THE INFLUENCE OF RECEIVABLES TURNOVER AND THIRD SIDE OF FUND ON OPERATING PROFIT (PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya ) Sajida Dewi Pratiwi
[email protected]
Universitas Siliwangi, Tasikmalaya
ABSTRACT
A company have been as proper having principle goingconcern, namely a principle expressing that a company will not desist operating until whenever. It is of course to realize the thing, company considered necessary to increase acquirement of operational income for the agenda of assisting reachs purpose of company that is creating maximum income. Intention of this research to know and checks about accounts receivable turnover and third party fund and operational income. Data collecting procedure done by writer is field study and bibliography study while research method applied is case study method at PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Writer applies equipment of test in the form of path analysis, as a mean to knows how accounts receivable turnover influence to third party fund and know how influence either directly and also indirect of accounts receivable turnover and third party fund to operational income either parsially and also simultaneously.The Result of researchshowed that, (1) accounts receivable turnover and operational income of each semester experiencing increase and downdraft, trend experiences downdraft while third party fund each semester is also experiences increase and downdraft having fluctuation and as a whole tends to experiences improvement, (2) accounts receivable turnover doesn't significanteffect to third party fund, (3) accounts receivable turnover partially had not a significanteffect to operational income, (4) third party fund parsially had an effect on signifikan to operational income, (5) accounts receivable turnover and third party fund simultaneously significanteffect to operational income.
1
ABSTRAK PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN DANA PIHAK KETIGA TERHADAP LABA OPERASIONAL (Studi Kasus Pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya)
Sajida Dewi Pratiwi
[email protected]
Universitas Siliwangi, Tasikmalaya
Sebuah perusahaan sudah sepantasnya memiliki prinsip goingconcern, yakni sebuah prinsip yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan tidak akan berhenti beroperasi sampai kapanpun. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan dipandang perlu untuk meningkatkan perolehan laba operasional dalam rangka membantu mencapai tujuan perusahaan yaitu menciptakan laba maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan meneliti mengenai perputaranpiutangdandanapihakketiga dan laba operasional. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah penelitian lapangan dan studi kepustakaan sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus pada PT.BPR MitraKopjayaMandiriManonjayaTasikmalaya. Penulis menggunakan alat uji berupa path analisis, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap dana pihak ketiga dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung perputaranpiutangdan danapihakketigaterhadap laba operasional baik secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) perputaranpiutangdan laba operasional setiap semesternya mengalami kenaikan danpenurunan, kecenderunganmengalamipenurunansedangkan dana pihak ketiga setiap semesternyajuga mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuasi dan secara keseluruhan cenderung mengalami peningkatan, (2) perputaranpiutangberpengaruh tidaksignifikan terhadapdanapihakketiga, (3) perputaran piutang secara parsial berpengaruh tidaksignifikan terhadap laba operasional, (4) danapihakketigasecara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional, (5) perputaranpiutangdandanapihakketiga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
PENDAHULUAN Kehidupan ekonomi modern tidak dapat lepas begitu saja dari aspek dan tujuan pemberian kredit sebagai upaya riil untuk mengangkat aspek pertumbuhan modal dan investasi dunia usaha dikalangan para pengusaha sebagai pelaku usaha atau pelaku bisnis. Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami kelesuan seperti saat ini, karena sektor riil yang tidak bertumbuh, maka sangat dibutuhkan adanya suntikan dana fresh money baik dari pihak pemerintah baik melalui Lenbaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) kepada para pengusaha sebagai pelaku usaha dan pelaku bisnis yang memanfaatkan dana tersebut sebagai modal kerja untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perbankan adalah salah satu sumber dana bagi masyarakat perorangan atau badan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya seperti kebutuhan untuk membeli rumah, mobil atau motor ataupun untuk meningkatkan produksi usahanya mengingat modal yang dimiliki perusahaan ataupun perorangan tidak cukup untuk mendukung peningkatan usahanya. Usaha perbankan sebagaimana diketahui bukanlah badan usaha biasa seperti halnya perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa, melainkan suatu badan usaha yang bergerak dibidang jasa keuangan. Perbankan dalam memberikan kredit harus benar-benar teliti, sebab dalam hal ini perbankan memberikan kredit kepercayaan kepada debitor untuk mengembalikan uang yang diterima bank dari orang-orang yang percaya kepada bank dengan menyimpan uangnya di bank sehingga pihak bank dalam memberikan kredit harus melakukan pemeriksaan terhadap calon debitornya. Perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kredit memperoleh sumber dana dari masyarakat, sehingga sumber dana perbankan yang disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit tersebut bukan dana milik bank sendiri, namun dana yang berasal dari masyarakat. Hal ini menyebabkan perbankan dalam melakukan penyaluran kredit harus melakukannya dengan prinsip kehati-hatian melalui analisis yang akurat dan mendalam, penyaluran kredit yang tepat dan
pengawasan kredit yang ketat, serta perjanjian kredit yang sah menurut hukum pengikatan jaminan yang kuat dan administratif perkreditan yang teratur dan lengkap. Semua tindakan tersebut semata-mata bertujuan agar kredit yang disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dapat kembali tepat waktu dan sesuai dengan perjanjian kreditnya. Piutang merupakan elemen modal terbesar bagi suatu bank, yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus. Oleh karena itu bank harus mengurus manajemen piutangnya agar dapat menjaga kelancaran perputaran piutangnya, karena jika perputaran piutang suatu bank baik dan lancar maka bisa menjaga kelangsungan hidup bank tersebut dan akan tetap bersaing dalam dunia persaingan sekarang. Dengan lancarnya perputaran piutang bisa meningkatkan pendapatan operasional bank dari pendapatan bunga kredit. Perputaran piutang muncul akibat dari adanya piutang. Piutang adalah merupakan aktiva kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penyaluran dana kredit dalam bentuk jasa. Tentu saja dengan politik penyaluran dana kredit ini akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat tertagihnya sebagian atau bahkan seluruh dari piutang tersebut. Tingkat perputaran piutang dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit penjualan selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (Average Receivable). Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal uang di investasikan dalam piutang, makin tinggi perputaran piutangnya berarti makin pendek waktu terkaitnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan Net credit Sales tentu dengan naiknya Turn Over dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang di investasikan dalam bentuk piutang, dalam hal ini apabila bank menyalurkan kredit kepada nasabah maka akan menimbulkan piutang, semakin besar piutang maka semakin tinggi tingkat rentabilitasnya. Bank sebagai lembaga keuangan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Jadi
jelaslah bahwa bank menyediakan dana bagi masyarakat dengan cara memberikan modal yang dapat di manfaatkan untuk melakukan kegiatankegiatan usahanya. Modal ini sangat diperlukan bagi masyarakat sebagai bantuan dalam bentuk pemodalan untuk meningkatkan daya guna suatu barang dan jasa. Bank beroperasi berlandaskan kepercayaan dari masyarakat. Masyarakat percaya bahwa dana yang disimpan atau dititpkan akan aman dan dapat di ambil jika diperlukan begitu juga dengan bank, bank menaruh kepercayaan kepada masyarakat yang meminjam dana dari bank bahwa dana tersebut dapat kembali tepat pada waktunya. Dalam persaingan yang sedemikian kompetitif tersebut, maka setiap bank harus senantiasa mampu mengevaluasi setiap gerak operasionalnya dan mampu menghasilkan jasa atau barang yang berkualitas dan terus mempertahankan kualitas produknya atau bahkan melakukan peningkatan kualitasnya dengan memanfaatkan sumber daya atau asset yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Dengan mutu pelayanan yang baik akan membuat penyimpanan dana merasa dihargai, diperhatikan dan di hormati sehingga merasa senang untuk terus melakukan transaksi dengan bank tersebut. Hal ini akan memberikan nilai tumbuh bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan. Untuk melakukan usahanya pihak bank harus mempunyai sumber dana yang cukup, dimana salah satu sumber dananya yaitu berasal dari simpanan dana pihak ketiga. Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasional bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan dana dari sumber lainnya dan pencairan dana dari sumber dana ini paling dominan, asalkan bank dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Fungsi pokok perbankan adalah menarik atau menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya sebagai kredit kepada masyarakat. Karena itu, perbankan menempati posisi yang strategis dalam pembangunan dan perekonomian negara serta dalam pembangunan pendapatan di dalam masyarakat. Dalam kebijakan
memberikan kredit perbankan memegang peranan penting karena turut serta menentukan pendapatan masyarakat dan corak masyarakat dimasa yang akan datang. Pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan dibidang ekonomi, salah satunya dengan cara mendirikan bank-bank pemerintah daerah untuk membantu masyarakat. Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disebut PD. BPR, menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 1 adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Perolehan laba PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah simpanan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh pihak bank, jumlah nasabah pengguna bank, jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat, dan keahlian karyawan bank dalam menjalankan usaha perbankan. Diantara faktor-faktor tersebut, variabel jumlah simpanan, jumlah kredit yang disalurkan merupakan variabel yang mempunyai peranan terhadap laba PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya. Dana pihak ketiga yang ditawarkan PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya adalah dalam bentuk tabungan, serta deposito berjangka. Jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun pihak bank, akan menambah modal bagi perbankan, sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kredit masyarakat. Dari kegiatan pemberian kredit, pihak bank akan menerima imbalan yang berupa bunga pinjaman. Semakin besar pendapatan bunga pinjaman yang diterima, akan semakin besar pula laba yang diperoleh. Laba atau profit sering kali dikaitkan dengan ukuran efisiensi dan efektivitas dari suatu unit kerja yang memanfaatkan sumber daya pada periode tertentu. Tapi dalam kondisi perusahaan yang produksinya musiman justru jumlah modal kerja sangat diperlukan agar tidak mengganggu proses produksi. Untuk mencapai laba yang diinginkan maka manajemen harus cermat dalam pengalokasian modal kerja. Untuk laba operasi
yang menjadi dasarnya adalah pendapatan operasi dan beban operasi. PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya memusatkan perhatian untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah. Perolehan laba PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perputaran piutang dan jumlah simpanan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh pihak bank. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui dengan pasti apakah perputaran piutang dan dana pihak ketiga mempunyai pengaruh terhadap laba operasional PD. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.
aktivitasnya dimulai dari trasaksi penyaluran kredit sampai tertagihnya atau diterimanya kembali sebagai pembayaran, atau dengan kata lain biasa dikatakan bahwa perputaran piutang merupakan hasil bagi dari penjualan piutang bersih dengan piutang rata-rata.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan menjual jasanya dalam bentuk penyaluran kredit. Penyaluran kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan , dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi kas masuk. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk menjual biasanya dalam bentuk penyaluran kredit. Dengan demikian, maka piutang merupakan elemen dari modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam perputaran modal kerja.
Simpanan dana masyarakat (dana pihak ketiga) pihak ketiga masih merupakan sumber utama dana bank (terutama pada perbankan nasional), secara umum dimana jenis-jenis simpanan yang dikategorikan sebagai simpanan dana pihak ketiga. Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/11/PB/2004 dalam suatu lembaga perbankan terdiri dari : 1. Giro 2. Deposito 3. Tabungan
Piutang sebagian dari modal kerja maka keadaannya akan selalu berputar dalam arti piutang itu akan tertagih pada saat tertentu, akan timbul lagi akibat penjualan kredit dan seterusnya, berikut adalah pengertian perputaran piutang yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Bambang Riyanto ( 2007:90) : “ Perputaran piutang merupakan tingkat perputaran selama periode tertentu yang dapat diketahui dengan membagi jumlah kredit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang”. Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang merupakan bagian dari modal kerja yang aktivitasnya dimulai dari trasaksi penyaluran kredit sampai tertagihnya atau diterimanya kembali sebagai pembayaran, atau dengan kata lain biasa dikatakan bahwa perputaran piutang merupakan hasil bagi dari penjualan piutang bersih dengan piutang rata-rata.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 8/13/PBI/2006 laba operasional dapat terjadi apabila total pendapatan nasional yang diterima oleh bank lebih besar dari total beban operasional yang harus dikeluarkan oleh bank. Menurut Bank Indonesia berdasarkan buku Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum (2000), laba operasional adalah selisih positif dari pendapatan operasional dikurangi beban operasional. Yang dimaksud kedalam pendapatan operasional adalah semua pendapatan dalam rupiah baik dari penduduk maupun bukan penduduk dari kegiatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan atau yang lazim disebut usaha bank. Sedangkan yang dimaksud kedalam beban operasional adalah semua biaya-biaya dalam rupiah yang dikeluarkan atas kegiatan yang lazim disebut sebagai usaha bank. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa laba merupakan hasil pengurangan pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Pendapatan operasional dikurangi dengan beban operasional
Dana pihak ketiga, Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang merupakan bagian dari modal kerja yang 6
menunjukan perolehan laba operasional bank.
menimbulkan piutang. Piutang ini memiliki perputaran tertentu dimana perputaran ini harus cepat, karena semakin cepat semakin baik. Tentunya jika perputaran cepat, maka bunga pada piutang, secara lancar akan masuk ke pendapatan operasional. Jika pendapatan operasional tinggi, maka laba operasional pun tinggi. Jadi semakin cepat perputaran piutang, maka laba operasional akan tinggi. Dana pihak ketiga (dana-dana masyarakat yang disimpan dalam bank) adalah merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank dan terdiri dari giro, deposito atau simpanan berjangka dan tabungan.” Indikator dari dana pihak ketiga yaitu jumlah simpanan dana yang dihimpun bank yaitu giro, tabungan dan deposito. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank akan memperbesar peluang bank untuk menanamkan dananya dalam penyaluran kredit sehingga pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba operasional Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan. Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahanperubahan besar dalam perekonomiannya. Menurut Stice dan Skousen yang dialih bahasakan oleh Safrida dan Ahmad (2004:243) adalah : “Mengukur kinerja operasi bisnis fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan di dapat dari laba kotor dikurangi beban operasi.” Indikatornya laba operasional adalah laba kotor dikurangi beban operasi.
Bank merupakan lembaga/badan keuangan yang bergerak dalam usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman/kredit. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang utama. Tanpa dana bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya fungsi bank sebagai lembaga keuangan tidak tercapai. Disamping mempunyai dana yang cukup, bank harus dapat mengelola sumber dana sebaik-baiknya, artinya manajemen dana bank diperlukan setiap bank. Piutang yang tertagih dapat meningkatkan laba sedangkan piutang yang tidak tertagih (macet) dapat menurunkan laba atau bahkan menimbulkan kerugian. Dari keuntungan atau laba atas piutang tersebut diharapkan akan mencapai tingkat rentabilitas yang tinggi. Telah disinggung bahwa dari sisi kreditur, kegiatan kredit dapat menimbulkan piutang yang memiliki perputaran tertentu. Dimana perputaran ini semakin cepat, semakin baik. Jika kondisi ini terus terjadi, maka bank akan mendapatkan pasokan dana pihak ketiga secara lancer yang tentunya dana pihak ketiga tersebut dapat digunakan untuk kegiatan penyaluran kredit. Jadi semakin cepat perputaran piutang, maka jumlah dana pihak ketiga akan semakin tinggi. Indikator perputaran piutang adalah jumlah kredit yang diberikan dengan piutang rata-rata. Kegiatan kredit merupakan aktivitas terbesar bank, dimana dari kegiatan kredit ini bank akan memperoleh pendapatan bunga. Kegiatan kredit ini tentunya akan menimbulkan dua hal yang berbeda dari dua sudut pandang. Bagi debitur menimbulkan adanya hutang, sedangkan bagi kreditur 7
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang dan dana pihak ketiga memiliki pengaruh terhadap laba operasional. Sehingga dapat dikatakan semakin cepat perputaran piutang maka laba operasional pun akan semakin tinggi dan semakin besar dana pihak ketiga maka laba operasional pun akan semakin tinggi.hal tersebut menunjukkan bahwa perputaran piutang dan dana pihak ketiga dapat mempengaruhi laba operasional.
Ha : ρ YX ≠ 0 2
Ho : ρ YX = ρ X X = 0 2
1
1
Pengembangan Hipotesis 1). Penetapan hipotesis operasional : Ho : ρ X X = 0 perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap dana pihak ketiga. Ha : ρ X X ≠ 0 perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap dana pihak ketiga. Ho : ρ YX = 0 perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap laba operasional. Ha : ρ YX ≠ 0 perputaran piutang secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional. Ho : ρ YX = 0 dana pihak ketiga secara parsial tidak berpengaruh 2
2
Ha : ρ YX = ρ YX ≠ 0
1
1
2
1
terhadap laba operasional dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh terhadap laba operasional. perputaran piutang dan dana pihak ketiga secara simultan tidak berpengaruh terhadap laba operasional. perputaran piutang dan dana pihak ketiga secara simultan berpengaruh terhadap laba operasional.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Metode deskriptif analisis adalah suatu yang meneliti suatu kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran dan lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Sugiyono,2009 : 54). Pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad Nazir, 2005 :57).
2
2
2
8
Definisi variabel menurut Sugiyono (2009:32) adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang disesuaikan dengan judul yaitu Pengaruh Perputaran Piutang dan Dana Pihak ketiga terhadap Laba Operasional. Dalam hal ini variabel tersebut terdiri dari variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut : 1. Variabel independen Adalah variabel bebas, artinya variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009:3). Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaannya menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam hal ini variabel independennya adalah Perputaran Piutang sebagai variabel X1 dengan menggunakan indikator tingkat perputaran piutang dan Dana Pihak ketiga sebagai variabel X2 dengan menggunakan indikator jumlah simpanan yang dihimpun di Bank yaitu giro, tabungan dan deposito. 2. Variabel dependen Yaitu variabel terikat yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009 :3). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah Laba Operasional (Y) dengan menggunakan indikator pendapatan Operasi dan beban Operasi.
ketiga, penulis menggunakan path analysis. Adapun proses perhitungan data yang dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. Pengaruh perputaran piutang (X1) terhadap dana pihak ketiga (X2) dinyatakan dalam sub struktur berikut ini: rx1x2 = 0,344 X1 X2
Tabel Besar4 0,882 Laba PT.ρXBPR KopjaO 2 Besarnya 1 = Mitra PT. BPR Mitra Kopjaya Mandir PT 11Periode Dese 1 Periode Desember 2006 Pendapatan Beban Tahun Semester Pendapatan Beban PendL Operasional Gambar 4.1 Tahun Tahun Semester Semesteroperasion Operasional operasional Oper oper I 1305953000 10700480 Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1 2006 I dan 1305953000 1070048000 I 13059 2359 X2II 1146950000 88739900 2006 2006 PT. II 1146950000 887399000 II 91696900 11469 2595 I 1442092000 P Dari 2007 hasil perhitungan SPSS versi ISemester I 1442092000 916969000 14420 5251 II 1725186000 13678210 Tahun 2007 2007 PendaO 16.0 (Tabel Model diperoleh data II 15708850 Tahun Semester II Summary) 1725186000 1367821000 17251 3573 I 2275168000 T Opera 2008 mengenai r I(koefisien korelasi) dan r I 2275168000 1570885000 I 12159100 22751 7042 II 2000880000 2006 2 I 130595 2008 2008 Square/r (koefisien determinasi). Nilai r II II 20008 2006 II 2000880000 1215910000 7849 I 2253415000 14610850 2 menunjukkan2009 besarnya hubungan korelasiII I 114695 I 2253415000 1461085000 I 22534 7923 II 2498604000 17453460 antara dana2007 pihakI 2009perputaran piutang dengan2009 II 144209 2007 II 2498604000 1745346000 II 24986 7532 I 2621908000 16749700 ketiga,berdasarkan tabel tersebut adalahII 2 172518 2010 I I koefisien 2621908000 1674970000 I 18576620 26219 9469 0,344. Sedangkan determinasi atau II 2608994000 2008 I 2010 2010 II 227516 2008 II 2608994000 1857662000 II 19784760 26089 7513 r2 menunjukkan besarnya perputaran I 3089162000 2 II 200088 2011 I piutang terhadap pihak ketiga sebesar I dana 3089162000 1978476000 I 22997370 30891 1110 II 3546506000 2009 I 2011 2011 II 225341 0,118 atau 11,8 X2 II 24511410 2009 II % artinya 3546506000 2299737000 35465 1246 I variabilitas 3750247000 2 II 249860 (dana pihak2012 ketiga) dipengaruhi oleh I I 3750247000 2451141000 I 37502 1299 II 4024117000 25798140 2010 I 2012 bebas X1αyang dalam 2012 variabel hal ini adalah II 262190 2010 II 4024117000 2579814000 II 25659500 40241 1444 I 3874421000 2 II perputaran piutang. 2013 I 260899 I 3874421000 2565950000 I 38744 1308 II 5503620000 32579490 2011 I terhadap 2013 Pengaruh faktor lainnya2013 II 308916 2011 3257949000 II 5503620000 II 55036 2245 dana pihak ketiga selain perputaran piutangII 2 354650 I adalah sebesar 0,882 atau 88,2%. 2012 I II 375024 Berdasarkan hasil penelitian2012 HermantoII 2 I 402411 (2008), contoh faktor lain yang 2013 dapat I II 387442 mempengaruhi dana pihak ketiga 2013 adalah 2 II 550362 suku bunga. Untuk menguji hipotesis atau atau signifikasi hubungan perputaran piutang terhadap dana pihak ketiga dilakukan uji t. Berdasarkan tabel coefficients dengan menggunakan koefisien standar (Standardized Coeffients), nilai thitungadalah 1,371. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5%, maka nilai ttabel sebesar2,228.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui dimana pengaruh perputaran piutang terhadapdana pihak 9
Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah0,192> 0,05 dan thitung< ttabel (1,371<2,228). Berdasarkan analisis tersebut maka kaidah keputusannya adalah tolak Ha terima Ho dengan kata lain perputaran piutang berpengaruh tidak signifikan terhadap dana pihak ketiga.Hal ini disebabkan karena perputaran piutang lebih kecil daripada dan pihak ketiga. Berdasarkan uraian interprestasi hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perputaran piutang maka dana pihak ketiga pun tinggi, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitianRiyanto (2008), yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh tidak signifikan terhadap dana pihak ketiga.
Dengan tingkat signifikansi 0,862> 0,05, maka kaidah keputusannya adalah tolak Ha terima Ho. Artinya perputaran piutang secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasional. Hal ini disebabkan perputaran piutang lebih kecil dari laba operasional.Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi perputaran piutang maka laba operasionalnya pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Martono(2002), yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasional. Pengaruh Dana Pihak Ketiga secara Parsial Terhadap Laba Operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Untuk melihat pengaruh dana pihak ketiga terhadap laba operasional dapat dilihat dari indikator dana pihak ketiga (X2)yaitujumlah simpanan yang dihimpun di Bank yaitu giro, tabungan dan deposito dan indikator laba operasional (Y) yaitu laba kotor dikurangi beban operasi. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk analisis jalur, koefisien beta (β) atau koefisien standar untuk variabel X2(dana pihak ketiga) terhadap variabel Y (laba operasional) sebesar 0,631. Ini berarti bahwa antara dana pihak ketiga dengan laba operasional mempunyai hubungan yaitu sebesar 63,1% dengan kategori kuat (Sugiyono : 2007. Sedangkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,3981 berarti bahwa 39,81 % variabilitas dari variabel Y (laba operasional)dapat dipengaruhi oleh variabel X2 (dana pihak ketiga) dan sebesar 0,6019 atau 60,19 %. Dengan kriteria tolak Ho jika thitung> ttabelmaka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran diperoleh nilai thitungsebesar 2,721.Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabelsebesar
Pengaruh Perputaran Piutang secara Parsial Terhadap Laba Operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya MandiriManonjaya Tasikmalaya Pengaruh perputaran piutang terhadap laba operasional padaPT.BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dapat dilihat dari indikator yang digunakan yaitu jumlah kredit yang diberikan dengan piutang rata-rata (X1) dan Laba Operasional yaitu laba kotor dikurangi beban operasi (Y). Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk analisis jalur, koefisien beta (β) atau koefisien standar untuk variable X1 (perputaran piutang) terhadap variabel Y (laba operasional) sebesar 0,041 dan koefisien determinasi sebesar 0,001681 berarti bahwa 0,1681 % variabelitas dari variabel Y(laba operasional)dapat dipengaruhi oleh variabel X1(perputaran piutang) dan sebesar 0,9983 atau 99,83%dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kriteria tolak Ho jiaka thitung> ttabel maka berdasarkan perhitungan SPSS pada lampiran diperoleh nilai thitungsebesar 0,177.Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel sebesar 2,228 sehingga thitung< ttabel (0,177 <2,228). 10
2,228 sehingga thitung> ttabel (2,721>2,228).Dengan tingkat signifikansi 0,017< 0,05, maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho terima Ha. Artinya dana pihak ketigasecara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dana pihak ketiga maka laba operasionalnya pun akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Iman Solihin (2007), yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
mempunyai hubungan yaitu sebesar 61,9% dengan kategori kuat (Sugiyono : 2007). Sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukkan besarnya pengaruh antara perputaran piutang dan dana pihak ketiga terhadap laba operasional, yaitu sebesar 0,383 atau 38,3%. Hal ini berarti bahwa 38,3% variabilitas variabel laba operasional dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah perputaran piutang dan dana pihak ketiga. Pengaruh variabel lainnya (faktor residu) terhadap laba operasional selain perputaran piutang dan dana pihak ketiga adalah sebesar 0,617 atau 61,7%. Berdasarkan hasil penelitian Hafij (2007), bahwa faktor lain yang dapat mempengaruhi laba operasional adalah hasil bunga kredit. Dengan kriteria tolak Ho jika Fhitung> Ftabel, maka berdasarkan perhitungan SPSSpada lampiran diperoleh nilai Fhitungsebesar 4,228. Dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5%, maka Ftabelsebesar3,81sehingga Fhitung> Ftabel (4,228 > 4,10) dengan tingkat signifikansi 0,044< 0,05 maka kaidah keputusannya adalah tolak Ho atau terima Ha yang berarti bahwa perputaran piutang dan dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Dengan demikian, apabila jumlah perputaran piutang pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya mengalami kenaikan, maka jumlah laba operasional pada bank tersebut pun akan mengalami kenaikan, dan apabila dana pihak ketiga pada bank tersebut mengalami kenaikan, maka akan mengakibatkan jumlah laba operasional pada bank tersebut mengalami kenaikan. Hasil penelitian penulis ini tentunya telah mendukung hasil penelitian Guntoro (2007)yang menyatakan bahwa perputaran piutang dan dana pihak ketiga memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh signifikan terhadap laba operasional.
Pengaruh Perputaran Piutang dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Laba Operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Pengaruh perputaran piutang (X1) dan dana pihak ketiga (X2) terhadap laba operasional (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan path analysis. Setelah melakukan penelitian dan memperoleh datadata yang diperlukan maka dilakukan penguji hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara perputaran piutang dan dana pihak ketiga terhadap laba operasional, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 16.0. Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). NilaiR menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara perputaran piutang dan dana pihak ketiga terhadap laba operasional, nilai R yang dimaksud adalah sebesar 0,619. Ini berarti antara perputaran piutang dan dana pihak ketiga terhadap laba operasional 11
Artinya semakin tinggi perputaran piutang, maka jumlah laba operasional akan semakin tinggi dan semakin tinggi dana pihak ketiga maka akan menyebabkan laba operasional pun tinggi. Dalam rangka memperjelas hasil penelitian, penulis menyajikan secara lengkap pengaruh antara X1 dan X2terhadap Y. pengaruh yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 4.2 berikutini :
(2011), yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Koefisien korelasi antara variabel X1 (perputaran piutang) dengan variabelX2 (dana pihak ketiga) adalah sebesar 0,344.Total pengaruh antara X1 (perputaran piutang) dan X2 (dana pihak ketiga) terhadap Y (laba operasional), yang merupakan pengaruh simultan antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y adalah sebesar 0,383 atau sebesar 38,3 %. Tentunya hal ini juga 2 ρyx1= 0,041 sesuai dengan hasil penelitian Husnul X1 Khotimah (2005), yang menyatakan bahwa rx2x1=0,344 Tabel 4.4 ketiga ρy 2=0,617 perputaran pituang dan dana pihak Besarnya Laba memiliki hubungan yang sangat Operasinal kuat dan Y X2 PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmal Tabel 4.4 berpengaruh secara signifikan terhadap laba ρX2 1 = 0,882 operasional.Periode Sedangkan Desember faktor2006 residu - Desember atau 2012 Besarnya Laba Operasinal 11 ρyx2=0,631 faktor lain yang mempengaruhi laba PT. BPR Mitra Tasi Pendapatan BebanKopjaya Mandiri Laba Manonjaya Perubahan 1 Tahun Semester operasional, yang tidak termasuk ke dalam Periode Desember 2006 Desember 2012 operasional operasional (Rp) Tabel 4.4 Operasional variabel penelitian adalah sebesar 0,617Laba atau Pendapatan Beban Peruba I 1305953000 1070048000 235905000 Tabel 4.4 Besarnya LabaSemester Operasinal 2006Tahun sebesar 61,7 %. Perihal faktor lain ini, juga Operasional operasional operasional23646000 (Rp IIBesarnya 1146950000 887399000 259551000 Laba Operasinal PT. BPR Mitra Manonjaya Tasikmalaya didukung oleh hasil penelitian Hafij (2007), Gambar 4.2Kopjaya Mandiri I 1442092000 1305953000 1070048000 235905000 916969000 525123000 PT.2007 BPR Mitra2006 Mandiri Manonjaya Tasikmalaya Periode Desember 2012 yang menyatakan bahwa faktor lain yang 265572000 Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel XIKopjaya 2006 1 - Desember II 1725186000 1146950000 887399000 259551000 236460 II Laba 1367821000 -167758000 Periode Desember 2006 - Desember 2012laba 357365000 dapat mempengaruhi operasional Pendapatan Beban Perubahan Perubahan dan X2 dengan Y Tahun Semester Keterangan I 2275168000 1442092000 916969000 525123000346918000 265572 I 1570885000 704283000 Pendapatan Beban Laba Perubahan Perubahan adalah hasil kredit. operasional (Rp)bunga (%) 2008 2007 operasional Tahun Operasional Semester Keteranga II 2000880000 1725186000 1367821000 357365000 -167758 II 1215910000 784970000 80687000 operasional (Rp) (%) I 1305953000 Operasional 1070048000 operasional 235905000 2006 Berdasarkan gambar 4.2 di atas, I 2275168000 1570885000 704283000 346918 I 2253415000 7360000 I 1305953000 235905000 II 2006 1146950000 887399000 259551000 236460001461085000 10% 792330000 Naik 20081070048000 2009 SIMPULAN dengan menggunakan path analysis dapat II 2498604000 2000880000 1215910000 784970000 806870 II 1745346000 -39072000 II 1146950000 259551000 23646000 10% Naik I 1442092000 916969000 887399000 525123000 265572000 102% 753258000 Naik 2007 ditentukan perputaranpiutang dan dana Simpulan I 2621908000 2253415000 1461085000 792330000 73600 I 1674970000 193680000 I 1442092000 525123000 265572000 102% Naik II 1725186000 1367821000 357365000 -167758000 -32% 946938000 Turun 2010 2009916969000 2007ketiga pihak terhadap laba operasional, baik II 2608994000 2498604000 1745346000 753258000 -39072 II 1857662000 751332000 II maupun 1725186000 1367821000 357365000 -167758000 -32% Turun Berdasarkan hasil yang -195606000 I 2275168000 1570885000 704283000 346918000 97% penelitian Naik secara langsung tidak langsung. 2008 I 3089162000 2621908000 1674970000 946938000 193680 I 1978476000 1110686000 penulis lakukan pada Mitra 359354000 1570885000 704283000 346918000 97% Naik II 1215910000 784970000 80687000 11% PT.BPR Naik Adapun hasilI dari 2275168000 perhitungan dengan 2011 2010 2008 2000880000 Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya II 3546506000 2608994000 1857662000 751332000 -195606 II 2299737000 136083000 II path 2000880000 1215910000 784970000 80687000 11% Naik I 2253415000 1461085000 792330000 7360000 1% 1246769000 Naik menggunakan analysis mengenai 2009 mengenai pokok pembahasan “Pengaruh I 3750247000 3089162000 1978476000 1110686000 359354 I 2451141000 52337000 I 2253415000 1461085000 792330000 7360000 1% Naik pengaruh2498604000 perputaran piutang dan dana II 1745346000 753258000 -39072000 -5% 1299106000 Turun 2011pihak 2012 2009 Perputaran Piutang dan Dana Pihak Ketiga II 4024117000 3546506000 2299737000 1246769000 136083 II 2579814000 145197000 ketiga terhadap IIlaba operasional. 2498604000 753258000 -39072000 -5% Turun I 2621908000 1674970000 1745346000 946938000 193680000 26% 1444303000 Naik Terhadap Laba Operasional”, maka dapat 2010 I 3750247000 2451141000 1299106000 523370 I 3874421000 2565950000 1308471000 I 2621908000 946938000 193680000 26% : -135832000 Naik II 2010 2608994000 1857662000 751332000 -195606000 -21%sebagai Turun 20121674970000 2013 diambil beberapa simpulan berikut Koefisien variabel X2 1857662000 (dana II 5503620000 4024117000 2579814000 1444303000 145197 II 3257949000 II jalur 2608994000 -195606000 -21% Turun I 3089162000 1978476000 1110686000 359354000 48% 2245671000 Naik 1. 751332000 Perkembangan perputaran piutang dan 937200000 2011 pihak ketiga) I terhadap variabel Y (laba I 3874421000 2565950000 1308471000 -135832 3089162000 1978476000 1110686000 359354000 48% Naik II 2299737000 1246769000 dana 136083000 pihak ketiga 12% dan laba operasional Naik 2011 3546506000 operasional) adalah sebesar 0,631.2013 Dengan II 5503620000 3257949000 2245671000 937200 II 3546506000 2299737000 1246769000 12% Naik pada PT. BPR136083000 Mitra I 3750247000 2451141000 1299106000 52337000 4% Kopjaya Mandiri Naik demikian pengaruh langsung X2 terhadap Y 2012 Manonjaya I 0,631 3750247000 2451141000 52337000 4% Naik II 4024117000 2579814000 1444303000 1299106000 145197000 Tasikmalaya. 11% Naik adalah yang berarti bahwa 2012 sebesar a. Perkembangan perputaran piutang II 4024117000 2579814000 1444303000 145197000 11% Naik I 3874421000 2565950000 1308471000 -135832000 -9% Turun pengaruh langsung kredit bermasalah 2013 pada PT. BPR Mitra Kopjaya 3874421000 2565950000 -9% Turun terhadap5503620000 laba I operasional adalah sebesar II 3257949000 2245671000 1308471000 937200000 -135832000 72% Naik 2013 Mandiri Manonjaya Tasikmalaya 63,1 %. Tentunya hasil penelitian ini di II 5503620000 3257949000 2245671000 937200000 72% Naik dari semester 1-16, setiap dukung oleh hasil penelitian Syahyunan semesternya mengalami kenaikan 12
dan penurunan. Hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan jumlah perputaran piutang pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.Kecenderungan penurunan yang terjadi pada perputaran piutang ini disebabkan karena banyaknya nasabah yang tidak teratur dalam pembayaran pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri. b. Perkembangan dana pihak ketiga pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dari semester 1-16, setiap semesternya mengalami kenaikan dan penurunan yang berfluktuasi dan secara keseluruhan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan jumlah dana pihak ketiga pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.Kecenderungan peningkatan yang terjadi pada dana pihak ketiga ini disebabkan karena banyaknya nasabah yang menyimpan dananya pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri meningkat. c. Perkembangan laba operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya dari semester 1-16, setiap semesternya mengalami kenaikan dan penurunan. Hal ini tercermin dari nilai perubahan perkembangan jumlah laba operasional pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri Manonjaya Tasikmalaya.Kecenderungan peningkatan yang terjadi pada jumlah laba operasional ini disebabkan karena banyaknya nasabah yang menyimpan dananya pada PT. BPR Mitra Kopjaya Mandiri meningkat, sehingga laba
2.
3.
4.
operasional pun mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa perputaran piutang memiliki hubungan tidak kuat dan berpengaruh tidak signifikan terhadap dana pihak ketiga. Berdasarkan hasil penelitian, perputaran piutang secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap laba operasional. Sedangkan dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba operasional. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Perputaran piutang dan dana pihak ketiga memiliki hubungan yang sangat kuat dan berpengaruh secara signifikan terhadap laba operasional.
DAFTAR PUSTAKA Achun,
Piutang 8 Desember 2012 http://zulidamel.wordpress.Com/2 007/12/18/ piutang/. Arien Yuniarti. 2012.Pengaruh Simpanan Dana Pihak Ketiga dan Kredit yang Disalurkan Terhadap Laba Operasional Bank.Universitas Siliwangi. Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan.Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. David, Sumber Dana Bank 15 april 2012 http://belajarperbankangratis. blogspot.com/2012/04/sumberdana-bank-dana-pihakkesatu.html. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Iman Solihin.2004.Pengaruh Simpanan dana Pihak Ketiga Terhadap
13
Laba Operasional Bank. Universitas Siliwangi. Indra Bastian dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Jakarta: Salemba Empat. Indriyo Gitosudarmo, 1994.Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit BPFE. Kasmir. 2004. Manjemen dan Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Khairul Mady, Pengertian Kredit 8 April 2010 http://id.shvoong.com/businessmanagement/enterpreneurship/19 90164-pengertian-kredit/ Lapoliwa dan Daniel, Akuntansi Perbankan 8 April 2012 http://id.shvoong. com/socialsciences/economics/2281118akuntansi-perbankan-kredit yangdiberikan/. Muchdarsyar Sinunga. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Muhamad Nazir.2006. Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.6/11/PBI/2004 Peraturan Bank Indonesia No.8/13/PBI/2006 Peraturan Bank Indonesia No 13/26/PBI/2011, pasal 2A ayat 1 Tentang Kebijakan Perkreditan BPR. Risky Mahira, Laba 23 juli 2010 http://blogdetablogspot.com/2010/ 07/jenis-laba.html. Siamat, Dahlan. 2005 .Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sitepu.2001. Path Analysis, Jakarta : Ghalia Indonesia. Suharsimi Arikunto.1996. Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono, 2009. Statistik untuk Penelitian, Cetakan Keempat belas Bandung: Alfabeta. Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep dan Aplikasi).Yogyakarta:Penerbit Ekonisisa. Thomas Suyanto,dkk.2001. Kelembagaan Perbankan Edisi Ketiga. Catatan Kesebelas. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang RI No.7 tahun 1992. Undang-Undang RI No 10 tahun 1998. Tentang Pokok-Pokok Perbankan, Jakarta : Sinar Grafindo Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal.2007. Credit Manajemen Handbook. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Werston J. Fred dan Thomas E. Copeland (Alih Bahasa : A. Jaka Wasana & Kibrandoko), 1995, , Manajemen Keuangan, Jilid II, Edisi Kesembilan, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
14