PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BHAKTI MULIA 400 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh IIS ISTIANAH NIM : 1110018200078
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
LBMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Skripsi ini berjudul "Proses perencanaan progra m Bilingual di SMp Bakti Mulya 400" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus Ujian Munaqosah pada tanggal 06
Februari2}|5 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis
memperoleh gelar S.Pd dalam program studi Manajemen pendidikan.
Jakarta, Februari 2015 Panitia Ujian Muaqosah Ketua Panitia (ketua Prodi)
Tanggal
Dr.Has)rim Asy'ari. M.Pd NrP. 19661009 1993303 i 004
?o/ *o16 fol' '
Sekretaris (Sekretaris Prodi)
Dr. Zahrudin" Lc. M.Pd NrP. 19730302 200501
I
002
Penguji I Dra. Nurdelima Waruwu. M.pd NIP. 19671020 200t122 001 Penguji
Lo
?Dt5
foL"'r"""""""
*,1, - d_qr
II
Dr.Zahrudin. Lc. M.Pd NrP. 19730302 200s01 1 002
'lo, - Zot,
"""t"""",.....,
Mengetahui Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah_ Jakarta
NIP. 19591020 198603 2001
Proses Perencanaan Program Bilingual di 400
sMp Bakti Mulya
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gerar Sarjana pendidikan (s.pd)
Oleh
Iis Istianah 1110018200078
Di bawah bimbingan
PJ;
H
Dr. Marzuki Mahmud, M.A
Dr. Hasvim Asy'ari, M.pd
19580405 198103 1 003
19661009 199303
t 004
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN LINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Proses Perencanaan Program Bilingual disusun oleh Iis Istianah.
NiM
1
di SMp Bakti Mulya
400
I 10018200078, Program Studi Manajemen pendidika,.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak
untuk disajikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 09 Januari 201 Yang Mengesahkan,
Pembimbing
i
Dr. Marzuki Mahmud. M.A NIP. 19580405 l98l 1 003
Pembimbing II
Dr. Hasvim Asy'ari. NI.Pd NIP. 19661009 199303 1 004
5
UJI REFERENSI Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan sklipsi berjudul proses Perencanaan Program Bilittgual di SMP Bakti Mulya 400 disus'.rn oleh Iis Istianah,
NIM
1110018200078, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakulras
Ihnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islan Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.
Jakafta,09 Januari 2015 Yang Mengesahkan,
Pembimbing I
Dr. Nlarzuki Mahmud. Nl.A NIP. r9s80405 198103 1 003
Pembimbing II
Dr. Hasvim Asy'ari, M.Pd NIP. 19661009 199303 I 004
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah
ini
:
Nama
Iis Istianah
Tempat/Tanggal Lahir
Grobogan, 30 Mei 1992
NIM
11
Jurusan
Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi
Proses Perencanaan Program
10018200078
Bilingual di SMP
Bakti Mulya 400 Dosen Pembimbing
1. Drs.
Marzuki Mahmud, M.A
2.Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd
Dengan
ini
menyatakan bahwa skripsi yang saya buat asli hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan
ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
_.__._=___Jakar$, Q9 Januari 2015 &/r{x}-ffeNcox !.rMrs;
DDEB6ACFS
Iis Istianah r110018200078
ABSTRAK Iis Istianah" NIM: 1110018200078, Proses Perencanaan Program Bilingual di sMP Bakti Mulya 400. Skripsi Program Strata Satu (S-1), program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan saya terhadap penggunaan bilingual di sekolah. Sejak pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah Birtaraf Internasional hingga dihapus, bilingual telah diterapkan di beberapa sekolah Internasional di Indonesia. Pengadaan program bilingual ini belum lama direalisasikan oleh beberapa sekolah internasional di Indonesia yang menginginkan kesetaraan kualitas dengan negara lain. Di sini penulis akan mengangkat tentang Proses Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya 400.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perencanaan program bilingual dan kemampuan bahasa Inggris secara akademik di SMp Bhakti Mulia 400. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, untuk mengumpulkan data dilakukan studi dokumen,wawancara, dan observasi pada lembaga yang bersangkutan (SMp Bakti Mulya 400). penulis
melakukan wawancara dengan beberapa orang yang terkait dalam penyelenggaraan program bilingual terdiri dari pimpinan sekolah yakni kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, ketua bidang program bilingual, dan wali kilas bilingual. Observasi kelas bilingual mencakup aktivitas guru dan siswa dalam proses belaj ar mengaj ar. Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa Proses Perencanaan Program Bilingual di SMp Bakti Mulya400 tergolong cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan awal antara pengelola din pemimpin sekolah, pengembangan program, pelaksanaan perencanaan, serta evaluasi yang berjalan secara sistematis dan berkesinambungan.
Kata Kunci: Perencanaan, Perencanaan program Bilingual, Kurikulum Cambridge
ABSTRACT Iis Istianah. NIM: 1110018200078, Bilingual Program Planning Process in SMP Bakti Mulya 400. Skripsi Program (S-1), Education Management Department, Faculty of Science and Teaching. Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta. This study was motivated by my interest towards the use of bilingual schools. Since the govemment implement international school to be removed, bilingual has been applied in several international schools in Indonesia. This bilingual program procurement realized recently by several international schools in Indonesia who want equal quality with other countries. Here the author will be raised about the Bilingual Program Planning Process in SMP Bakti Mulya 400. The purpose of this study was to determine the bilingual program planning process and academic English skills in junior Bhakti Majesty 400. This study uses qualitative descriptive analysis, conducted a study to collect data of documents, interviews, and observations on the institutions concemed (SMP Bakti Mulya 400). The author conducted interviews with several people involved in the implementation of the bilingual program consists of school leadership that principals and viceprincipals, chief field of bilingual programs, and homeroom bilingual. Observation bilingual class includes the activities of teachers and students in the learning process. From the research that I did it can be concluded that the Bilingual Program Planning Process in junior Bakti Mulya 400 is quite good. It can be seen from the initial planning between managers and school leaders, program development, implementation planning, and evaluation in a systematic and continuous running.
Keywords: Planning, Planning Bilingual Program, Curriculum Cambridge
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا هللا
بسم
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. Penulis persembahkan sebagai ungkapan rasa syukur atas segala limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dengan kudrat dan iradat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini dengan baik sebagai prasyarat untuk mencapai
gelar
Sarjana
Pendidikan.
Skripsi
ini
berjudul
”PROSES
PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400” Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Saw yang telah membimbing umat manusia dari jalan yang sesat menuju jalan yang dirahmati oleh Allah Swt dengan risalah yang dibawanya yaitu Agama Islam yang akan menyelamatkan dan mengantarkan pemeluknya menuju kebahagiaan yang ada di dunia danakhirat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan bias selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada: 1. Dr.Nurlena Rifa'i.Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan
Pembantu
Dekan
bidang Akademik,
Pembantu
Dekan
bidang
Kemahasiswaan, Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, semangat dan do’anya kepada penulis. Semoga bapak senantiasa diberi nikmat sehat jasmani dan rohani dan selalu dalam lindungan Allah Swt. 3. Marzuki Mahmud, M.A, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia membimbing penulis dari awal seminar proposal hingga selesainya skripsi ini.
i
4. Salman Tumanggor, M.Pd. dosen penasehat akademik yang selalu memberikan nasihat dan arahan. 5. Seluruh dosen dan staf Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis sehingga penulis mampu menyusun skripsi dengan baik. 6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Terbuka, Universitas yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam penyelesaian skripsi. 7. Hadi Suwarno, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, wakasek kurikulum, ketua bidang program bilingual,serta seluruh jajarannya, tenaga pengajar, staff tata usaha, yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut sehingga penulis merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 8. Ayah dan ibu terhebat, Drs. Humaidi Yusuf, M.H dan Machsuroh, MS, yang telah mendidik, membimbing dan membesarkan penulis dengan penuh kasih dan sayang terbaik untuk belajar memaknai kehidupan, memberikan bantuan moril dan materiil yang luar biasa yang tidak akan pernah bisa terbalas dan terbayar dengan apapun. 9. Kakak dan adik-adik penulis Ery Badridduja, S.T, Lailiya Saidah, Shofiya Indana, Ivvana Nur Aliya, dan Muhammad Bahrus Shofa yang telah memberikan keceriaan, canda, tangis, dan tawa yang selalu menyunggingkan harapan dan cita-cita penulis sehingga dukungan moril itu mampu menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Keluarga besar dari ayah maupun ibu, kakek dan nenekku, Alm. KH.Mahfudz Syafi’i Alm.Nyai Muchsonah dan Mbah Ram,serta Pondok Pesantren AlIstighotsah Sukatani-Bekasi, Pondok Pesantren Al-Istighotsah Bulak KapalBekasi, dan Pondok Pesantren Al –Istighotsah Setu- Bekasi, atas dukungan moril dan saran yang di berikan kepada penulis, terutama dalam penyelesaian penyusunan skripsi.
ii
11. Kandaku Zuhairul Bustan yang telah tulus menemaniku selama tujuh tahun ini dalam suka dan duka, memberikan waktu yang begitu luang untukku, memberikan dukungan moril dan materiil yang besar, dan semangat yang begitu hebat selama penulis menyusun hingga menyelesaikan skripsi. 12. Sahabat-sahabatku seperjuangan terutama Amelia Yulinsa, Andi Dewi Puspita Sari, Ismania Choirunnisa, Mariatul Kiftiah, Ayu Istikomah, Muhammad Fadoli, dan Asqolani. Terimakasih telah memberikan kritik dan saran yang membangun penulis
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga kita dapat
dipertemukan lagi. 13. Teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen Pendidikan kelas B dan Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia (PMII) terutama
Komisariat Fakultas Tarbiyah yang telah mengajariku menjadi wanita yang organisatoris, kritis, tegas, bertanggung jawab, dan berjiwa besar terhadap segala masalah, situasi dan kondisi sehingga penulis mampu menuangkan pikiran ke dalam skripsi ini. 14. Serta kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya terima kasih atas bantuannya, semoga Allah SWT membalasnya dengan balasan yang setimpal. Dengan menengadahkan tangan dan mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena hanya kepada Allah SWT jualah penulis mohonkan semoga amal baik yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan diterima disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
Jakarta,16 Januari 2014 Penulis
Iis Istianah
iii
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK KATA PENGANTAR......... DAFTAR ISI ........... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I
............"
..................iii .............
vi
................. x ............ xi
PENDAHULUAN
Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian. F. Manfaat Penelitian. A. Latar Belakang
BAB II
i
.................. I ........................5 ....................... 5 ....... 6
..........6 ........ 6
LANDASAN TEORI A. Perencanaan Program
Program 2. Pendekatan Perencanaan Program 3. Jenis-jenis Perencanaan Program , 4. Proses Perencanaan Program 5. Pentingnya Perencanaan Program 1. Pengertian Perencanaan
................. 8 ................ 13 .................. 13 ...... 15 ................ 16
6. TahapantahapanPerencanaanProgram... .... 18 7. Upaya-upaya PerencanaanProgram .............20 8. Komponen Struktur
Program....
....................21
................
.....................22
B. Bilingual 1. Pengertian Bilingual
tll
Bilingual... 3. Pembagian Bilingual (Kedwibahasaan)...
2.
Sejarah
....25 .....26
4. Strategi Pembelaj aran Bahasa dalam B ilingual .............. 27 5. Kelebihan dan Kelemahan C. Kerangka
BAB III
Bilingual..
..........29
Berpikir
......... 30
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian .............32 B. Obyek dan Subyek Penelitian.. ............33 C. Pendekatan dan Metode Penelitian .....34 D. Teknik Pengumpulan Data .............. 35 1. Pengamatan(Observation...... ..... 35 2. Wawancaru (Interview)........... ....36 3. Studi Dokumen(Document Study) ................37 E. Uji Keabsahan Data.......... ...............37 F. Instrumen Penelitian ...... 3g A. Tempat dan Waktu
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400..........................41
1. Sejarah berdirinya SMP Bakti Mulya 400........... ........41 2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan ....42 3. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400 ........... ......45 4. Program Strategis di SMP Bakti Mulya 400........... .....47 5. Rencana Program Kerja dan Kegiatan program
.
Bilingual............. 6.
Bilingual.. B. Deskripsi Data...... 1. Struktur Program Bilingual Program
2.
....49
Upaya-upaya Strategis dalam mengembangkan .................. 5l
Prosedur Perencanaan Program kerja Bilingual
Bakti Mulya
400...........
IV
........ 51 ......
5l
di SMp ............52
a.
Sosialisasi Program
Bilingual..
b. Kegiatan PPDB Program
Bakti Mulya
..............53
Bilingual SMP
400...........
....... 53
c. Persiapan Kegiatan Belajar Mengajar
di Kelas
Bilingual SMP Bakti Mulya 400 ........... .................. 5 4 d. Persiapan Program
Bilingual (Internasional) SMP Bakti
400........... ................. 55 Diagnosis Strategi pembelajaran bahasa dalam program
Mulya J.
Bilingual...
........ 56
Kelebihan dan Kekurangan Program Bilingual
di SMP Bakti Mulya
............ 56
Kebijakan Perencanaan Program bilingual di SMP
4.
Bakti Mulya a.
400...........
400...........
......57
Latar belakang dan Tujuan terbentuknya program
Bilingual.. b.
......... 59
Kualifikasi Tenaga Pendidik/Kependidikan Program
bilingual...
.........62
c.
Kualifikasi Peserta Didik program bilingual.......... 65
5.
Kurikulum Program Bilingual di SMP Bakti Mulya
400............
.............. 66
6.
Program Remedial, Pengayaan, dan Klinik........... 73
a.
Program Remedial (Pengulangan) ............ ............. 7 3
b. Program Pengayaan (Enrichmen| .............. ........... 7 4
c.
Program Klinik Mata Pelaj aran.............. ................ 7 4
C. Analisis
' l.
Data
................75
Asumsi-asumsi Proses Perencanaan Program
Bilingual... a. b. 2.
Asumsi-asumsi proses perencanaan program ........75 Prioritas program selama satu
tahun
....76
Proses pelaksanaan perencanaan program
Mulya............... ....78 Program Bilingual... .......... 80
bilingual di SMP Bakti
3.
..............75
Pengembangan
4.
Hasil Evaluasi perencanaan program Bilingual
di SMP Bakti Mulya 400
D.
BAB V
...........
Penelitian.. 1. Kurikulum plus.......... 2. Bridging Program.... 3. Home Stay.......... 4. Check Point Test Temuan
............... 82 ...... g3
.............. g3 ................. g3 .... g4
....94
PENUTUP
A. Kesimpulan........... B. Saran........ DAFTAR PUSTAKA
vl
........95 ..................... g6
DAFTAR TABEL
Kegiatan...
Tabel3.l
Jadwal
Tabel3.2
Kisi-Kisi
Tabel4.l
Wali
Tabel4.2
Kualifikasi
Guru.........
.................62
Tabel4.3
Kurikulum
2013.........
..................66
Tabel4.4
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tabel4.5
Kurikulum
Instrumen
kelas
Cambridge
......33
.....................3g ..................46
.........67 .................69
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Proses Perencanaan Gambar
Program.
4.i Struktur Organisasi...............
Gambar 4.2 Alur Perekrutan
Guru..........
xl
..........15 ...,.......45 .............61
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
I
Pedornan dan Berita Wawancara dengan Kepala Sekolah
Lampiran
2
Pedoman dan Berita Wawancara Cengan Wakil Kepala Sekolah
Lampiran
3
Pedornan dan Berita Warvancara dengan Ketua BidangProgram
Bilingual Larnprran
4
Pedoman dan Berita Warvancara dengan Wali Kelas Sains VIII.1
Larnpiran
5
Peciornan dan Berita Wawancara dengan
Wali Kelas bahasa Inggris
TX.1
Lampiran
6
Indikator Visi
Lampiran
7
Data Guru
Larnpiran
8
Data Peserta Didik
Lampiran
9
Prestasi sisrva SMP Bakti Mulya 400
Lampiran 10 Rencana Program dan Kegiatan Sekolah Lampiran i 1 Indikator Pengembangan Sekolah Lanrpiran
12
Jadrval Kegiatan Persiapan Program
Bilingual
Lampiran 13 Jadwal Pelajaran Program Bilingual Lampiran 14 Jejaring Internasional Lampiran 15 Kegiatan Networking Larnpiran 16 .Evaluasi Perencanaan
Lampiran 17 Anggaran Program Bilingual Lampiran
18
Sarana Prasarana dan Denah Ruang
Larnpiran
l9
Cambridge Teaching Knowledge Test
Lampiran
20
Lembar Observ'asi Kegiatan Belajar Mengajar
Lampiran
21
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran
22
Surat Bimbingan Skripsi
ix
Lampiran
23
Lampiran
24 Foto-foto Kegiatan Program Bilingual
Surat Permohonan Izin Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Semua pihak sepakat bahwa kualitas pendidikan kita harus terus ditingkatkan guna mengejar ketertinggalan dalam menyongsong era globalisasi. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan harus dimulai dengan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah. Kualitas pendidikan yang dimaksud dapat dimaknai sebagai suatu keadaan dimana manajemen merupakan kunci dasar dari sebuah program yang berkualitas dan tentunya dibutuhkan pengetahuan sebagai esensi dari sebuah pendidikan. Pada era globalisasi ini, tampaknya dunia kerja mengedepankan kemampuan berbahasa Inggris sebagai salah satu aspek yang penting. Hal inimembuat orang tua sangat antusias memaksimalkan kemampuan bahasa Inggris anaknya sedini mungkin terutama di sekolah, ditambah lagi munculnya berbagai sekolah bilingual (kelas internasional) yang menawarkan program berbahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam beberapa mata pelajaran. Fenomena berbahasa Inggris di sekolah ini kemudian membuat Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dan bahasa pertama terabaikan, tidak hanya oleh pihak sekolah, tetapi juga oleh orang tua. Para pakar linguistik deskriptif mendefinisikan bahasa sebagai “satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer” yang kemudian lazim ditambah dengan
1
2
“yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasi diri”.1 Bahasa adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain, yang sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Jadi, bahasa itu bukan merupakan satu sistem tunggal melainkan dibangun oleh sejumlah subsistem (sub sistem fonologi, sintaksis, dan leksikon). 2 Seorang anak akan memperoleh bahasa kedua setelah memperoleh bahasa pertamanya melalui pembelajaran bahasa. Pemerolehan bahasa kedua merupakan sesuatu yang dapat diperoleh, baik secara formal dalam pendidikan maupun informal dalam lingkungan pendidikan. Keterampilan seseorang terhadap sebuah bahasa begantung pada adanya kesempatan untuk menggunakan bahasa tersebut. Oleh karena itu, wajar jika bahasa pertama lebih dikuasai dari pada bahasa kedua, tetapi jika kesempatan untuk menggunakan dua bahasa atau lebih sama peluangnya, maka ada kemungkinan penguasaan atas bahasa kedua sama baiknya. Dapat juga terjadi keterampilan akan bahasa pertama menjadi berkurang, tertutama dalam penggunaan kosakata, jika seseorang dalam waktu yang relatif lama tidak menggunakan bahasa pertamanya. Belajar bahasa kedua terjadi pada masyarakat multilingual , yakni pada saat peserta didik harus mulai belajar bahasa kedua untuk dapat berkomunikasi antar daerah, antar provinsi, atau di lingkungan masyarakat perbatasan. 3 Selama
dua
sociolinguistics,
abad
terakhir,
anthropological
penggunaan
linguistics,
dan
terminology
linguistics,
psycholinguistics
telah
mengubah definisi dan korpus kerja mengenai bahasa. Sebelumnya perhatian terutama diberikan kepada bahasa - bahasa yang dipergunakan untuk pengajaran bahasa kedua. Sekarang perhatian terbesar ditujukan kepada kebutuhan bangsabangsa yang baru merdeka dan masalah karena keanekaragaman bahasa dan pendidikan. Ilmu-ilmu bahasa membantu pembentukan kebijakan tentang bahasa dan perencanaannya dan pengembangan bahasa ibu (native languange) serta
1
Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: PT. RinekaCipta, 2009, hal. 30 Ibid, hal. 30 3 Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011, Cet. III, hal. 77-79 2
3
pendidikan bilingual.
4
Oleh karena itu, dalam proses perencanaan program
bilingual, manajemen bertindak sebagai kunci utama dari keberhasilan program bilingual (dwibahasa) sehingga memiliki esensi dan nilai jual yang tinggi untuk sekolah itu sendiri. Dengan adanya perencanaan program yang baik, sebuah program akan berjalan dengan baik pula sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai suatu sekolah. Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu rakyat Indonesia merupakan bahasa yang dapat dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kajian tentang bilingual adalah sebuah hal baru di Negara kita. Istilah ini mulai dikenal dan dipelajari sejak diadakannya Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Pemerintah Indonesia menerapkan Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) dengan menerapkan sekolah kelas Internasional atau biasa disebut dengan program bilingual. Dalam program bilingual (dwibahasa) menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pengadaan program bilingual ini belum lama direalisasikan oleh beberapa sekolah internasional di Indonesia yang menginginkan kesetaraan kualitas dengan negara lain. Kedwibahasaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari sudut pandang kita. Berdasarkan hipotesis ambang (threshold hypothesis) yang dikemukakan oleh Cummins dapat dibedakan menjadi duatipe bilingual yaitu subtractive dan additive bilingual.
5
Substractive bilingual programs adalah
program pendidikan dimana semua instruksi disampaikan dalam bahasa Inggris. Penggunaan bahasa pertama digantikan sepenuhnya oleh Bahasa Inggris. Kebanyakan sekolah-sekolah bilingual di Indonesia menerapkan program ini. Sementara pada additive bilingual programs, proses pembelajaran dilakukan dalam bahasa pertama anak
maupun bahasa asing.
Fokusnya
adalah
mengembangkan keterampilan berbahasa akademik anak, baik itu dalam Bahasa Inggris dan juga Bahasa Indonesia. Dengan demikian, anak bukan hanya didorong untuk menguasai Bahasa Inggris dengan baik, tetapi juga menguatkan kemampuan berbahasa Indonesia. 4
Ibid, hlm. 80 Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa. 2009. Cet. I.
5
hal. 6-7
4
Risiko dari program substractive adalah keterampilan berbahasa pertama anak menjadi berkurang. Tidak hanya itu, perkembangan akademik anak pun tetap di bawah standar, meskipun penguasaan Bahasa Inggrisnya bagus. Anak tidak menguasai keterampilan berbahasa secara akademik dalam bahasa pertamanya. Oleh karena itu, penulis menemukan bahwa keberhasilan program bilingual itu sendiri tidak bisa terlepas dari perencanaan program bilingual itu sendiri. Penulis tertarik dengan penguasaan bahasa Inggris yang didapatkan dalam program bilingual. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian kepada salah satu sekolah internasional yaitu SMP Bakti Mulya 400. Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 ditunjuk sebagai salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2009/2010, kemudian sekolah ini mulai melaksanakan dengan membuat perencanaan yang matang bersama dengan yayasan dan membuat standar yang sesuai dengan RSBI, yaitu standar proses, standar lulusan, standar penilaian, dan standar pengelolaan. Dalam rangka mensukseskan program pemerintah ini, SMP Bakti Mulya 400 membuat program bilingual (kelas internasional) di seluruh tingkatan kelas, yaitu kelas 7, 8, dan 9 dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran di beberapa mata pelajaran tertentu. Program bilingual di SMP Bakti Mulya bekerjasama dengan University of Cambridge International Examinations dengan memberlakukakn kurikulum plus dimana kurikulum nasional dikombinasikan dengan kurikulum Cambridge sehingga mempunyai kemampuan dan pengakuan dari sekolah di luar negeri. mengadopsi dan adaptasi dari kurikulum Cambridge itu sendiri. Pada awal proses penerimaan program bilingual, seluruh calon siswa dimasukkan berdasarkan peminatan dan penyeleksian. Apabila kemampuan akademik, dan bahasa Inggria memadai serta dengan persetujuan orang tua, maka peserta didik akan dimasukkan ke kelas bilingual. Program bilingual di SMP Bakti Mulya 400 ini mempunyai kriteria tenaga pendidik tertentu, yaitu native speaker dari Inggris, Amerika, dan India, tenaga pengajar lulusan luar negeri, dan tenaga pengajar yang memiliki lisensi melalui pelatihan tertentu.
5
Berdasarkan
pendapat
para
ahli
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa bilingual atau pendidikan bilingual adalah pendidikan yang menggunakan dua bahasa sebagai media dalam proses pembelajaran. Di sekolah-sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional program bilingual tidak diterapkan pada semua mata pelajaran, tetapi hanya pada mata pelajaran tertentu dan hanya pada kelas tertentu saja. Berdasarkan deskripsi tersebut, penulis tertarik mengkaji dan meneliti lebih dalam permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul ”PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 ”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi masalah yang timbul dan dapat diteliti yaitu: 1.
Terlambatnya penggunaan dua bahasa (bilingual) yang baru mulai digunakan pada tahun pelajaran 2009/2010.
2.
Pemahaman dua bahasa (bilingual) terutama Indonesia-Inggris kurang dapat direalisasikan dengan baik.
3.
Penerapan dua bahasa (bilingual) yang kurang efektif.
4.
Kurang meratanya penerapan dua bahasa (bilingual) dalam sekolah.
5.
Penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa Inggris kurang maksimal.
6.
Proses perencanaan program bilingual yang kurang baik .
C. Pembatasan Masalah Banyak faktor baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi program pendidikan bilingual. Mengingat keterbatasan kemampuan, dana, dan
6
waktu peneliti, maka untuk memudahkan dan memaksimalkan pemanfaatan instrumen-instrumen penelitian, maka penulis membatasi masalah pada : 1.
Penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa Inggris kurang maksimal.
2.
Proses perencanaan program bilingual yang kurang baik.
D. Perumusan Masalah Perencanaan program bilingual merupakan hal yang dangat urgen diperbincangkan dalam pengelolaan pendidikan. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penulis dapat merumuskan bahwa masalah yang sangat penting dan pokok yang akan diteliti adalah “bagaimana proses perencanaan program
bilingual dan bagaimana penguasaan berbahasa secara
akademik dalam bahasa ibu atau bahasa kedua (Inggris)”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan apa yang telah dirumuskan pada perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perencanaan program bilingual dan penguasaan berbahasa secara akademik dalam bahasa ibu atau bahasa kedua (Inggris) di SMP Bakti Mulya 400.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, diantaranya : 1.
Bagi Peneliti : a.
Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan unsur-unsur dalam manajemen sebagai strategi dalam meningkatkan kualitas melalui implementasi yang benar tentang program bilingual.
b.
Dapat memberikan gambaran seberapa besar efektivitas manajemen program bilingual di SMP Bakti Mulya 400.
7
2.
Bagi Siswa : a.
Siswa menjadi lebih tertarik dalam kelas program bilingual karena siswa merasa program ini mempunyai manfaat ilmu dan praktis yang mampu mengembangkan pola pikir mereka.
b.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu materi akan lebih mudah paham.
c.
Dengan menggunakan manajemen yang baik, diharapkan program bilingual di SMP Bakti Mulya akan berjalan lebih efektif lagi.
3.
Bagi Guru : a.
Guru dapat menemukan kreasi dan inovasi baru dalam proses penerapan program bilingual di semua mata pelajaran.
b.
Sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan kualitas program bilingual di sekolah itu dan memperbaiki sistem manajemen program bilingual sehingga outcome yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
4.
Bagi sekolah : Dapat memberikan masukan dan evaluasi terhadap proses perencanaan kembali dalam program bilingual.
5.
Bagi peneliti lain : Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan esensi ilmu pendidikan dan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perencanaan Program 1.
Pengertian Perencanaan Program Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses
mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Suatu definisi mengenai perencanaan memang diperlukan agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Perencanaan merupakan fungsi pertama dari fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan pada berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Tujuan fungsi ini adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengelolaan program suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah. Fungsi ini berkaitan dengan bidang-bidang manajemen lainnya, seperti manajemen produksi, pemasaran, keuangan, dan sumber daya manusia yang tentunya menjadi bagian dari sekolah. Semua bidang manajemen terlebih dahulu melaksanakan kegiatan perencanaan sebelum melaksanakan kegiatankegiatan lainnya. Perencanaan bermakna sangat kompleks. Perencanaan didefinisikan dalam berbagai macam ragam tergantung dari sudut pandang yang melihat, serta latar belakang
8
9
apa yang mempengaruhi orang tersebut dalam merumuskan definisi. Diantara beberapa definisi tersebut dirumuskan sebagai berikut: Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, rencana ialah rekaan tentang sesuatu yang akan dikerjakan.1 Perencanaan ialah proses, cara, atau perbuatan merencanakan. Perencanaan sebagai proses manajemen yang pertama hendaknya benar-benar mapan. Perencanaan merupakan masalah memilih, yaitu memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada, tanpa alternatif, perencanaan pun tak ada.2 Perencanaaan dapat dartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukam. Perencanaan itu dapat pula diberi arti sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan masa depan sesuai yang ditentukan. Perencanaan dapat pula diartikam sebagai upaya untuk memadukan antara citacita nasional dan resources yang tersedia yang diperlukan untuk mewujudkan citacita tersebut.3 Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan.4 Rencana harus diimplementasikan. Selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali dapat menjadi faktor kunci pencapaian sukses akhir . Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri denan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Ada yang mendefinisikan perencanaan pendidikan sebagai suatu alat untuk mengatur sistem pendidikan, penyesuaiannya dengan kebutuhan dan aspirasi seseorang dan masyarakat. Perencanaan harus mampu melihat bagaimana gambaran masyarakat pada masa yang akan datang dan adalah tugas perencanaan untuk menyesuaikan sistem
1
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), edisi ke-2, hal.1260 2 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 1988), cet.I, hal. 21 3 Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Suatu Pendekatan Komprehensif), Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 200, hal. 4-5 4 Hani Handoko, Manajemen, Edisi kedua, Yokyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I, 1986, hal. 78
10
pendidikan ke arah itu. C.E. Beeby dalam tulisannya memberikan definisi yang perencanaan
pendidikan
yang
dianut
oleh
banyak
negara
berkembang.
Ia
mengemukakan suatu definisi sebagai berikut:5 Educational planning is the exercising of foresight indetermining the policy, priorities and costs of an educational system, having due regard for economic and political realities, for the system’s potential for growth, and for the needs of the country and of the pupils served by the system.” Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.6 Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia program ialah “Rancangan rencana kegiatan mengenai asas-asas, serta usaha-usaha yang akan dijalankan.7 Pengertian tersebut sudah ada terlihat adanya unsur-unsur pengelolaan atau manajemen dalam suatu program yang merupakan serangkaian kegiatan dalam bentuk program yang dilaksanakan secara bertahap dengan menyusun terlebih dahulu suatu rancangan rencana, asas-asas dan usaha-usaha untuk diimplementasikan di lapangan. Program ialah segala sesuatu yang dicoba lakukan seseorang dengan harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.8 Suatu program mungkin saja sesuatu yang berbentuk nayat (tangible) seperti materi kurikulum, atau yang abstrak (intangible) seperti prosedur, misalnya distribusi biaya hidup, jadwal 4 hari lokakarya, atau sederetan kegiatan untuk meningkatkan sikap terhadap P4, dan lain-lain.
Merujuk dari beberapa pendapat ilmuwan di atas, bahwa perencanaan program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan untuk mendekati masalah.. Dalam menghampiri masalah, kita perlu merumuskan apa dan bagaimana mengerjakannya. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu program akan mengalami 5
Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992, hal.2 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2006), Cet. 8, hal. 49. 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II, Edisi ke -3, hal. 897 8 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, Yogyakarta:Bina Aksara, 1988, hal.1 6
11
kesulitan, bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam perencanaan program, terdapat faktor tujuan dan faktor sarana yang perlu diperhatikan, baik sarana personal maupun materiil. Perencanaan program dikembangkan dengan tujuan untuk memperjelas bagaimana suatu visi dapat dicapai. Perencanaan program merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber daya yang diperlukan dalam rangka melaksanakan suatu rencana, penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan sesuai kebutuhan, an sasaran sebagaimana yang dimaksudkan oleh kebijakan organisasi. Perencanaan program tidak terlepas dari stategi utama sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan program merupakan proses memilih, menyeleksi, menyesuaikan program sekolah dengan sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan kebutuhan sekolah dan lingkungan untuk mencapai tujuan program yang baik. Di setiap perencanaan selalu terdapat kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dalam proses perencanaan. Kegiatan itu adalah perumusan tujuan yang ingin dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan, identifikasi dan pengarahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Perumusan tujuan tentunya ditetapkan oleh stake holder bersama dengan komite sekolah membahas tentang formulasi yang dibutuhkan sekolah dalam mencapai tujuan sekolah. Kemudian, dengan memilih program yang sesuai dengan kebutuhan masa depan, dengan mengidentifikasi sumber daya yang terkait dengan program bilingual sekolah mampu merancang sebuah program yang searah dengan perubahan zaman. Bagian terakhir dari perencanaan tentang bagaimana sekolah mengidentifikasi dan mengarahkan sumber daya manusia yang terbatas untuk melaksanakan program tersebut sejalan dengan keinginan dan tujuan program
sehingga hasil yang
maksimal dapat tercapai Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan program yang baik adalah suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan atau
program yang akan
dilaksanakan dengan tidak jauh menyimpang dari konsep dan tujuan awal, sesuai dengan obyek yang ditangani. Perencanaan diharapkan tepat guna dalam mencapai
12
tujuan yang telah ditetapkan. Sekolah melakukan proses perencanaan program yang matang untuk menyeimbangkan perubahan kebijakan pemerintah yang sering terjadi di Indonesia. Perencaaan program itu sendiri mampu mengubah sebuah lembaga pendidikan agar sesuai dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal. Perencanaan merupakan penentu segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatankegiatan. Fungsi perencanaan meliputi usaha pemilihan berbagai akternatif tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Jelas usaha tersebut merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi jalannya suatu lembaga pendidikan di waktu yang akan datang. Kita hendaknya mengetahui kaidah perencanaan. Setelah rencana tercipta, strategi,kebijakan, dan taktik perlu digariskan, sedang pelaksanaan rencana itu harus konsekuen. Dikemukakan secara singkat berbagai aspek perencanaan, yaitu bahwa perencanaan itu meliputi penciptaan rencana yang komprehensif dan menyeluruh, langkah-langkah perencanaan itu teratur rapi, dan rencana itu harus selalu diperbaiki. Perencanaan yang dibuat haruslah bersifat sebagai berikut : a. Menyumbang pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi, b. Merupakan dasar tolok fungsi manajemen yang lain yaitu organisasi pengarahan, koordinasi, dan pengawasan, c. Merupakan fungsi dari setiap orang yang berada dalam organisasi, baik horizontal maupun vertikal, d. Efisien, artinya bila dilaksanakan rencana tersebut dapat mencapai tujuan secara berhasil dengan biaya yang sekecil-kecilnya.9 Dengan demikian, perencanaan diharuskan mampu mencapai tujuan suatu organisasi dan merupakan landasan bagi fungsi manajemen yang lainnya sehingga jelas sulit membuat suatu rencana yang harus memenuhi syarat tersebut. Oleh karena itu memang tidak boleh terlalu meremehkan perencanaan karena hal itu merupakan tugas berat. Pembuatan rencana melalui suatu proses pengambilan keputusan tertentu.
9
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Management, Yokyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I, 1984, hal. 21-22
13
Pada hakekatnya perencanaan adalah pemilihan berbagai alternatif tujuan, strategi, kebijaksanaan, tak-tik, prosedur dan program-program. Inti perencanaan adalah pemilihan jalan yang akan ditempuh. Ini merupakan prinsip utama perencanaan.
B. Pendekatan Perencanaan Program Adapun pendekatan perencanaan suatu program adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Memilih tujuan Menganalisa lingkungan Membandingkan rencana sub unit dengan rencana strategis Menentukan perbedaan yang ada Memilih alternatif terbaik Melaksanakan rencana strategis Menilai dan mengawasi kemajuan rencana.10 Dari beberapa hal yang telah disebutkan di atas, dapat dianalisis bahwa dalam
membuat suatu program tentunya langkah-langkah yang harus dilakukan adalah memilih tujuan program itu sendiri agar program yang telah dicanangkan sesuai dengan visi dan misi sekolah, menganalisa lingkungan baik secara internal sekolah maupun eksternal sekolah, melakukan triangulasi terhadap rencana yang sudah dibuat dengan rencana strategis suatu program, menentukan jawaban atas perbedaan rencana yang ada, melaksanakan rencana strategis dengan sebaik mungkin, dan melakukan pengawasan dan pengevaluasian terhadap proses jalannya rencana yang telah dilaksanakan.
C. Jenis-jenis Perencanaan Program Perencanaan dapat dibedakan menurut waktu, menurut besarannya, tingkatannya, dan menurut jangka waktunya. Adapun disini,
perencanaan menurut waktu yang
dianggap sebagai efektivitas dari sebuah perencanaan program. Berdasarkan kriteria waktu, ada tiga macam perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Dalam menyusun suatu rencana perlu terlebih dahulu ditetapkan apakah yang akan disusun itu termasuk perencanaan
10
Ibid, hal. 22-23
14
jangka pendek atau yang lainnya, sehingga langkah-langkah kegiatan dapat tersusun dan tujuan kegiatan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 1. 2. 3.
Perencanaan Jangka Panjang (Long Term Planning), mempunyai jangka waktu 10, 20, atau 25 tahun. Perencanaan Jangka Menengah (Medium Term Planning), mempunyai jangka waktu 4-7 tahun seperti repelita Perencanaan Jangka Pendek (Short Term Planning), mempunyai jangka waktu kurang dari 4 tahun seperti perencanaan tahunan.11 Karena demikian panjangnya siklus perencanaan ini, maka perencanaan jangka
panjang, jangka menengah, dan jangka pendek memuat rencana-rencana yang berbeda. Perencanaan jangka panjang bersifat umum, global, dan belum terinci, dan perspektif, yaitu memberikan arah yang jelas bagi perencanaan yang berjangka waktu lebih pendek. Susunan dari tiap perencanaan bermula dari perencanaan jangka panjang yang masih perlu dijabarkan menjadi perencanaan jangka menengah, dan selanjutnya perlu dijabarkan lagi menjadi perencanaan jangka pendek. . Fungsi pembuatan dari, rencana jangka panjang, sedang dan pendek di atas ditandai dengan: a. Suatu usaha untuk menghasilkan pembangunan secara seimbang pada setiap aspek dalam sistem pendidikan dan juga keseimbangan antara sistem pendidikan dengan sistem lainnya di dalam masyarakat. b. Korelasi usaha pendidikan dengan kebijaksanaan nasional bagi pembangunan sosial dan ekonomi. c. Suatu usaha untuk mengkoordinasikan perkembangan kuantitatif dengan peningkatan kualitatif dalam struktur isi dan metode. d. Ketentuan yang menjamin bahwa investasi dalam pendidikan akan memberikan keuntungan baik bagi masyarakat maupun bagi individu.12 Dalam melaksanakan rencana jangka panjang, menengah, dan pendek, suatu program pendidikan harus menyeimbangkan antara program yang tersedia di sekolah dengan kebutuhan masyarakat sehingga bermanfaat bagi perubahan sosial dan ekonomi nasional, serta mengkoordinasikan struktur isi dan metode dalam perencanaan suatu
11
Husaini Usman, Manajemen (Teori Praktik & Riset Pendidikan) Edisi kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, hal. 6 12 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2006), Cet. 8, hal. 59-61
15
program sehingga berdampak pada keuntungan pendidikan baik bagi individu maupun masyarakat.
D. Proses Perencanaan Program Perencanaan sebagai proses yang berlangsung sepanjang waktu dan berulang kembali membentuk siklus. Langkah-langkah yang diikuti alam proses ini pada umumnya sama dalam berbagai unit perencanaan dari berbagai tingkatan. Perbedaan hanya terdapat pada instrumen yang digunakan dan banyak tergantung kepada tingkat proses pengambilan keputusan. Tabel berikut imi dapat memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam proses perencanaan yang membentuk siklus.13 Gambar 2.1 Pengumpulan dan pengolahan data dan informasi Evaluasi Rencana dan Pelaksanaan
Analisis dan diagnosis
Pelaksanaan rencana
Perumusan Kebijaksanaan
Rincian Rencana Perkiraan kebutuhan yang akan datang
Penganggaran
Penetapan sasaran Perumusan Rencana Alternatif strategi Dari tabel di atas dapat ipaparkan bahwa siklus ini merupakan langkah-langkah utama dalam proses perencanaan. Hal ini tentunya memliki sejumlah langkah kecil alam pelaksanaannya. Paa awal proses perencanaan, sekolah harus memiliki data dan 13
44
Jusuf Enoch, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1992, hal.43-
16
informasi yang lengkap, akurat, dan sesuai kebutuhan. Adapun data yang ikumpulkan meliputi kompilasi data pendidikan, pengorganisasian data agar mudah didiagnosa, menyusun indikator yang perlu, dan menghimpun hasil penelitian serta hasil evaluasi dan monitorning rencana dan program yang lalu. Hal ini tentunya yang terkait dengan data input mentah (calon siswa), input instrumen (guru,kurikulum, gedung, alat belajar, biaya, ll), dan output (lulusan). Kemudian dilakukan analisis dan diagnosis terkait dengan data yang diperoleh sehingga sekolah mampu merumuskan kebijaksanaan atau kebijakan apa yang akan dilakukan. Selanjutnya sekolah bersama yayasan memperkiraan kebutuhan di masa yang akan datang dan menetapkan siapa saja sasaran yang akan ditetapkan. Setelah sasaran suah ditetapkan, dibentuk strategi yang baik untuk menapatkan hasil yang diinginkan. Strategi yang telah tersusun rapi dirumuskan menjadi sebuah rencana yang matang dengan penganggaran yang disesuaikan. Engan merincikan rencana yang telah matang, rencana ilaksanakan sesuai engan apa yang telah ibuat. Kemudian evaluasi rencana dilakukan untuk menghadapi kekurangan yang belum terealisasikan dan dilakukan pelaksanaan kembali.
E. Pentingnya Perencanaan Program Perencanaan pendidikan seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk menjadi lebih berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri harus dip-akai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat lainnya seperti misalnya pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan. Perencanaan, untuk menjadi alat yang berguna, perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja seseorang secara efektif dalam situasi kepemimpinan yang baik. Hal ini dianggap penting mengingat perencanaan bukan sebagai pengganti (substitusi) kewenangan seorang pengelola. Kelemahan yang terjadi dalam perencanaan dapat disebabkan dua hal penting berikut ini: 1. Karena manusia sering diabaikan.
17
2. Karena perencanaan yang berlebihan. Dari apa yang diuraikan di atas sudah dapat disimpulkan, mengapa perencanaan terutama dalam suatu program menjadi penting. Pentingnya perencanaan program pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya desakan masalah dalam berbagai aspek yang harus ditangani melalui perencanaan. Sering sekali dibicarakan tentang pelaksanaan program secara terpadu namun dalam kenyataannya banyak hambatan sejak dalam perencanaannya instansi atau orang yang diharapkan terlibat ternyata tidak diikutsertakan sejak awal perencanaan.Suatu program yang direncanakan terlalu padat dan ketat menyebakan ketidakpastian akan pentingnya suatu program dilaksanakan.
Setelah diketahui perbedaan berbagai jenis perencanaan, perlulah dihayati penting dan perlunya rencana bagi suatu organisasi atau lembaga pendidikan : a. Rencana dapat meniadakan ketidakpastian masa datang dan dapat menanggulangi perubahan-perubahan. b. Rencana telah digariskan tujuan organisasi sehingga kegiatan dapat dipimpin (difokuskan). c. Rencana walaupun mahal tetapi ekonomis. d. Rencana merupakan dasar bagi pengawasan. e. Rencana harus fleksibel.14 Dengan adanya rencana program segala sesuatu yang tidak pasti pada waktu yang akan datang telah diusahakan ke dalam situasi sekarang sehingga orang telah siap terhadap kemungkinan perubahan yang timbul. Rencana mampu menghindari kepentingan pribadi yang terjadi dalam suatu program sehingga terhindar dari suboptimalisasi. Karena dalam perencanaan segala kegiatan terpusatkan untuk mencapai tujuan bersama secara konsekuaen dengan biaya yang minimum. Tanpa rencana tidak mungkin dilakukan pengawasan hasil kegiatan karena tidak ada dasar pembandingnya. Dengan rencana orang dapat mengetahui hasil telah melebihi atau kurang dari yang direncanakan. artinya rencana dapat berubah arah tanpa biaya lebih dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, rencana mengandung arti untuk ditinjau kembali dan direvisi
14
Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar-dasar Management, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, Cet.I, 1984, hal. 27-28
18
untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh situasi yang dihadapi di masa yang akan datang.
F. Tahapan-tahapan perencanaan Program Dalam perencanaan pendidikan yang menjadi acuan perencanaan suatu program, ada 6 tahap dalam proses perencanaan pendidikan yang disadur ke dalam perencanaan program, yaitu:15 a. Tahap Pra Perencanaan-Perumusan Tujuan Tahap pra perencanaan dalam suatu program harus dimulai dengan: 1) Pembentukan organisasi perencanaan yang sesuai, 2) penentuan prosedur perencanaan, 3) Reorganisasi struktural mengenai mesin administratif pendidikan untuk berpartisipasi dalam perumusan dan implementasi rencana, 4) Menentukan mekanisme dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data statistik dan lain-lainnya ynag diperlukan bagi perencanaan. b. 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Tahap Perencanaan Diagnosis Perumusan kebijaksanaan Perkiraan kebutuhan masa depan Pembiayaan kebutuhan masa depan Penentuan prioritas dan seperangkat sasaran (target) Uji kelayakan.
c. Tahap Perumusan Rencana d. Tahap Elaborasi Rencana 1) Programming 2) Identifikasi dan Perumusan Proyek e. Tahap Implementasi Rencana f. Tahap Implememtasi Rencana g. Tahap evaluasi perencanaan
15
Ananda W.P Guruge, Proses Perencanaan Pendidikan, Surabaya:Surabaya Intelectual Club, 1996, hal. 2-9
19
Sebelum dibentuknya sebuah perencanaan, dibutuhkan pra perencanaan dalam merencanakan suatu program. Dengan membentuk program yang sesuai dengan kebutuhan internal dan eksternal sekolah, menentukan prosedur perencanaan program yang akan dibuat, mereorganisasi struktural yang ada untuk
merumuskan
dan
mengimplementasikan
rencana
program,
dan
menentukan mekanisme serta mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan bagi perencanaan suatu program. Pada tahap perencanaan, perumusan
tujuan program harus dipastikan
memadai, relevan, dan mentangkan hasil yang baik bagi sekolah. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan output dengan tujuan program. Diagnosis mengarahkan kita untuk mengidentifikasi kelemahan program, kualitas, serta tingkat kemajuan suatu program. Kriteria diagnosis seperti relevansi, efektifitas, dan efisiensi harus ada dalam sebuah program. Setelah dilakukan diagnosis, perlu adanya perumusan kebijaksanaan dalam mengoreksi kerangka kerja sehingga keputusan yang lebih rinci atas perubahan suatu program dapat dilakukan. Setelah tujuan program dimodifikasi berdasarkan kebijakan, perencanaan program harus memperkirakan kebutuhan sekolah di masa datang untuk mengantisipasi kebutuhan. Langkah berikutnya dalam tahap perencanaan adalah menetapkan biaya bagi kebutuhan masa depan. Perencanaan harus mengetahui jumlah anggaran program agar semua kebutuhan program terpenuhi. Kemudian menentukan prioritas dan sasaran dalam suatu program dalam mencapai tujuan agar dapat menentukan alokasi biaya yang relevan dan efektif. Sasaran-sasaran
ditetapkan sesuai kebutuhan yang diidentifikasi dan
diprioritaskan sehingga mendapat perhatian yang serius. Pada tahap perumusan rencana, telah kita ketahui tujuan perencanaan terutama ada dua, yakni menyajikan seperangkat keputusan kepada mereka yang secara nasional berwenang untuk persetujuan, dan menyiapkan suatu rencana atau cetak biru tindakan oleh macam-macam lembaga yang bertanggungjawab
20
dalam melaksanakan keputusan-keputusan ini. Maksudnya para stake holder sebagai penguasa yang berkepentingan memerlukan suatu pernyataan yang jelas tentang program yang diusulkan, alasannya, serta penyesuaiannya dengan memerlukan keterampilan tertentu, misalnya pernyataan harus singkat ringkas dan memadai untuk dipahami. Sebelum suatu rencana diimplementasikan perlu adanya penjabaran atau elaborasi sehingga kegiatan dapat dirinci secara jelas. Implementasi rencana program dimulai apabila perumusan program siap untuk dilaksanakan. Menggunakan anggaran tahunan, sumber-sumber program (manusia, uang, bahan) yang diperlukan dalam program, waktu yang telah ditentukan. Kemudian mendelegasikan
wewenang
kepada
setiapkepala
program,
membentuk
komunikasi dua arah dan memberikan umpan balik serta mekanisme kontrol yang baik. Pada tahap terakhir perencanaan terdapat evaluasi perencanaan. evaluasi merupakan usaha berkelanjutan dan bersamaan dengan implementasi rencana. Mempersiapkan laporan tahunan , tengah tahunan, atau separuh periode rencana. Tahapan-tahapan di atas merupakan seperangkat kegiatan yang kompleks dan berkaitan dalam membentuk proses perencanaan program untuk mengembangkan suatu program selama periode yang telah ditentukan.
G. Upaya-upaya Perencanaan Program Agar perencanaan program dapat dilaksanakan secara realistis, maka diperlukan upaya-upaya: a. Penentuan pimpinan mengenai sejauhmana tingkat keterkaitan (atau hubungan) antara visi, misi, tujuan, sasaran, dana strategi utama sekolah dengan rencana program. b. Koordinasi atas rencana program tidak perlu secara menyeluruh, akan tetapi cukup dilakukan terhadap program kerja yang memang penting saja, hal ini dilakukan untuk mengurangi kebebasan dan motivasi pegawai. c. Rencana program hendaknya cukup sederhana.
21
d. Setiap pimpinan unit memberikan kontribusinya dengan mengajukan rencana programnya masing-masing. e. Harus diperhatikan agar jangan sampai suatu program kerja hanya merupakan suatu ekstrapolasi keadaan yang lampau akan tetapi yang lebih penting adalah yang berkaitan dengan masa kini dan masa yang akan datang. f. Rencana program dibuat dengan memperhatikan prioritas tinggi dan berdampak dalam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran instansi pemerintah.16 Adapun langkah-langkah yang telah disebutkan dapat diterapkan pada perencanaan program bilingual di suatu sekolah. Bahwa kepala sekolah sebagai stakeholder harus mampu menganalisa keterkaitan antara visi dan misi sekolah dengan rencana program yang akan dilaksanakan sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan, koordinasi kepada bawahan lebih bersifat kondisional sesuai dengan program kerja yang dianggap penting, rencana program hendaknya sederhana tidak bertele-tele, kaku, dan ruwet karena justru membuat kompleksitas dalam sebuah program, setiap pimpinan seperti ketua program bilingual memerikan kontribusi dengan merencanakan kegiatan dalam program, sesuai dengan kebutuhan di masa yang akan datang, dan mempunyai prioritas tinggi terhadap kemajuan sekolah dan keberhasilan pencapaian pemerintah.
H. Komponen Struktur Program Komponen struktur program ialah menetapkan struktur dan materi program pendidikan. Struktur program pendidikan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan lembaga pendidikan mencakup alokasi waktu yang diberikan untuk setiap bidang studi dalam setiap minggunya. Ada beberapa jenis struktur peogram pendidikan dalam kurikulum, yaitu: a. Pendidikan umum (general education), program pendidikan yang bertujuan membinas siswa agar menjadi warga negara yang baik. Sifat pendidikan umum ini adalah wajib diikuti oleh setiap siswa pada semua lembaga pendidikan dan tingkatannya. 16
Muhaimin,dkk, Manajemen Pendidikan (Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Prenada Media Group,2009), Cet.1, hal.186
22
b. Pendidikan akademik (academic education), program pendidikan yang ditujukan untuk mencapai pembinaan intelektual sehingga diharapkan memperoleh kualifikasi pengetahuan yang fungsional menurut tuntutan disiplin ilmu masing-masing. c. Pendidikan Keterampilan, program pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan tertentu yang diperlukan anak sebagai bekal hidupnya di masyarakat. Sifat pendidikan ini temporer, artinya sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan keperluan juga sifatnya efektif, artinya setiap siswa dapat memilih jalur keterampilan yang diinginkannya. d. Pendidikan kejuruan (Vocational Education), bertujuan mempersiapkan siswa untuk menyandang keahlian atau pekerjaan tertentu sesuai dengan jenis sekolah yang ditempuhnya. 17 Program bilingual di Indonesia terutama pada SMP Bhakti Mulya 400 termasuk ke dalam struktur program akademik dimana bahasa Inggris yang merupakan bidang study yang dijadikan sebagai bahasa pengantar untuk beberapa mata pelajaran yang dianggap relevan dengan bahasa pengantar tersebut. Ada beberapa manfaat yang didapat dalam mengadakan kelas bilingual ini, selain mampu untuk menguasai akademik dan non akademik dengan baik tetapi juga mampu berbahasa asing.
B. Bilingual 1. Pengertian Bilingual Pendidikan bilingual di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan baru dalam menghadapi globalisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin berkembang di dunia. Pendidikan bilingual atau biasa disebut dengan bilingual class telah diterapkan di beberapa sekolah internasional di Indonesia. Bilingual dijadikan sebagai metode alternatif pembelajaran bahasa asing secara aktif yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. Menurut Mackey kewibahasaan bukanlah gejala bahasa, tetapi merupakan karakteristik penggunaannya. Mackey menjelaskan bahwa jika bahasa milik
17
Sudirman, dkk, Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,1991) Cet.V, hal. 19-20
23
kelompok, maka bilingualisme adalah kekayaan perorangan. Pemakaian perorangan akan dua bahasa berarti adanya dua masyarakat yang berbeda.18 Pengertian bilingual (dwibahasa) itu sendiri relatif. Adapun kajian tentang bilingualisme adalah sebagai berikut: Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, bilingual dapat diartikan mampu menggunakan bahasa lain sebaik atau hampir sebaik bahasa sendiri, dan mampu menguasai dua bahasa. Bilingualisme diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan dua bahasa dengan sama atau hampir sama baik.19 Menurut Bloomfield, dwibahasa adalah menguasai dua bahasa seperti bahasa ibunya. Menurut Lado, dwibahasa secara populer diartikan sebagai kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya, secara teknis diacukan pada pengetahuan seseorang akan dua bahasa bagaimana pun tingkatnya.20 Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu, yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara sosialinguistik secara umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.21 Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa asli (bahasa ibu) atau bahasa pertama memegang peranan penting dalam perkembangan bilingualisme, dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2). Orang yang dapat menggunakan kedua bahasa itu disebut orang yang bilingual (dalam bahasa Indonesia disebut juga dwibahasawan). Sedangkan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa disebut bilingualitas (dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasawanan). Selain istilah bilingualisme dengan segala jabarannya ada juga istilah multilingualisme (dalam bahasa Indonesia disebut juga 18
Alwasilah, A. Chaedar., Pengantar Sosiologi Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 106 Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002), edisi ke-2, hal.204 20 Op.cit, hal. 107 21 Colin Baker, Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,1988, p.30 19
24
keanekabahasaan) yakni keadaan digunakannya lebih dari dua bahasa oleh seseorang dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.22
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Seseorang yang mampu menggunakan bahasa kedua secara baik dan lancar seperti ketika berbicara bahasa pertama. Penggunaan bilingual di Indonesia telah digunakan di beberapa sekolah Internasional, salah satunya di SMP Bhakti Mulya 400. Biasanya bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pengantar di dalam kelas pada beberapa mata pelajaran yang dianggap relevan sehingga siswa menggunakan dua bahasa dalam satu kelas. Penguasaan dua bahasa di dalam kelas atau di suatu negara dengan kelancaran dan ketepatan yang sama seperti aslinya sangatlah sulit untuk diukur. Hal ini yang menjadi perhatian bahwa bilingual merupakan alternatif pembelajaran bahasa asing di Indonesia. Telah diketahui bahwa secara harfiah kedwibahasaan adalah kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian. Dibawah ini adalah pendapat-pendapat atau definisi tantang kedwibahasaan oleh para pakar ahlinya. Menurut para pakar kedwibahasaan didefinisikan sebagai berikut : a. Robert Lado, kedwibahasaan merupakan kemampuan berbicara dua bahasa dengan sama atau hampir sama baiknya. Secara teknis pendapat ini mengacu pada pengetahuan dua bahasa, bagaimana tingkatnya oleh seseorang. b. MacKey, kedwibahasaan adalah pemakaian yang bergantian dari dua bahasa. Merumuskan kedwibahasaan sebagai kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih oleh seseorang (the alternative use of two or more languages by the same individual). c. Hartman dan Stork, kedwibahasaan adalah pemakaian dua bahasa oleh seorang penutur atau masyarakat ujaran.
22
Abdul Chaer dan Leonie Agustina. 2004. Sosialinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta, hal. 31
25
d. Bloomfield, kedwibahasaan merupakan kemampuan untuk menggunakan dua bahasa yang sama baiknya oleh seorang penutur. e. Haugen, kedwibahasaan adalah tahu dua bahasa. Pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara produktif maupun reseftif oleh seorang individu atau oleh masyarakat. f. Oksaar, kedwibahasaan bukan hanya milik individu, namun harus diperlakukan sebagai milik kelompok, sehingga memungkinkan adanya masyarakat dwibahasawan. Hal ini terlihat di Belgia menetapkan bahasa Belanda dan Perencis sebagai bahasa negara, Finlandia dengan bahasa Find dan bahasa Swedia. 23 Jadi dapat diambil kesimpulan dari definisi-definisi diatas bahwa kedwibahasaan berhubungan erat dengan pemakaian dua bahasa atau lebih oleh seorang dwibahasawan atau masyarakat dwibahasawan secara bergantian. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa bilingual atau pendidikan bilingual adalah pendidikan yang menggunakan dua bahasa sebagai media dalam proses pembelajaran. Di sekolah-sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia, program bilingual tidak diterapkan pada semua mata pelajaran, tetapi hanya pada mata pelajaran tertentu dan hanya pada kelas tertentu saja. Pemakaian dua bahasa secara bergantian baik secara kontinuitas oleh seseorang atau lebih sering oleh seorang individu dalam suatu kelas atau oleh masyarakat akan semakin membentuk kognitif serta kelancaran dalam menggunakan bahasa kedua. Namun, penggunaaan dwibahasa ini mengalami ketimpangan sosial di beberapa Negara terutama Indonesia. Penggunaan bahasa rumah yang berbeda dengan bahasa di sekolah menyebabkan banyak terjadi ketidakjelasan komunikasi verbal antara orang tua dengan siswa.
2. Sejarah Bilingual Penelitian modern tentang pemerolehan bahasa pada akhir abad ke-18, ketika filsuf Jerman Dietrich Tiedeman mencatat pengamatannya atas perkembangan psikologis dan linguistik anak belianya. Pada akhir abad ke-19, Francois Gouin 23
Alwasilah, A. Chaedar., Pengantar Sosiologi Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1993). hal. 107
26
mengamati keponakannya dan darisana ia menyusun Metode Serial pengajaran bahasa asing. Pada abad ke-20, para peneliti mulai menganalisis bahasa anakanak secara sistematis dan berusaha menguak watak proses sosiolinguistik yang memungkinkan setiap manusia mencapai kontrol mudah atas sistem komunikasi yang luar biasa kompleks. Beberapa dasawarsa kemudian, langkah-langkah penting diambil khususnya dalam model-model generatif dan kognitif untuk menjelaskan pemerolehan bahasa-bahasa tertentu, dan untuk menyelidiki aspekaspek universal pemerolehan bahasa.24 Penerapan bilingual di negara berkembang seperti Indonesia dengan tujuan menciptakan generasi muda yang berkapasitas dan mampu bersaing secara Internasional belum lama dilaksanakan. Sejak tahun 2006/2007 telah melaksanakan pendidikan bilingual dalam pembelajarannya di kelas. Pendidikan bahasa dijadikan sebagai salah satu jurusan favorit di sekolah selain IPA dan IPS. Oleh karena itu, melihat semakin pesatnya pendidikan bilingual di Indonesia yang telah diakui sebagai pendidikan kaum elite dan memiliki prestise tinggi serta sistem penilaian khusus serta sertifikasi dan kualifikasi yang baik. 3. Pembagian Bilingual (Kedwibahasaan) Adapun beberapa jenis pembagian kedwibahasaan berdasarkan tipologi kedwibahasaan, yaitu : a. Kedwibahasaan Majemuk (compound bilingualism), Kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa kemampuan berbahasa salah satu bahasa lebih baik dari pada kemampuan berbahasa bahasa yang lain. Kedwibahasaan ini didasarkan pada kaitan antara B1 dengan B2 yang dikuasai oleh dwibahasawan. Kedua bahasa dikuasai oleh dwibahasawan tetapi berdiri sendiri-dendiri. b. Kedwibahasaan Koordinatif / Sejajar, kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa pemakaian dua bahasa sama-sama baik oleh seorang individu. Kedwibahasaan seimbang dikaitkan dengan taraf penguasaan B1 dan B2. Orang yang sama mahirnya dalam dua bahasa.
24
H. Douglas Brown, Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, (Person Education, Inc, 2007), hal. 26
27
c. Kedwibahasaan Sub-ordinatif (kompleks), kedwibahasaan yang menunjukkan bahwa seorang individu pada saat memakai B1 sering memasukkan B2 atau sebaliknya. Kedwibahasaan ini dihubungkan dengan situasi yang dihadapi B1. Adalah sekelompok kecil yang dikelilingi dan didominasi oleh masyarakat suatu bahasa yang besar sehinga masyarakat kecil ini dimungkinkan dapat kehilangan B1-nya.25 Menurut Pohl tipologi dwibahasa lebih didasarkan pada status bahasa yang ada didalam masyarakat, maka Pohl membagi kedwibahasaan menjadi tiga tipe yaitu: a. Kedwibahasaan Horisontal (horizontal bilingualism), merupakan situasi pemakaian dua bahasa yang berbeda tetapi masing-masing bahasa memiliki status yang sejajar baik dalam situasi resmi, kebudayaan maupun dalam kehidupan keluarga dari kelompok pemakainya. b. Kedwibahasaan Vertikal (vertical bilinguism), merupakan pemakaian dua bahasa apabila bahasa baku dan dialek, baik yang berhubungan ataupun terpisah, dimiliki oleh seorang penutur. c. Kedwibahasaan
Diagonal
(diagonal
bilingualism),
merupakan
pemakaian dua bahasa dialek atau tidak baku secara bersama-sama tetapi keduanya tidak memiliki hubungan secara genetik dengan bahasa baku yang dipakai oleh masyarakat itu. 4. Strategi Pembelajaran Bahasa dalam Bilingual Ada empat strategi dasar yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap tepat. 25
Diakses di http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/kedwibahasaan-dan-diglosia/ pada tanggal 6 Januari 2014
28
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria standar keberhasilan untuk dijadikan pedoman evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar selanjutnya.26 Strategi pembelajaran dapat digunakan dalam bilingual dengan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tingkah laku dan kepribadian peserta didik dimana dalam merencanakan program bilingual, seorang kepala sekolah mempunyai persyaratan kualifikasi siswa yang ingin masuk kelas bilingual, menetapkan pendekatan, prosedur, metode dan taknik belajar mengajar yang tepat dalam merumuskan perencanaan sehingga guru diberikan gambaran umum terkait dengan implementasi perencanaan, menetapkan batas keberhasilan siswa kelas bilingual untuk mengevaluasi perencanaan yang sudah ditetapkan. Ada beberapa kesempatan yang dimiliki anak-anak bilingual yang diungkapkan oleh Singgih dalam bukunya, yaitu: a.
b.
c.
d.
Simultaneous bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai kesempatan luas untuk mempelajari dan menggunakan kedua bahasa sejak awal. Receptive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai kesempatan yang luas untuk mempelajari bahasa kedua namun kesempatan penggunaannya terbatas. Rapid successive bilingualism, merujuk pada anak yang mempunyai sedikit keselmpatan akan bahasa kedua sebelum ia sekolah namun mempunyai banyak kesempatan untuk mempelajari dan menggunakannya di sekolah. Slow successive bilingualism, merujuk pada anak yang hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk menggunakan bahasa kedua dan motivasinya untuk menggunakan juga rendah.27
Dengan banyaknya kesempatan bagi siswa untuk menggunakan bahasa kedua, maka sistem pembelajaran bilingual akan semakin efektif. Dengan berbagai kesempatan yang ada, siswa memiliki kebebasan eksploratif baik
26
Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), hal.129 27 Gunarsa Singgih D, “Dari Anak sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan”, (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), Cet.II, hal. 94.
29
secara kognitif dan emosional dalam mempelajari dua bahasa dalam waktu yang bersamaan. 5. Kelebihan dan Kekurangan Bilingual Penerapkan pendidikan bilingual di kelas memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajarannya. Dalam bilingualisme, menurut Halliay & Strevens, ada batasan-batasan/kekurangan seperti berbicara lebih kepada satu bahasa saja tetapi terbatas. Adanya Perbedaan antara masyarakat dwibahasa dengan individu dwibahasa dalam pengaplikasiannya.28 Jadi kemampuan seeorang dalam dwibahasa itu dapat ikatakan relatif tidak selalu ibatasi sebagai penggunaan bahasa yang sempurna alam segala konteks, dalam semua keadaan, dalam semua situasi dan kondisi tertentu. Menurut Cummins dan Macnamara bahwa kelemahan bilingual mungkin mengakibatkan gangguan kognitif, serta pembangunan linguistik, pendidikan bilingual menempatkan anak-anak pada risiko kegagalan akademis atau delay, dan anak-anak bilingual mengalami gangguan kapasitas untuk belajar bahasa akan terganggu lebih jauh jika terkena lebih dari satu bahasa, secara bersamaan.29 Namun, kelemahan seperti ini tentunya dapat diselesaikan dengan proses pembelajaran yang kontinuitas. Semakin bertambahnya kemampuan bahasa seorang anak akan membantu mengurangi kepasifan ini. Sedangkan bilingual memiliki beberapa kelebihan dalam hal orientasi analisis bahasa mereka tampaknya cukup kuat. Vygostsky mengemukakan bahwa “bilingualisme memungkinkan seorang anak untuk melihat bahasa sebagai satu sistem tertentu di antara banyak, untuk melihat fenomena di bawah kategori yang lebih umum, dan ini menyebabkan kesadaran operasi linguistiknya”.30 Dalam penelitian Ben-Zeen ditemukan bahwa pada tes ini 28 29
Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kedwibahasaan. Bndung: Angkasa. 2009. Cet. I. hal. 3-5 Jim Cummins, Bilingualism and Special Eucation: Issues in Assesment an Pedagogy, 1984,
p.10 30
Colin Baker, Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,1988, p.31
30
Piaget, bilingual lebih responsif terhadap persepsi "petunjuk" dari monolinguals. Bilingual mengambil petunjuk lebih cepat, dan sekali diberikan umpan balik, memperbaiki kesalahan mereka lebih cepat dari monolinguals. Merujuk pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa bilingual memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan lebih terlihat pada ketidakseimbangan pemakaian bahasa ibu dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua sehingga terjadi gangguan penggunaan bahasa dikarenakan penggunaan lebih dari satu bahasa dalam waktu yang bersamaan. Namun, siswa bilingual mampu untuk lebih responsif dan lebih peka terhadap komunikasi verbal, mereka cenderung lebih mudah tanggap dan memahami juga memberikan umpan balik terhadap lawan bicara serta lebih kritis terhadap suatu masalah dan lebih cepat memperbaiki kesalahan mereka sendiri dibandingkan dengan monolinguals. Sekolah yang menerapkan bilingual di Indonesia atau sering disebut dengan kelas Internasional ini biasanya hanya ditujukan bagi kaum elite dan intelektual dan sekelompok masyarakat yang berduit dan mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah bilingual ini karena biaya yang cukup banyak dibutuhkan dan kualifikasi persyaratan yang cukup sulit dalam bilingual dibandingkan dengan kelas reguler lainnya.
C. Kerangka Berpikir Ada beberapa masalah yang teridentifikasi oleh penulis diantaranya: Penggunaan dua bahasa (bilingual) baru mulai digunakan pada tahun pelajaran 2009/2010, pemahaman dua bahasa (bilingual) terutama Indonesia-Inggris kurang dapat direalisasikan dengan baik, penerapan dua bahasa (bilingual) belum efektif. kurang meratanya penerapan dua bahasa (bilingual) dalam sekolah, kurangnya penguasaan keterampilan berbahasa secara akademik dalam bahasa pertamanya yaitu bahasa Indonesia, perencanaan program bilingual yang kurang baik dan kurang efektif.
31
Selama sekolah tidak menerapkan perencanaan program yang baik dan efektif mulai dari fungsi awal perencanaan, maka akan mengakibatkan hasil dari proses program bilingual yang kurang baik. Perencanaan yang kurang efektif di SMP
Bakti
Mulya
400
dapat
menjadi
permasalahan.
Agar
dapat
menyelenggarakan program bilingual dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran sekolah maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Stake holder seperti Direktur Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan Ketua Bidang Program Bilingual membuat konsep dan formulasi perencanaan yang matang terkait dengan perencanaan progam bilingual kelas internasional. 2. Setiap guru yang mengajar di kelas internasional diharuskan mampu memiliki kualifikasi yang telah ditentukan. 3. Sekolah lebih intens mengadakan kerjasama dengan internal maupun eksternal sekolah yang mampu mengembangkan kualitas dari program bilingual itu sendiri. 4. Studi banding ke lembaga pendidikan nasional dan internasional dengan bertujuan untuk meningkatkan mutu kelas internasional (bilingual) tanpa lebih mendahulukan kepentingan pribadi seperti jalan-jalan dan refreshing yang menghabiskan cukup banyak dana baik dari pribadi wali murid maupun pihak sekolah.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian mengenai proses perencanaan program bilingual ini dilakukan pada kelas internasional yang menerapkan dwibahasa yaitu bahasa Inggris sebagai pengantar bahasa di dalam kelas. Adapun tempat dan lokasi penelitiannya adalah SMP Bhakti Mulya 400 yang beralamat di Jalan Lingkar Selatan, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. SMP Bhakti mulya sudah didirikan sejak 10 Juli 1985 dan sekolah ini sudah berusia 27 tahun. Pemilihan tempat penelitian tersebut di atas dengan pertimbangan bahwa Sekolah Menengah Pertama Bhakti Mulya 400 memiliki kualitas program pendidikan yang baik, memiliki kelas internasional yang menerapkan bilingual, pengelolaan tenaga pendidik dan peserta didik yang handal dan profesional, maupun hasil lulusan yang mampu bersaing dan cerdas dalam berbahasa asing. Hal ini dapat menjadi acuan dan menantang untuk diteliti sehingga dapat menjadi bahan kajian dan perhitungan awal efektivitasnya perencanaan program bilingual di sekolah ini. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai dengan November semasa perkuliahan semester genap periode 2013-2014. Hal ini sejalan dengan
32
33
pertemuan dengan dosen pembimbing dan atas pertimbangan dosen pembimbing. Di bawah ini merupakan tabel jadwal kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan No
Kegiatan
Juni 1
1.
Observasi awal
2.
Revisi Proposal
5.
Pembuatan
2
3
Oktober 4
1
2
3
November 4
1
2
3
Desember 4
1
instrumen 4.
Uji instrumen
5.
Penelitian
6.
Pengolahan data
7.
Sidang
8.
Revisi
B. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah kevaliditasan data yang didapat dari fakta-fakta perencanaan program bilingual dalam bentuk soft copy dan hard copy. Sedangkan subyek pada penelitian ini adalah sumber data yang secara gamblang mengetahui keadaan situasi dan kondisi program bilingual yang dijalankan para stake holder mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program bilingual, dan wali kelas VIII.I dan wali kelas IX.I.
2
3
4
34
C. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu “Metode penelitian yang digunakan untuk”mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia”.1 Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah. “Dengan demikian, metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan bukan sebagai metode atau cara-cara untuk melakukan penelitian.” Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif `kualitatif.
“Penelitian
deskriptif
kualitatif
merupakan
penelitian
yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”2“Menurut Mardalis, penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan yang ada pada saat ini”.3 “Sedangkan menurut Ipah Farihah penelitian deskriptif kualitatif bertujuan menggambarkan fenomena sosial tentang setting sosial secara lengkap”.4 Peneliti memandang bahwa penelitian ini memakai jenis penelitian deskriptif. Suatu jenis penelitian dengan maksud mengadakan pemeriksaan dan pengukuran terhadap suatu obyek, peristiwa, atau gejala tertentu yang terjadi pada masa sekarang dimana peneliti akan membuat deskripsi umum, gambaran, dan fakta-fakta yang faktual dan akurat mengenai program bilingual. Penekanan utamanya adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan program bilingual pada pendidikan sekolah menengah pertama, meliputi gambaran umum
1
Nana Syaoidih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosakarya, hal.72 2 Suharsimi Arikunto, ManajemenPenelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, hal. 234 3 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), Cet IX, hal. 26 4 Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta : UIN Press, 2006), Cet I, hal. 35
35
situasi sekolah, proses perencanaan sebuah program, proses belajar-mengajar di kelas bilingual, perkembangan aktivitas sekolah, dan fakta keberhasilan siswa lulusan kelas bilingual, serta hubungan antara aspek tersebut sehingga mampu mendukung ke arah terselenggaranya program bilingual yang baik.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti mengumpulkan data melalui berbagai proses pengamatan audio, visual, dan audio-visual yang dilakukan dengan wawancara bersama sumber-sumber pendidikan yang cerdas secara intelektual dan akademisi dalam menanggapi masalah-masalah yang terjadi dalam program bilingual. Sumber utama yang dikolektifkan dalam penelitian ini melalui teknik wawancara dan observasi yang diakumulasi, dimana data mengenai visi misi dan tujuan program bilingual, perencanaan dan formulasi program bilingual, kualifikasi tenaga pendidik dan peserta didik program bilingual, isi/materi program bilingual, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang tepat dan akurat. Pengumpulan data didasarkan atas penggolongan Data Primer sebagai data pokok dan utama yang meliputi hasil pengamatan (observasi) dan wawancara (interview) serta Data Sekunder sebagai data pelengkap dan penguat yang meliputi studi dokumenter (study documentary). 1. Pengamatan (Observasi) “Observasi yaitu kegiatan mencatat secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut”.5 Teknik ini dilakukan dengan cara mengamati langsung obyek penelitian di lapangan yaitu proses kegiatan belajar mengajar di kelas bilingual, aspek sarana dan prasarana, penerapan manajemen sekolah di SMP Bakti Mulya 400. 5
Iin Tri Rahayu, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi & Wawancara, (Malang : Bayumedia Publisihing, 2004), Cet I, hal. 142
36
2. Wawancara (Interview) “Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.”6. Wawancara ini dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan beberapa orang informan. Adapun informan yang dijadikan sumber data oleh peneliti adalah sebagai berikut: a) Pimpinan Sekolah Menengah Pertama Bhakti Mulya 400 (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan ketua program bilingual). b) Guru-guru yang terkait dengan judul skripsi ini. Guru-guru yang mengajar di kelas bilingual dan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. c) Wali kelas VIII.I, dan IX.I program bilingual pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan lebih jelas atau terperinci tentang kejadian atau fenomena yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini, yang meliputi sejarah berdirinya lembaga pendidikan, latar belakang terlaksananya program bilingial, perencanaan program bilingual, aspekaspek yang berkaitan dengan program bilingual seperti visi dan misi, tujuan program, kebijakan dan konsep perencanaan program secara matang, komunikasi dua arah antara guru dan siswa yang diterapkan dalam mewujudkan program bilingual yang baik, pelaksanaan manajemen yang baik dan efektif dalam menciptakan program bilingual yang berkualitas dan upaya-upaya apa untuk menanggulangi kesulitan siswa dalam belajar dan menyelesaikan tugas,serta metode pengajaran yang di lakukan guru pada saat memberikan materi. 1. Studi Dokumen (Study Document) “Studi dokumentasi adalah analisis terhadap data-data, catatan, gambar, foto-foto, rekaman tentang suatu kegiatan atau peristiwa. Studi
6
Syamsir Salam,dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),Cet. 1, hal. 79.
37
dokumentasi ini penulis lakukan sebagai data penguat atau pelengkap atas data-data primer dalam penelitian ini”.7 Studi dokumentasi penulis lakukan untuk melengkapi dokumen penunjang karya ilmiah, penulis menampung sumber data dengan menganalisis dan mempelajari data-data, catatan-catatan yang ada pada file-file SMP Bakti Mulya 400 untuk kemudian digunakan sebagai pelengkap, penguat dan pembanding atas data-data yang dikumpulkan melalui observasi maupun interview.
E. Uji Keabsahan Data Untuk menganalisis dan menguji keabsahan data penelitian ini maka penulis menggunakan metode triangulasi yang didasarkan atas filsafat fenomenologi(realita objek). “Metode triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan, atau sebagai pembanding terhadap data itu. 8” Sedangkan menurut Lexy Moleong triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data-data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut.”9 Metode triangulasi data dapat dilakukan dengan jalan diantaranya sebagai berikut : a. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan yang dilakukan b. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. c. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang kaya, dan orang pemerintahan”.10
7
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), Cet XII. hal. 161-162 8 Iin Tri Rahayu, dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi & Wawancara, (Malang : Bayumedia Publisihing, 2004), Cet I, hal. 142 9 Op.cit, hal. 178 10 Op.cit, hal. 143
38
Metode analisis deskriptif ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran dan data secara sistematis yang berkaitan dengan proses perencanaan program bilingual di SMP Bakti Mulya 400, sehingga penulis dapat mengolah dan menyajikan data yang sistematis, akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah adalah: 1) pengamatan (observasi), 2) wawancara, 3) studi dokumenter. Selanjutnya pedoman-pedoman ini akan dijadikan dasar penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian seperti pada tabel di bawah ini. Kisi-kisi tersebut akan dikaitkan dengan perencanaan program bilingual yang efektif yang telah dijabarkan dalam kerangka berpikir. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Dimensi Perencanaan
Tahap Pra
Program
Perencanaan-
Bilingual
perumusan Tujuan Program
Sub Dimensi a. Pembentukan
struktur
program
perencanaan
program
bilingual b. Prosedur bilingual c. Mekanisme kerja program d. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan program bilingual
Tahapan Perencanaan
a. Diagnosis 1) Merumuskan diagnosa program bilingual 2) Analisis
kelebihan
dan
kekurangan program bilingual b. Perumusan kebijakan
39
1) Merumuskan kebijakan program bilingual c. Perkiraan kebutuhan masa depan 1) Membuat perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual d. Pembiayaan
kebutuhan
masa
depan 1) Membuat anggaran perencanaan program bilingual e. Uji kelayakan 1) Menentukan sasaran dan target program bilingual Tahapan Perumusan Rencana
a. Merumuskan tujuan program bilingual b. Ruang
lingkup
program
bilingual Tahapan Elaborasi Perencanaan
a. Programming 1) Menjabarkan
perencanaan
kepada tiap bidang kegiatan program bilingual b. Identifikasi
dan
perumusan
proyek 1) Memerinci kegiatan
setiap program
bagian bilingual
kepada unit masing-masing
Tahapan Implementasi Perencanaan
a. Pendelegasian wewenang 1) Menentukan jumlah sumber daya yang dibutuhkan program
40
bilingual 2) Menentukan pendelegasian wewenang kepada pihak yang terlibat b. Komunikasi dan konsultasi 1) Periode waktu program bilingual 2) Umpan balik seluruh bagian yang terlibat program bilingual 3) Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual Tahapan evaluasi, a. Evaluasi revisi, dan Perencanaan kembali
terhadap
perencanaan
program bilingual b. Perbaikan
terhadap
perencanaan
program bilingual c. Pengayaan
terhadap
perencanaan
program bilingual
Untuk jelasnya, kisi-kisi ini dapat dilihat pada pedoman wawancara pada lampiran 1.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400 1. Profil dan Sejarah berdirinya SMP Bakti Mulya 400 Adapun profil dan sejarah SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut: a. Nama Kepala Sekolah
: Hadi Suwarno, M.Pd.
b. Nama Sekolah
: SMP Bakti Mulya 400
c. Nama Yayasan
: Yayasan BKSP Bakti Mulya 400
d. Alamat Sekolah
: Jl.Lingkar Selatan Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310
e. Telepon/Fak
: (+621)7658790/ (+621)75913920
f. Status Sekolah
: Terakreditasi A
g. No. Surat Keputusan
: BAN-S/M. 10 November 2009
h. Nomor Statistik Sekolah (NSS)
: 202016305032
i. Nomor Data Sekolah (NDS)
: 2001040011
j.
: 200250
Nomor Induk Sekolah (NIS)
k. Tahun beroperasi
: 1985
l. Status Tanah
: Milik Sendiri
m. Luas Tanah
: 4975 M2
n. Luas Bangunan
: 7960 M2 (tiga lantai)
o. Website
: www.baktimulya400.com
p. Email
:
[email protected]
41
42
SMP Bakti Mulya 400 berdiri sejak tahun 1985 atau seperempat abad yang lalu. SMP Bakti Mulya 400 didirikan oleh Yayasan BKSP Bakti Mulya 400. Merupakan kerjasama dua yayasan yaitu: (1). Yayasan Pondok Mulya, pengelola Real Estate Pondok Indah dan (2). Yayasan Keluarga 400, merupakan organisasi yang terdiri Ex Tentara Pelajar Batalyon 400. Pada tanggal 30 september 1983 telah ditanda tangani surat perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok Mulya.Dalam rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya – Ikatan keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan kesepakatan bersama untuk ikut berperan serta dalam menopang kebijakan pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha
penyediaan
fasilitas
pendidikan
yang
menampung
anak-anak
usia
sekolah.Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut, menggunakan nama Badan Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya – Ikatan Keluarga 400. Pada waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu Badan Kerja Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400. Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400 berpegang pada motto : “Berbakti Pada Nusa dan Bangsa Seumur Hidup”. Motto ini dilandasi idealisme dan bermodal patriotisme dengan meyakini bahwa pendidikan merupakan “Human Investment” yang mepunyai jangkauan jauh ke masa depan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan Pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas dan Terampil, berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dengan penandatanganan surat perjanjian tersebut, maka lahirlah lembaga pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan SMP bakti Mulya 400 pada tanggal 10 Juli
43
1985, yang sekaligus dijadikan tonggak kelahiran BKSP secara operasional. Tahun berikutnya menyusul lahir SD Bakti Mulya 400 yang turut melengkapi lembagalembaga pendidikan terdahulu.1
2. Visi, Misi, Nilai-nilai dan Tujuan SMP Bakti Mulya 400 Adapun VISI SMP BAKTI MULYA 400 yaitu Membentuk Insan Berakhlak Mulia , Beriman , Berilmu dan Berkompetensi Global.2 Dalam merealisasikan visi sekolah, SMP Bakti Mulya 400 menyusun MISI SMP Bakti Mulia 400 sebagai berikut: Menjadikan SMP Bakti Mulya 400 sebagai lembaga pendidikan yang unggul dengan indikator: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Nasional (NUN) Unggul dalam persaingan melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi di dalam negeri dan luar negeri Unggul dalam karya ilmiah remaja Unggul dalam kreativitas Unggul dalam lomba kesenian Unggul dalam lomba olahraga Unggul dalam disiplin Unggul dalam aktivitas keagamaan Unggul dalam kepedulian sosial Unggul dalam manajemen.3 Dalam Visi dan Misi sekolah telah disebutkan bahwa SMP Bakti Mulya 400
ingin memiliki lulusan yang berkompetensi secara global, dan unggul dalam persaingan melanjutkan sekolah di dalam dan luar negeri. Hal ini tentunya mendukung dibentuknya program bilingual/kelas internasional yang menjadi salah satu program kelas utama guna mensukseskan visi dan misi tersebut. Adapun Nilai-nilai yang dimiliki oleh SMP Bakti Mulya 400 yaitu Segenap civitas academica SMP Bakti Mulya 400 memegang teguh nilai-nilai pendidikan
1
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
hal.5 2
Ibid, hal.3 Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, hal. 11 3
44
SMART (Success, Motivation, Achievement, Respect dan Trustworthy). Adapun maksud dari nilai-nilai pendidikan SMART adalah sebagai berikut : a. Success Peserta didik dibentuk menjadi individu yang berhasil dalam bidang akademik maupun non akademik agar mampu menjadi manusia yang berhasil di masa mendatang. b. Motivation Pembelajaran dilakukan terpusat kepada peserta didik sehingga karakter dan kelebihannya dapat dikembangkan secara maksimal untuk mendorong munculnya motivasi intrinsik untuk berprestasi c.
Achievement Proses pembelajaran dipacu dengan beragam metode dan pendekatan
guna
meraih prestasi tertinggi sesuai potensi siswa d. Respect Proses pembelajaran mengedepankan pembinaan akhlak mulia sesuai ajaran agama Islam dan membiasakan peserta didik untuk menghargai guru, orang tua dan harmoni dengan lingkungan dimanapun berada. e.
Trustworthy Pembelajaran diciptakan dengan suasana aktif dan menyenangkan agar peserta didik menjadi individu yang suka bereksplorasi, berani mengemukakan pendapat, saling percaya dan dapat bekerjasama dengan baik.
Selanjutnya, Tujuan SMP Bakti Mulia 400 terbagi menjadi dua bagian yaitu: a. Tujuan Umum: Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan Pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Cerdas dan Terampil, berbudi pekerti luhur, kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
45
b. Tujuan Khusus: 1) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan berkeadaban (civic values). 2) Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan akuntabel. 3) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan sains dan teknologi, berinteraksi sosial (human relations), berkepribadian mandiri secara intelektual, emosional dan spiritual. 4) Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan (community based learning). 5) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan.4
3. Struktur Organisasi SMP Bakti Mulya 400 Gambar 4.1 Kepala Sekolah Hadi Suwarno, M.Pd.
Wakil Bidang kurikulum Sito, S.Pd.
Wakil Bidang Kesiswaan Rike Anwari Fuady, SSi.
CIE Direct Novini Nilakusumah, SS
Pembina OSIS Drs. H. Aef Saefudin Leli Sugiarti, S.Pd. Doby Putro Parlindungan, S.Pd.
4
Wakil Bidang Sarpras Drs. H. Hasanudin, M.Pd.
Wali Kelas
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
h.7
46
Wali kelas :
Tabel 4.1
Wali Kelas VII a. Wali kelas VII.1
Wali Kelas VIII a. Wali kelas VIII.1
Dewi Wulansari, S.Pd. b. Wali kelas VII.2
Edy Hermawan, M.Sc. b. Wali kelas VIII.2
Usman Jamhuri, S.Ag. c. Wali kelas VII.3
a. Wali kelas IX.1 : Epih Syarifah, S.Pd. b. Wali kelas IX.2: Dyah
Sri Subekti, S.Pd.
Ratnawiati, SPd.
c. Wali kelas VIII.3
c. Wali kelas IX.3:
Dra. Mumun Maemunah d. Wali kelas VII.4
Wali Kelas IX
Susharyono, S.Pd. d. Wali kelas VIII.4
Novitri Riyani, S.Pd.
Dra. Heritje Muaja e. Wali kelas VIII.5 f. Sovia Andriani, SE.
Usman, M.Pd. d. Wali kelas IX.4 : Drs. Aji Bandi e. Wali kelas IX.5 : Yenis Herdiani, S.Si.
g. Wali Kelas VIII 6 Aks: Prayogo, S.Pd.
Tata Usaha a.
Kepala TU
: Mohamad Janaka Jachja, SE.
b.
Keuangan
: Dwiyati, S.Pd.
c.
Perpustakaan dan Kehumasan : Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.Pd.
Koordinator Program a.
Majalah Karisma & Mading
: Dewi Yanti, S.Pd.
b.
Ekstrakurikuler
: Doby Putro Parlindungan, S.Pd.
c.
Lab. IPA & Matematika
: Sri Subekti, S.Pd.
d.
Lab. Elektronika
: Prayogo, S.Pd.
e.
Lab. Bahasa
: Epih Syarifah, S.Pd.
f.
BP/BK
: Drs. Yatim
47
g.
UKS
: Sovia Andriani, SE.
h.
Lab. Tata Boga
: Hj. Rina Nuzrina, S.Pd.
i.
OSN
: Edy Hermawan, M.Si.
j.
FLS2N/O2SN
: Novini Nilakusumah, S.S.
Koordinator Mata Pelajaran a.
Agama Islam, PKn, & BP/BK : Drs. H. Aep Saefudin
b.
Bahasa Indonesia
: Dyah Ratnawiati, S.Pd.
c.
Bahasa Inggris
: Epih Syarifah, S.Pd.
d.
Matematika & Komputer
: Drs. Sobari
e.
IPA
: Ir. H. Bondi Robiarso
f.
IPS
: Susharyono, S.Pd.
g.
Seni, Penjas, Mulok
: Drs. Yatim
4. Program Strategis SMP Bakti Mulya 400 Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan maka dilakukan program strategis SMP Bakti Mulya 400 yang relevan dengan program bilingual adalah sebagai berikut: a. Pengembangan manajemen sekolah yang berkualitas internasional. 1) Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah 2) Pengembangan manajemen sekolah dengan ISO 9001 VERSI 2000 3) Pengembangan kerjasama dengan sekolah internasional b. Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional. 1) Pengembangan studi lanjut guru dan tenaga kependidikan 2) Pengembangan ketrampilan Bahasa Inggris dan Komputer c. Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas internasional. d. Pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas internasional. 1) Pengkajian kurikulum internasional e. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas internasional. f. Pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas internasional. g. Pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional. 1) Pengembangan kerjasama dengan lembaga penyelenggara tes nasional dan internasional
48
h. Pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional. 1) Pengembangan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 2) Pengembangan pengajaran remedial 3) Pengembangan prestasi akademik dan non akademik siswa (seni dan olahraga) 4) Pengembangan kecakapan hidup (life skill) 5) Pengembangan kecakapan Bahasa Inggris, Sain dan Teknologi Informatika 6) Pengembangan prestasi ujian nasional.5 Adapun program strategis yang dilakukan guna mencapai strategi pengembangan program bilingual yang baik dan efektif dilakukan beberapa pengembangan pada bagian yang mendasar dari program tersebut seperti pengembangan manajemen sekolah yang berkualitas internasional, mulai dari membentuk struktur organisasi sekolah, mengembangkan manajemen sekolah dengan ISO dan melakukan kerjasama dengan sekolah internasional. Kemudian pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional, seperti adanya keterampilan bahasa Inggris yang lebih baik pada 4 mata pelajaran utama program bilingual yaitu sains, match, English, dan IT. Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah dimana dalam program bilingual biaya yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan dengan program yang lain. Adapula pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berkualitas internasional dengan melakukan pengkajian terhadap kurikulum nasional dengan kurikulum Internasional, pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas internasional, pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas internasional, pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional bekerjasama dengan lembaga English First (EF) maupun Cambrige International Examination (CIE) , serta pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional dengan menekankan tidak hanya pada prestasi akademik saja tetapi juga prestasi non akademik (seni dan olahraga) yang akan ditampilkan dan dipamerkan kepada negara lain, life skill yang baik, serta kecakapan bahasa Inggris dan komputer 5
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 18-19
49
yang mumpuni untuk menunjang kesuksesan program bilingual itu sendiri. Hal ini tentunya menjadi suatu program strategis yang dapat menunjang tercapainya tujuan program yang telah ditetapkan bersama-sama sehingga kesalahan-kesalahan atau pencapaian program yang kurang maksimal dapat diantisipasi sebelumnya.
5. Rencana Program Kerja dan Kegiatan Program Bilingual Adapun rencana program kerja dan kegiatan yang tertera dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah-2 yaitu pemenuhan 8 pilar standar penidikan
bertaraf
internasional
yang
terkait
dengan
rencana
program
bilingual/kelas internasional adalah sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
3)
4) 5) 6) 7) 8)
Peningkatan prestasi bidang akademik bertaraf internasional Peningkatan prestasi bidang non akademik bertaraf internasional Peningkatan jumlah kelulusan Peningkatan jumlah yang melanjutkan studi ke sekolah bertaraf internasional Pengembangan silabus bertaraf internasional Pengembangan RPP bertaraf internasional Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya bertaraf internasional Pengembangan jumlah tenaga guru: a) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan/seleksi guru b) Pembuatan panduan pengadaan guru c) Penyusunan materi/bahan seleksi pengadaan guru d) Pelaksanaan seleksi guru e) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan guru f) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan guru Peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru: a) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris b) Penyusunan materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris c) Pelaksanaan workshop/kursus Bahasa Inggris d) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus Bahasa Inggris Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) bertaraf internasional Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) bertaraf internasional Pemenuhan sarana dan prasarana bertaraf internasional Pemenuhan pengelolaan sekolah berbasis TIK, e-learning, e-school, dll Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri
50
9) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional luar negeri.6 Dalam rencana program kerja dan kegiatan yang ingin dicapai di program bilingual yang tertera dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2) ini, sekolah melakukan beberapa usaha dalam pemenuhan 8 pilar pendidikan yang terkait dengan kegiatan program bilingual. Sekolah melakukan pemenuhan standar kelulusan dengan meningkatkan prestasi dan jumlah kelulusan siswa/i program bilingual agar mampu melanjutkan ke sekolah yang juga berstandar internasional. Sekolah juga mengembangkan silabus, RPP, bahan ajar, modul, dan buku yang relevan dengan kurikulum Cambrige dan sesuai dengan kurikulum nasional. Sekolah juga melakukan pengembangan terhadap pengadaan guru kelas internasional dengan melakukan pengadaan seleksi guru dengan kualifikasi tertentu dan meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru) dan kependidikan yang bertaraf internasional. Dalam program bilingual, tentunya bahasa Inggris menjadi kompetensi yang penting untuk ditingkatkan. Adapun peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru yaitu: membentuk tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris, pengadaan ATK workshop/kursus Bahasa Inggris, menyiapkan akomodasi workshop/kursus Bahasa Inggris, menyusun materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris, melaksanakan workshop/kursus Bahasa Inggris, melaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus Bahasa Inggris, serta membuat laporan dan penggandaan laporan workshop /kursus Bahasa Inggris. Sekolah juga meningkatkan sarana prasarana yang menunjang program bilingual dengan mengelola sekolah berbasis TIK menggunakan e-learning dan e-school yang serba digital, serta melakukan kerjasama baik dengan sekolah dalam negeri maupun di luar negeri. Hal ini dilakukan sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan program bilingual/kelas internasional sehingga program ini mampu memiliki taraf internasional yang diakui oleh sekolah bahkan negara asing.
6
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 20-22
51
6. Upaya-upaya Strategis dalam Mencapai Program Bilingual Upaya-upaya /strategi yang telah dilakukan SMP Bakti Mulya 400 untuk mencapai setiap program kerja/kegiatan sekolah, baik yang berkaitan dengan IKKM maupun IKKT (dimensi keinternasionalan) adalah sebagai berikut: a. Standar Kompetensi Lulusan program bilingual/kelas internasional dan Prestasi Indikator Kinerja Kunci Tambahan (IKKT): 1) Penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP 2) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni dan olah raga. 3) Penerapan kecakapan hidup (life skill).7 Dalam mencapai program strategis, SMP Bakti Mulya 400 telah melakukan beberapa upaya strategis baik yang berkaitan dengan IKKM maupun IKKT (dimensi keinternasionalan) dengan melakukan penerapan standar kelulusan yang setara atau lebih tinggi dari SNP yang ada. Jadi, peserta didik lulusan program bilingual dituntut untuk mampu berkompetisi dengan baik di dalam dan luar negeri terutama pada mata pelajaran sains, matematika, teknologi bahkan seni dan olahraga. Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki kecakapan hiup yang baik sehingga mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan luar negeri. Hal ini berguna bagi peserta didik baik yang menjalani program bilingual, akselerasi, maupun reguler agar mereka mampu mencapai standar kelulusan yang mengarah kepada pengembangan kepribadian dan moral mereka sendiri sehingga tidak hanya standar kelulusan dari akademik dan non akaemik saja, tetapi juga kepribadian dan moral mereka yang juga mampu mencapai standar yang diinginkan oleh sekolah.
B. Deskripsi Data
1. Struktur Program Bilingual Adapun struktur yang membentuk program bilingual itu sendiri tentunya melalui 7
Dokumen Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),Tahun Pelajaran 2009/2010-2010/2011, h. 3-4
52
pihak pemilik yayasan bersama dengan pengelola sekolah, dalam hal ini termasuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan ketua bidang program bilingual sendiri. Kepala sekolah menjadi penanggung jawab utama, dibawah kepala sekolah ada wakasek kurikulum, di bawahnya ada dua staff yaitu staff kurikulum yang menangani kelas reguler dan ketua bidang program yang menangani kelas Cambridge. SMP Bakti Mulya 400 dalam setahun membuka 1-2 kelas. Tahun ini membuka 1 kelas dengan 22 anak , tahun lalu kita membuka dua kelas dengan 28-29 anak. 2 tahun sebelumnya yang sekarang kelas IX juga 2 kelas. Jadi pada saat ini terdapat 5 kelas.8 Adapun strukturnya adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah Hadi Suwarno, M.Pd.
Wakil Bidang kurikulum Sito, S.Pd.
Wakil Bidang Kesiswaan Rike Anwari Fuady, SSi.
CIE Direct Novini Nilakusumah, SS
Pembina OSIS Drs. H. Aef Saefudin Leli Sugiarti, S.Pd. Doby Putro Parlindungan, S.Pd.
Wakil Bidang Sarpras Drs. H. Hasanudin, M.Pd.
Wali Kelas
2. Prosedur Perencanaan Program Kerja Bilingual SMP Bakti Mulya 400 Untuk mewujudkan SMP Bakti Mulya 400 menjadi
Sekolah Bertaraf
Internasional akan dilakukan kegiatan persiapan berupa sosialisasi, pelaksanaan penerimaan siswa baru dan persiapan sumber daya sekolah.
8
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
53
Adapun pokok-pokok kegiatannya diuraikan sebagai berikut: a. Sosialisasi Program Bilingual Sosialisasi program bilingual/kelas internasional akan dilakukan dengan cara internal dan eksternal dengan cara dan waktu yang berbeda. Sosialisasi internal dilakukan Kepala sekolah dan penanggungjawab program melalui rapat dan presentasi kepada: 1) Guru dan karyawan SMP Bakti Mulya 400 (stakeholder sekolah) 2) tim kerja/ kepanitiaan RSBI SMP Bakti Mulya 400 3) sosialisasi kepada Pengurus Harian, Dewan Pengurus YBKSP Bakti Mulya 400 dan FKOM SMP Bakti Mulya 400 Sosialisasi eksternal dilakukan Kepala sekolah dan penanggungjawab program melalui pembuatan brosur, spanduk dan presentasi kepada: 1) sekolah dasar di sekitar SMP Bakti Mulya 400 2) orang tua siswa SMP Bakti Mulya 400 pada saat pertemuan-pertemuan sekolah Selain itu, sosialisasi program bilingual juga dilakukan melalui media sosialisasi yang digunakan dengan cara membuat spanduk, brosur, iklan dan radio.9 Sosialisasi tentunya menjadi hal penting dalam mempromosikan program sekolah. Hal ini juga yang dilakukan oleh SMP Bakti Mulya yang melakukan sosialisasi kepada banyak pihak. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan tanggung jawab kepala sekolah serta ketua program dalam usaha memperoleh sasaran yang diharapkan. Sosialisasi dilakukan melalui internal dan eksternal sekolah, mulai dari sosialisasi kepada seluruh stakeholder sekolah, tim kerja, dewan pengurus yayasan, hinga kepada sekolah dasar dan wali murid sehingga program ini dapat diketahui dan dipahami bersama-sama manfaat dan keunggulan yang diperoleh. b. Kegiatan PPDB Program Bilingual SMP Bakti Mulya 400
9
Dokumen RPS RSBI SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran 2009/2010, h. 5-6
54
Penerimaan peserta didik baru (PPDB) kelas bilingual/ Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) SMP Bakti Mulya 400 ini bertujuan untuk menjaring peserta didik yang akan ditempatkan dalam kelas internasional sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Penerimaan peserta didik baru program RSBI SMP Bakti Mulya 400 akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Waktu pelaksanaan: dibuka pendaftaran dimulai bulan Desember 2010 dan akan dilanjutkan poses seleksi dan diumumkan pada bulan Februari 2011 2) Jumlah siswa yang diterima terdiri 5 rombongan belajar dengan 4 kelas reguler dan 1 kelas internasional 3) Penjaringan siswa kelas bilingual/Internasional SMP Bakti Mulya 400 dilakukan untuk mengakomodasi siswa yang memiliki kemampuan akademik yang kuat, bahasa Inggris yang memadai dan memiliki dasar penguasaan komputer (IT).10 Pada awal pelaksanaan perencanaan program bilingual, SMP Bakti Mulya 400 membuka pendaftaran pada akhir tahun 2010-2014 dengan jumlah rombongan belajar yaitu 1 kelas IX, 2 kelas VIII, dan 2 kelas VII, dengan mengakomodasi siswa yang memiliki akademik yang baik, bahasa Inggris yang memadai, memiliki kemauan dan minat untuk belajar bahasa Inggris, dan kemampuan dasar komputer (IT). Jadi, sudah jelas bahwa seleksi peserta didik program bilingual
dapat
dikatakan baik dan ketat melihat kualifikasi calon siswa/i ini harus memiliki kemampuan akademik dan non akademik yang memadai, memiliki dasar penguasaan komputer serta kemauan mendalami bahasa Inggris. c. Persiapan Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas Bilingual SMP Bakti Mulya 400 Kegiatan pembenahan kelas bilingual/internasional (RSBI) pada tahun pelajaran 2011/ 2012 ditekankan kepada pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk mempersiapkan tenaga guru dalam kelas Bilingual/internasional telah dilakukan pelatihan lanjutan dengan lembaga kursus Flash English dan untuk 10
Dokumen Rencana Tindak Lanjut dan Program Kerja SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran 2011/2012, h. 3
55
selanjutnya akan dilakukan pendampingan dengan Imperial Indonesia dan lembaga bahasa Inggris yang ditunjuk. Adapun pendidik yang dipersiapkan untuk pelatihan tersebut adalah guru matematika, IPA, TIK dan Bahasa Inggris. Bentuk pelatihan tersebut akan dilakukan lebih intensif dengan penekanan beberapa hal: 1) Para guru dibimbing dalam membuat persiapan pengajaran (silabus dan RPP) dalam bahasa Inggris 2) Peer teaching dilakukan setiap minggu sekali disertai dengan persiapan TOEFL 3) Pengukuran kemampuan berbahasa Inggris dengan TOEFL atau alat tes yang relevan 4) Pengayaan ICT (Information Comunication Technology) dan PAS (Paket Administrasi Sekolah).11 Untuk mempersiapkan tenaga pengajar pada bidang studi lain atau kelas lain dan tenaga kependidikan lain akan dilakukan pembinaan dan pelatihan berupa: 1) Pendalaman materi bahasa Inggris . 2) Test TOEFL atau tes yang relevan, 3) pengayaan ICT (Information Comunication Technology) dan 4) PAS (Paket Administrasi Sekolah).12 d. Persiapan Program Bilingual/Internasional SMP Bakti Mulya 400 Dalam
menghadapi
tahun
pelajaran
2011/2012
akan
dilakuan
penyempurnaan program kegiatan dengan mengagendakan pertemuan rutin mingguan dan atau bulanan dengan Indonesia Foundation Program (IFP) untuk memantapkan program sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Pengadaan native speaker yang memadai Program sister school dengan sekolah lain di luar negeri Pelaksanaan student exchange Pelaksanaan check point dan ICGSE untuk kelas IX Merumuskan kegiatan center of Cambridge Pelaksanaan TKT untuk guru.13 Pada awal mula dilaksanakannya program bilingual tahun 2010/2011
persiapan belum terlalu memadai. Oleh karena itu, sekolah menyempurnakan 11
Ibid, h. 4 Ibid, h.4 13 Ibid, h. 4 12
56
program kegiatan pada tahun berikutnya dengan bekerjasama dengan Indonesia Foundation Program (IFP) untuk mengadakan native speaker khusus dari luar negeri untuk pelajaran bahasa Inggris, mengadakan sister school dengan melakukan home stay di luar negeri, melakukan pertukaran pelajar, melaksanakan ujian check point test untuk kelas IX, merumuskan kegiatan pusat Cambridge, dan melaksanakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru. Hal ini tentunya dapat menunjang kualitas program bilingual itu sendiri melihat persaingan antar sekolah internasional yang cukup ketat untuk menarik minat calon wali murid dan peserta didik.
3. Diagnosis pembelajaran bahasa dalam program Bilingual a. Kelebihan dan kekurangan program bilingual di SMP Bakti Mulya 400 Kurikulum plus di SMP Bakti Mulya 400 menjadi salah satu keunggulan karena tidak semua sekolah mempunyai kurikulum Cambridge. Selain itu kelebihannya adalah peserta didik mempunyai kemampuan global atau kemampuan internasional dengan memberikan fasilitas untuk mewadahi kemampuan anak yang lebih dalam berbahasa Inggris dan mau memiliki wawasan internasional lebih luas, serta bentuk mempromosikan sekolah. Kekurangannya, setiap tahun peserta didik mempunyai kemampuan berbedabeda. Hal itu menjadi tantangan bagaimana kita berusaha agar mereka lebih meningkat kemampuan keinternasionalannya. Kemudian biaya yang cukup mahal dalam program ini. Jadi guru harus selalu memotivasi mereka bahwa mereka punya tanggung jawab karena biaya yang juga tidak sedikit sehingga mereka akan bermanfaat kelak.14 Dengan demikian, sebuah sekolah tidak akan membentuk suatu program tanpa melihat kelebihan atau manfaat yang dihasilkan dari program itu sendiri. Dengan menimbang dan melihat kondisi pendidikan di masa sekarang dan tantangan di masa mendatang, kelebihan yang dimiliki SMP Bakti Mulya 400 14
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
57
dapat menjadi sebuah acuan dalam menunjang berkualitasnya sebuah program. Hal ini yang menjadi pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat dalam program bilingual agar program ini dapat terus dikembangkan sedemikian rupa dan dapat menjadi center bagi sekolah lain yang juga ingin menerapkan program ini sehingga pemenuhan kebutuhan di masa depan dapat diatasi dari sekarang.
4. Kebijakan Perencanaan Program bilingual di SMP Bakti Mulya 400 Menurut laporan International Education Achievement (IEA) disebutkan bahwa kemampuan membaca siswa SD Indosesia menempati urutan 30 dari 38 negara. Sedangkan menurut laporan The Third International Mathematics and Science Study Report (1999) kemampuan Siswa Indonesia bidang Matematika dan IPA berurutan menempati urutan 34 dan 32 dari 38 negara. Demikian halnya menurut UNDP, Human Development Index manusia Indonesia, tahun 2002 dan 2003 berurutan menempati urutan 110 dari 173, dan 112 dari 175 negara. Dengan melihat laporan-laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu manusia Indonesia masih digolongkan rendah.Rendahnya kualitas penduduk seperti yang ditunjukkan oleh kenyataan diatas merupakan sebuah fakta yang harus menjadi pusat perhatian dunia pendidikan. Dengan kata lain rendahnya mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan kualitas lulusan dari suatu lembaga pendidikan. Rendahnya mutu lulusan akan berdampak kepada kurangnya daya saing mereka baik pada tingkat nasional dan internasional.Rendahnya mutu penduduk dan rendahnya daya saing lulusan sekolah mengakibatkan pencitraan yang buruk kepada dunia pendidikan. Masyarakat dengan mudah menyimpulkan bahwa sumber rendahnya kualitas masyarakat dan bangsa Indonesia disebabkan oleh sistem sekolah yang salah. Oleh karena itu, masyarakat menjadi ragu akan mutu pembelajaran yang dikembangkan di sekolah tersebut. Meskipun persepsi tersebut tidak terlalu benar tentang dunia pendidikan secara menyeluruh, namun persepsi demikian harus mendapatkan porsi untuk mendapatkan perhatian yang sangat serius untuk
58
dibenahi.15 Oleh karena itu Pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) kepada sekolah-sekolah yang mempunyai manajemen sekolah yang baik sehingga dapat menjadi acuan bagi sekolah lain untuk mampu bersaing dengan kondisi globalisasi pada saat ini. SMP Bakti Mulya menjadi salah satu sekolah Internasional yang telah mengembangkan program bilingual/kelas internasional.Kelas internasioanl di SMP Bakti Mulya 400 bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE) pada tahun 2009/2010 sehingga kita mendapat ID 223 dan resmi menjadi center of Cambridge di Jakarta, dan sekolah lain yang ingin mendapat licensi bisa menginduk SMP Bakti Mulya 400 atau mengurus sendiri ke Cambridge.16 Dengan bekerjasama dengan Cambridge International Examination (CIE), nuansa keinternasionalan diakui oleh akademisi yang mempunyai reputasi keinternasionalan. Awalnya, sekolah mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang disampaikan terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu dibicarakan dan membahas konsep tersebut baik dari pihak sekolah maupun yayasan. Sekolah menetapkan konsepkonsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan tersebut yang paling dianggap memungkinkan yaitu konsep kelas internasional yang bekerjasama dengan Cambridge dan yayasan sebagai pihak yang memutuskan kelanjutannya. Adapun kebijakan program sekolah memiliki ketentuan yang terkait dengan program itu karena jika dibandingkan dengan reguler hampir sama terkait dengan regulasi atau pengaturan.17 Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa pada awal pembentukan program bilingual, sekolah melakukan mekanisme rapat kerja dalam membentuk dan membahas perencanaan program bilingual yang akan dilaksanakan dengan melihat dari kondisi pendidikan saat ini dan kebutuhan pendidikan masa depan. Sehingga 15
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 1-2 16 Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan 17 Hasil wawancara degan Hadi Suwarno, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (27 November 2014, pukul 12.05) , di ruang kepala sekolah, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
59
terbentuk konsep program yang diharapkan mampu menghadapi era globalisasi dan kemajuan dunia internasional.
a. Latar belakang Program Bilingual Penyelenggaraan pendidikan yang telah mencapai standar kualitas yang baik seharusnya memenuhi delapan (8) aspek SNP, yaitu pemenuhan standar isi, pemenuhan standar proses pembelajaran, pemenuhan standar penilaian, pemenuhan standar pengelolaan, pemenuhan standar tenaga pendidik dan kependidikan, pemenuhan standar sarana prasarana, dan pemenuhan standar pembiayaan, yang selanjutnya disebut dengan pemenuhan Indikator Kinerja Kunci Minimal (IKKM). Output dari proses pendidikan seharusnya mampu menjawab tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam hal meningkatkan kualitas bangsa Indonesia. Oleh sebab itu proses pendidikan diharapkan dapat mengolah semua potensi yang dimiliki oleh anak didik baik jasmaniah dan rohaniah. Output/outcomes Sekolah Bertaraf Internasional dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain bercirikan: 1) Lulusan SBI dapat melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan yang bertaraf internasional, baik di dalam maupun di luar negeri, 2) Lulusan SBI dapat bekerja pada lembaga-lembaga internasional dan/atau negara-negara lain, dan 3) Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga. 18 Melihat dari tantangan kondisi pendidikan di masa mendatang ini, SMP Bakti Mulya 400 berusaha membuat suatu program yang dapat menghadapi tuntutan zaman. Dengan berusaha memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) dilakukan berbagai pengembangan dan peningkatan agar dapat mencapai program bertaraf internasional dan dapat memiliki daya saing internasional seperti melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional baik di dalam dan luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga internasional atau 18
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3
60
negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik maupun nonakademik. Proses penyelenggaraan dan pembelajaran dikatakan memiliki daya saing internasional antara lain cirinya telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang berstandar internasional, baik yang bersifat pembelajaran teori, eksperimen maupun praktek. Proses pembelajaran, penilaian, dan penyelenggaraan harus bercirikan internasional, yaitu: 1) Pro-perubahan yaitu proses pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru, a joy of discovery; 2) Menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan; student centered; reflective learning; active learning; enjoyble dan joyful learning; cooperative learning; quantum learning; learning revolution; dan contextual learning, yang kesemuanya itu telah memiliki standar internasional; 3) Menerapkan proses pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran; 4) Proses pembelajaran menggunakan bahasa Inggris khususnya mata pelajaran sains, matematika, dan teknologi; 5) Proses penilaian dengan menggunakan model-model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan 6) Dalam penyelenggaraannnya harus bercirikan utama kepada standar manajemen internasional yaitu mengimplementasikan dan meraih ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, dan menjalin hubungan sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.19 Proses pembelajaran seperti ini telah diterapkan oleh SMP Bakti Mulya dengan
menerapkan
active
learning
dalam
proses
belajar
mengajar,
menggunakan teknologi komputer dan bahasa pengantar (bahasa Inggris) dalam pelajaran sains, matematika, IT, dan native speaker khusus untuk pelajaran bahasa Inggris sendiri, melakukan kerjasama dengan Cambridge International Examination (CIE) dengan mangadopsi dan mengadaptasi kurikulumnya, memiliki manajemen yang baik dengan meraih ISO, serta menjalin hubungan dengan beberapa sekolah di negara lain seperti Malaysia, Australia, Turki, 19
Ibid, h.4
61
Singapura, dan Inggris. Input SBI yang esensial bercirikan internasional antara lain: 1) Telah terakreditasi dari badan akreditasi sekolah di salah satu negara anggota OECD dan atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; 2) Standar kelulusan lebih tinggi daripada standar kelulusan nasional, sistem administrasi akademik berbasis TIK, dan muatan mata pelajaran sama dengan muatan mata pelajaran dari sekolah unggul diantara negara anggota OECD atau negara maju lainnya yang memiliki keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; 3) Jumlah guru minimal 20% berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari perguruan tinggi yang program studinya terakreditasi A dan mampu berbahasa Inggris aktif, serta semua guru mampu menerapkan pembelajaran berbasis TIK; 4) Tiap ruang kelas dilengkapi sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK, perpustakaan dilengkapi sarana digital/berbasis TIK, dan memiliki ruang dan fasilitas multi media; serta 5) Menerapkan berbagai model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kinerja kunci tambahan.20 Menurut ketua bidang program Bilingual/Internasional latar belakang terbentuknya program bilingual karena SMP Bakti Mulya 400 ditunjuk sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional pada tahun 2009/2010, dan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 dan juga tuntutan zaman. Diharapkan peserta didik sekarang wawasannya tidak hanya Nasional tetapi wawasan Internasional karena akan menghadapi masa dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA 2015. Jadi anak-anak harus dipersiapkan secara fisik dan mental agar siap menghadapinya. Sehingga memiliki kemampuan internasional, bahasanya, dan interpersonal yang baik.21 Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang melatarbelakangi pembentukan kelas bilingual/Cambridge yang mempunyai muatan keinternasionalan yaitu tantangan di masa mendatang dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA 2015, serta sumber manusia yang diharapkan memiliki daya saing internasional (melanjutkan pendidikan setaraf dengan internasional 20
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 3-4 21 Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
62
baik di dalam dan luar negeri, mudah dalam bekerja pada lembaga-lembaga internasional atau negara asing, dan memiliki prestasi baik secara akademik maupun non-akademik).
b. Kualifikasi tenaga pendidik/kependidikan program bilingual Dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional, strategi pelaksanaannya adalah sebagai berikut: 1) Studi lanjut tenaga pendidik dan kependidikan, 2) Pelatihan bahasa Inggris untuk komunikasi sehari-hari, 3) Pelatihan multimedia pembelajaran, 4) Pelatihan pengelolaan database sekolah, 5) Diklat Profesi Guru.22 Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya kependidikan (guru) sekolah harusmemiliki mekanisme perekrutan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Mekanisme perekrutan guru perlu disusun untuk menjaga kualitas sumber daya kependidikan yang ditugaskan untuk mengelola program bilingual/kelas Internasional. Berikut ini merupakan alur perekrutan guru untuk mengajar pada Kelas Internasional:
22
Ibid, h.20
63
Gambar 4.2 Alur Perekrutan Guru Kelas Internasional In Takes
Written Test: 1. Subject Knowledge 2. IELTS
Micro Teaching
Out
Out
Class Observation
In-house Training
Assigned Class
Supervision & Monitoring
Teachers’ Training
Dengan demikian, dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa mekanisme perekrutan guru bilingual/kelas internasional memiliki alur atau tahapan yang kontinyu. tahapan penerimaan guru kelas internasional ini diawali dengan tes seleksi (yang terdiri dari subject Knowledge dan IELTS). Setelah hasil dari tes seleksi diperoleh, bagi guru yang lulus diwajibkan mengikuti micro-teaching (demo mengajar dihadapan supervisor). Setelah itu yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk melakukan observasi kelas (mengikuti kegiatan belajar di kelas) yang sedang berlangsung sesuai dengan subyeknya masing-masing. Alur terakhir sebelum para calon guru diberikan tanggung jawab untuk mengajar di
64
kelas mereka diwajibkan mengikuti In-house Training (sebuah training guru khusus diberikan sebelum mengajar). Pelatihan guru ini secara langsung diselenggarakan oleh CIE-The Learning Institute. Setelah tahapan tersebut dilalui, mereka diberi tanggung jawab untuk mengajar di kelas namun mereka selalu berada dalam pemantauan dan pengawasan (monitoring & supervisi) untuk menjamin dan menjaga kualitas layanan pendidikan pada siswa. Setiap guru diberikan kesempatan khusus untuk mengikuti beberapa kegiatan Pelatihan lanjutan yang diselenggarakan secara berkesinambungan.23Adapun kualifikasinya adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Kualifikasi Guru SMP Bakti Mulya 400 Jumlah dan Status Guru No.
GT/PNS
Tingkat
GTT/Guru Bantu
Pendidikan L
P
L
P
Jumlah
1.
S3/S2
3
-
-
-
3
2.
S1
13
16
6
6
41
3.
D-4
-
-
-
-
-
16
16
6
6
44
Jumlah
Maka, dapat dipahami bahwa SMP Bakti Mulya 400 memiliki kualifikasi guru yang sangat menunjang dan mampu memberikan pendidikan yang terarah karena setiap guru program bilingual/kelas internasional diharuskan memiliki kualifikasi minimal Sarjana (S1) dan ditempatkan sesuai dengan bidang dan latar belakang lulusan guru tersebut terutama pada 4 mata pelajaran utama yang menggunakan bahasa Inggris.
c. Kualifikasi peserta didik kelas bilingual/Internasional 23
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 20
65
Adapun kualifikasi peserta didik kelas bilingual yang lulus persyaratan sebagai berikut: Syarat Fisik: 1) Sehat jasmani dan rohani (ditunjukkan dengan surat keterangan dokter). 2) Bebas dari narkotika dan psikotropika (dibuktikan dengan tes urin di sekolah). Seleksi Akademik i. Seleksi akademik dilakukan dengan menjaring rata-rata nilai raport kelas 4, 5 dan 6 untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA tidak kurang dari 7,5 ii. Tes tertulis untuk pelajaran matematika, bahasa Inggris dan IPA Seleksi Psikologis 1) Memiliki TC (Task Comitment) dan motivasi belajar yang baik Wawancara 1) Kepada orang tua 2) Kepada siswa calon peserta RSBI dalam bahasa Inggris.24 Maka dari itu, dapat dipahami bahwa kualifikasi peserta didik diseleksi berdasarkan persyaratan fisik yang telah ditetapkan oleh SMP Bakti Mulya 400. Melalui 2 tahap proses seleksi yaitu seleksi akademik dan psikologis, serta calon peserta didik yang telah lulus seleksi akademik dan tes tertulis, akan dilakukan tahap seleksi terakhir yaitu wawancara. Tahap wawancara di SMP Bakti Mulya 400 mungkin sedikit berbeda dengan sekolah internasional lainnya karena selain melakukan wawancara terhadap calon peserta didik yang akan mengikuti program, wawancara juga dilakukan kepada calon wali murid. Hal ini dilakukan agar menyaring siswa yang memang memiliki potensi serta minat dan kemauan yang baik. Adapun syarat Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP Bakti Mulya 400 adalah sebagai berikut: 1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang diikuti; 2) mencapai tingkat kompetensi pengetahuan (KI 3) dan keterampilan (KI 4) minimal sama dengan KKM, yaitu (2,66 /B-); 3) nilai kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2) untuk setiap mata pelajaran sekurang24
Dokumen Rencana Tindak Lanjut dan Program Kerja SMP Bakti Mulya 400, tahun pelajaran 2011/2012, h. 3
66
kurangnya Baik (B); 4) memiliki maksimal dua mata pelajaran yang masing-masing nilai kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilannya di bawah KKM; 5) ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 15% dari jumlah hari efektif; 6) berdasarkan hasil rapat pleno dewan guru. Selanjutnya dengan Mengacu pada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus setelah: 1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; 2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan; 3) Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan 4) Lulus Ujian Nasional.25 Jadi, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang sedang mengikuti program kelas di SMP Bakti Mulya 400 harus mampu memenuhi kriteria kenaikan kelas yang telah ditetapkan oleh sekolah sehingga hal ini membuat peserta didik lebih giat dan tekun belajar guna mencapai kriteria kenaikan kelas ini. Dengan berbagai perbaikan dan pengayaan yang dilakukan oleh guru tentu mampu menunjang ketercapaian kriteria ini.
4. Kurikulum program bilingual di SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 mengggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagaimana terlihat sebagai berikut : 1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, 3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) kelompok mata pelajaran estetika, 5) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
25
h.24
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
67
26
Tabel 4.3 Struktur Kurikulum 2013 (berlaku untuk kelas VII dan VIII)
MATA PELAJARAN Kelompok A 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4. Matematika*) 5. Ilmu Pengetahuan Alam*) 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 7. Bahasa Inggris*) Kelompok B 1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2. (termasuk muatan lokal) 3. Prakarya (termasuk muatan lokal) Kelompok C (Pengembangan Diri) 1. Bimbingan Konseling 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan Bahasa Madarin Komputer Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu *) Keterangan:
ALOKASI WAKTUPER MINGGU [JP] VII VIII IX 3 3 5 5 4 4 4
3 3 5 5 4 4 4
3 3 5 5 4 4 4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
38
38
38
Bermuatan Silabus Cambridge untuk kelas program Cambridge Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa penerapan kurikulum plus berlaku pada program bilingual antara kurikulum 2013 dengan kurikulum Cambridge pada mata 26
h.9-11
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
68
pelajaran tertentu di kelas VII dan VIII. Dalam mata pelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris bermuatan silabus Cambridge dimana bahasa pengantar maupun materi yang diberikan sesuai dengan silabus Cambridge tentunya dengan mengkombinasikan dengan kurikulum 2013.
Tabel 4.4 Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (berlaku untuk Kelas IX) Kelas dan Alokasi Komponen
Waktu VII
VIII
IX
1. Pendidikan Agama Islam , Fiqih &Al Qur‟an
5
5
5
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
6
6
6
4. Bahasa InggrisX)
5
5
5
5. MatematikaX)
6
6
6
6. Ilmu Pengetahuan AlamX)
6
6
6
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
6
6
6
8. Seni Budaya
2
2
2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
2
10. Keterampilan/Teknologi Informasi dan
2
2
2
1
1
1
2
2
2
A. Mata Pelajaran
Komunikasi dan Pendidikan Teknologi DasarX) B. Muatan Lokal 5. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ) 6. Pendidikan Tata Boga
69
Kelas dan Alokasi Komponen
Waktu VII
VIII
IX
7. Ketrampilan Elektronika
2
2
2
8. Bahasa Mandarin
2
2
2
C. Pengembangan Diri (BP/BK)
3*)
3*)
3*)
Jumlah
49
49
49
Keterangan: X
)
Bermuatan Silabus Cambridge untuk kelas program Cambridge Demikian pula dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa program
bilingual di SMP Bakti Mulya 400 menggunakan kurikulum plus, yaitu adopsi dan adaptasi antara kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional. Penerapan kurikulum plus antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Cambridge berlaku pada kelas IX. Sama halnya dalam kurikulum 2013 yang diterapkan di kelas VII dan VIII, di kelas IX dalam mata pelajaran matematika, IPA, dan bahasa Inggris juga bermuatan silabus Cambridge dimana bahasa pengantar maupun materi yang diberikan sesuai dengan silabus Cambridge tentunya dengan mengkombinasikan dengan KTSP. Dengan menginduk kepada Cambridge, mereka memberikan keleluasaan yang besar kepada sekolah untuk berinovasi dan berkreasi. Pada dasarnya Cambridge memberikan kurikulum yang bisa dimodifikasi. Kurikulumnya tidak harus dari Cambridge. Tapi untuk mata pelajaran Match, English, Sains, mengikuti Cambridge dengan berbahasa Inggris sebagai pengantarnya. Sedangkan untuk bahasa Inggris memiliki native speaker. Jika matematika dan IPA gurunya dilatih untuk punya kemampuan yang setaraf dengan Cambridge baik dalam bahasanya, pedagogik dengan dilatih terlebih dahulu. 27 Sebagaimana dikemukakan sebelumnya penerapan standar internacional 27
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulua: Jakarta Selatan
70
dapat mengadopsi kurikulum dari luar negeri yang dianggap memiliki keunggulan. University of Cambridge International Examinations (CIE) menerbitkan kurikulum pendidikan yang dipakai di banyak negara untuk mengantarkan siswa pada jenjang pendidikan yang berkesinambungan. Kurikulum ini dapat dipertimbangkan untuk digunakan dengan alasan: 1. Memiliki kesesuaian dengan kultur pendidikan di YBKSP Bakti Mulya 400 yang tetap menekankan agama Islam serta memberikan keleluasaan bagi pengelola pendidikan untuk mengembangkan pola pengajarannya sesuai dengan kultur dan kondisi daerah setempat. 2. Dapat dipadukan dengan kurikulum KTSP yang tetap mengajarkan materi ujian nasional terutama pelajaran Bahasa Indonesia 3. Reputasi mutu internasional telah banyak diakui oleh berbagai kalangan akademisi dan telah digunakan di berbagai lembaga pendidikan di dunia.28 Penerapan silabus Cambridge pada level SMP secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Struktur Kurikulum Cambridge kelas Internasional KelasdanAlokasiWaktu Komponen
VII
VIII
IX
2 +3*)
2+3*)
2+2*)
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
4+2*)
4+2*)
4+2*)
4. Bahasa InggrisX)
4
4
4+1*)
5. MatematikaX)
4+2*)
4+2*)
4+2*)
6. Ilmu Pengetahuan AlamX)
4+2*)
4+2*)
4+2*)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
4+2*)
4+2*)
4+2*)
2
2
2
A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Islam , Fiqih & Al Qur‟an 2. Pendidikan Kewarganegaraan
8. Seni Budaya 28
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 22
71
9. PendidikanJasmani,
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1*)
1*)
1*)
2. Pendidikan Tata Boga
2*)
2*)
2*)
3. Ketrampilan Elektronika
2*)
2*)
2*)
4. Bahasa Mandarin
2*)
2*)
2*)
1*)+2**)
1*)+2**)
1*)+ 2**)
32+19*)
32+19*)
32+19*)
OlahragadanKesehatan 10.Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi X) 11. Keterampilan/Teknologi
Informasi
dan Komunikasi X) B. Muatan Lokal 1. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta (PLKJ)
C. Pengembangan Diri Jumlah Sesuai
dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
bahwa RSBI melakukan adopsi/adaptasi nasional kurikulum internasional dari negara maju. Cambridge International Examination (CIE) merupakan lembaga pengelola kurikulum dan evaluasi yang telah 150 tahun melangsungkan kegiatan untuk sekolahsekolah internasional. Adapun yang membedakan kurikulum Cambridge dengan kurikulum lainnya yaitu meskipun silabus Cambrige untuk SMP umumnya diselesaikan selama 4 tahun, namun dalam penerapannya dapat diatur sesuai kurikulum KTSP. KTSP di SMP Bakti Mulya 400 dapat dipadukan dengan Kurikulum Cambridge dengan memilih bidang studi utama (Matematika, Bhs Inggris, Komputer, Fisika, Biologi dan Kimia) yang sasarannya dua hal mendasar yaitu sukses UAN dan mendapat reputasi/ kualitas internasional. Silabus dari kurikulum Cambridge sangat terbuka untuk dipakai di sekolah dengan model pengelolaan yang sepenuhnya diserahkan kepada sekolah
72
termasuk pengajar dan sarana pembelajaran. Pihak Cambridge akan mengukur hasil yang dicapai. Dalam hal ini SMP Bakti Mulya 400 diberi tawaran untuk dijadikan center of Cambrige yang berarti menjadi induk bagi sekolah-sekolah lain yang menggunakan silabus Cambridge. Dengan menerapkan kurikulum Cambridge dapat mengikuti tes yang disetarakan dengan tes standar internasional dan tes tersebut bisa dicicil dengan cara penjajagan check point. Kemudian hasil tes dibandingkan dengan siswa lain dari seluruh dunia. Perbandingan kualitas/ reputasi sekolah perlu pembanding dengan sekolah lain/ lembaga internasional dengan tes akhir bernama IGCSE meliputi 6 bidang utama: Matematika, Bhs Inggris, Komputer, Fisika, Biologi dan Kimia dengan dilakukan ujian dalam 2 tahap yaitu: di kelas 3 SMP dan kelas 1 SMA. Dengan demikian siswa yang memiliki potensi yang baik akan melanjutkan ke jenjang SMA yang memiliki Kurikulum Cambridge. Berbicara mengenai strategi pendekatan pembelajaran di SMP Bakti Mulya 400. Maka pendekatan dalam kegiatan pembelajaran kelas internasional (KI) menggunakan pola „active learning’, di mana siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran (learning facilitators). Selain mengikuti mata pelajaran nasional pada KTSP dan menempuh Ujian Nasional, siswa menempuh mata pelajaran dengan standar internasional ujian Cambridge IGCSE (International General Certificate of Secondary Education) seperti digambarkan sebagai berikut:29
Cambridge
Cambridge
Checkpoint
Checkpoint
Cambridge
(Predictive Test)
(Predictive Test)
Checkpoint
2007
29
2008
2009
IGCSE + KTSP
(Predictive Test)
Cambridge IGCSE
2010
Examination& UAN
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-1), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 21-23
73
Adapun kurikulum program bilingual berisi muatan pelajaran (isi) dalam kurikulum telah setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah negara diantara negara OECD atau dari negara maju lainnya Pengembangan IKKT Standar Isi yang telah dilakukan: 1) Melakukan kajian terhadap Silabus Cambridge untuk mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa Inggris. 2) Melakukan adaptasi kurikulum nasional dengan adopsi Silabus Cambridge untuk mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa Inggris.30 Dari pengembangan standar isi di atas, dijelaskan bahwa SMP Bakti Mulya menerapkan kurikulum plus dengan melakukan adopsi dan adaptasi kurikulum Cambridge dan kurikulum Nasional pada beberapa mata pelajaran utama seperti mata pelajaran Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, IT dan Bahasa Inggris. 6. Program Remedial, Pengayaan, dan Klinik Pelajaran 1. Program Remedial (Pengulangan) Program remedial dilakukan bila siswa memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu ulangan harian
suatu
kompetensi. Bentuk -bentuk pelaksanaan program remedial adalah: 1) Tatap muka dengan guru 2) Belajar sendiri yang dinilai dalam bentuk : menjawab pertanyaan, membuat rangkuman, mengerjakan tugas dan mengumpulkan data 3) Pada atau di luar jam efektif. 30
Dokumen Hasil Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI),Tahun Pelajaran 2009/2010-2010/2011, h. 7
74
2. Program pengayaan (Enrichment) Program pengayaan dilakukan kepada siswa yang tuntas lebih cepat memperoleh nilai di atas dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada suatu ulangan harian suatu kompetensi Kegiatan: 1) Memberi materi tambahan, latihan dan tambahan tugas individual 2) Hasil penilaian menambah nilai mata pelajaran bersangkutan (deposit nilai) 3) Setiap saat, pada atau di luar jam efektif.
3. Program klinik mata pelajaran Klinik mata pelajaran dilakukan kepada siswa yang karena keterlambatan belajar dan memerlukan pembelajaran dengan pendekatan individual di luar jam pelajaran. Teknik pelaksanaan klinik mata pelajaran dikoordinir oleh sekolah melalui ,guru bidang studi, wali kelas. Klinik mata pelajaran berlangsung untuk durasi waktu tertentu atau beberapa pertemuan sesuai kebutuhan.31 Dari pemaparan di atas, dapat dipahami bahwa program remedial dilakukan di dalam atau luar jam efektif belajar, ketika peserta didik tidak memenuhi standar penilaian yang guru berikan. Hal ini juga berlaku bagi kelas bilingual. Sedangkan pengayaan dilakukan ketika peserta didik sudah mampu memahami materi dan mencapai standar penilaian yang diinginkan sehingga adanya penambahan materi belajar diperlukan ketika peserta didik akan menghadapi Ujian Tengah Semester, Ujian Semester, bahkan Ujian Nasional. Sedangkan klinik dilakukan apabila siswa belum mendapatkan materi pembelajaran dikarenakan alasan tertentu seperti sakit, izin, atau absen sehingga klinik harus dilakukan guna mengejar ketertinggalan siswa dalam mendapatkan materi. Teknik pelaksanaannya berlangsung dalam beberapa pertemuan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
31
h.17
Dokumen Buku Panduan Peserta Didik SMP Bhakti Mulya 400, Tahun Pelajaran 2014/2015,
75
C. Analisis Data
1. Asumsi-asumsi
Proses
Perencanaan
Program
Bilingualdan
kesesuaian Program dengan Visi Misi SMP Bakti Mulya 400 a. Asumsi-asumsi Proses Perencanaan Program Perkembangan globalisasi yang semakin mengutamakan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menuntut adanya perbaikan yang signifikan dalam pendidikan. Kualitas pendidikan di Indonesia yang terbilang cukup rendah dibanding negara lain memotivasi untuk membuat perubahan yang dapat diterima dan diakui oleh negara lain. Pemerintah menerapkan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) kepada sekolah-sekolah yang dianggap mampu menjadi acuan bagi sekolah lain dan mampu bersaing dengan kondisi globalisasi pada saat ini. Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 sebagai salah satu sekolah bertaraf internasionalmulai merencanakan terbentuknya program bilingual/internasional sesuai dengan penerapan RSBI. Dengan bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE) pada tahun 2009/2010 sehingga mendapat ID 223 SMP Bakti Mulya menjadi salah satu center of Cambridge di Jakartadan sekolah lain yang ingin mendapat licensi dapat menginduk ke SMP Bakti Mulya 400. Perencanaan yang baik dapat terlihat jelas ketika sekolah ini secara independen melakukan inovasi dan kreasi dalam mengembangkan program bilingual/internasional yang sudah dihapus oleh pemerintah. SMP Bakti Mulya 400 menerapkan kurikulum plus pada program bilingual dimana dalam kurikulum ini terjadi adopsi dan adaptasi antara kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge yang belum tentu dimiliki oleh sekolah internasional lainnya dan khususnya penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran utama yaitu bahasa Inggris, Matematika, Sains, dan IT. Dengan mengacu pada 8 pilar pendidikan yaitu standar manajemen sekolah, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar pembiayaan, standar kurikulum, standar fasilitas, standar penilaian, dan standar
76
kompetensi lulusan, Sekolah Menengah Pertama Bakti Mulya 400 melakukan proses perencanaan program bilingual/internasional yang sangat baik mulai dari persiapan program berupa sosialisasi baik dari awal pembentukan kepada yayasan maupun kepada wali murid dan calon peserta didik, ketersediaan native speaker yang didapat langsung dari Inggris, seleksi guru terutama untuk 4 mata pelajaran utama sehingga didapat tenaga pendidik yang profesional, pelaksanaan penerimaan siswa baru dengan kualifikasi tertentu, persiapan sumber daya sekolah, sarana prasarana yang memadai, koordinasi, komunikasi, dan pembagian tugas dan wewenang yang baik, pengawasan dan evaluasi perencanaan, serta perbaikan maupun pengayaan yang dilakukan dalam segala hal. Pengembangan program bilingual yang terstruktur dan sistematis dilakukan mulai dari kelas VII disediakan bridging program untuk menyamakan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik, kelas VIII disediakan home stay agar memiliki komunikasi yang baik secara internasional, kemandirian, dan rasa percaya diri ,dan kelas IX disediakan check point test dimana peserta didik mendapat tes tertulis langsung dari Cambridge untuk mata pelajaran B.Inggris, Matematika, dan IPA (Sains) yang berguna untuk mengukur sejauhmana kemampuan mereka di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini merupakan bentuk pengembangan program yang dilakukan sekolah dengan bekerjasama dengan pihak luar negeri untuk dapat menjadikan program sekolah yang berkualitas dan mampu bersaing di kancah internasional.
b. Prioritas program selama satu tahun Untuk mencapai tujuan tersebut maka SMP Bakti Mulya 400 telah menyusun beberapa kegiatan pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam berbagai program kegiatan sebagai berikut : 1. Dalam program pengembangan standar kelulusan (SKL) sekolah akan mengupayakan, mengembangkan standar kopentensi lulusan (SKL) yang bertaraf Internasional. Upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mewujudkan program ini adalah melalui study banding dan workshop. 2. Dalam program kurikulum sekolah akan berusaha dalam mengembangkan
77
3.
4.
5.
6.
7.
standar kopetensi (SK), kopetensi dasar (KD), Indikator yang bertaraf Internasional dalam pelajaran bahasa Inggris, Matematika, IPA dan TIK. Selanjutnya program ini akan berusaha untuk mengembangkan silabus pembelajaran dan RPP dari seluruh mata pelajaran diatas yang bertaraf Internasional Dalam program proses Belajar Mengajar (PBM) sekolah akan berusaha untuk mewujudkan pendekatan pembelajaran dengan CTL, Pembelajaran tuntas, pembelajaran bermakna, dan problem solving. Student centre, reflective learning, active learning, enjoyable dan joyfull learning, cooperative learning, quantum learning, learning revolution, dan contextual learning. Di samping itu akan mengupayakan terwujudnya kopetensi tenaga pendidik dan kependidikan dalam penguasaan bahasa Inggris dan media pembelajaran yang berbasis IT. Program-program yang sifatnya turut membantu dalam peningakatan dan percepatan kemampuan kopetensi siswa akan terus dilakukan seperti klinik konsultasi mata pelajaran, program perbaikan dan program pengayaan, disamping itu akan terus diupayakan untuk tersedianya alat peraga pembelajaran yang memadai. Dalam program tenaga pendidik dan kependidikan sekolah akan mengupayakan pada pencapaian kopetensi yang bertaraf Internasional. Hal ini akan diwujudkan melalui program pengembangan study lanjut, program pelatihan, program in house training, program magang ke lembaga lain yang bertaraf Internasional. Untuk mendukung mutu lulusan yang memiliki kopetensi tinggi maka sekolah akan mengadakan dukungan melalui peningkatan kopentensi tenaga pendidik dala penguasaan komputer, dan media pembelajaran yang berbasis IT. Disamping itu kegiatan PBM akan terus dimonitoring dan disupervisi secara kontinyu dan berkelanjutan. Dalam program pengembangan fasilitas, akan dikembangkan fasilitasfasilitas pendukung bertaraf Internasional meliputi pengadaan laboratorium bahasa Inggris, pengembangan laboratorium IPA, Pengembangan jaringan Internet, Pengembangan ruang guru, Pengembangan ruang Kepala Sekolah, Pengembangan ruang Tata Usaha, Pengembangan ruang multi media, pengembangan pusat multi media dan tersedianya alat pembelajaran yang bertaraf Internasional. Dalam program pengembangan manajemen sekolah akan mengembangan manajemen bertaraf Internasional yang meliputi menentukan model manajemen bertaraf Internasional, mengupayakan manajemen berstandar ISO 2001 (2000), terlaksananya pengelolaan pendidikan berbasis ICT, terlaksananya MoU dengan sekolah bertaraf Internasional, terlaksananya program MoU dan membangun pengelolaan pendidikan dengan jiwa enterprenership. Dalam program pembiayaan sekolah akan mengembangkan konsidi pembiayaan bertaraf Internasional melalui kerjasama dengan berbagai pihak seperti Direktorat Pembinaan SMP, BAPPEDA, FKOM dan berbagai instansi.
78
8. Dalam program penilaian sekolah akan mengembangkan sistem penilaian bertaraf Internasional meliputi Penyusunan perangkat penilaian dengan menggunakan bahasa Inggris, Penyusunan perangkat penilaian dengan kualifikasi bertaraf Internasional, terlaksana proses penilaian bertaraf Internasional serta terlaksananya dokumentasi hasil penilaian secara bertaraf Internasional. 32 Dengan demikian, adapun program yang diproritaskan oleh sekolah mencakup program standar kelulusan, program kurikulum sekolah, program proses belajar mengajar, program tenaga pendidik dan kependidikan, program pengembangan fasilitas dan manajemen, program pembiayaan dan program penilaian. Program-program ini menjadi prioritas yang memang harus diperhatikan leh sekolah melihat berbagai kondisi yang ada pada saat ini, upaya untuk memprioritaskan program akan dilakukan agar keadaan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta satu tahun mendatang menjadi SMP swasta bermutu yang mampu melaksanakan kegiatan pengelolaan pendidikan yang semakin baik dan memadai dengan kualitas yang semakin meningkat untuk menuju sekolah yang mampu mencapai sekolah yang memiliki daya saing Internasional serta menjadi sekolah yang dibanggakan oleh masyarakat.
c. Proses Pelaksanaan Perencanaan Program bilingual di SMP Bakti Mulya 400 Proses pelaksanaan perencanaan program bilingual mulai diterapkan pada tahun 2009/2010 mulai dari jenjang kelas VII,VIII, dan IX dengan mengacu kepada standar kelulusan SNP pada mata pelajaran yang dikhususkan menggunakan bahasa pengantar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris, Matematika, dan IPA. Dari hasil observasi kelas yang telah penulis lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa: Dalam pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Inggris, peserta didik telah bersifat interaktif dan noninteraktif dalam situasi formal dan informal 32
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h.4-6
79
dalam konteks kehidupan sehari-hari. dan yang terkait dengan matematika, sains, dan teknologi. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran matematika, peserta didik mampu memahami konsep bilangan real, aljabar, bangun geometri, konsep data, pengumpulan dan penyajian data, berpikir logis dan realistis serta keterampilan berbahasa Inggris yang baik secara ilmiah. Sedangkan dalam pelajaran IPA, peserta didik telah memiliki kemampuan menggali dan mengkomunikasikan ide-ide sains secara tertulis maupun lisan, kemampuan refleksi terhadap kemampuan atau pemikiran sainsnya sendiri, kemampuan sains dengan keterampilan ICT tertentu, dan berbagai macam strategi pemecahan gejala alam di lingkungannya, Dalam proses pembelajaran dilakukan pengayaan dengan menerapkan berbagai pendekatan. Dilihat dari sudut pandang tempat sekolah telah menerapkan pembelajaran di dalam kelas, di laboratorium dan di luar kelas (outdoor study). Dilihat dari pendekatan sajian materi sekolah telah menerapkan pendekatan kontekstual dalam belajar. Artinya semua materi yang dijasajikan telah diseleksi sesuai dengan peristiwa keseharian siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.Penerapan proses pembelajaran dengan berbasis teknologi informatika dipenuhi sekolah dengan cara penempatan ketersediaan akses komputer di semua ruang layanan yang dilengkapi dengan jaringan internet terutama dengan teknologi wi-fi. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan guru dan siswa dalam memperoleh akses sumber data dan bahan pembelajaran dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan belajar dengan cara yang cepat.Penerapan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pembelajaran IPA, Matematika dan Komputer dilakukan dengan menerapkan team teaching yang terdiri dari seorang guru bidang studi yang mengausai kurikulum nasional (KTSP) dan seorang guru bidang studi yang menguasai silabus Cambridge.33 Dari hasil observasi yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa proses 33
Analisa Hasil Observasi kelas Internasional, Wali kelas IX SMP Bakti Mulya 400, (20 November 2014, pukul 13.10), di kelas, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
80
pelaksanaan perencanaan program bilingual di setiap jenjang kelas berjalan dengan baik melihat proses pembelajaran yang telah menggunakan active learning sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi. Diimbangi dengan kualifikasi guru dan peserta didik yang sudah tersaring terlebih dahulu sehingga memudahkan proses pembelajaran di dalam kelas.
d. Pengembangan Program Bilingual Dalam tahap pengembangan program bilingual. SMP Bakti Mulya 400 melaksanakan kurikulum plus yang merupakan adopsi dan adaptasi dari kurikulum Cambridge dan kurikulum Nasional. Dalam kurikulum plus, ada empat mata pelajaran yang menggunakan bahasa pengantar yaitu bahasa inggris dengan native speaker khusus dari luar negeri, Adapun tahap pengembangan program dapat dibagi ke dalam 3 jenjang kelas sebagai berikut: 1)
Kelas VII bridging program Dalam hal ini sekolah membuat English Camp dan bekerjasama dengan
English First (EF) selama 2 malam 3 hari dalam10 sesi untuk beranekamacam pembelajaran bahasa Inggris dan game oleh native speaker dan bertujuan untuk menyamakan kemampuan bahasa inggris mereka karena mereka berasal dari SD yang berbeda dengan kemampuan yang berbeda. Hal ini dilakukan agar memiliki kemampuan bahasa di kelas, bekerjasama dalam tim, timbul kepercayaan diri. 2)
Kelas VIII home stay Peserta didik program bilingual tinggal di rumah penduduk negara yang
dipilih dan bekerjasama dengan pihak lain yang akan menjadi sister school. Peserta didik kelas bilingual melakukan home stay di beberapa negara di dunia. Adapun kegiatan networking internasional adalah sebagai berikut: a) Home stay1: Adni Internasional School Malaysia (2011) b) Mengikuti Indofest Adelaide c) Brotherhood Leadership Camp di Turki dan Homestay 2: Ceceli Okullari Ankara Turki dan penandatanganan MOU di Kedubes RI Ankara Turki
81
d) Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand dan mendapat kunjungan Sekjen ASEAN e) Homestay 3: Hallet Cove Adelaide Australia f) Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide dengan SMP Bakti Mulya 400 g) Mengikuti festival budaya di Ferrierre Italia h) Homestay 4: St. Luke Grammar School Sydney Australia 3)
Kelas IX check point test Dalam check point test, dilakukan tes berupa Matematika, Sains dan
Inggris. Soalnya ujian didapat langsung dari Cambridge dengan terlebih dahulu dilakukan pendalaman materi dan pre test agar mengetahui jenis soalnya dan cara pembahasannya. Ujian Check point bukan merupakan bentuk eliminasi hanya saja untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka. Penilaian peserta didik kelas internasional bernilai 6. Jadi nilainya berbentuk very poor, poor, good, excellent.34 Jadi,
dapat
disimpulkan
bahwa
tahap
pengembangan
program
bilingual/internasional melalui 3 tahap yaitu: tahap bridging program yang dilaksanakan pada kelas VII, tahap home stay pada kelas VIII, dan tahap check point test yang dilakukan pada kelas IX. Tahapan pengembangan ini dilakukan sesuai dengan tingkatan kemampuan siswa. Pada awal memasuki jenjang kelas, peserta didik diajak untuk memahami terlebih dahulu dunia program bilingual dengan melalukan pembelajaran bahasa di luar KBM sehingga memiliki confidence yang baik dan mampu bekerjasama dalam tim. Meningkat ke kelas VIII, peserta didik mulai diajak berdialog dan berinteraksi ke sekolah lain di luar negeri dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki agar mereka mengetahui sejauhmana ilmu yang telah mereka dapat sebelumnya, kemudian, pada tahap terakhir dalam jenjang kelas terakhir, mereka diuji oleh International Cambridge Examination (CIE) untuk menerapkan pembelajaran bahasa dan kemampuan akademik lainnya yang mereka 34
Hasil wawancara dengan Novini Vilakusuma, Ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, (25 November 2014, pukul 13.48), di ruang konseling, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
82
dapatkan untuk dapat diuji dan disamakan kemampuannya dengan negara lain. Hal ini tentunya merupakan proses pengembangan yang baik melihat kondisi tantangan pendidikan di masa depan yang semakin rumit.
e. Hasil Evaluasi Perencanaan Program Bilingual di SMP Bakti Mulya 400 Hasil-hasil yang diharapkan dari program bilingual yang dilaksanakan adalah tingkat pencapaian tujuan dan program strategis seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun hasil yang diharapkan seperti standar kelulusan, standar isi, standar proses, standar tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, standar
pengelolaan,
keuangan
dan
pembiayaan,
standar
penilaian,
serta
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah yang dapat terealisasi atau memenuhi taraf internasional Sedangkan Supervisi, monitoring dan evaluasi dari perencanaan program ini merupakan salah satu rencana program strategis selama empat tahun untuk melaksanakan program di SMP Bakti Mulya 400. Bentuk supervisinya seperti pemenuhan supervisi sekolah, monitoring pelaksanaan program sekolah, dan evaluasi kerja sekolah bertaraf internasional. Kegiatan ini terutama ditujukan untuk mengetahui kinerja sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya, serta untuk mengetahui kecukupan unsur-unsur sekolah lainnya sudah sesuai dengan SNP atau atau dimensi keinternasionalan. Evaluasi ini dilakukan pada akhir semester secara continyu setiap tahunnya pada waktu dan tempat yang sama, dibuat kelompok programnya tidak hanya untuk program bilingualsaja tetapi untuk seluruh program di SMP Bakti Mulya 400. Setelah dilakukan evaluasi, maka akan dilakukan perencanaan kembali untuk menanggapi kekurangan dan progress yang ada. Program supervisi selama empat tahun yang dilakukan untuk mewujudkan monitoring
dan
evaluasi
penyelenggaraan
pendidikan
program
bilingual/internasional dan hasil-hasilnya., mewujudkan supervisi klinis (membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak
83
lanjutnya), mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara internal pada akhir tahun (menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak lanjutnya), mewujudkan evaluasi kinerja sekolah secara eksternal pada waktu tertentu (menentukan tim, membuat instrumen, memvalidasi, melaksanakan, menganalisis, membuat laporan, tindak lanjutnya). D. Temuan Penelitian
1. Kurikulum Plus (Kurikulum Nasional+ Kurikulum Cambridge) University of Cambridge International Examinations (CIE) menerbitkan kurikulum pendidikan yang dipakai di banyak negara untuk mengantarkan siswa pada jenjang pendidikan yang berkesinambungan. Kurikulum ini dinamakan kurikulum Cambridge dimana semua pelajaran yang diajarkan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Hal ini menjadi ketertarikan banyak sekolah yang ingin menuju ke sekolah internasional. Oleh karena itu, SMP Bakti Mulya 400 menerapkan kurikulum plus dimana sekolah ini melakukan adopsi dan adaptasi dari kurikulum Cambridge yang sesuai dan sejalan dengan kurikulum Nasional di Indonesia sehingga dapat dikombinasikan dengan kurikulum nasional. Adapun yang diadposi dari Cambridge adalah pada mata pelajaran B.Inggris, Matematika, dan Sains serta check point test.
2. Bridging Program Bridging program adalah sebuah program English camp selama 2 hari 3 malam dan bekerjasama dengan lembaga English First atau Flash English dan lembaga kompeten lainnya yang ditujukan untuk memberikan jembatan bagi kemampuan siswa yang berasal dari sekolah dasar yang berbeda dalam segi kebahasaan (bahasa Inggris) untuk belajar di SMP untuk menyetarakan kurikulum internasional.35
3. Home Stay Home stay merupakan sebuah program yang bekerjasama dengan pihak sekolah di beberapa negara lain dengan cara siswa menetap selama 2-4 minggu di rumah 35
Analisa wawancara dengan kepsek, wakasek, dan ketua bidang program bilingual SMP Bakti Mulya 400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
84
penduduk lokal dan mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris mereka kepada orang tua angkat di luar negeri atau biasa disebut sister school.
4. Check Point Test Check point test merupakan test berupa pelajaran matematika, bahasa Inggris, dan sains yang dibuat oleh pihak Cambridge dengan dilakukan pendalaman materi dan pre test sebelumnya. Peserta didik melakukan ujian dalam bentuk bahasa Inggris dan mempunyai kriteria kelulusan tertentu yang setara dengan sekolah internasional di Cambridge.36
Dari hasil temuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya 400
memiliki
keunggulan
tersendiri
dalam
proses
berjalamnya
program
bilingual/kelas internasional. Keunggulan yang dimiliki oleh sekolah ini merupakan hasil dari manajemen yang baik dari yayasan maupun sekolah yang secara berkesinambungan dengan komitmen bersama untuk berusaha menuju sekolah yang setara dengan sekolah internasioal di negara lain.
36
Analisa wawancara dengan wali kelas program bilingual (kelas VIII, IX) SMP Bakti Mulya 400, Lebak Bulus: Jakarta Selatan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Proses perencanaan program di SMP Bakti Mulya 400 dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui manajemen sekolah yang sudah menerapkan ISO 9000, tenaga pendidik yang bertanggung jawab dan konpeten di bidangnya, serta prestasi secara berbahasa oleh peserta didik kelas bilingual SMP Bakti Mulya 400 pada tingkat kabupaten, provinsi hingga internasional. Penerapan kurikulum plus pada program bilingual melalui adopsi dan adaptasi antara kurikulum nasional dan kurikulum Cambridge yang belum tentu dimiliki oleh sekolah internasional lainnya merupakan suatu bentuk promosi tersendiri bagi sekolah. Serta penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran utama yaitu B.Inggris, Matematika, Sains, dan IT menghasilkan kemampuan ilmiah yang tidak hanya terkonstruk dalam berbahasa saja tetapi dalam memahami konsep-konsep eksak. Selain itu, pengembangan program bilingual dengan melaksanakan kurikulum Cambridge membuat bridging programuntuk kelas VII, home stay untuk kelas VII, dan check point test untuk kelas IX.Pada dasarnya, sekolah mempersiapkan lulusan siswai/i yang kompeten di kelas internasional agar selain memiliki kemampuan berbahasa asing dengan baik, juga mempunyai kemampuan yang diperlukan di masyarakat khususnya dalam keterampilan di era global.
85
86
B. Saran Berdasarkan
kemampuan
dan
penelitian
yang
sudah
dipaparkan
sebelumnya, ada beberapa saran dari penulis yang ingin disampaikan dan diharapkan bermanfaat bagi semua pihak sebagai berikut: 1. Bagi Stake Holders (Ketua yayasan, Direktur, Kepala sekolah, Ketua bidang Bilingual) a. Adanya pengembangan program yang lebih kreatif lagi dan tidak terlalu menghabiskan banyak biaya seperti kunjungan siswa/i program bilingual kepada sekolah-sekolah Internasional di Indonesia ataupun sharing keilmuan internasional kepada sekolah yang belum mampu menerapkan program kelas internasional. 2. Bagi tenaga pendidik a. Guru-guru terutama untuk 4 mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar agar lebih inovatif dan kreatif dalam penyediaan media belajar, metode pembelajaran, seperti keapikan dalam menyampaikan konsep dalam bahasa Inggris, pembuatan soalsoal ulangan, serta peningkatan keterampilan membawa suasana kelas. 3. Bagi Orang Tua a. Orang tua dan masyarakat sekitar agar dapat lebih memberikan dukungan dan masukan terhadap pengembangan program, dan memberikan motivasi kepada anaknya agar terus meningkatkan kemampuan baik dalam berbahasa dan dalam intelektualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Chaedar, Alwasilah, Pengantar Sosiologi bahasa. (Bandung: Angkasa, 1ee3)
Abdul Wahab, Muhbib, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2005) Baker, Colin. Key Issues in Bilingualism and Bilingual Education,lgSS
Brown,
H.
Douglas. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa,
(Person Education, lnc, 2007)
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Chaer, Abdul. Psikolinguistik Kajian Teoritik, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2009, Cummins, Jim. Bilingualism and Special Eucation: Issues in Assesment an Pedagog,t,1984.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustak a, 2002,
Diakses di http://anaksastra.blogspot.com/2009/03/kedwibahasaan-ciandiglosia/ pada tangg al 6 J anuari 201 4 Enoch, Jusuf Dasar-dasar Perencanaan Pendidikon, Jakarta: Aksara, 1992,
pr.
Bumi
Fatah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: pr.Remaja Rosdakarya,2006).
Guntur Tarigan, Henry. Pengajaran Kedwibahqsaan. Bndung: Angkasa. 2009. Handoko, Hani. Manajemen, Edisi kedua, Yokyakarta: BpFE-yogyakarta, 1986.
Iskandarwassid, dan Dadang Suhendar, strategi pembelajaran Bahasa, Bandung: PT.Remaja Rosdakary a. 201 l.
J. Moleong, Lexy. Metode Penelition Kualitatif, (Bandung: pT Remaja Rosdakarya, 2000).
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara,2007).
Muhaimin, dl
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 1988). Sukanto Reksohadiprodj o, D a s ar - da s ar Mana g e m e nt, Y o gy akarta: BPFE Yogyakarta, 1984"
P endi
Sa'ud, Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan dikan (Suatu P e nde kat an Kompr ehe ns ifl , Bandung : PT.Remaj a Rosdakarya,
2008.
Salam, Syamsir dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial,(lakarta: UIN Jakarta Press, 2006).
Singgih D, Gunarsa "Dari Anak sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan", (Jakarta: Gunung Mulia, 2006).
Sudirman,
dkk,
Ilmu Pendidikon, (Bandung:
PT.Remaja
Rosdakarya,l99l)
Syaoidih Sukmadinata, Nana Metodologi Penelitian
pendidikan,
(Bandung:PT Remaj a Rosakarya, 1997)
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (lakarta: Modern English Press, 2002), Usman, Husaini. Manojemen (feori Praktik
&
Riset Pendidikan) Edisi
kedua, Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008
W.P Guruge, Ananda. Proses Perencanaan Surabaya: Surabaya Intelectual Club,
1
996
pendidikan,
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK KEPALA SEKOLAH DAN WAKASEK KURIKULUM A. DATA INFORMAN Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Tempat
: Hadi Suwarno, M.Pd : Kepala Sekolah : S2 : Ruang Kepsek
B. ITEM PERTANYAAN 1. Pembentukan struktur program bilingual 2. Prosedur perencanaan program bilingual 3. Mekanisme kerja program bilingual 4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program bilingual 5. Diagnosa program bilingual 6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual 7. Kebijakan program bilingual 8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual 9. Anggaran perencanaan program bilingual 10. Sasaran dan target program bilingual 11. Tujuan program bilingual 12. Ruang lingkup program bilingual 13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual 14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual 15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA NAMA : Hadi Suwarno, M.Pd JENIS KELAMIN : Laki-laki JABATAN : Kepala Sekolah PENDIDIKAN TERAKHIR: S2 TANGGAL : 27 November 2014 WAKTU : 12.05 TEMPAT : Ruang Kepala Sekolah
. 1.
Tanya
: Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab
: Karena kita ditunjuk
sebagai
Rintisan Sekolah
Bertaraf
Internasional pada tahun 2009/2010, tetapi dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011. Jadi itulah yang melatar belakangi mengapa kita membentuk kelas yang mempunyai muatan keinternasionalan. 2.
Tanya
: Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ?
Jawab
: Konsep kelas internasioanl di SMP Bakti Mulya 400 itu kita bekerjasama dengan Cambridge International Examinations (CIE) sehingga nuansa keinternasionalannya itu diakui oleh akademisi yang mempunyai reputasi keinternasionalan
3.
Tanya
: Apa saja rumusan program bilingual ?
Jawab
: Pertama kita mengajukan konsep dalam bentuk proposal yang disampaikan terutama kepada yayasan, kemudian setelah itu kita merapatkan atau membahas konsep tersebut baik dari pihak sekolah maupun yayasan, lalu yang ketiga kita menetapkan konsep-konsep yang disetujui pihak yayasan. Dalam ketetapan tersebut yang paling dianggap memungkinkan ya konsep kelas internasional yang bekerjasama dengan Cambridge.
4.
Tanya
: Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab
: Strukturnya tidak terbatas pada kelas internasional tetapi lebih ke pengembangan sekolah yang bernuansa internasional. Jadi, Pertama ada pengembangan pengelolaan kelas internasional,
kedua ada pengembangan kelas internasional. Kalau berbicara dengan kelas itu berbicara struktur kurikulum yang digunakan. Dalam kurikulum kelas internasional itu ada tambahan pelajaran yang bermuatan internasional yaitu pelajaran matematika, ipa, B.inggris, dan IT. 5.
Tanya
: Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Ya tahap perencanaan itu dilakukan sebelum tahap pelaksanaan, karena kita akan laksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011, maka
pada
tahun
sebelumnya
sudah
kita
rencanakan.
Permasalahannya pada waktu itu kaena masih ada program RSBI yang dipaparkan di Yogyakarta oleh Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Intinya kita mengikuti prosedur disana tetapi tidak persis karena yang disampaikan hanya pokokpokoknya tetapi pengembangannya ada di kita. Seperti kelas VII ada bridging program, kelas VIII ada home stay, kelas IX ada checkpoint. Bridging program artinya memberikan jembatan bagi kemampuan siswa SD dalam segi kebahasaan (bahasa Inggris) untuk belajar di SMP apalagi belajarnya untuk menyetarakan kurikulum internasional. Jadi kemampuannya diasah dalam segi bahasa Inggris. Kalau home stay program kelas VII untuk pergi ke luar negeri mempraktekkan kemampuan bahasa Inggris mereka di orang tua angkat di luar negeri, dan checkpoint itu ujian akhir dari silabus Cambridge. 6.
Tanya
: Bagaimana mekanisme kerja program bilingual ?
Jawab
: Dimulai dari rekrutmen calon siswa. Dalam rekrutmen calon siswa ada tes, tes nya terutama kemampuan bahasa Inggris baik tulisan maupun lisan baik aktif maupun pasif, setelah itu ditempatkan. Kemudian dilaksanakan programnya. Sedangkan gurunya harus membedah silabus tentunya berbeda dengan kurikulum nasional. Jadi kurikulum nasional ditambah dengan kurikulum Cambridge. setelah bedah silabus, kemudian membuat
rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus, ketiga melaksanakan pembelajarannya dengan bilingual tetapi keempat subject itu langsung dalam bahasa Inggris karena disini gurunya tunggal, guru bidang study yang memang sudah harus menguasai komunikasi bahasa Inggris. Keempat mengevaluasi, menilai. Penilaiannya menyusunnya juga teks dalam bahasa Inggris berdasarkan yang sudah diajarkan. 7.
Tanya
: Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam merencanakan program bilingual ?
Jawab
: Data yang diperlukan : 1.
Kurikulum perbandingan internasional. Misalkan kurikulum Cambridge, kurikulum Singapura, kurikulum Australia.
2.
Lebih tepatnya tentang pengkondisian. Mengkondisikan, membuat
rapat,
mencari
alternatif
perpaduan
antara
kurikulum nasional dan internasional. Jadi, yang dinamakan kebutuhan ya kurikulum pembanding. 8.
Tanya
: Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?
Jawab
: Masalah yang didiagnosa terkait program bilingual pertama dari pihak guru. Tidak semua guru siap melaksanakan karena kemampuannya terbatas. Kedua dilihat dari sumber daya, misalkan buku, software, perangkat pembelajaran seluruhnya tidak ada. Itu merupakan tantangan atau kendala. Ketiga dilihat dari tantangan masyarakat atau pertanyaan dari orang tua tentang relevansi kegiatan tersebut dengan pendidikan. Keempat biaya, karena harus ada pembayaran IT Center itu mahal sekali, belum lagi guru yang mempunyai keterampilan mengajar dengan bahasa Inggris itu juga mahal.
9.
Tanya
: Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program bilingual ?
Jawab
: Kalau yang dimaksud stake holder itu yayasan kebijakannya hanya menetapkan. Kalau kebijakan sekolah itu program sekolah
lebih tepatnya bukan kebijakan. Kalau kebijakan itu sifatnya legitimasi hukum, mengatur karyawan dll. Kalau ini program lebih banyak sekolah yang punya ketentuan yang terkait dengan program itu. Kalau dibandingkan dengan reguler hampir sama terkait dengan regulasi atau pengaturan. Misalkan ketika masuk KBM ada KKM nya sama kecuali bahasa inggris, kenaikan kelas juga sama dengan reguler, panjang pendeknya hari belajar sama, libur dan waktu ujiannya sama, yang membedakan adalah tambahan programnya seperti bridging, home stay dan check point. 10. Tanya
: Bagaimana cara seluruh pihak yang terlibat dalam melaksanakan kebijakan bilingual ?
Jawab
: Pasti harus dijelaskan program itu keuntungan dan manfaatnya, kemudian keunggulannya supaya semua yang terlibat itu memang melaksanakannya itu dengan sungguh-sungguh karena tahu manfaatnya.
11. Tanya
: Menurut bapak, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual di sekolah ini ?
Jawab
: Kelebihannya itu anak-anak mempunyai kemampuan global, atau kemampuan internasional, skill kemampuan di abad-21 itu kemampuan global. Kekurangannya ya setiap program pasti ada kekurangannya. Kekurangannya ya mahal bukan kelemahan tapi satu hal yang tak terhingga.
12. Tanya
: Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual ?
Jawab
: Karena ini berupa program kelas sebetulnya namanya program pelaksanaan jadi istilahnya program yang reguler jadi terus menerus bukan dirancang pendek, menengah, panjang. Kalau itu program sekolah tapi untuk program bilingual itu program reguler yang terus menerus akan begitu. Akan dibuka kelas internasional, ada peminat, dan seterusnya.
13. Tanya
: Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Intinya anggaran kelas internasional itu ada biaya siswa reguler, ada biaya tambahan. Kelas internasional mendapat biaya tambahan untuk melaksanakan kegiatan. Kalau kelas reguler uang pangkalnya 25 juta, SPP sekitar 1,5 juta dan tambahan kegiatan kelas internasionalnya sekitar 25 jutaan yang bisa diselesaikan dalam waktu 3 tahun untuk penggajian guru, pembayaran buku ditambah buku Cambridge, pembayaran check point karena harus bayar disana.
14. Tanya
: Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program bilingual ?
Jawab
: Sudah pasti S1 dan sesuai dengan bidang, mempunyai pengalaman mengajar yang baik, sudah mendapatkan training untuk mengajar dalam bahasa Inggris. Training dari lembaga flash English, dari Cambridge TKT.
15. Tanya Jawab
: Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ? : Peserta didik tidak ada kualifikasi yang khusus, hanya yang penting diterima di PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Sebetulnya beda tetapi tidak menjadi syarat mutlak seperti kemampuan penguasaan bahasa tetapi tidak mutlak harus seperti itu. Ketika dia punya kemauan itu boleh. Tetapi sistem tinggal kelasnya sama dengan reguler kalau tidak mampu ya ditinggal tidak ada perbedaan dalam perlakuan karena mereka selalu komunikasi dalam bahasa Inggris.
16. Tanya Jawab
: Siapa saja sasaran program bilingual ? : sasaran program bilingual ya calon-calon siswa/i yang mempunyai minat dan bakat dalam mendalami bahasa Inggris, seni dan budaya bangsa Indonesia yang akan dibawa ke luar negeri untuk dapat dibanggakan.
17. Tanya
: Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Targetnya lebih ke arah kemampuan siswa. Jadi kita lebih ingin anak-anak yang kita luluskan mempunyai kemampuan yang diperlukan di masyarakat lkhususnya dalam keterampilan di era global seperti kemandirian, keuletan. Bagaimana itu bisa dilihat. Bayangkan anak kelas VIII SMP harus tinggal di luar negeri. Itu salah satu bentuk untuk menanamkan kemandirian mereka, dan ketika mereka di luar negeri harus menguasai beberapa keterampilan tambahan karena nanti akan tampil. Contohnya, mereka harus menguasai salah satu tari dari Indonesia, mereka harus menguasai salah satu cerita khas Indonesia, mereka harus menguasai olahraga. Jadi minimal bisa, diajak main voli bisa, futsal bisa.
18. Tanya
: Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Ada namanya evaluasi program. Setahun sekali kita selalu evaluasi perencanaan program. Jadi apa yang kita lakukan kita evaluasi seberapa jauh ketercapaiannya. Itu untuk semua program termasuk program bilingual.
19. Tanya
: Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program bilingual ?
Jawab 20. Tanya
: Ya, ada. : Jika ada, Apa saja perbaikan yang dilakukan dalam tahap mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Perbaikan langsung. Setelah itu diadakan rancangan perbaikan program kerja. Itu kegiatan yang sambung menyambung setelah evaluasi. Perbaikan diadakan pada waktu yang sama tidak khusus setiap program, tempat yang sama, dibuat kelompok programnya. Jadi tugasnya hanya dua, mengevaluasi dan merencanakan. Setelah dievaluasi direncanakan kembali. Misalkan biaya kurang, harus ditambah. Jadi itu suatu rangkaian.
21. Tanya
: Bagaimana bentuk pengayaan yang dilakukan sekolah dalam perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Itu maksudnya penambahan program ya tetap rangkaian kegiatan program. Yang kurang ditambah, yang berlebihan dikurangi. Misalnya, dulu kita belum melaksanakan ujian Cambridge, lalu tahun selanjutnya ditambah kurikulum Cambridge, waktu ujian tidak persiapan bimbel, tahun selanjutnya kita persiapan bimbel.
22. Tanya
: Bagaimana direktur/kepala sekolah mengawasi kinerja pimpinan dan tenaga pelaksana program bilingual ?
Jawab
: Kepala sekolah melakukan evaluasi setiap akhir semester kepada seluruh guru terutama guru-guru yang mengajar di program bilingual tentang hasil pembelajaran, metode, perbaikan yang diinginkan, dan banyak hal.
23. Tanya Jawab
: Apa hasil dan manfaatnya ? : Manfaatnya kita bisa memberi dan mendapat solusi dari masalahmasalah yang terjadi dalam program bilingual.
Narasuber
Interviewer
Hadi Suwarno, M.Pd
Iis Istianah
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK WAKASEK KURIKULUM A. DATA INFORMAN Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Tempat
: Sito, S.Pd : Wakasek Kurikulum : S1 : Ruang kerja guru
B. ITEM PERTANYAAN 1. Pembentukan struktur program bilingual 2. Prosedur perencanaan program bilingual 3. Mekanisme kerja program bilingual 4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program bilingual 5. Diagnosa program bilingual 6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual 7. Kebijakan program bilingual 8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual 9. Anggaran perencanaan program bilingual 10. Sasaran dan target program bilingual 11. Tujuan program bilingual 12. Ruang lingkup program bilingual 13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual 14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual 15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA NAMA : Sito, S.Pd JENIS KELAMIN : Laki-laki JABATAN : Wakasek kurikulum PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 TANGGAL : 25 November 2014 WAKTU :13.48 TEMPAT : Ruang kerja
1.
Tanya
: Bagaimana konsep program bilingual menurut bapak ?
Jawab
: Konsepnya kita pasti bekerja sama dengan Cambridge dalam evaluasi check point, jadi ada tim evaluasi dari standar cambridge dan kita mengikutsertakan oleh karena itu dalam pembelajaran kita memadukan kurikulum kita adopsi dan adaptasi dengan kurikulum cambridge. Jadi dalam hal evaluasinya saja.
2.
Tanya
: Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab
: Tadinya kita mengikuti Program pemerintah yang bernama RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), tapi karena program itu dihapus kami independen
3.
Tanya
: Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab
: Jadi dimulai dari paling atas kepala sekolah, wakasek kurikulum, kemudian ada staf sendiri. koordinator kelas internasional. Sebenarnya yang lebih banyak tau koordinator kelas internasional karena dari permasalahan soal ke cambridge dia yang intens komunikasi dengan pihak cambridge. tentunya memang yang dibedakan itu untuk 4 mapel utama yaitu b.inggris, IT, Match, dan Sains.
4.
Tanya
: Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Kemudian kita menyusun program sendiri dengan wakil dan koordinator seperti merencanakan anggaran, guru-gurunya. Jadi dalam rekrutmen guru ada semacam upgrade kebahasaan kerjasama dengan khursus di luar.nanti dari situ terpilih lah guru-
guru yang kualitasnya lebih baik sehingga itu yang ditunjuk untuk mengisi pelajaran utama di kelas internasional 5.
Tanya
: Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam merencanakan program bilingual ?
Jawab
: Waktu itu kan ada RSBI pada saat dikelola oleh pemerintah dan setiap setahun sekali kita diundang seluruh sekolah penyelenggara RSBI untuk mengadakan standar administrasi. Tapi sejak ditutup kita independen jadi tinggal dijalankan saja.
6.
Tanya
: Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ?
Jawab
: Globalisasi. Sehingga kita membutuhkan manusia-manusia yang berkemampuan lebih sehingga dari diagnosa tersebut terbentuk program bilingual.
7.
Tanya
: Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program bilingual ?
Jawab
: Biasanya pembiayaan. Kalau kita membuka kelas internasional kan ada native yang bayarannya lebih besar dan untuk guru-guru yang 4 mata pelajaran utama tadi karena mereka punya kemampuan lebih jadi kita harus bayar lebih mahal dibanding dengan guru-guru yang lain. Dan untuk menjalankan program butuh pembiayaan yang beda dengan kelas reguler. Biasanya dari segi pembiayaan itu dasarnya.
8.
Tanya
: Bagaimana cara seluruh pihak terlibat dalam melaksanakan kebijakan bilingual ?
Jawab
: Biasanya ada sosialisasi dari kepala sekolah, sehingga ada gambaran besarnya bagaimana cara melaksanakannya seperti pelajaran tertentu disampaikan dalam dua bahasa. Dan standar pengelolaannya mengarah ke kualitas internasional.
9.
Tanya
: Menurut bapak, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual di sekolah ini ?
Jawab
: Kekurangan mungkin di sarana prasarana yang tidak jauh berbeda dengan reguler. Sebenarnya sudah lebih namun menurut saya
masih kurang. Jika kelebihannya mungkin kerjasama dengan cambridge karena sekolah lain belum tentu karena sulit juga menjalin kerjasama kesana. Keunggulannya disitu. Asal mula kerjasama
itu
dari
foundation
yang
menjembatani
dan
bekerjasama dalam penyediaan native, tapi kemudian setelah dipelajari kita sendiri. Jadi dari dialah kita dapat melaksanakan. 10. Tanya
: Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual ?
Jawab
: Itu ada di RKAS yang dibuat kepala sekolah. Kalau waktu zaman masih dikelola oleh pemerintah kita masih harus menyerahkan ke pemerintah. Namun karena sekarang kita sudah mandiri diserahkan kepada yayasan. Kalau yayasan yang penting anggarannya.
11. Tanya
: Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Ada anggaran untuk sarana prasarana dalam kelas biasanya beda tersendiri, penggajian guru, native, dan program yang dijalankan di kelas internasional. Kalau kelas VII ada britching program jadi mungkin penyetaraan bahasa dengan pihak luar. Dan biasanya kerjasama dengan EF.
12. Tanya
: Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program bilingual ?
Jawab
: Jadi ya tadi kecakapan bahasa inggris secara aktif baik lisan dan tulisan dan ada khursus untuk seluruh guru tapi untuk 4 pelajaran tadi. Karena butuh penguasaan komunikasi yang mengharuskan dua bahasa pada 4 mata pelajaran tadi
13. Tanya
: Apakah 4 mata pelajaran tadi diadakan pada seluruh jenjang kelas?
Jawab
: Ya, yang diambil acuam 4 mapel itu, tapi memang kita biasanya IT tidak ikut dua bahasa. Jadi 3 pelajaran yang memang memakain bahasa inggris. Karena dianggap IT itu sama saja jadi tidak menggunakan standar cambridge. Jadi 3 mapel saja. Standar
keilmuan kan biasanya Match, bahasa inggris, dan sains dan dianggap sebagai ibunya mapel yang lain. Tapi untuk kelas IX biasanya ada check point semester 1 jadi memang kegiatannya sudah mengacu ke ujian. Tapi semester kedua sudah fokus ke ujian nasional. Karena ujian-ujian ini harus dikirim langsung ke cambridge dan itu menghabiskan biaya yang mahal yang kadang menyerap dana cukup besar. 14. Tanya Jawab
: Berapa banyak jumlah rombel kelas bilingual ? : 1 level nya sekitar 25-30 siswa. Sekitar 2 kelas tiap level. Hanya tahun ini tidak sampai 30 hanya 22 siswa.
15. Tanya Jawab
: Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ? : Biasanya sebelum masuk ada tes seleksi pada 4 pelajaran yang menggunakan bahasa inggris, ditambah calon peserta didik wawancara dengan native. Jika dibandingkan dengan akselerasi lebih banyak peminat ke kelas internasional.
16. Tanya
: Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Ya mungkin agar standar internasionalnya diakui oleh negaranegara luar. Karena kita menggunakan cambridge kan barangkali akses untuk belajar di luar negeri lebih mudah, kemudian yang paling umum menyiapkan generasi di masa globalisasi karena bahasa inggris sebagai bahasa kedua.
17. Tanya
: Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: kami
melakukan
evaluasi
ketika
akhir
semester
untuk
mengevaluasi program kelas yang sudah kami jalankan selama ini dengan mengadakan pertemuan bersama guru-guru dan seluruh pihak yang terlibat dalam program sehingga dapat diketahui kemajuan suatu program. 18. Tanya
: Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program bilingual ?
Jawab
: Ya, kita hanya cambridge saja. Kita sendiri tidak ada hal yang menonjol. Kita belum bisa membuat suatu program yang benarbenar internasional. Barangkali jika diadu dengan sekolah lain juga kita masih kurang dalam hal keilmuannya . biasanya dari paguyuban guru-guru ini ada semacam perlombaan-perlombaan ya memang pernah menang tapi tidak sampai internasional tapi hanya wilayah jakarta selatan saja. Tapi perlimbaan bahasa juga ada seperti story telling, pidato bahas inggris ada juga.
19. Tanya
: Jika ada, Apa saja perbaikan yang dilakukan dalam tahap mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Belum ada evaluasi yang khusus, hanya ada evaluasi secara total. Mungkin ketika sudah lepas dari pemerintah ada evaluasi yang lebih baik dan itu yang belum kita lakukan yang penting jalan dulu. Kita mencari standar internasional itu apa sih kita masih bingung.
20. Tanya
: Bagaimana bentuk pengayaan yang dilakukan sekolah dalam perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Biasanya pengayaan bidang keilmuan, seperti pendalaman materi hanya kalau check point saja. Jadi pengayaan dilakukan ketika sudah check point seperti pelajaran tambahan khusus menjelang check point dan membahas dari bank soal.
21. Tanya Jawab
: Bagaimana proses evaluasi check point ? : Sebenarnya seperti tes biasa, ada listening. Dan untuk 4 pelajaran itu biasanya soal dari sana turun, kerjakan dan dikirim lagi ke Cambridge .
22. Tanya
: Bagaimana direktur/kepala sekolah mengawasi kinerja pimpinan dan tenaga pelaksana program bilingual ?
Jawab
: Ya kalau kita biasanya harus tau perencanaan dulu. lalu supervisi dilakukan sebanyak dua kali kepada guru pengajar.
23. Tanya Jawab
: Apa hasil dan manfaatnya ? : Ya melakukan perbaikan atau penambahan dari hasil supervisi yang
dilakukan
apakah
harus
diadakan
perbaikan
atau
penambahan dalam program. 24. Tanya
: Bagaimana pembagian tugas kepada setiap bidang yang terlibat perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Biasanya kan kepala sekolah melibatkan kepala bidang bilingual. Jika urusan reguler ditugaskan kepada wakasek tapi untuk kelas bilingual ditugaskan kepada ketua bidang program bilingual. Kalau anggaran bisanya ke wakasek kurikulum tapi kalau ketua bidang ya mengonsep program bilingualnya.
25. Tanya Jawab
: Berapa lama periode waktu kelas bilingual ? : Sebenarnya sama dengan kelas yang lain, hanya ketika check point ada tambahan di luar jam pelajaran biasa, dan ketika akan ujian nasional. Dari segi sosial, anak-anak masih butuh bermain jadi libur sama saja. Penambahan hanya pada saat menjelang check point, kemudian 3 bulan menjelang ujian nasional ada pelajaran tambahan. Ketika home stay pun masih tetap dalam kalender pendidikan. Home stay paling hanya seminggu saja dan untuk belajar juga.
26. Tanya
: Apa saja umpan balik yang didapatkan seluruh bidang yang terlibat program bilingual ?
Jawab
: Saya sebagai wakasek kurikulum belum merasakan umpan balik yang benar-benar memuaskan. Hasilnya tidak jauh beda dengan sekolah lain. Ingin punya sesuatu yang berbeda dari yang lain selain kemampuan bahasa inggrisnya
27. Tanya
: Berapa jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual ?
Jawab
: Selain ada tim khusus yaitu kepala sekolah, wakasek kurikulum, ketua bidang bilingual, dan guru 4 pelajaran tadi juga seluruh guru terlibat dalam program ini.
Narasumber
Interviewer
Sito, S.Pd
Iis Istianah
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK KETUA BIDANG PROGRAM BILINGUAL A. DATA INFORMAN Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Tempat
: Novini Nilakusumah, S.S. : Ketua bidang programBilingual : S1 : Ruang konseling
B. ITEM PERTANYAAN 1. Pembentukan struktur program bilingual 2. Prosedur perencanaan program bilingual 3. Mekanisme kerja program bilingual 4. Analisis data internal dan eksternal yang dibutuhkan perencanaan program bilingual 5. Diagnosa program bilingual 6. Analisis kelebihan dan kekurangan program bilingual 7. Kebijakan program bilingual 8. Perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual 9. Anggaran perencanaan program bilingual 10. Sasaran dan target program bilingual 11. Tujuan program bilingual 12. Ruang lingkup program bilingual 13. Evaluasi terhadap perencanaan program bilingual 14. Perbaikan terhadap perencanaan program bilingual 15. Pengayaan terhadap perencanaan program bilingual 16. Perencanaan kepada tiap bidang kegiatan program bilingual 17. Perincian setiap bagian kegiatan program bilingual kepada unit masingmasing 18. Jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual 19. Pendelegasian wewenang kepada pihak yang terlibat
20. Periode waktu program bilingual 21. Umpan balik seluruh bagian yang terlibat program bilingual 22. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual
BERITA WAWANCARA
NAMA : Novini NilakusumaH, S.S. JENIS KELAMIN : Perempuan JABATAN : Ketua bidang/koordinator program Bilingual PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 (Sastra China UI) TANGGAL : 25 November 2014 WAKTU : 13.48 TEMPAT : Ruang konseling
1.
Tanya
: Apakah ibu terlibat dalam perumusan program bilingual ?
Jawab
: Sebenarnya kami disini namanya bukan bilingual tapi program Cambridge karena kami bekerjasama dengan Cambridge University tahun 2009/2010. Jadi awalnya basicnya RSBI, tetapi pada saat itu nanggung jika hanya sekolah RSBI saja, akhirnya bagaimana agar kita benar-benar maksimal, akhirnya kita bekerjasama dengan Cambridge dan kita dapat ID nya yaitu 223 dan kita resmi menjadi center of Cambridge di Jakarta, dan sekolah lain jika ingin mendapat licensi bisa menginduk ke kita atau mengurus sendiri ke Cambridge dan itu biayanya tidak sedikit. dan kita sekarang tahun ke 5 bekerjasama dengan Cambridge. Awalnya saya tidak terlibat, saya baru membantu sekolah untuk menjadi koordinator baru pertengahan tahun ajaran lalu jadi belum genap setahun saya memegang tugas ini. Sebelumnya dipegang oleh ibu Rieke Anwari Fuadi yang sekarang menjadi wakasek kesiswaan. Karena beliau mendapat tugas baru jadi dialihkan ke saya untuk membantu. Pada saat ini pun saya masih dibimbing oleh bu Rieke dan pak Hadi.
2.
Tanya
: Apa latar belakang terbentuknya program bilingual ?
Jawab
: Ya, karena tuntutan zaman. Jadi anak-anak itu sekarang wawasannya sudah tidak nasional tetapi wawasan internasional karena dia akan menghadapi masa dimana semua pintu komunikasi, perdagangan, ekonomi terbuka dengan AFTA 2015. Jadi anak-anak harus dipersiapkan secara fisik dan mental walau perlahan agar dia siap menghadapi itu. Jadi kemampuan
internasionalnya, bahasanya, interpersonalnya, jadi mereka harus tahu banyak dan luas tentang dunia.
3.
Tanya
: Bagaimana konsep program bilingual menurut ibu ?
Jawab
: Konsepnya kami menginduk kepada Cambridge, hanya mereka memberikan keleluasaan yang besar kepada sekolah untuk berinovasi dan berkreasi. Pada dasarnya mereka hanya memberikan kurikulum yang semuanya bisa dimodifikasi. Kurikulumnya tidak harus semuanya dari Cambridge mentahmentah pasti akan berbeda dengan budaya kita dan kurikulum nasional kita. Jadi kita coba untuk mix dan match namanya adopsi dan adaptasi antara kurikulum Cambridge dengan kurikulum nasional. Mana kurikulum yang sejalan ya kita jalankan. Tapi yang pasti untuk mata pelajaran match, English, sains, dan dulu IT kita berbahsaa inggris. Gurunya kalau inggris otomatis native. Jika match dan sains gurunya dilatih untuk punya kemampuan yang setaraf dengan Cambridge baik dalam bahasanya, pedagogik semua ditraining juga.
4.
Tanya
: Apa saja rumusan program bilingual ?
Jawab
: untuk 4 pelajaran itu berbahasa inggris, ada nativenya, kurikulum adopsi dan adaptasi. Dan kita punya program pengembangan. Kalau kelas vii itu ada bridging program seperti english camp. 3 tahun yang lalu kita ke pare tapi kurang efektif jadi tahun lalu dan saat ini kita bekerjasama dengan EF (English First) dengan english camp 2 malam 3 hari didrill dalam 10 sesi untuk beranekamacam pembelajaran bahasainggris dan game oleh native dan bertujuan untuk menyamakan kemampuan bahasa inggris mereka karena mereka berasal dari SD yang berbeda dengan kemampuan yang berbeda. Jadi sengaja dimasukkan ke english camp supaya punya kemampuan bahasa yang meningkat yang pasti bisa meningkatkan kemampuan
belajar di kelas, mereka bisa bekerjasama dalam tim, timbul keoercayana diri mereka walaupun salah dan itu menyenangkan untuk kita. Dan untuk kelas viii kita mengadakan home stay seperti immersion jadi mereka tinggal di penduduk negara yang kita pilih dan bekerjasama dengan pihak lain yang akan menjadi sister school kita. Angkata pertama kita ke Malaysia ke salah satu sekolah muslim disana. Kedua, kita ke Turki disana ada sosiali auxulury school dan beberapa siswa dan kepala sekolahnya berkunjung kesini, tahun ketiga kita ke adelaide dan disana kita mendapat sister school. Tahun keempat kita ke sydney, dan tahun ini insyaallah kita ke Melbourne. Sedangkan kelas IX akan fokus ke ujian checkpoint dan ini the real Cambridgenya, tes berupa matematika, sains dan inggris. Soalnya darisana tetapi sebelumnya didrill dulu anak-anak di pendalaman materi, ada pre test nya darisana agar tahu jenis soalnya dan pembahasnnya lalu disana mereka uji kemampuan. Ujian Chekcpoint ini bukan untuk eliminasi hanya untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan mereka. Karena untuk eliminasi itu ketika Senior high school. Kalau kita kan IPK nilainya 4, kalau mereka IPK nilainya 6 jadi nilainya ada yang very poor, poor, good, excellent. Mereka mendapat go internasional dan check point pada semester ganjil dan setelah itu dalam waktu yang sempit harus fokus ke UN. 5.
Tanya
: Apakah EF itu ?
Jawab
: EF itu english first seperti khursus. Idenya dari bu Rieke setelah memiliki pengalaman di pare, kita kesana dan berdasarkan pengalaman disana ada beberapa rumah yang buka khursus, dan disana masih bahasa inggris kedaerahan sedangkan anak-anak terbiasa dengan native. Jadi kurang efektif, jarak jauh, tidak efektif. Akhirnya kita bekerjasama dengan EF.
6.
Tanya
: Bagaimana pembentukan struktur program bilingual ?
Jawab
: Kepala sekolah menjadi penanggung jawab utama, dibawah kepala sekolah ada wakasek kurikulum, darisitu punya dua staff yaitu staff kurikulum yang menangani kelas reguler dan koordinator internasional yang menangani kelas Cambridge. dalam setahun kita membuka 1-2 kelas. Tahun ini kita membuka 1 kelas dengan 22 anak , tahun lalu kita membuka dua kelas dengan 28-29 anak. 2 tahun sebelumnya yang sekarang kelas IX juga 2 kelas. Jadi pada saat ini saya menghandle 5 kelas ini.
7.
Tanya
: Bagaimana prosedur perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Untuk bagian keuangan sudah ditetapkan rapbs nya oleh yayasan. Proseduralnya dari awal kita rekrut siswa yang daftar dengan diberikan informasi tentang kelas reguler, Cambridge, dan akselerasi. Mereka berkomunikasi menentukan minat anak kemana dan kita memberikan pencerahan dan manfaat dari kelas program kami nanti mereka yang memilih. Setelah itu di kelas program Cambridge akan ada entry test nya cenderung ke bahasa Inggris dan ini juga bukan merupakan eliminasi. Jadi jika memang mereka berkemampuan bahas Inggris kurang tetapi punya minat dan kemauan nanti akan meningkat. Yang sudah bagus dan berminat bisa lebih ditingkatkan lagi. Kuotanya minimal 20 anak karena annual fee yang harus kita bayar ke cambridge besar jadi harus bisa tertutup semua pembiayaan.
8.
Tanya
: Bagaimana mekanisme kerja program bilingual ?
Jawab
: Saya sebagai koordinator pada dasarnya memegang lebih banyak porsi. Tapi saya dibantu bekerjasama dengan wali kelas jadi jika ada informasi bridging program, home stay, dan check point dan buku-buku internasional itu ada di awal bedah buku terkait buku apa yang menunjang untuk check point dan sejalan dengan Cambridge dan kurikulum Nasional. Wali kelas membantu komunikasi dengan wali murid. Ada kuota tertentu jika berhasil membawa 20 anak bisa membawa guru/wali kelas.
9.
Tanya
: Apa saja data yang dibutuhkan baik internal dan eksternal dalam merencanakan program bilingual ?
Jawab
: Data dari internal kita hanya melanjutkan tahun sebelumnya, pembiayaan kita selalu kroscek dengan yayasan jika ingin mengadakan kegiatan. Dari eksternalnya kita selalu mendapat informasi dari Cambridge via email bahwa untuk annual fee tahun ini sekian poundsterling, untuk pretest dari tanggal sekian ke sekian, kemudian entry siswa harus lengkap.
10. Tanya Jawab
: Apa saja yang didiagnosa dalam program bilingual ? : Pastinya progress anak-anak. Karena dari hasil check point kenapa match sama ipa bagus, tetapi bahasa Inggris kurang bagus.itu akan kita diagnosa kenapa karena ternyata standar bahasa Inggris dari Cambridge itu tinggi sekali tidak hanya harus tahu multiple choice tapi writing nya harus oke. Jadi pengembangan penyusunan kalimat harus baik, vocabularynya harus kaya. Jadi writing tapi vocabulary nya sedikit kan mati, harus sekian ribu kata tapi tidak sampai. Dan itu jadi penilaian di Cambridge karena mereka yang mengkoreksi. kemudian sarana prasarana yang diperlukan, network kita sudah berapa sister shcool yang kita punya, anak-anak sudah home stay kemana saja, bagaiaman komunikasi mereka dengan pihak disana.
11. Tanya
: Apa saja kebijakan yang disiapkan dalam membentuk program bilingual ?
Jawab
: Kebijakannya simple saja selama masih ada murid langsung dijalankan saja. Jika suddah melaksanakan suatu program jangan berhenti di tengah jalan.
12. Tanya
: Bagaimana cara seluruh pihak terlibat dalam melaksanakan kebijakan bilingual ?
Jawab
: Komunikasi. Jadi komunikasi yang saya hadapi ke kepala sekolah tentang pelaksanaan program, kegiatan-kegiatan, hasil
ujian anak-anak dan komunikasi ke guru yang mengajar. Dan kita akan ada pertemuan rutin setiap bulan antar guru yang mengajar dan wali kelas. 13. Tanya
: Menurut ibu, apa kelebihan dan kekurangan program bilingual di sekolah ini ?
Jawab
: Kelebihannya adalah otomatis ini menjadi salah satu keunggulan karena tidak semua sekolah mempunyai kurikulum Cambridge seperti ini, memberikan fasilitas untuk mewadahi kemampuan anak yang lebih dalam berbahasa Inggris dan mau memiliki wawasan internasional lebih luas dan promosi sekolah juga. Kekurangannya, setiap tahun memiliki anak-anak dengan kemampuan berbeda-beda jadi itu menjadi tantangan bagaimana kita berusaha agar mereka lebih meningkat kemampuan keinternasionalannya. Jadi kita sebagai guru harus selalu memotivasi mereka bahwa mereka punya tanggung jawab, biayanya juga tidak sedikit. Mereka darisini harus punya manfaat kelak.
14. Tanya
: Apa saja perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang program bilingual ?
Jawab
: Jangka pendek nya kemampuan berbahasa mereka harus baik dan pengetahuan keinternasionalannya, jangka panjang nya mereka harus punya kesiapan mental dan potensi lain yang akan menjadi bekal mereka untuk masuk ke dunia yang lebih tinggi. Mereka harus punya interpersonal yang baik, komunikasi yang baik dan harus siap menghadapi kemajuan teknologi yang menuntut mereka mampu di dalamnya.
15. Tanya
: Bagaimana pembagian anggaran perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Pembagian anggaran untuk pembayaran annual fee itu dari yayasan. Untuk kegiatan intern seperti hoestay dari orang tua, bridging dan check point dari sekolah.
16. Tanya
: Apa saja kualifikasi tenaga pendidik dan kependidikan program bilingual ?
Jawab
: Pengajar Cambridge untuk empat mata pelajaran yang pasti lulusan S1 dan profesional karena juga mengikuti pelatihan yang setaraf dengan guru Cambridge, dan ketika ada pelatihan RSBI mereka selalu ikut.
17. Tanya Jawab
: Apa saja kualifikasi peserta didik program bilingual ? : Perekrutannya tidak harus cerdas bahasa Inggris tetapi punya minat dan kemamuan dan orang tuanya mendukung.
18. Tanya
: Apa saja target yang ingin dicapai dalam perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Ya itu tadi yang disebut dalam jangka pendek dan jangka panjang tadi.
19. Tanya
: Apa saja yang dilakukan stake holder dalam mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Mengecek dan komunikasi yang baik tentang sarana prasarana, program yang dilaksanakan selain di kelas, sumber daya nya seperti metode pembelajarannya.gurunya ditingkatkan dengan mengadakan meeting bersama
20. Tanya
: Apakah ada perbaikan yang harus dilakukan dalam program bilingual ?
Jawab 21. Tanya
: Ya, harus : Jika ada, Apa saja perbaikan/pengayaan yang dilakukan dalam tahap mengevaluasi perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Guru-guru harus inovasi terhadap pembelajaran, sekolah mengupgread sarana prasarana
22. Tanya
: Bagaimana pembagian tugas kepada setiap bidang yang terlibat perencanaan program bilingual ?
Jawab
: Sebenarnya masing-masing sudah mempunyai job description sendiri yang sudah disesuaikan dan saling bekerjasama dan mensupport. Wali kelas setiap tahun berganti jadi secara tidak
langsung juga terlibat perumusan program hanya pada pelaksanaannya. Dari wali kelas menginformasikan ke skom tiap unit dari tiap jenjang yang menangani masing-masing. 23. Tanya
:Bagaimana stake holder menjabarkan perencanaan ke dalam bidang kegiatan program bilingual ?
Jawab
: Yayasan pada dasarnya hanya mensupport tapi jika kita punya sesuatu yang baru bisa dieksplor dan dilihat budget serta manfaatnya. Dari sekolah memberikan penjabaran kepada tiap bidang
24. Tanya
: Berapa jumlah sumber daya yang dibutuhkan program bilingual ?
Jawab
: Ya tidak terlalu banyak karena kelas hanya satu, guru yang kompeten, ruang kelas komunikatif dan kooperatif, koordinator dan pimpinan yang mengkomunikasikan program kami ke yayasan.
25. Tanya
: Apakah ada pendelegasian wewenang yang dilakukan stake holder dalam program bilingual ?
Jawab 26. Tanya Jawab
: Ya, tentu. : Bagaimana bentuk pendelegasian wewenang nya ? : Biasanya dari ketua pelaksana harian atau direktur, ke bagian marketing, ke pengelola, ke kepala sekolah kemudian ke saya jika berkaitan dengan Cambridge atau sebaliknya dalam hal anggaran yang kurang.
27. Tanya Jawab
: Apa hasil yang didapat dari hal itu ? : Ada solusi dari masalah yang dibahas, kendala yang dilaporkan dsb.
28. Tanya Jawab
: Berapa lama periode waktu berjalannya program bilingual ? : 1 tahun ajaran sama dengan lainnya. Setiap level punya program masing-masing.
29. Tanya
: Apa saja umpan balik yang didapatkan seluruh bidang yang terlibat program bilingual ?
Jawab
: Jika kita punya program kegiatan dan sukses dengan baik, bermanfaat, tepat waktu itu bisa menjadi nilai dan inovasi yang baik bagi kita semua.
30. Tanya
: Apakah ada bentuk pengontrolan yang dilakukan stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual ?
Jawab 31. Tanya Jawab
: Ya, tentu. : Bagaimana bentuk pengawasannya ? : Kepala sekolah selalu mengingatkan seperti penyesuaian dengan kalender akademik kita.
32. Tanya
: Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang mengikuti program bilingual ?
Jawab
: Ketika ada kompetisi bahasa Inggris seperti writing, reading, story telling. Jadi kita punya stock tetapi tidak menutup kemungkinan untuk kelas reguler sendiri.
Narasumber
Interviewer
Novini Nilakusumah, S.S
Iis Istianah
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK WALI KELAS BILINGUAL A. DATA INFORMAN Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Tempat
: Edy Hermawan, M.Sc : Wali kelas Sains VIII.1 : S2 : Ruang Guru
ITEM PERTANYAAN 1. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual 2. Perbaikan dan pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA NAMA : Edy Hermawan, M.Sc JENIS KELAMIN : Laki-laki JABATAN : Wali kelas Sains VIII.1 PENDIDIKAN TERAKHIR: S2 TANGGAL : 09 Desember 2014 WAKTU : 13. 45 TEMPAT : Ruang guru
1.
Tanya
: Apakah bapak terlibat dalam pembentukan program bilingual ?
Jawab
: Saya termasuk guru pertama yang mengajar di kelas internasional tapi untuk membentuk pertama kali itu tidak karena sekolah yang menentukan. Setelah terbentuk baru dicari gurunya
2.
Tanya
: Bagaimana proses belajar mengajar di program internasional kelas VIII ?
Jawab
: Kita memadukan lesson plan dari kurikulum Cambridge dan kurikulum Nasional. Karena saya mengajar ipa, mereka harus memahami konsep sains dan disaat yang bersamaan mereka bisa mengembangkan bahasa Inggris mereka karena saya sebisa mungkin mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris Dalam pelajaran sains, kita menggunakan bahasa Inggris karena dari Cambridge menggunakannya, dan jangka panjangnya kami ingin peserta didik tidak hanya mengerti bahasa Inggris saja tetapi bisa mengaplikasikan ke dalam bidang keimuan yang lain terutama IPA.
3.
Tanya
: Bagaimana proses home stay ?
Jawab
: Kita sudah ke Australia dan Turki. Selama 10-12 hari mereka kesana dan mereka belajar di sekolah lokal disana. Jadi mereka ikut pembelajaran di kelas dan ikut tinggal disana. Saya belum pernah mengikuti home stay ke luar
4.
Tanya
: Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang mengikuti program bilingual ?
Jawab
: Kompetensi bahasa Inggris mereka di atas kelas reguler, mereka bisa berbahasa Inggris aktif. Kami juga ingin materi yang mereka pelajari bisa bermanfaat untuk mereka.
5.
Tanya
: Apakah ada perbaikan yang dilakukan sekolah terhadap kesalahan
Jawab
: Dan kekurangan yang terjadi pada program bilingual ? Kami ada klinik untuk membantu menyamaratakan kemampuan yang ada. Kami berusaha agar anak-anak per minggu tidak ketinggalan materi sebelumnya. Remedial kami ada ketika ulangan harian ketika tidak memenuhi KKM. Dan klinik dilakukan diluar jam KBM.
6.
Tanya
: Bagaimana pengayaan yang dilakukan sekolah terhadap peserta didik program bilingual ?
Jawab
: Untuk anak yang di atas rata-rata saya berikan tugas yang lebih menantang.
7.
Tanya
: Menurut ibu, apakah ada pengawasan yang dilakukan oleh stake holder kepada wali kelas dan peserta didik program bilingual dan bagaimana bentuknya?
Jawab
: Tiap semester ada supervisi dari kepala sekolah untuk wali kelas dan seluruh guru. Untuk lesson plan dilihat pada awal semester.
Narasumber
Interviewer
Edy Hermawan, M.Sc
Iis Istianah
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA PROSES PERENCANAAN PROGRAM BILINGUAL DI SMP BAKTI MULYA 400 UNTUK WALI KELAS BILINGUAL A. DATA INFORMAN Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Tempat
: Epih Saripah, S.Pd : Wali kelas Bahasa Inggris IX.1 : S1 : Ruang Guru
ITEM PERTANYAAN 1. Mekanisme kontrol stake holder kepada seluruh pihak yang terlibat program bilingual 2. Perbaikan dan pengayaan terhadap perencanaan program bilingual
BERITA WAWANCARA NAMA : Epih Saripah, S.Pd JENIS KELAMIN : Perempuan JABATAN : Wali kelas bahasa Inggris IX.1 PENDIDIKAN TERAKHIR: S1 TANGGAL : 09 Desember 2014 WAKTU : 13.25 TEMPAT : Ruang guru
1.
2.
Tanya
: Apakah ibu terlibat dalam pembentukan program bilingual ?
Jawab
: Tidak, hanya dalam pelaksanaannya saja.
Tanya
: Bagaimana proses belajar mengajar ?
Jawab
: Sama saja hanya mereka mendapat empat mata pelajaran native yaitu bahasa inggris, match, sains.
3.
Tanya
: Bagaimana proses check point ?
Jawab
: Sebelum check point ada pretest, di diknas seperti try out. Secara garis besar hampir sama dengan soal yang akan diberikan dan itu langsung dari Cambridge. sebelumnya anak-anak diberukan pemantapan selam 4 bulan
4.
Tanya
: Apa saja prestasi yang didapatkan oleh peserta didik yang mengikuti program bilingual ?
Jawab
: Prestasinya memiliki kemampuan menulis essay bahasa Inggris dengan baik karena lebih terarah dan terstruktur untuk membuat essay yang benar-benar Inggris. Untuk 4 mata pelajaran khusus itu menggunakan soal essay langsung dalam bahasa Inggris dari Cambridge.
5.
Tanya
: Apakah ada perbaikan yang dilakukan sekolah terhadap kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada program bilingual ?
Jawab
: Pastinya. Setiap guru native pasti memantau perkembangan anakanak sampai anak-anak tahu solusinya. Jadi anaknya dipanggil dan diberitahu lalu akan di drilling hingga paham.
6.
Tanya
: Bagaimana pengayaan yang dilakukan sekolah terhadap peserta didik program bilingual ?
Jawab
: Dalam bahasa Inggris biasanya diberikan kosakata yang lebih banyak bagi peserta didik yang memang sudah baik dalam pembelajarannya.
7.
Tanya
: Menurut ibu, apakah ada pengawasan yang dilakukan oleh stake holder kepada peserta didik program bilingual dan bagaimana bentuknya?
Jawab
: Pastinya, ada kekurangan dan masalah selalu dilihat oleh ketua program dan kepala sekolah seperti nilai check point yang rendah, dicari
akar
permasalahannya
bersama-sama.
kita
sempat
dikumpulkan terkait bedah kurikulum Cambridge dan Diknas, mana yang sama tidak perlu digunakan. Hanya bentuk enrichment saja.
Narasumber
Interviewer
Epih Saripah, S.Pd
Iis Istianah
Lampiran 6
INDIKATOR VISI Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan berkualitas internasional yang diterapkan dalam pengelolaan, tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan, kurikulum, fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan kompetensi lulusan DESKRIPTOR VISI 1. Terwujudnya manajemen sekolah yang berkualitas Internasional. (1)
Mewujudkan pengembangan struktur dan organisasi sekolah dengan jaringan kerja yang efektif dan efisien baik secara vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan sekolah
(2)
Mewujudkan pendayagunaan SDM sekolah dengan cara membuat dan pembagian tugas-tugas secara jelas
(3)
Mewujudkan pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang tangguh dengan menjamin otonomi sekolah, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, fleksibilitas, dan kontinyuitas
(4)
Mewujudkan pelaksanaan pembelajaran secara efektif dan efisien
(5)
Mewujudkan pengembangan kelengkapan dokumen dan administrasi sekolah
(6)
Mewujudkan jaringan informasi akademik secara internal maupun eksternal sekolah dengan menggunakan ICT
(7)
Mewujudkan laporan kepada berbagai pihak yang relevan, menyangkut bidang akademik dan non akademik dengan menggunakan berbagai media.
(8)
Mewujudkan penggalangan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan komite sekolah (FKOM)
(9)
Mewujudkan pengembangan unit usaha di sekolah dan kerjasama dengan pihak lain untuk menggalang partisipasi masyarakat
(10) Mewujudkan kerjasama dengan sekolah sederajat yang telah mendapat reputasi yang baik secara internasional (11) Mewujudkan model managemen sekolah dengan standar internasional ISO 9001 VERSI 2000 atau sesudahnya (12) Mewujudkan pembuatan rencana pengembangan sekolah (RPS) tiap tahun, jangka menengah dan panjang yang melibatkan semua pemangku kepentingan
2. Tersedianya tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mengelola sekolah berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan nilai solidaritas untuk membentuk team kolaboratif untuk mendorong kemajuan sekolah
(2)
Mewujudkan pengembangan warga sekolah yang terus belajar (learning community)
(3)
Mewujudkan pengembangan guru dan tenaga kependidikan untuk studi lanjut ke strata pendidikan lebih tinggi
(4)
Mewujudkan pelatihan secara berkesinambungan untuk menguasai teknologi informasi komputer dan bahasa Inggris
(5)
Mewujudkan pengembangan guru profesional dengan pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian Islami,
kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial (6)
Mewujudkan supervisi klinis dan monitoring untuk memecahkan masalah pembelajaran
(7)
Mewujudkan evaluasi tenaga pendidik dan kependidikan secara berkala dengan prinsip objektivitas
(8)
Mengadakan rekrutmen tenaga pendidik yang memiliki kompetensi guru profesional
3. Tercapainya pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan pembiayaan sekolah dalam pengelolaan YBKSP Bakti Mulya 400 yang memadai, efektif, efisien dan akuntabel
(2)
Mewujudkan pembiayaan sekolah bersumber dari bantuan pemerintah yang bersifat tidak mengikat
(3)
Mewujudkan pengembangan kerjasama dengan penyandang dana, baik donatur tetap maupun tidak tetap secara individual maupun secara kelembagaan
(4)
Mewujudkan penggalangan dana dari berbagai sumber termasuk dari sponsor yang tidak mengikat terutama dalam penyelenggaraan kegiatan sekolah
(5)
Mewujudkan pendayagunaan potensi sekolah dan lingkungan yang menunjang kegiatan sekolah
(6)
Mewujudkan kerjasama dengan alumni, khususnya untuk penggalangan dana pendidikan dan sarana pendidikan
(7)
Mewujudkan kerjasama dengan komite sekolah (FKOM)
4. Terwujudnya pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lengkap, mutakhir, dan berwawasan global
(2)
Mewujudkan pengembangan bidang studi Agama Islam yang bermuatan akhlaqul karimah
(3)
Mewujudkan pengembangan bidang studi kewarganegaraan yang memupuk kebangsaan Indonesia
(4)
Mewujudkan pengembangan kurikulum berstandar internasional untuk bidang studi Matematika, Sains, Teknologi Informatika dan Bahasa Inggris untuk siswa.
(5)
Mewujudkan pengembangan bidang studi kebahasaan, seni budaya dan olahraga untuk meningkatkan ketrampilan hidup (life skill)
(6)
Mewujudkan pengembangan silabus untuk semua bidang pengajaran
(7)
Mewujudkan pengembangan Rencana Pelaksanaan Program (RPP) dengan pendekatan komprehensif untuk semua bidang studi
(8)
Menyusun standar kompetensi lulusan internasional.
(9)
Mewujudkan hasil perbandingan kurikulum internasional
(10) Mewujudkan pengembangan kurikulum yang bermuatan kewirausahaan (enterpreneurship) 5. Terpenuhinya fasilitas pendidikan yang berkualitas Internasional. (1)
Mewujudkan pegembangan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan berwawasan global
(2)
Mewujudkan pengembangan lingkungan yang bersih, sehat berwawasan ekologis dan kondusif untuk kegiatan belajar
(3)
Mewujudkan peningkatan dan pengembangan peralatan laboratorium komputer, IPA dan Bahasa yang lengkap dan memadai
(4)
Mewujudkan pengembangan jaringan internet dan intranet, yang didayagunakan untuk peserta didik, pendidik maupun tenaga kependidikan untuk menunjang program pembelajaran
(5)
Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana di dalam kelas dengan memanfaatkan teknologi multimedia (laptop, LCD, jaringan internet) dan CCTV
(6)
Mewujudkan pengembangan perpustakaan yang ideal sebagai salah satu pusat sumber belajar dan multimedia laboratory
(7)
Mewujudkan pengembangan media pembelajaran untuk semua mata pelajaran
(8)
Mewujudkan peningkatan dan pengembangan peralatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran
(9)
Mewujudkan perawatan sarana dan prasarana sekolah dengan standar kualitas tinggi
6. Terwujudnya proses belajar mengajar yang berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan pengembangan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM)
(2)
Mewujudkan pengembangan dan inovasi metode pengajaran pada semua mata pelajaran dengan cara pemutakhiran pendekatan pembelajaran
(3)
Mewujudkan
pengembangan
dan
memanfaatkan berbagai sumber
inovasi
bahan
pembelajaran
dengan
lingkungan dan kemajuan teknologi
informatika (4)
Mewujudkan pengembangan pengelolaan kelas
(5)
Mewujudkan teknik penilaian berbasis kelas
(6)
Mewujudkan pengembangan berbagai teknik evaluasi pembelajaran dengan penelitian tindakan kelas termasuk lesson study.
7. Terwujudnya sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan pengembangan model-model penilaian pembelajaran
(2)
Mewujudkan pengembangan penilaian sekolah yang otentik dengan validitas dan reliabilitas tinggi
(3)
Mewujudkan penerapan berbagai jenis test dan instrumen test
(4)
Mewujudkan pelaksanaan pelatihan intepretasi hasil tes
(5)
Mewujudkan pengembangan bank soal sekolah
(6)
Mewujudkan peningkatan standar nilai atau ketuntasan kompetensi dengan mengadakan lomba-lomba dan uji coba (try out)
(7)
Mewujudkan kerjasama dengan lembaga
nasional untuk melaksanakan
penilaian/tes dan intepretasi hasil penilaian/ tes (8)
Mewujudkan kerjasama dengan lembaga internasional dalam rangka sertifikasi kemampuan peserta didik
(9)
Mewujudkan kerjasama dengan lembaga internasional untuk pengembangan perangkat penilaian sampai dengan analisa dan pelaporan hasil belajar peserta didik
(10) Mewujudkan laporan hasil belajar dalam berbagai bentuk sebagai hasil penilaian sekolah (11) Mewujudkan pengukuran penilaian dari ranah pengetahuan sampai dengan ranah evaluasi 8. Terwujudnya standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional. (1)
Mewujudkan pegembangan sekolah yang menghasilkan lulusan cerdas, terampil, beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif
(2)
Mewujudkan tercapainya ketuntasan belajar secara optimal untuk setiap mata pelajaran
(3)
Mewujudkan peningkatan nilai Ujian Nasional setiap tahun dengan rata-rata skornya tertinggi di tingkat nasional
(4)
Mewujudkan tercapainya siswa yang berprestasi akademik tingkat nasional dan internasional
(5)
Mewujudkan tercapainya siswa yang berprestasi dalam kesenian dan olahraga tingkat nasional dan internasional
(6)
Mewujudkan tercapainya siswa yang terampil dalam menerapkan kecakapan hidup sehari-hari, terampil memecahkan persoalan sendiri dan mampu berorganisasi pada tingkat nasional maupun internasional
(7)
Mewujudkan tercapainya lulusan yang memiliki profil kompetensi dengan apresiasi internasional
(8)
Mewujudkan lulusan yang dapat diterima di sekolah unggulan di dalam dan luar negeri
LAMPIRAN 7
DAFTAR GURU NO
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
ALAMAT Jl.Moh Kahfi Gg.Panjang No.32 Rt.06/04 Cipedak Ciganjur Jagakasa Jaksel Jl. H. Taip No.52Rt.05/19 Kedaung Pamulang Tangerang Pondok Sukmajaya Permai Blok DI/8 Depok Villa Dago Tol Blok D 15/5 Ciputat Tangsel Jl.Gotong Royong Gg. Mesjid Rt.02/1 Cihowe, Ciseeng, Parung-Bogor Jl. Permata Permai Raya Blok H.12 No.7 Permata Pamulang Estate Serpong Tangerang
01
HADI SUWARNO, M.Pd.
Demak, 13 Desember 1969
S1. Pend.Geografi.IKIP Semarang, 1994 S2. MPEP UHAMKA Jakarta, 2008
02
SITO, S.Pd.
Banyumas, 20 Desember 1970
S1.Matematika IKIP Muhamadiyah, 1995
03
RIKE ANWARI FUADY,S.Si
Balikpapan, 13 Maret 1971
SMA, SI Univ. Nasional 1996
04
Drs. H. HASANUDIN, M.Pd.
Pemalang, 20 Agustus 1969
S1 Bahasa Inggris IKIPM Jakarta 1994
05
DRS. AJI BANDI
Bogor, 3 November 1967
S1.Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatulloh Jkt 1993
06
DRA. Hj. SYAFRIANI LUBIS
Sihepeng, 21 Sep 1959
S1.Bahasa dan Seni IKIP Jakarta 1987
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
08159599583/
[email protected]
Tetap
GEOGRAFI
021.74708210/ 085717376951/
[email protected]
Tetap
MATEMATIK A
Tetap
BIOLOGI/ FISIKA
Tetap
BAHASA INGGRIS
0251.542420/ 08561597400/
[email protected]
Tetap
AGAMA ISLAM
021.7562702/ 08128968626
Tetap
BAHASA INDONESIA
021.7706462/ 0816756786/
[email protected] 02174637829/ 081213018989
[email protected]
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
USMAN, M.Pd.
Jakarta, 7 Desember 1961
S1.Sejarah STKIP Jakarta 2002 S2 Universitas Indraprasta 2010
08
SOBARI, S.Pd.
Bogor, 4 Januari 1970
S1.Pend. Matematika IAIN Syarif Hidayatulloh Jkt, 1996
09
HERICE M AZIZ.,S.Pd.
Jakarta, 18 Februari 1964
S1.Pend.Matematik a IKIP Jakarta, 1988
10
DRS. YATIM ABDULLAH
Jakarta, 7 Juni 1964
11
DINA ASTILIA, S.Pd.
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
021.78887502/ 081316925513/
[email protected]
Tetap
SEJARAH
251.600151/ 085691000142/
[email protected]
Tetap
MATEMATIK A
Cemara Depok
081585086913 /
[email protected] m
Tetap
MATEMATIK A
S1 Adpen IKIP Jakarta 1989
Jl. Wijayakusuma No.17 C Rt.09/04 Dapur Susu Pd. Labu Jak-Sel
021.75818174/ '081384734965/
[email protected]
Tetap
BP/BK
P.Brandan, 2 Januari 1965
D3 PKK.IKIP Medan, 1987 S1 STIKIP PGRI Jakarta
Poncol Indah V/82. Rt.03/02 CirendeuCiputat Tangerang
021.7429065/ 081386256863
Tetap
TATA BOGA
12
HJ. RINA NUZRINA, S.Pd
Jakarta, 20 Januari 1965
S1.BK STKIP Jakarta 2004
021.98853231/ 081383002680/
[email protected]
Tetap
BP/BK / TATABOGA
13
SUSHARYONO,S.Pd.
Kebumen, 24 Januari 1966
S1.PDU Tata Niaga IKIP Jakarta 1991
021.5465640/ 081513222210
Tetap
EKONOMI
NO
07
NAMA LENGKAP
ALAMAT Jl. Agung Raya II Gg.H.Joko 12 Rt.005/04 No.1 Lenteng Agung Depok Jl. Masjid AlMuchlisin Rt.02/06 Kel. Bedahan Kec.Sawangan Depok
Jl.Kemang Blok B2 No.26 Perum Gria Jakarta Pamulang Tangerang Perum Kelapa Dua Jl. Layar I No.13 Kelapa Dua Tangerang
NO
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
ALAMAT
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
Jl. Adhiyaksa II/1 Lebak Bulus Jakarta Selatan
021.7510642/ 085697780198/
[email protected] m
Tetap
AGAMA ISLAM
08159913695
Tetap
BIOLOGI
Tetap
BAHASA INDONESIA
Tetap
EKONOMI/ PLKJ
Tetap
KIMIA
Tetap
ELEKTRONIK A/ KOMPUTER
Tetap
BAHASA INDONESIA
Tetap
BAHASA INGGRIS
14
DRS. AEF SAEFUDIN
Pandeglang, 4 Pebruari 1966
S1.Tarbiyah.IAIN Syarif Hidayatulloh Jkt,1993
15
IR. H. BONDI ROBIARSO
Jakarta, 13 April 1969
IPB, Bogor 1993
Jl. H. Sapri Rt.002/09 No.105 Pd. Aren Tangerang
16
DYAH RATNAWIATI,S.Pd.
Bandung, 5 Nopember 1970
S1.Bahasa & Sastra Indonesia. IKIP Jakarta 1996
Jl. Kalimantan No.139 Depok Utara 16421
SOVIA ANDRIANI, SE.
Jakarta, 5 Desember 1970
S1.Akuntansi.Univ. 17 Agustus. Sby 1993
SRI SUBEKTI, S.Pd.
Kulon Progo, 20 Juli 1972
S1.Kimia. IKIP Negeri Yogyakarta, 1998
PRAYOGO, S.Pd.
Ngawi, 19 Mei 1974
S1.Pend. Elektronika UNJ Jakarta 2000
Jl. Kuningan No.29 Rt.03/01 Kuningan Gintung Ciputat Jl. Raya Parung Ps.Rebo 01 Rt.002/01
17
18
19
20
NOVITRI RIYANI, S.Pd.
Jakarta, 26 Oktober 1974
S1,Bhs.Indonesia.IKI P Negeri Malang, 1998
21
EPIH SARIPAH, S.Pd.
Garut, 25 Februari 1975
S.1.FPBS Inggris.IKIP Muhamadiyah,
Jl. Pertamina Raya No. 69 Blok M/14 Pondok Ranji Ciputat Jl. Saenan Rt.04/09 Bedahan Sawangan Depok Jl. Jaya Wijaya Raya Rt.01/07 Sektor Gardenia Grand Depok City
021.7778024/ 08128284717/
[email protected] 021.7408956/ 08318915040/
[email protected] om 08128287609/
[email protected] m 021.77840851/ 08174815498/
[email protected] m 021.7433722/ 08159467694/ novitri.riyanitumanggor @gmail.com 081310946741/
[email protected] m
NO
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
ALAMAT
1997
Sawangan Depok Jl H Saikin RT 11 RW 08 No 36 Pondok Pinang Kebayoran Lama Jaksel Jl Talas 3 Gg Labu 1 No 102 Pondok Cabe Ilir Tangerang Selatan
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
081310537295/ 93047375/ usmanjamhuri75@yaho o.com
Tetap
PEND. AGAMA ISLAM
081318080088/
[email protected] om
Tetap
FISIKA
22
USMAN JAMHURI, S.Ag.
Jakarta, 2 Maret 1975
S1 Tarbiah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta
23
YENIS HERDIANI, S.Si.
Tulungagung, 14 Juli 1977
S1. Fisika Institut 10 Nop. Sby 2001
24
ASIH BUDIANTI, S.Pd.
Lampung, 22 Desember 1977
S1 Geografi Universitas Negeri Jakarta
Jl Pintu Air 3 RT 28 RW 08 No 22 R Gandul Depok
08129539536/
[email protected] m
Tetap
GEOGRAFI
25
NOVINI NILAKUSUMAH,SS.
Jakarta, 24 Februari 1977
S1.Sastra Cina.Univ. Indonesia 2001
Griya Rajawali Sawah Baru Blok B2/7 Ciputat
021.74636026/ 081315066023/
[email protected] m
Tetap
BAHASA MANDARIN
26
LELI SUGIARTI, S.Pd.
Kuningan, 2 Desember 1978
S1. Matematika UIN Jakarta, 2002
021.32280701/ 08179810942/
[email protected]
Tetap
MATEMATIK A
27
DEWI WULANSARI, S.Pd.
Jakarta, 6 Oktober 1980
S1 Bahasa Inggris UHAMKA Jakarta 2003
0817879608/ 02190508879/ wulanwibisono@gmail. com
Tetap
BAHASA INGGRIS
Vila Inti Persada Blok B No 11 Pamulang Timur Tangerang Jl Bintaro Permai III No 27 RT 04/ 09 Bintaro Pesanggrahan Jakarta
NO
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
28
DRA.MUMUN MAEMUNAH
Bogor, 06 Mei 1968
S1 IAIN 1993
29
RACHFI YULIARTI
Jakarta, 15 Juli 1983
D3 Manajemen Informatika AMIK BSI Jakarta
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
085880208543
Tidak Tetap
AGAMA ISLAM
02172791471/ 081510126160/
[email protected]
Tidak Tetap
KOMPUTER
Jl Waracas I No. 53 Rt 9/1 Tanjung Priuk Jakarta Utara 14340
021 4372565/ '081219768184/
[email protected]
Tidak Tetap
KOMPUTER
ALAMAT Jl Wahab Telaga Jambu 12 A Sawangan Depok Jl. Almubarok I No 70 RT 10/ RW 06 Cipulir Kebayoran Lama Jaksel
30
SUNTORO, SE
Jakarta, 22 Mei 1979
S1 Ekonomi Manajemen Universitas Borobudur Jakarta 2002
31
SANTI WIDIASTUTI, S.Pd.
Jakarta, 1 April 1972
Seni Musik dan Tari FPBS IKIP Jakarta
Perumahan Al Falaah III Blok L/15 Pamulang
082111556429
[email protected]
Tetap
Seni Rupa
Surabaya, 19 Juni 1976
S1 Metalurgi FMIPA UI 2002 S2 Sain & Teknologi Tampere University Technology Findland 2008
Komplek Timah Blok BB No. 35 Cimanggis Depok
087884328344/ edyhermawan1976@g mail.com
Tidak Tetap
IPA
Jl. Suka Karya RT 07/02 No. 8 Buaran Sarua Ciputat Tangsel 15412
021 94944476/ '085283839233/ caca_nonahermawan@ yahoo.com
Tidak Tetap
BAHASA INDONESIA
Cluster Puri Permata I BD 09"6" No 22 Kel Larangan Selatan Kec
085865163217/ doby_ganteng@yahoo. co.id
Tidak Tetap
OLAHRAGA
32
EDY HERMAWAN, M.Sc.
33
DEWI YANTI, S.Pd.
Manado, 26 Desember 1986
Jur Bhs Indonesia FTK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010
34
DOBY PUTRA PARLINDUNGAN, S.Pd.
PurwodadiGrobogan, 15 November 1988
Pend Pelatihan FPOK UNES Semarang 2012
NO
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
PENDIDIKAN
ALAMAT
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
Larangan TangSel
35
EKO JULIANTO, S.Pd.
Karanganyar, 15 Juli 1989
Pend Pelatihan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012
Jl Lembur Kampung Makasar RT 16/06 No. 68 Kelurahan Makasar Kecamatan Makasar Jakarta Timur
085325647086/083866 089152
[email protected] om/eko_penkepor@yah oo.com
Tidak Tetap
OLAHRAGA
Jl Warung Bensin RT 12 RW 5 Ulujami Pesanggrahan Jakarta Selatan
081212741181/021943 59020/
[email protected] om
Tidak Tetap
Pkn
36
KHOIRUDIN, S.Sos.I
Bekasi, 10 Mei 1981
S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah 2005
37
CISILIA DEWI PANGALILA, SH.
Jakarta, 21 September 1971
S1 Hukum Perdata Universitas Indonesia 1996
Jl Adyaksa Raya No 4 Jakarta Selatan
081381045991/
[email protected]
Tidak Tetap
Pkn
38
GALIH PRATAMA SUKMAWARDANA
Jakarta, 25 Mei 1987
S1 Pend Seni Drama, Tari, Musik UNES 2010
Jl Meranti B7/3 Komp Graha Permai Ciputat
081290289162
Tidak Tetap
Seni Musik
NO
39
NAMA LENGKAP
TEMPAT/ TANGGAL LAHIR
ROBERT JOHN ROWSE
Redruth UK, 28 September 1961
PENDIDIKAN
ALAMAT
NO TELP/ HP/ EMAIL
STATUS MENGAJAR PEGAWAI
S-2 John Mores Engineering 1992
Jl. Haji Jian No 47 RT 12 Rw 03 Cipete Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan
081317362613/
[email protected] k
Tidak Tetap
Bahasa Inggris/TIK
DAFTAR KARYAWAN No
Nama Lengkap
Tempat Tgl Lahir Jakarta, 9 Januari 1973
Pendidikan
Alamat
No Telp/ HP
S-1 Ek. Manajemen UPN Yogya Th 1997
Vila Mutiara Cinere Blok B-9/2 Kel Grogol Kec Limo Depok 16512 Vila Inti Persada Blok A3 No.8 Pamulang Timur TangerangSelatan Jl Pahlawan No 86 Gg Arsento RT 05/01 Cempaka Putih Ciputat Tangsel Jl. Lapangan Merah No. 72 RT 12 RW 03 Joglo Jakarta Barat
021.29099933/ '08159607630/ 087882205065
[email protected]
'081382136789
[email protected]
02129043275/ 0812862626461
[email protected]
0817800256/ 99042707
[email protected]
1
Mohamad Janaka Jachja, SE
2
Dwiyati, S.Pd
Jakarta, 13 September 1969
S-1 PKn STKIP Kusuma Negara Th 2010
3
Nur Evi Yani, SE
Jakarta, 21 Maret 1975
S-1 Ekonomi Akuntansi STIE Ahamad Dahlan Jakarta
4
Ratih Agustin Kusuma Wardani, SIP
Jakarta, 17 Agustus 1985
S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 2008
Email
No
Nama Lengkap
Tempat Tgl Lahir Jakarta, 29 Agustus 1976
Pendidikan
Alamat
No Telp/ HP
Email
MTS N 3 Jkt th 1992
021.7669670/ '08561012414
[email protected]
5
Sulaeman
6
Nedi Supriadi
Bogor, 12 April 1975
SMP Bogor
7
Agus
Cilacap, 2 November 1964
SMP
8
Toha
SMA (IPS) Teladan Th 1987
9
Yatimo
Jakarta, 15 Februari 1965 Wonogiri, 2 April 1963
Pondok Pinang Rt.05-6 Keb. Lama No.21 Gg.Masjid AlFalah Jakarta Selatan Jl. Raya Puncak Kp. Babakan Rt.04/01 Desa Batu CisaruaBogor Kp. Juraganan Rt.004/012 Grogol Utara Keb.Lama JakSel Jl. Tanjung Barat RT 03/06 Jak-Sel 12530
STM Listrik Binika Karya Th 1983
Kedaung Rt 05/010 Pamulang TangSel
10
Muhafas
Jakarta, 4 Mei 1965
SMA (IPS) 63 Jkt
11
Slamet Supriyadi
Banyumas, 15 Februari 1970
STM Mesin Kebumen Th 1989
12
Taslim
Tuban, 5 Mei 1972
SMA Pelayaan Th 1992
Jl.Ciputat Raya Pondok Pinang No.18 Perum Bukit Pamulang Indah A2/6 RT 02/04 TangSel Jl.Wr. Supratman No.125 Rt 02/09 Cempaka Putih TangSel
082122665054
087885072038
[email protected]
083895336874
[email protected]
021.7697595/ '021.97028993 021.7491965/ '085691517879
081384642010
No
Nama Lengkap
Tempat Tgl Lahir Tangerang, 15 Agustus 1981
Pendidikan
Alamat
No Telp/ HP
14
Darmawan
SMK Sasmita Jaya Pamulang
021.60857575/ '081807900341
Ujang Setiawan
Jakarta, 21 Desember 1969
STM Mesin Cendrawasih Th 1991
16
Sadirin
Kebasen, 29 Mei 1972
SMA (A3) Th 1990
17
Imam Wahyudi
Jakarta, 20 Maret 1972
SMA (IPS) JakSel th 2008
18
Jamsari
Cirebon, 18 Agustus 1967
SD
19
Suwarso
Semarang Purwodadi,15 Agustus 1973
SMP
Jl WR Supratman RT 01/09 Kp. Utan Gg. Bacang Kel. Cempaka Putih Ciputat Tangerang Jl. Mawar II Rt.2/013 Bintaro Pesanggrahan 12330 Jl Pejaten Timur RT 02/10 Pasar Minggu JakSel Jl.Jati Petamburan I Rt.007/01 Tanah Abang Jakarta Pusat Pondok Benda Indah Blok QI No.4 Benda Baru Pamulang JL Tangkis Pangkalan Rayung Purwadadi RT03/03
15
Email
021.7352454/ '021. 93582091
081383019802
021.28737170/ '085311723506 021.7499584/ '081314083589
021.7499584/ '081314083589
[email protected]
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :____________________________________________________ Alamat :____________________________________________________ _____________________________________________________ Orang tua/ wali dari: Nama Alamat
:____________________________________________________ :____________________________________________________ _____________________________________________________
Dengan ini menyatakan: 1. Setuju untuk memasukkan putra/ putri kami pada Kelas Internasional di SMP Bakti Mulya 400 mulai tahun pelajaran 2009/2010 2. Sanggup menyelesaikan biaya penyelenggaraan kelas tersebut di luar biaya regular sebesar (pilih salah satu) (A). Dibayar lunas pada awal tahun pertama sebesar Rp 27.250.000,00 atau (B). Dibayar secara angsuran sebagai berikut: Kelas Tahun Pelajaran Termin VII 2009/2010 I. Juli 2009 II. September 2009 III.November 2009 VIII 2010/2011 I. Juni 2010 II. September 2010 III.November 2010 IX 2011/2012 I. Juni 2011 II. September 2011 III.November 2011
Jumlah Rp. 6.000.000 Rp. 3.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 1.750.000 Rp. 4.000.000 Rp. 2.000.000 Rp.1.500.000
3. Sanggup untuk membimbing putra/ putri untuk mentaati segela ketentuan yang berlaku pada kelas tersebut dan tata tertib sekolah SMP Bakti Mulya 400. Demikian surat pernyataan ini kami tandatangani dengan penuh kesadaran tanpa paksaan siapapun.
Mengetahui Kepala SMP Bakti Mulya 400
Jakarta, _______________ Yang Menyatakan
(Materai)
______________________
________________________
LAMPIRAN 9
Adapun rencana program kerja dan kegiatan yang tertera dalam dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah adalah sebagai berikut: a. Pemenuhan SKL SMP bertaraf internasional: 1) Peningkatan prestasi bidang akademik bertaraf internasional 2) Peningkatan prestasi bidang non akademik bertaraf internasional 3) Peningkatan jumlah kelulusan 4) Peningkatan jumlah yang melanjutkan studi ke sekolah bertaraf internasional
b. Pemenuhan Standar Isi bertaraf internasional: 1) Pengembangan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP) bertaraf internasional 2) Pengembangan silabus bertaraf internasional 3) Pengembangan silabus bertaraf internasional kelas 7 semua mata pelajaran, dengan susunan sebagai berikut: a) Peningkatan kompetensi KBK bagi guru: (1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop KBK (2) Pengadaan ATK workshop KBK (3) Penyiapan akomodasi workshop KBK (4) Penyusunan materi/bahan workshop KBK (5) Pelaksanaan workshop KBK (6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop KBK (7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop KBK b) Peningkatan kompetensi TIK bagi guru: (1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop TIK (2) Pengadaan ATK workshop TIK (3) Penyiapan akomodasi workshop TIK (4) Penyusunan materi/bahan workshop TIK (5) Pelaksanaan workshop TIK (6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop TIK (7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop TIK c) Pengembangan jumlah tenaga guru: (1) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan/seleksi guru (2) Pembuatan panduan pengadaan guru (3) Penyusunan materi/bahan seleksi pengadaan guru
(4) Pelaksanaan seleksi guru (5) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan guru (6) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan guru d) Peningkatan kompetensi Bahasa Inggris bagi guru: (1) Pembentukan tim/kepanitiaan workshop/kursus Bahasa Inggris (2) Pengadaan ATK workshop/kursus Bahasa Inggris (3) Penyiapan akomodasi workshop/kursus Bahasa Inggris (4) Penyusunan materi/bahan workshop/kursus Bahasa Inggris (5) Pelaksanaan workshop/kursus Bahasa Inggris (6) Pelaksanaan evaluasi kegiatan workshop /kursus Bahasa Inggris (7) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan workshop /kursus Bahasa Inggris e) Pengadaan fasilitas komputer: (1) Pembentukan tim/kepanitiaan pengadaan komputer (2) Pembuatan panduan pengadaan komputer (3) Pelaksanaan pengadaan komputer (4) Pelaksanaan evaluasi kegiatan pengadaan komputer (5) Pembuatan laporan dan penggandaan laporan pengadaan komputer 4) Pengembangan RPP bertaraf internasional 5) Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya bertaraf internasional 6) Pengembangan Panduan Pembelajaran bertaraf internasional 7) Pengembangan Panduan Evaluasi Hasil Belajar bertaraf internasional
c. Pemenuhan Standar Proses bertaraf internasional: 1) Pemenuhan persiapan pembelajaran bertaraf internasional 2) Pemenuhan persyaratan pembelajaran bertaraf internasional 3) Peningkatan pelaksanaan pembelajaran bertaraf internasional 4) Peningkatan pelaksanaan penilaian pembelajaran bertaraf internasional 5) Peningkatan pengawasan proses pembelajaran bertaraf internasional
d. Pemenuhan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan bertaraf internasional: 1) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan (kepala sekolah) internasional 2) Peningkatan kompetensi tenaga pendidik (guru) bertaraf internasional
bertaraf
3) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan lainnya yang bertaraf internasional
e. Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana bertaraf internasional: 1) Pemenuhan sarana dan prasarana bertaraf internasional 2) Pemenuhan sarana dan prasarana lainnya bertaraf internasional 3) Pemenuhan fasilitas pembelajaran dan penilaian bertaraf internasional
f. Pemenuhan Standar Pengelolaan bertaraf internasional: 1) Pemenuhan perangkat dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja dan kegiatan sekolah 2) Pemenuhan struktur organisasi dan mekanisme kerja sekolah 3) Peningkatan supervisi, monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah 4) Peningkatan peranserta masyarakat dan kemitraan 5) Pemenuhan pengelolaan sekolah berbasis TIK, e-learning, e-school, dll 6) Pengembangan perangkat administrasi sekolah (Program Aplikasi Sekolah) 7) Pengembangan SIM sekolah 8) Pengembangan standar ISO: 9001 tahun 2000 dan seterusnya 9) Pengimplementasian TQS (Total Quality Service) 10) Pengimplementasian TQM (Total Quality Manajemen) 11) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional dalam negeri 12) Pemenuhan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional luar negeri 13) Pemenuhan kerjasama dengan dunia usaha 14) Pemenuhan kerjasama dengan lembaga lain yang relevan dalam negeri 15) Pemenuhan kerjasama dengan lembaga lain yang relevan luar negeri 16) Pencapaian/pemenuhan akreditasi sekolah
g. Pemenuhan Standar Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan: 1) Peningkatan sumber dana pendidikan dari pemerintah daerah 2) Peningkatan sumber dana pendidikan dari masyarakat/orang tua siswa/komite sekolah 3) Pemenuhan pengalokasian dana sesuai kebutuhan 4) Pemenuhan penggunaan dana yang transparan dan akuntabel 5) Pemenuhan pelaporan penggunaan dana yang akuntabel 6) Pemenuhan dokumen pendukung pelaporan penggunaan dana
7) Pengembangan income generating unit/unit produksi/unit usaha sekolah 8) Pemenuhan penggalian dana dengan dunia usaha/industri
h. Pemenuhan Standar Penilaian Pendidikan bertaraf internasional: 1) Peningkatan frekuensi ulangan harian 2) Peningkatan pelaksanaan UTS 3) Pengembangan materi UAS bertaraf internasional 4) Pengembangan materi bertaraf internasional untuk ulangan kenaikan kelas 5) Pengembangan teknik-teknik penilaian kelas 6) Pengembangan instruman ulangan harian bertaraf internasional 7) Pengembangan instrumen ulangan kenaikan kelas bertaraf internasional 8) Pengembangan instrumen UTS bertaraf internasional 9) Pengembangan instrumen UAS bertaraf internasional 10) Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian guru 11) Pemenuhan mekanisme dan prosedur penilaian oleh sekolah 12) Pengembangan perangkat pendokumentasian penilaian
i. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah: 1) Pengembangan budaya bersih 2) Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi) 3) Pemenuhan sistem sanitasi/drainasi 4) Penciptaan budaya tata krama “in action” 5) Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan bidang 6K 6) Pengembangan lomba-lomba kebersihan, kesehatan, dll.1
1
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS-2), Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 20-22
Lampiran 10
JENIS LOMBA
PERINGKAT
TAHUN
TINGKAT
1
Atletik O2SN
Juara 3
21 April 2014
Kotamadya
2
Atletik O2SN
Juara 3
4 April 2014
Kecamatan
3
Taekwondo
Juara 1 dan 2
22-23 Maret 2014
Jabodetabek
4
Futsal High Scope
Juara 2
Jabodetabek
5
Futsal Hi Com
Juara 4
6 7 8
Basket Al Fath Cup Atletik Al Izhar Cup Try Out SMP
Juara 4 Juara 2 Juara 1
15 Maret 2014 25 – 28 Februari 2014 24 Februari 2014 15 Februari 2014 8 Februari 2014
9
Membuat Cerpen
Harapan I
9 Maret 2013
Kecamatan
10
Vokal Group
Juara II
9 Maret 2013
Kecamatan
11
Cipta Puisi Balada
Juara I
9 Maret 2013
Kecamatan
12
Pidato
Juara I
9 Maret 2013
Kecamatan
13
Tari Saman
Juara II
23 Feb 2013
Jobodetabek
14
Futsal Raffles Cup
Juara 3
1 Des 2012
Jabodetabek
15
Written Test
Juara 3
24 Nov 2012
Kecamatan
16
Kompetisi IPA
Juara 3
25 Nov 2012
DKI Jakarta
17
Kompetisi IPA
Juara 1
18 Nov 2012
Kotamadya
18
KompetisiMatematika
Juara 3
28 Oktober 2012
Kecamatan
19
Kompetisi IPA
Juara 1
27 Oktober 2012
Kecamatan
20
Quiz
Juara 1
21 Sep 2012
DKI Jakarta
21
Futsal
Juara 2
22 Sep 2012
Jabodetabek
22
Futsal
Top Score
22 Sep 2012
Jabodetabek
23
Cerdas Cermat
Juara IV
Sep 2012
Kecamatan
24
Olimpiade Sain IPA
Juara
Mei 2012
Provinsi
25
Olimpiade Sain IPS
Juara
Mei 2012
Provinsi
26
Modrn Dance
Juara 3
13 Februari 2012
Jabodetabek
27
Written test kelas 7
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
28
Written test kelas 8
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
29
Written test kelas 9
Juara 1
11 Februari 2012
Kecamatan
30
Story telling
Juara 1
11 Februari 2012
Kecamatan
31
Speech Contest
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
32
Wall Magazine
Juara 2
11 Februari 2012
Kecamatan
33
Kompetisi IPA
Lolos seleksi
Oktober 2011
Provinsi
34
Sketsa
Juara umum
19 Nopember 2011
Jabodetabek
35
Story Telling
Juara I
19 Nopember 2011
Jabodetabek
36
Story Telling
Juara II
19 Nopember 2011
Jabodetabek
37
Musikalisasi Puisi
Juara III
19 Nopember 2011
Jabodetabek
Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek Jabodetabek
Lampiran 10
JENIS LOMBA
PERINGKAT
TAHUN
TINGKAT
38
Bulu Tangkis
Juara III
19 Nopember 2011
Jabodetabek
39
FUTSAL
Juara I
29 oktober 2011
Jabodetabek
40
FUTSAL
Best Pleyer
29 oktober 2011
Jabodetabek
41
FUTSAL
Juara harapan I
7 Oktober 2011
42
Modrn Dance
Juara I
29 Januari 2011
43
Tari Saman
Juara I
22 Januari 2011
44
Modrn Dance
Juara II
10-15 Januari 2011
45
Rics Futsal Cup III
Best Pleyer
46
Rics Futsal Cup III
Juara III
47
Story Telling
Juara I
4-10 Desember 2010 4-10 Desember 2010 Desember 2010
48
Debate Contest
Juara II
November 2010
49
Sepak Bola
Peringkat III
14-29 Juli 2010
Jabodetabek Jakarta Selatan DKI jakarta Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Selatan Kecamatan Jakarta Selatan International
50
Tari Saman
5-8 Agustus 2010
Nasional
Lampiran 11
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (1) Manajemen NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN
TAHUN KE 1 2 3 4 09/10 10/11 11/12 12/13
KETERANGAN 5 13/14
1
Pengembangan Manajemen sekolah yang berkualitas internasional.
1.1.
Pengembangan struktur dan keorganisasian sekolah pengembangan job description
Penerapan struktur dan keorganisasian sekolah dengan job description-nya dengan perangkat pendukungnya
100
100
100
100
100
1.2.
Pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS) dan Pengembangan manajemen POAC Pengembangan managemen sekolah dengan ISO 9001 VERSI 2000
Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) dan POAC
75
100
100
100
100
Sosialisasi, workshop dan implementasi managemen sekolah dengan ISO 9001 VERSI 2000 1. In house trining sekolah internasional 2. Kerjasama akreditasi twins school 3. Kerjasama kurikulum sekolah internasional Tata kelola jadual dan penugasan guru
20
40
60
80
100
25
50
75
100
100
100
100
100
100
100
Memperkuat kerjasama dengan komite (FKOM)
80
90
100
100
100
Pengelolaan unit-unit produksi/usaha di sekolah (koperasi dan kantin) Pelatihan dan penerapan managemen sistem informatika
85
100
100
100
100
25
50
100
100
100
1.3.
1.4.
Pengembangan kerjasama dengan sekolah internasional
1.5.
Pengembangan pembelajaran secara efektif dan efisien Pengembangan kerjasama dengan komite (FKOM) Pengembangan unit-unit produksi/usaha di sekolah Pengembangan jaringan informasi akademik dan laporan berbasis database
1.6. 1.7. 1.8.
Taggungjawab: Kepala Sekolah Perluasan: staff humas, kurikulum, ko lab dan perpustakaan
Melibatkan dalam RPS tahunan Pengelolaan karyawan kantin Perlu staff karyawan database managemen
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
2 2.1. 2.2. 2.3. 2.4.
Pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi berkualitas internasional Pengembangan solidaritas dan kerjasama 1. Pembinaan kerohanian (pengajian) 100 2. Kegiatan sosial (anjangsana, dana sosial) Pengembangan studi lanjut guru dan tenaga Studi lanjut tenaga pendidik dan 20 kependidikan kependidikan Pengembangan ketrampilan Bahasa Inggris Pelatihan bahasa Inggris untuk komunikasi 20 dan Komputer sehari-hari Pengembangan guru profesional melalui 1. Pelatihan multimedia pembelajaran 20 sertifikasi pendidik 2. Pelatihan pengelolaan database sekolah 3. Diklat Profesi Guru
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
untuk mengelola sekolah Tanggungjawab: Kepala Sekolah 100 100 100 100 40
60
80
100
40
60
80
100
40
60
80
100
20% studi lanjut S2/ S3 Untuk semua guru & tenaga pendidik Tahun 2015 guru Indonesia ditergetkan bersertifikat profesional
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (3) Pembiayaan NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
3.
Pengembangan pembiayaan untuk memenuhi standar biaya sekolah berkualitas internasional
3.1.
Pengembangan biaya pendidikan YBKSP Bakti Mulya 400 Pemanfaatan pembiayaan sekolah bersumber dari bantuan Pengembangan kerjasama dengan penyandang dana Penggalangan dana sponsor Pengembangan potensi sekolah dan lingkungan Pengembangan kerjasama dengan alumni
3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
1. Sumber internal YBKSP Bakti Mulya 400: Pembiayaan pendidikan setara dengan pelayanan 2. Sumber eksternal: Upaya maksimal sumber biaya pendidikan (pemerintah, lembaga, pribadi, sponsor, alumni)
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
20
40
60
80
100
100
100
100
100
100
50
100
100
100
100
100 25
100 50
100 100
100 100
100 100
25
50
75
100
100
Tanggungjawab: Kepala Sekolah Tarif internasional
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (4) Kurikulum NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
4
Pengembangan Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkualitas internasional.
4.1.
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan Pengembangan kurikulum bidang studi Pengembangan silabus dan RPP bidang studi Pengkajian kurikulum internasional
4.2. 4.3. 4.4.
Mengadakan rapat kerja dan workshop guru dan MGMP untuk membuat pemetaan SK,KD, membuat silabus, membuat RPP 1. Mengadakan seminar, studi banding dan kajian kurikulum internasional 2. Mengadakan pelatihan guru-guru pengajar kurikulum internasional /studi banding
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
Tanggungjawab: Waka Kurikulum 100
100
100
100
100
75 100 20
90 100 40
100 100 60
100 100 80
100 100 100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (5) Sarana dan Prasarana NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
5.
Pengembangan fasilitas pendidikan yang berkualitas Internasional.
5.1.
Pengembangan lingkungan sekolah yang bersih, sehat berwawasan ekologis dan kondusif untuk kegiatan belajar
5.2.
Pengembangan laboratorium komputer, IPA dan Bahasa Pengembangan jaringan internet dan intranet Pengembangan teknologi multimedia dan CCTV di dalam kelas Pengembangan peralatan & modul pembelajaran Pengembangan perpustakaan Pengembangan media pembelajaran
5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7.
1. Mengoptimalkan warga sekolah untuk membuat lingkungan sekolah yang bersih, sehat berwawasan ekologis dan kondusif untuk kegiatan belajar 2. Kerjasama yang harmonis dengan stakeholder untuk menciptakan fasilitas sekolah yang relevan, mutakhir dan berwawasan ke depan
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
Tanggungjawab: Waka Sarpra 80
100
100
100
100
25
50
75
100
100
50
75
100
100
100
20
40
60
80
100
20
40
60
80
100
50 50
75 75
100 100
100 100
100 100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (6) Proses Belajar Mengajar NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
6
Pengembangan proses belajar mengajar yang berkualitas Internasional.
6.1.
Pengembangan inovasi pendekatan pembelajaran Pengembangan pengelolaan kelas Pengembangan penilaian berbasis kelas
6.2. 6.3.
6.4.
Pengembangan penelitian tindakan kelas/ lesson study.
1. Mengadakan pelatihan pengelolaan pembelajaran dengan berbagai pendekatan mutakhir (quantum learning, the accelerated learning, multiple intelegence, dan lain-lain) 2. Pemberdayaan MGMP tingkat yayasan, tingkat kecamatan dan kodya Mengadakan kolaborasi antar bidang studi, team teaching dan lesson study
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
Tanggungjawab: Waka Kurikulum 80
90
100
100
100
100 25
100 50
100 75
100 100
100 100
20
40
60
80
100
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (7) Sistem Penilaian NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
7
Pengembangan sistem penilaian pendidikan yang berkualitas internasional.
7.1.
Pengembangan model-model penilaian pembelajaran
7.2.
Pengembangan instrumen tes
7.3. 7.4. 7.5.
Pengembangan uji coba test Pengembangan bank soal sekolah Pengembangan kerjasama dengan lembaga penyelenggara tes nasional dan internasional Pengembangan laporan hasil belajar Pelatihan komputerisasi penilaian
7.6.
1. Pembinaan model-model penilaian 2. Pelatihan penilaian berbasis kelas 3. Pelatihan riset dan penelitian tindakan kelas Pelatihan intepretasi tes dan pengembangan bank soal sekolah
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
25
50
75
100
100
80
90
100
100
100
100 20 20
100 40 40
100 60 60
100 80 80
100 100 100
20
40
60
80
100
Tanggungjawab: Waka Kurikulum Kerjasama dengan EQC
Perlu perangkat lunak yang bermutu
INDIKATOR PENGEMBANGAN SEKOLAH: (8) Kompetensi Lulusan NO
PROGRAM
METODE PELAKSANAAN 1 09/10
8
Pengembangan standar kompetensi lulusan yang berkualitas internasional
8.1.
Pengembangan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
8.2. 8.3.
Pengembangan pengajaran remedial Pengembangan prestasi akademik siswa
8.4.
Pengembangan prestasi non akademik siswa (seni dan olahraga) Pengembangan kecakapan hidup (life skill)
8.5.
8.6. 8.7.
Pengembangan kecakapan Bahasa Inggris, Sain dan Teknologi Informatika Pengembangan prestasi ujian nasional
1. Penerapan belajar tuntas 2. Pengelolaan program remedial 3. Pembinaan kontinu siswa bermasalah Pembinaan siswa berprestasi akademik dalam tim olimpiade atau sejenisnya Pembinaan siswa berprestasi non akademik dalam kompetisi nasional Pembinaan performan siswa (karya tulis, paparan, praktek, field trip, outdoor study, home stay) Pembinaan kecakapan siswa melalui berbagai kompetisi Penerapan bimbingan belajar, try out, klinik belajar
TAHUN KE 2 3 4 10/11
11/12
12/13
KETERANGAN 5 13/14
Tanggungjawab: Waka Kurikulum 100
100
100
100
100
100 20
100 40
100 60
100 80
100 100
20
40
60
80
100
100
100
100
100
100
25
50
75
100
100
100
100
100
100
100
Lampiran 12
JADWAL KEGIATAN KELAS INTERNASIONAL
SMP BAKTI MULYA 400 TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010 JADWAL KEGIATAN CALON SISWA KELAS INTERNASIONAL NO 1
TANGGAL Kamis, 4 Juni 2009
2
Rabu, 10 Juni 2009
3
Rabu, 10 Juni sd Sabtu 20 Juni 2009
4 5 6
Sabtu, 20 Juni 2009 Rabu, 24 Juni 2009 Jumat, 26 Juni 2009
KEGIATAN Menyebar Undangan kepada calon peserta kelas internasional -Calon yang sudah terdaftar = 30 siswa -Calon lain = 60 siswa Presentasi Program Kelas Internasional dari Imperial Education Indonesia Folow Up -Penandatanganan dan Pengembalian Surat Minat Siswa Test Entry Pengumuman Hasil Seleksi Pemabayaran Program
JADWAL KEGIATAN SARANA PRASARANA DAN GURU KELAS INTERNASIONAL NO TANGGAL KEGIATAN 1 Rabu, 10 Juni sd Sabtu 13 Juli 2009 Instalasi sarana dan prasarana kelas internasional 2 Jumat, 26 Juni sd 13 Juli 2009 Pembahasan materi dan bahan ajar guruguru kelas internasional (guru SMP Bm 400 dengan Imperial Education Indonesia) 3 Juli 2009 sd Juni 2010 Training guru untuk sertifikasi TKT Cambridge PERKIRAAN LAUNCHING PROGRAM : 28 AGUSTUS 2009 Jakarta, 25 Mei 2009 M/ 30 Jumadil Awwal 1430 H
Kepala SMP Bakti Mulya 400
Surdiyanta, S.Pd.
JADUAL KEGIATAN PPDB RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA NO
KEGIATAN
Persiapan Awal 1 Adaptasi/Adopsi kurikulum 2 Melengkapi sekretariat dan ruang server online RSBI II. Sosialisasi 1 Pembuatan leaflet/ brosur
NOVEMBER DESEMBER JANUARI MARET FEBRUARI APRIL 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
MEI 2 3
JUNI JULI 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I.
2 Kunjungan promosi ke SD III. Penerimaan Siswa Baru 1 Pembuatan perangkat admisntrasi 2 Pengembangan soal tes PPDB
P P
P
P P
P P P P
3 Tes TOEFL/ peer teaching untuk pengajar Kls Internasional V. Penempatan siswa RSBI kelas VII
P
P
P
P P
P P P P P P
P P P P P P P P
P P P P P P
3 Seleksi Administrasi 4 Pelaksanaan Tes (Akademik dan Non akademik) 5 Pengumuman hasil seleksi PSB IV. Persiapan Sumberdaya Guru 1 Pemantapan Bhs Inggris untuk guru kelas internasional 2 Administrasi KTSP Plus muatan RSBI
P
P P
P P P P P P
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
JADUAL KEGIATAN PERSIAPAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA NO
KEGIATAN
I.
Persiapan Awal 1 Bedah kurikulum 2 Pembuatan sekretariat dan ruang server online RSBI II. Sosialisasi 1 Pembuatan leaflet/ brosur 2 Kunjungan promosi ke SD III. Penerimaan Siswa Baru 1 Pembuatan perangkat admisntrasi 2 Pengembangan soal tes PSB 3 Seleksi Administrasi 4 Pelaksanaan Tes (Akademik dan Non akademik) 5 Pengumuman hasil seleksi PSB IV. Persiapan Sumberdaya Guru 1 Training Bhs Inggris untuk guru kelas RSBI 2 Administrasi KTSP Plus muatan RSBI 3 Tes TOEFL untuk pengajar RSBI V. Penempatan siswa RSBI kelas VII
NOVEMBER DESEMBER JANUARI MARET FEBRUARI APRIL 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
MEI 2 3
JUNI JULI 4 1 2 3 4 1 2 3 4
JAM 06.30-07.10 07.10-07.50 07.50-08.30 08.30-09.10 09.10-09.30 09.30-10.10 10.10-10.50 10.50-11.30 11.30-12.10 12.10-12.50 12.50-13.30 13.30-14.10 CATATAN:
JADUAL PELAJARAN KELS 7 (KELAS INTERNASIONAL) SMP BAKTI MULYA 400 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SENIN SELASA RABU KAMIS BIOLOGI BIOLOGI BHS INGGRIS BHS INGGRIS MATEMATIKA MATEMATIKA AGAMA ISLAM AGAMA ISLAM BHS MANDARIN BHS MANDARIN
MATEMATIKA MATEMATIKA BHS INDONESIA BHS INDONESIA
OLAH RAGA OLAH RAGA FIQIH PLKJ ISTIRAHAT BHS INGGRIS BHS INDONESIA BHS INGGRIS BHS INDONESIA SENI MUSIK ALQURAN SENI MUSIK ALQURAN SHOLAT DZUHUR FISIKA SEJARAH KIMIA SEJARAH
JUMAT
GEOGRAFI GEOGRAFI BHS INDONESIA BHS INDONESIA
FISIKA FISIKA MATEMATIKA MATEMATIKA
TATA BOGA TATA BOGA KOMPUTER KOMPUTER
BP/BK ELEKTRONIKA ELEKTRONIKA PKN PKN
EKONOMI EKONOMI
SHOLAT JUMAT
Pelajaran yang diberi warna merupakan pelajaran yang mendapat muatan kurikulum internasional
JEJARING INTERNASIONAL SMP BAKTI MULYA 400 TAHUN 2012-2014
20 - 30 Januari 2012 • Mengikuti Brotherhood Leadership Camp di Turki
25 Maret - 2 April 2012 • Mengikuti Indofest Adelaide
26 April - 5 Mei 2012 • Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Ceceli Okullari Ankara Turki • Penandatanganan MoU di Kedubes RI Ankara Turki 18 Oktober 2012 • Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand • Mendapat kunjungan Sekjen ASEAN 7 - 13 Februari 2013
• Homestay siswa Ceceli Okullari Ankara Turki di SMP Bakti Mulya 400 22 -31 Maret 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Hallet Cove Adelaide Australia 16 - 21 Juni 2013
• Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide dengan SMP Bakti Mulya 400 18 Juni - 6 Juli 2013 • Mengikuti festifal budaya di Ferrierre Italia 11 - 19 Mei 2014 • Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di St Luke Grammar School Sydney Australia
KEGIATAN NETWORKING INTERNASIONAL • Mengikuti Brotherhood Leadership Camp di Turki
20 - 30 Januari 2012
• Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand • Mendapat kunjungan Sekjen ASEAN
• Mengikuti Indofest Adelaide
25 Maret - 2 April 2012
26 April - 5 Mei 2012
• Homestay siswa Ceceli Okullari Ankara Turki di SMP Bakti Mulya 400
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Hallet Cove Adelaide Australia
18 Oktober 2012
7 - 13 Februari 2013
• Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide dengan SMP Bakti Mulya 400
• Mengikuti festifal budaya di Ferrierre Italia
16 - 21 Juni 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Ceceli Okullari Ankara Turki • Penandatanganan MoU di Kedubes RI Ankara Turki
18 Juni - 6 Juli 2013
22 -31 Maret 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di St Luke Grammar School Sydney Australia
11 - 19 Mei 2014
Lampiran 15 KEGIATAN NETWORKING INTERNASIONAL • Mengikuti Brotherhood Leadership Camp di Turki
20 - 30 Januari 2012
• Mendapat kunjungan guru-guru sekolah Thailand • Mendapat kunjungan Sekjen ASEAN
• Mengikuti Indofest Adelaide
25 Maret - 2 April 2012
26 April - 5 Mei 2012
• Homestay siswa Ceceli Okullari Ankara Turki di SMP Bakti Mulya 400
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Hallet Cove Adelaide Australia
18 Oktober 2012
7 - 13 Februari 2013
• Kunjungan dan kesepakatan kerjasama Elliot Primary School Adelaide dengan SMP Bakti Mulya 400
• Mengikuti festifal budaya di Ferrierre Italia
16 - 21 Juni 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di Ceceli Okullari Ankara Turki • Penandatanganan MoU di Kedubes RI Ankara Turki
18 Juni - 6 Juli 2013
22 -31 Maret 2013
• Homestay siswa SMP Bakti Mulya 400 di St Luke Grammar School Sydney Australia
11 - 19 Mei 2014
Lampiran 16 YAYASAN BADAN KERJASAMA PENDIDIKAN (BKSP) BAKTI MULYA 400
SMP BAKTI MULYA 400
RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)
Jl. LINGKAR SELATAN PONDOK PINANG KEBAYORAN LAMA JAKARTA
TELP.(+621)7658790 Website : www.baktimulya400.com E-mail:
[email protected]
EVALUASI PENYELENGGARAAN KELAS INTERNASIONAL PT IMPERIAL EDUCATION INDONESIA Juli 2010 Beberapa hal yang belum terwujud/ perlu diperbaiki/ ditingkatkan: I. BELUM TERWUJUD (a). Menyusun dan melakukan classroom observation, Cambridge Curriculum training, Class management training dan Quality control (b). Affiliasi dengan menyiapkan satu atau lebih partner sister school di Negara asing seperti United Kingdom, Malaysia, Australia, Singapura dan lain-lain (c). Melakukan academic pedagogy dan strategy training (d). Memfasilitasi untuk ujian checkpoint dan ujian ICGSE (e). Menyediakan prasarana promosi dan pemasaran
II. PERLU DIPERBAIKI/ DITINGKATKAN (a). Data guru (curriculum viteae) guru kelas internasional (b). Silabus dan rencana pembelajaran oleh guru internasional (c). Ketrampilan guru dalam pengelolaan kelas (d). Kesiapan sarana dan prasarana dalam kelas (e). Penggunaan multimedia dalam kelas (labtop, infocus, ebeam) (f). Perlu memberikan laporan prestasi siswa secara berkala (g). Format raport agar lebih memuat komponen yang dinilai dan dengan tampilan yang lebih elegan (h). Melanjutkan training guru-guru local sesuai dengan subject SBI secara berkala berdasarkan times table selama setahun dan mengantarkan guru-guru untuk mendapatkan Cambridge TKT Certification (i). Mengadakan pertemuan antar guru local dan internasional secara berkala (sebagaimana kesepakatan sebelumnya dilaksanakan tiap Senin jam 9.30)
NO 1
KEGIATAN Kualifikasi guru
2
Lesson plan
3
KBM
PERMASALAHAN -Belum ada guru IT -Guru masih belum S1 (Biologi, Kimia) -Guru fresh graduate (Matematika) -Silabus sudah ada tapi lesson plan belum ada
Miss Mega: -Pengelolaan kelas masih kurang baik -Suara terlalu pelan -Materi cukup -Bhs Inggris cukup Mr Edi: -sudah ada progress dari performan sebelumnya -tugas belum direspon siswa dg baik -belum melakukan penilaian dan soal penilaian sendiri Mr Mike: -dapat menguasai dan diterima siswa dg baik
SOLUSI -semua guru harus S1 -perlu guru yang berpengalaman -perlu micro teaching sebelum ditugaskan -harus menyerahkan lesson plan sebelum mulai KBM -perlu dikoordinir untuk dijilid dan diserahkan kepada sekolah -dievaluasi kembali penempatannya
-membuat perencanaan KBM sampai evaluasi dan disampaikan ke sekolah
-membuat perencanaan KBM sampai evaluasi dan disampaikan ke sekolah
KETERANGAN
ANGGARAN RSBI TERBARU
SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010, 2010/2011 DAN 2011/2012 Asumsi: 1 kelas RSBI dengan 25 siswa NO A I.
ANGGARAN KUANTITAS BIAYA INVESTASI Persiapan Awal 1 Bedah kurikulum 4 bidang studi (4 pert X 8 32 guru) 2 Pembuatan Sekretariat (renovasi ruang ganti guru) 1 Ac Samsung 1 Pk 1 Kusen 2 Cabinet (lemari dokumen) 5 Kursi 5 Meja Kerja 3 Ruang server online/acces point (di loby) 1 penyekat dan mebeler 4
5
Pc Dekstop : Intel Pentium Dual Core 3.0 Ghz, 2 Gb DDR2 Pc 5300, 250 Gb Hdd Sata Raid, 7200 rpm, VGA Ati Radeon 512 MB, Lcd Acer 19' Crystalbrite, LCD Monitor 17' Acer Wireless D-link ( Acsess Point outdoor ) Vga Spliter for Client Studi banding ke RSBI lain
II. Sosialisasi 1 Pembuatan leaflet/ brosur Pembuatan profil sekolah multimedia 2 3
Kunjungan promosi ke SD (10 SD x Rp 500.000) ATK terkait sosialisasi
III. Penerimaan Siswa Baru
UNIT
BIAYA PER UNIT
TOTAL BIAYA
pertemuan
Rp
100.000
Rp
3.200.000
unit unit unit unit unit
Rp Rp Rp Rp Rp
4.000.000 3.500.000 2.000.000 1.500.000 750.000
Rp Rp Rp Rp Rp
4.000.000 3.500.000 4.000.000 7.500.000 3.750.000
ruang
Rp
12.000.000 Rp
12.000.000
1
unit
Rp
7.000.000 Rp
7.000.000
2 1 1 2
unit unit unit sekolah
Rp Rp Rp Rp SUB TOTAL
1.900.000 Rp 650.000 Rp 550.000 Rp 5.000.000 Rp Rp
3.800.000 650.000 550.000 10.000.000 59.950.000
4 1 50
rim master copy
Rp Rp Rp
500.000 2.500.000 50.000
Rp Rp Rp
2.000.000 2.500.000 2.500.000
10
sekolah
Rp
1.000.000
Rp
10.000.000
Rp perangkat SUB TOTAL
2.000.000
Rp Rp
2.000.000 19.000.000
1
WAKTU
November- Desember 2008
Januari-Februari 2009
1 2 3 4
Formulir dan ATK PSB Insentif Panitia PSB Pengembangan soal tes PSB Tes psikologi (Rp 120.000 x 300 calon siswa)
50 12 4 50
siswa anggota bidang studi siswa
Rp Rp Rp
50.000 1.000.000 300.000
Rp Rp Rp
Rp
120.000
Rp
6.000.000
Rp
21.700.000
SUB TOTAL B.
1 2 3 4
BIAYA RAFFLES INTERNATIONAL CONSULTANCY TAHAP I: Classroom Observation, English training, Cambridge curriculum training, Class Management training & Quality Control Smartboard 77-inch & full training HeuLabs Fun with Construction (Software Smartboard dari DEPDIKNAS Singapore) Cambridge TKT Certification (Certifikasi bahasa inggris dari Cambridge)
40
minggu
paket
Rp
90.000.000 Jadual terlampir
1
unit
paket
Rp
60.000.000
1
unit
20 paket lisensi
Rp
20.000.000
10
guru
paket
Rp
4.000.000
Rp
174.000.000
SUB TOTAL TAHAP II: Training Cambridge content dengan 1 Smartboard dan E-Learning content AskNLearn E-learning content (Cambridge E2 Learning content utk guru dan murid)
23
minggu
paket
Rp
60.000.000
2
tahun
paket
Rp
70.000.000
Rp
130.000.000
Rp 2.250.000 Rp Rp
55.000.000
SUB TOTAL TAHAP III: 1 Academic Pedagogy and Strategy training 2 Buku Cambridge pegangan siswa (25 siswa)
C 1 2 3 3 4
BIAYA UNIVERSITY OF CAMBRIDGE Biaya Pre Registration Inspection Biaya Centres Registered Annual fee Ujian Checkpoint 3 pelajaran (25 siswa) Ujian ICGSE 6 pelajaran (25 siswa)
2.500.000 12.000.000 1.200.000 Februari-Maret 2009
20 hari 6 bidang studi
350 1080 2160 13,06 33,65
£ £ £ £ £
paket
Rp SUB TOTAL
Rp Rp Rp Rp Rp SUB TOTAL
16.500 16.500 16.500 16.500 16.500
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
dalam negosiasi jml guru
56.250.000
111.250.000
5.775.000 sekali saja 17.820.000 tergantung waktu persetujuan 35.640.000 th pelajaran 2009/2010 16.161.750 83.283.750 158.680.500
RINGKASAN ANGGARAN RSBI SMP BAKTI MULYA 400 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 NO A.
BIAYA
KELAS VIII
KELAS IX
BIAYA INVESTASI 1
Persiapan Awal
Rp
79.450.000
2
Sosialisasi
Rp
19.000.000
3
Penerimaan Siswa Baru
Rp
64.200.000
4
Persiapan Pendidik Kelas RSBI Persiapan Guru Non RSBI
Rp
83.600.000
Rp
9.500.000
5 B.
KELAS VII Rp
25.900.000
Rp
25.900.000
Rp
63.200.000
Rp
63.200.000
BIAYA UNIVERSITY OF CAMBRIDGE 1
TEACHERS SALARY
Rp
136.000.000
Rp
136.000.000
Rp
158.400.000
2
MANAGEMENT
Rp
156.000.000
Rp
156.000.000
Rp
171.000.000
3
EXAMINATION
Rp
20.000.000
Rp
20.000.000
Rp
138.125.000
4
STUDENTS SELECTION
Rp
15.000.000
Rp
26.000.000
JUMLAH
Rp
582.750.000
Rp
582.625.000
JUMLAH TOTAL
Rp
1.566.475.000
PER TAHUN (TIAP SISWA)
Rp
62.659.000
PER BULAN (TIAP SISWA)
Rp
1.740.528
Rp
401.100.000
STUDENT INCOME INTERNATIONAL CLASS PROGRAMME SMP BM 400 (SBI) PERIOD 2009/2010
For 25 Student. NO.
ITEM
1 Regristration 2 Course Fee 3 Commisions T o t a l 4 Estimated Course Fee ( Pembulatan )
TH. 2009-2012 STU 25 25 25
UNIT Rp Rp Rp
27.012.839,51 -
YEAR VII, VIII, IX /entry /entry /exit
Rp Rp Rp
675.320.987,65 -
Rp
675.320.987,65
Rp
27.250.000,00
Lampiran 18 SARANA PRASARANA
1. Ruang Tata Usaha
17. Ruang Kelas Ber-AC dan LCD
2. Ruang BP/BK
18. Laboratorium Fisika
3. Ruang OSIS
19. Laboratorium Biologi
4. Ruang Tata Boga
20. Laboratorium Elektronika
5. Ruang Foto Copy
21. Laboratorium Bahasa
6. Gudang
22. Laboratorium Matematika
7. Kamar kecil/WC
23. Laboratorium Agama/ IPS
8. Kantin
24. Laboratorium Komputer
9. Koperasi
25. Ruang Kepala Sekolah
10. Perpustakaan
26. Ruang Wakil Kepsek
11. Sarana Olahraga
27. Ruang Guru
12. Audio Kelas
28. Ruang UKS
13. Free HotSpot
29. Ruang Audio Visual
14. Internet
30. Ruang Aula
15. Taman
31. Musholla
16. Gedung Sekolah 3 lantai
DENAH RUANG
DENAH LANTAI II
GUDANG
TANGGA
TANGGA GUDANG TOILET
AULA / MUSOLLA TERAS
DENAH LANTAI III
Cambridge Teaching Knowledge Test (TKT) Training (PHASE I) Expected period of completion 3-6 months Day
Week
Description
Subject sharing for day with respectective teachers (round 1) Tue, 16 th Feb '10
Week 1
Tue, 23th Feb '10 Tue, 2nd Mar '10 Tue, 9th Mar '10 Tue, 16th Mar '10
Week 2 Week 3 Week 4 Week 5
Tue, 23th Mar '10 Tue, 30th Mar '10
Week 6 Week 7
Tue, 6th April '10 Tue, 13th April '10 Tue, 20\th April '10
Week 8 Week 6
Tue, 27th April '10
Tue, 4th April '10 Tue, 11th April '10
Week 9
Week 10
Week 11 Week 12
Consultants English Mathematics Information technology Chemestry Physics Biology
Setting of test and Examinations (round 1) (tables of specification, paper outlook, marking scheme) Teachers to set one subject paper and present and discuss (examination paper, marking scheme, item analysis) Module 1: Lesson 1: Describing language and langauge skills Lesson 2: Background to language learning Lesson 3: Background to language teaching Classroom observation Module 2: Lesson 1: Planning and preparing a lesson or sequence of lessons Lesson 2: Background to language learning Module 3: Lesson 1: Teachers' and learners' language in the classroom Lesson 2: Classroom management TKT Examinations Examinations will be held at the Cambridge Head Office
Subject sharing for day with respectective teachers (round 2)
Setting of test and Examinations (round 2) (tables of specification, paper outlook, marking scheme) Teachers to set one subject paper and present and discuss (examination paper, marking scheme, item analysis) Observation of teachers and feedback to principal/ board member
English Mathematics Information technology Chemestry Physics Biology
8/000z8t00tIr'I^IrN qeuerNl sll
/-
"i-,,r)rlfr) /
Iruepulv
leqesuued uasoc 'I :uusnqrueJ
t00 t €0t66 r 600r9966t 'dIN
-^*;*u:::
Twtrk{/ 'uoqoued
u*llplpuoduarueleuu,rnqele'ueyl
'
q M.
"td|
LurD[D lD.
nlu0 lD s sDfu|
'rllsEI euilJol uoldecnip e,(uuurleq.tecl selu 'uolledues u,(es rur uuuoqotu;ed uerryueq '
t_
Lt
lesccituci
. )'J
",t
uu ')6"tt^!15
s
uu1.r
rdurel e,(es ue8uequrlred
r.l
Bqeq te8uqe 5
rJ Burqrurqurad
iV\ - "'r"t/0W +g :
Surqurrqrue6 I Hurclurqued
:r.re)lnsnrp 3uu( rsdlrlg Surqunqrued uesoq " nB^{sls (usuqug) IBnl{alolul lul;duy
fl-
uu>18uuq ure8uetr41 urBIBp 1unBrr111g ruur8or4 uarua fuuuy41 sull^Jl{aJ[,, :Wlepu uulnlerp 8ue,( rsduls lnpnlundepy'eusluf qe11n1u,(eprg3ue,(g Nfn (l e1e"4g) 1-5 urerSo;d uu>pesele,(uaru 1e.le,{s nles qules re8eqes 'rsduls ue8ulqurq leJns uuuoqorued uelnlu8ueru rur ue8ueq
rpoJd/uesnJnI
feuutr41
JelseIUos
(uude1e6) 11n
uu)rprpued ueure
I^IIN euuN
8I,OOOZBIOOIII
qeu€rlsl sll
rur r4el\uq rp ueEuel upueuoq Suen
'q.^ 'J\r wnltDlD, nruDpssv
1edue.1
lp uenrnEey uup qe,(rqrel ntull sellnluC uee./trsrsBrleIue) ? Iruopely 8uqqn5 'ey
'u11epude;
yl1zuenrqeC r0 ?U€Iet
ue;rdurel
lesodo;6 se{req nl€S u,ueurlsJ
I€qrJed
rsdrrl5 ue8urqurg
JOTUON
lsdluys NV9Ntgt,tts IVuns NVNoHol tuSd t0 : 0l0Z laJef1
I : :
leH
elsauopul ZLrgL
:rsr^au oN
yqlel
(ur) ruuor
'161
lend9
aO
oN epuenf.H
t.f
vlll
VIUVYVT NIN VhIVCV NVIU=IIN=IAI]Y
ueunloo'oN
,= ,.1
L
a. I I .t
lu
>' ri I V
E4
FA H
z a
.l
tu J
bI)
d .t
bOJ?t L
.o
oZa-
d F
-m :'
.u;
cU i< :4d-2. rli= -LUF
ty:b0b0
i^A
-otr*(E gocs+^>, f-^o2za' -co'ii]=t(soq(dr^' Z1
ri
--o-o J!;=5"o =a.=.=
cs=!9b6 zz 4 4 d
-=
= !:
c
o0
O
E
.o ui
!
(B
qr H
o0
.(] (1
() lri
Lr
+r (c 63
O.
LA (Bd -(L)
tr6 re
*q
rv (, tro CgEr
+Y E/]
r+
+.i
E;) h
o
z
\
(
co
-d-
N N
F.
oi $r
(u (d
i-
+i T\ -nJ
h\ !
vu *t
m
5.tr
:
\E-> '\-f-
@
trF-
oo
rtr-
c.i
bo q)d
liHv\
dF-
E.F %6
EEF +r boi
-o iJi co ctr
EE
-\_ \
tr)
.+ t--
ca
\o
N co
! 9 q
u !
:l
+ {r-
BF
V: N
s6 q)v
ol b"o Lrd (/) ,!v
.O m ir' \-
AsE
a!
s\9.
cd
ca
oc
P)= L.J
Ei al dl u \J ol
dca 5
i riv Sol €t-r q^
\61 oll
cd-=i.
.i
Y Ei:r
'9
CU E.l '=v
:YS? .=$(, +r Lrr N
ft)=
a/)
Qs
(r)
$
.r
.v(s qh i
'9*y
_J
6l
'-1
-1
cdROO rJsi
H
HR€ -F<
.=\c<
cn SPq
Nd "d"G
$
a)CS
^=A
{*-:
Rl co
"AC hr ).^v H "Eo C/]\ aSQ = Nco 'E tr
\i
.= €K \s ;t; Fr;
EI
N
l
\o N
o\
(/)
() C.I
N (r)
a () l-i I4i
% q)
o\
\)
UU)
Soo S-
{r!
!F
*c) HZ
VE f!:.^ =
\o
5du.E
r. i ll$ \:-i =
q xts 1i r- 5S% aPot Eh EN$ xGt.^ 6 S'; A6--! @ s h",'
tr)
F<JZ ai
X'r'C) :*E rY
-{-
*
q
oo Ir-
o\
:
P Lr (6
j4 CB
x
,lu
o
--d.*,
\J-
s q s
aA
N
u .\r
\ a)
tr
otJ
!Lr
\./
Le
a)
(J
::
I
re.
.+
q
r,:
Son
A6 {
U1
s- -.i Boo B-
d
o\ .t s-9 Fi :(,
s
\
\o o\ n o\ .+
-R
\o>
\ ar ia
u)
Nd
F;
=-l
B6 trcd No4 =o_v
o\
za
Eil
-ll }J
,< 6Oi -o z.-cg \F< cd t.g -v6 i< N'E -o cg
S c'l \O \oo S9 u t-- Scs *\< S.t vN (JF '; co qJH s!s id a)c6 -V ,{ -q cd ssv
$s
rrl ro $o\ -oo
q)*
U+j() 'S) s r\
.B
CS
s>
oo
\\
O
s
,\e
\ \ \)
tr s-
boi o0q o*
-oo .:=oo o\
-€
oo
N
trC..l
co (.'I
N
ol c\ N
SN G,. SN $ bo=
N.t
ul %(g $L
:X
N
oo
=t:
\o
$
v! 'FS q-v
t<
*l-Aa , yt{
tril
t6 iu NK \-(€ ag *-v
-r-
o\ I
o.l
\o
t. u -v
<>-
-)-p
N o\
\o oo
I
istr s*
(r-
\o
tr) .* cn
N
-: S x: ! t\
{l
bO
M t)-
q Cd EQo q -J'o\c-l uL -\r i
€
bb r-
F
o
'a
c.l cn
/{ o\
N
GN
3A qo
NO
tq, tri c.l SE
S$E
sse
S$*r
!vd sSF-n M=
SEE
S F>
liso
- ,.{ BO\ u_o q)-
bu \cd
Xc)
.i()
63
sb
asi
dE <6 >€38
.4$Fl
IE a- -c
<.
tal
c.l
\P
\o
tr-
s" fucn Y.= >. ,o\ $in 'd' b! $B trE ^q) > .:' o\ oo B'* a-a oi- ssE -() LI o< Erl] s\J =s) bo !s Nq-: ".< N 9U ->) N ss cS tr-rR rid =.o ^o\ \J ot 0a H.{ (shJ -\4 o\ ! 3* J.. ()cd E.-,: a c \ No Eu cr, oo !'S -i aiS* ih .ibi FdE ,NS' ;z .= qc cdo EA-*s--c tr-v gs a-u !u 'E ai c:v r!v 'HRto x.o (Ba E*-r VJ .ii li *E E }H Ets AM N
EO 5> 6>
o ,lz am d(oid .V =^n o> i \-, \(d .O ol ots o oob{ .r il tro tr E.:U .. fri ()Ealrl as ooE 1i $H Ft 'E dl q-E HE X o-c sm rr. a -y/ A s$ =63 co
cd Or
:E
tr-
.+
N
\
no
xcl Qcr :i!
ST *o o.r
v.3 .S
q qJ^
c-.1
sc{ NX s
- c/) P(,
E9 i. ;i
!i F\(,
G
63 ?4
|,c.r
sc)
.s9 oa l-r
s9 \i I! \g
.si
SP
! L.i
= "x !o
6l
\o N
-Er _
l ca
ca
cO
ca (\
I
M aa !
.E:
s bo
ca
q
q)
\;; *U Qg =;6 5S
N
Q.l
IE tr.
.:
x&
9pB
,$'od jo A(oo ='o ti-^o\ oea () JZS (Bs LIJ 1\ -P
-\
()r: Hd
or{
c6
o\
F3
,=
oo
N
C
#
t-r (\
ll -l (sl (dl
al csl
'r.l 0)l
13t
\l
Ql= al o OI N 9l .i..i Nt q
>t Cd
\=1
o' N
a N
t (d
E .ox '5o8=
oo-=
E s^x N .H'E
< q* si'-:
SUrE€ E=
s.3E
=l J!c -s3e' OI h PI .Fi N^^'9 .H gl\o .\rY* El$q-
(,I
CB
l9
s
9\H
>S
o0 bt ol b{ €sH
-I Lt
tiI,E
Bt-c
dl -Yl gl';l HI oi
o\ N
\r- H \ i
L.
+ o\
oo
N
c
$
ca
F
\,) 'Sr l*!
s
tr)
$
cG
'i^.\l $rr
cn
c.'l
cO
$ N tr-
\o
rcA
\i ca
3
dl<
troO .r
--.>
.x ;1
q1
6
) \/
$ >s >+a
t-ca
ca cA
!v
Eca \-: $lr
": o*
YO a'
SX .$@
rl-
CAE
oo
ol
t-g
*r
dc <.'A 4tr,
tr.i 3e
a)
tsa -,f \O # -'! -rCl
8i.. Ed o a Soo a ol -B
(S
N
o\
ca
U)e 6Jh X it., A-\) qrn\o >.6 IE aq
U) \i
S ^a.) 'ti
>. $c{ ,d\
<5
q.
.^61 .=Cj) cB. CU iJid .s
M.:
s-E SY
\CB
$ca < c-.1 A:N 11. A 9U S ,''1 .2 v) () -'r $E o.g a5
\)o\o q) s\f, So
Gi
F-)
J1
k
-
lJ<
cr.)
6l
cn
-?:: +\<
N tr-
cn ca
>.
j L
Q+
(ttv Pg
5
rN
Fcd C! tr
-Cg F9 .Bo c)= J(S <\J Qi -V r,z xA CBH !: ,iJtr) EO E= jv
'rr
c-:
.: .)o
JN
rr* E&
.E
\o N
a(g ?t".r !-V H PI-. E9 E i= z{.H 6C
S
>..:
"r<
Q9
"Y^l
0-)
cd
ij
*r .S tQo G.t uo,
Q-^ ss{
^v
sS
F! ,Fs
'F
'llcd a !
!o a-
H3-i (sd
-'S 'av (dcu
o- oo d'tr+
H So
tvEsi(.)_c. E.'Y < 0);-i 'E. o
c6
ti9\i '=q HY ie aa
A lOU =\ \lbot j" O\o o H'E.54 o .qoiN b0'=
ss
zl E>
tr)
N
trh\i
rr
$
CN
)))
€* 9or L (g t-is [i -o*d 9N (B =l.E oo= EYI -.CeaH .g S.i ru Ft ul 'i (d
l-
ca
N
!rd\
OcoO
N c.l
FOTO FOTO KEGIATAN