ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA IAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2012
Disusun Oleh : Hijri Adi Ridwan NIM: M1-13-024
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA ANGKATAN TAHUN 2012 IAIN SALATIGA
Disusun Oleh : Hijri Adi Ridwan NIM: M1.13.024
Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sebagai pelengkap persyaratanuntuk gelar Magister Pendidikan Islam
Salatiga, 17 September 2015 ttd
Dr. Imam Sutomo, M. Ag NIP. 19580827 198303 1002
PROGAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama
: Hijri Adi Ridwan, S. PdI
NIM
: M1-13-024
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Tanggal Ujian
: 30 September 2015
Judul Tesis
: Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji
: Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag
2. Sekertaris
: Dr. Winarno, M. Pd
3. Penguji I
: Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag
4. Penguji II
: Dr. H. Sa‟adi, M. Ag
5. Penguji III
: Dr. Imam Sutomo, M. Ag
MOTTO
“Jangalah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dengan langkap pertama” (Fima Agatha)
Janganlah takut jatuh Karena yang tak pernah memanjatlah yang tak pernah jatuh Janganlah takut gagal Karena yang tak pernah gagal yang tak pernah mencoba melangkah Janganlah takut salah Karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua (Buya Hamka)
PERSEMBAHAN
Seperti motto di atas, tesis ini lebih saya persembahkan untuk saya pribadi sebagai pengetahuan dan perjuangan untuk menambah khasanah ilmu. Semoga bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa bermanfaat untuk IAIN Salatiga. Harapan lebih, semoga tesis ini bisa menjadi wawasan publik untuk mengetahui realitas keislaman mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam. Kesalahan dalam tesis ini supaya bisa disempurnakan dalam penelitian selanjutnya, dan kebenaran dalam tesis ini semoga bisa menjadi kritik bagus untuk memajukan pendidikan Islam di Indonesia.
ABSTRAK
Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga pada tahun 2012 melalui ujian Komdais dan mengetahui perkembangan kompetensi keislamannya setelah mahasiswa mengikuti empat mata kuliah keislaman (mata kuliah yang mengandung materi-materi Komdais). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena menggambarkan keadaan yang sesungguhnya kompetensi keislaman pada mahasiswa IAIN Salatiga yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yaitu mengambil hasil nilai Komdais dan nilai dari empat mata kuliah keislaman yang dipilih serta mangadakan wawancara langsung terhadap mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, display (penyajian) data dan verifikasi (menarik) kesimpulan. Data yang dihasilkan dalam observasi digunakan untuk interpretasi data. Kemudian kesimpulan ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dan pengamatan di lapangan tempat penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kompetensi keislaman mahasiswa IAIN dipengaruhi besar pada latar belakang pendidikan dan lingkungan pergaulan sebelumnya. Mahasiswa yang memiliki kualitas kompetensi cumlaude mayoritas memiliki faktor pengaruh latar belakang sekolah yang linear di sekolah Islam seperti MI, MTS dan MA. Kemudian sebagian besar dari mereka didukung ajaran agama yang intens di pondok pesantren, sehingga profil kompetensi keislaman mereka memiliki kulitas cumlaude sebelum menjadi mahasiswa sampai pada saat mereka mendapat empat mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. Bagi mahasiswa yang memiliki kompetensi keislaman sangat memuaskan, mereka memiliki profil tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kompetensi cumlaude. Mahasiswa dengan kualitas nilai memuaskan dan cukup mayoritas memiliki faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kompetensi keislaman mereka. Faktor tersebut seperti minat, pergaulan dan lingkungan. Kata Kunci: Kompetensi, Keislaman
ABSTRACT Analysis of the competence of Islamic Student Force in 2012 IAIN Salatiga This research aims to know the competence of Islamic Student IAIN Salatiga in 2012 through the test Komdais and knowing the development competence of Islamic after the students following four Islamic courses (courses thatcontain Komdais materials). This research is qualitative research, because it describes the State of the real Islamic Student competency IAIN Salatiga researched. Document collection was done with documentation that is taking the results of the Komdais value and the valueof the four Islamic subjects are chosen as well as the hold live interview against the student. Document analysis was done using qualitative descriptif analysis with data reduction steps, the display (presentation) document and verification (interesting) the conclusion. The resulting document in the observation is used for interpretation of the data. Then the conclusions drawn after held cross chek against other sources through interviews and observations in the field the place of research. The results of this study indicate that Islamic Student competency profile IAIN influenced on educational background and Environment Association earlier. Students who have the competence of quality majority have cumlaude factors influence the linear school background in Islamic schools like MI, MTS and MA. Then most of them supported the intense religious teachings in boarding schools, so that they have more competencies profile of quality honors before a student until such time as they got four Islamic courses at IAIN Salatiga. For students who have the competence of Islamic deeply satisfying, they have a profile is not much different with students who have the competence of honors. Students with satisfactory grades and qualities of the majority have enough internal and external factors that affect their Islamic competence. Such factors like interest, socialization and environment. Key Words: Competences, Islamic
PRAKATA Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul: “Kompetensi Keislaman Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Studi Diskriptif Analisis pada Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga)” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam. Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis. 3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini terselesaikan. 4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini. 5. Kepada seluruh pihak, yang bersedia memberikan berbagai informasi untuk terselesaikannya penyusunan tesis ini. 6. Kepada semua keluarga saya yang memberikan dukungan dan doa sehingga tesis bisa selesai. 7. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang telah membantu dalam proses penulisan tesis ini.
Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang besar atas amal kebaikan yang telah diberikan. Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.
Salatiga, 17 September 2015 Penulis,
Hijri Adi Ridwan, S. PdI NIM: M1-13-024
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i PENGESAHAN .................................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. iii MOTTO ................................................................................................................. iv PERSEMBAHAN ................................................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................ vi ABSTRACT ......................................................................................................... vii PRAKATA .......................................................................................................... viii DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10 C. Signifikansi Penelitian ............................................................................ 11 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 11 E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 12 F. Metode Penelitian ................................................................................... 14 1. Jenis Penelitian .................................................................................... 14 2. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 15 3. Sumber Data ........................................................................................ 16 4. Subjek Penelitian................................................................................. 16 5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 17 6. Teknik Analisis Data ........................................................................... 20 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 22 BAB II: TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kompetensi Keislaman ......................................................... 24 1. Pengertian Kompetensi ...................................................................... 24 2. Komponen Kompetensi ...................................................................... 30
3. Pengertian Keislaman Mahasiswa...................................................... 32 B. Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa ............................................. 34 BAB III: HASIL LAPANGAN A. Profil IAIN Salatiga ................................................................................ 43 B. Upaya Lembaga Membentuk Kompetensi Keislaman Mahasiswa ........ 54 C. Realitas Bekal Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga ...................................................................... 56 D. Proses Mahasiswa Meraih Kompetensi Keislaman ................................ 89 BAB IV: ANALISIS DATA A. Hasil Nilai Kompetensi Keislaman Mahasiswa ...................................... 96 B. Realitas Faktor Pengaruh Kompetensi Keislaman Mahasiswa ............. 103 A. Harapan Mahasiswa Terhadap IAIN Salatiga tentang Kompetensi Keislaman Mahasiswa .......................................................................... 148 BAB V: PENUTUP B. Kesimpulan ............................................................................................149 C. Saran .....................................................................................................152 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................153 LAMPIRAN ........................................................................................................157 RIWAYAT HIDUP PENULIS ...........................................................................195
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
3.1
Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais......................... 58
4.1
Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Cumlaude ............................................................................ 97
4.2
Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Sangat Memuaskan ............................................................. 98
4.3
Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Memuaskan ........................................................................ 100
4.4
Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Cukup ................................................................................. 102
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Nilai Komdais Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................................157
2.
Nilai Komdais Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ...........................................162
3.
Nilai Komdais Tadris Bahasa Inggris (TBI) .................................................164
4.
Nilai Komdais Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ...................167
5.
Nilai Komdais Ahwalul Syahsiyah (AS) ......................................................170
6.
Nilai Komdais Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES) .........................................171
7.
Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah S1 (PS S1) ............................................172
8.
Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah D3 (PS D3) ...........................................174
9.
Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PAI .....................................176
10. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PBA....................................181 11. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan TBI .....................................183 12. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PGMI .................................186 13. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan AS ......................................188 14. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan HES ....................................190 15. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS S1 ..................................191 16. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS D3 .................................193
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kompetensi
pendidikan
merupakan pilar
penting dalam
menopang
pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.1 Pendidikan agama juga memiliki standar kompetensi pada dunia pendidikan yang akan menjadi modal dasar bagi manusia untuk mendapatkan nilai-nilai keislaman dan ketuhanan, karena dalam pendidikan agama Islam diberikan ajaran tentang muamalah, ibadah dan syariah yang merupakan dasar ajaran agama. Hal ini yang menjadikan pendidikan agama sebagai titik awal perkembangan nilai-nilai agama pada manusia.2 Menyadari nilai strategis tersebut, maka pendidikan agama perlu memberikan pengayaan nuansa-nuansa keagamaan. Suatu upaya pengayaan yang menyentuh aspek formal agama maupun dimensi etik, moral, dan spiritual agama. Dengan demikian, pendidikan agama tidak hanya sebagai lembaga yang hanya dapat mempertahankan kemapanan dogmatika agama.
1
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Umiarso, Haris FM, Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern, Yogyakarta: IRCISOP, 2010, 95-96. 2
Untuk mewujudkan lembaga pendidikan bermutu maka dituntut adanya pengelolaan lembaga yang efektif dan efisien dalam segala aspeknya, baik aspek SDM, administrasi, serta sarana pra sarana.3 Dalam konteks tersebut PTAI seyogyanya dapat merespon perkembangan yang terjadi dan menjadikan lembaga panutan dan sumber lahirnya SDM yang menjunjung moral ke depan.4 Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas pokok PTAI adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama tingkat lanjut. PTAI adalah lembaga pendidikan tinggi yang mengkhususkan kegiatannya pada pendalaman, pengembangan dan penyebaran ilmu-ilmu agama Islam, dan secara ilmiah memberikan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dibidang ilmu-ilmu agama Islam.5 Mempersiapkan kader-kader masa depan yang memiliki bekal keagamaan yang bisa diaplikasikan pada kehidupan bermasyarakat juga menjadi tujuan yang harus bisa dicapai oleh PTAI. IAIN Salatiga sebagai lembaga tinggi pendidikan agama Islam/PTAI menjadi tempat dalam penyelenggaraan pendidikan agama bagi mahasiswa. IAIN memiliki kebutuhan dasar kompetensi yang harus dicapai mahasiswa secara lebih utuh, seperti yang terdapat pada misinya yaitu mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran
3
Philip V. Lewis, Organizational Communication: The Essence of Management, dalam Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2002), 93. 4 Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 66-67. 5 Zainul Hasan Rifai, Filsafat Ilmu Pendidikan Tinggi Islam, dalam Munir Mulkhan (ed.), Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, 32.
akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan.6 Untuk mencapai misi-misi tersebut, kebutuhan atau capaian yang diharapkan dalam membekali kompetensi keislaman seharusnya mendapat banyak dukungan yang baik. Dalam mencetak kader-kader mahasiswa berkompetensi keislaman baik tersebut, memerlukan kerisauan dan solusi untuk melengkapi setiap kekurangan
yang
ditemukan
pada
program-program
pendukung
pencapaiannya. Seperti yang berada pada tujuan lembaga STAIN Salatiga yaitu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman dan/atau teknologi
serta
seni
yang
bernafaskan
Islam
dan
mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.7 Dari mulai seleksi penerimaan calon mahasiswa baru dengan memperhatikan kualitas modal/bekal pengetahuan keislaman, karena sebelumnya calon mahasiswa pastinya memiliki warna pendidikan dari latar perpaduan lembaga pendidikan umum dan lembaga Islam. Kemudian proses mentoring bagi mahasiswa baru untuk membimbing mahasiswa memiliki dasar keislaman, sampai pada metode/langkah dalam pendekatan pada mahasiswa yang memiliki background keislaman yang kurang. IAIN Salatiga menjadikan kompetensi keislaman sebagai acuan penting bagi intelektual seluruh mahasiswa. Karena IAIN sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki ciri khas keislaman, yang membedakannya 6
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2014, 8. 7 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..9-10.
dengan perguruan tinggi umum lain.8 Ciri keislamannya tidak hanya menjadikan Islam sebagai objek kajian ilmiah, melainkan lebih dari itu, diharapkan suasana kampus PTKIN dan para civitas akademikanya juga mencerminkan kualitas akhlak dan perilaku Islami. 9 Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa IAIN dianggap memiliki kemampuan lebih dalam urusan agama dibanding dengan masyarakat umumnya. Serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadi hafalan dalam ingatan teori saja.10 Minat dan kemauan pada masing mahasiswa akan memberikan andil besar terhadap penerimaan materi hingga tercapainya kompetensi keislaman yang diharapkan, dan peran program pendukung dari lembaga akan melengkapi kompetensi keislaman mahasiswa agar lebih matang. Mahasiswa IAIN untuk masa depannya diproyeksikan bisa menjadi lulusan yang berkompeten dan menjadi komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan keislaman.11 Pastinya menjadi asessmen atau kebutuhan bagi sekolah-sekolah dan lembaga yang akan menggunakan jasa lulusan mereka. Bentuk nilai yang diinternalisasikan paling tidak meliputi: nilai etika (akhlak) dan nilai ilahiyyah.12
8
Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 60. 9 Said Agil Husin Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003, 58. 10 Pandangan umum pada masyarakat yang menempatkan mahasiswa pada PTKIN lebih memiliki kompetensi keislaman dibandingkan dengan mahasiswa PTU lain. 11 http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015], 15:46. 12 Ramayulis, Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam, Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2007, 8.
Seperti hasil cuplikan/kutipan wawancara penulis terhadap kerisauan beberapa kepala sekolah sebagai alumni IAIN Salatiga dari sekolah berlabel pada asas Islam terhadap assessment capaian yang harus dimiliki para mahasiswa. Dari kepala sekolah MI Grabag, dia memiliki pendapat untuk menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yang berkompeten keislamannya, mereka harus memiliki bekal pendidikan keagamaan yang setidaknya lancar dalam membaca dan menulis Al-Qur‟an dan memiliki pengamalan tertib ibadah dalam kesehariannya. Sama halnya dengan kepala sekolah MI Al-Falah Kaliangkrik yang juga berpendapat untuk menjadi mahasiswa IAIN dengan kompetensi keislaman memuaskan diharapkan memiliki pandangan luas dan memiliki penguasaan ideal terhadap dasar-dasar ajaran agama Islam.13 Tidak jauh berbeda juga dengan harapan pada lembaga atau kantorkantor yang membutuhkan jasa lulusan mahasiswa IAIN, diharapkan lulusan yang dibutuhkan memiliki kemampuan layak dan bekal keislaman yang membawa loyalitas, kejujuran dan etos kerja yang baik. IAIN Salatiga sesuai dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2015 Pasal 11, terdiri dari lima Fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Syari‟ah, Dakwah, Ushuluddin, dan ekonomi Bisnis Islam.14 Mahasiswanya terdiri dari berbagai kualitas bekal kompetensi keislaman yang bermacam. Karena secara umum realitas background mahasiswa saat ini hidup dalam kalangan/lingkungan yang masih kurang perhatian dalam bidang studi keislamannya. Suasana global yang 13
Hasil wawancara penulis terhadap teman satu kelas di Pascasarjana IAIN Salatiga, yang mengemban tugas di Lembaga Pendidikannya sebagai Kepala Sekolah, 11,02,2015. 14 IAIN Salatiga, Landasan Legal alih Status IAIN Salatiga, Salatiga, 2015, Pasal 11.
sudah jauh dengan nilai-nilai keislaman menjadi persentase tertinggi iklim umum yang berlangsung saat ini dalam masyarakat.15 Manusia semakin membanggakan
diri
dengan
kemampuan
teknologi
empiris
tanpa
memperdulikan aspek mental spiritual dan nilai moral.16 Suasana tersebut masih menjadi faktor pengaruh terbesar sampai saat ini, namun seharusnya keadaan ini bisa dijadikan motor besar dalam usaha membangun bekal kompetensi keislaman mahasiswa yang tinggi, bukan dibiarkan untuk terus menjadi benang kusut yang tidak pernah dicoba untuk diuraikan. Keadaan ini banyak memberikan tantangan, tidak terhindar pula pada komitmen lembaga IAIN Salatiga dalam mencetak kompetensikompetensi keislaman mahasiswa. Kompetisi/perlombaan diantara Perguruan tinggi untuk menjadikan lembaganya terus maju salah satunya juga dengan berlomba untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya.17 Alhasil, resiko juga harus dirasakan dalam perlombaan pencarian calon mahasiswa tersebut. Tingkat selektivitas penyaringan pasti kualitasnya akan berkurang, sehingga kuantitas mengalahkan kualitas perekutan calon mahasiswa. Jadi dalam realitasnya, keadaan tersebut banyak ditemukan pada calon mahasiswa yang
15
Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah kehidupan manusia modern diatur menurut ilmu yang eksak dan kering. Akibatnya kini telah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah. Maryatin, http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id, Problematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf, [03/07 /2015, 13:56. 16 Jamali, Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer, dalam Pesantren Masa Depan, ed. Marzuki Wahid, et.al, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, 143. 17 Aturan untuk semua Perguruan Tinggi apabila memiliki tujuan untuk merubah status kelembagaan pada status di atasnya, harus memenuhi beberapa syarat salah satunya memenuhi jumlah minimum mahasiswanya seperti yang disyaratkan pada jumlah minimum mahasiswa status kelembagaan di atasnya.
memiliki background keislaman kurang dan tetap diterima menjadi mahasiswa di IAIN Salatiga. Memang benar kualitas beberapa mahasiswa IAIN Salatiga ternyata masih ditemukan ada yang kurang memuaskan. Dalam bidang kompetensi keislaman, masih ada beberapa mahasiswa yang belum lancar dalam membaca Al-Qur‟an, masih lupa bacaan shalat atau lebih parahnya ada beberapa bacaan shalat yang belum hafal, serta kurang dalam pemahaman ajaran-ajaran syari‟ah Islam. Surat Al-Fatehah yang semestinya dikuasi umat islam setingkat mahasiswa, ternyata tidak seperti tersebut keadaannya. 18 Maka masih dibutuhkan dukungan besar untuk menjawab permasalahan kompetensi keislaman tersebut. Bekal kompetensi keislaman yang masih dinilai kurang, ditemukan pada mahasiswa jurusan selain Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Jurusan yang masih banyak unsur umum dalam ajaran perkuliahannya memberikan pilihan yang realistis untuk ditempuh bagi calon mahasiswa. Hasilnya banyak mahasiswa pada jurusan tersebut memilki kompetensi keislaman yang kurang sebanding dengan mahasiswa jurusan PAI dan PBA.19 Analisis awal penelitian, ternyata permasalahan di atas sudah diantisipasi untuk dicarikan jalan penyelesaiannya. Lembaga IAIN Salatiga sebagai objek lokasi penelitian, mencoba memberikan bekal kompetensi
18
Observasi pada pertemuan ujian diagnostik Keislaman mahasiswa IAIN Salatiga,
03,08,2014 19
Hasil temuan penulis saat berlangsungnya UAS semester genap mata kuliah agama pada beberapa jurusan, 15,05,2015.
keislaman yang cukup baik dengan jalan melalui program-program akademika. Lembaga melalui unit penjaminan mutu mahasiswa, memberikan sejenis tes diagnostik, program mentoring perkembangan keislaman mahasiswa, praktek ibadah. IAIN menerapkan pula pendukung lain untuk bisa membekali mahasiswa dengan berbagai macam hasanah keilmuan Islam, misal dari kuliah umum, mata kuliah SIBA-SIBI yang berkosentrasi pada bahasa, serta beberapa seminar nasional dan lainnya. Melalui
program
mentoring,
mahasiswa
dengan
masa
lalu
pendidikan yang berwarna akan terlihat. Pengaruh yang tidak bisa dipungkiri yaitu warna pendidikan yang pernah ditempuh sebelumnya oleh mahasiswa. Dari tingkat SD, SMP, SMA atau yang setara, serta kultur lingkungan keseharian dalam masyarakat seperti yang dijelaskan sebelumnya justru bisa membawa andil besar pula dalam memberikan bekal kompetensi keislaman setiap mahasiswanya. Langkah mentoring diberikan oleh dosen-dosen kepada mahasiswa setelah ujian diagnostik dilaksanakan atau saat calon mahasiswa sudah dinyatakan menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yaitu pada semester I. Sebelumnya melalui unit Komdais, program mentoring diharapkan bisa di berikan kepada mahasiswa selama semester 1 dan 2. Kondisi nyatanya setelah mahasiswa menempuh semester 2, mahasiswa sudah berhak memilih jam perkuliahan yang diinginkan. Maka sulit untuk mempertemukan kelompok mahasiswa mentoring dalam satu waktu.
Kompetensi keislaman mahasiswa pada konsentrasi penelitian ini adalah terhadap pengamalan ibadahnya seperti penguasaan Al-Qur‟an, menghafal bacaan dan gerakan shalat. Karena pengamalan ibadah mahasiswa bisa menjadi tolak ukur kompetensi keislaman mahasiswa berada dalam tingkatannya. Analisis realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga secara akurat merupakan titik tolak dilakukannya penelitian ini. Diharapkan, analisis tersebut bermanfaat dalam merumuskan model kebijakan, regulasi, dan pendekatan yang relevan dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan meningkatkan kompetensi keislaman pada kalangan mahasiswa. Permasalahan mengapa masih banyak anggapan negatif yang timbul dari kalangan umum tentang masih kurang memuaskannya kompetensi lulusan mahasiswa IAIN Salatiga bisa menjadi salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Untuk lembaga IAIN Salatiga, apakah permasalahan timbul dari awal seleksi mahasiswa yang kurang selektif ataukah pembelajaran dalam perkuliahan yang kurang diterima menyeluruh oleh mahasiswa. Kurang pro-aktifnya mahasiswa dalam mengikuti segala bentuk proses di dalam maupun di luar pembelajaran, background dari lingkungan mahasiswa yang baru mengenal pendidikan agama di perguruan tinggi, ataukah faktor lain. Penulis menemukan hampir semua pihak yang ada di IAIN Salatiga punya kerisauan terhadap permasalahan di atas. Salah satu sumber besar permasalahan kurang kompetennya mahasiswa IAIN bisa dimulai dari
mahasiswa itu sendiri.20 Kultur lingkungan yang kurang mendukung mereka dari kecil sampai pada status mahasiswa untuk mengenyam serius bangku pendidikan agama formal maupun nonformal. Bekal pendidikan agama yang hanya dirasakan diwaktu usia dini dan menjauh dimasa remajanya. Tidak jarang beberapa program yang ada untuk mendukung kualitas kompetensi mahasiswa di IAIN Salatiga terasa masih kurang maksimal. Namun penulis juga tidak menampik, bahwa masih ada dosen yang memakai metode pembelajaran yang sudah seharusnya ditinggalkan karena dirasa kurang maksimal digunakan untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa. Kemudian
tidak
ketinggalan
gema
kompetisi
yang
kurang
terasa
dikumandangkan oleh sebagian dosen sehingga terkesan tidak ada bedanya dengan pembelajaran dibangku SMA juga dirasa membawa pengaruh besar. Keadaan umum tersebut menarik sekali untuk menjadi penelitian agar ditemukan minimal arah jawaban dalam penelitian ini, dengan judul penelitian “Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini berkonsentrasi pada analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
20
Semua sivitas akademik khususnya dosen-dosen IAIN Salatiga bekerjasama untuk mensukseskan setiap program untuk mendukung pembentukan karakter dan kompetensi keislaman mahasiswa.
1. Bagaimanakah profil kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012? 2. Bagaimana hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012?
C. Signifikansi Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012, 2. Untuk menjelaskan hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan turut serta memberikan kontribusi secara teoretis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain : 1. Hasil temuan dari penelitian ini bisa dijadikan dasar nyata ilmiah untuk kemudian menemukan korelasi-korelasi fenomena yang bisa diangkat dan diteliti secara detail dalam penelitian berikutnya. 2. Memberikan kontribusi yang berdaya guna secara teoretis dan metodologis bagi kepentingan akademis IAIN Salatiga dalam bidang pengkajian dan perkembangan pencapaian kompetensi keislaman mahasiswa.
3. Dapat dijadikan acuan dan strategi bagi civitas akademika IAIN Salatiga dalam meningkatkan segala aspek pendukung perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan: 1. Informasi bagi semua pihak yang berkompeten untuk mencetak mahasiswanya menjadi lulusan yang unggul. 2. Bahan masukan bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan, dan pengawasan
serta
mengevaluasi
semua
konsep
kegiatan
yang
direncanakan untuk perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk mengetahui tingkat kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.
E. Kajian Pustaka Banyak data yang bisa menunjukkan bahwa mahasiswa menjadi objek yang diteliti. Dan bisa menjadi kajian pustaka untuk penulisan penelitian ini. Termasuk dari pihak dosen IAIN Salatiga ada yang meneliti tentang mahasiswanya. Hampir serupa dilakukan oleh Muh. Saerozi pada tahun 2014 dengan penelitian yang berjudul “Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan Artinya”. Menggunakan analisis data kuantitatif-eksploratif dalam kesimpulannya menyebutkan: Mahasiswa Program Studi PAI semester 6 tidak semuanya bisa menulis bacaan iftitah, al-fatihah, dan tasyahud secara lengkap disertai syakal dengan huruf Arab seadanya. Mahasiswa yang dapat menulis bacaan salat tersebut secara lengkap disertai syakal dengan huruf Arab seadanya
berjumlah 39,7%. Mahasiswa yang dapat menulis bacaan salat dengan huruf Arab seadanya tanpa syakal berjumlah 26%. Mahasiswa yang mampu menulis sebagian besar bacaan salat berjumlah 31%. Masih ada 2,3% mahasiswa yang hanya mampu menulis sebagian kecil dari bacaan salat (iftitah, al-fatihah, dan tasyahud).21 Penelitian yang akan dilaksanakan ini setidaknya memiliki kesamaan dengan penelitian yang telah disebutkan di atas. Pertama, lembaga yang diteliti adalah IAIN Salatiga. Kedua, aspek yang diteliti adalah kemampuan mahasiswa. Sedangkan aspek pembeda dengan penelitian-penelitian tersebut adalah fokus konsentrasi, khusus tentang kompetensi keislaman mahasiswa. Kemudian penelitian dalam jurnal Al-Azhar oleh kelompok Abdullah Hakam Shah, Nur Hizbullah dan M. Risman dengan judul “Potret Keislaman Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif dengan kesimpulan berikut: Dalam penelitian ini terungkap bahwa ketiga aspek keislaman (akidah, ibadah dan akhlak) dikalangan mahasiswa UAI angkatan 2008, 2009 dan 2010 tidaklah paralel. Aspek akidah mereka relatif baik dengan prosentase kategori tinggi mencapai 23% dan yang rendah “hanya” 14,3%. Namun dalam aspek ibadah perbandingannya terbalik, dan semakin memprihatinkan dalam aspek akhlak. Menariknya, dalam aspek akidah, item-item dengan poin rendah justru yang terkait dengan isu-isu aktual.22 Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pramudi Utomo dengan judul “Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran Sivitas Akademika”. Tujuan mulia pedampingan Agama Islam adalah membantu proses transfer nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa agar nilai-nilai itu dapat
21
Muhammad Saerozi, Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan Artinya, Salatiga: Penelitian STAIN Salatiga, 2014. 22 Abdullah H, Nur H, M. Risman, “Potret Keislaman Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia”, Jurnal Al-Azhar, Volume 1, Nomor 3 [2012]: 168.
diserapkan dan diamalkan untuk kemudian mereka menjadi insan kamil. Karena itulah strategi pembinaan perlu dilakukan.23 Beberapa penelitian di atas dirasa cukup untuk bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi penulis sejauh ini belum menemukan penelitian tentang kompetensi keislaman fokus pada mahasiswa. Maka dari itu penulis mencoba meneliti hal tersebut dengan subjek mahasiswa di IAIN Salatiga.
F. Metode Penelitian 1.
Jenis Penelitian Penelitian ini bisa dimasukkan dalam kategori penelitian lapangan (field research) yaitu mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Penelitian yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti masalah yang sifatnya kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.24 Mahasiswa dari perwakilan yang dipilih acak oleh peneliti akan menjadi objek penelitian. Kompetensi keislaman pada masing mahasiswa yang dipilih akan dianalisis untuk bisa dijadikan data temuan kondisi realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. 23
Pramudi Utomo, Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran Sivitas Akademika, Yogyakarta: disampaikan pada acara Workshop Pengembangan PAI UNY, 30/11/2008. 24 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 36.
2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan eksploratif, yaitu berusaha menemukan masalah-masalah terhadap tingkat kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Misalnya masih banyak ditemukan lulusan yang masih lemah terhadap penguasaan ilmu keislaman, padahal masyarakat pada umumnya mengharapkan lulusan IAIN yang unggul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif analisis yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan fenomenafenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.25 Menurut beberapa ahli, metode deskriptif analitis dapat diartikan sebagai berikut: a. Whitney menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan metode pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat. Metode ini ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk di dalamnya hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta proses tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena tertentu dalam masyarakat. b. Soegiyono, menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.26 Dalam studi ini peneliti berusaha untuk tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa 25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 72. 26 http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-analitis.htm, [04/06/2015, 08:54.
adanya.27 Dengan sumber penelitian dari pengalaman atau cerita secara terperinci, pengumpulan data melalui wawancara atau cerita fakta yang dikumpulkan serta data pendukung fakta di lapangan. Sehingga penelitian deskriptif ini termasuk dalam jenis studi perkembangan tahapan dan studi tindak lanjut. Dimana penelitian ini menggunakan periode waktu dalam tahapan meneliti tingkat kecapaian kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. 3. Sumber Data Maksud dari sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah tempat, informan dan pelaku atau subjek penelitian. Sumber data primer (utama) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data sekunder (tambahan) seperti dokumen dan foto.28 Berhubungan dengan tempat, peneliti melakukan penelitian langsung pada IAIN Salatiga. Sedangkan informan adalah orang dalam pada latar penelitian, dan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.29 4. Subjek Penelitian Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.
27 28
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode…..…., 18. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007,157.
29
Lexy J. Moloeng, Metodologi………, 112.
Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.30 Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam. Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan dengan cara proportionate stratified random sampling, adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.31 Jadi dari keterangan di atas, subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cuplikan/sampel dari populasi dengan mengambil 2 mahasiswa nilai tertinggi pada setiap kelompok kualitas nilai keislaman masing-masing jurusan. 5. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpula data pada penelitian kualitatif lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen (dokumentasi) yang lebih intensif.32 Teknik yang pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara serta dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan menjabarkan dan menganalisa segala fenomena yang ditentukan di lapangan, mencari informasi dengan wawancara pihak yang terkait sebagai pendukung informasi penelitian 30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 145. 31 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2012, 93. 32 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2011, 247.
sehingga menghasilkan kesimpulan objektif. Selanjutnya menelaah data dan menyusun dalam satu kesatuan yang terimplementasi data. Karenanya langkah-langkah yang akan ditempuh penulis sebagai berikut: a. Mencari dan mengumpulkan data dari penulusuran observasi lapangan melalui wawancara yang dilakukan secara terpimpin. Oleh karena itu, peneliti menyiapkan pertanyaan sesuai dengan masalah-masalah yang ditemukan dalam data.33 Wawancara langsung dengan sumber utama (para dosen, mahasiswa, serta komponen yang mendukung lainnya) berkenaan apa saja yang berhubungan dengan kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Proses wawacara dalam hal ini dilakukan secara semi struktur, dilakukan agar proses wawancara dapat berlangsung secara tepat, tidak kaku dan terarah, untuk menggali informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan materi penelitian sesuai dengan kebutuhan. Melalui wawancara diharapkan untuk mendapatkan data berupa tulisan/dokumen maupun informasi yang diinginkan berbentuk percakapan. b. Metode observasi digunakan untuk menggali informasi melalui pengamatan secara langsung terhadap kondisi obyek penelitian. Observasi sebagai metode ilmiah yang biasa diartikan suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang venomenavenomena yang diselidiki. Observasi sebagai alat pengumpulan data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun 33
26.
Sukandarrumidi, Metode Penelitian, Yogyakarta: Gadjah Mada Universiy Press, 2004,
proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.34 Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi real tentang keislaman mahasiswa. Dalam observasi diusahakan untuk mengamati keadaan yang sebenarnya tanpa usaha mempengaruhi, mengatur dan memanipulasinya. Observasi juga dilakukan bila belum banyak keterangan dimiliki tentang masalah yang kita selidiki. c. Dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.35 Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada sebagai pelengkap dan pendukung penelitian. d. Melakukan sejumlah langkah metodologis terhadap data yang telah terkumpul, antara lain analisis, komposisi, klasifikasi dan deskripsi masalah dalam kerangka pembahasan yang telah ditentukan. e. Melengkapinya dengan beberapa teori yang bisa menjadi pendukung atau bersangkutan dengan pokok pembahasan. f. Mencoba memberikan kesimpulan yang diharap bisa menjadi sedikit sumbangsih saran dalam permasalahan pokok pembahasan.
34
Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Panduan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru,
1989, 109. 35
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 206.
6. Teknik Analisis Data Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Seperti menurut Bodgan & Biklen yang dikutip Lexy J. Moleong bahwa teknik analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.36 Proses pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara serempak, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti dengan menganalisis data, kemudian hasil analisis data ini ditindak lanjuti dengan pengumpulan data ulang. Proses analisis data dalam penelitian ini mengandung tiga komponen utama yaitu:37 a. Reduksi Data Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Maka dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data utama, yaitu hasil data perolehan nilai tes diagnostik yang digunakan untuk
36
Lexy J. Moloeng, Metodologi ……….248. Matthew B. Milles, A. M. Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan: Roehendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992, 16. 37
menentukan tingkat kompetensi keislaman mahsiswa IAIN Salatiga disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Begitupun data yang diperoleh dari hasil wawancara dosen (yang pernah menjadi kepala unit KOMDAIS) disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan penelitian. Diperkuat hasil wawancara dari mahsiswa yang sudah dipilih untuk menjadi objek penelitian. b. Penyajian Data (Display Data) Dalam hal ini, Matthew B. Miles dan A. M. Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jadi data yang sudah direduksi dan diklasifikasi berdasarkan kelompok masalah yang diteliti sehingga memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi. Data yang sudah disusun secara sistematis pada tahapan reduksi
data,
kemudian
dikelompokkan
berdasarkan
pokok
permasalahannya. Hasil tes diagnostik, mentoring yang diberikan mahasiswa dan hasil wawancara dikumpulkan sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan terhadap analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. c. Verifikasi (Menarik Kesimpulan) Peneliti pada tahap ini mencoba menarik kesimpulan
berdasarkan tema yang diteliti, untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan. Beberapa data hasil observasi lapangan akan memberikan gambaran penuh untuk peneliti bisa memberikan kesimpulan data. Kemudian kesimpulan diverifikasi selama penelitian berlangsung hingga mencapai kesimpulan yang lebih mendalam. Ketiga komponen analisa tersebut terlibat dalam proses observasi lapangan akan saling berkaitan, sehingga menentukan hasil akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis berdasarkan tema-tema yang dirumuskan. Data yang dihasilkan dalam observasi digunakan untuk interpretasi data. Kemudian kesimpulan ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dan pengamatan dilapangan tempat penelitian.
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami permasalahan dan pembahasan, maka penulisan penelitian ini menggunakan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Pada bab ini dikemukakan Latar Bekang Masalah, Perumusan Masalah,
Signifikansi
Masalah,
Manfaat
Penelitian,
Metode
Penelitian, Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu yang relevan dan Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teori Bab ini menguraikan teori-teori tentang kompetesi dasar keislaman mahasiswa
antara
lain:
pengertian
kompetensi;
komponen
kompetensi; keislaman mahasiswa, dan pentingnya kompetensi keislaman bagi mahasiswa IAIN Salatiga. Bab III Proses yang Dilalui Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012 dalam Pencapaian Kompetensi Keislaman. Bab ini memaparkan profil IAIN Salatiga, realitas nilai Komdais mahasiswa, dan nilai 4 matakuliah keislaman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan Tahun 2012. Bab IV Hasil Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012. Bab ini menjelaskan data perkembangan mahasiswa tentang kualitas keislaman dari perolehan hasil uji Komdais mahasiswa dengan 4 matakuliah keislaman; hasil beberapa wawancara pada mahasiswa IAIN Salatiga. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan, serta saran-saran yang diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi berbagai pihak.
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Kompetensi Keislaman 1. Pengertian Kompetensi Kompetensi memiliki beberapa arti, secara etimologis kompetensi berasal dari Bahasa Inggris yaitu competence yang artinya well-qualified atau capabily.
Dalam
bahasa
Indonesia
bisa
diterjemahkan
menjadi
berkualifikasi atau mempunyai kualifikasi atau mampu atau mempunyai kemampuan.38 William D. Powel dalam aplikasi Linguist Version berpendapat kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata benda yang diartikan sebagai kecakapan (kemampuan dan kompetensi) dan wewenang. Kata sifat dari kompetensi adalah competent yang berarti cakap, mampu dan tangkas.39 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.40 Beberapa ahli berpendapat tentang kompetensi. Seperti halnya Usman yang dikutip oleh Kusnandar mengatakan bahwa kompetensi merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan
38
Frederick C. Mish, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, Springfield, MA: Merriam Webster, Inc. 2003, 257. 39 William D. Powel, Linguist Version 1.0, PT. Atlantis Programma Prima, 1997, 142. 40 W. J. S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, 405.
seseorang, baik yang kualitatif.41 Susana menyebutkan pengertian kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Suatu kompetensi dapat berupa pernyataan tentang apa yang dilakukan siswa secara terus menerus atau menetap dalam suatu rumpun mata pelajaran pada suatu tingkat tertentu.42 Menurut pendapat Vendien C. Lynn, bahwa “competence my range from recall and understanding of fact and concepts, to advanced motor skill, to teaching behaviours and professional values”. Kompetensi dapat meliputi pengulangan kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai pada ketrampilan motor lanjut hingga pada perilaku-perilaku pembelajaran dan nilai-nilai profesional.43 Asmani
juga
memberikan
pengertian
kompetensi
adalah
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dinilai terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.44 Menurut Hall dan Jones, kompetensi adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang
41
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 2007, 51. 42 Tjipto Susana, PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan, Yogyakarta: Kanisius, 2006, 55. 43 C. Lynn Vendien, Physical Education Teacher Education, Newyork: Chichester Brisbone Toronto Singapura, 1985, 33. 44 Asmani, Jamal Ma‟ruf, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional, Jogjakarta: Power Books (IHDINA), 2009, 38.
merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Selanjutnya Richards menyebutkan bahwa istilah kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati, yang diperlukan untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari.45 Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan berlangsung dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat
tersebut
dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.46 Menurut E. Mulyasa, kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi digunakan
untuk
mendeskripsikan
kemampuan
profesional
yaitu
kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya. 47 Catano menjelaskan pengertian kompetensi dari berbagai sumber. Beberapa diantaranya adalah:48
45
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual: Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 15. 46 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 63. 47 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, 37-38. 48 Catano V. M, Competencies: A Review of the Literature and Bibliography. 1998, Diakses Dari: http://imrantululi71.blogspot.co.id/2014/08, [05/09/2015]: 21:33 PM.
a. Boyatzis menjelaskan bahwa kompetensi adalah kombinasi dari motif, sifat, keterampilan, aspek citra diri seseorang atau peran sosial, atau suatu bagian dari pengetahuan yang relevan. Dengan katalain, kompetensi adalah setiap karakteristik individu yang mungkin terkait dengan kesuksesan kinerja. b. Linkage menjelaskan bahwa pola karakteristik dan terukur pengetahuan, keterampilan, perilaku, keyakinan, nilai-nilai, sifat dan motif yang mendasari, dan kemampuan kerja cepat mengaplikasikan pekerjaan. c. Manisfield menjelaskan bahwa keterampilan dan sifat-sifat yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menjadi efektif dalam pekerjaan. d. Mirabile menjelaskan bahwa keterampilan, pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk terlaksananya tugas pekerjaan. e. Miyawaki menjelaskan bahwa perilaku
yang diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan dasar dan untuk meningkatkan prestasi kerja lebih tinggi. f. Spencer
&
Spencer
menjelaskan
bahwa
kompetensi
adalah
karakteristik yang mendasari individu yang kausal berkaitan dengan kinerja yang efektif dan/atau superior kriteria direferensikan dalam pekerjaan atau situasi. Dari beberapa pengertian di atas, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat melakukan sesuatu dengan baik. Dengan demikian kompetensi merupakan kemampuan serta sifat dasar yang dimiliki seseorang baik pengetahuan,
keterampilan, maupun nilai dan sikap dorongan untuk untuk mempunyai prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Pada dasarnya kompetensi itu muncul dan berkembang melalui proses belajar (learning process) dan melibatkan tiga domain yaitu: domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Kompetensi itu sendiri termasuk dalam domain kognitif.49 Kognitif menurut Nasser dapat diartikan sebagai proses melalui mana informasi yang berasal dari indera manusia ditransformasikan, direduksi, dielaborasi, dikembangkan dan digunakan. Informasi dalam hal ini berarti masukan sensoris (sensory input) yang berasal dari lingkungan yang menginformasikan tentang hal-hal yang sedang terjadi pada Individu.50
Bloom mengemukakan juga bahwa kompetensi sebagai hasil belajar termasuk ke dalam arah kognitif yang aspeknya terdiri dari: a. Pengertian, dapat diartikan sebagai kegiatan mengingat: 1) Fakta-fakta dan istilah-istilah, 2) Cara atau alat yang digunakan untuk membuat spesifikasi, dan 3) Melakukan
abstraksi
melalui
pembuatan
prinsip-prinsip,
generalisasi, teori, dan struktur. b. Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti lebih dalam mengenai materi yang telah dipelajari melalui kegiatan: 1) Menterjemahkan, 2) Menafsirkan, 49
Benjamin Samuel Bloom, Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7, New York: Cognative Domain, 2003, 18 50 Cliford T. Morgan, Teori Psikologi Management, New York: Prentice Hall, 1986, 184.
3) Mengekstrapolasi informasi. c. Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi tertentu. d. Analisis, didefinisikan sebagai kemampuan merinci materi yang ada ke dalam bagian-bagian dan membedakan: 1) Elemen-elemennya, 2) Hubungan-hubungannya, dan 3) Prinsip-prinsip organisasinya. e. Sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan beberapa bagian menjadi satu kesatuan yang baru dalam bentuk: 1) Komunikasi yang unik, 2) Rencana operasi, dan 3) Seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak.51 Dari definisi-definisi tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang tercakup dalam pengertian kompetensi, yaitu: a. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, sikap, dan karakteristik dasar lainnya dari individu. b. Kompetensi selalu berkaitan dengan perilaku. c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka yang memiliki kinerja yang unggul dan yang rata-rata. Jadi kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi layak yang harus dimiliki oleh mahasiswa sesuai dengan status
51
Benjamin Samuel Bloom, Taxonomy ……….19.
pendidikannya. Kompetensi dasar mahasiswa merupakan seperangkat penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang sudah dimiliki, dihayati, dan dikuasai mahasiswa yang bersumber dari pendidikan, pelatihan dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan kecakapannya serta lebih mengembangkannya kembali secara profesional. 2. Komponen Kompetensi Penetapan makna kompetensi dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, Seorang yang kompeten harus dapat memenuhi persyaratan: a. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian, b. Kemampuan penguasaan dan ketrampilan (know how and know why), c. Kemampuan berkarya (know to do), d. Kemampuan mensikapi dan berperilaku dalam berkarya dapat mandiri, menilai dan mengambil keputusan secara bertanggungjawab (to be), e. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live together). Seseorang akan dikatakan kompeten pada suatu bidang, jika telah memenuhi tiga domain kompetensi pada bidang tersebut, yaitu domain
Skill (Ketrampilan/ Psikomotorik), domain Knowledge (Pengetahuan/ Kognitif) serta domain Attitude (Sikap/Afektif).52 Menurut Spencer dan Palan, kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik yaitu: a. Motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan), b. Faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), c. Konsep diri (gambaran diri/Self-concept), semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. d. Pengetahuan (informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu), e. Keterampilan (kemampuan melaksanakan tugas fisik atau mental).53 Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:54 a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif. c. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. d. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
52
Sugiyanto, dkk, “Penentuan Kompetensi Mahasiswa Berdasarkan Prestasi Akademik, Sertifikat Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung”, Jurnal Teknlogi Informasi, Volume 5, Nomor 2, 2009, 768. 53 Ronen Palan, Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency Management, teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi). Terjemahan: Octa Melia Jalal. Jakarta: PPM. 2007. 54 Gordon DB, Kerangka Dasar Sistem informasi Manajemen, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1988, 109.
e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar. f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang melakukan sesuatu. Kompetensi terkait dengan segala yang diketahui manusia tentang dirinya maupun lingkungan. Asumantri berpendapat bahwa kompetensi merupakan khasanah kekayaan mental langsung atau tidak langsung dapat memperkaya kehidupan manusia.
Kompetensi manusia dapat
memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya sehingga kompetensi memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia.55 Hal ini relevan dengan pendapat pakar di atas yang mengatakan bahwa kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia karena kompetensi pada hakikatnya merupakan produk kegiatan berpikir, artinya kompetensi yang diwujudkan dalam pikiran manusia merupakan hasil kegiatan berpikir, tentang informasi yang diterima.56 3. Pengertian Keislaman Mahasiswa Menurut Kamus Arti Kata, keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan Agama Islam.57 John L. Esposito menyatakan, “While we commonly speak of ‘Islam’, in fact many Islams or interpretations of Islam exist. The images and realities of Islam and of muslims are multiple and diverse…” Garis besar pernyataan Esposito menggambarkan bahwa realitas keislaman umat muslim beragam. Keadaan tersebut juga dapat 55
A Sumantri Suri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 1990, 104. 56 A Sumantri Suri, Filsafat………105. 57 http://artikata.com/arti-365994-keislaman.html. [06/09/2015]: 10:05.
ditemukan dalam realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Dengan latar kultur keluarga, lingkungan, serta pendidikan yang mereka alami sebelum menjadi mahasiswa, keragaman keislaman tersebut sangat wajar. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Muslim dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa risalah yang diembannya terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu: akidah (iman), ibadah (Islam), dan akhlak (ihsan). Ketiga unsur pokok inilah yang menjadi pilar keislaman seseorang. Tiga aspek keislaman seseorang (akidah, ibadah dan akhlak) tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.58 Unsur pokok keislaman mahasiswa dalam penelitian ini lebih dikonsentrasikan pada profil wawasan ilmu-ilmu Islam yang dimiliki oleh mahasiswa. Wawasan keislaman tersebut berupa pengalaman ibadah mahasiswa dalam kesehariannya, seperti penguasaan Al-Qur‟an dan menghafal bacaannya serta gerakan shalat. Karena keislaman mahasiswa dalam penelitian ini mengikuti hasil uji Komdais berupa pengamalan ibadah dilihat dari penguasaan Al-Qur‟an (kemampuan baca, tulis) dan Fiqh (praktek ibadah dan aplikasi pengetahuannya) yang menjadi tolak ukur bekal wawasan keislaman mahasiswa dalam penelitian. Kemudian yang dimaksud kompetensi keislaman mahasiswa dalam penelitian ini adalah kemampuan dan kecakapan yang dimiliki mahasiswa IAIN Salatiga dari modal pengetahuan pendidikan dan pengamalan ibadahnya dalam keseharian mereka. Penelitian dalam kompetensi dasar
58
Kaelany HD, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, 45.
keislaman ini difokuskan pada pengamalan ibadah keseharian mahasiswa, seperti: penguasaan Al-Qur‟an, pengetahuan dan pengamalan ilmu Fiqh dalam keseharian. Dan data bisa penulis dapat dari hasil ujian Komdais yang diselenggarakan oleh IAIN Salatiga. Kemudian nilai hasil Komdais tersebut dilihat perkembangannya dari hasil perkuliahan empat mata kuliah yang mengandung ajaran Al-Qur‟an dan Fiqh.
B. Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa Kompetensi keislaman tersebut menjadi perhatian dalam penelitian ini karena penulis melihat dalam realitanya opini masyarakat menilai bahwa mereka mahasiswa IAIN Salatiga memiliki kompetensi keislaman memuaskan. Namun menjadi kerisauan karena dalam faktanya penulis masih banyak melihat pemandangan yang bisa menjadi nilai bahwa mahasiswa masih banyak memiliki kompetensi kesilaman kurang. Michael Zwell mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang adalah59: 1. Keyakinan dan nilai-nilai Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus
59
Michael Zwell, Creating a Culture of Competence, New York: John Wiley & Sons, Inc, 2000, 56-68.
berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan menunjukkan ciri orang yang berpikir kedepan. 2. Keterampilan Dengan memperbaiki ketrampilan, individu akan meningkat kecakapannya dalam kompetensinya. 3. Pengalaman Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman, pengalaman dalam menyelesaikan masalah, dan sebagainya. 4. Karakteristik kepribadian Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat
berubah.
Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walupun berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah. 5. Motivasi Memiliki dorongan, apresiasi, memberikan pengakuan dan perhatian individual dapat memberikan pengaruh baik pada motifasi. 6. Isu Emosional Hambatan emosional membatasi penguasaan kompetensi. Misal takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7. Kemampuan Intelektual Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti, pemikiran analitis, dan pemikiran konseptual. Kemudian faktor pengaruh kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.60 1. Faktor Intern Faktor intern di sini adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini terdiri dari dua yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. a. Faktor Fisiologis (Kesehatan) Faktor intern berupa kesehatan ini terbagi menjadi dua, yaitu kesehatan jasmani dan rohani.61 Hal ini dapat dilihat ketika seorang belajar dengan kondisi fisik yang terganggu, seperti sakit dan lainnya, mengakibatkan tidak bersemangat melaksanakan proses pembelajaran, sehingga hasil yang hendak dicapai tidak maksimal. Begitu juga dengan kesehatan rohani (jiwa). Ketika seorang mengalami gangguan jiwanya, seperti rasa kecewa, sedih, pikirannya terganggu atau lainnya, maka semangat belajar berkurang sehingga pembelajaran pun terganggu. b. Faktor Psikologis Banyak faktor yang termasuk dalam faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar (hasil 60
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, 144. 61 Muhibbin Syah, Psikologi….., 148
belajar) siswa. Namun diantara faktor-faktor tersebut yang dipandang faktor esensial adalah sebagai berikut: 1) Intelegensi Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental bersifat umum (general ability) untuk membuat atau mengadakan analisis, memecahkan masalah, menyesuaikan diri, dan menarik generalisasi, serta merupakan kesanggupan berfikir seseorang. Adapun tingkat intlegensi siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut,62 Intelegensi ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Apabila seseorang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi, maka seseorang tersebut dapat dengan mudah mempelajari sesuatu dalam proses pembelajaran. Namun meskipun demikian, intelegensi tidak mutlak menjadi pengaruh bagi keberhasilan belajar. Terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hal tersebut. 2) Bakat Bakat (aptitude) adalah kemampuan untuk belajar.63 Secara umum bakat diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
62 63
1997, 57.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 122. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.64 3) Minat Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.65 Minat juga merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.66 Secara global minat dapat diartikan sebagai keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai hal atau sesuatu atau juga tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.67 Terutama bagi mahasiswa dengan jurusan selain PAI dan PBA dengan konsentrasi pembelajaran lebih pada misi masingmasing jurusan. Sehingga mayoritas dari jurusan tersebut tersuasana
64
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ………, 150. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ………, 151. 66 Slameto, Belajar dan faktor-faktor………….57. 67 M Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997, 57. 65
untuk lebih membangun minat untuk mendalami materi yang menjadi ajaran utama pada masing jurusan tersebut. 4) Motivasi Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.
68
Melalui motivasi tersebut, pelajaran agama yang
masih kurang memiliki daya tarik ajarannya akan memiliki semangat tersendiri dalam mengikuti pembelajaran. 5) Cara Belajar Selain faktor yang telah disebutkan, cara belajar seseorang juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dan tentunya berpengaruh terhadap keberhasilan belajar pula. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, hasilnya pun kurang maksimal.69 2. Faktor Ekstern Keberhasilan belajar selain dipengaruhi oleh faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam individu, juga dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari luar individu yang disebut faktor ekstern. Faktor ekstern tersebut adalah: a. Keluarga Keluarga merupakan lingkungan sosial yang kecil. Dalam keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Keluarga dapat 68 69
M Dalyono, Psikologi Pendidikan…..57. M Dalyono, Psikologi Pendidikan…..57.
dikatakan sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, karena kondisi yang ada di dalam keluarga seperti tingkat pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan serta hubungan diantara anggota keluarga dapat mempengaruhi kondisi intern individu yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar.70 Keadaan wawasan agama dan kerohanian keluarga akan memberikan banyak pengetahuan dan kompetensi keislaman setiap orang. Karena di lingkungan keluarga, pengetahuan awal yang dibawa sampai besar di daptkan. b. Sekolah Sekolah merupakan lingkungan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Keadaan sekolah tempat belajar, kualitas guru, metode pembelajaran yang digunakan, kesesuaian kurikulum, dan halhal yang berada di sekolah mempengaruhi keberhasilan belajar.71 Pengaruh sekolah dalam pencapaian keberhasilan pembelajaran siswa tidak hanya dari sisi terpenuhinya sarana dan prasarana sekolah saja. Faktor intern yang ada di sekolah juga berpengaruh seperti guru yang berkualitas baik. Salah satu indikator dari kualitas guru yang baik adalah selalu membuat perencanaan konkret dan detail yang siap untuk
70 71
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor……… , 60. M Dalyono, Psikologi Pendidikan…………., 59.
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran72 atau bisa diartikan menyusun strategi pembelajaran yang baik dan siap dilaksanakan. Pendidikan di sekolah salah satunya dengan komposisi mata pelajaran agama sekolah yang sedikit atau yang mayoriotas akan memberikan bekal pengaruh pengetahuan agama seseorang. c. Masyarakat Masyarakat merupakan lingkungan sosial yang luas dan beragam. Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang berujung pada keberhasilan belajar.73 Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masayarakat tersebut. Pengaruhpengaruh masyarakat tersebut diantaranya adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.74 Ketika seseorang hidup dalam suatu lingkungan masyarakat yang tidak perduli terhadap pendidikan agama, maka tidak menutup kemungkinan dia ikut terpengaruh dengan kondisi tersebut. Sehingga tidak ada dorongan untuk memiliki wawasan agama, sehingga kompetensi agama tidak dapat dimiliki dengan baik. d. Kondisi Lingkungan Sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah,
72
Ramayulis, Profesionalitas Guru Agama Antara Harapan dan Kenyataan, Makalah disampaikan dalam seminar sehari Profesionalitas Guru Agama. Universitas Ahlusunnah Bukittinggi, Nopember 1995, 7. 73 M Dalyono, Psikologi Pendidikan…………., 60. 74 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor……… , 71.
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.75 Seperti misal apabila kondisi lingkungan yang memiliki suasana kerohanian baik, akan membawa pengaruh suasana pada orang dilingkungan tersebut memiliki kerohanian yang baik pula. Kompetensi keislaman dalam penelitian ini dominan dipengaruhi dari faktor seperti dijelaskan di atas: a. Faktor internal, pengaruh yang dimiliki mahasiswa IAIN Salatiga dominan dari faktor bakat dan minat mahasiswa. Misalnya pada mahasiswa jurusan PAI dan PBA, mereka memiliki bakat minat yang baik pada materi-materi keislaman. Sedangkan untuk jurusan ekonomi, bahasa inggris dan hukum, mahasiswanya lebih memiliki minat pada pengetahuan tentang konsentrasi jurusan mereka. b. Faktor eksternal, pengaruh yang dimiliki mahasiswa IAIN Salatiga dominan dari sekolah mereka sebelumnya. Mahasiswa dengan kualitas kompetensi cumlaude dan sangat memuaskan memiliki latar belakang mayoritas pada sekolahan dengan basis ajaran Islam dan didukung mengikuti pembelajaran agama di madrasah atau pondok pesantren. Sedangkan mahasiswa yang memiliki kompetensi keislaman yang memuaskan dan cukup, mayoritas berasal dari sekolah yang tidak linear pada agama atau linear sekolah umum yang kurang memberikan waktu pembelajaran agama. Apalagi lingkungan sekitar dan pola pergaulan mereka kurang memperhatikan masalah pengetahuan agama.
75
M Dalyono, Psikologi Pendidikan………….,60.
BAB III
HASIL LAPANGAN (Proses Dilalui Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012 dalam Upaya Pencapaian Kompetensi Dasar Keislaman)
C. Profil IAIN Salatiga Saat penelitian ini dilaksanakan, IAIN Salatiga masih pada masa transisi dari STAIN. Sudah banyak pergantian dari berbagai arah namun masih sebagian yang sudah dituangkan dalam data dokumen. Dari keterbatasan itu, peneliti tetap menghadirkan data profil dari IAIN Salatiga sejelasnya untuk dijadikan data pendukung dalam penelitian ini. IAIN Salatiga menjadi Perguruan Tinggi di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia. Memiliki dua kampus, kampus satu dengan luas sekitar 1,5 Ha berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 02 Salatiga dan kampus dua dengan luas sekitar sama 1,5 Ha berlokasi di Jalan Nakula Sadewa VA Nomor 09 Kembang Arum Salatiga. Dan yang direncanakan untuk dibangun di tahun 2015 ini adalah kampus tiga dengan luas yang diharapkan tercapai adalah 25 Ha sementara tercapai dengan luas 13 Ha, profil lebih jelasnya sebagai berikut:
1. Alih Status Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Menjadi STAIN Bertepatan dengan diresmikan IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri dan menjadi cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Status negeri yang sudah berada pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 30 tahun 1970 tanggal 16 April 1970.76 Sudah menjadi cabang IAIN Walisongo sebagai Fakultas Tarbiyah dan telah berstatus negeri. Namun masih banyak kecukupan seperti sarana prasarana (belum memiliki gedung), terbatasnya tenaga pendidikan dan administrasi, dan masih belum banyak masyarakat yang mengetahui terdapatnya Perguruan Tinggi di Salatiga. Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang memuaskan lama sehingga membuat perkembangan kelembagaan berjalan cukup sangat memuaskan. Setelah memuaskan lama, jawaban mulai datang saat ada tawaran sebidang tanah dengan bangunan milik warga setempat yang terdapat di Jl. Tentara Pelajar dengan luar sekitar 0,75 Ha. Dan lebih melegaka tawaran tersebut mendapatkan respon sangat memuaskan dari Menteri Agama dengan diturunkan surat Dirjen Bimbaga Islam Nomor E/Dag/BI/2828. Pada tanggal 10 Agustus 1982 berlangsung pembelian tanah sebagaimana ditawarkan dengan menggunakan DIP pusat.
76
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga, 2013, 2-3.
Kemudian Fakultas Tarbiyah berpindah dari lokasi lama ke lokasi baru milik sendiri.77 Dijelaskan dalam buku Pedoman Pendidikan bahwa setelah memiliki tanah dan bangunan milik pribadi, sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan bertambah antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor sekertariat. Pemerintah Daerah pun juga tidak ketinggalan untuk memberikan bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000
dengan cara tukar guling yang waktunya bersamaan dengan
pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Secara administratif masjid tersebut milik pemerintah daerah, tetapi secara fungsional menjadi tanggung jawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.78 Perkembangan dari beberapa segi mulai terasa, mulai pada tahun akademik 1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Kemudian pada tahun 1991-1995 dibangun beberapa bangunan gedung untuk mendukung perkuliahan dan sarana kegiatan keorganisasian mahasiswa (UKM). Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara Yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi agama Islam (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan 77 78
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2015, 4-5 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…………2013, 5.
keputusan itu, STAIN tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam.79 Alih status mejadi STAIN membawa berbagai peningkatan, sangat memuaskan yang bersifat fisik maupun non fisik. Kegiatan administrasi yang sudah mandiri tanpa harus menginduk lagi, memberi perkembangan pesat dalam berbagai arah kelembagaan. Mahasiswa dan dosen bisa lebih konsentrasi bersama untuk memajukan perkuliahan. Adapun dosen yang menjabat pimpinan STAIN Salatiga adalah80: Periode 1997-1998 (peralihan) Ketua
: Drs. A. Noerhadi Djamal
Pembantu Ketua I
: Dr. Muh. Zuhri, MA
Pembantu Ketua II
: Drs. Komari Alwan
Pembantu Ketua III
: Drs. M. Zulfa Machasin
Periode 1998-2002 Ketua
: Prof. Dr. Muh. Zuhri, MA
Pembantu Ketua I
: Drs. M. Zulfa Machasin
Pembantu Ketua II
: Drs. Sukari Tamsil, M. Pd
Pembantu Ketua III
: Drs. Badwan, M. Ag
Periode 2002-2006 Ketua 79 80
: Drs. Badwan, M. Ag
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 8. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 8-9
Pembantu Ketua I
: Drs. Imam Sutomo, M. Ag
Pembantu Ketua II
: Drs. Imam Baihaqi, M. Ag
Pembantu Ketua III
: Drs. Nasafi
Periode 2006-2010 Ketua
: Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Pembantu Ketua I
: Dr. Muh Saerozi, M. Ag
Pembantu Ketua II
: Drs. Imam Baihaqi, M. Ag
Pembantu Ketua III
: Drs. Miftahuddin, M. Ag
Periode 2010-2014 Ketua
: Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Wakil Ketua Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga
: Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd
Wakil Ketua Bidang administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan
: Drs. Miftahuddin, M. Ag
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama
: Agus waluyo, M. Ag81
Adapun program pendidikan yang diselenggarakan oleh STAIN Salatiga meliputi82: a. Jurusan Tarbiyah Di bawah naungan Jurusan Tarbiyah adalah sebagai berikut: 1) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 81 82
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 9-16. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013/2014, 9-14.
3) Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 5) Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Atfal (PGRA) 6) Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) b. Jurusan Syari‟ah dan Ekonomi Islam Di bawah naungan Jurusan Syari‟ah adalah sebagai berikut: 1) Program Studi Ahwal al-Syakhsiyyah (AS/Hukum Keluarga) 2) Program Studi Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Strata Satu (S1) 3) Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES) 4) Program Studi Perbankan Syari‟ah (PS) Diploma Tiga (D3) 5) Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT) 6) Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) c. Program Khusus Kelas Internasional Stain Salatiga menyelenggarakan Program Khusus Kelas International lintas program studi dengan menggunakan bahasa asing (Arab dan Inggris) sebagai pengantar pembelajaran. Mahasiswa yang mengikuti kelas ini termasuk salah satu bagian dari Jurusan Tarbiyah dan Jurusan Syari‟ah. d. Program Pascasarjana Program Pascasarjana STAIN Salatiga dibuka berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj. I/818/2010 tanggal 22 Nopember 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi
Strata Dua (S2) Pendidikan Agama Islam pada STAIN Salatiga. 83 Konsentrasi awal memang pada program pendidikan magister agama islam, dan harapannya untuk kedepan bisa membuka program magister yang lainnya. Unsur organisasi pada Pascasarjana STAIN Salatiga adalah sebagai berikut: Direktur
: Dr. Sa‟adi, M. Ag
Asisten Direktur I
: Dr. Zakiyuddin, M. Ag
Asisten Direktur II
: Asfa Widiyanto, MA., Ph. D
2. Alih Status Menjadi IAIN Dasar hukum perubahan STAIN Salatiga menjadi IAIN Salatiga adalah Peraturan Presiden RI Nomor 143 Tahun 2014 tentang Perubahan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Kemudian diperkuat oleh Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Banyak
perubahan
yang dialami
dalam
proses
hingga
terealisasinya STAIN menjadi IAIN salatiga. Beberapa dosen yang memberikan kontribusi besar dalam kemajuan IAIN mulai dipercaya untuk diberi jabatan yang sesuai. Dosen-dosen yang menjadi pimpinan pertama IAIN salatiga adalah: Rektor
83
: Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman …………2013, 8-14.
Pembantu Rektor I
: Dr. Agus Waluyo, M. Ag
Pembantu Rektor II
: Drs. Kastolani, M. Ag
Pembantu Rektor III
: Moh, Khusen, M. Ag., M. A
Guru Besar dan Anggota Senat: a. Prof. Dr. H. Budiharjo, M.Ag. b. Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, M.A. c. Prof. Dr. Mansur, M.Ag. d. Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag. e. Drs. H. Miftahuddin, M.Ag. f. Drs. Badwan, M.Ag. g. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag. h. Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag. i. H. Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. j. Dr. Adang Kuswaya, M.Ag. k. Rovi`in, M.Ag. Kemudian IAIN Salatiga memiliki visi misi sebagai pedoman dalam langkahnya menuju lembaga tinggi yang professional, yaitu 84: a. Visi Tahun 2030 menjadi rujukan Studi Islam-Indonesia bagi terwujudnya masyarakat damai bermartabat. b. Misi
84
http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015]
1) Menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai disiplin ilmu keislaman berbasis pada nilai-nilai keindonesiaan. 2) Menyelenggarakan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu keislaman bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan. 3) Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis riset bagi penguatan nilai-nilai keindonesiaan. 4) Mengembangkan
budaya
masyarakat
kampus
yang
mencerminkan nilai-nilai Islam Indonesia. 5) Menyelenggarakan
pengelolaan
pendidikan
tinggi
yang
profesional dan akuntabel. Tujuan juga menjadi hal penting dalam perjalanan IAIN Salatiga, yaitu85: a. Mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; b. Menghasilkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; c. Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai-nilai keislaman agar
85
http://iainsalatiga.ac.id/about/tujuan-iain-salatiga.html, [30/07/2015]: 15:46.
bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; d. Mewujudkan
pengabdian
kepada
masyarakat
berbasis
ilmu
keislaman dan karya penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mewujudkan masyarakat damai bermartabat.86 Selanjutnya ada perubahan yang otomatis melekat saat lembaga STAIN menjadi IAIN, yaitu dari jurusan menjadi fakultas dan prodi menjadi jurusan. Keterangannya seperti di bawah ini: a. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Di bawah naungan Fakultas Tarbiyah adalah sebagai berikut: 1) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) 2) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3) Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 5) Jurusan Pendidikan Guru Raudhatul Atfal (PGRA) 6) Jurusan Tadris Ilmu Pendidikan Alam (T. IPA) 7) Jurusan Tadris Matematika (T. MATEMATIKA) b. Fakultas Syari‟ah (FS) Di bawah naungan Fakultas Syari‟ah adalah sebagai berikut: 1) Jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsyiyyah/AS) 2) Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah (Mu’amalah) (HES)
86
http://iainsalatiga.ac.id/about/tujuan-iain-salatiga.html, [30/07/2015]: 15:46.
3) Jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) (HTN) c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Di bawah naungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam adalah sebagai berikut: 1) Jurusan Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Strata Satu (S1) 2) Jurusan Perbankan Syari‟ah (PS) jenjang Diploma Tiga (D3) 3) Jurusan Ekonomi Syari‟ah (ES) d. Fakultas Dakwah (FD) Di bawah naungan Fakultas Dakwah adalah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). e. Fakultas Ushuluddin Di bawah naungan Fakultas Ushuluddin adalah sebagai berikut: 1) Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir (IAT) 2) Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) 3) Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) 4) Jurusan Ilmu Hadits (IH) 5) Jurusan Filsafat Agama (FA) f. Program Khusus Kelas Internasional Stain Salatiga menyelenggarakan Program Khusus Kelas International lintas program studi dengan menggunakan bahasa asing (Arab dan Inggris) sebagai pengantar pembelajaran. Mahasiswa yang mengikuti kelas ini termasuk salah satu bagian dari fakultas di atas.
g. Program Pascasarjana Program Pascasarjana STAIN Salatiga dibuka berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj. I/818/2010 tanggal 22 Nopember 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Studi Strata Dua (S2) Pendidikan Agama Islam pada STAIN Salatiga. 87 Unsur organisasi pada Pascasarjana setelah menjadi IAIN Salatiga adalah sebagai berikut: Direktur
: Dr. Zakiyuddin, M. Ag
Asisten Direktur I
: Asfa Widiyanto, MA., Ph. D
Asisten Direktur II
: Dr. Winarno, M. Pd
D. Upaya Lembaga Membentuk Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga sudah berkembang menjadi perguruan tinggi besar di kota Salatiga. Lembaga ini sejak berdirinya memiliki komitmen untuk memberikan bekal pendidikan bernuansa agama bagi mahasiswanya. Karena memang kompetensi mahasiswa yang sangat memuaskan menjadi komitmen setiap lembaga pendidikan. Seperti yang dijelaskan Samani bahwa fungsi utama pendidikan adalah melayani peserta didik, maka lembaga harus benar-benar dipahami sebagai unit layanan jasa pendidikan yang keberhasilannya dapat diukur atas dasar kepuasan klien pengguna jasa.88
87
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…………2013, 8-14. Muchlas Samani, “Manajemen Berbasis Sekolah: Manajemen Pendidikan untuk Memberdayakan Sekolah”, Jurnal Pendidikan: Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Volume 24, Nomor 7, 2001. 88
Usaha lembaga dengan dukungan semua sivitas akademika untuk merealisasikannya, maka dihadirkan beberapa program yang diharapkan banyak mendukung mahasiswa memperoleh kompetensinya. Diperlukan pula studi yang komprehensif terhadap studi keislaman agar pemahaman para mahasiswa dan generasi muda mendalam dan tidak mengambang. Nasruddin Razak mengatakan: “Islam harus dipelajari secara integral bukan parsial.89 Hal ini IAIN Salatiga mempunyai upaya tersendiri mengembangkan pemahaman mahasiswanya pada dinamika keislaman, sangat memuaskan segi kurikulum, metode pengajaran dan kegiatan ekstrakurikulernya. Kurikulum IAIN Salatiga meliputi Mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), Mata kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Masingmasing Fakultas memiliki rumpun Mata kuliah yang terbagi dalam setiap semesternya. Rumpun Mata kuliah setiap jurusan yang menjadi pendukung mahasiswa untuk memperoleh kompetensi keilmuannya Mata kuliah dalam rumpun mata kuliah STAIN Salatiga yang sesuai dengan standar kompetensi keislaman acuan Komdais adalah: AlQur‟an, Ulumul Qur‟an, Ilmu Kalam, Fiqh I/Fiqh Ibadah, Fiqh II/Fiqh Muamalah dan Ushul Fiqh. 90
89 90
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998, 32. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman ……2014, 38.
Sebaran mata kuliah STAIN Salatiga terlihat bahwa arah tujuan pembelajaran yang dilakukan di Lembaga tersebut berusaha membekali mahasiswa dalam penguasaan, pendalaman dan penguatan terhadap ilmuilmu keislaman beserta pendukungnya. Hal ini terbukti dengan porsi studi keislaman materi ajar/mata kuliah dalam paket perkuliahannya. Menurut Drs. Bahroni, M. Pd, pimpinan unit pengembangan mutu mahasiswa disela wawancara dengan peneliti kurikulum tersebut di atas adalah merupakan kurikulum yang mengacu kepada kurikulum untuk mengembangkan pembekalan kompetensi dasar keislaman mahasiswa yang berwarna.91
E. Realitas Bekal Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga IAIN Salatiga adalah lembaga tinggi negeri Islam yang menawarkan pendidikan lanjutan dari bangku sekolah menengah dengan biaya relatif terjangkau. Keadaan itu memberi daya tarik besar masyarakat untuk memasukkan anak mereka ke IAIN salatiga untuk menempuh pendidikan tinggi. Sisi lainnya dilihat dari keadaan lingkungan modern saat ini, banyak orang tua mengkhawatirkan pergaulan anak mereka, sehingga berusaha mengarahkan anak untuk pergaulan sangat memuaskan dengan memasukkannya di Perguruan Tinggi Islam. Keadaan tersebut ditambah dengan kompetisi antar perguruan tinggi untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya. Jadi ujian seleksi 91
Wawancara dengan dosen yang pernah menjadi pemimpin unit KOMDAIS STAIN Salatiga, 21-02-2015, 13:25.
mahasiswa baru lebih terkesan pada penjaringan bukan pada penyaringan kompetensi. Padahal sudah dimaklumi bahwa pergaulan masyarakat sekarang ini pada kenyataannya lebih pada kompetisi keduniaan, berlomba-lomba untuk memakmurkan kehidupannya. Sejatinya manusia adalah makhluk dua-dimensi membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat.92 Namun dalam realitasnya, lingkungan yang lebih terbawa pada gemerlapnya kebahagiaan dunia membawa suasana masyarakat zaman sekarang terasa mulai jauh pada wawasan-wawasan keislaman. Sejalan dengan hal tersebut, mahasiswa IAIN pun sebagian ikut menyandang status sebagai orang yang masih membutuhkan wawasan keislaman yang layak. Ketika para alumni Madrasah Aliyah/ SMA/ SMK diterima sebagai mahasiswa STAIN Salatiga, masih banyak ditemukan dalam beberapa kondisi yang bersifat formal maupun non formal mereka belum banyak menguasai ilmu-ilmu keislaman. Situasi tersebut bisa dilihat dari hasil ujian tertulis diagnostic yang berisi Fiqh, Tauhid, Ilmu Kalam, dan Tajwid, tes mata kuliah dan ujian praktek keislaman ditemukan beberapa mahasiswa yang cukup menguasai materi. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah dua mahasiswa yang diambil mahasiswa dengan nilai tertinggi dari kelompok kualitas nilai keislaman masing-masing jurusan angkatan tahun 2012. Mahasiswa keseluruhan pada tahun 2012 berjumlah 750, masing-masing
92
Ary Ginanjar Agustian, ESQ, Jakarta: Arga, 2001, 16.
jurusan akan dilihat hasil ujian Komdais tulis dan lisan (berlangsung saat mahasiswa lulus dari ujian tes masuk perguruan tinggi/awal menjadi mahasiswa). Ujian tulis Komdais berupa pengetahuan keislaman, ilmu tajwid, menulis Arab, dan menterjemahkan bacaan sholat serta ayat-ayat Al-Qur‟an. Ujian Komdais lisan berupa ujian membaca Al-Qur‟an, praktek bacaan shalat wajib dan praktek shalat janazah. Selanjutnya nilai hasil ujian Komdais tulis dan lisan tersebut total rata-ratanya dijadikan untuk menggolongkan tingkat kompetensi keislaman mahasiswa menjadi empat golongan kualitas nilai yaitu kualitas nilai cumlaude, sangat memuaskan, memuaskan dan cukup. Tabel 3.1 Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais93 Kualitas Konversi Skala Huruf Angka 1 A 4 85-100 Cumlaude 2 A3,75 81-84 3 AB 3,5 77-80 Sangat 4 B+ 3,25 73-76 Memuaskan 5 B 3 70-72 6 B2,75 67-69 7 BC 2,5 64-66 Memuaskan 8 C+ 2,25 62-63 9 C 2 60-61 10 C1,75 57-59 11 CD 1,5 53-56 12 D+ 1,25 49-52 Cukup 13 D 1 45-48 14 E 0 0-44 Sumber: Buku Pedoman Akademik STAIN Salatiga 2014 No
93
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman ……109.
Kemudian data nilai total hasil ujian Komdais mahasiswa angkatan Tahun 2012 adalah sebagai berikut:94 1. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) a. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Mahasiswa PAI pada tahun 2012 berjumlah 259, tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Dari 259 mahasiswa, ada 47 mahasiswa yang berhalangan dan sebanyak 212 mahasiswa yang bisa mengikuti ujian Komdais. Kemudian dari 212 mahasiswa tersebut kompetensi keislaman mereka terbagi menjadi empat kualitas nilai. Sebanyak 32 mahasiswa atau 15,09% mendapatkan kualitas nilai cumlaude, 50 mahasiswa atau 23,58% mendapatkan kualitas nilai sangat memuaskan. Kemudian 57 mahasiswa atau 26,88% mendapatkan kualitas nilai memuaskan, dan sebanyak 73 mahasiswa atau 34,43% mendapatkan kualitas nilai cukup.95 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PAI, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
94 95
Hasil ujian KOMDAIS pada tahun ajaran 2012/2013, data dari Kepala Unit Komdais. Lihat lampiran 1.
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) ED Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 91,29, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya MISMP-SMA. Bekal kompetensi keislaman ED diperoleh dari pendidikan yang memiliki mayoritas mata pelajaran agama yaitu di MI dan didukung dengan pendidikan intensif dari lingkungan pondok pesantren. Ajaran-ajaran beberapa cabang ilmu agama diberikan secara lebih mendalam sehingga dapat membekali pengetahuan keislaman IA sangat memuaskan. b) MK Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 90,86. MK menempuh jenjang pendidikan yang sangat memuaskan dari sisi agama yaitu MI-MTS-MAN dengan mata pelajaran yang mayoritas diajarkan dalam sekolah tersebut adalah mayoritas cabang-cabang ilmu agama. Kemudian pengetahuan agamanya diperkuat dengan pendidikan agama di lingkungan tempat dia tinggal, yaitu di Taman Pendidikan AlQur‟an (TPQ). 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) LK Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,71. Fakta dari LK, pendidikan MI-SMP-MA
memberikan
bekal
kompetensi
keislaman
yang
sangat
memuaskan sesuai dengan kualitas mata pelajaran dan penyampaiannya di sekolahan tersebut. Bekal wawasan agama yang diperoleh banyak dari bangku Madrasah ibtidaiyah (MI), kemudian diasah kembali di madrasah diniyah yang ada di sekitar desa dengan kontribusi kepada LK memberikan bekal pengetahuan cabang ilmu agama beserta praktek ibadahnya yang disampaikan dengan sangat memuaskan dan lebih intensif. b) AW Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,57. Pendidikan formal seperti di SD-SMP dan SMA memberikan materi pembelajaran agama melalui mata pelajaran PAI yang singkat pada jam/waktu pertemuannya. Sehingga tidak bisa menjamin siswanya untuk mendapat wawasan agama yang seperti diharapkan. Namun kebutuhan AW pada pengetahuan agama digali dari pendidikan madrasah diniyah sekitar desanya sampai AW masuk pendidikan SMA, sehingga memberi memuaskan pengetahuan agama baginya. 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) MS Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,86. Pengetahuan agama MS memuaskan banyak
diterima di bangku MI. Ilmu ajaran agama Islam memiliki waktu atau jam yang lebih banyak disbanding dengan SD. Kemudian setelah masuk di SMP dan SMA, MS mendapat ajaran agama melalui Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan jam yang cukup menmemuaskani. b) NI Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,86. Pendidikan SD-SMP-SMK memiliki waktu pelajaran agama yang sedikit dibanding dengan pelajaran umum. Sehingga hanya sedikit pengetahuan agama yang bisa didapat, tetapi dukungan pendidikan dari mengaji di madrasah membantu menambah wawasan agama bagi NI 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) MN Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,86, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SDSMP-SMK. Waktu pembelajaran agama yang cukup menjadi alasan bagi MN yang cukup mengetahui banyak tentang ilmuilmu agama. Karena latar belakang pendidikan MN lebih bersifat formal dengan pendidikan agama hanya diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang memiliki jam pengajaran yang cukup memuaskan panjang.
b) MR Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,43.
Bekal
kompetensi
keislaman
MR
sebenarnya
memuaskan sangat memuaskan diterima dari MI dan MA serta pernah tinggal di pondok. Namun pergaulan dengan teman yang salah membuat MR menjadi terbawa pengaruh negatif dari pergaulan. Sehingga lingkungan dengan nuansa yang bertujuan membekali keislaman seperti di MI, MA dan pondok pesantren tidak mempengaruhi perhatiannya untuk mendapat dan mendalami ajaran agama dengan sangat memuaskan. b. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Mahasiswa PBA pada tahun 2012 berjumlah 62, tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Dari 62 mahasiswa, sebanyak 18 mahasiswa yang berhalangan dan 44 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 44 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PBA. Sebanyak 18 mahasiswa atau 40,90% mendapatkan nilai Komdais kualitas yang cumlaude, 13 mahasiswa atau 29,54% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 8 mahasiswa atau 18,18% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 5 mahasiswa atau 11,36% mendapatkan nilai yang cukup.96
96
Lihat lampiran 2.
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PBA, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) SD Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 92,85. Latar belakang pendidikan agama memuaskan sangat memuaskan dari MI dan MA dengan pembelajaran mayoritas bernuansa
agama.
Kemudian didukung dari
pendidikan di pondok pesantren sewaktu SMP sampai MA menambah bekal wawasan keislaman yang sangat memuaskan bagi
SD.
Karena
lingkungan
pondok
memberikan
pembelajaran agama yang lebih intensif. b) MS Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 92,42, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SDMTS-MA. Ajaran agama dari MTS dan MA yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren banyak memberikan bekal pengetahuan tentang ilmu-ilmu agama bagi MS.
2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) DM Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,71. Latar belakang pendidikan SD IT-SMP AlAzhar-MA dan Tinggal di pondok pesantren waktu MA memberikan
bekal
kompetensi
keislaman
yang
sangat
memuaskan bagi DM. b) IR Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,42. Pengetahuan agama IR banyak diperoleh dari bangku sekolah MTS dan MA. Sementara di SD, masih dasar-dasar agama yang didapat. Kemudian pendidikan di MTS dan MA didukung dengan pendidikan pondok pesantren yang mengajarkan ilmu agama secara intensif. 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) IA Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 68,14, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SDMTS-SMA. Pengetahuan agama banyak diperoleh dari sekolah MTS dengan pendidikan agama yang memuaskan bagi IA. Kemudian pengetahuan agamanya didukung mengaji di madrasah dekat rumah sehingga membawa perkembangan kompetensi keislaman yang sangat memuaskan.
b) SI Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 67,57, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SDMTS-SMA. Pengetahuan agamanya memuaskan dia dapat dari beberapa mata pelajaran agama yang diajarkan di MTS. 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) MZ Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,71, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SDSMP-MA. Pengetahuan agama yang cukup dimiliki oleh MZ banyak dipengaruhi karena pembelajaran agama diperolehnya cukup. Sehingga suasana untuk lebih mengetahui ilmu agama cukup didukung dengan keadaan tersebut. b) MZN Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59. Bekal kompetensi keislaman MZN sebenarnya memuaskan sangat memuaskan diterima dari MI dan MA serta pernah tinggal di pondok (karena permintaan orang tua). Namun pergaulan dengan teman yang salah membuat MR menjadi terbawa pengaruh negatif dari pergaulan. Sehingga pendidikan agama yang pernah diajarkan kepadanya tidak terlalu diperhatikan olehnya.
c. Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) Mahasiswa TBI pada tahun 2012 berjumlah 172, tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Dari 172 mahasiswa, ada 40 mahasiswa yang berhalangan dan 132 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 132 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan TBI Sebanyak 11 mahasiswa atau 8,33% memiliki kualitas nilai Komdais yang cumlaude, 31 mahasiswa atau 23,48% mendapatkan nilai sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 33 mahasiswa atau 0,25% mendapatkan nilai memuaskan, dan 57 mahasiswa atau 43,18% mendapatkan nilai cukup.97 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan TBI, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) NZ Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 92,14. Latar belakang pendidikan SD dan SMP cukup maksimal memberikan NZ pengetahuan agama. Namun ketika masuk di MAN yang memiliki banyak jam dan mata pelajaran agama, pengetahuan agama
97
Lihat lampiran 3.
banyak
yang diterimanya.
Dukungan dari pembelajaran di madrasah diniyah desa dan semangat NZ dalam mengetahui ilmu agama memberikan perkembangan
sangat
memuaskan
pada
pengetahuan
agamanya. b) MF Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 89,42. Kompetensi agama yang sangat memuaskan dimiliki MF didukung dari latar belakang suasana agama yang sangat memuaskan di lingkungan keluarga. Sehingga MF menempuh pendidikan MI-MTS-MA dengan waktu dan mata pelajaran agama yang lebih banyak dari pendidikan formal. 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) AI Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,14, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya SD-SMP-MAN. Pengetahuan agamanya lebih berkembang saat menempuh pendidikan di MAN dengan adanya banyak mata pelajaran agama dibanding materi umum. Kemudian
didukung
pula
perkembangan
kompetensi
keislamannya melalui pendidikan agama di TPQ/madrasah diniyah dekat rumah.
b) LL Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80. Wawasan agama LL masuk pada kualitas yang sangat memuaskan dengan hasil pendidikan di SD ITMTS-MAN yang memiliki program ajaran menitik beratkan untuk membentuk siswanya berkompetensi sangat memuaskan dalam agama. 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) II Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,85. Bekal pengetahuan agama yang dimiliki II semata hanya dari Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SDSMP-SMK. b) IZ Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,85. Kompetensi keislaman IZ memang cukup karena pembelajaran pendidikan agama di SMP dan SMK hanya memiliki waktu pembelajaran yang tidak lama. Namun masih memuaskan ada dukungan sangat memuaskan dari pendidikan agama yang diperoleh dari pendidikan di TPQ di desa sewaktu SD-SMP.
4) Kualitas nilai keislaman cukup 1) ST Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,85. Pengetahuan agama lebih banyak diterima ST sewaktu di MI, setelah di SMP dan SMK pengetahuan agama hanya dari
Pendidikan
Agama
Islam
(PAI)
dengan
waktu
pembelajaran yang cukup. 2) YS Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,71. Pengetahuan agama yang menjadi bekal kompetensi keislaman YS berasal dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) saja di SD-SMP-SMA. d. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Mahasiswa PGMI pada tahun 2012 berjumlah 107, tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Dari 107 mahasiswa, ada 16 mahasiswa yang berhalangan dan 91 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 91 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PGMI. Sebanyak 5 mahasiswa atau 5,49% mendapatkan kualitas nilai Komdais yang cumlaude, 19 mahasiswa atau 20,87% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 28 mahasiswa atau 30,76% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan
sebanyak 39 mahasiswa atau 42,85% mendapatkan kualitas nilai cukup.98 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PGMI, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) MF Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 90,71. Bekal pengetahuan agamanya banyak diperoleh dari sekolah SMP Islam Plus-MAN yang memiliki banyak waktu dan mata pelajaran agama. Karena di sekolah tersebut memiliki tujuan untuk memberikan bekal sangat memuaskan pada kompetensi keislaman siswanya. Selanjutnya tinggal di pondok pesantren dengan lingkungan dan ajaran keislaman yang intensif serta bersamaan dengan masa pendidikan di MAN, berdampak sangat memuaskan juga bagi pengetahuan keislaman MF. b) MH Memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 88,57. MI-MTS-MAN adalah sekolah bernuansa agama yang memberikan bekal wawasan agama bagi MH, karena
98
Lihat lampiran 4.
materi ajarnya lebih banyak yang bertema agama. Dan pendidikan pondok pesantren sewaktu masih di MAN membentuk MH memiliki kompetensi keislaman yang sangat memuaskan. 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) AL Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80,29, dengan latar belakang pendidikan sebelumnya MI-SMP-SMK. Bekal kompetensi keislamannya banyak diperoleh dari mata pelajaran agama di MI. Kemudian pendidikan agama di madrasah (sampai waktu AL lulus SMP) sekitar lingkungan tempat tinggal AL memberikan dukungan sangat memuaskan dalam perkembangan keislamannya. b) AM Memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 79,71. Kompetensi keislaman AM didapat dari mengaji di lingkungan tempat tinggal. Karena pendidikan formal di SD-SMP dan SMK cukup mengajarkan ilmu agama dengan alasan waktu yang singkat pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) LS Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,57. Pengetahuan agamanya yang cukup sangat memuaskan karena faktor dari latar belakang pendidikan formal (SD-SMP-SMK) yang cukup memberikan memuaskan waktu
untuk
mata
pelajaran
agama
sehingga
cukup
memberikan bekal pengetahuan agama untuk siswa terutama pada LS. b) KR Memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 68,71. Pembelajaran agama banyak diajarkan di MI dan MTS yang membuat memuaskan banyak pengetahuan agama dimiliki KR. Kemudian pernah mengaji Al-Qur‟an memuaskan memberikan suasana KR untuk tetap memotivasi dirinya dalam khasanah ilmu agama. 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) IK Memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,14. Kompetensi keislaman yang cukup dari IK, ternyata dilatar belakangi dari minat yang cukup terhadap pendidikan agama. Latar belakang pendidikannya dari MI-SMP-SMA.
b) FA Pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 58,86. Suasana lingkungan dan pembelajaran agama yang diperoleh FA dari madrasah
diniyah
atau
TPQ
sebenarnya
memuaskan
membekali wawasan agamanya. Namun pergaulan dan jiwa yang masih ingin bergaul bebas membuat FA tidak memiliki motivasi untuk mengikuti wawasan agama. 2. Fakultas Syari‟ah (FS) a. Jurusan Ahwalul Syahsiyah (AS) Mahasiswa AS pada tahun 2012 berjumlah 52, dari jumlah tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Ada 15 mahasiswa yang berhalangan dan 37 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 37 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan AS. Sebanyak 3 mahasiswa atau 8,10% mendapatkan kualitas nilai Komdais yang cumlaude, 6 mahasiswa atau 16,21% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 9 mahasiswa atau 24,32% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 19 mahasiswa atau 51,35% mendapatkan nilai yang tidak sangat memuaskan atau cukup.99
99
Lihat lampiran 5.
Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan AS, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) AK Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 94,85. MTS dan MA mengajarkan materi agama lebih banyak, sehingga memberikan AK memuaskan pengetahuan agama. Kemudian
dukungan
pendidikan
di
pondok
pesantren
membawa perkembangan pada kompetensi keislamannya. b) NM Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 88,71. Pendidikan di MTS dan MA dengan materi agama yang diajarkan lebih banyak, diperkuat dengan pendidikan di pondok pesantren membawa manfaat khususnya tentang pengetahuan agama NM. 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) EI Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan
dengan nilai 78,14. Bekal pengetahuan agamanya banyak diperoleh dari pendidikan di MI dan dukungan pendidikan agama di madrasah lingkungan rumah. b) AM Latar belakang pendidikan sebelumya MI-MTS-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 77,28. Bekal pengetahuan agamanya banyak diperoleh dari pendidikan agama di MI dan MTS. Karena pendidikan Al-Qur‟an di rumah ustadz, cukup memberikan perkembangan wawasan agama baginya (hanya belajar membaca). 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) MI Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MAN, dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 68,42.
Perhatian cukup pada pendidikan agama
memberikan efek cukup sangat memuaskan bagi pengetahuan agama MI, walaupun sebenarnya dia menempuh ajaran agama di MTS dan MAN yang memiliki pelajaran agama memuaskan waktu banyak. b) RS Latar belakang pendidikan sebelumya MI-SMP-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan
nilai 68. Pendidikan agama RS memuaskan dia peroleh dari pendidikan di madrasah diniyah lingkungan desa. 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) MK Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,71. Karena perhatian atau minat cukup pada pembelajaran agama, membuat MK cukup memiliki kompetensi agama. b) FM Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,42. Cukupnya waktu pembelajaran agama pada sekolahan FM sebelumnya menjadi faktor yang mempengaruhi FM cukup memiliki kompetensi keislaman. b. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES) Mahasiswa HES pada tahun 2012 berjumlah 33, jumlah tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Ada 2 mahasiswa yang berhalangan dan 31 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 31 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan HES. Sebanyak 5 mahasiswa atau 16,12% mendapatkan kualitas nilai Komdais cumlaude, 7 cumlaude atau 22,58% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 6 mahasiswa atau
19,35% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 13 mahasiswa atau 41,93% mendapatkan nilai yang tidak sangat memuaskan atau cukup.100 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan HES, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) EM Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 93,14. Pendidikan MTS dan MA dimasa remaja EM membekalinya
pengetahuan
keagamaan
yang
sangat
memuaskan. Karena di sekolahan tersebut, mata pelajaran lebih banyak agama daripada pelajaran umum. Lingkungan pondok pesantren menambah EM tumbuh menjadi pribadi berkualitas pengetahuan agama yang sangat memuaskan. b) MJ Latar belakang pendidikan sebelumya SD IT-MTSSMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cumlaude dengan nilai 90. Jenjang pendidikan SD IT dan MTS memberikan pengetahuan agama yang memuaskan sangat
100
Lihat lampiran 6.
memuaskan melalui mayoritas jenis mata pelajaran agamanya. Kemudian didukung dengan tinggal di pondok pesantren mengembangkan wawasan agama lebih banyak pada MJ. 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) WG Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 80. Materi agama yang ada pada SD dan SMP cukup memberikan banyak wawasan agama. Namun ketika di MA, wawasan agama mulai banyak diberikan dari mayoritas matapelajaran agamanya. b) IS Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 70,71. Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari MTS dan MA. Karena hanya mengaji AlQur‟an, pengetahuan agama IS hanya dari SD melalui PAI, MTS dan MA melalui beberapa mata pelajaran agama. 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) FZ Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai 69,71. Bangku pendidikan SD-SMP memberikan
pengetahuan agama melalui PAI, kemudian perkembangan sangat memuaskan saat di MA dengan memuaskan banyak pelajaran agama yang membekali kompetensi keislaman FZ. b) ZA Latar belakang pendidikan sebelumya MI-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang memuaskan dengan nilai
68,85.
Pembelajaran
agama
yang
memuaskan
memberikan bekal kompetensi keislaman ZA lebih diperoleh dari menempuh sekolah di MI. pada usia tersebut, bobot materi yang diberikan kepada siswa masih dasar-dasar ilmu agama. 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) MZ Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais yang cukup dengan nilai 59,71. Bekal pengetahuan agama yang dimiliki MZ diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) saat di SD-SMP-SMK. Suasana sekolah yang lebih beriklim umum mempengaruhi pula terhadap MZ yang cukup memiiliki minat mengikuti ajaran agama. b) DS Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais yang sangat memuaskan dengan nilai 59. Pelajaran PAI yang memiliki waktu
pembelajaran sedikit, tidak memuaskan banyak memberikan bekal pengetahuan agama bagi DS di SD-SMP dan SMA. 3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam a. Jurusan Perbankan Syari‟ah S1 (PS S1) Mahasiswa PS S1 pada tahun 2012 berjumlah 114, jumlah tersebut tidak semua bisa bisa mengikuti ujian Komdais yang dijadwalkan oleh lembaga. Ada 12 mahasiswa yang berhalangan dan 102 yang bisa mengikuti ujian Komdais. Jumlah 102 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PS S1. Sebanyak 4 mahasiswa atau 3,92% mendapatkan kualitas nilai Komdais cumlaude, 17 mahasiswa atau 16,66% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. Kemudian sebanyak 41 mahasiswa atau 40,19% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan sebanyak 40 mahasiswa atau 39,21% mendapatkan nilai yang tidak sangat memuaskan atau cukup.101 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PS S1, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut:
101
Lihat lampiran 7.
1) Kualitas nilai keislaman cumlaude a) JK Latar belakang pendidikan sebelumya SD-MTS-MA, dan memiliki hasil ujian Komdais cumlaude dengan nilai 88,57. Pengetahuan agama yang sangat memuaskan diperoleh melalui pendidikan agama di MTS dan MA yang memiliki beberapa mata pelajaran agama. Serta pernah tinggal di asrama yang menjadi satu dengan sekolah MA mendukung banyak JK untuk memiliki kompetensi agama yang sangat memuaskan. b) MA Memiliki hasil ujian Komdais cumlaude dengan nilai 82,28. Jenjang pendidikan sebelumnya di SD-SMP-SMA memberikan
pengetahuan
agama
melalui
matapelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun jam mata pelajaran tersebut terlalu singkat dibanding dengan pelajaran lain yang bersifat umum. Pengetahuan agama MA berkembang sangat memuaskan saat menempuh pendidikan agama di pondok pesantren yang mengajarkan banyak materi dari berbagai ajaran agama Islam. 2) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) ES Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan dengan nilai 80. Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah
sebelumnya
SD-SMP-SMA
cukup
berpengaruh
dalam
memberikan wawasan agama bagi ES. Namun memuaskan sangat memuaskan wawasan agamanya diperoleh dari belajar agama di madrasah diniyah desa. b) RN Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan dengan nilai 79,85. Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan di SD-SMP-SMK cukup memiliki jam panjang dalam pembelajarannya. Namun IL mendapat pengetahuan agama yang sangat memuaskan ketika menempuh pendidikan agama di pondok pesantren. 3) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) LE Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 69,85. Pembelajaran agama yang diajarkan di sekolah tersebut sebatas pada PAI dengan jam pelajaran yang sebentar. Sehingga memuaskan hanya mengajarkan dogma dasar-dasar agama. b) IP Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 69,57. Waktu pembelajaran agama yang cukup di sekolah
menjadi faktor dominan pengaruh bekal dasar wawasan agama IP. Perkembangan pengetahuan agamanya didukung dari kegiatan mengaji di lingkungan desa. 4) Kualitas nilai keislaman cukup a) SH Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMK, dan memiliki hasil ujian Komdais cukup dengan nilai 59,71. Minat cukup pada pelajaran yang bernuansa agama menjadi faktor alasan SH cukup memiliki kompetensi keislaman. Pola pergaulan di masyarakat yang lebih bergaya modernitas mengarahkannya pada pemikiran yang menghiraukan ajaranajaran agama. b) TS Latar belakang pendidikan sebelumya SD-SMP-SMA, dan memiliki hasil ujian Komdais cukup dengan nilai 59,71. Dari lingkungan keluarga berekonomi menengah kebawah menuntut TS untuk tidak hanya fokus memikirkan pendidikan, namun juga harus membantu orang tua memenuhi kebutuhan. Sehingga pendidikan TS hanya dijalani dengan biasa-biasa saja. b. Jurusan Perbankan Syari‟ah D3 (PS D3) Mahasiswa PS D3 pada tahun 2012 berjumlah 46 dengan berbagai kualitas kompetensi keislamannya. Setelah dilaksanakan
ujian Komdais tulis dan lisan, 37 mahasiswa dapat mengikutinya sementara 9 mahasiswa yang berhalangan. Jumlah 37 mahasiswa tersebut dijadikan subjek penelitian mahasiswa dari jurusan PS D3. Memuaskan beda dengan hasil nilai dari mahasiswa jurusan lainnya, tidak ditemukan dari data nilai mahasiswa PS D3 mendapatkan nilai yang cumlaude. Kemudian sebanyak 4 mahasiswa atau 10,81% mendapatkan nilai yang sangat memuaskan. 9 mahasiswa atau 24,32% mendapatkan nilai yang memuaskan, dan 24 mahasiswa atau 64% mendapatkan nilai yang tidak sangat memuaskan atau cukup.102 Setelah mendapatkan data di atas, kemudian penulis memilih dua mahasiswa dengan nilai tertinggi dari masing-masing kelompok kualitas nilai keislaman. Dari jurusan PS D3, mahasiswa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Kualitas nilai keislaman sangat memuaskan a) DR Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan dengan nilai 72,28. Pengetahuan agama yang diajarkan di MTS dan MA dengan waktu pembelajaran dan penyampaian yang sangat memuaskan dan diperkuat dengan pendidikan di pondok
pesantren
membawa
wawasan
memuaskan sangat memuaskan bagi DR.
102
Lihat lampiran 8.
agama
yang
b) NP Memiliki hasil ujian Komdais sangat memuaskan dengan nilai 71,85. Pengetahuan agamanya banyak didapat dari pendidikan di MTS dan MA. Didukung pula pendidikan agama di madrasah diniyah TPQ kampung. 2) Kualitas nilai keislaman memuaskan a) MW Memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 69,57. Pengetahuan agama saat di SD dan SMA diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan kecukup dari waktu pembelajaran yang sedikit. Bekal pengetahuan agama mulai diperoleh banyak dari bangku MTS dan madrasah di desa. b) YN Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMPMAN dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 66,85. Pengetahuan agama YN lebih banyak diterima dari bangku
sekolah
MAN.
Kemudian
wawasan
agama
berkembang sangat memuaskan di pondok pesantren. 3) Kualitas nilai keislaman cukup a) RH Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMPSMA dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 59,85. Pengetahuan agama cukup karena faktor dari
materi agama yang diterima RH cukup dari segi waktu dan penyampaiannya. Sehingga RH tidak tersuasana untuk bisa memiliki wawasan agama yang sangat memuaskan. b) PF Latar belakang pendidikan sebelumnya di SD-SMPSMA dan memiliki hasil ujian Komdais memuaskan dengan nilai 58,28. Bekal keislamannya cukup karena dari keluarga dan sekolah tidak memberikan ajaran agama yang bisa banyak diterima PF. Hasil nilai Komdais di atas dikumpulkan untuk mengetahui kualitas kompetensi mahasiswa angkatan 2012 di IAIN Salatiga. Kemudian dari setiap kualitas masing jurusan diambil dua mahasiswa sebagai subjek penelitian, sehingga ditemukan 62 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Penjelasan secara singkatnya sebagai berikut: 1. Kualitas nilai cumlaude Mahasiswa yang termasuk dalam kualitas nilai cumlaude sebanyak 14 mahasiswa sebagai subjek penelitian. Fakta lapangan, mayoritas memiliki latar belakang pendidikan yang berlabel agama seperti MI, MTS, MAN. Dan pernah menempuh pendidikan agama secara intensif di madrasah diniyah desa atau pondok pesantren. Mahasiswa yang memiliki latar belakang tersebut pasti memiliki bekal pengetahuan agama yang cumlaude. Sehingga sebelum menjadi
mahasiswa memiliki kapasitas wawasan agama yang cumlaude, akan diperkuat lagi dengan materi-materi agama yang lebih luas. 2. Kualitas nilai sangat memuaskan Realitas lapangan menjelaskan bahwa ada 16 mahasiswa sebagai subjek penelitian yang termasuk dalam kualitas nilai sangat memuaskan. Terdapat kesamaan faktor latar belakang pendukung wawasan agama pada mahasiswa dengan kualitas nilai cumlaude. Namun karena kemampuan pribadi yang membedakan kompetensi mereka, sehingga ada perbedaan dalam pemahaman materi secara pribadi. 3. Kualitas nilai memuaskan Sebanyak 16 mahasiswa dengan kualitas nilai memuaskan yang menjadi subjek penelitian ini. Faktor yang dominan mempengaruhi bekal keislaman mereka karena waktu pembelajaran agama yang relatif sebentar dan materi ajarannya yang sedikit. Faktor internal dari minat terhadap wawasan agama cukup dan faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan masyarakat yang cukup memberikan suasana dalam membekali diri terhadap ilmu-ilmu agama. 4. Kualitas nilai cukup Sebanyak 16 mahasiswa dengan kualitas nilai cukup menjadi subjek penelitian. Mayoritas kualitas nilai keislaman mereka dipengaruhi dari cukupnya minat terhadap ajaran agama, pola pergaulan yang lebih senang bebas dan lingkungan yang tidak memberikan suasana keagamaan.
Terlebih lagi, jurusan perkuliahan yang mereka pilih adalah jurusan yang lebih konsentrasi dengan materi lain daripada materi agama. Sehingga mata kuliah pada jurusan tersebut mayoritas materi-materi yang mengantarkan pada misi masing-masing jurusan. Seperti misalnya jurusan TBI, mahasiswa yang mengikuti perkuliahan lebih minat dan termotivasi untuk menekuni mata kuliah yang memberikan kompetensi bahasa asing daripada materi yang membekali materi agama.
F. Proses Mahasiswa Meraih Kompetensi Keislaman IAIN Salatiga memang berkomitmen dalam mempersiapkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berbasis ilmu keislaman untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa.103 Proses yang disediakan lembaga harus dilalui mahasiswa, dari proses itu mahasiswa memiliki nilai hasil akhir yang berbeda-beda. Acuan normatif yang harus menjadi semangat mahasiswa menuntut ilmu di IAIN Salatiga, seperti kedalaman aqidah, kerajinan beribadah, bersemangat memperdalam wawasan ke-Islaman, serta menjunjung tinggi akhlakul karimah.104 Realitasnya mahasiswa memiliki warna motivasi yang berbeda satu dengan lainnya. Mahasiswa yang memiliki motivasi lebih akan terlihat menonjol dari mahasiswa yang lainnya. Keadaan tersebut bisa dilihat dari hasil nilai mata kuliah yang bernuansa keislaman.
103 104
http://iainsalatiga.ac.id, [30/07/2015]: 12:35. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman………………. 132.
Nilai mahasiswa angkatan Tahun 2012 (semester VII pada saat penelitian ini berlangsung) yang diambil dalam penelitian ini adalah nilai empat mata kuliah yang memiliki unsur studi keislaman seperti: AlQur‟an, Ulumul Qur‟an, Ilmu Kalam, Fiqh I/Fiqh Ibadah, Fiqh II/Fiqh Muamalah dan Ushul Fiqh. 105 Mata kuliah keislaman tersebut adalah mata kuliah yang mengandung unsur untuk mengembangkan materi yang ada pada program Komdais. Seluruh mahasiswa masing-masing jurusan diambil data nilai hasil perkuliahan dari emppat mata kuliah yang memiliki unsur keislaman (AlQur‟an dan Fiqh) untuk mengetahui perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa. Masing-masing jurusan memiliki mata kuliah keislaman yang berbeda sesuai dengan kapasitas dan kesesuaian jurusan. Berikut adalah empat mata kuliah yang penulis ambil nilai sebagai data untuk mengetahui perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa: 1. Jurusan PAI Jurusan PAI memiliki target untuk bisa mencapai kompetensi lulusan mahasiswanya agar bisa menguasai ilmu-ilmu keislaman (indikatornya: tafsir, hadis, sejarah peradaban islam, fiqh, ilmu kalam dan akhlak) dan metodologi pembelajarannya. 106 Kemudian dapat merespon dengan cepat dan sangat memuaskan untuk dapat mempersangat memuaskani dan meningkatkan kualitas pembelajan PAI. Karena sesuai dengan nama jurusannya, yaitu untuk menyiapkan 105
Mata kuliah yang memeilki hubungan dengan materi ujian Komdais. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2015, 18. 106
para pendidik agama Islam yang berkompeten. Sehingga mahasiswa PAI lebih mendapatkan banyak bekal mata kuliah keislaman. Mata kuliah yang diambil mewakili nilai kompetensi keislaman dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an I pada semester I, Al-Qur‟an II pada semester II, Fiqh I pada semester III dan Fiqh II pada semester IV.107 Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PAI bisa dilihat dalam lampiran.108 2. Jurusan PBA Jurusan PBA memiliki target untuk bisa mencapai kompetensi lulusan mahasiswanya agar mampu menjelaskan dan menguraikan wawasan pendidikan umum dan islam.109 Jurusan ini berkonsentrasi untuk menghasilkan lulusan yang memiki kompetensi bahasa arab yang bagus. Kompetensi tersebut, pastinya harus diimbangi dengan kompetensi keislaman yang bagus. Realitasnya, mahasiswa yang mengambil jurusan PBA adalah orang-orang yang memiliki bekal kompetensi kesilaman yang sangat memuaskan. Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an pada semester I, Fiqh pada semester II, Ilmu Kalam pada semester III, dan Fiqh Lughah pada semester VI. 110
107
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 38-39. Lihat lampiran 9. 109 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2015, 25. 110 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 43-45. 108
Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PBA bisa dilihat dalam lampiran.111 3. Jurusan TBI Jurusan TBI memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan sarjana muslim yang mampu menjadi guru bahasa inggris. 112 Tetap menjaga almamater untuk menjadi sarjana yang memiliki kompetensi keislaman yang sangat memuaskan. Mata kuliah yang diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh pada semester I, Ilmu Pendidikan Islam pada semester II, dan Ilmu Kalam pada semester IV. 113 4. Jurusan PGMI Jurusan PGMI memiliki target untuk mencapai kompetensi kelulusan mahasiswanya agar menguasai ilmu-ilmu keislaman dan metodologi pembelajaran pada tingkat MI/SD. 114 Karena kedepannya, mahasiswa PGMI diarahkan untuk menjadi pendidik yang bisa menyampaikan ilmu-ilmu keislaman di jenjang MI/SD. Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Ilmu Kalam pada semester II, Fiqh pada semester III, dan pendidikan fiqh pada semester V.115 Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PGMI bisa dilihat dalam lampiran.116
111
Lihat lampiran 10. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman…., 2015, 31. 113 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 48-49. 114 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 39. 115 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 54-55. 116 Lihat lampiran 12. 112
5. Jurusan AS Misi dari jurusan AS adalah menyiapkan mahasiswanya sebagai ahli atau praktisi dibidang hukum positif dan syari‟ah yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan dan keadilan.117 Misi tersebut bisa terlaksana sangat memuaskan apabila didukung oleh kompetensikompetensi mahasiswa yang sangat memuaskan serta wawasan keagamaan yang luas. Jurusan AS memberikan perkuliahan keislaman pada mahasiswa tujuannya untuk bisa menghasilkan lulusan yang ahli hukum Islam. Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh ibadah pada semester I, Ulumul Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV.118 Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa AS bisa dilihat dalam lampiran.119 6. Jurusan HES Harapan untuk kompetensi lulusan jurusan HES adalah mahasiswanya memiliki sikap responsif terhadap kasus-kasus hukum ekonomi syari‟ah serta inovatif dan kreatif dalam pengembangan kajian hukum ekonomi syari‟ah.120 Untuk mencapai pada harapan itu, semua sivitas akademika khususnya jurusan HES berusaha agar mahasiswa
117
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 59. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 60-61. 119 Lihat lampiran 13. 120 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 74. 118
mereka memiliki dasar luas dalam kompetensi keislaman. Kompetensi tersebut untuk mengimbangi ilmu-ilmu hukum Islam. Mata kuliah yang memiliki unsur keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I, Ulumul Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV. 121 Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa HES bisa dilihat dalam lampiran.122 7. Jurusan PS S1 Misi dari jurusan ini ingin menciptakan calon pelaku bisnis dan wirausahawan yang jujur, amanah dan menguasai ilmu-ilmu keislaman dan manajemen keuangan syari‟ah. 123 Dalam mencapai misi tersebut sepantasnya mahasiswa harus menempuh semua perkuliahan dengan sungguh. Ilmu keislaman tersebut membekali mahasiswa PS S1 untuk kedepannya menjadi pelaku bisnis yang jujur dan amanah. Mata kuliah PS-S1 yang memiliki unsur keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I serta Ilmu Kalam dan Fiqh muamalah pada semester III. 124 Kumpulan jelas nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PS S1 bisa dilihat dalam lampiran.125
121
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 71-72. Lihat lampiran 14. 123 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 66. 124 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 66-67. 125 Lihat lampiran 15. 122
8. Jurusan PS D3 Memelihara, membina, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai keislaman pada setiap aktivitas ekonomi, pendidikan dan layanan kehidupan masyarakat menjadi misi serius jurusan PS D3. Untuk mencapainya, mahasiswa harus dibekali dengan beberapa kompetensi ilmu-ilmu positif. Salah satu yang penting,mereka dibekali ilmu-ilmu keislaman untuk mencapai nilai keislaman yang bagus sesuai dalam misi jurusan.126 Mata kuliah yang memiliki unsur Keislaman diambil dalam penelitian ini yaitu Al-Qur‟an pada semester I, Ilmu Kalam dan Fiqh Ibadah pada semester II dan Fiqh Muamalah pada semester III. 127 Kumpulan nilai-nilai mata kuliah keislaman dari mahasiswa PS S1 bisa dilihat dalam lampiran.128
126
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman….. 2015, 80. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman……..2012/2013, 76-77. 128 Lihat lampiran 16. 127
BAB IV ANALISIS DATA (Hasil Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga)
A. HASIL NILAI KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA Setelah penulis mendapatkan data nilai Komdais dan latar belakang pendidikan dari 62 mahasiswa subjek penelitian sebagai acuan unutk mengetahui tingkat keislaman mereka. Kemudian penulis mencari data nilai empat mata kuliah yang mengandung unsur keislaman (bertema AlQur‟an dan Fiqh melanjutkan materi Komdais), maka dari nilai-nilai tersebut dilihat apakah ada perkembangan atau kemerosotan nilai keislaman 62 mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2012 (semester VII saat penelitian berlangsung). Setelah mahasiswa mendapatkan hasil dari ujian Komdais dengan nilai cumlaude, untuk mengetahui perkembangan kompetensi keislaman mereka peneliti melihat salah satunya melalui empat mata kuliah keislaman. Jurusan PAI: Al-Qur‟an I pada semester I, Al-Qur‟an II pada semester II, Fiqh I pada semester III dan Fiqh II pada semester IV. Jurusan PBA: Al-Qur‟an pada semester I, Fiqh pada semester II, Ilmu Kalam pada semester III, dan Fiqh Lughah pada semester VI. Jurusan TBI: Al-Qur‟an
dan Fiqh pada semester I, Ilmu Pendidikan Islam pada semester II, dan Ilmu Kalam pada semester IV. Jurusan PGMI: Al-Qur‟an dan Ilmu Kalam pada semester II, Fiqh pada semester III, dan pendidikan fiqh pada semester V. Jurusan AS: Al-Qur‟an dan Fiqh ibadah pada semester I, Ulumul Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV. Jurusan HES: Al-Qur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I, Ulumul Qur‟an pada semester III, dan Ushul Fiqh pada semester IV. Jurusan PS S1: AlQur‟an dan Fiqh Ibadah pada semester I serta Ilmu Kalam dan Fiqh muamalah pada semester III. Jurusan PS D3: Al-Qur‟an pada semester I, Ilmu Kalam dan Fiqh Ibadah pada semester II dan Fiqh Muamalah pada semester III. Kemudian hasil data tersebut bisa menjadi panduan untuk bisa melihat perubahan kompetensi keislaman masing-masing mahasiswa, yaitu sebagai berikut: 1. Kualitas nilai cumlaude Tabel 4.1 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Cumlaude Perkembangan Keislaman Nilai Nilai Empat Komdais Mata kuliah 4 3,44
No
Inisial
Jurusan
1
ED
PAI
2
MK
PAI
4
3,56
3
SD
PBA
4
3,63
4
MS
PBA
4
3,69
5
NZ
TBI
4
3,63
6
MK
TBI
4
3,50
7
MF
PGMI
4
4
8
MH
PGMI
4
3,17
9
AK
AS
4
3,94
10
NM
AS
4
3,56
11
EM
HES
4
4
12
MJ
HES
4
4
13
JK
PS S1
4
3,50
14
MA
PS S1
3,75
3,19
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari tabel di atas, 14 mahasiswa yang sebelumnya memiliki nilai Komdais cumlaude mengalami perkembangan setelah mengikuti empat mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. Perkembangan yang berbeda-beda dipengaruhi dari pribadi sendiri terhadap kemauan, motivasi dan penyampaian mata kuliah sebagai proses upaya membekali kompetensi keislaman mereka. 2. Kualitas nilai sangat memuaskan Tabel 4.2 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Sangat memuaskan Perkembangan Keislaman Nilai Nilai Empat Komdais Mata kuliah 3,5 3,25 3,5 3,50
No
Inisial
Jurusan
1
LK
PAI
2
AW
PAI
3
DM
PBA
3,5
3,44
4
IR
PBA
3,5
3,56
5
AI
TBI
3,13
6
LL
TBI
3,5 3,5
7
AL
PGMI
3,5
4
8
AM
PGMI
3,5
2,08
9
EI
AS
2,81
10
AM
AS
3,5 3,5
3,19
3,63
11
WG
HES
3,5
3,63
12
IS
HES
3,5
2,44
13
ES
PS S1
3,50
14
RN
PS S1
3,5 3,5
15
DR
PS D3
3
3,13
PS D3
3
3,38
16
NP
3,25
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Pada tabel di atas, perkembangan yang menarik karena kompetensi keislaman mereka menurun setelah mengikuti perkuliahan keislaman yaiut pada AM dari PGMI, EI dari AS dan IS dari HES. Pengaruh dari realitas perkembangan tersebut hampir sama yaitu karena materi
keislaman
yang
diterimanya
berbeda
dengan
sekolah
sebelumnya. Kemudian faktor cukup perhatian terhadap materi menjadi alasan berikutnya dalam mempengaruhi keadaan tersebut. Seperti pendapat AM dari PGMI, yang menjadi salah satu faktor perkembangan keislamannya sebagai berikut: “Ada perbedaan pengetahuan setelah di bangku kuliah. Ajaran keislaman lebih luas diajarkan, namun masih cukup banyak materi keislaman yang ada. Dan ajaran agama lebih berisikan untuk membekali calon anak didik yang akan diajar setelah lulus dari IAIN Salatiga”. Kemudian pendapat EI dari jurusan AS, “Pengetahuan yang murni mengajarkan pendidikan agama masih sedikit diajarkan di jurusan AS. Karena lebih konsentrasi pada mata kuliah yang mengajarkan tentang hukum Islam”.
Selanjutnya pendapat IS dari HES yang hampir senada dengan EI dari As sebagai berikut: “Memuaskan ada tambahan ilmu agama bagi saya, namun materi kuliah agama di jurusan HES masih cukup”. Pendapat-pendapat
dari
mahasiswa
yang
mengalami
perkembangan kurang baik di atas setidaknya menyadarkan penulis secara khususnya dan lembaga secara umumnya, bahwa IAIN Salatiga adalah perguruan tinggi dengan label Agama Islam sebagai materi ajar utama yang harus disampaikan dalam perkuliahan. perhatian
pada
upaya
untuk
mempersiapkan
Maka dari itu, mahasiswanya
berkompetensi keislaman yang sangat memuaskan memang terus dikembangkan dengan memperhatian setiap kritik saran yang masuk guna kemajuan pendidikan di IAIN Salatiga. 3. Kualitas nilai memuaskan Tabel 4.3 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Memuaskan Perkembangan Keislaman Nilai Nilai Empat Komdais Mata kuliah 2,75 3,75
No
Inisial
Jurusan
1
MS
PAI
2
NI
PAI
2,75
3,38
3
IA
PBA
2,75
3,50
4
SI
PBA
2,75
3,38
5
II
TBI
2,75
3,56
6
IZ
TBI
2,75
2,31
7
LS
PGMI
2,75
3,50
8
KR
PGMI
2,75
3,25
9
MI
AS
2,75
3,25
10
RS
AS
2,75
3,25
11
FZ
HES
2,75
3,63
12
ZA
HES
2,75
3,63
13
LE
PS S1
2,75
2,75
14
IP
PS S1
2,75
3,25
15
MW
PS D3
2,75
3,13
16
YN
PS D3
2,75
3,38
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari data di atas, mayoritas mahasiswa yang menjadi subjek penelitian sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui Komdais termasuk kualitas nilai memuaskan berkembang sangat memuaskan menjadi memiliki nilai keislaman sangat memuaskan melalui proses perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga. Sehingga upaya lembaga untuk membentuk dan memberikan kompetensi keislaman pada mahasiswa terlihat cukup berhasil diterima oleh 16 mahasiswa di atas, kecuali pada IZ dari jurusan TBI. Berikut hasil wawancara penulis yang bisa menjadi alasan mengapa IZ memperoleh realitas keadaan kompetensi keislamannya yang menurun: “Konsentrasi di jurusan TBI lebih pada pembelajaran bahasa inggris. Jadi masih perlu ditambah dengan materi-materi perkuliahan keislaman yang lain”. Pengaruh pergaulan yang sering menjadi alasan mahasiswa untuk menutupi kecukupan kompetensi yang dimiliki mereka ternyata berbeda dengan yang dialami IZ. Walaupun memang hampir sama yaitu pengaruh lingkungan yang memberikan suasana untuk berkompetisi pada penguasaan bahasa inggris.
4. Kualitas nilai cukup Tabel 4.4 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Cukup Perkembangan Keislaman Nilai Nilai Empat Komdais Mata kuliah 1,75 3,44
No
Inisial
Jurusan
1
MN
PAI
2
MR
PAI
1,75
2,58
3
MZ
PBA
1,75
3,31
4
MZN
PBA
1,75
3
5
ST
TBI
1,75
3,31
6
YS
TBI
1,75
1,88
7
IK
PGMI
1,75
3,25
8
FA
PGMI
1,75
3,33
9
MK
AS
1,75
3,75
10
FM
AS
1,75
2,44
11
MZ
HES
1,75
1,81
12
DS
HES
1,75
3,25
13
SH
PS S1
1,75
3,38
14
TS
PS S1
1,75
2,88
15
RH
PS D3
1,75
2,75
16
PF
PS D3
1,75
3,25
Sumber: Nilai Komdais dan Empat Matakuliah Keislaman
Dari data di atas, mayoritas mahasiswa yang menjadi subjek penelitian sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui Komdais termasuk kualitas nilai cukup berkembang sangat memuaskan menyebar menjadi memiliki nilai keislaman memuaskan dan sangat memuaskan melalui proses perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
B. REALITAS FAKTOR PENGARUH KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA Dalam sub bab ini, penulis menghadirkan beberapa data hasil wawancara dari mahasiswa. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor alasan yang mempengaruhi kompetensi keislaman dari 52 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian. Mahasiswa yang dijadikan subjek penelitian seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah 2 mahasiswa odarin setiap kualitas nilai masing jurusan. Melalui wawancara, penulis mencari data real faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kompetensi keislaman pribadi mahasiswa, yaitu sebagai berikut: 1. Pertanyaan wawancara: a. Jenjang pendidikan yang pernah Anda tempuh? (SD-MTSSMA/MAN) b. Jelaskan apakah jenjang pendidikan tersebut memberikan bekal wawasan agama/keislaman bagi Anda? c. Apakah Anda pernah belajar di Pondok atau mengaji di lingkungan? d. Jelaskan apakah pertanyaan sebelumnya memberikan pengaruh pada wawasan agama/keislaman bagi Anda? e. Apakah ada peningkatan/tambah wawasan agama/keislaman Anda dari sebelum menjadi mahasiswa dengan saat ini?
2. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai cumlaude. Dari mahasiswa yang masuk pada kualitas nilai cumlaude, masing jurusan diambil dua mahasiswa untuk penulis peroleh datanya melalui wawancara. Penulis melakukan wawancara pada mahasiswamahasiswa IAIN Salatiga angkatan tahun 2012 yang sudah memiliki hasil nilai Komdais dan empat mata kuliah keislaman sebagai berikut: Penulis
mengadakan
wawancara
langsung
terhadap
14
mahasiswa di atas sebagai sampel kualitas nilai cumlaude dari setiap jurusan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara: a. Jurusan PAI 1) ED menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMA b) Banyak memberikan pengetahuan agama, karena SMP dan SMA saya di dalam lingkungan pondok. c) Pernah belajar di pondok. d) Sangat banyak pengaruh menambah pengetahuan agama saya. Karena di pondok saya mendapatkan berbagai ilmu agama. e) Pembahasan materi kuliah berkembang, dari dulu hanya sebatas pembahasan tentang hukum, kaidah dan ibadah yang harus di ikuti. Setelah kuliah banyak materi yang menjelaskan pada pemikiran keislaman dan asal usul hukum fiqh. Hasil jawaban wawancara ED dapat dijelaskan sebagai berikut: a) ED menempuh jenjang pendidikan mulai dari MI dengan pembelajaran mayoritas berwawasan keagamaan, kemudian melanjutkan
pendidikan
di
SMP
dan
SMA
dengan
pembelajaran agama diperoleh dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Wawasan agama dari SMP dan SMA diperkuat dengan menempuh pendidikan di pondok pesantren. b) Wawasan keagaman ED yang sebelumnya sebatas dogma yang dimiliki, berkembang setelah menerima perkuliahan keislaman dengan materi yang luas. 2) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-MTS-MAN b) Saya mendapatkan banyak mata pelajaran keagamaan, sehingga memberikan bekal keislaman memuaskan bagi saya. c) Pernah mengaji di TPQ sekitar desa. d) Pasti ada pengaruh banyak bagi wawasan keagamaan saya. e) Saya lebih luas wawasan keislamannya setelah mendapat pembahasan materi-materi keislaman di perguruan tinggi. Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) MK menempuh jenjang pendidikan yang baik dari sisi agama yaitu MI-MTS-MAN dengan mata pelajaran mayoritas bertema agama. Kemudian pengetahuan agamanya diperkuat dengan pendidikan agama di lingkungan tempat dia tinggal. b) Perkuliahan
keislaman
di
IAIN
Salatiga
membawa
perkembangan pada wawasan keagaman MK. b. Jurusan PBA 1) SD menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-MA b) Saya mendapatkan banyak ilmu keagamaan dari materi-materi yang saya peroleh di MA. c) Saya pernah di pondok sambil sekolah SMP dan MA. d) Pastinya, saya mendapat ilmu agama lebih konsen di pondok.
e) Jurusan PBA memberikan materi-materi kuliah yang menambah wawasan keagamaan saya luas. Mengetahui yang di pondok saya belum pernah dapat. Hasil jawaban wawancara SD dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Latar belakang pendidikan MI dan MA yang memiliki pembelajaran mayoritas bernuansa agama dan pendidikan di pondok pesantren sewaktu SMP sampai MA memberi bekal wawasan keislaman yang baik bagi SD. Karena lingkungan pondok memberikan pembelajaran agama yang lebih intensif. b) Bekal yang cukup dimiliki oleh SD terasa lebih berkembang lagi saat masuk menjadi mahasiswa di IAIN Salatiga. Mata kuliah keislaman yang diperoleh memberikan wawasan yang lebih dewasa atau tidak semata kajian syar‟i saja. 2) MS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) MTS dan MA saya hidup di pondok, jadi ajaran agama memuaskan banyak saya peroleh dari pondok. c) Pernah di pondok pesantren. d) Ajaran pondok pesantren dalam menambah penguasaan ilmu agama memberikan pengaruh besar bagi saya. e) Berbeda materi yang diajarkan di kampus memberikan perkemabangan yang sangat memuaskan pada kompetensi keislaman saya. Hasil jawaban wawancara MS dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Ajaran agama dari MTS dan MA yang berada di dalam lingkungan pondok pesantren banyak membekali setiap santrinya dalam menguasai ilmu-ilmu agama. b) Materi yang memiliki perbedaan positif atau lebih berkembang dari materi yang pernah diterima di pondok pastinya memberikan perkembangan kompetensi keislaman MS. c. Jurusan TBI 1) NZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-MAN b) Saya mulai mendapatkan ajaran agama yang bagus dari bangku MAN, karena di MAN mayoritas mata pelajaran mengandung keagamaan. c) Pernah mengaji di desa. d) Ajaran agama di TPQ dekat rumah sedikit banyak memberikan pengetahuan keagaman bagi saya. e) Ada, sebelum menjadi mahasiswa pengetahuan agama saya seperti hanya sekitar Al-Qur‟an dan Fiqh. Setelah menjadi mahasiswa mendapat beberapa mata kuliah keagamaan seperti hadis, sejarah dan bahasa Arab. Hasil jawaban wawancara NZ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan SD dan SMP cukup maksimal memberikan NZ pengetahuan agama. Namun ketika masuk di MAN yang memiliki banyak jam dan mata pelajaran agama, pengetahuan agama banyak yang diterimanya. b) Kompetensi keislaman NZ terasa berkembang saat mendapat perkulihan dengan materi agama yang lebih luas.
2) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-MTS-MA b) Sekolah saya memiliki mata pelajaran agama yang banyak diajarkan. Sehingga wawasan agama saya yang saya dapatkan juga memuaskan banyak. c) Tidak pernah. d) Pengaruh yang saya dapatkan bukan dari mengaji atau pondok pesantren. Namun karena ajaran lingkungan keluarga saya dari orang tua yang termasuk ustadz di desa. e) Di IAIN Salatiga ada beberapa mata kuliah keagamaan yang lebih luas pembahasannya. Sehingga pengetahuan saya berkembang. Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan MI-MTS-MA dengan waktu dan mata pelajaran agama yang lebih banyak dari mata pelajaran umum membekali MK pengetahuan agama yang luas. Kemudian didukung pula dari lingkungan keluarga yang secara aktif mengajarkan ilmu-ilmu agama. b) Minat pada ajaran agama memberikan kondisi positif tersendiri dalam menerima perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga. Realitas itu membuat perkembangan keislaman MK lebih baik. d. Jurusan PGMI 1) MF menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP ISLAM PLUS-MAN b) Banyak memberikan bekal, apalagi saat di SMP Islam Plus dan MAN banyak mata pelajaran agama yang memberikan pengetahuan keislaman. c) Pernah belajar di pondok. d) Sangat berpengaruh, karena waktu di MAN saya juga belajar di pondok jadi setiap hari banyak ilmu ajaran agama yang saya dapat.
e) Di IAIN Salatiga ada beberapa mata kuliah keagamaan yang lebih luas pembahasannya. Sehingga pengetahuan saya berkembang.
Hasil jawaban wawancara MF dapat dijelaskan sebagai berikut: a) SMP Islam Plus dan MAN memiliki banyak matapelajaran yang bertujuan memberikan bekal baik kompetensi keislaman pada siswa khususnya MF. Selanjutnya tinggal di pondok pesantren dengan lingkungan dan ajaran keislaman yang intensif serta bersamaan dengan masa pendidikan di MAN, berdampak baik bagi pengetahuan keislaman MF. b) Perkuliahan di IAIN memberikan perkembangan banyak pada pengetahuan keislaman MF. Karena mata kuliah keislaman membawa materi luas daripada yang pernah diketahuinya. 2) MH menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
MI-MTS-MAN Sangat memberikan bekal dari mata pelajarannya. Pernah belajar di pondok. Ilmu pondok ditambah dengan belajar di MAN memberikan banyak pengetahuan keislaman bagi saya. e) Pastinya ada, karena dalam perkuliahan mata kuliah keislaman yang saya dapat lebih luas. Hasil jawaban wawancara MH dapat dijelaskan sebagai berikut: a) MI-MTS-MAN adalah sekolah yang bernuansa agama, sehingga materi ajarnya lebih banyak yang bertema agama.
Dan pendidikan pondok pesantren sewaktu masih di MAN membentuk MH memiliki kompetensi keislaman yang baik. b) MH mengakui bahwa pembelajaran mata kuliah keislaman memberikan banyak sekali perkembangan pengetahuan agama. Pembelajaran
dengan
metode
mandiri
dan
persentasi
memberikan kedewasaan pengetahuan agama baginya. e. Jurusan AS 1) AK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) Sangat memberikan bekal keislaman dalam kehidupan saya, karena saya banyak menerima ilmu keislaman dari beberapa mata pelajarannya. c) Pernah belajar dan mengaji di lingkungan pondok. d) Sangat memberikan pengaruh positif pada keislaman diri saya. e) Perbedaan kompetensi keislaman sebelum menjadi mahasiswa, nilai religiusitas lebih tinggi atau bertambah setelah menjadi mahasiswa. Hal ini dipengaruhi faktor pembelajaran di kampus yang mengajarkan ilmu-ilmu agama lebih berkembang. Hasil jawaban wawancara AK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) MTS dan MA mengajarkan materi agama yang lebih banyak, sehingga memberikan AK cukup pengetahuan agama. Dan pondok pesantren membawa perkembangan positif pada kompetensi keislaman AK. b) Berkembang maju di pondok pesantren mendukung MI untuk menerima baik pengetahuan keislaman melalui perkuliahan di IAIN Slatiga. Perkembangan dirasakan juga setelah menerima pembelajaran keislaman di kampus.
2) NM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA, selama menempuh pendidikan tersebut saya merasakan manfaat yang sangat besar dan bermanfaat sampai bisa melanjutkan kejenjang perguruan tinggi. b) Sangat memberikan bekal keislaman sekali, karena dasar-dasar keislaman saya dapat ketika masih di SD, MTS dan MA. c) Pernah karena pondok sebagai penunjang keagamaan dan sebagai tempat riyadhoh ataupun tempat controlling diri. d) Ya, pengaruhnya dari negatif menjadi positif, berpikir, tindakan maupun sosial pada lingkungan. e) Ada tentunya, tingkat kompetensi keislaman orang pasti berbeda-beda. Menurut saya materi kompetensi keislaman lebih luas saat di perguruan tinggi. Hasil jawaban wawancara NM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan di MTS dan MA dengan materi agama yang diajarkan lebih banyak, diperkuat dengan pendidikan di pondok pesantren membawa manfaat khususnya tentang pengetahuan agama NM. b) Pendidikan agama di pondok pesantren mendukung MI untuk mudah menerima dan mengembangkan pengetahuan agama. f. Jurusan HES 1) EM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) Sangat banyak bekal keislaman yang saya dapatkan dari jenjang sekolah tersebut, namun baru ajaran dasar-dasar saja. c) Pernah, mengaji di rumah sendiri dan di pondok. d) Pengaruhnya sangat besar terhadap wawasan keislaman yang ada pada diri saya. Karena saya merasa itu tidak didapatkan di sekolah lain. e) Ada beberapa perbedaan pada metode pembelajaran di perguruan tinggi, namun lebih memberikan tambahan keislaman lagi. Sehingga saya merasa memiliki pengetahuan keislaman yang bertambah.
Hasil jawaban wawancara EM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan MTS dan MA dimasa remaja EM membekalinya pengetahuan keagamaan yang baik. Karena di sekolahan tersebut, mata pelajaran lebih banyak agama daripada pelajaran umum. Lingkungan pondok pesantren menambah EM tumbuh menjadi pribadi berkualitas pengetahuan agama yang baik. b) IAIN Salatiga memberikan tambahan pengetahuan agama dari beberapa mata kuliah keislaman. 2) MJ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD IT-MTS-SMA b) Wawasan keislaman memuaskan saya peroleh dari SD dan MTS. Kemudian waktu saya SMA tinggal di pondok yang banyak menambah lagi wawasan keagamaan saya. c) Pernah belajar di pondok waktu saya masih SMA. d) Berpengaruh positif sekali. Apalagi saat di pondok wawasan agama saya semakin bertambah. e) Materi kuliah keagamaan di jurusan HES cukup banyak, mungkin lembaga bisa lebih menambahkan lagi materi keagamaan di HES. Padahal materi agama di IAIN memberikan tambahan pengetahuan agama yang menarik. Hasil jawaban wawancara MJ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Jenjang pendidikan SD IT dan MTS memberikan pengetahuan agama yang baik melalui mayoritas jenis mata pelajaran agamanya. Dan tinggal di pondok pesantren memberikan ajaran agama lebih banyak dari pendidikan formal.
b) Materi keislaman di kampus memberikan perkembangan pada wawasan keagamaan. Namun MJ berharap materi agama ditambah lagi untuk menambah wawasan agama mahasiswa. g. Jurusan PS S1 1) JK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) Dari MTS dan MA saya mendapat mayoritas pelajaran yang mengandung ajaran agama. c) Pernah belajar di asrama waktu MA. d) Pasti ada. Setiap sore sampai malam kami di asrama MA mendapat pajaran kitab-kitab fiqh dan mengaji Al-Qur‟an. e) Di IAIN materi agamanya lebih luas atau tidak hanya sekedar Al-Qur‟an dan Fiqh saja. Hasil jawaban wawancara JK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama yang baik melalui pendidikan MTS dan MA yang mayoritas memiliki matapelajaran agama serta tinggal di asrama yang menjadi satu dengan sekolah MA mendukung JK memiliki kompetensi agama yang baik. b) JK mendapat materi luas tentang agama di IAIN Salatiga melalui
mata
kuliah
keislaman,
sehingga
memberikan
perkembangan kompetensi keislamannya. 2) MA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMA b) Ya, memberikan wawasan keislaman saya, karena di sekolah saya dulu ada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). c) Pernah di Pondok QUEEN Al-Falah Kediri. d) Tentu, karena di pondok saya banyak diberikan pengetahuan tentang agama.
e) Cenderung menurun, karena di Jurusan PS S1 cukup menekankan wawasan atau mata kuliah keislaman. Hasil jawaban wawancara MA dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Jenjang pendidikan SD-SMP-SMA memberikan pengetahuan agama melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun jam matapelajaran tersebut terlalu singkat dibanding dengan pelajaran yang lain. Pengetahuan agama MA berkembang baik dari pendidikan di pondok pesantren yang mengajarkan banyak materi dari berbagai ajaran agama Islam. b) MA merasa lebih cukup mendapat wawasan keislaman di IAIN. Karena PS S1 masih kurang pada materi keislamannya. Mahasiswa-mahasiswa dengan hasil nilai rata-rata cumlaude mayoritas memiliki latar belakang pendidikan dari sekolah yang memiliki jadwal mata pelajaran agama lebih dibanding dengan sekolah formal yang hanya diperoleh dari PAI saja. Ajaran dari sekolah agama tersebut setidaknya memberikan bekal memuaskan pengetahuan keagamaan atau kompetensi keislaman bagi mereka. Kemudian sebagian ada yang juga menempuh pendidikan di pondok, yang sudah tidak diragukan lagi menjadi tempat ajaran-ajaran ilmu agama diajarkan. Sebagian ada yang mengaji di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka, dasar-dasar ajaran agama pastinya diberikan juga di tempat mengaji tersebut.
Lembaga memberikan mata kuliah yang konsentrasi pada pengembangan keilmuan agama, menambah dan meluaskan materi keislaman yang mereka miliki. Karena memang mata kuliah yang mengandung keislaman di IAIN memiliki materi lebih berkembang daripada keislaman di bangku SMP/MTS-SMA/MA. 3. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai sangat memuaskan. Penulis
mengadakan
wawancara
langsung
terhadap
16
mahasiswa di atas sebagai sampel kualitas nilai sangat memuaskan. Untuk lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara: a. Jurusan PAI 1) LK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-MA b) Ada, dari mata pelajaran PAI dan beberapa pelajaran agama lainnya. c) Pernah mengaji di madrasah sekitar desa. d) Ada wawasan agama yang saya peroleh dari madrasah. e) Sebelum kuliah saya lebih mengetahui agama seperti berkisar Al-Qur‟an dan Fiqh. Setelah di kuliah saya mengerti sampai pemikir-pemikir Islam, perbedaan madzhab dan lainnya. Hasil jawaban wawancara LK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Fakta dari LK, pendidikan MI-SMP-MA memberikan bekal kompetensi keislaman sesuai dengan kualitas matapelajaran dan penyampaiannya di sekolahan tersebut. Madrasah yang ada di sekitar desa juga memberikan wawasan pengetahuan agama yang baik.
b) Perkembangan terasa baik saat mendapat perkuliahan dengan materi-materi agama yang membentuk pengetahuan lebih luas. 2) AW menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMA Ada, dari matapelajaran pendidikan agama. Mengaji di madrasah sampai SMA. Banyak memberikan pengetahuan agama daripada di sekolah. Pastinya ada, karena materi kuliah banyak menambah wawasan luas bidang agama. Hasil jawaban wawancara AW dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pendidikan formal seperti di SD-SMP dan SMA memberikan materi pembelajaran agama (PAI) yang singkat pada jam pertemuannya. Sehingga tidak bisa menjamin siswanya untuk mendapat wawasan agama yang seperti diharapkan. Kebutuhan AW pada pengetahuan agama digali dari pendidikan madrasah sampai SMA, sehingga cukup memberi pengetahuan agama. b) Materi kuliah agama memberikan perkembangan baik pada kompetensi keislaman. b. Jurusan PBA 1) DM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD IT-SMP Al-Azhar-MA b) Tentunya pengetahuan agama diajarkan waktu saya masih di sekolah tersebut. c) Mondok sambil sekolah waktu MA. d) Banyak pengetahuan agama yang saya peroleh dari mondok. e) Luas pembahasan agama saat kuliah, jadi saya merasa ada tambahan banyak ilmu agama di sini.
Hasil jawaban wawancara DM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Latar belakang pendidikan SD IT-SMP Al-Azhar-MA dan Tinggal di pondok pesantren waktu MA memberikan bekal kompetensi keislaman yang baik bagi DM. b) Pembahasan materi agama pada perkuliahan membawa akibat positif perkembangan luas kompetensi keislaman DM. 2) IR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD-MTS-MA Ya, banyak ajaran agama saya peroleh waktu di MTS dan MA. Pernah mondok sambil sekolah waktu MTS sampai MA. Pagi sampai sore di ajarkan ilmu agama di pondok, sehingga saya merasa pasti ada wawasan agama/keislaman bagi saya. e) Lebih menambah pengetahuan bahasa Arab saya waktu kuliah di IAIN salatiga. Hasil jawaban wawancara IR dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama IR banyak diperoleh dari bangku sekolah MTS dan MA. Sementara di SD, masih dasar-dasar agama yang didapat. Pendidikan di MTS dan MA yang mayoritas agama didukung dengan pendidikan IR di pondok pesantren mengajarkan ilmu agama secara intensif. b) Kompetensi keislaman IR lebih banyak berkembang dari segi bahasa Arab. c. Jurusan TBI 1) AI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut:
a) SD-SMP-MAN b) Lumayan memberikan pengetahuan agama bagi saya, SD-SMP dari PAI. Kemudian MAN ada beberapa mata pelajaran agama. c) Pernah ikut ngaji di TPQ waktu masih SD sampai SMP. d) Ada pengaruhlah, karena di TPQ saya mendapat ajaran AlQur‟an, Fiqh dan praktek ibadah. e) Materi kuliah ternyata lebih berbeda dengan saat saya mendapatkan pengetahuan agama. Karena saat kuliah materi kuliah agama memberikan wawasan lebih luas. Hasil jawaban wawancara AI dapat dijelaskan sebagai berikut: a) SD dan SMP bagi AI memberikan pengetahuan agama dari PAI. Pengetahuan agama lebih berkembang dengan ada banyak mata pelajaran agama ketika di MAN. Pengaruh positif kompetensi keislaman diperoleh juga dari TPQ desa. b) Materi luas perkuliahan agama membawa perkembangan wawasan agama banyak pada AI. 2) LL menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD IT-MTS-MAN Banyak memberikan ajaran materi keagamaan pada saya. Saya mondok mulai dari MTS sampai MAN. Sudah pasti di pondok saya mendapatkan ajaran-ajaran agama yang lebih insentif. Sehingga memberikan banyak bermacam keilmuan agama pada saya. e) Ada beberapa materi perkuliahan yang saya rasa lebih berkembang dan memberikan tambah wawasan keilmuan kepada saya. Hasil jawaban wawancara LL dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Wawasan agama LL masuk pada kualitas yang baik dengan hasil pendidikan di SD IT-MTS-MAN yang mendidik siswanya berkompetensi baik dalam agama. b) Pondok pesantren memberikan bekal pengetahuan agama dari pembelajannya yang intensif. d. Jurusan PGMI 1) AL menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SLTP-SMK b) Alhamdulillah sudah menambah wawasan tentang ajaran Islam. c) Mengaji di lingkungan. d) Iya. Selain mencari ilmu agama itu wajib, perkembangan tentang dasar-dasar hukum ataupun hukum-hukum fiqh semakin bertambah. e) Ada, bertambahnya ilmu pengetahuan tentang keislaman dari beberapa mata kuliah yang mengajarkan ilmu keislaman. Hasil jawaban wawancara AL dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di MI dan madrasah di lingkungan rumah. b) Materi kuliah keislaman dengan pembahasan yang baik, memberikan wawasan agama yang berkembang pada AL. 2) AM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMK b) Memuaskan memberikan bekal keislaman dari matapelajaran PAI. c) Pernah mengaji di lingkungan. d) Ada pengaruh. Karena ustadz dan ustadzah mengajarkan beberapa ilmu keagamaan yang lumayan banyak. e) Ada perbedaan pengetahuan setelah di bangku kuliah. Ajaran keislaman lebih luas diajarkan, namun masih cukup banyak
materi keislaman yang ada. Dan ajaran agama lebih berisikan untuk membekali calon anak didik yang akan diajar setelah lulus dari IAIN Salatiga. Hasil jawaban wawancara AM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan formal di SD-SMP dan SMK mengajarkan ilmu agama dari matapelajaran PAI. Kompetensi keislaman AM ditambah dari mengaji di lingkungan. b) Materi kuliah keislaman memberikan wawasan agama yang berkembang pada AM. Namun harapannya materi keislaman lebih ditambah lagi untuk membekali mahasiswa pengetahuan agama yang luas dan tidak hanya mempersiapkan untuk membekali calon anak didik (MI/SD) mahasiswa saat sudah lulus dari IAIN. e. Jurusan AS 1) EI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) Ya pasti, karena waktu MTS dan MA saya banyak menerima pelajaran berwawasan keislaman. c) Ya pernah mondok. d) Ya, sebab saya lebih mengerti dan memahami Al-Qur‟an dan Fiqh. e) Pengetahuan yang murni mengajarkan pendidikan agama masih sedikit diajarkan di jurusan AS. Karena lebih konsentrasi pada mata kuliah yang mengajarkan tentang hukum Islam. Hasil jawaban wawancara EI dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di MI dan madrasah di lingkungan rumah. b) Jurusan AS memang menyiapkan mahasiswanya untuk menjadi mahasiswa yang ahli dalam bidang hukum Islam. Hal tersebut menjadi sorotan EI untuk memberikan usulan bahwa materi agama harus seimbang dengan materi hukum Islam. 2) AM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-MTS-SMK b) Ya lumayan memuaskan, mulai dari MI-MTS saya sudah mendapat banyak pelajaran agama. c) Mengaji Al-Qur‟an di rumah ustadz. d) Cukup, karena hanya mengaji Al-Qur‟an. e) Pasti ada, materi agama di bangku kuliah memberikan pengetahuan agama yang lebih dewasa. Hasil jawaban wawancara AM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari pendidikan di MI-MTS. Pendidikan Al-Qur‟an di rumah ustadz dirasa AM kurang memberikan perkembangan wawasan agama baginya. b) Pengetahuan agama yang banyak diperoleh di MI-MTS diasah lebih banyak saat mengikuti perkuliahan keislaman di IAIN. f. Jurusan HES 1) WG menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-MA b) Cukup waktu SD dan SMP. Namun memuaskan bertambah saat masuk di MA. c) Tidak pernah. d) Tidak ada pengaruh.
e) Alhamdulillah saya merasa bertambah pengetahuan agama saat mengikuti mata kuliah yang mengandung agama. Hasil jawaban wawancara WG dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Materi agama yang ada pada SD dan SMP kurang memberikan banyak wawasan agama. Namun ketika di MA, wawasan agama mulai banyak diberikan dari mayoritas mata pelajaran agamanya. b) Perkuliahan keislaman dengan materi yang lebih luas dari sekolah sebelumnya, baik memberikan perkembangan pada pengetahuan keagamaan WG. 2) IS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-MA b) Memuaskan memberikan pengaruh bagi pengetahuan agama saya. c) Pernah waktu SD mengaji Al-Qur‟an di Masjid. d) Cukup ada pengaruh bagi saya. e) Memuaskan ada tambahan ilmu agama bagi saya, namun materi kuliah agama di jurusan HES masih cukup. Hasil jawaban wawancara IS dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal pengetahuan agama banyak diperoleh dari MTS dan MA. Karena hanya mengaji Al-Qur‟an, pengetahuan agama IS hanya dari SD melalui PAI, MTS dan MA melalui beberapa mata pelajaran agama. b) Materi kuliah keislaman di IAIN mendukung untuk menambah luasnya pengetahuan keagamaan bagi IS. Namun masih kalah
jumlah mata kuliahnya dengan materi hukum ekonomi. Sehingga membawa IS tersuasana untuk lebih konsentrasi di mata kuliah tersebut. g. Jurusan PS S1 1) ES menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMA b) Cukup berpengaruh, hanya pelajaran PAI dengan jam pelajaran yang sebentar. c) Pernah mengaji di lingkungan. d) Ya, karena lingkungan yang sangat memuaskan membentuk jiwa yang sangat memuaskan. Ajaran agama di lingkungan memberikan wawasan keislaman. e) Sedikit bertambah dalam bidang Fiqh dan Sejarah Islam. Hasil jawaban wawancara ES dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD-SMP-SMA kurang berpengaruh dalam memberikan wawasan agama. Namun cukup baik wawasan agama diperoleh dari belajar agama di madrasah desa. b) Perhatian ES terhadap materi keislaman di IAIN membawa perkemabangan baik pada pengetahuan agamanya. 2) RN menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD-SMP-SMK Saya rasa tidak ada pengaruh, karena pelajaran agama cukup. Pernah belajar di Pondok. Ya, karena saya mendapat banyak ajaran-ajaran Al-Qur‟an, Fiqh dan bahasa Arab. e) Ya, mata kuliah SIBA dan mata kuliah agama memberikan wawasan agama tambahan dari sebelum saya kuliah.
Hasil jawaban wawancara RN dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diajarkan di SD-SMPSMK kurang memiliki jam panjang dalam pembelajarannya. Namun RN mendapat pengetahuan agama yang baik ketika menempuh pendidikan agama di pondok pesantren. b) Perkuliahan SIBA dan mata kuliah keislaman memberikan ajaran yang menambah perkembangan wawasan agama. h. Jurusan PS D3 1) DR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-MTS-SMA Lumayan ada pengaruh saat saya sekolah di MTS. Pernah mengaji di madrasah. Saya diajari banyak pelajaran agama di madrasah tersebut. Banyak pengetahuan yang saya peroleh dari perkuliahan mata kuliah agama. Hasil jawaban wawancara DR dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pengetahuan agama saat di SD dan SMA diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan kecukup dari waktu pembelajaran yang sedikit. Bekal pengetahuan agama mulai diperoleh banyak dari bangku MTS dan madrasah di desa. b) Kemajuan dalam pembendaharaan wawasan agama mulai luas diterima saat mengikuti perkuliahan materi-materi agama. 2) NP menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-MAN
b) c) d) e)
Banyak pengetahuan agama dari MAN. Pernah belajar di pondok saat saya di MAN. Banyak bekal agama saya peroleh dari mengaji di pondok. Ada pengetahuan baru saya peroleh dari mata kuliah agama. Hasil jawaban wawancara NP dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pengetahuan agama NP lebih banyak diterima dari bangku sekolah MAN. Kemudian wawasan agama berkembang baik di pondok pesantren. b) Wawasan baru dalam agama diperoleh NP saat mengikuti mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga, sehingga membawa perkembangan wawasannya terhadap ilmu agama. Materi ujian Komdais yang dihadirkan memberikan hasil cumlaude tidak menjadi ukuran mahasiswa tersebut bisa cumlaude juga dalam mengikuti proses perkuliahan di IAIN. Fakta tersebut diketahui saat penulis mengadakan wawancara dengan mahasiswa yang memiliki latar belakang pengetahuan keagamaan cumlaude, menemukan perbedaan dalam wawasan materi keagamaan yang lebih luas di IAIN. Sehingga mereka setelah melalui perkuliahan materi agama mendapat hasil turun pada kualitas sangat memuaskan. Fakta lain juga ada beberapa mahasiswa yang sebelumnya memiliki kompetensi agama cumlaude mengaku kalau materi agama dalam jurusan mereka masih cukup banyak. Dan materi agama yang ada berbeda dengan yang mereka pernah peroleh dari pondok pesantren ataupun madrasah di lingkungannya. Sehingga memang disadari oleh
penulis dan beberapa mahasiswa, bahwa perhatian lembaga terhadap materi agama masing-masing jurusan seharusnya tidak jauh berbeda. 4. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai memuaskan. Penulis
mengadakan
wawancara
langsung
terhadap
16
mahasiswa di atas sebagai berikut adalah hasil wawancara: a. Jurusan PAI 1) MS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMA b) Waktu MI pengetahuan agama yang saya peroleh bagus, waktu SMP dan SMA pengetahuan agama hanya dari PAI. c) Mengaji Al-Qur‟an di Masjid. d) Cukup, karena saya hanya sebatas mengaji Al-Qur‟an. e) Memuaskan banyak memberikan wawasan agama bagi saya, karena banyak materi yang mayoritas keislaman. Hasil jawaban wawancara MS dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama MS cukup banyak diterima di bangku MI, namun setelah itu tidak ada pendidikan yang mendukung baik untuk perkembangan kompetensi keislamannya. b) Materi-materi keislaman pada perkuliahan di IAIN Salatiga memberikan cukup wawasan agama yang dewasa bagi MA. 2) NI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMK Materi PAI yang saya dapat sebelum kuliah. Pernah mengaji di Madrasah sekitar lingkungan. Ada materi agama yang banyak saya dapat dari Madrasah. Ada, karena banyak materi kuliah mengandung agama di PAI.
Hasil jawaban wawancara NI dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pendidikan SD-SMP-SMK memiliki waktu pelajaran agama yang sedikit dibanding dengan pelajaran umum. Sehingga hanya sedikit pengetahuan agama yang bisa didapat, tetapi dukungan pendidikan dari mengaji di madrasah membantu menambah wawasan agama bagi NI. b) Perkuliahan keislaman pada IAIN memberikan perkembangan baik bagi NI. b. Jurusan PBA 1) IA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD-MTS-SMA Ada pengaruh agama banyak di MTS. Pernah mengaji di madrasah dekat dengan rumah. Banyak pengaruhnya, terutama saya mulai bisa membaca kitab kuning. e) Banyak sekali menambah kompetensi saya, namun kelemahan pengetahuan saya terkadang saya pusing mengikutinya. Hasil jawaban wawancara IA dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Sekolah MTS memberikan pendidikan agama yang cukup bagi IA. Kemudian didukung mengaji di madrasah dekat rumah membawa perkembangan kompetensi keislaman yang baik. b) Banyak materi keislaman, banyak juga yang didapat IA untuk mendapat banyak wawasan agama.
2) SI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-MTS-SMA Ada pengetahuan banyak dari mata pelajaran agama di MTS. Tidak pernah. Tidak berpengaruh dalam pengetahuan agama saya. Memuaskan memberikan wawasan agama yang menarik untuk saya ikuti. Dan saya pribadi merasakan ada perkembangan terhadap pengetahuan agama saya. Hasil jawaban wawancara SI dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pengetahuan agama SI lebih banyak didapat sewaktu belajar agama di MTS. Selanjutnya di SMA, karena pendidikan agama yang hanya sebentar dibanding materi yang lain, jadi kurang memberikan pengaruh banyak pada keislaman SI. b) Materi kuliah keislaman di IAIN Salatiga memang banyak berkembang dari materi yang diterima SI di sekolah sebelumnya. Sehingga cukup memberikan tambahan wawasan agama saat mengikuti perkuliahan keislaman. c. Jurusan TBI 1) II menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMK Ya, dari matapelajaran PAI. Tidak pernah Cukup berpengaruh. Saya merasa mendapat tambahan pengetahuan keislaman ya dari kuliah. Hasil jawaban wawancara II dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Bekal pengetahuan agama yang dimiliki II semata hanya dari Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SD-SMP-SMK. b) Materi perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga tetap dirasakan memberikan banyak perbedaan, yaitu menambah berbagai pengetahuan agama. 2) IZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMK b) Cukup berpengaruh, hanya waktu MI saja saya merasa mendapat pengetahuan dasar-dasar agama. c) Ikut mengaji di TPQ di desa saya. d) Ya lumayan banyak ajaran agama yang saya dapat dari TPQ. e) Konsentrasi di jurusan TBI lebih pada pembelajaran bahasa inggris. Jadi masih perlu ditambah dengan materi-materi perkuliahan keislaman yang lain. Hasil jawaban wawancara IZ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Waktu pembelajaran sedikit pada pendidikan agama di SMP dan SMK memang cukup memberikan kompetensi keislaman bagi LR. Wawasan agama yang dimilikinya diperoleh dari pendidikan di TPQ di desa. b) Disadari oleh LR bahwa materi kuliah keislaman di IAIN banyak memberikan pengetahuan dan menambah kompetensi keislamannya. d. Jurusan PGMI 1) LS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMK b) Cukup, karena ilmu agama hanya melalui pelajaran PAI. c) Pernah mengaji waktu SD-SMP.
d) Ya waktu diusia tersebut saya mendapatkan ilmu dasar-dasar agama. e) Ada perkembagan pengetahuan agama pada diri saya, seperti sebab turunnya ayat Al-Qur‟an dan hadis serta pelajaran bahasa di SIBA. Hasil jawaban wawancara LS dapat dijelaskan sebagai berikut: a) LS memang memiliki pengetahuan agama yang baik. Faktornya dari latar belakang pendidikan formal yang cukup memberikan waktu banyak untuk membekali siswanya pengetahuan agama. b) Materi agama saat perkuliahan memberikan perkembangan kompetensi keislaman yang baik bagi LS. 2) KR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-MTS-SMK b) Ya, matapelajaran agama banyak macamnya yang saya dapat di MI dan MTS. c) Mengaji Al-Qur‟an di Mushola. d) Cukup memberikan pengetahuan agama. e) Saya rasa ada tambahan wawasan agama dari saya sebelum kuliah dengan saat ini. Hasil jawaban wawancara KR dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pembelajaran agama banyak diajarkan di MI dan MTS yang membuat cukup banyak pengetahuan agama yang dimiliki KR. b) Pembahasan dan materi agama yang luas saat kuliah membawa wawasan berkembang pada agama.
e. Jurusan AS 1) MI menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD-MTS-MAN Memberikan bekal bagi saya di IAIN walaupun hanya sedikit. Pernah mengaji di lingkungan tempat tinggal. Memberikan pengaruh, karena sedikit-sedikit saya menjadi tahu yang halal atau haram dan sangat memuaskan atau buruk. e) Ada, karena dulu saya banyak yang yang mengetahui dasardasarnya saja sekarang saya bisa mendapat perkembangan wawasan keislaman. Hasil jawaban wawancara MI dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Perhatian kurang pada pendidikan agama memberikan efek kurang
baik
bagi
pengetahuan
agama
MI,
walaupun
sebenarnya dia menempuh ajaran agama di MTS dan MAN yang memiliki pelajaran agama cukup waktu banyak. b) Pengetahuan sebelum menjadi mahasiswa masih terkesan hafalan dan keyakinan, setelah mendapat materi agama di kampus pengetahuan agama menjadi luas. 2) RS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
MI-SMP-SMK Cukup memberikan wawasan keislaman. Pernah mengaji di lingkungan. Ya, karena mendapatkan wawasan tentang agama Islam. Ada perkembangan saya rasakan karena beberapa mata kuliah memberikan materi wawasan keislaman yang lebih mendalam. Hasil jawaban wawancara RS dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pendidikan agama di MI-SMP-SMK serta pernah mengaji di madrasah lingkungan desa setidaknya memberikan bekal wawasan agama cukup. b) Materi keislaman di kampus yang lebih mendalam dan luas mengajarkan pengetahuan agama yang memuaskan baik. f. Jurusan HES 1) FZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-MA b) SD-SMP saya dapat pelajaran agama dari PAI, MA saya dapat lebih banyak mata pelajaran agama. c) Tidak pernah d) Tidak berpengaruh. e) Ya saya merasa ada tambahan pengetahuan agama saat saya kuliah di IAIN Salatiga. Hasil jawaban wawancara FZ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) SD-SMP memberikan pengetahuan agama melalui PAI dan di MA cukup banyak pelajaran agama yang membekali kompetensi keislaman. b) Materi perkuliahan keislaman dari IAIN cukup membawa perkembangan bagi FZ terhadap pengetahuan agama. 2) ZA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMA b) Waktu MI saya mendapat banyak materi pengetahuan awal tentang agama. c) Pernah mengaji Al-Qur‟an di rumah tetangga. d) Hanya mengaji Al-Qur‟an tidak membahas lain. e) Memuaskan ada perbedaan saat saya sebelum kuliah dengan saat ini.
Hasil jawaban wawancara ZA dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pembelajaran
agama
yang
cukup
memberikan
bekal
pengetahuan agama cukup diperoleh dari MI. b) Ada kemajuan kompetensi keislaman pada ZA setelah mengikuti mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. g. Jurusan PS S1 1) LE menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
SD-SMP-SMK Sekolah tersebut hanya memberikan dasar-dasar keislaman. Mengaji di lingkungan. Ya, karena saya mendapat ajaran Al-Quran dan kaidah Fiqh dari ustadz. e) Tentu saja. Karena beberapa mata kuliah agama memberikan tambahan pengetahuan keislaman. Hasil jawaban wawancara LE dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pembelajaran agama diajarkan di SD-SMP-SMK sebatas pada PAI dengan jam pelajaran yang sebentar. Sehingga cukup hanya mengajarkan dogma dasar-dasar agama. b) Pengaruh perkembangan wawasan agama tetap dirasakan dari mengikuti perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga. 2) IP menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a. SD-SMP-SMA b. Cukup, karena jam mata pelajaran agama di sekolah tidak banyak. c. Ya mengaji di lingkungan desa. d. Lumayan memberikan pengetahuan keislaman seperti praktek ibadah dan Al-Qur‟an.
e. Saya merasakan ada perbedaan, karena setelah mendapat beberapa mata kuliah agama, pengetahuan keislaman saya menjadi bertambah banyak. Hasil jawaban wawancara IP dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Waktu pembelajaran agama yang kurang di SD-SMP-SMA cukup membekali dasar wawasan agama IP. Perkembangan pengetahuan agama didukung dari kegiatan mengaji di lingkungan desa. b) Materi pembahasan agama yang luas di kampus cukup menambah pengetahuan agama dan kompetensi IP. h. Jurusan PS D3 1) RH menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMA b) Ya ada bekal agama yang saya peroleh dari MI dan pelajaran PAI di SMP dan SMA. c) Pernah mengaji di TPQ. d) Ada pengaruh memuaskan memberikan pendidikan agama bagi saya. e) Ya saya merasa pengetahuan agama saya meningkat saat mengikuti mata kuliah agama di IAIN Salatiga. Hasil jawaban wawancara RH dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama memuaskan banyak RH peroleh dari MI dan pelajaran agama di TPQ. b) Penyampaian dan materi lebih dewasa terhadap mata kuliah agama memberikan kemajuan kompetensi keislaman RH.
2) PF menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-MTS-SMK b) Waktu MTS dan SMK, saya mendapat banyak bekal pengetahuan agama. c) Pernah pondok/asrama waktu di SMK. d) Banyak pengetahuan agama saya peroleh dari pondok. e) Ada pengaruh tambahan pengetahuan agama saat kuliah, namun materi agamanya masih sedikit. Hasil jawaban wawancara PF dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama yang dimiliki PF banyak diterima waktu sekolah di MTS dan waktu SMK tinggal di asrama dengan model pembelajaran seperti dipondok. b) Perkembangan kompetensi keislaman memuaskan sangat memuaskan, namun harapannya di jurusan PS D3 ditambah lagi materi perkuliahan dengan ajaran agama. Lembaga memberikan nilai bagus bagi bekal pengetahuan agama pada mahasiswa, bisa dilihat dari hasil wawancara di atas. Mayoritas mahasiswa yang sebelumnya sadar kalau mereka masih cukup memuaskan memiliki pengetahuan agama, merasa mendapatkan wawasan baru atau pengetahuan agama dari masing-masing materi kuliah keagamaan. Latar belakang pendidikan yang mayoritas menjadi alasan mereka cukup memiliki pengetahuan agama bisa berangsur memudar seiring kemauan mereka untuk mengikuti dengan sangat memuaskan proses perkuliahan materi keislaman.
5. Jawaban dari mahasiswa yang termasuk dalam Kualitas nilai cukup. Penulis
mengadakan
wawancara
langsung
terhadap
16
mahasiswa di atas sebagai subjek penelitian kualitas nilai cukup. Untuk lebih jelasnya berikut adalah hasil wawancara: a. Jurusan PAI 1) MN menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMK b) Cukup memberikan bekal wawasan keislaman, karena pelajaran PAI cuma sebentar. c) Pernah waktu masih SD mengaji di Madrasah. d) Cukup, karena saat itu saya masih cukup konsentrasi. e) Ya lumayan bertambah wawasan agama saya. Hasil jawaban wawancara MN dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Waktu pembelajaran agama yang cukup menjadi alasan bagi MN yang cukup mengetahui banyak tentang ilmu-ilmu agama. b) Minat yang kurang dan latar belakang keluarga yang kurang mendukung MN untuk mendapat wawasan agama membuat materi keislaman yang disampaikan di IAIN tidak sepenuhnya bisa masuk pada MN. 2) MR menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d)
MI-SMP-MA Bekal agama saya rasa memuaskan. Pernah tinggal di pondok. Pengetahuan agama yang diberikan di pondok menambah kompetensi keislaman saya. e) Pasti ada pengetahuan agama saya yang bertambah dari mengikuti materi kuliah keislaman di IAIN Salatiga.
Hasil jawaban wawancara MR dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal kompetensi keislaman MR sebenarnya cukup diterima dari MI dan MA serta pernah tinggal di pondok. Namun pergaulan dengan teman yang salah membuat MR menjadi terbawa pengaruh negatif dari pergaulan. b) Perkembangan pengetahuan agama tetap ada pada MR walaupun cuma sebatas beberapa materi. b. Jurusan PBA 1) MZ a) SD-SMP-MA b) Bekal agama lebih banyak diterima dari beberapa mata pelajaran di MA. c) Tidak pernah. d) Tidak ada pengaruh. e) Pembahasan perkuliahan dengan materi agama memuaskan memberikan wawasan banyak. Lebih luas dan mengajarkan untuk mencari referensi sendiri membuat saya lebih mengerti materi agama secara mendalam. Hasil jawaban wawancara MZ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama cukup baik saat MZ belajar di MA. b) Materi agama yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dalam mencari referensi memberikan kompetensi baik dalam memahami materi agama disampaikan dalam perkuliahan.
2) MZN a) MI-SMP-MA b) Ya ada pengaruh keislaman dari ajaran agama yang disampaikan di sekolah terutama di MA. c) Pernah tinggal di pondok pesantren. d) Pengaruh sangat memuaskan dalam membekali pengetahuan agama bagi saya. Namun karena saya tinggal di pondok bukan karena kemauan saya, sehingga dari kemauan saya mengikuti pelajaran masih cukup. e) Perkembangan sangat memuaskan pada kompetensi keislaman ikut saya rasakan karena pembelajaran di jurusan PBA sedikit memberikan motifasi bagi saya untuk memperdalam penguasaan ilmu agama. Hasil jawaban wawancara MZN dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama MZN banyak diperoleh dari bangku sekolah MA. Karena sekolah tersebut memiliki pembelajaran agama yang lebih banyak dari pembelajaran umum. b) Kompetensi keislaman MZN lebih banyak berkembang dari segi bahasa Arab. Didukung kesadaran MZN tentang pendidikan agama yang bisa berguna untuk masa depannya. c. Jurusan TBI 1) ST menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
MI-SMP-SMK Ya lumayan mengetahui pelajaran-pelajaran agama dari MI. Tidak pernah. Tidak berpengaruh. Ya ada peningkatan, selum kuliah wawasan agama saya cuma sekitar membaca Al-Qur‟an. Setelah kuliah saya mendapatkan materi-materi kuliah yang menambah wawasan agama saya. Hasil jawaban wawancara ST dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Pengetahuan agama lebih banyak diterima ST sewaktu di MI, setelah di SMP dan SMK pengetahuan agama hanya dari PAI. b) Pengamalan agama dan pengetahuan agama lebih luas yang sebelumnya hanya bisa mengetahui hukum-hukum agama saja. 2) YS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMA Ya, pelajaran PAI memberikan bekal agama. Tidak pernah. Tidak ada. Lumayan ada peningkatan pengetahuan keislaman saya sebelum kuliah dengan saat ini. Hasil jawaban wawancara YS dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pengetahuan agama yang menjadi bekal kompetensi keislaman YS berasal dari pembelajaran PAI saja di SD-SMP-SMA. b) Walaupun hanya beberapa materi kuliah keislaman di TBI, setidaknya ada perkembangan yang dirasakan oleh YS pada pengetahuan agama. d. Jurusan PGMI 1) IK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) MI-SMP-SMA b) Cukup memperhatikan pelajaran agama waktu saya masih sekolah. c) Tidak pernah. d) Tidak berpengaruh. e) Ya ada tambahan pengetahuan agama pasti, dari sebelum kuliah dengan saat ini. Hasil jawaban wawancara IK dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Kompetensi keislaman yang cukup dari IK, ternyata dilatar belakangi dari minat yang cukup terhadap pendidikan agama. b) Perkembangan agama pada IK masih kurang untuk bisa menggambarkan materi yang selama ini diterimanya di IAIN. 2) FA menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMA Ada, pelajaran PAI. Pernah mengaji waktu SD-SMP di TPQ dekat dengan rumah. Ya menambah pengetahuan agama, khususnya dasar agama. Banyak pengetahuan agama waktu kuliah yang saya peroleh sampai sekarang. Hasil jawaban wawancara FA dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Suasana lingkungan dan pembelajaran agama yang diperoleh FA sebenarnya memuaskan membekali wawasan agama bagi FA. Namun pergaulan dan jiwa yang masih ingin bergaul bebas
membuat
FA
tidak
mengembangkan
wawasan
agamanya. b) Pengetahuan agama yang diperoleh di IAIN sebenarnya memberikan perkembangan wawasan, tetapi minat untuk mengikuti dan mempelajari materi agama kurang membuat kompetensi keislaman FA kurang berkembang baik. e. Jurusan AS 1) MK menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMA b) Belajar agama dari pelajaran PAI. c) Tidak pernah.
d) Tidak ada pengaruh dengan agama saya. e) Kompetensi agama saya rasa memuaskan bertambah saat mengikuti mata kuliah agama di Kampus. Hasil jawaban wawancara MK dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama di SD-SMP-SMA disampaikan melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), namun jam mata pelajaran tersebut terlalu singkat dibanding pelajaran lain. b) Kemajuan kompetensi keislaman pada MK masih kurang, karena kurang dapat motivasi dalam mengikuti mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. 2) FM menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMK f) Memuaskan memberikan bekal keislaman dari matapelajaran PAI. b) Tidak pernah. c) Tidak ada pengaruh terhadap keislaman saya. d) Kalau dari segi agama, perkembangan pengetahuan saya di IAIN saya rasa cukup. Karena mata kuliah agama di AS masih cukup dan lebih banyak perkuliahan hukum Islam. Hasil jawaban wawancara FM dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal kompetensi agama cukup diterima FM dari sekolah melalui Pendidikan Agama Islam (PAI). b) FM masih merasa kurang menerima materi agama di jurusan AS.
Karena
anggapannya,
perkuliahan
mengutamakan pembelajaran hukum Islam.
di
AS
lebih
f. Jurusan HES 1) MZ menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) SD-SMP-SMK b) Cukup bagi saya, karena memang saya sendiri cukup tertarik mengikuti pelajaran PAI. c) Belum pernah. d) Tidak ada pengaruh. e) Wawasan agama saya sebelum dengan saat ini pasti ada peningkatan, karena saya juga tidak mau nilai jelek sehingga saya belajar mata kuliah agama. Hasil jawaban wawancara MZ dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Bekal pengetahuan agama yang dimiliki diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) sewaktu di SD-SMP-SMK. b) Materi perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga memberikan banyak pengetahuan, namun MZ hanya termotivasi dari mencari nilai saja. 2) DS menjawab pertanyaan di atas sebagai berikut: a) b) c) d) e)
SD-SMP-SMA Hanya PAI yang saya peroleh saat itu. Pernah mengaji Al-Qur‟an setiap sore di Masjid. Ya pengaruhnya saya mulai lancar membaca Al-Qur‟an. Tambahan wawasan agama saya rasakan juga memuaskan, karena HES juga tidak banyak mata kuliah agama. Hasil jawaban wawancara DS dapat dijelaskan sebagai
berikut: a) Pelajaran PAI yang memiliki waktu pembelajaran sedikit, tidak cukup banyak memberikan bekal pengetahuan agama bagi DS.
b) Perkembangan agama waktu kuliah hanya sedikit, karena materi kuliah di HES juga tidak banyak. g. Jurusan PS S1 1) SH a) SD-SMP-SMK b) Pengetahuan agama saya peroleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI). c) Tidak pernah. d) Tidak memiliki pengaruh keislaman bagi saya. e) Saya merasakan ada tambahan wawasan agama yang sememuaskannya di IAIN Salatiga. Hasil jawaban wawancara SH dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama SH hanya diperoleh dari mata pelajaran PAI dengan waktu pembelajaran yang cukup maksimal. b) Minat cukup terhadap materi agama memberikan dampak bagi SH cukup memiliki kompetensi keislaman sangat memuaskan. 2) TS a) SD-SMP-SMA b) Cukup, karena PAI di sekolahan dulu cuma memiliki waktu sebentar dalam seminggu. c) Tidak pernah. d) Tidak ada pengaruh pada keislaman saya. e) Kesibukan saya dengan perhatian terhadap kondisi lingkungan keluarga membuat saya cukup begitu konsentrasi terhadap semua mata kuliah di IAIN Salatiga. Hasil jawaban wawancara TS dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengetahuan agama yang dimiliki TS sekedar diperoleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah sebelumnya.
b) Keadaan ekonomi keluarga TS memberikan perhatian yang bercabang antara
keluarga
dengan materi
perkuliahan.
Sehingga kompetensi TS cukup maksimal. h. Jurusan PS D3 1) RH a) SD-SMP-SMA b) Cukup, karena pendidikan agama disampaikan hanya dengan waktu yang cukup banyak dan relatif sebentar. c) Tidak pernah. d) Tidak ada pengaruh terhadap pengetahuan agama saya. e) Cukup ada perkembangan pada kompetensi agama saya. Karena saya sadar cukup mempunya minat sangat memuaskan pada materi agama. Hasil jawaban wawancara RH dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Karena faktor cukup mendapatkan materi agama yang memuaskan
menjadi
alasan
RH
memiliki
kompetensi
keislaman yang cukup. b) Minat pada materi adalah salah satu komponen utama untuk seseorang menguasai dengan sangat memuaskan materi yang disampaikan. Karena RH tidak memiliki komponen tersebut, menjadi alasan RH cukup memiliki kompetensi keislaman yang sangat memuaskan. 2) PF a) SD-SMP-SMA b) Wawasan agama yang saya peroleh dari Pendidikan Agama Islam (PAI). c) Tidak pernah. d) Tidak memberikan pengaruh bagi agama saya.
e) Kurang, karena perhatian saya mengandung agama cukup.
terhadap materi
yang
Hasil jawaban wawancara PF dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Wawasan agama yang dimiliki PF berasal dari Pendidikan Agama Islam di sekolah sebelumnya. b) Perhatian dan minat memberikan dampak cukup sangat memuaskan bagi penguasaan materi yang seharusnya PF kuasai. Sehingga pengetahuannya cukup berkembang dari faktor tersebut.
IAIN salatiga bisa merasakan keberhasilan mendidik mahasiswa bermacam-macam tingkat pengetahuan agama. Namun tidak bisa puas begitu saja, karena masih ada pekerjaan rumah dimana ditemukan dari hasil wawancara penulis beberapa mahasiswa yang tetap memiliki nilai rata-rata pengetahuan agama yang cukup. Walaupun dari sisi pribadi mahasiswanya mayoritas mereka termasuk kategori cukup tertarik untuk mengikuti materi ajaran pengetahuan agama. Menurut Azyumadri Azra mahasiswa yang muslim yang mengamalkan ajaran islam seadanya serta cenderung tradisional dan kovensional. Sebagian mereka bahkan tidak begitu concern terhadap agama. Mereka yang peduli pun, seperti yang dapat disaksikan, hanyalah melaksanakan ajaran agama seadanya sebagaimana mereka terima dari orang tua dan lingkungan mereka. Mereka memang
mengamalkan ritual-ritual yang pokok seperti shalat dan puasa, tapi tidak semangat terhadap agama. Ironinya, mereka inilah yang terbanyak di kampus pada umumnya.129 Berbeda orang memang berbeda pula minat, kemauan serta semangat, hal itu yang sampai saat ini bisa menjadi latar belakang bermacamnya komitmen individu. Begitu halnya dengan komitmen masing-masing mahasiswa dalam upayanya memperoleh penguasaan keislaman. Dari nilai yang ada di atas, sedikit banyak bisa dilihat ada beberapa mahasiswa yang memang dari awal semester sampai semester-semester berikutnya tidak ada perubahan sangat memuaskan yang signifikan. Mahasiswa dengan kompetensi keislaman cukup adalah kelompok yang memiliki dan menjalankan ajaran agama sebagaimana mereka terima dari orang tua dan lingkungannya. Contoh pertanyaan diajukan terhadap mahasiswa sebagai subjek dalam penelitian seperti: mengapa mereka shalat, zakat, puasa. Biasanya jawaban yang terlontar adalah karena itu anjuran seorang muslim. Jika pertanyaan lebih dikembangkan, misalnya bertanya tentang dalil diwajibkannya shalat, zakat, dan puasa, mereka tidak bisa menjawab. Paling jawabannya, „ya pokoknya islam mengajarkan saya melakukan itu, saya tidak tahu dalilnya‟. Selanjutnya pertanyaan semisal, „kenapa kamu sebelum
129
Munawar Rahmat, Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa, Bandung, (Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim Vol.10 No.1), 2012, hlm. 13
shalat mengucapkan usholli? apa dalilnya?‟ mungkin mereka akan menjawab, „ya ini yang diajarkan orang tua dan guru-guru ku.‟130 Dari keterangan yang didapat dari 52 mahasiswa subjek penelitian, lingkungan tumbuh dari dini memberikan pengaruh besar dalam membekali keislaman mereka. Tidak memuaskan dari suasana keislaman dari lingkungan keluarga, namun tidak bisa dipungkiri lingkungan keluarga menjadi awal pondasi besar keislaman harus ditanamkan. Pendidikan bersinergi yang mendukung program penguat keislaman anak didik lebih memberikan peran tambahan yang besar dalam hal membangun pondasi keislaman. Kemudian teman sebaya dan lingkungan masysarkat membawa pengaruh bagi kekuatan pondasi keislaman masing individu. Data yang diperoleh oleh peneliti dari mahasiswa angkatan tahun 2012 yang memiliki kompetensi keislaman cukup setelah mengikuti proses perkuliahan mata kuliah keislaman. Mayoritas mereka mempunyai latar belakang sama yaitu pendidikan yang kurang memiliki waktu pembelajaran agama. Lingkungan sekitar mereka juga tidak memberikan suasana untuk usia remaja mereka menempuh pendidikan agama di madrasah. Realitas tersebut tetap melahirkan harapan pada umumnya untuk masa depannya tidak ada ditemukan lagi mahasiswa IAIN Salatiga setelah mendapat beberapa mata kuliah keislaman masih memiliki kualitas keislaman cukup. 130
Pertanyaan pada beberapa mahasiswa yang coba diangkat peneliti sebagai data pendukung, 08-06-2015.
C. HARAPAN
MAHASISWA
TERHADAP
IAIN
SALATIGA
TENTANG KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA Berbeda mahasiswa berbeda pula kompetensi masing-masing yang dimiliki. Namun terlepas dari itu, pasti ada harapan positif bagi mereka dan apapun yang berhubungan dengan mereka sekarang atau kedepannya. Seperti hasil wawancara penulis, terselip perbincangan tentang harapan dari 52 mahasiswa sebagai berikut: 1. Menekankan aspek aplikasi keislaman dalam perkuliahan, dan memperbanyak kegiatan keislaman di Kampus. Seperti pengajian, diskusi, budaya shalat dhuha, shodaqoh dan lainnya. 2. Lebih ditingkatkan lagi nilai-nilai keislaman di Kampus. Terlebih IAIN Salatiga notabene nya adalah sebagai lembaga pendidikan Islam. Jadi khazanah dan kultur budaya Islamnya juga harus ditingkatkan. 3. Diadakan kelas khusus membina tingkat pemahaman ilmu keislaman. 4. Mengadakan kelas khusus bagi mahasiswa yang belum bisa mengaji/masih mengeja. 5. Mata kuliah keislaman dan UKM yang mendukung sudah sangat bagus. Tapi alangkah sangat memuaskannya mengingat kampus IAIN Salatiga terbagi menjadi beberapa kampus. Untuk kegiatan-kegiatan keislaman dan kajian-kajian tidak hanya terpusat di Kampus 1 saja. Sehingga lembaga bisa menciptakan akses yang mudah bagi mahasiswa tanpa harus bolak-balik ke Kampus 1.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan jelas penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Realitas bekal kompetensi keislaman beragam pada 62 mahasiswa angkatan Tahun 2012 awal masuk di IAIN Salatiga. Mereka yang memiliki perkembangan baik setelah mengikuti perkuliahan di IAIN Salatiga tidak semua dilatar belakangi dengan profil wawasan agama yang baik sebelumnya. Berikut latar belakang bekal keislaman mahasiswa saat awal menjadi mahasiswa dilihat dari hasil Komdais : a. Fakta lapangan sebanyak 14 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais cumlaude, mayoritas memiliki latar belakang pendidikan yang linear sekolah agama seperti MI, MTS, MAN. Kemudian pengetahuan agamanya didukung dari pendidikan agama secara intensif di madrasah diniyah desa atau pondok pesantren. b. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais sangat memuaskan, memiliki beberapa kesamaan faktor latar belakang profil wawasan agama dengan mahasiswa kualitas nilai komdais cumlaude. Namun karena faktor internal dai setiap individunya seperti bakat dan minat mereka, memberikan perbedaan perkembangan kompetensi keislamannya.
c. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais memuaskan, kompetensi keislaman mereka banyak dipengaruhi karena faktor ekternal yaitu dari pendidikan. Kurangnya ajaran ilmu agama yang didapatkan di sekolahan sebelumnya membentuk mereka menjadi pribadi dengan kompetensi keislaman memuaskan. d. Sebanyak 16 mahasiswa yang memiliki kualitas nilai Komdais cukup, mayoritas kualitas nilai keislaman mereka dipengaruhi dari faktor internal yaitu bakat dan minat kurang terhadap ajaran agama. Konsentrasi
untuk
menjadikan
mereka
mengasah kurang
pada
keilmuan
termotivasi
selain
untuk
agama
menguasai
pengetahuan agama. 2. Setelah mengetahui profil keislaman mahasiswa melalui hasil ujian Komdais, kemudian perkembangan kompetensi keislaman mahsiswa dilihat melalui nilai dari empat mata kuliah keislaman masing-masing jurusan. Berikut adalah hasil dari analisis data kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012: a. 14 mahasiswa yang sebelumnya memiliki nilai Komdais cumlaude mengalami perkembangan setelah mengikuti empat mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. Kompetensi keislaman yang diperoleh pada pendidikan sebelumnya memberikan pengetahuan luas pada ilmu agama mereka, sehingga lebih mudah menerima materi-materi perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga.
b. Dari 16 mahasiswa yang sebelumnya memiliki kompetensi keislaman yang sangat memuskan dilihat dari hasil ujian Komdais, terdapat 3 mahasiswa yang mengalami penurunan perkembangan kompetensi
keislaman.
Bagi
mahasiswa
yang
mengalami
perkembangan kompetensi positif, faktor yang besar mempengaruhi adalah profil kompetensi pengetahuan agama yang luas didapat sebelumnya.
Kemudian
bagi
mahasiswa
yang
mengalami
perkembangan menurun dikarenakan faktor konsentrasi pada ajaran agama berkurang disebabkan mereka masuk pada jurusan yang lebih mempersiapkan mahasiswanya pada kompetensi sesuai jurusan. c. Perkembangan dari kompetensi keislaman 16 mahasiswa yang memiliki kualitas keislaman memuaskan dilihat dari Komdais cukup baik. Karena hanya satu mahasiswa yang mengalami perkembangan menurun dengan alasan yang diketahui
bahwa
konsentrasi
perkuliahan yang diterimanya lebih pada penguasaan bahasa asing. d. 16 mahasiswa yang sebelumnya memiliki nilai keislaman melalui Komdais termasuk kualitas nilai cukup, berkembang baik menyebar menjadi
memiliki
nilai
keislaman
sangat
memuaskan
dan
memuaskan melalui proses perkuliahan keislaman di IAIN Salatiga. Karena minat dan ketekunan yang mereka lakukan dalam mengikuti materi perkuliahan keislaman, perkembangan positif meningkat pada kompetensi keislaman mereka.
B. Saran Upaya pengembangan kompetensi keislaman mahasiswa di IAIN Salatiga sebagai Perguruan Tinggi berasas Islam perlu dilakukan secara sistematis dan terencana dengan baik. Karena IAIN mempunyai peran sangat penting dalam memotivasi dan menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk selalu meningkatkan kualitas keislaman mereka. Dan secara umum mampu meningkatkan IAIN Salatiga sebagai Perguruan Tinggi yang terdepan dalam mencetak kader-kader masyarakat berkompetensi keislaman baik. Selanjutnya, harapan penulis semoga penelitian ini bisa menjadi awal timbulnya penelitian kembali yang bisa memberikan kritik saran pada IAIN Salatiga dalam upayanya memperbaiki setiap elemen pembelajaran demi mencetak kader yang bermutu baik. Dan semoga tulisan ini menjadi jalan untuk hadirnya penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan kompetensi keislaman mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. ESQ. Jakarta: Arga, 2001. Al-Munawwar, Said Agil Husin. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2003. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Asmani, Jamal Ma‟ruf. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Jogjakarta: Power Books (IHDINA), 2009. Bloom, Benjamin Samuel. Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7. New York: Cognative Domain, 2003. Davis, Gordon B, Kerangka Dasar Sistem informasi Manajemen, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1988. Dalyono M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Fogg, Milton J. The Greatest Networker in the Workd, New York: The Three Rivers Press, 2004, 90. Ginanjar, Agustian, ESQ, Jakarta: Arga. 2001. Hakam A, Nur H, M. Risman. “Potret Keislaman Mahasiswa Universitas AlAzhar Indonesia”. Jurnal Al-Azhar, Volume 1, Nomor 3 [2012]: 168 HD,
Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
IAIN Salatiga. Landasan Legal alih Status IAIN Salatiga. Salatiga, 2015. Jamali. Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer, dalam Pesantren Masa Depan. ed. Marzuki Wahid, et.al, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999. Kunandar. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Lewis Philip V. Organizational Communication: The Essence of Management, dalam Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: Grasindo, 2002. Margono S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Maryatin. Problematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf. Melalui http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id/Problematika-MasyarakatModern-dan-Perlunya-Akhlak-Tasawuf.html, [03/07/2015]. Milles Matthew B, A. M. Huberman. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan: Roehendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1992. Mish, Frederick C. Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary. Springfield, MA: Merriam Webster, Inc. 2003. Moloeng, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: Pustaka Pelajar, 2007. Morgan, Cliford T. Teori Psikologi Management, New York: Prentice Hall, 1986. Mulyasa E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004. Munawar, Rahmat, Corak Berpikir Keagamaan Mahasiswa, Bandung, (Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim Vol.10 No.1), 2012. Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual: Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998. Palan, Rolen, Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency Management, teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi), Terjemahan: Octa Melia Jalal, Jakarta: PPM, 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Poerwadarminta, W. J. S. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999. Powel, William D. Linguist Version 1.0. PT. Atlantis Programma Prima, 1997. Ramayulis. Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press, 2007. Rifai, Zainul Hasan. Filsafat Ilmu Pendidikan Tinggi Islam. dalam Munir Mulkhan (ed.). Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997. Roestiyah N.K. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara, Cet ke 3, 1989.
Saerozi, Muhammad. Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan Artinya. Salatiga: Penelitian STAIN Salatiga, 2014. Samani, Muchlas. “Manajemen Berbasis Sekolah: Manajemen Pendidikan untuk Memberdayakan Sekolah”. Jurnal Pendidikan: Media Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Volume 24, Nomor 7, 2001, . Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral”, Tadris jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 55-70. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2011/2012. , Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2012/2013. , Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2013/2014. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan, Salatiga: STAIN Salatiga Press, 2014/2015. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Sudjana Nana, Ibrahim, Penelitian dan Panduan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989. Sugiyanto, dkk. “Penentuan Kompetensi Mahasiswa Berdasarkan Prestasi Akademik, Sertifikat Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung”. Jurnal Teknlogi Informasi, Volume 5, Nomor 2, 2009, 766-774. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2012. Sukandarrumidi. Metode Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada Universiy Press, 2004. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 2011. Suri, A. Sumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan, 1990. Susana, Tjipto. PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Umiarso, Haris FM. Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern. Yogyakarta: IRCISOP, 2010. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Usman, Moch. Uzer. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet ke 17. Utomo, Pramudi. Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran Sivitas Akademika. Yogyakarta: disampaikan pada acara Workshop Pengembangan PAI UNY, 30/11/2008. V. M, Catano. Competencies: A Review of the Literature and Bibiliography. 1998, Melalui http://imrantululi71.blogspot.co.id/2014/08, [05/09/2015]: 21:33. Vendien, C. Lynn, Phycial Education Teacher Education, Newyork: Chichester Brisbone Toronto Singapura, 1985. http://artikata.com/arti-365994-keislaman.html. [06/09/2015] http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015] http://www.bimbingan.org/pengertian-pendekatan-deskriptif-analitis.html, [04/06 /2015.
Lampiran 1-8 adalah lampiran pendukung bab II yang menyajikan data tentang nilai Komdais tulis dan lisan dengan keterangan sebagai berikut: N1 : Nilai Pengetahuan Keislaman N2 : Nilai Ilmu Tajwid N3 : Nilai Menulis Arab N4 : Nilai Terjemah Bacaan Shalat dan Ayat-ayat Al-Qur‟an N5 : Nilai Bacaan Al-Qur‟an N6 : Nilai Bacaan Shalat Wajib N7 : Nilai Praktik Shalat Jenazah Lampiran 1
Nilai Komdais Pendidikan Agama Islam (PAI) Nilai Tertulis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai Lesan
NAMA
NT N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
TR
74
44
32
27
95
100
100
67.43
AW
84
58
98
55
95
74
100
80.57
TRH
62
28
30
14
75
60
70
48.43
HLM
60
24
17
0
30
37
47
30.71
KI
80
40
33
45
80
65
87
61.43
MMR
74
48
88
45
10
93
100
78.29
PRA
52
48
45
5
100
100
64.29
MTH
76
64
96
22
100
98
79.43
NAC
62
36
25
0
92
80
56.43
AY
64
40
65
0
90
90
64.14
NF
80
80
75
25
97
90
78.14
NM
68
40
11
36
75
100
61.43
MA
44
28
20
5
90
95
53.14
JT
62
68
65
21
10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 90 0 95
90
100
71.57
DSI
78
84
91
89
95
90
90
88.14
ARR
72
52
78
55
90
90
100
76.71
BS
66
60
20
5
95
90
90
60.86
PNU
68
48
35
4
66
66
71
51.14
KT
48
44
5
15
60
69
60
43.00
AS
60
52
5
44
65
58
78
51.71
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
SI
72
68
65
83
60
72
86
72.29
MSW
76
40
55
89
79
84
66
69.86
MF
78
52
10
33
78
71
76
56.86
SKN
62
24
80
2
85
95
94
63.14
MMR
52
48
35
20
85
83
92
59.29
HMH
64
48
35
41
68
70
75
57.29
AM
76
52
50
42
65
75
80
62.86
FTY
62
48
35
38
65
79
86
59.00
SR
76
44
68
10
65
75
85
60.43
KKH
68
68
25
31
56
67
69
54.86
OEN
76
60
80
83
85
98
94
82.29
SI
80
56
88
72
85
90
92
80.43
MK
52
40
40
4
58
62
74
47.14
WNF
80
48
87
53
90
93
100
78.71
AZM
74
68
91
30
80
78
100
74.43
FM
62
62
6
3
90
100
100
60.43
SHS
58
44
16
50
79
75
85
58.14
IA
84
48
88
64
90
93
100
81.00
TKH
62
72
71
8
80
95
95
69.00
FRF
66
40
20
46
76
76
76
57.14
YS
58
28
6
0
75
75
75
45.29
UL
78
48
63
30
80
86
85
67.14
ABK
68
40
20
13
80
88
90
57.00
MA
66
32
50
38
85
80
95
63.71
KU
64
48
55
17
80
95
95
64.86
EF
58
56
68
10
75
76
85
61.14
AN
50
36
50
14
90
93
91
60.57
NH
90
56
78
61
90
40
96
73.00
FK
90
84
95
65
90
100
100
89.14
SDNM
82
56
60
31
80
76
85
67.14
MDN
48
24
8
14
75
71
80
45.71
YRT
60
48
69
19
90
85
70
63.00
MKI
68
34
11
10
80
80
75
51.14
SAT
76
48
45
62
90
80
95
70.86
TSD
62
62
15
52
60
68
80
57.00
IFS
82
36
52
63
90
90
100
73.29
NJH
54
64
5
2
90
90
95
57.14
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
MTN
74
60
45
8
75
80
90
61.71
KLK
82
68
78
72
90
80
90
80.00
ANM
62
44
65
0
80
85
75
58.71
SAR
70
48
75
26
80
80
75
64.86
URU
82
68
92
66
85
90
90
81.86
DUK
60
48
25
2
85
90
90
57.14
SA
58
48
53
34
85
75
85
62.57
IEY
60
20
17
17
80
80
80
50.57
KM
62
40
20
30
80
70
80
54.57
EWD
52
44
12
18
70
70
80
49.43
RK
84
48
76
46
90
85
90
74.14
ADS
74
52
61
25
80
70
85
63.86
KHF
46
52
10
0
60
67
65
42.86
RST
50
48
-
-
75
95
80
49.71
KT
60
40
30
0
60
75
85
50.00
DPRZ
56
52
15
24
76
85
85
56.14
WRZ
88
64
10
84
85
98
90
87.00
SFK
78
68
60
78
98
88
72.86
SMS
-
-
40 0 10
28
88
98
78
43.14
SMQ
58
40
35
20
88
95
85
60.14
NH
76
36
37
42
85
89
88
64.71
NHR
56
72
24
29
85
98
88
64.57
SNM
62
36
85
45
78
98
88
70.29
NK
76
48
70
5
76
90
75
62.86
NN
78
40
75
42
85
95
90
72.14
UM
66
40
27
10
78
98
88
58.14
LS
74
76
90
43
90
98
84
79.29
NA
80
68
50
32
92
98
90
72.86
TP
68
72
30
40
78
94
82
66.29
NL
54
36
20
38
50
75
75
49.71
AFZ
72
76
90
47
10
95
95
82.14
UM
82
40
51
18
90
90
65.86
ER
72
36
58
20
90 0 90
90
95
65.86
CW
66
92
87
63
10
90
90
84.00
SN
36
28
12
0
-
75
21.57
MBP
74
40
92
39
0 90
90
95
74.29
TH
62
52
37
17
90
90
100
64.00
95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131
MR
86
44
94
39
90
95
100
78.29
SA
96
68
89
45
90
100
100
84.00
HAA
88
76
83
58
80
80
90
79.29
DV
60
28
30
16
75
90
90
55.57
KA
50
40
12
0
0
40
70
30.29
WA
70
72
82
66
80
80
85
76.43
RS
72
78
98
67
90
95
85
83.57
MS
64
24
65
22
95
90
95
65.00
MM
76
64
70
50
85
90
90
75.00
NS
74
92
80
72
85
95
90
84.00
AA
60
28
30
20
59
45
72
44.86
RRI
54
36
30
15
60
49
92
48.00
ZRH
78
48
60
5
55
60
91
56.71
AM
64
60
75
10
98
84
97
69.71
LDP
52
68
30
0
20
49
81
42.86
RFL
46
12
40
25
40
87
95
49.29
ZF
82
80
90
70
98
99
100
88.43
UN
64
60
70
45
98
62
95
70.57
TO
72
48
60
35
99
91
83
69.71
MK
44
52
30
60
60
83
63
56.00
AM
74
48
40
45
85
44
88
60.57
SM
66
48
80
55
99
100
100
78.29
MT
96
76
90
70
10
100
100
90.29
MS
64
56
60
20
78
0
53.57
NR
78
80
80
25
97 0 80
86
96
75.00
IZ
66
60
30
60
68
73
82
62.71
SAF
68
52
90
95
75
96
98
82.00
ED
90
84
85
85
95
100
100
91.29
RA
48
36
25
15
78
53
82
48.14
ADR
46
48
75
20
80
77
0
49.43
SW
86
38
90
55
95
100
100
80.57
FNK
64
44
50
35
75
75
55
56.86
HF
72
56
90
95
10
100
98
87.29
AMR
66
24
10
5
40
87
42.43
LS
80
64
40
20
65 0 80
81
84
64.14
AF
76
56
85
35
95
84
98
75.57
LAP
46
56
30
0
75
62
42
44.43
132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168
RAA
58
44
90
50
65
60
95
66.00
NS
52
36
10
15
70
75
72
47.14
AM
58
60
75
0
70
57
56
53.71
MFHR
82
56
80
80
95
100
100
84.71
UF
74
80
80
85
90
97
100
86.57
KAL
88
68
80
80
85
100
100
85.86
NNF
70
44
75
20
10
89
100
71.14
MAS
66
40
80
40
95
90
68.57
DY
68
64
75
25
69 0 90
100
100
74.57
ILH
68
44
50
15
69
85
90
60.14
ARS
54
32
40
15
85
95
100
60.14
PR
32
36
25
0
90
90
100
53.29
SS
32
36
40
0
80
80
100
52.57
RSW
60
64
50
0
90
90
100
64.86
DS
76
68
60
70
10
100
100
82.00
SM
30
44
60
10
90
100
60.57
SF
70
44
30
0
90 0 95
70
100
58.43
AM
46
28
60
55
95
100
100
69.14
MKJ
68
76
80
70
10
100
100
84.86
PW
54
36
20
0
70
100
48.43
MR
44
32
50
0
59 0 90
100
100
59.43
AA
92
72
70
30
10
100
100
80.57
NI
76
48
60
25
100
100
69.86
ICU
54
56
70
15
80 0 80
100
90
66.43
SK
90
52
70
40
75
90
90
72.43
NW
84
76
90
70
75
90
90
82.14
MKR
94
72
95
10
85
100
90
90.86
LK
82
88
80
85
90
90
80.71
RDH
76
20
40
50 0 25
75
75
75
55.14
IN
72
52
50
10
70
80
90
60.57
MR
78
52
95
70
75
90
90
78.57
MMF
84
60
90
50
75
90
90
77.00
AKT
56
48
60
30
70
90
95
64.14
ANL
70
64
60
15
90
95
95
69.86
NPZ
70
56
50
20
75
90
90
64.43
LA
62
24
30
10
60
70
65
45.86
FR
60
36
60
5
70
85
90
58.00
169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205
MN
58
36
50
30
80
85
90
61.29
HRA
80
48
60
20
65
90
80
63.29
ITA
74
48
60
40
80
100
90
70.29
MA
70
32
60
10
70
83
78
57.57
IRP
82
72
90
75
90
100
90
85.57
AM
60
40
20
20
70
93
78
54.43
TMJ
80
80
70
20
85
90
96
74.43
AW
52
60
20
10
70
96
91
57.00
LA
82
58
50
40
85
100
100
73.57
MT
74
72
80
20
85
100
96
75.29
SM
64
48
20
25
65
70
84
53.71
DIN
76
44
85
20
90
98
90
71.86
PNR
78
88
80
45
85
93
85
79.14
AW
76
36
70
90
70
98
73
73.29
MAES
82
72
50
65
95
98
96
79.71
NIA
80
92
95
50
95
100
96
86.86
NN
42
52
50
45
95
96
86
66.57
HAP
74
60
75
65
80
96
90
77.14
MKA
84
52
90
85
85
98
100
84.86
MAA
44
44
10
10
70
94
100
53.14
AS
66
24
30
20
75
94
100
58.43
INH
68
60
45
30
85
98
100
69.43
SNH
70
52
90
75
80
100
100
81.00
MS
66
40
15
0
79
96
100
56.57
SM
86
60
90
90
80
100
100
86.57
KL
78
56
80
15
80
100
100
72.71
AN
42
44
15
10
70
100
100
54.43
SG
90
72
90
90
85
98
100
89.29
NR
72
60
45
55
80
100
100
73.14
MNF
58
36
35
25
80
85
100
59.86
MZA
56
52
70
40
82
100
100
71.43
MLA
48
56
15
22
80
95
100
59.43
LM
66
52
75
20
85
100
100
71.14
AP
64
60
50
30
70
90
100
66.29
MR
88
84
90
85
88
100
100
90.71
LK
80
44
40
5
85
90
89
61.86
EKK
50
36
65
0
80
47
85
51.86
206 207 208 209 210 211 212
LRW
66
28
70
65
89
97
95
72.86
EP
64
48
80
14
95
95
95
70.14
NA
72
60
50
15
90
100
95
68.86
SS
58
40
20
0
75
71
80
49.14
EAW
60
48
15
0
70
78
80
50.14
MC
44
36
20
0
-
-
-
14.29
TI
62
48
25
25
80
95
85
60.00
Lampiran 2
Nilai Komdais Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Nilai Tertulis
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nilai Lesan
NAMA
NT N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
MKA
76
64
85
50
80
95
85
76.43
BS
74
60
85
50
85
95
85
76.29
MAH
-
-
-
-
90
95
80
37.86
YR
54
52
70
10
80
85
90
63.00
IAS
62
60
90
40
80
60
85
68.14
SA
78
72
90
85
90
95
85
85.00
FW
92
84
100
95
85
95
95
92.29
SI
64
64
60
10
85
95
95
67.57
PPC
88
56
90
85
89
99
94
85.86
NWN
76
76
100
30
80
95
95
78.86
MZN
58
48
30
5
79
97
96
59.00
IR
96
68
65
60
79
97
98
80.43
IS
66
48
20
40
70
80
98
60.29
AMS
80
80
90
70
79
97
91
83.86
DN
70
76
70
60
79
74
92
74.43
AP
66
28
75
15
79
99
95
65.29
IT
58
40
40
45
79
96
95
64.71
NPL
64
48
80
80
80
98
98
78.29
FU
86
76
97
75
79
100
100
87.57
MQI
70
48
50
15
80
98
98
65.57
AKL
64
28
20
5
59
50
50
39.43
TFQ
88
84
95
95
80
100
97
91.29
NS
62
60
90
20
79
100
100
73.00
NT
74
56
65
60
80
97
98
75.71
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 Lampiran 3
DM
66
52
45
10
79
98
97
63.86
ZS
68
52
60
75
80
100
100
76.43
SDY
82
84
100
85
99
100
100
92.86
SH
78
32
80
80
89
93
100
78.86
KNL
82
68
95
75
99
79
80
82.57
MS
90
88
100
95
90
84
100
92.43
FSN
86
60
100
80
90
100
100
88.00
FNR
88
72
85
70
90
95
100
85.71
AR
68
72
75
50
90
90
100
77.86
NF
82
60
100
90
90
95
100
88.14
SH
90
56
100
85
100
100
100
90.14
MZ
70
60
90
98
100
59.71
DM
74
56
85
75
90
85
100
80.71
MK
78
52
90
90
89
78
100
82.43
NH
72
52
85
85
89
81
95
79.86
HK
-
-
-
-
85
91
100
39.43
FNF
54
48
90
80
80
75
95
74.57
NHJ
68
60
75
70
80
87
100
77.14
MIT
72
36
100
85
95
99
100
83.86
NH
90
56
95
75
90
92
100
85.43
Nilai Komdais Tadris Bahasa Inggris (TBI) Nilai Tertulis
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nilai Lesan
NAMA
NT
N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
ASZ
80
48
95
90
90
91
100
84.86
MAS
70
48
40
55
90
95
96
70.57
ZA
58
48
85
65
90
94
96
76.57
EK
62
32
50
50
68
81
90
61.86
DN
54
20
40
40
80
92
90
59.43
TPL
76
44
70
70
90
93
95
76.86
IK
46
32
50
0
78
92
95
56.14
DL
68
40
50
60
80
96
100
70.57
SN
62
32
50
40
69
88
100
63.00
AAS
72
52
75
60
80
85
90
73.43
FL
52
36
75
40
90
75
90
65.43
FR
34
28
-
-
70
78
90
42.86
RNR
52
64
40
30
84
95
78
63.29
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
AZ
50
44
65
30
80
70
65
57.71
FNM
50
44
80
55
59
15
30
47.57
AH
52
44
60
30
83
100
100
67.00
AC
68
52
80
30
84
100
100
73.43
AMS
60
72
85
50
85
100
100
78.86
ARNL
56
44
30
35
56
25
94
48.57
AJPS
60
36
50
50
76
40
100
58.86
DAS
64
48
55
0
89
75
97
61.14
INM
56
24
65
40
70
82
90
61.00
SAW
54
44
40
30
54
55
96
53.29
FR
50
44
50
30
64
90
98
60.86
UN
66
48
95
40
92
90
100
75.86
FAY
62
48
80
30
82
76
100
68.29
LM
74
68
95
50
93
98
100
82.57
LO
48
28
30
30
74
98
54.86
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
MM
74
44
70
60
85
100
100
76.14
AIF
60
48
60
40
70
80
68
60.86
LL
80
72
95
90
70
78
75
80.00
MM
66
56
95
85
69
72
79
74.57
TAP
60
32
40
30
55
60
66
49.00
IN
72
36
75
80
63
75
75
68.00
AR
82
68
85
90
72
82
74
79.00
AI
80
68
95
90
71
80
77
80.14
BN
50
48
65
30
62
65
72
56.00
AAL
72
48
80
65
65
69
72
67.29
FM
52
32
40
30
50
56
65
46.43
AN
74
24
65
50
73
82
81
64.14
YS
60
44
70
60
51
66
67
59.71
LRNH
42
44
80
40
54
65
76
57.29
MH
66
48
60
40
64
79
77
62.00
TNA
70
52
55
30
71
80
80
62.57
DMS
56
48
30
0
51
46
75
43.71
SNT
66
40
80
60
82
89
75
70.29
TH
62
44
24
24
-
-
-
22.00
FH
76
52
40
70
80
90
90
71.14
AS
56
48
26
5
70
83
90
54.00
HYS
50
36
35
5
70
64
90
50.00
76
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87
AS
58
56
45
42
80
79
90
64.29
NA
48
32
25
14
69
71
79
48.29
IMH
70
60
40
37
80
89
90
66.57
KA
56
44
15
0
80
47
80
46.00
VNF
62
36
45
35
70
19
75
48.86
SRP
56
24
15
5
75
50
85
44.29
AN
64
44
45
9
70
90
90
58.86
NU
50
60
15
5
53
40
85
44.00
IM
80
68
85
10
85
95
85
72.57
MM
74
56
45
38
80
95
85
67.57
SN
54
52
5
5
75
25
70
40.86
ACR
70
72
34
18
79
90
50
59.00
RAW
56
44
0
8
75
31
70
40.57
MTL
60
40
40
35
79
71
90
59.29
MAA
54
56
5
0
69
39
0
31.86
SP
64
52
19
16
65
64
90
52.86
WRP
64
36
5
5
59
70
0
34.14
MB
76
72
45
59
89
94
100
76.43
KA
66
52
55
70
69
88
100
71.43
MM
56
48
40
40
65
63
95
58.14
MITW
60
40
20
5
50
36
90
43.00
HL
66
72
20
0
60
95
100
59.00
II
74
72
50
32
69
92
100
69.86
SH
90
84
95
74
89
100
90
88.86
MS
78
88
45
62
90
95
100
79.71
AL
72
72
60
11
89
100
100
72.00
SDKN
42
48
-
-
55
74
95
44.86
AA
42
36
15
0
70
76
90
47.00
UA
84
56
50
57
80
98
100
75.00
MSS
70
20
40
15
50
90
90
53.57
EO
82
56
70
37
90
100
100
76.43
AWP
60
36
10
35
50
70
90
50.14
AS
64
32
100 40
75
100
90
71.57
IZ
62
60
80
27
75
85
100
69.86
PP
64
60
30
0
95
80
100
61.29
SS
72
80
-
-
100
95
100
63.86
SPS
58
32
40
28
75
80
90
57.57
88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124
SU
56
52
42
5
60
80
100
56.43
UK
78
56
95
94
100
100
100
89.00
MA
52
16
0
30
50
50
70
38.29
MS
78
60
65
47
100
100
100
78.57
NI
28
32
40
19
95
95
95
57.71
LA
58
36
5
5
50
60
50
37.71
HR
72
76
80
25
100
90
100
77.57
RAD
54
40
15
15
50
50
70
42.00
IF
74
68
82
60
85
90
95
79.14
BR
58
52
40
21
95
80
95
63.00
WFS
84
88
85
47
95
97
100
85.14
RFS
44
36
30
27
75
80
100
56.00
IRKD
60
28
15
15
59
49
100
46.57
TRK
56
40
45
37
70
51
90
55.57
NF
46
48
15
5
70
82
90
50.86
NIM
54
68
95
55
95
100
100
81.00
NK
68
52
60
24
80
100
100
69.14
ISS
72
60
85
16
95
100
100
75.43
HNS
56
28
10
25
55
43
55
38.86
ESR
80
32
80
59
95
100
100
78.00
TT
76
52
60
48
75
64
65
62.86
AAM
58
32
20
18
70
69
100
52.43
AINT
48
24
40
0
65
52
95
46.29
NS
58
44
60
22
95
95
95
67.00
ANQ
52
60
40
0
80
58
100
55.71
UM
86
68
-
-
89
89
100
61.71
YT
68
36
58
15
70
82
93
60.29
KL
68
48
90
29
79
79
100
70.43
MFA
92
80
95
95
80
96
88
89.43
AT
54
60
55
24
80
94
100
66.71
YA
84
56
96
22
90
100
100
78.29
HAN
78
52
64
53
70
89
90
70.86
AR
68
28
75
10
69
54
75
54.14
ZPQ
66
48
88
67
85
100
100
79.14
DWU
48
48
40
12
40
64
90
48.86
NZN
88
80
100 77
100
100
100
92.14
NAS
70
52
75
70
80
100
69.29
38
125 126 127 128 129 130 131 132
Lampiran 4
RP
60
36
55
15
69
88
100
60.43
IF
58
44
97
31
100
100
100
75.71
FM
72
44
33
15
79
100
100
63.29
MA
60
36
13
15
78
87
90
54.14
AAM
56
44
55
15
81
97
100
64.00
ST
62
36
47
25
70
79
100
59.86
AMH
84
68
88
64
85
96
95
82.86
NK
62
56
75
10
76
96
98
67.57
Nilai Komdais Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Nilai Tertulis
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nilai Lesan
NT
NAMA N1 N2
N3
N4 N5
N6
N7
US
80
64
85
16
84
98
100
75.29
SW
84
68
70
35
79
100
100
76.57
MAA
58
44
55
25
67
97
98
63.43
EY
62
56
70
15
65
99
100
66.71
DH
52
44
45
10
58
62
77
49.71
ASN
96
80
60
52
67
100
100
79.29
DRL
60
36
70
20
80
90
100
65.14
KR
70
52
63
10
86
100
100
68.71
LP
90
80
100 60
89
99
100
88.29
LFR
82
40
71
58
78
100
100
75.57
KK
64
72
55
25
60
97
97
67.14
MAS
68
76
80
30
70
93
80
71.00
BP
80
40
57
25
95
84
85
66.57
PA
64
52
30
15
75
74
100
58.57
AM
50
40
45
15
65
76
66
51.00
AN
56
36
73
25
90
81
90
64.43
MNI
54
44
52
20
78
78
100
60.86
NWS
58
36
45
15
90
69
90
57.57
FAH
68
52
45
13
75
81
78
58.86
ZKW
70
48
58
20
78
75
92
63.00
FNA
70
60
79
10
80
66
100
66.43
NIF
56
44
58
45
78
100
100
68.71
UMD
44
36
55
20
90
55
100
57.14
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
LS
58
48
75
15
95
96
100
69.57
IF
62
32
30
10
80
41
80
47.86
AF
80
84
76
45
95
86
90
79.43
HS
68
72
76
50
90
100
100
79.43
DN
58
40
67
35
65
76
70
58.71
FJ
58
44
44
10
80
37
67
48.57
NH
64
44
43
30
90
52
37
51.43
RM
60
56
80
25
100 76
100
71.00
NHY
54
32
62
30
80
75
57
55.71
VA
50
48
40
20
50
35
75
45.43
IB
48
36
45
25
70
40
30
42.00
NF
58
52
80
15
100 90
100
70.71
IN
78
52
80
20
100 68
72
67.14
IPA
72
36
83
45
90
67
100
70.43
IK
48
52
41
30
80
68
95
59.14
ENS
52
40
70
15
80
45
70
53.14
SW
56
32
54
10
70
46
75
49.00
RTS
62
48
51
30
80
57
100
61.14
FS
78
36
75
20
80
69
75
61.86
AAM
48
56
10
10
80
89
80
53.29
AM
90
76
97
50
80
65
100
79.71
ARK
48
42
35
20
83
84
92
57.71
IS
72
42
25
50
75
91
85
62.86
DRS
74
40
25
17
70
90
85
57.29
SWS
78
60
30
38
80
88
89
66.14
NAM
-
-
25
32
85
71
90
43.29
NL
44
36
20
10
70
71
85
48.00
RSS
72
48
51
20
80
90
65
60.86
JA
72
64
80
55
85
80
95
75.86
MF
86
96
100 88
80
100
85
90.71
PAE
60
68
20
28
65
59
72
53.14
ALM
22
36
25
5
80
66
70
43.43
UNM
76
60
85
28
85
100
85
74.14
NC
50
44
30
17
60
57
65
46.14
CA
64
56
20
40
75
100
90
63.57
IDH
64
36
25
28
75
80
70
54.00
ME
52
48
35
25
70
68
90
55.43
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
MNQ
60
88
30
25
70
68
100
63.00
SZ
62
52
30
20
69
80
90
57.57
TY
74
64
25
68
75
45
100
64.43
AR
82
52
60
50
89
100
100
76.14
DN
58
60
40
68
70
100
100
70.86
EF
66
68
35
25
100 85
100
68.43
BPS
50
60
20
20
75
95
100
60.00
AM
64
40
30
34
68
58
95
55.57
AS
72
48
79
15
100 96
100
72.86
AL
82
64
85
36
95
100
100
80.29
NAW
56
64
25
22
68
95
100
61.43
SS
70
80
30
17
68
78
100
63.29
RY
86
76
25
41
79
100
100
72.43
ANU
68
48
85
48
100 100
100
78.43
MHY
88
92
75
78
87
100
100
88.57
ZK
50
20
20
25
60
53
100
46.86
SA
92
56
78
74
100 100
100
85.71
PP
70
44
30
20
79
89
78
58.57
ADY
50
32
0
0
59
50
30
31.57
WVS
54
28
30
0
70
86
92
51.43
IA
68
20
25
10
79
95
91
55.43
IPM
68
44
15
45
70
71
90
57.57
AP
58
44
25
6
79
78
90
54.29
SK
64
64
25
10
89
98
93
63.29
AL
64
32
25
16
85
92
96
58.57
RA
44
24
5
5
69
80
92
45.57
NNH
68
36
80
28
89
98
98
71.00
NNA
56
48
56
10
89
94
95
64.00
WU
64
48
30
10
75
82
97
58.00
WW
68
60
25
16
80
96
98
63.29
MFS
46
12
20
5
73
81
89
46.57
Lampiran 5
Nilai Komdais Ahwalul Syahsiyah (AS) Nilai Tertulis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nilai Lesan
NAMA
NT
N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
MI
86
48
84
70
89
98
98
81.86
MII
68
56
54
25
90
90
96
68.43
HR
48
28
25
10
62
69
74
45.14
WES
52
40
35
0
50
83
84
49.14
RS
70
48
70
0
90
100
98
68.00
SK
58
48
50
10
95
99
100 65.71
MAF
54
32
48
5
85
85
85
56.29
AS
48
52
58
10
82
74
68
56.00
MKA
62
24
25
25
87
100
95
59.71
AM
70
60
40
25
78
72
89
62.00
KA
46
16
15
0
65
92
72
43.71
FYB
54
40
35
0
88
91
90
56.86
WD
64
40
55
35
90
85
70
62.71
PI
88
60
55
35
82
97
94
73.00
AZ
80
34
68
35
87
98
96
71.14
SR
52
44
88
47
70
81
65
63.86
MAA
58
48
15
0
80
86
88
53.57
SM
60
48
20
15
70
76
81
52.86
LPL
72
60
55
56
85
98
86
73.14
MR
60
64
20
50
75
70
90
61.29
SJ
42
44
0
25
75
93
90
52.71
RP
52
32
10
30
70
90
100 54.86
YS
58
56
15
70
55
70
75
AK
94
92
98
80
100
100
100 94.86
AMW
72
68
56
60
90
100
95
BY
54
60
5
55
60
70
100 57.71
NZ
46
28
15
25
80
99
90
54.71
RBA
40
60
0
50
60
40
90
48.57
HM
38
60
5
30
59
0
20
30.29
MA
36
48
15
65
75
100
90
61.29
MK
52
48
25
65
65
90
100 63.57
NMJ
92
76
68
85
100
100
100 88.71
EI
70
72
70
35
100
100
100 78.14
57.00 77.29
34 35 36 37
TN
52
28
10
35
58
60
78
45.86
FM
50
36
30
42
75
90
93
59.43
ASH
64
56
0
25
78
97
80
57.14
DJ
72
64
10
70
95
100
95
72.29
Nilai Komdais Hukum Ekonomi Syari’ah (HES)
Lampiran 6
Nilai Tertulis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nilai Lesan
NAMA
NT
N1 N2 N3 N4
N5 N6
N7
PDJ
54
36
45
80
85
82
88
67.14
ITQ
76
80
91
52
85
84
90
79.71
TS
62
44
92
85
80
82
78
74.71
AK
40
36
33
6
-
-
-
16.43
PAR
46
24
37
19
58
38
29
35.86
AM
66
56
47
29
86
89
96
67.00
EM
88
80
99
97
92
98
98
93.14
KNH
56
36
42
32
65
41
52
46.29
LH
76
48
69
63
79
81
88
72.00
RR
46
36
31
10
64
72
32
41.57
HAW
84
80
92
84
88
100 96
89.14
SJ
82
84
85
71
90
100 98
87.14
MJ
88
76
99
93
90
98
86
90.00
IE
62
36
56
38
79
84
80
62.14
VAL
48
52
61
19
79
62
74
56.43
YDF
44
40
55
40
76
62
64
54.43
AW
64
48
67
63
92
100 90
74.86
MY
58
40
76
11
74
50
44
50.43
IS
54
36
43
21
66
44
40
43.43
DA
34
32
36
33
54
64
46
42.71
FZ
56
48
87
26
85
92
94
69.71
MD
64
60
92
43
88
96
94
76.71
ZR
78
40
78
70
90
99
100 79.29
AK
56
44
16
20
50
62
64
44.57
CC
68
56
61
71
95
98
94
77.57
WG
64
48
92
69
93
98
96
80.00
TIM
60
36
73
11
90
90
93
64.71
28 29 30 31
DS
64
44
22
26
87
84
86
59.00
KN
52
64
70
40
83
83
80
67.43
MZ
50
36
37
12
90
99
94
59.71
YAN
40
48
66
52
92
92
92
68.86
Nilai Komdais Perbankan Syari’ah S1 (PS S1)
Lampiran 7
Nilai Tertulis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nilai Lesan
NAMA
AP IT LD AA DRF UWA SDN NA JKA AB AHL DA RNP AK SL MA NN WM MR ES SAR EA DA SD NA FQ RNH
N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
84 44 84 84 78 66 58 72 88 82 82 88 78 64 76 52 46 84 82 76 72 88 50 64 76 70 54
76 56 56 86 72 52 24 64 80 76 80 76 84 44 80 36 64 68 84 64 76 72 40 36 64 64 64
33 10 25 15 69 57 20 87 85 10 5 5 34 75 15 98 20 35 60 80 15 15 46 30 38 10 10
80 70 75 65 65 45 55 35 75 45 35 65 68 38 50 70 50 75 73 50 65 75 55 45 55 60 25
40 59 90 80 79 95 80 95 95 85 79 60 95 80 85 90 89 98 98 67 68 75 55 50 50 65 75
60 80 100 93 54 78 71 100 97 93 78 54 100 92 84 93 62 91 81 59 95 52 61 40 38 93 83
75 80 95 91 79 90 90 82 100 88 75 78 100 100 100 98 100 100 98 75 75 93 74 77 73 90 85
NT 64.00 57.00 75.00 73.43 70.86 69.00 56.86 76.43 88.57 68.43 62.00 60.86 79.86 70.43 70.00 76.71 61.57 78.71 82.29 67.29 66.57 67.14 54.43 48.86 56.29 64.57 56.57
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
EA FM CAS ILK AF SW EN AK SJ IP PR KR MN EF FAR FN RTM MA MBM FR AS ES VM SH MMH YNK MM MAF WIC DNA MNS EF MS YSA LAS TN SK
54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 54 56 70 70 54 54 60 69 60 55 56 56 52 46 44 64 48 46 52 42 50 62 58
64 20 40 36 60 68 60 64 40 36 28 40 36 44 28 36 52 60 32 44 32 54 52 59 52 32 36 44 36 44 40 28 32 36 36 40 28
10 10 0 43 62 20 15 53 32 45 41 76 66 50 20 40 55 55 45 8 73 72 50 36 55 36 87 20 26 23 20 40 40 90 55 45 26
47 15 20 60 40 40 20 20 60 60 20 38 30 10 15 40 40 41 40 30 45 50 40 60 31 40 15 17 5 45 0 25 25 40 0 18 42
90 0 50 65 50 50 60 100 65 95 70 69 80 76 59 59 79 79 89 79 59 79 89 79 79 90 79 79 69 89 100 59 0 69 69
99 60 55 88 99 56 90 96 76 97 56 55 43 43 48 48 74 74 74 59 65 60 65 88 88 100 58 59 71 84 100 51 40 98 95
80 70 75 85 95 70 92 95 100 100 88 75 70 70 30 73 78 78 65 50 73 60 80 73 65 80 75 75 83 100 100 80 44 100 100
63.43 32.71 42.00 61.57 65.71 51.14 55.86 68.86 61.00 69.57 51.00 58.14 54.14 49.57 36.29 50.29 64.00 65.29 57.00 46.29 58.14 63.43 62.29 64.29 60.86 62.00 57.43 48.57 47.71 64.14 58.29 19.86 48.43 29.71 32.14 61.71 59.71
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
IS MAF DA MF AN SS DMS MN IT DP LS TL NAZ MH HY EAA CRK DNC ES OP DP RUB YM NO MMW MRA LEF RM MMB MAJ ARF MBF AN IST NH RC UL
46 72 50 52 62 56 62 54 68 50 70 54 72 54 76 60 82 76 62 64 68 60 66 44 46 46 72 68 60 70 54 70 76 56 54 60
24 48 24 32 28 36 40 40 44 36 60 48 52 32 68 48 52 44 44 48 52 32 52 48 32 36 32 56 28 44 40 56 72 48 48 52
24 70 97 24 17 44 25 38 38 73 92 35 100 83 73 100 56 98 86 20 40 37 20 63 40 20 95 63 89 45 66 12 92 86 60 55 91
35 10 50 31 28 47 18 50 69 90 56 55 94 45 53 100 75 68 86 47 72 78 5 33 90 5 86 0 53 12 23 63 82 21 37 49 28
100 89 89 89 89 89 89 69 65 85 60 65 58 80 65 58 89 85 40 60 60 40 58 65 80 70 79 80 80 80 59 80 90 79 75 90
70 74 100 92 88 100 98 86 89 95 81 81 85 91 51 51 88 93 61 71 87 55 76 86 82 75 79 70 81 77 76 79 91 81 65 88
100 100 100 100 100 100 90 90 90 87 85 88 83 90 87 86 90 90 75 84 90 66 84 75 79 81 79 88 88 82 81 88 94 88 77 90
57.00 66.14 31.57 61.14 59.43 65.71 62.00 65.57 66.29 70.43 77.86 59.71 78.86 62.86 75.86 57.57 62.00 81.00 80.00 49.86 62.71 67.43 39.71 61.71 64.00 49.14 69.86 57.71 72.00 56.29 63.14 55.00 78.14 75.71 64.14 60.43 71.29
102 MK
70
32
5
67
75
78
79
58.00
Nilai Komdais Perbankan Syari’ah D3 (PS D3)
Lampiran 8
Nilai Tertulis No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nilai Lesan
NAMA
NT N1
N2
N3
N4
N5
N6
N7
AFA
60
52
61
21
92
86
92
66.29
MSA
64
44
66
33
85
68
86
63.71
YDP
46
28
31
3
63
74
78
46.14
SWD
48
44
29
0
69
45
54
41.29
AAM
40
32
12
47
52
43
95
45.86
PF
58
32
48
25
60
92
93
58.29
HKP
52
36
33
50
53
81
93
56.86
LR
46
36
45
18
55
61
90
50.14
GA
58
20
48
43
50
47
73
48.43
EI
70
32
94
16
90
98
100
71.43
AL
58
32
33
49
60
88
85
57.86
RAS
34
28
8
36
50
83
71
44.29
MWI
68
32
58
47
90
97
95
69.57
RH
38
36
91
49
50
75
80
59.86
DAG
62
36
44
54
50
96
100
63.14
DRS
46
40
78
60
85
97
100
72.29
NP
64
36
69
57
85
97
95
71.86
SL
22
24
26
15
50
58
73
38.29
AH
72
48
71
43
70
98
100
71.71
OF
58
12
17
38
63
69
98
50.71
RT
56
60
20
16
30
75
85
48.86
SIA
70
20
67
27
65
98
100
63.86
IRS
62
36
58
5
89
45
75
52.86
RGS
64
20
36
33
65
52
75
49.29
TFI
44
28
29
3
58
25
60
35.29
IA
58
44
11
41
58
25
60
42.43
ARP
66
32
83
41
65
80
80
63.86
EP
42
24
52
27
65
57
80
49.57
YNP
74
60
74
39
65
80
76
66.86
MAR
44
40
55
45
65
84
74
58.14
31 32 33 34 35 36 37
MW
66
52
46
62
65
74
76
63.00
FBS
66
40
14
27
55
59
76
48.14
AJ
54
32
43
16
65
56
61
46.71
DM
60
36
9
46
55
51
72
47.00
RLF
56
52
91
16
70
75
60
60.00
MIN
46
16
62
4
65
34
66
41.86
AA
42
32
6
2
45
24
52
29.00
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 9:
Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PAI
1
TR
Al-Qur’an I B+ 3.25
2
AW
A
3
TRH
4
No
Mahasiswa
Al-Qur’an II
FIQH
FIQH 2
Rata-rata
B
3
B+
3.25
B
3
B
3.13
4
B
3
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.50
B
3
C
2
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.88
HL
D+
1.25
2.75
B+
3.25
C+
2.31
KI
B+
3.25
2 3.25
B-
5
C B+
B
3
B+
3.25
B
3.19
6
MM
A
4
A
4
AB
3.5
3.83
PR
A
4
B+
3.25
B
3
3,25 3.25
A-
7
B+ B+
B+
3.38
8
MT
A
4
3.5
AB
3.5
B+
3.25
NA
B
3
2 3
AB
9
C B
B
3
A-
3.75
B
3.19
10
AY
A
4
AB
3.5
B
3
B
3
B+
3.38
11
NF
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.25
B-
2.75
B+
3.38
12
NM
B
3
B-
2.75
A
4
A
4
B+
3.44
13
MA
B+
3.25
C-
1.75
A-
3.75
B-
2.75
B-
2.88
14
JT
A
4
A
4
A-
3.75
A-
3.75
A-
3.88
15
DL
A-
3.75
A
4
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.69
16
AR
B+
3.25
B
3
A-
3.75
A
4
AB
3.50
17
BS
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B
3.19
18
PU
AB
3.5
B+
3.25
B-
2.75
A-
3.75
B+
3.31
19
KT
D
1
C-
1.75
B
3
BC
2,5
C-
1.92
20
AS
B
3
CD
1.5
B+
3.25
2.50
SI
A
4
B+
3.25
B+
3.25
2.25 3.5
BC
21
C+ AB
AB
3.50
22
MS
A-
3.75
AB
3.5
A
4
A-
3.75
A-
3.75
23
MF
B
3
C
2
B+
3.25
A
4
B
3.06
24
SK
A
4
B
3
B-
2.75
B+
3.25
B+
3.25
25
MM
A
4
3.75
B
3
B+
3.25
HM
CD
1.5
2.25 2
A-
26
C+ C
A
4
A
4
B-
2.88
27
AM
B+
3.25
B+
3.25
A
4
A-
3.75
AB
3.56
28
FA
B
3
B+
3.25
B+
3.25
A
4
B+
3.38
29
SR
AB
3.5
C+
2.25
B+
3.25
A-
3.75
B
3.19
30
KK
C-
1.75
C+
2.25
B+
3.25
B
3
BC
2.56
31
OEN
A
4
AB
3.5
B
3
A
4
AB
3.63
32
SI
A
4
B
3
AB
3.5
B
3
B+
3.38
33
MS
D
1
B
3
B+
3.25
2.42
WN
A-
3.75
A
4
A
4
2,5 2.75
C+
34
BC B-
AB
3.63
35
AZ
B
3
C+
2.25
B+
3.25
A
4
B
3.13
36
FM
B
3
B
3
A-
3.75
AB
3.5
B+
3.31
37
SH
B
3
B-
2.75
A-
3.75
B
3
B
3.13
38
IA
A
4
A
4
A-
3.75
A
4
3.94
39
TK
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.5
B-
2.75
AB+
40
FR
B
3
CD
1.5
AB
3.5
B+
3.25
B-
2.81
41
YS
D
1
C
2
B-
2,75
B
3
2.00
42
UL
B
3
A-
3.75
AB
3.5
B
3
C B+
43
AB
B
3
B-
2.75
A-
3.75
AB
3.5
B+
3.25
44
MA
CD
1.5
B-
2.75
B
3
B
3
BC
2.56
45
KU
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B+
3.25
3.19
46
EF
B+
3.25
A
4
B
3
B+
3.25
B B+
47
AF
B
3
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B
3.19
48
NH
A-
3.75
A
4
A-
3.75
A
4
A-
3.88
49
FK
A
4
A
4
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.69
50
SD
B
3
B
3
A
4
A
4
AB
3.50
51
MD
C
2
C
2
B+
3.25
2.38
YR
B
3
C
2
B
3
2.25 2.75
C+
52
C+ B-
BC
2.69
53
MK
B
3
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B
3.19
54
SA
B
3
CD
1.5
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.75
55
TS
B
3
B
3
A-
3.75
AB
3.5
B+
3.31
56
IF
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
A
4
AB
3.56
57
NJ
A
4
A
4
AB
3.5
B
3
AB
3.63
58
MK
A-
3.75
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.63
59
KK
A
4
A
4
A
4
A-
3.75
A-
3.94
60
AN
CD
1.5
C
2
A-
3.75
C
2
C+
2.31
61
SA
B+
3.25
A-
3.75
B
3
B+
3.25
C+
3.31
62
UR
A
4
A
4
B
3
A
4
A-
3.75
63
DU
B+
3.25
A
4
A
4
A
4
A-
3.81
64
SA
B+
3.25
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
65
IE
C
2
B
3
AB
3.5
AB
3.5
3.00
66
KM
C
2
B
3
B
3
A-
3.75
B B-
67
EW
A
4
AB
3.5
B+
3.25
B
3
3.44
68
RK
B+
3.25
C-
1.75
B-
2,75
B
3
B+ BC
69
AD
B
3
C-
1.75
AB
3.5
AB
3.5
B-
2.94
70
KF
D
1
C-
1.75
AB
3.5
AB
3.5
2.44
71
RS
B
3
AB
3.5
B-
2,75
C
2
C+ B-
3.38
3.31
3.38
2.94 2.67
2.83
72
KN
B
3
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
3.38
4
B+ B-
73
DP
B
3
C-
1.75
B
3
A
74
WR
A
4
A
4
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.75
75
SF
A
4
A
4
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.69
76
SMS
D+
1.25
C
2
A
4
AB
3.5
BC
2.69
77
SM
B
3
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
3.38
B
3
B
3
A-
3.75
B+ B-
78
NH
CD
1.5
79
NHR
B+
3.25
AB
3.5
AB
3,5
AB
3.5
B+
3.42
80
SNM
A-
3.75
AB
3.5
B
3
B
3
B+
3.31
81
NK
B+
3.25
AB
3.5
B
3
A-
3.75
B+
3.38
82
NN
AB
3.5
AB
3.5
B
3
AB
3.5
3.38
83
UM
B
3
AB
3.5
B
3
B+
3.25
B+ B
84
LS
A
4
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.63
85
NA
A-
3.75
AB
3.5
B
3
C
2
B
3.06
86
TP
B
3
CD
1.5
AB
3.5
AB
3.5
B-
2.88
87
NL
B
3
AB
3.5
B
3
BC
2,5
B
3.17
88
AF
A
4
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.50
89
UM
A
4
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
3.56
90
ER
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.5
AB A B+
91
CW
A
4
AB
3.5
B+
3.25
B
3
B+
3.44
92
SN
D
1
C-
1.75
B+
3.25
B+
3.25
2.31
93
MB
D
1
C-
1.75
B
3
E
0
C+ D+
94
TH
B
3
C+
2.25
B+
3.25
A
4
B
3.13
95
MR
A
4
A
4
AB
3.5
B
3
AB
3.63
96
SA
B
3
AB
3.5
AB
3.5
A
4
AB
3.50
97
HA
A
4
B
3
A-
3.75
A-
3.75
AB
3.63
98
DV
AB
3.5
A
4
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.63
99
KA
C
2
C
2
BC
2.5
BC
2.5
2.25
100
WA
C
2
C
2
A
4
E
0
C+ C
101
RS
C
2
C-
1.75
AB
3.5
AB
3.5
BC
2.69
102
MS
B
3
C
2
A-
3.75
C
2
BC
2.69
103
MM
A
4
A
4
B
3
A-
3.75
AB
3.69
104
NS
A
4
A
4
B
3
A
4
AB
3.75
105
AA
C+
2.25
B
3
A-
3.75
B+
3.25
B
3.06
106
RR
BC
2.5
C+
2.25
A
4
A-
3.75
B
3.13
107
ZR
A-
3.75
B
3
A
4
B
3
3.44
108
AM
C
2
C
2
A-
3.75
B+
3.25
B+ B-
2.94
2.81
3.19
3.44
1.44
2.00
2.75
109
LD
C
2
CD
1.5
AB
3.5
A
4
B-
2.75
110
RF
B
3
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B
3.13
111
ZF
A
4
A-
3.75
A
4
A
4
A-
3.94
112
UN
C
2
B
3
B
3
B+
3.25
B-
2.81
113
TO
A
4
B+
3.25
A-
3.75
A
4
B-
3.75
114
MKH
A-
3.75
B
3
B+
3.25
B
3
B+
3.25
115
AM
B+
3.25
B
3
AB
3.5
A-
3.75
3.38
116
SM
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
A-
3.75
B+ AB
117
MT
A
4
A-
3.75
A
4
A
4
A-
3.94
118
MS
C-
1.75
B
3
B
3
B
3
BC
2.69
119
NR
A
4
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.69
120
IZ
C
2
C
2
A
4
C+
2,25
BC
2.67
121
SA
B
3
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.31
122
ED
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.5
3.44
123
RA
C
2
C
2
AB
3.5
C
2
B+ C+
124
AD
C-
1.75
D+
1.25
B
3
C+
2.25
C
2.06
125
SW
A
4
A
4
B
3
AB
3.5
AB
3.63
126
FN
B
3
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
3.38
127
HF
A
4
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.25
B+ AB
128
AR
D
1
C
2
B-
2,75
B
3
C
2.00
129
LS
B
3
CD
1.5
A-
3.75
A
4
B
3.06
130
AF
B
3
B
3
AB
3.5
A
4
B+
3.38
131
LA
D
1
C
2
A-
3.75
B
3
2.44
132
RA
C
2
C
2
B
3
B
3
C+ BC
133
NS
A
4
A
4
B
3
B
3
AB
3.50
134
AM
D
1
C
2
BC
2,5
B+
3.25
C
2.08
135
MH
B
3
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B
3.19
136
UF
B
3
B
3
B+
3.25
A
4
B+
3.31
137
KA
B
3
A
4
B+
3.25
B+
3.25
3.38
138
NN
A
4
A
4
A
4
A-
3.75
B+ A-
139
MS
B
3
CD
1.5
B-
2,75
BC
2,5
2.25
140
DY
B
3
C-
1.75
B-
2,75
B
3
C+ BC
141
IL
B
3
C-
1.75
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.81
142
AR
C
2
CD
1.5
B+
3.25
B+
3.25
BC
2.50
143
PR
B
3
C
2
B
3
C
2
BC
2.50
144
SS
B
3
B
3
B
3
C
2
B-
2.75
145
RS
C-
1.75
CD
1.5
B+
3.25
B+
3.25
C+
2.44
3.50
2.38
3.63
2.50
3.94 2.58
146
DS
A
4
A
4
A
4
A
4
A
4.00
147
SM
C
2
B
3
A-
3.75
B+
3.25
B
3.00
148
SF
C
2
B
3
B
3
B
3
B-
2.75
149
AM
C+
2.25
D+
1.25
AB
3.5
B
3
BC
2.50
150
MK
A
4
A
4
B
3
B+
3.25
AB
3.56
151
PW
C-
1.75
D+
1.25
B
3
C+
2.25
C
2.06
152
MR
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.5
B-
2,75
AB
3.58
153
AA
A
4
B+
3.25
B-
2,75
B
3
B+
3.42
154
NI
B
3
AB
3.5
B
3
A
4
3.38
155
IC
A
4
C-
1.75
B
3
B+
3.25
B+ B
156
SK
AB
3.5
A
4
AB
3.5
A
4
A-
3.75
157
NW
A
4
A
4
AB
3.5
B
3
AB
3.63
158
MK
A
4
AB
3.5
A
4
A-
3.75
A-
3.81
159
LK
B
3
C+
2.25
A
4
A-
3.75
3.25
160
RD
B
3
B
3
B+
3,25
AB
3.5
B+ B
161
IN
B
3
B
3
AB
3.5
A
4
3.38
162
MR
A
4
C-
1.75
AB
3.5
B+
3.25
B+ B
163
MF
A
4
A
4
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.69
164
AK
B
3
AB
3.5
B
3
B+
3.25
B
3.19
165
AN
A
4
C+
2.25
B
3
B
3
B
3.06
166
NP
B
3
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.31
167
LA
B
3
A-
3.75
B
3
AB
3.5
3.31
168
FR
B
3
A
4
B+
3,25
AB
3.5
B+ AB
169
MN
AB
3.5
A-
3.75
A
4
B+
3.25
AB
3.63
170
HR
B
3
CD
1.5
B
3
AB
3.5
B-
2.75
171
IT
B
3
A
4
B
3
AB
3.5
3.38
172
MA
C-
1.75
CD
1.5
BC
2,5
D
1
B+ D+
173
IR
A
4
A
4
B+
3,25
B+
3.25
A-
3.75
174
AM
B
3
D+
1.25
B+
3,25
B+
3.25
BC
2.50
175
TM
B
3
AB
3.5
B+
3,25
A
4
AB
3.50
176
AW
B
3
CD
1.5
B+
3,25
B+
3.25
BC
2.58
177
LA
B
3
A
4
B
3
A
4
AB
3.50
178
MT
A-
3.75
B
3
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.50
179
SM
C-
1.75
C
2
AB
3.5
AB
3.5
BC
2.69
180
DI
A
4
A
4
B
3
A-
3.75
AB
3.69
181
PN
B
3
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.5
3.44
182
AW
B
3
A-
3.75
B+
3,25
A
4
B+ AB
3.00
3.17 3.13
3.50
1.42
3.58
183
ME
B
3
AB
3.5
B+
3,25
A-
3.75
3.42
3.75
B+ A-
184
NI
A
4
A
4
AB
3.5
A-
185
NN
A-
3.75
A
4
A-
3.75
B+
3,25
A-
3.83
186
HA
A
4
A
4
A-
3,75
A-
3.75
A-
3.87
187
MK
B
3
AB
3.5
B+
3,25
AB
3.5
3.33
2
B+
3,25
D
1
B+ CD
188
MAA
C
2
C
189
AS
B
3
CD
1.5
B
3
AB
3.5
B-
2.75
190
IN
C-
1.75
B
3
AB
3.5
B+
3,25
B-
2.75
191
SN
B
3
B
3
AB
3.5
A
4
3.38
MH
C-
1.75
B
3
B
3
BC
2.5
B+ BC
192 193
SM
AB
3.5
A
4
B+
3,25
A
4
A-
3.83
194
KL
AB
3.5
AB
3.5
A
4
A
4
A-
3.75
195
AN
B
3
B
3
B-
2,75
C
2
BC
2.67
196
SG
C-
1.75
C
2
B+
3,25
B+
3,25
C-
1.88
197
NR
A
4
A-
3.75
AB
3.5
B
3
AB
3.56
198
MN
B-
2.75
C
2
B
3
B-
2,75
BC
2.58
199
MZ
B
3
C-
1.75
B
3
C
2
2.44
200
ML
B
3
CD
1.5
AB
3.5
AB
3.5
C+ B-
201
LM
A
4
A
4
A-
3.75
B+
3,25
A-
3.92
202
AP
B
3
C
2
B
3
A
4
B
3.00
203
MR
B
3
AB
3.5
A-
3.75
A
4
AB
3.56
204
LK
B
3
B
3
B
3
B+
3,25
B
3.00
205
EK
C
2
C+
2.25
B
3
B+
3,25
2.42
206
LR
B
3
C-
1.75
B
3
B+
3,25
C+ BC
207
EP
BC
2.5
B
3
B
3
A
4
B
3.13
208
NA
A
4
AB
3.5
B
3
A
4
AB
3.63
209
SS
BC
2.5
BC
2.5
B+
3,25
AB
3.5
B-
2.83
210
EA
C-
1.75
C
2
B+
3,25
B
3
2.25
211
MC
C
2
B
3
B+
3,25
D
1
C+ C
212
TI
C
2
A-
3.75
B
3
A
4
B
3.19
3.81
1.67
2.56
2.88
2.58
2.00
Lampiran 10: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PBA No
Fiqh Lughah B 3
3.5
Ilmu Kalam AB 3.5
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
AB
AB
3.5
A-
3.75
A-
3.75
AB
Mahasiswa
Al-Qur’an
1
MK
AB
2
BS
3
MAH
Fiqh
Rata-rata B+
3.44
3.5
B+
3.44
3.5
AB
3.63
4
YR
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.50
5
IAS
B
3
AB
3.5
AB
3.5
A
4
AB
3.50
6
SA
A
4
A-
3.75
A
4
AB
3.5
A-
3.81
7
FW
AB
3.5
A-
3.75
A
4
AB
3.5
AB
3.69
8
SI
B
3
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.38
9
PC
A-
3.75
B-
2.75
A
4
AB
3.5
AB
3.50
10
NWN
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.50
11
MZ
B
3
3
BC
2.5
B
3.00
IR
B+
3.25
3.5 3.5
B
12
AB AB
AB
3.5
A
4
AB
3.56
13
IS
B-
2.75
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B
3.13
14
AMS
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.44
15
DN
B
3
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.31
16
AP
B
3
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.5
B+
3.44
17
IT
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.38
18
NP
B+
3.25
B+
3.25
B
3
A-
3.75
B+
3.31
19
FU
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.38
20
MQI
B
3
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.38
21
AKL
D+
1.25
3
AB
3.5
B-
2.81
TQ
B+
3.25
3.5 3.5
B
22
AB AB
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.44
23
NS
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.38
24
NT
A
4
AB
3.5
B+
3.25
A
4
AB
3.69
25
DM
B
3
B+
3.25
B
3
B
3
B
3.06
26
ZS
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
B
3
B+
3.31
27
SDY
AB
3.5
A-
3.75
A
4
B+
3.25
AB
3.63
28
SH
B
3
B+
3.25
B
3
AB
3.5
B
3.19
29
KN
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
B
3.19
30
MS
AB
3.5
AB
3.5
A-
3.75
A
4
AB
3.69
31
FSN
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.50
32
FNR
AB
3.5
B+
3.25
AB
3.5
A
4
AB
3.56
33
AR
B
3
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.5
B+
3.44
34
NF
B
3
A-
3.75
AB
3.5
A
4
AB
3.56
35
SH
A
4
3.75
AB
3.5
AB
3.69
MZ
B+
3.25
3.5 3.5
A-
36
AB AB
B
3
AB
3.5
B+
3.31
37
DM
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.44
38
MK
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.31
39
NH
B
3
3.75
AB
3.5
AB
3.56
HK
A-
3.75
4 3.5
A-
40
A AB
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.50
41
FNF
B
3
B+
3.25
B
3
B
3
B
3.06
42
NHJ
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
A
4
AB
3.50
43
MIT
AB
3.5
B
3
B
3
AB
3.5
B+
3.25
44
NH
B+
3.25
B+
3.25
A
4
AB
3.5
AB
3.50
Lampiran 11: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan TBI No
Mahasiswa
Al-Qur’an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
AS MA ZA EK DN TP IK DL SN AAS FL FR RN AZ FN AH AC AM AR AJ DA IN SA FR UN FA LM LO MM AI LL MM TA IN
AB B AAB+ C BBC B BC D B B+ D AAB D C B BC BC B B B B B+ B B A C B
3.75 3 3 3.75 3.75 3.25 2 2.75 2.5 3 2.5 1 3 3.25 1 3.75 3.75 3 1 2 3 2.75 2 2.5 3 3 3 3 3.25 3 3 4 2 3
Ilmu Kalam A- 3.75 A- 3.75 BC 2.5 A 4 B+ 3.25 A 4 E 0 A- 3.75 A- 3.75 BC 2.5 B 3 CD 1.5 A 4 A 4 E 0 A 4 A 4 A- 3.75 C 2 A 4 A- 3.75 A 4 A- 3.75 B2,75 C 2 A 4 AB 3.5 C 2 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B 3 A- 3.75 AB 3.5
Fiqh BB+ B+ B+ BC B+ B+ AB B B BBC AB BB B+ B B B B AB AB AB B B B BB B+ AB B+ B BB
2.75 3.25 3.25 3.25 2.5 3.25 3.25 3.5 3 3 2.75 2.5 3.5 2.75 3 3.25 3 3 3 3 3.5 3.5 3.5 3 3 3 2.75 3 3.25 3.5 3.25 3 2.75 3
Ilmu Pend. Islam B+ 3.25 A 4 B+ 3.25 A3.75 B+ 3.25 B+ 3.25 BC 2.5 B 3 B+ 3.25 AB 3.5 AB 3.5 B 3 AB 3.5 B+ 3.25 B 3 B 3 B+ 3.25 B+ 3.25 B 3 CD 1.5 B+ 3.25 A 4 A3.75 BC 2.5 AB 3.5 AAB+ 3.25 B2.75 AB 3.5 B 3 B 3 AB 3.5 AB 3.5 B2.75
Rata-rata B+ AB B AB B B+ CB+ B B BC AB B+ CAB AB B+ C+ BC B+ AB B+ BC BB+ B BC B+ B B B+ B B
3.38 3.50 3.00 3.69 3.19 3.44 1.94 3.25 3.13 3.00 2.94 2.00 3.50 3.31 1.75 3.50 3.50 3.25 2.25 2.63 3.38 3.56 3.25 2.67 2.88 3.33 3.13 2.69 3.38 3.13 3.19 3.38 3.00 3.06
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
AR AI BN AAL FA AN YS LR MH TN DM SN TH FH AS HS AS NA IMH KA VN SR AN NU IM MM SN AC RA MT MAA SP WR MB KA MM MIT HR II SH MS AL SDK AA
AABC BC BC ABC C AB BC A D AB BC BC B BC ABC D D B B+ B+ A B AB B E B+ C B+ B+ C B B+ B+ B+ A AB E E
3.75 3.75 2.5 2.5 2.5 3.75 2.5 2 3.75 3 2.5 4 1 3.5 2.5 2.5 3 2.5 3.75 2.5 1 1 3 3.25 3.25 4 3 3.75 3 3 0 3.25 2 3.25 3.25 2 3 3.25 3.25 3.25 4 3.5 0 0
AB A AB B A A E BB+ B AB AB B AB AAB ABC A A BB ABC B D D C B AB B AB A B A AA B A AB B+ B+ B B
3.5 4 3.5 3 4 4 0 2.75 3.25 3 3.5 3.5 3 3.5 3.75 3.5 3.75 2.5 4 4 2.75 3 3.75 2.5 3 1 1 2 3 3.5 3 3.5 4 3 4 3.75 4 3 4 3.5 3.25 3.25 3 3
AB AB B B+ BBB B+ B B+ BBBB B B B B+ B+ B+ B+ B B+ C C C BC C C BC C BC CD BC BC+ BC C AB AB B+ C BC CD
3.5 3.5 3 3.25 2.75 2.75 3 3.25 3 3.25 2.75 2.75 2.75 3 3 3 3 3.25 3.25 3.25 3.25 3 3.25 2 2 2 2.5 2 2 2.5 2 2.5 1.5 2.5 2.75 2.25 2.5 2 3.5 3.5 3.25 2 2.5 1.5
AB AB B AB B+ AC B B AB+ B E BB+ BAB BAB B+ B BC B+ B+ B B+ E E B BB BA AB A A AB AB AB B+ B+ CD E C
3.5 3.5 3 3.5 3.25 3.75 2 3 3 3.75 3.25 3 0 2.75 3.25 2.75 3.5 2.75 3.5 3.25 3 2.5 3.25 3.25 3 3.25 0 0 3 2.75 3 2.75 4 3.5 4 4 3.5 3.5 3.5 3.25 3.25 1.5 0 2
AB AB B B B AB CBB+ B+ B B+ CD B B BB+ BAB B+ BC C+ B+ BBBC CD CBBC B BB AB B B+ BAB B+ B+ BC D+ CD
3.56 3.69 3.00 3.06 3.13 3.56 1.88 2.75 3.25 3.25 3.00 3.31 1.69 3.19 3.13 2.94 3.31 2.75 3.63 3.25 2.50 2.38 3.31 2.75 2.81 2.56 1.63 1.94 2.75 2.94 2.00 3.00 2.88 3.06 3.50 3.00 3.25 2.94 3.56 3.38 3.44 2.56 1.38 1.63
79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112
UA MS EO AW AS IZ PP SC SP SU UK MA MS NI LA HR RA IF BD WF RF IR TR NF NI NK IS HN ES TT AAM AIN NS AN
AB C B+ E AB E E B+ A B+ AE A B+ E B+ E E B C B+ B E B+ A B B+ E AB C E E B+ AB
3.5 2 3.25 0 3.5 0 0 3.25 4 3.25 3.75 0 4 3.25 0 3.25 0 0 3 2 3.25 3 0 3.25 4 3 3.25 0 3.5 2 0 0 3.25 3.5
B+ BC AA B AB AAB BC A D B+ B B A B B B B+ B BC BB AAB BC B B+ BAB BAB B
3.25 2.5 3.75 4 3 3.75 3 3.75 3.5 2.5 4 1 3.25 3 3 4 3 3 3 3.25 3 2.5 2.75 3 3.75 3.5 2.5 3 3.25 2.75 3.5 2.75 3.5 3
BC BC+ C C C C BC BC C B+ BC B C C C+ C CD B C C B C B BC B C+ B BC BC BC B B B-
2.5 2.75 2.25 2 2 2 2 2.5 2.5 2 3.25 2.5 3 2 2 2.25 2 1.5 3 2 2 3 2 3 2.5 3 2.25 3 2.5 2.5 2.5 3 3 2.75
B+ AB B+ E AB AB AB AB AB B AB E B+ AB B AB BB+ AB AB AB B+ C+ BA B+ BC+ B AB B+ B B B+
3.25 3.5 3.25 0 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3 3.5 0 3.25 3.5 3 3.5 2.75 3.25 3.5 3.5 3.5 3.25 2.25 2.75 4 3.25 2.75 2.25 3 3.5 3.25 3 3 3.25
B BC B CD B C+ C B+ B+ BC AB E B+ BC B+ CCB BC BBCB AB B BC C B BC C+ C B B
3.13 2.69 3.13 1.50 3.00 2.31 2.13 3.25 3.38 2.69 3.63 0.88 3.38 2.94 2.00 3.25 1.94 1.94 3.13 2.69 2.94 2.94 1.75 3.00 3.56 3.19 2.69 2.06 3.06 2.69 2.31 2.19 3.19 3.13
113
UM
4
AB
3.5
B+ B+
3.44
3.25
3.5 3.5
3
B+
AB AB
B
YN
3.25 3.25
A
114
B+ B+
115
KH
E
0
B-
2.75
B
3
B-
2.75
C
2.13
116
MF AT YA HA AR ZP DW
B+
3.25
B+
3.25
A
4
AB
3.5
AB
3.50
B+ B+ B+ B A B+
3.25 3.25 3.25 3 4 3.25
AB B A BD A
3.5 3 4 2.75 1 4
B B B B B B
3 3 3 3 3 3
B+ AB+ AB B AB
3.25 3.75 3.25 3.5 3 3.5
B+ B+ B+ B BB+
3.25 3.25 3.38 3.06 2.75 3.44
117 118 119 120 121 122
3.38
123 124 125 126 127 128 129 130 131 132
AB AB AB AB B+ E B+ B+ A E
NZ NA RP IF FM MA AA ST AMH NK
3.5 3.5 3.5 3.5 3.25 0 3.25 3.25 4 0
B+ B A A B B A AB A B
3.25 3 4 4 3 3 4 3.5 4 3
AAB B AB B B+ B B B B
3.75 3.5 3 3.5 3 3.25 3 3 3 3
A B+ B+ AB C C+ B AB A B
4 3.25 3.25 3.5 2 2.25 3 3.5 4 3
AB B+ B+ AB BC B+ B+ AC+
Lampiran 12: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PGMI No
Mahasiswa
Al-Qur’an
Pendidikan Al-Qur’an A 4
1
AS
B+
3.25
2
KK
B
3
B-
3
PA
B+
3.25
4
MN
B
5
FA
6
Fiqh
Rata-rata
A
4
A-
3.75
2.75
AB
3.5
B
3.08
B
3
A-
3.75
B+
3.33
3
B
3
AB
3.5
B
3.17
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.33
IF
B+
3.25
AB
3.5
B
3
B+
3.25
7
FJ
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B
3.17
8
NH
B+
3.25
B-
2.75
AB
3.5
B
3.17
9
VA
C
2
B
3
B
3
2.67
10
IP
AB
3.5
B-
2.75
A-
3.75
BC B+
11
IK
B
3
B
3
A-
3.75
B+
3.25
12
SM
AB
3.5
B
3
A-
3.75
B+
3.42
13
EN
B
3
B
3
B
3
B
3.00
14
MF
C
2
B
3
B
3
2.67
15
SW
B+
3.25
B
3
B
3
BC B
16
AR
AB
3.5
B
3
A-
3.75
B+
3.42
17
IA
AB
3.5
A-
3.75
A-
3.75
AB
3.67
18
DR
B+
3.25
B
3
A
4
B+
3.42
19
SW
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.33
20
NA
B+
3.25
AB
3.5
A
4
3.58
21
NL
B
3
B-
2.75
B+
3.25
AB B
22
RS
B+
3.25
BC
2.5
C
2
B-
2.58
23
JA
B+
3.25
E
0
AB
3.5
2.25
24
MF
A
4
A
4
A
4
C+ A
3.33
3.08
3.00
4.00
3.63 3.31 3.44 3.63 2.81 2.13 3.31 3.31 3.75 2.25
25
SS
B+
3.25
B-
2.75
B+
3.25
B
3.08
26
NC
C+
2.25
B-
2.75
B
3
2.67
27
AR
B+
3.25
B-
2.75
B+
3.25
BC B
28
SA
A
4
AB
3.5
A
4
A-
3.83
29
PP
A-
3.75
A
4
A
4
A-
3.92
30
AD
B
3
B-
2.75
B
3
2.92
31
WV
AB
3.5
B-
2.75
B+
3.25
BB
32
SK
A
4
B
3
A
4
AB
3.67
33
US
AB
3.5
B+
3.25
A
4
AB
3.58
34
SW
B+
3.25
AB
3.5
A-
3.75
3.50
35
MA
B+
3.25
B
3
B+
3.25
AB B
36
EY
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B
3.17
37
DH
B
3
BC
2.5
B-
2.75
2.75
38
KR
AB
3.5
B
3
B+
3.25
BB+
39
LP
A-
3.75
AB
3.5
A
4
3.75
40
LR
B+
3.25
B-
2.75
A-
3.75
AB+
41
BP
B+
3.25
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.42
42
AM
C
2
C+
2.25
C
2
C
2.08
43
AN
A-
3.75
A
4
A
4
3.92
44
NW
C
2
D
1
B
3
AC
45
ZK
B+
3.25
BC
2.5
AB
3.5
B
3.08
46
FN
C
2
D
1
B+
3.25
C
2.08
47
NI
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.50
48
WD
B+
3.25
AB
3.5
A
4
3.58
49
UM
B+
3.25
B
3
A-
3.75
AB B+
50
LS
B+
3.25
AB
3.5
A-
3.75
3.50
51
AF
B+
3.25
B-
2.75
A
4
AB B+
52
HS
A-
3.75
A
4
B+
3.25
3.67
53
DN
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
AB B+
54
IB
C+
2.25
B-
2.75
BC
2.5
BC
2.50
55
AM
A
4
B
3
A-
3.75
3.58
56
PA
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
AB B+
57
AL
B
3
B
3
B
3
B
3.00
58
CA
B+
3.25
BC
2.5
AB
3.5
B
3.08
59
DR
B+
3.25
B+
3.25
BC
2.5
B
3.00
60
NNH
B
3
AB
3.5
A-
3.75
3.42
61
NNA
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B+ B
3.08
3.17
3.17
3.25 3.25
2.00
3.33 3.33 3.33
3.25
3.17
62
MAS
A
4
AB
3.5
B
3
AB
3.50
63
WU
B+
3.25
A-
3.75
AB
3.5
3.50
64
NH
B+
3.25
B
3
B
3
AB B
65
RM
B+
3.25
B
3
B
3
B
3.08
66
NF
A
4
B
3
A
4
AB
3.67
67
IN
B+
3.25
AB
3.5
A
4
AB
3.58
68
AAM
A
4
B-
2.75
A-
3.75
3.50
69
BA
D
1
B-
2.75
C
2
AB C-
70
UN
A
4
B-
2.75
A
4
3.58
71
ST
B
3
B
3
E
0
AB C
72
ID
B+
3.25
AB
3.5
A-
3.75
3.50
73
ME
B
3
B
3
AB
3.5
AB B
74
MNQ
B
3
B
3
AB
3.5
B
3.17
75
SZ
C
2
B
3
B+
3.25
C-
2.75
76
TY
B+
3.25
B
3
A-
3.75
B+
3.33
77
NB
C
2
B-
2.75
AB
3.5
2.75
78
DN
B+
3.25
B
3
A-
3.75
BB+
79
EF
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.42
80
BP
C
2
E
0
A-
3.75
C-
1.92
81
AM
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.33
82
AS
B+
3.25
D
1
A
4
C-
2.75
83
AL
AB
3.5
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
84
NA
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.33
85
SS
B+
3.25
B-
2.75
A
4
B+
3.33
86
RY
B+
3.25
A
4
A
4
A-
3.75
87
AN
A
4
B
3
A
4
3.67
88
MH
AB
3.5
B
3
B
3
AB B
89
ZK
C
2
BC
2.5
AB
3.5
2.67
90
IN
B+
3.25
B
3
B+
3.25
BC B
91
IP
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.33
3.08
1.92 2.00 3.17
3.33
3.17 3.17
Lampiran 13: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan AS
1
MI
A-
3.75
Ulumul Qur’an B+ 3.25
2
MII
AB
3.5
B+
3.25
B
3
B+
3.25
3
HR
AB
3.5
B+
3.25
B
3
C
2
No Mahasiswa
Al-Qur’an
A
4
Ushul Fiqh A 4
Fiqh
Rata-rata A-
3.75
B+ B-
3.25 2.94
4
WE
B
3
BC
2.5
BC
2.5
C
2
BC
2.50
5
RS
A-
3.75
B+
3.25
B
3
B
3
B+
3.25
6
SK
A-
3.75
B+
3.25
B
3
B+
3.25
3.31
7
MA
B
3
BC
2.5
AB
3.5
C
2
B+ B-
8
AS
A-
3.75
AB
3.5
B
3
BC
2.5
B
3.19
9
MK
A
4
A-
3.75
A
4
B+
3.25
A-
3.75
10
AM
AB
3.5
B+
3.25
A-
3.75
AB
3.5
3.50
11
KA
A-
3.75
BC
2.5
B
3
AB
3.5
AB B
12
FY
A
4
B+
3.25
C
2
BC
2.5
B-
2.94
13
WL
A-
3.75
AB
3.5
B
3
AB
3.5
B+
3.44
14
PI
AB
3.5
B+
3.25
B
3
A
4
B+
3.44
15
AZ
AB
3.5
A-
3.75
B
3
A
4
3.56
16
SR
AB
3.5
B+
3.25
C
2
C
2
AB BC
17
MAA
B
3
B+
3.25
B
3
D+
1.25
BC
2.63
18
SM
B+
3.25
B+
3.25
B
3
BC
2.5
B
3.00
19
LP
AB
3.5
B-
2.75
AB
3.5
AB
3.5
3.31
20
MR
AB
3.5
BC
2.5
B
3
B+
3.25
B+ B
21
SJ
C-
1.75
B+
3.25
B+
3.25
BC
2.5
BC
2.69
22
RP
B
3
B+
3.25
B
3
C
2
B-
2.81
23
YS
D+
1.25
B+
3.25
B-
2.75
C
2
C+
2.31
24
AK
A
4
A
4
A-
3.75
A
4
A-
3.94
25
AM
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.5
A
4
3.63
26
BY
C-
1.75
B+
3.25
B-
2.75
C
2
AB C+
27
NZ
C-
1.75
BC
2.5
B-
2.75
C
2
C+
2.25
28
RB
E
0
B+
3.25
C
2
BC
2.5
C-
1.94
29
HM
D
1
B-
2.75
BC
2.5
C+
2.25
C
2.13
30
MA
C-
1.75
B+
3.25
BC
2.5
BC
2.5
BC
2.50
31
MK
C
2
B+
3.25
BC
2.5
BC
2.5
BC
2.56
32
NM
A
4
AB
3.5
B-
2.75
A
4
3.56
33
EI
A-
3.75
B+
3.25
C+
2.25
C
2
AB B-
34
TN
D
1
B+
3.25
B
3
B+
3.25
BC
2.63
35
FM
C-
1.75
C
2
B
3
B
3
C+
2.44
36
ASH
B
3
B
3
C+
2.25
C
2
BC
2.56
37
DJ
A
4
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.69
2.75
3.19
2.69
3.06
2.44
2.81
Lampiran 14: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan HES No
Ulumul Qur’an AB 3.5
Mahasiswa
Al-Qur’an
1
PD
B+
3.25
2
IQ
A
4
A
3
TS
C
2
4
AK
CD
5
PA
6
Fiqh
Ushul Fiqh
Rata-rata B+ A-
3.31 2.69
B
3
AB
3.5
4
B+
3.25
A
4
BC
2.5
B
3
B+
3.25
1.5
D
1
B
3
D
1
BC CD
B
3
A-
3.75
B
3
B-
2.75
B
3.13
AM
A-
3.75
AB
3.5
A-
3.75
B-
2.75
3.44
7
EM
A
4
A
4
A
4
A
4
B+ A
8
KN
B
3
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.31
9
LH
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.38
10
RR
BC
2.5
BC
2.5
B
3
B-
2.75
BC
2.69
11
HA
A
4
A
4
B+
3.25
A
4
A-
3.81
12
SJ
A
4
A
4
AB
3.5
A
4
3.88
13
MJ
A
4
A
4
A
4
A
4
AA
14
IE
AB
3.5
AB
3.5
A
4
AB
3.5
3.63
15
VA
B+
3.25
BC
2.5
B+
3.25
B
3
AB B
16
YD
B
3
BC
2.5
B
3
B-
2.75
BC
2.81
17
AW
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.5
B
3
3.44
18
MY
B+
3.25
B+
3.25
B
3
B
3
B+ B
19
IS
C
2
C
2
B
3
B-
2.75
C+
2.44
20
DA
AB
3.5
B-
2.75
B
3
B-
2.75
B
3.00
21
FZ
A-
3.75
A
4
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.63
22
MS
A
4
A
4
AB
3.5
A-
3.75
A-
3.81
23
ZR
A
4
A-
3.75
B
3
A-
3.75
B-
3.63
24
AK
B
3
C-
1.75
B
3
BC
2.5
BC
2.56
25
CC
A-
3.75
AB
3.5
B
3
AB
3.5
B+
3.44
26
WG
AB
3.5
A
4
AB
3.5
AB
3.5
AB
3.63
27
TI
B+
3.25
C
2
B+
3.25
B-
2.75
BC
2.81
28
DS
B
3
A-
3.75
B
3
B+
3.25
3.25
29
KN
A
4
A-
3.75
B
3
B+
3.25
B+ AB
30
MZ
C-
1.75
D
1
C
2
BC
2.5
C-
1.81
31
YA
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.56
3.81 1.63
4.00
4.00 3.00
3.13
3.50
Lampiran 15: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS S1 Ilmu Kalam C+ 2.25
Fiqh Ibadah A3.75
Fiqh Muamalah B+ 3.25
B-
2.88
3
B-
2.75
A-
3.75
B-
2.75
B
3.06
A
4
B+
3.25
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.63
AA
B-
2.75
B
3
A-
3.75
A
4
B+
3.38
5
DR
BC
2.5
AB
3.5
A-
3.75
B
3
B
3.19
6
UW
AB
3.5
B+
3.25
A-
3.75
A
4
AB
3.63
7
SD
BC
2.5
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
B
3.00
8
NA
B+
3.25
B+
3.25
A
4
A-
3.75
AB
3.56
9
JK
AB
3.5
A-
3.75
A-
3.75
B
3
AB
3.50
10
AB
B
3
B
3
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.38
11
AH
B
3
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
B
3.13
12
DA
B
3
B-
2.75
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.25
13
RN
B+
3.25
C
2
A-
3.75
A
4
B+
3.25
14
AK
B
3
B+
3.25
A-
3.75
A
4
AB
3.50
15
SL
B-
2.75
C
2
A-
3.75
A-
3.75
B
3.06
16
MA
AB
3.5
BC
2.5
A-
3.75
A
4
B+
3.44
17
NN
B-
2.75
B-
2.75
AB
3.5
3.13
WM
A
4
B+
3.25
AB
3.5
3.5 4
B
18
AB A
AB
3.69
19
MA
B
3
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B
3.19
20
ES
C+
2.25
C
2
AB
3.5
B-
2.75
BC
2.63
21
SA
B-
2.75
B
3
A-
3.75
B
3
B
3.13
22
EA
BC
2.5
B
3
A-
3.75
B-
2.75
B
3.00
23
DA
C+
2.25
B-
2.75
B+
3.25
A-
3.75
B
3.00
24
SD
C+
2.25
C
2
B
3
B+
3.25
BC
2.63
25
NA
CD
1.5
C
2
AB
3.5
2.63
FQ
C+
2.25
C
2
AB
3.5
3.5 2.75
BC
26
AB B-
BC
2.63
27
RN
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
28
EA
B+
3.25
C+
2.25
AB
3.5
AB
3.5
B
3.13
29
FM
BC
2.5
BC
2.5
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.88
30
CA
B
3
BC
2.5
AB
3.5
B-
2.75
B-
2.94
31
IL
AB
3.5
B
3
A-
3.75
A-
3.75
AB
3.50
32
AF
B
3
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.31
33
SW
B
3
C+
2.25
AB
3.5
AB
3.5
B
3.06
34
EN
B
3
BC
2.5
AB
3.5
AB
3.5
B
3.13
No
Mahasiswa
Al-Qur’an
1
AP
C+
2.25
2
IT
B
3
LD
4
Rata-rata
35
AK
AB
3.5
B-
2.75
AB
3.5
A
4
B+
3.44
36
SJ
A-
3.75
BC
2.5
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
37
IP
A
4
C+
2.25
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
38
PR
B
3
C+
2.25
AB
3.5
B+
3.25
B
3.00
39
KR
B
3
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
B
3.13
40
MN
B
3
B-
2.75
AB
3.5
AB
3.5
B
3.19
41
EF
B+
3.25
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
42
FA
B
3
C
2
B+
3.25
B
3
B-
2.81
43
FN
B-
2.75
B+
3.25
AB
3.5
B+
3.25
B
3.19
44
RT
B
3
B-
2.75
AB
3.5
A
4
B+
3.31
45
MM
A
4
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.25
AB
3.63
46
MB
B+
3.25
B
3
AB
3.5
C
2
B-
2.94
47
FR
B
3
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B
3.19
48
AS
B+
3.25
AB
3.5
A-
3.75
A-
3.75
AB
3.56
49
ES
B
3
B-
2.75
AB
3.5
A
4
B+
3.31
50
VM
B-
2.75
B-
2.75
C+
2.25
B+
3.25
B-
2.75
51
SH
AB
3.5
B
3
AB
3.5
AB
3.5
B+
3.38
52
MM
A
4
AB
3.5
AB
3.5
A
4
A-
3.75
53
YN
B
3
BC
2.5
A-
3.75
B+
3.25
B
3.13
54
MM
B
3
B-
2.75
AB
3.5
AB
3.5
B
3.19
55
MA
3
B+
3.38
2.5
3.5 3.5
4
BC
AB AB
A
WIC
3 2
B
56
B C
B
3
B-
2.75
57
DNA
B
3
B
3
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.38
58
MNS
C
2
C+
2.25
AB
3.5
B+
3.25
B-
2.75
59
EF
B-
2.75
C
2
B
3
B
3
BC
2.69
60
MS
BC
2.5
B
3
AB
3.5
B
3
B
3.00
61
YSA
D+
1.25
C
2
B-
2.75
B
3
C+
2.25
62
LAS
D
1
C
2
AB
3.5
AB
3.5
BC
2.50
63
TS
BC
2.5
B
3
B
3
B
3
B-
2.88
64
SK
BC
2.5
B
3
AB
3.5
A-
3.75
B
3.19
65
IS
C
2
C-
1.75
A-
3.75
B
3
BC
2.63
66
MAF
B
3
B-
2.75
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.31
67
DA
D+
1.25
C
2
B-
2.75
C
2
C
2.00
68
MFA
B-
2.75
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B
3.13
69
AN
B
3
B-
2.75
B+
3.25
A-
3.75
B
3.19
70
SS
B
3
B
3
A
4
A-
3.75
B+
3.44
71
DMS
B
3
B
3
AB
3.5
A
4
B+
3.38
72
MN
B
3
C
2
AB
3.5
AB
3.5
B
3.00
73
IT
B
3
C
2
A-
3.75
A
4
B
3.19
74
DP
B
3
BC
2.5
AB
3.5
B+
3.25
B
3.06
75
LS
B
3
B
3
B-
2.75
AB
3.5
B
3.06
76
TL
B-
2.75
BC
2.5
A
4
B-
2.75
B
3.00
77
NAZ
B
3
B
3
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.25
78
MH
B
3
B-
2.75
AB
3.5
B+
3.25
B
3.13
79
HY
B
3
A-
3.75
A
4
A
4
AB
3.69
80
EAA
BC
2.5
B
3
A-
3.75
A-
3.75
B+
3.25
81
CRK
C
2
B
3
A
4
A
4
B+
3.25
82
DNC
A-
3.75
AB
3.5
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.63
83
ES
A
4
B+
3.25
B+
3.25
AB
3.5
AB
3.50
84
OP
C
2
C+
2.25
A
4
C+
2.25
BC
2.63
85
DP
B
3
A-
3.75
A-
3.75
A
4
AB
3.63
86
RU
B
3
A-
3.75
A
4
A-
3.75
AB
3.63
87
YM
D
1
BC
2.5
A-
3.75
A
4
B-
2.81
88
NO
B-
2.75
BC
2.5
A-
3.75
AB
3.5
B
3.13
89
MMW
A-
3.75
A-
3.75
A-
3.75
A-
3.75
A-
3.75
90
MR
B
3
B
3
B
3
AB
3.5
B
3.13
91
LE
C
2
C+
2.25
B+
3.25
AB
3.5
B-
2.75
92
RM
A
4
A
4
B
3
B-
2.75
B+
3.44
93
MMB
B-
2.75
C+
2.25
A-
3.75
AB
3.5
B
3.06
94
MAJ
B-
2.75
B
3
B+
3.25
B-
2.75
B-
2.94
95
ARF
C
2
B
3
B+
3.25
A-
3.75
B
3.00
96
MBF
B
3
B
3
A-
3.75
A
4
B+
3.44
97
AN
A-
3.75
B
3
A-
3.75
AB
3.5
AB
3.50
98
IS
A
4
B+
3.25
A
4
AB
3.5
AB
3.69
99
NH
B-
2.75
B-
2.75
A-
3.75
AB
3.5
B
3.19
100
RC
D
1
B
3
B
3
AB
3.5
BC
2.63
101
UB
B
3
B
3
B
3
AB
3.5
B
3.13
102
MK
BC
2.5
B
3
B
3
B
3
B-
2.88
Lampiran 16: Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS D3 No
Mahasiswa
Al-Qur’an
1
AF
B
3
2
MS
CD
1.5
Ilmu Kalam B2.75
Fiqh Ibadah B 3
Fiqh Muamalah B 3
B-
2.94
B+
B
B+
B-
2.75
3.25
3
3.25
Rata-rata
3
YD
C
2
B-
2.75
B
3
B+
3.25
B-
2.75
4
SW
CD
1.5
B-
2.75
B+
3.25
B
3
BC
2.63
5
AAM
C
2
B-
2.75
BC
2.5
2.56
PF
B
3
B+
3.25
B+
3.25
3 3.5
BC
6
B AB
B+
3.25
7
HK
B
3
B
3
B
3
B+
3.25
B
3.06
8
LR
CD
1.5
B
3
B
3
B+
3.25
BC
2.69
9
GA
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
10
EI
B
3
A-
3.75
B
3
B+
3.25
B+
3.25
11
AL
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
B
3.19
12
RA
CD
1.5
B-
2.75
B-
2.75
B+
3.25
BC
2.56
13
MW
B
3
B+
3.25
B-
2.75
AB
3.5
B
3.13
14
RH
C
2
B
3
B-
2.75
B+
3.25
B-
2.75
15
DA
B
3
B+
3.25
B
3
B+
3.25
B
3.13
16
DR
B
3
B
3
BC
2.5
AB
3.5
B
3.00
17
NP
B
3
B
3
B-
2.75
B+
3.25
B
3.00
18
SL
B
3
B-
2.75
BC
2.5
B+
3.25
B-
2.88
19
AH
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
B+
3.25
20
OF
C
2
B
3
B
3
B+
3.25
B-
2.81
21
RT
D+
1.25
B
3
B
3
B+
3.25
BC
2.63
22
SI
B
3
B
3
A-
3.75
A
4
B+
3.44
23
IR
BC
2.5
A
4
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.38
24
RG
BC
2.5
B
3
AB
3.5
A
4
B+
3.25
25
TF
C
2
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.88
26
IA
D+
1.25
B+
3.25
B+
3.25
A-
3.75
B-
2.88
27
AR
B
3
B+
3.25
AB
3.5
A
4
B+
3.44
28
EP
C
2
B
3
AB
3.5
AB
3.5
B
3.00
29
YN
B
3
B+
3.25
AB
3.5
A-
3.75
B+
3.38
30
MAR
BC
2.5
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B
3.06
31
MW
B+
3.25
B+
3.25
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.38
32
FB
BC
2.5
B
3
AB
3.5
B+
3.25
B
3.06
33
AJ
B
3
B
3
A-
3.75
B+
3.25
B+
3.25
34
DM
C
2
B
3
A-
3.75
AB
3.5
B
3.06
35
RL
B
3
B
3
B+
3.25
AB
3.5
B
3.19
36
MIN
B
3
B-
2.75
BC
2.5
B+
3.25
B-
2.88
37
AA
C
2
B
3
B+
3.25
B+
3.25
B-
2.88
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama
: Hijri Adi Ridwan
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 25 Maret 1988 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Kewarganegaraan
: Indonesia
Alamat
: Kesongo-Krajan RT: 04 RW: 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
Telepon
: 085-640-035-926
Latar Belakang Pendidikan 1995 – 2000 : SDN II Kesongo Tuntang 2000 – 2003 : SMPN II Tuntang 2003 – 2006 : MAN II Kediri 2006 – 2010 : S1 Pendidikan Agama Islam (PAI)