Subair
TATA KELOLA RUMAH KOS MAHASISWA DI SEKITAR KAMPUS IAIN AMBON Oleh : Subair ROOM AND BOARD MANAGEMENT ARROUND IAIN AMBON Abstract This research doing from two intends: the discription about room and board management and analyze from stakeholder movement for manage distangle. Researche with traingulation mode apply (dominant – less , dominan design), kualitative methode is primarly for data analyzing and kualitative methode for alternative. Results from this research are three mode from roo and board such as: rented room, house rent and residence hall. In the third pattern , the student choice house rent and residence hall. Be based on controll for accupied there are fout kind of house rent such as house rent of firming up control, house rent of the overdelegation for room and board.the other kind is hous rent not controlling by the owner straight but there s the regulation patch on board in room and such as house rent is not controlling. The other management of room and boards are be based on sex and we find: the room and board speciall for male, special for female, for male and female separately but still in one area and the room and board mix between mle and female. There are three of stakeholder by the controll sistem for sexsual interaction in room and board management like: the owner, the commandents for local area and IAIN Ambon civitas academica. Keywords: management, room and boards, sexsual interaction, IAIN Ambon.
A. Latar Belakang Masalah
perpindahan mahasiswa dari tempat kos satu ke
Sebagai kawasan pendidikan, di sekitar
tempat kos lain mengakibatkan hubungan yang
lingkungan IAIN Ambon banyak ditempati oleh
harmonis antara penduduk dan masyarakat sulit
mahasiswa kos. Mahasiswa tersebut berasal dari
dilakukan.1 Ketergantungan penduduk secara
berbagai daerah di seluruh pelosok Maluku,
ekonomi juga membuat penduduk cenderung
bahkan ada beberapa yang berasal dari luar
mengambil sikap pasrah. Maka jika terjadi
Maluku. Perbedaan latar belakang sosial dan
penyimpangan nilai dan norma oleh mahasiswa,
budaya membuat mereka harus beradaptasi
mereka segan untuk menegur. Sehingga kontrol
dengan lingkungan yang baru. Begitu pula
sosial tidak dapat diterapkan dengan baik.
sebaliknya penduduk sekitar kampus kepada pendatang. Sering kali akibat perbedaan latar belakang sosial budaya serta derasnya arus masuk
para
pendatang
ditambah
lagi
84 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
1Zuryaty. Gambaran Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Sikap Mahasiswa terhadap Hubungan Seks di Luar Nikah di Lingkungan Tempat Kos Kawasan Pendidikan Jatinangor-Sumedang (Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD, 2006).
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
Meskipun juga harus diakui, masyarakat kurang
lingkungan
kos-kosan.
terpelajar, kurang sibuk, tetapi masih punya jiwa
komprehensif tentang gambaran kehidupan
agama lebih tinggi kontrol sosialnya. Adanya
mahasiswa IAIN Ambon di pondokan akan
mahasiswa atau orang biasa yang digerebek
memudahkan pihak Institusi dalam memberikan
karena berhubungan intim, biasanya terjadi pada
pembinaan
masyarakat seperti ini.
terhadap para mahasiswanya.
akademik
Informasi
maupun
yang
keagamaan
IAIN Ambon sebagai salah satu institusi
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini
perguruan tinggi Islam terbesar yang ada di
dilakukan untuk mengetahui pengaturan rumah-
Ambon, secara moral berkewajiban untuk melakukan suatu upaya pembinaan terhadap mahasiswanya secara komprehensif, baik di dalam maupun di luar kampus. Hal ini dirasa penting
mengingat
IAIN
Ambon
telah
menjadikan Islam sebagai basis nilai dari
rumah kos yang ada di sekitar kampus IAIN Ambon yang terkait dengan interaksi seksual mahasiswa. Penelitian ini penting mengingat studi
tentang
aktivitas
sosial
keagamaan,
masalah susila dan penatakelolaan kos-kosan
orientasi pendidikan yang diembanya. Selain itu,
mahasiswa di sekitar kampus IAIN Ambon belum
pola pembinaan keagamaan yang secara formal
pernah dilakukan sebelumnya. Adapun fokus
dilakukan
secara
penelitian diarahkan untuk menjawab dua
signifikan belum menampakkan hasil yang nyata.
pertanyaan penelitian yakni (1) Bagaimana pola
Tidak jarang masyarakat melontarkan kritikan
tata kelola rumah-rumah kos di sekitar kampus
tajam terhadap mahasiswa IAIN Ambon dan IAIN
IAIN Ambon terkait dengan interaksi seksual
Ambon
jelas
mahasiswa?; dan (2) Bagaimana keterlibatan
mengisyaratkan adanya inkonsistensi antara
pihak-pihak terkait (para stakeholder) dalam
selama
secara
muatan
ini
tampaknya
institusi.
nilai-nilai
karakteristik IAIN
Hal
Islam dengan
ini
yang
menjadi
perilaku
civitas
akademikanya terutama dalam hal ini perilaku mahasiswanya.
Dengan
signifikan
dilakukan
bila
demikian, penelitian
sangat
dengan
harapan
dapat
memberikan kontribusi positif terhadap institusi IAIN Ambon khususnya dan umumnya untuk masyarakat luas. Dalam pembinaan
rangka mahasiswa
merumuskan yang
baik
B. Metode Penelitian
yang
menyangkut kehidupan mahasiswa IAIN Ambon kosan/pondokan
tata kelola tersebut?
pola agar
Penelitian
dilakukan
di
lingkungan
sekitar kampus IAIN Ambon di mana rumah koskosan
banyak
disewa
oleh
mahasiswa.
Lingkungan sekitar kampus tersebut secara administrasi berada di wilayah RW 017 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Terdapat 5 RT di wilayah penelitian ini yaitu RT
mendapatkan hasil positif dan efektif, maka
01, 02, 03, 04 dan 05. Masyarakat setempat juga
salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
menyebut
dengan
penyebutan nama tertentu diantaranya Kahena,
mencoba
memahami
kehidupan
mahasiswa di lingkungan sosialnya, termasuk
wilayah-wilayah
ini
dengan
Aspun, Arbes, dan lain-lain.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 85
Subair
Penelitian ini pada dasarnya adalah
penelitian, maka subjek dalam penelitian ini
konstruktivis2
ditentukan dengan karakteristik-karakteristik
tetapi menggabungkan pendekatan eksploratif
yang disesuaikan dengan fokus penelitian.
kualitatif dan kuantitatif. Secara operasional,
Adapun
penerapan triangulasi dilakukan menggunakan
menentukan subjek yang menjadi informan
model the dominant-less dominant design. Dalam
penelitian
pelaksanaannya,
masing stakeholder yaitu pemilik rumah kos,
penelitian yang berparadigma
peneliti
melakukan
studi
kriteria
yang
ditentukan
digunakan
berdasarkan
pemerintah
(kualitatif) dan dilengkapi satu komponen kecil
Ambon.
yang
alternatif
penelitian ini terdiri dan data primer dan data
melalui
sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan
dilakukan untuk
dua kategori yaitu teknik pengumpulan data
(kuantitatif).
dari
pendekatan
Penelitian
penerapan metode
kualitatif,
deskriptif3,
Data
dan
masing-
dengan menggunakan pendekatan dominan berasal
setempat
untuk
yang
dan
pimpinan
dikumpulkan
teknik
dalam
mendapatkan data (emic) tentang pengalaman
kuantitatif
dan persepsi dari informan dalam kaitannya
kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif
dengan pengelolaan rumah kos-kosan di sekitar
menggunakan survei rumah tangga sedang
kampus dan interaksi seksual mahasiswa yang
teknik kualitatif menggunakan beberapa teknik
terkait dengan itu sebagai realitas yang bersifat
diantaranya wawancara, diskusi kelompok (focus
subjektif dan tidak tunggal, sebagaimana yang
group discussion) dan observasi. Data hasil
dilihat dan dipahami oleh setiap individu yang
wawancara
terlibat. Sedangkan penelitian kuantitatif dengan
memvalidasi hasil dari survei kuantitatif dan
teknik survei dilakukan untuk memperoleh data
untuk memastikan bahwa data-data tersebut
(etic) tentang jumlah, fasilitas dan pola umum
ditafsirkan sejelas mungkin. Teknik wawancara
pengelolaan rumah-rumah kos yang menjadi
yang akan dilakukan adalah model semi-
fokus penelitian.
terstruktur.
akan
pengumpulan
IAIN
juga
digunakan
data
untuk
Dalam penelitian kualitatif tidak ada
Meskipun menggunakan beberapa data
sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive
dan analisis statistik (deskriptif dan korelatif),
sample).4
analisis
Oleh karenanya, sesuai dengan tujuan
data
akhir
yang
akan
dilakukan
menggunakan analisis kualitatif. Analisis data Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln. (eds.) Handbook of Qualitative Research, (London: Sage Publications, 2003). 3 Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat, bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematik, faktual dan akurat suatu keadaan yang sedang berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, yaitu gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antar fenomena yang diteliti. Lihat Imam Suryoprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 137. 4L.J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXIV. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007). 2
86 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
tersebut dilaksanakan bersamaan waktunya dengan tahap pengumpulan data di lapangan dan sepanjang Dengan
proses
penelitian
teknik seperti
mengetahui
kekurangan
ini, data
berlangsung. peneliti
dapat
yang
harus
dikumpulkan dan dapat mengetahui strategi mana yang harus dipakai pada tahap berikutnya. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis induktif yaitu suatu rancangan mengumpulkan dan mengolah data untuk mengembangkan teori.
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
Data
dikumpulkan
mengembangkan
dan
model
diolah
untuk
partisipatif
yang
dijadikan perbuatan mesum tersebut adalah hotel/penginapan dan rumah kontrakan.6
merangkum semua gejala kasus.
Penelitian
Ibnu
Utomo
dkk.
menyebutkan bahwa sangat beragam pola C. Penelitian Sebelumnya
pondokan, khususnya yang ada di Yogyakarta
Penelitian mengenai potret kehidupan
sebagai lokasi penelitiannya. Sedikitnya dapat
mahasiswa IAIN Ambon di kamar kos-kosan
dikategorikan
atau pondokan selama ini belum pernah
pondokan. Pertama, apa yang disebut sebagai
dilakukan.
berbagai
pola indekost. Giri pola ini adalah dimiliki oleh
masalah
perorangan.
penelitian
Namun yang
demikian
terkait
dengan
dalam
7
jenis
Kemudian,
atau
tidak
pola
hanya
mahasiswa dan pondokan dengan berbagai
menyediakan faslitas penginapan, akan tetapi
tujuan penelitian yang berbeda-beda telah
juga makan, dan pemilik pondok tidak tinggal
cukup banyak dilakukan.
bersama pemondok dalam satu rumah tinggal
Hasil jajak pendapat yang dilakukan
yang sama. Kedua, apa yang disebut pola sewa
oleh Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII
kamar.
menunjukkan hasil bahwa sebanyak 258
perorangan, tetapi hanya menyediakan fasilitas
responden atau sekitar 71 % indekos di kota
penginapan. Pemilik pondokan masih satu
Yogyakarta ada induk semangnya dan sisanya
rumah yang sama dengan pemondok. Ketiga,
102 atau sekitar 28,3 % tidak ada induk
rumah kontrak, di mana pemilik adalah
semangnya
adanya
perorangan. Rumah dikontrak secara bersama-
harus
sama oleh sejumlah pemondok. Keempat,
mendpatkan perhatian serius karena tidak
disebut asrama perorangan, di mana pondokan
terdapat kontrol dan membuka peluang untuk
dimiliki
disalahgunakan
menyerupai
pondokan
(bebas).5 bebas
ini
Terhadap tentunya
penghuninya
(pemondok)
Tempat
pondokan
perorangan asrama.
dimiliki
dengan Pola
oleh
bangunan ini
hanya
untuk hal-hal yang negatif seperti seks bebas,
menyediakan fasilitas penginapan, dan pemilik
dan narkoba.
tidak
tinggal
bersama
pemondok.
Model
Hasil penelitian Iip Wijayanto tentang
pemondokan seperti ini, yang kini sedang
Virginitas Mahasiswi di Yogyakarta sebagai
menjadi model, dan pola seperti ini juga mudah
kontrol
Keagamaan menunjukkan
dilacak jumlahnya dalam instansi Tata kota
bahwa 97 % mahasiswi yang dijadikan
atau Bappeda. Kelima, pola asrama kedaerahan,
responden sudah tidak virgin (perawan) lagi.
adalah tempat pemondokan berupa asrama
Mereka mengaku pernah melakukan hubungan
yang diusahakan atau dimiliki oleh pemerintah
persetubuhan layaknya suami isteri yang
daerah dimana mahasiswa berasal. Keenam,
antara lain dilakukan di tempat indekos yang
disebut asrama yayasan, merupakan tempat
tidak ada induk semangnya. Tempat lain yang
pondokan berupa asrama yang dimiliki oleh
5 Anonim. Laporan Jajak Pendapat tentang Pengusaha Pondokan di Kota Jogjakarta (Yogyakarta: Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII, 2003).
6 Iip Wijayanto, “Virginitas Mahasiswi Jogjakarta sebagai Kontrol Tingkat Keagamaan” dalam Republika, 24 Mei 2002.
Tingkat
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 87
Subair
yayasan
atau
perguruan
Ketujuh,
asrama
tertentu.
pengawasan dari pemilik kos maupun pihak
tempat
orang tua sehingga makin banyak remaja yang
pemondokan yang dimiliki oleh perorangan
terjebak ke dalam pola seks bebas.9 Pada tahun
dan hanya menyediakan tempat menginap
2002,
untuk pekerja musiman.
Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta
Beboro
tinggi adalah
pernah
dipublikasikan
hasil
survei
Dari berbagai hasil penelitian di atas,
Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK
tampaknya fenomena rumah pondokan cukup
PUSBIH) terhadap mahasiswa Yogjakarta. Dari
beragam baik dari aspek kepentingan bisnis
1.660 responden itu, 97,05 % mengaku sudah
para
segala
hilang keperawanannya saat kuliah, karena
implikasinya maupun dari dimensi pembinaan
pernah melakukan seks berpasangan atau
moralitas para pemondok sendiri. Gejala ini
berzina. Ditinjau dari tempat mereka melakukan
menjadi diskripsi secara umum mengenai
seks bebas, sebanyak 63 % melakukan seks
kehidupan para mahasiswa di indekost.
bebas di tempat kos pria pasangannya. Sebanyak
pengelola
pondokan
dengan
Seorang individu yang memasuki masa
14 % dilakukan di tempat kos putri atau rumah
kuliah umumnya berada pada tahapan remaja
kontrakannya. Selanjutnya 21 % di hotel kelas
akhir, yaitu berusia 18 – 21 tahun. Menurut
melati yang tersebar di Jogjakarta dan 2 % lagi di
Zuryaty dalam kehidupan mahasiswa, umumnya
tempat wisata yang terbuka. Data di atas
mereka tinggal di tempat kos yang dekat dengan
menujukkan bahwa tempat kos-kosan telah
kampus.7 Hal ini menyebabkan mereka harus
menjadi sarang kumpul kebo (seks bebas).
berpisah dengan orang tuanya. Perbedaan yang
Hasil survei Pilar-PKBI Jawa Tengah
mencolok antara tinggal di rumah dan di tempat
tentang
kos antara lain terletak pada pengawasan orang
mahasiswa di Semarang pada bulan September
tua, karena di tempat kos, orang tua tidak dapat
2002 terhadap 1000 responden yaitu 500
mengawasi anaknya secara langsung. Menurut
responden laki-laki dan 500 responden wanita
Santrock beberapa hal yang dapat menjadi faktor
dari berbagai Perguruan Tinggi di Semarang
resiko terjadinya aktivitas seksual remaja adalah
mengungkapkan bahwa aktivitas yang dilakukan
kurangnya
dan
saat pacaran tidak hanya ngobrol, memeluk atau
Dari hal
mencium bibir tapi sudah lebih jauh yaitu
tersebut maka mahasiswa kos beresiko terhadap
melakukan petting (25 %), bahkan 7,6 %
terjadinya berbagai bentuk aktivitas seksual.
diantaranya telah melakukan sexual intercourse.
pengawasan
rendahnya pengawasan
orang
lingkungan.8
tua
Berdasarkan survei Pusat Studi Wanita Universitas
Islam
tersebut
seksual
didukung
pranikah
oleh
survei
pada
yang
(PSW-UII)
dilakukan oleh Diponegoro Care Centre (DCC)
Yogyakarta, jumlah remaja yang mengalami
Semarang terhadap para mahasiswa UNDIP pada
masalah kehidupan seks di Jogyakarta terus
tahun 2007, menunjukkan bahwa sebanyak
bertambah.
49.70% pernah melakukan kissing (berciuman),
Semakin
Indonesia
Hal
perilaku
longgarnya
tingkat
36.10% pernah melakukan necking, 30.30% Zuryaty. Gambaran Faktor-Faktor .... 8 John. W. Santrock. Life Spand Development: Perkembangan Sepanjang Hidup, Jilid I. Terjemahan oleh Juda Damanika & Ach. Chusairi. (Jakarta: Erlangga, 2003). 7
88 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
9Http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0108/ 01/daerah/anca19.htm
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
pernah melakukan petting dan 9,86% pernah
terjadi perubahan perilaku secara signifikan
melakukan hubungan seksual dan sebanyak
dalam diri remaja didukung dengan adanya
47,10%
hubungan
rumah kost campur, pria dan wanita. Di tempat
seksual dengan pasangan berkencannya (pacar),
itu mereka lebih bebas mengekpresikan nafsu
jumlah tersebut merupakan pasangan seksual
mudanya bersama teman cewek satu kost.10
mahasiswa
melakukan
tertinggi setelah teman (19,10%) dan orang lain (33,90%).
Menurut Sarwono, beragam penyebab mahasiswa penghuni kos terseret perbuatan
Di Jakarta hasil penelitian yang dilakukan
asusila. Pertama, mereka jauh dari orangtua
oleh Masngudin HMS, bentuk kenakalan remaja
sehingga
yang berupa hubungan seks di luar nikah
Kedua, kos-kosan dibangun satu kompleks
memiliki %tasi yang tinggi yaitu sebesar 73,3%.
dengan kos lain sehingga suasana untuk bergaul
Pernyataan
oleh
bebas lebih kondusif. Mahasiswa cenderung
penelitian yang dilakukan pada 200 orang
lebih toleran terhadap perilaku menyimpang
mahasiswa Universitas Indonesia di Jakarta
sesama mahasiswa alias tahu sama tahu. Ketiga,
menunjukkan bahwa 36,2 % dari mahasiswa
tempat kos tidak berada atau relatif jauh dari
yang
seksual
lingkungan masyarakat sehingga kondusif bagi
adalah karena ungkapan sayang, rasa memiliki,
mahasiswa bergaul bebas karena tidak ada
keakraban, dan perhatian.
kontrol sosial.
tersebut
melakukan
juga
didukung
perilaku-perilaku
Sedangkan di
Bandung, dari hasil polling yang dilakukan oleh
mengalami
Keempat,
kebebasan
kos-kosan
itu
signifikan.
berada
di
Lembaga Swadaya Masyarakat Sahabat Anak dan
lingkungan masyarakat elit, pekerja yang sibuk
Remaja Indonesia (Sahara Indonesia) selama
dengan
tahun 2000 – 2002 menyebutkan dari sekitar
tidak ada waktu atau tidak merasa perlu
1000 remaja peserta terdapat 44,8% mahasiswa
melakukan kontrol sosial terhadap perilaku
dan
tercela warganya.11
remaja
Kabupaten
Bandung
telah
urusannya
masing-masing sehingga
melakukan hubungan seks, hampir sebagian
Menurut Wiyana, bahwa adanya pola
besar peserta tersebut berada di wilayah tempat
hubungan yang tidak akrab antara pemilik
kos mahasiswa yang kuliah di PTN dan PTS
rumah kos dengan mahasiswa dan mahasiswi
terbesar di Bandung. Dan sebanyak 51,5%
yang dimaksud yaitu tidak adanya komunikasi
peserta melakukan hubungan seks di tempat kos.
antara anak kos dengan pemilik kos misalnya
Rumah yang jauh dari kampus membuat banyak
pemilik kos tidak mau tahu apa yang dikerjakan
mahasiswa dan mahasiswi di Bandung memilih
oleh anak kos tersebut dan anak kos pun tidak
hidup di tempat kos. Dampaknya adalah mereka
mau tahu juga dengan pemilik kos sehingga
menjadi mandiri dan akhirnya bisa mengambil
membuat kehidupan seksual di tempat kos
keputusan. Tapi disisi lain, lemahnya kontrol
menjadi sangat bebas.12
dari pihak orang tua mereka dan juga pemilik rumah kos membuat para mahasiswa dan mahasiswi
tersebut
melakukan
hubungan
seksual di kamar. Susan Rogi menyatakan bahwa
Kompas, 26 Mei 2008. Sarwono SW. Psikologi Remaja. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). 12 D. Wiyana, Free Sex Remaja dalam http://www.tempo.com. Diakses 22 Februari 2011. 10 11
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 89
Subair
D. Hasil Penelitian
bebas untuk keluar masuk tanpa adanya batasan
1. Pengaturan Penghuni Kos-Kosan
waktu.
Pengaturan
penghuni
kos-kosan
berdasar pemisahan jenis kelamin adalah rumah kos yang secara khusus hanya menerima anak kos satu jenis kelamin tertentu, misalnya rumah
Hasil
penelitian
terkait
berdasar pemisahan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 1. Sebaran
rumah
dilihat yaitu pengkhususan untuk mahasiswa
tidaknya batas waktu untuk menerima tamu. Berdasarkan
survei
yang
dilakukan,
ditemukan banyak sekali terdapat tempattempat kost yang diperuntukkan bagi pelajar dan mahasiswa bahkan tempat tersebut ada yang khusus untuk perempuan atau laki-laki, bahkan ada yang dihuni oleh perempuan dan laki-laki (campur). Tempat kost yang dihuni ada yang diawasi oleh ibu kost maupun tidak diawasi, yang dimaksud dengan diawasi adalah anak-
berdasarkan
jenis kelamin
kategori ini terdapat tiga item yang hendak
berbeda jenis kelamin di dalam kamar dan ada
kos
Pemisahan Penghuni Kos berdasar
kos khusus putri atau khusus putra. Dalam
atau mahasiswi, boleh tidaknya menerima tamu
pengaturan
Tidak Ada
Ada
Pengaturan Penghuni Kos n
Khusus untuk 41 mahasiswa/mahasis wi
%
n
82.0
9
%
Total n
%
18.0 50
100
Khusus untuk mahasiswa/mahasis wi
0
0
50 100 50
100
Boleh menerima tamu berbeda jenis kelamin dalam kamar.
12
24.0
38 76.0 50
100
Ada batas waktu 24 menerima tamu
48.0
26 52.0 50
100
anak kost tinggal satu rumah (bersama) dengan pemilik kost, dan pemilik kost tersebut membuat peraturan-peraturan seperti jam berkunjung dibatasi hingga jam 21.00 WIT, dan menyediakan tempat
khusus
untuk
menerima
tamu.
Sedangkan tempat kost yang tidak diawasi tidak ada pemilik kostnya, karena mereka bersamasama temannya untuk kost dalam satu rumah baik
itu
perempuan/laki-laki,
dan
rumah
Berdasarkan
survei
yang
dilakukan
peneliti pada bulan Juni 2011 terhadap sejumlah tempat-tempat kost yang ada di sekitar kampus IAIN Ambon didapat bahwa tempat kost khusus perempuan sebanyak 82%, yang dihuni khusus laki-laki tidak ada (0%), sedangkan yang penghuninya campur (laki-laki dan perempuan) ada
18%.
Namun
sesuatu
yang
sangat
tersebut dibuat dengan banyak kamar-kamar
disayangkan ternyata sebanyak 76,0 % rumah
oleh pemiliknya, sehingga tidak ada peraturan-
kos tidak mempunyai aturan dalam menerima
peraturan dan mereka dapat berbuat sesuka
tamu berbeda jenis kelamin dalam kamar (76,0
hatinya. Tempat-tempat kost tersebut dapat
%) dan lebih dari separuh contoh rumah kos
membuka peluang atau kesempatan untuk
tidak menetapkan aturan tentang batas waktu
melakukan seks bebas, karena tidak adanya
menerima tamu (52,0 %). Hal ini dapat memicu
aturan didalam tempat tersebut bahkan pelajar
terjadinya hal-hal yang tidak didinginkan seperti
90 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
pergaulan bebas atau bahkan lebih parah lagi
sejauh mana penyimpangan itu terjadi, lalu
dapat menimbulkan hubungan di luar nikah.
dijadikan pijakan untuk melahirkan kebijakankebijakan
2. Pengawasan
dalam
rangka
memecahkan
persoalan tersebut, agar pembinaan yang
Dari hasil penelitian yang pernah
dilakukan terhadap mahasiswa mendapatkan
dilakukan oleh Iip Wijayanto tentang Virginitas
hasil positif dan efektif. Salah satu upaya yang
Mahasiswi di Yogyakarta sebagai Kontrol
dapat dilakukan adalah dengan mencoba
Tingkat Keagamaan, menunjukkan bahwa 97 %
memahami
dari sampel yang diteliti sudah tidak virgin
lingkungan sosialnya, termasuk lingkungan
(perawan) lagi.13 Dari persetase tersebut para
pondokan.
responden mengaku bahwa mereka melakukan
tentang gambaran kehidupan mahasiswa di
hubungan seks bebas tersebut di antaranya
pondokan akan memudahkan pihak kampus
adalah dilakukan di indekos yang tidak ada
dan pemerintah dalam memberikan pembinaan
induk
akademik maupun keagamaan terhadap para
semangnya.
Dari
hasil
penelitian
kehidupan Informasi
tersebut dapatlah ditarik kesimpulan awal
mahasiswanya.
bahwa faktor pengawasan oleh pemilik rumah
Tabel 2. Sebaran
mahasiswa
yang
rumah
di
komprehensif
kos
berdasarkan
Kontrol atau pengawasan pemilik
kos atau pihak lain yang diberi kewenangan untuk itu adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menjaga perilaku penghuni kos (mahasiswa kos-kosan) agar tidak berbuat
Uraian
yang tidak diinginkan, khususnya pergaulan bebas, apalagi kumpul kebo. Pemilik kos atau pihak yang mewakilinya yang tinggal bersama dengan penghuni kos biasanya disebut induk
n
kehidupan pondokan antara lain kurangnya kontrol
pemilik
indekos
terhadap
penyewa/penghuni indekos yang disinyalir banyak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif seperti prostitusi atau sek bebas. Inilah yang harus diwaspadai, apalagi ada sinyalemen bahwa
kalangan
pelajar
dan
mahasiswa
merupakan subyek dari penyimpangan ini. Hal ini terjadi, karena lemahnya kontrol dari elemen-elemen masyarakat. Oleh karena itu
%
n
Ada pemilik kos (atau wakilnya) yang 27 54.0 tinggal bersama
semang. Permasalahan yang muncul di dalam
Tidak Ada
Ada
Dari
seluruh
23
rumah
% 46.0
Total n
%
50 100
kos
yang
teridentifikasi (50 rumah), sebanyak 27 atau 54 % rumah diawasi atau dikontrol baik secara langsung oleh pemiliknya maupun pemilik menunjuk orang khusus yang dipercaya untuk melakukan kontrol atas penghuni kos-kosannya. Sisanya sebanyak 23 rumah atau 46 % tidak diawasi sama sekali. 3.
Peraturan/ Tata Tertib Penghuni Kamar Kos Selain
fasilitas,
biaya
sewa
dan
perlu adanya usaha signifikan guna melihat
jarak/akses ke kampus, mahasiswa biasanya
Iip Wijayanto, “Virginitas Mahasiswi .....
sangat memperhatikan model bangunan dan tata
13
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 91
Subair
tertib peraturan dalam memilih rumah kos.
beberapa larangan dan sanksi-sanksinya. Tetapi
Dilihat dari jenis kelamin, umumnya perempuan
dalam hal batas waktu menerima tamu, hanya
juga memprioritaskan soal keamanan, yang
ada 26 (52 %) pengelola rumah kos yang
biasanya mereka amati dari model bangunan
membuat
dan tata tertib peraturan yang diterapkan
Selebihnya sebanyak 48 % tidak membatas jam
pemilik pondokan. Pemondok laki-laki umumnya
bertamu yang berarti bahwa penghuni kos bisa
lebih suka pada peraturan yang lebih longgar.
menerima tamu kapan saja.
aturan
tentang
batas
bertamu.
Yang dimaksud dengan peraturan atau tata tertib di sini adalah perjanjian atau ketentuan yang mengikat bagi semua pihak, khususnya bagi penghuni kos, yang diketahui dan disanggupi sebelum seseorang menempati sebuah kamar kos. Dalam hal ini, peraturan yang dimaksud difokuskan kepada dua aspek yaitu peraturan tertulis yang ditempel di satu tempat yang mudah dilihat oleh seluruh penghuni kos dan peraturan tentang batas bertamu. Tabel 3. Sebaran rumah kos berdasarkan Ada tidaknya Peraturan atau Tatatertib
4. Interaksi Antar Penghuni Kos Kesamaan etnis, daerah asal diduga ikut berkontribusi dalam hal kedekatan dan interaksi mahasiswa
penghuni
Uraian n
%
n
%
Total n
%
Ada aturan tertulis yang ditempel
31 62.0 19 38.0 50 100
Ada batas waktu menerima tamu
24 48.0 26 52.0 50 100
juga
saja mereka melakukan belajar bersama atau melakukan kegiatan akademik lainnya karena kesamaan materi. Tabel 4. Sebaran rumah kos berdasarkan etnis dan fakultas/semester
Pengaturan Penghuni Kos
Tidak Ada
Demikian
kesamaan fakultas atau semester karena bisa
Penghuni
Ada
kos.
Tidak Ada
Ada n
%
40 80.0 10
20.0
50 100
Mayoritas fakultas/semester 40 80.0 10 tertentu
20.0
50 100
Mayoritas suku/daerah tertentu
n
%
Total n
%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil
penelitian
bahwa
pola penghuni kos-kosan di sekitar kampus
sebagian besar atau sebanyak 62 % rumah kos
dihuni oleh mayoritas suku/daerah tertentu dan
memiliki peraturan tertulis yang ditempel di
mayoritas fakultas/semester tertentu (80,0%).
rumah kos sehingga dapat dengan mudah dilihat
Penyebab maupun implikasi lebih lanjut dari
oleh
fenomena
seluruh
menemukan
penghuninya.
Dari
hasil
ini
membutuhkan
penelitian
pengamatan di lapangan, aturan atau tata tertib
tersendiri tetapi setidaknya fenomena in juga
tertulis yang ditempel dimaksud itu adalah hasil
dapat digunakan untuk menjelaskan fakta
kesepakatan bersama antara pemilik kos dengan
interaksi seksual mahasiswa penghuni kos-
pemerintah
kosan di sekitar kampus IAIN Ambon.
setempat
yang
berisi
tentang
92 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
Tabel 5. Sebaran contoh berdasarkan Interaksi Antar Penghuni Kos
Ada penghuni kos yang berpacaran (46,0%), pernah ada kejadian berpacaran dan berduaan dalam kamar (66,0%), pernah ada
Tidak Ada
Ada
Kategori n Masing-masing bebas memasuki kamar
%
8
n
%
16.0 42
n
%
84.0 50
100
kejadian kumpul kebo (62,0%). 5. Stakeholder Seluruh informan penelitian sepakat bahwa masalah pengelolan rumah kos di sekitar
Tertutup, tidak ada 48 96.0 interaksi
50
100
18.0 41
82.0 50
100
13 26.0 37
74.0 50
100
Saling peduli antar 9 sesama penghuni Bebas berduaan dalam kamar
Total
2
4.0
kampus merupakan tanggungjawab pemilik kos, pemerintah
setempat
dan
pihak
kampus.
Sebagian besar informan menyatakan bahwa masalah ini akan lebih efektif bila diatasi dengan kesadaran dari para pemilik kos sendiri untuk melakukan pengawasan intensif kepada anak-
Pada interaksi antar penghuni kos (Tabel
anak kosnya secara proporsional. Sebagian
bahwa
informan juga menambahkan unsur mahasiswa
masing-masing penghuni kos bebas memasuki
itu sendiri dan orangtua. Mahasiswa dianggap
kamar (16,0%),
bertanggungjawab
14),
hasil
penelitian
menunjukkan
tertutup, tidak ada interaksi
dengan
alasan
bahwa
(96,0%), tidak saling peduli antar sesama
mahasiswa adalah manusia dewasa yang sudah
penghuni kos (82,0%),
bisa membedakan perbuatan yang baik dan
dan bebas berduaan
dalam kamar (26,0%).
buruk. Yang paling efektif tentu saja kalau ada
Tabel 6. Sebaran contoh berdasarkan Kejadian
kesadaran
Interaksi Seksual Antar Penghuni Kos
dari
orang
tua
masing-masing
mahasiswa untuk memilih tempat kos yang layak dan aman, serta membekali putra-putri mereka
Kategori n Ada penghuni kos yang berpacaran
Tidak Ada
Ada %
n
23 46.0 27
%
Total n
54.0 50
% 100
Pernah ada kejadian berpacaran dan berduaan dalam kamar
33 66.0 17
Pernah ada kejadian kumpul kebo
31 62.0 19
38.0 50
100
Ada penghuni kos yang berpacaran
23 46.0 27
54.0 50
100
dengan benteng ajaran agama yang kokoh. Pihak
100
yang
terlibat
dalam
pengaturan dan pengelolaan rumah kos-kosan adalah pemerintah setempat, dalam hal ini aparat RW dan RT. Secara umum menurut informan
34.0 50
kedua
penelitian,
pemerintah
wajib
melakukan swiping pada kos-kosan secara berkesinambungan. Pengaturan rumah kos pada dasarnya adalah tanggung jawab aparat RT setempat karena ada di wilayah pemerintahan RT tersebut. Prakteknya, selama ini aparat RT sudah menjalankan tugasnya tersebut. Memang di salah satu RT yakni di RT 002
sudah
dibentuk
Satuan
Tugas
yang
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 93
Subair
bertanggungjawab menjaga ketertiban wilayah
Kontribusi
pihak
kampus
dalam
di lingkungan RT 002. Menurut HM., urusan
pembentukan Satgas dimaksud diakui juga oleh
pengawasan kos-kosan selanjutnya diserahkan
pemilik kos-kosan yang menjadi informan
kepada satgas ini. Anggota satgas terdiri dari
penelitian ini. Menurut Pak HM misalnya, Satgas
perwakilan
suku-suku
02,
itu sebenarnya adalah bentuk kesepakatan dan
merupakan
tokoh-tokoh
yang
keterlibatan seluruh pihak yang terkait dengan
disegani sehingga memiliki kewibawaan yang
kos-kosan mahasiswa, khususnya yang berada di
sangat besar di mata seluruh warga. Kalau ada
sekitar kampus IAIN Ambon.
besar
di
RT
masyarakat
yang melawan, langsung di belah. Masing-masing suku ditangani oleh tokoh suku masing-masing
E. Pembahasan
sehingga tidak ada yang berani melawan.
Kondisi pondokan menyangkut fasilitas
Ada beberapa hal misalnya minum
dan ‘harga sewa atau kontrak’ sangat bergantung
minuman keras, ditemukan berduaan lewat dari
kondisi lingkungan di mana rumah kos tersebut
waktu yang ditentukan maka sanksinya adalah
terletak. Suatu rumah kos yang mahal biasanya
mereka di keluarkan dari wilayah RT itu. Jadi
berada di lingkungan di mana satus sosial
ketika mereka diusir dari RT maka pemilik kos,
ekonomi masyarakatnya relatif menengah ke
maka pemilik kos otomatis mengeluarkan yang
atas dan biasanya fasilitas yang tersedia relatif
bersangkutan dari rumah kosnya. Anda yang
memadai. Sebaliknya rumah kos yang murah
berbuat maka anda harus tanggung resikonya
biasanya terletak di daerah di mana status sosial
karena kita sudah tempel semua di depan-depan
ekonomi masyarakatnya menengah ke bawah,
rumah kos itu.
dan fasilitasnyapun relatif kurang memadai.
Pihak ketiga ialah civitas akademik IAIN
Namun demikian kecenderungan mahasiswa
Ambon. Tidak jarang masyarakat melontarkan
dalam
kritikan tajam terhadap mahasiswa IAIN Ambon
didasarkan pada faktor lingkungan maupun
dan IAIN Ambon secara institusi. Hal ini jelas
fasilitas, akan tetapi mahasiswa cenderung
mengisyaratkan adanya inkonsistensi antara
memilih indekost yang dekat dengan kampus,
muatan
menjadi
kemudian fasilitas yang memadai dan murah.
civitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 8,0
nilai-nilai
karakteristik IAIN
Islam dengan
yang perilaku
memilih
suatu
rumah
kos
bukan
akademikanya terutama dalam hal ini perilaku
%
mahasiswanya. Bisa dikatakan sikap cuek pihak
mandi/MCK umum, 70,0 % yang menyediakan
civitas
dapur
akademika
IAIN
Ambon
terhadap
rumah
kos
umum,
yang 80,0
menyediakan %
rumah
kos
kamar yang
pergaulan mahasiswa di luar kampus juga ikut
mempunyai ruang tamu. Terdapat 92,0 % rumah
andil, sebab mahasiswa tidak takut bergaul
kos menyediakan ranjang untuk penghuninya.
bebas antarjenis karena tidak ada sanksi. Oleh
96,0 % menyediakan lemari dan meja belajar,
karena itu, seharusnya yang terlibat dalam
94,0 % mempunyai kamar mandi dalam kamar.
pengaturan kos-kosan di sekitar kampus bukan
Pada aspek fasilitas umum, lebih dari separuh
hanya pihak pemilik kos dan aparat RT saja
contoh rumah kos mempunyai akses yang jauh
tetapi juga pihak kampus.
ke Mesjid/Mushollah (62,0%), Kantin/Warung/
94 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
Rumah Makan (56,0%), kampus (60,0 ), dan
penginapan, akan tetapi juga makan, dan pemilik
pasar
serta pusat kota (98,0%). Sementara
pondok tidak tinggal bersama pemondok dalam
contoh rumah kos yang mempunyai akses yang
satu rumah tinggal yang sama; dan pola asrama
dekat ke toko kebutuhan sehari-hari dan jalan
kedaerahan yaitu tempat pemondokan berupa
motor sebanyak 84,0 %, jalan setapak 78,0 %,
asrama yang diusahakan atau dimiliki oleh
dan jalan raya 60,0 %.
pemerintah daerah dimana mahasiswa berasal;
Kenyataan-kenyataan
tersebut
serta pola yang disebut asrama yayasan yaitu
untuk
tempat pondokan berupa asrama yang dimiliki
kenyamanan mahasiswa di kamar kos masih
oleh yayasan atau perguruan tinggi tertentu; dan
sangat rendah. Fasilitas untuk kegiatan belajar
asrama Beboro adalah tempat pemondokan yang
mahasiswa
dimiliki
mengindikasikan
di
betapa
kamar
fasilitas
kos
sangat
tidak
oleh
perorangan
dan
hanya
mendukung untuk kegiatan belajar yang optimal
menyediakan tempat menginap untuk pekerja
mengingat mereka tidak memiliki fasilitas
musiman; tidak ditemukan di lokasi penelitian.
khusus untuk itu. Ya tempat tidur, ya tempat
Dari ketiga pola pondokan di atas, pada
makan, ya tempat berkumpul, ya tempat belajar,
umumnya mahasiswa lebih banyak menetap
semuanya
pada
terpusat
di
satu
kamar
yang
pola
rumah
kontrak
dan
asrama
ukurannya pun sangat sempit, umunya sekitar 2
perorangan. Dengan alasan lebih bebas dalam
x 2 meter persegi.
pergaulan sehari-hari. Selain itu biayanya lebih
Merujuk kepada penelitian Ibnu Utomo
murah dibandingkan jenis pondokan lainnya.
dan kawan-kawan. yang menyebutkan bahwa
Jenis
sedikitnya dapat dikategorikan dalam 7 jenis
konsekuensi terhadap pola hubungan antara
atau pola pondokan, di sekitar kampus IAIN
pemilik pondokan dengan pemondok. Pada pola
Ambon ditemukan tiga model rumah kos.
indekost, di mana pemilik pondok berada satu
Pertama, apa yang disebut pola sewa kamar.
rumah dengan pemondok, maka pola hubungan
Tempat pondokan dimiliki oleh perorangan,
yang tercipta umumnya lebih dekat, dan tidak
tetapi hanya menyediakan fasilitas penginapan.
sedikit
Pemilik pondokan masih satu rumah yang sama
pemilik pondok sebagai orang tua kedua mereka.
dengan pemondok. Kedua, rumah kontrak, di mana
pemilik
atas
pemondok
Berdasarkan
survai
juga
yang yang
mempunyai
menganggap dilakukan,
ditemukan banyak sekali terdapat tempat-
dikontrak secara bersama-sama oleh sejumlah
tempat kost yang diperuntukkan bagi pelajar dan
pemondok. Ketiga, disebut asrama perorangan,
mahasiswa bahkan tempat tersebut ada yang
di mana pondokan dimiliki perorangan dengan
khusus untuk perempuan atau laki-laki, bahkan
bangunan menyerupai asrama. Pola ini hanya
ada yang dihuni oleh perempuan dan lakilaki
menyediakan fasilitas penginapan, dan pemilik
(campur). Tempat kost yang dihuni ada yang
tidak tinggal bersama pemondok. Empat model
diawasi oleh ibu kost maupun tidak diawasi,
yang lain yaitu apa yang disebut sebagai pola
yang dimaksud dengan diawasi adalah anak-
indekost dengan ciri dimiliki oleh perorangan
anak kost tinggal satu rumah (bersama) dengan
dan
pemilik kost, dan pemilik kost tersebut membuat
hanya
perorangan.
dari
di
Rumah
tidak
adalah
pondokan
menyediakan
fasilitas
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 95
Subair
peraturan-peraturan seperti jam berkunjung
malam tetapi fleksibel apabila penghuni bersama
dibatasi
dan
teman-temannya melakukan kerja kelompok
menyediakan tempat khusus untuk menerima
atau belajar bersama dengan persyaratan pintu
tamu. Sedangkan tempat kost yang tidak diawasi
dan jendela harus tetap dibiarkan tetap terbuka.
hingga
jam
21.00
WIB,
tidak ada pemilik kostnya, karena mereka
Kedua, rumah kos yang diawasi oleh
bersama-sama temannya untuk kost dalam satu
perwakilan pemilik kos. Pada model ini pemilik
rumah baik itu perempuan/laki-laki, dan rumah
kos menunjuk orang secara khusus yang
tersebut dibuat dengan banyak kamar-kamar
bertugas
oleh pemiliknya, sehingga tidak ada peraturan-
mereka diberi fasilitas satu kamar secara cuma-
peraturan dan mereka dapat berbuat sesuka
cuma.
hatinya. Tempat-tempat kost tersebut dapat membuka
mengawasi
anak
kos.
Umumnya
Ketiga, model rumah yang kos tidak
peluang dan kesempatan untuk
diawasi secara langsung oleh pemilik tetapi ada
melakukan seks bebas, karena tidak adanya
peraturan atau tata tertib anak kos yang
aturan ditempat tersebut, bahkan pelajar bebas
ditempel di rumah kos dan,
untuk keluar masuk tanpa adanya batasan waktu.
Keempat adalah rumah kos yang tidak diawasi sama sekali. Pada kelompok ini, biasanya
Berdasarkan pengawasan atau kontrol
pemilik kos hanya mengunjungi rumah kosnya
terhadap penghuni kos-kosan, terdapat empat
untuk menagih uang sewa, baik itu perbulan
model pengaturan rumah kos. Keempat model
maupun pertahun. Selain itu, pemilik kos tidak
itu dapat dijelaskan sebagai berikut:
melakukan kontrol sama sekali.
Pertama, rumah kos yang diawasi secara
Dari berbagai hasil penelitian di atas,
ketat. Pemilik tinggal serumah dengan anak
nampaknya fenomena rumah pondokan cukup
kosnya dan melakukan pengawasan secara
beragam baik dari aspek kepentingan bisnis para
intensif. Contoh rumah kos model pertama ini
pengelola pondokan dengan segala implikasinya
adalah rumah kos yang dikelola oleh Ibu RL. Ibu
maupun dari dimensi pembinaan moralitas para
rumahtangga yang memulai usaha kos-kosan
pemondok sendiri. Gejala ini menjadi diskripsi
mahasiswa sejak tahun 1993 ini memang tidak
secara
menerapkan persyaratan khusus kepada calon
mahasiswa di kamar kos.
umum
mengenai
kehidupan
para
penghuni kos yang baru kecuali pemberitahuan
Ancaman pola hidup seks bebas di
secara personal dan lisan untuk tidak nakal
kalangan mahasiswa secara umum dan di
tetapi sangat ketat dalam mengawasi penghuni
pondokan atau kos-kosan, berkembang semakin
kos dengan cara mengontrol kamar perkamar
serius dengan makin longgarnya kontrol yang
setiap hari secara rutin sampai seluruh penghuni
mereka terima. Jumlah remaja yang mengalami
kosan tertidur pada malam hari. Selain itu ada
masalah kehidupan seks terus bertambah akibat
aturan yang tidak tertulis bahwa setiap penghuni
pola
kos menerima tamu yang berbeda jenis maka
kenyataannya pengaruh gaya seks bebas yang
wajib hukumnya pintu dan jendela dibiarkan
mereka terima jauh lebih kuat dari kontrol yang
terbuka. Batas jam bertamu hanya sampai jam 9
mereka terima maupun pembinaan secara
96 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
hidup
seks
bebas.
Bahkan,
pada
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
keagamaan
baik
mendapatkannya pengajian
dari
orang
sendiri
agama.
tua
dari
maupun
lain. Namun kenyataannya, alasan-alasan itu
pengajian-
sama sekali tidak dapat mencegah praktek
Sekuat-kuatnya
mental
seorang mahasiswa untuk tak tergoda pada pola hidup
seks
kriteria rumah kos berdasarkan hubungan
mengalami godaan dan dalam kondisi sangat
antara pemilik dan anak kos. Pertama, model
bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda
hubungan orangtua-anak; pemilik kos menjadi
pula untuk melakukannya.
induk semang, umumnya pada rumah kos yang
kos
kalau
Kriteria lain yang cukup menarik adalah
terus-menerus
Rumah
bebas,
kumpul kebo di kos-kosan.
juga
dibedakan
pemiliknya tinggal bersama-sama di rumah kos.
berdasarkan pengaturan penghuni berdasarkan
Berdasarkan pemahaman seorang informan
jenis kelaminnya. Dalam kategori ini ditemukan
bahwa mahasiswa yang kumpul kebo di kos-
empat model rumah kos. Pertama, rumah kos
kosannya adalah mahasiswa yang tinggal di
khusus perempuan; yaitu rumah kos yang hanya
rumah kos yang tidak diawasi oleh pemilik kos
menerima
kelamin
dikarenakan pemilik kos tidak tinggal bersama
perempuan/putri (mahasiswi); kedua rumah kos
dengan anak kosnya. Pergaulan bebas dipicu
khusus laki-laki; ketiga rumah kos yang dipisah
oleh tidak ada atau kurangnya pengawasan dari
tapi masih salam satu kompleks. Biasanya model
orang tua yang dalam konteks rumah kos dwakili
rumah adalah bertingkat, tingkat satu dan dua
oleh pemilik kos. Oleh karenanya ibu kos harus
dikhususkan untuk satu jenis kelamin tertentu;
bersikap seperti
dan keempat adalah model rumah kos yang
merupakan
bercampur atau tidak dilakukan pemisahan
mengatakan bahwa dalam berusaha di bidang
antara penghuni putri dan putra. Biasanya model
kos-kosan mahasiswa bukan hanya uang yang
pertama dan kedua menerapkan aturan yang
saya cari tapi bagaimana untuk mendapatkan
ketat dalam hal menerima tamu dan jam
amal. Jadi selain dapat uang juga dapat pahala,
berkunjung.
demikian keyakinan mereka.
penghuni
dapat
jenis
ibu
kewajiban.
kandung
karena
Beberapa
itu
informan
Contoh rumah kos yang mengelola
Kedua, hubungan bisnis seperti produsen
rumah kos model ketiga adalah Ibu RL. Informan
dan pelanggan; hubungan antara pemilik kos dan
penelitian ini tidak khusus menerima satu jenis
anak kos hanya urusan bisnis belaka. Contoh
kelamin di rumah kosnya tetapi pengaturan
informan yang menganut model seperti ini
kamar-kamar dibuat agar interaksi penghuni
adalah Ibu Ju. Ibu rumahtangga yang memulai
laki-laki dan peempuan tidak terjadi secara
usaha kos-kosan sejak tahun 2009 ini tidak
langsung. Sedangkan pengelola kos lainnya yang
menentukan kriteria tertentu dalam menerima
tidak memisahkan penghuni kos laki-laki dan
penghuni kos, termasuk pengkhususan jenis
perempuan pada umumnya berdalih, meski
kelamin tertentu, yang penting mau membayar
dicampur, namun ada ketentuan bagi pemondok
saja. Prinsip Ibu Ju dalam mengelola usaha kos-
pria tidak boleh masuk ke kamar pemondok
kosannya adalah memberi kebebasan kepada
wanita. Mereka juga berdalih, bahwa penghuni
para penghuninya dengan pertimbangan bahwa
pondokan pada umumnya tidak kenal satu sama
mahasiswa adalah orang yang sudah dewasa
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 97
Subair
yang sudah bisa membedakan baik benar dan
kost.
sudah bisa menjaga diri mereka sendiri. Oleh
mandiri
karenanya, Ibu Ju tidak membuat peraturan
keputusan. Tapi disisi lain, lemahnya kontrol
apapun untuk penghuni kosnya serta tidak
dari pihak orang tua mereka dan juga pemilik
pernah melakukan pengawasan kepada mereka.
rumah kost membuat para mahasiswa dan
Selanjutnya dikategorikan
rumah
berdasarkan
kos ada
dapat tidaknya
Dampaknya dan
mahasiswi
adalah
akhirnya
tersebut
mereka bisa
menjadi
mengambil
melakukan
hubungan
seksual di kamar-kamar kost mereka.
peraturan tata tertib penghuni atau tidak.
Bagaimana dengan realitas mahasiswa
Pertama, rumah kos yang memiliki peraturan
kos-kosan di sekitar kampus IAIN Ambon? Data
dan tata tertib penghuni dalam bentuk tertulis
kuantitatif yang rinci tidak merupakan pretensi
yang mengatur tentang interaksi seksual dan
penelitian
hal-hal lain yang mengikat penghuni kos.
penelitian lanjutan untuk mendeskripsikan hal
Biasanya peraturan atau tata tertib tersebut
tersebut.
ditempel di tempat yang mudah terlihat oleh
berdasarkan
semua penghuni. Kedua, rumah kos yang tidak
penelitian yang sempat diwawancarai dan
memiliki peraturan tertulis tetapi ada perjanjian
pengamatan lapangan yang dilakukan oleh
tidak tertulis sebelumnya yang disampaikan oleh
peneliti.
ini
dan
Penelitian
karenanya ini
diperlukan
menyimpulkan
keterangan
dari
informan
pemilik kos kepada penghuni kos dengan
Ibu RL menyetujui anggapan umum
beberapa sanksi yang disepakati bersama.
bahwa kos-kosan terkadang dijadikan sebagai
Ketiga, rumah kos bebas, rumah kos yang tidak
tempat
memilik peraturan dan tata tertib khusus di
penghuni kos dengan pasangannya walaupun
mana penghuni bebas memanfaatkan kamar kos
belum pernah mendapati/melihatnya secara
yang disewanya layaknya kamar privat.
langsung. Ibu RL sering melihat dalam angkot,
Apa implikasinya terhadap interaksi
berbuat
asusila
oleh
mahasiswa
mahasiswi yang berjilbab besar yang menaruh
seksual mahasiswa di kos-kosan? Hasil poling
tangannya
LSM
Bandung
menyandarkan kepalanya di bahu pasangannya
menyimulkan bahwa sebanyak 44,8% mahasiswi
(beradegan mesra di tempat umum). Selain itu,
Sahara
(2007)
di
Kota
melakukan hubungan intim
(seks).14
besar
mahasiswi
mahasiswa
dan
Sebagian yang
melakukan hubungan seksual tersebut berada
banyak
di
orang
paha
di
pasangannya
angkot
yang
atau
sering
membicarakan perihal mahasiswa IAIN Ambon yang banyak melakukan kumpul kebo.
dirumah kost. Dari tahun 2000 sampai 2002,
Tiga hal yang harus dan telah dilakukan
diketahui bahwa tempat yang paling sering
untuk mencegah mahasiswa penghuni kos-kosan
mereka melakukan hubungan intim di rumah
melakukan perbuatan asusila di kamar kos.
kost (51,5%), kemudian menyusul di rumah-
Pertama, pemerintah, dalam hal ini pengurus RT
rumah pribadi (sekitar 30%). Rumah yang jauh
setempat, wajib melakukan swiping pada kos-
dari kampus membuat banyak mahasiswa dan
kosan secara berkesinambungan; kedua pemilik
mahasiswi di Bandung memilih hidup di tempat
kos-kosan wajib mengawasi dan mengontrol
14
http://www.tempo.com. Diakses 22 Juni 2011.
98 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
penghuni kos-kosan miliknya serta secara terus
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
menerus menasehatinya, dan ketiga, mahasiswa
kumpul kebo. Beberapa di antaranya adalah
itu sendiri yang harus memiliki kesadaran.
asrama Garuda milik pak M., rumah papan milik
Prakteknya,
Ibu D. dan kosan Mangga Dua milik pak A.
selama
ini
aparat
RT
sudah
menjalankan tugasnya. Dan sebagai pemilik kos
IAIN Ambon yang banyak kumpul kebo itu betul.
Dari pihak lembaga seperti itu saja tidak jeli dalam mengelola rumah kos dan mengontrol penghuninya, apalagi masyarakat yang bukan dari pihak kampus. Sebenarnya sudah ada kesepakatan antara masyarakat, pemilik kos dengan pihak IAIN Ambon dalam penanganan pergaulan mahasiswa di kos-kosan tetapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut dari pihak kampus. Dalam hal pergaulan mahasiswa penghuni kos saat ini mereka tidak menghargai orang lain dan tidak mau untuk hidup diatur sehingga di lingkungan ini mahasiswa sering mabuk-mabukan, main judi dan terutama adalah tinggal bersama pasangan belum nikah atau kumpul kebo. Menurut Mama Wia, seharusnya yang dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi adalah kerjasama yang baik antara pihak kampus, aparat RT dan pemilik kos. Dengan cara seperti aparat RT melakukan swiping menggerebek koskosan, maka pihak kampus seharusnya menindaklanjuti mahasiwa yang tertangkap basah tersebut. Sedangkan pemilik kos harus memperketat pengawasannya terhadap penghuni kos. Pernyataan-pernyataan informan
Hal
informasi
tersebut dikuatkan oleh informan yang juga
tentang penelitian kasus aborsi pada lingkungan
merupakan salah seorang dosen di IAIN Ambon,
kampus di kota Ambon. Menurut informasi itu,
HM. Menurutnya, hampir setiap penggerebekan
mahasiswa IAIN Ambon adalah pelaku aborsi
ada yang ditemukan. Banyak juga yang lari. Dan
terbanyak dari seluruh kampus di Ambon. Hal ini
semua yang ditangkap adalah mahasiswa IAIN
dikarenakan tidak adanya kesadaran mahasiswa
Ambon. Ada juga mahasiswa IAIN Ambon yang
sehingga tinggal bersama satu kamar dengan
cari duit di luar, semacam gadis panggilan begitu,
pasangannya di kamar kos. Ada rumah kos yang
ayam kampung. Ada tapi sulit dipercaya 100 %.
pemiliknya adalah dosen yang tidak mengontrol
Itu dulu tapi saya tidak tahu sekarang. Biasa dulu
kos-kosannya sehingga penghuninya ada yang
aparat-aparat yang sering bawa.
juga sudah berusaha mengontrol penghuninya dan juga memberikan nasehat-nasehat kepada penghuni kos. Namun kalau sampai sudah jam tidur maka tidak ada lagi pengawasan. Itu sudah tidak tahu apa dilakukan oleh penghuni kos. Mas To percaya dengan isu bahwa selama ini kos-kosan dijadikan sebagai tempat berbuat asusila (kumpul kebo) oleh mahasiswa. Menurutnya, hal itu sudah sering didapat oleh pemilik kos ataupun razia dari pihak aparatur RT.
Mas
To
menyebutkan
bahwa
moral
mahasiswa di lingkungan kampus IAIN selama ini betul-betul rusak karena ada sebagian mahasiswi yang menjadi ayam kampus, biasanya pulang malam jam 3 dengan diantar oleh mobil pribadi berplat hitam.Menurutnya, rusaknya mental dan moral mahasiswa itu dimulai dari pendidikan agama di kampus. Kunci mahasiswa untuk mampu mengendalikan pergaulannya adalah pendidikan agama yang diberikan oleh dosen agama di kampus. Mama Wia percaya bahwa memang yang dibicarakan banyak orang tentang mahasiswa tersebut
dibuktikan
dengan
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 99
Subair
F. Kesimpulan
akademika IAIN Ambon. Ada tiga hal yang harus
Keberadaan rumah kos-kosan bila dilihat
dan telah dilakukan untuk mencegah mahasiswa
dari bentuknya bervariasi, mulai dari segi jenis
penghuni
kos-kosan
melakukan
rumah kos-kosan, biaya, fasilitas, wilayah, ada
asusila di kamar kos. Pertama, pemerintah,
tidaknya induk semang dan ada tidaknya
dalam hal ini pengurus RT setempat, wajib
peraturan. Sedikitnya terdapat tiga model rumah
melakukan swiping pada kos-kosan secara
kos yang ada di sekitar kampus IAIN Ambon
berkesinambungan; kedua pemilik kos-kosan
yaitu pola sewa kamar, rumah kontrak, dan
wajib mengawasi dan mengontrol penghuni kos-
asrama perorangan. Dari ketiga pola pondokan
kosan miliknya serta secara terus menerus
di atas, pada umumnya mahasiswa lebih banyak
menasehatinya, dan ketiga, civitas akademika
menetap pada pola rumah kontrak dan asrama
IAIN Ambon, dalam hal pimpinan IAIN Ambon
perorangan.
harus
melakukan
pembinaan
perbuatan
terhadap
Berdasarkan pengawasan atau kontrol
mahasiswa tidak hanya pada aspek kognitif dan
terhadap penghuni kos-kosan, terdapat empat
terbatas dalam wilayah kampus tetapi membina
jenis rumah kos yaitu rumah kos yang diawasi
mahasiswa
secara ketat, rumah kos yang diawasi oleh
kehidupan mahasiswa
perwakilan pemilik kos, model rumah yang kos
kehidupan di rumah dan lingkungan kos-kosan.
secara
integral
dan
meliputi
sehari-hari
terutama
tidak diawasi secara langsung oleh pemilik tetapi ada peraturan atau tata tertib anak kos yang ditempel di rumah kos, dan rumah kos yang tidak diawasi sama sekali. Rumah kos juga dapat dibedakan berdasarkan pengaturan penghuni berdasarkan jenis kelaminnya. Dalam kategori ini ditemukan empat model rumah kos yaitu rumah kos khusus perempuan, rumah kos khusus laki-laki, rumah kos yang dipisah tapi masih salam satu kompleks, dan model rumah kos yang bercampur atau tidak dilakukan pemisahan antara penghuni putri dan putra. Biasanya model pertama dan kedua menerapkan aturan yang ketat dalam hal menerima tamu dan jam berkunjung. Terdapat minimal tiga stakeholder yang diyakini sangat berperan dalam pengelolaan rumah kos-kosan terkait dengan pembinaan mahasiswa khususnya dalam interaksi seksual mereka.
Ketiga
stakeholder
tersebut
ialah
pemerintah, pemilik kos dan pihak civitas
100 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
DAFTAR PUSTAKA Anonim. Laporan Jajak Pendapat tentang Pengusaha Pondokan di Kota Jogjakarta. Yogyakarta: Pusat Studi Hukum Fakultas Hukum UII, 2003. Anonim. Kesehatan Reproduksi Remaja, dalam http://situs.kespro.info/krr, diakses 25 Februari 2011. Bodgan, R.C. dan Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn dan Bacon, Inc. Bogle, Kathleen A. 2008. Hooking Up: Sex, Dating, and Relationships On Campus. New York: New York University Press. Creswell, John W., Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Second edition. London: Sage Publications, 2003.
Tata Kelola Rumah Kos Mahasiswa di Sekitar Kampus IAIN Ambon
Creswell, John W., Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among The Five Traditions. London: Sage Publications, 1998.
Natalia, dkk. Pengaruh Kebebasan Hidup di Tempat Kost Terhadap Perilaku Negatif Anak Kost. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2008.
Davies,
Newman, Isadore and Carolyn R. Benz. Qualitative-Quantitative Research Methodology: Exploring The Interactive Continuum. Souther Illinois University, 1998.
Ivor, Pengelolaan Belajar. Rajawali Pers Moh, 1987.
Jakarta:
Denzin, Norman K. & Yvonna S. Lincoln. (eds.) Handbook of Qualitative Research, London: Sage Publications, 2003. Elizabeth, Hurlock. Psiokologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 1980. Garna, Judistira. K. 1999. Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif. Bandung: CV Primaco Akademika. Geertz,
Clifford. Tafsir Kebudayaan. Diterjemahkan oleh Francisco Budi Hardiman. Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Imran, Irawati., Modul Dua Perkembangan Seksualitas Remaja. Jakarta: Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, 2000. Kompas, 26 Mei 2008. Merriem, Sharan B., Qualitative Research and Case Study Applications in Education. San Franscisco: Jossey-Bass Publishers, 1998. Mochtar, Agus. 2009. 51,5% Mahasiswi Bandung Melakukan Hubungan Seks di Rumah Kost. Majalah Konseling bacaan online khusus pria. Available at:http://www.konseling.net/infohot/ba ndungsekskos.htm (diakses tangga 30 Desember 2010) Moleong, L.J., Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. XXIV. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007.
Nugraha, B.D. 2004. Waspadai Seks Bebas Kalangan Remaja. Available online at: http://www.solusisehat.net (diakses tangga 30 Desember 2010). Santrock, John. W., Life Spand Development: Perkembangan Sepanjang Hidup, Jilid I. Terjemahan oleh Juda Damanika & Ach. Chusairi. Jakarta: Erlangga, 2003. Santrock, John W., and Yussen SR. Child Development. Iowa: Wm. C Brown Publisher, 1995. Sarwono, SW. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004. Subair, M. Yamin Rumra dan Syamsul Amal, Segregasi Pemukiman Berdasar Agama: Solusi atau Ancaman? Pendekatan Sosiologis-Filosofis atas Interaksi Orang Islam dan Orang Kristen Pasca Konflik 1999-2004 di Kota Ambon, Yogyakarta: Grha Guru, 2008. Subair dkk., Penguatan Ekonomi Rumah Tangga Miskin Melalui Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga pada Sektor Sumber Nafkah Informal di Daerah Sekitar Kampus IAIN Ambon. Laporan Akhir Program Participatory Action Research Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI 2010, tidak diterbitkan, 2010.
Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon | 101
Subair
Suryoprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Syamsuddin, M., “Pengaturan Hukum Indekos” Makalah pada Seminar sehari Potret Kehidupan pelajar mahasiswa di Indekos. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita LP UII, 2002.
Widyastuti, “Pergeseran Nilai-nilai SosialKeagamaan Masyarakat” Makalah pada seminar sehari Potret Kehidupan pelajar mahasiswa di Indekos. Yogyakarta: Pusat Studi Wanita LP UII, 2002. Wijayanto, Iip, “Virginitas Mahasiswi Jogjakarta sebagai Kontrol Tingkat Keagamaan” dalam Republika, 24 Mei 2002.
Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Wijayanto, Iip, Sex in The Kost. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Wahyuni, C.U. dan U. Purwaningtyas. 2001. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Perilaku Seksual Mahasiswa Remaja Indekost di Surabaya. Available online at: http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/f ikm/article/viewFile/169/6811 (diakses tangga 30 Desember 2010).
Wiyana, D., Free Sex Remaja dalam http://www.tempo.com. Diakses 22 Februari 2011.
Wardhani, I. 2003. Adult Attachment Style dan Keserbabolehan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa yang Berpacaran. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi UI, Depok
102 | Jurnal Fakultas Ushuludin Dan Dakwah IAIN Ambon
Wijayanti, Irine Diana Sari, Manajemen. Yogyakart: Mitra Cendikia Press, 2008.
Zuryaty, Gambaran Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Sikap Mahasiswa terhadap Hubungan Seks di Luar Nikah di Lingkungan Tempat Kos Kawasan Pendidikan Jatinangor-Sumedang. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD, 2006.