BAB II UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
A. Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. Menurut Hilgard (1977 :19 ) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrat,1988 :109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya
tidak
dapat
dilakukan.
Terjadilah
suatu
perubahan
kelakuan.Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitif, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat,
maka
proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok. Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.. 2. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. d) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. e) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. f) Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. Minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Menurut Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
dan
memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya.
Bila
siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya. Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.Jika terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut.Minat
tidak
dibawa
sejak
lahir,
melainkan
diperoleh
kemudian.Minat terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran.Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal. 3. Macam-macam minat Secara garis besar minat belajar terdiri dari dua macam yaitu minat yang bersumber dari luar (eksternal) dan minat yang bersumber dari dalam ( internal). Faktor eksternal meliputi : keluarga, guru dan fasilitas sekolah, teman sepergaulan, media masa. Faktor internal meliputi : niat, rajin, motivasi dan perhatian. Menurut Mohamad Surya (2007 : 122) menggolongkan minat menjadi tiga jenis berdasarkan alasan timbulnya minat yaitu : a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya pengaruh dari luar. b. Minat Involunter adalah minat yangtimbul dari dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru. c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara paksa atau tidak bias dihapuskan. 4. Indikator minat Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 :132) mengungkapkan bahwa minat dapat diekspresikan anak didik melalui : a. Pertanyaan lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya b. Partisipasi aktif dalam suatu kegiatan c. Memberiakan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (focus)
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendapat tersebut sesuai dengan yang dikemukaan Slameto (2010 : 132), bahwa : Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanipestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Anak didik yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Dengan demikian indicator minat yang digumakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah indikator-indikator minat sebagaimana yang telah diuraikan yakni meliputi keinginan untuk mengetahui sesuatu, kegiatan yang disenangi, jenis kegiatan dan usaha untuk merealisasikannya.
B. Pembelajaran IPA di SD IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari berbagai peristiwa yang terjadi di alam sekitar kita. Dalam IPA, anak dibekali dengan berbagai keterampilan. Selain melatih anak untuk mampu menghasilkan fakta, konsep, dan prinsip, dalam IPA anak juga dilatih untuk memiliki berbagai keterampilan proses. Dengan keterampilan tersebut diharapkan siswa mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (Samatowa, U., 2006 : 2) bahwa” IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observsi dan eksperimen”’.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA perlu diajarkan di sekolah dasar? Ada berbagai alasan yang yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni : 1. Bahwa bagi suatu bangsa IPA sangatlah besar faedahnya, sebab IPA merupakan dasar pengetahuan teknologi. 2. Bila IPA diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis. 3. Bila IPA diajarkan dalam percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA bukanlah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. 4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah aspek anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Ini tentu saja sangat ditunjang dengan berkembang dan meningkatnya rasa ingin tahu anak, cara anak mengkaji informasi, mengambil keputusan dan mencari berbagai bentuk aplikasi yang paling mungkin diterapkan pada dirinya dan masyarakat. Hal ini yang menarik dari IPA proses pembelajaran yang dilakukan lebih menekankan pada pengalaman langsung, sehingga hal ini akan membantu dan mempermudah anak mempelajari tentang berbagai fenomena yang terjadi di
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lingkungan. Pembelajaran yang demikian akan merangsang siswa untuk berfikir kritis dan bersikap alamiah. Selain itu kegiatan yang dilakukan akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi anak. Dengan melihat hal tersebut, diharapkan IPA menjadi wahana bagi manusia untuk mempelajari tentang diri dan alam sekitar. Sebagai diungkapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (2006 : 24) menyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri ilmiah (Scientific Inquiri) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup”. Dalam pembelajaran IPA, kegiatan penilaian bukan hanya penilaian produk saja, akan tetapi penilaian proses dan sikap ilmiah pun sangat penting untuk dilakukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bundu (226 : 19) bahwa : “dimensi hasil belajar sains terdiri atas dimensi tipe isi (produk), dimensi tipe kinerja (proses), dan dimensi tipe sikap (sikap ilmiah)”. Oleh karena itu dalam kegiatan pembelajaran, guru bukan hanya mengajarkan konsep saja, tetapi keterampilan-keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam IPA harus dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Hadiat (Bundu, 2006 : 31) mengemukakan sejumlah keterampilan proses yang harus diajarkan pada siswa SD, yaitu : “Observasi, klsifikasi, prediksi, interpretasi, menggunakan alat eksperimen, mengkomunikasikan, dan mengajukan pertanyaan”. Sedangkan sikap ilmiah menurut Gega (Bundu, 2006 : 39) yaitu “ sikap ingin tahu,sikap penemuan, berfikir kritis, ketekunan”
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Karakter Siswa di SD Sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk memahami diri peserta didik dengan baik. Dengan kata lain guru harus mengetahui dengan betul kelebihan dan kelemahan dari setiap siswa pada setiap jenjang usia. Dengan demikian, kita akan dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi setiap siswa. Pada setiap jenjang usia, siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada dasarnya setiap siswa memiliki ciri-ciri karakteristik yang berbedabeda, baik secara fisik maupun intelektual.Untuk melihat perbedaan fisik anak, guru dapat mengetahui secara nyata ketika anak-anak berbaris didepan kelas. Seiring
dengan
perkembangan
fisiknya,
anak
juga
mengalami
perkembangan pada berbagai aspek yang terdapat dalam dirinya, mialnya aspek kognitif, bahasa, emosional, maupun moral. Perkembangan kognitif anak berkembang secara teratur dan berurutan sesuai dengan perkembangan umumnya. Berikut adalah tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Sumantri, M. dan Syaodih, N. 2003 : 15) : 1. Tahap Sensori Motor (0 – 2 tahun ) Kegiatan intelektualnya mencakup gejala yang diterima langsung melalui indera. 2. Tahap Praoperasional (2 – 7 tahun) Pada tahap ini perkembangannya sangat pesat.Lambang-lambang bahasa yang dipergunakan untuk menunjukan benda-benda nyata bertambah dengan pesat. 3. Tahap Operasional konkrit (7 – 11 tahun) Kemampuan berfikir logis muncul. Permasalahan yang dihadapi permasalahan konkrit. Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Tahap Operasional Formal (11 – 15 tahun) Tahap ini ditandai dengan pola berfikir orang dewasa. Mereka dapat mengklasifikasikan cara berfikir terhadap permasalahan dari semua kategori, baik yang abstrak maupun yang konkrit.
D. Pendekatan Keterampilan Proses 1. Hakikat Pendekatan Keterampilan Proses Mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian peristiwa yang dirancang oleh guru dalam memberikan dorongan kepada siswa dalam belajar. Belajar bersifat individual dan sebuah pendorong setiap siswa memperoleh pengaruh dari luar dan dalam proses belajar dengan kadar yang berbeda-beda. Sejalan dengan perkembangan IPTEK maka pendidikan sudah saatnya meninggalkan cara belajar yang tradisional. Belajar yang optimal dapat digapai bila siswa aktif di bawah bimbingan guru yang aktif pula. Proses interaksi multi arah dapat membangun proses berfikir siswa dalam mengolah informasi. Pendekatan keterampilan proses meupakan pendekatan belajar-mengajar yang mengarah pada perkembangan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai pendekatan yang menekankan pada pertumbuhan dan perkembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan halhal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta, konsep, maupun mengembangkan sikap dan nilai. (Usman, U.M dan Setiani, L. 1993) Berdasarkan asumsi di atas, maka belajar mengajar sebagai suatu proses yang harus dilami oleh setiap peserta didik. Dalam belajar mengajar tidak hanya menekankan pada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana siswa harus belajar. Peran guru menumbuhkan dan mengembangkan potensi, kemampuan peserta didik sesuai dengan taraf perkembangan pemikiran.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pembelajaran dengan menekankan kepada proses dilatar belakangi oleh konsepkonsep belajar menrut teori “naturalism-romantis” dan “teori kognitif gestalt”. Nauralisme-romantis menekankan pada aktifitas siswa, sedangkan kognitif gestalt meningkatkan pemahaman dan kesatu paduan yang menyeluruh. (Sagala,S. 2006 : 74) Berdasarkan pandangan di atas bahwa pembelajaran yang menerapkan keterampilan proses akan membentuk jiwa peserta didik yang memiliki pemikiran yang sistematis. Keterampilan proses menyajikan keterampilan-keterampilan yang dikemas sesuai dengan tingkat kognitif siswa. Keterampilan proses dapat melatih pola berfikir siswa dan dapat menemukan kebenaran konsep. Dimyati dan Mudjino 1994 (Sumantri M, 1997 : 113) menyimpulkan bahwa : 1. Pendekatan keterampilan proses memberikan kepada peserta didik pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu. Mereka lebih langsung mengalami rangsangan ilmu penegetahuan dalam kegiatan belajarnya dan lebih mengerti fakta dan konsep pengetahuan. 2. Proses pengajran yang langsung memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar mendengar penjelasan guru mengenai suatu ilmu pengetahuan. justru disisi lain mereka bisa merasa berbahagia dengan peran aktifnya sebagia “ilmuwan” 3. Pendekatan keterampilan proses menghantarkan peserta didik untuk belajar ilmu pengetahuan, baik sekaligus proses ataupun sebagai produk ilmu pengetahuansekaligus. Sejumlah keterampilan-keterampilan yang dimiliki siswa melalui proses belajar akan memberikan suatu nilai yang akan di bawa pada jenjang selanjutnya. Dengan pengalaman belajar yang disajikan pada keterampilan proses maka siswa dapat memecahkan suatu masalah dan tidak bersifat verbalisme. Conny Semiawan, dkk. Merinci alasan yang melandasi perlunya diterapakan keterampilan proses dalam kegiatan belajar-mengajar yang dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Semakin pesatnya ilmu pengetahuan membuat guru tidak lagi memungkinkan untuk mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasinya pendekatan keterampilan proses perlu digunakan agar siswa tidak tergantung kepada guru.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Anak-anak sebenarnya mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak apabila disertai dengan contoh-contoh konkrit dan wajar yaitu mereka mempraktekan sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep sendiri. 3. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen, penemuannya bersifat relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan kata lain anak harus dibina dan bertindak kreatif. 4. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik. (Ulfa, S. M 2008 : 4). Berdasarkan pandangan diatas, bahwa menyajikan pembelajaran dengan menerapkan keterampilan proses akan membentuk siswa yang aktif, kreatif, berfikir kritis dan dapat membentuk sikap sebagai warga negara yang baik. 2. Tahapan Pendekatan Keterampilan Proses Menurur Gega (Karli, H. dan Yuliartiningsih, M.S 2002 : 122) “aspekaspek yang harus dikembangakan dalam keterampilan proses meliputi : pangamatan, pengklasifikasian, pengukuran, identifikasi, dan pengendalian variable, perumusan hipotesis, perancangan, eksperimen dan pengkomunikasian hasil eksperimen”.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun tahapan-tahapan dalam pendekatan keterampilan proses meliputi : Table 2.1 Tahapan-tahapan dan ciri aktivitas Keterampilan Proses 1. Observasi (Mengamati)
Ciri Aktivitas Menggambarkan alat indera
sebanyak
mungkin, mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai 2. Klasifikasi (menggolongkan)
Mencari perbedaan, mengontraskan, mencari kesamaan, membandingkan, mencari dasar penggolongan.
3. Aplikasi konsep (menerapkan Menghitung, konsep)
menjelaskan
peristiwa,
menetapkan konsep yang dipelajari pada situasi baru
4. Interprestasi (menafsirkan)
Mencatat hasil pengamatan, menghubungkan hasil pengamatan dan membuat kesimpulan
5. Mengunakan alat
Berlatih
menggunakan
alat/bahan,
menjelaskan, mengapa dan bagaimana alat digunakan 6. Eksperiment (merencanakan Menentukan alat dan bahan yang diunakan, dan melakukan percobaan)
menentukan variable, menentukan bagaimana data yang diolah dan disimpulkan
7. Mengkomunikasikan
Membaca grafik,
table atau diagram,
menjelaskan hasil percobaan,mendiskusikan hasil percobaan dan menyampaikan hasil secara sistematik. 8. Mengajukan pertanyaan
Bertanya,
meminta
penjelasan,
bertanya
tentang latar belakang hipotesis
Sumber : Modifikasi dari Hadiat, “Keterampilan Proses Sains”, Beberapa topic penataran guru (Jakarta : PTK Depdikbud, 1988), H. 29-30
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tahapan tersebut maka pelaksanaan pendekatan keterampilan proses dapat efektif. Keterlibatan siswa dalam kegiatan yang kreatif dapat meningkatkan kreativitas sesuai yang diharapkan. Pada keterampilan proses melatih gerak fisisk seperti tangan yang mengotak-atik suatu benda. Keterlibatan siswa dalam interaksi saat pembelajaran dan menjadikan siswa aktif. Keterampilan proses dianggap sangat penting untuk pembelajarn IPA dengan alasan yang dikemukakan oleh Harlen dan Carvio (Ulfa S. M 2008 : 32) 1. Pengujian ide-ide berhubungan erat dengan penggunaan keterampilan proses. 2. Pengembangan pemahaman IPA tergantunag kepada kemampuan melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah. 3. Keterampilan proses memiliki peranan besar dalam mengembangkan konsep-konsep ilmiah. 4. Mengetahui IPA tidak hanya sekedar mengetahui materi ke-IPA an tetapi trekait pula dengan prosedur pengumpulan fakta dan menghubungkan fakta untuk membuat suatu interpretasi. 5. Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat, dapat digunakan untuk belajar berbagai ilmu dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan keterampilan proses merupakan salah satu upaya untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut. Selain itu Usman, U. M. (1993 : 78) mengemukakan bahwa tujuan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut : a. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar. b. Untuk memeperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut. c. Untuk mengembangkan pengetahuan teori dan kenyataan hidup di masyarakat sehingga antara teori dan kenyataan hidup akan serasi.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah. e. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai problemkehidupan. 3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses a. Kelebihan 1) Memberikan bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan dan masa depan. 2) Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan. 3) Pendekatan keterampilan proses mengantarkan siswa untuk belajar ilmu pengetahuan baik sebagai proses maupun sebagai produk. 4) Dalam pendekatan keterampilan proses siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi siswa juga belajar dari temannya dan dari manusiamanusia sumber di luar sekolah. b. Kelemahan 1) Memerlukan banyak waktu, sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan pengajaran yang terdapat dalam kurikulum. 2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga semua sekolah tidak dapat menyediakannya. 3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesa, merencanakan suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak semua siswa mampu melaksanaknnya.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Teori Belajar yang Mendukung Pendekatan Keterampilan Proses Proses pembelajaran dalam pendekatan keterampilan proses harus memperhatikan karakteristik siswa SD yang masih berada pada tahap operasional konkrit, melalui tahap-tahap pembelajaran yang sistematis, sesuai pendapat para ahli adalah sebagai berikut : 1. Teori Piaget Menurut Piaget (Dahar, 1996 : 154) “siswa 7 – 11 tahun berada pada tahap operasional konkrit, tahap ini merupakan tahap permulaan berfikir rasional. Ini berarti siswa memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah yang bersifat konkrit”.Hal ini terjadi karena pemikiran siswa terjadi pada benda konkrit atau nyata, dapat dilihat, diraba, atau rasa dari suatu benda, lingkungan, atau peristiwa.Piaget menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan siswa. Pendekatan keterampilan proses menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. 2.
Teori Bruner Belajar menurut Bruner (Dahar, 1996 : 101) melibatkan tiga proses yang
berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : a.
Memperoleh informasi baru Informasi baru merupakan penghalusan dari informasi yang dimiliki seseorang sebelumnya atau informasi itu dapat bersifat sedemikian rupa sehingga berlawanan dengan informasi sebelum yang dimiliki seseorang.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b.
Tranformasi Informasi Tranformasi informasi merupakan tranformasi pengetahuan seseorang dimana ia memeperlakukan pengetahuan awalnya agar cocok atau sesuai dengan
tugas
baru.
Transformasi
merupakan
suatu
cara
kita
memperlakukan pengetahuan dengan cara ekstrapolasi atau mengubah data menjadi bentuk lain. c.
Mengkaji relevansi dan ketepatan pengetahuan merupakan pengujian terhadp kesesuaian informasi baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki melalui percobaan-percobaan. Pendapat Bruner tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa ketiga proses tersebut sangat erat kaitannya dengan pendekatan keterampilan proses, karena proses untuk memperoleh informasi baru memerlukan keterampilan mengamati suatu objek. Sedangkan proses transformasi menuntut siswa memiliki keterampilan berkomunikasi dan mengkomunikasikan. Begitu juga dengan proses menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan menuntut siswa agar memiliki keterampilan melakukan percobaan untuk menguji suatu konsep IPA, keterampilan mengelompokan, serta keterampilan menggunakan alat, bahan dan sumber belajar yang berkaitan dengan konsep yang dipelajarinya.
3. Teori Gagne Menurut Gagne (Dahar, 1996 : 140) “sikap merupakan pembawaan yang dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk hidup lainnya”. Berdasarkan pendapat diatas bahwa pembelajaran sikap sanagat berkaitan dengan pembelajaran IPA yang mempelajari benda-benda, kejadian/peristiwa dan makhluk hidup lainnya. 4. Teori Ausubel Menutut Ausubel (Dahar, 1996 : 112) mengenai “belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”. Makna yang terkandung dalam pendapat di atas. Ketika siswa memperoleh seseuatu sebenarnya ia telah memiliki pengetahuan awal yang telah dipelajarinya sebagai pembangun gagasan baru. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk membangun gagasan atau pengetahuan baru apabila pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. 5. Teori taksonomi bloom Bloom (2010) mengelompokan ranah yang melekat pada diri siswa menjadi tiga ranah yaitu C1 (kognitif), C2 (afektif), dan C3 (psikomotorik). Ranah kognitif merujuk potensi subjek belajar meliputi kecerdasan atau intelektualitasnya, seperti pengetahuan yang dikuasai maupun cara berfikir. Ranah afektif mencakup kemampuan yang meliputi aspek perasaan dan emosi seperti minat dan motivasi, sedangkan ranah psikomotorik mencakup kemampuan yang meliputi keterampilan fisik
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu seperti keterampilan dalam bidang olah raga dan sebagainya. Minat belajar menurut Bloom diklasifikasikan kedalam ranah afektif, ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai.Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti : a. Perhatiannya terhadap mata pelajaran IPA b. Kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran IPA di sekolah c. Motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran IPA yang di terimanya d. Penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru dan sebagainya.
F. Pembelajaran Konsep Energi dan Perubahannya dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pembelajaran konsep energi dan perubahnnya dengan mengunakan pendekatan keterampilan proses terdiri dari beberapa langkah. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah : 1.
Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu:
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Analisis Kurikulum Berbasis Kompetensi Analisis kuriulum bertujuan untuk mengetahui kompetensi dasar, indicator dan minat belajar siswa yang akan disajikan sehingga memudahkan untuk menentukan metode, pendekatan, media, dan alat peraga serta strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran IPA. b. Pengembangan Materi Dalam persiapan pembelajran konsep energi dan perubahannya, yang harus dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran tentang energi.Selanjutnya melakukan pengembangan materi energi. c.
Menentukan pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dan mengacu pada metode yang digunakan dan tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan yang tepat digunakan dalam pembelajaran IPA tentang
konsep
energi
dan
perubahannya
adalah
pendekatan
keterampilan proses, karena dengan menggunakan pendekatan ini mencakup
penerapan
keterampilan-keterampilan
yang
dapat
menunjang keberhasilan tujuan pe,mbelajaranyang diharapkan. Sejalan dengan pendapat Gega (Karli dan Yuliartiningsih, 2002 : 122) melalui keterampilan proses sebagaimana yang dialami para ilmuwan dalam usaha memecahkan misteri-misteri alam.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d.
Menentukan Metode Menentukan metode yangakan digunakan dalam pembeljaran IPA harus sesuai dan tepat sehingga dapat menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran yang diharapkan.Dalam pembelajaran energi, metode yang tepat untuk digunakan adalah metode eksperimen, diskusi, Tanya jawab dan penugasan.Karena metode ini memungkinkan siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan-keterampilan sesuai yang diharapkan. Senada dengan pendapat Bruner (Dahar, 1996 : 103) agar siswa-siswa hendaknya belajar melalui berpartisipasi secara aktif dengan konsep-komsep dan prinsip-prinsip, agar mereka dianjurkan untuk
memperoleh
pengalaman,
dan
melakukan
eksperimen-
eksperimen yang mengizinkan mereka untuk menentukan prinsipprinsip itu sendiri. e. Menentukan Media dan Alat Peraga Menggunakan media dan alat peraga dalam pelajaran adalah salah satu cara untuk menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar. Selain menunjang
hidupnya
proses
pembelajaran
juga
memberikan
pengalaman belajar yang sangat berarti bagi siswa. Maka untuk itu dalam pembelajaran konsep energi dan perubahannya menggunakan metode
eksperimen,
diskusi,
Tanya
jawab,
dan
penugasan
menggunakan media dan alat peraga seperti benda-benda elektronik dan lingkungan alam sekitar.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f.
Pelaksanaan Setelah rencana pembelajaran dibuat, ini dijadikan pedoman pelaksanaannya. Pelaksanaan pembelajaran konsep energi dan perubahannya dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses langkah-langkahnya sebagi berikut :
a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru mengkondisikan siswa kedalam pembelajaran yang kondusif. Guru memperlihatkan model, untuk menarik perhatian siswa dan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa. b. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan puncak jalannya kegiatan proses pembelajaran, karena dengan kegiatan ini keaktifan pembalajaran berpusat kepada siswa. Dalam kegiatan inti ini, prosesnya adalah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan melakukan eksperimen. Masing-masing kelompok ditugaskan oleh guru untuk menyiapkan alat-alat yang akan digunakan pada saat eksperimen di bangku kelompoknya masing-masing. Pada waktu kegiatan eksperimen berlangsung, guru melakukan pengamatan dan penilaian proses serta memberikan bimbingan ke setiap kelompok yang mengalami masalah dan kesulitan. Siswa melakukan tugas guru, hal yang dieksperimenkan, diamati dan didiskusikan dalam kelompok.Setelah selesai, guru menugaskan pada perwakilan kelompok
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melaporkan hasil eksperimen pada diskusi serta mengambil kesimpulan dari hasil kerja kelompok secara keseluruhan. c. Kegiatan Akhir DalamKegiatan akhir ini dilakukan evaluasi secara individu untuk mengetahui sejauh mana yang diperoleh siswsa dalam pembelajaran. d. Penutup Setelah evaluasi dilaksanakan, guru memberi tugas kepada siswa untuk mencari dan melakukan percobaan-percobaan tentang bendabenda lain di rumah sebagai tindak lanjut dari pembelajaran ini. 1. Konsep Dasar Energi dan Perubahannya Energi dapat disebut juga tenaga.Energi adalah kemampuan melakukan usaha.Usaha yang dimaksud adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perubahan.Energi dapat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari Energi tidsk dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan.Di alam ini tidak ada makhluk yang dapat menciptakan dan memusnahkan enargi.Energi bermacam-macam diantaranya, energi panas (kalor), energi bunyi. 1. Energi panas dan sifatnya a. Sumber energi panas 1) Sumber energi panas karena gesekan benda
Gambar 2.1 Sumber energi panas karena gesekan benda
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada zaman dahulu nenek moyang kita memperoleh api dengan cara menggosok-gosokan batu dan kayu, apabila dua buah batu atau dua batang kayu digesekan akan menghasilkan panas dan lama-kelamaan akan menimbulkan api. Saat sekarang teknologi semakin canggih kita tidak memahami kesukaran lagi untuk memperoleh api, apabila benda tersebut digesekan maka dengan mudah akan mengeluarkan api. Lebih canggih lagi sekarang sudah banyak yang menggunakan kompor gas, cukup dengan memutar tombol kompor gas, api akan menyala sudah tidak perlu lagi geretan atau korek api. 2) Sumber Energi Panas Matahari
Gambar 2.2 sumber energi panas matahari Matahari adalah sumber energi panas yang paling penting bagi makhluk hidup.Contohnya energi panas matahari dapat membantu tumbuhan untuk berfotosintesis.Hasil dari fotosintesis oleh tumbuhan disimpan pada daun, buah, batangdan umbi.Selanjutnya tumbuhan itu dimanfaatkan oleh manusia dan hewan sebagai salah satu sumber energi. Dengan teknologi yang lebih maju, energy matahari diproses dan digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti memeperoleh air panas, penerangan, bahkan sudah ada kendaraan yang menggunakan energi (panas) matahari.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Pepindahan panas Panas dapat berpindah dengan cara radiasai, konveksi, dan konduksi 1) Radiasi (pancaran)
Gambar 2.3 Perpindahan panas dengan cara radiasi Pancaran panas yang tidak memerlukan zat perantara disebut radiasi. Contohnya pancaran cahaya matahari, pancaran tungku api atau pancaran api unggun ketikan sedang berkemah. Pancaran dari lampu petromak atau lampu listrik yang beryegangan tinggi. 2) Konveksi atau aliran
Gambar 2.4 Perpindahan panas dengan cara konveksi Proses perpindahan panas melalui aliran zat disebut konveksi. Konveksi dapat tertjadi pada zat cair dan gas. Contohnya air didalam panic mendidih karena berada diatas kompor yang menyala, telur ayam, digoreng di kuali menjadi masak karena berada diatas kompor yang menyala.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Konduksi atau hantaran
Gambar 2.5 Perpindahan panas dengan cara konduksi Perpindahan panas melalui benda padat dengan merambat. Contohnya ujung sendok terasa panas ketika digunakan untuk mengaduk air the panas. c. Konduktor dan Isolator Benda ada yang terbuat dari kayu, plastic dan logam seperti aluminium, besi, baja dan seng.Benda-benda tersebut ada yang menghantarkan panas ada pula yang tidak dapat menghantarkan panas. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik terbuat dari logam disebut knduktor yaitu aluminum, besi, baja dan seng.Benda yang tidak dapat menghantarkan panas disebut isolator yaitu kayu, dan plastic. 2. Energi bunyi dan sifatnya Bunyi-bunyi atau suara-suara yang kita dengar berbeda-beda, ada yang bernada rendah, sedang dan tinggi.Bunyi ada yang menyenangkan da nada pula yang tidak menyenangkan.Bunyi dapat dihasilkan oleh benda-benda yang bergetar, benda-benda yang tidak dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi, sumber bunyi itu mempunyai energi.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Sumber energy Bunyi
Gambar 2.6 sumber Energi Bunyi Alat-alat musik akan mengeluarkan bunyi jika dimainkan. Contohnya gitar akan berbunyi apabila dawainya atau senarnya dipetik. Berarti sumber bunyi pada gitar terletak pada dawai atau gitar, ketika dawai dipetik dawai ini akan bergetar, begitu pula yang berbunyi bila dipukul. Seruling berbunyi bila ditiup.Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.Getaran bunyi merambat ke segala arah sebagai gelombang, mirip seperti gelombang air.Makin jauh dari sumber bunyi, bunyi terdengar semakin lemah. Satu kali gerak ke atas dan bawah disebut satu getaran.Banyak getaran yang terjadi dalam satu detik disebut kekerapan atau frekwensi.Bunyi yang frekwensinya teratur disebut nada, yang frekwensinya tidak teratur disebut desah. Bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia adalah bunyi yang jumlah getarannya 20 – 20.000 per detik.Bunyi yang jumlah getarannya 20 – 20.000 per detik disebut audiosonik, getaran yang lebih dari 20.000 disebut ultrasonic.Bunyi ultrasonik hanya dapat di dengar oleh hewan tertentu misalnya lumba-lumba dan kelelawar.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
b. Perambatan Bunyi Agar bunyi atau suara itu sampai pada telinga kita di butuhkan zat perantara melalui perambatan. Bunyi dapat merambat dari sumber bnyi ke tempat lain melalui media. Media perambatan bunyi adalah benda padat, benda cair dan benda gas. 1) Bunyi merambat melalui benda padat
Gambar 2.7 Bunyi merambat melalui benda padat Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak sama, bunyi yang merambat melalui benda padat lebih cepat terdengar daripada merambat melalui banda cair atau benda gas. Kecepatan [erambatan bunyi disebut juga cepat rambat bunyi.Cepat rambat bunyi pada besi atau baja kira-kira 60.000 per detik. 2) Bunyi merambat melalui benda cair
Gambar 2.8 Bunyi merambat melalui benda cair Perambatan bunyi melali benda cair dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari sesuatu yang berada di dalam air misalnya di dasar laut.Paul Langevin
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membuat alat bernama sonar, sonar menggunakan bunyi yang dipantulkan untuk mengetahui posisi suatu benda atau menghitung kedalaman air laut. 3) Bunyi merambat melalui benda gas
Gambar 2.9 Bunyi merambat melalui benda gas Contoh benda gasa adalah udara. Pada saat hujan, kita sering mendengar bunyi guntur. Bunyi guntur dapat kita dengar karena ada udara. Demikian pula pada lonceng, bila dipukul lonceng akan bergetar. Ketika lonceng bergetar, getaran lonceng menyebabkan tekanan ini terus berpindah melalui tumbukan bagian-bagian kecil (molekul) udara.Dengan demikian, gelombang bunyi merambat dari lonceng ke segala penjuru sehingga terdengar dari berbagai arah. c. Pemantulan dan penyerapan bunyi Bunyi dapat dipantulkan dan diserap. 1. Pemantulan Bunyi Sebuah bola yang dilempar ke dinding yang keras akan mengalami pemantulan. Demikian pula dengan bunyi, bunyi dapat memantul.Pemantulan bunyi terjadi apabila bunyi tersebut dalam perambatan dihalangi pleh benda yang permukaannya keras.Benda keras dapat berupa batu, kayu, besi, seng, kaca dan sebagainya.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.1)
Bunyi pantul yang memperkeras bunyi asli Jika jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul dekat, maka bunyi
pantul
terdengar
hampir
bersamaan
dengan
bunyi
aslinya
sehingga
akanmemperkeras suara asli.Misalnya, bila kita berbicara dalam kamar kosong yang tertutup. 1.2)
Gaung dan kedam Dinding pemantul pada jarak yang lebih jauh dari sumber bunyi
menyebabkan hanya bunyi pantul tiba bersamaan dengan bunyi asli sehingga suara tidak terdengar jelas. Bunyi pantul yang hanya sebagian tiba bersamaan dengan bunyi asli sehingga bunyi asli tidak terdengar jelas disebut gaum atau kedam. Misalnya bunyi yang terengar dari pengeras suara yang menggunakan eho. 1.3)
Gema Apabila kita berdiri diantara tebing kemudian berteriak, maka suara yang
kita keluarkan itu akan merambat melalui dinding uadara ke dinding tebing. Bunyi itu dipantulkan oleh dinding tebing yang atu kemudian bunyi pantul itu mengenai dinding yang lain maka terjadi gema. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli, gema sering terjadi di gua-gua, lembah-lembah dan bukit-bukit yang jaraknya jauh dan permukaanya keras dan rapat. Bunyi pantul dapat bermanfaat bagi kita, misalnya gema dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Penyerapan Bunyi Selain dapat dipantulkan bunyi juga dapat diserap.Benda-benda yang apat menyerap bunyi adalah benda yang permukaannya lunak, benda yang demikian disebut peredam bunyi, misalnya karet, karpet, goni, kertas, kain, busa, spon dan wol.Benda-bena tersebut dapat digunakan untuk menghindari terjadinya gaung atau kedam. Dinding dan langit-langit gedung pertemuan, gedung bioskop dan studio rekaman dilapisi dengan bahan-bahan tersebut supaya terjadi gaung atau kedam.
G. Penelitian yang Relevan Pelaksanaan penyusunan skripsi yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Keterampilan Proses”. Peneliti melakukan kegiatan diantaranya mengadakan observasi terhadap subjek maupun objek yang akan dijadikan penelitian. Selain itu peneliti melakukan studi pustaka untuk mencari teori-teori yang relevan yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini. Karena teori-teori yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan sangat membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. Dalam studi pustaka, penulis menemukan hasil penelitian yang dilakukan para peneliti terlebih dahulu diantaranya : 1. Penelitian terhadap pembelajaran melalui keterampilan proses telah dilakukan oleh Yasbatin (2005),pada pembelajaran sains di sekolah dasar. Judul penelitian yang diambil yaitu “ Pengembangan Keterampilan Proses Sains Melalui Metode Siklus BElajar Untuk Siswa KElas V Sekolah Dasar”. Hasil
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
belajar melalui implementasi model pembelajaran siklus belajar dengan metode penelitian kelas eksperimen menujukkan bahwa model yang diimplementasikan lebih cocok untuk meningkatkan penguasaan konsep sains melalui kegiatan keterampilan proses untuk siswa kategori IQ tinggi, sedang dan kategori rendah. 2. Penelitian terhadap pembelajaran melalui keterampilan proses juga telah dilakukan oleh Imas Sumirah (2003), pada pembelajaran sains di Sekolah Dasar. Judul penelitian yang diambil yaitu “ Penerpan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pemeblajaran IPA tentang Konsep Utama Melalui Eksperimen untuk meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”. Imas Sumirah menyimpulkan bahwa : a. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui eksperimen dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan alat. b. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui eksperimen dapat mengembangkan sikap siswa dalam kerja sama dan ketekukan dalam melakukan eksperimen.
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yuli Rosdiani,2013
Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu