KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh WIWIN TRIANI NIM 12107001
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
i
PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING Telah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara : Nama
: Wiwin Triani
NIM
: 12107001
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH
PROGRAM
SERTIFIKASI
TAHUN 2009 Kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 20 Januari 2010 Pembimbing
Drs. Bahroni, M.Pd NIP 196408181994031004
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dimana ada kemauan, Disiitu ada jalan Setiap jalan terdapat banyak kesempatan Kesempatan adalah pilihan Hanya ada satu kata “Tidak Ada Yang Abadi Melainkan Perubahan”
www.wiwintriani.com
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, Keluarga dan Sahabatku Teman seperjuangan di HMI Cabang Salatiga Dan teman spesialku yang selalu setia menemaniku disaat senang dan sedihku Terimakasih untuk semuanya YAKUSA
iv
ABSTRAK Triani, Wiwin. 2010. Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Guru MAN Salatiga Setelah Program Sertifikasi Tahun 2009. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Bahroni, M.Pd. Kata Kunci : Kompetensi Sertifikasi Penelitian ini upaya untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program sertifikasi terhadap peningkatan kompetensi guru, pertanyaan pertama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Pelaksanaan Program Sertifikasi di MAN Salatiga?, (2) Bagaimana Kompetensi Guru Sebelum Pelaksanaan Sertifikasi?, (3) Adakah Pengaruh Pelaksanaan Program Sertifikasi dengan Kompetensi Guru?. Untuk menjawab Pertanyaan itu maka penulis mencoba menggunakan dengan pendekatan penelitian Kwantitatif.. Globalisasi dan segala kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan yang nyata bagi tatanan kehidupan bermasyarakat di negeri ini, kondisi kehidupan seorang guru di Indonesia telah mengalami banyak perubahan ketika kita bandingkan dengan kondisi guru setengah abad yang lalu, dulu guru adalah seorang yang sangat dihormati dalam status sosial, tapi kini guru tak lain hanyalah tenaga profesional dengan upah perbulan yang hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Semangat para guru tak lagi seimbang dengan gaji yang didapat, antara mengajar dan makan nasi, dan antara mengabdi dan mencukupi kebutuhan seharihari, pertanyaan besar bagi penulis adalah Bagaimana bisa mengabdi jika kebutuhan materinya tak tercukupi. Maka dari itu penulis mencoba meneliti sebuah program besar yang dicanangkan pemerintah dalam hal pendidikan yaitu sertifikasi, dan skripsi ini berjudul “Kompetensi guru MAN Salatiga setelah program sertifikasi tahun 2009” Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh sertifikasi terhadap kompetensi guru, dengan adanya program sertifikasi guru maka akan meningkat kompetensi guru peserta sertifikasi tersebut. Ada perbedaan yang signifikan antara kompetensi guru sebelum sertifikasi dengan kompetensi guru setelah sertifikasi. Perbedaan mean (kompetensi guru sebelum sertifikasi = 24,3 dan kompetensi guru sesudah sertifikasi = 32,14) menunjukan kompetensi guru setelah setelah sertifikasi lebih baik daripada kompetensi guru sebelum sertifikasi.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Wiwin Triani
NIM
: 12107001
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 10 Februari 2010 Yang menyatakan
Wiwin triani
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan taufiq serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menurut penulis amat berat ini. Dan semoga shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW. serta para sahabat dan para pengikutnya. Skripsi merupakan kewajiban setiap mahasiswa dalam rangka memperoleh gelar kesarjanaan. Oleh karena itu penulis menyusun skripsi yang berjudul “KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH SERTIFIKASI TAHUN 2009” dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : 1.
Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, yang telah memberi kesempatan penulis untuk menuntut ilmu di lembaga tersebut.
2.
Bapak Drs. Bahroni, M.Pd., yang selalu memberi motivasi dan membimbing sampai terselesaikanya skripsi ini.
3.
Bapak/ibu dosen jurusan tarbiyah STAIN Salatiga, yang dengan ilmunya, penulis menjadi tambah wawasan.
4.
Bapak kepala sekolah dan guru-guru MAN Salatiga, yang dengan keterbukaanya menerima penulis untuk meneliti disekolahan tersebut.
5.
Teman-teman seperjuangan di dunia pendidikan, teman –teman HMI, atas dorongan dan semangatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan tulisan ini.
6.
dan Semua pihak yang tidak bisa penulis ungkapkan satu persatu dalam ruang tulis yang sesempit ini. Semoga bantuan bapak / ibu mendapat balasan dari Allah SWT, Amin
Salatiga, 10 Februari 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………....................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………… iv HALAMAN ABSTRAK………………………………………………….. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN……………………………... vi KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah………………………………………………. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………. 4 D. Hipotesis……………………… ……………………………….. 4 E. Kegunaan Penelitian.…………………………………………… 5 F. Definisi Operasional ……………………………………………. 5 G. Metode Penelitian ……………………………………………… 9 H. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Sertifikasi Guru ………………………………………. 13 1. Pengertian Sertifikasi Guru …………………………………. 13 2. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru ………………………. 14 B. Tinjauan Dasar Hukum Sertifikasi Guru ………………………. 15 C. Tinjauan Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru………... 21 1. Proses Mendapatkan Sertifikasi Guru ……………………… 21 2. Instumen Sertifikasi Guru Sebagai Profesi …………………. 21 3. Prosedur Sertifikasi …………………………………………. 22 4. Pelaksanaan Sertifikasi ……………………………………... 22 D. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru …………………………… 23 1. Guru Sebagai Agen Pembelajaran ………………….............. 23 2. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Guru ……………………. 26 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ………………. 28 1. Sejarah Singkat Lokasi ……………………………………... 28 2. Visi dan Misi MAN Salatiga ……………………………….. 29 3. Program Madrasah …………………………………………. 30 4 Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan ……………….............. 32 5. Hasil –hasil yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM ……….. 33 B. Penyajian Data ……………………………………………… 33 Tabel 1 (DAFTAR GURU YANG TELAH SERTIFIKASI)….............. 34 Tabel 2 (hasil angket kompetensi sebelum sertifikasi)……….. 35
viii
Tabel 3 (Hasil angket kompetensi setelah sertifikasi ) ………... 36 BAB IV ANALISIS DATA ……………………………………………….38 A. Analisis Pendahuluan …………………………………………... 38 1. Data Kompetensi Guru …………………………………….. 38 Tabel 4 (Distribusi angket sebelum sertifikasi) ……......................... 38 Tabel 5 (Distribusi frekuensi sebelum sertifikasi)………………….. 40 2. Data Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi …………………. 42 Tabel 6 (Distribusi angket setelah sertifikasi) ……............................42 Tabel 7 (Distribusi frekuensi setelah sertifikasi)…………………… 43 Tabel 8 (Tabel Penolong) …..……………................ 44 B. Analisis Uji Hipotesis ………………………………………….. 47 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………….. 50 B. Saran ……………………………………………………………. 51 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 52 LAMPIRAN – LAMPIRAN ……………………………………………...53 DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………... 58
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah pangeran tanpa tanda jasa, begitulah kalimat mutiara yang menggambarkan
tentang
keikhlasan
seorang
guru
dalam
pengabdian
mencerdaskan kehidupan berbangsa tanah air Indonesia. Globalisasi dan segala kemajuan teknologi mengakibatkan perubahan yang nyata bagi tatanan kehidupan bermasyarakat di negeri ini, kondisi kehidupan seorang guru di Indonesia telah mengalami banyak perubahan ketika kita bandingkan dengan kondisi guru setengah abad yang lalu, dulu guru adalah seorang yang sangat dihormati dalam status sosial, tapi kini guru tak lain hanyalah tenaga profesional dengan upah perbulan yang hanya cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Berbagai upaya pemerintah dalam mensejahterakan kehidupan guru di Indonesia telah dilaksanakan, salah satunya adalah program sertifikasi. Program ini dibuat selain untuk mensejahterakan guru adalah untuk meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, sehingga diharapkan kesejahteraan guru yang membaik akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya program sertifikasi diharapkan guru dalam hal ini sebagai tenaga pengajar mampu meningkatkan kompetensinya dalam mencerdaskan anak didiknya. tanpa adanya peningkatan kompetensi atau profesionalisme, maka tujuan pemerintah dalam program sertifikasi akan pincang (crippled oriented).
1
2
Peningkatan kompetensi guru meliputi beberapa aspek penting yaitu intelektual, spiritual, dan profesional yang meliputi wawasan yang luas dan kreatifitas dalam metode mengajar. Spiritual berarti peningkatan kualitas hati yang berimplikasi pada perbaikan sikap (goodness attitude). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan menyatakan guru adalah pendidik profesional, untuk itu guru dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau diploma IV (SI/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal SI/D-IV dibuktikan dengan ijazah sedangkan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimilki dan mata pelajaran yang di ampu, misalnya guru SD dipersyaratkan pendidikan
lulusan
lainya.
SMA/MA/SMALB,
SI/D-IV
Sedangkan dan
jurusan/program guru
SMK/MAK
matematika
studi di
dipersyaratkan
PGSD/Psikologi/ SMP/Mts/SMPLB, lulusan
SI/D-IV
Jurusan/program pendidikan matematika yang memiliki akta IV. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Persyaratan kualifikasi akademik, relevansi, penguasaan kompetensi yang telah tersebut diatas merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, selain itu sertifikat guru diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru di Indonesia, bentuk kesejahteraan guru berupa pemberian
3
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik (UUGD, 2006:7). Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus nonpegawai negeri sipil dan guru swasta (Muslich, 2007:4) Proses pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan banyak institusi terkait, pada tahun 2007 kemarin baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia, dan guru peserta sertifikasi dituntut untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (http://www.suparlan.com, diakses 09 September 2009) Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah memperoleh sertifikat pendidik akan mendapatkan penghasilan yang terdiri dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan fungsional, dan (3) tunjangan profesi. Disamping itu, guru akan menerima tambahan penghasilan lain dalam bentuk tunjangan khusus bagi mereka yang bertugas di daerah khusus. Program sertifikasi tentunya memberikan harapan kesejahteraan bagi guru di Indonesia dan diharapkan dengan peningkatan kesejahteraan tersebut mampu menjadikan semangat baru bagi guru Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
4
Berdasarkan analisis tersebut, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul KOMPETENSI GURU MAN SALATIGA SETELAH PROGRAM SERTIFIKASI TAHUN 2009
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa pokok masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan sertifikasi Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009? 2. Bagaimana kompetensi Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebelum program sertifikasi Tahun 2009? 3. Adakah pengaruh pelaksanaan program sertifikasi terhadap kompetensi Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan program sertifikasi di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2009. 2. Untuk mengetahui kompetensi Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebelum sertifikasi Tahun 2009. 3. Untuk mengetahui pengaruh sertifikasi terhadap kompetensi Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2009. D. Hipotesis Penelitian
5
Usaha peningkatan kompetensi/kompetensi guru harus diarahkan kepada program yang lebih realistis, salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan guru, ibarat logika tanpa logistik gurupun tidak akan bisa meningkatkan kompetensinya tanpa penghasilan yang diharapkan, analogi tersebut menjadi sebuah anggapan dasar bagi peneliti bahwa dengan pemenuhan kesejahteraan guru maka akan berbanding lurus dengan kompetensi, artinya semakin tinggi kesejahteraan guru maka akan semakin meningkat kompetensi guru tersebut, dan semakin rendah kesejahteraan guru maka akan semakin menurun kompetensi guru tersebut. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis dan praktis. 1. Secara Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bagi guru atau tenaga pengajar di Indonesia. 2. Secara Praktis Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dalam pelaksanaan program sertifikasi, diantaranya sebagai berikut : a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional. b. Meningkatkan proses atau kualitas belajar mengajar. c. Meningkatkan profesionalisme.
6
d. Menjaga profesi guru dari praktik-praktik oknum yang merusak martabat guru. F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul diatas, yaitu :
1. Kompetensi Guru Pengertian kompetensi menurut beberapa sumber, yaitu: a. Charles (1994) mengemukakan bahwa kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. b. Stone (1995) mengemukakan kompetensi adalah gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku yang penuh arti. c. Sedangkan menurut mulyasa (2008:26) kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Jadi dalam hal ini kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 2. Program Sertifikasi Pengertian program sertifikasi dari berbagai sumber, yaitu:
7
a. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk Guru dan Dosen. b. National Commission On Educational Services (NCES) menegaskan sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan apakah seorang calon Guru layak diberikan izin atau kewenangan untuk mengajar. c. Sertifikasi adalah prosedur yang digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu produk, proses, atau jasa telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. 3. Kompetensi Guru Setelah Program Sertifikasi 2009 Jadi dapat ditarik kesimpulan dari beberapa definisi operasional diatas yaitu hakikat perilaku guru dalam proses belajar mengajar setelah mendapatkan sertifikat pendidik tahun 2009 Adapun indikator kompetensi guru dalam program sertifikasi tahun 2009 antara lain : a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik c. Pengembangan kurikulum d. Perancangan pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran g. Evaluasi hasil belajar h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
8
i.
penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
j.
Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
k. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. l.
Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahanya.
m. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. n. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahim) dengan orang lain secara wajar. o. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan lingkunganya. p. Mengembangkan kreatifitas. q. Menjadi pembantu ketika diperlukan (Mulyasa, 2008:55). G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategorikategori atau dalam bentuk sebuah proses. Dalam penelitian ini menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan
9
menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian. Dan metode dokumentasi untuk keperluan instrumen penelitian. Untuk mengetahui pengaruh atau hubungan tiap variabel peneliti menggunakan sebuah analisis statistic persentase dan teknik analisis chikuadrat untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga dengan alamat jalan K.H. Wahid Hasyim No 12 Salatiga, dan akan dilaksanakan pada bulan November dan Desember, terhitung mulai tanggal 1 Nopember 2009 sampai dengan 30 Desember 2009. 3. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Hadi, 1987 : 31) dan sampel adalah sebagian yang mewakili keseluruhan untuk dijadikan subjek penelitian, dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh guru peserta sertifikasi MAN Salatiga. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang akan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya/hal-hal yang diketahui, metode ini penulis gunakan untuk menghimpun data guru yang menjadi peserta sertifikasi meliputi 1) Pemahaman guru yang mengikuti program sertifikasi Terhadap pelaksanaan sertifikasi.
10
2) Pemahaman guru yang mengikuti program sertifikasi mengenai profesionalisme. b. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan informasi bagi guru peserta sertifikasi. c. Metode Observasi Di dalam pengertian psikologi, observasi disebut pengamatan meliputi kegiatan pemusatan, perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera, jadi mengobservasi dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, dan pengecapan, apa yang dikatakan ini adalah pengamatan logis, bahwa pengamatan dipakai untuk menggali data tentang kompetensi guru yang mengikuti program sertifikasi melalui anak didik guru tersebut. 5.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen atau alat dan bahan yang digunakan dalam mengukur hubungan atau pengaruh antar variabel antara lain : a. Angket Angket berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan tiga pilihan jawaban (multiple choise) yaitu mampu, kurang mampu, tidak mampu. Dengan masing skor jawaban yaitu sangat baik : 3, baik : 2, kurang baik : 1. b. Dokumentasi
11
Dokumentasi merupakan metode untuk menyimpan data yang telah terkumpul, sehingga data-data penelitian dapat terakomodir dengan baik. Adapun alat yang digunakan antara lain : 1) Flashdisk (penyimpan soft file) 2) Kamera ( pengambil gambar) 3) Komputer Ms. Exel ( alat pengukur dan penghitung) 6. Teknik Analisis Data Setelah data telah terkumpul dengan lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dan penelitian yang sedang dilakukan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk menganalisis data ini adalah sebagai berikut : a. Untuk
mengetahui kecendrungan variasi
masing-masing
variabel,
digunakan teknik analisis dengan rumus :
b.
fx
M
= Mean
F
= Frekuensi
N
= Jumlah Responden Di Lanjutkan dengan Uji kesamaan rata-rata, Uji kesamaan dua
rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui apakah kompetensi Guru sebelum sertifikasi dan Kompetensi Guru sebelum sertifikasi mempunyai rata-rata kemampuan yang sama pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua kelompok
12
tersebut sama, berarti kedua kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Uji yang digunakan adalah uji dua pihak, dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : μ1 = μ2 Maka digunakan rumus:
t=
X1-X2 s 1/n1 + 1/n2
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : BAB I
: Pendahuluan Meliputi : latar belakang, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, hipotesis penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II
: Kajian Pustaka
Meliputi teori–teori yang berhubungan dengan variabel yaitu : sertifikasi guru, hukum, syarat-syarat dan ketentuan sertifikasi, kompetensi guru, dan indikator guru profesional. BAB III
: Laporan Hasil Penelitian
Meliputi gambaran umum lokasi penelitian MAN Salatiga, yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi MAN Salatiga, keadaan guru, keadaan siswa, hasil data guru yang mengikuti sertifikasi, dan hasil kompetensi guru dalam menghadapi program program sertifikasi.
13
BAB IV
: Analisis Data
Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang; sertifikasi dan pengaruhnya terhadap kompetensi guru (studi kasus pada Madrasah Aliyah Negeri Salatiga) BAB V
: Penutup
Meliputi : kesimpulan, saran, dan penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Sertifikasi Guru 1. Pengertian Sertifikasi Agar pemahaman tentang sertifikasi lebih jelas, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen sebagai berikut. a. Pasal 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. b. Pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. c. Pasal 11 butir 1 : sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. d. Pasal 16 : guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah. Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak (Muslich, 2007:2)
14
15
Secara garis besar sertifikasi guru ini dirujukan kepada; guru dalam jabatan (guru yang telah ada), dan mahasiswa sebagai calon guru. Program sertifikasi guru dalam masa jabatan adalah program pemberian sertifikat bagi seluruh guru di Indonesia yang telah ada baik guru negeri maupun guru swasta yang jumlahnya hampir 2,7 juta. Program sertifikasi bagi mahasiswa calon guru maksudnya adalah program yang dirancang untuk mempersiapkan caloncalon guru melalui serangkaian pendidikan formal. Program ini dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan guru akibat adanya kekurangan guru ataupun untuk memenuhi kebutuhan guru akibat usia pensiun (Farida, 2008:10) 2. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru Tujuan dasar sertifikasi adalah peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
dengan
meningkatkan
kualitas
guru
dan
meningkatkan
kesejahteraan guru. Rasionalnya adalah apabila kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, diharapkan kompetensinya bagus maka KBM-nya juga bagus, KBM yang bagus diharapkan dapat membuahkan pendidikan yang bermutu. Adapun manfaat uji sertifikasi antara lain sebagai berikut. Pertama, melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri. Kedua, melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Ketiga, menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi sebagai kontrol mutu bagi
16
pengguna layanan pendidikan. Keempat, menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku (Muslich, 2007:08). Widodo (2004) manfaat program sertifikasi guru
adalah sebagai
pengawasan mutu dan penjaminan mutu pendidikan di Indonesia, melengkapi uraian
di
atas,
Jalal
(2001:221-225);
dan
Tilaar
(2003:382:391),
mengungkapkan proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru. B. Tinjauan Dasar Hukum Sertifikasi Guru Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen sebagai berikut. 1 Pasal 1 butir 11 : sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. 2 Pasal 8 : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional. 3 Pasal 11 butir 1 : sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. 4 Pasal 16 : guru yang memiliki setifikat pendidik memperoleh tunjangan profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.
17
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan dan standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru berikut ini: 1. Pasal 1 ayat (1) Sertifikasi bagi guru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dalam jabatan. (2) Sertifikasi yang dimaksud pada ayat (1) dapat diikuti oleh guru dalam jabatan yang telah memilki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma IV (D-IV). (3) Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan progam pengadaan tenaga pendidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional. 2. Pasal 2 ayat (1) Sertifikasi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. (2) Uji kompetensi sebagaimana yang telah dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio. (3) Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan : a. Kualifikasi akademik; b. Pendidikan dan pelatihan;
18
c. Pengalaman mengajar; d. Merencanakan dan pelaksanaan pembelajaran; e. Penilaian dari atasan dan pengawas; f. Prestasi akademik; g. Karya pengembangan profesi; h. Keikutsertaan dalam forum ilmiah; i. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan j. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan (4) Guru dalam jabatan yang lulus penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat sertifikat pendidik. (5) Guru dalam jabatan yang tidak lulus penilaian portofolio dapat : a. Melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi dokumen portofolio agar mencapai nilai lulus; atau b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan ujian, Sesuai persyaratan yang ditentukan oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi. (6) Ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mencakup kompetensi pendagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. (7) Guru dalam jabatan yang lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b mendapat sertifikat pendidik. (8) Guru dalam jabatan yang belum lulus pendidikan dan pelatihan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b diberi kesempatan untuk mengulang ujian materi dan pelatihan yang belum lulus.
19
3. Pasal 3 ayat (1) Perguruan tinggi penyelenggara setifikasi bagi guru dalam jabatan memberi nomor pokok mahasiswa peserta setifikasi. (2) Perguruan tinggi penyelenggara setifikasi bagi guru dalam jabatan wajib melaporkan setiap perubahan berkenaan dengan mahasiswa peserta sertifikasi kepada direktur jendral pendidikan tinggi. (3) Perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi bagi guru dalam jabatan wajib melaporkan guru dalam jabatan yang sudah mendapat setifikat pendidik kepada direktur jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PMPTK) untuk memperoleh nomor registrasi guru. 4. Pasal 4 ayat (1) Menteri pendidikan nasional menetapkan jumlah kuota peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan setiap tahun. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenanganya menentukan peserta sertifiksi bagi guru dalam jabatan setiap tahun. (3) Penentuan peserta sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpedoman pada kriteria yang ditetapkan oleh direktur jenderal PMPTK 5. Pasal 5 : Dalam melaksanakan setifikasi guru dalam jabatan mengacu pada pedoman setifikasi guru dalam jabatan yan ditetapkan direktur jenderal pendidikan tinggi. 6. Pasal 6 ayat (1) Guru pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah daerah yang telah memilki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen
20
Pendidikan Nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui dana alokasi umum terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (2) Guru pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pemerintah yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari departemen pendidikan nasional, dan melaksanakan beban kerja guru sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik sebesar satu kali gaji pokok yang dibayarkan melalui APBN terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (3) Guru non pegawai negeri sipil yang diangkat oleh Badan Hukum Penyelenggara Pendidikan yang telah memiliki sertifikat pendidik, nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional, dan melaksanakan badan kerja guru sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu minggu berhak atas tunjangan profesi pendidik setara dengan satu kali gaji pokok guru pegawai negeri sipil yang dibayarkan melalui dana dekonsentrasi terhitung mulai bulan januari pada tahun berikutnya setelah memperoleh sertifikat pendidik. (4) Guru yang melaksanakan beban kerja di luar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) memperoleh tunjangan
21
profesi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Pendidikan Nasional atau pejabat yang ditunjuk. 7. Pasal 7 : Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006 dan telah memilki sertifikat pendidik dan nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi pendidik terhitung mulai 1 Oktober 2007 C. Tinjauan Proses Pelaksanaan Program Sertifikasi Guru 1. Proses Mendapatkan Sertifikat Guru Program sertifikasi bagi guru dalam jabatan diperuntukan bagi guru yang telah ada, baik guru negeri maupun swasta yang belum memiliki sertifikat profesi guru. Program sertifikasi ini dapat diikuti di perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Dalam program sertifikasi guru dalam jabatan ini, Farida (2008:25) menyatakan sertifikat guru dapat diperoleh melalui : a. Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan uji sertifikasi (bila lulus dalam uji sertifikasi) b. Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk pengakuan kompetensi keprofesian guru sebagai agen pembelajaran oleh poerguruan tinggi terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah (bila lulus dalam uji sertifikasi) 2. Instrumen Sertifikasi Guru Sebagai Profesi Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi, yang terdiri atas dua tahap, yaitu tes tulis dan tes kompetensi yang dibarengi dengan self appraisal dan
22
portofolio serta peer appraisal yang dipadukan dengan portofolio, didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran. Self appraisal adalah instrumen yang memberi kesempatan pada guru untuk menilai dirinya sendiri. Instrumen ini terdiri atas pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran yang profesional. Peer appraisal dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh penilaian dari kompetensi sehari-hari, yang mencakup keempat kompetensi. Self appraisal dan peer appraisal termasuk kelompok instrumen non tes. Tes kompetensi dalam bentuk real theaching menggunakan instrumen penilaian kompetensi guru (IPKG), yang terdiri atas IPKG I dan IPKG II. IPKG I untuk menilai kompetensi guru dalam membuat persiapan mengajar, IPKG II untuk menilai kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini instrumen tes adalah tes tulis dan kompetensi, instrumen non tes adalah self appraisal dan peer appraisal yang dipadukan dengan portofolio 3. Pelaksanaan Sertifikasi Pelaksanaan setifikasi dapat dipilah menjadi dua, yaitu (1) tes dan (2) non tes. Komponen tes meliputi (1) tes tulis dan (2) tes kompetensi, sedangkan komponen non tes meliputi (1) self appraisal, (2) portofolio dan (3) penilaian atasan. Tes tulis dilakanakan serentak di seluruh Indonesia, sedangkan tes
23
kompetensi dilaksanakan sesudah tes tulis dan diselenggarakan di sekolah tempat peserta mengajar atau sekolah lain yang ditunjuk (real theaching). Waktu pelaksanaan tes kompetensi diatur oleh dinas pendidikan kab/kota dan LPTK penyelenggaraan (Mulyasa:2008:53) 4. Prosedur Sertifikasi Penyelenggaraan
uji
sertifikasi
dilaksanakan
oleh
konsorium
penyelenggara sertifikasi yang terdiri dari LPTK, dirjen DIKTI dan Dirjen PMPTK sedangkan tahapan sertifikasi guru disajikan pada bagan berikut ini Tes Tulis (A)
GURU S1/D IV
BERSERTIFIKAT
LULUS
GURU Perserta sertifikasi
Portofolio dan penil. sejawat
Tes kompetensi
PENGOLAHAN
TDK LULUS
Pembinaan Guru
D. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru 1. Guru Sebagai Agen Pembelajaran. Yang dimaksud pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, maupun pemberi inspirasi. Meskipun dalam uraian ini peran guru sebagai agen pembelajaran dibahas secara terpisah-pisah, namun dalam pelaksanaan
24
pembelajaran peran-peran tersebut saling berhubungan satu sama lain untuk membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik (Mulyasa, 2008:53) a. Guru Sebagai Fasilitator Guru sebagai fasilitator berarti guru bertugas memberikan kemudahan (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi
manusia
yang
siap
beradaptasi,
menghadapi
berbagai
kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan (Mulyasa, 2008:54). b. Guru Sebagai Motivator Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini Farida (2008:27) memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaanya 2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti 3) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik 4) Menggunakan hadiah dan hukuman secara efektif dan tepat guna 5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan. c. Guru Sebagai Pemacu
25
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut : 1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya. 2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. 4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahanya. 5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 6) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahim) dengan orang lain secara wajar. 7) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain dan lingkunganya. 8) Mengembangkan kreatifitas. 9) Menjadi pembantu ketika diperlukan (Mulyasa, 2008:55). d. Guru Sebagai Pemberi Inspirasi Sebagai pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu memerankan diri dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran, gagasan, dan
26
ide-ide baru. Untuk kepentingan tersebut guru harus mampu menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan tertib. Optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan– kegiatan yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Activities). 2. Kompetensi Yang Harus Dimiliki Guru a. Kompetensi Pendagogik Kompetensi
pendagogik
adalah
kemampuan
mengelola
pembelajaran peseta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pemgembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, yang dalam proses pembelajaran Mulyasa (2008:53) menyatakan sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut. 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan kurikulum 4) Perancangan pembelajaran 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi Kepribadian
27
Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, yang berakhlak mulia, dengan membangun kerakter budaya “M2KDI” yang Mulyasa (2008:131) menyatakan merupakan singkatan dari budaya MALU, budaya MUTU, budaya KERJA, budaya DISIPLIN, dan budaya IBADAH. Jika kelima amalan tersebut dapat diamalkan dalam kehidupan kita, maka insyaallah, akan tercipta iklim yang aman, nyaman, tentram, dan menyenangkan, bukan hanya dalam kegiatan pendidikan, tetapi dalam kehidupan pada umumnya. c. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara
luas
dan
mendalam
yang
memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru Mulyasa (2008:137) menyatakan sebagai berikut. 1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya 2) Mengerti
dan
dapat
menerapkan
teori
belajar
sesuai
taraf
perkembangan peserta didik 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
28
5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. d. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi, bergaul secara efektif dengan peserta didik, dan masyarakat sekitar. Adapun indikator kompetensi sosial adalah sebagai berikut. 1) Mampu berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat 2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Sejarah Singkat MAN Salatiga MAN Salatiga merupakan sekolah yang berasal dari Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN), kemudian pada tahun 1990 berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 64/1990 berubah status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas tanah 2.882 m2 hak milik Nomor 49, dengan luas bangunan 5.113m2 di jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 12 Telp. (0298) 323031 Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolah umum, pihak manajemen MAN Salatiga harus menciptakan program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pihak stakeholders. Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan. 2. Visi dan Misi a. Visi MAN Salatiga
29
30
Memadukan dzikir, fakir, dan skill untuk mempersiapkan generasi Islam, berprestasi dan hidup mandiri. b. Misi MAN Salatiga Adapun Misi dari MAN Salatiga antara lain : 1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas 2) Mempersiapkan generasi Islam kedepan yang menguasai IPTEK dan ketrampilan sebagai bekal hidupnya 3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif 4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik 5) Membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari. 3. Program Madrasah a. Dasar Pengembangan 1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU di Salatiga 2) Besarnya minat tamatan SLTP/MTs serta orang tua murid untuk masuk atau memasukkan anaknya ke MAN Salatiga setiap tahun 3) Penataaan bangunan yang kurang teratur 4) Kurang lengkapnya sarana prasarana pendidikan b. Arah Pengembangan 1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke perguruan tinggi yang bermutu. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya suatu madrasah atau sekolah
31
2) Mempersiapkan siswa untuk a) Melanjutkan perguruan tinggi b) Memiliki ketrampilan berwiraswasta c) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri 3) Memperbaiki anak didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hasilnya sejajar dengan SMA serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan (Islam), trampil dalam praktek pengamalan ibadahnya sebagai cirri khusus madrasah. Sebab tanpa pengembangan ciri khusus ini MAN sama dengan SMA kalau bukan dikatakan malah di bawah SMA 4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas 5) Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan seoptimal mungkin (buku-buku/perpustakaan, laborat/praktik, sarana ibadah, seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka dan sebagainya) 6) Memberdayakan komite dan masyarakat lingkungan untuk ikut berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah 7) Menanamkan minat baca, tulis dan mengadakan penilitianpenilitian ilmiah sederhana c. Konsep Upaya Peningkatan Mutu Madrasah 1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan 2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel
32
3) Menambah tenaga guru yang potensial d. Prioritas Pemgembangan Sarana Prasarana Madrasah Tahun 2008 1) Rehab 8 kelas untuk laboratorium -2 tahun 2) Pengadaan kelas multimedia 2 lokal 3) Ruang ketrampilan 4. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga bertujuan untuk a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, tercermin dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat b. Meningkatkan skor rata-rata nilai (GSA= Gain Score Achievment) semua mata pelajaran 0.1 dari KKM rata-rata 70 menjadi 75 untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60 menjadi 65 untuk mapel yang lain c. Meningkatkan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional menjadi 96 % d. Meraih posisi minimal 3 besar dalam dalam setiap even yang diikuti baik tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olahraga dan kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni e. 90% peserta didik mentaati tata tertib sekolah f. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif atau tata busana. 5. Hasil-hasil Yang Diharapkan Dari Kegiatan KBM
33
Standar kompetensi lulus satuan pendidikan (SKL-SP) MA selengkapnya adalah a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekuranganya c. Menunjukan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaanya d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkungan global f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif g. Menunjukan kemampuan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan h. Menunjukan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri i. Menunjukan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik j. Menunjukan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah kompleks k. Menunjukan kemampuan menganilisis gejala alam dan sosial l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab
34
m. Berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya o. Mengapresiasi karya seni dan budaya p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual, maupun kelompok q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan masyarakat t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain u. Menunjukan ketrampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis v. Menunjukan ketrampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti Perguruan Tinggi. B. Penyajian Data Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti pada hari sabtu, 12 Desember 2009, dapat peneliti laporkan hasil penelitian sebagai berikut :
35
1. Daftar Guru kelas III MAN
Salatiga yang telah mengikuti program
sertifikasi tahun 2009 Tabel I DAFTAR GURU YANG TELAH MENGIKUTI SERTIFIKASI NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
NAMA Siti Aisyah Zahir, Dra. Hj Rodji’un, S.PdI Afiffudin, Drs. Nurul Isnaini, Dra. Tri Jatiyah, Dra. Aris Handoyo wibowo, S.pd Siti Mudrikah, S.Pd Hanifah, S.Pd Muh. Waston A., S.Pd A. Tauresia Kesuma, SE Laela musdalifah, S.Pd Misbakhul munir, S.Ag Jamaluddin, S.Ag. Sriyanto, S.Ag. Khoiru rahman A., S.PdI Tri Makno, S.Ag.
NIP 195312101983032001 195511121984031005 196211151986031001 196605311993032001 196604201996032001 196812091997032001 197105071997032001 197211201998032001 197809262001121003 197404302005012001 197712252005012001 196707012006041003 196905152007011067 197604062007101005 198103162007101001 150404149
MAPEL Fiqih SKI BK Sejarah Matematika Matematika Bahasa inggris Bahasa inggris Bahasa Inggris Ekonomi Tata busana Bahasa Arab Aqidah Akhlak Aqidah akhlak Bahasa inggris Qur’an hadits
2. Hasil observasi mengenai pelaksanaan setifikasi di MAN Salatiga tahun 2009. Proses pelaksanaan sertifikasi di MAN Salatiga memiliki beberapa aspek tertentu selain persyaratan yang diajukan penyelenggara sertifikasi adalah sebagai berikut (hasil wawancara terhadap guru peserta sertifikasi) a. Masa kerja minimal 5 tahun b. Diprioritaskan untuk guru yang memiliki umur lebih tua c. Memiliki 24 jam mengajar dalam 1 minggu
36
d. Memiliki piagam/sertifikat minimal 850 3. Hasil Penelitian Melalui Angket Dalam hal ini hasilnya adalah diketahuinya data-data frekuensi dari beberapa variabel penelitian sebagai berikut : a. Hasil angket mengenai kompetensi guru sebelum sertifikasi Tabel 2 Kompetensi Guru Sebelum Sertifikasi P
IK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SANGAT BAIK 1 1 1 2 3 5 6 5 0 2 6 3 1 2 3
BAIK 28 25 27 26 23 22 27 27 30 26 25 25 23 27 29
KURANG BAIK 21 24 22 22 24 23 17 18 20 22 19 22 26 21 18
Keterangann : P
= Persepsi Siswa
IK
= Indikator Kompetensi Guru
1
= Wawasan atau pengetahuan
2
= Pemahaman terhadap peserta didik
3
= Pengembangan prestasi peserta didik
4
= Penyampaian materi secara dialogis dan menyenagkan
37
5
= Pemanfaan teknologi pembelajaran
6
= Kemampuan evaluasi dalam pembelajaran
7
= Pemberian motivasi terhadap peserta didik
8
= Pemberian kasih sayang
9
= Memposisikan sebagai teman, tempat mengadu, dan tempat curhat bagi peserta didik
10
= Pemberian kemudahan dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya
11
= Pemberian sumbangan pemikiran (solusi) kepada orang tua murid mengenai masalah siswa
12
= Memupuk rasa percaya diri , berani, dan bertanggung jawab kepada murid
13
= Pengembangan potensi peserta didik
14
= Kreatifitas mengajar
15
= Guru yang mampu diteladani oleh tenaga pengajar lain, murid, masyarakat dan rakyat bangsa Indonesia.
b. Hasil angket mengenai kompetensi guru setelah pelaksanaan sertifikasi Tabel 3 Kompetensi Guru Setelah Pelaksanaan Sertifikasi P
IK 1 2 3 4
SANGAT BAIK 12 10 11 7
BAIK 36 38 35 36
KURANG BAIK 2 2 4 7
38
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Keterangan :
10 11 17 14 12 11 9 15 16 10 13
37 34 26 31 32 35 36 30 31 34 36
P
= Persepsi Siswa
IK
= Indikator Kompetensi Guru
1
= Wawasan atau pengetahuan
2
= Pemahaman terhadap peserta didik
3
= Pengembangan prestasi peserta didik
4
= Penyampaian materi secara dialogis dan menyenagkan
5
= Pemanfaan teknologi pembelajaran
6
= Kemampuan evaluasi dalam pembelajaran
7
3 5 7 5 6 4 5 5 3 6 1
39
14
= Kreatifitas mengajar
15
= Guru yang mampu diteladani oleh tenaga pengajar lain, murid, masyarakat dan rakyat bangsa Indonesia.
BAB IV ANALISIS DATA Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data ini meliputi tahapan-tahapan data. A. Analisis Pendahuluan Langkah analisa data ini meliputi tahapan tabulasi data dan membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai variable Kompetensi Guru sebelum Program Sertifikasi
(variabel X) dan Kompetensi
Guru
Setelah Sertifikasi (variabel Y) 1. Data Kompetensi Guru Sebelum Sertifikasi Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari Kompetensi Guru sebelum sertifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Distribusi Angket Tentang Kompetensi Guru Sebelum Sertifikasi No Responden 1 2 3
Distribusi Jawaban A B C 0 11 4 0 15 0 5 7 3
40
3 0 0 15
Nilai 2 22 30 14
Jml skor 1 4 0 3
26 30 32
41
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
0 0 3 0 1 0 0 1 2 1 1 3 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 1 11 0 4 6 15 5 10 10 8 12 0 0 0 0 0 0 8 15 15 10 15 15 7 6 15 15 15 13 15 15 7 8 5 13
2 14 1 15 10 9 0 9 3 4 6 0 15 15 15 15 15 15 6 0 0 3 0 0 8 7 0 0 0 2 0 0 8 7 10 2
0 0 9 0 3 0 0 3 6 3 3 9 0 0 0 0 0 0 3 0 0 6 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 2 22 0 8 12 30 10 20 20 16 24 0 0 0 0 0 0 16 30 30 20 30 30 14 12 30 30 30 26 30 30 14 16 10 26
2 14 1 15 10 9 0 9 3 4 6 0 15 15 15 15 15 15 6 0 0 3 0 0 8 7 0 0 0 2 0 0 8 7 10 2
28 16 32 15 21 21 30 22 29 27 25 33 15 15 15 15 15 15 25 30 30 29 30 30 22 25 30 30 30 28 30 30 22 23 20 28
42 0 0 0 0 0 0 0 7 3 0 0
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
7 6 12 5 0 0 14 7 9 0 0
8 9 3 10 15 15 1 1 3 15 15
0 0 0 0 0 0 0 21 9 0 0
14 12 24 10 0 0 28 14 18 0 0
8 9 3 10 15 15 1 1 3 15 15
22 21 27 20 15 15 29 36 30 15 15 1214
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari kompetensi guru sebelum sertifikasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kompetensi Guru Sebelum Sertifikasi Skor 15 16 20 21 22 23 25 26 27 28 29 30 32
Frekuensi (F) 11 1 2 3 4 1 3 1 2 3 3 12 2
Persen (%) 22 2 4 6 8 2 8 2 4 2 4 24 4
Fx 165 16 40 63 88 23 75 26 54 84 87 360 64
Fx2 2475 256 800 1323 1936 529 1875 676 1458 2352 2523 10800 2048
43
33 36 Total
1 1 50
2 2 100
33 36 1214
1089 1296 31436
Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut: a. Menghitung nilai rata-rata (mean) Σfx Ν
Μ=
1214 50 = 24, 3
=
b. Standar deviasi variabel X adalah SD =
∑ Fx2 N
SD =
SD =
-
2
∑ Fx N
31436 - 1214 50 50
2
628,72 – 589,52
SD =
39,2
SD = 6,26 2. Data Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi Dari data nilai angket mengenai Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi di MAN Salatiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
44 Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi di MAN Salatiga, pada tabel berikut : Tabel 6 Distribusi Angket Tentang Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Distribusi Jawaban A B C 1 14 0 4 7 4 3 8 4 0 13 2 0 15 0 1 12 2 0 15 0 0 8 7 5 7 3 3 12 0 4 11 0 4 8 3 1 14 0 1 9 5 4 11 0 0 0 15 0 15 0 0 15 0 0 15 0 13 2 0 0 15 0 2 13 0 1 14 0 0 15 0 3 8 4 3 12 0 0 15 0 3 12 0 4 9 2 2 13 0 0 15 0 2 7 6
3 3 12 9 0 0 3 0 0 15 9 12 12 3 3 12 0 0 0 0 39 0 6 3 0 9 9 0 9 12 6 0 6
Nilai 2 28 14 16 26 30 24 30 16 14 24 22 16 28 18 22 0 30 30 30 4 30 26 28 30 16 24 30 24 18 26 30 14
Jml skor 1 0 4 4 2 0 2 0 7 3 0 0 3 0 5 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 2 0 0 6
31 30 29 28 30 29 30 23 32 33 34 31 31 26 34 15 30 30 30 43 30 32 31 30 29 33 30 33 32 32 30 26
45 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
1 0 2 5 4 8 6 6 5 9 5 14 0 4 5 10 15 15
14 15 13 8 11 7 8 9 10 3 10 1 15 11 5 5 0 0
0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0
3 0 6 15 12 24 18 18 15 27 15 42 0 12 15 30 45 45
28 30 26 16 22 14 16 18 20 6 20 2 30 22 10 10 0 0
0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi Skor 15 23 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 38 40 43 44
Frekuensi (F) 1 1 2 1 3 13 5 5 5 4 3 1 1 1 1 1
Persen (%) 2 2 4 2 6 26 10 10 10 8 6 2 2 2 2 2
F.y
Fy2
15 23 52 28 87 390 155 160 165 136 105 36 38 40 43 44
225 529 1352 784 2523 11700 4805 5120 5445 4624 3675 1296 1444 1600 1849 1936
31 30 32 33 34 38 35 36 35 33 35 44 30 34 30 40 45 45 1607
46 45 Total
2 50
4 100
90 1607
4050 52957
Kemudian dihitung nilai mean dengan rumus sebagai berikut: a. Menghitung Nilai Rata-Rata (Mean) My = ∑fy N 1607 50 = 32, 14 =
b. Standar deviasi variabel y adalah
SD =
∑ Fy2 N
-
∑ Fxy N
2
2
SD =
52957 - 1607 50 50
SD =
1059,14 – 1032,98
SD =
26,11
SD = 5,11 c. Menghitung korelasi r product moment dengan tabel Penolong Tabel 10 Tabel penolong untuk menghitung Persentase besarnya pengaruh No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8
X 26 30 32 28 16 32 15 21
Y 31 30 29 28 30 29 30 23
X2 676 900 1024 784 256 1024 225 441
Y2 961 900 841 784 900 841 900 529
X.Y 806 900 928 784 480 928 450 483
47 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
21 30 22 29 27 25 33 15 15 15 15 15 15 25 30 30 29 30 30 22 25 30 30 30 28 30 30 22 23 20 28 22 21 27 20 15 15 29 36
32 33 34 31 31 26 34 15 30 30 30 43 30 32 31 30 29 33 30 33 32 32 30 26 31 30 32 33 34 38 35 36 35 33 35 44 30 34 30
441 900 484 841 729 625 1089 225 225 225 225 225 225 625 900 900 841 900 900 484 625 900 900 900 784 900 900 484 529 400 784 484 441 729 400 225 225 841 1296
1024 1089 1156 961 961 676 1156 225 900 900 900 1849 900 1024 961 900 841 1089 900 1089 1024 1024 900 676 961 900 1024 1089 1156 1444 1225 1296 1225 1089 1225 1936 900 1156 900
672 990 748 899 837 650 1122 225 450 450 450 645 450 800 930 900 841 990 900 726 800 960 900 780 868 900 960 726 782 760 980 792 735 891 700 660 450 986 1080
48
48 49 50
30 15 15 1214
∑
40 45 45 1607
900 225 225 31436
1600 2025 2025 52957
1200 675 675 38694
Dengan melihat tabel penolong di atas dapat diketahui ∑X = 1214 ∑Y = 1607 ∑X2 = 31436 ∑Y2 = 52957 X.Y = 38694 XY – (X) (Y) N rxy = ---------------------------------
√ X – (X)N 2
2
. Y2 -
(Y)2 N
rxy = Koefisien Korelasi X dan Y X
= Kompetensi Guru Sebelum Sertifikasi
Y
= Kompetensi Guru Setelah Sertifikasi
XY = Produk dari X dan Y N
= Jumlah Sampel yang diteliti
38694 – (1214) (1607) 50 rxy = --------------------------------------------------------
√ 31436 –
2 2 (1214) . 52957 (1607) 50 50 rxy = ----------------------------------------------------38694 – 39017,96
√ (31436 – 29475) (52957 – 51648,98)
49
rxy =
-323,96 √ 2565027,22
rxy = -323,96 1601,57 rxy = - 0,2 B. Analisis Uji Hipotesis Untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan peneliti maka selanjutnya menghitung harga t0 MX-MY
t0 = SDX √N-1
2
6,26 √50-1
2
SDY √N-1
2
SDX √N-1
SDY √N-1
2.rxy
5,11 √50-1
2.-0,2
24,3 - 32,14
t0 =
5,11 √50-1
2
6,26 √50-1 -7,84
t0 =
6,26 7
2
5,11 7
2
6,26 7
-7,84
t0 =
0.798 + 0.5 - [0.894 . 0.73 . 0.4]
t0 =
-7,84 √1.298 – 0.26
t0 =
-7,84 √1,038
t0 =
-7,84 1,01
t0 =
-7,76
5,11 7
-0,4
50 Hasil interpretasi terhadap t0 1. Mencari df df atau db = N – 1 = 50 – 1 = 49 2. Berkonsultasi pada tabel nilai “t” Pada tabel nilai tidak terdapat df = 49 oleh karena itu digunakan df yang mendekati 49 yaitu df = 50. dengan df = 50 diperoleh harga titik sebagai berikut : Pada taraf signifikasi 5% = 2,03 Pada taraf signifikasi 1% = 2,72 3. Perbandingan to dan t1 Dengan taraf to = 7,76 berarti jauh lebih besar dari ttabel baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1% dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara vaiabel X dan variabel Y 4. Kesimpulan Ada perbedaan yang signifikan antara kompetensi guru sebelum sertifikasi dengan kompetensi guru setelah sertifikasi. Perbedaan mean (kompetensi guru sebelum sertifikasi = 24,3 dan kompetensi guru sesudah sertifikasi = 32,14) menunjukan kompetensi guru setelah setelah sertifikasi lebih baik daripada kompetensi guru sebelum sertifikasi.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil perumusan masalah hingga analisis data, peniliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari rumusan masalah tentang pelaksanaan sertifikasi, MAN Salatiga memiliki beberapa kriteria dan prasyarat khusus selain syarat yang tercantum dalam peraturan perundangan yaitu : a. Masa kerja minimal 5 tahun b. Diprioritaskan untuk guru yang memiliki umur lebih tua dan telah menikah 2. Kompetensi guru sebelum program sertifikasi, dengan dasar angket dan 50 responden, 15 Pertanyaan dan 3 pilihan jawaban, dilanjutkan dengan analisis data memperoleh mean 24, 3 3. Kompetensi guru setelah program sertifikasi, dengan dasar angket dan 50 responden, 15 Pertanyaan dan 3 pilihan jawaban, dilanjutkan dengan analisis data memperoleh hasil frekuensi 32,14 4. Dalam penghitungan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan mendapatkan hasil bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan dari masing-masing variabel, Dengan taraf to = 7,76 berarti jauh lebih besar dari ttabel baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1% dengan demikian Ha diterima dan H0
51
52
ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara vaiabel X dan variabel Y 5. Ada perbedaan yang signifikan antara kompetensi guru sebelum sertifikasi dengan kompetensi guru setelah sertifikasi. Perbedaan mean (kompetensi guru sebelum sertifikasi = 24,3 dan kompetensi guru sesudah sertifikasi = 32,14) menunjukan kompetensi guru setelah setelah sertifikasi lebih baik daripada kompetensi guru sebelum sertifikasi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mencoba memberikan beberapa tanggapan logis mengenai hasil penelitian yang terangkum dalam saran sebagai berikut 1. Sertifikasi merupakan program pemerintah sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, maka untuk itu niat yang baik dari peneritah sebagai subjek tersebut diimbangi dengan niat yang baik juga bagi objek program sertifikasi tersebut, sehingga terjadi keselarasan niat dan berimplikasi terhadap ghiroh dalam mencerdaskan anak bangsa. 2. Meninjau pelaksanaan program sertifikasi di MAN Salatiga, Peneliti menilai sudah cukup bagus, akan tetapi peneliti menyarankan harus dilakukan follow-up dan sosialisasi lebih mendalam, agar semangat guru yang mengikuti program sertifikasi mampu mempertahankan semangatnya dan bahkan meningkatkan kompetensinya.
52
53
3. Selain melakukan sosialisasi terhadap guru, perlunya sosialisasi terhadap murid, karena sebagian besar pemahaman siswa saat ini, sertifikasi merupakan langkah bagi para guru untuk meningkatkan penghasilan, dan hal itu menurut peneliti bereaksi pada kendornya motifasi proses belajar mengajar. 4. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukan bahwa program sertifikasi di MAN Salatiga telah berhasil meningkatkan kompetensi guru, untuk itu peniliti mengharapkan agar semua guru dituntut untuk mengikuti program sertifikasi, sehingga dari tenaga yang berkualitas akan menghasilkan anak didik yang berkualitas pula. 5. Perlunya niat bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, baik dari pemerintah, masyarakat, sekolah, dan keluarga.
53
DAFTRA PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Aqib, Zaenal. 2008. Standar Kualifikasi-Kompetensi-Sertifikasi Guru-Kepala Sekolah-Pengawasa. Bangung: Yrama Widya. Departemen Pendidikan RI. 1999. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Pendidikan Nasional. Jakarta. Hadi. Sutrisno. 1987. Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psychologi UGM. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Musclich, Mansur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta: Bumi Aksara. Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?. Bandung: Yrama Widya. Tim Pustaka Merah Putih. 2007. Undang-Undang Sistem Pendidikan nasional, Guru Dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Merah Putih. Tim Tedaksi Nuansa Aulia. 2009. Himpunan Perantara Perundang-undangan Republik Indonesia Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Nuansa Aulia. Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, 2006. Jakarta: Sinar Grafika. http://www.suparlan.com:sertifikasiguru