PENERAPAN PROSES SELEKSI SISWA DAN GURU PROGRAM AKSELERASI DI SMP BAKTI MULYA 400
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: Ari Istiara NIM 1110018200073
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT TARNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
:
Ari Istiara
Tempat Tgl Lahir
:
Jakarta,05 Juli 1992
Program Studi
:
Manajerien Pendidikan
Judul Skripsi
: Penerapan Proses Seleksi Siswa dan
Guru
Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Dosen Pembimbing
:
Rusydy Zakaia, M.Ed., M.Phil
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya saya dan diajukan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi
ini telah saya
canfumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.
Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan karya asli atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan undang-undang yang berlaku di Universitas Islma Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
p\ETERAI TEN\PEL Uilr/rGrx P1lli
a{rcstr
D3884AAF
.A.ri 11
10018200073
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENERAPAN PROSES SELEKSI SISWA DAN GURU PROGRAM
AKSELERASI I}I SMP BAKTI MULYA
4OO
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh
Ari Istiara
MP. 19560530 198503 1002
JTIRUSAN MANAJEMEN PE,NDIDIKAN
TAKULTAS ILMU TARBIYAII I}AN KEGURUAN UNN,TRSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Skripsi
ini be{udul
"Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru
Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqosah pada tanggal 11 Desember 2014 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis memperoleh gelar S.Pd dalam bidang Manajemen Pendidikan. Jakarta, 08 Desember 2014
Panitia Ujian Muaqosah Ketua Panitia (ketua Prodi)
Tanggal
Dr.Has)rim Asy'ari. M.Pd NIP. 19661009 1993303 1 004
"//f """"',"'
S
l{/
a Tangan
go,ry
ekretasis (Sekretaris Prodi)
Dr. Zahrudin. Lc" M.Pd NrP. 19730302 200501 1 002 Penguji I
Dr. Hasyim Asy'ari. M.Pd NrP. 19661009 1993303 1 004 Penguji II Dr. H. Salman Tumangeor. M.Pd NIP. 19570710197903 r 002
t1/ )q!Y
/tt
4,r*
ztl1
Mengetahui Dekan FITK UIN Sy4flf Hidayatullah Jakarta
)'_
NIP. 19591020 198603 2
001
UJI REFERENSI Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Penerapan
Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400"
yang disusun oleh
Ari Istiara, NIM. 1110018200073, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing slaipsi pada tanggal 02 Desember 2014.
Jakarta, 08
NrP. 19560530 98s03 1 002
ABSTRAK ARI ISTIARA NIM 1110018200073. Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400. Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan, memaparkan, dan mengungkapkan hasil penelitian mengenai penerapan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400. Penelitian deskriptif ini memusatkan perhatian pada proses seleksi siswa-siswi yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dan tenaga pendidik yang akan membina, mendidik dan menemani siswa-siswi cerdas luar biasa itu menyelesaikan masa study nya di kelas akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama, Proses seleksi siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap seleksi siswa secara umum dan dilanjutkan dengan tahapan seleksi siswa khusus untuk program akselerasi yang rangkaiannya terdiri dari masa percobaan pra-akselerasi selama dua bulan, kemudian dilaksanakannya tes ulang secara mendalam diantaranya adalah Tes IQ, Tes Komitmen, Tes Kemandirian, dan Tes Motivasi Belajar. Keempat tes tersebut diakumulasikan bersama hasil ulangan harian selama masa pra-akselerasi dan disetujui oleh pihak orang tua. Kedua, Proses seleksi calon guru program akselerasi dilakukan secara ketat sejak di awal mereka akan bergabung dengan sekolah ini, sehingga dalam pemilihan guru untuk program akselerasi cukup menggunakan asas Best of The Best, dimana kepala sekolah memainkan peran yang menentukan proses penilaian melalui kegiatan supervisi mengajar dan supervisi kinerja. Ketiga, Belum ada pelatihan atau seminar khusus yang diadakan untuk tim penyeleksi siswa dan guru program akselerasi. Pelatihan atau seminar ini sangat penting agar semua pihak yang tergabung dalam tim penyeleksi siswa dan guru program akselerasi benar-benar memahami segala hal yang terkait dalam program akselerasi. Termasuk persyaratan sumber daya manusia yang harus ada di dalam program ini. Kata Kunci: Program Akselerasi – Proses Seleksi Siswa dan Guru
i
ABSTRACT ARI ISTIARA NIM 1110018200073. The application of selection process Acceleration Program Students and Teachers at JUNIOR HIGH SCHOOL Bakti Mulya 400. Program Management Studies Faculty of Tarbiyah Education and Teaching Islamic State University Syarif Hidayatullah, Jakarta. This research aims to know the implementation selection acceleration program students and teachers at Junior High School Bakti Mulya 400 South Jakarta. The approach used in this study is a qualitative descriptive method approach to describing, exposing, and reveal research results regarding the implementation of selection process acceleration program students and teachers at Junior High School Bakti Mulya 400. Descriptive research is concentrated on the selection process for the students who have exceptional talent and intelligence and educators who will nurture, educate and accompany students that complete the remarkable comeback during his study at Junior High School accelerated class Bakti Mulya 400 Jakarta. Research results showed that: First, the selection process acceleration program students in Junior High School Bakti Mulya 400 consists of two stages: stage of selection of students in general and continued with stages in the selection of students for the accelerated program, the series consists from pre-accelerated probation for two months, then deeply unsettled retest them are Tests of IQ, a Test of Independence, Commitment and Motivation of Learning Tests. All four of these test results, together with accumulated daily during the repeat of the preaccelerated and approved by the parents. Second, the teacher candidate selection process conducted strictly acceleration program since early in they will be joining the school, resulting in the selection of teachers for the program accelerated enough to use the principle of Best of The Best, where the principal plays a role that determines the assessment process through the activities of teaching supervision and supervision performance. Third, there has been no training or special seminars are held for the team selectors acceleration program students and teachers. Training or seminar is very important that all the parties who are members of the team selectors acceleration program students and teachers really understand everything related in accelerated programs. Including human resource requirements that must exist within this program. Key words: Accelerated Program – Selection Process for Students and Teachers
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400“, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha maksimal yang dapat penulis lakukan. Penulis juga menyadari sepenuhnya tentunya ada pihak-pihak yang berkontribusi baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1.
Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya sangat berterima kasih kepada beliau, karena beliau selalu memberi arahan kepada penulis dan teman-teman untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3.
Rusydy Zakaria, M.Ed., M.Phil, dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis hingga selesainnya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dalam hidupnya. Amin.
4.
Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya dosen-dosen di Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 yang dengan ramah menerima dan membantu penulis dalam proses penelitian.
6.
Bapak dan Ibu guru, serta bagian Tata Usaha yang sangat ramah dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini, khususnya kepada Bapak Prayogo, S.Pd. wali kelas VIII-6 program akselerasi tingkat dua yang telah membantu penulis dalam penelitian.
iii
7.
Drs. H. Slamet Suryanto (alm), ayahanda yang semasa hidupnya selalu menanamkan dengan kuat dan tegas arti perjuangan kepada penulis.
8.
Hj. Harti Muhsinatin, Ibunda terhebat yang tiada henti-hentinya bekerja keras seorang diri, memberi doa terbaik, dan memberi teladan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Kakak dan adik penulis, Wilda Rahman Farabi, S.T., Rusdiana Autar, S.Si., Abdul Roziq Fanshuri, S.Ud., Amin Haidar, S.E.I dan Fina Arta Ningrum.
10. M. Dhia’ul Haq yang selalu memotivasi, mendampingi dan mendidik penulis menjadi pribadi yang dewasa. 11. Teman-teman di Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya kepada Lia Dahlia, Ayu Nur Azizah, Rizka Umami, Siti Subaikoh, Anita Greanti, Djehan Firda Syafitri, dan Atin Kurniatin yang selalu menemani hari-hari penulis, memotivasi dan mendoakan penulis, selama penulis menyelesaikan studi S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuannya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat. Skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang. Jakarta, 15 November 2014 Penulis
Ari Istiara
iv
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR UJI REFERENSI PENGESAHAN PENGUJI ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................... 8 C. Pembatasan Masalah ......................................................... 8 D. Perumusan Masalah ........................................................... 9 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
BAB II
KAJIAN TEORI A. Hakikat Seleksi 1. Pengertian Seleksi ........................................................ 10 2. Persyaratan Kualifikasi Seleksi.................................... 12 3. Langkah-langkahdalam Proses Seleksi ........................ 12 B. Program Akselerasi 1. Pengertian ProgramAkselerasi ..................................... 16 2. Tujuan Program Akselerasi .......................................... 19 3. Prosedur Membuka Program Akselerasi ...................... 21 4. Persyaratan Peserta Didik Program Akselerasi ............ 23 v
5. Proses Identifikasi Peserta Didik Program Akselerasi ...................................................... 25 6. Metode Identifikasi PesertaDidik Program Akselerasi ...................................................... 27 7. Persyaratan dan Penyiapan Guru Program Akselerasi ....................................................... 29 C. Kerangka Konseptual ........................................................ 31 D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 37 B. Latar Penelitian (Setting) .................................................... 38 C. Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................... 38 D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data .............. 39 E. Analisis Data ...................................................................... 42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .................................................................... 44 1. Data Profil SMP Bakti Mulya 400................................ 44 a. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 .............................. 44 b. Visi, Misi dan Nilai-nilai SMP Bakti Mulya 400 ... 45 c. Tujuan SMP Bakti Mulya 400 ............................... 46 d. Data Guru danKaryawan SMP Bakti Mulya 400 ............................................ 47 e. Sarana Prasarana SMP Bakti Mulya 400 ................ 49 2. Penerapan Proses Seleksi Siswa Program Akselerasi ....................................................... 50 a. Persyaratan Siswa Program Akselerasi .................. 50 b. Proses Alur Seleksi Siswa Program Akselerasi ...... 57 3. Penerapan Proses Seleksi Guru Program Akselerasi .... 64 a. Persyaratan Guru Program Akselerasi .................... 64
vi
b. Alur Seleksi Guru Program Akselerasi................... 67 B. Analisis Penelitian .............................................................. 70 1. Penerapan Proses Seleksi Siswa Program Akselerasi ....................................................... 70 2. Penerapan Proses Seleksi Guru Program Akselerasi .... 76 C. Temuan Penelitian .............................................................. 78 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 80 B. Saran-Saran ........................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 3.1
Keterangan Perbedaan Proses Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Akseleratif Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Halaman 18
3.2
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
41
4.1
Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400
48
38
Berdasarkan Jenis Kelamin 4.2
Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400
49
Berdasarkan Status Guru Tetap dan Tidak Tetap 4.3
Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400
49
Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.4
Nilai Ujian Akhir SD Siswa Program Akselerasi
52
Tingkat Dua 4.5
Nilai Rata-rata Rapor SD Siswa Program Akselerasi
53
Tingkat Dua 4.6
Daftar Nilai Siswa Akselerasi Program Akselerasi
54
Tingkat Dua Selama 4 Semester 4.7
Data Guru yang Mengajar Tidak Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikannya
viii
66
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Tahapan Proses Seleksi menurut Wilson Bangun ................... 13
Gambar 4.1
Alur Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400 .. 59
Gambar 4.2
Alur Pendaftaran Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400 Khusus pada Program Akselerasi ............................................. 64
Grafik 4.1
Data Pendidikan Terakhir Guru-Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 I
66
Gambar 4.3
Alur Proses Seleksi Guru SMP Bakti Mulya 400 .................... 68
Gambar 4.4
Alur Proses Seleksi Calon Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 .............................................................. 70
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Instrumen Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran II
Instrumen Wawancara Guru, Siswa Akselerasi
1
dan Siswa Reguler
3
Lampiran III
Hasil Wawancara Kepala Sekolah
4
Lampiran IV
Hasil Wawancara Guru Akselerasi
11
Lampiran V
Hasil Wawancara Siswa Akselerasi
14
Lampiran VI
Hasil Wawancara Siswa Reguler
17
Lampiran VII
Profil Sekolah
20
Lampiran VIII
Sarana Prasarana SMP Bakti Mulya 400
45
Lampiran IX
Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400
46
Lampiran X
Susunan Panitia PPDB
48
Lampiran XI
Legger Nilai Siswa Akselerasi
49
Lampiran XII
Rekrutmen Siswa Akselerasi
53
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan diri agar kebutuhan yang ada dapat terpenuhi dan tidak ketinggalan zaman. Begitu pula dalam bidang pendidikan, sistem pendidikan di negara ini seharusnya berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan yang terjadi, dimana setiap anak dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan kebutuhan, kondisi, kemampuan, dan minat serta kecepatannya . Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis secara bertanggung jawab”.1 Jelas sekali Undang-Undang tersebut menjabarkan untuk mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat yang dimiliki peserta didik secara khusus dan optimal. Anak bangsa adalah aset berharga untuk negeri ini, ketika kita mengabaikan potensi yang dimilikinya maka secara tidak langsung kita telah menyia-nyiakan aset masa depan negeri ini. Maka sudah seharusnya setiap anak memperoleh pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan 1
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, h. 8-9.
1
2
mereka, khususnya untuk anak-anak luar biasa atau yang memiliki kelainan. Menurut Utami Munandar, “anak luar biasa atau anak berkelainan ini menyangkut semua golongan anak berkelainan, baik yang menyimpang ke bawah maupun yang menyimpang ke atas”.2 Kita akan selalu menemukan perbedaan dalam diri peserta didik, baik itu perbedaan bakat, minat maupun perbedaan kemampuan intelektual. Sehingga perlu adanya suatu kebijakan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi agar dapat lebih maju dan berkembang dibandingkan siswa yang lainnya. Peserta didik cerdas istimewa sebenarnya sama dengan peserta didik yang mengalami gangguan dalam penglihatan, pendengaran maupun gangguan belajar lainnya. Kondisi anak seperti ini tentunya tidak bisa disamaratakan dengan kondisi peserta didik pada umumnya, mereka membutuhkan bantuan pembelajaran melalui pelayanan pendidikan khusus agar dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Dalam suatu kasus, ditemui seorang siswa yang selalu mengganggu teman-teman lainnya dan membuat kegaduhan di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung. Anak tersebut mengaku bosan dengan pelajaran yang ada di kelasnya, karena ia merasa telah menguasai materi tersebut dengan sangat baik. Begitulah jadinya ketika si anak cerdas dan berbakat istimewa tidak ditempatkan pada tempat yang tepat. Ia akan menganggap sekolah sebagai tempat yang sangat membosankan bahkan kemungkinan terburuknya ialah mereka merasa malas sehingga potensi cemerlang yang dimilikinya akan terabaikan sia-sia. Utami Munandar menyatakan bahwa, “kemajuan suatu kebudayaan tergantung dari bagaimana kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusianya. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota-anggota masyarakatnya”.3
2
S. C. Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat, (Jakarta: Rajawali, 1982), h. 1. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), h. 23. 3
3
Menanggapi fenomena tersebut pemerintah Indonesia memberikan jaminan pelayanan pendidikan untuk anak cerdas istimewa yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab IV pasal 5 ayat 4 yang berbunyi: Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Lebih lanjut lagi pada Bab V Pasal 12 ayat 1 ditegaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (f) menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.4 Perhatian khusus tersebut tidak dimaksudkan melakukan diskriminasi, melainkan memberikan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik, dimana mereka harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan potensi intelektual, emosional dan spiritualnya. Berdasarkan keputusan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 135 ayat 2 menyebutkan bahwa “Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan (akselerasi); dan/atau b. program pengayaan”. Disebutkan dalam jurnal pendidikan dan kebudayaan bahwa “Program akselerasi memiliki muatan positif pada pendidikan secara umum. Karena menawarkan suatu diferensiasi model pendidikan dengan menempatkan anak didik sesuai kemampuannya”.5 Dengan kata lain, melalui program akselerasi ini peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual tinggi serta kompetensi di atas rata-rata dapat berkembang dan terfasilitasi semaksimal mungkin. Melalui program akselerasi, peserta didik dapat menempuh masa belajar di sekolah dasar sekitar lima tahun, di sekolah menengah pertama dua tahun, dan di sekolah menengah atas dua tahun. Peserta didik dalam usia 10 tahun sudah dapat menyelesaikan sekolah dasar, 12 tahun lulus SMP, dan 14 atau 15 tahun 4
Undang-Undang SISDIKNAS, (Jakarta, Sinar Grafika, 2008), h. 8-11. T. Rusman Nulhakim, “Program Akselerasi bagi Siswa Berbakat Akademik”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, h. 928. 5
4
lulus SMA, sehingga dalam usia kurang dari 20 tahun sudah merasakan gelar sarjana. Lebih baik lagi mungkin sudah memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak. Program ini diharapkan dapat mendongkrak kualitas SDM secara lebih cepat, tepat waktu dan tepat sasaran.6 Namun, adanya program akselerasi dalam dunia pendidikan masih menimbulkan pro dan kontra dari beberapa kelompok. Pihak yang menolak adanya program akselerasi ini beranggapan bahwa program akselerasi tidak tepat dalam upaya akomodasi anak-anak cerdas istimewa, adanya program ini hanya akan menimbulkan problem sosial dan emosional saja. Pihak yang setuju dengan adanya program ini membantahnya dengan mengatakan bahwa program akselerasi tidak akan menimbulkan masalah pada perkembangan sosial dan emosional siswa apabila dalam pelaksanaan programnya dirancang secara matang. Pengelolaan program akselerasi berbeda dengan pengelolaan kelas regular. Dimana siswa dalam kelas akselerasi memiliki kemampuan lebih di banding siswa kelas regular yang menekankan perkembangan kreatif dan proses berpikir tinggi. Jika objek dari program ini adalah anak-anak yang berkemampuan luar biasa sudah tentu program ini juga membutuhkan tenaga pendidik yang handal dan profesional. Merancang pelaksanaan program akselerasi dapat dimulai dari tahapan perencanaan sumber daya manusia yang terlibat dalam program ini. Peran sumber daya manusia dalam setiap kegiatan instansi pendidikan menempati posisi utama, karena walaupun sekolah tersebut memiliki gedung yang mewah, letak yang strategis dan didukung dengan sarana prasarana pendidikan berkualitas, tetapi tidak didukung dengan sumber daya manusia yang handal dalam mengelola setiap kegiatan dan sumber daya material yang ada, maka tujuan pendidikan pun tidak akan terselesaikan dengan baik. Darsono P. dan Tjatjuk
Siswandoko mengatakan: “SDM mempunyai
peranan sentral dalam suatu organisasi. Tanpa SDM yang profesional, sasaran 6
H. E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. II, h. 94.
5
kerja tidak dapat dicapai walaupun alat kerjanya canggih. Oleh sebab itu suatu organisasi harus memiliki strategi, kebijakan, dan program kerja yang sesuai dengan kemampuan SDM untuk mengoperasikan alat kerja untuk mencapai sasaran kerja”.7 Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilibatkan dalam program akselerasi dibutuhkan lebih dari sekedar guru pendidikan anak berbakat. Berikut ini dijelaskan oleh T. Raka Joni mengenai siapa saja yang dibutuhan dalam program pembinaan anak berbakat yang dilakukan di sistem persekolahan: 1. Guru-guru di lembaga pendidikan biasa, merupakan mata rantai penting di dalam identifikasi dan pembinaan anak berbakat. Para guru inilah yang justru berada paling depan, setelah orang tua, yang karena tugasnya bergaul dengan anak-anak dari hari ke hari sehingga mereka pulalah yang pertamatama memperoleh kesempatan untuk menyaksikan percikan-percikan bakat unggul yang dimaksud. Tentu saja hal ini akan demikian apabila, sebagaimana para pendulang intan, para guru itu diperlengkapi dengan peralatan minimal untuk mengidentifikasi dan membina bakat-bakat khusus yang sesekali muncul di kelas masing-masing. 2. Para administrator (di sekolah maupun di kanwil), merupakan lapisan kedua personal pendidikan persekolahan yang dapat membantu (atau menggagalkan) usaha penjaringan serta pembinaan bakat di sekolah. Administrator yang secara kaku mengikuti aksara petunjuk dan pedoman pengelolaan seringkali juga sekaligus menutup kesempatan bagi guru dan siswa untuk menunjukkan yang lebih baik yang mereka mampu kerjakan. 3. Guru-guru khusus pendidikan anak berbakat, yang diserahi membina program-program layanan khusus bagi pembinaan bakat. Guru-guru khusus inilah yang harus disoroti persyaratan serta cara penyiapannya.8 Memperoleh sumber daya manusia yang tepat dapat direalisasikan dengan menerapkan proses seleksi. Namun sebelumnya harus ditentukan beberapa kriteria khusus. Kriteria-kriteria tersebut harus mengacu pada pedoman yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. Misalnya kriteria untuk siswa program akselerasi: “Siswa yang diterima dalam program akselerasi harus benar-benar memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa sesuai dengan berbagai kriteria yang ditetapkan 7
Darsono P. dan Tjatjuk Siswandoko, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2011), h. 39. 8 T. Raka Joni, “Seleksi dan Penyiapan Guru Bagi Pendidikan Anak Berbakat”, dalam S. C. Utami Munandar (ed.), Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, (Jakarta: CV. Rajawali), Cet. II, h. 64-65.
6
berdasarkan aspek persyaratan: (1) informasi data objektif, (2) informasi data subjektif, (3) kesehatan fisik, (4) kesediaan calon siswa dan orang tua”.9 Adanya seleksi penerimaan siswa baru tersebut agar dapat memenuhi standar peserta didik program akselerasi, adapun dalam proses seleksi calon siswa baru program akselerasi diharuskan mengikuti sejumlah tes yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pihak sekolah harus mampu melaksanakan strategistrategi yang tepat dan benar agar pelaksanaan seleksi dapat berjalan sesuai harapan dan tujuan yang diinginkan. Setelah didapatkan siswa yang unggul dan tepat untuk menempati kelas akselerasi, sekolah juga perlu melakukan hal-hal yang sifatnya dapat mengembangkan potensi awal yang mereka miliki yaitu dengan menyediakan tenaga pendidik yang qualified. Sehingga seleksi juga perlu diterapkan pada pemilihan guru untuk program akselerasi, rutinnya pertemuan antara guru dan siswa membuat seorang guru program akselerasi juga harus memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mendidik dan mengarahkan anak cerdas dan berbakat istimewa ini. Seperti yang dikatakan oleh Callagher dalam Utami Munandar, bahwa “pokok-pokok yang paling penting dalam merancang pendidikan untuk anak berbakat ialah sebagai berikut: (1) seleksi dan training guru, (2) penyusunan kurikulum untuk anak berbakat, dan (3) prosedur seleksi murid untuk mengidentifikasi anak berbakat”.10 Menurut T. Hani Handoko “seleksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak”.11 Tujuan dari seleksi itu sendiri adalah mencari calon yang dianggap paling tepat untuk mengisi sebuah jabatan. Dengan kata lain, tujuan seleksi tidak hanya mencari orang yang baik tetapi juga orang yang tepat bagi jabatan tersebut. Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat, dan obyektif agar siswa dan guru yang diterima benar-benar qualified sehingga pembinaan,
9
Sitiatava Rizema Putra, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 214. 10 S. C. Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat, (Jakarta: Rajawali, 1982), h. 9. 11 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), Cet. XIV, h. 85.
7
pengembangan, dan pengaturannya akan lebih mudah. Namun, proses seleksi guru jarang sekali mengemuka di lembaga-lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan lebih sering menggunakan sistem kekeluargaan dibandingkan dengan proses seleksi. Kegiatan seleksi yang tidak dilakukan dengan cermat dan teliti memungkinkan terjadinya penerimaan guru yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, sehingga ia tidak bisa bekerja dengan tepat. Biaya yang dikeluarkan tentunya akan lebih banyak, karena harus mengikutsertakan guru tersebut pada pelatihan-pelatihan dan pendidikan lainnya guna memperbaiki kinerja guru tersebut. Hal terburuk yang akan terjadi adalah kekeliruan dalam pola asuh peserta didik di program akselerasi itu sendiri. Maka dari itu, pelaksanaan seleksi harus benar-benar diaplikasikan secara teliti untuk meminimalisir kekeliruan dan perbaikan saat proses kerja. Sering ditemui sekolah-sekolah yang berdiri atas nama yayasan yang melakukan sistem nepotisme, mereka memperkerjakan keluarga, kerabat dan saudara sendiri dan menempatkannya menjadi guru di sekolah tersebut. Sehingga menghalangi orang luar yang mungkin memiliki kemampuan lebih baik untuk bergabung dalam lembaga tersebut. Beberapa sekolah di Indonesia yang telah menerapkan program akselerasi diantaranya adalah Al-Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Lab-School Rawamangun, SMA Negeri 70, Labschool Jakarta Selatan, SMP Bakti Mulya 400 , SMP Negeri 3 Tangerang Selatan, dan lain sebagainya. Sekolah yang dipilih penulis untuk menjadi objek penelitian adalah SMP Bakti Mulya 400. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa Penyelenggaraan program Akselerasi yang ditujukan untuk anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini bukan hal yang mudah, karena yang akan dihadapi adalah anak yang luar biasa. Jika dalam penanganannya tidak tepat dikhawatirkan hasilnya akan berlawanan dengan tujuan dan harapan yang diinginkan. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan qualified untuk menerapkan program ini.
8
Mengacu pada pentingnya pemilihan sumber daya manusia yang tepat dalam mensukseskan penyelenggaraan program akselerasi inilah yang membuat penulis menetapkan sebuah judul skripsi, yaitu: “Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400”.
B. Identifikasi Masalah Dalam upaya mencapai tujuan utama diselenggarakannya program akselerasi tentu harus memperhatikan proses manajemen sumber daya manusia yang baik dan benar. Dimulai dari sebuah perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terorganisasi dengan benar, serta proses pemantauan dan perbaikan yang dilakukan terus menerus. Berikut adalah beberapa masalah yang teridentifikasi dalam pelaksanaan seleksi siswa dan guru program akselerasi: 1. Belum optimalnya pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru untuk program akselerasi. 2. Pengklasifikasian siswa belum sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Masih terdapat diskriminasi dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru untuk program akselerasi yang berasal dari kalangan kurang mampu. 4. Masih terdapat nepotisme dalam proses penerimaan dan penempatan guru di program akselerasi. 5. Tidak semua guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 6. Lemahnya menajemen sekolah dalam proses seleksi guru untuk program akselerasi. C. Pembatasan Masalah Luasnya permasalahan yang ada dalam program akselerasi ini menjadikan penelitian ini harus dibatasi menjadi beberapa masalah pokok. Kegiatan penelitian ini dibatasi pada masalah: 1. Belum optimalnya pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru untuk program akselerasi.
9
2. Lemahnya menajemen sekolah dalam proses seleksi guru untuk program akselerasi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “bagaimanakah proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan kepada: a. Bagi lembaga pendidikan, penelitian ini dapat memberikan ide untuk setiap sekolah penyelenggara program akselerasi dalam melakukan perubahan, perbaikan, dan pengembangan dalam manajemen sumber daya manusia program akselerasi. b. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran mengenai anak cerdas istimewa, program pendidikan
untuk
anak
cerdas
istimewa
dan
juga
cara
mengaplikasikan program ini dengan baik dan benar sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. c. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sarana pembelajaran dan suatu pengalaman bagi pribadi penulis, penulis dapat mengatahui lebih jauh mengenai pelaksanaan seleksi siswa dan guru di salah satu program pelayanan untuk anak cerdas istimewa yaitu program akselerasi.
BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Seleksi 1. Pengertian Seleksi Pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi membuat proses seleksi karyawan menjadi suatu langkah yang harus diperhitungkan keefektifan pelaksanaannya. Peran sumber daya manusia sangat menentukan berhasil dan tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Sehingga organisasi tersebut harus selalu berusaha untuk memperoleh dan menempatkan karyawan yang qualified pada setiap jabatan dan pekerjaan agar pelaksanaannya lebih berdaya guna serta berhasil. Menurut Wilson Bangun, “seleksi (selection) adalah proses memilih calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan persyaratan pekerjaan.”1. Tidak jauh berbeda dengan itu Sedarmayanti mengartikan “seleksi sebagai kegiatan menentukan dan memilih tenaga kerja yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan”2.
1 2
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 159. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 113.
10
11
Sementara itu Handoko mengartikan “seleksi sebagai serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak”3. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seleksi merupakan serangkaian kegiatan yang harus dijalani oleh setiap calon karyawan yang telah mengajukan lamaran pekerjaan dan dinyatakan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh suatu instansi/perusahaan untuk kemudian diputuskan
apakah
calon
karyawan
tersebut
diterima
bergabung
di
instansi/perusahaan tersebut atau tidak. Pentingnya peranan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi tidak dapat disangkal lagi. Tanpa Sumber Daya (SDM) yang benar-benar memenuhi persyaratan, sebuah organisasi berada dalam posisi sulit untuk berhasil, sebagaimana dikatakan Mathis dan Jackson: “Pelatihan yang baik tidak akan memperbaiki seleksi yang buruk”. Implikasinya di sini adalah ketika orang yang tepat dengan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang sesuai tidak terpilih untuk posisi tersebut, maka sulit bagi perusahaan untuk memperbaikinya kemudian dengan mencoba untuk melatih individu-individu tanpa bakat yang sesuai, minat, atau pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang kurang sempurna lainnya.4 Berdasarkan pernyataan tersebut menguatkan kembali pentingnya proses seleksi. Rangkaian kegiatan yang diadakan dalam kegiatan seleksi dimaksudkan untuk menghindari perbaikan-perbaikan pada individu yang tidak tepat. Melatih dan mengembangkan orang-orang yang sudah memiliki bakat, pengetahuan, pengalaman serta keahlian yang dipersyaratkan akan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan memperbaiki seseorang yang tidak memiliki keahlian atau berlawanan dengan persyaratan seleksi yang telah ditetapkan.
3
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2000), Cet. XIV, h. 85. 4 Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 306
12
2. Persyaratan Kualifikasi Seleksi Dengan memperhatikan tujuan utama seleksi yaitu untuk mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan/instansi, maka calon karyawan atau pelamar pekerjaan harus memenuhi persyaratan kualifikasi yang telah ditentukan. Menurut Manullang dalam Irawan pada umumnya “persyaratan kualifikasi yang menjadi dasar dalam proses seleksi ada 10 hal, yaitu: (1) Keahlian, (2) Pengalaman, (3) Usia, (4) Jenis kelamin, (5) Pendidikan (formal dan nonformal), (6) Keadaan fisik/kesehatan, (7) Tampang, (8) Bakat, (9) Temperamen, (10) Karakter”. 5, Menurut penulis, dari kesepuluh persyaratan kualifikasi umum yang menjadi dasar dalam proses seleksi tersebut berlaku juga dalam pelaksanaan seleksi siswa dan guru di program akselerasi. Pada seleksi siswa, poin pengalaman dan tampang tidak terlalu berpengaruh dalam proses seleksi karena siswa tidak diharuskan memiliki pengalaman pernah mengikuti kelas akselerasi untuk masuk di program tersebut. Kemudian, penilaian baik atau tidaknya tampang seseorang tidaklah menjadi penilaian dalam program akselerasi ini. Sedangkan Pada seleksi tenaga pendidik di program akselerasi, hanya poin nomor tujuh sajalah yang tidak terlalu menentukan seseorang diterima atau tidak untuk mengajar di program akselerasi.
3. Langkah-Langkah dalam Proses Seleksi Pentingnya peranan sumber daya manusia terhadap keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi membuat setiap calon karyawan harus menjalani serangkaian tahapan yang telah ditetapkan. Setiap tahapan pada gambar 2.1 dapat diperoleh informasi yang menentukan berhasil tidaknya seorang calon karyawan untuk mengikuti proses seleksi tahap berikutnya. 5
Prasetya Irawan, Suryani S. F. Motik, dan Sri Wahyu Krida Sakti ., Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: STIA-LAN, 1997), h. 70
13
Ditolak Data tidak lengkap
Kesan kurang baik
Gambar 2.1 Formulir lamaran kerja
Wawancara pendahuluan
Nilai rendah
Tes psikologi Referensi kurang
Diterima Data lengkap
Kesan baik
Nilai baik
Referensi mendukung
Pemeriksaan referensi mendukung Hasil kurang
Wawancara seleksi
Hasil baik
mendukung Atasan tidak setuju
Kesehatan kurang baik
Persetujuan atasan langsung
Test/pemeriksaan kesehatan
Atasan setuju
Kesehatan baik
Induksi atau orientasi Sumber: Tahapan Proses Seleksi Dikutip dari Wilson Bangun pada buku Manajemen Sumber Daya Manusia, (Erlangga, 2012)
Uraian ini menggambarkan langkah-langkah dalam proses seleksi. Dimulai dari pelamar yang mengisi formulir lamaran kerja, yang di dalamnya memaparkan identitas dan beberapa data- data yang berkaitan dengan pelamar sebagai dasar pada tahap wawancara pendahuluan nantinya. Jika data yang diterima tidak lengkap dan tidak memenuhi persyaratan maka pelamar ditolak,
14
sebaliknya jika data yang diterima lengkap dan memenuhi persyaratan maka pelamar diterima dan dapat melanjutkan ke tahap wawancara pendahuluan. Jika pada tahap wawancara pendahuluan si pelamar memberikan kesan yang baik, maka akan diterima untuk mengikuti tes, setelah hasil tes keluar dan menunjukkan nilai yang baik maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan referensi yang mendukung. Setelah itu berlanjut pada tahap wawancara seleksi, pada wawancara ini dilaksanakan dengan lebih mendalami lagi penyelidikan latar belakang pelamar untuk lebih memantapkan kembali proses wawancara sebelumnya, pada umumnya wawancara pemantapan ini dilakukan langsung oleh pimpinan. Jika hasilnya baik maka pelamar akan diterima untuk bergabung di perusahaan atau instansi tersebut karena memang telah disetujui langsung oleh atasan. Setelah itu pelamar dipersilahkan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan dan mengikuti rangkaian kegiatan orientasi untuk mengenalkan lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan/instansi tersebut. Selain itu, Sondang P. Siagian mengatakan bahwa proses seleksi terdiri atas delapan langkah yang dapat ditempuh, diantaranya adalah: (1) penerimaan surat lamaran, (2) penyelenggaraan ujian, (3) wawancara, (4) penelitian surat-surat referensi, (5) evaluasi medis, (6) wawancara oleh penyelia, (7) keputusan, (8) orientasi.6 Jadi, pada intinya proses seleksi ini dimaksudkan untuk menentukan diterima atau tidaknya pelamar di instansi tertentu. Selain urutan langkah-langkah tidak ada perbedaan yang signifikan diatara kedua pendapat di atas. Karena memang setiap instansi memiliki alasan tertentu dalam memilih urutan langkah-langkah proses seleksi. Ada bermacam-macam tes yang digunakan dalam seleksi. Setiap tipe tes mempunyai kegunaan yang terbatas dan mempunyai tujuan yang berbeda.
6
Sondang P. Siagian, Manajemen Internasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. II, h. 216-218.
15
Berikut adalah tes-tes yang biasa digunakan dalam proses seleksi menurut Michael Armstrong: a. Tes Intelegensia Tes ini adalah tes yang dikenal untuk mengukur kecerdasan, khususnya kemampuan menalarkan pendapat. b. Tes Kemampuan Tes ini mengukur kemampuan atau keterampilan yang telah didapat melalui pelatihan atau pengalaman. c. Tes Bakat Tes bakat dirancang untuk menduga potensial seseorang yang harus dipunyai untuk menangani suatu pekerjaan atau tugas-tugas khusus dalam suatu pekerjaan. d. Tes Kepribadian Tes kepribadian ini berusaha menilai jenis kepribadian yang dipunyai oleh calon dalam bentuk kebiasaan (gaya perilaku, seperti keagresifan) atau jenis sifat seseorang (terbuka atau tertutup).7 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keempat tes tersebut dimaksudkan untuk membantu bagian penyeleksi sumber daya manusia menentukan siapakah dari beberapa calon karyawan yang akan diterima ataupun ditolak. Tes intelegensia, tes kemampuan dan tes bakat yang lebih mengarah pada pengukuran tingkat kecerdasan, penguasaan materi akademik, keahlian dan keterampilan pelamar. Maka pada tes yang diujikan harus sesuai dengan bidang pendidikan dan tingkat pendidikan calon pegawai serta yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan kepadanya. Sedangkan pada tes kepribadian lebih fokus pada penilaian
kemampuan
sosial, yakni pengukuran kedewasaan emosi, kesukaan bergaul, tanggung jawab, dan penyesuaian diri. Menilai kepribadian bukanlah hal yang mudah, setiap orang selalu memiliki perbedaan dalam menilai kepribadian orang lain. Oleh karena itu pada tes ini perlu adanya perbandingan hasil tes kepribadian dengan hasil-hasil tes lainnya dan dilakukan dengan berkelanjutan.
7
Michael Amstrong, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1994), Cet. II, h. 165-167.
16
B. Program Akselerasi 1. Pengertian Program Akselerasi Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap anak-anak yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dengan menyediakan layanan pendidikan, salah satu program pelayanan pendidikan tersebut adalah adanya program akselerasi. Pengertian akselerasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti: (1) Percepatan, (2) Peningkatan kecepatan, (3) Laju perubahan kecepatan.8 Berdasarkan KBBI tersebut dapat disimpulkan bahwa program akselerasi ini mengarah pada suatu perubahan dan peningkatan yang bergerak dengan cepat. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa menyatakan “Program akselerasi adalah pemberian pelayanan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk dapat menyelesaikan program regular dalam jangka waktu yang lebih singkat dibanding teman-temannya yang tidak mengambil program tersebut”.9 Hal senada juga disampaikan oleh Sutratinah Tirtonegoro, “percepatan (acceleration)
adalah
cara
penanganan
anak
supernormal
dengan
memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program regular di dalam jangka waktu yang lebih singkat”.10 Artinya, peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa, jika ia berada pada jenjang SD/MI bisa menyelesaikan pendidikannya dalam waktu 5 tahun, SMP/ MTs dalam waktu 2 tahun dan SMA/ MA juga dalam waktu 2 tahun saja. Sementara itu menurut Colangelo (dalam Hawadi) menyebutkan bahwa:
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 29. 9 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa. (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009). h. 42. 10 Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 104.
17
Akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service delivery) dan kurikulum yang disampaikan (curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, akselerasi dapat diartikan sebagai model layanan pembelajaran dengan cara lompat kelas. Misalnya, siswa yang memiliki kemampuan tinggi diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Sementara itu, model kurikulum, akselerasi berarti mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu sehingga siswa dapat menyelesaikan program studinya lebih awal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis materi pelajaran dengan materi yang esensial dan kurang esensial.11 Pernyataan tersebut sedikit berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh Dr. E. Mulyasa (dalam Iif), Menurutnya akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dapat menyelesaikan pelajarannya lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi belajar tidak sama dengan loncat kelas sebab dalam akselerasi belajar setiap siswa tetap harus mempelajari seluruh bahan yang seharusnya dipelajari. Akselerasi dapat dilakukan dengan bantuan modul atau lembar kerja yang disediakan sekolah. Melalui akselerasi belajar peserta didik yang berkemampuan tinggi dapat mempelajari seluruh bahan pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik yang lain.12 Dari beberapa pengertian tentang akselerasi di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa program akselerasi adalah sebuah program yang ditujukan untuk memfasilitasi kemampuan peserta didik yang memiliki tingkat intelektual tinggi dan bakat istimewa agar dapat menyelesaikan masa belajarnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga melalui program akselerasi ini peserta didik cerdas istimewa tersebut dapat mempelajarai seluruh materi pelajaran dengan lebih cepat dibandingkan peserta didik lainnya. Tujuan dan materi pembelajaran kelas akselerasi dengan kelas regular memang sama, namun terdapat perbedaan yang harus diperhatikan oleh penyelenggara program akselerasi. Karena jika pembelajaran akselerasi
11
Sitiatava Rizema Putra. Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa. (Yogyakarta: DIVA Press, 2013). Cet. I, h. 194. 12 Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), h. 1-2.
18
disamakan dengan pembelajaran biasa dan hanya waktunya saja yang dipersingkat maka mustahil tujuan pembelajaran program ini dapat tercapai. Maier telah mengidentifikasi beberapa perbedaan tersebut sebagai berikut13: Tabel 2.1 Perbedaan Proses Pembelajaran Tradisional dengan Pembelajaran Akseleratif No.
Belajar secara Tradisional
Belajar secara Akseleratif
1.
Bersifat kaku
Bersifat fleksibel
2.
Suasananya muram dan serius
Suasananya gembira
3.
Menggunakan satu jalan
Menggunakan banyak jalan
4.
Mementingkan sarana
Mementingkan tujuan
5.
Situasi persaingan ketat
Melatih kerja sama
6.
Bersifat behavioristic
Bersifat humanistic
7.
Aspek verbal diutamakan
Mengfungsikan multi inderawi
8.
Bersifat mengendalikan
Bersifat mengasuh
9.
Lebih mementingkan materi
Lebih mementingkan aktivitas
10.
Aspek kognitif ditonjolkan
Berbagai aspek diperhatikan
11.
Berdasarkan waktu
Berdasarkan hasil
Sumber: Dikutip dari Maier dalam Iif, Hendro, dan Sofan pada buku Pembelajaran Akselerasi, (Prestasi Pustaka, 2011).
Berbagai perbedaan dalam tabel di atas menunjukkan betapa pentingnya peranan tenaga pendidik (guru) untuk menanamkan dan menumbuhkan suasana belajar sekondusif mungkin. Dimulai dari keahlian guru dalam menciptakan suasana belajar yang menggembirakan dan jauh dari kata suram serta membosankan, kemudian bukan guru yang berperan sebagai pengendali melainkan seorang guru yang mampu mendampingi, mengasuh serta memotivasi
13
Ibid. h. 54-55.
19
disetiap kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dan keahlian-keahlian khusus lainnya yang harus dimiliki guna mencapai tujuan program akselerasi. Beberapa panduan menurut Reni Akbar-Hawadi yang perlu diperhatikan agar tujuan program akselerasi dapat tercapai secara memadai adalah sebagai berikut: a. Dilakukan evaluasi psikologis yang komprehensif untuk mengetahui berfungsinya kemampuan intelektual dan kepribadian siswa, di samping tingkat penguasaan akademiknya. b. Dibutuhkan IQ di atas 125 bagi siswa yang kurang menunjukkan prestasi akademiknya. c. Bebas dari problem emosional dan sosial, yang ditunjukkan dengan adanya persistensi dan motivasi dalam derajat yang tinggi. d. Memiliki fisik sehat. e. Tidak ada tekanan dari orang tua, tetapi atas kemauan anak sendiri. f. Guru memiliki sikap positif terhadap siswa akseleran. g. Guru concern terhadap kematangan sosial emosional siswa, yang dibuktikan dari masukan orang tua dan psikolog. h. Sebaiknya dilakukan pada awal tahun ajaran dan didukung pada pertengahan tahun ajaran. i. Ada masa percobaan selama enam minggu yang diikuti dengan pelayanan konseling.14 Oleh karena itu penyelenggaraan program akselerasi ini menuntut pihak sekolah untuk memperhatikan beberapa hal yang telah disebutkan di atas terkait waktu penyelenggaraan, kondisi fisik, psikis dan tingkat kemampuan intelektual siswa serta tersedianya tenaga pendidik dan pelayanan konseling yang kompeten.
2. Tujuan Program Akselerasi Departemen Pendidikan Nasional menetapkan lima tujuan yang mendasari diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa berpotensi tinggi dan berbakat istimewa, sebagaimana yang disebutkan dalam buku pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa ialah sebagai berikut:
14
Reni Akbar-Hawadi, “Perspektif Psikologis Program Akselerasi bagi Anak Berbakat Akademik”, dalam Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 6-7.
20
a.
b. c. d.
e.
Memberikan kesempatan kepada peserta didik cerdas dan/atau istimewa untuk mengikuti program pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Memenuhi hak asasi peserta didik cerdas istimewa sesuai kebutuhan pendidikan bagi dirinya. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran bagi peserta didik cerdas istimewa. Membentuk manusia berkualitas yang memiliki kecerdasan spiritual, emosional, sosial, dan intelektual serta memiliki ketahanan dan kebugaran fisik. Membentuk manusia berkualitas yang kompeten dalam pengetahuan dan seni, berkeahlian dan berketarampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, serta mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan lebih lanjut dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.15
Fadhilah Suralaga menjelaskan tujuan khusus yang dikutip dari Pedoman Penyelenggaraan Percepatan Belajar bahwa diselenggarakannya program akselerasi bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa yaitu: (1) untuk memberi penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat sesuai dengan potensinya, (2) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik, (3) mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal, (4) memacu mutu siswa untuk meningkatkan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosionalnya secara berimbang.16 Somantri dalam Iif menambahkan bahwa dengan adanya program akselerasi ini dapat memberikan beberapa keuntungan bagi siswa berbakat dengan kapasitas intelektual di atas rata-rata, antara lain Terpenuhinya kebutuhan kognisi siswa
15
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, (Jakarta: Direktorat PSLB, 2009), h. 10 16 Fadhilah Suralaga, “Program Akselerasi bagi Anak Berbakat”, Journal Tazkiya of Psychology, 2006, Vol. 6, h. 7
21
akan pelajaran yang lebih menantang. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas siswa dalam belajar. a. Memberikan kesempatan untuk memiliki “intellectual peers” (teman tukar pikiran). b. Menambahkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi siswa. c. Memberi kesempatan untuk menghemat waktu dalam menempuh pendidikan, sehingga lebih banyak waktu untuk mengembangkan minat, spesialisasi, dan karir.17 Beberapa tujuan diselenggarakannya kelas akselerasi, diharapkan dapat menjadi sebuah program yang benar-benar mampu mewadahi, mengarahkan serta mengoptimalkan kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh setiap peserta didik secara efektif dan efisien, baik itu kemampuan akademik maupun kemampuan non-akademik. Sehingga hasil telaah yang dilakukan oleh Daurio dan Clark yang menyatakan bahwa: “model akselerasi secara konsisten memberikan manfaat positif terhadap peserta didik berkecerdasan dan berkemampuan luar biasa”18 dapat terus dirasakan dari waktu ke waktu.
3. Prosedur Membuka Program Akselerasi Terdapat berbagai macam manfaat dari program akselerasi sehingga saat ini telah banyak sekolah yang memasukkan akselerasi sebagai salah satu program unggulan di tempat mereka masing-masing. Dalam penyelenggaraannya, setiap sekolah yang ingin membuka program akselerasi harus mendapatkan pembinaan dan melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan Nasional. Secara
umum,
kebijakan
pembinaan
dan
prosedur
sekolah
yang
menyelenggarakan program percepatan belajar (akselerasi) yang bersifat pengaturan dan pengendalian ialah sebagai berikut: 17
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 21. 18 T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama, 2006), h.189.
22
Pertama: pihak sekolah yang ingin membuka program akselerasi harus mengurus surat izin yang ditujukan kepada Kepala Kantor Wilayah Depdiknas. Kedua : proposal dan data yang telah masuk, diteliti dan dianalisis untuk diputuskan layak atau tidaknya sekolah tersebut menyelenggarakan program akselerasi. Ketiga : terdapat pengembangan secara diferensiasi pada kurikulum program akselerasi. Keempat: tersedia evaluasi belajar untuk mengukur kemampuan peserta didik program akselerasi. Kelima : kegiatan supervisi/monitoring secara berkala oleh tim pengendali sekolah penyelenggara program akselerasi bersama Direktorat PLB. Keenam : terbentuk Tim Penyelenggara Program Akselerasi.19 Dapat penulis simpulkan bahwa poin prosedur pengaturanan perizinan, pendataan dan informasi merupakan upaya Dirjen Dikdasmen dengan tembusan Direktur PLB dan Direktur Satuan Pendidikan untuk menyeleksi sekolah-sekolah yang benar-benar telah siap untuk membuka program akselerasi. Agar program akselerasi ini tidak hanya dijadikan sebagai alat untuk menopang gengsi dari masing-masing sekolah. Penetapan kurikulum berdiferensiasi untuk program akselerasi yang ditujukan untuk memfasilitasi kemampuan intelektual dan bakat istimewa yang dimiliki peserta didik kemudian dievaluasi dengan rangkaian evaluasi yang tidak jauh berbeda dengan program reguler . Dilanjutkan dengan supervisi/monitoring, pengendalian dan evaluasi penyelenggaraan ini guna mengetahui keefektifan dan keefisiensian dari program akselerasi serta tercapai atau tidaknya tujuan utama dari program ini.
19
Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual), (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 22-29.
23
4. Persyaratan Peserta Didik Program Akselerasi Program akselerasi merupakan program yang dibuat khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dan bakat istimewa yang lebih dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Tentu saja dalam pelaksanaannya tidaklah semua siswa dapat mengikuti program ini, karena jika diikuti oleh anak yang tidak benar-benar memiliki kemampuan tersebut dikhawatirkan tujuan dari program ini hanya akan menjadi wacana saja. Sehingga perlu diadakan seleksi calon peserta didik program akselerasi. Siswa yang diterima sebagai peserta didik program akselerasi adalah siswa yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Persyaratan akademis, yang diperoleh dari skor rata-rata nilai rapor, nilai Ujian Nasional (UN), serta tes kemampuan akademis dengan nilai sekurang-kurangnya 8,00. b. Persyaratan psikologis, yang diperoleh dari hasil pemeriksaan psikologis meliputi tes kemampuan intelektual umum, tes kreativitas, dan keterikatan pada tugas. Peserta yang lulus tes psikologi adalah mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori jenius (IQ ≥140) atau mereka yang memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas (IQ ≥ 125) yang ditunjang oleh kreativitas dan keterikatan terhadap tugas dalam kategori di atas rata-rata. c. Informasi data subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri (self nomination), teman sebaya (peer nomination), orang tua (parent nomination), dan guru (teacher nomination) sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan. d. Kesehatan fisik yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari dokter. e. Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua.20 Dapat disimpulkan bahwa nilai akademis yang tinggi tidak mutlak membuat calon peserta didik diterima di program akselerasi. Terdapat aspek psikologis, penilaian orang-orang terdekat mengenai calon siswa tersebut, dan kesehatan fisik dari calon peserta didik program akselerasi. Hingga pada akhirnya sampai
20
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 222-223.
24
pada tahap yang paling menentukan yakni kesediaan dari calon peserta didik dan orang tua. Jika calon peserta didik tidak bersedia mengikuti program akselerasi, maka pihak sekolah ataupun orang tua tidak dapat memaksakan untuk tetap memasuki program akselerasi karena akan sulit dalam pengarahan dan proses belajar mengajarnya. Begitu pula jika orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk bergabung dalam program akselerasi, maka siswa tersebut juga tidak bisa mengikuti program akselerasi. Karena akan sulit dalam upaya koordinasi dan kerjasama untuk menunjang proses belajar siswa ketika mereka berada di rumah. Adanya persyaratan peserta didik untuk program akselerasi yakitu untuk benar-benar memperoleh peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual tinggi dan juga memiliki bakat yang istimewa. Sudah sejak dulu para ahli membahas dan meneliti ciri-ciri anak berbakat. Namun terkadang keistimewaan yang dimiliki oleh peserta didik berintelektual dan berbakat istimewa itu juga memiliki nilai negatif dan tidak jarang menimbulkan masalah. Berikut adalah beberapa ciri-ciri anak berbakat menurut Seagoe dalam Utami Munandar yang dapat menimbulkan masalah tertentu: a. Kemampuan berpikir kritis dapat mengarah ke sikap meragukan (skeptis) dan sikap kritis baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. b. Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal baru bisa menyebabkan anak berbakat tidak menyukai atau cepat bosan terhadap tugas-tugas rutin. c. Perilaku ulet dan terarah pada tujuan dapat menjurus kepada keinginan memaksakan atau mempertahankan pendapatnya. d. Kepekaan yang tinggi dari anak berbakat bisa membuatnya mudah tersinggung atau peka terhadap kritik dari orang lain. e. Semangat yang tinggi, kesiagaan mental, dan inisiatifnya dapat membuatnya kurang sabar dan kurang tenggang rasa jika tidak ada kegiatan atau jika kurang tampak kemajuan dalam kegiatan yang sedang berlangsung. f. Dengan kemampuan dan minatnya yang beraneka ragam, anak berbakat membutuhkan keluwesan serta dukungan untuk dapat menjajagi dan mengembangkan minat-minatnya. g. Keinginan anak berbakat untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, kebutuhannya akan kebebasan dapat menimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk terhadap tekanan dari orang tua,
25
sekolah atau teman sebaya. Ia juga bisa merasa ditolak atau kurang dimengerti oleh lingkungannya. h. Sikap acuh tak acuh dan malas dapat timbul karena pengajaran yang diberikan kurang mengandung tantangan baginya.21 Tidak semua anak berbakat harus memiliki ciri tersebut dan tidak semua anak berbakat mutlak hanya memiliki ciri-ciri positif saja, karena setiap manusia, termasuk anak berbakat tentunya memiliki ciri positif dan juga ciri negatif. Beberapa hal tersebutlah yang patut diwaspadai dari anak berbakat, dalam hal ini dibutuhkan sikap penuh pengertian dari pihak pendidik. Selain itu kondisi lingkungan anak berbakat yang tidak kondusif juga dapat memicu timbulnya sikap negatif pada anak berbakat, oleh karena itulah anak berbakat perlu ditempatkan pada lingkungan
yang benar-benar
dapat
mengasah dan
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
5. Proses Identifikasi Peserta Didik Program Akselerasi Program akselerasi merupakan program yang dibuat khusus untuk peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual dan bakat istimewa yang lebih dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Tentu saja dalam pelaksanaannya tidaklah semua siswa dapat mengikuti program ini, karena jika diikuti oleh anak yang tidak benar-benar memiliki kemampuan tersebut dikhawatirkan tujuan dari program ini hanya akan menjadi wacana saja. Berdasarkan hal tersebut, maka pihak sekolah yang menyelenggarakan program akselerasi harus mampu mengidentifikasi dengan tepat potensi, bakat serta kemampuan intelektual yang mereka miliki. Brandwein menyebutkan: “identifikasi merupakan suatu proses ketika kita berupaya untuk menyadari bahwa siswa dengan kemampuan, motivasi, dan kapabilitas kreatif yang melampaui rata-rata anak sebayanya membutuhkan pelayanan pendidikan 21
S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia, 1985), h. 32-33.
26
berdiferensiasi untuk memenuhi kemajuan pendidikannya secara optimal”.22 Sehingga
dengan memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya tersebut berarti membantu mereka untuk mencapai tingkatan yang dapat mereka capai setinggi mungkin. Proses mengidentifikasi calon peserta didik akselerasi dilakukan dengan: a. Validitas dan kesesuaian, yaitu memperhatikan tujuan program dan pelayanan serta harus menyeleksi siswa dengan kebutuhan-kebutuhan, kemampuan, karakteristik dari pelayanan program yang ditawarkan. b. Input dari orang tua, yaitu mengidentifikasi calon peserta didik melalui informasi dari orang tuanya. c. Kombinasi data asesmen,menggabungkan seluruh data mengenai calon peserta didik dari daftar check list dan data informal lainnya dari orang tua (parent nomination), guru (teacher nomination), dan teman sebaya (peer nomination), serta diri sendiri (self nomination). berkesinambungan, dilakukan secara berkala dan d. Asesmen berkesinambungan. e. Reliabilitas, menggunakan rangkaian tes yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi seperti penggunaan tes intelegensi dan tes prestasi dibandingkan dengan tes prosedur nominasi, skala rating, tes kreativitas dan inventori konsep diri. f. Ceiling effect dan off-grade level testing, anak diberi tes yang tingkat kesulitannya lebih tinggi dari usia anak. g. Kinerja, penilaian kinerja siswa dalam tugas-tugas yang relevan di dalam keberbakatan. h. Uji coba, memberikan waktu untuk masa uji coba agar mengetahui perkembangan anak dalam jangka waktu tertentu.23 Menurut penulis, proses identifikasi ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kekeliruan dalam input program akselerasi yakni peserta didik itu sendiri. Jika dari input sudah terdapat kesalahan, maka akan sulit pada tahapan proses pencapaian tujuan. Sehingga proses identifikasi siswa perlu dilakukan secara baik dan benar.
22
Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual), (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 43. 23
Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual), (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 44-49.
27
6. Metode identifikasi Peserta Didik Program Akselerasi Setelah diketahui bahwa proses identifikasi untuk calon peserta didik program akselerasi harus dilakukan dengan teliti, Sutratinah Tirtonegoro menggunakan tiga jenis metode yang digunakan dalam proses penelusuran dan identifikasi calon peserta didik program akselerasi, yaitu: “(1) metode penentuan subyek, (2) metode pengumpulan data, (3) metode analisa data”.24 Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan subyek/peserta didik yang berhak bergabung di program akselerasi. Dalam mencari dan mengidentifikasi pihak sekolah bisa menggunakan angket dan tes untuk mengetahui kemampuan akademik, komitmen dalam menyelesaikan tugas, tingkat kreativitas, daya berpikir, dan sikap calon peserta didik. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data. Hasil tes dan angket dikumpulkan, dan berlanjut ke dokumentasi dengan menyediakan legger (daftar nilai) untuk mengetahui korelasi antara tingkat kecerdasan peserta didik dengan nilai-nilai mata pelajaran. selanjutnya observasi yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung untuk mengetahui tingkah laku siswa selama di sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas. Setelah hasil angket, tes, dokumentasi, dan observasi didapatkan maka keempat data tersebut dipadukan dan dianalisa. Sesuai atau tidak antara satu data dengan data yang lainnya. Dengan penerapan metode-metode tersebut merupakan upaya pihak sekolah agar tidak ada siswa yang sebenarnya memiliki kemampuan intelektual dan bakat yang istimewa terlewat begitu saja. Sehingga kemampuan yang mereka miliki dapat dikembangkan dengan baik dan pada tempat yang tepat. Dapat penulis simpulkan bahwa dalam proses pelaksanaan penerimaan siswasiswi program akselerasi benar-benar harus mereka yang memiliki tingkat kecerdasan dan bakat istimewa, yang semua itu dapat dilihat dari serangkaian persyaratan yang harus dilewati oleh calon peserta didik. Mulai dari seleksi 24
Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 55-59.
28
administrasi, tes psikologi, kesehatan fisik, hingga pernyataan kesediaan siswa dan orang tua/ wali. Semua proses panjang tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kekeliruan dalam input program akselerasi. Bahkan ketika seorang siswa telah memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan namun dari pihak siswa tidak menginginkan mengikuti program akselerasi, maka siswa tersebut tidak dianjurkan untuk tidak memaksakan diri masuk program akselerasi karena dihawatirkan keterpaksaan dalam mengikuti program ini akan menjadi hambatan dalam proses pembelajarannya nantinya. Proses-proses perekrutan peserta didik program akselerasi yang harus dilakukan secara objektif, transparan, dan akuntabel maka dalam pelaksanaannya ada beberapa tokoh yang dapat melakukan proses identifikasi meliputi: 1) Para ahli pendidikan, psikologi dan lainnya menurut kebutuhan. 2) Tenaga kependidikan: guru kelas, kepala sekolah, orang tua murid, murid itu sendiri, dan anggota keluarga lainnya. 3) Teman sekelas dan sebaya dari lingkungannya. 4) Kelompok-kelompok atau tokoh-tokoh masyarakat.25 Dengan kerjasama empat komponen tersebut dapat menunjang upaya perekerutan dan seleksi calon peserta didik program akselerasi secara objektif, transparan, dan akuntabel.
25
Laporan Hasil Seminar Nasional, “Alternatif Program Pendidikan Anak Berbakat”, dalam Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, (Jakarta: Rajawali, 1985), h. 115.
29
7. Persyaratan dan Penyiapan Guru Program Akselerasi Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, program akselerasi membutuhkan tenaga pendidik (guru) yang sudah tidak diragukan lagi keahlian dan kompetennya dalam dunia pendidikan. Baik dari segi akademik, kreativitas, ataupun jenjang pendidikannya. Karena setiap anak-anak program akselerasi merupakan anak-anak yang memiliki ciri-ciri khusus sehingga muncullah program layanan khusus untuk mereka, maka sudah sewajarnya jika guru yang berada di dalam program tersebut juga harus memiliki kualitas yang lebih dan khusus. Departemen
Pendidikan
Nasional
Direktorat
Jenderal
Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa menetapkan kriteria pemilihan dan penyeleksian guru yang mengajar di program akselerasi, yaitu sebagai berikut: a. Lulusan S-1 yang sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan serta berasal dari LPTK atau perguruan tinggi umum negeri/ swasta yang terakreditasi A b. Memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. c. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik peserta didik. d. Menguasai substansi mata pelajaran yang diampu. e. Mampu mengelola proses pembelajaran peserta didik. f. Mampu mengembangkan materi, metode, produk dan lingkungan belajar untuk peserta didik cerdas istimewa. g. Memahami psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan. h. Mampu mengembangkan kreativitas peserta didik i. Mampu berbahasa Inggris aktif dan menggunakan dalam kegiatan pembelajaran. j. Dapat menggunakan perangkat komputer dan teknologi informasi lainnya dalam proses pembelajaran. k. Memiliki pengalaman mengajar di kelas regular sekurang-kurangnya 3 tahun dengan prestasi yang baik. l. Mampu berkomunikasi dengan para pemangku kepentingan (stake holder) terkait penyelenggaraan pendidikan.26 26
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, , Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, h. 81-82.
30
Selanjutnya diuraikan kembali oleh T. Raka Joni mengenai karakteristik yang harus dimiliki oleh guru yang mengajar pada program akselerasi a. b. c. d.
Penguasaan materi yang mantap. Sepenuh hati menyukai bidangnya. Menguasai berbagai strategi belajar mengajar. Mampu mengelola kegiatan belajar mengajar secara individual dan kelompok kecil di samping secara klasikal. e. Mengutamakan standard prestasi yang setinggi-tingginya di dalam setiap kesempatan, baik untuk siswanya maupun untuk dirinya sendiri. f. Suka bergaul dengan anak-anak berbakat dengan segala keresahannya dan luwes.27 Dari dua pendapat yang telah disebutkan di atas maka penulis simpulkan
terdapat tiga komponen penting yang harus dimiliki oleh guru yang mengajar pada program akselerasi, yakni penguasaan materi, profesional, kepribadian dan hubungan sosial. Dimana penguasaan materi disini menuntut seorang pendidik harus memiliki minimal pengetahuan yang sebanding dengan peserta didiknya di program akselerasi, profesional ini mengarah pada kemampuan guru dalam mengolah kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meminimalisir kejenuhan dalam belajar. Kepribadian yang merupakan sifat dan sikap dari seorang guru sehingga dapat dijadikan teladan/contoh oleh peserta didik, kemudian hubungan sosial yakni kemampuan seorang guru menjalin hubungan dengan orang lain khususnya kepada peserta didik. Dengan adanya proses seleksi yang sesuai dengan prosedur diharapkan dapat memenuhi berbagai macam persyaratan yang telah ditentukan untuk menjadi tenaga pendidik di program akselerasi. Mengingat peserta didik yang dihadapi adalah peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat yang istimewa.
27
T. Raka Joni, “Seleksi dan Penyiapan Guru bagi Pendidikan Anak Berbakat”, dalam Utami Munandar, Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, (Jakarta: Rajawali, 1985), h. 65.
31
C. Kerangka Konseptual “Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400” Input Kondisi Nyata 1. Belum optimalnya pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru untuk program akselerasi. 2. Pengklasifikasian siswa belum sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. 3. Diskriminasi dalam pelaksanaan seleksi penerimaan siswa baru untuk program akselerasi yang berasal dari kalangan kurang mampu. 4. Masih terdapat nepotisme dalam proses penerimaan dan penempatan guru di program akselerasi. 5. Tidak semua guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 6. Lemahnya menajemen sekolah dalam proses seleksi guru untuk program akselerasi.
Proses
Output
Masalah
Strategi/Solusi
Hasil/Harapan
Belum efektifnya pelaksana an seleksi
1. Membuat prosedur seleksi yang baku. 2. Membentuk tim pelaksana seleksi. 3. Menyelenggarakan pelatihan tim pelaksana seleksi. 4. Menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses seleksi
Terlaksananya seleksi yang efektif
Feed Back
Program akselerasi yang identik dengan masa belajar yang singkat dan cepat, menuntut peserta didik yang mengikuti program ini harus memiliki kemampuan berfikir yang cepat tanggap, kreatif dan cekatan. Selain itu juga menyediakan tenaga pendidik yang qualified juga sangat penting karena rutinnya pertemuan
32
antara guru dan siswa membuat seorang guru program akselerasi juga harus memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mendidik dan mengarahkan anak cerdas dan berbakat istimewa ini. Sehingga diperlukan adanya seleksi penerimaan siswa baru dan tenaga pendidik agar dapat memenuhi standar peserta didik dan tenaga pendidik program akselerasi. Namun pada kenyataannya masih ditemukan berbagai macam penyimpangan proses penyeleksian diantaranya adalah maraknya nepotisme dalam penempatan suatu jabatan, tidak semua guru mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya, pengklasifikasian siswa berbakat yang belum sesuai dengan kriterinya, serta diskriminasi terhadap siswa yang kurang mampu. Permasalahan itu semua terjadi karena belum optimalnya manajemen penyeleksian siswa dan guru khususnya untuk program akselerasi. Sebagai sebuah program yang identik dengan masa belajar yang singkat dan cepat ini tentunya harus benar-benar tepat dalam pemilihan sumber daya manusianya. Agar pada prosesnya dapat berjalan dengan tepat dan tujuan program ini dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Perlu dibuat prosedur seleksi tenaga pendidik dan peserta didik program akselerasi yang baku. Pelaksanaan seleksi juga harus dilakukan secara jujur, cermat, dan obyektif. Menghilangkan sistem kekeluargaan dalam proses penerimaan dan penempatan. Kemudia membentuk tim pelaksana seleksi dan dilatih serta diberi pendidikan. Dengan demikian diharapkan dapat tercipta kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien di program akselerasi sehingga tujuannya pun tercapai dengan baik. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional, sehingga dalam penanganan siswa cerdas dan berbakat istimewa dapat dilakukan dengan tepat. Kemudian yang terpenting adalah terwujudnya The Right Man on The Right Place yakni menempatkan orang yang tepat pada yang tepat, tidak ada kecurangan atau
33
alasan nepotisme di dalamnya, melainkan benar-benar menempatkan seseorang berdasarkan kecerdasan, keahlian, dan kemampuannya pada posisi yang sesuai dan seimbang dengan apa yang mereka miliki. Sehingga pelaksanaan seleksi dapat berjalan secara efektif .
34
D. Hasil Penelitian Relevan Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Hasil Penelitian Relevan No. Nama dan Judul Deskripsi Persamaan Perbedaan Penelitian 1. Ayuan Nova Listanti, 1. Peneliti menggunakan pendekatan 1. Mengkaji proses 1. Lokasi penelitian, Ayuan “Rekrutmen dan Seleksi penelitian kualitatif dengan seleksi guru. Nova Listanti melakukan Guru di SMA Al-Islam metode deskriptif, teknik 2. Sama-sama penelitian di SMA AlKrian”, Jurnal Inspirasi pengumpulan data yang menggunakan Islam Krian sedangkan Manajemen digunakan dalam penelitian ini pendekatan penelitian ini dilakukan di Pendidikan, 2014, Vol. adalah wawancara, observasi dan kualitatif dengan SMP Bakti Mulya 400. 4. studi dokumentasi. Teknik keabsahan metode deskriptif. 2. Ayuan Nova Listanti data menggunakan triangulasi. berdasarkan teknik melakukan penelitian 2. Penelitian ini bertujuan untuk pengumpulan data terhadap proses rekrutmen mengetahui pelaksanaan melalui dan seleksi seluruh guru rekrutmen dan seleksi guru di observasi, sedangkan penelitian ini SMA Al-Islam Krian. wawancara, dan fokus pada proses seleksi 3. Hasil penelitian menunjukkan dokumentasi. guru-guru yang mengajar bahwa tahapan proses rekrutmen di program akselerasi saja. adalah publikasi lowongan dengan 3. Objek penelitian, Ayuan memasang informsi di mading Nova Listanti hanya sekolah baik itu SMA, SMP, dan menjadikan guru sebagai SMK, papan pengumuman objek penelitiannya yayasan, serta papan pengumuman sedangkan penelitian ini Rumah Sakit. Kemudian melakukan pada guru dan siswa. seleksi administrasi, tes wawancara 4. Ayuan Nova Listanti juga dan tes mengajar dikelas. membahas rekrutmen di dalam penelitiannya
35
2.
sedangkan penelitian ini tidak fokus terhadap proses rekrutmen. Ahmad Husaini, 1. Peneliti menggunakan pendekatan 1. Mengkaji proses 1. Lokasi penelitian, Ahmad Pelaksanaan Seleksi kualitatif dengan metode deskriptif seleksi siswa di Husaini melakukan Penerimaan Siswa Baru analisis melalui kegiatan wawancara, program penelitian di SMP 3 Program Akselerasi di dokumentasi, dan observasi. akselerasi. Tangsel sedangkan SMP 3 Tangsel, 2. Penelitian ini bertujuan untuk 2. Sama-sama penelitian ini dilakukan di (Jakarta: Fakultas Ilmu mengetahui pelaksanaan seleksi siswa menggunakan SMP Bakti Mulya 400. tarbiyah dan Keguruan, baru program akselerasi. pendekatan 2. Ahmad Husaini 2013). 3. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitatif dengan melakukan penelitian dalam proses seleksi penerimaan metode deskriptif. terhadap proses seleksi siswa baru program akselerasi berdasarkan teknik siswa program akselerasi berjalan dengan baik dan sudah sesuai pengumpulan data saja sedangkan penelitian dengan apa yang direncanakan oleh melalui observasi, ini fokus pada proses pihak sekolah. Dengan menggunakan wawancara, dan seleksi siswa dan guru di langkah-langkah yaitu dimulai dari dokumentasi. program akselerasi. membentuk panitia, pemasangan pengumuman yang terkait dengan penerimaan siswa baru, pendaftaran peserta didik baru, kemudian seleksi peserta didik baru, penentuan peserta didik yang di terima, dan daftar ulang bagi peserta didik yang lulus. Dari hasil seleksi yang telah di laksanakan pihak sekolah, sebanyak 27-28 peserta yang diterima dari 122 peserta yang mendaftar.
36
3.
Jahrotul Janah, 1. Penelitian ini menggunakan metode 1. Mengkaji proses 1. Lokasi penelitian, Jahrotul Penerapan Proses kualitatif, dengan jenis penelitian seleksi guru. Janah melakukan Seleksi Guru di SD analisis deskriptif. Teknik 2. Sama-sama penelitian di SD Islam AtIslam At-Taqwapengumpulan data yang digunakan menggunakan Taqwa-Pamulang Pamulang, (Jakarta: yaitu teknik wawancara, observasi, pendekatan sedangkan penelitian ini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan studi dokumentasi. kualitatif dengan dilakukan di SMP Bakti dan Keguruan, 2012) 2. Penelitian bertujuan untuk metode deskriptif Mulya 400. mengetahui penerapan proses seleksi berdasarkan teknik 2. Jahrotul Janah melakukan guru baru dan kendala dalam pengumpulan data penelitian terhadap proses pelaksanaan seleksi guru baru di SD melalui observasi, seleksi seluruh guru Islam At-Taqwa – Pamulang. wawancara, dan sedangkan penelitian ini 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokumentasi. fokus pada proses seleksi penerapan seleksi guru yang guru-guru yang mengajar dilakukan oleh pihak sekolah sudah di program akselerasi saja. cukup baik. Kegiatan seleksi guru ini 3. Objek penelitian, Jahrotul diawali dengan menganalisa Janah hanya menjadikan kebutuhan tenaga pendidik (guru), guru sebagai objek penerimaan surat lamaran penelitiannya sedangkan (penyeleksian berkas), penelitian ini pada guru penyelenggaraan ujian (wawancara dan siswa. seleksi, membuat RPP, mikro teaching, tes membaca Al-Qur’an, tes psikologi, wawancara final) dan berakhir dengan keputusan seleksi (diterima atau ditolak). Sekolah hanya melibatkan Kepala Sekolah dan Yayasan sebagai penyelenggara seleksi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan, yaitu salah satu sekolah yang berada di jalan Lingkar Selatan Pondok Pinang Jakarta Selatan. SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepatnya berusia 27 tahun pada bulan Juli 2012. Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari observasi awal, perencanaan persiapan instrument yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan, adapun rinciannya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No. Waktu Penelitian 1. 01 April 2014 2.
03 April 2014
3.
10 April 2014
4. 5.
11 September 2014 16 September 2014
6.
17 September 2014
Jenis Kegiatan Menyerahkan surat izin utuk observasi awal Observasi awal (meninjau lokasi penelitian) Observasi ke-2 (meninjau lokasi penelitian) Menyerahkan surat izin penelitian Wawancara dua guru akselerasi Observasi kelas akselerasi VIII-6 Wawancara tiga siswa akselerasi Wawancara tiga siswa regular Wawancara kepala sekolah 37
38
7.
23 September 2014
8.
26 September 2014
9.
28 September 2014
10.
03 Oktober 2014
Menemui tata usaha untuk meminta data panitia PPDB. Wawancara guru akselerasi dan guru non-akselerasi. Bertemu dengan wali kelas akselerasi VIII-6 untuk melengkapi data Bertemu wali kelas akselerasi VIII-6 dan kepala bidang tata usaha untuk melengkapi data.
B. Latar Penelitian (Setting) Program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini menjadi setting dalam penelitian, sedangkan komunitas yang akan penulis teliti adalah sumber daya manusia yang terlibat dalam program akselerasi, diantaranya guru dan siswa-siswi program akselerasi. Informan penelitian ini meliputi beberapa macam, seperti: 1. Penulis menetapkan bahwa informan kunci dari penelitian ini ialah kepala sekolah beserta tim penyelenggara program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400. 2. Guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 dan siswa-siswi program aksel tahun ke dua. 3. Siswa-siswi dan guru yang tidak berinteraksi di program akselerasi. Sebagai informan tambahan, mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
C. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan, memaparkan, dan mengungkapkan hasil penelitian mengenai penerapan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400, dengan data-data kualitatif.
39
Penelitian deskriptif ini memusatkan perhatian pada proses seleksi siswa-siswi yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dan tenaga pendidik yang akan membina,
mendidik
dan
menemani
siswa-siswi
cerdas
luar
biasa
itu
menyelesaikan masa study nya di kelas akselerasi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian ini juga memusatkan perhatian pada proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas agar dapat diketahui secara langsung kondisi siswa dan guru program akselerasi ketika proses belajar mengajar tersebut. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penerapan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400. Penulis melihat dan meneliti serta mengamati alat-alat yang digunakan dalam upaya seleksi siswa program akselerasi. Selain itu penulis juga meneliti dan mencari informasi mengenai seleksi tenaga pendidik untuk kelas akselerasi yang telah dilakukan pihak sekolah. Adapun maksud analisis ini, penulis ingin mengetahui apakah siswa-siswi dan tenaga pendidik yang berada di program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 ini benar-benar telah memenuhi syarat memasuki program akselerasi. Penelitian ini juga dilengkapi dengan library research karena peneliti mengadakan kajian dengan mencari dan membaca buku, jurnal, dan artikel yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Berikut metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data:
1. Wawancara (Interview) Teknik wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat tentang konsep perencanaan dan kualifikasi yang ditetapkan bagi calon tenaga pendidik dan peserta didik program akselerasi. Dalam hal ini
40
penulis melakukan wawancara kepada kepala sekolah untuk memperoleh keterangan langsung yang berguna dalam menunjang data secara tertulis mengenai perencanaan sumber daya manusia yang terlibat dalam program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Selanjutnya, wawancara juga dilakukan kepada ketua penyelenggara program akselerasi yang telah dibentuk oleh kepala sekolah, tiga guru yang mengajar di program akselerasi, tiga siswa program akselerasi kelas VIII 6, dan tiga siswa regular.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara FOKUS
Seleksi
ASPEK
INDIKATOR
NOMOR ITEM 1, 2 3 4, 5, 6
Proses a. Penerimaan surat lamaran Seleksi Guru b. Penyelenggaraan ujian c. Wawancara seleksi d. Pengecekan latar belakang dan surat 7, 8 refrensinya. e. Evaluasi kesehatan. 9 f. Wawancara lanjutan. 10 g. Keputusan 11, 12, 13 h. Orientasi 14 Proses a. Penerimaan surat lamaran 15 Seleksi Siswa b. Penyelenggaraan ujian 16,17,18, 19 c. Wawancara seleksi 20, 21, 22 d. Pengecekan latar belakang 23, 24 dan surat refrensinya. e. Evaluasi kesehatan. 25 f. Wawancara lanjutan. 26, 27 g. Keputusan 28 h. Orientasi 30, 31
JUMLAH ITEM 2 1 3 2 1 1 3 1 1 4 3 2 1 2 1 2
41
2. Observasi Teknik observasi ini dilakukan untuk melihat bentuk seleksi siswa-siswi dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Observasi dilakukan dengan mengamati proses belajar mengajar di kelas dan membandingkannya dengan pedoman dan persyaratan tenaga pendidik dan siswa untuk program akselerasi. Kemudian dilanjutkan dengan mengamati tingkah laku siswa-siswi cerdas istimewa ketika berinteraksi di dalam kelas maupun di luar kelas. 3. Studi Dokumentasi Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menelaah data-data penelitian terkait dengan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Serta data tentang profil SMP Bakti Mulya 400, struktur organisasi, tenaga pengajar, prestasi siswa akselerasi, dan pedoman pelaksanaan seleksi. Data yang penulis peroleh di lapangan dari observasi, wawancara dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan peneliti, kemudian dilakukan penyesuaian data hasil wawancara dengan hasil observasi dan studi dokumentasi. Data dari ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling melengkapi. E. Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yaitu menganalisa data. Untuk menganalisa data-data kualitatif yang telah terkumpul, dilakukan analisa kualitatif melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan1. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman2 yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan data
1
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. III, h. 180-181. 2 Ibid.
42
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian. 2. Reduksi data (data reduction) Peneliti mereduksi data yang diperoleh pada waktu penelitian dengan cara memilah, menyeleksi, dan memfokuskan data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian sehingga diperoleh data penting yang diperlukan saja. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih dalam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk menemukan kembali data tersebut jika diperlukan. 3. Penyajian data (data display) Penulis
menyajikan
data
hasil
wawancara,
hasil
observasi,
dan
dokumentasi yang telah direduksi secara deskriptif sehingga dapat dilihat adanya keterkaitan data tentang pelaksanaan seleksi yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Namun, untuk teks naratif tertentu ada yang dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan, dan tabel. Beberapa data di atas akan didisplay menggunakan gambar, bagan, dan tabel agar dapat memperkuat data deskriptif dan mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini. 4. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan sejak penelitian ini dimulai, namun pada awalnya kesimpulan tersebut bersifat sementara yang berupa hipotesis. Setelah dilakukan penelitian, kesimpulan yang didapat lebih objektif.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Profil SMP Bakti Mulya 400 Di bawah ini adalah profil mengenai hal-hal yang terkait dengan SMP Bakti Mulya 400, data ini diperoleh dari buku paparan program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015: a. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli tahun ini. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat abad, SMP Bakti Mulya 400 muncul dengan liku-liku sejarahnya tersendiri. Dimulai pada tanggal 30 September 1983 dengan ditanda tanganinya surat perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok Mulya. Yayasan keluarga 400 merupakan organisasi yang menghimpun ex Tentara Pelajar Batalyon 400 Brigade 17, sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate Pondok Indah. Dalam rangka kerjasama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya-Ikatan keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama untuk ikut berperan serta dalam menopang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas pendidikan yang menampung anak-anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut, menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya-Ikatan Keluarga 400. Pada waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen
44
45
Pendidikan dan Kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400. Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto: “Berbakti pada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup”. Motto ini dilandasi idealisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan merupakan “human investment” yang mempunyai jangkauan jauh ke masa depan. Berikut adalah profil singkat SMP Bakti Mulya 400 tahun pelajaran 2014/2015: Nama Kepala Sekolah Nama Sekolah Nama Yayasan Alamat Sekolah
: Hadi Suwarno, M.Pd : SMP Bakti Mulya 400 : Yayasan BKSP Bakti Mulya 400 : Jl. Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12310 Telepon/Fax : (021) 7658790/(021) 75913920 Status Sekolah : Terakreditasi A No. Surat Keputusan : BAN-S/M.10 November 2009 No. Statistik Sekolah (NSS) : 202016305032 No. Data Sekolah (NDS) : 2001040011 Nomor Induk Sekolah (NIS) : 200250 Tahun Operasi : 1985 Status Tanah : Milik Sendiri Luas Tanah : 4975 M2 Luas Bangunan : 7960 M2 (tiga lantai) Website : www.baktimulya400.com Email :
[email protected] b. Visi, Misi dan Nilai-Nilai SMP Bakti Mulya 400 Berikut ini akan diuraikan tentang visi, misi dan nilai-nilai utama di SMP Bakti Mulya 400 yang mengacu pada buku paparan program SMP Bakti Mulya 400 tahun pelajaran 2014/2015. Visi SMP Bakti Mulya 400 adalah membentuk insan berakhlak mulia, beriman, berilmu dan berkompetensi global. Dalam mewujudkan visi tersebut, SMP Bakti Mulya 400 menyusun misi sebagai berikut: 1
SMP Bakti Mulya 400, Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015, h. 4-5.
46
Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas internasional yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan kompetensi lulusan.
Segenap civitas academica SMP Bakti Mulya 400 memegang teguh nilainilai pendidikan SMART (Success, Motivation, Achievement, Respect dan Trustworthy). 1) Success Peserta didik dibentuk menjadi individu yang berhasil dalam bidang akademik maupun non akademik agar mampu menjadi manusia yang berhasil di masa mendatang. 2) Motivation Pembelajaran dilakukan terpusat kepada peserta didik sehingga karakter dan kelebihannya dapat dikembangkan secara maksimal untuk mendorong munculnya motivasi intrinsik untuk berprestasi. 3) Achievement Proses pembelajaran dipacu dengan beragam metode dan pendekatan guna meraih prestasi tertinggi sesuai potensi siswa. 4) Respect Proses pembelajaran mengedepankan pembinaan akhlak mulia sesuai ajaran agama Islam dan membiasakan peserta didik untuk menghargai guru, orang tua dan harmoni dengan lingkungan dimanapun berada. 5) Trustworthy Pembelajaran diciptakan dengan suasana aktif dan menyenangkan agar peserta didik menjadi individu yang suka bereksplorasi, berani mengemukakan pendapat, saling percaya dan dapat bekerjasama dengan baik.2 c. Tujuan SMP Bakti Mulya 400 Tujuan pendidikan SMP Bakti Mulya 400 ini adalah terbentuknya insan Pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan terampil, berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
2
Ibid, h. 4.
47
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembanguan bangsa. Kemudian secara khusus tujuan pendidikan SMP Bakti Mulya ini dapat bermuara pada: a. Terbentuknya komunitas belajar yang mandiri cerdas dan berkeadaban (civic values). b. Manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel. c. Kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual terus berkembang. d. Peran
serta
masyarakat
dalam
penyelenggaraan
pendidikan
(community based learning). e. Pembangunan pusat pengembangan inovasi pendidikan.
d. Data Guru dan Karyawan SMP Bakti Mulya 400 Berikut adalah kondisi guru di SMP Bakti Mulya 400 ditinjau dari: 1) Jenis kelamin Secara keseluruhan, guru-guru di SMP Bakti Mulya 400 berjumlah 39 orang yang terdiri dari 22 orang laki-laki dan 17 orang perempuan. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400 Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah 22 17 39
Sumber: Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015, h. 45-54.
48
2) Status Guru Tetap dan Tidak Tetap Dari 39 orang guru SMP Bakti Mulya 400, masih ada 12 orang guru yang berstatus guru tidak tetap dan 27 orang lainnya telah menjadi guru tetap di sekolah ini. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400 Berdasarkan Status Guru Tetap dan Tidak Tetap No. 1. 2.
Status Guru Tetap Guru Tidak Tetap Total
Jumlah 27 12 39
Sumber: Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015, h. 45-54.
3) Tingkat Pendidikan Mayoritas guru-guru yang mengajar di SMP Bakti Mulya 400 merupakan lulusan S1 yakni terdapat 34 orang guru yang merupakan lulusan S1, 2 orang guru yang masih lulusan D3 dan 3 orang guru yang sudah S2. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Data Keseluruhan Guru SMP Bakti Mulya 400 Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. 1. 2. 4.
Tingkat Pendidikan S2 S1 D-3 Total
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 3 19 16 2 21 18
Jumlah 3 34 2 39
Sumber: Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015, h. 45-54
4) Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru Akselerasi Guru yang mengajar di program akselerasi dipilih dan diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, salah satunya adalah “lulusan
49
perguruan tinggi minimal S-1 yang sesuai dengan bidang ilmu yang diajarkan”.3 Dalam hal ini SMP Bakti Mulya 400 meminimalisir input guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Lebih lengkapnya data dapat dilihat pada lampiran. e. Sarana Prasarana SMP Bakti Mulya 400 Sarana dan prasarana menjadi suatu hal yang juga diperhitungkan dalam syarat penyelenggaraan program akselerasi. Sekolah penyelenggara program akselerasi harus memenuhi standar sarana dan prasarana yang telah ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah guna menunjang kegiatan pembelajaran di program akselerasi. Dalam pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa dikatakan bahwa: Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik seperti ketersediaan laboratorium MIPA yang memadai, komputer yang tersambung dalam jaringan secara internal maupun eksternal (internet), serta perangkat pendukung dalam upaya pengembangan kecerdasan/bakat non akademik melalui kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler.4 SMP Bakti Mulya 400 sangat sadar akan pentingnya sarana dan prasarana dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah senantiasa melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan khususnya untuk program akselerasi. Data sarana dan prasana yang dimiliki oleh SMP Bakti Mulya 400 dapat dilihat pada lampiran.
3
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009). h. 37. 4 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa,(Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009), h. 37
50
2. Penerapan Proses Seleksi Siswa Program Akselerasi Penelitian ini dilakukan pada penerapan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400. Program akselerasi pada SMP Bakti Mulya pun identik dengan masa belajar yang singkat dan cepat, menuntut peserta didik yang mengikuti program ini juga harus memiliki kemampuan berfikir yang cepat, tanggap, kreatif dan cekatan. Sehingga pada SMP Bakti Mulya 400 diadakan seleksi penerimaan siswa baru agar dapat memenuhi standar peserta didik program akselerasi. Berikut akan diuraikan data mengenai penerapan proses seleksi siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400: a. Persyaratan Siswa Program Akselerasi Proses penerimaan peserta didik dan penyeleksiaannya dipimpin oleh kepala sekolah yang bertanggung jawab langsung kepada pihak yayasan Bakti Mulya 400. Kepala sekolah dibantu oleh enam divisi Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah, yaitu: (1) Pelaksana Pendaftaran, (2) Promosi, (3) Pelaksana Tes Akademik dan Psikotes, (4) Pewawancara Orang Tua, (5) Pewawancara Calon Peserta Didik, (6) Pembuat Soal.5 SMP Bakti Mulya 400 telah menentukan persyaratan bagi para calon siswa program akselerasi menjadi empat kategori, yaitu: 1) Informasi data objektif 2) Informasi data subyektif 3) Kesehatan fisik 4) Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua6 Berikut akan diuraikan data-data siswa-siswi program akselerasi tingkat dua untuk menilai kesesuaian antara data lapangan dengan standar yang telah ditetapkan:
5
Dokumen Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015. 6 Dokumen Rekrutmen Siswa Akselerasi SMP Bakti Mulya 400.
51
1) Informasi data objektif Informasi ini diperoleh dari bidang akademis dan psikologis siswa. a) Persyaratan Akademis Persyaratan akademis terdiri dari hal-hal sebagai berikut: (1) Nilai Ujian Akhir SD rata-rata 8.0 Nilai ujian akhir minimal 8.0 menjadi persyaratan untuk siswasiswi program akselerasi. Berikut ini adalah data nilai ujian akhir SD siswa akselerasi tingkat dua: Tabel 4.4 Nilai Ujian Akhir SD Siswa Program Akselerasi Tingkat Dua No
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14
Ahmad Fauzan Aisyah Aulia Z. Alief Putra Pratama Aviv Yusuf S. Derrel Rizqullah H. Gerda Yardan T. Joekly Wahidan M. Khadeja Naela A. A. Mirza Manggala P. A. M. Arka Sena Winata M. Rizky Noval P. Raidhan Ryantama I. Seno M. Gudiarto Utari Nurfatimah
Nilai Rata-Rata B. Indo Mtk IPA 8.80 9.25 9.50 7.40 7.75 8.25 8.20 5.00 9.25 8.20 8.00 6.75 7.80 8.00 8.50 9.40 9.50 8.25 8.20 9.75 9.75 8.80 9.25 9.50 9.00 8.75 8.75 7.20 6.50 7.50 8.00 8.75 9.25 9.20 9.50 9.00 8.00 7.00 8.25 9.20 8.00 8.25
Ket Terpenuhi Belum Belum Belum Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Belum Terpenuhi Terpenuhi Belum Terpenuhi
Sumber: Ijazah SD Siswa Kelas VIII-6 Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa telah memenuhi syarat minimal ujian nasional 8.00, yakni terdapat 9 siswa program akselerasi yang memenuhi persyaratan dan 5 siswa program akselerasi yang belum memenuhi persyaratan minimal nilai ujian nasional untuk program akselerasi SMP Bakti Mulya 400.
52
(2) Nilai rata-rata rapor minimal 8.0 Nilai rapor juga menjadi salah satu syarat masuk program akselerasi. Rata-rata yang ditentukan oleh pihak sekolah adalah 8.0. Berikut adalah rata-rata rapor siswa-siswi akselerasi tingkat dua yang berada di kelas VIII-6 aksel: Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Rapor SD Siswa Program Akselerasi Tingkat Dua No . 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14
Nama Ahmad Fauzan Aisyah Aulia Z. Alief Putra Pratama Aviv Yusuf S. Derrel Rizqullah H. Gerda Yardan T. Joekly Wahidan M. Khadeja Naela A. A. Mirza Manggala P. A. M. Arka Sena Winata M. Rizky Noval P. Raidhan Ryantama I. Seno M. Gudiarto Utari Nurfatimah
Nilai Rata-Rata Rapor UAS Sekolah 8.5 8.3 8.4 8.2 8.1 8.2 8.1 8.1 8.1 7.3 8.0 7.7 7.7 8.0 7.9 8.3 8.6 8.5 7.6 8.7 8.3 8.5 8.8 8.7 8.7 8.8 8.8 7.2 7.7 7.5 8.5 8.9 8.7 8.1 8.4 8.3 7.2 8.0 7.6 8.1 8.4 8.3
Ket Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Belum Belum Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Terpenuhi Belum Terpenuhi Terpenuhi Belum Terpenuhi
Sumber: Nilai Rapor,UAS dan Ujian Sekolah Dasar Siswa kelas VIII-6 Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa telah memenuhi syarat minimal rapor 8.00, yakni terdapat 10 siswa program akselerasi yang memenuhi persyaratan dan 4 siswa program akselerasi yang belum memenuhi persyaratan minimal nilai rapor program akselerasi SMP Bakti Mulya 400. (3) Nilai setiap mata pelajaran minimal 7.0 Selanjutnya ialah nilai tes akademik dengan rata-rata 8.0 dengan nilai setiap mata pelajaran minimal 7.0 dan harus dipertahankan selama masa belajar di kelas akselerasi. Di bawah ini adalah rata-rata nilai siswa-siswi program akselerasi tingkat dua selama empat semester:
53
Tabel 4.6 Daftar Nilai Siswa Akselerasi Program Akselerasi Tingkat Dua Selama 4 Semester No.
Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14
Ahmad Fauzan Aisyah Aulia Z. Alief Putra Pratama Aviv Yusuf S. Derrel Rizqullah H. Gerda Yardan T. Joekly Wahidan M. Khadeja Naela A. A. Mirza Manggala P. A. M. Arka Sena Winata M. Rizky Noval P. Raidhan Ryantama I. Seno M. Gudiarto Utari Nurfatimah
I 8.2 8.3 8.4 8.5 8.2 8.4 8.6 8.7 8.4 7.9 8.5 8.2 8.3 8.4
Nilai Per Semester II III 8.4 8.3 8.5 8.3 8.5 8.4 8.4 8.3 8.3 8.1 8.5 8.5 8.7 8.7 8.8 8.9 8.7 8.7 8.3 8.0 8.7 8.6 8.3 8.2 8.4 8.1 8.6 8.3
IV 8.5 8.5 8.6 8.4 8.3 8.6 8.9 9.0 8.8 8.2 8.7 8.4 8.1 8.6
Sumber: Ledger Semester I, II, III, IV Siswa Akselerasi Kelas VIII-6 SMP Bakti Mulya 400.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai akademik siswa-siswi akselerasi dapat bertahan di angka 8. Pada semester satu terdapat satu siswa yang memiliki rata-rata nilai akademik di bawah angka 8. Namun, pada semester berikutnya siswa tersebut dapat mencapai angka 8. Untuk data nilai siswa per mata pelajaran dapat dilihat di lampiran. b) Persyaratan Psikologis (1) IQ ≥ 125 SMP Bakti Mulya 400 bekerja sama dengan Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI) untuk menguji IQ dan psikologi calon siswa program akselerasi. Standar IQ yang berlaku untuk siswa akselerasi di sekolah ini adalah 130 seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah berikut, “standar IQ di sekolah ini sudah 130, mayoritas siswa program akselerasi memiliki nilai IQ di atas standar. Kalaupun ada siswa yang ternyata memiliki IQ di bawah standar, kami menerimanya berdasarkan rekomendasi dari pihak
54
psikolog yang menguji dan hasil ulangan selama dua bulan masa percobaan”.7 (2) CQ (Creativity Quotient) dan TC (Task Commitment)di atas rata-rata Masih bersama dengan Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI), pihak sekolah mempercayakan untuk menguji CQ dan TC calon siswa program akselerasi. Untuk hal ini seluruh siswa yang diterima di program akselerasi telah berada di atas rata-rata.8 2) Informasi data subyektif Informasi data subjektif ini merupakan penilaian dari: (a) Diri sendiri (Self Nomination) Informasi data subjektif ini merupakan penilaian dari diri sendiri, teman sebaya, guru, dan orang tua mengenai calon siswa akselerasi yang bersangkutan. Sehingga penilaian dari mereka pun menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan diterima atau tidaknya siswa tersebut di program akselerasi. Dalam hal penilaian diri sendiri, SMP Bakti Mulya 400 telah menerapkannya pada awal penerimaan peserta didik baru dan pada tahap pasca masa percobaan program akselerasi. Pihak sekolah mencari informasi dalam diri peserta didik melalui hasil tes komitmen, tes kemandirian, dan tes motivasi belajar. Dari ke tiga hasil tes tersebut, pihak sekolah akan mendapatkan informasi kemampuan dan minat calon siswa untuk memasuki program akselerasi. (b) Teman sebaya (Peer Nomination) Informan selanjutnya adalah teman sebaya. Dalam hal ini mereka tidak begitu diperhitungkan dalam memberikan informasi. Seperti yang dikatakan oleh tiga siswa akselerasi di kelas VIII-6 ketika ditanya 7
Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 8 Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan
55
mengenai pernah atau tidaknya mereka diminta untuk melakukan penilaian terhadap teman sebayanya. Jawaban mereka bertiga ialah tidak ada yang pernah diminta untuk melakukan penilaian terhadap teman sebayanya.9 (c) Guru (Teacher Nomination) Penilaian guru di sini berdasarkan masa percobaan yang berlangsung selama dua bulan. Dari masa percobaan tersebut guruguru diminta untuk memberikan informasi mengenai calon siswa program akselerasi. Recommended atau tidaknya mereka dalam memenuhi persyaratan peserta didik program akselerasi. Seperti yang dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat 2, “kami para guru yang mengajar selama masa percobaan diminta untuk terus menerus memberikan laporan perkembangan calon siswa program akselerasi, hal ini untuk memudahkan atasan dalam memutuskan diterima atau tidaknya calon siswa tersebut di program aksel”.10 (d) Orang tua (Parent Nomination)11 Informasi juga bisa didapatkan dari pihak orang tua. Informasi mengenai sikap dan perilaku calon siswa selama berada di rumah. Karena memang orang tua lah yang lebih mengetahui sifat, kepribadian dan minat putra-putri mereka. Pihak sekolah mendapatkan informasi ini melalui kegiatan wawancara dengan cara mengundang pihak orang tua ke sekolah. Pada wawancara ini, pihak orang tua akan ditanyakan seputar kepribadian, sikap, sifat dan persetujuan mereka atas keputusan putra-putrinya memasuki program akselerasi.12
9
Hasil Wawancara dengan Khadeja, Joekly dan Mirza, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 10 Hasil Wawancara dengan Prayogo, S.Pd.,Wali Kelas Akselerasi Tingkat 2, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 11 Dokumen Rekrutmen Siswa Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 12 Hasil Wawancara dengan Prayogo, S.Pd.,Wali Kelas Akselerasi Tingkat 2, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
56
3) Kesehatan fisik Kurikulum yang dipadatkan dalam program akselerasi tentunya menuntut siswa di dalamnya untuk siap menerima jam pelajaran dan materi yang lebih padat dibandingkan dengan program reguler. Hal ini tentu membutuhkan keseriusan dan kemampuan berpikir yang lebih keras serta harus diimbangi dengan kondisi fisik yang sehat. Kondisi fisik yang tidak sehat akan sangat mengganggu siswa dalam berkonsentrasi dan memahami materi pelajaran nantinya. Disinilah fungsi evaluasi kesehatan dibutuhkan, yakni untuk mengetahui kondisi fisik calon siswa program akselerasi. Namun berdasarkan hasil wawancara penulis dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dapat diketahui bahwa sudah sejak tiga tahun yang lalu sekolah ini tidak menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk calon siswa program akselerasi.13 4) Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua SMP Bakti Mulya 400 menerapkan wawancara untuk calon siswa dan orang tua perihal kesediaan mereka terhadap program akselerasi. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah, “proses wawancara antara siswa dan orang tua dilakukan di ruangan terpisah. Jika pernyataan keduanya bertemu pada satu titik, maka pihak sekolah akan mengizinkan untuk masuk program akselerasi”.14 Hal ini dikarenakan kesediaan dari calon peserta didik dan orang tua merupakan hal yang diperhitungkan dalam proses penyeleksian siswa program akselerasi. Jika calon peserta didik tidak bersedia mengikuti program akselerasi, maka pihak sekolah ataupun orang tua tidak dapat memaksakan untuk tetap memasuki program akselerasi karena akan sulit dalam pengarahan dan proses belajar mengajar nantinya. Begitu pula jika
13
Hasil Wawancara dengan Sito, S.Pd., Waka. Bidang Kurikulum SMP Bakti Mulya 400, (16 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 14 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
57
orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk bergabung dalam program akselerasi, maka siswa tersebut juga tidak bisa mengikuti program akselerasi. Karena akan sulit dalam upaya koordinasi dan kerjasama untuk menunjang proses belajar siswa ketika mereka berada di rumah. b. Proses Alur Seleksi Siswa Program Akselerasi Pelaksanaan kegiatan penerimaan peserta didik baru biasanya sudah mulai dibuka pada bulan Januari setiap tahunnya. Penerapan proses seleksi siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahap seleksi umum dan tahap seleksi khusus program akselerasi. Pada tahap seleksi umum, kegiatannya dilaksanakan oleh Tim Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Bakti Mulya 400. Adapun tim PPDB SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015 terdiri dari: 1. Ketua/Koord. PPDB SMP 2. Pelaksana Pendaftaran 3. Promosi 4. Pelaksanaan Tes AkademikPsikotes 5. Pewawancara Orang Tua 6. Pewawancara Calon Peserta Didik 7. Pembuatan Soal Tim PPDB ini melaksanakan tugas penerimaan peserta didik dimulai dari kegiatan promosi. Mengutip dari hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah yang juga sekaligus menjadi koordinator Panitia Peserta Didik Baru. Khususnya untuk program akselerasi, pihak sekolah menginformasikan kepada masyarakat mengenai adanya program akselerasi di sekolah ini, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan jika ingin memasuki program akselerasi. Dengan demikian, masyarakat telah mendapatkan informasi sedini mungkin dan mempersiapkan diri lebih matang, sehingga
58
nantinya pihak sekolah dapat benar-benar mendapatkan siswa yang diinginkan untuk program akselerasi.15 Berikut ini akan digambarkan Alur Pendaftaran Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400 secara umum: Gambar 4.1 Alur Penerimaan Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400
Sumber: Web site resmi BKSP Bakti Mulya 400 di baktimulya400.com
15
Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
59
Terdapat dua cara dalam alur Penerimaan Peserta Didik Baru di atas, yang pertama melakukan registrasi dari rumah dan yang kedua melakukan registrasi langsung di sekolah. Berikut akan diuraikan kedua alur tersebut berdasarkan hasil pengamatan dan observasi: 1) Alur registrasi dari rumah a) Isi data sementara via internet kemudian cetak. b) Lakukan pembayaran formulir di Bank BNI Syariah. c) Konfirmasi ke admin untuk diverifikasi dengan cara mengirimkan bukti pembayaran via fax (7658790) atau via email (
[email protected]). d) Setelah diverifikasi dilanjutkan dengan mengisi formulir pendaftaran. Kemudian cetak bersama dengan surat pernyataan e) Formulir dan berkas-berkas di bawah ini: - Photo 2x3 dan 3x4 masing-masing 4 lembar - Akta kelahiran 2 lembar - Nilai rapor legalisir kelas IV dan V semester 1 dan 2, kelas VI semester 1 masing-masing 2 lembar - Kartu Keluarga 2 lembar Disetorkan ke pihak administrasi sekolah. f) Cetak kartu ujian g) Mengikuti ujian masuk SMP Bakti Mulya 400 h) Menunggu hasil tes ujian masuk16 2) Alur registrasi di sekolah a) Mengisi data sementara dan melakukan pembayaran langsung ke bagian pelaksana pendaftaran peserta didik baru. b) Menerima kwitansi dan user ID beserta password c) Log in dengan ID dan password yang telah diterima pada tahap 2. d) Mengisi formulir dengan lengkap dan cetak. e) Formulir dan berkas-berkas di bawah ini: - Photo 2x3 dan 3x4 masing-masing 4 lembar - Akta kelahiran 2 lembar - Nilai rapor legalisir kelas IV dan V semester 1 dan 2, kelas VI semester 1 masing-masing 2 lembar - Kartu Keluarga 2 lembar Disetorkan ke pihak administrasi/ TU sekolah. f) Cetak kartu ujian g) Mengikuti Ujian tes masuk SMP Bakti Mulya 400. h) Menunggu hasil tes ujian masuk17 16
Bakti Mulya 400, Alur Pendaftaran PPDB Sekolah Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 20142015, 2014, (http://Baktimulya400.com). 17 Ibid.
60
Proses seleksi di sekolah ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya. Bagi siapa saja yang berminat untuk masuk ke sekolah ini maka mereka harus mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Langkah awal adalah melengkapi data diri/registrasi, SMP Bakti Mulya memberikan kemudahan kepada calon peserta didik yang ingin mendaftar. Setiap calon peserta didik yang memilih alur pendaftaran on line dapat mengisi data sementara via internet kemudian disimpan dan dicetak untuk melihat informasi pembayaran formulir. Formulir tidak bisa diisi sebelum melakukan pembayaran. Biaya formulir SMP Bakti Mulya 400 sebesar Rp 300.000 dapat dibayar melalui BNI Syariah ke rekening 4004004014, atas nama YAYBKSP BM 400. Setelah proses pembayaran selesai, maka harus ada konfirmasi pelunasan dari pihak wali murid dengan cara mengirimkan bukti pembayaran melalui fax atau via email
[email protected]. Setelah itu pihak calon peserta didik akan mendapatkan verifikasi dari sekolah sehingga dapat mengisi formulir pendaftaran dan mengirimkan photo ukuran 2x3 dan 3x4. Formulir yang sudah terisi lengkap dikembalikan bersama berkas-berkas lainnya (akta kelahiran 2 lembar, nilai rapor legalisir kelas IV dan V semester 1 dan 2 kelas VI semester 1 masing-masing 2 lembar, kartu keluarga 2 lembar dan pass photo berwarna 2x3 dan 3x4 @4 lembar). Kemudian kartu ujian pun dapat dicetak sebagai syarat mengikuti ujian masuk di SMP Bakti Mulya 400. Bagi mereka yang ingin langsung melakukan registrasi di sekolah, pihak sekolah juga menyediakannya. Calon siswa mengisi data sementara dan melakukan pembayaran langsung ke bagian pelaksana pendaftaran peserta didik baru. Setelah menerima kwitansi dan user ID beserta password calon siswa baru dapat log in dengan ID dan password yang telah diterima pada tahap sebelumnya.Setelah log in berhasil, calon siswa diharuskan mengisi formulir dengan lengkap dan dicetak. Formulir yang telah dicetak diserahkan kembali kembali ke pihak administrasi/TU sekolahbersama berkas-berkas yang harus mereka lengkapi. Setelah itu calon siswa akan mendapatkan kartu tes ujian masuk di sekolah ini.
61
Kegiatan seleksi siswa tidak pernah lepas dari tes ujian masuk. Adapun rangkaian tes ujian masuk di SMP Bakti Mulya 400 ialah sebagai berikut: 1) Tes akademik (Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA-Biologi, dan IPA-Fisika). 2) Psikotes 3) Wawancara peserta didik 4) Wawancara orang tua18 Tes akademik terdiri dari beberapa mata pelajaran yakni Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA-Biologi, dan IPA-Fisika.Untuk psikotes, pihak sekolah bekerja sama dengan Yayasan Praktek Psikologi Indonesia (YPPI) dibawah tanggung jawab wakil kepala sekolah bidang kurikulum, bapak Sito S.Pd. Selanjutnya penyelenggaraan wawancara peserta didik dan orang tua. Wawancara dilakukan pada ruangan yang terpisah, hal ini dimaksudkan untuk menghindari keterpaksaan siswa dalam memilih peminatan program. Jika siswa dan orang tua ada keseimbangan minat, maka pihak sekolah akan dengan mudah melangkah. Siswa berminat dan orang tua pun mendukung sangat membantu proses belajar mengajar nantinya. Masing-masing materi ujian yang digunakan, dibuat oleh guru-guru SMP Bakti Mulya 400 sesuai dengan bidang study yang mereka ampu. 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Usman Jamhuri, S.Ag (Agama) Diah Ratnawiati, S.Pd (Bhs. Indonesia) Leli Sugiarti, S.Pd (Matematika) Dewi Wulan Sari, S.Pd (Bhs. Inggris) Rike Anwari Fuady, S.Si (IPA-Biologi) Yenis Herdiani, S.Si (IPA-Fisika).19
Pengumuman hasil tes dapat dilihat satu minggu setelah pelaksanaan ujian diselenggarakan. Selanjutnya peserta didik
yang lulus ujian seleksi
diharuskan untuk mengikuti kegiatan orientasi yang disebut dengan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) selama tiga hari. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan siswa baru dengan lingkungan sekolah. 18
Bakti Mulya 400, Penerimaan Peserta Didik Baru, 2014, (baktimulya400.com) Dokumen Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015. 19
62
Peserta didik yang berminat masuk program akselerasi dijadikan satu menjadi kelompok belajar. Selama dua bulan, prestasi akademik mereka berada dalam pengawasan yang ketat. Masa inilah yang disebut dengan masa percobaan pra-akselerasi. Setelah masa percobaan selesai, dilaksanakan kembali tes yang lebih spesifik, yaitu: 1. Tes IQ 2. Tes komitmen 3. Tes kemandirian 4. Tes motivasi belajar20 Keempat tes tersebut diakumulasikan dengan hasil ulangan harian ketika masih dalam masa percobaan. Kemudian pihak sekolah mengundang orang tua untuk melakukan konfirmasi ulang mengenai diizinkan atau tidaknya anak mereka memasuki program akselerasi. Hasil tes dan wawancara pasca masa percobaan akan dirapatkan bersama tim program akselerasi untuk ditentukan diterima atau tidaknya siswa tersebut di program akselerasi. Berikut ini dapat digambarkan Alur Pendaftaran Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400 khusus pada program akselerasi:
20
Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
63
Gambar 4.2 Alur Pendaftaran Peserta Didik Baru SMP Bakti Mulya 400 Khusus pada Program Akselerasi MOPDB
Siswa dinyatakan diterima di SMP Bakti Mulya 400
Masa Percobaan Pra-Akselerasi
Hasil Ulangan Harian
Hasil Tes IQ
Hasil Tes Komitmen
Hasil Tes Kemandirian
Hasil Tes Motivasi Belajar
Persetujuan Orang Tua
Keputusan Sekolah Diterima/Tidak Siswa Tersebut di Program Akselerasi Sumber: Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, 17 September 2014.
Tingkat kecerdasan tinggi yang dimiliki oleh siswa akselerasi bukan berarti mereka akan terlepas dari penurunan kualitas belajar yang akan berdampak pada penurunan prestasi belajar. Dibutuhkan kesiapan tenaga pendidik di setiap sekolah yang menyelenggarakan program akselerasi untuk dapat mengatasi permasalahan ini. Berikut adalah solusi yang ditawarkan bapak kepala sekolah ketika penulis bertanya mengenai siswa yang mengalami penurunan hasil belajar. “Kita akan bina bersama fungsi wali kelas dan fungsi
64
guru BK. Dimotivasi, diarahkan dan dikomunikasikan bersama orang tua. Namun, jika drop terus menerus maka akan kita pindahkan ke kelas regular sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah dan wali murid”.21 Prestasi dan hasil belajar siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini selalu mendapat pengawasan yang ketat dan didampingi oleh fungsi BK, wali kelas dan orang tua.Hal itu dimaksudkan agar tujuan dari program akselerasi dapat benar-benar tercapai. Selain nilai akademis yang tinggi, calon siswa akselerasi harus memiliki komitmen terhadap tugas-tugas atau biasa disebut dengan TC (Task Commitment) mereka nantinya. Waktu belajar yang singkat dan kurikulum yang dipadatkan tentunya menuntut siswa di dalamnya harus siap menerima dan menjalankan tugas yang diberikan selama proses belajar mengajar.
3. Penerapan Proses Seleksi Guru Program Akselerasi Rutinnya pertemuan antara guru dan siswa membuat seorang guru juga harus memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mendidik dan mengarahkan anak cerdas dan berbakat istimewa yang berada di program akselera si. Untuk itu sekolah perlu menetapkan persyaratan dan melakukan proses seleksi untuk guru baru karena seleksi merupakan hal yang penting dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. a. Persyaratan guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 telah menentukan persyaratan bagi para calon guru program akselerasi sebagai berikut: 1) Berijasah minimal S1 Berdasarkan hasil study dokumentasi, diperoleh data pendidikan terakhir guru-guru yang mengajar di program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 yang telah penulis display menggunakan diagram berikut:
21
Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
65
Diagram 4.1
Sumber: Data Guru Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Data pendidikan terakhir guru-guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 menunjukkan pada jenjang S2 terdapat 1 orang guru, pada jenjang S1 terdapat 25 guru. 2) Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari 26 guru yang mengajar di program akselerasi, dua orang guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan satu guru yang tidak disebutkan dengan jelas latar belakang pendidikannya. Berikut adalah data latar belakang pendidikan guru yang mengajar tidak sesuai: Tabel 4.7 Data Guru yang Mengajar Tidak Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikannya No. Pendidikan 1. Ekonomi Manajemen 2. Komunikasi Penyiaran Islam
Mata Pelajaran TIK PKN
Sumber: Buku Paparan Program dan Jadwal Pelajaran SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015.
66
3) Pengalaman mengajar minimal 3 tahun dengan prestasi baik. Calon guru akselerasi harus memiliki prestasi baik dalam mengajar, namun tidak ada lagi keharusan untuk memenuhi persyaratan pengalaman mengajar selama tiga tahun. Asas Best of The Best lah yang diterapkan dalam penyeleksian guru akselerasi, siapapun yang kompeten dan berkualitas itulah yang akan dipilih menjadi guru program akselerasi. 4) Memiliki karakteristik umum. Karakteristik umum yang harus dimiliki oleh calon guru akselerasi SMP Bakti Mulya 400 ini adalah adil/tidak memihak, kooperatif, demokratis, fleksibilitas, kreatif, mengembangkan bahan ajar, melakukan penelitian, rasa humor yang tinggi, pandai memberikan penghargaan dan pujian, memiliki minat yang luas, memiliki perhatian terhadap masalah anak, berpenampilan dan sikap yang menarik.22 5) Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat. Salah satu hal yang dikhawatirkan dari diselenggarakannya program akselerasi ialah terganggunya masa perkembangan peserta didik. Mereka diharuskan untuk terus belajar, sehingga diperlukan tenaga pendidik yang mampu mengimbangi sifat dan kebutuhan mereka. 6) Memiliki keterampilan dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir siswa-siswi program akselerasi berada dalam taraf di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Inilah yang menyebabkan pihak SMP Bakti Mulya 400 menetapkan persyaratan untuk calon guru akselerasi, bahwa mereka harus memiliki keterampilan dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir dalam taraf tingkat tinggi. 7) Memiliki pengetahuan tentang kebutuhan kognitif, afektif dan psikomotorik anak berbakat. Segala kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan yang di atas rata-rata seperti kebutuhan kognitif, afektif dan psikomotoriknya 22
Dokumen Rekrutmen Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400.
67
harus terfasilitasi dengan baik dan tepat sehingga guru-guru yang mengajar di program akselerasi ini pun harus memiliki pengetahuan tentang kebutuhan mereka agar tidak salah dalam membina dan mendidik mereka.23 b. Alur Seleksi guru program akselerasi Penerapan proses seleksi guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 juga melalu dua tahap, yakni tahapan seleksi guru secara umum dan tahap seleksi guru khusus untuk program akselerasi, dapat digambarkan pada diagram alur proses penyeleksian 4.3 dan 4.4 sebagai berikut: Gambar 4.3 Alur Proses Seleksi Guru SMP Bakti Mulya 400 Calon Guru Baru
Induksi/ orientasi
Melengkapi Data Diri
Keputusan (diterima/ti dak)
Seleksi Data
1. 2. 3. 4.
Tes: Psikotes Akademik Micro Teaching Paparan Program
Sumber: Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru-Guru SMP Bakti Mulya 400
Alur proses penyeleksian di atas berlaku untuk seluruh calon guru baru SMP Bakti Mulya 400 dan bukan hanya untuk calon guru program akselerasi saja. Seleksi guru baru di sekolah ini tidak diadakan setiap tahun secara berkesinambungan, namun diadakan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Jika ada posisi kosong di sekolah tersebut, maka pihak sekolah akan menginformasikannya melalui tiga cara, yaitu: 1) Memuatnya di media cetak (Kompas, Republika, dan Wartakota). 2) Menginformasikan melalui web resmi SMP Bakti Mulya 400.
23
Dokumen Rekrutmen Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400.
68
3) Menginformasikan kepada orang dalam.24 Berikut adalah contoh info lowongan mengajar yang dipublikasikan di web resmi Bakti Mulya 400: Lowongan Pekerjaan di Bakti Mulya 400 Guru Musik SMP Bakti Mulya 400 Kualifikasi: Pria/wanita usia maksimal 35 tahun. Pendidikan S1 atau S2 sesuai bidangnya. Diutamakan memiliki pengalaman mengajar di sekolah. Mampu mengoperasikan perangkat IT. Mampu memainkan beberapa alat musik. Surat lamaran dikirim melalui: Email:
[email protected] Gedung TK/SD Bakti Mulya 400 Jalan Gedung Pinang/Kartika Utama Pondok Indah Jakarta Selatan Cantumkan kode GM-SMP pada judul email atau pada amplop.25 Setelah mengetahui adanya lowongan di SMP Bakti Mulya, maka seluruh calon guru baru menyerahkan surat lamaran kerja beserta berkas-berkas yang berisi data diri ke bagian tata usaha. Data para calon guru yang telah masuk diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan posisi yang kosong di sekolah tersebut. Menurut Bapak Hadi Suwarno, “Data diri calon guru yang telah masuk dan lolos pada tahap seleksi data, maka akan dihubungi untuk mengikuti rangkaian tes diantaranya: (1) psikotes, (2) tes akademik, (3) tes micro teaching, (4) tes paparan program”.26 Setelah ke empat tes tersebut dijalani oleh calon guru baru di sekolah ini, maka dapat ditentukan diterima atau tidaknya calon guru baru tersebut. Pihak sekolah akan menghubungi guru yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima bergabung di SMP Bakti Mulya 400. Selama dua bulan dari dinyatakan lulus seleksi, guru tersebut tidak langsung diterjunkan ke posisi yang telah 24
Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 25 Bakti Mulya 400, Lowongan Pekerjaan di Bakti Mulya 400, 2014, (baktimulya400.com) 26 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
69
disediakan tetapi masuk ke tahap orientasi/induksi yakni diperkenalkan terlebih dahulu dengan lingkungan sekolah, kondisi siswa dan juga mengikuti pembekalan dari pihak yayasan. Status para guru baru yang lulus dari tahap seleksi akan menyandang status pegawai tidak tetap. Tidak ada dari mereka yang langsung diangkat menjadi pegawai tetap, karena ada syarat-syarat yang berlaku untuk menjadi pegawai tetap. Berikut adalah syarat-syarat yang harus ditempuh untuk guru yang berstatus tidak tetap agar menjadi tetap. Guru yang dinyatakan lulus dari seleksi tersebut, berstatus kepegawaian tidak tetap. Untuk menjadi tetap harus memenuhi syarat yang telah ditentukan, yakni: (1) memenuhi standar kompetensi guru, (2) direkomendasikan oleh unit, (3) memenuhi jam kewajiban mengajar, (4) mempunyai administrasi mengajar yang lengkap.Umumnya, 2 tahun setelah menjadi guru tidak tetap baru bisa menjadi guru tetap.27 Mayoritas guru-guru yang mengajar di program akselerasi berstatus kepegawaian tetap. Itu berarti mayoritas guru di program akselerasi ini telah melewati tiga tahap seleksi dan penilaian, yakni: tahap seleksi awal, seleksi status kepegawaian serta penilaian hasil dari supervise mengajar dan kinerja guru yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah. Setelah di uraikan alur prosedur proses penyeleksian guru SMP Bakti Mulya 400 secara umum, maka selanjutnya penulis akan menggambarkan alur seleksi untuk calon guru akselerasi sebagai berikut Gambar 4.4 Alur Proses Seleksi Calon Guru Program Akselerasi SMP BAkti Mulya 400
SELEKSI AWAL
SELEKSI STATUS KEPEGAWAIAN
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
GURU AKSELERASI
Sumber: Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru-Guru SMP Bakti Mulya 400.
27
Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
70
Berikut adalah alur proses seleksi calon guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400: (1) Guru-guru yang telah lulus seleksi umum di awal dan telah mengikuti masa orientasi/induksi maka akan menyandang status pegawai tidak tetap. (2) Kemudian guru-guru tersebut dapat meningkatkan jenjang karirnya dengan mengikuti prosedur seleksi status kepegawaian. (3) Kinerja dan cara mengajar guru disupervisi kepala sekolah dengan asas best of the best dalam jangka waktu tertentu. (4) Guru yang memiliki kinerja dan cara mengajar yang baik berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah akan dipercaya untuk mengajar dan mendampingi siswa di program akselerasi. Meningkatkan jenjang karir seperti yang dijelaskan pada poin kedua dapat dilakukan dengan cara melengkapi administrasi mengajar memenuhi standar kompetensi guru, memenuhi kewajiban jam mengajar serta mendapatkan rekomendasi dari unit.28 B. Analisis Penelitian 1. Penerapan Proses Seleksi Siswa Program Akselerasi a. Persyaratan siswa program akselerasi 1) Informasi data objektif Mengkaji persyaratan yang ditetapkan sekolah untuk siswa program akselerasi, bahwa aspek akademis yang disyaratkan di sekolah ini cukup memadai untuk menjaring siswa yang berprestasi. Karena proses penjaringan dilakukan dengan menggunakan kriteria/syarat yang ketat, diantaranya nilai dari hasil rata-rata rapor SD, nilai Ujian Akhir SD dan nilai ulangan harian selama dua bulan masa percobaan yang harus mencapai angka minimal 8.0. Hal ini sesuai dengan hasil belajar mereka di Sekolah Dasar (SD). Pada nilai rata-rata rapor SD, 10 dari 14 siswa telah mencapai angka minimal 8.0 dan hanya 4 siswa yang belum mencapai 28
Hasil wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
71
angka tersebut. Kemudian nilai ujian akhir di Sekolah Dasar yang menunjukkan bahwa 9 dari 14 siswa telah mencapai angka minimal 8.0. Nilai-nilai siswa akselerasi pada saat di Sekolah Dasar itu terus meningkat, ditandai dengan rata-rata nilai akademik mereka selama 4 semester di kelas akselerasi telah mencapai angka minimal 8.0. Selanjutnya, menganalisa aspek persyaratan psikologis yang telah diterapkan di sekolah ini cukup memadai untuk menjaring siswa yang memiliki tingkat kecerdasan dan intelektual yang tinggi. Standar minimal IQ yang telah berkembang dari standar pada umumnya yakni dari 125 menjadi 130, tentu sudah jelas bahwa SMP Bakti Mulya 400 benar-benar ingin program akselerasi ini diikuti oleh siswa-siswa yang memang memiliki kecerdasan dan tingkat intelektual yang tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah sebagai berikut, “standar IQ di sekolah ini sudah 130, dan mayoritas siswa program akselerasi memiliki nilai IQ di atas standar. Kalaupun ada siswa yang ternyata memiliki IQ di bawah standar, kami menerimanya berdasarkan rekomendasi dari pihak psikolog yang menguji dan hasil ulangan selama dua bulan masa percobaan”.29 Pernyataan tersebut diperkuat oleh wali kelas akselerasi VIII-6 yang menyatakan bahwa IQ tertinggi siswa di kelas akselerasi adalah 145 sedangkan yang terendahadalah 127.30 Selain tes IQ, SMP Bakti Mulya 400 ini juga mensyaratkan task commitment untuk mengetahui komitmen peserta didik terhadap tugas. Hasil tes ini belum optimal dalam menjaring siswa yang memiliki komitmen tinggi terhadap tugas-tugas mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh beberapa siswa akselerasi tingkat dua: ”pernah ada yang tidak mengerjakan tugas, saya juga pernah karena benar-benar tidak
29
Hasil wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 30 Hasil wawancara dengan Prayogo, S.Pd, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
72
mengerti bagaimana cara mengerjakannya. Jadi dari pada asal, lebih baik kerjakan di sekolah”,31 Pernyataan tersebut didukung oleh siswa akselerasi terbaik di kelasnya: ”saya selalu mengerjakan tugas dari guru semampu saya tapi teman-teman masih ada juga yang tidak mengerjakan tugas walaupun tidak sering”.32 Sehingga dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya 400 masih menerima siswa yang memiliki kemampuan di bawah standar persyaratan akademik dan psikologis yang mereka tetapkan, namun tetap berada dalam rekomendasi dari para ahli yakni psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI). 2) Informasi data subyektif Empat informan yang merupakan sumber informasi data subyektif telah memberikan konstribusi yang cukup besar dalam upaya penyeleksian siswa untuk program akselerasi. Setiap guru yang diminta memberikan informasi mengenai calon siswa program akselerasi ketika mereka berada dalam masa percobaan sangat membantu dalam proses penyeleksian nantinya. Seperti yang dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat 2: “kami para guru yang mengajar selama masa percobaan diminta untuk terus menerus memberikan laporan perkembangan calon siswa program akselerasi, hal ini untuk memudahkan atasan dalam memutuskan diterima atau tidaknya calon siswa tersebut di program akselerasi”.33 Pandangan yang sama dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat satu, “iya, kami selalu memberikan penilaian dan informasi secara continue terutama pada saat mereka dalam masa percobaan”.
34
Kemudian pihak orang tua yang juga dilibatkan dalam memberikan informasi mengenai sikap dan perilaku calon siswa selama berada di rumah 31
Hasil wawancara dengan Mirza Manggala Putra A., Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 32 Hasil wawancara dengan Khadejah, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan 33 Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 34 Hasil Wawancara dengan Novitri Riyani, Wali Kelas Akselerasi Tingkat 1, (16 September 2014), di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
73
juga sangat efektif karena memang orang tua lah yang lebih mengetahui sifat, kepribadian dan minat putra-putri mereka. Melalui kegiatan wawancara dengan pihak orang tua, diharapkan dapat memberikan informasi seputar kepribadian, sikap, sifat dan persetujuan mereka atas keputusan putra-putrinya memasuki program akselerasi.35 Selain itu, self nomination atau informasi dari diri sendiri akan sangat membantu pihak sekolah mengetahui seberapa besar minat siswa yang bersangkutan untuk memasuki program akselerasi. Melalui tes komitmen, tes kemandirian dan tes motivasi belajar pihak SMP Bakti Mulya 400 bekerja sama dengan para psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI) dalam menggali self nomination cukup memadai dan efektif. Informan terakhir yang tertera dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 adalah peer nomination atau penilaian teman sebaya. Tidak dilibatkannya teman sebaya dalam proses penilaian pada saat masa percobaan bukanlah suatu masalah. Ketidakterlibatan mereka dalam memberikan informasi sesuai dengan pernyataan ketiga siswa akselerasi tingkat dua yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah diminta untuk melakukan penilaian terhadap teman sebayanya.36 Tiga dari empat informan yang tercantum dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 sudah cukup memadai dalam upaya memperoleh informasi secara subyektif mengenai karakter, sifat, sikap dan prestasi calon siswa program akselerasi. 3) Evaluasi kesehatan Kegiatan evaluasi kesehatan yang seharusnya ada dalam rangkaian seleksi siswa program akselerasi, sudah tidak lagi diterapkan di SMP Bakti Mulya 400 sejak tiga tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa “sudah sejak tiga tahun 35
Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 36 Hasil Wawancara dengan Khadeja, Joekly dan Mirza, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
74
yang lalu sekolah ini tidak lagi menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan untuk calon siswa program akselerasi”.37 Pernyataan tersebut diperkuat oleh bapak kepala sekolah: “beberapa tahun yang lalu pernah diadakan pemeriksaan medis di sekolah ini. Namun, karena tidak pernah ditemukan masalah apapun di kesehatan calon siswa dari
setiap
periode.
Akhirnya
kami
putuskan
untuk
tidak
lagi
mengadakannya, lagipula anak sehat atau tidak itu bisa terlihat.”38 Keputusan untuk tidak bekerja sama dengan rumah sakit manapun untuk melakukan kegiatan evaluasi kesehatan calon siswa program akselerasi dan lebih memilih melakukan pengamatan secara langsung ini merupakan suatu usaha penghematan biaya dan waktu. Dan keputusan ini pun berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah menemukan masalah kesehatan apapun dalam diri calon siswa program akselerasi. Tidak ada pengaruh negatif dari ditiadakannya kegiatan ini, karena pihak SMP Bakti Mulya 400 telah mengantisipasi akibat dari keputusan tersebut dengan menyediakan UKS yang dipandu oleh satu orang dokter jika pada proses belajar nanti ditemukan siswa yang mengalami gangguan pada kesehatannya. 4) Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua Diberlakukannya persyaratan ini sangat penting dan membantu dalam memperoleh siswa yang benar-benar memiliki kemauan atau minat yang tinggi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu panitia yang terlibat dalam proses penyeleksian siswa akselerasi sekaligus wali kelas akselerasi tingkat dua. Wawancara orang tua dan calon siswa akselerasi itu sangat perlu. Pernah terjadi seorang siswa yang nilai akademik dan IQ nya berada di 37
Hasil Wawancara dengan Sito, S.Pd., Waka. Bidang Kurikulum SMP Bakti Mulya 400, (16 September 2014) di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 38 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014) di Ruang Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
75
bawah standar rata-rata yang telah ditentukan pihak sekolah, namun siswa tersebut memiliki keinginan yang sangat kuat untuk masuk program akselerasi. Tentunya hal ini harus dibicarakan bersama kedua orang tua, untuk kami beritahu plus dan minusnya program akselerasi agar menjadi bahan pertimbangan pihak siswa dan orang tua.selain itu biaya pendidikan program akselerasi juga kami bicarakan pada momen ini. Kegiatan ini dimaksudkan agar adanya kejelasan dan kerja sama antara pihak orang tua dengan pihak sekolah jika nantinya putra atau putri mereka berada di program akselerasi”.39 Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa minat siswa sangat diperhitungkan. Secerdas apapun calon siswa namun jika tidak berminat untuk masuk program akselerasi dan pihak orang tua tidak menyetujuinya maka nantinya pihak sekolah akan mengalami kesulitan dalam pengarahan dan pembinaan di proses belajar mengajar yang cenderung singkat dan padat materi itu. Siswa yang memiliki nilai akademik dan IQ yang belum mencapai angka minimal persyaratan namun memiliki kemauan dan minat yang tinggi mengikuti program akselerasi serta ditunjang dengan persetujuan orang tua. Maka kondisi siswa ini lah yang lebih diperhitungkan. Dapat dilihat pada tabel-tabel hasil belajar siswa sebelumnya, siswa yang awalnya belum mencapai angka minimal dapat dengan cepat memperbaiki prestasi belajarnya dari hari ke hari. Sehingga target KKM program akselerasi dapat dicapai oleh seluruh siswa program akselerasi. b. Alur seleksi siswa program akselerasi Proses seleksi calon siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini sudah berjalan dengan efektif. Pertama, dengan dibentuknya tim panitia penerimaan peserta didik baru secara baku memperjelas peran dari masingmasing divisi. Sehingga masing-masing tugas dapat dipertanggungjawabkan secara jelas. Kedua, Pengisian formulir yang dapat dilakukan melalui dua cara yakni secara langsung maupun dengan on line menawarkan kemudahan untuk calon 39
Hasil Wawancara dengan Prayogo, S.Pd., Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
76
peserta didik. Ketiga, proses seleksi calon siswa program akselerasi yang dilakukan melalui dua tahap, yakni tahapan umum dan tahapan khusus untuk program akselerasi sudah sangat tepat untuk benar-benar menjaring siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa. Sehingga nantinya satu kelas akselerasi hanya akan berjalan bersama 14-15 siswa terpilih saja. Ketepatan dalam menjaring siswa yang benar-benar memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa ini ditunjukkan dengan prestasi siswa program akselerasi kelas VIII-6 yang mayoritas masuk dengan mencapai angka minimal yang telah ditentukan dan sampai pada semester ini mampu bertahan bahkan
meningkatkan
prestasi
belajarnya.
Data
lengkap
mengenai
peningkatan nilai dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6. 2. Penerapan roses Seleksi Guru Proram Akselerasi a. Persyaratan guru program akselerasi Persyaratan yang ditetapkan untuk calon guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 cukup memadai untuk menjaring tenaga pendidik yang kompeten dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang pernyataan beberapa siswa akselerasi yang mengaku bahwa penjelasan guru-guru yang mengajar di kelas mereka sangat mudah untuk dipahami dan tidak membosankan.40 Pandangan tersebut diperkuat dengan pernyataan Khadejah,”guru-guru di sini asyik kalau mengajar. Ada yang memakai alat peraga, ada juga yang memakai media belajar yang sudah ada di dalam kelas saja”.41 Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sekolah cukup memadai dalam menjaring tenaga pendidik yang kompeten dan berkualitas. Terbukti dengan pengakuan dari beberapa siswa akselerasi di atas dan ditunjang dengan hasil pencapaian dari persyaratan yang telah ditetapkan, diantaranya sebagian besar tenaga pendidik yang mengajar di program akselerasi memiliki latar belakang pendidikan S1 di bidang mata pelajaran yang mereka ampu dan sebagian besar telah berstatus pegawai tetap. 40
Khadeja, Joekly dan Mirza, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 41 Khadeja, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
77
Data selengkapnya mengenai latar belakang pendidikan dan kesesuaian bidang study yang diajarkan dapat dilihat pada lampiran.
b. Alur seleksi guru program akselerasi Alur proses seleksi yang diterapkan sekolah ini cukup efektif dalam menyeleksi guru-guru berbakat dan kompeten. Hal ini sesuai dengan hasil observasi penulis pada tanggal 16 September 2014 di kelas akselerasi VIII-6 pada mata pelajaran matematika yang diampu oleh bapak Sito, S.Pd, terlihat suasana antusias belajar dari seluruh siswa selama sepuluh menit sebelum bel jam pertama berbunyi selanjutnya sudah mulai ada siswa yang mengantuk, posisi duduk yang sudah tak lagi tegak, dan ada pula yang berbincang dengan suara yang lirih. Mengetahui hal tersebut, bapak Sito, S.Pd segera mengakhiri penjelasannya di depan kelas dan mulai berjalan mengelilingi kelas. Kemudian berlanjut dengan kegiatan kuis dalam belajar.Antusias belajar siswa terlihat dan kembali fokus. Hasil observasi kelas itu juga didukung dengan pernyataan salah satu guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) UIN Syarif Hidayatullah, Mengajar di sekolah ini itu menyenangkan sekali, satu-satunya kendala menurut saya adalah siswanya. Mayoritas siswa di sekolah ini berasal dari kalangan menengah ke atas sehingga sifat sombong dan sulit diatur itu pasti ada.Saya sangat salut dengan guru-guru di sini yang tidak pernah kehabisan akal menciptakan suasana belajar yang membuat mereka para siswa mau mengikuti pelajaran dengan baik.42 Pandangan tersebut didukung oleh pernyataan salah satu siswa akselerasi yang menyatakan bahwa, “penjelasan guru-guru di sini mudah dipahami karena selalu menggunakan cara-cara yang beraneka ragam”.43 Khadejah yang juga termasuk salah satu siswa akselerasi kelas VIII-6 menambahkan pernyataan temannya itu bahwa, “setiap guru terkadang mengajak kami ke
42
Mutia, Guru Praktik Profesi Keguruan Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (26 September 2014), di ruang guru piket SMP Bakti Mulya 400, Kenayoran Lama Jakarta Selatan. 43 Hasil Wawancara dengan Joekly Wahidan M., siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
78
laboratorium, bermain game dalam belajar, membentuk tim, mengadakan kuis dan lain-lain”.44 Penerapan rangkaian tes di sekolah ini cukup memadai dalam mengukur tingkat intelektual, wawasan, ide dan kreativitas calon guru. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh bapak kepala sekolah: “Tes paparan program ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ilmu pengetahuan, wawasan, ide dan kreativitas calon guru. Karena fungsi guru itu bukan saja sebagai pengajar atau hanya ahli di bidang akademiknya saja. Kami butuh guru-guru yang mampu memecahkan masalah, kreatif dan cerdas. Jadi pada saat wawancara, calon guru diberikan masalah. Contohnya: bagaimana cara anda mengembangkan sekolah yang sedang dalam kondisi….”.45 Tes paparan program ini melibatkan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan pihak yayasan untuk menilai hasil tes. Selain itu tingkat kreativitas dan keluwesan guru dalam mengajar dapat terlihat dengan jelas pada saat tes micro teaching. Penyeleksi yang terlibat dalam tes ini pun sama dengan tes paparan program yakni kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum beserta pihak yayasan BKSP Bakti Mulya 400. Kemudian untuk psikotes, pihak sekolah bekerja sama dengan Yayasan Praktek Psikologi Indonesia (YPPI).
C. Temuan Penelitian Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data terdapat beberapa poin yang ditemukan terkait penerapan proses seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 1. SMP Bakti Mulya 400 telah memiliki prosedur seleksi yang baku untuk siswa program akselerasi yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap seleksi siswa secara umum dan dilanjutkan dengan tahapan seleksi siswa khusus untuk program akselerasi. Namun belum ada prosedur yang baku untuk 44
Hasil Wawancara dengan Khadejah, siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 45 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
79
seleksi guru program akselerasi dan pihak sekolah tidak memiliki tim khusus untuk menyeleksi guru-guru yang akan mengajar di program akselerasi, prosedur seleksi guru akselerasi berjalan berasaskan “Best of The Best” melalui kegiatan supervisi kepala sekolah. Prosedur seleksi untuk siswa dan guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 cukup efektif untuk menyeleksi kandidat yang telah terdaftar. Karena keduanya sama-sama dilakukan melalui dua tahap penyeleksian, yakni tahapan umum dan dilanjutkan dengan tahapan khusus seleksi untuk program akselerasi. 2. Persyaratan siswa dan guru program akselerasi yang ditetapkan di sekolah ini telah berkembang dari persyaratan yang ada dalam pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa. Yakni dengan meningkatkan grade atau standar nilai IQ yang harus dicapai oleh calon siswa program akselerasi yakni dari 125 menjadi 130. Kemudian persyaratan memiliki pengetahuan tentang kebutuhan kognitif, afektif dan psikomotorik anak berbakat yang diterapkan pada calon guru akselerasi. 3. Belum ada pelatihan atau seminar khusus yang diadakan untuk tim penyeleksi siswa dan guru program akselerasi. Pelatihan atau seminar ini sangat penting agar semua pihak yang tergabung dalam tim penyeleksi siswa dan guru program akselerasi benar-benar memahami segala hal yang terkait dalam program akselerasi. Termasuk persyaratan sumber daya manusia yang harus ada di dalam program ini.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan manajemen seleksi siswa dan guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses seleksi siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap seleksi siswa secara umum dan dilanjutkan dengan tahapan seleksi siswa khusus untuk program akselerasi yang rangkaiannya terdiri dari masa percobaan pra-akselerasi selama dua bulan, kemudian dilaksanakannya tes ulang secara mendalam diantaranya adalah tes IQ, Tes Komitmen, Tes Kemandirian, dan Tes Motivasi Belajar. Keempat tes tersebut diakumulasikan bersama hasil ulangan harian selama masa pra-akselerasi dan disetujui oleh pihak orang tua . Persyaratan untuk siswa program akselerasi ini pun telah berkembang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa. Proses seleksi siswa ini dibawah tanggung jawab Tim Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). 2. Proses seleksi calon guru program akselerasi dilakukan secara ketat sejak di awal mereka akan bergabung dengan sekolah ini, sehingga dalam pemilihan guru untuk program akselerasi cukup menggunakan asas Best of The Best, dimana kepala sekolah memainkan peran yang menentukan proses penilaian melalui kegiatan supervisi mengajar dan supervisi
80
81
kinerja. Tidak ada proses seleksi yang baku dan tim khusus yang dibentuk dalam rangka proses seleksi guru program akselerasi, karena pihak sekolah tidak pernah mendatangkan guru baru dari luar secara khusus untuk mengisi posisi mengajar di program akselerasi sehingga proses seleksi dianggap cukup dengan kegiatan supervisi mengajar dan supervisi kinerja. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran penulis sebagai berikut: 1. Bagi lembaga pendidikan (ketua yayasan, kepala sekolah) a. Membentuk tim penyeleksi yang baku agar proses seleksi dapat berjalan secara objektif. b. Untuk terus meningkatkan kualitas dan kreativitas guru program akselerasi dengan cara mengadakan pelatihan guru secara berkala. 2. Bagi masyarakat (orang tua) a. Perlunya mengidentifikasi kemampuan peserta didik sejak dini, agar nantinya dapat diketahui tepat atau tidak peserta didik tersebut memasuki program akselerasi. b. Untuk terus mendampingi proses belajar dan prestasi peserta didik yang ingin atau telah memasuki program akselerasi, dikarenakan kegiatan belajar pada program ini menuntut peserta didik untuk belajar cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Iif Khoiru, Setyono, Hendro Ari, dan Amri, Sofan, Pembelajaran Akselerasi, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011. Akbar, Reni-Hawadi, Perspektif Psikologis Program Akselerasi bagi Anak Berbakat Akademik, dalam Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi, Jakarta: Grasindo, 2004. Amstrong, Michael, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Elex Media Komputindo, Cet. II, 1994. Bakti Mulya 400, “Alur Pendaftaran PPDB Sekolah Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014-2015”, http://Baktimulya400.com, 15 September 2014. -----------------------,
“Lowongan
Pekerjaan
di
Bakti
Mulya
400”,
baktimulya400.com, 15 September 2014. -----------------------, “Penerimaan Peserta Didik Baru”, baktimulya400.com, 15 September 2014. Bangun, Wilson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Erlangga, 2012. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah
Direktorat
Pembinaan
Sekolah
Luar
Biasa.
Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, Cet. XIV, 2000. Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Salemba Humanika, Cet. III, 2012. Irawan, Prasetya, Motik, Suryani S. F., dan Sakti, Sri Wahyu Krida, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: STIA-LAN, 1997. 1
2
Joni, T. Raka, Seleksi dan Penyiapan Guru Bagi Pendidikan Anak Berbakat, dalam S. C. Utami Munandar (ed.), Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, Jakarta: CV. Rajawali, Cet. II. Khadeja, Joekly dan Mirza, Wawancara, Jakarta, 16 September 2014. Khadejah, Wawancara, Jakarta, 16 September 2014. Mathis, Robert L. dan Jackson, John H., Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Muharam, Joekly Wahidan, Wawancara, Jakarta,16 September 2014. Mulyasa, H. E., Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2012. Munandar, S. C. Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Gramedia, 1985. -------------, S. C. Utami, Pemanduan Anak Berbakat, Jakarta: Rajawali, 1982. -------------, Utami, Alternatif Program Pendidikan Anak Berbakat, Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya, Jakarta: Rajawali, 1985. --------------, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT. Gramedia, 1985. Mutia, Wawancara, Jakarta, 26 September 2014. Nulhakim, T. Rusman, Program Akselerasi bagi Siswa Berbakat Akademik, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008. P, Darsono. dan Siswandoko, Tjatjuk, Manajemen Sumber Daya Manusia Abad 21, Jakarta: Nusantara Consulting, 2011. Prayogo, Wawancara, Jakarta, 26 September 2014. Putra, Mirza Manggala, Wawancara, Jakarta, 16 September 2014.
3
Putra, Sitiatava Rizema, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa, Jogjakarta: Diva Press, 2013. Riyani, Novitri, Wawancara, Jakarta, 16 September 2014. Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika Aditama, 2007. Siagian, Sondang P., Manajemen Internasional, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2006. Sito , Wawancara, Jakarta, 16 September 2014. SMP Bakti Mulya 400, Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015, Jakarta: , 2014 Somantri, T. Sutjihati, Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung: Refika Aditama, 2006. Suralaga, Fadhilah, Program Akselerasi bagi Anak Berbakat, Journal Tazkiya of Psychology, Vol. 6, 2006. Suwarno, Hadi, Wawancara, Jakarta, 17 September 2014. Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Yogyakarta: Bumi Aksara, 2001. Undang-Undang Sisdiknas, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Lampiran
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH/ WAKASEK/ KOORD. PROGRAM AKSELERASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Bagaimana calon guru dapat menyerahkan surat lamarannya? Siapa yang bertanggung jawab dalam proses penerimaan surat lamaran? Tes apa saja yang harus ditempuh oleh calon guru program akselerasi? Apakah pihak sekolah melakukan wawancara? Apa tujuan dari wawancara tersebut? Manakah yang lebih dominan antara tes pengetahuan dengan hasil wawancara dalam penentuan kelulusan? Apakah semua guru di program akselerasi mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya? Apakah guru yang mengajar di kelas akselerasi telah sertifikasi seluruhnya? Apakah sekolah ini menyelenggarakan tes kesehatan untuk calon guru akselerasi? Siapa saja yang terkait dalam pelaksanaan wawancara lanjutan? Siapa saja yang terlibat dalam penentuan diterima atau tidaknya calon guru program akselerasi? Bagaiman cara pihak sekolah menyampaikan informasi diterima atau tidaknya calon guru tersebut? Bagaimana status kepegawaian calon guru yang dinyatakan lulus dari sekolah? Apakah diadakan kegiatan orientasi untuk guru-guru yang telah lulus seleksi? Bagaimana calon siswa dapat mendaftar di sekolah ini? Syarat dan tes apa saja yang harus mereka lakukan? Apakah materi tes seleksi yang diberikan kepada calon siswa memiliki tolak ukur yang baku? Siapa saja yang terlibat dalam tim penyeleksi calon siswa program akselerasi? Apakah diadakan tes psikologi untuk calon siswa program akselerasi dan siapa pelaksananya? Apakah wawancara juga dilakukan dalam proses seleksi siswa? Apa tujuan dari wawancara tersebut? Siapa saja yang terlibat dalam wawancara siswa program akselerasi? Apakah siswa akselerasi di sekolah ini telah memenuhi kriteria?
Apakah ada pemeriksaan medis dalam pelaksanaan seleksi? Kapan wawancara lanjutan dilaksanakan? Siapa yang bertanggung jawab untuk wawancara lanjutan ini? Siapa saja yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam penentuan diterima atau tidaknya calon siswa akselerasi? 29. Apakah diadakan kegiatan orientasi untuk para siswa yang telah lulus seleksi?
Lampiran
30. Kapan kegiatan orientasi itu dilaksanakan?
Lampiran
1. 2. 3. 4. 5. 6.
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK GURU Dimana Bapak/Ibu mengajar sebelum di program akselerasi sekolah ini? Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui adanya informasi lowongan mengajar di program akselerasi? Bagaimana persiapan Bapak/Ibu sebelum mengajar di program akselerasi? Apakah sekolah ini mengadakan seleksi untuk calon guru program akselerasi? Jika iya bagaimana prosesnya? Apakah Bapak/Ibu menjalani kegiatan orientasi setelah dinyatakan diterima mengajar program akselerasi? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai siswa-siswi program akselerasi di sekolah ini?
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK SISWA AKSELERASI 1. Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? 2. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? 3. Tes apa saja yang anda jalani sebelum diterima di kelas akselerasi? 4. Pernahkah anda tidak mengerjakan tugas? 5. Pernahkah teman anda tidak mengerjakan tugas? 6. Apa saja yang anda keluhkan dari program akselerasi? 7. Atas kemauan siapa anda memasuki kelas akselerasi? 8. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru-guru di kelas ini? 9. Apakah setiap guru selalu menggunakan media pembelajaran saat mengajar?
INSTRUMEN WAWANCARA UNTUK SISWA REGULER 1. 2. 3. 4.
Bagaimana pendapat anda tentang anak akselerasi? Apakah anda kenal dan bergaul dengan anak akselerasi? Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi?
Lampiran
HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SMP BAKTI MULYA 400 Nama : Hadi Suwarno, M.Pd Jabatan : Kepala Sekolah dan Ketua/Koord. Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Pendidikan : 1. S1 Pendidikan Geografi IKIP Semarang, 1994. 2. S2 MPEP UHAMKA Jakarta, 2008. Waktu : Rabu, 17 September 2014 Tempat : ruang Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 1. Siapa saja yang terlibat dalam tim program akselerasi? Jawab: Kepala Sekolah, Wakil Bidang Kurikulum, dan Tim Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). 2. Apakah setiap individu yang terlibat dalam tim program akselerasi telah mendapatkan pembekalan dan wawasan tentang program akselerasi? Bagaimana bentuknya? Jawab: tentu saja, bahkan pembekalan program akselerasi ini tidak hanya untuk tim program akselerasi, melainkan diberikan juga kepada guru-guru yang mengajar di program akselerasi serta karyawan di SMP Bakti Mulya 400 ini. Minimal mereka dibekali wawasan mengenai syarat/kriteri peserta didik program akselerasi sehingga dapat dengan tepat menangani dan menghadapi mereka. 3. Apakah dibentuk panitia untuk pelaksanaan seleksi siswa dan guru program akselerasi? Jawab: pembentukan panitia seleksi siswa itu sudah pasti, namun untuk pengkhususan tim seleksi siswa program akselerasi itu tidak ada di sini. Seluruh siswa diseleksi dibawah naungan Panitia PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Kemudian untuk paniti seleksi guru program akselerasi itu tidak ada, karena kita tidak pernah melakukan perekrutan khusus untuk mengisi lowongan mengajar di program akselerasi. Selama ini guru-guru akselerasi, kami ambil dari guru-guru yang sudah ada di sini. Kita amati saja kinerja guru dan kita pilih berdasarkan asas “Best of the Best” 4. Apakah sekolah mengadakan seleksi untuk calon guru program akselerasi?
Lampiran
Jawab: iya, guru program akselerasi dipilih berdasarkan asas “Best of The Best”. Guru yang Dianggap memiliki kompetensi yang baik diantara yang terbaik akan ditempatkan di program akselerasi. 5. Apakah seleksi diadakan setiap tahun secara berkesinambungan? Jawab: tidak. 6. Apakah seluruh personil sekolah selalu diberitahu mengenai adanya lowongan mengajar di program akselerasi? Jawab: iya, adanya lowongan mengajar selalu kami informasikan melalui tiga cara. Pertama, memuatnya di media cetak (Kompas, Republika, dan Wartakota). Kedua, menginformasikan melalui web resmi SMP Bakti Mulya 400. Ketiga, menginformasikan kepada orang dalam. 7. Apakah prosedur seleksi yang digunakan dibuat sendiri oleh sekolah? Bagaimana bentuknya? Jawab: perihal prosedur seleksi kita tetap berpedoman pada prosedur dan persyaratan yang dibuat oleh pemerintah, namun tidak sama persis. Bentuknya yang pertama, calon guru harus melengkapi data dirinya kemudian menjalani rangkaian tes diantaranya: (1) psikotes, (2) tes akademik, (3) tes micro teaching, (4) tes paparan program. Keempat tes tersebut diakumulasikan dengan proporsi yang imbang untuk kemudian ditentukan diterima atau tidaknya calon guru tersebut. Jika diterima, pihak sekolah akan memberitahukannya melalui media telepon untuk melakukan kegiatan induksi/orientasi selama dua bulan. 8. Apakah pihak sekolah mempersiapkan kualifikasi guru program akselerasi dalam proses seleksi? Jika iya, apa saja? Jawab: tidak ada kualifikasi khusus untuk guru program akselerasi, karena pada proses diawal seleksi pun secara umum kami selalu mengusahakan memilih guru yang terbaik diantara yang baik. Sehingga pada penempatan guru program akselerasi pun, kami memilih yang terbaik dari yang sudah baik. 9. Apakah semua guru di program akselerasi mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya? Jawab: iya pasti, bisa dilihat di data guru program akselerasi. 10. Tes apa saja yang harus ditempuh oleh calon guru kelas akselerasi? Jawab: psikotes, tes akademik, tes micro teaching, dan tes paparan program. 11. Apakah pihak sekolah melakukan wawancara? Jawab: iya, tes wawancara di sekolah ini disebut dengan tes paparan program
Lampiran
12. Apa tujuan dari wawancara tersebut? Jawab: untuk mengetahui tingkat ilmu pengetahuan, wawasan, ide dan kreativitas calon guru. Karena fungsi guru itu bukan saja sebagai pengajar atau hanya ahli di bidang akademiknya saja. Kami butuh guru-guru yang mampu memecahkan masalah, kreatif dan cerdas. Jadi pada saat wawancara, calon guru diberikan masalah. Contohnya: “bagaimana cara mengembangkan sekolah yang sedang dalam kondisi….” 13. Manakah yang lebih dominan antara tes pengetahuan dengan hasil wawancara dalam penentuan kelulusan? Jawab: proporsi imbang 14. Adakah batasan minimal pengalaman mengajar untuk menjadi guru di kelas akselerasi? Jawab: tidak ada, kami mengedepankan asas “Best of the Best”, jika ternyata kompetensi guru baru itu lebih baik tentunya guru tersebut yang kami pilih untuk menempati posisi guru program akselerasi. 15. Apakah ada guru di kelas akselerasi yang terpilih tanpa melalui tes yang telah ditentukan? Jika memang ada, apa dasar kebijakan sekolah memilih guru tersebut? Jawab: semua guru di sekolah ini sudah melewati keempat tahapan tes 16. Apakah guru yang mengajar di kelas akselerasi telah sertifikasi seluruhnya? Jawab: dari 39 guru yang kami miliki, 28 guru sudah sertifikasi. 17. Bagaimana status kepegawaian calon guru yang dinyatakan lulus dari seleksi? Jawab: guru yang dinyatakan lulus dari seleksi berstatus kepegawaian tidak tetap. Untuk menjadi tetap harus memenuhi syarat yang telah ditentukan, yakni: (1) memenuhi standar kompetensi guru, (2) direkomendasikan oleh unit, (3) memenuhi jam kewajiban mengajar, (4) mempunyai administrasi mengajar yang lengkap. Umumnya, 2 tahun setelah menjadi guru tidak tetap baru bisa menjadi guru tetap. 18. Apakah diadakan kegiatan orientasi untuk guru-guru yang telah lulus seleksi? Jawab: iya pasti, guru tidak langsung kami terjunkan. Selama kurang lebih dua bulan, guru tersebut diperkenalkan dengan lingkungan sekolah, kondisi siswa dan juga mendapatkan pembekalan dari pihak yayasan/pimpinan. 19. Bagaimana cara pihak sekolah menyampaikan informasi diterima/tidaknya calon guru tersebut? Jawab: kami informasikan melalui telepon. 20. Adakah kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proses seleksi guru untuk program akselerasi? Apa saja?
Lampiran
Jawab: tidak ada kendala yang cukup berarti, karena proses seleksi khusus untuk program akselerasi dilakukan melalui pengamatan Kepala Sekolah pada saat supervisi mengajar dan supervisi kinerja. 21. Siapa saja yang terlibat dalam proses seleksi siswa program akselerasi? Jawab: tim panitia PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMP Bakti Mulya 400. 22. Bagaimana cara sekolah mengantisipasi agar calon siswa yang mendaftar sesuai dengan harapan yang diinginkan? Jawab: yang pertama, pihak sekolah menginformasikan pada masyarakat bahwa sekolah ini membuka program akselerasi dan menjelaskan apa itu program akselerasi. Sehingga nantinya masyarakat yang mendaftar sudah mendapatkan gambaran mengenai program akselerasi. Kedua, kami melakukan kegiatan penjaringan siswa berprestasi SD dan Try Out UASBN SD. Dari kegiatan tersebut diharapkan dapat merekrut siswasiswa berprestasi sesuai yang diharapkan. Ketiga, melalui panitia PPDB. Pada saat siswa mendaftar, panitia PPDB menanyakan perihal peminatan. Jika berminat untuk masuk program akselerasi maka lanjut pada tahap seleksi. 23. Syarat dan tes apa saja yang harus mereka lakukan? Jawab: calon siswa program akselerasi harus memenuhi persyaratan psikologis, persyaratan akademis, informasi data subyektif, kesehatan fisik, dan kesediaan calon siswa serta orang tua. jika sudah terpenuhi, maka tes yang harus mereka lewati adalah tes akademik yang dilakukan melalui ulangan harian selama dua bulan masa percobaan. 24. Apakah materi tes seleksi yang diberikan kepada calon siswa memiliki tolak ukur yang baku? Jawab: iya tentunya. 25. Siapa saja yang terlibat dalam tim penyeleksi calon siswa program akselerasi? Jawab: Tes akademik, Psikotes : 1. Sito, S.Pd 2. Drs. Yatim 3. Hj. Rina Nuzrina, S.Pd 4. Novitri Riyani, S.Pd 5. Sri Subekti, S.Pd Pewawancara orang tua : 1. Hadi Suwarno, M.Pd
Lampiran
Pewawancara calon peserta didik
Pembuat soal
2. 3. 4. 5.
Drs. Aji Bandi Drs. H. hasanudin, M.Pd Sito, S.Pd Rike Anwari Fuady, S.Si
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Usman Jamhuri, S.Ag Doby Putra Parlindungan, S.Pd Hj. Rina Nuzrina, S.Pd Leli Sugiarti, S.Pd Novini nilakusumah, SS Drs. Yatim
:
:
1. Usman Jamhuri, S.Ag (Agama) 2. Diah Ratnawiati, S.Pd (Bhs. Indonesia) 3. Leli Sugiarti, S.Pd (matematika) 4. Dewi Wulan Sari, S.Pd (Bhs. Inggris) 5. Rike Anwari Fuady, S.Si (IPABiologi) 6. Yenis Herdiani, S.Si (IPAFisika) 26. Apakah IQ siswa-siswa kelas akselerasi di atas 125? Jawab: standar IQ di sekolah ini sudah 130, mayoritas siswa program akselerasi memiliki nilai IQ di atas standar. Kalaupun ada siswa yang ternyata memiliki IQ di bawah standar, kami menerimanya berdasarkan rekomendasi dari pihak psycolog yang menguji dan hasil ulangan selama dua bulan masa percobaan. Jika tidak ada rekomendasi, kami tidak berani untuk menerima siswa yang memiliki nilai IQ dibawah standar yang telah ditentukan. 27. Apakah nilai rapor menjadi salah satu persyaratan diterimanya siswa di kelas akselerasi? Berapa standar rata-rata yang ditetapkan? Jawab: iya, nilai rapor kelas 4, 5, dan 6 28. Apakah diadakan tes psikologi untuk calon siswa program akselerasi dan siapa pelaksananya? Jawab: iya, kami bekerja sama dengan Yayasan Praktek Psikologi Indonesia (YPPI). 29. Apakah dalam proses perekrutan siswa, pihak sekolah memperhatikan/ mencari informasi subjektif? (diri sendiri, teman sebaya, guru, dan orang tua)
Lampiran
Jawab: iya, kami melakukan wawancara kepada siswa dan orang tua. proses wawancara dilakukan di ruangan terpisah ditambah dengan penilain guru-guru yang mengajar di program akselerasi selama dua bulan masa percobaan. 30. Apakah ada pemeriksaan medis dalam pelaksanaan seleksi? Jawab: tidak ada pemeriksaan medis, kami cukup mengamati siswa saja. Karena anak sehat atau tidak kan sudah terlihat dengan jelas. 31. Rumah sakit mana yang selama ini menjadi rujukan dalam pelaksanaan pemeriksaan medis? Jawab: tidak ada. 32. Apakah ada masa percobaan sebelum benar-benar menjadi siswa akselerasi? Jawab: iya ada, dua bulan masa percobaan sebelum siswa tersebut benarbenar diterima. Setelah dua bulan tersebut, dilaksanakan tes kembali yakni psikotes yang lebih mendalam yang terdiri dari tes IQ, tes komitmen, tes kemandirian, tes motivasi belajar, dan hasil ulangan. Setelah itu dirapatkan bersama untuk menentukan apakah siswa tersebut diterima untuk masuk program akselerasi. 33. Adakah siswa yang tidak memenuhi kualifikasi akademik namun tetap diterima di program akselerasi, jika ada pertimbangan apa yang digunakan oleh pihak sekolah? Jawab: ada beberapa siswa yang memiliki nilai IQ dibawah standar 130, kami tetap memperbolehkan siswa tersebut bergabung di program aksel berdasarkan rekomendasi psikolog yang mengujinya. Jika psikolog mengatakan siswa tersebut patut untuk dipertimbangkan dan diberi kesempatan, maka kami memperbolehkan. Namun jika tidak ada rekomendasi, kami tidak berani. 34. Jika dalam prosesnya ditemukan siswa akselerasi yang mengalami penurunan kualitas belajarnya, kebijakan apa yang dikeluarkan oleh pihak sekolah? Jawab: kita bina bersama fungsi wali kelas, fungsi guru BK. Dimotivasi, diarahkan dan dikomunikasikan bersama orang tua. Namun, jika drop terus menerus maka akan kita pindahkan ke kelas regular sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah dan wali murid. 35. Apakah diadakan kegiatan orientasi untuk siswa-siswi yang telah lulus seleksi? Jawab: iya, kegiatan orientasi itu dinamaakan Masa Orientasi Peserta Didik Baru.
Lampiran
36. Apakah panitia seleksi siswa maupun guru melaporkan hasil kerjanya kepada kepala sekolah? Jawab: iya, laporan tersebut dilaporkan setiap minggu kemudian dilaporkan kepada yayasan 37. Bagaimana bentuk laporan tersebut? Jawab: rekap formulir, rekap data siswa yang mendaftar, rekap data siswa yang diterima, rekap siswa yang mengundurkan diri. 38. Apakah diadakan evaluasi kegiatan seleksi dan apa tujuannya? Jawab: iya, agar kinerja kami dapat terus-menerus diperbaiki melalui kegiatan evaluasi tersebut.
Jakarta, 19 September 2014 Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400
Hadi Suwarno, M.Pd Interviewee
Lampiran
Nama Pendidikan Waktu Tempat
HASIL WAWANCARA GURU AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 : Novitri Riyani, S.Pd : S1 Bahasa Indonesia IKIP Negeri Malang,1998. : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400
1.
Dimana Bapak/Ibu mengajar sebelum di program akselerasi sekolah ini? Jawab: 2. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui adanya informasi lowongan mengajar di program akselerasi? Jawab: 3. Bagaimana persiapan Bapak/Ibu sebelum mengajar di program akselerasi? Jawab: memperdalam materi karena mereka lebih aktif bertanya. Rasa ingin tahu mereka itu sangat besar jadi harus siap-siap materi yang lebih dalam. 4. Apakah sekolah ini mengadakan seleksi untuk calon guru program akselerasi? Jika iya bagaimana prosesnya? Jawab: tes akademik, Al Quran, dan psikotes 5. Apakah Bapak/Ibu menjalani kegiatan orientasi setelah dinyatakan diterima mengajar program akselerasi? Jawab: iya, kita para guru diperkenalkan dan dibekali tentang program akselerasi, materi, cara penyampaiannya dan pemahaman karakter siswa program akselerasi. 6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai siswa-siswi program akselerasi di sekolah ini? Jawab: sama seperti siswa-siswa pada umumnya, dalam satu kelas terdapat beraneka macam karakter siswa. Memiliki kemampuan pencapaian yang sangat baik, rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga para guru harus selalu siap menerima berbagai macam pertanyaan dari siswa. Jakarta, 21 September 2014 Guru Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Novitri Riyani, S.Pd Interviewee
Lampiran
Nama Pendidikan Waktu Tempat
HASIL WAWANCARA GURU AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 : Sito, S.Pd : S1 Matematika IKIP Muhamadiyah, 1995. : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400
1. Dimana Bapak/Ibu mengajar sebelum di program akselerasi sekolah ini? Jawab: di SD Bakti Mulya 400 dari tahun 1996-2004. 2. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui adanya informasi lowongan mengajar di program akselerasi? Jawab: dari orang dalam, karena memang sebelumnya saya sudah bergabung di yayasan ini. 3. Bagaimana persiapan Bapak/Ibu sebelum mengajar di program akselerasi? Jawab: untuk program akselerasi persiapan mengajarnya tidak ada yang istimewa, karena sedikit penjelasan mereka sudah bisa langsung paham. Justru persiapan lebih matang itu jika mengajar di kelas regular. 4. Apakah sekolah ini mengadakan seleksi untuk calon guru program akselerasi? Jika iya bagaimana prosesnya? Jawab: untuk menjadi guru program akselerasi tidak ada seleksi khusus, karena di awal penerimaan guru baru itu sudah melewati rangkaian tes seperti tes akademik, tes mengajar dan psikotes. 5. Apakah Bapak/Ibu menjalani kegiatan orientasi setelah dinyatakan diterima mengajar program akselerasi? Jawab: iya sekedar pengenalan dengan lingkungan sekolah dan kondisis siswa saja. 6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai siswa-siswi program akselerasi di sekolah ini? Jawab: aktif, cepat menangkap pelajaran Jakarta, 21 September 2014 Guru Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Sito, S.Pd Interviewee
Lampiran
Nama Pendidikan Waktu Tempat
HASIL WAWANCARA GURU AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 : Prayogo, S.Pd : S1 : 28 September 2014 : Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400
1. Dimana Bapak/Ibu mengajar sebelum di program akselerasi sekolah ini? Jawab: SMA Muhammadiyah dan SMK Triguna selama 15 tahun 2. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui adanya informasi lowongan mengajar di program akselerasi? Jawab: dari web resmi SMP Bakti Mulya 400 3. Bagaimana persiapan Bapak/Ibu sebelum mengajar di program akselerasi? Jawab: materi yang diajarkan harus lebih matang, dan juga persiapan metode mengajarnya. 4. Apakah sekolah ini mengadakan seleksi untuk calon guru program akselerasi? Jika iya bagaimana prosesnya? Jawab: untuk secara khusus program akselerasinya itu merupakan penilaian langsung dari kepala sekolah 5. Apakah Bapak/Ibu menjalani kegiatan orientasi setelah dinyatakan diterima mengajar program akselerasi? Jawab: iya kegiatan orientasi yang berbentuk pelatihan atau seminar. Sehingga kami mendapatkan pandangan mengenai karakter dan bagaimana itu program akselerasi. 6. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai siswa-siswi program akselerasi di sekolah ini? Jawab: cerdas dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu siswa seusia mereka yang terkadang masih ingin bermain dan kekanak-kanakan yang membuat kami para guru harus memutar otak agar target program akselerasi ini tetap tercapai dengan kondisi siswa yang bermacam-macam. Jakarta, 30 September 2014 Guru Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Prayogo, S.Pd Interviewee
Lampiran
HASIL WAWANCARA SISWA AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 Nama Kelas Waktu Tempat
: Khadeja Naila Amabel : VIII 6 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu/Lobi SMP Bakti Mulya 400
1. Bagaimana proses pelaksanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: mendaftar, tes dan peminatan 2. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: kita di tes lagi pada saat peminatan 3. Tes apa saja yang anda jalani sebelum diterima di kelas akselerasi? Jawab: tes IQ, Tes tulis, dan psikotes 4. Pernahkah anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: tidak, saya selalu mengerjakan. 5. Pernahkah teman anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: iya pernah tapi tidak sering 6. Masalah apa yang sering dihadapi saat di program akselerasi? Jawab: awalnya sulit karena banyak ulangan, banyak materi yang harus diselesaikan. Tapi sekarang sudah terbiasa. 7. Atas kemauan siapa anda memasuki kelas akselerasi? Jawab: kemauan saya sendiri dan orang tua mendukung 8. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru-guru di kelas ini? Jawab: asyik kalau mengajar, ada yang pakai alat peraga ada juga yang cuma pakai media belajar yang sudah ada di dalam kelas. 9. Apakah setiap guru selalu menggunakan media pembelajaran saat mengajar? Jawab: ada yang tidak Jakarta, 21 September 2014 Siswi Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Khadeja Naila Amabel Interviewee
Lampiran
HASIL WAWANCARA SISWA AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 Nama Kelas Waktu Tempat
: Joekly Wahidan Muharram : VIII 6 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu/Lobi SMP Bakti Mulya 400
1. Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: pendaftaran, tes, percobaan, tes lagi. 2. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: tesnya dua kali 3. Tes apa saja yang anda jalani sebelum diterima di kelas akselerasi? Jawab: tes IQ, wawancara, tes tulis 4. Pernahkah anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: tidak pernah 5. Pernahkah teman anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: pernah 6. Masalah apa yang sering dihadapi saat di program akselerasi? Jawab: banyak tugas 7. Atas kemauan siapa anda memasuki kelas akselerasi? Jawab: kemauan diri sendiri dan orang tua 8. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru-guru di kelas ini? Jawab: mudah dipahami dan tidak membosankan 9. Apakah setiap guru selalu menggunakan media pembelajaran saat mengajar? Jawab: ada yang tidak Jakarta, 21 September 2014 Siswa Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Joekly Wahidan Muharram Interviewee
Lampiran
HASIL WAWANCARA SISWA AKSELERASI SMP BAKTI MULYA 400 Nama Kelas Waktu Tempat
: Mirza Manggala Putra A. : VIII 6 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu SMP Bakti Mulya 400
1. Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: mendaftar, tes dan pengumuman 2. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: tes nya tidak hanya sekali 3. Tes apa saja yang anda jalani sebelum diterima di kelas akselerasi? Jawab: tes tulis, tes IQ, psikotes dan wawancara 4. Pernahkah anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: pernah, karena waktu itu saya benar-benar tidak mengerti cara mengerjakannya. Jadi dari pada asal, lebih baik dikerjakan di sekolah 5. Pernahkah teman anda tidak mengerjakan tugas? Jawab: kadang-kadang sih ada. 6. Masalah apa yang selama ini sering dihadapi saat di program akselerasi? Jawab: waktu bermainnya sedikit, baru beberapa minggu langsung ulangan 7. Atas kemauan siapa anda memasuki kelas akselerasi? Jawab: saya sendiri karena ingin seperti kakak yang dulu juga di akselerasi 8. Bagaimana pendapat anda tentang cara mengajar guru-guru di kelas ini? Jawab: asyik-asyik dan gak ngebosenin 9. Apakah setiap guru selalu menggunakan media pembelajaran saat mengajar? Jawab: tidak semua Jakarta, 21 September 2014 Siswa Akselerasi SMP Bakti Mulya 400
Mirza Manggala Putra A. Interviewee
Lampiran
Nama Kelas Waktu Tempat 1.
2. 3. 4.
HASIL WAWANCARA SISWA REGULER SMP BAKTI MULYA 400 : Pandu Baswara : VIII-3 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu SMP Bakti Mulya 400
Bagaimana pendapat anda tentang anak akselerasi? Jawab: cerdas luar biasa dan hebat karena mau mengorbankan waktu bermainnya buat belajar Apakah anda kenal dan bergaul dengan anak akselerasi? Jawab: iya ada beberapa yang kenal Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: pendaftaran, tes setelah itu menunggu hasil pengumuman Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: mereka tesnya tidak hanya satu kali Jakarta, 21 September 2014 Siswa Reguler SMP Bakti Mulya 400
Pandu Baswara Interviewee
Lampiran
Nama Kelas Waktu Tempat
HASIL WAWANCARA SISWA REGULER SMP BAKTI MULYA 400 : Rafadya Najla Annisa : VII-2 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu SMP Bakti Mulya 400
1. Bagaimana pendapat anda tentang anak akselerasi? Jawab: pintar 2. Apakah anda kenal dan bergaul dengan anak akselerasi? Jawab: iya kenal 3. Bagaimana proses pelaksanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: memakai tes tulis dan psikotes 4. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: mereka tesnya dua kali Jakarta, 21 September 2014 Siswa Reguler SMP Bakti Mulya 400
Rafadya Najla Annisa Interviewee
Lampiran
Nama Kelas Waktu Tempat
HASIL WAWANCARA SISWA REGULER SMP BAKTI MULYA 400 : Audijie Keyshia : VII-2 : Selasa, 16 September 2014 : Ruang Tunggu SMP Bakti Mulya 400
1. Bagaimana pendapat anda tentang anak akselerasi? Jawab: pintar-pintar 2. Apakah anda kenal dan bergaul dengan anak akselerasi? Jawab: iya kenal dan sering main bersama 3. Bagaimana proses pelakasanaan seleksi calon siswa baru di sekolah ini? Jawab: dites tulis dan psikotes 4. Pada saat seleksi penerimaan siswa baru, perbedaan apa yang paling menonjol antara seleksi siswa regular dengan seleksi siswa akselerasi? Jawab: jumlah tesnya Jakarta, 21 September 2014 Siswa Reguler SMP Bakti Mulya 400
Audijie Keyshia Interviewee
Lampiran
VISI DAN MISI YBKSP BAKTI MULYA 400 VISI YBKSP BAKTI MULYA 400 Menjadi pusat pengembangan pendidikan yang melahirkan kader pemimpin dan intelektual muslim dengan wawasan luas, serta tanggap terhadap lingkungan dan siap menyongsong era globalisasi sehingga mampu memperbaiki kualitas bangsa Indonesia. MISI YBKSP BAKTI MULYA 400 1. 2. 3. 4. 5.
Menyelenggarakan pendidikan umum yang bernafaskan Islam. Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan potensi siswa untuk menjadi manusia seutuhnya. Menghasilkan lulusan yang unggul, kompeten/mampu dan terampil. Menghasilkan sumber daya manusia yang berguna bagi dirinya, nusa, bangsa dan negara. Menghasilkan lembaga pendidikan yang memiliki predikat sekolah unggulan. KARAKTER DAN BUDAYA SMP BAKTI MULYA 400
Semua warga sekolah menerapkan syariat Agama Islam dan kebangsaan Indonesia dalam bentuk praktek akhlaq mulia dalam kehidupan sehari-hari dengan melakukan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Salam, senyum, sapa, sopan, dan santun. Membiasakan kalimah toyyibah atau berkata hal-hal yang baik. Tauhid atau memupuk keimanan hanya kepada Allah. Tawakkal atau berserah diri kepada Allah. Syukur terhadap nikmat Allah. Sabar terhadap cobaan. Fastabiqul khoirat atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak kebaikan melarang kemunkaran. Birrul walidaini atau berbuat baik kepada orang tua. Dzikrullah atau selalu mengingat Allah dimanapun berada.
Penanaman karakter dan budaya sekolah dipraktekkan di keseharian melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan dalam bentuk aktivitas sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Siswa memberi salam pada saat penyambutan di loby sekolah kepada tim penegak disiplin. Setiap hari di awal pembelajaran siswa tadarus Al-Quran dan mendapat pembinaan akhlaq mulia dari wali kelas. Setiap hari di awal dan akhir pembelajaran siswa membaca ikrar dan doa dengan bahasa Arab dan terjemahnya. Setiap hari dilaksanakan sholat berjamaah dan ajakan sholat sunnah.
Lampiran
5. 6.
Membiasakan berdoa dalam segala aktifitas dan mempraktekkan kalimah toyyibah dalam kegiatan belajar mengajar. Membiasakan budi pekerti luhur antara lain: a. Berbakti kepada orang tua b. Ikhlas beramal c. Ramah dalam bergaul d. Ulet dalam mencapai cita-cita e. Amanah (dapat dipercaya) f. Istiqomah teguh dalam keyakinan g. Bersih diri, pakaian, dan lingkungan h. Kegiatan kesetiakawanan sosial dan peduli terhadap bencana i. Meminta maaf j. Berterima kasih k. Menghormati pada yang lebih tua l. Menyayangi pada yang lebih muda m. Mengunjungi orang yang sakit n. Memuji pada orang yang jujur o. Berani berkata benar p. Membela kehormatan bangsa q. Mengembalikan barang yang bukan miliknya r. Antri dalam barisan TARGET/SASARAN SMP BAKTI MULYA 400
Pada tahun pelajaran 2014/2015 sekolah akan berfokus untuk mencapai sasaran/target sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
9.
Siswa dapat mentaati Tata Tertib Sekolah dengan penuh kesadaran. Siswa memiliki akhlakulkarimah yang tercermin dalam sikap, ucapan dan perbuatan. Siswa membiasakan solat wajib, sunnah, gemar membaca Al-Quran dan membiasakan berdo’a dalam kehidupan sehari-hari. Siswa mengikuti berbagai lomba Agama Islam, olahraga, kesenian, bahasa, matematika, IPA dan kepramukaan dengan memperoleh juara 3 besar tingkat DKI Jakarta. Siswa mampu membaca, menulis dan mempresentasikan di depan publik. Mendapat nilai ujian nasional dengan rata-rata 8,20 dengan prinsip kejujuran. Siswa menguasai perkembangan teknologi dengan diimplementasikan dalam semua mata pelajaran. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penunjang kegiatan Intrakurikuler yang lebih berkualitas sesuai dengan minat dan bakat siswa sehingga mencapai prestasi berjenjang dari provinsi. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang menunjang wawasan global dan internasional.
Lampiran
STRUKTUR ORGANISASI SMP BAKTI MULYA 400 Struktur organisasi SMP Bakti Mulya 400 tahun pelajaran 2014/2015 terdiri atas: Kepala Sekolah
: Hadi Suwarno, M.Pd
Wakil Bidang Kurikulum
: Sito, S.Pd
Wakil Bidang Kesiswaan
: Rike Anwari Fuady, SSi
Wakil Bidang Sarpras
: Drs. H. Hasanudin, M.Pd
Cambridge International Examination (CIE) Direct
: Novini Nilakusumah, SS
Pembina OSIS
: Drs. Aef Saefudin Leli Sugiarti, S.Pd Doby Putro Parlindungan, S.Pd
Tata Usaha a. Kepala TU
: Mohamad Janaka Jachja, SE
b. Keuangan
: Dwiyanti, S.Pd
c. Perpustakaan & Kehumasan
: Ratih Agustin Kusuma W., S.Pd
d. Staf
: Nur Evi Yani, SE
Koordinator Program a. Majalah Karisma & Mading
: Dewi Yanti, S.Pd
b. Ekstrakurikuler
: Doby Putro Parlindungan, S.Pd
c. Lab. IPA & Matematika
: Sri Subekti, S.Pd
d. Lab. Elektronika
: Prayogo, S.Pd
e. Lab. Bahasa
: Epih Syarifah, S.Pd
f. BP/BK
: Drs. Yatim
g. UKS
: Sovia Andriani, SE
h. Lab. Tata Boga
: Hj. Rina Nuzrina, S.Pd
i. OSN
: Edy Hermawan, M.Si
j. FLS2N/O2SN
: Novini Nilakusumah, S.S.
Koordinator Mata Pelajaran a. Agama Islam, PKn, BP/BK
: Drs. H. Aep Saefudin
b. Bahasa Indonesia
: Dyah Ratnawiati, S.Pd
Lampiran
c. Bahasa Inggris
: Epih Syarifah, S.Pd
d. Matematika & Komputer
: Drs. Sobari
e. IPA
: Ir. H. Bondi Robiarso
f. IPS
: Susharyono, S.Pd
g. Seni, Penjas, Mulok
: Drs. Yatim
Lampiran
KURIKULUM SMP BAKTI MULYA 400 SMP Bakti Mulya 400 menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagaimana terlihat sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian Kelompok mata pelajaran dan teknologi Kelompok mata pelajaran estetika Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan Struktur Kurikulum 2013 (berlaku untuk kelas VII dan VIII)
Mata Pelajaran
Alokasi Waktu Per Minggu (JP) VII
VIII
IX
Kelompok A 1.
Pendidikan Agama
3
3
3
2.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3
3
3
3.
Bahasa Indonesia
5
5
5
4.
Matematika*)
5
5
5
5.
Ilmu Pengetahuan Alam*)
4
4
4
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
7.
Bahasa Inggris*)
4
4
4
Kelompok B 1.
Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
3
3
3
2.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)
3
3
3
3.
Prakarya (termasuk muatan lokal)
4
4
4
Kelompok C (Pengembangan Diri)
Lampiran
1.
Bimbingan Konseling
2.
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
Kepramukaan
Bahasa Mandarin
Komputer
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
38
38
38
*) Keterangan; Bermuatan Silabus Cambridge untuk kelas Program Cambridge
Struktur Kurikulum 2006 (berlaku untuk Kelas IX)
Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu VII
VIII
IX
A. Mata pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam, Fiqih & Al Quran
5
5
5
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3.
Bahasa Indonesia
6
6
6
4.
Bahasa Inggris x)
5
5
5
5.
Matematikax)
6
6
6
6.
Ilmu Pengetahuan Alamx)
6
6
6
7.
Ilmu Pengetahuan Sosial
6
6
6
8.
Seni Budaya
2
2
2
9.
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2
2
2
2
2
2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Pendidikan Teknologi Dasarx)
Lampiran
B. Muatan Lokal 1.
Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ)
1
1
1
2.
Pendidikan Tata Boga
2
2
2
3.
Keterampilan Elektronika
2
2
2
4.
Bahasa Mandarin
2
2
2
C. Pengembangan Diri (BP/BK)
3x)
3x)
3x)
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
49
49
49
Keterangan: x
) Bermuatan Silabus Cambridge untuk Kelas Program Cambridge
Lampiran
KELAS BELAJAR DI SMP BAKTI MULYA 400 Kelas belajar di SMP Bakti Mulya 400 dimaksudkan untuk memaksimalkan layanan kepada siswa sesuai karakteristiknya. Kelas layanan tersebut terdiri dari kelas internasional (KI), kelas akselerasi (program percepatan belajar) dan kelas regular. Kelas Program Cambridge Kelas Internasional atau program Cambridge dibuka mulai tahun pelajaran 2009/2010 sebagai realisasi dari ditunjukkannya SMP Bakti Mulya 400 sebagai Cambridge Internasional Examination (CIE) dengan ID 223. Pada tahun pelajaran 2014/2015 telah memasuki tahun keenam. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut: 1.
2.
Syarat umum: Siswa yang memiliki kemampuan akademik yang kuat, bahasa Inggris yang memadai dan memiliki dasar penguasaan computer (IT). Syarat khusus: a. Sehat jasmani dan rohani. b. Rata-rata nilai rapor kelas 4, 5 dan 6 untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA tidak kurang dari 7,5. c. Tes tertulis untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA dengan nilai baik. d. Lulus tes wawancara dalam bahasa Inggris.
Kelas Akselerasi (Program Percepatan Belajar) Program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 pada tahun 2014/2015 telah memasuki angkatan ke sepuluh. Program ini dibuka setelah masa pengamatan kemajuan belajar selama dua bulan pertama terhadap siswa dengan keberbakatan khusus. Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut: 1.
2. 3.
4. 5. 6.
Persyaratan psikologis, memiliki kemampuan intelektual umum dengan kategori cerdas (IQ ≥ 130) yang ditunjang oleh kreativitas (creativity quotient) dan keterikatan terhadap tugas (task commitment) dalam kategori di atas rata-rata. Persyaratan akademis, yang diperoleh dari skor rata-rata nilai rapor, nilai ujian nasional, serta tes kemampuan akademis dengan nilai baik. Informasi data subyektif, yaitu nominasi yang diperoleh dari diri sendiri (selg nomination), teman sebaya (peer nomination), orang tua (parent nomination), dan guru (teacher nomination) sebagai hasil dari pengamatan dari sejumlah ciri-ciri keberbakatan. Kesehatan fisik, yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari dokter. Kesediaan calon siswa dan persetujuan siswa.
Lampiran
Kelas Reguler dan Unggulan Kelas reguler dan unggulan merupakan kelas yang dibentuk untuk menampung potensi siswa di luar pilihan kelas internasional dan akselerasi. Kelas reguler dibentuk pada saat seleksi penerimaan siswa baru dan dilakukan pembauran kelas setiap awal tahun pelajaran. Pembentukan kelas pada kelas reguler dan unggulan didasarkan atas komposisi jumlah peserta didik, perimbangan prestasi, jenis kelamin dan kepribadian masing-masing siswa. Dengan pengelolaan beragam potensi yang dimiliki siswa diharapkan mampu melakukan kolaborasi dalam kegiatan belajar yang optimal.
Lampiran
PENILAIAN DI SMP BAKTI MULYA 400 Filosofi penilaian di SMP Bakti Mulya 400 bahwa penilaian bukanlah hakim tetapi sebagai alat penentu batas standar. Penilaian merupakan media introspeksi dan refleksi diri. Penilaian menghimpun data berkesinambungan yang karenanya kesalahan diperbaiki, kekurangan disempurnakan dan kekuatan dijadikan prestasi. A. Untuk kelas VII dan VIII dilaksanakan penilaian dengan acuan Kurikulum 2013 Penilaian dilaksanakan untuk mengukur kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa. 1. Penilaian sikap Dalam penilaian sikap akan diukur penilaian sikap spiritual dan sikap sosial pada semua mata pelajaran. Penilaian sikap spiritual mengukur kompetensi menghargai dan menghayati ajaran agama. Penilaian sikap sosial mengukur kompetensi jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun dan percaya diri. Teknik penilaian sikap terdiri dari observasi guru, penilaian diri sendiri, penilaian antar peserta didik dan jurnal. 2. Penilaian pengetahuan Cakupan penilaian pengetahuan terdiri atas pengetahuan factual, konseptual dan prosedural pada semua mata pelajaran. Teknik penilaian pengetahuan terdiri dari tes tulis, tes lisan dan penugasan. 3. Penilaian keterampilan Ranah penilaian keterampilan mengukur kemampuan siswa dalam menguasai keterampilan ranah konkrit dan ranah abstrak pada semua mata pelajaran. Teknik penilaian keterampilan terdiri dari tes praktek, projek dan portofolio siswa. 4. Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap sebagai berikut: Konversi Nilai Akhir Predikat No. (Pengetahuan dan Sikap Skala 0-100 Skala 1-4 Keterampilan) 1.
86 - 100
3,67 - 4,00
A
2.
81 – 85
3,34 – 3,66
A-
3.
76 – 80
3,01 – 3,33
B+
4.
71 – 75
2,67 – 3,00
B
5.
66 – 70
2,34 – 2,66
B-
SB = Sangat Baik B = Baik
Lampiran
6.
61 – 65
2,01 – 2,33
C+
7.
56 – 60
1,67 – 2,00
C
8.
51 – 55
1,34 – 1,66
C-
9.
46 – 50
1,01 – 1,33
D+
10.
0 – 45
0 – 1,00
D
C = Cukup
D = Kurang
B. Untuk kelas IX dilaksanakan penilaian dengan acuan Kurikulum 2006 Penilaian berbasis kelas dilakukan dengan media tes dan non tes. Penilaian berbentuk tes adalah ujian tertulis berupa pilihan ganda dan essay (pencil and paper test). Sedangkan penilaian berbentuk non tes berupa produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan dan penilaian diri. Penilaian dengan metode tes digunakan untuk menjaring kemampuan siswa terutama aspek kognitif, sedangkan metode non tes digunakan untuk menjaring keragaman kemampuan seperti ditunjukkan oleh tabel di bawah ini: No. Jenis Penilaian/Arti Digunakan Menilai 1.
2.
3.
Unjuk kerja (performance) = pengamatan Penyajian lisan: keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, terhadap aktivitas siswa sebagaimana berdiskusi. terjadi (unjuk kerja, tingkah laku, Pemecahan masalah dalam kelompok. interaksi) Partisipasi dalam diskusi. Menari Memainkan alat musik. Olah raga Menggunakan peralatan laboratorium. Mengoperasikan suatu alat. Penugasan (proyek/project) = penilaian Tugas suatu investasi dengan tahapan: terhadap suatu tugas yang mengandung penyeledikan yang harus selesai dalam Perencanaan Pengumpulan data waktu tertentu. Pengolahan data Penyajian data Hasil kerja (Produk/Product) = penilaian Penilaian Hasil Akhir dan Proses: terhadap kemampuan membuat produk Hasil akhir seperti: makanan, pakaian, teknologi dan seni. hasil karya seni (gambar, lukisan, pahatan), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic, dan logam. Proses seperti: menggunakan teknik
Lampiran
menggambar, menggunakan peralatan dengan aman, membakar kue dengan baik. Karya-karya yang Dapat Dikumpulkan:
4.
Portofolio (Portfolio) = Penilaian melalui koleksi karya (hasil kerja) siswa yang Puisi, karangan, gambar/lukisan, desain, sistematis. paper, sinopsis, naskah pidato/khutbah, naskah drama, rumus, doa, surat, komposisi music, teks lagu, resep makanan, laporan observasi/penyelidikkan/eksperimen dan sebagainya.
5.
Sikap = penilaian terhadap perilaku dan Observasi perilaku: kerja sama, inisiatif, perhatian. keyakinan siswa terhadap obyek sikap. Pertanyaan langsung: tanggapan siswa. Laporan pribadi: menulis pandangan pribadi. Penilaian diri (Self Assesment) = penilaian Menilai diri sendiri berkaitan dengan terhadap diri sendiri. status, proses, tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya.
6.
Waktu pelaksanaan ulangan atau penilaian di SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut: a. Ulangan Harian: selesai satu atau beberapa indikator. b. Ulangan Tengah Semester: selesai beberapa Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan. c. Ulangan Akhir Semester: selesai semua Kompetensi Dasar pada semester yang bersangkutan. d. Ulangan Kenaikan Kelas: selesai semua Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan genap dengan penekanan pada Kompetensi Dasar semester genap. e. Penghitungan nilai rapor: (nilai tugas + nilai harian + nilai semester)/3.
Lampiran
PROGRAM REMEDIAL, PENGAYAAN DAN KLINIK MATA PELAJARAN PROGRAM REMEDIAL (PENGULANGAN) Program remedial dilakukan bila siswa memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu ulangan harian suatu kompetensi. Bentuk-bentuk pelaksanaan program remedial adalah: 1) Tatap muka dengan guru. 2) Belajar sendiri yang dinilai dalam bentuk: menjawab pertanyaan, membuat rangkuman, mengerjakan tugas dan mengumpulkan data. 3) Pada atau di luar jam efektif. PROGRAM PENGAYAAN (ENRICHMENT) Program pengayaan dilakukan kepada siswa yang tuntas lebih cepat memperoleh nilai di atas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu ulangan harian suatu kompetensi. Kegiatan: 1) Member materi tambahan, latihan dan tambahan tugas individual. 2) Hasil penilaian menambah nilai mata pelajaran bersangkutan (deposit nilai). 3) Setiap saat, pada atau di luar jam efektif. PROGRAM KLINIK MATA PELAJARAN Klinik mata pelajaran dilakukan kepada siswa yang karena keterlambatan belajar dan memerlukan pembelajaran dengan pendekatan individual di luar jam pelajaran. teknik pelaksanaan klinik mata pelajaran dikoordinir oleh sekolah melalui guru bidang studi, wali kelas. Klinik mata pelajaran berlangsung untuk durasi waktu tertentu atau beberapa pertemuan sesuai kebutuhan.
Lampiran
KEGIATAN KOKURIKULER DAN EKSTRAKURIKULER KEGIATAN KOKURIKULER 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
MOPD (Masa Orientasi Peserta Didik) LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) Dialog Interaktif Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) Sanlat (Pesantren Kilat) Field Trip dan Charity Widyawisata Outdoor Study Out Bound (Akselerasi) Home Stay (Akselerasi dan Cambridge Program) Festival dan Camp Internasional Haqata Kolaborasi: Sport (BM CUP), Skill (SKETSA), Soul (LOKETA), Arts (HAQATA) Seminar Narkoba Seminar Motivasi Belajar Sex Education Pameran Hasil Karya Siswa Doa dan Dzikir Bersama Hari Profesi (Kerjasama dengan FKOM)
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 1.
2.
Ekstrakurikuler Wajib: a. Al-Quran b. Fiqih c. Komputer d. Bahasa Mandarin e. Pramuka Ekstrakurikuler Pilihan: a. Keagamaan (Marawis, Kaligrafi) b. Olahraga (Sepakbola, Basket, Bulutangkis, Taek Wondo, Karate, Wusyu). c. Kesenian (Melukis, Tari Saman, Tari Kreasi Baru, Vokal Group). d. Paskibra e. Karya Ilmiah Remaja (KIR) f. Bahasa Jepang g. Theater
Lampiran
JADWAL EKSTRAKURIKULER No.
Jenis Ekskul
Hari/Jam
Tempat
1.
Futsal
Selasa/ 15.00-17.00
Lapangan Basket SMA
2.
Basket
Senin/ 15.00-17.00
Lapangan Basket SMP
Kamis/ 15.00-17.00
Lapangan Basket SMP
Selasa/ 15.00-17.00
AULA
Kamis/ 15.00-17.00
AULA
3.
Bulu Tangkis
4.
Wushu
Senin/ 15.00-17.00
AULA
5.
KIR
Kamis/ 15.00-17.00
Lab. IPA
6.
Tari Saman
Kamis/ 15.00-17.00
Ruang Kelas
7.
Taekwondo
Kamis/ 15.00-17.00
Lobby Sekolah
8.
Teater
Kamis/ 15.00-17.00
Ruang Kelas
9.
Paskibra
Rabu/ 15.00-17.00
Halaman Depan Sekolah
10.
Bahasa Jepang
Kamis/ 15.00-17.00
Ruang Kelas
11.
Robotik
Kamis/ 15.00-17.00
Ruang Kelas
12.
Komputer Club
Kamis/ 15.00-17.00
Lab. Computer
13.
Fotografi/ Cinematografi
Kamis/ 15.00-17.00
Ruang Kelas
14.
Vocal Group
Selasa/ 15.00-17.00
Ruang Musik
Lampiran
SYARAT KENAIKAN KELAS DI SMP BAKTI MULYA 400 Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Criteria kenaikan kelas di SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti; Mencapai tingkat kompetensi pengetahuan (KI3) dan keyerampilan (KI 4) minimal sama dengan KKM, yaitu (2,66 / B-); Nilai kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2) untuk setiap mata pelajaran sekurang-kurangnya Baik (B); Memiliki maksimal dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM; Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari efektif; Berdasarkan hasil rapat pleno dewan guru. SYARAT KELULUSAN DARI SMP BAKTI MULYA 400
Mengacu ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus setelah: 1. 2.
3. 4.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan Lulus Ujian Nasional.
Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KBM A. Pendisiplinan sebelum Masuk Belajar 1. Siswa memasuki lingkungan sekolah dengan menggunakan seragam dan atribut lengkap. 2. Siswa mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan penegak disiplin di lobi sekolah. 3. Tim penegak disiplin (pimpinan sekolah, Pembina OSIS, wali kelas, para guru dan penguurus OSIS) memeriksa kerapian siswa. 4. Siswa memasuki ruang kelas jam 06.45 WIB untuk mengikuti pembinaan dari wali kelas dan pembacaan Al-Quran. 5. Saat bel berbunyi jam 07.00 WIB gerbang sekolah ditutup dan siswa yang terlambat hadir memulangkan diri. B. Pendisiplinan Awal Belajar 1. Setelah bel berbunyi siswa bersiap dipimpin ketua kelas menyambut guru kelas jam pertama. 2. Guru memeriksa kelengkapan atribut dan kerapian penampilan setiap siswa. 3. Ketua kelas memimpin doa siswa dalam kelas. 4. Dibimbing guru siswa membaca surat Al Fatihah dan doa awal belajar disertasi dengan artinya. 5. Siswa mengucapkan salam kepada guru. 6. Guru memanggil setiap siswa dalam kelas dan mengisi administrasi kelas. 7. Guru memulai pelajaran. C. Pendisiplinan Akhir Belajar 1. Guru menutup pelajaran setelah pertanda bel dibunyikan. 2. Ketua kelas menyiapkan siswa untuk memberi salam kepada guru. 3. Guru menjawab salam. 4. Guru memastikan pergantian jam bersambungan dengan guru lain. D. Pendisiplinan setelah Istirahat 1. Siswa dan guru memasuki kelas paling lambat 5 menit setelah bel berbunyi. 2. Ketua kelas menyiapkan seluruh siswa untuk berdiri. 3. Guru memeriksa keadaan kelas a. Guru memerintahkan semua siswa untuk memungut sampah di sekitar tempat duduknya termasuk di kolong meja dan laci meja. b. Guru memerintahkan untuk merapikan meja dan tempat duduk. c. Guru memerintahkan merapikan meja dan mempersiapkan buku dan alat tulis untuk mata pelajaran yang akan dipelajari. 4. Guru memeriksa keadaan siswa. a. Guru memeriksa kerapian siswa.
Lampiran
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menuliskan di buku jurnal kelas. 5. Ketua kelas memimpin salam dan guru menjawab salam E. Pendisiplinan sebelum Sholat (Sholat Dhuha, Dzuhur dan Jumat) 1. Guru menutup pelajaran setelah pertanda bel dibunyikan 2. Guru memerintahkan untuk merapikan perlengkapan belajar a. Buku dan alat tulis dimasukkan ke dalam tas. b. Perlengkapan/ alat lain di simpan di tempat yang aman. 3. Guru memerintahkan untuk menyiapkan diri, mengambil wudhu: a. Guru memerintahkan utnuk mengambil perlengkapan sholat (mukena, peci dan AlQuran). b. Guru memerintahkan melepas sepatu dan kaos kaki. 4. Ketua kelas menyiapkan siswa untuk memberi salam kepada guru dan guru menjawab salam. 5. Guru tetap berada di depan kelas untuk menyambut jabatan tangan siswa sambil meninggalkan kelas. 6. Guru meninggalkan kelas setelah semua siswa keluar dari kelas dengan terlebih dahulu mematikan lampu, infokus, kipas angin dan komputer. F. Pendisiplinan Siswa pada Saat Sholat 1. Wali kelas dan Pembina OSIS yang tidak mengajar jam sebelum sholat mengarahkan siswa untuk menuju tempat wudhu dan mengatur antrian. 2. Guru lain yang tidak mengajar jam sebelum sholat sudah berada di dalam aula. 3. Pada jam 13.00 WIB pintu aula ditutup oleh piket, siswa yang terlambat masuk diminta sholat di depan pintu masuk aula dan dicatat sebagai pelanggaran. 4. Pembina OSIS memeriksa siswa selama kegiatan sholat, mencatat siswa yang tidak tertib dalam melaksanakan sholat dan mengikuti sholat pada tahiyat akhir. 5. Imam sholat mengumumkan kepada siswa yang tidak membawa perlengkapan sholat lengkap untuk maju, Pembina OSIS mencatat siswa tersebut. 6. Sebelum meninggalkan aula siswa diminta untuk hadap kiri dan meluruskan barisan. 7. Siswa keluar aula dimulai barisan yang paling lurus. G. Pendisiplinan setelah Sholat 1. Siswa dan guru memasuki kelas paling lambat 5 menit setelah bel berbunyi. 2. Ketua kelas menyiapkan seluruh siswa untuk berdiri. 3. Guru memeriksa keadaan kelas a. Guru memeriksa kerapian siswa (seragam telah dipakai dengan rapid an bersepatu). b. Guru memerintahkan semua siswa untuk memungut sampah di sekitar tempat duduknya termasuk di kolong meja dan laci meja. c. Guru memerintahkan untuk merapikan meja dan tempat duduk.
Lampiran
d. Guru memerintahkan merapikan meja dan mempersiapkan buku dan alat tulis untuk mata pelajaran yang akan dipelajari. 4. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menuliskan di buku jurnal kelas. 5. Ketua kelas memimpin salam dan guru menjawab salam. H. Pendisiplinan Akhir Belajar 1. Guru menutup pelajaran setelah pertanda bel dibunyikan. 2. Guru memerintahkan untuk merapikan perlengkapan belajar. a. Buku dan alat tulis dimasukkan ke dalam tas. b. Memeriksa semua perlengkapan/alat lain telah dikemas dengan aman. 3. Guru memeriksa keadaan kelas sambil memeriksa setiap bangku dan memastikan kelas sudah aman untuk ditinggalkan. 4. Ketua kelas menyiapkan siswa untuk berdoa dan mengartikannya dengan bimbingan guru. 5. Ketua kelas memimpin siswa memberi salam kepada guru dan guru menjawab salam. 6. Guru tetap berada di depan kelas untuk menyambut jabatan tangan siswa sambil meninggalkan kelas. 7. Guru meninggalkan kelas setelah semua siswa keluar dari kelas dengan terlebih dahulu mematikan lampu, infokus, kipas angin, komputer dan AC. I.
Pendisiplinan Siswa saat Jam Kosong 1. Pimpinan sekolah akan menyampaikan informasi ketidakhadiran guru (jam kosong) kepada piket harian dan wali kelas. 2. Guru piket akan menyampaikan tugas kepada siswa di bawah pengawasan wali kelas. 3. Jika tugas selesai wali kelas memerintahkan untuk mengumpulkan tugas dan menyampaikan kepada guru bidang studi yang menugaskan.
Lampiran
TATA TERTIB SMP BAKTI MULYA 400 I.
II.
Seragam dan Penampilan 1. Siswa wajib berseragam sesuai jadwal. 2. Siswa wajib memasukkan baju dengan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Siswa wajib beratribut SMP Bakti Mulya 400. 4. Siswa wajib berkaos kaki putih, berkaos dalam putih/singlet. 5. Siswa wajib memakai ikat pinggang hitam (kepala ikat pinggang harus wajar). 6. Siswa wajib bersepatu kets (Senin-Kamis: warna hitam & Jumat: warna bebas). 7. Siswa dilarang memakai aksesori dan perhiasan yang berlebihan. 8. Siswa dilarang memakai baju, rok dan celana kekecilan dan atau dikecilkan. 9. Siswa wajib memakai seragam yang layak pakai (berkancing utuh, bersih tanpa coretan dan rapi tidak robek/dirobek). 10. Siswa dilarang berambut gondrong, berwarna/bermodel aneh. 11. Siswa dilarang berkuku panjang dan dilarang/tidak boleh dicat. 12. Siswa dilarang ditato temporer pada anggota badannya (dengan alat tulis atau hena). 13. Siswa dilarang ditato permanen pada anggota badannya. 14. Siswa wajib memakai sepatu dengan baik dan benar. 15. Siswa dilarang memakai jaket saat KBM dan dilingkungan sekolah. 16. Siswa dilarang membawa kendaraan bermotor. Kehadiran 1. Siswa wajib hadir jam 06.45 WIB. 2. Pintu gerbang sekolah ditutup jam 07.00 WIB. 3. Siswa yang datang pukul 07.01 WIB memulangkan diri dan dinyatakan alpa. 4. Siswa dilarang terlambat masuk kelas saat KBM. 5. Siswa dilarang keluar kelas saat KBM tanpa izin guru kelas. 6. Siswa dilarang absen tanpa keterangan (alpha) 3 hari berturut-turut. 7. Siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin sebelum waktunya. 8. Siswa wajib memenuhi kehadiran sebanyak 85% dalam satu tahun.
III.
Ibadah (Wudhu, Sholat dan Tadarus) 1. Siswa dilarang berada di kelas saat sholat dzuhur. 2. Siswa wajib melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, kecuali haid. 3. Siswa wajib membaca perlengkapan salat (putra: peci-Al Quran, putrid: mukena-Al Quran). 4. Siswa dilarang/tidak boleh terlambat masuk aula ketika sholat berjamaah.
IV.
Tingkah Laku 1. Siswa dilarang membuang sampah sembarangan.
Lampiran
2. 3. 4. 5. 6.
Siswa dilarang berteriak-teriak. Siswa dilarang berbicara tidak sopan menggunakan kata-kata kotor. Siswa dilarang merusak fasilitas sekolah. Siswa dilarang mengambil benda milik orang lain. Siswa dilarang melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah dan atau masih berseragam sekolah. 7. Siswa dilarang mengikutsertakan pihak luar dalam penyelesaian masalah sekolah tanpa izin pihak sekolah. 8. Siswa dilarang melawan guru, karyawan Bakti Mulya 400. 9. Siswa dilarang tawuran antar siswa dan antar sekolah. 10. Siswa dilarang membentuk genk. 11. Siswa dilarang berdemonstrasi. 12. Siswa dilarang membawa, menggunakan NAPZA dan peralatannya. 13. Siswa dilarang membawa, memakai miras/rokok, VCD porno/film porno ke/di lingkungan sekolah. 14. Siswa dilarang membawa senjata tajam. 15. Siswa dilarang membawa benda yang berhubungan dengan pornografi. 16. Siswa dilarang membawa, memasang bahan peledak. 17. Siswa dilarang melakukan penekanan fisik maupun psikis kepada keluarga besar Bakti Mulya 400 secara langsug atau melalui media lain. 18. Siswa dilarang merugikan hak orang lain (memeras, memaksa, mengancam dan sejenisnya). 19. Siswa dilarang berkelahi dan membuat keonaran. 20. Siswa dilarang mengaktifkan/membawa ponsel pada saat pembelajaran berlangsung dan disimpan wali kelas. 21. Siswa dilarang membawa barang yang tidak ada hubungan dengan pembelajaran (walkman, handsfree, ipod, kaset, CD, komik, media cetak). 22. Siswa dilarang mencemarkan nama baik sekolah melalui media cetak dan elektronik. V.
VI.
Upacara Bendera 1. Siswa wajib mengikuti upacara bendera. 2. Siswa harus tertib pada saat upacara. 3. Siswa dilarang berbicara yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan upacara. Pengembangan Diri dan Organisasi 1. Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstra kurikuler pilihan. 2. Siswa wajib mengikuti minimal satu kegiatan dan maksimal dua kegiatan sebagai syarat kenaikan kelas. 3. Siswa yang tergabung dalam kepengurusan OSIS wajib mengikuti dua kegiatan ekstra kurikuler yaitu ekstra kurikuler paskibra dan ekstra kurikuler pilihan.
Lampiran
Data Karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jenis Kelamin No.
Nama Karyawan
Pendidikan
Lakilaki
1.
Mohamad Janaka Jachja, SE
S1 Ekonomi Manajemen. UPN Yogyakarta, 1997.
√
Dwiyati, S.Pd
S1 PKn. STKIP Kusuma Negara, 2010.
√
Nur Evi Yani, SE
S1 Ekonomi Akuntansi. STIE Ahmad Dahlan Jakarta
√
4.
Ratih Agustin K. W, SIP
S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta, 2008.
√
5.
Sulaeman
MTs Negeri 3 Jakarta
√
6.
Nedi Supriadi
SMP Bogor
√
7.
Agus
SMP
√
8.
Toha
SMA Teladan, 1987.
√
Yatimo
STM Listrik Binika Karya, 1983.
√
Muhafas
SMA 63 Jakarta
√
Slamet Supriyadi
STM Mesin Kebumen, 1989.
√
Taslim
SMA Pelayaan, 1992.
√
Darmawan
SMK Sasmita Jaya Pamulang
√
Ujang Setiawan
STM Mesin Cendrawasih, 1991.
√
2.
3.
9. 10. 11. 12. 13.
14.
Perempuan
Lampiran
Sadirin
SMA, 1990.
√
Imam Wahyudi
SMA Jakarta Selatan, 2008.
√
17.
Jamsari
SD
√
18.
Suwarso
SMP
√
15. 16.
Sumber: Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015
Data Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400 No .
Nama Guru
Pendidikan
Mata Pelajaran
Status Pegawai
1.
Prayogo, S.Pd
S1 Pendidikan Elektronika. UNJ, 2000
Elektronika
Tetap
2.
Epih Syarifah, S.Pd
S1 FPBS Inggris. IKIP Muhammadiyah, 1997.
Bahasa Inggris
Tetap
3.
Yenis Herdiani, S.Si
S1 Fisika. Institut 10 November Surabaya, 2001
Fisika
Tetap
4.
Suntoro, SE
S1 Ekonomi Manajemen. Universitas Borobudur Jakarta, 2002.
TIK
Tidak Tetap
5.
Drs. H. Aef Saefudin
S1 Tarbiyah. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1993.
Al-Quran
Tetap
6.
Drs. Aji Bandi
S1 Tarbiyah. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1993.
PAI dan Fiqh
Tetap
7.
Susharyono, S.Pd
S1 PDU Tata Niaga.
Ekonomi dan Geografi
Tetap
8.
Sito, S.Pd
S1 Matematika. IKIP Muhammadiyah, 1995.
Matematika
Tetap
9.
Dewi Yanti, S.Pd
S1 Pendidikan Bahasa Indonesia. UIN Syarif
Bahasa Indonesia
Tidak Tetap
IKIP Jakarta, 1991.
Lampiran
Hidayatullah Jakarta, 2010. 10.
Usman, M.Pd
S1 Sejarah. STKIP Jakarta, 2002.
Sejarah
Tetap
S2 Universitas Indraprasta 2010 11.
Eko Julianto, S.Pd
S1 Pend. Pelatihan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
Olahraga
Tidak Tetap
12.
Asih Budianti, S.Pd
S1 Geografi. Universitas Negeri Jakarta
Geografi
Tetap
13.
Sri Subekti, S.Pd
S1 Kimia. IKIP Negeri Yogyakarta, 1998.
Kimia dan Fisika
Tetap
14.
Galih Pratama, S., S.Pd
S1 Pend. Seni Drama, Tari, Musik. UNES, 2010.
Seni Musik
Tidak Tetap
15.
Novini Nilakusumah, SS.
S1 Sastra Cina. Universitas Indonesia, 2001
Bahasa Mandarin
Tetap
16.
Ir. H. Bondi Robiarso
S1 IPB. Bogor, 1993.
Biologi
Tetap
17.
Sovia Andriani, SE
S1 Akuntasi. Universitas 17 Agustus Surabaya, 1993.
Ekonomi, Sejarah, PLKJ
Tetap
18.
Khaerudin, S.Sos.I
S1 Komunikasi Penyiaran Islam. UIN Syarif Hidayatullah, 2005.
PKN
Tidak Tetap
19.
Dina Astilia, S.Pd
D3 PKK. IKIP Medan, 1987.
Tata Boga
Tetap
20.
Novitri Riyani, S.Pd
S1 Bahasa Indonesia. IKIP Negeri Malang, 1998.
Bahasa Indonesia
Tetap
21.
Sri Subekti, S.Pd
S1 Kimia. IKIP Negeri Yogyakarta, 1998.
Kimia dan Fisika
Tetap
S1 STIKIP PGRI Jakarta
Lampiran
22.
Dewi Wulansari, S.Pd
S1 Bahasa Inggris. UHAMKA Jakartam 2003.
Bahasa Inggris
Tetap
23.
Dra. Mumun Maemunah
S1 IAIN, 1993.
BP
Tetap
24.
Usman Jamhuri, S.Ag
S1 Tarbiyah. IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
PAI
Tetap
25.
Drs. Yatim Abdullah
S1 Administrasi Pendidikan. IKIP Jakarta, 1988.
BP/BK
Tetap
26.
Santi Widiastuti, S.Pd
S1 Seni Musik dan Tari. FPBS IKIP Jakarta.
Seni Rupa
Tetap
Sumber: Buku Paparan Program dan Jadwal Pelajaran SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015
PRESTASI SISWA No.
Jenis Lomba
Peringkat
Tahun
Tingkat
1.
Atletik O2SN
Juara 3
21 April 2014
Kotamadya
2.
Atletik O2SN
Juara 3
4 April 2014
Kecamatan
3.
Taekwondo
Juara 1 dan 2
22-23 Maret 2014
Jabodetabek
4.
Futsal High Scope
Juara 2
15 Maret 2014
Jabodetabek
5.
Futsal Hi Com
Juara 4
25-28 Februari 2014
Jabodetabek
6.
Basket Al-Fath Cup
Juara 4
24 Februari 2014
Jabodetabek
7.
Atletik Al-Izhar Cup
Juara 2
15 Februari 2014
Jabodetabek
8.
Try Out SMP
Juara 1
8 Februari 2014
Jabodetabek
9.
Membuat Cerpen
Harapan I
9 Maret 2013
Kecamatan
10.
Vokal Grup
Juara 2
9 Maret 2013
Kecamatan
11.
Cipta Puisi Balada
Juara 1
9 Maret 2013
Kecamatan
Lampiran
12.
Pidato
Juara 1
9 Maret 2013
Kecamatan
13.
Tari Saman
Juara 2
23 Februari 2013
Jabodetabek
14.
Futsal Raffles Cup
Juara 3
1 Desember 2012
Jabodetabek
15.
Written Test
Juara 3
24 November 2012
Kecamatan
16.
Kompetisi IPA
Juara 3
25 November 2012
DKI Jakarta
17.
Kompetisi IPA
Juara 1
18 November 2012
Kotamadya
18.
Kompetisi Matematika
Juara 3
28 Oktober 2012
Kecamatan
19.
Kompetisi IPA
Juara 1
27 Oktober 2012
Kecamatan
20.
Quiz
Juara 1
21 September 2012
DKI Jakarta
21.
Futsal
Juara 2
22 September 2012
Jabodetabek
22.
Futsal
Top Score
22 September 2012
Jabodetabek
23.
Cerdas Cermat
Juara 4
September 2012
Kecamatan
24.
Olimpiade Sains IPA
Juara
Mei 2012
Provinsi
25.
Olimpiade Sains IPS
Juara
Mei 2012
Provinsi
26.
Modern Dance
Juara 3
13 Februari 2012
Jabodetabek
27.
Written Test kelas 7
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
28.
Written test kelas 8
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
29.
Written Test kelas 9
Juara 1
11 Februari 2012
Kecamatan
30.
Story Telling
Juara 1
11 Februari 2012
Kecamatan
31.
Speech Contest
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
32.
Wall Magazine
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
33.
Kompetisi IPA
Lolos seleksi
Oktober 2011
Provinsi
34.
Sketsa
Juara Umum
19 November 2011
Jabodetabek
Lampiran
35.
Story Telling
Juara 1
19 November 2011
Jabodetabek
36.
Story Telling
Juara 2
19 November 2011
Jabodetabek
37.
Musikalisasi Puisi
Juara 3
19 November 2011
Jabodetabek
38.
Bulu Tangkis
Juara 3
19 November 2011
Jabodetabek
39.
Futsal
Juara 1
29 Oktober 2011
Jabodetabek
40.
Futsal
Best Player
29 Oktober 2011
Jabodetabek
41.
Futsal
Juara Harapan 1
7 Oktober 2011
Jabodetabek
42.
Modern Dance
Juara 1
29 Januari 2011
Jak-Sel
43.
Tari Saman
Juara 1
22 Januari 2011
DKI Jakarta
44.
Modern Dance
Juara 2
10-15 Januari 2011
Jak-Sel
45.
Rics Futsal Cup III
Best Player
4-10 Desember 2010
Jak-Sel
46.
Rics Futsal Cup III
Juara III
4-10 Desember 2010
Jak-Sel
47.
Story Telling
Juara 1
Desember 2010
Kecamatan
48.
Debat Contest
Juara 2
November 2010
Jakarta Selatan
49.
Sepak Bola
Juara 3
14-29 Juli 2010
International
50.
Tari Saman
5-8 Agustus 2010
Nasional
Lampiran
POTRET GURU DAN KARYAWAN SMP BAKTI MULYA 400
Lampiran
Lampiran
Lampiran X
ffia&qfr€ Mc"x$yffi
Gffi
SEK O
LAH T.,4ENINGAI{
$rup SUSUNAN PANITIA PENERI&{AAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB} SMP BAKTT MULYA 4OO TAHLN PELAJAR{N 20 I 4/2OI 5 Ketua/Koord. PPDB SMp
: Hadi
Pelaksana Pendaftaran
: Mohamad Janaka
Sulamo, M.Pd Jac$a, SE
Dwiyati, S.Pd Nur Ev"i Y4ni, SE Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.Ip Promosi
:Drs. Aji Bandi Drs. H. Hasanudin, M.pd UsmanJamhuri, S.Ag Drs. Yatim Doby Putra Parlindungan, S.pd Pramubakti
Pelaksanaan Tes Akademik, Psikotes : Sito, S.Pd
Drs. Yatim F{j. Rina Nuzrina, S.pd Novitri Riyani, S.pd Sri Subelti, S.Pd Perryarvancara Orang Tua
Penau,ancara Calon Peserta
Didik
: Hadi Suwanro, M.Pd
Drs. Aji Bandi Drs. H. Hasanudin, M.pd Sito, S.Pd Rike AnwariFuady, S.Si : Usman Jarnhuri, S.Ag
Doby Putra Parlindungan, S.pd Hj. RinaNuzrin4 S.pd Leli Sugiarti, S.Pd Novini Nilakusurnah, SS Drs. Yatim Pembuatan Soal
: Usman Jamhuri, S.Ag (Agama)
Diah Ratnawiati, S.Fd @hs. lndonesia) Leli Sugiarti, S.Pd (Matematika) Dervi Wulan Sari, S.pd (Bhs. Inggris) Rike Anwari Fuady, S.Si (IpA-Biologi) Yenis Herdiani, S.Si (IpA-Fisika)
48
Jakarta, 6 November 2013
Kepala SMP Bakti Mulya 400
fw{\%,,fi.**
P
ERTAMA
LEDGER NILAI SEMESTER 1 SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
KELAS VII.6 WALI KELAS PRAYOGO, S.PD. SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014 MAPEL 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
78
78
73
77
77
77
78
80
77
77
80
80 80 79 79 79 79 84 84 83 78 85 78 79 82 85 78 80.6 14 100 0
90 87 83 86 88 87 84 88 89 75 94 84 84 91 94 75 86.4 13 93 0
83 75 73 81 79 73 81 81 81 71 74 78 73 70 83 70 76.6 12 86 1
85 83 84 85 73 83 88 89 85 78 87 77 82 86 89 73 83.2 13 93 0
71 77 78 82 77 81 85 88 70 73 85 77 79 77 88 70 78.6 11 79 0
77 77 77 77 77 78 82 79 79 72 78 78 77 77 82 72 77.5 13 93 0
78 78 81 82 80 82 79 79 82 78 78 82 78 78 82 78 79.6 14 100 0
90 90 94 92 89 90 94 92 93 88 93 90 92 90 94 88 91.2 14 100 0
85 91 93 91 88 90 87 91 94 82 85 91 88 90 94 82 89.0 14 100 0
88 86 96 90 87 91 85 96 78 85 95 86 89 90 96 78 88.7 14 100 0
81 85 85 86 82 85 87 88 84 80 84 85 84 83 88 80 84.2 14 100 0
1171
0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
75
85 1153 82 90 1166 83 89 1175 84 94 1189 85 89 1152 82 94 1181 84 96 1203 86 94 1221 87 94 1174 84 83 1101 79 95 1195 85 86 1154 82 92 1157 83 93 1173 84 96 CATATAN 83 91.0 14 100 0
12 9 6 4 13 5 2 1 7 14 3 11 10 8
Jakarta, Desember 2013 Wali Kelas
Prayogo,S.Pd.
< KKM
Ranking
Rata-rata
Jumlah
14. B.Man
13. Tabog
12. PLKJ
11. TIK
10. Elektro
9. Penjaskes
8. S.Budaya
7. IPS
6. IPA
5. Matematika
4. Bhs. Inggris
3. Bhs. Indonesia
78
84 85 84 84 85 86 88 87 84 82 83 84 85 86 88 82 84.8 14 100 0
Alpa
0
75
76 82 79 80 79 82 83 85 78 76 79 78 75 80 85 75 79.4 14 100 0
Izin
0
KKM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sakit
0
AHMAD FAUZAN AISYAH AULIA ZAHRADINI ALIEF PUTRA PRATAMA AVIV YUSUF SURATINOYO DERRELL RIZQULLAH HASAN GERDA YARDAN TIANDRA JOEKLY WAHIDAN MUHARRAM KHADEJA NAILA AMABEL AKHMAD MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI MUHAMMAD ARKHA SENNA WINATA MUHAMMAD RIZKY NOVAL PRABOWO RAIDHAN RYANTAMA ILYAS SENO MUHAMMAD GUDIARTO UTARI NUR FATIMAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH Rata -Rata JUMLAH KETUNTASAN %KETUNTASAN JUMLAH TAKTUNTAS
L/P
ABSENSI
Rata-rata Kelas
0
Nama Siswa
2. PKn
NISN
1. P.Agama
EKSKUL
LEDGER NILAI SEMESTER GENAP KELAS 7.6 SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
KELAS VII.6 WALI KELAS PRAYOGO, S.PD. SEMESTER GENAP TAHUN 2013/2014
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
78
78
73
77
77
77
77
78
80
77
77
80
84 87 82 84 82 82 89 91 89 78 92 80 81 90 92 78 85.2 14 100 0
92 91 84 80 88 84 91 93 92 85 91 85 85 91 93 80 88.1 14 100 0
80 73 74 75 73 75 76 81 82 69 80 81 73 73 82 69 76.1 13 93 1
85 87 85 82 78 81 89 89 90 83 88 82 84 84 90 78 84.9 14 100 0
83 86 86 82 84 85 87 87 87 79 87 79 81 84 87 79 84.2 14 100 0
75 80 78 78 75 81 83 82 79 75 79 77 78 80 83 75 78.6 11 79 0
77 80 78 78 77 81 83 82 79 77 79 77 78 80 83 77 79.0 14 100 0
84 82 86 88 87 85 82 90 89 90 83 89 88 88 90 82 86.3 14 100 0
83 90 87 87 89 91 85 87 85 91 86 86 84 84 91 83 86.8 14 100 0
89 90 91 92 88 92 93 90 90 89 92 88 90 90 93 88 90.2 14 100 0
94 96 94 92 90 89 95 99 98 94 97 84 93 99 99 84 93.5 14 100 0
84 85 86 85 83 83 84 86 85 83 86 83 86 86 86 83 84.5 14 100 0
1192
0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
< KKM
Ranking
Rata-rata
Jumlah
14. B.Man
13. Tabog
12. PLKJ
11. TIK
10. Elektro
9. Penjaskes
8. S.Budaya
SENI RUPA
7. IPS
6. IPA
5. Matematika
4. Bhs. Inggris
3. Bhs. Indonesia
78
85 85 85 84 85 88 87 91 85 85 85 87 86 86 91 84 86.0 14 100 0
Alpa
0
75
77 82 82 78 80 81 85 81 82 77 79 77 78 81 85 77 80.2 14 100 0
Izin
0
KKM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ABSENSI Sakit
0
AHMAD FAUZAN AISYAH AULIA ZAHRADINI ALIEF PUTRA PRATAMA AVIV YUSUF SURATINOYO DERRELL RIZQULLAH HASAN GERDA YARDAN TIANDRA JOEKLY WAHIDAN MUHARRAM KHADEJA NAILA AMABEL AKHMAD MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI MUHAMMAD ARKHA SENNA WINATA MUHAMMAD RIZKY NOVAL PRABOWO RAIDHAN RYANTAMA ILYAS SENO MUHAMMAD GUDIARTO UTARI NUR FATIMAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH Rata -Rata JUMLAH KETUNTASAN %KETUNTASAN JUMLAH TAKTUNTAS
L/P
EKSKUL Rata-rata kelas
0
Nama Siswa
2. PKn
NISN
1. P.Agama
MAPEL 0
75
83 1179 84 81 1194 85 86 1187 85 91 1180 84 84 1167 83 90 1186 85 90 1215 87 91 1238 88 89 1223 87 82 1162 83 92 1217 87 84 1161 83 88 1175 84 90 1205 86 92 CATATAN 81 87.2 14 100 0
10 6 7 9 12 8 4 1 2 13 3 14 11 5
Jakarta, 10 Maret 2014 Wali Kelas
Prayogo,S.Pd.
2 1
3
4
LEDGER NILAI SEMESTER 3 SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
KELAS
VIII.6
WALI KELAS PRAYOGO, S.PD. SEMESTER GANJIL TAHUN 2013/2014 MAPEL 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
78
78
73
77
77
77
78
80
77
77
80
85 78 84 80 78 81 91 90 91 78 86 80 81 85 91 78 83.3 13 93 0
86 87 78 78 85 84 83 90 87 78 84 85 80 89 90 78 83.6 11 79 0
78 73 78 77 73 73 79 83 79 73 78 73 73 73 83 73 76.0 14 100 1
85 79 78 83 77 81 89 91 84 78 91 80 77 84 91 77 82.7 13 93 0
83 83 83 78 80 87 83 85 85 77 85 80 80 81 87 77 82.1 14 100 0
81 84 83 82 81 83 94 91 84 81 85 82 82 83 94 81 83.9 14 100 0
83 83 84 88 84 83 82 89 89 86 83 84 84 87 89 82 85.1 14 100 0
85 91 88 88 90 91 87 88 86 92 87 87 85 84 92 84 87.9 14 100 0
82 86 87 82 79 87 88 90 90 84 88 83 84 89 90 79 85.7 14 100 0
79 83 83 83 77 85 81 86 88 77 86 80 84 79 88 77 82.1 14 100 0
84 85 84 86 85 86 86 86 84 81 87 85 83 83 87 81 84.7 14 100 0
1174
0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
75
85 1156 83 96 1168 83 92 1175 84 89 1156 83 86 1134 81 95 1184 85 96 1218 87 99 1247 89 97 1219 87 81 1121 80 96 1207 86 91 1150 82 89 1139 81 88 1166 83 99 CATATAN 81 91.4 14 100 0
10 7 6 9 13 5 3 1 2 14 4 11 12 8
Jakarta, 28 Juni 2014 Wali Kelas
Prayogo,S.Pd.
< KKM
Ranking
Rata-rata
Jumlah
14. B.Man
13. Tabog
12. PLKJ
11. TIK
10. Elektro
9. Penjaskes
8. S.Budaya
7. IPS
6. IPA
5. Matematika
4. Bhs. Inggris
3. Bhs. Indonesia
78
80 83 92 80 82 83 92 93 91 79 87 81 83 82 93 79 84.8 14 100 0
Alpa
0
75
81 79 82 82 78 84 88 85 83 77 83 79 75 78 88 75 81.0 14 100 0
Izin
0
KKM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sakit
0
AHMAD FAUZAN AISYAH AULIA ZAHRADINI ALIEF PUTRA PRATAMA AVIV YUSUF SURATINOYO DERRELL RIZQULLAH HASAN GERDA YARDAN TIANDRA JOEKLY WAHIDAN MUHARRAM KHADEJA NAILA AMABEL AKHMAD MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI MUHAMMAD ARKHA SENNA WINATA MUHAMMAD RIZKY NOVAL PRABOWO RAIDHAN RYANTAMA ILYAS SENO MUHAMMAD GUDIARTO UTARI NUR FATIMAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH Rata -Rata JUMLAH KETUNTASAN %KETUNTASAN JUMLAH TAKTUNTAS
L/P
ABSENSI
Rata-rata Kelas
0
Nama Siswa
2. PKn
NISN
1. P.Agama
EKSKUL
LEDGER NILAI SEMESTER GENAP SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
KELAS
VIII.6
WALI KELASPRAYOGO, S.PD.
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
GERDA YARDAN TIANDRA JOEKLY WAHIDAN MUHARRAM KHADEJA NAILA AMABEL AKHMAD MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI MUHAMMAD ARKHA SENNA WINATA MUHAMMAD RIZKY NOVAL PRABOWO RAIDHAN RYANTAMA ILYAS SENO MUHAMMAD GUDIARTO UTARI NUR FATIMAH NILAI TERTINGGI NILAI TERENDAH Rata -Rata JUMLAH KETUNTASAN %KETUNTASAN JUMLAH TAKTUNTAS
KKM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
78
78
78
73
77
77
77
78
80
77
77
80
82 83 83 82 80 83 85 90 89 81 82 81 81 82 90 80 83.1 14 100 0
84 83 89 82 84 89 91 90 92 78 89 81 84 85 92 78 85.8 14 100 0
94 95 91 91 91 93 93 95 89 91 95 94 91 95 95 89 92.8 14 100 0
81 73 80 77 73 77 81 83 84 74 80 80 74 76 84 73 78.0 14 100 0
80 83 78 77 78 77 87 84 81 71 83 77 73 82 87 71 79.5 12 86 4
80 82 83 79 79 84 85 87 83 84 83 81 79 84 87 79 82.5 14 100 0
80 85 79 80 77 80 95 95 90 85 80 83 79 85 95 77 83.7 13 93 0
83 83 88 88 87 87 83 88 88 87 84 86 83 85 88 83 85.6 14 100 0
91 91 92 91 91 91 92 92 91 91 92 91 91 91 92 91 91.4 14 100 0
94 93 94 94 96 96 93 96 94 92 93 90 70 94 96 70 92.0 13 93 1
92 85 94 89 87 94 88 88 96 81 95 83 88 89 96 81 88.9 14 100 0
84 86 85 85 85 85 86 86 84 84 85 84 85 86 86 84 84.9 14 100 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
< KKM
Rata-rata kelas
Ranking
Rata-rata
Jumlah
14. B.Man
13. Tabog
12. PLKJ
11. TIK
10. Elektro
9. Penjaskes
8. S.Budaya
7. IPS
6. IPA
5. Matematika
4. Bhs. Inggris
3. Bhs. Indonesia
75
84 84 85 80 81 87 87 89 83 75 87 80 77 84 89 75 83.1 14 100 0
ABSENSI
Alpa
0
L/P
EKSKUL
Izin
0
AHMAD FAUZAN AISYAH AULIA ZAHRADINI ALIEF PUTRA PRATAMA AVIV YUSUF SURATINOYO DERRELL RIZQULLAH HASAN
0
Sakit
0
Nama Siswa
2014/2015
MAPEL
1. P.Agama
NISN
TAHUN
2. PKn
SEMESTER GENAP
75
88 1197 85 85 1192 85 88 1208 86 86 1180 84 75 1162 83 79 1203 86 95 1240 89 95 1259 90 93 1236 88 76 1151 82 92 1220 87 85 1175 84 78 1132 81 93 1211 86 95 CATATAN 75 86.3 14 100 0
8 9 6 10 12 7 2 1 3 13 4 11 14 5
1197
Bulu Tangkis
B
Futsal Bulu Tangkis Bulu Tangkis
B B B
Vokal Bulu Tangkis Futsal Bulu Tangkis
A B A B
Bulu Tangkis Bulu Tangkis
B B
Jakarta, 03 Oktober 2014 Wali Kelas
Prayogo,S.Pd.
1
2
REKRUTMEN SISWA PROGRAM AKSELERASI
1
SYARAT MENJADI PESERTA KELAS AKSELERASI 2
A. INFORMASI DATA OBJEKTIF 1. Akademis: a. Nilai Ujian Akhir SD rata-rata 8,0 b. Nilai rata-rata Raport minimal 8,0 c. Nilai setiap mata pelajaran minimal 7,0 2. Psikologis: a. IQ (Intellegence Quotient) ≥ 125 b. CQ (Creativity Quotient) di atas ratarata c. TC (Task Commitment) di atas rata-rata
B.INFORMASI DATA SUBJEKTIF Yaitu nominasi yang diperoleh dari: a. Diri sendiri (self nomination) b. Teman sebaya (peer nomination) c. Orang tua (parent nomination) d. Guru (teacher nomination) Sebagai hasil dari sejumlah ciriciri keberbakatan
C. KESEHATAN FISIK Yang ditunjukkan dengan surat keterangan sehat dari dokter
D. KESEDIAAN CALON SISWA DAN PERSETUJUAN ORANGTUA
Persyaratan tertulis dari pihak penyelenggara Program Akselereasi untuk siswa dan orangtua tentang hak dan kewajiban serta hal-hal yang dianggap perlu dipatuhi untuk menjadi peserta Program Akselerasi
PROGRAM AKSELERASI
GURU AKSELERASI 1. Berijasah minilal S1 2. Menjajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya. 3. Pengalaman mengajar minimal 3 tahun dengan prestasi baik. 4. Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik siswa
5. Memiliki karakteristik umum: a. Adil tidak memihak b. Kooperatif demokratis c. Fleksibilitas d. Mengembangkan pemecahan masalah secara kreatif e. Mengembangkan bahan ajar
f. Melakukan penelitian g. Rasa humor tinggi h. Penghargaan dan pujian i. Minat yang luas j. Perhatian terhadap masalah anak
k. Penghargaan dan pujian l. Minat yang luas m. Perhatian terhadap masalah anak n. Penampilan dan sikap menarik
6. Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat 7. Memiliki keterampilan dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi 8. Memiliki pengetahuan tentang kebutuan kognitif, afektif dan psikomotor anak berbakat
Ka&q&& MXxxXye
$ffi
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Sekolah Umt!m Bernaf askan !slam
AKREDITASIA
SMP
SURAT KETERANGAN 277lSMPBM4AO/xtn}14
Yang bertanda tangan di bawah i ni Kepala SMP BAKTI MULYA 400, menerangkan bahwa : Nama
ARI ISTIARA
NIM
{100 1820 0073
Prodi / Jurusan
Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa mahasiswi tersebut di atas telah melaksanakan penelitian untuk skripsi di SMP Bakt! Mulya 400 Jakarta Selatan.
Judul Skripsi
:
Penerapan Proses Seleksisiswa dan Guru Program Akselerasi Di SMP Bakti Mulya 400
Waktu Skripsi
:
September
-
Oktober 2AM.
Demikian Keterangan ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jl. Lingkar Selatan, Pondok Pinang Barat, Jakarta Selatan I 23 I 0 http :iiwww. bakti m u lya400. com
retp.ozt 765
8790 ru. otr 759
1392Q
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
' FITK+R+KD.081 Tgl.Terbit : t fr4aret ZOtO No. Revisi: : 01 No.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 1 S41Z lndonasia
Dokumen
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.l/KM .01.31 239 Lamp. :Hal : Bimbingan Skripsi
12014
Jakarta,
l4 februari 20 14
K.epada Yth.
Drs. Rusydi Zakafia, M.Ed. M.phil Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. As s alamu'
alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Bapak untuk menjadi pembimbing (materi/teknis) peuulisan skripsi mahasiswa: Nama
Aii
NIM
l I 10018200073
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Semester
VIII (delapan)
Judut Skripsi
Implementasi Kurikulum program Akselerasi di sMp 3 Tangerang
Istiara
Selatan
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusal yang bersangkutan pada tanggal 1 I Februari 2074, abstraksiloutline terlampir. Pembimbing daf,at mela[ukan perubahan redaksional pada judul tgrsebut. Apabila perubahan substansiar dianggap perru, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu. B.imbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu
6
(enam) bulan, dan
diperpanjang selama 6 (enam) buran berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami ucapkan terima kasih. I4/as
s
al amu' al ailrum wr.wb.
Dekan
Asy'ari, M.Pd. Tembusan: Dekan FITK Mahasiswa ybs.
l. 2.
1009 199303
I 004
",,wb;
i*r*ml
ILT*ilII
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
: Terbit :
No. Dokumen Tgl.
I
No.
Revisi: :
FITK-FR-AKD-066
1 Maret 20'10 01
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.0 1/Ft./KM.01.3 I .1.7.1.t2014 Lamp. :..--..
Hal
Jakarta, 24 Februari 2014
: Observasi
Kepada Yth. Kepala Sekolah
SMP Rakb\ As s alantu'
Mulva 4oo
alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama
Ari Istiara
NIM
1
Jurusan /Prodi
Manajemen Pendidikan
Semester
VIII
I 10018200073
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas Kuliah ,,penyusunan Propsal Skipsi ", mahasiswa tersebut memerlukan obseruasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahaiiswa tersebut dan rnemberikan bantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih. Wass alamu' alaikum wr.wb.
Pendidikan
Dr. FIa Asy'ari, M.Pd. NrP 1966 1009 199 303 I 004
Tembusan: Dekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
KETTI,IET.ITERIAN
UIN JAKARTA FITK Jl.
lr.
rrrx+R-RrO-OAZ
AGAMA
Tgl.
FORM (FR)
Terbit
i
1
H. Juanda No 95 Ciputat 1 5412 lndonesia
Jakarta, 09 SePtember 2014
Nomor : Un.01 /F. 1/KM.O1 .31'\6h"12014 Lamp. . ProPosalSknPsi : Permohonan lzin Penelitian Hal
'
Kepada Yth. Kepala Sekolah SMP Bakti MulYa 400 di
Tempat A ss al
am u' al aiku
m
w r.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa'
Nama NIM Jurusan
:Ari lstiara
Semester
: lX (Sembilan)
Judul
skripsi
:1110018200073 : Manajemen Pendidikan
Akselerasi di : Penerapan Proses seleksi siswa dan Guru Program
SMP Bakti MulYa 400
dan Keguruan ulN Syarif adalah benar mahasiswa Fakultas llmu Tarbiyah dan akan mengadakan Hidayatullah Jakarta yang sedang menyusun lkripsi,. pim pi n. yang saudara p;;;1iti ;; (riset) oi instansiTsekot ah/mad rasah Untuk
itu kami mohon saudara dapat
mengizinkan mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian dimaksud'
AtasperhatiandankerjasamaSaudara,kamiucapkanterimakasih, W assal am u' al aiku m w r.wb'
*.
Sqiir"ltl
arlaj ernen Pend id ikan
ffiF-i'ii, ]no:
'
Wn
dh AsY'ari,
iru,O-lr.rir^syYn Y f{^ . . rqor;t009 199303 1 004 Tembusan: Dekan FITK Pentbantu Dekan Bidang Akadernik Mahasiswa Yang bersangkutan
1. 2. 3.
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
:
NIM
:1110018200073
Jurusan
: Manajemen Pendidikan
Judul
Skripsi
Ari Istiara
: Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di
SMP Bakti Mulya 400
Pembimbing : Rusydy Zakaia, M.Ed, M.Phil. BAB
Nomor
Halaman
Footnote
Skripsi
1
1
Paraf
Referensi
Pembimbing
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang- Undang Repub li k In do ne s i a Nomor 20 Tahun 2003,h.8-9.
2
J
2
2
S. C. Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat, (Jakarta: Rajawali, t982),h.1.
4
-)
Undang-Undang
SISDIKNAS, (Jakarta, Sinar Grafika, 2008), h. 8-' 11.
5
J
T.
Rusman Nulhakim, "Program Akselerasi bagi Siswa Berbakat Akademik", Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2008, h. 928.
6
4
H. E. Mulyasa, Manajemen
dan
Kepenimpinan Kepala Sekolah, (Jakarla: Bumi Aksara, 2012), Cet.
fi,h.94. 1
5
ft/
,/
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT. Gramedia, 1985), h. 23.
I
k
Darsono P. dan 1-atjuk Siswandoko, Manajeruen Swnber Daya Mcutusia
4
w
ft fr '(b ,
Abad 2l, (Jakarta:
Nusantara
Consulting, 2071), h. 39. 8
5
T. Raka Joni, "Seleksi
dan
Penyiapan Guru Bagi Pendidikan Anak Berbakat", dalam S. C. Utami
Munandar (ed.), Anak-Anak Berbakat Petnbinaan dan Pendidikannya, (Jakarla: CV. Rajawali), Cet. II, h.64-65. 9
10
11
6
6
6
10
Sitiatava Rizema Putra, Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Siswa, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h. 214-215. S. C. Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat, (Jakarta: Rajar.vali, 1982), h. 9. T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,2000), Cet. XIV, h. 85. Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Erlangga,
20r2\.h.1s9. 2
a
J
11
11
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung: Refika Aditama. 2007). h. 113. T. Hani Handoko, Manajemen
Personalia
dan
W
{k u/)
(h ,rfr
,ft
Sumber Daya
Manusia, (Yogyakarta:
BPFE
Yogyakarta,2000), Cet. XIV, h. 85.
II 4
11
Robert L. Mathis, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h. 306
5
t2
Prasetya Irawan, Suryani
S.
F.
Motik, dan Sri Wahlu Krida Sakti
.,
Manajemen StLntber Daya Manusict, (Jakarla: STIA-LAN, 7997), h. 70/3.
fi
6
l4
Sondang
P.
Siagian, Manajemen
lnternasional, (Jakarla:
Bumi
Aksara, 2006), Cet. II, h.216-218. 7
15
8
t6
9
t6
Michael Amstrong,
Manajenten (Jakarta: Manusia, Elex Sumberdaya Media Komputindo, 1994), Cet. II, h. 165-167. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.29.
,0
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah
Pedoman
Luar
Biasa. Penyelenggctraan
Pendidikan untuk Peserta Didik
Cerdas Istimewa.
(Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2009).h.42. 10
l6
Sutratinah Tirtonegoro. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. (Y ogyakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 104.
11
l7
12
t7
Sitiatava Rizema Putra. Panduan Pendidikan Berbasis Bakat Sisv,a. (Yogyakarta: DIVA Press, 2013). Cet. I, h.194. Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi, (Jakarla:
h.l-2. Khoiru Ahmadi, Hendro Ari
fi ,fi
Prestasi Pustaka, 2011), 13
18
Iif
Setyono, dan Sofan
Amri,
Pembelaj aran Akselerasi, (Jakarla: Prestasi Pustaka, 2011), h. 54-55
l4
19
Reni Akbar-Hawadi,
"Perspektif Psikologis Program Akselerasi bagi Anak Berbakat Akademik", dalam Reni Akbar-Hawadi, Alcelerasi (Jakarta: Grasindo, 2A04),h. 6-7 .
U
il ,r
15
20
Deparlemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dair Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan untuk Peserta Didik
Cerdas Istimewa,
t6
2A
t1
21
18
21
t9
22
20
23
21
25
22
26
23
21
(Jakarta:
Direktorat PSLB, 2009), h. 10 "Program Akselerasi bagi Anak Berbakat", Journal Tazkiya of Psychology, 2006, Vol.6, h. 7
Fadhilah Suralaga,
Iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri,
Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2071 ), h. 21. T. Sutjihati Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung: Refika Aditama,2A06), h.189. Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (AZ Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual), (Jakarta: Grasindo, 2004).h.22-29.
iif Khoiru Ahmadi, Hendro Ari Setyono, dan Sofan Amri,
Pembelajaran Akselerasi, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2071), h. 222223. S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Gramedia. 1985). h. 32-33. Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (A-Z Iffirmasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelekrual), (Jakarta: Grasindo,
t ,,/, [//
ry/
ffi ru ,/
2004),h.43. Reni Akbar-Hawadi, Akselerasi (A-Z
Informasi Program
Percepatan Berbakat (Jakarla: Grasindo,
Belajar dan Anak Intelektual),
2004),h.44-49. 24
21
Sutratinah Tirlonegoro. Anolr Supernormal dan Progrant Pendidikannya. (Yogyakarla: Bumi
,h t7
Aksara. 2001)" h. 55-59.
Laporan Hasil Seminar Nasional,
"Alternatif Program
30
Pendidikan Anak Berbakat", dalam Utarni Munandar, Anak-Anak Berbaknt Pembinaan dan Pendidikannya, Jakarta: Raiawali. 1985). h. 115. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktoraf Pembinaan Sekolah Luar Biasa, , Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa. h. 81-82. T. Raka Joni, "Seleksi dan Penyiapan Guru bagi Pendidikan Anak Berbakat", dalam lJtami Munandar, Anak-Anak B erbakat P embinaan dan P endidikqnny a, (Jakarta: Rajawali, 1985), h. 65.
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk llmuIlmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet.
III, h.
180-
181.
Haris
Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk llmuIlmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. 181.
III, h.
180-
BIOGRAFI PENULIS Ari Istiara, lahir di Jakarta, 05 Juli 1992. Putri kelima dari enam bersaudara dari pasangan Drs. H. Slamet Suryanto (alm) dan Hj. Harti Muhsinatin, yang beralamatkan di Jalan Masjid Nurul Iman No. 72 Tanah Koja, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Penulis memulai Pendidikan di SD Negeri 10 Pagi Inter Kota pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke MTs Plus Bahrul Ulum Tambakberas Jombang. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke MAN Tambakberas Jombang dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Tamat dari MAN penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan. The right man on the right place, orang yang tepat harus berada pada tempat yang tepat. Melalui skripsi yang berjudul “Penerapan Proses Seleksi Siswa dan Guru Program Akselerasi di SMP Bakti Mulya 400” di bawah bimbingan Bapak Rusydy Zakaria, M.Pd., M.Phil. diharapkan program akselerasi benarbenar ditempati oleh siswa dan guru yang memenuhi kualifikasi atau persyaratan yang telah ditentukan.