e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SD Ni Made Sri Maheni1, Dewa Nyoman Sudana2, Desak Putu Parmiti3 Jurusan PGSD1, Jurusan PGSD2, Jurusan PGSD3, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 5 Les tahun pelajaran 2016/2017 setelah diterapkan pendekatan Inkuiri berbasis keterampilan proses. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi/evaluasi dan tahap refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 5 Les tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 orang dan objek penelitiannya adalah hasil belajar IPA. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dengan instrument tes hasil belajar IPA.Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kuantitatif.Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 55% dan hasil belajar pada siklus II sebesar 76,25%, terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 0,37.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 5 Les tahun pelajaran 2016/2017. Kata-kata kunci:Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses, Hasil Belajar IPA Abstract This study aims to determine the improvement of science learning outcomes of grade 5 students of SD Negeri 5 Les in the academic year 2016/2017 after applying the skills-based Inquiry approach. This type of research is classroom action research conducted in stage stages: stage planning, implementation stage, observation / evaluation stage and reflection stage. The subjects of this study are the students of class V SD Negeri 5 Les 2016/2017 year class of 20 people and the object of research is the result of science learning. Data collection method used in this research is test method with test instrument of science learning result. The collected data is analyzed by the quantitative descriptive analysis method. Student learning outcomes in the first cycle of 55% and learning outcomes in cycle II of 76.25%, an increase in learning outcomes of 0.37. Based on the results of the study can be concluded that the implementation of guided inquiry approach of science students of class V SD Negeri 5 Les year 2016/2017. Key words:Guided Inquiry, Process Skills, Learning Outcomes of Science
PENDAHULUAN Pendidikan berkualitas merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera.Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan sumber daya
manusia.Kegiatan belajar hampir tidak pernah terlepas dalam aktivitas kehidupan seharihari.Hal tersebut dikarenakan belajar merupakan kegiatan penting setiap orang. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok.Persaingan
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
dalam berbagai bidang kehidupan semakin ketat seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang menuntut manusia untuk menjadi pemenang dalam mempertahankan hidupnya.Sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat menentukan nasib bangsa, sehingga setiap bangsa menuntut sumber daya manusianya agar memiliki wawasan terhadap ilmu pengetahuan, dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu-individu untuk mengembangkan bakat serta kepribadian mereka, karena itu sudah sepatutnya pendidikan mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia (Santyasa, 2003 : 2). Menurut Winataputra (2008 : 80) tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
dengan cepat dan mudah.Dengan cepat dan mudahnya informasi yang diperoleh maka siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Maka dalam mewujudkan hal tersebut, pendidikan di Indonesia menemui masalah besar yang dihadapi yaitu adanya krisis paradigma yang berupa kesenjangan dan ketidaksesuaian antara tujuan yang ingin dicapai dan paradigma yang dipergunakan.Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, namun sampai saat ini belum memperoleh hasil yang optimal.Masih banyak para pakar pendidikan yang mempermasalahkan tentang rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya disebabkan karena siswa masih pasif dalam belajar.Maka dari itu diperlukan adanya suatu pembelajaran bagi peserta didik untuk megembangkan dirinya baik dari segi intelektual, perilaku, maupun sikap. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Upaya yang dilakukan antara lain: penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran, penataran guru-guru dalam penguasaan materi, pengembangan dan pengadaan materi ajar, mengadakan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), serta menyusun dan menyempurnakan kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diterapkan pada tahun 2004 secara serempak mulai dari SD, SMP, dan SMA di seluruh Indonesia hingga kini telah diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menuntut adanya perubahan proses pembelajaran yang cenderung pasif, teoritis, dan berpusat pada guru ke proses pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan produktif yang mengacu pada permasalahan kontekstual dan berpusat pada siswa sehingga dapat mendorong siswa untuk menemukan kembali dan membangun pengetahuan sendiri.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, yaitu guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum.faktor yang mempengaruhi proses belajar antara lain motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri. Selain hal tersebut, proses belajar bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan dari luar diri. Faktor dari dalam diri antara lain kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, serta cara belajar, sedangkan faktor dari luar diri antara lain keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. Faktorfaktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar harus dikontrol agar bisa memberikan perkembangan yang baik bagi siswa. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam proses pembelajaran disekolah menempati kedudukan yang sangat penting tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak memperoleh informasi
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Dari sekian upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional tidak terlepas dari peran guru sebagai pelaksana pendidikan.Seorang guru dituntut mampu mengimplementasikan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan sesuai dengan kondisi siswa di lapangan.Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai akan membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif dan interaktif seperti yang dituntut di dalam KTSP, sehingga dapat memenuhi tujuan dari diselenggarakannya pembelajaran tersebut, yang pada akhirnya akan bermuara pada peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya. Astawa & Gita (2003 : 5) menyatakan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran sangat penting karena seorang guru harus merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukannya. Untuk itu, guru harus bijaksana dalam menetukan suatu model yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsusng sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Akan tetapi, semua hal tersebut belum menunjukan hasil yang optimal karena pola pikir sentralistik dan monolitik masih mewarnai pengemasan dunia pendidikan di negeri ini sehingga menyebabkan aktivitas pembelajaran menjadi tidak menggairahkan dan tidak menyenangkan. Proses pembelajaran seharusnya diorientasikan pada aktivitas-aktivitas siswa yang mendukung terjadinya pemahaman terhadap konten materi pelajaran dan keterkaitannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Menurut Sriyono (dalam Budiana, 2009) aktivitas yang mengarah pada proses belajar meliputi bertanya, mengajukan pendapat atau gagasan, mendiskusikan materi ajar, dan mengerjakan tugas-tugas. Adanya aktivitas dalam pembelajaran berpengaruh pada kelancaran proses pembelajaran
yaitu jika seseorang telah belajar, maka akan terlihat adanya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku yaitu adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang sedang belajar dan adanya interaksi dengan lingkungannya. Dalam merancang pembelajaran, seorang guru harus memperhatikan tujuan diselenggarakannya pembelajaran itu sendiri, termasuk di dalam pembelajaran IPA. Menurut Mulyasa (dalam Suparta, 2010:1), “untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal, guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan, dan penggunaan metode atau pendekatan mengajar”.Untuk mengetahui pencapaian hasil pembelajaran tersebut diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai cara memandang terhadap pembelajaran (Anitah, 2007:1.23). Proses pembelajaran secara formal, khususnya pada mata pelajaran IPA di SD terdapat sejumlah pendekatan pembelajaran yang digunakan dan dipilih oleh guru, sehingga dapat dimungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus dapat menerapkan berbagai alternatif pendekatan atau metode dalam proses pembelajaran dan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang kondusif untuk keberhasilan proses pendidikan di sekolah (Damayanti, 2010). Dalam melaksanakan pembelajaran terdapat tiga aspek penting yang harus dilibatkan yaitu produk, proses, dan sikap. Untuk itu pendidikan yang berorientasi pada hasil dan sikap harus dilaksanakan dari jenjang pendidikan formal yang paling dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) sebagaimana yang di atur dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa kurikulum SD/MI memuat delapan mata pelajaran inti. Salah satu mata pelajaran yang dilaksanakan disekolah adalah mata pelajaran IPA.Pembelajaran IPA merupakan salah
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
satu mata pelajaran yang di ajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar. Hal ini menandakan bahwa IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hal ini menandakan bahwa IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran IPA hendaknya mendorong siswa untuk aktif membangun sendiri pengetahuannya melalui kegiatan penyelidikan terhadap dunia sekitarnya. Pembelajaran IPA yang demikian akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa, dan sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran IPA hendaknya mendorong siswa untuk aktif membangun sendiri pengetahuannya melalui kegiatan penyelidikan terhadap dunia sekitarnya. Pembelajaran IPA yang demikian akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada siswa, dan sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. IPA adalah usaha manusia untuk memahami alam semesta melalui pengamatan, menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam. Pada hakikatnya IPA adalah sebagai produk dan IPA sebagai proses. IPA sebagai produk berisi sekumpulan konsep-konsep, prinsip-prinsip, maupun hukum-hukum sebagai hasil penelitian dan pikiran para ilmuan, sedangkan IPA sebagai proses berisi sekumpulan keterampilan-keterampilan dasar yang mencerminkan suatu proses IPA. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses siswa sehingga menumbuh
kembangkan sikap ilmiah yang dimiliki siswa. Dengan demikian siswa akan mampu menemukan pertanyaan baru sesuai dengan apa yang di amati. Pembelajaran IPA pada pelaksanaannya harus diupayakan dalam kondisi pembelajaran yang kondusif. Dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, maka akan tercipta suatu proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi siswa sehingga apa yang dipelajari tidak akan mudah dilupakan siswa sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Namun kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal di SD Negeri 5 Les Kecamatan Tejakula yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2016 terdapat beberapa permasalahan yang dialami guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran IPA pada siswa di kelas. Adapun hasil wawancara dan observasi yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 5 Les yaitu: 1) Guru merasa kesulitan melaksanakan proses pembelajaran jika menggunakan model atau metode pembelajaran selain metode ceramah, 2) siswa kebanyakan bercanda jika tidak diberikan penjelasan secara detail ketika proses pembelajaran, 3) kurangnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah, 4) siswa lebih banyak diam dan enggan untuk bertanya apabila menemukan kesulitan atau belum mengerti dengan penjelasan guru, 5) siswa kurang berminat belajar IPA. Dari beberapa permasalahan tersebut dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA siswa. Ditemukan dalam berbagai penelitian bahwa guru merupakan faktor yang paling inti dalam memacu kualitas pendidikan, sehingga peningkatan kualitas profesi guru adalah sebuah keniscayaan. Kegiatan pengembangan profesi guru akan bermuara pada hasil belajar siswa. Sean dan Creemers dalam Fachrudin (2008:83) mengungkapkan adanya hubungan kuat antara apa yang dilakukan guru dan apa yang dicapai peserta didik dalam pembelajaran (students achievement). Sesuai dengan hal tersebut, pemerintah telah mengupayakan kesejahteraan bagi
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
setiap guru dengan memberikan sertifikasi guru. Program ini dirancang dengan perspektif pemikiran bahwa kinerja guru selain ditentukan oleh standar kualifikasi dan kompetensi, juga ditentukan oleh kesejahteraan yang memadai sebagai sumber motivasi guru dalam melakukan tugas keprofesiannya. Mhozya (2007:124) berpendapat, jika pendidik tidak puas dengan pekerjaan yang dijalani sebagai akibat rendahnya imbalan yang diterima, mereka tidak akan menunjukkan kinerja dan kemampuan terbaik dan ini mungkin akan mempengaruhi produktivitas. Dengan adanya sertifikasi tersebut, diharapkan kualitas belajar siswa meningkat sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus-menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif metode atau pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan salah satu yang dimaksud dalam hal ini adalah pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses. Berdasarkan uraian di atas, maka akan diadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Berbasis Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V Di SD Negeri 5 Les Kecamatan Tejakula Tahun Pelajaran 2016/2017”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA setelah menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses pada siswa kelas V di SD Negeri 5 Les Kecamatan Tejakula Tahun Pelajaran 2016/2017.
proses dan hasil pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, kemudian diberikan suatu tindakan sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.Penelitian ini dirancang ke dalam penelitian tindakan kelas (classroom action research).Penelitian ini merupakan PTK karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran dikelas.Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan malakukan tindakantindakan yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan melakukan refleksi pada tiap siklus penelitian sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan penerapan suatu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.Dalam penelitian ini tindakan yang digunakan adalah penelitian tidakan kelas.Tindakan penelitian kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat relative dengan melakukan tindakantindakan yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan melakukan refleksi pada tiap siklus penelitian sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah 20 siswa kelas V semester genap Sekolah Dasar Negeri 5 Les, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.Kelas V dipilih sebagi subjek penelitian karena kelas ini memiliki hasil belajar yang kurang baik dan ketuntasan klasikal belajarnya yang rendah.Hal ini terjadi karena di kelas tersebut terungkap permasalahan-permasalahan yang telah diungkapkan pada bagian latar belakang. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA dan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses. Prosedur pada peneltian ini direncanakan sebanyak beberapa siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu 1) Tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap observasi/evaluasi, 4) tahap refleksi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar IPA.Data hasil belajar IPA siswa dikumpulkan dengan metode tes. Menurut
METODE Jenis peneilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penelitian tindakan kelas secara kolaboratif.Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yang terdiri dari beberapa siklus.Penelitian ini dilakukan dengan mencermati kegiatan proses pembelajaran, dan menemukan permasalahan, baik dari perencanaan,
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Agung (2014:92), metode tes dalam digunakan teknik analisis statistikdeskriptif. kaitannya dengan penelitian ialah cara Analisis stastistik deskriptif adalah suatu memperoleh data yang berbentuk suatu cara pengolahan data yang dilakukan tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh dengan jalan menerapkan rumus-rumus seseorang atau sekelompok orang yang stastistik deskristif untuk menggambarkan dites (testee). Tes hasil belajar disusun suatu objek sehingga diperoleh kesimpulan dan dikembangkan sendiri oleh peneliti umum. Data hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan standar kompetensi (SK) dari dengan stastistik deskristif sebagai berikut materi IPA yang digunakan dalam yaitu untuk mencari nilai hasil belajar, penelitian.Metode instrument tes yang untuk mencari nilai rata-rata atau mean. digunakan untuk mengukur hasil belajar Rancangan penelitian ini direncakan IPA adalah tes hasil belajar IPA, dengan menggunakan dua siklus. Dimana bentuk tes objektif pilihan ganda.Soal prosedur dalam siklus satu dan dua pilihan ganda yang digunakan sebagai menggunkana prosedur yang sama yaitu instrumen berjumlah 20 butir soal, lengkap yaitu 1) Tahap perencanaan, 2) tahap dengan kisi-kisi soal.Setiap soal disertai pelaksanaan, 3) tahap observasi/evaluasi, dengan empat alternatif jawaban yang 4) tahap refleksi.Peningkatan hasil belajar dipilih oleh siswa (alternatif a, b, c, dan IPA ditentukan dengan membandingkan d).Setiap jawaban benar diberi skor 1 nilai yang diperoleh pada prasiklus, siklus I (jawaban dicocokan dengan kunci dan siklus II.Peningkatan tersebut dihitung jawaban) serta skor 0 untuk siswa yang menggunakan dengan rumus gains skor menjawab salah.Sebelum digunakan, soalternormalisasi. Untuk menentukan soal tersebut dikonsultasikan terlebih keberhasilan tindakan, hasil peningkatan dahulu dengan dosen pengampu mata gains skor hasil belajar dikonversikan kuliah IPA.Kemudian, soal diuji cobakan di terhadap kriteria berikut. Sekolah Dasar dan hasilnya dianalisis validitas dan realibilitas tes.Adupun kisi-kisi soal dalam penelitian ini terlampir pada Lampiran.Dalam penelitian tindakan kelas Tabel 3.2 Kriteria Peningkatan Hasil Belajar IPA Kriteria Peningkatan Gains Skor Predikat Tinggi 0,7 Sedang
0,3sd <0,7 <0,3
Rendah Sumber: Agung (2014:145
HASIL PENELITIAN Adapun rekapitulasi peningkatan SD Negeri 5 Les tahun pelajaran hasil belajar siswa kelas V semester genap 2016/2017 dapat diihat tabel 4. Tabel 4.3 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Semester Genap SD Negeri 5 Les Tahun Pelajaran 2016/2017 Variabel Siklus Rata-rata Kelas Kategori Siklus I 61,77% Rendah Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus II 76,25% Sedang Variabel Siklus Rata-rata Kelas Kategori Siklus I 55% Belum Memenuhi Kriteria Ketuntasan Klasikal Siklus II 100% Sudah Memenuhi Kriteria Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2016/2017 SD Negeri 5 Les
pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada gambar grafik 4.1
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
yang awalnya pada siklus I sebesar 55%, pada siklus II meningkat mencapai 100% dari keseluruhan jumlah siswa.Berdasarkan data-data tersebut, pada siklus II telah berhasil.Sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Penerapan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses dapat merubah proses pembelajaran IPA yang awalnya kurang diminati siswa menjadi menantang karena siswa melakukan lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. Mengamati; b. Menanya; c. Mengumpulkan informasi; d. Mengasosiasi dan e. Mengomunikasikan. Selain melakukan lima pengalaman belajar langsung tersebut, motivasi siswa sudah bertambah dengan diberikannya suatu belajar kelompok atau berdiskusi karena mereka dapat mengetahui perkembangan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian, siswa nampak jauh lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses memberikan dampak positif dalam pembelajaran IPA yaitu, (1) Mengajarkan siswa untuk saling bekerja sama dalam lingkup kelompok diskusi, (2) Mengajarkan materi pelajaran kepada siswa agar mampu mendapatkan pengalaman langsung melalui 5 kegiatan pokok seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengomunikasikan sehingga dapat memecahkan masalah sampai mampu menyimpulkan permasalahan tersebut melalui pengawasan dan petunjuk dari guru. Selain itu, peningkatan hasil belajar siswa juga didukung oleh kondisi belajar yang dialami siswa.Peningkatan hasil belajar IPA siswa dikarenakan siswa telah mendapat pengalaman langsung melalui pendekatan pembelajaran yang diterapkan dan sebagian besar siswa sudah bersungguh-sungguh dalam melakukan 5 kegiatan pokok yang harus dilakukan, sehingga hasil yang diperoleh dapat optimal. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Endah (2012:46) bahwa kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari
150 100
Hasil Belajar IPA
50 0 Siklus Siklus 1 2
Ketuntasan Klasikal
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPA siswa kelas V Semester Genap SD Negeri 5 Les Tahun Pelajaran 2016/2017 pada Siklus I dan Siklus II PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, berdasarkan analisis proses dan hasil penelitian ini telah menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses pada mata pelajaran IPA di kelas V SDNegeri 5 Les semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa mencapai 61,77 yang berada pada kategori “rendah” dengan ketuntasan belajar siswa mencapai 55%. Jika dibandingkan dengan kriteria keberhasilan penelitian seperti pada bab III khususnya tentang kriteria keberhasilan penelitian, hasil tersebut belum mampu mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang ditetapkan, yaitu untukhasil belajar minimal harus mencapai rata-rata 75 dengan kategori “sedang”. Sehingga penelitian harus dilanjutkan ke siklus selanjutnya yaitu siklus II, dengan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang diperlukan, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 5 Les. Rata-rata hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I yaitu sebesar 61,77 dengan kategori “rendah”, pada siklus II meningkat menjadi 76,25 dan berada pada kategori “sedang”, hasil ini juga telah berhasil mencapai kriteria keberhasilan jika dibandingkan dengan kriteria keberhasilan seperti pada bab III yaitu minimal mencapai rata-rata 75 untuk hasil belajar. Ketuntasan belajar siswa
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Made (2013) di SDN 2 Padangsambian”. Menyatakan bahwa: terjadi peningkatan hasil belajar aspek kognitif siswa sebesar 14,2% (dari nilai rata-rata sebesar 67,3 pada saat siklus I menjadi sebesar 81,5 pada siklus II).Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian ini dikatakan telah berhasil karena kriteria yang ditetapkan sebelumnya telah terpenuhi. Jadi, dapat disintesiskan bahwa penerapan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 5 Les semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
Daryanto.2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah beserta contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media. Bundu, Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses Dan Sikap Ilmiah Dalam Pelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Derektorat Jendral Pendidikan Tinggi. Koyan, I W. 2012.Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Penerapan pendekatan inkuiri terbimbing berbasis keterampilan proses dalam proses pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDNegeri5 Les semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Tinjauan ini berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 61,77% dengan kategori ”rendah” dan pada siklus II ratarata hasil belajar siswa sebesar 76,25% dengan kategori ”sedang”. Hal tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan persentase hasil belajar siswa sebesar 0,37 dengan predikat “sedang”.
Muslich, Masnur. 2011. Penilaian Dengan penilaian Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama. Nurkancana, Wayan dan PPN.Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Riyanto, Yatim. 2012. Paradigma Baru Pembelajaran. Cetakan Ke-3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. -------. 2009. Paradigma baru pembelajaran: sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan, FIP Undiksha Singaraja.
Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ali, A & E.Rahma. 2009. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudana, Nyoman Dewa dan Nyoman Kusmariyatni. 2013. Bahan Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja: Undiksha Press.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Suryanto, Adi. 2014. Evaluasi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Darmadi, Hamid. 2013. Dimensi - dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Mimbar PGSD Vol: 5 No: 2 Tahun: 2017
Taniredja, Tukiran, dkk. 2013. ModelModel Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Cetakan Ke-4. Bandung: Alfabeta. Thobroni, Muhammad dan Arif Mustofa. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sutrisno, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
9