PENGARUH KREDIT MODAL KERJA DAN KREDIT BERMASALAH TERHADAP ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (Studi Kasus Pada PT. Bank Rakyat Indonesia. Tbk) Bella Afrilla Zulkarnaen (113403095) E-mail:
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Kredit Modal Kerja, Kredit Bermasalah, dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi, (2) Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Kredit Bermasalah, (3) Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi, (4) Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi, (5) Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan skala pengukuran rasio. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Kredit Modal Kerja setiap tahunnya mengalami kenaikan dan bersifat fluktuatif, Kredit Bermasalah setiap tahunnya mengalami penurunan dan bersifat fluktuatif, dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi setiap tahunnya berfluktuatif, (2) Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah secara parsial berpengaruh secara signifikan, (3) Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi secara parsial berpengaruh tetapi tidak signifikan, (4) Pengaruh Kredit Bermasalah dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi secara parsial berpengaruh tetapi tidak signifikan, dan (5) Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi secara simultan berpengaruh tetapi tidak signifikan.
Kata kunci : Kredit Modal Kerja, Kredit Bermasalah, Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ABSTRACT This study aims at knowing; 1) Working Capital Loan, Non-Performing Loans, and Net Cash Flow of Operating Activities; The Influence of; 2) Working Capital Loans on Non Performing Loans; 3) Working Capital Loans on Net Cash Flow of Operational Activities; 4) Non Performing Loans Against Net Cash Flows of Operating Activities; 5) Working Capital Loans and Non-Performing Loans to net cash flows from Operating Activities. The method used in this study was descriptive analysis and Also a case study approach. This study was analysed by path analysis (path analysis) with the ratio measurement scale. The results showed that (1) Working Capital Loan has annually increased and fluctuated. NonPerforming Loans has annually decreased and fluctuated, and net cash flow from operating activities fluctuates every year. (2) Working Capital Loans and Non-Performing Loans has partially influenced significantly, (3) The Influence of Working Capital Loan and Net Cash Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 1
Flow from operating activities has partially influenced insignificantly, and (5) The Influence of Working Capital Loan and Non Performing Loans on Cash Flow Net Operating Activities have simultaneously influenced insignificantly. Keyword : Working Capital Loan, Non Performing Loans, Net Cash Flows from Operating Activities. PENDAHULUAN Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda-beda, hal ini tentu saja termasuk negara Indonesia. Semakin maju dan berkembang suatu perekonomian suatu bangsa tidak akan terlepas dari kegiatan ekonominya yang akan berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia bisnis. Dalam era globalisasi ini diharapkan Indonesia mampu memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan daya saing dalam dunia bisnis agar mampu menyiapkan kompetisi dan wawasan baru sehingga tetap terjaga eksistensinya dalam pasar global. Dalam era globalisasi ini perkembangan dunia usaha dan teknologi semakin pesat, hal ini merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya persaingan antar orang maupun perusahaan. Mereka berlomba untuk meningkatkan usahanya walaupun dana yang mereka punya tidak mencukupi, sehingga mereka datang ke bank untuk meminjam dana dalam bentuk kredit. Bank menyediakan suatu kredit khusus untuk modal usaha. Kredit modal kerja atau usaha ini diberikan dalam jangka waktu maksimal satu tahun. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit adalah kegiatan utama bank, semakin besar jumlah kredit yang diberikan maka semakin besar keuntungan yang akan didapat oleh bank. Semakin besar jumlah kredit yang diberikan maka semakin besar pula resiko yang akan dihadapi oleh bank tersebut, dan akan berdampak pada tingkat kredit bermasalah. Kredit bermasalah menggambarkan situasi dimana persetujuann pengembalian kredit mengalami resiko kegagalan, bahkan menunjukkan bahwa bank akan memperoleh kerugian yang potensial. Selain itu kredit bermasalah yang terjadi dapat pula memberikan dampak terhadap kemampuan bank untuk menghasilkan laba dan laba tersebut diperoleh dari penyaluran kredit. Munculnya kredit bermasalah disebabkan oleh beberapa faktor dimana kesalahan bank dan atau nasabah itu sendiri. Kredit bermasalah dalam jumlah besar akan mengalami berbagai macam kesulitan operasional. Adapun kesulitan operasional yang mungkin terjadi akibat adanya kredit bermasalah adalah sulitnya memenuhi keperluan operasi bank seharihari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah, penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban lainnya yang harus segera dibayar. Dengan munculnya kredit bermasalah, maka tingkat arus kas pada bank akan turun atau berkurang. Bahkan jika kredit bermasalah sangat besar, maka arus kas bank terhenti dan penyaluran kredit tidak dapat terjadi. Ini dikarenakan pendapatan operasional dari pemberian kredit modal kerja tidak diterima secara penuh. Pengaruh dari terjadinya kredit bermasalah yang menyebabkan semakin rendahnya tingkat arus kas karena penerimaan kas dari penyaluran kredit tidak dibayar secara penuh menyebabkan kas yang berada di perusahaan turun atau berkurang. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung adanya kredit bermasalah akan mempengaruhi suatu laporan keuangan yang ada di bank.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 2
Dalam sebuah kegiatan usaha bank, laporan keuangan sangat membantu dalam kegiatan usahanya yaitu untuk membandingkan kinerja keuangan yang ada pada bank tersebut. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih bank, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas dan setara kas dapat memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flows). Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi bank karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Bank dalam melakukan kegiatan operasinya tidak terlepas dari aliran dana berupa kas dan dapat digambarkan sebagai suatu proses yang bersifat secara terus-menerus. Dalam arus kas terdapat arus kas masuk, arus kas keluar, dan setara kas. Arus kas masuk yaitu arus kas yang mengakibatkan terjadi penerimaan kas dan arus kas keluar yaitu arus kas yang mengakibatkan pengeluaran kas. Dalam hal ini laporan arus kas yang lebih ditekankan adalah dalam laporan arus kas operasi, dimana laporan arus kas ini merupakan laporan arus kas dari aktivitas penghasill utama pendapatan perusahaan yang mempengaruhi laba bersih. Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (Standar Akuntansi Keuangan No. 2: 2009). Kredit modal kerja dan besarnya kredit bermasalah yang akan ditanggung pihak bank akan mempengaruhi laporan arus kas. Dalam penelitian ini aktivitas operasi menjadi salah satu indikator dependen dari kedua faktor yang mempengaruhi laporan arus kas. Dikarenakan aliran kas dari aktivitas operasi merupakan aliran kas masuk dan kas keluar dari perusahaan. Aktivitas operasi merupakan aliran kas yang akan melaporkan dan mengidentifikasi semua pengeluaran bank yang berkaitan dengan operasional proyek. Seperti biaya umum, administrasi, dan penerimaan atau pembayaran bunga. Kegiatan perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama bank, sehingga pendapatan bunga dari kredit tersebut dapat mempengaruhi arus kas dari aktivitas operasi, yang mana arus kas dari aktivitas operasi berhubungan dengan aktivitas utama penjualan suatu produk atau jasa yang ada dalam kredit merupakan aktivitas utama dalam kegiatan operasional bank. Tetapi dalam melaksanakan rangkaian kegiatan kredit tersebut bank juga tidak terlepas dari resiko kredit bermasalah yang dihadapi, karena jumlah kas yang seharusnya diterima tidak sesuai dengan yang semestinya sehingga akan mengurangi jumlah arus kas masuk dari aktivitas operasi. PT. BRI. Tbk. adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya PT. BRI. Tbk. didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei AriaWirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). PT. BRI. Tbk. adalah bank yang menerima simpanan dan pinjaman, termasuk pinjaman kredit, antara lain kredit modal kerja, kredit agunan kas, kredit investasi, dan lain sebagainya. Bank memberikan pinjaman kredit dengan tujuan untuk menambah penghasilan Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 3
bank itu sendiri. Tetapi dari kegiatan perkreditan yang disalurkan oleh pihak bank juga dapat menimbulkan kredit bermasalah atau kredit macet yang diakibatkan kegagalan bayar untuk melunasi kewajiban berupa pembayaran tunggakan pokok dan bunganya, sehingga arus kas akan mengalami penurunan dan berdampak pada arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. BRI. Tbk.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh Nazir, 2003: 54). Metode studi kasus yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum (Moh. Nazir, 2003: 57). Operasionalisasi Variabel Berdasarkan judul penulis dalam melakukan penelitian, terdapat satu variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu : 1. Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi dan tidak tergantung pada variabel lain atau variabel yang berdiri sendiri. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah: 1) Kredit Modal Kerja (X1) 2) Kredit Bermasalah (X2) 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Disini yang menjadi variabel dependen adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi (Y). Untuk memperjelas variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Definisi Operasional
Kredit Modal Kerja (X1)
Fasilitas kredit jangka pendek yang diberikan dalam mata uang
Indikator Besarnya kredit yang diberikan kepada
Ukuran
Skala
Rupiah
Rasio
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 4
rupiah maupun valuta asing untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun. Kredit modal kerja dimana kredit yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu perusahaan, digunakan untuk menunjang perputaran usahanya. (Maryanto Supriyono, 2011: 94)
perseorangan atau badan usaha dalam jangka waktu yang ditentukan
Kredit Bermasala h (X2)
Suatu keadaan dimana Rasio NPL (Non Persen nasabah sudah tidak Performing Loan) (%) sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah dijanjikannya. (Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, 2002: 462) Arus Kas Arus kas dari aktivitas Besarnya jumlah : Rupiah Bersih dari penghasil utama arus kas kas masuk aktivitas pendapatan -penerimaan bunga operasi perusahaan dan kredit (Y) aktivitas lain yang - penerimaan bukan merupakan operasi aktivitas investasi dan arus kas keluar - beban pajak dan pendanaan. (Standar bunga Akuntansi Keuangan.
Rasio
Rasio
- beban gaji dan upah
Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan yang telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka, menunjukkan nilai terhadap besaran variabel yang diwakilinya. Prosedur Pengumpulan Data
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 5
Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan prosedur data sebagai berikut: 1. Penelitian Lapangan (Field Research), teknik ini dilakukan untuk memperoleh data primer, yang dilakukan melalui kuesioner (questionnaires), kuesioner yang penulis ajukan kepada responden mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun variabel dependen. Penulis menggunakan kuesioner dengan pertanyaan tertutup (closed question). Kuesioner dengan pertanyaan tertutup meminta responden memilih salah satu atau mungkin beberapa jawaban dari satu set jawaban yang telah disediakan dan ditetapkan oleh peneliti (Sugiama, 2008:159). 2. Studi Kepustakaan (Library and Internet Study) Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung datadata primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari bukubuku serta referensi- referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian serta untuk diperolehnya informasi dengan tingkat reliabilitas dan validitas memadai. Responden penelitian ini terdiri dari Kepala SKPD, Kepala Bagian/Bidang, Kepala Sub-Bagian/Sub-Bidang, Bendahara, dan staf yang terlibat dalam penyusunan anggaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi melalui kuesioner. Model Penelitian Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2012: 42). Dalam hal ini, sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi” maka berikut digambarkan paradigma penelitian: X1 Y
X2 Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Keterangan: X1 = Kredit Modal Kerja X2 = Kredit Bermasalah Y = Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 6
= Faktor-faktor lain yang tidak diteliti
Teknik Analisis Data Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel bebas (independen variable) yakni, pemberian kredit (X1) dan kredit bermasalah (X2), dan variabel terikat (dependen variable) adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path anaysis). Tujuan digunakan analisa jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X. Dalam analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat. Teknik Analisis Data Untuk mengalanisis data yang diperoleh dalam rangka pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalaisis dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik parametrik yaitu dengan menggunakan statistic t-test teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi rasio atau interval dan regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh anatara variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2013:242). PEMBAHASAN Kredit Modal Kerja, Kredit Bermasalah dan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2004 - 2013 yang dijabarkan pada Tabel 4.1, nampak bahwa kenaikan pemberian kredit modal kerja tertinggi pada PT. Bank Rakyat Indonesia terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 68.681 dengan perubahan 48,6 %, hal ini disebabkan karena permintaan kredit dalam jangka waktu kurang dari satu tahun yang digunakan untuk modal kerja meningkat, sehingga menyebabkan kredit modal kerja yang diberikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 kredit modal kerja mengalami peningkatan di tahun sebelumnya, hal tersebut dikarenakan meningkatnya kualitas ekonomi global sekarang tumbuh pelaku usaha baru yang memanfaatkan produk kredit ritel PT. BRI. Tbk berupa kredit modal kerja. Selain itu rasio NPL (Non Performing Loan) yang masih terjaga kualitasnya membuat PT. BRI. Tbk memberikan kelonggaran untuk setiap nasabah dalam memberikan kredit. Pada tahun 2008 kredit modal kerja yang dikeluarkan PT. BRI. Tbk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan adanya tindakan yang dilakukan PT. BRI. Tbk untuk memperbaiki kualitas portofolio kredit ritel yang mengalami kenaikan rasio NPL (Non Performing Loan). Ada 2 jenis tindakan yang dilakukan: 1. Remidial Steps, yang bersifat ad hocs dan berjangka pendek, ditujukan untuk menurunkan tingkat kredit bermasalah yang sudah terjadi. Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 7
2. Pro Active Steps, merupakan tindakan pencegahan guna memastikan bahwa di masa depan tidak lagi terjadi perburukan kredit diatas batas kenormalan bisnis. Jadi dapat disimpulkan penurunan terjadi karena PT. BRI. Tbk lebih menjaga kualitas kreditnya dengan cara meminimalisir pemberian kredit modal kerja pada tahun 2008. 2. Kredit Bermasalah Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2004 – 2013 yang dijabarkan pada Tabel 4.2, nampak bahwa non performing loan yang berhasil dihimpun di setiap tahunnya sangat fluktuatif. Kenaikan kredit bermasalah tertinggi pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 4,81 % hal ini disebabkan karena permintaan kredit meningkat yang menyebabkan pemberian kredit mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Dengan besarnya presentase non performing loan, maka akan mempengaruhi kesehatan bank itu sendiri, karena terjadinya non performing loan itu sendiri disebabkan karena tidak terbayarnya kewajiban dari debitur yang telah sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Penurunan kredit bermasalah terendah adalah pada tahun 2013 yaitu sebesar 1,55 %, hal ini disebabkan karena lalu lintas jasa pembayaran kredit sedikit lancar sehingga kredit bermasalah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya Ada beberapa kebijakan dan langkah yang dilakukan PT. BRI. Tbk dalam mengurangi NPL (Non Performing Loan): 1. Penerapan Manajemen Risiko Kredit Hal ini dimaksudkan untuk menilai risiko kredit yang melekat pada pelaksanaan pemberian kredit guna meningkatkan efektivitas prudential banking. Penerapannya meliputi penetapan limit risiko, sistem informasi, pengawasan aktif pengurus bank dan sistem pengendalian intern. 2. Penetapan Limit Merupakan batas dari potensi kerugian yang mampu diminimalisir oleh bank. 3. Identifikasi risiko kredit. 4. Pengukuran risiko kredit. 5. Pemantauan risiko kredit. 6. Pengendalian risiko kredit dan sistem pengendalian intern. 3. Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2004 – 2013 yang dijabarkan pada Tabel 4.3, nampak bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi sangat bervariatif. Berdasarkan data yang didapat arus kas bersih dari aktivitas operasi tertinggi pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 415,49% atau sebesar Rp. 54.335 (dalam miliar rupiah). Penurunan arus kas bersih dari aktivitas operasi terendah adalah pada tahun 2005 yaitu 0,47% atau sebesar Rp. 5.312 (dalam miliar rupiah). Komponen arus kas operasi: 1. Penerimaan bunga 2. Hasil investasi 3. Provisi Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 8
4. Pembayaran bunga dan pajak 5. Pembayaran karyawan 6. Penerimaan pajak Pada tahun 2006 terjadi peningkatan arus kas, ini dikarenakan selama tahun 2006 penghimpunan dana pihak ke 3 (tiga) PT. BRI. Tbk meningkat sebesar 13,27% dan simpanan meningkat sebesar 13,36% dari tahun sebelumnya. Dengan total pemberian kredit yang meningkat sebesar 19,53% dari tahun sebelumnya. Dilihat dari situasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas dalam bentuk bunga akan meningkat yang berdampak pada meningkatnya laba operasi. Selain itu muncul pembayaran bunga atas simpanan dari masyarakat sehingga pada tahun 2006 total arus kas dari kegiatan operasi akan meningkat dengan sendirinya dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan nilai dari arus kas bersih aktivitas operasi. Berdasarkan data yang diperoleh penurunan tersebut diakibatkan karena menurunnya nilai tukar rupiah untuk mata uang asing sehingga mengganggu aktivitas perekonomian dan bisnis internasional. Sehingga arus kas masuk untuk aktivitas operasi ikut terganggu. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan arus kas bersih dari aktivitas operasi yang sangat mencolok. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan pendapatan sehingga PT. BRI. Tbk dapat memperbaiki Cost Effeciency Ratio. Selain itu jumlah beban penyisihan penghapusan aset produktif mengalami penurunan sebesar 30,11% sehingga kualitas aset produktif semakin membaik. Hal lain yang menjadi faktor peningkatan arus kas bersih aktivitas operasi adalah adanya peningkatan dana pihak ke 3 (tiga) yaitu dalam bentuk simpanan (giro, deposito, tabungan) sebesar 13,04% dari tahun sebelumnya. Pengaruh Kredit Modal Kerja Terhadap Kredit Bermasalah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Untuk mengetahui pengaruh antara kredit modal kerja dengan kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia. Maka dilakukan uji statistik koefesien korelasi. Koefesien korelasi ini akan menentukam tingkat pengaruh antara kredit modal kerja (X 1) dengan kredit bermasalah (X2). Dimana indikator yang digunakan kredit bermasalah adalah non performing loan yang dapat dilihat pada lampiran. X1
rX2X1= - 0,928
X2
Gambar 4.1 Nilai Koefesien Jalur Antara Variabel X1 dan X2 Hasil dari pengolahan SPSS 15.0 pada lampiran 1 (tabel standardized coefficient). Nilai koefesien beta (β) untuk pengaruh kredit modal kerja terhadap kredit bermasalah sebesar – 0,928, diperoleh koefesien determinasi (r2 X2X1) sebesar 0,86 atau 86%. Hasil ini berarti bahwa kredit modal kerja berpengaruh terhadap kredit bermasalah sebesar 86 % dan sisanya 14 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak penulis teliti. Pada kasus PT. BRI. Tbk, semakin besar kredit modal kerja yang dikeluarkan, semakin baik pula kualitas kredit yang diindikasikan dengan menurunnya rasio NPL (Non Performing Loan) dari tahun ke tahun. Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 9
Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai thitung sebesar – 7,056, sedangkan nilai ttabel t ½ α df (n-2) adalah sebesar 2,306 , sehingga -t ½ α ˂ thitung ˂ ttabel, maka Ha diterima dengan melihat nilai sig 0,000 ˂ α 0,05 yang artinya kredit modal kerja berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah. Dengan kata lain kredit modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kredit bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Setiap bank yang bergerak di bidang jasa kredit, aktivitas pemberian kredit khususnya kredit modal kerja akan menimbulkan piutang bagi bank. Oleh karena itu dengan besarnya pemberian kredit modal kerja yang semakin besar dan jika disertai dengan tingkat pengembalian yang bermasalah maka kemungkinan akan menimbulkan kredit bermasalah yang semakin besar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya berdasarkan data yang diambil dari PT. BRI. Tbk mengindikasikan bahwa setiap kredit modal kerja yang dikeluarkan oleh bank diikuti dengan menurunnya rasio NPL rata-rata sebesar 2,56%. Pengawasan internal dan pengendalian pemberian kredit langsung kepada nasabah menjadi faktor terjaganya kualitas kredit PT. BRI. Tbk. Kasmir (2013: 120) mengemukakan bahwa jumlah kredit modal kerja yang diberikan dapat berpengaruh terhadap kredit bermasalah. Karena semakin besar jumlah kredit modal kerja yang diberikan maka semakin besar pula resikonya. Dan sebaliknya jika jumlah kredit modal kerja yang diberikan sedikit, maka tingkat resiko kredit bermasalah akan berkurang. Pengaruh Secara Parsial Antara Kredit Modal Kerja Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Untuk mengetahui pengaruh kredit modal kerja terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi bank dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Dimana pengaruh tersebut dapat dilihat dari Tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara X1 Terhadap Y No.
Pengaruh Langsung
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
1. Y X1 Y =
ρ
2
0,0112
YX1
= (0,106)² (ρyx1.ρX2X1. ρyx2) + (ρyx2.ρX2X1. ρyx1) (0,106 x -0,928 x -0,339) + (-0,339 x -0,928 x 0,106) = 0,0666 Total pengaruh X1 terhadap Y
0,0666
0,0778
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 10
Berdasarkan hasil perhitungan menunjukan bahwa besarnya total pengaruh kredit modal kerja secara parsial terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi bank sebesar 0,0778. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS 15.0 (tabel coefficient) besarnya pengaruh kredit modal kerja (X1) terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi (Y) diperlihatkan oleh koefesien beta (β) atau koefesien standar (standarized coefficients) sebesar 0,106. Koefesien determinasinya sebesar 0,0112 atau 1,1 %. Hasil ini berarti bahwa kredit modal kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. berpengaruh terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar 1,1 % dan sisanya 98,9 % dipengaruhi oleh faktor lain selain kredit modal kerja yang lebih besar. Faktor lain seperti loan to deposit, biaya operasional dan pendapatan operasional, cash ratio, net interest margin dan lain-lain. Dengan kriteria tolak Ho, thitung ˃ ttabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran dengan koefesien beta (β) = 0,106, diperoleh thitung sebesar 0,117 dengan mengambil taraf signifikansi sebesar 5% maka nilai ttabel t ½ α df (n-2) t sebesar 2,306 , maka terima Ho atau tolak Ha dengan melihat nilai signifikan sebesar 0,910 ˃ α = 0,05. Dengan kata lain kredit modal kerja secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Pemberian kredit modal kerja akan mempengaruhi arus kas baik berpengaruh langsung maupun tidak langsung karena di dalam arus kas terjadi kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas yang akan menghasilkan arus kas bersih dari aktivitas operasi, dari selisih penerimaan dan pengeluaran kas tersebut (Niswonger, Reeve, Fess, Warren 2004: 44). Apabila kredit modal kerja yang diberikan sedikit maka kemungkinan perusahaan untuk meningkatkan laba dari arus kas bersih akan berkurang, artinya aktivitas operasi dari perusahaan tersebut berjalan lambat. Laba inilah yang nantinya akan mempengaruhi rentabilitas bank atau dengan kata lain terdapat faktor yang dapat mempengaruhi dari luar penelitian yang tidak diteliti oleh penulis seperti pemberian kredit yang memberikan kontribusi kecil terhadap pendapatan bank, kebijakan pemerintah dalam penentuan suku bunga bank Indonesia, dan besarnya jumlah total aktiva yang tidak sebanding dengan laba yang dihasilkan. Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah Secara Simultan Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Untuk mengetahui pengaruh kredit modal kerja dan kredit bermasalah secara simultan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi, maka sebagaimana hasil perhitungan masing-masing variabel pada pengaruh parsial, dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai pengaruh-pengaruh parsial yaitu 0,0112 + 0,1149, sehingga diperoleh nilai sebesar 0,1261 atau sebesar 12,6 %. Jadi total pengaruh kredit modal kerja dan kredit bermasalah terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi secara simultan adalah sebesar 12,6 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 11
Tabel 4.6 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antar Variabel
Pengaruh Langsung
Variabel
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
ρ
X1
2
YX1
0,0112
= (0,106)² = 0,0112
Total pengaruh X1 terhadap Y X2
(ρyx1.ρX2X1. ρyx2) + (ρyx2.ρX2X1. ρyx1) (0,106 x -0,928 x -0,339) + (-0,339 x -0,928 x 0,106) = 0,0666
0,0666
0,0112 + 0,0333
0,0778
ρ
2
YX 2
= (- 0,339)² = 0,1149 Total pengaruh X2 terhadap Y Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh Residu
-
0,1149
0,1149 0,193 atau 19,3 % 0,807 atau 80,7 %
Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara kredit modal kerja dan kredit bermasalah terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 15.0. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dimana (ρYX1X2) yaitu sebesar 0,439 dan nilai koefesien determinasi (0,439)2 = 0,193 atau 19,3 %. Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh Fhitung sebesar 0,836 dengan kriteria penerimaan Ho Fhitung ˂ Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan α sebesar 5%, maka dari itu tabel distribusi F-snedecor diperoleh F α ;k : (n-k-1) = 10-2-1 adalah 4,74 sehingga Fhitung ˂ Ftabel, maka menerima Ho atau cukup melihat sig F yaitu 0,472 yang artinya lebih besar dari 0,05. Dikarenakan 0,836 lebih kecil dari 4,74 dan sig F sebesar 0,472, maka Ho diterima atau dengan kata lain kredit modal kerja (X1) dan kredit bermasalah (X2) secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi bank (Y) sebesar 0,193 atau 19,3%. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan kredit modal kerja dan kredit bermasalah mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Ketidaksignifikannya bisa terjadi karena baik kredit modal kerja maupun kredit bermasalah itu sendiri bukanlah suatu faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi perolehan laba suatu bank, melainkan faktor lain seperti loan to deposit, net interest margin, perputaran aktiva, penekanan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh bank yang berkaitan dengan kegiatan operasional dan lain-lain.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 12
Kredit modal kerja yang termasuk dalam kredit menengah adalah kredit dengan besar pinjaman antara Rp. 5 miliyar sampai dengan Rp. 50 miliyar. Kredit modal kerja memiliki proporsi yang terus bertambah dari tahun ke tahunnya dari total pemberian kredit yang diberikan PT. BRI. Tbk sebagai gambaran pada 5 tahun terakhir proporsi kredit modal kerja terus mengalami pengingkatan seiring dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia dan global ke arah yang lebih positif. 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
20,3 13,8
16,5 94
13,8 14,9 57,2
62,4
75,6
75,6
Menengah Komersial Ritel konsumen
51,4
55,8
61,5
73,9
41,1 2009
2010
2011
2012
2013
(data diperoleh dari annual report PT.BRI.Tbk) Gambar 4.2 Proporsi Pemberian Kredit PT.BRI.Tbk Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut (kredit modal kerja dan kredit bermasalah) mempunyai pengaruh besar tetapi tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasional bank. Semakin besar kredit modal kerja yang diberikan dan dimiliki oleh bank dan kemungkinan semakin besar kredit bermasalah, jika pengembalian kredit tidak lancar maka kemampuan bank dalam menghasilkan laba, atau dengan kata lain arus kas bersih dari aktivitas operasional bank akan semakin menurun. Oleh karena itu bank harus mengelola kredit dengan baik dan memberikan kredit secara efektif dan efisien, karena didalam menjalankan operasi sehari-harinya bank harus meningkatkan pendapatannya. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1,dan variabel X2 terhadap Y dapat dilihat sebagai berikut : X1
YX1 = 0,0445 Y
rX2X1=0,861 X2
YX2 = 0,1149
Y = 0,8406
Gambar 4.3 Nilai Koefesien Jalur Antara Vaiabel X1, X2 dengan Y
v v
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 13
Keterangan : X1 = Kredit Modal Kerja X2 = Kredit Bermasalah Y = Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi YX1 = Koefisien jalur antara variabel X1 terhadap Variabel Y
YX 2
= Koefisien jalur antara variabel X2 terhadap Variabel Y = Koefisien jalur X2 terhadap X1 = Faktor lain yang mempengaruhi tetapi tidak diteliti oleh penulis.
rX2x1 ɛ PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. mengenai pokok Pembahasan “Pengaruh Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah Terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi”, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
2.
3.
-Perkembangan Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2004 2013 setiap tahunnya berfluktuatif dan secara global mengalami peningkatan, hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan Pemberian Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hal ini disebabkan karena permintaan kredit dalam jangka waktu kurang dari satu tahun yang digunakan untuk modal kerja meningkat, sehingga menyebabkan kredit modal kerja yang diberikan mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya. -Perkembangan Kredit Bermasalah pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. tahun 2004 2013 setiap tahunnya cenderung mengalami penurunan dan berfluktuatif, hal ini tercermin dari jumlah kredit bermasalah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Hal tersebut dikarenakan 2 faktor, yaitu internal dan eksternal. Tingkat pengawasan kredit dari bank dan pengendalian kredit yang dilakukan pihak bank terhadap calon kreditur dilakukan dengan sebaik-baiknya, hal tersebut merupakan faktor internal yang mempengaruhi penurunan rasio Non Performing Loan. Dan faktor eksternalnya yaitu ekonomi global berjalan lancar dan tidak ada kebijakan pemerintah yang merugikan investor atau pengusaha. -Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. periode 2004 2013 setiap tahunnya berfluktuatif, hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kredit Modal Kerja memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh signifikan terhadap Kredit Bermasalah. Hal ini terjadi karena jumlah kredit modal kerja yang diberikan setiap tahunnya semakin meningkat dan jumlah kredit bermasalah juga mengalami kenaikan dengan beberapa faktor yang mampu menekan kenaikan non performing loan dan penurunan di setiap tahunnya dengan disertai tingkat pengembalian yang tidak lancar sehingga menimbulkan kredit bermasalah. -Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit modal kerja berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Hal tersebut karena arus kas masuk lebih didominasi oleh penerimaan bunga, hasil investasi dan provisi/komisi. Sedangkan arus kas keluar lebih besar digunakan untuk pembayaran Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 14
4.
beban bunga bank itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh kredit modal kerja pada arus kas bersih aktivitas operasi sangat kecil, karena penerimaan bunga dari kredit investasi dan konsumtif lebih dominan dan berpengaruh pada aktivitas arus kas operasional daripada kredit modal kerja itu sendiri. -Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit bermasalah berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Hal ini disebabkan terjadi fluktuasi setiap tahun pada jumlah kredit bermasalah sehingga mempengaruhi perputaran arus kas. Dengan munculnya kredit bermasalah dana yang telah diberikan bank kepada debitur untuk jangka waktu tertentu tidak kembali kepada bank sesuai dengan perjanjian kredit, sehingga tingkat pengembalian yang menghasilkan penerimaan bunga terganggu. Dengan demikian perputaran arus kas operasional bank terhenti dan seluruh dampak positif yang muncul dari penyaluran kredit tidak dapat terjadi. Dari hasil Uji Hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa Kredit Modal Kerja dan Kredit Bermasalah secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi. Hal ini disebabkan oleh jumlah pemberian kredit modal kerja setiap tahunnya yang semakin meningkat dan diiringi dengan fluktuasi pada jumlah kredit bermasalah yang disebabkan karena nasabah tidak dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya, sehingga arus kas kegiatan operasi terhenti dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba semakin berkurang.
Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: 1.
2.
Bagi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat berguna untuk kemajuan bank pada masa yang akan datang dalam upaya meningkatkan kredit modal kerjanya. Dalam melakukan penghimpunan dana baik yang berasal dari pinjaman antar bank ataupun dana pihak ketiga hendaknya pihak bank sudah melakukan perencanaan yang lebih matang. Begitu juga dengan kredit yang diberikan, karena proporsi kredit modal kerja dari total pemberian kredit mengalami peningkatan setiap tahunnya hendaknya pihak bank melakukan pengelolaan dan pengalokasian kredit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan nasabah, hal tersebut untuk meningkatkan kualitas kredit dan mengurangi resiko dari pemberian kredit modal kerja yang meningkat setiap tahunnya. Bagi Penelitian Selanjutnya Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lain atau dengan mengubah salah satu variabel maupun variabel lainnya. Peneliti selanjutnya hendaknya mengarahkan penelitian pada objek penelitian yang lebih luas.
.
Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 15
DAFTAR PUSTAKA Ananda Teresia, Kredit macet pegawai BRI ditahan, http://www.tempo.co/read/news/2012/02/23/063386065/Kredit-Macet-Rp-335-MiliarPegawai-BRI-Ditahan, 23 Februari 2012. Dwi, Prastowo Darminto. 2014. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YPKN. Goelanz Saw, Laporan arus kas (cash flow statement), http://goelanzsaw.blogspot.com/2013/02/laporan-arus-kascash-flow-statement.html, 11 Februari 2013. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2013. Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Maryanto, Supriyono. 2011. Buku Pintar Perbankan, Yogyakarta: CV. Andi Offset. Masyhud. Ali. 2004. Asset Liability Management, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Mochammad, Nazir. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia Niswonger, Reeve, Fess, Warren. 2004. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilan Belas, Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Ria, Ristiany. 2009. Kredit Yang Diberikan Terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Pada PD. BPR Bank Pasar I Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Shanty Tindaon, Materi makalah laporan arus kas terlengkap dan terbaik, http://shantycr7.blogspot.com/2013/06/materi-makalah-laporan-arus-kas.html, 19 Juni 2013. Sofyan, Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persaja. Tri, Heryani. 2014. Pengaruh Kredit Yang Diberikan Terhadap Resiko Kredit Dan Dampaknya Pada Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Wita, Anggraeni. 2009. Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Modal Kerja dan Dampaknya Terhadap Profitabilitas pada PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Yuniar Haryati, Tujuan fungsi manfaat dan jenis kredit, http://yuniarharya.blogspot.com/2013/04/tujuan-fungsi-manfaat-dan-jeniskredit.html, 29 April 2013. Jurnal Akuntansi 2015 Universitas Siliwangi | 16