PENGARUH EKSPANSI KREDIT DAN ARUS KAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya) Mimma Tri Mutiara
[email protected] Program Studi Akuntansi Universitas Siliwangi
Abstrak: Penelitian ini dilakukan di PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya yang berlokasi di Jalan R.T.A Prawira Adiningrat No. 190 Manonjaya Tasikmalaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekspansi kredit dan arus kas terhadap financial distress. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskrptif analisis dan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path). Alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 16.00. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan sumber data berupa laporan arus kas, jumlah kredit yang diberikan, dan neraca PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya 2006-2013. Adapun hasil penelitian ini bahwa ekspansi kredit berpengaruh signifikan terhadap arus kas, ekspansi kredit berpengaruh signifikan terhadap financial distress, arus kas berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress, serta ekspansi kredit dan arus kas berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Kata Kunci: Ekspansi Kredit, Arus Kas, Financial Distress Abstract: The research conducted at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya located at R.T.A Prawira Adiningrat street No. 190 Manonjaya Tasikmalaya. The purpose of this research are: to know the influence of credit expansion and cash flows to the financial distress. In the research it used the authors use deskrptif analysis methods and techniques of data collection by observation, documentation studies and literature studies. Analysis of the data used in this study is the author of path analysis (path). The analytical tool used was SPSS version 16.00. The type of data used is primary data and secondary data with the source data is cash flows, amount of credit granted, and balance sheet PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Year 2006-2013. The results of this study that credit expansion significant influence on cash flows, credit expansion significant influence on financial distress, credit expansion no significant influence on financial distress, and than credit expansion and cash flows significant influence on financial distress. Keywoards: Credit Expansion, Cash Flow, Financial Distress
PENDAHULUAN Peranan kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi nasional, oleh karena sudah merupakan salah satu kewajiban dan tugas pemerintah dalam memperbaiki dan mengembangkan perekonomian nasional. Maka salah satu upaya BPR Mitra Kopjaya Mandiri dalam mengembangkan kondisi ekonomi masyarakat dipedesaan, mendirikan unit-unit yang salah satu misi dan fungsinya adalah sebagai penggerak dan pendorong laju pembangunan pedesaan. Maka sudah sepatutnya BPR Mitra Kopjaya Mandiri, menjalankan usahanya agar dapat membantu dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memenuhi kebuthuhan di bidang keuangan. Masalah yang sering dihadapi masyarakat adalah kurangnya modal untuk menjalankan usahanya, sehingga pemberian kredit bank akan sangat membantu untuk memperlancar dan mengembangkan usahanya. Perbankan, khususnya bank milik umum merupakan inti dari sistem keuangan negara. Bank menjalakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan terutama dalam menerima simpan dalam betuk tabungan, giro, deposito, dan lainlain. Dana yang terkumpul kemudian disalurkan oleh bank kepada pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman kredit. Ekspansi kredit yang dilakukan oleh BPR Mitra Kopjaya Mandiri merupakan hal yang penting dalam proses kelangsungan usaha. Salah satu parameter untuk menilai apakah perusahaan memiliki kinerja yang baik adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Kondisi demikian membuat perusahaan untuk terus maju dan berkembang dengan memanfaatkan dana seoptimal mungkin. Dana yang telah digunakan diharapkan dapat diperoleh kembali beserta kelebihannya dalam waktu sesingkat mungkin melalui hasil kegiatan operasional utama perusahaan, sehinga dana yang ada dapat terus berputar. Dana, lebih sering dikenal dengan istilah 'kas', merupakan aktiva yang paling likuid bagi perusahaan. Artinya kas merupakan aktiva lancar yang paling mudah digunakan ataupun di ubah menjadi bentuk aktiva lainnya. Informasi arus kas dibutuhkan pihak kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembayaran hutangnya.
Apabila arus kas suatu perusahaan jumlahnya besar, maka pihak kreditor mendapatkan keyakinan pengembalian atas kredit yang diberikan. Jika arus kas bernilai kecil, maka kreditor tiak mendapatkan keyakinan atas kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, kreditor tidak akan mempercayakan kreditnya kembali kepada perusahaan karena perusahaan dianggap mengalami permasalahan keuangan atau financial distress. Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti menyikapi bahwa ekspansi kredit dan arus kas berpengaruh terhadap financial distress, maka dari itu dalam penelitian ini penulis akan mengambil permasalahan mengenai "PENGARUH EKSPANSI KREDIT DAN ARUS KAS TERHADAP FINANCIAL DISTRESS". METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Tasikmalaya yang berlokasi di Jl. RTA. Prawira Adiningrat No.190 Manonjaya Tasikmalaya, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu ekspansi kredit dengan indikator jumlah kredit yang diberikan, arus kas dengan indikator arus kas operasional, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan, serta financial distress dengan indikator arus kas negatif. 2. Sejarah Singkat PDAM Tirta Sukapura PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri (selanjutnya disebut BPR) didirikan pada tanggal 03 September 1993 berdasarkan Akta Notaris nomor 71, tambahan nomor 4090, yang diubah dengan akta tertanggal 14 September 1998 No. 40 dibuat dihadapan Notaris Veronica Lily Dharma,SH, dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan RI dengan SK tanggal 10 Februari 2000 No.C1917.HT.01.04.TH.2000 dan untuk selanjutnya disebut perseroan. Pada tahun 2002 terdapat perubahan modal dasar perseroan dari Rp. 150.000.000,- menjadi Rp. 1.000.000.000,dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar
Nomor. 10 tanggal 11 Maret 2002 yang dibuat oleh Notaris Dindin Wirdayanti, SH yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-21797 HT.01.01.TH.2002 tanggal 08 November 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDp. 101416500127 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten Tasikmalaya No. 001/BH.01.14/1/2003. BPR didirikan oleh PT. Bank BALI berkerjasama dengan KUD Manonjaya di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Seiring perjalanan waktu, PT. Bank BALI melakukan merjer dengan empat bank umum lainnya dan berubah menjadi PT. Bank Permata. Tbk. Pembatasan aturan kepemilikan BPR telah menyebabkan PT. Bank Permata Tbk, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh warga Negara Asing, menjual sahamnya di BPR, melalui proses lelang. Proses akuisisi tersebut telah mencapai puncaknya dengan ditandatangani akta akuisisi dan akta jual beli saham. Pada tanggal 1 Desember 2006 dan ditegaskan lagi melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2006. Maka pada akhir tahun 2006 terjadi perubahan pemegang saham pengendali BPR dari PT. Bank Permata Tbk kepada Kopkar Bank Yudha Bhakti sebagai pemegang 60% saham BPR tetap dimiliki oleh KUD Manonjaya di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia No. AHU20031.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 12 Mei 2009 dan Keputusan Pemimpin Bank Indonesia Tasikmalaya No. 11/1/KEP.PBI.Tsm/2009 tanggal 24 Juli 2009, PT. Bank Perkreditan Rakyat Bali Kopjaya Mandiri berubah nama menjadi PT. Bank Perkreditan Rakyat Mitra Kopjaya Mandiri.
3. Aktivitas BPR Mitra Kopjaya Mandiri Dalam melakukan usahanya PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prisip kehatihatian (prudential bank policy) dengan tujuan : a. Membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. b. Menunjang pertumbuhan pembangunan daerah. c. Menunjang sumber pendapatan asli daerah. d. Dapat memberikan pembinaan terhadap pengusaha golongan eknomi lemah. Untuk mencapai tujuan tersebut telah dirumuskan suatu strategi dasar sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas profesionalisme sumber daya manusia. b. Meningkatkan intensitas pengawasan dan bhudaya patuh terhadap peraturan. c. Meningkatkan pendapatan melalui pengembangan perkreditan secara selektif dan hati-hati. Adapun kegiatan operional PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit khusus terhadap pengusaha golongan ekonomi lemah. c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI). PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri dilarang menerima simpanan berupa giro, ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, usaha dalam valuta asing, penyertaan modal dan perasuransian serta usaha-usaha perbankan lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judulnya Pengaruh Ekspansi Kredit dan Arus Kas Terhadap Financial Distress maka dalam penelitian yang akan dilakukan penulis terdapat variabel sebagai objek penelitian. Variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini meliputi :
a. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Adapun yang berfungsi sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah ekspansi kredit (X1) dan arus kas (X2). b. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain. Adapun yang berfungsi sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress. 5. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian meliputi dua jenis data, yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh dengan cara peninjauan langsung terhadap suatu objek penelitian dan hasil wawancara dengan pihak bank BPR terkait. Juga diperoleh hasil pengumpulan dokumendokumen yang berhubungan dengan topik suatu penelitian. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari pihak luar BPR yang menjadi objek penelitian. Data ini dapat diperoleh melalui studi kasus kepustakaan yaitu mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik penelitian.
keyakinan bahwa data yang diperoleh sebelumnya adalah benar. 2) Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab anatara penulis dengan pihak yang memberikan informasi. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan maslah yang diteliti serta penjelasannya secara langsung. 3) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat catatan-catatan, dokimendokumen, dan mengamati formulirformulir serta laporan-laporan yang ada di Bank Perkreditan Mitra Kopjaya Mandir Manonjaya. b. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu teknik pengumpulan data untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama melakukan penelitian. Data-data sekunder ini diperoleh dengan cara mempelajari dan mengkaji permasalahan dalam buku, diktat, dokumen-dokumen, kertas kerja dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian dan penentuan teoriteori yang berhubungan dengan bidng penelitiannya.
6. Prosedur Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan (Field Research) Dalam penelitian lapangan ini dilakukan secara langsung pada perusahaan yang bersangkutan sebagai sumber primer guna mendapatkan data yang sebenarnya. Sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007 : 129). Adapun bentuk penelitiannya yaitu : 1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan
7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel bebas (independen variable) yakni, ekspansi kredit (X1) dan arus kas (X2), dan variabel terikat (dependen variable) adalah financial distress (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisa jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X. Dalam analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab
terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Ekspansi Kredit PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tabel 1 Ekspansi Kredit PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Periode 2006-2013 Ekspansi Kredit Perubahan (Rp) ( %) 2006 5.992.601.698 2007 8.857.960.232 0,48 2008 11.012.997.448 0,24 2009 12.814.091.436 0,16 2010 16.064.548.936 0,25 2011 19.223.619.882 0,20 2012 21.806.811.435 0,13 2013 22.269.753.013 0,02 (Sumber: Data Primer PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya yang sudah diolah ) Periode
b. Arus Kas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tabel 2 Laporan Arus Kas PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Periode 2006-2013 Periode 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Arus Kas Operasi (Rp) 189.120.834 -541.733.579 -3.021.863.584 647.364.477 1.922.328.356 1.863.375.795 364.048.145 4.321.847.192
Arus Kas Investasi (Rp) -9.130.000 -67.004.100 -55.030.000 -101.707.100 -77.392.400 -206.630.785 -60.747.400 -127.992.100
Arus Kas Kas Awal Total Arus Perubahan Pendanaan Tahun Kas (%) (Rp) (Rp) (Rp) -174.000.000 10.797.150 16.787.984 655.041.594 16.787.987 63.091.899 2,76 3.122.934.761 63.091.899 109.133.076 0,73 -219.502.007 109.133.076 435.288.446 2,99 -1.065.283.755 435.288.446 1.214.940.647 1,79 -1.147.711.438 1.214.940.647 1.723.974.219 0,42 -632.920.193 1.723.974.219 1.393.354.771 -0,19 -4.079.814.036 1.393.354.771 1.507.395.827 0,08
(Sumber: Data Primer PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya yang sudah diolah )
c. Financial Distress PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tabel 4.3 Financial Distress pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Periode 2006-2013 Periode 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Financial Distress (Rp) 183.130.000 608.737.679 3.076.893.584 321.209.107 1.142.676.155 1.354.342.223 693.667.593 4.207.806.136
Perubahan (%) 2,32 4,05 -0,90 2,56 0,19 -0,49 5,07
(Sumber: Data Primer PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya yang sudah diolah )
2. Pembahasan a. Ekspansi Kredit, Arus Kas dan Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya 1) Ekspansi Kredit Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Berdasarkan hasil penelitian mengenai ekspansi kredit oleh penulis sebagaimana tersaji dalam Tabel 4.1 Ekspansi Kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya selama periode 2006-2013 mengalami kenaikan jumlah kredit yang disalurkan dalam setiap periodenya. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan perubahan yang terjadi sebagai berikut: a) Tahun 2006 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 5.942.601.698. b) Tahun 2007 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 8.857.960.232. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,48%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. c) Tahun 2008 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 11.012.997.448. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,24%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. d) Tahun 2009 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 12.814.091.436. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,16%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. e) Tahun 2010 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp.
16.064.548.936. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,25%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. f) Tahun 2011 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 19.223.619.882. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,20%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. g) Tahun 2012 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 21.806.811.435. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,13%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. h) Tahun 2013 Pada tahun ini besarnya ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 22.269.753.013. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,02%. Hal ini dikarenakan perolehan kredit yang diberikan sangat bergantung pada tingkat kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank. Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa ekspansi kedit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ekspansi kredit terbesar terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 22.269.753.013,00 dan kredit terendah yang disalurkan terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 5.942.601.698,00. Sedangkan perubahan tertinggi ekspansi kredit terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,48% dan perubahan terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,02%.
2) Arus Kas Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Berdasarkan hasil penelitian mengenai laporan arus kas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya sebagaimana tersaji pada table 4.2 selama 2006-2012 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan perubahan sebagai berikut: a) Tahun 2006 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah sebesar Rp. 16.787.984. b) Tahun 2007 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 63.091.899. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 2,76%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. c) Tahun 2008 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 109.133.076. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 0,73%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. d) Tahun 2009 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 435.288.446. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 2,99%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. e) Tahun 2010 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 1.214.940.647. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 1,79%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan
investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. f) Tahun 2011 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 1.723.974.219. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 0,42%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. g) Tahun 2012 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 1.393.354.771. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami penurunan sebesar 0,19%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut menurun. h) Tahun 2013 Pada tahun ini besarnya arus kas yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sebesar Rp. 1.507.395.827. Arus kas bersih dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 0,08%. Hal ini dikarenakan atas perolehan dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi yang dihasilkan oleh bank tersebut meningkat. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa arus kas tertinggi yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya tahun 2011 sebesar Rp. 1.723.974.219 dan arus kas bersih terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 16.787.984. Perubahan terbesar pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,99% dan perubahan terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar -0,19%. 3) Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa jumlah financial distress pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya selama periode 2006-2013 mengalami kenaikan dan penurunan. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan perubahan yang terjadi setiap tahunnya:
a) Tahun 2006 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 183.130.000. b) Tahun 2007 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 608.737.679. Financial distress mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,32%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi meningkat. c) Tahun 2008 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 3.076.893.584. Financial distress mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,05%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi meningkat. d) Tahun 2009 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 321.209.107. Financial distress mengalami penurunan yaitu sebesar 0,90%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi menurun. e) Tahun 2010 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 1.142.676.155 financial distress mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,56%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi meningkat. f) Tahun 2011 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 1.354.342.223 financial distress mengalami peningkatan yaitu sebesar 0,19%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi meningkat. g) Tahun 2012 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 693.667.593 financial distress mengalami penurunan yaitu sebesar
0,49%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi menurun. h) Tahun 2013 Pada tahun ini dapat diketahui bahwa jumlah financial distress yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya adalah sebesar Rp. 4.207.806.136 financial distress mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,07%. Hal ini dikarenakan kewajiban yang belum dipenuhi meningkat. Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa financial distress pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya paling tinggi adalah pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 4.207.806.136. Sedangkan paling rendah adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 321.209.107. Perubahan terbesar financial distress adalah pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,07%. Sedangkan perubahan terkecil adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,09%. b. Pengaruh Ekspansi Kredit Terhadap Arus Kas Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui nilai ρx1x2 adalah 0,937 sehingga didapatkan R Square 0,962 atau 96,2% yang menunjukkan besarnya ekspansi kredit terhadap arus kas. Hal ini berarti bahwa ekspansi kredit terhadap arus kas teruji, artinya ekspansi kredit berpengaruh terhadap arus kas. c. Pengaruh Ekspansi Kredit dan Arus Kas Secara Parsial dan Simultan Terhadap Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya 1) Pengaruh Ekspansi Kredit Terhadap Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai koefisien beta (β) yaitu sebesar 0,257 dan koefisien determinasinya (ρyx1)2 sebesar (0,257)2 = 0,066 atau 6,6%, hal ini berarti bahwa financial distress dapat dipengaruhi oleh ekspansi kredit sebesar 6,6%. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,232 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0,05, dengan demikian pengaruh ekspansi kredit terhadap financial distress tidak
signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 17.0 diperoleh thitung sebesar 1,361 dengan tingkat keyakinan 5% maka diperoleh ttabel sebesar 1,943. Dengan menggunakan kaidah penerimaaan Ho jika thitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung > ttabel maka 1,361 < 1,943 atau thitung < ttabel. Oleh karena itu Ho diterima sehingga menunjukkan bahwa ekspansi kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress. 2) Pengaruh Arus Kas Terhadap Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 17.0, diperoleh nilai koefisien beta (β) yaitu sebesar -0,686 dan koefisien 2 (-0,686)2 determinasinya (ρyx2) sebesar = 0,475 atau 47,5%, hal ini berarti bahwa financial distress dapat dipengaruhi oleh arus kas. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,356 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 5% atau 0,05, dengan demikian pengaruh arus kas terhadap financial distress tidak signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 17.0 diperoleh thitung sebesar -1,017 dengan tingkat keyakinan 5% maka diperoleh ttabel sebesar 1,943. Dengan menggunakan kaidah penerimaaan Ho jika thitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung > ttabel maka -1,017 < 1,943 atau thitung < ttabel. Oleh karena itu Ho diterima sehingga menunjukkan bahwa arus kas berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almila (2006) bahwa arus kas berpengaruh terhadap financial distress. 3) Pengaruh Ekspansi Kredit dan Arus Kas Secara Simultan Terhadap Financial Distress Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien jalur (ρyx1x2) sebesar 0,687 dan koefisien determinasinya (ρyx1x2)2
sebesar (0,687)2 = 0,473 atau 47,3%. Hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu ekspansi kredit, arus kas secara simultan terhadap financial distress adalah sebesar 47,3% dengan nilai residu 100% - 47,3% = 52,7% faktor lain yang tidak diteliti seperti profitabilitas, likuiditas dan profit margin. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel X1 (ekspansi kredit) terhadap variabel X2 (arus kas) adalah sebesar 0,981, koefisien jalur variabel X1 (ekspansi kredit) terhadap variabel Y (financial distress) yaitu sebesar 0,066 dan koefisien jalur variabel X1 (ekspansi kredit) terhadap variabel Y (financial distress) melalui variabel X2 (arus kas) sebesar -0,346 sehingga total pengaruh ekspansi kredit terhadap finansial distress adalah sebesar -0,279. Sedangkan koefisien jalur untuk arus kas terhadap finansial distress sebesar 0,471. Dengan demikian total pengaruh ekspansi kredit dan arus kas terhadap financial distress adalah sebesar 0,192. Dari hasil penelitian menunjukkan ekspansi kredit dan arus kas berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress dimana kredit mendominasi pengalokasian dana bank pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai Ekspansi Kredit dan Arus Kas Terhadap Financial Distress pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Ekspansi kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya selalu mengalami kenaikan dari tahun 2006 hingga tahun 2013. Sedangkan Arus kas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Financial distress pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. b. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian ekspansi kredit berpengaruh signifikan
terhdap arus kas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. c. Berdasarkan hasil penelitian ekspansi kredit berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress karena jika espansi kredit meningkat maka financial distress meningkat, arus kas berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress karena arus kas berpengaruh negatif terhadap financial distress. Ekspansi kredit dan arus kas secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap financial distress karena jika ekspansi kredit dan arus kas meningkat maka financial distress meningkat pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya periode 2004-2013. 2. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari pembahasan, maka saran yang dapat penulis berikan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya perlu adanya ekspansi kredit yang lebih agar tidak terjadi financial distress pada perusahaan tersebut dan cara mempertahankannya yaitu dengan meningkatkan permintaan kredit. Kemungkinan adanya faktor lain yang mempengaruhi financial distress, maka PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya perlu meningkatkan tingkat pengembalian pinjaman sehingga tidak akan ada pinjaman tertunda yang mengakibatkan financial distress. Karena dalam penelitian ini financial distress merupakan variabel yang belum pernah diteliti dan kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi financial distress sangat sedikit. 2. Bagi peneliti selanjutnya Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lain atau dengan mengubah salah satu variabel maupun variabel lainnya. Peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek penelitian yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA Ade Suhendar 1997. Pengaruh Penyaluran Kredit Simpan Pinjam Terhadap Sisa Hasil Usaha. Skripsi. Universitas Siliwangi. Ari Fatmawati. 2008 Pengaruh Pemberian Kredit Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Usaha. Skripsi. Universitas Siliwangi. Bambang, Riyanto, 2000. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Catatan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Dahlan Siamat, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hafy Pitoyo, 2008. Kamus Istilah Perbankan. Perpustakaan Nasional. Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara : Jakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Irianti, Tjiptowati Endang. 2008. Pengaruh Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi Terhadap Harga dan Return Saham. Universitas Diponegoro Semarang Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers Nirwana sitepu. 2008. Path Analysis. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sugiono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Kelima Bandung : Alfabet. Teguh Pudjo Muljono. 1999. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jakarta : Djambatan.
_____, 2001, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, Edisi Keempat, Yogyakarta, Penerbit BPFE. Wensheng, 2003. The Business Cycle. Oxford. Perpustakaan Pusat UGM Yogyakarta. www.economicsjunkie.com/credit-expansionpolicy/ Nima, October 2007, Tri Monetary Economics