PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh Ali Umar NIM 109011000052
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1)
Oleh Ali Umar NIM 109011000052 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M i
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi
Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Di Susun Oleh Ali Umar 109011000052
Di bawah bimbingan
Drs. Rusdi Jamil, M.A NIP. 19621231 199503 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH Skripsi berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta” disusun oleh Ali Umar, Nim 109011000052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 21 April 2014 di hadapan dewan penguji. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Islam. Jakarta, 24 April 2014 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Tanggal
Tanda Tangan
Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag NIP. 19580707 198703 1 005
..................
..........................
Marhamah Saleh, Lc. MA NIP. 19720313 200801 2 010
..................
..........................
Penguji I Dra. Hj. Sofiah, MS., M.Ag NIP. 19491123 198903 1 006
..................
..........................
Penguji II Drs. Masan AF., M. Pd. NIP. 19510716 198103 1 005
..................
..........................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan PAI)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA. Ph.D NIP. 19591020 198603 2 001
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Ali Umar
NIM
:109011000052
Jurusan
:Pendidikan Agama Islam
Alamat
: Jl. Pertanian Raya no. 27 Rt 003 Rw 04 Lebak Bulus Cilandak Jaksel MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing
: Drs. Rusdi Jamil, MA.
NIP.
: 19621231 199503 1 005
Jurusan /Program Studi
: Pendidikan Agama Islam/Fiqih
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 14 April 2014 Yang menyatakan
Ali Umar
iv
ABSTRACT Ali Umar ( 109011000052 ) . Attitude Through Leadership Development Activities Student Council Student SMP Bakti Mulya 400 Jakarta . This study aims to determine the attitude of the leadership of the implementation of coaching students through the activities of the student council in junior Bakti Mulya 400 Jakarta , knowing coaching programs leadership attitude toward students , and to investigate the activities of the student council leadership in fostering attitudes of students and determine the function of the attitude of the leadership council in coaching students . This study was conducted in November 2013 to March 2014 at SMP Bakti Mulya 400 Jakarta . Study is a qualitative research , which is research that produces descriptive data in the form of words written or spoken from those observed . The results showed that the implementation of attitudes fostering leadership in students through junior high student council activities Bakti Mulya 400 Jakarta has been running quite well and effectively , schools have programs in the coaching canoes , but the coaching should be done and requires supervision of all teachers in the school board the attitude that there is a continuous student leadership in students . The program is implemented by the SMP service Mulya among others involve council officials in each school agenda . In the council 's own activities there are plenty of activities for fostering student leadership attitudes among other basic exercises leadership students ( LDKS ) , OSIS working meeting , Activity Out Bond , Comparative Study council activities and annual events in SMP Bakti Mulya 400 as BM Cup and Loketa , Sketch and closed with Hakata . Thus it can be said that the SMP Bakti Mulya 400 Jakarta has been effective and well in implementing leadership development to students through student council activities . It can be seen that the OSIS they were able to behave discipline and have responsibilities and be able to run and organize an event to run properly . So that students have the provision for the life to come .
v
ABSTRAK Ali Umar (109011000052). Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, mengetahui program-program pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa, serta untuk mengetahui kegiatan-kegiatan OSIS dalam membina sikap kepemimpinan siswa dan mengetahui fungsi OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Maret 2014 di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta sudah berjalan cukup baik dan efektif, sekolah memiliki program-program dalam rangkan pembinaan tersebut, namun pembinaan tersebut harus terus dilakukan dan membutuhkan pengawasan dari seluruh dewan guru di sekolah tersebut agar sikap kepemimpinan siswa terus menerus ada dalam diri siswa. Program yang dilaksanakan oleh SMP bakti Mulya antara lain melibatkan para pengurus OSIS dalam setiap agenda kegiatan sekolah. Dalam kegiatan OSIS sendiri terdapat banyak kegiatan untuk pembinaan sikap kepemimpinan siswa antara lain Latihan dasar kepemimpinan Siswa (LDKS), rapat kerja pengurus OSIS, Kegiatan Out Bond, kegiatan Study Banding OSIS serta kegiatan tahunan di SMP Bakti Mulya 400 seperti BM Cup dan Loketa, Sketsa dan ditutup dengan Hakata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta sudah efektif dan baik dalam melaksanakan pembinaan kepemimpinan terhadap siswanya melalui kegiatan-kegiatan OSIS. Hal ini dapat dilihat bahwa mereka para pengurus OSIS mampu untuk berperilaku disiplin dan memiliki tanggung jawab serta mampu menjalankan dan mengatur sebuah acara agar berjalan dengan baik. Sehingga siswa memiliki bekal untuk kehidupan yang akan datang.
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga, sahabat dan seluruh umat Islam yang senantiasa menjadi suri tauladan bagi kita semua dan beristiqamah dalam memperjuangkan Islam hingga akhir hayat . Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, namun berkat semangat dan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1.
Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Sebagai Rektor yang senantiasa berjuang dengan penuh ketulusan dan tanpa kenal lelah demi kemajuan Universitas Islam Negeri Jakarta.
2.
Nurlena Rifa’I Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Dr. H. Abd. Madjid Khon, M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Marhamah Saleh, Lc. MA. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Drs. Rusdi Jamil, MA. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta bersedia meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran. vii
6.
Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat baik di dunia dan akhirat.
7.
Kepala Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang telah membantu penulis dalam mendapatkan referensi.
8.
Kepala Sekolah, Wakil kepala sekolah Bid. Kesiswaan dan guru pembina OSIS dan Para pengurus OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, yang telah memberikan informasi-informasi dalam penelitian ini.
9.
Kedua orang tua, yaitu Ayahanda H.Kasunah dan Ibunda Hj. Yani, yang telah banyak berjasa mendidik, membimbing, mengasuh, memberikan kasih sayang yang tak pernah putus dalam membesarkan putranya, adik-adikku tercinta Muhammad Abduh dan Mutia Nuraini, Kakek dan Nenekku tercinta alm. H. Maksudi dan Almarhumah Hj. Anah yang telah memberikan fasilitas dan motivasi serta do’anya kepada penulis sehingga meraih gelar Sarjana S1 di UIN Syarif Hidayatullah.
10. Adinda Khoirunnisa Fadliah dan keluarga yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi. 11. Seluruh teman Jurusan Pendidikan Agama Islam khususnya kelas B PAI 2009 khusunya (Ocid, Ozi, Saprul, Dhowi, Adnan) yang selalu membantu, memberi inspirasi, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Kepada Guru-guru dan teman-temanku dari TK Al-Barkah, MI Al-Hidayah, MTs & MA Al-Hamidiyah depok yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dan selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 13. Kepada Kepala Sekolah, Guru-guru dan Siswa-siswi SDIT Al-Hidayah 1 dan 2 Cilandak, yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak semoga Allah membalas dengan balasan yang setimpal dari kebaikan yang tel;ah mereka lakukan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari segi sistematika, bahasa maupun isi materi. Atas dasar ini, komentar, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dalam menimgkatkan kualitas dunia pendidikan di Indonesia. Amin ya Rabbal’alamin. Jakarta, 14 April 2014
Penulis Ali Umar
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQOSAH
iii
HALAMAN PERNYATAAN KARYA ILMIAH
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................... 7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembinaan Sikap kepemimpinan 1. Pengertian Pembinaan
9
2. Pengertian Sikap
10
3. Pengertian Kepemimpinan
11
4. Sikap Kepemimpinan
15
5. Pandangan Islam tentang kepemimpinan
17
6. Tipe-tipe Kepemimpinan
22
7. Fungsi kepemimpinan
26
B. Organisasi Siswa intra Sekolah 1. Pengertian OSIS
28
2. Latar Belakang Berdirinya OSIS
31
x
3. Fungsi OSIS
33
4. Struktur Organisasi OSIS
35
C. Hasil Penelitian yang Relevan
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
39
B. Latar Penelitian
39
C. Metode Penelitian
39
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
40
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
42
E. Analisis Data
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
46
2. Profil Sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
47
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah SMP Bakti Mulya 400
47
4. Guru dan Tenaga Kependidikan
49
5. Keadaan Siswa
53
6. Sarana dan Prasarana
54
B. Pembahasan 1. Bentuk Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
56
2. Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
61
3. Kegiatan OSIS dalam Pembinaan Sikap kepemimpinan siswa
65
4. Fungsi OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa BAB V
69
PENUTUP A. Kesimpulan
71
B. Implikasi
72 xi
C. Saran
72
DAFTAR PUSTAKA
74
LAMPIRAN- LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Tabel 4.1
Data guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun Ajaran2012-2013
47
Tabel 4.2
Data siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
51
Tabel 4.3
Profil Sarana dan Prasarana SMP Bakti Mulya 400 Jakarta 52
xiii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1
Kantor OSIS, Gedung Sekolah dan Taman
53
Gambar 4.2
Siswa pengurus OSIS saat Mengikuti LDKS
54
Gambar 4.3
Salah satu kegiatan Olahraga Futsal
56
Gambar 4.4
Kegiatan Apresiasi Seni
57
Gambar 4.5
Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu pengurus OSIS
58
Gambar 4.6
Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta
59
Gambar 4.7
Upacara Bendera SMP bakti Mulya 400 Jakarta dengan OSIS sebagai Petugasnya
62
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Instrumen pedoman wawancara
Lampiran 2
Transkripsi Hasil wawancara
Lampiran 3
Profil Sekolah
Lampiran 4
Struktur SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 5
Struktur Kepengurusan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 6
AD/ART OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 7
Proposal Kegiatan LDKS OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Lampiran 8
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9
Surat Izin/Keterangan telah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Observasi Lampiran 11 surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 12 Surat Keterangan telah Wawancara Lampiran 13 Foto-foto Lampiran 14 Uji Referensi Lampiran 15 Biodata Penulis
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia adalah pendidikan. Sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini, terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Menurut H. A. R. Tilaar, pendidikan bertugas untuk mengembangkan kesadaran atas tanggung jawab setiap warga negara terhadap lingkungan masyarakatnya, negara dan terhadap umat manusia. Pendidikan lingkungan dan kependudukan merupakan salah satu penunjang ke arah kesadaran di era globalisasi sekarang ini. Peningkatan rasa tanggung jawab tersebut memerlukan informasi yang cepat dan tepat serta kecerdasan yang memadai. Tingkat kecerdasan suatu bangsa yang rendah sukar untuk dapat meningkatkan tanggung jawabnya terhadap perbaikan kehidupannya sendiri apalagi kehidupan global. Oleh karena itu, negara dituntut untuk adanya pendidikan berkualitas.1 Pendidikan adalah merupakan suatu usaha pembinaan, bimbingan, pengajaran dan pembentukan mental serta kedisiplinan yang dilakukan secara sadar oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah yang berlangsung di lingkungan rumah, sekolah, dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat berperan secara aktif dalam berbagai lingkungan hidup dengan penuh kreatif, inovatif yang berwawasan ilmu pengetahuan, karena memang tujuan utama pendidikan yaitu mencerdaskan anak yang berbudi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT yang nantinya dapat tercipta generasi muda yang handal dan professional dalam menghadapi berbagai macam keadaan.
1
H. A. R. Tilaar, Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 9 h. 4-5.
1
2
Generasi muda merupakan sumber daya manusia (SDM) yang begitu potensial dalam upaya membangun bangsa, karena keberlangsungan bangsa ada pada diri seorang remaja sebagi estafet perjuangan bangsa dalam mengisi kemerdekaan sebagai upaya membangun bangsa. Remaja merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Demikian juga mengenai remaja di Negara Republik Indonesia. Jelaslah bahwa sejarah telah mencatat, betapa negara ini telah disusun atas jerih payah, bahkan pengorbanan jiwa remaja masa lalu. Ini berarti bahwa remaja telah ikut serta bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa dan negara. Oleh karena itu, remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki potensi dan vitalitas serta semangat patriotis. Syekh Musthafa Al Ghalayani mengatakan :
ُ ُشب َّان ْانيَ ْى ِم ِر َجا ُل ْان َغ ِد اِ َّن فِى يَ ِد ُك ْم اَ ْم َرألُ َّم ِة َوفِى اِ ْق َدا ِم ُك ْم َحيَاجَهَا َ ْض ان َّر َوايَا جَح ت َ اس ِم َوا ْنهَض ُْىا نُه ُْى ِ ث َذا ِ َفَأ َ ْق ِد ُم ْىا اِ ْق َدا َم ْاْلَ َس ِد ْانب ص ِم بِ ُك ُم اْلُ َّمة ِ انص َََّل Pemuda masa kini adalah bakal pemimpin masa depan. Sesungguhnya pada tangan kekuasaanmu memecahkan problema masyarakat. Karena itu, maju teruslah kamu, bagaikan majunya seekor harimau yang gagah berani. Dan bangkitlah semangat juang bergemuruh dan gegap gempita, niscaya dengan karyamu itu masyarakat hidup sejahtera.2 Remaja sebagai generasi muda yang akan memegang tongkat estafet untuk menegakkan dan mewarisi cita-cita luhur bangsa di masa depan. Apalagi pada saat ini jumlah remaja di Indonesia adalah cukup besar. Yaitu sekitar sepertiga dari jumlah penduduk seluruhnya. Dengan adanya potensi remaja yang sangat besar itu, maka pemerintah telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan daripada pembinaan dan pengembangan generasi muda. 2
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja, (Jakarta : Kalam Mulia, 1999), h.2.
3
Salah satu usaha dalam pembinaan generasi muda adalah membekali mereka dengan beberapa ketrampilan antara lain adalah pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Pembinaan sikap kepemimpinan siswa ini dilaksanakan melalui sebuah wadah yang ada di sekolah, yaitu Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). “Pembinaan terhadap siswa mempunyai arti khusus yakni usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan, peningkatan, arahan terhadap pola pikir, sikap mental dan perilaku siswa serta minat dan bakat dan ketrampilan para siswa”. 3 Pembinaan sikap kepemimpinan siswa sangat penting dalam dunia pendidikan hal ini dikarenakan siswa sebagai “agent of change” harus dapat memberikan perubahan di dalam masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu sumber kebudayaan yang harus terus digali dan dikembangkan dan hal ini akan sangat optimal jika para siswanya mempunyai jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkarakter karena dengan sikap seperti itu siswa akan terus mempunyai sikap tidak mudah putus asa, berfikir kritis, mampu mengungkapkan pendapat dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya adanya kepemimpinan adalah untuk mengatur manusia secara lebih efektif dalam pencapaian tujuan. Seorang pemimpin akan sukses apabila mampu mempengaruhi orang lain yang ada di bawahnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam membina sikap kepemimpinan yang baik sangatlah terkait dengan proses pendidikan yang telah ditempuh. Baik dalam pendidikan agama maupun umum, pembinaan sikap kepemimpinan ini selayaknya pula diselaraskan dengan perkembangan anak sejak dini, terutama pada masa remaja yang penuh gejolak, dengan demikian anak akan lebih mampu untuk memimpin dirinya dan mengendalikan ke arah yang lebih positif serta terhindar dari gejolak yang negatif. Dengan demikian, berbagai upaya yang
3
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2007), h. 241.
4
ada dalam membina sikap kepemimpinan tak luput dari lingkungan pendidikan, baik bersifat informal, formal maupun non formal. Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir terbuka
dan positif terhadap
diri
dan
lingkungan.
Adapun sikap
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Student Leadership (Kepemimpinan Siswa) merupakan upaya untuk membangun sikap kepemimpinan dalam diri siswa agar menjadi siswa yang bertanggung jawab, siswa yang dapat menjalankan perannya sebagai siswa serta siswa yang dapat mengembangkan potensinya sebagai seorang pribadi. Student leadership dapat dibangun melalui berbagai macam kegiatan seperti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Raker, Outbond dan study banding. Secara tidak langsung kegiatan –kegiatan tersebut dapat memberikan bekal terhadap siswa bagaimana mereka bertangggung jawab untuk menjadi siswa yang cerdas, siswa yang kreatif serta mampu menjadi “agent of change” di masyarakat. Melalui Student Leadership siswa akan mengerti bagaimana berorganisasi bagaimana memimpin dan bagaimana memilih pemimpin yang baik. Pembelajaran disekolah diharapkan tidak hanya menjadi proses transfer pengetahuan melainkan bagaimana belajar yang diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Sehingga pembelajaran disekolah tidak hanya mementingkan keberhasilan “kognitif” melainkan afektif serta psikomotor harus dapat dibangun secara bersama-sama. Sehingga siswa akan menjadi siswa yang utuh artinya siswa yang cerdas serta mampu berkiprah di masyarakat Organisasi siswa yang biasa disebut OSIS adalah salah satu pendidikan informal atau pembelajaran intra sekolah merupakan organisasi yang keberadaannya sangat bermanfaat bagi setiap siswa yang berkecimpung di dalamnya. Salah satu manfaatnya adalah dapat membina sikap kepemimpinan siswa. Organisasi siswa adalah organisasi di bawah lembaga pendidikan sekolah sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Maka
5
dengan wadah inilah organisasi siswa dengan keorganisasiannya dapat mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap masing-masing tugasnya serta dapat menjadikan bekal untuk hidup bersosial dalam lingkungan masyarakat. Pada hakikatnya semua kegiatan dalam organisasi siswa diarahkan untuk membina watak, kesehatan, kecerdasan, keterampilan, dan kecakapan peserta didik, sehingga mereka dapat memaksimalkan semua kreativitas yang ada dalam diri mereka, mampu memimpin diri dan teman di sekitarnya dengan aktifitas yang lebih kreatif, inovatif, dan edukatif serta penuh rasa tanggung jawab. SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan BKSP Bakti Mulya 400 dengan organisasi siswanya yaitu OSIS merupakan salah satu wadah siswa dalam berorganisasi, berinteraksi dalam sistem kerjasama. Dalam organisasi ini pula merupakan wadah bagi siswa untuk mengembangkan sikap kepemimpinan khususnya bagi siswa SMP Bakti Mulya 400 yang baru beranjak menelusuri lingkungan organisasi. Kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 memiliki bentuk-bentuk kegiatan untuk melatih sikap kepemimpinan siswa, terutama dalam bentuk kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan lain sebagainya. Siswa-siswa yang terpilih menjadi calon penerus pengurus OSIS dilatih dan dibekali dengan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), melalui kegiatan ini diharapkan agar para siswa dapat memiliki sikap kepemimpinan di dalam diri mereka untuk siap menjadi pemimpin dan siap untuk dipimpin serta mengetahui kehidupan dalam berorganisasi. Latar belakang kondisi sosial ekonomi Siswa-siswi BM 400 Jakarta yang menengah keatas membuat perilaku dalam keseharian mereka agak sedikit lebih manja, hal inilah yang menjadi perhatian sekolah untuk melatih mental mereka dengan menjadi pengurus OSIS melalui tahap kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa. Namun pada kenyataanya, ketika pihak sekolah sudah memiliki program tersebut, masih terdapat beberapa orang tua siswa tidak mengizinkan
6
anaknya untuk berpartisipasi dalam wadah OSIS dikarenakan kekhawatiran mereka terhadap prestasi belajar anak-anaknya. Hal ini patut disayangkan, karena melalui kegiatan OSIS ini mereka dapat belajar tentang banyak hal yang mungkin sulit didapatkan ketika jam sekolah. Selanjutnya, ketika mereka menjadi pengurus OSIS masih terlihat belum maksimalnya peran siswa para pengurus OSIS dalam menjalankan beberapa agenda kegiatan mereka, dikarenakan tugas utama mereka adalah belajar sehingga pembina OSIS lebih banyak terlibat dalam menjalankan beberapa agenda kegiatan mereka. Oleh karena itu, melihat pentingnya keberadaan organisasi siswa dengan segala macam kegiatannya, terutama dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa, perlulah kiranya mengetahui lebih lanjut pelaksanaan sikap pembinaan kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400. Dalam hal ini, penulis akan menuangkan dalam skripsi yang berjudul “Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah masalah penelitian ini, sebagai berikut : 1. Kurangnya pembekalan keterampilan dan pembinaan dalam sikap kepemimpinan siswa. 2. Belum maksimalnya peran para pengurus OSIS dalam melaksanakan sebuah tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Kurangnya dukungan para orang tua siswa karena khawatir mengganggu kegiatan belajar mengajar para siswa yang menjadi pengurus OSIS. 4. Kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya OSIS dalam pendidikan siswa. 5. Siswa kurang mendukung program kerja OSIS.
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi diatas, untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka diberikan batasan yang berkaitan dan sesuai judul yang ada. Penulis hanya akan membahas fokus masalah yang diteliti sebagai berikut: 1.
Penelitian ini hanya dilakukan di SMP Bakti mulya 400 Jakarta Jl. Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan dikarenakan efesiensi waktu dan tersedianya objek penelitian yang dimaksud.
2.
Kegiatan OSIS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk kegiatan OSIS dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa antara lain kegiatan LDKS, Rapat Kerja (Raker), Out Bond dan Study banding.
3.
Kepemimpinan yang dimaksud adalah aktualisasi sikap siswa yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku fisik maupun psikis dalam sikap siap dipimpin dan siap memimpin, sikap Disiplin, bertanggung jawab, dan sikap sosial dalam hubungan kerjasama.
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah pada penulisan skripsi ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Melalui Kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan, sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Kegiatan OSIS dalam rangka Pembinaan sikap kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. 3. Untuk
menganalisa
kepemimpinan siswa.
fungsi
OSIS
dalam
pembinaan
sikap
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi Kepala sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi akan pentinya pembinaan sikap kepemimpinan siswa dan kegiatan OSIS. 2. Bagi guru Penelitian ini diharapkan bisa menjadi informasi dan masukan bagi guru untuk berpartisipasi aktif dalam membina siswa melalui kegiatankegiatan OSIS. 3. Bagi Siswa Penelitian
ini
diharapkan
sebagai
bahan
informasi
dalam
menyampaikan kepada siswa tentang pentingnya kegiatan-kegiatan OSIS dalam mengembangkan sikap kepemimpinan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan memberikan informasi serta wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan data-data untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembinaan Sikap Kepemimpinan 1.
Pengertian Pembinaan Dalam mengartikan definisi pembinaan secara bahasa, penulis mengambil dari beberapa sumber yang berbeda-beda antara lain : Menurut Mahmud Yunus, “Pembinaan berasal dari bahasa arab banaa, yabnaa, banaa‟un, yang artinya membangun, membina, memperbaiki, mendirikan”.1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Pembinaan” memiliki arti usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang baik.2 Sedangkan menurut Zakiah Drajat, “Pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana,
terarah,
teratur
dan
bertanggung
jawab
dalam
rangka
memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh, selaras pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan,
prakarsa
sendiri,
menambah,
meningkatkan,
dan
mengembangkan ke arah tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan manusia yang optimal dan pribadi yang mandiri.3 Dari beberapa pengertian tersebut dapat penulis ambil kesimpulan bahwa pembinaan adalah sebuah usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan yang terencana untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka memperoleh hasil yang lebih baik.
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,1972), Cet. Ke I, h.
73. 2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 152. 3 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Ilmu Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), cet. Ke 15, h. 36.
9
10
2.
Pengertian Sikap Secara etimologi sikap dalam bahasa Inggris di sebut attitude. Sedangkan pengertian sikap secara istilah menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Menurut
definisi
sederhana
Sikap
(attitude)
adalah
suatu
kecenderungan untuk bertingkah laku atau berfikir di dalam suatu cara tertentu.4 Sedangkan menurut Akyas Azhari, “Sikap (attitude) adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Bagaimana reaksi seseorang jika ia terkena suatu rangsangan baik dari orang, benda-benda, ataupun situasi mengenai dirinya.5 Dari berbagai macam pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwasannya sikap adalah suatu tindakan sseseorang atau kecenderungannya untuk mereaksi terhadap suatu objek. Adapun objeknya tersebut bisa orang atau benda dengan cara tertentu yang dipilihnya. Dengan demikian mengindikasikan bahwa sikap selalu diarahkan kepada suatu objek, tanpa objek maka tidak akan ada sikap. Hal tersebut sesuai dengan pengertian sikap yang dirumuskan oleh Sarlito Wirawan yang mengatakan bahwa sikap adalah “kesiapan pada seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu.”6 Selanjutnya, sikap itu merupakan konsep yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. a. Komponen kognitif berisi semua pemikiran serta ide-ide yang berkenan dengan objek sikap. Isi pemikiran seseorang meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap, dapat berupa tanggapan atau keyakinan, kesan, atribusi, dan penilaian tentang objek sikap tadi.
4
A Budiarjo dkk, Kamus Psikologi, (Semarang: Dahara Prize, 1991), h. 42. Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: PT. Teraju, 2004), cet. I, h.
5
161. 6
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), Cet. VIII, h. 94.
11
b. Komponen afektif dari sikap meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap objek sikap. Adanya komponen afeksi dari sikap, dapat diketahui melalui perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang terhadap objek sikap. c. Komponen perilaku dapat diketahui melalui respons subjek yang berkenaan dengan objek sikap. Respons yang dimaksud dapat berupa tindakan atau perbuatan yang dapat diamati dan dapat berupa intensi atau niat untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap.7 Selanjutnya Sikap tidak dapat terbentuk dengan sendirinya atau terjadi begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi sosial baik yang terjadi di dalam kelompok maupun diluar kelompok, baik berjalan secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi. Secara Umum pembentukan dan perubahan sikap dapat terjadi melalui empat cara, masingmasing: 1) Adaptasi, yaitu kejadian yang terjadi berulang-ulang. 2) Diferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan Intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain. 3) Integrasi, dimana pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 4) Trauma, yakni pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan dan biasanya meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan, sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.8
3.
Pengertian Kepemimpinan Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kepemimpinan baik menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Selama menjalani
7 8
Ibid, h. 96-97. Akyas Azhari, op. Cit., h.162-163.
12
masa hidupnya pasti seorang manusia telah melewati sebuah peran sebagai orang yang dipimpin maupun menjadi seorang pemimpin. Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena universal. Siapa pun menjalankan tugas-tugas kepemimpinan, manakala dalam tugas itu dia berinteraksi dengan orang lain. Para peneliti biasanya mendefinisikan “kepemimpinan” menurut pandangan pribadi mereka, serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang paling baik bagi para pakar yang bersangkutan. Bahkan stodgil membuat kesimpulan, bahwa: There are almost as many definitions of leadership as there are person who have attempted to define the concept.9 Banyak definisi kepemimpinan yang dikemukakan para ahli, antara lain Stephen Robinson (1996) sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B. Uno yang
mendefinisikan
kepemimpinan
adalah
kemampuan
untuk
mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapai tujuan yang diharapkan. Di pihak lain, Massi dan Doughlas (1975) mengemukakan bahwa seorang pemimpin memiliki determin kepemimpinan yang terdiri atas (1) orang, (2) posisi, dan (3) situasi atau tempat.10 Menurut Yukl (1987) sebagaimana yang dikutip oleh Husaini Usman beberapa definisi yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut : a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas- aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared Goal). b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. c. Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. 9
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 16-17. 10 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. III, h. 55.
13
d. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. e. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. f. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. g. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan kontribusi yang efektif terhadap orde social, serta yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.11 Sedangkan Sudarwan Danim (2004) mendefinisikan kepemimpinan adalah setiap Tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.12
Kepemimpinan
dalam
sebuah
organisasi
mempunyai kewenangan dan berfungsi untuk memandu, mengarahkan, membimbing, membangun komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara periodik, dan mengendalikan para pengikutnya secara baik dan terarah.13 Sehingga kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakan, dan mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Dalam kepemimpinan terdapat hubungan manusia yaitu, hubungan mempengaruhi (pemimpin), dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibaan pemimpin. Para pengikut
11
Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),hal. 273. 12 Sudarwan Danim, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),hal. 55-56 13 Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja pustakawan UI, (Berkala Ilmu perpustakaan dan komunikasi”). (Jogjakarta : UPT perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2012) h. 10
14
terkena pengaruh kekuatan dari pemimpinnya, dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.14 Definisi kepemimpinan sebagaimana telah dikemukakan diatas mengandung tiga implikasi penting yaitu 1) kepemimpinan melibatkan orang lain baik bawahan maupun pengikut, 2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, 3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbedabeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.15 Dalam satu situasi kepemimpinan dapat dilihat adanya unsur-unsur yang harus dipenuhi sebagai berikut : 1) Pengikut/ Followership Adanya kepemimpinan ini disebabkan adanya followership. Pada umumnya followership ini dapat diklasifikasikan menjadi 5 golongan, yaitu : (1) Followership berdasarkan naluri (2) Followership yang berdasarkan agama (3) Followership yang berdasarkan tradisi (4) Followership yang berdasarkan rasio (5) Followership berdasarkan peraturan. 2) Tujuan Kepemimpinan timbul karena adanya kepengikutan yang melakukan kerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Dengan adanya tujuan-tujuan tertentu timbullah kerja sama dan timbul pimpinan untuk mengaturnya. 3) Kegiatan mempengaruhi Ini berarti bahwa seorang pimpinan dalam aktifitasnya membimbing, mengontrol dan mengarahkan tindakan orang lain untuk menuju sasaran tertentu.16
14
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan; Apakah Kepemimpinan Abnormal itu?, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. IX, hal. 2. 15 La Ode Turi, Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, November No. 075, 2008, h. 1096. 16 Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan,( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),Cet. III, h. 6-7.
15
Dari beberapa penjelasan tokoh mengenai definisi kepemimpinan dapat dikatakan bahwa kepemimpinan ialah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, mengkordinir, melayani serta melindungi individu lainnya dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sebuah kepemimpinan di dalamnya juga terdapat unsur seperti pemimpin, orang yang dipimpin serta sebuah situasi atau keadaan dan pula tujuan bersama di dalam suatu organisasi. Sedangkan Pembinaan Sikap Kepemimpinan memiliki arti sebuah kegiatan atau usaha dalam rangka memberikan bimbingan serta arahan untuk membangun komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi, agar dapat mempengaruhi, menggerakkan serta mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok orang, untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Karena dalam sebuah organisasi terdapat pengikut dan diperlukan pembinaan dalam mengarahkan para pengikut dalam mencapai sebuah tujuan organisasi. 4.
Sikap Kepemimpinan Sikap
kepemimpinan
adalah
suatu
sikap
pribadi
yang
mampu
mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir terbuka dan positif terhadap diri dan lingkungan. Adapun sikap kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Terdapat beberapa indikator terbentuknya sikap Kepemimpinan. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: a. Jujur atau dapat dipercaya Kejujuran adalah hal yang sangat pokok dalam kehidupan, karena dengan kejujuran yang melekat pada seseorang akan melekat pula kepercayaan yang akan diberikan oleh pihak lain. Dari kemampuan dapat dipercaya seseorang sebetulnya merupakan awal arah karier seseorang.
16
b. Disiplin Kemampuan
yang
menunjukkan
konsisten
dalam
memilki
komitmen yang tinggi untuk berusaha menyelesaikan segala masalah dengan mengacu pada nilai – nilai disiplin. Disiplin adalah kebiasaan yang akan terbangun menjadi sifat seseorang, adapun nilai – nilai disiplin yang terkait meliputi: 1) Disiplin terhadap fungsi diri. 2) Disiplin terhadap standard an ilmu yang dimiliki. 3) Disiplin melaksanakan perintah atasan. 4) Disiplin tehadap peraturan yang berlaku. 5) Disiplin dalam menggunakan waktu kerja. Tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan baik jika tidak ada komitmen dari si pekerja atas komitmen untuk menyelesaikan dengan sempurna dan sebaik mungkin. c. Terampil Diperlukan sikap terampil dalam membentuk jiwa kepemimpinan, karena kepemimpinan ini tidak hanya diperlukan sikap tegas,disiplin, jujur. Diperlukan sikap terampil yang diperlukan dalam melakukan sesuatu karena pengurus OSIS adalah organisasi siswa yang ruang lingkupnya berorientasi pada siswa. OSIS sebagai tenaga terampil adalah sumber daya manusia
yang memiliki keterampilan dan
penguasaan iptek serta memilki kemampuan produktif yang mampu sebagai faktor keunggulan kompetitif di bidang dan tingkat keahlian yang sesuai dengan job assesmentnya. d. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah suatu bagian resiko dari suatu perbuatan, dalam suatu kehidupan bertanggung jawab atas kehidupan yang kita pilih adalah suatu tuntutan dalam kehidupan. Tanggung jawab akan terasa indah jika dilalui dan diawali dari jalan yang menurut hati dan
17
akal sehat adalah benar. Karena dari kebenaran inilah suatu pembelajaran kehidupan akan terus berjalan. Dari keberanian bertanggung jawab seseorang pada dasar adalah keberanian seseorang akan seberapa bisa kita menikmati suatu kehidupan yang enak atau tidak enak. e. Kerjasama Membangun kemampuan dalam bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok serta berperan aktif sebagai anggota kelompok dalam menyelesaikan pekerjaan adalah suatu kemampuan yang sangat penting. Adapun salah satu ciri – ciri orang yang mudah diajak kerjasama adalah yang bersangkutan tersebut, disamping banyak ide pandai yang ia sampaikan namun ia juga pandai mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain. Begitu pula dalam berorganisasi dalam OSIS, kerja sama itu sangat penting dalam membangun OSIS yang baik.
5.
Pandangan Islam Tentang Kepemimpinan Hakikat diutusnya para Rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya. Tidak satupun umat yang eksis kecuali Allah mengutus orang yang mengoreksi akidah dan meluruskan penyimpangan para individu umat tersebut.
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana
18
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (QS. An Nahl, 16:36). Makna hakiki kepemimpinan dalam Islam adalah untuk mewujudkan khilafah di muka bumi, demi terwujudnya kebaikan dan reformasi.17 Didalam Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah rasulullah wafat menyentuh juga maksud yang terkandung di dalam perkataan “amir” (yang jamaknya umara) atau penguasa. Oleh
karena itu, kedua istilah ini dalam bahasa
Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika merujuk kepada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 berbunyi :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: „Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 30) Maka kedudukan non formal dari seorang khalifah juga tidak bisa dipisahkan lagi. Perkataan khalifah dalam ayat tersebut tidak hanya ditujukan kepada para khalifah sesudah nabi, tetapi adalah penciptaan nabi adam a.s yang disebut sebagai manusia dengan tugas untuk memakmurkan bumi yang meliputi tugas menyeru orang lain berbuat amar ma‟ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar. Selain kata Khalifah disebutkan juga kata Ulil Amri yang satu akar dengan kata amir sebagaimana disebutkan diatas. Kata Ulil amri berarti 17
Jamal Madhi, Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh: tinjauan manajemen kepemimpinan Islam, (Bandung : PT. Syaamil Cipta Media, 2001), hal. 1-2.
19
pemimpin tertinggi dalam masyarakat Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat an Nisa ayat 59 :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa :59) Dalam hadis Rasulullah SAW, istilah pemimpin dijumpai dengan kata raa‟in atau amir , seperti dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim :
صههى ه َّللاِ ب ِْه ُع َم َز أَ هن َرسٌُ َل ه ع َْه َع ْب ِد ه اع ًَ ُكهُّ ُك ْم َم ْسئٌُ ٌل َ َِّللا ٍ َّللاُ َعهَ ْي ِو ًَ َسهه َم قَب َل أَ ََل ُك ُّه ُك ْم َر اع َعهَى أَ ْى ِم ِ ع َْه َر ِعيهتِ ِو فَ ْبْلَ ِمي ُز انه ِذي َعهَى اننه ٍ اع َعهَ ْي ِي ْم ًَىُ ٌَ َم ْسئٌُ ٌل َع ْنيُ ْم ًَان هز ُج ُم َر ٍ بس َر ت بَ ْعهِيَب ًَ ًَنَ ِد ِه ًَ ِى ًَ َم ْسئٌُنَتٌ َع ْنيُ ْم ًَ ْان َع ْب ُد ِ بَ ْيتِ ِو ًَىُ ٌَ َم ْسئٌُ ٌل َع ْنيُ ْم ًَ ْان َمزْ أَةُ َرا ِعيَتٌ َعهَى بَ ْي 18 )اع ًَ ُكهُّ ُك ْم َم ْسئٌُ ٌل ع َْه َر ِعيهتِ ِو (رًاه مسهم ِ اع َعهَى َم ٍ بل َسيِّ ِد ِه ًَىُ ٌَ َم ْسئٌُ ٌل َع ْنوُ فَ ُكهُّ ُك ْم َر ٍ َر “Dari Abdillah bin Umar dari Rasulullah SAW bersabda : Ketahuilah bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Seorang Amir (penguasa) adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan ditanya mengenai kepemimpinannya dan seorang llelaki adalah pemimpin bagi istri dan anaknya dan akan ditanya tentang keluarganya. Dan seorang istri adalah pemimpin didalam rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Dan seorang hamba adalah pimpinan bagi harta majikannya dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Muslim)19
18
Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Albukhari, shahihul Bukhari, (Beirut: Daar al Fikr, t.t), Jilid I, h. 242. 19 Ma‟mur Daud, Terjemah Hadits Shahih Muslim, ( Semarang: CV. Adi Grafika, 1996), cet. Ke IV, jilid 4 halaman 14.
20
Berdasarkan ayat Al-Qur‟an dan Hadis Rasulullah SAW tersebut dapat disimpulkan bahwa, kepemimpinan dalam Islam adalah kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang diridhoi Allah SWT.20
Sedangkan dalam Islam kepemimpinan didasari oleh kepercayaan serta menekankan pada ketulusan,integritas dan kepedulian. Kepemimpinan dalam islam berakar pada kepercayaan dan kesediaan berserah diri kepada Allah yang Maha Pencipta.21 Dua peran utama kepemimpinan menurut perspektif Islam adalah pemimin sebagai pelayan (servant leader) dan pemimpin sebagai pelindung/wali (guardian leader). Peran pertama adalah sebagai pelayan masyarakat yaitu pemimpin bertugas memelihara kesejahteraan masyarakat dan membimbing mereka kepada kebaikan. Selanjutnya, peran kedua yaitu sebagai pelindung masyarakat yang bertugas untuk melindungi komunitas mereka dari penjajahan dan ancaman.22 Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan sukses, seorang pemimpin harus memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah : a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan perusahaannya. b. Mempunyai keistimewaan yang lebih dibanding dengan orang lain. c. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya. d. Mempunyai kharisma dan wibawa di hadapan manusia. e. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu. f. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap yang dipimpinnya, agar orang lain simpatik kepadanya. Kasih sayang adalah salah satu sifat Rasulullah SAW. g. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu merekla agar segera terlepas dari kesalahan. h. Bermusyawarah dengan para pengikutnya serta mintalah pengalaman dan pendapat mereka.
20
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet. VIII, h. 5-6. 21 Fuad Nashori, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam pengembangan Moralitas Pemimpin,(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009), h. .3. 22 Ibid., h. 4-5.
21
i. Menertibkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk kemudian bertawakkal (menyerahkan urusan) kepada Allah. j. Membangun kesadaran akan adanya muraqqobah (pengawasan dari Allah) hingga terbina sikap ikhlas di mana pun, walaupun tidak ada yang mengawasinya kecuali Allah. k. Memberikan takaful ijtima‟i santunan sosial kepada para anggota, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata social yang merusak. l. Mempunyai power pengaruh yang dapat memerintah dan mencegah, karena seorang pemimpin harus melakukan control „pengawasan‟ atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran. m. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak ladang, keturunan dan lingkungan. n. Mau mendengar nasihat dan tidak sombong karena nasihat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh.23 Sedangkan Quraish Shihab dalam bukunya “Secercah Cahaya Ilahi” menuturkan bahwa setidaknya ada lima sifat pokok yang hendaknya dimiliki oleh sang pemimpin/imam. Kelima sifat tersebut terungkap dalam dua ayat, yaitu Surah As-Sajdah (32):24 dan Al-Anbiya (21): 73.
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami”(QS. As-Sajdah(32):24).
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada,
23
mereka
mengerjakan
kebajikan,
mendirikan
sembahyang,
Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, ( Jakarta : Gema Insani, 2004), Hal. 37-40.
22
menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.” (QS. Al-Anbiya(21):73) Sifat yang dimaksud adalah : a. Kesabaran dan ketabahan, Kami jadikan mereka pemimpinpemimpin ketika mereka tabah/sabar. b. “Yahduna bi amrina”, mengantar (masyarakatnya) ke tujuan yang sesuai dengan petunjuk Kami (Allah). c. “ Wa auhaina ilaihim fi‟la al khairat”, (telah membudaya pada diri mereka kebaikan). d. “Abidin”(Beribadah, termasuk melaksanakan shalat dan menunaikan zakat) e. “Yuqinun” (Penuh keyakinan).
6.
Tipe-tipe Kepemimpinan Bertolak dari
perilaku pemimpin dalam sekelompok
manusia
organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang dalam tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Adapun tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah seperti dijelaskan di bawah ini: a.
Tipe Pemimpin Otokratik Otokrat berasal dari perkataan autos = sendiri; dan kratos = kekuasaan,
kekuatan. Jadi otokrat berarti: penguasaan absolut.24 Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak kepemimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.25 Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan. 24 25
Kartono, op. Cit., h. 71. Rivai, op. Cit., h. 36.
23
2) Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru. 3) Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah. 4) Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja. 5) Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan diberikan, di dalam dirinya penuh ketidakpercayaan. 6) Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah. 7) Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.26 b.
Tipe Pemimpin Demokratis Inti demokrasi adalah keterbukaan dan keinginan memposisikan
pekerjaan dari, oleh, dan untuk bersama. Tipe kepemimpinan demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang bermutu dapat dicapai.27 Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis dan terarah. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam kehidupan organisasional, perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreativitasnya.28 Dan ciri-ciri kepemimpinan demokratis antara lain : 1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama personalia organisasi itu. 2. Bawahan, oleh pimpinan dianggap sebagai komponen pelaksana, dan secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab. 3. Disiplin, akan tetapi tidak kaku dan memecahkan masalah secara bersama. 4. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan. 26
Danim, op. Cit., h. 75. Ibid., h. 75. 28 Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 43. 27
24
5. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.
c. Tipe Pemimpin Permisif Kata permisif bisa bermakna serba boleh, serba meng-iya-kan, tidak ingin ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya, dan apatis. Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh. Dan ciri-ciri pemimpin yang permisif antara lain adalah: 1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri. 2. Mengiyakan semua saran. 3. Lambat dalam membuat keputusan. 4. Banyak “mengambil muka” kepada bawahan. 5. Ramah dan tidak menyakiti bawahan. 29
d.
Tipe Paternalistis Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, umumnya di masyarakat yang agraris.30 Pemimpin paternalistik menganggap bawahannya sebagai “anak yang belum dewasa”, anak yang tidak mampu menjadi dewasa. Karena itu, ia selalu bersikap sebagai seorang bapak (pater artinya bapak), yang selalu membuat sesuatu untuk anak. Ia yang mengatur, ia yang mengambil prakarsa, ia yang merencanakan, dan ia pula yang melaksanakan menurut pahamnya sendiri.31 Dan sifat-sifat pemimpin paternalistik antara lain sebagai berikut: 1. Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/ belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan. 2. Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective).
29
Danim, op. Cit., h. 76. Siagian, op. Cit., h. 33-35. 31 J. Riberu, Dasar-dasar kepemimpinan, (Jakarta : Pedoman ilmu jaya:1992), cet. Ke-IV, h. 8. 30
25
3. Dia jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri. 4. Dia hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. 5. Dia tidak memberikan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri. 6. Selalu bersikap maha-tahu dan maha-benar. 32 e.
Tipe Laissez Faire Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin; dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri.
Pemimpin
tidak
berpartisipasi
sedikitpun
dalam
kegiatan
kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis.33 Perilaku seorang pemimpin yang laissez faire cenderung mengarah kepada tindak-tanduk yang memperlakukan bawahan sebagai rekan sekerja, hanya saja kehadirannya sebagai pimpinan diperlukan sebagai akibat dari adanya struktur dan hirarki organisasi.34 f.
Tipe Militeristis Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luaran saja yang
mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih sekasama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis antara lain ialah: 1. Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya; keras sangat otoriter; kaku dan seringkali kurang bijaksana. 2. Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan. 3. Sangat menyenangi formalitas upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan. 4. Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya. 5. Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
32
Kartono, op. Cit., h. 69-70. Ibid,. h. 71-72. 34 Siagian, op. Cit., h. 38-39. 33
26
6. Komunikasi hanya berlangsung searah saja.35
g.
Tipe Populistis Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) Nasionalisme.
h.
Tipe Administratif atau Eksekutif Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.36 Dari beberapa tipe kepemimpinan tersebut, tipe kepemimpinana demokratis sesuai dengan ajaran islam. Diantara ciri tipe pemimpin demokratis adalah memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama, hal ini sesuai dengan dua peran utama seorang pemimpin menurut islam yakni sebagai pelayan dan sebagai pelindung. Pelayan yang dimaksud adalah yakni memelihara kesejahteraan masyarakat, dan sebagai pelindungmasyarakat dari berbagai macam ancaman.
7.
Fungsi Kepemimpinan Veithzal
Rivai
dalam
bukunya
“Kepemimpinan
dan
perilaku
organisasi” mengemukakan bahwa : Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan sesuatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus 35 36
Kartono, op. Cit., h. 70-71. Ibid., h. 72-73.
27
diwujudkan dalam interaksi antarindividu di dalam situasi social suatu kelompok/organisasi. Dan dalam interaksi tersebut fungsi kepemimpinan mempunyai dua dimensi yaitu dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dan dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan.37 Kemudian masih menurut Veithzal rivai berdasarkan kedua dimensi tersebut dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu : a.
Fungsi Instruksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin seperti komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan di mana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah. b.
Fungsi konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan menyempurnakan
keputusan-keputusan
yang
telah
ditetapkan
dan
dilaksanakan. c.
Fungsi Partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orangorang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam funsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
37
Rivai, op. Cit., h.34
28
d.
Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan
dari
pimpinan.
Fungsi
delegasi
pada
dasarnya
berarti
kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi. e.
Fungsi pengendalian
Fungsi
pengendalian
bermaksud
bahwa
kepemimpinan
yang
sukses/efektif mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan.38 Selanjutnya Kartini Kartono mengutararakan bahwa : Fungsi kepemimpinan ialah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjali jaringan-jaringan komunikasi yang baik, memberikan supervise/pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan.39
B. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 1.
Pengertian OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu organisasi yang berada
di
tingkat sekolah di Indonesia yang
dimulai
dari Sekolah
menegah yaitu sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh
38 39
Rivai, op. Cit., h. 34-35. Kartono, op. Cit., h.81.
29
anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.40 Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlu penjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Dengan pengertian dan peranan yang jelas akan membantu para Pembina, pengurus dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan fungsinya. Pengertian OSIS, meliputi: a.
Secara Sistematis Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah: Masing-masing mempunyai pengertian: 1) Organisasi Yang dimaksud dengan organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.41 Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan. 2) Siswa Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang inigin diakui keberadaannnya.42 3) Intra Intra adalah berarti terletak didalam dan diantara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah 40
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013 Rivai, op. Cit., h. 169-170. 42 Umar Tirtahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cetakan ke II, h. 52. 41
30
yang bersangkutan. Sesuai dengan apa yang diutarakan wahjosumidjo bahwa OSIS bersifat Intra sekolah artinya OSIS sebagai organisasi pada suatu sekolah tidak ada hubungan dengan organisatoris dengan sekolah lain.43 4) Sekolah Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan.
b.
Secara Organisasi OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah.
Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. c.
Secara fungsional Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di
bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan Wiyatamandala. d.
Secara Sistem Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri pokok: a. berorientasi pada tujuan. b. memiliki susunan kehidupan kelompok c. memiliki sejumlah peranan. 43
Wahjosumidjo, op. Cit., h. 244.
31
d. terkoordinasi dan e. berkelanjutan dalam waktu tertentu.44 Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa secara sistematis OSIS mempunyai pengertian: Kelompok kerja sama antara pribadi, yang pesertanya adalah siswa pada satuan pendidikan sesuai jenjangnya, yang terletak di dalam dan di antara lingkungan sekolah, yang tugasnya berkesinambungan guna mencapai tujuan bersama. Sedangkan secara organisasi pengertian OSIS itu sendiri merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan, dan merupakan salah satu sistem yang berfungsi sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Wahyosumidjo dalam bukunya mengatakan bahwa : OSIS merupakan satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai atau sebagai salah satu jalur tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. OSIS bersifat intra sekolah artinya OSIS sebagai organisasi pada suatu sekolah tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, tidak menjadi bagian dari organisasi yang ada di luar sekolah. Oleh karena OSIS merupakan satu-satunya organisasi intra sekolah, maka setiap siswa otomatis menjadi anggota OSIS dari sekolah yang bersangkutan. Keanggotaannya secara otomatis berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.45 2.
Latar belakang berdirinya OSIS Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
Hadi wijaya, “Pengertian Dan Peranan Osis”, http://id.scribd.com/doc/23711066/, 29 agustus 2013. 45 Wahjosumidjo, op. Cit., h. 244. 44
32
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945. Mengingat tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut, baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.46 Sebelum lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah tingkat SLTP dan SLTA terdapat organisasi yang bebagai macam corak bentuknya. Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk bersifat intern sekolah itu sendiri, dan ada pula organisasi siswa yang dibentuk oleh organisasi siswa di luar sekolah. Organisasi siswa yang dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, sebagian ada yang mengarah pada hal-hal bersifat politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar. Akibat dari keadaan yang demikian itu, maka timbullah loyalitas ganda, disatu pihak harus melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, sedang dipihak lain harus tunduk kepada organisasi siswa yang dikendalikan di luar sekolah. Dapat dibayangkan berapa banyak macam organisasi siswa yang tumbuh dan berkembang pada saat itu, dan bukan tidak mungkin organisasi siswa tersebut dapat dimanfaatkan untu kepentingan organisasi di luar sekolah.
46
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
33
Itu sebabnya pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pembinaan dan pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi pekerti luhur. Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) perlu ditata secara terarah dan teratur.47 3.
Fungsi OSIS OSIS lahir dengan Spirit untuk menciptakan situasi belajar-mengajar di sekolah menjadi lebih baik. Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi. Demikian pula OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pula beberapa fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai salah satu jalur dari pembinaan kesiswaan, fungsi OSIS adalah : a.
Sebagai Wadah :
Organisasi Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan.48 b.
Sebagai Motivator :
Motivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
Allen Marlis, “informasi tentang organisasi siswa Http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com.,30 agustus 2013. 48 Ibid., 30 Agustus 2013 47
intra
sekolah
(osis)”,
34
OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan
bahasa
manajemen
OSIS
mampu
memainkan
fungsi
intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator. c.
Sebagai Preventif :
Apabila fungsi yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakkan sumber daya yang ada dan secara eksternal OSIS mampu beradaptasi dengan lingkungan, seperti menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat menggerakan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan Preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan. Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan kepemimpinan. 5. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri. 6. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. 7. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.49 Fitri Fachrunn, “Pengertian dan peranan Osis”, dari http://fitri-fachrunn.blogspot.com, 30 Agustus 2013. 49
35
Dengan demikian secara prepentif OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. Fungi preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan.
4.
Struktur Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) Organisasi ini bersifat intra sekolah dan menjadi satu-satunya wadah yang menampung dan menyalurkan kreativitas baik melalui kegiatan kokurikuler maupun ekstrakurikuler yang menunjang kurikulum, tidak menjadi bagian dari organisasi lain di luar sekolah Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah) Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah) Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah) Ketua Umum Wakil Ketua Wakil Ketua II Sekretaris Umum Sektetaris I Sekretaris II Bendahara Wakil Bendahara Koordinator Bidang (Korbid) dan Seksi Bidang (Sekbid) sebagai pembantu Korbid dalam mengurus setiap kegiatan siswa yang berhubungan dengan tanggung jawab bidangnya.50 Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa
pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Adapun rincian tugas pengurus OSIS dapat dijabarkan sebagai berikut : 1)
Ketua : a) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana
50
http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013
36
b) Mengkoordinasikan semua aparat kepengurusan c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan dan direncanakan oleh aparat kepengurusan d) Memimpin rapat e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat f) Setiap saat mengevaluasi kegiatan aparat kepengurusan 2) Wakil Ketua : a) b) c) d) e) f)
Bersama-sama ketua menetapkan kebijaksanaan Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan Menggantikan ketua jika berhalangan Membantu ketua dalam melaksanakan tugasnya Bertanggung jawab kepada ketua Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris mengkoordinasikan seksi-seksi.
3) Sekretaris : a) Memberikan saran kepada ketua dalam rangka mengambil keputusan b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat c) Menyiarkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan d) Menyiapkan laporan, surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan e) Bersama ketua menandatangani setiap surat f) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi g) Bertindak sebagai notulis dalam rapat, atau diserahkan kepada wakil sekretaris 4) Wakil Sekretaris : a) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris b) Menggantikan sekretaris jika sekretaris berhalangan c) Wakil sekretaris membantu wakil ketua mengkoordinir seksi-seksi 5) Bendahara dan Wakil Bendahara : a) Bertanggung
jawab
dan
mengetahui
segala
pemasukan
pengeluaran uang/biaya yang diperlukan b) Membuat tanda bukti kwitansi setiap pemasukan pengeluaran uang untu pertanggung jawaban c) Bertanggung jawab atas inventaris dan perbendaharaan d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala
37
6) Ketua Seksi : a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawabnya b) Melaksanakan kegiatan seksi yang diprogramkan c) Memimpin rapat seksi d) Menetapkan
kebijaksanaan
seksi
dan
mengambil
keputusan
berdasarkan musyawarah dan mufakat e) Menyampaikan
laporan,
pertanggung
jawaban
pelaksanaan
kegiatan seksi kepada Ketua melalui Koordinator.51
C. Hasil Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya, namun dalam hal ini tentu pasti ada perbedaannya. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya baik dalam jurnal maupun skripsi, tesis, dan disertasi sangat penting diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Penelitian terdahulu mengenai OSIS diantaranya sebagai berikut : Dalam skripsi Nisa nur Paula yang berjudul “Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak siswa studi kasus di MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan”. Skripsi ini membahas tentang pengaruh kegiatan OSIS dalam pembentukan akhlak siswa. Persamaan dari penelitian adalah sama-sama membahas tentang kegiatan OSIS dan dampaknya bagi siswa. Adapun perbedaannya adalah, skripsi ini lebih membahas tentang pengaruh OSIS terhadap pembentukan akhlak siswa. Sedangkan penelitian ini lebih membahas tentang bagaimana sekolah membina sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS yang ada di sekolah tersebut.52
Allen Marlis, “informasi tentang organisasi siswa intra sekolah (osis), http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com , 30 agustus 2013. 52 Nisa Nur Paula, Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak siswa studi kasus di MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 97-99, tidak dipublikasikan. 51
38
Skripsi lain yang juga terkait dengan penelitian ini, yaitu skripsi Musfiroh yang berjudul “Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan Kinerja Osis di SMK Nusantara”. Skripsi yang dibahas oleh Musfiroh adalah sejauh mana dampak kegiatan LDK sebagai salah satu agenda tahunan OSIS dalam meningkatkan kinerja OSIS. Skripsi ini dengan penelitian mempunyai persamaan, yaitu sama-sama membahas tentang kegiatan OSIS dalam rangka membina
kepemimpinan
siswa
melalui
kegiatan
LDKS.
Adapun
perbedaannya, bahwa skripsi ini adalah membahas tentang peningkatan kinerja OSIS setelah melaksanakan kegiatan LDKS. Sedangkan penelitian ini membahas tentang pelaksanaan pembinaan kepemimpinan siswa yang dilakukan oleh sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang ada di dalam lembaga OSIS.53
53
Musfiroh, Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan Kinerja Osis di SMK Nusantara, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 60, tidak dipublikasikan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Sekolah yang dijadikan tempat untuk kegiatan penelitian adalah SMP Bakti Mulya 400 yang beralamat Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Barat Jakarta selatan 12310. Adapun alasan mengadakan penelitian di sekolah tersebut,
karena
sekolah
tersebut
telah
melaksanakan
pembinaan
kepemimpinan siswa sejak berdirinya sekolah tersebut yakni pada tahun 1985, pembinaan kepemimpinan siswa tersebut dilakukan melalui kegiatankegiatan OSIS. Dan kegiatan-kegiatan OSIS di sekolah tersebut berjalan dengan baik. Penelitian ini dilakukan terhitung sejak awal November 2013 sampai skripsi ini selesai Februari 2014.
B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan latar belakang kegiatan-kegiatan OSIS yang dapat membina kepemimpinan siswa, dan dilaksanakan di sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Lokasi tersebut dipilih karena sekolah ini telah melaksanakan kegiatan pembinaan sikap kepemimpinan untuk siswa dengan berbagai macam kegiatan-kegiatan OSIS. Sedangkan tokoh yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Waka. Bidang kesiswaan, guru Pembina OSIS, dan Siswa yang menjadi pengurus OSIS.
C. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian lapangan (Field Research) dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara mendatangi langsung obyek penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku
39
40
yang diamati.1 Penelitian ini berusaha mengungkapkan, menggambarkan berbagai kondisi atau fenomena realita budaya interaksi edukasi dan program yang relevan untuk pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400. Dengan ini, peneliti mampu memahami dan memberikan makna terhadap rangkaian gambaran realita di sekolah tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi kasus yang berorientasi pada kehendak memahami karakteristik individu maupun kelompok tertentu secara mendalam dalam sebuah penelitian lapangan. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diwawancarai dan situasi yang diamati. Menurut Lexy J. Moleong, “Deskriptif di sini maksudnya bertujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan atau keadaan tertentu yang berasal dari wawancara, berbagai situasi di lapangan, dokumentasi dan lain-lain dengan menganalisis data tersebut terlebih dahulu”.2
D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik Pengumpulan data merupakan tata cara atau langkah-langkah peneliti untuk mendapatkan data penelitian, peneliti harus menggunakan teknik dan prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Observasi Pengertian observasi, sebagaimana yang telah dikutip dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi FITK adalah suatu tindakan untuk mengamati dan mencatat seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan sesuai dengan fakta yang ada yang dilakukan langsung oleh peneliti tanpa perantara apapun. 3 Adapun 1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitioan Kualitatif, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997), cet. Ke-8, h. 3. 2 Ibid, h. 11. 3 Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, (Jakarta, 2013), .h 65.
41
obyek penelitian kualitatif yang diobservasi adalah place (tempat), actor (pelaku), activities (aktifitas). Observasi ini dilakukan dilakukan di SMP Bakti Mulya 400 yang beralamat Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Barat Jakarta selatan. Dalam penelitian ini, tokoh yang akan diteliti yaitu Wakasek. Bidang Kesiswaan, guru pembina OSIS, dan siswa-siswi pengurus OSIS. Aktivitas yang dilakukan adalah peneliti mengamati komponen-komponen sekolah terlebih dahulu baik gedung, tenaga pendidik, peserta didik, fasilitas-fasilitas dan halhal lain yang terkait dengan penelitian. Kemudian peneliti membuat catatan dan mencari informasi kepada warga sekolah yang akan ditindak lanjuti saat penelitian berlangsung. 2.
Wawancara Menurut Lexy J. Moleong dalam bukunya,” Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee). yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.4. Informan yang akan diwawancarai adalah Wakil kepala bidang kesiswaan dan pembina OSIS serta siswa yang menjadi pengurus OSIS. Dalam teknik wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. Dalam wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai peran sekolah dan program-program kegiatan OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. Dalam wawancara ini, peneliti mendapatkan data mengenai : a. Wawancara dengan Wakabid. Kesiswaan terkait dengan program sekolah dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa. b. Wawancara dengan pembina OSIS terkait dengan kegiatan-kegiatan OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa. c. Wawancara dengan siswa pengurus OSIS terkait dengan manfaat kegiatan-kegiatan OSIS dalam membentuk sikap kepemimpinan siswa. 4
Lexy, op. cit., hlm 186.
42
3.
Dokumentasi Dokumentasi
merupakan
suatu
cara
pengumpulan
menghasilkan catatan-catatan penting yang akurat
data
yang
sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya berdasarkan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan.5 Metode dokumentasi dalam penelitian ini akan digunakan untuk melihat data tentang : Sejarah dan latar belakang sekolah SMP BM 400 Jakarta serta sejarah dan latar belakang berdirinya kegiatan OSIS. Data yang penulis peroleh di lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi tersebut dikelompokkan sesuai pertanyaan penelitian, kemudian dilakukan penyesuaian data. Data dari ketiga metode tersebut tidak bisa dipisahkan, karena satu sama lain saling melengkapi. Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulkan data mengenai pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 baik data yang sudah tersedia maupun data yang didapat saat penelitian berlangsung.
E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan tehnik-tehnik berikut ini: 1.
Credibility dan transferability. Menurut Sukmadinata, sebagaimana yang telah dikutip dalam buku Pedoman
Penulisan
Skripsi
FITK,
“Validitas
desain
kualitatif
menunjukkan sejauh mana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara partisipan dengan peneliti. Untuk mendapatkan tingkat kejelasan data penelitian, maka peneliti akan melakukan beberapa tehnik, yaitu:
5
Lexy, op. cit., hlm. 67.
43
a. Perpanjangan keikutsertaan Peneliti akan terjun ke lapangan dalam waktu yang cukup panjang untuk mendeteksi dan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, tehnik ini juga dilakukan untuk membangun kepercayaan subjek terhadap peneliti dan diri sendiri. Kepercayaan ini merupakan proses pengembangan yang berlangsung setiap hari dan merupakan alat untuk usaha-usaha dari pihak subjek. b. Ketekunan pengamatan Dengan tehnik ini peneliti akan mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap factor-faktor yang menonjol. Kemudian menelaahnya secara rinci sehingga
pada
pemeriksaan awal tampak salah satu atau seluruh factor yang ditelaah. c. Trianggulasi Peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, sehingga kesesuaian atau tidaknya dapat diketahui. d. Pemeriksaan sejawat Peneliti mengekspos hasil sementara kepada pembimbing kemudian didiskusikan . Dalam diskusi ini, kemencengan peneliti akan terlihat dan pengertian mendalam di telaah yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran. e. Analisis kasus negatif Peneliti mengumpulkan contoh kasus yang tidak sesuai antara informasi dengan kenyataan yang terdapat di lapangan, setelah itu penulis akan melakukan analisis dan mengkonfirmasikannya kepada nara sumber yang kompeten.
2. Dependability/auditability (Realibilitas) Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument dalam penelitian tersebut , ia merupakan perencana, pelaksanaan pengumpulan data, analisi, penafsir data, dan melaporkan hasil penelitiannya. Dalam hal ini, informan yang terkait yaitu kepala sekolah, Waka. Bidang kesiswaan
44
dan guru pembina OSIS serta siswa pengurus OSIS. Dengan penelitian kualitatif pendekatan studi kasus metode deskriptif. 3. Confirmability (Objektivitas) Data yang ditemukan akan dianalisis oleh peneliti secara cermat dan teliti, disusun kemudian dikategorikan secara sistematik dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman dan kecenderungan-kecenderungan tertentu.
F. Analisis Data Menurut Miles dan Huberman sebagaimana yang telah dikutip dalam buku pedoman penulisan skripsi FITK dikatakan terdapat beberapa langkah analisis data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1. Pengumpulan Data Peneliti mencatat seluruh data yang telah terkumpul baik dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi sebagai catatan lapangan yang berkenaan dengan pertanyaan atau tujuan penelitian. 2. Reduksi Data Langkah selanjutnya adalah reduksi data, namun sebelumnya peneliti membaca dan mempelajari terlebih dahulu data-data yang ada. Dalam langkah ini, peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan selama penelitian berlangsung, sehingga peneliti sudah mengetahui data-data yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS. 3. Penyajian Data Langkah selanjutnya adalah penyajian data, yaitu beberapa informasi yang dikumpulkan untuk penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data pada penelitian kualitatif ini adalah teks naratif yang dialihkan menjadi bentuk tabel dan foto sehingga mudah dipahami. 4. Penarikan Kesimpulan
45
Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari data observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian dipilih data-data yang paling tepat untuk disajikan. Dalam pemilihan data tersebut peneliti memfokuskan pada data yang akan digunakan untuk pemecahan masalah, penemuan, pemaknaan atau pertanyaa-pertanyaan penelitian terkait pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS. Dalam hal ini, data disajikan secara sistematik dan utuh sehingga penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan sejak penelitian berlangsung, namun dengan bertambahnya data kesimpulan tersebut menjadi lebih lengkap yaitu tidak hanya mewawancarai guru pembina OSIS tetapi juga mewawancarai Wakasek. Bagian kesiswaaan serta siswa pengurus OSIS guna memperjelas data-data yang ada.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepatnya berusia 29 tahun pada bulan Juli 2014. Dilihat dari usianya yang sudah lebih seperempat abad lebih, SMP Bakti Mulya 400 muncul dengan liku-liku sejarahnya tersendiri. Dimulai pada tanggal 30 September 1983 telah ditandatangani surat perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok Mulya. Yayasan Keluarga 400 merupakan organisasi yang menghimpun ex Tentara Pelajar Bataliyon 400 Brigade 17, sedangkan Yayasan Pondok Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate Pondok Indah. Dalam rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya - Ikatan Keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama untuk ikut serta dalam menopang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan fasilitas pendidikan yang menampung anak-anak usia sekolah. Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400. Namun setelah mengalami beberapa proses akhirnya disepakati nama yang lebih praktis yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400. Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto : "Berbakti Pada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup". Motto ini dilandasi idelisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahsa pendidikan merupakan "Human Investment" yang mempunyai jangkauan jauh ke masa depan.
46
47
2. Profil sekolah SMP Bakti Mulya 400 Jakarta a. Nama Kepala Sekolah
: Hadi Suwarno, M.Pd.
b. Nama Sekolah
: SMP Bakti Mulya 400
c. Nama yayasan
: Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
d. Alamat sekolah
: Jl. Lingkar selatan Pondok Pinang Jaksel
e. Telepon/Fak
: (021)7658790/(021) 75913920
f. Status Sekolah
: Terakreditasi A
g. No. Surat keputusan
: BAN-S/M. 10 November 2009
h. Nomor Statistik sekolah (NSS)
: 202016305032
i. Nomor Data sekolah (NDS)
: 2001040011
j. Nomor Induk Sekolah (NIS)
: 200250
k. Tahun Beroperasi
: 1985
l. Status tanah
: Milik Sendiri
m. Luas Tanah
: 4975 M2
n. Luas Bangunan
: 7960 M2 (tiga Lantai)
o. Website
: www.baktimulya400.com
p. Email
:
[email protected]
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP bakti Mulya 400 Jakarta Visi SMP Bakti Mulya 400 yaitu : “Membentuk
Insan
Berakhlak
Mulia,
Beriman,
Berilmu
dan
Berkompetensi Global“. Sedangkan Misi SMP Bakti Mulya 400 adalah Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas Internasional yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan kompetensi lulusan. Menjadikan SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang unggul dengan indikator : a.
Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN)
48
b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Unggul dalam persaingan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi di dalam negeri dan luar negeri Unggul dalam karya ilmiah remaja Unggul dalam keratifitas Unggul dalam lomba kesenian Unggul dalam lomba olahraga Unggul dalam disiplin Unggul dalam aktivitas keagamaan Unggul dalam kepedulian sosial Unggul dalam manajemen
Tujuan SMP Bakti Mulya 400 yaitu : 1) Tujuan Umum: Tujuan Pendidikan yang Ingin dicapai adalah membentuk insan pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan , tebal semangat kebangsaanya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat mmbangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 2) Tujuan Khusus a. Membentuk
komunitas
belajar
yang
mandiri,
cerdas
dan
berkeadaban (civic values) b. Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel. c. Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual. d. Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (community based learning). e. Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan. Berdasarkan visi, misi dan tujuan diatas dapat diketahui bahwa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta memiliki tujuan untuk membentuk para siswa agar insan pancasila yang baik, yang selalu bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, serta cerdas, terampil dan memiliki semangat dalam belajar serta membentruk manusia yang bertanggung jawab bagi dirinya
49
dan bangsanya. Dalam visi, misi dan tujuan ini SMP Bakti mulya 400 telah melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswanya.
4. Profil Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dikepalai oleh Hadi Suwarno, M.Pd. berdasarkan data Sekolah ini memiliki guru sebanyak 39 orang dan 18 karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Data Guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014 JABATAN dan NO
NAMA
TUGAS TAMBAHAN
PENDI DIKAN
MAPEL
S2
Geografi
S1
Matematika
S1
Biologi/Fisika
S1
Bahasa Inggris
-
S1
Agama Islam
Dra. Hj. Syafriani Lubis
-
S1
Bhs Indonesia
Usman, M.Pd.
Wali Kelas 8.5
S2
Sejarah
S1
Matematika
1.
Hadi Suwarno, M.Pd.
2.
SITO, S.Pd.
3.
Rike Anwari Fuady, S.Si.
4.
Drs. H. Hasanuddin
5.
Drs. Aji Bandi
6. 7.
Kepala Sekolah Wakil Bidang Akedemik Wakil Bidang Kesiswaan Wakil Bidang Sarpra
Wali Kelas 9.3 8.
Sobari, S.Pd.
dan Koord. Mapel & Komputer
9.
Herice M Aziz, S.Pd.
Wali kelas 8.4
S1
Matematika
10.
Drs. Yatim Abdullah
Koord. BP/BK
S1
BP/BK
50
dan Mapel Seni, Penjas, Mulok, Piket Hari Jum’at 11.
Dina Astilia, S.Pd.
Piket Hari Selasa
D3
Koord lab. Tata 12.
Hj. Rina Nuzrina, S.Pd.
Boga dan Piket
Tata Boga
BP/BK/Tata S1
Boga
S1
Ekonomi
S1
Agama Islam
S1
BIOLOGI
Hari Kamis Wali Kelas 9.2 13.
Susharyono, S.Pd.
dan Koord. Mapel IPS Wali Kelas 7.5 dan Koordinator
14.
Drs. Aef Saefudin
Agama Islam,Pkn & BP/BK Wali Kelas
15.
Ir. H. Bondi Robiarso
akselerasi 2 dan Koord. Mapel IPA Wali kelas 9.4
16.
Dyah Ratnawiati, S.Pd.
dan Koord. Bhs.
Bahasa S1
Indonesia
Indonesia Wali Kelas 7.4, 17.
Sofia Andriani, SE.
Piket hari rabu
EKONOMI/ S1
PLKJ
S1
KIMIA
dan Koord. Uks Wali Kelas 7.2, 18.
Sri Subekti, S.Pd.
piket hari senin dan koord. Lab IPA&MTK
Elektronika/ 19.
Prayogo, S.Pd.
-
S1
Komputer
51
Bahasa 20.
Novitri Riyani, S.Pd.
Wali Kelas 8.3
S1
Indonesia
S1
Bahasa Inggris
Wali kelas 9.1 dan koord. Lab 21.
Epih saripah, S.Pd.
bahasa dan mapel bahasa Inggris Pembina
22.
Usman Jamhuri, S.Ag.
OSIS/wali kelas
Pendidikan S1
Agama Islam
S1
Fisika
S1
Geografi
7.3 23.
Yenis Herdiani, S.Si.
24.
Asih Budianti, S.Pd.
Wali Kelas 8.2 Piket Hari Selasa Wali Kelas 8.1
25.
Novini Nilakusumah, SS.
dan Koord.
Bahasa S1
mandarin
FLS2n/O2SN 26.
Leli Sugiarti, S.Pd.
Pembina OSIS
S1
Matematika
27.
Dewi Wulansari, S.Pd.
Wali Kelas 7.1
S1
Bahasa Inggris
28.
Dra. Mumun Maemunah
S1
Agama Islam
29.
Rachfi Yuliarti
D3
Komputer
30.
Suntoro, SE
S1
Komputer
S1
Seni Rupa
S2
IPA
31.
32.
Decka Eka Pradana Kumbuan, S.Pd. Edy Hermawan, M.sc.
Piket Hari Kamis Piket hari Jum’at Piket Hari Selasa Koordinator OSN Koordinator
33.
Dewi yanti, S.Pd.
Mading dan Majalah
Bahasa S1
Indonesia
52
Pembina OSIS
34.
Doby Putra Parlindungan, S.Pd.
dan Koord. Ekstrakulikuler
S1
Olahraga
S1
Olahraga
S1
PKN
S1
PKN
S1
Seni Musik
dan piket hari senin
35.
Eko Julianto, S.Pd.
36.
Khoirudin, S.Sos.I.
37.
Cisilia Dewi Pangalila, SH.
38.
Sri Bayu Hendro Prabowo
Piket Hari Rabu Piket Hari Jum’at Piket Hari senin Piket Hari Kamis
Bahasa 39.
40.
Robert John Rowse Mohammad Janaka Jachja, SE.
-
S2
Inggris/TIK
Kepala TU
S1
-
S1
-
S1
-
S1
-
Bagian
41.
Dwiyati, S.Pd.
42.
Sulistyo Raharjo, SE.
Sekretariat
Ratih Agustin Kusuma
Perpustakaan
Wardani, S.Pd.
dan Kehumasan
44.
Sulaeman
Karyawan
Mts
-
45.
Nedi Supriadi
Karyawan
SMP
-
46.
Agus
Karyawan
SMP
-
47.
Toha
Karyawan
SMA
-
48.
Yatimo
Karyawan
STM
-
49.
Muhafas
Karyawan
SMA
-
50.
Slamet Supriyadi
Karyawan
STM
-
43.
Keuangan
53
51.
Taslim
Karyawan
SMA
-
52.
Darmawan
Karyawan
SMK
-
53.
Ujang Setiawan
Karyawan
STM
-
54.
Sadirin
Karyawan
SMA
-
55.
Imam Wahyudi
Karyawan
SMA
-
56.
Jamsari
Karyawan
SD
-
57.
Suwarso
Karyawan
SMP
-
Berdasarkan tabel di atas mayoritas guru yang mengajar di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta berlatar belakang pendidikan SI dan ada 4 guru berlatar pendidikan S2. Kepala sekolah dibantu oleh beberapa wakil yang mendangani bidang masing-masing. Guru yang menjadi pembina OSIS sebanyak 3 orang. Hal ini memungkinkan bahwa pelaksanaan Pembinaan sikap kepemimpinan siswa khususnya bagi para anggota OSIS berjalan dengan baik, dikarenakan wakabid. Kesiswaan dibantu oleh 3 orang pembinan OSIS dalam melaksakan pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa pengurus OSIS.
5. Keadaan Siswa Berkaitan dengan data peserta didik berikut ini akan dijelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Kelas belajar di SMP Bakti Mulya 400 dimaksudkan untuk memaksimalkan layanan kepada siswa sesuai karakteristiknya. Kelas layanan tersebut terdiri dari kelas internasional (KI), kelas akselerasi program (program percepatan belajar) dan kelas reguler. b. Jumlah siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMP Bakti Mulya 400 Tahun Ajaran 2013/2014
54
No
Kelas
1
Jumlah Siswa
Total
L
P
VII
58
48
106
2
VIII
50
56
106
3
IX
63
61
124
171
165
336
Total
Berdasarkan layanan program kelas terhadap siswa, tentunya terdapat berbagai macam persyaratan yang mana salah satu persyaratannya adalah memiliki kepribadian yang baik, dan memiliki keberbakatan khusus artinya disini pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa sudah dilaksanakan ketika mereka mulai memasuki program kelas masing-masing.
6. Profil Sarana dan Prasarana Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Gedung Sekolah Ruang Tata Usaha Ruang BP/BK Ruang OSIS Ruang Tata boga Ruang Foto copy Gudang Kamar kecil/WC Kantin Koperasi Perpustakaan Sarana Olah raga Audio kelas Free Hot Spot Internet Taman Gedung sekolah 3 lantai Ruang kelas ber AC dan LCD
55
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Laboratorium Fisika Laboratorium Biologi Laboratorium elektronika Laboratorium Bahasa Laboratorium Matematika Laboratorium Agama/Ips Laboratorium Komputer Ruang Kepala sekolah Ruang wakil kepala sekolah Ruang Guru Ruang UKS Ruang Audio Visual Ruang Aula/Musolla
Berdasarkan rincian di atas dapat dikatakan bahwa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai baik berupa fisik bangunan maupun hal-hal lain yang dapat menunjang proses Belajar-Mengajar (KBM), Selain itu tersedianya sarana/prasarana untuk OSIS dalam menjalankan administrasi organisasinya yang didukung dengan adanya kantor OSIS serta hotspot wifi dan lain sebagainya, hal tersebut merupakan salah satu bentuk pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa dipersiapkan dan dijalankan dengan baik dengan disiapkanya fasilitas yang mendukung program-program OSIS.
Gambar 4.1 Kantor OSIS, Gedung sekolah dan Taman
56
B. PEMBAHASAN 1. Bentuk Kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Dalam setiap periode kepengurusan tentunya OSIS memiliki programprogram nyata sebagai usaha pemberdayaan potensi dan daya kreasi siswasiswi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang berada diluar jam sekolah sebagai kegiatan pengembangan sikap kepemimpinan siswa. Kegiatan
OSIS
dilaksanakan
dalam
bentuk
kokurikuler
dan
ekstrakurikuler, semua kegiatan OSIS berkoordinasi dengan Pembina OSIS dan wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan. Adapun bentuk kegiatan OSIS yang dilaksanakan adalah :
a.
Kegiatan Bela Negara
Kegiatan bela negara dikoordinasikan oleh seksi bela negara yang bertugas untuk: a) Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari senin, serta harihari besar Nasional. b) Melaksanakan Bakti Sosial/Masyarakat c) Melaksanakan pertukaran siswa antar sekolah, antar provinsi dan antar negara. d) Melaksanakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan siswa.
Gambar 4.2 Siswa Pengurus OSIS Saat Mengikuti Pelatihan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
57
Kegiatan Bela Negara ini bertujuan untuk melatih sikap kepemimpinan siswa sejaka awal kepengurusan OSIS, dan pelaksanaan upacara setiap hari senin termasuk kegiatan dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa, bagi pengurus OSIS diwajibkan untuk mengikuti ekstrakurikuler Paskibra dalam rangka persiapan menjadi petugas upacara.
b.
Kegiatan Budi Pekerti/Akhlak Mulia
Kegiatan budi pekerti dikoordinasikan oleh seksi budi pekerti yang bertugas untuk : a) Melaksanakan tata tertib sekolah b) Melaksanakan tata krama pergaulan c) Menumbuhkan kesadaran rela berkorban dengan beramal untuk membantu sesama. d) Meningkatkan rasa saling sayang dan hormat antar siswa. e) Meningkatkan sikap hormat kepada seluruh warga sekolah. OSIS menjadi ujung tombak dalam menegakkan tata tertib sekolah, maka kegiatan OSIS ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran bagi para siswa untuk bertanggung jawab dan memiliki hubungan sosial yang baik dengan seluruh warga sekolah, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
c.
Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan
Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan dikoordinasikan oleh seksi olahraga dan kesehatan yang bertugas untuk : a) Meningkatkan kesadaran hidup sehat di lingkungan sekolah, rumah, masyarakat dan lingkungan; b) Melaksanakan usaha kesehatan sekolah; c) Melaksanakan
pencegahan
penyalahgunaan
narkotika,
terlarang, minuman keras dan merokok; d) Menyelenggarakan lomba berbagai maca olahraga di sekolah. e) Berperan dalam lomba olahraga dalam sekolah.
obat
58
Gambar 4.3 Salah Satu Kegiatan Olah Raga Futsal Kegiatan OSIS ini bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya olahraga bagi kesehatan, selain itu beberapa agenda lomba dalam olahraga ini melatih mereka untuk membuat sebuah event dan melatih tanggung jawab dan sikap kepemimpinan mereka karena diberikan sebuah tanggung jawab dan mampu mandiri dalam menjalankan organisasi.
d.
Kegiatan Apresiasi Seni
Kegiatan Apresiasi seni dikoordinasikan oleh seksi Apresiasi Seni yang bertugas untuk : a) Mengembangkan ketrampilan dalam bidang seni suara, seni tari, seni kerajianan, darama/sastra, musik dan fotografi. b) Menyelenggarakan sanggar berbagai maca seni. c) Meningkatkan daya cipta seni. d) Mementaskan, memamerkan berbagai cabang seni, baik karya siswa/ sekolah maupun karya seniman luar.
59
Gambar 4.4 Kegiatan Apresiasi Seni
Kegiatan ini difokuskan terhadap pengembangan bakat siswa dalam apresiasi seni, dan seluruh apresiasi seni dapat dipamerkan, dan pameran itulah yang melatih para siswa untuk menumbuhkan sikap kepemimpinan siswa pengurus OSIS.
e.
Kegiatan Rohani Islam
Kegiatan Rohani Islam dikoordinasikan oleh seksi Rohani Islam yang bertugas untuk : a) Membantu pelaksanaan kegiatan praktek agama islam di sekolah (sholat dhuha, sholat Dzuhur, Tadarus Al-Qur’an) b) Memperingati hari-hari besar agama; c) Melaksanakan perbuatan amal sholeh sesuai ketentuan agama. d) Mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan. e) Melaksanakan kegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
60
Gambar 4.5 Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu oleh pengurus OSIS Sebagai sekolah islam tentunya SMP Bakti Mulya 400 lebih mengedepankan kegiatan keagamaan dalam pembentukan akhlak siswa, namun beberapa pelaksanaan kegiatan rohani islam juga membentuk sikap kepemimpinan siswa, seperti menjalankan sholat berjamaah yang merupakan pembentukan kedisiplinan siswa. Siswa tersebut dituntut untuk menjalankan ibadah sholat dengan tepat waktu.
f.
Kegiatan Jurnalistik
Kegiatan Jurnalistik dikoordinasikan oleh seksi Jurnalistik yang bertugas untuk: a) Mengembangkan reportase untuk semua kegiatan sekolah b) Mengembangkan penerbitan dalam bentuk majalah dinding c) Mengembangkan majalah sekolah. d) Mengembangkan leafet yang terkait publikasi sekolah e) Mengembangkan penerbitan untuk media online.1
1
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Bakti Mulya 400, Anggaran Rumah Tangga (ART) Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Bakti Mulya 400 Jakarta,( Jakarta : SMP Bakti Mulya 400,2013), Hal. 10-11.
61
Gambar 4.6 Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta
Sehingga penulis dapat menarik kesimpulan bahwa maksud dari kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta adalah mengusahakan siswa agar tumbuh dan berkembang sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan
tujuan
Pendidikan
Nasional
berdasarkan
Pancasila
dengan
menanamkan syariat Agama Islam. Kemudian tujuan dari kegiatan OSIS tersebut adalah meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai Wiyatamandala sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh negatif yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan
sikap
berbangsa
dan
bernegara,
meneruskan
dan
mengembangkan jiwa, semangat serta nilai-nilai 45, serta meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani.
2. Pelaksanaan Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta Sikap kepemimpinan adalah suatu sikap pribadi yang mampu mengembangkan potensi diri, mampu menempatkan diri serta mampu berfikir terbuka
dan positif terhadap
diri
dan
lingkungan.
Adapun sikap
kepemimpinan ini tidak hadir dengan sendirinya melainkan dibangun dan dibentuk oleh pilar-pilar pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
62
Keberadaan OSIS di sekolah adalah sebagai dasar bagi para siswa untuk berorganisasi agar mereka dapat memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan yang akan sangat dibutuhkan bagi mereka di kemudian hari yakni saat mereka aktif di masyarakat dan pada jenjang-jenjang pendidikan berikutnya. Karena itu keberadaan OSIS di sekolah harus ada dan aktif. Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap siswa terkait dengan sikap kepemimpinan siswa, SMP Bakti Mulya 400 telah membuat beberapa program yang berhubungan dengan nilai-nilai sebuah organisasi, yaitu program yang diarahkan untuk melatih, mengembangkan dan membina sikap kepemimpinan siswa. Berdasarkan wawancara dengan Waka. Kesiswaan yaitu Ibu Rike Anwari Fuady tentang program pembinaan sikap kepemimpinan siswa dalam hal ini terhadap pengurus OSIS dilaksanakan secara berkelanjutan. Sekolah memiliki tanggung jawab untuk melatih sikap kepemimpinan para siswanya khususnya para pengurus OSIS dan melatih mereka dalam berorganisasi. Oleh karena itu sekolah memiliki program untuk para siswa calon pengurus OSIS yakni pelatihan dasar kepemimpinan siswa yang bekerja sama dengan beberapa institusi kepolisian maupun angkatan darat dan program ini termasuk dalam agenda tahunan program OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Dalam program tersebut peran sekolah sebagai fasilitator mereka dengan cara membimbing dan mengarahkan mereka. Adapun pelaksanaan dalam pemilihan ketua dan pengurus OSIS dilaksanakan melalui kegiatan LDKS, sedangkan pemilihan kandidat merupakan otoritas para pembina OSIS dan jajaran OSIS sebelumnya, setelah LDKS para pembina OSIS dan OSIS sebelumnya memilih kandidat dan terbentuklah setiap tahunnya tidak kurang dari 3 kandidat, baru setelah itu diadakan masa kampanye dan pemilihan umum. Para kandidat ketua yang telah terpilih diharuskan untuk membuat makalah tentang program-program serta visi dan misi mereka dalam memimpin OSIS yang akan mereka presentasikan dalam kegiatan LDKS yang disaksikan oleh para guru dan siswa.
63
Ini merupakan upaya awal sekolah dalam membentuk dan membinan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan-kegiatan OSIS yang diawali dengan kegiatan LDKS. Upaya sekolah untuk terus membentuk sikap kepemimpinan mereka para pengurus OSIS, sekolah dalam hal ini menekankan kepada pengurus OSIS untuk mentaati peraturan dan tata tertib sekolah. Sekolah selalu mengingatkan dan memberikan nasihat serta arahan kepada pengurus OSIS bahwa mereka adalah pemimpin dan harus memberi contoh kepada yang lain, serta harus mampu menunjukkan sikap kalau mereka adalah seorang pemimpin. Dimana intinya seorang pengurus OSIS harus berbeda dengan siswa yang lain, berbeda dalam hal kedisiplinan dalam mentaati peraturan dan tata tertib sekolah. Selanjutnya dalam kesehariannya, sekolah secara klasikal bertanggung jawab untuk terus membentuk leadership siswa yang telah mengikuti pelatihan tersebut, sekolah melibatkan OSIS dalam kegiatan kegiatan sekolah antara lain adalah kegiatan Bakti Mulya 400 Cup yang rutin diadakan setiap tahunnya. Mereka dilibatkan dengan tujuan membina sikap kepemimpinan mereka melalui kegiatan tersebut agar mereka mampu berorganisasi dengan yang lain, mereka membentuk kepanitiaan dan melaksanakan kerja sama dengan baik untuk mengatur sebuah event agar event tersebut berjalan dengan baik. Termasuk ketika mereka memimpin rapat dalam kegiatan tersebut, membagi tugas dan menjalankan tugas masing-masing, hal tersebut merupakan salah bentuk pelatihan dan pembinaan sikap kepemimpinan bagi para pengurus OSIS. Latihan kepemimpinan ini tidak hanya pada sebuah event saja, akan tetapi sekolah terus mengupayakan kepada setiap siswanya khusunya pengurus OSIS untuk selalu mentaati peraturan dan tata tertib. Sekloah melalui para guru dan pembina OSIS selalu memberikan teguran dan arahan jika ada hal-hal kecil yang tidak baik, mereka juga diingatkan agar terus menerus dapat mempertahankan prestasi belajarnya walaupun berperan ganda
64
menjadi pengurus OSIS dan menjadi siswa biasa karena sepatutnya kegiatan akademik dan keorganisasian harus berjalan seirama. Mewajibkan seluruh siswa pengurus OSIS mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan sebuah program dan upaya sekolah dalam melaksanakan pembinaan kepemimpinan siswa. Karena didalam kegiatan tersebut diajarkan bagaimana untuk menjalin kekompakan, mematuhi kedisiplinan sehingga timbullah rasa tanggung jawab mereka sebagai seorang pemimpin.
Gambar 4.7 Upacara Bendera SMP Bakti Mulya 400 dengan OSIS sebagai Petugasnya Sekolah juga menyiapkan sarana/prasana untuk menunjang berbagai kegiatan OSIS. Disediakan kantor OSIS secara khusus merupakan upaya sekolah dalam melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan siswa, fasilitas ini tentunya mendorong siswa agar lebih giat lagi dan lebih baik lagi kinerjanya dalam menjalankan organisasi OSIS tersebut. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas penulis dapat menganalisa bahwa SMP Bakti Mulya ini telah melaksanakan berbagai macam program dan upaya dalam melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan kepada siswanya khusunya para pembina OSIS, tentunya program ini tidak hanya dilaksanakan dalam waktu tertentu saja, upaya ini terus menerus dilakukan oleh sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta agar siswanya tetap memiliki sikap kepemimpinan yang baik dalam kesehariannya yang nantinya siswa dapat memiliki akhlak dan perilaku yang baik sehingga para siswa memiliki bekal
65
dalam menjalankan kehidupan pada jenjang berikutnya dan dapat berpartisipasi dalam masyarakat/lingkungannya.
3. Kegiatan OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pembina OSIS SMP bakti Mulya 400 yaitu Bapak Usman Jamhuri mengenai Bentuk kegiatan OSIS SMP Bakti Mulya 400 dalam rangka pembinaan kepemimpinan siswa Beliau menyatakan pada intinya kegiatan-kegiatan OSIS dapat melatih, mengembangkan dan membina sikap kepemimpinan siswa, namun dasar dari pembinaan tersebut yaitu Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa, Kegiatan latihan dasar kepemimpinan siswa yang dilaksanakan oleh SMP Bakti Mulya 400 bekerja sama dengan Institusi Kepolisian republik Indonesia yakni melalui SEPOLWAN Jakarta dan bekerja sama dengan TNI AD Cilandak. Selanjutnya, dalam wawancara dengan Wakasis. SMP BM 400 yaitu Ibu Rike Anwari mengatakan bahwa Kegiatan LDKS ini merupakan salah satu jalur pembinaan sikap kepemimpinan siswa, Siswa sebagai generasi muda di sekolah adalah potensi nyata yang perlu diperhatikan pembinaannya. Eksistensi siswa sebagai generasi penerus perjuangan dan cita-cita bangsa perlu dikembangkan dan diarahkan melalui sejumlah kegiatan yang dikoordinir OSIS agar para pendukungnya mempunyai motivasi, kemampuan serta persepsi atau titik pandang yang sama dalam pengelolaan organisasinya. Tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan LDKS ini, dari hasil wawancara dengan Ibu Leli sugiarti yang merupakan salah satu pengurus OSIS memaparkan bahwa siswa yang akan mengikuti kegiatan LDKS memiliki beberapa syarat antara lain siswa adalah siswa tersebut memiliki akhlak dan kepribadian yang baik, memiliki prestasi akademik yang baik pula artinya nilai-nilai mereka memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), siswa yang memiliki loyalitas yang tinggi serta direkomendasikan oleh wali kelas dan mendapat persetujuan orang tua untuk mengikuti LDKS serta menjadi anggota OSIS.
66
Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap sekolah sebagai sarana belajar, pusat pembentukan sikap dan nilai pribadi yang dicita-citakan dalam pendidikan nasional, perlu kiranya diadakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) sebagai upaya pengembangan potensi sumber daya manusia yang bertaqwa selain memiliki ilmu pengetahuan. Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 201/C/Kep/086 tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, BAB VI Latihan Kepemimpinan Siswa pasal 10, Latihan Kepemimpinan Siswa bertujuan : a. Memupuk, membimbing, dan mengarahkan pelaksanaan fungsi siswa sebagai generasi penerus perjuangan bangsa dan generasi pembangun nasional yang lebih baik, lebih bertanggung jawab, lebih mampu mengisi dan membina bangsa. b. Mengembangkan kesadaran siswa sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila. c. Mengembangkan dan meningkatkan mutu kepemimpinan dan cara siswa berorganisasi serta mengusahakana bekal kecakapan dan ketrampilan tertentu yang dapat berguna untuk hari ke depannya, baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun untuk disumbangkan kepada warga masyarakat. d. Memberikan aturan dalam meningkatkan cara menyusun acara kegiatan yang berguna untuk memanfaatkan waktu luang.2 Berdasarkan tujuan tersebut bahwa Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang dilaksanakan OSIS dilaksanakan dalam rangka Pembinaan Kepemimpinan Siswa sebelum mereka menjadi pengurus OSIS agar
mereka
mengetahui
tata
cara
berorganisasi
yang
baik
dan
menegembangkan potensi dirinya untuk menjadi seorang pemimpin yang siap untuk memimpin dan siap juga untuk dipimpin. 2
OSIS SMP Bakti Mulya 400, Proposal Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) OSIS SMP Bakti Mulya 400,( Jakarta : OSIS SMP Bakti Mulya 400, 2012).
67
Selain itu kegiatan yang dapat membina sikap kepemimpinan siswa adalah kegiatan raker (rapat kerja), Out Bond dan study banding OSIS. Raker merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan oleh SMP bakti Muluya 400 Jakarta di suatu tempat untuk merumuskan program kerja untuk satu tahun kepengurusan. Raker dilaksanakan setelah terbentuknya sebuah susunan kepengurusan OSIS. Di dalam kegiatan raker tersebut para siswa pengurus OSIS membuat program kerja dari masing-masing bidang dan dibuat menjadi sebuah draft serta pengolahan AD/ART OSIS. Kegiatan raker ini merupakan salah satu kegiatan OSIS dalam rangka pembinaa terhadap kepemimpinan siswa. Kegiatan Out Bond merupakan kegiatan dalam rangka menindak lanjuti dari kegiatan LDKS sebelumnya, di dalam kegiatan ini lebih bersifat untuk menjalin team work atau kerja sama sebuah tim dalam melaksanakan sebuah organisasi. Jadi setelah LDKS, para pengurus OSIS dibangun kembali dan dilatih kembali semangatnya untuk melaksanakan sebuah roda organisasi dengan melaksanakan kegiatan Out Bond tersebut. Kegiatan Study Banding OSIS dilaksanakan ke sekolah-sekolah yang tentunya dalam organisasi OSIS lebih baik dan layak untuk dilihat perbandingan program-programnya. Study banding dapat memberikan dan memperkaya wawasan kepada para siswa untuk dapat meningkatkan potensi mereka agar bisa lebih baik lagi, berkreasi dan berinovasi lebih baik lagi. Haqata yang merupakan kepanjangan dari hasil karya cipta merupakan kegiatan tahunan di SMP Bakti Mulya 400. Dengan semangat ingin memadukan semua kreativitas siswa dalam bidang olahraga, ketrampilan bahasa , ketrampilan agama, dan kesenian maka menamakan diri menjadi HAQATA KOLABORASI. Kegiatan Haqata ini merupakan bagian dari program sekolah yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kemampuan para siswa dalam berorganisasi, dan sekaligus memberikan peluang kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas, serta potensi yang dimiliki. Tujuan lain dari
68
kegiatan ini melatih siswa bekerjasama dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang sudah ditetapkan dan melatih sikap kepemimpinan siswa. Haqata kolaborasi diselenggarakan selama sepekan, Sebagai sebuah kolaborasi maka kegiatan tersebut merupakan kegiatan gabungan antara Haqata Sport (yang juga dikenal BM Cup), Haqata Skill (yang juga dikenal SKETSA), Haqata Soul (yang dikenal lomba keterampilan agama) dan Haqata Arts. Haqata sport atau Kegiatan BM Cup dilaksanakan selama sepekan, Kegiatan BM Cup oleh sekolah SD dan SMP negeri maupun swasta yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya. Cabang-cabang lomba yang diselenggarakan antara lain : bola basket (putra maupun putri) dan futsal. Haqata skill (sketsa) diikuti sekolah negeri maupun swasta yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya. Cabang-cabang lomba yang diselenggarakan antara lain : a.
Story Telling (tingkat SD & SMP)
b.
Tari Kreasi (tingkat SD)
c.
Membaca Puisi (tingkat SD)
d.
Tari Saman (tingkat SMP)
Haqata soul (loketa) diikuti baik dari sekolah negeri maupun swasta yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya. Cabang-cabang lomba yang diselenggarakan antara lain : a.
Marawis (tingkat SD & SMP)
b. Adzan (tingkat SD ) c. MTQ (tingkat SD Putra/i) d. Pidato (tingkat SD Putra/i) Haqata art (pentas seni) Kegiatan ini merupakan puncak acara kegiatan tahunan SMP BM 400 Jakarta dengan membagikan hadiah dan menampilkan performance dari seluruh siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dan performance dari siswa TK-SD-SMA & para alumni, performance dari sekolah lain, pemberian hadiah, serta performance dari para Guest Star.
69
Berdasarkan
pemaparan
kegiatan
OSIS
diatas
penulis
dapat
mennganalisa kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk pembinaan sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswanya, sekolah hanya sebagai fasilitator dan penggerak utamanya adalah para pengurus OSIS, tentunya ini merupakan wadah kreatifitas siswa dalam mengembangkan bakatnya dan juga mengembangkan sikap kepemimpinan yang mereka miliki karena mengatur sebuah event atau acara memerlukan organisasi yang baik dengan
adanya
seorang
pemimpin
yang
mampu
menjalankan
kepemimpinannya dengan baik pula.
4. Fungsi OSIS dalam Pembinaan Sikap Kepemimpinan Siswa OSIS sebagai satu-satunya wadah organisasi siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta berusaha membekali dan meningkatkan pengetahuan tentang sikap kepemimpinan melalui proses pembelajaran dan pelatihan. Proses pembelajaran dilakukan dengan cara mengelola suatu kegiatan yang melibatkan unsur-unsur sekolah dan masyarakat. Sedangkan pelatihannya dengan merumuskan program dan menjalankan program tersebut sebagai suatu kegiatan OSIS. Adapun fungsi OSIS dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, sebagai berikut : a. Pengurus OSIS sebagai ujung tombak sekolah dalam penegakkan kedisiplinan siswa. b. Pengurus OSIS sebagai panutan dan contoh bagi siswa yang lain dalam mentaati tata tertib dan peraturan sekolah. c. OSIS sebagai mitra sekolah dalam menciptakan dan memelihara keamanan, kebersihan, keindahan dan ketertiban serta kekeluargaan dalam sekolah. d. OSIS berfungsi sebagai wadah untuk mempersiapkan siswa sebagai penerus perjuangan bangsa dan pembangunan Nasional dengan memberikan bekal keterampilan, kepemimpinan, akhlak mulia, kesegaran jasmani, daya kreasi, kepribadian dan patriotisme.
70
e. OSIS sebagai penyambung komunikasi antara pihak sekolah dengan siswa.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan Pembinaan sikap kepemimpinan tersebut sudah cukup efektif dengan adanya program-program sekolah dalam membina serta melatih sikap kepemimpinan siswa, dimana dalam program tersebut siswa berperan aktif dalam melaksanakan sebuah kegiatan baik di dalam maupun luar sekolah. Para pengurus OSIS menjadi tolak ukur dalam penegakkan kedisiplinan siswa, mereka pun berada di garda terdepan dalam penegakkan tata tertib dan peraturan sekolah. Hal inilah yang membuat mereka harus memiliki sikap kepemimpinan yang baik, mereka harus menjadi contoh bagi siswa yang lain yang bukan pengurus OSIS. Keterlibatan para pengurus OSIS dalam setiap kegiatan sekolah dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan bagi para siswa tersebut, karena mereka diajarkan tentang sebuah kerja sama dalam satuan organisasi yang harus kompak dan mengerti satu sama lainnya. Berbagai kegiatan OSIS pun memiliki dampak positif dalam upaya mengembangkan sikap kepemipinan siswa para pengurus OSIS, siswa para pengurus OSIS lebih disiplin dalam mentaati peraturan, memiliki sikap siap memimpin dan dipimpin serta semakin rajin dalam belajarnya. Diawali dengan kegiatan LDKS, sebagai upaya pelatihan awal kepada calon siswa pengurus OSIS agar dapat memiliki sikap kepemimpinan dan berkelanjutan dalam kegiatan raker, outbond maupun study banding. Dalam kesehariannya, sekolah juga berperan besar untuk terus melatih dan mempertahankan sikap kepemimpinan siswa para pengurus OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Berbagai macam fasilitas dan kemudahan diberikan sekolah untuk menunjang program kerja OSIS SMP Bakti Mulya 400, hal inilah yang membuat pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa dapat berjalan
71
72
dengan baik dan efektiktif melalui kegiatan-kegiatan OSIS yang ada di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasinya adalah pertama mengefektifkan kembali peran dan fungsi OSIS dalam wadah organisasi sebagai penegak kedisiplinan siswa. Kedua adalah Penerapan pembinaan kepemimpinan siswa di seluruh sekolah dalam rangka menjaga siswa dari pengaruh negatif dunia luar. Ketiga adalah meningkatkan kembali peran guru dalam membina siswa dan tidak hanya siswa yang menjadi pengurus OSIS. Pelaksanaan pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta ini sangat bermanfaat bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Maka sudah selayaknya setiap sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta untuk menerapkan pembinaanpembinaan dalam rangka mengembangkan sikap kepemimpinan siswa. Dan harus ada peran besar dari pemerintah dalam upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki sikap kepemimpinan yang baik. Agar para siswa dapat memberikan kontribusi yang positif dalam membangun bangsa Indonesia di masa yang akan datang.
C. Saran 1. Kepada Pemerintah khusunya dalam menghadapi arus globalisasi dan untuk mencegah pengaruh-pengaruh negatif dari globalisasi, maka diperlukan pembinaan kepemimpinan kepada siswa agar siswa dapat membentengi diri dari segala pengaruh negatif. 2. Kepada seluruh praktisi pendidikan (guru, staf pengajar, dll), hendaknya berperan aktif dalam membina sikap kepemimpinan siswa antara lain dengan saling mengingatkan siswa jika ada sedikit kesalahan. 3. Kepada para pengurus OSIS agar lebih meningkatkan kinerjanya dan tidak bergantung terhadap satu atau dua orang teman saja. Tetapi semuanya harus berperan aktif agar OSIS dapat lebih baik lagi.
73
4. Dalam rangka memberikan wawasan terhadap pembinaan kepemimpinan siswa, ada baiknya sekolah dapat mengundang sekolah lain yang memang belum berjalan secara maksimal organisasi siswanya dan sekolah yang belum menerapkan pembinaan kepemimpnan terhadap siswanya. 5. Hendaknya tetap mempertahankan kegiatan yang memang sangat memberikan nilai plus bagi sekolah terkait masalah pembinaan terhadap siswa.
74
DAFTAR PUSTAKA A. Nasir, Sahilun, Peranan Pendidikan Agama terhadap Pemecahan Problem Remaja, Jakarta : Kalam Mulia, 1999. Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Albukhari, Abi. Shahihul Bukhari. (Beirut : Daar al Fikr, t.t), Jilid I. Anoraga, Pandji. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka cipta, cet. Ke-III, 2001. Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : PT. Teraju, cet. I 2004. Budiarjo, A dkk, kamus Psikologi, Semarang : Dahara Prize, 1991. Buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, (Jakarta), 2013. Danim, Sudarwan. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Daud, Ma’mur, Terjemahan Hadits Shahih Muslim, Semarang: CV. Adi Grafika, Cet. IV, jilid 4, 1996. Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Drajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Ilmu Agama, Jakarta : Bulan Bintang, cet. Ke 15, 1976. Fitri
Fachrunn,
“Pengertian
dan
peranan
Osis”,
dari
http://fitri-
fachrunn.blogspot.com, 30 Agustus 2013. Hadi wijaya, “Pengertian Dan Peranan Osis”, http://id.scribd.com/doc/23711066/, 29 agustus 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/OSIS/30-08-2013 J. Moleong, Lexy, Metode Penelitioan Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. Ke-8, 1997.
75
Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah pemimpin Abnormal itu?. Jakarta : Raja Grafindo persada, cet. Ke-IX, 2001. Madhi, Jamal, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh: Tinjauan Manaejemen Kepemimpinan Islam, Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2001. Marlis, Allen, “Informasi tentang organisasi siswa intra sekolah (osis)”, Http://Allenmarlissmpn1gresik.wordpress.com., 30 agustus 2013. Muhammad Taufiq, Ali, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2004. Musfiroh, Dampak Kegiatan LDK Terhadap Peningkatan Kinerja Osis di SMK Nusantara, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. tidak dipublikasikan. Nashori, Fuad, Psikologi Kepemimpinan: Peran Psikologi Islami dalam Pengembangan Moralitas Pemimpin, Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2009. Nur Paula, Nisa, Pengaruh Organisasi Siswa Intra Sekolah Terhadap Pembentukan Akhlak siswa studi kasus di MA Manaratul Islam Cilandak Jakarta Selatan, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. tidak dipublikasikan. Ode Turi, La. Budaya Kepemimpinan Lokal dalam Pelaksanaan MBS, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, November No. 075, 2008. Riberu, J., Dasar-dasar Kepemimpinan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet. IV, 1992. Rivai, Veithzal, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. VIII, 2003. Siagian, Sondang P. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
76
Sungadi, Hubungan kepemimpinan profetik dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja pustakawan UI, Jurnal : Berkala Ilmu perpustakaan dan komunikasi. Jogjakarta : UPT perpustakaan Universitas Gajah Mada, 2012. Tilaar, H. A. R., Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 9, 2008. Tirtahardja, Umar dan La Sulo, S. L. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka cipta, Cet. II, 2005. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi & Pengukurannya; Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008. Usman, Husaini. Manajemen: Teori Praktek & Riset Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah
Tinjauan
Teoritik
dan
Teoritik
dan
Permasalahannya, Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 2007. Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah;
Tinjauan
Permasalahannya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007. Wirawan Sarwono, Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. VIII, 2000. Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1972, Cet. Ke I.
PEDOMAN WAWANCARA WAKABID KESISWAAN PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA A. Identitas responden Nama
: Rieke Anwari Fuady, S.Si
Jabatan
: Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
Hari/Tanggal
: Jum’at, 14 Maret 2014
Waktu
: 13.30-14.20
Tempat
: Ruang Wakil kepala Bidang Kesiswaan SMP BM 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian 1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya ilmiah/penulisan skripsi. 2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan bila tidak diperlukan. 3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya. Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya. C. Pertanyaan 1. Apa latar belakang dibentuknya OSIS di sekolah ini? OSIS adalah sesuatu lembaga organisasi siswa intra sekolah yang memang harus ada di setiap sekolah khususnya SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, Dimana keberadaan OSIS ini sebagai dasar mereka berorganisasi dan bagaimana mereka memiliki sikap dan jiwa kepemimpinan yang akan sangat dibutuhkan bagi mereka dikemudian hari saat mereka terjun ke masyarakat dan pada jenjang-jenjang pendikdikan seterusnya, keberadaan OSIS ini sangatlah diperlukan. Oleh karena itu setiap kelembagaan OSIS di sekolah harus ada dan aktif. 2. Apakah fungsi dan tujuan dibentuknya OSIS di sekolah ini? OSIS berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara guru dan siswa, mereka pun dapat menjadi contoh dan leader bagi para siswa yang lain sehingga untuk itulah
mereka harus selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan dan program sekolah, agar mereka bisa menjembatani dari guru dan siswa. 3. Bagaimana tanggung jawab dan apa saja tugas ibu selaku Wakasek bid. Kesiswaan? Dalam hal pembinaan sikap kepemimpinan siswa melalui kegiatan OSIS, kami memiliki tanggung jawab untuk melatih sikap kepemimpinan mereka dan melatih mereka dalam berorganisasi, dalam hal ini kami bekerja sama dengan institusi kepolisian maupun angkatan darat melaksanakan pelatihan kepada para siswa yang akan menjadi calon pengurus OSIS kepemimpinan yang
untuk mengikuti pelatihan Latihan dasar
dapat melatih dan membentuk jiwa kepemimpinan dan
kedisiplinan mereka mereka, Selain itu dalam kesehariannya kami selaku wakasek bidang kesiswaan secara klasikal bertanggung jawab untuk terus membentuk leadership tersebut, ada kegiatan-kegiatan khusus seperti BM Cup yang kita libatkan pengurus OSIS, kita libatkan disini agar bagaimana mereka mengatur sebuah event dan membuat sebuah kepanitiaan agar event tersebut berjalan dengan baik. 4. Bagaimana peran sekolah dalam kegiatan tersebut? Kami lebih cenderung sebagai fasilitator mereka, membimbing dan mengarahkan mereka dan mereka yang bergerak. 5. Ada berapakah guru pembina OSIS di sekolah ini? Guru pembina OSIS di sekolah kami ada tiga orang. 6. Apakah setiap guru pembina memiliki bidang tersendiri? Dan bagaimana tugas serta tanggung jawab mereka? Secara umum tidak ada pembagian bidang tersebut, namun saya sudah melihat spesifik mereka masing-masing, ada yang bendahara walaupun secara struktur tidak ada dan semua sama. Tetapi, secra realistis misalnya bu leli untuk keuangan dan tari siswa, sedangkan pak usman jamhuri lebih kepada bidang keagamaan, kemudian pak doby parlindungan sebagai keolahragaan. Semuanya tampil sebagai penegak kedisiplinan, Semua bergerak mulai pagi saat-saat awal menyambut siswa di depan
pintu sekolah, mengingatkan siswa agar baju harus rapi, yang tidak mengikuti tata tertib harus dicatat, itu semua tugas kita berada digarda terdepan dalam penegakkan kedisiplinan siswa, sampai menertibkan anak-anak untuk solat zuhur berjamaah, serta solat dhuha, dan macam-macam ketertiban lainnya antara lain pengawasan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, jadi pembina OSIS serta para guru disini sebagai penegak kedisiplinan disemua sektor. 7. Bagaimana program sekolah dalam menerapkan dan melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswa selain LDKS dalam melatih sikap kepemimpinan mereka? Kalau dalam keseharian kita tau leadership bahwa bagaimana mereka harus disiplin dan harus rapi yakni tertib pada peratauran, itu setiap hari selalu kami tegakkan kepada mereka para siswa pengurus OSIS, dan memberikan nasihat bahwa kalian adalah pemimpin dan kalian adalah contoh bagi yang lain, harus bisa menunjukkan dalam setiap saat dan memperlihatkan kalau kalian adalah leader. Jadi, diluar dari LDKS mereka berbeda dari yang lain, mereka harus cepat tanggap, kehadiran harus baik di kelas dan mereka sebagai teladan harus menunjukkan sikap itu tadi. Termasuk dalam kegiatan event-event yang ada, itu juga bagaimana mereka harus bisa berorganisasi dengan yang lain, mereka membentuk kepanitiaan dan bagaimana team worknya bisa berhasil dengan baik itu merupakan leadership. Dimana ada seksi-seksi dalam setiap kepanitiaan dan ada bendahara serta sekretaris, termasuk ketika mereka memimpin rapat, membagi tugas dan menjelaskan tugas masing-masing itu juga mereka dilatih sesuai dengan program-program sekolah yang ada. 8. Kalau melaksanakan rapat bagaimana peran ibu serta para pembina OSIS? Biasanya diawal kami terlebih dahulu menginformasika kepada mereka bahwa akan ada kegiatan-kegiatan, baru setelah itu mereka melaksanakan rapat dengan sendirinya dan tetntunya para pembina membantu mengarahkan rapat tersebut. Kalau mereka terdapat kesulitan mereka akan datang kepada kami untuk meminta saran dan pendapat dan memimta solusi jika ada masalah. 9. Sejauh manakah pihak sekolah berusaha mengarahkan siswa untuk memiliki sikap kepemimpinan yang baik?
Memang tidak ada kata lelah dan capek, setiap ada hal kecil yang tidak baik seperti baju dikeluarkan kita langsung menegurnya, itulah hal kecil yang kita lakukan, minimal disetiap momen kalau memang ada hal yang tidak baik akan diingatkan. Jadi, memang latihan kepemimpinan ini terus-menerus kita laksanakan tiap hari dari hal kecil yang saling mengingatkan. Contohnya kami mengingatkan mereka pengurus OSIS yang menurun prestasi akademiknya akan kami ingatkan, jika memang tak mampu maka keluar dari pengurus OSIS. Karena kegiatan akademik dan keorganisasian harus berjalan seirama. 10. Bagaimana pola pembinaan yang dilaksanakan pihak sekolah dalam membina sikap kepemimpinan siswa? Pola pembinaan selain dari LDKS yakni regenerasi pengurus OSIS, mereka akan mengajarkan kepada adik kelasnya tentang kegiatan OSIS yang telah berjalan selama ini. Dan juga kami memiliki kegiatan study banding dan raker, karena itu juga bentuk pembinaan yang lain, bagaimana menambah wawasan mereka dengan mereka study banding dengan sekolah-sekolah yang kita anggap unggul OSIS dan kita ajak kesana serta kita lihat bagaimana kegiatan-kegiatan OSIS disana, itu adalah salah satu upaya dan pola pembinaan dalam memperkaya wawasan anak-anak dan meningkatkan potensi mereka untuk bisa lebih baik lagi, berkreasi dan berinovasi lebih baik lagi, itu merupakan agenda tahunan yang kami laksanakan , selain itu raker merupakan agenda tahunan yang kami laksanakan di suatu tempat untuk merumuskan program kerja untuk satu tahun kepengurusan ke depannya. Mereka harus melihat itu semua sehingga terus terupgrade pemikiran mereka. Di dalam Raker pun mereka melaksanakan sebuah rapat dan beberapa agenda sidang dalam merumuskan beberapa tujuan dan hal tersebut merupakan pembinaan terhadap mereka dalam sikap kepemimpinan mereka. 11. Setelah study banding, apa manfaat yang ibu rasakan setelah adanya kegiatan itu? Dan hal-hal apa yang harus dilaksanakan setelah study banding ke depannya? Hal yang kemarin kami lakukan di SMP Negeri 1 Bogor, disana memang anak-anak OSISnya benar-benar luar biasa, mereka memiliki program yang baik sehingga para guru disana hanya sebagai fasilitator, semua kegiatan hari-hari besar seperti Maulid
nabi, Hari Kartini dll itu semua anak-anaklah yang bekerja, mereka punya sekbidsekbid yang dimana guru tinggal mengingatkan dan anak sudah berjalan menjalankan tugasnya masing-masing. Nah itu ternyata anak-anak langsung merespon untuk membuat sebuah program setelah melaksanakan kunjungan study banding tersebut. Dan mereka semangat meniru hal yang baik dari sekolah lain dan diimplementasikan di sekolah. 12. Mengapa ekstrakurikuler paskibra diwajibkan bagi seluruh pengurus OSIS? Salah satu pembinaan kepemimpinan yang kami laksanakan adalah mewajibkan anakanak pengurus OSIS dalam paskibra, karena di dalam paskibra tersebut dapat melatih dan mengembangkan sikap kepemimpinan mereka. 13. Apakah sekolah menyediakan sarana/fasilitas yang cukup kepada OSIS dalam menjalankan program-programnya? Iya tentunya sekolah menyediakan fasilitas, antara lain sekretarian OSIS yang mana ada kantor OSIS yang diberi kelengkapan komputer dan mesin printer serta wifi juga agar OSIS dapat menjalankan roda organisasinya dengan baik. 14. Apa saja fungsi sarana/fasilitas sekolah yang disediakan untuk OSIS? Fungsinya sebagai penunjang mereka dalam berkegiatan dan dalam menjalankan program-program mereka. 15. Sebutkan faktor-faktor yang menghambat program sekolah dalam pembinaan kepemimpinan siswa? Terkakadang kegiatan kesisiwaan itu berbenturan dengan kegiatan Kurikulum, disatu sisi mereka harus rapat namun juga berbenturan dengan jam pelajaran. Itu benturan kecil yang anak-anak pengurus OSIS sudah tau konsekuensinya bahwa setelah kembali dari rapat mereka harus mampu mengejar pelajaran yang tertinggal dengan baik. Jadi hambatannya lebih ke arah berbenturan dengan proses KBM. 16. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung program sekolah dalam pembinaan kepemimpinan siswa?
Sekolah dalam hal ini guru-guru yang lain pun mendukung dan terlibat aktif dalam menjalankan program yang dilaksanaka. Dukungan dari Yayasan yang berkaitan dengan pendanaan serta dukungan orang tua itulah yang menunjang agar program berjalan dengan baik. 17. Selanjutnya apa harapan ibu ke depannya untuk lembaga OSIS di sekolah ini? OSIS harus betul-betul menjadi contoh bagi siswa yang lain,leadershiip mereka harus benar-benar terbentuk, mereka harus kreatif memiliki program-program yang inovatif yang membangun kreatifitas mereka sehingga mereka nantinya dapat menjadi pemimpin di masyarakat. Jadi mereka harus lebih kreatif dan tidak melempem , betulbetul OSIS yang benar-benar aktif dengan beraneka ragam program, selain mensukseskan program sekolah juga menjadikan anak ini leader di masyarakat nantinya yang pada akhirnya mereka bisa diterima di sekolah-sekolah favorit dan memiliki mental yang kuat dimanapun mereka berada, dengan adanya OSIS menjadikan mereka anak yang tanggung dan kuat dimanapun mereka berada. Jakarta, 14 Maret 2014 Wakabid. Kesiswaan
PEDOMAN WAWANCARA PEMBINA OSIS PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA A. Identitas responden Nama
: Usman Jamhuri, S.Ag.
Jabatan
: Pembina OSIS
Hari/Tanggal
: Kamis, 13 Maret 2014
Waktu
: 13.00-13.30
Tempat
: Ruang UKS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian 1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya ilmiah/penulisan skripsi. 2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan bila tidak diperlukan. 3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya. Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya. C. Pertanyaan 1. Sejauh mana sekolah ini melaksanakan pembinaan sikap kepemimpinan terhadap siswanya? Kalau untuk pembinaan sikap kepemimpinan siswa itu dilakukan secra kontinya artinya didalam OSIS SMP Bakti Mulya memamng pertahun itu ada kegiatan LDKS, itu merupakan program yang sudah dilaksanakan oleh OSIS, yakni latihan dasar kepemimpinan siswa yang bekerja sama dengan instansi kepolisisan, angkatan darat dan angkatan laut. Karena LDKS itu intinya adalah membekali anak-anak untuk menjadi seorang pemimpin. Sedangkan banyaknya materi berasal dari instansi yang kita ajak kerja sama. Antara lain kepemimpinan, keorganisasian, dan lain sebagainya. 2. Bagaimana tugas dan tanggung jawab guru pembina OSIS di sekolah ini?
Ada tiga pembina OSIS di SMP bakti Mulya 400 Jakarta , pertama pembina dalam kerohanian, kedua pembina OSIS keputrian dan ketiga adalah Pembina OSIS dalam bidang olahraga. Dan seluruh pembina aktif dalam penanggung jawab ekstrakurikuler. 3. Apakah OSIS di sekolah ini telah berjalan sesuai fungsi dan tujuannya? Kalau untuk berjalan sesuai fungsinya belum maksimal. Artinya, dalam hal menjalankan programnya belum maksimal, masih ada yang belum tercapai program tersebut. 4. Apa saja kriteria khusus untuk menjadi pengurus OSIS di sekolah ini? Pertama harus memiliki akhlak yang baik. Kedua memiliki prestasi akademik minimal dalam rapot tuntas KKM nya. Ketiga harus mempunyai loyalitas yang tinggi dan kedekatan dengan teman-temannya 5. Apa saja kegiatan OSIS yang rutin dilaksanakan di sekolah ini? Mengikuti eskul Paskibra, setiap OSIS wajib mengikuti eskul paskib dan ditambah eskul pilihan. Selainitu ada program tahunan antara lain LDKS, Study banding, raker, dan ada lagi kegiatan PHBI dan class meeting yang ada persemester ditangani bidang OSIS yang berkaitan masing-masing. 6. Apakah kegiatan tersebut melibatkan seluruh pengurus OSIS? Kalau yang PHBI atau bersifat hari nasional itu perbidang saja yang mengatur acara. Kalau yang event besar semua pengurus OSIS terlibat. Contohnya kegiaan BM CUP yang melibatkan sekolah-sekolah tingkat SD sampai SMP, jadi BM CUP sudah sampai BM CUP yang ke XII yang bekerja angkatan dibawah naungan OSIS , yang memiliki program OSIS dan yang menjalankan itu angkatan. Dan Puncak kegiatan tersebut adalah HAKATA yang dengan kata lain adalah pentas seni. 7. Dan Apakah kegiatan tersebut memberikan kontribusi positif dalam membina sikap kepemimpinan siswa?
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat memberi kontribusi bagi anak, minimal anak bisa memiliki tanggung jawab ketika diberikan kepercayaan, mereka siap memimpin dan siap dipimpin. 8. Apakah terdapat perbedaan terhadap tingkah laku siswa yang menjadi pengurus OSIS dan yang bukan pengurus OSIS dalam sikap kepemimpinannya? Ya terlihat mereka yang aktif dalam organisasi lebih memiliki sikap tanggung jawab dan kepemimpinan. 9. Bagaimana hubungan siswa yang menjadi pengurus OSIS dengan siswa lain? Hubungan mereka sejauh ini harmonis-harmonis saja . 10. Adakah kendala-kendala dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan OSIS di dalam dan di luar sekolah? Tidak ada kendala berarti baik dana maupun perizinan dari sekolah, hanya kendala teknis dilapangan ketika mengatur anak-anak saja. Jakarta, 13 Maret 2014 Pembina OSIS
Usman Jamhuri, S. Ag.
PEDOMAN WAWANCARA PEMBINA OSIS PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA A. Identitas responden Nama
: Leli Sugiarti, S. Pd.
Jabatan
: Pembina OSIS
Hari/tanggal
: Jum’at, 14 Maret 2014
Waktu
: 14-30-15.15
Tempat
: Ruang wakil kepala bidang kesiswaan SMP BM 400 Jakarta
B. Keterangan dan petunjuk pengisian 1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya ilmiah/penulisan skripsi. 2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan bila tidak diperlukan. 3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya. Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya. C. Pertanyaan 1. Apa latar belakang dibentuknya OSIS di sekolah ini? Sebenarnya OSIS itu merupakan wadah, wadah untuk pengembangan kegiatan siswa. Jadi secara strukturan OSIS di bawah pembina OSIS. Susunannya adalah Kepala sekolah lalu wakil kepala bidang kesiswaan dan pembina OSIS serta OSIS itu sendiri. OSIS ini dibentuk sebagai wadah pengembangan siswa karena kita memiliki kegiatan tahunan rutin yang harus dijalankan oleh tim OSIS dan selai itu pula dibentuk untuk penegak kedisiplinan siswa. 2. Bagaimana sistem pemilihan pengurus OSIS di sekolah ini? Ya kita seperti pemilu kecil-kecilan, kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa pemilu di suatu negara tuh seperti ini. Jadi ada pemilihan 4 orang kandidat melalui kegiatan LDKS, di LDKS kita melihat anak- anak yang memiliki potensi itu siapa saja, pemilihan kandidat itu adalah otoritas kami pembina OSIS dan jajaran OSIS
sebelumnya, setelah LDKS para pembina OSIS dan OSIS sebelumnya memilih kandidat dan terbentuklah 4 kandidat, tiap tahun tidak kurang dari 3 dan tidak lebih dari 4. Setelah itu diadakan masa kampanye. 3. Apa saja syarat mengikuti LDKS? Syarat mengikuti LDKS antara lain adalah anak yang memiliki kemampuan akademik dan siswa yang berminat untuk menjadi anggota OSIS kemudian direkomendasikan kepada wali kelas dan memberikan formulir kepada orang tua siswa untuk memberikan persetujuan menjadi anggota OSIS. 4. Berapa jumlah peserta LDKS dan kerja sama dengan siapa melaksanakan LDKS? Jumlah peserta LDKS dibatasi sampai 40 diikuti oleh kelas VII dan VIII dan kelas IX sebagai mentor, kami bekerja sama dengan instansi kepolisian dan angkatan darat. Jadi, sebelum menjadi pengurus OSIS mereka dipersiapkan melalu kegiatan LDKS ini. 5. Apakah kegiatan ini dilaksanakan kembali ketika mereka sudah menjadi pengurus OSIS? Tidak, kegiatan ini hanya sekali karena ada kelanjutan kegiatan bagi mereka antara lain adalah Raker, outbond dan study banding. 6. Bagaimana tugas dan tanggung jawab guru pembina OSIS di sekolah ini? Dari ketiga pembina OSIS yang ada mempunyai tugas masing-masing, saya sebagai bendara yang mengelola keuangan dan seni, pak usman jemhuri dalam keagamaan, sedangkan pak doby dalam bidang keolahragaan. 7. Apa saja kegiatan tahunan OSIS di SMP Bakti Mulya 400? Ada even besar, ada 4 event besar yang awalnya berjalan sendiri-sendiri, nama dari event tersebut adalah Loketa, Sketsa, BM CUP dan Hakata. Keempat Kegiatan tersebut digabungkan menjadi hakat kolaborasi yang isisnya sama
namun waktunya yang tadinya terpisah digabungkan menjadi satu rangkaian dalam satu event. 8. Sejauh mana peran pembina OSIS dalam membimbing lembaga OSIS ini? Kita memang berperan penuh karena kita memang tolak ukur, sebenarnya kalau semua berjalan ideal pasti OSIS itu adalah tonggak utama dalam kedisiplinan dan pelaksanaan tata tertib. Peran kita sebagai pembina OSIS adalah mengarahkan serta mendampingi mereka terus menerus agar dapat melaksakan tugas dengan baik sehingga mereka dapat menjadi contoh bagi siswa yang lain. 9. Apa saja kriteria khusus untuk menjadi pengurus OSIS di sekolah ini? Mereka dilihat dari prestasi akademik dan rekomendasi dari beberapa guru khusunya guru kelas mereka. 10. Apa saja hambatan dalam melaksanakan program tersebut? Sebenranya
tidak
ada
hambatan
yang
berarti,
tetapi
anak-anak
kita
dilatarbelakangi kondisi ekonomi menengah keatas sehingga tanggung jawabnya memang harus kita bina . kondisi tersebut membuat mereka agak manja. 11. Program OSIS apa saja dalam pembinaan sikap kepemimpinan siswa? Selain LDKS kita punya Raker, outbond dan study banding dalam rangka pembinaan sikap kepemimpinan siswa di SMP BM 400 Jakarta. Dalam raker ada pembuatan program kerja dari masing-masing bidang dan dibuat menjadi sebuah draft serta pengolahan AD/ART OSIS. Sedangkan outbond itu sebenarnya adalah menindak lanjuti dari LDKS kemarin yang sebenarnya polanys sudah ada saat LDKS , jadi anak-anak dibangun lagi semangatnya untuk menjalin team work yang baik agar dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah organisasi. Sedangkan study banding kami laksankan ke sekolah-sekolah SMP sekitar Jabodetabek beberapa sekolah secara ke OSISan mereka lebih baik dan layak untuk dilihat serta perbandingan ke kegiatan eskul dan tahunan. Misalkan kalau di SMP BM 400 punya kegiatan tahunan semacam BM CUP tentang keolahragaan , dalam bidang kesenian kita beri nama Sketsa, sedangkan dalam bidang
keagamaan kita beri nama Loketa dan ada juga bidang pentas seni kita beri nama hakata. Loketa dan BM cup itu bentuknya perlombaan dilaksakan dalam rentang waktu 1-5 hari. Rentetan kegiatan tersebut ditutup dalam pentas seni. 12. Apa hambatan dalam program tersebut? Hambatan utama sebenarnya menyeimbangkan anak-anak ketika harus belajar dan berorganisasi dalam hal ini porsi kerjanya 30:70, jadi yang banyak terlibat adalah guru-gurunya. Jadi peran siswa belum maksimal. 13. Apakah terdapat perbedaan sikap kepemimpinan siswa pengurus OSIS dan bukan pengurus OSIS? Tentunya ada,walaupun tidak semua dalam hal ini jadi bisa dibentuk mentalnya. Dari sekian anak OSIS walaupun tidak semua mereka lebih bertanggung jawab, disiplin dan memiliki jiwa kepemimpinan. 14. Apakah lembaga OSIS ini memberikan peranan dalam pembentukan sikap kepemipinan? Ya tentunya, OSIS SMP sebagai pembinaan awal untuk selanjutnya, jadi OSIS di SMP menjadi pembekalan mereka selanjutnya. 15. Selain dari beberapa kegiatan tersebut, kegiatan-kegiatan intern OSIS yang dapat menumbuhkan sikap kepemimpinan mereka apa saja? LDKS, RAKER OSIS dan Study Banding. Di khusukan bagi pengurus OSIS. Dalam raker kita mengajarkan mereka berpikir kemudian membuat AD/ART kemudian mempresentasikan program dalam raker tersebutlah kita melihat potensi mereka. 16. Bagaimana hubungan sosial para pengurus OSIS dengan para guru dan siswa lainnya? Mereka sama saja berhubungan baik, tapi harapan kami menciptakan mereka menjadi contoh bagi temannya yang lain. Jadi, OSIS adalah Garada terdepan dalam penegakkan disiplin dalam tat tertib sekolah.
17. Apakah maksud dan tujuan beberapa Bidang kegiatan OSIS antara lain kegiatan bela negara, Budi pekerti dan akhlak mulia, Olahraga dan kesehatan, Apresiasi seni, rohani Islam dan kegiatan Jurnalistik dan kewirawusahaan? Bela negara yaitu penegakkan disiplin, segala tata tertib yang dibuat sekolah bidang bela negara lah yang menjalankan ,misalkan baju harus rapi dll. Mereka ikut membantu untuk menegur dan menyampaikan kepada bapak dan ibu gurunya. Budi pekerti dan akhlak mulia dalam program melaksanakan tat tertib dan tata krama dalam pergaulan. Olahraga dan seni yakni untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat di sekolah, rumah dan masyarakat. Apresiasi seni untuk mengembangkan ketrampilan dalam bidang seni suara, seni tari, seni kerajinan dll. Kegiatan Rohani Islam membantu kegiatan praktek keagamaan siswa di sekolah. Kegiatan jurnalistik mengembangkan reportase untuk semua berita di sekolah. Kegiatan kewirausaan untuk meningkatkan ketrampilan di bidang teknik, elektronik dan usaha produksi di sekolah. 18. Dari beberapa bidang tersebut, apakah berpengaruh dalam pembinaan kepemimpinan siswa ?mengapa? Esensinya bila dilakukan secara maksimal, kita gali potensi yang ada kita memberikan mereka pembelajaran tentang komitmen, tanggung jawab, mandiri dan tentunya itu membina sikap kepemimpinan mereka. 19. Bagaimana kegiatan keputrian yang ibu berikan ? Kegiatan tersebut ditujukan bagi para siswi yang sedang berhalangan dalam sholat, kita bimbing tiap harinya dan kita dampingi di perpustakaan kita isi dengan
cerita-cerita keagamaan dan kita isi rohaninya dan kita ajarkan mereka berkreatifitas dengan membuat bebrapa ketrampilan tangan. 20. Bagaimana evaluasi dan masa jabatan pembina OSIS? Ya tentunya ada evaluasi di setiap masa kepengurusan. Tidak ada ketentuan masa jabatan, sekiranya masih dipercayakan masih diperpanjang masa tugasnya. 21. Mengapa ekstrakurikuler paskibra diwajibkan bagi seluruh pengurus OSIS? Harapan kita anak anak bisa disiplin, menumbuhkan nasionalisme yang tinggi, ketika mereka menjadi petugas upacara mereka harus menjadi petugas upacara yang baik, dan sebagai garda terdepan dalam penegakkan kedisiplinan dan kita harapkan para pengurus OSIS ini berbeda dengan siswa lainnya, artinya mereka menjadi contoh bagi yang lain. Mereka punya tanggung jawab lebih dan bisa berdisiplin dengan baik. Jakarta, 14 Maret 2014 Pembina OSIS
Leli Sugiarti, S.Pd.
PEDOMAN WAWANCARA PENGURUS OSIS PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA A. Identitas responden Nama
: 1. Mirza Manggala 2. Kathy Ayu 3. Mariza Nabila
Jabatan
: 1. Ketua Umum 2. Sekretaris Umum 3. Ketua 2
Tempat
: Ruang UKS SMP BM 400
Hari/Tanggal
: Kamis, 13 Maret 2014
Waktu
: 14.00- 14.45
B. Keterangan dan petunjuk pengisian 1. Pedoman wawancara ini dibuat untuk kepentingan penelitian pada karya ilmiah/penulisan skripsi. 2. Setiap jawaban yang dikemukakan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan dipublikasikan bila tidak diperlukan. 3. Jawablah pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya. Terimakasih atas kerja sama dan partisipasinya. C. Pertanyaan 1. Menurut kalian, keberadaan OSIS di sekolah ini penting tidak? Sanagat penting, karena dengan OSIS kami memiliki sebuah pengalaman yang bermakna dari awal mula pencalonan hingga saat ini. 2. Bagaimana proses pemilihan OSIS di sekolah ini? Kami melalui tahap LDKS terlebih dahulu,dimana ada 6 calon ketua OSIS dari kelas VII dan VIII di tahap seleksi kami membuat makalah untuk program-program kami dan dilanjutkan dengan mempresentasikannya saat LDKS, lalu di seleksi lagi menjadi 4, lalu setelah itu pemilihan dilaksanakan dengan pemilu. 3. Siapa saja yang ikut LDKS?
Siswa yang berminat menjadi pengurus OSIS dan yang direkomendasikan atau ditunjuk oleh wali kelas. 4. Ketika menjabat sebagai pengurus OSIS, program kerja apa saja yang sampai saat ini telah anda jalankan? Program kerja dilaksanakan ketika semua bidang telah mengajukan program, sementara kami baru raker setelah beberapa bulan menjadi pengurus OSIS. Jadi sekarang masih ada proses pembicaraan. Sementara ini kami melaksanakan programprogram dari OSIS terdahulu, ada sebagian program kita sedikit-demi sedikit kita jalankan seperti program OSIS. 5. Program unggulan apa selanjutnya yang ingin anda jalankan? Setelah kami study banding dan melihat serta mempelajari program OSIS sekolah lain dan banyak yang ingin kita laksanakan antara lain english day di sekolah, program satu hari tentang budaya Indonesia tentang hal-hal ke Indonesiaan, serta program memperingati hari pahlawan. 6. Apakah setiap kegiatan-kegiatan OSIS mendapat dukungan dari pihak sekolah? Alhamdulillah sekolah mendukung penuh dalam pendanaan walaupun agak telat telat sedikit tapi semuanya berjalan lancar. 7. Apakah ketika anda menjadi pengurus OSIS di sekolah ini, terdapat perubahan tingkah laku anda khusunya dalam sikap kepemimpinan? Dalam keseharian kami merasakan adanya perubahan antara lain lebih disiplin dalam mentaati tata tertib sekolah karena kami menjadi contoh bagi seluruh siswa,kami bisa lebih hidup mandiri dengan mengerjakan tugas-tugas tepat waktu dan juga menjadi lebih rajin, kami bisa membimbing teman-teman menjadi lebih baik dan dapat menengahi jika ada pertikaian antara teman. 8. Apakah anda merasa terbebani ketika anda menjalani dua peran sekaligus yaitu sebagai pengurus OSIS dan sebagai murid biasa di sekolah ini?
Alhamdulillah tidak, kami membawa santai dan tidak merasa terbebani karena ini adalah kemauan kami sendiri dan orang tua pun mendukung dalam keaktifan kami di Organisasi. 9. Apakah manfaat yang anda rasakan dari keikutsertaan anda dalam melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan OSIS? Tentunya banyak manfaatnya, seperti kegiatan baksos kami jadi bisa merasakan beban penderitaan orang lain yang terkena musibah, menambah pengalaman kami dalam berorganisasi, serta menambah wawasan dan pengetahuan kami. 10. Apakah harapan anda untuk kedepannya pada lembaga OSIS di sekolah ini ( Saran/Kritik)? Kami berharap OSIS dapat lebih eksis lagi,serta makin solid dalam menjalankan roda organisasi, dan kami bisa menjalankan program dengan baik. Jakarta, 13 Maret 2014 Ketua Umum
Ketua OSIS 2
Sekretaris Umum
Mirza Manggala
Mariza Nabila
Kathy Ayu
PEDOMAN OBSERVASI PEMBINAAN SIKAP KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI KEGIATAN OSIS SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
Berilah Tanda Check list ( ) sesuai dengan pengamatan !!!
NO 1
1= Cukup
2 = Agak baik
3 = Baik
4 = Sangat baik
ASPEK Kemampuan berkomunikasi pengurus OSIS dengan siswa lainnya.
2
Pengurus OSIS berperan sebagai ujung tombak penegak kedisiplinan siswa.
3
Sekolah melibatkan OSIS dalam setiap kegiatan sekolah.
4
Peran guru pembina OSIS dalam membimbing OSIS.
5
Prestasi akademik para pengurus OSIS di sekolah.
6
Peran OSIS dalam memberikan contoh yang baik kepada siswa lainnya.
7
Dukungan sekolah terhadap kegiatan OSIS
8
Fasilitas untuk OSIS dalam menjalankan tugasnya.
9 10 11 12
Kegiatan ekstrakulikuler paskibra bagi pengurus OSIS Tanggung Jawab siswa pengurus OSIS. Pengurus OSIS telah menjalankan tugas sesuai fungsinya. Aktif bekerja sama dengan pihak tertentu.
1
NILAI 2 3
4
STRUKTUR PENGURUS DAN ANGGOTA OSIS PERIODE 2013/2014 SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA
Pelindung
: HADI SUWARNO, M. Pd
Wakil Bid. Kesiswaan
: RIKE ANWARI FUADY, S. Si
Wakil Bid. Kurikulum
: SITO, S. Pd
Wakil Bid. Sarpra
: Drs. H. HASANUDIN
Pembina OSIS
: USMAN JAMHURI, S. Ag
Pembina OSIS
: DOBY PUTRA P, S. Pd
Pembina OSIS
: LELI SUGIARTI, S. Pd
Ketua Umum
: MIRZA MANGGALA PUTRA ALDAFI
Ketua OSIS 1
: ZACHRANI CANTIKA
Ketua OSIS 2
: MARIZA NABILA PUTRI
Sekretaris Umum
: KATHY AYU
Sekretaris 1
: SYNDHIKA GANIYA
Sekretaris 2
: M. RIANDY AJI
Bendahara Umum
: ALYA CHANDRA
Bendahara 1
: SEIVA AGENIA ASMARA
Bendahara 2
: SYAHRANI FARAHDIBA
Kor. Bid. Rohis
: AHMAD FAUZAN
Bid. Rohis
: SENO MUHAMMAD
Bid. Rohis
: M. ARKA SENNA
Bid. Rohis
: RANIA TALITHA FITRIA
Bid. Rohis
: FATHIYA RANAKIFA
Kor. Bid. Olahraga
: M. RANABY
Bid. Olahraga
: ROFIANO ALBAQI
Bid. Olahraga
: RAFI ANANDA SADIKIN
Bid. Olahraga
: ABIYAN DOHANSYAH
Bid. Olahraga
: ADINDA SILVIYANI PUTRI
Bid. Olahraga
: TYRONE RAUL RINALDI
Kor. Bid. Budi Pekerti
: ANINDI ZHAFRA ANGELIA
Bid. Budi Pekerti
: CLARISSA IZDIHARJATI
Bid. Budi Pekerti
: LUTHFI APRILIO
Bid. Budi Pekerti
: SHIKANDHINI KUMBITA
Bid. Budi Pekerti
: AQILA KAYRRA
Bid. Budi Pekerti
: SHARIDA
Kor. Bid. Jurnalistik
: THAYLA ILHAM
Bid. Jurnalistik
: MAHARANI DAVINA
Bid. Jurnalistik
: FEIRA SALSABILA
Bid. Jurnalistik
: HOPE ELISABETH GATTENIO
Bid. Jurnalistik
: ASYIFA INSYIRA ZIDANIA
Kor. Bid. Belanegara
: NICO SYAHPUTRA
Bid. Belanegara
: AHMAD BARIQ
Bid. Belanegara
: KHALIFA ANDAVA LUBIS
Bid. Belanegara
: M. FARREL ABINOZA
Kor. Bid. Kewirausahaan
: RASSYANDIAS SYAH REZA
Bid. Kewirausahaan
: NABILA KHIRUNNISA
Bid. Kewirausahaan
: ALYA ZAHIRA NURIDRAPUTRI
Bid. Kewirausahaan
: NAIRA VHALENZA KONO
Bid. Kewirausahaan
: NATASYA MEIDI
Bid. Kewirausahaan
: DEVIANO
Kor. Bid. Seni
: M. PRATAMA PUTRA
Bid. Seni
: FANYA AMARAYESHA
Bid. Seni
: M. KAHFI MUSTARI
Bid. Seni
: AZZAHRA ANDHIKA PUTRI
Bid. Seni
: ANDREA SYIFA AMERALDA
Bid. Seni
: DIANDRA ALYA PUTRI
Bid. Seni
: RANIA IMANI
FOTO-FOTO SAAT PENELITIAN
SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Kantor OSIS dan Taman
Siswa Pengurus OSIS Saat Mengikuti Pelatihan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
Salah Satu Kegiatan Olah Raga Futsal
Siswa memamerkan hasil karya Seni
Kegiatan Sholat Jamaah yang dibantu oleh pengurus OSIS
Gambar 4.7
Majalah Dinding SMP BM 400 Jakarta
Upacara Bendera SMP Bakti Mulya 400 dengan OSIS sebagai Petugasnya
Rapat Kerja OSIS SMP Bakti Mulya 400 Jakarta
Pembina OSIS memberikan arahan dan bimbingan kepada pengurus OSIS
Kegiatan HAKATA SMP Bakti Mulya 400 Jakarta