TUNTUTAN KOMPETENSI GURU PASCA SERTIFIKASI Oleh: Drs. SISWO SUBAGYO, M.Pd. *)
Abstrak Upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan salah satu diantaranya adalah melalui program sertifikasi guru, di samping upaya lainya yaitu pemberian hibah ruang kelas baru, bantuan peralatan pembelajaran, dan pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan seiring dinamika yang sedang berkembang, serta programprogram lainya. Guru adalah tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Sebagai tenaga pendidik yang profesional, guru idealnya memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran, kompetensi professional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam, kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien kepada peserta didik, sesama guru, orang tua, dan masyarakat, sedangkan kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi guru adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfeksikan dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik khususnya dalam proses pembelajaran. Guru adalah pendidik profesional, profesionalisme guru akan ditandai dengan bukti formal yaitu dalam bentuk sertifikat pendidik, dalam hal ini dikeluarkan oleh perguruan tinggi yang telah diberi kewenangan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Konsekuensi dari sertifikat pendidik yang diterima guru sebagai tenaga yang profesional, maka guru tersebut akan mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya satu kali gaji pokok. Proses pemerolehan sertifikat pendidik dapat dilakukan melalui penilaian portofolio dengan mendeskripsikan sepuluh kemampuan guru dalam hal: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelaatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, (10) penghargaan yang relevan dengan bidang kependidikan. Kata kunci: Kompetensi guru, sertifikasi
*) Dosen STKIP PGRI Tulungagung dan Guru SMK. N.1 Tulungagung. Beberapa ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah: (1) pengetahuan /knowledge yaitu kesadaran seseorang dalam bidang kognitif terhadap apa yang sudah pernah diketahui, jadi seseorang tahu apa yang diketahuinya. Misalnya seorang guru mengetahui karakteristik peserta didik, mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana cara melakukan
pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, (2) pemahaman/ understanding, yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki dan tersimpan baik dalam kognitif serta dapat digunakan secera efektif. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran diwajibkan memiliki pemahaman, dan menerimanya dengan baik tentang karakteristik peserta didik serta kondisi riil ditinjau dari berbagai
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 34
aspek peserta didik agar dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil keputusan dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien, ( 3) kemampuan/skill, yaitu segala sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan jenis pekerjaannya. Misalnya kemampuan guru untuk memilih metode yang tepat, kemampuan guru untuk membuat dan memanfaatkan media pembelajaran sehingga peserta didik akan merasa mendapatkan kemudahan dalam belajar, ( 4) Nilai/value, yaitu standar minimal secara psikologis perilaku yang telah diyakini, dan digunakan sebagai pijakan dalam bertindak. Misalnya standar minimal perilaku guru dalam pembelajaran mengenai kejujuranya, keterbukaannya, demokratis, objektif, tidak diskriminatif, empati, dsb., (5) Sikap/ attitude, yaitu perasaan yang dimiliki seseorang mengenai senangtidak senang, suka-tidak suka, atau reaksi seseorang terhadap stimulus yang datangnya dari luar. Misalnya reaksi guru terhadap problematik dalam bidang pendidikan, reaksi guru terhadap program sertifikasi guru, reaksi guru terhadap kepemimpinan Kepala Sekolah, sikap guru terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (6) Minat/interest, kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu. Misalnya kecenderungan guru untuk melakukan remidi kepada peserta didik yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal, kecenderungan guru untuk mengingatkan peserta didik ketika melanggar tata tertib sekolah, kecenderungan guru untuk melakukan home visit ketika peserta
didik sering tidak masuk sekolah, dan sebagainya. Program sertifikasi guru yang digulirkan pemerintah mulai tahun 2006, dan ditargetkan akan selesai sampai tahun 2014 merupakan salah satu program untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, di samping sertifikasi guru mempunyai muatan-muatan tujuan lainnya. Sertifikasi guru pada hakekatnya adalah cara yang dilakukan untuk menciptakan guru yang profesional. Ada dua istilah yang perlu untuk mendapatkan penegasan yaitu jabatan profesi, dan profesional. Jabatan profesi adalah pekerjaan yang menuntut keahlian dalam melaksanakan pekerjaan itu, dengan demikian seseorang harus dipersiapkan secara khusus sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut. Profesional artinya menunjuk pada dua hal yaitu: (1) seseorang yang menyandang sebutan profesi, dan (2) penampilan seseorang yang dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Guru adalah jabatan profesi, hal ini dapat ditandai dengan ciri-ciri profesi adalah sebagai berikut: (1) memiliki aturan yang jelas tentang hal yang dikerjakan, dan mempunyai unjuk kerja yang baku, (2) semua guru wajib memiliki kualifikasi akademik sarjana, (3) Ada lembaga pendidikan tinggi yang khusus untuk menciptakan guru, (4) memiliki organisasi profesi, (5) adanya pengakuan yang layak dari masyarakat, (6) adanya sistem imbalan dalam bentuk gaji yang memadai, dan (7) mempunyai kode etik yang mengatur guru. Tuntutan masyarakat kepada dunia pendidikan sangat tinggi khususnya orang tua peserta didik. Permasalahan
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 35
ini seharusnya dapat dimengerti, dan dapat dipahami, dan memang seharusnya dapat diterima oleh kalangan pendidikan khususnya guru. Tingginya tuntutan masyarakat terhadap dunia pendidikan ini seiring dengan dinamika perkembangan di era global yang penuh dengan berbagai perubahan, dan serba tidak menentu. Itulah sebenarnya isensi problematik guru yang tidak dapat dihindari, dan ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru. Meningkatkan pendapatan guru melalui tunjangan profesi guru yang besarnya satu kali gaji pokok apabila tidak diikuti oleh meningkangnya mutu pembelajaran akan menjadi bom waktu/bumerang bagi guru itu sendiri. Hal ini sangat dapat diterima, dan sangat mungkin terjadi pada saatnya nanti karena tunjangan profesi guru adalah uang rakyat yang dibayarkan melalui APBN atau ABPD baik di tingkat propinsi atau di tingkat kabupaten/kotamadya. Berdasarkan landasan berpikir seperti tersebut maka guru harus memiliki empat kompetensi yaitu: (1) kompetensi paedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi kepribadian Kompetensi Paedagogik Peraturan pemerintah nomor: 74 tahun 2008 tentang guru menjelaskan bahwa kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sekurang-kurangnya meliputi: (1) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, (2) pemahaman terhadap peserta didik, (3) pengembangan kurikulum atau silabus, (4) perancangan pembelajaran, (5) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran, (7) evaluasi hasil belajar, dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi ini memberikan indikator bahwa guru harus mempunyai landasan yang kuat tentang konsep dan masalah pembelajaran dari tinjauan sosiologis, filosofis, historis, psikologis, dan guru harus mengenal memahami fungsi sekolah sebagai lembaga sosial secara potensial mempunyai hubungan timbal balik antar sekolah dengan masyarakat, serta guru harus mengetahui, memahami, dan menerimanya karakteristik peserta didik yang penuh dengan keberagaman. Guru juga dituntut untuk melaksanakan standar proses seperti yang tercantum dalam Permendiknas Nomor: 41 Tahun 2007, dalam hal ini meliputi kemampuan untuk membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik, melaksanakannya pada proses pembelajaran secara konsisten, serta melakukan penilaian kepada peserta didik sesuai tahapantahapan yang sudah dibakukan dalam standar penilaian. Paradikma berpikir guru dalam melaksanakan proses pembelajaran sifatnya wajib untuk dilakukan sebuah revolusi dalam proses pembelajaran. Dunia pendidikan dewasa ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih baik jika diciptakan lingkungan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika peserta didik megalami sendiri apa yang sedang dipelajarinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penguasaan materi hanya dapat
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 36
mencapai kompetensi ”pengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik untuk memecahkan persoalan yang komplek dalam kehidupan jangka panjang. Teori belajar behaviorisme yang sudah dilakukan guru selama bertahun-tahun ternyata belum dapat menjawab problematik di dunia pendidikan saat ini, oleh karena itu sudah saatnya guru mengubah haluan, seiring dengan tuntutan zaman mengikuti filosofis teori belajar kontruktifisme. Kompetensi Profesional Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam penguasaan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni budaya yang diampunya sekurangkurangya meliputi penguasaan: (1) materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampu, (2) konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, secara koseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya. Salah satu komponen kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai seorang profesional adalah menguasai bahan ajar serta konsep-konsep dasar keilmuannya. Ada dua cara dalam memandang materi atau bahan ajar, yaitu dari sudut isi bahan ajar, dan dari sudut pengorganisasian bahan ajar tersebut. Dari sudut isi bahan ajar dapat digolongkan menjadi enam jenis yaitu: fakta, konsep, prinsip, keterampilan, pemecahan masalah, dan proses, sedangkan dari sudut
pengorganisasian dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: bahan mata pelajaran linier, bahan mata pelajaran komulatif, bahan mata pelajaran praktikal, dan bahan mata pelajaran eksperimensial. Untuk memudahkan dalam proses pembelajaran, cara untuk memilih bahan ajar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) bahan ajar harus diseleksi dengan cermat menggunakan kriteria yang jelas sesuai dengan kebutuhan peserta didik, (2) bahan ajar yang tidak relevan diganti dengan bahan ajar yang baru sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, (3) bahan ajar yang dinamika perubahannya cepat dipelajari menggunakan media internet, dan pembelajaran tidak terbatas di ruang kelas, (4) menyampaikan bahan ajar dengan menggunakan muti metode dan multi media. Kompetensi Sosial Guru sebagai bagian dari masyarakat dituntut agar dapat bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya. Tuntutan ini mendorong guru untuk mempunyai kompetensi sekurangkurangnya meliputi: (1) berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun, (2) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, (3) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku, dan (5) menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 37
Guru sebagai bagian dari masyarakat merupakan salah satu pribadi yang mendapatkan perhatian khusus di masyarakat. Peranan dan segala tingkah laku yang dilakukan guru senantiasa dipantau oleh masyarakat. Guru memiliki kedudukan khusus di mata masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sejumlah kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru dalam beriteraksi dengan lingkungan masyarakat di tempat tinggal. Kompetensi sosial dalam pembelajaran ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal, sehingga peranan guru dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri dan sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Guru merupakan makhluk yang diberi tugas dan beban membina, membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku. Dengan demikian, sangat diperlukan kompetensi sosial untuk berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya dalam rangka menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif. Selanjutnya beberapa jenis kompetensi sosial yang harus dimiliki guru adalah: (1) terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik, (2) bersikap simpatik, (3) dapat berjasama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, (4) pandai bergaul dengan teman sejawat dan mitra pendidikan, (5) memahami lingkungan sekitarnya. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri,
idelanya harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari. Di Indonesia sikap pribadi adalah sifat yang dijiwai falsafah Pancasila yang mengagumkan budaya bangsanya dan rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya, inilah kompetensi kepribadian guru yang seharusnya dimiliki. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru harus dimaknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh. Kompetensi kepribadian guru mencakup sikap (attitude), nilai-nilai (value), kepribadian (personality), sebagai elemen perilaku (behaviour), dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaannya yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan, serta legalitas kewenangan mengajar. Guru mempunyai kedudukan khusus dalam masyarakat, perilaku dan penampilannya akan membekas dan banyak mewarnai kehidupan sekarang dan masa yang akan datang, guru banyak disanjung dan dipuji, tetapi adakalanya juga dicemooh dan dicerca, guru dapat tampil dalam berbagai wajah, dan dapat diamati dalam berbagai wajah pula. Masyarakat menganggap jabatan guru adalah jabatan yang khas dan khusus di masyarakat, sampai-sampai sangat populer dengan pameo: guru digugu dan ditiru, guru kencing berdiri, murid kencing sambil berlari, guru harus menjadi panutan dalam kehirupan bermasyarakat, guru harus dapat memposisikan diri ing ngarso sungtulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Dengan demikian kompetensi kepribadian yang harus
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 38
dimiliki oleh guru adalah: (1) guru sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa berkewajiban untuk meningkatkan iman dan ketaqwaan terhadap Alloh S.W.T., (2) guru memiliki kelebihan dibandingkan yang lain, untuk itu perlu dikembangkan rasa percaya diri dan tanggung jawab bahwa guru memiliki potensi yang lebih besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya, (3) guru harus mengembangkan sikap tenggang rasa dan toleransi yang tinggi dalam menyikapi perbedaan yang diterimanya dalam berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat, (4) guru harus dapat mengembangkan dan dapat menjadi fasilitator berpikir kritis di masyarakat, saling menerima perbedaan pendapat dan menyikapinya untuk mencapai tujuan bersama, (5) guru harus sabar, tekun, dan ulet dalam proses pembelajaran karena hasil pendidikan tidak dapat dirasakan secara instan tetapi memerlukanwaktu yang lama, (6) guru harus mampu mengembangkan dirinya dengan sikap pembaharuan, khususnya dalam bidang profesinya, (7) guru harus mampu menghayati tujuan pendidikan secara nasional, institusional, dan tujuan kurikuler sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya, (8) guru harus mengembangkan sikap kemanusiaan, saling menghormati antara sesama manusia, (9) guru harus mempu memahami dirinya baik dari aspek positif maupun aspek negatif, (1) guru harus mampu melalukan perubahanperubahan dalam mengembangkan profesinya sebagai inovator dan kreator.
Daftar Rujukan Abdul Majid, 2007, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya Asri Budiningsih, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta Djam’an Satori, 2008, Profesi Keguruan, Jakarta, Universitas Terbuka Depdiknas, 2003, Undang-Undang SISDIKNAS, Jakarta, Biri Mental Spiritual Jatim ------------, 2005, Peraturan Pemerintah Nomor: 19 tentang BSNP, Jakarta, Dikdasmen ------------, 2005, UUGD, Jakarta, PT Kolang Klede Putra Timur ------------, 2008, Peraturan Pemerintah No: 74 Tahun 2008 tentang Guru ------------, 2008, Kode Etik Guru Indonesia dan Dewan Kehormatan Guru Indonesia Hamzah Uno, 2008, Perencanan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Akasara M. Joko Susilo, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogjakarta, Pustaka Pelajar Nana Syaodih S. 2009, Pengembangan Kurikulum, Bandung, Remaja Rosdakarya Permendiknas Nomor: 18 , 2007, Sertifikasi Guru dalam Jabatan -----------------, Nomor: 36, 2007, Penyaluran Tunjangan Profesi Guru -----------------, Nomor: 39, 2009, Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan -----------------, Nomor:41, 2009, Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Profesor
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 39
Siswo Subagyo , Tuntutan Kompensasi guru pasca sertifikasi 2011 Desember 40