PENGARUH DAYA TARIK KEGIATAN SPECIAL EVENT CHILDREN’S DAY TERHADAP MINAT PENGUNJUNG EVENT GRAN MELIA JAKARTA
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan humas dalam meningkatkan daya tarik kegiatan special event Children’s Day; sejauhmana minat pengunjung terhadap event Gran Melia Jakarta; dan untuk mengetahui adakah pengaruh daya tarik kegiatan special event Children’s Day terhadap minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan melalui survey dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua murid dari beberapa sekolah yang siswa-siswinya menjadi peserta pada kegiatan special event Children’s Day dengan jumlah sampel yang dipakai adalah sebanyak 50 responden. Kemudian, data yang dikumpulkan dianalisa dan diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang diamati. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Coefficient Correlation Product Moment Pearson lalu dilanjutkan dengan pengujian hipotesis koefisien regresi linear sederhana. Sebanyak 50% responden menyatakan daya tarik kegiatan special event Children’s Day dinilai tinggi dan sebanyak 50% responden memiliki skor tingkatan sedang. Hal ini dilihat dari beberapa hasil perhitungan pada dimensi setiap indikator penentu sebuah daya tarik kegiatan special events, yakni waktu pelaksanaan, promosi event, konsep acara, lokasi dan event environment. Melalui uji analisa pada variabel Y, sebanyak 54% responden menyatakan bahwa minat pengunjung event Gran Melia Jakarta dinilai tinggi dan 46% responden memiliki skor tingkatan sedang. Hal ini dilihat dari beberapa hasil perhitungan pada dimensi setiap indikator penentu sebuah minat, yakni perhatian, tertarik, kemauan dan perbuatan. Hasil perhitungan Coefficient Correlation Product Moment Pearson menunjukkan bahwa sebesar 0,839 yang menunjukkan pengaruh positif antara variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day) terhadap pembentukkan variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta). Uji regresi dalam koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel X berpengaruh “sangat nyata” terhadap variabel Y, yaitu sebesar 0,704. Dengan kata lain: Daya tarik kegiatan special event Children’s Day memiliki pengaruh dalam pembentukkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Kata kunci: Humas, Gran Melia Jakarta, Special Events
PENDAHULUAN Di tengah persaingan yang kuat di Jakarta, Gran Melia Jakarta sebagai hotel bintang lima, tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan, namun industri perhotelan juga perlu mengaplikasikan strategi-strategi komunikasi yang efektif kepada khalayaknya supaya terjadi saling pengertian antara kedua belah pihak, dan akhirnya terciptanya citra positif serta dukungan publik terhadap keberadaan perusahaan tersebut. 1
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing individu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Katz dan Robert Kahn (Ruslan, 2010:92), “Komunikasi adalah pertukaran informasi dan penyampaian makna yang merupakan hal utama dari suatu sistem sosial atau organisasi. Dan satu-satunya cara mengelola aktivitas dalam suatu organisasi adalah melalui proses komunikasi.” Sejalan dengan pernyataan di atas, Gran Melia Jakarta sebagai industri yang berhubungan dengan jasa penginapan dan segala fasilitas atau yang berhubungan dengannya menyadari pentingnya proses komunikasi sebagai upaya mengelola aktivitas dalam organisasinya. Gran Melia Jakarta menggunakan kegiatan komunikasi dalam membentuk sebuah persamaan makna, lalu dilakukan secara berkesinambungan dan menjadi sebuah budaya organisasi tersebut. Proses komunikasi sangat berperan penting dalam keberlangsungan organisasi. Komunikasi tidak hanya dijadikan sebagai alat perusahaan, namun cara berpikir dalam mengelola aktivitas sebuah organisasi. Di era persaingan sekarang ini, bukan publik yang butuh perusahaan, tetapi perusahaan yang butuh publik. Tetapi, untuk memenangkan kompetisi itu, perusahaan atau organisasi perlu strategi Public Relations (PR) yang prima. Ruslan (2003:8) mendefinisikan Public Relations (PR) adalah “Usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antar suatu lembaga atau organisasi dengan pihak masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai dan menciptakan citra yang positif.” Dari pernyataan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kegiatan dan sasaran PR, yaitu mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah, pemeliharaan jalur bersama, saling percaya dan timbul reputasi positif dalam benak khalayak terhadap suatu organisasi merupakan tugas utama PR. Di dalam struktur organisasi Gran Melia Jakarta, posisi PR berdiri di bawah divisi Marketing Communication. Secara struktural, perusahaan meletakkan fungsi PR sebagai perwujudan (state of being). Artinya PR merupakan salah satu fungsi manajemen modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan.
2
Selain PR menjadi fungsi manajemen yang bergerak untuk pembentukan dan pengembangan sebuah institusi, PR juga berperan penting dalam sebuah pemasaran atau sekarang ini dikenal dengan istilah Marketing Public Relations (MPR). MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programprogram yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan dalam usaha memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, kepentingan dan minat konsumen. (Adrianto, 2009:121) Dapat disimpulkan bahwa MPR adalah suatu proses pemasaran yang dilakukan dengan cara menggabungkan teknik pemasaran dan PR dengan melakukan sebuah riset kepada khalayaknya guna memenuhi kebutuhan, keinginan, kepentingan dan minat konsumen serta mencpaai citra positif di mata khalayak. MPR berperan langsung dnegan pemasaran dan pembentukan citra perusahaan atau produk. Dalam perkembangan aktivitas terakhir ini, Marketing Public Relations (MPR) efektif dan efisien dalam penyebaran pesan atau informasi. Program MPR merupakan upaya merangsang pembelian dan sekaligus dapat memberikan nilai-nilai atau kepuasan bagi pelanggan yang telah menggunakan produknya. Gran Melia Jakarta memilih menyelenggrakan kegiatan special event strateginya dalam meningkatkan publisitas perusahaannya mengenai kegiatan perusahaan. Gran Melia Jakarta mengadakan kegiatan Children's Day dengan harapan dapat membantu dalam memasarkan perusahaan dan produk-produknya kepada publik dan mampu mendapatkan publisitas dari pihak media massa.
KERANGKA PEMIKIRAN
Di tengah persaingan yang cukup kuat di Jakarta, tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan, namun industri perhotelan juga perlu mengaplikasikan strategi-strategi komunikasi yang efektif kepada khalayaknya supaya terjadi saling pengertian antara kedua belah pihak, dan akhirnya terciptanya citra positif serta dukungan publik terhadap keberadaan perusahaan tersebut. Senada dengan hal ini, Rohim (2009:8) mendefinisikan komunikasi adalah, “Penyampaian pengertian antarindividu. Semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang yang lain.” 3
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai tindakan satu arah, yaitu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan melalui beberapa kompenan menuju kepada komunikan. Pemahaman tersebut menegaskan bahwa komunikasi adalah proses yang disengaja untuk menyampaikan rangsangan untuk mendapatkan respons dari orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dilakukan dengan sengaja oleh seseorang untuk menyampaikan pesan kepada orang lain demi memenuhi kebutuhannya, seperti membujuk atau menjelaskan sesuatu. Schramm (Mulyana, 2010:151) mengungkapkan, “Kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran.” Proses komunikasi Schramm di atas dapat digambarkan menjadi model:
Schramm juga menyebutkan bila kedua lingkaran memiliki dua wilayah bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila kedua lingkaran tersebut tidak bertemu –artinya bila tidak ada pengalaman bersama– maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lainnya.” (Mulyana, 2010:153) Bedasarkan definisi tersebut, bahwa komunikasi sebagai interaksi yang dilakukan oleh komunikator yang menyandi dengan mengirimkan sinyal untuk menciptakan pengalaman yang sama dengan komunikannya. Besarnya irisan di antara sumber dan sasarannya tersebut menggambarkan semakin miriplah bidang pengalaman yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Pertemuan antara kedua lingkaran tersebut artinya memudahkan penyampaian makna dari seseorang kepada orang lain. Kedua pihak yang terlibat pada proses komunikasi tersebut dalam penelitian ini adalah Gran Melia Jakarta dan masyarakat sebagai target khalayak komunikasinya. Apabila mengacu pada konsep ini, maka pada Gran Melia Jakarta, divisi Marketing Communication-nya berperan sebagai source, yakni menciptakan hubungan komunikasi dengan menyelenggarakan kegiatan special event Children Days dan mengundang khalayak untuk ikut serta. Setelah menyelenggarakan dan mengundang khalayaknya tersebut, pihak 4
hotel menyampaikan pesan dalam bentuk informasi mengenai program-program yang hotel miliki. Dalam kasus ini, pengunjung berperan sebagai destination yang diharapkan terciptanya bidang pengalaman yang sama. Konteks komunikasi yang berhubungan dengan penelitian ini adalah komunikasi publik karena komunikasi yang tercipta adalah komunikasi yang dilakukan oleh Gran Melia Jakarta kepada khalayaknya. Dengan melakukan timbal balik dua arah, pemeliharaan jalur bersama, saling percaya dan timbul reputasi positif dalam benak khalayak. Komunikasi eksternal di Gran Melia Jakarta dikelola langsung oleh seorang Public Relations (PR). Di dalam struktur organisasi Gran Melia Jakarta, posisi PR berdiri di bawah divisi Marketing Communication. Divisi Marketing Communication hotel Gran Melia Jakarta terdiri dari Public Relations Officer dan Graphic Designer. Ardianto (2009:2) mengungkapkan, “PR adalah salah satu sub bidang Ilmu Komunikasi, kendati secara praktis, komunikasi adalah backbone “tulang punggung” kegiatan PR.” Konsep lainnya dari PR adalah sebagai “Metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama.” (Ardianto, 2009:3) Definisi di atas mengandung kesan komunikasi adalah ilmu. PR adalah bagian dari Ilmu Komunikasi, yakni ilmu yang tumbuh dan mulai diminati. Citra adalah suatu istilah baru yang menarik, dan banyak diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Kepentingan bersama dalam definisi di atas dapat disimpulkan sebagai esensi dan kegiatan PR. Kegiatan ini jelas menggambarkan dua pihak, yaitu antara organisasi dengan publiknya. Ruslan (2010:22-23) merumuskan ruang lingkup tugas PR dalam sebuah organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut: 1. Membina hubungan ke dalam (Publik Internal); yang dimaksud dengan publik internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu mengidentifikasikan atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. 2. Membina hubungan keluar (Publik Eksternal); yang dimaksud public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran public yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan atau organisasi itu sendiri. Apabila mengacu pada kasus ini, maka publik internal Gran Melia Jakarta meliputi bagian Management, Top Management dan seluruh karyawan yang bekerja di Gran Melia Jakarta.
5
Sedangkan publik eksternal adalah sarana kegiatan PR yang terdiri atas orang-orang atau anggota-anggota masyarakat di luar organisasi, baik yang ada kaitannya dengan organisasi maupun yang diharapkan atau diduga ada kaitannya dengan organisasi. Dapat diartikan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh PR kepada publiknya baik internal maupun eksternal bersifat komunikasi timbal balik dua arah. Selain PR menjadi fungsi manajemen yang bergerak untuk pembentukan dan pengembangan sebuah institusi, PR juga berperan penting dalam sebuah pemasaran atau sekarang ini dikenal dengan istilah Marketing Public Relations (MPR). MPR merupakan proses dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi programprogram yang mendorong minat beli serta kepuasan konsumen melalui penyampaian informasi dan kesan yang meyakinkan dalam usaha memperlihatkan bahwa perusahaan dan produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, kepentingan dan minat konsumen. (Adrianto, 2009:121) Dapat disimpulkan bahwa MPR adalah suatu proses pemasaran yang dilakukan dengan cara menggabungkan teknik pemasaran dan PR dengan melakukan sebuah riset kepada khalayaknya guna memenuhi kebutuhan, keinginan, kepentingan dan minat konsumen serta mencpaai citra positif di mata khalayak. MPR berperan langsung dnegan pemasaran dan pembentukan citra perusahaan atau produk. Kotler (Ruslan, 2010:255) mengungkapkan, “Pada saat ini program MPR adalah mendefinisikan segmen pasar dan secara strategis merencanakan penguasaan pasar.” Artinya dalam menghadapi persaingan yang kian menajam dalam dunia bisnis tersebut, maka target atau sasaran MPR harus lebih diarahkan kepada kepentingan konsumen untuk mendapatkan kepuasan pelanggan. Menurut Ardianto (2009:121), PR digunakan dalam perencanaan pemasaran untuk mencapai sejumlah sasaran: 1. Membantu perusahaan dan nama produk agar lebih dikenal. 2. Membantu mengenalkan produk baru atau peningkatan produk. 3. Membantu meningkatkan suatu produk life style, seperti menyempurnakan pesan iklan dan promosi penjualan dengan menambah informasi baru. 4. Mencari pangsa pasar dan memperluas keberadaannya. 5. Memantapkan semua citra yang positif bagi produk danusahanya. Gran Melia Jakarta menyadari akan peran MPR sebagaimana disebutkan di atas. Oleh karena itu, Gran Melia Jakarta mengaplikasikan customer relations sebagai aktivitas MPR dalam upaya memenuhi kepuasan pelanggannya. Salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan special event sebagai sarana komunikasi timbal balik dua arah antara perusahaan dengan khalayaknya. Melalui kegiatan special event ini, tidak hanya sebagai alat publikasi untuk menyampaikan informasi mengenai produk-produk yang dimiliki perusahaan, namun 6
juga memberikan kepuasan kepada pengunjung dengan memberikan field of experience mengenai keberadaannya di Gran Melia Jakarta. Menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (special events) dalam PR merupakan salah satu kiat untuk menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan atau produk tertentu yang akan ditampilkan dalam acara tersebut. Di lain hal, kegiatan special events dari PR tersebut diharapkan mampu memuaskan pihak-pihak lain ynag terlibat atau terkait untuk berperan serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus PR, baik untuk meningkatkan pengetahuan, pengenalan, maupun upaya pemenuhan selera, dan menarik simpati atau empati. Sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian baik kedua belah pihak dan pada akhirnya dapat menciptakan citra positif dari masyarakat sebagai target sasarannya. Bagi Gran Melia Jakarta, kegiatan special events merupakan ajang perusahaan dalam melakukan komunikasi timbal balik dua arah yang dilakukan melalui suatu program kerja PR. Acara tersebut dilakukan untuk mewakili perusahaan dalam menarik minat masyarakat terkait produk dan program-program yang dimiliki oleh Gran Melia Jakarta. Alasan peneliti mengangkat Children’s Day sebagai bahan penelitian karena kegiatan ini berbeda dengan event-event Gran Melia Jakarta lainnya. Menetapkan anak-anak sebagai peserta acara adalah sebuah strategi perusahaan untuk menarik perhatian target utama mereka yaitu orang tua untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang diadakan oleh penyelenggara. Selain itu, event ini merupakan event non-komersil (tidak berbayar). Strategi ini dimanfaatkan juga untuk menciptakan pengalaman yang sama dengan target khalayaknya dengan terlibat dalam satu kegiatan yang sama. Menurut Doty (1990:176) untuk membuat events yang menarik harus dimulai dengan: 1. Timing yang tepat. Waktu harus disesuaikan dengan musim liburan/dimulai saat musim kembali ke sekolah atau saat terjadi krisis di masyarakat. 2. Gunakan selebritis. Untuk menarik perhatian minat massa agar datang pada event yang dibuat. 3. Promosi. Hal ini bertujuan agar khalayak mengetahui event yang akan berlangsung. Publikasikan event di media yang sesuai khalayak sasaran. 4. Ada unsur berita pada event tersebut. 5. Gunakan sesuatu yang trend agar masyarakat tertarik untuk datang. 6. Lakukan sesuatu yang tak terduga pada khalayak yang datang. Pemilihan waktu yang tepat pada penyelenggaraan kegiatan special event dapat menentukan kehadiran para pesertanya. Children’s Day diadakan rutin setiap sebulan sekali pada hari Sabtu atau Minggu pada pukul 12:00 – 3:00. Gran Melia Jakarta memilih di antara kedua hari tersebut karena merupakan hari libur anak sekolah dan para orangtua peserta. 7
Waktu pelaksanaan acara juga dipilih agar tidak mengganggu waktu belajar anak dan kebersamaan keluarga pesertanya. Sehingga diharapkan setiap keluarga dapat hadir dan berperan serta dalam pelaksanaan event tersebut. Dalam konsepnya, Children’s Day tidak menggunakan selebritis sebagai pendukung acara. Gran Melia Jakarta memanfaatkan sosok badut untuk menarik perhatian anak-anak dan sekaligus meramaikan jalannya acara. Berbagai kegiatan promosi dilakukan untuk mempublikasikan kegiatan Children’s Day kepada masyarakat. Beberapa media publikasi yang digunakan, yaitu Facebook Gran Melia Jakarta, Twitter @GRANMELIA_JKT, dan poster yang diletakkan di setiap sekolah yang terlibat. Selain itu, event Children's Day ini akan diliput Program TV Lollypop di B-Channel TV, digunakan semaksimal mungkin untuk memperoleh publisitas tinggi. Media komunikasi seperti Twitter dan Facebook dianggap sebagai media yang sedang trend dan banyak digunakan saat ini. Melalui kegiatan Children’s Day, Gran Melia Jakarta secara langsung menyampaikan informasi terkait produk-produk dan beberapa program unggulan yang dimiliki perusahaan. Beberapa program unggulan Gran Melia Jakarta yang rutin diadakan adalah First Aid Class for Kids dan Children’s Cooking Class. Berbagai kegiatan disusun rapi sehingga dapat memberikan kepuasan pada setiap pengunjung yang hadir. Pemilihan konsep pertujunjukan kesenian oleh anak-anak adalah strategi perusahaan untuk menarik perhatian target utama mereka yaitu para orangtua dari anak-anak peserta acara. Children's Day merupakan acara khusus yang Gran Melia Jakarta adakan tanpa memungut biaya dari para pesertanya. Di sini Gran Melia Jakarta ingin memberikan fasilitas berupa tempat untuk anak-anak sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar untuk mengekspresikan bakat mereka di atas panggung dan depan orang banyak. Melalui niat baik ini, perusahaan berharap dapat memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai publik sasarannya. Selain menampilkan beberapa pertunjukan kesenian dari setiap sekolah, Children’s Day juga menyajikan berbagai permainan interaktif bagi para anak-anak yang hadir, baik sebagai peserta atau penonton, untuk mendapatkan hadiah yang dibagikan selama kegiatan berlangsung. Pemilihan sosok badut sebagai pengisi acara karena dianggap sesuai dengan konsep awal acara dan dapat memberikan keceriaan pada anak-anak dan pengunjung lainnya. Goldblatt (2002:256) menambahkan beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan untuk dapat mendukung penyelenggaraan event dengan baik, yaitu: 8
1. Lokasi event. Lokasi dari tempat penyelenggaran event juga sangat berpengaruh terhadap event itu sendiri. Penyelenggaraan suatu event bergantung pula pada penentuan lokasi. Penentuan lokasi didasari atas tersedianya transportasi pendukung untuk ke lokasi event, lahan parkir yang aman dan memadai serta mudah untuk dijangkau, keamanan terorganisir dengan baik, kapasitas tempat yang memadai untuk event tersebut. 2. Event environment. Untuk memuaskan kebutuhan khalayak yang hadir, maka event tersebut harus memuaskan lima panca indera; pendengaran, penglihatan, sentuhan, penciuman dan citarasa. Lokasi penyelenggaraan Children’s Day diadakan di Lobby Lounge Gran Melia Jakarta. Lobby Lounge dipilih karena areanya yang cukup besar, sehingga dapat menampung seluruh peserta dan penonton yang hadir pada saat itu. Letak Gran Melia Jakarta yang ada di tengah pusat kota ini memudahkan pengunjung menjangkau lokasi acara. Letak Lobby Lounge yang di dalam hotel ini juga mendukung agar terciptanya rasa aman dalam memarkirkan kendaraannya. Goldblatt (2002:256) juga menyatakan, “Lokasi dari tempat penyelenggaraan event juga sangat berpengaruh terhadap events itu sendiri, termasuk: kemauan, transportasi, tempat parkir, area events secara keseluruhan.” Bedasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan special events harus memperhatikan lokasi yang meliputi kemauan khalayak untuk datang, transportasi yang mendukung, fasilitas keamanan parkir dan area event yang nyaman untuk mobilitas peserta dan penonton. Untuk memuaskan khalayak yang hadir pada penyelenggaraan event tersebut, dibentuklah konsep acara yang menarik dengan tatanan dekorasi ruang yang penuh warna khas dengan kesukaan anak-anak, sound system dan tata cahaya yang memadai. Berbagai usaha dilakukan penyelenggara demi tercapainya kepuasaan pengunjung pada setiap eventnya. Panitia dituntut untuk dapat mengatur jalannya acara dengan baik. Tugas panitia adalah menyusun konsep, susunan, tema, dan alur dari setiap peserta yang akan tampil dan setelah tampil. Sekaligus juga mendistribusikan makan siang kepada setiap peserta dan orangtuanya. Makan siang yang diberikan tidak dipungut biaya oleh pihak penyelenggara dan dibuat sesuai dengan porsi peserta acara yaitu anak-anak. Selain tata panggung yang meriah, terdapat juga area bermain yang dapat digunakan para peserta selagi menunggu giliran untuk tampil. Area pertunjukan didesain semenarik mungkin untuk menciptakan kenyamanan pengunjung. Beberapa hal yang disebutkan di atas diharapkan dapat meningkatkan kepuasan dari para pengunjung sehingga dapat menarik perhatian mereka untuk terlibat kembali dalam event-event lain Gran Melia Jakarta. 9
Special events merupakan salah satu aktivitas PR yang bertujuan untuk menarik perhatian media massa terhadap perusahaan yang menyelenggarakannya. Melalui aktivitas ini diharapkan dapat menciptakan kepuasan oleh pihak-pihak yang terlibat, baik dalam meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kegembiraan dan dan menarik simpati atau empati. Tujuan akhir penyelenggaraan special events oleh PR adalah untuk membentuk citra positif perusahaan oleh khalayaknya. Target penelitian kali ini adalah orang tua dari siswa-siswi setiap sekolah yang menjadi peserta Children’s Day. Pada kasus ini, orang tua dianggap memiliki peran yang tepat sebagai decision making (menetapkan keputusan) dalam menentukan minat mereka untuk ikut atau tidaknya dalam kegiatan special events Gran Melia Jakarta selanjutnya. Rakhmat (2005:71) mengungkapkan: Faktor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain kognisi, motif dan sikap. Kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki. Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. Sikap juga faktor penentu lainnya, sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Pada kenyataannya kognisi, motif dan sikap ini berlangsung sekaligus. Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa orang tua sebagai individu yang sudah dianggap dewasa merupakan khalayak yang tepat untuk dijadikan target penelitian dibandingkan anak usia 5 sampai 11 tahun. Pengetahuan yang dimiliki, dorongan minat untuk memenuhi kebutuhan dan reaksi seseorang terhadap suatu rangsangan adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri seseorang pada proses penetapan keputusan. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan-pendekatan personal dengan memberikan mereka kepuasan dengan menyelenggarakan kegiatan khusus untuk anak-anak mereka menunjukan kreativitasnya. Rudy (2005:74) mendefinisikan efektivitas adalah, “Hasil atau pengaruh yang ditimbulkan dari suatu proses komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku dari komunikan, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan/dikehendaki/diharapkan oleh komunikator. Bedasarkan uraian di atas, bahwa efektivitas adalah sebuah dampak dari suatu proses komunikasi, yang ditunjukan oleh komunikan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan itu sesuai, dapat diartikan bahwa pesan yang disampaikan oleh komunikator telah berhasil. Sebaliknya, efek (sikap dan tingkah laku) tidak sesuai, berarti pesan yang disampaikan belum memperoleh hasil yang diharapkan dimana dalam kasus ini adalah minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. 10
Minat adalah kecenderungan seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan seseorang, hal ini muncul dikarenakan oleh adanya respon atau rangsangan untuk melakukan suatu aktivitas tersebut. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. seseorang yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar. Minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:744) Minat adalah sifat yang ada dalam diri seseorang dan dapat memberikan pengaruh dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya atau tidak. Tanpa adanya minat seseorang tidak berkeingingan melakukan sesuatu. Mawarti (2006:5) menguraikan unsur-unsur yang terdapat dalam minat adalah: 1. Perhatian; kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubunganya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkunganya. 2. Tertarik; merasa senang, terpikat, menaruh minat. 3. Kemauan; sebuah kesungguhan hati untuk melakukan sesuatu melalui tindakan nyata dengan penuh tanggung jawab dan konsisten. 4. Perbuatan; sesuatu yang diperbuat atau dilakukan. Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang diawali dengan memperhatikan suata objek, kemudian mempunyai rasa tertarik kepada objek dan keinginan untuk terlibat langsung dalam aktivitas tersebut. Terdapat empat unsur dalam pembentukan minat, yaitu perhatian, tertarik, kemauan dan perbuatan. Pada ranah minat, peneliti ingin mengukur sejauhmana atensi pengunjung terhadap informasi yang diberikan oleh komunikator. Seperti pengetahuan pengunjung mengenai jadwal pelaksanaan event Children’s Day, menyadari adanya badut sebagai pengisi acara dan dapat menangkap informasi mengenai program-program yang rutin diadakan oleh Gran Melia Jakarta. Untuk mengetahui ketertarikan pengunjung, peneliti mengukur sejauhmana pengunjung merasa senang dan menaruh minat sehingga dapat berperan aktif di dalam kegiatan tersebut. Misalnya, pengunjung menyaksikan pertunjukan dari setiap sekolah atau pengunjung menyaksikan Children’s Day dari awal sampai akhir acara. Selain itu rasa tertarik juga dapat 11
dilihat dari bagaimana penilaian pengunjung terhadap informasi yang penyelenggara berikan, contohnya event First Aid Class for Kids dan Children’s Cooking Class, sebagai event lain dari Gran Melia Jakarta, dapat meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan motorik anak. Tahap kemauan dapat diukur dari sejauhmana pengunjung terdorong untuk mengikuti event-event Gran Melia Jakarta lainnya. Hal ini dapat diketahui apabila pengunjung berencana untuk menjadi peserta dari event First Aid Class for Kids dan/atau Children’s Cooking Class. Untuk mengukur perilaku pengunjung, peneliti melihat apakah pengunjung benar-benar melakukan pendaftaran pada event First Aid Class for Kids dan/atau Children’s Cooking Class.
METODE Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini untuk meneliti hubungan sebab akibat antara kegiatan special event Children’s Day dengan keinginan pengunjung untuk mengikuti events selanjutnya yang diadakan di Gran Melia Jakarta. Maka dalam penelitian hanya akan menguji hubungan variabel bebas dengan variabel terikat melalui metodologi kuantitatif dan tabel (statistik) sebagai alat ukur. Sedangkan metode penelitian yang digunakan melalui survey dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Menurut Kriyantono (2010:55), “Survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.” Kuesioner digunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden yang dianggap sesuai dengan subjek penelitian. Kuesioner disebut juga daftar pertanyaan (terstruktur). Kuesioner ini biasanya berkaitan erat dengan masalah penelitian, atau juga hipotesis penelitian yang dirumuskan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orangtua murid dari beberapa sekolah yang siswa-siswinya menjadi peserta pada kegiatan special event Children’s Day. Jumlah sampel yang akan dipakai dalam penelitian adalah sebanyak 50 responden dengan menggunkaan teknik Accidental Sampling, karena orangtua memiliki jadwal yang tidak menenu sehingga peneliti memutuskan untuk memberikan kuesioner kepada orangtua siapa saja yang menurut peneliti layak untuk dijadikan sampel penelitian. 12
Skala yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala likert dengan alternatif jawaban 1-4, yaitu sangat tidak setu ju : bobot 1; tidak setuju : bobot 2; setuju: bobot 3; dan sangat setuju: bobot 4. Kemudian, data yang dikumpulkan dianalisa dan diinterpretasikan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang diamati. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Coefficient Correlation Product Moment Pearson lalu dilanjutkan dengan pengujian hipotesis koefisien regresi linear sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Pada kuesioner terdapat pertanyaan saringan yang dikelompokan ke dalam empat bagian, yaitu: (1) Jenis Kelamin, (2) Umur, (3) Pekerjaan, dan (4) Penghasilan. Di bawah ini adalah uraian hasil dari pertanyaan saringan yang telah disebutkan di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 (8%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 46 (92%) responden berjenis kelamin perempuan. Menurut analisis peneliti, dapat disimpulkan bahwa orangtua murid yang hadir mendampingi anak-anaknya tampil di kegiatan special event Children’s Day adalah berjenis kelamin perempuan. Bedasarkan kategori umur menunjukkan bahwa sebagian besar 15 (30%) responden berusia antara 36 – 40 tahun, 12 (24%) responden berusia 41 – 45 tahun, 11 (22%) responden berusia 31 – 35 tahun, 10 (20%) responden berusia 25 – 30 tahun, dan 2 (4%) responden berusia 45 – 50 tahun. Bedasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa orangtua murid yang hadir di kegiatan special event Children’s Day masih tergolong usia muda. Hasil penelitian menurut kategori pekerjaannya menunjukkan bahwa 21 (42%) responden berprofesi sebagai bapak/ibu rumah tangga, 13 (26%) responden berprofesi sebagai wiraswasta, 9 (18%) responden berprofesi sebagai karyawan swasta, dan 7 (14%) responden berprofesi sebagai PNS. Bedasarkan uraian tersebut,dapat disimpulkan bahwa orangtua murid yang hadir di kegiatan special event Children’s Day memiliki profesi bapak/ibu rumah tangga. Bedasarkan kategori penghasilan responden menunjukkan bahwa sebayak 22 (44%) responden memiliki pendapatan sebesar Rp 5000.000 – Rp 10.000.000, 21 (42%) responden memiliki pendapatan sebesar Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000, dan 7 (14%) responden memiliki pendapatan sebesar Rp 15.000.000 – Rp 20.000.000. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendapatan orangtua murid yang hadir di kegiatan special event 13
Children’s Day berkisar antara Rp 5000.000 – Rp 10.000.000. Hal tersebut dapat dikategorikan sejahtera karena pendapatan berada di atas Upah Minimum Regional (UMR) DKI Jakarta. Deskripsi Frekuensi Variabel X (Daya Tarik Kegiatan Special Event Children’s Day) Pada indikator variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day), peneliti merumuskan ke dalam 19 pertanyaan yang mewakili unsur-unsur yang terdapat dalam daya tari event, yaitu timing yang tepat, promosi event, konsep acara, lokasi, dan event environment pengunjung. Berikut penjabaran hasil penelitian pada peryataan-peryataan variabel X. Hasil kalkulasi setiap dimensi pada variabel X menunjukkan bahwa dari 50 responden diperoleh hasil skor total dari variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day) sebanyak 25 (50%) responden memiliki skor tingkatan yang tinggi dan sebanyak 25 (50%) responden memiliki skor tingkatan sedang. Hasil analisa pada uraian di atas menunjukkan bahwa frekuensi responden yang menjawab variabel X bernilai sama besar pada tingkatan tinggi dan sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya penilaian pada tingkatan kurang pada perhitungan kategori variabel X. Bedasarkan analisa data di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan special event Children’s Day yang diselenggarakan Gran Melia Jakarta bernilai sama besar pada tingkatan tinggi dan sedang oleh para respondennya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil perhitungan pada dimensi setiap indikator penentu sebuah daya tarik kegiatan special events, yakni waktu pelaksanaan, promosi event, konsep acara, lokasi dan event environment. Dalam kasus ini PR Gran Melia Jakarta dianggap telah berhasil menjalankan fungsinya dalam suatu manajemen. Menurut Edward L. Bernay (Ruslan, 2010:18), terdapat tiga fungsi utama PR, yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa PR Gran Melia Jakarta telah menjalankan fungsinya sebagai “jembatan komunikasi” suatu organisasi dengan memberikan penerangan kepada masyarakatnya melalui komunikasi dua arah. PR berperan sebagai komunikator perusahaan kepada masyarakat luas dengan menyelenggarakan kegiatan special event Children Days dan mengundang khalayak untuk ikut serta. Setelah menyelenggarakan dan mengundang khalayaknya tersebut, pihak hotel menyampaikan pesan dalam bentuk 14
informasi mengenai program-program yang hotel miliki. Dalam kasus ini, pengunjung berperan sebagai destination yang diharapkan terciptanya sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. Gagasan awal dari kegiatan ini adalah untuk memberikan wadah kepada anak-anak Indonesia dalam mengapresiasikan sisi kreativitas mereka di bidang kesenian. Hal ini merupakan stategi perusahaan dalam proses penyatuan perilaku Gran Melia Jakarta sesuai dengan perilaku masyarakat. Macnamara (Ruslan, 2010:232) mendefinisikan special events adalah “Sebuah event yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian pada media untuk klien, perusahaan atau produk Anda. Event tersebut dapat didisain untuk mentransferkan pesan spesifik tentang produk anda.” Bagi Gran Melia Jakarta, kegiatan special events merupakan ajang perusahaan dalam melakukan komunikasi timbal balik dua arah yang dilakukan melalui suatu program kerja PR. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) yang dapat dikemas dalam suatu media PR pada acara khusus dan menarik. Acara tersebut dilakukan untuk mewakili perusahaan dalam menarik minat masyarakat terkait produk dan event-event yang dimiliki oleh Gran Melia Jakarta.
Deskripsi Frekuensi Variabel Y (Minat Pengunjung Event Gran Melia Jakarta) Minat merupakan perasaan seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang diawali dengan memperhatikan suata objek, kemudian mempunyai rasa tertarik kepada objek dan keinginan untuk terlibat langsung dalam aktivitas tersebut. Terdapat empat unsur dalam pembentukan minat, yaitu perhatian, tertarik, kemauan dan perbuatan. Hasil kalkulasi setiap dimensi pada variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta) menunjukkan bahwa sebanyak 27 (54%) responden memiliki skor tingkatan yang tinggi dan sebanyak 23 (46%) responden memiliki skor tingkatan sedang. Skor tingkatan sedang tersebut diperoleh karena lemahnya perhatian khalayak yang datang. Hasil skor total dari dimensi perhatian memperoleh skor sebanyak 25 (50%) responden memiliki skor tingkatan yang sedang dan sebanyak 25 (50%) responden memiliki skor tingkatan tinggi. Dari hasil analisa di atas presentase sedang dan tinggi memiliki jumlah yang sama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian khalayak terhadap kegiatan special event Children’s Day oleh khalayak yang hadir tidak maksimal.
15
Hasil analisa pada uraian di atas menunjukkan bahwa frekuensi responden yang menjawab variabel Y mayoritas responden berada pada tingkatan tinggi dan selebihnya merupakan responden yang berada pada tingkatan sedang. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya penilaian pada tingkatan kurang pada perhitungan kategori variabel Y. Bedasarkan analisa data di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat pengunjung event Gran Melia Jakarta dinilai tinggi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hasil perhitungan pada dimensi setiap indikator penentu sebuah minat, yakni perhatian, tertarik, kemauan dan perbuatan. Dalam kasus ini, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan special event Children’s Day yang diselenggarakan oleh divisi PR Gran Melia Jakarta berhasil membentuk minat pengunjung event Gran Melia. Menurut Singgih (2004:131), “Munculnya minat yaitu dalam bentuk perhatian dan keinginan.” Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan seseorang yang dapat mendorongnya untuk melakukan sesuatu yang diawali dengan memperhatikan suatau objek, kemudian mempunyai rasa tertarik kepada objek dan keinginan untuk terlibat langsung dalam aktivitas tersebut. Menurut Sudarsono (2003:8), “Minat merupakan bentuk sikap ketertarikan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu kegiatan karena menyadari pentingnya atau bernilainya kegiatan tersebut.” Bedasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat pengunjung event Gran Melia Jakarta dibentuk dari menciptakan ketertarikan dengan mengajaknya terlibat langsung dalam kegiatan Children’s Day agar memberikan pengalaman positif dan memiliki nilai bagi pelakunya. Deskripsi Korelasi Pearson’s Variabel X dan Y Melalui uji Coefficient Correlation Product Moment Pearson, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi antara kedua variabel, dimana nilai koefisiensi korelasi (r) didapatkan sebesar 0,839 yang menunjukkan pengaruh positif antara variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day) terhadap pembentukkan variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta). Koefisien korelasi sebesar 0,839. Nilai koefisien korelasi antara variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day) dengan variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta) sebesar 0,839. Tabel 16
yang diuraikan Sugiyono (2006:216) menunjukkan berada dalam interval 0,80 – 1,000 yang artinya kategori tingkat hubungan yang sangat kuat. Karena nilai koefisien korelasinya positif, maka arah hubungannya adalah positif. Bedasarkan nilai probabilitasnya, yakni sebesar 0,000, berarti terdapat hubungan yang cukup nyata atau signifikan antara variabel X (daya tarik kegiatan special event Children’s Day) dengan variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta). Bedasarkan perhitungan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima. Serta hipotesis dalam penelitian ini dapat terbukti. Dengan kata lain: Daya tarik kegiatan special event Children’s Day memiliki hubungan yang positif dalam pembentukkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Dari hasil uji Coefficient Correlation Product Moment Pearson menyatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut sangat kuat. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin baik kualitas kegiatan special event Children’s Day maka akan semakin kuatnya hubungan terhadap minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Melalui uji korelasi di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antar kegiatan perusahaan dengan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Hal ini sejalan dengan ungkapan Farghob (Ruslan, 2003:213), “Special events dapat membangkitkan minat seorang produksi atau organisasi dengan memfokuskan pada sebuah peristiwa dan juga aktivitas yang dirancang untuk memungkinkan organisasi bisa mendengar dan berinteraksi dengan publiknya.” Bila dikaitkan dengan penelitian, Children’s Day dapat membangkitkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta dengan memanfaatkannya sebagai media komunikasi langsung (bertatap muka) antara institusi dengan khalayaknya agar dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Deskripsi Analisis Regresi Pengaruh variabel bebas (tidak terikat) terhadap variabel terikat diukur melalui uji regresi sederhana melalui program SPSS. Dalam tabel hasil analisa regresi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dapat ditarik kesimpulan bahwa r disebut juga koefisien korelasi. Nilai R menerangkan tingkat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. dari hasil analisis dapat diketahui nilai koefisien korelasi 0,839, artinya bahwa hubungan antara variabel X dan Y sebesar 83,9%.
17
Koefisien determinasi menerangkan seberapa variasi Y disebabkan oleh X. Dari tabel terlihat bahwa R Square (R2) sebesar 0,704, artinya bahwa minat pengunjung event Gran Melia Jakarta (Y) sebesar 70,4% disebabkan variasi variabel X. Dari tabel Coefficients pada kolom unstandardized coefficients dapat disimpulkan bahwa persamaan regresinya adalah: Y = 25.406 + 0,440X. Uji regresi dalam koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel X berpengaruh “sangat nyata” terhadap variabel Y. Dengan kata lain: Daya tarik kegiatan special event Children’s Day memiliki pengaruh dalam pembentukkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Dari hasil uji regresi menyatakan bahwa hubungan kedua variabel tersebut sangat nyata, artinya semakin baik kualitas kegiatan special event Children’s Day maka akan semakin mampu membentuk minat pengunjung terhadap event Gran Melia Jakarta selanjutnya. Melalui uji regresi di atas menunjukkan bahwa minat pengunjung terhadap produk perusahaan merupakan salah satu tujuan dari penyelenggaraan kegiatan special events. Ardianto (2009:107) menguraikan beberapa tujuan dari special events, yaitu: 1. Pengenalan (awareness) dan meningkatkan pengetahuan (knowledge) terhadap lembaga/perusahaan dan produk, yang ingin ditampilkan. 2. Proses publikasi melalui komunikasi timbal balik, yang pada akhirnya memperoleh publisitas yang positif. 3. Memperlihatkan itikad baik dari lembaga, yaitu produk yang diwakilinya, dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai publik sasarannya. 4. Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat. 5. Memperoleh rekanan atau pelanggan baru melalui acara special events yang dirancang secara menarik, informatif, dan kreatif. Dari uraian di atas, apabila dihubungkan pada kasus ini maka tujuan Gran Melia Jakarta dalam menyelenggarakan kegiatan special event Children's Day adalah upaya untuk mengenalkan dan meningkatkan pengetahuan pengunjung mengenai produk dan event-event rutin yang diadakan Gran Melia Jakarta. Kegiatan ini merupakan proses komunikasi timbal balik perusahaan kepada masyarakat yang pada akhirnya membangun publisitas, meningkatkan brand awareness dan meningkatkan brand image di khalayak sasarannya. Pada akhirnnya, tujuan utama yang dapat diperoleh dari proses komunikasi ini adalah timbulnya minat pengunjung untuk menggunakan produk atau ikut serta dalam kegiatan special events lainnya selain Children's Day.
18
KESIMPULAN DAN SARAN Bedasarkan hasil keseluruhan analisa pembentukkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta menunjukkan bahwa minat yang paling terbentuk adalah minat positif terhadap eventevent Gran Melia Jakarta lainnya. Penyelenggaraan Children’s Day efektif meningkatkan minat pengunjung. Sebanyak 27 (54%) responden setuju bahwa kegiatan ini efektif dalam menentukan perilaku khalayak untuk mengikuti event First Aid Class for Kids dan/atau Children’s Cooking Class. Beberapa uraian di atas menunjukkan adanya korelasi antara variabel kegiatan special event Children’s Day dengan pembentukkan minat pengunjung event Gran Melia Jakarta. Hal ini didasari oleh hasil uji signifikansi korelasi antara kedua variabel tersebut yang menunjukkan tingkatan hubungan yang sangat kuat, terbukti dengan nilai coefficient correlations (r) sebesar = 0,839. Selain itu, melalui uji regresi dalam koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel X sangat berpengaruh “sangat nyata” terhadap variabel Y. hasil ini dapat dilihat pada peluang yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini memberikan kesimpulan bahwa menolak Ho serta menerima Ha. Kesimpulan daripada hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa menolak Ho dan menerima Ha atau dengan kata lain, bahwa terjadi hubungan pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Bedasarkan kesimpulan di atas, disarankan sebagai berikut: 1. Hasil uji siginifikansi korelasi antara kedua variabel X (kegiatan special event Children’s Day) dengan variabel Y (minat pengunjung event Gran Melia Jakarta) menunjukkan hubungan yang sangat kuat,
maka disarankan untuk terus
mempertahnkan kualitas kegiatan ini agar minat pengunjung selanjutnya dapat terbentuk sesuai dengan yang diinginkan. 2. Sebanyak 25 (50%) responden menyatakan bahwa selama acara sound system mengalami gangguan. Artinya pengunjung merasa tidak nyaman terhadap perlengkapan suara pada kegiatan ini. Oleh sebab itu disarankan untuk lebih memperhatikan kesiapan dan kelengkapan dari peralatan sound system yang digunakan agar tidak terjadi lagi masalah-masalah seperti sulitnya memasukan lagu peserta ke perangkat audio dan suara yang terdengar kurang jelas sehingga menyulitkan setiap peserta yang akan tampil. 3. Sebanyak 27 (52%) responden menyatakan ruang pelaksanaan Children’s Day tidak nyaman. Bedasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Lobby Lounge 19
Hotel Gran Melia Jakarta dirasa kurang nyaman untuk diadakan event semacam ini. Hal ini dikarenakan kapasitas ruangan yang kurang besar untuk menampung para pengunjung. Oleh sebab itu disarankan untuk dapat memindahkan lokasi kegiatan di area yang lebih besar dan nyaman.
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ardianto, Elvinaro. 2009. Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. Doty, Dorothy. 1990. Publicity and Public Relations. New York: Barron’s Business Library. Singgih D. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia. Goldblatt, Joe. 2002. Special Event, Third Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sudarsono, Joko. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional . 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka. Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 1, edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: PT Indeks. Mawarti, Sri. 2006. Upaya Menumbuh-Kembangkan Minat Gemar Berolahraga Pada Kelompok Usia Remaja. Jakarta: Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata: PT Raja Grafindo Persada ---------------. 2010. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi; Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Website http://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g294229-d302646-Reviews-Gran_Melia_JakartaJakarta_Java.html, (4 September 2013, pkl, 10:19). 4.
21