tanpa didukung adanya jasa angkutan udara, sebab dampak dari adanya pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan secara langsung, antara lain perhubungan yang cepat, efisien serta nyaman, sehingga pengangkutan udara merupakan pilihan yang paling tepat dalam kehidupan modern yang menuntut segala sesuatunya harus dilakukan secara cepat dan efisien. Pesawat udara mempunyai karakteristik antara lain mampu mencapai tempat tujuan dalam waktu cepat, menggunakan teknologi tinggi, tidak mengenal batas suatu negara, memiliki tingkat keamanan dan keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya.2 Negara Republik Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang sangat luas, pengangkutan udara dengan ciri-cirinya diatas mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam upaya mewujudkan wawasan nusantara. Harus kita akui bersama bahwa bidang pengangkutan udara sebenarnya telah dikenal sebelum masa perang dunia kedua berlangsung, dimana pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan beberapa peraturan udara dan masalah-masalah lainnya. Tetapi di negara Indonesia sendiri bidang pengangkutan udara boleh dikatakan mulai mengalami masa perkembangan yang pesat setelah masa kemerdekaan. Di negara Indonesia, pengangkutan udara boleh dikatakan mulai mengalami masa perkembangan yang pesat setelah sesudah masa kemerdekaan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut, jumlah dan mutu armada yang di miliki serta jarak penerbangan yang telah ditempuh. 2
H.K Martono, 1987, Hukum Udara, Angkutan Udara dan Hukum Angkasa, Alumni, Bandung, hlm. 102.
2
Dipandang
dari
segi
geografis,
luas
wilayah,
dan
penyebaran
penduduknya, maka penyelenggaraan angkutan udara di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari memegang peran yang sangat penting dalam berbagai kegiatan, karena masyarakat dalam melakukan aktivitas sering menggunakan pesawat udara agar lebih cepat sampai tujuan. Dengan semakin tingginya teknologi penerbangan maka kecepatan dan tingkat keselamatan penerbangpun makin tinggi pula. Namun ketika kenyataan membuktikan bahwa musibah yang menimpa dunia penerbangan masih juga sering terjadi, baik dikarenakan oleh faktor alam atau keadaan pesawat udara itu sendiri. Disamping itu juga kerugian-kerugian yang diderita para pemakai jasa angkutan yang disebabkan oleh sebab-sebab lain masih sering terjadi pula, sehingga masalah tanggung jawab pengangkutan udara yang diberikan oleh perusahaan penerbangan tetap merupakan masalah yang tidak henti-hentinya dibicarakan dan dibahas serta perlu segera dicari jalan pemecahannya dengan cepat dan tepat, karena tanpa pemecahan seperti itu, kemungkinan masalah tersebut akan sulit dan rumit. Dalam setiap penyelenggaraan angkutan udara akan memiliki risiko kerugian akibat kecelakaan yang kemudian berdampak pada konsekuensi hukum. Risiko tersebut khususnya yang berkaitan dengan penyelesaian santunan terhadap pengguna jasa angkutan udara yang mengalami kerugian sebagai bentuk tanggung jawab hukum (legal liability) dari perusahaan angkutan udara.3
3
H.K. Martono, 2007, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta , hlm. 338.
3
Uraian yang begitu luas mengenai tanggung jawab perusahaan penerbangan yang merupakan pihak pengangkut dalam angkutan udara tidaklah mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang sangat singkat untuk mendapatkan penulisan yang benar-benar bermutu. Sebab banyak aspek yang dapat kita kaitkan dengan masalah tanggung jawab perusahaan penerbangan pada pengangkutan udara. Perusahaan penerbangan dalam melayani penerbangan internasional sebagai “flag carrier” bertugas tidak hanya untuk memperoleh devisa akan tetapi juga mempromosikan tanah air dalam bidang kepariwisataan. Aneka ragam, tradisi, dan budaya serta alam tropisnya yang indah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing. Transportasi udara niaga dewasa ini mengalami perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyak perusahaan atau maskapai penerbangan yang melayani jasa penerbangan ke berbagai rute penerbangan baik domestik maupun internasional, sampai dengan tahun 2012 terdapat 39 perusahaan atau maskapai penerbangan yang beroperasi. Perusahaan-perusahaan yang melayani jasa penerbangan niaga diantaranya Garuda, Merpati, Sriwijaya, Mandala Tiger, Lion Air,
Indonesia Air Asia dan lain lain.
Perkembangan jumlah perusahaan
penerbangan di satu sisi menguntungkan bagi para pengguna jasa transportasi udara (penumpang dan pemilik kargo) karena akan banyak pilihan. Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing untuk untuk menarik penumpang sebanyak banyaknya dengan menawarkan tarif yang lebih murah atau menawarkan berbagai bonus. Namun di sisi lain, dengan tarif yang murah tersebut sering
menurunkan
kualitas
pelayanan
(service),
bahkan
yang
lebih
4
mengkhawatirkan lagi adalah akan menyebabkan berkurangnya kualitas pemeliharaan (maintenance) pesawat sehingga rawan terhadap keselamatan penerbangan dan akan berdampak kurang baik terhadap keamanan, kenyamanan dan perlindungan konsumen. Dalam dunia penerbangan dikenal dua pengertian yakni kejadian (incident), dan Kecelakaan (accident). Kecelakaan (accident) adalah suatu peristiwa di luar kemampuan manusia yang terjadi selama berada di dalam pesawat udara dari bandar udara keberangkatan ke bandar udara tujuan, di mana terjadi kematian atau luka parah atau kerugian yang disebabkan oleh benturan dengan pesawat udara atau semburan mesin jet pesawat udara atau terjadi kerusakan struktural atau adanya peralatan yang perlu diganti atau pesawat udara hilang sama sekali.sedangkan kejadian (incident), adalah peristiwa yang terjadi selama penerbangan berlangsung yang berhubungan dengan operasi pesawat udara yang dapat membahayakan terhadap keselamatan penerbangan. Kecelakaan-kecelakaan pesawat udara tersebut, dapat disebabkan berbagai faktor, antara lain faktor manusia (human), mesin pesawat udara (machine technical), dan cuaca (weather). Dari ketiga faktor tersebut, studi menunjukkan bahwa sekitar 55% kecelakaan pesawat udara karena kesalahan/ kelalaian kapten penerbang sebagai penyebab kecelakaan, sedangkan 45% sisanya disebabkan oleh hal lain yang mendukung terjadinya kesalahan/ kelalaian kapten penerbang tersebut, yang menunjukkan bahwa peran manusia ternyata sebagai faktor rutin yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat. Setiap kecelakaan penerbangan selalu menimbulkan kerugian bagi penumpang yang tentu saja melahirkan permasalahan hukum, khususnya
5
berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan penerbangan atau pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik barang baik sebagai para pihak dalam perjanjian pengangkutan maupun sebagai konsumen. Pada prinsipnya kegiatan pengangkutan udara merupakan hubungan hukum yang bersifat perdata akan tetapi mengingat transportasi udara telah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas maka diperlukan campur tangan pemerintah dalam kegiatan pengangkutan udara yaitu menentukan kebijakankebijakan atau regulasi yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan udara sehingga kepentingan konsumen atau pengguna jasa transportasi udara terlindungi. Dalam
menentukan
pertanggungjawaban
perusahaan
penerbangan
tentunya harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku baik ketentuan nasional maupun internasional, sehingga dapat ditentukan pihak-pihak yang betanggung jawab dan besaran ganti kerugiannya.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah: 1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut terhadap pembayaran ganti rugi kepada korban kecelakaan pesawat udara;.
6
2. Bagaimana tanggung jawab perusahaan penerbangan terhadap kerugian pihak ke tiga yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan pesawat udara.
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jumlah ganti kerugian yang diberikan perusahaan penerbangan kepada korban kecelakaan pesawat udara sesuai dengan peraturan yang berlaku; 2. Untuk mengetahui besaran ganti kerugianyang diberikan oleh perusahaan penerbangan sebagai pengangkut kepada pihak ke tiga akibat terjadinya kecelakaan pesawat udara,
D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, analisis yuridis terhadap penyelesaian ganti rugi kecelakaan pada pesawat udara merupakan permasalahan yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dunia penerbangan, oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang asli dan belum pernah ditulis sebelumnya oleh pihak lain.
7
E. Manfaat Penelitian Dengan bertitik tolak dari latar belakang permasalahan dan perumusan masalah tersebut di atas, kiranya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa manfaat dari penelitian yang ingin dicapai dalam rangka penyusunan tesis ini adalah: 1. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya bagi pihak pemakai jasa angkutan udara dengan mengunakan pesawat terbang akan segala hak dan kewajibannya sehubungan dengan masalah tanggung jawab pengangkut dalam hal ini perusahaan penerbangan apabila terjadi musibah atau kecelakaan. 2. Untuk mencari kebenaran ilmiah terhadap tanggung jawab yang di berikan oleh perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut kepada penumpang sebagai pihak yang menjadi korban, apakah sudah sesuai dengan peraturanperaturan yang ada. 3. Untuk mengetahui sejauhmana batas tanggung jawab perusahaan penerbangan dalam memberikan perlindungan kepada penumpang, apakah telah memenuhi standar penerbangan internasional serta untuk mengetahui bagaimana penyelesaian perjanjian angkutan antara perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut dan penumpang yang menjadi pihak yang diangkut atau korban dengan adanya pembatasan tersebut.
8
F. Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini dibagi dalam lima bab, dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun pembahasan dalam bentuk sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN Bab pertama berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Didalam bab ini akan terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian
tentang
pengertian
tanggung
jawab,
prinsip
tanggung jawab pengangkut dan sistem tanggung jawab BAB III
CARA PENELITIAN Didalam bab ini penulis akan membahas mengenai bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, analisis hasil, dan kesulitan-kesulitan serta cara pemecahannya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam bab keempat ini penulis akan menjelaskan mengenai beberapa hal yaitu identifikasi tentang tanggung jawab pengangkut terhadap korban kecelakaan dalam hukum udara serta penyelesaiannya.
9
BAB V
PENUTUP Bab lima atau bab terakhir ini berisi dua bagian yaitu kesimpulan, yang merupakan suatu intisari penulisan tesis ini dan saran-saran dari penulis yang kiranya dapat dijadikan masukan guna terciptanya keadilan dalam bidang hukum angkutan udara. Sebagai pelengkap dalam bab ini, penulis melampirkan daftar kepustakaan yang digunakan dalam menyusun tesis ini, dengan maksud bahwa penyusunannya
didukung
dipertanggung
jawabkan,
oleh
literatur
sehingga
yang dapat
dapat lebih
memudahkan bilamana diperlukan.
10