e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V Ida Ayu Putu Mirla Lestari1, Ni Wayan Suniasih2, I Ketut Adnyana Putra3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] 3 Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kompetensi sikap dalam belajar IPA, (2) mengetahui peningkatan kompetensi pengetahuan IPA, dan (3) mendeskripsikan kompetensi keterampilan dalam belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Lokasi penelitian di jalan Tukad Pancoran, Kecamatan Denpasar Selatan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 43 orang siswa. Siswa perempuan berjumlah 28 orang siswa dan siswa laki-laki berjumlah 15 orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode non tes untuk kompetensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA dan metode tes untuk mengumpulkan data kompetensi pengetahuan IPA. Data dianalisis yang dipergunakan adalah metode analisis statistik yaitu analisis statistik deskriptif, dan metode analisis deskriptif yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian yaitu (1) melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat meningkatnya kuantitas siswa dari refleksi awal, siklus I dan siklus II yang mencapai indikator kompetensi sikap yang ditetapkan, (2) penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer. Nilai ketuntasan klasikal kompetensi pengetahuan IPA siswa meningkat dari refleksi awal yaitu 9 siswa atau 20,93%, 13 siswa atau 30,32% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 90,32% pada siklus II, (3) terjadi perubahan kuantitas siswa yang memenuhi indikator kompetensi keterampilan dari refleksi awal, siklus I dan siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer. Kata Kunci : Model Pembelajaran Inkuiri, Portofolio, Hasil Belajar IPA
Abstrack This classroom action research aimed (1) to describe the competency of attitude in studying IPA, (2) to measure the competency of IPA knowledge and (3) to describe the competency of student ability in studying IPA for the fifth grade SDN 4 Panjer through the application of portfolio based inquiry learning model. This research is consist of two cycle. The location of this research is at Tukad Pancoran street Denpasar Selatan subdistrict. The subjects of the research are 43 fifth grade students. Female students are 28 persons and ability competency in studying IPA, and the test method to collect the data of IPA knowledge. The data analysis use statistical analysis method that are descriptive statistical analysis and descriptive analysis method which are qualitative descriptive analysis and quantitative descriptive analysis. The result of this research are (1) through the application of portfolio based inquiry learning model will be able to increase the students quantity from the early reflections, the first cycle and the second cycle which fill the indicator of attitude competency application (2) the application of portfolio based inquiry learning model will be able to increase the competency of fifth grade studentsβ IPA
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016 kwonledge competency . The classical value of students IPA knowledge competency increase in which from the early reflections is 9 students or about 20.93%, while in the first cycle reaches 13 students, or about 30.32%, and the second cycle reaches 40 students, or about 93.02% (3) there is a change of students quantity that fill the indicator of ability competency from the early reflections, the first cycle and the second cycle. So, it can be concluded that the application of portfolio based inquiry learning will be able to increase the IPA learning will be able to increase the Ipa learning result of fifth grade students at SDN 4 Panjer. Key Word : Inquiry Learning Model, Portfolio, Outcomes of Science Learning
PENDAHULUAN Pendidikan memberikan dampak pada pola pikir yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkatan pendidikan yang diraihnya maka semakin luas pula pola pikir yang dimiliki. Sebagaimana yang dijelaskan (Permendikbud, 2014) pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Upaya yang dilakukan pemerintah dengan melakukan pembaharuan kurikulum supaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia lebih terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara yang telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Nasution (2011:8) menyatakan, Kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Apa yang direncanakan biasanya bersifat idea, suatu cita-cia tentang manusia atau negara yang akan dibentuk. Kurikulum ini lazim mengandung harapanharapan yang sering berbunyi 1 muluk-muluk.
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Kemudian Fadlillah (2014:16) menyatakan, kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, dan keterampilan. Pembaharuan kurikulum dilakukan untuk menciptakan siswa agar mampu mengembangkan pengalaman belajar dan menguasai kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, kurikulum yang diterapkan di sekolah juga sudah banyak mengalami perubahan atau sekaligus perkembangan ke arah yang lebih baik. Pelaksanakan kurikulum di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai siswa, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar dan proses pembelajaran. Pembelajaran di Kurikulum 2013 muatan materi disajikan dalam bentuk tema yang saling terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Daryanto (2014:v) menyatakan, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Dalam tematik terintegratif guru hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru maupun dengan siswa yang lain sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi dengan pemikiran
2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas merupakan tugas seorang pendidik yang sangat berat, mengingat siswa saat ini cenderung lebih senang bermain daripada belajar oleh karena itu peran guru sangatlah berpengaruh terhadap pendidikan yang ada. Seorang guru harus memiliki kecakapan keterampilan, serta pengetahuan yang luas agar dapat melaksanakan proses pembelajaran yang ada dan nantinya siswa termotivasi untuk belajar. Proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor intrinsik dari siswa serta faktor ekstrinsik yang dipengaruhi dari luar lingkungan sekolah yang termasuk di dalamnya peran guru serta model/pendekatan ataupun metode yang digunakan. Pembelajaran di jenjang sekolah dasar terdiri atas beberapa muatan materi yang sudah dirangkum dalam sebuah tema salah satunya adalah muatan materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2014:167). IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam kegiatan yang dilakukan di SDN 4 Panjer, ditemukan berbagai masalah yang menyebabkan hasil belajar siswa belum memenuhi standar kriteria ketuntasan. Adapun permasalahannya yakni, 1) Siswa belum banyak bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipelajari, 2) Siswa masih kurang dalam mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain, 3) Masih banyak siswa yang berbicara saat kegiatan persembahyangan. Adapun solusi permasalahan yang dapat mengatasi permasalahanpermasalahan yang dihadapi yakni dengan mengubah strategi yang biasa dipergunakan menggunakan model pembelajaran yang menarik dan bermakna serta lebih berpusat pada
siswa dan menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan. Sebagai langkah dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan bermakna bagi siswa, maka dalam penelitian ini mencoba menggunakan sebuah model pembelajaran yang berorientasi pada penerapan IPA dalam kehidupan seharihari. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Inkuiri. Model pembelajaran inkuiri direkomendasikan dalam Permendikbud adalah model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir reflektif kritis, dan kreatif. Menurut Al-Lamri (2006) terdapat 6 (enam) langkah dalam model pembelajaran inkuiri yaitu : orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan. Model pembelajaran inkuiri dipadukan dengan portofolio. Portofolio adalah hasil kerja atau karya siswa dikumpulkan dalam satu map/folder/file, dalam hal ini bantuan guru sangat dibutuhkan untuk mengumpulkan atau mendokumentasikan hasil kerja siswa dalam suatu periode tertentu. Model pembelajaran inkuiri ini merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, me-review apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterprestasi data, serta membuat prediksi dan mengomunikasikan hasilnya. Berdasarkan pertimbangan dan uraian tersebut diduga untuk penerapan model inkuiri dalam pembelajaran yang dipadukan dengan portofolio dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada kompetensi pengetahuan IPA, kompetensi keterampilan dan sikap siswa dalam belajar IPA. Hal ini didukung oleh Artanaya (2013) yang menggunakan model inkuiri dalam penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
penerapan model inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah siswa kelas IV semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 di SD N 1 Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Selanjutnya, Yuanita (2013) menggunakan pendekatan inkuiri dalam penelitiannya, hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IVC SD N 1 Ubud dari pra siklus ke siklus I dan ke siklus II setelah diterapkan pendekatan inkuiri. Dengan demikian dilaksanakan penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran inkuiri Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Tema Ekosistem SDN 4 Panjer Tahun Pelajaran 2015/2016.
belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer dengan menggunakan dua metode yakni: 1) metode non tes dan 2) metode tes. Untuk mengukur kompetensi pengetahuan yang digunakan adalah metode tes dengan jenis tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda biasa. Dan untuk mengukur kompetensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA menggunakan metode non tes dengan instrumen lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Uji validitas isi dilakukan dengan cara menyesuaikan butir tes dengan indikator, kompetensi dasar dan kompetensi inti. Uji validitas isi ini dilakukan dengan membuat kisi-kisi soal dan uji validitas isi juga dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada guru kelas V SDN 4 Panjer atau mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing. Terkait dengan hal tersebut maka untuk kisi-kisi soal kompetensi pengetahuan IPA yang digunakan dalam penelitian ini disusun dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SDN 4 Panjer. Dalam menganalisis data digunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Setelah data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V sebagai pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Adapun langkah-langkah analisis data kompetensi pengetahuan IPA yaitu (1) Menentukan Nilai Tes secara Individu Siswa dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dirancang untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Panjer berada di kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 4 Panjer tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 43 orang. Dengan jumlah siswa perempuan sebanyak 28 orang siswa, sedangkan siswa laki-laki sebanyak 15 orang siswa. Siswa kelas V dipilih karena kelas ini memiliki hasil belajar IPA yang masih cukup rendah dan belum pernah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofilio. Sementara objek penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer setelah dilaksanakan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio. Data dalam penelitian ini yang dikumpulkan adalah hasil belajar IPA yang meliputi kompetensi sikap dalam belajar IPA, kompetensi pengetahuan IPA, kompetensi keterampilan dalam
Nilai =
ππππ ππππππβππ ππππ ππππ ππππ πππππ
Γ 100
(2) Menentukan Rata-rata Presentase π M% = [ ] π₯100% πππΌ
(3) Ketuntasan Klasikal ππ’πππβ π ππ π€π π‘π’ππ‘ππ (π ππ π’ππ πΎπΎπ) KK = x ππππ¦ππ π ππ π€π π¦πππ πππππππ’π‘π π‘ππ
100%
4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Untuk kompetensi pengetahuan digunakan penyekoran dan pemberian
predikat sebagaimana tercantum dalam tabel 3.11 berikut.
Tabel 3.11 Tabel Rentang Predikat untuk Penilaian Kompetensi Pengetahuan Nilai
Predikat
86-100 71-85 56-70 ο£ 55 Untuk kompetensi sikap keterampilan dalam belajar menggunakan rubrik penilaian.
A B C D (Depdikbud, 2015) dan IPA
sebelumnya. Data hasil penelitian kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I yang telah dianalisis bahwa nilai ketuntasan klasikal siswa yang mencapai nilai sangat baik sebanyak 1 siswa atau 2,23%. Namun yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan yaitu 71 sebanyak 12 siswa atau 27,90% yang telah mencapai indikator keberhasilan. Siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan sebanyak 30 siswa atau 69,76%, maka dapat ditetapkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas V belum tuntas sehingga dilanjutkan ke siklus II. Kemudian data kompetensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA sebagai berikut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data mengenai kompetensi sikap dalam belajar IPA, kompetensi pengetahuan IPA dan kompetensi keterampilan dalam belajar IPA. Pada kompetensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA yang diukur adalah peningkatan kuantitas siswa yang mencapai indikator kompetensi sikap dan indikator kompeensi keterampilan. Selanjutnya data yang telah dikumpulkan dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang telah ditetapkan
Tabel 4.2 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Spiritual dalam Belajar IPA pada Siklus I Banyaknya Kompetensi Sikap Spiritual Persentase Siswa 1. Berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan a. Berdoa sebelum kegiatan 43 100% pembelajaran b. Berdoa setelah kegiatan 43 100% pembelajaran 2. Kekhusukan a. Melirik ke kiri dan ke kanan saat 9 20,93% bersembahyang b. Berbicara saat bersembahyang 6 13,95% c. Sikap sempurna 30 69,76%
5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 4.3 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Sosial dalam Belajar IPA pada Siklus I Banyaknya Kompetensi Sikap Sosial Persentase Siswa 1. 2. 3.
Percaya diri Teliti Mandiri
6 35 33
13,95% 81,39% 76,74%
Tabel 4.8 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Keterampilan dalam Belajar IPA pada Siklus I Kompetensi Sikap Sosial 1. 2. 3. 4. 5.
Mengamati Menanya Mengumpulkan Informasi Mengasosiasi Mengomunikasikan
Kemudian data kompetensi pengetahuan IPA pada siklus II yaitu 21 siswa atau 48,83% mendapat nilai sangat baik dan yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 71 sebanyak 19 siswa atau 44,18%. Jadi, jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan klasikal siswa pada siklus II yaitu 40 siswa atau 93,02%. Siswa yang belum memenuhi ketuntasan
Banyaknya Siswa
Persentase
36 9 37 33 15
83,72% 20,93% 86,04% 76,74% 34,88%
klasikal sebanyak 3 siswa atau 6,97%. Siswa tersebut dibimbing dan diarahkan agar memenuhi ketuntasan klasikal yang ditetapkan.
Tabel 4.9 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Spiritual dalam Belajar IPA pada Siklus II Banyaknya Kompetensi Sikap Spiritual Persentase Siswa 1. Berdoa sebelum dan setelah melakukan kegiatan a. Berdoa sebelum kegiatan 43 100% pembelajaran b. Berdoa setelah kegiatan 43 100% pembelajaran 2. Kekhusukan a. Melirik ke kiri dan ke kanan saat 1 2,32% bersembahyang b. Berbicara saat bersembahyang 2 4,65% c. Sikap sempurna 41 95,34%
6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 4.10 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Sikap Sosial dalam Belajar IPA pada Siklus II Kompetensi Sikap Sosial 1. 2. 3. 4. 5.
Percaya diri Mandiri Teliti Tanggung jawab Disiplin
Banyaknya Siswa
Persentase
38 29 38 35 40
88,37% 67,44% 88,37% 81,39% 93,02%
Tabel 4.15 Tabel Kuantitas Siswa yang Memenuhi Indikator Kompetensi Keterampilan dalam Belajar IPA pada Siklus II Kompetensi Sikap Sosial 1. 2. 3. 4. 5.
Mengamati Menanya Mengumpulkan Informasi Mengasosiasi Mengomunikasikan
PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh, terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II kompetensi pengetahuan IPA, dan perubahan pada kometensi sikap dan keterampilan dalam belajar IPA. Peningkatan ini terjadi dari refleksi awal ke siklus I dan ke siklus II pada kompetensi pengetahuan IPA. Secara umum kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan siswa menjadi lebih baik di siklus II. Hal tersebut terlihat dari bertambahnya kuantitas siswa yang mencapai indikator kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan dalam belajar IPA. Selain itu dengan menerapkan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio kompetensi pengetahuan IPA siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan kompetensi pengetahuan IPA terjadi dari refleksi awal ke siklus I dan ke siklus II dan telah mencapai indikator yang ditetapkan.
Banyaknya Siswa
Persentase
37 18 41 40 20
86,04% 41,86% 95,34% 93,02% 46,51%
Hasil belajar pada kompetensi pengetahuan IPA pada siklus I hasil belajar dan ketuntasan klasikal siswa yang mendapat predikat sangat baik hanya 1 siswa atau 2,32%, sedangkan 12 siswa atau 27,90% yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 71. Jadi jumlah keseluruhan adalah 13 siswa atau 30,32%. Namun masih ada siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan sebanyak 30 siswa atau 69,76%. Pada siklus II hasil belajar dan ketuntasan klasikal siswa yang mendapat predikat sangat baik 21 siswa atau 48,83%, sedangkan yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 71 sebanyak 19 siswa atau 44,18%. Jadi jumlah seluruh siswa yang lebih dari atau sama dengan indikator keberhasilan 80% sebanyak 40 siswa atau 93,02%. Masih terdapat 3 siswa atau 6,97% yang perlu bimbingan khusus.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Tabel 4.16 Tabel Rekapitulasi Indikator Pencapaian Data Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan IPA Siswa Kelas V SDN 4 Panjer Sebelum Penelitian, Siklus I, dan Siklus II Data
Refleksi Awal
Siklus I
Siklus II
Indikator pencapaian hasil belajar pada kompetensi pengetahuan IPA
20,93%
30,32%
93,02%
Peningkatan indikator pencapaian hasil belajar pada kompetensi pengetahuan IPA dari pra siklus hingga siklus II dapat disajikan pada gambar berikut.
meningkat dari refleksi awal yaitu 9 siswa atau 20,93%, 13 siswa atau 30,32% pada siklus I menjadi 40 siswa atau 90,32% pada siklus II. (3) Penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat menumbuhkan kompetensi keterampilan dalam belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer tema Ekosistem tahun 2015/2016 terlihat dengan meningkatnya kuantitas siswa dari refleksi awal, siklus I dan siklus II yang mencapai indikator kompetensi keterampilan yang ditetapkan. Berdasarkan simpulan tersebut, dapat disampaikan beberapa saran kepada (1) Kepada siswa disarankan agar dapat meningkatkan sikap spiritual dan sikap sosial dalam kehidupan seharihari, meningkatkan pengalaman belajarnya, dan melatih keterampilan konkret seperti mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan dalam kehidupan sehari-harinya dengan mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio. (2) Kepada guru disarankan agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa dan dapat menggunakan portofolio sebagai salah pedoman penilaian dalam proses pembelajaran. (3) Kepada sekolah disarankan agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio untuk meningkatkan kualitas pembelajaran disekolah. (4) Kepada peneliti disarankan untuk dapat mengembangkan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dengan menyempurnakan aspek-aspek yang belum terjangkau dalam penelitian ini.
Indikator Pencapaian Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan IPA
93,02%
100,00% 30,32%
50,00%
20,93%
0,00% Refleksi Siklus I Siklus II awal Grafik 01
Gambar Peningkatan Persentase Indikator Pencapaian Hasil Belajar pada Kompetensi Pengetahuan IPA pada Refleksi Awal, Siklus I dan Siklus II
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana disajikan dalam bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1)Penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat menumbuhkan kompetensi sikap dalam belajar IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer tema Ekosistem tahun 2015/2016 terlihat dengan meningkatnya kuantitas siswa dari refleksi awal, siklus I dan siklus II yang mencapai indikator kompetensi sikap yang ditetapkan. (2) Penerapan model pembelajaran Inkuiri berbasis portofolio dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan IPA siswa kelas V SDN 4 Panjer tema Ekosistem tahun 2015/2016. Nilai ketuntasan klasikal kompetensi pengetahuan IPA siswa
8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A.Gede. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja:UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja. -------,
A.A.Gede. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
-------,
A.A Gede. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Disertai dengan Contoh Edisi Revisi. Depok: PT Rajagrafindo Persada. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Kata Pena. Nasution, 2011. Asas β Asas Kurikulum. Jakarta:Bumi Aksara. Permendikbud. 2014. Depdikbud No. 103 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Agustini, Ni Luh Putu Ratih. 2015. βPenerapan Pendekatan Saintifik Berbasis Asesmen Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dan Pengetahuan Faktual Siswa Pada Tema Cita-citaku Kelas IV SDN 2 Padangsambianβ. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha.
-------- 2014. Depdikbud No. 104 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Artayana, Erwin Pt. 2013. Penerapan Model Inkuiri Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep IPA Dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas IV SDN 1 Depeha Kecamatan Kubutambahanβ. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha.
-------- 2015. Depdikbud No.53 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Daryanto.2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Sani,
Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta : Paragonatama Jaya.
Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: 2013
Kunandar. 2014. Penelitian Auntentik (Penelitian Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013)Suatu Pendekatan Praktis
Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi Jakarta:Kencana
9
Pengantar Pendidikan.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Predana Media Group. Suyanto, dan Jihad. 2013. Menjadi Guru Profesional. Esensi: Erlangga Group. Trianto, 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Universitas Pendidikan Ganesha. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir. Singaraja: UNDIKSHA. Uno, B. Hamzah dan Koni Satria. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Widayani, Putu Yunia. 2014. βPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Gugus V Banjarangkanβ. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha. Yuanita, Ida Ayu Ella. 2013. βPenerapan Pendekatan Inkuiri Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Ubud Tahun Ajaran 2012/2013β. Tugas Akhir (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Undiksha.
10