CLUSTER ANALYSIS OF OPERATIONS STRATEGY AND THE INFLUENCE ON THE SUCCESS OF CULINARY BUSINESS IN TASIKMALAYA CITY by: ADIA LIBASKI 103402061 Under Guidance: H. Beben Bahren Edy Suroso This research aimed to investigate and analyzed the operation of a good strategy was used for culinary businesses in Tasikmalaya City so as to achieve a successful business. There were 4 types of operating strategies: cost strategy, quality strategy, delivery strategy and strategic flexibility, while for indicators of business success were a long periodic business and sales growth. The research method used is the method of survey, data was obtained directly through questionnaires to 14 respondents which were culinary business owners in the Tasikmalaya City. Sampling drawn using purposive sampling and analytical methods used in this study is cluster analysis. To determine whether there are differences between variables then tested with the ANOVA procedure used is the One Way ANOVA procedure. Based on the survey results revealed that the cluster strategy costs (X1) there are 8 culinary ventures, cluster quality strategy (X2) there is one culinary venture, cluster delivery strategy (X3) there are 4 culinary ventures, and cluster strategies flexibility (X4) there is one culinary venture. Concluded from the results of the ANOVA test, the most influential strategy to business success is the quality strategy (X2), the second is the flexibility strategy (X4), the third, strategy of cost (X1), and the latest, the strategy that has a little effect on the success of the business is delivery strategy (X3). Keywords: Operations Strategy, Business Success, cluster analysis
Page | 1
ABSTRAK ANALISIS CLUSTER STRATEGI OPERASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESUKSESAN USAHA KULINER KOTA TASIKMALAYA
Oleh: ADIA LIBASKI 103402061
Di Bawah Bimbingan: H. Beben Bahren Edy Suroso
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi operasi yang baik digunakan untuk usaha kuliner di Kota Tasikmalaya sehingga dapat mencapai suatu kesuksesan usaha. Ada 4 tipe strategi operasi yaitu: strategi biaya, strategi kualitas, strategi pengiriman dan strategi fleksibilitas, sementara untuk indikator kesuksesan usaha adalah lama usaha dan pertumbuhan penjualan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey data yang diperoleh langsung melalui kuesioner kepada 14 responden yang merupakan pemilik usaha kuliner di Kota Tasikmalaya. Penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis cluster. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar variable maka dilakukan uji ANOVA dengan prosedur yang digunakan adalah prosedur One Way ANOVA. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa cluster strategi biaya (X1) ada 8 usaha kuliner, cluster strategi kualitas(X2) ada 1 usaha kuliner, cluster strategi pengiriman (X3) ada 4 usaha kuliner, dan cluster strategi fleksibilitas (X4) ada 1 usaha kuliner. Dilihat dari hasil uji ANOVA, strategi yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan usaha adalah strategi kualitas (X2), yang kedua adalah strategi fleksibilitas (X4) , yang ketiga strategi biaya (X1), dan yang terakhir strategi yang mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kesuksesan usaha adalah strategi pengiriman (X3). Kata Kunci: Strategi Operasi, Kesuksesan Usaha, Analisis Cluster
Page | 2
PENDAHULUAN Usaha kuliner adalah usaha yang sangat menjanjikan karena makan adalah sebuah kebutuhan primer bagi manusia. Usaha kuliner di Tasikmalaya pun tidak bisa dipandang sebelah mata, bukan hal baru bila pengusaha kuliner di Tasikmalaya bisa mencapai suatu kesuksesan. Dengan beragamnya sumber daya alam di Tasikmalaya di tambah dengan sumber daya manusia yang sangat kreatif, merupakan modal yang baik untuk mengembangkan suatu usaha kuliner. Fenomena yang sangat menarik bahwa saat ini telah banyak usaha kuliner yang tumbuh subur di Kota Tasikmalaya. Banyak jenis usaha kuliner yang berkembang dari kuliner gerobak pinggir jalan, hingga rumah makan berbentuk saung yang menjual makanan-makanan tradisional khas Kota Tasikmalaya, bahkan ada pula yang terlihat sangat mewah seperti cafe dan kedai yang banyak menjual masakan-masakan lebih modern tetapi tetap mempertahankan makanan tradisional khas Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya sebagai salah satu urat nadi perekonomian di wilayah priangan timur sudah terkenal sebagai tempat kuliner. Berbagai macam usaha atau bisnis makanan tersedia di daerah ini mulai dari makanan tradisional hingga makanan yang modern. Hal tersebut dikarenakan potensi usaha kuliner di daerah ini cukup tinggi, bahkan cenderung mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir ini. Berikut data usaha kuliner tahun 2010-2012
Page | 3
Tabel 1.1 Jumlah Usaha Kuliner di Kota Tasikmalaya Tahun 2010-2012
Tahun
Jumlah Usaha Kuliner
2010
139
2011
147
2012
160
Sumber : Dispenda Kota Tasikmalaya Tahun 2012 Dinamisme lingkungan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya telah membawa dampak pada semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dalam mendapatkan pangsa pasar dan kesempatan untuk memenangkan persaingan dikarenakan usaha kuliner ini telah menggurita di seluruh pelosok Kota Tasikmalaya. Dengan Banyaknya usaha kuliner yang berkembang di Tasikmalaya, maka potensi kegagalan akan semakin tinggi, apalagi untuk usaha kuliner yang baru saja berdiri mereka harus bisa eksis, hingga pengusaha-pengusaha kuliner di Kota Tasikmalaya yang baru merintis usahanya harus bisa membaca situasi persaingan agar usaha tersebut bisa bertahan lama dan dapat berkembang dengan cepat. Jika salah membaca situasi pasar maka resikonya usaha kuliner tersebut harus rela untuk gulung tikar. Dengan itu maka kesuksesan usaha menjadi target yang utama dalam persaingan usaha kuliner yang semakin kompetitif. Untuk mencapai suatu kesukssan Page | 4
usaha, maka pengusaha harus membuat suatu strategi operasi yang tepat. Jika strategi yang di pilih tepat maka kesuksesan usaha akan segera dating, tetapi jika salah memilih strategi maka resiko kegagalan akan semakin besar.
Pengertian kesuksesan usaha adalah suatu keadaan dimana usaha mengalami peningkatan dari hasil yang sebelumnya. Kesuksesan usaha merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan, dimana segala aktivitas yang ada di dalamnya ditujukan untuk mencapita suatu kesuksesan. Dalam pengertian umum, kesuksesan usaha menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik/unggul dari pada masa sebelumnya. Hal tersebut selaras dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Moch. Kohar Mudzakar (1998:44) yang menyatakan bahwa: Kesuksesan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada lainnya yang sederajat atau sekelasnya. Kesuksesan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya bisa dipengaruhi oleh ketepatan dalam memilih strategi operasi. Bila strategi operasi yang digunakan berhasil maka hal tersebut bisa kita lihat dengan banyaknya konsumen yang datang. Jika jumlah konsumen meningkat, maka keuntungan yang diperoleh akan meningkat seiring dengan penjualan yang bertambah. Menurut Skinner yang dikutif oleh Hery dan Fitri (2009: 17), “operasi harus berhubungan penuh dengan strategi bisnis dan harus menambah keunggulan bersaing bagi perusahaan. Dalam hal ini semua fungsi dari perusahaan harus berkoordinasi dengan baik untuk mendukung perusahaan dalam mencapai keunggulan bersaing. Page | 5
Koordinasi antar fungsi dari keputusan yang dibuat adalah untuk memfasilitasi strategi operasi yang dikembangkan dengan tim manajer antar bisnis secara keseluruhan”. Fokus pada strategi operasi yang mengkhususkan bagaimana operasi dapat membantu melaksanakan strategi perusahaan. Pada dasarnya strategi operasi melibatkan hubungan dengan keputusan desain dan keputusan operasi. Sehingga dengan strategi operasi yang sesuai dengan tujuan perusahaan akan dapat meningkatkan daya saing dan berujung pada kesuksesan usaha. Menurut beberapa peneliti, strategi operasi mewakili prioritas kompetitif yang meliputi biaya, kualitas, pengiriman dan fleksibilitas. Maka dari itu peneliti tertarik menuangkan hasil penelitian dalam usulan penelitian dengan judul “Analisis Cluster Strategi Operasi dan Pengaruhnya Terhadap Kesuksesan Usaha Kuliner Di Kota Tasikmalaya”. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah survey, yaitu penelitian dengan cara mengajukan pernyataan atas kuesioner kepada orang-orang yang menjadi subjek, serta melakukan wawancara sebagaimana yang diperlukan, kemudiaan data yang diperoleh tersebut dikumpulkan untuk di analisis secara kritis (Sugiono, 2007).
Page | 6
Oprasionalisasi Variabel Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami sebagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu : 1. Variabel bebas atau variabel (X), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang tidak bebas, yaitu: X1 = Strategi Biaya X2 = Strategi Kualitas X3 = Strategi Pengiriman X4 = Strategi Fleksibilitas 2. Variabel tidak bebas atau variabel (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Yang menjadi varibel tidak bebas dalam penelitian ini adalah Kesuksesan Usaha
Page | 7
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel
Devinisi Operasional
Indikator
Skala
(1)
(2)
(3)
(4)
Strategi Biaya (X1)
Strategi Kualitas (X2)
Strategi Pengiriman (X3)
strategi biaya usaha kuliner sebagai produksi dan distribusi sebuah produk dengan biaya terendah dan sumber daya tersisa (waste resources) yang minimum
aktivitas usaha kuliner untuk memproduksi produk yang sesuai dengan spesifikasi atau memenuhi kebutuhan konsumen
keandalan usaha kuliner dalam memenuhi jadwal pengiriman yang diminta dan dijanjikan, atau kecepatan dalam merespon pemesanan
1. Menurunkan biaya per unit 2. Menurunkan biaya bahan baku 3. Menurunkan biaya overhead 4. Menurunkan biaya persediaan 1. Menurunkan tingkat kecacatan produk 2. Memperbaiki kualitas pemasok 3. Memperbaiki keandalan/ kinerja produk
Interval
1. Memperbaiki layanan prajual 2. Memperbaiki pelayanan pasca jual 3. Meningkatkan keandalan pengiriman 4. Meningkatkan Page | 8
kecepatan pengiriman
konsumen
Strategi Fleksibilitas (X4)
Kemampuan usaha kuliner untuk merespon perubahan cepat dalam produk, jasa dan proses.
(1) Kesuksesan Usaha (Y)
1. Meningkatkan model atau variasi produk 2. Menurunkan tenggang waktu produksi 3. Menurunkan tenggang waktu pembelian bahan baku 4. Menurunkan waktu set up mesin
(2)
(3)
Kesuksesan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya dilihat dari lama usaha dan pertumbuhan penjualan
1. Lama Usaha 2. Pertumbuhan Penjualan
(4)
Interval
Skala Pengukuran Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan
dimensi-dimensi.
Masing-masing
dimensi
diukur
dengan
menggunakan indikator-indikator (item-item pertanyaan) yang menunjukkan ciri/ karakteristik dari dimensi-dimensi tersebut. Teknik penyusunan skala yang digunakan untuk pernyataan indikator-indikator tersebut menggunakan skala bipolar adjective. Page | 9
Skala bipolar adjective merupakan penyempurnaan dari sematic scale dengan harapan agar respon yang dihasilkan dapat merupakan “intervally scaled data”. Caranya
dengan menggunakan skor anchoring/ penjangkaran 10 poin yang
menyatakan secara verbal dua kutub (bipolar) penilaian yang ekstrim (Augusty Ferdinand, 2006). Dua kutub ekstrem yang digunakan untuk mengukur perhatian perusahaan terhadap pentingnya variabel lingkungan bisnis adalah sangat tidak penting dan sangat penting. Dua kutub ekstrem yang digunakan untuk mengukur variabel strategi operasi usaha kuliner adalah sangat buruk dan sangat baik dan variabel kesuksesan usaha adalah sangat rendah dan sangat tinggi. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain : 1. Penelitian Lapangan a. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan dan disampaikan langsung kepada seluruh manajer/ pimpinan puncak perusahaan oleh peneliti untuk memperoleh data – data tentang variabel strategi operasi, dan variabel kesuksesan usaha. Adapun model kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dan terbuka b. Interview yaitu pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan pihak pengusaha kuliner di kota Tasikmalaya berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Page | 10
2. Penelitian Kepustakaan yaitu pengumpulan data sekunder sebagai bahan pelengkap dengan meneliti buku – buku literatur yang berkaitan dengan strategi operasi dan kesuksesan usaha. Jenis Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibedakan dalam 2 bagian,yaitu: a. Sumber data primer Data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung kepada para pengusaha kuliner di Tasikmalaya. b. Sumber data sekunder Data yang dikumpulkan dari pihak lain sebagai sarana untuk kepentingan mereka sendiri, data yang sudah ada atau tersedia yang kemudian diolah kembali untuk tujuan tertentu, data ini berupa sejarah dan keadaan perusahaan, literatur, artikel, tulisan ilmiah yang dianggap relevan dengan topik yang sedang diteliti. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Analisis Deskriptif: Analisis yang digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul berdasarkan
jawaban responden adalah melalui
distribusi item dari masing-masiang variable. 2. Analisis Cluster: Analisis Cluster merupakan teknik mereduksi informasi. Informasi dari sejumlah objek akan direduksi menjadi sejumlah cluster, dimana Page | 11
jumlah cluster lebih kecil dari jumlah objek. Objek-objek yang sama diclusterkan dalam suatu cluster sehingga mempunyai tingkat kesamaan yang tinggi dibandingkan dengan objek dari cluster lain. 3. Analisis ANOVA: Setelah responden dimasukkan ke dalam clusternya masingmasing, maka selanjutnya dilakukan uji perbedaan dengan menggunakan analisis ANOVA (Analysis of Variance). Prosedur yang digunakan dalam analisis ANOVA ini adalah prosedur One Way ANOVA atau sering disebut dengan perancangan sebuah faktor, yang merupakan salah satu alat analisis statistik ANOVA yang bersifat satu arah (satu jalur). Alat uji ini untuk menguji apakah dua populasi atau lebih yang independen, memiliki rata-rata yang dianggap sama atau tidak sama. Teknik ANOVA akan menguji variabilitas dari observasi masing-masing cluster dan variabilitas antar mean cluster. Melalui kedua variabilitas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan mengenai mean populasi. Populasi Sasaran Populasi menurut Sugiyono (2003:55) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasinya adalah usaha kuliner di Kota Tasikmalaya yang berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olahraga.
Page | 12
Penentuan Sampel Tujuan utama penarikan sampel adalah untuk memperoleh informasi tentang populasi. Oleh karena itu, sejak awal perlu mengidentifikasi populasi secara tepat dan akurat. Jika populasi tidak didefinisikan dengan baik maka kesimpulan yang dihasilkan dari suatu penelitian kemungkinan akan keliru. Metode penarikan sampel yang dipakai adalah Purposive Sampling. Penarikan sampel ini terjadi apabila peneliti ingin memilih anggota sampel berdasarkan kriteria tertentu. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Usaha Kuliner yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini merupakan usaha kuliner skala kecil dan menengah di Kota Tasikmalaya yang berjumlah 14 usaha kuliner. Usaha Kuliner dalam penelitian ini adalah usaha kuliner yang mempunyai konsep rumah makan dan juga saung. Dilihat dari kepemilikannya ternyata seluruh usaha kuliner yang diteliti merupakan milik pengusaha lokal Kota Tasikmalaya. Berdasarkan jumlah tenaga tetap yang dimiliki terdapat 6 usaha kuliner yang termasuk dalam cluster usaha kuliner berskala kecil dengan jumlah tenaga kerja antara 5- 10 orang tenaga kerja sedangkan perusahaan yang termasuk dalam cluster usaha kuliner berskala menengah sebanyak 8usaha kuliner memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 10 tenaga kerja.
Page | 13
Salah satu indikator kesuksesan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya yaitu seberapa lama usaha itu berdiri, jika dilihat dari lama usaha kuliner di Kota Tasikmalaya terdapat 8 usaha kuliner yang usia usahanya berkisar 3- 10 tahun sedangkan 6 usaha kuliner yang lainnya sudah berdiri 10 tahun lebih bahkan ada yang sudah sampai 84 tahun. Pertumbuhan penjualan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya sangat berbedabeda, ada yang pertumbuhan penjualannya meningkat setiap tahun dan ada pula yang menurun setiap tahunnya, tapi salah satu fenomena di Kota Tasikmalaya suatu usaha kuliner yang baru berdiri antara sekitar 5 tahun akan mempunyai pertumbuhan penjualan yang sangat baik di setiap tahunnya, sangat berbeda dengan usaha kuliner yang sudah lama berdiri kebanyakan pertumbuhan penjualannya menurun walaupun demikian tetapi usaha kuliner tersebut masih bisa bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan operasionalnya setiap hari. Analisis Statistik Deskriptif Rekapitulasi Analisis Statistik Deskriptif Variabel Strategi Operasi 1. STRATEGI BIAYA
Rata-rata 4.87
a. Menurunkan biaya per unit
3.64
b. Menurunkan biaya bahan baku
4.71
c. Menurunkan biaya overhead
5.35
d. Menurunkan biaya persediaan
5.78 Page | 14
2. STRATEGI KUALITAS
8.24
a. Menurunkan tingkat kecacatan produk
8.00
b. Memperbaiki kualitas pemasok
8.36
c. Memperbaiki keandalan/ kinerja produk
8.36
3. STRATEGI PENGIRIMAN
8.37
a. Memperbaiki layanan pra-jual
8.50
b. Memperbaiki pelayanan pasca jual
8.64
c. Meningkatkan keandalan pengiriman
8.00
d. Meningkatkan kecepatan pengiriman
8.36
4. STRATEGI FLEKSIBILITAS
6.80
a. Meningkatkan model atau variasi produk
8.07
b. Menurunkan tenggang waktu produksi
6.21
c. Menurunkan tenggang waktu pembelian bahan baku d. Menurunkan waktu set up mesin
6.78 6.14
Sumber: Data Diolah, 2014 Berdasarkan analisis statistik deskriptif, ternyata peringkat pertama strategi operasi yang paling sering dipilih oleh usaha kuliner di Kota Tasikmalaya dalam menjalankan kegiatan usahanya adalah strategi pengiriman yang menitik beratkan pada pelayanan pra dan pasca jual serta keandalan dan kecepatan dalam penyampaian produk kepada konsumen. Disini terlihat bahwa usaha kuliner sangat memperhatikan setiap keluhan dari para konsumennya.
Page | 15
Yang kedua adalah strategi kualitas yang mengutamakan perbaikan produk secara terus menerus, peningkatan pemasok bahan baku dan berusaha menurunkan tingkat produk cacat serta berusaha untuk memenuhi berbagai sertifikat standar kualitas. Sangat terlihat bahwa usaha kuliner yang memilih strategi ini sangat mementingkan kualitas produknya dengan cara memperbaiki pemasok bahan baku dan juga keandalan kinerja produknya dengan mengurangi produk yang cacat. Peringkat ketiga adalah strategi fleksibilitas, strategi ini cukup sering dipilih oleh para manajer. Strategi ini lebih menitikberatkan pada kemampuan usaha kuliner dalam mengikuti setiap perubahan selera pasar dalam hal kuliner. Dari hasil survey kesetiap usaha kuliner memang kebanyakan usaha kuliner sering mempunyai variasi makanan yang baru disetiap bulannya walaupun masih sangat berhati-hati karena masihmelihat selera pasar. Peringkat keempat adalah strategi biaya, strategi biaya ini cukup sering dipilih karena lebih menitikberatkan pada efisiensi disetiap kegiatan produksi.Dengan memilih strategi ini usaha kuliner di Tasikmalaya kebanyakan
ingin lebih
mengefisiensikan kegiatan produksinnya dengan cara menurunkan biaya persediaan. Analisis Cluster Berdasarkan analisis cluster dengan menggunakan metode Hierarchical Clustering
yang
menggunakan
prosedur
agglomerative
(ward’s
method)
menghasilkan empat (4) cluster, dimana pada Cluster 1 (Strategi Biaya) terdiri dari 8 Page | 16
usaha kuliner dan Cluster 2 (Strategi Kualitas), terdiri dari 1 usaha kuliner, Cluster 3 (Strategi Pengiriman) terdiri dari 4 usaha kuliner sedangkan Cluster 4 (Strategi fleksibilitas) terdiri dari 1 usaha kuliner. Analisis ANOVA (Analysis of Variance) Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ANOVA adalah : Ho
: Diduga bahwa keempat cluster tipe strategi usaha kuliner memiliki
pertumbuhan penjualan sama. Hi :
Diduga bahwa keempat cluster tipe strategi memiliki pertumbuhan
penjualan berbeda. Dari hasil analisis ANOVA untuk pertumbuhan penjualan didapat nilai signifikansi 0,018. dengan demikian H0 : ditolak, H1 : diterima. Dalam hal ini pertumbuhan penjualan pada keempat tipe strategi
usaha kuliner (biaya,
kualitas, pengiriman dan fleksibilitas) secara signifikan berbeda. Tes Post Hoc (Post Hoc Test) Dari pengujian ANOVA (F test) telah diketahui bahwa secara umum keempat tipe strategi usaha kuliner memiliki perbedaan (tidak sama) dalam kesuksesan usaha dalam hal ini pertumbuhan penjualan. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan itu, perlu dilakukan Post Hoc Tests dengan menggunakan salah satu fungsi Tukey. Adapun hipotesis yang digunakan dalam tes ini adalah : Ho
: Diduga bahwa kedua cluster memiliki pertumbuhan penjualan yang
sama. Page | 17
Hi
: Diduga bahwa kedua cluster memiliki pertumbuhan penjualan yang
berbeda. Berdasarkan output Post Hoc Test dapat dilihat perbedaan antar dua cluster, yaitu sebagai berikut : Perbedaan means antara tipe strategi biaya dan kualitas Nilai probabilitas untuk perbedaan tipe strategi biaya dan kualitas sebesar 0,071. Jadi probabilitas 0,071 > 0,05. Dengan demikian
H0 : diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi biaya dan pengiriman secara signifikan adalah tidak berbeda (sama saja). Perbedaan means antara tipe strategi biaya dan pengiriman Nilai probabilitas untuk perbedaan tipe strategi biaya dan pengiriman sebesar 0,514. Jadi probabilitas 0,514 > 0,05. Dengan demikian H0 : diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi biaya dan pengiriman secara signifikan adalah tidak berbeda (sama saja). Perbedaan means antara tipe strategi biaya dan fleksibilitas Nilai probabilitas untuk perbedaan tipe strategi biaya dan fleksibilitas sebesar 0,722. Jadi probabilitas 0,722 > 0,05. Dengan demikian
H0 : diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi biaya dan pengiriman secara signifikan adalah tidak berbeda (sama saja). Perbedaan means antara tipe strategi kualitas dan pengiriman
Page | 18
Nilai
probabilitas
untuk
perbedaan
tipe
strategi
kualitas
dan
pengirimansebesar 0,016. Jadi probabilitas 0,016 < 0,05. Dengan demikian H0 : ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi kualitas dan pengiriman secara signifikan adalah berbeda (tidak sama). Perbedaan means antara tipe strategi kualitas dan fleksibilitas Nilai probabilitas untuk perbedaan tipe strategi kualitas dan fleksibilitas sebesar 0,685 Jadi probabilitas 0,685 > 0,05. Dengan demikian H0 : diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi kualitas dan fleksibilitas secara signifikan adalah tidak berbeda (sama saja). Perbedaan means antara tipe strategi pengiriman dan fleksibilitas Nilai probabilitas untuk perbedaan tipe strategi pengiriman dan fleksibilitas sebesar 0,310 Jadi probabilitas 0,310 > 0,05. Dengan demikian H0 : diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan antara tipe strategi pengiriman dan fleksibilitas secara signifikan adalah tidak berbeda (sama saja).
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis cluster didapatkan bahwa ada empat cluster tipe strategi usaha kuliner, yaitu Cluster 1 (Strategi Biaya) terdiri dari 8 usaha kuliner yang Page | 19
memprioritaskan efisiensi biaya diberbagai kegiatan usaha kulinernyadan Cluster 2 (Strategi Kualitas), terdiri dari
1 usaha kulinernya, dengan menitikberatkan
peningkatan kinerja produk dan keandalan pemasok. Cluster 3 (Strategi Pengiriman) terdiri dari 4 usaha kuliner, yang dalam strategi usaha kulinernya memilih meningkatkan pelayanan pra dan pasca penjualan serta meningkatkan keandalan dan kecepatan dalam memenuhi kebutuhan konsumen, sedangkan Cluster 4 (Strategi fleksibilitas) terdiri dari 1usaha kuliner yang dalam melaksanakan kegiatan usaha kulinernya mengikuti perubahan keinginan konsumen secara cepat. Untuk melihat perbedaan means masing-masing cluster tipe strategi operasi dilakukan Post Hoc Test, Berdasarkan hasil Post Hoc Test didapatkan hubungan antara cluster tipe strategi kualitas dan pengiriman secara signifikan ada perbedaan. Sedangkan untuk hubungan antara cluster tipe strategi biaya dan kualitas, biaya dan pengiriman, biaya dan fleksibilitas, kualitas dan fleksibilitas serta pengiriman dan fleksibilitas secara signifikan tidak ada perbedaan. Berdasarkan tabel rekapitulasi analisis statistik deskriptif dapat dilihat bahwa strategi operasi yang paling banyak di pilih oleh usaha kuliner di kota Tasikmalaya adalaha strategi pengiriman, Kemudian diikuti oleh tipe strategi kualitas, selanjutnya ketiga adalah tipe strategi fleksibilitas dan yang paling sedikit di pilih adalah tipe strategi biaya.
Page | 20
Berdasarkan diagram means plot pada lampiran 6, usaha kuliner yang memiliki tipe strategi operasi kualitas memiliki mean paling besar yaitu 56.67 % dibandingkan tiga tipe strategi operasi usaha kuliner lainnya, Kemudian diikuti oleh tipe strategi fleksibilitas sebesar 46.67%, selanjutnya ketiga adalah tipe strategi biaya sebesar 39.58% dan yang memiliki mean paling kecil adalah tipe strategi pengiriman sebesar 34.17%. Hal ini mengindikasikan bahwa tipe strategi kualitas memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kesuksesan usaha kuliner di Kota Tasikmalaya, karena mempunyai mean paling tinggi untuk pertumbuhan penjualan dibandingkan tipe strategi yang lainnya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil analisis cluster usaha kuliner di Kota Tasikmalaya terdapat empat cluster strategi operasi usaha kuliner , yaitu : tipe strategi biaya, tipe strategi kualitas, tipe strategi pengiriman dan tipe strategi fleksibilitas 2. Berdasarkan hasil analisis ANOVA didapatkan bahwa setiap cluster tipe strategi operasi usaha kuliner
yang terbentuk memiliki perbedaan kesuksesan usaha
Page | 21
dimana tipe strategi operasi pengiriman memiliki kesuksesan usaha paling tinggi yang diukur melalui lama usaha dan pertumbuhan penjualan Saran Berdasarkan simpulan dari pembahasan yang telah dilakukan, maka usaha kuliner di Kota Tasikmalaya dalam memilih strategi operasi yang mengedepankan strategi pengiriman yaitu dengan memperbaiki pelayanan pra dan pasca penjualan serta meningkatkan keandalan dan kecepatan dalam memenuhi kebutuhan konsumen untuk dapat memperoleh kesuksesan usaha yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Aulia Ishak. 2011. Srategi Operasi. ocw.usu.ac.id Danang Sunyoto.2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta. PT. Buku Seru. Edy Suroso. 2009. Model Integrasi Lingkungan Bisnis- Strategi Operasi- Kinerja Perusahaan, Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Menengah Besar di Tasikmalaya. Jurnal Siasat Bisnis. Ellitan, Lina dan Anatan, Lina. 2008. Manajemen Strategi Operasi (Teori dan Riset Di Indonesia). Bandung: Alfabeta Freddy Rangkuti. 2006. Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Page | 22
Hermawan, Asep (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia Hery Prasetya & Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. edisi pertama. Yogyakarta: Medpress. Nurul Indarti. 2004. Business Location and Success:The Case of Internet Café Roger G. Schroeder. 1997. Manajemen Operasi. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sudjana, 2000, Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga, Edisi Baru (Edisi Kelima), Bandung: Penerbit Tarsito Sugiyono. 2007. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Bandung : CV. Alfabeta. Suliyanto. 2009. Praktikum Analisis Statistik (Alat Analisis dalam Aplikasi Penelitian). Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Page | 23