PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2015
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : YANTI KUSUMAWATI
1. PEMBIMBING UTAMA : WAHJOE PANGESTOETI 2. PEMBIMBING KEDUA : DIAN PRIMA SAFITRI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini :
Nama
: YANTI KUSUMAWATI
NIM
: 100563201129
Jurusan/Prodi
: ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Alamat
: JL. SATRIA KP. KARANG REJO RT 02/ RW 08 Gg. SATRIA 10
No. Telp/Hp
: 082390498192
Email
:
[email protected]
Judul Naskah
: PENGARUH
KECERDASAN
EMOSIONAL
TERHADAP PERILAKU PEGAWAI PADA KANTOR BADAN DAERAH
PERENCANAAN (BAPPEDA)
KOTA
PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG
TAHUN 2015
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.
Tanjungpinang, Agustus 2015
Yang Menyatakan, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Wahjoe Pangestoeti, M.Si NIDN. 0713097001
DIAN PRIMA SAFITRI, M.AP. NIDN. 1001068503
1
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU PEGAWAI PADA KANTOR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2015 YANTI KUSUMAWATI Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan adakalanya perilaku pegawai terpengaruh dengan gangguan-gangguan yang ada di lapangan . Dalam hal ini kecerdasan emosional sangatlah mempengaruhi perilaku seorang khususnya dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan sehingga peneliti merasa perlu untuk meneliti mengenaipengaruh kecerdasan emosional terhadap perilaku pegawai yang berlokasi penelitian di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tanjungpinang dikarenakan badan ini adalah bagian dari pemerintahan daerah yang merencanakan kegiatan dan pekerjaan dinas-dinas yang ada di pemerintahan Kota Tanjungpinang. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah asosiatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari proses wawancara, kuesioner dan pengamatan yang dilakukan di lapangan. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah asosiatif kuantitatif.Philip Carter (2010 : 1) bahwa “Orang yang memilki soft competency sering disebut memilki kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence yang sering diukur sebagai Emotional Intelligent Quotient (EQ), adalah kemampuan menyadari emosi diri sendiri dan emosi orang lain dan teori Indikator dari perilaku individu atau perilaku pegawai menurut Sopiah (2008: 23) yang mengatakan bahwa : “Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh : effort (usaha), ability (kemampuan), dan situasi lingkungan”. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Variabel Kecerdasan Emosional pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tanjungpinang berada pada kategori sangat baik berada pada posisi cukup tinggi yaitu dengan persentase sebesar (55,55%) dengan total responden sebanyak 30 orang sedangkan Variabel Perilaku Pegawai berada pada katagori baik pada posisi tinggi yaitu dengan persentase sebesar (90,74%) dengan total responden sebanyak 49 orang. Kemudian hubungan kecerdasan emosional terhadap perilaku pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tanjungpinang yaitu terjadi hubungan yang kuat berada pada rentang 0,60 - 0,799. Sedangkan arah hubungan positif karena nilai r positif, artinya kecerdasan emosional tinggi maka perilaku pegawai akan baik, begitu pula sebaliknya.
Kata Kunci : Kecerdasan, Emosional, Perilaku, Pegawai
2
HUBUNGAN KOMPENSASI DENGAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA DI DESA TOAPAYA SELATAN KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN YANTI KUSUMAWATI Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP, UMRAH,
[email protected] ABSTRACT In carrying out the tasks given by the supervisor sometimes the behavior of employees affected by the disturbances that exist di work places .on this emotional intelligence is affecting the behavior of a particular job in carrying out. So, researchers feel the need to examine the effects of emotional intelligence on the behavior of employees research located in regional Development Planning Board ( Bappeda ) Tanjungpinang because this entity is part of a regional government agencies to plan activities and work in government offices Tanjungpinang The research method I use is associative , ie research that produced the data the data obtained from the interviews , questionnaires and observations made in the field . While the analysis technique used is quantitative associative . Philip Carter (2010 : 1 ) that " Persons with a soft competency often referred to have the emotional intelligence or Emotional Intelligence is often measured as an Emotional Intelligent Quotient ( EQ ) , is the ability to be aware of the emotions themselves and other people's emotions and theories indicator of an individual's behavior or employee behavior according Sopiah (2008 : 23 ), which says that : " the behavior of individuals can be influenced by : the effort ( effort ) , ability ( ability ) , and environmental situation " The results obtained are variable EQ employees of Regional Development Planning Board ( Bappeda ) Tanjungpinang is the category of very well be in a position quite tinngi ie with a percentage of ( 55.55 % ) with a total of 30 people whereas respondents Variable Behavior Employees are at category either in high positions , namely with percentage ( 90.74 % ) with respondents as many as 49 people total . Then the relationship of emotional intelligence on the behavior of employees in Regional Development Planning Board ( Bappeda ) Tanjungpinang which occurred a strong relationship in the range 0.60 to 0.799 . While the direction of a positive relationship because the value of r is positive , meaning that the high emotional intelligence will be a good employee behavior , and vice versa .
Keywords : Emotional, Intelligence , Employee, Behavior
3
I. PENDAHULUAN
keberhasilan manusia, digugurkan
A. Latar Belakang
oleh munculnya konsep EQ dan SQ.
Kecerdasan merupakan salah
Kecerdasan emosional adalah
satu anugerah besar dari Allah SWT
kecerdasan yang berada di dalam
kepada manusia dan menjadikannya
bagian
sebagai salah satu kelebihan manusia
dengan
dibandingkan
makhluk
tanggungjawab yang berasal dari luar
dengan
ego atau pikiran sadar. Lain halnya
lainnya.
dengan Manusia
diri
yang
berhubungan
rasa
bijak
dan
kecerdasannya dapat terus menerus
dengan
mempertahankan dan meningkatkan
kecerdasan
kualitas hidupnya yang semakin
kesadaran yang dengannya kita tidak
menunjukan ke jenjang lebih baik.
hanya mengakui nilai-nilai yang ada,
Selama ini, kata “kecerdasan” senantiasa
dikonotasikan
tetapi
dengan
kita
kecerdasan
spiritual,
spiritual
merupakan
juga
secara
kreatif
menemukan nilai-nilai baru. Secara
kecerdasan intelektual atau yang
harfiah,
lazim dikenal sebagai Intelligence
beroperasi dari pusat otak, yaitu dari
Quotient (IQ) saja. Anggapan bahwa
fungsi-fungsi penyatu otak.
kecerdasan
manusia
hanya
ada
kecerdasan
spiritual
Kecerdasan
spiritual
padadimensi intelektual saja. Namun
mengintegrasikan semua kecerdasan
sudah tidak berlaku lagi pada zaman
kita.
sekarang ini. Selain IQ, manusia juga
menjadikan
masih memilikidimensi kecerdasan
benar-benar utuh secara intelektual,
lainnya,
yaitu:
emosional, dan spiritual. Seseorang
atau
yang memiliki kecerdasan emosional
dan
yang
kecerdasan Emotional
diantaranya emosional Quotient
(EQ)
Kecerdasan kita
tinggi
spiritual
makhluk
akan
yang
mampu
kecerdasan spiritual atau Spiritual
mengendalikan emosinya sehingga
Quotient (SQ) Memasuki abad ke-
dapat
21, legenda IQ sebagai satu-satunya
pada fungsi kerjanya (RM dan Aziza,
tolak ukur kecerdasan yang juga
2006).
sering
dijadikan
parameter
menghasilkan
Dari
teori
optimalisasi
ini
dapat
disimpulkan bahwa seseorang yang
4
memiliki kecerdasan emosional yang
digantikan oleh teknologi apapun.
baik
Bagaimanapun baiknya organisasi
akan
mampu
untuk
mengendalikan diri secara emosi,
tersebut
dapat berfikir jernih dan kreatif,
kelengkapan sarana dan fasilitas
mampu mengelola beragam situasi
sebagai pendukung kerja, namun
dan kepercayaan, empati dan penuh
semua
percaya diri untuk menjalakan tugas
memiliki arti tanpa adanya manusia
dan kebijakan yang dibuat di instansi
yang mengatur, menggunakan, dan
pemerintahannya.
memeliharanya.
Hal
tersebut
akan
memiliki
segala
itu tidak akan
Dalam
dunia
kerja
yang
berpengaruh pada hasil terhadap
semakin
suatu perilaku para pegawai dalam
seseorang menangani beban kerja,
melaksanakan
yang
stress, interaksi sosial pengendalian
membuat
diri menjadi kunci penting dalam
mungkin
pekerjaan, akan
kompetitif,
mungkin
kemampuan
penyimpangan-penyimpangan,
keberhasilan. Seseorang yang sukses
kecurangan dan manipulasi kerja
dalam pekerjaan biasanya adalah
terhadap
diberikan,
orang yang mampu mengelola diri
karena perilaku merupakan fondasi
sendiri, memotivasi dirinya sendiri
peradaban modern yang mengaris
dan
bawahi keberhasilan berfungsinya.
memiliki
tugas
yang
orang
lain.
Secara
kemampuan
sosial dalam
Pembaharuan disegala aspek
berinteraksi secara positif dan saling
hendaknya bukanlaah hambatan bagi
membangun satu sama lain. Dengan
organisasi
untuk
mencapai
cara ini, orang tersebut akan mampu
tujuannya.
Untuk itu
diperlukan
berpretasi
anggota organisasi penggerak yang
baik
sebagai
individu
maupun tim.
memiliki kemampuan yang berbeda-
Organisasi akan tetap eksis
beda dalam bekerja dimana dapat
bila didukung oleh pegawai yang
menghasilkan
loyal dan berkomitmen
yang
(barang dan jasa)
berkualitas.
Manusia
tinggi
kepada organisasi. Loyalitas dan
merupakan
sumber
utama
bagi
berkomitmen akan ditunjukan dalam
organisasi,
yang
tidak
bisa
kecerdasan 5
emosional
yang
seimbang dan perilaku individu dari
Setiap
organisasi
sangat
masing-masing pegawai. Kesuksesan
membutuhkan kecerdasan emosional
yang
agar
baik
ditentukan
oleh
mampu
mendayagunakan
kecerdasan emosional yang tidak
sumber
dayanya
(SDM)
hanya bertumpu pada intelektual
optimal dalam mencapai kinerja
saja, melainkan cara berperilaku
sehingga
mampu
secara
mendudukkan
yang baik terhadap sesama. Organisasi pada posisi yang
Dengan
demikian
konsep
lebih kuat dibandingkan dengan
kecerdasan emosi berarti memilki
kompetensi yang dimiliki organisasi-
kesadaran diri yang memungkinkan
organisasi
lainnya.
Sebagaimana
anda untuk mengenali perasaan -
penelitian
Pengertian
perasaan dan mengelola emosi anda
kecerdasan emosional sebagaimana
sendiri, dan itu melibatkan motivasi
yang dikemukakan oleh Philip Carter
diri dan mampu untuk fokus pada
(2010 : 1) bahwa “Orang yang
sebuah tujuan dari pada menuntut
hasil
memilki
soft
disebut
sering
pemenuhan
segera.
Seseorang
memilki
kecerdasan
dengan EQ yang tinggi juga mampu
atau
Emotional
untuk memahami perasaan orang lain
emosional Intelligence sebagai
competency
yang
sering
Emotional
diukur
dalam menangani hubungan.
Intelligent
Secara
umum
istilah
Quotient (EQ), adalah kemampuan
kepribadian
menyadari emosi diri sendiri dan
pemikiran, perasaan dan perilaku
emosi orang lain. Menurut Philip
yang unik dalam masing - masing
Carter ada dua aspek utama EQ
kita, dan itulah karakteristik yang
adalah :
membedakan kita dari orang lain.
1. Memahami diri anda, tujuan,
merujuk
Jadi
pada
kepribadian
pola
kita
cita–cita, respon, dan perilaku
menyiratkan prediski bagaimana kita
anda.
dan
2. Memahami orang lain dan perasaan mereka”.
cenderung
bereaksi
dibawah
berbeda
beda,
kenyataannya 6
bertindak
atau
keadaan
yang
walaupun
pada
tidak
ada
yang
sesederhana itu dan reaksi kita
membedakan
terhadap
karena perbedaan kemampuannya ini
situasi
tidak
dapat
diprediski sepenuhnya.
perilakunya.
Dan
maka dapat kiranya dipergunakan
Organisasi yang juga sangat
untuk memprediksi pelaksanaan dan
erat kaitannya dengan perilaku yang
hasil kerja seseorang yang bekerja
merupakan fungsi dari interaksi antar
sama di dalam suatu organisasi
individu
tertentu”.
dengan
Umumnya
lingkungannya.
kita
berhasil
berperilaku
memahami sifat-sifat menusia dari
Karena didorong oleh serangkaian
sudut ini, maka kita akan paham pula
kebutuhan.
kebutuhan
mengapa seseorang berperilaku yang
tersebut dimaksudkan pada beberapa
berbeda dengan yang lain didalam
pernyataan didalam diri seseorang
melaksanakan suatu kerja yang sama.
(internal state) yang menyebabkan
Dari pendapat di atas dapat
seseorang
manusia
Jika
Dengan
itu
berbuat
untuk
dipahami bahwa perilaku seseorang
pencapaiannya sebagai suatu objek
ditentukan
atau hasil. Kebutuhan seseorang
Adakalanya
berbeda yang mana dapat dipenuhi
dipengaruhi oleh kemampuannya,
lewat perilakunya masing-masing.
adapula karena kebutuhannya dan
Jika ditempatkan dalam situasi yang
ada juga yang karena dipengaruhi
sama,
oleh
setiap
orang
bertindak
yang
demikian
terdapat
tidak
sama.
akan Meski
oleh
perilaku
banyaknya
faktor.
seseorang
penghargaan
lingkungannya.
konsistensi-
banyak
dan
Oleh
karena
faktor
yang
konsitensi tertentu yang mendasari
mempengaruhi
perilaku dari setiap orang yang
maka seringkali suatu organisasi
diidentifikasikan
kemudian
akan menghadapi kesulitan didalam
untuk
menciptakan suatu keadaan yang
dan
dimodifikasikan
perilaku
mencerminkan perbedaan individu
memimpin
tersebut.
efektivitas pelaksana kerja.
Seperti
dikemukan
oleh
Pada
kearah
manusia,
tercapainya
penjelasan-penjelasan
Thoha (2007:37) yang mengatakan
diatas penulis menambahkan bahwa
bahwa “kemampuan seseorang dapat
dalam mengelola organisasi harus 7
mengetahui
terdahulu
bagaimana
adalah
analisis
verifikatif
dan
perilaku individu yang ada di dalam
analisis korelasi dengan kesimpulan
organisasi
sebagai
tersebut,
perkembangannya
yang
berikut
Kecerdasan
perilaku
emosional
organisasional tidak berdiri sendiri,
karyawan
tetapi
dipengaruhi oleh kekuatan karakter,
dapat
ilmu
dalam
dipengaruhi
oleh
karyawan menjawab
rata-rata baik,
beberapa disiplin ilmu yang lain,
sikap,
seperti
sejarah,
keberanian, kesabaran, percaya diri,
sosiologi dan psikologi, sehingga
faktor sukses, kecerdasan sosial dan
kecerdesan
dapat
yang lainnya, Kinerja karyawan rata-
diseimbangkan dengan perilaku yang
rata karyawan menjawab baik, yang
dilaksanakan dalam bekerja disebuah
dipengaruhi
organisasi.
bawaan, pengetahuan, kemampuan,
ilmu
politik,
emosional
Dalam penelitian pengaruh
ketegasan,
yang
integritas,
kecerdasan emosional, perlu kiranya
oleh
optimis,
watak,
perencanaan
motif,
dan
pengembangan dan lainnya.
untuk melihat hasil-hasil penelitian
Penelitian
terdahulu
terdahulu seperti penelitian Maryan
selanjutnya dalam Deny Priyana
Kuswandi (2012) dengan penelitian
(2013)http://lppm.universitasazzahra
yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan
.ac.id dengan judul “Kecerdasan
Emosional
Emosional
Terhadap
Kinerja
Dalam
Meningkatkan
Karyawan Pada Kantor Kementerian
Kinerja Karyawan Pada Universitas
Agama
Azzahra” yang menyatakan bahwa
Kabupaten
Karawang”
(http://jurnal.feunsika.ac.id)
salah satu faktor penting yang layak
menerangkan
memperoleh prioritas bagi segenap
sumber
daya
pendayagunaan,
bahwa
manajemen
manusia
adalah
karyawan
adalah
kemampuan
pengembangan,
memotivasi diri sendiri, mengatasi
penilaian, pemberian balas jasa dan
frustasi, mengontrol desakan hati,
pengelolaan
mengatur suasana hati, berempati
individu
anggota
organisasi atau kelompok karyawan. Metode
analisis
dan kemampuan kerjasama. Dari
yang
penelitian ini bahwa karyawan pada
digunakan dalam penelitian di atas
Universitas Azzahra tergolong baik, 8
hal ini yang membuat kecerdasan
maju
emosional
masyarakat.
positif
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap
dan
dan
tepat
guna
Berdasarkan
bagi
pengamatan
kinerja karyawan dengan indikasi
penulis, ada beberapa fenomena
koefisien
masalah
korelasi
sebesar
0,49
menyangkut
lemah
koefisien determinasi sebesar 0,24
kecerdasan emosional dan perilaku
sehingga ini dapat menunjukkan
pegawai
bahwa semakin baik kecerdasan
Perencanaan Pembangunan Daerah
emosional
akan
(BAPPEDA) Kota Tanjungpinang
meningkatnya
antara lain yaitu lemah tersebut
kinerja karyawan, dan sebaliknya
ditandai dengan masih kurangnya
semakin buruk kecerdasan emosional
memiliki
karyawan,
keakraban antar pegawainya, mudah
karyawan
berimplikasi
pada
akan
berakibat
pada
menurunnya kinerja kayawan.
pada
rasa
Kantor
Badan
kekompakan
dan
marah ketika menghadapi masalah
Kantor Badan Perencanaan
atau ditegur atasan, dan lain-lain
Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
perilaku yang sejenis dan masih
Kota
adanya perilaku kurang baik dalam
Tanjungpinang
organisasi
pemerintahan
bertugas pembangunan Tanjungpinang berdasarkan
merupakan yang
melaksanakan tugas dan fungsi yang
mensukseskan
dilakukan seperti menunda pekerjaan
pada yang Peraturan
Kota
sesuai
ketetapatan
waktu
yang
didirikan
seharusnya dilaksanakan (sumber :
Daerah
hasil observasi lapangan 12 febuari
(Perda) Kota Tanjungpinang Nomor
2015) .
14 tahun 2009 tentang organisasi dan
Sesuai dengan masalah yang
tata kerja lembaga teknis Daerah
tertera pada paragraph di atas penulis
Kota Tanjungpinang pada “Bagian
tertarik mengkaji lebih lanjut tentang
kedua” Pasal 9 tentang perencanaan
pengaruh
pembangunan. Yang bertujuan untuk
terhadap perilaku dalam berkerja
melaksanakan perencanaan dalam
pegawai. Oleh karena itu, penulis
pembangunan daerah yang lebih
mengambil judul pada penelitian yaitu 9
kecerdasan
:
emosional
“PENGARUH
KECERDASAN
mencapai
EMOSIONAL
TERHADAP
Sedangkan
PADA KANTOR
BADAN
atau
KOTA
TANJUNGPINANG
perilaku
diarahkan dalam bentuk tindakan
DAERAH
(BAPPEDA)
yang
merupakan suatu kemampuan yang
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
tujuan
diinginkan.
PERILAKU
PEGAWAI
suatu
tingkah
laku
positif
yang
menentukan seseorang kearah tujuan
TAHUN
yang ingin dicapai dengan usaha
2015”.
serta A.
dapat
beradaptasi
dengan
Perumusan Masalah
lingkungan sekitarnya dan mampu
Fokus penelitian ini adalah
menghadapi berbagai macam situasi.
tentang
pengaruh
emosional
kecerdasan
terhadap
Kecerdasan
perilaku
emosional
pegawai berhubungan erat dengan
pegawai. Lebih jauh lagi, peneliti
perilaku,
ingin mengetahui tentang perilaku
kecerdasan
yang diterapkan oleh pegawai Kantor
seseorang memiliki kemauan untuk
Badan
melakukan hal-hal yang positif, tidak
Perencaan
Daerah
Pembangunan
(BAPPEDA)
Kota
hanya
karena
dengan
emosional
menjaga
dan
adanya maka
mengelola
Tanjungpinang yang digerakkan dari
perasaan diri sendiri, tetapi juga
kecerdasan emosional yang dimiliki
perasaan orang lain dan tentunya
masing-masing pegawai.
akan berakibat pada suatu perilaku
Kecerdasan
emosional
atau tindakan yang dihasilkan untuk
merupakan suatu kemauan seseorang
menuntun pegawai tersebut kearah
untuk melakukan bentuk kegiatan
pelayanan yang efektif dan efesien.
positif yang bermanfaat bagi diri
Seseorang yang memiliki kecerdasan
sendiri maupun orang lain, mampu
emosional yang tinggi maka perilaku
mengatasi suasana hati agar berhasil
yang dihasilkan juga akan baik bagi
dari
orang
berbagai
lingkungan.
macam
Hal
inilah
tekanan yang
pekerjaan
maupun
lingkungan
didalam organisasi.
memainkan peranan penting dalam pelaksanaan
lain
Pegawai memiliki posisi dan
untuk
peranan 10
yang
penting
dalam
pencapaian tujuan organisasi serta
maupun tindak tanduk atau perilaku
dalam mewujudkan pembangunan
yang dihasilkan dalam pelaksanaan
daerah Kota Tanjungpinang agar
pekerjaan,
dapat dinikmati masyarakat yang
tersebut, maka perumusan masalah
lebih bermanfaat dan tepat guna. Hal
dalam penelitian ini yaitu :
ini tentu saja mensyaratkan agar
berdasarkan
1. Bagaimana
kecerdasan
setiap pegawai harus mempunyai
emosional
kemampuan kerja yang tinggi baik
Kantor
secara
Pembangunan
intelektual
maupun
fisik,
pegawai
Daerah
(BAPPEDA)
serta
Tanjungpinang?
yang
baik
dan
kemampuan untuk melaksanakan visi
Kota
2. Bagaimana perilaku pegawai
dan misi, menyelenggarakan tugas-
pada
tugas dan fungsi organisasi serta
Perencanaan
menjalankan
Daerah (BAPPEDA)
semua
aktivitas
operasional organisasi yang menjadi
agar
memberikan
pegawai
hasil
kerja
Kantor
Badan
Pembangunan
3. Bagaimana
pengaruh
dapat
kecerdasan
emosional
yang
terhadap perilaku pegawai
maksimal bagi pembangunan daerah.
pada
Dalam hal ini Kantor Badan
Kantor
Perencanaan
Badan
Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Daerah (BAPPEDA)
(BAPPEDA) Kota Tanjungpinang
Tanjungpinang ?
sebagai
organisasi
meningkatkan perencanaan
Kota
yang koordinasi
dan
Kota
Tanjungpinang ?
tanggung jawab bersama. Semua ini ditujukan
pada
BadanPerencanaan
terampil memiliki kualitas, sikap perilaku
uraian
B.
pengendalian
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
pembangunan Kota Tanjungpinang
1.
secara efektif dan optimal, baik dari
Adapun tujuan yang ingin
pengelolaan
emosional
mengerjakan
tugas
dalam
Tujuan penelitian
dicapai pada penelitian ini adalah :
ataupun
a. Untuk
kerjasama terhadap sesama pegawai
kecerdasan 11
mengetahui emosional
pegawai
pada
Badan
Kantor
b. Kegunaan praktis,
Perencanaan
Pembangunan
penelitian ini diharapkan
Daerah
(BAPPEDA)
dapat
Kota
bagi
Badan
mengetahui
perilaku
memberikan
masukan
Tanjungpinang. b. Untuk
pegawai
hasil
Perencanaan
Pembangunan
pada
Kantor
Daerah
(BAPPEDA)
Kota
Kantor Badan Perencanaan
Tanjungpinang
pada
Pembangunan
khususnya dalam upaya
Daerah
(BAPPEDA)
Kota
peningkatan
Tanjungpinang. c. Untuk
emosional
dan
perilaku
mengetahui
yang baik bagi pegawai
kecerdasan
dalam pelakasanaan tugas.
pengaruh emosional perilaku
kecerdasan
terhadap pegawai
pada
C.
Kantor Badan Perencanaan Pembangunan
Metode Penelitian A.
Daerah
(BAPPEDA)
Jenis Penelitian Jenis
Kota
Penelitian
ini
adalah penelitian Kuantitatif
Tanjungpinang.
yang
berbentuk
assosiatif.
Sebagaimana
2. Kegunaan Penelitian
yang
a. Kegunaan akademik, hasil
dikemukakan oleh sugiyono
penelitian ini diharapkan
(2011:36) bahwa “Penelitian
dapat
assosiatif suatu permasalahan
dijadikan
sebagai
bahan perbandingan antara
penelitian
yang
emosi yang telah diberikan
hubungan antara dua variabel
pada masa kuliah dengan
atau
praktik dalam bekerja juga
penelitian ini, maka akan
menambah
pengetahuan
dapat dibangun suatu teori
serta sumber belajar bagi
yang dapat berfungsi untuk
pembaca.
menjelaskan,
lebih”.
bersifat
Dengan
meramalkan
dan mengontrol suatu gejala. 12
Penelitian
kuantitatif
b. Penulis
memandang
adalah penelitian ilmiah yang
bahwa masalah tersebut
sistematis terhadap bagian-
sangat menarik mengingat
bagian dari fenomena serta
di
hubungan-hubungannya.
Perencanaan
Tujuannya
yaitu
mengembangkan yang
Badan
Pembangunan
teori-teori
berkaitan
Kantor
Kota
dengan
Daerah
Tanjungpinang
sebagai
instansi
fenomena yang terjadi.
pemerintah dalam bentuk
B.
pengembangan
Lokasi Penelitian Penelitian
ini
kualitas
sumber daya aparaturnya,
berlokasi di Jalan Basuki
yang
Rahmat No 1 Tanjungpinang
peningkatan
Kota
sehingga
diperlukan
perilaku
pengendalian
penelitian di Kantor Badan
emosional
yang
Perencanaan
dalam
penulis
Tanjungpinang.Alasan memilih
lokasi
Pembangunan
dalam
kinerja
kontribusi
yaitu :
penuyusunan
penulis, Badan
di
tinggi
memberikan
Daerah Kota Tanjungpinang,
a. Sepengetahuan
rangka
terhadap kebijakan
pemerintah daerah dalam Kantor
perencanaan
Perencanaan
pengendalian
Pembangunan Daerah
pembangunan
Kota
yang
Tanjungpinang
ini belum ada yang
dan
daerah demokratis,
transparan dan akuntabel
mengadakan penelitian
yang
E. Teknik Pengumpulan Data
menyangkut masalah
a. Observasi
kecerdasan emosional
Observasi
dan perilaku pegawai.
suatu cara pengamatan dan 14
merupakan
pencatatan
yang
sistematis
terhadap
gejala-gejala
pengamatan
yang
ingatan”.
diteliti. Pengamatan yang dilakukan langsung
atau
dan
b. Kuesioner
secara
Menurut Sutrisno Hadi
dengan
dalam Sugiyono (2011:
mengadakan peninjauan
162)
dari
mengemukakan
dekat
sumber
ketempat
data.
yang bahwa
Dalam
“Kuesioner
(Angket)
memperoleh data melalui
merupakan
teknik
observasi,
bantu
pengumpulan data yang
dipergunakan
dilakukan dengan cara
yang
alat
adalah seluruh alat indera
memberi
(pengelihatan,
pertanyaan
atau
penciuman, pendengaran,
pernyataan
tertulis
peraba, dan pengecap)
kepada responden untuk
atau
dijawabnya.
dapat
sebagai
dikatakan pengamatan
a. Wawancara
langsung. Hal
seperangkat
Yang dimaksud dengan
ini
diperjelas
wawancara
menurut
menurut Sutrisno Hadi
Nazir
dalam Sugiyono (2011:
proses
166)
yang
keterangan untuk tujuan
bahwa
penelitian dengan cara
mengemukakan “Observasi suatu
merupakan
proses
(1988)
memperoleh
tanya
yang
adalah
jawab
sambil
bertatap muka antara si
kompleks, suatu proses
penanya
yang
dari
pewawancara dengan si
berbagai proses biologis
penjawab atau responden
dan
dengan
tersusun
psikologis.
Dua
diantara yang terpenting adalah
alat
proses-proses 15
yang
atau
menggunakan dinamakan
interview guide (panduan
F. Kerangka Teori
wawancara). Penulis
1. Kecerdasan Emosional melakukan
a. Defenisi
wawancara kepada setiap
Kecerdasan
informan yang berperan
Emosional
langsung terhadap data
Philip Carter (2010: 1)
yang
bahwa
dikumpulkan,
menurut
“Orang
yang
seperti Kepala Bidang
memilki soft competency
dan
sering disebut memilki
kepala
Badan
Perencanaan Pembangunan
Daerah
(BAPPEDA)
kecerdasan
emosional
atau
Emotional
Kota
Tanjungpinang. Intelligence yang sering
diukur sebagai
Kecerdasan emosi Intelligent
Emotional
tidak
hanya
berarti
Quotient (EQ), adalah
bersikap
kemampuan
melainkan bersikap tegar
menyadari
emosi diri sendiri dan
walaupun
emosi
menyenangkan
orang
lain.
ramah
tidak dan
Menurut Philip Carter
mengungkapkan
ada dua aspek utama EQ
kebenaran yang selama
adalah :
ini dihindari. Selain itu
“Memahami
diri
kecerdasan
emosional
anda, tujuan, cita –
bukan berarti memberi
cita,
kebebasankepada
respon,
dan
perilaku anda dan
perasaan untuk berkuasa
Memahami
melainkan
lain
dan
orang perasaan
mengelola
perasaan
mereka”.
sehinggaterekspresikan 16
secara tetap dan efektif
pengendalian
yang
memungkinkan
motivasi)
orang
bekerja
komponen
sama
diri dan
dan dua
berrupa
dengan lancar menuju
kompetensi
sasaran bersama.
(empati dan keterampilan
Defenisi tersebut
sosial
sosial). Lima komponen
juga diperjelas menurut
kecerdasan
Goleman, (2001: 512)
tersebut adalah sebagai
yang mengatakan bahwa
berikut:
: Kecerdasan emosional
1.1 Pengenalan Diri (Self
adalah
kemampuan
mengenali
diri
dan
Awareness)
sendiri
Pengenalan
oranglain,
adalah seseorang
diri
mengetahui
dan
diri
kemampuan
kemampuan memotivasi sendiri
emosional
untuk perasaan
mengelola emosi dengan
dalam
baik padadiri sendiri dan
digunakan
hubungannya
membuat keputusan bagi
dengan
orang lain.
diri
dirinya
dan untuk
sendiri,
memiliki
tolak ukur yang realistis b. Indikator
atas kemampuan diri dan
Adapun Indikator
memiliki
kepercayaan
Kecerdasan Emosional di
diri yang kuat. Unsur -
jelaskan
menurut
unsur
Goleman
(2003)
yaitu:
membagi
kecerdasan
a. Kesadaran
emosional menjadi lima
(emosional
bagian
awareness)
yaitu
komponen
tiga
kesadaran diri,
emosi
berupa
b. Penilaian diri secara
kompetensi
emosional
teliti (accurate self
(pengenalan
diri,
awareness) 17
c.
Percaya diri (self
menggunakan hasrat agar
confidence)
setiap
1.2 Pengendalian
Diri
saat
dapat
membangkitkan
(Self Regulation)
semangat
dan
tenaga
Pengendalian diri
untuk mencapai keadaan
adalah
kemampuan
yang lebih baik, serta
menangani
emosi
diri
mampu
berdampak
inisiatif
sehingga
mengambil dan
bertindak
positif pada pelaksanaan
secara efektif. Unsur -
tugas, peka terhadap kata
unsur motivasi, yaitu :
hati, sanggup menunda kenikmatan
sebelum
tercapainya
suatu
sasaran,
dan
a. Dorongan
prestasi
(achievement drive) b. Komitmen
mampu
(commitment)
segera pulih dari tekanan
c. Inisiatif (initiative)
emosi. Unsur – unsur
d. Optimisme
pengendalian diri, yaitu: a. Kendali
diri
(optimisme)
(self
1.4 Empati (Emphaty)
control) b. Sifat
Empati dapat
kemampuan
merasakan
dipercaya
apa yang dirasakan oleh
(trustworthiness)
orang
c. Kehati-hatian
lain.
memahami
(conscientiousness)
orang
d. Adaptabilitas
Mampu perspektif
lain
dan
menimbulkan hubungan
(adaptability)
saling
e. Inovasi (innovation) 1.3
adalah
mampu
percaya,
serta
menyelaraskan
Motivasi
diri dengan berbagai tipe
(Motivation)
individu. Unsur - unsur
Motivasi
adalah
empati, yaitu:
kemampuan 18
a. Memahami orang lain
c. Manajemen
konflik
(conflict management)
(understanding others)
d. Kepemimpinan
b. Mengembangkan
(leadership)
orang lain (developing
e. Katalisator perubahan
other)
(change catalyst)
c. Orientasi
pelayanan
f. Membangun
(service orientation)
hubungan bond)
d. Memanfaatkan keragaman
g. Kolaborasi
(leveraging diversity) e. Kesadaran
dan
kooperasi
politis
(collaboration
(political awareness) 1.5 Keterampilan
(building
and
cooperation)
Sosial
h. Kemampuan tim (tim
(Social Skills)
capabilities)
Keterampilan
2.
Perilaku Pegawai
sosial adalah kemampuan
a. Defenisi
menangani emosi dengan
Definisi
perilaku
baik ketika berhubungan
organisasi
diperjelas menurut
dengan orang lain, bisa
pendapat
yang
dikemukakan
mempengaruhi,
oleh
Gibson,
Ivancevich,
memimpin,
Donnelly
bermusyawarah,
Ivancevich;
menyelasaikan
124)
perselisihan,
dan
dalam
Donnelly,
menyatakan
organisasi
(Gibson;
“Perilaku
merupakan
studi
Unsur
metode, dan prinsip-prinsip dari
unsur
mencakup
bidang
bekerjasama dalam tim. -
yang
1996:
ketrampilan sosial, yaitu:
berbagai
a. Pengaruh (influence)
mempelajari persepsi individu,
b. Komunikasi
dan
(communication)
disiplin
ilmu
teori,
tindakan-tindakan
guna
saat
bekerja dalam kelompok dan di 19
dalam
organisasi
secara
individu dengan baik, terlebih
keseluruhan, menganalisis akibat
dahulu kita harus memahamii
lingkungan eksternal terhadap
karakteristik yang melekat pada
organisasi dan sumber dayanya,
individu. Adapun karakteristik
misi, sasaran dan strategi”.
yang dimaksud adalah ciri-ciri
Perilaku
organisasi
biografis, kepribadian, persepsi,
kepada
dan sikap”. Pendapat tersebut
perilaku pegawainya di dalam
dipertegas lagi menurut Sopiah
organisasi
seperangkat
(2008: 23) yang mengatakan
prestasi serta variabel mengenai
bahwa : “Perilaku individu dapat
sikap yang sempit dari para
dipengaruhi oleh effort (usaha),
pegawai.
ability (kemampuan), dan situasi
memfokuskan
diri
dan
Perilaku
organisasi
memandang masalah organisasi adalah
masalah
Dengan
demikian
lingkungan”.
manusia. inti
Winardi
dan
determinan
studi
perilaku
organisasi
adalah
tentang
menjelaskan
199)
mengenai
arti
perilaku yang merupakan hasil riset
manusia.
selama
bertahun-tahun,
yang dapat disimpulkan sebagai
Dengan berbagai macam yang
(2004:
mempengaruhi
berikut :
perilaku
“(1)Perilaku
merupakan
individu, maka yang hanya ingin
sesuatu yang disebabkan karena
penulis bahas adalah tentang
sesuatu
pengaruh,
ditunjukkan ke arah sasaran
karena
perilaku
hal;
(2)Perilaku
individu dipengaruhi oleh bakat
tertentu;
dan keterampilan yang dimiliki
diobservasi dan dapat diukur;
individu ketika bergabung dalam
(4)Perilaku yang tidak langsung
suatu organisasi.
dapat
Selanjutnya Nimran
(Sopiah;
menurut 2008:
(3)Perilaku
diobservasi
(contoh:
berfikir, mlaksanakan, persepsi)
13)
juga
penting
dalam
mengatakan bahwa : “untuk
mencapai
dapat
(5)Perilaku motivasi”.
memahami
dapat
perilaku 20
rangka
tujuan-tujuan;
dan
Teori
diatas
telah
bahwa
sikap
menjelaskan keperibadian
Dapat dipahami bahwa seseorang
berhubungan
akan
berprilaku
tertentu, akan melalui tahapan
langsung antara motivasi dan
yang
persepsi yang juga dapat melalui
afektif dan perilaku. Dengan
pembelajaran.
kata lain, seorang pegawai untuk
Dari
umum
yaitu
kognitif,
pembelajaran juga berpengaruh
berperilaku
terhadap
didasari oleh suatu pemikiran
kemampuan.
semuanya variabel
ini
Yang
merupakan
(kognitif)
kunci dari perilaku
individu.
Dengan
macam
sesuatu,
berbagai
variabel
akan
untuk meperoleh dengan
seseorang
yang
mempengaruhi
tertentu
keafektifan
akan
mencari
alternatif-alternatif
perilaku
dalam
penyelesaian tugas dengan cepat
individu, maka yang hanya ingin
dan
penulis bahas adalah tentang
berprilaku
kemampuan,
mendapatkan hasilnya menurut
karena
perilaku
baik
dengan
kata
lain
kemudian
individu dipengaruhi oleh bakat
penilaian
dan keterampilan yang dimiliki
ketika
individu ketika bergabung dalam
penyelesaian
suatu organisasi.
dianggap tidak tepat, maka ia
Menurut
Davies
Newstorm
berturut-turut
kearah
manusia
intinsik,
sikap
alternatif
tugas
yang
untuk
mewujudkan
keinginan tadi.
setiap
b. Indikator
model perilaku organisasi itu secara
memperoleh
tertentu
pendapatnya
“Kecendrungan
sehingga
akan melakukan suatu perilaku
(2005:22)
mengemukakan bahwa
dam
pimpinan,
Indikator dari perilaku
adalah
individu atau perilaku pegawai
yang
lebih
menurut Sopiah (2008: 23) yang
lebih
baik
mengatakan bahwa : “Perilaku
terhadap kebutuhan pegawai dan
individu dapat dipengaruhi oleh
organisasi”.
:
21
effort
(usaha),
ability
(kemampuan),
dan
situasi
“mengolah
lingkungan”.
diri
dan
berperilaku
positif dalam mencapai kecerdasan emosional yaitu dengan cara :
3.
Pengaruh
a.
Kecerdasan
Emosional
terhadap
Dalam bekerja, kecerdasan bisa
tentang
pentingnya
peran
emosi;
Perilaku Pegawai
emosional
Memahami
efektif
b.
Mengekspresikan
secara
kenyataan bahwa tidak
organisasi, mungkin terdapat efek
seorang pun memiliki
terhadap pegawai. Mengendalikan
perasaan
emosi merupakan hal yang sangat
tentang
memancing stress dan itu akan
serupa;
berpengaruh pada perilaku yang dihasilkan.
Mengendalikan
memerlukan
waktu,
c.
emosi
usaha,
tinggi
jika
tidak
sama
persoalan
Mengendalikan
emosi
dan bukan mengekang
dan
emosi;
energi. Seseorang yang memiliki IQ yang
yang
d.
bias
Mempertajam
intuisi
pemecahan masalah;
mengendalikan emosinya maka akan
e.
Mengetahui
berdampak buruk bagi tindakan dan
keterbatasan diri sendiri
perilaku yang dihasilkan
dan tahu kapan perlu
Individu berbeda-beda dalam kemampuan memproses
mereka
untuk
informasi
bersifat
mengubah strategi diri; f.
Memungkinkan lain
untuk
orang menjadi
emosional dan dalam kemampuan
dirinya sendiri
mereka untuk secara emosional pada
memaksakan
pengolahan kekognisi yang lebih
kita kepadanya;
luas. Kemampuan ini terlihat untuk memanifestasikan
dirinya
g.
dalam
Anwar
(2005:49)
mengatakan
h.
Mangkunegara bahwa
harapan
Menghargai potensi diri dan bekerja keras;
perilaku adaptif tertentu. Menurut pendapat
tanpa
Membina perhatian dan kasih
:
sayang
berbagi rasa 22
dan
i.
Bersikap terbuka tetapi tidak
kehilangan
orientasi”.
Hal tersebut harus dimiliki oleh seseorang dalam berhadapan langsung dengan orang lain, dapat mengendalikan
emosinya
untuk
melakukan tindakan-tindakan yang positif terhadap suatu tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan
teori-teori
diatas, penulis berhipotesa bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Kecerdasann
Emosional
terhadap Perilaku Pegawai dalam melaksankan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
23
G. Konsep Operasional No 1
Variabel
Konsep
Dimensi
Kecerdasan Philip Carter (2010 : 1) bahwa “Orang yang Emosional memilki soft competency sering disebut memilki kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence yang sering diukur sebagai Emotional Intelligent Quotient (EQ), adalah kemampuan menyadari emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Menurut Philip Carter ada dua aspek utama EQ adalah : 1. Memahami diri anda, tujuan, cita –cita, respon, dan perilaku anda. 2. Memahami orang lain dan perasaan mereka”.
24
1. 2. 3. 4. 5.
Indikator
Kesadaran diri 1. Kesadaran diri Pengaturan diri a. Kesadaran Emosi Motivasi b. Penilaian diri secara Empati teliti Keterampilan c. Percaya diri Sosial 2. Pengaturan diri a. Kendali diri b. Sifat dapat dipercaya c. Kewaspadaan d. Adaptibilitas e. inovasi 3. Motivasi a. Dorongan pribadi b. Komitmen c. Inisiatif d. Optimism 4. Empati a. Memahami orang lain b. Orientasi pelayanan c. Mengembangkan orang lain d. Mengatasi keragaman
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
e. Kesadaran politis 5. Keterampilan Sosial a. Pengaruh b. Komunikasi c. Kepemimpinan d. Katalisator perubahan e. Manajemen konflik f. Pengikat jaringan g. Kolaborasi dan kooperasi h. Kemampuan tim
2
Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Perilaku
Indikator dari perilaku individu atau perilaku
a. effort (usaha),
Ordinal
Pegawai
pegawai menurut Sopiah (2008: 23) yang
b. ability (kemampuan), dan
Ordinal
mengatakan bahwa : “Perilaku individu dapat
c. situasi lingkungan”.
dipengaruhi oleh :
Ordinal
a. effort (usaha), b. ability (kemampuan), dan c. situasi lingkungan”.
25
2.
II. HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian
Variabel
Perilaku
Pegawai
Badan
Dari hasil penelitian yang
Perencanaan
dilakukan
di
Pembangunan Daerah
Perencanaan
Pembangunan
Badan
Daerah (BAPPEDA)
(BAPPEDA)
Kota
Kota
Tanjungpinang berada
Tanjungpinang dapat ditarik
pada
katagori
Simpulan sebagai berikut :
pada
posisi
1.
baik tinggi
Variabel Kecerdasan
yaitu
dengan
Emosional
persentase
sebesar
Badan
pegawai
Perencanaan
(90,74%) dengan total
Pembangunan Daerah
responden
(BAPPEDA)
49
Kota
sebanyak
orang,
yang
Tanjungpinang berada
diperoleh
pada katagori sangat
hasil questioner dari
baik
dimensi
berada
pada
melalui
usaha,
posisi cukup tinngi
kemampuan,
yaitu
dengan
situasi lingkungan.
persentase
sebesar
Pengaruh
dan
kecerdasan
(55,55%) dengan total
emosional terhadap perilaku
responden
pegawai
30
sebanyak
orang,
diperoleh
yang
pada
Perencanaan
melalui
Daerah
Badan
Pembangunan
(BAPPEDA)
Kota
hasil questioner dari
Tanjungpinang
dimensi
kesadaran
koefisien determinan sebesar
diri, pengaturan diri,
42,38% sedangkan sisanya
motivasi diri, motivasi
sebesar 57,62% dipengaruhi
diri,
oleh
empati
dan
keterampilan sosial.
faktor
memperoleh
lain
diluar
penelitian ini. Dari hasil uji hipotesis berdasarkan uji t 26
dan signifikasi diperoleh hasil
disebutkan
bahwa
diterimanya
kecerdasan
emosional
Ha
yang
artinyaada pengaruh antara
memiliki
kecerdasan
melihat
emosional
terhadap
perilaku
pada
Kantor
Perencanaan Daerah
pegawai
dalam
perilaku
kerja
seorang pegawai.
Badan
2. Saran
Pembangunan
(BAPPEDA)
peran
Peneliti
Kota
saran
Tanjungpinang.
memberikan bahwa
didalam
bekerja,
pegawai
diharapkan memberikan
B. Penutup Berdasarkan hasil penelitian
perhatian
yang
peningkatan kecerdasan
telah
Kantor
dilakukan
Badan
Perencanaan Daerah
di
Badan
emosional
Pembangunan
(BAPPEDA)
dalam
sehingga
memberikan
Kota
dampak
positif dalam kegiatan
Tanjungpinang maka akan
bekerja
ditarik kesimpulan dan saran
Kemudian kepala Badan
sebagai berikut :
tetap
1. Kesimpulan
perhatian
Kesimpulan dapat
yang
ditarik
kinerja
sehari
hari.
memberikan terhadap bawahannya
adalah
karna perhatian seorang
adanya hubungan yang
atasan sangat dibutuhkan
kuat antara Kecerdasan
guna
emosional
kinerja yang diinginkan.
dengan
mempercepat
Perilaku Kerja di Badan Perencanaan Pembangunan
DAFTAR PUSTAKA Daerah
(BAPPEDA)
Kota
Buku-Buku :
dengan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
tingkat hubungan sebesar
Penelitian Suatu Pendekatan Prakti
Tanjungpinang
42,38%
sehingga
bisa 27
Edisi
XIII.
Jakarta : PT Asdi
Goleman,
D.,
(2009).Emotional
Intelligence; Kecerdasan Emosional,
Mahasatya.
MengapaEI Lebih Penting dari IQ, Carter,
Philip.
Competencies
Soft
2010.
Self-Test
PT.
cetakan
Gramedia
Pustaka
Utama,
Jakarta
pertama. Jakarta : PPM Manajemen Mangkunegara,Prabu. 2005. Perilaku 2007.
Format-
dan Budaya Organisasi. Bandung :
format Penelitian Sosial.
Jakarta :
PT.Refika Aditama
Faisal,
sanapiah.
Raja Grafindo Persada Melandy Rissyo & Aziza, Nurna. Pengaruh
Gibson, James, L. Ivanceviel John M
2006.
dan
Emosional
Donelly,
Organisasi
James
H.
terhadap
tingkat
Struktur,
pemahaman akutansi kepercayaan
Proses. Jakarta : Penerbit Binarupa
diri sebagai variabel pemoderasi.
Aksara.
Padang : SNA IX
Handayaningrat, Soewarno. 2005.
Nazir,
Pengantar Studi Ilmu Administrasi
Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia.
dan
:Perilaku,
1996.
Kecerdasan
Manajemen.
Jakarta
Moh.,
1988.
Metode
:
GunungAgung.
Soeharyo,
Salamun
dan
Nasri,
Effendi. 2001. Sistem Administrasi Hamzah B.Uno. 2006. Orientasi
Negara Republik Indonesia (SANRI).
Baru
Jakarta : LAN
dalam
Pembelajaran,Jakarta:
Psikologi PT
Bumi Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi.
Aksara
Yogyakarta : Penerbit ANDI Goleman, Daniel. 2006. Emotional Intelligence, Jakarta: PT Gramedia
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pustaka Utama
Administrasi
28
dilngkapi
dengan
Metode R&D. Bandung : Penerbit
Zohar, dan Marshall, 2001. Edisi
Alfabeta.
Pertama
SQ
Memanfaatkan
KecerdasanSpiritual dalam Berpikir Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Integralistik
Administrasi
Memaknai Kehidupan. Bandung :
dilngkapi
dengan
Metode R&D. Bandung : Penerbit
dan
Holistik
untuk
Mizan.
Alfabeta. Jurnal : Sutarto.
Dasar-dasar
2006.
Organisasi.
Jurnal Manajemen dan Organisasi rumahkemuning.com
Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
“Pengertian
Kecerdasan Emosional Menurut Para Ahli” (2013) di download 3 agustus
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Administrasi
Negara
2014.
Republik
Indonesia (SANRI). Jakarta : PT.
Indriyatni, Lies (2009). Pengaruh
Bumi Aksara.
Kecerdasan
Emosional
kepemimpinan Thoha,
Miftah.
2007.
Perilaku
[online].
dan
Jurnal
terhadap Organisasi.
tersedia
di
Organisasi : Konsp Dasar dan
www.pena-fokus-vol-4-no-2-40-45
Aplikasinya.
[23 AGUSTUS 2014]
Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada. Kuswandi, Maryan (2012). Pengaruh Trihendradi, C. 2013.
Langkah
Kecerdasan
Mudah
Statistik
Kinerja Karyawan pada Kantor
Menguasai
Emosional
Menggunakan SPSS 21. Yogyakarta :
Kementrian
Penerbit ANDI.
Karawang. [online]. Jurnal tersedia di
Winardi, J. 2004. Perilaku
Organisasi.
Manajemen Jakarta
Agama
Terhadap
Kabupaten
http://Jurnal.feunsika.ac.id
[10
agustus 2014]
: Priyana, Deni (2013). Kecerdasan
Prenada Media.
Emosional 29
dalam
meningkatkan
kinerja karyawan pada Universitas azzahra. [online]. Jurnal tersedia di http://lppm.universitasazzahra.ac.id [29 mei 2014]
Yunita, Rini (2009). Kecerdasan Emosional. [online]. Dalam jurnal http
://rinnyyunita
wordpress.com/2009/01/25/kecerdas an_emosi/ [10 mei 2014]
30