Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERBASIS LINGKUNGAN BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V Ni Wayan Nuryati1, IB Gede Surya Abadi2, Rini Kristiantari3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yaitu nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas V di SDN Gugus Petulu. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling, didapat siswa kelas V SDN 2 Petulu yang berjumlah 34 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SDN 1 Petulu yang berjumlah 32 siswa sebagai kelompok kontrol. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes berbentuk pilihan ganda biasa dengan jumlah soal 30 butir. Data yang terkumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini didasarkan pada hasil analisis data yakni thit lebih besar dari ttab yaitu 3,088 > 2,00. Rata-rata hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu 71,44 > 64,97. Hal ini berarti penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas V SDN Gugus Petulu tahun pelajaran 2013/2014. Kata-kata kunci belajar IPA .
:
Pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan, hasil
Abstract The purpose of this research was to know the significant difference of students’ achievement in learning sciece between the students who were learned by skill process approach with environment based and others who were learned by conventional learning method. This research was a fictional research using nonequivalent control group design. The population of this research was all students in the fifth grade of elementary school Gugus petulu, Ubud. The sample of this research were defined by using rondom sampling technique. The obtained sample were 34 students in the fifth grade of SD 2 Petulu as the experimental group and 32 students in the fifth grade of SD 1 Petulu as control group. The data was collected by using multiple choises test with 30 items of question. The obtained data was analyzed by using descriptive kuantitatif analysis statistics. The result of the research showed that there was significant differences in students’ science achievement between the students learned by skill process approach with environment based and others learned by conventional learning method. It statistically showed that thit was higher than t tab, 3.088 > 2.00. It was also proved by the mean score of the students’ achievement in science is higher when being learned by skill process approach with environment based than being learned by conventional learning method, 77,91 > 77,06. It meant that implementation of skill process approach with
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) environment based had influence toward the students’ achievement in science at the fifth grade students in Gugus Petulu Ubud, academic year 2013/2014. Key words : Process skills-approach with environmental based, natural science learning achievement.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam diri siswa. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Dalam kegiatan pembelajaran, peran guru dengan siswa sangat penting. Karena itu, pembelajaran merupakan kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai apabila siswa berusaha secara aktif untuk mencapainya, baik dari aspek kognitif maupun keterampilannya di dalam menerima pelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Menurut Samatowa (2010 : 3), IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen secara sistematis atau teratur. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membelajarkan siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang lingkungan alam sekitar. Pembelajaran IPA merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru sebagai pengajar dalam membelajarkan pengetahuan-pengetahuan alam dan gejala-gejala alam. Terkait hal tersebut, keberhasilan belajar IPA yang dicapai siswa
dapat diukur melalui hasil belajar (Hamzah, 2012). Selain itu keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran IPA dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain persiapan perangkat pembelajaran, perancangan kegiatan pembelajaran dan persiapan materi yang akan dibelajarkan kepada siswa, lingkungan yang kondusif serta sarana dan prasarana yang baik. Selain faktor-faktor tersebut, salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran adalah pemilihan pendekatan pembelajaran. Namun pada kenyataannya dalam pembelajaran yang sering terjadi guru hanya menstranfer begitu saja materi yang diuraikan dalam buku teks pada siswanya.Materi pembelajaran disampaikan dengan cara atau metode ceramah, tanya jawab dan tugas individu. Hal ini dilakukan karena metode tersebut adalah cara yang paling mudah bagi guru bila dibandingkan dengan membelajarkan siswa melalui model-model yang inovatif, kondisi seperti ini berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang diperoleh siswa yakni belum mampu mencapai nilai pada mata pelajaran IPA sesuai standar kelulusan minimal. Persoalannya bukan hanya karena kemampuan siswa yang rendah, namun perlu dikaji hal yang paling mendasar mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA termasuk pemilihan dan penggunaan pendekatan pembelajaran. Dalam pembelajaran guru seyogyanya membimbing siswa untuk menemukan sendiri konsep-konsep melalui kreativitas sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kedalam pikirannya dengan menekankan proses daripada hasilnya. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat menarik perhatian siswa perlu diterapkan berbagai macam pendekatan dalam pembelajaran sehingga mampu mengembangkan potensi dan menyenangkan bagi siswa.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Secara teoretis penggunaan pendekatan dalam pembelajaran pendekatan dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan keterampilan proses yang memberi penekanan pada keterampilan-keterampilan berpikir yang dapat berkembang pada siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Trianto (2010 : 148) yang menyatakan bahwa, “dengan pendekatan keterampilan proses, siswa dapat mempelajari IPA sebanyak yang dapat dipelajari dan ingin diketahui”. Lebih lanjut (Trianto, 2010 : 148) menyebutkan bahwa, Keterampilan proses dilatihkan atau dikembangkan dalam pengajaran IPA karena keterampilan proses mempunyai peranan, (1) membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya, (2) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (3) meningkatkan daya ingat, (4) memberikan kepuasan instrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu, dan (5) membantu siswa mempelajari konsep - konsep sains. Melalui keterampilan proses siswa diberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan terhadap obyek fisik yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan difasilitasi oleh guru. Guru dalam hal ini memberi banyak rangsangan pada siswa agar mau berinteraksi dengan aktif, menemukan dan memanfaatkan berbagai hal dari lingkungan. Karena lingkungan membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan dengan menggunakan IPA sebagai salah satu alatnya untuk mencapai tujuan pendidikan IPA khususnya.Salah satu sasaran yang dapat dicapai melalui pendidikan IPA adalah “pengertian IPA” itu sendiri. Ruang lingkup bahan kajian pelajaran IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
mempengaruhi hasil belajar. Salah satu 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi. tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Pembelajaran IPA lebih banyak berisi tentang permasalahan alam, sehingga lingkungan sekitar siswa merupakan sumber dan media yang tepat digunakan dalam pembelajaran. Siswa akan lebih senang apabila dapat menemukan sendiri konsep atau fakta pengetahuan yang terdapat di lingkungan sekitarnya, sehingga siswa bisa dengan mudah mengingat yang telah mereka pelajari. Dengan demikian penerapan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA didasarkan pada lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis, tidak statis, baik dalam prinsip maupun dalam praktik. Definisi ini membawa beberapa implikasi sebagai berikut. (1) Praktik IPA adalah suatu aktivitas manusia. Manusia melakukan observasi, menggunakan metode ilmiah, dan memperoleh pengetahuan. (2) IPA mempunyai limitas. Segala sesuatu yang ada di luar kemampuan manusia pada prinsipnya ada di luar IPA. (3) Di dalam IPA terdapat otoritas. Otoritas praktis adalah observasi, dan otoritas utama ialah tentang apa yang diobservasi. (4) Terdapat suatu pembentukan otoritas. Metode ilmiah berdasarkan observasi tetapi tidak dibatasi oleh observasi (Suastra, 2009:4). Belajar IPA merupakan cara ideal untuk memperoleh kompetensi (keterampilanketerampilan, memelihara sikap-sikap, dan mengembangkan hasil belajar-konsep yang berkaitan dengan pengalaman sehari-hari). Keterampilan-keterampilan (fisik, berfikir, sosial, matematik, dan berbahasa), sikapsikap maupun konsep - konsep satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Jika siswa memperoleh pengalaman yang seimbang di antara keterampilan, sikap, dan konsep, maka akan memungkinkan mereka memperoleh ide - ide atau fakta - fakta baru, menggunakan cara - cara bekerja yang
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
pasti, serta sikap positif yang nantinya dapat diaplikasikan dalam hidup mereka sehari-hari. Suastra (2009: 48) menyatakan, pendekatan adalah cara umum dalam memandang suatu permasalahan atau suatu objek kajian. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan – kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan – kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan – kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama – kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan.Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas. Menurut Darmojo dan Kaligis, (1991:52), pendekatan keterampilan proses adalah keterampilan untuk dapat mencari dan mengolah informasi sedangkan Iskandar (1996:49) menyatakan pendekatan keterampilan proses adalah “pendekatan yang dilakukan dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang ada di alam”. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai keterampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran itu. “Keterampilan memproseskan perolehan adalah suatu konsep terlaksana yang dapat membantu kita untuk menerapkan cara belajar siswa aktif” (Semiawan, 1985:19). Dalam pembelajaran memberi penekanan agar dalam pembelajaran itu para murid dilatihkan keterampilan – keterampilan mendasar yang biasa digunakan para ilmuwan dalam menghasilkan penemuan – penemuan besar dalam ilmu pengetahuan, seperti mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasikan dan sebagainya. Keterampilan mendasar itu yang telah menghasilkan penemuan besar dalam ilmu pengetahuan.
Penemuan – penemuan besar itu dilakukan karena para ilmuwan tersebut menguasai berbagai keterampilan mendasar (fisik atau mental), meskipun penguasaan fakta, konsep, prinsip dan teori dalam bidangnya masih terbatas. Keterampilan – keterampilan mendasar yang dikuasai para ilmuwan itu pada prinsipnya terdapat juga dalam diri anak, yang hanya potensial atau sederhana dan belum berkembang. Semiawan (1985) mengemukakan pembelajaran aktif dan bermakna itu menuntut aktivitas murid yang bukan hanya bersifat fisik, melainkan yang utama adalah keterlibatan (intelektual dan emosional). Proses berpikir dapat dibedakan menjadi dua yaitu berpikir kritis, rasional logis, konvergen (memusat) sebagai fungsi utama dari otak kanan. Kedua sisi fungsi berpikir itu saling melengkapi menjadi satu kesatuan, dan keduanya seharusnya dikembangkan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam pembelajaran di SD. Jadi pendekatan keterampilan proses menitik beratkan pada aktivitas belajar siswa. Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang mengada-ada, akan tetapi merupakan hal yang wajar dan harus dilaksanakan dalam proses pembelajaran,perlu mempertimbangkan dan memperhatikan karateristik siswa serta karakteristik mata pelajaran” (Dimyati dan Moedjiono, 1992:16). Dari penghayatan dan pengalaman yang mendalam (peakexperience) seorang akan bertindak atau beraksi (act upon the stimulus) sesuai bakat dan watak yang ada pada dalam dirinya. Melalui penerapan pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran IPA di sekolah dasar dapat menciptakan situasi belajar yang aktif pada siswa, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Proses pembelajaran di sekolah dasar yang berorientasi pada pendekatan pembelajaran keterampilan proses merupakan upaya dalam merubah paradigma pendidikan yaitu dari pembelajaran yang konvensional menjadi pembelajaran yang konstruktivistik. Pembelajaran lebih ditekankan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
agar siswa lebih aktif, dan menemukan informasi sendiri. Conny (1992) manfaat pendekatan keterampilan proses antara lain adalah : (1) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari, (3) Melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, (4) Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, (5) Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, (6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah. Langkah - langkah pelaksanaan pembelajaran pendekatan keterampilan proses menurut Djamarah (2005:89) adalah sebagai berikut. (1) Pendahuluan/Awal Menyiapkan fisik dan mental anak didik untuk menerima bahan pelajaran baru dengan cara : (a) Mengulang bahan pelajaran yang lalu yang mempunyai hubungan dengan bahan yang akan diberikan. (b) Mengajukan pertanyaan yang umum sehubungan bahan pelajaran baru untuk membangkitkan minat belajar. (2) Pelaksanaan/Inti Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut : (a) Siswa ditugaskan melakukan demonstrasi atau peragaan dengan bantuan media gambar, model, bagan dan lingkungan atau yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati cepat, tepat dan cermat. (b) Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan, atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan. (c) Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda. (d) Menerapkan pengetahuan keterampilan, sikap dan yang ditemukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru. (e) Merencanakan penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan. (f) Mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada orang lain dengan diskusi, ceramah, mengarah. (3) Penutup/Akhir (a) Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan dan merumuskan yang
diperoleh melalui kegiatan tersebut. (b) Mengadakan tes akhir memberikan tugastugas akhir. Pendekatan keterampilan proses akan sangat berarti dan tepat digunakan apabila kita menjelaskan langkah – langkah atau prosedur, dan memberi penjelasan ketidakpastian siswa atau memberi suatu simpulan mengenai materi pembelajaran. Suryosubroto (2002) mengemukakan bahwa prosedur yang ditempuh dalam pelaksanaan pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut : (1) Pemanasan,(2) Observasi/Pengamatan (3)Penerapan,(4)Komunikasi,(5)Penghitung an,(6)Pengukuran,(7)Klasifikasi,(8)Pengena lan Ruang dan Waktu serta Hubungangan Keduanya, (9) Pembuatan Hipotesis, (10) Perencaaan Penelitian atau Eksperimen, (11) Pengendalian Variabel, (12) Interpretasi Data, (13) Kesimpulan Sementara (Inferensi), (15) Peramalan atau Prediksi. Menurut Hamalik (2011: 150) ada 7 jenis kemampuan yang hendak dikembangkan melalui proses pembelajaran berdasarkan pendekatan keterampilan proses yaitu (1) Mengamati, (2) Menggolongkan, (3) menafsirkan, (4) meramalkan, (5) menerapkan, (6) merencanakan penelitian, (7) mengkomunikasikan. Proses pembelajaran di sekolah dasar yang berorientasi pada pendekatan pembelajaran keterampilan proses berbasis lingkungan merupakan upaya dalam merubah paradigma pendidikan yaitu dari pembelajaran yang konvensional menjadi pembelajaran yang konstruktivistik. Pembelajaran lebih ditekankan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa lebih aktif, dan menemukan informasi sendiri. Menurut Hamzah (2012 : 38) pendekatan keterampilan proses adalah interaksi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguhsungguh. Selanjutnya disampaikan pendekatan keterampilan proses akan berjalan sebagaimana diharapkan apabila dalam praktiknya mampu mengembangkan keterampilan memproses perolehan. Tanpa keterampilan memproses keterampilan, pastilah hal ini tidak akan bergerak, karena keterampilan-keterampilan itu merupakan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta pertumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai pada diri siswa. Siswa mudah memahami konsep - konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh - contoh konkret yang jelas dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Contohnya mempraktikkan sendiri penemuan konsep dan penanganan bendabenda yang benar-benar nyata, yaitu dengan menggunakan lingkungan sebagai media belajar. Depdiknas (dalam Hamzah, 2012 : 137) yang mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan dan hubungan. Samatowa (2012) mengatakan bahwa pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas (out door education) dengan memanfaatkan lingkungan sebagai laboratorium alam. Pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan mampu menumbuhkan motivasi dalam diri anak yang menimbulkan rasa ingin tahu. Tugas guru adalah menyiapkan situasi untuk membawa siswa berpikir kritis, bertanya, mengamati, melakukan eksperimen serta menemukan fakta-fakta dan konsep sendiri. Pembelajaran akan lebih menyenangkan dan terkesan melekat pada siswa dibanding guru hanya bertindak sebagai penceramah. Juga mampu memperkuat motivasi belajar siswa pada pembelajaran, khususnya pembelajaran sains (IPA) karena mereka dihadapkan langsung dengan situasi yang kongkret bahkan menjadi cambuk tersendiri untuk mengamati, mengidentifikasi, bereksperimen, dan membuat hipotesis. Pembelajaran pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai pembelajaran yang lebih efektif. Keefektifan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sekitar, yaitu agar siswa mendapat pemahaman yaitu : (1) siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, (3) melatih siswa untuk berpikir lebih kritis, (4) melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran, (5) mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru, (6) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah Pembelajaran pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk mengoptimalkan ketertiban siswa melalui penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan merupakan salah satu pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Filosofinya, kegiatan pembelajaran menjadi menarik,siswa menjadi senang dan aktif karena apa yang di pelajari berhubungan dengan kehidupan di sekitar siswa. Pembelajaran lebih bermakna karena siswa berhadapan langsung dengan objek yang sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok yang dibelajarkan melalui penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional siswa kelas V SDN Gugus Petulu. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Gugus Petulu. SDN Gugus Petulu. Dalam melakukan pemilihan sampel penelitian, tidak dapat dilakukan pengacakan individu karena tidak bisa mengubah kelas yang terbentuk sebelumnya dan kelas V yang akan dijadikan sampel berada pada sekolah yang berbeda-beda. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa adanya campur tangan peneliti dan tidak dilakukan pengacakan individu, dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
penelitian sehingga penelitian ini benarbenar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak bisa dilakukan pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling, yang dirandom adalah kelas. Dalam penelitian ini, setiap kelas memperoleh hak yang sama dan mendapat kesempatan dipilih menjadi sampel. “Teknik random sampling secara teoritis semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel” (Sukardi, 2011: 58). Pengambilan sampel dengan teknik random sampling yakni dengan merandom kelas. Sampel penelitian dilakukan dengan pengundian nomor di ambil 2 nomor secara acak dan ditetapkan bahwa kelas yang terambil pertama adalah kelas eksperimen yaitu SDN 2 Petulu dan kelas yang terambil kedua adalah kelas kontrol yaitu SDN 1 Petulu. Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat yang dijelaskan sebagai berikut. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Mulyatiningsih, 2012:88). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dengan pembandingnya pembelajaran konvensional. Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2008:4). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar IPA. Untuk mengumpulkan data hasil belajar IPA digunakan metode tes yaitu tes hasil belajar IPA. Sumber data hasil belajar IPA adalah siswa kelas V SDN Gugus Petulu. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar IPA adalah tes hasil belajar. jenis tes objektif bentuk tes pilihan ganda biasa dengan satu jawaban benar dimana butir pertanyaan berjumlah 60 soal. Tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran IPA yang mereka peroleh dari kelas V. Setiap soal disertai dengan empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a,b,c,dan d). Setiap
item diberikan skor satu bila siswa menjawab dengan benar (jawaban dicocokkan dengan kunci jawaban), skor nol untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar IPA. Skor hasil belajar IPA menggunakan skala 100. Skor 0 merupakan skor minimal serta seratus merupakan skor maksimal ideal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi dalam hasil penelitian ini memaparkan tentang rata-rata skor ( ), varian (S) dan standar deviasi (SD) dari hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Gugus Petulu yang diperoleh dari memberikan post-test. Tes hasil belajar IPA berjumlah 50 butir soal objektif yang diberikan setelah 6 kali perlakuan. Banyak siswa pada kelompok eksperimen adalah 34 dan kelompok kontrol adalah 32 siswa. Hasil perhitungan nilai rata-rata (M), varian (S) dan sandar deviasi (SD) sebagai berikut, rata-rata hasil belajar IPA siswa dari post test untuk kelas eksperimen dengan penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Berbasis Lingkungan dengan ratarata 71,44, varian sebesar 8,60 dan standar deviasi 73,89. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa dari post test untuk kelas kontrol dengan penerapan pembelajaran konvensional dengan ratarata 64,97, varian 7,84 dan standar deviasi 61,45 Data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa kelas V SDN Gugus Petulu. Rata-rata, standar deviasi, varians dan banyak subyek kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan analisis ChiSquare. Berdasarkan hasil analisis ChiSquare (X2) pada sebaran data kelompok eksperimen, diperoleh harga X2hit = 4,013 dan harga X2tab pada taraf signifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa X2hit < X2tab berarti data hasil belajar IPA kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sementara hasil analisis Chi-Square (X2) pada sebaran data
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) pada kelompok kontrol diperoleh harga X2hit = 1,430 dan harga X2tab pada taraf siginifikansi 5% dengan db = 5 sebesar 11,07. Ini menunjukkan bahwa X2hit < X2tab berarti data hasil belajar IPA kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas varians ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar IPA pada siswa yang dibelajarkan melalui penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dan pembelajaran konvensional. Uji homogenitas varians antar kelompok menggunakan Uji F. Berdasarkan hasil perhitungan uji F diperoleh Fhit sebesar 1,20 dan Ftab pada taraf signifikansi 5% dengan db pembilang 34 – 1 = 33 dan db penyebut 32 – 1 = 31 adalah 1,82. Ini berarti Fhit < Ftab sehingga kedua kelompok data homogen. Uji hipotesis dapat dilakukan jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa sampel
berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji hipotesisnya digunakan uji t dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thit sebesar 3,088 sedangkan harga ttab sebesar 2,000 untuk db = n1 + n2 – 2 = 64 dengan taraf signifikan 5%, sehingga thit lebih besar dari ttab. Ini berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SDN Gugus Petulu tahun pelajaran 2013/2014 ditolak. Ini berarti hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diterima. Berikut disajikan tabel uji hipotesis.
Tabel 01 Ringkasan Uji Hipotesis Sampel
Varians
N
Kelompok Eksperimen
73,89
34
Kelompok Kontrol
61,45
32
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan menganalisis hasil ulangan semester genap kelas IV dari kedua kelas sampel untuk mengetahui kesetaraannya. Analisis yang digunakan untuk mengetahui kesetaraan tersebut adalah statistik parametrik yaitu uji-t. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa antara siswa kelas V SDN 2 Petulu dengan siswa kelas V SDN 1 Petulu memiliki distribusi data yang normal dan homogen serta hasil uji-t menyatakan bahwa kedua kelompok data tersebut tidak terdapat perbedaan yang signifikan atau dengan kata lain kedua kelas tesebut memiliki kemampuan yang setara. Karena kedua kelompok setara, maka selanjutnya dilakukan randomisasi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. berdasarkan hasil randomisasi diperoleh kelas V SDN 2 Petulu sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SDN 1
Petulu
Db
thitung
ttabel
64
3,088
2,000
Keputusan Terdapat perbedaan yang signifikan
sebagai kelompok kontrol. Langkah selanjutnya adalah pemberian treatmen yaitu berupa pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelompok kontrol. Masing-masing kelompok akan diberikan 6 kali treatmen dan dilakukan post-test pada pertemuan ke-7. Selama pelaksanaan atau pemberian treatmen juga dilakukan observasi untuk mendapatkan nilai afektif dari kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol. Setelah hasil post-test dan hasil observasi dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol didapatkan maka dilanjutkan dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sehingga di dapat hasil belajar yang utuh. Hasil belajar ini selanjutnya dianalisis menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat thit sebesar
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
3,088 dan ttab pada taraf signifikansi 5% dan db = 64 adalah 2,000. Ini berarti thit > ttab, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara yang dibelajarkan menggunakan pendekatan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Perbedaan hasil belajar yang siginifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dan pembelajaran konvensional dapat disebabkan adanya perbedaan dalam proses pembelajaran. Menurut Hamzah (2012 : 137) penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan yaitu pembelajaran yang ditekankan pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung agar siswa lebih aktif dan menemukan informasi sendiri. Dengan mempraktikkan sendiri penemuan konsep dan penanganan benda-benda yang benarbenar nyata dengan menggunakan lingkungan sebagai media belajar, sehingga mampu memperkuat motivasi belajar siswa pada pembelajaran, khususnya pembelajaran sains (IPA) karena mereka dihadapkan langsung dengan situasi yang kongkret bahkan menjadi cambuk tersendiri untuk mengamati, mengidentifikasi, bereksperimen, dan membuat hipotesis. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang diterapkan sering kali menimbulkan kebosanan karena selalu disajikan dengan ceramah dan tanya jawab. Strategi seperti ini tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya dan cenderung menunggu informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Jadi sudah dapat dilihat proses pembelajaran dengan pembelajaran konvensional membuat siswa cenderung pasif yang berpengaruh pada perolehan hasil belajar siswa yang kurang optimal. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herliana, dkk (2013) yang menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 35 Pontianak.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini seperti disajikan pada bab hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Dari hasil analisis uji-t diperoleh thit sebesar 3,088 dan ttab sebesar 2,000, sehingga thit > ttab. Berarti dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA kelas V SDN Gugus Petulu tahun pelajaran 2013/2014. Adapun saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut. Bagi guru hendaknya dalam membelajarkan siswa dapat memfasilitasi siswa dengan sumber belajar yang beragam disertai dengan penerapan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan sehingga aktivitas siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Bagi Siswa disarankan kepada siswa hendaknya lebih membiasakan diri untuk lebih aktif dalam pembelajaran, tidak selalu menunggu arahan dari guru untuk mempelajari suatu konsep. Siswa dapat belajar dengan teman ataupun mencari sumber belajar sebanyakbanyaknya sehingga mampu mengkonstruksi pengetahuan sendiri khususnya dalam pembelajaran IPA dan siswa terlatih untuk berpikir kreatif, logis dan kritis terhadap permasalahan yang diberikan guru. Bagi Peneliti Lain yang ingin meneliti dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses berbasis lingkungan disarankan untuk menggunakan pokok bahasan yang lainnya, karena materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada pokok bahasan tumbuhan hijau, untuk mengetahui kemungkinan hasil penelitian yang berbeda pada pokok bahasan lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
Praktek Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta. Dantes, Nyoman. Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta : ANDI OFFSET Dimyanti dan Mudjiono. (1994). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hamzah B. Uno, Mohamad N. 2012. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hamalik, Uemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Herliana, Erly,dkk. 2013. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Matematika kelas V SDN 35 Pontianak selatan. Pontianak : Universitas Tanjungpura. Mulyatiningsih,Endang.2012.Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.Bandung: Alfa Beta Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta : PT. Indeks. Semiawan, Abimanyu. 1985. PKP (Pendekatan Keterampilan Proses).PJJ SI PGSD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suastra, I Wayan. 2009. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Suja. 2010. Kearifan Lokal Sains Asli Bali. Surabaya : PARAMITA. Sutama, I Made. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja : Depdiknas Undiksha.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada. Sukardi. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. Jakarta:Prestasi Pustaka. ..........2010. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Aksara. Winarsunu, Tulus. 2010. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidik.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)