PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN TERHADAP RESIKO KREDIT DAN DAMPAKNYA PADA ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI (Sudi Kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)
TRI HERYANI 103403040 Bidang Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit dan Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi, (2) Bagaimana pengaruh secara parsial Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi, (3) Bagaimana pengaruh secara simultan Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, dimana teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data dengan SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa: (1) Kredit Yang Diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap Resiko Kredit, (2) Kredit Yang Diberikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi, (3) Resiko Kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi, (4) Kredit Yang Diberikan dan Resiko Kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi. Kata kunci: Kredit Yang Diberikan, Resiko Kredit, dan Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi. PENDAHULUAN Setiap negara mempunyai sistem perekonomian yang berbeda-beda, hal ini tidak terlepas juga bagi negara Indonesia. Semakin maju dan berkembang suatu perekonomian suatu bangsa tidak akan terlepas dari kegiatan ekonominya yang akan berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia bisnis. Dalam era globalisasi ini diharapkan Indonesia mampu memperbaiki dan menjaga daya saing dalam dunia bisnis agar mampu menyiapkan kompetisi dan wawasan baru sehingga tetap terjaga eksistensinya dalam pasar global. Dampak krisis ekonomi yang berkelanjutan, maka semakin banyak sumber penyedia dana keuangan guna untuk membiayai kegiatan bisnisnya tersebut. Oleh karena itu lembaga penyedia keuangan dan yang sering di sebut bank merupakan badan
1
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 ). Disamping menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan, bank juga memberikan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit (Standar Akuntansi Keuangan, 2009: 31). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank, semakin besar jumlah kredit yang diberikan maka semakin besar keuntungan yang akan didapat oleh bank begitu juga dengan resiko yang akan dihadapi oleh bank tersebut. Karena dalam setiap penyaluran kredit terdapat risiko kredit yang melekat yang jika tidak mampu meminimalisirnya akan berdampak pada tingkat kredit bermasalah perbankan. Dalam penyaluran kreditnya, bank harus siap menghadapi resiko kredit yang menyebabkan kredit tersebut menjadi bermasalah. Kredit bermasalah menggambarkan suatu situasi dimana persetujuan pengembalian kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan menunjukkan bahwa bank akan memperoleh rugi yang potensial. Selain itu kredit bermasalah yang terjadi dapat pula memberikan dampak terhadap kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Dimana salah satu kemampuan bank dalam menghasilkan laba tersebut dapat diperoleh dari penyaluran kredit. Resiko kredit didefinisikan sebagai kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Fery N Idrus dan Sugiarto, 2006: 79). Munculnya kredit bermasalah disebabkan oleh beberapa faktor diantara kesalahan bank dan atau nasabah itu sendiri. Kredit bermasalah dalam jumlah besar akan mengalami berbagai macam kesulitan operasional. Adapun kesulitan operasional yang mungkin terjadi akibat adanya kredit bermasalah adalah sulitnya memenuhi keperluan operasi bank sehari-hari termasuk untuk memenuhi semua penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah, penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban lainnya yang harus segera dibayar. Adanya resiko kredit dalam hal ini adalah kredit bermasalah akan mengurangi jumlah persediaan kas sehingga jumlah kas yang berada di bank akan sedikit, karena jumlah kas yang seharusnya diterima yang berasal dari kredit yang diberikan dan/atau
2
surat-surat berharga yang dimiliki (financial claims), misalnya obligasi, tidak dibayar secara penuh oleh pihak debitur. Dengan munculnya kredit bermasalah, maka tingkat arus kas pada bank akan semakin kecil. Bahkan jika kredit bermasalah sangat besar, maka arus kas bank terhenti dan penyaluran kredit tidak dapat terjadi. Ini dikarenakan pendapatan operasional dari pemberian kredit sangat kecil karena kas yang seharusnya diterima oleh bank dari penyaluran kredit tidak diterima secara penuh. Pengaruh dari terjadinya kredit bermasalah yang menyebabkan semakin rendahnya tingkat arus kas karena penerimaan kas dari penyaluran kredit tidak dibayar secara penuh menyebabkan kas yang berada di bank sangat sedikit. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung adanya resiko kredit akan mempengaruhi suatu laporan keuangan yang ada di bank. Dalam sebuah kegiatan usaha bank laporan keuangan sangat membantu dalam kegiatan usahanya yaitu untuk membandingkan kinerja keuangan yang ada pada bank tersebut. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih bank, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan bank dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dan arus kas masa depan (future cash flow). Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi bank karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Bank dalam melakukan kegiatan operasinya tidak terlepas dari aliran dana berupa kas dan dapat digambarkan sebagai suatu proses yang bersifat secara terusmenerus. Dalam arus kas terdapat arus kas masuk, arus kas keluar dan setara kas. Arus kas masuk yaitu arus kas yang mengakibatkan terjadi penerimaan kas dan arus kas keluar yaitu arus kas yang mengakibatkan pengeluaran kas. Dalam hal ini laporan arus kas yang lebih ditekankan adalah dalam laporan arus kas operasi, dimana laporan arus kas ini merupakan laporan arus kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan yang sangat mempengaruhi laba bersih. Arus kas dari aktivitas operasi adalah arus kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
3
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (Standar Akuntansi Keungan No.2: 2009). Kegiatan perkreditan merupakan rangkaian kegiatan utama bank, sehingga pendapatan bunga dari kredit tersebut dapat mempengaruhi arus kas dari aktivitas operasi, yang mana arus kas dari aktivitas operasi berhubungan dengan aktivitas utama penjualan suatu produk atau jasa yang ada dalam kredit merupakan aktivitas utama dalam kegiatan operasional bank. Tetapi dalam melaksanakan rangkaian kegiatan kredit tersebut bank juga tidak terlepas dari resiko kredit bermasalah yang dihadapi, karena jumlah kas yang seharusnya diterima tidak sesuai dengan yang semestinya sehingga akan mengurangi jumlah arus kas masuk dari aktivitas operasi. Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992). Keadaan arus kas PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri cenderung mengalami pasang surut. Ketika terdapat simpanan pihak ketiga berupa simpanan deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya dengan itu maka arus kas masuk akan mengalami kenaikan. Dana yang didapat dapat dipergunakan untuk memberikan kredit kepada masyarakat. Tetapi dari kegiatan perkreditan yang disalurkan oleh pihak bank juga dapat menimbulkan masalah resiko kredit yang diakibatkan kegagalan bayar untuk melunasi kewajiban berupa pembayaran tunggakan pokok beserta bunganya yang sesuai dengan perjanjian pembayaran yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga arus kas akan mengalami penurunan dan berdampak pada arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri.
TINJAUAN PUSTAKA Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan (Standar Akuntansi Keuangan No. 31: 31.3). Dalam arti luas kredit diartikan sebagai kepercayaan. Begitu pun dalam bahasa latin kredit berarti “credere” artinya percaya. Maksud percaya bagi pemberi kredit
4
adalah percaya kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dapat dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit yakni penerima kredit mempunyai kepercayaan dari pihak kreditur sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian. Sebelum kredit diberikan, untuk meyakinkan bahwa nasabah benar-benar dapat dipercaya, maka bank terlebih dahulu mengadakan analisis kredit. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, jaminan yang diberikan serta faktorfaktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman (Kasmir, 2013: 113). Sesungguhnya resiko kerugian ini dapat dialami oleh pihak-pihak lain diluar pihak bank. Namun, bagi pihak bank terjadi resiko kredit bermasalah ini merupakan resiko yang wajar terjadi, mengingat hal tersebut terkait dengan kegiatan utamanya yaitu leanding-based business. Selain itu bank merupakan lembaga keuangan dengan tingkat laverage atau debt-equity ratio tinggi. Resiko kredit didefinisikan sebagai kerugian sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya (Fery N Idrus dan Sugiarto, 2006: 79). Istilah kas menunjukkan uang tunai dan seluruh benda dan sumber-sumber lainnya yang segera tersedia untuk memenuhi kewajiban. Arus kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan (Standar Akuntansi Keuangan, 2009 : 2).
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriftif analitis dengan pendekatan studi kasus. Yang dimaksud dengan metode deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriftif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Moh. Nazir, 2003: 54). Metode studi kasus yaitu penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan 5
dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas diatas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum (Moh. Nazir, 2003: 57). Pengujian Hipotesis 1. Penetapan Hipotesis Operasional a. Ho: ρ X 2 X1 =0 Kredit yang diberikan tidak berpengaruh signifikan terhadap resiko kredit b. Ha : ρ X 2 X1 ≠ 0 Kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap resiko kredit c. Ho : ρ YX1 = 0 Kredit yang diberikan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi d. Ha : ρ YX1 ≠ 0 Kredit yang diberikan
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi e. Ho : ρ YX2 = 0
Resiko kredit secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi f. Ha : ρ YX2 ≠ 0 Resiko kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi g. Ho : ρ YX1 = ρ X 2 X1 = 0 Kredit yang diberikan dan resiko kredit secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi h. Ha : ρ YX1 = ρ YX2 ≠ 0
Kredit yang diberikan dan resiko kredit secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi 2. Penetapan Tingkat Signifikansi Sebelum
pengujian
dilakukan,
terlebih
dahulu
harus
ditentukan
taraf
signifikansi/taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menentukan pilihan antara Ho dan Ha. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0.05 (5%). Tingkat signifikansi ini adalah tingkat yang umum digunakan untuk penelitian sosial karena dianggap cukup lekat untuk mewakili hubungan tiap variabel yang diteliti. Keyakinan dalam penelitian ini ditentukan sebesar 0.95, dengan tingkat kesalahan yang ditolelir atau
6
alpha (α) sebesar 0.05. Penentuan alpha sebesar 0.05 merujuk pada kelaziman yang digunakan secara umum dalam penelitian ilmu sosial, yang dapat dipergunakan sebagai
kriteria
dalam
pengujian
signifikansi
hipotesis
penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kredit yang diberikan PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Jenis Kredit Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
KMK
KI
KK
1.737.718.411 1.785.825.559 1.129.564.849 1.107.085.176 1.236.243.304 1.342.998.362 1.663.400.531 1.966.733.666 2.100.377.966 2.647.522.310
1.059.166.753 668.675.794 884.040.519 957.803.241 685.645.830 1.373.777.277 2.274.437.383 2.299.151.356 1.861.578.666 1.605.213.518
924.317.982 2.369.408.624 3.978.996.330 6.793.071.815 9.091.108.314 10.097.315.797 12.126.711.022 14.957.734.860 17.844.854.803 18.012.017.185
Jumlah kredit yang diberikan 3.721.203.146 4.823.909.977 5.992.601.698 8.857.960.232 11.012.997.448 12.814.091.436 16.064.548.936 19.223.619.882 21.806.811.435 22.264.753.013
Perubahan
1.102.706.831 1.168.691.721 2.865.358.534 2.155.037.208 1.801.093.990 3.250.457.500 3.159.070.950 2.583.191.550 457.941.580
(Sumber: Data Primer PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya )
Kredit yang diberikan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya setiap tahunnya mengalami peningkatan. Kredit terbesar yang disalurkan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 22.264.753.013,00 dan kredit terendah yang disalurkan terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp. 3.721.203.146,00. Sedangkan perubahan tertinggi atas kredit yang diberikan terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 3.623.193.074,00 dan perubahan terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 457.941.580,00
Non Performing Loan PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Non Performing Loan 3,97 % 4,86 % 3,97 % 2,13 % 1,68 %
7
Perubahan 0,89% -0,89% -1,84% -0,45%
2009 2010 2011 2012 2013
2,52 % 1,78 % 1,75 % 1,96 % 3,34%
0,84% -0,74% -0,03% 0,21% 1,38%
(Sumber: Data Primer PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya )
Resiko kredit (non performing loan) terbesar terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 4,86% dan resiko kredit terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 1,68%. Sedangkan perubahan tertinggi atas resiko kredit (non performing loan) pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya terjadi pada tahun 2007 sebesar 1,84% dan perubahan terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,03%. Dengan demikian, resiko kredit yang terjadi setiap tahunnya mengalami fluktuasi sebagai akibat dari keterlambatan kreditur melunasi kewajibannya beserta bunganya setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Arus kas bersih dari aktivitas operasi PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Tahun 2004-2013 Tahun
Arus Kas bersih dari aktivitas operasi 1.540.642.153 2.288.487.782 189.120.834 (541.733.579) (3.021.863.584) 647.364.477 1.922.328.356 1.863.375.795 363.048.145 4.321.847.192
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 (Sumber:
Data
Primer
PT.
BPR
Mitra
Kopjaya
Perubahan 747.845.629 (2.099.366.948) (730.854.413) (2.480.130.005) 3.669.228.061 1.274.963.879 (58.952.561) (1.500.327.650) 3.958.799.047 Mandiri
Manonjaya
Tasikmalaya)
Arus kas bersih dari aktivitas operasi tertinggi yang diperoleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya tahun 2013 sebesar Rp. 4.321.847.192,00 dan arus kas bersih terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar -Rp. 3.021.863.584,00. Perubahan terbesar pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 3.958.799.047,00 dan perubahan terendah
terjadi
pada
tahun
2011
8
yaitu
sebesar
Rp.
58.952.561,00
Pengaruh Kredit Yang Diberikan Terhadap Resiko Kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Untuk mengetahui pengaruh kredit yang diberikan terhadap resiko kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya, maka dilakukan uji statistik koefisien jalur. Koefisien jalur ini akan menentukan pengaruh antara kredit yang diberikan dengan resiko kredit. Indikator yang digunakan untuk kredit yang diberikan adalah jumlah kredit yang diberikan dan resiko kredit dengan indikator jumlah kredit bermasalah (non performing loan) yang dihimpun bank. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui nilai ρx1x2 adalah -0,597 sehingga didapatkan R Square 0,357 atau 35,7% yang menunjukkan besarnya pengaruh kredit yang diberikan terhadap resiko kredit. Hal ini berarti bahwa kredit yang diberikan terhadap resiko kredit teruji, artinya kredit yang diberikan berpengaruh terhadap resiko kredit. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,068 dengan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 0,05), dengan demikian pengaruh kredit yang diberikan terhadap resiko kredit tidak signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.0 diperoleh thitung sebesar -2,107 dengan tingkat keyakinan 95% maka diperoleh ttabel sebesar 1,860. Dengan menggunakan kaidah penerimaaan Ho jika t hitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung > ttabel maka -2,107 < 1,860 atau thitung < ttabel. Oleh karena itu Ho diterima sehingga menunjukkan bahwa kredit yang diberikan berpengaruh tidak signifikan terhadap resiko kredit. Hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya dari Ade Nunung N (2002) bahwa kredit yang diberikan berpengaruh terhadap resiko kredit. Hal tersebut juga sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada PT. BPR Mitra Kopjaya mandiri Manonjaya Tasikmalaya yaitu apabila jumlah kredit yang diberikan meningkat maka resiko kredit juga meningkat tetapi non performing loan tersebut tidak membahayakan bank karena non performing loan selama periode 2004-2013 masih dibawah batas maksimal yaitu 5%.
9
Pengaruh Kredit Yang Diberikan Terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Aktivitas Operasi Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Pengaruh kredit yang diberikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya secara parsial dapat dilihat dari indikator yang digunakan yaitu jumlah kredit yang dihimpun bank, penerimaan dan pengeluaran operasi. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0, diperoleh nilai koefisien beta (β) yaitu sebesar 0,870 dan koefisien determinasinya ( yx1)2 sebesar (0,870)2 = 0,756 atau 75,6%, hal ini berarti bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dipengaruhi oleh kredit yang diberikan. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,016 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 95% (α = 0,05), dengan demikian pengaruh antara kredit yang diberikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.0 diperoleh t hitung sebesar 3,179 dengan tingkat keyakinan 95% maka diperoleh t tabel sebesar 1,860. Dengan menggunakan kaidah penerimaaan Ho jika t hitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung > ttabel maka 3,179 > 1,860 atau thitung > ttabel. Oleh karena itu Ho ditolak sehingga menunjukkan bahwa kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Ria Ristiani (2009) bahwa kredit yang diberikan berpengaruh siginifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Hal ini juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Niswonger, Reeve, Fess, dan Warren (2004: 44) bahwa pemberian kredit akan mempengaruhi laporan arus kas baik berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung karena, di dalam arus kas terjadi kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas yang akan menghasilkan arus kas bersih dari aktivitas operasi.
10
Pengaruh Resiko Kredit Terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Pengaruh resiko kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya secara parsial dapat dilihat dari indikatornya yaitu kredit bermaslah yang dihimpun bank (non performing loan). Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 16.0 untuk analisis jalur, koefsien beta (β) untuk resiko kredit terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi adalah sebesar 0,938 dan koefisien determinasinya ( yx2)2 sebesar (0,938)2 = 0,879 atau 87% yang berarti bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dipengaruhi oleh resiko kredit. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,011 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 95% (α = 0,05), dengan demikian pengaruh antara resiko kredit terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan perhitungan SPSS versi 16.0 diperoleh thitung sebesar 3,426 dengan tingkat keyakinan 95% maka diperoleh ttabel sebesar 1,860. Dengan menggunakan kaidah penerimaaan Ho jika thitung < ttabel dan penolakan Ho jika thitung > ttabel maka 3,426 > 1,860 atau thitung > ttabel. Oleh karena itu Ho ditolak sehingga menunjukkan resiko kredit berpengaruh signifikan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Siswanto Sutojo (2008: 27) bahwa resiko kredit bermasalah dapat mempengaruhi arus kas, dimana dengan munculnya kredit bermasalah dana yang telah diberikan bank kepada debitur untuk sementara atau seterusnya tidak kembali lagi kepada bank yang meminjamkannya.
Pengaruh Kredit Yang Diberikan Dan Resiko Kredit Secara Simultan Terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui besarnya pengaruh kredit yang diberikan dan resiko kredit secara simultan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F, dimana uji F ini berfungsi untuk menguji apakah kredit yang diberikan dan resiko kredit secara
11
simultan berpengaruh terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi, hasil dan pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien jalur ( yx1x2) sebesar 0,814 dan koefisien determinasinya ( yx1x2)2 sebesar (0,814)2 = 0,662 atau 66,2%. Hal ini berarti bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu kredit yang diberikan, resiko kredit secara simultan terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi adalah sebesar 66,2% dengan nilai residu 100% - 66,2% = 33,8%, yang artinya 33,8% dipengaruhi oleh faktor lain seperti perputaran piutang, tingkat suku bunga kredit, tabungan dan deposito berjangka (dana pihak ketiga) yang tidak penulis teliti lebih lanjut (Ria Ristiani, 2009). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis penelitian teruji, artinya variabel kredit yang diberikan dan resiko kredit berpengaruh terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi. Adapun untuk melihat apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak maka dilakukan perbandingan nilai perhitungan signifikansi sebesar 0,022 dengan tingkat keyakinan yang ditentukan yaitu sebesar 95% (α = 0,05), dengan demikian pengaruh antara variabel kredit yang diberikan dan resiko kredit terdahap arus kas bersih dari aktivitas operasi signifikan. Selain itu tingkat signifikansi dapat pula diukur dengan menggunakan uji F dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung > Ftabel, dan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95% (α = 0,05) maka df 1 = 2 yang diperoleh dari df1 = k-1 serta df2 = 7 yang diperoleh dari df2 = n-k-1. Maka diperoleh Ftabel sebesar 4,74 sedangkan hasil perhitungan Fhitung sebesar 6,866. Jadi Fhitung > Ftabel sehingga dapat diartikan variabel kredit yang diberikan dan resiko kredit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap arus kas bersih pada aktivitas operasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu Ria Ristiani (2009) bahwa kredit yang diberikan berpengaruh terhadap arus kas bersih dari aktivitas operasi.
SIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan dari hasil penganalisaan lebih lanjut mengenai Kredit yang diberikan terhadap resiko kredit serta dampaknya terhadap arus kas dari aktivitas operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
12
1. Kredit yang diberikan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya selalu mengalami kenaikan dari tahun 2004 hingga tahun 2013. Sedangkan Resiko kredit yang dikur dari nilai non performing loan pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan maksimum dibandingkan tahun lainnya. Disisi lain, Arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya mengalami perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Peningkatan dan penurunan terjadi karena disebabkan penambahan dana bank dari tabungan dan deposito (dana pihak ketiga), pendapatan dari angsuran kredit, pendapatan bunga, meningkatnya kredit yang diberikan kepada nasabah, pengambilan dana pihak ketiga oleh nasabah sehingga persediaan kas di bank menjadi berkurang. 2. Berdasarkan hasil perhitungan penelitian kredit yang diberikan berpengaruh tidak signifikan terhadap resiko kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. 3. Berdasarkan hasil penelitian kredit yang diberikan dan resiko kredit secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Arus kas bersih dari aktivitas operasi pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Muhammad Faisal. 2005. Manajemen Perbankan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Ali, Masyhud. 2004. Asset Liability Management, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba empat. Kasmir. 2013. Dasar-Dasar Perbankan, Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ______. 2009. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pesada.
13
Nazir, Mochammad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Niswonger, Reeve, Fess, Wareen. 2004. Prisip-Prinsip Akuntansi, Edisi Kesembilan Belas, Jilid 2, Jakarta: Erlangga. Prahara, Pramata Dan Mandala Manurung. 2004. Uang, Perbankan Dan Ekonomi Moneter (Kajian Konteksional Indonesia), Jakarta: FEUI. Salim, Dan Murdifin. 2003. Study Kelayakan Dan Investasi Proyek Dan Bisnis, Jakarta : PPM. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Intermedia. Sitepu, Nirwana. 1994. Path Analysis, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sucipto, Agus. 2010. Studi Kelayakan Bisnis, Malang: Aditya Media. Sugiarto, Ferry N. Idrus. 2006. Manajemen Resiko, Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta. ______. 2007. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta. Sutojo, Siswanto. 2008. Menangani Kredit Bermasalah. Edisi Kedua. Jakarta: Damar Mulia Pustaka. Syahrul, dkk. 2003. Kamus Akuntansi, Jakarta. Gagas Pramusindo. Undang-Undang No.10 Tahun 1998. Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun Tentang Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamidah, Yeyen. 2006. Besarnya Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas Bank Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Sukamenak Cabang Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Lestari, Ajeng Ayu. 2007. Besarnya Kredit Yang Diberikan Terhadap Rentabilitas Bank Pada PT. BPR Bali Kopjaya Mandiri, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Nunung, Ade. 2002. Pengaruh Kredit yang Diberikan Terhadap Resiko Kredit pada PT. BPR Siliwangi Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Ristiany, Ria. 2009. Kredit Yang Diberikan Terhadap Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi Pada PD. BPR Bank Pasar I Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Univesitas Siliwangi Tasikmalaya.
14
Rohimah, Mamah. 2004. Pengaruh Penyaluran Kredit Terhadap Pendapatan Operasional Pada PD. BPR PKPD Indihiang Tasikmalaya, Skripsi Akuntansi. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP. 31 Mei 2004. Tentang Kualitas Aktiva Produktif. http://www.google.com. [24 Maret 2014]. Surat Edaran Bank Indonesia No.15/43/DPNP. 21 Oktober 2013. Tentang Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat. http://www.google.com. [14 April 2014]. Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.31/147/Kep Dir.12 November 1998. Tentang Kualitas Aktiva Produktif. http://www.google.com. [24 Maret 2014]. http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-bank-dan-jenis-jenis-bank.html [21 Maret 2014]. http://kerozzi.blogspot.com/2014/01/resume-psak-no2-revisi2009-laporanaruskas.html [23 Maret 2014].
15