untuk berfikir positif dan selalu mengharapkan hasil yang positif, serta menggali yang terbaik dalam dirinya sendiri dan mengharapkan hasil yang terbaik dari segala situasi. 2. Faktor-faktor Pentingnya besikap Optimis Menurut
Ananta
(2014:116-117)
beberapa
peneyebab
mendasari pentingnya selalu bersikap optimis, di antaranya:
44
yang
a. Menyalurkan energi positif Membiasakan diri bersikap optimis dapat membantu seorang individu
mengeluarkan
energi
yang positif berupa dorongan
menciptakan langkah dan hasil yang lebih baik. Bersikap optimis bersumbser dari harapan yang keberadaanya tidak pernah padam. Jika seorang individu memiliki harapan baik, maka akan memunculkan energi dorongan yang besar. b. Perlawanan Seseorang yang memiliki optimisme yang tinggi pada umumnya memiliki perlawanan kuat untuk menyelesaikan masalah. Begitu pula sebaliknya, orang dengan kadar optimisme rendah atau didominasi perasaan pesimis, pada umumnya memiliki tingkat perlawanan lemah. Bahkan orang seperti itu kerap memiliki kecenderungan mudah menyerah. Less Brown (dalam Ananta, 2014:117) mengatakan bahwa setiap manusia dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu the winner (pemenang), the loser (pecundang), serta the potential winner (calon pemenang). Diantara ketiganya yang paling baik ialah kategori the winner (pemenang). Seorang pemenang adalah orang yang berkalikali jatuh dan gagal, tetapi mampu menjaga sikap optimisme hingga menjadi orang yang berhasil.
45
c. Sistem pendukung Membiasakan diri selalu bersikap optimis juga berfungsi sebagai sistem pendukung. Ketika seseorang mampu berfikir untuk meraih sebuah kesuksesan dan memiliki kemauan kuat untuk berhasil yang ditunjang oleh sikap optimis, maka hampir dipastikan seseorang tersebut akan merahinya. Sikap optimis sangat penting untuk mejalani kehidupan, karena dengan seseorang selalu bersikap optimis maka akan mendapatkan energi yang positif akan mendorong seseorang untuk melangkah kedepan yang lebih baik. Sehingga ketika menghadapi suatu permasalah maka dapat menyelesaikannya dan mendapatkan hasil yang terbaik. 3. Sikap optimis yang keliru Sikap optimis perlu dimiliki setiap orang. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran untuk senantiasa membiasakan diri bersikap optimis, tetapi terdapat beberapa sikap optimis yang keberadaanya justru patut dihindari. Menurut Ananta (2014:118) sikap optimis yang tidak bermanfaat tersebut antara lain: a. Terlalu optimis Terlalu optimis menunjukkan sikap yang berlebihan. Hal itu menjadikan seseorang berlebih-lebihan dalam membangun harapan,
46
sehingga tidak mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk yang bisa terjadi kapan saja. b. Optimis tanpa dasar atau sebab Memiliki sikap optimis harus diiringi dengan menentukan sasaran yang jelas dan telah dipertimbangkan sebelumnya melalui akal sehat. Sasaran tersebut bukan berasal dari fantasi atau khayalan berdasarkan keinginan sesaat (mood). c. Optimis hanya untuk tujuan tertentu Sikap adalah jalan, bukan tujuan hidup, yaitu alat yang dibutuhkan dalam menempuh kehidupan. Memiliki sikap optimis bertujuan agar seseorang memiliki dorongan kuat dalam melakukan hal-hal positif. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap optimis yang keliru dapat membuat seseorang akan mengalami suatu penyesalan. Dalam arti ketika seseorang menerapkan sikap optimis dalam membangun harapan secara berlebih-lebihan, tanpa ada sasaran tertentu dan hanya untuk tujuan tertentu bukan didasari dengan hati yang senang, maka ketika semua itu tidak dapat diraihnya penyesalan dan kekecewaanlah yang dirasakannya. 4. Cara Membentuk Sikap Optimisme Menurut Ananta (2014:119-120) menyebutkan beberapa cara untuk membentuk sikap optimisme, di antaranya:
47
a. Memahami esensi dan makna sikap optimisme Langkah pertama dan yang paling mendasar adalah memahami hakikat sebenarnya dari sikap optimis. b. Berfikir positif Pikiran positif akan menghasilkan sikap produktif. Berfikir positif dapat menghasilkan kekuatan yang menjadi unsur penting dalam menciptakan jenis kehidupan seseorang. c. Bersemangat Semangat merupakan salah satu bagian terpenting untuk membangun etos kerja secara maksimal. Memiliki semangat tinggi sangat membantu membangun karir yang gemilang. d. Mengenali diri sendiri Seseorang harus mampu mengenali diri sendiri agar mampu mengembangkan sikap dan perasaan optimis. e. Mampu mengendalikan emosi Tidak semua orang yang mampu mengendalikan emosi yang senantiasa bergejolak. Orang dengan kategori mampu mengendalikan emosi adalah mereka yang dapat menjaga keseimbangan akal dan nurani, di mana keduanya sama-sama memiliki pengaruh kuat dalam menumbuhkan sikap positif. Kemudian sikap positif tersebut berkembang menjadi sikap optimis.
48
f. Menjaga sikap baik Memiliki kepribadian serta dipandang sebagai pribadi yang baik merupakan salah satu cara membentuk sikap optimis. Dari pemaparan di atas tentang cara membentuk sikap optimis dapat ditarik kesimpulan bahwasannya sikap optimis tidak bisa dibentuk secara instan, melainkan dengan selalu berfikir positif dalam segala hal, menunjukkan semangat yang tinggi dalam meraih keinginan, dapat mengenali
dan
berpandangan
positif
terhadap
dirinya,
dapat
mengendalikan emosi, dan yang paling penting adalah harus selalu bersikap baik kepada semua orang. Maka dengan cara-cara seperti itu dapat membentuk pribadi yang selalu bersikap optimis. 5. Cara melatih sikap optimis Menurut Sarastika (2014:102-104) ada beberapa cara yang bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melatih sikap optimis, diantaranya yaitu: a. Tingkatkan keyakinan dengan mendekatkan diri kepada Allah Kewajiban bagi umat beragama terus berdoa, berserah diri, mensyukuri kelebihan dan kekurangan nikmat yang diberikan untuk melatih agar hati dan pikiran tenang. Allah sudah mengatur segala sesuatu
dengan
sebaik-baiknya,
tinggal
bagaimana
seseorang
menjalaninya. Ketika seseorang mau bahagia maka bersikaplah yang
49
baik dan bergaul di lingkungan yang baik, sebaliknya seseorang merasa susah bisa jadi salah satu penyebabnya karena sikap kurang baik dan bergaul pada lingkungan yang tidak baik. b. Motivasi diri sendiri Saat seseorang berhadapan dengan suatu tantangan maka katakanlah “pasti bisa”, “pasti berhasil”, selalulah berdoa meminta kepada Allah agar selalu dimudahkan segala urusan. Selalu katakanlah bantuan Allah akan segera datang cepat atau lambat. Seperti itulah contoh dari motivasi diri sendiri, yakni selalu berfikir positif dan yakinkan diri sepenuhnya. c. Bayangkan manfaat yang didapat menjadi diri yang optimis Bayangkan setelah berhasil melawan dan menyelesaikan tantangan, maka tinggal menikmati hasil dari kesuksesan itu. Bayangkan tingkat kesabaran lebih tinggi setelah bersusah payah melatih
diri,
melawan,
menyelesaikan
tantangan.
Dengan
membayangkan hal-hal yang positif, diharapkan membangkitkan gairah semangat, jadi termotivasi, muncul ide kreatif, tidak mudah menyerah, sehingga memudahkan dalam menyelesaikan tantangan. d. Jadikan masalah sebagai tantangan bukan menjadi beban Masalah dianggap beban dapat membuat pikiran mendapat masalah besar. Apabila memiliki pola pikir yang demikian, seseorang harus bisa merubah pola pikirnya, seperti hadapi masalah sebagai
50
tantangan, rubahlah pola pikir bahwa masalah itu sebagai pelajaran, rubahlah pola pikir bahwa masalah sebagai guru yang memberikan pengalaman berharga. Kalau seperti itu, maka dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang harus dilakukan atau tidak dilakukan. e. Bebaskan diri dari perasaan takut gagal Perasaan
takut
gagal
akan
mencegah
seseorang
untuk
mengarungi pengalaman yang sangat banyak, menarik dan berguna. Jangan khawatir tentang pandangan orang lain, cacian orang lain terhadap kita, karena hal itu sebagai nilai rapor untuk mengembangkan menjadi diri yang lebih baik. Jadikan kegagalan ini sebagai pintu menuju kesuksesan, karena kegagalan benar-benar pintu gerbang kesuksesan. Dari penjelasan di atas bahwasanya untuk menjadi pribadi yang optimis perlu dilatih dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, selalu memotivasi diri dengan hal-hal yang positif, membayangkan ketika meraih kesuksesan, menjadikan masalah sebagai tantangan bukan menjadi beban, dan meninggalkan perasaan takut akan kegagalan. Dengan caracara seperti itu, sikap optimis pasti selalu tertanam dalam diri. Sehingga selalu bersikap optimis dalam segala urusan. 6. Klasifikasi sikap optimis
51
Menurut Uqshari (2005:87-89) sikap optimisme diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: a. Sikap optimis irrasional Sikap optimis model ini lebih bisa diartikan dengan sebuah “sikap
optimis
sembrono”
ketimbang
sikap
optimis
yang
sesungguhnya, atau sikap optimis yang aplikasinya dalam bentuk khayalan dan angan-angan belaka. b. Sikap optimis rasional Sikap optimis rasional yaitu sikap optimis yang potensial, mendorong seseorang individu untuk bersikap serius manakala berhadapan
dengan
karakter
dirinya,
masalah-masalah
yang
menghadangnya, situasi-situasi yang sedang dihadapinya, individuindividu yang sedang ia ajak berinteraksi, serta dalam setiap permasalahan kehidupan lainnya. Singkat kata, ia adalah sebentuk sikap optimis yang potensial melepaskan seseorang dari berbagai bentuk pola pikir negatif. Disamping itu, sikap optimis model ini akan mengarahkan seseorang pada efektivitas kerja positif yang produktif. Lalu sikap optimis rasional ini juga akan menyatukan potensipotensi positif serta mendukungnya untuk menggerakkan seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang. Alhasil, sikap optimis model ini akan semakin menambah rasa percaya diri dalam pribadi seseorang. Sikap optimis rasional adalah semacam kondisi
52
psikologis yang khusus dimiliki oleh akal dari sekian macam kondisi psikologis yang meski dimiliki oleh setiap individu. Maka dari itu, sikap optimis rasional merupakan kondisi psikologis yang didukung oleh kemauan keras dan rasa percaya diri. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya sikap optimisme diklasifikasikan menjadi dua, yang pertama sikap optimis irrasional, yang mana
seseorang mempunyai sikap optimisme dalam
khayalan dan angan-angan belaka tanpa sasaran dan tujuan tertentu. Sedangkan yang kedua yaitu sikap optimis rasional, yang mana sikap yang mendorong seseorang untuk bersikap serius dalam menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapi, dan dapat mengimplementasikan sesuatu yang ingin dicapainya bukan hanya sekedar angan-angan saja. Maka dengan bersikap optimis rasional, dapat melepaskan seseorang dari berbagi bentuk pola pikir negatif. 7. Manfaat sikap optimis Menurut Wakito (2013:503-506) beberapa manfaat sikap optimis diantaranya yaitu: a. Optimisme atau tafa’ul adalah salah satu akhlak yang baik. Siapa yang optimis berarti ia telah memakai salah satu akhlak mulia, siapa yang pesimis berarti ia telah menampakkan sikap tercela. Manusia berakhlak mulia akan dicintai orang-orang disekitarnya.
53
b. Jika seseorang tidak bersikap optimis, berarti ia akan pesimis atau putus asa. Padahal sikap putus asa dilarang dalam Islam, Allah berfirman dalam Qs. Yusuf ayat 87.
٨٧- ون َ ُّللا إِالَّ ْال َق ْو ُم ْال َكافِر ِ ّ ّللا إِ َّن ُه الَ َييْأَسُ مِن رَّ ْو ِح ِ ّ َوالَ َتيْأَسُو ْا مِن رَّ ْو ِح Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. c. Optimis akan membuka pintu-pintu amal (kerja atau usaha), sehingga seseorang
bisa
menghasilkan
suatu
karya
yang
bermanfaat.
Sebaliknya, pesimis akan menutupi pintu-pintu usaha, sehingga seseorang memilih berhenti, diam, tidak melakukan perbaikan, atau malah menempuh jalan kerusakan. Tanpa optimisme, manusia akan kehilangan amal-amal. d. Optimisme adalah kunci sukses karir manusia. Siapa pun juga, apakah muslim atau bukan, laki-laki atau wanita. Ketika bersikap optimis mereka mencapai sukses. Sebaliknya, jika mereka pesimis meskipun memiliki kekayaan besar, fasilitas lengkap, dana melimpah ruah, tetap saja akan mengalami kegagalan. e. Optimis merupakan karakter manusia-manusia besar dalam Islam. Mereka adalah Nabi Muhammad, para Nabi dan Rasul, para shalihin di masa lalu, bunda Khadijah binti Khuwailid ra, istri-istri Rasulullah lainnya, para sahabat Nabi, para ulama dan ahli ilmu, para khalifah dan sultan Islam, para panglima perang, para pejuang Islam, para
54
pahlawan dan manusia-manusia terbaik sampai era kita saat ini. Mereka semua memiliki sikap optimis, tidak mudah menyerah dan terus berusaha melakukan perbaikan sekuat kesanggupan, dengan mengikuti jalan mereka berarti kita berada di atas jalan yang lurus. f. Agama Islam yang kita peluk saat ini sama dengan agama Rasululllah, agama istri-istri beliau, dan para sahabatnya. Para Salafus Saleh memiliki sikap optimisme yang kuat, sehingga mereka bisa menggunakan agamanya untuk menhasilkan karya peradaban yang menakjubkan. Sedangkan kita generasi Islam modern, banyak dilanda pesimisme, putus asa, rendah diri, sehingga keunggulan Islam belum bisa kita manfaatkan untuk menghasilkan karya peradaban besar. g. Sikap optimisme akan meringankan beban berat, meringankan kesulitan, meringankan penderitaan seseorang. Siapapun yang menderita atau mengalami kesusahan, jika bersikap optimis akan meringankan beban pikiran dan jiwanya, sehingga memudahkannya melewati masa-masa kesulitan. h. Orang yang optimis akan lebih mudah bersikap tawakal (berserah diri), dan Allah mencintai orang-orang yang tawakal. Orang yang optimis akan bekerja semampunya untuk menghasilkan karya terbaik, setelah itu ia akan pasrah diri kepada Allah. Pasrah diri ini bukan berarti meyakini bahwa Allah akan memberikan hasil buruk, melainkan meyakini bahwa Allah akan memberikan hasil terbaik
55
baginya, meskipun bentuk pemberian Allah tidak selalu sama dengan apa yang dibayangkan. i. Optimisme adalah bagian dari sikap berbaik sangka kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Setiap muslim harus berbaik sangka kepada Allah, sebab dia akan diperlakukan sesuai persangkaannya. Dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfirman:
ٌَقُوْ ُل هللا تَ َعا: صلَى هللا َعلَ ٍْ ِه َو َسلَ َم َ ًُ ِ قَ َل النَّب: ض ًَ هللا َع ْنهُ قَ َل ِ ع َْن أَبِى هُ َرٌ َْرةَ َر ًِ أَنا َ ِع ْن َد ظَنِّ َع ْب ِدي ب: لَى “Aku mengikuti prasangkaan hamba-Ku kepada-Ku”. (HR. AlBukhari Juz 7 Bab Tauhid hal. 528). C. Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimisme Manusia dalam menjalani kehidupan tentu menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Untuk meraih sebuah kesuksesan yang diharapkan bukan hanya kemampuan akademis yang baik saja, tetapi ada faktor psikologis yakni sikap optimisme, karena sikap optimis mendorong manusia untuk selalu memandang indah dalam segala urusan. Artinya dengan sikap optimis yang alami maka dapat memberikan sebuah energi yang positif untuk meraih sebuah kesuksesan, seperti yang dikatakan Wardoyo (2010:69) untuk meraih kesuksesan di masa depan diperlukan sikap optimisme yang alami. Pada umumnya optimis dimengerti sebagai keyakinan bahwa apa yang terjadi sekarang adalah baik, dan masa depan akan memberikan harapan yang kita angankan. Meski sedang menghadapi kesulitan, optimis tetap yakin
56
bahwa kesulitan itu baik bagi pengembangan diri, dan di balik itu pasti ada kesempatan untuk mencapai harapan. Sikap optimisme dapat dijadikan acuan dalam menghadapi tantangan hidup dalam meraih kesuksesan. Setiap individu pasti menginginkan kesuksesan, kemakmuran dan kecukupan dalam hidupnya. Tetapi untuk menuju kesuksesan, terkadang tidak selalu sesuai dengan apa yang dibayangkan, dalam arti apa yang kita dapatkan belum sesuai dengan apa yang diharapan. Dalam hal ini setiap individu harus selalu bersikap optimis, karena kesuksesan datangnya tidak mungkin secara instan. Artinya bahwa pada saat-saat tertentu ketika apa yang diperoleh tidak sesuai dengan keinginan, maka tidak akan merasa kecewa atau putus asa karena memandang segala sesuatu dengan indah dan positif. Untuk meraih kesuksesan dalam situasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan, tergantung pada bagaimana seseorang menilai, memandang dan merasakan tantangan itu. Sejauh mana kita merasa bahwa yang kita hadapi akan terlaksana dengan baik atau yang disebut dengan konsep diri. Yakin akan potensi atau kemampuan yang dimilikinya akan menghantarkan individu untuk mencapai sebuah keberhasilan yang diinginkannya. Tetapi cara pandang seseorang terhadap dirinya berbeda-beda, ada yang positif dan ada yang negatif, seperti yang dikatakan William dalam Sarastika (2014:70) bahwa dalam menilai dirinya sendiri, seseorang ada yang menilai positif dan
57
ada yang menilai negatif. Maksudnya, individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang negatif. Konsep diri yang diharapkan adalah yang positif, karena dengan cara pandang yang positif maka seseorang akan yakin dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat memunculkan sikap optimis yang terdapat pada dirinya. Maka dengan sikap optimisme, seseorang pasti mampu menghadapi semua permasalahan dalam hidup serta mampu memberikan solusi yang terbaik dalam setiap permasalahannya. Sikap optimisme dapat memudahkan seseorang dalam berinteraksi, menerima, menghormati, menghargai orang lain, dan sebaliknya ia juga akan menghargai semua yang terdapat pada dirinya. Maka optimis merupakan keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, dan selalu perpandangan yang positif terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini, seseorang tersebut telah memiliki konsep diri yang positif, dikarenakan bisa menghargai orang lain dan menghargai dirinya sendiri. Konsep diri dan sikap optimis merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai hubungan dalam kehidupan seseorang untuk mencapai keberhasilan atau kesuksesan hidup, cita-cita maupun kepribadiannya secara umum. Seseorang yang mempunyai sikap optimis yang didukung dengan konsep diri positif, dapat dijadikan landasan untuk mencapai kesuksesan. Sarastika (2014:74) mengatakan individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala
58
sesuatu termasuk terhadap kegagalan yang dialami. Maka untuk meraih kesuksesan harus menghargai diri sendiri dan berpandangan positif terhadap dirinya serta menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran untuk melangkah kedepan. Maka konsep diri dan sikap optimisme memiliki hubungan yang erat dalam menentukan keberhasilan seseorang. Ketika seseorang memiliki konsep diri yang positif, ia akan selalu yakin dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga akan membantu seseorang memunculkan sikap optimisme dalam dirinya. Artinya konsep diri dan sikap optimisme mempunyai peran yang sangat sentral dalam meraih kesuksesan hidup.
59
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum IAIN Salatiga 1. Identitas Sekolah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di kota Salatiga. IAIN Salatiga memiliki 3 (tiga) kampus. Kampus I berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 02, kampus II di Jalan Nakula Sadewa VA Nomor 09 Kembang Arum Salatiga, dan kampus III berada di wilayah Kelurahan Blotongan dan Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga Jawa Tengah. Lembaga ini berada di bawah naungan Kementerian Agama RI yang merupakan peralihan dari Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang di Salatiga. Peralihan bentuk tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, tanggal 21 Maret Tahun 1997. STAIN Salatiga berubah bentuknya menjadi IAIN Salatiga berdasarkan pada Peraturan Presiden RI nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga tanggal 17 Oktober tahun 2014. 2. Sejarah Berdirinya IAIN Salatiga a. Pendirian Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga adalah perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga atas
60
dasar Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Peraturan Presiden tersebut ditandatangani secara langsung oleh Dr. Susilo Bambang Yudhoyono selaku Presiden RI pada tanggal 17 Oktober tahun 2014, selanjutnya tanggal 17 Oktober ditetapkan sebagai lahirnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Alih bentuk STAIN Salatiga menjadi IAIN Salatiga tidak terlepas dari sejarah panjang perubahan secara kelembagaan. Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu, didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan “Pesantren Luhur” yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama Kota Salatiga dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Dalam rentang waktu kurang setahun, lembaga ini diubah dari FIP IKIP menjadi Fakultas Tarbiyah, maksud perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus diangkat sebagai Dekannya. Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN Walisongo di Semarang, Fakultas Tarbiyah
61
Salatiga diusulkan untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga, akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal 13 November 1969. Ketika IAIN Walisongo di Semarang berdiri, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970. b. Bergabung dengan IAIN Walisongo Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo cabang Salatiga, namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat, sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum tersedia gedung milik sendiri, tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih kurang, dan animo mahasiswa yang relatif masih kecil. Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut belum tersedianya kampus milik sendiri, sehingga merupakan suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah IAIN
62
Walisongo Salatiga. Ia menawarkan tanah pekarangannya seluas 0,75 hektar lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup strategis untuk penyelenggaraan pendidikan. Berkat perhatian Menteri Agama H. Alamsyah Ratu Prawiranegara terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga, maka dia berkenan mengabulkan usulan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi). Berdasar pada surat Dirjen Binbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828 tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga. Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri, tepatnya dijalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut dirasakan
63
mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme seluruh civitas akademikanya. Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor. Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Seiring
dengan
semakin
bertambahnya
fasilitas
akademik,
bertambah pula tenaga kependidikan khususnya tenaga edukatif dan mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah Salatiga hanya memiliki 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada dekade kedua menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat 940 orang. Jika
dibanding
dengan
jumlah
mahasiswa
tahun
1983,
maka
peningkatannya sudah lebih dari 300%. Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik 1983/1984
sudah
diberi
kewenangan
menyelenggarakan
Program
Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan
64
Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985 tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya. Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan waktu tersebut. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam. Selain itu, di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya tenaga kependidikannya. Di atas tanah bantuan PEMDA didirikan
gedung
kuliah,
laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan sarana komputer. Pada tahun 1991 dibangun pula sebuah gedung auditorium yang amat bermakna bagi proses pendidikan. Perkembangan selanjutnya juga terjadi seperti dibangunnya sarana kegiatan mahasiswa seperti POSKO MENWA, Sekretariat RACANA, Sekretariat Teater dan kantor Koperasi Mahasiswa yang menyatu dengan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan pada tahun 1995.
65
Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988. Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI) yang dipimpin oleh Bapak Jumadi, BA. Peningkatan sumber daya manusia tampak pada upaya serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. c. Alih Bentuk Menjadi STAIN Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih bentuk menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen
Agama
Republik
pendidikan
akademik
dan/atau
Indonesia
yang
profesional
menyelenggarakan
dalam
disiplin
ilmu
pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya. Beralihnya Fakultas
Tarbiyah
menjadi
STAIN
Salatiga
membawa
peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
66
berbagai
Disamping menyelenggarakan pendidikan Program Strata 1 (S-1), semenjak masih STAIN hingga beralih bentuk menjadi IAIN, IAIN Salatiga
telah
menyelenggarakan
pendidikan
Program
Magister
Pendidikan Agama Islam yang didirikan sebagai upaya untuk merespon perkembangan masyarakat yang semakin membutuhkan tenaga-tenaga pendidik yang berorientasi pada keilmuan dan profesional dalam bidang ke Islaman dan pengajaran baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Program magister Pendidikan Agama Islam diselenggarakan berdasarkan pada Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI nomor Dj.I/818/2010 tanggal 22 Nopember 2010. Selain menyelenggarakan Program Magister Pendidikan Agama Islam, mulai tahun akademik 2015/2016 IAIN Salatiga telah memperoleh kepercayaan untuk menyelenggarakan Program Magister Ilmu Pendidikan Dasar Islam dan Program Magister Ekonomi Syari’ah. d. Alih Bentuk dari Sekolah Tinggi menjadi Institut Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga berkembang cukup pesat dari berbagai sisi. Ketua STAIN Periode 2006-2010 dan periode 2010-2014 memiliki semangat yang kuat untuk memenuhi kriteria agar dapat beralih bentuk menjadi IAIN Salatiga. Ketua STAIN sebagai leading sector menyusun beberapa langkah strategis antara lain dengan mendorong peningkatan jumlah dosen yang memiliki kualifikasi pendidikan S3 baik dalam maupun luar negeri, mendorong peningkatan
67
jumlah mahasiswa, mengembangkan cakupan program studi yang tersedia, serta pengadaan tanah yang memenuhi standar Institut. Usaha lain yang dilakukan antara lain dengan melakukan studi banding pada beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang ada di bawah naungan Kementerian Agama maupun Kementerian Pendidikan Nasional. 3. Letak Geografis Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah. Lembaga ini merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di kota Salatiga. IAIN Salatiga memiliki 3 (tiga) kampus, kampus I berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 02 Salatiga, tepatnya disebelah barat alun-alun, Polres dan Kantor Pemda Salatiga. Disamping dekat dengan sentral pemerintahan, STAIN Salatiga juga dekat dengan lapangan olahraga dan rumah sakit umum. Kampus II berlokasi di Jalan Nakula Sadewa VA Nomor 09 Kembang Arum Salatiga, kampus II ini berada ditengah-tengah kota Salatiga Barat yaitu di Kembangarum Salatiga, dan kampus III berlokasi di wilayah Kelurahan Blotongan dan Pulutan Kecamatan Sidorejo Salatiga Jawa Tengah. 4. Asas, Fungsi dan Tujuan a. Asas IAIN Salatiga berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan landasan operasional sebagai berikut:
68
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586). 3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1587, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336). 4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410). 5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. 6) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007).
69
7) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500). 8) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketujuh atas Peraturan Presidan Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 9) Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden RI nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. 11) Peraturan Menteri Agama Nomor 36 Tahun 2009 tentang Penetapan Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di Lingkungan Perguruan Tinggi Agama. 12) Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
70
13) Peraturan-peraturan lain yang terkait. b. Fungsi Fungsi IAIN Salatiga antara lain: 1) Merumuskan kebijakan dan perencanaan program. 2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 3) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. 5) Melaksanakan pembinaan kemahasiswaan. 6) Melaksanakan kegiatan civitas akademika dan hubungan dengan lingkungannya. 7) Melaksanakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembagalembaga lain. 8) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan kegiatan. 9) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. c. Tujuan Tujuan IAIN Salatiga antara lain: 1) Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
71
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; 2) Menghasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; 3) Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai keislaman agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; 4) Mewujudkan pengabdian kepada masyarakat berbasis ilmu keislaman dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan masyarakat damai bermartabat. 5. Visi dan Misi IAIN Salatiga Visi IAIN Salatiga adalah: ”Tahun 2030 menjadi rujukan Studi IslamIndonesia bagi terwujudnya Masyarakat Damai Bermartabat”. Untuk mewujudkan Visi tersebut IAIN Salatiga melakukan langkahlangkah sebagaimana dirumuskan dalam Misi sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu keislaman berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan; b. Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan;
72
c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasisi riset bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan; d. Mengembangkan budaya masyarakat kampus yang mencerminkan nilainilai Islam-Indonesia; e. Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan tinggi yang profesional dan akuntabel. 6. Program Pendidikan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga memiliki 5 Fakultas
dengan 23 (dua puluh tiga) Jurusan/Program Studi dan Pascasarjana dengan 3 Program Magister dengan rincian sebagai berikut: a. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang meliputi 7 Jurusan dan 1 Program Bilingual Lintas Program Studi atau sering disebut dengan Program Khusus Kelas Internasional (PKKI) dengan rincian sebagai berikut: 1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 5) Jurusan Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) 6) Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
73
7) Jurusan Tadris Matematika 8) Program Khusus Kelas Internasional (PKKI) b. Fakultas Syariah Fakultas
Syariah
IAIN Salatiga menyelenggarakan
kegiatan
pendidikan yang meliputi 3 Jurusan dengan rincian sebagai berikut: 1) Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah (AS) 2) Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) 3) Jurusan Hukum Tata Negara (HTN/Siyasah) c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang meliputi 3 Jurusan dengan rincian sebagai berikut: 1) Jurusan Perbankan Syariah (PS) 2) Jurusan Ekonomi Syariah (ES) 3) Diploma III Perbankan Syariah (PS DIII) d. Fakultas Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang meliputi 3 Jurusan dengan rincian sebagai berikut: 1) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 2) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) 3) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
74
e. Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH) IAIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang meliputi 5 Jurusan dengan rincian sebagai berikut: 1) Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) 2) Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) 3) Jurusan Filsafat Agama (FA) 4) Jurusan Ilmu Hadits (IH) 5) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) f. Pascasarjana Program Pascasarjana IAIN Salatiga antara lain: 1) Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Program Magister Ilmu Pendidikan Dasar Islam (IPDI) 3) Program Magister Ekonomi Syariah (ES) B. Penyajian Data Setelah melakukan penelitian melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui observasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Untuk memperoleh data tentang konsep diri dan sikap optimisme mahasisiwa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016 menggunakan angket dengan 18 pernyataan tentang konsep diri mahasiswa dan 18 pernyataan tentang sikap optimis mahasisiwa. Dengan pilihan jawaban selalu,
75
sering sekali, sering, jarang dan tidak pernah, kepada mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016 pada mahasiswa angkatan 2013. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di IAIN Salatiga. 1. Daftar nama responden Daftar nama-nama Mahasiswa IAIN Salatiga yang telah mengisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Daftar Nama Responden
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Responden EPN RAK DV SZ AFS RAEM MAN NH AU SA Lst Sw RD DAR Mhd NA WF MYA SAN TH
76
Jenis Kelamin L P P P P L L P P P P P P L L L L L L L
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Wln MS ECN AR AH LH SY Ngt WAS MH MF ZAZW RRS Srl OlP Faq DA MS SM RMH QQ YFH Alf ZM Aut TPL BCK AM AA SH DH LS FS UJS ZC AW
P L P L L P P P P L L P P P P P P L P L P P P P P P P L L L L P P P P P
77
57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
AWM ADR Skn KAH MF AS IQ DR DAKW NA KK LK RR NL RSK FH NI KF NK
P P P L P L P P P P P P P P P P P P P
2. Hasil jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai dalam item pertanyaan dan pernyataan dalam angket sebagaimana terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan dan pernytaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Konsep Diri Mahasiswa Data hasil jawaban angket tentang konsep diri mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut:
78
Tabel 3.2 Skor Jawaban Per Item Angket Konsep Diri Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 5 5 4 5 5 4 2 3 5 3 3 3 4 5 5 2 2 3 3 3
2 5 2 5 3 4 5 2 3 5 2 2 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 2 2 2 2 5 5 5 3 5 3 3
3 3 5 3 3 5 4 2 5 5 5 3 3 4 3 3 3 5 2 5 5 5 3 3 3 5 5 5 4 3 5 3 4
4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2 4 5 2 2 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3
5 2 2 2 2 1 1 2 2 3 5 2 3 4 3 4 2 2 2 1 3 5 2 2 2 5 2 2 2 2 3 2 2
6 5 2 3 3 5 2 2 2 4 2 2 3 4 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 2 5 4 5 2 5 3 3
7 5 5 5 3 5 4 2 3 5 5 2 3 5 3 5 5 5 5 1 4 5 3 2 3 4 5 5 5 3 3 3 4
8 3 3 2 2 3 5 2 3 3 5 1 4 4 2 2 3 4 2 1 3 2 3 3 3 5 2 1 2 3 3 3 3
79
No. Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 2 5 2 5 5 5 5 5 5 2 3 3 4 2 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 2 5 5 2 5 2 2 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 5 5 5 5 5 5 3 5 2 2 2 3 2 5 5 5 2 5 4 2 2 2 2 3 4 5 4 3 3 4 3 5 2 5 4 4 4 2 2 5 3 2 5 5 5 4 4 5 3 2 5 1 4 5 5 5 2 5 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 2 2 2 2 4 5 4 3 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 2 2 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 2 2 1 5 1 1 4 5 5 5 1 1 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 2 4 5 2 5 5 5 4 5 4 3 3 3 3 5 5 5 3 2 2 3 5 5 1 5 5 5 3 3 2 3 2 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 5 3 4 5 5 3 4 1 3 4 4 4 4 5 5 5 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 2 5 5 5 5 5 2 2 4 2 3 5 5 5 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 5 4 4 2 4
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 4 3 3 3 5 4 2 2 2 2 2 5 5 2 3 5 2 5 5 2 4 1 5 2 1 1
5 3 3 3 2 3 2 4 4 5 5 3 3 4 5 5 2 2 2 2 2 5 3 5 5 5 5 1 3 4 4 5 5 3 5 5
5 2 2 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 2 4 3 5 5 5 5 3 5 2 4 5 3 2 4 5
5 5 5 2 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3
5 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 5 2 3 5 5 2 2 4 5
5 2 2 5 3 2 2 3 2 5 5 2 4 3 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 5 3 3 2 3 2 3 2 2 5
5 2 2 5 2 5 5 1 2 4 4 3 3 3 5 5 4 4 3 2 2 4 3 2 3 5 2 2 4 2 4 1 5 2 4 1
3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 5 3 3 2 3 3 1 5 2
80
4 1 1 5 1 2 5 4 3 5 5 3 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 4 5 2 1 4 2 4 5 1
4 2 2 5 2 3 5 2 3 2 5 4 3 4 5 2 4 5 5 2 3 4 3 3 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4
3 2 2 2 1 4 5 5 4 5 5 5 4 2 1 3 2 2 2 3 2 4 5 3 5 5 5 4 3 2 5 4 4 4 3 5
4 1 1 5 1 2 1 3 4 5 5 2 3 3 1 2 4 4 4 3 2 3 2 5 3 2 2 4 3 3 1 5 2 5 3 4
3 3 3 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 3 5
5 3 3 2 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 3 4
4 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 4
4 3 3 5 4 3 5 2 4 5 5 5 3 4 5 4 3 4 4 3 3 4 2 3 5 3 5 5 5 3 1 2 2 5 3 3
2 1 1 2 2 1 1 1 3 5 5 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 2 3 3 4 5 2 2
2 2 2 4 3 2 3 2 4 4 4 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 5 1 4 3 3 2 2 5 3 5 3 3
69 70 71 72 73 74 75
5 5 5 2 1 5 5
5 5 5 3 3 3 5
4 4 3 3 5 5 5
4 5 3 2 5 5 5
4 5 2 3 5 2 4
5 3 2 3 2 3 5
5 5 3 3 4 5 5
4 3 3 2 2 2 4
4 3 2 1 3 4 5
3 3 3 3 5 5 4
4 4 3 3 3 2 3
4 3 3 2 3 1 4
3 5 5 3 5 5 5
4 5 5 3 5 5 5
4 3 5 3 5 5 5
3 4 5 3 5 5 5
2 1 2 2 5 1 4
3 2 3 2 2 3 5
Tabel 3.3 Jawaban Angket Konsep Diri Mahasiswa
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Responden EPN RAK DV SZ AFS RAEM MAN NH AU SA Lst Sw RD DAR Mhd NA WF MYA SAN TH Wln MS ECN
Selalu 11 8 7 0 11 7 2 3 9 10 0 0 7 3 10 3 8 6 5 11 3 6 1
Jawaban Pernyataan Sering Sering Jarang Sekali 0 3 4 1 5 4 5 6 0 6 7 0 1 2 3 3 1 6 2 3 11 5 4 6 3 5 1 1 1 5 0 7 10 3 9 6 10 1 0 2 4 9 4 2 2 8 2 5 5 4 1 1 1 2 7 6 0 4 0 3 0 11 4 0 7 4 5 9 3
81
Tidak Pernah 0 0 0 5 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 1 0
Jumlah 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
AR AH LH SY Ngt WAS MH MF ZAZW RRS Srl OlP Faq DA MS SM RMH QQ YFH Alf ZM Aut TPL BCK AM AA SH DH LS FS UJS ZC AW AWM ADR Skn
6 9 15 3 10 3 4 0 1 7 2 2 7 1 6 9 5 2 12 13 5 2 3 9 7 5 6 6 1 0 2 6 7 10 9 8
6 4 1 2 2 2 0 1 6 5 0 0 1 4 1 5 4 8 3 4 3 5 4 2 3 6 5 3 4 1 14 1 0 0 3 4
82
3 2 0 6 1 6 14 16 7 5 5 5 2 3 5 2 2 4 1 0 7 10 6 1 3 2 3 5 4 6 1 7 7 7 2 1
2 3 1 6 5 6 0 1 4 1 8 8 8 7 5 0 4 3 1 0 2 0 5 2 4 5 4 4 9 11 1 4 4 0 2 5
1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 3 3 0 3 1 2 3 1 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
KAH MF AS IQ DR DAKW NA KK LK RR NL ROS FH NI KF NK
6 5 1 4 7 7 8 3 6 4 7 6 0 9 9 12
7 6 3 7 3 3 3 5 4 9 3 0 0 1 1 5
3 6 5 2 4 4 1 7 3 4 6 8 11 4 3 1
1 1 9 2 2 4 5 2 2 1 1 4 6 3 3 0
1 0 0 3 2 0 1 1 3 0 1 0 1 1 2 0
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
b. Sikap Optimis Mahasiswa Data hasil jawaban angket tentang sikap optimis mahasiswa dapat di lihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Skor Jawaban Per Item Angket Sikap Optimis Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 3 3 3 3 2 2 2 2 3
2 5 2 5 3 4 5 2 3 5
3 3 5 3 3 5 4 2 5 5
4 5 5 5 4 5 5 5 4 5
5 2 2 2 2 1 1 2 2 3
6 5 2 3 3 5 2 2 2 4
7 5 5 5 3 5 4 2 3 5
83
8 3 3 2 2 3 5 2 3 3
9 2 3 3 2 3 2 2 4 5
No. Soal 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5 2 5 5 5 5 5 5 2 3 4 2 5 5 5 5 5 3 3 2 3 2 5 5 2 5 2 3 4 2 3 4 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 3 5 2 2 3 2 5 5 5 2 5 4 2 2 2 3 4 5 4 3 3 3 5 2 5 4 4 4 2 2 3 2 5 5 5 4 4 5 3
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
2 2 3 5 5 4 5 5 4 2 3 5 3 3 3 4 5 5 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 4 3 3
2 2 4 4 5 4 4 4 4 3 3 5 2 2 2 2 5 5 5 3 5 3 3 5 3 3 3 2 3 2 4 4 5 5 3 3
5 3 3 4 3 3 3 5 2 5 5 5 3 3 3 5 5 5 4 3 5 3 4 5 2 2 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5
5 2 4 5 2 2 5 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 5 5 5 2 4 5 5 5 4 5 5 5 4
5 2 3 4 3 4 2 2 2 1 3 5 2 2 2 5 2 2 2 2 3 2 2 5 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 3 3
2 2 3 4 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 2 5 4 5 2 5 3 3 5 2 2 5 3 2 2 3 2 5 5 2 4
5 2 3 5 3 5 5 5 5 1 4 5 3 2 3 4 5 5 5 3 3 3 4 5 2 2 5 2 5 5 1 2 4 4 3 3
84
5 1 4 4 2 2 3 4 2 1 3 2 3 3 3 5 2 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3
2 2 2 4 2 5 2 3 5 1 4 2 3 3 3 3 3 5 3 2 3 4 3 4 1 1 5 1 2 5 4 3 5 5 3 3
5 2 3 4 2 5 4 4 5 5 4 4 3 5 2 4 4 5 4 4 3 3 4 4 2 2 5 2 3 5 2 3 2 5 4 3
1 3 2 3 2 5 2 3 5 1 5 5 3 5 4 5 4 5 5 2 3 3 2 3 2 2 2 1 4 5 5 4 5 5 5 4
4 3 2 4 2 4 2 3 4 1 4 2 3 1 3 3 4 5 2 3 3 3 2 4 1 1 5 1 2 1 3 4 5 5 2 3
5 3 3 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4
5 3 2 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 5 5 3 3 2 4 5 5 5 5 5 5 4 4
5 3 3 5 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 4 5
2 3 2 4 3 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 3 5 5 5 3 3 3 4 4 3 3 5 4 3 5 2 4 5 5 5 3
5 2 3 5 2 5 4 4 2 1 4 5 2 3 3 4 3 5 5 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 1 1 3 5 5 1 3
3 2 2 4 2 5 2 3 2 1 5 4 2 2 3 1 2 5 2 1 3 2 4 2 2 2 4 3 2 3 2 4 4 4 3 1
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
3 5 4 2 2 2 2 2 5 5 2 3 5 2 5 5 2 4 1 5 2 1 1 5 5 5 2 1 5 5
4 5 5 2 2 2 2 2 5 3 5 5 5 5 1 3 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 5
3 4 5 5 5 5 4 2 4 3 5 5 5 5 3 5 2 4 5 3 2 4 5 4 4 3 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 3 2 5 5 5
2 1 1 2 2 2 2 2 4 2 2 1 2 2 5 2 3 5 5 2 2 4 5 4 5 2 3 5 2 4
3 3 2 4 4 3 2 2 4 3 3 3 3 5 3 3 2 3 2 3 2 2 5 5 3 2 3 2 3 5
3 5 5 4 4 3 2 2 4 3 2 3 5 2 2 4 2 4 1 5 2 4 1 5 5 3 3 4 5 5
85
2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 5 3 3 2 3 3 1 5 2 4 3 3 2 2 2 4
2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 2 4 5 2 1 4 2 4 5 1 4 3 2 1 3 4 5
4 5 2 4 5 5 2 3 4 3 3 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 5 4
2 1 3 2 2 2 3 2 4 5 3 5 5 5 4 3 2 5 4 4 4 3 5 4 4 3 3 3 2 3
3 1 2 4 4 4 3 2 3 2 5 3 2 2 4 3 3 1 5 2 5 3 4 4 3 3 2 3 1 4
4 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 3 5 3 5 5 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 5 3 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 3 5 3 5 5 5
4 5 4 3 4 4 3 3 4 2 3 5 3 5 5 5 3 1 2 2 5 3 3 3 4 5 3 5 5 5
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 2 3 3 4 5 2 2 2 1 2 2 5 1 4
2 2 3 3 3 3 2 2 4 3 3 5 1 4 3 3 2 2 5 3 5 3 3 3 2 3 2 2 3 5
Tabel 3.5 Jawaban Angket Sikap Optimis Mahasiswa
No.
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
EPN RAK DV SZ AFS RAEM MAN NH AU SA Lst Sw RD DAR Mhd NA WF MYA SAN TH Wln MS ECN AR AH LH SY Ngt WAS MH MF ZAZW
Selalu 13 9 12 8 14 11 3 0 9 14 0 6 3 2 13 1 2 11 15 3 11 5 9 6 10 17 3 9 0 0 4 3
Jawaban Pertanyaan Sering Sering Jarang Sekali 1 4 0 3 3 3 1 4 1 3 6 1 0 1 3 4 2 1 10 2 3 8 7 3 4 3 2 2 2 0 6 12 0 8 3 1 11 4 0 10 4 2 0 5 0 9 6 2 15 1 0 3 3 1 1 1 1 10 5 0 5 1 1 0 13 0 0 8 0 3 5 4 2 3 3 1 0 0 12 0 3 6 1 2 6 11 1 0 15 3 6 8 0 9 6 0
86
Tidak Pernah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
RRS Srl OlP Faq DA MS SM RMH QQ YFH Alf ZM Aut TPL BCK AM AA SH DH LS FS UJS ZC AW AWM ADR Skn KAH MF AS IQ DR DAKW NA KK LK
9 9 9 13 7 8 15 12 13 16 16 3 8 5 12 16 12 0 0 2 0 5 0 15 12 8 9 5 9 7 5 7 9 10 5 10
4 4 4 4 5 6 0 3 3 0 0 10 4 4 3 0 3 8 8 3 4 11 16 0 3 6 8 5 6 6 7 0 6 6 5 1
87
3 3 3 1 5 2 0 2 1 0 0 1 5 8 3 2 2 10 9 8 9 1 2 3 2 2 1 7 2 2 6 7 1 2 4 0
2 1 2 0 1 1 3 1 2 2 2 4 1 1 0 0 1 0 1 4 5 1 0 0 1 1 0 1 1 3 0 4 2 0 4 7
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
69 70 71 72 73 74 75
RR NL RSO FH NI KF NK
0 10 9 0 12 17 14
7 4 0 0 0 0 2
88
9 2 6 13 2 1 2
2 2 3 5 4 0 0
0 0 0 0 0 0 0
18 18 18 18 18 18 18
BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya. Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap untuk menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang diteliti. Adapun tahaptahap tersebut adalah sebagai berikut: A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan melakukan analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Konsep Diri Mahasiswa Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket yang terdiri dari 18 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban selalu, memiliki bobot skor 5 b. Alternatif jawaban serimg sekali, memiliki bobot skor 4 c. Alternatif jawaban sering, memiliki bobot skor 3 d. Alternatif jawaban jarang, memiliki bobot skor 2 e. Aternatif jawaban tidak pernah, memiliki bobot 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk konsep diri mahasiswa. Nilai yang
89
diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan konsep diri mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam. Tabel 4.1 Hasil Skor Angket Konsep Diri Mahasiswa No. Resp Selalu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
11 8 7 0 11 7 2 3 9 10 0 0 7 3 10 3 8 6 5 11 3 6 1 6 9 15 3 10
Alternatif Jawaban Item Sering Tidak Sering Jarang sekali Pernah 0 3 4 0 1 5 4 0 5 6 0 0 6 7 0 5 1 2 3 1 3 1 6 1 2 3 11 0 5 4 6 0 3 5 1 0 1 1 5 1 0 7 10 1 3 9 6 0 10 1 0 0 2 4 9 0 4 2 2 0 8 2 5 0 5 4 1 0 1 1 2 8 7 6 0 0 4 0 3 0 0 11 4 0 0 7 4 1 5 9 3 0 6 3 2 1 4 2 3 0 1 0 1 1 2 6 6 1 2 1 5 0
90
Total Skor Jawaban Per Item 5
4
3
2
1
Total Skor
55 40 35 0 55 35 10 15 45 50 0 0 35 15 50 15 40 30 25 55 15 30 5 30 45 75 15 50
0 4 20 24 4 12 8 20 12 4 0 12 40 8 16 32 20 4 28 16 0 0 20 24 16 4 8 8
9 15 18 21 6 3 9 12 15 3 21 27 3 12 6 6 12 3 18 0 33 21 27 9 6 0 18 3
8 8 0 0 6 12 22 12 2 10 20 12 0 18 4 10 2 4 0 6 8 8 6 4 6 2 12 10
0 0 0 5 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0
72 67 73 50 72 63 49 59 74 68 42 51 78 53 76 63 74 49 71 77 56 60 58 68 73 82 54 71
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
3 4 0 1 7 2 2 7 1 6 9 5 2 12 13 5 2 3 9 7 5 6 6 1 0 2 6 7 10 9 8 6 5 1 4 7
2 0 1 6 5 0 0 1 4 1 5 4 8 3 4 3 5 4 2 3 6 5 3 4 1 14 1 0 0 3 4 7 6 3 7 3
6 14 16 7 5 5 5 2 3 5 2 2 4 1 0 7 10 6 1 3 2 3 5 4 6 1 7 7 7 2 1 3 6 5 2 4
6 0 1 4 1 8 8 8 7 5 0 4 3 1 0 2 0 5 2 4 5 4 4 9 11 1 4 4 0 2 5 1 1 9 2 2
1 0 0 0 0 3 3 0 3 1 2 3 1 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 3 2
91
15 20 0 5 35 10 10 35 5 30 45 25 10 60 65 25 10 15 45 35 25 30 30 5 0 10 30 35 50 45 40 30 25 5 20 35
12 0 4 24 20 0 0 4 16 4 20 16 32 12 16 12 20 16 8 12 24 20 12 16 4 56 4 0 0 12 16 28 24 12 28 12
18 42 48 21 15 15 15 6 9 15 6 6 12 3 0 21 30 18 3 9 6 9 15 12 18 3 21 21 21 6 3 15 12 15 6 12
12 0 2 8 2 16 16 16 14 10 0 8 6 2 0 4 0 10 4 8 10 8 8 18 22 2 8 8 0 4 10 2 2 18 4 4
1 0 0 0 0 3 3 0 3 1 2 3 1 1 1 1 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 1 0 0 3 2
58 62 54 58 72 44 44 61 47 60 73 58 61 78 82 63 61 59 64 65 65 67 65 51 44 71 63 64 72 69 69 76 63 50 61 65
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
7 8 3 6 4 7 6 0 9 9 12
3 4 3 1 5 7 4 3 9 4 3 6 0 8 0 11 1 4 1 3 5 1 Jumlah Skor Item
4 5 2 2 1 1 4 6 3 3 0
0 1 1 3 0 1 0 1 1 2 0
35 12 12 40 12 3 15 20 21 30 16 9 20 36 12 35 12 18 30 0 24 0 0 33 45 4 12 45 4 9 60 20 3 2140 1016 999
8 10 4 4 2 2 8 12 6 6 0 540
0 1 1 3 0 1 0 1 1 2 0 66
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor konsep diri mahasiswa, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan: P = Prosentase individu dalam golongan F = Frekuensi. N = Jumlah subjek dalam golongan Dari data skor angket konsep diri, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari Pelaksanaan Pendidikan Islam sebagai berikut: Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut:
92
67 66 61 62 70 68 62 46 68 66 83 4761
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa Skor 42 44 46 47 49 50 51 53 54 56 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 76 77 78 82 83 Total
Frekuensi (F) 1 3 1 1 2 2 2 1 2 1 4 2 2 5 3 5 2 4 2 3 4 2 1 3 4 3 2 2 1 2 2 1 75
Prosentase (%) 1,33 3,99 1,33 1,33 2,66 2,66 2,66 1,33 2,66 1,33 5,32 2,66 2,66 6,65 3,99 6,65 2,66 5,32 2,66 3,99 5,32 2,66 1,33 3,99 5,32 3,99 2,66 2,66 1,33 2,66 2,66 1,33 100
93
Komulatif Persen 1 4 5 6 8 10 12 13 15 16 20 22 24 29 32 37 39 43 45 48 52 54 55 58 62 65 67 69 70 72 74 75
F.X 42 132 46 47 98 100 102 53 108 56 232 118 120 305 186 315 128 260 132 201 272 138 70 213 288 219 148 152 77 156 164 83 4761
fx
= 4761 75 = 63,48 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut : i
R K
Keterangan : i
:
Interval kelas
R
:
Range
K
:
Jumlah kelas.
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R= H–L+1 Keterangan : R = Total Range H = Highest Score (Nilai Tertinggi) L = Lower Score (Nilai Terendah) 1 = Bilangan Konstan
94
Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi (H) = 83 dan nilai Terendah (L) = 42, oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus: R
= H–L+1 = 83 – 42 + 1 = 42
Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus: i
= 42 5 = 8,4
8 (dibulatkan)
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 8 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 8. Kemudian untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 4.3 Nilai Interval Konsep Diri Mahasiswa No.
Interval
1 2 3 4 5
75-82 67-74 59-66 51-58 42-50
Jumlah Responden 8 22 25 10 10
Prosentase (%) 10,64 29,26 33,25 13,3 13,3
Katagori Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Kurang
Hasil analisis konsep diri mahasiswa pada tabel di atas menunjukkan mean dengan hasil 63,48 terletak pada kategori Cukup baik.
95
2. Analisis Sikap Optimis Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pernyataan dalam angket yang terdiri dari 18 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban selalu, memiliki bobot skor 5 b. Alternatif jawaban serimg sekali, memiliki bobot skor 4 c. Alternatif jawaban sering, memiliki bobot skor 3 d. Alternatif jawaban jarang, memiliki bobot skor 2 e. Aternatif jawaban tidak pernah, memiliki bobot 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket sikap optimis mahasiswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan sikap optimis mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam. Tabel 4.4 Hasil Skor Angket Sikap Optimis Mahasiswa No. Resp Selalu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
13 9 12 8 14 11 3 0 9
Alternatif Jawaban Item Sering Tidak Sering Jarang Sekali Pernah 1 4 0 0 3 3 3 0 1 4 1 0 3 6 1 0 0 1 3 0 4 2 1 0 10 2 3 0 8 7 3 0 4 3 2 0
96
Total Skor Jawaban Per Item 5
4
3
2
1
65 45 60 40 70 55 15 0 45
4 12 4 12 0 16 40 32 16
12 9 12 18 3 6 6 21 9
0 6 2 2 6 2 6 6 4
0 3 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 81 75 78 72 79 75 67 59 74
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
14 0 6 3 2 13 1 2 11 15 3 11 5 9 6 10 17 3 9 0 0 4 3 9 9 9 13 7 8 15 12 13 16 16 3 8
2 6 8 11 10 0 9 15 3 1 10 5 0 0 3 2 1 12 6 6 0 6 9 4 4 4 4 5 6 0 3 3 0 0 10 4
2 12 3 4 4 5 6 1 3 1 5 1 13 8 5 3 0 0 1 11 15 8 6 3 3 3 1 5 2 0 2 1 0 0 1 5
0 0 1 0 2 0 2 0 1 1 0 1 0 0 4 3 0 3 2 1 3 0 0 2 1 2 0 1 1 3 1 2 2 2 4 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
97
70 0 30 15 10 65 5 10 55 75 15 55 25 45 30 50 85 15 45 0 0 20 15 45 45 45 65 35 40 75 60 65 80 80 15 40
8 24 32 44 40 0 36 60 12 4 40 20 0 0 12 8 4 48 24 24 0 24 36 16 16 16 16 20 24 0 12 12 0 0 40 16
6 36 9 12 12 15 18 3 9 3 15 3 39 24 15 9 0 0 3 33 45 24 18 9 9 9 3 15 6 0 6 3 0 0 3 15
0 0 2 0 4 0 4 0 2 1 0 2 0 0 8 6 0 6 4 2 6 0 0 4 2 4 0 2 2 6 2 4 4 4 8 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
84 60 73 71 66 80 63 73 78 83 70 80 64 70 65 73 89 69 76 59 51 68 69 74 73 74 84 72 73 81 80 84 84 84 66 73
46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
5 12 16 12 0 0 2 0 5 0 15 12 8 9 5 9 7 5 7 9 10 5 10 0 10 9 0 12 17 14
4 8 3 3 0 2 3 2 8 10 8 9 3 8 4 9 11 1 16 2 0 3 3 2 6 2 8 1 5 7 6 2 6 2 7 6 0 7 6 1 6 2 5 4 1 0 7 9 4 2 0 6 0 13 0 2 0 1 2 2 Total Skor
1 0 0 1 0 1 4 5 1 0 0 1 1 0 1 1 3 0 4 2 0 4 7 2 2 3 5 4 0 0
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
98
25 16 60 12 80 0 60 12 0 32 0 24 10 12 0 16 25 44 0 64 75 0 60 12 40 24 45 32 25 20 45 24 35 24 25 28 35 0 45 24 50 24 25 20 50 4 0 28 50 14 45 0 0 0 60 0 85 0 70 8 2945 1342
24 9 6 6 30 27 24 27 3 6 9 6 6 3 21 6 6 18 21 3 6 12 0 27 6 18 39 6 3 6 909
2 0 0 2 0 2 8 10 2 0 0 2 2 0 2 2 6 0 8 4 0 8 14 4 4 6 10 8 0 0 231
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
67 81 86 80 62 53 55 53 54 70 84 80 73 80 68 77 71 71 64 76 80 65 68 59 74 69 49 74 88 84 5411
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor Sikap Optimis mahasiswa, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan: P = prosentase individu dalam golongan F = frekuensi. N = jumlah subjek dalam golongan Dari data skor angket sikap optimis mahasiswa, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari sikap optimis mahasiswa sebagai berikut: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Optimis Mahasiswa Skor 49 51 53 54 55 59 60 62 63 64 65 66 67
Frekuensi (F) 1 1 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2
Prosentase (%) 1,33 1,33 2,66 1,33 1,33 3,99 1,33 1,33 1,33 2,66 2,66 2,66 2,66
99
Komulatif Persen 1 2 4 5 6 9 10 11 12 14 16 18 20
F.X 49 51 106 54 55 177 60 62 63 128 130 132 134
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 83 84 86 88 89 Total
3 3 3 3 2 7 5 2 2 1 2 1 7 3 1 7 1 1 1 75
3,99 3,99 3,99 3,99 2,66 9,31 6,65 2,66 2,66 1,33 2,66 1,33 9,31 3,99 1,33 9,31 1,33 1,33 1,33 100
23 26 29 32 34 41 46 48 50 51 53 54 61 54 65 72 73 74 75
204 207 210 213 144 511 370 150 152 77 156 79 560 243 83 588 86 88 89 5411
Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut:
fx
= 5411 75 = 72,14 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut :
100
i
R K
Keterangan : i
:
Interval kelas
R
:
Range
K
:
Jumlah kelas.
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R= H–L+1 Keterangan : R = Total Range H = Highest Score (Nilai Tertinggi) L = Lower Score (Nilai Terendah) 1 = Bilangan Konstan Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi (H) = 89 dan nilai terendah (L) = 49, oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus: R
= H–L+1 = 49 – 89 + 1 = 41
Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus: i
= 41 5 = 8,2
8 (dibulatkan)
101
Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 8 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 8. Kemudian untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilai Interval Sikap Optimis Mahasiswa No.
Interval
1 2 3 4 5
82-89 74-81 66-73 58-65 49-57
Jumlah Responden 11 23 25 10 6
Presentase (%) 14,63 30,59 33,25 13,3 7,98
Katagori Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Kurang
Hasil analisis sikap optimis mahasiswa pada tabel di atas menunjukkan mean dengan hasil 72,14 terletak pada kategori Cukup Baik atau interval 6673. B. Analisis Kedua Mencari nilai korelasi konsep diri dengan sikap optimis mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016. Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang hubungan konsep diri dengan sikap optimis mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016 yang akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana konsep diri mahasiswa sebagai variabel X dan sikap optimis mahasiswa sebagai variabel Y.
102
Tabel 4.7 Tabel Indeks Korelasi Besarnya Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Optimisme Mahasiswa IAIN Jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun 2016 No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
X 72 67 73 50 72 63 49 59 74 68 42 51 78 53 76 63 74 49 71 77 56 60 58 68 73 82 54 71 58 62 54
Y 81 75 78 72 79 75 67 59 74 84 60 73 71 66 80 63 73 78 83 70 80 64 70 65 73 89 69 76 59 51 68
X² 5184 4489 5329 2500 5184 3969 2401 3481 5476 4624 1764 2601 6084 2809 5776 3969 5476 2401 5041 5929 3136 3600 3364 4624 5329 6724 2916 5041 3364 3844 2916
103
Y² 6561 5625 6084 5184 6241 5625 4489 3481 5476 7054 3600 5329 5041 5356 6400 3969 5329 6084 6889 4900 6400 4096 4900 4225 5329 7921 4761 5776 3481 2601 4624
X.Y 5832 5025 5694 3600 5688 4725 3283 3481 5476 5712 2520 3723 5538 3498 6080 3969 5402 3822 5893 5390 4480 3840 4060 4420 5329 7298 3726 5396 3422 3162 3672
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
58 72 44 44 61 47 60 73 58 61 78 82 63 61 59 64 65 65 67 65 51 44 71 63 64 72 69 69 76 63 50 61 65 67 66 61
69 74 73 74 84 72 73 81 80 84 84 84 66 73 67 81 86 80 62 53 55 53 54 70 84 80 73 80 68 77 71 71 64 76 80 65
3364 5184 1936 1936 3721 2209 3600 5329 3364 3721 6084 6724 3969 3721 3481 4096 4225 4225 4489 4225 2601 1936 5041 3969 4096 5184 4761 4761 5776 3969 2500 3721 4225 4489 4356 3721
104
4761 5476 5329 5476 7056 5184 5329 6561 6400 7056 7056 7056 4356 5329 4489 6561 7396 6400 3844 2809 3025 2809 2916 4900 7056 6400 5329 6400 4624 5929 5041 5041 4096 5776 6400 4225
4002 5328 3212 3256 5124 3384 4380 5913 4640 5124 6552 6888 4158 4453 3953 5184 5590 5200 4154 3445 2805 2332 3834 4410 5376 5760 5073 5520 5168 4851 3550 4331 4160 5092 5280 3965
68 69 70 71 72 73 74 75 Ʃ
62 70 68 62 46 68 66 83 4761
68 59 74 69 49 74 88 84 5411
3844 4900 4624 3844 2116 4624 4356 6889 309251
4624 3481 5476 4761 2401 5476 7744 7056 397741
4216 4130 5032 4278 2254 5032 5808 6972 346325
Dengan melihat tabel kerja koefisien di atas dapat diketahui: N
= 75
∑X = 4761 ∑Y = 5411 ∑X2
= 309251
∑Y2
= 397741
∑X.Y
= 346325 Untuk mengetahui indeks korelasi antarahubungan konsep diri dengan
rasa percaya diri mahasiswa dapat digunakan rumus :
rxy
rxy =
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
(75.346325) – (4761) (5411)
√{(75. 309251)–( 4761)2}{(75. 397741)– (5411)2
105
25974375 – 25761771
rxy =
√{23193825 – 22667121}{29830575–29278921} rxy = 212604 √ (526704) (551654) rxy = 212604 √ 290558368416 rxy = 212604 539034,66 rxy = 0,394 Hasil Menunjukkan koefesien korelasi product moment dari variabel X dan Y, maka selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel) untuk diketahui signifikansi atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, bila r hitung diperoleh sama atau lebih besar dari r tabel, maka nilai r yang diperoleh berarti signifikan. Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,394, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 75 pada taraf signifikasi 1% diperoleh nilai 0,296. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,394 > rxy tabel sebesar 0,296. Tabel 4.8 Taraf Signifikasi N=75 N 75
Taraf Signifikasi 5% 0,227
1% 0,296
106
Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan sikap optimis mahasiswa IAIN Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2016.
107
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pokok masalah dalam penulisan skripsi dan penelitian di lapangan, serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan dari data hasil penelitian, konsep diri mahasiswa yang menunjukkan katagori sangat baik ada 8 responden atau 10,64%, yang menunjukkan kategori baik ada 22 responden atau 29,26%, yang menunjukkan kategori cukup baik ada 25 responden atau 33,25%, yang menunjukkan katagori cukup ada 10 responden atau 13,3%, dan yang berada pada katagori kurang ada 10 reponden atau 13,3%. 2. Berdasarkan dari data hasil penelitian, sikap optimis mahasiswa yang menunjukkan kategori sangat baik ada 11 responden atau 14,63,7%, yang menunjukkan kategori baik ada 23 responden atau 30,59%, yang menunjukkan kategori cukup baik ada 25 responden atau 33,25%, yang menunjukkan katagori cukup ada 10 reponden atau 13,3%, dan yang berada pada katagori kurang ada 6 reponden atau 7,98%. 3. Penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri mahasiswa dengan sikap optimis mahasiswa. Hal ini terbukti dengan koefisien
108
korelasi product moment dari hasil rxy
hitung
sebesar 0,394 sedangkan rxy
tabel
0,296 dan product moment pada taraf signifikansi 1% = dengan N = 75. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti konsep diri ada hubungan yang signifikan dengan sikap optimis mahasiswa, dikarenakan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan rxy hitung > rxy tabel.
B. Saran-saran Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu : 1.
Bagi Mahasiswa Konsep diri yang positif merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan dan membentuk sikap optimisme yang tinggi. Bagi mahasiswa IAIN Salatiga yang masih memiliki konsep dirinya rendah teruslah bentuk diri anda dengan baik supaya memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat meningkatkan sikap optimisme yang tinggi, karena dengan memiliki konsep diri yang positif dan sikap optimisme yang tinggi, akan mendorong anda menjadi insan yang selalu berpandangan positif dan berfikir maju. Sehingga dapat meraih gelar sarjana dengan hasil yang memuaskan dan tepat waktu.
109
2.
Bagi Lembaga Untuk lembaga hendaknya memberikan program-program baru bagi mahasiswa berkaitan dengan pembentukan konsep diri yang positif karena dengan program tersebut dapat membantu mahasiswa dalam membentuk peribadi yang optimis. Dengan adanya sikap optimisme dalam setiap diri mahasiswa, maka mereka akan sukses dan tepat waktu dalam meraih gelar sarjanan yang diinginkannya. Konsep diri yang positif dan sikap optimisme yang baik juga dapat membentuk mahasiswa yang berintelektual tinggi, dan dapat memberikan perubahan bagi masyarakat.
110
DAFTAR PUSTAKA Abduh, Bilif, The Power of Positive Thinking for Islamic Happy Life, Yogyakarta: Citra Risalah, 2010. Ananta, Zaky, Kebiasaan-kebiasaan Unik Orang Sukses & Kaya Raya, Yogyakarta: Flash Books, 2014. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Asmani, Jamal Ma’mur, Kiat Mengembangkan Bakat Anak di Sekolah, Jogjakarta: DIVA Press, 2012. Bangkit, Widarko, Jadikan Dirimu Orang yang Tak Terlupakan, Jogjakarta: Laksana, 2014. Devianti, Irena, Tips Trik Kilat Menciptakan Pikiran dan Kepribadian Positif, Jogjakarta: Parasmu, 2014. Kasiram, Mohamad, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif, Malang: UINMaliki Press, 2008. Madhi, Jamal, Kreatif Berfikir, Surakarta: Ziyad Visi Media, 2009. Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Radas Karya, 2008. Rahman, Agus Abdul, Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013. Rahmat, Jallaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Radas Karya, 2005. Saam, Zulfan, dan Wahyuni, Sri, Psikologi Keperawatan, Jakarta: Rajawali Press, 2012. Sarastika, Pradipta, Buku Pintar Tampil Percaya Diri, Yogyakarta: ARASKA, 2014. Sriyanti, Lilik, Psikologi Anak Mengenal Autis Hingga Hiperaktif, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2014. Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif R&D, Bandung: Alfa Beta, 2011. Susana, Tjipto dkk, Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak, Yogyakarta: KANISIUN, 2006.
Uqshari, Yusuf, Percaya Diri Pasti, Jakarta: Gema Insani, 2005. , Wujudkan Mimpi Anda, Jakarta: Gema Insani Press, 2005. Wardoyo, Sisca, Dahsyatnya Pikiran Positif, Yogyakarya: Manika Books, 2010. Waskito, The Power of Optimism: Membangun Harapan dan Semangat Umat Berdasarkan al-Qur’an, Sunnah, dan Kehidupan Orang Shaleh, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2013.
ANGKET PENELITIAN Angket Tentang Konsep Diri NO
INDIKATOR KONSEP DIRI POSITIF
NO ITEM
1.
Tidak mengalami hambatan untuk berbicara dengan
2,6,18
orang lain, bahkan dalam situasi yang masih asing 2.
Menerima pujian tanpa rasa malu
9,12,16
3.
Bersikap teguh dalam pendirian
5,8,11
4.
Yakin dengan kemampuan dirinya dalam mengatasi
3,14,17
masalah 5.
Merasa setara dengan orang lain
4,10,15
6.
Mampu mengintropeksi dirinya
1,7,13
Jumlah Aitem
18
Angket Tentang Sikap Optimis NO
INDIKATOR
NO ITEM
1.
Mempunyai rasa percaya diri
1,2,18
2.
Mempunyai harapan yang positif
3,5,15
3.
Bersikap gembira dalam menjalankan tugas
6,8,13
4.
Tidak mudah putus asa
4,11,17
5.
Selalu berpandangan positif
10,12,14
6.
Yakin akan kemampuan yang dimiliki Jumlah Aitem
7,9,16 18
A. Identitas Responden Nama : .......................... NIM
: ..........................
B. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan di bawah ini. 2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda dengan memberi tanda centang () pada alternative jawaban sebagai berikut: (1) Selalu, (2) Sering sekali, (3) Sering, (4) Jarang, (5) Tidak pernah. 3. Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan atau Anda alami saat ini dengan jujur. 4. Hasil dari jawaban angket dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik. 5. Periksalah kembali jawaban angket sebelum dikembalikan dan saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasinya.
Angket Konsep Diri 1 NO
PERNYATAAN
Ketika 1.
saya
terlambat
Selalu masuk
perkuliahan, saya akan meminta maaf kepada dosen dan berusaha tidak
2 Sering Sekali
3
4
Sering Jarang
5 Tidak Pernah
mengulanginya. Saya akan menyapa dan mengajak ngobrol teman sekelas perkuliahan 2. yang duduk di dekat saya meskipun belum kenal. Ketika saya mendapatkan tugas kuliah 3.
yang sifatnya individu, saya akan berusaha menyelesaikannya sendiri. Saya
4.
tetap
merasa
nyaman
dan
percaya diri meskipun melihat temanteman bergaya hidup yang mewah. Ketika saya dimintai tolong untuk mengisikan daftar hadir teman saya
5. yang tidak masuk, saya akan menolak mengisikannya. Saya bersikap tenang dan bersuara jelas ketika menyampaikan pendapat 6. dan
aspirasi
saya
dalam
forum
diskusi. Saya akan meminta maaf kepada 7. dosen
ketika
terlambat
dalam
mengumpulkan tugas dan tidak akan mengulanginya. Ketika dalam forum diskusi pendapat saya disanggah, maka saya akan 8. mempertahankan
pendapat
saya
dengan alasan yang tepat. Saya
merasa
bangga
berterimakasih
ketika
dan
mendapat
9. pujian dari teman-teman terhadap IPK yang saya raih. Ketika
mengikuti
forum
diskusi,
teman-teman saya pintar-pintar dan 10.
aktif dalam diskusi, maka saya akan lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti diskusi. Ketika saya sedang mengerjakan soal ujian
maka
saya
tidak
akan
11. menyontek atau memberikan jawaban kepada teman. Ketika
teman-teman
memuji
12. kelebihan yang saya miliki dalam
berorganisasi, mengucapkan
saya terima
akan kasih
dan
merasa senang. Ketika prestasi akademik saya kurang 13.
memuaskan, maka saya akan berusaha untuk meningkatkan belajar saya. Ketika saya sedang melaksanakan ujian, saya akan mengerjakan soal
14.
ujian
semaksimal
mungkin
agar
mendapatkan hasil yang maksimal pula. Saya senang bergaul dengan semua 15.
teman
meskipun
status
sosialnya
berbeda-beda. Ketika saya dipuji oleh dosen karena hasil presentasi saya bagus, saya 16. mengucapkan terimakasih dan merasa bahagia. Ketika saya ditunjuk sebagai ketua 17.
organisasi
kampus,
saya
akan
melaksanakan tanggung jawab saya
dengan baik. Ketika saya ingin mencari informasi 18.
di akademik, saya akan bertanya tanpa meminta bantuan teman.
Angket Sikap Optimis 1 NO
PERNYATAAN
Selalu
Saya merasa rileks dan santai ketika 1.
giliran saya berbicara dimuka umum semakin dekat. Saya dalam
tidak
mengalami
berbicara
hambatan ketika
2. menyampaikan aspirasi saya di depan umum. Saya merasa yakin bahwa saya dapat 3.
menyelesaikan studi saya dengan tepat waktu. Saya akan terus mencoba lagi ketika
4. saya mengalami sebuah kegagalan. 5.
Saya yakin setelah lulus kuliah nanti
2 Sering Sekali
3
4
Sering Jarang
5 Tidak Pernah
saya segera mendapatkan pekerjaan. Ketik saya diberi tugas oleh dosen, 6.
saya
mengerjakan
tugas
tersebut
dengan senang hati. Saya merasa yakin bahwasanya dapat 7.
mencapai nilai IPK dalam katagori cumlaude. Saya
8.
merasa
mengharap
senang
suatu
dan
imbalan
tidak ketika
diminta bantuan oleh dosen saya. Saya merasa senang ketika dapat bersosialisai
dan
bergaul
dengan
9. teman yang kemampuannya di atas saya. Saya 10.
tetap
bersyukur
dan
tidak
mengeluh meskipun uang saku kuliah saya pas-pasan. Apabila saya mendapatkan nilai mata kuliah kurang memuaskan, maka saya
11. akan
terus
berusaha
memperbaiki nilai tersebut.
untuk
Saya
akan
mungkin
berusaha dalam
semaksimal
menyelesaikan
12. permasalahan yang saya hadapi dalam perkuliahan. Ketika saya dituntut untuk membuat tugas dan dikumpulkan hari ini juga, 13.
maka
saya
akan
berusaha
mengerjakannya dan ikhlas dalam menjalankannya. Ketika saya mendapat kritikan atau teguran dari dosen, saya jadikan hal 14.
tersebut sebagai pembelajaran untuk diri saya supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya merasa setiap tugas perkuliahan yang saya kerjakan dengan sungguh-
15. sungguh, pasti akan mendapat hasil yang terbaik. Saya yakin dapat bersaing dengan 16.
teman-teman
dalam
prestasi akademik.
pencapaian
Apabila saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kuliah, 17.
maka
saya
akan
terus
berusaha
menyelesaikan tugas tersebut agar memperoleh hasil yang terbaik. Pandangan saya menatap ke audience 18. ketika presentasi di depan kelas.
SURAT KETERANGAN KEGIATAN Nama
: Hening Retno Asturini
Fakultas
: FTIK
Nim
: 111-12-202
Jurusan
: Pendidikan
Agama Islam Dosen PA
: Adang Kuswaya, M. Ag.
No.
Kegiatan
Keterangan
Point
Peserta
3
Peserta
3
10 September 2012
Peserta
2
11 September 2012
Peserta
2
12 September 2012
Peserta
2
Pemakai Perpustakaan) UPT Perpustakaan 13 September 2012
Peserta
2
Peserta
2
Orientasi Pengenalan Akademik dan 1
Kemahasiswaan (OPAK) STAIN Salatiga tahun 2012 Orientasi Pengenalan Akademik dan
2
Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga tahun 2012
Waktu 05-07 September 2012
08-09 September 2012
Orientasi Dasar Keislaman (ODK) 3
“Membangun Karakter Keislaman Bertaraf Internasional di Era Globalisasi Bahasa”
4
Entrepreneurship dan Perkoperasian 2012 “Explore Your Entrepreneurship Talent” Achicvment Motivation Training (AMT)
5
“Dengan AMT, Bangun Karakter Raih Prestasi” Library User Education (Pendidikan
6
STAIN Salatiga 7
Pra Youth Leadership Training “Surat Cinta Pembasmi Galau”
03 Oktober 2012
8
Hijab Class and Beauty Demo
28 Oktober 2012
Peserta
2
10 November 2012
Peserta
8
Peserta
2
7-13 Januari 2013
Panitia
3
20 Maret 2013
Panitia
3
30 Juni 2013
Peserta
2
6 Juli 2013
Panitia
3
30 September 2013
Peserta
8
19 Oktober 2013
Panitia
3
Peserta
2
Panitia
3
Dialog Publik Dan Silaturahim Nasional 9
“Kemanakah Arah Kebijakan Bbm ? Mendorong Subsidi Bbm Untuk Rakyat” Penerimaan Anggota Baru JQH
10
“Membentuk Paradigma Mahasiswa
17-18 November
Qur’ani Dengan Panca Indra, Akal, dan
2012
Hati” DIKLATSAR IV “Proses Kebersamaan 11
dalam Loyalitas dan Kedisiplinan (Fairplay, Solidarity, dan Prestasi)”
12
Konser Perdana EXTENDER “Melodi Cinta Anak Bangsa” Akhirussanah Ma’had STAIN Salatiga
13
“Pesantren Sebagai Wadah Perkembangan Karakter Pemuda Islam yang Berakhlaqul Karimah dan Bernalar Ilmiah”
14
Music In Campus (MIC) “Togetherness with Music” Sosialisasi dan Silaturahim Nasional
15
“Sosialisasi Uu No. 1 tahun 2013 Peran Serta Fungsi OJK”
16
17
18
Konser Produksi PSM SMC STAIN Salatiga “Senandung Nada dalam Warna” Has Involved in CEC Festival “Younster
18-20 November
Today is The Leader Of Tomorrow”
2013
LPJ dan MUBES SSC 203
30-1 Desember 2013
Pendidikan Dasar (PEDAS) Musik XIV 19
dan Workshop Paduan Suara Mahasiswa (PSM) VIII
23-29 Desember
Panitia
3
17-26 Januari 2014
Peserta
2
15 Maret 2014
Peserta
8
20 Maret 2014
Panitia
3
24-25 Maret 2014
Panitia
3
07 April 2014
Peserta
2
29 September 2014
Peserta
8
08 November 2014
Peserta
2
19 November 2014
Peserta
2
6-7 Desember 2014
Panitia
3
30 Oktober 2015
Peserta
8
2013
DIKLATSAR V “Menumbuhkan Jiwa 20
Kedisiplinan, Solidaritas serta Loyalitas dalam Organisasi dan Olahraga” Sarasehan Akbar Bersama Tokoh
21
Nasional “Komitmen Politik Islam dalam Menata Arah Masa Depan Bangsa Indonesia”
22 23
Konser Perdana FIDELIO “Harmoni Sang Pelangi” PORS VI Talk Show Spirit of Global
24
Entrepreneursip “How To Be A Successfull Creative Preneur To Face Asean Economic Community 2015” Seminar Nasional “Peran Mahasiswa
25
dalam Mengawal Masa Depan Indonesia Pasca Pilpres 2014”
26
Diklat Microteaching Seminar HMI “Mempertegas Peran
27
Pendidikan dalam Mencerahkan Masa Depan Anak Bangsa” Laporan Pertanggung Jawaban dan
28
Musyawarah Besar (LPJ dan MUBES) SSC 2014
29
Seminar Nasional Kewirausahaan
Bersama Disperindagkop Salatiga “Jiwa Muda Berani Berwirausaha” Surat Keputusan (SK) Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) 30
Komisariat Walisongo Cabang 3Salatiga
27 Juni 2013
Pengurus
4
Panitia
3
Pengurus
4
(Dept. Pembangunan Sumber Daya Perempuan Periode 2013-2014) 31
Surat Keputusan (SK) Panitia Pelantikan Pengurus HMI Cabang Salatiga
18 Desember 2013
SK Pengurus HMI Komisariat Walisongo 32
Cabang Salatiga (Wakil Bendahara Umum HMI Cabang Salatiga Komisariat
11 Januari 2014
Walisongo) Jumlah
110
Salatiga, 29 Maret 2016 Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M. Ag. NIP. 197005101998031003