PENGARUH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN RISIKO KREDIT TERHADAP RENTABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)
Dewi Fitriana 083403127 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan rentabilitas, mempertinggi daya saing dan untuk mencapai laba maksimal. Perkembangan perusahaan dan laba yang dicapai perusahaan dapat digunakan sebagai ukuran terhadap keberhasilan perusahaan dalam menjalankan aktivitas yang berkenaan dengan operasinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan meneliti mengenai kredit yang diberikan, risiko kredit dan rentabilitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, sedangkan alat uji yang digunakan adalah path analisis. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kredit yang diberikan terhadap risiko kredit dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung kredit yang diberikan dan risiko kredit terhadap rentabilitas baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) kredit yang diberikan, risiko kredit dan rentabilitas setiap semesternya berfluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan, (2) kredit yang diberikan berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit, (3) kredit yang diberikan terhadap rentabilitas secara parsial berpengaruh signifikan, (4) risiko kredit terhadap rentabilitas secara parsial berpengaruh signifikan, (5) kredit yang diberikan dan risiko kredit terhadap rentabilitas secara simultan berpengaruh signifikan. Kata Kunci : Kredit yang Diberikan, Risiko Kredit dan Rentabilitas
satunya di bidang ekonomi. Perkembangan perekonomian di Indonesia semakin menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya iklim investasi dalam sektor riil. Iklim investasi yang meningkat ini menuntut kesiapan modal dari para pelaku usaha. Bank sebagai salah satu lembaga
PENDAHULUAN Sebagai negara yang melaksanakan pembangunan satu titik tombak yang dapat Indonesia menjadi bangsa Negara Indonesia telah pembangunan di berbagai
berkembang, adalah salah mengantarkan yang maju. melaksanakan bidang salah 1
keuangan, memberikan pengaruh dan kontribusi dalam peningkatan iklim investasi indonesia.
Disamping itu kredit juga merupakan jenis kegiatan penanaman dana yang sering menjadi penyebab utama suatu bank dalam menghadapi masalah besar. Maka tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mereka mengelola kredit
Pengaruh dan kontribusi bank dalam meningkatkan iklim investasi di Indonesia dapat dilihat dari fungsinya dalam pembangunan suatu negara. Fungsi bank adalah sebagai lembaga intermediasi antara pihak penyimpan dana (depositors) dengan pihak peminjam dana (borrowers). Dalam praktiknya, sektor perbankan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat untuk kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kebijakan kredit. Fungsi kredit ini yang menjadi salah satu kontribusi sektor perbankan dalam pengembangan iklim investasi di negara ini. Selain itu, kebijakan penyaluran kredit yang dilakukan oleh sektor perbankan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan laba dari salah satu usaha perbankan melalui pendapatan bunga kredit dari para debitur.
Pada dasarnya semua bisnis tidak terlepas dari resiko kegagalan. Demikian pula dengan dunia perbankan. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung resiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain kredit bermasalah (Non Performing Loan) sehingga akan mempengaruhi kinerja bank. Semakin tinggi angka pemberian kredit yang disalurkan oleh bank maka akan semakin tinggi pula resiko timbulnya kredit bermasalah, begitu pula sebaliknya. Kredit bermasalah merupakan kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar ansuran pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit. Akibatnya adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikannya sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas.
Pemberian kredit merupakan usaha pokok bank karena dengan melakukan kegiatan pemberian kredit maka bank akan memperoleh keuntungan berupa bunga kredit yang merupakan sumber Rentabilitas bank. Seperti yang dikemukakan oleh Martono (2002: 89) yaitu Rentabilitas merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Adanya kegiatan penyaluran kredit maka akan berpengaruh pada Rentabilitas bank. Jadi setiap kenaikan pemberian kredit akan diikuti oleh kenaikan Rentabilitas bank. Semakin besar kredit yang diberikan oleh bank maka diharapkan semakin tinggi tingkat Rentabilitas yang dicapai, juga sebaliknya. Jika terjadi peningkatan nilai Rentabilitas, maka manejemen bank dianggap telah menggunakan dana yang tersedia secara efisien. dan
Hal itu pula yang ditakutkan oleh pihak PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri karena semakin banyaknya kredit bermasalah maka kondisi kesehatan bank akan semakin menurun. Angka kredit bermasalah yang cukup tinggi tentu saja tidak dapat dibiarkan, karena laba yang diperoleh dari pengembalian kredit akan berkurang yang mengakibatkan sulitnya pencapaian Rentabilitas yang baik bahkan menyebabkan Rentabilitas bank menurun, sehingga sulit pula bagi bank untuk mencapai kinerja yang sehat. Rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh laba dalam waktu
Kredit menjadi sumber pendapatan keuntungan bank yang terbesar. 2
tertentu. Jika angka kredit bermasalah semakin tinggi maka Rentabilitas bank akan semakin menurun, sehingga bank tersebut terancam akan mengalami kerugian.
tinggi sehingga kinerja bank keseluruhan akan menjadi baik.
secara
Menurut Retnadi (2006: 25) hubungan NPL dan Rentabilitas yaitu, “Apabila aktiva kredit merupakan porsi dominan pada aktiva sebuah bank, maka semakin tinggi NPL kotor akan semakin menurunkan kemampuan bank di dalam menghasilkan pendapatan bunga (earning capacity)”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kenaikan NPL harus dapat ditekan oleh bank agar pendapatan mampu dicapai lebih optimal. Dengan perolehan pendapatan bunga yang optimal ini, akan mengakibatkan peningkatan pula terhadap perolehan laba (Rentabilitas).
PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri banyak diminati nasabah karena selain bunganya relatif rendah, dalam pengajuan kredit pun mudah untuk dicairkan. PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri ini bisa dikatakan sebagai bank pembangunan ekonomi pedesaan karena dilihat dari fungsinya sebagai wadah untuk menghimpun danadana masyarakat dan menyalurkan dana tersebut beserta modal yang dimilikinya kepada masyarakat yang membutuhkan kredit guna meningkatkan perusahaannya. Pemberian kredit yang disalurkan oleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri setiap tahunnya mengalami peningkatan mengingat permintaan dana dari masyarakat juga semakin lama semakin banyak, sehingga risiko kredit yang didapatkan oleh PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri juga semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang menyebabkan debitur tidak dapat membayar angsuran beserta bunganya atau melunasi hutangnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan tingkat kredit bermasalah (NPL) di bank tersebut semakin tinggi sehingga diperkirakan perolehan laba operasional tidak maksimal yang akan mempengaruhi rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri.
TINJAUAN PUSTAKA Bank sebagai lembaga intermediary berfungsi sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Dengan kata lain bank berfungsi utuk menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan kembali ke masyarakat melalui pemberian kredit. Dengan adanya kredit akan menimbulkan hubungan antara bank dengan nasabah dimana dengan pemberian kredit tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak satu sama lain. Menurut asal mulanya kata kredit berasal dari kata credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit maka berarti mereka memperoleh kepercayaan, sedangkan bagi pemberi kredit berarti memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Untuk Non Performing Loan (NPL) Bank Indonesia telah menentukan sebesar 5%. (Martono, 2002: 43). Apabila bank mampu menekan resiko NPL dibawah 5%, maka potensi keuntungan yang akan diperoleh akan semakin besar, karena bankbank akan menghemat uang yang diperlukan untuk membentuk cadangan kerugian kredit bermasalah atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Dengan semakin kecil PPAP yang dibentuk oleh bank-bank maka diharapkan Rentabilitas akan semakin
Pengertian kredit menurut Undangundang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman 3
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
kredit memiliki resiko yaitu pihak debitur gagal memenuhi kewajibannya untuk melunasi angsuran pokok kredit serta bunganya maka akan menimbulkan kredit bermasalah. Kredit bermasalah akan menyebabkan perolehan laba operasional bank tidak maksimal dan diperkirakan akan mempengaruhi tingkat rentabilitas suatu bank.
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut Retnadi (2006: 25) mengatakan hubungan NPL dan Rentabilitas yaitu, “Apabila aktiva kredit merupakan porsi dominan pada aktiva sebuah bank, maka semakin tinggi NPL kotor akan semakin menurunkan kemampuan bank didalam menghasilkan pendapatan bunga (earning capacity)”. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kenaikan NPL harus dapat ditekan oleh bank agar pendapatan mampu dicapai lebih optimal. Dengan perolehan pendapatan bunga yang optimal ini, akan mendapatkan peningkatan pula terhadap perolehan laba (Rentabilitas).
Menurut Masyud Ali (2004: 199) yang dimaksud dengan resiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita bank, terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo counterparty-nya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank. Singkatnya, risiko kredit adalah risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjamannya berikut dengan bunganya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam PSAK No. 31 (Revisi 2007) diungkapkan pengertian kredit bermasalah sebagai berikut Kredit non performing pada umunya merupakan kredit atau pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh tempo atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Kredit non performing terdiri atas kredit yang digolongkan sebagai kredit kurang lancar, diragukan dan macet.
Menurut Agnes Sawir (2005: 31) Rentabilitas adalah kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operational perusahaannya.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yaitu PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri yang berlokasi di Jl. RTA. Prawira Adinigrat No. 190 Manonjaya Tasikmalaya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini yaitu Kredit yang Diberikan, Kredit Bermasalah, dan Rentabilitas
Seperti telah dikatakan diatas bahwa pemberian suatu kredit akan memberikan keuntungan bagi bank dari pendapatan bunga yang merupakan laba operasional perusahaan, dimana laba ini dapat dijadikan alat ukur dalam perhitungan rentabilitas perusahaan, sehingga apabila keuntungan yang diperoleh besar maka diharapkan rentabilitas ekonomi yang dicapai akan menjadi tinggi. Namun karena pemberian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. 4
H04 : ρ = 0 Kredit yang diberikan dan Risiko kredit secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas . Ha4 : ρ ≠ 0 Kredit yang diberikan dan Risiko kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Rentabilitas
Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, menghitung dengan menggunakan software SPSS. Teknik yang dipakai adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh seperangkat variabel X (variabel independen) dan mengetahui pengaruh antar variabel X. Pada analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisa jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab tehadap variabel lainnya sebagai variabel terika (variabel independen).
Level of signifikan sebesar 5% atau 0,05 dengan ketentuan bahwa, bila diperoleh thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan dan pengaruh antara kredit yang diberikan dan risiko kredit (variabel bebas) dan rentabilitas (variabel terikat). Adapun dengan pengujian F yaitu bila diperoleh Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hipotesis
Kredit Yang Diberikan, Risiko Kredit dan Rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya
H01 : ρ = 0 Kredit yang diberikan tidak berpengaruh terhadap Risiko Kredit . Ha1 : ρ ≠ 0 Kredit yang diberikan berpengaruh terhadap Risiko Kredit . H02 : ρ = 0 Kredit yang Diberikan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas. Ha2 : ρ ≠ 0 Kredit yang Diberikan secara parsial berpengaruh terhadap Rentabilitas. H03 : ρ = 0 Risiko Kredit secara parsial tidak berpengaruh terhadap Rentabilitas. Ha3 : ρ ≠ 0 Risiko Kredit secara parsial berpengaruh terhadap Rentabilitas.
PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri sesuai dengan fungsinya yaitu memberikan bantuan tambahan modal kepada para pengusaha baik dalam bentuk pinjaman jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Dimana besarnya kredit yang diberikan sesuai dengan kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Besarnya Kredit yang diberikan yang telah dihimpun PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Tasikmalaya selama periode 2006 sampai 2012 adalah sebesar Rp. 120.177.974.070. Selama enam tahun ini kredit yang diberikan tiap semesternya berfluktuatif dan secara global mengalami 5
peningkatan. Hal ini terjadi karena kebutuhan dana atau modal kerja dari masyarakat setiap tahunnya berbeda-beda sehingga kredit yang disalurkan kepada masyarakat pun berfluktuatif.
diakibatkan oleh naik dan turunnya permintaaan kredit dari masyarakat sehingga laba operasional yang dihasilkan dari pendapatan bunga pun berfluktuasi yang nantinya akan mempengaruhi tingkat rentabilitas bank tersebut.
Namun pada kenyataannya tidak selamanya pengembalian kredit berjalan dengan lancar sesuai yang diharapkan. Kredit yang diberikan yang dilakukan oleh bank mengandung resiko berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain kredit bermasalah (Non Performing Loan) sehingga akan mempengaruhi rentabilitas .
Pengaruh Kredit yang Diberikan Terhadap Risiko Kredit pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Berdasarkan pengujian t hitung > ttabel (3,663 > 2,201) dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Dikarenakan t hitung > ttabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho 1 atau terima Ha1, artinya kredit yang diberikan secara berpengaruh signifikan terhadap risiko kredit.
Berdasarkan data risiko kredit dari PT. BPR Mitra Kopjaya mandiri yang telah dihimpun selama enam tahun yaitu tahun 2006 sampai 2012 adalah sebesar Rp. 1.576.555.000. Selama enam tahun terakhir ini besarnya risiko kredit dari PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2006 semester I dan 2011 semester II terjadi penurunan. Sedangkan pada tahun 2006 semester II, 2007, 2008, 2009,2010, dan 2011 semester I terjadi kenaikan risiko kredit, hal ini diakibatkan karena semakin besar kredit yang diberikan oleh bank tersebut sehingga munculnya risiko kredit juga semakin tinggi.
Pengaruh Kredit yang Diberikan Secara Parsial Terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Berdasarkan pengujian t hitung > ttabel (6,663 > 2,201) dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dikarenakan t hitung > ttabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho 2 atau terima Ha2, artinya kredit yang diberikan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
Rentabilitas suatu bank menunjukkan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menunjukkan rentabilitasnya dari tahun ketahun semakin meningkat.
Pengaruh Risiko Kredit Secara Parsial Terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.
Rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya periode 2006-2012 diketahui cenderung mengalami peningkatan dan penurunan yang befluktuasi setiap semesternya hal ini
Berdasarkan pengujian thitung > ttabel (3,340 > 2,201) dengan tingkat signifikansi 0,007 < 0,05. Dikarenakan t hitung > ttabel dan 6
tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho 3 atau terima Ha3, artinya risiko kredit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
kuat dan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.
DAFTAR PUSTAKA Agnez Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan danPerencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan kelima. Jakarta: PT Sun.
Pengaruh Kredit Yang Diberikan dan Risiko Kredit Secara Simultan Terhadap Rentabilitas pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri manonjaya tasikmalaya.
Bambang Riyanto.2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat, cetakan ketujuh. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung > dari Ftabel, maka berdasarkan perhitungan SPSS pada diperoleh nilai Fhitung sebesar 25,039. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka Ftabel sebesar 4,10 sehingga Fhitung > Ftabel (25,039 > 4,10) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat α = 0,05. Dikarenakan Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho 4 atau terima Ha4, artinya kredit yang diberikan dan risiko kredit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas.
Boy Leon dan Sony Ericson. 2007. Manajemen Aktiva Pasiva. Jakarta: PT. Gramedia. Burhan Bungin. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Edisi pertama, cetakan kedua. Surabaya: Kencana. Bank Indonesia. Laporan Publikasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Desember 2007. www.bi.go.id. Kasmir. 2005. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi keempat. Cetakan kedua. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Lukman Dendawijaya. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta:Ghalia Indonesia
KESIMPULAN
Thomas Suyatno. 2005. Kelembag.aan Perbankan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kredit yang diberikan memiliki hubungan kuat dan berpengaruh secara signifikan terhadap risiko kredit. 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kredit yang diberikan memiliki hubungan yang kuat dan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas. 3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa risiko kredit memiliki hubungan yang rendah dan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas. 4. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kredit yang diberikan dan risiko kredit memiliki hubungan yang sangat
Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama. Cetakan kedua. Yogyakarta: AMP-YPKN. Muhammad Faisal Abdullah. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan ketiga. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Undang-undang RI No. 10 Tahun 1998. Tentang Pokok-pokok Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.
7
Veithzal Rifa’i dan Andria Permata Veithzal. 2006. Credit Manajemen Handbook. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Elis Sukaesih. 2006.” Pengaruh Non Performing Loan terhadap Rentabilitas”. Skripsi Unsil : Tasikmalaya.
Herman Darmawi. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4382).
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1 July 2007. Jakarta: Salemba Empat. Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
SE.BI.NO.6/23/DPNP, tanggal 31 Mei 2004. SE.BI.NO.30/3/UPPB, tanggal 30 April 1997.
Lukman Dendawijaya. 2001. Manajemen Perbankan. Cetakan keempat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http//:www.bi.go.id/publikasi2009. http//:www.skripsiku.com/display_ak.php.
Lukman Dendawijaya. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Mandala Manurung dan Pramata Praharja.2004. Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter (Kajian Konteksional Indonesia). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Masyhud Ali. 2004. Assets Liability Manajemen : Mensiasati Risiko Pasar Operasional Dalam Perbankan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Siswanto Sutojo. 2008. Menangani Kredit Bermasalah. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka. Suharno. 2003. Djambatan
Analisa
Kredit.
Jakarta:
Indirawati Ruhiman. 2004. “Pengaruh Kredit Bermasalah Terhadap Rentabilitas”. Skripsi Unsil : Tasikmalaya. Hilman Gusmana. 2006. “Prosedur Pemberian Kredit Pada PD. BPR Bank Pasar Kota Cirebon”. Skripsi Unsil : Tasikmalaya. A Fachrul F. Fauzi. 2004.” Pengaruh Besarnya Pemberian Kredit Terhadap Laba Operasional”. Skripsi Unsil : Tasikmalaya.
8