Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP 25 BANJARMASIN Jarkawi Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary Banjarmasin e-mail:
[email protected] Info Artikel Sejarah artikel Diterima April 2015 Disetujui Mei 2015 Dipublikasikan Juni 2015
Kata Kunci: Perencanaan Program, Bimbingan dan Konseling
Keywords: Guidance and Counseling, Program PLanning
Abstrak Praktek layanan BK di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik mengembangkan diri. Diharafkan peserta didik dapat memahamin bakat, minat serta norma dan nilai yang dianut berdasarkan pengalaman dalam kehidupan. BK secara efektif melalui perencanaan program BK dengan prinsip dan bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, karier dan belajar serta pemaknaan terhadap pengalaman peserta didik akan menambah berarti bagi peserta didik dalam kehidupannya untuk masa depan yang lebih baik didunia maupun diakhirat. Permasalahan penelitian adalah Mengkaji secara ilmiah bagaimana perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin dengan komponen variabel pendukung internal, pendukung eksternal, variabel fokos, variabel dampak Tujuan penelitian ntuk mendapatkan gambaran perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin, fokus pada faktor perencanaan program, internal dan eksternal, implementasi, dan evaluasi efesiensi dan efektifitas serta produktifitas dan outcome program BK. Abstract BK services practice in schools is an effort to help students develop themselves. Diharafkan learners can memahamin talents, interests and norms and values based on experience in life. BK effectively through program planning BK with the principles and guidance service areas of personal, social, career and learning as well as the meaning of the experience of learners will add meaningful to learners in their lives for a better future of the world and the Hereafter. Assessing research problem is scientifically how planning BK program in SMP Negeri 25 Banjarmasin with internal supporting variable component, external support, Fokos variable, the variable impact of research objectives ntuk get an overview of the planning program in SMP Negeri BK 25 Banjarmasin, focusing on program planning factors, internal and external, implementation, and evaluation of the efficiency and effectiveness as well as productivity and outcome BK program. © 2015 Universitas Muria Kudus ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 1
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
PENDAHULUAN Bimbingan dan Konseling di Indonesia merupakan persoalan, sehingga persolannya harus ditangani agar kedepan dapat berkembang lebih baik dan bermartabat. Permasalahan yang dihadapi mulai dari minimnya anggaran untuk pendidikan pada kegiatan BK di sekolah, minimnya ketrampilan tenaga BK pada seting sekolah dalam merencanakan program BK. Semua ini jelas merupakan persoalan pendidikan dalam Bimbingan dan Koseling yang ujung tombaknya adalah untuk peserta didik kehidupannya penuh makna sehingga sejalan dengan pendidikan adalah “untuk memanusiakan manusia dengan cara meningkatkan segala kemampuan yang ada dalam dirinya, seperti kemampuan intelektual, emosional dan kemampuan spiritual” (Suderadjat, 2001: 19 ). Peserta didik yang merupakakan aset negara merupakan modal dasar bagi pembangunan sebuah negara. Bimbingan dan Konseling akan melahirkan sumberdaya manusia bermartabat dan penggerak yang kriatif, invatif dan produktif yakni: driving forcesand magnetic forces utama untuk melancarkan pembangunan (Siagian, 1981:85). “Bangsa yang terkebelakang tingkat pendidikannya akan menyebabkan bangsa itu mengalami keterbelakangan diberbagai bidang pembangunan”. Salah satu fungsi manajemen bimbingan dan konseling yakni perencanaan merupakan suatu bentuk kegiatan mengukur, menilai, dan menaganalisis kegiatan bimbingan dan konseling dengan memberdayakan berbagai useful resorces,succesfully, and competitif yang akan dilakukan kedepan
guna Bimbingan dan Konseling jadi compatible dan valenced. Dari berbagai kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi pelaksanaan bimbingan konseling di Sekolah baik internal maupun eksternal bagaimana perenacana program BK ?, bagaimana implementasinya perencanaan program BKnya?, serta bagaaiman evaluasi perencanaan program BKnya? Dari beberapa pertanyaan tersebutkiranya sangat penting untuk mengembangkan perencanaan program layanan bimbingan konseling yang higenis, kcompetitif dan akuntabel, untuk perencanaan program layanan bimbingan konseling di sekolah dengan judul “Manajemen perencanaan program Bimbingan Konseling di SMP Negeri 25 Banjarmasin tahun 2014/2015”. Sehingga akan tergambar. Bagaimana perencanan program BK di SMP 25 Banjarmasin ? METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dengan teknik Survey. Sumber data penelitian adalah guru BK SMP Negeri 25 Banjarmasin, Koordinator BK SMP Negeri 25 Banjarmasin, Pengurus MGBK Kota Banjarmasin. Instrumen pengumpulan data adalah peneliti yang menggali data dengan melakukan observasi, melakukan wawancara dan melakukan studi dokumen. Pada tahapan penelitian kualitatif yang sifatnya senantiasa mengalami perubahan dalam pelaksanaan penelitian, proses penelitian kualitatif batas antara satu tahapan dengan tahapan lainnya mengalami kesulitan dinyatakan secara tegas yakni: Tahap Orentasi, Tahap Eksplorasi dan Tahap Member Check.
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 2
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini melalui suatu analisis dan interprestasi sejak awal penelitian sampai akhir penelitian dimana analisis dan interprestasi dilakukan melalui pedoman pada konsep dasar atau teori mendasari berkaitan pada permasalahan penelitian yakni : Reduksi Data berupa display data, pengambil keputusan dan verifikasi. Pada penelitian inivaliditas dan reliabilitasberusaha secremat mungkin sehingga penelitian yang dilakukan memiliki tingkat kepercayaan .yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian dapat dicapai jika memenuhi empat kreteria, yaitu kredibilitas (credibility), dependabilitas (dependability), konfirmabilitas (confirmability), dan transferabilitas (transferability) . HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Fungsi Manajemen dalam Bimbingan dan Konseling Hasil Peneelitian Faktor Internal dan Eksternal Kondisi status sosial ekonomi penduduk pada penelitian: a. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Banjarmasin Barat pada rata-rata SMA minimal dan bahkan penduduk yang menamatkan pendidikan tinggi, b. Penduduk bekerja dengan sedikit, berdagang untuk serta ada yang menjadi pengusaha dan PNS masing masing sudah hampir bercukupan mengingat letaknya cukup strategis baik dari segi transportasi maupun dari segi ekonomi, c. kepemilikan harta benda masing-masing penduduknya berkecukupan perumahan membangun sendiri bahkan ada yang sudah rumah
permanen dengan pasilitas kendaran dan mobil pribadi. Partisipasi terhadap pelaksanaan BK disekolah : a. perhatian orang tua terhadap anak dengan membantu anak dalam kesulitan belajar dirumah. Orang tua menyadari akan pentingnya BK untuk perkembangan yang wajar dan bermartabat, b. Semua informan menyatakan, orang tua berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan belajar. Meski ada juga orang tua yang secara finansial tidak mampu, akan tetapi sangat kecil jumlahnya dan masih memberikan perhatian terhadap permasalahan belajar. Para informasi secara umum menyatakan, orang tua memenuhi perlatan belajar untuk keperluan siswa oleh orang tua untuk perkembangan anaknya menjadi bermakna dana bermartabat. Kondisi ekonomi warga masyarakat Kecamatan Banjarmasin Barat berdampak pada SMP: a. Orang tua berkemampuan memenuhi semua kebutuhan akan masalah belajar anaknya, juga orang tua mudah memenuhi keperluan anaknyadalam belajar untuk perkembagan prestasi belajarnya, b. Kemudahan transportasi dan berlokasi di jalur jalan yang cukup ramai sehingga memudahkan akses untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan belajar di sekolah selain itu sarana transportasi cukup baik, lancar, cepat dan mudah, c. Informasi mudah didapat karena berdekatan dengan ibukota provinsi sehingga sekolah mudah mengadopsi kemajuan yang dicapai di sekolah, sekolah di ibu kota provinsi sehinggamendapatkan berbagai informasi guna menambah wawasan tentang sosil, belajar, pribadi dan karier, d. Infrastruktur yang baik berdampak pada SMP Negeri
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 3
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
25 Banjarmasinuntuk berkembang perencanaan program BK lebih baik. Sumber daya manusia di Kecamatan Banjarmasin Barat makin membaik, seiring dengan berkembangnya dunia pembelajaran, sehingga hampir di setiap kelurahan ada penduduk yang sudah menyelesaikan pendidikan tinggi baik pada jenjang S0 ( D1, D2, dan D3), S1 maupun S2 dan S3. Ini membawa civil efek bagi penduduk Kecamatan Banjarmasin Barat : Pertama, Menularkan pemikiran dan daya nalarnya untuk kemajuan, khususnya dalam bidang BK dalam membuat perencaan program BK. Kedua,Tokoh-tokoh agama sangat kuat dan berkomitmen menjalankan ajaran agama khususnya agama Islam sehingga merupakan aset guru Bk untuk membuat perencanaan program BK Transportasi darat dari Kecamatan Banjarmasin Barat ke berbagai jurusan baik menuju RT ke RT di kecamatan ini maupun ke kota Banjarmasin dan ibukota provinsi sangat mudah dengan menggunakan kendaraan bermotor dan mobil. Kecamatan Banjarmasin Barat memerlukan jembatan penghubung antar jalan kelurahan, sehingga memudahkan guru BK untuk membuat perencanaan program layanan pendukung BK yakni Home visit / kunjungan rumah. Kondisi infrastruktur komunikasi dan informasi. Telepon genggam bisa dipergunakan karena sinyalnya baik, dan akses internet dan warnet dapat digunakan. Sedangkan televisi pun sudah banyak dan umum dimiliki warga masyarakat sehingga hampir setiap rumah penduduk memiliki pesawat televisi. Kemudahan mengakses informasi maka mudah pula mengakses sumber layanan
belajar bagi guru BK dan peserta didik untuk memperoleh ilmu pengetahuan selain membantu membantu bagi orang tua untuk memberikan bimbingan dalam belajar. Lingkungan seperti dikemukakan di atas memberikan pengaruh terhadap perencanaan program BK di Kecamatan Banjarmasin Barat khususnya untuk pelaksanaan perencanaan program layanan BK. Jumlah penduduk yang terus berkembang, tranportasi yang makin membaik serta komunikasi dan informasi yang mudah untuk mendapatkan berbagai sumber belajar bagi peserta didik ditambah lagi jarak dengan ibu kota provinsi berada di ibu kota provensi dan pendidikan orang tua yang makin membaik membuat guru BK perlu mempunyai gagasan cemerlang terhadap sekolah untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas perenaan program layanan BK yang bermakna dan bermartabat. Guru BK dalam memanfaatkan potensi sosial dalam meningkatkan kinerjanya dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber daya pada kegiatan perencanaan program bimbingandan konseling bagi siswa dalam rangka pengembangan dan pemberian layanan BK Pertama, Sistem sosial di masyarakat sngat mendukung terhadap perkembangan siswa dimana untuk kehidupan sosialnya dengan gontong royong sangat tinggi, dan system kekeluargaan nya sangat akrap Kedua, Perkembangan ekonomi dalam bidang perdagangan di lingkungan yaitu berupa pasar dan berbagai perkantoran yang dapat dilakukan kerjasama dalam rangka pengembangan perencanaan program layanan BK pribadi, social, karier dan belajar yang berguna bagi kehidupan
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 4
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
masa depan yang penuh tantangan yang menantang untuk selalu berkompotesi serta menghadapi UN Ketiga, meningkatnya jumlah penduduk di lingkungan sekolah dan perkembangan pemukiman bagi orang-orang yang memiliki perhatian cukup tinggi terhadap BK. Guru BK mendapatkan masukan yang berharga dalam rangka meningkatkan kinerja guru BK begitu juga dalam merencanakan program BK dan pelaksanaan layanan BK Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Program Layanan Dari segi unit waktu sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut : a. Program Tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan. b. Program Semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. c. Program Bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. d. Program Mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan bimbingan dan konseling. 2. Penyelenggaraan Layanan Sebagai pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan yang mengarah pada: a. Pelayanan Dasar, yaitu pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan siswa yang paling elementer, yaitu kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosioemosional. Orang tua, guru dan orangorang yang dekat (significant persons) memiliki peranan paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan dasar siswa. Dalam hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada umumnya berperan secara tidak langsung dan mendorong para significant persons berperan optimal dalam memenuhi kebutuhan paling elementer siswa. b. Pelayanan Pengembangan, yaitu pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangannya. Dengan pelayanan pengembangan yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya dengan wajar,
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 5
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
tanpa beban yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta menatap masa depan dengan cerah. Upaya pendidikan pada umumnya merupakan pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta didik. Pada satuan-satuan pendidikan, para pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dominan dalam penyelenggaraan pengembangan terhadap siswa. Dalam hal ini, pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada tahap dan tugas perkembangan siswa. c. Pelayanan Arah Peminatan/Lintas Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa, yaitu pelayanan yang secara khusus tertuju kepada peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karir dengan menggunakan segenap perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling. Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta didik ini terkait pula dengan aspek-aspek pelayanan pengembangan tersebut di atas. d. Pelayanan Teraputik, yaitu pelayanan untuk menangani pemasalahan yang diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kehidupan keluarga, kegiatan belajar, karir. Dalam upaya menangani permasalahan peserta didik, Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor memiliki peran dominan. Peran pelayanan teraputik oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dapat menjangkau aspekaspek pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, dan pelayanan peminatan. e. Pelayanan Diperluas, yaitu pelayanan dengan sasaran di luar diri siswa pada satuan pendidikan, seperti personil satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi peserta didik. Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan teraputik tersebut di atas. 3. Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau pendukung bimbingan dan konseling) diselenggarakan di dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung) dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran) Di dalam jam pembelajaran: a. Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 6
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
b.
c.
a.
b.
c.
d.
layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus. Di luar jam pembelajaran: Kegiatan tatap muka nonklasikal dengan siswa dilaksanakan untuk layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 1 jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan pendidikan. Program pelayanan bimbingan dan konseling pada masing-masing satuan pendidikan dikelola oleh Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan bimbingan dan konseling dengan kegiatan
pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan. Program SMP Negeri 25 Banjarmasinbahwa program awal tahun ajaran adalah bagi guru BK melakukan analisis kebutuhan siswa melalui pengisian angket masalah yang diisi oleh siswa pada awal tahun ajaran baru, kemudian hasil angket sebagaai dasar dalam merencanakan suatu program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin, Kegiatan hariannya adalah memberikan layanan BK sedangkan kegiatan bulanan membuat laporan bulanan dan kegiatan akhir tahun membuat laporan pelaksanaan layanan BK di sekolah mulai kelas 7 sampai dengan 9. Dalam penggalian persepsi terungkap bahwa merasa berat tetapi karena jabatan ini amanah maka tugas dan tanggungjawab sebagai guru BK diterima karena tugas itu diberikan dan dituntut untuk disiplin dan bekerja keras karena tugas diterima Untuk guru BK terungkap, tugas sebagai guru BK adalah pengabdian dan tugas mulia demi kemajuan pendidikan di Banjarmasin, Arahan-arahan atasan menyatakan keinginan agar guru BK lebih baik, dengan sarana prasarana yang ada sekolah tetap menjalankan layanan. Jabatan guru BK sekolah itu penting dan menentukan perencanaan program BK efektivitas dengan tanggung jawab sangat besar sebagai guru BK baik tidaknya kinerja guru BKberati sudah siap melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang berat. Berdasarkan pengalaman selama ini guru BK merupakan tenaga
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 7
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
yang professional turut dalam memberikan layanan konten untuk mendongkrak atau meningkatkan nilai UN Dari hasil penelitian yang lebih lanjut terungkap ada beberapa permasalahan yang muncul: Pertama, Visi kelengkapan administrasi atas dasar paradigma yang berkembang di SMP Negeri 25 Banjarmasin Kedua, Misi juga kelengkapan administrasi Ketiga, Tujuan yang disesuaikan dengan dalam pemberian layanan BK kepada siswa KeempatTampak program sekolah terdokumentasi Kelima,Tampak agenda kerja harian yang terdokumentasi bagi Guru BK sebagai aktivitas sehari harinya karena bersipat rutinaitas dan agenda kerja Keenam, Tampak target yang akan dicapai untuk lebih efektif layanan BK di sekolah oleh guru BK terdokumentasi Ketujuh, Tugas yang diemban oleh guru BK dilakukan atas dasar amanah dan pengabdian dan merasa berat tanggung jawabnya Evaluasi program BK berdasarkan hasil penelitian dilakukan berupaisian istrumen evaluasi memiliki kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman dilihat dari isian isntrumen. Untuk secara terencana, tertulis, terdokumentasi dan terkoordinasi, guru BK melakukan untuk mengumpulkan data-data, mengelompok data, menganalisis data dan membuat rencana. Sehingga terdokumentasi yang bisa di lihat sehubungan dengan evaluasi dengan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman, data-
data tentang apa yang akan di evaluasi sudah ada. Lebih jauh lagi guru BK dapat dilihat hasil evaluasi yang ada kepada peneliti sebagai berikut : Kekuatan : a). Sebagai SMPN di Negeri 25 Banjarmasin b). Memiliki kelas yang banyak c). Letak sekolah diibu kota provinsi d). Memiliki ruang perpustakaan e). Guru BK Kelemahan : a). Siswa yang banayak b). Sebagian bangunan sudah tua c). Keamanan anak sewaktu menyeberang jalan menghawatirkan d). Tidak memiliki tenaga husus perpustakaan e). Guru masih ada yang belum S2 f) Tidak memiliki ruang husus konselor, konseling, tunggu Peluang : a). Peminat masuk SMPN Negeri 25 Banjarmasin tinggi b). Dekat dengan ibu kota provensi c). Di pusat kota pelabuhan d). Bantuan sarana prasana dari dinas terbuka lebar e). Perguruan tinggi negeri dan swasta dekat f). Guru berkesempatan meningkatkan pendidikan akademik ke S2 Ancaman : a). Sebagai SMPN Negeri 25 Banjarmasinpeminat tertampung memadai b). Orang tua dan masyarakat lebih kritis c). Sering mendapat kunjungan dari pengawas d). Pengawasan terhadap PBM dan pemberian layanan BK lebih banyak dan lebih ketat
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 8
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
e). Ruang husus untuk BK kurang representatip Dari penulusuran lebih lanjut atas evaluasi guru BK, Guru BK melakukan evaluasi berdasarkan fata/data terdokumentasi. Analisis terungkap dalam bentuk lisan tentang evaluasi berupa teori dan melakukan praktik evaluasi diri tertulis, terkoordinasi, terdokumentasi. Sudah pernah mendapatkan pelatihan bagaimana melakukan evaluasi. Hal ini dikarenakan : Pertama, melakukan evaluasi diri berdasarkan teori dan praktik Kedua, mendapat teori tentang evaluasi diri dari hasil pendiddikan di perguruan tinggi. Ketiga, fakta/data terdokumentasi Keempat, pernah mendapatkan pelatihan bagaimana melaksanakan evaluasi Hasil Implementasi Program BK Dilihat dari kedisiplinan kerja guru BK menunjukkan dengan masuk kerja lebih awal, guru tidak pernah bolos kerja kalaupun tidak masuk kerja hanya karena sakit atau berhalangan karena oleh sesuatau seperti menghadiri MGBK. Lebih lanjut lagi guru BK bila terlambat datang ke sekolah karena ada urusan untuk kepentingan sekolah dengan memberikan pemberitahuan kepada Kepala sekolah. Usaha Memajukan BK Dari guru guru BK termasuk guru BK yang ada di Kecamatan Banjarmasin Barat, SMPN Negeri 25 Banjarmasinyang terletak di jalur Jalan Trans Kalimanta giat dan intensif berusaha memajukan BK yang digelutinya sesuai dengan kemampuan yang ada padanya yakni dengan melibatkan Orang tua dan
Komitesekolah melakukan kerjasama dengan mengundang orang tua dan komite pada setiap semester dan akhir tahun dalam kelulusan siswa Pada sisi lain guru BK setiap melakukan pemberian layanan BK kepada peserta didikberupaya membereskan tugas-tugas adminstratif dan melakukan memberikan layanan BK. Jika diketahui peserta didik kurang disiplin maka segera diberikan bimbingan agar berdisplin. Usaha meningkatkan profesionalitas guru BK dilakukan dengan mengikuti MGBK di kota Banjarmasin dan pendidikan S2 serta mengikuti berbagai seminar dan pelatihan tingkat kabupaten dan provinsi, guru BK berusaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan profesina dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi lagi yang semula berpendidikan sarjana sekarang telah menyelesaikan pendidikan tingkat pascasarjana ( S2) di bidang pendidikan di Uninus Bandung. ketenagaan pendidikan guru BK sesuai dengan PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 70. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, yang pada Pasal 7 mengamanatkan, profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; (b) memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia (c) memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas; (d) memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; (e) memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; (f) memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; (g) memiliki kesempatan untuk mengembangkan
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 9
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat; (h) memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesional; dan (i) memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. Lebih lanjut di dalam bab dan pasal yang sama juga diamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi. Berkaitan dengan tuntutan dunia pendidikan Indonesia saat ini, guru BK mengemukakan, merasa berkewajiban meningkatkan standar yang ditetapkan UU, sehingga guru BK berusaha meningkatkan kinerjanya untuk memenuhi standar pendidikan tersebut baik dalam kegiatan layanan BK maupun peningkatan kualifikasi akademik minimal S1 dan telah disertfikasi. Hambatan dan Dukungan Usaha yang dilakukan guru BK untuk anak usia sekolah menengah pertama adalah: Pertama, membuka kesempatan seluas luasnya untuk peserta didik mengenal dan memahami program BK yang diberikan atas dari kebutuhan peserta didik sendiri Kedua, Memberikan layanan konseling individula kepada peserta didik yang mengalamai masalah pribadi Ketiga, Koorfdinasi dengan guru Mata pelajaran dan wali kelas untuk mensosialiasikan program BK
Keempat, Mengimbau peserta didik memamfaatkan program layanan BK Dalam kedisiplinan siswa mengikuti kegiatan layanan BK serius dan bersungguh sungguh mengikuti setiap pemberian layanan BK. Ada beberapa faktor yang mendukung kedisiplinan siswa yakni, Pertama, Kesadaran orang tua terhadap program BK. Kedua, Tingkat pendidikan orang tua juga cukup baik sehingga bertanggung jawab membantu dan membimbing anaknya belajar dan memberi perhatian dan dukungan pada siswa pada waktu ulangan atau ujian dengan mengawasi kegiatan anak di rumah. Ketiga, didukung kemudahan mencapai siswa dengan jalan dan infrastuktur yang baik menuju sekolah dengan jalan kaki atau kendaraan sehingga dapat melakukan kunjungan rumah bagi guru BK Keempat, Pemberian layanan BK bagi siswa yang terlambat masuk sekolah dengan layanan unformasi belajar efektif Guru BK mengharapkan kepada sekolah di samping mampu memberikan layanan bimbingan BK kepada siswa. Tugas layanan BK itu penting dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena kemajuan media elektonik berupa televisi dan internet dan alat komunikasi seperti HP sekarang ini membuat siswa kenbanjiran informasi yang tak mendukung perkembangan siswa dan kemungkinan melahirkan penyimpangan tingkah laku menjadi siswa yang malas, suka membolos dan berperilaku buruk terhadap sesama temannya. Bahkan terjadi maladjusment perilaku yang belum pantas untuk usia siswa sehingga menjadi masalah.
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 10
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Karena pentingnya memberi layanan BK bagi siswa untuk dilaksanakan, maka guru BK memprogramkan pemberian layanan BK, guru BK beranggapan pemberian layanan BK dapat dilakukan oleh guru BK mengingat sewaktu mengikuti pendidikan S2 BK atau kuliah di LPTK mendapatkan pembelajaran BK, baik difinisi, prinsip, azas, fungsi dan teknik pemberian layanan dan macam layanan yang harus diberikan kepada siswa. Sudah ada petugas khusus BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin sehingga layanan BK telah diberikan sehingga siswa dapat berkembang sesuai tingkat perkembangannya baik dalam pribadi, sosial, belajar, atau karier. Sedangkan untuk kegiatan pengembangan diri siswa berupa ekstrakurikuler ada kegiatan Pramuka dan menari namun semua kegiatan tersebut menemui kendala karena membutuhkan biaya untuk memberi honorarium bagi pembina dan pelatih khusus tari yang memanfaatkan guru yang ada memiliki kemampuan menyelenggarakan kegiatan dan baca tulis al-Qur’an, juga mengalami kekurangan dana untuk penyelenggaraan kegiatan sehingga kegiatan tersebut selama ini berjalan seadanya. Sedangkan menyelenggarakan kegiatan pramuka dan olahraga. Semua kegiatan ektrakurikuler tersebut dilakukan sore hari dan sekali seminggu. Untuk dana kegiatan ekstrakurikuler, semua kepala sekolah mengungkapkan tidak adanya bantuan komite sekolah untuk kegiatan tersebut karena masyarakat memandang tidak ada lagi pungutan biaya sekolah. Guru BK SMP Negeri 25 Banjarmasin berusaha agar lulusan menlanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan upaya berikut :
Pertama, memberikan pandangan dan saran kepada siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/MA secara lisan saat penandatangan/pembubuhan cap jempol ijazah siswa. Kedua, bekerjasama dengan orang tua/wali siswa, saat orang tua/wali diundang ke sekolah dan guru BK menyampaikan sambutan dan arahan secara lisan agar siswa melanjutkan ke SMA/MA Dalam merencanakan program BK guru BK SMP Negeri 25 Banjarmasin, dilakukan pengembangan progran BK pada saat tahun ajaran baru dengan melukan evaluasi pelaksanaan program guruBK yang beperngalaman benar-benar dituntut pengalamannya agar siswa dapat berkembangan sesuai tingkat perkembangannya. Sedangkan untuk kelas sembilan, dipilih guru BK yang berpengetahuan dan berpengalaman mengingat siswa akan menghadapi UN. Untuk guru lain ada lebih diarahkan untuk menangani kegiatan ekstrakurikuler dan UKS serta membina siswa dalam latihan untuk menyelenggarakan upacara bendera Senin, dimana siswa yang bertugas secara bergiliran. Diberi kesempatan mengikuti pendidikan S1 dan S2 untuk peningkatan kualifikasi pendidikan guru dan kualitas guru, sehingga memenuhi standar minimal kualifikasi pendidikan bagi guru. Guru BK di samping pendidikan formal, guru sering mengikuti seminar seminar pendidikan yang diselenggarakan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri dan oleh LSM, Dinas Pendidikan atau MGBK sebagai kelompok profesi guru seperti ABKIN, PGRI. Guru juga aktiF mengikuti pertemuan bulanan MGBK yang jadwal kegiatannya diatur melalui rapat setiap awal semester. Guru
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 11
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan atau Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP serta MGBK dengan mendatangkan pakar pendidikan dari PTN/PTS atau dari LPMP. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan yang dirumuskan dalam penelitian ini secara sistematis merujuk pada pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Faktor Internal dan Eksternal Faktor internal. Guru pada sekolah sedang menempuh pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta,2 orang guru BK telahmenyelesaikan S2 bidang pendidikan. Faktor eksternal. Kondisi lingkungan yang luas dengan jumlah penduduk yang padat. Sedangkan sumber daya sosial adalah perhatian masyarakat pada pentingnya Layanan BK. 2. Perencanaan program BK SMP Negeri 25 Banjarmasin MGBK, Orang tua dan guru BK serta komite sekolah dalam berbagai peringatan hari hari besar Islam dan pelaksanaan program layanan BK untuk kebutuahan peserta didik 3. Implimentasi perencanaan program BK SMP Negeri 25 Banjarmasin Dalam meningkatkan efektifitas perencanaan program layanan BK di sekolah guru BK melakukan koordinasi dengan MGNK berupa pertemuan antar guru BK sekota Banjarmasin saling tukar informasi dan ketrampilan serta melakukan berbagai pelatihan dalam rangka peningkatan kopetensi guru BK yang akan dikembangkan sebagai bahana
4.
5.
6.
kajian dalam mengembangkan perencanaan program BK di sekolah masing masing Evaluasi perencanaan program BK SMP Negeri 25 Banjarmasin Evaluasi terhadap program BK, pandangan guru BK berupa kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman bagi pelaksanaan program layanan BK secara terencana, terorganisir dan terkoordinir dan terdokumentasikan dari hasil evaluasi program BK . Hasil implimentasian perencanaan program BK Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang bertugas di SMP Negeri 25 Banjarmasin tersebut diminta bantuan untuk menangani permasalahan peserta didik dalam rangka pelayanan alih tangan kasus. Hambatan dan dukungan serta usaha untuk mengatasi hambatan dalam perencanaan program BK SMP Negeri 25 Banjarmasin Sarana prasarana BK, untuk ruangan khusus BK dimiliki dari tahun ke tahun terus ditambah dan disempurnakan seperti mading, perpustakaan BK ruang konseling kelompok masih diusahakan untuk dimasuk dalam anggaran BOS. Hubungan sekolah masyarakat, orang tua dan guru BK dilakukan melalui rapat komite sekolah dan keterlibat orang tua dalam dalam kemajuan program BK adalah dengan ikut sertanya memperhatikan siswa dirumah akan belajarnya
Rekomendasi Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti merekomendasikan :
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 12
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
1. Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin agar memberikan pelatihan khusus Audit Internal dan Eksternal layanan BK kepada guru BK sehingga program BK yang efektif, efisien dan produktif terus dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan IPTEK 2. MGMP BK Kota Banjaramasin mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan program BK secara efektif dan efisien serta produktif dengan melihat faktor internal dan eksternal sekolah disamping kebutuhan peserta didik 3. Guru BK mengembangkan program BK dengan merencanakan secara efektif dan efisien dan produktif dan out come sehingga layanan yang diberikan memberikan makna kehidupan dan bermartabat bagi peserta didik sebagai costumer primery 4. Bagi Guru bidang studi, wali kleas, masyarakat terus memebrikan masukan dan kerjasama yang efektif dalam meningkatkan pengembangan dan pelaksanaan program layanan BK di sekolah
Kerjasama Lembaga Pengembangan Inisiatif Untuk Transformasi (LPIST) dan Pustaka Jaya.
David, F. R. 2004. Manajemen Strategik Konsep. PT intan Sejati Klaten. Jawa Tengah Dahlan, M.D. 2005. Pendidikan dan Konseling Di Era Global, Rizqi press. Bandung Jalal, F. dan Supriadi, D. (eds). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Adi Cita. Karya Nusa. Keith, S. and Girling, R.H. 1991. Education, Management, and Participation: New Direction in Educational Administration. Boston: Allyn and Bacon.
Kurniawan F. L. dan Hamdani M. 2008. Manajemen Strategik Dalam Organisasi. Medpress. Yogakarta Langgulung, H. (2000). Asas-Asas Pendidikan Islam, Radar Jaya Offset, Jakarta. Makmun A. S. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mc. Milan James H. Schumacher Sally. 2001. Research In Education, by Addision Wesle Longman,Inc
Abdullah, M. A.. 2002. Filsapat Etika Islam. Mizan: Bandung
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis ekolah. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
Allen, L. 1989. Profesi Manajemen. Penerbit Erlangga: Jakarta
Nawawi H. 2005. Manajemen Strategik. Yogyakarta: Gadjah Mada Pers
Arikonto, S. 1988. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dirjen Dikti, Depdikbud.
Nawawi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmaningtyas. 2001. Pendidikan Pada dan Setelah Krisis. Evaluasi Pendidikan di Masa Krisis. Yogyakarta: Diterbitkan Atas
H. 2000. Manajemen Strategik: Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pscharopoulos, G and Woodall, M., .1985. Education for Development: An Analysis of Investment Choices. Oxford: Oxford University Press. Sopardi, I. 1988. Dasar-Dasar Administrasi
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 13
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Pendidikan. Jakarta: P2LPTK Ditjend Dikti Depdikbud.
Martabat Guru. Adicipta Karya Nusa. Yogyakarta
Supriadi, D. 2000. Jaring Pengaman Sosial Pendidikan: Model Pengelolaan yang Ideal, Kuncikunci Keberhasilan Komite dan Fungsi Terapi Sosial. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Tilaar H.A.R. 2004. Standar Pendidikan Nasional. Rineka Cipta. Jakarta Usmara
A. 2003. Implementasi Manajemen Stratejik Kebijakan Dan Proses. Penerbit Amara Books. Jogjakarta
Supriadi, D. 1999. Mengangkat Citra Dan
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 14
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 1 No. 1 Tahun 2015 ISSN 2460-1187
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus 15