PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh : Arrofa Acesta Dosen PGSD FKIP Universitas Kuningan
ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA. Objek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar II Purwawinangun Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan . Proses penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua siklus, setiap siklus satu kali pertemuan terdiri dari empat tindakan utama yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Akhir Dari data nilai hasil pembelajaran IPA pada Konsep Gaya Magnet dapat dilihat nilai terendah yaitu 40 ada 6 orang, sedangkan nilai tertinggi yaitu 90 ada 1 orang, dan Nilai rata-rata siklus pertama sebesar 63,84. Jika dibandingkan dengan nilai rata-rata kondisi awal sebesar 52. Ternyata ada peningkatan sebesar 11,84 %. Walaupun sedikit. Dari 39 siswa kelas V hanya 20 orang yang sudah dinyatakan tuntas 51,28 %, sedangkan 19 siswa lainnya belum tuntas 48,72 %. Dari data nilai hasil pembelajaran IPA pada Konsep Gaya Magnet siklus ke II dapat dilihat nilai terendah yaitu 70 ada 9 orang, sedangkan nilai tertinggi yaitu 100 ada 7 orang, dan ratarata 84. Dari 39 siswa kelas V sudah dinyatakan tuntas semua atau persentase ketuntasan belajar mencapai 100 %. Penelitian ini berkesimpulan bahwa melalui penerapan pendekatan keterampilan Proses dapat meningkatkan hasil belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA pada siswa kelas V di SDN II Purwawinangun Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Kata Kunci, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA
A. Ilmu
alam. IPA merupakan proses kreatif dan
PENDAHULUAN Pengetahuan
merupakan
ilmu
Alam
pengetahuan
(IPA),
mencari berbagai sebab akibat dari
yang
fenomena-fenomena yang terjadi di alam.
mempelajari alam dan segala isinya, serta
Keberhasilan
fenomena
mengajar diperlukan adanya strategi dan
-
fenomena
yang
terjadi
dalam
proses
belajar
didalamnya.
pola pembelajaran yang aktif dan dinamis
Banyak fenomena - fenomena dalam
serta
kehidupan sehari-hari yang berhubungan
membangkitkan kreativitas belajar siswa.
dengan IPA.Tujuan umum mempelajari
Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD
IPA adalah untuk
harus
kesejahteraan hidup
menyenangkan
menekankan
pada secara
dapat
pemberian
manusia melalui berbagai upaya dalam
pengalaman
memanfaatkan segala sesuatu yang ada di
melalui penerapan keterampilan proses.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
belajar
sehingga
langsung
96
Piaget berpendapat bahwa:
“Tingkat
siswa pada pelajaran IPA/Sains, sehingga
perkembangan psikologi siswa SD masih
guru
berada pada tahap operasional konkrit.
pendekatan yang sesuai dengan materi
Anak-anak mudah memahami konsep-
kurikulum yang berlaku. Pendekatan
konsep yang rumit dan abstrak jika
keterampilan proses Sains merupakan
disertai contoh-contoh kongkrit dalam
salah satu tehnik yang dapat membantu
mempraktekan sendiri upaya penemuan-
guru dalam pelaksanaan pembelajaran
penemuan konsep melalui benda nyata”.
IPA di kelas V SDN II Purwawinangun,
(Winataputra, 1993)
Kec. Kuningang, Kabupaten Kuningan.
Artinya pada tahap ini anak akan
Berdasarkan
mengalamai permulaan berpikir rasional,
selanjutnya
ini berarti anak memiliki operasional-
Masalah sebagai berikut:
opersional logis yang dapat diterapkan
“Apakah
pada masalah-maslah kongkrit. Dalam
Keterampilan
hal ini pembelajaran IPA di SD sangat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam
tepat dilaksanakan dengan menggunakan
pembelajaran IPA tentang konsep Gaya
pendekatan keterampilan proses, dimana
Magnet
siswa terlibat langsung baik secara fisik,
Purwawinangun, Kecamatan Kuningan ,
maupun
Kabupaten Kuningan ?”.
mental
dengan
harus
dapat
menggunakan
batasan
masalah,
dirumuskan penerapkan
di
Proses
Rumusan
Pendekatan Sains
kelas
V
dapat
SDN
II
mengekplorasikan dan memahami konsep
B.
KAJIAN TEORI
– konsep IPA.
1.
Pendekatan Keterampilan Proses
Hakikat IPA dapat dipahami bahwa
Pendekatan keterampilan proses adalah
pembelajaran IPA disekolah hendaknya
pendekatan
berpijak
menekankan
pada
komponen
tersebut.
pembelajaran pada
proses
yang belajar,
Pembelajaran IPA harus dirancang untuk
aktivitas dan kreativitas peserta didik
memupuk sikap ilmiah disamping juga
dalam
meningkatkan pola berpikir logis yang
keterampilan, nilai dan sikap, serta
menjadi landasan dalam proses ilmiah
menerapkan dalam kehidupan sehari –
untuk menghasilkan produk ilmiah.
hari. Dari pengertian tersebut, termasuk
Guru memiliki perananan penting dalam
diantaranya keterlibatan fisik, mental,
rangka meningkatkan prestasi belajar
dan social peserta didik dalam proses
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
memperoleh
pengetahuan,
97
pembelajaran, untuk mencapai suatu
benda lain yang berhubungan dengan
tujuan.
materi yang akan diajarkan
Menurut
Semiawan
(1985:
18)
pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar yang mengembangkan
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti a) Menjelaskan bahan pelajaran yang
keterampilan memproseskan perolehan,
diikuti
anak akan mampu menemukan dan
gambar, model bagan yang sesuai
mengembangkan
dengan keperluan.
sendiri
fakta
dan
konsep, selain itu menumbuhkan dan
peragaan,
b) Merumuskan
demonsrasi,
hasil
pengamatan
mengembangkan sikap dan nilai yang
dengan merinci,
diharapkan.
atau
Pendekatan keterampilan proses memiliki
pembelajaran
tujuan agar aktivitas dan kreatifitas
kegiatan pengamatan terhadap bahan
peserta
pelajaran.
didik
dalam
memperoleh
mengelompokkan
mengklasifikasikan yang
materi
diserap
dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan
c) Menafsirkan hasil pengelompokkan
sikap, serta menerapkan dalam kehidupan
itu dengan menunjukkan sifat, hal,
sehari-hari dan dapat mengembangkan
dan peristiwa yang terkandung pada
sendiri fakta dan konsep, selain itu
tiap-tiap kelompok.
menumbuhkan
dan
mengembangkan
d) Meramalkan sebab akibat kejadian
sikap dan nilai yang diharapkan.
prihal atau peristiwa lain yang
a. Langkah-langkah
mungkin terjadi di waktu lain atau
melaksanakan
mendapat
keterampilan proses 1) Pendahuluan atau pemanasan
suatu
perluasan
yang
berbeda.
a) Pengulasan atau pengumpulan bahan
e) Menerapkan
pengetahuan,
yang pernah dialami peserta didik
keterampilan, sikap yang ditentukan
yang ada hubungannya dengan bahan
atau
yang akan diajarkan.
sebelumnya
b) Kegiatan
menggugah
dan
mengarahkan peserta didik dengan
diperoleh pada
dari
kegiatan
keadaan
atau
peristiwa yang baru atau berbeda. f) Merencanakan
penelitian,
dengan
mengajukan pertanyaan, pendapat
percobaan sehubungan masalah yang
dan saran, menunjukkan gambar atau
belum terselesaikan.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
98
g) Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain
dengan diskusi,
ceramah, mengarang dan lain-lain. b. Prinsip-prinsip
Pendekatan
Keterampilan proses
Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja.
Dengan
dikatakan
berhasil
perubahan
dalam
Sebaliknya
apabila
demikian
belajar
apa
terjadi
bila
diri
individu.
tidak
terjadi
Menurut Cony (1992) Terdapat sepuluh
perubahan dalam diri individu maka
prinsip yang harus dipahami
belajar tidak dikatakan berhasil.
yang
meliputi :
Belajar
1) Kemampuan mengamati,
kompleks yang terjadi pada diri setiap
2) Kemampuan menghitung,
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar
3) Kemampuan mengukur,
itu terjadi karena adanya interaksi antara
4) Kemampuan mengklasifikasikan,
seorang
5) Kemampuan menemukan hubungan,
karena itu, belajar dapat terjadi kapan
6) Kemampuan membuat prediksi,
saja dan di mana saja. Salah satu pertanda
7) Kemampuan melaksanakan meneliti,
behwa seseorang telah belajar adalah
8) Kemampuan
adanya perubahan tingkah laku pada diri
mengumpulkan
dan
menganalisis data,
adalah
dengan
suatu
proses
yang
lingkungannya
oleh
orang itu yang mungkin disebabkan oleh
9) Kemampuan menginterpretasi data,
terjadinya
10) Kemampuan menyampaikan hasil.
tingkat pengetahuan, keterampilan, atau
Berdasarkan pendapat Cony tersebut
sikapnya.
jelaslah bahwa kesepuluh prinsip tersebut
b. Hasil Belajar
harus diikuti dengan baik ketika guru
Hasil belajar atau achievment merupakan
menerapkan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
pendekatan
keterampilan
perubahan-perubahan
pada
proses.
kecakapan potensial atau kapasitas yang
2. Belajar dan Hasil Belajar
dimiliki sesorang, tingkat penguasaan
a. Belajar
siswa terhadap sasaran belajar pada
Belajar adalah suatu perubahan perilaku,
materi yang diajarkan oleh guru, yang
akibat interaksi dangan lingkungan (Ali
diukur dengan berdasarkan jumlah skor
Muhammad,
Perubahan
jawaban benar pada soal yang disusun
perilaku dalam proses belajar terjadi
sesuai dengan indikator. Penguasaan hasil
akibat dari interaksi dengan lingkungan.
belajar dapat dilihat dari prilaku baik
204:
14).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
99
prilaku
dalam
pengetahuan, maupun
bentuk
penguasaan
dari luar luar diri siswa yakni lingkungan
berpikir
yang paling dominan berupa kualitas
motorik
pembelajaran (Sudjana, 2002: 39).
keterampilan ketrampilan
(Sukmadinata, 2005:103).
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dua konsep belajar mengajar yang
a. Definisi IPA
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu
Ilmu Pengetahuan Alam, biasa disingkat
dalam satu kegiatan .Diantara keduanya
IPA merupakan kegiatan manusia berupa
itu
pengetahuan, gagasan dari konsep yang
terjadi
interaksi
dengan
guru.
Kemampuan yang dimiliki oleh siswa
mengorganisasi
dari proses belajar mengajar saja harus
diperoleh
bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain
kreativitas seseorang itu tanpa adanya
pentilidikan, penyusunan, dan menguji
intervensi orang lain sebagai pengajar.
gagasan-gagasan. IPA diperlukan dalam
Oleh karena itu hasil belajar yang
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
dimaksudkan
kemampuan
kebutuhan manusia melalui pemecahan
kemampuan yang dimiliki seorang siswa
masalah yang didefinisikan. GBPP 2004)
setelah ia menerima perlakuan dari
Sains sebagai proses merupakan langkah-
pengajar
langkah yang ditempuh para ilmuwan
di
sini,
(Guru),
seperti
yang
tentang
dari
alam,
pengalaman
yang melalui
dikemukakan Sudjana.
untuk melakukan penyelidikan dalam
Hasil yang di capai siswa di pengaruhi
rangka
oleh dua faktor yakni faktor dari dalam
gejala-gejala alam. Langkah tersebut
diri siswa dan faktor dari luar diri siswa
adalah
(Sudjana, 1989: 39). Dari pendapat ini
mencari
penjelasan
tentang
merumuskan
masalah,
merumuskan
hipotesis,
merancang
faktor yang dimaksud adalah faktor
eksperimen,
mengumpulkan
dalam diri siswa, perubahan kemampuan
menganalisis
data
yang
yang
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
dikemukakan oleh Clark (1981: 21)
karakteristik yang mendasar dari Sains
menyatakan bahwa hasil belajar siswa di
ialah kuantifikasi artinya gejala alam
sekolah
dapat berbentuk kuantitas.
dimilikinya
70%
di
seperti
pengaruhi
oleh
dan
data, akhimya
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian pula faktor
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
100
b. Konsep
Gaya
Magnet
dalam
Pembelajaran IPA. Magnet
berasal
1. batuan
Desain Penelitian
yang
Metode penelitian yang akan digunakan
mengandung logam besi. Batuan logam
adalah penelitian tindakan kelas metode
tersebut diolah sampai akhirnya menjadi
Kemmis dan Taggart. Tujuan penelitian
magnet. Tarikan atau dorongan yang
dilaksanakan
disebabkan oleh magnet disebut gaya
pembelajaran di kelas V, SDN II
magnet.
Purwawinangun Kecamatan Kuningan,
Hanya
dari
C. METODOLOGI PENELITIAN
benda-benda
yang
untuk
perbaikan
memiliki sifat tertentu saja yang dapat
Kabupaten
ditarik oleh magnet.
penelitian dilakukan dengan 3 siklus,
Magnet mempunyai dua kutub. Pada
masing-masing
keadaan bebas, magnet akan selalu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
menunjuk kearah utara dan selatan.
refleksi.
Ujung magnet yang mengarah ke utara di
Pelaksanaan
sebut kutub utara, sedangkan ujung
dilakukan
magnet yang mengarah ke selatan di
Tindakan Kelas model Kemmis dan
sebut kutub selatan. Kutub-kutub magnet
Taggart.
mempunyai sifat khusus. Saat kutub yang
dengan satu kali kegiatan pembelajaran.
sama dari kedua buah magnet batang
Prosedur
saling didekatkan, keduanya akan saling
dilakukan sebagai berikut : orientasi dan
menolak. Sebaliknaya jika kutub yang
identifikasi
berbeda dari dua magnet didekatakan,
tindakan penelitian, pelaksanaan tindakan
akan terjadi tarik-menarik.
penelitian
4. Hipotesis Tindakan
tindakan penelitian.
Hipotesis yang diajukan dalam Proposal
Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
dilakukan sebanyak tiga siklus. Siklus 1
“Penerapan
Keterampilan
merupakan hasil rekomendasi tindakan
proses dapat meningkatkan hasil belajar
atau observasi awal. Tindakan penelitian
siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V
siklus 2 merupakan hasil rekomendasi
SDN II Purwawinangun
tindakan penelitian siklus 1. Tindakan
pendekatan
Kecamatan
Kuningan, Kabupaten Kuningan”.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Kuningan.
Sedangkan
siklus
perbaikan dalam
Setiap
memuat:
pembelajaran
bentuk
siklus
Penelitian
dilaksanakan
pelaksanaan
masalah,
dan
penelitian
perencanaan
observasi,
perbaikkan
refleksi
(penelitian)
penelitian siklus 2 merupakan hasil
101
rekomendasi tindakan penelitian siklus 2.
pertanyaan (3) Keseriusan mempelajari
Hasil analisis refleksi pembelajaran pada
materi (4) Partisipasi dalam kelompok (5)
setiap
pembelajaran
Kecepatan Merespon tugas termasuk
perencanaan
kategori kurang. Kelima aspek yang
tindakan pembelajaran berikutnya sampai
berhubungan dengan motivasi belajar
akhirnya menetapkan rekomendasi hasil
siswa harus terus ditingkatkan dan perlu
tindakan penelitian semua siklus.
mendapat perhatian yang serius dari guru.
Secara ringkas PTK dimulai dari tahap
Berdasarkan hasil pelaksanaan tes akhir
perencanaan
setelah pembelajaran IPA tentang materi
tindakan
direkomendasikan
untuk
setelah
ditemukannya
masalah dalam pembelajaran, dilanjutkan
Konsep
dengan
tindakan,
pertama diperoleh nilai tes akhir hasil
Masalah
belajar siswa. Soal tes sebanyak 5 nomor
pelaksanaan
pengamatan,
dan
refleksi.
Gaya
observasi dan atau refleksi awal terhadap
ditetapkan 70.
pembelajaran.
pembelajaran IPA pada Konsep Gaya
dapat
singkat.
yang
bentuk
tersebut
uraian
siklus
pembelajaran dapat ditemukan melalui
Siklus
tes
Magnet
KKM
Dari data nilai hasil
digambarkan sebagai berikut.
Magnet dapat dilihat nilai terendah yaitu
2.
40 ada 6 orang, sedangkan nilai tertinggi
Analisis Data
Menurut Arikunto (2002:346), siswa
yaitu 90 ada 1 orang, dan Nilai rata-rata
dikatakan berhasil di kelas tersebut
siklus
apabila telah mencapai standar nilai 65.
dibandingkan
Dan suatu kelas disebut telah berhasil
kondisi awal sebesar 52. Ternyata ada
apabila jumlah yang mencapai nilai 65
peningkatan sebesar 11,84 %. Walaupun
minimal 80 %.
sedikit. Dari 39 siswa kelas V hanya 20
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
orang yang sudah dinyatakan tuntas
1.
51,28 %, sedangkan 19 siswa lainnya
Hasil Penelitian
pertama
sebesar
dengan
63,84.
nilai
Jika
rata-rata
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian
belum tuntas 48,72 %.
tindakan kelas pelajaran IPA tentang
Agar lebih jelas hasil belajar siswa pada
materi Konsep Gaya Magnet siklus yang
pelaksanaan tindakan siklus I dapat
pertama diperoleh data motivasi belajar
dilihat pada grafik berikut:
siswa. antara lain (1) Keterampilan bertanya
(2)
Respon
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
menjawab
102
1 0 0 9 0 8 0 7 0 Data Siklus 6 Grafik awal 1. Hasil BelajarI Siklus I 0 5 Terlihat bahwa pada siklus kedua 0 aktivitas siswa persentasenya 65,6 %. 4 Termasuk katagori baik. Berdasarkan 0 3 hasil analisis data diperoleh gambaran 0 data motivasi belajar siswa dari hasil 2 0 observasi siswa untuk motivasi belajar 1 siswa, diperoleh data temuan dan dapat 0 diinterpretasikan sebagai berdasarkan 0 kriteria sebagai berikut :
Nilai 0,00 – 0,99 berada pada kriteria motivasi belajar siswa sangat kurang Nilai 1,00 – 1,99 berada pada kriteria motivasi belajar siswa kurang Nilai 2,00 – 2,99 berada pada kriteria motivasi belajar siswa cukup Nilai 3,00 – 3,99 berada pada kriteria motivasi belajar siswa baik Nilai 4,00 – 4,99 berada pada kriteria motivasi sangat baik
diperoleh data tentang motivasi belajar siswa
antara
bertanya
lain
(1)
termasuk
sedangkan
(2)
Keterampilan
kategori Respon
cukup
menjawab
pertanyaan (3) Keseriusan mempelajari materi (4) Partisipasi dalam kelompok (5) Kecepatan Merespon tugas termasuk kategori
baik.
Kelima
aspek
yang
berhubungan dengan motivasi belajar siswa pada siklus ke II mengalami peningkatan yang cukup berarti. Guru
berusaha
memancing
dan
memfasilitasi siswadengan kondisi dan stimulus yang mendukung. Meski beada pada rentang kategori cukup tetapi tingkat intensitas dari masing-masing item berbeda indicator tugas. Artinya siswa sangat tertarik melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, yaitu praktek membuat magnet. Kelima aspek yang berhubungan
dengan
motivasi
dan
aktifitas siswa dalam pembelajaran pada siklus ke II mencapai rata-rata 3.28 Apabila digambarkan hasil pengamatan pada siklus pertama dapat digambarkan sebagai berikut : 5 4,5 4
Berdasarkan hasil perbandingan dengan criteria yang telah ditetapkan, maka dapat diketahui bahwa dalam siklus ke II
3,5 3 2,5 2 1,5 1
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
0,5 0
A
B
C
D
E
103
Dari data nilai hasil pembelajaran IPA
langkah-langkah tindakan yang yang
pada Konsep Gaya Magnet siklus ke II
tepat untuk perbaikan-perbaikan pada
dapat dilihat nilai terendah yaitu 70 ada 9
rencana selanjutnya dalam pembelajaran.
orang, sedangkan nilai tertinggi yaitu 100
Berhasil
ada 7 orang, dan rata-rata 84. Dari 39
pembelajaran ditentukan oleh
siswa kelas V sudah dinyatakan tuntas
guru, siswa dan media/alat pembelajaran.
semua atau persentase ketuntasan belajar
Selama pelaksanakan siklus I, siklus dan
mencapai 100 %
II, ditemukan bahwa ketepatan guru
Agar lebih jelas hasil belajar siswa pada
dalam membuat RRP akan menjadi arah
pelaksanaan tindakan siklus II dapat
pembelajaran untuk mencapai tujuan,
dilihat pada grafik berikut:
dengan demikian saat guru mengajar di
suatu
proses faktor
kelas akan tercipta suatu pembelajaran
100 90 80 70 60 50 40 30 20
yang Persentrase
dinamis.
Maka
guru
dapat
memberikan siswa pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Dan dengan adanya
Siklus I
2.
tidaknya
dibutuhkan
Siklus II
deskripsi,
analisis
dan
refleksi dari proses pembelajaran pada konsep gaya magnet dengan penerapan pendekatan keterampilan proses pada setiap
siklus
yang
telah
dilakukan,
peneliti dapat menyimpulkan hasil dari kegiatan tersebut terdapat pada temuantemuan esensial dalam penelitian yang telah
dilaksanakan.
Temuan
temuan
esensial tersebut merupakan hasil yang sangat penting dari penelitian yang dilaksanakan, untuk di bahas dan dicari penyebab
serta
untuk
mengambil
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
pembelajaran siswa
yang
menjadikan
pembelajaran aktif dan efesien.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
media
Prakteknya pelaksanaan siklus I, dan II menemui berbagai kendala yaitu dalam leterampilan
bertanya
dan
menyimpulkan, namun semua itu dapat diatasi,
guru
memberikan
motivasi
kepada siswa agar mereka tidak merasa bosan dalam pembelajaran IPA. Dan ternyata
pembelajaran
menggunakan
IPA
dengan
keterampilan
proses
membuat pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. Karena di sini siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari
guru,
tetapi
mereka
diberi
104
kesempatan
untuk
melakukan
IPA pada konsep gaya magnet di kelas V
keterampilan proses. Selain itu membuat
mengalami peningkatan hasil belajar dari
siswa berpikir kreatif. Dalam proses
asfek kognitif, afektif, serta psikomotor
pembelajaran pada siklus II di sini guru
siswa
menugaskan
pengertian di atas sangat cocok sekali
siswa
untuk
membuat
sangat
signifikan.
Berdasar
magnet dengan menggunakan 3 cara.
dengan penelitian yang sudah dilakukan.
Guru
Agar
membimbing
siswa
untuk
lebih
mudah
dipahami
mengasah kreativitas siswa. Dan terlihat
perkembangan hasil belajar siswa pada
dari siklus I, dan siklus II siswa
pelaksanaan tindakan siklus I dan II dapat
berantusias
dilihat pada grsfik berikut:
sekali
ketika
malakukan
keterampilan proses dan hasil belajar
dibandingkan dengan hasil pada siklus I
100 90 80 70 60 –
menunjukkan
peningkatan
50 –
pengetahuan dan hasil belajar siswa yang
40 –
berarti. Di bawah ini tabel perkembangan
30 –
siswa semakin meningkat.. Hasil belajar siswa pada siklus II
adanya
hasil belajar siswa. Pada siklus ke I hasil perolehan
nilai
rata-rata
siswa
62
20 – 10 – 0 -
sedangkan pada siklus ke II hasil
E.
perolehan nilai rata-rata siswa 84
Dari
Tabel 1. Perkembangan Hasil Belajar
1
Mata Pelajaran
Sik. I
Sik. II
IPA kelas V
62
84
Ket.
SIMPULAN uraian
sebelumnya
telah
dipaparkan
mengenai
upaya
prestai
belajar
siswa
melalui pendekatan keterampilan proses
gaya magnet, maka dapat di simpulkan
2
Prosentase
62 %
84 %
3
Kategori
Cukup
Baik
sebagai berikut: Penerapan
menunjukkan
yang
pada pembelajaran IPA tentang konsep
Gaya Magnet
Berdasarkan
Siklus II
meningkatkan
Siswa Siklus I dan II No
Siklus I
tabel
di
atas
bahwa
Keterampilan
telah
Proses dalam pembelajaran IPA tentang
penerapan
Konsep Gaya Magnet di kelas V SDN II
keterampilan proses dalam pembelajaran
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Pendekatan
Purwawinangun
dapat
meningkatkan
105
hasil belajar siswa. Hal tersebut diuraikan dengan
hasil
membandingkan pertama
jika
penelitian hasil
yang
siklus
dibandingkan
yang dengan
kondisi awal mengalami peningkatan hasil
belajar.
Nilai
rata-rata
siklus
pertama sebesar 63,84. Jika dibandingkan dengan nilai
rata-rata
kondisi
awal
sebesar 52. Ternyata ada peningkatan sebesar 10 %. Meskipun nilai rata-rata siklus pertama masih di bawah KKM . Apabila dibandingkan dengan siklus ke II. Nilai siklus ke II sebesar 84 ada peningkatan
sebesar
22
%
jika
dibandingkan dengan rata-rata siklus pertama. Nilai rata-rata siklus ke II ini telah berada di atas KKM. disimpulkan
Dapat
Pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas mulai siklus ke I sampai siklus ke II mengalami peningkatan..
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran IPA SD/ MI Jakarta: Depdiknas Djamarah, S. B dkk (2002) Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta. Azmiyawati, C (2008) IPA saling temas untuk kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Nasional Sulistyanto, H (2008). Ilmu Pengetahuan alam untuk SD dan MI kelas V.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar
Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas. Kasbolah K. E.S (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Dikti. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Kusnandar, 2009. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajadrafindo Persada. Sanjaya, N Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : San grafika Sudjana, N (1989). Penelitian Hasil belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hermawan, Ruswandi dkk (2007. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah Dasar. Bandung : UPI PRESS Semiawan, C (1989) Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Gramedia. Salnah, S (2008). Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada konsep Energi, skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIF UPI, Bandung : tidak diterbitkan. Sukmadinata, NS (2005) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sofy, Siti (2008) Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa SD Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Sain dengan materi Gaya. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI, Bandung : Tidak diterbitkan Solihat, Ihat (2006) Pembelajaran Sains Tentang Alat Pencernaan Manusia Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Guna Meningkatkan Pemahaman Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI, Bandung : Tidak diterbitkan.
106